PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI...

177
PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI TERHADAP AKHLAK SISWA DI SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dian Pratiwi 1113011000026 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M / 1440 H

Transcript of PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI...

Page 1: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI

TERHADAP AKHLAK SISWA

DI SMP BAKTI MULYA 400 JAKARTA

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Dian Pratiwi

1113011000026

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018 M / 1440 H

Page 2: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 3: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 4: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 5: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

ABSTRAK

Dian Pratiwi (1113011000026). Pengaruh Kompetensi Kepribadian

Guru PAI terhadap Akhlak Siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi kepribadian guru PAI, penerapan pendidikan akhlak siswa di kehidupan sehari-hari dan pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap akhlak siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Penelitian ini ditujukan pada peserta didik kelas VIII di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta dengan sampel 31 peserta didik dari populasi sebanyak 203 peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala Likert. Teknik analisa menggunakan korelasi product moment pada taraf signifikan 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru PAI tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap akhlak siswa. Hal ini ditunjukkan dari nilai korelasi sebesar 0,339 atau dalam persentase sebesar 11,5%. Dengan demikian, pada penelitian ini kompetensi kepribadian guru PAI tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap akhlak siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.

Kata kunci : Kompetensi Kepribadian Guru PAI, Akhlak Siswa

i

Page 6: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

ABSTRACT

Dian Pratiwi (1113011000026). The Influence of PAI Teacher's

Personality Competence on Student Morals at SMP Bakti Mulya 400

Jakarta.

This study aims to determine the personality competencies of PAI teachers, the application of moral education to students in daily life and the influence of PAI teachers' personal competence on the morals of students in SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. This study was aimed at students of class VIII at SMP Bakti Mulya 400 Jakarta with a sample of 31 students from a population of 203 students. This research uses descriptive method with a quantitative approach. The research instrument used was a questionnaire using a Likert scale. The analysis technique uses product moment correlation at a significant level of 5%.

The result of the study show that the personality competencies of Islamic religious education teachers do not influence students' morals. This is indicated by the correlation value of 0,339 or in the percentage of 11,5%. The result of the research showed competency of Islamic Education Teachers does not influence the morals of students in Junior High School Bakti Mulya 400 Jakarta.

Keywords : Personality Competence of Islamic Religious Education Teachers,

Student Morals.

ii

Page 7: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

KATA PENGANTAR

حیم حمن الر بسم � الر

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis

mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga

selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam meraih

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan

skripsi ini, penulis memperoleh banyak dukungan dan saran dari berbagai

pihak, sehingga ucapan terima kasih penulis sampaikan dengan tulus dan

sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .

2. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Marhamah Saleh, Lc, M.A. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Dr. Bahrissalim, MA. Dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan ilmu serta bimbingannya kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga semua kebaikan yang diberikan

mendapatkan balasan yang berlipat, dan semoga selalu berada dalam

ridho-Nya.

5. M. Sholeh Hasan, Lc, M.A dosen pembimbing akademik yang selalu

meluangkan waktu untuk pelayanan konsultasi.

6. Bu Isti, admin di Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah banyak

membantu penulis terutama dalam hal administratif dan persyaratan

untuk kuliah.

7. Dosen-dosen civitas akademi Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing penulis dari awal

iii

Page 8: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

masuk hingga bisa menyelesaikan skripsi ini dan karyawan yang

membantu proses administrasi penulis.

8. Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis sebagai penerima Beasiswa

Bidikmisi sehingga penulis dapat melanjutkan pendidikan di bangku

perkuliahan. Terutama ka Amelia Hidayat S.Pd, Mas Adhrian

Mahardika, S.IP, dan ka Khoirul Umam S.Ag atas ilmu dan waktunya.

9. Kepala Pusat Mahad UIN Jakarta periode 2013 Bapak Utob Tobrani

Lc. Mcl, dan Pembina Asrama Putri Bunda Nailil Huda Lc. M.ed, yang

telah membimbing penulis selama berada di Ma'had UIN Jakarta.

Semoga dilimpahkan keberkahan dari Allah SWT.

10. Bapak Ir. Masdiko Indra selaku Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400

Jakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di sekolah. Semoga selalu dalam limpahan rahmat Allah

SWT.

11. Bapak Drs. Aji Bandi, dan Bapak Usman Jamhuri S.Ag, Bapak M.

Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

didik kelas VIII tahun ajaran 2017/2018 yang telah memberikan

bantuannya kepada penulis selama penelitian berlangsung. Semoga

selalu dalam lindungan Allah SWT.

12. Keluarga tercinta, Bapak Ade Supriyatna dan Ibu Siti Parida, terima

kasih selalu memberikan cinta dan kasihnya kepada penulis, selalu

mendengarkan dan memberikan solusi terhadap setiap langkah penulis.

Juga kepada adik-adikku tercinta, M. Sadam Rhomadon, M. Khoirul

Anam, dan si kecil M. Hawari Abiduloh yang selalu menambah

keceriaan kepada penulis di setiap harinya. Semoga selalu diberikan

kesehatan, dan keberkahan oleh Allah SWT.

13. Keluarga Bidikmisi 2013 dan FORMABI (Forum Mahasiswa

Bidikmisi) yang telah memberikan cerita yang indah dari awal masuk

Ma'had UIN sampai sekarang ini. Pengalaman yang luar biasa bersama

iv

Page 9: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

teman-teman dalam setiap rangkaian kegiatan semoga dapat menjadi

bekal penulis untuk ke depannya.

14. Keluarga besar PAI 2013, terutama PAI A 2013 yang tak bisa

disebutkan satu persatu, terima kasih atas kebersamaan, kerjasama, dan

motivasi yang telah diberikan selama ini. Semoga Allah mudahkan dan

berkahi setiap langkah kita.

15. Keluarga Kahfi Motivator School angkatan 16 yang telah menjadi

tempat belajar banyak hal, semoga penulis bisa bertemu kembali di

kelas untuk menimba ilmu.

16. Keluarga kecilnya aa Wendi Wijarwadi S.Pd M.Ed, dan teteh Niken

Febria Larasati S.E calon Magister Perbankan Syariah yang

memberikan support luar biasa dari semenjak pemilihan universitas

sampai sekarang ini, semoga penulis dapat melanjutkan pendidikan

seperti aa dan teteh.

17. Eli Murtiana, S.Sos dan keluarga, Enung Khoeriyah, S.Sos, Farah

Fathiaty Mardiah, serta teman-teman seperjuangan Ma'had Putri

lainnya yang senantiasa menemani penulis selama 2 tahun di Ma'had.

18. Yang tersayang dan selalu support setiap langkah penulis,

Zianurrahman Arbi. Semoga dimudahkan segala urusannya.

19. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu-persatu terima

kasih atas bantuannya dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis pun menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan

skripsi ini selanjutnya. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan

dapat dijadikan rujukan penyusunan skripsi selanjutnya.

Jakarta, 28 Agustus 2018

Penulis

v

Page 10: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI ABSTRAK ………………………..…………………….…………………. i ABSTRACT …………………....….……………………….…………….... ii KATA PENGANTAR …………………………………...………………... iii DAFTAR ISI …………..…………………………………………………... vi DAFTAR TABEL ………....….....………………………………………... viii DAFTAR GRAFIK………………………………………………………... xi BAB I : PENDAHULUAN ………………..………………………... 1 A. Latar Belakang ……………………..…………………...

B. Identifikasi Masalah …………………….…………….. C. Pembatasan Masalah …………………………..……….. D. Perumusan Masalah …………………………………..... E. Tujuan Penelitian ............................................................. F. Manfaat Penelitian …………………...............................

1 11 11 12 12 12

BAB II : KAJIAN TEORETIK ………………..……………………. 13 A. Pendidikan Akhlak …………………………………......

B. Kompetensi Kepribadian Guru PAI................................. C. Hasil Penelitian yang Relevan …………………………. D. Kerangka Berpikir ……………………………………... E. Hipotesis Penelitian …………………………………….

13 34 48 50 50

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ………………………….. 52 A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………….

B. Metode Penelitian ……………………………………… C. Variabel Penelitian …………………………………….. D. Populasi dan Sampel …………………………………... E. Teknik Pengumpulan Data …………………………….. F. Instrumen Penelitian …………………………………… G. Teknik Pengolahan Data ………………………………. H. Teknik Analisis Data …………………………………... I. Hipotesis Statistik ………………………………………

52 52 52 53 55 56 61 63 66

و

Page 11: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

BAB IV : HASIL PENELITIAN …………………………………….. 67 A. Deskripsi Data …………………………………………

1. Gambaran Umum SMP Bakti Mulya 400 Jakarta …. a. Sejarah Singkat ………………………………….. b. Visi dan Misi YBKSP Bakti Mulya 400 Jakarta ... c. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Bakti Mulya 400

Jakarta …………………………………………… d. Struktur Organisasi................................................. e. Karakter dan Budaya ……………………………. f. Daftar Guru dan Karyawan…………………….... g. Data siswa ………………………………………. h. Daftar Sarana dan Prasarana …………………..... i. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler ……... j. Kurikulum .......................................……….......... k. Kelas Belajar .....................................................…

2. Karakteristik Variabel ……………………………… a. Uji Validitas …………………………………….. b. Uji Reliabilitas …………………………………...

3. Prosentase Hasil Angket Penelitian ………………... a. Kompetensi Kepribadian Guru PAI…………....... b. Akhlak Siswa..........….....................……………...

B. Pengujian Prasyarat Analisis ………………………….. 1. Uji Normalitas ……………………………………… 2. Uji Homogenitas …………………………………… 3. Uji Linieritas …………………………………….…. 4. Uji Heteroskedastisitas ……………………………...

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan…………………. 1. Uji Hipotesis Penelitian ............................................ 2. Pembahasan Hasil Penelitian.....................................

D. Keterbatasan Penelitian………………….......................

67 67 67 68 68 69 71 73 78 78 79 81 83 84 84 87 88 88 100 108 108 109 110 111 113 113 115 117

BAB V : PENUTUP …………………………………………………. 119 A. Kesimpulan …………………………………………….

B. Implikasi ……………………………………………… C. Saran ………………………………………………...…

119 119 120

DAFTAR PUSTAKA 122

ز

Page 12: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenjang pendidikan dasar (SD/MI) ...................................... 33 Tabel 2.2 Jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTS) .......... 33 Tabel 2.3 Jenjang pendidikan menengah atas (SMA/MA) .................. 34 Tabel 3.1 Jumlah Siswa-siswi .............................................................. 53 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian…………………….. 57 Tabel 3.3 Skor Alternatif Jawaban…………………………………… 62 Tabel 3.4 Skala Kompetensi Kepribadian Guru PAI dan skala

Akhlak Siswa………………………………………………

64 Tabel 4.1 Data Wali Kelas ................................................................... 70 Tabel 4.2 Daftar Guru Tahun Ajaran 2017/2018…………………….. 73 Tabel 4.3 Daftar Karyawan ………………………………………….. 77 Tabel 4.4 Data Siswa Tahun Ajaran 2017/2018……………………... 78 Tabel 4.5 Jadwal Ekstrakurikuler Tahun Pelajaran 2017/2018……… 80 Tabel 4.6 Struktur Kurikulum 2006 dan Kurikulum Nasional 2013… 82 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Kompetensi

Kepribadian Guru PAI……………………………………..

85 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Akhlak Siswa… 86 Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Kompetensi Kepribadian Guru PAI... 87 Tabel 4.10 Hasil Uji reliabilitas Akhlak Siswa....................................... 87 Tabel 4.11 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa

bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri……………….

89

Tabel 4.12 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru………………… 89 Tabel 4.13 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak

mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat……...

90

Tabel 4.14 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa……………………………….

91

Tabel 4.15 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak

mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat…….

92

Tabel 4.16 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,

ح

Page 13: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

dewasa, arif, dan berwibawa………………………………. 93

Tabel 4.17 Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa

bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri……………….

94

Tabel 4.18 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak

mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat……...

94

Tabel 4.19 Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan

kebudayaan Nasional Indonesia……………………………

95

Tabel 4.20 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak

mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat……..

96

Tabel 4.21 Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa……………………………….

97

Tabel 4.22 Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak

mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat……..

98

Tabel 4.23 Menjunjung tinggi kode etik profesi guru………………… 98 Tabel 4.24 Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa

bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri……………….

99

Tabel 4.25 Skala Kompetensi Kepribadian Guru PAI Berdasarkan

Indikator……………………………………………………

99

Tabel 4.26 Akhlak terhadap Allah…………………………………….. 101 Tabel 4.27 Akhlak terhadap manusia…………………………………. 101 Tabel 4.28 Akhlak terhadap lingkungan………………………………. 103 Tabel 4.29 Akhlak terhadap manusia………………………………….. 103 Tabel 4.30 Akhlak terhadap Allah…………………………………….. 104 Tabel 4.31 Akhlak terhadap manusia…………………………………. 105 Tabel 4.32 Akhlak terhadap lingkungan………………………………. 107 Tabel 4.33 Skala Akhlak Siswa Berdasarkan Indikator………………. 107 Tabel 4.34 Hasil Uji Normalitas………………………………………. 109 Tabel 4.35 Hasil Uji Homogenitas……………………………………. 110 Tabel 4.36 Hasil Uji Linieritas………………………………………… 110

ط

Page 14: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

Tabel 4.37 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Glejser…………….. 113 Tabel 4.38 Hasil Uji Regresi Output Model Summary………………... 113 Tabel 4.39 Hasil Uji Regresi dengan Uji t……………………………. 114

ي

Page 15: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas……………………………… 112

ك

Page 16: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Dalam Al-Qur’an dan hadis dijelaskan bahwa pendidikan memiliki

kedudukan yang sangat mulia. Terdapat banyak ayat Al-Qur’an yang memiliki

makna substantif tentang pendidikan. Seperti pada surat Al-Alaq' ayat 1-5 yang

merupakan surat pertama diturunkan dalam Al-Qur’an.

) اقـرأ وربك األكرم ٢) خلق اإلنسان من علق (١اقـرأ ابسم ربك الذي خلق ( )٥) علم اإلنسان ما مل يـعلم (٤الذي علم ابلقلم ( )٣(

''Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.''

Dalam ayat tersebut Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk membaca, yang

mana membaca adalah bagian dari proses pendidikan.

Pendidikan Islam menurut Ahmad D. Marimba dalam buku karya Drs.

Hasbullah mengemukakan bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani

rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya

kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.2

Di Indonesia terdapat tiga jalur penyelenggaraan pendidikan. Dalam

Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan secara; formal,

1 Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),

hal. 29.

1

Page 17: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

2

yaitu sekolah yang mana jalur pendidikannya terstruktur dan berjenjang. Non

formal, yaitu jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan

secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan informal, yaitu jalur pendidikan

yang diselenggaraka dalam keluarga dan masyarakat atau lingkungan.3

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal tempat

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Proses pendidikan tidak terlepas dari

kegiatan belajar mengajar. Belajar mengacu pada apa yang dilakukan siswa,

sedangkan mengajar mengacu pada apa yang dilakukan oleh guru. Dua kegiatan

tersebut menjadi terpadu manakala terjadi interaksi antara guru dengan siswa.

''Guru dikenal dengan al-mu'alim atau al-ustadz dalam bahasa Arab, yang

bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Artinya, guru adalah seseorang

yang memberikan ilmu''.4 Peran guru di sekolah menjadi orang tua kedua selain

orang tua di rumah. Untuk itu tanggung jawab guru di sekolah sama dengan

tanggung jawab orangtua di rumah. Guru berkewajiban membentuk watak dan

jiwa anak didik. ''Guru bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan,

melakukan penelitian dan pengkajian, dan membuka komunikasi dengan

masyarakat''.5 Guru dituntut untuk menjadi manusia yang serba bisa. ''Tugas guru

sangat berat, baik yang berkaitan dengan dirinya, dengan para muridnya, teman

sekerjanya, dengan kepala sekolahnya, dengan orangtua murid,maupun dengan

lainnya. Artinya, guru adalah figur pemimpin yang dalam batas-batas tertentu

dapat mengendalikan para muridnya''.6

Tidak semua orang dapat menjadi guru. Pekerjaan ini tidak dapat

dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan pekerjaan

atau profesi sebagai guru. Guru sebagai sebuah profesi memerlukan pendidikan

khusus, perlu pembinaan dan pengembangan. ''Dalam Undang-Undang Guru dan

3 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 4 Jamil Suprihatinigrum, Guru Profesional:Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi

Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hal. 23. 5 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2013), hal. 6. 6 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:

Alfabeta, 2013), hal. 14.

Page 18: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

3

Dosen No.14 Tahun 2005 Pasal 2, guru dikatakan sebagai tenaga profesional yang

mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang

yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai

dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu''.7 Seorang

guru juga harus mencintai pekerjaannya, sebagai bentuk tanggung jawab dirinya

kepada murid, orangtua murid, dan masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar seorang

guru bukan hanya menstranfer ilmu kepada peserta didik hanya karena takut

kepada pimpinan, melainkan karena panggilan tugas profesionalnya dan juga

sebagai bentuk ibadah.

Guru menjadi sosok yang digugu dan ditiru oleh murid. Dengan kata lain,

guru menjadi teladan (role model) bagi murid-muridnya. Ki Hajar Dewantara,

Bapak Pendidikan Nasional mengatakan bahwa peran guru adalah Ing Ngarso

Sung Tulodo (seorang pemimpin harus mampu memberikan contoh yang baik

kepada bawahannya), Ing Madyo Mangunkarso (seorang pemimpin harus dapat

bekerjasama dengan seluruh bawahannya, agar pekerjaan kelompok atau

organisasi akan terasa mudah dan ringan), dan Tut Wuri Handayani (seorang

pemimpin itu harus memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk maju dan

berkembang).8 Namun, untuk menjadi sosok guru yang menjadi role model untuk

muridnya tidaklah dapat diraih dengan mudah. Guru harus memiliki kompetensi-

kompetensi tertentu agar benar-benar menjadi teladan yang baik untuk muridnya.

Menurut UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat 10,

disebutkan ''Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan''. Guru yang memiliki kompetensi akan

berbeda hasilnya dengan guru yang tidak berkompetensi. Seorang guru yang

memiliki kompetensi dalam profesinya akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya

dengan baik, tepat waktu dan sesuai sasaran. Berbeda halnya dengan guru yang

7 Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 Pasal 2. 8 Haidar Musyafa, Sang Guru: Novel Biografi Ki Hajar Dewantara,Kehidupan,

Pemikiran dan Perjuangan Pendidikan Taman Siswa (1889-1959), (Jakarta Selatan: Imania, 2015), hal. 409.

Page 19: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

4

tidak memiliki kompetensi, akan sulit menentukan kemana arah tujuan

pembelajaran tersebut dicapai.

Yang dimaksud kompetensi di atas dijelaskan dalam UU RI no. 14 tahun

2005 yang terdapat pada pasal 10 ayat 1 tentang guru dan dosen bahwasanya

setiap guru memiliki empat kompetensi guru diantaranya:

1. Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik.

2. Kompetensi kepribabdian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan

bewibawa serta menjadi teladan peserta didik.

3. Kompetensi profesional, yaitu mempunyai kemampuan penguasaan

materi pelajaran secara luas dan mendalam.

4. Kompetensi sosial, yaitu guru mempunyai kemampuan untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan

peserta didik, sesama guru, wali, peserta didik, dan masyarakat

sekitar.9

Guru sebagai pengajar diharapkan memiliki kompetensi sesuai dengan

bidang ajarnya. Hal ini bertujuan agar proses belajar-mengajar dapat dilaksanakan

dengan optimal. Dengan mudahnya proses mentransfer ilmu kepada peserta didik

akan menimbulkan perasaan senang dan menimbukan rasa keingintahuan pada

diri siswa. Dengan demikian, secara internal dalam diri siswa akan timbul

kegemaran untuk belajar dan senantiasa melatih dirinya untuk dapat memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi.

Menurut Lynn & Nixon dalam Jamil Suprihatiningrum, menyatakan

''competence may range from recall and understanding of facts and concepts, to

advanced motor skill, to teaching behaviors and professional values. Artinya

kompetensi atau kemampuan terdiri dari pengalaman dan pemahaman tentang

fakta dan konsep, peningkatan keahlian, juga mengajarkan perilaku dan sikap''.10

Oleh sebab itu, menjadi guru dituntut untuk memiliki paketan lengkap.

9 Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan, (Jakarta, 2006), hal. 31.

10 Jamil Suprihatinigrum, Guru Profesional:Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hal. 98.

Page 20: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

5

Kompetensi yang harus dimiliki tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan

yang lainnya.

Selain itu, guru juga sebagai panutan masyarakat. Sebagai panutan guru

harus berakhlak mulia dan mampu mempraktikkan apa yang diajarkan dalam

kehidupan sehari-hari. Apa yang diajarkan tidak hanya menjadi bahan

pembelajaran di kelas yang diingat ketika dipelajari dan dilupakan ketika sudah

tidak berada dalam kelas. Firman Allah SWT dalam Surat As-Shaff ayat 2 dan 3:

وا ما ال )كبـر مقتا عند اهلل أن تـقول ٢� أيـها الذين آمنوا مل تـقولون ما ال تـفعلون ( )٣تـفعلون (

''Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.''

Dalam ayat diatas diterangkan bahwa orang-orang beriman, harus

mengerjakan apa yang dikatakannya dalam artian perkataan yang positif. Guru

sebagai pembimbing, memberikan bimbingan sehingga anak didik memiliki jiwa

dan watak yang baik, mampu membedakan mana yang baik mana yang buruk,

mana yang halal mana yang haram disertai dengan contoh perilaku guru

tersebut.11 Karena pada masa ini, anak didik lebih senang diberikan contoh

teladan daripada nasihat, apalagi dengan penggunaan kekerasan. Anak didik yang

diajarkan berperilaku baik oleh guru dan lingkungannya diharapkan akan terbiasa

berbuat kebaikan karena dorongan dalam diri bukan karena paksaan.

Untuk itu, diperlukan sosok guru yang memiliki sikap dan kepribadian

yang utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi

kehidupannya. ''Rasulullah Saw. Adalah guru bagi seluruh manusia di dunia.

Sebagai guru, maka beliau membekali dirinya dengan akhlak yang mulia. Akhlak

yang mulia ternyata menjadi salah satu faktor yang mendukung keberhasilan

11 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 13.

Page 21: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

6

beliau dalam melaksanakan tugasnya.12 Kemuliaan Rasulullah Saw. Dinyatakan

oleh Allah dalam Surat Al-Qalam ayat 4:

)٤وإنك لعلى خلق عظيم (

''Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.''

Rasulullah Saw. Memiliki empat sifat utama para Nabi, yaitu sidiq

(benar), amanah (dapat dipercaya), tablig (mengajarkan semuanya sampai tuntas),

dan fathanah (cerdas). Perannya sangat besar dalam segala bidang kehidupan.

Telah membawa umat dari jaman kegelapan menuju jaman terang benderang.

Menyelamatkan masyarakat dari kebodohan, sifat dan perilaku buruk. Tugas

tersebut merupakan tugas para Nabi, tetapi karena Nabi sudah tidak ada, tugas

tersebut menjadi tugas guru. Jadi, guru adalah pewaris Nabi. Sebagai pewaris,

tentu guru harus melengkapi dirinya dengan empat sifat utama Nabi. Karena

dengan sifat-sifat itu seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara

profesional.

Keteladanan sangat diperlukan karena guru tidak menghadapi benda mati,

tetapi menghadapi pribadi yang sedang tumbuh dan berkembang, pribadi yang

memiliki sifat, sikap, dan karakter yang beragam.13 Perlu suatu proses untuk

menjadi guru teladan, karena hal ini tidak dapat dipelajari secara khusus dalam

suatu materi. Keteladanan muncul karena kemuliaan hati seorang guru yang

diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena yang ditampilkan adalah pribadi seorang guru, maka segala

perbuatan yang dilakukan oleh guru dapat dengan mudah dilihat dan ditiru oleh

murid. Sekali saja guru didapati berbohong, apalagi langsung kepada muridnya,

niscaya hal itu akan menghancurkan nama baik dan kewibawaan sang guru, yang

12 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional:Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hal. 108.

13 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional:Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hal. 71.

Page 22: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

7

pada gilirannya berakibat fatal dalam melanjutkan tugas proses belajar

mengajar.14

Menurut Nur Uhbiyati, ''Pendidikan Islam ialah bimbingan yang dilakukan

oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki

kepribadian muslim.''15 Bimbingan ini dapat dengan mengarahkan, mengajarkan,

melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam yang

bersumber pada Al-Qur’an dan sunnah Nabi.

Ruang lingkup pendidikan islam sangat luas meliputi seluruh aspek

kehidupan. Namun, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu:

Fiqih, Al-Qur’an Hadis, Sejarah Kebudayaan Islam dan Akidah Akhlak.

Sehubungan dengan ini peneliti melakukan pembatasan penelitian hanya

pada aspek Akhlak, yaitu mengenai budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

tabi'at dari peserta didik. Kita hidup di Indonesia yang terkenal akan ras, suku,

agama dan kebudayaan yang beragam. Maka dari itu, ketika pendidik menghadapi

peserta didik pastilah ditemukan tingkah laku yang bermacam-macam. Karena

peserta didik membawa segala pengalaman yang telah ia dapatkan dari keluarga

dan lingkungannya. Seperti yang kita ketahui, bahwa budi pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabi'at mencerminkan akhlak seseorang. Contohnya apabila budi

pekerti kita baik, maka yang tercermin adalah akhlak yang baik. Dan sebaliknya,

bila budi pekerti kita buruk maka yang tercermin adalah akhlak yang buruk.

Pendidikan akhlak bukan hanya sebatas penjelasan dalam kelas. Tetapi

pendidikan tersebut harus benar-benar merasuk ke dalam lubuk hati peserta didik

sebagai sesuatu yang bernilai positif. Agar apa yang di dapat dalam kelas dapat

terealisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mungkin awalnya, pada pendidikan akhlak ini pendidik menggunakan

metode ceramah. Materi Pendidikan Islam kadang diidentikan dengan kegiatan

tablig akbar, karena materi yang disampaikan seputar keagamaan. Sehingga

proses penyampaiannya pun selalu dengan metode ceramah. Terlebih jika

14 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 36.

15 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam 1 Edisi Revisi, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal. 11.

Page 23: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

8

pendidik yang mengajar berusia lanjut dan sedikit pengetahuan tentang teknologi

sehingga beliau tidak mempunyai kesempatan untuk meng-upgrade dirinya pada

perubahan zaman. Hal ini membuat siswa mudah merasa bosan karena materi

yang disampaikan terkesan hanya pada permasalahan itu-itu saja. Setelah

pembelajaran selesai, siswa hanya mendapatkan pengetahuan yang terkadang

tanpa adanya rasa keinginan untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran di kelas sebatas menggugurkan kewajibannya sebagai peserta didik.

Padahal tujuan Pendidikan Islam itu diharapkan menghasilkan manusia yang

berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senang dan gemar mengamalkan

dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan

manusia sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat dari alam

semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan di akhirat nanti.''16

Tujuan Pendidikan Islam tersebut dapat dicapai apabila, peserta didik dan

pendidik dapat menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Peserta didik

sebagai orang yang diarahkan, diajarkan, dilatih, diasuh dan diawasi belum

mampu menilai baik dan buruk, bahkan mungkin belum mengerti tentang apa

maksud dengan kata baik dan kata buruk sehingga memerlukan contoh nyata

dalam tumbuh kembangnya. Pendidik bukan pula sebagai pengawas, tapi ia juga

masih sebagai orang yang perlu dibimbing dan diawasi agar dalam proses

kerjanya tidak bertindak secara otoriter. Sehingga hubungan keduanya sangat

membutuhkan satu sama lain. Pendidik harus mempraktikkan apa yang ia ajarkan

kepada peserta didik. Misalnya larangan membuang sampah sembarangan, hal ini

berlaku untuk semua, baik peserta didik maupun pendidik tidak terkecuali.

Faktanya yang terjadi di lingkungan masyarakat, sering terdapat anak

didik yang berlaku tidak pada tempatnya, seperti kurang sopan, kasar, tidak

memberikan penghargaan dan lain-lain. Bahkan yang sering menjadi

permasalahan adalah membolos saat jam pelajaran, kebut-kebutan dijalan,

pergaulan bebas, bullying, adanya geng motor dan lain sebagainya. Keadaan

seperti ini sangat mengkhawatirkan, baik orangtua maupun masyarakat.

