makalah konsep keadilan

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kutipan sila ke-lima Pancasila ini agak jarang dibicarakan dengan serius. Jika kita menyebut keadilan sosial, maka tak terbayangkan konsep seperti apa yang dimaksud dibaliknya. Keadilan Pancasila yang dimaksud adalah suatu pemikiran yang bercita-cita melaksanakan sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sehingga dengan keadilan sosial yang hendak dicapai akan terciptalah Negara hukum di Indonesia. Karena keadilan dalam Pancasila mengandung prinsip bahwa setiap orang di Indonesia akan mendapatkan perlakuan yang adil, baik dibidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan. Filsafat hukum yang dimaksud adalah kajian filosofis tentang hakikat hukum, terutama tentang makna hukum dalam menciptakan keadilan yang berlaku di Indonesia. Kadang beberapa orang menganggap yang namanya keadilan itu adalah kesamaan. Semua dibagi sama semua dibagi rata. Page 1

description

s

Transcript of makalah konsep keadilan

Page 1: makalah konsep keadilan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kutipan sila ke-lima Pancasila ini agak jarang dibicarakan dengan serius. Jika kita

menyebut keadilan sosial, maka tak terbayangkan konsep seperti apa yang dimaksud

dibaliknya. Keadilan Pancasila yang dimaksud adalah suatu pemikiran yang bercita-cita

melaksanakan sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sehingga dengan keadilan sosial yang hendak dicapai akan terciptalah Negara hukum di

Indonesia.

Karena keadilan dalam Pancasila mengandung prinsip bahwa setiap orang di

Indonesia akan mendapatkan perlakuan yang adil, baik dibidang hukum, politik, sosial,

ekonomi, dan kebudayaan. Filsafat hukum yang dimaksud adalah kajian filosofis tentang

hakikat hukum, terutama tentang makna hukum dalam menciptakan keadilan yang

berlaku di Indonesia.

Kadang beberapa orang menganggap yang namanya keadilan itu adalah

kesamaan. Semua dibagi sama semua dibagi rata. Seperti grup lawak Bagito, yang konon

artinya adalah bagi roto akhirnya tidak bertahan lama karena harus pecah akibat yang

kononnya juga karena tidak bagi rata.

Disaat Negara membutuhkan solidaritas dan persatuan sehingga sikap gotong

royong sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih

mengutamakan kelompoknya, golongannya bahkan Negara lain dibandingkan

Page 1

Page 2: makalah konsep keadilan

kepentingan negaranya. Untuk itu, sebaiknya setiap komponen masyarakat saling

berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu, bahu-membahu membawa bangsa ini dari

keterpurukan.

Seandainya saja Bangsa Indonesia benar-benar meresapkan nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila, tentunya degradasi moral dan kebiadaban masyarakat kita

dapat diminimalisir dengan semua produk yang berbau orde baru. Sehingga terkesan

meninggalkannya begitu saja. Belum lagi, saat ini, jati diri Indonesia mulai goyah ketika

sekelompok pihak mulai mementingkan dirinya sendiri untuk kembali menjadikan negara

ini sebagai negara berideologi agama tertentu.

Bagaimana membuat nilai-nilai ini bisa kembali menjadi pedoman dan

pengalaman dalam keseharian kehidupan kita ? Saya rasa perlu suatu pemerintahan

otoriter di Indonesia untuk memprogram ulang otak bangsa kita dengan suatu dokrin

nilai-nilai sosial dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di negara

Indinesiayang nyata-nyata sangat plural ini. Pemerintah otoriter, sangat diperlukan ketika

berhadapan dengan masyarakat yang tak bermoral, tak terkendali, tak mau diatur, dan

merasa dirinya adalah kebenaran itu sendiri tanpa sadar bahwa mereka hidup bersama

dengan orang lain. Semoga saja bangsa Indonesia tidak separah itu.

B. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah untuk mengungkapkan latar belakang, ruang lingkup,

dan landasan filosofis tentang hakikat keadilan yang ada di Indonesia yang mengarah

kepada Pancasila

Page 2

Page 3: makalah konsep keadilan

BAB II

ISI

A. Arti Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan

Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik

menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat

kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu

filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan

(virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem

pemikiran”.

Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak

hidup di dunia yang adil". Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan

dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang

menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan

pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan,

karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. Keadilan intinya adalah meletakan

segala sesuatunya pada tempatnya.

Keadilan sosial

Keadilan sosial adalah sebuah konsep yang membuat para filsuf terkagum-kagum

sejak Plato membantah filsuf muda, Thrasymachus, karena ia menyatakan bahwa

“Keadilan adalah apa pun yang ditentukan oleh si terkuat”. Dalam Republik, Plato

meresmikan alasan bahwa sebuah negara ideal akan bersandar pada empat sifat baik:

kebijakan, keberanian, pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan.

Page 3

Page 4: makalah konsep keadilan

Penambahan kata sosial adalah untuk membedakan keadilan sosial dengan

konsep keadilan dalam hukum.

Konsep keadilan menurut saya, bukan kesamarataan. Kesetaraan jender juga

bukan berarti wanita duduk sama rendah berdiri sama tinggi.  Keadilan adalah

menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

Begitu juga untuk rakyat Indonesia. Keadilan bukan berarti semua mendapatkan

hal yang sama. Sesuai saja dengan tempatnya. Yang di desa dapat berbeda dengan yang

di kota. Yang kaya dapat lebih baik kalau mau bayar lebih mahal. Yang miskin, ya dapat

seadanya aja juga ga apa-apa, yang penting masih dapat.

Adil juga bukan berarti memberikan sesuatu tanpa ada sesuatu dibelakangnya.

Misalnya, beberapa lembaga pemberi beasiswa lebih memprioritaskan siswa dari sekolah

tertentu untuk mendapatkan beasiswa, dengan harapan suatu saat nanti kalau siswa itu

sudah berhasil dia akan menjadi penyumbang lembaga beasiswa tersebut. Bukan tidak

adil kalau siswa dari sekolah lain cuma dapat jatah sedikit.

Cukup adil, kalau pembangunan hanya berlaku cepat di beberapa bagian tertentu

sedangkan di tempat lain seperti jalan di tempat atau malah mundur ke belakang.

Kenapa? Ya karena ada kepentingan tertentu tadi, ada sesuatu di belakangnya.

Kenapa bisa disebut adil? Namanya juga manusia, wajar saja dong punya

kecenderungan tertentu walaupun sudah berusaha adil. Ada anak kesayangan, ada murid

kesayangan, juga ada rakyat kesayangan. Dan dalam suatu negara, biasanya yang jadi

kesayangan adalah warga partainya.

Page 4

Page 5: makalah konsep keadilan

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keadilan sosial juga merupakan salah satu butir dalam Pancasila. 45 butir

pengamalan Pancasila seperti yang tertuang dalam P4 (Pedoman Penghayatan dan

Pengamalan Pancasila) pada Tap MPR No. II/MPR/1978.

B. Ciri – Ciri Manusia yang Berkeadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat

Indonesia

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yaitu :

Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana

kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Menghormati hak orang lain.

Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap

orang lain

Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya

hidup mewah.

Page 5

Page 6: makalah konsep keadilan

Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan

Suka bekerja keras.

Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan

kesejahteraan bersama

Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan

berkeadilan sosial.

Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan meningkat.

Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama

menurut potensi masing-masing.

Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai

dengan bidangnya.

C. Jenis – Jenis Keadilan

Aristoteles membedakan tiga jenis keadilan, yaitu :

(a) Keadilan distributif, yaitu memberikan sama yang sama, dan memberikan tidak

sama yang tidak sama. Jadi PNS Gol. III di instansi A mendapat lungsum perhari

sejumlah X, maka seluruh PNS yang bergolongan III di instansi manapun di seluruh

Indonesia, harus mendapatkan lungsum perhari juga sejumlah X.

(b) Keadilan commutatif, yaitu penerapan asas proporsional. Biasanya digunakan

dalam Hukum Bisnis

Page 6

Page 7: makalah konsep keadilan

(c) Keadilan remedial, yaitu memulihkan sesuatu ke keadaan semula, biasanya

digunakan dalam perkara gugatan ganti kerugian.

