PENGARUH LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU AUDITOR...
Transcript of PENGARUH LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU AUDITOR...
PENGARUH LOCUS OF CONTROL
TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT DENGAN
KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Nama : Andriansyah
NIM : 105082002697
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
PENGARUH LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM
SITUASI KONFLIK AUDIT
DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Andriansyah
NIM: 1050 8200 2697
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Wiwik Utami, Ak.,Msi Rini, SE.,Ak.,MSi
NIP:131.664.643 NIP:1976 0315 200501 2 002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
Hari ini jumat, Tanggal Dua Sembilan Bulan Januari Tahun Dua Ribu sepuluh telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Andriansyah NIM: 105082002697 dengan judul Skripsi:
“PENGARUH LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM
SITUASI KONFLIK AUDIT DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL
MODERATING”. Memperhatikan penampilan dan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 Januari 2010
Tim penguji Komprehensif
Afifi Sufa, SE, Ak., Msi Hepi Prayudiawan, SE, Ak., MM Ketua Sekretaris
Yessi Fitri, SE, Ak., Msi
Penguji Ahli
Hari ini Rabu Tanggal Tujuh Belas Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian
Skripsi atas nama Andriansyah NIM: 105082002697 dengan judul skripsi “PENGARUH
LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI
KONFLIK AUDIT DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL
MODERATING”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian skripsi
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Maret 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Wiwik Utami, Ak.,Msi Rini, SE.,Ak.,MSi
Ketua Sekretaris
Dr. Amilin, Ak.,MSi Afif Sulfa, SE.,Ak.,MSi
Penguji I Penguji II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Andriansyah
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Desember 1986
Alamat Rumah : Jln. H. Montong Rt 10/03 No. 13 Kel. Ciganjur Kec. Jagakarsa
Jakarta Selatan 12630
Telepon : 0838 94 354 854 (Mobile)/ (021) 787 5458 (Home)
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan Formal
• TK Islam El-syifa lulus tahun 1993
• MI El-syifa lulus tahun 1999
• SLTP Negeri 131 Jakarta lulus tahun 2002
• SMA Negeri 49 Jakarta lulus tahun 2005
• S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2005-2010
Pengalaman Berorganisasi dan Kepanitiaan
• Ketua Dewan Pimpinan Fakultas Partai Intelektual Muslim Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2008-2009
• Steering Committee UIN Book Fair 2008
• Ketua PROPESA FEIS 2007 (Program Pengenalan Studi dan Almamater Fakultas
Akonomi dan Ilmu Sosial 2007) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
• Anggota Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) komisariat UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2007-sekarang
• Kord. Div. Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2007-2008
• Staf Div. Litbang Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2006-2007
• Staf Div. Pemberdayaan Ekonomi LDK Syahid (Lembaga Dakwah Kampus)
Komisariat Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial periode 2006-2007
THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL ON THE BEHAVIOUR OF AUDITOR IN
AN AUDIT CONFLICT SITUATION WITH ETHICAL AWARENESS AS A MODERATING
VARIABLE
by:
Andriansyah
105082002697
ABSTRACT
The purpose of this research was to determine the interaction effect of personality
variables locus of control and ethical awareness on the behavior of auditor in an audit conflict
situation, auditors ability to resist or to accept clients pressures. This reseach used primary data
were collected by questionnaire technique includes 84 auditors from a sample of CPA firms. The
data were analyzed using multiple regression technique.
Results of this research it is known that the locus of control is significantly partially
influence toward behavior auditor in an audit conflict situation, and the interaction between
locus of control and ethical awareness is significantly influence toward behavior auditor in an
audit conflict situation.
Keywords: locus of control, ethical awareness and auditors behavior
PENGARUH LOCUS OF CONTROL
TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT
DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING
oleh:
Andriansyah
105082002697
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan interaksi dari variabel kepribadian locus
of control dan kesadaran etis terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit yakni
kemampuan auditor untuk bertahan atau membenarkan tekanan klien. Penelitian ini
menggunakan data primer yaitu data yang diambil langsung dari responden dengan teknik
kuesioner kepada 84 auditor dari beberapa Kantor Akuntan Publik. Data dianalisis menggunakan
regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa secara parsial locus of control berpengaruh
secara signifikan terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit, dan interaksi antara locus
of control dengan kesadaran etis berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku auditor dalam
situasi konflik audit.
Kata kunci: locus of control, kesadaran etis, perilaku auditor
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT dengan asma-Nya yang selalu
bersemayam di kalbu, dalam setiap hela nafasku, dalam setiap aktivitas yang penulis lakukan
hanya untuk-Mu, duhai Engkau yang maha mengetahui segala sesuatu dan penguasa seluruh
alam. Salam kepada engkau, wahai suri teladan yang berakhlak mulia, sang pembawa risalah
kebenaran, Nabi Muhammad SAW, yang menyelamatkan manusia agar selalu tetap pada jalan-
Nya, dan para sahabat-sahabat yang tetap mengikuti jalannya.
Alhamdulillah, berkat segala kemampuan serta doa, motivasi dan arahan dari berbagai
pihak yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu sudah
selayaknya penulis menghaturkan rasa terimakasih kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
2. Keluarga, terutama Babeh dan Emak tercinta yang selalu memberikan dukungan moril
maupun materil, kasih sayang dan do’a yang tulus ikhlas. Juga adik-adikku Indra, dan Irfan.
Juga adikku yang baru berumur 4 bulan, lagi lucu-lucunya Aditya Yudha Kusuma yang hari
senin 12 April kemarin telah kembali kepada-Nya. Kalian adalah yang terbaik yang Allah
berikan kepadaku. Semoga Allah menjaga kalian dalam setiap langkah, dan semoga kita
dikumpulkan kembali disurga-Nya kelak.
3. Dr. Wiwik Utami, Ak.,Msi selaku dosen pembimbing satu, yang begitu telaten dan sabar
untuk memberikan arahan, masukan dan koreksi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Rini, SE, Ak.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan waktu
serta memberikan pengarahan dan masukan selama proses pengerjaan skripsi berlangsung.
Semoga ilmu yang kau beri menjadi pemberat timbangan kebaikan dan tetap mengalir
hingga akhir zaman.
5. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
6. Afif Sulfa, SE, Ak.,M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
7. Yessi Fitri, SE, Ak.,M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
8. Hepi Prayudiawan, SE, Ak.,MM, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
9. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.
10. Orang yang selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir, Fany Marisca MS.
11. Teman2 yang sudah berkontribusi secara langsung dan berhubungan dalam proses
pengerjaan skripsi; Putri Senjani, Heri, Uni Fitri, k’ Putri Rum, Ryan Ardhi, Irfan Ariandi,
bang Walad, Kang Yusar, k’ Lintang Aji, Nandar, Rikawati, ahmad n’cuy firdaus.
12. Sahabat-sahabat I LIKE FRIDAY Azharul Aphiek, Ryanmanson, irvan, afpandi, Somesoul,
Lion king, Qothi, ridwan, k’ilham, k’ Sukronhadi, Sukses untuk kita semua!! semoga
kebersamaan kita tetap terus terjaga hingga akhir usia.
13. Teman-teman seperjuangan akun.C.05 saad, malik, amunk, japhen, athenk, bram, komenk,
ropik, fajar, bush, dan semua kaum hawa yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, banyak
kenangan yang telah kita lewati, 3 tahun bersama ternyata terlalu panjang untuk dituliskan,
terlalu indah untuk dilukiskan. Juga teman-teman audit walaupun Cuma 1 tahun tapi
kebersamaannya sangat terasa.
14. Saudara/i senasib di BEMF-BEMJ, DPF PIM, KAMMI, LDK, Saad, Iskandar Baha, Asbah,
Fikri, Asep Amri, Herdi, Lutfi, Dila, Tabrizi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini terdapat banyak kekurangan karena
keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka
akan masukan dan kritikan yang membangun dari segala pihak. Terima kasih dan mohon maaf
atas segala kekurangan.
Jakarta, 13 April 2010
Andriansyah
DAFTAR ISI
Halaman Judul .....................................................................................................................i
Lembar Pengesahan Skripsi ...............................................................................................ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ...................................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...................................................................................iv
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................................v
Abstract................................................................................................................................vi
Abstrak.............................................................................................................................. vii
Kata Pengantar................................................................................................................ viii
Daftar Isi ..............................................................................................................................x
Daftar Tabel..................................................................................................................... xiii
Daftar Gambar .................................................................................................................xiv
Daftar Lampiran ...............................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. ............................................................................................. Latar
Belakang .....................................................................................................1
B. .................................................................................................. Perumusa
n Masalah ....................................................................................................5
C. ............................................................................................. Tujuan
Penelitian ....................................................................................................5
D. ............................................................................................. Manfaa
t Penelitian ..................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. .................................................................................................................. Pengertian
Audit ....................................................................................................................................8
B.................................................................................................................... Jenis-
jenis Auditor ...................................................................................................................9
C.................................................................................................................... Jenis-
jenis Audit ....................................................................................................................10
D. .................................................................................................................. Profesi
Akuntan Publik.............................................................................................................12
E. ................................................................................................................... Aktivitas
Kantor Akuntan Publik ................................................................................................13
F. ........................................................................................................................ Locus Of
Control..........................................................................................................................16
G. .................................................................................................................. Kesadaran
Etis ................................................................................................................................18
H. .................................................................................................................. Perilaku
Auditor dalam Situasi Konflik Audit...........................................................................22
I..................................................................................................................... Keterkaita
n Antar Variabel ...........................................................................................................25
J. ................................................................................................................... Kerangk
a Pemikiran........................................................................................................................29
K. .................................................................................................................. Perumus
an Hipotesis .......................................................................................................................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. ......................................................................................................................... Ruang
Lingkup Penelitian ........................................................................................................31
B. Metode Penentuan Sampel.........................................................................................31
C. Metode Pengumpulan Data........................................................................................31
D. Metode Analisis Data dan Pengujian Statistik ........................................................32
1. ..................................................................................................................Statistik
Deskriptif ..................................................................................................................32
2. ..................................................................................................................Uji Kualitas
Data...........................................................................................................................33
3. ..................................................................................................................Uji Asumsi
Klasik........................................................................................................................34
a. Uji Normalitas .........................................................................................34
b. Uji Multikolonieritas ..............................................................................34
c. Uji Heterokedastisitas .............................................................................35
4. ..................................................................................................................Uji
Hipotesis ..................................................................................................................35
a. Koefisien Determinasi ............................................................................36
b. Uji Statistik t ...........................................................................................36
c. Uji Statistik Fisher (Uji F) .....................................................................36
E. Operasional Variabel Penelitian dan Pengukuran .........................................................37
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif dan Objek Penelitian ................................................................................40
B. Penemuan dan Pembahasan .......................................................................................43
1. Statistik Deskriptif .........................................................................................40
2. Uji Kualitas Data ...........................................................................................44
a. Uji Validitas ............................................................................................44
b. Uji Reliabilitas ........................................................................................46
3. Uji Asumsi Klasik..........................................................................................47
a. Uji Normalitas..........................................................................................47
b. Uji Multikolonieritas ...............................................................................48
c. Uji Heterokedastisitas..............................................................................49
4. Uji Hipotesis ..................................................................................................50
a. Koefisien Determinasi ............................................................................50
b. Uji Statistik t ...........................................................................................51
c. Uji Statistik Fisher (Uji F) .....................................................................54
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
A. ................................................................................................................... Kesimpul
an .............................................................................................................................56
B..................................................................................................................... Implikasi
.................................................................................................................................57
C..................................................................................................................... Saran
.................................................................................................................................57
D. ................................................................................................................... Keterbata
san ............................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................59
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................................62
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Variabel, Dimensi, Indikator dan Skala untuk Kuesioner .........................................39
Tabel 4.1 Gambaran Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner........................................40
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Penelitian.........................................................................41
Tabel 4.3 Hasil Statistik Deskriptif ........................................................................................43
Tabel 4.4 Deskriptif Locus Of Control ...................................................................................44
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas..................................................................................................45
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ..............................................................................................46
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas .....................................................................................48
Tabel 4.8 Nilai Tolerance dan Variance Inflaction Factor.......................................................49
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................................................51
Tabel 4.10 Hasil Uji t ............................................................................................................52
Tabel 4.11 Hasil Uji F ...........................................................................................................54
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Model Interaksi antara Locus Of Control dengan Kesadaran Etis..........................29
Gambar 4.1 Histogram Hasil Uji Normalitas ..........................................................................47
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas...........................................................................................48
Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ................................................................................50
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Daftar Jawaban Responden
Lampiran 3 Hasil Uji Data SPSS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalankan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik akuntan.
Kode etik akuntan yaitu, norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan dengan para
klien, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan masyarakat. Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang diakui oleh
Pemerintah, mengamanatkan kepada para Auditor dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik
tahun 2008 seksi 100.4, bahwa setiap praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika profesi
diantaranya prinsip integritas, prinsip obyektivitas. Khomsiyah dan indriantoro (1998)
mengungkapkan bahwa dengan mempertahankan integritas, seorang akuntan akan bertindak
jujur, tegas dan tanpa memihak. Sedangkan dengan mempertahankan obyektivitas, ia akan
bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan
pribadinya (Sihwahjoeni dan Gudono, 2000).
