Pengaruh Locus of Control, Keadilan Distributif, Keadilan...

17
1681 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KEADILAN DISTRIBUTIF, KEADILAN PROSEDURAL, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN Ika Noviawati Universitas Kristen Satya Wacana Intiyas Utami Universitas Kristen Satya Wacana [email protected] ABSTRAK Budgeting is fundamental in management activities. However, in the preparation and implementation do not always according to expectations. The negative behavior occur is probably to budgetary slack. Many factors may affect budgetary slack. Locus of control, distributive justice, procedural justice, and trust are an independent variable affecting budgetary slack. This study aims to provide empirical evidence that budgetary slack is affected by the independent variable. Samples were made to the division manager and section head of PT. Apac Inti Corpora, Semarang. Based on validity and reliability test variable declaration stating that all variables valid and reliable. The results of multiple regression test showed that the locus of control and procedural justice affect budgetary slack, but instead of distributive justice and trust does not have an influence on budgetary slack. This research is expected to help the company understand the causes and consequences factor budgetary slack in order to minimize the budgetary slack, as well as to increase knowledge for academia. Keywords: Locus of Control, Distributive Justice, Procedural Justice, Trust, Budgetary slack PENDAHULUAN Penganggaran adalah elemen penting dalam aktivitas manajemen. Anggaran bukan hanya sebagai alat perencanaan keuangan dan pengendalian, tetapi juga sebagai alat koordinasi, komunikasi, motivasi, dan evaluasi kinerja (Hansen dan Mowen 2006). Dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran perlu melibatkan beberapa pihak, manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah (Hardiwinoto 2010). Anggaran biasa digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Hal ini menyebabkan karyawan berusaha untuk mendapat penilaian yang baik dari atasan, dengan berusaha mencapai target anggaran. Akan tetapi tidak semua anggaran yang telah direncanakan akan berjalan sesuai dengan dengan harapkan. Perilaku negatif yang timbul karena adanya banyak pihak turut andil dalam penyusunan anggaran serta resiko tidak tercapainya target anggaran adalah kecenderungan karyawan untuk menciptakan senjangan. Senjangan anggaran dilakukan karyawan dengan meninggikan anggaran biaya operasi perusahaan atau menurunkan pendapatan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran berdasarkan penelitian terdahulu. Partisipasi anggaran, asimetri informasi, locus of control, kewajaran prosedural, kewajaran distributif, kepercayaan, komitmen tujuan anggaran, dan persepsi

Transcript of Pengaruh Locus of Control, Keadilan Distributif, Keadilan...

1681

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KEADILAN DISTRIBUTIF,

KEADILAN PROSEDURAL, DAN KEPERCAYAAN

TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN

Ika Noviawati

Universitas Kristen Satya Wacana

Intiyas Utami

Universitas Kristen Satya Wacana

[email protected]

ABSTRAK

Budgeting is fundamental in management activities. However, in the preparation and

implementation do not always according to expectations. The negative behavior occur is

probably to budgetary slack. Many factors may affect budgetary slack. Locus of control,

distributive justice, procedural justice, and trust are an independent variable affecting

budgetary slack. This study aims to provide empirical evidence that budgetary slack is affected

by the independent variable. Samples were made to the division manager and section head of

PT. Apac Inti Corpora, Semarang.

Based on validity and reliability test variable declaration stating that all variables

valid and reliable. The results of multiple regression test showed that the locus of control and

procedural justice affect budgetary slack, but instead of distributive justice and trust does not

have an influence on budgetary slack. This research is expected to help the company understand

the causes and consequences factor budgetary slack in order to minimize the budgetary slack,

as well as to increase knowledge for academia.

Keywords: Locus of Control, Distributive Justice, Procedural Justice, Trust, Budgetary slack

PENDAHULUAN

Penganggaran adalah elemen penting dalam aktivitas manajemen. Anggaran bukan

hanya sebagai alat perencanaan keuangan dan pengendalian, tetapi juga sebagai alat koordinasi,

komunikasi, motivasi, dan evaluasi kinerja (Hansen dan Mowen 2006). Dalam penyusunan dan

pelaksanaan anggaran perlu melibatkan beberapa pihak, manajemen tingkat atas sampai

manajemen tingkat bawah (Hardiwinoto 2010). Anggaran biasa digunakan sebagai alat untuk

mengevaluasi kinerja karyawan. Hal ini menyebabkan karyawan berusaha untuk mendapat

penilaian yang baik dari atasan, dengan berusaha mencapai target anggaran. Akan tetapi tidak

semua anggaran yang telah direncanakan akan berjalan sesuai dengan dengan harapkan.

Perilaku negatif yang timbul karena adanya banyak pihak turut andil dalam penyusunan

anggaran serta resiko tidak tercapainya target anggaran adalah kecenderungan karyawan untuk

menciptakan senjangan. Senjangan anggaran dilakukan karyawan dengan meninggikan

anggaran biaya operasi perusahaan atau menurunkan pendapatan.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya senjangan anggaran berdasarkan

penelitian terdahulu. Partisipasi anggaran, asimetri informasi, locus of control, kewajaran

prosedural, kewajaran distributif, kepercayaan, komitmen tujuan anggaran, dan persepsi

1682

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

keadilan (Dunk 1993; Triana dkk., 2012; Maiga and Jacops 2007; Hardiwinoto 2010; Özer and

Yilmaz 2011). Teori yang dapat menjelaskan tentang senjangan anggaran dengan partisipasi

anggaran adalah teori keagenan. Dalam teori ini menjelaskan bahwa prinsipal dan agen

merupakan dua pelaku ekonomi yang berusaha memaksimalkan utility-nya masing-masing

(Maria dan Nahartyo 2014). Senjangan anggaran merupakan hal yang penting karena berkaitan

dengan keabsahan anggaran manajemen dan berhubungan dengan perilaku akuntansi, tetapi

merupakan area yang sulit untuk dikendalikan, sehingga perlu untuk diteliti lebih lanjut.

