PENGARUH KONSENTRASI ISOPROPHYIL THIO D-GALACTOSIDE …
Transcript of PENGARUH KONSENTRASI ISOPROPHYIL THIO D-GALACTOSIDE …
PENGARUH KONSENTRASI ISOPROPHYIL THIO D-GALACTOSIDE
(IPTG) TERHADAP EKSPRESI PROTEIN REKOMBINAN GST-VP28
PADA ESCHERICIA COLI BL21
PUBLIKASI ILMIAH
Diserahkan Guna Memenuhi Sebagian Syarat yang Diperlukan
Untuk Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan
pada Program Studi Peternakan
Oleh
MUH. HERU RESPADI
B1D 011 176
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2015
PENGARUH KONSENTRASI ISOPROPHYIL THIO D-GALACTOSIDE
(IPTG) TERHADAP EKSPRESI PROTEIN REKOMBINAN GST-VP28
PADA ESCHERICIA COLI BL21
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh
MUH. HERU RESPADI
B1D 011 176
Diserahkan Guna Memenuhi Sebagian Syarat yang Diperlukan
Untuk Mendapatkan Derajat Sarjana Peternakan
pada Program Studi Peternakan
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
Menyetujui,
Pada Tanggal : _______________
Pembimbing Utama,
Muhammad Ali, S.Pt, M.Si, Ph.D
NIP. 19720727 199903 1 002
PENGARUH KONSENTRASI ISOPROPHYIL THIO D-GALACTOSIDE
(IPTG) TERHADAP EKSPRESI PROTEIN REKOMBINAN GST-VP28
PADA ESCHERICIA COLI BL21
ABSTRAK
Muh. Heru Respadi / B1D 011 176 Fakultas Peternakan Universitas Mataram
VP28 merupakan salah satu protein pembungkus virus White Spot
Syndrome (WSS) yang terlibat dalam infeksi sistemik udang dan banyak dipelajari
penggunaannya sebagai vaksin. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
pengaruh tingkat IPTG terhadap ekspresi protein rekombinan GST-VP28 pada
bakteri E. coli BL21. Pada penelitian ini dihasilkan protein VP28 yang difusi
dengan GST menggunakan inang E. coli BL21 (DE3). Pada beberapa tingkat
konsentrasi induser (IPTG), hasil SDS-PAGE menunjukan bahwa protein target
yang berukuran sekitar 44.6 kDa dapat diekspresikan dengan menggunakan 0.25
mM IPTG. Uji solubilitas protein tersebut menunjukan bahwa protein GST-VP28
yang dihasilkan dengan konsentrasi IPTG sebagian besar diekspresikan dalam
keadaan larut.
Kata kunci : Protein Rekombinan GST-VP28, IPTG, SDS-PAGE, E. coli BL21.
EFFECT OF CONCENTRATION ISOPROPYL THIO D-GALACTOSIDE
(IPTG) ON PROTEIN EXPRESSION OF RECOMBINANT GST-VP28
ESCHERICHIA COLI
ABSTRACT
Muh. Heru Respadi / B1D 011 176 / Fakultas Peternakan Universitas Mataram
VP28 is a viral envelope proteins of White Spot Syndrome (WSS) which involved
in the systemic infection of shrimp and much studied as a vaccine. The aim of this
study is to determine the effect of IPTG level on the expression of recombinant
GST-VP28 proteins in bacteria E. coli BL21. In this study, VP28 protein fused to
using GST in host E. coli BL21 (DE3) at some level of concentration of inducer
(IPTG). SDS-PAGE results showed that the protein target (about 44.6 kDa) can be
expressed by using a 0,25 mM IPTG. The protein solubility test showed that the
GST-VP28 protein produced by the concentration of IPTG mostly expressed in
soluble form.
Keywords: Recombinant of GST-VP28 protein, IPTG, SDS-PAGE, E. coli BL21.
PENDAHULUAN
Teknologi molekular merupakan disiplin ilmu yang berkembang sangat
pesat dan sangat banyak dipergunakan dalam berbagai kehidupan manusia saat ini.
Disiplin ilmu tersebut menggunakan jasa teknologi DNA rekombinan untuk
menghasilkan aneka produk yang dibutuhkan oleh manusia (Glick, 2003).
Teknologi DNA rekombinan merupakan suatu metode untuk menyatukan DNA
dari satu sumber atau lebih yang tergabung dalam satu molekul rekombinan
(Barnum, 2005). Dengan teknologi ini aneka produk telah dihasilkan, diantaranya
seperti vaksin, antibodi, hormon, enzim, dan aneka obat. Antibodi monoklonal,
misalnya, dipergunakan sangat luas seperti untuk terapi medis, pembuatan kit
maupun alat deteksi cepat untuk penyakit. Produk tersebut sangat diperlukan
sehingga berbagai keperluan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih
spesifik sesuai keinginan manusia (Muladno, 2002).
Salah satu produk dari teknologi ini yaitu aneka protein rekombinan yang
dipergunakan sebagai vaksin. Viral Protein-28 (VP28) merupakan salah satu
protein struktural dari virus bercak putih (White Spot Syndrome Virus/WSSV)
(Zuidema et al., 2004). VP28 terletak pada pembungkus virion (envelope) (van
Hunten et al., 2001). Penemuan protein rekombinan VP28 sangat bermanfaat untuk
pembuatan vaksin maupun deteksi penyakit infeksi sistemik pada udang yang
disebabkan oleh virus WSS (van Hunten, 2001). Protein ini telah berhasil
diproduksi pada bakteri Escherichia coli maupun mkroba lainnya sepert Bacillus
subtilis melalui proses rekayasa virulen protein yang diperoleh dari DNA virus
White Spot Syndrome (WSS) pada udang.
Dalam proses rekayasanya, protein VP28 ini disisipkan pada vektor pGEX
kemudian ditransformasikan kedalam sel inang. Sel inang yang biasa digunakan
yaitu Escherichia coli (E. coli) (Caipang, 2008). E. coli memiliki kelebihan sebagai
sel inang karena dapat memperbanyak diri dalam waktu yang cepat, singkat dan
stabil, bersifat tidak pathogen, dapat diintroduksi sebagai gen asing pengkode
protein target (Brock et al., 1994). E. coli juga memiliki tingkat ekspresi yang tinggi
dalam sistem ekspresi karena mudah untuk melakukan manipulasi DNA
rekombinan (mirip seperti kloning plasmid) (Sahdev et al., 2008).
Protein VP28 juga diekspresikan dengan bantuan vektor plasmid, yang
diantaranya dapat diinduksi dengan Isoprophyil Thio D-galactoside (IPTG). IPTG
yang melepas represi promotor untuk mengasilkan ekspresi dalam jumlah tinggi
sebelum kemudian dilekatkan. Melekatkan protein tertentu pada molekul lain
misalnya β galaktosidase dapat lebih menstabilkan protein dan akan mudah
terdegradasi dalam E. coli. Hal umum lain yang juga dilakukan adalah dengan
menambahkan perunut (tag) yang diekspresikan untuk memudahkan
menemukan/mengisolasi protein. Perunut yang banyak digunakan adalah Glutation
S-transferase (GST) yang dapat diisolasi menggunakan kolom glutation
(Marceline, 2008).
Pada penelitian sebelumnya, pengklonan gen VP28 penyandi Viral Protein-
28 untuk Produksi Vaksin Rekombinan yang dilakukan oleh Mukhlis (2010)
menggunakan perlakuan tanpa induksi IPTG. Begitu juga yang dilakukan oleh Ali
et al. (2010) pada produksi antigen permukaan virus White Spot Syndrome (WSS)
untuk menghasilkan kandidat vaksin rekombinan udang dan Ashari et al. (2014)
pada pengembangan kandidat vaksin rekombinan VP28 yang hanya menggunakan
perlakuan IPTG dengan konsentrasi 1 mM untuk melihat ekspresi protein
rekombinan VP28-nya.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tingkat ekspresi protein target dalam hal ini Viral Protein-28 (VP28). VP28
merupakan salah satu protein amplop White Spot Syndrome Virus (WSSV) yang
terlibat dalam penempelan dan penetrasi virus ke dalam sel udang (penyebab
kematian lobster secara mendadak). Di induksi IPTG dengan konsentrasi yang lebih
rendah (< 1 mM). Akibat penggunaan IPTG ini selain dari harganya yang relatif
mahal, dapat bersifat racun apabila digunakan dalam konsentrasi yang tinggi
(Ashari et al., 2014). Berdasarkan referensi juga belum ada yang meneliti tentang
optimalisasi IPTG (penggunaan IPTG dengan konsentrasi lebih rendah) pada GST-
VP28 yang kemudian diperbanyak dalam inang (E. coli BL21).
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat IPTG terhadap
ekspresi protein rekombinan GST-VP28 pada bakteri E. coli BL21 dan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dalam menghasilkan protein rekombinan
GST-VP28 dalam skala yang lebih besar.
METODOLOGI PENELTIAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Kultur Bakteri E. coli
Rekombinan Pembawa Plasmid pGEX-VP28 terlebih dahulu. Kemudian Ekspresi
Plasmid pGEX-VP28 dengan induksi IPTG dengan berbagai konsentrasi (0.10 mM,
0.25 mM, 0.50 mM, 0.75 mM dan 1.00 mM). Uji Kelarutan (Solubility) Protein
Rekombinan GST-VP28 dengan menggunakan sonikator untuk memecah dinding
sel bakteri agar mengetahui larut atau tidaknya protein target (GST-VP28) yang
dihasilkan.
Analisa data
Analisis data dari penelitian ini menggunakan analisa kualitatif melalui
deskriptif visual yang ditunjukan dengan tebal atau tidaknya pita protein pada saat
dilakukan proses SDS-PAGE.
HASIL PENELTIAN
Pada penelitian ini digunakan isolat E.coli BL21 pembawa plasmid
rekombinan pGEX-VP28 yang disimpan sebagai stok gliserol yang telah diketahui
dapat mengekspresikan protein rekombinan ketika dikultur. Isolat tersebut
kemudian digoreskan pada media LB menggunakan metode streak atau
penggoresan menggunakan goresan kuadran untuk kemudian diinkubasi semalam
pada suhu 37oC.
Stok gliserol yang digunakan diperoleh dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Ashari et al. (2014). Peremajaan (re-kultur) tersebut telah berhasil
dilakukan yang dibuktikan dengan tumbuhnya koloni bakteri pada media LB padat
setelah melalui tahapan inkubasi dalam inkubator dengan suhu 37oC selama 24 jam.
Penggunaan antibiotik pada media tumbuh dimaksudkan untuk mencegah
tumbuhnya bakteri lain selain bakteri penghasil protein target (kontaminan).
Kontaminasi tersebut dapat berasal dari lingkungan selama proses pembuatan stok
gliserol. Ampisilin bekerja dengan menghambat dinding sel yaitu dengan
menyerang peptidoglikan (Brander et al., 1991). Penggunaan ampisilin didasarkan
pada jenis plasmid atau vektor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pGEX-
4T.2 yang membawa gen penyandi resistensi terhadap ampisilin. Sehingga pada
saat proses pertumbuhan bakteri, tidak ada jenis bakteri lain yang dapat tumbuh
selain E.coli BL21 VP28 yang disisipkan dengan vektor pGEX (Anonim, 2014).
Kultur Bakteri E. coli Rekombinan Pembawa Plasmid pGEX-VP28
Koloni hasil peremajaan kemudian digunakan sebagai inokulan dalam
pembuatan starter untuk ditumbuhkan pada LB cair yang mengandung antibiotik
ampisilin. Media yang digunakan adalah media LB karena merupakan media
konvensional yang biasa dipergunakan untuk menghasilkan protein rekombinan.
Hasil inokulasi menunjukan perubahan warna media setelah diinkubasi
selama 19 jam (over night) pada mesin shaker dengan suhu 37oC. Tingkat
kekeruhan pada media semakin meningkat yang menunjukan bahwa bakteri E. coli
BL21 pembawa pGEX-VP28 berhasil tumbuh pada media tersebut.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wibowo (2012) yang menyatakan
bahwa suatu bakteri memerlukan kondisi yang optimum agar dapat tumbuh dengan
baik, antara lain mencakup faktor suhu dan pH, kemudian faktor kelengkapan
nutrisi dari media yang digunakan. Nutrisi yang tersedia haruslah lengkap dan
sesuai dengan kebutuhan bakteri yang dibiakan, sedangkan untuk kondisi suhu dan
pH, bakteri biasanya tumbuh baik pada suhu 37oC dan pH 7.
Ekspresi Plasmid pGEX-VP28
Ekspresi protein rekombinan GST-VP28 telah berhasil dilakukan dengan
menggunakan inang E.coli BL21 (DE3). Berdasarkan hasil ekspresi yang diperoleh
setelah induksi tampak adanya band protein sesuai dengan berat molekul protein
target (GST-VP28) yang berukuran sekitar 44.6 kDa dan dilakukannya SDS-PAGE.
Terlihat berbeda nyata sekali ekspresi antara perlakuan yang diinduksi IPTG
dengan yang tidak. Pada kolom yang diberikan perlakuan tanpa IPTG yaitu pada
kolom 3 (uninduced), kolom 5 (uninduced), kolom 7 (uninduced), dan kolom 9
(uninduced) tidak ada ekspresi (pita protein), sedangkan pada perlakuan dengan
penambahan (induksi) IPTG terdapat perbedaan tebal pita protein (band)
konsentrasi 0.25 mM dan 0.50 mM (band paling tebal) dengan 0.10 mM, 0.75 mM
dan 1 mM, berat molekul 44.6 kDa.
Gambar 1. Hasil ekspresi plasmid pGEX-VP28 setelah induksi IPTG, penambahan
(induced) 0.1 mM (1) & tanpa penambahan (uninduce) 0.1 mM (2),
penambahan (induced) 0.25 mM (3) & tanpa penambahan (uninduce) 0.25
mM (4), penambahan (induced) 0.50 mM (5) & tanpa penambahan
(uninduce) 0.50 mM (6), penambahan (induced) 0.75 mM (7) & tanpa
penambahan (uninduce) 0.75 mM (8), penambahan (induced) 1.00 mM (9),
Marker (10).
Hal tersebut terjadi karena terlalu rendah konsentrasi IPTG (0.10 mM) yang
digunakan maka ekspresi pita-pita protein VP28 tidak terlalu bagus. Begitu pula
apabila terlalu tinggi konsentrasi IPTG (1,00 mM) yang digunakan, maka dapat
memberikan efek racun atau tidak akan dapat terekspresikannya protein
rekombinan VP28, sedangkan berat molekulnya diperoleh dari penjumlahan antara
berat molekul protein VP28 (19.9 kDa) dengan GST (24.7 kDa) serta dapat juga
dihitung berdasarkan sumbu grafik.
Snustad dan Simmons (2003) menyatakan bahwa penggunaan IPTG diawali
dengan terikatnya IPTG pada situs pengikat induser pada protein represor.
Penambahan induser (IPTG) represor mengakibatkan perubahan struktur pada situs
pengikat protein represor dengan situs pengikat represor pada operator. Hal tersebut
menimbulkan tidak adanya interaksi yang terjadi antara protein represor dan
operator, sehingga memungkinkan RNA polimerase sel inang yang telah berikatan
dengan promoter lac yang merupakan titik awal proses transkripsi dan translasi gen
menjadi protein rekombinan (VP28). Kemudian dilanjutkan dengan induksi
ekspresi protein yang dilakukan setelah nilai OD600 tercapai satu pada fase log
(Brock et al., 1994).
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (kDa)
250
130
100
70
55
35
25
15
10
Uji Kelarutan (Solubility) Protein Rekombinan GST-VP28
E. coli dapat menghasilkan protein rekombinan dalam jumlah yang besar
dengan sangat cepat dan biaya murah. Namun salah satu permasalahan yang
dihadapi dalam produksi protein rekombinan dalam E. coli adalah terbentuknya
inclusion body yakni protein rekombinan beragregat dalam bentuk tidak larut dalam
sitoplasma. Fenomena ini menjadi kendala dalam efisiensi produksi protein
rekombinan (Juniarti, 2012). Menurut Glick dan Pasternak (2003) inclusion body
yang terbentuk dapat disebabkan oleh beberapa hal meliputi ekspresi protein
rekombinan yang berlebihan, tidak terjadinya perlipatan protein yang sesuai
menjadi protein aktif dan ada kemungkinan terjadinya pengurangan ikatan disulfida
dalam lingkungan intraseluler sel E. coli. Adanya proses ekspresi yang berlebihan
dapat membebani dan menghambat sekresi protein rekombinan oleh sel. Hal
tersebut menyebabkan banyak protein tidak dapat disekresikan ke bagian tempat
terjadinya pembentukan ikatan disulfide, pelipatan protein menjadi protein aktif
dan matang (prisplasmik) sehingga akan membentuk kumpulan atau agregat dari
protein yang tidak dapat larut (inclusion body) (Sorenson dan Mortensen, 2004).
Maka dari hal tersebut dilakukanlah uji kelarutan (Solubilisasi) untuk mengubah
protein tidak terlarut (insoluble) atau yang disebut dengan inclusion body menjadi
protein terlarut (soluble) pada sampel yang digunakan (protein rekombinan GST-
VP28).
Sonikasi merupakan metode pemecahan sel yang memanfaatkan getaran
dari gelombang suara (energi ultrasuara) dengan frekuensi tinggi untuk melisiskan
dinding sel bakteri. Sehingga pada saat dinding sel bakteri lisis, protein rekombinan
yang telah diekspresi diasumsikan dapat keluar dari sel inang (Anonim, 2009a).
Sonikasi dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut sonikator. Di dalam
sonikator, terdapat vibrating probe yang dapat menghasilkan gelombang suara.
Gelombang suara tersebut dikirimkan melalui vibrating probe yang dicelupkan ke
dalam suspensi sel. Kemudian menginisiasi pembentukan partikel uap air yang
semakin menimbulkan shockwave dan meradiasi sampel sehingga suspensi sel lisis.
Selama dilakukannya sonikasi, suspensi sel diletakkan di dalam es agar panas yang
dihasilkan oleh sonikator tidak menyebabkan protein yang didapatkan tidak
terdegradasi. Sonikasi digunakan untuk sampel dengan volume kurang dari 100 ml
(Anonim, 2009b). Tahapan sonikasi dilakukan terhadap total pellet protein
rekombinan VP28 yang diperoleh dari hasil induksi IPTG (0.25 mM) kemudian
disentrifugasi 8000 rpm pada suhu 4oC selama 15 menit.
Gambar 2. Hasil sonikasi sampel. Marker (1), pellet setelah sonikasi (2), Supernatan
setelah sonikasi (3)
Setelah dilakukannya sonikasi dilanjutkan dengan tahapan karakterisasi
menggunakan metode SDS-PAGE untuk melihat profil protein dari rekombinan
VP28. Pada hasil visualisasi SDS-PAGE sampel dengan perlakuan penambahan
IPTG 0.25 mM yang telah melalui tahapan sonikasi menunjukan bahwa pita protein
(band) paling tebal terdapat pada supernatan. Artinya bahwa protein rekombinan
VP28 tersebut larut dalam air (supernatan). Dimana protein yang larut dalam air
(supernatan) merupakan protein yang tergolong bagus untuk dimanfaatkan sebagai
bahan dalam pembuatan vaksin rekombinan (Tsumoto, 2003).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Penggunaan IPTG dengan konsentrasi 0.25 mM dapat menginduksi ekspresi
protein rekombinan GST-VP28 dengan kuantitas yang tidak berbeda dengan
penggunaan konsentrasi yang lebih tinggi (0.5 mM, 0.75 mM dan 1.00 mM).
2) Jumlah protein terlarut yang dihasilkan dengan induksi IPTG 0.25 mM lebih
banyak dibandingkan protein tidak larut (inclusion body).
1 2 3 (kDa)
250
130
100
70
55
35
25
15
10
Saran
1) Untuk keperluan lebih lanjut, konsentrasi IPTG yang akan digunakan adalah
0.25 mM.
2) Untuk menghasilkan protein rekombinan GST-VP28 dalam skala yang lebih
besar, diperlukan media yang murah dan tersedia secara kontinyu.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., Sulaiman ND., Mukhlis A., dan Amin M. 2010. Produksi Antigen
Permukaan Virus White Spot Syndrome untuk Menghasilkan Kandidat
Vaksin Rekombinan Udang. Laporan Penelitian. Pusat Penelitian Agribisnis
Universitas Mataram, Mataram.
Anonim. 2009a. Cell lysis technical handbook: version 2. Thermo Fisher scientific,
inc., United States: 50 hlm.
