PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA … · 2014. 3. 8. · PENGARUH KOMUNIKASI...

125
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BIROTIKA SEMESTA (DHL INDONESIA) Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk Menyelesaikan studi Strata Satu ( S1 ) Sarjana Teknik Industri Universitas Mercu Buana Oleh : Irwan Iswanto 41606110064 TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009

Transcript of PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA … · 2014. 3. 8. · PENGARUH KOMUNIKASI...

  • PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BIROTIKA SEMESTA

    (DHL INDONESIA)

    Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

    Menyelesaikan studi Strata Satu ( S1 ) Sarjana

    Teknik Industri Universitas Mercu Buana

    Oleh :

    Irwan Iswanto 41606110064

    TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

    2009

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : Irwan Iswanto

    NIM : 41606110064

    Program Studi : Teknik Industri

    Fakultas : Teknologi Industri

    Menyatakan dengan bersungguh – sungguh bahwasanya Tugas Akhir ini adalah hasil

    karya saya sendiri kecuali pada bagian yang telah disebutkan sumbernya.

    Jakarta, November 2009

    Irwan Iswanto

  • LEMBAR PERSETUJUAN

    Judul :

    “ Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.

    Birotika Semesta ( DHL Indonesia ) “

    Nama : Irwan Iswanto

    NIM : 41606110064

    Program Studi : Teknik Industri

    Fakultas : Teknologi Industri

    Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

    Jakarta, November 2009

    Dosen Pembimbing

    ( Herry Agung )

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Judul :

    “ Pengaruh Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.

    Birotika Semesta ( DHL Indonesia ) “

    Nama : Irwan Iswanto

    NIM : 41606110064

    Program Studi : Teknik Industri

    Fakultas : Teknologi Industri

    Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

    Jakarta, November 2009

    Koordinator TA

    Dan

    Ketua Jurusan Teknik Industri,

    ( Ir. M. Kholil MT )

  • “ Aku adalah menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan aku bersamanya

    sepanjang ia ingat kepada-Ku. Jika ia menyebut-Ku dalam dirinya, maka Aku

    menyebutnya dalam diri-Ku. Ketika ia menyebut-Ku ditengah-tengah kelompok orang,

    maka Kau menyebutkannya ditengah-tengah kelompok yang lebih baik dari mereka (

    Kelompok Malaikat ) “

    ( HR. Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, At – Tirmidzi dan Ibnu Majah )

    Maka Nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan????

    ( Q.S Ar-Rahman ) terulang smpai 31 kali………………

    “ maka itulah bagi mereka surga And, mengalir sungai-sungai dibawahnya; dalam surga

    mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus

    dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar diatas sofa-sofa yang indah.

    Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah “

    ( Q.S. Al-Kahfi :31 )

    Kupersembahkan tulisan kecil ini untuk orang – orang yang selalu menyayangiku dan

    kusayangi..Orang Tuaku, Saudara-saudarku, sahabat-sahabatku dan juga seseorang yang

    telah menjadi inspirasiku untuk meraih semua cita-cita ini

    v

  • ABSTRAK

    Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden terhadap komunikasi interpersonal yang terbentuk dalam

    lingkungan PT. Birotika semesta (DHL Indonesia). Untuk mengetahui bagaimana

    tanggapan terhadap kinerja karyawan yang dirasakan oleh karyawan, bagaimana

    pengaruh antara komunikasi interpersonal dengan kinerja karyawan pada PT. Birotika

    semesta (DHL Indonesia).

    Metodologi penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif, dengan sample

    adalah karyawan DHL Indonesia dengan jumlah 69 dengan mengunakan proposif

    sampling, teknik analisis data menggunakan uji korelasi, uji regresi dan uji hipotesis

    individu. Hasil pengolahan data terhadap penilaian responden pada variabel

    komunikasi interpersonal yang terbentuk pada lingkungan perusahaan dengan nilai

    rata-rata sebesar sebesar 145 sehinga nilai pernyataan berada pada klsifikasi cukup

    setuju, artinya sebagian besar responden memahami dan memberikan penilaian setuju

    terhadap keseluruhan item pertanyaan yang diajukan dengan demikian menunjukan

    bahwa iklim komunikasi yang terbentuk pada perusahaan sepenuhnya dapat diterima

    dengan cukup baik oleh seluruh anggota perusahaan. Untuk persepsi responden pada

    variabel kesejahteraan yang dirasakan oleh karyawan memperlihatkan nilai rata-rata

    persepsi karyawan sebesar 157 sehinga nilai pernyataan berada pada klasifikasi cukup

    setuju, artinya sebagian besar responden memahami dan memberikan penilaian cukup

    setuju terhadap keseluruhan item pertanyaan yang diajukan. Terhadap hasil analisis

    pada pengujian statistik terlihat bahwa terdapat hubungan positif sebesar 0.651

    sehingga bila variabel Komunikasi Inetrpersonal ditingkatkan maka akan diikuti

    penguatan variabel kinerja karyawan, hasil uji regresi Y = 21,148+0.716 sehingga

    nilai murni variable kinerja tanpa dipengaruhi oleh komunikasi interpersonal sebesar

    21.148 sedangkan nilai kontribusi variable komunikasi terhadap kineraj sebesar 0.716.

    Hasil uji hipotesis terlihat bahwa [thitung > ttabel] maka (Ho) ditolak dan (Ha) diterima

    sehingga ada pengaruh signifikan antara komunikasi interpersonal terhadap

    kesejahteraan karyawan.

    vi

  • KATA PENGANTAR

    Assalammualaikum Wr. Wb,

    Bismillahirrahmaanirrahiim,

    Alhamdulillahirabbil’aalamin, rasa syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan

    kehadirat Allah SWT pemilik segala nikmat, dan berkat rahmat dan ridha-Nya penulis

    dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul Pengaruh Komunikasi

    Interpersonal Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Birotika Semesta

    ( DHL Indonesia ).

    Penulisan Tugas Akhir ini dilakukan untuk memenuhi syarat ujian sarjana

    pada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri , Universitas mercu

    Buana.

    Atas bimbingan, saran dan bantuan yang telah diberikan selama pembuatan Tugas

    Akhir ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setulusnya kepada :

    1. Bapak Herry Agung, selaku dosen pembimbing TA yang telah membimbing

    dan membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    2. Bapak Ir. M Kholil. MT selaku koordinator TA dan ketua program studi

    Teknik Industri Universitas Mercu Buana.

    3. Seluruh staff karyawan PT. Birotika Semesta ( DHL Indonesia ).

    4. Ayah dan ibu yang telah membesarkan, mencintai, menyayangi, melindungi,

    mendidik, menasehati dan mendoakan penulis. Terima kasih untuk menjadi

    dua figur yang terbaik dan yang paling berjasa dalam kehidupan penulis.

    vii

  • 5. Keluarga Besar Bpk. Rujito Sutopo yang telah banyak membantu penulis.

    6. Sahabatku Budi yang selalu setia menemani penulis dan memberikan support

    kepada penulis dan juga rekan kerjaku Bp.Edwin dan Aris yang telah

    mensupport penulis baik morill maupun materil.

    7. Saudaraku Rizkha, Rizkhy, Yudi, Wisnu, yang telah memberikan spirit yang

    tak terhingga kepada penulis.

    8. Teman rumahku Ika yang selalu memberikan dukungan kepada penulis untuk

    selalu mendapatkan yang terbaik.

    9. Dewi Amalia sumber inspirasi masa depan penulis.

    10. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari bahwa tentunya masih banyak kekurangan dan

    ketidaksempurnaan, baik dari isi maupun tata cara penulisannya, mengingat

    keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman penulis yang masih dalam

    tahap belajar. Penulis berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi

    penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.

    Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

    Jakarta, November 2009

    Penulis

    viii

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    Lembar Judul ................................................................................................................ i

    Lembar Pernyataan ..................................................................................................... ii

    Lembar Persetujuan .................................................................................................... iii

    Lembar Pengesahan .................................................................................................... iv

    Halaman Persembahan ..................................................................................................v

    Abstrak ............................................................................................................... vi

    Kata Pengantar ........................................................................................................... vii

    Daftar Isi........ .............................................................................................................. ix

    Daftar Gambar ............................................................................................................ xi

    Daftar Tabel... ............................................................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

    1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................1

    1.2. Perumusan Masalah ........................................................................3

    1.3. Batasan Masalah ..............................................................................3

    1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................3

    1.5. Sistematika Penulisan .....................................................................4

    BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................6

    2.1. Pengertian Sumber Daya Manusia ................................................6

    2.2 Definisi Komunikasi ....................................................................13

    2.2.1. Komunikasi Interpersonal ...................................................20

    2.2.2 Arah Aliran Informasi .........................................................31

    2.2.3 Komunikasi Horisontal .........................................................34

    2.2.4 Tujuan Komunikasi Horisontal ............................................35

    2.3 Kinerja ............................................................................................38

    2.3.1 Pengertian Kinerja ................................................................38

    2.3.2 Penilaian Kinerja ..................................................................41

    ix

  • 2.3.3 Dimensi Strategi Penilaian Kinerja .....................................43

    2.4 Populasi dan Sampel .....................................................................44

    2.5 Kisi – kisi Instrumen Penelitian ....................................................44

    2.6 Uji Hipotesis .................................................................................45

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................49

    3.1 Penelitian Pendahuluan ................................................................50

    3.2 Identifikasi Masalah .....................................................................50

    3.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................51

    3.4 Pengumpulan Data ........................................................................51

    3.5 Pengolahan Data .........................................................................52

    3.6 Analisa ...........................................................................................53

    3.7 Kesimpulan dan Saran ...................................................................53

    BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ...............................54