Senjangan anggaran diduga dipengaruhi oleh locus of control, keadilan distributif, keadilan

prosedural, dan kepercayaan.

Locus of control merupakan keyakinan yang dimiliki karyawan dalam merencanakan

anggaran, karyawan dengan locus of control yang baik akan dapat menyusun anggaran dengan

tanggungjawab yang besar sehingga tidak mungkin timbul senjangan. Triana dkk., (2012)

membuktikan bahwa locus of control tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Keadilan

dalam proses penganggaran juga penting. Keadilan dalam pendistribusian dan prosedur

anggaran disetiap divisi. Dengan distribusi anggaran yang sama dan sesuai kebutuhan

karyawan, karyawan merasa anggaran yang diterima sesuai yang diharapkan, sehingga tidak

akan melakukan senjangan. Penelitian Maiga dan Jacobs (2007) menunjukkan bahwa keadilan

distributif dalam proses anggaran dapat meminimalisasi kecenderungan karyawan untuk

melakukan senjangan anggaran. Prosedur yang adil mampu mengurangi asimetri informasi

dalam proses penganggaran, yang dapat mengatasi senjangan anggaran. Didukung penelitian

Özer and Yilmaz (2011) bahwa keadilan prosedur dalam penganggaran mampu mengurangi

keinginan karyawan untuk melakukan senjangan.

Selain itu, perlu ditumbuhkan kepercayaan antara atasan dengan bawahan serta

diberikan keadilan yang sama antar karyawan untuk meningkatkan pertukaran informasi dalam

proses anggaran. Kepercayaan yang besar mampu mengurangi timbulnya senjangan anggaran

(Maria dan Nahartyo 2014). Dengan adanya locus of control yang baik, kepercayaan, dan

keadilan yang sama diharapkan mampu meminimalkan kecenderungan karyawan untuk

melakukan senjangan anggaran. Penelitian ini mengulas tentang senjangan anggaran yang

mungkin terjadi di perusahaan dengan menguji empat variabel: yaitu locus of control, keadilan

distributif, keadilan prosedural, dan kepercayaan. Persoalan penelitian untuk menguji lebih

dalam apakah locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural dan kepercayaan

berpengaruh terhadap senjangan anggaran.

Tujuan penelitian untuk memberikan bukti empiris bahwa senjangan anggaran timbul

karena adanya pengaruh dari locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan

kepercayaan. Manfaat penelitian ini untuk akademia, untuk memberikan kontribusi sebagai

literatur tambahan, pengembangan teori lebih tepatnya tentang akuntansi keperilakuan dan

managemen, serta sebagai media bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir,

menambah pengetahuan, dan untuk penulis sebagai wadah penerapan ilmu yang telah

dipelajari. Pengujian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang pengaruh variabel

locus of control, keadilan distributif, keadilan prosedural, dan kepercayaan terhadap senjangan

anggaran. Manfaat lain untuk perusahaan, sebagai bahan referensi dan masukan dalam

memahami faktor-faktor penyebab senjangan anggaran sehingga dapat meminimalkan dan/atau

mencegah terjadinya senjangan anggaran perusahaan.

1683

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

TELAAH TEORITIS

Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi

(agency theory). Pemilik/ pemegang saham sebagai prinsipal, sedangkan manajemen sebagai

agen. Teori keagenan mendasarkan hubungan kontrak antar anggota-anggota dalam

perusahaan, dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama. Prinsipal merupakan pihak yang

memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen

merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Agen

berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan oleh prinsipal.

Namun hubugan kegenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan

pemegang saham.

Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat

dasar mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan

yang berbeda dan masing-masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi. Akibat yang terjadi

adalah muncul konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih

besar dan secepat–cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer

menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang

sebesar–besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan.

Senjangan Anggaran

Senjangan secara umum diartikan sebagai sumber daya dan pengupayaaan aktivitas

yang tidak dapat dijustifikasi dengan mudah dalam bentuk kontribusinya pada tujuan organisasi

(March dalam Maria dan Nahartyo 2014). Senjangan yang terjadi selama proses penyusunan

anggaran disebut senjangan anggaran. Senjangan anggaran didefinisikan sebagai perbedaan

antara anggaran yang dibuat dengan jumlah anggaran yang sebenarnya dibutuhkan untuk

operasi perusahaan dengan sumberdaya yang diajukan dalam anggaran. Menurut Dunk (1993)

senjangan merupakan suatu keadaan dimana perusahaan harus mengeluarkan anggaran yang

tinggi dari yang seharusnya, biasanya dilakukan oleh manager dengan menaikkan biaya atau

menurunkan pendapatan. Pengertian lain senjangan anggaran adalah perbedaan jumlah

anggaran yang diajukan oleh karyawan dengan jumlah estimasi yang terbaik dari organisasi,

mungkin terjadi dikarenakan ketidakpastian lingkungan bisnis dimasa mendatang, atau

mungkin dengan sengaja dilakukan untuk kepentingan karyawan itu sendiri (Wang and Song

2012).

Locus of Control

Locus of control didefinisikan sebagai besarnya keyakinan karyawan terhadap

kemampuannya dalam menghadapi tantangan dalam bekerja tergantung pada dirinya sendiri

dan juga lingkungannya (Triana dkk,. 2012). Pello (2014) menjelasakan konsep locus of control

berkaitan dengan pembelajaran sosial, dan menjadi aspek yang penting dalam penelitian

tentang personaliti atau kepribadian seseorang.Pada variabel locus of control terdapat dua

kategori yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal. Locus of control internal

yaitu keyakinan sesesorang yang lebih didominasi oleh diri sendiri, bahwa individu yakin dapat

bertanggungjawab atas perilaku kerja mereka. Locus of control eksternal merupakan keyakinan

seseorang bahwa keberhasilan dan perilaku dalam bekerja dikarenakan faktor dari luar diri

mereka.

