Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar...

20
PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 SALATIGA JURNAL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Oleh MARTHA RIANA PANJAITAN 202009095 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Transcript of Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar...

Page 1: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

DI SMP NEGERI 3 SALATIGA

JURNAL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Oleh

MARTHA RIANA PANJAITAN

202009095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

Page 2: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika
Page 3: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika
Page 4: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika
Page 5: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika
Page 6: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 3 SALATIGA

Martha Riana Panjaitan, Kriswandani, Inawati Budiono

Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga; 2) Mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga; dan 3) Mengetahui interaksi antara metode inkuiri dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Subyek penelitian

ini adalah siswa kelas VIII-G, VIII-H, dan VIII-I di SMP Negeri 3 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 dengan masing-masing kelas berjumlah 22 siswa. Data dikumpulkan menggunakan metode tes dan angket untuk mengukur hasil belajar matematika dan kemandirian belajar siswa. Hasil uji Univariate Analysis of Variance diperoleh: 1) Nilai signifikansi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 0,022 < 0,050 yang berarti rata-rata kedua kelompok berbeda sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode inkuiri terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga; 2) Nilai signifikansi antara tingkat kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah adalah 0,704 > 0,050 yang berarti rata-rata kedua kelompok sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga; 3) Nilai signifikansi antara siswa kelompok eksperimen dengan tingkat kemandirian tinggi, sedang, dan rendah dan siswa kelompok kontrol dengan tingkat kemandirian tinggi, sedang, dan rendah adalah 0,407 > 0,050 yang berarti rata-rata kedua kelompok sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara metode inkuiri dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga. Kata Kunci : Metode Inkuiri, Kemandirian Belajar, Hasil Belajar Matematika.

PENDAHULUAN

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran (Mulyasa, 2011:107). Hal tersebut didukung oleh Djamarah (2010:232) yang mengemukakan bahwa setiap metode mengajar yang dipilih dan digunakan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap pencapaian hasil yang diharapkan.

Prawiradilaga (2009:18) mengemukakan bahwa indikator keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar dapat diamati dari penilaian hasil belajar, sehingga penggunaan metode pembelajaran perlu diperhatikan. Gulo (2004:84) mengemukakan metode inkuiri adalah metode yang melibatkan siswa secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran dengan membebaskan siswa untuk mengkonstruksi pemahamannya sendiri. Metode inkuiri diharapkan membantu siswa dalam membangun komitmen (commitment building) di kalangan teman sebayanya; membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif; serta membangun sikap percaya diri (self confidence) dan terbuka (openness) terhadap hasil temuannya (Hanafiah & Suhana, 2010).

Metode inkuiri merupakan metode mengajar yang berusaha meletakkan dan mengembangkan cara berpikir ilmiah sehingga siswa dituntut lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah (Sagala, 2011:196). Piaget dalam Mulyasa (2011:108) juga mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang

Page 7: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi.

Menurut Tirtarahadja & Sulo (2005:51), kemandirian belajar berarti aktivitas belajar yang berlangsung lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri sebagai pembelajar. Individu yang menerapkan kemandirian belajar akan mengalami perubahan dalam kebiasaan belajar, yaitu cara mengatur dan mengorganisasikan dirinya sedemikian rupa sehingga dapat menentukan tujuan belajar, kebutuhan belajar, dan strategi yang digunakan dalam belajar yang mengarahkan kepada tercapainya tujuan yang telah dirumuskan (Tahar & Enceng, 2007:92). Siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi cenderung akan belajar lebih baik dengan memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu dalam menyelesaikan tugasnya, mengatur waktu belajarnya secara efisien, serta memperoleh skor tinggi dalam sains (Sumarmo, 2010:5). Hasil belajar maksimal akan diperoleh apabila siswa bekerja menurut kecepatan sendiri, terlibat aktif dalam melaksanakan berbagai tugas belajar khusus, dan mengalami keberhasilan dalam belajar (Uno, 200851).

Ormrod (2008:38) mengemukakan bahwa untuk menjadi pembelajar yang benar-benar efektif, siswa harus terlibat dalam beberapa aktivitas mengatur diri sendiri (self-regulating activities). Hasil observasi yang dilakukan, diketahui bahwa siswa kadang meminta bantuan teman saat ulangan, beberapa siswa lebih memilih mengosongkan jawaban dari soal ulangan yang tidak bisa dikerjakan, beberapa siswa setelah ulangan selalu merasa akan mendapat nilai di bawah KKM sehingga harus mengikuti remidi. Hal lain juga terjadi pada saat pembelajaran di kelas, beberapa siswa merasa takut saat guru menunjuk siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis, beberapa siswa juga merasa takut saat guru membimbing siswa secara langsung dalam mengerjakan soal matematika, sebagian besar siswa merasa waktu berjalan sangat lama ketika pelajaran matematika, serta hampir semua siswa tidak suka saat sekolah mengadakan tambahan bimbingan pelajaran. Hal ini menunjukkan masih rendahnya kemandirian belajar siswa.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2002). Hasil belajar siswa pada penelitian ini juga diukur dengan memberikan soal-soal kepada siswa. Hasil Tes Akhir Semester I siswa kelas VIII-G, VIII-H, dan VIII-I pada mata pelajaran matematika diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 60,42 dengan nilai tertinggi 96 dan terendah adalah 35. Hal ini menunjukkan masih rendahnya hasil belajar siswa.

