PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil...

92
PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I DI RSUD KOTA KENDARI SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mnyelesaikan Pendidikan Progran Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH NURSARI DEWI P003120170128 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2018

Transcript of PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil...

Page 1: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGANINTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I

DI RSUD KOTA KENDARI

SKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mnyelesaikan Pendidikan

Progran Studi Diploma IV KebidananPoliteknik Kesehatan Kendari

OLEH

NURSARI DEWIP003120170128

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLTEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANANKENDARI

2018

Page 2: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada
Page 3: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERI

PERSALINAN KALA I DI RSUD KOTA KENDARI.

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjana Terapan

Kebidanan Pada Program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehattan

Kemenkes Kendari, sejauh yang saya ketahui skripsi ini bukan merupakan

tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikaskan dan atau pernah

dipakai untuk mendapatkan Gelar Kesarjanaan Dilingkungan Politeknik

Keshatan Kemenkes Kendari maupun diperguruan tinggi atau instansi

manapun, kecuali yang bagian yang sumber informasinya dicantumkan

sebagaimana mestinya.

Kendari , Agustus 2018

NURSARI DEWI

P003120170128

Page 4: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS1. Nama : Nursari Dewi

2. Tempat Tanggal Lahir : Kendari, 19 Agustus 1988

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia

6. Alamat : BTN Silva Mas, Blok D14

B. PENDIDIKAN1. SD Negeri Pembina Kendari, Tamat Tahun 2000

2. SMP Negeri 9 Kendari, Tamat Tahun 2003

3. SMA Negeri 4 Kendari, Tamat Tahun 2006

4. Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari,

Tamat Tahun 2009

5. D-IV Kebidanan Alih Jenjang Tahun 2017 Sampai Sekarang

Page 5: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

ABSTRAK

Nursari Dewi (P003120170128). “Pengaruh komunikasi terapeutikdengan intensitas nyeri persalinan kala I di RSUD Kota Kendari”. Dibawah bimbingan Arsulfa, S.SiT, M.Keb dan Melania Asi, S.Si.T,M.Kes.

Xiii + V Bab + 49 Halaman + 8 Tabel + 3 Lampiran

Latar Belakang: Menurut (Smith, 2010 dalam Mundarti, Hastuti,Widatiningsih, 2012) terdapat penurunan yang bermakna dalam hambatannyeri tetapi tidak dalam hasil lainnya pada pasien yang dilakukan intervebskomunikasi. Menurut hasil penelitian (Ratna, 2009 dalam dalam Mundarti,Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada hubungan antara komunikasi trapeutikbidan dengan penurunan tingkat nyeri persalinan normal.

Tujuan Penelitian: Mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik denganintensitas nyeri persalinan kala I di RSUD Kota Kendari.

Metode Penelitian: Jenis penelitian metode quasy- eksperimen yang bersifatone group pretest-postest, populasi 32 orang, sampel diambil secaraPurposive Sampling. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan ujiWilcoxon.

Hasil Penelitian: Hasi penelitian intensitas nyeri sebelum komunikasiterapeutik sebagian besar 56,2% nyeri berat dan setelah komunikasiterapeutik sebagian besar 65,6% nyeri sedang dan hasi analisis statistikditemukan p value 0,000 < 0,05 diartikan bahwa ada pengaruh intensitasnyeri sebelum dan sesudah komunikasi terapeutik.

Kesimpulan dan Saran: Ada pengaruh intensitas nyeri sebelum dansesudah komunikasi terapeutik. Diharapkan agar setiap ibu bersalin dapatmengendalikan sikap dan emosionalnya sehingga intensitas nyeri yangdialaminya dapat terkontrol sesuai dengan pembukaan serviks.

Kata Kunci: Persalinan Kala I, Intensitas nyeri, Komunikasi terapeutik

Daftar Pustaka: 14 (1997 – 2017)

Page 6: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat

limpahan rahmat dan karunia-Nyalah, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi ini walaupun dalam bentuk sederhana yang merupakan salah satu

syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari dengan judul “Pengaruh Komunikasi

Terapeutik Dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Di RSUD Kota

Kendari”.

Penulis menyadari spenuhnya bahwa Skripsi ini masih banyak

terdapat kekeliruan, kesalahan dan kekurangan yang disebabkan oleh

keterbatasan waktu, kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu

penulis sangat mengharapkan saran, pendapat dan kritikan yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.

Selama persiapan, pelaksanaan, penyusunan sampai penyelesaian

Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan bimbingan, arahan serta

motivasi dari berbagai pihak secara moril maupun materil. Oleh karena itu

penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-

tingginya Khususnya kepada Ibu Arsulfa,S.Si.T,M.Keb selaku pembimbing I

dan Ibu Melania Asi,S.Si.T,M.Kes selaku pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk memberikan bimbingan

dan arahan dalam proses penyusunan Skripsi ini hingga selesai.

Page 7: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Melalui kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

3. Ibu Hasmia Naningsi, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi D-IV

Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

4. Ibu Elyasari, SST, M.Keb selaku Penguji I, Ibu Wahida, S.Si. T, M.Keb

selaku Penguji II, Ibu Heyrani, S.Si. T,M. Kes selaku Penguji III

5. dr. Hj. Asrida Mukaddim, M.Kes selaku Kepala Rumah Sakit RSUD Kota

Kendari

6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan

ilmu pengetahuan selama menempuh pendidikan.

7. Teristimewa buat Ibunda Halian. T dan Ayahanda Drs. Maani, suamiku

tersayang Aldhan Pritsal, Amd. Pely dan anakku tercinta Alfaisar Madani

yang senantiasa memberikan arahan dan dorongan, pengorbanan dan

bantuan baik material, motivasi dan kasih sayang serta do’a yang tulus

dan ikhlas selama penulisan menempuh pendidikan.

Page 8: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kepada semua pihak

yang telah dengan ikhlas memberikan dukungan dan bantuan kepada

penulis, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat buat kita semua. Amin

Kendari , Agustus 2018

Penulis

Page 9: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

KEASLIAN PENELITIAN ......................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5E. Keaslian Penelitian........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 8

A. Nyeri Persalinan............................................................................ 8B. Komunikasi Terapeutik.................................................................. 15C. Kerangka Teori.............................................................................. 21D. Kerangka Konsep.......................................................................... 21E. Hipotesis ....................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 23

A. Jenis Penelitian ............................................................................. 23B. Tempat Dan Waktu ....................................................................... 23C. Populasi Dan Sampel.................................................................... 24D. Pengumpulan Data ....................................................................... 24E. Instrumen Penelitian ..................................................................... 28F. Etika Penelitian ............................................................................. 28

Page 10: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

G. Analisis Data ................................................................................. 29H. Penyajian Data.............................................................................. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 31

A. Hasil .............................................................................................. 32B. Pembahasan ................................................................................. 40

BAB V PENUTUP .................................................................................... 46

A. Kesimpulan ................................................................................... 46B. Saran............................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 48

LAMPIRAN

Page 11: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Prosedur Tindakan Komunikasi Terapeutik Terhadap PenguranganIntensitas Nyeri Pada Persalinan ................................................ 27

Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Umur ...................................... 37

Tabel 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan Ibu38

Tabel 4.3 Rata-Rata Intensitas Nyeri ....................................................... 38

Tabel 4.4 Distribusi Sampel Berdasarkan Intensitas Nyeri Sebelum dilakukanKomunikasi Terapeutik................................................................ 39

Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Intensitas Nyeri setelah dilakukanKomunikasi Terapeutik................................................................ 39

Tabel 4.6 Pengaruh Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah KomunikasiTerapeutik ................................................................................... 40

Page 12: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori ....................................................................... 21

Gambar 2 Kerangka Konsep.................................................................... 22

Page 13: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner

2. Master Tabel

3. Hasil Output SPSS

Page 14: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan sering kali menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian

perempuan hamil. Kekhawatiran terhadap rasa nyeri yang akan mereka

alami saat melahirkan dan bagaimana mereka akan bereaksi untuk

mengatasi nyeri tersebut. Untuk itu menjadi kewajiban seorang bidan

untuk membantu ibu mengatasi rasa tidak nyaman dalam persalinan

(Farer,1999 dalam Indarsita, Utami, Sari, 2014).

Rasa nyeri, tegang, rasa takut mengganggu pada ibu hamil dapat

menghasilkan sejumlah katekolamin (hormon stress) yang berlebihan

seperti ephinephrin dan norephinephrin. Tingkat katekolamin yang tinggi

dalam darah bisa memperpanjang persalinan dengan mengurangi

efisiensi kontraksi rahim dan dapat merugikan janin dengan mengurangi

aliran darah menuju plasenta. Keadaan ini dapat mengakibatkan

penatalaksanaan persalinan menjadi kurang terkendali dan dapat

memungkinkan terjadi trauma pada bayi (Andarmoyo, 2013 dalam Haqiqi,

2016).

Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata Angka Kematian Ibu (AKI)

tercatat mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini

jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per

1

Page 15: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

100.000. Dalam hal ini, fakta lonjaknya kematian ini tentu sebagai koreksi

pemerintah yang sebelumnya akan menurunkan AKI hingga 108 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sesuai target Milineum

Development Goals (MDGs) (SDKI 2012). Angka kematian ibu (AKI) di

Sulawesi Tenggara dalam waktu lima tahun terakhir menunjukkan trend

menurun dari tahun 2012 sampai 2015, namun kembali meningkat pada

tahun 2016. Di bandingkan dengan target MDGs 2016 yaitu sebesar 105

AKI/100.000 kelahiran hidup, dapat dikatakan bahwa target tersebut tidak

tercapai, meskipun angkanya terus menurun dan telah menghampiri

angka target, tapi pada tahun terakhir justru kembali menjauh. lebih

rendah dari AKI nasional sementara, sesuai target MDGs, (Profil Dinas

Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, 2017).

Nyeri pada saat persalinan menempati skor 30-40 dari 50 skor

yang ditetapkan. Skor tersebut lebih tinggi dibandingkan sindrom nyeri

klinik seperti nyeri punggung kronik, nyeri akibat kanker, nyeri

tungkai/lengan, nyeri syaraf, sakit gigi, memar, nyeri tulang, terluka,

fraktur, terpotong serta keseleo (Rosyati, 2010 dalam Aulia dkk, 2017).

Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya

dinegara lain adalah perdarahan, infeksi, dan eklamsia. Di dalam

perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup

pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Sedangkan

kejadian partus lama atau partus kasep salah satu penyebabnya adalah

Page 16: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

ketegangan dan ketakutan yang memperberat rasa nyeri persalinan dan

akhirnya memperlambat kelahiran bayi (Jones, 1994 dalam Maria, 2016).

Partus lama sering terjadi pada kala I persalinan, sehingga kala I

merupakan titik waspada bagi bidan untuk mengetahui apakah pasien

dapat bersalin secara normal atau tidak. Kala I adalah kala paling lama

dengan nyeri yang diakibatkan oleh his dan dilatasi servik yang harus

dihadapi oleh pasien. Bagi primi diberikan waktu 1 jam untuk membuka

servik sebanyak 1 cm dan bagi multi hanya setengah jam untuk membuka

servik sebanyak 1 cm sehingga pada kala I ini, peran bidan benar-benar

diharapkan, bidan harus dapat memberikan motivasi serta kenyamanan

agar pasien tetap tenang dalam menghadapi persalinannya (Rosyati,

2010 dalam Aulia dkk, 2017).

Komunikasi terapeutik termasuk dalam salah satu metode

pengendalian nyeri bersifat nonfarmakologis, adapun tujuannnya yaitu

untuk kesembuhan pasien, maka komunikasi terapeutik ini amat

mendukung dalam relaksasi, postur, ambulasi, masase dan sentuhan

terapeutik serta penciptaan lingkungan emosional persalinan yang

mendukung. Seorang bidan yang professional, sebelum memberikan

asuhan sebaiknya terlebih dahulu menyampaikan ide dan fikirannya untuk

menanggapi keluh-kesah klien agar klien tetap tenang. Sehingga tujuan

akhir dari komunikasi terapeutik yaitu sebagai obat atau terapi bagi pasien

dapat terwujud (Ermawati, 2009 dalam Aulia dkk, 2017).

Page 17: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Penelitian Indrawati (2011) dalam Indarsita, Utami, Sari (2014) di

BPS Uut Maschon yang bertujuan untuk melihat metode nonfarmakologi

yang digunakan bidan dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan dan

efeknya dengan 4 metode nonfarmakologi yang dilakukan pada 30 orang

sampel diperolah hasil bahwa teknik pernapasan yaitu efek yang

ditimbulkannya adalah nyeri ringan sebesar 20 (66,7%) orang. Teknik

pengaturan posisi yaitu efek yang ditimbulkan nyeri sedang sebesar 17

(56,7%) orang, selanjutnya teknik message yaitu efek yang ditimbulkan

nyeri ringan sebesar 25 (83,3%) orang. Teknik konseling dengan efek

yang ditimbulkan yaitu sebesar 17 (56,7%) orang mengalami nyeri ringan.