1684

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Keadilan Distributif

Keadilan distrubutif didefinisikan sebagai kesamaan atau keadilan berkaitan

dengan pendistribusiansumberdaya pada setiap karyawan, dimana karyawan menerima

distribusi sumberdaya untuk mendapatkan keseimbanganantara masukan dan keluaran

(Maiga and Jacobs 2007).Keadilan distributif merupakan turunan dari teori ekuitas

yang dikembangkan oleh Adams (1965), dimana teori ini menjelaskan bahwa seseorang

cenderung untuk menilai status sosial mereka dengan penghasilan seperti rewards dan

sumberdaya yang mereka terima (Maria dan Nahartyo 2014). Sumberdaya yang

dimaksud mencakup masalah anggaran, penggajian, promosi, maupun pemecatan

Keadilan Prosedural

Keadilan prosedural didefinisikan kesamaan terhadap prosedur maupun proses yang

digunakan untuk membuat keputusan anggaran oleh anggota organisasi. Özer dan Yilmaz

(2011) menyatakan bahwa persepsi keadilan prosedur adalah persepsi terhadap proses

pengambilan keputusan sebagai suatu proses yang sepenuhnya adil. Dalam hal ini, proses yang

adil menjadi norma yang diterima umum terhadap perilaku baik dalam konteks sosial maupun

dalam konteks proses pengambilan keputusan organisasi. Karyawan akan menerima keputusan

apapun apabila dalam proses pengambilan keputusan dilaksanakan secara adil, kesamaan dalam

metode, proses, dan tata cara perencanaan anggaran.

Kepercayaan

Kepercayaan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk peka pada tindakan

yang diambil oleh orang yang dipercayainya berdasarkan pada rasa keyakinan dan

tanggungjawab (Hardiwinoto 2010). Keyakinan bahwa orang yang dipercayainya tersebut akan

memenuhi segala kewajibannya secara baik sesuai yang diharapkan. Kepercayaan merupakan

pondasi penting untuk kesuksesan antara atasan dan bawahan, juga sebagai arah menentukan

pilihan yang tersedia (Maria dan Nahartyo 2014). Kepercayaan merupakan kondisi mental yang

didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosial seseorang.

Perumusan hipotesis

Locus of Control dengan Senjangan Anggaran

Locus of control merupakan karakteristik kepribadian karyawan dalam mengendalikan

anggaran yang akan direncanakan. Seorang karyawan dengan locus of control yang baik, akan

merasa bahwa dirinya memiliki keyakinan untuk dapat merencanakan dan menyusun anggaran

dengan baik agar dapat mencapai tujuan anggaran sehingga tidak akan melakukan senjangan

anggaran. Namun jika karyawan memiliki locus of control yang kurang baik, maka karyawan

tersebut bisa saja melakukan senjangan. Hal ini karena adanya dorongan untuk dapat mencapai

target anggaran, serta untuk mendapat penilaian yang baik dari atasan.

Penelitian Triana dkk,. (2012) dan Pello (2014) menjelaskan bahwa locus of control

tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran karena para manajer berkeyakinan mampu

mengendalikan diri mereka jika dihadapkan dengan anggaran sehingga tidak akan terjadi

senjangan anggaran. Dari uraian di atas, peneliti membuat hipotesis:

H1 : Locus of control berpengaruh terhadap senjangan anggaran.

1685

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Keadilan Distributif dengan Senjangan Anggaran

Keadilan distributif mengarah pada keadilan dari tingkat atas sampai bawah, sehingga

setiap anggota organisasi merasa menerima sumberdaya yang layak. Jika seorang karyawan

mendapatkan sumberdaya yang tidak sesuai harapan, tidak menutup kemungkinan karyawan

tersebut akan melebihkan anggaran. Keadilan distributif merupakan proporsionalitas yang

artinya karyawan merasa cukup adil dalam menerima anggaran dan telah sesuai dengan

kebutuhan. Dengan distribusi anggaran secara tepat dan adil yang diberikan kepada setiap

karyawan, karyawan merasa anggaran yang diterima sesuai harapan dan berkeyakinan mampu

mencapai tujuan anggaran sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya senjangan anggaran.

Sebaliknya, jika distribusi anggaran tidak adil dan tidak sesuai kebutuhan karyawan, maka

karyawan akan cenderung melakukan senjangan demi memenuhi kebutuhan anggaran.

Penelitian Maiga dan Jacobs (2007); Maria dan Nahartyo (2014) menunjukkan bahwa

keadilan distributif dalam proses anggaran dapat meminimalisasi kecenderungan karyawan

untuk melakukan senjangan anggaran, hal ini karena karyawan berkeyakinan dan percaya

bahwa anggaran yang diterima sudah layak sehingga karyawan berkomitmen akan mencapai

target anggaran dengan baik .Dari penjelasan di atas dapat ditarik hipotesis hubungan sebagai

berikut:

H2 : Keadilan distributif berpengaruh terhadap senjangan anggaran.

