Pengaruh Kontaminasi Premium Terhadap Solar
-
Upload
firhan-balweel -
Category
Documents
-
view
125 -
download
2
Transcript of Pengaruh Kontaminasi Premium Terhadap Solar
PENGARUH KONTAMINASI PREMIUM TERHADAP SOLAR
DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI (PUSDIKLAT MIGAS) CEPU-BLORA,
JAWA TENGAH
Marwan Faisal24030110130057
PROFIL PUSDIKLAT MIGAS CEPU
Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Migas merupakan salah satu tempat pengolahan minyak mentah atau crude oil yang dihasilkan oleh PT Pertamina EP Region Jawa Area Cepu. Crude oil Pertamina yang ditambang dari sumur daerah Kawengan dan Nglobo dengan bantuan pompa dialirkan ke unit kilang Cepu untuk diolah menjadi bahan bakar seperti pertasol, kerosine, solar, PH solar dan residu.
Pusdiklat Migas selain sebagai pengolah (refinery) minyak juga mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan dan pelatihan bidang migas. Pusdiklat Migas bertanggung jawab kepada Kepala Badan Diklat Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) (Surat Keputusan Menteri Sumber Daya dan Mineral No. 150 Tahun 2001) dan telah diperbarui dengan Peraturan Menteri ESDM No. 0018 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010.
PRODUK UTAMA PUSDIKLAT MIGAS CEPU•Pertasol•Kerosine•Solar/Gas Oil•PH Solar•Residu
LATAR BELAKANGSeiring dengan perkembangan zaman maka
kebutuhan akan minyak bumi semakin meningkat, hal ini menuntut kita untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang dunia perminyakan. Mulai dari pengertian tentang minyak bumi sampai cara-cara pengolahan minyak bumi menjadi produk-produk yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dunia.
MINYAK BUMIMinyak bumi adalah cairan kental, berwarna
coklat gelap, atau kehijauan yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi merupakan campuran kompleks hidrokarbon plus senyawaan organik dari sulfur, oksigen, nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama nikel, besi dan tembaga. Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang seragam, melainkan berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, sumur minyak dan juga kedalaman sumur.
KOMPOSISI MINYAK BUMI
Unsur % Berat
Karbon 83,9 - 86,8
Hidrogen 11,4 – 14,0
Belerang 0,06 – 8,0
Nitrogen 0,11 – 1,7
Oksigen 0,5
Logam (Fe, Va, Ni, dll) 0,03
PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI•Tujuan dari pengolahan minyak bumi
yaitu selain untuk memisahkan fraksi-fraksi juga untuk stabilitas pemisah dan peningkatan kualitas mutu produk yang dihasilkan.
HASIL PEMISAHAN MINYAK BUMI
Jangka titikDidih (oC) Jumlah Karbon Nama Penggunaan
<30 1-4 Fraksi Gas Bahan bakar pemanas
30-180 5-10 Bensin Bahan bakar motor
180-230 11-12 Kerosene Bahan bakar Jet
230-305 13-17 Solar Bahan bakar Diesel
305-405 18-25 Minyak Gas Bahan Bakar Pemanas
>405 >25 Residu Aspal
SOLAR• Solar, termasuk juga minyak tanah dan bahan bakar jet
adalah anggota dari kelas produk minyak bumi yang dikenal sebagai distilat menengah (Gruse dan Stevens, 1960; Guthrie, 1967). Seperti namanya, produk ini memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada bensin tetapi lebih rendah dari minyak gas. Solar memiliki titik didih berkisar dari sekitar 175-375°C (350-700 ° F) dan jumlah karbon berkisar dari sekitar C8 hingga C24. (Speight, 2001)
• Sifat umum minyak solar sangat erat hubungannya dengan pemuatan, kontaminasi, material balance dan transaksi jual – beli. Sifat umum minyak Solar sesuai spesifikasi ditunjukkan pada pengujian
• Specific Gravity 60/60 oF, ASTM D 1298 • Density 15 oC, ASTM D 1298
PREMIUM
MACAM ANALISIS SOLARDistilasi (ASTM D-89)Viskositas Kinematik (ASTM D-445)Density 15oC (ASTM D-1289)Titik Tuang (Pour Point ASTM D-97)Titik Nyala dengan PMCC (Flash Point ASTM D-
93)Copper Strip Corrosion (ASTM D-130)Calculated Cetane Index (CCI) ASTM D-4737Sediment Content (ASTM D-473)Colour (ASTM D-1500)
Distilasi (ASTM D-89)• Pemerikasan distilasi sangat penting dilakukan untuk mengetahui sifat
penguapan dari bahan bakar. Sifat penguapan mempengaruhi daya kerja bahan bakar terutama untuk mesin dengan putaran tinggi dan sedang. Jika terlalu rendah penguapan dapat mengakibatkan pembakaran tidak sempurna dan fase cairan yang disemprrotkan ke dalam mesin semakin berkurang.
Viskositas Kinematik (ASTM D-445)•Pengujian viskositas kinematik bertujuan
untuk menguji kekentalan kinematik dari minyak bumi dengan cara mengukur waktu alir secara gravitasi melalui sebuah viskometer gelas.
Density 15oC (ASTM D-1289)
•Pengujian density adalah untuk mangukur berat/massa minyak bila volumenya telah diketahui. Bahan bakar minyak umumnya mempunyai density antara 815 - 870 kg/m3.