Menurut (Smith, 2010 dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih,

2012) terdapat penurunan yang bermakna dalam hambatan nyeri tetapi

tidak dalam hasil lainnya pada pasien yang dilakukan intervebs

komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ratna, 2009 dalam dalam Mundarti,

Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada hubungan antara komunikasi trapeutik

bidan dengan penurunan tingkat nyeri persalinan normal.

Berdasarkan survey awal tanggal 6 - 20 Juni 2018 di RSUD Kota

Kendari, ditemukan 9 dari 20 ibu bersalin kala I yang mendapat perlakuan

dengan komunikasi terapeutik memberikan respon positif dalam

menghadapi nyeri persalinan yang dirasakan. Pentingnya komunikasi

terapeutik dalam menurunkan rasa nyeri yang ditimbulkan oleh persalinan

sangat diperlukan, oleh karena itu bidan dalam persalinan harus bisa

Page 18: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

membantu menimbulkan rasa percaya diri, karena bila klien gugup dalam

persalinannya maka timbul rasa takut sehingga rasa nyeri akan semakin

bertambah (Kartono, 1992 dalam Indarsita, Utami, Sari, 2014).

Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai pengaruh komunikasi terapeutik dengan intensitas

nyeri persalinan kala I di RSUD Kota Kendari.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh komunikasi terapeutik dengan intensitas

nyeri persalinan kala I di RSUD Kota Kendari.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik dengan intensitas

nyeri persalinan kala I di RSUD Kota Kendari.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui intensitas nyeri sebelum dilakukan komunikasi

terapeutik pada ibu inpartu kala I di RSUD Kota Kendari.

b. Mengetahui intensitas nyeri sesudah dilakukan komunikasi

terapeutik pada ibu inpartu kala I di RSUD Kota Kendari.

c. Mengetahui pengaruh komunikasi terapeutik dengan intensitas

nyeri persalinan kala I di RSUD Kota Kendari.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Page 19: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu

intervensi untuk mengurangi intensitas nyeri ibu selama proses

persalinan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan

memberikan informasi tambahan sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan bagi peserta didik.

3. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wacana bidan

dalam memberikan komunikasi terapeutik yang efektif bagi ibu bersalin

khususnya dalam pengurangan nyeri persalinan.

4. Bagi Penelitian Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan bagi peneliti mengenai pengaruh komunikasi terapeutik

dengan intensitas nyeri persalinan kala I di RSUD Kota Kendari.

E. Keaslian Penelitian

1. Bangun (2012) dengan judul Pengaruh Komunikasi Terapeutik

Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Klinik Santi

Medan dengan persamaan jenis penelitian quasy eksperimen yang

bersifat one group pretest-postest, sampel yang digunakan ibu inpartu

kala I fase aktif, dan perbedaannya yaitu tempat penelitiannya.

Page 20: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

2. Sari (2014) dengan judul Pengaruh Komunikasi Terapeutik Dengan

Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten di Klinik Delima Medan Tahun 2014

dengan persamaan jenis penelitian quasy eksperimen yang bersifat

one group pretest-postest, sampel yang digunakan ibu inpartu kala I

fase laten dan prbedaannya yaitu tempet penelitiannya

3. Mundarti, Hastuti, Widatiningsih (2012) dengan judul Komunikasi

Terapeutik Pada Nyeri Persalinan Kala I dengan persamaan desain

penelitian yang digunakan quasy eksperimen dengan rancangan one

group pretest postest with control, dengan sampel penelitian ibu

bersalin kala I dan perbedaannya tempat penelitian.

4. Magfuroh (2012) dengan judul Faktor-Faktor Yang Berubungan

Dengan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rumah

Sakit Umum Kabupaten Tanggerang dengan perbedaan desain

peneltian cross sectional study dan tempat penelitian, adapun

persamaannya yaitu sampel penelitian ibu bersalin Kala I Fase Aktif,

variabel penelitian.

5. Maria (2016) dengan judul Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan

Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I Di BPM “B” Bukit Tinggi

Tahun 2015 dengan perbedaan jenis penelitian cross sectional study

dan tempat penelitian, adapun persamaannnya yaitu sampel

penelitian ibu inpartu Kala I dan variabel penelitian.

Page 21: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Nyeri Persalinan

1. Pengertian nyeri persalinan

Nyeri persalinan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat

persalinan yang berlangsung dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit

terjadi karena adanya aktifitas besar di dalam tubuh ibu guna

mengeluarkan bayi, semua ini terasa menyakitkan bagi ibu. Rasa sakit

kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin juga menyebar ke

kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak,

kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong

bayi keluar dari dalam rahim ibu (Danuatmaja, 2004, dalam Sari,

2014).

Menurut Judha dkk (2012) dalam Sari (2014) rasa nyeri dalam

persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim.

Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang darah

perut dan menjalar kearah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya

pembukaan mulut rahim (servik).

2. Fisiologi persalinan

Rasa nyeri pada kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi

otot-otot uterus, peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia

8

Page 22: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

rahim (penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami

defisit) akibat kontraksi arteri miometrium. Impuls nyeri ditransmisikan

oleh segmen saraf spinalis T11-12 dan saraf-saraf asesori torakal

bawah serta saraf simpatik lumbar atas. Saraf-saraf ini berasal dari

korpus uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan serviks

dan iskemia uterus adalah nyeri viseral yang berlokasi di bawah

abdomen menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke

paha. Biasanya nyeri dirasakan pada saat kontraksi saja dan hilang

pada saat relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti kram, sensasi sobek

dan sensasi panas yang disebabkan karena distensi dan laserasi

serviks, vagina dan jaringan perineum.

Setiap wanita memiliki reaksi yang berbeda-beda dalam

menghadapi persalinan. Respon ini sifatnya sangat individual dan

tergantung pada kepribadian, kondisi ekonomi serta tingkat

pemahaman pasien, latar belakang kultural, keluarga serta pendidikan

dan pengalaman sebelumnya. Wanita yang menjalani persalinan

normal dengan pendidikan dan persiapan yang baik, perawatan

preventif yang cermat, dukungan serta pendampingan oleh bidan yang

kompeten dan dengan analgesia yang tepat waktu serta indikasinya,

cenderung untuk memberikan pengalaman persalinan yang ”baik”

(Hellen Farrer, 1996 dalam Bangun, 2012).

Rasa nyeri memiliki 3 komponen:

Page 23: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

a. Stimulus-Penyebab nyeri

b. Ambang batas-Tingkat dimana intensitas nyeri terasa

c. Reaksi-bagaimana seseorang menginterpretasikan nyeri dan

bereaksi terhadap nyeri tersebut.

Rasa nyeri persalinan dapat dikurangi baik itu menggunakan

metode farmakologik maupun nonfarmakologik yang mana terkait

dengan 3 tujuan dasar pengurangan nyeri dalam persalinan yaitu

mengurangi perasaan nyeri dan tegang, sementara pasien dalam

keadaan terjaga seperti yang dikehendakinya, menjaga agar

pasien dan janinnya sedapat mungkin terbebas dari efek depresif

yang ditimbulkan oleh obat serta yang ketiga adalah mencapai

tujuan ini tanpa mengganggu kontraksi otot rahim (Hellen Farrer,

1996 dalam Bangun, 2012).

3. Penyebab nyeri persalinan

Menurut Rukiyah (2009) dalam Magfuroh (2012) penyebab

nyeri persalinan adalah gerakan kontraksi rahim menyebabkan otot-

otot dinding rahim mengkerut, menjepit pembuluh darah sehingga

timbul nyeri. Vagina (jalan lahir) dan jaringan lunak di sekitarnya

meregang sehingga terasa nyeri. Keadaan mental ibu (ketakutan,

cemas, khawatir atau tegang) serta hormon prostaglandin yang

meningkat sebagai respons terhadap stres.

Page 24: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Selama persalinan kala I, nyeri terutama dialami karena

rangsangan nosiseptor dalam adneksa, uterus dan ligamen pelvis.

Nyeri persalinan kala I adalah akibat dilatasi seviks dan segmen uterus

bahwa dengan distensi lanjut, peregangan, dan trauma pada serat otot

dan ligamen. Faktor penyebab nyeri persalinan adalah berkurangnya

pasokan oksigen ke otot rahim (nyeri persalinan menjadi lebih hebat

jika interval antara kontraksi singkat, sehingga pasokan oksigen ke

otot rahim belum sepenuhnya pulih. Terjadi peregangan leher rahim

(effacement dan pelebaran), tekanan bayi pada saraf dan dekat leher

rahim dan vagina, ketegangan dan meregangnya jaringan ikat

pendukung rahim dan sendi panggul selama kontraksi dan turunan

bayi. Terjadi pula tekanan pada saluran kemih, kandung kemih, dan

anus, meregangnya otot-otot dasar panggul dan jaringan vagina,

disertai ketakutan dan kecemasan yang dapat menyebabkan

dikeluarkannya hormon stress dalam stress dalam jumlah besar

(epinefrin, norepinefrin, dan lain-lain) yang mengakibatkan timbulnya

nyeri persalinan yang lama dan lebih berat (Simkin, 2005 dalam

Magfuroh, 2012).

Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan

pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid.

Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan

vasokonstriksi pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan

Page 25: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi utero plasenta,

pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya

iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak

(Sumarah, 2009 dalam Lajuna, Muhede, Fithriany, 2014).

4. Intensitas nyeri

Intensitas nyeri mengacu pada tingkat keparahan sensasi nyeri

itu sendiri untuk menentukan tingkat nyeri, klien dapat diminta untuk

membuat tingkatan nyeri pada skala verbal tidak ada nyeri, nyeri

ringan, nyeri sedang, nyeri hebat, nyeri sangat hebat, nyeri paling

hebat. Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan

nyeri yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor

Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima

kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di

sepanjang garis. Pendeskripsi ini diranking dari tidak terasa nyeri

sampai nyeri yang tidak tertahankan. Skala penilaian numerik

(Numerical Rating Scales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti

alat pendeskripsi kata dengan menggunakan skala 1-10. Skala analog

visual (Visual Analog Scale, VAS) merupakan suatu garis lurus yang

mewakili intensitas nyeri. Skala nyeri yang digunakan yaitu :

a. Deskriptif

Tidak nyeri nyeri nyeri nyeriNyeri ringan sedang hebat sangat hebat

Page 26: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

b. Numerik (1-10)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak nyeri nyeri nyeri nyeriNyeri ringan sedang hebat sangat hebat

c. Skala analog visual

Tidak nyeri hebat Nyeri sangat

(Bare, B. G., dan Smeltzer, S.C., 2001, dalam Sari, 2014).

Menurut Wong dan Baker (1998), pengukuran skala nyeri

menggunakan Face Pain Rating Scale yaitu terdiri dari 6 wajah

kartun mulai dari wajah yang tersenyum untuk “tidak ada nyeri”

kemudian secara bertahap meningkat menjadi wajah yang sangat

ketakutan “nyeri yang sangat”, klasifikasinya sebagai berikut : skala

0 (tidak sakit) ekspresi wajahnya klien masih dapat tersenyum,

skala 2 (sedikit sakit) ekspresi wajahnya kurang bahagia, skala 4

(lebih sakit) ekspresi wajahnya meringis, skala 6 (lebih sakit lagi)

ekpresi wajahnya sedih, skala 8 (jauh lebih sakit) ekspresi

wajahnya sangat ketakutan, skala 10 (benar-benar sakit) ekspresi

wajahnya sangat ketakutan dan sampai menangis (Potter, 2005,

dalam Sari, 2014)

Page 27: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Gambar 1Skala Nyeri Wong

5. Intervensi nyeri

Rasa sakit yang dialami ibu selama proses persalinan sangat

bervariasi tingkatannya. Untuk itu perlu dukungan selama persalinan

untuk mengurangi rasa nyeri selama proses persalinan. Penny simpkin

(2007) dalam Sari (2014) mengatakan cara untuk mengurangi rasa

sakit ini ialah mengurangi sakit langsung dari sumbernya, memberikan

ransangan alternatif yang kuat, mengurangi reaksi mental negatif,

emosional dan fisik ibu terhadap rasa sakit. Pendekatan pengurangan

rasa nyeri persalinan dapat dilakukan dengan pendekatan

farmakologis dan nonfarmakologis namun usia yang terlalu muda juga

akan lebih sulit untuk mengendalikan rasa nyeri persalinan.

