PENGARUH LINGKUNGAN 2

42
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI I. KOMPETENSI UMUM Praktikan dapat mengetahui dan memahami faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba II. KOMPETENSI KHUSUS Praktikan dapat menentukan pengaruh suhu, pengaruh zat kimia, pengaruh cahaya, pengaruh logam dan pengaruh pH terhadap pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae, Streptococcus mutan, Salmonella thyposa, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa. III. PRINSIP Penentuan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroba dengan menginkubasi bakteri uji dengan menggunakan medium GNB (Glukosa Nutrient Broth) pada suhu 5°C di kulkas, 27°C di enkas dan 37°C di inkubator. Dibiarkan selama 1 x 24 jam. RINI ANDRIANI AMIRULLAH, S.Farm 150 2013 0032

description

mikrobiologi

Transcript of PENGARUH LINGKUNGAN 2

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI

I. KOMPETENSI UMUMPraktikan dapatmengetahui dan memahami faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikrobaII. KOMPETENSI KHUSUSPraktikan dapat menentukan pengaruh suhu, pengaruh zat kimia, pengaruh cahaya, pengaruh logamdan pengaruh pH terhadap pertumbuhanbakteri Vibrio cholerae, Streptococcus mutan, Salmonella thyposa, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa.III. PRINSIPPenentuan pengaruh suhu terhadap pertumbuhan mikroba dengan menginkubasibakteri uji dengan menggunakan medium GNB (Glukosa Nutrient Broth) pada suhu 5C di kulkas, 27C di enkas dan 37C di inkubator. Dibiarkan selama 1 x 24 jam.Penentuan pengaruh pH terhadap pertumbuhanbakteri ujidengan variasi pH yaitu pH 3, pH 7, dan pH 9 lalu di inkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.Penentuan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan mikroba dengan memberikan perlakuan berbeda yaitu (1)dibungkus karbon dan dijemur, (2) tidak dibungkus tetapi dijemur dan (3) tidak dibungkus dan tidak dijemur kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.Penentuan pengaruh bahan kimia terhadap pertumbuhan mikroba berdasarkan zona hambatan yang dihasilkan dengan pemberian paper disk yang telah direndam dalam cairan antiseptic, desinfektan, antibiotic dan pengawet diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.Penentuan pengaruh logam berat terhadap pertumbuhan mikroba berdasarkan diameter zona oligodinamik yang dihasilkan oleh logam. diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.IV. KAJIAN TEORISecara umum ada 2 faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu factor lingkungan dan zat hara. Termasuk dalam factor lingkungan adalah suhu, pH, oksigen dan tekanan osmotic (Hastowo, 1992).Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungannya. Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi mikroba. Beberpa kelompok mikroba sangat resisten terhadap perubahan factor lingkungan. Mikroba tersebut dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi baru tersebut. Factor lingkungan meliputi factor abiotic (fisika dan kimia) dan factor abiotic (Sumarsih, 2003).Pengaruh zat kimia (desinfektan) terhadap mikroba (entjang, 2003) :1) Mengubah permeabilitas membrane cytoplasma sehingga lalu lintas zat-zat yang keluar masuk sel mikroba menjadi kacau.2) Oksidasi3) Terjadi ikatan kimia4) Memblokir beberapa reaksi kimia5) Hydrolisa6) Mengubah sifat colloidal protoplasma sehingga menggumpal dan selnya mati.Antiseptik adalah zat-zat yang membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Istilah ini terutama digunakan untuk sediaan yang dipakai pada jaringan hidup (Anonim, 2008).Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba terutama fungi yang dapat menghambat dan membasmi mikroba jenis lain (Gunawan, 2012).Desinfektan adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh mikroba pathogen pada benda-benda. Tindakannya disebut desinfeksi (Entjang, 2003).Bakteri dibagi dalam beberapa kelompok menurut suhu optimum pertumbuhann yaitu (Hastowo,1992) :1. Psikrofil :5-30oCKelompok bakteri ini dapat menimbulkan kesulitan untuk makanan yang disimpan dalam lemari es, oleh karena itu kelompok ini masih dapat tumbuh pada suhu 4oC.2. Mesofil : 15-50oCBakteri pada umumnya termasuk dalam kelompok ini. Bakteri pathogen mempunyai suhu optimum sekitar 35-40oC, sedangkan bakteri tanah memiliki suhu optimum sekitar 30oC.

