pengaruh lama penyimpanan terhadap perkecambahan beberapa nomor aksesi jarak pagar

22
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BEBERAPA NOMOR AKSESI TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) NASKAH PUBLIKASI Oleh: Nur Kholifah NIM. 201010200311053 JURUSAN AGRONOMI

description

pertanianbenih

Transcript of pengaruh lama penyimpanan terhadap perkecambahan beberapa nomor aksesi jarak pagar

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BEBERAPA NOMOR AKSESI TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:Nur KholifahNIM. 201010200311053

JURUSAN AGRONOMIPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2015

THE EFFECTS OF STORAGE PERIOD TO SEED GERMINATION OF Jatropha cuscas L. ACCESSION NUMBERSNur Kholifah1), Harun Rasyid2), Maftuchah3)Agronomy DepartmentFaculty of Agriculture and Animal HusbandryUniversity of Muhammadiyah MalangABSTRACTJatropha cuscas L. is potential plant in producing renewable BBN (bio fuel). The nowadays constrain in cultivating Jatropha cuscas L. is difficult to obtain sufficiency high quality seed to be cultivated. High quality seeds determination is carried on by some assessment methods which the two used methods in this research were viability and vigor assessments. The aim of the research is to obtain information of Jatropha cuscas L seed response to storage period.The research was conducted at green house, Experiment Garden, Faculty of Agriculture-Animal Husbandry, University of Muhammadiyah Malang on December 2013 to August 2014. Random Group Factorial Design was used. First factor was accession with N label i.e. A ; P ; 18 ; 7 ; 6 ; and 5 ; while the second factor was accession with L label (storage period) which was contained of >8 months (L1); 4 months (L2); 3 months (L3); 2 months (L4); 1 month (L5). All of the combinations were three times multiplied which 30 seeds were used for each treatment. Some observed parameters were water content when the seeds were planted, the day when the seeds germinate, percentage of germinated seeds, percentage of dead seeds, number of strong normal seeds (KNK), number of weak normal (KNL), number of abnormal germinate seeds (A), germination capability, vigor capability, leave size, plant height, number of leaves, fresh weigh plant, and dried plant weigh. The research results showed that there was interaction between seed storage period to germination of Jatropha curcas L. accession numbers. The combination treatments which tended to be relative better on all parameter of observation is P accession number in storege periode >8 months. Storage period gave significant effect to Jatropha curcas L. accession numbers. Treatment with >8 months gave effect to all parameter of observation capabilities which tended to higher than other accessions with different treatments.

Keywords: storage period, Jatropha curcas L. accession, viability.1) Student of Agronomy Department, Faculty of Agriculture and Animal Husbandry, University of MuhammadiyahMalang2) Thesis Advisor of Agronomy Department, Faculty of Agriculture and Animal Husbandry, University of Muhammadiyah Malang

Nur Kholifah1, 201010200311053. PENGARUH LAMA PENYIMPANAN BENIH TERHADAP PERKECAMBAHAN BEBERAPA NOMOR AKSESI TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.). Di Bawah Bimbingan Dr. Drs. Harun Rasyid, MP2.Sebagai Pembimbing Utama dan Dr.Ir. Maftuchah. MP3.Sebagai Pembimbing Pendamping.

ABSTRAKTanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman potensial sebagai tanaman penghasil BBN (Bahan Bakar Nabati) yang terbaharukan. Kendala pada saat ini adalah sulitnya mendapatkan benih unggul dalam jumlah yang cukup untuk budidaya. Penyimpanan benih merupakan salah satu solusi untuk memperoleh benih yang cukup untuk budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan memperoleh informasi mengenai respon lama penyimpanan benih pada beberapa nomor aksesi tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.). Penelitian ini dilaksanakan di green house kebun percobaan Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang pada bulan Desember 2013 sampai dengan bulan Agustus 2014. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Faktor pertama adalah nomor aksesi jarak pagar (N), terdiri dari; aksesi A (N1), aksesi P (N2), aksesi 18 (N3), aksesi 7 (N4), aksesi 6 (N5), aksesi 5 (N6). Sedangkan Faktor kedua adalah Lama penyimpanan (L), terdiri; >8 bulan (L1), 4 bulan (L2), 3 bulan (L3), 2 bulan (L4), 1 bulan (L5). Semua kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan jumlah sampel sebanyak 30 benih untuk setiap perlakuan. Adapun parameter yang diamati adalah kadar air awal saat tanam, hari saat muncul kecambah, persentase benih berkecambah, persentase benih mati, jumlah kecambah normal kuat (KNK), jumlah kecambah normal lemah (KNL), jumlah kecambah abnormal (A), potensi kecambah optimum, persentase perkecambah, laju perkecambahan, luas daun, tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar bibit dan berat kering bibit. Hasil penelitian menunjukkan terdapat interaksi yang nyata antara lama penyimpanan benih terhadap perkecambahan beberapa nomor aksesi tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.). kombinasi perlakuan cenderung relatif lebih baik dari seluruh parameter adalah nomor aksesi P pada lama penyimpanan >8 bulan. Lama penyimpanan memberikan respon terhadap beberapa nomor aksesi tanaman jarak pagar. Perlakuan lama penyimpanan >8 bulan cenderung relatif lebih baik pada seluruh parameter pengamatan pada beberapa nomor aksesi tanaman jarak pagar.

Kata kunci : Lama penyimpanan, Aksesi tanaman jarak pagar.

1) Mahasiswa Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang2) Dosen Pembimbing Skripsi Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang

PENDAHULUANTanaman jarak pagar adalah tanaman dengan banyak potensi yang cukup besar. Tanaman jarak pagar merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh di dataran rendah sampai pada dataran tinggi, selain itu jarak pagar dapat hidup di tanah reklamasi sebagai pagar ataupun tanaman komersial (Openshaw, 2000 dalam Santoso, et al., 2012). Jarak pagar memiliki potensi yang tinggi sebagai tanaman penghasil minyak (biodiesel) di Indonesia (Santoso, et al., 2012), selain itu minyak jarak pagar (minyak nabati) tidak termasuk dalam minyak makan (edible oil) (Hambali, et al., 2007 dalam Suryatini, 2011), sehingga pengembangan tanaman jarak pagar sebagai biodiesel lebih baik. Minyak nabati menjadi energi yang terbaharukan, artinya penggunaan dan pemanfaatan tanaman yang dapat dibudidayakan secara berkesinambungan. Berbeda dengan bahan bakar dari fosil atau minyak bumi, yang tidak dapat diperbaharui. Biodiesel menjadi salah satu alternatif yang sangat baik bagi masa depan, sehingga dalam jangka panjang dapat membantu usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil khususnya dan menekan laju eksploitasi sumber energi secara besar-besaran yang akhirnya pengolahan sumber energi secara lestari dan berkesinambungan dapat tercapai (Towaha, et al., 2008). Pencapaian pada tahap energi terbaharukan yang berkesinambungan, perlu adanya budidaya yang baik untuk tanaman jarak pagar. Hal ini menjadi kendala karena kebutuhan benih dalam jumlah yang banyak untuk budidaya tanaman jarak pagar belum mencukupi.Tanaman jarak merupakan tanaman yang memiliki produktivitas setiap tahun, sehingga penyediaan benih dalam jumlah yang banyak pada waktu tertentu perlu dilakukan penyimpanan benih. Penyimpanan benih dilakukan untuk mengumpulkan benih, sehingga pada saat penanaman dalam lahan yang luas dapat dilakukan secara serempak. Selain itu, penyimpanan benih dilakukan untuk menjaga agar kualitas benih tetap baik saat tanam tiba. Benih yang baik dan seragam sangat diperlukan dalam proses pembibitan, terutama tanaman tahunan yaitu jarak pagar. Pembibitan merupakan fase awal mulai muncul pertumbuhan aktif dari tanaman tersebut, sehingga kesehatan, keseragaman dan perkembangannya sangat mempengaruhi pertumbuhannya di lapang. Bibit yang baik dan seragam sangat tergantung pada kecepatan berkecambah dan persentase berkecambah benih yang digunakan (Sadjad, 1989), kondisi fisiologis benih, umur benih dalam penyimpanan, dan kesehatan pathogenisnya (Sadjad, 1993). Informasi mengenai lama penyimpanan benih tanaman jarak pagar masih kurang, sehingga dalam mempersiapkan bibit tanaman jarak mungkin dihadapkan pada ketidakseragaman proses perkecambahan biji dalam pesemaian. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian lama penyimpanan terhadap perkecambahan benih jarak pagar.BAHAN DAN METODEPenelitian ini dilaksanakan di green house Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang di desa Tegal Gondo; kecamatan Karang Ploso; kabupaten Malang; ketinggian tempat 550 m dpl, dengan suhu rata-rata harian antara 25 - 32o C. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Desember 2013 - Agustus 2014. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji tanaman jarak pagar dengan nomor aksesi (A, P, 18, 5, 6, 7). Media yang digunakan adalah pasir steril.Pelaksanaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor. Faktor I: Nomor aksesi tanaman jarak pagar (N), terdiri : N1: aksesi A, N2: aksesi P, N3: aksesi 18, N4: aksesi 7, N5: aksesi 6, N6: aksesi 5. Faktor II : Lama penyimpanan (L), terdiri L1: >8 bulan, L2: 4 bulan, L3: 3 bulan, L4: 2 bulan, L5: 1 bulan. Jumlah kombinasi perlakuan adalah 30 dengan 3 kali ulangan, untuk sampel yang digunakan sebanyak 30 benih pada setiap perlakuan. Total benih yang ditanam sebanyak 2700 tanaman.Adapun parameter yang diamati adalah kadar air awal saat tanam, hari saat muncul kecambah, persentase benih berkecambah, persentase benih mati, jumlah kecambah normal kuat (KNK), jumlah kecambah normal lemah (KNL), jumlah kecambah abnormal (A), potensi kecambah optimum, persentase perkecambah, laju perkecambahan, luas daun, tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar bibit dan berat kering bibit.HASIL DAN PEMBAHASANKadar Air dan Awal Muncul KecambahPenelitian dilapang menunjukkan bahwa buah yang dipanen buah yang sudah berwarna kuning sampai kuning kehitaman. Berdasarkan pada hasil penelitian kadar air benih jarak pagar diketahui pada (Tabel 1) bahwa semakin lama waktu penyimpanan menyebabkan kadar air yang terkandung dalam benih tidak semakin berkurang. Hal ini tidak sesuai dengan Santoso dan Purwoko (2008) bahwa kadar air biji mengalami penurunan seiring dengan lamanya penyimpanan. Akan tetapi, menurut Napiah (2009) dalam Munir (2013) jarak pagar termasuk benih ortodoks karena mampu bertahan dan memiliki viabilitas yang tinggi pada saat kadar air mencapai 7 - 9%. Sehingga kadar air benih berbeda beda pada berbagai lama penyimpanan masih dalam taraf 7 9%. Selain itu, benih yang digunakan pada penelitian ini merupakan benih dengan waktu panen yang berbeda, sehingga kondisi pasca panen di lapang dan kondisi penyimpanan benih memiliki kadar air yang beragam pula. Hartmann, et al., (2002) menyatakan bahwa perubahan kandungan air dalam biji (benih) dapat mengakibatkan kerusakan biji sehingga proses perkecambahan akan terhambat. Wadah yang digunakan untuk penelitian adalah plastik clip ukuran 5 mm yang ditaruh dalam karton pada suhu ruang.Tabel 1. Analisa kadar air benih (%) pada perlakuan lama penyimpanan dan nomor aksesi tanaman jarak pagar.

