PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

158
PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI KLINIK FISIOTERAPI RSUD DATU BERU TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2019 TESIS OLEH : ASMARANI IDA YUSNITA SIRAIT 1702011189 PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019

Transcript of PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

Page 1: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS TERHADAP

KEPUASAN PASIEN DI KLINIK FISIOTERAPI RSUD

DATU BERU TAKENGON KABUPATEN

ACEH TENGAH

TAHUN 2019

TESIS

OLEH :

ASMARANI IDA YUSNITA SIRAIT

1702011189

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 2: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS TERHADAP

KEPUASAN PASIEN DI KLINIK FISIOTERAPI RSUD

DATU BERU TAKENGON KABUPATEN

ACEH TENGAH

TAHUN 2019

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M)

Pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Manajemen Rumah Sakit

Institut Kesehatan Helvetia

Disusun Oleh :

ASMARANI IDA YUSNITA SIRAIT

1702011189

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 3: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

Nama Mahasiswa : Asmarani Ida Yusnita Sirait

Nomor Induk Mahasiswa : 1702011189

Minat Studi : Manajemen Rumah Sakit

Menyetujui

Komisi Penasihat,

Dr. dr. Arifah Devi Fitriani, M.Kes Masnelly Lubis, S.Kep, Ns, MARS

Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

Ketua Program Studi

S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dr. Asriwati, S.Kep, Ns, S.Pd, M.Kes

Judul Tesis : Pengaruh Kompetensi Etos Kerja Petugas

Terhadap Kepuasan Pasien Di Klinik

Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon

Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2019

Page 4: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

Telah Diuji Pada Tanggal : 20 November 2019

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. dr. Arifah Devi Fitriani, M.Kes

Anggota : 1. Masnelly Lubis, S.Kep, Ns, MARS

2. Dr. Achmad Rifai, SKM, M.Kes

3. Dr. Ns. Asriwati, S.Kep, S.Pd, M.Kes

Page 5: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …
Page 6: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …
Page 7: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

i

Page 8: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

ii

ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS TERHADAP

KEPUASAN PASIEN DI KLINIK FISIOTERAPI RSUD DATU

BERU TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH

TAHUN 2019

ASMARANI IDA YUSNITA SIRAIT

NIM. 1702011189

Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Penelitian ini

bertujuan menganalisis pengaruh kompetensi etos kerja petugas terhadap

kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten

Aceh Tengah Tahun 2019.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan pendekatan

Cross Sectional Study di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon

Kabupaten Aceh Tengah. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner

yang dibagikan kepada 60 responden. Secara analisis dengan uji regresi logistik

berganda.

Hasil analisis data menunjukkan ada pengaruh terhadap kepuasan pasien yaitu

variabel kedisiplinan petugas, ketelitian petugas dan tanggung jawab petugas

dengan nilai p (sig) = < 0,05. Variabel yang paling dominan memiliki pengaruh

signifikan terhadap kepuasan pasien adalah ketelitian petugas dengan p (sig) 0,002

dan memiliki nilai OR= 13.360. Nilai Koefisien B yaitu 2.592 bernilai positif,

maka semakin teliti petugas dalam memberikan pelayanan semakin meningkat

kepuasan pasien.

Kesimpulan penelitian terdapat hubungan kompetensi etos kerja petugas

ditinjau dari kedisiplinan, kejujuran, ketelitian, tanggung jawab, dan kematangan

emosi petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien. Saran meningkatkan

kedisiplinan, kejujuran, ketelitian, tanggung jawab, dan kematangan emosi supaya

pasien puas dalam menerima pelayanan fisioterapi yang diberikan.

Kata Kunci : Kompetensi Etos Kerja, Petugas Fisioterapi, Kepuasan

Pasien

Daftar Pustaka : 17 Buku, 26 Jurnal, 7 Website

Page 9: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan

baik. Adapun tesis penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Etos Kerja

Petugas Terhadap Kepuasan Pasien Di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru

Takengon Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2019” disusun sebagai salah satu

syarat untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi S2

Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.

Dalam menyelesaikan tesis penelitian ini, penulis banyak mengalami

kesulitan, akan tetapi berkat bimbingan dan arahan berbagai pihak, maka penulis

dapat menyelesaikan tesis ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Oleh sebab

itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. H. Ismail Effendi, M.Si, sebagai Rektor Institut Kesehatan Helvetia.

2. Dr. Acmad Rifai, S.K.M, M.Kes, M.P.H, sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia sekaligus dosen penguji I yang telah

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

3. Dr. Asriwati S.Kep, Ns, S,Pd, M.Kes, sebagai Ketua Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat Program Magister Fakultas Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia Medan sekaligus dosen penguji II yang telah

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

4. Dr. dr. Arifah Devi Fitriani M.Kes, sebagai Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, kritik dan saran sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Masnelly Lubis, S.Kep, Ns, MARS, selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan tesis ini.

6. Dosen Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan

Helvetia Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama peneliti

menempuh pendidikan.

7. Kedua orangtua tercinta ayahanda dan Ibunda yang setiap saat selalu

memberikan doa dan semangat kepada penulis.

8. Keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis

dalam menyelesaikan tesis ini

Page 10: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

iv

9. Seluruh teman-teman Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut

Kesehatan Helvetia Medan yang selalu membantu dalam suka dan duka.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga bimbingan, dorongan

dan bantuan yang diberikan kepada penulis dapat membawa berkah.

Medan, Maret 2020

Penulis

Asmarani Ida Yusnita Sirait 1702011189

Page 11: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Asmarani Ida Yusnita Sirait, lahir di Kampung. Baru

tanggal 17 Mei 1981, beragama Islam. Orang tua penulis bernama Sinam Br.

Manurung dan Sangkot Sirait, Anak ke- 1 (satu) dari 5 bersaudara, beralamat di Jl.

Male Mudo No. 4 Tetunyung Kabupaten Aceh Tengah. Pada tahun 1987-1993

penulis menempuh pendidikan di SD Negeri 016404 Asahan, tahun 1993-1996

penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Kisaran, tahun 1996-1999

penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Kisaran, tahun 1999-2003

penulis melanjutkan pendidikan D3 Fisioterapi di Yayasan RSU Siti Hajar Medan,

tahun 2013-2014 penulis melanjutkan pendidikan D4 Fisioterapi di Yayasan Dr.

Rusdi Medan, tahun 2017 sampai dengan selesai penulis melanjutkan pendidikan

di S2 Magister Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.

Page 12: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRACT ..................................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

DAFTAR TABEL........................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 6

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu .............................................. 10

2.2 Telaah Teori .......................................................................... 20

2.2.1 Rumah sakit ............................................................. 20

2.2.2 Standar Pelayanan Rumah Sakit ............................... 22

2.2.3 Mutu Pelayanan Rumah Sakit................................... 22

2.2.4 Kepuasan Pasien ....................................................... 23

2.2.5 Kompetensi ............................................................... 29

2.2.6 Kualitas Tindakan Fisioterapi ....................................... 45

2.3 Landasan Teori .................................................................... 47

2.3.1 KerangkaTeori ......................................................... 47

2.4 Kerangka Konsep ................................................................. 50

2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................. 50

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ................................................................. 52

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 52

3.2.1 Lokasi Penelitian ...................................................... 52

3.2.2 Waktu Penelitian ...................................................... 52

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................ 52

3.3.1 Populasi Penelitian ................................................... 52

3.3.2 Sampel Penelitian..................................................... 53

3.4 Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran ...................... 53

3.4.1 Definisi Operasional ................................................ 53

3.4.2 Aspek Pengukuran ................................................... 54

3.5 Metode Pengumpulan Data .................................................. 55

3.5.1 Jenis Data ................................................................. 55

Page 13: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

vii

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................... 55

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................... 55

3.6.1 Uji Validitas ............................................................. 55

3.6.2 Uji Reliabilitas ......................................................... 58

3.7 Metode Pengolahan Data .................................................... 59

3.8 Analisa Data ......................................................................... 59

3.8.1 Analisa Univariat ..................................................... 59

3.8.2 Analisa Bivariat ....................................................... 59

3.8.3 Analisa Multivariat .................................................. 60

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................... 62

4.2 Analisa Univariat ................................................................. 63

4.3 Analisa Bivariat ................................................................... 65

4.4 AnalisaMultivariat ............................................................... 68

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Kedisiplinan Petugas Fisioterapi dengan

Kepuasan Pasien Fisioterapi Di Klinik Fisioterapi RSUD

Datu Beru Takengon. ........................................................... 72

5.2 Hubungan Kejujuran Petugas Fisioterapi dengan

Kepuasan

Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru

Takengon ............................................................................. 74

5.3 Hubungan Ketelitian Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan

Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru

Takengon ............................................................................. 76

5.4 Hubungan Tanggung Jawab Petugas Fisioterapi dengan

Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD

Datu Beru Takengon ............................................................ 78

5.5 Hubungan Kematangan Emosi Petugas Fisioterapi dengan

Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD

Datu Beru Takengon ............................................................ 80

5.6 Pengaruh Kedisiplinan Petugas, Ketelitian Petugas dan

Tanggung jawab Petugas Terhadap Kepuasan Pasien

Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu

BeruTakengon ...................................................................... 81

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan .......................................................................... 84

6.2 Saran ................................................................................... 85

Page 14: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 48

2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 50

Page 15: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Judul halaman

2.1. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 10

3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependen ................... 54

3.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Kedisiplinan Petugas ........... 56

3.3. Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Kejujuran Petugas................ 56

3.4. Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Ketelitian Petugas ................ 57

3.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Tanggung Jawab .................. 57

3.6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Kematangan Emosi.............. 57

3.7 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ........................................................ 58

4.1. Distribusi Frekuensi Faktor Kedisiplinan Petugas Fisioterapi

di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon ............................. 63

4.2 Distribusi Frekuensi Faktor Kejujuran Petugas Fisioterapi di

Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon ................................. 63

4.3. Distribusi Frekuensi Faktor Ketelitian Petugas Fisioterapi di

Klinik Fisioterapi RSUD Datu BeruTakengon .................................. 64

4.4. Distribusi Frekuensi Faktor Tanggung Jawab Petugas Fisioterapi

di Klinik Fisioterapi RSUD Datu BeruTakengon .............................. 64

4.5. Distribusi Frekuensi Faktor Kematangan Emosi Petugas

Fisioterapi di KlinikFisioterapi RSUD Datu Beru Takengon ............ 64

4.6. Distribusi Frekuensi Faktor Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik

Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon ............................................ 64

