Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju ...

8
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019) 291 OPEN ACCES Vol. 12 No. 2: 291-2298 Oktober 2019 Peer-Reviewed AGRIKAN Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072) URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.12.2.291-298 Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut ( Eucheuma cottonii) ( The Effect of Liquid Fertilizer Concentration of Green Tama Against the Rate Growth of Seaweed (Eucheuma c o ttonii) ) Samsia Umasugi 1 dan Abdussabar Polanunu 1 1 Universitas Iqra Buru, Namlea, Indonesia. E-mail: [email protected]. [email protected] Info Artikel: Diterima: 09 Sept. 2019 Disetujui: 23 Sept. 2019 Dipublikasi: 08 Nov. 2019 Artikel Penelitian Keyword: Pupuk Cair, Pertumbuhan, Rumput Laut , Eucheuma cottonii Korespondensi: Samsia Umasugi 1Universitas Iqra Buru, Namlea, Indonesia Email: [email protected] Copyright© Oktober 2019 AGRIKAN Abstrak. Rumput laut (Eucheuma cottonii) merupakan salah satu jenis rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dikembangkan di Kabupaten Buru. Budidaya rumput laut yang dilakukan selama ini oleh masyarakat belum memenuhi permintaan pasar selain itu sistem budidaya masih dilakukan tanpa menggunakan pupuk cair sehingga hasil panen yang diperoleh tidak menunjukkan peningkatan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian pupuk cair green tama terhadap laju pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii dengan konsentrasi A. 250 cc, B. 300 cc dan C. 350cc. pengamatan dilakukan terhadap laju pertumbuhan mingguan, laju pertumbuhan mutlak, dan laju pertumbuhan spesifik. Hasil penelitian menunjukkan laju pertumbuhan rumput laut berpengaruh nyata dimana perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan B (dosis 300 cc) dengan lama perendaman 6 jam dengan nilai pertumbuhan pada akhir penelitian yaitu pertumbuhan mingguan sebesar 576,222 gram, pertumbuhan mutlak sebesar 546,222 gram dan pertumbuhan spesifik sebesar 7,767 %.. Abstact. Seaweed (Eucheuma cottonii) is one of the high economic value of seaweed type that is more developed in Buru Regency. Seaweed cultivation which is done so far by the community has not met the market demand, besides that the cultivation system is still carried out without using liquid fertilizer so that the yields obtained do not show an increase. The purpose of this study to analyze the effect of the provision of green liquid fertilizer all of the rate of growth of grass sea Eucheuma c o ttonii with a concentration of 250 cc A., B. and C. 350 cc to 300 cc. The observations were made on the weekly growth rate, absolute growth rate, and specific growth rate. The results showed that the rate of seaweed growth had a real influence where the best treatment was on the treatment B ( dose of 300 cc) with 6 hours shoaking with the value growth at the end of the study is growing weekly at 576.222 grams, growth in the absolute of 546.222 grams and specific growth was 7.767 %. I. PENDAHULUAN Rumput laut merupakan salah satu jenis organisme laut yang pada umumnya digunakan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai macam produk makanan ataupun kosmetik. Berdasarkan senyawa kimia yang dikandungnya rumput laut dapat dikelompokkan menjadi rumput laut penghasil karaginan (karagenofit), agar (agarofit) dan alginat (alginofit) (syahputra, 2005). Beberpa jenis yang telah diusahakan untuk dibudidayakan oleh masyarakat pesisir karena memiliki nilai ekonomis penting seperti Gellidium, Hipnea, Eucheuma, Gracilaria dan Sargasum. Kelima marga yang memiliki nilai ekonomis tersebut, Eucheuma dan Gracilaria mempunyai potensi untuk dikembangkan usaha budidayanya karena dapat berkembang dengan baik dari batang secara vegetatif (Rahayu.D.I dan Sumandhiharga, 1982). Rumput laut yang digunakan dalam penelitian adalah yang mempunyai thallus berbentuk selindris atau pipih, percabangan thallus tidak teratur, berujung runcing atau tumpul cabangnya bersifat dichotomus atau trichotomus, berwarna merah, merah coklat, hijau kuning, serta memiliki nodule dan spine (Meiyana dkk., 2001). Pemelihan Eucheuma cottonii sebagai obyek penelitian dengan alasan jenis tersebut tersebut banyak dibudidayakan di Kabupaten Buru sehingga bibitnya mudah diperoleh. Permintaan rumput laut sebagai suatu komoditas ekspor begitu tinggi dipasar. Kabupaten Buru memiliki luar perairan yaitu ±1.972,5 km² dengan panjang garis pantai ± 232,2 km serta memiliki luas daratan ±7.549,98 km². Dengan melihat kondisi periran yang demikian, maka Kabupaten Buru memiliki potensi perikanan dan lautan yang cukup besar yang