Hasil pengamatan hari pertama saat muncul berkecambah terjadi pada hari ke 5-11 hari dalam berbagai lama penyimpanan. Pada lama penyimpanan >8 bulan awal muncul kecambah terjadi pada hari ke-7 pada aksesi P dan 5. Sedangkan pada lama penyimpanan 4 bulan terjadi pada hari ke-7 pada aksesi 7, serta pada lama penyimpanan 3 bulan awal muncul perkecambahan terjadi pada hari ke 5 pada nomor aksesi 5. Pada lama penyimpanan 2 bulan awal perkecambahan terjadi pada hari ke-7 pada aksesi 7. Pada lama penyimpanan 1 bulan awal muncul perkecambahan terjadi pada hari ke-7 pada aksesi A. Semua data didapatkan hasil bahwa benih jarak pagar cepat perkecambahan terjadi pada hari ke-7 setelah tanam. Walaupun terdapat satu pengamatan yang berkecambah pada hari ke-5. Hal ini sesuai dengan (Santoso dan Purwoko, 2008) bahwa kecambah muncul dipermukaan tanah pada hari ke-8-11 hari. Pengaruh Lama Penyimpanan Benih.

Tabel 2. Rerata potensi tumbuh maksimum, persentase perkecambahan, dan Laju Perkecambahan pada perlakuan lama penyimpanan dan nomor aksesi tanaman jarak pagar.

Hasil pengamatan pada potensi tumbuh maksimum, persentase perkecambahan, dan laju perkecambahan (Tabel.2), menunjukkan bahwa potensi tumbuh maksimum dan persentase perkecambahan merupakan tolok ukur dari viabilitas benih. Viabilitas benih adalah kemampuan benih untuk berkecambah pada kondisi optimum. Nomor aksesi pada tanaman jarak pagar memiliki viabilitas benih yang berbeda-beda. Hal ini terlihat dari hasil pada Tabel.2 bahwa nomor aksesi A, P, 7, 6, dan 5 memiliki persentase viabilitas benih yang berbeda pada lama penyimpanan yang berbeda-beda pula. Benih jarak pagar pada nomor aksesi P dan 18 memiliki daya kecambah yang lebih tinggi dibanding dengan nomor aksesi yang lain pada berbagai lama penyimpanan. Perbedaan pada kecepatan perkecambahan dikarenakan oleh berbagai faktor diantaranya adalah faktor gen. Menurut Sutopo (2004) dalam Fatmawati, Sujarwati, dan Betty (2011) menyebutkan bahwa terdapat kultivar tertentu yang tidak mampu tumbuh cepat dibandingkan dengan kultivar yang lain. Penyebab lain tanaman jarak pagar memiliki viabilitas yang tinggi pada lama penyimpanan >8 bulan adalah terdapat innate dormancy, sehingga penyimpanan yang semakin lama akan menurunkan dormansi tersebut. Selain itu, Singh, et.al., (2011) mengatakan bahwa biji jarak pagar memiliki kulit yang keras, sehingga menyebabkan benih memiliki dormansi. Laju perkecambahan (Tabel. 2) menunjukkan bahwa kecepatan berkecambah harian pada tanaman jarak pagar merupakan salah satu tolok ukur untuk mengetahui vigor benih. Menurut Sutopo (2012) vigor benih dicerminkan oleh dua informasi yaitu kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Tabel 2 pada pengamatan laju perkecambahan didapatkan hasil bahwa setiap nomor aksesi memiliki vigor yang berbeda-beda pada berbagai lama penyimpanan. Akan tetapi vigor pada berbagai lama penyimpanan pada beberapa nomor aksesi tanaman jarak pagar memiliki laju perkecambahan yang relatif berbeda. Akan tetapi masih banyak hal yang mempengaruhi daya kecambah suatu benih antara lain waktu pengunduhan buah dan umur tegakan benih (Prihastanti, 2010).Umur tegakan asal benih juga dapat mempengaruhi daya viabilitas dan vigor benih (Prihastanti, 2010). Benih jarak pagar pada lama penyimpanan >8 bulan merupakan benih pada saat pengunduhan tegakan berumur 2 tahun, sedangkan pada lama penyimpanan 4, 3, 2, dan 1 bulan benih dari tegakan jarak pagar yang berumur 3 tahun. Hal ini menjadikan viabilitas dan vigor benih tidak sama. Selain umur tegakan benih waktu pengunduhan juga menjadi pengaruh pada viabilitas maupun vigor benih.