Manajemen secara farmakologis adalah dengan pemberian

obat-obatan sedangkan nonfarmakogis tanpa obat-obatan. Cara

farmakologis adalah dengan pemberian obat-obatan analgesia yang

bisa disuntikan melalui infus intravena yaitu saraf yang mengantar

nyeri selama persalinan. Tindakan farmakologis masih menimbulkan

0Tidak sakit

2Sedikitsakit

4Agak

mengganggu

6mengganggu

aktivitas

8Sangat

mengganggu

10Tak

tertahankan

Page 28: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

pertentangan karena pemberian obat selama persalinan dapat

menembus sawar plasenta, sehingga dapat berefek pada aktifitas

rahim. Efek obat yang diberikan kepada ibu terhadap bayi dapat

secara langsung maupun tidak langsung (Mander, 2005 dalam Sari,

2014).

Yanti (2010) mengatakan usia yang terlalu muda akan sulit

untuk mengendalikan rasa nyeri persalinan. Lain halnya menurut Ye

(2015) ibu yang memiliki pemahaman yang baik tentang proses

persalinan maka tingkat nyeri yang dirasakannya sdikit lebih ringan

daripada ibu yang memiliki pemahaman buruk.

Manajemen secara nonfarmakologis sangat penting karena

tidak membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat

persalinan jika diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai

efek alergi maupun efek obat. Banyak teknik nonfarmakologis untuk

mengurangi nyeri selama kala I meliputi, relaksasi, akupresur,

kompres dingin atau hangat, terapi musik, hidroterapi dan masase

(Mander, 2005 dalam Sari, 2014).

B. Komunikasi Terapeutik

1. Pengertian

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan atau

dirancang untuk tujuan terapi. Seorang penolong atau bidan dapat

membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya melalui

Page 29: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

komunikasi (Uripni, 2003 dalam Taufik & Juliane, 2010). Menurut

Damayanti (2008) dalam Taufik & Juliane (2010), komunikasi

terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar,

bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.

Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi

profesional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa

komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan seorang

bidan dengan teknik-teknik tertentu yang mempunyai efek

penyembuhan. Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara

untuk membina hubungan saling percaya terhadap pasien dan

pemberian informasi yang akurat kepada pasien.

2. Tujuan komunikasi terapeutik

Menurut Stuart Sundeen, Komunikasi teraup juga Linberg,

Hunter dan Kruzweski dalam Taufik & Juliane (2010) etik bertujuan

untuk mengembangkan pribadi klien ke arah yang lebih positif atau

adaptif dan diarahkan pada kesembuhan klien yang meliputi : pertama,

realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan penghormatan diri.

Melalui komunikasi teraupetik diharapkan terjadi perubahan dalam diri

klien. Klien yang tadinya tidak bisa menerima dirinya apa adanya atau

merasa rendah diri, setelah berkomunikasi teraupetik dengan bidan

akan mampu menerima dirinya.

Page 30: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Kedua, kemampuan membina hubungan interpersonal yang

tidak superfisial dan saling bergantung dengan orang lain. Melalui

komunikasi teraupetik, klien belajar bagaimana menerima dan diterima

orang lain. Dengan komunikasi yang terbuka, jujur, dan menerima

klien apa adanya, bidan akan dapat meningkatkan kemampuan klien

dalam membina hubungan saling percaya

Ketiga, peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan

kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis.

Keempat, rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan

integritas diri. Identitas personal disini termasuk status, peran, dan

jenis kelamin. Klien yang mengalami gangguan identitas personal

biasanya tidak mempunyai rasa percaya diri dan mengalami harga diri

rendah. Melalui komunikasi teraupetik diharapkan bidan dapat

membantu klien meningkatkan integritas dirinya dan identitas diri yang

jelas.

3. Prinsip dasar komunikasi terapeutik

Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam

membangun dan mempertahankan hubungan yang terapeutik. Berikut

ini adalah prinsip dasar komunikasi teraupetik berdasarkan referensi

dari Suryani (2005) dalam Pangestika (2016).

a. Hubungan bidan dengan klien adalah hubungan teraupetik yang

sangat saling menguntungkan . Didasarkan pada prinsip “

Page 31: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Humanity of nurse and clients ” didalamnya terdapat hubungan

saling mempengaruhi baik pikiran, perasaan dan tingkah laku untuk

memperbaiki perilaku klien.

b. Prinsip yang sama dengan komunikasi interpersonal yaitu

keterbukaan, empati, sifat mendukung, sikap positif dan

kesetaraan.

c. Kualitas hubungan bidan klien ditentukan oleh bagaimana bidan

mendefinisikan dirinya sebagai manusia (human).

d. Bidan menggunakan teknik pendekatan yang khusus untuk

memberi pengertian dan merubah perilaku klien.

e. Bidan harus menghargai keunikan klien, maka bidan perlu

memahami perasaan dan perilaku klien dengan melihat latar

belakang.

f. Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri

pemberi maupun penerima pesan.

g. Trust (saling percaya) antara bidan dan klien yang harus dicapai

terlebih dahulu sebelum dilakukannya identifikasi masalah dan

pemecahan masalah.

4. Tehnik komunikasi terapeutik

Stuart dan Sundeen dalam Rahma (2016) menyatakan bahwa

dalam sebuah komunikasi terapeutik dapat menerapkan beberapa

teknik tertentu. Teknik-teknik tersebut antara lain:

Page 32: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

a. Mendegarkan (listening)

Berusaha mendengarkan klien menyampaikan pesan

nonverbal bahwa bidan memberikan perhatian terhadap kebutuhan

dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian

merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan

nonverbal yang sedang dikomunikasikan. Keterampilan

mendengarkan penuh perhatian adalah dengan: pandang klien

ketika sedang bicara, pertahankan kontak mata yang

memancarkan keinginan untuk mendengarkan, sikap tubuh yang

menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau

tangan, hindarkan gerakan yang tidak perlu, anggukan kepala jika

klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik,

condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

b. Bertanya (question)

Tujuan bidan bertanya adalah untuk mendapatkan informasi

yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan

dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam

konteks sosial budaya klien. Selama pengkajian, ajukan

pertanyaan secara berurutan.

c. Penerimaan

Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti

bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan

Page 33: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

keraguan atau tidak setuju. Tentu saja sebagai bidan, kita tidak

harus menerima semua perilaku klien. bidan sebaiknya

menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang

menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau

menggelengkan kepala seakan tidak percaya.

d. Klarifikasi

Apabila terjadi kesalahpahaman, bidan perlu menghentikan

pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan

pengertian, karena informasi sangat penting dalam memberikan

pelayanan kebidanan. Agar pesan dapat sampai dengan benar,

bidan perlu memberikan contoh yang konkrit dan mudah dimengerti

klien.

e. Menyampaikan Hasil Observasi

Bidan perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan

menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat diketahui

apakah pesan diterima dengan benar. Bidan menguraikan kesan

yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil

pengamatan bidan sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas

tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan

(Mubarak, 2007 dalam Rahma, 2016).

Komunikasi teraupetik dapat memberikan dampak

teraupetik dengan mempercepat proses kesembuhan pasien.

Page 34: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam komunikasi dengan

ibu bersalin antara lain : menjalin hubungan yang mengenakkan

dengan klien (rapport), hadir mendampingi klien selama

persalinan, mendengarkan keluhan-keluhan pesien selama proses

persalinan, memberikan sentuhan dalam pendampingan klien,

memberikan informasi tentang kemajuan persalinan, memandu

persalinan, mengadakan kontak fisik dengan pasien, memberi

pujian kepada pasien atas usaha yang telah dilakukannya dan

memberi ucapan selamat atas kelahiran bayinya (Wulandari, 2009,

dalam Indarsita, Utami, Sari, 2014).

C. Landasan Teori

Mengadopsi pendapat Farer dan Mender yang dikutip oleh

Lajuna, Muhede, Fithriany (2014), rasa nyeri persalinan dapat dikurangi

baik dengan menggunakan metode farmakologik maupun

nonfarmakologik yang terkait dengan tiga tujuan dasar pengurangan nyeri

persalinan yaitu mengurangi perasaan nyeri dan tegang, menjaga agar

pasien dan janinnya sedapat mungkin tetap terbebas dari efek depresif

yang ditimbulkan oleh obat, dan mencapai tujuan ini tanpa menggangu

kontraksi rahim. Teori gerbang kendali menyatakan bahwa banyak faktor

yang mempengaruhi presepsi individu mengenai intensitas nyeri, dan

sebagian dari faktor ini adalah psikologis bukan fisiologis. Dalam

persalinan dukungan sosial mungkin salah satu faktor yang dapat

Page 35: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

mengurangi rasa nyeri persalinan. Pemberian dukungan ini adalah

menjadi tugas bidan, dimana bidan harus bisa tanggap dalam

memberikan asuhannya, disini komunikasi sangat diperlukan. Dalam

dunia kesehatan ataupun kebidanan, teknik komunikasi dikenal dengan

komunikasi terapeutik.

Gambar 2

Kerangka TeoriSumber : Farer dan Mender yang dikutip oleh Lajuna, Muhede, Fithriany

(2014)

Farmakologik(Obat-obatan)

Non Farmakologik(Tidak menggunakanObat-obatan/ komunikasiterapeutik)

Teknik pernapasan Teknik pengaturan

posisi Teknik message Komunikasi terapeutik

Intensitas nyeripersalinan

Page 36: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

D. Kerangaka Konsep

Gambar 3Kerangka Konsep

E. Hipotesis

1. Ha : Ada pengaruh komunikasi terapeutik dengan intensitas nyeri

persalinan kala I di RSUD Kota Kendari

KomunikasiTerapeutik

Intensitas nyeripersalinan

Page 37: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

quasy- eksperimen yang bersifat one group pretest-postest yaitu

intervensi untuk mengidentifikasi pengaruh komunikasi terapeutik dengan

nyeri persalinan kala I pada ibu inpartu sebelum dan sesudah dilakukan

komunikasi terapeutik. Bentuk desain ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

Skema 1 Desain Penelitian

Pretest Perlakuan Postest

01 X 02

Keterangan :

01 : Pretest dilakukan pada kelompok intervensi yang mengalami

nyeri persalinan sebelum dilakukan komuniksai terapeutik

02 : Postest dilakukan pada kelompok intervensi yang mengalami

nyeri persalinan sesudah dilakukan komuniksai terapeutik

X : Intervensi (tindakan komunikasi terapeutik)

Page 38: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

B. Tempat Dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUD Kota Kendari, pada

Bulan Juli sampai Agustus 2018.

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu bersalin kala I di RSUD

Kota Kendari dari bulan Januari sampai Juni berjumlah 193 pasien

dengan rata-rata per bulan 32 pasien.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu intensitas nyeri kala I

sebanyak 32 pasien.

a. Tehnik sampling

Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Purposive Sampling.

1) Kriteria inklusi

a) Pasien inpartu kala I yang bersalin normal

b) Pasien yang merasa nyeri

c) Tercatat dalam rekam medis rumah sakit

d) Bersedia menjadi responden

2) Kriteria eksklusi

a) Pasien tidak bersedia menjadi responden

b) Pasien yang bersalin caesar

23

Page 39: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

D. Pengumpulan Data

1. Data primer

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang terdiri dari dua

bagian berisi data demografi dan skala pengukuran nyeri yang dibuat

oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada. Data demografi meliputi

usia, pekerjaan, pendidikan, perkawinan, dan satus kehamilan.

Sedangkan bagian kedua adalah nyeri persalinan.

2. Data sekunder

Data gambaran umum rumah sakit diperoleh dari dari RSUD

Kota Kendari.

3. Prosedur pengumpulan data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin

penelitian dari program D-IV Bidan Poltekkes Kendari dan telah

mendapat izin dari RSUD Kota Kendari. Setelah mendapat izin peneliti

melaksanakan pengumpulan data pada ibu inpartu kala I sesuai

kriteria penelitian. Peneliti menemui responden di tempat penelitian

dengan cara meninggalkan nomor handphone dan menyimpan nomor

handphone asisten ruangan yang membantu penelitian ini untuk

memperlancar proses pengumpulan data. Asisten yang akan

membantu penelitian ini ada dua orang, yang satu bertugas sebagai

pemberi perlakukan komunikasi terapeutik dan yang satunya lagi

bertugas untuk memberi lembar inform consent dan sekaligus

Page 40: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

mengkaji nyeri persalinan sebelum dan sesudah pemberian intervensi.

Hal ini dilakukan untuk meminimaliskan adanya bias dalam penelitian

ini.

Ketika ada responden yang datang, asisten kedua meminta

persetujuan responden dengan menandatangani inform consent.

Setelah responden bersedian, asisten kedua mengisi lembar kuisioner

data demografi yaitu nama (inisial), usia, pekerjaan, pendidikan,

perkawinan dan status kehamilan responden melalui wawancara.

Setelah itu asisten kedua memberi tanda pada skala nyeri wajah yang

ada pada lembar kuisioner sesuai dengan ekspresi wajah yang ibu

rasakan saat ini. Setelah itu asisten pertama datang, dan memberi

perlakuan komunikasi terapeutik sesuai dengan prosedur yang telah di

tetapkan sebelumnya sampai batas pembukaan persalinan ibu 8 cm.

