pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

67
i PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia Periode 2010-2013) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun oleh: TYAS RUKMI KEN HUTAMI NIM. 12030110120109 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

Transcript of pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

Page 1: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

i

PENGARUH MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP KINERJA

KEUANGAN PERBANKAN

(Studi Kasus pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia Periode 2010-2013)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Disusun oleh:

TYAS RUKMI KEN HUTAMI

NIM. 12030110120109

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

Page 2: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Tyas Rukmi Ken Hutami

Nomor Induk Mahasiswa : 12030110120109

Fakultas/ Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/Akuntansi

Judul Skripsi : PENGARUH MEKANISME

CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP KINERJA

KEUANGAN PERBANKAN

(Studi Kasus pada Bank

Pembangunan Daerah di Indonesia

Periode 2010-2013)

Dosen Pembimbing : Marsono, S.E.,M.Adv.Acc., Akt

Semarang, 7 Oktober 2014

Dosen Pembimbing,

(Marsono, S.E.,M.Adv.Acc., Akt)

NIP. 19711225 199903 1003

Page 3: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Mahasiswa : Tyas Rukmi Ken Hutami

Nomor Induk Mahasiswa : 12030110120109

Fakultas/ Jurusan : Ekonomika dan Bisnis/Akuntansi

Judul Skripsi : PENGARUH MEKANISME

CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PERBANKAN

(Studi Kasus pada Bank Pembangunan Daerah

di Indonesia Periode 2010-2013)

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 16 Oktober 2014

Tim Penguji

1. Marsono, S.E., M.Adv. Acc., Akt. ( )

2. Dr.H. Raharja, M.Si., Akt. ( )

3. Dul Muid, S.E., M.Si., Akt. ( )

Page 4: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Tyas Rukmi Ken Hutami,

menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus pada

Bank Pembangunan Daerah di Indonesia Periode 2010-2013) adalah hasil

tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa

dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang

saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat

atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis

lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak

terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya

ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut

diatas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi

yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti

bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-

olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan

oleh universitas batal saya terima.

Semarang, 7 Oktober 2014

Yang membuat pernyataan,

(Tyas Rukmi Ken Hutami)

NIM: 12030110120109

Page 5: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar Ra'd 13:11)

Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika

engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang. Ir. Soekarno

God always answer your request, maybe not always with a yes but always with

the best. Anonim

PERSEMBAHAN:

1. Kedua orang tua, Ibu dan Bapakku tersayang,

terima kasih atas kasih sayang dan

dorongannya.

2. Adikku, Tyas Herlintang Prihatmanti

3. Almamater Universitas Diponegoro Semarang.

Page 6: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor mekanisme

corporate governance yang mempengaruhi kinerja keuangan perbankan pada

Bank Pembangunan Daerah. Variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, komite

pemantau risiko, komisaris independen, kualitas audit, pemegang saham

pengendali, dan whishtleblowing system sedangkan variabel dependennya adalah

kinerja keuangan perbankan yang diproksi dengan CAR, NIM dan LDR. Ukuran

perusahaan sebagai variabel kontrol.

Populasi penelitian ini adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD) di

Indonesia tahun 2010-2013. Data diperoleh dari laporan tahunan bank (annual

report) periode 2010-2013 yang didapat dari website masing-masing sampel dan

website bursa efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan untuk menguji

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah regresi linear

berganda. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah purposive

sampling, dimana dari metode ini didapatkan sampel sebanyak 80 sampel bank

BPD.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) dewan komisaris

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang diproksi dengan CAR,

tetapi dewan komisaris memilki hubungan positif tidak signifikan terhadap kinerja

yang diproksi dengan NIM dan LDR (2) dewan direksi memiliki hubungan

negatif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (3) komite audit memiliki

hubungan negatif tidak signifikan terhadap kinerja (4) komite pemantau risiko

memiliki hubungan positif terhadap kinerja keuangan yang diproksi dengan NIM

dengan LDR dan negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja yang diproksi

dengan CAR (5) komisaris independen memilki hubungan positif dengan kinerja

keuangan yang diproksi dengan CAR dan negatif dengan kinerja keuangan yang

diproksi dengan NIM dan LDR (6) kualitas audit memilki hubungan positif

dengan kinerja keuangan yang diproksi dengan CAR dan negatif dengan kinerja

keuangan yang diproksi dengan NIM dan LDR (7) pemegang saham pengendali

memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap kinerja yang diproksi dengan

NIM dan LDR tetapi berpengaruh negatif terhadap kinerja yang diproksi dengan

CAR (8) whishtleblowing system memiliki hubungan positif terhadap kinerja

yang diproksi dengan CAR dan LDR tetapi negatif terhadap kinerja yang diproksi

dengan NIM

Kata kunci: corporate governance, kinerja perbankan, dewan komisaris, dewan

direksi, komite audit, komite pemantau risiko, komisaris independen, kualitas

audit, pemegang saham pengendali, whishtleblowing system, ukuran perusahaan

Page 7: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

vii

ABSTRACT

This study aims to analyze the factors of corporate governance

mechanism that affect the corporate financial performance in Regional

Development Bank. Independent variables used in this study are board of

commissioner, board of director, audit comitte, risk comitte, audit quality,

blockholder ownership and whistleblowing system. Size is used as a control

variable.

The population of this research is the Regional Development Bank (BPD)

in periode 2010-2013. Data obtained from the bank's annual report in 2010-2013

that obtained from the website of each sample and the Indonesian stock

exchange’s website. The method of analysis used to analyze the effect of

independent variables on the dependent variable is the linear regression. The

method used to determine the sample was purposive sampling, which of these

methods obtained a sample of 80 Regional Development Bank.

The results of this study indicate that (1) the commissioners had

significant effect on financial performance proxied by CAR, but commissioners

did not have the significant positive relationship to performance is proxied by

NIM and LDR (2) The board of directors has no significant negative relationship

to financial performance (3) The audit committee has no significant negative

relationship on performance (4) risk monitoring committee was positively related

to financial performance proxied by NIM with LDR and negative but not

significant to the performance of the proxy with CAR (5) independent

commissioners have the positive relationship with performance financial proxied

by CAR and negative financial performance proxied by NIM and LDR (6) audit

quality have the positive relationship with financial performance proxied by CAR

and negative financial performance proxied by NIM and LDR (7) controlling

shareholder has a significant positive relationship to performance is proxied by

NIM and LDR but negatively affect the performance of the proxy with the CAR (8)

whishtleblowing system has a positive relationship to performance is proxied by

CAR and LDR but negatively to performance proxied by NIM.

Keywords: corporate governance, bank performance, board of commissioners,

board of directors, audit committee, risk monitoring committee, an independent

commissioner, audit quality, controlling shareholder, whishtleblowing system,

company size.

Page 8: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA

KEUANGAN PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank Pembangunan Daerah

di Indonesia Periode 2010-2013)”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi

salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi ini

tidak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, petunjuk,

bimbingan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof.Drs.H. Mohamad Nasir, M.Si., Akt, Ph.D selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

2. Prof.Dr. Muchamad Syafruddin, M.Si., Akt selaku Ketua Jurusan

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

3. Marsono, S.E.,M.Adv.Acc., Akt selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, memberikan saran, bimbingan, serta pengarahan

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Aditya Septiani, S.E., M.Si., Akt selaku dosen wali yang telah

membimbing penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro Semarang.

5. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro yang telah memberikan ilmu dan membantu

selama proses perkuliahan.

6. Kedua orang tua serta adik saya yang telah memberikan dukungan baik

moril maupun materi, semangat dan doa.

Page 9: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

ix

7. Eko Aji Surdiyansah yang selalu memberikan dukungan dan mewarnai

hari penulis, Ipung yang selalu membantu penulis dan Pepi serta Agung

yang selalu memberikan semangat pada penulis.

8. Satu Jiwa (Rofikoh, Fitri, Sabtari, Tya, dan Pretty), Novia, Rizkia, Lita

dan teman-teman kuliah di FEB UNDIP Akuntansi R1 2010 yang

memberikan semangat dalam proses skripsi dan pengalaman yang

mewarnai hari-hari penulis.

9. Anak kos RSJ 23A (Kak Jingga, Kak Eka, Kak Fely, Kak Kiki, Mbak

Achi, Mbak Dita, Kak Pita, Kak Cindol, Briptu, Acha, Supa, Pipin, Eci,

Evi, Dinda, Nida, Dian, Sarah, Rara, Sari dan Cami) terima kasih telah

menjadi keluarga kedua bagi penulis.

10. Teman-teman KKN The Jumoyo’s ( Andra, Ari, Aufan, Bondan, Ferandi,

Gustin, Haris, Lingga, Veve, Vina, dan Zainab) yang telah memberikan

pengalaman, ilmu dan dukungan.

11. Satu kelompok anak bimbingan Pak Marsono yang memberikan info-info

mengenai jadwal bimbingan.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan.Oleh karena

itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat demi penulisan yang

lebih baik di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak.