Transcript of Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju ...

Page 1: Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

291

OPEN ACCES

Vol. 12 No. 2: 291-2298 Oktober 2019

Peer-Reviewed

AGRIKAN

Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)

URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/

DOI: 10.29239/j.agrikan.12.2.291-298

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii)

(The Effect of Liquid Fertilizer Concentration of Green Tama Against the Rate Growth of Seaweed (Eucheuma c o ttonii))

Samsia Umasugi1 dan Abdussabar Polanunu1

1Universitas Iqra Buru, Namlea, Indonesia. E-mail: [email protected]. [email protected]

Info Artikel:

Diterima: 09 Sept. 2019

Disetujui: 23 Sept. 2019

Dipublikasi: 08 Nov. 2019

Artikel Penelitian

Keyword:

Pupuk Cair, Pertumbuhan,

Rumput Laut , Eucheuma

cottonii

Korespondensi:

Samsia Umasugi

1Universitas Iqra Buru,

Namlea, Indonesia

Email:

[email protected]

Copyright©

Oktober 2019 AGRIKAN

Abstrak. Rumput laut (Eucheuma cottonii) merupakan salah satu jenis rumput laut yang mempunyai nilai

ekonomis tinggi dan banyak dikembangkan di Kabupaten Buru. Budidaya rumput laut yang dilakukan selama

ini oleh masyarakat belum memenuhi permintaan pasar selain itu sistem budidaya masih dilakukan tanpa

menggunakan pupuk cair sehingga hasil panen yang diperoleh tidak menunjukkan peningkatan. Tujuan dari

penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian pupuk cair green tama terhadap laju pertumbuhan

rumput laut Eucheuma cottonii dengan konsentrasi A. 250 cc, B. 300 cc dan C. 350cc. pengamatan dilakukan

terhadap laju pertumbuhan mingguan, laju pertumbuhan mutlak, dan laju pertumbuhan spesifik. Hasil

penelitian menunjukkan laju pertumbuhan rumput laut berpengaruh nyata dimana perlakuan terbaik

terdapat pada perlakuan B (dosis 300 cc) dengan lama perendaman 6 jam dengan nilai pertumbuhan pada

akhir penelitian yaitu pertumbuhan mingguan sebesar 576,222 gram, pertumbuhan mutlak sebesar 546,222

gram dan pertumbuhan spesifik sebesar 7,767 %..

Abstact. Seaweed (Eucheuma cottonii) is one of the high economic value of seaweed type that is more

developed in Buru Regency. Seaweed cultivation which is done so far by the community has not met the market

demand, besides that the cultivation system is still carried out without using liquid fertilizer so that the yields

obtained do not show an increase. The purpose of this study to analyze the effect of the provision of green

liquid fertilizer all of the rate of growth of grass sea Eucheuma c o ttonii with a concentration of 250 cc A., B.

and C. 350 cc to 300 cc. The observations were made on the weekly growth rate, absolute growth rate, and

specific growth rate. The results showed that the rate of seaweed growth had a real influence where the best

treatment was on the treatment B ( dose of 300 cc) with 6 hours shoaking with the value growth at the end of

the study is growing weekly at 576.222 grams, growth in the absolute of 546.222 grams and specific growth

was 7.767 %.