Setelah itu dilakukan maka asisten kedua datang kembali

dengan membawa lembar kuisioner yang tadi telah diisi, dan dilakukan

pre test dengan mengkaji nyeri persalinan dengan menggunakan

Visual Numerical Rating Scale (VNRS) Yang Peneliti memiliki tugas

yang sama dengan asisten pertama yaitu memberi perlakuan

komunikasi terapeutik. Asisten dalam penelitian ini adalah seorang

bidan yang bekerja di RSUD Kota Kendari, pendidikan terakhir bidan

tersebut adalah DIII kebidanan dan telah mengetahui prosedur

Page 41: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

pelaksanaan perlakuan komunikasi terapeutik. Setelah dilakukan

komunikasi terapeutik kemudian dilakukan post test.

Setelah data terkumpul lalu dilakukan pengolahan data dengan

bantuan program SPSS dengan uji t-dependent paired sampel t-test

untuk mengukur skala nyeri sebelumdan sesudah dilakukan

komunikasi terapeutik dan diperoleh mean perbedaan sebelum dan

sesudah komunikasi terapeutik.

a. Prosedur Tindakan Komunikasi Terapeutik Terhadap Pengurangan

Intensitas Nyeri pada Persalinan Fase Aktif

1) Menjelaskan maksud,tujuan dan cara dilakukannya tindakan

komunikasi terapeutik

2) Mengkaji intensitas nyeri sebelum dilakukan intervensi dengan

menggunakan skala nyeri yang ada dikuesioner yang sudah

dijelaskan cara pengisiannya

3) Tindakan komunikasi yang dilakukan antara lain:

a) Mendampingi ibu selama ibu merasa nyeri

b) Memberi dukungan dan semangat kepada ibu

c) Menganjurkan ibu untuk berdoa

d) Mencoba mengalihkan perhatian ibu dari nyeri, misalnya

dengan mengajak ibu berbicara hal-hal yang menyenangkan

e) Mengajari ibu cara mengatur napas untuk mengurangi rasa

nyeri.

Page 42: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

f) Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri

g) Menganjurkan ibu untuk turun dari tempat tidur atau jalan-

jalan.

h) Melakukan kontak mata saat berbicara dengan ibu

i) Membelai perut ibu saat ibu merasa nyeri

j) Menyeka kening dan wajah ibu saat berkeringat

( Sumber : Bangun. 2012 )

4. Definisi Operasional

a. Komunikasi terapeutik adalah Komunikasi yang dilakukan oleh

petugas kesehatan yang bertujuan membantu mengurangi rasa

nyeri yang meliput iverbal dan non verbal.

b. Intensitas rasa nyeri persalinan adalah kekuatan nyeri yang

dirasakan ibu selama proses persalinan kala I. Cara menguur skala

nyeri dengan mengggunakan Visual Numerical Rating Scale

(VNRS)

1. Skala 0 : tidak ada nyeri

2. Skala 1-3 : nyeri ringan

3. Skala 4-6 : nyeri sedang

4. Skala 7-8 : nyeri berat

5. Skala 9-10 : nyeri sangat berat

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian ini yaitu kuesioner.

Page 43: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

F. Etika Penelitian

Penelitian akan dilakukan setelah peneliti mendapat surat

rekomendasi dari program studi D-IV Jurusan Kebidanan. Selanjutnya

mengirimkan surat permohonan untuk mendapatkan izin dilakukan

penelitian di RSUD Kota Kendari. Satelah mendapatkan izin dari pihak

RSU Kota Kendari, peneliti memulai dengan pengumpulan data dengan

memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada responden

yang akan diteliti di RSUD Kota Kendari. Sebelum responden mengisi dan

menandatangi lembar persetujuan, peneliti terlebih dahulu menjelaskan

maksud, tujuan dan proses dilakukannya penelitian tersebut. Jika

responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian maka peneliti

tidak akan memaksa responden.

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama pasien dengan nama aslinya melainkan dengan

inisial. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan sebagai hasil penelitian.

G. Analisa Data

1. Analisis univariat

Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan persentasenya

yakni data demografi ibu inpartu meliputi usia, pendidikan, pekerjaan,

status perkawinan, dan kehamilan (gravida). Sedangkan data yang

bersifat numerik dicari mean dan standart deviasinya yakni skala nyeri

Page 44: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

persalianan melalui statistik deskriptif. Hasil data dibuat dalam bentuk

tabel.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji pengaruh komunikasi

terapeutik dengan nyeri persalinan kala I. Setelah dilakukan uji

normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov ternyata data

sebelum dan sesudah komunikasi terapeutik tidak berdistribusi normal.

Oleh karena itu analisis data dilakukan dengan uji nonparametri uji

Wilcoxon. Taraf signifikan (a = 0.05), pedoman dalam menerima

hipotesa jika data probabilitas (p) <0,05 maka ada pengaruh

komunikasi terapeutik teradap intensitas nyeri kala I dan apabila nilap

(p) >0,05 maka tidak ada pengaruh komunikasi terapeutik teradap

intensitas nyeri kala I.

H. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk deskriptif , tabel dan narasi.

Page 45: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak geografis

Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari berada di jalan ZA Sugianto No.39, Kelurahan Kambu

Kota Kendari. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau

dengan kendaraan umum .

b. Lingkungan fisik

Badan Layanan Umum Daerah RSUD Kota Kendari berdiri

di atas tanah selus 130000 m2 dan Luas Bangunan 4800 m2.

Pengelompokan ruangan berdasarkan fungsinya sehingga menjadi

empat kelompok kegiatan pelayanan rumah sakit, kelompok

kegiatan penunjang medis, kelompok kegiatan penunjang non

medis dan kelompok kegiatan administrasi.

c. Status Rumah Sakit

RSUD Kota Kendari awalnya terletak di kota Kendari,

tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas

lahan 3.527 M2 dan luas bangunan 1.800 M2.

Page 46: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung

peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun

1927 dan telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :

1) Dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1927 Dilakukan

rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 – 1945

2) Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 – 1960

3) Menjadi RSU. Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989

4) Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001

5) Menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan

Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001

6) Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD. Abunawas Kota

Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari

2003\Pada Tahun 2008 , oleh pemerintah Kota Kendari telah

membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah

Sakit, yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan

dana APBD, TP, DAK dan DPPIPD.

7) Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah

Abunawas Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang

terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No : 39 Kel Kambu Kec.

Kambu Kota Kendari.

8) Terakreditasi oleh TIM Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS

), No. SERT 139/I/2012 lulus tingkat dasar dengan 5 pelayanan

31

Page 47: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

( Administrasi & Manajemen, Rekam Medik, Pelayanan

Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD )

9) Berdasarkan SK Walikota Kendari no 16 Tahun 2015 tanggal 13

Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari

sesuai PERDA Kota Kendari No. 17 Tahun 2001.

d. Sarana dan prasarana

RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sbb :

1) Gedung Anthurium ( Kantor )

2) Gedung Bougenville ( Poliklinik )

3) Gedung IGD

4) Gedung Matahari ( Radiologi )

5) Gedung Anyelir ( Kamar Operasi )

6) Gedung Asoka ( ICCU )

7) Gedung Dahlia ( ICU )

8) Gedung Teratai ( Obgyn - Ponek )

9) Gedung Lavender ( Rawat Inap penyakit dalam )

10)Gedung Mawar ( Rawat Inap Anak )

11)Gedung Melati ( Rawat Inap Bedah )

12)Gedung Tulip (Rawat Inap Saraf & THT)

13)Gedung Anggrek ( Rawat Inap Kls I dan Kls II )

14)Gedung Sakura ( Rawat Inap VIP )

15)Gedung Instalasi Gizi

Page 48: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

16)Gedung Loundry

17)Gedung Laboratorium

18)Gedung Kamar Jenazah

19)Gedung Apotek

20)Gedung PMCC ( Private Medical Care Centre ) 3 lantai di

lengkapi dengan :

a) Ruang poli terpadu 18 unit

b) Ruang Unit gawat darurat 1 unit

c) Ruang laboratorium 1 unit

d) Ruang Apotek 1 unit

e) Ruang rawat inap VIP, VVIP dan Eksekutif 25 unit

f) Dilengakapi dengan fasilitas Lift menuju lantai 2 dan 3

e. Ketenagaan

Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD Kota Kendari pada

tahun 2017 sebanyak 524terdiri dari 213 PNS dan 300 Non

PNS, dan 11 PNS Luar,meliputi :

1) Tenaga Medis

2) Tenaga Kesehatan dengan berbagai profesi

3) Tenaga Administrasi Umum

f. Visi dan misi

Page 49: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Visi Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum

Kota Kendari adalah Rumah Sakit pilihan Masyarakat. Sedangkan

Misi sebagai berikut :

1) Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan

pelayanan yang bermutu, cepat, tepat serta terjangkau

oleh masyarakat.

2) Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Kota

Kendari menjadi RUMAH SAKIT mitra keluarga.

3) Meningkatkan SDM , sarana dan prasarana medis serta

non medis serta penunjang medis, agar tercipta kondisi

yang aman dan nyaman bagi petugas, pasien dan

keluarganya serta masyarakat pada umumnya

g. Fasilitas pelayanan kesehatan

1. Pelayanan Rawat Jalan

a) Pelayanan Medik Dasar

1) Dokter Umum

2) Dokter Gigi

b) Pelayanan Medik Spesialis Dasar

a. Penyakit Dalam

b. Penyakit Bedah

c. Obstetri Dan Ginekologi

d. Kesehatan Anak

Page 50: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

c) Pelayanan Medik Spesialis Penunjang

a. Anesthesiologi

b. Radiologi

c. Pastologi Klinik

d) Pelayanan Medik Spesialis Gigi Dan Mulut

a. Bedah Mulut

b. Konsevasi

c. Orthodenti

d. Periodenti

e. Prostodonti

f. Penyakit Mulut

g. Gigi Anak

e) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya

a. Patologi Anatomi

b. Kulit Dan Kelamin

c. Saraf

d. Telinga Hidung Tenggorokan ( THT)

e. Jantung Dan Penyakit Paru

f. Ongkologi

g. Kesehatan Mata

h. Orthopedi

2. Rawat Inap

Page 51: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

a) Rawat Inap VIP

b) Rawat Inap Kelas I, II, III

c) Rawat Inap ICU& ICCU

d) Instalasi Gawat Darurat (IGD)

e) Kegiatan Kamar Operasi

3. Pelayanan Penunjang Lainnya

Kegiatan-kegiatan penunjang terdiri dari :

a) Instalasi Laboratorium

b) Instalasi Farmasi dan Apotek 24 jam

c) Instalasi Kamar Jenazah

d) Instalasi Gizi

e) Ambulance

f) Pembakaran Sampah Medis Melalui Incenerator

g) Sistem IPAL

4. Pelayanan Rujukan

RSUD Kota Kendari menerima rujukan dari puskesmas

yang ada di Kota Kendari dan sekitarnya dan Menerima rujukan

dari Rumah Sakit Kabupaten/Kota dalam Wilayah Sulawesi

Tenggara, Serta merujuk ke RSU Bahteramas dan RSU

Regional lainnya untuk kasus-kasus yang belum bisa ditangani.

Page 52: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

2. Analisis Univariat

a. Umur ibu

Umur ibu dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Ibu

Umur Ibu (tahun) N %< 20 2 6,25

20-35 25 78,125>35 5 15,625Total 32 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 32 sampel

ditemukan sebagian besar umur ibu merupakan usia reproduksi

yaitu 20-35 tahun sebesar 78,125 %.

b. Pendidikan dan Pekerjaan ibu

Pendidikan ibu dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2Distribusi Sampel Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan Ibu

Pendidikan Ibu N %Perguruan tinggi 7 21,9

SMA 9 28,1SMP 8 25SD 8 25

Total 32 100Pekerjaan Ibu

Bekerja 13 40,6Tidak Bekerja 19 59,4

Total 32 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 32 sampel

ditemukan sebagian besar pendidikan terakhir ibu SMA sebesar

Page 53: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

28,1% dan dari 32 sampel pula ditemukan sebagian besar ibu tidak

bekerja sebesar 59,4%.

c. Intensitas nyeri persalinan kala I

Intensitas nyeri persalinan kala I dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.3Rata-Rata Intensitas Nyeri

Intensitas Nyeri Pre PostMean 2,93 2,25

Standar Deviasi 0,669 0,622Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebelum dilakukan

komunikasi terapeutik ditemukan rata-rata intensitas nyeri berat

tetapi setelah dilakukan komunikasi terapeutik ada penurunan nyeri

menjadi nyeri sedang.

Tabel 4.4Distribusi Sampel Berdasarkan Intensitas Nyeri Sebelum

dilakukan Komunikasi TerapeutikIntensitas Nyeri N %

Nyeri ringan 0 0Nyeri sedang 8 25,0Nyeri berat 18 56,2

Nyeri sangat berat 6 18,8Total 32 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 32 sampel

ditemukan intensitas nyeri sebelum komunikasi terapeutik sebagian

besar 56,2% nyeri berat.