Keadilan juga dapat dibedakan ke dalam dua jenis :

(a) Keadilan restitutif, yaitu keadilan yang berlaku dalam proses litigasi di pengadilan,

di mana fokusnya adalah pada pelaku. Bagaimana menghukum atau membebaskan

pelaku.

(b) Keadilan restoratif, yaitu keadilan yang berlaku dalam proses penyelesaian

sengketa non litigasi (Alternative Dispute Resolution), di mana fokusnya bukan pada

pelaku, tetapi pada kepentingan “victims” (korban).

D. Pemaparan Masalah Keadilan Sosial

Masalah dalam DPR

Ketidakadilan yang nyata terjadi di DPR. Dengan masa kerja yang hanya 5 tahun,

mereka mendapat pensiun seumur hidup. Pantas saja banyak orang berlomba-lomba

duduk menjadi anggota dewan. Sedangkan BUMN saja sudah banyak yang tidak

menerapkan pensiun seumur hidup. Ini suatu ketidakadilan yang nyata, dimana harapan

keadilan rakyat terletak di tangan mereka.

Kontroversi gaji DPR dengan segala tunjangan dan fasilitasnya selalu terjadi tiap

tahun. Mereka bukannya mengurusi persoalan rakyat malah mementingkan berapa besar

uang yang masuk rekening mereka. Sebuah ironi di tengah masyarakat yang hidup susah,

mengantri minyak tanah, hidup di jalanan, kemiskinan merata di seantero negeri ini.

Sedangkan mereka anggota dewan dengan gagahnya berpidato tanpa tindakan

yang jelas. Kerja mereka hanya menulis, berpidato, sedangkan kenyataan dilapangan

berbanding terbalik dengan coretan di atas kertas. Begitu banyak undang-undang dibuat,

banyak pula yang melanggarnya.

Page 7

Page 8: makalah konsep keadilan

Mereka sepertinya hanya memikirkan dirinya sendiri saja. Tidak pantas mendapat

pensiun seumur hidup. Gedung dewan sekarang menjadi ajang mencari uang saja.

Ketidakamanan dan Ketidakadilan yang Dialami Perempuan di Kendaraan Umum

SERING kali apabila saya naik kendaraan umum, tatkala mau turun dari bus, bus

tidak sungguh stop. Kenek pun menyuruh penumpang menggunakan kaki kiri dulu untuk

meloncat turun dari bus sambil memegang salah satu tangan atau anggota tubuh lain,

kadang pinggang atau bahu, untuk "melindungi" atau "menolong" perempuan.

Pernah saya cermati, ternyata yang ditolong tidak semua perempuan, melainkan

yang dianggap menarik, artinya masih muda. Yang nenek-nenek yang membutuhkan

bantuan malah tidak ditolong, kecuali apabila minta tolong. Jadi, jika saya bersama anak

yang masih berusia batita, maka mestilah minta tolong agar dibantu untuk menurunkan

dan menaikkan anak batita itu.

Sudah beberapa kali protes saya lontarkan untuk tidak perlu dibantu untuk turun

dan naik bus. Argumentasi dari para kenek adalah menolong perempuan agar tidak jatuh.

Tentu saja penumpang akan jatuh apabila bus tidak sungguh-sungguh berhenti, masih

setengah dan cepat-cepat mau ngebut lagi.

Apabila duduk di sebelah sopir persis, karena dekat dengan urusan mengganti

persneling, sopir pun entah sengaja atau tidak sengaja punya kesempatan untuk

melakukan pelecehan seksual. Di sini penumpang sulit mengeluh karena sopir punya

alasan kuat dia sedang menjalankan tugas menyopir. Jadi, jika kena paha penumpang, itu

tidak disengaja.

Setelah di dalam bus pun, di antara para penumpang pelecehan seksual banyak

terjadi. Terutama ketika bus penuh sesak. Para peleceh, kebanyakan laki-laki, akan

menggunakan banyak cara, mulai dari mengimpitkan tubuhnya ke tubuh perempuan lain,

memegang tangan, mencolek pinggang/panggul, dan menyentuh bahkan meremas

Page 8

Page 9: makalah konsep keadilan

payudara. Di Jepang, dengan telepon seluler berkamera, peleceh memfoto celana dalam

perempuan.