Faktor dari dalam diri siswa sendiri juga turut mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa (Sudjana, 2008), seperti beberapa siswa menyerah ketika apa yang dipelajari tetap tidak dipahami serta sebagian besar siswa yang mendapat nilai kurang baik akan menjadi semakin malas belajar. Hasil wawancara juga diketahui banyak siswa tidak dapat mengatur jam belajarnya sehingga biasa belajar hingga larut malam, banyak siswa dengan sengaja berangkat sekolah pagi untuk mencontek PR teman, hampir semua siswa hanya mengandalkan buku catatan untuk mengerjakan tugas matematika yang diberikan oleh guru, serta hanya sedikit siswa yang mempunyai kesadaran untuk segera mengerjakan PR walaupun PR tersebut belum akan dikumpulkan.

Penelitian yang dilakukan Rahmawati (2008), mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi. Penelitian Adiningsih (2012) juga mendukung bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akutansi siswa. Sejalan dengan penelitian tersebut, Warastuti (2011) juga mengemukakan bahwa kemandirian belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar IPS.

Berbeda dengan penelitian Rahmawati (2008), Adiningsih (2012), dan Warastuti (2011), penelitian yang dilakukan oleh Chanah (2011) mengemukakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar

Page 8: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

matematika siswa. Penelitian mengenai kemandirian belajar yang dilakukan oleh Nuryani (2012) juga mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian dengan hasil belajar mata pelajaran PKn. Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Untari (2010) yang mengemukakan bahwa terdapat interaksi antara metode pembelajaran inkuiri dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar biologi.

Penelitian yang dilakukan oleh Suharyanti (2012) mendukung bahwa penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode inkuiri terhadap hasil belajar matematika. Sejalan dengan penelitian tersebut, Masrukin (2011) dalam penelitiannya menemukan adanya perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan metode inkuiri dan metode ekspositori. Metode ekspositori dalam penelitian ini adalah metode ceramah. Berbeda dengan Suharyanti (2012) dan Masrukin (2011), dalam penelitian yang dilakukan oleh Hijriyah (2009) ditemukan bahwa tidak ada pengaruh prestasi belajar yang signifikan antara siswa yang diajar dengan metode inkuiri dan siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uraian masalah tersebut maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk: 1) Mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga; 2) Mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga; dan 3) Mengetahui interaksi antara metode inkuiri dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga.

KAJIAN TEORI

Nasution (2006) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Munadi dalam Rusman (2012:124) mengemukakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis yang mempengaruhi hasil belajar meliputi kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan yang lelah, serta tidak dalam keadaan cacat jasmani, sedangkan faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, daya nalar, serta kemandirian siswa.

Faktor eksternal juga turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik misalnya cuaca, suhu, kelembaban. Contohnya belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda dengan belajar di pagi hari dengan udara yang masih segar dan ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega. Contoh lingkungan sosial adalah hubungan sosial yang baik antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru akan turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrumental meliputi kurikulum, sarana, guru, serta metode.

Metode pembelajaran juga merupakan faktor instrumental yang turut mempengaruhi hasil belajar sehingga penggunaan metode pembelajaran yang tepat perlu diperhatikan. Mulyasa (2011:108), mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.

Sund dan Trowbridge dalam Mulyasa (2011:109) mengemukakan Pembelajaran menggunakan inkuiri terpimpin mengarahkan siswa dengan memberikan pedoman sesuai

Page 9: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini digunakan terutama bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan metode inkuiri, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman siswa. Pelaksanaannya dilakukan sebagian besar dengan perencanaan yang telah dibuat oleh guru. Siswa tidak merumuskan permasalahan. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.

Gulo (2004:94) mengemukakan tahapan yang harus ditempuh pada pembelajaran menggunakan metode inkuiri, yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, serta menarik kesimpulan. Semua tahap dalam proses inkuiri tersebut merupakan kegiatan belajar dari siswa. Guru berperan sebagai motivator, fasilitator, dan pengarah dalam proses pembelajaran.

Metode inkuiri mempunyai beberapa kelebihan. Berikut dipaparkan beberapa kelebihan metode inkuiri menurut Hanafiah & Suhana (2010): 1) Membantu siswa untuk mengembangkan kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif; 2)Siswa dapat memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya; 3) Membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa untuk belajar lebih giat lagi; 4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing; 5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada siswa dengan peran guru yang sangat terbatas.

Kemandirian belajar juga termasuk dalam faktor psikologis yang turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Merriam & Caffarella (1999) yang mengemukakan bahwa kemandirian belajar merupakan proses dimana individu mengambil inisiatif dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sistem pembelajarannya.

Basri (2000:54) mengemukakan kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri sendiri (endogen) dan faktor dari luar (eksogen). Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya, sejak dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat padanya. Segala sesuatu yang dibawa sejak lahir merupakan bekal dasar dari pertumbuhan dan perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar dari ayah dan ibu akan didapatkan dalam diri seseorang seperti bakat, potensi intelektual, potensi pertumbuhan tubuh, serta potensi kepribadian seperti kemandirian.

Faktor eksogen (eksternal) adalah semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan faktor lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang, baik dalam segi negatif maupun positif. Lingkungan keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian, termasuk dalam hal kemandirian.

