PENGARUH METODE ABJAD TERHADAP KEMAMPUAN …
Transcript of PENGARUH METODE ABJAD TERHADAP KEMAMPUAN …
PENGARUH METODE ABJAD TERHADAP KEMAMPUAN
MEMBACA PERMULAAN
(Study Eksperimen pada Siswa Kelas I Segugus 3 Kecematan Bua
Kabupaten Luwu)
REKA RAHMAYANTI
1601414063
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CIKROAMINOTO PALOPO
2020
i
PENGARUH METODE ABJAD TERHADAP KEMAMPUAN
MEMBACA PERMULAAN
(Study Eksperimen pada SiswKelas I Segugus 3 Kecematan Bua
Kabupaten Luwu)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SarjanaPendidikanpada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo
REKA RAHMAYANTI
1601414063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
iii
v
ABSTRAK
Reka Rahmayanti. 2020. Pengaruh Metode Abjad Terhadap Kemampuan
Membaca Permulaan Siswa Kelas I SDN 439 Pammesakang (dibimbing oleh Sri
Damayanti dan Sunardin).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode abjad terhadap
kemampuan membaca permulaan siswadi kelas I SDN Se-gugus 3 Kecematan
Bua Kabupaten Luwu. Penelitian ini merupakan penelitianquasi eksperimen
dengan desain one grup pretet postest. Data dalam penelitian diperoleh melalui
pemberian tes kepada siswa.Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan
statistika deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
1) kemampuan membaca permulaan siswa sebelum diterapkan metode abjad
siswadi kelas I SDN Se-gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu sebelum
diterapkan metode abjad memperoleh nilai rata-rata < 75 yaitu 70,74. Dengan
persentase siswa yang tuntas sebesar 40,74%. 2) kemampuan membaca permulaan
siswa setelah diterapkan metode abjad siswadi kelas I SDN Se-gugus 3
Kecematan Bua Kabupaten Luwu setelah diterapkan metode abjad memperoleh
nilai rata-rata ≥75 yaitu 84,24. Dengan persentase siswa yang tuntas sebesar
96,30% dan terdapat pengaruh metode abjad terhadap kemampuan membaca
permulaan siswadi kelas I SDN Se-gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu. Hal
tersebut dapat dilihat dari hasil uji t yang menunjukkan nilai t hitung sebesar
1,798 > t tabel (nilai t tabel untuk n = 27 adalah 1,70562).
Kata kunci: pembelajaran, membaca permulaan, metode abjad.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji hanya milik Allahswtpeneliti
panjatkan kehadirat-Nya yang telah memberikan limpahan rahmat, karunia, dan
kekuatan serta berkenan memberikan setitik ilmu-Nya kepada peneliti,sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang amat sederhana. Selawat
dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad saw, sebagai
uswah dalam menjalankan aktivitas keseharian diatas permukaan bumi ini, juga
kepada keluarga beliau, para sahabatnya, dan orang-orang mukmin yang
senantiasa istiqomah meniti jalan hidup ini hingga akhir zaman.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh
Metode Abjad Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SDN
439 Pammesakang”ini terwujud berkat uluran tangan dari insan-insan yang telah
digerakkan hatinya oleh sang Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, dan
bimbingan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung bagi peneliti.
Oleh karena itu, disamping rasa syukur ke hadirat Allah swt, peneliti juga
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya serta penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang teristimewa orangtua peneliti tersayang dan
tercinta, Ibunda Harnawati yang telah merawat, membesarkan, mengasuh,
mendidik, menyayangi,serta iringan doa yang tulus ikhlas demi kesuksesan
peneliti dalam menuntut ilmu dan meraih cita-cita.Ucapan yang sama untuk
saudara-saudara peneliti tercinta yang telah memberikan bantuan moril maupun
materi selama menimba ilmu di Universitas Cokroaminoto Palopo.
Pada kesempatan ini peneliti juga menyampaikan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Drs. Hanafie Mahtika, M.S.,selaku Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo.
2. Ibu Dr. Ma’rufi, M.Pd., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas
Cokroaminoto Palopo.
3. Ibu Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., M.A., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cokroaminoto Palopo.
vii
4. Ibu Erni,S.Pd.SD., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Cokroaminoto Palopo.
5. Ibu Sri Damayanti S, S.S., M.Hum., selaku Pembimbing I yang telah
membantu dan membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Sunardin, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah membantu
dan membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
7. Dosen-dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang selalu
memberikan masukan dalam penelitian selama kuliah sebagai mahasiswa
Universitas Cokroaminoto Palopo.
8. Staf Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang selalu membantu
peneliti selama kuliah sebagai mahasiswa Universitas Cokroaminoto Palopo.
9. Ibu Reskinah, S.Ag KepalaSD Negeri 439 Pammesakang yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di kelas I
SDN 439 Pammesakang.
10. Ibu Rini, S.Pd., SD., guru kelas SD Negeri 439 Pammesakangyang telah
memberikan banyak bantuan kepada peneliti pada proses penelitian hingga
penelitian skripsi ini, serta kepada seluruh pihakSD Negeri 439
Pammesakangterkhusus siswa-siswi kelas I yang berpartisipasi dalam
penelitian ini.
11. Sahabat peneliti tercinta, Ade Kusumah Masse, Andini Fratiwi, Tria Mulya
Utari dan SDASquadyang selalu ada menemani dan membantu dalam
penyusunan skripsi.
12. Rekan seperjuangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar angkatan 2016, khususnya kelas PGSD B.
13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu per satu yang senantiasa
membantu selama kuliah hingga skripsi ini selesai.
Semoga segala bantuannya bernilai ibadah disisi-Nya. Peneliti menyadari
akan berbagai keterbatasan dan kelemahan yang ada pada peneliti, sehingga tidak
menutup kemungkinan terdapat kekurangan, kelemahan bahkan mungkin
kesalahan dalam penelitian skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang
sifatnya membangun dari segenap pembaca sangat peneliti harapkan sebagai
bahan pertimbangan pada penelitian selanjutnya.
viii
Akhir kata, hanya kepada Allah swt semata peneliti meminta pertolongan,
berserah diri, dan hanya kepada baginda Rasulullah Muhammad saw. Semoga
skripsi ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik dan memberikan manfaat
kepada mereka yang membutuhkannya, Amin.
Palopo, Juli 2020
Reka Rahmayanti
ix
RIWAYAT HIDUP
Reka Rahmayanti, lahir di Desa Senga Selatan pada tanggal
15 Mei 1998, anak pertama dari empat bersaudara, buah hati
dari pasangan Supardi dan Harnawati. Peneliti mengawali
pendidikan formal diSD Negeri 432 Talumae pada tahun 2004
dan lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikan
di SMP Negeri 3Belopa sampai tahun 2013. Pada tahun yang sama peneliti
melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 1 Belopa dan selesai pada tahun 2016.
Pada tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikannyapada Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo dengan program strata satu (S1). Untuk
menyelesaikan studi di Universitas Cokroaminoto Palopo dengan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan, peneliti menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh
Metode Abjad Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I SDN
439 Pammesakang”.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIHAN NASKAH SKRIPSI ....................... iii
HALAMAN KETERANGAN UJI SIMILARITY .......................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ..................................................................................... 8
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 16
2.3 Kerangka Pikir ................................................................................. 17
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan jenis penelitian ......................................................... 21
3.2 Lokasi dan waktu penelitian .............................................................. 21
3.3 Populasi dan sampel .......................................................................... 21
3.4 Desain penelitian dan rencana perlakuan ........................................... 23
3.5 Kontrol validitas, internal dan eksternal ............................................. 24
3.6 Teknik pengumpulan data dan instrument penelitian ........................ 25
3.7 Teknik analisis data dan uji hipotesis ................................................. 28
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 32
xi
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 37
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 38
5.2 Saran ................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40
LAMPIRAN .................................................................................................. 42
xii
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Populasi dan jumlah siswa kelas I SDN 439 Pammesakang ...................... 21
2. Desain one group pretest postest .............................................................. 23
3. Kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan tes .................... 26
4. Pedoman konversi kemampuan membaca permulaan ............................... 28
5. Klasifikasi Gain Ternormalisasi ............................................................... 29
6. Statistika nilai kemampuanmembaca ........................................................ 32
7. Kategori interval nilai pretest pembelajaran membaca permulaan melalui
metode abjad ............................................................................................ 33
8. Statistika nilai kemampuan membaca permulaan postest .......................... 33
9. Kategori interval nilai postest pembelajaran membaca permulaan ............ 34
10. Nilai gain kemampuan membaca permulaan siswa setelah diterapkan metode
abjad ........................................................................................................ 34
11. Uji nomalitas gain .................................................................................... 35
12. Persentase ketuntasan siswa sebelum diterapkan metode abjad ................. 35
13. Persentase ketuntasan siswa setelah diterapkan metode abjad ................... 36
14. Hasil uji hipotesis ..................................................................................... 36
15. Uji hipotesis ............................................................................................. 36
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka pikir............................................................................................ 18
xiv
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Hasil analisis data pretest ........................................................................ 43
2. Hasil analisis data postest ........................................................................ 44
3. Daftar nilai siswa .................................................................................... 45
4. Lembar skala penilaian kemampuan membaca permulaan pretest ........... 47
5. Kisi-kisi insterumen penelitian kemampuan membaca permulaan pretest 48
6. RPP ......................................................................................................... 50
7. Jadwal penelitian .................................................................................... 54
8. Hasil nilai pretestdan postest ................................................................... 56
9. Lampiran persuratan................................................................................ 62
10. Dokumentasi foto penelitian .................................................................... 68
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan kemampuan untuk dapat mengembangkan
kemampuan diri.Pendidikan memang sangat penting dalam mengembangkan
kemampuan baik itu dari pikiran dan juga perilaku, tentu pendidikan menjadi
landasan yang sangat baik untuk di perhatikan.untuk itu penjelasan mengenai
pendidikan akan dijelaskan dengan sangat lengkap dan jelas.
Dalam UU RI tentang Sistem Pendidikan No. 20 Tahun 2003 pasal 40
yang berbunyi : pendidik dan tenaga kependidikan berkewajibann menciptakan
suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan
dialogis. (depdiknas, 2003 : 39) sesuai dengan usia kelas I yang suka bermain
maka pelajaran membaca permulaan dibawa kesuasana permainan yang
menyenangkan misalnya, membaca dengan menggunakan metode abjad, dengan
harapan belajar siswa yang tidak lancar dalam membaca permulaan. Membaca
permula dalam pengertian ini adalah membaca permula dalam teori keterampilan,
maksudnya menekankan pada proses aktivitas membaca.
Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang
No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”
Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu
sarana mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara
terarah. Melalui proses pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa memiliki
kemampuan yang memadai untuk dapatmenggunakan bahasa yang baik dan
benar.
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, baik
2
2
secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan (Depdiknas,2007:3). Salah satu fokus pembelajaran bahasa di Sekolah
Dasar yang memegang peranan penting ialah pembelajaran membaca, tanpa
memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, anak akan mengalami
kesulitan belajar dikemudian hari. Kemampuan membaca menjadi dasar utama
tidak saja pembelajaran bahasa sendiri, tetapi juga bagi pembelajaran mata
pelajaran lain. Dengan membaca siswa akan memperoleh pengetahuan yang
sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan daya nalar, sosial dan
emosional.
Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan sesuai dengan pembedaan atas
kelas-kelas awal dan kelas-kelas tinggi.Pelajaran membaca dan menulis di kelas-
kelas awal disebut pelajaran membaca dan menulis permulaan, sedangkan di
kelas-kelas tinggi disebut pelajaran membaca dan menulis lanjut.Pelaksanaan
membaca permulaan di kelas rendah Sekolah Dasar dilakukan dalam dua tahap,
yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku.
Pembelajaran membaca tanpa buku dilakukan dengan cara mengajar dengan
menggunakan media atau alat peraga selain buku misalnya kartu gambar, kartu
huruf, kartu kata dan kartu kalimat, sedangkan membaca dengan buku merupakan
kegiatan membaca dengan menggunakan buku sebagai bahan pelajaran.
Keterampilan membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa tulis
yang bersifat reseptif perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara
tertulis.Oleh karena itu, peranan pengajaran Bahasa Indonesia khususnya
pengajaran membaca di SD menjadi sangat penting.Pengajaran Bahasa Indonesia
di SD yang bertumpu pada kemampuan dasar membaca dan menulis juga perlu
diarahkan pada tercapainya kemahirwacanaan. Keterampilan membaca dan
menulis, khususnya keterampilan membaca harus segera dikuasai oleh para siswa
di SD karena keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan seluruh proses
belajar siswa di SD. Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan
belajar-mengajar di sekolah sangat ditentukan oleh penguasaan kemampuan
membaca mereka.
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi
siswa Sekolah Dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan
3
3
dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan
baik.Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik
sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang
menyenangkan.
Tujuan membaca permulaan adalah agar murid dapat mengenal huruf,
serta membaca kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. Kemampuan
membaca pemulaan siswa sangat diperlukan karena dengan kegiatan membaca
akan memperluas pengetahuan siswa. Membaca dapat memperkaya pengalaman
sehingga mengembangkan kreatifitas, serta mengenal dan memahami diri sendiri
dan orang lain. Membaca bacaan yeng bermutu juga akan meningkatkan memori
dan kreatifitas. Dengan demikian, kemampuan membaca akan mempengaruhi
keberlanjutan dan kualitas hidup siswa.
Rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku 3-4 kali per minggu,
dengan durasi waktu membaca per hari rata-rata 30-59 menit.Sedangkan, jumlah
buku yang ditamatkan per tahun hanya 5-9 buku. Hal itu diungkapkan, Mentri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan
Maharani digedung Perpustakan Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin
(26/3/2018).
Itu berdasarkan hasil pun menunjukkan perpustakaan nasional tahun
2007”, kata Puan.Hasil penelitian itu pun menujukkan bahwa minat baca
masyarakatmasih rendah dan perlu ditingkatkan.Caranya memfasilitasi kebutuhan
buku masyarakat.“Bagaimana minat bacaitu ditingkatkan.Bagaiman menarik
mereka untuk membaca.Jadi tidak bisa dipaksakan membaca saja, tapi kita tak
memberikan fasilitas buku-buku tersebut”, kata Puan.
Berdasarkan Observasi dan wawancara langsung yang dilakukan oleh
peneliti dengan guru kelas. Data yang didapat dilapangan menunjukkan bahwa
membaca permulaan siswa pembelajaran Bahasa Indonesia masih cenderung
kurang, seperti kurangnya keinginan siswa untuk bertanya, siswa merasa masih
kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya, kurangngnya
komunikasih dengan guru maupun teman kelasnya, dari 19 siswa hanya 10 siswa
yang aktif pada saat proses belajar mengajar.
4
4
Penelitian yang dilakukan Tim Program Of International Student
Assessment (PISA) Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan
Nasional RI menunjukkan bahwa kemahiran membaca anak usia 15 tahun di
Indonesia sangat memprihatikan. Dari laporan terbaru tersebut, performa
Indonesia terlihat menurun jika dibandingkan dengan laporan PISA 2015
kemampuan membaca memiliki nilai 397 sedangkan PISA 2018 kemampuan
membaca menurun dengan nilai 371. Dengan menurunnya kemampuan membaca
di tahun 2015 dan lebih turun lagi di tahun 2018 karena zaman sekarang lebih
mendominankan bermain sehingga mengakibatkan kemampuan membaca siswa
rendah.
Dari hasil pengamatan sebagian besar siswa kelas I SDN Segugus 3
Kecamatan Bua Kabupaten Luwu masih ada yang kurang dalam kemampuan
membaca permulaan.Hasil observasi di SDN 64 Balambang pada kelas I 46 siswa
masih ada yang kurang dalam kemampuan membaca permulaan bahkan masih
banyak siswa kelas I SDN Segugus 3 Kecamatan Bua Kabupaten Luwu yang
belum mengenal huruf-huruf abjad. Hasil observasi di SDN 64 Balambang pada
kelas I terdiri dari 46 siswa masih ada 65% (30) siswa yang kurang dalam
membaca permulaan dan 35% (16) orang yang mampu, dan di SDN 439
Pammesakang ada 29 siswa, masih ada 69% (20) siswa yang kurang dalam
membaca permulaan dan 31% (9) siswa yang sudah mampu dalam membaca
permulaan, sedangkan di SDN 586 Raja ada 39 siswa ada 58% ( 23) siswa yang
mampu dalam membaca permulaan dan yang kurang mampu ada 41% (16) siswa
dalam membaca permulaan,di SDN 251 Sakti jumlah siswa ada 40 dan yang
kurang mampu dalam membaca permulaan 75% (30) siswa dan 25% (10) siswa
yang mampu dalam membaca permulaan.
Kurangnya membaca permulaan siswa dalam proses belajar mengajar
disebabkan oleh gaya dan cara penyampaian materi oleh guru. Siswa pastinya
akan merasa bosan dengan metode pengajaran yang menoton, penyampaian
materi yang sulit dipahami, dan lain-lain.
Untuk mengatasi masalah kurangnya membaca permulaan belajar siswa
perlu diterapkan model pembelajaran yang lebih menarik. Salah satu model
pembelajaran yang dapat di terapkan adalah model pembelajaran Abjad.
5
5
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode abjad dimulai dengan
mengenalkan huruf-huruf secara alphabet.Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan
dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Untuk beberapa kasus,
anak susah membedakan huruf-huruf b, d, p, q atau n, u, m, w. untuk itu guru
melatihkan huruf-huruf tersebut berulang-ulang atau dengan cara member warna
yang berbeda.
Dengan menggunakan metode pembelajaran Abjad dapat mendorong
siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, mendorong siswa untuk
tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran, mendorong siswa untuk berpikir
kreatif dan percaya diri dalam mengemukakan pendapat. Melalui penerapan
metode pembelajaran Abjad diharapkan dapat meningkatkan keaktifan pada
pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas I Segugus 3 Kecamatan Bua
Kabupaten Luwu.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian eksperimen yang berjudul ”pengaruh metode abjad terhadap
kemampuan membaca permulaan (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas I Segugus
3 Kecamatan Bua Kabupaten Luwu)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang diatas,
maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah nilai kemampuan membaca permulaan siswa yang belajar
sebelum diterapkan metode abjad dikelas 1 se-gugus 3 Kecematan Bua
Kabupaten Luwu?
2. Bagaimanakah nilai kemampuan membaca permulaan siswa yang belajar
setelah diterapkan metode abjad dikelas 1 se-gugus 3 Kecematan Bua
Kabupaten Luwu?
3. Apakah terdapat pengaruh metode Abjad terhapat kemampuan membaca
permulaan siswa dikelas 1 Se-gugus 3 Kecamatan Bua Kabupaten Luwu?
6
6
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui nilai kemampuan membaca permulaan siswa yang belajar
sebelum diterapkan metode abjad dikelas 1 se-gugus 3 Kecematan Bua
Kabupaten Luwu.
2. Untuk mengetahui nilai kemampuan membaca permulaan siswa yang belajar
setelah diterapkan metode abjad dikelas 1 se-gugus 3 Kecematan Bua
Kabupaten Luwu.
3. Untuk mengetahuipengaruh metode Abjad terhapat kemampuan membaca
permulaan siswa dikelas 1 Se-gugus 3 Kecamatan Bua Kabupaten Luwu.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Bagi siswa
a. Agar dapat memberikan motivasi bagi siswa dalam mencapai keberhasilan
dalam kemampuan membaca permulaan melalui metode abjad
b. Agar siswa lebih aktif lagi dalam proses kegiatan belajar mengajar membaca
permulaan melalui metode abjad
2. Bagi guru
a. Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia (membaca permulaan) bagi siswa kelas I
b. Meningkatnya keterampilan mengajar guru dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia (membaca permulaan) menggunakan metode abjad.
3. Bagi sekolah
a. Dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman bahwa penerapan motode
pembelajaran abjad merupakan upaya dalam hal menjadi proses
pembelajaran lebih baik, dan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan membaca di sekolah demi suksesnya kegiatan pembelajaran.
b. Diperolehnya masukan bagi sekolah dalam usah perbaikan proses
pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah.
7
7
4. Bagi peneliti
a. Sebagai pedoman pada saat menjadi guru bahwa dengan menggunakan
metode abjad dapat menarik minat anak untuk belajar dan meningkatkan
kemampuan siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Dapat memperoleh pengalaman pada penelitian penerapan motodeabjad,
sehingga peneliti dapat menerapkan model ini untuk mengajar setelah lulus
dari perguruan tinggi.
8
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
1. Kemampuan membaca permulaan
a. Pengertian Membaca
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
disajikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia selain keterampilan menyimak,
keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Hal ini sesuai dengan amanat
Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasional, bahwa
membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan pokok yang harus dibina
dan dikembangkan dalam pendidikan bahasa. Membaca merupakan kegiatan yang
penting dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak hanya untuk
memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas
pengetahuan bahasa seseorang.Dengan demikian, anak sejak kelas awal SD/MI
perlu memperoleh latihan membaca dengan baik khususnya membaca permulaan.
