PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN DAN INVESTASI TERHADAP … filePENGARUH LEVERAGE KEUANGAN DAN INVESTASI...
Transcript of PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN DAN INVESTASI TERHADAP … filePENGARUH LEVERAGE KEUANGAN DAN INVESTASI...
PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN DAN INVESTASI TERHADAP DIVIDEN
Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Periode tahun 2001 – 2005
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Ima Kristina Yulita
NIM : 032214086
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
ii
iii
iv
MOTTO
Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan,
yang menaruh harapannya pada Tuhan.
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air,
dan yang tidak mengalami datangnya panas terik,
yang daunnya tetap hijau,
yang tidak kuatir dalam tahun kering,
dan tidak berhenti menghasilkan buah.
(Yer 17 : 7-8)
Dengan penuh syukur, Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Tuhan Yesus Kristus atas hidup & semua rencana indah-Nya
Ayah dan ibuku tercinta atas doa, cinta, dan pengorbanannya.
Keluarga bulek Yanti atas dukungannya
Adel & Fosin atas dukungannya.
Saudara, sahabat, kenalan dan semua orang yang mengenalku
dan mengisi hidup bersamaku.
Terima kasih atas cinta kasih, dukungan, doa dan bantuannya bagiku
v
vi
ABSTRAK
PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN DAN INVESTASI TERHADAP DIVIDEN
Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Periode tahun 2001 – 2005
Ima Kristina Yulita
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:1) bagaimana pengaruh
leverage keuangan terhadap dividen, 2) bagaimana pengaruh investasi terhadap
dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
Data yang digunakan berupa data laporan keuangan perusahaan (data LK,
ROI, dan DPR) yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory 2002,
2003, 2004, 2005 dan 2006. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta yang membayarkan dividen tunai secara rutin
setiap tahun selama periode tahun 2001-2005 yaitu sebanyak 16 perusahaan.
Pengumpulan data dilakukan secara dokumentasi terhadap data yang sudah
dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta. Alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linier sederhana.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa 1) Leverage keuangan
tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen. Hal ini tejadi karena
nilai t hitun g < dari nilai t tabel. 2) Investasi tidak berpengaruh negatif terhadap
dividen. Hal ini terjadi karena nilai t hitung > dari nilai -t tabel.
vii
ABSTRACK
THE INFLUENCE OF FINANCIAL LEVERAGE AND INVESTMENT TO DIVIDEND
A Case Study at Manufacturing Company that listed in Jakarta Stock Exchange (JSE) Period 2001-2005
Ima Kristina Yulita Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The aim of the research were to identify : 1) the influence of financial
leverage to dividend, 2) the influence of investment to dividend at manufactur ing
company that listed in Jakarta Stock Exchange.
The data used in the research were the company financial report data (FL,
ROI, and DPR data) at Indonesian Capital Market Directory 2002, 2003, 2004,
2005 and 2006. The research used nonprobability sampling method and purposive
sampling technique. The sample of the research were manufactur ing company at
Jakarta Stock Exchange that always distributed cash dividend every year in period
of 2001-2005, there were 16 manufacturing companies. The data were gathered by
documentation to the data that were published by Jakarta Stock Exchange. The
data were analized by using single linier regression.
The result of the research indicated that 1) financial leverage was not
positively influenced significant ly to dividend. It was happen because calculated t
value < critical t value. 2) dividend was not negatively influenced significantly to
dividend. It was happen because calculated t value >- critical t value.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang
berjudul PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN DAN INVESTASI
TERHADAP DIVIDEN. Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2001-2005. Penulisan skripsi ini
adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi
Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan sumbangan baik waktu, tenaga, pikiran, dorongan, petunjuk dan
nase..at kepada penulis sehingga akhirnya skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Kasih yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran,
nafas hidup, serta berbagai rencana indah atas hidupku.
2. Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Drs. Hendra Poerwanto G., M.Si., selaku Ketua Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dan sekaligus Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu,
tenaga, pikiran, memberikan banyak sekali nasehat, masukan, berbagi
ix
pengalaman, pengetahuan dan memberi kesempatan untuk berkarya di
Manajemen.
4. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dosen Pembimbing I yang
telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan memberikan
masukan serta saran bagi penulisan skripsi ini.
5. Dra. Caecilia Wahyu E.R., M.Si., yang telah membimbing dan
memberikan masukan bagi penulisan skripsi ini.
6. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan semangat untuk
menyelesaikan skripsi.
7. Keluarga bapak Soekoco yang telah memberikan cinta kasih dan
menerimaku sebagai saudara.
8. Bulek Yanti, Om Edi, Dita, Ana, Wawan, Eko, Narko, dan Om Suyud
yang tak pernah lelah mengingatkan aku untuk segera menyelesaikan
skripsi.
9. Sahabat dekatku: Fosin, Adel, Atot, Fitria, Anto, Adi dan Romi. Terima
kasih sudah mau mengerti dan memberiku semangat. Aku sayang kalian!!
10. Rekan-rekan pengurus UKM Kerohanian 2005 & 2006: Adel, Anita,
Melon, Wawan, Windi, Titis, Uuth, Doni, Arum, Adi, Angga, Dini, Nita,
Kamel, Nitnot, Nila, Dita, Amel, Bertha, Niko, Dwi, Eko, Gaga, Pipit,
Wisnu, dan Lietha. Terima kasih atas indahnya persaudaraan,
kebersamaan, persahabatan, cinta-kasih, suka-duka, tangis, canda tawa
yang kita jalin di UKM Kerohanian. Terima kasih atas semua proses,
pengertian dan kepercayaan yang diberikan padaku untuk melanjutkan
x
perjuangan di UKM Kerohanian. Tanpa teman-teman aku bukan apa-apa.
Pokoknya TETAP SEMANGAT!!!
11. Rekan-rekan pengurus UKM Kerohanian 2007: Melon, Gustin, George,
Tami, Angga, Tista, Agnes, Zie, Prima, Rini, Shinta, Nita, Maria, Fidel
dan Yophie. Pokoke TERUS BERJUANG untuk memajukan UKM
Kerohanian! TETAP SEMANGAT!!
12. Alumni UKM Kerohanian terutama Patrick dan Mami. Terima kasih atas
sudah bersedia membimbing, memberikan nasehat dan mendengarkan
keluh kesahku. Terima kasih pula atas kepercayaan dan kesempatan yang
telah diberikan padaku. Ternyata ada banyak rencana indah dari Nya.
13. Segenap anggota UKM Kerohanian : Nanda, Raju, Marcel, David, Anto,
Wiwid, Nia, Nungki, Tangguh, mas Erik, mas Ichad, Agung.
14. Teman-teman KKP : Eko, Titis, Lusi, dan Ari.
15. Fr. Didik terima kasih atas bimbingannya selama ini.
16. Rekan-rekan BEMU, BEM FE, UKM, Komunitas/Komunitas Basis
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Terima kasih atas kerja sama
yang telah kita bina selama ini.
17. Teman-teman Manajemen : Rusy, Agus, Afandy, Estry, Nyoman, Krisna,
Eka, Hatma, dan Fitria.
18. Teman- teman asisten Manajemen : mas Patrick, mas Andi, mas Unggul,
mas Dwi, Fika, Dian, Dwita, mbak Eny, Icha, Ari, Wisnu, Evi dan Yovi.
19. Teman-teman Kos Mantari : mbak Santi, mbak Zelly, Dian, Heni, Tri dan
Umi, om Yadi, dan mas Riky.
xi
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan berupa apapun kepada penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan.
Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, April 2007
Ima Kristina Yulita
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACK...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 3
C. Batasan Masalah............................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian.............................................................................. 3
E. Manfaat Penelitian............................................................................. 3
F. Sistematika Penulisan........................................................................ 4
xiii
BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 6
A. Investasi.............................................................................................. 6
B. Leverage Keuangan........................................................................... 10
C. Dividen.............................................................................................. 15
D. Review Penelitian Terdahulu ............................................................ 21
E. Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis Penelitian................................. 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 28
A. Jenis Penelitian.................................................................................. 28
B. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................... 28
C. Subjek Dan Objek Penelitian ........................................................... 28
D. Variabel Penelitian .......................................................................... 29
E. Pengukuran Variabel Penelitian....................................................... 29
F. Definisi Operasional......................................................................... 30
G. Jenis Dan Sumber Data .................................................................... 31
H. Populasi Dan Sampel ....................................................................... 31
I. Metode Penentuan Sampel............................................................... 32
J. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 33
K. Teknik Analisis Data ........................................................................ 33
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ............................................ 38
A. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta (BEJ) ........................................ 38
B. Sejarah Singkat Perusahaan Manufaktur .......................................... 41
xiv
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................................... 52
A. Deskripsi Data................................................................................... 52
B. Analisis Data ..................................................................................... 55
C. Pembahasan....................................................................................... 73
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 83
A. Kesimpulan ....................................................................................... 83
B. Saran.................................................................................................. 83
C. Keterbatasan Penulis ......................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel V.1 Daftar nama perusahaan yang menjadi sample penelitian .......... 54
Tabel V.2 Hasil perhitungan leverage keuangan (LK) ................................. 56
Tabel V.3 Hasil perhitungan Dividen Payout Ratio (DPR) ........................... 57
Tabel V.4 Hasil perhitungan Return On Invesment (ROI).............................. 58
Tabel V.5 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2001 ......................... 59
Tabel V.6 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2002 ......................... 61
Tabel V.7 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2003 .......................... 62
Tabel V.8 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2004 .......................... 63
Tabel V.9 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2005 .......................... 65
Tabel V.10 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2001 .......................... 67
Tabel V.11 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2002 .......................... 68
Tabel V.12 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2003 .......................... 69
Tabel V.13 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2004 .......................... 71
Tabel V.14 Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2005 .......................... 72
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kurva t ........................................................................................... 35
Gambar 3.1 Kurva t ........................................................................................... 37
Gambar 5.1 Daerah penerimaan dan penolakan Ho .......................................... 60
Gambar 5.2 Daerah penerimaan dan penolakan Ho .......................................... 61
Gambar 5.3 Daerah penerimaan dan penolakan Ho .......................................... 63
Gambar 5.4 Daerah penerimaan dan penolakan Ho .......................................... 64
Gambar 5.5 Daerah penerimaan dan penolakan Ho .......................................... 66
Gambar 5.6 Daerah penerimaan dan penolakan Ho .......................................... 67
Gambar 5.7 Daerah penerimaan dan penolakan Ho .......................................... 69
Gambar 5.8 Daerah penerimaan dan penolakan Ho .......................................... 70
Gambar 5.9 Daerah penerimaan dan penolakan Ho .......................................... 71
Gambar 5.10 Daerah penerimaan dan penolakan Ho.......................................... 73
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Perhitungan leverage keuangan
Lampiran 2 : Perhitungan dividen payout ratio (DPR)
Lampiran 3 : Perhitungan Return On Investment (ROI)
Lampiran 4 : Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2001
Lampiran 5 : Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2002
Lampiran 6 : Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2003
Lampiran 7 : Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2004
Lampiran 8 : Hasil analisis regresi linier sederhana tahun 2005
Lampiran 9 : Tabel t
1
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Sektor industri merupakan salah satu sektor pendukung perekonomian
suatu negara. Ada beranekaragam jenis perusahaan dalam industri, salah satu
diantaranya adalah perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku
menjadi barang jadi dan barang setengah jadi. Perusahaan-perusahaan tersebut
ada yang sudah go publik sehingga sahamnya diperjualbelikan di bursa efek.
Perusahaan ini umumnya mempunyai kinerja yang baik dan bermodal besar.
Hal ini dapat dilihat di laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan
setiap tahun di media massa guna memberikan informasi kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Perusahaan pada umumnya lebih menyukai pendanaan internal dari pada
pendanaan eksternal sehingga hanya menangung risiko bisnis karena hutang
tidak digunakan dalam proses operasinya. Namun bila dana internal tidak
mencukupi maka perusahaan menggunakan dana eksternal. Dana eksternal
dapat berasal dari hutang (emisi obligasi) maupun ekuitas (emisi saham).
Perusahaan biasanya memilih menggunakan hutang karena biaya emisi saham
lebih mahal daripada emisi hutang. Setelah perusahaan memutuskan
menggunakan hutang maka hutang masuk dalam struktur modalnya.
Perusahaan juga harus mampu mengatur kondisi keuangan dengan
2
menggunakan struktur modal yang tepat agar perusahaan tetap memiliki citra
baik di mata publik.
Hutang merupakan salah satu komponen leverage keuangan yang dapat
mempengaruhi laba per lembar saham, tingkat risiko dan harga saham. Hutang
akan meningkatkan laba per lembar saham, meningkatkan risiko investasi bagi
pemiliknya dan menimbulkan risiko keuangan bagi pemegang saham. Hutang
juga mengharuskan perusahaan membayar bunga dan pengembalian hutang
saat jatuh tempo (Astuti, 2004: 138).
Perusahaan juga dihadapkan pada berbagai macam pilihan investasi
seperti penambahan lini produk baru, penambahan aktiva tetap, dan pendirian
pabrik yang baru. Investasi yang menguntungkan akan memberikan return
yang besar sehingga dana internal sebagian besar akan digunakan untuk
membiayai investasi. Keadaan ini mengakibatkan hanya ada sedikit atau
bahkan tidak ada persediaan kas yang dapat digunakan untuk membayar
dividen. Padahal perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar dividen
sebagai bukti bahwa kemakmuran pemegang saham diperhatikan. Oleh karena
itu, perusahaan menggunakan sumber dana eksternal yang berupa hutang
dalam membayar dividen.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH LEVERAGE KEUANGAN DAN INVESTASI
TERHADAP DIVIDEN. Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode tahun 2001-2005”.
3
B Rumusan Masalah
1 Bagaimana pengaruh leverage leuangan terhadap dividen?
2 Bagaimana pengaruh investasi terhadap dividen?
C. Batasan Masalah
1. Dividen yang diteliti adalah dividen kas untuk saham biasa.
2. Investasi dilakukan terhadap aset finansial di pasar modal.
3. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta dan sahamnya masih aktif diperdagangkan selama
periode penelitian.
4. Periode penelitian dari tahun 2001 sampai dengan 2005.
D. Tujuan Penelitian
1 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh leverage keuangan terhadap
dividen
2 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh investasi terhadap dividen
E. Manfaat Penelitian
1 Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
sebagai dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan untuk melakukan
investasi terutama jika perusahaan yang menjadi tujuan investasi
menggunakan hutang.
4
2 Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa serta
sebagai referensi untuk penelitian yang akan datang.
3 Bagi Penulis
Kegiatan penelitian ini merupakan penerapan sebagian teori yang
didapat selama di bangku kuliah terkait dengan leverage keuangan,
investasi dan dividen.
F. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan untuk
mendukung penelitian.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan jenis penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, metode penentuan sampel,
teknik pengumpulan data, objek penelitian, jenis dan sumber
data yang diperlukan, variabel penelitian dan teknik analisis
data.
5
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan sejarah singkat BEJ dan perusahaan-
perusahaan manufaktur yang diteliti.
BAB V. ANALISIS DATA
Bab ini menjelaskan uraian tentang deskripsi sampel, deskripsi
data yang dipakai dalam pengolahan dan pengujian serta cara
atau teknik yang dipakai dalam proses pengolahan dan
pengujian.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian, keterbatasan
penelitian dan saran dari pihak peneliti.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Investasi
1. Pengertian Investasi
Menurut Jogiyanto (2003: 3), investasi adalah penundaan konsumsi
sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode
waktu tertentu. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat
ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang
(Abdul Halim, 2005: 4). Jadi, investasi adalah penundaan penggunaan
uang/barang pada saat ini untuk ditempatkan pada aset tertentu agar dapat
memberikan manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang.
2. Jenis-jenis Investasi
Menurut Abdul Halim (2005: 4), investasi dibedakan menjadi dua :
a. Investasi pada aset-aset financial (financial assets)
Investasi pada asat-aset financial dilakukan di pasar uang, misalnya
berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar
uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal,
misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lainnya.
b. Investasi pada aset-aset riil (real asset)
Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset
produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan
perkebunan, dan lainnya.