3. Termofil :50-60oCDalam kelompok ini sebenarnya termasuk juga bakteri dalam sumber air panas yang dapat tumbuh pada suhu 90oC.Cahaya, sebagian besar bakteri adalah chemotrophee, karena itu pertumbuhan tidak bergantung pada adanya cahaya matahari. pada bebeberapa spesies, cahaya matahari dapat membunuhnya karena pengaruh sinar UV (Entjang, 2003).Berdasarkan sumber energy, bila energy berasal dari bahan kimia makan organisme bersifat kemotrofik dan bila energy berasal dari cahaya disebut fototrofik (Hastowo, 1992).Logam berat seperti Hg,Ag,Cu, Au dan Pb pada kadar rendah dapat bersifat meracun (toksis). Logam berat mempunyai daya oligodinamik, yaitu daya bunuh logam berat pada kadar rendah, selain logam berat ada ion-ion lain yang dapat mempengaruhi kegiatan fisiologi mikroba yaitu sulfat, tartrat, klorida, nitrat dan benzoate(Sumarsih, 2003).Mikroba umumnya menyukai pH netral. Berdasarkan pH-nya mikroba dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu (a) mikroba asidofil adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 2,0-5,0, (b) mikroba mesofil (neutofil) adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 5,5-8,0 dan (c) mikroba alkalifil adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5 (Sumarsih, 2003).Beberapa bakteri dapat hidup pada suasana asam, misalnya bakteri yang hidup pada gusi manusia, yaitu Streptococcus mutans, ada pula bakteri yang tumbuh baik pada suasana basa, misalnya Vibrio cholera (Entjang, 2003).V. METODE KERJAa. Alat Adapun alat-alat yang dipakaipada percobaan kali ini adalahautoklaf, cawan petri, enkas, erlenmeyer 250 ml, incubator, lampu spiritus, lemari es, pipet tetes, pinset, penggaris, oven, ose bulat, ose lurus, rak tabung reaksi, spoit 10 ml, spidol F, tabung reaksi, vial dan waterbath.b. BahanAdapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah antiseptic, bakteri uji (Vibrio cholera, Streptococcus mutan, Salmonella thyposa, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa),CH3COOH, desinfektan, disk antibiotic, GNA (Glukosa Nutrient Agar), GNB (Glukosa Nutrient Broth), kertas karbon, kertas pH universal, kapas, uang logam, NH4OH, pengawet dan tisu.c. Cara Kerja1. Pengaruh suhua. Dimasukkan sebanyak10 ml medium GNB ke dalam masing-masing tabung sebanyak 3 buah.b. Diinokulasi 1 ose suspensi biakan bakteri uji ke dalam masing-masing tabung. c. Di inkubasi Tabung Ipada suhu 5C di lemari es, Tabung II di inkubasipada suhu 27C di enkas dan Tabung III di inkubasi pada suhu 37C di Incubator d. Dilakukan pengamatan setelah 1 x 24 jam dan diamati perubahan yang terjadi.e. Dilakukan uji control.2. Pengaruh cahayaa. Disiapkan 3 buah cawan petri. b. Dimasukkan sebanyak1 ose