Skandal-skandal akuntansi yang melibatkan perusahaan besar seperti Enron Corp yang
merupakan perusahaan pemimpin pasar di Wall Street tiba-tiba dinyatakan ditutup dan
menjadi perhatian utama masyarakat didunia karena melakukan manipulasi laporan keuangan
selama bertahun-tahun. Kasus Enron merupakan awal mula timbulnya kasus-kasus yang
lainnya, seperti kasus World Com, Xerox, Merck, PT Kimia Farma dan Lippobank di
Indonesia, serta runtuhnya Lehman Brothers sebagai lembaga keuangan terbesar dalam
sejarah Amerika di akhir 2008 adalah contoh kecil “malpraktik bisnis” manipulasi laporan
keuangan yang melibatkan akuntan. Bertolak dari kasus-kasus di atas, dan kemudian
dihubungkan dengan terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, akuntan seolah menjadi profesi
yang memiliki tanggung jawab besar.
Kondisi ini membuat masyarakat mempertanyakan kredibilitas profesi akuntan publik.
Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan hal itu sepenuhnya tergantung pada praktek
profesional yang dijalankan para akuntan. Profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang
harus dimiliki oleh setiap anggota profesi yaitu : keahlian, pengetahuan dan karakter. Karakter
menunjukkan personality (kepribadian) seorang profesional yang diantaranya diwujudkan
dalam sikap dan tindakan etis (Chrismastuti dan Purnamasari, 2004). Purnamasari (2006)
juga mengatakan sikap dan tindakan etis akuntan publik akan sangat menentukan posisinya di
masyarakat.
Analisis terhadap sikap etis dalam profesi akuntan menunjukkan bahwa akuntan
mempunyai kesempatan untuk melakukan tindakan tidak etis dalam profesi mereka.
Kesadaran etis dan sikap professional memegang peran yang sangat besar bagi seorang
akuntan (Louwers et al. dalam Nugrahaningsih, 2005). Dalam menjalankan profesinya
akuntan secara terus menerus berhadapan dengan dilema etik yang melibatkan pilihan antara
nilai-nilai yang bertentangan. Auditor akan menjumpai masalah ketika harus melaporkan
temuan-temuan yang mungkin tidak menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau
obyek audit yang dilakukannya. Tidak jarang dalam setiap terjadi konflik kepentingan, etika
sering tergolong elemen non value added dimata klien, bahkan sering juga berbenturan
dengan kepentingan klien, sehingga etika dapat menjadi luntur pada saat harus mengambil
keputusan. Dalam situasi konflik seperti ini, maka pertimbangan profesional berlandaskan
pada nilai dan keyakinan individu, serta kesadaran moral memainkan peran penting dalam
pengambilan keputusan akhir (Muawanah dan Indriantoro, 2001).
Variabel personalitas mengacu pada sikap dan keyakinan individual, sedangkan
cognitive styles mengacu pada cara atau metode dimana individu menerima, menyimpan,
memproses dan mentransformasikan informasi ke dalam tindakannya. Variabel personalitas
yang dimaksud disini adalah locus of control yang dimiliki oleh tiap-tiap individu. Individu
dengan tipe personalitas yang sama bisa memiliki cognitive styles yang berbeda, sehingga
perilakunya juga berbeda. Literatur psikologi memberikan pemahaman cara seorang
individu memproses aturan-aturan tersebut dalam membuat judgement. Purnamasari (2006)
menemukan bukti bahwa kepribadian individu mempengaruhi perilaku etis disamping faktor-
faktor lain. Trevino (1986) dalam Muawanah dan Indriantoro (2001), menyatakan kesadaran
akan benar dan salah saja tidak cukup untuk memprediksi perilaku pengambilan keputusan
etis. Diperlukan variabel yang dapat berinteraksi dengan cognitive style untuk menentukan
bagaimana individu berperilaku dalam kondisi dilema etis (Gul et.al, 2003).
Dalam literatur Behavioral accounting disebutkan bahwa variabel personalitas dapat
berinteraksi dengan cognitive styles untuk mempengaruhi pengambilan keputusan (Siegel dan
Marconi, 1989) dalam Muawanah dan Indriantoro (2001). Variabel personalitas mengacu
pada sikap dan keyakinan individual, sedangkan cognitive style mengacu pada cara atau
metode dimana individu menerima, menyimpan, memproses dan mentransformasikan
informasi ke dalam tindakannya. Variabel personalitas yang dimaksud disini adalah locus of
control yang dimiliki oleh tiap-tiap individu. Individu dengan tipe personalitas yang sama bisa
memiliki cognitive style yang berbeda.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Muawanah dan Indriantoro (2001)
diketahui bahwa pengaruh locus of control terhadap respon auditor dalam situasi konflik
audit adalah nonmonotonic sepanjang kisaran kesadaran etik dan ada efeknya yang simetris
sebagaimana diharapkan. Artinya, locus of control memiliki skor respon yang lebih rendah
dibandingkan dengan skor respon awal kesadaran etis yang rendah. Hal ini menjelaskan
bahwa hubungan antara locus of control dengan respon auditor dalam situasi konflik audit
akan berubah arah, sehingga semakin tinggi tingkat kesadaran etis maka locus of controlnya
semakin menurun atau internal karena memiliki nilai dibawah means score sehinga auditor
cenderung untuk menolak tekanan klien sedangkan semakin rendah tingkat kesadaran etis
maka locus of controlnya semakin meningkat atau eksternal karena memiliki nilai diatas
means score sehingga auditor cenderung untuk menerima tekanan klien.
Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena cukup
penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku auditor
eksternal. Selain itu juga, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti
melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Locus of Control Terhadap Perilaku
Auditor Dalam Situasi Konflik Audit dengan Kesadaran Etis Sebagai Variabel
Moderating”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka
permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Apakah locus of control berpengaruh terhadap Perilaku auditor dalam situasi konflik audit?
2. Apakah interaksi antara locus of control dengan kesadaran etis mempengaruhi Perilaku
auditor dalam situasi konflik audit?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya, maka
tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh locus of control terhadap perilaku auditor dalam situasi
konflik.
2. Untuk menganalisis interaksi antara locus of control dengan kesadaran etis mempengaruhi
Perilaku auditor dalam situasi konflik audit.
D. Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini baik secara langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi :
1. Auditor, digunakan untuk memahami pentingnya sebuah kode etik profesionalisme auditor
terutama dalam menghadapi berbagai konflik baik dari luar ataupun dalam.
2. Kantor Akuntan Publik, sebagai informasi dasar untuk lebih meningkatkan level kesadaran
terhadap etika profesi bagi para auditor sehingga dengan memiliki kemampuan untuk
mengenali masalah-masalah etika dengan lebih baik akan mendorong auditor untuk lebih
dapat meningkatkan independensi dan profesionalitasnya.
3. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), agar dapat berperan lebih aktif dalam melakukan
pengawasan atas perilaku auditor eksternal dalam melaksanakan standar profesionalnya
serta diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan dan
peningkatan kualitas profesi akuntan di Indonesia.
4. Pengguna jasa audit, agar dapat memahami perilaku profesional dan etika berprofesi
auditor, terutama yang akan berkaitan dengan proses pengambilan keputusan etis.
5. Penulis, untuk memahami lebih jauh mengenai peran locus of control dan kesadaran etika
terhadap perilaku atau perilaku auditor ketika dalam situasi konflik audit, dan juga untuk
memperluas wawasan serta pengetahuan yang sehubungan dengan topik yang diteliti oleh
penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Audit dan Auditor
Arens, Elder dan Beasley (2009), mendefinisikan bahwa :
”Audit adalah pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan.”
Menurut Report of. the Committee on Basic Auditing Concepts of the American
Accounting Association" (Accounting Review, Vol. 47 dalam Boynton et al., 2003)
definisi audit ialah:
"Suatu proses sistemat is untuk memperoleh serta mengevaluasi bukt i
secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan
menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak yang berkepentingan".
Dari pengertian tersebut dapat diambil beberapa unsur penting yakni proses
sistemat is, bukt i yang objekt if, perist iwa ekonomi, derajat kesesuaian, dan
penyampaian hasil dan memberikan pendapat kepada pihak yang berkepentingan.
Audit dilaksanakan oleh seorang yang kompeten dan independen. Seorang yang
kompeten (ahli dibidangnya) dan independen yang melakukan proses audit disebut auditor.
Arens, Elder dan Beasley (2009) Auditor adalah seseorang yang memiliki keahlian
dalam menghimpun dan menafsirkan bukti pemeriksaan-pemeriksaan.
Terdapat banyak tahap pekerjaan dalam audit ing yang harus dilalui oleh
auditor untuk memperoleh hasil akhir yang maksimal. Untuk mensiasatinya maka
auditor harus melaksanakan pekerjaan audit dengan proses yang sistemat is.
Proses sistematis yang diterapkan dalam mengaudit tergantung terhadap jenis audit
atau bidang jasa yang dilakukan, karena hal ini dipengaruhi oleh jenis klien yang sedang
diaudit oleh auditor.
B. Jenis-jenis Auditor
Para professional yang ditugaskan untuk melakukan audit atas kegiatan dan peristiwa
ekonomi suatu perusahaan, pada umumnya diklasifikasikan menjadi empat golongan, yaitu
auditor independen, auditor pemerintah, auditor internal (Boynton, 2003). Uraian singkat
setiap kelompok dan jenis audit yang dilakukan akan disajikan berikut ini.
1. Auditor Independen
Auditor independen merupakan auditor profesional yang bertindak sebagai praktisi
perorangan ataupun anggota Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa auditing
professional kepada klien. Audit tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para
pemakai informasi keuangan seperti kreditor, investor, calon kreditor dan instansi
pemerintah (terutama instansi pajak).
2. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah merupakan auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah
yang tugas pokoknya melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan yang disajikan
oleh unit-unit organisasi atau entitas pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang
ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak auditor yang bekerja di instansi
pemerintah, namun umumnya yang disebut auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja
di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dan instansi pajak.
3. Auditor Intern
Auditor intern bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan
manajemen perusahaan, seperti auditor pemerintah bagi pemerintah. Tugas auditor intern
bermacam-macam tergantung pada atasannya. Untuk menjalankan tugas dengan baik,
auditor intern harus berada diluar fungsi lini suatu organisasi, tetapi tidak terlepas dari
hubungan bawahan atasan seperti lainnya. Auditor intern wajib memberikan informasi
yang berharga bagi manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
operasi perusahaan. Meskipun demikian, pekerjaan auditor internal dapat mendukung audit
atas laporan keuangan yang dilakukan auditor independen.
C. Jenis- jenis Audit
Tiga jenis audit yang ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang tercakup
dalam definisi auditing yang telah di sampaikan diatas. Jenis-jenis audit tersebut adalah audit
laporan keuangan, audit operasional, dan audit kepatuhan (Boynton et al., 2003). Sifat dasar
dari setiap jenis audit akan diuraikan secara singkat berikut ini.
1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Asumsi dasar dari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan tersebut akan
dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang berbeda untuk maksud yang berbeda pula.
Maka audit ini berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang
laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-
laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) (Boynton et al., 2003).
2. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit ini bertujuan untuk melakukan review atas prosedur dan metode operasi suatu
organisasi atau memperoleh dan menilai tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi
entitas dalam pencapaian tujuan perusahaan. Umumnya pada saat selesainya audit
operasional, auditor akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk
memperbaiki jalannya operasi perusahaan.
3. Audit Ketaatan (Compliance Audit)
Mempertimbangkan apakah auditee telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang
telah ditetapkan. kriteria aturan tersebut dapat aberasal dari berbagai sumber seperti
manajemen, kreditor, maupun lembaga pemerintahan. Biasanya hasilnya dilaporkan pada
pihak luar tetapi kepada pihak tertentu dalam orang. Pimpinan organisasi adalah pihak
yang paling berkepentingan atas dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah ditetapkan.
D. Profesi Akuntan Publik
Pekerjaan akuntan dan auditor tergolong pekerjaan profesi sebagaimana halnya
dokter, pengacara, guru, dan sebagainya. Ditinjau dari sudut umumnya bila dibandingkan
dengan profesi kedokteran, profesi akuntan termasuk muda. Oleh karena itu, masyarakat
banyak yang belum mengenal profesi akuntan. Bahkan dunia usaha belum mengenal dengan
baik profesi akuntan. Setiap profesi bukanlah pekerjaan biasa. Setiap profesi dituntut untuk
menjaga etika secara ketat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang Jasa
Akuntan Publik Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa, Akuntan Publik adalah akuntan yang telah
memperoleh izin dari Menteri untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan ini.