4.7 Tabulasi Silang Hubungan Kedisiplinan Petugas Fisioterapi

dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD

Datu Beru

Takengon............................................................................................ 65

4.8 Tabulasi Silang Hubungan Kejujuran Petugas Fisioterapi dengan

Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu

Beru Takengon ................................................................................... 66

Page 16: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

x

4.9 Tabulasi Silang Hubungan Ketelitian Petugas Fisioterapi dengan

Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu

Beru Takengon ................................................................................... 66

4.10 Tabulasi Silang Hubungan Tanggung Jawab Petugas Fisioterapi

dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD

Datu Beru Takengon .......................................................................... 67

4.11 Tabulasi Silang Hubungan Kematangan Emosi Petugas

Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik

Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon ............................................ 68

4.12 Seleksi Variabel yang Menjadi Kandidat Model dalam Uji

Regresi Logistik Berdasarkan Analisis Bivariat ................................ 69

4.13 Hasil Analisis Regresi Logistic Berganda Tahap Pertama ................ 70

4.14 Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Tahap Kedua ............................. 70

4.15 Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Tahap Ketiga ............................. 71

4.16 Model Summary................................................................................. 71

Page 17: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Surat Permohonan Pengajuan Judul Thesis ....................................... 128

2 Surat Permohonan Izin Survei Awal.................................................. 129

3 Surat Balasan Izin Survei Awal ......................................................... 130

4 Surat Permohonan Izin Uji Validitas ................................................. 131

5 Surat Balasan Izin Uji Validitas ......................................................... 132

6 Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................................... 133

7 Surat Balasan Izin Penelitian ............................................................ 134

8 Surat Telah Selesai Melakukan Penelitian ......................................... 135

9 Lembar Bimbingan Dosen Pembimbing 1 ......................................... 136

10 Lembar Bimbingan Dosen Pembimbing 2 ......................................... 139

Page 18: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat seiring dengan

meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan

masyarakat akan kualitas kesehatan. Hal ini menuntut penyedia jasa pelayanan

kesehatan seperti rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih

baik terutama mencakup sarana prasarana dan pelayanan petugas kesehatannya.

Tidak hanya pelayanan yang bersifat penyembuhan penyakit tetapi juga mencakup

pelayanan yang bersifat pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas

hidup serta memberikan kepuasan bagi konsumen selaku pengguna jasa

kesehatan.

Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan

kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit

adalah lembaga yang berfungsi sosial, tetapi dengan adanya rumah sakit swasta,

menjadikan rumah sakit lebih mengacu sebagai suatu industri yang bergerak

dalam bidang pelayanan kesehatan dengan melakukan pengelolaan yang berdasar

pada manajemen badan usaha. Seiring dengan itu, terjadi persaingan antara

sesama rumah sakit baik rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit milik

swasta, semua berlomba-lomba untuk menarik konsumen agar menggunakan

jasanya (1). Paradigma baru pelayanan kesehatan masyarakat di rumah sakit

memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan dan keinginan pasien dengan

tetap mengacu pada kode etik profesi dan medis. Dalam perkembangan teknologi

Page 19: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

2

yang pesat dan persaingan yang semakin ketat, maka rumah sakit dituntut untuk

melakukan peningkatan kualitas pelayanannya. Kualitas merupakan inti

kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan

manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh diabaikan jika suatu

lembaga ingin hidup dan berkembang (2).

Fisioterapi didasari pada teori ilmiah dan dinamis yang diaplikasikan

secara luas dalam hal penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan, dan promosi

fungsi gerak tubuh yang optimal, meliputi; mengelola gangguan gerak dan fungsi,

meningkatkan kemampuan fisik dan fungsional tubuh, mengembalikan,

memelihara, dan mempromosikan fungsi fisik yang optimal, kebugaran dan

kesehatan jasmani, kualitas hidup yang berhubungan dengan gerakan dan

kesehatan, mencegah terjadinya gangguan, gejala, dan perkembangan,

keterbatasan kemampuan fungsi, serta kecacatan yang mungkin dihasilkan oleh

penyakit, gangguan, kondisi, ataupun cedera (3).

Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan fenomena kenaikan prevalensi

penyakit tidak menular, antara lain: sendi (24,7 %), cedera (8,2 %), asma (4,5 %),

PPOK (3,7 %), DM (2,1 %), hipertensi (9,5 %), jantung koroner (1,5 %), gagal

jantung (0,3 %), stroke (12,1 ‰). Hal ini antara lain diakibatkan kurang gerak,

pola hidup yang serba duduk (sedentary living), dan kecelakaan akibat kerja (4).

Dimensi pelayanan fisioterapi meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, penyembuhan dan pemulihan gangguan sistim gerak, dan fungsi dalam

rentang kehidupan dari praseminasi sampai ajal, yang terdiri dari upaya-upaya

Page 20: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

3

peningkatan dan pencegahan (promotif dan preventif) dan upaya penyembuhan

dan pemulihan (5).

Kompetensi sangat perlu dipahami petugas kesehatan dalam melaksanakan

tugas dan wewenangnya. Kompetensi adalah kombinasi spesifik antara

pengetahuan, penguasaan tugas keterampilan dan disiplin kerja yang dibutuhkan

untuk mengerjakan suatu kegiatan khusus. Ada dua aspek yang perlu

dipertimbangkan dalam kegiatan petugas kesehatan yaitu aspek teknis dan aspek

keterampilan (6).

Boulter, dkk (1996) menyatakan bahwa level kompetensi terdiri dari Skill

(keterampilan), Knowledge (pengetahuan), Self Image (pandangan orang terhadap

diri sendiri), Trait (karakteristik abadi dari karakteristik yang membuat orang

untuk berperilaku) dan Motive (dorongan seseorang secara konsisten berperilaku).

Berdasarkan seluruh indikator kompetensi tersebut maka yang dinilai paling

penting harus ada pada individu dalam melaksanakan tugas-tugas suatu organisasi

adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan (7).

Pengetahuan merupaka domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior). Terdapat 6 tingkatan pengetahuan yaitu tahu

(know), memahami (comprehension), aplikasi (aplication), analisis (analysis),

sintesis (synthesis), evaluasi (evaluation). Dalam standar kompetensi fisioterapi

pengetahun (kognitif) termasuk dalam bagian kompetensi akademik diiukuti

dengan kompetensi afektif dan psikomotorik (8).

Kinerja layanan kesehatan yang diperoleh pasien pada suatu fasilitas

layanan kesehatan sesuai dengan harapannya, pasien pasti akan selalu datang

Page 21: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

4

berobat ke fasilitas layanan kesehatan tersebut. Pasien akan selalu mencari

layanan kesehatan di fasilitas yang kinerja layanan kesehatannya dapat memenuhi

harapan atau tidak mengecewakan pasien. Jika kita ingin meningkatkan

pemanfaatan fasilitas layanan kesehatan, tingkat kepuasan pasien harus diukur dan

dianalisis. Hasil analisis tersebut kemudian akan menujukkan apakah mutu

layanan kesehatan yang diselenggarakan telah memenuhi harapan pasien atau

belum. Jika belum memenuhi harapan pasien, harus dilakukan segera suatu upaya

peningkatan mutu layanan kesehatan (9).

Penelitian yang dilakukan Amelia (2018) tentang faktor yang berhubungan

dengan mutu pelayanan kesehatan terhadap kepuasan pasien BPJS rawat jalan

Puskesmas Paccerakang Kota Makassar menunjukkan bahwa ada hubungan

kompetensi teknis (Pelayanan dokter, kelengkapan peralatan, keterampilan/

kemampuan petugas kesehatan) dengan kepuasan pasien BPJS. Kompetensi teknis

termasuk keterampilan/kemampuan petugas kesehatan semakin tinggi maka

semakin tinggi pula kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang

diberikan (9).

Menurut Hardiyansyah (2011), pelayanan berkualitas atau memuaskan bila

pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Karena

itu, kualitas pelayanan sangat penting dan selalu fokus kepada kepuasan

pelanggan. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000, kompetensi adalah

kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil

berupa pengetahuan, sikap perilaku yang diperlukan dalam tugas dan jabatannya.

(pasal 3). Adapun McAshan (1981) yang dikutip oleh Sutrisno (2015), kompetensi

Page 22: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

5

diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh

seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan

perilakuperilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya (10).

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon merupakan

rumah sakit bergolongan tipe B dengan akreditasi Paripurna dan merupakan

rumah sakit rujukan wilayah tengah di Provinsi Aceh, dimana RSUD Datu Beru

menerima rujukan dari RSU Kabupaten Bener Meriah, RSU Kabupaten Gayo

Lues dan 15 Puskesmas yang berada di Kabupaten Aceh Tengah. Salah satu jenis

pelayanan yang diberikan oleh RSUD Datu Beru adalah pelayanan klinik

Fisioterapi.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 22 Mei

2019 di klinik fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah

diketahui jumlah pasien pada Tahun 2016 sebanyak 2790, Tahun 2017 sebanyak

2471. Tahun 2018 mengalami penurunan pasien yaitu sebanyak 1947 pasien.

Jumlah pasien pada tahun 2019, pada bulan april untuk pasien rawat jalan

sebanyak 182 pasien dengan pasien baru sebayak 100 pasien dan pasien lama 82

pasien, bulan mei untuk pasien rawat jalan sebanyak 261 pasien dengan pasien

baru sebayak 186 pasien dan pasien lama 75 pasien, bulan juni untuk pasien rawat

jalan sebanyak 213 pasien dengan pasien baru sebanyak 153 pasien dan pasien

lama sebanyak 60 pasien.

Mulai dari tahun 2016 sampai dengan 2018 kunjungan pasien fisioterapi

mengalami penurunan ini dikarenakan dokter spesialis penyakit saraf jarang

berada di klinik penyakit saraf RSUD Datu Beru Takengon Aceh Tengah

Page 23: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

6

sehingga rujukan dari klinik penyakit saraf ke klinik fisioterapi mengalami

penurunan. RSUD Datu Beru di Poliklinik Fisioterapi mempunyai petugas

fisioterapi sebanyak 8 petugas, dengan pendidikan petugas 1 orang lulusan D4

fisioterapi dan 7 lainnya lulusan D3 Fisioterapi. Survei awal juga dilakukan

peneliti kepada pasien dengan membagikan kuesioner kepada 10 responden

terkait kepuasan pasien terhadap pelayanan di klinik fisioterapi menunjukkan 7

pasien tidak puas dan 3 pasien merasa puas pada pelayanan yang diberikan.