16 Zakiah Daradjat,dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), cetakan kesepuluh, hal. 29.

Page 24: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

9

Kemajuan teknologi juga berdampak pada peserta didik. Perkembangan

teknologi yang semakin pesat memberikan pengaruh buruk pada anak jika tidak

dibarengi dengan pendidikan akhlak yang kuat. Misalnya saat ini bebasnya

masyarakat terutama anak yang belum cukup umur untuk mengonsumsi berbagai

konten di berbagai media sosial juga televisi juga sedikit banyak telah membentuk

karakter peserta didik.

Menjadi peserta didik adalah fase dimana seorang anak mencari jati diri. Ia

masih mengamati dan meniru apa yang dilakukan oleh teman sebaya atau

kebiasaan apa yang dilakukan oleh masyarakat di lingkungannya. Maka tak heran

jika apa yang dilakukannya bisa menjadi cerminan dengan siapa ia bergaul.

Dalam kasus yang terjadi di sebuah sekolah di DKI Jakarta misalnya, sejumlah

siswa kedapatan merokok dalam kelas. Hal tersebut menjadi viral di media sosial.

Belum lagi kasus curanmor atau pembegalan. Tidak sedikit juga yang terjerumus

pada lembah hitam seperti narkoba dan prostitusi anak.17

Guru telah berusaha melaksanakan tugas mengajar semaksimal mungkin

untuk mendidik muridnya menjadi pribadi yang lebih baik. Namun, tugas guru

tidak bisa selalu dapat mengawasi setiap aktivitas siswanya. Di dalam sekolah

murid menjadi tanggung jawab sekolah, di luar sekolah murid menjadi tanggung

jawab bersama baik guru, orang tua murid, dan lingkungan masyarakat. Namun,

ketika ada permasalahan yang dilakukan oleh murid, yang pertama akan

dipertanyakan adalah dimana ia bersekolah? Bagaimana cara guru mendidiknya?

Sudah tepatkah guru tersebut mendidik anak muridnya? Apa kriteria guru yang

ditetapkan oleh sekolah dalam pengangkatan pendidik? Bagaimana peran guru

terutama guru agama dalam pembinaan akhlak siswa? Dan lain sebagainya

seolah-olah perjuangan guru selama ini sia-sia karena perbuatan muridnya.

Hal ini menyebabkan peran guru di sekolah sangat disudutkan. Padahal

guru telah mengajarkan apa saja yang harus dilaksanakan dan yang tidak boleh

dilaksanakan oleh siswa. Guru semaksimal mungkin mengajarkan hal-hal positif

penuh kebaikan. Namun, terkadang sifat manusia tidak bisa luput dari siapapun

17 Koran Sindo, Pendidikan dan Kenakalan Siswa, 2017, http://nasional.sindonews.com, diakses pada 10 Maret 2018 pukul 14.35 wib.

Page 25: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

10

termasuk seorang guru. Dilansir Sindonews.com pada Sabtu, 7 Oktober 2017

pukul 16.26 WIB kasus seorang guru menampar enam orang muridnya hanya

karena tidak dapat menghafal sebuah surat dalam Al-Qur’an yang ia perintahkan

untuk dihafal.18 Hal tersebut menjadi sedikit contoh dari kepribadian guru sedang

mengalami krisis. Tentu sangat disayangkan dan berdampak buruk untuk

hubungan antara murid dan guru maupun antara guru dan orangtua murid. Guru

yang diharapkan dapat menjaga dan merawat peserta didik malah memberikan

rasa takut pada peserta didik, dan kekhawatiran pada orangtua.

Ada kesan di berbagai sekolah umum, baik negeri maupun swasta, bahwa

pendidikan agama tertumpu menjadi tanggung jawab guru agama saja, sedangkan

guru mata pelajaran lainnya merasa kurang ada hubungannya dengan pendidikan

agama.19 Padahal sejatinya, pendidikan agama adalah tanggung jawab bersama,

bukan hanya guru pendidikan agama saja. Dalam mata pelajaran lain pun dapat

disisipkan nilai-nilai agama Islam.

Pendidikan akhlak sebagai bagian dari pendidikan agama bukan sesuatu

hal yang sulit untuk diajarkan di dalam kelas. Umumnya peserta didik telah

mengenal ruang lingkup akhlak. Namun, yang menjadi permasalahan adalah

pelaksanaan pendidikan akhlak tersebut di luar lingkungan kelas. Peserta didik

diharapkan berhati-hati dalam melakukan perbuatan. Karena dalam dirinya bukan

hanya ada nama pribadinya saja. Melainkan nama orangtua, guru, sekolah, bahkan

tempat tinggalnya menjadi sorotan ketika terjadi sesuatu. Contohnya kasus

seorang siswi Mts di daerah Ciputat yang hilang beberapa hari dari rumahnya, dan

diketemukan dalam keadaan shock karena menjadi korban tindakan tidak senonoh

oleh pria yang baru dikenalnya. Hal tersebut terjadi pada masa liburan sekolah.

Dalam hal ini orangtua tidak dapat menyalahkan guru maupun pihak sekolah

karena hal tersebut diluar jam sekolah. Namun, dampak dari hal ini nama sekolah

menjadi sorotan publik.

18 Sigit Dzakwan, Tampar 6 pelajar, Guru Agama diserbu Orangtua di Sekolah, 2017, (http://daerah.sindonews.com), diakses pada 11 Maret 2018 pukul 12.45 wib.

19 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia: Edisi Revisi (Jakarta:Kencana Prenada Media Group), hal. 76.

Page 26: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

11

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru merupakan salah

satu faktor dalam pendidikan akhlak, tanpanya pendidikan tidak akan berjalan

dengan baik, dan peserta didik merupakan objek terpenting dalam pendidikan.

Atas dasar pemikiran di atas, saya akan meneliti sejauh mana pengaruh

kepribadian guru dan akhlak peserta didik. Peneliti akan memberi judul:

“Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam

terhadap Akhlak Siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.”

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan masalah-

masalah sebagai berikut:

1. Penggunaan metode pada pendidikan akhlak masih menggunakan

metode ceramah dalam proses belajar-mengajar;

2. Materi pendidikan Akhlak terkesan kurang menarik;

3. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membawa dampak negatif

pada peserta didik;

4. Maraknya permasalahan kenakalan remaja di tingkat peserta didik

menunjukkan adanya dekadensi akhlak;

5. Adanya persepsi bahwa pendidikan akhlak hanya tanggung jawab guru

agama;

6. Terjadinya krisis kepribadian seorang guru;

7. Pendidikan agama yang diberikan belum bisa teraplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari.

C. Pembatasan Masalah

Setelah penulis mengemukakan identifikasi masalah diatas, untuk

memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini, maka masalah yang dibahas perlu

dibatasi, yaitu sebagai berikut:

1. Maraknya permasalahan kenakalan remaja di tingkat peserta didik

menunjukkan adanya dekadensi akhlak.

2. Terjadinya krisis kepribadian seorang guru.

Page 27: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

12

3. Objek yang akan diteliti adalah peserta didik di SMP Bakti Mulya 400

Jakarta.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah dijabarkan di atas, maka

permasalahan dapat dirumuskan adalah ''Apakah terdapat pengaruh yang

signifikan antara kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam terhadap

akhlak siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta?''.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjawab

rumusan masalah, yaitu apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara

kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam terhadap akhlak siswa di

SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai dan manfaat bagi banyak

pihak, yaitu :

1. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu

yang telah diperoleh selama perkuliahan, khususnya dalam persiapan

menjadi guru yang sesungguhnya;

2. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

atau bahan kajian dalam mengembangkan pendidikan Islam di

Indonesia;

3. Bagi guru dan dosen, penelitian ini menjadi tolok ukur untuk

meningkatkan kompetensi yang dimiliki terutama kompetensi

kepribadian;

4. Bagi sekolah, penelitian ini menjadi tolok ukur penerapan pendidikan

akhlak siswa dalam kehidupannya sehari-hari.

Page 28: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Pendididkan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak terdiri dari dua suku kata yaitu pendidikan dan

akhlak. Sebelum penulis menjelaskan pengertian pendidikan akhlak, terlebih

dahulu akan dijelaskan pengertian pendidikan dan akhlak, kemudian pengertian

pendidikan akhlak itu sendiri. Menurut Langgulung sebagaimana yang dikutip

oleh Moh.Haitami Salim & Syamsul Kurniawan: Pendidikan mempunyai

pengertian yang luas, yang mencakup semua perbuatan atau semua usaha dari

generasi tua untuk mengalihkan nilai-nilai serta melimpahkan pengetahuan,

pengalaman, kecakapan, serta keterampilan kepada generasi selanjutnya,

sebagai usaha untuk menyiapkan mereka, agar dapat memenuhi fungsi hidup

mereka, baik jasmani begitu pula rohani.1

Ahmad D. Marimba merumuskan ''Pendidikan sebagai bimbingan

secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si

terdidik menuju kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah

pada pembentukan manusia yang ideal''.2 Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, ''Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik''.3

Menurut Ngalim Purwanto, ''Pendidikan adalah segala usaha orang

dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan

jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.''4 Azumardi Azra mengemukakan,

''Pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk

1 Moh. Haitami Salim, & Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hal. 27.

2 Ahmad D. Marimba, Ilmu Pendidikan Islam; Pengembangan Integratif di Sekolah, Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2009), hal 79.

3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. III, hal. 263.

4 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), Cet.18, hal. 11.

13

Page 29: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

14

menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif

dan efisien''.5 Menurut Hasan Al-Banna yang dikutip oleh Ramayulis: ''istilah

pendidikan sering menggunakan kata at-tarbiyah yaitu proses pembinaan dan

pengembangan potensi manusia melalui pemberian berbagai ilmu pengetahuan

yang dijiwai oleh nilai-nilai ajaran agama.''6

Sedangkan, menurut Abudin Nata, ''Pendidikan adalah kegiatan yang

dilakukan dengan sengaja, seksama, terencana, dan bertujuan yang

dilaksanakan oleh orang dewasa dalam arti memiliki bekal ilmu pengetahuan

dan keterampilan menyampaikan kepada anak didik secara bertahap.''7

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha

atau kegiatan yang dilakukan oleh orang dewasa sebagai pendidik melalui

bimbingan yang dilakukan secara sadar, terencana dalam perkembangan hidup

seorang anak atau peserta didik baik dari jasmani maupun rohani untuk ke arah

kedewasaan.

Sedangkan pengertian dari sisi akhlak, kata ''Akhlak'' berasal dari

bahasa Arab, jamak dari kata khuluqun خلق yang menurut bahasa berarti budi

pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi

persesuaian dengan perkataan khalqun خلق yang berarti kejadian, yang juga

erat hubungannya dengan khaliq خالق yang berarti pencipta, demikian pula

dengan خملوق yang berarti yang diciptakan.P7F

8P

Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang artinya

tingkah laku, perangai, tabiat. Sedangkan menurut istilah akhlak adalah daya

kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa

5 Azumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002), hal. 3-4.

6 A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hal. 65. 7 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal. 10. 8 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia,2014), cet. VI, hal. 11.

Page 30: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

15

dipikir dan direnungkan lagi.9 Ibnu maskawaih, seperti yang dikutip oleh

Zahruddin AR, mengatakan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui

pertimbangan pikiran (lebih dahulu).10

Menurut Mahjuddin, definisi akhlak adalah perbuatan manusia yang

bersumber dari dorongan jiwanya.11 Sementara Ahmad Amin mendefinisikan

bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak

itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak.12

Ibrahim Anis mengatakan Akhlak ialah ilmu yang objeknya membahas

nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia, dapat disifatkan dengan

baik dan buruknya.13 Menurut H. A. Mustofa mengatakan bahwa akhlak adalah

keadaan jiwa seseorang yang abstrak dan terpancar dari tindakan atau

perilakunya maka akhlak adalah sumber dan perilaku adalah bentuknya.14

Akhlak dalam perspektif islam adalah perilaku yang sudah menjadi kebiasaan

yang muncul secara spontan atau tidak dibuat-buat yang didasarkan pada Al-

Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.15

Dari beberapa defisini yang telah dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang berkaitan

dengan perbuatan manusia yang dilakukan dengan mudah dan spontan karena

tanpa melalui pertimbangan pikiran.

Dari penjelasan mengenai pendidikan dan akhlak di atas, tampak erat

kaitannya antara pendidikan dan akhlak. Pendidikan akhlak adalah suatu proses

mendidik, memelihara, membentuk, dan memberikan latihan mengenai akhlak

9 Khozin, Khazanah Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 126.

10 Zahruddin AR., Pengantar Ilmu Akhlak, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), hal. 4.

11 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I (Mukjizat Nabi Karomah Wali dan Ma'rifah Sufi), (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), cet ke-2, hal. 5.

12 Khozin, Khazanah Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 127.

13 M.Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur'an, (Jakarta: Amzah, 2008), cet. II, hal. 3.

14 A. Mustafa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), cet. VI, hal. 16. 15 M. Saefuddaulah & Ahmad Basyuni, Akhlak – Ijtima'iyah, (Jakarta: PT. Pamator,

1998) Cet. I,hal. 2.

Page 31: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

16

dan kecerdasarn berpikir baik yang bersifat formal maupun informal yang

didasarkan pada ajaran-ajaran islam.16 Pendidikan akhlak merupakan

bimbingan yang diberikan oleh pendidik terhadap peserta didik, yang berkaitan

dengan masalah keimanan dan budi pekerti, sehingga jasmani dan rohani

peserta didik dapat berkembang menjadi pribadi utama sesuai dengan ajaran

Islam. Al-Ghazali menyebutkan bahwa sumber akhlak yang patut diajarkan

ialah akhlak yang bersumber dari kitab suci Al-Qur’an, sunnah Nabi dan akal

pikiran.17

2. Sumber Pendidikan Akhlak

Sumber/dasar pendidikan akhlak adalah Al-Qur’an dan Hadis yang

menjadi sumber utama dari agama Islam itu sendiri. Tingkah laku Nabi

Muhammad merupakan contoh suri teladan bagi umat manusia. Firman Allah

SWT:

لقد كان لكم يف رسول اهلل أسوة حسنة لمن كان يـرجو اهلل واليـوم اآلخر وذكر اهلل

كثريا ''Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.'' (Q.S. Al-Ahzab: 21).

Tentang akhlak pribadi Rasulullah dijelaskan pula oleh 'Aisyah ra.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dari 'Aisyah ra berkata: Sesungguhnya

akhlak Rasulullah itu adalah Al-Qur’an. (H.R. Muslim). Hadis Rasulullah

meliputi perkataan dan tingkah laku beliau, merupakan sumber akhlak yang

kedua setelah Al-Qur’an. Segala ucapan dan perilaku beliau senantiasa

mendapatkan bimbingan dari Allah.18 Allah SWT. berfirman:

16 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III, (Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2007), hal. 39.

17 Ibid., hal. . 21. 18 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur'an, (Jakarta: Amzah,

2007), hal. 4.

Page 32: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

17

)٤حي يوحى ()إن هو إال و ٣وما يـنطق عن اهلوى (

''Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)''. (QS. An-Najm : 3-4)

Jika telah jelas bahwa al-Qur’an dan hadis Rasulullah adalah pedoman

hidup yang menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya

merupakan sumber akhlakul karimah dalam ajaran islam. Al-Qur’an dan

sunnah Rasul adalah ajaran yang paling mulia dari segala ajaran maupun hasil

renungan dan ciptaan manusia. Sehingga telah menjadi keyakinan (akidah)

Islam bahwa akal dan naluri manusia harus tunduk mengikuti petunjuk dan

pengarahan Al-Qur’an dan As-Sunnah.

3. Tujuan Pendidikan Akhlak

Jalaluddin mengutip dari pendapat Muhammad Omar Al-Toumy Al-

Syaibany menjelaskan, tujuan pendidikan islam adalah untuk mempertinggi

nilai-nilai akhlak hingga mencapai tingkat akhlak al-karimah. Tujuan ini sama

dengan tujuan yang akan dicapai oleh misi kerasulan, Rasulullah bersabda:

ا بعثت آل مت إ م مكارم االخالك من

“Bahwasanya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan keluhuran budi pekerti.” (H.R Ahmad).19

Kemuliaan akhlak yang dimaksud, diharapkan tercermin dari sikap dan

tingkah laku individu dalam hubungannya dengan Allah, diri sendiri, sesama

manusia dan sesama makhluk Allah, serta lingkungannya.20 Tujuan pendidikan

akhlak menurut Said Agil Husin Al-Munawwar adalah untuk membentuk

manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, maju dan mandiri sehingga

19Ahmad bin Hambal, Musnad Imam bin Hambal, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1991), jilid II, hal. 381.

20Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), hal. 92.

Page 33: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

18

memiliki ketahanan rohani yang tinggi serta mampu beradaptasi dengan

dinamika perkembangan masyarakat. 21

Nur Uhbiyati mengutip dari Al-Jammali menyebutkan tujuan-tujuan

pendidikan yang diambilnya dari Al-Qur’an sebagai berikut:22

a. Memperkenalkan kepada manusia akan tempatnya diantara

makhluk-makhluk dan akan bertanggung jawab perseorangannya

dalam hidup ini.

b. Memperkenalkan kepada manusia hubungan-hubungan sosialnya

dan tanggungjawabnya dalam rangka suatu sistem sosial.

c. Memperkenalkan kepada manusia akan makhluk (alam semesta),

dan mengajaknya memahami hikmah Penciptaannya dalam

menciptakannya.

d. Memperkenalkan kepada manusia akan pencipta alam maya ini.

Sedangkan tujuan pendidikan paling tidak dapat dikelompokkan

menjadi dua, di antaranya adalah:

a. Tujuan umum

Tujuan umum pendidikan akhlak adalah membimbing anak agar

menjadi muslim sejati, beriman teguh serta mampu mengabdikan diri

kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah: “Dan aku

tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Zariyat: 56).

b. Tujuan khusus

Tujuan khusus pendidikan akhlak adalah tujuan pada setiap jenjang

pendidikan akhlak pada setiap jenjang atau tingkat yang dilalui.

Misalnya tujuan khusus pendidikan akhlak di Madrasah Tsanawiyah

berbeda dengan tujuan pendidikan akhlak di Madrasah Aliyah.

21 Said Agil Husin Al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur'ani Dalam Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), hal. 15.

22 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hal. 50.

Page 34: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

19

4. Perbedaan Akhlak, Moral, Etika, Norma, Budi Pekerti dan Nilai

Pengertian akhlak sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, bahwa

akhlak adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spoontan

diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan.23 Moral adalah istilah manusia

menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai

nilai positif. Moral adalah sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan

manusia harus mempunyai keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakat

secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat

setempat.24

Sedangkan etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu

sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, etika lebih banyak dikaitkan dengan

ilmu dan filsafat. Oleh karena itu, jika dibandingkan moral, etika lebih bersifat

teoretis sedangkan moral bersifat praktis. Moral bersifat lokal atau khusus dan

etika bersifat umum.25

Norma berarti aturan, ukuran, patokan, kaidah bagi pertimbangan dan

penilaian atas perilaku manusia.26 Budi pekerti dalam bahasa Sanskerta berarti,

''tingkah laku atau perbuatan yang sesuai dengan akal sehat''. Perbuatan yang

sesuai dengan akal sehat itu yang sesuai dengan nilai-nilai dan moralitas

masyarakat dan jika perbuatan itu menjadi kebiasaan dalam masyarakat, maka

akan menjadi tata krama di dalam pergaulan masyarakat.27

Nilai berasal dari bahasa Latin vale're yang artinya berguna, mampu

akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang

dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang

atau sekelompok orang.28

23 Khozin, Khazanah Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet pertama, hal. 126.

24 Mukni'ah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2011), cet ke-1, hal.106.

25 Ibid., hal. 107. 26 Sutarjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai Karakter; Kontruktivisme dan VCT sebagai

Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), cet ke-1, hal 54 27 Ibid., hal. 55 28 Ibid., hal. 56

Page 35: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

20

5. Ruang lingkup Pendidikan Akhlak

Ruang lingkup akhlak adalah sama dengan ruang ajaran Islam itu

sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Berbagai bentuk dan

ruang lingkup akhlak sebagai berikut :

a. Akhlak terhadap Allah

Akhlak kepada allah dapat diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai

makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Menurut Abuddin Nata, ada

empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah, yaitu:

1) Karena Allah-lah yang telah menciptakan manusia. Dia

menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan ke luar dari

antara tulang punggung dan tulang rusuk.

2) Karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan

pancaindera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran

dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan

sempurna kepada manusia.

3) Karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan

dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup

manusia.

4) Karena Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan

diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan.29

b. Akhlakul karimah terhadap manusia

Pada dasarnya bertolak kepada keluhuran budi dalam

menempatkan diri kita dan menempatkan diri orang lain pada posisi

yang tepat. Hal ini merupakan refleksi dari totalitas kita dalam

menghambakan diri kepada Allah SWT. Sehingga akhlakul karimah

yang kita alamatkan terhadap sesama manusia semata-mata didasari

29 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), cet ke-11, hal 149-150

Page 36: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

21

oleh akhlakul karimah yang kita persembahkan kepada-Nya.30

Akhlak terhadap manusia meliputi:31

1) Akhlak kepada Rasulullah, antara lain dengan mencintai

Rasulullah secara tulus dan mengikuti sunnahnya. Dan

menjadikan Rasulullah suri tauladan dalam kehidupan.

2) Akhlak terhadap orangtua, antara lain: mencintai mereka

melebihi cinta kepada kerabat lainnya, mempergunakan kata-

kata yang lemah lembut.

3) Akhlak terhadap diri sendiri, antara lain: menjaga kesucian

diri, menutup aurat, jujur dalam perkataan, berbuat ikhlas,

menjauhi segala perkataan dan perbuatan yang sia-sia, dan

berlaku adil terhadap diri sendiri serta orang lain.32

4) Akhlak terhadap tetangga, antara lain: saling mengunjungi,

saling membantu disaat senang dan memelihara hubungan

silaturahmi. Karena Rasulullah memuliakan tetangga.

5) Akhlak terhadap masyarakat antara lain: memuliakan tamu,

menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat

yang bersangkutan, saling tolong menolong dalam melakukan

kebajikan dan takwa. Termasuk akhlak ini adalah berbuat

baik terhadap perempuan, karena sering sekali mereka

menjadi sasaran pelecehan, juga akhlak terhadap teman

maupun guru di sekolah.

c. Akhlakul karimah terhadap lingkungan, adalah segala sesuatu yang

di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda

tak bernyawa.

30 Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa; Untuk Memperbaiki Akhlak Mahasiswa, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009), hal 13

31 H. Asep Umar Ismail, Tasawuf, (Jakarta: PSW UIN Syarif Hidayatullah, 2005), hal 27 32 Ibid., hal. . 28.

Page 37: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

22

6. Macam-macam Akhlak

Ulama Akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat

para Nabi dan orang-orang Siddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan

sifat syaiton dan orang-orang yang tercela. Maka pada dasarnya, akhlak itu

menjadi dua macam jenis:

a. Akhlak Mahmudah (Akhlak yang baik), yaitu perbuatan baik

terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.

1) Akhlak baik terhadap Tuhan, yang meliputi antara lain;

a) Bertaubat (Al-Taubah); yaitu suatu sikap yang menyesali

perbuatan buruk yang pernah dilakukan dan berusaha

menjauhinya, serta melakukan perbuatan baik.

b) Bersabar (Al-Sabru); yaitu suatu sikap yang betah atau

dapat menahan diri pada kesulitan yang dihadapi. Tetapi

tidak berarti bahwa sabar itu langsung menyerah tanpa

upaya melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh

manusia. Maka sabar yang dimaksudnya adalah sikap yang

diawali dengan ikhtiyar, lalu diakhiri dengan sikap

menerima dan ikhlas, bila seseorang dilanda suatu cobaan

dari Tuhan.

c) Bersyukur (Al-Syukru); yaitu suatu sikap yang selalu ingin

memanfaatkan dengan sebaik-baiknya, nikmat yang telah

diberikan oleh Allah SWT. kepadanya baik yang bersifat

fisik maupun non fisik.

d) Bertawakal (Al-Tawakul); yaitu menyerahkan segala urusan

kepada Allah setelah berbuat semaksimal mungkin, untuk

mendapatkan sesuatu yang diharapkannya.

e) Ikhlas (Al-Ikhlas); yaitu sikap menjauhkan diri dari riya'

(menunjuk-nunjukkan kepada orang lain) ketika

mengerjakan amal baik.

f) Raja' (Al-Raja'); yaitu sikap jiwa yang sedang menunggu

(mengharapkan) sesuatu yang disenangi dari Allah SWT.,

Page 38: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

23

setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya

sesuatu yang diharapkannya.

g) Bersikap takut (Al-Khauf); yaitu suatu sikap jiwa yang

sedang menunggu sesuatu yang tidak disenangi dari Allah

SWT. maka manusia perlu berupaya agar apa yang

ditakutkan itu, tidak akan terjadi.33

2) Akhlak baik terhadap sesama manusia; yang meliputi antara

lain:

a) Belas kasih atau sayang (Al-Shafaqah); yaitu sikap jiwa

yang selalu ingin berbuat baik dan menyantuni orang lain.

b) Rasa persaudaraan (Al-Ikha'); yaitu sikap jiwa yang selalu

ingin berhubungan baik dan bersatu dengan orang lain,

karena ada keterikatan batin dengannya.

c) Memberi nasihat (An-nasihah); yaitu suatu upaya untuk

memberi petunjuk-petunjuk yang baik kepada orang lain

dengan menggunakan perkataan; baik ketika orang yang

dinasihati telah melakukan hal-hal yang buruk, maupun

belum.

d) Memberi pertolongan (An-Nashru); yaitu suatu upaya untuk

membantu orang lain, agar tidak mengalami suatu kesulitan.

e) Menahan amarah (Kazmu Al-Ghaizi); yaitu upaya menahan

emosi, agar tidak dikuasai oleh perasaan marah terhadap

orang lain.

f) Sopan-santun (Al-Hilmu); yaitu sikap jiwa yang lemah-

lembut terhadap orang lain, sehingga dalam perkataan dan

perbuatannya selalu mengandung adab-kesopanan yang

mulia.

33 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I; Mukjizat Nabi Karomah Wali dan Ma'Rifah Sufi, (Jakarta : Kalam Mulia, 2009), hal. 10-17.

Page 39: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

24

g) Suka memaafkan (Al-'Afwu); yaitu sikap dan perilaku

seseorang yang suka memaafkan kesalahan orang lain yang

pernah diperbuat terhadapnya.34

b. Akhlak Madhmumah (Akhlak yang buruk), yaitu perbuatan buruk

terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk-makhluk yang lain.35

1) Akhlak buruk terhadap Tuhan; yang meliputi antara lain;

a) Takabbur (Al-Kibru); yaitu suatu sikap yang

menyombongkan diri, sehingga tidak mau mengakui

kekuasaan Allah di alam ini, termasuk mengingkari nikmat

Allah yang ada padanya.

b) musyrik (Al-Isyrak); yaitu suatu sikap yang

mempersekutukan Allah dengan makhluknya, dengan cara

menganggap bahwa ada suatu makhluk yang menyamai

kekuasaan-Nya.

c) Murtad (Al-Riddah); yaitu suatu sikap yang meninggalkan

atau keluar dari agama Islam, untuk menjadi kafir.

d) Munafiq (An-Nifaq); yaitu suatu sikap yang menampilkan

dirinya bertentangan dengan kemauan hatinya dalam

kehidupan beragama.

e) Riya' (Ar-Riya'); yaitu suatu sikap yang selalu menunjuk-

nunjukkan perbuatan baik yang dilakukannya.

f) Boros atau berfoya-foya (Al-Israf); yaitu perbuatan yang

selalu melampaui batas-batas ketentuan agama.

g) Rakus atau tamak (Al-Hisru atau Al-Tama'u); yaitu suatu

sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu

ingin menambah apa yang harus dimiliki, tanpa

memerhatikan hak-hak orang lain.36

34 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I; Mukjizat Nabi Karomah Wali dan Ma'Rifah Sufi, (Jakarta : Kalam Mulia, 2009), hal. 22-28.