I. PENDAHULUAN

Rumput laut merupakan salah satu jenis

organisme laut yang pada umumnya digunakan

sebagai bahan dasar pembuatan berbagai macam

produk makanan ataupun kosmetik. Berdasarkan

senyawa kimia yang dikandungnya rumput laut

dapat dikelompokkan menjadi rumput laut

penghasil karaginan (karagenofit), agar (agarofit)

dan alginat (alginofit) (syahputra, 2005). Beberpa

jenis yang telah diusahakan untuk dibudidayakan

oleh masyarakat pesisir karena memiliki nilai

ekonomis penting seperti Gellidium, Hipnea,

Eucheuma, Gracilaria dan Sargasum. Kelima marga

yang memiliki nilai ekonomis tersebut, Eucheuma

dan Gracilaria mempunyai potensi untuk

dikembangkan usaha budidayanya karena dapat

berkembang dengan baik dari batang secara

vegetatif (Rahayu.D.I dan Sumandhiharga, 1982).

Rumput laut yang digunakan dalam

penelitian adalah yang mempunyai thallus

berbentuk selindris atau pipih, percabangan

thallus tidak teratur, berujung runcing atau

tumpul cabangnya bersifat dichotomus atau

trichotomus, berwarna merah, merah coklat, hijau

kuning, serta memiliki nodule dan spine (Meiyana

dkk., 2001). Pemelihan Eucheuma cottonii sebagai

obyek penelitian dengan alasan jenis tersebut

tersebut banyak dibudidayakan di Kabupaten

Buru sehingga bibitnya mudah diperoleh.

Permintaan rumput laut sebagai suatu komoditas

ekspor begitu tinggi dipasar.

Kabupaten Buru memiliki luar perairan

yaitu ±1.972,5 km² dengan panjang garis pantai ±

232,2 km serta memiliki luas daratan ±7.549,98

km². Dengan melihat kondisi periran yang

demikian, maka Kabupaten Buru memiliki potensi

perikanan dan lautan yang cukup besar yang

Page 2: Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

292

didukung oleh berbagai ekosistem yang

dimilikinya. (Anonimous, 2011). Kabupaten Buru

memiliki potensi sumberdaya perikanan yang

cukup tinggi baik perikanan tangkap maupun

perikanan budidaya. Budidaya rumput laut sudah

berlangsung sejak lama tepatnya sekitar tahun

2007, namun dari tahun ke tahun hasil produksi

rumput laut belum maksimal sesuai data Dinas

Perikanan Kabupaten Buru tahun permintaan

pasar rumput laut (Ternate, Ambon dan Bau-Bau)

mencapai 1.200 ton setiap tahun tetapi Kabupaten

Buru hanya mampu memenuhi 21% data produksi

rumput laut lima tahun terakhir 2014-2017 dari

permintaan pasar maka perlu dilakukan

peningkatan pula dalam pembudidayaan rumput

laut, khususnya di Kabupaten Buru. Berdasarkan

uraian diatas maka penelitian tentang

penggunakan pupuk cair perlu dilakukan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan pupuk cair

Green Tama terhadap laju pertumbuhan rumput

laut Eucheuma cottonii.

Tujuan dan manfaat penelitian adalah

penelitian mengetahui konsentrasi berapa persen

(%) pupuk cair dapat berpengaruh meningkatkan

laju pertumbuhan rumput laut Eucheuma cattoni,

sedangkan manfaat yang dapat diperoleh sebagai

bahan informasi sekaligus bahan pembanding

bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang ingin

menjajaki lebih dalam tentang penggunaan pupuk

pada tanaman rumput laut dalam rangka

meningkatkan produksi yang optimal.

II. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada lahan

budidaya rumput laut di Kabupaten Buru.

Penelitian dilakukan dari bulan Juli sampai

dengan bulan Agustus 2019. Alat dan bahan yang

digunakan dalam penelitian dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan Bahan Yang digunakan Serta Kegunaannya.

No Alat/Bahan Satuan Kegunaan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Termometer

Refraktometer

Kertas lakmus

Timbangan

Layangan arus

Kamera digital

Gunting

Gelas Ukur

Perahu

Buku dan pena

0C

ppm

-

g

m/s-

-

-

-

-

Untuk mengukur suhu perairan

Untuk mengukur salinitas perairan

Untuk mengukur pH perairan

Untuk menimbang berat rumput laut

Untuk mengukur kecepatan arus

Untuk mendokumentasikan kegiatan

Untuk memotong bibit

Untuk mengukur Pupuk Uji

Untuk alat transportasi

Untuk mencatat hasil penelitian

11.