Gambar 1. Data curah hujan BMKG Kab. Pasuruan tahun 2013-2014.Data curah hujan dari BMKG pada tahun 2013 2014 di kabupaten Pasuruan menunjukkan bahwa waktu pengunduhan tanaman jarak pagar pada Tabel 3 yaitu bulan Agustus 2013 (lama simpan >8 bulan) pengunduhan pada saat curah hujan 0 mm, sedangkan pada Januari (lama simpan 4 bulan), Februari (lama simpan 3 bulan), Maret (lama simpan 2 bulan), April 2014 (lama simpan 1 bulan) merupakan curah hujan dengan kisaran 84, 194, 192, dan 86 mm. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat pengunduhan buah jarak pagar (lama simpan >8 bulan) yaitu pada kondisi lapang kering (tidak hujan), sehingga benih yang diambil kadar air dalam benih tetap terjaga sampai pengupasan dan penyimpanan. Sedangkan pada saat kondisi di lapang hujan (lama simpan 4, 3, 2, dan 1 bulan) buah yang diunduh memiliki kadar air yang tinggi, sehingga ketika buah di kupas dan dilakukan pengeringan benih telah terinfeksi jamur dikarenakan kelembaban pada saat pengunduhan. Menurut Chelkowski (1991) dalam Miftahudin, et al. (2009), melaporkan bahwa dalam banyak kasus, jamur menginfeksi benih, sehingga benih membawa patogen. Mereka memainkan peran penting dalam transmisi dari banyak spesies jamur patogen untuk pembibitan. Selama penyimpanan, perubahan fisik dan kimia terjadi yang mengubah kekuatan tarik kulit biji dan meningkatkan permeabilitas air dan gas (Pompelli, et al., 2013), sehingga mengurangi keras kulit dari mantel dan menyebabkan kebocoran zat terlarut, seperti ion organik dan anorganik, gula, asam amino dan bahkan protein, ke dalam medium sekitarnya (Pompelli, et al., 2013). Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi laju kemunduran benih yaitu sifat genetis benih dan faktor lingkungan (BPTH Sulawesi, 2012). Francis dan Becker (2001), Jker dan Jepsen (2003) menyatakan karena kandungan minyak yang tinggi, sekitar 55-60%, maka biji tanaman jarak pagar tidak dapat mempertahankan daya tumbuhnya apabila disimpan dalam waktu yang lama.Pertumbuhan bibit.

Tabel 3. Rerata tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun umur 54 HST dan berat segar akar, berat kering akar, berat segar tanaman, berat kering tanaman pada perlakuan lama penyimpanan dan nomor aksesi tanaman jarak pagar.