suspensi biakan bakteri uji dan masing-masing dimasukkan ke dalam 3 cawan petri tersebut.c. Ditambahkan 10 ml medium GNA pada masing-masing cawan petri tersebut. d. Dilakukan pada cawan Petri I, Dibungkus dengan kertas karbon lalu dipaparkan di bawah sinar matahari selama 15 menit setelah itu. Pada cawan petri II, dipaparkan di bawah sinar matahari selama 15 menit tanpa dibungkus kertas karbon. Pada cawan petri III, tidak dipaparkan dan juga tidak dibungkus. e. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.f. Diamati perubahan yang terjadig. Dilakukan uji control.3. Pengaruh pHa. Dimasukkan sebanyak10 ml medium GNB ke dalam masing-masing tabung sebanyak 3 buah.b. Diinokulasi 1 ose suspensi biakan bakteri uji ke dalam masing-masing tabung. c. Diukur pH masing-masing tabung dengan kertas pH universal.d. Dilakukan perlakuan pada tabung reaksi I, ditambahkan Asam asetat untuk memberikan suasana asam (pH 3). Pada tabung reaksi II, pada pH netral (pH 7). Pada tabung reaksi III, ditambahkan Amonium Hidroksida untuk memberi suasana basa (pH 9) e. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.f. Diamati perubahan yang terjadig. Dilakukan uji control4. Pengaruh zat kimiaa. Disiapkan 1 buah cawan petri. b. Dimasukkan sebanyak1 ose suspensi biakan bakteri uji dan dimasukkan ke dalam cawan petri tersebut.c. Ditambahkan 10 ml medium GNA pada cawan petri tersebut.d. Dibagi cawan petri menjadi 4 bagian dengan menggunakan spidol F pada bawah luar cawan petri.e. Dipijarkan pinset lalu diambil 3 paper disk dan 1 disk antibiotik. Paper disk I, dicelupkan pada antiseptik (betadine) lalu dimasukkan kedalam bagian 1. Paper disk II, dicelupkan pada desinfektan (domestos) setelah itu dimasukkan ke dalam bagian 2. Paper disk III, dicelupkan pada pengawet (Na. Benzoat) setelah itu dimasukkan ke dalam bagian 3. Pada Disk antibiotic (Cefadroxil) dimasukkan ke dalam bagian yang lain lagi dari cawan petri (bagian 4).f. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.g. Diukur diameter zona hambat (area bening) yang ditimbulkan oleh zat kimiah. Dilakukan uji control.5. Pengaruh logam a. Disiapkan 1 buah cawan petrib. Dimasukkan sebanyak1 ose suspensi biakan bakteri uji dan dimasukkan ke dalam cawan petri tersebut.c. Ditambahkan 10 ml medium GNA pada cawan petri tersebut.d. Direndam uang logam pada larutan asam asetat pekat, lalu dibilas dengan aquadest.e. Dimasukkan uang logam ke dalam tengah cawan petri tersebut.f. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam.g. Diukur diameter zona oligodinamik (area bening) yang ditimbulkan uang logam tersebuth. Dilakukan uji control.VI. HASIL PRAKTIKUMa. Data Pengamatan1) Pengaruh suhuklpbakterisuhu