7
Menurut Jogiyanto (2000: 7-11), investasi dibedakan menjadi
dua yaitu :
a. Investasi langsung
Investasi ini dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal
(capital market), atau di pasar turunan (derivation market) maupun
dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjualbelikan
yang biasanya diperoleh melalui bank komersial. Jadi investasi
langsung merupakan pembelian langsung aktiva keuangan suatu
perusahaan tanpa melalui perusahaan investasi.
b. Investasi tidak langsung
Investasi ini dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari
perusahaan investasi. Perusahaan investasi menyediakan jasa keuangan
dengan cara menjual sahamnya kepada publik dan menggunakan dana
yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya.
3. Proses investasi
Proses investasi merupakan langkah- langkah yang seharusnya
ditempuh pemodal dalam melakukan investasi sekuritas yang meliputi
jenis sekuritas yang dipilih, jumlah investasi dan waktu yang tepat untuk
melakukan investasi tersebut.
8
Menurut Abdul Halim (2005: 4-7), proses investasi meliputi :
a. Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :
1). Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return)
2). Tingkat risiko (rate of risk)
3). Ketersediaan jumlah dana yang diinvestasikan
b. Melakukan analisis
Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu efek
atau sekelompok efek. Salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk
mengidentifikasi efek yang salah harga (misprice).
Analisis dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:
1). Pendekatan fundamental
Pendekatan ini didasarkan pada informasi- informasi yang
diterbitkan oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek.
Analisis ini dimulai dari siklus usaha perusahaan secara umum,
selanjutnya ke sektor industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi
terhadap kinerjanya dan saham yang diterbitkannya.
2). Pendekatan teknikal
Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga
saham di masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga
saham di masa mendatang. Dengan analisis ini para analis
memperkirakan pergeseran penawaran dan permintaan dalam
jangka pendek, serta berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko
9
dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari
penawaran dan permintaan. Analisis ini mendasarkan pada premis
bahwa harga saham tergantung pada permintaan dan penawaran
saham itu sendiri.
c. Membentuk portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana
yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan
pada masing-masing efek tersebut. Efek yang dipilih adalah efek yang
mempunyai koefisien korelasi negatif.
d. Mengevaluasi portofolio
Evaluasi dilakukan atas kinerja portofolio yang telah dibentuk,
baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap
tingkat risiko yang ditanggung.
e. Merevisi kinerja portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja
portofolio. Selanjutnya dilakukan revisi terhadap efek-efek yang
membentuk portofolio jika dirasa komposisi portofolio yang ada tidak
sesuai dengan tujuan investasi. Revisi dapat dilakukan secara total dan
secara terbatas.
10
B. Leverage Keuangan
1. Pengertian Leverage Keuangan
Berikut ini adalah beberapa definisi leverage keuangan:
a. Menurut Dewi Astuti (2004: 138), leverage keuangan adalah suatu
ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana hutang dan saham
preferen digunakan dalam struktur modal.
b. Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copelan (1998: 23), leverage
keuangan berarti penggunaan hutang. Apabila hasil pengembalian
atas aktiva lebih besar daripada biaya hutang, leverage tersebut
menguntungkan dan hasil pengembalian atas modal dengan
penggunaan leverage juga akan ditingkatkan. Bila hasil
pengembalian atas aktiva lebih kecil daripada biaya hutang, leverage
akan mengurangi hasil atas pengembalian modal.
c. Menurut Sartono (2001: 263), leverage keuangan adalah penggunaan
sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan akan
memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban
tetapnya, sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia
bagi pemegang saham.
d. Menurut Lukas Setia Atmaja (1994: 293), suatu perusahaan dikatakan
menggunakan leverage keuangan jika perusahaan tersebut
membelanjai sebagian dari aktivanya dengan sekuritas yang
membayar bunga tetap (misal: hutang pada bank, menerbitkan
obligasi atau saham preferen). Jika perusahaan menggunakan hutang,
11
perubahan EBIT perusahaan mengakibatkan perubahan yang lebih
besar pada EPS atau penghasilan per lembar saham. Kepekaan EPS
terhadap perubahan EBIT diukur dengan tingkat leverage keuangan
(Degree of Financial Leverage, DFL)
Jadi, leverage keuangan adalah penggunaan hutang yang
mengharuskan peminjam membayar beban tetap setiap periode dan
diharapkan dapat memberikan tambahan keuntungan bagi pemegang
saham.
2. Teori terkait dengan Struktur Modal
a. Teori MM : Pajak Nol
Teori ini membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak
dipengaruhi oleh struktur modalnya. Hasil-hasil MM menyatakan
bahwa tidak menjadi masalah bagaimana perusahaan membiayai
operasinya, jadi struktur modal tidak relevan. Tetapi, studi teori ini
didasarkan pada asumsi yang tidak realistis, antara lain : tidak ada
biaya broker (pialang), tidak ada pajak, tidak ada biaya
kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan tingkat suku
bunga yang sama dengan perseroan, semua investor mempunyai
informasi yang sama seperti manajemen mengenai peluang investasi
perusahaan di masa mendatang, EBIT tidak dipengaruhi oleh
penggunaan hutang.
12
b. Efek Pajak
Teori ini menggunakan asumsi adanya pajak perseroan.
Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan pembayaran
bunga sebagai beban, tetapi pembayaran dividen kepada pemegang
saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini
mendorong untuk menggunakan hutang dalam struktur modal.
c. Efek Biaya Kebangkrutan
Teori MM menggunakan asumsi tidak ada biaya kebangkrutan.
Namun dalam prakteknya risiko kebangkrutan selalu ada. Perusahaan
yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akuntansi yang sangat
tinggi, sehingga mereka juga sulit menahan pelanggan, pemasok, dan
karyawan. Bahkan, kebangkrutan sering memaksa suatu perusahaan
untuk melikuidasi atau menjual hartanya dengan harga di bawah
harga seandainya masih beroperasi. Masalah kebangkrutan
cenderung muncul jika suatu perusahaan menyertakan lebih banyak
hutang dalam struktur modalnya.
d. Teori Trade-Off
Dalam teori ini perusahaan berusaha menyeimbangkan manfaat
dari pendanaan yang berasal dari hutang (perlakuan pajak perseroan
yang menguntungkan) dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan
yang lebih tinggi. Hutang merupakan sumber dana yang lebih murah
daripada saham biasa atau saham preferen karena beban bunga dapat
digunakan untuk mengurangi pajak. Penggunaan hutang
13
mengakibatkan peningkatan porsi laba operasi perusahaan (EBIT)
yang mengalir ke investor. Jadi, semakin tinggi hutang semakin
tinggi nilai dan harga sahamnya. Namun, perusahaan tetap
membatasi penggunaan hutang untuk menekan biaya-biaya yang
berkaitan dengan kebangkrutan supaya dapat menerapkan struktur
modal yang optimal.
e. Teori Pengisyaratan
MM mengasumsikan bahwa investor memiliki informasi yang
sama mengenai prospek perusahaan seperti yang dimiliki para
manajer. Kondisi ini disebut kesamaan informasi (symetric
information). Akan tetapi, dalam kenyataannya manajer memiliki
informasi yang lebih baik daripada investor luar. Hal ini disebut
dengan ketidaksamaan informasi (asymetric information) dan ini
sangat berpengaruh terhadap keputusan struktur modal yang optimal.
Perusahaan dengan prospek yang cerah tidak menghendaki
pendanaan dengan menjual saham baru, sedangkan perusahaan
dengan prospek yang suram memang menyukai pendanaan dengan
ekuitas dari luar. Dengan demikian, pengumuman emisi saham oleh
suatu perusahaan umumnya merupakan isyarat (signal) bahwa
manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram dan
dapat berakibat harga saham turun.
14
f. Pecking Order Hypothesis (Baldric Sirega r, 2005: 220)
Pecking Order Hypothesis (POH) menyatakan bahwa
perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada dana
eksternal dalam aktivitas pendanaan. Kecukupan dana internal dapat
dilihat dari besarnya laba, laba ditahan, atau arus kas. Apabila dana
eksternal dibutuhkan, maka perusahaan lebih mengutamakan
penggunaan hutang daripada ekuitas. Ide dasar POH sangat
sederhana, yaitu perusahaan membutuhkan dana eksternal hanya
apabila dana internal tidak cukup dan sumber dana eksternal yang
lebih diutamakan adalah hutang daripada emisi saham.
Ada empat alasan yang mendasari mengapa POH
memprediksi bahwa perusahaan mengutamakan hutang daripada
ekuitas apabila pendanaan eksternal dibutuhkan yaitu: (Baldric
Siregar, 2005: 221)
1). Pasar menderita kerugian karena adanya asimetri informasi antara
manajer dengan pasar.
2). Emisi utang dan emisi saham sama-sama membutuhkan biaya
transaksi bagi perusahaan.
3). Perusahaan mendapatkan manfaat pajak dengan mengeluarkan
hutang.
4). Kontrol manajemen lebih besar terhadap perusahaan bila
perusahaan mengeluarkan hutang daripada saham baru.
15
C. Dividen
1. Pengertian Dividen
Dividen adalah laba perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham (Dewi Astuti, 2004: 50). Pembayaran dividen bisa
dalam bentuk uang tunai, saham atau barang, namun yang paling umum
adalah pembayaran dalam bentuk uang tunai. Bagi invesor jumlah rupiah
yang diterima dari pembayaran dividen risikonya lebih kecil daripada
capital gain, selain itu dividen dapat diperkirakan sebelumnya.
Sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan, sehingga pembayaran
dividen yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik. Sebaliknya penurunan pembayaran dividen dapat
diartikan bahwa prospek tingkat keuntungan perusahaan kurang baik.
Akhirnya harga saham cenderung mengikuti naik turunnya besarnya
dividen yang dibayarkan.
Pengaruh penurunan besarnya dividen yang dibayarkan dapat
menjadi informasi yang kurang baik bagi perusahaan karena dividen
merupakan tanda tersedianya laba perusahaan dan besarnya dividen yang
dibayar sebagai informasi tingkat pertumbuhan laba saat ini dan
mendatang. Dengan anggapan tersebut, harga saham akan turun, karena
banyak pemegang saham akan menjual sahamnya.
16
2. Bentuk – bentuk Dividen (Baridwan, 1997 : 236)
a. Dividen kas
Dividen paling umum dibayarkan dalam bentuk kas, pembayaran
dilakukan satu kali dalam satu tahun. Biasanya perusahaan harus
memenuhi tiga kondisi agar dapat membayar dividen tunai yaitu:
1) laba ditahan mencukupi
2) kas yang memadai
3) tindakan formal dari Dewan Komisaris
b. Dividen aktiva selain kas (property dividen)
Aktiva yang dibagikan dapat berupa surat-surat berharga
perusahaan lainnya yang dimiliki oleh perusahaan dagang.
c. Dividen likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan
pengembalian modal.
d. Dividen utang
Dividen utang terjadi bila laba tidak dibagi saldonya mencukupi
untuk pembayaran dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak cukup,
sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan scrip dividen yaitu
janji yang tertulis untuk membayar jumlah tertentu di masa yang akan
datang.
e. Dividen saham (stock dividen)
Dividen saham adalah pembagian dividen dalam bentuk saham
yang biasanya dinyatakan dalam suatu persentase dari jumlah saham
17
yang beredar. Apabila dividen saham ini dilakukan, maka tidak akan
menambah jumlah modal sendiri, akan tetapi akan mengubah komposisi
modal perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, saldo laba
ditahan akan berkurang sebesar jumlah yang dikapitalisai (Abdul Halim,
2005 : 94 ).
Rasio pembayaran dividen (Dividen Payout Ratio / DPR) adalah
persentase laba bersih yang dibayarkan sebagai dividen tunai. Target
payout ratio seharusnya didasarkan pada preferensi sebagian besar
investor.
3. Beberapa Teori terkait dengan Dividen
a. Teori Ketidakrelevanan Dividen
Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak
mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun
terhadap biaya modalnya sehingga kebijakan dividen tidak relevan.
Nilai suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan dasarnya
menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Investor kurang
mempedulikan antara dividen dan capital gain. Jika menginginkan
kas investor menjual saham dan sebaliknya jika tidak menginginkan
kas mereka membeli saham. Teori ini juga didasarkan pada asumsi
yang kurang relevan seperti tidak ada pajak dan biaya pialang.
18
b. Teori Bird-In-The-Hand
Teori ini menyatakan bahwa nilai perusahaan akan
dimaksimumkan dengan menentukan rasio pembagian dividen yang
tinggi. Investor lebih menghargai pendapatan yang diterima dari
dividen daripada pendapatan yang diharapkan diterima dari
keuntungan modal (capital gain).
c. Teori Preferensi Pajak
Investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah
daripada yang tinggi. Keuntungan modal (capital gain) dikenakan
tarif lebih rendah daripada dividen dan investor dikenai tingkat pajak
yang lebih besar pada dividen dibanding capital gain, capital gain
tidak terkena pajak jika saham tidak dijual. Karena itu, investor lebih
menyukai capital gain daripada dividen, dan ingin perusahaan
menahan laba untuk pertumbuhan sehingga harga saham meningkat.
4. Isu lain dalam kebijakan dividen
a. Hipotesis Kandungan Informasi atau Pengisyaratan
MM mengasumsikan bahwa setiap investor dan juga manajer
mempunyai informasi yang sama mengenai pendapatan dan dividen
perusahaan di masa mendatang. Namun dalam kenyataannya,
investor yang berbeda mempunyai pandangan yang berbeda tentang
tingkat pembayaran dividen di masa mendatang dan ketidakpastian
yang melekat dalam pembagian tersebut, dan manajer mempunyai
19
informasi yang lebih baik mengenai prospek masa depan daripada
pemegang saham.
Kenaikan dividen seringkali menyebabkan kenaikan harga
saham, sementara pemotongan dividen umumnya menyebabkan
penurunan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa investor secara
keseluruhan lebih menyukai dividen daripada keuntungan modal.
Akan tetapi, MM berpendapat lain. Mereka memberikan fakta yang
cukup kuat bahwa perusahaan-perusahaan enggan menurunkan
dividen, sehingga mereka tidak menaikkan dividen kecuali kalau
mereka mengantisipasi laba yang lebih tinggi di masa mendatang.
lebih tinggi daripada yang diperkirakan merupakan isyarat bagi
investor bahwa manajemen memperkirakan peningkatan laba di
masa mendatang. Sebaliknya penurunan dividen atau kenaikan yang
lebih kecil daripada yang diperkirakan, merupakan suatu isyarat
bahwa manajemen meramalkan laba yang rendah di masa
mendatang. Jadi, MM menegaskan bahwa reaksi investor terhadap
perubahan dalam kebijakan dividen tidak harus menunjukkan
investor lebih menyukai dividen daripada laba yang ditahan.
Sebaliknya mereka menyatakan bahwa perubahan harga saham
sesudah pembagian dividen hanya menunjukkan adanya kandungan
informasi atau pengisyaratan yang penting dalam pengumuman
tersebut.
20
b. Pengaruh Klientele
Pengaruh klientele merupakan kecenderungan suatu
perusahaan untuk menarik sekelompok investor yang menyukai
kebijakan dividennya. Adanya pengaruh kliente tidak menunjukkan
bahwa satu kebijakan dividen lebih baik daripada kebijakan dividen
yang lain.
5. Kebijakan dividen (Astuti, 2004: 145–147).
Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau
menahannya guna diinvestasikan kembali. Adapun faktor- faktor yang
mempengaruhi kebijakan tersebut adalah
a. Peraturan pemerintah
Beberapa negara ikut campur tangan dalam mengatur kebijakan
dividen bagi perusahaan supaya dapat melindungi kreditur.
b. Hambatan dalam perjanjian/kontrak
Bank akan membatasi pembayaran dividen tunai sampai batas
tertentu dari laba bisa dicapai atau bank mengatur pembayaran denda
sampai jumlah tertentu.
c. Hambatan internal
Jumlah pembayaran dividen tunai tergantung pada tersedianya kas
perusahaan. Walaupun laporan rugi laba menyatakan adanya laba
yang cukup besar namun jumlah tersebut belum tentu sama dengan
jumlah kas tunai yang ada di perusahaan. Jadi, saldo dari laporan
arus kas akan lebih menentukan jumlah pembayaran dividen tunai.