Berdasarkan analisis data terhadap tinggi tanaman, pada pengamatan umur 33 54 hst menunjukkan bahwa perlakuan lama penyimpanan terhadap nomor aksesi tanaman jarak pagar mendapatkan hasil yang berbeda nyata (Tabel 3). Hal ini karena lama penyimpanan mempengaruhi daya tumbuh suatu benih untuk menjadi semai. Benih yang dapat bertahan dan berkecambah setelah lama penyimpanan akan mampu bertahan pada saat semai. Selain itu daya tumbuh benih juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya dan air (Hasihola 2000 dalam Trijayanto, 2014). Berdasarkan analisis data terhadap jumlah daun menunjukkan lama penyimpanan terhadap nomor aksesi berpengaruh berbeda nyata. terhadap jumlah daun (Tabel 3) Menurut Setyamidjaja (1986) dalam Trijayanto (2014), kekurangan unsur N dan fosfor dapat mempengaruhi jumlah daun. Berdasarkan analisis data terhadap luas daun menunjukkan bahwa lama penyimpanan terhadap nomor aksesi tanaman jarak pagar mendapatkan hasil yang berbeda sangat nyata (Tabel 3). Menurut Setyamidjaja (1986) dalam Trijayanto (2013), kekurangan unsur N dan fosfor dapat mempengaruhi luas daun. Sejalan dengan itu Agustina (1986) dalam Trijayanto (2014), menjelaskan bahwa luas daun berhubungan erat dengan produktivitas tanaman yang menghasilkan fotosintat yang sangat dibutuhkan oleh tanaman, dalam fase vegetatif dari suatu perkembangan tanaman menggunakan sebagian karbohidrat yang telah dibuatnya.Data pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun) tidak dipengaruhi oleh vigor (kekuatan tumbuh). Hal ini terlihat dari data pengamatan yang diperoleh yaitu pada pengamatan vigor benih yang memiliki kekuatan tumbuh relatif tinggi, tidak di ikuti dengan data yang diperoleh dari pengamatan pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun). Hal ini sesuai dengan penelitian Pompelli et al, 2013 bahwa tanaman jarak pagar merupakan tanaman yang dapat tumbuh pada iklim tropis dan sub-tropis, serta dengan lingkungan yang sub-optimal.Berdasarkan analisis hasil pengamatan berat segar dan berat kering akar dan bagian tanaman pada umur 33 - 54 hst di dapatkan hasil yang berbeda nyata. Menurut Soriano, et al., 2013 bahwa pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar yang telah disimpan pada lama 0-12 bulan tidak berpengaruh pada pertumbuhan bibit, hal ini lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Penelitian Pompeli, et al., 2013 menjelaskan bahwa semua bibit jarak pagar normal melalui 40 hari pertumbuhan, dan tidak ada morfologi perubahan yang dicatat dalam bibit sebagai akibat dari penuaan benih. Penambahan biomassa akar, tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun dipengaruhi oleh perawatan selama pembibitan. Penelitian dilapang menunjukkan bahwa bibit tanaman jarak pagar dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh faktor lingkungan (air, cahaya, suhu, media).Korelasi perkecambahan dan pertumbuhan.Hasil korelasi antara potensi tumbuh maksimum (PTM) dan persentase perkecambahan (DB) adalah terjadi hubungan yang sangat nyata, artiya antara penambahan nilai pada potensi tumbuh maksimum diikuti oleh penambahan nilai pada daya berkecambah dengan nilai (0,993**). Hal ini dikarenakan parameter PTM dan DB merupakan parameter dari viabilitas benih. Sedangkan pada laju perkecambahan (LP) terjadi korelasi negatif yang nyata pada PTM dan korelasi negatif sangat nyata pada DB. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan pada nilai PTM dan DB tidak diikuti oleh LP. Akan tetapi nilai (-0,419* dan -0,478**) pada PTM dan DB terhadap LP dengan nilai yang rendah tersebut, biarpun memiliki hubungan negatif yang nyata dan sangat nyata tidak berarti, karena masih terdapat nilai yang lebih tinggi yang tidak masuk dalam pendugaan hubungan tersebut. Pengertiannya adalah [(100) ( = (100) (-0,419)2 = 17,6%], sehingga nilai hubungan anatar variabel sangat kecil.