    4.1 Sejarah Singkat PT.Birotika Semesta ..........................................54

    4.2 Pengembangan Sistem Kerja di PT.Birotika Semesta ..................55

    4.3 Deskripsi Data ..............................................................................70

    4.4 Pembahasan ...................................................................................74

    BAB V ANALISIS ...........................................................................................90

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................96

    6.1 Kesimpulan ..................................................................................96

    6.2 Saran-saran ...................................................................................97

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    x

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1.1 Proses Manajemen Sumber Daya Manusia ..............................................8

    Gambar 3.1 Diagram Aliran Metode Penelitian .......................................................49

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Birotika Semesta .............................................69

    xi

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Kisi – kisi Variabel Komunikasi Interpersonal .........................................44

    Tabel 2.2 Kisi – kisi Variabel Instrumen Kinerja ....................................................45

    Tabel 2.3 Skala Penilaian Deskriptif ........................................................................46

    Tabel 4.1 Identifikasi Responden .............................................................................70

    Tabel 4.2 Uji Validitas dan Reabilitas Komunikasi Interpersonal ..........................72

    Tabel 4.3 Uji Validitas dan Reabilitas Variabel Kinerja Karyawan .........................73

    Tabel 4.4 Supervisor Mendelegasikan Pekerjaan bila Berhalangan

    atau ada Kondisi di luar Perusahaan .........................................................76

    Tabel 4.5 Ada Keasadaran pada Pekerja Untuk Menggantikan Tugas

    demi kelancaran Tugas .............................................................................77

    Tabel 4.6 Ada Keasadaran pada Pekerja Untuk Menggantikan Tugas

    demi kelancaran Tugas .............................................................................78

    Tabel 4.7 Karyawan Hanya Mengetahui bahwa Setiap Perintah

    Langsung dari Atasan Masing - masing ....................................................79

    Tabel 4.8 Pegawai Mendapat Perintah Tertulis berkenaan

    dengan Tugas dan Rencana Tugas ............................................................80

    Tabel 4.9 Kumulatif Persepsi Responden Pada Variabel

    Komunikasi Interpersonal .......................................................................81

    Tabel 4.10 Pertanyaan Karyawan bahwa Pr osedur Kerja sangat Monoton ..............83

    Tabel 4.11 Penilaian Karyawan Atas Teguran Pelanggaran Disiplin ........................84

    Tabel 4.12 Pertanyaan Karyawan bahwa Teguran yang disampaikan

    Pimpinan akan mempengaruhi semangat Kerja ......................................85

    Tabel 4.13 Kinerja Setiap Unit dipengaruhi oleh Kinerja Karyawan ........................86

    Tabel 4.14 Seluruh Karyawan memandang Bahwa Kinerja

    Merupakan satu Kebutuhan ...................................................................87

    Tabel 4.15 Persepsi Kumulatif Responden Pada Variabel

    Kinerja Karyawan .................................................................................87

    xii

  • DAFTAR PUSTAKA

    Alex Nitisemito, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia., Edisi keempat.,

    Gemapustaka, Jakarta. Bambang Nadang, 2000, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta Bandung. Elias Molan Wayne,2003. Introduction to Mass Communication, Edisi ke Sembilan,

    Harrpper Rofpublisher, New York Frazier H Moore.2002, Hubungan Masyarakat, Prinsip, Kasus dan Masalah, Salemba

    Empat. Jakarta. Hendry Simamora.2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, YKPN., Yogyakarta. Hasibuan,2001. Manajemen Personalia, Aplikasi dan Pendekatan., Ghalia Indonesia,

    1993. Hermawan Kartajaya, 2003. Membangun Kompetensi dalam Organisasi. Elex

    Intermedia. Semarang. Husien Umar., 2003. Riset Sumber Daya Manusia, Gramedia Pustaka. Jakarta. Lyman, Karlene Roberts,2000. Public Relation, Alih Bahasa Haris Mundandar,

    Erlangga, Jakarta. Manulang. M.2000, Management Personalia, Ghalia Indoneisa. Moekijat 1999., Manajemen Perkantoran., Gunung Agung., Jilid Tiga, Jakarta. Muhammad Iqbal Hasan., 2002., Metodologi Penelitain Komunikasi., Remaja Rosda.

    Bandung. Oning Uca Effendy.2002. Human Relation and Public Relation. Madar Maju,

    Bandung. ________________,2002 Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, CV Remaja Rosda

    Karya Bandung, Robbins P. Stephen.2000, Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi,

    Edisi Kedelapan., Prenhallindo, Jakarta, 2001. Ranupandoko H dan Suad Husnan.,2001. Manajemen Personalia., BPFE Yogyakarta.

  • Susilo Martoyo, 2001., Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta BPFE Yogyakarta

    Sunanto B.2001. Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan. Pustaka Binawan

    Pressindo, Jakarta, 1991. . Sofjan Assaury. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia., Lembaga Penerbit.

    Universitas Indonesia. Jakarta. Soegiono.,2002 Metode Peneliian Bisnis., Gramedia Pustaka, Jakarta.

  • LAMPIRAN

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    2

    masyarakat menerima dan memberikan dukungan. Timbulnya

    kesadaran akan pentingnya hubungan, maka muncul berbagai kegiatan

    khusus mengenai usaha yang dikenal sebagai hubungan kerja, hubungan

    atasan dan bawahan, hubungan dengan masyarakat, hubungan dengan

    pemerintah. Berdasarkan factor-faktor tersebut maka pengembangan tenaga

    kerja terlatih dan terdidik ( usable skill ) adalah factor kunci yang dapat

    diusahakan perusahaan. Kepentingan perusahaan untuk mengadakan

    pengembangan tenaga kerja yang terlatih dan terdidik adalah meningkatkan

    efisiensi kerja. Kepentingan tenaga kerja yang bersangkutan adalah

    peningkatan kompetensi diri (Core Competency) melalui peningkatan

    komunikasi interpersonal dalam diri karyawan atau seluruh elemen

    organisasi, agar layak berkompetisi di bursa tenaga kerja atau memiliki

    spesialisasi.

    Bila melihat kilas balik organisasi perusahaan sebagai salah satu

    perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelayanan perjalanan, dimana

    usaha pelayanan cargo service merupakan perusahaan yang memiliki

    investasi yang cukup besar, sehingga membutuhkan peran, komunikasi

    interpersonal yang dapat memberikan kepercayaan dan semangat kerja yang

    tinggi bagi karyawan, dengan demikian bahwa ketidak mampuan organisasi

    mengembangkan komunikasi baik vertical maupun horizontal dengan tujuan

    harmonisasi dalam lingkunan kerja maka besar kemungkinan tujuan

    perusahaan tidak akan mungkin dapat berjalan dengan baik. Berkenaan dengan

    hal tersebut penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul “Pengaruh

    Komunikasi Interpersonal Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Birotika

    semesta (DHL Indonesia).

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    3

    1.2 Perumusan Masalah

    Berkenaan dengan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah

    maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

    1. Bagaimana komunikasi interpersonal pada PT. Birotika Semesta (DHL

    Indonesia) ?

    2. Bagaimana kinerja karyawan PT. Birotika Semesta (DHL Indonesia) ?

    3. Bagaimana pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja

    karyawan pada PT. Birotika Semesta (DHL Indonesia) ?

    1.3 Batasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah maka

    batasan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh antara

    komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan pada PT. Birotika semesta

    (DHL Indonesia).

    1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

    * Untuk mengetahui bagaimana tanggapan karyawan ( responden )

    terhadap komunikasi interpersonal yang terbentuk dalam lingkungan

    PT. Birotika semesta (DHL Indonesia).

    * Untuk mengetahui bagaimana tanggapan terhadap kinerja karyawan

    yang dirasakan oleh karyawan.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    4

    * Untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara komunikasi

    interpersonal dengan kinerja karyawan pada PT. Birotika semesta

    (DHL Indonesia)

    Sedangkan manfaat penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

    * Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

    masukan yang masukan yang bermanfaat khususnya berkenaan

    dengan komunikasi interpersonal dan kinerja karyawan.

    * Bagi akdemik, sebagai masukan bagi rekan-rekan mahasiswa

    Universitas Mercu Buana, khususnya fakultas Teknik Industri

    berkenaan dengan penelitian komunikasi interpersonal dan

    komunikasi serta ilmu manajemen lainnya.

    * Bagi penulis sebagai perbandingan antara teori dan praktek

    1.5 Sistematika Penulisan

    Secara keseluruhan skripsi ini terdiri dari lima bab dan tiap bab dibagi

    lagi menjadi beberapa sub bab, dengan urutan sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam bab ini penulis memaparkan mengenai latar belakang

    masalah dan diangkatnya judul penelitian berdasarkan masalah,

    perumusan masalah, batasan masalah tujuan dan manfaat penelitian,

    dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    5

    BAB II LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini penulis membahas mengenai pengertian sumber daya

    manusia, serta untuk penguraian tehadap teori-teori pada variabel

    yang diamati adalah teori-teori mengenai komunikasi interpersonal

    dan teori-teori mengenai kinerja karyawan serta juga teori-teori

    statistik.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bab ini berisi langkah-langkah yang ditempuh dalam proses

    penelitian masalah, tujuan penelitian serta pengumpulan dan

    pengolahan data.

    BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

    Pada bab ini berisi prosedur yang ditempuh dalam pengumpulan

    data, penentuan sample penelitian dan deskripsi mengenai data-data

    yang diperoleh selama penelitian yang kemudian diolah untuk

    memecahkan masalah.

    BAB V HASIL DAN ANALISA

    Pada bab ini berisi interpretasi dan telaah mengenai hasil-hasil

    penelitian berdasarkan informasi yang diperoleh dari data dan hasil

    pengolahan.