Keadilan Prosedural dengan Senjangan Anggaran

Keadilan prosedural adalah persepsi keadilan prosedur dan tata cara pengambilan

keputusan. Berkaitan dengan persepsi karyawan kesamaan prosedural yang diterapkan dalam

semua alokasi sumber daya, serta memungkinkan karyawan untuk berpartisipasi dalam

pengambilan keputusan. Persepsi tentang keadilan prosedural berkaitan dengan atasan atau

pembuat keputusan. Dengan diberikannya prosedur dan tata cara yang sama pada setiap bagian

perusahaan, kinerja karyawan dalam penyusunan anggaran akan lebih baik dan pengaruh

karyawan untuk melakukan senjangan anggaran akan menurun.

Özer dan Yilmaz (2011) menjelaskan bahwa keadilan prosedural berpengaruh negatif

terhadap senjangan anggaran, hal ini karena keadilan prosedural sebagai mediator iklim kerja

yang etis serta keefektifan pengendalian anggaran yang baik pada perusahaan sehingga

menurunkan terjadinya senjangan anggaran. Berdasarkan penjelasan di atas ditarik hipotesis

sebagai berikut:

H3 : Keadilan prosedural berpengaruh terhadap senjangan anggaran

Kepercayaan dengan Senjangan Anggaran

Kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain yang melakukan

hubungan tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian.

Kepercayaan terjadi ketika atasan yakin dengan kemampuan dari bawahannya yang

dipercaya. Dalam penyusunan anggaran yang dilakukan oleh karyawan perlu diberikan

kepercayaan sepenuhnya oleh atasan. Semakin besar kepercayaan yang diberikan, maka dapat

meminimalkan senjangan anggaran.

Maria dan Nahartyo (2014) menjelaskan bahwa kepercayaan bawahan terhadap atasan

dapat meminimalisasi kecenderungan bawahan dalam melakukan senjangan anggaran. Karena

karyawan merasa kepercayaan atasan penting dalam proses penganggaran. Dengan penjelasan

di atas rumusan hipotesis sebagai berikut:

1686

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

H4 : Kepercayaan berpengaruh terhadap senjangan anggaran

Berdasarkan pengembangan hipotesis-hipotesis di atas, maka dapat dibuat model

penelitian adalah sebagai berikut:

Variabel independen

H1

Variabel dependen

H2

H3

H4

Gambar 1

Model penelitian

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Peneitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Apac Inti Corpora sebuah perusahaan garment di

Kota Semarang. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di PT. Apac Inti

Corpora. Sampel dilakukan kepada para karyawan (manager dan section head) yang diberikan

wewenang untuk ikut terlibat dalam menyusun anggaran perusahaan manufaktur tersebut.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel dependen

Senjangan anggaran merupakan perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi terbaik

(Triana dkk., 2012), sebagai selisih alokasi sumber daya yang sengaja dibuat karyawan

dipergunakan untuk kepentingan sendiri. Senjangan anggaran diciptakan agar bawahan lebih

mudah mencapai target anggaran perusahaan (Maria dan Nahartyo 2014). Senjangan anggaran

diukur dengan empat indikator.

Variabel independen

Locus of control merupakan keyakinan karyawan pada kemampuannya dalam

menghadapi tantangan yang berkaitan dengan anggaran (Triana dkk., 2012). Locus of control

diukur dengan sebelas indikator untuk mengukur kepribadian karyawan. Tujuh indikator untuk

mengukur locus of control internal dan empat indikator untuk mengukur locus of control

eksternal. Semakin tinggi skor, maka karyawan cenderung memiliki locus of control internal,

dan semakin rendah skor cenderung memiliki locus of control eksternal.

Keadilan distributif merupakan teori proposionalitas distribusi anggaran untuk

kegiatan perusahaan, diukur dengan menggunakan tanggapan manajer pada lima indikator.

Locus of control (X1)

Keadilan distributif (X2)

Keadilan prosedural (X3)

Kepercayaan (X4)

SenjanganAnggaran(Y)

1687

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Skala dikembangkan untuk digunakan dalam lingkungan penganggaran dan menilai berbagai

perbandingan basis (kebutuhan, harapan, dan apa yang pantas) bahwa para manajer dapat

menggunakan ketika menilai keadilan distributif (Hardiwinoto 2010). Keadilan distributif

diukur dengan lima indikator.

Keadilan prosedural merupakan persamaan dalam prosedur maupun tata cara dalam

penganggaran, dinilai menggunakan tanggapan terhadap keadilan prosedural pada perusahaan.

Maria dan Nahartyo (2014) menjelaskan proses yang adil menjadi norma yang diterima umum

terhadap perilaku baik dalam konteks sosial maupun dalam konteks proses pengambilan

keputusan organisasi. Keadilan prosedural diukur dengan delapan indikator.

Kepercayaan merupakan suatu kepasrahan yang didalamnya terdapat unsur keyakinan

dan kejujuran terhadap orang lain. Dimana kepercayaan merupakan suatu hal yang penting

dalam penganggaran, sangat tidak mungkin bahwa seorang atasan yang tidak dipercaya oleh

bawahannya bisa berhasil mencapai komitmen tujuan perusahaan (Hardiwinoto 2010).

Kepercayaan diukur dengan empat indikator untuk mengukur kepercayaan dan keyakinan

karyawan.

Sumber Data dan Jenis Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh dengan cara

survey dan membagikan kuesioner kepada para responden yaitu para karyawan (manager dan

section head) PT Apac Inti Corpora yang diberikan wewenang untuk terlibat dalam menyusun

anggaran (Triana dkk., 2012).

Teknik Analisis Data

Pengumpulan data dengan metode kuesioner, yang dibagikan kepada karyawan yang

berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Kuisioner yang disebar sebanyak 60 kuisioner, dan

yang dapat diolah sebanyak 46 kuisioner. Variabel diukur dengan instrumen yang terdiri dari

pernyataan dengan instrumen berskala Likert 1 sampai 5 dari sangat tidak setuju sampai sangat

setuju. Pengujian kualitas instrumen penelitian dengan uji validitas yang bertujuan untuk

menguji apakah variabel-variabel tersebut sah serta uji reliabilitas bertujuan untuk menguji

apakah variabel tersebut handal dan dapat dipercaya. Metode analisis yang digunakan adalah

analisis regresi berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara dua variabel

atau lebih, serta menunjukkan arah hubungan variabel independen dan dependen (Ghozali

2011).