Membaca merupakan suatu proses aktif yang bertujuan dan memerlukan
starategi. Hal ini didukung oleh benerapa definisi berikut ini. Hodgson (dalam
Tarigan, 2008:7) mengemukan bahwa membaca ialah suatu proses yang dilakukan
serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis
melalui media bahasa tulis. Menurut Yamin 2007:106) membaca adalah suatu
cara untuk mendapatkan informasi yang disampaikan secara verbal dan
merupakan hasil ramuan pendapat, gagasan, teori-teori, hasil penelitian para ahli
untuk diketahui dan menjadi pengetahuan siswa. Membaca bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan
penelitian terhadap keadaan, nilai, fungsi dan dampak baacan itu. Syafi’e (1996:6-
7) menyatakan hakikat membaca adalah: (1) pengembangan keterampilan, mulai
dari keterampilan memahami kata-kata, kalimat- kalimat, paragraph-paragraf
dalam bacaan sampai dengan memahami secara kritis, dan evaluatif keseluruhan
isi bacaan; (2) kegiatan visual, berupa serangkaian gerakan mata dalam mengikuti
baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata, melihat
ulang kata, dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan;
(3) kegiatan mengamati, memahami kata-kata yang tertulis, dan memberikan
9
9
makna terdapat kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan serta pengalaman
yang dimiliki; (4) suatu proses berpikir terjadi melalui proses prestasi dan
memahami informasi serta memberikan makna terdapat bacaan; (5) proses
pengolahan informas oleh pembaca dengan menggunakan informasi yang relevan
dengan informasi tersebut; (6) proses menghubungkan tulisan dengan bunyinya
sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan; (7) kemampuan mengantisipasi
makna terhadap barisan-barisan dalam tulisan. Nurhadi (2004:156), menyatakan
bahwa dari empat kemampuan bahasa pokok merupakan satu bagian atau
komponen dari komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, sebagaimana telah
dikatakan lambang-lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambing-lambang
tulisan atau huruf-huruf, dalam hal ini huruf-huruf menurut alphabet Latin
(Tampubolon,1996:5).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah
proses pengucapan tulisan secara verbal untuk mendapatkan makna atau informasi
yang terkandung dalama bacaan.
b. Jenis-Jenis Membaca
1. Membaca Permulaan
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode abjad dimulai dengan
mengenalkan huruf-huruf secara alphabet.Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan
dilafalkan anak sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Untuk beberapa kasus,
anak susah membedakan huruf-huruf b, d, p, q atau n, u, m, w. untuk itu guru
melatihkan huruf-huruf tersebut berulang-ulang atau dengan cara memberi warna
yang berbeda.
Menurut Yulia Ayriza, Chaer, Purwanto dan Alim (dalam Lucky Ade 2007:
9), huruf konsonan yang harus dapat dilafalkan dengan benar untuk membaca
permulaan adalah b, d, k, l, m, p, s, dan t. Huruf -huruf ini, ditambah dengan huruf
– huruf vokal akan digunakan sebagai indikator kemampuan membaca permulaan,
sehingga menjadi a, b, d, e, i, k, l, m, o, p, s, t, dan u.
Tujuan membaca permulaan adalah mengetahui huruf dan terampil
mengubah huruf menjadi suara.Lebih lengkapnya Soejono (1983:19) memaparkan
tentang tujuan pelajaran membaca permulaan adalah sebagai berikut.
10
10
a. Mengenalkan pada para siswa huruf-huruf dalam abjad, sebagai tanda suara
atau tanda bunyi
b. Melatih keterampilan siswa untuk mengubah huruf-huruf dalam kata menjadi
suara.
c. Mengetahui huruf-huruf dalam abjad dan melatih keterampilan siswa untuk
menyuarakannya dan dalam waktu singkat dapat mempraktekkannya dalam
membaca lanjut.
b. Membaca dalam hati
Membaca dalam hati merupakan membaca untuk memahami isi bacaan dan
apa yang tersirat dalam bacaan. Membaca dalam hati ini menggunakan ingatan
visual (visual memory) yang melibatkan pengaktifan, mata dan ingatan (Tarigan,
1985:85).Harus di sadari dengan benar-benar bahwa keterampilan membaca
kerupakan kunci bagi semua ilmu pengetahuan.
Sebagian besar kegiatan membaca yang dilakukan masyarakat adalah
kegiatan membaca dalam hati. Membaca dalam hati ini jauh lebih ekonomis,
dapat dilakukan disegala tempat sebagai contoh, kita sering melihat orang
membaca dengan asiknya dalam bus, kereta api, di tempat tidur dan lain-lain
tanpa mengganggu orang lain.
c. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah suatu kegiatan yang ditandai dengan keluarnya
bunyi bacaan secara lengkap dengan menggunakan intonasi bacaan yang baik atau
aktifitas, kegiatan untuk melatih siswa agar mereka lebih lancar membacadengan
mengeluarkan suara dan membaca teknis ini di anggap sebagai kegiatan membaca
yang sangat mudah dan siapapun seolah-olah dapat melakukannya
(Tarigan,1985:22).
2. Tujuan Membaca
Tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang ketika mereka melakukan
aktivitas membaca, antara seorang pembaca dengan pembaca lainnya pastinya
memiliki tujuan yang berbeda terhadap aktivitas membaca mereka.Pada umumnya
orang membaca bertujuan untuk mencari serta memperoleh informasi mencakup
isi, dan memahami makna bacaan (Tarigan 1994:9). Secara lebih khusus masih
11
11
dari sumber yang sama, Tarigan menyebutkan bahwa tujuan membaca pada
kebanyakan orang adalah sebagai berikut:
a. Membaca untuk menentukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
telah dilakukan oleh sang tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh,
apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau untuk memecahkan masalah-
masalah yang dibuat oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca
untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for detaisl or
facts).
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topic yang baik atau
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau
dialami oleh sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh
sang tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca
untuk memperoleh ide-ide utama (reading for man ideas).
c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian certita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan
ketiga/seterusnya, setiap tahap untuk memecahkan suatu masalah, adegan-
adegan dan kejadian, kejadian buat dramatis. Ini disebut membaca untuk
mengetahui urutan dan susunan, organisasi cerita (reading for sequence or
organization).
3. Manfaat Membaca
Ada banyak hal yang dapat kita peroleh.Membaca sangat fungsional dalam
hidup dan kehidupan manusia.Membaca adalah kunci kearah gudang ilmu siapa
pintar membaca maka yang bersangkutan banyak ilmu penegtahuan dan
pengalaman (Tarigan 1998:4.1).patinya kita sependapat dengan pendapat diatas,
karena sebenarnya petikan itu bukan teori melainkan kenyataan yang dapat kita
rasakan asalkan kita sering dan gemar membaca.
Ada beberapa pendapat yang mengemukakan tentang manfaaat
membaca.Diantaranya. (1) dengan membaca dapat membantu memecahkan
masalah, (2) dengan membaca kita dapat memeperoleh keyakinan atau
kepercayaan pembaca, (3) sebagai suatu pelatihan, (4) dengan membaca kita dapat
meningkatkan prestasi,(5) dengan membaca memperluas pengetahuan, membaca
12
12
dapat (6) membaca dapat memberi pengalaman estis, dan sebagainya (Muchlisoh,
1996:133)
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat yang dapat diperoleh dari
aktivitas membaca adalah (1) menambah dan memperluas ilmu pengetahuan
maupun pengalaman (2) meningkatkan prestasi (3) sebagai suatu pelatihan, dan
(4) membantu memecahkan masalah.
4. Pengertian kemampuan membaca permulaan
Kemampuan membaca permulaan adalah bagaimana seseorang mampu
membunyikan bahasa tepat dan jelas. Hal ini sejalan dengan pendapat As-Shiba’i,
(2000:94) yang menyatakan seseorang dapat dikatakan mampu membaca
permulaan dengan baik dan tepat apabila telah memliliki tiga syarat berikut: (1)
kemampuan mebunyikan lambing-lambang tulis, (2) penguasaan kosa kata untuk
memberi arti, dan (3) memasukkan makna dalam kemahiran bahasa.
Dalam pendapat diatas dapat diartikan bahwa seorang anak yang dapat
dikatan mampu membaca adalah apabila dia telah mengenali simbol-simbol yang
akan dibacanya. Simbol-simbol tersebut dapat berupa huruf maupun angka.
Sehubungan dengan hal diatas, As-Shiba’i (2000:50) mengatakan bahwa
kemampuan membaca permulaan sangat berpengaruh terhadap kemampuan
membaca lanjutan. Mengingat kemampuan membaca permulaan sebagai pondasi
bagi siswa sebelum memasuki gerbang membaca lanjutan maka di SD perlu
mendapat perhatian bersama antara guru dan orang tua dimana perlu ditegaskan
bahwa di kelas rendah (I dan II) hendaknya kempetensi yang perlu dikuasa oleh
siswa adalah (1) memiliki kemampuan membaca, (2) memiliki kemampuan
menulis, (3) memiliki kemampuan menghitung, (4) di dalam dirinya tertanam
kecintaan kepada tanah air dan bangsa, dan (5) daidalam dirinya tertanam budi
pekerti, moral an agama.
Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997: 50), kemampuan
membaca permulaan yang diperoleh akan sangat berpengaruh terhadap
kemampuan membaca lanjut. Jika pada membaca permulaan belum kuat, maka
pada tahap membaca lanjut siswa akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki
kemampuan yang memadai. Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996/1997: 123)
juga menambahkan bahwa siswa dikatakan mempunyai kemampuan membaca
13
13
permulaan manakala siswa tersebut tepat dalam meyuarakan tulisan, kewajaran
lafal, kewajaran intonasi, kelancaran, kejelasan suara, dan pemahaman isi /
makna.
Berdasarkan uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca
permulaan adalah kesanggupan siswa dalam mengenal dan memahami huruf-
huruf dan lambang-lambang tulisan yang kemudian diucapkan dengan menitik
beratkan aspek ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan intonasi yang wajar,
kelancaran dan kejelasan suara.