Titik Tuang (Pour Point ASTM D-97)
•Titik tuang (pour point) digunakan sebagai petunjuk mengenai besarnya kandungan malam relatif dalam minyak bumi dan produknya, disamping itu titik tuang menunjukkan suhu terendah dimana minyak bumi dan produknya masih dapat dipompa masih dalam keadaan teralirkan.
Titik Nyala dengan PMCC (Flash Point ASTM D-93)• Uji penentuan titik nyala bertujuan untuk
menentukan titik nyala dan titik api dari solar dan juga untuk menunjukkan volatilitas relatif dari solar. Titik nyala dari suatu cairan bahan bakar solar adalah temperatur minimum fluida pada waktu uap yang keluar dari permukaan fluida langsung menyala. Jika temperatur naik sedikit, yang disebut dengan titik api (fire point), dapat menyebabkan uap membantu pembakaran. Oleh karena itu perlu diwaspadai agar temperatur maximum solar tidak melebihi titik nyalanya.
Copper Strip Corrosion (ASTM D-130)
•Analisis copper strip corrosion bertujuan untuk mengetahui tingkat korosifitas dari produk minyak bumi. analisis ini hanya mengecek warna korosifitas dari copper strip dengan membandingkan warna dengan tabel klasifikasi bilah tembaga.
Calculated Cetane Index (CCI) ASTM D-4737•CCI digunakan sebagai alat untuk
mempredisikan angka setana ASTM apabila tidak didapatkan pengujian dengan menggunakan mesin. Analisis ini digunakan sebaga pendekatan angka setana bila jumlah contoh sangat sedikit untuk sebuah pengujian angka setana.
Sediment Content (ASTM D-473)
•Penentuan kandungan sediment dalam minyak bumi bertujuan untuk menentukan kualitas solar dari segi volume yang berkaitan dengan harga penjualan, peralatan, pemeliharaan dan pemopaan. Karena sedimen dapat mengurangi kualitas minyak dan juga mengakibatkan peledakan (bumping) serta dapat mengakibatkan pengkaratan terhadap peralatan pemompaan dan lain lain, dan kemacetan atau penyumbatan pemipaan.
Colour (ASTM D-1500)
•Salah satu pengujian kualitas solar adalah uji kualitas warna produk yang tidak sesuai dengm standar tidak layak untuk dipasarkan Pemeriksaan warna produk minyak bumi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa kolorimeter, antara lain dengan: Kolorimeter ASTM (ASTM D 1500-87), untuk produk minyak bumi seperti minyak pelumas, minyak pemanas, bahan bakar diesel dan malam parafin.
ANALISIS SOLAR TERKONTAMINAN OLEH PREMIUM•Uji Density 15oC, ASTM D-1298•Distilasi ASTM D-86
Uji Density 15oC, ASTM D-1298• Pengujian density
adalah untuk mengukur berat/massa minyak bila volumenya telah diketahui. Bahan bakar minyak umumnya mempunyai density antara 0.74 – 0.96 kg/m3 dengan kata lain bahan bakar minyak lebih rendah dari pada air.
• Melalui pengukuran dengan hydrometer dapat ditentukan nilai density dengan melihat tabel 23B Generalize Products Relative Density Correction to 60oF.
NO Sampel Suhu SG Densitas
1 solar murni 82oF 0,8445 852,5
2 solar 95% + premium 5% 83oF 0,8415 850,3
3 solar 90% + premium 10% 82oF 0,8355 842,2
4 solar 85% + premium 15% 83oF 0,8315 835,7
5 solar 80% + premium 20% 80,5oF 0,8295 837,0
6 solar 75% + premium 25% 81oF 0,8255 831,3
solar murni
solar 95% +
premium 5%
solar 90% +
premium 10%
solar 85% +
premium 15%
solar 80% +
premium 20%
solar 75% +
premium 25%
0.82
0.825
0.83
0.835
0.84
0.845
0.85
0.855
Density ASTM D-98
Density
Distilasi ASTM D-86• Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui sifat volatilit dan trayek
didih suatu minyak. Pengamatan dalam proses distilasi meliputi IBP (Initial Boiling Point), 10%-90% volume recovery yang tertampung, dan FBP (Final Boiling Point).
Komposis
i Solar
solar
95% +
premium
5%
solar 90%
+
premium
10%
solar 85%
+
premium
15%
solar 80%
+
premium
20%
solar 75%
+
premium
25%
IBP (∘C) 108 86 43 39 19
10 ml 212 180 169 134 108
20 ml 241 231 216 183 160
30 ml 265 257 252 223 217
40 ml 278 275 271 260 249
50 ml 290 289 280 278 273
60 ml 305 302 300 295 289
70 ml 318 316 314 311 308
80 ml 334 333 331 328 323
90 ml 356 355 354 352 350
95 ml 374 369 368 367 -
EBP (∘C) 375 370 370 369 350 IBP (∘C) 10 ml 50 ml 90 ml EBP (∘C)
108212
290356 375
86
180
289
355 370
43
169
280
354370
39
134
278
352369
19
108
273
350350
Distilasi ASTM D-1298solar 95% + premium 5%solar 90% + premium 10%solar 85% + premium 15%solar 80% + premium 20%
KESIMPULAN
terimakasih