Tabel 4. Hasil Korelasi Potensi Tumbuh Maksimum, Persentase Perkecambahan, Laju Perkecambahan, Berat Segar Akar, Berat Kering Akar, Berat Segar Tanaman, dan Berat Kering Tanaman.

Laju perkecambahan tidak terjadi korelasi yang berbeda nyata terhadap berat segar akar, berat kering akar, berat segar tanaman, dan berat kering tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa lama penyimpanan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, akan tetapi berpengaruh nyata terhadap perkecambahan. seperti terlihat pada hasil korelasi yang sangat kecil pada berat segar akar, berat kering akar, berat segrar tanaman, dan berat kering tanaman. Hal ini sesuai dengan penelitian Purwoko dan Santoso (2008) bahwa hasil berat kering tanaman yang tidak berbeda nyata pada semua perlakuan lama penyimpanan. Begitu pula pada berat kering akar tidak memiliki hubungan yang berbeda nyata terhadap berat segar tanaman dan berat kering tanaman. Hal ini karena pertambahan akar maupun pemanjangan akar tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan bagian tanaman yang merupakan penghasil fotosintat. Selain itu, jumlah tanaman yang banyak dan sangat berdekatan mengakibatkan daun tanaman bertumpang tindih, sehingga tanaman tidak dapat menghasilkan fotosintat secara maksimal, maupun mendapatkan unsur hara dari dalam tanah secara maksimal.KESIMPULANKesimpulan dari penelitian di atas adalah :1. Terdapat interaksi yang nyata antara lama penyimpanan terhadap beberapa nomor aksesi tanaman jarak pagar pada variabel pengamatan potensi tumbuh maksimum, daya berkecambah, laju perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar akar, berat kering akar, berat segar tanaman, dan berat kering tanaman. Kombinasi perlakuan cenderung relatif lebih baik yaitu nomor aksesi P pada lama penyimpanan >8 bulan.2. Lama penyimpanan memberikan respon cenderung relatif lebih baik pada lama penyimpanan >8 bulan pada nomor aksesi A, P, 18, 7, 6, dan 5 dengan melihat dari beberapa variabel berikut yaitu potensi tumbuh maksimum, daya berkecambah, laju perkecambahan, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar akar, berat kering akar, berat segar tanaman, dan berat kering tanaman.