21
d. Perkiraan pertumbuhan di masa yang akan datang
Pimpinan perusahaan akan cenderung menahan laba untuk
pembiayaan rencana pembangunan bila melihat ada banyak peluang
untuk pengembangan perusahaan.
e. Pertimbangan pemilik perusahaan
Perusahaan perlu mengutamakan kesejahteraan pemilik dalam
menentukan kebijakan dividen dan perlu memberi kebebasan jika
ada peluang investasi yang lebih menguntungkan bagi pemilik. Bila
peluang investasi lain di luar perusahaan tampak lebih
menguntungkan maka perusahaan hendaknya menentukan persentase
pembayaran dividen yang lebih besar.
f. Pertimbangan pasar
Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan reaksi pasar dalam
membuat kebijakan dividen. Pasar akan bereaksi positif atas
kebijakan dividen yang tetap atau bertumbuh secara tetap sedangkan
reaksi negatif dari pasar akan menurunkan harga saham
D. Review Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Leverage Keuangan, Investasi dan Dividen
telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Myer dan Majluf, 1984 (dikutip
dalam Baldric Siregar, 2005 : 219) yang memperkenalkan salah satu teori
struktur modal modern yaitu Pecking Order Hypothesis (POH)
memprediksi bahwa perusahaan lebih mengutamakan dana internal
22
daripada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. Perusahaan
membutuhkan dana eksternal hanya apabila dana internal tidak
mencukupi. Namun apabila dana eksternal dibutuhkan, perusahaan lebih
mengutamakan penggunaan hutang daripada ekuitas.
Baskin (1989) menguji apakah asimetri informasi mempengaruhi
kebijakan pendanaan perusahaan seperti yang diprediksikan oleh Pecking
Order Hypothesis (POH). POH memprediksi bahwa perusahaan
mengutamakan pendanaan melalui hutang daripada ekuitas apabila dana
internal tidak mencukupi. Karena dana yang tersedia tidak memadai, maka
perusahaan mengeluarkan hutang untuk mendanai investasi. Baskin
menemukan bahwa leverage keuangan mempengaruhi investasi secara
positif
Allen (1993) (dikutip dalam Baldric Siregar, 2005: 223) menguji
perilaku pendanaan perusahaan publik Australia. Allen menemukan bahwa
leverage keuangan berpengaruh secara positif karena. Pengaruh positif ini
terjadi karena perusahaan mengeluarkan hutang apabila dana internal tidak
mencukupi untuk melakukan investasi.
Tong dan Green (2004) (dikutip dalam Baldric Siregar, 2005: 223)
menguji keputusan keuangan perusahaan publik China yang terdaftar di
bursa Shanghai dan Shenzen. Mereka menemukan bahwa hutang
berhubungan negatif dengan ketersediaan dana internal. Temuan ini
menunjukkan bahwa apabila dana internal tidak cukup, maka perusahaan
menggunakan dana eksternal melalui hutang. Apabila dividen dibayar oleh
23
perusahaan kepada pemegang saham, maka dana internal tidak lagi
mencukupi untuk melakukan investasi sehingga perusahaan berusaha
memperoleh dana eksternal melalui hutang.
Heti Herawati (2001) yang menganalisis hubungan antara
Financial Leverage, Rentabilitas Ekonomi dan Rentabilitas Modal Sendiri
menemukan bahwa hubungan antara Financial Leverage dan Rentabilitas
Ekonomi adalah negatif dan tidak signifikan dengan intensitas lemah, serta
hubungan antara Financial Leverage dan Rentabilitas Modal Sendiri
adalah negatif dan tidak signifikan dengan intensitas lemah.
S. Prasetyo Kurniawan (2004) yang meneliti Pengaruh Laba Per
Lembar Saham, Financial Leverage dan Perubahan Harga Saham di Bursa
Efek Jakarta pada tahun 2002-2003 menemukan bahwa variabel laba per
lembar saham tidak mempunyai hubungan positif terhadap variabel harga
saham, variabel Financial Leverage tidak mempunyai hubungan negatif
terhadap harga saham, dan variabel laba per lembar saham, serta Financial
Leverage tidak berhubungan positif terhadap variabel harga saham.
Baldric Siregar (2005) menguji tentang hubungan antara Leverage
Keuangan, Investasi dan Dividen menemukan bahwa leverage keuangan
berpengaruh positif terhadap dividen dan investasi berpengaruh negatif
terhadap dividen.
24
E. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Leverage Keuangan terhadap Dividen
Perusahaan yang terus berkembang akan selalu melakukan inovasi
terhadap produk dan akan memperluas skala usaha. Untuk melakukannya,
perusahaan memerlukan dana yang kadang tidak sedikit. Perusahaan perlu
memikirkan perencanaan pendanaan yang baik supaya investasi yang
direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik dan tidak terjadi kekurangan
dana.
Kekurangan dana akan merugikan perusahaan karena
kemungkinan investasi gagal dilaksanakan sehingga perusahaan tidak
memperoleh keuntungan. Kekurangan dana dapat diatasi dengan modal
sendiri, utang maupun campuran antara keduanya. Jika perusahaan
memilih investasi dibiayai dengan hutang maka akan meningkatkan
tingkat pengembalian yang diharapkan untuk suatu investasi tetapi juga
meningkatkan risiko investasi bagi pemilik (pemegang saham biasa)
karena mereka menanggung risiko keuangan (financial risk). Financial
risk merupakan risiko yang harus ditanggung oleh pemegang saham biasa
akibat penggunaan hutang (financial leverage) (Brigham, 2001: 145).
Namun penggunaan hutang juga menguntungkan yaitu dapat memotong
bunga yang dibayarkan untuk tujuan pajak sehingga menurunkan bunga
efektif dari bunga dan pemegang hutang mendapat pengembalian tetap,
sehingga tidak perlu mengambil bagian laba mereka ketika perusahaan
25
dalam kondisi prima. Pada tingkatan tertentu misalnya 50%, utang dapat
menaikkan laba per lembar saham, harga saham dan risiko.
Meskipun menggunakan hutang, perusahaan tetap memperhatikan
kesejahteraan pemegang saham dengan cara membagikan dividen
sehingga perusahaan mengeluarkan kebijakan dividen. Kebijakan dividen
menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna
diinvestasikan kembali pada perusahaan (Astuti, 2004 : 145). Dividen
merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan pemegang saham dan
dapat dibayarkan secara tunai dalam bentuk uang kas. Jumlah pembayaran
dividen tunai tergantung dari tersedianya uang kas perusahaan. Laba yang
cukup besar dalam Laporan Rugi Laba belum tentu sama dengan jumlah
uang kas tunai yang ada di perusahaan. Laporan Arus Kas akan lebih
menentukan jumlah pembayaran dividen tunai karena arus kas
mencerminkan kemampuan perusahaan membayar dividen (Brigham,
2001 : 84).
Dalam menentukan kebijakan dividen perusahaan juga
mempertimbangkan reaksi pasar atas kebijakan tersebut. Umumnya pasar
menganggap kebijakan dividen yang tetap atau bertumbuh secara tetap
sebagai sinyal yang baik dari perusahaan. Akibatnya pemilik perusahaan
kadang enggan menurunkan pembayaran dividen meski laba turun. Hal ini
dilakukan agar pasar tidak bereaksi negatif dan tidak menurunkan harga
saham. Oleh karena itu, jika perusahaan tetap ingin membayar dividen
26
pada saat laba turun dan arus kas yang kurang memadai tetapi, maka
perusahaan dapat menggunakan arus kas yang berasal dari hutang.
Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan diatas, maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ho : Leverage Keuangan tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap dividen
HA : Leverage Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dividen
2. Pengaruh Investasi terhadap Dividen
Perusahaan yang sukses akan memperoleh laba. Laba tersebut
dapat dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen tunai
namun juga dapat ditahan dan diinvestasikan kembali pada perusahaan.
Beberapa perusahaan sering dihadapkan pada kenyataan bahwa
perusahaan dapat menghasilkan arus kas dalam jumlah besar tetapi
peluang investasi terbatas. Ini biasa terjadi pada perusahaan dalam industri
yang menguntungkan. Perusahaan biasa membagikan persentase kas yang
besar kepada pemegang saham sehingga menarik bagi investor yang
menyukai dividen tinggi. Perusahaan lain membagikan sedikit atau tidak
membagikan kas sama sekali kepada pemegang saham, tetapi menahannya
untuk investasi. Perusahaan juga dapat mengikuti kebijakan dividen
residual yang mengisyaratkan bahwa dividen sebaiknya dibayarkan jika
ada laba yang tersisa. Ada kalanya perusahaan memperoleh peluang
27
investasi yang menguntungkan sehingga dana internal tidak digunakan
untuk membayar dividen tetapi diprioritaskan untuk menjalankan
investasi.
Berdasarkan kerangka teori yang telah diuraikan diatas, maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ho : Investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividen
HA : Investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividen
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah studi kasus. Studi kasus
merupakan penelitian yang memusatkan pada objek tertentu. Hasil penelitian
ini hanya berlaku untuk objek yang diteliti dalam kurun waktu tertentu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian : Bursa Efek Jakarta USD
2. Waktu Penelitian : Bulan Februari 2007
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang sudah go
public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada periode tahun 2001 sampai
dengan tahun 2005.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi pokok
penulis dalam penelitiannya. Adapun obyek penelitian dalam hal ini
adalah berupa laporan keuangan perusahaan (data LK, ROI, dan DPR)
pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005.
29
D. Variabel Penelitian
1. Variabel dependen (Y) yaitu dividen diukur dengan Dividen Payout Ratio
(DPR)
2. Variabel independen (X)
a. Leverage keuangan (X1)
Leverage keuangan diukur dengan membandingkan antara total hutang
dengan total aktiva.
b. Investasi (X2)
Investasi diukur dengan Rasio Profitabilitas yaitu Return On
Investment (ROI).
E. Pengukuran Variabel Penelitian
1. Variabel dependen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah dividen.
Dividen diukur dengan menghitung dividen payout ratio (DPR) yaitu
persentase laba bersih yang dibagikan sebagai dividen tunai, yang dihitung
dengan menggunakan rumus :
DPR = EPSDPS
Keterangan :
DPR : dividen payout ratio
DPS : dividen per lembar saham biasa
EPS : laba per lembar saham biasa
30
2.Variabel Independen
a. Leverage Keuangan, diukur dengan membandingkan total hutang
dengan total aktiva, yang dihitung dengan rumus :
LK = Aktiva Total UtangTotal
b. Investasi, diukur dengan Return On Investment (ROI) yang
membandingkan antara laba setelah pajak dengan total aktiva, yang
dihitung dengan rumus :
ROI = Aktiva Total
PajakSetelah Laba
F. Definisi Operasional
1. Leverage Keuangan
Leverage keuangan adalah penggunaan sumber dana yang
memiliki beban tetap dengan harapan akan memberikan tambahan
keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya, sehingga akan
meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono,
2001 : 263). Leverage Keuangan adalah suatu ukuran yang menunjukkan
sampai sejauh mana hutang dan saham preferen digunakan dalam struktur
modal.
2. Investasi
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di
dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Investasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah investasi yang dilakukan terhadap
31
aset finansial di pasar modal. Sedangkan Return On Investment (ROI)
mengukur timgkat pengembalian investasi yang telah dilakukan
perusahaan baik dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki
perusahaan tersebut maupun dengan menggunakan dana yang berasal dari
pemilik.
3. Dividen
Dividen adalah laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang
saham. Dividen dalam penelitian ini adalah dividen kas saham biasa.
Sedangkan dividen payout ratio adalah persentase laba bersih yang
dibagikan sebagai dividen tunai.
G. Jenis dan Sumber Data yang diperlukan
1. Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
umumnya dapat diperoleh dari perusahaan yang diteliti atau data yang
dipublikasikan untuk umum (Nur Indriantoro dan Supomo, 1999: 149).
2. Sumber data yang digunakan berupa laporan keuangan perusahaan yaitu
data LK, ROI, dan DPR selama periode tahun 2001 sampai dengan tahun
2005 yang diperoleh dari ICMD (Indonesian Capital Market Directory)
yang diterbitkan oleh Institute for Economic and Financial Reseach.
H. Populasi dan Sampel
1. Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa
orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk
32
mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003: 103).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang membagikan
dividen kas dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
2. Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi
(Kuncoro, 2003: 103). Sampel dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan manufaktur yang pada tahun 2001-2005 yang memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Perusahaan terdaftar sebagai perusahaan yang masih aktif di BEJ selama
periode pengamatan.
b. Saham perusahaan masih aktif diperdagangkan selama periode
pengamatan.
c. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan pada periode
pengamatan.
d. Perusahaan membayarkan dividen kas secara rutin setiap tahun selama
periode pengamatan.
I. Metode Penentuan Sampel
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penentuan sampel nonprobabilitas yaitu metode pengambilan sampel
yang tidak memberikan kesempatan / peluang yang sama bagi unsur / anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 1999: 72). Sedangkan
teknik yang dipakai adalah Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 1999: 72).
33
J. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan cara dokumentasi
yaitu dengan mengumpulkan data dari catatan-catatan dan dokumen-dokumen
masa lalu perusahaan yang berupa laporan keuangan
K. Teknik Analisis Data
Langkah- langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menjawab masalah pertama yaitu bagaimana pengaruh leverage
keuangan terhadap dividen, dapat dianalisis menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menghitung Leverage Keuangan
LK = Aktiva Total UtangTotal
b. Menghitung Dividen Payout Ratio (DPR)
DPR = EPSDPS
Keterangan :
DPR : dividen payout ratio
DPS : dividen per lembar saham
EPS : laba per lembar saham
34
c. Metode Regresi Linier Sederhana
Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
leverage keuangan terhadap dividen pada perusahaan manufaktur.
Adapun rumus Regresi Linier Sederhana adalah sebagai berikut :
Y = a + b1 X1
Keterangan :
Y = variabel Dividen Payout Ratio
a = konstanta
b1 = koefisien regresi Leverage Keuangan
X1 = variabel Leverage Keuangan
d. Uji Hipotesis ( Suharyadi dan Purwanto, 2004: 391)
1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho: b1 = 0, Leverage Keuangan tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap dividen
HA: b1 > 0, Leverage keuangan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap dividen
2) Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5 %, level of
confidence = 95 %, degree of freedom n-2.
3) Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh leverage keuangan
terhadap dividen secara parsial.
35
4) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho
Daerah Penolakan Ho Daerah
Penerimaan Ho
t (α,n-2)
Gambar 3.1
Kurva t
5) Mengambil keputusan :
Ho diterima bila t hitung ≤ t tabel
Ho ditolak bila t hitung > t tabel
2. Untuk menjawab pertanyaan kedua yaitu bagaimana pengaruh investasi
terhadap dividen, dapat dianalisis menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menghitung Return On Investment (ROI)
ROI = Aktiva Total
PajakSetelah Laba
b. Menghitung Dividen Payout Ratio (DPR)
DPR = EPSDPS
Keterangan :
DPR : dividen payout ratio
DPS : dividen per lembar saham
EPS : laba per lembar saham
36
c. Metode Regresi Linier Sederhana
Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
investasi terhadap dividen pada perusahaan manufaktur. Adapun
rumus Regresi Linier Sederhana adalah sebagai berikut:
Y = a + b2 X2
Keterangan :
Y = Variabel Dividen Payout Ratio
a = konstanta
b2 = koefisien regresi Investasi
X2 = variabel Investasi
d. Uji Hipotesis
1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
Ho : b2 = 0, Investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap dividen
HA : b2 < 0, Investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dividen
2) Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 5 %, level of
confidence = 95 %, degree of freedom n-2.
3) Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh investasi terhadap dividen
secara parsial.
37
4) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan Ho:
Daerah penolakan
Ho Daerah Penerimaan Ho
t(α ,n-2) Gambar 3.2 Kurva t
5) Mengambil keputusan :
Ho diterima bila t hitung ≥ - t tabel
Ho ditolak bila t hitung < - t tabel
38
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta
Bursa efek di Indonesia pertama kali didirikan di Batavia (Jakarta)
oleh pemerintah kolonial Belanda pada tanggal 14 Desember 1912 dengan
memperjualbelikan sekuritas berupa saham dan obligasi perusahaan-
perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1939 terjadi
Perang Dunia II sehingga Bursa efek di Indonesia terhambat
perkembangannya dan kemudian resmi ditutup pada tanggal 10 Mei 1940.
Tetapi kemudian pada tanggal 23 Desember 1940 bursa efek di Jakarta sempat
dibuka kembali, walaupun kemudian ditutup kembali ketika Jepang masuk
Indonesia.
Selanjutnya pasar modal mulai digiatkan dengan dibukanya kembali
Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada 3 Juni 1952. Pembukaan BEJ tersebut didorong
penerbitan obligasi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1950. Aktivitas
pasar modal mulai berkembang sampai dengan tahun 1958. Kelesuan yang
terjadi di pasar modal pada saat itu disebabkan oleh banyaknya warga Belanda
yang meninggalkan Indonesia dan dilakukannya nasionalisasi terhadap
perusahaan Belanda di Indonesia. Hal ini terjadi sampai dengan berakhirnya
masa pemerintahan Orde Lama.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, pengaktifan kembali pasar
modal di Indonesia dimulai dengan pembentukan Badan Pelaksana Pasar
39
Modal (BAPEPAM) dan pembukaan pasar modal pada 10 Agustus 1977. Pada
awalnya tujuan pengaktifan kembali pasar modal lebih ditekankan pada asas
pemerataan, sehingga kepemilikan saham tidak jatuh ke tangan segolongan
masyarakat tertentu saja. Untuk tujuan itu maka pemerintah berperan aktif
dalam menangani pasar modal Indonesia. BAPEPAM DAN PT Danareksa
diberikan prioritas membeli sedikitnya 50% saham yang ditawarkan.
Terlalu besarnya campur tangan pemerintah merupakan salah satu
faktor penyebab lambannya perkembangan pasar modal di Indonesia.
Ditambah lagi adanya deregulasi perbankan pada tahun 1983, menyebabkan
tingkat suku bunga deposito naik, sehingga investasi di pasar modal menjadi
kurang menarik bagi masyarakat. Selama kurun waktu 1977-1988, hanya 24
perusahaan yang melakukan emisi saham di bursa efek dengan nilai Rp 129,4
milyar dan tiga perusahaan melakukan emisi obligasi senilai Rp 535,7 milyar.
Kemudian, pemerintah mengeluarkan berbagai deregulasi seperti
Paket Desember 1987, Paket Oktober 1988, Paket Desember 1988, dan Paket
September 1997 yang bertujuan menggairahkan perdagangan bursa efek di
Indonesia. Pada prinsipnya peraturan-peraturan tersebut merupakan langkah-
langkah penyesuaian terhadap peraturan-peraturan sebelumnya untuk
mendorong pertumbuhan pasar modal yang sehat dan kuat.
Paket Kebijaksanaan Desember 1987 (Pakdes 1987), berisi kebijakan
yang menyederhanakan proses emisi sekuritas, membuka kesempatan yang
lebih luas bagi investor asing, memperkenalkan adanya saham atas tunjuk
serta memberi kesempatan bagi perusahaan baru yang mempunyai laba untuk
40
mencari modal di Bursa Paralel Indonesia (BPI). Penyederhanaan proses
penerbitan saham dan obligasi dilakukan dengan melonggarkan persyaratan
bagi perusahaan yang ingin go public dengan tidak diharuskannya perolehan
laba sebesar 10% dari modal sendiri dalam dua buku terakhir berturut-turut.
Proses emisi yang dilakukan BAPEPAM juga dipercepat menjadi 90 hari
apabila persyaratan-persyaratannya sudah dipenuhi.
Paket Oktober 1988 (Pakto 88), berisi tentang penetapan pajak yang
sama bunga deposito dan dividen saham sebesar 15%. Kebijakan ini
dimaksudkan untuk meningkatkan daya tarik investasi di pasar modal. Pakto
88 juga memuat tentang ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK) pada sektor perbankan, sehingga mendorong masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dananya di pasar modal.
Paket Desember 1988 (Pakdes 88), merupakan kebijakan pemerintah
untuk memberi kesempatan bagi swasta nasional untuk menyelenggarakan
bursa swasta dan menerapkan sistem company listed.
Pada tahun 1991, bursa saham diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek
Jakarta dan menjadi salah satu bursa saham yang dinamis di Asia.
Swastanisasi ini mengakibatkan beralihnya fungsi BAPEPAM dari Badan
Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
Paket September 1997, berisi tentang kebijakan pemerintah untuk
menghapus penentuan batas maksimum pembelian sahamoleh investor asing
kecuali bagi saham-saham perbankan, guna mendorong investor asing
melakukan perdagangan di pasar modal Indonesia.
41
Pada Juli 2000, BEJ mulai menerapkan perdagangan jarak jauh
sebagai upaya meningkatkan akses pasar, efisiensi pasar, kecepatan dan
frekuensi perdagangan.
Pada Mei 2005, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading
System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomasi yang menggantikan
sistem perdagangan manual. Sistem ini dapat memfasilitasi perdagangan
saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar
yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual.
B. Sejarah Singkat Perusahaan Manufaktur
1. PT Aqua Golden Mississippi Tbk.
Perusahaan yang kantor pusatnya di Jakarta ini memulai
produksinya pada tahun 1974 dan memiliki pabrik air dalam kemasan di
Bekasi, Citeureup, Bogor, dan Mekarsari. Perusahaan mempunyai
kapasitas produksi total 640 juta liter. Pabrik Bekasi menghasilkan
minuman tanpa karbonat dengan kapasitas 40 juta liter. Perusahaan juga
memberikan lisensi di Babakan Pari (Sukabumi), Kuningan, Wonosobo,
Pandaan, Bali, Lampung, Brastagi, Manado dengan total kapasitas 575
juta liter. Perusahaan juga memiliki 80% saham di IBIC Sdn Bhd di
Brunei Darusalam yang juga menghasilkan air dalam kemasan di bawah
merk SEHAT. Perusahaan mengekspor produknya ke negara-negara
Asean, Vietnam, Kamboja, Hongkong, Selandia Baru, Australia, Taiwan
dan Kanada. Pada Maret 2001, keluarga Utomo, pemilik PT Aqua Golden
42
Mississippi Tbk., menyetujui penambahan kepemilikan Grup Danone di
perusahaan air dalam kemasan dari 40% menjadi 70%. Selanjutnya nama
Aqua diganti menjadi Aqua Danone. Langkah ini diambil untuk
memperkuat kemampuan bersaing Grup Aqua di pasar global melalui
strategi aliansi dengan patner sebuah jaringan internasional.
2. PT Delta Jakarta Tbk.
Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Bekasi. Produk
utamanya adalah bir yang dipasarkan dengan merk Anker Bir dan
menguasai 40% pasar bir nasional di Indonesia. Produk lain adalah Anker
Stout dan Shanta Super Shandy. Perusahaan menyetujui sebuah perjanjian
kerjasama dengan Breweries Nederland BV, mencakup perkembangan
teknologi, pemasaran dan manajemen secara umum. Delta Jakarta juga
menghasilkan produk lisensi dari Calsberg Internasional A/S Denmark di
bawah merk Calsber Beer. Pada Agustus 1995, perusahaan memindahkan
tempat pembuatan bir dari Jakarta Utara ke Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
Tempat pembuatan bir ini dibangun di atas tanah seluas 15 hektar.
Pemindahan lokasi diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi
50% hingga 900.000 hl. Perusahaan juga memproduksi bir San Miguel,
diikuti masuknya San Miguel Corporation dari Filipina ke dalam
perusahaan sebagai pemegang saham.
43
3. PT Fast Food Indonesia Tbk.
Perusahaan didirikan pada tahun 1978 oleh Grup Gelael, pemegang
Franchise KFC untuk Indonesia. Pada 10 Oktober 1979, perusahaan
membuka restoran KFC pertama di Jalan Melawai, Jakarta. Keberhasilan
dari restoran KFC pertama ini menggugah perusahaan untuk menguasai
pemimpin pasar makanan cepat saji di Indonesia selama 17 tahun lalu.
Semakin banyak KFC didirikan di Jakarta dan beberapa kota utama di
Indonesia. Pada akhir tahun 1996, perusahaan mengoperasikan 148
restoran KFC di 30 kota utama di Indonesia. Produk inti perusahaan KFC:
Colonel’s Original Recipe Chicken dan Hot & Crispy Chicken yang secara
tetap menduduki predikat sebagai ayam dengan citarasa terbaik dalam
berbagai macam survei konsumen Indonesia. Kedua produk tersebut
sangat diterima di Indonesia, dimana tingkat konsumsi ayam secara
signifikan lebih tinggi daripada tipe produk daging yang lain. Penerimaan
produk inti KFC didukung oleh penawaran menu favorit lokal : nasi,
perkedel, lumpia, juga sup Indonesia untuk menambah produk inti. Pada
tahun 2000, KFC menduduki posisi tertinggi dalam “Top of Mind
Awareness” dibandingkan dengan pemimpin merk yang lain.
4. PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Produk perusahaan dipasarkan dengan merk Indomie, Sarimi, Pop
Mie, Supermi, dan Top Mie dan menguasai 90% pasar mie instan di
Indonesia. Perusahaan juga menghasilkan bumbu Indofood dan saus
44
dengan merk Indofood dan Piring Lombok. Lini produk yang lain
termasuk makanan ringan Chiki, Chitato, Cheteos dan Jetz, SUN makanan
bayi, kopi Tugu Luwak dan Kafela. Pada April 1995, perusahaan dengan
51% saham dan Said Bawasir Trading Corporation mendirikan pabrik mie
instan di Jeddah, Arab Saudi. Pada April 1997, pertemuan umum luar
biasa menyetujui rencana manajemen perusahaan untuk membuka enam
cabang perusahaan. Perusahaan yang merupakan anggota dari Grup Salim
ini menerima sebuah penghargaan dari Asosiasi Pemasaran Indonesia
untuk kinerja dalam pengembangan sistem pemasaran berbasis
lingkungan. Pada Mei 2001, Indofood memperoleh Asia Food Property
dari Singapura dan terdaftar Golden Agri Resources. Akuisisi ini
diharapkan memperkuat bisnis inti perusahaan.
5. PT Multi Bintang Indonesia Tbk.
Perusahaan mulai beroperasi pada tahun 1931 dengan nama NV
Nederlandsch Bierbrouwerijen. Sejak tahun 1936, perusahaan berada di
bawah perusahaan Belanda, Heineken International Beheer BV. Produk
utama perusahaan adalah bir dan bir hitam yang dipasarkan dengan nama
Bir Bintang dan Guinness. Bir Bintang menguasai 60% saham dari pasar
bir. Perusahaan bekerjasama dengan Heineken Technische Beheer dan
Guinness Overseas Ltd. Perusahaan mendirikan tempat pembuatan bir
yang baru di Mojosari, Jawa Timur dan Tangerang setelah penjualan
pabrik softdrink di Medan pada April 1994. Pada akhir tahun 1994, kantor
45
pusat perusahaan dipindahkan ke Tangerang. Perusahaan juga
memindahkan tempat pembuatan bir di Ngagel, Surabaya ke
Sampangagung, Mojokerto untuk menambah kapasitas produk dari
300.000 menjadi 800.000 hl. Pada 13 Oktober 1997, perusahaan mulai
mengekspor bir ke Jepang dan Australia Utara.
6. PT Gudang Garam Tbk.
Perusahaan dimulai dengan sebuah usaha wiraswasta kecil yang
didirikan di Kudus, Jawa Tengah pada tahun 1971. Produk perusahaan
terdiri dari tiga tipe, namanya rokok gulung kertas jagung terdiri dari tiga
nama merk, rokok digulung tangan dengan sembilan merk, dan rokok
digulung mesin dengan enam merk, empat diantaranya dianggap sebagai
merk premium Gudang Garam Internasional, Surya 16, Gudang Garam
Merah isi 10, dan Gudang Garam Merah isi 12. Perusahaan memasang
kapasitas 105 milyar rokok per tahun, termasuk 90 milyar mesin yang
digulung mesin dan 15 milyar rokok yang diproduksi menggunakan tangan
dan menikmati 49% pangsa pasar rokok rasa cengkeh di Indonesia pada
tahun 1997. Pada tahun 1998 pangsa pasar menurun hingga 39% dan
menerima pinjaman dari Bank Singapura untuk menambah kapasitas
produksinya pada tahun 1993. Pada tahun 2000 terjadi penggantian Dewan
Direktur dan Dewan Komisaris. Rachman Halim terpilih sebaga i Presiden
Komisaris dan Djajusman Surjowiyono ditunjuk sebagai Presiden Direktur
pada pertemuan pemegang saham terakhir.
46
7. PT Hanjaya Mandala Sampoerna
PT HM Sampoerna Tbk didirikan pada tahun 1913 sekarang menjadi
perusahaan tembakau terluas ke tiga di Indonesia dengan 19,4% pangsa
pasar rokok di Indonesia. Saham Sampoerna terdaftar di Bursa Efek Jakarta
dan Surabaya. Kegiatan pokoknya dalah memproduksi dan menjual kretek
yaitu rokok yang terbuat dari cengkeh dan tembakau. Dji Sam Soe dan A
Mild adalah merk andalan dari portofolio Sampoerna, sementara A Hijau
bersaing pada segmen harga medium. Sampoerna mengoperasikan tiga
fasilitas produksi rokok di Indonesia. Fasilitas utama terletak di Pandaan,
sebuah pusat lokasi antara Surabaya dan Malang. Dua yang lain berada di
Surabaya dan Malang. Pada Maret 2005, Philip Moris International Inc.
(PMI), sebuah perusahaan tembakau internasional dari Altria Grup, Inc
mengakuisisi PT HM Sampoerna.
8.PT Lautan Luas Tbk.
Perusahaan ini didirikan di Jakarta dengan nama N.V. Lim Teck Lee
Coy. Ltd dan nama PT Lautan Luas mulai digunakan sejak tahun 1965.
Lautan Luas melanjutkan mengembangkan distribusi dan membuat fasilitas
bersama untuk menemukan syarat pertumbuhan industri bagi industri kimia.
Perusahaan mengembangkan rencana bisnis jangka panjang untuk
memantapkan posisi Lautan Luas dalam memimpin integrasi distributor
produk kimia di negeri ini.
47
9. PT Intanwijaya International Tbk.
Perusahaan secara komersial mulai beroperasi pada tahun 1987 dan
terdaftar di Bursa Efek atau Pasar Modal pada 24 Juli 1990.Cakupan jasa
perusahaan adalah Formaldehyde dan Formaldehyde Resin Industry dengan
kapasitas 96.000 ton metrik cairan dan 146.000 ton metrik per tahun ketika
tiga pabrik Formaldehyde mulai beroperasi, juga 7.000 ton metrik per tahun
bubuk dan 6.000 ton metrik produk Hexamine. Diharapkan pada
pertengahan tahun 2002 tiga pabrik Formaldehyde akan mulai beroperasi,
yang akan membuat perusahaan sebagai kapasitas produksi Formaldehyde
terbesar di Indonesia.