Dominasi laki-laki di kendaraan umum juga tampak dalam cara duduk. Umumnya

laki-laki duduk dengan membuka lebar-lebar pahanya sehingga ruang yang dipakai

menjadi lebih banyak. Artinya, penumpang di sebelahnya mendapatkan tempat sempit.

Cara duduk ini mencerminkan ketidakpedulian terhadap penumpang lain. Jika diminta

untuk mengubah cara duduknya, mereka tidak mengubak posisinya. Seolah-olah

kendaraan publik menjadi miliknya seorang.

Arti dari semua ini adalah perempuan mengalami ketidakamanan dan

ketidakadilan di kendaraan umum. Mayoritas pengguna jasa kendaraan umum adalah

perempuan kelas menengah ke bawah, para perempuan miskin. Ketidakamanan jelas

tampak dalam pelecehan seksual, serangan seksual, dan bahkan pemerkosaan. Sedangkan

ketidakadilan tercermin dalam soal dominasi dari cara duduk laki-laki yang seenaknya

membuka lebar-lebar kakinya dan tidak tersedianya perangkat hukum yang bisa menjerat

dan membuat kapok para laki-laki yang melakukan pelecehan seksual.

Di Jepang, sekarang para remaja putri SMA berani terhadap para laki-laki yang

mereka rasa melakukan pelecehan seksual. Mereka menarik dasi pelaku dan

membawanya ke polisi. Kaum laki-laki takut sekali apabila berurusan dengan aparat

penegak hukum karena karier bisa tamat. Dampaknya, perempuan aman menggunakan

transportasi umum.

Di Sri Lanka yang sudah dan sedang dipimpin perempuan, untuk membuat

perempuan aman di kendaraan umum, pemerintah menyediakan bus khusus perempuan.

Namun, jumlahnya tidak memadai dan akibatnya waktu untuk menunggu terlalu lama.

Para penumpang perempuan pun naik bus umum biasa. Di sini mereka pun diejek karena

menumpangi bus yang dianggap bukan untuk perempuan dan tentu saja menjadi korban

pelecehan seksual lagi

Page 9

Page 10: makalah konsep keadilan

BAGAIMANA di Indonesia? Dengan kepemimpinan Megawati Soekarnoputri,

terpikirkah dan tergerakkah Ibu Presiden membuat aman para perempuan di kendaraan

umum? Tentu bukan dengan melarang mereka keluar malam hari atau memakai pakaian

minim. Sebagai manusia, perempuan berhak melakukan mobilisasi dan mengekspresikan

diri dengan bebas. Cara berpakaian sangat bergantung pada konteks budaya, waktu,

suasana, tempat, dan zaman. Dalam konteks ini, peleceh dan pelaku yang harus dihukum,

bukannya menghukum korban. Kita membutuhkan peraturan antipelecehan seksual di

tempat publik.

Lalu bagaimana dengan Dinas Perhubungan dan para pemilik bus beserta para

sopir dan kernet? Tampaknya mereka perlu mendapat pencerahan tentang antipelecehan

seksual. Bagaimana berlaku sopan terhadap penumpang. Perlu juga secara internal

memberlakukan tindak disiplin terhadap sopir atau kernet yang melecehkan perempuan.

Artinya, ada sistem pengaduan penumpang terhadap perlakuan sopir dan kernet yang

merugikan.

Para penumpang laki-laki mulailah bersikap menghormati diri sendiri dan orang

lain. Tentu saja dengan tidak melakukan pelecehan seksual. Para penumpang perempuan

janganlah berdiam diri jika dilecehkan. Kita harus memprotes, mengatakan tidak. Apabila

kita diam saja, dianggap kita setuju.

Jika semua pengguna jasa kendaraan umum menolak pelecehan seksual dan ada

perangkat hukum yang efektif ditunjang oleh budaya organisasi Departemen

Perhubungan dan perusahaan bus yang antipelecehan seksual, maka penumpang

perempuan mudah- mudahan akan merasa aman naik kendaraan umum.