Page 54: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Tabel 4.5Distribusi Sampel Berdasarkan Intensitas Nyeri setelah

dilakukan Komunikasi TerapeutikIntensitas Nyeri N %

Nyeri ringan 2 6,2Nyeri sedang 21 65,6Nyeri berat 8 25,0

Nyeri sangat berat 1 3,1Total 32 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 32 sampel

intensitas nyeri setelah komunikasi terapeutik sebagian besar

65,7% nyeri sedang.

3. Analisis bivariat

a. Pengaruh Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Komunikasi

Terapeutik

Pengaruh intensitas nyeri sebelum dan sesudah komunikasi

terapeutik dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6Pengaruh Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Komunikasi

TerapeutikIntensitas Nyeri N Mean SD p value

Pre 32 2,94 2,25 0,000Post 32 0,669 0,622

Berdasarkan tabel diatas diketahui p value 0,000 < 0,05

diartikan bahwa ada pengaruh intensitas nyeri sebelum dan

sesudah komunikasi terapeutik.

Page 55: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

B. Pembahasan

1. Intensitas Nyeri Sebelum Komunikasi Terapeutik

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 32 sampel

ditemukan intensitas nyeri sebelum komunikasi terapeutik sebagian

besar 56,2% nyeri berat. Hal ini dikarenakan bahwa responden yang

mengatakan nyeri berat memiliki rasa ketakutan dan kecemasan yang

tinggi terhadap proses persalinan yang akan dilaluinya, serta

kurangnya dukungan yang diberikan terhadap ibu.

Sebelum dilakukan komunikasi terapeutik rata-rata ibu

mengalami nyeri berat. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor,

salah satunya yaitu saat dilakukan observasi, rata-rata ibu sudah

memasuki kala I fase aktif yaitu pembukaan 4-8 dimana teori

Muryunani (2010) pada pembukaan 4-8 nyeri terasa menjadi hebat,

menusuk dan kaku yang disebabkan oleh kontraksi uterus yang

semakin kuat, diatas 3 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik atau

lebih, dan semakin menurunnya bagian terbawah janin yang menekan

dan menarik bagian-bagian di daerah panggul.

Selain itu juga antara responden yang satu dengan responden

yang lainnya mempunyai ambang nyeri yang berbeda-beda, serta

kondisi emosional ibu yang tegang dan lemah sangat berpengaruh

terhadap mekanisme coping ibu untuk mengatasi rasa nyeri yang

dilaminya. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukaan

Page 56: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Sarwono (2008) dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih (2011) yang

menyatakan bahwa perasaan sakit pada waktu his sangat subjektif,

tidak hanya bergantung pula pada intensitas his, tetapi bergantung

pada keadaan mental orangnya. Ibu yang rileks dan percaya diri lebih

tenang dibandingkan dengan ibu yang tegang dan kurang siap dalam

mengadapi proses persalinan.

Nyeri persalinan menjadi lebih ringan seiring dengan makin

sering dan efektifnya pengendalian nyeri. Bonica 1990 mengatakan

bahwa menyiagakan wanita terhadap persalinan yang akan dihadapi

akan dapat mengurangi nyeri. Ketegangan emosi akibat rasa cemas

sampai rasa takut dapat memperberat presepsi nyeri selama

persalinan. Nyeri atau kemungkinan nyeri dapat menginduksi

ketakutan sehingga timbul kecemasan yang berakhir dengan

kepanikan, keletihan dan kurang tidur yang dapat memperberat nyeri

(metode dick-read) (Indarsita, Utami, Sari, 2014).

Menurut teori bobak (2000) bahwa pengalaman melahirkan

sebelumnya juga dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri.

Bagi ibu yang belum mempunyai pengalaman melahirkan atau Ibu

yang pertama melahirkan akan merasa cemas dan takut dalam

menghadapi persalinan. Stres atau rasa takut secara fisiologis dapat

menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit

dirasakan (Indarsita, Utami, Sari, 2014).

Page 57: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sari (2014) di Klinik Delima Medan , juga melakukan penelitian

yang serupa tentang metode konseling/komunikasi terapeutik dalam

pengurangan rasa nyeri persalinan dan didapatkan hasil intensitas

nyeri responden sebelum dilakukan komunikasi teraupetik mayoritas

berada pada tingkatan nyeri berat sebanyak 20 orang (47,6).

2. Intensitas Nyeri Setelah Komunikasi Terapeutik

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 32 sampel

intensitas nyeri setelah komunikasi terapeutik sebagian besar 65,7%

nyeri sedang. Hal ini dikarenakan bahwa responden yang mengatakan

nyeri sedang sudah lebih siap secara psikologis dalam menghadapi

proses persalinan sehingga ibu lebih percaya diri dan tidak takut

dalam menghadapi proses persalinannya.

Sesuai yang dikemukan Fraklin (2000) dalam Sari (2014),

bahwa jika ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan

dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses

persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, maka akan

mendapatkan rasa aman dan keluaran yang baik.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan

komunikasi antara lain: menjalin hubungan yang mengenakkan

dengan klien, hadir mendampingi klien, mendengarkan keluhan-

keluhan klien, memberikan sentuhan dalam pendampingan klien,

Page 58: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

memberikan informasi kepada klien, mengadakan kontak fisik dengan

klien, memberi pujian kepada klien atas usaha yang telah

dilakukannya.

Pentingnya komunikasi terapeutik dalam menurunkan rasa nyeri

yang ditimbulkan oleh persalinan sangat diperlukan, oleh karena itu

bidan dalam persalinan harus bisa membantu menimbulkan rasa

percaya diri, karena bila klien itu sendiri merasa gugup dalam

menghadapi persalinannya baik fisik ataupun mental belum siap maka

timbul rasa ketakutan sehingga rasa nyeri akan semakin bertambah

(Kartono, 1992 dalam Indarsita, Utami, Sari, 2014).

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yangdilakukan

oleh Bangun (2012) terkait dengan pengaruh komunikasi teraupetik

bidan terhadap intensitas nyeri persalinan di Klinik Santi Medan,

didapatkan hasil bahwa setelah diberikan komunikasi teraupetik terjadi

perubahan atau penurunan tingkat nyeri yang sangat berarti dimana p

value (0,000) yang berarti (P<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa

komunikasi terapeutik mempunyai pengaruh yang signifikan dalam

menurunkan nyeri persalinan.

Page 59: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

3. Pengaruh Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Komunikasi

Terapeutik

Berdasarkan hasil uji statistik ditemukan bahwa p value 0,000 <

0,05 diartikan bahwa ada pengaruh intensitas nyeri sebelum dan

sesudah komunikasi terapeutik.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Yusnita (2012), juga melakukan penelitian yang serupa tentang

komunikasi teraupetik dan diperoleh hasil ada pengaruh komunikasi

teraupetik terhadap nyeri persalinan pada ibu inpartu diruang

kebidanan dan bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie

berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p < 0,05 (0.004)

sehingga hipotesa alternatif dalam penelitian ini diterima.

Pengaruh yang signifikan ini dipengaruhi banyak hal antara lain

bersangkutan dengan Sikap, perilaku dan komunikasi bidan dalam

berinteraksi dianggap berpengaruh terhadap kondisi yang dialami ibu.

Penjelasan dari bidan dalam berinteraksi akan menurunkan ketakutan

dan stres psikis ibu.

Menurut hasil penelitian Setiawan dan Tanjung, komunikasi

terapeutik adalah terapi yang efektif dalam menurunkan tingkat

kecemasan dan rasa takut terhadap pasien. Jadi dapat disimpulkan

bahwa nyeri persalinan yang disebabkan oleh rasa takut, cemas dan

kepanikan tersebut akan dapat teratasi dengan teknik komunikasi

Page 60: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

terapeutik tersebut dan nyeri persalinan akan lebih terasa ringan.

Tujuan komunikasi terapeutik itu sendiri adalah realisasi atau

penerimaan terhadap diri sendiri, lebih menguasai dan mengontrol

emosi, mengurangi beban perasaan dan pikiran, mengurangi

keraguan yang ada pada diri sendiri dan mempengaruhi orang lain,

lingkungan fisik dan dirinya sendiri (Damaiyanti, 2008 dalam Bangun,

2012).

Menurut Suryani (2008) dalam Sari (2014) komunikasi

terapeutik pada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan pada

ibu yang akan melahirkan dengan kegiatan bimbingan proses

persalinan. Komunikasi dilaksanakan oleh bidan dengan memberikan

penguatan kepada ibu bersalin.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut beberapa teori

yang ada bahwa nyeri persalinan yang timbul karena rasa kecemasan,

ketakutan dan kepanikan, yang dapat memperberat nyeri persalinan

akan mampu diatasi dengan pemberian komunikasi terapeutik, dimana

terlihat bahwa tujuan dari komunikasi terapeutik tersebut adalah

mengurangi beban pikiran rasa takut dan cemas yang dihadapi oleh

pasien.

4. Pengaruh Umur Terhadap Intensitas Nyeri

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 32

sampel ditemukan sebagian besar responden berada pada usia

Page 61: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

reproduksi yaitu 20-35 tahun sebesar 78,125 %. Hal ini berarti secara

fisik organ-organ reproduksi pada sebagian besar ibu sudah siap

melakukan tugas reproduksi.

Perbedaan perkembangan akan mempengaruhi reaksi nyeri

terhadap persalinan. Perkembangan tersebut yaitu secara fisik, organ-

organ pada umur yang kurang dari umur reproduksi akan belum siap

untuk melaksanakan tugas reproduksi dan perkembangan

kematangan psikis menyebabkan reaksi pada nyeri yang timbul akan

lebih parah. Hal tersebut sesuai dengan teori Yanti (2010) usia yang

terlalu muda akan sulit untuk mengendalikan rasa nyeri persalinan.

5. Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Intensitas Nyeri

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 32

sampel ditemukan sebagian besar responden memiliki pendidikan

terakhir SMA sebesar 28,1%. Pendidikan akan dapat berdampak pada

pengetahuan ibu tentang persalinan termasuk tentang nyeri persalinan

dan bagaimana mengelola nyeri.

Hal tersebut sesuai dengan teori Ye (2015) mengatakan bahwa

ibu yang memiliki pemahaman yang baik tentang proses persalinan

maka tingkat nyeri yang dirasakan lebih ringan daripada ibu yang

memiliki pemahaman yang buruk.

Page 62: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

6. Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Intensitas Nyeri

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 32

sampel ditemukan sebagian besar responden tidak bekerja yaitu

59,4%. Pekerjaan ibu dapat dihubungkan dengan kondisi keletihan

yang dialami ibu. Ibu yang bekerja diluar saat hamil akan mengalami

keletihan yang lebih dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

Namun tidak ada teori yang mendukung tentang al ini.

Page 63: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Intensitas nyeri sebelum komunikasi terapeutik sebagian besar 56,2%

nyeri berat.

2. Intensitas nyeri setelah komunikasi terapeutik sebagian besar 65,7%

nyeri sedang.

3. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui p value 0,000 < 0,05 diartikan

bahwa ada pengaruh intensitas nyeri sebelum dan sesudah

komunikasi terapeutik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka peneliti

memberikan sedikit saran berdasarkan pemikiran serta pengetahuan

sederhana sebagai berikut :

1. Diharapkan agar setiap ibu bersalin dapat mengendalikan sikap dan

emosionalnya sehingga intensitas nyeri yang dialaminya dapat

terkontrol sesuai dengan pembukaan serviks.

2. Diharapkan agar institusi pendidikan untuk lebih meningkatkan

perkembangan ilmu kebidanan sehingga dapat meningkatakn

pengetahuan peserta didik terutama mengenai asuhan pada ibu dalam

masa persalinan

Page 64: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

3. Diharapkan agar petugas kesehatan rumah sakit khususnya ruang

bersalin untuk dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu

bersalin dengan penerapan metode komunikasi terapeutik yang baik

sebagai salah satu intervensi dalam mengurangi nyeri persalinan

4. Diharapkan agar peneliti selanjutnya untuk dapat lebih memperluas

penelitian ini guna mendapatkan hasil yang dapat memberikan

pembaharuan dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dalam masa

persalinan.

46

Page 65: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, F., Ulfa, Y., Armi, Y., & Masnarivan, Y. 2017. Hubungan KomunikasiTerapeutik Dengan Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I Di Bpm “B”Bukittinggi Tahun 2016. Jurnal Kesehatan STIKes Prima NusantaraBukittinggi, Vol. 8, No. 1, Edisi Januari 2017.

Bangun, A. 2012. Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap IntensitasNyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Klinik Santi Medan. UniversitasSumatra Utara. KTI

Haqiqi, B. R. 2016. Perbedaan Perubahan Tingkat Nyeri Persalinan NormalAntara Kelompok Dengan Dan Tanpa Aromaterapi Lavender DiLamongan. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.Skripsi

Indarsita, D., Utami, S., & Sari, R. 2014. Pengaruh Komunikasi TeraupetikDengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Laten Di Klinik DelimaMedan Tahun 2014. Jurnal Ilmiah PANNMED, Vol. 9, No. 2, EdisiSeptember-Desember 2014.

