PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL...

93
PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020 SKRIPSI Oleh LISA DWI ARYANI

Transcript of PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL...

Page 1: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN

IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN PREEKLAMPSIA

DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK

PROVINSI LAMPUNG

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

SKRIPSI

Oleh

LISA DWI ARYANI

Page 2: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN

IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN PREEKLAMPSIA

DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK

PROVINSI LAMPUNG

Skripsi

Pada

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Oleh

LISA DWI ARYANI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 3: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

ABSTRACT

EFFECT OF CHRONIC ENERGY DEFICIENCY AND PROTEIN

INTAKE ON THE INCIDENCE OF MATERNAL PREECLAMPSIA

IN RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK

LAMPUNG PROVINCE

By

Lisa Dwi Aryani

Background: Preeclampsia is one type of pregnancy hypertension and an obstetric

emergency. One per ten of all maternal mortality are associated with hypertensive

disorders in pregnancy and a quarter are associated with these complications.

Maternal mortality rate (MMR) in Lampung Province in 2015 due to hypertension

was found in 35 cases. Prevention efforts to avoid poor prognosis are needed by

eradicating risk factors. Nutritional status of chronic energy deficiency (CED) and

maternal protein intake during pregnancy are thought to be important risk factors

of preeclampsia.

Objective: To determine the effect of CED and maternal protein intake on the

incidence of preeclampsia in RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province

Method: This study was an observational analytic study with a cross sectional

design. The subjects in this study were 66 pregnant woman taken by purposive

sampling method. The instruments of this study are mid-upper arm ribbon to

determine CED nutritional status and food recall 24 hours questionnaire to

determine protein consumption. The data were analyzed with a chi-square test (α

= 0.05).

Results: The results of the study were there are 37.9% with CED, 81.8% with

inadequate protein intake and 51.5% of 66 respondents with preeclampsia. The

bivariate test results showed that there are significant effect of maternal CED

nutritional status to the incidence of preeclampsia (p = 0.001) and there are

significant effect of maternal inadequate protein intake to the incidence of

preeclampsia (p = 0,001).

Conclusion: There is an effect of chronic energy deficiency and maternal protein

intake on the incidence of preeclampsia in RSUD DR. H. Abdul Moeloek Lampung

Province

Keywords: Chronic Energy Deficiency, Preeclampsia, Pregnant Women, Protein

Page 4: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

ABSTRAK

PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN

IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN PREEKLAMPSIA

DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK

PROVINSI LAMPUNG

Oleh

Lisa Dwi Aryani

Latar Belakang: Preeklampsia adalah salah satu jenis hipertensi kehamilan dan

merupakan kedaruratan obstetrik. Satu per sepuluh dari semua kematian ibu

dikaitkan dengan gangguan hipertensi kehamilan dan seperempatnya dikaitkan

dengan komplikasi tersebut. Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Lampung

Tahun 2015 akibat hipertensi ditemukan sebanyak 35 kasus. Upaya pencegahan

untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara mengeradikasi faktor

risiko preeklampsia. Status gizi kurang energi kronik (KEK) dan asupan protein ibu

hamil dianggap sebagai faktor risiko penting dalam kejadian preeklampsia.

Tujuan: Mengetahui pengaruh KEK dan asupan protein ibu hamil terhadap

kejadian preeklampsia di Rumah Sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain

cross sectional study. Subjek berjumlah 66 orang ibu hamil yang dipilih dengan

metode purposive sampling. Instrumen penelitian ini adalah pita lingkar lengan

atas (LILA) untuk mengetahui status gizi KEK dan kuesioner food recall 24 hours

untuk mengetahui asupan protein ibu hamil. Data dianalisis dengan uji chi- square

(α = 0,05).

Hasil: Hasil dari penelitian ini ditemukan responden dengan KEK sebanyak 37,9%,

81,8% dengan asupan protein kurang dan 51,5% dari 66 responden dengan

preeklampsia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh status gizi ibu hamil

KEK terhadap kejadian preeklampsia (p=0,001) dan terdapat pengaruh asupan

protein ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia (p=0,001) yang bermakna secara

statistik.

Kesimpulan: Terdapat pengaruh kurang energi kronik dan asupan protein ibu

hamil terhadap kejadian preeklampsia di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung

Kata kunci: Ibu Hamil, Kurang Energi Kronik, Preeklampsia, Protein

Page 5: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

Judul Skripsi : PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN

ASUPAN PROTEIN IBU HAMIL TERHADAP

KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD DR. H.

ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Lisa Dwi Aryani

No. Pokok

Mahasiswa

: 1618011124

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

MENYETUJUI

1.Komisi Pembimbing

dr. Dian Isti Angraini, S.Ked., M.P.H dr. Merry Indah Sari, S.Ked., M.Med.Ed

NIP. 198308182008012005 NIP. 19830524 200812 2 002

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Dyah Wulan SRW, SKM., M.Kes

NIP. 197206281997022001

Page 6: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : dr. Dian Isti Angraini, S.Ked., M.P.H _____________

Sekretaris : dr. Merry Indah Sari, S.Ked., M.Med.Ed _____________

Penguji

Bukan Pembimbing : dr. Efriyan Imantika, S.Ked., M.Sc., Sp.OG ____________

2. Dekan Fakultas Kedokteran

Dr. Dyah Wulan SRW, SKM., M.Kes

NIP. 19720628 199702 2 001

Lulus Ujian Skripsi: 9 Januari 2020

Page 7: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Lisa Dwi Aryani

Nomor Pokok Mahasiswa : 1618011124

Tempat Tanggal Lahir : Pagar Alam, 29 Maret 1998

Alamat : Jl. Prof. Dr. Ir Soemantri Brojonegoro No.15,

Gedong Meneng, Rajabasa, Bandarlampug,

Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh kurang energi

kronik dan asupan protein ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia di RSUD Dr.

H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung” adalah benar hasil karya penulis, bukan

menjiplak hasil karya orang lain. Jika dikemudian hari ternyata ada hal yang

melanggar dari ketentuan akademik universitas, maka saya akan bersedia

bertanggung jawab dan diberi sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Atas

perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 09 Januari 2020

Lisa Dwi Aryani

Page 8: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Pagar Alam pada tanggal 29 Maret 1998, sebagai anak

kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Rafrizal dan Ibu Sri Margiyani.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) diselesaikan di TK Dharma Wanita Kota

Pagar Alam pada tahun 2004, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 07 Kota

Pagar Alam pada tahun 2010, Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di

SMP Negeri 01 Kota Pagar Alam pada tahun 2013, dan Sekolah Menengah Atas

(SMA) diselesaikan di SMA Negeri 01 Kota Pagar Alam pada tahun 2016, dan

sebelumnya sempat bersekolah di SMA Negeri 04 Lahat pada tahun 2013 sampai

tahun 2014.

Tahun 2016, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SBMPTN) tertulis. Selama menjadi mahasiswa, penulis terlibat aktif dalam

organisasi Forum Studi Islam (FSI) IBNU SINA.

Page 9: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

ii

Sebuah Persembahan

Sederhana Untuk Orang-

Orang Terkasih, Ibu, Bapak,

Kakak dan Keluarga Besar

Tercinta

Setiap ada awal pasti ada akhir dan setiap ada

masalah pasti ada solusi. Belajarlah jadi lebih kuat

ketika situasinya lebih berat dan belajarlah jadi

lebih baik ketika keadaannya lebih buruk.

Jangan Menyerah.

……..

Page 10: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

iii

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Kurang

Energi Kronik dan Asupan Protein Ibu Hamil terhadap Kejadian Preeklampsia di

RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung” ini dapat diselesaikan.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis banyak mendapat masukan, bantuan,

dorongan, kritik, saran dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan

ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan yang Maha Esa, Allah swt, atas segala kuasa-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini

2. Prof. Dr. Karomani, M.Si., selaku Rektor Universitas Lampung.

3. Dr. Dyah Wulan Sumekar RW, S.K.M., M.Kes., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung.

4. dr. Dian Isti Angraini, S.Ked., M.P.H., selaku Pembimbing I yang telah

meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk membantu, membimbing,

memberi kritik dan saran dalam penyelesaian skripsi ini serta telah menjadi

selayaknya orang tua selama penulis berada di kampus.

Page 11: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

iv

5. dr. Merry Indah Sari, S.Ked., M.Med.Ed., sebagai Pembimbing II yang telah

meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk membantu, membimbing,

memberi kritik dan saran, arahan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Penulis juga berterimakasih kepada dr. Syahrul Hamidi Nasution sebagai

Pembimbing 2 pada penyusunan proposal penelitian yang telah membimbing,

memberi bantuan, motivasi dan semangat dalam menyelesaikan proposal

penelitian.

7. dr. Efriyan Imantika, S.Ked., M.Sc., Sp.OG, sebagai Pembahas yang telah

meluangkan waktu untuk membantu banyak hal, memberikan ilmu dan nasihat,

memberi kritik, saran serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu hamil yang telah berkenan untuk menjadi responden dalam penelitian ini

sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

9. Seluruh Staf di Ruangan Delima, Poli Kandungan dan Kebidanan serta

Ruangan Rekam Medik di RSUD H. Dr. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

atas kesediaannya, bantuan, doa, dan dukungan yang telah diberikan.

10. Dr. dr. Susianti, S.Ked., M.Sc sebagai pembimbing akademik saya yang telah

banyak membantu dan memberikan dukungan selama masa perkuliahan.

11. Seluruh Staf Dosen dan Civitas Akademik Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung atas ilmu, waktu, dan bimbingan yang telah diberikan selama proses

perkuliahan.

12. Bapak Rafrizal dan Ibu Sri Margiyani yang selalu memberi doa, dukungan

serta motivasi yang tidak ternilai untuk penulis. Terima kasih atas pengorbanan

dan kasih sayangnya selama ini kepada penulis. Semoga Allah swt. selalu

memberikan kesehatan, keberkahan dan kebahagiaan kepada Bapak dan Ibu.

Page 12: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

v

13. Kakak tercinta Muhammad Aldy Riyandry atas doa, dukungan dan kasih

sayangnya kepada penulis selama ini. Semoga Allah swt selalu memberikan

kebahagiaan kepada kakak.

14. Keluarga besar di Lahat, di Payakumbuh, di Bengkulu dan di Pagar Alam yang

telah memberikan segala dukungan dan motivasi kepada penulis

15. Sahabatku Cute Girls, Dina Amalia Kusmardika, Rilianda Abelira, Dhea

Mutiara Karmelita, Dhea Oksalia Edi, Karunia Santi, dan Anisa Ramadhanti

atas kebersamaannya semenjak mahasiswa baru, yang telah menjadi saudara

selama di kampus serta berbagi ilmu dan pengalaman selama perkuliahan.

Terima kasih atas suka dan duka yang telah kita lewati selama ini.

16. Teman-teman seperjuangan skripsi Bagus, Kristian, Aris, Yunisa, Nisa, Rika,

Fakhirah, Made yang telah menemani, membantu, dan berjuang bersama

penulis.

17. Geng Osce Bonam, Eno, Nisa, Revina, Ayu, Icha, Jihan dan Teman-Teman

untuk kebersamaan, dukungan serta semangat kepada penulis.

18. Kak Reandy, Kak Sukma, Kak Dika, Kak Sonia, Kak Dila sebagai orang yang

telah direpotkan dalam penyelesaian skripsi.

19. Teman-teman satu kelompok tutorial dan CSL. Terimakasih telah menjadi

orang-orang yang membantu saya beradaptasi selama perkuliahan.

20. Sahabat-sahabatku di waktu Sekolah Dasar, Menengah Pertama dan Menengah

Atas, terima kasih telah memberikan semangat dan kebahagiaan kepada

penulis.

Page 13: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

vi

21. Teman-teman angkatan 2016, TRIGEMINUS, terima kasih atas kebersamaan

dan kekompakannya selama ini. Semoga kita nantinya menjadi dokter - dokter

yang professional, amanah dan berjiwa kemanusiaan tinggi.

22. Adik-adik 2017, 2018 dan 2019, terimakasih atas dukungan dan doanya,

semoga kelak menjadi dokter yang professional

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Oleh

karena itu, penulis mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Bandar Lampung, 09 Januari 2020

Penulis,

Lisa Dwi Aryani

Page 14: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 6

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

1.4.1 Bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan ................................................. 7

1.4.2 Bagi Masyarakat .............................................................................. 7

1.4.3 Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ............................ 7

1.4.4 Bagi Peneliti ..................................................................................... 8

1.4.5 Bagi Peneliti lain .............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9

2.1 Kehamilan .............................................................................................. 9

2.1.1 Definisi ............................................................................................. 9

2.1.2 Perubahan Fisiologis Kardiovaskular dan Metabolik .................... 10

2.1.3 Diet dan Gizi Ibu Hamil ................................................................. 12

2.2 Preeklampsia ....................................................................................... 17

2.2.1 Definisi .......................................................................................... 17

2.2.2 Diagnosis........................................................................................ 18

2.2.3 Etiologi .......................................................................................... 20

2.2.4 Patogenesis .................................................................................... 22

2.2.5 Faktor Risiko ................................................................................. 26

2.2. 6 Komplikasi .................................................................................... 32

2.3 Kekurangan Energi Kronis (KEK) ....................................................... 35

2.3.1 Pengertian ...................................................................................... 35

Page 15: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

viii

2.3.2 Diagnosis KEK .............................................................................. 35

2.3.3 Faktor Risiko .................................................................................. 37

2.3.4 Patofisiologi ................................................................................... 39

2.3.5 Dampak KEK ................................................................................. 40

2.4 Protein .................................................................................................. 40

2.4.1 Definisi dan Klasifikasi Protein ..................................................... 40

2.4.2 Fungsi Protein ................................................................................ 42

2.4.3 Pencernaan dan Absorbsi Protein .................................................. 43

2.4.4 Kebutuhan Asupan Protein Ibu Hamil ........................................... 44

2.4.5 Penilaian Konsumsi Pangan Metode Food Recall 24 Hours ......... 45

2.5 Hubungan Asupan Protein, Kurang Energi Kronis (KEK) dan

Preeklampsia ......................................................................................... 48

2.6 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 51

2.6.1 Kerangka Teori .............................................................................. 51

2.6.2 Kerangka Konsep ........................................................................... 52

2.7 Hipotesis ............................................................................................... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 53

3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 53

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 53

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................ 53

3.3.1 Populasi .......................................................................................... 53

3.3.2 Sampel............................................................................................ 54

3.3.3 Penghitungan Sampel..................................................................... 54

3.3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 56

3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel ..................... 57

3.4.1 Identifikasi Variabel ...................................................................... 57

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 57

3.5 Instrumen Penelitian dan Prosedur Penelitian ...................................... 59

3.5.1 Instrumen Penelitian ...................................................................... 59

3.5.2 Prosedur Penelitian ........................................................................ 59

3.6 Pengolahan dan Analisis Data .............................................................. 60

3.6.1 Pengolahan Data ............................................................................ 60

3.6.2 Analisis Data .................................................................................. 61

3.7 Etika penelitian ..................................................................................... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 64

4.1 Hasil...................................................................................................... 64

4.1.1 Karakteristik Responden ................................................................ 64

4.1.2 Analisis Univariat .......................................................................... 64

4.1.3 Analisis Bivariat............................................................................. 66

Page 16: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

ix

4. 2 Pembahasan ......................................................................................... 68

4.2.1 Karakteristik Responden ................................................................ 68

4.2.1 Analisis Univariat .......................................................................... 71

4.2.2 Analisis Bivariat............................................................................. 81

4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 86

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 86

5.2. Saran .................................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89

LAMPIRAN

Page 17: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Angka kecukupan gizi ................................................................................... 13

2. Status gizi berdasarkan IMT .......................................................................... 14

3. Penambahan zat gizi selama kehamilan ....................................................... 17

4. Jumlah porsi sekali makan.............................................................................. 17

5. Pemeriksaan Laboratorium Preeklampsia …………………………………. 19

6. Klasifikasi KEK menggunakan dasar IMT (kg/m2)……………………….. 35

7. Klasifikasi KEK menggunakan dasar LILA (cm)………………………….. 36

8. Mutu protein beberapa bahan pangan……………………………………… 45

9. Defini operasional variabel…………………………………………......….. 58

10. Distribusi frekuensi ibu hamil berdasarkan usia………………………………… 64

11. Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil………………………………………… 65

12. Distribusi frekuensi asupan protein ibu hamil ………………………………….. 65

13. Distribusi kejadian preeklampsia ……………………………………………… 66

14. Tabulasi silang status gizi terhadap preeklampsia………………………………. 66

15. Tabulasi silang asupan protein terhadap preeklampsia………………………….. 67

Page 18: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka teori ............................................................................................... 51

2. Kerangka konsep ............................................................................................ 52

3. Alur penelitian ………………………………………………………………. 60

Page 19: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar informed consent

Lampiran 2. Lembar persetujuan responden

Lampiran 3. Formulir penilaian konsumsi pangan food recall 24 hours

Lampiran 4. Surat izin pre survey penelitian

Lampiran 5. Surat kaji etik penelitian

Lampiran 6. Surat izin penelitian

Lampiran 7. Surat pengkalibrasian alat

Lampiran 8. Hasil analisis data

Lampiran 9. Hasil penelitian

Lampiran 10. Dokumentasi

Page 20: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu hamil (AKI) merupakan masalah kesehatan dunia yang

serius. Menurut data World Organization of Health (WHO) (2014), Indonesia

berada di peringkat tertinggi risiko kematian ibu di antara negara-negara di

Asia Tenggara. Di Vietnam, AKI mencapai 49 per 100.000 kelahiran hidup,

Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran

hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di Indonesia,

angka kematian ibu mencapai 190 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014).

Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

angka kematian ibu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup, namun

menurut data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, angka

kematian ibu di Indonesia mulai mengalami penurunan bila dibandingkan

tahun sebelumnya yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup. Penurunan angka ini

tidak begitu signifikan dibandingkan target angka kematian berdasarkan global

Millenium Development Goals (MDGs) ke – 5, yaitu 102 per 100.000 kelahiran

hidup (Jayanti, Basuki & Wibowo, 2016).

Page 21: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

2

Tingginya angka kematian ibu paling banyak disebabkan oleh komplikasi

selama kehamilan. Menurut data WHO (2016), setiap harinya terdapat 830 ibu

meninggal akibat komplikasi selama kehamilan atau persalinan dengan total

303.000 kematian ibu pada tahun 2015. Sejak tahun 1990, beberapa negara di

sub-Sahara Afrika sudah melakukan upaya untuk mengurangi tingginya angka

kematian maternal dengan cara menekan faktor risiko. Upaya ini cukup

berhasil di wilayah Asia dan Afrika Utara dalam menurunan rasio kematian

maternal global (jumlah kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup) menjadi

2,3% per tahun antara tahun 1990 sampai tahun 2015 (WHO, 2016).

Menurut profil data kesehatan Provinsi Lampung (2015) jumlah kematian ibu

tertinggi terjadi pada usia 20 sampai 34 tahun dengan total 102 kejadian, diikuti

jumlah kematian ibu dengan usia ≥35 tahun sebanyak 41 kejadian dan usia <20

tahun dengan jumlah kematian ibu sebanyak 6 kejadian. Angka kematian ibu

tertinggi di Provinsi Lampung terdapat di Kota Bandar Lampung dengan

jumlah kematian ibu sebanyak 19 kejadian, kemudian disusul Kabupaten

Lampung Selatan dengan jumlah kematian ibu sebanyak 15 kejadian sebagai

urutan kedua kasus terbanyak. Penyebab tingginya angka kematian ibu di

Provinsi Lampung antara lain akibat komplikasi perdarahan, hipertensi

kehamilan, infeksi, gangguan sistem vaskular, gangguan metabolik dan lain-

lain (Dinkes Lampung, 2016).

Menurut data WHO (2014) komplikasi kehamilan terdiri dari perdarahan 27%,

preeklampsia dan eklampsia 14%, infeksi 11%, partus macet 9% dan

komplikasi abortus 8%. Data tersebut hampir menjelaskan 75% dari

Page 22: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

3

keseluruhan penyebab kematian maternal (WHO, 2014). Di Indonesia, angka

kematian maternal akibat preeklampsia mencapai 25% pada tahun 2014 dan

meningkat pada tahun berikutnya menjadi 27,1% (Kemenkes, 2016).

Berdasarkan survey pendahuluan, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr.

H. Abdul Moeloek (RSAM) provinsi Lampung diketahui sebanyak 481

kejadian preeklampsia ibu hamil pada tahun 2013 dan sebanyak 337 pada

tahun berikutnya. Kejadian preeklampsia sangat berkontribusi dalam

peningkatan kematian maternal, terbukti pada tahun 2019 periode januari

sampai juni di RSAM Provinsi Lampung sebanyak 71 per 425 ibu hamil

mengalami preeklampsia dengan 2 diantaranya meninggal dunia akibat

komplikasi preeklampsia.

Preeklampsia merupakan suatu sindrom spesifik yang ditandai tekanan darah

tinggi (hipertensi) dan proteinuria (protein dalam urin) saat usia kehamilan

lebih dari 20 minggu. Menurut data WHO (2011) hipertensi kehamilan

memengaruhi sekitar 10% dari keseluruhan kehamilan di dunia. Hampir

sepersepuluh dari kematian maternal di Asia dan Afrika dikaitkan dengan

gangguan hipertensi kehamilan, sementara di Amerika Latin seperempatnya

dikaitkan dengan komplikasi tersebut (WHO, 2011). Menurut penelitian Vata,

Chauhan & Nallathambi et al. (2015) sebanyak sepuluh juta wanita di seluruh

dunia mengalami preeklampsia setiap tahunnya dengan 7.600 ibu hamil

diantaranya meninggal akibat preeklampsia dan gangguan hipertensi (Vata,

Chauhan, Nallathambi et al., 2015).

Page 23: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

4

Preeklampsia terjadi akibat adanya kerusakan endotel, insudasi plasma ke

dinding pembuluh darah, proliferasi sel miointimal, nekrosis dan vasospasme

sehingga mengganggu perfusi organ (Cunningham, Leveno & Bloom et al.,

2010). Walaupun etiologi dari preeklampsia belum begitu jelas, beberapa studi

dan penelitian membuktikan bahwa faktor mineral dan gizi ikut berperan

sebagai etiologi preeklampsia (Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2016).

Konsumsi protein kurang ibu hamil dapat memicu terjadinya hipoproteinemia,

penurunan kadar albumin serum dan perubahan jaringan endotel.

Terganggunya regenerasi jaringan endotel dapat memicu abnormalitas

vaskular dengan manifestasi klinis berupa tekanan darah tinggi, proteinuria dan

edema (Veronika, Serudji & Sastri, 2015). Terdapat faktor risiko lain penyebab

preeklampsia seperti kondisi ibu hamil kurang energi kronis (KEK). KEK

merupakan suatu keadaan tubuh kekurangan asupan energi dan protein secara

terus-menerus yang dapat didiagnosis dengan indeks pengukuran lingkar

lengan atas (LILA) <24,9 cm (Almatsier, 2010; Ariyani, Achadi & Irawati,

2012). Kurangnya asupan protein dan energi kronis ini diduga dapat

menurunkan kadar protein darah dan memicu kejadian disfungsi endotel. KEK

juga dikaitkan dengan kejadian anemia, penurunan kadar kalsium serum,

magnesium dan zinc yang diduga memiliki peran dalam menjaga tahanan

vaskular yang dapat memicu preeklampsia bila kadarnya kurang dalam darah

(Bahadoran, Zendehdel & Moyahedian et al, 2010).

Status gizi dan situasi kecukupan asupan energi, terutama protein ibu hamil

masih menjadi isu pokok pembangunan kesehatan di Indonesia (Kemenkes RI,

Page 24: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

5

2016). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) prevalensi

wanita usia subur KEK di Indonesia mencapai 20,8% dan ibu hamil KEK

mencapai 24,2 % (Riskesdas, 2013). Di Provinsi Lampung, angka kejadian ibu

hamil KEK tidak jauh berbeda, yaitu 21,3%. Di kota Bandar Lampung

prevalensi KEK mencapai 24,5% dengan temuan kasus sebanyak 1197.

Menurut data studi diet total (SDT) (2014) lebih dari 50% ibu hamil di

Indonesia berada pada angka kecukupan energi (AKE) kurang dari 70% dan

hanya 14% ibu hamil yang berada pada tingkat kecukupan energi cukup.

Demikian halnya dengan kecukupan protein, sebanyak 49,6% ibu hamil di

perkotaan dan 55,6% ibu hamil di perdesaan mendapatkan asupan protein

≤80% dari standar angka kecukupan protein (AKP) (Dinas Kesehatan Provinsi

Lampung, 2016).

Hasil penelitian Furqi & Saptorini (2016) menyebutkan bahwa terdapat

hubungan antara asupan protein dengan kejadian KEK (p=0,003). Dalam

penelitian lain yang dilakukan oleh Anas (2013) menyebutkan bahwa terdapat

hubungan antara pengukuran LILA <23,5 cm dengan kejadian preeklampsia

(p=0,000). Penelitian lain mengenai hubungan antara faktor gizi dengan

kejadian preeklampsia yang dilakukan oleh Nuryani, Maghfirah &

Citrakesumasari et al. (2013) menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara

asupan protein rendah dengan kejadian preeklampsia (p=0,000). Penelitian

lebih lanjut yang menggabungkan secara langsung pengaruh antara kurang

energi kronik dan asupan protein kurang ibu hamil dengan kejadian

preeklampsia belum pernah dilakukan. Berdasarkan latar belakang tersebut,

peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh antara kurang energi kronis (KEK)

Page 25: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

6

dan asupan protein ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia di Rumah Sakit

rujukan Provinsi Lampung yaitu RSUD Dr. H. Abdul Moeloek (RSAM).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Berapakah prevalensi ibu hamil yang menderita preeklampsia dan tidak

preeklampsia di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung?

2. Berapakah prevalensi ibu hamil yang menderita kurang energi kronik

(KEK) di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung?

3. Bagaimana gambaran asupan protein ibu hamil yang menderita di RSUD

DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung?

4. Bagaimana pengaruh kurang energi kronik (KEK) dan asupan protein pada

ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

(RSAM)?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh kurang energi kronis (KEK) dan asupan protein

ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek (RSAM).

Page 26: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

7

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui jumlah frekuensi ibu hamil yang menderita

preeklampsia dan tidak preeklampsia di RSUD DR. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung

2. Mengetahui jumlah status gizi ibu hamil kurang energi kronis (KEK)

di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

3. Mengetahui gambaran asupan protein ibu hamil yang menderita di

RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

pengaruh nutrisi dan status gizi ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia

sehingga dapat dilakukan pencegahan kejadian preeklampsia untuk

menekan angka kematian ibu.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan dan informasi tambahan bagi ibu hamil untuk

lebih memerhatikan asupan makanannya sebagai upaya pencegahan

kejadian preeklampsia

1.4.3 Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dalam

perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kedokteran klinis.

Page 27: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

8

1.4.4 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti dalam

bidang ilmu kedokteran klinis khususnya di bidang obstetri dan

ginekologi mengenai gizi dalam pengelolaan kehamilan.

1.4.5 Bagi Peneliti lain

Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya

yang ingin meneliti lebih lanjut.

Page 28: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Definisi

Kehamilan didefinisikan berbeda oleh beberapa ahli, namun pada

prinsipnya memiliki inti yang sama. Kehamilan adalah keadaan

mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh setelah terjadi

penyentuhan sel telur dan sel spermatozoa (Dorland, 2012). Menurut

Wiknjosastro & Prawirohardjo (2014) kehamilan adalah suatu proses

antara perpaduan sel sperma dan ovum sehingga terjadi konsepsi sampai

lahirnya janin. Lama fase kehamilan normal adalah 280 hari atau 40

minggu dihitung dari haid pertama haid terakhir (HPHT) (Wiknjosastro

& Prawirohardjo, 2014). Menurut Manuaba (2012) kehamilan adalah

rantai yang berkesinambungan antara ovulasi, migrasi sprematozoa dan

ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

(Manuaba, 2012).

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok wanita usia subur (WUS)

berusia 19-49 tahun dengan usia kehamilan yang baik berkisar 20-35

tahun. Puncak masa kesuburan pada kelompok WUS adalah usia 20-29

Page 29: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

10

tahun dengan presentase kesempatan hamil 95% dan akan turun menjadi

90% saat memasuki usia 30 tahun. Kesempatan hamil akan berkurang

menjadi 40% saat memasuki usia 40 tahun dan akan terus berkurang

menjadi 10% dengan penambahan usia tiap tahunnya (Mubarak, 2012).

2.1.2 Perubahan Fisiologis Kardiovaskular dan Metabolik

Pada masa kehamilan ditemukan perubahan hampir pada semua sistem

organ maternal. Perubahan tersebut diawali dengan sekresi hormon dari

korpus luteum dan plasenta. Efek mekanis dari perbesaran uterus dan

kompresi struktur sekitar uterus memegang peranan penting ketika

memasuki trimester II dan III. Perubahan tersebut meliputi perubahan

fungsi hematologi, kardiovaskular, ventilasi, metabolik dan

gastrointestinal (Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2016).

1. Perubahan Metabolik

Peningkatan sekresi berbagai hormon kehamilan seperti hormon

tiroksin, adrenokortikal dan hormon seks dapat meningkatkan laju

metabolisme basal sekitar 15 % ketika mendekati masa akhir

kehamilan. Terminasi dari peningkatan laju metabolisme basal ini

menyebabkan wanita hamil sering mengalami sensasi panas

berlebihan. Selain itu, adanya beban tambahan menyebabkan

pengeluaran energi untuk aktivitas otot lebih besar dari keadaan

normal. Tubuh mengalami perubahan metabolisme mendasar

sehingga terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan

janin dan persiapan pemberian air susu ibu (ASI) (Guyton, 2014).

Page 30: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

11

2. Sistem Kardiovaskular

Perubahan hemodinamik berupa peningkatan volume darah terjadi

sebesar 30-50% pada trimester pertama, mencapai puncak pada usia

kehamilan 32-34 minggu kemudian menetap sampai aterm. Akibat

peningkatan volume darah, cardiac output akan meningkat serta

jantung dan pembuluh darah akan mengalami sedikit dilatasi akibat

pengaruh dari hormon progesteron. Hormon progesteron akan

merelaksasi otot-otot polos dan mendilatasi dinding pembuluh darah.

Seorang wanita hamil cenderung mengalami supinasio hypotension

apabila berbaring terlentang akibat penekanan vena kava inferior

tertekan oleh uterus (Prawirohardjo & Wiknjosastro 2016).

Penekanan uterus terhadap vena pelvik menyebabkan perubahan lokal

tungkai bawah dengan manifestasi klinis berupa varises dan edema.

Hal ini diakibatkan absorbsi cairan eskstraseluler, peningkatan venous

return, peningkatan output ginjal meningkat yang selanjutnya

menyebabkan nocturnal diuresis. Penekanan uterus terhadap vena

juga meningkat sehingga aliran balik jantung turun dan terjadi

penurunan cardiac output. Keadaan ini terjadi akibat aktivitas sering

berdiri namun cenderung reversibel saat malam hari akibat perubahan

posisi tubuh berbaring (Prawirohardjo &Wiknjosastro, 2016).