12.

13.

14.

15.

Bibit rumput laut

Pupuk Cair

Green Tama

Super

Tali Polyethilene

- 8 mm

- 3 mm

- 1 mm/tali raffia

Botol aqua

pemberat

g

l

Milimeter

Milimeter

Millimeter

Buah

Kg

Sebagai sampel penelitian

Sebagai pupuk uji

- Tali Jangkar

- Untuk tali ris

- Untuk tali cabang pengikat bibit

rumput laut

Sebagai pelampung

Sebagai penahan tali utama/tali induk agar

tidak terbawa arus dan ombak

Lokasi pengamatan merupakan pusat

budidaya rumput laut yang telah dilakukan sejak

dulu oleh masyarakat setempat. Adapun lokasi

yang ditetapkan diusahakan merupakan daerah

yang memiliki potensi sumberdaya perairan yang

cukup besar.

Metode pengambilan data saat penulis melakukan

observasi secara langsung di lapangan, pendekatan

metode ini adalah :

1. Data primer : data yang diperoleh dari kegiatan

pengamatan di lapangan, melihat secara

langsung teknik budidaya dan wawancara

terhadap responden yang dianggap mengetahui

obyek yang diteliti.

2. Data sekunder : data yang diperoleh dari buku-

buku, tesis dan internet yang dapat menunjang

hasil peneitian. Selain mencatat semua

informasi yang di peroleh pada waktu peneliti

Page 3: Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

293

dilapangan yang erat kaitannya dengan obyek

yang diteliti.

Dalam penelitian ini digunakan metode

penanaman yaitu tali panjang (metode long line).

Metode long line pada prinsipnya hampir sama

dengan metode rakit, tetapi tidak menggunakan

bambu sebagai rakit. Tetapi menggunakan tali

plastik atau botol aqua bekas sebagai pelampung.

Metode ini dimasyarakatkan karena selain lebih

ekonomis juga bisa diterapkan diperairan yang

ada agak dalam. Menurut Wisnu (2006),

keuntungan dari metode ini yaitu sebagai berikut:

a. Tanaman cukup menerima sinar matahari

b. Tanaman lebih tahan terhadap perubahan

kualitas air

c. Terbebas dari hama yang biasanya menyerang

dari dasar perairan

d. Pertumbuhan lebih cepat

e. Cara kerjanya lebih mudah dan biayanya lebih

murah

Prosedur penelitian dapat dilihat pada Tabel

2.

Tabel 2. Prosedur Penelitian

Pertumbuhan Berat Mutlak, untuk

mengetahui laju pertumbuhan mutlak dilakukan

pengukuran berat rumput laut pada awal dan

akhir penelitian. Selanjutnya berat rumput laut

yang diperoleh dihitung dengan menggunakan

rumus menurut Jana, dkk (2009) sebagai berikut :

Keterangan :

G = Laju pertumbuhan mutlak

Wt = Berat rata-rata rumput laut pada akhir

penelitian

W0 = Berat rata-rata rumput laut pada awal

penelitian

Laju Pertumbuhan Spesifik, Laju

pertumbuhan spesifik diukur setiap selang waktu

tujuh hari sekali, selama 35 hari, terhitung lima

kali penyamplingan hingga akhir penelitian.

Untuk menghitung laju pertumbuhan spesifik

digunakan turunan dari persamaan Huisman

(Dawes, 1994 dalam Andy dkk 2018).

Dengan

LPS : Laju pertumbuhan spesifik rata-rata (%)

Wt : Berat bibit pada tI (gr) (I = minggu I,minggu

II...t)

W0 : berat bibit awal (gr)

t : Periode pengamatan (minggu)

Menurut Jalil Silea.L.M dan Lita Masitha

(2004), rumput laut tumbuh baik pada larutan

bionik pada kosentrasi 150 cc dengan lama

perendaman 6 jam. Sedangkan Yanto.A.A (2008)

mengungkapkan pada penelitiannya yang

sebelumnya dengan perlakuan 100 cc, 150 cc dan

200 cc mengatakan bahwa pertumbuhan yang baik

Prosedur Penelitian

Tahapan Persiapan:

1. Alat Pengukur Kualitas

Air

2. Satu unit long line (tali

berdiameter 8 mm, 4

mm, 1 mm, Pelampung,

dan Pemberat

3. Peralatan yang lain:

keranjang, ember,pisau

dan sampan

Memilih Bibit

1. berwarna cerah

segar, dan bercabang

2. Bahan uji beratnya

harus seragam yaitu

30 gram.