2. Metode abjad
a. Pengertian Metode
Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam
kegiatan pembelajaran. Metode sering dipahami sebagai cara atau jalan ditempuh
seseorang dalam melakukan kegiatan. Metode pembelajaran menurut ramayulis
diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan peseta
didik saat berlagsung proses pembelajaran. Lebih lanjut Hasan Langgulung
mengemukakan bahwa metode mengajar adalah cara atau jalan yang yharus
dilalui untuk mencapai tujuan pengajaran. Dari uraian ddiatas dapat diambil satu
kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara yang dilalui atau
dilakukan oleh pendidik (guru) dalam proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa metode mengajar
adalah salah satu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar
mengajar. Dikatakan demikian karena metode dapat mempengaruhi jalannya
kegiatan belajar mengajar.
b. Faktor-faktor yeng mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode pembelajaran antara lain berkaitan dengan masalah : tujuan yang hendak
dicapai oleh pendidik, karakteristik, situasi pada saat memberikan bahan
pelajaran, fasilitas pendukung pembelajaran, dan kemampuan mengajar guru.
c. Pemilihan dan penentuan metode mengajar
Metode mengajar sebagai strategi dalam mecapai tujuan belajar mengajar
harus dipilih dan ditentukan lebih dahulu sebelum disenggarakan kegiatan belajar
14
14
mengajar.Tujuan yang telah ditentukan perlu didukung oleh metode mengajar
yang tepat. Guru dapat menentukan lebih dari satu tujuan belajar dan dapat
menggunakan beberapa metode mengajar.
Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode tertentu yang
dapat dipakai untuk mencapai tujuan tertentu (syaiful bahri djamarah, 1997)
d. Pengertian metode abjad
Alphabet menurut Wikipedia bahsa Indonesia adalah sebuah sistem tulis
yang berdasarkan lambang fonem vokal dan konsonan.abjad adalah kumpulan
huruf (aksara) berdasarkan urutan yang lazim dan bahasa tertentu. Abjada ialah
set huruf terselaras, yaitu setiap satu hurufnya menandakan satu fonem dalam
bahasa lisan, baik yang masih wujud maupun sudah pupus ditelan zaman. Dalam
metode abjad siswa mulai belajar abjad dengan membaca beberapa huruf,
misalnya a-z setelah anak dapat membaca beberapa huruf secara terpisah.
Menurut Martinis Yamin Metode Abjad (Alphabet), metode yang sudah
sangat tua. Dalam penerapannya, metode tersebut sering menggunakan kata kata
lepas.Metode Abjad (Alphabet) dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf secara
alphabetis.Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai dengan
bunyinya menurut abjad. Setelah tahapan itu siswa diajak untuk mengenal suku
kata menjadi kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah
dikenalnya. Selanjutnya siswa diajak untuk menyusun kata menjadi kalimat.
(Yamin, 2013: 168).
Metode abjad digunakan untuk mengenal huruf a sampai dengan z serta cara
pengucapannya. Anak-anak mulai megenal alphabet dalam rangka belajar
membaca (Karimkhanlooei dan Seifiniya, 2015).Dalam metode abjad ini, siswa
mengenal huruf dan belajar mengucapkan bunyi sesuai dengan lafal abjad.
Menurut Marcia S.Popp, (Popp, 2008) pertimbangan lain untuk belajar abjad
adalah membiasakan siswa dengan nama-nama huruf dari abjad, anak-anak akan
belajar untuk membedakan antara bentuk-bentuk simbolis dan memperoleh suatu
perbedaan antara letter-shapes, antara d, p, w, dan n, c, o, dan pada akhirnya
secara berangsur-angsur memahami sifat simbolis dari bacaan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode abjad
merupakan metode yang membantu anak-anak mulai mnegenal alfhabet dalam
15
15
rangka belajar membaca dan membiasakan siswa dengan nama-nama huruf dari
abjad, anak-anak akan belajar untuk membedakan antara bentuk-bentuk simbolis
dan memperoleh suatu perbedaan antara letter-shapes, antara d, p, w, dan n, c, o,
dan pada akhirnya secara berangsur-angsur memahami sifat simbolis dari bacaan.
e. Langkah- langkah penerapan metode abjad
1. Mengenal huruf
Huruf-huruf alphabed (dari a-z) dikenalkan dengan nyanyian huruf-huruf
tersebut dan dilafalkan sesuai dengan bunyi abjadnya
2. Mengenalkan suku kata
Merangkai beberapa huruf yang telah dilafalkan. Seperti huruf b dan a dibaca
ba, huruf r dan u dibaca ru, dua suku kata tersebut dibaca baru.
f. Pelaksanaan pembelajaran melalui metode abjad
1. Tahap persiapan
a. Guru mempersiapakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Tujuan pembelajarannya dinyatakan dalam kalimat yang jelas
c. Guru mempersiapakan media pembelajaran
d. Guru mempersiapkan metode abjad (alphabet)
2. Tahap pelaksanaan pembelajaran
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
b. Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran
yang baik
c. Guru menjelaskan materi pembelajaran menggunakan metode abjad (Alphabet)
prosedur menggunakan Metode Abjad (Alphabet) adalah sebagai berikut:
d. Guru memperkenalkan kepada siswa huruf-huruf secara alphabetis
e. Guru mengucapkan bunyi huruf alphabet dan di ikuti oleh siswa
f. Siswa diminta untuk dihafalkan bunyi huruf-huruf alphabet tersebut sesuai
dengan bunyi hurufnya
g. Siswa diminta untuk menuliskan huruf-huruf alphabet tersebut
h. Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah-langkah dan urutan yang logis
16
16
3. Tahap pelaksanaan pembelajaran
a. Media pembelajaran didalam pelaksanaan digunakan secara efektif
b. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan
c. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan latihannya
d. Guru bertanya kepada siswa hal-hal yang belum jelas dalam pembelajaran.
2.2 Hasil Penelitian Relevan
1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Sriyatmi dengan judul “pembelajaran
membaca menulis permulaan menggunakan metode abjad di sd negeri
pondok 02 Nguter Sukaharjo”. Dalam penelitiannya, Sriyatmi memperoleh
simpulan bahwa guru telah mampu menyusun perencanan pembelajaran
membaca menulis permulaan dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan dalam tiga tahap, yakni kegiatan awal, initi, dan penutup.
Evaluasi telah dilaksanakan secara berkesinambungan selama proses
pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Disamping itu, dalam
pelaksanaan pembelajaran membaca menulis di sd yang diteliti oleh Sriyatni
ditemukan banyak kendala dan pada dasarnya guru telah mampu mengatasi
kendala tersebut dengan baik menggunakan metode abjad.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Andini Khusnawanto Jurusan Sastar
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Malang. Berdasarkan penelitian ini
dapat diketahui bahwa pembelajaran membaca permulaan dengan
menggunakan metode Mueller dapat ditingkatkan. Hal ini tampak pada hasil
observasi kemampuan membaca permulaan siswa kelas I, ketuntas kelas yang
semula hanya 78% meningkat menjadi 90%, dan juga peningkatan rata-rata
individu sebesar 12,5%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
direkomendasikan agar guru mau melakukan inovasi terhadap penggunaan
metode pebelajaran, dan juga hendaknya dilakukan penelitian lagi di SDN
Leminggir I tentang membaca permulaan siswa untuk mempermantap hasil
penelitian ini.
3. Skripsi bejudul Peningkatan Keterampilan Membaca Permulaan dengan
menggunakan Media Gambar Pada Siswa Kelas I SD Negeri Pepen oleh Dian
Moura Angela (2011). Penggunaan media gambar dapat meningkatkan
keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD Negeri Pepen.
17
17
Peningkatan keterampilan membaca permulaan pada siklus I sebesar 6.5,
yang kondisi nilai awal 62.75 meningkat menjadi 69.25 dan peningkatan
keterampilan membaca permulaan pada siklus II sebesar 7.75, yang kondisi
awal 69.25 meningkat menjadi 77. Berdasarkan hasil penelitian, ada
peningkatan keaktifan siswa dan keterampialn membaca permulaan setelah
diterapkan media gambar pada pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas I
SDN Pepen
2.3 Kerangka Pikir
Membaca permulaan merupakan suatu proses ketrampilan dan kognitif.
Proses ketrampilan menunjuk pada pengenalan dan penguasaan lambang-lambang
fonem, sedangkan proses kognitif menunjuk pada penggunaan lambang-lambang
fonem yang sudah dikenal untuk memahami makna suatu kata yang dapat
terangkai pada satu kalimat yang utuh dan dapat dimengerti maknanya.
Metode abjad merupakan metode yang dimana siswa mulai belajar abjad
dengan membaca beberapa huruf, misalnya a-z setelah anak dapat membaca
beberapa huruf secara terpisah.
Dengan menerapkan metode abjad kemampuan membaca permulaan siswa
meningkat dikarnakan metode abjad ini membantu siswa dalam menyusun
beberapa huruf menjadi kalimat secara terpisah, mudah, dan intonasi secara tapat.
18
18
Kerangka pikir pengaruh metode abjad terhadap kemampuan membaca
permulaan (studi eksperimen pada siswa kelas I segugus 3 kecamatan bua
kabupaten luwu).
SDN SEGUGUS 3 KECAMATAN BUA
KABUPATEN LUWU
Observasi
Kurangnya kemampuan
membaca permulaan
Postes
Kelas eksperimen metode
abjad
Pretes
Analisis
Kemampuan membaca
permulaan
19
19
Peneltian ini dilaksanakan di SDN Segugus 3 Kecamatan Bua Kabupaten
Luwu yang dimulai dengan melakukan observasi terlebih dahulu kepada guru
kelas I untuk mendapatkan data awal siswa dimana pemasalahan yang didapatkan
adalah kurangnya kemampuan membaca permulaan siswa sehingga peneliti
memberikanpretes (tes awal) sebelum perlakuan pada siswa kelas I yang terdiri
dari dua kelompok yaitu kelas kelompok kontrol dan kelas kelompok eksperimen.
Setelah dilakukan perlakuan dua kelompok penelitian ini memberikan
postes (tes akhir) untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode abjad terhadap
kemampuan membaca permulaan dengan menganalisis atau menghitung nilai
siswa pada perfornence tes.
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul, (Sugiyono,
2017).Hipotesis merupakan anggapan dasar yang kemudian membuat suatu teori
yang harus diuji kebenarannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengemukakan hipotesis
sebagaiberikut:
2. H0 :Ketuntasan klasikal kemampuan membaca permulaan siswa skelas 1 Se-
gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu sebelum diterapkan metode abjad
< 75 %.
H1 :Ketuntasan klasikal kemampuan membaca permulaan siswa skelas 1 Se-
gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu sebelum diterapkan metode abjad
≥ 75 %.
3. H0 :Ketuntasan klasikal kemampuan membaca permulaan siswa skelas 1 Se-
gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu setelah diterapkan metode abjad <
75 %.