5oC27oC37oC

1Vibrio cholera

-++

2Streptococcus mutan-++

3Salmonella thyposa-+++

4Escherichia coli-++

5Pseudomonas aeruginosa.-++

2) Pengaruh pHklpBakteriPerlakuan

pH 3pH 7pH 9

1Vibrio cholera

-++

2Streptococcus mutan-++

3Salmonella thyposa-+++

4Escherichia coli-++

5Pseudomonas aeruginosa.-++

3) Pengaruh cahayaklpbakteribungkustidak dibungkus

dipaparkandipaparkan dipaparkan

1Vibriocholera500TBUDTBUD

2Streptococcusmutan3482561004

3Salmonellathyposa118130

4Escherichiacoli2360

5Pseudomonas aeruginosa.TBUDTBUDTBUD

4) Pengaruh logamklpbakterisampelzona oligodinamik (mm)

IIIIIIrata-rata

1Vibriocholera100 (1996)35353535

2Streptococcusmutan100 (2003)3272828,3

3Salmonellathyposa500 (1999)0000

4Escherichiacoli1000 (2010)33353434

5Pseudomonas aeruginosa.200 (2003)0000

5) Pengaruh zat kimiaklpbakterisampelzona hambat (mm)

IIIIIIRata

1VibriocholeraBetadin27292828

Cefadroxil27282727,3

Domestos45484044,3

Na.Benzoat0000

2StreptococcusmutanHarpic910109,6

Lifebuoy0000

Tetracyclin0000

Benzil konidium0000

3SalmonellathyposaAmpicillin0000

Listerin0000

Clink0000

Benzil konidium33303031

5Pseudomonas aeruginosa.Na.Benzoat11131111,7

Detol10111110,6

Antibiotik13131313

Desinfektan11121412,3

b. Foto Pengamatan 1. Pengaruh suhuLABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

5oC, 27oC, 37oC

Ket :1. Medium GNB2. keruh3. Jernih

2. Pengaruh pHLABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

pH 3, pH 7, pH 9

Ket :1. Keruh2. Endapan3. Jernih4. Medium GNB

3. Pengaruh zat kimiaLABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Pengaruh zat kimia

Ket :1. Koloni2. Zona oligodinamik antibiotik3. Zona oligodinamik antiseptik4. Zona oligodinamik desinfektan5. Zona oligodinamik pengawet

4. Pengaruh logamLABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Pengaruh logam

Ket :1. Uang logam2. Medium GNA3. Koloni4. Zona oligodinamik

5. Pengaruh cahayaLABORATORIUM MIKROBIOLOGI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAKet :5. koloni6. dijemur, dibungkus7. dibungkus, dijemur8. dibungkus, dijemur