Semarang, 7 Oktober 2014

Penulis

Tyas Rukmi Ken Hutami

Page 10: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN v

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

KATA PENGANTAR viii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR GAMBAR xvii

DAFTAR LAMPIRAN xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah 9

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 10

1.3.1 Tujuan ................................................................................................... 10

1.3.2 Kegunaan Penelitian ............................................................................. 10

1.4 Sistematika Penulisan 11

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 12

Page 11: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

xi

2.1.1 Teori Keagenan 12

2.2 Corporate Governance 13

2.2.1 Definisi Corporate Governance 13

2.2.2 Prinsip Good Corporate Governane 14

2.2.3 Manfaat dan Tujuan Corporate Governance 15

2.2.4 Mekanisme Corporate Governance ..................................................... 16

2.3 Kinerja Perbankan ............................................................................................ 17

2.4 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 19

2.5 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 26

2.6 Perumusan Hipotesis ........................................................................................ 28

2.6.1 Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Kinerja Keuangan Perbankan .. 28

2.6.2 Pengaruh Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan Perbankan ....... 29

2.6.3 Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan Perbankan ......... 30

2.6.4 Pengaruh Komite Pemantau Risiko terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan ............................................................................................. 30

2.6.5 Pengaruh Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan ............................................................................................. 31

2.6.6 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Kinerja Keuangan Perbankan ........ 32

2.6.7 Pengaruh Pemegang Saham Pengendali terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan ............................................................................................. 34

2.6.8 Pengaruh Whistleblowing System terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan ............................................................................................. 35

Page 12: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

xii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 37

3.1.1 Variabel Independen 37

3.1.2 Variabel Dependen 40

3.1.3 Variabel Kontrol 41

3.2 Populasi dan Sampel 41

3.3 Jenis dan Sumber Data 42

3.4 Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 42

3.5 Metode Analisis ................................................................................................ 42

3.5.1 Analisis Deskriptif 43

3.5.2 Uji Asumsi Klasik 43

3.5.2.1 Uji Normalitas 43

3.5.2.2 Uji Multikolonearitas 44

3.5.2.3 Uji Autokorelasi 44

3.5.2.4 Uji Heterokedastisitas 46

3.5.3 Regresi Linear berganda 47

3.5.4 Pengujian Hipotesis .............................................................................. 47

3.5.4.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) 48

3.5.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) 48

3.5.3.3 Koefisien Determinasi (R2) 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 50

4.2 Analisis Data 51

Page 13: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

xiii

4.2.1 Statistik Deskriptif 51

4.2.2 Uji Asumsi Klasik 56

4.2.2.1 Uji Normalitas 56

4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas 62

4.2.2.3 Uji Multikolonieritas 68

4.2.2.4 Uji Autokorelasi 70

4.3 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F) 77

4.4 Uji Koefisien Determinasi (R²) 80

4.5 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) 81

4.6 Hipotesis 84

4.7 Interpretasi Hasil 90

4.7.1 Pengaruh dewan komisaris terhadap kinerja keuangan perbankan 90

4.7.2 Pengaruh dewan direksi terhadap kinerja keuangan perbankan 90

4.7.3 Pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan perbankan 91

4.7.4 Pengaruh komite pemantau risiko terhadap kinerja keuangan

perbankan 91

4.7.5 Pengaruh komisaris independen terhadap kinerja keuangan

perbankan 92

4.7.6 Pengaruh kualitas audit terhadap kinerja keuangan perbankan 93

4.7.7 Pengaruh pemegang saham penendali terhadap kinerja keuangan

perbankan 94

4.7.8 Pengaruh whistleblowing system terhadap kinerja keuangan

perbankan 94

Page 14: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

xiv

4.7.9 Pengaruh ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol terhadap

kinerja keuangan perbankan 95

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 97

5.2 Keterbatasan 102

5.3 Saran 103

DAFTAR PUSTAKA 104

LAMPIRAN – LAMPIRAN 109

Page 15: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian-Penelitian Terdahulu ........................................... 23

Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Autokorelasi ................................................... 45

Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Penelitian ........................................................... 51

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 52

Tabel 4.3 Hasil Uji Deskriptif Frekuensi ............................................................... 55

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov-Smirnov ......................................... 61

Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas: Uji Park Model 1 ..................................... 65

Tabel 4.6 2Hasil Uji Heterokedastisitas: Uji Park Model 1 Semi Log .................. 66

Tabel 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas: Uji Park Model 2 ..................................... 67

Tabel 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas: Uji Park Model 3 ..................................... 67

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas: Model 1 ......... ........................................... 68

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolonieritas: Model 2 .................................................. 69

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas: Model 3 ................................................... 70

Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi: Durbin Watson Model 1 ................................ 71

Tabel 4.13 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test Model 1 .......................................... 71

Tabel 4.14 Hasil Uji Autokorelasi: Durbin Watson Model 2 ................................ 72

Tabel 4.15 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test Model 2 .......................................... 73

Tabel 4.16 Hasil Uji Autokorelasi: Durbin Watson Model 3 ................................ 73

Tabel 4.17 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test Model 3 .......................................... 74

Tabel 4.18 Hasil Uji Autokorelasi: Durbin Watson Model 3 Setelah Transformasi

............................................................. .…. ............................................................ 76

Page 16: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

xvi

Tabel 4.19 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test Model 3 Setelah Transformasi ....... 76

Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik F Model 1 ............................................................... 78

Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik F Model 1Model 2 .................................................. 78

Tabel 4.22 Hasil Uji Statistik F Model 1Model 3 .................................................. 79

Tabel 4.23 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model 1 .................................... 80

Tabel 4.24 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model 2 .................................... 80

Tabel 4.25 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model 3 .................................... 81

Tabel 4.26 Hasil Uji Statistik t Model 1 ................................................................ 82

Tabel 4.27 Hasil Uji Statistik t Model 2 ................................................................ 82

Tabel 4.28 Hasil Uji Statistik t Model 3 ................................................................ 83

Tabel 4.29 Ringkasan Hasil Hipotesis Penelitian .................................................. 88

Page 17: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................... 27

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas : Histogram Model 1 ..................................... 57

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas : Grafik Normal P-P Plot Model 1….……....57

Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas : Histogram Model 2 ..................................... 58

Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas : Grafik Normal P-P Plot Model 2….……....58

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas : Histogram Model 3 ..................................... 59

Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas : Grafik Normal P-P Plot Model 3….……....59

Gambar 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas: Uji Scatterplot Model 1 .................... 62

Gambar 4.8 Hasil Uji Heterokedastisitas: Uji Scatterplot Model 2 .................... 63

Gambar 4.9 Hasil Uji Heterokedastisitas: Uji Scatterplot Model 3 .................... 64

Page 18: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A ......................................................................................................... 110

Lampiran B.......................................................................................................... 111

Lampiran C.......................................................................................................... 120

Page 19: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang

menjelaskan hubungan antara berbagai pihak dalam perusahaan yang menentukan

antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow, 2001). Penerapan

corporate governance yang baik atau yang dikenal dengan good corporate

governance dapat membantu stakeholder dalam mengetahui kondisi perusahaan

melalui pengungkapan kinerja keuangan yang akurat, tepat waktu dan transparan.

Kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung pada tata kelola

perusahaannya. Dalam banyak kasus, terdapat kasus-kasus yang menunjukkan

pentingnya penerapan good corporate governance dalam perusahaan. Skandal

keuangan yang terjadi pada Enron, Tyco, Worldcom, Merck, Global Crossing dan

mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat meningkatkan kajian mengenai

corporate governance (cornett, dkk 2006 dalam Hastuti 2011). Corporate

Governance di Indonesia dirasa sangat diperlukan setelah terjadinya krisis

moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1998. Perusahaan pada saat itu

dinilai tidak transparan dalam menyajikan laporan keuangan dan terkesan

dimanipulasi. Selain itu, jauh sesudah krisis tahun 1998 Indonesia masih terjadi

beberapa kasus manipulasi laporan keuangan seperti PT. Lippo dan PT. Kimia

Farma. Peristiwa-peristiwa tersebut dipandang akibat lemahnya mutu tata kelola

perusahaan sehingga banyak perusahaan mengalami kebangkrutan.

Page 20: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

2

Bukti menunjukkan lemahnya praktik corporate governance di Indonesia

mengarah ada defisiensi pembuatan keputusan dalam perusahaan dan tindakan

perusahaan (Alijoyo dkk., 2004 dalam Hastuti, 2011). Corporate governance

merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui

supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas

manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan.

Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan

yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan (Hastuti, 2011).

Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh James D. Wolfensohn,

President of the World Bank, c. (1999), terdapat dua teori utama yang terkait

dengan Corporate Governance adalah stewardship theory dan agency theory.