Menurut Harahap (1991:40) dalam Putri (2008) seorang akuntan publik didefinisikan
sebagai berikut :
Akuntan adalah mereka yang bekerja dibawah atap KAP terdaftar dengan kegiatan
utamanya adalah melakukan pemeriksaan terhadap daftar keuangan yang disajikan oleh
manajemen dengan maksud untuk mengeluarkan pendapat atas kewajaran daftar keuangan
tersebut.
Dewasa ini, profesi akuntan publik sudah cukup dikenal. Supaya profesi akuntan publik
dapat dikatakan sebagai suatu profesi, auditor harus memiliki beberapa syarat sehingga
masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi mempercayai hasil
kerjanya. Keraf (1998:39) dalam Martandi (2006) membedakan profesi dari pekerjaan biasa
berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya keahlian dan keterampilan khusus.
2. Adanya komitmen moral yang tinggi.
3. Biasanya orang yang profesional adalah orang yang hidup dari profesinya.
4. Pengabdian kepada masyarakat (mengutamakan kepentingan umum).
5. Diperlukan ijin khusus untuk menjalankan profesinya.
6. Kaum profesional biasanya menjadi anggota suatu organisasi profesi.
E. Aktivitas Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik
Seorang akuntan publik dalam memberikan jasanya bernaung di bawah sebuah badan
usaha yang disebut Kantor Akuntan Publik (KAP). Adapun bidang jasa akuntan publik dan
KAP seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Jasa Akuntan Publik
Nomor: 17/PMK.01/2008 pasal 2 ayat 1 meliputi, jasa audit umum atas laporan keuangan,
jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi
keuangan proforma, jasa reviu atas laporan keuangan, dan jasa atestasi lainnya sebagaimana
tercantum dalam SPAP.
Arens, Elder dan Beasley (2009) mengklarifikasi aktivitas Kantor Akuntan Publik
menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Jasa Atestasi, merupakan jenis jasa yang disediakan oleh KAP, dimana akuntan publik
akan menerima laporan tertulis yang isinya antara lain berupa suatu kesimpulan tentang
keterpercayaan atas asersi (pernyataan yang menyebutkan sesuatu itu benar) yang dibuat
oleh pihak lain. Terdapat tiga kategori jasa atestasi, yaitu :
a. Audit atas laporan keuangan historis, merupakan jenis jasa yang paling dominan dari
KAP. Dalam audit atas laporan keuangan historis, pihak lain yang bertanggung jawab
adalah klien yang membuat berbagai asersi dalam bentuk lapora keuangan yang
diterbitkan. Laporan auditor mengungkapkan pendapat (opini) mengenai sesuai
tidaknya laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pemakai
eksternal laporan keuangan menggunakan laporan auditor sebagai petunjuk keandalan
laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan.
b. Review, banyak perusahaan non publik menerbitkan laporan keuangan kepada
berbagai pemakai tetapi tidak bersedia membiayai audit atas laporan tersebut. Dalam
kondisi seperti ini, akuntan publik dapat membantu mengadakan jasa review. Audit
dan review berbeda dalam luasnya pemeriksaan dan jaminan keakuratan yang
diberikan. Audit dilaksanakan dengan pemeriksaan skala luas untuk mengumpulkan
bahan bukti yang memadai dalam rangka memberikan jaminan yang tinggi atas
keakuratan laporan keuangan, sementara dalam review hal tersebut berlangsung dalam
skala yang lebih kecil.
c. Jasa Atestasi lainnya, sekarang ini, KAP yang lebih agresif telah mengembangkan
jasa-jasa baru semacam ini secara besar-besaran. Beberapa contoh jasa yang dimaksud
misalnya, atestasi atas data statistik atas hasil-hasil investasi untuk organisasi seperti
reksa dana, serta karakteristik perangkat lunak komputer.
2. Jasa Perpajakan, KAP menyusun surat pemberitahuan pajak (SPT), pajak penghasilan
dari perusahaan dan perseorangan, baik yang merupakan klien audit maupun bukan.
Disamping itu, KAP juga memberikan jasa yang berhubungan dengan pajak penghasilan
(PPH), pajak peetambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPn-BM),
perencanaan perpajakan, dan jasa perpajakan lainnya.
3. Konsultasi Manajemen, sebagian besar KAP memberikan jasa tertentu yang memberikan
kemungkinan pada kliennya untuk meningkatkan efektivitas operasinya. Jasa ini
mencakup mulai dari pemberian rekomendasi sederhana mengenai pembenahan sistem
akuntansi sampai keikutsertaan dalam menyusun strategi pemasaran, dan pemanfaatan
instalasi komputer.
4. Jasa Akuntansi dan Pembukuan, banyak klien di kota kecil dengan staf akuntansi yang
terbatas, menyerahkan pembuatan laporan keuangannya kepada KAP. Sebagian klien
kecil bahkan tidak mempunyai cukup karyawan untu mengerjakan buku besar dan ayat
jurnalnya. Banyak KAP kecil yang bersedia memberikan jasa akuntansi da pembukuan
guna memenuhi kebutuhan klien.
F. Locus of control (LOC)
Menurut Robbins (2003) locus of control adalah dimana seseorang memiliki
keyakinan dan kekuasaan untuk menentukan persepsi atau cara pandangnya terhadap suatu
peristiwa yang terjadi padanya. Atau dengan kata lain persepsi seseorang tentang sumber
nasibnya diistilahkan sebagai lokus kendali (locus of control). Locus of control menurut Hjele
dan Ziegler (1981), Baron dan Byrne (1994) dalam Cecilia Engko dan Gudono (2007)
diartikan sebagai persepsi seseorang tentang sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Setiap individu bervariasi dalam banyaknya kewajiban pribadi yang mereka tanggung
untuk setiap perilaku mereka dan konsekuensinya. Rotter yang seorang peneliti kepribadian,
mengidentifikasi suatu dimensi kepribadian yang ia beri nama locus of control untuk
menjelaskan perbedaan-perbedaan ini. Ia berpendapat bahwa orang cenderung
menghubungkan penyebab dari perilaku terutama pada diri mereka sendiri atau pada faktor
lingkungan. Ciri kepribadian ini menghasilkan pola perilaku yang berbeda (Robert, 2005).
Dimensi LOC pada personalitas, digambarkan sebagai pembagian individu
berdasarkan pada tingkat ketika mereka menerima tanggung jawab secara personal serta apa
yang terjadi pada mereka. Reiss dan Mitra (1998), membagi locus of control menjadi dua,
yaitu: internal locus of control adalah cara pandang bahwa segala hasil yang didapat, baik
atau buruk adalah karena tindakan, kapasitas dan faktor-faktor dari dalam diri mereka sendiri.
External locus of control adalah cara pandang dimana segala hasil yang didapat, baik atau
buruk berada diluar kontrol diri mereka tetapi karena faktor luar seperti keberuntungan,
kesempatan, dan takdir. Individu yang termasuk dalam kategori ini meletakkan tanggung
jawab diluar kendalinya. Menurut Rotter dalam Muawanah dan Indriantoro, hal ini karena
mereka percaya bahwa kejadian yang ada tidak berhubungan dengan perbuatan mereka.
Karenanya, auditor dengan external locus of control lebih besar kemungkinannya untuk
memenuhi permintaan klien. Berdasarkan pada teori locus of control, bahwa perilaku auditor
dalam situasi konflik akan dipengaruhi oleh karakteristik locus of controlnya. Individu dengan
internal locus of control akan lebih mungkin berperilaku etis dalam situasi konflik audit
dibandingkan dengan individu dengan eksternal locus of control.
Jones dan Kavanagh (1996) melakukan eksperimen untuk menguji pengaruh variabel
locus of control terhadap keinginan berperilaku tidak etis yang ditunjukkan dengan
memperbesar laporan jumlah biaya perjalanan. Pada eksperimen pertama hasilnya
mendukung hipotesis yang diajukan yaitu individu dengan eksternal locus of control
cenderung memperbesar biaya perjalanan. Namun pada eksperimen kedua, hasilnya tidak ada
pengaruh yang signifikan atas locus of control terhadap kecenderungan perilaku tidak etis.
Trevino (1986) seperti yang dikutip oleh Muawanah dan Indriantoro (2001)
menyatakan bahwa variabel perbedaan individual atau variabel personalitas seperti locus of
control dapat berinteraksi dengan kesadaran etis untuk mempengaruhi perilaku dalam dilema
etis. Jadi hubungan antara locus of control dengan perilaku auditor bisa tergantung pada
kesadaran etis auditor.
G. Kesadaran etis
Etika (ethics) mengacu pada sistem atau kode perilaku berdasarkan tugas dan
kewajiban moral yang mengindikasikan bagaimana seorang individu harus bertindak atau
berperilaku dalam masyarakat (Messsier Williams et. al, (2005). Apabila seorang auditor
melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis, maka hal tersebut akan merusak kepercayaan
masyarakat terhadap profesi auditor itu (Khomsiyah dan Indriantoro, 1998).
Kode etik profesi akuntan disusun dengan tujuan dapat menjadi pedoman bagi profesi
akuntan untuk menempatkan objektivitas nilai-nilai dalam profesi akuntansi untuk menjaga
profesionalisme anggotanya. Dalam rerangka kode etik akuntan, salah satu prinsip etika yang
mendasari etika seorang auditor adalah independensi. Independensi merupakan batu penjuru
dalam struktur philosofi profesi akuntan. Nilai dari pengauditan tergantung besarnya persepsi
publik terhadap independensi auditor, sehingga tidak mengherankan jika independensi
merupakan hal utama dalam kode etik profesi akuntan. Independensi merupakan salah satu
nilai etis yang dijabarkan secara tertulis bagi seorang auditor sebagai panduan agar dapat
selalu berperilaku etis.
Etika berkaitan erat dengan independensi dan integritas moral diri seorang akuntan.
Etika melibatkan suatu sistem prinsip-prinsip moral dan ketaatan terhadap peraturan-peraturan
tentang profesi akuntan dengan para kliennya, rekan seprofesinya dan masyarakat.
Banyak penelitian yang telah mengulas tentang etika dari sudut pandang yang
berbeda, Rest dalam Muawanah dan Indriantoro (2001), menyatakan bahwa pemahaman
(kesadaran) moral merupakan bagian dari kapasitas keseluruhan individual untuk mererangka
dan memecahkan masalah-masalah etika. Trevino dalam Muawanah dan Indriantoro (2001),
menyatakan bahwa tahapan pengembangan kesadaran moral individual menentukan
bagaimana seorang individu berpikir tentang dilema etis, proses memutuskan apa yang benar
dan apa yang salah.
Pertimbangan moral berkembang dari waktu ke waktu dan merupakan suatu fungsi
dari usia, pendidikan, dan kompleksitas pengalaman. Lawrence Kohlberg telah mengusulkan
bahwa pengembangan moral memiliki enam tahapan yang dapat dibagi menjadi tiga tingkatan
alasan moral yaitu sebagai berikut (Messsier Williams et. al, 2005):
a. Prekonvensional
Pada tingkat prekonvensional, individu dipautkan dengan dirinya sendiri. Aturan
ditentukan secara eksternal pada individu.
Tahapannya terdiri dari:
1) Tindakan individu dipertimbangkan dalam hal konsekuensi fisiknya, seperti
penghindaran hukuman.
2) Individu memerhatikan kebutuhan orang lain, tetapi pemenuhan kebutuhan individu
merupakan motivasi dasar untuk bertindak.
b. Konvensional
Pada tingkat konvensional, individu mampu untuk melihat situasi dari sudut pandang
orang lain (seperti keluarga, kelompok sejawat, atau bangsa). Tahapannya terdiri dari:
1) Individu berupaya untuk menyesuaikan diri dengan norma kelompok. Pandangan
orang lain terhadap situasi juga dipertimbangkan, dan konflik diselesaikan melalui
penggunaan norma ini.
2) Individu dipersoalkan tentang perintah dalam masyarakat dan peraturan sebagai
pedoman dalam situasi konflik.
c. Pascakonvensional
Pada tahap pascakonvensional, hukum dan peraturan masyarakat dipertanyakan dan
ditentukan kembali dalam hal prinsip moral universal. Tahapannya terdiri dari:
1) Individu memandang kontrak sosial dan kewajiban mutual sebagai sesuatu yang
penting. Perbedaan dalam situasi konflik diselesaikan dengan adil dan dengan
pertimbangan kepentingan setiap orang.
2) Individual mendasarkan tindakan pada prinsip moral dan etika universal seperti
keadilan, persamaan dan martabat yang diterapkan ke seluruh individu dan kelompok.
Kesadaran etis memainkan peran kunci dalam semua area profesi akuntansi. Akuntan
secara terus menerus berhadapan dengan dilema etika yang melibatkan pilihan antara nilai-
nilai yang bertentangan. Auditor akan menjumpai masalah ketika harus melaporkan temuan-
temuan yang mungkin tidak menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau obyek
audit yang dilakukannya. Akuntan berhadapan dengan konflik etika yang harus secara terus
menerus melakukan trade off antara kerugian dan manfaat pada dirinya sendiri, pada pihak
lain dan pada masyarakat secara keseluruhan. Tidak jarang dalam setiap terjadi konflik
kepentingan, etika sering tergolong elemen non value added dimata klien, bahkan sering juga
berbenturan dengan kepentingan klien, sehingga etika dapat menjadi luntur pada saat harus
mengambil keputusan. Karena pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai dan
keyakinan individu, kesadaran moral memainkan peran penting dalam pengambilan
keputusan akhir (Muawanah dan Indriantoro, 2001).