3. Rendam bahan uji

kedalam larutan yang

telah diberi pupuk

Perlakuan Penelitian

1. Bahan uji direndam

dengan konsentrasi

250 cc/L, 300 cc/L

dan 350 cc/L

(simbol = A, B, C ).

2. Lama Perendaman 6

Jam dengan tiap

perlakuan diulang

sebanyak 3 kali

Page 4: Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

294

yaitu pada larutan konsentrasi 200 cc. Oleh karena

itu penulis melakukan penelitian ini

menggunakan 3 perlakuan konsentrasi pupuk cair

yang berbeda yaitu Perlakuan A (dosis 250 cc),

perlakuan B (dosis 300 cc) dan perlakuan C (dosis

350 cc). Percobaan ini melakukan pengulangan

sebanyak 3 kali ( i = 1, 2, 3 ) sesuai pada Gamabr 3,

maka rancangan yang digunakan yaitu Rancangan

Acak Lengkap (RAL). menurut Gasperz (1994)

sebagai berikut :

Keterangan:

μ : Nilai tengah populasi;

ti : Pengaruh aditif dari perlakuan ke- i;

Eij : Galat percobaan dari perlakuan ke- I pada

pengamatan ke – j;

I : Jumlah perlakuan ( i = 1 , 2 ,3, <n ) ;

J : Jumlah ulangan pada perlakuan ( j = 1, 2, 3,.n )

atau jumlah suatu percobaan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pertumbuhan Rata-Rata Rumput Laut

(E.cattonii) Per Minggu

Hasil pertumbuhan rata-rata rumput laut

Eucheuma cattonii tiap minggu berdasarkan

pengaruh pemberian pupuk cair tertera pada Tabel

3 dan Gambar 2.

3.2. Laju Pertumbuhan Mutlak

Data laju pertumbuhan mutlak rumput laut

(E.cattonii) selama penelitian dapat dilihat pada

Tabel 4 dan Gambar 3.

3.3. Kualitas Air

Sebagai data penunjang dari penelitian ini

dilakukan pengukuran kualitas air. Parameter

kualitas air diamati setiap 7 hari, meliputi:

kecepatan arus, kecerahan, suhu, salinitas, dan pH

yang diamati selama proses penelitian yaitu 35

hari. Hasil pengukuran kualitas air selama

penelitian, sebagaimana tertera pada Tabel 5.

Berdasarkan Tabel 3 dan Gambar 2

menunjukkan bahwa pertumbuhan rata-rata

rumput laut Eucheuma cottonii meningkat dengan

bertambahnya waktu pengamatan pada tiap-tiap

perlakuan. Pertumbuhan berat tertinggi diperoleh

pada perlakuan B (dosis 300 cc) dengan berat akhir

pada minggu ke V sebesar 576,222 gram, diikuti

perlakuan C (dosis 350 cc) yaitu 569,444 gram dan

perlakuan A (dosis 250 cc) yaitu 565,889 gram.

Sedangkan pada variabel kontrol

pertumbuhannya hanya mencapai 558,778 gram.

Page 5: Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

295

Tabel 3. Berat Rata-Rata Pertumbuhan Rumput Laut (E.cattonii )Per Minggu

No Perlakuan Waktu Pengamatan ( Minggu )

M I M II M III M IV M V

1 VK 38,667 73,333 137,889 286,222 558,778

2 A 42,667 77,889 144,111 295,111 565,889

3 B 45,111 81,444 150,333 306,222 576,222

4 C 43,556 79,111 146,333 299,889 569,444

Keterangan : VK = Variabel kontrol, A = dosis 250 cc B = dosis 300 cc, C = dosis 350 cc

Gambar 2. Grafik Berat Rata-Rata Rumput Laut E.cattonii Per Minggu Selama Penelitan