Ormrod (2009:38) dalam bukunya mengemukakan bahwa aspek kemandirian belajar meliputi beberapa sub aspek berikut: 1) Penetapan tujuan (goal setting); 2) Perencanaan (planning); 3) Motivasi diri (self-motivation); 4) Kontrol atensi (attention control); 5) Penggunaan strategi belajar yang fleksibel (flexible use of learning strategies); 6) Monitor diri (self-monitoring); 7) Mencari bantuan yang tepat (appropriate help seeking); 8) Evaluasi diri (self-evaluation). METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi-experimental design). Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

Page 10: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

eksperimen (Sugiyono, 2010:114). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kelompok yang diberi perlakuan (treatment) yaitu yang diajar menggunakan metode inkuiri, dan yang tidak diberikan perlakuan (kelompok kontrol).

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013, yaitu sebanyak 224 siswa yang terbagi dalam 10 kelas. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan populasi sebanyak 224 siswa (10 kelas), sehingga sampel yang diambil sebanyak 25% dari populasi, yaitu sebanyak 3 kelas yang diambil secara random. Sampel yang diambil adalah siswa kelas VIII-G, VIII-H dan VIII-I dengan masing-masing kelas berjumlah 22 siswa. Sampel yang diambil kemudian ditetapkan menjadi 2 kelas sebagai kelompok eksperimen yaitu kelas VIII-G dan kelas VIII-I, dan 1 kelas ditetapkan sebagai kelompok kontrol yaitu kelas VIII-H. Sampel yang diambil kemudian diukur keseimbangan kemampuan awal matematikanya sebelum kelompok eksperimen diberi perlakuan.

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal posttest untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes ini dilakukan setelah siswa mengikuti pembelajaran pada materi lingkaran. Tes ini dilakukan baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan berbentuk soal essay berjumlah 16 soal yang disesuaikan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator pada materi lingkaran.

Penelitian ini juga menggunakan angket sebagai alat ukur. Angket yang digunakan adalah angket kemandirian belajar siswa dengan tipe angket tertutup, dimana responden memilih salah satu jawaban yang tersedia. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Salatiga yang terletak di Jalan Stadion Nomor 4 Salatiga. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 3 kelas dari total keseluruhan populasi sebanyak 10 kelas. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII-G, VIII-H, dan VIII-I yang pada masing-masing kelas terdapat 22 siswa. Sebanyak 44 siswa dari kelas VIII-G dan VIII-I ditetapkan sebagai kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan (treatment) berupa pembelajaran menggunakan metode inkuiri dan sebanyak 22 siswa dari kelas VIII-H ditetapkan sebagai kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan sehingga pembelajaran berupa pembelajaran konvensional.

Deskripsi data nilai pretest digunakan untuk melihat hasil belajar siswa sebelum kedua kelompok diberi perlakuan. Data nilai pretest diambil dari nilai Tes Akhir Semester I kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hasil uji descriptive statistic menggunakan SPSS for Windows dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Deskripsi Statistik Nilai Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

N Min Max Mean Std. Deviation Variance

Nilai Pretest Kelompok Eksperimen 44 35 96 58.05 15.247 232.463

Nilai Pretest Kelompok Kontrol 22 41 96 65.18 13.852 191.870

Valid N (listwise) 22

Berdasarkan Tabel 1 diketahui rata-rata nilai pretest dari 44 siswa pada kelompok eksperimen adalah 58,05 dengan nilai minimal 35 dan nilai maksimal 96. Standar deviasi dan varian kelompok eksperimen berturut-turut adalah 15,24 dan 232,46. Rata-rata nilai pretest dari 22 siswa pada kelompok kontrol adalah 65,18 dengan nilai minimal 41 dan nilai maksimal 96. Standar deviasi dan varian kelompok kontrol berturut-turut adalah 13,85 dan 191,87. Selisih rata-rata pada kedua kelompok tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 7,13.

Uji Independent Sample T-Test nilai pretest dilakukan setelah uji prasyarat terpenuhi, yaitu data berdistribusi normal. Uji prasyarat tersebut telah dilakukan dengan menghasilkan

Page 11: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

keputusan uji yaitu nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal, sehingga uji Independent Sample T-Test dapat dilakukan. Uji Independent Sample T-Test nilai pretest digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antar kedua kelompok data, dalam hal ini adalah nilai pretest kelompok eksperimen dan nilai pretest kelompok kontrol. Hasil uji Independent Sample T-Test menggunakan SPSS for Windows dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Uji Independent Sample T-Test Nilai Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Diffe

rence

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Nilai Pretest

Equal variances assumed

1.217 .274 -1.846 64 .069 -7.136 3.865 -14.858 .586

Equal variances not assumed

-1.907 45.920 .063 -7.136 3.742 -14.670 .397

Berdasarkan Tabel 2 diketahui nilai signifikansi untuk uji F nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 0,274. Nilai tersebut lebih dari 0,05 𝛼 = 5% sehingga dapat disimpulkan varian nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama atau dapat dikatakan bahwa kedua data homogen, sehingga uji Independent T-Test yang digunakan adalah equal variances assumed.

Nilai signifikansi untuk uji Independent Sample T-Test nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada baris equal variances assumed adalah 0,069. Nilai tersebut lebih dari 0,05 𝛼 = 5% sehingga dapat disimpulkan rata-rata nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama. Selisih rata-rata nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada Tabel 10 juga menunjukkan selisih yang tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 7,13. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama, sehingga perlakuan dapat diberikan.