Selain itu, peningkatan volume plasma yang lebih banyak dari volume

sel darah merah menyebabkan terjadinya hemodilusi dan penurunan

Page 31: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

12

kadar hemoglobin yang biasa disebut sebagai anemia fisiologis

kehamilan (Prawirohardjo &Wiknjosastro, 2016).

2.1.3 Diet dan Gizi Ibu Hamil

Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung

zat gizi dalam jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh. Diet yang

sehat adalah diet yang memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) yang

dianjurkan. Kecukupan zat gizi diperoleh dari konsumsi zat-zat gizi

esensial untuk memenuhi kebutuhan semua orang (Supariasa, 2012).

pencapaian tingkat konsumsi gizi (TKG) untuk individu adalah sebagai

berikut (Supariasa, 2012):

Tingkat Konsumsi Gizi = 𝐴𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐺𝑖𝑧𝑖

𝐴𝐾𝐺 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 x 100%

Klasifikasi tingkat konsumsi dibagi berdasarkan cut of points masing-

masing sebagai berikut (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004):

a. Kurang : < 80% AKG

b. Baik : 80 – 110 % AKG

c. Lebih : > 110% AKG

Angka kecukupan gizi (AKG) ibu hamil berbeda dengan kecukupan gizi

wanita yang tidak hamil karena diperlukan penambahan zat gizi untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin, sebagaimana dijelaskan pada

tabel berikut :

Page 32: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

13

Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil

Zat Gizi Kebutuhan Wanita Tidak Hamil Kebutuhan Wanita

Hamil

Energi 1900 kal (19-24 tahun)

1800 kal (30-49 tahun)

Trimester

1 + 180 kal

II dan III + 300 kal

Protein 50 g + 17 g

Vitamin A 500 mikrogram RE + 300 mikrogram RE

Vitamin D 5 mikrogram/hari -

Vitamin B1 0,5 mg + 0,4 mg

Niasin 14 mg + 4 mg

Vitamin B6 1,3 mg + 0,4 mg

Vitamin B12 2,4 mikrogram + 0,2 mikrogram

Asam Folat 400 mikrogram + 200 mikrogram

Vitamin C 75 mg/hari + 10 mg

Yodium/Y 150 mikrogram + 50 mikrogram

Zat Besi/Fe 26 mg

Trimester

II + 9 mg

III + 13 mg

Seng/Zn 9 mg

Trimester:

I + 1,7 mg

II + 4,2 mg

III + 9,8 mg

Selenium/Se 30 mikrogram + 5 mikrogram

Kalsium/Ca 800 mg + 150 mg

Sumber: Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004

1. Energi

Ibu hamil membutuhkan tambahan kalori sekitar 300 kkal sehingga

asupan makanan menjadi 2.800-3.000 kkal per hari. Menurut angka

kecukupan gizi tahun 2004, penambahan kebutuhan energi per hari ibu

hamil dibedakan berdasarkan trimester kehamilan yang berlangsung.

Pada trimester I, tambahan asupan kalori adalah 180 kkal sedangkan pada

trimester II dan III masing - masing 300 kkal. Total kalori yang

dibutuhkan adalah sekitar 80.000 kkal dengan 36.000 kkal untuk

pembakaran dan 44.000 kkal sisanya untuk pembuatan jaringan baru.

(Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

Page 33: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

14

Penambahan berat badan ibu hamil pada trimester II dan III untuk berat

badan normal adalah 0,4 kg/minggu, berat badan overweight atau gemuk

0,3 kg/minggu dan penambahan 0,5 kg/minggu untuk ibu hamil dengan

underweight atau kurus (Barasi, 2007). Adapun kategori status gizi

berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) sebagai berikut:

Tabel 2. Status gizi berdasarkan IMT

Nilai Status Gizi Kesimpulan

<17,0 Gizi kurang Sangat kurus

17,0-18,5 Kurang Kurus

18,5-25,0 Baik Normal

25,0-27,0 Lebih Gemuk

>27,0 Lebih Sangat gemuk

Sumber: Rukiyah, 2009

2. Protein

Konsumsi protein ibu hamil meningkat dibandingkan sebelum hamil.

Berdasarkan AKG (2004), tambahan protein yang diperlukan selama

kehamilan adalah 17 gram perhari dengan pemenuhan protein bersumber

hewani lebih besar dari protein nabati. Porsi konsumsi makanan seperti

ikan, telur, daging dan susu perlu lebih banyak dikonsumsi dbandingkan

tahu, tempe dan kacang. Hal ini disebabkan struktur protein hewani

mengandung asam amino yang lebih kompleks dan lebih mudah dicerna

tubuh (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

3. Vitamin

Vitamin A dibutuhkan untuk mempertahankan sel-sel yang melapisi

paru-paru janin agar tetap terlindungi dari polutan selama di dalam

rahim. Konsumsi vitamin A yang berlebihan dapat menimbulkan cacat

Page 34: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

15

bawaan, sehingga jumlah konsumsi vitamin A yang dianjurkan adalah

700-1000 mcg. Vitamin B12 bersama asam folat (vitamin B9) berperan

dalam pertumbuhan, sintesis DNA sel dan fungsi sel dalam sumsum

tulang, sistem persarafan serta saluran cerna. Kebutuhan vitamin B12

yang dianjurkan adalah 3 gram per hari yang dapat diperoleh dari unggas,

hati, telur, kerang, ikan, daging, susu dan keju. Vitamin D dibutuhkan

untuk pertumbuhan tulang, gigi, dan perkembangan jantung, otot serta

saraf janin. Kekurangan vitamin D pada ibu hamil mengakibatkan

gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Gangguan dapat

berupa hipokalsemi, osteomalasia pada ibu dan tetani pada bayi baru

lahir. Sumber vitamin D terutama terdapat pada sinar matahari. Tubuh

akan mengubah kolesterol kulit menjadi calcitrol (vitamin D3) yang

kemudian disalurkan ke hepar dan renal untuk menghasilkan vitamin D

ketika terpapar sinar matahari (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi,

2004).

4. Asam Folat

Kebutuhan asam folat selama hamil meningkat dua kali lipat. Asam folat

berperan dalam pematangan sel darah merah, perkembangan sel-sel

muda, sintesis sel DNA dan metabolisme energi. Beberapa studi

menyebutkan kekurangan asam folat disebutkan ada kaitannya dengan

kelahiran bayi berat bayi lahir rendah (BBLR). Pertambahan kebutuhan

asam folat bagi ibu hamil adalah 400-800 mcg per hari dan tidak

disarankan lebih dari 1000 mcg (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi,

2004).

Page 35: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

16

5. Zat besi

Kebutuhan zat besi pada perempuan hamil ditingkatkan menjadi 200 -

300% yaitu sekitar 800 mg dengan 300 mg untuk perkembangan janin

dan 500 mg untuk ibu. Ibu hamil trimester II dan III dianjurkan untuk

menelan 30-60 mg tablet besi tiap hari selama 3 bulan yang dimulai dari

minggu ke-12 kehamilan (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi,

2004).

6. Yodium

Yodium dapat diperoleh dari air minum, garam, sumber bahan makanan

laut, plum kering, telur dan susu. Kekurangan yodium bisa

mengakibatkan hipotiroid pada janin yang dapat berkembang menjadi

kretinisme dan bayi lahir mati. Asupan yodium yang dianjurkan adalah

200 g per hari (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

7. Serat

Kebutuhan serat bagi ibu hamil harus diperhatikan, karena selain

memberikan rasa kenyang lebih lama, juga dibutuhkan untuk

memperlancar sistem pencernaan. Serat bisa diperoleh dari sayuran,

buah-buahan, padi-padian, kacang-kacangan, gandum, beras dan

olahannya (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

Berdasarkan peningkatan kebutuhan asupan zat gizi ibu hamil, berikut

contoh menu makanan yang bisa dikonsumsi oleh ibu hamil yang dijelaskan

dalam tabel 3 dan 4.

Page 36: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

17

Tabel 3. Penambahan Zat Gizi Selama Kehamilan

Usia Kehamilan Penambahan Gizi Setara dengan :

0 sampai 13

minggu (Trimester

1)

Energi : 180 kkal

Protein : 20 gram

Lemak : 6 gram

Karbohidrat : 25 gram

- Biskuit 1 buah besar (10

gram)

- Telur ayam rebus 1 butir

(55 gram)

- Susu Sapi Segar ½ gelas

(100 gram)

14 sampai 41

minggu (Trimester

2 sampai Trimester

3)

Energi : 300 kkal

Protein : 20 gram

Lemak : 10 gram

Karbohidrat : 40 gram

- 1 mangkuk bubur kacang

hijau

- kacang hijau 5 sendok

makan (50 gram)

- Santan ½ gelas (50 gram)

- gula merah 1 sendok

makan (13 gram)

- Telur ayam rebus 1 butir

(55 gram)

Sumber : Sulistyoningsih, 2011

Tabel 4. Jumlah Porsi Sekali Makan

Kategori Berat Setara Dengan

Nasi/Pengganti 200 gram 1 gelas

Lauk-Pauk Hewani

(Ayam/

Daging/Ikan)

40 gram

Ikan : 1/3 ekor sedang

Ayam : 1 potong sedang

Daging : 2 potong kecil

Lauk Nabati

(Tempe/ Tahu /

Kacang -kacangan)

Tempe ; 50 gram

Tahu : 100 gram

Kacang-kacangan :

25 gram

Tempe : 2 potong sedang

Tahu : 2 potong sedang

Kacang – kacangan : 2 sendok

makan

Sayuran 100 gram 1 gelas/ 1 piring/ 1 mangkok

(setelah masak ditiriskan)

Buah-buahan 100 gram 2 ¼ potong sedang

Sumber : Sulistyoningsih, 2011

2.2 Preeklampsia

2.2.1 Definisi

Preeklampsia merupakan suatu sindrom spesifik yang ditandai tekanan

darah tinggi dan proteinuria pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu.

Preeklampsia terjadi akibat kerusakan endotel, insudasi plasma ke

dinding pembuluh darah, proliferasi sel miointimal, nekrosis dan

vasospasme sehingga perfusi ke organ terganggu (Cunningham, Leveno

& Bloom et al., 2010). Kriteria minimum preeklampsia yaitu tekanan

Page 37: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

18

darah ≥140/90 mmHg dan proteinuria sebanyak 300 mg atau lebih pada

urin sampel per 24 jam atau 30 mg/dL (1+ pada dipstick) dalam sampel

urin acak. Edema juga termasuk gejala preeklampsia namun sering tidak

termasuk kriteria diagnostik karena banyak ditemukan pada wanita

dengan kehamilan normal (Wiknjosastro & Prawirohardjo, 2014).

2.2.2 Diagnosis

Kriteria diagnostik preeklampsia terbaru menurut American College of

Obstetricians and Gynecologists 2013 Task Force on Hypertension in

Pregnancy adalah berdasarkan:

1. Anamnesis

Gejala nonspesifik seperti nyeri kepala, visus kabur, atau nyeri

kuadran kanan atas abdomen merupakan tanda awal preeklampsia

yang mungkin hadir tanpa disertai dengan peningkatan tekanan darah.

Riwayat sebelumnya seperti penyakit kronis, riwayat keluarga,

nulipara, dan komplikasi kehamilan sebelumnya merupakan faktor

predisposisi

2. Pemeriksaan fisik

Peningkatan tekanan darah yang terjadi sejak usia kehamilan 20

minggu. Manifestasi klinis lain seperti edema ekstremitas bawah,

edema paru, hepatomegaly dan nyeri tekan kuadran kanan atas

abdomen merupakan temuan klinis yang kurang spesifik untuk

diagnosis preeklampsia.

Page 38: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

19

3. Pemeriksaan Penunjang

Tes laboratorium yang direkomendasikan meliputi hitung darah

lengkap, basic metabolic panel (glukosa, kalsium, sodium, potassium,

CO2, Cl, BUN [Blood Urea Nitrogen], kreatinin), tes fungsi hati,

lactate dehydrogenase (LDH), dan haptoglobin jika dicurigai ada

sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati, trombosit

rendah).

Tabel 5. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium Untuk Memastikan Kecurigaan Preeklampsia

- Darah lengkap → Trombositopenia

- Tes fungsi hati → aspartate aminotransferase, alanine aminotransferase,

bilirubin meningkat

- Kadar kreatinin dan kreatin → Kreatin serum dan protein kreatinin

meningkat

- Pemeriksaan koagulasi, LDH dan haptoglobin → jika curiga ada

sindrom HELLP

Preeklampsia dibedakan menjadi dua yaitu preeklampsia ringan dan

preeklampsia berat dengan kriteria sebagai berikut (Prawirohardjo &

Wiknjosastro, 2016).

1. Preeklampsia ringan

a. Tekanan darah ≥140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu.

b. Ekskresi protein dalam urin ≥ 300 mg/24 jam atau ≥ +1 dipstik,

rasio protein:kreatinin ≥ 30 mg/mmol.

2. Preeklampsia berat

Preeklampsia dikatakan masuk kategori berat apabila ditemukan satu

atau lebih tanda di bawah ini

a. Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg sedikitnya enam jam pada dua

Page 39: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

20

kali pemeriksaan. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu

hamil sudah dirawat di rumah sakit dan telah menjalani tirah

baring

b. Proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau ≥ +3 dipstik pada sampel urin

sewaktu yang dikumpulkan paling sedikit empat jam sekali

c. Trombositopenia < 100.000/ul dan hemolisis mikroangiopati

d. SGOT (serum glutamic oxaloacetic transaminase) dan SGPT

(serum glutamic pyruvic transaminase) meningkat ditambah

nyeri epigastrik atau kuadran kanan atas abdomen akibat

teregangnya kapsula glisson.

e. Sakit kepala persisten dan skotoma penglihatan.

f. Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion dan abrupsio

plasenta

g. Edema paru dan gagal jantung kongestif.

h. Oliguria ≤ 500 ml/24 jam dan kreatinin plasma meningkat ≥ 1,2

mg/dL

(Suwanti, Wibowo & Safitri, 2015; Wiknjosastro & Prawirohardjo,

2014).

2.2.3 Etiologi

Etiologi preeklampsia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa

teori yang menjelaskan penyebab terjadinya preeklampsia yaitu:

1. Implantasi Plasenta

Implantansi plasenta disertai invasi trofoblastik abnormal pada

pembuluh darah arteriola spiralis uteri akan menyebabkan remodeling

Page 40: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

21

ekstensif akibat invasi trofoblas endovaskular pada kondisi normal

(Fisher, McMaster & Robert, 2009). Sel-sel ini akan menggantikan

lapisan otot dan endotel untuk memperlebar diameter pembuluh darah.

Vena-vena hanya diinvasi secara superfisial. Pada preeklampsia,

mungkin terjadi invasi trofoblastik inkomplit sehingga pembuluh

desidua akan dilapisi trofoblas endovascular sehingga rerata diameter

hanya setengah dari pembuluh plasenta normal. Lumen arteriola

spiralis yang terlalu sempit (abnormal) kemungkinan akan mengganggu

aliran darah plasenta. Kurangnya perfusi dan lingkungan hipoksik

menyebabkan pelepasan debris plasenta yang mencetuskan respons

inflamasi sistemik. Plasentasi seperti ini mengakibatkan stress

oxidative pada plasenta sehingga menimbulkan sindrom preeklampsia

(Cunningham, Leveno & Bloom et al., 2010).