Tabel 4. Pertumbuhan Mutlak Rumput Laut (E.cattonii ) Per Minggu

No Perlakuan Laju Pertumbuhan Mutlak Rata-Rata Per Minggu (Gram)

M I M II M III M IV M V

1 VK 8,667 43,333 107,889 256,222 528,778

2 A 12,667 47,889 114,111 265,111 535,889

3 B 15,111 51,444 120,333 276,222 546,222

4 C 13,556 49,111 116,333 269,889 539,444

Keterangan : VK = Variabel kontrol, A = dosis 250 cc, B = dosis 300 cc, C = dosis 350 cc

Gambar 3 : Grafik Pertumbuhan Mutlak Rumput Laut Eucheuma cattonii

Tabel 5 : Hasil Pengukuran Kualitas Air Selama Penelitian.

Parameter Kisaran

Suhu ( °C)

Kecerahan ( m )

Arus (m/detik)

Salinitas (ppt)

pH

28-29

4 - 5

0,46 – 0,57

36 – 37

7

0

100

200

300

400

500

600

700

M I M II M III M IV M V

Waktu Pengamatan ( Minggu )

La

ju P

ertu

mb

uh

an

(G

ram

)

VK

A

B

C

0

500

1000

1500

2000

2500

M I M II M III M IV M V

Waktu Pengamatan (Minggu)

Laju

Per

tum

bu

han

Mu

tlak

( G

ram

) C

B

A

VK

Page 6: Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

296

Meningkatnya berat rumput laut Eucheuma

cattonii dengan pemberian pupuk cair green tama

super dosis 300 cc dengan lama perendaman 6 jam

diduga dosis yang diberikan mencukupi

kebutuhan rumput laut Eucheuma catoniii yang

dapat dimanfaatkan oleh rumput laut Eucheuma

cattonii untuk melakukan pertumbuhan. Hal ini

dijelaskan pula oleh Heddy (1986) dalam Kadir.S

(2010) jika tanaman dirangsang dengan zat

perangsang tumbuhan, maka akan merangsang

pembelahan sel jaringan meristem, sehingga sel

semakin bertambah..

3.4. Laju Pertumbuhan Mutlak

Berdasarkan Tabel 4 dan Gambar 3

menunjukan laju pertumbuhan mutlak tertinggi

pada minggu ke V yaitu perlakuan B (dosis 300 cc)

sebesar 546,222 gram. Kemudian diikuti perlakuan

C (dosis 350 cc) yaitu 539,444 gram dan perlakuan

A (dosis 250 cc) yaitu 535,889 gram. Sedangkan

pada variabel control pertumbuhannya hanya

mencapai 528,778 gram.

Dalam penelitian ini terlihat bahwa rumput

laut Eucheuma cattonii yang diberikan pupuk cair

dengan dosis 300 cc ( perlakuan B ) merupakan

dosis yang ideal terhadap pertumbuhan rumput

laut disamping faktor pendukung yaitu kualitas

air. Hal ini sesuai dengan pendapat Aslan (2006)

dalam Kadir S (2010) menyatakan bahwa unsur

hara berperan penting dalam pertumbuhan

rumput laut Eucheuma cattonii adalah fosfor,

nitrogen dan sulfur yang penting sebagai

pembentuk protein.

Pada perlakuan C (dosis 350 cc) tidak

memberikan peningkatan berat rumput laut

Eucheuma cattonii yang signifikan. Hal ini dapat

dilihat pada pertumbuhan mutlak rumput laut

Eucheuma cattonii pada awal hingga akhir

penelitian mengalami penurunan dibandingkan

pada perlakuan B (dosis 300 cc). Menurunnya berat

rumput laut Eucheuma cattonii pada perlakuan C

(dosis 350 cc) diduga rumput laut dalam menyerap

unsur hara terlalu besar sehingga menimbulkan

efek jenuh yang kemudian akan berakibat pada

matinya sebagian sel yang berdampak pada berat

rumput laut Eucheuma cattonii hal ini juga

ditegaskan oleh Sutejo (2002) selama pertumbuhan

tanaman memerlukan 16 unsur hara esensial

(makro dan mikro ), jika salah satu unsur hara

tidak tersedia atau justru berlebihan maka dapat

menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman serta produktifitasnya terhambat.