Berdasarkan hasil jawaban 3 orang pasien merasa puas karena petugas

fisioterapi teliti dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan, dan

ketika pasien ada keluhan petugas fisioterapi menanggapi keluhan pasien. 3 orang

pasien merasa tidak puas dikarenakan pasien yang banyak sehingga pasien harus

menunggu dalam waktu kurang lebih 30menit dan 4 pasien lainnya merasa tidak

puas karena petugas fisioterapi yang terkadang tidak ramah dalam memberikan

pelayanan.

Sehubungan dengan uraian masalah diatas, maka penulis tertarik

melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kompetensi Etos Kerja Petugas

Terhadap Kepuasan Pasien di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon

Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Page 24: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

7

1) Apakah kedisiplinan petugas fisioterapi berpengaruh terhadap kepuasan

pasien di Klinik Fisioterapi di RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh

Tengah tahun 2019 ?

2) Apakah kejujuran petugas fisioterapi berpengaruh terhadap kepuasan pasien di

Klinik Fisioterapi di RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah

tahun 2019 ?

3) Apakah ketelitian petugas fisioterapi berpengaruh terhadap kepuasan pasien

diKlinik Fisioterapi di RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah

tahun 2019 ?

4) Apakah tanggung jawab petugas fisioterapi berpengaruh terhadap kepuasan

pasien di Klinik Fisioterapi di RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh

Tengah tahun 2019 ?

5) Apakah kematangan emosi petugas fisioterapi berpengaruh terhadap kepuasan

pasien di Klinik Fisioterapi di RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh

Tengah tahun 2019 ?

6) Variable apakah yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien di Klinik

Fisioterapi di RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah tahun 2019

?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh kompetensi etos kerja petugas terhadap kepuasan

pasien di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah

Tahun 2019.

Page 25: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

8

1.3.2 Tujuan Khusus

1) Menganalisis pengaruh kompetensi etos kerja petugas ditinjau dari

kedisiplinan petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi

di RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

2) Menganalisis pengaruh kompetensi etos kerjapetugas ditinjau dari kejujuran

petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di RSUD

Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

3) Menganalisis pengaruh kompetensi etos kerjapetugas ditinjau dari ketelitian

petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di RSUD

Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

4) Menganalisis pengaruh kompetensi etos kerjapetugas ditinjau dari tanggung

jawab petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

5) Menganalisis pengaruh kompetensi etos kerjapetugas ditinjau dari kematangan

emosi petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

6) Menganalisis variable yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien di

Klinik Fisioterapi di RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan sebagai saran penambah ilmu pengetahuan

penulis tentang kompetensi petugas terhadap kepuasan pasien.

2) Sebagai sarana pengembangan ilmu tenaga kesehatan.

Page 26: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

9

1.4.2 Manfaat Praktisi

1) Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi institusi

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah dalam peningkatan

kepuasan pasien dalam mendapatkan pelayanan.

2) Bagi petugas kesehatan yang bertugas di Klinik Fisioterapi dapat dijadikan

sebagai bahan informasi dalam peningkatan kompetensi petugas sehingga

dapat meningkatkan kepuasan pasien.

3) Bagi institusi dan peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi

kepustakaan dan bahan pertimbangan untuk pengembangan penelitian

selanjutnya.

Page 27: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

No

Penelitian (Tahun)

dan Sumber

Jurnal

Judul dan Nama

Jurnal

Desain

Penelitian Sampel Temuan

1 Indrawati (2016)

https://pps.moest

opo.ac.id

Pengaruh

Kompetensi dan

kualitas

pelayanan

petugas

puskesmas

terhadap

kepuasan pasien

di Puskesmas

Ciledug

Tangerang

2016.

Metode

Korelasion

al dengan

paradigm

kuantitatif

Pengambilan

sampel dengan

menggunakan

accidental

sampling

Kontribusi

kompetensi

terhadap

kepuasan

pasien lemah

yaitu 35,7%,

sedangkan

65,3% masih

ditentukan

oleh faktor

lainnya (11).

2 Amelia (2018)

http://digilib.unh

as.ac.id

Faktor yang

berhubungan

dengan mutu

pelayanan

kesehatan

terhadap

kepuasan pasien

BPJS Rawat

Jalan Puskesmas

Paccerakang

Kota Makassar.

Penelitian

kuantitatif

dengan

pendekatan

cross

sectional

accidental

sampling

Ada hubungan

mutu

pelayanan

kesehatan

ditinjau dari

kompetensi

teknis dan

ketepatan

waktu

terhadap

kepuasan

pasien (8).

3 Respati (2014)

https://lib.unnes.a

c.id

Hubungan mutu

pelayanan

kesehatan

dengan tingkat

kepuasan pasien

rawat inap di

Puskesmas

Halmahera Kota

Semarang.

Penelitian

survey

explanatory

dengan

pendekatan

cross

sectional

Purposive

Sampling

dengan

menjelaskan

kriteria inklusi

dan eksklusi

Ada hubungan

mutu

pelayanan

kesehatan

dimensi

(reliability,

assurance,

tangible,

empathy, dan

responsivenes

s) dengan

tingkat

kepuasan

pasien (12).

Page 28: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

11

4 Muli (2011)

http://repository.

usu.ac.id

Pengaruh

kualitas

pelayanan

kesehatan

terhadap

kepuasan pasien

rawat inap di

Puskesmas Kota

Medan.

Penelitian

survey

dengan tipe

explanatory

Total populasi Ada pengaruh

kualitas

pelayanan

meliputi

keandalan,

daya tanggap,

jaminan, dan

empati

terhadap

kepuasan

pasien rawat

inap (13).

5 Fahlevi (2017)

http://eprints.uad.

ac.id

Pengaruh

kompetensi

petugas terhadap

kinerja

pelayanan

kesehatan di

Puskesmas

Peureumeue

Kabupaten Aceh

Barat.

Penelitian

analitik

bersifat

kuantitatif

dengan

desain

cross

sectional

Total

Population

Ada pengaruh

kompetensi

petugas

berdasarkan

pengetahuan,

penguasaan

tugas, dan

disiplin kerja

terhadap

kinerja

pelayanan

kesehatan

(14).

6 Zaniarti (2011)

https://lib.unnes.a

c.id

Hubungan

kualitas

pelayanan

kesehatan

dengan

kepuasan pasien

rawat inap

Jamkesmas di

RSUD Salatiga.

Penelitian

kuantitatif

korelational

Purposive

Sampling

Ada hubungan

antara kualitas

pelayanan

kesehatan

dengan

kepuasan

pasien rawat

inap (15).

7 Herwanto

(2015)

http://repository.

ut.ac.id

Pengaruh

kualitas

pelayanan

kesehatan

terhadap

kepuasan pasien

di Puskesmas

Simeulue

Timur.

Explanator

y survey

Sistemtic

Random

Sampling

Ada pengaruh

kualitas

pelayanan

ditinjau dari

dimensi

tangibles,

responsivenes

s, assurance,

empathy

terhadap

kepuasan

pasien, dan

tidak

adapengaruh

dimensi

reliability

Page 29: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

12

(kehandalan)

terhadap

kepuasan (16).

8 Rebecca

(2012)

http://docplayer.i

nfo

Pengaruh

Kompetensi

SDM terhadap

kualitas

pelayanan

public di RSUD

Ade Mohammad

Djoen Sintang.

Metode

kuantitatif

dengan

bentuk

kausal

Proportionate

stratified

random

sampling

Kompetensi

SDM

memiliki

pengaruh

signifikan dan

positif

terhadap

kualitas

pelayanan

(17).

9 Andriani (2017)

http://publikasi.m

ercubuana.ac.id

Pengaruh

kompetensi dan

motivasi tenaga

kesehatan

melalui

komitmen

organisasi

sebagai variable

intervening

terhada kualitas

pelyanan di

RSUD

Cileungsi.

Explanator

y research

Total

Population

kompetensi

terhadap

komitmen

organisasi,

kompetensi

terhadap

kualitas

pelayanan,

motivasi

terhadap

komitmen

organisasi

serta motivasi

terhadap

kualitas

pelayanan

berpengaruh

signifikan

(18).

10 Juliana (2017)

http://eprints.ums

.ac.id

Hubungan

kualitas

pelayanan

dengan

kepuasan pasien

Rawat Jalan di

Rumah Sakit

UNS.

Penelitian

Observasio

nal dengan

pendekatan

cross

sectional

Sequential

sampling

Ada hubungan

signifikan

yang sangat

kuat antara

kualitas

pelayanan

(competence,

credibility,

access,

communicatio

n dan

courtesy)

dengan

kepuasan

pasien rawat

jalan di

Rumah Sakit

UNS (19).

Page 30: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

13

11 Sulaiman

(2019)

http://ejournal.ko

pertis.com

Hubungan Mutu

Pelayanan

Terhadap

Kepuasan

Pasien

di Poli

Fisioterapi RSU

Siti Hajar.

Jenis

penelitian

ini

deskriptif

dengan

rancanganc

ross

sectional.

Teknik

sampling

sistematis.

Hasil ini juga

menunjukan

ada hubungan

mutu

pelayanan

fisioterapi

dengan

kepuasan, hal

ini terbukti

dari hasil

analisis chi-

square dimana

p-value =

0.004, lebih

kecil dari

0.005 (20).

12 Nawawi (2012)

https://media.neli

ti.com

Pengaruh

motivasi dan

kompetensi

tenaga

kesehatan

terhadap kinerja

Pusat Kesehatan

Masyarakat.

Penelitian

Kuantitatif,

dengan

metode

survei

eksplanator

i

Cluster

Sampling

Motivasi

berpengaruh

kuat terhadap

kinerja, dan

kompetensi

berpengaruh

cukup kuat

terhadap

kinerja.

Untuk

mendapatkan

kinerja yang

tinggi dalam

suatu

organisasi

publik,

motivasi

pegawai harus

ditingkatkan

terlebih

dahulu untuk

mendorong

kompetensi

pegawai

sebagai dasar

keberhasilan

dalam bekerja

(21).