DAFTAR PUSTAKAAgustina, L. 1986. Hubungan Jumlah Daun dengan Produktivitas Fotosintat Tanaman. Rineka Cipta, Jakarta. Hal 86-78.BPTH Sulawesi. 2012b. Kemunduran Benih. Siaran RRI ke-21. Makasar. November. 2012.Chelkowski J. 1991. Fungal pathogens influencing cereal seed quality at harvest. In: Chelkowski J (ed), Cereal Grains; Mycotoxins, Fungi and Quality in Drying and Storage. Amsterdam: Elsevier. P 53-66. Fatmawati. Sujarwati. Betty, A. 2011. Viabilitas dan Vigor Lima Kultivar Durian Asal Kampar. http://repository.unri.ac.idFrancis, G. dan K. Becker, 2001. Development, Mobility and Environment: a case for production and use of biodisel from jatropha plantations in India. The DaimlerChrysler/UNEP Environment Forum, Magdeburg, November 21-23, 2001.Hambali, E., Ani, S., Dadang, Hariyadi, Hasim, H., Iman, K.R., Mira, R., Ihsanur, M., Prayoga, S., Soekisman, T., Tatang, H.S., Theresia, P., Tirto, P., dan Wahyu, P. 2007. Jarak Pagar : Tanaman Penghasil Biodiesel. Penebar Swadaya. Jakarta.Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies, Jr., R.L. Geneve. 2002. Plant Propagation : Principles and Practices. 7th edition. Printice Hall Inc. 770p.Hasiholan, S.B.Suprihatin, M.S.,Muryas R.dan Isjwara. 2000. Pengaruh Perbandingan Nitrat Dan Amonium Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada (Latuca sativa L.) yang Dibudidayakan Secara Hidroponik.FP-UKSW Salatiga. Jker, D. and J. Jepsen, 2003. Jatropha curcas L. Seed Leaflet No. 83. Danida Forest Seed. Centre. www.dfsc.dkMiftahudin. Okky Setyawati Dharmaputra. Rantje Lilly Worang. Rizal Syarief. 2009. The Quality Of Physic Nut (Jatropha Curcas) Seeds Affected By Water Activity And Duration Of Storage. Mikrobiologi Indonesia. Volume 3, Number 3, December 2009. p 139 - 145Munir, B. 2013. Analisis Keragaan Pengaruh Tingkat Kemasakan Terhadap Daya Berkecambah Benih Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). PBT Ahli Pertama BBPPTP Surabaya Napiah, A. 2009. Pengaruh Jenis Kemasan Dan Tingkat Kemasakan Buah Terhadap Daya Simpan Benih Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.). Skripsi.Institut Pertanian Bogor. BogorOpenshaw, K. 2000. A Review Of Jatropha Curcas: An Oil Plant Of Unfulfiled Promise. Biomass Bioeng 19: 1-15.Pompelli, M.F. Escandon, J.M. Silva, B.C.F. Silva, S.R.S. Granja, J.A.A. Alves, M.C.J.L. 2013. Germination Responses of Jatropha curcas L. Seeds to Storage and Aging. Industrial Crops and Products. www.elsevier.comPrihastanti, Erma. 2010. Perkecambahan biji dan pertumbuhan semai tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.). Buletin anatomi dan fisiologi. Vol. XVIII, no. 1, maret 2010.Sadjad, S. 1989. Konsepsi Steinbauer-Sadjad Sebagai Landasan Pengembangan Matematika Benih di Indonesia. Pidato Ilmiah Pengukuhan Guru Besar. FakultasPertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.325h.Santoso, B.B. Purwoko, B.S., 2008. Teknik Pembibitan Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). CROP AGRO - - Jurnal Ilmiah Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNRAM. Vol. 1 No. 2 Juli 2008. Hal : 77-84.Santoso, B.B. Budianto, A. Aryana, I.M. 2012. Seed Viability Of Jatropha Curcas In Different Fruit Maturity Stage After Storage. Bioscience. Vol. 4. No. 3. Pp. 113-117.Setyamidjaja, D., 1986. Pupuk dan Pemupukan. Simplex, Jakarta.Singh, Geeta., Nandini Mohan, Saeid Nikdad. 2011. Studies on seed germination and embryo culture of Jatropha curcas L. under in vitro conditions. Research Article, Biotechnol. Bioinf. Bioeng. 2011, 1(2):187-194.Soriano, P. E. Mrcio Dias Pereira. Denise Cunha Fernandes dos Santos Dias. Eduardo Euclydes de Lima e Borges. Sebastio Martins Filho. Luiz Antnio dos Santos Dias. 2013. Physiological quality of physic nut (Jatropha curcas L.) seeds during storage. Journal of Seed Science. v.35, n.1, p.21-27, 2013.Suryatini, K.Y. 2011. Analisis Keragaman Genetik Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Dengan Metode Inter Simple Sequence Repeats (ISSR). Tesis. Program Studi Bioteknologi Pertanian. Universitas Udayana. Denpasar.Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.Sutopo, L. 2012. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.Towaha, J. Pranowo, D. Heryana, N. 2008. Pengaruh Tingkat Kematangan Buah terhadap Rendemen dan Kualitas Minyak Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.). Buletin RISTRI Vol. 1 (2) 2008.Trijayanto, D.I. 2014. Kajian Frekuensi Pemberian Nutrisi yang Berbeda pada Hasil Tiga Varietas Selada ( Lactuca Sativa L. ) Secara Hidroponik dengan Sistem Nutrient Film Technique ( NFT ). Skripsi. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Peternakan. Universitas Muhammadiyah Malang.