Page 10

Page 11: makalah konsep keadilan

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia pada Saat Presiden Pertama

Indonesia

BUNG Karno termasuk orang yang akrab dengan kata sosial, berikut kata

turunannya. Tahun 1927-an, kata itu, sedikit banyak, menjadi tulang punggung dari

gerakan marhaenisme yang digagasnya. Iwa Kusuma Sumantri yang telat dinobatkan

jadi pahlawan menyebut, marhaenisme adalah satu asas yang menghendaki susunan

masyarakat dan susunan negeri yang di dalam segala halnya menyelamatkan kaum

marhaen yang terdiri dari kaum buruh atau proletar, kaum tani melarat, dan kaum melarat

lainnya.

Dalam pidato tanpa teksnya tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengusulkan kata

sosial, tepatnya keadilan sosial, untuk dijadikan salah satu sila Pancasila. Ketika

diringkas jadi Trisila, kata sosial malah muncul dua kali di sila kedua dan ketiganya,

berbentuk sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi. Dalam pidatonya tanggal 17 Agustus

1959 yang berjudul "Menemukan Kembali Revolusi Kita", Soekarno kembali

menekankan bahwa sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila adalah salah satu arah

tujuan revolusi Indonesia. Pidato ini belakangan menjadi dasar Manifesto Politik

(Manipol) yang kemudian ditetapkan sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

Kata sosial jelas kata serapan, bukan produk "asli" bumi pertiwi. Mungkin karena

itu bekas guru di Seminari Depok, E. Soetan Harahap tidak memasukkan kata sosial

dalam Kamus Indonesia edisi ketujuh susunannya. Dalam edisi sebelumnya, kamus yang

terbit zaman Jepang dan dicetak Kantor Cetak Visser Bandoeng itu kerap mendapat

perlakuan kurang patut dari pembacanya. Utamanya terhadap edisi kelima dan keenam,

ketika judulnya masih Kitab Arti Logat Melajoe. Dalam edisi itu, isi kamus diprotes

karena dianggap terlalu banyak memasukkan kata-kata asing, mungkin termasuk kata

sosial juga. Saking banyaknya, kata-kata asing itu dikatakan sampai mau merebut bahasa

Indonesia.

Page 11

Page 12: makalah konsep keadilan

Kata sosial juga banyak dipakai politikus sebagai bumbu penyedap pidato untuk

menunjukkan keberpihakannya pada rakyat. Ada kalanya kata itu membuat risi

pemerintah, misalnya ketika digunakan dalam bentuk sosialis atau sosialisme. Kata sosial

bisa bermakna sampingan dermawan atau suka menolong. Dinas Sosial terkenal sebagai

dinas yang suka menyumbang orang-orang yang terkena bencana, selain mengurusi

pekerja seks komersial. Sosial juga bisa berarti kekayaan. Status sosial misalnya, berarti

status kekayaan. Demikian halnya dengan kesenjangan sosial yang bermakna

kesenjangan kekayaan. Akan tetapi, lembaga, yayasan, dan dinas sosial bukan berarti

lembaga, yayasan, dan dinas kekayaan kendati pada praktiknya banyak pengurusnya yang

jadi kaya dari kerja sosialnya itu.

Sosial dalam arti kekayaan itulah yang menyebabkan kita bisa mengerti makna

sila kelima Pancasila "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" (Bayangkan kalau

kata sosial di sana diartikan masyarakat). Dalam pidatonya tanggal 1 Juni itu, Bung

Karno dengan leluasa mempertukarkan kata keadilan sosial dengan keadilan

kesejahteraan dan kesejahteraan sosial sebagai pelengkap keadilan politik alias

demokrasi.

Kata sosial belakangan sering kita dengar dalam bentuknya yang lain, yaitu

sosialisasi. Sosialisasi yang ini maksudnya menyebarluaskan suatu informasi ke

masyarakat. Pada masa lalu, ketika revolusi dinyatakan belum selesai, bukanlah kata

sosialisasi yang digunakan untuk menyebarluaskan apa yang dipandang pemerintah

penting, melainkan indoktrinasi.