35 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I; Mukjizat Nabi Karomah Wali dan Ma'Rifah Sufi, (Jakarta : Kalam Mulia, 2009), hal. 10.

36 Ibid., hal. . 17-21.

Page 40: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

25

2) Akhlak buruk terhadap sesama manusia; yaitu meliputi antara

lain;

a) Mudah marah (Al-Ghadab); yaitu kondisi emosi seseorang

yang tidak dapat ditahan oleh kesadarannya, sehingga

menonjolkan sikap dan perilakunya yang tidak

menyenangkan orang lain.

b) Iri hati atau dengki (Al-Hasadu atau Al-Hiqdu); yaitu sikap

kejiwaan seseorang yang selalu menginginkan agar

kenikmatan dan kebahagiaan orang lain bisa hilang sama

sekali.

c) Mengadu-adu (An-Namimah); yaitu suatu perilaku yang

suka memindahkan perkataan seseorang kepada orang lain

dengan maksud agar hubungan sosial keduanya rusak.

d) Mengumpat (Al-Ghibah); yaitu suatu perilaku yang suka

membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain.

e) Bersikap Congkak (Al-Ash'ar); yaitu suatu sikap dan

perilaku yang menampilkan kesombongan; baik dilihat dari

tingkah lakunya, maupun perkataannya.

f) Sikap kikir (Al-Bukhlu); yaitu suatu sikap yang tidak mau

memberikan materi dan jasa kepada orang lain.

g) Berbuat aniaya (Al-Zulmu); yaitu suatu perbuatan yang

merugikan orang lain; baik kerugian materi maupun non

materil.37

7. Faktor-Faktor yang Membentuk Akhlak

Ada dua sisi yang menyatakan asal mula pembentukan akhlak. Sisi

pertama menyatakan bahwa akhlak merupakan hasil dari usaha pendidikan,

latihan, usaha keras, dan pembinaan (muktasabah), bukan terjadi dengan

37 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I; Mukjizat Nabi Karomah Wali dan Ma'Rifah Sufi, (Jakarta : Kalam Mulia, 2009) hal 29-34

Page 41: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

26

sendirinya. Akan tetapi sebagian ahli menyatakan bahwa akhlak tidak perlu

dibentuk karena akhlak adalah insting (garizah) yang dibawa manusia sejak

lahir.38 Menurut H. M. Arifin sebagaimana dikutip oleh Abuddin Nata, bahwa

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya

pendidikan pada umumnya, yaitu ada tiga aliran:39

a. Aliran Nativisme. Menurut aliran ini bahwa faktor yang paling

berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor

pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa

kecenderungan, bakat, akal, dan lain-lain.

b. Aliran Empirisme. Menurut aliran ini bahwa faktor yang paling

berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah faktor dari

luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan.

c. Aliran Konvergensi. Menurut aliran ini pembentukan akhlak

dipengaruhi faktor oleh faktor internal, yaitu pembawaan anak, dan

faktor dari luar yaitu pendidikan dan pembinaan.

Pada aliran ketiga, yaitu aliran konvergensi tampak sesuai dengan

ajaran Islam. Hal ini dapat dipahami dari ayat dan hadis dibawah ini:

واهلل أخرجكم من بطون أمهاتكم ال تـعلمون شيـئا وجعل لكم السمع واألبصار

)٧٨واألفئدة لعلكم تشكرون (

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78).

Ayat di atas memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi untuk

dididik, yaitu penglihatan, pendengaran dan hati sanubari. Potensi tersebut

harus disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajaran dan pendidikan.

Kesesuian teori konvergensi tersebut di atas, juga sejalan dengan hadis berikut,

dari Abu Hurairah Rasulullah SAW. bersabda:

38 Muk'niah, Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet I, hal. 130

39 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 167

Page 42: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

27

حدثنا ادم حدثنا ابن ايب ذئب عن الوهري عن ايب سلمة بن عبد الرمحن عن ايب هريرة � قال : قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم كل مولود يـولدعلى الفطرة

رانه اوميجسا نه...(احلديث رواه البخار)ف ابـواه يـهودانه اويـنص''Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan (membawa) fithrah (rasa ketuhanan dan kecenderungan kepada kebenaran), maka kedua orangtuanya lah yang membentuk anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.'' (H.R Bukhari).40

Ayat dan hadis di atas selain menggambarkan adanya teori konvergensi

juga menunjukkan dengan jelas bahwa pelaksana utama dalam pendidikan

adalah kedua orangtua. Itulah sebabnya orangtua, khususnya ibu mendapat

gelar sebagai madrasah, yakni tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan.41

8. Pendekatan dan Metode Pendidikan Akhlak

Pendidikan Islam dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan

pengajaran Islam dapat diterima oleh objek pendidikan dengan menggunakan

pendekatan yang bersifat multi approach yang pelaksanaannya meliputi hal-hal

sebagai berikut:

a. Pendidikan religius yang menitikberatkan kepada pandangan bahwa

manusia adalah makhluk yang berjiwa religius dengan bakat-bakat

keagamaan.

b. Pendekatan filosofis yang memandang bahwa manusia adalah

makhluk rasional atau homo rationale, sehingga segala sesuatu yang

menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh mana

kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik

maksimal perkembangannya.

c. Pendekatan sosio kultural yang bertumpu pandangan bahwa manusia

adalah makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga

40 Muhammad bin Isma'il Abu Abdillah Al-Bukhari Al-Ju'fy, Al-Jami' Ash-Shahih Al-Mukhtasar Juz 6, (Beirut: Daru Ibnu Katsir, 1987), hal. 465.

41 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 169

Page 43: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

28

dipandang sebagai homososius dan homosapiens dalam kehidupan

masyarakat yang berkebudayaan.

d. Pendekatan scientific yang titikberatnya terletak pada pandangan

bahwa manusia memiliki kemampuan menciptakan (kognitif),

berkemauan (konatif) dan merasa (emosional atau afektif).

Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuan analitis,

reflektif, dan berpikir.42

Adapun metode pendidikan Islam yang digunakan antara lain:

sebagaimana yang dikemukakan Ustad Muhammad Said Ramadhan Al-

Buwithi dalam bukunya yang berjudul Al-manhajut Tarbawi Faried fil Qur'an,

menyatakan bahwa ada tiga macam asas/dasar yang dipakai Al-Qur’an untuk

menanamkan pendidikan yaitu:

a. Muhakam Aqliyah, mengetuk akal pikiran untuk memecahkan segala

sesuatu. Di dalam tingkat ini, Al-Qur’an menyadarkan setiap akal

manusia untuk memikirkan asal-usul dirinya, mulai dari asal mula

kejadiannya, kemudian perkembangannya.

b. Al-qisah wat Tarikh, menggunakan cerita-cerita dan pengetahuan

sejarah.

c. Al-Itsarah Al-Wijdaniyah, memberikan perangsang kepada perasaan.

Dan perasaan-perasaan itu terbagi dalam:

1) perasaan pendorong, yaitu rasa gembira, harapan, hasrat, yang

besar dan sejenisnya.

2) Perasaan penahan, yaitu rasa takut (berbuat kejahatan), rasa

sedih (berbuat kezaliman) dan sejenisnya.

3) Perasaan kekaguman, yaitu rasa hormat dan kagum, rasa cinta,

rasa bakti, dan pengabdian, dan lain sebagainya.43

42 Hamdani Ihsan & A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001) cet II Revisi, hal 193-194.

43 Ibid., hal. 194-195.

Page 44: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

29

Muhammad Qutub di dalam bukunya Minhajut Tarbiyah Islamiyah

menyatakan bahwa teknik (metode) pendidikan Islam itu ada delapan

macam, yaitu:

a. Pendidikan Melalui Teladan

Pendidikan melalui teladan merupakan salah satu teknik

pendidikan yang efektif dan sukses. Akhlak yang baik tidak dapat

dibentuk hanya dengan pelajaran, instruksi dan larangan.

Menanamkan sopan-santun memerlukan pendidikan yang panjang

dan harus ada pendekatan yang lestari.44 Cara yang demikian itu

telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. keadaan ini dinyatakan dalam

ayat Al-Qur’an:

لمن كان يـرجو اهلل واليـوم اآلخر لقد كان لكم يف رسول اهلل أسوة حسنة )٢١وذكر اهلل كثريا (

''Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.'' (QS. Al-Ahzab : 21).

b. Pendidikan Melalui Nasihat

Di dalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh

kata-kata yang didengar. Pembawaan itu biasanya tidak tetap

sehingga kata-kata tersebut harus diulangi. Nasihat yang

berpengaruh dapat membuka jiwa secara langsung melalui

perasaan.45 Nasihat yang jelas dan dapat dipegang adalah nasihat

yang dapat menggantungkan perasaan dan tidak membiarkannya

jatuh ke dasar bawah dan mati tak bergerak. Al-Qur’an penuh berisi

nasihat-nasihat dan tuntunan-tuntunan, seperti:

44 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf¸ (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal 165. 45 Hamdani Ihsan & A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka

Setia, 2001) cet II Revisi, hal 196.

Page 45: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

30

ئا وابلوالدين إحسا� وبذي القرىب واليـتامى واعبدوا اهلل وال ت شركوا به شيـوالمساكني واجلار ذي القرىب واجلار اجلنب والصاحب ابجلنب وابن

)٣٦خمتاال فخورا ( السبيل وما ملكت أميانكم إن اهلل ال حيب من كان

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ib[nu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (Q.S An-nisa: 36).

c. Pendidikan Melalui Hukuman

M. Athiyah Al-Abrasyi mengemukakan tiga syarat apabila

seorang mendidik ingin menghukum anak dengan hukuman badan

(jasmani). Ketiga syarat itu ialah:

1) Sebelum berumur 10 tahun anak-anak tidak boleh dipukul.

2) Pukulan tidak boleh dari tiga kali. Yang dimaksud dengan

pukulan di sini dengan menggunakan lidi atau tongkat kecil

bukanlah tongkat besar.

3) Diberikan kesempatan kepada anak-anak untuk tobat dari

kesalahan yang ia lakukan dan memperbaiki kesalahannya

tanpa perlu menggunakan pukulan atau merusak nama

baiknya (menjadikan ia malu).46

Al-Ghazali tidak setuju bila langsung memukul seorang anak

yang bersalah bahkan beliau menyerukan supaya kepadanya

diberikan kesempatan untuk memperbaiki sendiri kesalahannya,

sehingga ia menghormati dirinya dan merasakan akibat

perbuatannya. 47

46 Ibid., hal. 197 47 Ibid., hal. 198

Page 46: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

31

d. Pendidikan Melalui Cerita

Cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan

manusia. Cerita pada kenyataannya sudah merajut hati manusia dan

mempengaruhi kehidupan mereka. Pembaca atau pendengar cerita

bersikap mengikuti jalan cerita dan orang-orang yang terdapat di

dalamnya.

Islam menyadari sifat alamiah manusia untuk menyenangi

cerita dan menyadari pengaruhnya yang besar terhadap perasaan.

Oleh karena itu, Islam mengeksploitasi cerita untuk dijadikan salah

satu teknik pendidikan. Al-Qur’an mempergunakan cerita sebagai

alat pendidikan seperti cerita Nabi atau Rasul terdahulu, cerita kaum

yang hidup terdahulu baik yang ingkar kepada Allah ataupun yang

beriman kepada-Nya.

e. Pendidikan Melalui Kebiasaan

Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung

secara kontinyu. Berkenaan dengan ini Imam Al-Ghazali

mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat

menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan. Jika

manusia membiasakan berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang

jahat. Untuk itu Al-Ghazali menganjurkan agar akhlak diajarkan,

yaitu dengan cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah laku

yang mulia.48

f. Menyalurkan Kekuatan

Diantara banyak teknik Islam dalam membina manusia dan

juga dalam memperbaikinya adalah mengaktifkan kekuatan-

kekuatan yang tersimpan di dalam jiwa, tumbuh dan tidak

memendamnya, kecuali bila potensi-potensi itu memang tertumpu

untuk lepas. Islam mengisi hati dan tubuh dengan berbagai muatan,

48 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf¸ (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hal. 164.

Page 47: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

32

yaitu kandungannya yang asli dan alamiah yang selalu berbentuk

selama manusia itu sehat. Seterusnya Islam melepaskan muatan-

muatan itu ke dalam upaya pembangunan. Kekuatan yang dikandung

oleh eksistensi manusia dan dihimpun oleh Islam adalah kekuatan

energik dan netral yang dapat menimbulkan baik atau buruk,

digunakan untuk membangun dan menghancurkan, serta dapat pula

habis percuma tanpa tujuan dan arah. Islam menyalurkan kekuatan

itu ke arah yang benar menuju kebaikan.49

g. Mengisi Kekosongan

Islam menyalurkan kekuatan tubuh dan jiwa ketika sudah

menumpuk dan tidak menyimpannya karena penuh risiko. Islam

tidak senang pada kekosongan. Kekosongan merusak jiwa, seperti

halnya kekuatan terpendam juga merusak. Kerusakan utama yang

timbul oleh kekosongan menyebabkan seseorang terbiasa pada sikap

buruk yang dilakukannya untuk mengisi kekosongan itu. Islam ingin

sekali memfungsikan manusia secara baik semenjak ia bangun dari

tidur, sehingga orang itu tidak mengeluh atas kekosongan yang

dideritanya, serta ingin sekali meluruskan kekuatan pada jalannya

semula.

h. Pendidikan Melalui Peristiwa-peristiwa

Hidup adalah perjuangan dan merupakan pengalaman-

pengalaman dengan berbagai peristiwa, baik yang timbul karena

tindakannya sendiri, maupun karena sebab-sebab luar. Guru yang

baik tidak akan membiarkan peristiwa-peristiwa itu, berlalu begitu

saja tanpa mengambilnya menjadi pengalaman yang berharga. Ia

menggunakannya untuk membina, mengasah dan mendidik jiwa.

Oleh karena itu, pengaruhnya tidak boleh hanya sebentar itu saja.

49 Hamdani Ihsan & A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001) cet II Revisi, hal 201.

Page 48: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

33

Suatu peristiwa secara lengkap sangat membekas pada

perasaan yang menimbulkan reaksi keras kadang-kadang dapat

meluluhkan perasaan. Hal ini tidaklah terjadi setiap hari, dan tidak

mudah sampai ke dalam hati bila hati tenang, cerah dan tidak

tertekan.50

9. Nilai-nilai Akhlak yang Dikembangkan di Sekolah/Madrasah51

a. Jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI)

Tabel 2.1

No. Nilai/ Akhlak yang dikembangkan

1

Terbiasa berperilaku bersih, jujur, dan kasih sayang, tidak kikir,

malas, bohong, serta terbiasa dengan etika belajar, makan dan

minum.

2

Berperilaku rendah hati, rajin, sederhana, dan tidak iri hati,

pemarah, ingkar janji, serta hormat kepada orang tua dan

mempraktekan etika mandi dan buang air.

3 Tekun, percaya diri dan tidak boros

4 Tidak hidup boros dan hormat kepada tetangga

5 Terbiasa hidup disiplin, hemat, tidak lalai, serta suka tolong

menolong

6 Bertanggung jawab dan selalu menjalin silaturahmi

b. Jendang Pendidikan Menengah Pertama (SMP/MTs)

Tabel 2.2

No. Uraian Nilai/Akhlak

1

Berhati lembut, bekerja keras, tekun dan ulet, dinamis total dan

produktif, sabar dan tawakal serta loyal, terbiasa beretika baik

dalam perilaku sehari-hari

50 Ibid., hal. 202. 51 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2011), cet pertama, hal 169

Page 49: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

34

2 Terbiasa berpikir kritis, sederhana, sportif dan bertanggung

jawab

3

Terbiasa berperilaku qanaah, toleran, peduli terhadap lingkungan

dan budaya serta tidak sombong, tidak merusak, tidak nifak dan

beretika baik dalam pergaulan.

c. Jenjang Pendidikan Menengah Atas (SMA/MA)

Tabel 2.3

No Uraian Nilai/Akhlak yang Dikembangkan

1

Terbiasa khusnuzan, terbuka, hati-hati, gigih, berinisiatif, rela

berkorban & tidak terbiasa suudzan terhadap Allah, tidak tamak

dan hasud, tidak ria, tidak aniaya serta terbiasa berpakaian dan

berhias yang sopan dan menghormati tamu.

2

Terbiasa bertobat, roja, optimis, dinamis, lugas, berfikir kritis,

demokratis, mengendalikan diri, tidak melanggar HAM, dan

menghormati hasil karya orang lain dan kaum lemah.

3

Terbiasa berperilaku ridha, produktif, objektif, rasional dan dapat

berinteraksi serta bersosialiasasi dalam kehidupan plural

berdasarkan etika Islam.

B. Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam

1. Kompetensi Guru

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, ''Kompetensi berarti

(kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal''.

Menurut Broke and Store sebagaimana yang telah diterjemahkan oleh Uzer

Usman menyatakan bahwa ''Kompetensi merupakan gambaran hakikat

kualitatif dari perilaku guru yang tampak sangat penting.''52

52 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya, 2005), cet ke-17, hal. 14.

Page 50: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

35

Menurut UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, ayat

10, disebutkan ''Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan,

dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.''

Kompetensi merupakan peleburan dari pengetahuan (daya pikir), sikap

(daya kalbu), dan keterampilan (daya pikir) yang diwujudkan dalam bentuk

perbuatan.53 Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku

efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisi dan

memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan

seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif

dan efisien.54

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknik Pelaksanaan Jabatan

Fungsional Guru dan Angka Kreditnya bahwa kompetensi guru yang wajib

ditingkatkan untuk mewujudkan kinerja guru meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi kepribadian.55

Empat domain kompetensi ini sekaligus menjadi acuan penilaian kinerja guru

dari subunsur proses pembelajaran/pembimbingan selanjutnya, dalam format

1A penilaian Kinerja Guru (PK Guru), keempat domain kompetensi tersebut

dirinci sebagai berikut.

a. Kompetensi Pedagogik, terdiri dari tujuh kompetensi, yaitu (1)

menguasai karakteristik peserta didik, (2) menguasai teori belajar dan

prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (3) pengembangan

kurikulum, (4) kegiatan pembelajaran yang mendidik, (5)

pengembangan potensi peserta didik, (6) komunikasi dengan peserta

didik, dan (7) penilaian dan evaluasi;

53 Syaiful Sagala, Kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet ke-4, hal. 23.

54 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet. ke-7, hal. 26.

55 Kemendiknas, Permendiknas RI No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, (Jakarta: Kemendikas, 2011), hal. 26.

Page 51: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

36

b. Kompetensi Kepribadian, terdiri dari tiga kompetensi, yaitu (1)

bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional, (2) menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan, dan (3)

etos kerja, rasa tanggung jawab yang tinggi dan rasa bangga menjadi

guru;

c. Kompetensi Sosial, terdiri dari dua kompetensi, yaitu (1) bersikap

inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif, dan (2)

komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orangtua,

peserta didik, dan masyarakat;

d. Kompetensi Profesional terdiri dari dua kompetensi, yaitu (1)

penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu, dan (2) mengembangkan

keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.

2. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru PAI

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru untuk dapat

melaksanakan tugas-tugas profesionalnya.56 Secara etimologi kepribadian atau

personality berasal dari bahasa latin personare yang berarti mengeluarkan

suara (to sound through), istilah ini digunakan untuk menunjukkan suara dari

percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng yang dipakai oleh

pemain itu.57

Berbicara tentang kepribadian biasanya menyangkut banyak aspek

seperti kedirian, karakter, watak, ego, oknum, self, dan bahkan menyangkut

identitas bangsa.58 Kepribadian yaitu keseluruhan tingkah laku yang tampak

dalam ciri khas seseorang.59 Menurut Ahmad D. Marimba definisi kepribadian

56 Syaiful Sagala, Kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. ke-4, hal. 23.

57 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), cet. ke-10, hal. 154.

58 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam; Analisis Filosofi Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), hal. 197.

59 Ibid., hal. 197.

Page 52: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

37

meliputi kualitas keseluruhan dari seseorang. Kualitas ini akan nampak dalam

cara-caranya berbuat, berfikir, mengeluarkan pendapat, sikapnya, minatnya,

filsafat hidupnya serta kepercayaan-kepercayaannya.60

Zakiah Daradjat dalam bukunya mengatakan, kepribadian yang

sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara

nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala

segi dan aspek kehidupan.61 Menurut E.Y Kempt, kepribadian adalah integrasi

dari sistem kebiasaan-kebiasaan yang menunjukkan cara khas pada individu

untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.62 Rumusan kepribadian

menurut Allport, yaitu:63

a. Kepribadian merupakan suatu organisasi.

Pengertian organisasi menunjuk kepada sesuatu kondisi atau keadaan

yang kompleks, mengandung banyak aspek, banyak hal yang harus

diorganisasi.

b. Kepribadian bersifat dinamis.

Kepribadian individu bukan sesuatu yang statis, menetap, tidak

berubah, tetapi kepribadian tersebut berkembang secara dinamis.

c. Kepribadian meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah.

Kepribadian adalah suatu sistem psikofisik, yaitu suatu kesatuan

antara aspek-aspek fisik dan psikis. Kepribadian bukan hanya terdiri

atas aspek fisik, juga bukan hanya terdiri atas aspek psikis, tetapi

keduanya membentuk satu kesatuan.

d. Kepribadian individu selalu dalam penyesuaian diri yang unik

dengan lingkungannya.

60 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Surabaya: PT. Al-Ma'arif, 1998), cet. ke-7, hal. 62.

61 Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005), cet. ke-4, hal. 9.

62 Zikri Neni Iska, Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi brother's, 2006), hal. 112.

63 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), cet kelima, hal. 138-139.

Page 53: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

38

Kepribadian individu bukan sesuatu yang berdiri sendiri, lepas dari

lingkungannya, tetapi selalu dalam interaksi dan penyesuaian diri

dengan lingkungannya.

Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan

berakhlak mulia. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 74 Tahun 2008 Bab II

pasal 3 item (5) bahwa kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup

kepribadian yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana,

demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan

bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja

sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.64

Dari pengertian di atas, penulis memberikan kesimpulan kepribadian

adalah sifat yang melekat pada manusia baik berupa jasmani maupun rohani.

Sifat ini bersifat kompleks yang satu sama lain saling mempengaruhi dan

berhubungan. Sedangkan kompetensi kepribadian adalah salah satu kompetensi

yang harus dimiliki oleh seorang pendidik sebagai kualitas pribadi yang

bersifat unik dalam berinteraksi dengan orang lain (siswa) yang tercermin

dalam kehidupan sehari-harinya, baik di lingkungan sekolah maupun

lingkungan masyarakat.

3. Aspek-aspek Kepribadian

Dikatakan bahwa kepribadian itu mengandung pengertian yang

kompleks. Ia terdiri dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun psikis.

Beberapa aspek kepribadian yang penting berhubungan dengan pendidikan,

dalam rangka pembentukan pribadi anak didik adalah sebagai berikut:

a. Sifat-sifat kepribadian (Personality traits). Di dalam diri manusia

terdapat sifat alamiah sebagai manusia seperti penakut, pemarah, suka

bergaul, sombong dan lain-lain;

b. Sifat-sifat yang merupakan kecenderungan-kecenderungan umum pada

seorang individu;

64 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru dan Dosen.

Page 54: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

39

c. Intelejensi. Kecenderungan atau intelejensi juga merupakan aspek

kepribadian yang penting;

d. Pernyataan diri dan cara menerima kesan-kesan (Appearance and

Impression). Termasuk dalam aspek ini antara lain ialah: kejujuran,

berterus terang, menyelimuti diri, pendendam, tidak dapat menyimpan

rahasia, mudah melupakan kesan-kesan dan lain-lain.65

4. Macam-macam Kepribadian Muslim

Kepribadian muslim terdiri dari dua, diantaranya:66

a. Kepribadian kemanusiaan (basyanah), dibagi kepada dua bagian, yaitu:

1) Kepribadian individu; yang meliputi ciri khas seseorang dalam

bentuk sikap dan tingkah laku maupun intelektual yang dimiliki

masing-masing secara khas sehingga ia berbeda dengan orang-

orang lain.

2) Kepribadian ummah: yang meliputi ciri khas kepribadian muslim

sebagai suatu ummah (bangsa/negara) muslim yang meliputi sikap

dan tingkah laku ummah muslim yang berbeda dengan ummah

lainnya, mempunyai ciri khas kelompok dan memiliki kemampuan

untuk mempertahankan identitas tersebut dari pengaruh luar, baik

ideologi maupun lainnya yang dapat memberi dampak negatif.

b. Kepribadian samawi (kewahyuan), yaitu corak kepribadian yang

dibentuk melalui petunjuk wahyu dalam kitab suci Al-Qur’an, yang

antara lain difirmankan Allah SWT:

بل فـتـفرق بكم عن سبيله وأن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه وال تـتبعوا الس )١٥٣ذلكم وصاكم به لعلكم تـتـقون (

65 Djunaidatul Munawwaroh. ''Filsafat Pendidikan Islam (Perspektif Islam dan Umum)'', (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hal. 163-164.

66 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam; Analisis Filosofi Sistem Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), hal. 199.

Page 55: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

40

''Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.'' (Q.S Al-An'am: 153)

5. Proses Pembentukan Kepribadian

a. Pembentukan Kepribadian Kemanusiaan

Proses ini dapat pula dibagi dua, yaitu:

1) Proses pembentukan kepribadian muslim secara perorangan dapat

dilakukan melalui tiga macam pendidikan:

a) Pranatal Education (Tarbiyah Qabl Al-Wiladah)

Proses pendidikan jenis ini dilakukan secara tidak langsung

(indirect). Proses ini dimulai saat pemilihan calon suami atau

istri dari kalangan yang baik dan berakhlak.

b) Education by Another (Tarbiyah ma'a ghairih)

Proses pendidikan jenis ini dilakukan secara langsung oleh

orang lain. Manusia sewaktu dilahirkan tidak mengetahui

sesuatu tentang apa yang ada dalam dirinya dan diluar dirinya.

Firman Allah SWT.

ئا وجعل لكم واهلل أخرجكم من بطون أمهاتكم ال تـعلمون شيـ )٧٨دة لعلكم تشكرون (السمع واألبصار واألفئ

''Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.'' (Q.S An-Nahl: 78)

c) Self Education (Tarbiyah Al-Nafs)

Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan pribadi tanpa bantuan

orang lain seperti membaca buku-buku, majalah, koran dan

Page 56: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

41

sebagainya, atau melalui penelitian untuk menemukan hakikat

segala sesuatu tanpa bantuan orang lain.67

2) Proses pembentukan kepribadian muslim secara ummah

(bangsa/negara) dilakukan dengan memantapkan kepribadian

individu muslim (karena individu bagian dari ummah), juga dapat

dilakukan dengan menyiapkan kondisi dan tradisi sehingga

memungkinkan terbentuknya kepribadian (akhlak) ummah.

Tradisi dan kondisi yang telah tersedia diisi dengan usaha-

usaha untuk mengisi pergaulan sosial bernegara dan antar negara

dengan akhlak islami berupa:

a) Pergaulan sosial

(1) Tidak melakukan hal-hal yang keji dan tercela, seperti:

membunuh, menipu, riba, merampok makan harta anak

yatim, menyakiti anggota masyarakat dan sebagainya.

(2) Membina hubungan tata tertib, meliputi bersikap sopan

santun dalam pergaulan, meminta izin ketika masuk ke

rumah orang, berkata baik dan memberi serta membalas

salam.

(3) Mempererat hubungan kerja sama dengan cara

meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dapat merusak

dasar kerjasama untuk membela kejahatan, berkhianat,

mengadakan saksi palsu, menyembunyikan kebenaran,

menganggap rendah orang lain, tidak memperdulikan

keadaan masyarakat dan sebagainya.

(4) Menggalakkan perbuatan-perbuatan terpuji yang memberi

dampak positif kepada masyarakat antara lain berupa

menepati janji, memaafkan, memperbaiki hubungan antar

sesama muslim, dll.

b) Pergaulan dalam negara

67 Ibid., hal. 201-202.

Page 57: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

42

Pergaulan dalam negara dapat dilakukan dengan menanamkan

nilai-nilai ke Islaman dalam negara berupa:

(1) Kewajiban kepala negara untuk bermusyawarah dengan

rakyatnya.

(2) Menerapkan prinsip-prinsip keadilan, kejujuran, dan kasih

sayang serta tanggung jawab terhadap rakyat.