10. PT Lion Metal Works Tbk.
Perusahaan didirikan pada tahun 1972 oleh J.P. Sudarma of
Indonesia, Teoh Chiang Manufacturing Pte. Ltd.of Singapore dan Lion
Enterprise Sdn. Bhd. of Malaysia. Lion Enterprise Sdn.Bhd. dan Lion
Holding Pte. Ltd., yang merupakan pemegang saham mayoritas adalah
anggota Grup Lion. Perusahaan bergerak dalam usaha peralatan kantor yang
berasal dari logam. Produk dipasarkan dengan merk Lion dan sebagian besar
produknya dijual oleh PT Bantrunk Murni Indonesia yang bergabung
dengan perusahaan. Perusahaan mempunyai kantor pusat dan pabrik yang
berlokasi di Jakarta.
48
11. PT Andhi Candra Automotive Product Tbk.
Perusahaan didirikan pada 26 Januari 1976 dengan kegiatan utama
menyaring produk perusahaan manufaktur. Pada tahun 1987, Eddy Hartono,
pendiri Grup ADR mengambil alih kepemilikan saham perusahaan. Sejak
tahun 1988, perusahaan didukung oleh bantuan teknis dari perusahaan
saringan, Tokyo Roki Co. Ltd., Jepang untuk produksi dan distribusi
saringan di Indonesia. Perusahaan secara tetap menawarkan sistem
manajemen kualitas di semua level produksi berdasarkan ISO 9002 dari
KEMA Registration Quality yang diperoleh pada Juni 1999. Pada
November 2000 perusahaan berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9002 dan
QS 9000 dari SGS Yarsley International.
12. PT Goodyear Indonesia Tbk.
Perusahaan berdiri pada tahun 1935. Perusahaan awalnya bertindak
sebagai agen penjualan untuk Goodyear Tire and Rubber Company, USA.
Perusahaan sekarang memiliki pabrik di Bogor dengan kapasitas produksi
2,2 juta ban. Produk dipasarkan dengan merk Goodyear. Produk perusahaan
menguasai 44,4% pasar ban konvensional dan 41,2% pasar ban radial di
Indonesia. Perusahaan mengekspor produknya. Sejak tahun 1992, ban
Goodyear sudah menjual 850 Sears Tire dan Auto outlet di USA. Pada tahun
1995 perusahaan mengeluarkan sebuah ban baru disebut Eagle Aquatred.
49
13. PT Tunas Ridean Tbk.
Pada tahun 1974 perusahaan ditunjuk sebagai dealer resmi kendaraan
bermotor untuk Toyota, Daihatsu, BMW, Peugeot dan Renault di Jakarta
dan wilayah sekitarnya, juga kendaraan bermotor Honda dan Daihatsu di
Lampung. Pada tahun 1980, PT Tunas Ridean bertindak sebagai Grup
Holding Company.
14. PT Unilever Indonesia Tbk.
Perusahaan dimiliki oleh Belanda, di bawah nama asli Lever
Zeepfabrieken NV (LZF). Perusahaan mulai beroperasi sejak tahun 1934.
Kantor pusatnya berada di Jakarta, sedangkan pabriknya berada di Cikarang
dan Surabaya. Perusahaan ini sebagai penghasil 19 jenis barang konsumsi
seperti sabun, deterjen, keperluan memasak dan kosmetik.
15. PT Asahimas Flat Glass Tbk.
Perusahaan ini merupakan perusahaan penanaman modal asing
(PMA) yang terbentuk pada tahun 1971 antara perusahaan penghasil kaca
tingkat dunia, Asahi Glass Co. Ltd of Japan dan pimpinan kelompok bisnis
swasta Indonesia yang bergerak dalam produk-produk industri dan barang
konsumsi, PT Rodamas Co. Ltd. Ide untuk menggabungkan keahlian teknik
dan kecanggihan teknologi Asahi Glass dengan penguasaan pasar lokal yang
kuat dari Rodamas merupakan strategi kerjasama yang bagus sehingga PT
Asahimas dapat menjadi perusahaan perintis kaca di Indonesia. PT
50
Asahimas mulai berproduksi pada April 1073, produknya adalah gelas kaca
bening dan masih menggunakan cara tradisional. Perusahaan juga dengan
cepat mendiversifikasi dan menginovasi produknya. Produk yang diinovasi
seperti Specialty Glass, Safety Glass, Reflective Glass, dan Mirror. Selama
tahun 1997, PT Asahimas mulai mengembangkan pabrik Safety Glass di
Kawasan Industri Bukit Indah, Cikampek, Jawa Barat yang kemudian
diteruskan sebagai usaha komersial pada tahun 1999. Kapasitas produknya
570.000.000 untuk Flat Glass, 4.500.000 m2 untuk Safety Glass dan
2.400.000 m2 untuk Mirror. PT Asahimas merupakan produsen kaca terbesar
di Asia Tenggara.
16. PT Arwana Citramulia Tbk.
Perusahaan ini mulai berproduksi sejak tahun 1995 dan menawarkan
sahamnya pada Juli 2001. Awalnya saham perusahaan ini dimiliki oleh PT
Agung Abadi Mandiri Sejati sebanyak 58,8%, PT Suprakreasi Eradinamika
sebanyak 17,54% dan sisanya dimiliki oleh direktur dan komisaris
perusahaan. Setelah IPO kepemilikan saham oleh PT Agung Abadi Mandiri
Sejati dan PT Suprakreasi Eradinamika berkurang menjadi sebesar 41,14%
dan 12,27%, 15% dana ditahan, digunakan untuk menambah kapasitas
produksi melalui renovasi mesin produksi dan peralatan tambahan.
Sementara 70% dana akan digunakan untuk keperluan ekspansi dengan
menambah dana bagi PT Sinar Karya Putra Abadi yang merupakan produsen
keramik di Surabaya dan memiliki 18% saham PT Arwana Citra Mulia. Ada
51
empat lini produksi yang dikelola perusahaan bersama dengan PT Arwana
Nuansa Keramik (ANK) yang merupakan anak perusahaan. Perusahaan
menjual ubin keramik dengan merek Arwana. Sementara itu, pabriknya
berlokasi di Tangerang dan Serang.
52
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Perusahaan - perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta terdiri
dari 9 sektor usaha yang terbagi atas 2 sektor pokok, 3 sektor sekunder, dan 4
sektor tersier. Pembagian sektor usaha tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sektor-sektor usaha primer meliputi :
a Sektor pertanian
b Sektor pertambangan
2. Sektor-sektor usaha sekunder (industri pengolahan atau manufaktur)
meliputi :
a Sektor industri dasar dan kimia
b Sektor aneka industri
c Sektor industri barang konsums i
3. Sektor-sektor usaha tersier (jasa) meliputi :
a Sektor property dan real estate
b Sektor transportasi dan infrastruktur
c Sektor keuangan
d Sektor perdagangan jasa dan investasi
53
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang
membagikan dividen kas dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan
sampel dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEJ pada tahun 2001 s.d 2005 dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Perusahaan terdaftar sebagai perusahaan yang masih aktif di BEJ selama
periode pengamatan.
2. Saham perusahaan masih aktif diperdagangkan selama periode
pengamatan.
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan pada periode
pengamatan.
4. Perusahaan membayarkan dividen kas secara rutin setiap tahun selama
periode pengamatan.
Berdasarkan kriteria - kriteria tersebut maka pengambilan sampel
dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Berdasarkan kriteria pertama yaitu perusahaan manufaktur masih aktif
terdaftar di Bursa Efek maka terdapat 157 perusahaan pada tahun 2001,
155 perusahaan pada tahun 2002, 153 perusahaan pada tahun 2003, 150
perusahaan pada tahun 2004, dan 146 perusahaan pada tahun 2005.
2. Berdasarkan kriteria kedua yaitu saham perusahaan masih aktif
diperdagangkan maka terdapat 157 perusahaan pada tahun 2001, 155
perusahaan pada tahun 2002, 153 perusahaan pada tahun 2003, 150
perusahaan pada tahun 2004, dan 146 perusahaan pada tahun 2005.
54
3. Berdasarkan kriteria ketiga yaitu perusahaan menerbitkan laporan
keuangan tahunan maka terdapat 157 perusahaan pada tahun 2001, 155
perusahaan pada tahun 2002, 153 perusahaan pada tahun 2003, 150
perusahaan pada tahun 2004 dan 146 perusahaan pada tahun 2005.
4. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen kas sebanyak 51
perusahaan pada tahun 2001, 50 perusahaan pada tahun 2002, 43
perusahaan pada tahun 2003, 51 perusahaan pada tahun 2004, dan 46
perusahaan pada tahun 2005. Sedangkan berdasarkan kriteria perusahaan
manufaktur yang membagikan dividen kas secara rutin setiap tahun
selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 maka terdapat 16
perusahaan, sehingga 16 perusahaan tersebut yang memenuhi kriteria
untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Berikut ini nama 16 perusahaan yang menjadi sampel penelitian: Tabel V.1
Daftar nama 16 perusahaan yang menjadi sampel penelitian NO KODE PERUSAHAAN 1 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk. 2 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 3 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 4 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 5 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 6 GGRM PT Gudang Garam Tbk. 7 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. 8 LTLS PT Lautan Luas Tbk. 9 INCI PT Intanwijaya Internasional Tbk. 10 LION PT Lion Metal Works Tbk. 11 ACAP PT Andhi Candra Automotive Products Tbk. 12 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk. 13 TURI PT Tunas Ridean Tbk. 14 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk. 15 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk. 16 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk.
Sumber : Indonesian Capital Market Directory
55
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
umumnya dapat diperoleh dari perusahaan yang diteliti atau data yang
dipublikasikan untuk umum (Indriantoro dan Supomo, 1999 : 149). Dalam hal
ini data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) berupa laporan
keuangan (data ROI, DPR dan LK) 16 perusahaan manufaktur selama tahun
2001 sampai dengan tahun 2005. Sedangkan pengolahan data dalam penelitian
ini menggunakan metode regresi linier sederhana.
B. Analisis Data
Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan data-data laporan
keuangan pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 yang diperoleh dari
Indonesian Capital Market Directoty (ICMD).
Analisis data dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Menghitung Leverage Keuangan
Leverage keuangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
LK = Aktiva Total UtangTotal
Nilai leverage keuangan PT Aqua Golden Mississippi Tbk. pada tahun
2001 adalah sebagai berikut:
LK = 513597348705
=0.678946722
56
Data hasil perhitungan leverage keuangan pada tahun 2001-2005
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel V.2 berikut :
Tabel V.2 Hasil perhitungan Leverage Keuangan (LK)
Tahun 2001-2005
No Kode Tahun 2001
Tahun
2002
Tahun
2003
Tahun
2004
Tahun
2005
1 AQUA 0,678946723 0,57766302 0,47295252 0,45986569 0,43302089
2 DLTA 0,259099202 0,197714 0,19506991 0,21824999 0,24342628
3 FAST 0,505400431 0,44047614 0,40878779 0,39454756 0,39613395
4 INDF 0,725591108 0,70243116 0,68929588 0,68444703 0,67919153
5 MLBI 0,436193327 0,40438364 0,44452427 0,54880207 0,60382874
6 GGRM 0,390412998 0,3716498 0,36726773 0,40764909 0,40678551
7 HMSP 0,560577644 0,45043982 0,41164272 0,55750579 0,5959847
8 LTLS 0,488851251 0,50759183 0,63087993 0,63370148 0,64789361
9 INCI 0,137370999 0,15492503 0,14283434 0,1472514 0,10450809
10 LION 0,143338095 0,12707019 0,15740388 0,17854441 0,18601466
11 ACAP 0,113090074 0,14046352 0,16575505 0,20297655 0,204127
12 GDYR 0,336728416 0,30272662 0,31858218 0,35093378 0,40435697
13 TURI 0,674145805 0,62128959 0,6796541 0,70376005 0,75098227
14 UNVR 0,355636506 0,34037938 0,38400498 0,37574203 0,43160841
15 AMFG 0,610935835 0,56352961 0,42161744 0,34067292 0,23269712
16 ARNA 0,69998417 0,53713514 0,47506651 0,49838329 0,51965493
Sumber : Lampiran 1
2. Menghitung Dividen Payout Ratio
Dividen Payout Ratio (DPR) dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
DPR = EPSDPS
57
Besarnya dividen payout ratio PT Aqua Golden Mississippi Tbk. untuk
tahun 2001 adalah sebagai berikut:
DPR = 3648625
= 0.171326
Data hasil perhitungan DPR selengkapnya pada tahun 2001-2005 dapat
dilihat pada Tabel V.3 sebagai berikut :
Tabel V.3 Hasil Perhitungan Dividen Payout Ratio (DPR)
Tahun 2001-2005
No Kode Tahun 2001
Tahun
2002
Tahun
2003
Tahun
2004
Tahun
2005
1 AQUA 0,17132675 0,1712124 0,16963528 0,1694915 0,1697689
2 DLTA 0,14362657 0,1428571 0,14693535 0,1448076 0,1987507
3 FAST 0,18965517 0,1860465 0,19753086 0,225 0,2150538
4 INDF 0,30487805 0,3333333 0,4375 0,45 0,3846154
5 MLBI 0,82602258 0,7671538 0,78047641 0,7324219 0,7663438
6 GGRM 0,2764977 0,2764977 0,31380753 0,5376344 0,509165
7 HMSP 0,11792453 0,1347709 0,38338658 0,6057269 0,3676471
8 LTLS 0,25396825 0,2 0,2 0,2537313 0,2537313
9 INCI 0,28571429 0,3448276 0,42553191 0,3846154 0,3125
10 LION 0,26666667 0,3070175 0,37344398 0,2207506 0,273224
11 ACAP 0,94736842 0,9285714 1,47058824 0,4 0,4
12 GDYR 0,41958042 0,3740648 0,41322314 0,4655738 -1,2542373
13 TURI 0,19298246 0,3018868 0,20338983 0,2477064 0,1862745
14 UNVR 0,30120482 0,3900156 1,14285714 0,4166667 0,6349206
15 AMFG 0,15120275 0,1470588 0,21276596 0,210084 0,2040816
16 ARNA 0,26315789 0,2941176 0,34782609 0,3571429 0,3076923
Sumber : Lampiran 2
58
3. Menghitung Investasi yang diukur dengan Return On Investment (ROI)
ROI dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ROI = Aktiva Total
PajakSetelah Laba
Besarnya ROI PT Aqua Golden Mississippi Tbk untuk tahun 2001
adalah sebagai berikut:
ROI = 51359748014
= 0.09348575
Data hasil perhitungan ROI selengkapnya untuk tahun 2001-2005
dapat dilihat pada Tabel V.4 sebagai berikut:
Tabel V.4 Hasil perhitungan Return On Investment (ROI)
Tahun 2001-2005
No Kode
Tahun
2001
Tahun
2002
Tahun
2003
Tahun
2004 Tahun 2005
1 AQUA 0,09348575 0,1212151 0,11861411 0,1365501 0,08808
2 DLTA 0,12873697 0,1181413 0,09579159 0,0850243 0,1048839
3 FAST 0,12316597 0,1540627 0,12930773 0,1111462 0,1092629
4 INDF 0,05750244 0,0526264 0,03942039 0,0241276 0,0083875
5 MLBI 0,21889044 0,1790379 0,18679348 0,1545467 0,1512274
6 GGRM 0,15521578 0,1350507 0,10604324 0,0873214 0,0853929
7 HMSP 0,10510626 0,1702222 0,13795607 0,1722564 0,1996771
8 LTLS 0,06420248 0,0215575 0,00622358 0,036433 0,0325851
9 INCI 0,13636056 0,0302207 0,04734536 0,065744 0,0646724
10 LION 0,117174 0,1096958 0,10404059 0,1605489 0,11527
11 ACAP 0,11375351 0,083813 0,09470944 0,1410376 0,110591
12 GDYR 0,03006096 0,0426795 0,03835727 0,0566894 -0,0172638
13 TURI 0,07134546 0,0661543 0,05522898 0,0701187 0,0524116
14 UNVR 0,33069938 0,3163957 0,37957013 0,4008083 0,3748968
15 AMFG 0,06985496 0,1499735 0,10984826 0,1322167 0,1357577
16 ARNA 0,04817838 0,0608521 0,08305119 0,0849171 0,0970932
Sumber : Lampiran 3
59
4. Menganalisis rumusan masalah pertama yaitu bagaimana pengaruh leverage
keuangan terhadap dividen.