Pengaruh cahaya

VII. PEMBAHASANPertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untuk kultivasinya, juga diperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan mikroba secara optimum.Faktor lingkungan itu meliputi faktor abiotik dan faktor biotik. Faktor abiotik adalah faktor luar seperti suhu, pH, tekanan osmose dan lain-lain. Sedangkan faktor biotik adalah dari mikroorganisme itu sendiri.Faktor- faktor tersebut meliputi :a. Faktor fisik, misalnya suhu, tekanan osmose, kandungan oksigen, pH, dan lain-lain.b. Faktor kimia, misalnya senyawa racun dan lain-lain.c. Faktor biologi, misalnya interaksi dengan mikroorganisme lain.Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap mikroba akibat pengaruh faktor lingkungan yang meliputi faktor abiotik. Faktor abiotik adalah faktor luar yang dapat berupa faktor kimia dan faktor fisika. Dalam percobaan ini dilihat faktor fisika meliputi pengaruh suhu, pengaruh pH dan pengaruh cahaya (sinar matahari). Adapun faktor kimia digunakan zat-zat kimia untuk melihat bagaimana penghambatan pertumbuhan mikroba yang bersangkutan.1. Pengaruh suhuPada suhu yang terlalu rendah (suhu minimum) dan terlalu tinggi (suhu maksimum) pertumbuhan mikroorganisme akan terhambat bahkan mati, oleh sebab itu ada suhu yang optimal bagi mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang biak. Atas dasar suhu pertumbuhannya,mikroba dapat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu : Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang dingin, dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 20oC. Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal pada suhu yang sedang, mempunyai suhu optimum di antara 20oC sampai 50oC Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada suhu yang tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40oC.Pada pengaruh suhu, biakanVibrio cholerasebanyak 1 ose lalu dimasukkan dalam 3 buah tabung reaksi yang berbeda yang telah berisi masing-masing sebanyak 10 ml medium GNB, pada tabung I pada suhu 5C, tabung II pada suhu 27C, tabung III pada suhu 37C pada suhu 5C di simpan pada lemari es, tabung II pada suhu 25C disimpan pada incubator suhu kamar, tabung III pada suhu 37C di simpan pada incubator, dibiarkan selam 1x24 jam, lalu diamatiPada tabung I (suhu 5oC) biakan bakteri Vibrio cholera tidak tumbuh, sedangkan tabung II (suhu 27oC) dan tabung III (suhu 37oC) tumbuh yaitu ditandai dengan adanya kekeruhan dan termasuk dalam bakteri mesofil.2. Pengaruh pHPada pH yang terlalu asam ataupun basa, dapat menyebabkan pertumbuhan pada mikroorganisme akan terhambat bahkan mati. Berdasarkan pH yang ada, jasad dikenal: Mikroorganisme yang asidofilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-5,0. Mikroorganisme yang neutrofilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 5,5-8,0 Mikroorganisme yang alkalifilik, yaitu jasad yang dapat tumbuh pada pH antara 8,4-9,5Pada pengaruh pH, suspense biakan Vibrio cholera masing-masing 1 ose lalu dimasukkan dalam tabung reaksi yang telah berisi medium GNB sebanyak 3 buah, dimana pada tabung I pada pH 3 (dengan penambahan Asam asetat), pada tabung II pada pH 7 (netral), pada tabung III pada pH 9 (dengan penambahan NH4OH). Setelah itu di inkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC.Setelah itudiamati perubahan yang terjadi.Pada hasil percobaan,Vibrio choleratumbuh baik pada pH 7 dan 9. Hal ini ditandai dengan terbentuknya endapan pada adasar tabung dan terjadi kekeruhan.3. Pengaruh zat kimiaZat kimia yang mengandung logam berat biasanya mempunyai daya hambat yang lebih baik terhadap pertumbuhan mikroorganime. Pada pengaruh zat kimia, biakanVibrio cholera sebanyak 1 ose lalu dimasukkan ke dalam cawan petri setelah itu dimasukkan medium GNA sebanyak 10 ml. dalam cawan petri ini akan dimasukkan 3 paper disk yang telah dicelupkan pada zat kimia dan 1 disk antibiotik. Paper disk I dicelupkan dalam Betadine (antiseptis), II dicelupkan dalam Domestos (desinfektan), III dicelupkan dalam pengawet (Na.Benzoat), IV disk antibiotic (cefadroxil). Setelah itu di inkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC Setelah itudilakukan pengamatan pada daya ambat dari sampel tersebut.Dari hasil dapat