(3) Tidak mengingkari kepercayaan rakyat dan

menyalahgunakan kekuasaan.

(4) Tidak membedakan kedudukan dan status sosial antara

orang kaya dan orang miskin dalam penerapan undang-

undang.

Sebaliknya sebagai rakyat, kaum muslimin diminta pula untuk

menjalankan kewajiban dalam bentuk aktifitas yang memiliki nilai-

nilai Islam itu berupa:

(1) Kewajiban mengikuti disiplin dengan taat dan bersyarat,

yaitu selama kepala negara masih dapat menjunjung tinggi

perintah Allah.

(2) Menyiapkan diri dalam membela negara.

(3) Menjauhi hal-hal yang dapat merugikan negara seperti

bekerja sama dengan musuh, menjauhi kerusakan dan

membuat makar.

c) Pergaulan antar negara

(1) Melaksanakan perdamaian antar bangsa.

(2) Menghargai perjanjian.

(3) Tidak serang menyerang.

(4) Membina kerukunan antar negara.68

b. Pembentukan Kepribadian Samawi

Proses pembentukan kepribadian ini dapat dilakukan dengan cara

membina nilai-nilai ke Islaman dalam hubungan dengan Allah SWT. Nilai

68 Ibid,. hal. 203-204.

Page 58: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

43

keislaman dalam hubungan dengan Allah SWT dapat dilakukan dengan

cara:

1) Beriman kepada Allah SWT.

2) Mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya.

3) Bertaqwa kepada-Nya.

4) Mensyukuri nikmat Allah dan tidak berputus harapan terhadap

rahmatNya.

5) Berdoa kepada Tuhan selalu, mensuci dan membesarkan-Nya dan

selalu mengingat Allah.

6) Menggantungkan segala perbuatan masa depan kepada-Nya.69

6. Pentingnya Kepribadian Guru

Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang

dewasa, sebagai pengajar dan pendidik dan sebagai pegawai. Yang paling

utama ialah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik, yakni sebagai guru.

Berdasarkan kedudukannya sebagai guru ia harus menunjukkan kelakuan yang

layak bagi guru menurut harapan masyarakat.70

Tingkah laku atau moral guru pada umumnya, merupakan penampilan

lain dari kepribadiannya. Bagi anak didik yang masih kecil, guru adalah contoh

teladan yang sangat penting dalam pertumbuhannya, guru adalah orang

pertama sesudah orang tua, yang mempengaruhi kepribadian anak didik.71

Kepribadian yang baik akan sangat memengaruhi kesuksesan dalam

mendidik murid. Guru harus memiliki sifat-sifat kepribadian pendidik yang

mencerminkan insan mulia yang patut ditiru.72

69 Ibid., hal. . 205. 70 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet ke-6, hal. 91 71 Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2005), cet ke-5, hal

11 72 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, (Jojgakarta: Ar-Ruzz

Media, 2012), cet ke-I, hal. 157.

Page 59: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

44

7. Karakteristik Kompetensi Kepribadian Guru PAI

Menurut Abd. Rachman Shaleh dan Soependri Suriadinata, beberapa

ciri kepribadian yang harus dimiliki oleh guru, antara lain sebagai berikut.73

a. Guru itu harus bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan segala

sifat, sikap, dan amaliahnya yang mencerminkan ketakwaannya

tersebut.

b. Guru harus suka bergaul, khususnya bergaul dengan anak-anak.

c. Guru adalah orang yang penuh minat, penuh perhatian, mencintai

profesinya dan pekerjaannya, dan berusaha untuk mengembangkan dan

meningkatkan profesinya itu agar kemampuannya mengajarnya lebih

baik.

d. Guru adalah orang yang suka belajar secara terus-menerus. Meski ia

adalah pendidik yang identik dengan orang yang menularkan

pengetahuan dan menyebarkan wawasan, tetapi dia juga harus menjadi

orang yang terdidik yang selalu mempelajari hal-hal baru karena pada

dasarnya ilmu yang ada di dunia ini tak akan habis untuk dipelajari.

Dilihat dari aspek psikologi kompetensi kepribadian guru menunjukkan

kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian, yaitu:74

a. Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yaitu memiliki

konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum, norma sosial, dan

etika yang berlaku. Hal ini penting karena banyak masalah pendidikan

yang disebabkan oleh faktor kepribadian guru yang kurang mantap dan

kurang stabil. Kondisi yang demikian sering membuat guru melakukan

tindakan-tindakan tidak senonoh yang merusak citra dan martabat guru.

Stabilitas dan kematangan emosi guru akan berkembang sejalan dengan

pengalamannya, selama dia mau memanfaatkan pengalamannya. Jadi

tidak sekedar jumlah umur atau masa kerjanya yang bertambah,

73 Fatchul Mu'in, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik & Praktik,(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2011), cet. ke-I, hal. 350.

74 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet. ke-4, hal. 33.

Page 60: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

45

melainkan bertambahnya kemampuan memecahkan masalah atas dasar

pengalaman masa lalu.75

b. Dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai

pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. Kedewasaan guru

tercermin dari kestabilan emosinya. Untuk itu diperlukan latihan mental

agar guru tidak mudah terbawa emosi. Sebab, jika guru marah akan

mengakibatkan siswa takut. Ketakutan itu sendiri berdampak pada

turunnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran.76

c. Arif dan bijaksana. Arif yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta

didik, sekolah dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam

berpikir dan bertindak. Bijaksana (Al-Hikmah), berarti kemampuan

untuk memilih dan menentukan sesuatu yang tepat dan menggunakan

secara tepat.77

d. Berwibawa, yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh

positif terhadap peserta didik. Menurut Dr. Marselus R. Payong, M.Pd

wibawa adalah pengaruh tertentu yang timbul dari dalam diri seseorang

pendidik atau orang dewasa dan dirasakan oleh orang lain sehingga

menyebabkan orang lain memberikan rasa hormat atau penghargaan

kepadanya.78

Wibawa dapat muncul dari dua hal, karisma dan performa. Karisma

biasanya muncul dengan sendirinya karena merupakan bawaan sejak

lahir. Dibandingkan karisma, performa lebih mudah dipelajari da

dibentuk karena tidak terkait dengan hal-hal yang sifatnya bawaan.79

e. Memiliki akhlak mulia dan memiliki perilaku yang dapat diteladani

oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religius, jujur, ikhlas, dan

75 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet ke-7, hal. 122.

76 Jamil suprihatiningrum, Guru Profesional; Pedoman Kinerja, Kualitikasi dan Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hal. 106.

77 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung: Alfabeta CV, 2013), hal. 154.

78 Marselus R. Payong, Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Probelematika, dan Implementasinya, (Jakarta: PT Indeks, 2011), hal. 57.

79 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet. I, hal. 163.

Page 61: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

46

suka menolong. Guru harus berakhlak mulia, karena ia adalah seorang

penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orangtua, meskipun mereka

tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa

hal tidak berharap untuk menasehati orang.80 Akhlak mulia sangat

penting dan dibutuhkan guru mengingat guru tidak hanya mengajarkan

pengetahuan saja tetapi juga menanamkan nilai-nilai. Penanaman nilai

terhadap peserta didik tidak akan efektif apabila hanya diajarkan saja

tanpa dicontohkan dengan kebiasaan diri.81

Mulyasa memberikan rekomendasi 12 aspek kepribadian yang

perlu mendapat perhatian dari guru dalam rangka memberikan teladan.

Aspek-aspek yang dimaksud adalah:

a. Sikap dasar; postur psikologis yang akan nampak dalam

masalah-masalah penting, seperti keberhasilan, kegagalan,

pembelajaran, kebenaran, hubungan antar manusia, agama,

pekerjaan, permainan dan diri.

b. Bicara dan gaya bicara; penggunaan bahasa sebagai alat

berpikir.

c. Kebiasaan bekerja; gaya yang dipakai oleh seseorang dalam

bekerja yang ikut mewarnai kehidupannya.

d. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan; pengertian

hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak

mungkinnya mengelak dari kesalahan.

e. Pakaian; merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting

dan menampakkan ekspresi seluruh kepribadian.

f. Hubungan kemanusiaan; diwujudkan dalam semua pergaulan

manusia, intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana

perilaku.

80 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet ke-7, hal. 129.

81 Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet. I, hal. 159.

Page 62: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

47

g. Proses berpikir; cara yang digunakan oleh pikiran dalam

menghadapi dan memecahkan masalah.

h. Perilaku neurotis; suatu pertahanan yang dipergunakan untuk

melindungi diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain.

i. Selera; pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang

dimiliki oleh pribadi yang bersangkutan.

j. Keputusan; keterampilan rasional dan intuitif yang

dipergunakan untuk menilai setiap situasi.

k. Kesehatan; kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang

merefleksikan kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan

semangat hidup.

l. Gaya hidup secara umum; apa yang dipercaya oleh seseorang

tentang setiap aspek kehidupan dan tindakan untuk

mewujudkan kepercayaan itu.82

8. Standar Kompetensi Kepribadian Guru

Standar kompetensi inti kepribadian guru berdasarkan Permendiknas

Nomor 16 Tahun 2007 mencakup lima hal sebagai berikut.

a. Bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia:

1) Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang

dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender.

2) Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum, norma

sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional

Indonesia yang beragam.

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan

teladan bagi peserta didik dan masyarakat:

1) Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi.

2) Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia.

82 E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), cet. ke-6, hal. 127-128.

Page 63: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

48

3) Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota

masyarakat di sekitarnya.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,

dan berwibawa:

1) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil.

2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan

berwibawa.

d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa percaya diri:

1) Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi.

2) Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri.

3) Bekerja mandiri secara profesional.

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru:

1) Memahami kode etik profesi guru.

2) Menerapkan kode etik profesi guru

3) Berperilaku sesuai dengan kode etik guru.83

C. Hasil Penelitian yang Relevan Dalam melakukan penelitian ini diadakan tinjauan pustaka terhadap

beberapa skripsi yang memiliki kemiripan judul untuk menghindari duplikasi,

diantaranya:

1. ”Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa di SMP

Muhammadiyah 29 Sawangan” (Disusun oleh: Zuhaeriyah, NIM

1810011000098, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif berupa penelitian survey dengan metode korelasional.

Penelitian ini bertujuan untuk menelaah pengaruh pendidikan agama

Islam terhadap akhlak siswa di SMP Muhammadiyah 22 Sawangan.

83 Barnawi dan Muhammad Arifin, Etika dan Profesi Kependidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet ke-I, hal 167.

Page 64: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

49

Hasil dari penelitian ini yaitu pendidikan Agama Islam mempunyai

pengaruh terhadap akhlak siswa di SMP Muhammadiyah 29 Sawangan.

Tinggi rendahnya akhlak siswa dipengaruhi oleh Pendidikan Agama Islam

yang baik. Semakin baik Pendidikan Agama Islam maka semakin tinggi

Akhlak siswa.84

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis adalah sama-sama meneliti akhlak siswa.

Perbedaannya adalah pada variabel independentnya. Pada penelitian

tersebut variabel independentnya adalah Pendidikan Agama Islam,

sementara penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah Kompetensi

Kepribadian Guru PAI.

2. “Pengaruh Implementasi Kompetensi Guru PAI dan Non PAI terhadap

Motivasi Belajar Siswa di SMK Bintang Nusantara (BINUSA), Pondok

Aren, Tangerang Selatan.” (Disusun oleh: Muhamad Fahmi Hidayat, NIM

108011000039, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan hubungan antara implementasi kompetensi guru dengan

motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

implementasi kompetensi kurang berpengaruh terhadap motivasi belajar.

Bisa dikatakan bahwa siswa/i lebih termotivasi untuk belajar dengan

faktor-faktor lain, seperti menjelang datangnya ujian, kompak karena

teman sebaya, dll.85 Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh penulis adalah sama-sama meneliti Kompetensi Guru.

Perbedaannya adalah pada variabel dependentnya. Pada penelitian tersebut

84 Zuhaeriyah, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa di SMP Muhammadiyah 29 Sawangan, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah, 2014)

85 Muhamad Fahmi Hidayat, Pengaruh Implementasi Kompetensi Guru PAI dan Non PAI terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMK Bintang Nusantara (BINUSA), Pondok Aren, Tangerang Selatan, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah, 2014).

Page 65: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

50

variabel independentnya adalah motivasi belajar siswa, sementara

penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah akhlak siswa.

D. Kerangka Berpikir Anak didik merupakan generasi penerus untuk masa depan. Oleh karena

itu, anak didik harus dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang

berkualitas, sehat, bermoral dan berakhlak baik berguna bagi masyarakat. Untuk

itu, perlu dipersiapkan sejak dini. Anak didik sangat sensitif terhadap sikap

lingkungannya dan orang-orang terdekatnya.

Guru sebagai salah satu orang yang berada dalam lingkungan anak didik

harus mampu mempersiapkan diri siswa untuk sanggup menghadapi kondisi di

masyarakat dan perubahan keadaan yang berkembang pesat. Pribadi guru sebagai

orang tua kedua selain orang tua di rumah menjadi contoh anak didik dalam

bertindak, karena ia dapat meniru perilaku orang terdekatnya. Guru harus

melengkapi dirinya dengan berbagai kompetensi, agar anak didik bisa sesuai

dengan yang diharapkan. Setelah penulis mengkaji hubungan guru dan siswa,

maka penulis menduga terdapat pengaruh positif antara kompetensi yang dimiliki

oleh seorang guru terhadap akhlak siswa.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang

masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Adapun

kegunaan hipotesis yaitu:

1. Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat

dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang

akan diteliti. Misalnya sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan

melalui teori mengenai konflik.

2. Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar

atau difalsifikasi.

3. Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan

karena membuat ilmuan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,

hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya

Page 66: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

51

dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan

mengujinya.

Berdasarkan deskripsi teori diatas dan kerangka berfikir, maka hipotesis

penelitian dirumuskan sebagai berikut:

H𝑎 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi

Kepribadian Guru PAI terhadap Akhlak Siswa di SMP Bakti Mulya 400

Jakarta.

H0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kompetensi

Kepribadian Guru PAI terhadap Akhlak Siswa di SMP Bakti Mulya 400

Jakarta.

Page 67: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta yang beralamat di

Jalan Lingkar Selatan Pondok Pinang, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

2. Waktu penelitian

Adapun waktu penelitiannya berlangsung pada bulan Januari-Juli 2018.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yang digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument

penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.1

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.2 Dalam

penelitian ini terdapat dua variabel yang merupakan variabel bebas (independent)

dan variabel terikat (dependent).

Variabel penelitian adalah perubahan perilaku yang bisa diukur. Adapun

yang dijadikan variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas atau variabel independent (variabel X) adalah variabel

bebas yang sedang dianalisi hubungannya dengan variabel terikat. Dalam

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), cet. ke-25, hal. 8.

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), cet. ke-25, hal. 38.

52

Page 68: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

53

hal ini variabel bebasnya adalah kepribadian Guru Pendidikan Agama

Islam.

2. Variabel terikat atau variabel dependent (Variabel Y) adalah variabel yang

sedang dianalisis tingkat hubungannya oleh variabel independent dalam

hal ini variabel dependentnya adalah akhlak siswa.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, sebagai sumber data yang

memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian, sedangkan sampel adalah

bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu

penelitian, artinya secara sederhana sampel adalah bagian dari populasi.3

Mengenai populasi guru, penulis mengambil guru di SMP Bakti Mulya 400

Jakarta. Karena jumlah guru tersebut cukup banyak, maka untuk memudahkan

penulis dalam penelitian ini, guru yang dijadikan sampel adalah guru Pendidikan

Agama Islam.

Adapun siswa yang dijadikan objek penelitian adalah siswa SMP Bakti

Mulya 400 Jakarta tahun ajaran 2017/2018. Dalam penelitian ini, yang menjadi

populasi targetnya adalah siswa/siswi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta yang

berjumlah 203 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Jumlah Siswa-siswi

No. Kelas Jumlah Keseluruhan

1 VII-1 27

2 VII-2 20

3 VII-3 18

Jumlah 65

1 VIII-1 25

2 VIII-2 20

3 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Penelitian Kwantitatif dalam Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), cet. ke-1, hal. 156.

Page 69: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

54

3 VIII-3 19

Jumlah 64

1 IX-1 23

2 IX-2 26

3 IX-3 25

Jumlah 74

Jumlah Keseluruhan 203 Sumber : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili.4

Suharsimi Arikunto mengatakan dalam bukunya jika jumlah subjeknya

besar (diatas 100 orang), dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.5

Oleh karena itu, peneliti akan mengambil 15% dari populasi siswa SMP Bakti

Mulya 400 Jakarta, yaitu sebanyak 31 orang. Pengambilan sampel ini dengan

teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.6

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet ke-8 hal 81.

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), cet. ke-16, h. 134.

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet ke-25, hal. 85.

Page 70: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

55

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain:

1. Observasi

Observasi sebagai salah satu metode atau alat penelitian, yaitu dengan

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara

sistematis.7 Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang

berkaitan dengan penelitian dan merupakan alat pengumpulan data

dengan cara mendatangi langsung, mengamati dan mencatat.

Observasi ini dilakukan dengan cara mendatangi sekolah yang menjadi

tempat observasi.

2. Wawancara

Yang dimaksud dengan wawancara ( interview ) adalah metode

pengumpulan data dengan jalan tanya jawab antara dua orang atau

lebih secara langsung. Wawancara merupakan teknik pengumpulan

data yang berdasarkan dari laporan verbal, pada wawancara ini

terdapat dialog yang dilakukan oleh penulis dengan yang di

wawancara. Untuk mendapatkan data yang objektif penulis

mengadakan wawancara kepada Kepala Sekolah, Guru Pendidikan

Agama Islam dan siswa-siswi SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.

3. Angket

Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk

memperoleh informasi mengenai kompetensi kepribadian guru PAI

dan akhlak siswa.

Angket ini dibuat dengan model rating scale yang mempunyai empat

kemungkinan jawaban, ini dimaksud untuk menghindari

kecenderungan responen bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai

jawaban yang jelas.

7 Fadhilah Suralaga, Nety Hartaty, dkk, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), hal 148.

Page 71: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

56

4. Studi dokumentasi

Peneliti mencari data tentang profil sekolah, profil siswa, profil guru,

sarana dan prasarana tahun ajaran 2017/2018 sebagai pelengkap hasil

wawancara.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini, maka digunakan dua jenis instrumen,

yaitu angket dan pedoman wawancara.

1. Indikator angket/quesioner.

Angket/quesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian

pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti.

Angket ini diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Bakti Mulya 400

Jakarta untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh kompetensi

kepribadian guru PAI terhadap akhlak siswa.

Angket ini bersifat tertutup, yaitu jawaban yang diberikan

sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberikan

kesempatan memberikan jawaban lain. Sedangkan alternatif jawaban

yang digunakan adalah sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS),

dan sangat tidak setuju (STS) untuk pernyataan variabel X. Dan untuk

variabel Y menggunakan alternatif jawaban : Selalu, Sering, Jarang,

dan Tidak Pernah.

Adapun angket yang disebarkan dalam bentuk pernyataan

berjumlah 22 butir soal untuk variabel X (kompetensi kepribadian guru

PAI) dan 22 butir soal untuk variabel Y (akhlak siswa). Adapun kisi-

kisi instrumen pada angket ini untuk masing-masing variabel adalah

sebagai berikut:

Page 72: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

57

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Butir pernyataan

Jumlah item

Kompetensi

kepribadian

guru PAI

Bertindak

sesuai norma

agama,

hukum,

sosial, dan

kebudayaaan

Nasional

Indonesia.

Menghargai peserta

didik tanpa

membedakan

keyakinan yang

dianut, suku, adat-

istiadat, daerah

asal, dan gender

15, 16

2 Bersikap sesuai

dengan norma

agama yang dianut,

hukum, norma

sosial yang berlaku

dalam masyarakat,

dan kebudayaan

nasional Indonesia

yang beragam

Menampilkan

diri sebagai

pribadi yang

jujur,

berakhlak

mulia, dan

teladan bagi

peserta didik

dan

masyarakat

Berperilaku jujur,

tegas, dan

manusiawi.

3, 4, 8, 9,

10, 11, 14,

17, 20

9

Berperilaku yang

mencerminkan

ketakwaan dan

akhlak mulia.

Berperilaku yang

dapat diteladani

oleh peserta didik

dan anggota

Page 73: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

58

masyarakat di

sekitarnya

Menampilkan

diri sebagai

pribadi yang

mantap,

stabil,

dewasa, arif,

dan

berwibawa.

Menampilkan diri

sebagai pribadi

yang mantap dan

stabil. 5, 6, 7, 12,

18, 19, 6

Menampilkan diri

sebagai pribadi

yang dewasa, arif

dan berwibawa.

Menunjukkan

etos kerja,

tanggung

jawab yang

tinggi, rasa

bangga

menjadi guru,

dan rasa

percaya diri.

Menunjukkan etos

kerja dan tanggung

jawab yang tinggi.

1, 13, 22 3 Bangga menjadi

guru dan percaya

pada diri sendiri.

Bekerja mandiri

secara profesional

Menjunjung

tinggi kode

etik profesi

guru.

Memahami kode

etik profesi guru

2, 21 2 Menerapkan kode

etik profesi guru

Berperilaku sesuai

dengan kode etik

guru

Jumlah 22

Page 74: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

59

Variabel Dimensi Indikator Butir pernyataan

Jumlah item

Akhlak

Siswa

Akhlak

terhadap

Allah

Meyakini Allah

yang telah

menciptakan

manusia

1, 11, 12,

13 4

Meyakini Allah

yang telah

memberikan

perlengkapan

pancaindera,

berupa

pendengaran,

penglihatan, akal

pikiran dan hati

sanubari,

disamping anggota

badan yang kokoh

dan sempurna

kepada manusia

Bersyukur karena

telah disediakan

berbagai bahan dan

sarana yang

diperlukan bagi

kelangsungan

hidup manusia

Akhlak

terhadap

manusia

Akhlak terhadap

Rasulullah

2, 3, 4, 5, 6,

7, 9, 10, 14,

15, 16, 17,

16

Akhlak terhadap

Page 75: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

60

orangtua 18, 19, 21,

22 Akhlak terhadap

diri sendiri

Akhlak terhadap

tetangga

Akhlak terhadap

masyarakat

Akhlak

terhadap

lingkungan

Akhlak terhadap

binatang

8, 20 2

Akhlak terhadap

tumbuhan

Akhlak terhadap

benda tak

bernyawa

Jumlah 22

2. Uji Coba Instrumen

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji validitas dan

uji reliabilitas terlebih dahulu. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul,

selanjutnya dipilihlah butir soal yang valid dan reliabel.

a. Validitas Instrumen

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang

terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan

oleh peneliti.8 Perhitungan validitas dapat mengunakan rumus

korelasi product moment, yaitu:

𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 (Σ 𝑋𝑌)− (Σ𝑋). (Σ𝑌)

��𝑁Σ𝑋2 − (Σ𝑋)2� . �𝑁Σ𝑌2 − (Σ𝑌)2�

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), cet ke-25, hal. 267.

Page 76: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

61

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 : Angka Indeks Korelasi ''r'' Product Moment

𝑁 : Jumlah Responden (Number of Cases)

Σ𝑋𝑌 : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

ΣX : Jumlah seluruh skor X

ΣY : Jumlah seluruh skor Y

Dalam penelitian ini uji validitas diujikan kepada 31 peserta

didik dengan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh r tabel =

0,3550. Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid atau

tidak maka r hitung dibandingkan dengan r tabel dengan kriteria,

jika r hitung lebih besar dari r tabel maka instrumen tersebut valid,

sedangkan jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrumen

tersebut tidak valid. Hasil output penelitian ini menggunakan Ms.

Excel 2007 dan tabulasi data hasil perhitungan Ms. Excel dapat

dilihat pada tabel lampiran.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan

stabilitas data atau temuan.9 Untuk menguji reliabilitas instrumen

agar dapat dipercaya, peneliti menggunakan rumus yang ada pada

Statistic Product and Service Solution (SPSS), (Scale-Reliability).

G. Teknik Pengolahan Data

Untuk memperoleh data dalam penulisan ini, penulis melakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Editing

Dalam pengolahan data, yang dilakukan adalah pengecekan terhadap

kelengkapan dan kebenaran dalam pengisian angket sehingga terhindar

9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2017), cet. ke-25, hal. 268.

Page 77: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

62

dari kekeliruan atau kesalahan sehingga menghasilkan data yang sah

atau akurat.

b. Skoring

Skoring merupakan pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan

dalam angket. Dalam setiap pernyataan dalam angket terdapat 4 butir

jawaban yang harus dipilih oleh responden. Dalam penelitian ini,

peneliti memberikan dua jenis angket yang berbeda yang diberikan

kepada responden, dimana 22 butir pernyataan mengenai kompetensi

Kepribadian Guru PAI, dan 22 butir pernyataan mengenai Akhlak

siswa.

Adapun untuk pemberian skor pada tiap-tiap alternatif jawaban dari

pernyataan sebagai berikut :

Tabel 3.3

Skor Alternatif Jawaban

Alternatif

Jawaban

Nilai

Pernyataan Alternatif Jawaban

Nilai

Pernyataan

Selalu 4 Sangat Setuju 4

Sering 3 Setuju 3

Jarang 2 Tidak Setuju 2

Tidak Pernah 1 Sangat Tidak Setuju 1

c. Tabulating, yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, maka seluruh

data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian

diketahui perhitungannya.

Page 78: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

63

H. Teknik Analisis Data

Setelah angket melalui uji validitas dan uji reliabilitas, langkah selanjutnya

adalah perhitungan terhadap data yang sudah diberikan skor menggunakan rumus

prosentase sebagai berikut :

P = 𝑓𝑁 x 100 %

Keterangan :

P = Angka Prosentase

f = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Number of ceses (Jumlah Frekuensi/banyaknya individu)

Kemudian untuk mengetahui tingkat kompetensi kepribadian guru PAI dan

penerapan pendidikan akhlak siswa di SMP Bakti Mulya dalam kehidupan sehari-

hari, peneliti menggunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah :

1) Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.

2) Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan nilai rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. Adapun cara

perhitungannya dengan menggunakan rumus mean yaitu :

M𝑋 = Σ𝑋𝑁

Keterangan :

M𝑋 = Mean/nilai rata-rata

Σ X = Jumlah Skor pada setiap indikator

N = Banyaknya Responden

3) Menentukan kategori, yaitu dengan menggunakan rumus10 : NSNH x 100%

10 Farel, Objek dan Methode Penelitian Statistik, https://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/objek-dan-methode-penelitian-statistik/ diakses pada 31 Mei 2018

Page 79: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

64

Tabel 3.4

Skala Kompetensi Kepribadian Guru PAI dan skala Akhlak Siswa

No. Skor Keterangan

1 >80% Sangat Baik

2 61% -80% Baik

3 41% - 60% Cukup

4 21% - 40% Tidak Baik

5 < 20% Sangat Tidak Baik

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Syarat yang harus dipenuhi adalah data

berdistribusi normal. Normalitas data penting karena dengan data yang

berdistribusi normal, maka data tersebut dianggap mewakili populasi.11 Uji

normalitas ada penelitian ini menggunakan SPSS dengan metode uji

Kolmogorov-Smirnov.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa

varian populasi adalah sama atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian

ini menggunakan rumus yang ada pada SPSS. (Analyze-Compare Means

dan One Way Anova). Berikut ini adalah dasar pengambilan keputusan

dalam uji homogenitas.

1) Jika signifikansi < 0,05 maka varian kelompok tidak homogen.

2) Jika signifikansi > 0,05 maka varian kelompok homogen.

11 Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunaka SPSS, (Yogyakarta: Andi Offset, 2017), ed. I, hal. 85.

Page 80: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

65

c. Uji Lineritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linieritas data, yaitu

apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Uji ini

digunakan sebagai prasyarat dalam analisi korelasi Pearson atau regresi

linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity pada

taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang

linear bila signifikansi (Deviation for Linearity) lebih dari 0,05.12

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada

semua pengamatan di dalam model regresi. Pada regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas

dilakukan dengan dua metode, yaitu :

1) Metode grafik yaitu dengan melihat titik-titik pada grafik regresi;

2) Metode Uji Glejser.