Stewardship theory dibangun diatas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni

bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh

tanggung jawab memiliki, integrasi, dan kejujuran terhadap pihak lain. Dengan

kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai dapat dipercaya

untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya

maupun shareholders pada khususnya. Sedangkan agency theory memandang

bahwa manajemen tidak dapat dipercaya untuk bertindak sebaik-baiknya untuk

kepentingan publik maupun shareholders. Agency theory menyatakan

permasalahan agency muncul ketika pengelolaan suatu perusahaan terpisah dari

kepemilikannya. Pemilik sebagai pemasok modal perusahaan mendelegasikan

wewenang atas pengelolaan perusahaannya kepada manajer. Hal ini dapat

berakibat terjadi ketimpangan informasi (asimetri infomasi) antara manajer dan

Page 21: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

3

shareholder. Manajer sebagai eksekutif yang menjalankan perusahaan

mempunyai informasi yang lebih rinci mengenai perusahaan daripada

shareholders. Dengan informasi yang dimilikinya manajer dapat bertindak untuk

menguntungkan dirinya sendiri dan mengesampingkan kepentingan sharehorders

serta kinerja perusahaan. Adanya benturan kepentingan ( conflict of interest )

antara manajer dan shareholders dapat menurunkan kinerja perusahaan dan

menghilangkan minat investor untuk berinvestasi karena hilangya kepercayaan

investor pada kemampuan perusahaan terhadap return dari investasi yang telah

mereka tanam.

Penerapan konsep good corporate governance juga sangat penting bagi

sektor perbankan. Sektor perbankan merupakan industri jasa keuangan yang

berperan penting dalam perkembangan perekonomian negara, terlebih lagi

perbankan mempunyai regulasi yang lebih ketat bila dibandingkan dengan sektor

industri yang lain. Perbankan harus memenuhi kondisi CAR minimum dan

dinyatakan sehat oleh Bank Indonesia yang ditentukan dari laporan keuangannya.

Untuk menciptakan industri perbankan yang sehat, kuat dan dapat dipercaya oleh

masyarakat maka perbankan harus dikelola secara profesional dalam hal sumber

daya manusia maupun manajemennya. Deregulasi perbankan pada tahun 1988

secara tidak langsung mempunyai peran terhadap terjadinya krisis ekonomi yang

dialami Indonesia pada tahun 1998. Krisis tersebut telah menghancurkan

perekonomian negara termasuk sektor perbankan yang mengakibatkan

menurunnya kinerja keuangan perbankan.

Page 22: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

4

Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebagai bank konvensional wajib

menerapkan good corporate governance. Kepemilikan BPD didominasi oleh

pemerintah daerah, bisa pemerintah provinsi maupun kabupaten. BPD merupakan

bank yang memiliki wilayah operasional di tingkat regional, maka dari itu BPD

lebih mengerti mengenai potensi-potensi yang ada di daerah sehingga

pertumbuhan ekonomi lingkup regional banyak dipengaruhi oleh kinerja BPD.

Menurut Darwanto (2012) BPD mempunyai beberapa permasalahan meliputi

produk dan layanan terbatas, rendahnya SDM, kurangnya kemitraan dan

kurangnya modal. Maka dari itu, dengan penerapan konsep good corporate

governance dalam BPD diharapkan dapat meminimalkan resiko dan mengatasi

masalah-masalah pada BPD serta dapat meningkatkan kinerja BPD.

Peraturan terkait penerapan corporate governance di Indonesia

dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI), Komite Nasional Kebijakan Governance

(KNKG), Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) yang mulai tahun 2012

dilebur menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maupun Keputusan Menteri

BUMN. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/27/PBI/2011 tentang Perubahan atas

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum serta Surat

Edaran Nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance bagi Bank Umum. Bank wajib melaksanakan kegiatan

usahanya dengan berpedoman pada prinsip Good Corporate Governance. Pada

tahun 2012, KNKG menerbitkan Prinsip Dasar dan Pedoman Pelaksanaan Good

Corporate Governance Perbankan Indonesia. Keputusan Ketua Badan Pasar

Modal Nomor Kep-06/PM/2000 tentang Perubahan Peraturan Nomor VIII.G.7

Page 23: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

5

tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan bahwa untuk meningkatkan

kualitas keterbukaan laporan keuangan Emiten dan Perusahaan Publik dan

mendorong terciptanya good corporate governance, ketentuan mengenai

Pedoman Penyajian Laporan Keuangan perlu disesuaikan dengan perkembangan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK). (Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-

117/M-MBU/2002) tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bahwa untuk lebih meningkatkan kinerja

BUMN, pelaksanaan prinsip good corporate governance perlu lebih

dioptimalkan. Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merilis pakta Governance

yang berisi komitmen untuk meningkatkan kualitas Good Corporate Governance

(GCG) pada industri jasa keuangan. OJK juga bekerja sama dengan International

Finance Corporation (IFC) mengembangkan dan meluncurkan peta jalan

(roadmap) dan buku panduan corporate governance.

Berghe dan Ridder (1999) dalam Hastuti (2011) menyatakan bahwa

menghubungkan kinerja perusahaan dengan good corporate governance tidak

mudah dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan tidak ada hubungan

corporate governance dengan kinerja perusahaan, misalnya penelitian Daily dkk.

(1998) dan hasil survey CBI, Deloitte dan Touche (1996) dalam Darmawati

(2004). Demikian juga dengan Young (2003) yang menganalisis beberapa

penelitian yang menghubungkan corporate governance dengan kinerja

perusahaan. Di lain pihak, berdasarkan beberapa hasil penelitian, Berghe dan

Ridder menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai poor perfomance

disebabkan oleh poor governance. Core et al (1999) menyatakan bahwa

Page 24: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

6

perusahaan di AS dengan struktur corporate governance yang lemah kinerjanya

tidak lebih baik daripada perusahaan yang memiliki struktur corporate

governance yang baik. `

Penelitian mengenai ukuran dewan komisaris memiliki hasil yang

beragam. Beasley (1996) menemukan bahwa semakin besar ukuran dewan

komisaris maka semakin besar kecurangan dalam pelaporan keuangan. Sekaredi

(2011) menyatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sementara Hardikasari (2011) menyatakan

ukuran dewan komisaris berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja

perusahaan.

Ukuran dewan direksi juga memiliki hasil penelitian yang beragam,

Eisenberg et al. (1998) menyatakan bahwa ada hubungan yang negatif antara

ukuran dewan dengan kinerja perusahaan, dengan meggunakan sampel

perusahaan di Finlandia. Sedangkan Dalton et al. (1999) menyatakan adanya

hubungan positif antara ukuran dewan direksi dengan kinerja perusahaan.

Berkaitan dengan komite audit, ada berbagai penelitian. Sam’ani (2008)

mengatakan bahwa komite audit mempunyai peran yang penting dan strategis

dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan.

Sedangkan penelitian Sekaredi dan Adiwibowo (2011) menyatakan bahwa komite

audit berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Penerapan manajemen risiko dilakukan dengan berpedoman pada

Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank

Umum No. 11/25/PBI/2009 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP

Page 25: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

7

tanggal 25 Oktober 2011. Maryatini (2006) menemukan bahwa struktur resiko

keuangan dan perataan laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Penelitian mengenai independensi dewan terhadap kinerja perusahaan

ternyata masih beragam. Ada penelitian yang menyatakan bahwa tingginya

proporsi dewan independen berhubungan positif dengan kinerja perusahaan

(Yermack, 1996; Daily & Dalton, 1993; Strearns & Mizruchi, 1993) dalam

Hastuti (2011). Sedangkan penelitian yang lain menyatakan dewan independen

berhubungan negatif dengan kinerja (Baysinger, Kosnik & Turk, 1991;Goodstein

& Boeker, 1991) dalam Hastuti (2011). Independensi dewan komisaris

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, namun belum

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan (Lastanti, 2004).

Sementara variabel kepemilikan institusional dan tingkat konsentrasi kepemilikan

belum berpengaruh secara signifikan baik terhadap nilai perusahaan maupun

kinerja keuangan (Lastanti, 2004).

Menurut Arifin (2005) auditor eksternal memiliki peranan sangat penting

(crucial) karena auditor bertugas memverifikasi kewajaran berbagai informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan. Beberapa perusahaan memilih untuk

menggunakan auditor eksternal yang berstandarisasi internasional untuk menilai

kualitas auditnya guna meningkatkan kepercayaan investor dan pemegang saham.

Penelitian mengenai kualitas audit juga dilakukan oleh Meutia (2004) yang

menyimpulkan bahwa perusahaan yang memakai kantor akuntan publik yang

lebih besar (Big 4), kualitas audit yang dihasilkan juga lebih baik.

Page 26: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

8

Penelitian mengenai pemegang saham pengendali pernah dilakukan oleh

Shleifer dan Vishny (1986) dalam Lastanti (2004) menunjukan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara konsentrasi kepemilikan dengan nilai

perusahaan, Pemegang saham pengendali (large shareholders) dapat mengurangi

freerider yang merupakan masalah bagi investor kecil sehingga dapat

meningkatkan nilai perusahaan.

Whistleblowing system digunakan untuk mendeteksi dan mengungkap

wrongdoing yang terjadi di dalam sebuah organisasi. Di Indonesia sudah ada

Pedoman Sistem Pelaporan dan Pelanggaran (SPP) atau Whistleblowing System

(WBS) yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)

pada 10 November 2008. Miceli dan Near (2002) menyatakan bahwa kebanyakan

whistleblower pertama kali mengungkapkan penemuannya kepada internal

perusahaan sebelum melaporkannya kepada publik. Penelitian yang mengaitkan

whistleblowing dengan akuntansi manajemen masih sedikit (Putri, 2012).