H1 :Ketuntasan klasikal kemampuan membaca permulaan siswa skelas 1 Se-
gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu setelah diterapkan metode abjad ≥
75 %.
4. H0 :Tidak terdapat pengaruh metode abjad terhadap kemampuan membaca
permulaan siswa kelas 1 Se-gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu.
20
20
H1 :Terdapat pengaruh metode abjad terhadap kemampuan membaca
permulaan siswa kelas 1 Se-gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu.
21
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode
penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independent
(perlakuan) terhadap variabel; dependent (hasil) dalam kondisi terkendali
(Sugiono,2012:109).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan tempat penelitian ini dilaksanakan di SDN Segugus 3
Kecamatan Bua Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan.Waktu penelitian ini
dilaksanakan pada februari 2020 – maret 2020 semester genap tahun ajaran 2019.
3.3 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generasial yang terdiri : atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudin ditarik kesimpulannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I
SDN Segugus 3 Kecamatan Bua Kabupaten Luwu. Jumlah siswa di SDN Segugus
3 Kecamatan Bua kabupaten Luwu 154. Berikut merupakan data jumlah kelas I
sdn segugus 3 kecamatan bua kabupaten luwu.
Tabel 3.1 : Populasi dan jumlah siswa kelas I segugus 3 kecamatan bua kabupaten
luwu
No Sekolah Jumlah siswa
1. SDN 64 Balambang 46
2. SDN 439 Pammesakang 29
3. SDN 586 Raja 39
4. SDN 251 Sakti 40
Jumlah 154
Sumber : Tata Usaha SDN Segugus 3 Kecamatan Bua Kabupaten Luwu
22
22
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Jumlah sampel
pada penelitian ini berdasarkan teknik sampling purposive.Sampel ditarik secara
acak dengan pertimbangan bahwa teknik ini memungkinkan peneliti dapat
mengambil sampel secara objektif karena setiap unit yang menjadi anggota
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampel.
Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian eksperimen ini adalah siswa kelas
I SDN Segugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu yang berjumlah 154 siswa
dimana sampel yang saya butuhkan 22 siswa dengan menentukan jumlah sampel
penelitian ini menggunakan rumus Slovin (1980)
n =𝑁
11 + 𝑁 (𝑒)
n =154
11 + 154 (0.22)
= 27
Keterangan :
n = besar/jumlah sampel
N = besar/jumlah populasi
E = error (% yang dapat ditoleransi terhadap ketidaktepatan penggunaan
sampel sebagai pengganti populasi)
Siswa sekolah yang akan diteliti dalam penelitian ini sebagaimana dengan
diterapkan beberapa sekolah ada dalam populasi dimana penelitian ini
membutuhkan 22 sampel dan peneliti memilih SDN 439 Pammesakang karena sd
ini mendekati dengan sampel yang digunakan peneliti.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
pengambilan sampel secara sampling purposive atau penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiono, 2016).Sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan.Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan sampling purposive karena peneliti malakukan penelitian
eksperimen.
23
23
3.4 Desain Penelitian dan Perlakuan
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan untuk keperluan penyelidikan yaitu
desain Pretest-Posttest Control Grup Designyang merupakan salah satu bentuk
dari True Eksperimental Design tujuannya adalah untuk mempermudah dalam
penelitian.Desain ini juga merupakan hasil dari hipotesis dalam penelitian ini.Pada
Pretest-Posttest Control Grup Designmerupakan desain yang membandingkan tes
awal dan tes akhir.(Sugiyono, 2009 : 12). Adapun bentuk desain dalam model ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2. Desain one group pretest posttest
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X O2
(Sumber: Sugiyono, 2013:110)
Keterangan:
O1 : Pretest kelompok eksperimen
O2 : Posttest kelompok eksperimen
X : Pembelajaran dengan menggunakan kelas eksperimen
2. Perlakuan
Penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu tahap persiapan penelitian, tahap
pelaksanaan penelitian dan tahap akhir penelitian.
1) Tahap Persiapan Penelitian
1. Studi Pendahuluan
a. Melakukan studi literatur terhadap teori yang relevan mengenai metode
pembelajaran yang akan digunakan.
b. Analisi materi membaca permulaan muatan Bahasa Indonesia kelas I. hal
ini dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran.
2. Konsultasi dengan pihak sekolah dan guru kelas I mengenai waktu
penelitian, populasi dan sampel yang akan dijadikan subjek penelitian.
3. Penyusunan perangkat pembelajaran yaitu RPP
24
24
4. Pembuatan instrument penelitian yaitu berupa tes dan lembar observasi
yang digunakan untuk mengukur keterlaksanaan metode yang digunakan
5. Melakukan uji coba instrument tes
6. Menganalisis hasil uji coba intrumen penelitian untuk mengetahui layak
atau tidaknya soal tersebut digunakan sebagai instrument penelitian.
2) Tahap Pelaksanaan Penelitian
1. Memberikan tes awal untuk mengukur kemampuan membaca permulaan
siswa seblum perlakuan (treatment)
2. Memberikan perlakuan yaitu menggunakan metode pembelajaran abjad
pada kelas I A sebagai kelompok eksperimen dan metode ceramah pada
kelas I B sebagai kelompok control terhadap pembelajaran Bahasa
Indonesia materi membaca permulaan.
3. Memberikan tes akhir untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
setelah diberi perlakuan
3) Tahap Akhir penelitian
1. Mengolah data hasil pretest dan posttest serta menganalisis intrumen yang
lain seperti lembar observasi.
2. Menganalisis data hasil penelitian dan membahas temuan penelitian.
3. Memberikan simpulan berdasarkan pengolahan data.
4. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.
3.5 Kontrol Validitas Internal dan Eksternal
1. Validitas Internal
Validitas internal berkaitan dengan ketetapan mengidentifikasi variabel
eksperimen. Validitas internal akan menunjukkan variabel terkait benar-benar
ditentukan oleh variabel bebasnya .tujuan variabel internal adalah untuk
menentukan apakah Faktor-faktor eksperimen dan apakah variabel yang
diobservasi benar-benar tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor luar (faktor-faktor
yang dikontrol). Jika tujuan tersebut tercapai berarti validitas internal dalam
penelitian eksperimen sudah terpenuhi. Dengan kata lain, suatu eksperimen
memiliki validitas intenal apabila faktor-faktor yang dimanipulasi (variabel bebas
) berpengaruh terhadap variabel terkait.
25
25
2. Validitas eksternal
Validitas eksternal yang dimaksud dalam penelitian adalah mengacu pada
sejauh mana hasil penelitian dapat digeneralisasi dari sampel terhadap
populasi.Validitas eksternal terkait dengan sajauh mana hasil eksperimen dapat
digeneralisasikan kesimpulannya terhadap populasi, atau hasil penelitian bukan
hanya berlaku untuk kelompok sampel saja, melainkan juga belaku secara
keseluruhan bagi populasi atau suatu keadaan diluar lingkup eksperimen.
Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi terhadap validitas eksternal, yaitu :
1. Pengaruh interaksi seleksi yang biasa dan variabel eksperimen
2. Pengaruh interaksi pratest. Subjek yang diberi pratest akan memberikan respon
yang berbeda dengan subjek yang tidak diberi pratest
3. Pengaruh reaktif dari prosedur ekperimental yang muncul dari setting
ekperimental, dan tidak akan terjadi pada setting non ekperimental
4. Pengaruh intervensi perlakuan yang berulang ulang dan menggunkan perlakuan
yang berulang ulang terhadap subjek yan sama akan berpengaruh terhadap
perlakuan berikutnya karena bpengaruh yang terdahulu tidak dapat
dihilangkan.
3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penilaian
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini prosedur yang digunakan dalam pengumpulan
datayaitu :
a. Tes
Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah performance test dimana
saat memberikan tes kepada siswa guna untuk mendapatkan data kemampuan
membaca permulaan siswa. Performance test dilaksanakan pada pretest maupun
pada posttest, yang nantinya hasil tes ini untuk mengetahui kemampauan
membaca permulaan siswa setelah menerapkan metode abjad.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, file, foto, dan karya-karya
monumental.Dokumentasi dalam penelitian ini adalah foto.
26
26
2. Instrument Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
a. Definisi konseptual
Kemampuan membaca permulaan adalah kesanggupan siswa dalam
mengenal dan memahami huruf-huruf dan lambang-lambang tulisan yang
kemudian diucapkan dengan menitik beratkan aspek ketepatan menyuarakan
tulisan, lafal dan intonasi yang wajar, kelancaran dan kejelasan suara.
b. Definisi operasional
Definisi oprasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel
yang diukur.Dalam penelitian ini kemampuan membaca permulaan menggunakan
lembar penilaian yaitu tes dimana indikator ketepatan menguraikan tulisan, lafal
dan intonasi yang wajar, kelancaran dan kejelasan suara.
c. Kisi-kisi instrumen
Kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan tes
No Variabel Indikator Jumlah item
Kemampuan
membaca permulaan
Tepat dalam pengucapan abjad 2
Kewajaran lafal 2
Intonasi suara 2
Kelancaran membaca 2
Kejelasan suara saat membaca 2
Jumlah 10
d. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang digunakan dalam apa yang diukur. Uji validitas menggunakan uji
validitas isi dan uji validitas konstruk
a. Validitas isi
Menunjukkan kemampuan instumen penelitian dalam mengungkapkan atau
mewakili semua isi yang hendak diukir.Pengujian validitas ini instrument pada
penelitian ini menggunakan pendapat para ahli (expert judgement). Penelitian ini
meminta bantuan kepada desen pendidikan sastra dan bahsa Indonesia, serta dosen
pembimbing untuk menelaah apakah materi instrument telah seuai sengan konsep
yang akan diukur.