Lajuna, L., Muhede, R., & Fithriany. 2014. Efektivitas Komunikasi TerapeutikTerhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif (4-8 Cm) DiBadan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu Dan Anak BandaAceh. Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes, Vol. 7, No. 2, EdisiNovember 2014, Hal. 190-198.

Lameshow, S. 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. UniversitasGadjah Mada Press. Yogyakarta.

Magfuroh, A. 2012. Faktor-Faktor Yang Berbubungan Dengan NyeriPersalinan Kala I Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rumah Sakit UmumKabupaten Tanggerang. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.Skripsi

Maria, R. D. 2016. Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Intensitas NyeriPada Persalinan Kala I Di Bpm “B” Bukittinggi Tahun 2015. JurnalKesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol. 7, No. 1, EdisiJanuari 2016.

Mundarti, Hastuti, T. P., & Widatiningsih, S. 2012. Komunikasi TerapeutikPada Nyeri Kala I. Politeknik Kesehatan Semarang. Artikel Penelitian

Page 66: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Pangestika, M. W. 2015. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat DenganKepuasan Pasien Di RSU Palembang. Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas UMP. Skripsi

Rahma, N. 2016. Komunikasi Terapeutik Antara Perawat Dan Pasien DiPuskesmas Antang Perumnas Makassar. Fakultas Dakwah DanKomunikasi UIN Alauddin Makassar. Skripsi

Sari, R. 2014. Pengaruh Komunikasi Teraupetik Dengan Intensitas NyeriPersalinan Kala 1 Fase Laten Di Klinik Delima Medan Tahun 2014.Universitas Sumatra Utara. KTI

Tahufik, M., & Juliane. 2009. Komunikasi Terapeutik Dan Konseling DalamPraktik Kebidanan. Salemba Medika. Jakarta

Yanti, M. Keb. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yokyakarta :Pustaka Rihama

Ye, H.,Jiang, Y., & Ruan, Z. 2015. Relationship Between Factors Of LabourPain AndDelivery Outcomes.

Yusnita, R. (2012). Pengaruh komunikasi teurapetik bidan terhadap nyeripersalinan pada ibu bersalin di ruang kebidanan dan bersalin RumahSakit Umum Daerah Kabupaten Pidie. Stikes U’Budiyah Banda Aceh.Artikel Penelitian

Page 67: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

LAMPIRAN

Page 68: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

No. Responden :

Umur Kehamilan :

Alamat :

Setelah mendengarkan /membaca penjelasan tentang maksud dan

tujuan penelitian ini, maka saya bersedia untuk berpartisipasi sebagai

responden dalam penelitian yang dilakukan peneliti dengan judul”Pengaruh

Komunikasi Terapeutik Dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Di RSUD

Kota Kendari 2018”.

Saya mengerti bahwa ada pertanyaan-pertanyaan yang harus saya

jawab, dan sebagai responden saya akan menjawab pertanyaan kuesioner

dengan jujur.

Saya bersedia menjadi responden bukan karena adanya paksaan dari

pihak lain, namun karena keinginan sendiri dan tanpa biaya yang akan

ditanggungkan kepada saya sesuai dengn penjelasan yang sudah dijelaskan

oleh peneliti.

Hasil yang diperoleh dari saya sebagai responden dapat

dipublikasikan sebagai hasil dari penelitian dan akan diseminarkan pada ujian

hasil dengan tidak akan mencantumkan nama, kecuali nomor informan.

Kendari, 2018

Responden

.....................................

Page 69: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK

DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I DI RSUD KOTA

KENDARI

A. Data Demografi

Petunjuk : Jawaban akan diisi oleh peneliti berdasarkan dari hasil

wawancara dengan ibu dan dituliskan pada bagian yang disediakan.

Tanggal Penelitian :

1. Nama Ibu (Inisial) :

2. Umur Ibu : a. <20

b. 20-35

c. > 35

3. Status Pekerjaan : a. Bekerja

b. Tidak Bekerja

4. Status Pendidikan : a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Diploma

e. S1

5. Status Kehamilan : a. Primigravida

b. Multigravida

Page 70: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

B. Pengkajian Skala Nyeri

Petunjuk : angka 0 tidak ada nyeri, angka 1-3 nyeri ringan, angka 4-6

nyeri sedang, angka 7-8 nyeri berat, 9-10 nyeri sangat berat. Peneliti

menunjuk salah satu angka yang sesuai tingkat nyeri yang ibu rasakan.

Visual Numerical Rating Scale (VNRS)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan :

Tidak ada nyeri 0 Tidak merasakan sakit atau nyeri

Nyeri ringan1 Masih dapat berkomunikasi dengan baik2 Mendesis, menyeringai3 Masih dapat menunjukkan lokasi nyeri

Nyeri sedang

4 Masih dapat mendeskripsikan nyeri5 Masih dapat mengikuti perintah dengan

baik6 Tidak dapat mengikuti perintah tapi

masih dapat merespon terhadaptindakan

Nyeri berat

7 Masih dapat menunjukkan lokasi nyeritetapi tidak dapat mendeskripsikan nyeri

8 Masih dapat menunjukkan lokasi nyeritetapi tidak dapat mendeskripsikan nyeri

Nyeri sangat berat9 Sudah tidak mampu lagi berkomunikasi10 Tidak mampu berkomunikasi lagi dan

mengatasi nyeri yang dirasakan

C. Pengkajian Skala Nyeri Pre Test

Petunjuk : angka 0 tidak ada nyeri, angka 1-3 nyeri ringan, angka 4-6

nyeri sedang, angka 7-8 nyeri berat, 9-10 nyeri sangat berat. Peneliti

menunjuk salah satu angka yang sesuai tingkat nyeri yang ibu rasakan.

Page 71: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Tidak ada nyeri 0 Tidak merasakan sakit atau nyeri

Nyeri ringan1 Masih dapat berkomunikasi dengan baik2 Mendesis, menyeringai3 Masih dapat menunjukkan lokasi nyeri

Nyeri sedang

4 Masih dapat mendeskripsikan nyeri5 Masih dapat mengikuti perintah dengan

baik6 Tidak dapat mengikuti perintah tapi

masih dapat merespon terhadaptindakan

Nyeri berat

7 Masih dapat menunjukkan lokasi nyeritetapi tidak dapat mendeskripsikan nyeri

8 Masih dapat menunjukkan lokasi nyeritetapi tidak dapat mendeskripsikan nyeri

Nyeri sangat berat9 Sudah tidak mampu lagi berkomunikasi10 Tidak mampu berkomunikasi lagi dan

mengatasi nyeri yang dirasakan

D. Pengkajian Skala Nyeri Post Test

Petunjuk : angka 0 tidak ada nyeri, angka 1-3 nyeri ringan, angka 4-6

nyeri sedang, angka 7-8 nyeri berat, 9-10 nyeri sangat berat. Peneliti

menunjuk salah satu angka yang sesuai tingkat nyeri yang ibu rasakan.

Tidak ada nyeri 0 Tidak merasakan sakit atau nyeri

Nyeri ringan1 Masih dapat berkomunikasi dengan baik2 Mendesis, menyeringai3 Masih dapat menunjukkan lokasi nyeri

Nyeri sedang

4 Masih dapat mendeskripsikan nyeri5 Masih dapat mengikuti perintah dengan

baik6 Tidak dapat mengikuti perintah tapi

masih dapat merespon terhadaptindakan

Nyeri berat

7 Masih dapat menunjukkan lokasi nyeritetapi tidak dapat mendeskripsikan nyeri

8 Masih dapat menunjukkan lokasi nyeritetapi tidak dapat mendeskripsikan nyeri

Nyeri sangat berat 9 Sudah tidak mampu lagi berkomunikasi10 Tidak mampu berkomunikasi lagi dan

Page 72: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

mengatasi nyeri yang dirasakanTabel Porsedur Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik

No Tindakan1 Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya tindakan

komunikasi teraupetik

2 Mengkaji intensitas nyeri ibu sebelum dilakukan intervensi dengan

menggunakan skala nyeri yang ada dikuisioner yang sudah

dijelaskan cara pengisiannya

3 Tindakan komunikasi teraupetik yang dilakukan antara lain :

a. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk mengutarakan

keluhannya tentang nyeri persalinan

b. Mendengarkan keluhan ibu tentang nyeri persalinan dengan

penuh perhatian

c. Mengarahkan ibu untuk fokus mengutarakan keluhan nyeri

persalinan yang dirasakannya

d. Mengulangi kembali apa yang ibu sampaikan tentang keluhan

nyeri persalinan yang dirasakannya

e. Memberikan kesempatan kepada ibu mengekpresikan nyeri

yang dirasakannya

f. Menjelaskan kembali masalah nyeri yang dirasakan ibu

g. Memberikan masukan kepada ibu untuk membantu

mengurangi nyeri yang dirasakannya

h. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk merespon pesan

yang disampaikan

i. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk melanjutkan

pembicaraan tentang nyeri yang dirasakannya

j. Meminta ibu untuk mengutarakan semua perasaan tentang

nyeri persalinan yang dirasakannya

k. Memberikan informasi kepada ibu untuk mengurangi nyeri

Page 73: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

persalinan yang dirasakannya

l. Memberi kesimpulan kepada ibu tentang keluhan nyeri

persalinan yang dirasakannya

m. Mendampingi ibu untuk mengatasi keluhan nyeri persalinan

n. Memberikan humor yang dapat mengurangi keluhan nyeri

persalinan ibu

o. Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu untuk dapat

mengatasi nyeri persalinan.

4 Mengkaji Kembali intensitas nyeri ibu sesudah dilakukan intervensi

dengan menggunakan skala nyeri yang ada dikuisioner yang

sudah dijelaskan cara pengisiannya

Sumber : Sari (2014)

Page 74: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

LEMBAR OBSERVASI HIS

NO Hari Tanggal Jam TD N S P His DJJ KET

Page 75: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

MASTER TABEL

no nama umur pekerjaan status ibubekerja pendidikan anak ke Pre

test hasil pre test post test hasi post test

1 NY. IS 23 IRT tidak bekerja SMA 1 6 nyeri sedang 4 nyeri sedang2 NY. SF 32 IRT tidak bekerja SD 3 8 nyeri berat 5 nyeri sedang3 NY. AS 44 PEDAGANG bekerja SMA 3 7 nyeri berat 5 nyeri sedang4 NY. FZ 28 HONORER bekerja D III 2 7 nyeri berat 7 nyeri berat5 NY. AM 31 PNS bekerja S1 1 8 nyeri berat 5 nyeri sedang6 NY. WD 32 IRT tidak bekerja SMP 1 9 nyeri sangat berat 9 nyeri sangat berat7 NY. HM 35 IRT tidak bekerja SMA 3 8 nyeri berat 6 nyeri sedang8 NY. AN 18 IRT tidak bekerja SMP 1 8 nyeri berat 4 nyeri sedang9 NY. DW 24 TANI bekerja SD 1 6 nyeri sedang 6 nyeri sedang10 NY. AK 27 PEDAGANG bekerja SMA 5 7 nyeri berat 4 nyeri sedang11 NY. YN 22 IRT tidak bekerja SMP 3 7 nyeri berat 6 nyeri sedang12 NY. VR 26 PNS bekerja S1 3 6 nyeri sedang 6 nyeri sedang13 NY. ST 25 PNS bekerja DIII 2 9 nyeri sangat berat 7 nyeri berat14 NY. UN 34 TANI bekerja SD 4 7 nyeri berat 4 nyeri sedang15 NY. FR 21 IRT tidak bekerja SMA 1 7 nyeri berat 7 nyeri berat16 NY. PO 22 IRT tidak bekerja SMA 1 6 nyeri sedang 6 nyeri sedang17 NY. RN 29 HONORER bekerja S1 1 8 nyeri berat 8 nyeri berat18 NY. IR 34 PNS bekerja S1 2 8 nyeri berat 6 nyeri sedang19 NY. FN 36 IRT tidak bekerja SD 4 7 nyeri berat 5 nyeri sedang20 NY. TR 33 IRT tidak bekerja S1 3 5 nyeri sedang 2 nyeri ringan21 NY. IS 34 TANI bekerja SD 1 5 nyeri sedang 3 nyeri ringan22 NY. RM 36 IRT tidak bekerja SMA 2 7 nyeri berat 5 nyeri sedang23 NY. ER 25 IRT tidak bekerja SMP 2 6 nyeri sedang 6 nyeri sedang24 NY. IK 24 IRT tidak bekerja SMA 3 7 nyeri berat 7 nyeri berat25 NY. RS 35 TANI bekerja SMP 4 9 nyeri sangat berat 6 nyeri sedang26 NY. DN 22 IRT tidak bekerja SMP 3 6 nyeri sedang 4 nyeri sedang27 NY. FT 21 IRT tidak bekerja SD 2 8 nyeri sangat berat 6 nyeri sedang28 NY. AB 26 PEDAGANG bekerja SMP 3 8 nyeri berat 5 nyeri sedang29 NY. AD 20 IRT tidak bekerja SMP 1 8 nyeri berat 8 nyeri berat30 NY. IR 19 IRT tidak bekerja SMA 2 8 nyeri berat 7 nyeri berat31 NY. SS 40 IRT tidak bekerja SD 4 9 nyeri sangat berat 6 nyeri sedang32 NY. AL 44 IRT tidak bekerja SD 32 9 nyeri sangat berat 8 nyeri berat