Data kemandirian belajar diambil pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hasil uji descriptive statistic menggunakan SPSS for Windows dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3 Deskripsi Statistik Kemandirian Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

N Min Max Mean Std. Deviation Variance

Kemandirian Belajar Kelompok Ekperimen 44 100 172 152.09 12.848 165.061

Kemandirian Belajar Kelompok Kontrol 22 122 171 149.77 14.253 203.136

Valid N (listwise) 22

Berdasarkan Tabel 3 diketahui rata-rata skor kemandirian belajar dari 44 siswa pada kelompok eksperimen adalah 152,09 dengan skor minimal 100 dan skor maksimal 172. Standar deviasi dan varian kelompok eksperimen berturut-turut adalah 12,84 dan 165,06. Rata-rata skor kemandirian belajar dari 22 siswa pada kelompok kontrol adalah 149,77 dengan nilai minimal 122 dan nilai maksimal 171. Standar deviasi dan varian kelompok kontrol berturut-turut adalah 14,25 dan 203,13.

Kemandirian belajar siswa pada dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Penentuan interval tingkat kemandirian ditentukan menggunakan rumus rumus skor maksimum dikurangi skor minimum dibagi jumlah katagori, sehingga dapat dituliskan dalam perhitungan sebagai berikut (Supranto, 2008):

Page 12: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

𝑐 =𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖=

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑥 −𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑔𝑜𝑟𝑖=

172−100

3=

72

3= 24

Berdasarkan lebar interval tersebut kemudian dapat ditentukan interval kemandirian adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Sebaran Interval Kemandirian Belajar Siswa

TINGKAT KEMANDIRIAN

INTERVAL JUMLAH SISWA

JUMLAH KELOMPOK EKSPERIMEN KELOMPOK KONTROL

Tinggi 149 ≤ 𝑥 ≤ 73 29 11 40

Sedang 124 ≤ 𝑥 ≤ 148 14 10 24

Rendah 99 ≤ 𝑥 ≤ 123 1 1 2

TOTAL 44 22 66

Berdasarkan Tabel 4 tersebut diketahui bahwa jumlah siswa pada tingkat kemandirian belajar tinggi kelompok eksperimen adalah 29 siswa dan kelompok kontrol adalah 11 siswa, jumlah siswa pada tingkat kemandirian belajar sedang kelompok eksperimen adalah 14 siswa dan kelompok kontrol adalah 10 siswa, jumlah siswa pada tingkat kemandirian belajar rendah kelompok eksperimen adalah 1 siswa dan kelompok kontrol adalah 1 siswa.

Jumlah siswa terbanyak pada kelompok eksperimen ada pada tingkat kemandirian belajar tinggi dengan persentase sebesar 65,9% sedangkan jumlah siswa paling sedikit pada kelompok eksperimen ada pada tingkat kemandirian belajar rendah dengan persentase sebesar 2,27%. Jumlah siswa terbanyak pada kelompok kontrol ada pada tingkat kemandirian belajar tinggi dengan persentase sebesar 50% sedangkan jumlah siswa paling sedikit pada kelompok eksperimen ada pada tingkat kemandirian belajar rendah dengan persentase sebesar 4,55%. Berdasarkan persentase tersebut diketahui bahwa kecenderungan siswa memiliki kemandirian belajar tinggi.

Penelitian ini mengelompokkan data posttest menjadi lima kelompok berdasarkan variabel faktornya. Pengelompokan data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5 Kelompok Data Berdasarkan Variabel Faktor

Value Label N

Kelompok 1 Eksperimen 44

2 Kontrol 22

Tingkat Kemandirian 1 Tinggi 40

2 Sedang 24

3 Rendah 2

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa terdapat dua variabel faktor yang digunakan, yaitu variabel kelompok dan variabel tingkat kemandirian. Jumlah data untuk kelompok eksperimen sebanyak 44 dan untuk kelompok kontrol sebanyak 22. Jumlah data untuk tingkat kemandirian tinggi sebanyak 40, jumlah data untuk tingkat kemandirian sedang sebanyak 24, dan jumlah data untuk tingkat kemandirian rendah sebanyak 2. Kelima kelompok data tersebut kemudian diuji statistik menggunakan SPSS for Windows. Hasil uji statistik kelima kelompok data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 13: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

Tabel 6 Deskripsi Statistik Nilai Posttest

N Min Max Mean Std. Deviation Variance

Nilai Posttest Kelompok Eksperimen

44 23.75 88.25 59.1534 16.40310 269.062

Nilai Posttest Kelompok Kontrol

22 29.00 83.25 49.8977 12.06620 145.593

NIlai Posttest Siswa Dengan Kemandirian Belajar Tinggi

40 24.75 88.25 56.6688 14.81849 219.588

Nilai Posttest Siswa Dengan Kemandirian Belajar Sedang

24 23.75 83.25 54.4687 16.70546 279.072

Nilai Posttest Siswa Dengan Kemandirian Belajar Rendah

2 44.25 82.25 63.2500 26.87006 722.000

Valid N (listwise) 2

Berdasarkan Tabel 6 diketahui rata-rata nilai posttest dari 44 siswa pada kelompok eksperimen adalah 59,15 dengan nilai minimal 23,75 dan nilai maksimal 88,25. Standar deviasi dan varian kelompok eksperimen berturut-turut adalah 16,40 dan 269,06. Rata-rata nilai posttest dari 22 siswa pada kelompok kontrol adalah 49,89 dengan nilai minimal 29,00 dan nilai maksimal 83,25. Standar deviasi dan varian kelompok kontrol berturut-turut adalah 12,06 dan 145,59.