Untuk kalangan profesional, di mana pengaturan etika dibuat untuk menghasilkan
kinerja etis yang memadai maka kemudian asosiasi profesi merumuskan suatu kode etik.
Kode etik profesi merupakan kaidah-kaidah yang menjadi landasan bagi eksistensi profesi dan
sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik,
akuntan diharapkan dapat menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat
Ludigdo (2006). Sedangkan Rand dalam Ludigdo (2006) berpendapat keberadaan etika
profesi dapat dijadikan panduan bagi kalangan profesi dalam menghadapi suatu dilema.
Apabila para akuntan tersebut melanggar kode etik profesi tersebut maka dapat diberikan
sanksi psikologik yaitu diasingkan dari pergaulan lingkungan profesi yang bersangkutan.
Semua profesi mempunyai suatu standar kode etik masing-masing sesuai dengan ciri-
ciri dari profesi yang telah disebutkan. Sedangkan akuntan sebagai suatu profesi, terikat pada
ketentuan organisasi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).
Seorang akuntan profesional harus menaati peraturan dan kode etiknya dalam setiap
perilakunya. Karena hal tersebut dapat berpengaruh pada kualitas jasa yang mereka berikan.
Sedangkan kepercayaan masyarakat akan profesionalisme seorang akuntan publik sangat
bergantung pada kualitas jasa yang mereka berikan kepada masyarakat.
Para akuntan dapat dijatuhi sanksi apabila melakukan pelanggaran terhadap kode etik
berupa : (1) Peringatan Tertulis, (2) Teguran tertulis, (3) Skorsing sementara dan (4)
Pemecatan.
H. Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit
Perilaku Auditor dalam situasi konflik adalah sejauh mana Auditor mau menerima
tekanan klien dalam situasi konflik, yaitu situasi yang terjadi ketika auditor dan klien tidak
sepakat dalam satu fungsi atestasi yang merupakan indikan perilaku auditor dalam
pengambilan keputusan etik (Muawanah dan Indriantoro, 2001).
Menurut Robin dalam Hariri dan Maslichah (2006) konflik adalah perilaku organisasi
yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota lain. Prosesnya dimulai jika salah satu
pihak merasa bahwa pihak lain telah menghalangi atau akan menghalangi sesuatu yang ada
kaitannya dengan dirinya. Konflik dan pertentangan dapat terjadi antara seseorang dengan
seseorang, seseorang dengan kelompok bahkan kelompok dengan kelompok. Selain itu,
Konflik dapat terjadi antara pihak yang mempunyai tujuan yang sama, dimana salah satu
pihak merasa telah dirugikan.
Dalam melakukan tugasnya, auditor terkadang berada dalam situasi yang sulit.
Perbedaan kepentingan dapat menimbulkan konflik antara manajemen sebagai pembuat dan
penyaji laporan keuangan dengan para pemakai laporan keuangan dimana auditor menjadi
pihak penengah. Manajemen mempunyai kepentingan untuk mempertahankan jabatannya.
Untuk itu, manajemen akan berusaha agar laporan keuangan perusahaan yang dipimpinnya
memperlihatkan kinerja yang baik, misalnya dengan mengubah metode perlakuan akuntansi
sehingga laba menjadi lebih besar. Sedangkan dipihak lain, antar para pemakai laporan
keuangan sendiri pun, mempunyai berbagai kepentingan yang berbeda terhadap laporan
keuangan perusahaan.
Etika profesi akuntan di indonesia diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
Kode etik ini mengikat para akuntan lainnya yang bukan atau belum menjadi anggota IAPI.
Auditor harus selalu mempertahankan sikap mental independen dalam memberikan jasa
professional. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in
fact) maupun independen dalam penampilan (in appearance).
Ada dua sasaran pokok dari kode etik ini, yaitu pertama, kode etik ini bermaksud
untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian, baik secara sengaja
maupun tidak disengaja dari kaum profesional. Kedua, kode etik ini bertujuan untuk
melindungi keluhuran profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang-orang tertentu yang
mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998 dalam Martandi dan Suranta, 2006).
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP juga harus mempertahankan integritas
dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain.
Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor sangat penting
bagi perkembangan profesi akuntan publik. Kepercayaan masyarakat akan turun jika terdapat
bukti bahwa independensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat
dapat juga menurun disebabkan oleh keadaan mereka yang berpikiran sehat (reasonable)
dianggap dapat mempengaruhi sikap independen tersebut. Untuk menjadi lebih independen,
auditor harus secara intelektual jujur. Untuk diakui pihak lain sebagai orang yang independen,
ia harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu
kepentingan apapun dengan kliennya.
Auditor harus bersifat independen dan obyektif. Menurut Standar Profesi Akuntan
Publik No. 4, Independen berarti tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan
pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian ia tidak dibenarkan memihak pada
kepentingan siapapun. Independensi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor luar. Objektivitas
adalah sikap tidak memihak dalam mempertimbangkan fakta, terlepas dari kepentingan
pribadi yang melekat pada fakta yang dihadapinya. Obyektif lebih dipengaruhi oleh faktor
dari dalam diri auditor.
Pada saat auditor dan klien tidak mencapai kesepakatan maka akan memicu
lahirnya suatu situasi konflik dimana situasi konflik tersebut terjadi karena adanya
ketidakberesan yang harus dilaporkan oleh auditor seperti salah saji/hilangnya
jumlah/pengungkapan dalam laporan keuangan yang disengaja. Ketidakberesan mencakup
kecurangan dalam pelaporan keuangan yang dilakukan untuk penyajian laporan keuangan
yang menyesatkan biasanya disebut dengan kecurangan manajemen (management fraud) dan
penyalahgunaan aktiva (unsur penggelapan).
Hal yang paling ditekankan dalam SPAP adalah betapa esensialnya kepentingan
publik yang harus dilindungi serta sifat independensi dan kejujuran seorang auditor dalam
berprofesi. Namun, sulit untuk menentukan fungsi dan etika pengauditan yang secara teknik
dapat mendeteksi jika ada penyelewengan pada sistem pemerintahan baik untuk penyusunan
anggaran maupun aktivitas keuangan lainnya.
I. Keterkaitan Antara Variabel
1. Locus of Control dengan Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit
Jones dan Kavanagh (1996) melakukan eksperimen untuk menguji pengaruh
variabel locus of control terhadap keinginan berperilaku tidak etis yang ditunjukkan
dengan memperbesar laporan jumlah biaya perjalanan. Pada eksperimen pertama hasilnya
mendukung hipotesis yang diajukan yaitu individu dengan eksternal locus of control
cenderung memperbesar biaya perjalanan. Namun pada eksperimen kedua, hasilnya tidak
ada pengaruh yang signifikan atas locus of control terhadap kecenderungan perilaku tidak
etis.
Reiss dan Mitra (1998) mengadakan penelitian tentang efek dari perbedaan faktor
individual dalam kemampuan menerima perilaku etis atau tidak etis. Hasil menunjukkan
bahwa individu dengan internal locus of control cenderung lebih tidak menerima
tindakan tertentu yang kurang etis, sedangkan individu dengan external locus of control
cenderung lebih menerima tindakan tertentu yang kurang etis. Wanita ditunjukkan lebih
etis dibandingkan pria. Perbedaan disiplin akademis yaitu bisnis dan non bisnis
ditemukan tidak berpengaruh terhadap penilaian terhadap perilaku etis. Individu yang
memiliki pengalaman kerja ditunjukkan cenderung lebih menerima tindakan yang kurang
etis, dibandingkan individu yang tidak memiliki pengalaman kerja.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rike Dewi Asih (2006) mengenai pengaruh
interaksi locus of control auditor dan struktur audit terhadap kinerja auditor (studi pada
KAP di Kota Surabaya dan Malang) menjelaskan bahwa locus of control dan struktur
audit berpengaruh terhadap kinerja audit. Menurut Indriantoro (1993) dalam Saiful
Anwar (2005) mendapatkan bukti bahwa locus of control merupakan variabel moderating
yang mempengaruhi hubungan antara penganggaran partisipasif dan kinerja manajer.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Saiful Anwar (2005) mengenai keputusan
auditor dalam situasi konflik audit suatu kasus (pada KAP di Surabaya) menyatakan
bahwa terdapat efek nonmonotonic dan simetris atas hubungan antara locus of control
dengan respon auditor dalam situasi konflik, sehingga dapat dilihat bahwa interaksi
antara kesadaran etik dan locus of control mempunyai pengaruh yang besar terhadap
respon auditor dalam situasi konflik. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Umi Muawanah dan Indriantoro (2001). Putri Nugrahaningsih (2005)
melakukan penelitian tentang perbedaan perilaku etis auditor di KAP dalam etika profesi,
hasilnya menunjukkan bahwa auditor dengan internal locus of control cenderung
berperilaku lebih etis daripada auditor external locus of control.
2. Locus Of Control dan Kesadaran Etis dengan Perilaku Auditor Dalam Situasi
Konflik Audit
Larkin (2000) menyatakan bahwa kemampuan untuk dapat mengidentifikasi
perilaku etis dan tidak etis sangat berguna dalam semua profesi termasuk auditor. Apabila
seorang auditor melakukan tindakan-tindakan yang tidak etis, maka hal tersebut akan
merusak kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor itu (Khomsiyah dan Nur
Indriantoro, 1998).
Purnamasari (2006) merumuskan hipotesis bahwa auditor dengan pertimbangan
etis tinggi akan cenderung berperilaku etis. Perkembangan ke tahap pertimbangan etis
yang lebih tinggi akan membantu sensitifitas seorang individu untuk lebih mengkritisi
kejadian, masalah dan konflik dan auditor dengan kapasitas pertimbangan etis yang tinggi
akan lebih baik dalam menghadapi konflik dan dilema etis. Hasil penelitian yang
dilakukan Purnamasari (2006) tidak mendukung hipotesis yang dirumuskan, sesuai
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Richmond (2001 dan 2003), namun
tidak konsisten dengan hasil penelitian Ponemon dan Gabhart (1990), Trevino (1985),
serta Trevino dan Youngblood (1990).
Rest (1986) dalam Muawanah dan Indriantoro (2001) menyatakan bahwa
pemahaman (kesadaran) moral merupakan bagian dari kapasitas keseluruhan individual
untuk merangka dan memecahkan masalah-masalah etika. Trevino (1986) dalam
Muawanah dan Indriantoro (2001) menyatakan bahwa pengembangan kesadaran moral
individual menentukan bagaimana seorang individu berfikir tentang dilematis, proses
untuk menentukan apa yang benar dan salah dalam suatu situasi.
Penelitian mengenai aspek perilaku dari para auditor di tengah situasi konflik
audit dan hubungannya dengan peran locus of control, komitmen profesi dan kesadaran
etis sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Saiful Anwar (2005) dan Umi Muawanah
dan Nur Indriantoro (2001) yang juga merupakan konfirmasi atas penelitian Tsui dan
Gul (1996) yang menyimpulkan bahwa interaksi antara variable personalitas dan variable
kognitif seperti yang disebutkan diatas mempengaruhi perilaku auditor dalam situasi
konflik audit. Muawanah dan Indriantoro (2001), menemukan bahwa pada level
kesadaran etik yang lebih rendah terdapat kecenderungan auditor untuk menerima
permintaan klien dalam situasi konflik audit. Sebaliknya, pada level kesadaran etik yang
tinggi ada kecenderungan auditor untuk menolak tekanan manajer. Dan kecenderungan
ini berbeda untuk karakteristik internal dan external locus of control.
J. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini difokuskan pada variabel personalitas locus of control dengan kesadaran
etis yang dihubungkan dengan perilaku auditor dalam situasi konflik audit.
Interaksi antara level kesadaran etis dengan locus of control telah diuji oleh Tsui dan Gul
(1996) dalam Muawanah dan Indriantoro (2001) dengan menunjukkan model interaksi berikut :
Perilaku auditor
dalam situasi konflik
Kesadaran etis
Gambar 2.1
Model Interaksi antara kesadaran etis dengan locus of control
Dengan menguji model tersebut, Tsui dan Gul (1996) dalam Muawanah dan Indriantoro
(2001) menunjukkan bahwa kesadaran etis memoderat (memperkuat) hubungan antara locus of
control dengan kemampuan auditor untuk menolak tekanan klien. Dengan kata lain locus of
control dan kesadaran etis merupakan faktor determinan yang signifikan pada perilaku auditor
dalam situasi dilema etis.
K. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh antara locus of control terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik
audit
H2: Interaksi antara locus of control dengan kesadaran etis mempengaruhi Perilaku auditor
dalam situasi konflik audit.