Page 31: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

14

13 Tobing (2009)

http://repository.u

su.ac.id

Pengaruh

kompetensi

terhadap kinerja

petugas promosi

kesehatan

Puskesmas di

Wilayah Kerja

Dinas

Kesehatan Kota

Pematangsiantar

.

Explanatory

research

Total

Population

Ada pengaruh yang

bermakna antara

kompetensi

(pengetahuan,

sikap, dan

keterampilan)

terhadap kinerja

petugas promosi

kesehatan di kota

Pematangsiantar

(22).

14 Dewi (2017)

http://journal.unig

a.ac.id

Pengaruh iklim

organisasi dan

kompetensi

pegawai

terhadap kinerja

pegawai dalam

mewujudkan

mutu pelayanan

kesehatan.

Metode

deskriptif

(analisis

kausal

efektual)

Total

Populasi

Iklim organisasi

dan kompetensi

pegawai

berpengaruh secara

signifikan terhadap

kinerja pegawai

dan mutu

pelayanan

kesehatan . dalam

mewujudkan mutu

pelayanan

kesehatan dapat

dilakukan dengan

mengkondusifkan

iklim organisasi,

serta meningkatkan

kompetensi dan

kinerja pegawai

(23).

15 Sulistiawan,

Bambang

(2013)

http://repository.u

su.ac.id

Pengaruh

koordinasi dan

kompetensi

pengelola

program

terhadap kinerja

pengelola

program

penanggulangan

Tuberkulosis

Paru di Wilayah

Kerja Dinas

Kesehatan Kota

Binjai.

Suvei

analitik

dengan

pendekatan

ekspalanator

y research

Total

Populasi

(Seluruh

petugas

yang

terlibat

dalam

penanggula

ngan

Tuberkulos

is)

Kinerja pengelola

program TB paru di

wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kota

Binjai 63,89%

termasuk kurang,

52,8%

keterampilan

petugas termasuk

kategori kurang,

55,56% memiliki

pengetahuan yang

kurang dan sikap

kurang terhadap

upaya

penanggulangan

Page 32: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

15

TB paru, serta

69,44% petugas TB

paru kurang

melakukan

koordinasi.

Variabel

kompetensi

merupakan variabel

yang dominan

memengaruhi

kinerja petugas TB

paru (24).

16 Zulfiah

Abdussamad

(2010)

repository.ung.ac.

id

Pengaruh

Differensiasi

Jasa Dan

Kualitas

Pelayanan

Terhadap

Kepuasan

Pasien Pada

Rumah Sakit

Islam Gorontalo

2010.

Uji regresi

linier

berganda

Total

Populasi

(semua

pasien

sudah

menjalani

rawat inap

minimal 3

× 24 jam.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa secara

umum diferensiasi

dan kualitas

pelayanan

mempengaruhi

kepuasan pasien.

Koefisien

determinasi (R2)

sebesar 0,547

memberi pengertian

bahwa 54,7 kualitas

pelayanan jasa

ditentukan oleh

differensiasi jasa

dan kepuasan

pasien. Nilai

probabilitas

variabel

differensiasi jasa

dan pelayanan

yakni 0,000 jauh

dibawah 0,05 (25).

17 Hariani Ritonga

(2019)

http://repository.u

insu.ac.id

Analisis

Pengaruh

Kualitas

Pelayanan,

Harga, Dan

Fasilitas

Terhadap

Kepuasan

Pasien Rawat

Analisis

regresi linear

berganda

Dengan

menggunak

an metode

Non

Probability

Sampling

Hasil penelitian

diketahui variabel

Kualitas Pelayanan,

Harga dan Fasilitas

sebesar 66,2%,

sedangkan sisanya

sebesar 33,8%

dipengaruhi oleh

faktor lain yang

Page 33: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

16

Inap Di Rumah

Sakit Umum

Daerah

Rantauprapat.

Universitas

Islam Negeri

Sumatera Utara.

tidak diteliti dalam

penelitian ini (26).

18 Andi Hakim

Lubis (2019)

http://repository.u

t.ac.id

Pengaruh

Kualitas

Pelayanan, Citra

Rumah Sakit,

Nilai Pelanggan

Terhadap

Kepuasan

Pasien Di

Rumah Sakit

Umum Tiara

Pematang

Siantar.

Menggunaka

n Likert’s

Summated

Rating.

Penelitian

ini

menggunak

an non

probability

sampling

dengan

jenis

accidental

sampling.

Hasil penelitian

menunjukkan (1)

kualitas pelayanan

secara parsial

berpengaruh

signifikan terhadap

kepuasan pasien

dengan koefisien

regresi 0,09 (2)

citra rumah sakit

secara parsial tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

kepuasan pasien (3)

nilai pelanggan

secara parsial

berpengaruh

signifikan terhadap

kepuasan pasien

dengan koefisien

regresi 0,22 (4)

kualitas pelayanan,

citra rumah sakit,

clan nilai

pelanggan secara

simultan

berpengaruh

signifikan terhadap

kepuasan pasien

sebesar 38,5% (27).

19 Fauziah Andika

(2018)

http://www.jurnal.u

ui.ac.id

Analisis Faktor

Kepuasan

Pasien BPJS

JKRA dengan

Kinerja Perawat

di Rawat Inap

Rumah Sakit

Umum Daerah

Meuraxa Kota

Banda Aceh.

Penelitian ini

bersifat

deskriptif

analitik.

Teknik

pengambila

n sampel

adalah

accidental

sampling.

Hasil penelitian

menunjukkan

kepuasan pasien

BPJS JKRA

menurut aspek

Bukti fisik

didapatkan p value

0,023, kehandalan

p value 0,000,

Page 34: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

17

kepedulian p value

0,055, empati p

value 0,003,

jaminan p value

0,035 dengan

kinerja perawat di

rawat inap Rumah

Sakit Umum

Daerah Meuraxa

Kota Banda Aceh

(28).

20 Fitriyuli Mayasari

(2015)

http://journal.fkm.u

i.ac.id

Analisis

Hubungan

Waktu

Pelayanan dan

Faktor Total

Quality Service

Terhadap

Kepuasan

Pasien di

Poliklinik

Kebidanan dan

Kandungan

RSIA Anugerah

Medical Centre

Kota Metro

Tahun 2015.

Penelitian

Kuantitatif

dengan

desain

potong

lintang

(cross

sectional)

dengan

melakukan

analisis

korelasi.

Salah satu

alat untuk

mengidenti

fikasi

kebutuhan

konsumen

rumah sakit

adalah

dengan

Total

Quality

Service

(TQS).

Hasil penelitian

menyatakan bahwa

waktu tunggu

poliklinik, waktu

pemeriksaan dokter

tidak

mempengaruhi

kepuasan pasien.

Kualitas personil,

pelayanan

administrasi,

pengalaman

perawatan medis,

dan tanggung

jawab sosial

memiliki hubungan

yang signifikan

dengan kepuasan

pasien (29).

21 Yurita Mailintina

(2018)

http://ejournal.uri

ndo.ac.id

Pengaruh Mutu

Pelayanan

Terhadap

Loyalitas

Pelanggan di

Instalasi Rawat

Jalan Rumah

Sakit

Bhayangkara

Brimob tahun

2018.

Penelitian

ini

menggunak

an

penelitian

kuantitatif

analitik

dengan

metode

analitik

observasion

al dan

desain

penelitian

survei cross

Pasien yang

tidak

mengunjungi

instalasi rawat

jalan Rumah

Sakit

Bhayangkara

Brimob.

Hasil ditemukan

bahwa fungsi

terapeutik secara

parsial

mempengaruhi

kunjungan ulang di

Instalasi Rawat

Jalan Brimob

Rumah Sakit

Bhayangkara. Hal

ini ditunjukkan

oleh nilai Sig =

0,023 <0,05 reject

Ho artinya ada

hubungan antara

Page 35: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

18

sectional. fungsi terapi

kunjungan ulang

(30).

22 Hapni Khairani

Harahap (2017)

http://repositori.us

u.ac.id

Analisis Indeks

Kepuasan

Pasien Rawat

Inap di Rumah

Sakit Umum

Daerah(Rsud)

Gunung Tua

Kabupaten

Padang Lawas

Utara Tahun

2017.

Penelitian

ini dengan

survei

deskriftif.

Menggunakan

teknik

accidental

sampling.

Hasil penelitian

menunjukkan nilai

indeks yang

diperoleh sebesar

2,71 dan nilai IKM

sebesar 67,25 yang

berada pada

Interval Konversi

62,51 – 81,25

sehingga mutu

pelayanan B dan

kinerja pelayanan

rawat inap di

RSUD Gunung Tua

dapat dikatakan

Baik (31).

23 Cahyo Setiawan

(2018)

http://eprints.ums.

ac.id

Hubungan Daya

Tanggap

(Responsiveness

) Pelayanan

Fisioterapi

Dengan Tingkat

Kepuasan

Pasien Peserta

Jaminan

Kesehatan

Nasional Di

Rumah Sakit

PKU

Muhammadiyah

Jatinom Klaten.

Penelitian

merupakan

analitik

observasion

al dengan

menggunak

an

pendekatan

Cross

Sectional

Study.

Penelitian ini

menggunakan

teknik

Convenience

sampling.

Menunjukkan

bahwa sebagian

besar tingkat

kepuasan pasien

peserta jaminan

kesehatan nasional

di Rumah Sakit

PKU

Muhammadiyah

Jatinom Klaten

berada dalam

kategori puas

(91,4%) (32).

24 Indria Sukma

Sektiyaningsih

(2019)

http://journal.uta4

5jakarta.ac.id

Pengaruh

Kualitas

Pelayanan

Terhadap

Kepuasan, Citra

Dan Loyalitas

Pasien (Studi

pada Unit Rawat

Jalan Rsud

Mampang

Prapatan Jakarta

Selatan).

Analisis

data

menggunak

an SEM

dengan

program

AMOS

versi 24.

Penentuan

sampel

responden

dilakukan

secara

purposive

sampling.