2. Toleransi Imunologis

Pada perempuan hamil normal, respon imun tidak menolak keberadaan

hasil konsepsi karena adanya human leukocyte antigen protein G

(HLA-G) yang berperan dalam modulasi respon imun. Keberadaan

HLA-G pada plasenta dapat melindungi trofoblas janin dari natural

killer cell (NK) ibu dan melakukan prokondisi untuk mempermudah

invasi sel ke dalam jaringan desidua (Prawiroharjo &Wiknjosastro,

2016). Toleransi Imunologis yang bersifat maladaptif diantara jaringan

maternal, paternal (plasental) dan fetal diduga berperan dalam

penyebab preeklampsia. Pada preeklampsia, terjadi penurunan produksi

Human Leukocyte Antigen – G (HLA-G) oleh trofoblas ekstravilus yang

Page 41: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

22

berpengaruh pada kecacatan vaskularisasi plasenta akibat immune-

maladaptation. Faktor-faktor yang berperan terhadap reaksi radang

secara imunologis ini dirangsang oleh mikropartikel plasenta dan

adiposit (Brooks, 2011).

3. Maladaptasi Maternal

Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular atau

inflamatorik pada kehamilan normal diduga merupakan kelanjutan dari

plasentasi yang abnormal. Iskemik karena kecacatan dalam plasentasi

merupakan pencetus dilepaskannya faktor-faktor plasenta yang

menyebabkan terjadinya sindrom preeklampsia (Taylor, Davidge &

Roberts, 2009).

4. Faktor Genetik

Faktor-faktor gen predisposisi yang diwariskan dan pengaruh

epigenetik memiliki kecenderungan herediter dalam mengendalikan

sejumlah besar fungsi metabolik dan enzimatik di setiap sistem organ

(Cunningham, Leveno & Bloom et al., 2010).

2.2.4 Patogenesis

1. Vasospasme

Konstriksi vaskular menyebabkan peningkatan tahanan pembuluh

darah sehingga timbul peningkatan tekanan darah. Kerusakan sel

endotel menyebabkan kebocoran interstitial sehingga komponen-

komponen darah termasuk trombosit dan fibrinogen menempel dan

Page 42: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

23

terakumulasi di subendotel. Berkurangnya aliran darah akibat

maldistribusi dan iskemia jaringan sekitar akan menyebabkan nekrosis,

perdarahan, dan gangguan end-organ lain merupakan ciri dari sindrom

preeklampsia (Cunningham, Leveno & Bloom et al., 2010).

2. Kerusakan Sel Endotel

Endotelium normal memiliki sifat antikoagulan dan sel-sel endothelial

otot polos pembuluh darah merespon agonis dengan cara melepaskan

nitrat oksida. Sel endotel yang rusak atau teraktivasi menghasilkan

lebih sedikit nitrat oksida dan menyekresikan substansi yang memicu

koagulasi serta sensitivitas terhadap vasopresor dan meningkatkan

respons presor (Cunningham, Leveno & Bloom et al., 2010).

3. Prostaglandin

Penumpulan respons terhadap presor yang disebabkan penurunan

responsivitas vaskular dipengaruhi oleh sintesis prostaglandin endotel,

namun pada kehamilan dengan preeklampsia, terjadi penurunan

produksi prostaglandin endotel (PGI2). Pada saat bersamaan, sekresi

tromboksan A2 oleh trombosit meningkat, dan rasio prostasiklin dan

tromboksan A2 menjadi turun. Sehingga, terjadi peningkatan

sensitivitas terhadap angiotensin II yang menyebabkan vasokontriksi

(Cunningham, Leveno & Bloom et al., 2010).

Page 43: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

24

4. Nitrat Oksida

Nitrat Oksida merupakan vasodilator poten yang disintesis dari L-

arginin oleh sel endotel. Inhibisi sintesis nitrat oksida akan

meningkatkan tekanan arteri, menurunkan laju jantung dan memicu

kesensitifan vasopresor yang diinduksi kehamilan. Nitrat oksida

merupakan senyawa yang mempertahankan kondisi normal pembuluh

darah dalam berdilatasi dan bertekanan rendah yang khas untuk perfusi

fetoplasenta. Zat ini juga dihasilkan oleh endotel janin yang kadarnya

akan meningkat sebagai respon terhadap kondisi preeklampsia,

diabetes, dan infeksi (Cunningham, Leveno & Bloom et al., 2010).

5. Endotelin

Peptida 21-asam amino merupakan vasokonstriktor poten. Endotelin-1

(ET-1) merupakan isoform utama yang dihasilkan oleh sel endotel

manusia. Kadar ET-1 di dalam plasma dapat meningkat pada wanita

normotensif, namun dapat meningkat lebih tinggi pada preeklampsia

(Cunningham, Leveno & Bloom et al., 2010).

6. Ketidakseimbangan Angiogenik dan Antiangiogenik

Terdapat jumlah berlebih faktor angiogenik yang diduga dirangsang

oleh hipoksia. Pada preeklampsia, jaringan trofoblastik menghasilkan

sedikitnya dua peptide antiangiogenik secara berlebihan yang

kemudian memasuki sirkulasi maternal (Cunningham, Leveno &

Bloom et al., 2010).

Page 44: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

25

7. Angiogenik Markers

Perubahan kadar absolut Soluble Fms-like tyrosine kinase-1 (sFlt-1),

endogenous inhibitor of vascular endothelial growth factor (VEGF),

placental growth factor (PlGF), dan soluble endoglin (sEng) pada

sirkulasi ibu mendahului onset preeklampsia dan berkorelasi dengan

tingkat keparahan penyakit sehingga digunakan sebagai tes prediksi

potensial untuk preeklampsia (Levine, Maynard & Qian, et al., 2004).

Wanita yang mengalami perkembangan parah atau onset dini

preeklampsia memiliki kadar sFlt-1 dan plGF yang lebih tinggi

dibandingkan kehamilan normal. Tingkat sirkulasi sFlt-1 mulai

meningkat pada umur kehamilan 5 minggu sebelum onset preeklampsia

muncul. Peningkatan level sFlt-1 menyebabkan penurunan plasma

bebas dan tingkat VEGF bebas. Rendahnya tingkat PlGF pada usia

kehamilan 13-20 minggu dan 21-32 minggu adalah prediktif

preeklampsia preterm, sedangkan pada usia kehamilan 33-41 minggu

adalah prediktif preeklampsia term. Tingkat sflt-1 yang tingginya tidak

lebih awal dari usia kehamilan 21-32 minggu adalah prediktif

preeklampsia preterm, sedangkan kadar sFlt-1 yang tinggi pada usia

kehamilan 33-41 minggu diperkirakan preeklampsia term (Levine,

Maynard & Qian, et al., 2004).

8. Protein-13 Plasenta

Protein-13 plasenta (PP-13) yang diproduksi oleh sinsitiotrofoblas

terlibat dalam implantasi normal dan perkembangan vaskular plasenta

Page 45: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

26

(Than, Pick & Bellyei, et al.,2004). Kadar PP-13 pada trimester pertama

sampai trimester kedua menjadi penanda dalam penilaian risiko

preeklampsia (Gonen, Shahar & Grimple et al., 2008).

9. Plasma Protein A

Protein plasma A (PAPP-A) adalah peptidase yang diproduksi oleh

sinsitiotrofoblas dengan aktivitas hidrolitik untuk faktor pertumbuhan

mirip insulin sebagai protein pengikat. Protein A sebagai faktor

pertumbuhan insulin penting untuk implantasi, invasi trofoblas ke ibu

dan pertumbuhan plasenta. Protein A yang dilepas ke dalam sirkulasi

ibu akan mengikat eosinofil dan menghambat aktivitas proteolitiknya.

Sehingga penurunan kadar PAPP-A pada trimester pertama dikaitkan

dengan peningkatan risiko kehamilan preeklampsia (Spencer, Allen &

Flowerdew et al.,2008).

2.2.5 Faktor Risiko

Terdapat banyak faktor risiko penyebab preeklampsia, seperti :

(Prawirohardjo &Wiknjosastro, 2016)

1. Primigravida, Primipaternitas

Preeklampsia lebih sering terjadi pada primigravida dibandingkan

dengan multigravida. Dari seluruh primigravida, 7,6% didiagnosis

menderita preeklampsia. Pada primigravida, sistem imun ibu mulai

‘belajar' untuk mengakomodasi keberadaan janin. Paparan sperma

paternal pada kondisi normal dapat mentoleransi aloantigen

fetopaternal. Kegagalan dalam imunoregulasi ini dapat meningkatkan

Page 46: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

27

risiko pra-eklampsia (Tahap 0 preeklampsia). Seminal plasma

paternal lebih berpengaruh terhadap imunologis sebab mengandung

antigen MHC tipe I dan tipe II dengan konsentrasi tinggi yang dapat

mengubah Growth Factor-B (TGFb), menginduksi sel T regulatori (T-

reg) dan sel T-Helper 17 (Th-17) sebagai respon inflamasi. Setelah

pembuahan, sel T regulator, yang berinteraksi dengan indoleamin 2,3-

di-oksigenase, bersama dengan pengakuan sel NK desidua HLA-C

janin pada trofoblas ekstravili dapat memfasilitasi pertumbuhan

plasenta melalui imunoregulasi. Kegagalan total mekanisme ini akan

menyebabkan keguguran, sementara kegagalan parsial akan

menyebabkan plasentasi yang buruk dan perfusi uteroplasenta yang

disfungsional. Paparan pra-konseptual selanjutnya menginduksi

toleransi untuk alloantigen paternal dan akumulasi sel T regulatori (T-

reg) yang dapat memfasilitasi implantasi dan memberikan

perlindungan lebih lanjut terhadap preeklampsia (Christopher,

Redman & Sargent, 2010).

Trofoblas manusia memiliki ekspresi terbatas terhadap antigen

transplantasi. Ini termasuk HLA-E, F, dan G polimorfik yang tidak

dapat memberi sinyal terhadap spesifisitas paternal, sedangkan HLA-

C pada extravillous (invasif) sitotrofoblas di Interface II, bisa. Tapi

interface ini mengalami kemunduran di trimester II kehamilan. Tahap

selanjutnya yaitu tahap klinis preeklampsia, terjadi ketika interface

IV, the syncitium villous, adalah dominan. Pada keadaan ini tidak

Page 47: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

28

ditemukan ekspresi HLA sehingga fase klinis timbul preeklampsia

dihasilkan melalui peradangan sistemik maternal yang tidak didorong

oleh alloantigen (Christopher, Redman & Sargent, 2010).

Selain itu, pada primigravida sering mengalami stress yang

menyebabkan peningkatan pelepasan corticotropic-releasing

hormone (CRH) oleh hipotalamus, yang kemudian menyebabkan

peningkatan kortisol yang memengaruhi curah jantung dan tekanan

darah (Moffat, 2008). Jika ditinjau dari kejadian hipertensi dalam

kehamilan, graviditas paling aman adalah kehamilan keduasampai

ketiga (Katsiki, Godosis & Komaitis et al., 2010).

Primipaternitas adalah kehamilan anak pertama dengan suami yang

kedua (Prawirohardjo & Wiknjosastro, 2016). Berdasarkan teori

intoleransi imunologik antara ibu dan janin dinyatakan bahwa ibu

multipara yang menikah lagi memiliki risiko besar untuk mengalami

preeklampsia sebab dikaitkan dengan dengan interval antara koitus

pertama dan konsepsi (interval coital) yang menyebabkan pengenalan

imunoregulasi ulang Christopher, Redman & Sargent, 2010).

2. Hiperplasentosis

Sel imun maternal dihadapkan dengan subtipe trofoblas berbeda pada

beberapa interface ibu-plasenta yang tergantung dari usia kehamilan

dan lokasi anatomi. Interface di jaringan desidua atau pembuluh darah

darah ibu (intervillous space) diawali dengan implantasi

Page 48: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

29

syncytiotrophoblast embrio (Interface I) pada usia kehamilan 3-8

minggu. Pada akhir trimester pertama, terjadi pembentukan interface

lainnya, yaitu pembentukan histiotrophic placenta oleh sitotrofoblas

invasif (Interface II), plasentasi di chorion halus (Interface III), dan

post-placentation di villous syncytiotrophoblast (Interface IV). Pada

awal kehamilan, Interfaces I dan II mendominasi. Interface II

berkurang setelah usia kehamilan 16 minggu. Interface IV diaktifkan

melalui terbentuknya sirkulasi uteroplasenta pada usia kehamilan 8-9

minggu dan membesar seiring dengan pertumbuhan plasenta dan

menjadi interface dominan setelah usia kehamilan 20 minggu. Interface

I dan II berfokus pada implantasi, plasentasi dan stadium awal

preeklampsia karena merupakan proses pengenalan spesifik alloantigen

terhadap antigen paternal. Interface IV merupakan fase yang paling

lama dan berpengaruh terhadap gejala klinis preeklampsia karena pada

fase ini terjadi peningkatan respons inflamasi sistemik ibu akibat faktor

plasenta (Christopher, Redman & Sargent, 2010).

Hiperplasentosis adalah kondisi langka dengan peningkatan berat

plasenta yang disebabkan oleh aktivitas trofoblastik yang berlebihan,

yang mengarah pada konsentrasi human chorionic gonadotropine

hormone (hCG) yang lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan

normal (Emily, Tan & Hersman, 2009). Hiperplasentosis dianggap

sebagai faktor risiko preeklampsia sebab trofoblas yang berlebihan

dapat menurunkan perfusi uteroplasenta, memengaruhi aktivitas

endotel dan menyebabkan vasospasme. Hiperplasentosis tersebut

Page 49: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

30

misalnya disebabkan karena molahidatidosa kehamilan multiple

gestasi, diabetes melitus, thalassemia alfa, eritroblastosis (Emily, Tan

& Hersman, 2009).

Faktor seperti kehamilan ganda sangat meningkatkan risiko hipertensi

sebab ibu dengan kehamilan triplet berisiko tiga kali lebih besar untuk

mengalami hipertensi dibanding ibu dengan kehamilan tunggal. Pasien

dengan molahidatidosa memilikki konsentrasi serum sFlt1 yang secara

signifikan lebih tinggi dibanding kehamilan normal yang dapat

menyebabkan disfungsi endotel, hipertensi dan proteinuria pada

preeklampsia (Koga, Osuga & Tajima et al., 2010). Peningkatan

konsentrasi serum sFlt1 ini terjadi sejak 5 minggu sebelum timbulnya

preeklampsia (Maynard, Min & Merchan et al., 2003).

3. Umur (> 35 tahun atau <20 tahun)

Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20-30

tahun. Komplikasi maternal pada wanita hamil dan melahirkan dengan

usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi dari pada

komplikasi maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun sebab usia

yang terlalu muda secara biologis perkembangan alat-alat reproduksi

belum optimal (Manuaba, 2012).

Setiap ibu primigravida yang berusia di atas 35 tahun berisiko tinggi

mengalami preeklampsia sebab terjadi perubahan struktur pembuluh

darah besar, lumen menjadi lebih sempit, dinding pembuluh darah

Page 50: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

31

menjadi lebih kaku, akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah

sistolik (Manuaba, 2012).

4. Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia

Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan (Muflihan,

2012). Genotipe ibu lebih menentukan untuk terjadinya preeklampsia

dan telah terbukti bahwa ibu dengan preeklampsia, 26% anak

perempuannya juga akan mengalami preeklampsia (Prawirohardjo &

Wiknjosastro, 2016).