Berdasarkan hasil analisis ragam

(ANOVA) terhadap pertumbuhan berat mutlak

pada minggu ke V dapat dilihat bahwa Fhitung

lebih besar dari Ftabel, maka sangat berpengaruh

nyata.

Suhu mempunyai peranan yang sangat

penting bagi kehidupan dan pertumbuhan rumput

laut. Suhu air laut dapat berpengaruh terhadap

beberapa fungsi fisiologi rumput laut seperti

fotosintesis, respirasi, metabolisme, pertumbuhan

dan reproduksi (Dawes, 1981). Perbedaan suhu

dari tiap pengamatan terjadi dikarenakan adanya

perbedaan energi matahari yang masuk ke dalam

perairan. Hal ini dapat meningkatkan kecepatan

fotosintesis sampai pada radiasi tertentu. Selama

melakukan penelitian, suhu perairan pada lokasi

penelitian dapat dikatakan ideal terhadap laju

pertumbuhan yaitu kisaran 28ºC - 29 ºC. Hal ini

didukung dengan pendapat Aslan (1998)

mengatakan suhu yang baik untuk budidaya

rumput laut jenis Eucheuma cottonii berkisar

antara 27°C – 30°C, dipertegas pula oleh Suparman

(2013) mengatakan kisaran suhu perairan yang

baik untuk budidaya rumput laut antara 27°C –

30,2°C

Salinitas perairan penting bagi organisme

laut terutama dalam mengatur tekanan osmosis

yang ada dalam tubuh organisme dengan

lingkungannya. Hasil pengukuran salinitas

perairan selama penelitian berkisar antara 36 - 37

ppt, dari hasil penelitian nilai salinitas cenderung

konstan karena diduga adanya aliran arus yang

sedang dan merata sehingga memperlihatkan

bahwa salinitas pada perairan ini cukup

menunjang pertumbuhan dan perkembangan

rumput laut Eucheuma cattonii. Hal ini didukung

dengan pendapat Aslan (1998) salinitas yang cocok

untuk pertumbuhan rumput laut Eucheuma

cattonii berkisar antara 30 – 37 ppt. dan dipertegas

pula oleh Suparman (2013) mengatakan kisaran

salinatas yang baik untuk pertumbuhan rumput

laut yaitu 31 – 35,8 ppt.

Pengukuran pH digunakan untuk

menyatakan intensitas dari kondisi asam atau basa

suatu larutan. pH erat hubungannya dengan

aktifitas fotosintesis. Penyerapan CO2 dari air pada

proses fotosintesis akan meningkatkan pH

menjadi lebih basa. pH perairan selama penelitian

adalah 7. Selama pengamatan pH perairan relatif

stabil dan berada pada kisaran normal dalam

mendukung kehidupan dan pertumbuhan rumput

laut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aslan (1998)

kisaran pH yang sesuai untuk budidaya rumput

Page 7: Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

297

laut adalah yang cenderung basah, pH yang sangat

sesuai untuk budidaya rumput laut adalah

berkisar antara 7,0 – 8,5 dan dipertegas pula oleh

Suparman (2013) mengatakan kisaran pH yang

baik yaitu 7,2 – 8,2.

Kecerahan perairan laut terkait erat dengan

sejauh mana penetrasi cahaya matahari dapat

masuk ke perairan yang dibutuhkan untuk proses

fotosintesis. Hasil pengukuran kecerahan perairan

laut dilokasi penelitian diketahui bahwa, cahaya

matahari dapat menembus hingga kedalaman 5

meter.

Hasil penelitian diatas, menunjukkan

bahwa kondisi kecerahan di perairan lokasi

penelitian sangat baik untuk pertumbuhan

rumput laut, hal ini didukung dengan kondisi

cuaca di Kabupaten Buru khususnya di Dusun

Saliong dimana selama penelitian tidak terjadi

hujan baik siang maupun malam hari.