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa: kualitas

pelayanan

mempunyai

pengaruh yang

positif dan

signifikan terhadap

kepuasan, kualitas

pelayanan

mempunyai

pengaruh yang

Page 36: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

19

positif dan

signifikan terhadap

citra rumah sakit,

kualitas pelayanan

berpengaruh negatif

tidak signifikan

terhadap loyalitas

pasien, kepuasan

pelanggan

berpengaruh positif

tidak signifikan

terhadap citra

rumah sakit,

kepuasan

pelanggan

berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap loyalitas

pasien, citra

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap loyalitas

pasien (33).

25 Mayang Sari

(2017)

http://scholar.una

nd.ac.id

Analisis Tingkat

Kepuasan

Pasien Di

Poliklinik

Penyakit Dalam

RSUD DR.

Rasidin Padang.

Penelitian

kuantitatif

dengan

desain

survei

deskriptif.

Menggunakan

metode simple

random block

sampling.

Hasil penelitian

menunjukkan

sebagian besar

pasien puas (67%).

Dimensi

kehandalan

(56,6%), daya

tanggap (78,8%),

jaminan (76,4%),

dan empati (62,3%)

berada dalam

kategori baik

sedangkan dimensi

bukti langsung

(63,2%) dalam

kategori tidak baik

(34).

Page 37: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

20

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Rumah sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang

harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau

oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah

Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan, dan gawat darurat (35).

SK Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992 menyebutkan

bahwa rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar,

spesialistik dan subspesialistik. Rumah sakit ini mempunyai misi memberikan

pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugasnya adalah melaksanakan

upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan

upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu

dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

Untuk itu Rumah Sakit umum perlu mempunyai fungsi pelayanan medis,

penunjang medis, pelayanan dan asuhan keperawatan, rujukan, pendidikan dan

pelatihan, penelitian dan pengembangan serta menyelenggarakan administrasi

umum dan keuangan (36)

Page 38: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

21

Menurut WHO (World Health Organization) rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medic.

Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi

rumah sakit adalah:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Rumah Sakit berdasarkan jenis kelasnya di Indonesia dibedakan menjadi

empat kelas (Kepmenkes No. 51 Menkes/SK/II/1979), yaitu :

a. Rumah sakit kelas A

b. Rumah sakit kelas B (Pendidikan dan non kependidikan)

c. Rumah Sakit kelas C

d. Rumah Sakit kelas D

Kelas rumah sakit juga dibedakan berdasarkan jenis pelayanan yang

tersedia. Pada rumah sakit kelas A tersedia pelayanan spesialistik yang luas

termasuk subspesialistik. Rumah sakit kelas B mempunyai pelayanan minimal

sebelas spesialistik dan subspesialistik terdaftar. Rumah sakit kelas C mempunyai

Page 39: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

22

minimal empat spesialistik dasar (bedah, penyakit dalam, kebidanan, dan anak).

Di Rumah sakit kelas D hanya terdapat pelayanan medis dasar (37).

2.2.2. Standar Pelayanan Rumah Sakit

Satandar pelayanan minimal rumah sakit diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal

rumah sakit, dalam peraturan tersebut menyebutkan jenis-jenis pelayanan,

indikator dan standar pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit.

2.2.3. Mutu Pelayanan Rumah Sakit

Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat dikelompokkan menjadi

tiga hal yaitu :

1. Struktur (sarana fisik, peralatan, dana, tenaga kesehatan dan non

kesehatan, serta pasien).

2. Proses (manajemen rumah sakit baik manajemen interpersonal, teknis

maupun pelayanan keperawatan yang kesemuanya tercermin pada

tindakan medis dan nonmedis kepada pasien).

3. Outcome

Setiap orang yang terlibat dalam layanan kesehatan, seperti pasien,

masyarakat dan organisasi masyarakat, profesi layanan kesehatan, dinas

kesehatan, dan pemerintah daerah, pasti mempunyai pandangan yang berbeda

tentang unsur apa yang penting dalam mutu layanan kesehatan. Perbedaan dalam

latar belakang, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, pengalaman, lingkungan dan

kepentingan (37).

Page 40: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

23

Setiap orang akan menilai mutu layanan kesehatan berdasarkan standar

dan atau karakteristik/kriteria yang berbeda-beda. Salah satu kesulitan dalam

merumuskan pengertian mutu layanan kesehatan adalah karena mutu layanan

kesehatan itu sangat melekat dengan faktor-faktor subjektivitas orang yang

berkepentingan, baik pasien/konsumen, pemberi layanan kesehatan (provider),

penyandang dana, masyarakat, ataupun pemilik sarana layanan kesehatan (38).

2.2.4. Kepuasan Pasien

Komponen kepuasan pasien dari mutu layanan kesehatan menjadi salah

satu komponen utama atau penting. Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome)

layanan kesehatan. Dengan demikian, kepuasan pasien merupakan salah satu

tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan. Dapat dibuktikan bahwa pasien

dan/atau masyarakat yang mengalami kepuasan terhadap layanan kesehatan yang

diselenggarakan cenderung mematuhi nasihat, setia atau taat terhadap rencana

pengobatan yang telah disepakati. Sebaliknya, pasien dan/atau masyarakat yang

tidak merasakan kepuasan atau kekecewaan sewaktu menggunakan layanan

kesehatan cenderung tidak mematuhi rencana pengobatan, tidak mematuhi

nasihat, berganti dokter atau pindah ke fasilitas layanan kesehatan lain.

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai

akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (38).

Page 41: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

24

2.2.4.1.Indikator Kepuasan Pasien

Kepuasan Pasien akan diukur dengan indikator yaitu kepuasan terhadap

akses layanan kesehatan, kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk

hubungan antar manusia, kepuasan terhadap system layanan kesehatan,.

1. Kepuasan Terhadap Akses Layanan Kesehatan

Kepuasan terhadap akses layanan kesehatan akan dinyatakan oleh sikap dan

pengetahuan tentang :

a. Sejauh mana layanan kesehatan itu tersedia pada waktu dan tempat saat

dibutuhkan

b. Kemudahan memperoleh layanan kesehatan, baik dalam keadaan biasa

ataupun keadaan gawat darurat

c. Sejauh mana pasien mengerti bagaimana system layanan kesehatan itu

bekerja, keuntungan dan tersedianya layanan kesehatan.

2. Kepuasan Terhadap Mutu Layanan Kesehatan

Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan akan dinyatakan oleh sikap

terhadap :

a. Kompetensi teknik dokter dan/atau profesi layanan kesehatan lain yang

berhubungan dengan pasien

b. Keluaran dari penyakit atau bagaimana perubahan yang dirasakan oleh

pasien sebagai hasil dari layanan kesehatan

3. Kepuasan Terhadap Proses Layanan Kesehatan, Termasuk Hubungan

Antarmanusia

Page 42: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

25

Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubungan antar

manusia akan ditentukan dengan melakukan pengukuran :

a. Sejauh mana ketersediaan layanan Puskesmas dan atau Rumah Sakit

menurut penilaian pasien

b. Persepsi tentang perhatian dan kepedulian dokter dan atau profesi layanan

kesehatan lain

c. Tingkat pengertian tentang kondisi atau diagnosis

d. Sejauh mana tingkat kesulitan untuk dapat mengerti nasihat dokter

dan/atau rencana pengobatan

4. Kepuasan Terhadap Sistem Layanan Kesehatan

Kepuasan terhadap system layanan kesehatan ditentukan oleh sikap

terhadap :

a. Fasilitas fisik dan lingkungan layanan kesehatan

b. Sistem perjanjian. Termasuk menunggu giliran, waktu tunggu, pemanfaatn

waktu selama menunggu, sikap mau menolong atau kepedulian personel,

mekanisme pemecahan masalah dan keluhan yang timbul

c. Lingkup dan sifat keuntungan dan layanan kesehatan yang ditawarkan.

Hal tersebut dinyatakan melalui pengamatan :

a. Luasnya layanan medik yang digunakan di luar system layanan kesehatan

b. Proporsi pasien yang meninggalkan program dan memilih program

kesehatan lain.

c. Jumlah dan jenis keluhan yang diterima system layanan kesehatan

d. Perjanjian yang batal dan angka pembatalan

Page 43: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

26

e. Angka ketersediaan obat dari resep obat yang diberikan

f. Proporsi pasien yang mengganti dokter (jika dimungkinkan oleh system)

(38).

2.2.4.2. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien menyatakan

bahwa ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan klien, meliputi:

1. Sarana Fisik (Tangible), berupa bukti fisik yang dapat dilihat, yang meliputi

gedung, perlengkapan, seragam pegawai dan sarana komunikasi.

2. Kehandalan (Reliability), berupa kemampuan dalam memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan cepat, akurat dan memuaskan

3. Ketanggapan (Responsiveness), berupa inisiatif para pegawai untuk

membantu para pelanggan dengan tanggap. Dalam memberikan pelayanan

hendaknya tanggap terhadap kebutuhan klien sehingga dapat membantu klien

bahkan sebelum klien menyadarinya atau memintanya.

4. Jaminan (Assurance), yaitu pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat

dapat dipercaya yang dipunyai para Tenaga Kesehatan.

5. Kepedulian (Emphaty), berupa kemudahan dalam membangun hubungan

komunikasi yang baik antara pegawai dengan klien, perhatian pribadi, dan

dapat memahami kebutuhan pelanggan.

Sedangkan menurut pendapat Budiastuti mengemukakan bahwa pasien dalam

mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada

beberapa faktor, antara lain :

Page 44: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

27

1) Kualitas produk atau jasa, pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk atau jasa yang digunakan berkualitas. Persepsi

konsumen terhadap kualitas poduk atau jasa dipengaruhi oleh dua hal yaitu

kenyataan kualitas poduk atau jasa yang sesungguhnya dan komunikasi

perusahaan terutama iklan dalam mempromosikan rumah sakitnya

2) Harga, merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan

kualitas guna mencapai kepuasan pasien. Meskipun demikian elemen ini

mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin

mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar.

Sedangkan rumah sakit/ instansi Kesehatan yang berkualitas sama tetapi

berharga murah, memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.

3) Biaya, mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan

biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan jasa

pelayanan, cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut

Kepuasan pelanggan dipandang sebagai unsur penentu penilaian baik

buruknya suatu rumah sakit. Menurut Heriandi dalam Herlambang, unsur penentu

penilaian baik dan buruknya sebuah rumah sakit ada tiga komponen yang

mempengaruhi kepuasan, yaitu : Aspek klinis, efisiensi, dan efektivitas, serta

keselamatan pelanggan.