Setelah menghitung leverage keuangan dan dividen payout ratio untuk
16 perusahaan manufaktur selama 5 tahun, maka langkah selanjutnya adalah
menghitung koefisien regresi linier sederhana untuk kedua variabel tersebut
dengan bantuan SPSS 13 for windows. Hasil perhitungan koefisien regresi
linier sederhana dapat dilihat pada lampiran 4, 5, 6, 7, 8, dan 9
Berikut ini merupakan hasil penelitian berdasarkan analisis regresi
linier sederhana untuk setiap tahunnya:
b. Tahun 2001
Tabel V. 5 Hasil analisis regresi linier sederhana
Tahun 2001
Coefficientsa
.528 .134 3.937 .001-.468 .275 -.415 -1.706 .110
(Constant)LK
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Sumber : Lampiran 4
Tabel V.5 menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,528 – 0,468 X1 .
Koefisien arah regresi adalah sebesar – 0,468.
60
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ho: b1 ≤ 0, leverage keuangan tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap dividen
HA: b1 > 0, leverage keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dividen
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, df (degree
of freedom) sebesar 14 dan uji sisi kanan sehingga diperoleh angka ttabel
sebesar 1,76.
Daerah Penolakan Ho Daerah
Penerimaan Ho
t
-1,706 1,76 Gambar 5.1
Daerah penerimaan dan penolakan Ho
Dasar pengambilan keputusan dalam penerimaan hipotesis adalah dengan
membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Bila t hitung ≤ t tabel maka Ho
diterima dan bila t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Nilai t hitung (-1,706) < ttabel (1,76) maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa leverage keuangan tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap dividen.
61
c. Tahun 2002
Tabel V. 6 Hasil analisis regresi linier sederhana
Tahun 2002
Coefficientsa
.510 .133 3.821 .002-.443 .304 -.363 -1.459 .167
(Constant)LK
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Sumber : Lampiran 5 Tabel V.6 menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,510 – 0,443 X1 .
Koefisien arah regresi adalah sebesar –0,443
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ho: b1 ≤ 0, leverage keuangan tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap dividen
HA: b1 > 0, leverage keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dividen
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, df (degree
of freedom) sebesar 14 dan uji sisi kanan sehingga diperoleh angka t tabel
sebesar 1,76.
Daerah Penolakan Ho Daerah
Penerimaan Ho
-1,459 1,76 t
Gambar 5.2 Daerah penerimaan dan penolakan Ho
62
Dasar pengambilan keputusan dalam penerimaan hipotesis adalah dengan
membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Bila t hitung ≤ t tabel maka Ho
diterima dan bila t hitung > t tabel atau maka Ho ditolak.
Nilai t hitung (-1,459) < t tabel (1,76) maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa leverage keuangan tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap dividen.
d. Tahun 2003
Tabel V.7 Hasil analisis regresi linier sederhana
Tahun 2003
Coefficientsa
.718 .234 3.069 .008-.671 .541 -.314 -1.239 .236
(Constant)LK
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Sumber : Lampiran 6 Tabel V.7 menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,718 – 0,671 X1 . Koefisien arah regresi adalah sebesar –0,671.
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ho : b1 ≤ 0, leverage keuangan tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap dividen
HA : b1 > 0, leverage keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dividen
63
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, df (degree
of freedom) sebesar 14 dan uji sisi kanan sehingga diperoleh angka t tabel
sebesar 1,76.
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
-1,239 1,76 t
Gambar 5.3 Daerah penerimaan dan penolakan Ho
Dasar pengambilan keputusan dalam penerimaan hipotesis adalah dengan
membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Bila t hitung ≤ t tabel maka Ho
diterima dan bila t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Nilai t hitung (-1,239) < t tabel (1,76) maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa leverage keuangan tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap dividen.
e. Tahun 2004
Tabel V. 8 Hasil analisis regresi linier sederhana
Tahun 2004
Coefficientsa
.268 .111 2.420 .030
.228 .245 .242 .934 .366
(Constant)LK
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Sumber : Lampiran 7
64
Tabel V.8 menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,268 + 0,228 X1 .
Koefisien arah regresi adalah sebesar 0,228.
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ho: b1 ≤ 0, leverage keuangan tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap dividen
HA: b1 > 0, leverage keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dividen
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, df (degree
of freedom) sebesar 14 dan uji sisi kanan sehingga diperoleh angka t tabel
sebesar 1,76.
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
0.934 1,76 t
Gambar 5.4 Daerah penerimaan dan penolakan Ho
Dasar pengambilan keputusan dalam penerimaan hipotesis adalah dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel. Bila t hitung ≤ t tabel maka Ho
diterima dan bila t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Nilai t hitung (0,934) < t tabel (1,76) maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa leverage keuangan tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap dividen.
65
f. Tahun 2005
Tabel V.9 Hasil analisis regresi linier sederhana
Tahun 2005
Coefficientsa
.155 .277 .560 .584
.212 .592 .095 .358 .725
(Constant)LK
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Sumber : lampiran 8 Tabel V.9 menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,155 + 0,212 X1 . Koefisien arah regresi adalah sebesar 0,212.
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ho: b1 ≤ 0, leverage keuangan tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap dividen
HA: b1 > 0, leverage keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dividen
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, df (degree
of freedom) sebesar 14 dan uji sisi kanan sehingga diperoleh angka t tabel
sebesar 1,76.
66
Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
0,358 1,78 t
Gambar 5.5 Daerah penerimaan dan penolakan Ho
Dasar pengambilan keputusan dalam penerimaan hipotesis adalah dengan
membandingkan antara t hitung dan t tabel. Bila t hitung ≤ t tabel maka Ho
diterima dan bila t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Nilai t hitung (0,358) < t tabel (1,76), maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa leverage keuangan tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap dividen.
5. Menganalisis rumusan masalah kedua yaitu bagaimana pengaruh investasi
terhadap dividen
Setelah menghitung return on investment dan dividen payout ratio
untuk 16 perusahaan manufaktur selama 5 tahun, maka langkah selanjutnya
adalah menghitung koefisien regresi linier sederhana untuk kedua variabel
tersebut dengan bantuan SPSS 13 for windows. Hasil perhitungan koefisien
regresi linier sederhana dapat dilihat pada lampiran 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.
Berikut ini merupakan hasil penelitian berdasarkan analisis regresi
linier sederhana untuk setiap tahunnya:
67
a. Tahun 2001
Tabel V.10 Hasil analisis regresi linier sederhana
Tahun 2001
Coefficientsa
.235 .113 2.070 .057
.729 .829 .229 .880 .394
(Constant)ROI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Sumber : lampiran 4
Tabel V.10 menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,235 + 0,729 X2. Koefisien arah regresi adalah sebesar 0,729.
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ho: b2 ≥ 0, investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dividen
HA: b2 < 0, investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividen
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, df (degree
of freedom) sebesar 14 dan uji satu sisi yaitu sisi kiri sehingga diperoleh
angka -t tabel sebesar -1,76.
Daerah penolakan
Ho Daerah Penerimaan Ho
-1,76 0,880 t
Gambar 5.6 Daerah penerimaan dan penolakan Ho
68
Dasar pengambilan keputusan dalam penerimaan hipotesis adalah dengan
membandingkan antara t hitung dengan -t tabel. Bila t hitung ≥ -t tabel maka Ho
diterima dan bila t hitung < -t tabel maka Ho ditolak.
Nilai t hitung (0,880) > -t tabel (-1,76) maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap dividen.
b. Tahun 2002
Tabel V.11 Hasil analisis regresi linier sederhana
Tahun 2002
Coefficientsa
.322 .107 3.015 .0098.431E-02 .796 .028 .106 .917
(Constant)ROI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Sumber : lampiran 5 Tabel V.11 menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,332 + 0,08431 X2 . Koefisien arah regresi adalah sebesar 0,08431
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ho: b2 ≥ 0, investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dividen
HA: b2 < 0, investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividen
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, df (degree
of freedom) sebesar 14 dan uji satu sisi yaitu sisi kiri sehingga diperoleh
angka -t tabel sebesar -1,76.
69
Daerah penolakan Ho Daerah
Penerimaan Ho
-1,76 0,0843 t Gambar 5.7
Daerah penerimaan dan penolakan Ho
Dasar pengambilan keputusan dalam penerimaan hipotesis adalah dengan
membandingkan antara t hitung dengan -t tabel. Bila t hitung ≥ -t tabel maka Ho
diterima dan bila t hitung < -t tabel maka Ho ditolak.
Nilai t hitung (0,106) > -t tabel (-1,76) maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap dividen.
c. Tahun 2003
Tabel V.12 Hasil analisis regresi linier sederhana
Tahun 2003
Coefficientsa
.212 .138 1.543 .1452.207 1.011 .504 2.183 .047
(Constant)ROI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Sumber : lampiran 6 Tabel V.12 menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,212 + 2,207 X2. Koefisien arah regresi adalah sebesar 2,207
70
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ho: b2 ≥ 0, investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dividen
HA: b2 < 0, investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividen
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, df (degree
of freedom) sebesar 14 dan uji satu sisi yaitu sisi kiri sehingga diperoleh
angka -t tabel sebesar -1,76.
Daerah penolakan
Ho Daerah Penerimaan Ho
-1,76 2,183 t
Gambar 5.8 Daerah penerimaan dan penolakan Ho
Dasar pengambilan keputusan dalam penerimaan hipotesis adalah dengan
membandingkan antara t hitung dan -t tabel. Bila t hitung ≥ -t tabel maka Ho
diterima dan bila t hitung < -t tabel maka Ho ditolak.
Nilai t hitung (2,183) > -t tabel (-1,76) maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap dividen.
71
d.Tahun 2004
Tabel V.13 Hasil analisis regresi linier sederhana
Tahun 2004
Coefficientsa
.330 .074 4.427 .001
.285 .507 .149 .563 .582
(Constant)ROI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Sumber : Lampiran 7 Tabel V.13 menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = 0,330 + 0,285 X2 . Koefisien arah regresi adalah sebesar 0,285
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ho: b2 ≥ 0, investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dividen
HA: b2 < 0, investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividen
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, df (degree
of freedom) sebesar 14 dan uji satu sisi yaitu sisi kiri sehingga diperoleh
angka -t tabel sebesar -1,76.
Daerah penolakan
Ho Daerah
Penerimaan Ho
-1,76 0,563 t Gambar 5.9
Daerah penerimaan dan penolakan Ho
72
Dasar pengambilan keputusan dalam penerimaan hipotesis adalah dengan
membandingkan antara t hitung dengan -t tabel. Bila t hitung ≥ -t tabel maka Ho
diterima dan bila t hitung < -t tabel maka Ho ditolak.
Nilai t hitung (0,563) > -t tabel (-1,76) maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dividen.
e. Tahun 2005
Tabel V.14 Hasil analisis regresi linier sederhana
Tahun 2005
Coefficientsa
-2.81E-02 .152 -.185 .8562.557 1.104 .526 2.316 .036
(Constant)ROI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Sumber : lampiran 8
Tabel V.14 menunjukkan persamaan sebagai berikut :
Y = -0,0281 + 2,557 X2 . Koefisien arah regresi adalah sebesar 0,212
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Ho: b2 ≥ 0, investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dividen
HA: b2 < 0, investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividen
Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi (α) sebesar 5%, df (degree
of freedom) sebesar 14 dan uji satu sisi yaitu sisi kiri sehingga diperoleh
angka -t tabel sebesar -1,76
73
Daerah
penolakan Ho daerah Penerimaan Ho
t
-1,76 2,557 Gambar 5.10
Daerah penerimaan dan penolakan Ho
Dasar pengambilan keputusan dalam penerimaan hipotesis adalah dengan
membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Bila t hitung ≥ -t tabel maka Ho
diterima dan bila t hitung < -t tabel maka Ho ditolak.
Nilai t hitung (2,557) > -t tabel (-1,76) maka Ho diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa investasi tidak berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap dividen.
B. Pembahasan
Regresi menunjukkan bagaimana pengaruh variabel X terhadap
variabel Y. Besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dapat ditunjukkan oleh koefisien regresi.
1. Untuk rumusan masalah pertama yaitu bagaimana pengaruh leverage
keuangan terhadap dividen akan dibahas sebagai berikut :
Nilai koefisien regresi (b1) untuk tahun 2001 adalah –0,468 dan
dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,528 + (-0,468) X1
74
Dimana : Y = dividen payout ratio
X1 = debt to equity ratio
Nilai koefisien regresi (b1) untuk tahun 2002 adalah –0,443 dan
dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,510 + (-0,443) X1
Nilai koefisien regresi (b1) untuk tahun 2003 adalah –0,671 dan
dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,718 + (-0,671) X1
Nilai koefisien regresi (b1) untuk tahun 2004 adalah 0,228 dan
dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,268 + 0,228 X1
Nilai koefisien regresi (b1) untuk tahun 2005 adalah 0,212 dan
dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,155 + 0,212 X1
Nilai 0,528 (tahun 2001); 0,510 (tahun 2002); 0,718 (tahun
2003); 0,268 (tahun 2004); dan 0,155 (tahun 2005) merupakan konstanta
yang nilainya tetap dan tidak dipengaruhi oleh variabel independen yaitu
leverage keuangan yang diukur dengan rasio total hutang per total
aktiva. Nilai –0,468 (tahun 2001); -0,443 (tahun 2002); dan -0,671
(tahun 2003) menunjukkan bahwa leverage keuangan berpengaruh
negatif terhadap dividen (DPR). Yang artinya bila leverage keuangan
mengalami kenaikan sebesar 1 maka DPR akan mengalami penurunan
sebesar 0,468 (tahun 2001); 0,443 (tahun 2002); dan 0,671 (tahun 2003).
75
Demikian pula jika leverage keuangan mengalami penurunan sebesar 1
maka akan terjadi kenaikan DPR sebesar 0,468 (tahun 2001); 0,443
(tahun 2002); dan 0,671 (tahun 2003). Hal ini dikarenakan koefisien
regresi pada masing-masing tahun tersebut adalah negatif (-), sehingga
terjadi arah hubungan yang berlawanan arah antara leverage keuangan
dan dividen, dimana kenaikan / penurunan variabel independen
(leverage keuangan) mengakibatkan penurunan / kenaikan dependen
(dividen).
Sedangkan nilai koefisien regresi pada tahun 2004 adalah 0,228
dan pada tahun 2005 adalah 0,212. Hal ini menunjukkan bahwa leverage
keuangan berpengaruh positif terhadap DPR. Yang berarti bila leverage
keuangan mengalami kenaikan sebesar 1 maka DPR akan mengalami
kenaikan sebesar 0,228 (tahun 2004) dan 0,212 (tahun 2005). Demikian
pula bila leverage keuangan mengalami penurunan sebesar 1 maka DPR
akan mengalami penurunan sebesar 0,228 (tahun 2004) dan 0,212 (tahun
2005). Hal ini karena arah koefisien regresi pada kedua tahun tersebut
searah, dimana kenaikan / penurunan variabel independen akan
mengakibatkan kenaikan / penurunan variabel dependen.
Hipotesis nol (Ho) beranggapan bahwa leverage keuangan tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen, sedangkan hipotesis
alternatif (HA) beranggapan bahwa leverage keuangan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap dividen. Dari hasil regresi dengan SPSS
13 for windows diperoleh nilai t tabel sebesar +1,76, yang berarti daerah
76
penerimaan Ho adalah daerah yang berada pada posisi lebih kecil dari
(<) 1,76 dan daerah yang berada pada posisi lebih besar atau sama
dengan (≥) 1,76 merupakan daerah penolakan Ho. Nilai t hitung sebesar -
1,706 (tahun 2001); -1,459 (tahun 2002); -1,239 (tahun 2003); 0,934
(tahun 2004) dan 0,358 (tahun 2005) yang berarti lebih kecil (<)
daripada t tabel = 1,76. Nilai t hitung lebih kecil dari pada t tabel sehingga Ho
diterima dan t hitung berada pada daerah penerimaan Ho.