27
27
Setelah dilakukan ekpert judgement maka dilakukan uji coba instrument
bukan pada sampel penelitian. Sugiyoni (2010 : 183).
b. Validitas konsturk
Pengujian validitas konstruk hamper sama dengan pengujian validitas isi
yaitu dengan menggunakan bantuan ahli (expert judgement).setelah pengujian
konstruksi dari ahli berdasarkan pengalaman empiris dilapangan selesai, maka
diteruskan dengan uji coba instrumen. Setelah dilakukan uji coba instrument maka
selanjutnya adalah menguji analisis faktor, yang dikemukanan Sugiyono(2010 :
177) bahwa setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi
dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkolerasikan skor faktor
dengan skor total.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berfungsi untuk mnegtahui tingkat keajengan dari instrument
yang digunakan. Suatu bahan ajar memiliki kelayakan baik apabila memiliki nilai
reliabilitas (R) lebih besar atau sama dengan 75% (trianto,2011 : 240). Analisis
reliabilitas validitas terdapat pengaruh media boneka jari dapat ditetapkan dengan
menggunakan rumus Borich sebagai berikut:
Reliabilitas instrument juga diuji dengan menggunakan Percentage
Agreement (PA). Percentage Agreement (PA) merupakan suatu presentase
kesesuaian nilai antara penilai pertama dan penilai kedua terdapat suatu
instrument
Percentage Ageerment (PA) mempunai persamaan sebagai berikut:
Percentage Ageerment (PA) = (A-B/A+B) 100%
Keterangan :
A= frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamatan yang
memberikan frekuensi tinggi
B= frekuesi aspek tingkah laku yang teramat oleh pengamat yang memberikan
frekuensi rendah
A dan B adalah besar nilai yang diberikan oleh masing-masing penilai dengan
nilai yang lebih kecil (B) selalu dikurangkan dari nilai yang lebih besar
(A).instrument dikatakan baik (reliable .056) jika ini percentage Agreement (PA)
lebih dari atau sama dengan 75%. Jika dihasilkan perilaku kurang dari 75%, maka
28
28
harus diuji coba pertama lalu gagal maka waktu penelitian harus diperpanjang
untuk diadakan penelitian kembali.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu teknik analisis deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistik
deskriptif digunakan untuk menjawab rumusan masalah 1 dan masalah
2sedangakan statistik inferensial digunakan untuk menjawab rumusan masalah ke
3 Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan bantuan program SPSS.
Teknik analisis inferensial digunakan untuk keperluan pengujian hipotesis
penelitian.Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
statistic parametric dengan uji-t.dengan taraf signifikansi untuk menguji hipotesi
digunakan α = 0,05. Jenis uji-t yang digunakan adalah one sample T-test.
1. Statistika Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran
karakteristik penyebaran nilai setiap variabel yang diteliti. Analisis deskriptif
digunakan dalam penyajian data, ukuran sentral dan ukuran penyebaran.
Penyajian data menggunakan distribusi dan histogram. Ukuran sentral
meliputi mean, median dan modus. Ukuran penyebaran meliputi varians dan
simpangan baku. Data mengenai kemampuan kemampuan membaca permulaan
sisiwa dikategorisasi, berdasarkan tabel berikut.
Tabel 3.1. Pedoman konversi interval kemampuan membaca permulaan
Skor Kategori
85 – 100 Sangat Baik
75 – 84 Baik
65 – 74 Cukup
54 – 64 Kurang
0 – 54 Sangat Kurang
Untuk mengetahui besarnya peningkatan sebelum dan sesudah perlakuan
dihitung dengan rumusan gain ternormalisasi.
pre
ePost
SS
SSg
max
Pr
29
29
Keterangan:
g = gain ternormalisasi
eSPr = skor pretest
PostS = skor posttest
maxS = skor maksimum ideal (100)
Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada berikut:
Tabel 3.2.Klasifikasi Gain Ternormalisasi
Koefisien normalisasi gain Klasifikasi
g< 0,3 Rendah
0,3 ≤ g<0,7 Sedang
g ≥ 0,7 Tinggi
2. Statistik inferansial
Analisis statistika inferensial digunakan untuk memperoleh jawaban
dari rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis penelitian yang ke 3.
Teknik analisis inferensial digunakan untuk keperluan pengujian hipotesis
penelitian.Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
statistic parametric dengan uji-t.dengan taraf signifikansi untuk menguji hipotesi
digunakan α = 0,05. Jenis uji-t yang digunakan adalah one sample T-test. Namun,
sebelum melakukan uji t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu normalitas
gain.
a. Uji Nomalitas
Uji normalitas diperlukan untuk menguji apakah sebaran data berdistribusi
normal atau tidak. Apabila sebaran data berdistribusi normal, maka dalam
menguji kesamaan dua rata-rata digunakan uji-t. Namun, apabila sebarab
data tidak berdistribusi normal, pengujian hipotesisi menggunakan uji non-
parametrik. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji Chi
Square dengan kriteria pengujian:
1) Jika nilai signifikansi P-value < 0,05, maka data yang diperoleh berasal
darivarian yang berdistribusi tidak normal.
2) Jika nilai signifikansi P-value ≥ 0,05, maka data yang diperoleh berasal
varian yang berdistribusi normal.
30
30
b. Uji Hipotesis
2. Uji Hipotesis 1
Uji hipotesis 1 bertujuan untuk mengetahui ketuntasan klasikal
kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 Se-gugus 3 Kecematan Bua
Kabupaten Luwu sebelum diterapkan metode abjad. Untuk menguji hipotesis 1
digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase ketuntasan siswa = jumlah siswa mencapai nila KKM x 100
Jumlah keseluruan siswa
Kreteria mengambilan keputusan yaitu:
1. Jika persentase ketuntasan siswa kurang dari 70% maka H0 diterima artinya
ketuntasan klasikal kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 Se-gugus 3
Kecematan Bua Kabupaten Luwu sebelum diterapkan metode abjad ≤ 70%.
2. Jika persentase siswa yang tuntas ≥ 70, maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya artinya ketuntasan klasikal kemampuan membaca permulaan siswa
kelas 1 Se-gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu sebelum diterapkan
metode abjad ≥ 70%
3. Uji Hipotesis 2
Uji hipotesis 2 bertujuan untuk mengetahui ketuntasan klasikal
kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 Se-gugus 3 Kecematan Bua
Kabupaten Luwu setelah diterapkan metode abjad. Untuk menguji hipotesis 2
digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase ketuntasan siswa = jumlah siswa mencapai nila KKM x 100
Jumlah keseluruan siswa
Kreteria mengambilan keputusan yaitu:
1. Jika persentase ketuntasan siswa kurang dari 70% maka H0 diterima artinya
ketuntasan klasikal kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 Se-gugus 3
Kecematan Bua Kabupaten Luwu setelah diterapkan metode abjad ≤ 70%.
2. Jika persentase siswa yang tuntas ≥ 70, maka H0 ditolak dan H1 diterima
artinya artinya ketuntasan klasikal kemampuan membaca permulaan siswa
kelas 1 Se-gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu setelah diterapkan
metode abjad ≥ 70%.
31
31
Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji-t. Taraf signifikansi
yang digunakan α = 0,05, dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu:
3. jika thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh
kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 Se-gugus 3 Kecematan Bua
Kabupaten Luwu
4. jika thitung >ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima ,artinya terdapat
pengaruhkemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 Se-gugus 3
Kecematan Bua Kabupaten Luwu.
32
32
BAB IV
HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tentang metode abjad dalam
pembelajaran membaca permulaan siswa kelas I sdn 439 Pammesakang. Pada
penelitian ini, sampel yang akan diteliti berjumlah 29 siswa, namun sampel yang
hadir pada saat pretest dan postest hanya berjumlah 27 siswa data yang
diperoleh, dianalisis sesuai dengan teknik analisis data. Berikut adalah hasil
penelitian.
1. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Sebelum di Terapkan Metode
Abjad.
Hasil analisis statistika deskriptif kemampuan membaca permulaan siswa
sebelum diajak menggunakan metode abjad, dapat dilihat pada tabel berikut:
Pretest dilakukan sebelum perlakuan berupa penerapan metode abjad dalam
pembelajaran membaca permulaan.
Tabel 4.1 Statistik nilai kemampuan membaca permulaanPretest
Statistik Nilai
Jumlah sampel 27
Nilai rata-rata 70,74
Nilai tertinggi 85
Nilai terendah 60
Rentang nilai 25
Standar deviasi 7,031
Sumber primer setelah diolah (2020)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 27 sampel, nilai tertinggi yang diperoleh
sampel adalah 85, sedangkan nilai terendah yang diperoleh sampel adalah 60
dengan rentang nilai 25. Nilai rata-rata yang diperoleh sampel adalah 70,74 dan
standar deviasi, yaitu7,031.
33
33
Tabel 4.2 Kategori interval nilai pretest pembelajaran membaca permulaan
melalui metode abjad pada kelas I SDN 439 Pammesakang
Interval Nilai Kategori Frekuensi Peresentase (%)
85-100 Sangat baik 1 3,7
75-84 Baik 10 37
65-74 Cukup 12 44,4
54-64 Kurang 4 14,8
0-54 Sangat kurang - -
Jumlah 27 100
Sumber: Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca permulaan
siswa menggunakan metode abjad berada pada kategori sangat baik yang
diperoleh 1 sampel (3,7%), dan kategori baik yang diperoleh 10 sampel (37%),
kategori cukup yang diperoleh 12 sampel (44,4%), dan kategori kurang yang
diperoleh 4 sampel (14,7%). Tidak ada sampel yang berada pada kategori sangat
kurang.
2. Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Setelah di Terapkan Metode
Abjad.
Hasil analisis statistika deskriptif kemampuan membaca permulaan siswa
setelah diajak menggunakan metode abjad, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 statistik nilai kemampuan membaca permulaanPostest
Statistik Nilai
Jumlah Sampel 27
Nilai Rata-rata (Mean) 84,26
Nilai Tertinggi (Maximum) 95
Nilai Terendah (Minimum) 70
Rentang Nilai (Range) 25
Standar Deviasi 7,558
Sumber. Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 4.3 menunjukkanbahwa dari 27 sampel yang diperoleh sampel adalah
95 sedangkan niali terendah yang diperoleh sampel adalah 70 dengan rentang nilai
25 Nilai rata-rata yang diperoleh sampel adalah 84,26 dan standar deviasi, yaitu
7,558.Gambaran yang lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut.
34
34
Tabel 4.4 kategori interval nilai postest pembelajaran membaca permulaan
menggukan metode abjad pada siswa kelas I SDN 439 Pammesakang
Interval Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat baik 15 55,5
75-84 Baik 11 40,7
65-74 Cukup 1 3,7
54-64 Kurang - -
0-53 Sangat kurang - -
Jumlah 27 100
Sumber. Data primer setelah diolah (2020)
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat kemampuan membaca permulaan
siswa menggukan metode abjad berada pada kategori sangat baik yang diperoleh
15 sampel (55,5%), kategori baik yang diperoleh 11 sampel (40,7%), dan kategori
cukup yang diperoleh 1 sampel (3,7%), tidak ada sampel yang berada pada
kategori kurang dan dangat kurang.
Untuk melihat peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa kelas
SDN Segugus 3 Kecamatan Bua Kabupaten Luwusetelah diterapkan metode abjad
dapat dilihat pada tabel nilai gain berikut.