ANALISIS DATA

Analisis Deskriptif

Responden dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa karakteristik

responden, yaitu berdasarkan jenis kelamin, jabatan sekarang, pendidikan terakhir, dan usia

responden sesuai dengan tabel 1.

1688

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Tabel 1

Karakteristik Responden

Berdasarkan Jumlah Prosentase

Jabatan Sekarang Manager 16 35%

Section Head 30 65%

Jenis Kelamin Pria 41 89%

Wanita 5 11%

Pendidikan Terakhir SLTA 13 28%

D3 11 24%

S1 20 43%

S2 2 4%

Usia Responden <30 tahun 1 2%

31-40 tahun 12 26%

41-50 tahun 31 67%

>51 tahun 2 4%

Sumber data: Data primer yang diolah, 2014

Tabel di atas menunjukkan responden yang terlibat dalam menyusun anggaran

berdasarkan jabatan responden sekarang. 65 persen menjabat sebagai section head dan

35persen menjabat sebagai manager. Karakteristik para responden berdasarkan jenis

kelamin. Prosentase responden pria 89persen dan sisanya 11persen adalah responden

wanita. Hal ini menunjukkan bahwa posisi karyawan (manager dansection head)

didominasi gender pria. Karakteristik ketiga pendidikan terakhir para responden.

43persen lulusan sarjana, 28persen lulusan sekolah menengah atas, 24persen lulusan

diploma, dan sisanya 4persen lulusan magister. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan

sarjana mendominasi para responden. Karakteristik responden berdasarkan usia.

67persen berusia 41-50 tahun, 26 persen berusia 31-40 tahun, dan sisanya 2 persen

berusia dibawah 30tahun dan 4 persen di atas 51 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa

para responden berusia matang.

Statistik Deskriptif

Variabel dalam penelitian dideskripsikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2

Statistik Deskriptif Variabel

Variabel N Mean

Locus of Control 46 3,7

1689

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Sumber data: Data

primer yang

diolah, 2014

Keterangan :

Tetapan interval adalah ((5-1)/ 2) = 2, dikategorikan rendah bila skor rata-rata antara1-

2,9 dan kategori tinggi bila skor rata-rata 3-5.

Tabel menunjukkan jumlah responden sebanyak 46 orang. Locus of control dengan

rata-rata 3,7, termasuk dalam kategori tinggi artinya karyawan cenderung memiliki locus of

control internal. Keadilan distributif dengan rata-rata 3,8, termasuk kategori tinggi artinya

karyawan sudah mendapatkan keadilan distributif yang tinggi. Keadilan prosedural dengan

rata-rata 3,7, termasuk kategori tinggi artinya karyawan sudah mendapatkan keadilan dalam

prosedur anggaran. Kepercayaan dengan rata-rata 3,7, termasuk kategori tinggi artinya

karyawan merasa sudah mendapatkan kepercayaan tinggi. Senjangan anggaran rata-rata 3,9,

termasuk kategori tinggi artinya karyawan tidak akan melakukan senjangan anggaran.

Uji Validitas Variabel

Pengujian validitas menggunakan metode product moment

correlations(pearson correlations). Pengujian dilakukan terhadap 32 item pernyataan.

Berdasarkan hasil uji validitas pada pearson correlations terdapat tanda flag significant

correlations danprobabilitas signifikansemua indikator diketahui dibawah 0,05

(terlampir pada tabel 2), sehingga pernyataan variabel semuanya valid/sahih.

Uji Reliabilitas Variabel

Uji reliabilitas menggunakan cronbach's alpha, dan menghasilkandata seperti

tabel 3 berikut ini:

Tabel 4

Uji Realibitas Data

Variabel Cronbach's Alpha Realibilitas

Locus of Control 0,712 Reliabel

Keadilan Distributif 0,829 Reliabel

Keadilan Prosedural 0,889 Reliabel

Kepercayaan 0,721 Reliabel

Senjangan Anggaran 0,708 Reliabel

Sumber data: Data primer yang diolah, 2014

Dari tabel di atas menunjukkan reliabilitas masing-masing variabel. Locus of

control dengan cronbach’s alpha 0,712, keadilan distributif dengan cronbach’s alpha

0,829, keadilan prosedural dengan cronbach’s alpha 0,889, kepercayaan dengan

cronbach’s alpha 0,721, dan senjangan anggaran dengan cronbach’s alpha 0,708.

Semua variabel dinyatakan reliabel/handal karena cronbach’s alpha lebih besar dari

0,6.

Pengujian Hipotesis dan Hasil

Keadilan Distributif 46 3,8

Keadilan Prosedural 46 3,7

Kepercayaan 46 3,7

Senjangan Anggaran 46 3,9

1690

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi berganda. Dinyatakan

berpengaruh jika variabel memiliki thitung lebih besar dari ttabel (2,015) dan signifikansi di bawah

0,05, sebaliknya dinyatakan tidak berpengaruh jika variabel memiliki thitung lebih kecil dari ttabel

(2,015) dan signifikansi di atas 0,05. Hasil pengolahan uji regresi berganda dapat di lihat pada

tabel 5.

Tabel 5

Uji Regresi Berganda

Variabel Unstandardized

Coefficients B Nilai t Sig.