Locus of control
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah auditor dari kantor akuntan besar, sedang dan kecil
yang terdaftar di directory Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta, hal ini dilakukan
untuk mengontrol efek ukuran KAP terhadap perilaku auditor maupun ciri pembawaan
personalnya. Sampel untuk responden diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada KAP
yang ada di Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
Penelitian ini menggunakan convenience sampling, responden dipilih berdasarkan
kesediaannya untuk berpartisipasi. Responden dalam penelitian ini adalah auditor eksternal,
yang mencakup junior auditor, senior auditor, supervisor, manajer dan partner pada Kantor
Akuntan Publik yang berada di Jakarta.
C. Metode Pengumpulan Data
Bagian ini akan membahas tentang data-data yang diperlukan dalam penelitian ini dan
bagaimana cara memperoleh data-data tersebut. Data yang diperlukan untuk analisis ini terdiri
dari data primer dan sekunder. Dalam penulisan ini digunakan beberapa metode pengumpulan
data, yaitu :
1. Study Lapangan (field research)
Study lapangan yang dimaksud disini adalah, peneliti mengedarkan kuesioner.
Sugiyono (2007:142) menjelaskan bahwa Kuisioner adalah “Teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya”.
Kuesioner ini termasuk dalam data primer yang diperoleh dengan mengedarkan
kuesioner kepada auditor eksternal pada KAP yang berada di Jakarta.
2. Studi Kepustakaan
Dilakukan dengan cara mempelajari literatur, seperti dari buku-buku, jurnal, dan
internet yang berkaitan dengan permasalahan.
D. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini ada beberapa tahap dalam analisis data, dimana pada masing-
masing tahapan dalam pengujiannya dilakukan dengan menggunakan bantuan software
statistik SPSS 15.0.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik
variabel penelitian dan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala
jawaban responden pada setiap variable yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata
dan standar deviasi. Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang
terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan sebagainya.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005).
Kriteria yang digunakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-
masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah
<0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, dan jika korelasi skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi diatas
>0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Santoso, 2001).
b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variable yang digunakan
benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun
diuji berkali-kali. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan SPSS akan menghasilkan
Cornbach Alpha. Jika dari Cornbach Alpha diatas >0,6 maka dikatakan bahwa
instrument tersebut mempunyai keandalan (reliabel).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, kalau asumsi ini dilanggar, maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Distribusi normal pada grafik
histogram akan membentuk pola distribusi yang normal (tidak terjadi kemencengan) dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya.
b. Uji multikolonieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antara variabel independen (Ghazali, 2005:91). Jika terjadi korelasi, maka terdapat
problem Multikolonieritas atau multiko. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independennya. Ada tidaknya Multikolonieritas di
dalam model regresi, dapat dilihat dengan menganalisi matrik korelasi variabel-variabel
independen, jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya
diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya Multikolonieritas (Ghazali,
2005:91). Dan bisa juga dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
tolerance. Regresi yang terbebas dari problem Multikolonieritas apabila nilai VIF <10
dan nilai tolerance >0,10, maka data tersebut tidak ada M tolerance.
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada pola scatterplot antar SPRESID dan ZPRED di mana sumbu
Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar pengambilan keputusannya jika ada
pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa telah
terjadi Heteroskedastisitas. jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas
(Ghazali, 2005:105).
4. Pengujian Hipotesis (Uji Interaksi)
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan metode regresi linear
berganda. Analisis regresi linier berganda untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
antara dua variable bebas (X1 dan X2) dengan variable terikat (Y) dipergunakan analisis
regresi linier dengan persamaan matematik sebagai berikut:
Untuk menguji hipotesis, digunakan model analisa sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2 + e
Dimana :
Y = Perilaku auditor dalam situasi konflik audit
X1 = Locus of control
X2 = Kesadaran etis
X1X2 = Interaksi antara Locus of control dan Kesadaran Etis
Nilai koefisien regresi atau b diperoleh dengan menggunakan proram statistik
komputer SPSS versi 15.0.
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variable dependen. Nilai R2
yang mendekati 1 berarti
variable-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variable dependen.
b. Uji Statistik t
Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui apakah variable independen secara
individual berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai t
hitung lebih kecil dari t table pada taraf signifikan 0,05 maka Ha ditolak. Sedangkan
jika nilai t hitung lebih besar dari t table maka Ha diterima (Ghozali, 2005: 84-85).
c. Uji Statistik Fisher (F)
Uji F pada dasarnya digunakan untuk melihat apakah variable independen
secara simultan dapat memprediksi atau memiliki pengaruh terhadap variable
dependen. Dengan syarat jika probabilitas memenuhi syarat signifikansi lebih kecil
dari 0,05 atau dapat dilihat dari nilai F hitung lebih besar daripada nilai F table pada
tingkat signifikansi 5% (Ghozali, 2005: 84).
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Berdasarkan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang disusun dalam
tinjauan pustaka, maka operasional variabel penelitian dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Variabel independen dengan sub variabel terdiri dari:
a. Locus of control (X1)
Locus of Control adalah cara pandang individu terhadap suatu peristiwa yang sedang
terjadi pada dirinya, dimana peristiwa tersebut dapat atau tidak dikendalikan olehnya
Variabel ini dioperasionalisasikan sebagai konstruk internal-ekstemal yang mengukur
keyakinan seseorang atas kejadian yang menimpa kehidupannya. Variabel ini
menggunakan instrumen The Work Locus of Control (WLCS) yang dikembangkan
oleh Paul. E. Spector (1988). Variabel ini diukur dengan skala 6 poin mulai dari
sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), sedikit tidak setuju (3), sedikit setuju (4), setuju
(5), sangat setuju(6). Tujuh pernyataan dinilai terbalik untuk menghindari adanya order
effect yaitu pertanyaan nomor 1, 2, 3, 4, 7, 10, 13 dengan kriteria penilaian sangat setuju
(1), sampai sangat tidak setuju (6). Instrument diukur dengan menggunakan skala
nominal dengan melihat rata-rata dari jumlah keseluruhan pernyataan. Internal
LOC ditunjukkan oleh nilai jawaban responden yang lebih kecil dari mean
score maka diberi nilai 0 dan sebaliknya untuk external LOC diindikasikan oleh
nilai jawaban responden lebih besar dari mean score maka diberi nilai 1.
b. Kesadaran etis (X2)
Kesadaran etis adalah kemampuan individu untuk mempertimbangkan suatu peristiwa
yang tidak semestinya, sehingga diperlukan standar etika dan moral agar auditor dapat
bertindak secara etis. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang mengukur
kesadaran etis dengan 3 skema auditing yang diambil dari instrumen yang digunakan
oleh Cohen, et al. (1995). Instrument tersebut juga diadopsi oleh Claypool et al. (1990)
dan Amstrong (1985) yang juga digunakan oleh Muawanah dan Indriantoro (2001).
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala interval 7 poin, dengan skala 1 (etis)
hingga 7 (tidak etis).
2. Variabel dependen (Y) yaitu perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Variabel ini
mengukur sejauh mana auditor mau memenuhi tekanan klien dalam situasi konflik
yaitu situasi yang terjadi ketika auditor dan klien tidak sepakat dalam satu aspek fungsi
atestasi. Variabel ini diukur dengan dengan menggunakan 2 buah kasus pendek. Kasus
pertama merupakan instrument yang dikembangkan oleh knapp (1985) dan
diadopsi oleh Tsui dan Gul (1996), sedangkan kasus kedua adalah hasil
modifikasi penulis dari berbagai sumber dan literatur yang sudah di uji cobakan
sebelumnya. Dalam instrument ini responden diminta berperan sebagai auditor
perusahaan dengan skala interval dari 0 (Skala rendah) s.d 100 (Skala tinggi).
Tabel 3.1
Variabel, Dimensi, Indikator, dan Skala untuk Kuesioner
Variabel Dimensi Indikator Skala
X1
Locus of Control
(Sumber: The Work
Locus of Control
Spector (1988))
1. Internal Locus of Control
2. Eksternal Locus of Control
1. Kemampuan melaksanakan
pekerjaan
2. Kesempatan
3. Keberuntungan
Skala
Nominal
4. Nasib
X2
Kesadaran etis
(Sumber: Cohen
(1995), Claypool
(1990) dan
Amstrong (1985))
Aspek Kognitif 1. Tanggung Jawab Moral
2. Sikap ketaatan terhadap Kode
Etik
3. Pertimbangan dalam
pelaksanaan tugas audit
Skala
Interval
Y
Perilaku Auditor
dalam Situasi
Konflik Audit
(Sumber: Knapp
(1985), Tsui dan Gul
(1996))
1. Independensi
2. Obyektifitas
3. Integritas
1. Kepatuhan Terhadap Peraturan
2. Kepatuhan Terhadap Standar
Profesional
3. Fasilitas yang Diberikan
Skala
Interval
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif dan Objek Penelitian
1. Penyebaran Kuisioner dan Deskriptif responden
Populasi dalam penelitian ini adalah semua auditor independent dari kantor
akuntan public dijakarta, yang terdaftar di directory Kantor Akuntan Publik di Jakarta.
Model sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode convenience
sampling (berdasarkan kesediaan responden).
Pada penelitian ini, jumlah kuesioner yang disebar adalah sebanyak 120 buah
kuesioner, yang diberikan kepada auditor-auditor yang bekerja di 20 Kantor Akuntan
Publik (KAP) di Jakarta. Pengiriman kuesioner dilakukan dengan diantar langsung oleh
peneliti dan ada pula yang dititipkan melalui kenalan. Lama penyebaran selama 4 minggu
terhitung sejak pertengahan Oktober sampai dengan pertengahan November 2009.
Berikut adalah tabel yang menggambarkan proses penyebaran dan penerimaan
kuesioner, dan penyebab responden tidak mengembalikan kuesioner.
Tabel 4.1
Gambaran Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner
No. Keterangan kuesioner persentase
1 Jumlah pengiriman 120 100%
2 Kuesioner tidak kembali 21 17.5%
3 Kuesioner yang kembali (tidak dapat diolah) 15 12.5%
4 Kuesioner yang kembali (dapat diolah) 84 70%
Dari daftar pertanyaan umum mengenai karakteristik responden, maka didapatkan
data sebagai berikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Penelitian
Unsur Demografi Demografi Responden Jumlah Presentase
Pria 48 57,14 % Jenis Kelamin
Wanita 36 42,86 %
20 – 30 tahun 72 85,71 %
31 – 40 tahun 10 11,90 %
Usia
> 41 tahun 2 2,39 %
1 – 3 tahun 67 79,76 %
4 – 10 tahun 14 16,67 %
Lama Bekerja
> 10 tahun 3 3,57 %
S1 79 94,05 %
S2 3 3,57 %
S3 0 0 %
Pendidikan terakhir
D3 2 2,38 %
Junior Auditor 49 58,33 %
Senior Auditor 28 33,33 %
Supervisor 6 7,14 %
Manajer 1 1,20 %
Jabatan di KAP
Partner 0 0 %
Kawin 18 21,43 % Status
Belum Kawin 66 78,57 %
Sumber; Kuisioner Penelitian
Tabel ini berlanjut ke halaman 42
Lanjutan tabel 4.2
Berdasarkan tabel diatas dari 84 responden, dapat dilihat bahwa responden pria berjumlah
48 orang (57,14 %) dan responden wanita berjumlah 36 orang (42,86 %). Responden yang
bekerja antara 1 sampai dengan 3 tahun sebanyak 67 orang (79,76 %), responden yang bekerja
antara 4 - 10 tahun sebanyak 14 orang (16,67 %), sedangkan yang bekerja diatas 10 tahun
berjumlah 3 orang (3,57 %). Responden yang berpendidikan S1 sebanyak 79 orang (94,05 %),
sedangkan yang berpendidikan S2 sebanyak 3 orang (3,57 %), dan yang berpendidikan D3
sebanyak 2 orang (2,38 %). Responden dengan status kawin sebanyak 18 orang (21,43 %)
sedangkan responden dengan status belum kawin sebanyak 66 orang (78,57 %).
Mengenai jabatan di Kantor Akuntan Publik, responden yang menjabat sebagai junior
auditor sebanyak 49 orang (58,33 %), responden yang menjabat sebagai senior auditor sebanyak
28 orang (33,33 %), responden yang menjabat sebagai supervisor sebanyak 6 orang (7,14 %),
sedangkan responden yang menjabat sebagai manajer sebanyak 1 orang (1,20 %). Usia
responden yang berada di kisaran 20 -30 tahun sebanyak 72 orang (85,71 %), 31-40 tahun
sebanyak 10 orang (11,90 %) sedangkan yang berada diatas usia 41 tahun sebanyak 2 orang
(2,39 %).
B. Penemuan dan pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Hasil penelitian terhadap interaksi antara variabel personalitas dengan variabel
kognitif terhadap variabel dependennya diperoleh melalui penilaian atas jawaban kuisioner
penelitian. Dalam kuisioner, penulis memasukkan sebanyak 19 pertanyaan, dimana
sebanyak 14 pertanyaan untuk variabel independen (variabel personalitas-locus of control)
dan 3 pertanyaan untuk variabel moderating (variabel kognitif-kesadaran etis) dan 2
pertanyaan untuk variabel dependen (Perilaku auditor dalam situasi konflik).
