Pengaruh luas daun

13
Praktikum Fisiologi Tumbuhan Pengaruh Luas Daun Terhadap Kecepatan Absorpsi Air Tanggal Praktikum : 29 Maret 2012 Tanggal Pengumpulan : 5 April 2012 Nama : Melin Amalia NIM : 1210702036 Semester : IV Kelas : B Jurusan Biologi

description

fisiologi tumbuhan

Transcript of Pengaruh luas daun

Page 1: Pengaruh luas daun

Praktikum Fisiologi Tumbuhan

Pengaruh Luas Daun Terhadap Kecepatan Absorpsi Air

Tanggal Praktikum : 29 Maret 2012 Tanggal Pengumpulan : 5 April 2012

Nama : Melin AmaliaNIM : 1210702036Semester : IVKelas : B

Jurusan BiologiFakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati2012

Page 2: Pengaruh luas daun

1.Pendahuluan

A.Tujuan : Mengetahui pengaruh luas daun terhadap kecepatan absorbsi air

B.Dasar teori :

Tanaman mendapat air melalui proses penyerapan oleh rambut-rambut akar. Air serta

garamterlarut akan diteruskan ke seluruh bagian tanaman. Hanya sebagian kecil (kurang dari

1%) dari air diabsorbsi oleh tanaman dipergunakan dalam reaksi metabolisme

(hidrolisis).Sebagian besar air diabsorbsi itu akan dikeluarkan lagi dalam bentuk uap air ke

atmosfer melalui proses transpirasi. Kehilangan air pada tumbuhan dapat berlangsung melalui

stomata,kultikula, dan lentisel (Salisbury dan Ross, 1992).

Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air di

akar. Padasiang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat daripada penyerapan dari tanah.

Haltersebut menyebabkan defisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar,

padamalam harinya terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai

akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal

inicenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi

lebihlanjut. Kenyataan bahwa perubahan tingkat transpirasi mendahului perubahan tingkat

penyerapanmenunjukkan bahwa dalam kondisi pertumbuhan biasa, laju penyerapan air

ditentukanterutama oleh tingkat kehilangan air. Penyerapan balik hasil transpirasi mungkin

sebagairespon perubahan kondisi lingkungan, tetapi tidak meningkatkan penyerapan hingga

efek darikejenuhan defisit menyebabkan pada daun oleh transpirasi ditransmisikan ke akar

(Dahlia,2001).

Menurut Suyitno (2010), beberapa teori tentang naiknya air ke puncak pohon yaitu:

1.    Teori vital

Perjalanan air dari akar ke ujung batang menentang gaya gravitasi dan gaya gesekan tahanan

dinding pipa dapat terjadi hanya karena  pertolongan sel-seel hidup, dalam hal ini sel-sel

parenkim kayu dan sel-sel jari-jari empulur yang ada di sekitar xilem.

2.    Tekanan akar

Adanya pengeluaran air pada bidang potongan tonggak suatu batang yang dipotong dekat

tanahmemberikan kesan bahwa didalam daerah akar terddapat suatu tenaga penggerak air.

Tenaga ini tidak lebih dari 2atm.

3.    Hukum kapilaritas

Pembuluh kayu xilem dapat merupakan pembukuh kapiler, sehingga air didalam nya sebagai

kaibat dari adhesi anara dinding sel xilem dengan molekul-molekul air.

Page 3: Pengaruh luas daun

4.    Teori kohesi .Ada tiga unsur dasar dalam teori kohesi untuk menjelaskan naiknya cairan,

•    Daya penggerak adalah gradien potensial air yang makin menurun dari tanah melalui

tumbuhan ke atmosfir.

•    Hidrasi / adhesi

Daya hidrasi antara molekul air dan dinding sel yang disebabkan oleh adanya ikatan

hidrogen, yakni daya tarik antara molekul yang tidak sejenis.

•    Kohesi air.

Merupakan daya tarik antar molekul sejenis. Faktor- faktor yang mempengaruhi absorpsi air

antara lain adalah:

1.    Tekanan akar

2.    Kapilaritas

3.    Karakteristik daun

Daun tersusun atas sel-sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas jaringan

palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan pembuluh diantara sel epidermis bawah

dengan stomata. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil ke rongga

antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang

merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah yang

banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel

belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel tentu akan

mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi

oleh air yang berasal dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air

dari batang dan batang menerima dari akar (Dwijoseputro,1994).

Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam rongga antar

sel tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Kalaupun ada uap air yang

keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar

transpirasi dapat berjalan, maka stomata pada epidermis tadi harus membuka. Apabila

stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer.

Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari

gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang

hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung

secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan

dalam gelap secara tiba-tiba (Salisbury dan Ross, 1995).

Page 4: Pengaruh luas daun

2. Metode

A. Alat dan Bahan

Alat BahanFotometer Ranting tanaman (Keladi dll)Pisau tajamStatifKlem

B.Langkah kerja

Menyiapkan ranting yang tidak mudah layu

Pilih ukuran ranting/daun yang sama dengan ukuran pipa karet pada fotometer

Buat ukuran atau jumlah daun kedua ranting tersebut berbeda

Lepaskan karet penyumbat pada tabung kaca fotometer

Masukkan air kedalam lubang berpenutup sampai berpenutup sampai terbentuk gelembung. Masukan ranting kedalam pipa karet fotometer

Tutup mulut kaca utama dengan karet penyumbat dengan rapat

Angkat rangkaian percobaan dan beri tanda posisi awal dari air pada pipa berskala dengan spidol

Tempatkan percobaan ini pada tempat yang terkena cahaya

Setelah itu tempatkan pula di tempat tanpa cahaya

Page 5: Pengaruh luas daun

3. Hasil

Tabel 1. data laju penyerapan air (ml) menurut jumlah /luas daun pada pengamatan di dalam ruangan

Ulangan Daun bunga pukul empat

20 menit ke-1 0,06

20 menit ke-2 0,08

20 menit ke-3 0,17

Rerata 0,10

Tabel 2. data laju penyerapan air (ml) menurut jumlah /luas daun pada pengamatan di luar ruangan

Ulangan Daun bunga pukul empat

20 menit ke -1 0,12

20 menit ke-2 0,13

20 menit ke-3 0,16

Rerata 0,17

Tabel 3. Data pengamatan laju penyerapan air (ml) menurut jumlah/ luas daun pada pengamatan di dalam ruangan

ulangan (n) Daun A (kel.1)

Daun bayam Daun leunca Daun puring Daun pukul 4

20 menit ke-1

0,9 0,19 0,19 0,34 0,12

20 menit ke-2

0,9 0,23 0,23 0,35 0,13

20 menit ke-3

0,9 0,26 0,23 0,36 0,16

Rerata 0,9 0,22 0,23 0,35 0,13

Page 6: Pengaruh luas daun

Tabel 4. Data pengamatan laju penyerapan air (ml) menurut jumlah/ luas daun pada pengamatan di luar ruangan

ulangan (n) Daun A (kel.1)

Daun bayam Daun leunca Daun puring Daun pukul 4

20 menit ke-1

0,3 0,36 0,19 0,25 0,06

20 menit ke-2

0,7 0,36 0,23 0,25 0,08

20 menit ke-3

0,7 0,43 0,23 0,26 0,17

Rerata 0,56 0,36 0,37 0,25 0,10

Tabel 5. Data luas daun

Page 7: Pengaruh luas daun

Daun Luas total

Daun A 14

Daun bayam 13

Daun leunca 27

Daun puring 18,3

Daun bunga pukul 4 7,9

Gambar 1. Pengamatan pengaruh luas permukaan daun terhadap kecepatan absorpsi

(Sumber : Pengamatan kelompok)

4.Pembahasan

Page 8: Pengaruh luas daun

Pada praktikum pengaruh luas daun ini kita mengamati pengaruh luas permukaan

daun terhadap daya absorpsi pada tumbuhan. Dalam percobaan ini kami menggunakan

fotometer untuk mengetahui laju kemampuan absorpsi pada tumbuhan tersebut. Kami

membagi percobaan pada dua pengamatan, pengamatan pertama kami menaruh fotometer

berikut tumbuhan didaerah yang terkena cahaya matahari di lakukan di depan laboratorium.