Aspek klinis, merupakan komponen yang menyangkut pelayanan dokter,

perawat dan terkait dengan teknis medis. Efisiensi dan efektivitas, menunjuk pada

pelayanan yang murah, tepat guna, tidak ada diagnosa dan terapi yang berlebihan.

Aspek keselamatan pelanggan, adalah upaya perlindungan pelanggan dari hal-hal

Page 45: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

28

yang dapat membahayakan keselamatan pelanggan, seperti jatuh, kebakaran, dan

lain-lain (39).

Dalam pengalaman sehari-hari, ketidakpuasan pasien yang paling sering

dikemukakan dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku petugas rumah sakit

antara lain :

1. Keterlambatan pelayanan dokter dan perawat.

2. Dokter sulit ditemui.

3. Dokter yang kurang komunikatif dan informatif.

4. Lamanya proses masuk pasien ke rumah sakit.

Beberapa indikator kepuasan pasien di rumah sakit sebagai indikator mutu

pelayanan di rumah sakit, adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan masuk rumah sakit, yaitu :

a. Lama waktu pelayanan sebelum dikirim ke ruang perawatan

b. Pelayanan petugas yang memproses masuk ke ruang perawatan

c. Kondisi tempat menunggu sebelum dikirim ke ruang perawatan

d. Pelayanan petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD).

e. Lama pelayanan di ruang IGD

f. Kelengkapan peralatan di ruang IGD.

2. Pelayanan dokter, yaitu :

a. Sikap dan perilaku dokter saat melakukan pemeriksaan rutin

b. Penjelasan dokter terhadap pengobatan yang akan dilakukannya

c. Ketelitian dokter memeriksa pasien

d. Kesungguhan dokter dalam menangani penyakit pasien\

Page 46: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

29

e. Penjelasan dokter tentang obat yang harus diminum

f. Penjelasan dokter tentang makanan yang harus dipantang

g. Kemanjuran obat yang diberikan dokter

h. Tanggapan dan jawaban dokter atas keluhan pasien

i. Pengalaman dan senioritas dokter.

3. Pelayanan perawat, yaitu :

a. Keteraturan pelayanan perawat setiap hari (pemeriksaan nadi, suhu

tubuh, dan sejenisnya).

b. Tanggapan perawat terhadap keluhan pasien

c. Kesungguhan perawat melayani kebutuhan pasien

d. Keterampilan perawat dalam melayani (menyuntik, mengukur tensi, dan

lain-lain) (37).

2.2.5. Kompetensi

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan

pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut

(40).

Kompetensi adalah karakteristik dasar yang terdiri dari kemampuan (skill),

pengetahuan (knowledge) serta atribut personal (personal atributs) lainnya yang

mampu membedakan seseorang perform dan tidak perform. Miller, Rankin dan

Neathey menyatakan kompetensi didefenisikan sebagai gambaran tentang apa

yang harus diketahui atau dilakukan seseorang agar dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan baik (41). Kompetensi adalah karakteristik yang mendasari

Page 47: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

30

seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya,

dan ada lima komponen utama pembentuk kompetensi, yaitu ;

1. Pengetahuan (knowledge) adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk

bidang tertentu. Pengetahuan merupakan kompenen utama kompetensi yang

mudah diperoleh dan mudah diidentifikasi.

2. Keterampilan (skill), kemampuan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas

atau pekerjaan. Keterampilan lebih sukar dimiliki daripada pengetahuan

3. Konsep diri (self-concept), merupakan sikap atau nilai yang dimiliki

seseorang yang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang

diperoleh sejak kecil sampai saat tertentu;

4. Ciri diri (trait), adalah karakter bawaan diri atau watak/sifat yang membuat

orang untuk berprilaku, dan bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan

cara tertentu

5. Motif, adalah sesuatu yang dipikirkan atau diinginkan seseorang secara

konsisten yang dapat menghasilkan perbuatan.

Terdapat 6 (enam) tingkatan yang dicakup dalam domain pengetahuan

(kognitif) yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

Page 48: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

31

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan,menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

Page 49: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

32

baru dari formulasi-formulasiyang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian- penilaian ini didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria

yang telah ada.

Adapun klasifikasi kompetensi menurut Mustopadidjaja (2008) terbagi

kedalam empat jenis, yaitu :

1. Kompetensi Tekhnis (Technical Competence), yaitu kompetensi mengenai

bidang yang menjadi tugas pokok organisasi. Kompetensi ini antara lain

meliputi operasional sistem prosedur kerja, yang berkaitan dengan

pelaksanaan kebijakan dan tugas instansi, penerapan sistem dan prinsip –

prinsip akuntabilitas.

2. Kompetensi Manajerial (Manajerial Competence), kompetensi yang

berkaitan dengan kemampuan manajerial yang dibutuhkan dalam menangani

tugas-tugas organisasi. Kompetensi ini meliputi kemampuan menerapkan

konsep dan tehnik perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, koordinasi

dan evaluasi kinerja unit organisasi, juga kemampuan dalam melaksanakan

prinsip-prinsip good governance dalam manajemen pemerintahan.

3. Kompetensi Sosial (Social Competence), kemampuan melakukan komunikasi

yang dibutuhkan oleh organisasi dalam pelaksanaan tugas pokoknya.

Page 50: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

33

Kompetensi ini secara internal memotivasi sumberdaya manusia dalam

meningkatkan produktivitas kerja, secara eksternal melaksanakan kemahiran,

kolaborasi, pengembangan jaringan kerja dengan berbagai lembaga dalam

rangka meningkatkan citra dan kinerja organisasi.

4. Kompetensi Intelektual/Strategik, kemampuan untuk berpikir secara strategik

dengan visi jauh kedepan. Kompetensi ini meliputi kemampuan merumuskan

visi, misi strategi dalam rangka mencapai tujuan organisasi sebagai bagian

integral dari pembangunan nasional, merumuskan dan memberikan masukan

untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang logis dan

sistematis, memahami paradigma pembangunan kesehatan yang relevan serta

kemampuan dalam menjelaskan kedudukan, tugas, fungsi organisasi

kesehatan dalam mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan Indonesia (42).

Kompetensi pegawai sangat diperlukan setiap organisasi terutama untuk

meningkatkan kinerja. Terdapat 3 manfaat dari kompetensi, yaitu :

1. Prediktor kesuksesan kerja. Model kompetensi yang akurat akan dapat

menentukan dengan tepat pengetahuan serta keterampilan apa saja yang

dibutuhkan untuk berhasil dalam suatu pekerjaan. Apabila seseorang

pemegang posisi mampu memiliki kompetensi yang dipersyaratkan pada

posisinya maka ia dapat diprediksi akan sukses.

2. Merekrut karyawan yang andal. Apabila telah berhasil ditentukan

kompetensi-kompetensi apa saja yang diperlukan suatu posisi tertentu,

maka dengan mudah dapat dijadikan kriteria dasar dalam rekrutmen

karyawan baru.

Page 51: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

34

3. Dasar penilaian dan pengembangan karyawan. Identifikasi kompetensi

pekerjaan yang akurat juga dapat dipakai sebagai tolak ukur kemampuan

seseorang. Dengan demikian, berdasarkan sistem kompetensi ini dapat

diketahui apakah seseorang telah bagaimana mengembangkannya, dengan

pelatihan dan pembinaan atau perlu dimutasikan kebagian lain.

2.2.5.1. Standar Kompetensi Fisioterapi

Standar kompetensi fisioterapi menurut menteri kesehatan no 376 tahun

2007 bahwa kompetensi fisioterapi dibagi menjadi kompetensi umum dan

kompetensi akademik.

1. Standar Kompetensi Umum

a) Kompetensi berbahasa Inggris

Mampu membaca dan mengerti, berbicara dan berkomunikasi, menulis

dengan benar minimal dalam bidangnya (fisioterapi)

b) Kompetensi menggunakan computer

Mampu mengakses data dan informasi dari tempat lain, termasuk

informasi pengembangan profesi dan informasi lapangan kerja.

c) Kompetensi etos kerja (disiplin, jujur, teliti, tanggung jawab, kematangan

emosi)

1. Disiplin, terutama disiplin waktu sangat penting bagi perusahaan

dalam melayani pelanggan.

2. Kejujuran, setidaknya kejujuran ilmiah harus ditanamkan sejak dini

misalnya dalam penelitian harus jujur menyajikan data yang

digunakan, mengakui dan menghargai pendapat orang lain. Kebiasaan

Page 52: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

35

menyontek dan memanipulasi data akan terbawa dalam bekerja kelak,

sehingga cenderung menjadi penipu.

3. Ketelitian, dalam mengerjakan persoalan, penelitian, eksperimen

semua harus ditekankan.

4. Tanggungjawab, akan terbantu apabila orang itu mencintai dan bangga

ternadap pekerjaannya, maka orang akan berusaha bekerja dengan

sebaik mungkin.

5. Kematangan emosi, sangat diperlukan dalam perusahaan, karena kalau

orang mudah tersinggung cepat marah dalam menghadapi persoalan

tentu sulit untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan

baik.

d) Kompetensi bekerjasama

e) Kompetensi mengekspresikan diri

2. Kompetensi Akademik

a. Kompetensi kognitif

b. Kompetensi afektif

c. Kompetensi psikomotor

3. Kompetensi Manajemen (43).

Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada

individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan

gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan

penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis

dan mekanis), pelatihan fungsi, Komunikasi.

Page 53: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

36

Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal fisioterapi

dan kepadanya diberikan kewenangan tertulis untuk melakukan tindakan

fisioterapi atas dasar keilmuan dan kompetensi yang dimilikinya sesual dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Standar Kompetensi Fisioterapi adalah pernyataan-pernyataan mengenai

pelaksanaan tugas seorang fisioterapis di tempat kerja yang digambarkan dalam

bentuk out put seperti :

1. Apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh seorang fisioterapis?

2. Tingkat kesempurnaan pelaksanaan kerja seorang fisioterapis yang di

harapkan.