5. Riwayat penyakit ginjal dan hipertensi sebelum hamil

Riwayat hipertensi kronis meningkatkan risiko terjadinya hipertensi

kehamilan dan komplikasinya merupakan superimpose preeklampsia

dan hipertensi kronis kehamilan. Hal tersebut berhubungan dengan

kerusakan glomerulus yang menimbulkan gangguan filtrasi dan

vasokonstriksi pembuluh darah (Manuaba, 2012).

6. Status Gizi

Tingginya indeks massa tubuh merupakan masalah gizi karena

kelebihan kalori, kelebihan gula dan garam yang bisa menjadi faktor

risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes

melitus, hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung koroner,

reumatik dan berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan

kesehatan lain. Hal tersebut berkaitan dengan adanya timbunan lemak

Page 51: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

32

berlebih dalam tubuh. Peningkatan atau kenaikan berat badan ibu

berlebihan sebelum dan selama hamil berisiko mengalami komplikasi

selama kehamilan ataupun persalinan, seperti perdarahan, tekanan

darah tinggi dan preeklampsia. Obesitas berkaitan dengan tingginya

kadar trigliserida yang memicu terjadinya shear stress oxidatve dengan

patofisiologi mirip arterosklerosis (Muflihan, 2012).

Ibu hamil dengan IMT rendah atau kurang energi terutama protein

kronis, juga berisiko untuk menyebabkan terjadinya preeklampsia

melalui penurunan kadar albumin serum dengan mengganggu

permeabilitas vaskular yang dapat mengakibatkan disfungsi endotel

(Dharma, Noroyono & Raranta 2005).

10. Defisiensi Gizi

Beberapa penelitian membuktikan bahwa konsumsi minyak ikan dan

minyak hati halibut dapat menghambat produksi tromboksan,

mennghambat aktivasi trombosit dan mencegah vasokonstrisi

pembuluh darah (Prawiroharjo &Wiknjosastro, 2016).

2.2.6 Komplikasi

1. Komplikasi Pada Ibu

a. Kejang (eklampsia)

Eklampsia adalah keadaan ditemukannya serangan kejang yang

disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa nifas

yang sebelumnya menunjukan gejala preeklampsia (Prawirohardjo

Page 52: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

33

& Wiknjosastro, 2016).

b. Solusio Plasenta

Menurut penelitian Parker, Werler & Gisler et al. (2015), ada

hubungan patofisiologi antara preeklampsia dengan kejadian

solusio plasenta yang diperantarai proses iskemik uteroplasenta

(Parker, Werler & Gisler et al., 2015).

c. Gagal Multiorgan Pada Ibu (gagal ginjal, nekrosis hepar, ruptur

hepar, perdarahan otak, edema paru, dan pelepasan retina)

Preeklampsia merupakan gangguan multisistem dengan implikasi

besar bagi ibu dan janin. Plasentasi abnormal dalam kaskade

terbentuknya hubungan uteroplasenta pada akhirnya

mengakibatkan disfungsi organ ibu. Pada pasien dengan

predisposisi, peradangan dan pembuluh darah patologis, faktor

janin, termasuk kehamilan kembar dan makrosomia, serta paparan

lingkungan turut berkontribusi bagi pelepasan zat plasenta,

termasuk molekul anti-angiogenik ke dalam sirkulasi ibu. Hal ini

bisa berpengaruh secara langsung atau tidak langsung pada endotel

organ, termasuk ginjal, hati dan otak. Pembebasan oksigen reaktif,

sitokin, dan mikrotrombi dari endotel yang rusak berkontribusi

untuk kerusakan organ (Eastbrook Brown & Sargent, 2011).

Page 53: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

34

2. Komplikasi Pada Janin

a. Prematuritas

Etiologi kelahiran prematur paling banyak disebabkan

preeklampsia (40%), IUGR (Intra- Uterine Fetal Death) (10%),

solusio plasenta (7%) dan kematian janin (7%). Turunnya aliran

darah ke plasenta dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan

janin dan hipoksia janin yang mengakibatkan gawat janin.

Peningkatan tonus rahim dan kepekaan terhadap rangsang pada

preeklampsia dan eklampsia sering terjadi dapat menyebabkan

partus prematur (Loftin, Habli & Snyder et al., 2010).

b. Retardasi Pertumbuhan Intrauterin

Teori implantasi abnormal plasenta akan menghambat invasi

trofoblas sehingga nutrisi yang disalurkan kepada janin berkurang

dan mengakibatkan retardasi pertumbuhan intrauterin (Srinivas,

Edlow & Neff et al., 2009).

c. Kematian Intrauterin

Menurut penelitian Harmon, Huang & Umbach et al. (2015), risiko

kematian janin intrauterin pada ibu dengan preeklamsia sebesar

11,6 per 1000 di minggu 26, lalu 4,6 per 1000 di minggu 28, dan

2,5 per 1000 di minggu 32 (Harmon, Huang & Umbach et al.,

2015).

Page 54: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

35

2.3 Kekurangan Energi Kronis (KEK)

2.3.1 Pengertian

Kurang Energi Kronik (KEK) merupakan suatu keadaan dimana terjadi

kekurangan asupan energi dan protein secara terus menerus yang dapat

memengaruhi kondisi kesehatan yang bisa dilihat dari indeks

pengukuran. Indeks pengukuran kekurangan energi kronis

diklasifikasikan menjadi tingkatannya berdasarkan indeks massa tubuh

(IMT) dan lingkar lengan (LILA) (Almatsier, 2010).

2.3.2 Diagnosis KEK

Pengukuran antropometri untuk mengetahui status gizi selama kehamilan

meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan sebelum hamil,

pertambahan berat badan selama hamil dan lingkar lengan atas

(Kemenkes, 2016). Pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar

lengan atas (LILA) berguna dalam menilai malnutrisi energi dan protein

sebab massa otot merupakan indeks pengukuran cadangan protein.

Penilaian tingkatan KEK menurut IMT dan LILA dijelaskan pada tabel

berikut

.

Tabel 6. Klasifikasi KEK menggunakan dasar IMT (kg/m2 )

Tingkatan KEK IMT (kg/m2)

Normal

Tingkat I

Tingkat II

Tingkat III

>18,5

17,0-18,4

16,0-16,9

<16,0

Sumber : Arisman, 2014

Page 55: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

36

Tabel 7. Klasifikasi KEK menggunakan dasar lingkar lengan (LILA)

Klasifikasi Batas Ukur

Normal

KEK

24,9 cm

< 24,9 cm

Sumber : Ariyani, Achadi & Irawati, 2012

Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah

ditetapkan. Ada 7 (tujuh) urutan pengukuran LILA, yaitu:

1) Tetapkan posisi bahu dan siku

2) Letakkan pita antara bahu dan siku

3) Tentukan titik tengah lengan

4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan

5) Pita jangan terlalu ketat

6) Pita jangan terlalu longgar

7) Cara pembacaan skala yang benar (Supariasa, 2012).

Pengukuran LILA dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku

lengan kiri (kecuali orang kidal diukur di lengan kanan). Pengukuran

LILA harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam

keadaan tidak tegang dan alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti

tidak kusut atau dilipat-lipat. Adapun keuntungan indeks LILA/U yaitu

sebagai indikator untuk menilai KEK dan KEP berat, alat ukur murah,

ringan dan memiliki kode warna untuk menentukan keadaan gizi.

Sedangkan kekurangan dari indeks LILA/U yaitu hanya sebatas

mengidentifikasi wanita dengan KEK dan anak dengan KEP berat, sulit

menentukan ambang batas dan sulit digunakan untuk menilai

pertumbuhan anak pada usia dua sampai lima tahun sebab perubahannya

tidak tampak nyata (Supariasa, 2012).

Page 56: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

37

2.3.3 Faktor Risiko

Penyebab utama terjadinya KEK ibu hamil adalah akibat kekurangan

kalori dan protein secara kronis sejak sebelum hamil. Penyebab KEK

dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Penyebab Langsung

Asupan makanan adalah sejumlah makanan yang dikonsumsi

seseorang dengan tujuan mendapatkan sejumlah zat gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh yang tiap kandungan gizinya memberikan

fungsi berbeda (Almatsier, 2010). Asupan energi ibu hamil dapat

memengaruhi kejadian kekurangan energi kronik (KEK) sesuai

dengan penelitian Surasih (2006) yaitu ibu dengan asupan energi yang

rendah berisiko mengalamai KEK dengan nilai p=0,0000. Asupan

protein ibu hamil juga dapat memengaruhi kejadian kekurangan energi

kronik (KEK) sesuai dengan penelitian Furqi & Saptorini (2016)

dimana asupan protein rendah berisiko menyebabkan KEK pada ibu

hamil dengan nilai p=0,003. Jenis protein seperti sumber protein

hewani maupun nabati tidak berpengaruh terhadap kejadian KEK ibu

hamil dengan nilai p=0,559.

Protein merupakan komponen struktural utama tubuh yang berfungsi

sebagai penyusun enzim dan hormon. Peningkatan perombakan

protein di dalam tubuh ketika hamil dan sejumlah protein terakumulasi

sejalan dengan pertumbuhan janin, uterus, volume darah, plasenta,

cairan amnion. Gangguan gizi dengan defisiensi energi dan protein

kronis disebabkan oleh banyak faktor seperti susunan makanan yang

Page 57: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

38

salah dalam segi kuantitas maupun kualitas akibat kurangnya

ketersediaan pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan

yang salah atau gangguan infeksi sehingga zat gizi tidak dapat

mencapai sel setelah pengonsumsian makanan (Shils, Hike &

Caballeo et al., 2006).

2. Penyebab Tidak Langsung

a. Hambatan utilitas zat-zat gizi

b. Hambatan penggunaan zat-zat gizi karena susunan asam amino di

dalam tubuh tidak seimbang sehingga menurunkan nafsu makan

dan konsumsi makan (Sinarmata, 2008)..

c. Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi seperti infeksi cacing.

Penyakit infeksi dan keadaan gizi berhubungan erat sebab penyakit

infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi buruk

dapat memudahkan seseorang terkena penyakit infeksi (Shafique,

Akhter & Stalkamp et al., 2007). Ibu yang memperoleh asupan

makanan cukup tetapi sering menderita penyakit pada akhirnya

akan meningkatkan risiko gizi kurang. Demikian dengan ibu yang

tidak memperoleh asupan makanan cukup, daya tahan tubuhnya

menjadi lemah dan lebih mudah terserang penyakit (Supariasa,

2012).

d. Pengetahuan tentang gizi ibu hamil kurang.

Pendidikan yang dimiliki ibu hamil berpengaruh terhadap kejadian

KEK dengan p=0,0001. Ibu dengan pendidikan lebih tinggi

Page 58: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

39

menunjukkan hasil risiko KEK yang rendah dibandingkan dengan

ibu yang tidak lulus SD/SMP/SMP atau sederajat (Furqi &

Saptorini, 2016).

e. Kondisi hygiene yang kurang baik.

Kondisi hygiene yang kurang baik dikaitkan dengan risiko

terserang penyakit infeksi. Penyakit infeksi dapat memperburuk

keadaan gizi dan keadaan gizi buruk dapat memudahkan seseorang

terkena penyakit infeksi (Shafique, 2007).

f. Status Gizi Sebelum Hamil

Status gizi sebelum hamil berpengaruh terhadap risiko kejadian

KEK seperti pada penelitian (Furqi & Saptorini, 2016) dengan nilai

p=0,002. Sehingga wanita usia subur yang merencanakan

kehamilan disarankan menjaga berat badan dalam kategori normal.

g. Usia Ibu Hamil

Ibu yang hamil yang berusia ekstrim seperti terlalu muda atau

terlalu tua berisiko mengalami KEK dengan p=0,002 (Furqi &

Saptorini, 2016). Usia ibu hamil yang berisiko adalah <20 tahun

dan >35 tahun, sehingga ibu yang akan hamil disarankan berada

pada kisaran umur 20-35 tahun.

2.3.4 Patofisiologi

Patofisiologi dari KEK terjadi melalui lima tahapan yaitu: pertama,

ketidakcukupan zat gizi. Ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama

menyebabkan persediaan/ cadangan jaringan tidak mampu memenuhi

kebutuhan tubuh. Kedua, ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama

Page 59: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

40

menyebabkan kemerosotan jaringan, yang ditandai dengan penurunan

berat badan. Ketiga, ketidakcukupan zat gizi menyebabkan perubahan

biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium.

Keempat, ketidakcukupan zat gizi menyebabkan perubahan fungsi yang

ditandai dengan tanda khas. Kelima, terjadi perubahan anatomi yang dapat

dilihat dari munculnya tanda klasik (Supariasa, 2012). Proses terjadinya

KEK merupakan akibat dari faktor lingkungan dan faktor manusia yang

didukung oleh kekurangan asupan zat-zat gizi, sehingga simpanan zat gizi

pada tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

2.3.5 Dampak KEK

Kondisi kekurangan energi kronis ibu hamil sebelum dan selama

kehamilan dalam jangka waktu lama akan meningkatkan risiko abortus,

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya dan pendarahan

setelah persalinan, lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR),

asfiksia pada bayi baru lahir, kematian neonatal, cacat bawaan, kerentanan

terkena infeksi baik ibu maupun janin dan terhambatnya pertumbuhan otak

janin (Muliawati, 2013).

2.4 Protein

2.4.1 Definisi dan Klasifikasi Protein

Protein adalah salah satu komponen esensial pembentuk tubuh yang bisa

dijumpai pada rambut, kuku, otot, tulang, dan hampir sebagian besar

jaringan dalam tubuh termasuk hemoglobin, kolagen, dan myosin.

Protein merupakan makromolekul yang tersusun dari rantai asam amino

Page 60: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

41

tunggal yang dihubungkan oleh ikatan peptida melalui ikatan hidrogen

antara atom oksigen dan nitrogen atau melalui interaksi antar-ratai

samping. Komponen asam amino terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen,

dan nitrogen dengan nitrogen sebagai unsur pembentuk terbanyak yaitu

sekitar 16% dari berat protein. Asam amino merupakan pembentuk

protein yang digunakan untuk menentukan identitas dan fungsi protein

dimana terdapat 20 jenis asam amino yang tergabung dalam jumlah

bervariasi antara 50 sampai 1000 unit. Dari dua puluh asam amino yang

telah diketahui, 9 diantaranya merupakan asam amino esensial dan 11

sisanya adalah asam amino nonesenisal (Barasi, 2007).

Protein diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan strukturnya. Klasifikasi

protein berdasarkan bentuknya dibagi menjadi protein serat (fibrous) dan

protein globular. Protein serat merupakan protein yang tidak larut air

dengan ikatan polipeptidanya membentuk serat atau untaian panjang

yang relatif sama satu dengan yang lain dan lebih berfungsi dalam

struktural tubuh. Protein globular merupakan jenis protein yang lebih

larut air dengan ikatan polipeptidanya membentuk bulatan dan lebih

berfungsi dalam metabolik tubuh (Murray, Granner & Rodwell, 2009)

Klasifikasi protein berdasarkan strukturnya terbagi menjadi empat yaitu

struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener. Protein struktur primer

merupakan protein yang rantai polipeptidanya hanya membentuk

sekuens dari asam amino. Pada protein struktur sekunder, rantai

polipeptidanya mengalami proses pemutaran yang membentuk rangkaian

Page 61: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

42

heliks alfa dan proses pelipatannya membentuk rangkaian lembar beta.

Protein struktur tersier memiliki rantai polipeptida yang membentuk tiga

dimensi sedangkan protein struktur kuartener merupakan gabungan dua

atau lebih rantai polipeptida (Murray, Granner & Rodwell, 2009).

2.4.2 Fungsi Protein

Protein memiliki fungsi beragam bagi tubuh. Fungsi protein secara

umum dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai zat pembentuk jaringan baru,

pengatur sistem tubuh dan sumber energi apabila kebutuhan karbohidrat

dan lemak tidak tercukupi (Barasi, 2007).