Rata-rata nilai posttest dari 40 siswa dengan kemandirian belajar tinggi adalah 56,66 dengan nilai minimal 24,75 dan nilai maksimal 88,25. Standar deviasi dan varian kelompok ini berturut-turut adalah 14,81 dan 219,58. Rata-rata nilai posttest dari 24 siswa dengan kemandirian belajar sedang adalah 54,46 dengan nilai minimal 23,75 dan nilai maksimal 83,25. Standar deviasi dan varian kelompok ini berturut-turut adalah 16,70 dan 279,07. Rata-rata nilai posttest dari 2 siswa dengan kemandirian belajar rendah adalah 63,25 dengan nilai minimal 44,25 dan nilai maksimal 82,25. Standar deviasi dan varian kelompok ini berturut-turut adalah 26,87 dan 722,00.

Kelima kelompok data tersebut selanjutnya diuji kembali untuk memperoleh data yang lebih terperinci, dimana data dikelompokkan berdasarkan kedua variabel faktornya. Hasil deskripsi statistik nilai posttest dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7 Deskripsi Statistik Nilai Posttest Berdasarkan Variabel Faktor

Dependent Variable:Nilai Posttest

Kelompok Tingkat Kemandirian Mean Std. Deviation N

Eksperimen Tinggi 59.0172 15.76090 29

Sedang 57.7857 17.65940 14

Rendah 82.2500 . 1

Total 59.1534 16.40310 44

Kontrol Tinggi 50.4773 10.13376 11

Sedang 49.8250 14.88803 10

Rendah 44.2500 . 1

Total 49.8977 12.06620 22

Total Tinggi 56.6688 14.81849 40

Sedang 54.4687 16.70546 24

Rendah 63.2500 26.87006 2

Total 56.0682 15.63210 66

Page 14: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

Berdasarkan Tabel 7 diketahui rata-rata, standar deviasi, dan jumlah data pada masing-masing kelompok dan masing-masing tingkat kemandirian dengan nilai posttest sebagai variabel terikatnya. Hasil uji statistik pada kelompok eksperimen dengan tingkat kemandirian belajar tinggi diketahui rata-ratanya adalah 59,01 dan standar deviasinya 15,76 dengan jumlah data sebanyak 29. Hasil uji statistik pada kelompok eksperimen dengan tingkat kemandirian belajar sedang diketahui rata-ratanya adalah 57,78 dan standar deviasinya 17,65 dengan jumlah data sebanyak 14. Hasil uji statistik pada kelompok eksperimen dengan tingkat kemandirian belajar rendah diketahui rata-ratanya adalah 82,25 dan tidak memiliki standar deviasi karena jumlah datanya hanya satu.

Hasil uji statistik pada kelompok kontrol dengan tingkat kemandirian belajar tinggi diketahui rata-ratanya adalah 50,47 dan standar deviasinya 10,13 dengan jumlah data sebanyak 11. Hasil uji statistik pada kelompok kontrol dengan tingkat kemandirian belajar sedang diketahui rata-ratanya adalah 49,82 dan standar deviasinya 14,88 dengan jumlah data sebanyak 10. Hasil uji statistik pada kelompok kontrol dengan tingkat kemandirian belajar rendah diketahui rata-ratanya adalah 44,25 dan tidak memiliki standar deviasi karena jumlah datanya hanya satu.

Rata-rata yang diperoleh pada masing-masing tingkat kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah tidak dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kemandirian belajar, semakin tinggi rata-rata hasil belajar siswa. Hal ini tidak berlaku karena rata-rata pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa pada tingkat kemandirian belajar tinggi rata-rata yang diperoleh adalah 59,01 sedangkan pada tingkat kemandirian belajar rendah rata-rata yang diperoleh lebih tinggi yaitu 82,25.

Perbandingan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan tingkat kemandirian belajar tinggi, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan tingkat kemandirian belajar sedang, dan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan tingkat kemandirian belajar rendah, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen selalu lebih tinggi, akan tetapi hal ini belum membuktikan apakah terdapat perbedaan rata-rata untuk masing-masing kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol).

Persentase jumlah siswa pada masing-masing kelompok dengan tingkat kemandirian belajar yang berbeda-beda diketahui bahwa presentase siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi pada kelompok eksperimen adalah 65,90% sedangkan pada kelompok kontrol 50%; persentase siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang pada kelompok eksperimen adalah 31,82% sedangkan pada kelompok kontrol 45,45%; persentase siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah pada kelompok eksperimen adalah 2,27% sedangkan pada kelompok kontrol adalah 4,54%.

Hasil tersebut menunjukkan kecenderungan kemandirian belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol cenderung tinggi dengan total persentase secara keseluruhan pada siswa yang mempunyai tingkat kemandirian belajar tinggi adalah 60,61%. Jumlah presentase terbesar kedua adalah pada siswa yang mempunyai tingkat kemandirian belajar sedang yaitu 36,36% sedangkan persentase terendah adalah pada siswa yang mempunyai tingkat kemandirian belajar rendah yaitu sebesar 3,03%.