(Constant) 8,199 2,524 0,016

Locus of Control 0,174 2,994 0,005

Keadilan Distributif -0,171 -1,293 0,203

Keadilan Prosedural 0,185 2,164 0,036

Kepercayaan -0,105 -0,640 0,526

Sumber data: Data primer yang diolah, 2014

Hasil dari uji regresi berganda menunjukkan locus of control dengan thitung (2,994),

signifikansi sebesar0,005, dan hasil koefisien (b) 0,174. Keadilan distributif dengan thitung (-

1,293), signifikansi sebesar 0,203, dan hasil koefisien (b) -0,171. Keadilan prosedural dengan

thitung (2,164), signifikansi0,036, dan hasil koefisien (b) 0,185. Kepercayaan dengan thitung (-

0,640), signifikansi sebesar 0,526, hasil koefisien (b) -0,108. Dari hasil di atas, menunjukkan

bahwa variabel yang berpengaruh terhadap senjangan anggaran adalah locus of contol dan

keadilan prosedural. Sedangkan keadilan distributif dan kepercayaan tidak berpengaruh

terhadap senjangan anggaran.

Pembahasan

Hasil pengujian hipotesis yang pertama terbukti, locus of control berpengaruh terhadap

senjangan anggaran. Hal ini menjelaskan bahwa ternyata karyawan memiliki locus of control

yang kurang baik, artinya karyawan tidak mempunyai keyakinan untuk dapat menyusun

anggaran perusahaan dan melaksanakan target anggaran dengan baik, sehingga melakukan

senjangan anggaran untuk dapat mencapai anggaran yang ditetapkan perusahaan. Tujuan lain

karyawan yang melakukan senjangan anggaran adalah untuk kepentingan sendiri sebagai

pencitraan agar karyawan dinilai mampu mencapai target anggaran.

Hasil pengujian ini berbeda dengan Triana dkk,. (2012) dan Pello (2014) yang

menyatakan bahwa locus of control tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran karena

karyawan mempunyai keyakinan mampu mengendalikan dirinya jika dihadapkan dengan

anggaran, sehingga karyawan tidak akan melakukan senjangan anggaran. Setiap individu

dengan locus of control yang baik akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, karena

apapun hasil dari pekerjaannya entah baik atau buruk mereka akan bertanggungjawab atas

kinerjanya tersebut, sehingga dalam hal ini setiap individu tidak akan melakukan senjangan

anggaran.

Pengujian hipotesis kedua tidak terbukti, menunjukkan keadilan distributif tidak

berpengaruh terhadap senjangan. Nilai koefisien keadilan distributif bernilai negatif, artinya

1691

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

semakin tinggi keadilan yang diberikan atasan, maka senjangan yang timbul akan menurun.

Hasil ini menjelaskan bahwa karyawan tidak akan melebihkan aggaran karena atasan mereka

sudah memberikan distribusi anggaran yang baik serta proposionalitas anggaran yang sama,

sehingga karyawan merasa bahwa dirinya mendapatkan keadilan. Dengan keadilan distributif

karyawan akan bekerja dengan sebaik-baiknya, mampu mencapai tujuan perusahaan tanpa

melakukan senjangan anggaran.

Penelitian ini sejalan dengan Maiga and Jacobs (2007); Maria dan Nahartyo (2014).

Hasil penelitian mereka menjelaskan pentingnya memahami partisipasi anggaran dalam

meningkatkan keadilan distributif yang pada gilirannya diharapkan dapat menciptakan

kepercayaan yang mengarah ke komitmen tujuan anggaran yang akhirnya mengurangi

kecenderungan untuk menciptakan senjangan.

Pengujian hipotesis ketiga terbukti, menunjukkan keadilan prosedural berpengaruh

terhadap senjangan anggaran. Pengujian ini menjelaskan bahwa prosedur atau tata cara dalam

anggaran mampu mempengaruhi anggaran. Hal ini dimungkinkan karena prosedur yang

diberikan kurang adil pada setiap divisi, sehingga dapat menimbulkan senjangan. Selain itu,

prosedur yang tidak sama bisa menyebabkan kekeliruan dalam mengambil keputusan anggaran,

kekeliruan ini dapat menghambat tujuan perusahaan dan untuk dapat mencapai tujuan

perusahaan, karyawan bisa saja melakukan senjangan. Senjangan anggaran dilakukan untuk

memenuhi target anggaran yang ditetapkan perusahaan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan Özer and Yilmaz (2011) yang menjelaskan bahwa

keadilan prosedural berpengaruh negatif terhadap senjangan anggaran. Hal ini karena persepsi

keadilan prosedural sebagai variabel mediator mampu meningkatkan iklim kerja yang etis serta

dapat melaksanakan keefektifan dalam pengendalian anggaran yang baik pada perusahaan

sehingga menurunkan terjadinya senjangan anggaran.

Pengujian hipotesis keempat tidak terbukti, menunjukkan variabel kepercayaan tidak

berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Nilai koefisien kepercayaan bernilai negatif, artinya

semakin tinggi kepercayaan yang diberikan, maka senjangan semakin menurun. Kepercayaan

merupakan suatu keyakinan dan keterbukaan antar karyawan, sehingga dapat saling bertukar

informasi secara baik. Kepercayaan terhadap kemampuan karyawan, percaya bahwa karyawan

mampu menyusun anggaran dan melaksanakan tugas anggaran dengan baik. Semakin tinggi

tingkat kepercayaan atasan dan bawahan maka akan meminimalisasi terjadinya senjangan

anggaran.

Hal ini sejalan dengan penelitian Hardiwinoto (2010); Maria dan Nahartyo (2014) yang

menyatakan bahwa individu yang memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap atasan akan lebih

sedikit melakukan senjangan anggaran jika dibandingkan dengan individu yang memiliki

kepercayaan yang rendah terhadap atasan karena bawahan telah berpartisipasi menyusun

anggaran dengan sebaiknya dan mendapat kepercayaan yang besar dari atasan. Kepercayaan

timbul karena adanya keadilan yang diberikan atasan, sehingga karyawan merasa mampu untuk

mencapai komitmen tujuan anggaran.

1692

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan, keterbatasan dan

saran sebagai berikut:

Kesimpulan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh locus of control, keadilan distributif,

keadilan prosedural, dan kepercayaan terhadap senjangan anggaran yang dilaksanakn di PT

Apac Inti Corpora. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi sebagai literatur tambahan

untuk akademia, serta dapat membantu mengatasi senjangan anggaran yang mungkin terjadi

sehingga mengurangi dampak negatif timbulnya senjangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel locus of control dan keadilan prosedural

berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Karyawan yang bekerja di perusahaan ternyata

memiliki locus of control yang kurang baik. Artinya karyawan kurang berkeyakinan untuk

dapat mencapai target anggaran, sehingga melakukan senjangan anggaran. Selain itu, prosedur

anggaran yang diberikan perusahaan belum dirasa adil oleh karyawan, sehingga karyawan

merasa perlu melakukan senjangan aggaran untuk mengantisipasi bila target anggaran tidak

tercapai. Sedangkan variabel keadilan distributif dan kepercayaan tidak berpengaruh terhadap

senjangan anggaran. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah mendapatkan

distribusi anggaran yang adil dari perusahaan serta diberikan kepercayaan yang besar oleh

atasan, sehingga karyawan tidak akan melakukan senjangan anggaran.

Keterbatasan

Penelitian ini tidak lepas dari kekurangan dan keterbatasan. Dengan menggunakan

kuisioner dan diserahkan pada personalia PT. Apac Inti Corpora, penulis tidak dapat melakukan

wawancara langsung dengan responden untuk mendapatkan informasi tambahan. Karena tidak

bertemu langsung dengan responden, penulis tidak bisa memastikan bahwa yang mengisi

kuisioner adalah karyawan yang bersangkutan.

Saran

Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian dengan kuisioner

yang lebih baik, dan dapat wawancara dengan responden langsung untuk dapat menambah

informasi, mengembangkan perspektif penelitian dengan objek lain, mengembangkan model

penelitian, sehingga lebih dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi senjangan

anggaran. Untuk perusahaan, agar lebih memonitor serta memperhatikan pihak-pihak yang

terlibat dalam penyusunan anggaran. Atasan dapat memilih karyawan dengan locus of control

yang baik, atau bila perlu karyawan diberikan motivasi atau dorongan agar berkeyakinan

mampu merencanakan anggaran dengan baik, yang bertujuan untuk meminimalisasi timbul

senjangan anggaran. Selain itu, memperbaiki prosedur anggaran mungkin perlu untuk

dilakukan agar senjangan dapat diantisipasi, serta pentinganya meningkatkan keadilan

prosedural dalam perencanaan dan penyusunan anggaran.

1693

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Drs.M.Com.(hons,), Akt.Ph.D. 2005. Peran Akuntan Dalam Menegakkan Prinsip Good

Corporate Governance Pada Perusahaan Di Indonesia (Tinjauan Perspektif Teori

Keagenan). Pidato Pengusulan Jabatan Guru Besar Universitas Diponegoro.

Dunk, A. S. 1993. The Effect Of Budget Emphasis And Information Asymetry On The Relation

Between Budgetary Participation And Slack. The Accounting Review, volume 68 (2):

400-410

Erfan, A. 2013. Pengaruh Persepsi Keadilan Prosedur, Efektifitas Pegendalian Anggaran

&Iklim Kerja Etis Terhadap Kecederugan Melakukan Budgetary Slack Pada

Organisasi Publik. Universitas Diponegoro.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 19. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hansen, D dan Mowen, M. 2006. Management Accounting. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Hardiwinoto. 2010. Analisis Partisipasi Anggaran Terhadap Budget Slack: Persepsi Kewajaran

Prosedural Dan Distributif, Kepercayaan Manajerial, Dan Komitmen Tujuan

Anggaran Sebagai Faktor Intervening. Maksimum, volume 1 (1): 1-14.

Ikhsan, A. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jensen, M and Mekling, W. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and

Ownership Structure. Journal of Financial Economics, volum 3(4): 305-360.

Maiga, A. S and Jacobs, F. A. 2007. Budget Participation’s Influence on Budget Slack: The

Role Of Fairness Perceptions, Trust, And Goal Commitment. Journal of Applied

Management Accounting Research, volume 5 (1): 39-58.

Maria, D dan Ertambang, N. 2014. Influence Of Fairness Perception And Trust On Budgetary

Slack: Study Experiment On Participatory Budgeting Contex. Simposium Nasional

Akuntansi XV, Banjarmasin.

Mas’ud, F. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep & Aplikasi. Universitas

Diponegoro.

Özer, G and Emine, Y. 2011. Effects of Procedural Justice Perception, Budgetary Control

Effectiveness and Ethical Work Climate on Propensity to Create Budgetary Slack.

Business and Economics Research Journal, volume 2 (4): 1-18.

Pello, E. 2014. Pengaruh Asimetri Informasi Dan Locus Of Control Pada Hubungan Antara

Penganggaran Partisipatif Dengan Senjangan Anggaran. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana, volume 6 (2): 287-305.

Putranto, Y.A. 2012. Pengaruh Moderasi Informasi Asimetri Dan Group Cohesiveness

Terhadap Hubungan Partisipasi Penganggaran Dengan Budgetary Slack. Jurnal

Economia, volume 8 (2): 116-126.