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis yang telah

    dilakukan serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    6

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    7

    tugas serta tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan lebih efektif dan

    efisien. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dikemukakan beberapa

    pengertian menurut para ahli. Maryoto (2000) menyatakan bahwa :

    “Manajemen Sumber Daya Manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan sikap tenaga kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan organisasi dan masyarakat”. (hlm 15)

    Menurut Manulang (2000) memberi definisi :

    Manajemen Sumber Daya Manusia adalah seni dan ilmu untuk memperoleh, memajukan dan memanfaatkan sumber daya tenaga sehingga di samping mencapai tujuan organisasi atau perusahaan yang berdaya guna juga mampu mendorong kegiatan bekerja pada karyawan-karyawannya. (Hlm, 142)

    Bila dilihat di definisi-definisi yang dikemukakan di atas akan kelihatan

    terdapat perbedaan, namun demikian jika secara teliti maka terdapat suatu titik

    persamaan, yaitu : manajemen sumber daya manusia adalah sesuatu yang

    membutuhkan perencanaan/ pengorganisasian pemberian kompensasi dan

    pemeliharaan tenaga kerja.

    Menurut Simmamora (2003) menyatakan bahwa : “manajemen sumber

    daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan

    penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan individu

    maupun organisasi yang telah ditetapkan”.(Hlm 421)

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    8

    Definisi yang diberikan oleh French mengandung pengertian mengenai

    suatu proses dan tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan kepada para

    karyawannya.

    Gambar 1. : Proses Manajemen Sumber daya manusia

    Sumber : French, The Personnel Management Process, Hougton Mifflin

    Company, Boston, 1974, dalam Samora 2002 ; 433

    Dari pengertian-pengertian manajemen sumber daya manusia tersebut

    di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia di perusahaan

    dimaksudkan agar dapat bekerja secara teratur dan merasa aman serata

    terjamin jiwanya selama bekerja pada perusahaan tersebut, karena sumber daya

    manusia tersebut dianggap suatu asset atau kekayaan perusahaan yang harus

    dipelihara serata ditingkatkan mutunya sehingga mempunyai nilai tambah baik

    untuk perusahaan maupun untuk karyawan itu sendiri.

    Usaha perusahaan di dalam memelihara serata memperatahankan sumber

    daya manusia atau karyawan tersebut dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

    Penggunaa

    Pemeliharaan

    Pengembangan

    Seleksi

    Penarikan Fungsi -

    Personalia

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    9

    dengan memberikan gaji atau upah yang cukup (sesuai dengan hasil kerjanya),

    memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, atau memberikan

    fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan oleh

    karyawan selama dibutuhkan, serata memberikan penghargaan kepada

    karyawan yang berprestasi sehingga karyawan tersebut mempunyai semangat

    dan gairah untuk bekerja lebih baik.

    Bila dilihat di definisi-definisi yang dikemukakan di atas akan kelihatan

    terdapat perbedaan, namun demikian jika secara teliti maka terdapat suatu titik

    persamaan, yaitu : manajemen sumber daya manusia adalah sesuatu yang

    membutuhkan perencanaan/ pengorganisasian pemberian kompensasi dan

    pemeliharaan tenaga kerja.

    Untuk memperjelas pembahasan, maka penulis akan membicarakan

    mengenai fungsi dari manajemen personalia. Fungsi manajemen personalia

    menurut Husnan (2001) dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

    1. Fungsi-fungsi manajemen, meliputi perencanaan, pengorganisa-sian,

    pengarahan dan pengawasan.

    2. Fungsi-fungsi operasional, meliputi pengadaan, pengembangan,

    pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan. (Hlm, 326)

    Dari definisi di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa di dalam

    manajemen personalia ada 2 (dua) macam fungsi, yaitu :

    1. Fungsi Manajemen, terdiri dari :

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    10

    a. Fungsi Perencanaan.

    Fungsi perencanaan bagi manajer personalia adalah menentukan

    terlebih dahulu program personalia dengan fungsi untuk membantu

    tercapainya tujuan perusahaan yang telah ditentukan.

    b. Pengorganisasian.

    Setelah mengetahui apa yang akan dilaksanakan seperti apa yang

    sudah direncanakan, maka manajer personalia harus membentuk

    organisasi dengan merancang susunan dari berbagai sikap antar

    jabatan personalia dengan faktor-faktor fisik untuk melaksanakan

    perencanaan itu.

    c. Pengarahan.

    Meliputi kegiatan yang bersikap dengan bimbingan dari atasan agar

    bawahan menjalankan tugas sesuai dengan rencana yang telah

    ditetapkan.

    d. Pengawasan.

    Setelah fungsi-fungsi personalia dilaksanakan pada langkah

    selanjutnya yaitu mengamati dan membandingkan pelaksanaan

    dengan rencana dan mengoreksinya apabila terjadi penyimpangan dan

    bila perlu diadakan penyesuaian dengan rencana yang sudah dibuat

    semula.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    11

    2. Fungsi Operasional, terdiri dari :

    a. Pengadaan.

    Fungsi ini diusahakan untuk memperoleh jumlah dan macam

    karyawan yang diharapkan untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini

    menyangkut mengenai penentuan kebutuhan karyawan dan

    penarikannya, seleksi dan penempatannya.

    b. Pengembangan

    Setelah diperoleh karyawan yang sesuai dengan persyaratan yang

    telah ditentukan maka sudah selayaknya karyawan tersebut

    dikembangkan untuk meningkatkan ketrampilan di dalam

    menjalankan tugasnya dengan baik.

    c. Pemberian kompensasi.

    Pemberian penghargaan atau imbalan yang layak dan adil terhadap

    karyawan sesuai dengan sumbangan mereka untuk mencapai tujuan

    organisasi.

    d. Pemeliharaan.

    Fungsi ini memperatahankan dan meningkatkan kondisi para

    karyawan yang telah ada, misalnya : perhatian mengenai kesehatan,

    keamanan serata sesuatu sikap yang menyenangkan.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    12

    e. Pengintegrasian.

    Menyangkut penyesuaian keinginan dari karyawan dengan keinginan

    perusahaan dan masyarakat. Dengan demikian kita perlu memahami

    sikap karyawan untuk dipertimbangkan dalam pembuatan

    kebijaksanaan perusahaan.

    Hasibuan (2001) memperincikan program kepegawaian yang mencakup

    masalah-masalah sebagai berikut :

    1. Menetapkan jumlah, kuantitas dan penempatan tenaga kerja yang efektif

    sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job

    specification, job requirement, dan job evaluation.

    2. Menetapkan penarikan, seleksi dan penempatan karyawan berdasarkan

    asas the right man in the right place and the right man in the right job.

    3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi dan

    pemberhentian.

    4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa

    yang akan datang.

    5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan

    perkembangan perusahaan pada khususnya.

    6. Memonitor dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan

    pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    13

    7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.

    8. Melaksanakan pendidikan dn pelatihan prestasi kerja karyawan

    9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horisontal

    10. Mengatur pensiun, pemberhentian dan pesangon. (Hlm, 15)

    Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia diakui sangat menentukan

    bagi terwujudnya tujuan, tetapi untuk memimpin unsur manusia ini sangat sulit

    dan rumit.

    2.2 Definisi Komunikasi

    Dalam kehidupan organisasi, para anggota organisasi tidak dapat dan

    memang tidak mungkin hidup terisolasi, baik dari rekan kerja ataupun dari

    lingkungan kerjanya. Tujuan yang hendak dicapai , strategi yang hendak

    dijalankan, keputusan yang harus dilaksanakan, program kerja yang harus

    diselenggarakan, kegiatan individu maupun antar satuan kerja. Para anggota

    organisasi mutlak perlu berkomunikasi antara satu dengan yang lain.

    Dengan demikian komunikasi menduduki tempat yang utama dalam

    organisasi karena organisasi bersifat luas dan ruang lingkup dari masalah

    organisasi juga sepenuhnya ditentukan oleh teknik komunikasi. Simamora

    (2002), mengatakan bahwa “Komunikasi adalah proses pertukaran informasi

    antara dua orang atau lebih didalam satuan atau unit kerja.”(Hlm, 401)

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    14

    Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

    komunikasi merupakan proses dimana fungsi–fungsi manajemen

    merencanakan, mengorganisasikan, memimpin serata pengendalian. Proses

    komunikasi memungkinkan para manajer menjalankan tanggung jawabnya,

    dan informasi harus dikomunikasikan kepada para bawahan sehingga

    bawahan mempunyai dasar untuk dapat melaksanakan pekerjaannya.

    Dibagian lain, Lyman Porter dan Karlene Roberts (2000)

    mendefinisikan komunikasi. Menurutnya ;

    Komunikasi adalah sebagai suatu proses, dimana orang berusaha untuk memberikan pengertian melalui pengiriman pesan dengan mempergunakan symbol – symbol. Dalam hal ini ada tiga hal yakni :Komunikasi menyangkut manusia seperti bagaimana orang berhubungan satu sama lain, memberikan pengertian kepada orang lain sehingga mempunyai kesamaan dalam definisi istilah yang dipergunakan, dan sebagai symbol, seperti gerakan tangan, huruf, angka dan kata – kata. (Hlm 132)

    Selanjutnya, Porter dan Karlene (2000) juga menyinggung alasan

    pentingnya komunikasi bagi manajer. Menurutnya;

    Komunikasi sangat diperlukan bagi manajer untuk melaksanakan fungsi – fungsi manajemen sebagai dasar pembuatan rencana, dan selanjutnya rencana harus dikomunikasikan kepada pihak lain untuk dilaksanakan. (Hlm, 65)

    Dari pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, dalam

    suatu pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan mengenai

    tugas atau pekerjaannya. Pengarahan menjelaskan para manajer

    berkomunikasi dengan bawahan agar dapat memberikan motivasi guna

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    15

    mencapai tujuan dan sasaran oragnisasi yang telah direncanakan. Kelancaran

    komunikasi antara atasan dan bawahan, maka sebagian besar karyawan yang

    bekerja dalam suatu organisasi akan tahu dan memahami struktur dan

    bagaimana sikap didalamnya. Tanpa adanya komunikasi maka akan

    kehilangan pandangan tentang peran serata tujuan organisasi.

    Adapun tujuan pelaksanaan komunikasi adalah agar dapat tercapainya

    pengertian antara semua pihak yang berhubungan atau berkepentingan. Dalam

    proses komunikasi juga pada intinya mempunyai beberapa hal yakni adanya

    dua pihak atau lebih yang terlibat, yakni subyek dan obyek komunikasi atau

    dengan kata lain sumber komunikasi yang disebut komunikator atau subyek

    komunikasi dan obyek komunikasi atau sasaran yang disebut dengan

    komunikan. Selain itu adanya pesan (message) yang hendak disampaikan

    berupa lisan atau tulisan bahkan isyarat yang mengandung arti.

    Adapun pemilihan metode penyampaian yang digunakan oleh subyek

    untuk penyampaian pesan baik lisan ataupun tulisan dengan alat

    penyampaian. Pemahaman metode penyampaian pesan oleh subyek sehingga

    pesan diterima dalam bentuk yang diterima oleh subyek, penerimaan oleh

    obyek serata umpan balik dari obyek ke subyek. Dengan demikian penerapan

    hubungan relasi yang baik pada organisasi akan mengatasi hambatan –

    hambatan yang terjadi pada proses komunikasi.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    16

    Pengertian komunikasi, komunikasi merupakan kegiatan yang secara

    continue (setiap hari) sebagai suatu kebutuhan, Onong (2002) mengartikan

    komunikasi sebagai :

    “Proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, imbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tak langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau perilaku (Hlm, 60),

    Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi lebih

    memfokuskan diri pada kegiatan dan proses sosial antara penyampai pesan

    dan penerima pesan agar terjadinya kesamaan pemahaman terhadap isi pesan

    yang disampaikan. Sehingga proses komunikasi itu berlangsung dengan semua

    unsure yang terlibat di dalamnya.Selanjutnya Everett Rogers dalam Rachmadi

    (2002) mengungkapkan, bahwa :

    Communication is the process by which an idea is transferred from a source to receiver with the intension of chaning his or her behavior. Artinya : Komunikasi adalah proses pengoperan ide dari satu sumber ke penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku. Jadi proses komunikasi adalah proses pengoperan dan penerimaan lambang – lambang yang mengandung arti. (Hlm, 64)

    Melalui komunikasi orang dapat mempengaruhi dan merubah sikap

    orang lain. Komunikasi memungkinkan pemindahan, penyebaran ide atau

    penemuan beru kepada orang lain dalam proses pembentukan. Komunikasi

    merupakan kegiatan pokok dalam kehidupan masyarakat. Komunikasi tumbuh

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    17

    dan berkembang bersama dengan masyarakat karena itu dapat dikatakan

    bahwa komunikasi merupakan dasar eksistensi masyarakt.

    Menurut Effendy, (2002) fungsi komunikasi secara garis besar dapat

    disimpulkan sebagai berikut :

    1. Menyampaikan informasi (to imform) 2. Mengajarkan (to educate) 3. Memperoleh hiburan (to enteratain) 4. Membujuk (to persude) (Hlm, 19)

    Suatu kegiatan komunikasi menurut Effendi (2002) mempunyai cirri –

    cirri yang meliputi aspek –aspek sebagai berikut :

    a. Komunikasi yang dilaksanakan berlangsung dua arah secara timbal balik. b. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyebaran informasi, pelaksanaan

    persesuaian dan pengkajian opini publik. c. Tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan organisasi itu sendiri. d. Sasaran yang ingin dituju adalah publik di dalam dan di lura negeri

    organisasi. e. Efeek yang diharapkan adalah terjadi hubungan yang harmonis diantara

    organisasi dengan publik (Hlm, 121)

    Jadi secara umum komunikasi akan menimbulkan efek, ini merupakan

    tujuan akhir dari komunikasi untuk mempengaruhi penerima. Sesuai dengan

    definisi tadi, maka pesan yang disampaikan komunikator harus mempunyai

    pengertian yangsama dengan penerima agar dapat dimengerti, sehingga

    komunikator akan mengetahui bagaimana reaksi dan tanggapan penerima

    terhadap pesan yang disampaikan. Agar komunikasi berjalan efektif baik

    pengirim maupun penerima harus memiliki keseragaman pengetahuan dan

    pengalamannya. Apabila tidak terdapat keseragaman pengetahuan dan

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    18

    pengalaman mereka, kemungkinan besar komunikasi tidak akan berjalan

    dengan sebagaimana mestinya dan bahkan penyampaian berita atau

    lambang – lambang tidak terarah dan tidak menghasilkan umpan balik

    (feedback).

    Komunikasi merupakan suatu proses yang berkaitan, baik antara

    pembawa pesan, maupun penerima pesan, serata sarana yang digunakan

    sebaagi media, dan juga memperhatikan manfaat yang dapat ditimbulkannya.

    Untuk itu diperlihatkan disini Laswell memberikan pendekatan 5 W dalam

    formula komunikasi yang dikutip oleh Bambang dan Nandang (1999) “Who

    Says What In Which Channel To Whom With hat Effect”. (Hlm, 34)

    Penjelasan diatas bahwa komunikasi adalah suatu cara untuk

    melakukan hubungan, untuk menyampaikan informasi serata mendorong atau

    mengarahkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Dalam kaitannya dengan

    penelitian ini, penulis mengartikan komunikasi sebagai proses penyampaian

    pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang –

    lambang yang bermakna sama dan dapat menimbulkan pengertian bagi

    kedua belah pihak sehingga dapat menghasilkan efek yang diharapkan.

    Onong (2001) membagi prosesnya kedalam dua tahap, yaitu :

    a. Proses komunikasi secara primer, yakni proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media dalam suasana tatp muka.

    b. Proses komunikasi secara sekunder, adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana tertentu sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media peratama. (Hlm, 192)

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    19

    Menurut Effendy (2001) bahwa yang dimaksud komunikasi internal

    adalah sebagi berikut :

    Komunikasi internal adalah komunikasi antar manejemen dengan komunikan yang berada dalam organisasi yakni para pegawai secara timbal balik.Karena dalam organisasi terdapat jenjang kepangkatan yang menyebabkan adanya pegawai yang memimpin dan yang dipimpin, maka dalam manajemen tidak saja terjadi komunikasi antara pegawai yang sama status atau pangkatnya tetapi juga antara pegawai yang memimpin dan yang dipimpin. (Hlm, 117)

    Secara spesifik tujuan utama yang ingin dicapai melalui yang baik

    dengan pihak internal adalah :

    1. Mengetahui spirit kerja karyawan.

    2. Mewujudkan loyalitas karyawan terhadap lembaga atau perusahaan.

    3. Memberikan rangsangan untuk meningkatkan spirit karyawan.

    Sedangkan menurut H. Frazier (2002) bahwa komunikasi internal adalah :

    Komunikasi internal adalah mengusahakan agar para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan manajemen dan mengusahakan manajemen agar mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh karyawan (Hlm, 80).

    Salah satu usaha internal Public Relation yang dapat menunjukkan

    perhatian terhadap kemajuan atau kepentingan karyawan diantaranya

    mengadakan upgrading atau memberi kesempatan pada mereka untuk

    mengikuti pendidikan lainnya yang secara psikologis dapat menaikkan

    maratabat mereka. Sangat diperlukan oleh seorang petugas Humas untuk

    menyelenggarakan komunikasi yang bersifat persuasive dan informative.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    20

    Salah satu media komunikasi yang ditekankan pada penelitian ini

    guna menyebarkan informasi adalah media cetak dalam bentuk Booklet.

    Pada dasarnya majalah ditujukan kepada Publik Internal atau orang – orang

    yang berada dilingkungan organisasi yang berfungsi sebagai media

    komunikasi organisasi dalam menjalin hubungan dalam organisasi, baik

    antar karyawan dengan pimpinan dan sebaliknya . Serta antara karyawan

    dengan karyawan.

    2.2.1 Komunikasi Interpersonal

    Komunikasi interpersonal yang efektif telah lama dikenal sebagai

    salah satu dasar untuk berhasilnya suatu organisasi. Karena itu adalah perlu

    bagi seseorang pimpinan untuk mengetahui konsep dasar dari komunikasi

    agar dapat membantu dalam mengelola organisasi dengan efektif. Pada

    bagian ini akan dibicarakan mengenai pengertian, klasifikasi, tujuan, aksioma

    komunikasi interpersonal, kebutuhan komunikasi interpersonal dalam

    organisasi, kepercayaan interpersonal dan keterbukaan, hubungan interpersonal

    yang efektif dan hubungan power dengan komunikasi interpersonal

    a. Pengertian Komunikasi Interpersonal

    Sebelum membicarakan apa yang dimaksud dengan komunikasi

    interpersonal, adalah penting untuk memahami lebih dahulu apa yang

    dimaksud dengan komunikasi intrapersonal dan peranannya terhadap

    komunikasi yang lain. Sesungguhnya komunikasi intrapersonal adalah

    komunikasi dalam diri sendiri. Dalam diri kita masing–masing terdapat

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    21

    komponen – komponen komunikasi seperti sumber, pesan, saluran

    penerima dan balikan. Dalam komunikasi intrapersonal hanya

    seseorang yang terlibat. Pesan mulai dan berakhir dalam diri individu

    masing – masing. Komunikasi intrapersonal mempengaruhi komunikasi

    dan hubungan dengan orang lain. Wenburg dan Wilmat (1973) dalam

    Karatajaya (2003) menyatakan bahwa persepsi individu tidak dapat

    dicek oleh orang lain tetapi semua arti atribut pesan ditentukan oleh

    masing–masing individu. (Hlm 78) Persepsi seseorang memainkan

    peranan penting dalam menginter pretasikan pesan.

    Semua pesan diciptakan bermula dalam diri kita. Kita bereaksi menurut

    perbedaan personal kita terhadap pesan di sekeliling kita. Inilah yang

    membuat komunikasi kejadian yang bersifat personal, karena tidak

    pernah dapat dipisahkan dari interaksi kita dengan orang lain.

    Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara

    seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara

    dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Beratambahnya

    orang yang terlibat dalam komunikasi, menjadi beratambahlah

    persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga beratambah

    komplekslah komunikasi tersebut. Komunikasi interpersonal adalah

    membentuk hubungan dengan orang lain. Hubungan itu dapat

    diklasifikasi dalam beberapa cara seperti terdapat pada bagian berikut.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    22

    b. Klasifikasi Komunikasi Interpersonal

    Ada bermacam – macam nama dalam komunikasi interpersonal

    antaranya komunikasi, dialog, wawancara, percakapan, dan komunikasi

    tatap muka. Redding mengembangkan klasifikasi komunikasi

    interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau

    pemeriksaan dan wawancara.

    1). Interaksi Intim

    Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik,

    pasangan yang sudah menikah, anggota famili, dan orang – orang

    yang mempunyai ikatan emosional yang kuat. Kekuatan dari

    hubungan menentukan iklim interaksi yang terjadi. Di dalam

    organisasi, hubungan ini dikembangkan dalam sistem komunikasi

    informal. Misalnya, hubungan yang terlibat diantara kedua orang

    teman baik dalam organisasi, yang mempunyai interaksi personal

    mungkin di luar peranan dan fungsinya dalam organisasi.

    3). Percakapan Sosial

    Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenagkan seseorang

    secara sederhana dengan sedikit berbicara. Percakapan biasanya

    tidak begitu terlibat secara mendalam. Tipe komunikasi tatap

    muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam

    organisasi. Jika dua orang atau lebih bersama – sama dan berbicara

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    23

    tentang perhatian, minat diluar organisasi seperti, famili, sport, isu

    politik, ini adalah merupakan contoh percakapan sosial.

    4). Interogasi atau Pemeriksaan

    Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang

    ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi

    daripada yang lain. Misalnya seorang pengacara memeriksa

    seorang saksi atau seorang pelaksana hukum menanyai seorang

    tersangka. Pertengkaran verbal sering ditandai dengan isu benar

    atau salah. Debat diatur oleh sejumlah aturan dan umumya lebih

    formal daripada perkelahian. Meskipun bentuk komunikasi ini

    tidaklah selalu didingini tetapi ada dalam organisasi. Misalnya

    bila seseorang karyawan dituduh mengambil barang – barang

    organisasi bentuk kepentingan pribadinya biasanya karyawan

    tersebut diinterogasi oleh atasannya untuk mengetahui benar atau

    tidaknya tuduhan itu.

    5). Wawancara

    Wawancara adalah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana

    dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa Tanya jawab.

    Salah seorang mengajukan pertanyaan untuk mendapatkan

    informasi dan yang lainnya mendengarkan dengan baik kemudian

    memberikan jawaban yang dikehendaki sampai tujuan wawancara

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    24

    tercapai. Misalnya seseorang dosen penasehat akademis

    mewawancarai mahasiswa yang dibimbingnya untuk mendapatkan

    informasi yang lebih jauh mengenai mahasiswa tersebut. (Simmora

    2002 ; 471)

    c. Kebutuhan Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi

    Dalam diri tiap–ttiap orang ada kebutuhan yang berbeda – beda, yang

    bersifat fisik atau biologis. Diantara kebutuhan itu adalah kebutuhan

    makan, minum, dan udara. Selain dari kebutuhan itu individu juga

    mempunyai kebutuhan interpersonal atau kebutuhan sosial yang

    dipenuhinya melalui komunikasi interpersonal. Simamora (2002;495)

    mengidentifikasi 3 macam kebutuhan dasar ini, yaitu kebutuhan akan

    kasih saying,kebutuhan diikutseratakan dan kebutuhan akan kekuasaan

    atau kontrol. Karena kebanyakan komunikasi dalam organisasi terjadi

    dalam tingkatan interpersonal, adalah penting untuk mengenal

    kebutuhan interpersonal yang kita punyai semua. Meskipun tiap – tiap

    kebutuhan itu berbeda – beda pada tiap orang atau dari satu situasi

    kepada situasi yang lain,pemahaman tentang kebutuhan itu akan dapat

    membantu dalam berkomunikasi dengan orang lain.

    d. Kasih Sayang

    Kebutuhan akan kasih sayang adalah kebutuhan untuk

    mempertimbangkan apakah diri kita disukai atau disayangi oleh orang

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    25

    lain. Dalam pengalaman hidup sehari–hari kita semua mempunyai

    teman atau telah melihat orang berusaha memnuhi kebutuhan ini.

    Misalnya dalam organisasi atau dalam pekerjaan kelihatan bahwa

    seseorang disukai oleh tiap orang. Orang yang telah memenuhi

    kebutuhan ini menurut Schutz dinamai personal. Di samping itu juga

    kelihatan biasa saja bila seseorang tidak sanggup memenuhi kebutuhan

    ini, dan orang yang demikian dinamakan Schutz kurang personal atau

    terlalu personal.

    Orang yang menghindar dari keterlibatan emosional dikatakan kurang

    personal. Orang yang semacam ini dapat dijumpai di mana – mana

    dalam organisasi. Seringkali orang–orang ini kelihatan paling cocok

    menjadi pimpinan atua pimpinan kelompok kerja. Dalam kenyataannya

    mereka mungkin lebih ideal menjadi pimpinan teori X karena pada

    luarnya, mereka tidak kelihatan memerlukan persetujuan orang lain.

    Tetapi, bila kita sungguh – sungguh memperlihatkan orang ini lebih

    dekar, kita akan menemukan bahwa orang ini bersembunyi di balik

    mereka karena takut bahwa orang lain tidak menyukai mereka

    sebagaimana adanya.

    Orang – orang ini seperti manusia lainnya mempunyai kebutuhan akan

    kasih saying, tetapi mereka belajar menutupi kebutuhan ini dengan

    tidak membiarkan orang lain dekat dengan mereka. Jika orang seperti

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    26

    demikian menjadi pimpinan mereka mungkin menggunakan posisinya

    sebagi satu alasan untuk tidak terlibat dengan orang lain, atau tidak

    membuka diri mereka terhadap orang lain, karena takut tidak diterima.

    Orang yang semacam itu mungkin ramah terhadap siapa saja, tetapi

    keramahannya seringkali hanya di luar saja dan mereka sebenarnya

    tidak berteman dengan siapa saja. Orang-orang yang semacam itu akan

    mengembangkan persahabatan, tetapi persahabatannya umumnya tidak

    mencapai tingkat personal.

    Individu–individu yang kurang personal perlu lebih banyak dipahami.

    Sementara itu tidak ada cara yang sederhana untuk memasuki diri orang

    ini. Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menyadari bahwa

    orang ini mempunyai satu kebutuhan untuk disukai dan disayangi. Bila

    kita menghadapi orang – orang semacam ini dalam organisasi,

    janganlah kita menciptakan halangan atau hambatan, tetapi hendaklah

    berusaha menciptakan jaringan komunikasi yang meyakinkan orang –

    orang ini bahwa kita mempedulikan mereka, menghargai mereka

    sebagaimana adanya.

    Personal bertentangan dengan yang kurang personal. Orang – orang

    ini selalu memerlukan atau membutuhkan kasih saying. Kebutuhan ini

    selalu merupakan satu gangguan pikiran bagi orang ini. Individu yang

    terlampau personal dapat dengan mudah menjadi orang yang sangat

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    27

    cocok dengan tipe pimpinan club country. Individu yang mempunyai

    kebutuhan kasih saying yang secara berlebihan ini sering melakukan

    yang ekstrem untuk meyakini diri mereka dari penerimaan orang lain.

    Mereka akan mencari persetujuan dengan berkomunikasi secara

    ekstrem untuk meyakini diri mereka dari penerimaan orang lain. Mereka

    akan mencari persetujuan dengan berkomunikasi secara ekstrem dengan

    orang lain.

    Mereka bahkan mungkin berusaha membayar teman seperti orang–

    orang yang selalu membeli, tetapi tidak pernah membiarkan orang lain

    memberikan untuk mereka. Individu – individu ini mungkin merasa

    cemburu bila orang lain berbicara kepada temannya, dan bahkan

    berusaha menghalangi teman mereka untuk mendapatkan teman baru,

    dengan memberikan komentar yang negatif tentang perspektif teman

    baru. Orang – orang yang terlalu personal dalam posisi tanggung jawab

    dapat menimbulkan masalah bagi organisasi. Pada lahirnya orang –

    orang ini kelihatannya sangat normal dan pada permulaan mungkin

    kehilangan sangat ramah. Sekali dikenal baik, mereka mulai

    membukakan rahasia mereka dan mungkin bahkan penolakan

    keanggotaan mereka yang mereka tidak terima. Orang–orang ini

    berusaha memiliki dengan mempercayakan rahasianya dan masalah

    mereka, dengan harapan bahwa orang lain akan merasa berkewajiban

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    28

    membantu mereka. Sekali kita dapat mengenai orang macam ini, kita

    mungkin akan berusaha menghindarinya. Akan tetapi orang – orang

    yang terlampau personal seperti halnya orang yang kurang personal,

    perlu dipahami. Tindakan kita yang menghindari mereka tidaklah

    membantu mereka.

    Individu yang telah memenuhi kebutuhan mereka akan kasih saying

    dinamakan personal. Orang ini mempunyai pemikiran yang liurus dan

    sanggup menghadapi hampir semua orang dengan siapa mereka

    megadakan kontak. Orang – orang ini disukai, tetapi mereka tidak

    menganggap bahwa disukai oleh tiap orang penting untuk kebahagian.

    Orang – orang ini mudah berbicara dengan orang lain dan juga tidak

    sukar berbicara dengan mereka. Mereka tidaklah merasa kecewa bila

    orang lain tidak menyimpan rahasia mereka dan mereka tidaklah

    merasa terpaksa membuka diri mereka terhadap orang lain.

    e. Diikutseratakan

    Kebutuhan merasa berarti dan diperhitungkan adalah merupakan

    kebutuhan interpersonal diikutseratakan. Menurut Schutz orang – orang

    yang tidak berhasil memnuhi kebutuhan ini dinamakan kurang sosial

    atau terlalu sosial. Orang – orang yang kurang sosial tidak suka orang

    lain disekelilingnya, seperti halnya orang yang kurang personal mereka

    menganggap komunikasi sebagai ancaman dari orang lain. Orang –

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    29

    orang ini sering merasa amat malu dan sangat sulit untuk menciptakan

    percakapan dengan orang lain dalam organisasi.

    Berkomunikasi menunjukkan gejala kecemasan berhubungan dengan

    kenyataan, atau berkomunikasi dengan orang lain. Sementara itu orang

    yang kurang sosial mungkin tidak takut berkomunikasi mereka

    mempunyai banyak gejala – gejala yang sama dengan orang yang

    kurang personal. Mereka seringkali orang yang cerdas yang merasa

    kesepian, yang lebih suka mengerjakan sesuatu sendiri atau dalam

    kelompok yang sangat besar sehingga mereka dapat bersembunyi

    dalam keramaian. Orang – orang ini sulit untuk memberikan

    sumbangan informasi secara lisan terhadap seseorang dan umumnya

    menghindari mengatakan sesuatu karena takut mereka kan kurang

    diperhatikan.

    Lawan dari orang yang kurang sosial adalah individu yang terlampau

    sosial yang tidak dapat distop dari keterlibatan berkomunikasi dengan

    orang lain. Dalam organisasi orang – orang yang suka berbicara ini

    menginginkan orang lain agar diam sejenak dan sering mereka

    dinamakan besar mulut.

    Individu yang telah memuaskan kebutuhan mereka dalam penghargaan

    ini dinamakan orang yang sosial. Orang ini sanggup menangani situasi

    dengan atua tanpa orang lain.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    30

    f. Kontrol

    Kebutuhan yang ketiga menurut Schutz adalah kontrol. Kontrol adalah

    kebutuhan yang timbul karena rasa tanggung jawab dan kepemimpinan.

    Hampir semua kita mempunyai beberapa kebutuhan mengontrol orang

    lain atau lingkungan sekeliling kita, tetapi kekuatan kebutuhan ini dan

    cara menyatakannya berbeda. Ada tiga tipe yang berbeda. Beberapa

    orang yang karena kepribadiannya yan sangat patuh pada orang lain

    dan karena itu dinamakan Abdikrat. Mereka ini tidak percaya atu

    sedikit percaya pada diri mereka dan sering menganggap diri mereka

    tidak sanggup mengerjakan sesuatu. Individi – individu ini kurang

    berani mengambil risiko dan umumnya tidak pernah membuat

    keputusan mereka sendiri. Orang ini perlu banyak diberi penguatan

    (reinforcement) agar supaya melihat diri mereka sebagai manusia yang

    berguna dan mempunyai kemampuan.

    Orang yang tidak pernah merasa cukup mengontrol dinamakan

    autocrat. Individu ini selalu mencoba mendominasi orang lain. Mereka

    selalu ingin mengambil alih pembuatan keputusan dari kelompok atau

    paling kurang mereka banyak berbicara apa keputusan itu seharusnya.

    Mereka mempunyai kebutuhan yang kuat akan kekuasaan bila

    sebelumnya mereka tidak diberikan posisi yang mengontrol atau

    kekuasaan dalam organisasi. Seringkali orang yang bersifat autocrat

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    31

    ini berpikiran sempit dan melihat hanya dari posisi mereka sebagai

    sesuatu yang betul atau benar. Individu ini hampir serupa dengan teori

    X. Mereka mempunyai sedikit rasa menghargai orang lain atau

    perhatian pada pekerjaan yang dilakukan dan mengabaikan efeknya

    pada yang lain.

    Demokrat adalah individu yang kebutuhan kontrolnya terpuaskan.

    Orang –orang ini merasa senang apakah mereka mempunyai posisi

    kepemimpinan atau kurang dari itu. Mereka tidak berlebih – lebihan

    memainkan peranan kepemimpinan atau mengikuti yang lain. Mereka

    tidak berlebih–lebihan atau kurang bila berperanan sebagi pimpinan.

    Mereka berpikiran luas dan ingin mendengar saran orang lain atau

    menerima saran yang lain untuk kebaikan organisasi. Orang–orang

    yag demokrat sangat cocok untuk tipe kepemimpinan teori Y. Individu

    ini menyukai dapat meyelesaikan pekerjaan, tetapi tidak

    mengorbankan yang lain.

    2.2.2 Arah Aliran Informasi

    Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang

    berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada

    orang lain yang otoritasnya lebih rendah-komunikasi ke bawah ; informasi

    yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang

    yang otoritasnya lebih tinggi komunikasi ke atas ; informasi yang bergerak

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    32

    diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat orang-otoritasnya

    – komunikasi horisontal, atau informasi yang bergerak diantara bawahan satu

    dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda

    komunikasi lintas saluran.

    a. Komunikasi ke bawah

    Komunikasi ke bawah dalam sebuah berarti bahwa informasi mengalir

    dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih

    rendah.

    Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada

    bawahan (Katz & Khan. 1966) : (1) Informasi mengenai bagaimana

    melakukan pekerjaan (2) informasi mengenai dasar pemikiran untuk

    melakukan pekerjaan (3) informasi mengenai kebijakan dan praktik-

    praktik organisasi (4) informasi mengenai kinerja pegawai, dan (5)

    informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission)

    Para pegawai di seluruh tingkat dalam organisasi merasa perlu diberi

    informasi. Manajemen puncak hidup dalam dunia informasi. Kualitas dan

    kuantitas informsai harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang

    bermanfaat dan cermat. Manajemen puncak harus memiliki informasi dari

    semua unit dalam organisasi, dan harus memperoleh informasi untuk

    semua unit. Aliran informasi dari manajemen puncak yang turun ke

    tingkat operatif merupakan aktivitas yang berkesinambungan dan sulit.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    33

    Pemilihan cara menyediakan informasi mencakup tidak hanya

    pengeluaran sumber daya langsung moneter tetapi juga sumber daya

    psikis dan emosional.

    b. Komunikasi ke atas

    Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi

    mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih

    tinggi (penyelia) Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali

    mungkin mereka yang menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi

    ke atas yaitu setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau

    meminta informasi dari atau memberi informasi kepada seseorang yang

    otoritasnya lebih tinggi daripada dua. Suatu permohonan atau komentar

    yang diarahkan kepada individu yang otoritasnya lebih besar, lebih tinggi,

    atau lebih luas merupakan esensi komunikasi ke atas.

    Pentingnya komunikasi ke Atas

    Komunikasi ke atas penting karena beberapa alasan :

    a. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan

    keputusan oleh mereka, yang mengarahkan organisasi dan mengawasi

    kegiatan orang-orang lainnya

    b. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan

    mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan

    menerima apa yang dikatakan kepada mereka

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    34

    c. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong keluh kesah

    muncul ke permukaan sehingga penyelia atau tahu apa yang menggangu

    mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya

    d. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas ke pada

    organisasi dengan memberi dan menyumbang kepada pegawai untuk

    mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serata saran-saran

    mengenai operasi organisasai

    e. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah

    bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah

    f. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan

    mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan mereka

    dan dengan organisasi tersebut. (Simmarora 2000 ; 327)

    2.2.3 Komunikasi Horisontal

    Komunikasi horisontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan-

    rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-

    individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi

    dan mempunyai atasan yang sama. Jadi, di Universitas, unit organisasi, dan

    jurusan ilmu pengajaran semuanya meliputi dosen-dosen yang dipimpin oleh

    seorang Ketua Jurusan. Komunikasi diantara dosen-dosen dalam sebuah

    jurusan disebut komunikasi horisontal. Komunikasi dosen jurusan yang satu

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    35

    dengan dosen jurusan yang lainnya disebut komunikasi lintas saluran, yaitu

    informasi diberikan melewati batas-batas fungsional atau batas-batas unit kerja,

    dan diantara orang-orang yang satu sama lainnya tidak saling menjadi bawahan

    atau atasan.

    2.2.4 Tujuan Komunikasi Horisontal

    Penelitian dan pengalaman menyatakan bahwa komunikasi horisontal muncul

    paling sedikit karena enam alasan berikut :

    a. Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja.

    Pekerjaan (job) adalah sekelompok posisi yang agak serupa dalam hal

    elemen-elemen pekerjaan, tugas-tugas dan tanggung jawab yang dicakup

    oleh deksripsi pekerjaan yagn sama, dengan demikian setiap penugasan

    dalam system kerja dan dalam ruang kerja yang sama dibutuhkan medan

    koordinasi baik koordinasi horizontal maupun koordinasi vertical

    b. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan

    Melalui perencanaan kegiatan kerja pegawai organisasi / pimpinan

    menentukan jumlah dan spesifiaksi dari kemampuan orang yang sama

    termasuk karakateristik pekerja. penentuan jumlah pegawai yang

    dibtuuhkan bersandar pada tugas-tugas pekerjaan yang telah di rancang

    sebelumnya yang pada akhirnya tumbul satu kepadanan dalam satu untuk

    kerja.

    c. Untuk memecahkan masalah

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    36

    Hubungan social dalam lingkup organisasi dan unit-unit pekerjaan,

    dimana individu dengan individu lainnya atau karyawan-satu dengan

    karyawan lainnya memiliki persepsi persamaan tugas dan peramaan

    tanggung jawab sehingga, dalam kontek kerja dan konteks tugas adanya

    interkasi dari sesama pekerja / karyawan muncul menjadi bentuk-bentuk

    kerjasama tugas.

    d. Untuk memperoleh pemahaman bersama

    Hubungan sosial dalam lingkup kerja juga terkadang tidak sebatas dalam

    kerjasama dalam untuk kerja, namun lebih pada dimensi soaial yang lebih

    luas, interkasi dalam lungkup pekerjaan meluas dalam lingkup sosial

    sehingga timbul pemahaman-pemahaman sosial yang pada akhirnya

    membentuk sistem persaudaraan kerja, dan dari kondisi diatas maka

    cenderung karyawan satu dengan karyawan lainya mengingatkan diri

    dalam peratalian baik dalam bentuk formal (serikat kerja) maupun bentuk

    non formal.

    e. Untuk mendamaikan berunding, dan menengahi perbedaan

    Salah satu pendekatan untuk mengundang komunikasi yang terbuka

    adalah kebijakan pintu terbuka (open-dor policy). Kebijakan pintu

    terbuka membtikan kepada karyawan hak untuk membawa setiap keluhan

    kepada jajaran di atasnya dalam struktur organisasi , Jika permasalahan

    tersebut tidak dapat dipecahkan oleh penyela langsung kebijakan pintu

    terbuka yang efektif mewakili sikap keterbukaan dan kepercayaan

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    37

    diantara orang-orang did alam organisasi. Hal ini bertentangan dengan

    pernytaan bahwa kebijakan pintu terbuka ada dan kemudian menghukum

    karena melewati penyeliannya langsung. Karaywan mestilah tidak bilah

    takut bahwa berbicara dengan manajer lini berikutnya bakal merusak

    karirnya.

    f. Untuk menumbuhkan dukungan antarpesona

    Kekuatan dari hubungan menentukan iklim interaksi yang terjadi. Di

    dalam organisasi, hubungan ini dikembangkan dalam sistem

    komunikasi informal. Karena kebanyakan komunikasi dalam organisasi

    terjadi dalam tingkatan interpersonal, adalah penting untuk mengenal

    kebutuhan interpersonal yang kita punyai semua. Meskipun tiap – tiap

    kebutuhan itu berbeda – beda pada tiap orang atau dari satu situasi

    kepada situasi yang lain,pemahaman tentang kebutuhan itu akan dapat

    membantu dalam berkomunikasi dengan orang lain. (Simamora 2000 ;

    745)

    Status sebagaian besar karyawan tidaklah tetap secara permanen di

    dalam sebuah organisasi. Para karaywan secara konstan bergerak keatas, secara

    lateral, kebawah dan keluar dari organisasi. Dalam rangka memastikan bahwa

    para karaywan dengan kehalian dan pengalamannya yang tepat tersedia pada

    semua laporan, upaya-upaa konstan dan bersama-sama dibutuhkan guna

    mememlihara hubungan karyawan internal yang baik. Program hubungan

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    38

    karyawan yang teratata dan terimplementasi dengan baik sangat

    menguntungkan bagi organisasi dan karyawan-karyawannya. Hubungan

    karyawan internal (internal employe relations) terdiri atas aktivitas-aktivitas

    manajemen sumber daya manusia yang berhubungan dengan perpindahan para

    karyawan di dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas manajemen sumber daya

    mansuaia ini memasukan tindakan-tindakan promosi, transfer, demosi,

    pengunduran diri, pemecatan, pemberhentian dan pensiun. Tindakan disiplin

    dan disipliner juga merupakan aspek krusial dari hubungan karyawan.

    (Simamora 2000 ; 746)

    2.3 Kinerja

    2.3.1 Pengertian Kinerja

    Menurut Wirawan menyebutkan “ kinerja disebut juga kinetika energi

    kerja atau performance. Sedangkan Hay Consultant, kinerja adalah suatu

    fungsi dari hasil, atau apa yang dicapai oleh seorang karyawan dan kompetisi

    yang dapat menjelaskan bagaimana karyawan dapat mencapai hasil tersebut

    (Hay Consultant, 1992;120)

    Dari definisi tersebut dapat dijelaskan lebih lanjut mengenai manajemen

    kinerja yang merupakan suatu proses komunikasi yang menciptakan

    pemahaman bersama antara atasan-bawahan mengenai apa yang harus dicapai

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    39

    atau hasil akhir dan bagaimana mencapainya atau kompetisi sehingga akan

    meningkatkan kemungkinan tercapainya sasaran yang ditetapkan.

    Stoner (1999) mengemukakan teori bahwa kinerja adalah fungsi dari

    Kepemimpinan, ability (kemampuan) dan role perception (

    pemahaman peran) [hlm 406].

    Stoner (1999) yang dimaksud dengan role perception menurut Stoner

    adalah pemahaman peran atau pemahaman seseorang atas tugas dan perilaku

    yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang tinggi. Seseorang dikatakan

    mempunyai pemahaman peran yang tinggi bila ia tahu dengan persis tentang

    bagaimana mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya

    (Hlm, 406)

    Potler dan Lawler membuat rumusan kinerja sebagai hasil perkalian

    antara Effort (usaha) dengan kemampuan dan role perception ( pemahaman

    peran ) dengan rumus sebagai berikut :

    Kinerja = f ( Kepemimpinan , kemampuan, Pemahaman Peran )

    Blumberg dan Pringle dalam Ribbins (2001) mengemukakan teori bahwa

    kinerja merupakan fungsi perkalian dari kemampuan , Kepemimpinan dan

    opportunity to perform (kesempatan untuk berpartisipasi) [Hlm, 233]

    Dengan rumusan :

    Robbins (2001) menyatakan bahwa kinerja = f (Kemampuan x

    Kepemimpinan x Opportunity to perform) Yang dimaksud dengan

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    40

    Opportunity to Perform adalah kesempatan untuk mencapai kinerja yang lebih

    tinggi bila mendapatkan support, bantuan atau fasilitas dari luar seperti kondisi

    tempat kerja, tercukupi peralatan dan perlengkapan kerja, adanya teman

    yang mau membantu, tercukupinya informasi yang diperlukan, adanya

    aturan dan prosedur kerja [Hlm, 233]

    Berbicara tentang Empowerment yang berarti The gaining of power

    (memberikan power), Walker (Walker 2004) mengatakan bahwa ada beberapa

    cara empowerment agar pekerja dapat bekerja dengan efektif yaitu :

    a. Memastikan bahwa pekerja memperoleh sumber daya yang

    mereka perlukan khususnya sumber daya informasi. Kemudian untuk

    mengakses informasi akan meningkatkan peranan (sense of involvement).

    b. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab kepada individu atau

    tim untuk bertindak dan untuk mengatur dirinya sendiri.

    c. Membantu mengembangkan hubungan lateral (lateral relationship)

    dalam organisasi sebagai sarana atau fasilitas problem solving dan

    learning.[hlm 205]

    Vroom dalam As’ad (1999) mengatakan bahwa performance (kinerja)

    seorang merupakan fungsi dari perkalian antara Kepemimpinan dan

    kemampuan / kecakapan (ability) [Hlm, 95]

    Kinerja = f ( Kepemimpinan x Kemampuan )

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    41

    Pengertian bahwa bila salah satu faktor rendah, maka kinerja seorang

    pasti akan rendah pula. Berbicara mengenai kinerja (Performance) kiranya

    perlu disimpulkan terdapat 2 ( dua) terminologi tentang kinerja yaitu kinerja

    pegawai / karyawan (individual performance) dan kinerja organisasi

    (institusional performance), antara keduanya saling bersinergi, bahwa terdapat

    dikatakan kinerja organisasi merupakan akumulasi dari kinerja individu

    anggota yang bersangkutan.

    2.3.2 Penilaian Kinerja

    Kepemimpinan karyawan untuk bekerja, mengembangkan kemampuan

    pribadi, dan peningkatan kemampuan di masa mendatang dipengaruhi oleh

    umpan balik mengenai kinerja masa lalu dan pengembangan. Penilain kinerja

    dinilai kontribusi karyawan kepada organisasi selama periode waktu tertentu.

    Umpan balik kinerja (performance feedback) memungkinkan karyawan

    mengetahui seberapa baik mereka bekerja jika dibandingkan dengan standar-

    standar organisasi. Apabila penilaian dilakukan secara benar, para karyawan,

    penyelia mereka, departemen sumber daya manusia, dan akhirnya organisasi

    bakal diuntungkan dengan pemastian bahwa upaya-upaya individu memberikan

    kontribusi kepada fokus strategik organisasi.

    Organisasi modern, penilaian kinerja memberikan mekanisme penting

    bagi manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan-tujuan dan

    standar-standar kinerja dan Kepemimpinan kinerja individu diwaktu

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    42

    berikutnya. Penilaian kinerja memberikan basis bagi keputusan-keputusan yang

    mempengaruhi gaji, promosi, pemberhentian, Komitmen organisasi , transfer

    dan kondisi-kondisi kepegawaian lainnya.

    Semua organisasi kemungkinan mengevaluasi atau menilai kinerja dalam

    beberapa cara. Pada organisasi yang kecil, evaluasi ini mungkin sifatnya

    informal. Di dalam organisasi-organisasi yang besar, evaluasi atau penilaian

    kinerja kemungkinan besar merupakan prosedur yang sistematik dimana

    kinerja sesungguhnya dari semua karyawan manajerial, professional, teknis

    penjualan dan hasil kerja dinilai secara formal. Menurut Wirawan ( 1998)

    memberikan definisi penilaian kinerja adalah proses penilai mengumpulkan

    informasi mengenai kinerja ternilai yang didokumentasikan secara formal

    untuk menilai kinerja ternilai dengan membandingkan kinerjanya dengan

    standar kinerjanya secara periodik untuk membantu pengambilan keputusan.

    Sedangkan Mody dan Noe ( 1996) penilaian kinerja atau evaluasi kinerja

    adalah sistem formal peninjauan dan evaluasi periodik atas kinerja (prestasi)

    kerja individu. Definisi yang sama dikemukakan oleh Warther dan Davis

    (1996) bahwa penilaian kinerja adalah proses evaluasi yang dilakukan

    organisasi atau kinerja pekerjaan (Job performance).

    Dari definisi-definisi penilaian kinerja tersebut diatas maka unsur atau

    variabelnya yaitu proses penilaian, mengumpulkan informasi kinerja ternilai,

    didokumentasikan secara formal, standar kerja, secara periodik dan untuk

    pengambilan keputusan. Kata kunci atau variabel peratama adalah proses atau

    sistem. Konsep sistem peratama kali dikemukakan oleh Ludwing Von

    Beratalanfy (1950) dengan teori sistemnya “An Organism is an intergrated

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    43

    system of interdependent structures and function. An organism is constituted of

    cells and a cell concist of molecul which most work in harmony. Each one

    capable of receiving message and must be sufficiently disciplined to obey”.

    Maksudnya adalah organisasi adalah kesatuan sistem yang saling

    ketergantungan struktur dan fungsi. Organisasi terdiri dari sel-sel dan setiap sel

    terdiri dari molekul yang harus bekerja secara harmonis. Tiap-tiap molekul

    harus memenuhi apa yang dikerjakan molekul lain, masing-masing bekera

    secara harmonis. Tiap-tiap molekul harus menerima pesan / komunikasi dan

    harus berdisiplin. Jadi unsur dari sistem yaitu struktur, fungsi, interdependent,

    cell yang terdiri dari molekul (sub sistem), bekerja secara harmonis adanya

    pesan dan patuh berdisiplin.

    2.3.3 Dimensi Strategi Penilaian Kinerja

    Orang umumnya akan melakukan hal-hal yang menghasilkan

    imbalan bagi mereka. Persoalan mendasar bagi manajer adalah “Jenis perilaku

    apa yang saya inginkan guna mendorong bawahan-bawahan saya”. Jika

    kalangan karyawan diberikan imbalan-imbalan karena menyodorkan hasil-hasil

    jangka pendek, mereka akan memberikan hasil-hasil jangka pendek.

    Apabila mereka diberikan imbalan-imbalan karena ( misalnya melalui

    komisi dan bonus yang secara progresif semakin tinggi ) menghasilkan produk

    yang berulang-ulang atau karena mencapai standar kualitas selama jangka

    waktu yang lama, maka mereka akan melakukan kembali hal-hal tersebut.

    Agar lebih berdaya guna dari aspek manajemen strategik atas pelaksanaan penilaian

    kinerja, mestilah dikaitkan dengan strategi-strategi organisasi yang digunakan untuk

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    44

    meraih keunggulan komparatif. Sebagai contoh investasi, peningkatan kualitas atau

    pengendalian biaya.

    2.4 Populasi dan Sampel

    Populasi merupakan seluruh individu yang akan dijadikan subjek

    penelitian. Populasi menurut Sutrisno Hadi (2001:70) adalah keseluruhan dari

    unit analisis yang diperoleh berdasarkan ciri-ciri yang diduga dari sampel yang

    hendak digeneralisasikan atau dianalisis secara umum. Tujuan ditetapkannya

    populasi adalah untuk menghindari kesalahan generalisasi kesimpulan. Dimana

    dalam populasi penelitian adalah PT. Birotika Semesta dengan jumlah

    karyawan pada divisi Logistik sebanyak 50 orang karyawan. Sehinga sampel

    penelitian ini menggunakan full samping atau keseluruhan dari populasi

    sehingga sampel penelitian ini sebanyak 50 orang responden.

    2.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

    Berdasarkan teori-teori maka kisi-kisi variabel penlitian sebagai berikut :

    1.1. Tabel Kisi-Kisi Variabel Komunikasi Interpersonal Variabel Dimensi Indikator

    Komunikasi

    Mengkoordinasikan penugasan kerja

    -Pekerjaan yang bersifat rutinitas - Pekerjaan non rutinitas

    Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan

    - Tour of Duty - Rencana Jangka Pendek - Rencana Jangka Penjang

    Memecahkan masalah - Internal - Eksternal

    Memperoleh pemahaman bersama

    - Target Pekerjaan

    Menanganai perbedaan - Konflik internal - Orientasi tugas

    Menumbuhkan dukungan antarpesona

    - Pemberian saran

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    45

    1.2. Tabel Kisi-Kisi Variabel

    Instrumen Kinerja Variabel Dimensi Indikator

    Kinerja

    Meningkatkan taraf - Kuantitas hasil

    Efisiensi penggunaan sumber daya

    - Kesesuaian waktu kerja - Evalusi hasil kerja

    Sikap dan mental - Keinginan untuk berpresitasi - Kemampuan - Pertisipasi pimpinan

    Kualita dari hasil yang didapat Mampu mengukur hasil kerja

    - Adanya petunjuk teknis (SAP)

    Disisplin menggunakan jam kerja

    - Tanggung jawab pada waktu

    Mampu menguasai materi dan evaluasi

    - Taat terhadap SOP

    Stepen P Robbins (2001 ; 224)

    2.6 Uji Hipotesis

    Data yang diperoleh melalui wawancara berstruktur atau kuesioner

    kemudian diolah dengan metode statistik uji hipotesis. Disamping itu, hasil

    wawancara dianalisis secaara tersendiri. Skor mentah dari kuesioner sikap

    yang menggunakan skala Likert, kemudian dikumulatifkan dengan

    menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan regresi product moment

    di mana :

    a. Frekuensi

    Mengevaluasi hasil kuesioner dari hasil pengembangan karir dan variabel

    kepuasan kerja karyawan dalam bentuk tabel, adapun interpretasi hasil

    tabel ditentukan berdasarkan rentang kriteria penelitian yang dapat

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    46

    dihitung melalui nilai tertinggi dan terendah. Menurut Husein Umar

    (2001:171) rentang penelitian dapat diperoleh dengan rumus sebagai

    berikut:

    Xi X = n

    Dimana X = Rata-rata hitung Xi = Jumlah nilai seluruh data n = Jumlah data Interval 50 x 5 = 250 50 x 1 = 50 250 – 50 200 Interval = = 40 5 Setelah diketahui rentang tiap kriteria, maka dapat ditentukan pengelompokan skala penilaian sebagai berikut:

    Tabel 1.3

    Tabel Skala Penilaian Deskriptif INTERVAL KETERANGAN

    50 - 89 Sangat tidak setuju 90 - 129 Tidak setuju 130 - 169 Cukup setuju 170 - 209 Setuju 210 - 250 Sangat setuju

    b. Analisis Korelasi

    Teknik analisis ini bertujuan untuk mencari Sikap antara variabel bebas

    (X) terhadap variabel tidak bebas (Y) dengan rumus sebagai berikut :

    ( ) ( )( ) ( ) ...

    ..2222 ∑∑∑∑

    ∑∑∑−−

    −=

    YYnXXn

    YXXYnr

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    47

    Dimana : r = Korelasi n = Jumlah sampel (jumlah responden) X = Variabel independen (Komunikasi Interpersonal ) Y = Variabel dependen (kinerja )

    Sumber : Sugiono 2000 : 213

    Korelasi PPM dilambangkan dengan ( r ) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari

    harga ( -1 < r < +1 ) apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negative sempurna ; r = 0

    artinya tidak ada korelasi ; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat, sedangkan harga

    r akan dikonsultasikan dengan table interpretasi nilai r sebagai berikut :

    Tabel 1.4 Tabel Skala Penilaian Deskriptif

    INTERVAL KOEFISIEN

    TINGKAT HUBUNGAN

    0.80 - 1.000 Sangat Kuat 0.60 - 0.799 Kuat 0.40 - 0.599 Cukup Kuat 0.20 - 0.399 Rendah 0.00 - 0.199 Sangat Rendah

    c. Regresi Linier Sederhana

    Analisis regresi digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud

    meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen

    (Kriterium) :

    Y = b1 + bX

    (Sugiono, 2000 : 252)

    Y = Kinerja X = Komunikasi Interpersonal b = Koefisien regresi

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    48

    d. Uji t

    Uji t, dimana uji ini digunaan menguji signifikasi pengaruh masing-

    masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Dengan demikian

    dapat diketahui apakah ada pengaruh signifikan Komunikasi

    Interpersonal terhadap Sikap kerja atau hanya secara kebetulan saja.

    Langkah-langkah ini adalah :

    t = 212

    rnr−

    Dimana :

    r = Koefisien korelasi n = Jumlah responden

    Sumber : (Sugiono, 2000 : 95)

    Kaidah keputusan Nilai thitung yang dihasilkan kemudian dibandingkan

    dengan nilai ttabel. Pada tariff nyata sebesar α = 0,05 atau 55% dan deret

    derajat kebebasan (df) sebesar N – 2 setelah dibandingkan kemudian diambil

    keputusan dengan kaidah sebagai berikut :

    Jika nilai thitung > ttabel maka ada pengaruh antara komunikasi interpersonal dengan kepuasna kerja karyawan

    Jika nilai thitung < ttabel maka tidak ada pengaruh antara komunikasi

    interpersonal dengan kepuasna kerja karyawan

    Untuk dapat menghasilkan derajat ketetapan terhadap pengujian dan

    analisa data maka penulis menggunakan alat Bantu Software Statistic Product

    Service Solution (SPSS) Versi 12.00.

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    49

  • Irwan Iswanto Universitas Mercu Buana Teknik Industri

    50

    3.1 Penelitian Pendahuluan

    Penelitian dilakukan di sebuah perusahaan jasa kargo dan logistic yaitu

    PT. Birotika Semesta ( DHL Indonesia ) yang berlokasi di Jakarta

    Selatan,Pancoran. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1974. Core business dari

    perusahaan ini yaitu jasa pengiriman baik lewat darat, laut maupun udara dan

    juga dibidang logistic. Penelitian tentang komunikasi interpersonal ini hanya

    dilakukan pada departemen logistic dan tidak termasuk departemen-

    departemen lain