Presentase antar tingkat kemandirian tidak selalu menunjukkan kekonsistenan. Hal ini ditunjukkan dengan presentase pada tingkat kemandirian belajar tinggi diperoleh hasil kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol, sedangkan untuk tingkat kemandirian belajar sedang dan rendah diperoleh hasil kelompok kontrol lebih tinggi dari kelompok eksperimen.

Uji Univariate Analysis of Variance digunakan untuk mengetahui hubungan antara satu atau lebih variabel faktor (Priyatno, 2009:89). Penelitian ini menggunakan dua variabel faktor yaitu kelompok (eksperimen dan kontrol) serta kemandirian belajar. Hasil uji Univariate

Page 15: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

Analysis of Variance menggunakan General Linear Model pada SPSS for Windows adalah sebagai berikut:

Tabel 8 Univariate Analysis of Variance

Dependent Variable:Nilai Posttest

Source Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1852.282a 5 370.456 1.584 .178

Intercept 51403.476 1 51403.476 219.809 .000

Kelompok 1293.233 1 1293.233 5.530 .022

Kemandirian 164.862 2 82.431 .352 .704

kelompok * kemandirian 426.899 2 213.450 .913 .407

Error 14031.287 60 233.855

Total 223363.875 66

Corrected Total 15883.568 65

a. R Squared = .117 (Adjusted R Squared = .043)

Hasil uji Univariate Analysis of Variance pada Tabel 8 digunakan untuk memberikan keputusan uji ketiga hipotesis pada penelitian ini. Berdasarkan Tabel 8 diketahui nilai signifikansi pada baris kelompok adalah 0,022 yang berarti nilai tersebut kurang dari 0,05 𝛼 = 5% sehingga 𝐻0𝐴 ditolak, atau dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji Univariate Analysis of Variance tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode inkuiri terhadap hasil belajar matematika. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharyanti (2012) yang mengemukakan bahwa terdapat pengaruh metode inkuiri terhadap hasil belajar matematika.

Hal ini diperkuat dengan diketahuinya nilai rata-rata kelompok eksperimen selalu lebih tinggi dari nilai rata-rata pada kelompok kontrol, meskipun pada tingkat kemandirian belajar yang berbeda. Nilai rata-rata kelompok eksperimen pada tingkat kemandirian belajar tinggi adalah 59,01 sedangkan nilai rata-rata kelompok kontrol pada tingkat kemandirian belajar tinggi adalah 50,47. Nilai rata-rata kelompok eksperimen pada tingkat kemandirian belajar sedang adalah 57,78 sedangkan nilai rata-rata kelompok kontrol pada tingkat kemandirian belajar sedang adalah 49,82. Nilai rata-rata kelompok eksperimen pada tingkat kemandirian belajar rendah adalah 82,25 sedangkan nilai rata-rata kelompok kontrol pada tingkat kemandirian belajar rendah adalah 44,25.

Proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri pada kelompok eksperimen menggambarkan bahwa siswa lebih aktif dan terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini juga didukung oleh pendapat yang dikemukakan Hanafiah & Suhana (2010) yang mengemukakan bahwa metode inkuiri dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar siswa untuk belajar lebih giat lagi.

Hanafiah & Suhana (2010) juga mengemukakan bahwa pembelajaran menggunakan metode inkuiri akan memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada siswa dengan peran guru yang sangat terbatas. Hal ini juga terlihat pada proses pembelajaran, siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapatnya dengan berebut kesempatan untuk maju mengerjakan soal di papan tulis.

Pelaksanaan posttest menunjukkan bahwa siswa lebih percaya diri, dengan tidak mencontek pekerjaan teman saat mengerjakannya. Siswa pada kelompok eksperimen lebih mampu mengingat rumus dan memahami soal yang diberikan daripada siswa pada kelompok kontrol. Hal ini juga didukung oleh pendapat Hanafiah & Suhana (2010) yang mengemukakan

Page 16: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

bahwa metode inkuiri membantu siswa dalam mengembangkan kesiapan serta penguasaan proses kognitif serta siswa dapat memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.

Proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri khususnya inkuiri terbimbing, guru mengarahkan dan memberikan petunjuk baik lewat prosedur yang lengkap atau pertanyaan-pertanyaan pengarahan selama proses inkuiri, sehingga siswa menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai prosedur yang ditetapkan guru (Suparno, 1997:65). Proses pembelajaran ini tidak membuat siswa hanya sekedar menerima informasi dari guru saja, tetapi guru hanya berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam keseluruhan proses pembelajaran.

Hal ini diperkuat dengan observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing. Proses pembelajaran ini dimulai dengan tanya jawab yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk merangsang masalah yang muncul, yang kemudian dirumuskan. Guru kemudian menjadi fasilitator selama siswa mengumpulkan bukti-bukti terkait hipotesis, serta saat siswa menguji coba hasil temuan yang diperoleh pada soal.

Berdasarkan uraian di atas pembelajaran menggunakan metode inkuiri pada materi lingkaran, merupakan metode yang baik digunakan untuk melatih siswa dalam memahami unsur-unsur lingkaran, mengetahui darimana pendekatan nilai pi 𝜋 diperoleh, mengetahui darimana rumus keliling serta luas lingkaran diperoleh.