Penelitian ini menunjukkan bahwa leverage keuangan tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen. Hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Baldric
Siregar.(2005) yang menemukan bahwa leverage keuangan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap dividen.
Perbedaan hasil penemuan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Perusahaan yang masih aktif beroperasi akan memerlukan modal.
Modal tersebut dapat berasal dari utang maupun ekuitas ataupun campuran
antara keduanya. Modal yang digunakan akan menimbulkan biaya. Jika
menggunakan utang akan muncul biaya bunga. Pembiayaan dengan utang
dapat menguntungkan karena bunga yang dibayarkan dapat dipotong
untuk tujuan pajak. Utang juga dapat mengakibatkan perubahan dalam
laba per lembar saham (Earning Per Share, EPS) sehingga mengakibatkan
perubahan harga saham.
77
Namun utang akan memberikan pengaruh buruk jika digunakan
secara berlebihan. Masalah kebangkrutan cenderung muncul jika suatu
perusahaan menyertakan lebih banyak utang dalam struktur modalnya
(Brigham, 2000: 33). Semakin tinggi persentase utang, semakin tinggi
risiko, sehingga semakin tinggi suku bunga yang akan dibebankan oleh
pemberi pinjaman. Perusahaan dapat mengalami kesulitan mendapatkan
pendanaan bila labanya rendah sementara suku bunga pinjaman tinggi.
Akibatnya, perusahaan tidak dapat menyelesaikan proyek-proyek yang
telah dimulai dan melepas peluang investasi yang baik. Kondisi keuangan
yang buruk dapat mengakibatkan perusahaan tidak mampu membayar
biaya bunga sehingga pemegang saham harus menutup kekurangan ini.
Dengan kata lain, penggunaan utang tidak memberikan manfaat
yang menguntungkan karena menambah beban perusahaan sehingga
perusahaan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar. Dalam keadaan ini
perusahaan tidak mampu membayar dividen karena dana dialokasikan
untuk membayar utang. Semakin besar utang yang digunakan dalam
struktur modal akan semakin besar risiko kebangkrutan dan semakin kecil
atau bahkan tidak ada dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang
saham. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa leverage keuangan
berpengaruh negatif terhadap dividen atau dengan kata lain, semakin besar
utang yang digunakan semakin kecil dividen yang dapat dibagikan.
Sedangkan pada kondisi yang baik, penggunaan utang akan
meningkatkan laba per lembar saham (EPS) sehingga harga saham akan
78
naik dan jumlah dividen yang dibayarkan dapat meningkat. Dalam kondisi
ini, perusahaan akan mampu membayar bunga maupun membayar dividen
dengan menggunakan laba ditahan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
diperkirakan perusahaan – perusahaan manufaktur yang diteliti membayar
biaya bunga dan dividen dengan menggunakan laba ditahan.
2. Untuk masalah kedua yaitu bagaimana pengaruh investasi terhadap
dividen akan dibahas sebagai berikut:
Pengaruh investasi terhadap dividen dapat ditunjukkan oleh
koefisien regresi. Nilai koefisien regresi (b2) untuk tahun 2001 adalah
0,729 dan dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,235 + 0,729 X2
Dimana : Y = dividen payout ratio
X2 = return on investment
Nilai koefisien regresi (b2) untuk tahun 2002 adalah 0,0843 dan
dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,322 + 0,0843 X2
Nilai koefisien regresi (b2) untuk tahun 2003 adalah 2,207 dan
dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,212 + 2,207 X2
Nilai koefisien regresi (b2) untuk tahun 2004 adalah 0,258 dan
dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,330 + 0,258 X2
79
Nilai koefisien regresi (b2) untuk tahun 2005 adalah 2,557 dan
dapat dituliskan dalam persamaan regresi sebagai berikut :
Y = -0,0281 + 2,557
Nilai 0,235 (tahun 2001); 0,322 (tahun 2002); 0,212 (tahun 2003); 0,330
(tahun 2004) dan –0,0281 (tahun 2005) merupakan konstanta yang
nilainya tetap dan tidak dipengaruhi oleh variabel independen yaitu
investasi yang diukur dengan rasio return on investment. Nilai 0,729
(tahun 2001); 0,0843 (tahun 2002); 2,207 (tahun 2003); 0,285 (tahun
2004); dan 2,557 (tahun 2005) menunjukkan bahwa investasi ROI
berpengaruh positif terhadap dividen (DPR). Yang artinya bila ROI
mengalami kenaikan sebesar 1, maka DPR akan mengalami kenaikan
sebesar 0,729 (tahun 2001); 0,0843 (tahun 2002); 2,207 (tahun 2003);
0,285 (tahun 2004); dan 2,557 (tahun 2005). Demikian pula jika ROI
mengalami penurunan sebesar 1, maka akan terjadi penurunan DPR
sebesar 0,729 (tahun 2001); 0,0843 (tahun 2002); 2,207 (tahun 2003);
0,285 (tahun 2004); dan 2,557 (tahun 2005). Hal ini dikarenakan
koefisien regresi pada masing-masing tahun tersebut adalah positif (+),
sehingga terjadi hubungan yang searah antara investasi dan dividen,
dimana kenaikan/penurunan variabel independen investasi
mengakibatkan kenaikan/penurunan dividen.
Hipotesis nol (Ho) beranggapan bahwa investasi tidak berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap dividen, sedangkan hipotesis alternatif
(HA) beranggapan bahwa investasi berpengaruh negatif dan signifikan
80
terhadap dividen. Dari hasil regresi dengan SPSS 13 for windows
diperoleh nilai -t tabel sebesar -1,76, yang berarti daerah penerimaan Ho
adalah daerah yang berada pada posisi >-1,76 dan daerah yang berada
pada posisi < -1,76 merupakan daerah penolakan Ho. Nilai t hitung sebesar
0,880 (tahun 2001); 0,106 (tahun 2002); 2,183 (tahun 2003); 0,563
(tahun 2004) dan 2,316 (tahun 2005) yang berarti lebih besar (>)
daripada -t tabel = -1,76. Nilai t hitung lebih besar dari pada -t tabel sehingga
Ho diterima yang berarti investasi tidak berpengaruh negatif terhadap
dividen. Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Baldric Siregar (2005) yang menemukan bahwa investasi
berpengaruh negatif terhadap dividen.
Perbedaan hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kebijakan dividen berkaitan dengan keputusan untuk membagikan
laba atau menahannya untuk diinvestasikan kembali di dalam perusahaan
(Astuti, 2004: 145). Laba tersebut ditunjukkan di dalam laporan
keuangan sebagai laba setelah pajak (Earning After Taxes, EAT). EAT
merupakan jumlah maksimum dividen yang dapat dibagikan. Pada
kenyataannya tidak seluruh EAT dibagikan sebagai dividen tetapi ada
sebagian dana yang ditahan oleh perusahaan. Dana yang ditahan akan
digunakan untuk penggantian aktiva tetap di masa yang akan datang
sehingga perusahaan tetap dapat beroperasi dan menghasilkan laba
(Husnan, 1996: 390).
81
Pada saat menghadapi investasi yang menguntungkan, perusahaan
dapat menggunakan sebagian besar dana internal untuk membiayai
investasi tersebut. Dengan kata lain, perusahaan menggunakan laba
ditahan untuk investasi sehingga mengurangi jumlah dana yang
digunakan untuk pembayaran dividen. Pengurangan pembayaran dividen
ini menurunkan harga pasar saham karena adanya perbedaan informasi
antara manajer dan investor. Tetapi bila pasar modal efisien, harga
saham dapat akan dapat menyesuaikan kembali dengan informasi yang
sebenarnya yaitu adanya investasi yang menguntungkan (Husnan, 1996:
396). Perusahaan berharap harga saham dapat kembali naik karena
mengetahui bahwa prospek perusahaan menguntungkan.
Pada kenyataannya perusahaan mempunyai kecenderungan untuk
membayarkan dividen yang relatif stabil dan enggan menurunkan
pembayaran dividen meskipun mengalami penurunan laba. Pembayaran
dividen dianggap sebagai sinyal oleh para pemodal tentang prospek dan
risiko perusahaan di masa yang akan datang (Husnan, 1996: 392). Bila
pembayaran dividen meningkat dapat ditafsirkan bahwa perusahaan
mempunyai prospek yang bagus di masa mendatang. Sebaliknya, bila
pembayaran dividen menurun, hal ini dapat ditafsirkan sebagai kondisi
perusahaan yang akan semakin buruk di masa yang akan datang
sehingga dapat menurunkan harga saham. Karena ada keengganan
perusahaan untuk menurunkan dividen, maka perusahaan sebaiknya
menetapkan jumlah dan rasio payout yang tidak terlalu besar. Hal ini
82
dimaksudkan agar memudahkan perusahaan untuk meningkatkan
pembayaran dividen kalau laba meningkat dan tidak perlu segera
menurunkan pembayaran dividen kalau laba menurun (Husnan, 1996:
395).
Oleh karena itu, meskipun perusahaan melakukan investasi dengan
dana besar, perusahaan tetap dapat membayar dividen dengan
menggunakan laba ditahan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya yang menyatakan bahwa jika ada investasi yang
menguntungkan maka sebagian besar dana internal akan digunakan
untuk membiayai investasi tersebut. Hal ini mengakibatkan tidak ada
aliran dana untuk membayar dividen sehingga digunakan utang jika tetap
ingin membayar dividen. Namun penelitian ini menemukan bahwa
perusahaan dapat menggunakan dana internal yang tersedia untuk
keperluan investasi sekaligus membayar dividen karena perusahaan
sudah menetapkan jumlah dividen dan ratio payout yang tidak terlalu
besar sehingga pembayaran dividen dapat relatif stabil setiap tahun.
Dalam kondisi ini, jika investasi menguntungkan maka laba akan
meningkat dan dividen yang dibayarkan juga meningkat sehingga dapat
dikatakan bahwa investasi berpengaruh positif terhadap dividen.
83
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 leverage keuangan tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen. Hal ini dibuktikan
dengan t hitung yang lebih kecil dari t tabel. Hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Baldric Siregar (2005) yang
menyatakan bahwa leverage keuangan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap dividen.
2. Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 investasi tidak berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap dividen. Hal ini dibuktikan dengan hasil t
hitung lebih besar dari -t tabel. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Baldric Siregar (2005) yang
menyatakan bahwa investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dividen.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas, maka saran yang
dapat diberikan penulis adalah :
84
1. Bagi penelitian selanjutnya
Jumlah sampel untuk penelitian selanjutnya diperbanyak dan
berasal dari semua sektor usaha sehingga hasil penelitian dapat berlaku
untuk semua sektor usaha. Peneliti juga hendaknya memperhatikan faktor
yang mempengaruhi dividen seperti perkiraan pertumbuhan, peraturan
pemerintah dan pertimbangan pasar.
2. Bagi emiten
Meskipun hasil penelitian ini tidak sepenuhnya mendukung hasil
penelitian sebelumnya, tetapi penulis menyarankan agar emiten dalam
berinvestasi tetap memperhatikan komposisi leverage keuangan (utang)
dari perusahaan yang target karena utang sangat berpengaruh terhadap
kinerja maupun prospek perusahaan ke depan.
C. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan yang dialami penulis dalam penelitian adalah :
1. Jumlah perusahaan yang relatif sedikit karena hanya berasal dari sektor
manufaktur sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan untuk
semua sektor yang ada di BEJ.
2. Penulis belum memasukkan faktor- faktor lain yang mempengaruhi dividen
seperti kebijakan pemerintah, perkiraan pertumbuhan dan pertimbangan
pasar.
83
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 leverage keuangan tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen. Hal ini dibuktikan
dengan t hitung yang lebih kecil dari t tabel. Hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Baldric Siregar (2005) yang
menyatakan bahwa leverage keuangan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap dividen.
2. Pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 investasi tidak berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap dividen. Hal ini dibuktikan dengan hasil t
hitung lebih besar dari -t tabel. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Baldric Siregar (2005) yang
menyatakan bahwa investasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
dividen.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas, maka saran yang
dapat diberikan penulis adalah :
84
1. Bagi penelitian selanjutnya
Jumlah sampel untuk penelitian selanjutnya diperbanyak dan
berasal dari semua sektor usaha sehingga hasil penelitian dapat berlaku
untuk semua sektor usaha. Peneliti juga hendaknya memperhatikan faktor
yang mempengaruhi dividen seperti perkiraan pertumbuhan, peraturan
pemerintah dan pertimbangan pasar.
2. Bagi emiten
Meskipun hasil penelitian ini tidak sepenuhnya mendukung hasil
penelitian sebelumnya, tetapi penulis menyarankan agar emiten dalam
berinvestasi tetap memperhatikan komposisi leverage keuangan (utang)
dari perusahaan yang target karena utang sangat berpengaruh terhadap
kinerja maupun prospek perusahaan ke depan.
C. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan yang dialami penulis dalam penelitian adalah :
1. Jumlah perusahaan yang relatif sedikit karena hanya berasal dari sektor
manufaktur sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan untuk
semua sektor yang ada di BEJ.
2. Penulis belum memasukkan faktor- faktor lain yang mempengaruhi dividen
seperti kebijakan pemerintah, perkiraan pertumbuhan dan pertimbangan
pasar.
85
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Atmaja, Lukas Setia. 1994. Manajemen Keuangan. Buku 1. Yogyakarta : BPFE.
Baridwan, Zaki. 2001. Akuntansi Intermediate. Edisi I. Yogyakarta : BPFE. Bismoko, J dan A. Supratiknya. 2003. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston (alih bahasa Herman Wibowo). 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat
Herawati, Hety. 2001. Analisis tentang Financial Leverage, Rentabilitas Ekonomi, dan Rentabilitas Modal Sendiri. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universtitas Sanata Dharma : Yogyakarta.
Husnan, Suad. 1996. Manajemen Keuangan. Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang). Yogyakarta : BPFE. Indonesian Capital Market Directory 2002. ______________________________ 2003. ______________________________ 2004. ______________________________ 2005. ______________________________ 2006. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga. Kurniawan, S. Prasetyo. 2004. Pengaruh Laba Per Lembar Saham, Financial
Leverage dan Perubahan Harga Saham. Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universtitas Sanata Dharma: Yogyakarta
86
Sartono, A. 2001. Manajemen Keuangan. Buku 1. Yogyakarta : Andi Offset. Siregar, Baldric. Hubungan Antara Dividen, Leverage Keuangan dan Investasi. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol.XVI No.3 Des 2005 hal 219-228. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta.