2. Pengujian Hipotesis

Data yang diperoleh dalam penelitian ini, selanjutnya akan diolah

dengan menggunakan analisis statistik dengan menggunakan korelasi

product moment (𝑟𝑥𝑦 atau 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔), guna membandingkan hasil pengukuran

dua variabel yang berbeda agar dapat diketahui tingkat hubungan antara

dua variabel tersebut.

Dengan dasar pengambilan keputusan uji korelasi sebagai berikut :

a. Berdasarkan pedoman derajat hubungan

Rumus yang digunakan dalam mencari angka korelasi dengan rumus:

Keterangan :

𝑟𝑥𝑦 = Angka indeks korelasi ''r'' product moment

12 Ibid,. hal. 95.

𝑟𝑥𝑦 = 𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)�{𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2}{𝑁∑𝑌2−(∑𝑌)2}

Page 81: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

66

∑𝑋 = Jumlah skor dalam sebaran X

∑𝑌 = Jumlah skor dalam sebaran Y

∑𝑋 𝑌 = Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y

∑𝑋2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑𝑌2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

N = Banyaknya subjek (Number of cases)

Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi, maka dapat dilihat

kriteria korelasi koefisien besar ''r'', sebagai berikut:13

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

b. Berdasarkan uji t, dengan rumus:14 t = r √𝑛−21.𝑟2

Kriteria pengujiannya :

Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak.

Jika –t hitung > -t tabel atau t hitung < t tabel maka H0 diterima

I. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik pasti ada dalam penelitian yang menggunakan sampel,

hipotesis statistik pada penelitian ini adalah:

H0 : 𝛽 = 0

H𝑎 : 𝛽 ≠ 0

13 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), cet ke-25, hal. 184

14 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: PT. Alfabeta, 2017), cet. Ke-25, hal. 184

Page 82: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Gambaran Umum SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

a. Sejarah Singkat

SMP Bakti Mulya 400 berdiri sejak 20 Juli 1985. Dilihat dari

usianya yang lebih dari seperempat abad, SMP Bakti Mulya 400 muncul

dengan liku-liku sejarahnya sendiri. Dimulai pada tanggal 30 September

1983 telah ditanda tangani surat perjanjian kerja sama dalam bidang

pendidikan antara Yayasan Keluarga 400 dengan Yayasan Pondok

Mulya. Yayasan Keluarga 400 merupakan organisasi yang menghimpun

ex Tentara Pelajar Batalyon 400 Brigade 17, sedangkan Yayasan Bakti

Mulya adalah yayasan pengelola Real Estate Pondok Indah. Dalam

rangka kerja sama tersebut, lahirlah Badan Kerja Sama Pendidikan

Pondok Mulya Ikatan Keluarga 400 disingkat BKSP Pondok Mulya –

Ikatan Keluarga 400. Keputusan kerja sama tersebut merupakan

kesepakatan bersama untuk ikut berperan serta dalam menopang

kebijakan pemerintah di bidang pendidikan melalui usaha penyediaan

fasilitas pendidikan yang menampung anak-anak usia sekolah.

Selanjutnya dalam usaha kerja sama tersebut, menggunakan nama Badan

Kerja Sama Pendidikan Pondok Mulya – Ikatan Keluarga 400. Pada

waktu diadakan akreditasi sekolah oleh Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, disepakati nama yang lebih praktis, yaitu Badan Kerja

Sama Pendidikan Bakti Mulya 400, disingkat BKSP Bakti Mulya 400.

Dalam melaksanakan kegiatannya, BKSP Bakti Mulya 400

berpegang pada motto “Berbakti Pada Nusa dan Bangsa Seumur

Hidup.” Motto ini dilandasi idealism dan bermodal patriotism dengan

meyakini bahwa pendidikan merupakan “Human Investment” yang

mempunyai jangkauan jauh ke masa depan.

67

Page 83: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

68

b. Visi dan Misi YBKSP Bakti Mulya 400 Jakarta

1) Visi

Menjadi pusat pengembangan pendidikan yang melahirkan

kader pemimpin dan intelektual muslim dengan wawasan luas, serta

tanggap terhadap lingkungan dan siap menyongsong era globalisasi

sehingga mampu memperbaiki kualitas bangsa Indonesia.

2) Misi

a) Menyelenggarakan pendidikan umum yang bernafaskan Islam.

b) Menyelenggarakan pendidikan yang menumbuhkembangkan

potensi siswa untuk menjadi manusia seutuhnya.

c) Menghasilkan lulusan yang unggul, kompeten/mampu dan

terampil.

d) Menghasilkan sumberdaya manusia yang berguna bagi dirinya,

nusa, bangsa dan Negara.

e) Menghasilkan lembaga pendidikan yang memiliki predikat sekolah

unggulan.

c. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

Untuk merealisasikan visi dan misi Yayasan BKSP Bakti Mulya

400 perlu dirumuskan visi, misi, dan tujuan Sekolah Menengah Pertama

Bakti Mulya 400 sebagai berikut:

a) Visi

Membentuk insan berakhlak mulia, beriman, berilmu dan

berkompetensi global.

b) Misi

Mewujudkan pengembangan sekolah yang bernafaskan Islam dan

berkualitas Internasional yang diterapkan dalam pengelolaan,

tenaga pendidik dan kependidikan, pembiayaan, kurikulum,

fasilitas, proses belajar mengajar, penilaian, dan kompetensi

lulusan.

Page 84: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

69

c) Tujuan

(1) Tujuan Umum

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai adalah membentuk insan

Pancasila yang sehat jasmani-rohaninya, taqwa terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, cerdas dan terampil, berbudi pekerti luhur,

kuat kepribadiannya, tebal semangat kebangsaannya dan

mencintai tanah airnya, sehingga dapat menumbuhkan

manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun

dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan bangsa.

(2) Tujuan Khusus:

(a) Membentuk komunitas belajar yang mandiri cerdas dan

berkeadaban (civic values).

(b) Menerapkan manajemen sekolah yang transparan dan

akuntabel.

(c) Mengembangkan kemampuan siswa dalam penguasaan

sains dan teknologi, berinteraksi sosial (human relations),

berkepribadian mandiri secara intelektual, emosional dan

spiritual.

(d) Mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan (community based learning).

(e) Membangun pusat pengembangan inovasi pendidikan.

d. Struktur Organisasi

Kepala Sekolah : Ir. Masdiko Indra

Wakil Bidang Kurikulum : Sito, S.Pd

Staf Kurikulum : Novini Nilakusumah, SS.

Wakil Bidang Kesiswaan : Usman Jamhuri, S.Ag

Wakil Bidang Saspras : Rike Anwari Fuady, SSi.

Koordinator Kurikulum Cambridge : Leli Sugiarto, M.Si.

Page 85: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

70

Pembina OSIS :

1) Eko Julianto, S.Pd

2) Drs. Yatim Abdullah

3) Sovia Andriani, SE

Tabel 4.1

Data Wali Kelas

Wali Kelas VII Wali Kelas VIII Wali Kelas IX

Wali kelas VII. 1

Novitri Riyani, S.Pd

Wali kelas VIII. 1

Cisilia Dewi Pangalila,

SH.

Wali kelas IX.1

Dyah Ratnawiati, S.Pd

Wali kelas VII. 2

Drs. Aji Bandi

Wali kelas VIII. 2

Drs. H. Aef Syaifudin

Wali kelas IX. 2

Epih Syarifah, S.Pd

Wali kelas VII. 3

Sobari, S.Ag

Wali kelas VIII. 3

Ir. H. Bondi Robiarso

Wali kelas IX.3

Asih Budianti, S.Pd

Tata Usaha

Kepala TU : Mohamad Janaka Jachja, SE.

Keuangan : Nur Evi Yani, SE.

Administrasi : Heru Tri Rismawanto, SE.

Perpustakaan : Ratih Agustin Kusuma Wardani, S.IP.

Koordinator Program

Majalah Karisma dan Mading : Novitri Riyani, S.Pd.

Ekstrakurikuler : Eko Julianto, S.Pd.

Lab. IPA/Mat & OSN : Sri Subekti, S.Pd.

Lab. Elektronika : Prayogo, M.Pd

Lab. Bahasa : Epih Syarifah, S.Pd

BP/BK : Drs. Yatim

UKS : Sovia Andriani, SE.

Lab. Tata Boga : Dina Astilia, S.Pd

Page 86: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

71

LS2N/O2SN : Novini Nilakusumah, S.S.

OSN : Edy Hermawan, M.Si

Koordinator Mata Pelajaran

Agama Islam, PKn, & BP/BK : C. Dewi Pangalila, S.H.

Bahasa Indonesia : Dyah Ratnawiati, S.Pd.

Bahasa Inggris : Epih Syarifah, S.Pd.

Matematika & Komputer : Sobari, S.Ag.

IPA : Yenis Herdiani, S.Pd

IPS : Asih Budianti, S.Pd

Seni, Penjas, Mulok : Drs. Yatim

e. Karakter dan Budaya

Semua warga sekolah menerapkan syariat Agama Islam dan

kebangsaan Indonesia dalam bentuk praktek akhlak mulia dalam

kehidupan sehari-hari dengan melakukan:

1. Salam, senyum, sapa, sopan dan santun.

2. Membiasakan kalimah toyyibah atau berkata hal-hal yang baik.

3. Tauhid atau memupuk keimanan hanya kepada Allah SWT.

4. Tawakkal atau berserah diri kepada Allah SWT.

5. Syukur terhadap nikmat Allah SWT.

6. Sabar terhadap cobaan.

7. Fastabikul Khoirot atau berlomba-lomba dalam kebaikan.

8. Amar ma'ruf nahi mungkar atau mengajak kebaikan melarang

kemungkaran.

9. Birrul walidaini atau berbuat baik kepada orang tua.

10. Dzikrullah atau selalu mengingat Allah SWT dimanapun berada

Penanaman karakter dan budaya sekolah dipraktekkan keseharian

melalui kegiatan rutin, spontan dan keteladanan dalam bentuk aktivitas

sebagai berikut:

Page 87: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

72

1. Siswa membudayakan kebiasaan 5 S (salam, senyum, sapa, sopan,

dan santun) dimulai dari lobby sekolah sampai pulang sekolah.

2. Setiap awal pembelajaran siswa mengikuti pembinaan akhlak mulai

selama 15 menit dengan berdoa, syahadat, tadarus Al-Quran, dan

menyanyikan lagu Indonesia Raya.

3. Setiap akhir pembelajaran siswa membaca doa dan diperdengarkan

lagu-lagu perjuangan.

4. Setiap hari dilaksanakan shalat dhuhur berjamaah diikuti dzikir dan

berdoa yang dipimpin oleh siswa secara bergiliran.

5. Setiap hari jumat pagi dilaksanakan sholat dhuha diikuti pembinaan

rohani Islam.

6. Setiap hari jumat setelah kegiatan belajar dilaksanakan Jumat

bersih.

7. Mempraktekkan kalimah toyyibah dalam semua aktivitas di

lingkungan sekolah

8. Membiasakan budi pekerti luhur antara lain:

a. Berbakti kepada orangtua

b. Ikhlas beramal

c. Ramah dalam bergaul

d. Ulet dalam mencapai cita-cita

e. Amanah (dapat dipercaya)

f. Istiqomah teguh dalam keyakinan

g. Bersih diri, pakaian dan lingkungan.

h. Kegiatan kesetiakawanan sosial dan peduli terhadap bencana

i. Meminta maaf

j. Berterima kasih

k. Menghormati pada yang lebih tua

l. Menyayangi pada yang lebih muda

m. Mengunjungi orang yang sakit

n. Memuji pada orang yang jujur.

o. Berani berkata benar

Page 88: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

73

p. Membela kehormatan bangsa

q. Mengembalikan barang yang bukan miliknya

r. Antri dalam barisan.

f. Daftar Guru dan Karyawan

Tabel 4.2

Daftar Guru Tahun Ajaran 2017/2018

No. Nama Lengkap Pendidikan Status Pegawai Jabatan

1. Ir. Masdiko

Indra

S1 Teknologi

Industri

Pertanian, IPB

Tetap

Kepala Sekolah

Guru Bid. study

MTK

2. Sito, S.Pd

S1 Matematika

IKIP

Muhamadiyah,

1995

Tetap

Wakil Bid.

Kurikulum

Guru Bid. Study

MTK

3. Usman Jamhuri,

S.Ag

S1 Tarbiyah

IAIN Syarif

Hidayatullah

Tetap

Wakil Bid.

Kesiswaan

Guru Bid. Study PAI

4. Rike Anwari

Fuady, S.Si.

S1 Biologi

Universitas

Nasional

Tetap Wakil Bid. Sarpras

Guru Bid. Study IPA

5. DRS. Aji Bandi

S1 Tarbiyah

IAIN Syarif

Hidayatullah

Jkt 1993

Tetap Guru Bid. Study PAI

6. DRS. Aef

Saefudin

S1 Tarbiyah

IAIN Syarif

Hidayatullah

Tetap Guru Bid. Study PAI

Page 89: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

74

Jkt 1993

7. Usman, M.Pd.

S1 Sejarah

STKIP Jakarta

2002

Universitas

Indraprasta

2010

Tetap Guru Bid. Study IPS

8. Sobari, S.Pd

S1 Pendidikan

MTK IAIN

Syarif

Hidayatullah

Jkt 1996

Tetap Guru Bid. Study

MTK

9. Cisilia Dewi

Pangalila, SH

S1 Hukum

Perdata UI

1996

Tidak

Tetap

Guru Bid. Study

PKN

10. DRS. Yatim S1 Adpen IKIP

Jkt 1989 Tetap

Guru Bid. Study

BP/BK

Pembina OSIS

11. Dina Astilia,

S.Pd

D3 PKK IKIP

Medan, 1987

S1 STIKIP

PGRI Jkt

Tetap Guru Bid. Study Tata

Boga

12. Hj. Rina

Nuzrina, S.Pd

S1 BK STKIP

Jkt 2004 Tetap

Guru Bid. Study

BP/BK

13. Ir. H. Bondy

Robiarso

IPB Bogor

1993 Tetap Guru Bid. Study IPA

14. Dyah Ratnawiati,

S.Pd

S1 Bahasa dan

Sastra

Indonesia, IKIP

Jkt 1996

Tetap Guru Bid. Study

Bahasa Indonesia

Page 90: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

75

15. Sovia Andriani,

SE

S1 Akutansi

Univ 17

Agustus, Sby

1993

Tetap

Guru Bid. Study

IPS/PLKJ

Pembina OSIS

16. Sri Subekti S.Pd

S1 Kimia IKIP

Negeri

Yogyakarta,

1998

Tetap Guru Bid. Study IPA

17. Prayogo, S.Pd

S1 Pend.

Elektronika

UNJ 2000

Tetap Guru Bid. Study

Elektonika/Komputer

18. Novitri Riyani,

S.Pd

S1 B.Indo IKIP

Negeri Malang

1998

Tetap Guru Bid. Study

B.Indonesia

19. Epih Saripah,

S.Pd

S1 FPBS

Inggris, IKIP

Muhamadiyah,

1997

Tetap Guru Bid. Study

B.Inggris

20. Yenis Herdiani,

S.Si

S1 Fisika

Institut 10 Nov,

Sby 2001

Tetap Guru Bid. Study IPA

21. Asih Budianti,

S.Pd

S1 Geografi

UNJ Tetap Guru Bid. Study IPS

22.

Novini

Nilakusumah,

SS.

S1 Sastra Cina

UI, 2001 Tetap

Guru Bid. Study

B.Mandarin

Staf Kurikulum

23. Leli Sugi Arti,

M.Pd.

S1 MTK UIN

Jkt, 2002 Tetap

Guru Bid. Study

MTK

Koor. Kurikulum

Cambridge

Page 91: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

76

24. Dewi Wulansari,

S.Pd

S1 B.Inggris

Uhamka Jkt

2003

Tetap Guru Bid. Study

B.Inggris

25.

Dra. Mumun

Maemunah,

M.Pd

S1 IAIN 1993 Tidak

Tetap Guru Bid. Study PAI

26. Lina Yulinda,

S.Pd

S1 B.Inggris

UHAMKA Tetap

Guru Bid. Study

B.Inggris

27. Rizki

Fatmariyanti

D3

Komputerisasi

Akutansi AMIK

BSI

Jatiwaringin

Tidak

Tetap

Guru Bid. Study

Komputer

28. Eko Yudha

Pratama

SMA IPA 2002

Bukittinggi

Tidak

Tetap

Guru Bid. Study

Komputer

29. Tuti Sumiyati

D3 Perbankan

UPN Veteran

Jkt

Tidak

Tetap

Guru Bid. Study

Komputer

30. Edy Hermawan,

M.Sc

S1 Metalurgi

FMIPA UI

2002

S2 Sains dan

Teknologi

Tidak

Tetap Guru Bid. Study IPA

31. Eko Julianto,

S.Pd

S1 Pend.

Pelatihan

Olahraga dan

Kesehatan

Universitas

Sebelas Maret

2012

Tidak

Tetap

Guru Bid. Study

Olahraga

Pembina OSIS

Page 92: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

77

32. Reza Fajrin

Wijaya

S1 Pendidikan

Seni Musik,

UNES

Tidak

Tetap

Guru Bid. Study Seni

Musik

33. Robert John

Rowse

S2 John Mores

Engineering

Tidak

Tetap

Guru Bid. Study

B.Inggris /TIK Sumber : Buku Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

Tabel 4.3

Daftar Karyawan No. Nama Lengkap Pendidikan Jabatan

1 M. Janaka

Jachja, SE

S1 Ek. Manajemen UPN

Yogya, 1997

Kepala Tata Usaha

2 Nur Evi Yani,

SE

S1 Ek. Akutansi STIE

Ahmad Dahlan Jkt

Bag. Keuangan

3 Heru Tri

Rismawanto, S.E

S1 Bag. Administrasi

4 Ratih Agustin

Kusuma

Wardani, SIP

S1 Ilmu Perpustakaan UIN

Jkt 2008

Bag. Perpustakaan

5 Sulaeman Mts N 3 Jkt, 1992

6 Yatimo STM Listrik Binika Karya,

1983

7 Muhafas SMA 63 Jkt

8 Slamet Supriyadi STM Mesin

Kebumen,1989

9 Taslim SMA

10 Darmawan SMK Sasmita Jaya

Pamulang

11 Ujang Setiawan STM Mesin Cendrawasih

1991

12 Sadirin SMA

Page 93: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

78

13 Imam Wahyudi SMA

14 Jamsari SD Sumber : Buku Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

g. Data Siswa

Tabel 4.4

Data Siswa Tahun Ajaran 2017/2018

Kelas Jumlah Siswa

Jumlah L P

VII-1 6 21 27

VII-2 11 9 20

VII-3 9 9 18

VIII-1 10 15 25

VIII-2 11 9 20

VIII-3 12 7 19

IX-1 8 15 23

IX-2 16 10 26

IX-3 15 10 25

Jumlah Total 98 105 203 Sumber : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

h. Daftar Sarana dan Prasarana

1) Ruang Tata Usaha

2) Ruang BP/BK

3) Ruang OSIS

4) Ruang Tata Boga

5) Ruang Foto Copy

6) Gudang

7) Kamar kecil/WC

8) Kantin

9) Koperasi

Page 94: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

79

10) Perpustakaan

11) Sarana Olahraga

12) Audio Kelas

13) Free Hotspot

14) Internet

15) Taman

16) Gedung Sekolah 3 lantai

17) Ruang kelas Ber-AC dan LCD

18) Laboratorium Fisika

19) Laboratorium Biologi

20) Laboratorium Elektronika

21) Laboratorium Bahasa

22) Laboratorium Matematika

23) Laboratorium Agama/IPS

24) Laboratorium Komputer

25) Ruang Kepala Sekolah

26) Ruang Wakil Kepsek

27) Ruang Guru

28) Ruang UKS

29) Ruang Audio Visual

30) Ruang Aula

31) Musholla

i. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler

1) Kegiatan Kokurikuler

a) MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah)

b) LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa)

c) Dialog Interaktif

d) Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

e) Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN)

f) Peringatan Hari Besar Dunia (PHBD)

Page 95: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

80

g) Sanlat (Pesantren Kilat)

h) Field Trip dan Charity

i) Widyawisata

j) Outdoor Study

k) Homestay (Cambridge Program)

l) Festival dan Internasional Camp

m) Haqata kolaborasi : sport (BM CUP), skill (SKETSA), soul

(LOKETA), arts (HAQATA)

n) Seminar Narkoba

o) Seminar Motivasi Belajar

p) Sex Education

q) Pameran Hasil Karya Siswa

r) Doa dan Dzikir bersama

s) Hari Profesi (kerjasama dengan FKOM)

2) Kegiatan Ekstrakurikuler

a) Ekstrakurikuler Wajib adalah Pramuka

b) Ekstrakurikuler Pilihan:

(1) Keagamaan (Marawis, Kaligrafi, Qiraat)

(2) Kesenian (Band, Melukis, Kreatif, Tari Saman, Tari Kreasi

Baru, Vokal Group)

(3) Paskibra

(4) Karya Ilmiah Remaja (KIR)

(5) Animasi

Tabel 4.5

Jadwal Ekstrakurikuler Tahun Pelajaran 2017/2018

No. Jenis Eskul Hari/Jam Pelatih / Koordinator

1 Futsal Selasa Ebi Yanto

Kamis Drs. Yatim Abdullah

Page 96: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

81

2 Basket Senin Imam Pahlevi

Rabu Moh. Janaka, SE

3 Bulutangkis Kamis Sobari, S.Pd

4 Pencak Silat Rabu H. Basyir

5 Paskibra Rabu Gerry

Drs. Aji Bandi

6 Atletik Rabu Eko Julianto, S.Pd

7 Tari Saman Kamis Munjir

Sovia Andriani, SE

8 Tari Tradisional Selasa Uun

Leli Sugiarti, M.Si

9 Melukis Kreatif Rabu Sujono

Sri Subekti, S.Pd

10 Vocal

Group/Padus Selasa Novini Nilakusumah, S.S

11 Band Kamis Reza Fajrin, S.Pd

12 KIR (Karya

Ilmiah Remaja) Kamis Edi Hermawan, M.Sc

Sumber : Buku Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

j. Kurikulum

SMP Bakti Mulya 400 Jakarta menggunakan Kurikulum 2013 dan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan Standar Isi meliputi

lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.

3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Kelompok mata pelajaran estetika

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahragar dan kesehatan.

Page 97: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

82

Tabel 4.6

Struktur Kurikulum 2006 dan Kurikulum Nasional 2013

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran Kur 2013 Kur 2013 2006

1. PAI, Fiqih & Al-Qur’an 5 5 5

2. Pendidikan

Kewarganegaraan 3 3 2

3. Bahasa Indonesia 6 6 5

4. Bahasa Inggris 4 4 5

5. Matematika 5 6 6

6. IPA 5 6 6

7. IPS 5 5 6

8. Seni Budaya 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani,

Olahraga & Kesehatan 2 2 2

10. Keterampilan/TIK 2 2 2

B. Muatan Lokal

1. Pendidikan Lingkungan

Kehidupan Jakarta (PLKJ) 1 1 1

2. Pendidikan Tata Boga 2 2 2

3. Keterampilan Elektronika 2 2 2

4. Bahasa Mandarin 2 2 2

C. Pengembangan Diri (BP/BK) 3 3 3

D. Pramuka 2

Jumlah 51 51 51 Sumber : Buku Paparan Program SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

Page 98: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

83

k. Kelas Belajar

Kelas belajar di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta dimaksudkan untuk

memaksimalkan layanan kepada siswa sesuai karakteristiknya. Kelas

layanan tersebut terdiri dari kelas Cambridge dan kelas Reguler.

1) Kelas Program Cambridge

Kelas internasional atau program Cambridge dibuka mulai

tahun pelajaran 2009/2010 sebagai realisasi dari ditunjukkannya

SMP Bakti Mulya 400 sebagai Cambridge International

Examination (CIE) dengan ID 223. Pada tahun pelajaran

2017/2018 memasuki tahun kedelapan. Adapun persyaratannya

adalah sebagai berikut:

a) Syarat umum:

Siswa yang memiliki kemampuan akademik yang kuat,

bahasa Inggris yang memadai dan memiliki dasar

penguasaan computer (IT).

b) Syarat khusus:

(1) Sehat jasmani dan rohani

(2) Rata-rata nilai raport kelas 4,5 dan 6 pelajaran

Matematika, Bahasa Inggris dan IPA tidak kurang dari

7,5

(3) Tes tertulis untuk pelajaran Matematika, Bahasa Inggris

dan IPA dengan nilai baik

(4) Lulus tes wawancara dalam Bahasa Inggris.

2) Kelas Reguler

Kelas regular merupakan kelas yang dibentuk untuk

menampung potensi siswa diluar pilihan kelas Cambridge. Kelas

regular dibentuk pada saat seleksi penerimaan siswa baru dan

dilaksanakan pembauran kelas setiap awal tahun pelajaran.

Pembentukan kelas pada kelas regular didasarkan atas

komposisi jumlah peserta didik, perimbangan prestasi, jenis

kelamin dan kepribadian masing-masing. Dengan pengelolaan

Page 99: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

84

beragam potensi yang dimiliki siswa diharapkan mampu

melakukan kolaborasi dalam kegiatan belajar yang optimal.

2. Karakteristik Variabel

Karakteristik variabel dalam penelitian ini adalah uji validitas dan

reliabilitas dari data angket yang telah dibagikan kepada responden sejumlah

31 peserta didik.

a. Uji Validitas

Pengujian validitas ini dibutuhkan agar hasil olahan data yang

akan diujikan benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan

keabsahannya. Uji validitas dalam penelitian ini adalah data dari

angket yang telah dibagikan kepada responden sejumlah 31 orang

siswa, kemudian untuk mengetahui tingkat validitas dari suatu

instrument dapat dilihat nilai r tabel dan r hitungnya, jika r hitung

lebih besar dari r tabel maka instrument tersebut valid, sedangkan jika

r hitung lebih kecil dari r tabel maka instrument tersebut tidak valid.

Adapun rumus untuk mencari r tabel adalah:

df = n -2

Standar kemaknaan r tabel yang diambil oleh peneliti yakni

5%, maka diketahui df dari sampel penelitian ini adalah sebagai

berikut:

df = 31-2

df = 29

Dengan demikian, r tabel dalam penelitian ini adalah 0,3550.

Berikut ini merupakan hasil perhitungan uji validitas dengan

menggunakan program SPSS:

Page 100: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

85

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Kompetensi Kepribadian Guru

PAI

No. Butir Soal r Hitung r tabel Status

1 Butir Soal nomor 1 0,516 0,3550 Valid

2 Butir Soal nomor 2 0,659 0,3550 Valid

3 Butir Soal nomor 3 0,430 0,3550 Valid

4 Butir Soal nomor 4 0,488 0,3550 Valid

5 Butir Soal nomor 5 0,640 0,3550 Valid

6 Butir Soal nomor 6 0,712 0,3550 Valid

7 Butir Soal nomor 7 0,464 0,3550 Valid

8 Butir Soal nomor 8 0,682 0,3550 Valid

9 Butir Soal nomor 9 0,672 0,3550 Valid

10 Butir Soal nomor 10 0,660 0,3550 Valid

11 Butir Soal nomor 11 0,833 0,3550 Valid

12 Butir Soal nomor 12 0,694 0,3550 Valid

13 Butir Soal nomor 13 0,421 0,3550 Valid

14 Butir Soal nomor 14 0,588 0,3550 Valid

15 Butir Soal nomor 15 0,828 0,3550 Valid

16 Butir Soal nomor 16 0,639 0,3550 Valid

17 Butir Soal nomor 17 0,592 0,3550 Valid

18 Butir Soal nomor 18 0,667 0,3550 Valid

19 Butir Soal nomor 19 0,656 0,3550 Valid

20 Butir Soal nomor 20 0,536 0,3550 Valid

21 Butir Soal nomor 21 0,638 0,3550 Valid

22 Butir Soal nomor 22 0,478 0,3550 Valid

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa instrument

Kompetensi Kepribadian Guru PAI yang valid adalah sebanyak 22

instrumen, maka uji validitas sebagai syarat uji instrument terpenuhi.