dilihat bahwa sampel yang memiliki daya hambat terbesar adalah desinfektan. Desifektansia yaitu zat-zat yang digunakan untuk mendesinfeksi bermacam-macam permukaan dengan zat kimiawi, yaitu dengan mematikan atau menghentikan pertumbuhan hama patogen yang terdapat padanya. Perbedaannya dengan antiseptic yaitu antiseptika (Yun : sepsis = busuk) yaitu istilah yang diberikan kepada desinfektansia yang terutama digunakan pada jaringan hidup. Zat-zat ini khususnya digunakan dalam dermatologi untuk infeksi kulit dan selaput lendir (mulut, tenggorok dan sebagainya).Mekanisme kerja desinfektansia dan antiseptika berdasarkan proses-prosesnya adalah: Denaturasi protein mikroorganisme, yakni perubahan strukturnya sehingga sifat-sifat khasnya hilang. Pengendapan protein dalam protoplasma (Zat-zat halogen, fenol, alkohol dan garam logam). Oksidasi protein (oksidansia). Mengganggu sistem dan proses enzim (za-zat halogen, alkohol dan garam-garam logam) Modifikasi dinding sel dan / atau membrane sitoplasma (desinfektansia dengan aktivitas permukaan).4. Pengaruh cahayaPada daerah atau tempat yang kurang mendapat cahaya (sinar matahari), biasanya pertumbuhan mikroorganismenya lebih baik dibandingkan dengan daerah yang terkena sinar matahari langsung. Hal ini terjadi karena banyak mikroorganisme yang tidak tahan dengan cahaya walaupun ada juga mikroorganisme yang tahan. Umumnya cahaya mempunyai daya merusak kepada sel-sel mikroba yang tidak mempunyai pigmen fotositesis.Pada pengaruh cahaya, biakanVibrio cholera sebanyak 1 ose lalu dimasukkan ke dalam masing-masing kedalam cawan petri dan ditambahkan 10 ml medium GNA dan dibiarkan hingga memadat. Kemudian diberi perlakuan, pada cawan petri I dibungkus dengan kertas karbon lalu dipaparkan dibawah sinar matahari selama 15 menit, cawan II tidak dibungkus dengan kertas karbon tetapi dipaparkan dibawah matahari selama 15 menit, cawan III tidak dibungkus kertas karbon tanpa dipaparkan dengan sinar matahari langsung. Setelah itu di inkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC Setelah itudilakukan pengamatan..Berdasarkan hasil percobaan, semua media pertumbuhan yang dipisahkan berdasarkan pengaruh cahaya mengalami pertumbuhan. Digunakan kertas karbon karena tidak dapat menyerap sinar matahari sehingga mikroba dalam cawan petri dapat terlindungi dari sinar matahari langsung dan menjaga agar hasil metabolisme tidak keluar dari dalam cawan petri.5. Pengaruh logam beratIon-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au dan Pb pada kadar yang sangat rendah dapat bersifat toksik. Daya bunuh logam berat pada kadar rendah disebut daya oligodinamik.Pada pengaruh logam berat, biakanVibrio cholera sebanyak 1 ose lalu dimasukkan ke dalam cawan petri setelah itu dimasukkan medium GNA sebanyak 10 ml. Dalam cawan petri ini akan dimasukkan uang logam yang telah dicelupkan dalam asam asetat pekat dan dibilas dengan air. Setelah itu di inkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC Setelah itudilakukan pengukuran pada zona oligodinamik dari uang logam tersebut Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa logam dapat menghambat pertumbuhan bakteri, hal ini dapat dilihat dari tebentuknya zona oligodinamik pada sekeliling uang logam.VII. KESIMPULAN1. Pada pengaruh suhu, bakteri uji Vibrio cholera tidak mampu hidup pada suhu 5oC, tetapi mampu hidup pada suhu 27o dan 37oC, sehingga termasuk dalam bakteri mesofil.2. Pada pengaruh pH, bakteri uji Vibrio cholera tidak mampu hidup pada pH 3, tetapi mampu hidup pada pH 7 dan 9, sehingga termasuk dalam bakteri alkalifilik.3. Pada pengaruh cahaya, bakteri uji Vibrio cholera tahan terhadap cahaya dan termasuk dalam bakteri fototrof.4. Pada pengaruh zat kimia, domestos (desinfektan) paling baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri uji Vibrio cholera.5. Pada pengaruh logam, uang logam 100 (1996) mengandung unsur logam (Cu dan Zn) dapat mengambat pertumbuhan bakteri uji Vibrio cholera.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Entjang, I. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.Gunawan, Ganiswara. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia; Jakarta.Hastowo, sugyo. 1992. Mikrobiologi. CV Rajawali; Jakarta.