Hasil perhitungan untuk statistik deskriptif untuk variabel X (variabel personalitas
dan kognitif) dan variabel Y (Perilaku auditor dalam situasi konflik audit) dapat dilihat
dalam tabel 4.3, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.3
Hasil Statistik Deskriptif
N Mean
Std.
Deviation Minimum Maximum
LOC 84 36.8333 7.69107 15.00 51.00
Kesadaran Etis 84 47.6786 8.51952 21.00 63.00
Interaksi
Loc&Kes 84
1743.75
00 455.55820 840.00 2961.00
Sumber : Kuisioner penelitian diolah dengan SPSS
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Locus Of Control
Variabel Sub Variabel N Mean
Internal
(total skor<mean) 41
Locus of Control Eksternal
(total skor>mean) 43
Jumlah 84
36.8333
Output tampilan SPSS menunjukkan jumlah responden (N) ada 84. Responden
dengan internal locus of control sebanyak 41, sedangkan responden dengan eksternal locus
of control sebanyak 43 orang. Pembagian internal dan eksternal dilakukan dengan melihat
skor variabel locus of control, internal ditunjukkan apabila skor dibawah mean 36.8333,
demikian sebaliknya, skor diatas mean 36.8333 menunjukkan eksternal locus of control.
2. Uji Kualitas Data
Pengujian data disini mencakup uji validitas (uji kesahihan) dan uji reabilitas (uji
keandalan) atas item-item pertanyaan untuk masing-masing variabel, yaitu untuk Locus of
control (Variabel X1) dan Kesadaran Etis (Variabel X2) dan Perilaku Auditor dalam Situasi
Konflik Audit (Variabel Y). Pengujian validitas dan reabilitas ini akan dilakukan dengan
menggunakan bantuan software statistik SPSS 15.0.
a. Uji Validitas
Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara
menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Kriteria
yang digunakan valid atau tidak valid adalah :
• Jika probabilitasnya (Sig) < 0,05 butir pertanyan dikatakan valid.
• Jika probabilitasnya (Sig) > 0,05 butir pertanyaan dikatakan tidak valid.
Dari uji validitas yang telah dilakukan, maka didapat hasil yang akan disajikan
secara lengkap dalam tabel 4.5 untuk variabel Kesadaran Etis (Variabel X2) dan Perilaku
Auditor dalam Situasi Konflik Audit (Variabel Y), yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas
Variabel Signifikansi Keterangan
Kesadaran Etis - -
KE1-1 0,000** Valid
KE1-2 0,000** Valid
KE1-3 0,000** Valid
KE2-1 0,000** Valid
KE2-2 0,000** Valid
KE2-3 0,000** Valid
KE3-1 0,000** Valid
KE3-2 0,000** Valid
Ke3-3 0,000** Valid
Perilaku Auditor - -
PA1 0,000** Valid
PA2 0,000** Valid
**Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, menunjukkan bahwa butir pertanyaan untuk variabel
kesadaran etis (X2) mempunyai nilai signifikan kurang dari 0,05. Maka dapat diambil
kesimpulan bahwa butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel
kesadaran etis (X2) adalah valid. Hal yang sama ditunjukkan oleh variabel perilaku auditor
(Y), dengan signifikansi kurang dari 0,05, maka butir-butir pertanyaan yang digunakan
adalah valid, dan dapat digunakan dalam pengujian.
b. Uji Reliabilitas
Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan teknik korelasi Cronbach’s
Alpha adalah :
• Jika Cronbach’s Alpha > 0,6, berarti konstruk reliabel.
• Jika Cronbach’s Alpha < 0,6 berarti konstruk tidak reliabel.
Dari uji reabilitas yang telah dilakukan, maka didapat hasil Cronbach’s Alpha yang
akan disajikan secara lengkap dalam tabel 4.6 untuk variabel Locus of control (Variabel
X1), dan Kesadaran Etis (Variabel X2) dan Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit
(Variabel Y), yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Reabilitas
No. Variabel Items Cronbach’s
Alpha
Kesimpulan
1. Locus of control (X1) 14 0,728 Reliabel
Regression Standardized Residual
43210-1-2
Fre
qu
en
cy
20
15
10
5
0
Histogram
Dependent Variable: PRLKAUD
Mean =-5.55E-17�Std. Dev. =0.988�
N =84
1.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: PRLKAUD
2. Kesadaran Etis (X2) 9 0,788 Reliabel
3. Perilaku Auditor (Y) 2 0,855 Reliabel
Sumber : Kuisioner penelitian diolah dengan SPSS
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat konsistensi dari pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan locus of control (variabel X1) dan kesadaran etis (variabel X2) dan
perilaku auditor dalam situasi konflik (variabel Y) yang diperoleh nilai Cronbach’s Alpha
diatas 0,6. Maka dapat dikatakan bahwa hasil pengujian terhadap variabel-variabel tersebut
adalah reliabel.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot di bawah ini
dapat disimpulkan dengan grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal (tidak
terjadi kemencengan). Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik menyebar disekitar
garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik
menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi klasik.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas
b. Uji Multikolonieritas
Hasil uji multikolonieritas terhadap data untuk pengujian hipotesis ditunjukkan
pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficient Correlations(a)
Model
LOC Kesadaran Etis
1 Correlation
s
LOC 1.000 .192
Kesadaran Etis .192 1.000
Covariance
s
LOC .004 .001
Kesadaran Etis .001 .003
Variable dependen: Perilaku Auditor
Melihat besaran korelasi antar variable independen tampak bahwa antara variable
locus of control dan kesadaran etis mempunyai korelasi sebesar 0,192 atau sekitar 19,2%.
Oleh karena korelasi ini masih jauh dibawah 0,90. Maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikolonieritas yang serius.
Tabel 4.8
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Reg
res
sio
n S
tud
en
tized
Resid
ual
4
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: PRLKAUD
Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
Collinearity
Statistics Mode
l
Toleran
ce VIF
1 (Constant)
LOC .963 1.038
Kesadaran Etis .963 1.038
Hasil perhitungan nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variable independen
yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan besaran nilai VIF tidak lebih dari 10.
Maka dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas
antar variabel independen dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Gambar 4.3
Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3 merupakan hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik
scatterplot. Berdasarkan uji tersebut menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar secara
acak dan tidak membentuk suatu pola, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu
Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak mengalami problem
heteroskedastisitas.
4. Pengujian Hipotesis (Uji Interaksi)
a. Uji Koefisien determinasi (Adjusted R2)
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variable independen yang dimasukkan ke dalam model (Ghozali, 2005:83). Setiap
tambahan satu variable independen maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variable
tersebut berpengaruh terhadap variable dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R
square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau adjusted R Square
(Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variable yang digunakan dalam penelitian.
Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variable independen ditambahkan ke
dalam model (Ghozali, 2005:83). Hasil uji koefisien determinasi (R2) dari pengujian
statistik multiple regression adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Mode
l R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1 .439(a) .193 .163 4.06716
a Predictors: (Constant), Interaksi Kes&LOC, Kesadaran Etis, LOC
Angka Adjusted R Square yang didapat adalah 0,163. Yang berarti bahwa interaksi
antara variabel locus of control dan kesadaran etis mempengaruhi variabel dependen
(Perilaku auditor dalam situasi konflik audit) sebesar 16,3%, sedangkan sisanya adalah
sebesar (100% - 16,3% = 83,7%) dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual yaitu dalam menerangkan variasi variabel dependen. Probabilitas lebih
kecil dari 0,05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005:84). Berikut hasil
uji statistik t dari pengujian statistik:
Tabel 4.10
Hasil Uji t
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients t Sig.
B
Std.
Error Beta B
Std.
Error
1 (Constant) -
27.714 13.787
-
2.010 .048
LOC .537 .267 1.030 2.012 .048
Kesadaran Etis 1.013 .361 1.753 2.808 .006
Interaksi
Loc&kes -.016 .007 -1.681
-
2.325 .023
a Dependent Variable: Perilaku auditor dalam situasi konflik
Dari hasil uji T diatas, dapat ditarik persamaan regresi interaksi antara locus of
control dan kesadaran etis mempengaruhi Perilaku auditor dalam situasi konflik.
Y = -27,714 + 0,537 X1 + 1,013 X2 – 0,016 X1X2 + ε
Keterangan : Y = Perilaku auditor dalam situasi konflik audit
X1 = Locus of control
X2 = Kesadaran Etis
X1X2 = Interaksi antara locus of control dan kesadaran etis
Hasil uji statistik t pada table 4.10 diatas, uji statistik t variabel bebas locus of
control, memperlihatkan bahwa variabel Locus of control nilai signifikansinya sebesar
0,048 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 (0,048<0,05), sedangkan nilai t hitung juga
menunjukkan nilai 2,012 lebih besar dari t tabel untuk pengujian signifikansi 0,05 df
sebesar 84-2 = 82 maka diperoleh t tabel sebesar 1,9893 (2,012>1,9893), maka dapat
disimpulkan bahwa variable bebas locus of control memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit, dengan demikian menerima H1.
Hal ini sejalan dengan teori yang ada, bahwa perilaku auditor dalam situasi konflik
audit akan dipengaruhi oleh karakteristik locus of controlnya. Individu dengan Internal
locus of control akan lebih mungkin berperilaku etis dibandingkan individu dengan
eksternal locus of control. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Putri Rumsiati (2008) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara locus of
control terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Jones dan Kavanagh (1996)
dalam Muawanah (2000) melakukan eksperimen untuk menguji pengaruh variabel locus of
control terhadap keinginan berperilaku tidak etis. Pada eksperimen pertama hasilnya
mendukung hipotesis yang diajukan yaitu individu dengan eksternal locus of control
cenderung memperbesar biaya perjalanan. Namun pada eksperimen kedua, hasilnya tidak
ada pengaruh yang signifikan atas locus of control terhadap kecenderungan perilaku tidak
etis.
Hasil pengujian koefisien regresi menunjukkan tingkat signifikansi interaksi antara
locus of control dan kesadaran etis sebesar 0,023 yaitu probabilita dibawah 0,05 (p<0,05).
Dengan demikian maka H2 diterima. Berarti bahwa interaksi antara locus of control dan
kesadaran etis mempengaruhi perilaku auditor dalam situasi konflik. Hasil ini konsisten
dengan penelitian Saiful Anwar (2005) dan Muawanah dan Indriantoro (2001) bahwa
interaksi antara variabel personalitas dalam hal ini locus of control dengan variabel
kognitif yaitu kesadaran etis bersama-sama mempengaruhi Perilaku auditor dalam situasi
konflik. Pada level kesadaran etis yang rendah terdapat kecenderungan auditor untuk
menerima permintaan klien, sehingga pada kondisi ini auditor menjadi kurang independen,
sebaliknya pada level kesadaran etis yang tinggi terdapat kecenderungan untuk menolak
permintaan klien, dengan kata lain auditor lebih independen. Kecenderungan ini berlaku
untuk karakter internal dan eksternal locus of control terhadap perilaku auditor. Semakin
dominan internal karakter auditor maka ia akan semakin independen begitu sebaliknya
semakin dominan karakter eksternal auditor maka auditor cenderung menerima tekanan
dari klien.
b. Uji Statisktik Fisher (Uji F)
Tabel 4.11
Hasil Uji F
Mode
l
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 316.215 3 105.405 6.372 .001(a)
Residual 1323.344 80 16.542
Total 1639.560 83
a Predictors: (Constant), Interaksi Loc&Kes, Locus of control, Kesadaran etis
b Dependent Variable: Perilaku auditor dalam situasi konflik
Dari hasil uji F, didapat F hitung sebesar 6,372 dengan tingkat signifikansi 0,001
jauh lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel
independen locus of control dan kesadaran etis, dan interaksi keduanya secara bersama-
sama berpengaruh terhadap Perilaku auditor dalam situasi konflik audit.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis dan pembahasan tentang interaksi antara locus of control
dengan kesadaran etis terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit, maka penulis
menyimpulkan :
1. Hasil Uji t menunjukkan bahwa variable locus of control mempunyai pengaruh terhadap
perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Putri Rumsiati (2008) yang menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara locus of control terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit.
2. Hasil Uji t menunjukkan bahwa interaksi locus of control dan kesadaran etis mempunyai
angka signifikan 0,023 lebih kecil dari 0,05. Yang berarti interaksi antara locus of control
dan kesadaran etis berpengaruh terhadap Perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Hasil
ini konsisten dengan penelitian Saiful Anwar (2005) dan Muawanah dan Indriantoro (2001)
bahwa interaksi antara variabel personalitas dalam hal ini locus of control dengan variabel
kognitif yaitu kesadaran etis bersama-sama mempengaruhi perilaku auditor dalam situasi
konflik.
3. Hasil Uji Regresi Linier Berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur
interaksi antara variable locus of control dengan kesadaran etis terhadap perilaku auditor
dalam situasi konflik audit menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,163. Hal ini
dapat diartikan bahwa perilaku auditor dalam situasi konflik audit dapat dijelaskan oleh
variabel independen sebesar 16,3%.