R. Nanda H.A. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial

Dengan Komitmen Organisasi dan Locus Of Control Sebagai Variabel Moderating.

Universitas Diponegoro.

Santoso, S. 2006. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 14. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

1694

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Sekaran, U. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.

Sinaga, M.T. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Dengan

Locus Of Control Dan Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi. (diunduh 24

Oktober 2013).

Tjahyanti, R. D. 2004. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Komitmen Organisasi,

Keterlibatan Kerja, Dan KetidakPastian Lingkungan Terhadap Senjangan Anggaran.

Tesis Akuntansi Universitas Diponegoro

Triana, M. dkk. 2012. Pengaruh Partisipasi Anggaran, Budget Emphasis, Dan Locus Of Control

Terhadap Slack Anggaran (Survei Terhadap Hotel Berbintang Di Kota Jambi). E-

Jurnal Binar Akuntansi (1): 51-61.

Wang, D dan Jianbo S. 2012. Is budget slack immoral?. Renmin University of China.

______________. 2013. Measuring The Spread Of Budget Slack. Renmin University of China.

Wijaya, T. 2012. Praktis dan Simpel Cepat Menguasai SPSS 20. Yogyakarta: Cahaya Atma

Pustaka.

Lampiran Pernyataan Kuisioner

Locus of Control

Pernyataan STS TS N S SS

Saya yakin mampu memberi kontribusi dalam

menyusun anggaran

Saya yakin dapat menjadi seorang pemimpin

Saya berhasil karena kerja keras sendiri

Saya sukses karena kemampuan dan usaha saya

Saya dapat menetukan apa yang terjadi dalam

hidup saya

Kegagalan dan keberhasilan saya menyusun

anggaran tergantung pada diri saya

Kegagalan yang saya alami dalam bekerja akibat

perbuatan saya sendiri

Kegagalan yang saya alami dalam bekerja akibat

ketidak beruntungan

Saya merasa keefektifan saya dalam menyusun

anggaran ditentukan oleh senior saya

Kesuksesan saya dalam pekerjaan karena faktor

keberuntungan

1695

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Tidak baik melakukan perencanaan terlalu jauh

kedepan, karena mungkin banyak hal dapat

berubah

Keadilan Distributif

Pernyataan STS TS N S SS

Divisi saya menerima anggaran yang layak

Anggaran cukup mencerminkan kebutuhan

divisi saya

Divisi saya mengharapkan anggaran yang

sesuai

Anggaran yang ditetapkan sudah wajar

Supervisor saya menunjukkan perhatian dan

kepekaan ketika mendiskusikan batasan

anggaran divisi saya

Keadilan Prosedural

Pernyataan STS TS N S SS

Prosedur penganggaran diaplikasikan secara

konsisten dengan semua divisi

Prosedur penganggaran diaplikasikan secara

konsisten sepanjang waktu

Keputusan anggaran divisi saya berdasar

informasi yang akurat dan opini yang baik

Saya mempunyai kesempatan untuk meninjau

prosedur penganggaran divisi saya

Prosedur penganggaran saat ini sesuai standar

etika dan moralitas

Keputusan berkaitan dengan anggaran tidak

pilih kasih antara divisi satu dengan yang

lainnya

Prosedur penganggaran saat ini menunjukkan

perhatian pada semua divisi

Pembuat keputusan berkaitan dengan

anggaran, menjelaskan dengan baik alokasi

anggaran divisi

Kepercayaan

1696

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

Pernyataan STS TS N S SS

Saya sulit mempercayai orang lain dalam menyusun

anggaran

Saya dapat mempercayai karyawan untuk

berpartisipasi karena rekomendasi atasan

Saya ragu untuk dapat mempercayai karyawan lain

dalam menyusun anggaran

Saya sangat percaya pada karyawan lain karena

kemampuannya

Senjangan Anggaran

Pernyataan STS TS N S SS

Saya harus memonitor biaya pada divisi saya

secara hati-hati karena keterbatasan anggaran

Penyusunan anggaran divisi saya tidak memiliki

target khusus

Target anggaran tidak bertujuan untuk

peningkatan efisiensi

Target anggaran sulit untuk dicapai

Lampiran pengujian validitas

Tabel 3

Hasil Uji Validitas

Variabel Pearson Correlations Signifikan Validitas

Keadilan Distributif KD1 0,879** 0,000 Valid

KD2 0,863** 0,000 Valid

KD3 0,594** 0,000 Valid

KD4 0,771** 0,000 Valid

KD5 0,754** 0,000 Valid

Keadilan Prosedural KP1 0,803** 0,000 Valid

KP2 0,813** 0,000 Valid

KP3 0,729** 0,000 Valid

KP4 0,692** 0,000 Valid

1697

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

KP5 0,833** 0,000 Valid

KP6 0,837** 0,000 Valid

KP7 0,744** 0,000 Valid

KP8 0,691** 0,000 Valid

Kepercayaan KCY 1 0,765** 0,000 Valid

KCY2 0,739** 0,000 Valid

KCY3 0,625** 0,000 Valid

KCY4 0,812** 0,000 Valid

Locus of Control LOC1 0,539** 0,000 Valid

LOC2 0,653** 0,000 Valid

LOC3 0,629** 0,000 Valid

LOC4 0,605** 0,000 Valid

LOC5 0,340* 0,021 Valid

LOC6 0,571** 0,000 Valid

LOC7 0,583** 0,000 Valid

LOC8 0,509** 0,000 Valid

LOC9 0,418** 0,004 Valid

LOC10 0,398** 0,006 Valid

LOC11 0,454** 0,002 Valid

Senjangan Anggaran SA1 0,677** 0,000 Valid

SA2 0,716** 0,000 Valid

SA3 0,708** 0,000 Valid

SA4 0,755** 0,000 Valid