Penelitian ini memakai konsep indikator mekanisme corporate governance

yang terdiri dari: dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, komite pemantau

risiko, komisaris independen, kualitas audit eksternal, pemegang saham

pengendali dan keberadaan whishtleblowing system terhadap kinerja keuangan

pada industri perbankan (BPD) di Indonesia dimana diproksi dengan Risk Based

Bank Rating (RBBR) yang meliputi permodalan (CAR), Good Corporate

Governance, rentabilitas (NIM), dan profil risiko (LDR) sesuai dengan ketentuan

dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Page 27: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

9

variabel corporate governance yang telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan

bisnis dan peraturan di Indonesia.

Berdasarkan uraian di atas, maka skripsi ini diberi judul “ PENGARUH

MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Kasus pada Bank

Pembangunan Daerah di Indonesia Tahun 2010-2013)”

1.2 Rumusan Masalah

Perbankan merupakan perusahaan finansial yang keberadaaanya sangat

vital dalam perekonomian sebuah negara. Hampir seluruh transaksi finansial

melibatkan perbankan sebagai lembaga untuk lalu lintas transaksi. Sebagai

lembaga finansial, perbankan mempunyai regulasi yang lebih ketat dibandingkan

persahaan lainnya. Regulasi perbankan di Indonesia sebelumnnya diatur oleh

Bank Sentral yaitu Bank Indonesia. Tetapi sejak tanggal 31 Desember 2013 sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan

(OJK), fungsi pengaturan dan pengawasan bank dilakukan oleh Otoritas Jasa

Keuangan (OJK).

Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan

stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri

perbankan, Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman

pada prinsip GCG. (Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP/2013).

Penerapan Good Corporate Governance pada perbankan menjadi salah satu faktor

Page 28: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

10

acuan dalam menilai sehat atau tidaknya perbankan dan tingkat kepercayaan

masyarakat pada bank tersebut.

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang diajukan dalam

penelitian ini akan menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance yang

meliputi dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, komite pemantau risiko,

komisaris independen, kualitas audit, pemegang saham pengendali dan

whistleblowing system terhadap kinerja keuangan perbankan (BPD) yang diproksi

dari segi permodalan menggunakan CAR, rentabilitas menggunakan NIM dan

profil risiko menggunakan LDR.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai

pengaruh penerapan Corporate Governance yang terdiri dari indikator: ukuran

dewan komisaris, ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, ukuran komite

pemantau risiko, komisaris independen, kualitas audit eksternal, pemegang saham

pengendali, dan keberadaan whishtleblowing system terhadap kinerja keuangan

perbankan di Indonesia.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritik

Sebagai bahan masukan, pertimbangan dan sumber kepustakaan bagi

peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian tentang Corporate

Governance di perbankan.

Page 29: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

11

2. Kegunaan Praktis

Sebagai bahan pertimbangan investor jika hendak berinvestasi pada

perusahaan atau perbankan yang telah menerapkan Good Corporate

Governance. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan

dan masukan bagi perusahaan khususnya perbankan dalam menerapkan

Good Corporate Governance.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan akan menguraikan secara garis besar isi dari setiap

bab yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN: Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TELAAH PUSTAKA: Bab ini membahas mengenai teori-teori yang

menjadi dasar acuan teori dan untuk memperkuat penelitian yang akan dilakukan.

Mencakup landasan teori, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN: Bab ini memaparkan tentang variabel

penelitian dan definisi operasional penelitian, penentuan sampel penelitian, jenis

dan sumber data, serta metode pengumpulan data dan metode analisis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN: Bab ini merupakan isi pokok dari

penelitian yang berisi deskripsi objek penelitian, analisis data, dan pembahasan

sehingga dapat diketahui hasil analisis yang diteliti mengenai hasil pengujian

hipotesis.

BAB V PENUTUP: Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan

penelitian serta saran bagi penelitian berikutnya.

Page 30: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

12

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Keagenan ( Agency Theory )

Teori agensi membahas adanya hubungan kepemilikan yang terpisah

dengan agen. Hubungan keagenan tersebut merupakan kontrak antara pemilik dan

manajemen (Jensen dan Meckling, 1976 ). Teori ini mengacu pada pemilik

(principal) sebagai penyedia modal yang mendelegasikan kewenangan untuk

mengurus perusahaan kepada manajer (agent). Pemilik berharap manajer bekerja

semaksimal mungkin untuk kemajuan perusahaan. Sedangkan manajer berupaya

untuk memenuhi kepentingan pribadinya. Jika keduanya memaksimalkan peran

yang mereka miliki ( utility maximizier ) maka akan terjadi konflik kepentingan

(conflict of interest) antara pemilik dengan manajer. Menurut Eisenhardt (1989)

ada tiga asumsi dasar sifat manusia yaitu :

1. Manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri ( self-interest )

2. Manusia mempunyai daya pikir terbatas mengenai persepsi di masa

mendatang (bounded rationally )

3. Manusia selalu menghindari resiko ( risk adverse )

Manajer tidak selalu mengikuti keinginan pemilik karena adanya kepentingan

pribadi dan psikologis manajer . Selain itu, manajer memiliki informasi yang lebih

banyak dibandingkan pemilik ( asimetri informasi ), hal ini dapat mengakibatkan

manajer untuk berbuat kecurangan seperti manajemen laba untuk meningkatkan

Page 31: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

13

kekayaan pribadi. Untuk mengontrol agar agen selalu bertindak sesuai dengan

keinginan pemilik, maka pemilik harus mengeluarkan agency cost yang dapat

berupa gaji atau insentif lainnya. Penerapan corporate governance dapat menjadi

control pemilik pada manajer yang bertujuan untuk meminimalkan konflik

kepentingan antara pemilik dan manajer.

2.2 Corporate Governance

2.2.1 Definisi Corporate Governance

Menurut Forum For Corporate Governance in Indonesia ( FCGI )

corporate governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan

antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah,karyawan serta

para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan

hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan

dan mengendalikan perusahaan.

The Organization for Economic Corporation and Development (1999)

mendefinisikan corporate governance sebagai berikut :

“The system by which business corporations are directed and control. The

corporate governance structure specifies the distribution of right and

responsibilities among different participant in the corporation, suc as the

board, the managers, shareholders and other stakeholders, and spells out

the rule ang procedure for making decision on corporate affairs. By doing

this, it also provides the structure through which the company objectives

are set, and the means of attaining those objectives and monitoring

performance.”

Sedangkan dalam buku Solomon (2008), corporate governance

merupakan sistem check and balance, baik internal maupun eksternal perusahaan

yang memastikan bahwa perusahaan melaksanakan akuntabilitas kepada semua

Page 32: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

14

pemangku kepentingan (stakeholder) dan secara sosial bertanggung jawab

disemua aktivitas bisnisnya.

Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang

menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas

(accountability), pertanggungjawaban (responbillity), independensi

(independency), dan kewajaran (fairness). (Peraturan Bank Indonesia No.

8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank

Umum).

2.2.2 Prinsip Good Corporate Governance

Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006

tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan Surat

Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP/2013 tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance bagi Bank Umum, maka Good Corporate

Governance pada perbankan mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Transparansi (transparency)

Keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta

keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan.

2. Akuntabilitas (accountability)

Kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga

pengelolaannya berjalan secara efektif

3. Pertanggungjawaban (responsibility)

Kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan prinsip pengelolaan Bank yang sehat

Page 33: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

15

4. Independensi (independency)

Pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun

5. Kewajaran (fairness)

Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul

berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2.3 Manfaat dan Tujuan Corporate Governance

Esensi corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan

melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas

manajemen terhadap shareholder dan pemakai kepentingan lainnya, berdasarkan

kerangka aturan dan peraturan yang berlaku (Tri Gunarsih, 2003 dalam

Hardikasari 2011). Disamping hal tersebut corporate governance juga mempunyai

manfaat, yaitu sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan

keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan

dengan lebih baik, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.

2. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga

dapat lebih meningkatkan corporate value.

3. Mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung pemegang saham

sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.

4. Meningkatkan nilai saham perusahaan sehingga dapat meningkatkan citra

perusahaan kepada publik lebih luas dalam jangka panjang.

Page 34: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

16

5. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di

Indonesia.

Sedangkan tujuan corporate governance adalah sebagai berikut :

1. Melindungi hak dan kepentingan stakeholder pemegang saham maupun non

pemegang saham.

3. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.

4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus dan manajemen

perusahaan.

5. Meningkatkan mutu hubungan dewan pengurus atau Board of Directors dengan

manajemen senior perusahaan.

2.2.4 Mekanisme Corporate Governance

Mekanisme merupakan suatu aturan atau prosedur untuk melaksanakan

kegiatan agar berjalan sesuai dengan arah yang telah ditetapkan. Mekanisme

corporate governance sendiri merupakan aturan atau prosedur yang dilaksanakan

untuk mengendalikan perusahaan guna memberikan nilai tambah bagi pemegang

saham dan stakeholder secara berkesinambungan dengan memperhatikan

peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Mekanisme corporate

governance diarahkan untuk menjamin dan mengawasi berjalannya sistem

governance dalam sebuah organisasi (Ujiyanto, 2005) dalam (Arifin, 2010).