3. Bagaimana menilai bahwa kemampuan seorang fisioterapis telah berada pada

tingkat yang diharapkan

Standar kompetensi fisioterapi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan

tugas atau pekerjaan tetapi dilandasi pula bagaimana dan mengapa tugas itu

dikerjakan. Dengan kata lain standar kompetensi fisioterapi meliputi faktor-faktor

yang mendukung seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mengerjakan

suatu tugas dalam kondisi normal di tempat kerja serta kemampuan mentransfer

dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang

berbeda.

Kompetensi Interpersonal diasumsikan sebagai sikap petugas terhadap pasien

yang penuh perhatian atau keramahan dan dapat dipercaya, sebagi suatu

keterampilan yang dimiliki orang sejak lahir atau yang timbul secara perlahan-

lahan setelah pengalaman selama bertahun-tahun. Sementara untuk disukai oleh

Page 54: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

37

pihak lain dalam menjalin hubungan sangat terkait dengan ketulusan,

ketergantungan, kebenaran, kebijaksanaan dan pertimbangan. Semuanya

dihubungkan dengan kepercayaan. Faktor-faktor lain yang biasanya diasosiasikan

dengan daya tarik partner dari suatu hubungan adalah kemudahan dan frekuensi

dalam berinteraksi, keakraban, perasaan dekat dan keramahan.

Gunarsa mengemukakan bahwa seorang petugas (fisioterapi dalam melakukan

hubungan dengan pihak lain, seharusnya memiliki ciri-ciri:

a. Penampilan menarik

Seorang yang sakit dan dirawat di rumah sakit, pada umumnya adalah pasien

yang menderita penyakit. Keadaan pasien yang menderita penyakit dapat

menimbulkan perasaan-perasaan yang tidak enak dan dapat menyebabkan tekanan

jiwa yang mengakibatkan perasaan putus asa dan sedih. Keadaan dalam diri

pasien sedapat mungkin dibantu dengan hiburan dan keadaan luar pasien yang

dapat mengangkat perasaan pasien supaya tidak mengalami tekanan-tekanan lagi.

Dalam hal ini seorang petugas fisioterapi dapat mengambil peranan dalam

mengubah suasana hati pasien yakni dengan penampilan yang menarik.

b. Kejujuran

Pada umumnya setiap orang ingin merasa tenang dalam hubungannya dengan

orang lain. Setiap orang ingin merasa aman dengan adanya orang lain

disekitarnya. Perasaan aman dan tenang akan diperolehnya dan ia tidak perlu

curiga terhadap orang lain. Ia akan merasa dirinya aman bila ia tidak merasa

dirinya terancam oleh orang lain. Dengan kata lain setiap orang ingin kepastian

akan sikap kejujuran orang lain terhadap dirinya.

Page 55: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

38

Sehubungan dengan perawatan, seorang pasien harus yakin bahwa seorang

petugas fisioterapi melakukan tugasnya dengan jujur. Seorang pasien tidak boleh

was-was, curiga bahwa petugas fisioterapi akan menipu dirinya. Pasien harus

yakin bahwa sikap petugas fisioterapi sepenuhnya dipengaruhi oleh minat

pengabdian yang murni bukan oleh harapan bahwa ia akan memperoleh imbalan.

c. Keriangan

Untuk menujukkan sikap riang, tidak perlu tertawa atau tersenyum terus

menerus. Sikap riang dapat diperlihatkan dengan sikap yang biasa, tanpa keluhan,

tanpa menggerutu, tanpa marah-marah ataupun cacian. Memang mudah untuk

memperlihatkan sikap riang apabila keadaan sekitarnya menyenangkan dan beres

semuanya. Seorang petugas fisioterapi sebaiknya dapat menghadapi situasi yang

penuh kesulitan, kekecewaan kepada orang lain. Sedapat mungkin seorang

petugas fisioterapi siap senyum, memberi salam dengan ramah dan memiliki sikap

umum yang optimis dan percaya diri.

d. Berjiwa positif

Dalam pekerjaan, seorang petugas fisioterapi seolah-olah berlomba dalam

pelaksanaan tugasnya. Kita harus berlomba dalam arti bekerja, merawat pasien.

Mungkin sama halnya dengan pertandingan dan perlombaan dalam bidang olah

raga, jadi mereka yang berlomba harus berjiwa positif. Berjiwa positif dalam arti

mau mengakui kekurangan diri sendiri bila ternayata ada orang lain yang memang

lebih unggul dari kita. Seorang petugas fisioterapi juga perlu berjiwa positif.

Dalam pelaksanaan tugasnya, perlu menagkui kekurangan diri sendiri, bila

ternyata ada seorang petugas fisioterapi lain yang lebih unggul. Perlu jujur dan

Page 56: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

39

tetap berusaha memperbaiki cara-cara fisioterapi dan dapat mengikuti tekni

fisioterapi yang lain, yang ternyata lebih efektif.

e. Rendah Hati

Pada umumnya seseorang yang sudah berhasil dalam mencapi cita-citanya

jarang membicarakan hasil yang telah dicapainya. Bahkan sering terlihat bahwa

orang yang berhasil, malu bila menjadi pusat perhatian orang dan mendapat

pujian. Kerendahan hati dalam tingkah laku merupakan tanda kebesaran hati.

Sebaliknya seseorang menyadari kekuatan dan batas-batas kemampuannya dan

yakin akan keberhasilannya dalam batas-batas kemampuan tersebut. Seorang

petugas fisioterapi harus dapat meninggalkan kesan pada orang lain melalui

perbuatan dan tindakannya dan bukan karena ucapan memuji diri. Tentu saja

boleh menceritakan tentang keberhasilan pada keluarga sendiri atau teman baik.

Tetapi perlu diingat supaya tidak menjemukan pasien dan teman sejawat dengan

cerita-cerita mengenai diri sendiri. Sebaiknya justru harus menunjukkan minat

terhadap cerita mereka.

f. Murah Hati

Seorang yang murah hati, bukan berarti bahwa orang tersebut harus

memberikan hadiah-hadiah kepada orang lain. Kemurahan hati tidak perlu

dinyatakan dalam pemberian macam-macam hadiah, melainkan memberi

pertolongan dan bantuan. Tentunya perlu dijaga supaya pasien tidak

mengeksploitir secara berlebhian. Perlu juga diingat kewajiban memberi

pertolongan tanpa mengharapkan imbalan dalam bentuk hadiah-hadiah yang

muluk-muluk.

Page 57: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

40

g. Keramahan, simpati dan kerja sama

Pada umumnya diharapkan petugas fisioterapi menunjukkan perhatian, minat

dan simpati terhadap peristiwa-peristiwa yang dialami pasien. Petugas fisioterapi

pun sebaiknya bersikap kooperatif yang disertai kejujuran sehingga dapat terjalin

kerjasama antara pasien dan petugas fisioterapi. Sikap kooperatif bukan berarti

bahwa semua tingkah laku dan perbuatan selalu disetujui. Bahkan mungkin saja

minat yang ditunjukkan orang lain, bersifat kurang baik, khususnya bila perbuatan

seseorang dikritik dan disalhkan dengan alasan yang tepat.

Dalam hal ini hendaknya diperhatikan perlunya sikap ramah dan bersedia

bekerjasama dengan orang lain.

h. Dapat dipercaya

Seorang dapat merasa santai dengan orang lain, bila ia percaya penuh akan

maksud dan itikad baik orang lain. Kita harus dapat dipercaya oleh orang lain dan

dapat mempercayai orang lain. Perlu adanya keyakinan dan kepercayaan dari

keluarga, supervisor dan teman sekerja. Terutama perlu ada kepercayaan akan diri

sendiri, akan ketulusan hati, kejujuran dan itikad akan berusaha sebaik mungkin.

i. Loyalitas

Seorang teman dalam kesusahan adalah teman yang sungguh-sungguh.

Seorang teman memamng sungguh diperlukan oleh setiap orang. Setiap orang

memerlukan seseorang yang dapat dipercaya, harapan-harapan, dititipkan

rahasianya, ambisi, kekecewaannya dan yang sebaliknya tidak akan

mengecewakan kepercayaan pada orang tersebut. Dalam hal ini perlu kepercayaan

dalam loyalitas yang timbal balik. Apabila tidak dapat memperhatikan sikap loyal

Page 58: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

41

terhadap orang lain, teman sekerja, maka sebaiknya tidak mengharapkan sikap

loyal dari mereka melebihi loyalitas kita sendiri terhadap mereka.

Demikian pula kepercayaan yang telah diperoleh dari rumah sakit dimana kita

mengabdikan diri, perlu diperhatikan dalam sikap loyal dengan menjunjung nama

baik rumah sakit dalam perbuatan dan pelaksanaan tugas-tugas fisioterapi sebaik

mungkin.

j. Pandai menimbang perasaan

Dalam pergaulan perlu pandai menimbang rasa. Seorang petugas fisioterapi

yang pintar dan cekatan dalam fisioterapi perlu dapat menimbang perasaan orang

lain. Di samping kerapian pekerjaan, perlu memikirkan juga bagaiman perasaan

orang lain, pasien, teman sekerja, supervisor atau keluarga pasien. Perlu

dipertimbangkan apakah ucapan kita dapat menimbulkan luka hati orang lain atau

sebaliknya diterima dengan senang hati. Kita harus berusaha sedapat mungkin

untuk menjaga supaya ucapan kita tidak menyakiti orang lain atau menimbulkan

kejengkelan maupun iri hati pada orang lain.

k. Rasa Humor

Setiap orang perlu memiliki rasa humor. Kesanggupan untuk mengenal suatu

situasi yang lucu dan kesanggupan menyenangkan diri sendiri pada suatu saat

tertentu. Dengan kesanggupan berhumor ini seorang petugas fisioterapi dapat

mengurangi ketegangan dalam suatu situasi yang mengganggu. Pasien akan

senang bila seorang petugas fisioterapi dapat membawa suasana humor tanpa

banyak keramaian.

Page 59: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

42

l. Sikap Sopan Santun

Seorang petugas fisioterapi dalam tingkah laku dan tata bicar terhadap pasien

atau orang lain harus menunjukkan kesopanan. Perlu mengetahui tatakrama,

memahami nilai-nilai kebudayaan masyarakat sekelilingnya dengan cita rasa yang

baik.

Dalam melakukan hubungan dengan orang lain, tak terlepas dari kemampuan

petugas fisioterapi dalam melakukan komunikasi interpersonal. Komunikasi

interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, di mana

pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat

menerima dan menanggapi secara langsung pula. Kebanyakan komunikasi

interpersonal berbentuk verbal disertai ungkapan-ungkapan nonverbal dan

dilakukan secara lisan.