Staf Pengajar Departemen Farmakologi. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Edisi 2. Jakarta.

Sumarsih, Sri, 2003. Mikrobiologi Dasar, UPN Press;Yogyakarta

IX. LAMPIRANa. Skema Kerja1. Pengaruh suhu

10 ml medium GNB

3 tabung reaksi

Dimasukkan 1 ose bakteri ujiKedalam tabung

Tabung I suhu 5oC (kulkas)Tabung II suhu 27oC (enkas)Tabung III suhu 37oC (incubator)

Diinkubasi 1x24 jam

Diamati perubahan yang terjadi

Dilakukan uji kontrol2. Pengaruh pH10 ml medium GNB

3 tabung reaksi

Dimasukkan 1 ose bakteri ujiKedalam tabung

Tabung I pH 3 (asam)Tabung II pH 7 (netral)Tabung III pH 9 (basa)

Diinkubasi 1x24 jam

Diamati perubahan yang terjadi

Dilakukan uji kontrol3. Pengaruh zat kimiaDimasukkan 1 ose bakteri ujiKedalam pertidish

10 ml medium GNACawan petri

Dibagi 4 bagian

(I) Desinfektan (II) Antiseptik (III) Pengawet(IV) Antibiotik

Diinkubasi 1x24 jam

Diukur diameter zona hambat

Dilakukan uji kontrol

4. Pengaruh logamDimasukkan 1 ose bakteri ujiKedalam cawan petri

10 ml medium GNACawan petri

Uang logam bersih

Diinkubasi 1x24 jam

Diukur diameter zona oligodinamik

Dilakukan uji kontrol5. Pengaruh cahayaDimasukkan 1 ose bakteri ujiKedalam 3 cawan petri

+ 10 ml medium GNA

Cawan petri

Petridish I = dibungkus, dijemurPetridish II = bungkus, dijemurPetridish III = bungkus, dijemur

Diinkubasi 1x24 jamDiamati perubahan yang terjadib. PerhitunganUntuk GNA (Glukosa Nutrient Agar) 250 ml Ekstrak ragi= Pepton = Agar = Glukosa = NaCl = Aquadest diadkan hingga 250 mlc. Pembuatan Bahan1. Glukosa Nutrient Agar (GNA) Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan Dilarutkan dengan air suling 250 ml ke dalam erlenmeyer Dipanaskan larutan hingga larut Ditutup mulut erlenmeyer dengan kapas Disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC Direndam dengan air hingga memadat Lalu medium disimpan di kulkas2. Glukosa Nutrient Broth (GNB) Ditimbang semua bahan sesuai perhitungan Dilarutkan dengan air suling 250 ml ke dalam erlenmeyer Dipanaskan larutan hingga larut Ditutup mulut erlenmeyer dengan kapas Disterilkan dalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121oC Direndam dengan air hingga memadat Lalu medium disimpan di kulkasd. Uraian Sampel1. DomestosKomposisi: 3% Sodium hypochloriteKegunaan:Pembersih toilet dan Poreselen dengan kandungan Sodium HypochloritePeringatan:Jangan ditelanProduksi: UNILEVER VIETNAM INTERNATIONAL COMPANY LIMITED2. BetadineIndikasi :Pertolongan pertama pada luka dan mencegah infeksi.KontraIndikasi:N/AKomposisi:Povidone Iodine 10% setara dengan Iodine1%Pemakaian:Dapat digunakan beberapa kali sehari. Pada luka dalam, kompreslah dengan Betadine Antisetic Solution dan segeralah ke dokter.Perhatian:Hati-hati penggunaan pada penderita yang hipersensitif terhadap Iodium.Hanya untuk bagian luar dari badan.Produksi :PT. MAHAKAM BETA FARMAe. Uraian mikroorganismeVibrio cholerae 1. KlasifikasiKongdom :BacteriaFilum :ProteobacteriaKelas :Gamma ProteobacteriaOrdo :VibrionalesFamili :VibrionaceaeGenus :VibrioSpesies :V. choleraeNama binomial :Vibrio cholerae2. Morfologi bakteri (Entjang, 2003)Sifat bakteri bentuk vibrio, gram negative, dapat bergerak dengan 1 (satu) flagel kutub, aerob, tidak berbentuk spora.Vibrio cholera tumbuh dengan baik pada agar tiosulfat-sitrat-empedu-sukrosa. pH optimum 7,8-8,2 (alkalis) bakteri ini cepat mati karena asam

RINI ANDRIANI AMIRULLAH, S.Farm150 2013 0032