B. Implikasi
Implikasi yang didapat dari penelitian ini adalah ketika seseorang memutuskan untuk
menjadi seorang auditor yang terikat oleh aturan dan etika, maka, yakinkan dalam diri bahwa
pekerjaan auditor adalah pekerjaan yang paling cocok dan tepat untuk dirinya, serta tanamkan
nilai-nilai yang diyakini dalam dirinya, tidak merugikan pihak lain, serta berpegang teguh
pada etika profesi, obyektifitas, independensi. Sehingga ketika mendapat tekanan dari klien
(dalam situasi konflik audit) yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam profesinya,
seorang auditor tidak akan merusak nama baiknya dan nama baik profesi akuntan itu sendiri.
C. Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk lebih mengkhususkan sampel penelitian
sehingga objek penelitian menjadi lebih spesifik dan tidak bias.
2. Sebaiknya dipertimbangkan faktor personalitas lain seperti sifat Machiavellianisme, atau
sifat pembawaan lahir seperti jenis kelamin, umur. Karena hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti mengungkapkan bahwa nilai R2
sebesar 16,3% yang berarti bahwa masih
banyak faktor-faktor lain yang dapat diteliti untuk menjelaskan variabel perilaku auditor
dalam situasi konflik audit.
3. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan survey dengan metode lain, misalnya melakukan
wawancara secara langsung agar dapat dilakukan kontrol atas jawaban responden untuk
menghindari ketidakjujuran responden dalam menjawab pertanyaan.
D. Keterbatasan
Adapun keterbatasan penelitian yang dialami penulis diantaranya :
1. Sampel dalam penelitian ini terlalu luas dan tidak melakukan perbedaan pada sampel
penelitiannya, karena pada pelaksanaan audit, terdapat sudut pandang yang berbeda antara
pembantu pelaksana (auditor junior dan senior) dengan pembantu pengawas (partner,
manajer dan supervisor) dalam menyikapi situasi konflik audit.
2. Tidak meratanya sampel yang diambil dari populasi KAP yang tersebar di Jakarta
sehingga sampel mungkin tidak menggambarkan populasi yang sebenarnya.
3. Waktu penyebaran kuisioner berada dalam masa-masa yang kurang efektif, yaitu
menjelang akhir tahun dimana pada waktu tersebut kesibukan auditor cukup tinggi,
sehingga kuisioner yang disebarkan kurang mendapat tanggapan baik.
4. Keterbatasan pada pengumpulan data mengakibatkan tidak bisa dilakukannya kontrol atas
jawaban reponden (responsen bisa tidak jujur).
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Radal J Eder, dan Mark S Beasley. "Auditing & Pelayanan Verifikasi: Pendekatan
terpadu, Edisi Kesembilan". Penerbit: PT. Index. Jakarta: 2009.
Anwar, Saiful. “Pengambilan Keputusan Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Suatu Kasus”. Jurnal
Arthavidya. Tahun 6. No.1. Maret 2005.
Boynten, Wiliam C. Raymond N. Johnson dan Walter G Kell. "Modern Auditing, Edisi Ketujuh ".
Erlangga. Jakarta: 2003.
Budisusetyo, Sasongko dkk. "Internal Auditor dan Dilema Etika". Vol. 8 No. 1 Jakarta: Jurnal
Ventura. 2005.
Cecilia Engko, Gudono, “Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Locus of Control Terhadap
Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Auditor”, Simposium
Nasional Akuntansi X, Makasar, 2007.
Chrismastuti, Agnes dan Purnamasari Vena. "Hubungan Sifat Machiavellian, Pembelajaran
Etika dan Sikap Etis Akuntan: Suatu Analisis Perilaku Etis Akuntan dan
Mahasiswa Akuntansi di Semarang". Simposium Nasional Akuntansi. Denpasar:
2004.
Donnelly, David P, Jeffrey J Quirin, David O Bryan. “Auditor Acceptance of dysfunctional audit
behavior: An explanatory model using Auditors Personal Characteristics”. Behavoiural
Research in Accounting. 2003;15, pg. 87.
Ghozali, Imam. "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS". Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Jakarta: 2001.
Gul, FA., Andy Y Ng dan Marian Yew. “Chinese Auditors Ethical Behaviour in an Audit Conflict
Situation”. Journal of Business Ethics. Dordrecht: Feb 2003. Vol. 42 pg. 379.
IAPI. "Kode Etik Profesi Akuntan Publik". IAPI. Jakarta: 2008.
IAI. "Standar Profesional Akuntan Publik". IAI. Jakarta: 2001.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. "Metodologi Penelitian dan Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen ". BPFE Yogyakarta: 2002.
Jones, Gwen E. and Michael J. Kavanagh, 1996. “An Experimental Examination of the Effects of
Individual and Situational Factors on Unethical Behavioural Intention in the
Workplace”. Journal of Business Ethics, Vol 15: 511-523.
Khomsiyah, Nur Indriantoro, “Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Komitmen dan Sensitivitas
Etika Auditor Pemerintah Di DKI Jakarta”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 1 No. 1
Hal 13-28, 1998.
Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo. “Perilaku organisasi buku I edisi kelima”. Jakarta: Salemba
Empat. 2005
Larkin, Joseph M. “The Ability of Internal Auditors to Identify Ethical dilemmas”. Journal of
Business Ethics. Feb 2000 pg. 401.
Ludigdo, Unti. "Strukturisasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik". Simposium Nasional
Akuntansi 9. Padang: 2006
Martadi, Indiana Farid dan Suranta Sri. "Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi dan
Karyawan Bagian Akuntansi dipandang dari Segi Gender terhadap Etika Bisnis dan Etika
Profesi (Studi di Wilayah Surakarta) ". Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang: 2006.
Maslichah, Hariri. “Pengaruh Audit Fee dan Kesadaran Etis Terhadap Perilaku Auditor Ekstern Dalam
Situasi Konflik Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Malang”. Malang : Jurnal Ilmiah Bidang
Manajemen dan Akuntansi. Vol. 3 No. 1. Maret 2006.
Masud, Fuad. “Survei Diagnosis Organisasional Konsep dan Analisis: Kuesioner Locus of Control”.
UNDIP: 2004.
Menteri Keuangan. “Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 Tentang Jasa Akuntan
Publik.”. Jakarta: 2008.
Messsier, Williams et. all, “Auditing & Assurance Services a Systematic Approach (Jasa Audit
& Assurance Pendekatan Sistematis)”, Buku 1 Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta, 2006.
Muawanah, Umi dan Nur Indriantoro. "Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik Audit: Peran Locus
of Control, Komitmen Profesi dan Kesadaran Etis". Jakarta: Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Vo1.4 No.2.2001.
Novianty, Retty dan Kusuma, Indra Wijaya. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi
Penampilan Akuntan Publik”. Jakarta : Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 5 No.1.
Juni 2001.
Nugrahaningsih, Putri. "Analisis Perbedaan Perilaku Etis Auditor di KAP Dalam Etika Profesi
(Studi Terhadap Faktor-Faktor Individual: Locus of Control, Lama Pengalaman Kerja,
Gender, dan Equity Sensitivity) " . Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo: 2005.
Ponemon, Lawrence A. “Auditor underreporting of time and Moral Reasoning: An Experimental
lab Study”. Contemporary Accounting Research. Fall: 1992 pg. 171.
Purnamasari, Vena. “Sifat Machiavellian dan Pertimbangan Etis: Anteseden Independensi dan Perilaku
Etis Auditor”. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang : 2006.
Reiss, michelle C., dan Kaushik Mitra.. “The Effect of Individual Difference Factors on the Acceptability
of Ethical and Unethical Workplace Behaviors”. Jurnal of Business Ethics. 1998: 1581-1593
Rike, Dewi Asih, “Pengaruh Interaksi Locus of Control Auditor dan Struktur Audit Terhadap
Kinerja Auditor (Studi Pada KAP di Kota Surabaya dan Malang)”, Vol. 3 No. 2 September,
Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen dan Akuntansi, 2006.
Rumsiati, Putri. “Pengaruh Locus of control dan Komitmen Profesi terhadap Perilaku Auditor dalam
Situasi Konflik Audit”. Skripsi. FEIS UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: 2008.
Robins P. Stephen. “Perilaku Organisasi Jilid I Edisi Kesembilan”. Jakarta: PT. INDEKS
kelompok GRAMEDIA, 2003.
Sihwahjoeni, dan M. Godono, 2000. “Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik Akuntan”. Jurnal Riset
akuntansi Indonesia Vol. 3 No. 2. Juli 2000
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung: CV. ALFABETA,
2007.
Susanti, Vivi Ani. “The influence of Ethical Consideration and Locus of Control on Managemer’s
Evaluation Judgements at The Adverse Condition”. Surabaya : Jurnal Widya Manajemen &
akuntansi. Vol. 3 No. 1. 1 April 2003.
Santoso, Singgih. “SPSS Versi 10 Mengolah data Statistik Secara Profesional.”. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta: 2001.
KUESIONER PENELITIAN
Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
di Kantor Akuntan Publik ………………………………
Dalam rangka penelitian untuk skripsi saya yang berjudul ”Pengaruh Locus of
Control dan Kesadaran Etis terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit” maka
saya memohon bantuan dari Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berkenan menjadi
responden. Kuesioner ini hanya merupakan alat yang dirancang untuk menginvestigasi
berbagai isu yang berkaitan dengan respon auditor dalam konflik audit.
Saya berharap Bapak/Ibu/Saudara/i berkenan meluangkan
waktunya untuk mengisi kuesioner penelitian ini berdasarkan penilaian
pribadi sehingga dapat menghasilkan hasil yang seobyektif mungkin bagi
semua pihak.
Ketelitian dan kelengkapan isian Bapak/Ibu/Saudara/i akan sangat
membantu saya dalam melakukan penelitian ini, dan saya mengucapkan
terimakasih.
Jakarta, 19
Oktober 2009
Andriansyah
105082002697
DATA RESPONDEN
Nama : (boleh tidak diisi) Jenis kelamin : Laki-laki
Perempuan
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Status : Kawin Belum Kawin
Jabatan di KAP : Junior Senior Supervisor Manajer
Partner
Auditor Auditor
Lama bekerja : 1 – 3 tahun 4 – 10 tahun > 10
tahun
Usia : 20 – 30 tahun 31 – 40 tahun > 41
tahun
Berilah tanda silang (X) pada angka yang tertera setelah pernyataan, dimana masing-
masing pernyataan menunjukkan hal yang berbeda.
Ilustrasi 1 : Sebuah KAP baru saja memperoleh klien baru dengan biaya audit yang
sangat rendah. Dalam persiapan pengauditan, seorang partner mengusulkan
anggaran jam pengauditan untuk item persediaan sebesar 100 jam. Padahal
pengalaman partner senior dengan klien sejenis menunjukkan bahwa untuk
memperoleh keyakinan tidak ada kesalahan ataupun pelanggaran standar yang
bersifat material, pengauditan memerlukan waktu minimal 150 jam. Di KAP tersebut
evaluasi kinerja partner didasarkan pada efisiensi pengauditan.
Tindakan : usulan anggaran partner tersebut diterima partner senior. Akibatnya dalam
proses pengauditan, partner tersebut melakukan prosedur yang lebih sedikit untuk ítem
persediaan.
Pernyataan
1. Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 6 7 Tidak
Etis
2. Kemungkinan saya akan
melakukan
Tinggi 1 2 3 4 5 6 7 Rendah
3. Kemungkinan kolega saya
melakukan
Tinggi 1 2 3 4 5 6 7 Rendah
Ilustrasi 2 : Auditor A bertindak sebagai auditor independen PT X. Penjualan PT X
mengalami penurunan yang sangat drastis dan A mengetahui bahwa PT X akan
segera bangkrut. Klien auditor A yang lain adalah PT Y. Ketika sedang melakukan
pengauditan pada rekening piutang di PT Y, A menemukan bahwa PT X memiliki
hutang pada PT Y sebesar Rp. 300 juta yang merupakan jumlah 10% dari saldo piutang
PT Y.
Tindakan : Auditor A memberitahu PT Y tentang kemungkinan bangkrut yang akan
dialami PT X.
Pernyataan
1. Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 6 7 Tidak
Etis
2. Kemungkinan saya akan
melakukan
Tinggi 1 2 3 4 5 6 7 Rendah
3. Kemungkinan kolega saya
melakukan
Tinggi 1 2 3 4 5 6 7 Rendah
Ilustrasi 3 : Auditor B disamping berpraktik sebagai akuntan publik, juga terlibat dengan
aktifitas sosial secara aktif. Dia sangat aktif dalam organisasi untuk penyandang cacat
dikotanya. Dalam rangka mengumpulkan dana bagi organisasi tersebut, auditor B
berencana menggunakan kertas kop surat KAP dimana ia bekerja untuk surat
permohonan sumbangan sukarela pada perusahaan-perusahaan.
Tindakan : Auditor B menggunakan kertas kop surat KAP untuk surat permohonan
sumbangan sukarela.