Page 101: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

86

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Akhlak Siswa

No. Butir Soal r Hitung r tabel Status

1 Butir Soal nomor 1 0,486 0,3550 Valid

2 Butir Soal nomor 2 0,549 0,3550 Valid

3 Butir Soal nomor 3 0,442 0,3550 Valid

4 Butir Soal nomor 4 0,498 0,3550 Valid

5 Butir Soal nomor 5 0,658 0,3550 Valid

6 Butir Soal nomor 6 0,534 0,3550 Valid

7 Butir Soal nomor 7 0,245 0,3550 Tidak Valid

8 Butir Soal nomor 8 0,580 0,3550 Valid

9 Butir Soal nomor 9 0,485 0,3550 Valid

10 Butir Soal nomor 10 0,635 0,3550 Valid

11 Butir Soal nomor 11 0,141 0,3550 Valid

12 Butir Soal nomor 12 0,658 0,3550 Valid

13 Butir Soal nomor 13 0,610 0,3550 Valid

14 Butir Soal nomor 14 0,407 0,3550 Valid

15 Butir Soal nomor 15 0,409 0,3550 Valid

16 Butir Soal nomor 16 0,160 0,3550 Tidak Valid

17 Butir Soal nomor 17 0,423 0,3550 Valid

18 Butir Soal nomor 18 0,605 0,3550 Valid

19 Butir Soal nomor 19 0,588 0,3550 Valid

20 Butir Soal nomor 20 0,361 0,3550 Valid

21 Butir Soal nomor 21 0,313 0,3550 Tidak Valid

22 Butir Soal nomor 22 0,343 0,3550 Tidak Valid

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa instrument Akhlak Siswa

PAI yang valid adalah sebanyak 18 instrumen. Sedangkan lainnya tidak

Page 102: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

87

valid. Karena ada instrument yang valid, maka uji validitas sebagai syarat

uji instrument terpenuhi.

b. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji

reliabilitas terhadap instrument yang valid. Uji reliabilitas dalam

penelitian ini diolah dengan menggunakan program SPSS. Berikut

merupakan hasilnya:

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas

Kompetensi Kepribadian Guru PAI

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items ,918 22

Sumber data: Primer, diolah pada 6 Juni 2018

Tabel 4.10

Hasil Uji reliabilitas Akhlak Siswa

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,839 18 Sumber data: Primer, diolah pada 6 Juni 2018

Kesimpulannya adalah jika alpha antara 0,70 0,90 maka

reliabilitas tinggi. Jika alpha 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat.

Jika alpha < 0,50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah,

kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliable. Dari data di atas,

terlihat bahwa alpha 0,981 untuk variabel Kompetensi Kepribadian

Guru PAI dan 0,839 untuk variabel Akhlak Siswa. Maka reliabilitas

tinggi dan instrument dinyatakan reliable. Dengan demikian uji

reliabilitas sebagai uji instrument terpenuhi.

Page 103: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

88

3. Prosentase Hasil Angket Penelitian Data-data yang diperoleh oleh peneliti mengenai Kompetensi

Kepribadian Guru terhadap Akhlak Siswa ini melalui instrumen angket,

wawancara kepala sekolah, wawancara guru bidang studi dan wawancara

siswa.

Pada awalnya peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk

mengamati lingkungan di Sekolah baik itu siswa maupun guru di SMP Bakti

Mulya 400 Jakarta. Melalui observasi tersebut, didapatkan hasil bahwa

kebanyakan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam adalah guru-guru

yang telah lama mengajar di sekolah tersebut. Ada juga salah satu guru PAI

yang menjadi ketua MGMP baik di kecamatan bahkan di Jakarta Selatan.

Selain itu, di masyarakat guru PAI di sekolah ini adalah seorang Da'i

sehingga guru agama tidak diragukan lagi secara materi ajaran, pengalaman

dan segala macam. Melihat hal tersebut, peneliti merasa cocok untuk

melakukan penelitian di sekolah tersebut.

Selanjutnya peneliti melakukan penyebaran angket hanya pada kelas

VIII saja, sesuai dengan anjuran dari guru bidang studi, karena kelas VII

belum terlalu lama mengenal guru dan kelas IX sedang difokuskan pada ujian

dan tidak bisa diganggu oleh apapun. Angket di sebar pada kelas VIII yang

berjumlah 31 orang. Peneliti memberikan pertanyaan masing-masing variabel

22 soal. Setelah data di peroleh dari hasil angket yang telah disebarkan

kepada responden, langkah selanjutnya yaitu menghitung hasil angket yang

valid yaitu 22 soal untuk variabel Kompetensi Kepribadian Guru PAI dan 18

soal untuk Akhlak Siswa dengan mencari angka prosentase.

a. Kompetensi Kepribadian Guru PAI

Data mengenai Kompetensi Guru PAI yang menjadi variabel

X merupakan data yang diperoleh langsung dari pengisian instrumen

penelitian yang berbentuk angket yang disebarkan kepada siswa

sebagai responden.

Page 104: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

89

Tabel 4.11

Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa percaya diri.

No Pernyataan

1 Guru agama selalu tampil percaya diri saat mengajar.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

9

22

-

-

29,03 %

70,97 %

-

-

Jumlah 31 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 70,97 % siswa setuju

dan 29,03 % siswa menyatakan sangat setuju. Hampir seluruhnya

menyatakan bahwa guru agama selalu tampil percaya diri saat

mengajar.

Tabel 4.12

Menjunjung tinggi kode etik profesi guru

No Pernyataan

2 Guru agama bersikap sopan terhadap siswa.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

9

22

-

-

29,03 %

70,97 %

-

-

Jumlah 31 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 70,97 % siswa setuju

dan 29,03 % siswa menyatakan sangat setuju. Hampir seluruhnya

menyatakan bahwa guru agama bersikap sopan terhadap siswa. Guru

pun bertutur kata dengan sopan dan halus, namun adakalanya seorang

Page 105: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

90

guru marah ketika sedang belajar murid berisik atau tidak

mendengarkan apa yang disampaikan guru.1

Tabel 4.13

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan

teladan bagi peserta didik dan masyarakat

No Pernyataan

3 Guru agama berpenampilan menarik

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

3

23

5

-

9,68 %

74,19 %

16,13 %

-

Jumlah 31 100 %

4 Guru agama mencerminkan pribadi islami.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

18

10

3

-

58,06 %

32,26 %

9,68 %

-

Jumlah 31 100 %

Sebanyak 58,06 % siswa menjawab sangat setuju, dan 32,26 %

menjawab sangat setuju untuk pernyataan guru agama mencerminkan

pribadi islami, dan 9,68% menjawab sangat setuju, 74,19% setuju

untuk pernyataan guru agama berpenampilan menarik. Seperti yang

diketahui, guru PAI di SMP Bakti Mulya kerap menjadi Da'i di

lingkungan masyarakat.2 Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI

mencerminkan pribadi yang islami bukan hanya sebagai guru PAI di

1 Wawancara siswa, pada tanggal 05 Juni 2018 jam 11.00 WIB. 2 Wawancara Kepala Sekolah pada tanggal 30 Juli 2018

Page 106: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

91

sekolah tapi juga di lingkungan sekitarnya. Namun, sebanyak 9,68 %

siswa menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.14

Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa

No Pernyataan

5 Guru agama membebaskan saya berpendapat

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

10

17

4

-

32,26 %

54,84 %

12,90 %

-

Jumlah 31 100 %

6 Guru agama tidak memaksakan kehendak

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

8

17

4

2

25,81 %

54,84 %

12,90 %

6,45 %

Jumlah 31 100 %

7 Guru agama berwibawa

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

25

1

-

16,13 %

80,65 %

3,22 %

-

Jumlah 31 100 %

Page 107: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

92

Sebanyak 25,81 % siswa sangat setuju, dan 54,84 % siswa

setuju guru agama tidak memaksakan kehendak, selalu diskusi dan

memberitahu jika salah. Hanya saja menurut beberapa siswa guru PAI

mengambil keputusan tergantung situasi, kadang ada yang setuju

dengan keputusan guru, kadang tidak.3 Hal ini terlihat dari 12,90 %

siswa menjawab tidak setuju, dan 6,45 % sangat tidak setuju.

Tabel 4.15

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan

teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

No. Pernyataan

8 Guru agama adalah orang yang jujur

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

15

15

1

-

48,39 %

48,39 %

3,22 %

-

Jumlah 31 100 %

9 Guru agama bersikap ikhlas

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

16

14

1

-

51,61 %

45,16 %

3,22 %

Jumlah 31 100 %

10 Guru agama suka menolong siswa ketika menghadapi kesulitan

Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju 11 35,48 %

3 Wawancara siswa pada tanggal 05 Juni 2018 jam 11.00 WIB

Page 108: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

93

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

19

1

-

61,29 %

3,22 %

-

Jumlah 31 100%

11 Guru agama bersikap ramah baik di dalam maupun diluar kelas.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

11

20

-

-

35,48 %

64,52 %

-

-

Jumlah 31 100 %

35,48 % siswa menjawab sangat setuju dan 64,52 % menjawab

setuju guru agama bersikap ramah baik di dalam kelas maupun di luar

kelas. Senada dengan yang dikemukakan oleh guru PAI bahwa

pembiasaan 5 S di sekolah, yaitu salam, senyum, sapa, sopan dan

santun bukan hanya untuk diterapkan di lingkungan sekolah saja,

melainkan diluar lingkungan sekolah pun tetap harus diterapkan.4

Tabel 4.16

Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa

No Pernyataan

12 Guru agama memiliki pengalaman dan wawasan yang luas

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

12

19

-

-

38,71 %

61,29 %

-

-

4 Wawancara Guru Bidang Studi pada tanggal 05 Juni 2018

Page 109: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

94

Jumlah 31 100 %

Tabel 4.17

Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa percaya diri.

No Pernyataan

13 Guru agama antusias ketika di dalam kelas.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

9

18

4

-

29,03 %

58,06 %

12,90 %

-

Jumlah 31 100%

Menurut siswa dari data wawancara, guru agama sangat penuh

semangat, dan antusias ketika berada di dalam kelas sehingga membawa

semangat kepada siswa untuk belajar. Hal ini ditunjukkan oleh persentase

siswa yang sangat setuju 29,03 % dan 58,06 % menjawab setuju. Sisanya

yaitu 12,90 % menjawab tidak setuju.

Tabel 4.18

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan

teladan bagi peserta didik dan masyarakat

No Pernyataan

14 Guru agama memiliki gaya hidup yang mencerminkan

kesederhanaan.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

13

18

-

41,94 %

58,06 %

-

Page 110: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

95

Sangat Tidak Setuju - -

Jumlah 31 100 %

Sebanyak 41,94 % siswa sangat setuju 58,06 % setuju

menyatakan bahwa guru memiliki gaya hidup yang mencerminkan

kesederhanaan. Sesuai data observasi, pakaian yang dikenakan pun

sesuai dengan aturan sekolah, sehingga tidak ada guru yang lebih

menonjol dari guru lainnya.

Tabel 4.19

Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan

Nasional Indonesia

No Pernyataan

15 Guru agama menghargai setiap siswa

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

13

17

1

-

41,94 %

54,84 %

3,22 %

-

Jumlah 31 100 %

16

Guru agama bersikap sesuai norma agama, norma hukum,

norma sosial yang berlaku baik di lingkungan sekolah maupun

diluar lingkungan sekolah

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

13

17

1

-

41,94 %

54,84 %

3,22 %

-

Jumlah 31 100 %

Page 111: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

96

Sebanyak 41,94 % siswa menjawab sangat setuju, 54,84 % setuju

dan 3,22 % tidak setuju dengan pernyataan guru agama bersikap sesuai

norma agama, norma hukum, norma sosial yang berlaku baik di

lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah. Setiap pendapat

atau kegiatan diskusi guru agama memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengemukakan pendapatnya, dan guru menghargai apa yang

disampaikan oleh siswa. Tidak membeda-bedakan satu sama lainnya.5

Hal itu terlihat dari siswa yang menyatakan sangat setuju 41,94 % dan

setuju 54,84 %, sedangkan 3,22 % tidak setuju.

Tabel 4.20

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan

teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

No Pernyataan

17 Guru agama mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

14

17

-

-

45,16 %

54,84 %

-

-

Jumlah 31 100 %

5 Wawancara siswa pada tanggal 05 Juni 2018 jam 11.00 WIB

Page 112: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

97

Tabel 4.21

Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa

No Pernyataan

18 Guru agama memberi kesempatan siswa untuk memberikan

pendapat

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

9

19

3

-

29,03 %

61,29 %

9,68 %

-

Jumlah 31 100 %

19 Guru agama menerima kritik dan saran dari siswa

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5

21

5

-

16,13 %

67,74 %

16,13 %

-

Jumlah 31 100%

Siswa menjawab sangat setuju dengan 16,13 %, setuju 67,74 %,

dan tidak setuju 16,13 % untuk pernyataan guru agama menerima kritik

dan saran dari siswa. Guru agama juga bersifat terbuka terhadap pendapat

orang lain.6 Dalam kegiatan pembelajaran atau diskusi siswa diberikan

kesempatan yang sama satu sama lain untuk mengemukakan

pendapatnya.7

6 Wawancara siswa, pada tanggal 05 Juni 2018 jam 11.00 WIB 7 Wawancara siswa, pada tanggal 05 Juni 2018 jam 11.00 WIB

Page 113: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

98

Tabel 4.22

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan

teladan bagi peserta didik dan masyarakat

No Pernyataan

20 Guru agama berperilaku jujur, tegas dan manusiawi

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

10

19

2

-

32,26 %

61,29 %

6,45 %

-

Jumlah 31 100 %

.

Tabel 4.23

Menjunjung tinggi kode etik profesi guru

No Pernyataan

21 Guru agama memotivasi saya dalam menjalani ibadah

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

8

22

1

-

25,81 %

70,97 %

3,22 %

-

Jumlah 31 100 %

25,81 % siswa menjawab sangat setuju dan 70,97 % setuju, guru

agama memotivasi siswa dalam menjalani ibadah. Hal ini dibuktikan

dengan setiap kegiatan keagamaan, guru PAI selalu menjadi yang

terdepan atau memegang peranan penting di kegiatan tersebut.8 Namun,

sebanyak 3,22 % menyatakan tidak setuju.

8 Wawancara Kepala Sekolah pada tanggal 30 Juli 2018

Page 114: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

99

Tabel 4.24

Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa percaya diri

No Pernyataan

22 Guru agama memberikan pemberitahuan atau tugas ketika

berhalangan hadir di dalam kelas

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Sangat setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

10

17

4

-

32,26 %

54,84 %

12,90 %

-

Jumlah 31 100 %

Tabel 4.25

Skala Kompetensi Kepribadian Guru PAI Berdasarkan Indikator

Variabel Indikator Nilai

Harap (NH)

Nilai Skor (NS)

𝑵𝑺𝑵𝑯

x

100% Ket

Kompetensi

Kepribadian

Guru

Bertindak sesuai

norma agama,

hukum, sosial,

dan kebudayaan

Nasional

Indonesia

2x4 = 8 210:31

= 6,774

6,7748 x100%

= 84,677%

Sangat

Baik

Menampilkan diri

sebagai pribadi

yang jujur,

berakhlak mulia,

dan teladan bagi

peserta didik dan

masyarakat

9x4=

36

935:31

=30,16

1

30,16136 x100%

= 83,781 %

Sangat

Baik

Page 115: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

100

Menampilkan diri

sebagai pribadi

yang mantap,

stabil, dewasa,

arif, dan

berwibawa

6x4=24

586:31

=

18,903

18,90324 x100%

= 78,763 % Baik

Menunjukkan

etos kerja,

tanggung jawab

yang tinggi, rasa

bangga menjadi

guru, dan rasa

percaya diri.

3x4=12 299:31

= 9,645

9,64512 x100%

= 80,376%

Sangat

Baik

Menjunjung

tinggi kode etik

profesi guru

2x4=8 202:31

= 6,516

6,5168 x100%

= 81,451 %

Sangat

Baik

TOTAL 88 71,999 71,999

88 x100%

= 81,817 %

Sangat

Baik

Dari hasil diatas menunjukkan bahwa guru PAI di SMP Bakti

Mulya 400 Jakarta memiliki kompetensi kepribadian yang sangat baik.

Sehubungan dengan kompetensi kepribadian guru PAI ini, peneliti juga

mendapatkan data lain melalui hasil wawancara yang sebagiannya telah

turut dideskripiskan dengan penjelasan tabel di atas.

b. Akhlak Siswa

Data mengenai akhlak siswa yang menjadi variabel Y

merupakan data yang diperoleh langsung dari pengisian instrumen

penelitian yang berbentuk angket yang disebarkan kepada siswa

sebagai responden dengan 18 pertanyaan yang valid.

Page 116: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

101

Tabel 4.26

Akhlak terhadap Allah

No Pernyataan

1

Saya menjaga pendengaran saya agar mendengarkan hal-hal

yang baik.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

5

20

6

-

16,13 %

64,52 %

19,35 %

-

Jumlah 31 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hampir seluruh siswa

menyadari fungsi Allah memberikan pendengaran adalah untuk

mendengarkan hal yang baik-baik. Siswa yang menjawab selalu

berjumlah 16,13 %, 64,52 % sering, dan 19,35 % jarang.

Tabel 4.27

Akhlak terhadap manusia

No Pernyataan

2 Saya menjaga diri agar terhindar dari penyakit dan tindakan

yang tidak baik.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

13

15

3

-

41,94 %

48,39 %

9,68 %

-

Jumlah 31 100 %

3 Saya melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk saya

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Page 117: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

102

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

11

19

1

-

35,48 %

61,29 %

3,22 %

-

Jumlah 31 100%

4 Saya berbuat baik terhadap tetangga tanpa alasan apapun

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

11

8

11

1

35,48%

25,81%

35,48%

3,22

Jumlah 31 100%

5 Saya dan tetangga saling bantu membantu baik dalam keadaan

senang maupun susah.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

6

9

13

3

19,35 %

29,03 %

41,94 %

9,68 %

Jumlah 31 100 %

6 Saya mengetahui dan menaati nilai dan norma masyarakat yang

ada dilingkungan rumah saya.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

16

13

2

-

51,61 %

41,94 %

6,45 %

-

Jumlah 31 100 %

Pada akhlak terhadap manusia khususnya akhlak terhadap

tetangga banyak yang menjawab jarang dan tidak pernah untuk ketiga

Page 118: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

103

pernyataan diatas. Ada siswa yang menjawab tidak punya tetangga.9

Dan dengan adanya smartphone, interaksi terhadap orang lain secara

langsung menjadi berkurang, ini yang menjadi kendala di masa

sekarang ini. Untuk itu penggunaan gadget harus di kontrol, jangan

sampai lepas pengawasan.10

Tabel 4.28

Akhlak terhadap lingkungan

No Pernyataan

8 Saya merawat tanaman dengan baik.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

2

11

14

4

6,45 %

35,48 %

45,16 %

12,90 %

Jumlah 31 100 %

Tabel 4.29

Akhlak terhadap manusia

No Pernyataan

9 Saya menolong siapapun tanpa pamrih.

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

10

16

5

-

32,26 %

51,61 %

16,13 %

-

Jumlah 31 100 %

10 Saya diajarkan untuk bersikap sopan dan santun, untuk itu

saya mempraktekannya setiap hari.

9 Siswa menulis dilembar angket yang disebar 10 Wawancara Guru Bidang Studi pada tanggal 25 Juli 2018

Page 119: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

104

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

12

16

3

-

38,71 %

51,61 %

9,68 %

-

Jumlah 31 100 %

Sebanyak 38,71 % siswa menjawab selalu, 51,61 % menjawab

sering, 9,68 % menjawab jarang. Di SMP Bakti Mulya 400 sangat

ditekankan untuk bersikap sopan dan santun, yang dikenal dengan

slogan 5 S. Sehingga diharapkan dapat selalu mengaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari bukan hanya dilingkungan sekolah saja.11

Tabel 4.30

Akhlak terhadap Allah

No Pernyataan

11 Saya melaksanakan shalat dan puasa sebagai kewajiban saya

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

19

11

1

-

61,29 %

35,48 %

3,22 %

-

Jumlah 31 100 %

12 Saya bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada

saya

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

20

9

64,52 %

29,03 %

11 Wawancara guru bidang Studi.pada tanggal 05 Juni 2018

Page 120: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

105

Jarang

Tidak Pernah

2

-

6,45 %

-

Jumlah 31 100 %

13 Saya mengingat Allah di mana saja saya berada

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

24

4

3

-

77,42 %

12,90 %

9,68 %

-

Jumlah 31 100 %

Tabel 4.31

Akhlak terhadap manusia

No Pernyataan

14 Saya menjadikan Rasulullah sebagai teladan

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

19

10

2

-

61,29 %

32,26 %

6,45 %

-

Jumlah 31 100 %

15 Saya menaati perintah orangtua saya

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

13

16

2

-

41,94 %

51,61 %

6,45 %

-

Page 121: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

106

Jumlah 31 100 %

17 Saya mendoakan yang terbaik untuk kedua orangtua saya

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

27

4

-

-

87,10 %

12,90 %

-

-

Jumlah 31 100 %

18 Saya memperlakukan guru dengan baik

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

17

12

2

-

54,84 %

38,71 %

6,45 %

-

Jumlah 31 100 %

19 Saya menaati nasihat guru

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

13

17

1

-

41,94 %

54,84 %

3,22 %

-

Jumlah 31 100 %

Page 122: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

107

Tabel 4.32

Akhlak terhadap lingkungan

No Pernyataan

20 Saya membuang sampah pada tempatnya

Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

Selalu

Sering

Jarang

Tidak Pernah

20

9

2

-

64,52 %

29,03 %

6,45 %

-

Jumlah 31 100 %

Tabel 4.33

Skala Akhlak Siswa Berdasarkan Indikator

Variabel Indikator

Nilai

Harap

(NH)

Nilai

Skor

(NS)

𝑵𝑺𝑵𝑯

x 100% Ket

Akhlak

Siswa

Akhlak

terhadap

Allah 4x4 = 16

428:31

=

13,806

13,80616 x

100% =

86,287 %

Sangat

Baik

Akhlak

terhadap

manusia 12x4=48

1231:31

=

39,710

39,71048 x

100% =

82,729 %

Sangat

Baik

Akhlak

terhadap

lingkungan

2x4=8 184:31

= 5,935

5,9358 x 100%

= 74,187% Baik

Total 72 59,451 𝟓𝟗,𝟒𝟓𝟏𝟕𝟐 x100%

= 82,570 %

Sangat

Baik

Page 123: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

108

Dilihat dari total nilai setiap indikator yang ada, maka dapat

disimpulkan bahwa siswa SMP Bakti Mulya 400 Jakarta memiliki

akhlak dengan kategori sangat baik. Sehubungan dengan akhlak siswa

di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta, peneliti juga mendapatkan data lain

melalui hasil wawancara yang sebagiannya telah turut di deskripsikan

dengan penjelasan tabel di atas.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Analisa dilakukan dengan uji prasyarat analisis untuk mengetahui

apakah analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Uji

prasyarat analisis dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

Uji prasyarat analisis terpenuhi jika data berdistribusi normal, dan antara

variabel X dan variabel Y memiliki data yang homogeni. Jika salah satu

prasyarat analisis tidak terpenuhi, maka pengujian hipotesis tidak dapat

dilanjutkan. Uji prasyarat dalam penelitian ini dilakukan menggunakan program

SPSS.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan

membandingkan nilai signifikansinya.

Kriteria pengujiannya adalah :

Jika Sig < 0,05 (5%) maka H0 ditolak (tidak berdistribusi normal)

Jika Sig > 0,05 (5%) maka H0 diterima (berdistribusi normal)

Page 124: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

109

Tabel 4.34

Hasil Uji Normalitas

Kesimpulannya adalah uji Normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov, dimana data akan dikatakan normal jika nilai

signifikansi > 0,05. Berdasarkan output SPSS di atas, diperoleh nilai Sig.

sebesar 0,200 > 0,05, maka dapat disimpulkan H0 diterima yang artinya

data berasal dari distribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui varian populasi

data, apakah antara dua kelompok atau lebih data memiliki varian yang

sama atau berbeda. Kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Jika signifikansi < 0,05 maka varian kelompok data tidak

homogen.

b. Jika signifikansi > 0,05 maka varian kelompok data homogen.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 31

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 6,38613449

Most Extreme Differences Absolute ,117

Positive ,090

Negative -,117

Test Statistic ,117

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 125: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

110

Tabel 4.35 Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan output SPSS di atas, diketahui bahwa nilai

signifikansi variabel Kompetensi Kepribadian Guru PAI (x) dan variabel

Akhlak Siswa (y) yaitu . dimana 0,507 > 0,05 artinya data variabel

Kompetensi Kepribadian Guru PAI (x) dan variabel Akhlak Siswa (y).

Karena data homogen, maka uji prasyarat terpenuhi. Dengan demikian,

data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilanjutkan ke analisis

data lebih lanjut.

3. Uji Linieritas

Analisis uji linieritas memiliki kriteria pengujian sebagai berikut :

a. Jika signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan yang linier antara

variabel X dengan variabel Y.

b. Jika signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang linier

antara variabel X dengan variabel Y.

Tabel 4.36

Hasil Uji Linieritas

Test of Homogeneity of Variances

Akhlak Siswa (Y) Levene Statistic df1 df2 Sig.

,928 6 13 ,507

Page 126: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

111

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi pada Deviation

of Linearity lebih dari 0,05 (0,698 > 0,05). Jika dengan menggunakan r

hitung dan r tabel, dengan nilai r hitung = 0,698, dan r tabel = 0,3550,

maka r hitung harus lebih besar dari r tabel, dan 0,698 > 0,3550. Jadi

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linier antara variabel

kompetensi kepribadian guru PAI terhadap akhlak siswa di SMP Bakti

Mulya 400 Jakarta. Karena data linier, maka uji prasyarat terpenuhi.

Dengan demikian, data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat

dilanjutkan ke analisis data lebih lanjut.

4. Uji Heteroskedastisitas

a. Metode Grafik (Melihat Pola-Pola pada Grafik Regresi)

Dasar kriteria pengambilan keputusannya adalah :

1) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk suatu

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Page 127: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

112

Grafik 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber data : primer, diolah pada 7 Agustus 2018

Dari grafik di atas dapat diketahui titik-titik tidak membentuk

pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0

pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas pada model regresi. Karena tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas, maka uji prasyarat terpenuhi. Dengan demikian,

data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dilanjutkan ke analisis

data lebih lanjut.

b. Metode Uji Glejser

Pengujian heteroskedastisitas menggunakan teknik Uji Glejser

yaitu meregresikan variabel independen dengan nilai absolute

residualnya. Jika pada uji t nilai signifikansi antara variabel

independen dengan absolute residula didapat lebih dari 0,05, maka

dapat dikatakan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

Page 128: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

113

Tabel 4.37

Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Glejser

Dari hasil output di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi

uji t antara variabel kompetensi kepribadian guru PAI dan akhlak

siswa dengan Absolut residual memiliki nilai signifikansi lebih dari

0,05. Karena signifikansi lebih besar dari 0,05 dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

1. Uji Hipotesis Penelitian

Uji Analisis korelasi atau asosiasi merupakan pembahasan

mengenai derajat keeratan hubungan antar variabel yang dinyatakan

dengan koefisien korelasi. Pengujian hipotesis ini dilakukan agar dapat

mengetahui apakah kompetensi kepribadian guru PAI memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap akhlak siswa. Dalam penelitian ini

pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

Tabel 4.38

Hasil Uji Regresi Output Model Summary

Page 129: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

114

Dalam regresi sederhana, angka R menunjukkan korelasi sederhana

(korelasi Pearson) antara variabel X terhadap Y. Pada angka R diperoleh

0,339 artinya korelasi antara variabel kompetensi kepribadian guru PAI

terhadap akhlak siswa adalah sebesar 0,339, hal ini berarti terjadi hubugan

yang rendah antara variabel X dan variabel Y, karena nilai R mendekati 0.

R Square (R2) atau kuadrat dari R menunjukkan koefisien

determinasi. Angka ini diubah menjadi bentuk persen, yang menunjukkan

persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Nilai R2 sebesar 0,115 artinya persentase sumbangan pengaruh

variabel kompetensi kepribadian guru PAI terhadap akhlak siswa sebesar

11,5%, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain.

Tabel 4.39

Hasil Uji Regresi dengan Uji t

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :

a. Merumuskan Hipotesis

H0 = Kompetensi kepribadian guru PAI tidak memberikan berpengaruh

yang signifikan terhadap akhlak siswa.

Ha = Kompetensi kepribadian guru PAI memberikan berpengaruh yang

signifikan terhadap akhlak siswa.

b. Menentukan t hitung dan Signifikansi

Melalui output di atas diperoleh t hitung sebesar 1,938 dan signifikansi

0,062.

c. Menentukan t tabel

Page 130: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

115

t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 5% dengan

derajat kebebasan n-2 atau 31 - 2 = 29, hasil yang diperoleh untuk t tabel

sebesar 2,045.

d. Kriteria Pengujian

Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak.

Jika –t hitung > -t tabel atau t hitung < t tabel maka H0 diterima

e. Berdasarkan signifikansi :

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

f. Membuat kesimpulan

Nilai t hitung < t tabel (1,938 < 2,045) dan signifikansi lebih besar dari

0,05 ( 0,062 > 0,05) maka H0 diterima Ha ditolak. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa kompetensi kepribadian guru PAI tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap akhlak siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya

diperoleh bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, diketahui

bahwa kompetensi kepribadia guru PAI tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap akhlak siswa pada taraf signifikan 0,05 (5%).

Nilai kolerasi yang didapatpun rendah yaitu 0,339 yang artinya

korelasi antara variabel kompetensi kepribadian guru PAI terhadap akhlak

siswa sebesar 0,339. Hal ini terjadi hubungan yang lemah.

Adapun persentase sumbangan pengaruh variabel kompetensi

kepribadian guru PAI terhadap akhlak siswa sebesar 11,5%, sedangkan

sisanya yakni 88,5% dipengaruhi oleh variabel lain.

Persentase variabel kompetensi kepribadian guru PAI adalah

81,817 % menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru PAI sangat

baik.

Page 131: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

116

Kepala sekolah mengakui bahwa untuk materi ajar, pengalaman

dan segala macam sudah tidak perlu diragukan lagi.12 Karena guru PAI di

SMP Bakti Mulya 400 terbilang sudah lama di sekolah tersebut. Selain itu

adanya evaluasi rutin dari kepala sekolah dengan skala waktu tertentu

menjadikan kepribadian guru PAI dapat lebih ditingkatkan lagi. Partisipasi

guru PAI dalam setiap kegiatan keagamaan memotivasi siswa dalam

beribadah, juga adanya keterbukaan dalam menyampaikan pendapat

membuat siswa tidak ragu untuk menyampaikan pendapat. Guru PAI juga

menjadi pribadi yang mencerminkan kesederhanaan. Selain itu dengan

gaya bicara yang sopan dan halus, serta gaya bekerja yang tenang dan

semangat, membawa semangat kepada siswa.13

Kepala sekolah juga melakukan evaluasi terhadap guru-guru

meliputi segala hal termasuk kompetensi kepribadian, yaitu dengan adanya

pemanggilan atau briefing, juga dengan penilaian setiap semester sebagai

penguatan untuk pembinaan guru agama. Dan dengan penambahan jam

mengajar Pendidikan Agama Islam yang dari diknas dialokasikan 2-3 jam,

di SMP ini pelajaran PAI dialokasikan 5 jam dengan adanya pelajaran Al-

Qur’an dan fiqih secara terpisah. Diharapkan anak dapat memiliki akhlak

yang diharapkan sesuai dengan visi, misi dan tujuan SMP Bakti Mulya

400 Jakarta.

Sedangkan untuk variabel akhlak siswa memiliki persentase

sebesar 82,570%, menunjukkan bahwa akhlak siswa di SMP Bakti Mulya

400 Jakarta dikategorikan sangat baik.

Lingkungan sekolah dalam setiap kegiatannya sangat menunjang

pada pembinaan akhlak siswa dimulai ketika siswa itu datang akan

disambut oleh tim penegak disiplin. Disana mereka mengucapkan salam,

ditegur, itu sudah merupakan akhlak. Lalu ketika masuk ke piket, jika

mereka tidak rapih atau tidak sopan ditegur oleh piket, bahkan ketika

mereka lambat mereka akan mendapat sanksi-sanksi yang menyangkut

12 Wawancara Kepala Sekolah, pada tanggal 30 Juli 2018 13 Wawancara siswa pada tanggal 05 Juni 2018

Page 132: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

117

kepada etika islam, baik hafalan surat-surat maupun mereka diminta untuk

membacakan satu-dua hadis tentang akhlak.14

Untuk penerapan pendidikan akhlak dalam proses belajar mengajar

dilakukan dengan cara kita masukkan nilai-nilai akhlak dalam semua mata

pelajaran melalui kerjasama dengan guru-guru lain.15

Kepala sekolah dan guru menyadari tantangan terbesar untuk

tingkat SMP secara keseluruhan itu adalah penggunaan gadget, yang

penggunaannya harus di kontrol oleh guru. Jangan sampai dibiarkan begitu

saja. Hal itu pun harus diimbangi dengan di upgradenya pengetahuan

mengenai penanganan terhadap siswa, karena setiap tahunnya guru akan

menghadapi karakter siswa yang berbeda-beda dengan penanganan yang

berbeda pula. Sejauh ini di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta permasalahan

tentang akhlak siswa masih dalam tahap wajar, tidak sampai fatal. Karena

anak SMP ini masih dikategorikan anak-anak, kecil kemungkinan yang

dikhawatirkan orang tua anak bandelnya dan sebagainya. Hanya sebagai

perubahan tingkah laku. Untuk itu pada tahun ini dibentuklah Foundation

Program, selama tujuh minggu. Materinya agama, matematika, bahasa

Inggris, dan Character Building. Kemudian Learning Habit, jadi tingkah

laku, tata cara, adab sopan. Khusus untuk kelas tujuh angkatan tahun ini

ditekankan sekali agamanya, karena kalau agamanya sudah bagus,

matematikanya hampir sama, bahasa Inggris untuk globalisasinya sudah

linier, kemudian karakternya, disiplinnya, PBB, dll akan ada laporan nanti

perminggu. Hal ini diharapkan sangat membantu untuk keseragaman

anak.16

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belumlah sempurna dikarenakan

penelitian ini mempunyai keterbatasan, diantaranya :

14 Wawancara Guru Bidang Studi, pada tanggal 25 Juli 2018 15 Wawancara Guru Bidang Studi, pada tanggal 25 Juli 2018 16 Wawancara Kepala Sekolah, pada tanggal 30 Juli 2018

Page 133: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

118

1. Peneliti hanya melibatkan subjek penelitian dalam jumlah yang

terbatas yaitu 15% dari jumlah populasi 203 siswa, sehingga hasilnya

belum dapat digeneralisir pada kelompok subjek dengan jumlah yang

besar.

2. Hanya ada satu faktor yang dibahas yaitu kompetensi kepribadian guru

PAI dalam menganalisis akhlak siswa di SMP Bakti Mulya 400

Jakarta.

Page 134: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil penelitian yang diuraikan

pada bab sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan hasil penelitian ini mengenai

Kompetensi Kepribadian Guru PAI terhadap Akhlak Siswa di SMP Bakti Mulya

400 Jakarta, diantaranya sebagai berikut:

1. Kompetensi Kepribadian Guru PAI di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta

memiliki skala nilai yang sangat baik yaitu 81,817%. Namun, guru agama

tetap perlu meng-upgrade kompetensinya, seiring dengan perkembangan

teknologi. Perlu adanya keseimbangan antara pengetahuan agama dan

teknologi. Dan penanganan terhadap siswa pun perlu latihan dan

pembinaan lebih, karena setiap tahunnya guru akan menemui karakter

anak yang berbeda-beda dengan penanganan yang berbeda pula.

2. Akhlak siswa di SMP Bakti Mulya 400 Jakarta memiliki skala nilai yang

dikategorikan sangat baik yaitu 82,570 %. Siswa perlu adanya pengawasan

bukan hanya di sekolah melainkan dilingkungan rumah dan masyarakat,

karena guru tidak dapat mengawasi siswa secara penuh. Kerjasama semua

pihak ini sangat dibutuhkan agar siswa dapat bersikap sesuai yang

diharapkan oleh orang tua dan masyarakat yaitu berakhlakul karimah.

3. Kompetensi kepribadian guru PAI berpengaruh terhadap akhlak siswa di

SMP Bakti Mulya 400 Jakarta. Hanya saja termasuk dalam kategori lemah

yaitu sebesar 11,5%. Untuk itu perlu diperhatikan pula faktor-faktor lain

yang membentuk akhlak siswa sehingga tidak hanya berfokus pada

kompetensi guru.

B. Implikasi

Secara keseluruhan, apabila pengaplikasian pembinaan akhlak di sekolah

diterapkan di kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang

mencerminkan akhlakul karimah, maka skala nilai akhlak siswa akan mengalami

119

Page 135: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

120

peningkatan yang signifikan dan menjadi sangat kuat pengaruhnya dengan

kompetensi kepribadian guru PAI.

Namun, jika pembinaan akhlak di sekolah hanya diterapkan di sekolah

saja, sebagai suatu kewajiban sebagai siswa, para guru tidak melakukan kerjasama

dengan para orangtua dalam segi pengawasan di sekolah maupun di rumah, maka

akhlak siswa tidak akan mengalami peningkatan yang signifikan dan menjadi

lemah hubungannya dengan kompetensi kepribadian guru PAI.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka saran yang

diberikan peneliti untuk meningkatkan Kompetensi Kepribadian guru PAI dan

Akhlak siswa, sebagai berikut :

1. Bagi guru

Seorang guru menjadi contoh teladan siswa di sekolah. Apa yang

dilakukan oleh guru akan senantiasa ditiru oleh siswa, baik ucapan,

tingkah laku, pakaian dan sebagainya. Guru hendaknya selalu

memperhatikan dan terus mengasah kompetensinya serta melakukan

penilaian yang melibatkan siswa, agar dapat melakukan evaluasi secara

langsung.

2. Bagi siswa

Pembelajaran yang dilakukan di sekolah perlu diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari agar menjadi suatu kebiasaan terutama yang berkaitan dengan

pembinaan akhlak. Hal ini sangat penting dilakukan agar siswa dapat

mengamalkan ilmu di lingkungan masyarakat. Berprestasi di sekolah,

harus digambarkan pula dalam kehidupan masyarakat dengan

menunjukkan sikap siswa terpelajar.

3. Bagi sekolah dan masyarakat

Pengawasan akhlak siswa di sekolah tidak dapat berjalan maksimal tanpa

peran dari orang tua dan masyarakat di rumah. Untuk itu diperlukan

evaluasi rutin bukan hanya di sekolah saja, melainkan di lingkungan

Page 136: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

121

masyarakat tempat peserta didik tinggal. Sehingga dapat meminimalisir

kenalakan remaja yang marak terjadi di masyarakat.

Page 137: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

122

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.Yatimin. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur'an. Jakarta: Amzah,

cet. II, 2008.

Adisusilo, Sutarjo. Pembelajaran Nilai Karakter; Kontruktivisme dan VCT

sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Rajawali

Press, cet ke-1, 2012.

Al-Ju'fy, Muhammad bin Isma'il Abu Abdillah Al-Bukhari. Al-Jami' Ash-Shahih

Al-Mukhtasar Juz 6. Beirut: Daru Ibnu Katsir, 1987.

Al-Munawwar, Said Agil Husin. Aktualisasi Nilai-nilai Qur'ani Dalam Sistem

Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press, 2005.

AR, Zahruddin. Pengantar Ilmu Akhlak. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004.

Arifin, Mohammad, & Barnawi. Etika dan Profesi Kependidikan. Jojgakarta: Ar-

Ruzz Media, cet ke-I, 2012.

Azra, Azumardi. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium

Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2002.

Bin Hambal, Ahmad. Musnad Imam bin Hambal. Beirut: Dar Al-Fikr, jilid II,

1991.

Daradjat, Zakiah, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, cetakan

kesepuluh, 2012.

-----. Kepribadian Guru. Jakarta: PT Bulan Bintang, cet ke-4, 2005.

Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia: Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang

Pendidikan. Jakarta, 2006.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, Cet. III, 2002.

Dzakwan, Sigit. Tampar 6 pelajar, Guru Agama diserbu Orangtua di Sekolah,

2017, (http://daerah.sindonews.com).

Page 138: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

123

Farel, Objek dan Methode Penelitian Statistik, 2018,

https://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/objek-dan-methode-

penelitian-statistik/.

Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1996.

Hidayat, Muhamad Fahmi. Pengaruh Implementasi Kompetensi Guru PAI dan

Non PAI terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMK Bintang Nusantara

(BINUSA), Pondok Aren, Tangerang Selatan, Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah. Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah,

2014.

Hidayati, Heny Narendrany. Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa; Untuk

Memperbaiki Akhlak Mahasiswa. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009.

Ihsan, Hamdani & A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV

Pustaka Setia, cet II Revisi, 2001.

Iska, Zikri Neni. Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan. Jakarta:

Kizi brother's, 2006.

Ismail, H. Asep Umar. Tasawuf. Jakarta: PSW UIN Syarif Hidayatullah, 2005.

Jalaluddin, Teologi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.

Kemendiknas, Permendiknas RI No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta:

Kemendikas, 2011.

Khozin. Khazanah Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2013.

Koran Sindo. Pendidikan dan Kenakalan Siswa, 2017,

http://nasional.sindonews.com.

Mahjuddin, Akhlak Tasawuf I (Mukjizat Nabi Karomah Wali dan Ma'rifah Sufi).

Jakarta: Kalam Mulia, cet ke-2, 2011.

Majid, Abdul & Dian Andayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, cet pertama, 2011.

Page 139: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

124

Marimba, Ahmad D. Ilmu Pendidikan Islam; Pengembangan Integratif di

Sekolah, Keluarga dan Masyarakat. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta,

2009.

-----. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Surabaya: PT. Al-Ma'arif, cet ke-7,

1998.

Mu'in, Fatchul. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoretik & Praktik. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, cet ke-I, 2011.

Mukni'ah. Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum.

Jogjakarta: Ar-Ruzz, cet ke-1, 2011.

Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, cet ke-7, 2013.

Munawwaroh, Djunaidatul. Filsafat Pendidikan Islam (Perspektif Islam dan

Umum). Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.

Mustofa, A. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia, cet. VI, 2014.

Musyafa, Haidar. Sang Guru: Novel Biografi Ki Hajar Dewantara, Kehidupan,

Pemikiran dan Perjuangan Pendidikan Taman Siswa (1889-1959).

Jakarta Selatan: Imania, 2015.

Nasution, S. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, cet ke-6, 2011.

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet ke-11, 2012.

-----. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Payong, Marselus R. Sertifikasi Profesi Guru: Konsep Dasar, Probelematika, dan

Implementasinya. Jakarta: PT Indeks, 2011.

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru dan Dosen.

Priyatno, Duwi. Panduan Praktis Olah Data Menggunaka SPSS. Yogyakarta:

Andi Offset, ed I, 2017.

Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, Cet.18 2007.

-----. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, cet. ke-10, 1994.

Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam; Analisis Filosofi Sistem Pendidikan Islam.

Jakarta: Kalam Mulia, 2015.

Page 140: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

125

Saefuddaulah, M. & Ahmad Basyuni, Akhlak – Ijtima'iyah. Jakarta: PT. Pamator,

Cet. I, 1998.

Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta, 2013.

-----. Kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan. Bandung: Alfabeta,

cet ke-4, 2013.

Salim, Moh. Haitami & Syamsul Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan Islam.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta, cet. ke-25, 2017.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, cet kelima, 2009.

Suprihatinigrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, &

Kompetensi Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

Suralaga, Fadhilah, dan Nety Hartaty, dkk. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif

Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005

Susanto, A. Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah, 2009.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan

Bagian III. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2007.

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam 1 Edisi Revisi. Bandung: Pustaka Setia,

1997.

Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 Pasal 2.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya, cet ke-17,

2005.

Wiyani, Novan Ardy. Pendidikan Agama Islam Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: Alfabeta CV, 2013.

Zuhaeriyah, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa di SMP

Muhammadiyah 29 Sawangan, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta: Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah, 2014.

Page 141: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

HASIL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH

Wawancara dilaksanakan pada

Hari / Tanggal : Senin, 30 Juli 2018

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Peneliti : Berapa lama Bapak menjadi kepala sekolah?

Narasumber : Kalo masa kerja baru 2,5 tahun khusus di SMP Bakti Mulya

400 Jakarta. Sebelumnya sudah lama di SMA Bakti Mulya 400

Jakarta

Peneliti : Bagaimana pendapat Bapak mengenai kompetensi kepribadian

guru PAI di SMP Bakti Mulya 400?

Narasumber : Untuk khusus guru PAI memang untuk kepribadian kita ada

penilaia tiap semester, khusus kompetensi kepribadian dan

kompetensi sosial, ada 20 item penilaian yang kita lakukan,

alhamdulillahnya guru PAI kita terutama sebagian besar sudah

lama ya dan alumni UIN juga, dan aktif di kegiatan MGMP,

baik di kecamatan bahkan di Jakarta Selatan malah ketua

MGMP melekat di salah satu guru PAI, yaitu Pak Aji Bandi

sampai mengadakan tutorial keagamaan kurikulum 2013, aktif

sekali. Disini ada empat guru PAI, pak Aef, Pak Bandi, Pak

Uje dan bu Mumun namun bu Mumun sudah habis masa

tugasnya. Beliau kalo saya lihat dimasyarakat juga adalah

seorang da'i. Guru agama itu kan secara material ajaran,

pengalaman, segala macam mungkin saya kira tidak diragukan

lagi hanya mungkin penanganan ke anak kecil ini barangkali

perlu apa namanya, yang jelas sabar semua sih, saya tidak

meragukan karena setiap kegiatan agama beliau-beliaulah yang

Page 142: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

ada di barisan paling depan, tetap membantulah cuman tetap

yang sifatnya teknis, sifatnya mungkin tentang peningkatan

kemampuan dan segala macam perlu ada bimbingan dari

pimpinanlah, tetap kita bimbing

Peneliti : Upaya apa yang dilakukan oleh Bapak selaku kepala Sekolah

untuk meningkatkan kompetensi guru PAI?

Narasumber : Salah satunya itu tadi ada pemanggilan atau briefing tertentu,

terutama karena evaluasi harian, jadi kegiatan pagi kita bukan

hanya keagamaan yang sifatnya pembelajaran, kegiatan hari-

hari besar Islam juga, mereka kita libatkan semua. PHBI,

muharram-an itu kita sama dengan orang luar ya, bahkan kita

mengadakan santunan anak yatim ke panti-panti, tahrib

ramadhan, pesantren kilat dan banyak sekali kalo kita lihat

mayoritas 50% keagamaan di kita itu cukup luar biasa lah

utamanya disamping pendidikan umum. Jam agama pun kita

tambah, dari diknasnya dikasih sekitar 2-3 jam, di kita sampai

5 jam karena ada penambahan seperti Al-Qur'an sendiri,

pembacaan Al-Qur'an cuman kita gabung disana jadi 5 jam itu

ada Al-Qur'an dan Fiqihnya. Kan kalo yang PAI 3 jam itu kan

gabungan yah, jadi penguatan itu tadi untuk pembinaan guru

agama ga bisa kita pilah-pilah waktunya, setiap saat pastinya,

karena konsep kita itu tadi Islamic, jadi nilai-nilai itu kita coba

sampaikan dalam bentuk evaluasi rutin supaya nanti anak-anak

titipan orangtuanya disini jadi harap besar oleh orang tua itu

kan anak-anak bisa berakhlak, kemudian cara berbicara sopan

santun yang 5 S itu..

Peneliti : Apa kendala yang dihadapi terutama berkaitan dengan

kompetensi guru PAI?

Narasumber : Barangkali bukan kendala sepertinya, artinya untuk

menghadapi anak-anak ini setiap tahun itu berbeda, jadi

tingkah laku anak, perkembangan anak setiap tahun tidak bisa

Page 143: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

kita kategorikan sama, mungkin tahun ini setiap anak nyaman

semua nih, kemudian tahun depannya ada 2-3 anak yang perlu

penanganan khusus nih, shalatnya misalnya kurang bener,

kadang-kadang yang namanya anak-anak kalo ga dipantau

terus, tugas guru agama yang perlu diwaspadai. Jadi kita ga

bisa dengan menyuruh di kelas, atau mengayom, ngga, jadi kita

harus punya batasan 1, kalo dia ga bisa baca Al-Qur'an barulah

dipanggil. Guru agama pada prinsipnya sebagai guru mungkin

sudah menguasai cuma mungkin dalam penanganannya ini

harus di upgrade terus, jadi kalopun seberapa agamis kita, kita

ga bisa ketinggalan. Muridnya pake gadget,hp, itukan harus

dipantau itu, jangan dilepas saja. Perkembangan medsos segala

macam itu kan guru agama harus mengikuti itu. Kemudian

untuk pembelajaan juga harus dirubah dari metode

konvensional dan sudah pakai internet dan smartphone. IT

mereka juga jangan dianggap guru agama ini tidak tau IT,

kemudian ko belajarnya manual, sekarang sudah diberikan itu

kemampuan IT-nya. Kemudian kita coba ujian pakai online itu,

kita mulai dengan beberapa mata pelajaran, ke depan kita

gunakan agar guru agama juga sama dengan guru lain

mendapat pembuatan soal dalam bentuk CBT. Nanti anak

sudah bisa menggunakan Dual Lab, dari awal kan tidak. Nah

itu yang perlu ditingkatkan, tidak ada kata berhentilah baik

guru agama maupun guru umum saya kira semuanya perlu

peningkatanlah. Jangan merasa puas sehingga kita aja sebagai

guru yang pintar kan anak-anaknya belum.

Peneliti : Bagaimana pendapat Bapak mengenai Akhlak siswa di SMP

Bakti Mulya 400?

Narasumber : Secara umum, pada dasarnya anak-anak disini masih anak

mami kalo saya katakan, artinya kalo kita ngejudge daerah kalo

ditempat-tempat tertentu keliatan bahwa oh ini anak bandel,

Page 144: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

kalo disini bukan bandel, tapi cari perhatian. Karena apa?

Mereka sudah terbiasa dengan hidup nyaman, diantar, pulang

dijemput, makan dibungkusin. Cuman kadang-kadang dirumah

dan di sekolah itu timbullah hal itu tadi cari perhatian

temannya, gurunya, disitu yang barangkali jadi beban ke

kitanya harus sabar. Jangan ada anak melakukan sesuatu

dianggap suatu kesalahan padahal itu merupakan sesuatu

apresiasi diri dia, dia menunjukkan seperti apa dirinya. Pada

dasarnya untuk usia di SMP masih termasuk kategori anak-

anak, kecillah kemungkinan tipikal dikhawatirkan orang tua

anak bandelnya dan sebagainya. Hanya sebagai perubahan

tingkah laku saja, transportasi dengan temannya yang tadinya

di sekolah tertentu, gabung dengan yang lain, ada swasta ada

negeri. Maka dari itu tahun ini kita adakan Foundation

Program, selama tujuh minggu kelas 7 sekarang. Untuk apa?

Ya itu tadi disitu materinya agama, matematika, bahasa Inggris

ditambah character bulding. Kemudian learning habit, jadi

tingkah laku, tata cara, adab sopan khusus untuk angkatan

tahun ini itu ditekankan sekali agamanya, terutama di

agamanya karena kalo di agamanya sudah bagus,

matematikanya hampir sama, bahasa inggrisnya untuk

globalisasinya sudah linier, kemudian karakternya, disiplin,

PBB, dll ada laporannya nanti perminggu. Nah mudah-

mudahan ini sangat membantu untuk keseragaman anak, itu

terjadi karena selama ini kalo dilihat di lapang jadi tidak terlalu

berarti hanya bagaimana kesabaran kita dalam menyikapi saja

karena tidak ada anak bandel ko.

Peneliti : Bagaimana pembinaan Akhlak siswa yang Bapak terapkan di

SMP Bakti Mulya 400?

Narasumber : Itu tadi sudah termasuk pembinaan ya.

Peneliti : Apa kendala yang dihadapi terutama tentang akhlak siswa?

Page 145: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

Narasumber : Sejauh ini bukan disebut kendala sebenarnya, adalah bagaimana

meluruskan. Kalo kendala ko rasanya berat amat, kalo bagi

saya pribadi dari semua anak bisa diatasi. Karena dari awal di

pintu gerbang itu kita udah tau anaknya, sebelum dia masuk itu

kan kita wawancarai anaknya, wawancara itu dengan orangtua,

dengan anaknya, jadi kita udah tau tuh anak perilakunya apa,

kebiasaan dirumah apa, makannya apa, kemudian senangnya

apa, apakah dia intropert atau ekstropert kita udah tau

semuanya tuh. Sehingga pas waktu penandatanganan surat

pernyataan bahwa dia ingin kegiatan selama di SMP itu

tandatangan di atas materai orang tua maupun siswa. Maka

dengan itu, sudah ada seleksi awal, jadi selama ini belom

pernah ada anak yang masuk karena anak bermasalah, karena

anak SD itu anak baik semua rata-rata, kecuali mungkin gatau

di SMA. Jadi ya kalo di SMP belum ada kendala berarti, cuman

ya tetep kita kalo ada kendala tidak dijadikan sesuatu hal yang

besarlah, hanya jadi penguat saja untuk tanggung jawab

seorang guru.

Peneliti : Apakah menurut Bapak ada keterkaitan antara kompetensi

kepribadian guru PAI terhadap Akhlak siswa di SMP Bakti

Mulya 400?

Narasumber : Jelas ada, jangankan guru PAI, guru umum juga sama. Jadi kalo

sudah bicara guru-guru saya menganggap semua guru itu guru

PAI. Jadi saya memegang prinsip bahwa seorang guru itu

adalah Agamais, guru BP, kemudian seorang pendidik juga,

digabungkan ketiga itu. Jadi kalo disini seorang guru diuji dulu

agamanya kalo daftar kesini, waktu saya ngetes dan dites tuh

pertama guru umum, kemudian bisa baca ayat ini, diuji

gitukan, kemudian apalagi dengan guru PAI, itu tuh lebih. Tapi

secara keseluruhan bahwa kita menganggap sebagai bobot yang

paling besar. Hanya disini kita anggap guru PAI semua, karena

Page 146: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

kalo guru-guru umum banyak juga anak-anak hafidz disini

yang perlu bimbingan kita panggil beberapa orang dia setoran,

biar dia ga lupa hafalan-hafalannya. Kalo ada pengajaran di

kelas, disamping pengajaran umum juga disisipkan

keagamaannya, dia harus hafal mengingat doa-doa apa. Jadi

memang kita kelompokkan dulu setiap guru itu memegang

tujuh anak, jadi tujuh anak itu biasa kita adakan tiap minggu itu

hafalan-hafalan yang sesuai dengan panduan keagamaan yang

sudah dibuat oleh sekolah. Jadi kelas tujuh sudah hafal apa

saja, kelas delapan hafal surat apa saja, kelas sembilan juga.

Jadi nanti ada uji kompetensi keagamaan jadi itu anak-anak

syarat-syarat lulus itu harus ada sertifikat lulus uji kompetensi

keagamaan.

Peneliti : Bagaimana tanggapan Bapak mengenai kenakalan remaja yang

terjadi saat ini?

Narasumber : Ya itu beban kita semua ya bukan hanya disini aja. Kenakalan

itu tergantung bagaimana kita menyikapi secara tegas, jadi

tidak bisa kalo anak berbuat salah guru itu malu-malu tentu kita

proseslah, kalo gur bisa mengatasi, ya guru dulu, wali kelasnya,

lalu guru BP, kemudian pimpinan, kalo ngga bisa kita panggil

orang tua. Jadi memang kalo kenakalan selama ini masih

dibatas wajar. Mungkin kaya bercanda terus tersinggung

kemudian musuhan, lapor ke BP, lapor ke guru. Jadi kerjaan

kita begitu sebenarnya, jadi ngga ada yang fatal atau gimana

gitu.

Peneliti : Bagaimana suka dukanya menjadi kepala Sekolah?