Suharyadi dan Purwanto. 2004. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat. Umar, Husein. 1998. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada. Van Horne, James C. Dan John M. Machowicz ( alih bahasa Dewi Fitriasari &
Deny Arnos Kwary). 2005. Fundamentals of Financial Leverag: Prinsip Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Weston, J. Fred dan Thomas E. Copelan. 1998. Manajemen Keuangan. Jakarta :
Erlangga. www.jsx.co.id
Lampiran 1
Hasil Perhitungan Leverage Keuangan
Kode Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 No
Perusahaan Total
Hutang Total Aktiva LK
Total Hutang
Total Aktiva LK
Total Hutang
Total Aktiva LK
1 AQUA 348705 513597 0,6789467 310082 536787 0,577663 247497 523302 0,472953 2 DLTA 89753 346404 0,2590992 72720 367804 0,197714 77805 398857 0,19507 3 FAST 106266 210261 0,5054004 107644 244381 0,440476 114694 280571 0,408788 4 INDF 9417521 12979102 0,7255911 10713140 15251516 0,702431 10552330 15308854 0,689296 5 MLBI 225850 517775 0,4361933 192098 475039 0,404384 214707 483004 0,444524 6 GGRM 5249932 13447124 0,390413 5742994 15452703 0,37165 6368018 17338899 0,367268 7 HMSP 5308973 9470540 0,5605776 4422001 9817074 0,45044 4197837 10197768 0,411643 8 LTLS 372906 762821 0,4888513 457993 902286 0,507592 775171 1228714 0,63088 9 INCI 22296 162305 0,137371 25417 164060 0,154925 24156 169119 0,142834
10 LION 14348 100099 0,1433381 13757 108263 0,12707 18987 120626 0,157404 11 ACAP 15512 137165 0,1130901 19449 138463 0,140464 24516 147905 0,165755 12 GDYR 131349 390074 0,3367284 116511 384872 0,302727 124968 392263 0,318582 13 TURI 750329 1113007 0,6741458 690418 1111266 0,62129 1009321 1485051 0,679654 14 UNVR 953826 2682025 0,3556365 1052403 3091853 0,340379 1311867 3416276 0,384005 15 AMFG 1104539 1807946 0,6109358 776621 1378137 0,56353 626771 1486587 0,421617 16 ARNA 154763 221095 0,6999842 132421 246532 0,537135 117864 248100 0,475067 Sumber : Indonesian Capital Market Directory
Lanjutan Lampiran 1
Leverage Keuangan
Kode Tahun 2004 Tahun 2005 No Perusahaan Total Hutang Total Aktiva LK Total Hutang Total Aktiva LK
1 AQUA 308620 671109 0,4598657 316359 730586 0,433021 2 DLTA 99357 455244 0,21825 130911 537785 0,243426 3 FAST 127038 321984 0,3945476 149701 377905 0,396134 4 INDF 10727582 15673356 0,684447 10042583 14786084 0,679192 5 MLBI 303532 553081 0,5488021 347434 575385 0,603829 6 GGRM 8394061 20591389 0,4076491 9001696 22128851 0,406786 7 HMSP 6522408 11699265 0,5575058 7112839 11934600 0,595985 8 LTLS 904164 1426798 0,6337015 1042374 1608866 0,647894 9 INCI 26492 179910 0,1472514 18729 179211 0,104508 10 LION 26193 146703 0,1785444 30698 165030 0,186015 11 ACAP 29418 144933 0,2029765 29479 144415 0,204127 12 GDYR 154706 440841 0,3509338 182811 452103 0,404357 13 TURI 1409485 2002792 0,7037601 2045141 2723288 0,750982 14 UNVR 1370368 3647098 0,375742 1658391 3842351 0,431608 15 AMFG 532823 1564031 0,3406729 364329 1565679 0,232697 16 ARNA 147507 295971 0,4983833 189567 364794 0,519655 Sumber : Indonesian Capital Market Directory
Lampiran 2
Hasil Perhitungan (Dividen Payout Ratio) DPR
Kode Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003
No Perusahaan DPS EPS DPR DPS EPS DPR DPS EPS DPR 1 AQUA 625 3648 0,1713268 860 5023 0,171212 800 4716 0,169635 2 DLTA 400 2785 0,1436266 400 2800 0,142857 350 2382 0,146935 3 FAST 11 58 0,1896552 16 86 0,186047 16 81 0,197531 4 INDF 25 82 0,304878 28 84 0,333333 28 64 0,4375 5 MLBI 4463 5403 0,8260226 3097 4037 0,767154 3342 4282 0,780476 6 GGRM 300 1085 0,2764977 300 1085 0,276498 300 956 0,313808 7 HMSP 25 212 0,1179245 50 371 0,134771 120 313 0,383387 8 LTLS 16 63 0,2539683 5 25 0,2 2 10 0,2 9 INCI 50 175 0,2857143 10 29 0,344828 20 47 0,425532 10 LION 60 225 0,2666667 70 228 0,307018 90 241 0,373444 11 ACAP 18 19 0,9473684 13 14 0,928571 25 17 1,470588 12 GDYR 120 286 0,4195804 150 401 0,374065 150 363 0,413223 13 TURI 11 57 0,1929825 16 53 0,301887 12 59 0,20339 14 UNVR 350 1162 0,3012048 500 1282 0,390016 80 70 1,142857 15 AMFG 44 291 0,1512027 70 476 0,147059 80 376 0,212766 16 ARNA 5 19 0,2631579 5 17 0,294118 8 23 0,347826
Sumber: Indonesian Capital Market Directory
Lanjutan Lampiran 2
Dividen Payout Ratio (DPR)
Kode Tahun 2004 Tahun 2005 No
Perusahaan DPS EPS DPR DPS EPS DPR
1 AQUA 1180 6962 0,16949153 830 4889 0,1697689 2 DLTA 350 2417 0,14480761 700 3522 0,1987507 3 FAST 18 80 0,225 20 93 0,2150538 4 INDF 18 40 0,45 5 13 0,3846154 5 MLBI 3000 4096 0,73242188 3165 4130 0,7663438 6 GGRM 500 930 0,53763441 500 982 0,509165 7 HMSP 275 454 0,60572687 200 544 0,3676471 8 LTLS 17 67 0,25373134 17 67 0,2537313 9 INCI 25 65 0,38461538 20 64 0,3125 10 LION 100 453 0,22075055 100 366 0,273224 11 ACAP 10 25 0,4 8 20 0,4 12 GDYR 284 610 0,46557377 222 -177 -1,2542373 13 TURI 27 109 0,24770642 19 102 0,1862745 14 UNVR 80 192 0,41666667 120 189 0,6349206 15 AMFG 100 476 0,21008403 100 490 0,2040816 16 ARNA 10 28 0,35714286 12 39 0,3076923
Sumber : Indonesian Capital Market Directory
Lampiran 3
Hasil Perhitungan Return On Investment (ROI)
Kode 2001 2002
No Perusahaan EAT TA ROI EAT TA ROI 1 AQUA 48014 513597 0,093485749 66110 545394 0,121215122 2 DLTA 44595 346404 0,128736966 44839 379537 0,118141314 3 FAST 25897 210261 0,12316597 37650 244381 0,154062714 4 INDF 746330 12979102 0,057502437 802633 15251516 0,052626441 5 MLBI 113336 517775 0,218890445 85050 475039 0,179037932 6 GGRM 2087361 13448124 0,155215776 2086898 15452703 0,135050677 7 HMSP 995413 9470540 0,105106256 1671084 9817074 0,170222207 8 LTLS 48975 762821 0,06420248 19451 902286 0,021557466 9 INCI 22132 162305 0,136360556 4958 164060 0,030220651 10 LION 11729 100099 0,117173998 11876 108263 0,109695833 11 ACAP 15603 137165 0,113753509 11605 138463 0,083813004 12 GDYR 11726 390074 0,030060963 16455 385548 0,042679511 13 TURI 79408 1113007 0,071345463 73515 1111266 0,066154278 14 UNVR 886944 2682025 0,330699378 978249 3091853 0,316395702 15 AMFG 126294 1807946 0,069854962 206684 1378137 0,149973479 16 ARNA 10652 221095 0,048178385 15002 246532 0,060852141
Sumber: Indonesian Capital Market Directory
Lanjutan Lampiran 3
Return On Investment (ROI)
Kode 2003 2004 2005
No
Perusahaan EAT TA ROI EAT TA ROI EAT TA ROI 1 AQUA 62071 523302 0,118614108 91640 671109 0,136550098 64350 730586 0,08808 2 DLTA 38149 398250 0,095791588 38696 455117 0,08502429 56405 537785 0,10488 3 FAST 36280 280571 0,129307733 35861 322647 0,111146237 41291 377905 0,10926 4 INDF 603481 15308854 0,03942039 378056 15669008 0,024127628 124018 1,5E+07 0,00839 5 MLBI 90222 483004 0,186793484 86297 558388 0,154546659 87014 575385 0,15123 6 GGRM 1838673 17338899 0,106043238 1790209 20501389 0,087321352 1889646 2,2E+07 0,08539 7 HMSP 1406844 10197768 0,13795607 1991852 11563295 0,172256437 2383066 1,2E+07 0,19968 8 LTLS 7647 1228714 0,00622358 51916 1424973 0,036432971 52425 1608866 0,03259 9 INCI 8007 169119 0,04734536 11828 179910 0,065743983 11590 179211 0,06467
10 LION 12550 120626 0,104040588 23553 146703 0,160548864 19023 165030 0,11527 11 ACAP 14008 147905 0,094709442 20441 144933 0,141037583 15971 144415 0,11059 12 GDYR 14885 388062 0,038357273 24991 440841 0,056689373 -7805 452103 -0,0173 13 TURI 82142 1487299 0,055228975 152731 2178179 0,070118663 142732 2723288 0,05241 14 UNVR 1296711 3416262 0,379570127 1468445 3663709 0,400808307 1440485 3842351 0,3749 15 AMFG 163299 1486587 0,109848263 206791 1564031 0,132216689 212553 1565679 0,13576 16 ARNA 20605 248100 0,083051189 25133 295971 0,084917103 35419 364794 0,09709 Sumber : Indonesian Capital Market Directory
Lampiran 4
Regression
Descriptive Statistics
.31948608 .235132464 16
.44476891 .208258658 16
DPRLK
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 -.415-.415 1.000
. .055
.055 .16 1616 16
DPRLKDPR
LKDPRLK
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
DPR LK
Variables Entered/Removedb
LKa . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: DPRb.
Model Summary
.415a .172 .113 .221449023Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), LKa.
ANOVAb
.143 1 .143 2.911 .110a
.687 14 .049
.829 15
Regression
ResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), LKa.
Dependent Variable: DPRb.
Lanjutan Lampiran 4
Coefficientsa
.528 .134 3.937 .001-.468 .275 -.415 -1.706 .110
(Constant)LK
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Regression
Descriptive Statistics
.31948608 .235132464 16
.11648333 .073797091 16
DPRROI
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .229.229 1.000
. .197
.197 .16 1616 16
DPRROIDPR
ROIDPRROI
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
DPR ROI
Variables Entered/Removedb
ROIa . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: DPRb.
Lanjutan lampiran 4
Model Summary b
.229a .052 -.015 .236921037Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), ROIa.
Dependent Variable: DPRb.
ANOVAb
.043 1 .043 .774 .394a
.786 14 .056
.829 15
Regression
ResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ROIa.
Dependent Variable: DPRb.
Coefficientsa
.235 .113 2.070 .057
.729 .829 .229 .880 .394
(Constant)ROI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Lampiran 5
Regression
Descriptive Statistics
.33121451 .220612963 16
.40249178 .180716330 16
DPRLK
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 -.363-.363 1.000
. .083
.083 .16 1616 16
DPRLKDPR
LKDPRLK
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
DPR LK
Variables Entered/Removedb
LKa . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: DPRb.
Model Summaryb
.363a .132 .070 .212753808Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), LKa.
Dependent Variable: DPRb.
ANOVAb
.096 1 .096 2.129 .167a
.634 14 .045
.730 15
Regression
ResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), LKa.
Dependent Variable: DPRb.
Lanjutan lampiran 5
Coefficientsa
.510 .133 3.821 .002-.443 .304 -.363 -1.459 .167
(Constant)LK
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Regression
Descriptive Statistics
.33121451 .220612963 16
.11323115 .074035351 16
DPRROI
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .028.028 1.000
. .459
.459 .16 1616 16
DPRROIDPR
ROIDPRROI
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
DPR ROI
Variables Entered/Removedb
ROIa . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: DPRb.
Lanjutan Lampiran 5
Model Summary b
.028a .001 -.071 .228264685Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), ROIa.
Dependent Variable: DPRb.
ANOVAb
.001 1 .001 .011 .917a
.729 14 .052
.730 15
Regression
ResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ROIa.
Dependent Variable: DPRb.
Coefficientsa
.322 .107 3.015 .0098.431E-02 .796 .028 .106 .917
(Constant)ROI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Lampiran 6 Regression
Descriptive Statistics
.45118114 .372918850 16
.39783370 .174844451 16
DPRLK
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 -.314-.314 1.000
. .118
.118 .16 1616 16
DPRLKDPR
LKDPRLK
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
DPR LK
Variables Entered/Removedb
LKa . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: DPRb.
Model Summaryb
.314a .099 .034 .366430579Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), LKa.
Dependent Variable: DPRb.
ANOVAb
.206 1 .206 1.536 .236a
1.880 14 .134
2.086 15
Regression
ResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), LKa.
Dependent Variable: DPRb.
Lanjutan lampiran 6
Coefficientsa
.718 .234 3.069 .008-.671 .541 -.314 -1.239 .236
(Constant)LK
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Regression
Descriptive Statistics
.45118114 .372918850 16
.10826884 .085154042 16
DPRROI
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .504.504 1.000
. .023
.023 .16 1616 16
DPRROIDPR
ROIDPRROI
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
DPR ROI
Variables Entered/Removedb
ROIa . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: DPRb.
Lanjutan Lampiran 6
Model Summary b
.504a .254 .201 .333421114Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), ROIa.
Dependent Variable: DPRb.
ANOVAb
.530 1 .530 4.764 .047a
1.556 14 .111
2.086 15
Regression
ResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ROIa.
Dependent Variable: DPRb.
Coefficientsa
.212 .138 1.543 .1452.207 1.011 .504 2.183 .047
(Constant)ROI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Lampiran 7 Regression
Descriptive Statistics
.36383458 .167663115 16
.41893957 .177698297 16
DPRLK
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .242.242 1.000
. .183
.183 .16 1616 16
DPRLKDPR
LKDPRLK
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
DPR LK
Variables Entered/Removedb
LKa . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: DPRb.
Model Summaryb
.242a .059 -.009 .168383738Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), LKa.
Dependent Variable: DPRb.
ANOVAb
.025 1 .025 .872 .366a
.397 14 .028
.422 15
Regression
ResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), LKa.
Dependent Variable: DPRb.
Lanjutan lampiran 7
Coefficientsa
.268 .111 2.420 .030
.228 .245 .242 .934 .366
(Constant)LK
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Regression
Descriptive Statistics
.36383458 .167663115 16
.11996789 .087370052 16
DPRROI
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .149.149 1.000
. .291
.291 .16 1616 16
DPRROIDPR
ROIDPRROI
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
DPR ROI
Variables Entered/Removedb
ROIa . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: DPRb.
Lanjutan Lampiran 7
Model Summary b
.149a .022 -.048 .171617308Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), ROIa.
Dependent Variable: DPRb.
ANOVAb
.009 1 .009 .317 .582a
.412 14 .029
.422 15
Regression
ResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ROIa.
Dependent Variable: DPRb.
Coefficientsa
.330 .074 4.427 .001
.285 .507 .149 .563 .582
(Constant)ROI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Lampiran 8 Regression
Descriptive Statistics
.24559574 .433825237 16
.42751342 .195089006 16
DPRLK
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .095.095 1.000
. .363
.363 .16 1616 16
DPRLKDPR
LKDPRLK
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
DPR LK
Variables Entered/Removedb
LKa . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: DPRb.
Model Summaryb
.095a .009 -.062 .447006390Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), LKa.
Dependent Variable: DPRb.
ANOVAb
.026 1 .026 .128 .725a
2.797 14 .200
2.823 15
Regression
ResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), LKa.
Dependent Variable: DPRb.
Lanjutan Lampiran 8
Coefficientsa
.155 .277 .560 .584
.212 .592 .095 .358 .725
(Constant)LK
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.
Regression
Descriptive Statistics
.24559574 .433825237 16
.10705785 .089304580 16
DPRROI
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .526.526 1.000
. .018
.018 .16 1616 16
DPRROIDPR
ROIDPRROI
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
DPR ROI
Variables Entered/Removedb
ROIa . EnterModel1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: DPRb.
Model Summaryb
.526a .277 .225 .381828902Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), ROIa.
Dependent Variable: DPRb.
Lanjutan Lampiran 8
ANOVAb
.782 1 .782 5.363 .036a
2.041 14 .146
2.823 15
Regression
ResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), ROIa.
Dependent Variable: DPRb.
Coefficientsa
-2.81E-02 .152 -.185 .8562.557 1.104 .526 2.316 .036
(Constant)ROI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: DPRa.