Setelah melalui proses pencernaan, protein yang dipecah menjadi asam

amino digunakan untuk sintesis dan pergantian atau turn over endogen.

Fungsi lain protein dalam tubuh yaitu berperan dalam homeostasis

hormon, reseptor, keseimbangan asam dan basa, fungi imunitas,

integritas usus, neurotransmitter, dan keseimbangan cairan. Selain

berperan dalam homeostasis, protein berperan dalam pembentukan

faktor pembekuan darah, sebagai molekul pembawa, sebagai senyawa

pembentuk enzim yang berfungsi untuk pencernaan, sintesis, produksi

energi dan proteksi serta berperan dalam proses pertumbuhan dan

pemeliharaan berbagai struktur tubuh (Barasi, 2007)

Protein heme mioglobin dan hemoglobin berfungsi mempertahankan

pasokan oksigen esensial pada metabolisme oksidatif. Mioglobin

berfungsi untuk menyimpan cadangan oksigen apabila sewaktu-waktu

Page 62: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

43

kekurangan oksigen. Sedangkan hemoglobin, protein tetramerik eritrosit,

berfungsi mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan dan membawa

CO2+ dari jaringan ke paru-paru. Protein mioglobin dan hemoglobin

mengandung heme yang disatukan oleh jembatan C-metilen. (Murray,

Granner & Rodwell, 2009).

2.4.3 Pencernaan dan Absorbsi Protein

Sebagian besar protein dipecah menjadi asam amino, selebihnya dipecah

menjadi tripeptida dan dipeptide. Pencernaan protein pertama kali terjadi

di Lambung. HCl (Hidrochloride) atau asam klorida lambung dengan

bantuan enzim proteolitik akan mendenaturasi protein dengan memecah

ikatan polipeptidanya. HCl juga mengubah pepsinogen yang diproduksi

di mukosa lambung menjadi pepsin. Proses pencernaan protein di

lambung hanya sebentar, yaitu hingga terbentuk campuran polipeptida,

protease dan pepton. Pencernaan protein berlanjut menuju usus halus

dengan bantuan enzim-enzim proteolitik yang dihasilkan oleh mukosa

usus halus maupun dari pankreas. Beberapa enzim yang dihasilkan

pancreas seperti kimotripsinogen, prokarboksipeptidase, dan proelastase

tripsinogen. Tripsinogen dihasilkan oleh pankreas akan diatifkan

menjadi tripsin oleh enterokinase setelah terdapat rangsangan kimus.

Tripsin berfungsi memutus rantai polipeptida yang memiliki asam amino

terminal basa dan mengatifkan enzim pankreas lain, seperti

kimotripsinogen. Kimotripsinogen akan memutus rantai polipeptida

yang memiliki asam amino terminal netral. Enzim lain seperti

Page 63: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

44

endopeptidase berfungsi menyerang ikatan rantai peptide.

Aminopeptidase akan diproduksi oleh usus halus untuk memecah rantai

tripeptida dan dipeptide menjadi asam amino bebas secara sempurna dan

memproduksi enterokinase yang mengaktifkan tripsin dan endopeptidase

(Almatsier, 2010).

Hasil akhir dari pencernaan protein berupa asam amino akan diabsorbsi

dalam 15 menit ke dalam kapiler darah usus halus. Proses absorbsi

berlangsung dengan difusi pasif dan transport aktif yang tergantung ion

natrium. Asam amino kemudian dibawa ke hati melalui vena porta

hepatica dengan sebagian asam amino digunakan oleh hati, dan sebagian

lagi dibawa ke sel-sel jaringan melalui sirkulasi. Protein yang tidak dapat

diabsorbsi akan masuk ke usus besar untuk selanjutnya dimetabolisme

oleh mikroflora kolon dan dikeluarkan melalui feses (Barasi, 2007).

2.4.4 Kebutuhan Asupan Protein Ibu Hamil

Kebutuhan protein menurut angka kecukupan gizi adalah sebesar 10-15%

dari total kebutuhan pangan. Selama kehamilan, diperlukan tambahan

asupan protein sebesar 17 gram per hari, sehingga total asupan per harinya

adalah 67 gram (Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

Pemenuhan protein bersumber hewani harus lebih besar dibandingkan

kebutuhan protein nabati, sehingga ikan, telur, daging dan susu perlu lebih

banyak dikonsumsi setidaknya seperlima (20%) dibandingkan tahu, tempe

dan kacang sebab struktur protein hewani lebih mudah untuk dicerna

(Supariasa, 2012).

Page 64: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

45

Kebutuhan protein ibu hamil juga bisa dihitung berdasarkan berat badan

aktual dan faktor koreksi, sehingga didapatkan rerata kecukupan protein

untuk ibu hamil dewasa di atas usia 18 tahun adalah sekitar 1,0 - 1,2

g/kgBB/hari (Fahmida, 2016). Tingkat kecukupan asupan protein

dikategorikan baik jika nilainya antara 91%- 119% dari angka kecukupan

gizi (AKG) dan dikatakan kurang jika nilainya < 90% (Widya Karya

Nasional Pangan dan Gizi, 2004).

Tabel 8. Mutu Protein beberapa bahan pangan

Bahan

makanan

Nilai

biologi

Net protein

utilization

Protein

efficiency

ratio

Skor kimia/

Skor asam

amino

Telur 100 94 3,92 100

Susu sapi 93 82 3,09 95

Ikan 76 - 3,55 71

Daging Sapi 74 67 2,30 69

Beras Tumbuk 86 59 - 67

Kacang tanah 55 55 1,65 65

Beras giling 64 57 2,18 57

Gandum utuh 65 49 1,53 53

Jagung 72 36 - 49

Kacang kedelai 73 61 2,32 47

Biji-bijian 62 53 1,77 42

Sumber : Almatsier, 2010

2.4.5 Penilaian Konsumsi Pangan dengan Metode Food Recall 24 Hours

Survei konsumsi pangan merupakan metode yang digunakan untuk

mengetahui status gizi, kebiasaan makan, gambaran tingkat kecukupan

bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok maupun rumah tangga

dengan metode pengukuran yang sistematis sebagai cara penilaian status

gizi secara tidak langsung. Secara garis besar, konsumsi pangan individu

dinilai dengan beberapa metode yaitu metode konsumsi harian kuantitatif,

kualitatif atau gabungan keduanya. Metode kualitatif antara lain, metode

Page 65: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

46

frekuensi makanan, dietary history, metode telepon, food list method.

Metode kuantitatif antara lain, metode food recall 24 jam, penimbangan

makanan, metode food account, estimate food record, intentory method,

dan metode pencatatan. Sedangkan gabungan dari kedua metode tersebut

biasanya menggunakan recall. (Supariasa, 2012).

Penilaian konsumsi pangan individu menggunakan metode food recall

2x24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan yang

dikonsumsi pada periode 2x24 jam yang lalu secara tidak berturut-turut

dengan meminta responden menceritakan semua yang dimakan dan

diminum dari waktu tengah malam sampai waktu tengah malam lagi, atau

dari bangun tidur sampai bangun tidur lagi yang dicatat dalam ukuran

rumah tangga (URT). Metode food recall 2x24 jam memiliki beberapa

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode ini adalah mudah dilakukan

dan tidak membebani responden, biaya relatif murah, tidak memerlukan

peralatan khusus, prosesnya cepat, dapat menjangkau sampel yang besar,

dapat digunakan pada subjek yang buta huruf, dapat memberikan

gambaran nyata konsumsi individu dan dapat dihitung asupan zat gizi

sehari. Kekurangan dari metode ini ketepatan sangat bergantung pada daya

ingat responden, perlu tenaga yang terampil dan kecenderungan adanya

pasien the flat slope syndrome yaitu kecenderungan responden melaporkan

konsumsinya. Responden kurus akan melaporkan konsumsinya lebih

banyak dan responden gemuk akan melaporkan konsumsi lebih sedikit,

sehingga kurang menggambarkan asupan energi, protein, karbohidrat, dan

lemak yang sebenarnya. Metode ini tidak cocok untuk responden usia di

Page 66: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

47

bawah 7 tahun, di atas 70 tahun dan responden yang hilang ingatan atau

orang yang pelupa (Sirajudin, Nadimin & Mustamin et al., 2012).

Wawancara sebagai proses interaksi untuk mendapatkan hasil yang akurat

perlu memerhatikan persiapan sebelum wawancara, saat wawancara, dan

saat mengakhiri wawancara. Terdapat empat langkah dalam metode food

recall 24 jam yaitu:

1. Petugas/enumerator menanyakan pangan yang dikonsumsi periode 24

jam kemarin dalam URT,

2. Petugas/enumerator mengestimasi URT dalam berat gram,

3. Petugas menganalisis energi dan zat gizi sehari,

4. Petugas menganalisis tingkat kecukupan energi dan zat gizi sehari

Teknik penggalian informasi food recall 24 hours membutuhkan lima

tahapan wawancara:

1. Quick list (membuat daftar ringkas bahan makanan yang dikonsumsi

sehari kemarin).

2. Meninjau kembali kelengkapan quick list bersama responden.

3. Menggali hidangan yang dikonsumsi dikaitkan dengan waktu makan

dan aktivitas.

4. Menanyakan rincian hidangan menurut jenis bahan makanan, jumlah,

berat dan sumber perolehannya yang dikonsumsi sehari kemarin.

5. Meninjau kembali semua jawaban untuk menghindari kemungkinan

masih ada makanan dikonsumsi tapi terlupakan.

(Sirajudin, Nadimin & Mustamin et al., 2012).

Page 67: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

48

2.5 Hubungan Asupan Protein, Kurang Energi Kronis (KEK) dan

Preeklampsia

Albumin merupakan protein dengan jumlah paling banyak di dalam serum.

Disamping berperan dalam tekanan osmotik koloid, albumin juga berperan

sebagai molekul pengangkut untuk bilirubin, asam lemak, dan obat-obatan.

Kadar albumin serum yang rendah (hipoalbuminemia) berhubungan dengan

hipoperfusi multiorgan dan kerusakan endotel menyeluruh yang dapat

memengaruhi sirkulasi feto-plasenta (Veronika, Serudji & Sastri, 2015).

Hipoksia plasenta dapat merangsang pelepasan zat vasoaktif yang berefek pada

vaskular dan jantung. Disfungsi endotel dapat mengganggu metabolisme

prostaglandin sebagai pemicu agregasi trombosit yang menyebabkan

terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah akibat kadar tromboksan lebih tinggi

dibandingkan prostasiklin sehingga timbul gejala klinis berupa peningkatan

tekanan darah. Peningkatan tekanan perfusi mengakibatkan perpindahan cairan

menuju cairan interstisial sehingga terjadi edema dan hipovolemia

(Cunningham, Leveno & Bloom et al., 2010). Selain itu, disfungsi endotel juga

menyebabkan permeabilitas vaskular menjadi meningkat sehingga terjadilah

edema dan proteinuria yang merupakan manifestasi dari preeklampsia

(Dharma, Noroyono & Raranta, 2005).

Hipoalbuminemia merupakan tanda prognostik negatif dan penanda disfungsi

sistemik yang parah. Hipoalbuminemia dapat disebabkan oleh banyak hal,

seperti asupan protein kurang, adanya gangguan hati maupun ginjal.

Pembentukan albumin ini hanya bisa didapatkan dari diet tinggi protein.

Page 68: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

49

Sehingga kurangnya asupan protein dan status gizi ibu hamil kurang energi dan

protein kronis merupakan risiko penyebab terjadinya preeklampsia dan begitu

juga dengan asupan protein tinggi. Asupan tinggi protein dapat menyebabkan

ekskresi kalsium berlebih yang dapat memicu peningkatan tekanan darah

dengan merangsang hormon paratiroid dan pelepasan renin, meningkatkan

kalsium intraseluer pada otot polos pembuluh darah dan terjadilah

vasokonstriksi (Dodd, Cecilia & Rosalie, 2014).

Status gizi buruk ibu hamil kurang energi kronis (KEK) merupakan keadaan

kekurangan energi dan protein secara terus-menerus yang diakibatkan asupan

protein rendah dengan tolak ukur lingkar lengan atas (LILA) <24,9 cm

(Ariyani, Achadi & Irawati, 2012). Hasil penelitian Furqi & Saptorini (2016)

menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara asupan protein dengan kejadian

KEK. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Anas (2013) menyebutkan

bahwa terdapat hubungan antara pengukuran LILA dengan kejadian

preeklampsia (p=0,000). Dalam Penelitian lain yang dilakukan Nuryani,

Maghfirah & Citrakesumasari et al. (2013) menyebutkan bahwa terdapat

hubungan antara asupan protein rendah dengan kejadian preeklampsia

(p=0,000).

Status gizi ibu hamil KEK dilaporkan juga dapat menyebabkan preeklampsia

karena dikaitkan dengan keadaan anemia yang ditandai dengan penurunan

kadar hemoglobin. Nitric Oxide (NO) berperan dalam mengatur tahanan

vaskular selama kehamilan yang ketersediaannya pada tingkat jaringan diatur

Page 69: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

50

oleh hemoglobin dengan mengikat bioaktivitas NO menjadi bentuk

methemoglobin (metHB) dan iron-nitrosyl-hemoglobin (HbNO). Sehingga

penurunan NO akan menyebabkan penurunan fungsi renal, peningkatan

resistansi vaskular dan akhirnya hipertensi. Pada penderita anemia berat,

didapatkan angka kejadian preeklampsia 3,6 kali lebih tinggi dibandingkan

dengan yang tidak anemia (Gladwin, Crawford & Patel, 2004) dan menurut

penelitian Prasetya (2018) menyebutkan bahwa ibu hamil trimester pertama

yang menderita anemia memiliki risiko 3,9 kali lebih besar untuk terjadi

preeklampsia. Selain itu, status gizi KEK juga dikaitkan dengan rendahnya

kadar kalsium serum, magnesium dan zinc yang juga dikaitkan dengan kejadian

preeklampsia (Bahadoran, Zendehdel & Moyahedian et al., 2010).

Page 70: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

51

2.6 Kerangka Pemikiran

2.6.1 Kerangka Teori

Nutrisi Ibu Hamil

Hiperplasentosis

Riwayat

Preeklampsia,

Penyakit Ginjal atau

Hipertensi

sebelumnya

Primigavida,

Primipaternitas

Usia Ekstrem (<20

tahun atau >35

tahun)

Asupan

Protein

Kurang

Hipoalbumin

Ketidakseimbangan

Vasodilator dan

Vasokonstriktor

Anemia

Hipoksia

Preeklampsia

Status Gizi Ibu

Hamil

Kurang

Energi Kronik

Sumber:

Cunningham et al., 2010; Prawirohardjo &Wiknjosastro, 2016; Veronika, Serudji

& Susila., 2015; Dharma, Noroyono & Raranta, 2005.

Gambar 1. Kerangka Teori

Faktor Risiko Preeklampsia

↓Nitrat Oksida,

↓Prostasiklin

↑Tromboksan,

Disfungsi

Endotel

Ketidakseimbangan

Angiogenik dan

Antiangiogenik

↑ sFIt-1, ↓

VEGF

Page 71: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

52

2.6.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2. Kerangka Konsep

2.7 Hipotesis

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara kurang energi kronis (KEK) dan asupan

protein ibu hamil terhadap kejadian preeklampsia di RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek (RSAM)

H1 : Terdapat pengaruh kurang energi kronis (KEK) dan asupan protein ibu

hamil terhadap kejadian preeklampsia di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

(RSAM)

Asupan Protein

Preeklampsia

Kurang Energi Kronis

(KEK)

Page 72: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan

pendekatan Cross Sectional untuk mengetahui pengaruh kekurangan energi

kronis (KEK) dan asupan protein ibu hamil dengan kejadian preeklampsia.