Kita kenal misalnya akronim Tubapin (tujuh bahan pokok indoktrinasi) dengan

bahan indoktrinasi berupa UUD 1945, Pancasila, termasuk pidato Soekarno tanggal 1

Juni 1945 dan 17 Agustus 1959. Pada era Orde Baru, pemerintah memasyarakatkan kata

penataran untuk kegiatan yang pada masa lalu dikenal sebagai indoktrinasi itu. Birokrat

adalah orang yang mula-mula mengalami penataran P4 sebelum kemudian merambah

unsur masyarakat lainnya.

Page 12

Page 13: makalah konsep keadilan

Tahun 1990-an peserta penataran P4 mencapai 70 juta orang dewasa. Tampaknya,

bahan-bahan yang ditatarkan jauh dari hasil yang diinginkan terutama kalau kita

bandingkan dengan istimewanya peringkat kitadalam bidang korupsi di dunia ini. Sejak

reformasi, belum lagi kita dengar ada kegiatan serupa indoktrinasi dan penataran untuk

memasyarakatkan Pancasila dan UUD. Mungkin karena pemerintah sekarang tidak

menganggap lagi program semacam itu penting. Mungkin karena UUD-nya sendiri masih

belum meyakinkan untuk disebarluaskan karena banyak yang tidak tahu, proses

amendemennya sudah selesai atau belum. Atau mungkin kapok karena hasilnya tidak

menggembirakan. Kata sosial diartikan kamus berkenaan dengan masyarakat.

Sosialisasi dengan demikian adalah pemasyarakatan, penyebarluasan ke

masyarakat. Kata kerjanya memasyarakatkan. Lembaga pemasyarakatan merupakan

tempat bagi penghuninya untuk belajar bagaimana hidup bermasyarakat. Di sana

diajarkan aneka keterampilan, bukan kejahatan, sehingga ketika para tahanan dilepaskan

ke masyarakat, mereka bisa menyesuaikan dirinya dengan kehidupan masyarakat.

Konsep pemasyarakatan ini sama dengan arti sosialisasi yang diajarkan sosiologi yaitu

proses belajar bermasyarakatnya seorang individu.

Anehnya, dalam kasus sosialisasi UU No. 22 Tahun 1999, ternyata bukan

individu, melainkan masyarakatlah yang harus menyesuaikan dirinya terhadap isi UU itu.

Padahal belakangan ketahuan, UU yang harus "digaulinya" itu ternyata tidak sempurna.

Adakalanya orang enggan menggunakan kata memasyarakatkan. Banyak orang yang

lebih suka menggunakan kata menyosialisasikan sebagai gantinya. Tetapi kata itu

sebetulnya mubazir dan rancu.

Kalau sosialisasi adalah pemasyarakatan, maka memasyarakatkan seharusnya

menyosialkan. Bukannya menyosialisasikan yang berarti men-pemasyarakatan-kan. Dan

disosialkan, bukan disosialisasikan yang berarti di-pemasyarakatan-kan. Sialnya,

menyosialkan bukanlah pekerjaan mudah. Dalam kasus di lembaga pemasyarakatan,

petugas sering harus berhadapan dengan tahanan yang mudah sakit. Akibatnya, boro-boro

Page 13

Page 14: makalah konsep keadilan

bisa mengajari tahanan hidup bermasyarakat karena waktu si tahanan habis tersita untuk

berobat pulang-pergi Nusakambangan-Jakarta.

Sementara itu, sebagian tahanan yang tidak sakit malah lebih suka belajar

kejahatan sehingga ketika dia kembali ke masyarakat malahan menjadi penjahat yang

lebih canggih. Akibatnya ia terpaksa berulang-ulang harus belajar bermasyarakat

walaupun pada praktiknya dia berulang-ulang belajar atau bahkan mengajar kejahatan.

Kecuali itu, kata pemasyarakatan atau sosialisasi sendiri kerap disalahartikan petugas.

Beberapa petugas berpikir, cara memasyarakatkan yang paling efektif adalah dengan

melepaskan langsung si tahanan, dengan atau tanpa persetujuan atasan, dan

membiarkannya berbaur dengan masyarakat di... luar negeri. Akibatnya, banyak petugas

yang terpeleset sehingga ia dan si tahanan akhirnya harus sama-sama belajar

bermasyarakat di lembaga pemasyarakatan.