Berdasarkan Tabel 8 diketahui nilai signifikansi pada baris kemandirian adalah 0,704 yang berarti nilai tersebut lebih dari 0,05 𝛼 = 5% sehingga 𝐻0𝐵 diterima, atau dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok siswa dengan kemandirian belajar tinggi, kelompok siswa dengan kemandirian belajar sedang, dan kelompok siswa dengan kemandirian belajar rendah. Berdasarkan hasil uji Univariate Analysis of Variance tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chanah (2011) yang mengemukakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Hal ini diperkuat dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan tingkat kemandirian belajar tinggi adalah 56,66; nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan tingkat kemandirian belajar sedang adalah 54,46; sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa dengan tingkat kemandirian belajar rendah adalah 63,25. Nilai rata-rata siswa dengan tingkat kemandirian belajar rendah merupakan nilai rata-rata tertinggi dari nilai rata-rata siswa dengan tingkat kemandirian tinggi dan nilai rata-rata siswa dengan tingkat kemandirian sedang. Hal ini membuktikan bahwa tidak selalu semakin tinggi tingkat kemandirian maka semakin tinggi hasil belajar.

Berdasarkan Tabel 7 pada kelompok eksperimen dengan tingkat kemandirian belajar rendah, diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh adalah 82,25. Hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa tersebut, diketahui bahwa siswa mengikuti les matematika di luar sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemandirian belajar siswa rendah dan nilai baik yang diperoleh adalah akibat dari siswa mengikuti les matematika di luar sekolah. Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah merasa membutuhkan orang lain untuk membantunya belajar, berbeda dengan siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi yang merasa sudah bisa dan sudah mampu sendiri sehingga merasa tidak membutuhkan orang lain.

Hasil observasi yang dilakukan selama penelitian diketahui bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi merasa telah mampu menguasai materi pelajaran sehingga les matematika di luar sekolah tidak terlalu dibutuhkan. Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi juga merasa tidak perlu mengikuti tambahan pelajaran yang diberikan oleh sekolah. Siswa yang telah menguasai materi pelajaran cenderung tidak memperhatikan saat guru

Page 17: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

menerangkan di kelas. Hal ini menyebabkan siswa memiliki kemandirian belajar tinggi, tetapi hasil belajarnya rendah.

Siswa yang mandiri terkadang memutuskan segala sesuatu sendiri. Keputusan-keputusan yang diambil tidak berdasarkan masukan dari orang lain. Hal tersebut membuat siswa merasa keputusan yang diambil benar, padahal belum tentu.

Berdasarkan Tabel 8 diketahui nilai signifikansi pada baris kelompok*kemandirian adalah 0,407 yang berarti nilai tersebut lebih dari 0,05 𝛼 = 5% sehingga 𝐻0𝐴𝐵 diterima, atau dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen siswa dengan kemandirian belajar tinggi, sedang, rendah dan kelompok kontrol siswa dengan kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah. Berdasarkan hasil uji Univariate Analysis of Variance dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara metode inkuiri dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika. Hal ini berbeda dengan temuan yang dikemukakan oleh Untari (2010) yang mengemukakan bahwa terdapat interaksi antara metode inkuiri dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar biologi. Tidak adanya interaksi tersebut juga dapat dilihat dari kekonsistenan rata-rata marginal pada kelompok eksperimen selalu lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Hal ini bermakna terdapat kekonsistenan pengaruh metode pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa. Kekonsistenan pengaruh metode pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa digambarkan dalam grafik berikut:

Gambar 1

Estimated Marginal Means of Nilai Posttest

Grafik tersebut menunjukkan nilai rata-rata marginal untuk masing-masing kelompok dan masing-masing tingkatan kemandirian belajar siswa. Kurva untuk tingkat kemandirian belajar rendah (warna biru), nilai rata-rata marginal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tampak sangat signifikan. Kurva untuk tingkat kemandirian belajar sedang (warna hijau), nilai rata-rata marginal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tampak tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Kurva untuk tingkat kemandirian belajar tinggi (warna merah), nilai rata-rata marginal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol juga tampak tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Interaksi pada penelitian ini berarti karakteristik perbedaan antara siswa dengan tingkat kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah untuk setiap metode sama. Demikian juga sebaliknya karakteristik perbedaan antara siswa yang diajar dengan metode inkuiri dan metode konvensional untuk setiap tingkat kemandirian sama. Jika dimisalkan hanya terdapat satu kelompok, yaitu kelompok eksperimen saja, maka kemandirian belajar pada tingkat

Page 18: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

kemandirian tinggi, sedang, dan rendah memberikan efek yang sama. Demikian juga jika dimisalkan hanya terdapat satu kelompok, yaitu kelompok kontrol saja, maka kemandirian belajar pada tingkat kemandirian tinggi, sedang, dan rendah memberikan efek yang sama. Apabila dibalik, jeka terdapat satu kelompok siswa yang memiliki tingkat kemandirian belajar tinggi saja, maka metode inkuiri akan sama efeknya dengan metode konvensional, demikian juga pada tingkat kemandirian sedang dan rendah. Hasil perhitungan nilai rata-rata marginal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9 Interaksi Antara Tingkat Kemandirian dan Kelompok

Dependent Variable:Nilai Posttest

Tingkat Kemandirian Kelompok Mean Std. Error

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Tinggi Eksperimen 59.017 2.840 53.337 64.698

Kontrol 50.477 4.611 41.254 59.700

Sedang Eksperimen 57.786 4.087 49.610 65.961

Kontrol 49.825 4.836 40.152 59.498

Rendah Eksperimen 82.250 15.292 51.661 112.839

Kontrol 44.250 15.292 13.661 74.839

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa rata-rata marginal untuk tingkat kemandirian belajar rendah menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan yaitu 38; sedangkan rata-rata marginal untuk tingkat kemandirian belajar sedang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan yaitu 7,96; dan rata-rata marginal untuk tingkat kemandirian belajar tinggi juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan yaitu 8,54. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata marginal kelompok eksperimen untuk setiap tingkat kemandirian selalu lebih tinggi, sehingga kekonsistenan tersebut menyebabkan tidak adanya interaksi antara metode inkuiri dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa.

Kemandirian tidak hanya hasil dari suatu proses belajar menggunakan metode tertentu. Kemandirian merupakan suatu perilaku yang berkembang sejak usia anak (Widjaja dalam Budiman, 2010:9), oleh karena itu kemandirian tidak dapat diukur hanya dengan angket hanya dalam kurun waktu penelitian. Eksperimen yang dilakukan pada penelitian ini seharusnya dilakukan dalam waktu yang lebih lama.

Munadi dalam Rusman (2012:124) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor internal dan eksternal. Penelitian ini menemukan bahwa kemandirian, sebagai salah satu faktor psikologis atau faktor internal siswa tidak turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Berbeda dengan faktor eksternal yang turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Penelitian ini menemukan bahwa metode inkuiri sebagai metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru juga turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa apabila faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar baik tetapi tidak didukung dengan faktor eksternalnya seperti metode pembelajaran, maka hasil belajar siswa juga tidak akan maksimal. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini, yaitu: 1) Berdasarkan hasil uji Univariate Analysis of Variance pada bagian kelompok, yaitu antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai signifikan 0,022 < 0,050 yang berarti bahwa rata-rata kedua kelompok berbeda, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode inkuiri terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga; 2) Berdasarkan hasil uji Univariate Analysis of Variance pada

Page 19: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

bagian kemandirian, yaitu antara siswa dengan tingkat kemandirian tinggi, siswa dengan tingkat kemandirian sedang, dan siswa dengan tingkat kemandirian rendah diperoleh nilai signifikan 0,704 > 0,050 yang berarti bahwa rata-rata kedua kelompok sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga; 3) Berdasarkan hasil uji Univariate Analysis of Variance pada bagian kelompok dan kemandirian, yaitu antara siswa kelompok eksperimen dengan tingkat kemandirian tinggi, sedang, rendah dan siswa kelompok kontrol dengan tingkat kemandirian tinggi, sedang, rendah diperoleh nilai signifikan 0,407 > 0,050 yang berarti bahwa rata-rata kedua kelompok sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat interakasi antara metode inkuiri dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Salatiga. DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, Dyahnita. 2012. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan

Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Basri, Hasan. 2000. Remaja Berkualitas (Problematika Remaja dan Solusinya). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budiman, Nandang. 2010. Perkembangan Kemandirian pada Remaja. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Chanah, Siti Nur. 2011. Pengaruh Kemandirian Belajar Siswa dan Keaktifan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis). Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo, W. 2004. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Grasindo. Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika

Aditama. Hijriyah, Lailatul. 2009. Eksperimentasi Pengajaran Matematika Melalui Pendekatan Inkuiri

Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) (Eksperimen di Kelas VIII SMPN 2 Leksono Wonosobo). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Masrukin, Arif. 2011. Studi Perbandingan Penggunaan Metode Inkuiri dan Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Matematika Pada Materi Sifat-Sifat Bangun Ruang Sederhana Di Kelas IV SD Muhammadiyah 16 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Merriam, S. dan Caffarella, R. S. 1999. Learning in Adulthood. San Fransisco: Jossey Bass. Mulyasa, E. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Nasution. 2006. Metoda Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nuryani, Tresia Sri. 2012. Hubungan Antara Sikap Terhadap Model Pembelajaran Inkuiri dan

Kemandirian dengan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan pada Materi Globalisasi Siswa Kelas IX SMP Negeri 7 Samarinda Tahun Pembelajaran 2011/2012. Samarinda: SMP Negeri 7 Samarinda.

Ormrod, Jeanne Ellis. 2009. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga.

Prawiradilaga, Dewi Salma. 2009. Prinsip Disain Pembelajaran (Instructional Design Principles). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: Andi.

Page 20: Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3641/2/T1_202009095_Full... · pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika

Rahmawati, Ani. 2008. Pengaruh Kemandirian Belajar Siswa dan Intensitas Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sambi Boyolali Tahun Pelajaran 2007/2008. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21). Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran (Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar). Bandung: Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. ------------. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Bandung: Alfabeta. Suharyanti, Evi. 2012. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Salatiga pada Pokok Bahasan Lingkaran Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Sumarmo, Utari. 2010. Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Supranto, J. 2008. Statistik (Teori dan Aplikasi). Jakarta: Erlangga. Tahar, Irzan dan Enceng. 2007. Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar pada

Pendidikan Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 7, September 2006, 91-101.

Tirtarahadja, Umar dan La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Untari, Esti. 2010. Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Inkuiri Terbimbing dan

Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Kemampuan Memori dan Kemandirian Belajar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Warastuti, Tri Mulyani. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.