Page 76: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada
Page 77: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada
Page 78: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada
Page 79: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada
Page 80: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada
Page 81: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada
Page 82: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGANINTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I

DI RSUD KOTA KENDARI

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mnyelesaikan Pendidikan Progran StudiDiploma IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

NURSARI DEWIP003120170128

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLTEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANANKENDARI

2018

Page 83: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada
Page 84: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS NYERIPERSALINAN KALA I DI RSUD KOTA KENDARI

Nursari Dewi, Arsulfa, Melania Asi

Abstrack : Nursari Dewi (P003120170128). "The effect of therapeuticcommunication with the intensity of labor at first stage in Kendari City Hospital".Under the guidance of Arsulfa, S.SiT, M.Keb and Melania Asi, S.Si.T, M.Kes. Xiii + VChapter + 49 Pages + 8 Tables + 3 Attachments. According to (Smith, 2010 inMundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012) there was a significant reduction in painbarrier but not in other outcomes in patients who carried out communicationintervebs. According to the results of the study (Ratna, 2009 in Mundarti, Hastuti,Widatiningsih, 2012), there was a relationship between therapeutic midwifecommunication and a decrease in the level of normal labor pain. To determine theeffect of therapeutic communication with the intensity of first stage labor pain inKendari City Hospital. This type of quasy-experimental method research is onegroup pretest-posttest, a population of 32 people, samples taken by purposivesampling. The data used are primary and secondary data. Data analysis includedunivariate and bivariate analysis using the Wilcoxon test. The results of pain intensitystudies before therapeutic communication were mostly 56.2% severe pain and aftertherapeutic communication most of 65.7% moderate pain and results of statisticalanalysis found p value of 0.000 <0.05 means that there was an effect of painintensity before and after therapeutic communication. There is an effect of painintensity before and after therapeutic communication. It is hoped that each mothercan control her attitude and emotionality so that the intensity of pain she experiencescan be controlled according to the opening of the cervix.

Keywords: First stage labor, pain intensity, therapeutic communication

Bibliography: 14 (1997 - 2017)

Intisari : Nursari Dewi (P003120170128). “Pengaruh komunikasi terapeutik denganintensitas nyeri persalinan kala I di RSUD Kota Kendari”. Di bawah bimbinganArsulfa, S.SiT, M.Keb dan Melania Asi, S.Si.T,M.Kes. Xiii + V Bab + 49 Halaman +8 Tabel + 3 Lampiran Menurut (Smith, 2010 dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih,2012) terdapat penurunan yang bermakna dalam hambatan nyeri tetapi tidak dalamhasil lainnya pada pasien yang dilakukan intervebs komunikasi. Menurut hasilpenelitian (Ratna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), adahubungan antara komunikasi trapeutik bidan dengan penurunan tingkat nyeripersalinan normal. Penelitian ini untuk Mengetahui pengaruh komunikasi terapeutikdengan intensitas nyeri persalinan kala I di RSUD Kota Kendari. Jenis penelitianmetode quasy- eksperimen yang bersifat one group pretest-postest, populasi 32orang, sampel diambil secara Purposive Sampling. Data yang digunakan adalahdata primer dan sekunder. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariatdengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasi penelitian intensitas nyeri sebelumkomunikasi terapeutik sebagian besar 56,2% nyeri berat dan setelah komunikasiterapeutik sebagian besar 65,6% nyeri sedang dan hasi analisis statistik ditemukanp value 0,000 < 0,05 diartikan bahwa ada pengaruh intensitas nyeri sebelum dansesudah komunikasi terapeutik. Kesimpulan dalam penelitian ini ada pengaruh

Page 85: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

intensitas nyeri sebelum dan sesudah komunikasi terapeutik. Saran setiap ibubersalin dapat mengendalikan sikap dan emosionalnya sehingga intensitas nyeriyang dialaminya dapat terkontrol sesuai dengan pembukaan serviks.

Kata Kunci: Persalinan Kala I, Intensitas nyeri, Komunikasi terapeutik

Daftar Pustaka: 14 (1997 – 2017)

A. Latar BelakangPersalinan sering kali menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian

perempuan hamil. Kekhawatiran terhadap rasa nyeri yang akan mereka alamisaat melahirkan dan bagaimana mereka akan bereaksi untuk mengatasi nyeritersebut. Untuk itu menjadi kewajiban seorang bidan untuk membantu ibumengatasi rasa tidak nyaman dalam persalinan (Farer,1999 dalam Indarsita,Utami, Sari, 2014).

Nyeri pada saat persalinan menempati skor 30-40 dari 50 skor yangditetapkan. Skor tersebut lebih tinggi dibandingkan sindrom nyeri klinik sepertinyeri punggung kronik, nyeri akibat kanker, nyeri tungkai/lengan, nyeri syaraf,sakit gigi, memar, nyeri tulang, terluka, fraktur, terpotong serta keseleo (Rosyati,2010 dalam Aulia dkk, 2017).

Komunikasi terapeutik termasuk dalam salah satu metode pengendaliannyeri bersifat nonfarmakologis, adapun tujuannnya yaitu untuk kesembuhanpasien, maka komunikasi terapeutik ini amat mendukung dalam relaksasi,postur, ambulasi, masase dan sentuhan terapeutik serta penciptaan lingkunganemosional persalinan yang mendukung. Seorang bidan yang professional,sebelum memberikan asuhan sebaiknya terlebih dahulu menyampaikan ide danfikirannya untuk menanggapi keluh-kesah klien agar klien tetap tenang.Sehingga tujuan akhir dari komunikasi terapeutik yaitu sebagai obat atau terapibagi pasien dapat terwujud (Ermawati, 2009 dalam Aulia dkk, 2017).

Penelitian Indrawati (2011) dalam Indarsita, Utami, Sari (2014) di BPS UutMaschon yang bertujuan untuk melihat metode nonfarmakologi yang digunakanbidan dalam mengurangi intensitas nyeri persalinan dan efeknya dengan 4metode nonfarmakologi yang dilakukan pada 30 orang sampel diperolah hasilbahwa teknik pernapasan yaitu efek yang ditimbulkannya adalah nyeri ringansebesar 20 (66,7%) orang. Teknik pengaturan posisi yaitu efek yang ditimbulkannyeri sedang sebesar 17 (56,7%) orang, selanjutnya teknik message yaitu efekyang ditimbulkan nyeri ringan sebesar 25 (83,3%) orang. Teknik konselingdengan efek yang ditimbulkan yaitu sebesar 17 (56,7%) orang mengalami nyeriringan.

Menurut (Smith, 2010 dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012) terdapatpenurunan yang bermakna dalam hambatan nyeri tetapi tidak dalam hasillainnya pada pasien yang dilakukan intervebs komunikasi. Menurut hasilpenelitian (Ratna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012),ada hubungan antara komunikasi trapeutik bidan dengan penurunan tingkatnyeri persalinan normal.

B. Tinjauan TeoriNyeri persalinan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan

yang berlangsung dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya

Page 86: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

aktifitas besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasamenyakitkan bagi ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut,mungkin juga menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalumencapai puncak, kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untukmendorong bayi keluar dari dalam rahim ibu (Danuatmaja, 2004, dalam Sari,2014).

Setiap wanita memiliki reaksi yang berbeda-beda dalam menghadapipersalinan. Respon ini sifatnya sangat individual dan tergantung padakepribadian, kondisi ekonomi serta tingkat pemahaman pasien, latar belakangkultural, keluarga serta pendidikan dan pengalaman sebelumnya. Wanita yangmenjalani persalinan normal dengan pendidikan dan persiapan yang baik,perawatan preventif yang cermat, dukungan serta pendampingan oleh bidanyang kompeten dan dengan analgesia yang tepat waktu serta indikasinya,cenderung untuk memberikan pengalaman persalinan yang ”baik” (Hellen Farrer,1996 dalam Bangun, 2012).

Intensitas nyeri mengacu pada tingkat keparahan sensasi nyeri itu sendiriuntuk menentukan tingkat nyeri, . Skala penilaian numerik (Numerical RatingScales, NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata denganmenggunakan skala 1-10.

Manajemen secara nonfarmakologis sangat penting karena tidakmembahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan jikadiberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efekobat. Banyak teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri selama kala Imeliputi, relaksasi, akupresur, kompres dingin atau hangat, terapi musik,hidroterapi dan masase (Mander, 2005 dalam Sari, 2014).

C. Hasil dan PembahasanTabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur Ibu

Umur Ibu (tahun) N %< 20 2 6,25

20-35 25 78,125>35 5 15,625Total 32 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 32 sampel ditemukansebagian besar umur ibu merupakan usia reproduksi yaitu 20-35 tahun sebesar78,125 %.

Tabel 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan Ibu

Pendidikan Ibu N %Perguruan tinggi 7 21,9

SMA 9 28,1SMP 8 25SD 8 25

Total 32 100Pekerjaan Ibu

Bekerja 13 40,6Tidak Bekerja 19 59,4

Page 87: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Total 32 100Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 32 sampel ditemukan

sebagian besar pendidikan terakhir ibu SMA sebesar 28,1% dan dari 32 sampelpula ditemukan sebagian besar ibu tidak bekerja sebesar 59,4%.

Tabel 3. Rata-Rata Intensitas Nyeri

Intensitas Nyeri Pre PostMean 2,93 2,25

Standar Deviasi 0,669 0,622Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebelum dilakukan komunikasi

terapeutik ditemukan rata-rata intensitas nyeri berat tetapi setelah dilakukankomunikasi terapeutik ada penurunan nyeri menjadi nyeri sedang.

Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan Intensitas Nyeri Sebelum dilakukanKomunikasi Terapeutik

Intensitas Nyeri N %Nyeri ringan 0 0Nyeri sedang 8 25,0Nyeri berat 18 56,2

Nyeri sangat berat 6 18,8Total 32 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 32 sampel ditemukanintensitas nyeri sebelum komunikasi terapeutik sebagian besar 56,2% nyeriberat.

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Intensitas Nyeri setelah dilakukanKomunikasi Terapeutik

Intensitas Nyeri N %Nyeri ringan 2 6,2Nyeri sedang 21 65,6Nyeri berat 8 25,0

Nyeri sangat berat 1 3,1Total 32 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 32 sampel intensitas nyerisetelah komunikasi terapeutik sebagian besar 65,7% nyeri sedang.

Tabel 6. Pengaruh Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah KomunikasiTerapeutik

Intensitas Nyeri N Mean SD p valuePre 32 2,94 2,25 0,000Post 32 0,669 0,622

Berdasarkan tabel diatas diketahui p value 0,000 < 0,05 diartikan bahwa adapengaruh intensitas nyeri sebelum dan sesudah komunikasi terapeutik.

Page 88: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

1. Intensitas Nyeri Sebelum Komunikasi TerapeutikBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 32 sampel

ditemukan intensitas nyeri sebelum komunikasi terapeutik sebagian besar56,2% nyeri berat. Hal ini dikarenakan bahwa responden yang mengatakannyeri berat memiliki rasa ketakutan dan kecemasan yang tinggi terhadapproses persalinan yang akan dilaluinya, serta kurangnya dukungan yangdiberikan terhadap ibu.

Sebelum dilakukan komunikasi terapeutik rata-rata ibu mengalaminyeri berat. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya yaitusaat dilakukan observasi, rata-rata ibu sudah memasuki kala I fase aktifyaitu pembukaan 4-8 dimana teori Muryunani (2010) pada pembukaan 4-8nyeri terasa menjadi hebat, menusuk dan kaku yang disebabkan olehkontraksi uterus yang semakin kuat, diatas 3 kali dalam 10 menit lamanya40 detik atau lebih, dan semakin menurunnya bagian terbawah janin yangmenekan dan menarik bagian-bagian di daerah panggul.