Tabel 4.5 Nilai gain kemampuan membaca permulaan siswa setelah diterapkan
metode abjad
Koefisien normalisasi
gain
Jumlah siswa Frekuensi Klasifikasi
g< 0,3 12 44,44 Rendah
0,3 ≤ g<0,7 8 29,63 Sedang
g ≥ 0,7 7 25,93 Tinggi
Jumlah 27 100
Berdasarkan tabel 4.5, terlihat bahwa dari 27 siswa, 12 siswa(44,44%) yang
memiliki nilai gain berada dalam kategori rendah, 8 siswa (29,63%) yang
memiliki nilai gain berada dalam kategori sedang dan 7 siswa (25,93%) yang
memiliki nilai gain berada dalam kategori tinggi.
2. Statistika inferansial
a. Uji normalitas
Pengujian normalitas untuk mengetahui data tentang kemampuan membaca
siswa pada perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau
tidak.Hasil perhitungan dengan menggunakan progam SPSS disajikan dalam
bentuk tabel berikut.
35
35
Tabel 4.6 Hasil uji normalitas gain
Sharpio-wilk
Nilai gain Statistik Df Sig
0,930 27 0,071
Sumber: data primer setelah diolah (2020)
Berdasarkan tabel, terlihat nilai signifikansi P-value sebesar 0,071 ≥
0,05.artinya data nilai gain berasal dari distribusi normal, sehingga dapat
dilanjutkan ke tahap uji t.
b. Uji hipotesis
Pengujian hipotesisdilakukan dengan menggunakan rumus uji-t, yaitu uji
one sample t-test. Adapun kriteria untuk pengambilan kesimpulan dari uji-t ini
dengan Taraf signifikansi yang digunakan (𝛼) adalah 0,05 atau 5% adalah sebagai
berikut.
1. Hipotesis 1
Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Persentase ketuntasan siswa = jumlah siswa mencapai nila KKM x 100
Jumlah keseluruan siswa
Kriteria pengambilan keputusan yaitu:
a. H0 diterima apabila persentase ketuntasan siswa < 70%
b. H1 diterima apabila persentase ktuntasan siswa ≥ 70%
Hasil pengujian hipotesis 1 tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7 Persentase ketuntasan siswa sebelum diterapkan metode abjad
Jumlah siswa Persentase (%)
Siswa tuntas 11 40,74
Siswa tidak tuntas 16 59,26
Jumlah 27 100
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa persentase ketuntasan siswa sebesar
40,74% < 70%. Artinya H0 diterima dan H1 ditolak.Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan klasikal kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 Se-
gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu sebelum diterapkan metode abjad.
36
36
2. Hipotesis 2
Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Persentase ketuntasan siswa = jumlah siswa mencapai nila KKM x 100
Jumlah keseluruan siswa
Kriteria pengambilan keputusan yaitu:
a. H0 diterima apabila persentase ketuntasan siswa < 70%
b. H1 diterima apabila persentase ktuntasan siswa ≥ 70%
Hasil pengujian hipotesis 2 tabel sebagai berikut:
Tabel 4.8 Persentase ketuntasan siswa setelah diterapkan metode abjad
Jumlah siswa Persentase (%)
Siswa tuntas 26 96,30
Siswa tidak tuntas 1 3,70
Jumlah 27 100
Berdasarkan tabel, terlihat bahwa persentase ketuntasan siswa sebesar
96,2% ≥ 70%. Artinya H0ditolah dan H1diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan klasikal kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 Se-
gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu setelah diterapkan metode abjad ≥ 70%
3. Hipotesis 3
a. H0 jika t hitung < t tabel maka H0 diterima, artinya tidak terdapat pengaruh
metode abjad terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 Se-
gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu.
b. H1 jikat hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima ,artinya terdapat
pengaruhmetode abjad terhadap kemampuan membaca permulaan siswa kelas
1 Se-gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu.
Tabel 4.8Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut
One-Sample Test
Test Value = 0.29
T Df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Gain 1,798 26 ,084 ,11811 -,0169 ,2532
Sumber: data primer setelah diolah (2020)
37
37
Berdasarkan tabel, terlihat nilai t hitung sebesar 1,798 > t tabel (Nilai t tabel
untuk n= 27 adalah 1,70562). Artinya H0 ditolak dan H1 diterima.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode abjab terhadap kemampuan
membaca permulaan metode abjad siswa kelas 1 Se-gugus 3 Kecematan Bua
Kabupaten Luwu.
4.2 Pembahasan
Hasil analisis data memperlihatkan bahwa kemampuan membaca permulaan
setelah diadakan pretest (sebelum diterapkan metode abjad) diperoleh nilai rat-
rata 70,74 dari nilai maksimal 100 dengan jumlah sampel 27 orang siswa,
sedangkan untuk hasil belajar siswa setelah diadakan postest (setelah diterapkan
metode abjad) diperoleh nilai rata-rata 84,26 dari nilai maksimal 100 dengan
jumlah sampel 27 orang siswa. Hasil ini menujukkan bahwa nilai rata-rata setelah
diterapkan metode abjad lebih tinggi dari pada sebelum diterapkan metode abjad.
Hasil pemerikasaan pretest (sebelum penerapan metode abjad) membaca
permulaan siswa menujukkan bahwa kemampuan membaca permulaan siswa
masih terdapat kesalahan. Kesalahan tersebut dapat dilihat dari pengenalan huruf
yang diberikan siswa, serta kurang menguasai huruf yang diberikan kepada siswa.
Hasil pemerikasaan postest (setelah penerapan metode abjad) membaca
permulaan siswa menunjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan siswa
mengalami peningkatan meskipun masih terdapat beberapa kesalahan. Hasil
tersebut dapat dilihat dari makin banyak siswa yang mengenal huruf abjad.
Hasil diatas memperlihatkan bahwa penggunaan metode abjad memberikan
hasil yang lebih baik dibandingkan tidak menggunakan metode abjad.Penggunaan
metode abjad dapat meningkatkan hasil belajar membaca permulaan.Hal ini
dikarenakan metode abjad membuat pembelajaran dalam kelas lebih
menyenangkan.
Berdasarkan tabel, terlihat nilai t hitung sebesar 1,798 > t tabel (Nilai t tabel
untuk n= 27 adalah 1,70562). Artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat
dismpulkan bahwa terdapat pengaruh metode abjab terhadap kemampuan
membaca permulaan metode abjad siswa kelas 1 Se-gugus 3 Kecematan Bua
Kabupaten Luwu.
38
38
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Kemampuan membaca permulaan sebelum diterapkan metode abjad siswa
kelas I SDN Se-gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu sebelum diterapkan
metode abjad memperoleh nilai rata-rata < 75 yaitu 70,74, dengan persentase
siswa yang tuntas 40,74%.
2. Kemampuan membaca permulaan setelah diterapkan metode abjad siswa kelas
I SDN Se-gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu setelah diterapkan metode
abjad memperoleh nilai rata-rata ≥ 75 yaitu 84,24.Dengan persentase siswa
yang tuntas sebesar 96,30%.
3. Nilai t hitung sebesar 1,798 > t tabel (nilai t tabel untuk n = 27 adalah 1,70562)
artinya terdapat pengaruh metode abjad terhadap kemampuan membaca
permulaan siswa di kelas 1 Se-gugus 3 Kecematan Bua Kabupaten Luwu.
5.2 Saran
1. Kepada para pendidik dan calon pendidik agar senantiasa memerhatikan dan
berupaya meningkatkan minat, motivasi, aktifitas dan semangat siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan cara memilih dan menggunakan
metode mengajar yang tepat, sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan
pembelajaran dikelas.
2. Kepada guru dan kepala sekolah untuk lebih menyadari akan pentingnya
pembelajaran semacam ini untuk menunjang keberhasilan siswa, khususnya
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga pada akhirnya berkeinginan
untuk menerapkan metode pembelajaran baru yang lebih tepat.
3. Kepada para peneliti untuk lebih menyadari bahwa tidak semua metode yang
digunakan sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan, khususnya dalam
membaca permulaan.
39
39
DAFTAR PUSTAKA
Ade,Lucky.2007.”Pengaruh Metode Multisensori Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Taman Kanak Kanak”.
Skripsi. Semarang: Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro.
As-Shiba’i, Musthafa, Cakrawala Jendela Dunia, Jakarta: Intimedia Cipta
Nusantara, 2000
Bahri, Syaiful Djamarah. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta
Darmiyati Zuchdi, dan Budiasih. 1996/1997.Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud
Hodgson, dalam Tarigan. 2008:7. SkripsiIndraRakhman, pembelajaran membaca
pemahaman dikelas V SD Bandung. Tidak Diterbitkan.
Karimkhanlooei, Giti & Hadis, Seifiniya. 2015. Teaching Alphabet, Reading and
Writing for Kids between 3-6 Years Old as a Second Language. Procedia:
Social and Behavioral Sciences. 19 (2), 769-177
Nurhadi, 2004.PembelajaranKonseptualdanpenerapannyadalam KBK. Malang:
UM Press
Rahman, B., &Haryanto, H. (2014). Peningkatan keterampilan membaca
permulaan melalui media flashcard pada siswa kelas I SDN Bajayau
Tengah 2. Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 127-137.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabet.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
UUD 20/2003. Undang-Undang Dasar N. 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan.
1990. Jakarta PT Mas Duta Jaya.
UU RI 20/2013 Undang-Undang Repoblik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan. 1990. Jakarta PT Mas Duta Jaya.
Trianto.(2011). Model Pembelajaran Terpadu Konsep Strategi Dan
Implementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara
40
40
Yamin, Martini. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:
GP Press Group.
Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru &Implementasi KTSP. Jakarta:
Gaungpersada press.