Kecepatan arus merupakan faktor penentu

lama waktu keberadaan substansi gas, unsur hara

terlarut dan padatan partikel berada pada suatu

habitat dan kolom air. Kecepatan arus secara tidak

langsung menjadi penentu pemasok unsur hara,

pembersih/pengangkut padatan partikel yang

dapat menempel pada rumput laut dan mengatasi

kenaikan temperatur air laut. Kecepatan arus

selama penelitian dilokasi budidaya Eucheuma

cattonii berkisar antara 0,46-0,57 m/s. Hal ini

didukung dengan pendapat Aslan (1998)

mengatakan kecapatan arus yang baik untuk

pertumbuhan Eucheuma cattonii yaitu 20 – 40

meter tiap menit dan dipertegas pula oleh

Suparman (2013) kecapatan arus yaitu 0,41 – 0,45

m/s.

IV. PENUTUP

Adapun kesimpulan yang dapat diambil

dari hasil penelitian ini yaitu pemberian pupuk

cair green tama super berpengaruh sangat nyata

terhadap laju pertumbuhan rumput laut, baik

terhadap pertumbuhan mingguan, pertumbuhan

mutlak maupun pertumbuhan spesifik dimana

pertumbuhan yang terbaik terdapat pada

perlakuan B (dosis 300 cc) dengan lama

perendaman 6 jam.

DAFTAR PUSTAKA

Andy Arjuni., Nunik Cokrowati dan Rusman. (2018). Pertumbuhan Rumput Laut (Kappapycus alvarezii)

Hasil Kultur Jaringan. Jurnal Biologi Tropis, 2018.

Anonimous, 2011.Letak Geografis Wilayah Kabupaten Buru.

Aslan, L. M., 1998. Budidaya Rumput Laut. Kanisius . Yogyakarta

Doty, M. S. 1973. Eucheuma Farming for Carrageenan. Univ. Hawaii. Sea Grant Report. Unihi

Seagrant.United States of Amerika

Gasperz., 1994. Metode Perancangan Percobaan ; untuk Ilmu – Ilmu Pertanian, Ilum Ilmu Tekhnik dan

Biologi. CV. Armico. Bandung. 8-13 Hal

Jana.T.Anggadiredja, Achmad Zatnika, Heri Purwoto dan Sri Istiani, 2006. Rumput Laut. Penebar

Swadaya Jakarta

Jalil Silea.L.M dan Lita Masitha. 2004. Penggunaan Pupuk Bionik Pada Tanaman Rumput Laut

(Eucheuma sp). Harian Kompas

Kadir.S.,2010. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Phospat (P2O5) yang berbeda Terhadap Laju

Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cattonii) di Desa Jikumerasa Kecamatan Namlea. Skripsi

Universitas Iqra Buru

Rahayu D.I., dan Sumandhiharga. (1982). Sumberdaya Hayati dan Rumput Laut Di Maluku. Stasion

Penelitian Ambon. LON. LIPI. Jakarta.

Page 8: Pengaruh Konsentrasi Pupuk Cair Green Tama Terhadap Laju ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

298

Suparman. 2013. Cara Mudah Budidaya Rumput Laut. Pustaka Baru Press. Jakarta

Sutejo. M.Mulyani, 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Wisnu Sujatmiko, 2006. Teknik Budidaya Rumput Laut dengan Metode Tali Panjang. Direktorat

Pengajian Ilmu Kehidupan. BPPT.Jakarta.

Yanto.A.A. 2008. Pengaruh Frekuensi Penyemprotan dan Kosentrasi Pupuk Cair Yang Berbeda Terhadap

Laju Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cattonii) Di Perairan Desa Jikumurasa. Skripsi

Universitas Iqra Buru

Yulianto. K., dan Mira. S. 2009. Budidaya Makroalga K. alvarezii (Doty) Secara Vertikal Dengan Gejala

Penyakit Ice-Ice Diperairan Pulau Pari. UPT. Lokal Pengembangan Kompetensi SDM

Oseanografi Pulau Pari-LIPI. 334 hal.

Yusnaini, Ramli, U.K. Pangerang. 2000. Budidaya Intensif Teripang Pasir Holothuria scabra dengan

Menggunakan Alga Eucheuma cottoni Sebagai Shelter. Laporan Hasil Penelitian Lembaga

Penelitian. Universitas Haluoleo. Kendari

Zatnika, A. 2009. Pedoman Teknis Budidaya Rumput Laut. Jakarta : Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT)