Clinical Manifestation of Substance Related Disorder Blok 22 Untad
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL …/Pengaruh...pengawet alternatif sebagai pengganti formalin....
Transcript of PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL …/Pengaruh...pengawet alternatif sebagai pengganti formalin....
1
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL
BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) DAN WAKTU PENYIMPANAN
TERHADAP KUALITAS DAGING IKAN TONGKOL
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Sains
Oleh:
Veneranda Sonya Ayu
NIM. M 0406065
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL
BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) DAN WAKTU PENYIMPANAN
TERHADAP KUALITAS DAGING IKAN TONGKOL
Oleh Veneranda Sonya Ayu
M 0406065
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Tanda Tangan
Pembimbing I : Estu Retnaningtyas N.,STP., M.Si NIP. 196807092005012001 ........................ Pembimbing II : Tjahjadi Purwoko, M.Si
NIP. 197011302000031002 ........................
Surakarta, 7 Juli 2010
Mengetahui
Ketua Jurusan Biologi
Dra. Endang Anggarwulan, M. Si NIP. 195003201978032001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL
BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) DAN WAKTU PENYIMPANAN
TERHADAP KUALITAS DAGING IKAN TONGKOL
Oleh :
Veneranda Sonya Ayu M 0406065
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji
pada tanggal 28 Juli 2010 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Surakarta, ……………
Penguji I
Dr. Artini Pangastuti, M.Si. NIP. 197505312000032001
Penguji II
Nita Etikawati, M.Si NIP. 197104261997022001
Penguji III
Estu Retnaningtyas N.,STP., M.Si NIP.196807092005012001
Penguji IV
Tjahjadi Purwoko, M.Si
NIP. 197011302000031002
Mengesahkan
Dekan FMIPA UNS
Prof. Drs. Sutarno, M.Sc. Ph.D. NIP. 196008091986121001
Mengetahui Ketua Jurusan Biologi
Dra. Endang Anggarwulan, M.Si. NIP. 195003201978032001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya sendiri
dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar
kesarjanaan yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.
Surakarta, 28 Juli 2010
Veneranda Sonya Ayu NIM. M 0406065
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) DAN WAKTU PENYIMPANAN
TERHADAP KUALITAS DAGING IKAN TONGKOL
Veneranda Sonya Ayu
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
ABSTRAK
Tingginya protein pada ikan dan masa simpan yang relatif singkat akan
memacu pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu, diperlukan teknik pengawetan untuk memperpanjang masa simpan ikan. Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet ikan dapat berakibat buruk bagi kesehatan sehingga perlu dicari bahan pengawet alternatif sebagai pengganti formalin. Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) mengandung senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri, diantaranya alkaloid dan flavonoid (Jayaraman dkk., 2008). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu dan waktu penyimpanan terhadap jumlah bakteri pada daging ikan tongkol, dan konsentrasi yang memiliki aktivitas sama dengan formalin dalam menghambat jumlah bakteri pada daging ikan tongkol.
Penelitian ini menggunakan RAL dua arah. Sampel yang digunakan adalah daging ikan tongkol yang telah direndam ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 10-100%. Setiap 4 jam dilakukan uji ALT, kadar air, pH, serta suhu. Hasil pengujian dianalisis dengan ANAVA, jika berbeda nyata dilanjutkan uji DMRT dengan tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil statistik diketahui bahwa konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu dan waktu penyimpanan berpengaruh signifikan (p<0,05) dalam menghambat jumlah bakteri pada daging ikan tongkol. Konsentrasi 80%, 90%, dan 100% memiliki aktivitas hampir sama dengan formalin dalam menghambat jumlah bakteri pada daging ikan tongkol.
Kata kunci : Euthynnus affinis, Morinda citrifolia L., antibakteri, ALT.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACTS CONCENTRATION OF MENGKUDU FRUIT (Morinda citrifolia L.) AND STORAGE TIME
TOWARD Euthynnus affinis MEAT QUALITY
Veneranda Sonya Ayu Department of Biology, Faculty of Mathematic and Science,
University of Sebelas Maret, Surakarta
ABSTRACT
High protein in fish and save a relatively short period will encourage the growth of bacteria. Therefore, preservation techniques are required to extend the fish store. The used of formalin as a preservative substance especially for fish can make a damage to health, and so, it is a need to find preservative substance as alternative to substitute formalin. Mengkudu fruit (Morinda citrifolia L.) contains compounds that have antibacterial activity, such as alkaloids and flavonoids (Jayaraman et al., 2008). The purpose of this study to determine the effect of ethanol extracts concentration of mengkudu fruit and storage time on the number of bacteria on Euthynnus affinis meat, and the concentration has the same activity with formalin in inhibiting the number of bacteria on Euthynnus affinis meat.
This research used two way completely randomized design. The samples tested were the Euthynnus affinis meat that has been soaked in the ethanol extracts of mengkudu fruit concentration of 10-100%. every four hours of the TPC test, water content, pH, and temperature. Test results were analyzed by ANOVA, significantly different if followed by DMRT test with 95% confidence level.
Based on statistical analysis found that the concentration of the ethanol extract of mengkudu fruit and storage time significantly effect (p<0.05) in inhibiting the number of bacteria on Euthynnus affinis meat. Concentration 80%, 90% and 100% has activity almost equal to formalin in inhibiting the number of bacteria on Euthynnus affinis meat. Key words: Euthynnus affinis, Morinda citrifolia L., antibacterial, TPC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
MOTTO
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak.
(Aldus Huxley)
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi
hanya kamu sendiri yang tersenyum. (Mahatma Gandhi)
Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya.
(Joseph Addison)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberkatiku,menuntunku, dan mencurahkan rahmat yang begitu berlimpah dalam hidupku
Papa dan Mama yang selalu mendoakan, mencintai, memotivasi, serta mendukung saya
hingga saat ini.
Adikku Veronika dan Intan yang selalu mendukung dan menjadi motivatorku.
Kelg Ig. Darmanto, Kelg. Wignyopawiro, dan Kelg J.V. Salama yang selalu mendoakan dan memotivasiku.
Sahabatku Ave, Yashinta, Galih, Teki, Ana, Sari yang selalu membantu dan
memotivasiku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan rahmat-
Nya sehingga penulis telah menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia, L.) Dan Waktu Penyimpanan Terhadap Kualitas Daging Ikan Tongkol”.
Penyusunan skripsi ini merupakan suatu syarat untuk memperoleh gelar
kesarjanaan strata 1 (S1) pada Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam ,Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam pelaksanaan penelitian maupun penyusunan skripsi ini penulis
mendapatkan banyak masukan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang
sangat bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulusnya
kepada:
Prof. Drs. Sutarno, M.Sc. Ph.D., selaku dekan FMIPA Universitas Sebelas
Maret Surakarta atas ijin penelitian untuk keperluan skripsi.
Dra. Endang Anggarwulan, M.Si., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ijin penelitian untuk keperluan skripsi.
Prof. Drs. Suranto, M.Sc. Ph.D., selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta dukungan selama penulis menempuh
pendidikan di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Estu Retnaningtyas N.,STP., M.Si., selaku dosen pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan, arahan serta dukungan selama penelitian hingga
selesainya penyusunan skripsi.
Tjahjadi Purwoko, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta dukungan selama penelitian hingga
selesainya penyusunan skripsi.
Dr. Artini Pangastuti, M.Si., selaku dosen penelaah I yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk selama penelitian hingga selesainya
penyusunan skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Nita Etikawati, M.Si., selaku dosen penelaah II yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk selama penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi.
Seluruh dosen, karyawan, staf Laboratorium Jurusan Biologi FMIPA dan
staf Sub-Laboratorium Biologi Pusat yang telah memberikan dukungan dan
bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Keluarga Peregrinus Irianto, S.E. atas cinta kasih, dukungan dan doanya.
Keluarga besar biologi 2006 dan sahabat-sahabatku untuk semangat dan
kebersamaan.
Demikian semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan kontribusi
dalam perkembangan IPTEK, terutama dalam perkembangan penelitian mengenai
eksplorasi dan penemuan senyawa bioaktif dari bahan alam sebagai antibakteri
yang dapat digunakan sebagai pengawet alami bahan pangan.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………........
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………..
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................
HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………….
ABSTRAK…………………………………………………………...……
ABSTRACT……………………………………………………………….
HALAMAN MOTTO……………………………………………………..
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………...
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………...
A. Latar Belakang…………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………...……
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….
D. Manfaat Penelitian……………………………………………..
BAB II. LANDASAN TEORI…………………………………………….
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………….
1. Mengkdu (Morinda citrifolia L.)………………….................
a. Klasifikasi…………………………………………….......
b. Morfologi Mengkudu………………………….………….
c. Habitus Mengkudu……………………………………......
d. Kandungan Kimiawi Mengkudu…………….....................
2. Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)...........................................
3. Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri.......................................
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Daging.............
I
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xiv
xv
xvi
1
1
3
4
4
5
5
5
5
5
6
7
7
8
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
a. Kadar Air.............................................................................
b. pH........................................................................................
c. Suhu.....................................................................................
5. Kerusakan pada Ikan..............................................................
B. Kerangka Pemikiran……………………………………………
C. Hipotesis………………………………………………………..
BAB III. METODE PENELITIAN……………………………………….
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………….
B. Alat Penelitian..……………………………………………......
1. Alat untuk preparasi dan ekstraksi……..............................
2. Alat untuk pembuatan seri konsentrasi...............................
3. Alat untuk uji in vivo daging ikan tongkol.........................
4. Alat untuk uji ALT daging ikan tongkol............................
5. Alat uji kadar air, pH dan suhu daging ikan tongkol..........
C. Bahan Penelitian..…………………………………………......
1. Bahan utama………………...............................................
2. Bahan untuk ekstraksi dan pembuatan seri konsentrasi......
3. Bahan untuk uji in vivo daging ikan tongkol......................
4. Bahan untuk uji ALT daging ikan tongkol.........................
5. Bahan uji kadar air, pH dan suhu daging ikan tongkol.......
D. Cara Kerja Penelitian........……………………………………..
1. Penyiapan sampel buah mengkudu.....………………............
2. Ekstraksi dan pembuatan seri konsentrasi...............................
3. Uji in vivo daging ikan tongkol...............................................
4. Uji ALT daging ikan tongkol……...……...............................
5. Uji kadar air, pH, dan suhu daging ikan tongkol.....................
E. Rancangan Penelitian…………………………………………..
F. Analisis Data…………………………………………………...
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………
A. Tahap preparasi dan pengujian awal…………………………...
B. Hasil perhitungan jumlah bakteri pada daging ikan tongkol
8
9
10
10
12
15
16
16
16
16
16
16
16
16
17
17
17
17
17
17
18
18
18
19
19
20
21
21
22
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dengan metode ALT…………………………………….……..
C. Hasil uji faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi
kualitas daging ikan tongkol......................................................
1. Kadar air daging ikan tongkol................................................
2. pH daging ikan tongkol..........................................................
3. Suhu daging ikan tongkol......................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………..
A. Kesimpulan…………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
RIWAYAT HIDUP PENULIS……………………………………………
23
30
30
32
35
38
38
38
40
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Morfologi Mengkudu (Morinda citrifolia L.).................. Gambar 2.2. Alur kerangka pemikiran uji in vivo................................. Gambar 4.1. Grafik ALT daging ikan tongkol...................................... Gambar 4.2. Grafik kadar air daging ikan tongkol................................ Gambar 4.3. Grafik pH daging ikan tongkol......................................... Gambar 4.4. Grafik suhu daging ikan tongkol......................................
6
14
24
30
33
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel hasil perhitungan jumlah bakteri (CFU/gram) pada daging ikan tongkol dengan metode ALT...........................
Lampiran 2. Tabel hasil pengukuran kadar air (%) pada daging ikan
tongkol.................................................................................. Lampiran 3. Tabel hasil pengukuran pH pada daging ikan tongkol......... Lampiran 4. Tabel hasil pengukuran suhu (oC) pada daging ikan
tongkol.................................................................................. Lampiran 5. Gambar hasil perhitungan jumlah bakteri pada daging ikan
tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu....... Lampiran 6. Hasil uji SPSS...................................................................... Lampiran 7. Hasil uji T daging ikan tongkol antara perlakuan kontrol
dan formalin 1%................................................................... Lampiran 8. Daftar riwayat hidup penulis................................................
44
44
45
45
46
58
61
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
ALT Angka Lempeng Total
TPC Total Plate Count
ANAVA Analisis Varian
Aw water activity
CFU Colony Forming Units
CMC Carboxyl Methyl Cellulose
DMRT Duncan Multiple Range Test
LAF Laminar Air Flow
NA Nutrient Agar
PCA Plate Count Agar
RAL Rancangan Acak Lengkap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara perairan yang kaya akan ikan laut. Menurut
Sulistiyarto (2002), berdasarkan data FAO dari tahun 1994 sampai dengan tahun
1999 total perikanan dunia mengalami peningkatan, bahkan diprediksi akan
terjadi peningkatan jumlah kebutuhan ikan pada tahun 2010, yaitu berkisar antara
105-110 juta ton berat basah. Hal ini disebabkan pertumbuhan jumlah penduduk
dunia sekitar 1,8% per tahun terutama di negara-negara berkembang (Sulistiyarto,
2002).
Ikan tongkol (Euthynnus affinis) (Muklis dkk., 2009) termasuk salah satu
jenis ikan laut yang terdapat di perairan Indonesia. Ikan tongkol merupakan
sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat. Tingginya kadar
protein mencerminkan tingginya kualitas daging ikan, namun demikian dengan
tingginya protein akan memacu pertumbuhan bakteri yang dapat menimbulkan
kerusakan. Menurut Fardiaz (1992), kerusakan bahan pangan termasuk ikan,
disebabkan bakteri memiliki berbagai enzim yang dapat memecah komponen-
komponen kompleks menjadi senyawa-senyawa sederhana yang mengakibatkan
terjadinya perubahan-perubahan sifat, seperti warna, bau, rasa, dan tekstur. Oleh
karena itu, diperlukan teknik pengawetan untuk mengatasi kerusakan pada daging
ikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Teknik pengawetan adalah suatu metode untuk memperpanjang waktu
simpan bahan pangan, dalam hal ini adalah daging ikan. Teknik pengawetan yang
umum dilakukan untuk mengatasi kerusakan tersebut adalah dengan pemberian
es. Metode ini hanya mampu mempertahankan kualitas ikan dalam beberapa jam
saja. Banyak dijumpai produsen ikan menggunakan formalin sebagai bahan
pengawet.
Penggunaan formalin sangat dilarang oleh Pemerintah Indonesia karena
dapat mengakibatkan luka korosif pada lapisan mukosa saluran pencernaan dan
disertai mual, muntah, dan rasa perih; pengaruh sistemik berupa depresi susunan
syaraf pusat, koma, kejang, dan terdapatnya sel darah merah pada urine;
terjadinya kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, dan ginjal; serta
formalin bersifat karsinogenik (Setyabudi dkk., 2008). Dengan demikian, perlu
dicari alternatif pengawet makanan, terutama daging ikan yang aman bagi
kesehatan dan memiliki aktivitas antibakteri.
Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri adalah mengkudu
(Morinda citrifolia L.). Buah mengkudu digunakan sebagai obat antihipertensi,
antikanker dan antibakteri. Senyawa antibakteri yang terdapat dalam buah
mengkudu adalah acubin, lasperuloside, alizarin serta komponen antraquinon
lainnya. Senyawa tersebut memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Pseudomonas aeruginosa, Proteus morgaii, Staphylococcus aureus, Bacillus
subtilis, Escherichia coli, Salmonella, dan Shigela (Winarti, 2005).
Menurut Mangunwardoyo dkk. (2007), bakteri patogen yang terdapat pada
ikan laut adalah Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Salmonella,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Pseudomonas, Enterobacteriacea. Sedangkan berdasarkan laporan penelitian
Purwani dkk. (2008), 4 dari 10 isolat bakteri pada daging dan ikan laut segar,
adalah Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus, Bacillus, serta Escherichia
coli.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk mengetahui bagaimana aktivitas senyawa antibakteri buah mengkudu
pada daging ikan laut. Dalam penelitian ini akan dilakukan uji secara in vivo,
sehingga dapat diketahui jumlah bakteri pada daging ikan tongkol sejalan dengan
bertambahnya waktu penyimpanan, serta kualitas daging ikan tongkol
berdasarkan pengaruh faktor-faktor lingkungan, yaitu kadar air, pH, dan suhu.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu
terhadap jumlah bakteri pada daging ikan tongkol ?
2. Bagaimanakah pengaruh waktu penyimpanan terhadap jumlah bakteri
pada daging ikan tongkol ?
3. Berapakah konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu yang memiliki
aktivitas sama dengan formalin dalam menghambat jumlah bakteri pada
daging ikan tongkol ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
C. Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu
terhadap jumlah bakteri pada daging ikan tongkol.
2. Mengetahui pengaruh waktu penyimpanan terhadap jumlah bakteri
pada daging ikan tongkol.
3. Mengetahui konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu yang memiliki
aktivitas sama dengan formalin dalam menghambat jumlah bakteri
pada daging ikan tongkol.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan bagi masyarakat, khususnya produsen ikan laut
untuk menerapkan metode pengawetan menggunakan bahan alam yang
aman bagi kesehatan.
2. Menambah daya guna dari buah mengkudu sebagai penghasil senyawa
antibakteri dalam dunia pendidikan dan kesehatan.
3. Menambah informasi ilmiah dalam hal eksplorasi dan penemuan
senyawa bioaktif dari bahan alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Gentianales
Family : Rubiaceae
Genus : Morinda
Species : Morinda citrifolia ( Djauhariya, 2003 ).
b. Morfologi Mengkudu
Mengkudu mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi
pohon 3-8 m. Daun mengkudu bersusun berhadapan dengan panjang 20-40
cm dan lebar 7-15 cm, sedangkan bunganya berbentuk bongkol kecil-kecil
dan berwarna putih (Supriadi dkk., 2001). Mengkudu berkembang biak
dengan biji, dalam satu buah dapat mengandung lebih dari 300 biji.
Bentuk biji pipih lonjong, berwarna hitam kecoklatan, dan kulit biji tidak
rata (Djauhariya, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Buah mengkudu berwarna hijau mengkilap, berbentuk lonjong
dengan panjang 5-10 cm, dan permukaan buah tidak rata. Buah muda
berwarna hijau, makin tua kulit buah menguning, dan buah yang telah
matang berwarna putih transparan (Djauhariya, 2003). Buah yang telah
matang dagingnya lunak berair dan beraroma tidak sedap karena
mengandung asam kaproat dan kaprilat (Winarti dan Nanan, 2005).
Tanaman mengkudu sangat cepat berbuah, dapat dipanen pada
umur 1 tahun setelah tanam, bahkan pada kondisi tertentu dapat dipanen
lebih awal. Tanda-tanda buah yang dapat dipanen adalah ukuran buah
sudah besar, kulit buah telah berubah warna dari hijau mengkilap menjadi
putih kekuningan, dan daging buah masih keras. Buah tua yang telah
dipanen, biasanya akan matang dalam 2-4 hari (Djauhariya, 2003).
c. Habitus Mengkudu
Mengkudu merupakan tumbuhan asli Indonesia dan termasuk jenis
kopi-kopian (Rubiaceae). Mengkudu berkembang biak secara liar di
hutan-hutan atau dipelihara di pinggiran-pinggiran kebun rumah (Supriadi
dkk., 2001). Selain itu, mengkudu banyak tumbuh liar di tepi pantai
(Adnyane dkk., 2004).
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 2.1. Morfologi mengkudu
(Winarti, 2005). d. Kandungan Kimiawi Mengkudu
Senyawa fitokimia yang umum teridentifikasi dalam buah
mengkudu, yaitu acubin, lasperuloside, alizarin, scopoletin, antraquinon,
octoanoic acid, terpenoids, alkaloids, b-sitosterol, karotene, flavone,
caproic acid, caprylic acid, ursolic acid, dan proxeronine (Jayaraman
dkk., 2008). Senyawa-senyawa tersebut dapat menghambat berbagai
bakteri seperti P. aeruginosa, Proteus morgaii, Staphylococcus aureus,
Bacillus subtilis, E.coli, Salmonella, dan Shigela, serta ekstrak buah yang
telah matang menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap P.aeruginosa,
M.pyrogenes, dan E.coli (Winarti, 2005).
Selain itu, dalam buah mengkudu juga mengandung senyawa-
senyawa seperti asam askorbat dan selenium sebagai antioksidan
(Djauhariya, 2003), morindin, vitamin A, niasin, thiamin, riboflavin, dan
damnacanthal (antikanker) (Winarti dan Nanan, 2005).
2. Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Ikan tongkol termasuk salah satu jenis ikan laut dari famili Scombroidae
yang memiliki kandungan protein tinggi. Komposisi kimia daging ikan meliputi
protein, lemak, karbohidrat, air, vitamin dan mineral, serta pigmen. Ikan laut
mengandung protein sebesar 17-24% (Subagio dkk., 2004), kadar air sebesar 66-
84% serta lemak sebesar 0,5-10,5%. Karbohidrat pada ikan berupa glikogen yang
berfungsi sebagai sumber energi.
3. Perhitungan Jumlah Koloni Bakteri
Metode kuantitatif yang umum digunakan untuk mengetahui jumlah
bakteri pada suatu sampel adalah ALT (Rachmawati dkk., 2006). ALT pada
bakteri ditentukan berdasarkan penanaman sampel dalam jumlah dan pengenceran
tertentu ke dalam media padat, seperti PCA atau NA (Yousuf dkk., 2008).
Interpretasi hasil berupa angka dalam koloni (CFU per ml/g atau
koloni/100ml) (Suriawiria, 1996). Berikut ini adalah rumus perhitungan jumlah
koloni dalam suatu sampel, yaitu koloni (CFU) = jumlah koloni per cawan x 1 /
faktor pengenceran (Fardiaz, 1992). Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-
6366-2000 merekomendasikan batas maksimal cemaran bakteri pada daging segar
yaitu 1 x 104 CFU/gram (Yanti dkk., 2008).
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Daging
Menurut Fardiaz (1992) bahwa pada umumnya faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan bakteri pada daging ada dua macam, yaitu faktor
intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik diantaranya mencakup nilai keadaan air,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
kandungan nutrisi daging, dan pH. Sedangkan untuk faktor ekstrinsik diantaranya
meliputi suhu, kelembaban relatif, dan bentuk atau kondisi daging.
a) Kadar air
Kadar air merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
daya tahan suatu bahan pangan (Wulandari dkk., 2005). Makin rendah
kadar air, maka makin lambat pertumbuhan bakteri sehingga bahan pangan
dapat tahan lama untuk disimpan. Sebaliknya makin tinggi kadar air,
makin cepat pertumbuhan bakteri untuk berkembang biak, proses
pembusukan berlangsung lebih cepat serta terjadinya perubahan tekstur
dan struktur dari ikan laut baik secara fisik maupun kimia.
Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk
hidup yang umumnya diukur dengan parameter Aw (Sedjati dkk., 2007).
Aw berkaitan erat dengan kadar air serta pertumbuhan mikroba. Bakteri
menghendaki Aw tinggi agar dapat tumbuh dengan baik, yaitu >0,90
(Herawati, 2008).
Menurut Yanti dkk. (2008) bahwa hasil metabolisme bakteri antara
lain adalah air yang dapat meningkatkan kadar air dari daging. Oleh
karena itu semakin tinggi total koloni bakteri pada daging, maka semakin
tinggi pula kadar airnya. Sedangkan Fardiaz (1992) menyatakan bahwa
semakin sedikit bakteri yang tumbuh, maka jumlah air yang dihasilkan
juga semakin rendah. Kadar air daging yang direkomendasikan oleh
American Meat Institute Foundation adalah 66% (Yanti dkk., 2008).
b) pH
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Terjadinya perubahan pH disebabkan adanya aktivitas metabolisme
bakteri yang berlangsung dengan cepat karena bakteri mendapatkan
nutrien dan kondisi lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan dan
perkembangan ikan laut (Heruwati, 2002). Pada umumnya bakteri dapat
tumbuh pada kisaran pH 6-8 (kondisi basa), sedangkan pada pH asam
akan terjadi penghambat pertumbuhan bakteri pembusuk (Rostini, 2007).
Menurut Haryuni dkk. (2003) bahwa pada umumnya daging yang sudah
tidak segar mempunyai pH yang lebih tinggi, hal ini disebabkan karena
timbulnya senyawa-senyawa yang bersifat basa seperti amonia. Nilai pH
daging segar menurut Yanti dkk. (2008) adalah 5,6.
c) Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan
pembusukan pada daging ikan (Rostini, 2007). Menurut Soputan (2004)
bahwa sel-sel yang terdapat dalam daging mentah masih terus mengalami
reaksi-reaksi metabolisme. Kecepatan proses metabolisme tergantung pada
suhu penyimpanan, sebab semakin rendah suhu semakin lambat proses
metabolisme berlangsung dan semakin lama daging dapat disimpan.
Berdasarkan hasil penelitian Purwaningsih dkk., (2005) menyatakan
bahwa batas maksimum penyimpanan daging di dalam suhu kamar adalah
5 jam.
5. Kerusakan pada Ikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Kerusakan pada ikan disebabkan aktivitas enzim, kimiawi, dan bakteri.
Autolisis oleh enzim berupa pemecahan makromolekul menjadi senyawa yang
lebih sederhana (Ridwansyah, 2002) dan mengakibatkan perubahan rasa, bau, dan
tekstur. Perubahan yang diakibatkan oleh bakteri dipicu oleh kerusakan
komponen-komponen dalam tubuh ikan oleh aktivitas enzim dan kimia. Aktivitas
kimiawi tersebut ditandai dengan terjadinya oksidasi lemak daging oleh oksigen
yang menimbulkan bau tengik (Tamaela, 2003).
Oksidasi lemak terjadi karena oksigen dalam udara mengoksida asam
lemak yang memiliki beberapa ikatan rangkap pada membran sel lipid
bilayer yang menyebabkan kerusakan pada membran sel, protein, serta
nukleotida (Widyatmoko, 2009). Antioksidan merupakan zat yang dapat
menetralkan radikal bebas. Menurut Nuraini (2007) flavonoid sangat efektif
digunakan sebagai antioksidan karena mampu memutus rantai reaksi
pembentukan radikal bebas asam lemak. Dalam hal ini memberikan atom
hidrogen yang berasal dari gugus hidroksi senyawa fenol sehingga terbentuk
senyawa yang stabil.
Perubahan-perubahan yang terjadi setelah ikan mati, yaitu hyperaemia,
rigor mortis, autolysis, serta dekomposisi oleh bakteri.
· Hyperaemia yaitu terlepasnya lendir dari kelenjar-kelenjar yang ada di
dalam kulit. Lendir tersebut merupakan substrat yang baik bagi
pertumbuhan bakteri.
· Rigor mortis ditandai dengan mengejangnya tubuh ikan karena reaksi
kimia atau enzim. Pada fase ini, ikan dikatakan masih segar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
· Autolysis terjadi setelah terjadinya fase rigor mortis. Pada fase ini ditandai
ikan menjadi lemas kembali karena terjadi peningkatan aktivitas enzim.
· Dekomposisi oleh bakteri yaitu bakteri terdapat dalam jumlah yang
banyak sekali sehingga ikan menjadi lebih rusak.
B. Kerangka Pemikiran
Ikan laut merupakan bahan pangan yang umum dikonsumsi oleh
masyarakat karena mengandung protein tinggi, hal ini menyebabkan ikan laut
mudah mengalami kerusakan. Fenomena yang selama ini terjadi adalah banyak
dijumpai produsen ikan laut yang menggunakan formalin sebagai pengawet,
padahal penggunaan formalin sangat berbahaya bagi kesehatan konsumen. Untuk
mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan tehnik pengawetan yang aman bagi
kesehatan, yaitu dengan memanfaatkan bahan alam. Hal ini disebabkan karena
beberapa senyawa dari bahan alam mengandung senyawa yang memiliki aktivitas
sebagai antibakteri, salah satunya adalah buah mengkudu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Winarti (2005), buah
mengkudu telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri karena adanya kandungan
senyawa seperti Acubin, L. asperuloside, alizarin, scopoletin, antraquinon,
octoanoic acid, terpenoids, alkaloids, b-sitosterol, karoten, flavon, caproic acid,
caprylic acid, ursolic acid, dan proxeronin. Senyawa-senyawa tersebut memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
aktivitas antibakteri terhadap P.aeruginosa, Proteus morgaii, Staphylococcus
aureus, Bacillus subtilis, E.coli, Salmonella, dan Shigela.
Menurut Mangunwardoyo dkk. (2007), bakteri patogen yang terdapat pada
ikan laut adalah Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Salmonella,
Pseudomonas, Enterobacteriacea. Sedangkan berdasarkan laporan penelitian
Purwani dkk. (2008), diperoleh 4 dari 10 isolat bakteri yang terdapat pada daging
dan ikan laut segar. Empat isolat bakteri tersebut adalah Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus, Bacillus, serta Escherichia coli. Dengan demikian,
dapat diasumsikan bahwa buah mengkudu berpotensi sebagai antibakteri pada
daging ikan laut sehingga dapat digunakan sebagai alternatif pengawet alami.
Berdasarkan informasi di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
melalui uji in vivo, sehingga dapat diketahui jumlah bakteri pada daging ikan laut
segar sejalan dengan bertambahnya waktu penyimpanan, serta kualitas daging
ikan laut segar berdasarkan faktor-faktor lingkungan, yaitu kadar air, pH, dan
suhu. Alur dari kerangka pemikiran penelitian ini ditunjukkan melalui bagan
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 2.2. Alur kerangka pemikiran uji in vivo
Pembuatan ekstrak etanol buah mengkudu
Uji in vivo
Uji ALT
Kadar air
pH Suhu
Penentuan kualitas daging ikan tongkol
Mengandung senyawa antibakteri (flavonoid dan alkaloid)
Memacu pertumbuhan
bakteri
Buah mengkudu Ikan laut
Aktivitas antibakteri
Protein tinggi (17-24)%
Mudah rusak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
C. Hipotesis
1. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu, maka jumlah
bakteri pada daging ikan tongkol akan semakin menurun.
2. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu, maka akan
memperpanjang waktu penyimpanan daging ikan tongkol.
3. Terdapat konsentrasi yang memiliki aktivitas sama dengan formalin dalam
menghambat jumlah bakteri pada daging ikan tongkol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di Sub-Laboratorium Biologi Pusat
Universitas Sebelas Maret Surakarta dari Bulan Juni 2009 sampai Januari 2010.
B. Alat Penelitian
1. Alat untuk preparasi dan ekstraksi
Kain hitam, tampah, pisau, telenan, baskom, nampan, gelas beker 1 L,
corong gelas, oven, blender, toples maserasi, erlenmeyer 1 L, rotary evaporator.
2. Alat untuk pembuatan seri konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu
Neraca digital, water bath, botol flakon, gelas arloji, sarung tangan,
masker, spatula, mikropipet 1 ml, serta blue tip.
3. Alat untuk uji in vivo daging ikan tongkol
Gelas beker 50 ml, gelas arloji, sarung tangan, masker, serta pinset.
4. Alat untuk uji ALT daging ikan tongkol
Cawan petri, pisau, telenan, botol semprot (untuk alkohol 70%), tabung
reaksi, rak tabung reaksi, mikropipet, blue tip, yellow tip, dryglasky, erlenmeyer,
pinset, gelas beker, camera digital, bunsen burner, LAF, inkubator, colony
counter, autoclave, sarung tangan serta masker.
5. Alat untuk uji kadar air, pH, dan suhu daging ikan tongkol
pH meter, termometer, botol flakon, oven, neraca digital, pinset, gelas
beker, sarung tangan, serta masker.
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
C. Bahan Penelitian
1. Bahan utama
Bahan utama untuk penelitian ini adalah buah mengkudu yang diperoleh
dari Desa Sukomangu Kota Purwantoro Kabupaten Wonogiri. Buah mengkudu
tersebut berumur 4-5 bulan dengan tingkat kematangan yang sedang (buah
berwarna kuning keputihan).
2. Bahan untuk ekstraksi dan pembuatan seri konsentrasi ekstrak
Serbuk buah mengkudu, etanol 96% (untuk maserasi), kertas saring, CMC
0,1%, aquadest, serta kertas label.
3. Bahan untuk uji in vivo daging ikan tongkol
Daging ikan tongkol segar dari agen ikan laut di Kota Surakarta, ekstrak
etanol buah mengkudu konsentrasi 10% sampai 100%, formalin 1%, serta kertas
label.
4. Bahan untuk uji ALT daging ikan tongkol
Daging ikan tongkol, garam fisiologis 0,9%, peptone water 0,1 %, media
NA, alkohol 70% (untuk sterilisasi alat, LAF, peneliti), aquadest, alumunium foil,
serta kertas label.
5. Bahan untuk uji kadar air, pH, dan suhu daging ikan tongkol
Daging ikan tongkol, ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 10%
sampai 100%, CMC 0,1%, formalin 1%, serta kertas label.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
D. Cara Kerja Penelitian
1. Penyiapan sampel buah mengkudu
Buah mengkudu dicuci bersih dengan air mengalir. Selanjutnya, buah
mengkudu diiris tipis, pemotongan ini bertujuan untuk mempercepat proses
pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari
dengan ditutup kain hitam, selanjutnya buah mengkudu tersebut dikeringkan lagi
di dalam oven bersuhu 450C. Buah mengkudu yang telah kering dihancurkan
menggunakan blender hingga berbentuk serbuk.
2. Ekstraksi dan pembuatan seri konsentrasi ekstrak buah mengkudu
Serbuk buah mengkudu ditimbang hingga konstan menggunakan neraca
digital dan dimaserasi dengan pelarut etanol 96% selama 24 jam. Setelah 24 jam,
hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring dan corong gelas, kemudian
filtrat (maserat) I yang dihasilkan diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu
50ºC, sehingga dihasilkan ekstrak etanol. Ekstrak etanol tersebut kemudian
dikeringkan menggunakan water bath hingga berbentuk pasta. Ampas serbuk
buah mengkudu dimaserasi kembali seperti cara di atas sebanyak tiga kali ulangan
sehingga diperoleh filtrat II dan III, kemudian diuapkan menggunakan rotary
evaporator dan dikeringkan menggunakan water bath hingga berbetuk pasta.
Seri konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu dibuat dengan cara
menimbang sejumlah ekstrak kasar sesuai dengan besarnya konsentrasi yang akan
dibuat (10-100%). Ekstrak yang sudah ditimbang menggunakan neraca digital,
dilarutkan ke dalam CMC 0,1% dan dihomogenkan secara sempurna.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3. Uji in vivo daging ikan tongkol
Ikan tongkol segar dengan saluran pencernaan yang telah dibuang dicuci
bersih dengan air mengalir. Selanjutnya, daging ikan tongkol dipotong dan
ditimbang dengan berat rata-rata 12 gram. Daging ikan tongkol direndam dengan
ekstrak etanol buah mengkudu untuk masing-masing seri konsentrasi selama 2
menit, kemudian disimpan pada suhu kamar untuk diuji ALT setiap 4 jam.
Sebagai kontrol digunakan formalin 1%.
4. Uji ALT daging ikan tongkol
Uji ALT dilakukan secara aseptis setiap 4 jam terhadap sampel daging
ikan tongkol. Semua peralatan yang digunakan dalam kondisi steril karena telah
disterilkan menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit. Daging
ikan tongkol yang telah direndam ekstrak selanjutnya dihancurkan dan
dihomogenasi dengan peptone water 0,1% dan garam fisiologis 0,9% di dalam
erlenmeyer steril. 100 µl sampel diambil menggunakan pipet, lalu dimasukkan ke
dalam tabung reaksi steril yang berisi 9,9 ml peptone water 0,1% dan garam
fisiologis 0,9% sebagai pengenceran 10-2, selanjutnya sebanyak 100 µl diambil
dari pengenceran 10-2 dimasukkan ke dalam tabung kedua sebagai pengenceran
10-4, proses berlanjut hingga pengenceran 10-8. Keempat tabung reaksi tersebut
dihomogenkan menggunakan vortex. Hasil dilusi untuk tiap faktor pengenceran
ditumbuhkan ke dalam cawan petri steril yang berisi media NA sebanyak 100 µl.
Cawan petri tersebut kemudian diinkubasi dalam inkubator pada suhu 370C
selama 24 jam. Jumlah koloni yang tumbuh dihitung menggunakan colony
counter (Depkes RI, 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
5. Uji kadar air, pH, dan suhu daging ikan tongkol
a. Kadar air
Potongan daging ikan tongkol dengan berat sekitar 1 gram direndam
ekstrak etanol buah mengkudu untuk masing-masing konsentrasi selama 2
menit, kemudian disimpan pada suhu kamar setiap 4 jam. Uji kadar air ini
dilakukan dengan penimbangan botol flakon kosong menggunakan neraca
digital. Selanjutnya botol flakon diisi dengan potongan daging ikan tongkol
seberat 1 gram yang sudah diuji invivo untuk masing-masing konsentrasi
ekstrak kemudian dilakukan penimbangan kembali. Berat botol flakon kosong
yang berisi potongan daging ikan tongkol tersebut dianggap sebagai berat
sampel awal. Botol flakon yang berisi potongan daging ikan tongkol
kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 100oC selama 24 jam.
Setelah 24 jam, botol flakon berisi potongan daging ikan tongkol ditimbang
kembali hingga konstan menggunakan neraca digital dan nilainya dianggap
sebagai berat sampel akhir. Selisih antara berat basah dengan berat kering
adalah nilai perubahan kadar air dalam daging ikan tongkol. Berikut ini adalah
rumus penghitungan kadar air:
berat sampel awal-berat sampel akhir X 100% berat sampel awal
b. pH
Potongan daging ikan tongkol dengan berat sekitar 1 gram direndam
ekstrak etanol buah mengkudu untuk masing-masing konsentrasi selama 2
menit, kemudian disimpan pada suhu kamar untuk diukur nilai pH-nya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
setiap 4 jam menggunakan pH meter yang sebelumnya telah dikalibrasi.
Sebagai kontrol digunakan formalin 1%.
c. Suhu
Potongan daging ikan tongkol dengan berat sekitar 1 gram direndam
ekstrak etanol buah mengkudu untuk masing-masing konsentrasi selama 2
menit, kemudian disimpan pada suhu kamar untuk diukur suhunya setiap 4
jam menggunakan termometer. Sebagai kontrol digunakan formalin 1%.
E. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian eksperimental menggunakan RAL dua arah. Penelitian ini
menggunakan 2 faktor, yaitu konsentrasi yang terdiri dari 12 perlakuan yaitu
konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%,
formalin 1%; dan waktu penyimpanan yang terdiri dari 5 perlakuan, yaitu 0, 4, 8,
12, 16 jam. Penelitian diatas dilakukan dengan dua kali perulangan perlakuan.
F. Analisis Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan ANAVA. Jika terdapat perbedaan
yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan tingkat kepercayaan
95%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tahap preparasi dan pengujian awal
Buah mengkudu yang digunakan dalam penelitian ini berumur 4 bulan
dan berwarna kuning keputihan, karena memiliki kandungan flavonoid cukup
tinggi (Hilman, 2009). Sebelum dibuat serbuk, buah mengkudu mengalami
proses penyiapan meliputi penyortiran, pencucian, pemotongan, pengeringan,
serta penghancuran sehingga diperoleh simplisia serbuk sebanyak 1200 gram.
Pembuatan serbuk bertujuan untuk memperluas permukaan partikel yang
berinteraksi dengan pelarut sehingga mempermudah melarutkan metabolit
sekunder. Tahap selanjutnya dilakukan ekstraksi dan pembuatan seri konsentrasi.
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maserasi
dengan pelarut etanol 96%. Penyarian dengan etanol 96% bertujuan untuk
menyari senyawa-senyawa yang bersifat polar, seperti senyawa golongan
polifenol, fenol, glikosida, dan flavonoid (Virganita, 2009). Setelah itu dilakukan
pembuatan seri konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu dengan pelarut CMC
0,1%. CMC merupakan turunan selulosa bersifat mudah larut dalam air yang
berfungsi untuk melarutkan ekstrak. Tahap berikutnya dilakukan uji in vivo untuk
selanjutnya dilakukan uji ALT serta faktor-faktor lingkungan (kadar air, pH, dan
suhu) pada daging ikan tongkol.
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
B. Hasil perhitungan jumlah bakteri pada daging ikan tongkol dengan
metode ALT
Uji ALT dilakukan secara aseptis setiap 4 jam terhadap sampel daging
ikan tongkol. Semua peralatan yang digunakan dalam kondisi steril karena
sebelumnya telah dicuci dengan air mengalir, dikeringkan dan disterilkan
menggunakan autoclave pada suhu 121°C selama 30 menit. Uji ALT dilakukan di
dalam ruang LAF untuk menciptakan kondisi yang steril. Tahapan uji ALT
meliputi proses homogenisasi sampel, pengenceran, penanaman pada media padat
(inokulasi), tahap inkubasi serta penghitungan jumlah koloni bakteri (Badan
POM, 2008).
Tahap homogenisasi sampel merupakan tahap pendahuluan dalam
pengujian. Tahap homogenisasi sampel dalam penelitian ini, yaitu daging ikan
tongkol dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian dihancurkan dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer untuk selanjutnya dilakukan tahap pengenceran.
Homogenisasi bertujuan untuk membebaskan sel bakteri yang mungkin terlindung
partikel sampel dan untuk memperoleh distribusi bakteri sebaik mungkin (Badan
POM, 2008).
Tahap pengenceran bertujuan untuk mengurangi kepekatan mikroba dalam
suatu larutan, sehingga diperoleh koloni murni. Pengenceran menggunakan
larutan pengencer yang berfungsi untuk menggiatkan kembali sel-sel bakteri yang
mungkin kehilangan vitalitasnya karena kondisi di dalam sampel yang kurang
menguntungkan (Badan POM, 2008). Larutan pengencer yang digunakan adalah
peptone water 0,1% dan garam fisiologis 0,9%. Peptone water berfungsi untuk
mempertahankan sel (fase tumbuh) dan sebagai sumber nutrisi bagi bakteri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
sedangkan garam fisiologis mengandung ion-ion yang berfungsi dalam
metabolisme sel bakteri. Larutan pengencer dimasukkan ke dalam erlenmeyer
yang berisi cacahan daging ikan tongkol. Pengenceran dilakukan hingga 10-8.
Tahap berikutnya adalah penanaman pada media padat (inokulasi).
Inokulasi suspensi sampel ke dalam media NA steril dengan metode cawan sebar
menggunakan dryglasky. Pada media NA terkandung natrium sebagai sumber
karbon dan nitrogen untuk pertumbuhan bakteri pada sampel. Selanjutnya, cawan
petri tersebut diinkubasi di dalam inkubator pada suhu 370C selama 24 jam
bertujuan untuk menumbuhkan koloni bakteri. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh
dihitung menggunakan colony counter (Depkes RI, 1995). Berikut ini adalah
grafik hasil perhitungan jumlah koloni bakteri pada daging ikan tongkol
menggunakan metode ALT.
Grafik ALT daging ikan tongkol
3
4
5
0 4 8 12 16 20
waktu penyimpanan (jam)
log
jum
lah
kolo
ni b
akte
ri (C
FU/g
ram
)
kontrol
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
formalin 1%
Gambar 4.1. Grafik ALT daging ikan tongkol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Jumlah bakteri daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah
mengkudu pada 4 jam penyimpanan cenderung mengalami peningkatan, kecuali
konsentrasi 80%, 90%, 100%, serta formalin 1%. Peningkatan jumlah bakteri
tersebut mempengaruhi peningkatan suhu, seperti pada gambar 4.4. Hal ini
disebabkan semakin tinggi pertumbuhan bakteri, maka suhu semakin meningkat
karena bakteri aktif melakukan metabolisme untuk pertumbuhan sel. Sedangkan
pada konsentrasi 80%, 90%, 100%, serta formalin 1% cenderung mengalami
penurunan jumlah bakteri. Penurunan jumlah bakteri pada awal penyimpanan
mempengaruhi penurunan kadar air dan pH. Menurut Yanti dkk. (2008) bahwa
hasil metabolisme bakteri antara lain adalah air yang dapat meningkatkan kadar
air pada daging. Oleh karena itu, semakin sedikit bakteri yang tumbuh, maka
jumlah air yang dihasilkan juga semakin rendah.
Secara keseluruhan grafik hasil perhitungan jumlah bakteri pada daging
ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu selama 4 jam
penyimpanan (Gambar 4.1) cenderung memiliki jumlah bakteri yang masuk
dalam batas kelayakan konsumsi, kecuali konsentrasi 10%, 20%, dan 30%. Batas
maksimal cemaran bakteri pada daging segar sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI) No. 01-6366-2000 yaitu 1 x 104 CFU/gram (Yanti dkk., 2008). Jumlah
bakteri pada daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu
konsentrasi 10%, 20%, dan 30% cenderung meningkat melebihi batas kelayakan
konsumsi (>104 CFU/gram) hingga 16 jam. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa senyawa antibakteri dalam ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi
10%, 20%, dan 30% tidak efektif menghambat pertumbuhan bakteri pada daging
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
ikan tongkol. Hal ini dapat terjadi karena terdegradasinya komponen-komponen
senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri, akan tetapi komponen-komponen
nutrisi seperti gula, senyawa logam, atau serat masih bersifat aktif dan berperan
dalam metabolisme sel, sehingga dimanfaatkan sel bakteri untuk meningkatkan
pertumbuhannya (Rahayu, 2000). Selain itu, terjadinya peningkatan jumlah
bakteri hingga 16 jam mungkin disebabkan tingginya kandungan lemak dalam
daging ikan yang mampu membentuk lapisan pada permukaan bakteri sehingga
mencegah penetrasi zat antibakteri dari ekstrak ke dalam sel bakteri.
Daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu pada 8
jam penyimpanan memiliki jumlah bakteri yang cenderung meningkat.
Peningkatan jumlah bakteri tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan kadar
air dan suhu. Berdasarkan grafik hasil perhitungan jumlah bakteri pada daging
ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu (Gambar 4.1), jumlah
bakteri pada daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu
konsentrasi 40%, 50%, 60%, serta 70% melebihi batas kelayakan konsumsi (>104
CFU/gram), sehingga diasumsikan bahwa ekstrak tersebut hanya mampu
mempertahankan masa simpan daging ikan tongkol selama 4 jam penyimpanan.
Sedangkan jumlah bakteri pada daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol
buah mengkudu konsentrasi 80%, 90% dan 100%, serta formalin 1% selama 8
jam penyimpanan masuk dalam batas kelayakan konsumsi (<104 CFU/gram),
sehingga ekstrak tersebut masih berfungsi efektif untuk mengawetkan daging
ikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Pada 12 jam penyimpanan, jumlah bakteri pada daging ikan tongkol yang
direndam ekstrak etanol konsentrasi 80% mengalami peningkatan hingga melebihi
batas kelayakan konsumsi (>104 CFU/gram). Peningkatan jumlah bakteri tersebut
didukung oleh faktor lingkungan, yaitu pH dan suhu. Hal ini disebabkan semakin
tinggi pH dan suhu, maka akan terjadi peningkatan jumlah bakteri, begitu pula
sebaliknya. Dengan demikian disimpulkan bahwa konsentrasi 80% hanya mampu
mempertahankan masa simpan daging ikan selama 8 jam penyimpanan.
Jumlah bakteri pada daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol
buah mengkudu konsentrasi 90% cenderung menurun pada 12 jam penyimpanan
dengan jumlah bakteri dibawah batas (<104 CFU/gram). Penurunan tersebut
mempengaruhi penurunan pH dan suhu. Menurut Yanti dkk. (2008) bahwa pH
rendah, yaitu 5,1-6.1 menyebabkan daging mempunyai stabilitas yang lebih baik
terhadap kerusakan oleh mikroorganisme, sedangkan pH daging ikan yang
direndam ekstrak konsentrasi 90% adalah 5. Oleh karena itu, pernyataan Yanti
dkk. (2008) sesuai dengan penelitian ini. Akan tetapi, jumlah bakteri meningkat
melebihi batas (>104 CFU/gram) pada 16 jam penyimpanan. Peningkatan tersebut
mempengaruhi kadar air dan suhu. Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa
ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 90% mampu memperpanjang masa
simpan daging ikan tongkol selama 12 jam penyimpanan.
Daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu
konsentrasi 100% mampu memperpanjang masa simpan daging ikan tongkol
hingga 16 jam. Terjadinya penghambatan jumlah bakteri oleh ekstrak etanol buah
mengkudu konsentrasi 100% didukung pengaruh faktor lingkungan, yaitu kadar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
air. Sesuai dengan pernyataan Wulandari dkk. (2005) bahwa kadar air merupakan
salah satu faktor yang sangat mempengaruhi daya tahan suatu bahan pangan.
Makin rendah kadar air, maka makin lambat pertumbuhan bakteri sehingga bahan
pangan dapat tahan lama untuk disimpan. Sebaliknya makin tinggi kadar air,
makin cepat pula pertumbuhan bakteri. Menurut Nursal dkk. (2006), bahwa salah
satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penghambatan pertumbuhan
koloni bakteri adalah kerusakan pada komponen struktural membran sel bakteri
karena pengaruh aktivitas senyawa antibakteri. Selain itu, tingginya kandungan
senyawa antibakteri dan antioksidan dalam ekstrak dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dalam jangka waktu yang lama. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Pelczar dan Chan (1988), bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu
bahan antibakteri, maka semakin tinggi pula aktivitas antibakterinya.
Berdasarkan analisis statistik, diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol buah
mengkudu dan waktu penyimpanan berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap
jumlah bakteri pada daging ikan tongkol, serta ekstrak etanol buah mengkudu
konsentrasi 80%, 90%, dan 100% memiliki aktivitas antibakteri yang hampir
sama dengan formalin dalam menghambat jumlah bakteri pada daging ikan
tongkol. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zuhud dkk. (2001) bahwa semakin
tinggi konsentrasi ekstrak, maka jumlah senyawa antibakteri yang dilepaskan
semakin besar, sehingga mempermudah penetrasi senyawa tersebut masuk ke
dalam sel. Secara umum dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi
ekstrak dan lama waktu kontak, maka aktivitas antibakteri ekstrak semakin baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tingginya kandungan senyawa antibakteri dalam ekstrak etanol buah
mengkudu yaitu senyawa fenol akan mempengaruhi keawetan suatu bahan
pangan. Hal ini disebabkan kemampuan fenol untuk mendenaturasi protein dan
merusak membran sel dengan cara melarutkan lemak yang terdapat pada dinding
sel karena senyawa fenol mampu melakukan migrasi dari fase cair ke lemak
(Rahayu, 2000). Selain itu, adanya senyawa antioksidan dalam buah mengkudu
dapat menghambat autooksidasi pada lemak dengan menghambat reaksi antara
peroksida aktif dengan ikatan rangkap lemak (Rini, 2009). Senyawa antioksidan
juga berfungsi sebagai antibakteri karena kemampuannya membentuk kompleks
dengan protein yang larut, protein ekstraseluler, dan dinding sel bakteri
(Kresnawaty dkk., 2009).
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji T, terdapat perbedaan
jumlah bakteri pada daging ikan tongkol antara perlakuan kontrol dan formalin
1%. Pada kontrol, jumlah bakteri meningkat karena jumlah bakteri pada 16 jam
penyimpanan berbeda nyata (p<0,05) dengan jumlah bakteri pada 0 jam.
Sedangkan daging ikan tongkol yang direndam dengan formalin 1% cenderung
mengalami penghambatan jumlah bakteri karena jumlah bakteri pada 16 jam dan
0 jam penyimpanan tidak berbeda nyata (p>0,05), hal ini sesuai dengan hasil
grafik ALT (Gambar 4.1) bahwa formalin 1% mampu mempertahankan masa
simpan daging ikan tongkol hingga 16 jam dengan jumlah bakteri paling rendah.
Hal ini dikarenakan formalin memiliki unsur aldehida yang mudah bereaksi
dengan protein dan membentuk lapisan baru yang melindungi lapisan di
bawahnya sehingga tahan terhadap serangan bakteri lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
C. Hasil uji faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kualitas
daging ikan tongkol
a. Kadar air daging ikan tongkol
Berdasarkan pengukuran kadar air, diperoleh hasil sebagai berikut:
Kadar air daging ikan tongkol
60%
65%
70%
75%
80%
0 4 8 12 16 20
waktu penyimpanan (jam)
kada
r air
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
formalin 1%
Gambar 4.2. Grafik kadar air daging ikan tongkol
Kadar air daging ikan tongkol yang direndam semua konsentrasi
ekstrak etanol buah mengkudu dan formalin 1% cenderung mengalami
penurunan pada 4 jam penyimpanan. Salah satu penyebab penurunan kadar air
tersebut adalah berkurangnya jumlah bakteri pada daging ikan tongkol yang
direndam beberapa ekstrak etanol buah mengkudu, seperti pada grafik ALT
(Gambar 4.1). Hal ini didukung oleh pernyataan Fardiaz (1992) yang
menyatakan bahwa semakin sedikit bakteri yang tumbuh, maka jumlah air
yang dihasilkan juga semakin rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Kadar air daging ikan tongkol yang direndam beberapa ekstrak etanol
buah mengkudu pada 8 jam penyimpanan cenderung mengalami penurunan,
kecuali ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 10%, 20%, 30%, serta
40%. Penurunan kadar air tersebut mungkin disebabkan ekstrak pada awal
waktu penyimpanan lebih difokuskan untuk menyerap air pada daging ikan
tongkol melalui osmosis. Dengan berkurangnya kadar air, diharapkan dapat
memperpanjang masa simpan daging ikan tongkol. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Sedjati dkk. (2007) bahwa rendahnya kadar air dalam suatu bahan
pangan dapat memperpanjang masa simpan karena semakin sedikit bakteri
yang tumbuh (Fardiaz, 1992). Sedangkan peningkatan kadar air yang terjadi
pada ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 10%, 20%, 30%, serta 40%
karena terjadi peningkatan jumlah bakteri seperti pada grafik ALT (Gambar
4.1). Sesuai pernyataan Yanti dkk. (2008) bahwa air merupakan hasil
metabolisme dari bakteri sehingga semakin tinggi total koloni bakteri pada
daging, maka semakin tinggi pula kadar airnya.
Daging ikan tongkol yang direndam dengan ekstrak etanol buah
mengkudu pada penyimpanan 12 jam, tren grafik kadar air cenderung turun,
kecuali ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 40%, 50%, 70%, 90%,
serta 100%. Peningkatan kadar air pada beberapa konsentrasi tersebut
disebabkan terjadinya peningkatan total koloni bakteri seperti pada grafik
ALT (Gambar 4.1). Sesuai pernyataan Yanti dkk. (2008) bahwa semakin
tinggi total koloni bakteri pada daging, maka semakin tinggi pula kadar airnya
karena air merupakan hasil metabolisme dari bakteri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Sedangkan pada penyimpanan 16 jam, kadar air daging ikan tongkol
cenderung meningkat. Peningkatan kadar air tersebut karena terjadi
peningkatan jumlah bakteri hingga melebihi batas kelayakan konsumsi oleh
beberapa ekstrak etanol buah mengkudu, seperti pada grafik ALT
(Gambar 4.1).
Formalin 1% cenderung mengalami penurunan kadar air dan memiliki
kemampuan pengeringan kadar air terbaik. Hal ini dikarenakan formalin
merupakan formaldehida yang mampu mengikat protein hingga menembus
dalam sel sehingga sulit terdegradasi dan memiliki kemampuan difusi yang
optimal.
Secara keseluruhan kadar air daging ikan tongkol yang direndam
dengan ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 60-100% pada 16 jam
penyimpanan memiliki kadar air yang cukup rendah berkisar antara 63-67%.
Sebagai pembanding adalah kadar air daging ikan tongkol tanpa perlakuan,
yaitu 77%. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa kadar air daging yang
direndam dengan ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi yang cukup
tinggi memiliki kadar air yang lebih rendah dari daging ikan tongkol tanpa
perlakuan, sehingga dapat memperpanjang masa simpan daging ikan tongkol.
b. pH daging ikan tongkol
Nilai pH merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan, aktivitas biologi dan enzim, serta kematian
bakteri (Sumarsih, 2003). Berdasarkan pengukuran pH, diperoleh hasil
berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
pH daging ikan tongkol
0
1
2
3
4
5
6
7
0 5 10 15 20
waktu simpan (jam)
nila
i pH
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
form 1%
Gambar 4.3. Grafik pH daging ikan tongkol
Nilai pH daging ikan tongkol semua konsentrasi ekstrak etanol buah
mengkudu cenderung mengalami penurunan pada 4 jam penyimpanan dengan
pH lebih rendah dari kontrol. Menurut Rostini (2007), penurunan pH dapat
memperlambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk. Pernyataan tersebut
sesuai dengan grafik ALT (Gambar 4.1), yaitu terjadi kecenderungan
penurunan jumlah bakteri pada daging ikan tongkol yang direndam ekstrak
etanol buah mengkudu.
Berdasarkan penelitian Jayaraman dkk. (2008), yaitu salah satu
kandungan senyawa antibakteri dalam buah mengkudu adalah flavonoid.
Flavonoid merupakan golongan fenol alam yang ditemukan pada semua
tumbuhan hijau (Ambarwati, 2007). Menurut Rahayu (2000) jika kondisi
substrat dengan pH rendah, seperti pada nilai pH daging ikan tongkol
penyimpanan 4 jam, maka akan meningkatkan aktivitas senyawa fenol dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
menghambat pertumbuhan mikroba. Hal ini dikarenakan fenol memiliki
kemampuan untuk mendenaturasi protein dan merusak membran sel bakteri
dengan cara melarutkan lemak yang terdapat pada dinding sel bakteri karena
senyawa fenol mampu melakukan migrasi dari fase cair ke fase lemak, selain
itu beberapa senyawa turunan fenol memiliki kemampuan untuk menurunkan
tegangan permukaan sel bakteri.
Daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu
pada penyimpanan 8 jam cenderung mengalami penurunan nilai pH, kecuali
ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 100%. pH yang rendah akan
menghambat pertumbuhan bakteri sehingga total koloni bakteri menjadi
rendah (Yanti dkk., 2008). Peningkatan pH pada ekstrak konsentrasi 100%
dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan bakteri seperti pada grafik ALT
(Gambar 4.1).
Nilai pH daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah
mengkudu pada 12 jam penyimpanan cenderung menurun, kecuali ekstrak
etanol buah mengkudu konsentrasi 50% dan 80%. Ekstrak etanol buah
mengkudu konsentrasi 50% dan 80% cenderung mengalami peningkatan nilai
pH karena terjadi peningkatan jumlah bakteri, seperti pada grafik ALT
(Gambar 4.1). Sedangkan pada penyimpanan 16 jam, nilai pH daging ikan
tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu cenderung menurun,
kecuali ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 40% dan 100%.
Peningkatan pH pada ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 40% dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
100% karena terjadi peningkatan jumlah bakteri, seperti pada grafik ALT
(Gambar 4.1).
Nilai pH medium sangat mempengaruhi jenis mikroba yang tumbuh.
Nilai pH daging ikan tongkol dari hasil penelitian ini adalah 4-5,5. Dengan
demikian dimungkinkan bahwa bakteri yang terdapat pada daging ikan
tongkol tersebut adalah golongan bakteri asam laktat. Hal ini disebabkan
bakteri asam laktat mampu memecah glukosa menghasilkan asam laktat
sehingga menyebabkan pH menjadi rendah. pH rendah dapat menghambat
pertumbuhan bakteri lain sehingga dapat berfungsi sebagai pengawet makanan
(Kusmiati dan Amaria Malik, 2002). Selain itu, Aktivitas senyawa fenol dapat
meningkat dengan kondisi media pH rendah (Rahayu, 2000), sehingga mampu
menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan dapat digunakan sebagai
alternatif pengawet alami pada daging ikan tongkol.
c. Suhu daging ikan tongkol
Suhu daging ikan tongkol
27,5
28
28,5
29
29,5
30
30,5
0 4 8 12 16 20
waktu penyimpanan (jam)
su
hu
(o
C)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
formalin 1%
Gambar 4.4. Grafik suhu daging ikan tongkol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berdasarkan grafik suhu di atas, dapat diketahui bahwa suhu daging ikan
tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu cenderung meningkat
pada 4 jam penyimpanan. Kecenderungan peningkatan suhu tersebut
disebabkan peningkatan jumlah bakteri, seperti pada grafik ALT (Gambar
4.1). Hal ini disebabkan semakin tinggi jumlah bakteri, maka semakin tinggi
pula suhunya karena bakteri aktif melakukan metabolisme.
Suhu daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah
mengkudu pada 8 jam penyimpanan cenderung menurun, kecuali ekstrak
etanol buah mengkudu konsentrasi 10%, 20%, dan 50%. Peningkatan suhu
dipengaruhi oleh peningkatan jumlah bakteri karena bakteri aktif melakukan
metabolisme.
Pada penyimpanan 12 jam, grafik suhu daging ikan tongkol yang
direndam ekstrak etanol buah mengkudu cenderung menurun, kecuali ekstrak
etanol buah mengkudu konsentrasi 80%. Grafik suhu daging ikan tongkol
yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 80% menunjukkan
kenaikan. Kenaikan suhu tersebut diikuti dengan kenaikan jumlah bakteri,
sesuai dengan grafik ALT (Gambar 4.1).
Grafik suhu daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah
mengkudu pada 16 jam penyimpanan cenderung meningkat, kecuali ekstrak
etanol buah mengkudu konsentrasi 80%. Penurunan suhu pada daging ikan
tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 80%
menyebabkan penurunan jumlah bakteri, seperti pada grafik ALT (Gambar
4.1). Sesuai pernyataan Ramli (2001), yaitu temperatur merupakan faktor yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
harus diperhatikan untuk mengatur pertumbuhan bakteri, sebab semakin tinggi
temperatur semakin besar pula tingkat pertumbuhannya dan semakin rendah
temperatur semakin rendah pula pertumbuhan bakterinya.
Secara keseluruhan daging ikan tongkol yang direndam dengan ekstrak
etanol buah mengkudu memiliki suhu lebih rendah dari kontrol. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol buah mengkudu dapat
digunakan sebagai alternatif pengawet alami karena dapat memperpanjang
waktu simpan daging ikan tongkol. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Haryuni dkk. (2003), yaitu semakin rendah suhu, maka semakin lambat proses
metabolisme dan semakin lama daging dapat disimpan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Konsentrasi ekstrak etanol buah mengkudu berpengaruh signifikan
dalam menghambat jumlah bakteri pada daging ikan tongkol.
2. Waktu penyimpanan berpengaruh signifikan dalam menghambat
jumlah bakteri pada daging ikan tongkol.
3. Konsentrasi 80%, 90%, dan 100% merupakan konsentrasi yang
memiliki aktivitas hampir sama dengan formalin dalam menghambat
jumlah bakteri pada daging ikan tongkol.
B. Saran
1. Perlu dilakukan uji organoleptik untuk mengetahui kualitas cita rasa
daging ikan tongkol yang telah direndam ekstrak etanol buah
mengkudu agar layak dan aman jika dikonsumsi masyarakat, sebab
diketahui bahwa buah mengkudu beraroma tidak sedap karena
mengandung asam kaproat dan kaprilat.
2. Perlu dilakukan uji dengan jangka waktu lebih dari 16 jam.
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
3. Perlu adanya identifikasi lebih lanjut terhadap senyawa yang memiliki
aktivitas antibakteri tersebut dengan melakukan partisi, fraksinasi,
maupun isolasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
DAFTAR PUSTAKA Adnyane, I Ketut, Elin Yulinah, Andreanus A., Soemardji, Endang Kumolosasi,
Maria Immaculata Iwo, Joseph Iskendiarso Sigit, Suwendar. 2004. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Buah Mengkudu (Morinda citrifolia, L.). Acta Pharmaceutica Indonesia 29(2): 43-49.
Ambarwati. 2007. Efektivitas Zat Antibakteri Biji Mimba (Azadirachta indica)
untuk Menghambat Pertumbuhan Salmonella thyposa dan Staphylococcus aureus. Biodiversitas 8(4): 320-325.
Badan POM RI. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. Info POM 9(2): 1-11. Djauhariya, E. 2003. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Tanaman Obat
Tradisional. Perkembangan Teknologi TRO 15(1): 18-29. Depkes R I. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes R I. FAO, 2002. World Agriculture Towards 2015-2030.
http://www.fao.org/DOCREP/004/Y3557E/y3557e10.htm [15 November 2009].
Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Haryuni, Ratna Dini, Suranto, Ratna Setyaningsih. 2003. Pengaruh Rempah-
Rempah terhadap Kualitas Fillet Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Enviro 3(1):10-17.
Herawati, H. 2008. Penentuan Umur Simpan Pada Produk Pangan. Jurnal Litbang
Pertanian 27(4): 124-130. Heruwati, E.S. 2002. Pengolahan Ikan Secara Tradisional: Prospek dan Peluang
Pengembangan. Jurnal Litbang Pertanian 21(3): 92-99.
Hilman. 2009. Buah Mengkudu Untuk Obat Kanker.www.naturindonesia.com [12-4-2010].
Jayaraman, S.K., S.Manoharan, S.Illachezian. 2008. Antibacterial, Antifungal,
and Tumor cell Suppression Potential of Morinda citrifolia fruit extracts. International Journal of Integrative Biology 3(1): 44-49.
Kresnawaty, Irma dan Achmad Zainuddin. 2009. Aktivitas Antioksidan Dan
Antibakteri Dari Derivat Metil Ekstrak Etanol Daun (Uncaria gambir). Jurnal Littri 15(4): 145–151.
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Kusmiati dan Amaria Malik. 2002. Aktifitas Bakteriosin dari Bakteri Leuconostoc mesenteroides Pbac 1 pada Berbagai Media. Makara Kesehatan 6(1): 1-6.
Mangunwardoyo, W. Romauli Aya Sophia dan Endang Sri Heruwati. 2007.
Seleksi dan Pengujian Aktivitas Enzim L-Histidine Decarboxylase Dari Bakteri Pembentuk Histamin. Makara sains 11(2): 104-109.
Nuraini, A.D. 2007. Ekstraksi Komponen Antibakteri dan Antioksidan Dari Biji
Teratai (Nymphaea pubescens Willd). Skripsi. Departemen Ilmu Dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Nursal, Sri Wulandari dan Wilda Sukma Juwita. 2006. Bioaktifitas Ekstrak Jahe
(Zingiber officinale Roxb.) Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia coli Dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis 2(2): 64-66.
Pelczar, Michael J. dan E.C.S Chan. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta :
UI Press. Purwani, E.,Retnaningtyas, Dyah Widowati, 2008. Pengembangan Pengawet
Alami Dari Ekstrak Lengkuas, Kunyit, dan Jahe Pada Daging dan Ikan Segar. Laporan Penelitian. Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Purwaningsih, Sri dkk. 2005. Pengaruh Lama Penyimpanan Daging Rajungan
(Portunus pelagicus) Rebus Pada Suhu Kamar. Buletin Teknologi Hasil Perikanan 8(1): 42-49.
Rachmawati, N.A., Suranto, Solichatun. 2006. Pengaruh Variasi Metode
Pengeringan terhadap Kadar Saponin, Angka Lempeng Total (ALT), dan Bakteri Patogen Ekstrak Simplisia Daun Turi (Sesbania grandiflora (L.)Pers). Jurnal Biofarmasi 4(1): 5-10.
Rahayu, W.P., 2000. Aktivitas Antimikroba Bumbu Masakan Tradisional Hasil
Olahan Industri Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak. Jurnal Teknol. dan Industri Pangan 11(2): 42-48.
Ridwansyah. 2002. Pengaruh Konsentrasi Hidrogen Peroksida (H2O2) Dan Lama
Perendaman Terhadap Mutu Ikan Kembung Yang Dipindang. Laporan Penelitian:Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Rini, R. 2009. Produksi Antioksidan Dari Daun Simpur (Dillenia indica)
Menggunakan Metode Ekstraksi Tekanan Tinggi Dengan Sirkulasi Pelarut. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia. Jurusan Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Rostini, I. 2007. Peranan Bakteri Asam Laktat (Lactobacillus plantarum) Terhadap Masa Simpan Filet Nila Merah Pada Suhu Rendah. Karya Ilmiah. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.
Sedjati, S., Tri Winarni Agustini, Titi Surti. 2007. Studi Penggunaan Khitosan
Sebagai Anti Bakteri Pada Ikan Teri (Stolephorus Heterolobus) Asin Kering Selama Penyimpanan Suhu Kamar. Jurnal Pasir Laut 2(2): 54-66.
Setyabudi, D.A., C.Winarti, Risfuher. 2008. Perlunya Standar Mutu Buah Impor:
Studi Kasus Kontaminan Pada Buah-buahan Impor. Prosiding PPI. Peneliti pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca-panen Pertanian, Hal: 1-9.
Soputan, J.E.M. 2004. Dendeng Sapi Sebagai Alternatif Pengawetan Daging.
Makalah Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Subagio, A., Wiwik Siti Windrati, Mukhammad Fauzi, dan Yuli Witono. 2004.
Karakterisasi Protein Miofibril Dari Ikan Kuniran (Upeneus moluccensis) dan Ikan Mata Besar (Selar crumenophthalmus) [Characterization of Myofibrillar Protein from Goldband Goat Fish (Upeneus moluccensis) and Bigeye Scad Fish (Selar crumenophthalmus)]. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan 15(1): 70-78.
Sulistiyarto, B., 2002. Pendekatan Kelestarian Ekologis Untuk Pengelolaan
Perikanan (Ecological Sustainability Approach For Fisheries Management). Makalah Falsafah Sains (PPs 702).
Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian UPN. Supriadi, dkk. 2001. Tumbuhan Obat Indonesia: Penggunaan dan Khasiatnya.
Jakarta: Pustaka Populer Obor. Suriawiria, U. 1996. Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan Buangan
Secara Biologis. Bandung: Penerbit Alumni.
Tamaela, P. 2003. Efek Antioksidan Asap Cair Tempurung Kelapa Untuk Menghambat Oksidasi Lipida Pada Steak Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Asap Selama Penyimpanan. Jurnal Ichthyos 2(2): 59-62.
Virganita, J. 2009. Uji Antibakteri Komponen Bioaktif Daun Lobak (Raphanus
sativus L.) Terhadap Escherichia coli Dan Profil Kromatografi Lapis Tipisnya. Skripsi : Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Widyatmoko, B.S. 2009. Aktivitas Antioksidan Vitamin C Dan E Pada Kadar SGOT Dan SGPT Serum Darah Tikus Putih Yang Terpapar Allethrin. Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Winarti, C., dan Nanan Nurdjanah. 2005. Peluang Tanaman Rempah dan Obat
Sebagai Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian 24(2): 47-55. Winarti, C. 2005. Peluang Pengembangan Minuman Fungsional Dari Buah
Mengkudu. Jurnal Litbang Pertanian 24(4): 149-154. Wulandari, S., Irda Sayuti, dan Asnaini. 2005. Analisis Mikrobiologi; Produk Ikan
Kaleng (Sardines) Kemasan Dalam Limit Waktu Tertentu (Expire). Jurnal Biogenesis 2(1): 30-35
Yanti, H., Hidayati Dan Elfawati. 2008. Kualitas Daging Sapi Dengan Kemasan
Plastik Pe (Polyethylen) Dan Plastik Pp (Polypropylen) Di Pasar Arengka Kota Pekanbaru. Jurnal Peternakan 5(1): 22-27.
Yousuf, A.H.M., Md. Kawser Ahmed, Sabina Yeasmin, Nazmul Ahsan, Md.
Mujibur Rahman, and Md. Monirul Islam. 2008. Reduction of Bacterial Pathogens in Penaeus monodon and Macrobrachium rosenbergii Using Several Chemical Interventions. World Journal of Agricultural Sciences 4(S): 856:861.
Zuhud, E.A.M., Winiati Pudji Rahayu, C.Hanny Wijaya, Pipi Puspita Sari. 2001.
Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kedawung (Parkia roxburghii G.Don). Jurnal Teknol dan Industri Pangan 12(1): 6-12.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Lampiran 1. Tabel hasil perhitungan jumlah bakteri (CFU/gram) pada daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu pada penyimpanan suhu kamar dengan metode ALT
Waktu Konsentrasi
0 jam
4 jam
8 jam
12 jam
16 jam
0% 7.466,67 20.333,33 19.183,33 22.700,00
29.133,33
10%
7.466,67 11.141,67 20.541,67 26.083,33
11.966,67
20%
7.466,67 16.891,67 11.008,33 22.841,67
26.666,67
30%
7.466,67 19.375,00 17.450,00 18.258,33
15.966,67
40%
7.466,67 9.800,00 17.483,33 9.533,33
5.416,67
50%
7.466,67 9.500,00 12.558,33
16.350,00
15.083,33
60%
7.466,67 8.383,33 19.266,67 13.000,00
3.550,00
70%
7.466,67 7.500,00 10.966,67 21.733,33
2.916,67
80%
7.466,67 4.633,33 6.283,33 12.791,67
3.475,00
90%
7.466,67 6.816,67 9.633,33 7.733,33
17.533,33
100%
7.466,67 3.208,33
5.725,00 9.200,00
8.433,33
formalin 1%
7.466,67 3.766,67 3.400,00 1.258,33
2.900,00 Lampiran 2. Tabel hasil pengukuran kadar air pada daging ikan tongkol
waktu
konsentrasi 0 jam 4 jam 8 jam 12 jam 16 jam
0% 77% 66% 72% 70% 71% 10% 77% 70% 72% 70% 73% 20% 77% 69% 72% 72% 75% 30% 77% 69% 70% 67% 69% 40% 77% 69% 72% 75% 66% 50% 77% 70% 66% 68% 71% 60% 77% 69% 68% 66% 66% 70% 77% 70% 66% 67% 63% 80% 77% 68% 66% 65% 65% 90% 77% 72% 64% 66% 67% 100% 77% 68% 62% 67% 65%
Formalin 1% 77% 68% 65% 60% 69%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Lampiran 3. Tabel hasil pengukuran pH pada daging ikan tongkol waktu konsentrasi 0 jam 4 jam 8 jam 12 jam 16 jam
0% 5,8 5,8 5,5 5,8 5,5 10% 5,8 5,5 4,7 4,7 4,7 20% 5,8 5 4,7 4,7 4,7 30% 5,8 5 4,7 4,7 4,7 40% 5,8 5 4,7 4,4 4,7 50% 5,8 4,7 4 4,4 4 60% 5,8 5,3 5,3 5 5,3 70% 5,8 5,3 5 5 5 80% 5,8 5 5 5,3 5 90% 5,8 5 5 5 5 100% 5,8 5 5,3 5 5,3
Formalin 1% 5,8 5,5 5,8 5,8 5,8 Lampiran 4. Tabel hasil pengukuran suhu (oC) pada daging ikan tongkol
waktu
konsentrasi 0 jam 4 jam 8 jam 12 jam 16 jam 0% 28,9 29,7 29,8 28,8 28,8 10% 28,9 29,2 30,0 28,7 28,8 20% 28,9 29,3 29,6 28,6 28,8 30% 28,9 29,6 29,2 28,5 29,3 40% 28,9 29,6 29,4 28,6 29,2 50% 28,9 29,6 29,8 28,8 29,7 60% 28,9 28,9 28,5 28,5 28,7 70% 28,9 28,9 28,9 27,8 28,6 80% 28,9 29,0 28,6 28,8 28,5 90% 28,9 29,0 28,7 28,2 28,5 100% 28,9 29,0 28,8 28,3 28,5
formalin 1% 28,9 29,6 29,5 28,4 29,1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Lampiran 5. Gambar hasil perhitungan jumlah bakteri pada daging ikan tongkol yang direndam ekstrak etanol buah mengkudu
a. Konsentrasi 0%
0 jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b. Ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 10%
0 Jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
c. Ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 20%
0 Jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
d. Ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 30%
0 Jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
e. Ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 40%
0 Jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
f. Ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 50%
0 Jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
g. Ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 60%
0 Jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
h. Ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 70%
0 Jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
i. Ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 80%
0 Jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
j. Ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 90%
0 Jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
k. Ekstrak etanol buah mengkudu konsentrasi 100%
0 Jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
l. Formalin 1%
0 Jam 4 Jam
8 Jam 12 Jam
16 Jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Lampiran 6. Hasil Uji SPSS
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:jumlah_koloni_bakteri
Source
Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 5.406E9a 59 9.163E7 12.155 .000
Intercept 1.582E10 1 1.582E10 2.099E3 .000
konsentrasi 2.432E9 11 2.211E8 29.333 .000
waktu_penyimpanan 7.960E8 4 1.990E8 26.398 .000
konsentrasi *
waktu_penyimpanan 2.178E9 44 4.950E7 6.566 .000
Error 4.523E8 60 7538573.107
Total 2.168E10 120
Corrected Total 5.859E9 119
a. R Squared = ,923 (Adjusted R Squared = ,847)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Post Hoc Tests
Konsentrasi jumlah_koloni_bakteri
Duncan
Subset
konsentrasi N 1 2 3 4 5
formalin 1% 10 3.758E3
konsentrasi 100% 10 6.807E3
konsentrasi 80% 10 6.930E3
konsentrasi 90% 10 9.837E3
konsentrasi 40% 10 9.940E3
konsentrasi 70% 10 1.012E4
konsentrasi 60% 10 1.033E4
konsentrasi 50% 10 1.219E4
konsentrasi 10% 10 1.544E4
konsentrasi 30% 10 1.570E4
konsentrasi 20% 10 1.697E4
konsentrasi 0% 10 1.976E4
Sig. 1.000 .920 .092 .244 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 7538573,107.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
waktu_penyimpanan
jumlah_koloni_bakteri
Duncan
Subset waktu_penyi
mpanan N 1 2 3 4
jam ke 0 24 7.467E3
jam ke 4 24 1.011E4
jam ke 16 24 1.192E4
jam ke 8 24 1.279E4
jam ke 12 24 1.512E4
Sig. 1.000 1.000 .276 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 7538573,107.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Lampiran 7. Hasil uji T daging ikan tongkol antara perlakuan kontrol dan formalin 1%
T-Test 0%
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Equal variances assumed . . -8.729 2 .013 -21666.6650 2482.1773 -32346.6120 -10986.7180 jumlah koloni bakteri
Equal variances not assumed -8.729 1.139 .048 -21666.6650 2482.1773 -45434.6692 2101.3392
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
T-Test Formalin 1% Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
Equal variances assumed . . 6.926 2 .020 4566.6500 659.3414 1729.7328 7403.5672 jumlah koloni bakteri
Equal variances not
assumed
6.926 1.166 .069 4566.6500 659.3414 -1453.8837 10587.1837
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
RIWAYAT HIDUP PENULIS Nama Lengkap : Veneranda Sonya Ayu Tempat/tanggal lahir : Palu / 24 Maret 1989 Jenis kelamin : Perempuan Agama : Katolik Status Pernikahan : Belum menikah Alamat asal : Jln. Manggis V/14Perum Wonorejo Kel. Wonorejo Kec.
Gondangrejo Kab. Karanganyar-Jawa Tengah No HP : 085647173388 Alamat E-mail : [email protected] Pendidikan formal :
Tingkat Pendidikan
Nama Tahun mulai
Tahun selesai
SD SMP SMA
SD Negeri Madyotaman No.38 Surakarta SMP Negeri 7 Surakarta SMA Regina Pacis Surakarta
1994
2000 2003
2000
2003 2006
Pendidikan nonformal:
Nama Pelatihan/Kursus Instansi penyelenggara Tahun
1. Kursus Preparation TOEFL
Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris ELTI Surakarta
2010
Pengalaman organisasi:
Organisasi Jabatan Tahun 1. Komunitas Mahasiswa
Katolik FMIPA
2. Komunitas Mahasiswa
Katolik UNS
Sie dana dan usaha Sie kesenian dan Olah raga
2006-2007
2007-2008
Pengalaman bekerja:
Pekerjaan Tahun 1. Asisten Matakuliah Pendidikan Agama Katolik
2. Magang di Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan dan
Pemberantasan Penyakit Menular Yogyakarta
3. Asisten praktikum Mikrobiologi Lingkungan Jurusan Farmasi
2007
2008
2009
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user