Ideologi itu Bernama Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Teror dan teroris di Indonesia saat ini semakin kental dan populer di telinga

masyarakat Indonesia. Bukan lagi sekedar wacana karena masyarakat bisa melihat secara

kongkrit aksi-aksi yang dilakukan oleh sekelompok orang-orang yang berjuang dengan

cara mengorbankan nyawa-nyawa yang bisa jadi tidak ada keterkaitan dengan ideologi

yang diperjuangkannya. Bisa jadi tuntutan-tuntutan itu tidaklah selalu identik dengan

besaran korban, karena banyak juga langkah-langkah teror dilakukan semata-mata untuk

sebuah eksistensi diri dan kelompoknya di mata pemerintah lokal dan Internasional.

Secara geografis dan historis, Indonesia adalah salah satu negara yang sangat

rawan akan tumbuh dan berkembangnya terorisme. Luasnya wilayah Indonesia dengan

beragam suku, budaya, dan tradisi serta norma-norma yang ada jelas sangat rumit jika

ikatan-ikatan kebangsaan dan jiwa nasionalisme telah memudar. Dulu, kita masih bisa

bertahan dengan jargon kolonialisme seperti yang dilakukan oleh Soekarno dengan

program Ganyang Malaysia, keluar dari PBB dan Olimpiade. Namun saat ini sangatlah

tidak mungkin untuk melakukan langkah-langkah provokatif seperti itu.

Page 14

Page 15: makalah konsep keadilan

Saat ini, yang paling diperlukan adalah bagaimana tumbuhnya pemerataan dan

kesempatan kepada semua kelompok, golongan, suku, agama, dan lain-lain.

Dulu, pada masa awal-awal kemerdekaan disaat semua orang masih disibukkan dengan

segala macam pembenahan, pendidikan masih terbatas, orang pintar belum banyak,

bahkan sarana dan prasarana semuanya masih memakai sisa-sisa peninggalan penjajah.

Pada kondisi seperti itu bisa dipastikan bahwa masyarakat tidak terlalu memikirkan imbal

balik dalam bekerja karena semua orang tahu jika negara belum memiliki apa-apa.

Munculah nilai “sepi ing pamrih rame ing gawe”, “gotong royong”, dan masih banyak

nilai-nilai kebersamaan yang muncul.

Kini, dikala orang pintar semakin banyak dengan jiwa individualisme yang

semakin meningkat yang didorong oleh pergaulan, arus informasi, serta jejaring baik di

tingkat lokal maupun internasional. Kesadaran akan ketidak adilan, tumbuh dan

berkembangnya keserakahan, serta ambisi-ambisi pribadi yang digulirkan dengan

kolektivitas kedaerahan maupun keagamaan seakan-akan menjadi daya tawar yang tinggi.

Ancaman-ancaman halus maupun kasar seolah-olah menjadi benar ketika ia meminta

jatah kekuasaan maupun kekayaan yang dihasilkan di daerahnya masing-masing. Kondisi

seperti ini semestinya bisa diminimalisir jika program pembangunan bisa dilakukan

secaras adil dan transparan.

Adil karena kekayaan itu jelas-jelas dalam UUD 1945 pasal 33 disebutkan

digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat namun pada kenyataanya kita

masih sering melihat digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan partai, kelompok

tertentu, atau para penguasa yang terus ingin mempertahankan kekuasaannya.Ketika

keadilan sosial tidak bisa diwujudkan, maka bersiap-siaplah akan datang ketidakpuasan.

Page 15

Page 16: makalah konsep keadilan

Pemerintah sebenarnya sudah melakukan langkah antisipasi untuk model

pemerataan sosial dengan program otonomi daerah. Permasalahannya adalah sejauh mana

otonomi daerah bisa efektif dalam mewujukan itu semua. Selain itu, otonomi daerah yang

ada saat ini malah memunculkan kerakusan-kerakusan yang justru memperparah

terwujudnya cita-cita keadilan sosial. Jelas ini tidak berlaku di semua tempat, namun ini

seolah menjadi suatu hal yang kasat mata di berbagai daerah.