Selain itu juga antara responden yang satu dengan responden yanglainnya mempunyai ambang nyeri yang berbeda-beda, serta kondisiemosional ibu yang tegang dan lemah sangat berpengaruh terhadapmekanisme coping ibu untuk mengatasi rasa nyeri yang dilaminya. Haltersebut sesuai dengan teori yang dikemukaan Sarwono (2008) dalamMundarti, Hastuti, Widatiningsih (2011) yang menyatakan bahwa perasaansakit pada waktu his sangat subjektif, tidak hanya bergantung pula padaintensitas his, tetapi bergantung pada keadaan mental orangnya. Ibu yangrileks dan percaya diri lebih tenang dibandingkan dengan ibu yang tegangdan kurang siap dalam mengadapi proses persalinan.

Nyeri persalinan menjadi lebih ringan seiring dengan makin seringdan efektifnya pengendalian nyeri. Bonica 1990 mengatakan bahwamenyiagakan wanita terhadap persalinan yang akan dihadapi akan dapatmengurangi nyeri. Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takutdapat memperberat presepsi nyeri selama persalinan. Nyeri ataukemungkinan nyeri dapat menginduksi ketakutan sehingga timbulkecemasan yang berakhir dengan kepanikan, keletihan dan kurang tiduryang dapat memperberat nyeri (metode dick-read) (Indarsita, Utami, Sari,2014).

Menurut teori bobak (2000) bahwa pengalaman melahirkansebelumnya juga dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibuyang belum mempunyai pengalaman melahirkan atau Ibu yang pertamamelahirkan akan merasa cemas dan takut dalam menghadapi persalinan.Stres atau rasa takut secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterusmenjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan (Indarsita, Utami, Sari,2014).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olehSari (2014) di Klinik Delima Medan , juga melakukan penelitian yangserupa tentang metode konseling/komunikasi terapeutik dalampengurangan rasa nyeri persalinan dan didapatkan hasil intensitas nyeriresponden sebelum dilakukan komunikasi teraupetik mayoritas beradapada tingkatan nyeri berat sebanyak 20 orang (47,6).

Page 89: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

2. Intensitas Nyeri Setelah Komunikasi TerapeutikBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 32 sampel

intensitas nyeri setelah komunikasi terapeutik sebagian besar 65,7% nyerisedang. Hal ini dikarenakan bahwa responden yang mengatakan nyerisedang sudah lebih siap secara psikologis dalam menghadapi prosespersalinan sehingga ibu lebih percaya diri dan tidak takut dalammenghadapi proses persalinannya.

Sesuai yang dikemukan Fraklin (2000) dalam Sari (2014), bahwajika ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiranbayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan danasuhan yang akan mereka terima, maka akan mendapatkan rasa amandan keluaran yang baik.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam melakukankomunikasi antara lain: menjalin hubungan yang mengenakkan denganklien, hadir mendampingi klien, mendengarkan keluhan-keluhan klien,memberikan sentuhan dalam pendampingan klien, memberikan informasikepada klien, mengadakan kontak fisik dengan klien, memberi pujiankepada klien atas usaha yang telah dilakukannya.

Pentingnya komunikasi terapeutik dalam menurunkan rasa nyeriyang ditimbulkan oleh persalinan sangat diperlukan, oleh karena itu bidandalam persalinan harus bisa membantu menimbulkan rasa percaya diri,karena bila klien itu sendiri merasa gugup dalam menghadapipersalinannya baik fisik ataupun mental belum siap maka timbul rasaketakutan sehingga rasa nyeri akan semakin bertambah (Kartono, 1992dalam Indarsita, Utami, Sari, 2014).

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yangdilakukan olehBangun (2012) terkait dengan pengaruh komunikasi teraupetik bidanterhadap intensitas nyeri persalinan di Klinik Santi Medan, didapatkan hasilbahwa setelah diberikan komunikasi teraupetik terjadi perubahan ataupenurunan tingkat nyeri yang sangat berarti dimana p value (0,000) yangberarti (P<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa komunikasi terapeutikmempunyai pengaruh yang signifikan dalam menurunkan nyeri persalinan.

3. Pengaruh Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Komunikasi TerapeutikBerdasarkan hasil uji statistik ditemukan bahwa p value 0,000 <

0,05 diartikan bahwa ada pengaruh intensitas nyeri sebelum dan sesudahkomunikasi terapeutik.

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan olehYusnita (2012), juga melakukan penelitian yang serupa tentang komunikasiteraupetik dan diperoleh hasil ada pengaruh komunikasi teraupetikterhadap nyeri persalinan pada ibu inpartu diruang kebidanan dan bersalinRumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pidie berdasarkan hasil uji statistikdidapatkan nilai p < 0,05 (0.004) sehingga hipotesa alternatif dalampenelitian ini diterima.

Pengaruh yang signifikan ini dipengaruhi banyak hal antara lainbersangkutan dengan Sikap, perilaku dan komunikasi bidan dalamberinteraksi dianggap berpengaruh terhadap kondisi yang dialami ibu.Penjelasan dari bidan dalam berinteraksi akan menurunkan ketakutan danstres psikis ibu.

Page 90: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Menurut hasil penelitian Setiawan dan Tanjung, komunikasiterapeutik adalah terapi yang efektif dalam menurunkan tingkat kecemasandan rasa takut terhadap pasien. Jadi dapat disimpulkan bahwa nyeripersalinan yang disebabkan oleh rasa takut, cemas dan kepanikantersebut akan dapat teratasi dengan teknik komunikasi terapeutik tersebutdan nyeri persalinan akan lebih terasa ringan. Tujuan komunikasiterapeutik itu sendiri adalah realisasi atau penerimaan terhadap diri sendiri,lebih menguasai dan mengontrol emosi, mengurangi beban perasaan danpikiran, mengurangi keraguan yang ada pada diri sendiri danmempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri (Damaiyanti,2008 dalam Bangun, 2012).

Menurut Suryani (2008) dalam Sari (2014) komunikasi terapeutikpada ibu melahirkan merupakan pemberian bantuan pada ibu yang akanmelahirkan dengan kegiatan bimbingan proses persalinan. Komunikasidilaksanakan oleh bidan dengan memberikan penguatan kepada ibubersalin.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut beberapa teori yangada bahwa nyeri persalinan yang timbul karena rasa kecemasan,ketakutan dan kepanikan, yang dapat memperberat nyeri persalinan akanmampu diatasi dengan pemberian komunikasi terapeutik, dimana terlihatbahwa tujuan dari komunikasi terapeutik tersebut adalah mengurangibeban pikiran rasa takut dan cemas yang dihadapi oleh pasien.

4. Pengaruh Umur Terhadap Intensitas NyeriBerdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 32 sampel

ditemukan sebagian besar responden berada pada usia reproduksi yaitu20-35 tahun sebesar 78,125 %. Hal ini berarti secara fisik organ-organreproduksi pada sebagian besar ibu sudah siap melakukan tugasreproduksi.

Perbedaan perkembangan akan mempengaruhi reaksi nyeriterhadap persalinan. Perkembangan tersebut yaitu secara fisik, organ-organ pada umur yang kurang dari umur reproduksi akan belum siap untukmelaksanakan tugas reproduksi dan perkembangan kematangan psikismenyebabkan reaksi pada nyeri yang timbul akan lebih parah. Hal tersebutsesuai dengan teori Yanti (2010) usia yang terlalu muda akan sulit untukmengendalikan rasa nyeri persalinan.

5. Pengaruh Pendidikan Ibu Terhadap Intensitas NyeriBerdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 32 sampel

ditemukan sebagian besar responden memiliki pendidikan terakhir SMAsebesar 28,1%. Pendidikan akan dapat berdampak pada pengetahuan ibutentang persalinan termasuk tentang nyeri persalinan dan bagaimanamengelola nyeri.

Hal tersebut sesuai dengan teori Ye (2015) mengatakan bahwa ibuyang memiliki pemahaman yang baik tentang proses persalinan makatingkat nyeri yang dirasakan lebih ringan daripada ibu yang memilikipemahaman yang buruk.

6. Pengaruh Pekerjaan Ibu Terhadap Intensitas NyeriBerdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 32 sampel

ditemukan sebagian besar responden tidak bekerja yaitu 59,4%. Pekerjaan

Page 91: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

ibu dapat dihubungkan dengan kondisi keletihan yang dialami ibu. Ibu yangbekerja diluar saat hamil akan mengalami keletihan yang lebihdibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Namun tidak ada teori yangmendukung tentang hal ini.

D. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan :4. Intensitas nyeri sebelum komunikasi terapeutik sebagian besar 56,2% nyeri

berat.5. Intensitas nyeri setelah komunikasi terapeutik sebagian besar 65,7% nyeri

sedang.6. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui p value 0,000 < 0,05 diartikan bahwa

ada pengaruh intensitas nyeri sebelum dan sesudah komunikasi terapeutik.E. Saran

5. Diharapkan agar institusi pendidikan untuk lebih meningkatkanperkembangan ilmu kebidanan sehingga dapat meningkatakn pengetahuanpeserta didik terutama mengenai asuhan pada ibu dalam masa persalinan

6. Diharapkan agar petugas kesehatan rumah sakit khususnya ruang bersalinuntuk dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu bersalin denganpenerapan metode komunikasi terapeutik yang baik sebagai salah satuintervensi dalam mengurangi nyeri persalinan

7. Diharapkan agar peneliti untuk dapat lebih memperluas penelitian ini gunamendapatkan hasil yang dapat memberikan pembaharuan dalam upayapeningkatan kesehatan ibu dalam masa persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, F., Ulfa, Y., Armi, Y., & Masnarivan, Y. 2017. Hubungan KomunikasiTerapeutik Dengan Intensitas Nyeri Pada Persalinan Kala I Di Bpm “B”Bukittinggi Tahun 2016. Jurnal Kesehatan STIKes Prima NusantaraBukittinggi, Vol. 8, No. 1, Edisi Januari 2017.

Bangun, A. 2012. Pengaruh Komunikasi Terapeutik Terhadap Intensitas NyeriPersalinan Kala I Fase Aktif Di Klinik Santi Medan. Universitas Sumatra Utara.KTI

Haqiqi, B. R. 2016. Perbedaan Perubahan Tingkat Nyeri Persalinan Normal AntaraKelompok Dengan Dan Tanpa Aromaterapi Lavender Di Lamongan. FakultasKedokteran Universitas Airlangga Surabaya. Skripsi

Indarsita, D., Utami, S., & Sari, R. 2014. Pengaruh Komunikasi Teraupetik DenganIntensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Laten Di Klinik Delima Medan Tahun2014. Jurnal Ilmiah PANNMED, Vol. 9, No. 2, Edisi September-Desember2014.

Lajuna, L., Muhede, R., & Fithriany. 2014. Efektivitas Komunikasi TerapeutikTerhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif (4-8 Cm) Di BadanLayanan Umum Daerah Rumah Sakit Ibu Dan Anak Banda Aceh. Jurnal

Page 92: PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN INTENSITAS … NURSARI DEWI.pdf · komunikasi. Menurut hasil penelitian (Ra tna, 2009 dalam dalam Mundarti, Hastuti, Widatiningsih, 2012), ada

Kesehatan Ilmiah Nasuwakes, Vol. 7, No. 2, Edisi November 2014, Hal. 190-198.

Lameshow, S. 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Universitas GadjahMada Press. Yogyakarta.

Magfuroh, A. 2012. Faktor-Faktor Yang Berbubungan Dengan Nyeri Persalinan KalaI Fase Aktif Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kabupaten Tanggerang.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Skripsi

Maria, R. D. 2016. Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Intensitas Nyeri PadaPersalinan Kala I Di Bpm “B” Bukittinggi Tahun 2015. Jurnal KesehatanSTIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol. 7, No. 1, Edisi Januari 2016.

Mundarti, Hastuti, T. P., & Widatiningsih, S. 2012. Komunikasi Terapeutik PadaNyeri Kala I. Politeknik Kesehatan Semarang. Artikel Penelitian

Pangestika, M. W. 2015. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat DenganKepuasan Pasien Di RSU Palembang. Fakultas Ilmu Kesehatan UniversitasUMP. Skripsi

Rahma, N. 2016. Komunikasi Terapeutik Antara Perawat Dan Pasien Di PuskesmasAntang Perumnas Makassar. Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN AlauddinMakassar. Skripsi

Sari, R. 2014. Pengaruh Komunikasi Teraupetik Dengan Intensitas Nyeri PersalinanKala 1 Fase Laten Di Klinik Delima Medan Tahun 2014. Universitas SumatraUtara. KTI

Tahufik, M., & Juliane. 2009. Komunikasi Terapeutik Dan Konseling Dalam PraktikKebidanan. Salemba Medika. Jakarta

Yanti, M. Keb. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yokyakarta : PustakaRihama

Ye, H.,Jiang, Y., & Ruan, Z. 2015. Relationship Between Factors Of Labour PainAndDelivery Outcomes.

Yusnita, R. (2012). Pengaruh komunikasi teurapetik bidan terhadap nyeri persalinanpada ibu bersalin di ruang kebidanan dan bersalin Rumah Sakit Umum DaerahKabupaten Pidie. Stikes U’Budiyah Banda Aceh. Artikel Penelitian