Peneliti melakukan observasi atau penilaian pada variabel asupan protein ibu

hamil dan Kondisi Kurang Energi Kronis (KEK) secara bersamaan dengan

dilakukannya observasi atau penilaian pada variabel kejadian preeklampsia..

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSAM) Provinsi

Lampung yaitu rumah sakit rujukan terbesar di Provinsi Lampung sehingga

data kasus preeklampsia yang ada cukup besar. Pengambilan data dilakukan

khususnya di bagian Poli Kandungan dan Ruang Rawat yang dilaksanakan

pada bulan Oktober sampai November 2019.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subjek yang memiliki karakteristik

tertentu. Populasi kasus pada penelitian ini adalah ibu hamil di RSUD

Page 73: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

54

DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Berdasarkan survei

pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSUD H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung pada tanggal 23 September 2019 menunjukkan bahwa

terdapat 311 ibu yang mengalami preeklampsia pada tahun 2017,

sedangkan pada tahun 2019 pada bulan Januari sampai Juni terdapat 71

ibu dengan preeklampsia.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu

hingga dapat mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini adalah

ibu bersalin yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

1. Kriteria inklusi

a. Ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu di RSUD

DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

b. Berpartisipasi dan setuju mengikuti prosedur penelitian .

2. Kriteria eksklusi

Ibu hamil preeklampsia dengan kehamilan mola hidatidosa dan

diabetes mellitus yang diekslusikan melalui rekam medik.

3.3.3 Penghitungan Sampel

Menurut Dahlan (2009) rumus besar sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah rumus penelitian analitik kategorik tidak

berpasangan dengan desain cross sectional yaitu:

Page 74: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

55

𝑁 =(𝑍𝛼 √2𝑃𝑄2 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄22 )

2

(𝑃1 − 𝑃2) 2

Keterangan :

1. N = jumlah sampel

2. Zα = derivat baku alfa

3. Zβ = derivat baku beta

4. P = proporsi total

5. P1 = proporsi yang tidak terpapar pada kelompok yang diteliti

6. P2 = proporsi yang terpapar pada kelompok yang diteliti

7. Q = 1 - P

8. Q1 = 1 - P1

9. Q2 = 1 – P

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anas (2013) dengan

kepercayaan sebesar 95% atau tingkat kesalahan 5% diketahui bahwa

1. Kesalahan tipe I 5% maka nilai Zα adalah 1,96

2. Kesalahan tipe II 20% maka nilai Zβ adalah 1,84

3. P2 atau proporsi pengukuran lingkar lengan atas (LILA) <23,5 cm

dengan kejadian preeklampsia adalah 16,7% (0,167)

4. Nilai selisih proporsi yang dianggap bermakna ditentukan 0,30 ( P1 -

P2 = 0,30)

5. P1 = 0,30 + 0,167 = 0,467

6. P = (P1 + P2 )/2 = (0,467+0,167)/2 = 0,317

7. Q1 = 1 - P1 = 1-0,467 = 0,533

8. Q2 = 1 - P2 = 1-0,167 = 0,833

Page 75: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

56

9. Q = 1 - P = 1-0,317 = 0,683

𝑁 =(𝑍𝛼 √2𝑃𝑄2 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄22 )2

(𝑃1 − 𝑃2)2

=(1,96√2(0,317)(0,683)2

+ 1,84√(0,467)(0,533) + (0,167)(0,833)2

2

(0,30)2

=( 1,96 √0,433 2 + 1,84 √(0,249 + 0,139 2 )2

(0,30)2

=(1,96 √0,433 2 + 1,84 √(0,388 2 )2

(0,30)2

=(1,289 + 1,146)2

(0,30)2

=5,929

0,09

= 66

Dengan demikian didapatkan jumlah sampel minimum adalah 66 orang

3.3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan pemilihan sampel penelitian

menggunakan metode non probability sampling, yaitu consecutive

sampling. Pada consecutive sampling, semua objek yang datang secara

berurutan dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi digunakan sebagai

sampel penelitian sampai besar sampel yang diperlukan terpenuhi.

Pengumpulan dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa

diagnosis dokter dari hasil rekam medik dan data primer melalui kuisioner

asupan makanan Food Recall 2x24 jam untuk mengukur asupan protein

Page 76: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

57

dan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) untuk menilai status gizi ibu

hamil kurang energi kronis.

3.3 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

3.4.1 Identifikasi Variabel

Variabel merupakan karakteristik yang berubah dari satu penelitian ke

penelitian lainnya. Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang

memiliki bermacam-macam nilai (Notoatmodjo, 2012).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel dependen

dan variabel independen. Variabel dependen yaitu variabel yang

dipengaruhi oleh variabel independent yang berarti variabel independen

adalah obyek yang memengaruhi variabel dependen. Variabel dependen

dari penelitian ini adalah preeklampsia ibu hamil baik preeklampsia

ringan ataupun berat sedangkan variabel independennya adalah status

gizi ibu hamil KEK yang ditentukan dari pengukuran LILA dan asupan

protein ibu hamil yang menjadi subjek penelitian.

3.4.2 Definisi Operasional Variabel

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel–variabel yang

diamati atau diteliti, diperlukan pemberian batasan atau definisi

operasional. Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada

pengukuran atau pengamatan terhadap variabel–variabel yang

bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur

(Notoadmodjo, 2012). Definisi operasional merupakan definisi

Page 77: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

58

berdasarkan karakteristik yang diamati. Definisi operasional dari

penelitian ini akan dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 9. Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi

Operasional

Instrumen Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Preeklampsia Preeklampsia

Dengan tekanan

darah

≥ 140/90 mmHg

dan

Proteinuria ≥ 300

mg/ 24jam

(Cunningham,

Leveno & Bloom et

al., 2010)

Rekam

medik

1.Ya

Preeklampsia

2.Tidak

Preeklampsia

Nominal

2 Kurang Energi

Kronis (KEK)

Suatu keadaan

kekurangan asupan

energi dan protein

jangka panjang

dalam hal ini pada

ibu hamil yang

dapat memengaruhi

kesehatan ibu

(Almatsier, 2010)

Pengukuran

lingkar

lengan atas

(LILA)

dengan pita

LILA

1.Ya KEK :

ukuran LILA

<24,9 cm

2.Tidak KEK :

ukuran LILA

≥24,9 cm

(Ariyani,

Achadi &

Irawati, 2012)

Nominal

3 Asupan

Protein

Asupan protein

merupakan jenis

dan jumlah

protein yang

dikonsumsi

seseorang dalam

satuan waktu

berdasar pada

perilaku makan

terkait frekuensi

makan, jumlah dan

jenis bahan

makanan yang

dikonsumsi sehari-

hari (Supariasa,

2012)

Kuisioner

food recall

24 hours

1.Asupan

kurang :

<80% TKG

2. Asupan

cukup : 80%-

110% TKG

3. Asupan

Lebih :

>110% TKG

(Supariasa,

2012)

Ordinal

Page 78: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

59

3.5 Instrumen Penelitian dan Prosedur Penelitian

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Alat tulis,

2. Pita LILA

3. Kuisioner pangan Food Recall 24 hours

3.5.2 Prosedur Penelitian

Peneliti melakukan pendataan ke Rumah Sakit Abdul Moeloek untuk

mengelompokkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Selanjutnya adalah pertemuan dengan subyek penelitian untuk

melakukan informed consent. Pada tahap ini peneliti menyampaikan

maksud dan tujuan penelitian serta melakukan informed consent. Setelah

dilakukan informed consent, penelitian dilanjutkan dengan melakukan

pengukuran LILA dan pengisian kuisioner Food Recall 24 hours yang

didampingi oleh peneliti. Setelah menyelesaikan tahap pengisian

kuisioner Food Recall 24 hours. Hasil dari pengisian kuisioner Food

Recall 24 hours dan hasil pengukuran LILA selanjutnya akan dianalisis

menggunakan software program statistik.

Page 79: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

60

Gambar 3. Alur Penelitian

3.6 Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh dari proses pengumpulan data akan diolah

dengan bantuan software program statistik melalui tahapan sebagai

berikut:

1. Editing

Kegiatan untuk mengoreksi data pada kuisioner, apabila terjadi

kekurangan atau kesalahan data dapat dengan mudah terlihat dan

segera dilakukan perbaikan.

2. Koding

Kegiatan pemberian kode numerik (angka) atau mengkonversikan

Publikasi

Pembuatan Laporan

Analisis Data

Pengukuran LILA responden

Responden mengisi kuisioner Food Recall 24 Hours

Menjelasakan penelitian dan melakukan informed consent

Menghubungi calon responden

Mengumpulkan data calon responden yang masuk kriteria

Mengurus perizinan untuk melakukan penelitian

di Rumah Sakit Abdul Moeloek

Mengajukan ethical clearance

Pembuatan proposal dan disetujui oleh pebimbing

Page 80: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

61

data yang dikumpulkan selama penelitian untuk keperluan analisis.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat daftar kode untuk

memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu

tabel

3. Entry data

Kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam

computer database, kemudian membuat distribusi frekuensi

sederhana

4. Tabulasi

Hasil pengolahan data dimasukkan ke dalam tabel distribusi.

5. Verifikasi

Pemeriksaan secara visual terhadap data yang dimasukkan ke dalam

table.

3.6.2 Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik tiap variabel penelitian dalam bentuk distribusi

frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui hubungan atau perbandingan antara variabel bebas dan

variabel terikat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut.

Page 81: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

62

• Untuk mengetahui hubungan diantara dua variabel maka

dilakukan Chi-Square Test. Apabila Chi-Square Test tabel 2x2

bila dijumpai nilai ekspantasi (E) <5 maka nilai p-value yang

digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai Fisher exact test.

• Apabila Chi-Square Test tabel 2x2 tidak dijumpai nilai ekspantasi

(E) <5 maka nilai p-value yang digunakan adalah nilai yang

terdapat pada nilai continuity correction.

• Pada tabel lebih dari 2x2 (2xK atau bxK), apabila nilai frekuensi

harapan (expected) <5 tidak lebih dari 20%, maka nilai χ2 atau p-

value dapat dilihat dari pearson chi-square atau likelihood ratio

atau chi square ditambah dengan analisis post hoc. Apabila syarat

chi square tidak terpenuhi dilakukan dengan uji mann-whitney

Uji signifikan antara data yang diobservasi dengan data yang

diharapkan dilakukan dengan batas kemaknaan (α < 0,05) yang

artinya apabila didapatkan p < α berarti ditemukan hubungan yang

signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat, namun apabila

nilai p > α berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel

bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini.

3.7 Etika penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data primer dari responden yang

berupa kuesioner Food Recall 24 hours dan pengukuran lingkar lengan (LILA)

dengan terlebih dahulu menyetujui lembar informed consent. Penelitian ini

Page 82: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

63

telah mendapatkan persetujuan etik oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan nomor

3406/UN26.18/PP.05.02.00/2019.

Page 83: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat setelah dilakukan penelitian ini adalah:

1. Jumlah ibu hamil di Rumah Sakit Abdoel Moeloek (RSAM) Provinsi

Lampung Periode November-Desember Tahun 2019 dengan preeklampsia

sebesar 51,5% sedangkan tidak preeklampsia berjumlah 48,5% dari 66

responden.

2. Jumlah ibu hamil di Rumah Sakit Abdoel Moeloek (RSAM) Provinsi

Lampung Periode November-Desember Tahun 2019 dengan status gizi

KEK sebesar 37,9% sedangkan ibu hamil tidak KEK berjumlah 62,1% dari

66 responden dengan rerata lingkar lengan sebesar 26 cm.

3. Jumlah ibu hamil di Rumah Sakit Abdoel Moeloek Provinsi Lampung

Periode November-Desember Tahun 2019 dengan asupan protein kurang

sebesar 81,8% sedangkan ibu hamil dengan asupan protein cukup

berjumlah 18,2% dari 66 responden dengan rerata asupan protein sebesar

52 gram.

4. Terdapat pengaruh status gizi ibu hamil KEK dengan kejadian

preeklampsia di Rumah Sakit Abdoel Moeloek Provinsi Lampung yang

bermakna secara statistik dengan p-value 0,001 (<0,05).

Page 84: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

87

5. Terdapat pengaruh asupan protein ibu hamil dengan kejadian preeklampsia

di Rumah Sakit Abdoel Moeloek Provinsi Lampung yang bermakna secara

statistik dengan p-value 0,000 (<0,05).

5.2. Saran

5.2.1 Bagi Peneliti Seilanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut

dan meningkatkan presisinya dengan menggunakan metode penilaian

asupan makan secara kuantitatif dan kualitatif, seperti metode food

weighing atau metode food record.

5.2.2 Bagi Masyarakat

Masyarakat termasuk ibu hamil sebaiknya mendukung program preventif

dan promotif pemerintah dengan cara menerapkan edukasi yang

diberikan mengenai gizi seimbang dengan memperhatikan proporsi serta

keberagaman makanan yang dikonsumsi. Selain itu, ibu hamil sebaiknya

meningkatkan kesadaran dalam memenuhi kebutuhan energi dan protein

agar memiliki status gizi yang baik dan terhindar dari komplikasi selama

dan setelah kehamilan.

5.2.3 Bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tenaga kesehatan perlu memberikan edukasi dan pendampingan yang

berkelanjutan mengenai KEK pada ibu hamil serta pemenuhan nutrisi

baik makronutrien dan mikronutrien selama kehamilan sebagai upaya

Page 85: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

88

promotif dan preventif terhadap kejadian KEK dan komplikasi

kehamilan seperti preeklampsia, sebab secara rerata asupan makan ibu

hamil terutama protein masih tergolong kurang mencukupi angka

kebutuhan gizinya per hari. Selain itu, diperlukan adanya kerjasama

lintas sektoral dari berbagai bidang kesehatan dalam pelaksanaan

program intervensi gizi sebagai upaya pemenuhan nutrisi ibu hamil.

Page 86: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2010. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Anas MN. 2013. Hubungan lingkar lengan atas (LILA) pada ibu hamil dengan

angka kejadian preeklampsia di RSU PKU Muhammadiyah Surakarta

[Skripsi]. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Andriani C, Lipoeto NI, Utama BI. 2016. hubungan indeks massa tubuh dengan

kejadian preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal FK UNAND.

5(1):173-178

Arisman MB. 2014. Buku ajar ilmu gizi dalam daur kehidupan. Edisi 2. Jakarta:

EGC.

Ariyani DE, Achadi EL, Irawati A. 2012 Validitas lingkar lengan atas mendeteksi

risiko kekurangan energi kronis pada wanita indonesia. Jurnal Kesehatan

Masyarakat Nasional. 7(2):83-90

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan – Kementrian Kesehatan RI. 2014.

Buku studi diet total : survei konsumsi makanan individu Indonesia 2014.

Badan penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan –

Kementrian Kesehatan RI

Badan Pusat Statistik. 2016. Konsumsi kalori dan protein penduduk Indonesia dan

Provinsi, September 2016. Jakarta : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

Bahadoran P, Zendehdel M, Movahedian A, Zahraee RH. 2010. The relationship

between serum zinc level and preeclampsia. Iran J Nurs Midwifery.

15(3):120-4

Barasi M. 2007. Nutrition at a glance. Oxford: Blackwell Publishing.

Brooks MB. 2011. Pregnancy, Preeclampsia. St Mary Corwin Medical Center.

Department of Emergency Medicine [Online Journal] [diunduh 2 juli 2019].