Anonim. 2009b. Thermo scientific Pierce Cell lysis technical handbook: Featuring
cell lysis reagent and detergent. Thermo Fisher Scientific, Inc., United
States: 50 hlm.
Anonim. 2014. http://www.addgene.org/vector-database/2261/. Diakses tanggal 22
April 2015
Ashari, M, M. Ali, Sulaiman ND. 2014. Pengembangan Kandidat Vaksin
Rekombinan VP28 Strain Indonesia Untuk Udang Terhadap Virus White
Spot Syndrome Dalam Rangka Komesialisasi. Laporan Penelitian. Pusat
Penelitian Unggulan Strategis Nasional, Mataram.
Barnum, SR. 2005. Biotechnology an introduction. International Student Edition.
Ed ke-2. Belmont : Thmpson Brooks/Cole.
Brander, G.C., Pugh, R.J., and Bywater, W.L. 1991. Veterinary Applied
Pharmacology and Therapeutics. 5th ed. Bailliere Tindall ELBS. 436,467-
473.
Brock, T.D., M. T. Madigan, J.M. Martinko & J. Parker. 1994. Biology of
Microorganism. 7th ed. Prentice-Hall, Inc., New Jersey: xvii + 909 hlm.
Caipang, C.M.A., Verjan, N., Ooi, E.L., Kondo, H., Hirono, I., Aoki, T., Kiyono,
H., and Yuki, Y. 2008. Enhanced survival of shrimp, penaeus
(Marsupenaeus) japonicas from white spot syndrome disease after oral
administration of recombinant VP28 expressed in Brevibacillus brevis.
Vol.25. P. 315-320
Glick, B.R. dan J.J. Pasternak. 2003. Molecular biotecnology principles and
application of recombinant DNA. ASM Press, Washington DC: xxiii + 760
hlm.
Juniarti, F., Doddy Irawan, Subintoro, Khayu Wahyunita, Aris Rudiyanto, Chaerul
Malik dan Vanny Narita. 2012. Optimasi Produksi Protein Non Struktural
1 (NS1) Virus Dengue Serotipe 3 (DENV-3). Universitas Al Azhar,
Indonesia
Marceline, Faustine. 2008. Kloning Kerangka Baca Terbuka Gen Pengkode VP28
White Spot Syndrome Virus Pada Escherichia coli DH5a.
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-
faustinema-32605.
Mukhlis, A. 2010. Pengklonan Gen VP28 Penyandi Viral Protein-28 dari Virus
White Spot Syndrome Sebagai Langkah Awal Produksi Vaksin
Rekombinan Udang Penaeid (TESIS). Institut Pertanian Bogor, Bogor
Muladno. 2002. Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor baru: Pustaka Wirausaha
Muda. Bogor.
Sahdev S., Khattar S. K., Saini K. S. (2008). Production of active eukaryotic
proteins through bacterial expression systems: a review of the existing
biotechnology strategies. Mol. Cell. Biochem. 307 249–264
10.1007/s1101000796036
Snustad, D.P., and M.J., Simmons. 2003. Principles of Genetics. 3rd. en. Jhon
Welly and Sons. Inc., Hoboken: xix+ 840 hlm.
Sorensen, H.P. dan K.K. Mortensen. 2004. Advance genetic strategies for
recombinant protein expression in Escherichia coli. Journal of Biotecnology
115: 113-128.
Tsumoto, K., E. Daijima, I. Kumagai, and T. Arakawa.2003. Practical consideration
in refolding proteins from inclusion bodies. Academic. 28: 1--8
van Hunten MCW, Vlak JM. 2001. Identification and Phylogeny of a protein kinase
gene of white spot syndrome virus. Virus Genes 22:201-207.
Wibowo, M.S. 2012. Pertumbuhan dan kontrol bakteri. Jurnal-Pertumbuhan-
bakteri-c070205.PDF. Diakses 11 November 2014.
Zuidema D, van Hunten MCW, Marks H, Witteveltd J, Vlak JM. 2004. Virus host
interactions of White Spot Syndrome Virus. Di dalam: Leung KY, editor.
Current Trends in the Studi of Bacterial and Viral Fish and Shrimp
Diseases. Molecular Aspects of Fish and Marine Biology; volume ke-3.
Singapore: World Scientific Publishing. Hlm 237-255.