Penerapan mekanisme yang efektif dan konsisten diyakini dapat mengurangi

agency cost, meningkatkan nilai saham di mata public dalam jangka panjang.

Menurut Iskandar & Chamlao (2000) dalam Lastanti (2004) dalam

penerapan corporate governance terdapat dua mekanisme, yaitu mekanisme

Page 35: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

17

internal dan mekanisme eksternal. Mekanisme internal merupakan cara

mengendalikan perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses internal

seperti rapat umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direksi, komite

audit. Sedangkan mekanisme eksternal merupakan cara mengendalikan

perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses eksternal yang ada di luar

perusahaan baik ekonomi, hukum, dan sosial untuk mengontrol jalannya

perusahaan agar sesuai dengan keinginan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya.

Penelitian ini membahas tentang mekanisme internal corporate

governance yang meliputi dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, komite

pemantau risiko, komisaris independen, kualitas audit, pemegang saham

pengendali, dan penerapan whistleblowing system pada perbankan.

2.3 Kinerja Perbankan

Kinerja merupakan suatu tindakan untuk mencapai tujuan yang diukur

dengan membandingkan pada standar tertentu. Tujuan dari dilakukannya

pengukuran kinerja perbankan tidak jauh berbeda dengan kinerja perusahaan.

Pengukuran kinerja dibutuhkan untuk menentukan strategi-strategi yang tepat

dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan mencapai tujuan perusahaan di

masa depan. Pengukuran kinerja perusahaan terbagi menjadi dua yaitu

pengukuran kinerja keuangan dan pengukuran kinerja non keuangan. Kinerja

keuangan diukur dengan satuan mata uang. Sedangkan kinerja non keuangan

diukur dengan indikator non keuangan.

Page 36: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

18

Penilaian pada perbankan merupakan suatu faktor yang sangat penting

bagi stakeholders seperti manajemen bank, nasabah, mitra bisnis, investor dan

pemerintah. Bank yang dapat menjaga kinerjanya dengan baik terutama tingkat

profitabilitasnya yang tinggi dan mampu membagikan deviden dengan baik serta

prospek usahanya dapat selalu berkembang dan dapat memenuhi ketentuan

prudential banking regulation dengan baik, maka ada kemungkinan nilai

sahamnya dan jumlah dana pihak ketiga akan naik. Kenaikan nilai saham dan

jumlah dana pihak ketiga ini merupakan salah satu indikator naiknya kepercayaan

masyarakat kepada bank yang bersangkutan. ( Hardikasari, 2011 ).

Kinerja perbankan memiliki hubungan erat dengan tingkat kesehatan bank.

Pada surat edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP/2013, bank dituntut untuk

melakukan penilaian tingkat kesehatan bank sendiri (self-assessment)

menggunakan pendekatan Risiko (Risk Based Bank Rating/RBBR) baik secara

individual maupun secara konsolidasi yang mencakup penilaian faktor Good

Corporate Governance (GCG) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank

Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum serta pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam surat edaran (SE)

Bank Indonesia No.13/24pl/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang penilaian

tingkat kesehatan bank umum. Penilaian faktor Good Corporate Governance

(GCG) dalam penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dengan menggunakan

pendekatan risiko (RBBR) merupakan pengganti dari penilaian terhadap faktor

Manajemen dalam penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum berdasarkan

CAMELS rating.

Page 37: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

19

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu telah meneliti tentang corporate

governance. Hasil dari penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan referensi dan

perbandingan, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Sam’ani (2008)

Meneliti tentang pengaruh penerapan elemen-elemen good corporate

governance terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di BEI tahun

2004-2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas komisaris,

ukuran dewan direksi dan komite audit mempunyai hubungan positif

signifikan terhadap kinerja perbankan. Kepemilikan institusional dan rasio

leverage mempunyai hubungan negative dan signifikan terhadap kinerja

perbankan. Tetapi komisaris independen secara signifikan tidak dapat

mempengaruhi kinerja perbankan.

2. Irmala Sari (2010)

Meneliti tentang corporate governance pada kinerja perbankan yang

diproksi dengan ROA. Indikator corporate governance yang digunakan yaitu

Pemegang Saham Pengendali (Large Shareholders), Kepemilikan Asing

(Foreign Ownership), Kepemilikan Pemerintah (Government Ownership),

Ukuran Dewan direksi, Ukuran Dewan komisaris (Board Size), Komisaris

Independen (Board Independence), CAR, Auditor Eksternal (Big 4), Ukuran

Bank.

Hasil dari penelitian ini adalah Mekanisme Pemantauan Kepemilikan

menujukan hubungan yang tidak signifikan terhadap kinerja perbankan,

Page 38: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

20

Mekanisme Pemantauan Pengendalian Internal menujukan hubungan yang

negatif signifikan terhadap kinerja perbankan kecuali hanya satu ukuran

dewan direksi yang menujukan hubungan yang positif namun tidak signifikan.

Mekanisme Pemantauan Regulator melalui persyaratan cadangan atau

Rasio Kecukupan Modal (CAR) menunjukan hubungan yang positif signifikan

terhadap kinerja perbankan dengan variabel kontrol ukuran bank yang

diproksikan oleh total assets.

Mekanisme Pemantauan Pengungkapan melalui auditor eksternal

(BIG 4) menunjukan hubungan yang positif signifikan terhadap kinerja

perbankan, Mekanisme Pemantauan Tata Kelola Yang Baik masih menjadi

masalah dalam rangka meningkatkan tujuan yang ingin dicapai oleh

shareholders dan stakeholders.

3. Pratiwi (2012)

Meneliti tentang pengaruh corporate governance terhadap kinerja

perbankan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank

konvensional yang berjumlah 18 bank. Corporate governance dalam

penelitian ini diproksi oleh dewan komisaris, dewan direksi, komisaris

independen dan kepemilikan institusional, sedangkan kinerja perbankan

diproksi oleh ROA.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya dewan direksi yang

mempunyai hubungan positif signifikan terhadap kinerja perbankan,

sedangkan variabel lainnya yaitu dewan komisaris, komisaris independen dan

Page 39: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

21

kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

kinerja perbankan.

4. Siagian (2013)

Meneliti tentang pengaruh corporate governance terhadap kinerja

perusahaan perdagangan dan jasa tahun 2009-2011. Kinerja keuangan pada

penelitian ini diproksi dengan ROE. Hasil dari penelitian ini adalah proporsi

komisaris independen dan komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap

kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE. Hanya ukuran perusahaan yang

memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan.

5. Noorizkie (2013)

Meneliti tentang pengaruh mekanisme corporate governance terhadap

kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-

2011. Kinerja keuangan perusahaan diproksi dengan ROA dan menggunakan

sampel sebanyak 110 perusahaan.

Hasil dari penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris dan ukuran

komisaris independen tidak berpengaruh signifikan walaupun memiliki pola

hubungan yang positif. Ukuran komite audit dan kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh signifikan dan memiliki pola hubungan yang negatif. Sedangkan

dewan direksi memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kinerja keuangan

perusahaan. Kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang signifikan

tetapi memiliki pola hubungan yang negatif.

6. Fanta, et al (2013)

Page 40: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

22

Meneliti tentang corporate governance pada kinerja perbankan di

Ethiophia dengan ketiadaan pasar modal. Kinerja perbankan diproksi dengan

ROA dan ROE. Corporate governance pada penelitian ini menggunakan

indikator ukuran dewan, komite audit, mekanisme tata kelola perusahaan

eksternal, current ratio, CAR, LLP, dan LDR. Dengan menggunakan sampel

dua bank milik pemerintah dan tujuh bank milik swasta memperoleh hasil

bahwa corporate governance berpengruh pada kinerja perbankan di Ethiophia.

7. Noviawan (2013)

Meneliti tentang pengaruh mekanisme corporate governance dan

struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011. Kinerja keuangan diproksi dengan

ROA dan penelitian ini tidak mempertimbangkan proses kerja yang dilakukan

dewan komisaris, dewan direksi serta komite audit. Penelitian ini juga tidak

mempertimbangkan kondisi lingkungan perusahaan.

Hasil dari penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris dan

kepemilikan manajerial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja

keuangan. Komisaris independen dan ukuran komite audit berpengaruh

negative tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Ukuran dewan direksi

dan kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja

keuangan.

Ringkasan mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang pernah

dilakukan dan perbedaannya dirangkum dalam tabel 2.1 yang tersaji sebagai

berikut:

Page 41: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

23

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian-Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Variabel Hasil

1. Sam’ani

(2008)

Variabel independen:

elemen-elemen good

corporate governance

Variabel dependen: kinerja

keuangan perbankan.

aktivitas komisaris, ukuran

dewan direksi dan komite

audit mempunyai hubungan

positif signifikan terhadap

kinerja perbankan.

Kepemilikan institusional

dan rasio leverage

mempunyai hubungan

negative dan signifikan

terhadap kinerja perbankan.

Tetapi komisaris

independen secara

signifikan tidak dapat

mempengaruhi kinerja

perbankan.

2. Irmala

Sari

(2010)

Variabel independen:

corporate governance

dengan indicator

Pemegang Saham

Pengendali (Large

Shareholders),

Kepemilikan Asing

(Foreign Ownership),

Kepemilikan Pemerintah

(Government Ownership),

Ukuran Dewan direksi,

Mekanisme Pemantauan

Kepemilikan menujukan

hubungan yang tidak

signifikan terhadap kinerja

perbankan.

Mekanisme Pemantauan

Pengendalian Internal

menujukan hubungan yang

negatif signifikan terhadap

kinerja perbankan.

Mekanisme Pemantauan

Page 42: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

24

Ukuran Dewan komisaris

(Board Size), Komisaris

Independen (Board

Independence), CAR,

Auditor Eksternal (Big 4),

Ukuran Bank

Variabel dependen: kinerja

perbankan (ROA)

Regulator melalui

persyaratan cadangan atau

Rasio Kecukupan Modal

(CAR) menunjukan

hubungan yang positif

signifikan terhadap kinerja

perbankan.

Mekanisme Pemantauan

Pengungkapan melalui

auditor eksternal (BIG 4)

menunjukan hubungan yang

positif signifikan terhadap

kinerja perbankan

3. Pratiwi

(2012)

Variabel independen:

indikator corporate

governance yaitu dewan

direksi, dewan komisaris,

komisaris independen dan

kepemilikan institusional.

Variabel dependen: kinerja

perbankan (ROA)

dewan direksi yang

mempunyai hubungan

positif signifikan terhadap

kinerja perbankan,

sedangkan variabel lainnya

yaitu dewan komisaris,

komisaris independen dan

kepemilikan institusional

tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap kinerja

perbankan.

4. Siagian

(2013)

Variabel independen:

corporate governance

dengan indikator proporsi

komisaris independen,

komite audit dan ukuran

proporsi komisaris

independen dan komite

audit tidak memiliki

pengaruh terhadap kinerja

perusahaan yang diukur

Page 43: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

25

perusahaan.

Variabel dependen: kinerja

perusahaan perdagangan

dan jasa (ROE)

dengan ROE. Hanya ukuran

perusahaan yang memiliki

pengaruh terhadap kinerja

perusahaan.

5. Noorizkie

(2013)

Variabel independen:

ukuran dewan komisaris

independen, ukuran

komite audit, dewan

direksi, kepemilikan

manajerial dan

kepemilikan institusional.

Variabel dependen: kinerja

keuangan perusahaan

manufaktur (ROA)

ukuran dewan komisaris dan

ukuran komisaris

independen tidak

berpengaruh signifikan

walaupun memiliki pola

hubungan yang positif.

Ukuran komite audit dan

kepemilikan manajerial

tidak berpengaruh signifikan

dan memiliki pola hubungan

yang negatif.

Sedangkan dewan direksi

memiliki pengaruh

signifikan positif terhadap

kinerja keuangan

perusahaan.

Kepemilikan institusional

mempunyai pengaruh yang

signifikan tetapi memiliki

pola hubungan yang negatif.

6. Fanta, et al

(2013)

Variabel independen:

Corporate governance

dengan indikator ukuran

dewan, komite audit,

mekanisme tata kelola

perusahaan eksternal,

corporate governance

berpengruh pada kinerja

perbankan di Ethiophia.

Page 44: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

26

current ratio, CAR, LLP,

dan LDR.

Variabel dependen: kinerja

perbankan (ROA dan

ROE)

7. Noviawan

(2013)

Variabel independen:

mekanisme corporate

governance dan struktur

kepemilikan

Variabel dependen: kinerja

keuangan (ROA)

ukuran dewan komisaris dan

kepemilikan manajerial

berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap kinerja

keuangan. Komisaris

independen dan ukuran

komite audit berpengaruh

negatif tidak signifikan

terhadap kinerja keuangan.

Ukuran dewan direksi dan

kepemilikan institusional

berpengaruh positif

signifikan terhadap kinerja

keuangan.

Sumber: Data Sekunder yang Diolah

2.5 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang sudah diuraikan,

maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah adanya indikator dalam suatu

perusahaan perbankan yaitu ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, dan

ukuran perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap baik atau tidaknya kinerja

keuangan yang ada dalam suatu perusahaan perbankan. Dalam pengukuran kinerja

keuangan tersebut menggunakan alat pengukuran yaitu CAR, NIM dan LDR.

Kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 2.1 berikut :

Page 45: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

27

Gambar 2.1

Model Kerangka Pemikiran Penelitian

Variabel Independen: Variabel Dependen

Mekanisme corporate governance Kinerja Keuangan

Variabel Kontrol

Dewan Komisaris

Dewan Direksi

Komite Audit

Komite Pemantau

Risiko

Ukuran Perusahaan

Whistleblowing

System

Pemegang Saham

Pengendali

Kualitas Audit

Komisaris

Independen LDR

NIM

CAR

Page 46: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

28

2.6 Perumusan Hipotesis

2.6.1 Pengaruh Dewan Komisaris terhadap Kinerja Keuangan Perbankan

Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP Tahun 2013

menyebutkan Bank wajib melaksanakan prinsip GCG dalam setiap kegiatan

usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi yang meliputi Dewan

Komisaris dan Direksi sampai dengan pegawai tingkat pelaksana. Dewan

komisaris berfungsi untuk memonitor kinerja manajer dan memberikan nasehat

kepada direksi serta memastikan perusahaan melakukan praktik good corporate

governance. Keberadaan dewan komisaris diharapkan dapat meminimalisir

benturan kepentingan antara dewan direksi dengan pemegang saham.

Penelitian mengenai dewan komisaris terhadap kinerja keuangan memiliki

hasil yang beragam. Semakin besar ukuran dewan komisaris dapat berakibat pada

makin buruk kinerja yang dimiliki perusahaan (Yermack 1996, Beaslley 1996,

Sundgren dan Wells 1998, Jensen 1993) dalam Hastuti (2011). Hal tersebut dapat

dijelaskan bahwa dengan adanya agency problem, yaitu semakin besar ukuran

dewan komisaris maka akan mengalami kesulitan dalam menjalankan perannya,

diantaranya kesulitan dalam berkomunikasi dan mengkoordinir kerja dari masing-

masing anggota dewan itu sendiri, kesulitan dalam mengawasi dan mengendalikan

tindakan manajemen, serta kesulitan dalam mengambil keputusan (Yermack 1996,

Jensen 1993) dalam Hastuti (2011). Sedangkan menurut Chtourou et al (2001)

dalam Sari (2010) menyatakan bahwa dengan ukuran dewan yang semakin besar

maka monitoring manajemen perusahaan akan semakin baik. Dalam penelitian ini

hipotesis yang diajukan adalah:

Page 47: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

29

H1a: Dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(CAR)

H1b: Dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(NIM)

H1c: Dewan komisaris berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(LDR)

2.6.2 Pengaruh Dewan Direksi terhadap Kinerja Keuangan Perbankan

Dewan direksi berperan dalam menentukan kebijakan jangka pendek

maupun jangka panjang perusahaan. Seberapa besar dewan direksi yang

dibutuhkan oleh perusahaan juga masih menjadi pertanyaan. Semakin banyak

anggota dewan direksi maka akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi,

pengawasan dan pengambilan keputusan (Yermack 1996, Jensen 1993) dalam

Hardikasari (2011). Eisenberg et al. (1998) menyatakan bahwa ada hubungan

yang negatif antara ukuran dewan dengan kinerja perusahaan, dengan

meggunakan sampel perusahaan di Finlandia. Sedangkan Dalton et al. (1999)

menyatakan adanya hubungan positif antara ukuran dewan direksi dengan kinerja

perusahaan. Rumusan hipotesis yang diajukan adalah:

H2a: Dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(CAR)

H2b: Dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(NIM)

H2c: Dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(LDR)

Page 48: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

30

2.6.3 Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan Perbankan

Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: Kep-

117/M-MBU/2002 menjelaskan bahwa tujuan Komite Audit adalah untuk

membantu Dewan Komisaris atau dewan pengawas dalam memastikan efektivitas

sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan

internal. Sam’ani (2008) mengatakan bahwa komite audit mempunyai peran yang

penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan

laporan keuangan. Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan

fungsi kepengawasannya dengan melaksanakan kajian atas integritas laporan

keuangan, manajemen risiko dan pengendalian internal. Selain itu, komite audit

juga bertanggungjawab atas kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan hukum dan

perundang-undangan. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah:

H3a: Komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(CAR)

H3b: Komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(NIM)

H3c: Komite audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(LDR)

2.6.4 Pengaruh Komite Pemantau Risiko terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan

Komite pemantau risiko dibentuk dalam rangka mendukung efektivitas

tugas dan tanggung jawab dewan komisaris. Komite pemantau risiko bertugas

untuk melakukan pengawasan secara aktif atas pengelolaan risiko di perusahaan.

Page 49: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

31

Pengawasan risiko yang buruk dapat mempengaruhi citra perusahaan. Maryatini

(2006) menemukan bahwa struktur resiko keuangan dan perataan laba

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Rumusan hipotesis yang diajukan adalah:

H4a: Komite pemantau risiko berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (CAR)

H4b: Komite pemantau risiko berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (NIM)

H4c: Komite pemantau risiko berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (LDR)

2.6.5 Pengaruh Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan

Komisaris Independen merupakan anggota Dewan Komisaris yang tidak

memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau

hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau

pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen. Dalam pelaksanaan GCG,

diperlukan keberadaan Komisaris Independen dan Pihak Independen untuk

menghindari benturan kepentingan (conflict of interest) dalam pelaksanaan tugas

seluruh tingkatan atau jenjang organisasi Bank, check and balance, serta

melindungi kepentingan stakeholders khususnya pemilik dana dan pemegang

saham minoritas (Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP Tahun 2013)

Penelitian mengenai dampak dari independensi dewan komisaris terhadap

kinerja perusahaan ternyata masih beragam. Penelitian yang menyatakan bahwa

Page 50: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

32

tingginya proporsi dewan independen berhubungan positif dengan kinerja

perusahaan (Yermack, 1996; Daily & Dalton, 1993; Strearns & Mizruchi, 1993)

dalam Hastuti (2011). Sedangkan penelitian yang lain menyatakan dewan

independen berhubungan negatif dengan kinerja (Baysinger, Kosnik & Turk,

1991;Goodstein & Boeker, 1991) dalam Hastuti (2011). Lastanti (2004)

menyatakan bahwa independensi dewan komisaris berpengaruh positif signifikan

terhadap nilai perusahaan, namun belum berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja keuangan. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan hipotesis yang

diajukan adalah:

H5a: Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (CAR)

H5b: Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (NIM)

H5c: Komisaris Independen berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (LDR)

2.6.6 Pengaruh Kualitas Audit Eksternal terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan

Auditor eksternal mempunyai peran yang penting dalam menciptakan nilai

perusahaan dan pelaksanaan good corporate governance karena dianggap lebih

independen dibandingkan dengan auditor internal. Salah satu fungsi utama auditor

eksternal adalah menjamin berjalannya prosedur sebagaimana yang seharusnya

(complienece) dan mencegah terjadinya transaksi keuangan dan kecurangan lain

yang menyimpang (Arifin, 2005). Dalam melaksanakan tugasnya, auditor

Page 51: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

33

eksternal membutuhkan catatan akuntansi dan data penunjang dari perusahaan

klien guna memberikan pendapat atas kewajaran dan kesesuaian laporan keuangan

perusahaan dengan standar akuntansi keuangan laporan keuangan klien. Auditor

eksternal harus memberitahu perusahaan melalui komite audit mengenai kejadian

dalam perusahaan yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan-undangan

yang berlaku (Tjager, 2008). Pada penelitian sebelumnya, seperti Lennox (2000)

dalam Hastuti (2011)menyatakan bahwa teori reputasi memprediksi adanya

hubungan positif antara ukuran KAP dengan kualitas audit KAP yang besar

memiliki insentif yang lebih untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak

reputasinya dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Meutia (2004)

menyimpulkan bahwa kantor akuntan publik yang lebih besar, kualitas audit yang

dihasilkan juga lebih baik. Perusahaan yang memilih menggunakan KAP yang

besar dinilai menjalankan fungsi pengawasan dan kontrol yang lebih baik dan

dapat mendongkrak reputasi perusahaan sehingga investor tidak ragu untuk

menanamkan modalnya. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan

adalah:

H6: Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(CAR)

H6: Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(NIM)

H6: Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan

(LDR)

Page 52: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

34

2.6.7 Pengaruh Pemegang Saham Pengendali terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP Tahun 2013,

Pemegang Saham Pengendali adalah badan hukum, orang perseorangan dan/atau

kelompok usaha sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Umum.

Termasuk dalam pengertian Pemegang Saham Pengendali Bank adalah pemegang

saham Bank sampai dengan pengendali terakhir (ultimate shareholders) Bank.

Pemegang Saham Pengendali yang selanjutnya disebut dengan PSP adalah badan

hukum, orang perseorangan dan/atau kelompok usaha yang:

a. memiliki saham perusahaan atau Bank sebesar 25% (dua puluh lima persen)

atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan dan mempunyai hak suara; atau

b. memiliki saham perusahaan atau Bank kurang dari 25% (dua puluh lima

persen) dari jumlah saham yang dikeluarkan dan mempunyai hak suara namun

yang bersangkutan dapat dibuktikan telah melakukan pengendalian perusahaan

atau Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung (Peraturan Bank

Indonesia No.13/ 27 /PBI/2011).

Penelitian mengenai pemegang saham pengendali pernah dilakukan oleh

Shleifer dan Vishny (1986) dalam Lastanti (2004) menunjukan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara konsentrasi kepemilikan dengan nilai

perusahaan, Pemegang saham pengendali (large shareholders) dapat mengurangi

freerider yang merupakan masalah bagi investor kecil sehingga dapat

Page 53: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

35

meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang

diajukan adalah:

H7a: Pemegang Saham Pengendali berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (CAR)

H7b: Pemegang Saham Pengendali berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (NIM)

H7c: Pemegang Saham Pengendali berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (LDR)

2.6.8 Pengaruh Whistleblowing System terhadap Kinerja Keuangan

Perbankan

Whistleblowing system (pengaduan pelanggaran) merupakan sarana

komunikasi bagi pihak internal perusahaan untuk melaporkan

perbuatan/perilaku/kejadian yang berhubungan dengan tindakan fraud,

pelanggaran terhadap hukum, peraturan perusahaan, kode etik, dan benturan

kepentingan yang dilakukan oleh pelaku di internal perusahaan. Whistleblowing

system digunakan untuk mendeteksi dan mengungkap wrongdoing dan

meningkatkan efektivitas penerapan sistem pengendalian fraud dan Good

Corporate Governance yang terjadi di dalam sebuah organisasi. Di Indonesia

sudah ada Pedoman Sistem Pelaporan dan Pelanggaran (SPP) atau Whistleblowing

System (WBS) yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance

(KNKG) pada 10 November 2008. Miceli dan Near (2002) menyatakan bahwa

kebanyakan whistleblower pertama kali mengungkapkan penemuannya kepada

internal perusahaan sebelum melaporkannya kepada publik. Penelitian yang

Page 54: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

36

mengaitkan whistleblowing dengan akuntansi manajemen masih sedikit (Putri,

2012). Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah:

H8a: Whistleblowing system berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (CAR)

H8b: Whistleblowing system berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (NIM)

H8c: Whistleblowing system berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

perbankan (LDR)

Page 55: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini melibatkan variabel yang terdiri dari delapan variabel bebas,

tiga variable terikat dan satu variabel kontrol. Variabel independen dalam dalam

penelitian ini meliputi ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, komite

audit, komite pemantau risiko, komisaris independen, kualitas audit, pemegang

saham pengendali, keberadaan whishtleblowing system. Variabel dependennya

adalah kinerja keuangan perbankan yang diukur dengan Risk Based Bank Rating

(RBBR) melalui CAR, NIM dan LDR. Sedangkan ukuran bank menjadi variabel

kontrolnya.

3.1.1 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini meliputi :

1. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran Dewan Komisaris merupakan jumlah anggota dewan komisaris

yang bertanggung jawab mengawasi perusahaan baik dari internal mauoun

eksternal perusahaan (Beiner et al, 2003).

Fungsi dari Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan atas

kebijakan, jalannya kebijakan pada umumnya baik mengenai bank maupun usaha

dan memberikan nasehat kepada Direksi.

2. Ukuran Dewan Direksi

Page 56: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

38

Ukuran dewan direksi diukur dengan menggunkan jumlah anggota dewan

direksi dalam suatu perusahaan. Menurut Peraturan Bank Indonesia nomor

8/4/PBI/2006 jumlah anggota dewan direksi dalam suatu perusahaan paling kurang 3

orang. Fungsi dari Direksi adalah mengelola dan bertanggung jawab terhadap

jalannya operasional bank sehingga memerlukan pedoman sebagai wujud dari

komitmen direksi dalam melaksanakan tugasnya.

3. Komite Audit

Komite Audit membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi

kepengawasannya dengan melaksanakan kajian atas integritas laporan keuangan,

manajemen risiko dan pengendalian internal. Selain itu, komite audit juga

bertanggungjawab atas kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan hukum dan

perundang-undangan. Komite audit diukur dengan jumlah komite audit di dalam

perusahaan.

4. Komite Pemantau Risiko

Komite pemantau risiko dibentuk dalam rangka mendukung efektivitas

tugas dan tanggung jawab dewan komisaris. Komite Pemantau Risiko diukur

dengan jumlah komite pemantau risiko di dalam perusahaan.

5. Komisaris Independen

Komisaris Independen merupakan anggota Dewan Komisaris yang tidak

memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau

hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau

pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen. Komisaris Independen diukur

Page 57: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

39

dengan presentase komisaris independen terhadap jumlah dewan komisaris di

dalam perusahaan.

6. Kualitas Audit

Fungsi utama auditor eksternal adalah menjamin berjalannya prosedur

sebagaimana yang seharusnya (complienece) dan mencegah terjadinya transaksi

keuangan dan kecurangan lain yang menyimpang (Arifin, 2005). Kualitas audit

diukur dengan variabel dummy. Jika perusahaan menggunakan auditor big four

maka dinilai1. Sebaliknya, jika selain big four dinilai 0.