41
41
LAMPIRAN
42
42
Lampiran I Nilai kemampuan membaca permulaan siswa (Pretest)
Hasil Analisis Data Pretest
No Kode Sampel Aspek Yang Dinilai
Skor Nilai 1 2 3 4 5
1 A1 - - - - - - -
2 A2 4 2 2 3 2 13 65
3 A3 3 3 2 3 3 14 70
4 A4 3 4 2 2 2 13 65
5 F5 4 3 2 3 3 15 75
6 H6 3 4 2 3 3 15 75
7 I7 4 2 2 3 3 14 70
8 M8 4 2 2 3 3 14 70
9 M9 3 2 3 2 2 12 65
10 M10 4 3 2 2 2 13 65
11 M11 3 3 3 2 2 13 65
12 M12 3 4 3 2 2 14 70
13 M13 3 2 2 3 2 12 60
14 M14 4 3 3 2 2 14 70
15 N15 3 2 3 3 3 14 70
16 R16 4 4 3 3 3 17 85
17 R17 - - - - - - -
18 T18 3 2 3 2 2 12 60
19 I19 4 4 3 3 2 16 80
20 J20 4 2 3 3 3 15 75
21 K21 4 2 2 2 2 12 60
22 K22 4 3 3 3 3 16 80
23 N23 4 3 3 3 2 15 75
24 N24 4 4 3 2 2 15 75
25 N25 3 4 3 3 3 16 80
26 N26 3 4 3 2 2 14 70
27 N27 4 4 3 2 2 15 75
28 N28 4 4 3 3 2 16 80
29 T29 3 2 3 2 2 12 60
43
43
Lampiran 2 Nilai kemampuan membaca permulaan siswa (Postest)
Hasil Analisis Data Postest
No Kode Sampel Aspek Yang Dinilai
Skor Nilai 1 2 3 4 5
1 A1 - - - - - - -
2 A2 4 3 2 3 3 15 75
3 A3 4 3 4 4 4 19 95
4 A4 4 2 3 3 3 15 75
5 F5 4 2 2 3 3 14 70
6 H6 4 3 3 3 3 16 80
7 I7 4 4 3 4 4 19 95
8 M8 4 3 3 4 4 18 90
9 M9 4 3 3 4 4 18 90
10 M10 4 3 4 3 3 17 85
11 M11 4 2 4 3 3 16 80
12 M12 4 3 4 3 3 17 85
13 M13 4 3 3 4 4 18 90
14 M14 4 3 4 3 4 18 90
15 N15 4 3 4 4 4 19 95
16 R16 4 3 4 4 4 19 95
17 R17 - - - - - - -
18 T18 4 3 4 3 3 17 85
19 I19 4 3 4 4 4 19 95
20 J20 4 2 3 3 3 15 75
21 K21 4 2 3 3 3 15 75
22 K22 4 3 4 3 3 17 85
23 N23 4 3 3 3 3 16 80
24 N24 4 2 4 3 3 16 80
25 N25 4 2 3 3 3 15 75
26 N26 4 2 4 3 3 16 80
27 N27 4 2 3 4 3 16 80
28 N28 4 3 4 3 3 17 85
29 T29 4 3 4 3 4 18 90
44
44
LAMPIRAN 3 NILAI SISWA (Pretest dan Postest)
Daftar Nilai Siswa Kelas I SDN 439 Pammesakang
No Nama Siswa Pretest Postest
1 A1 - -
2 A2 65 75
3 A3 70 95
4 A4 65 75
5 F5 75 70
6 H6 75 80
7 I7 70 95
8 M8 70 90
9 M9 65 90
10 M10 65 85
11 M11 65 80
12 M12 70 85
13 M13 60 90
14 M14 70 90
15 N15 70 95
16 R16 85 95
17 R17 - -
18 T18 60 95
19 I19 80 75
20 J20 75 75
21 K21 60 85
22 K22 80 80
23 N23 75 80
24 N24 75 75
25 N25 80 80
26 N26 70 80
27 N27 75 80
28 N28 80 85
29 T29 60 90
45
45
LAMPIRAN 4
1. Uji normalitas gain
Tabel 4.8 uji normalitas gain
Sharpio-wilk
Nilai gain Statistik Df Sig
0,930 27 0,071
2. Uji hipotesis
Tabel 4.9 Uji hipotesis One-sample test
One-Sample Test
Test Value = 0.29
T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Gain 1,798 26 ,084 ,11811 -,0169 ,2532
46
46
LAMPIRAN 5
LembarSkalaPenilaianKemampuan Membaca Permulaan (pretest)
Nama :
Kelas :
Nim :
No Komponen yang dinilai Skala Jumlah nilai x bobot
1 2 3 4
1 Tepat dalam pengucapan
bacaan abjad
2 Kewajaran lafat tepat
3 Intonasi suara saat membaca
abjad
4 Kelancaran pada saat
membaca
5 Kejelasan suara saat
membaca
Ket : 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik, 4 = sangat baik
47
47
Kisi – kisi instrument penilaian kemampuan membaca permulaan
Aspek yang dinilai Keterangan Skor Kriteria
Tepat dalam
pengucapan huruf
abjad
SB = sangat tepat dalam
pengucapan abjad
4 Sangat baik
B = pengucapan huruf abjad
tepat
3 Baik
C = cukup tepat dalam
pengucapan huruf abjad
2 Cukup
K = kurang tepat dalam
pengucapan huruf abjad
1 Kurang
Kewajaran lafal
SB = kewajaran lafal sangat
baik
4 Sangat baik
B = tepat dalam kewajaran
lafal
3 Baik
C = cukup tepat dalam
kewajaran lafal
2 Cukup
K = kurang tepat dalam
kewajaran lafal
1 Kurang
Intonasi suara saat
membaca abjad
SB = intonasi suara tepat
dalam membaca abjad
4 Sangat baik
B = intonasi suara tepat saat
membaca abjad
3 Baik
C = cukup intonasi suara dalam
membaca abjad
2 Cukup
48
48
K = kurang dalam intonasi
suara saat membaca abjad
1 Kurang
Kelancaran pada saat
membaca abjad
SB = kelancaran membaca
sangat tepat
4 Sangat baik
B = kelancaran membaca tepat 3 Baik
C = kelacaran membaca cukup 2 Cukup
K = kelancaran membaca
kurang
1 Kurang
Kejelasan suara saat
membaca abjad
SB = kejelasan suara sangat
tepat
4 Sangat baik
B = kejelasan suara baik 3 Baik
C = kejelasan suara cukup 2 Cukup
D = kejelasan suara kurang 1 Kurang
49
49
LAMPIRAN 6 RPP
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN
(RPP)
NAMA SEKOLAH :
MATA PELAJARAN :BahasaIndonesia
KELAS/ SEMESTER : I/I
ALOKASI WAKTU : 3 x 35 menit (1 x pertemuan)
A. KOMPETENSI INTI :
1. Menerima dan menjelaskan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan
bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
tetangga dan Negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di di sekolah dan
tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif dan komunikatif. Dalam bahasaa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estis dalam gerakan yang
mencerminkan perilaku anak dengan tahap perkembangannya.
B. KOMPETENSIDASAR:
Bahasa Indonesia
Membaca permulaan dengan teks bacaan alfhabet
C. INDIKATOR PEMBELAJARAN:
1. Siswa mampu dalam menguraikan tulisan
2. Siswa mampu melafalkan huruf-huruf abjad dan intonasi jelas
3. Siswa mampu melafalkan huruf-hutuf dengan lancar
4. Siswa dengan jelas mengeja bacaan
50
50
D. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Karakter siswa yang diharapkan:
1. Percayadiri
2. Tekun
E. MATERI PEMBELAJARAN
Gambar huruf-huruf abjad
F. METODEPEMBELAJARAN
1. Pendekatan pembelajran : Saintifik
2. Metode Pembelajaran : Metode abjad, tanya jawab, penugasan dan
ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan
▪ Gurumengajaksemuasiswaberdo’auntukmengawalikegiatan Pembelajaran
▪ Melakukan komunikasi tentang kehadiransiswa
▪ Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan menyanyikan lagu
berjudul satu nusa satu bangsa
▪ Ice breaking “topi saya bundar”
▪ Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendakdicapai.
Inti
- Siswa bersama guru mengenal huruf alfabet
- Siswa meminta siswa memahami huruf alfabet
- Siswa memperhatikan guru melafalkan huruf alfabet
- Siswa dengan jelas diminta mengulang
- Siswa dan guru bertanya jawab tentang huruf vokal
- Siswa yang belum paham diberi kesempatan bertanya.
- Siswa diminta naik satu per satu kedepan kelas menunjuk
huruf yang disebutkan guru
51
51
Kegiatan Penutup
- Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa.
- Siswa diberi tugas untuk latihan mengeja huruf abjad
- Guru menutup pembelajaran dengan berdo’a.
H. ALAT DAN SUMBERBELAJAR
1. Teksbacaan“Alfabet”(wikipedia.co.id/kain-batik)
2. MetodeAbjad
Muhibbin Syah. (1999). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
3. Praptanti, dkk. 2008. Ayo Belajar Bahasa Indonesia
Kelas IVSD. Yogyakarta:Kanisius
I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN
a. Penilaian Pengetahuan
Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Jumlah
Soal
Waktu
Penilaian
Instumen
Bahasa
Indonesia
Tepat
dalam
membaca
Intonasi
huruf
Praktek Pada akhir
pembelajaran
b. Penilaian Keterampilan
Indikator Teknik
penilaian
Komponen
yang dinilai
Bentuk
penilaian
Waktu
penilaian
Tepat dalam
menguraikan
tulisan
Praktek
Pelafalan
abjad jelas
Lembar
Penilaian
Pada saat
Kewajaran
lafal
Praktek
Kejelasan
ejaan abjad
52
52
Intonasi saat
membaca
Praktek belajar
Kelancaran Praktek Kelancaran
mengeja
Kejelasan
suara
Praktek
Kejelasaan
ejaan
Mengetahui Palopo,....
Kepalah sekolah Peneliti,
Reka Rahmayanti
NIP: NIM:
53
53
LAMPIRAN 7
JADWAL PENELITIAN
Dalam melaksanakan penelitian ini berlangsung mulai dari bulan Februari
sampai dengan Maret 2020 dengan rincian kegiatan seperti dalam tabel berikut :
No
.
Kegiatan
Waktu penelitian
2020
Juli Agst Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei juni
1 Persiapa
n
2 Penulisa
n usulan
tema
3 Kosultasi
pentuan
judul
4 Konsulta
si usulan
penelitia
n
5 Seminar
usulan
penlitian
6 Penelitia
n
lapangan
7 Interpret
asi data
8 Penulisa
n hasil
penelitia
n
54
54
9 Konsulta
si hasil
penelitia
n
55
55
LAMPIRAN 8 HASIL NILAI PRETEST DAN POSTEST
NILAI PRETEST
Nilai pretest (tes awal)
56
56
Nilai pretest (tes awal)
57
57
Nilai pretest (tes awal)
58
58
NILAI POSTEST
Nilai postest (tes akhir)
59
59
Nilai postest (tes akhir)
60
60
Nilai postest (tes akhir)
61
61
LAMPIRAN 9
LAMPIRAN PERSURATAN
62
62
63
63
64
64
65
65
LAMPIRAN 10
FOTO PELAKSANAAN PENELITIAN
Dokumentasi proses pembagian tes pretest
66
66
Dokumentasi proses pembagian postest
67
67
68
68