Lihatlah, jalan-jalan di berbagai tempat masih saja berlobang dan tidak nyaman

untuk pengguna kendaraan dan pejalan kaki. Para gelandangan dari hari kehari masih

tetap banyak berkeliaran. Preman-preman yang dikenal dengan “polisi cepek” semakin

menjamur dan tidak bisa diantisipasi oleh polisi. Pedagang kaki lima semakin jumawa

dan mengabaikan hak-hak pejalan kaki. Ini lucu sekali, mereka teriak-teriak agar hak-hak

usahanya dipernuhi namun ia melanggar hak-hak keselamatan orang lain.

Seandainya saja masyarakat sudah tahu dan berani untuk melakukan langkah

dramatis untuk memberhentikan para Bupati, Walikota, Gubernur, DPR, DPRD I, DPRD

II, bahkan Presiden, mungkin saja sudah banyak dari mereka semua turun dengan muka

malu dan terhinakan.

Contoh aktual saat ini terjadi di Pematang Siantar, Sumatra Utara. Kepongahan

dan arogansi kekuasaan itu ia tunjukkan dengan tidak peduli terhadap nasib anak-anak di

sekolah hanya demi mendapatkan uang miliaran rupiah. Betapa murahnya harga dari

kesejahteraan rakyat ini untuk dijual dan diabaikan. Presiden? Kenapa tidak

menggunakan otoritasnya sebagai kepala negara? Densus 88 layak untuk dikirimkan ke

setiap walikota/Bupati dan Gubernur yang menelantarkan rakyatnya.

Page 16

Page 17: makalah konsep keadilan

Jangan salahkan rakyat kalau timbul kekecewaan dan pemberontakan. Walau

sebaiknya mereka mencari celah hukum untuk melakukan tindakan konstitusional dengan

mengadukan para pejabat atas kesewenang-wenangan tersebut ke Peradilan Tata Usaha

Negara. Hindari kekerasan, masih banyak jalan untuk menegakkan keadilan yang kita

impikan.

Sebenarnya, pemerintah bisa mereduksi terorisme dengan cara-cara pencegahan

yang efektif. Permasalahannya adalah apakah pemerintah memiliki keinginan untuk

melakukannya dan langkah-langkah yang tidak hanya sekedar program sesaat. Ini adalah

program nasional yang harus secepatnya dilaksanakan atau negara ini akan semakin

terpuruk.

Page 17

Page 18: makalah konsep keadilan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keadilan adalah keseimbangan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban tanpa

membeda-bedakan status sosial, agama, suku, ras, warna kulit. Keadilan sangatlah dibutuhkan di

dalam kehidupan bermasyarakat. Mari kita tegakkan keadilan mulai dari hal yang kecil, mulai

dari dalam keluarga sampai dalam kehidupan berbangsa dan negara. Keadilan Sosial bagi

seluruh rakyat indonesia adalah pedoman kita untuk menjalankan keadilan di negara kita ini.

B. Saran

Makalah yang disajikan ini, selain sebagai suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh

seorang mahasiswa dari dosen. Juga sebagai salah satu dari beberapa alternatif dalam proses

belajar nantinya.

Mahasiswa dapat mengembangkan diri dengan menggunakan media yang tersedia.

Sehingga kegiatan dan tugas yang ada didalamnya tidak saja membantu mahasiswa dalam

memahami materi. Melainkan juga dalam rangka memperluas wawasan mahasiswa. Serta

melatih kepekaan mahasiswa terhadap keadilan sosial yang terjadi di Indonesia.

Page 18

Page 19: makalah konsep keadilan

Daftar Pustaka

Safa’at, M. A. (2008). Pemikiran Keadilan (Plato, Aristoteles, dan John Rawls.) Diakses dari

http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2013/03/keadilan.pdf pada Selasa, 02-07-2013.

http://ahmadapriyannto.blogspot.com/2013/07/keadilan-sosial-bagi-seluruh-rakyat.html

http://eliswijasmi.blogspot.com/2011/06/konsep-keadilan.html

Page 19