7. Pemegang Saham Pengendali

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DPNP Tahun 2013,

Pemegang Saham Pengendali adalah badan hukum, orang perseorangan dan/atau

kelompok usaha sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia

mengenai Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Umum.

Termasuk dalam pengertian Pemegang Saham Pengendali Bank adalah pemegang

saham Bank sampai dengan pengendali terakhir (ultimate shareholders) Bank.

Pemegang saham pengendali diukur dengan variabel dummy. Jika ada pemegang

saham pengendali di dalam perusahaan dinilai 1. Sebaliknya jika tidak ada

pemegang saham pengendali maka dinilai 0.

8. Keberadaan Whistleblowing System

Whistleblowing system (pengaduan pelanggaran) merupakan sarana

komunikasi bagi pihak internal perusahaan untuk melaporkan

perbuatan/perilaku/kejadian yang berhubungan dengan tindakan fraud,

pelanggaran terhadap hukum, peraturan perusahaan, kode etik, dan benturan

Page 58: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

40

kepentingan yang dilakukan oleh pelaku di internal perusahaan. Jika ada

Whistleblowing System di dalam perusahaan dinilai 1. Sebaliknya jika tidak ada

Whistleblowing System maka dinilai 0.

3.1.2 Variabel Dependen

Penelitian ini mencoba menganalisis hubungan antara corporate governance

dengan kinerja keuangan perbankan yang diproksi dengan Risk Based Bank

Rating (RBBR) melalui CAR, NIM, dan LDR

1. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio ini digunakan untuk mengukur proporsi modal sendiri dibandingkan

dengan dana luar didalam pembiayaan kegiatan usaha perbankan. Pada dasarnya

CAR menunjukan pemenuhan modal yang merupakan landasan bank untuk

mengembangkan kegiatan usahanya Semakin besar rasio tersebut, maka semakin

baik posisi modal sebuah bank. CAR dihitung melalui rumus :

CAR =

2. Net Interest Margin (NIM)

NIM disebut juga sebagai rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan

antara pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aktiva produktif yang digunakan

untuk menghasilkan laba tersebut (PBI No. 13/1/PBI/2011). NIM dihitung melalui

rumus:

NIM =

Page 59: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

41

3. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk mengukur posisi atau kemampuan

likuiditas bank. Rasio ini menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. LDR dihitung

dengan rumus:

LDR =

3.1.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu ukuran bank yang diproksi

dengan logaritma natural total asset bank pada akhir tahun.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan elemen yang akan diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

selama periode 2010-2013. Pemilihan rentang waktu 2010-2013 merupakan data

yang paling up to date dan diharapkan penelitian berfokus pada rentang waktu

tersebut secara maksimal. Sampel merupakan bagian dari populasi. Adapun teknik

pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling untuk mendapatkan

sampel yang representative dan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:

1. Bank mempublikasikan laporan tahunan (annual report) untuk periode 31

Desember 2010-2013

Page 60: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

42

2. Bank mengungkapkan informasi secara lengkap mengenai corporate

governance, struktur kepemilikan, rasio keuangan, dan auditor eksternal dalam

laporan tahunannya.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yang

menekankan hasil analisis berupa angka-angka yang diolah dengan metode

statistika tertentu. Sumber data penelitian ini didapatkan dari laporan keuangan

perbankan (annual report) tahun 2010-2013, website Bank Indonesia, website

asbanda serta dari website masing-masing sampel.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah metode dokumenter yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan

mempelajari catatan-catatan atau dokumen perusahaan (data sekunder) serta studi

pustaka dari berbagai literatur dan sumber- sumber lainnya yang berhubungan

dengan good corporate governance.

3.5 Metode Analisis

Analisis data digunakan untuk mendapatkan informasi yang relevan yang

terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasil analisisnya untuk

memecahkan suatu masalah (Ghozali, 2011). Hal ini disebabkan data yang

diperoleh dari penelitian tidak dapat digunakan secara langsung tetapi perlu diolah

agar data tersebut dapat memberikan keterangan yang dapat dipahami, jelas, dan

teliti. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah :

Page 61: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

43

3.5.1 Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel

dalam penelitian, yang mencakup nilai rata-rata, maksimum, minimum dan

standar deviasi. Lebih lanjut, analisis deskriptif ini tidak bertujuan untuk

pengujian hipotesis (Azwar, 1998 dalam Hastuti, 2011).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan pengujian regresi linier berganda. Dalam

Ghozali (2011), regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari

penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi klasik. Syarat-syarat

tersebut adalah data harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung

multikolonieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik terdiri

dari:

3.5.2.1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011) uji normalitas bertujuan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

normal.

Pengujian normalitas dalam penelitian ini dapat menggunakan normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk satu garis diagonal dan ploting data residual

akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal,

maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonal.

Page 62: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

44

Uji normalitas grafik dapat menyesatkan jika tidak berhati-hati secara

visual kelihatan normal, padahal secara statistik belum tentu normal. Oleh karena

itu dilakukan pengujian statistik dengan cara melakukan uji one sample tes

Kolmogrov-Smirnov (Ghozali, 2011). Uji statistik yang dapat digunakan untuk

menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-

Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan

diatas 0,05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil

Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data

residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2011).

3.5.2.2. Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model

regresi, salah satunya dapat dilakukan dengan :

1) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variable independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas

0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.

2) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya

(2) variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance yang rendah sama

dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai

Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3.5.2.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

Page 63: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

45

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan

ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan

sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya

(Ghozali, 2011).

Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan Uji Durbin-Watson (DW

test) dan Run Test. DW Test digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan

mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada

variable lag diantara variabel independen (Ghozali, 2011).

Menurut Ghozali (2011), aturan pengujian autokorelasi terdapat dalam

tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pengambilan keputusan autokorelasi

Jika Keputusan Hipotesis Nol

0<d<dl Tolak Tidak ada autokorelasi positif

dl<d<du No Decision Tidak ada autokorelasi positif

4-dl<d<4 Tolak Tidak ada korelasi negatif

4-du<d<4-dl No Decision Tidak ada korelasi negatif

du<d<4-du Tidak Ditolak Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif

Sumber: Ghozali I, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS19”,

2011

Sedangkan Run Test merupakan pengujian statistik non-parametrik yang

digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika

Page 64: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

46

antar residual tidak terdapat korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak

atau random. Jika probabilitas hasil signifikan pada 0,05 maka residual tidak

random atau terjadi autokorelasi antar residual.

3.5.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak

terjadi Heterokedastisitas (Ghozali, 2011).

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas,

salah satu caranya adalah dengan melihat grafik scatterplot dan Uji Park.

Scatterplot memiliki dasar analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang

ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

memyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak

ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu , maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2011).

Analisis menggunakan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup

signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting (Ghozali,

2011). Maka dari itu dilakukan pengujian dengan uji park yang lebih terjamin

keakuratan hasilnya. Jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi

signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris

yang diestimasi terdapat heterokedastisitas dan sebaliknya jika parameter beta

Page 65: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

47

tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homokedastisitas tidak dapat ditolak

(Ghozali, 2011).

3.5.3. Regresi Linier Berganda

Alat analisis yang digunakan adalah model regresi berganda linier untuk

melihat pengaruh antara variabel dependen dengan variabel indepenen. Data

diolah dengan bantuan software SPSS. Persamaan regresinya adalah sebagai

berikut :

Model 1

CAR = α + DEKOM + DEDIR + KOMAUD + KOMRISK +

KOMIND + KUAUD + PSP + WBLOW + SIZE + ɛ

Model 2 :

NIM = α + DEKOM + DEDIR + KOMAUD + KOMRISK +

KOMIND + KUAUD + PSP + WBLOW + SIZE + ɛ

Model 3 :

LDR = α + DEKOM + DEDIR + KOMAUD + KOMRISK +

KOMIND + KUAUD + PSP + WBLOW + SIZE+ ɛ

3.5.4. Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur

dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, hal tersebut dapat diukur dengan nilai

statistik t, nilai statistik F, dan koefisien determinasi. Perhitungan statistik disebut

signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis

Page 66: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

48

(daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2011).

3.5.4.1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variable

dependen (Ghozali, 2011). Uji statistik t ini digunakan karena untuk memperoleh

keyakinan tentang kebaikan dari model regresi dalam memprediksi.

Cara untuk mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai t hitung

dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t

tabel maka berarti t hitung tersebut signifikan artinya hipotesis alternatif diterima

yaitu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

Selain itu, bisa juga dilakukan dengan melihat p-value dari masing-masing

variabel. Hipotesis diterima apabila p-value < 5 % (Ghozali, 2011).

3.5.4.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Cara untuk

mengetahuinya yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel.

3.5.4.3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk menguji tingkat keeratan atau

keterikatan antara variabel dependen dan variabel independen yang bisa dilihat

dari besarnya nilai koefisien determinan determinasi (adjusted R-square). Nilai R-

Square yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

Page 67: pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja ...

49

variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu artinya variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan dalam

memprediksi variabel dependen (Ghozali,2011).