Tersedia dari : http://www.emedicine.com/emerg/topic480.htm.

Care AS, Bourque SL, Morton JS, Hjartarson EP, Davidge ST. 2015. Effect of

advanced maternal age on pregnancy outcomes and vascular function in the

Page 87: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

90

rat. HypertensionAHA. 65(6): 1–7.

Combs CM. 2017. Recognition and management of preeclampsia. Hospital

Medicine Clinics. 6(3):348–358. https://doi.org/10.1016/j.ehmc.2017.04.

001

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth, JC, Rouse DJ, Spong CY. 2010.

Obstetri williams. Edisi 23. USA : McGraw-Hill Companies..

Christopher WG, Redman IL, Sargent. 2010. Immunology of Pre-Eclampsia.

American Journal of Reproductive Immunology 63(1):534–543

Dahlan S. 2012. Seri 3 evidenced based medicine : langkah-langkah membuat

proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. Edisi 2. Jakarta:

Sagung Seto.

Damayanti E, Nur A. 2009. Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang resiko

tinggi kehamilan dengan kepatuhan kunjungan antenatal care di RSUD

Pandan Arang Boyolali [SKRIPSI]. Surakarta : Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Dharma R, Noroyono W, Raranta H. 2005. Disfungsi endotel pada preeklampsia.

Jurnal Makara kesehatan. 9(2):63-69

Denantika O, Serudji J , Revilla G. 2015. Hubungan status gravida dan usia ibu

terhadap kejadian preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2012-

2013. Jurnal FK UNAND. 4(1):212-217.

Dodd JM, Cecilia OB, Rosalie MG. 2014. Preventing preeclampsia - are dietary

factors the key?. BMC Medicine. 12:176 [Online Journal] [diunduh 5 juli

2019]. Tersedia dari : https://bmcmedicine.biomedcentral.com/articles/10.

1186/s12916-014-0176-4

Dorland N. 2012. Kamus kedokteran dorland. Edisi 28. Diterjemahkan oleh:

Mahode AA. Jakarta: EGC.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2016. Profil kesehatan provinsi lampung tahun

2015. Provinsi Lampung: Dinas Kesehatan [diunduh 1 November 2018]

Tersedia dari: http://www.depkes.go.id.

Eastbrook G, Brown M, Sargent I. 2011. The origins and end-organ consequence

of preeclampsia. Clinical Obstetrics and Gynaecology. 25(4):435–447

Emily J, Tan JM, Hershman. 2009. Hyperthyroidism and trophoblast disease. In :

Emily J, Tan JM, Hershman, Editor. Clinical management of thyroid

disease. New York: Elsevier In Press. Pp. 229-240

Page 88: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

91

Ernawati A. 2018. Hubungan usia dan status pekerjaan ibu dengan kejadian kurang

energi kronis pada ibu hamil. Jurnal Litbangkes. 14(1): 27-37

Fahmida D, Dillon DHS. 2007. Handbook nutritional assessment. Jakarta:

SEAMEO-TROPMED RCCN Universitas Indonesia.

Fisher SJ, McMaster M, Robert JM. 2009. The placenta in normal pregnancy and

preeclampsia. In : Lindheimer MD, Roberts JM, Cunningham FG, Editor.

Chesley's Hypertensive Disorder of Pregnancy. Edisi ke-3. New York:

Elsevier In Press. hlm. 73

Furqi AN. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan

Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Halmahera [Skripsi].

Semarang: Univesitas Dian Nuswantoro.

Gathiram P, Moodley J. 2016. Pre-eclampsia : its pathogenesis and pathophysiolgy.

Cardiovascular Journal Of Africa. 27(2): 71–78.

https://doi.org/10.5830/CVJA-2016-009

Gladwin MT, Crawford JH, Patel RP. 2004. The biochemistry of nitric oxide, nitrite

and hemoglobin role in blood flow regulation. Serial review: biomedical

implications for hemoglobin interactions with nitric oxide. Free Radical

Biology & Medicine. 36(6):707-17

Gonen R, Shahar R, Grimpel Y, Chefetz I, Sammar M, Meiri H, Gibor Y. 2008.

Placental protein 13 as an early marker for pre-eclampsia: a prospective

longitudinal Study. BJOG. 115(12): 1465–72

Guyton AC, Hall JE. 2014. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 12. Jakarta: EGC.

Harmon Q, Huang L, Umbach D, Klungsoyr K, Engel S, Magnus P, et al. 2015.

Risk of fetal death with preeclampsia. HHS Public Access. 73(4):389– 400.

Harvey R, Ferrier D. 2011. Lippincott Systematic Review: Biochemistry. 5th ed.

Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkin

Hidayangsih PS, Hapsari D, Dharmayanti I, Kusumawardani N. 2014. Faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap risiko kehamilan “4 terlalu (4-T)” pada

wanita usia 10-59 tahun (analisis Riskesdas 2010). Media Litbangkes. 24

(3):143- 52

Indriyani, Helmiyati S, Astria B. 2014. Tingkat sosial ekonomi tidak berhubungan

dengan kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil. Jurnal Gizi dan Dietetik

Indonesia. 2(3):116-125

Jahns L, Conrad Z , Johnson LK , Scheett AJ , Stote KS , Raatz SK. 2017. Diet

quality is lower and energy intake is higher on weekends compared with

Page 89: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

92

weekdays in midlife women: a 1-year cohort study. J. Acad. Nutr. Diet.

117(7):1080-1086.

Jayanti KD, Basuki NH, Wibowo A. 2016. Faktor yang memengaruhi kematian ibu

(Studi Kasus di Kota Surabaya). Jurnal Wiyata. 3(1). [Online Journal]

[diunduh 2 juli 2019]. Tersedia dari : https://ojs.iik.ac.id/index.php/wiyata

/article/view/70

Katsiki N, Godosis D, Komaitis S, Hatzitolios A. 2010. Hypertention in pregnancy

: classification, diagnosis and treatment. Medical Journal in Greece and

Aristotle. 37(2):9-18

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil kesehatan Indonesia 2015.

Jakarta: Kemenkes RI. [diunduh 1 November 2018]. Tersedia dari:

http://www.depkes.go.id.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Status gizi. Jakarta Selatan: Info

DATIN - Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. [diunduh 2

November 2018]. Tersedia dari: http://www.depkes.go.id.

Khairunnisa Z. 2017. Hubungan pola konsumsi selama hamil dengan riwayat

preeklamsi pada ibu nifas di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo [Skripsi].

Yogyakarta: Universitas Alma Ata.

Knudsen VK, Orozova B, Mikkelsen TB, Wolff S, Ossen SF. 2008. Major dietary

pattern in pregnancy and fetal growth. EJCN. 62(4):463-470.

Koga K, Osuga Y, Tajima T, Hirota Y, Igarashi T, Fujii T et al. 2010. Elevated

serum soluble fms-like tyrosine kinase 1 (sFlt1) level in women with

hydatidiform mole. Journal of Fertility and Sterility. 94(1): 305–8

Kumar R, Gandhi S, Rao V. 2014. Socio-demographic and other risk factors of pre

eclampsia at a tertiary care hospital, karnataka: case control study. Journal

of clinical and diagnostic research. 8(9): 1-4

Levine RJ, Maynard SE, Qian C, Lim KH, England LJ, Yu KF et al. 2004.

Circulating angiogenic factors and the risk of preeclampsia. N Engl J Med.

350(1): 672–68

Loftin RW, Habli M, Snyder CC, Cormier CM, Lewis DF, DeFranco EA. 2010.

Late preterm birth. Reviews in Obstetrics and Gynecology. 3(1): 10–19.

Mahirawati VK. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan energi

kronis (kek) pada ibu hamil di Kecamatan Kamoning Dan Tambelangan,

Kabupaten Sampang, Jawa Timur. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.

17(2): 193–202.

Manuaba. 2012. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC.

Page 90: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

93

Maynard SE, Min J, Merchan J, Lim KH, Li J, Mondal S et al. 2003. Excess

placental soluble fms-like hypertension and proteinuria. Journal of Clinical

Investigation. 111(5): 564–581

Moffatt FW. 2008. A randomized controlled trial of the efects of guided imagery

on blood pressure in hypertensive pregnant women (Thesis). Canada:

University of Toronto. Pp. 9-59.

Mubarak WI. 2012. Promosi kesehatan untuk kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Muflihan FA, Sudiat M, Basuki R. 2012. Analisis faktor-faktor terjadinya

preeklampsia di RSUD Tugurejo tahun 2011 [Thesis]. Semarang :

Universitas Muhammadiyah Semarang

Muliawati S. 2013. Faktor penyebab ibu hamil kurang energi kronis di Puskesmas

Sambi, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali tahun 2012. INFOKES.

3(3):40-50

Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. 2009. Biokima harper. Edisi 27. Jakarta:

EGC.

Nadesul H. 2008. Cara Sehat Menjadi Perempuan. Jakarta: PT Kompas Media

Nusantara.

Najoan JA, Manampiring A. 2011. Hubungan tingkat sosial ekonomi dengan

kurang energi kronis pada ibu hamil di Kelurahan Kombos Barat Kecamatan

Singkil Kota Manado. [Thesis]. Manado: Universitas Samratulangi.

Notoatmodjo S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nuryani, Maghfirah AA, Citrakesumasari, Alharini S. 2013. Hubungan pola makan,

social, ekonomi, antenatal care dan karakteristik ibu hamil dengan kasus

preeklampsia di kota Makassar. Media Gizi Masyarakat Indonesia.

2(2):104-102

Parker SE, Werler MM, Gissler M, Tikkanen M, Ananth CV. 2015. Placental

abruption and subsequent risk of pre-eclampsia: a population-based case–

control study. Pediatric and Perinatal Epidemiologi. 29(3). [Online Journal]

[diunduh 5 juli 2019]. Tersedia dari : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/

articles/PMC4400232/

Prasetya PAC. 2018. Hubungan anemia trimester pertama dengan preeklampsia

pada ibu hamil di Puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya [Thesis]. Surabaya

: Universitas Airlangga.

Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. 2016. Ilmu kebidanan. Edisi Ke-4 Cetakan

kelima. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Page 91: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

94

Rochjati P. 2011. Sistem rujukan dalam pelayanan kesehatan reproduksi. In :

Martaadisoebrata D et al. (ed). Bunga rampai obstetri dan ginekologi sosial.

Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, pp 258-275.

Rukiyah AY. 2009. Asuhan kebidanan I (kehamilan). Edisi 1. Jakarta: Trans Info

Media

Rumasamy A, Lumongga F. 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat

Pengetahuan Tentang Antenatal Care dalam Kalangan Ibu Usia Subur.

Jurnal FK USU. 1(1). [diakses : 10 Desember 2019] Tersedia dari :

https://jurnal.usu.ac.id/index.php/ejurnalfk/article/view/1296/682

Sari K. 2011. Gangguan gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika.

Shafique S, Akhter N, Stalkamp G, Pee SD, Panagides D, Bloem MW. 2007.

Trends of under- and overweight among rural and urban poor women

indicate dhe double burden of malnutrition in Bangladesh. IJE. 36(2):449-

57

Shils MF, Hike M, Caballeo B, Cousins RJ. 2006. Modern nutrition in health and

disease. 10th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Simarmata M. 2008. Hubungan pola konsumsi, ketesediaan pangan, pengetahuan

gizi dan status kesehatan dengan kejadian kek pada ibu hamil di Kabupaten

Simalungun Medan [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sirajudin, Nadimin, Mustamin, Rauf S. 2012. Survei konsumsi pangan. Jakarta :

EGC

Spencer CA, Allen VM, Flowerdew G, Dooley K, Dod L. 2008. Low levels of

maternal serum papp-a in early pregnancy and the risk of adverse outcomes.

Prenat Diagn. 28(11): 1029–36

Srinivas SK, Edlow G, Neff PM, Samuel MD, Andrela CM, Elovitz M. 2009.

Rethinking IUGR in preeclampsia : dependent or independent of maternal

hypertension. Journal of perinatology: Official journal of the California

perinatal association. 29(10):680-684

Sulistyoningsih H. 2011. Gizi untuk kesehatan ibu dan anak, Edisi Pertama.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Supariasa IDN. 2012. Pendidikan Dan Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC.

Surasih H. 2006. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keadaan Kurang Energi

Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005

[Skripsi]. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Page 92: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

95

Suwanti, Wibowo E, Safitri N. 2014. Hubungan tekanan darah dan paritas dengan

kejadian eklampsia di ruang bersalin RSUP NTB tahun 2012. Media Bina

Ilmiah. 8(1):25-30.

Syari M, Serudji J, Mariati U. 2015. Peran Asupan Zat Gizi Makronutrien Ibu

Hamil terhadap Berat Badan Bayi Lahir di Kota Padang. JKA. 4(3):729-736

Than NG, Pick E, Bellyei S, Szigeti A, Burger O, Berente Z et al. 2004. Functional

analyses of placental protein 13/galectin-13. Eur J Biochem. \271(6): 1065–

78

Taylor RN, Davidge ST, Roberts JM. 2009. Endothelial cell dysfunction and

oxidative stress. In : Marshal D, Lindheimer FG, Cunningham and JM,

Roberts Eds, Editor. Chesley’s hypertensive disorders in pregnancy Edisi

ke-3. Brimingham : Academic Press. hlm. 143-167

Vata PK, Chauhan NM, Nallathambi A, Hussein F. 2015. Assessment of prevalence

of preeclampsia from Dilla region of Ethiopia. BMC Research Notes

[Online Journal] [diunduh 15 agustus 2018]. Tersedia dari:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4690301/

Veronika Y, Serudji J, Sastri S. 2015. Hubungan kadar albumin serum dengan

morbiditas dan mortalitas maternal pasien preeklampsia berat dan eklampsia

di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kedokteran Universitas Andalas.

4(2). [Online Journal] [diunduh 2 oktober 2018]. Tersedia dari :

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/293

World Health Organization (WHO). 2014. Global Health Observatory (GHO) data.

WHO. [disitasi tanggal 6 September 2019]. Tersedia dari:

http://www.who.int/gho/childhealth/mortality/maternal_preeclampsia_text/

en/

World Health Organization (WHO). 2016. Maternal mortality WHO Women and

Health: Today’s Evidence, Tomorrow Agenda. Chapter 4. Geneva: World

Health Organization [diunduh 1 November 2018] Tersedia dari:

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs348/en/ WHO

World Health Organization (WHO). 2011. WHO recommedations for prevention

and treatment of preeclampsia and eclampsia. Guidelines [diunduh 12

desember 2018]. Tersedia dari: http://who.int./reproductivehealth/publica

tion/maternal_perinatal_health/preeclampsia-eclampsia-guideliness/en/

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi. 2004. Ketahanan pangan dan gizi di era

otonomi daerah dan globalisasi: program dan abstrak. Jakarta: LIPI.

Wiknjosastro H, Prawirohardjo S . 2014. Ilmu kandungan. Edisi ke-3 Cetakan ke-

2. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Page 93: PENGARUH KURANG ENERGI KRONIK DAN ASUPAN PROTEIN …digilib.unila.ac.id/60796/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASA… · untuk menghindari prognosis buruk diperlukan dengan cara

96

Wu G, Fuller W, Bazer, Timothy A, Cudd. 2004. Maternal nutrition and fetal

development. JN. 134(9):2169-2172

Xavier JG, Favero ME, Vinolo MAR, Rogero MM, Dagli MLZ, Arana-Chavez VE

et al. 2007. Protein-energy malnutrition alters histological and

ultrastructural characteristics of the bone marrow and decreases

haematopoiesis in adult mice.Hystopathic Histol. 22(6): 651-60