Pernyataan
1. Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 6 7 Tidak
Etis
2. Kemungkinan saya akan
melakukan
Tinggi 1 2 3 4 5 6 7 Rendah
3. Kemungkinan kolega saya
melakukan
Tinggi 1 2 3 4 5 6 7 Rendah
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda,
dimana :
1. Sangat Tidak Setuju (S T S) 2. Tidak Setuju (T S) 3. Sedikit Tidak Setuju (Sdkt TS)
4. Sedikit Setuju (Sdkt S) 5. Setuju (S) 6. Sangat Setuju (S S)
Pernyataan S T S T S Sdkt
T S
Sdkt
S
S S S
1. Penugasan audit adalah apa yang anda lakukan
untuk menghasilkan sesuatu.
2. Dalam penugasan audit, anggota tim dapat
mencapai apa saja yang mereka targetkan.
3. Dengan perencanaan, penyelesaian
pengauditan akan dapat dilakukan dengan
lebih baik.
4. Jika auditor tidak senang dengan keputusan
yang dibuat oleh atasan, mereka tetap harus
melakukan sesuatu, seperti memberi masukan
atau usulan.
5. Memperoleh pekerjaan yang anda inginkan
merupakan masalah keberuntungan (nasib baik).
6. Dapat menghasilkan uang adalah
keberuntungan (nasib baik).
7. Seorang auditor mampu mengerjakan tugasnya
dengan baik bila mereka berusaha dengan
sungguh-sungguh.
8. Agar mendapat pekerjaan yang benar-benar
bagus, anda harus mempunyai anggota
keluarga atau teman yang menduduki jabatan
(posisi) yang tinggi.
9. Promosi biasanya merupakan keberuntungan
(nasib baik)
Andriansyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Halaman 1/3
10. Promosi diberikan kepada karyawan yang
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
11. Untuk mendapatkan penghasilan yang banyak
anda harus tahu dan kenal dengan orang yang
tepat.
12. Diperlukan banyak nasib baik untuk menjadi
karyawan yang berprestasi.
13. Karyawan yang melaksanakan pekerjaan
dengan baik biasanya akan mendapatkan
imbalan yang sesuai.
14. Perbedaan utama antara orang yang
mendapatkan penghasilan yang banyak dan
orang yang mendapatkan penghasilan yang
sedikit adalah keberuntungan.
Anda diminta untuk menunjukkan persepsi anda atas masalah dalam kasus tersebut,
pilihlah jawaban anda dengan melingkari angka tertentu dalam skala dibawah ini.
KASUS 1 :
Anda adalah seorang auditor independen pada perusahaan PT. Cahaya Esa yang
memproduksi kertas. Pada proses pengauditan di perusahaan tersebut, terjadi
perbedaan pendapat antara anda dengan manajemen PT. Cahaya Esa
mengenai materialitas piutang yang tidak jelas identitasnya. Ketika anda
mengkonfirmasi tidak terdapat jawaban atas konfirmasi yang anda kirimkan. Manajer
PT. Cahaya Esa berpendapat bahwa total jumlah piutang tidak perlu dibuat
penyesuaian, pihak manajemen PT. Cahaya Esa yakin pembaca akan mengabaikan
jumlah tersebut.
Sedangkan menurut anda jumlah tersebut adalah material dan butuh penyesuaian,
selain itu menurut anda ada prosedur yang dilanggar ketika memberikan kredit
Andriansyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Halaman 2/3
kepada orang lain atau sistem pemberian piutang pada PT. Cahaya Esa masih perlu
diperbaiki. Jika manajemen PT. Cahaya Esa bertahan untuk tidak mau dilakukan
penyesuaian, dan jika anda tetap melakukan penyesuaian, maka manajemen PT.
Cahaya Esa akan mempertimbangkan/mengganti anda untuk penugasan tahun
berikutnya.
Tindakan :
Sebagai auditor independen pada PT. Cahaya Esa, seberapa besar
kemungkinan anda mengabaikan piutang yang tidak dicatat dan tidak jelas
identitasnya tersebut.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
KASUS 2 :
Anda adalah seorang auditor independen pada perusahaan PT. Hidup Abadi yang
bergerak dibidang tekstil. Pada saat proses pengauditan di perusahaan tersebut,
terjadi perselisihan pendapat antara anda dengan pihak manajemen tentang
persediaan barang yang usang. Menurut anda barang usang tersebut
menurunkan nilai persediaan dan perlu adanya penyesuaian, namun pihak
manajemen beranggapan bahwa tidak perlu adanya penyesuaian, karena
persediaan tersebut belum usang dan masih ada kemungkinan masih bisa dijual
dengan harga wajar.
Tindakan :
Sebagai auditor independen pada PT. Hidup Abadi, seberapa besar
kemungkinan anda mengabaikan jumlah persediaan tersebut.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kemungkinan kecil
(skala rendah)
Kemungkinan besar
(skala tinggi)
Kemungkinan besar
(skala tinggi)
Kemungkinan kecil
(skala rendah)
Andriansyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Halaman 3/3
UJI VALIDITAS KESADARAN ETIS
UJI VALIDITAS PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT
Correlations
1 .690** .549** .090 .064 -.031 .335** .374** .245* .607**
.000 .000 .414 .563 .780 .002 .000 .025 .000
84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
.690** 1 .762** .032 .032 .012 .172 .219* .263* .572**
.000 .000 .774 .771 .915 .118 .045 .016 .000
84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
.549** .762** 1 -.073 .072 .037 .052 .028 .114 .455**
.000 .000 .511 .518 .739 .635 .802 .302 .000
84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
.090 .032 -.073 1 .865** .762** .383** .370** .128 .669**
.414 .774 .511 .000 .000 .000 .001 .247 .000
84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
.064 .032 .072 .865** 1 .760** .244* .295** .111 .642**
.563 .771 .518 .000 .000 .025 .006 .313 .000
84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
-.031 .012 .037 .762** .760** 1 .071 .132 .117 .532**
.780 .915 .739 .000 .000 .522 .232 .290 .000
84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
.335** .172 .052 .383** .244* .071 1 .900** .648** .691**
.002 .118 .635 .000 .025 .522 .000 .000 .000
84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
.374** .219* .028 .370** .295** .132 .900** 1 .742** .731**
.000 .045 .802 .001 .006 .232 .000 .000 .000
84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
.245* .263* .114 .128 .111 .117 .648** .742** 1 .587**
.025 .016 .302 .247 .313 .290 .000 .000 .000
84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
.607** .572** .455** .669** .642** .532** .691** .731** .587** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
84 84 84 84 84 84 84 84 84 84
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
KE1
KE2
KE3
KE4
KE5
KE6
KE7
KE8
KE9
KSDRETS
KE1 KE2 KE3 KE4 KE5 KE6 KE7 KE8 KE9 KSDRETS
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
1 .749** .941**
.000 .000
84 84 84
.749** 1 .929**
.000 .000
84 84 84
.941** .929** 1
.000 .000
84 84 84
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
PA1
PA2
PRLKAUD
PA1 PA2 PRLKAUD
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
UJI RELIABILITAS LOCUS OF CONTROL
Case Processing Summary
84 100.0
0 .0
84 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Scale Statistics
73.6667 236.610 15.38215 15
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Item Statistics
2.2262 .88292 84
2.5238 1.15619 84
1.5595 .62770 84
1.9524 .63823 84
3.5476 1.59370 84
3.3452 1.55613 84
1.7262 .76601 84
2.7500 1.43010 84
3.0357 1.29360 84
1.8095 .82836 84
3.9167 1.53048 84
3.1548 1.22714 84
2.0119 .81395 84
3.2738 1.33850 84
36.8333 7.69107 84
LOC1
LOC2
LOC3
LOC4
LOC5
LOC6
LOC7
LOC8
LOC9
LOC10
LOC11
LOC12
LOC13
LOC14
LOC
Mean Std. Deviation N
Reliability Statistics
.728 14
Cronbach's
Alpha N of Items
Summary Item Statistics
4.911 1.560 36.833 35.274 23.618 78.525 15
5.222 .394 59.153 58.759 150.132 223.162 15
Item Means
Item Variances
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item-Total Statistics
71.4405 231.599 .157
71.1429 236.485 -.034
72.1071 230.506 .300
71.7143 232.857 .172
70.1190 208.998 .544
70.3214 206.944 .609
71.9405 230.780 .225
70.9167 213.379 .507
70.6310 209.296 .685
71.8571 223.401 .506
69.7500 222.913 .248
70.5119 210.831 .681
71.6548 224.831 .455
70.3929 212.290 .578
36.8333 59.153 1.000
LOC1
LOC2
LOC3
LOC4
LOC5
LOC6
LOC7
LOC8
LOC9
LOC10
LOC11
LOC12
LOC13
LOC14
LOC
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
HASIL UJI RELIABILITAS KESADARAN ETIS
Case Processing Summary
84 100.0
0 .0
84 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.788 9
Cronbach's
Alpha N of Items
Item Statistics
4.0357 1.68227 84
4.2738 1.50782 84
4.3571 1.48602 84
5.6548 1.74587 84
5.8214 1.51428 84
5.5952 1.56866 84
5.9643 1.71068 84
6.0000 1.45619 84
5.9762 1.26087 84
47.6786 8.51952 84
KE1
KE2
KE3
KE4
KE5
KE6
KE7
KE8
KE9
KSDRETS
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
91.3214 258.365 .539 .727
91.0833 263.234 .507 .732
91.0000 269.518 .381 .740
89.7024 253.585 .606 .720
89.5357 259.505 .585 .726
89.7619 264.352 .461 .734
89.3929 252.964 .633 .718
89.3571 256.160 .688 .720
89.3810 266.697 .535 .734
47.6786 72.582 1.000 .788
KE1
KE2
KE3
KE4
KE5
KE6
KE7
KE8
KE9
KSDRETS
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Scale Statistics
95.3571 290.329 17.03904 10
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Summary Item Statistics
9.536 4.036 47.679 43.643 11.814 180.216 10
9.433 1.590 72.582 70.992 45.655 492.506 10
Item Means
Item Variances
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
HASIL UJI RELIABILITAS PERILAKU AUDITOR
Case Processing Summary
84 100.0
0 .0
84 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Summary Item Statistics
4.421 2.940 6.631 3.690 2.255 3.805 3
10.354 5.180 19.754 14.574 3.813 66.487 3
Item Means
Item Variances
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item-Total Statistics
10.3214 43.739 .890 . .860
9.5714 46.585 .877 . .889
6.6310 19.754 1.000 . .855
PA1
PA2
PRLKAUD
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Reliability Statistics
.855 2
Cronbach's
Alpha N of Items
Item Statistics
2.9405 2.47567 84
3.6905 2.27599 84
6.6310 4.44452 84
PA1
PA2
PRLKAUD
Mean Std. Deviation N
Scale Statistics
13.2619 79.015 8.88903 3
Mean Variance Std. Deviation N of Items
Regression Standardized Residual
43210-1-2
Fre
qu
en
cy
20
15
10
5
0
Histogram
Dependent Variable: PRLKAUD
Mean =-5.55E-17�Std. Dev. =0.988�
N =84
HASIL UJI NORMALITAS
1.00.80.60.40.20.0
Exp
ecte
d C
um
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: PRLKAUD
lxxx
Regression Standardized Predicted Value
210-1-2-3
Re
gre
ss
ion
Stu
de
nti
ze
d R
es
idu
al
4
3
2
1
0
-1
-2
Scatterplot
Dependent Variable: PRLKAUD
HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS
HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficient Correlationsa
1.000 .192
.192 1.000
.004 .001
.001 .003
LOC
KSDRETS
LOC
KSDRETS
Correlations
Covariances
Model
1
LOC KSDRETS
Dependent Variable: PRLKAUDa.
Coefficientsa
3.181 3.780 .842 .402
-.071 .055 -.136 -1.295 .199 .963 1.038
.186 .061 .321 3.055 .003 .963 1.038
(Constant)
KSDRETS
LOC
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: PRLKAUDa.
lxxxi
Collinearity Diagnosticsa
2.947 1.000 .00 .00 .00
.043 8.273 .00 .30 .51
.010 17.535 1.00 .69 .49
Dimension
1
2
3
Model
1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant) KSDRETS LOC
Variance Proportions
Dependent Variable: PRLKAUDa.
HASIL UJI REGRESI
ANOVAb
316.215 3 105.405 6.372 .001a
1323.344 80 16.542
1639.560 83
Regression
Residual
Total
Model1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), MODERAT, ETIS, LOCa.
Dependent Variable: PAb.
Model Summary
.439a .193 .163 4.06716
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predictors: (Constant), MODERAT, ETIS, LOCa.
Variables Entered/Removedb
MODERAT,
ETIS, LOCa . Enter
Model1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: PAb.
lxxxii
Coefficientsa
-27.714 13.787 -2.010 .048
.537 .267 1.030 2.012 .048
1.013 .361 1.753 2.808 .006
-.016 .007 -1.681 -2.325 .023
(Constant)
ETIS
LOC
MODERAT
Model1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: PAa.