Narasumber : Banyak suka duka sih ya. Tapi sukanya itu karena kita senang

dengan anak-anak itu yang pertama, jadi pas pertama saya

masuk sini latar belakang bukan dari pendidikan, tapi dari

pertanian, dari industri. Jadi kan tergantung, kalo saya pribadi

ya karena suka, jadi banyak berubah profesi di luar buka usaha

Page 147: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

segala macam, kemudian jadi dosen ini benar-benar pilihan

karena ada suatu tantangan yang saya lihat di awal oh ini ada

sekolah menengah ke atas, banyak permasalahan kalo kita

masuk kesana bisa merubah apa tidak. Karena biasanya kalo

sekolah negeri atau yang mana-mana aja seperti itu, kalo ini

kan tantangannya besar, banyak komplain orang tua karena dia

bayarnya mahal dll, nah itu tantangannya disitu. Kalo kita

melakukan dengan benar, malah jadi suatu kebanggaan,

berhasil walaupun diancam juga, pernah dulu diancam dan mau

dilaporkan ke pengadilan, dll. Ya dukanya, kalo sudah ada

ancaman gitu ya balik ke basic agama lagi. Jadi jangan

khawatir bahwa seorang pendidik/guru demi kepentingan anak-

anak ya jabatan apapun ya resiko.

Peneliti : Apa harapan Bapak ke depannya baik untuk sekolah, guru

maupun siswa?

Narasumber : Harapannya terus ada perkembangan yang signifikan terutama

untuk keagamaan, yang kedua itu adalah akhlak anak-anak

kita, karena itu yang jadi tantangan sekarang itu agama dan

akhlak. Coba lihat nilai nomor sekian, sekarang itu kelulusan

bukan ditentukan oleh ujian nasional. Jadi memberikan

keleluasaan kepada sekolah untuk menentukan program yang

memang menguatkan anak, keluar ketakutan yang mungkin

karena uang atau soal, yaudah sekarang kelulusan dan ujian

sekolah dari ujian UASBNnya, jadikan guru mempunyai hak

otoritas yang sangat luar biasa dan disitu bisa menjadi kunci

sebenarnya, harapan kedepannya itu lebih baik dari keagamaan,

kedua masalah-masalah kecil lebih diselesaikan secara

kekeluargaan, saya mencoba menciptakan sekarang, mungkin

dulu ada merasa senioritas dan segala macem, itu yang

dipangkas. Jadi sekarang anak-anak meskipun anak kelas tujuh

mulai berani menyatu, dia ga merasa kalo pun ada kaka kelas,

Page 148: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

kalo ada kegiatan keagamaan itu saling membantu bersama,

saling mengisi. Harapannya disamping dia keagamaannya,

tidak kalah penting nilai yang diperoleh ujian nasional tidak

berpengaruh, tapi tetap dipertahankan. Seperti kemarin saat

ujian nasional, ditempat lain mungkin turun, di kita malah naik,

walau mungkin tidak terbesar tapi jadi suatu kebanggaan

ternyata kita bisa tuh.

Page 149: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

HASIL WAWANCARA GURU PAI TERHADAP AKHLAK SISWA

Nama : Bapak Usman Jamhuri, S.Ag

Hari / Tanggal : Selasa, 05 Juni 2018

Waktu : 11.00 WIB

Tempat : Ruang kelas VIII

Peneliti : Menurut Bapak, apakah Pendidikan Agama Islam terutama

Pendidikan Akhlak berpengaruh terhadap akhlak siswa?

Narasumber : Sangat berpengaruh, karena bagian dari Pendidikan Agama itu

diantaranya isinya tentang akhlak, pembentukan budi pekerti,

melalui pelajaran agama anak itu dapat terbentuk perilakunya

atau akhlaknya dengan pembentukan akhlak yang mulia. Itukan

targetnya. Sangat dasar sekali untuk akhlak itu, agar setelah dia

mempelajari agama dia bisa mempraktekkan akhlak tersebut

dalam lingkungan sekolah dan di dalam lingkungan sehari-hari,

dalam lingkungan bermasyarakat.

Peneliti : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan akhlak di

SMP Bakti Mulya 400?

Narasumber : Faktor dari keluarga ya tentu ya, pembentukan akhlak ini

terhadap siswa harus ada kerjasama dengan pihak rumah

terutama orangtua, tidak bisa diandalkan

pembinaan/pembentukan akhlak ini dilakukan hanya di

sekolah, tapi perlu ada kerjasama dari pihak orangtua.

Walaupun satu sisi di sekolah bagian dari pembinaan akhlak ya

tentu sudah pasti, tidak lepas dari kemungkinan juga orangtua

harus menjadi bagian dari pembentukan akhlak tersebut.

Page 150: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

Peneliti : Sejauh mana peran serta guru PAI dalam pembentukan akhlak

siswa?

Narasumber : Ya kalo perannya untuk guru PAI perannya sangat utama, kita

(guru PAI) harus menjadi contoh dulu buat anak-anak kita, jadi

teladan, jadi guru agama harus menjadi seorang teladan yang

bisa dicontoh oleh anak-anak kami (siswa-siswi BM 400).

Peneliti : Bagaimana pembinaan akhlak siswa di SMP Bakti Mulya 400?

Narasumber : Pembinaan akhlaknya ini pembinaan yang dilakukan setiap hari

selama KBM berlangsung. Diantaranya dilakukan saat pada

Pelajaran Agama Islam, dan pembinaan yang dilakukan secara

continue (terus menerus) selama KBM berlangsung. Bahkan

diluar KBM pun guru agama berperan untuk membina akhlak-

akhlak siswa-siswi SMP Bakti Mulya 400.

Peneliti : Bagaimana penerapan pendidikan akhlak dalam proses belajar

mengajar?

Narasumber : Dalam penerapan Akhlak di SMP Bakti Mulya 400 dari ketika

datang si anak harus mengucapkan salam, berjabat tangan

dengan guru yang menyambut di depan bahkan dengan teman

sekelasnya, bahkan teman di level yang lebih tinggi, itu

penerapan sampai sejauh yang kita lakukan. Bukan hanya

kepada guru saja ketika datang, menerapkan 5 S (senyum, sapa,

salam, sopan dan santun). Sama ketika masuk ke ruang apapun

(ruang kelas/ruang guru), harus tetap menerapkan 5 S. Bahkan

diluar sekolah pun kita sering mengingatkan akhlak itu

diterapkan diluar sekolah, seperti berjabat tangan, senyum,

sapa, salam ya itu.

Peneliti : Menurut Bapak, sejauh mana siswa menaruh minat terhadap

pembelajaran PAI?

Narasumber : Minat artinya kesukaan terhadap pelajaran agama ya anak-anak

suka, tergantung dalam penyampaian dan pembawaan materi.

Kalo pembawaan materi ceramah kadang anak-anak itu bosen,

Page 151: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

jadi bagaimana caranya untuk menimbulkan minat yang kuat

terhadap pembelajaran agama dengan pembelajaran yang aktif,

dengan diisi game, dsb. Dan tidak menutup kemungkinan

pembelajaran agama tidak hanya diberikan di dalam kelas,tapi

di luar kelas juga bisa, dengan kita melihat ciptaan-ciptaan

Allah itu bagian dari pembelajaran agama. itu kan

menumbuhkan minat atau ketertarikan anak pada pembelajaran

agama. jadi tergantung kepada metode dan sebagainya.

Peneliti : Bagaimana tanggapan Bapak terhadap sikap/akhlak siswa yang

terjadi di masa sekarang ini?

Narasumber : Waduh sikap anak-anak pada masa sekarang dengan anak-anak

yang dulu beda sekali ya. Dulu kalo anak kita kasih tau dia

langsung ngerti, tapi kalo anak sekarang kita sampaikan harus

berulang-ulang, mungkin ada sedikit pergeseran perilaku atau

akhlak. Itu yang menjadi tantangan untuk guru agama atau

tantangan seluruh orang tua, baik bapak atau ibu. Jadi

tantangannya sampai saat sekarang ini begitu deras, jadi kita

harus benar-benar mengingatkan dan memberikan contoh

jangan sampai si anak itu menganggap tidak ada apa-apanya

kita padahal kita seorang guru harus benar-benar anak itu

dikuatkan bahwa guru itu harus dihormati, dimanapun dia

ketemu itulah seorang guru, dan guru dia itu, jadi tidak ada kata

istilah itu bekas guru saya, jadi guru itu jangan dikatakan bekas.

''Itu dulu guru saya di SMP, itu dulu guru saya di SD'' misalnya.

Jadi bagaimana terhadap sikap anak kalo sekarang ini banyak

sekali penurunan. Tapi penurunan itu harus dilakukan dengan

usaha mengingatkan kepada siswa bahwa akhlak itu sangat

berperan. Jadi tidak menjamin seorang anak itu pintar dalam

akademik tapi akhlaknya kurang, yang kita harapkan kan

akademik dia bagus, akhlak juga bagus nah itu yang kita

apresiasi. Kadang ada anak yang akhlaknya baik,tapi

Page 152: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

akademiknya kurang. Ada yang akademiknya baik, tapi

akhlaknya belom baik. Jadi ini tantangan sekarang ini ya harus

bener-bener ditingkatkan lagi pembinaan akhlaknya.

Peneliti : Bagaimana pencegahan dan penanganan yang dilakukan oleh

Bapak dengan permasalahan tersebut?

Narasumber : Ya kita memang harus ada pencegahan. Pencegahannya kita

dengan melakukan sosialisasi kepada seluruh siswa dari tingkat

7,8 dan 9. Sosialisasi tentang materi akhlak sangat bermanfaat

sekali dalam pembentukan manusia yang baik. Dan bagaimana

penangannnya? Ya kalo ada anak yang melakukan pelanggaran

akhlak yang bertentangan ya kita adakan pembinaan.

Pembinaan tersebut penanganannya tentu kerjasama dengan

wali kelas, orang tua, guru BP/BK. Jadi ada pencegahan

(preventif) dan penanganan. Pencegahan sosialisasi terus,

penanganan ya jika terjadi kita adakan koordinasi, terutama di

akhlak.

Peneliti : Apa suka dukanya menjadi guru PAI?

Narasumber : Ya kalo sukanya ada, dukanya juga ada. Kalo bicara mana lebih

banyak sukanya apa dukanya? ya sukanya kita lakukan kegiatan

jadi guru PAI ini sebagai ladang ibadah. Pasti memang ada satu

dua anak yang tidak suka dengan Pelajaran Agama Islam,

karena ada juga belajar sekarang lebih cenderung kepada

pelajaran-pelajaran lain. Ada plus dan minusnya sih, tapi kita

hadapi dengan penuh keikhlasan.

Peneliti : Harapan bapak ke depannya untuk PAI, siswa, dan sekolah?

Narasumber : Harapan untuk PAI selalu ada peningkatan,untuk kurikulum

agamanya harapannya setiap tahun ada peningkatan dari sisi

materi, silabus. Dan dari siswa target atau harapannya apapun

yang disampaikan oleh guru agama agar dimiliki dan

diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk sekolah pun

harapannya agar lebih mendukung program-program

Page 153: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

pembentukan karakter. Selama ini sudah mendukung tapi

semoga mendukung secara maksimal. Sekolah mendukung

secara maksimal program pembentukkan karakter.

Page 154: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

HASIL WAWANCARA GURU PAI TERHADAP AKHLAK SISWA

Nama : Bapak Drs. Aji Bandi

Hari / Tanggal : Selasa, 25 Juli 2018

Waktu : 15.00 WIB

Tempat : Ruang Guru

Peneliti : Menurut Bapak, apakah Pendidikan Agama Islam terutama

Pendidikan Akhlak berpengaruh terhadap akhlak siswa?

Narasumber : Akhlak itu kan proses, proses itu akan terjadi ketika ada

masukan berupa pengetahuan dan aplikasi serta ada figur yang

dicontoh. Kalo ditanyakan Pendidikan akhlak berpengaruh atau

tidak? Ya sangat berpengaruh. Anak akan bisa melakukan

benar dan salah ketika dia tau itu etis atau tidak, ada aturan atau

tidaknya, jadi kembali pengaruhnya sangat besar. Oleh karena

itu, sekarang itu judul buku agama yang kurikulum 2013 itu

menjadi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, artinya lebih

luas, dimana disana muatan akhlaknya ada lebih banyak.

Peneliti : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan akhlak di

SMP Bakti Mulya 400?

Narasumber : Faktor pendukung utama itu adanya kesatuan kata dan

perbuatan antara guru dan siswa dan orang tua. Faktor yang

mempengaruhi akhlak pertama tadi gurunya, yang kedua

anaknya yang dibentuk sinkron antara apa yang disampaikan di

sekolah dan di rumah, dan yang ketiga ada keteladanan, baik

keteladanan di pemerintahan, di keluarga, maupun di sekolah.

Peneliti : Sejauh mana peran serta guru PAI dalam pembentukan akhlak

Page 155: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

siswa?

Narasumber : Guru kan hanya menyampaikan, memberitahu baik dan

benarnya, kalau bicara peranannya sejauh ini kita berupaya

menjadi uswatun khasanah, berupaya menjadi contoh, berupaya

mengingatkan, berupaya untuk terus menyadarkan mereka yang

harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Jadi kalau

ditanya peranan kita, kita sebatas menyampaikan saja

setelahnya kembali kepada hidayah yang dia dapatkan.

Peneliti : Bagaimana pembinaan akhlak siswa di SMP Bakti Mulya 400?

Narasumber : Karena sekolah kita memang sekolah yang bernafaskan Islam,

kalo ditanya bagaimana kita mulai dari mereka datang, ketika

mereka datang kita akan disambut dengan tim penegak disiplin.

Disana mereka mengucapkan salam, ditegur, itu sudah

merupakan akhlak. Lalu ketika mereka masuk ke piket, jika

mereka tidak rapih atau tidak sopan ditegur oleh piket, bahkan

ketika mereka lambat mereka akan dapat sanksi-sanksi yang

menyangkut kepada etika islam, baik hafalan surat-surat

maupun mereka minta untuk membacakan satu dua hadis

tentang akhlak. Sudah kita berupaya terapkan sebenarnya, cuma

memang tantangan terbesar di SMP itu kan mungkin secara

keseluruhan tentang gadget itu tadi. Kita berupaya mewarnai

bagaimana pun, kalo lepas kontrol tentang gadget itu akan sulit.

Peneliti : Bagaimana penerapan pendidikan akhlak dalam proses belajar

mengajar?

Narasumber : Penerapan pendidikan akhlak itu jelas ketika belajar selalu kita

tekankan akhlaknya, dengan cara apa? Dengan cara kita

masukkkan nilai-nilai akhlak baik bicara akidah, ibadah, pasti

nilai akhlak ada disana, ada falsafahnya, ada dasarnya. Jadi kita

berupaya dalam setiap pembelajaran bukan hanya Pendidikan

Agama Islam tapi di pelajaran lain pun kita masukkan nilai-

nilai akhlaknya, dengan cara apa? Kita titipkan pada guru-guru

Page 156: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

yang lain anak-anak kita, karena akhlak itu merupakan praktek

bukan teori.

Peneliti : Menurut Bapak, sejauh mana siswa menaruh minat terhadap

pembelajaran PAI?

Narasumber : Kalo bicara menaruh minat, karena ini merupakan wajib dalam

kurikulum jadi mereka mau tidak mau. Tapi kalo bicara

menaruh minat, berarti kan ketertarikan anak tuk belajar agama,

mereka tertarik ketika kita memberikannya dengan cara yang

menarik. Cuman memang jika dibandingkan dengan yang sifat

fisik, dibandingkan dengan olahraga, mereka akan tertarik

dengan yang sifatnya fisik. Belum ada menjadi acuan bahwa

anak itu ketika guru agama tidak ada mereka sampai mencari-

cari untuk belajar itu tidak, tapi ketika guru olahraganya tidak

ada kita kasihkan bola mereka akan dengan senang hati. Tapi

ketika guru agama tidak ada, kita kasihkan Al-Qur'an, mereka

belum tentu bisa memantau.

Peneliti : Bagaimana tanggapan Bapak terhadap sikap/akhlak siswa yang

terjadi di masa sekarang ini?

Narasumber : Saya melihat memang banyak hal dekadensi, ya dekadensi

moral, dekadensi akhlak. Tadi itu pertama tidak ada

keteladanan, kedua tantangan hidup mereka jauh lebih berat

dibandingkan tantangan hidup kita. Akhlak sudah sangat

memprihatinkan, etikanya sudah mulai krisis, krisis akhlak

sudah mulai terjadi, upayanya ya itu tadi penguatan nilai-nilai

agama,perlu penguatan nilai-nilai karakter keagamaan yang

kuat.

Peneliti : Bagaimana pencegahan dan penanganan yang dilakukan oleh

Bapak dengan permasalahan tersebut?

Narasumber : Pertama kita selalu mengingatkan bahwa benar dan salah, etika

etis dan tidak etis. Ketika itu terjadi mereka pasti kita nasihatin,

kita tegur dengan lisan ketika mereka dengan lemah lembut

Page 157: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

masih belum juga kita agak keras, kita tingkatkan dengan

sanksi-sanksi yang mendidik ketika dia melanggar lalu baru

kita proses ke orangtuanya ketika memang sudah sangat cukup

parah itupun bisa kita kontroversi-kasuskan. Jadi penanganan

kita bertahap, dari mulai semua guru lapor pada piket, piket

lapor wali kelas, wali kelas ke BP/BK, nanti sampai lapor

kepada pimpinan sekolah.

Peneliti : Apa suka dukanya menjadi guru PAI?

Narasumber : Suka dukanya, saya barangkali lebih banyak sukanya. Kenapa?

Karena itu sesuai dengan cita-cita kita. Kalo dukanya mungkin

ketika anak-anak itu apa yang kita sampaikan tidak mengena,

apa yang kita inginkan tidak sesuai. Tapi yang pasti lebih

banyak sukanya, apa yang kita sampaikan itu mereka terima,

mereka dapat melaksanakan. Dan yang paling menggugah itu

saat nanti kita ketemu dengan alumnus-alumnus kita ternyata

mereka sudah menjadi orang yang hebat, dalam artian

karakternya, keagamaannya, itu yang membanggakan.

Peneliti : Harapan bapak ke depannya untuk PAI, siswa, dan sekolah?

Narasumber : Harapan ke depannya itu adalah kerjasama antara pendidikan di

Sekolah dan pendidikan yang ada di lingkungan keluarga,

pendidikan di lingkungan masyarakat yang menjadi tanggung

jawab pemerintah, harapannya yuk sama-sama kita benahi

pendidikan kita sedini mungkin, kita akar kuatkan pendidikan

agama sedini mungkin yang kita imbangi dengan karakter

akhlak. Kalo untuk sekolah tentu itu tadi harus banyak

perangkat-perangkat yang menyertai kebutuhan-kebutuhan

karena untuk Pendidikan Agama sendiri tidak cukup secara

teoritis, misalnya ketika mengajarkan ibadah haji adalah sarana

untuk melaksanakan ibadah haji, syukur-syukur bisa praktek

langsung haji atau langsung umrohnya misalnya. Jadi harus ada

keterkaitan antara unsur guru, unsur sekolah, yayasan dalam hal

Page 158: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

ini, dan juga unsur masyarakat agar kebutuhan-kebutuhan itu

bisa terpenuhi.

Page 159: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA

SMP BAKTI MULYA 400

Hari/tanggal : Selasa, 5 Juni 2018

Waktu : 11.00

Tempat : Ruang Kelas VIII

Nama : Maesya Aliya Raisabela

Kelas : VIII-1 (Cambridge)

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai sifat dan sikap guru

PAI, baik dalam kelas maupun diluar kelas?

Narasumber I : Baik, kalo guru pas kelas tujuh baik dan ngajarinnya bener.

Kelas delapan gurunya sedikit menyebalkan. Tapi diluar kelas

guru nerapin 5 S ko (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai bicara dan gaya bicara

guru PAI?

Narasumber I : Gaya bicaranya halus, sopan. Pernah tidak mengerti guru

bilang apa.

Peneliti : Bagaimana gaya yang dipakai oleh guru PAI dalam bekerja

(kebiasaan dalam bekerja) ?

Narasumber I : Jarang masuk, ga ngasih tugas, tapi ngasih keterangan ga

masuk

Peneliti : Apakah sikap guru PAI menunjukkan orang yang

berpengalaman?

Narasumber I : Kadang kalo aku tanya, beliau jawab tapi tetep ga ngerti

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai pakaian yang dikenakan

guru PAI?

Narasumber I : Benar, sesuai aturan sekolah

Peneliti : Bagaimana perilaku yang ditampilkan guru PAI?

Narasumber I : Pas kelas 7 dan 8 beda guru, yang satu baik yang satu ngga

Page 160: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

Peneliti : Apakah guru PAI dalam mengemukakan pendapat dapat

dengan mudah dipahami oleh siswa?

Narasumber I : Kadang dijelasin berulang-ulang

Peneliti : Apakah guru PAI membela diri ketika melakukan kesalahan

atau bersifat terbuka terhadap pendapat orang lain?

Narasumber I : Tidak, kadang nerima pendapat siswa

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai selera guru PAI?

Narasumber I : Kalo selera humornya lucu, kadang garing

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai setiap keputusan yang

diambil oleh guru PAI?

Narasumber I : Kadang setuju kadang engga, keputusan guru tidak harus

selalu diikuti.

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai kesehatan meliputi

kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan

kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat

hidup guru PAI?

Narasumber I : Keliatan sehat, semangat, kadang tidak antusias, bersika

tenang.

Page 161: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

Nama : Aisyah Farras Na'ilah

Kelas : VIII-1 (Cambridge)

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai sifat dan sikap guru

PAI, baik dalam kelas maupun diluar kelas?

Narasumber II : Baik, ada beberapa guru PAI yang ga jelas. Santai, tapi ada

beberapa guru yang terlalu ngepush jadinya ga masuk ke

otak, aku ngikutin tapi Cuma nyatet, tapi dirumah belajar

lagi.

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai bicara dan gaya bicara

guru PAI?

Narasumber II : Gaya bicara sopan, halus, kadang marah karena murid

berisik

Peneliti : Bagaimana gaya yang dipakai oleh guru PAI dalam bekerja

(kebiasaan dalam bekerja) ?

Narasumber II : Gaya bekerjanya tenang, semangat, membawa semangat ke

siswa.

Peneliti : Apakah sikap guru PAI menunjukkan orang yang

berpengalaman?

Narasumber II : Minoritas, hampir tau semua

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai pakaian yang

dikenakan guru PAI?

Narasumber II : Sopan, sesuai aturan

Peneliti : Bagaimana perilaku yang ditampilkan guru PAI?

Narasumber II : Mendidik

Peneliti : Apakah guru PAI dalam mengemukakan pendapat dapat

dengan mudah dipahami oleh siswa?

Narasumber II : Mudah dipahami

Peneliti : Apakah guru PAI membela diri ketika melakukan kesalahan

atau bersifat terbuka terhadap pendapat orang lain?

Page 162: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

Narasumber II : Selalu diskusi, tidak memaksakan kehendak, selalu

memberitahu jika salah.

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai selera guru PAI?

Narasumber II : Selera humornya garing

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai setiap keputusan yang

diambil oleh guru PAI?

Narasumber II : Setuju tergantung situasi.

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai kesehatan meliputi

kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan

kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat

hidup guru PAI?

Narasumber II : Sehat, semangat, penuh antusias.

Nama : Armarino Nurjuan Rajasa

Kelas : VIII-2

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai sifat dan sikap guru

PAI, baik dalam kelas maupun diluar kelas?

Narasumber III : Datengnya suka telat, soal ulangan UKK copy paste dari

buku, kadang bahasa di soal ga nyambung, kadang soalnya

jadi bonus

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai bicara dan gaya bicara

guru PAI?

Narasumber III : Gaya bicaranya keras gitu, kalo bicara kaya kenceng aja

Peneliti : Bagaimana gaya yang dipakai oleh guru PAI dalam bekerja

(kebiasaan dalam bekerja) ?

Narasumber III : Semangat, biasa aja

Peneliti : Apakah sikap guru PAI menunjukkan orang yang

berpengalaman?

Page 163: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

Narasumber III : Sedeng-sedeng aja

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai pakaian yang

dikenakan guru PAI?

Narasumber III : Sopan, sesuai aturan

Peneliti : Bagaimana perilaku yang ditampilkan guru PAI?

Narasumber III : Kadang ga jelas

Peneliti : Apakah guru PAI dalam mengemukakan pendapat dapat

dengan mudah dipahami oleh siswa?

Narasumber III : Langsung ngerti, mudah dipahami

Peneliti : Apakah guru PAI membela diri ketika melakukan kesalahan

atau bersifat terbuka terhadap pendapat orang lain?

Narasumber III : Kadang-kadang membela diri, kadang bersifat terbuka

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai selera guru PAI?

Narasumber III : Selera humornya kadang garing, ga jelas

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai setiap keputusan yang

diambil oleh guru PAI?

Narasumber III : Kadang pembagian kelompok ga jelas, terus pas kejadian

gempa eh muridnya ditinggal.

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu mengenai kesehatan meliputi

kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan

kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat

hidup guru PAI?

Narasumber III : Semangat, sehat, bugar, dan antusias.

Page 164: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

Nama :

Kelas :

A. Akhlak Siswa

Berilah Tanda (√) pada kolom yang telah disediakan, dengan

Selalu, Sering, Jarang, Tidak Pernah.

No Pernyataan Alternatif Jawaban

Selalu Sering Jarang Tidak

pernah

1 Saya menjaga pendengaran saya agar mendengarkan hal-hal yang baik.

2 Saya menjaga diri agar terhindar dari penyakit dan tindakan yang tidak baik.

3 Saya melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk saya.

4 Saya berbuat baik terhadap tetangga tanpa alasan apapun.

5 Saya dan tetangga saling bantu membantu baik dalam keadaan senang maupun susah.

6 Saya mengetahui dan menaati nilai dan norma masyarakat yang ada dilingkungan rumah saya.

7 Saya dan tetangga saling mengingatkan dalam kebaikan

8 Saya merawat tanaman dengan baik.

9 Saya menolong siapapun tanpa pamrih.

10 Saya diajarkan untuk bersikap sopan dan santun, untuk itu saya mempraktekannya setiap hari.

11 Saya melaksanakan shalat dan puasa sebagai kewajiban saya

12 Saya bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada saya

13 Saya mengingat Allah dimana saja saya

Page 165: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

berada 14 Saya menjadikan Rasulullah sebagai

teladan

15 Saya menaati perintah orang tua saya

16 Saya berpamitan kepada orang tua ketika akan berangkat sekolah.

17 Saya mendoakan yang terbaik untuk kedua orangtua saya

18 Saya memperlakukan guru dengan baik

19 Saya menaati nasihat guru

20 Saya membuang sampah pada tempatnya

21 Saya membantu teman kapanpun

22 Saya berteman dengan siapa saja

Page 166: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

B. Kompetensi Kepribadian Guru PAI Berilah Tanda (√) pada kolom yang telah disediakan, dengan SS ( Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

1 Guru agama selalu tampil percaya diri saat mengajar.

2 Guru agama bersikap sopan terhadap siswa.

3 Guru agama berpenampilan menarik.

4 Guru agama mencerminkan pribadi islami.

5 Guru agama membebaskan saya berpendapat

6 Guru agama tidak memaksakan kehendak

7 Guru agama berwibawa

8 Guru agama adalah orang yang jujur

9 Guru agama bersikap ikhlas.

10 Guru agama suka menolong siswa ketika menghadapi kesulitan.

11 Guru agama bersikap ramah baik di dalam maupun diluar kelas.

12 Guru agama memiliki pengalaman dan wawasan yang luas.

13 Guru agama antusias ketika di dalam kelas.

14 Guru agama memiliki gaya hidup yang mencerminkan kesederhanaan.

15 Guru agama menghargai setiap siswa

16 Guru agama bersikap sesuai norma agama, norma hukum, norma sosial yang berlaku baik di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah

17 Guru agama mencerminkan ketakwaan

Page 167: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta

dan akhlak mulia. 18 Guru agama memberi kesempatan

siswa untuk memberikan pendapat

19 Guru agama menerima kritik dan saran dari siswa

20 Guru agama berperilaku jujur, tegas dan manusiawi

21 Guru agama memotivasi saya dalam menjalani ibadah

22 Guru agama memberikan pemberitahuan atau tugas ketika berhalangan hadir di dalam kelas

Page 168: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 169: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 170: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 171: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 172: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 173: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 174: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 175: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 176: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta
Page 177: PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41951/2/DIAN... · Janaka Jachja, SE, seluruh dewan guru dan staf karyawan dan peserta