Sedangkan pengamatan yang kedua dilakukan tanpa cahaya dilaksanakan didalam

laboratorium, spesies tumbuhan yang kami amati yaitu daun bunga pukul 4 yang terlihat

segar, jumlah daun bunga pukul 4 tersebut ada 13 buah dengan luas rata – rata 7,61.

Dalam pengamatan ini, kami memasukkan tumbuhan kedalam potometer yang telah

penuh terisi air dan disumbat dengan semacam plastik sehingga tumbuhan dapat menyerap air

dalam potometer.  Kami mengamati perubahan volume air nya setiap 20 menit pertama,

kedua dan ketiga. Pada pengamatan yang terkena cahaya kami melihat adanya perubahan

volume air di 20 menit pertama pengamatan kami sebanyak 0,12 ml dari keadaan awal, dan

20 menit kedua sebanyak 0,13ml, dan pada 20 menit ketiga 0,16 ml setelah di rata – ratakan

hasil absorbsi air di ruang terkena cahaya adalah 0,17 ml

Pada pengamatan didalam ruangan (tanpa cahaya) terlihat pada 20 menit pertama

pengamatan kami sebanyak 0,6 ml dari keadaan awal, dan 20 menit kedua volume air

sebanyak 0,8ml, dan pada 20 menit ketiga 0,17 ml setelah di rata – ratakan hasil absorbsi air

di ruang terkena cahaya adalah 0,10 ml

Pengamatan luas daun terhadap absorpsi air ini terlihat perbedaan absorbsi air pada

daun yang disimpan di dalam dengan yang disimpan luar ruangan. Jadi, selain faktor luas

daun, cahaya juga dapat mempengaruhi laju absorpsi air, hal ini dapat dilihat pada data

diatas. Pada percobaan tanpa cahaya laju absorpsinya lebih kecil dibandingkan pada

percobaan menggunakan cahaya matahari. Hal ini disebabkan cahaya matahari merupakan

faktor penting dalam proses transpirasi, stomata akan membuka bila terkena cahaya matahari.

Berarti, semakin banyak cahaya matahari semakin banyak jumlah stomata yang membuka

dan semakin tinggi laju transpirasinya berikut laju absorpsi nya.

Page 9: Pengaruh luas daun

Grafik diatas adalah grafik kecepatan absorbsi di luar ruangan yang terkena cahaya

dan grafik luas daun. Pada grafik diatas terlihat daun yang kecepatan absorbsinya paling

cepat adalah daun spesies A. Tapi seharunya yang kecepatan absorbsinya paling besar adalah

daun lenca karna diliihat dari luas daun lenca itu sebesar 27 cm, sedangkan daun spesies A

hanya 14 cm. Menurut Asanti (2008), semakin luas permukaan daun maka absorpsi air

semakin cepat. Hal ini untuk mengimbangi kebutuhan air pada tubuh tumbuhan. Begitupun

pada pengamatan di dalam ruangan.

Kesimpulan

Luas permukaan daun dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi air. semakin luas permukaan

daun maka absorpsi air semakin cepat. Hal ini untuk mengimbangi kebutuhan air pada tubuh

tumbuhan. selain faktor luas daun, cahaya juga dapat mempengaruhi laju absorpsi air, hal ini

dapat dilihat pada percobaan tanpa cahaya laju absorpsinya lebih kecil dibandingkan pada

percobaan menggunakan cahaya matahari. Hal ini disebabkan cahaya matahari merupakan

faktor penting dalam proses transpirasi, stomata akan membuka bila terkena cahaya matahari.

Berarti, semakin banyak cahaya matahari semakin banyak jumlah stomata yang membuka

dan semakin tinggi laju transpirasinya berikut laju absorpsi nya.

Daftar pustaka

- Asanti.2008.Luas daun absorbsi dan transpirasi.

(http:// nananinut.blogspot.com/2010/.../ luas - daun-absorpsi-dan-transpirasi.html).[2 –

4 2012]

- Dahlia. 2001. Fisiologi Tumbuhan. Malang: UNM

- Dwijoseputro.1994.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:Gramedia

- Salisbury, Frank B. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. Bandung: ITB

- Suyitno. 2010. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakarta: FMIPA

UNY