Agar komunikasi interpersonal berjalan lancar dan mendatangkan hasil yang

diharapkan, baik pemberi maupun penerima pesan perlu memiliki kemampuan

dan kecakapan komunikasi interpersonal yang diperlukan. Kompetensi

(Competence) komunikasi interpersonal adalah tingkat dimana perilaku kita dalam

komunikasi interpersonal sesuai dan cocok dengan situasi dan membantu kita

mencapai tujuan komunikasi interpersonal yang kita lakukan dengan orang lain.

Komunikasi interpersonal akan berhasil apabila memiliki kecakapan (skill)

tentang :

1. Kecakapan Sosial

Kecakapan sosial mengandung beberapa segi kecakapan kognitif adalah

kecakapan pada tingkat pemahaman, meliputi :

Page 60: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

43

a. Empati (empathy), kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan

orang lain tanpa meninggalkan sudut pandang sendiri tentang hal yang

menjadi bahan komunikasi

b. Perspektif sosial (Social Perspective), kecakapan melihat kemungkinan-

kemungkinan perilaku yang dapat diambil orang yang berkomunikasi

dengan dirinya. Dengan kecakapan itu kita dapat meramalkan perilaku apa

yang sebaiknya diambil dan dapat menyiapkan tanggapan kita yang tepat

dan efektif.

c. Kepekaan (Sensitivity) terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam

komunikasi interpersonal. Dengan kepekaan itu kita dapat menetapkan

perilaku mana yang diterima dan perilaku mana yang tidak diterima oleh

rekan yang berkomunikasi dengan kita. Karena dengan begitu kita dapat

mengambil perilaku yang memenuhi harapan-harapannya dan menghindari

perilaku yang mengecewakan harapan-harapannya.

d. Pengetahuan akan situasi pada waktu berkomunikasi. Ada waktu dan

tempat untuk segala sesuatu. Dalam komunikasi, situasi sekeliling dan

keadaan orang yang berkomunikasi dengan kita berperan penting.

Berdasarkan pengetahuan akan situasi, kita dapat menetapkan kapan dan

bagaimana masuk dalam percakapan, menilai isi dan cara berkomunikasi

dan selanjutnya mengolah pesan yang kita terima.

e. Memonitor diri (self monitoring). Kecakapan memonitor diri membantu

kita menjaga ketepatan perilaku dan jeli memperhatikan pengungkapan

diri orang yang berkomunikasi dengan kita. Orang yang memiliki self

Page 61: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

44

monitoring yang tinggi mampu menggunakan perilaku sendiri dan perilaku

orang lain untuk memilih perilaku selanjutnya yang tepat.

2. Kecakapan Behavioral

Kecakapan behavioral adalah kecakapan pada tingkat perilaku. Kecakapan ini

membantu kita untuk melaksanakan perilaku yang membawa kita mencapai

tujuan, baik personal maupun relasional dalam berkomunikasi dengan orang

lain. Kecakapan behavioral meliputi :

a. Keterlibatan interaktif (interactive involvement), kecakapan ini menetukan

tingkat keikutsertaan dan partisipasi kita dalam komunikasi dengan orang

lain, meliputi :

1) Sikap tanggap (responsiveness). Dengan sikap tanggap ini dengan

cepat kita akan membaca situasi sosial dimana kita berada dan tahu

apa yang harus dikatakan dan dilakukan serta bagaiman dikatakan dan

dilakukan.

2) Sikap perseptif (perceptiveness). Dengan kecakapan ini kita dibantu

untuk memahami bagaiman orang yang berkomunikasi dengan kita

mengartikan perilaku kita dan tahu bagaimana kita mengartikan

perilakunya

3) Sikap penuh perhatian (attentiveness). Kecakapan ini membantu kita

untuk menyadari faktor-faktor yang menciptakan situasi dimana kita

berada.

Page 62: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

45

b. Manajemen interaksi (interaction management). Kecakapan ini membantu

kita mampu mengambil tindakan yang berguna untuk mancapai tujuan

komunikasi.

c. Keluwesan perilaku (behavioral flexibility), kecakapan ini membantu kita

untuk melaksanakan berbagai kemungkinan perilaku yang dapat diambil

untuk mencapai tujuan komunikasi.

d. Mendengarkan (listening). Kecakapan ini membantu kita untuk dapat

mendengarkan orang yang berkomunikasi dengan kita tidak hanya isi,

tetapi juga perasaan, keprihatinan dan kekhawatiran yang menyertainya.

Kecakapan mendengarkan membuat kita menjadi rekan komunikasi yang

baik karena membuat orang yang berkomunikasi dengan kita merasa kita

terima dan kita dapat menanggapinya.

e. Gaya sosial (sosial style). Kecakapan ini membantu kita dapat berperilaku

menarik, khas dan dapat diterima oleh orang yang berkomunikasi dengan

kita

f. Kecemasan komunikasi (communication anxiety), dengan kecakapan ini

kita dapat mengatasi rasa takut, bingung dan kacau pikiran, tubuh gemetar

dan rasa demam panggung yang muncul dalam komunikasi dengan orang

lain.

2.2.6. Kualitas Tindakan Fisioterapi

Schroder (1991) menyatakan bahwa saat mendefinisikan kualitas tindakan

fisioterapi, perlu dipertimbangkan nilai-nilai dasar dan keyakinan para tenaga

fisioterapi, serta cara mereka mengorganisasi kegiatan fisioterapi tersebut. Intinya,

Page 63: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

46

latar belakang pemberian tugas dalam mutu fisioterapi yang berorientasi teknik,

mungkin akan didefinisikan cukup berbeda dengan tenaga fisioterapi yang

berlatar belakang pemberian kegiatan fisioterapi primer.

Dalam sistem yang berdasar pada kebutuhan namun berorientasi pada

tugas,jarang tersedia waktu untuk jenis pelayanan fisioterapi yang lebih holistik

dan ada kemungkinan bahwa metode fisioterapi hanya mencerminkan prosedur

dan teknik bukannnya masalah interpersonal dan kontekstual yang berkaitan

dengan mutu pelayanan.

Menurut The Patient’s Charter (dalam Shoder, 1991), standar kegiatan

fisioterapi adalah :

1. Menghargai manusia secara keseluruhan. Menyadari kapasitas, kekhawatiran

dan harapan setiap manusia merupakan hal yang penting. Sepenting

menyadari masalah kesehatan mereka dan juga untuk mengetahui kebutuhan

spiritual dan aspirasi mereka, serta hak mereka untuk hidup sampai batas

maksimal kemampuannnya

2. Menghargai individu. Seluruh staf seharusnya sensitif terhadap luasnya

keragaman karakter individu, keadaan sekitar, nilai-nilai dan latar belakang

kebudayaan individu

3. Menghargai martabat dan harga diri. Manusia mempunyai hak untuk

mengharapkan kejujuran, kehormatan, dan menjaga martabat mereka (44).

Page 64: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

47

2.3. Landasan Teori

2.3.1. Kerangka Teori

Komponen kepuasan pasien dari mutu layanan kesehatan menjadi salah

satu komponen utama atau penting. Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome)

layanan kesehatan. Dengan demikian, kepuasan pasien merupakan salah satu

tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan. Dapat dibuktikan bahwa pasien

dan/atau masyarakat yang mengalami kepuasan terhadap layanan kesehatan yang

diselenggarakan cenderung mematuhi nasihat, setia atau taat terhadap rencana

pengobatan yang telah disepakati. Sebaliknya, pasien dan/atau masyarakat yang

tidak merasakan kepuasan atau kekecewaan sewaktu menggunakan layanan

kesehatan cenderung tidak mematuhi rencana pengobatan, tidak mematuhi

nasihat, berganti dokter atau pindah ke fasilitas layanan kesehatan lain.(S Pohan,

2018)

Apabila persepsi konsumen/pelanggan/pasien terhadap kompetensi

petugas fisioterapi dalam memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan dan

harapan pelanggan maka pelanggan akan puas namun apabila persepsi pelanggan

tidak sesuai dengan harapan pelanggan maka akan timbul ketidakpuasan

pelanggan akan kompetensi petugas fisioterapi dalam memberikan pelayanan.

Page 65: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

48

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : (Kepmenkes, 2007), (S Pohan, 2018)

Beberapa hal lain yang juga mempengaruhi etos kerja yaitu (45).

a. Orientasi ke masa depan, yaitu segala sesuatu direncanakan dengan baik, baik

waktu, kondisi untuk ke depan agar lebih baik dari kemarin.

b. Penghargaan terhadap waktu, dengan adanya disiplin waktu merupakan hal

yang sangat penting guna efisien dan efektivitas bekerja.

c. Tanggung jawab, yaitu memberikan asumsi bahwa pekerjaan yang dilakukan

merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan ketekunan dan

kesungguhan.

Kualitas Pelayanan

Kesehatan

Klinik Fisioterapi

Kepuasan Pasien

Klinik Fisioterapi

Standar Kompetensi Fisioterapi

1. Kompetensi Umum

a. Kemampuan

berbahasa Inggris

b. Kompetensi

menggunakan

komputer

c. Kompetensi etos

kerja (Disiplin,

jujur, teliti,

tanggung jawab,

kematangan emosi)

d. Kompetensi bekerja

sama

e. Kompetensi

mengekspresikan diri

2. Kompetensi Akademik

a. Kompetensi Kognitif

b. Kompetensi Afektif

c. Kompetensi

Psikomotor

3. Kompetensi manajeman

Page 66: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

49

d. Hemat dan sederhana, yaitu sesuatu yang berbeda dengan hidup boros,

sehingga bagaimana pengeluaran itu bermanfaat untuk ke depan.

e. Persaingan sehat, yaitu dengan memacu diri agar pekerjaan yang dilakukan

tidak mudah patah semangat dan menambah kreativitas diri.

Usaha dalam meningkatkan etos kerja seseorang dapat dilakukan dengan

membina aspek kecerdasan dalam diri seseorang, diantaranya sebagai berikut. 1)

Kesadaran : keadaan mengerti akan pekerjaan. 2) Semangat : keinginan untuk

bekerja. 3) Kemauan : apa yang diinginkan atau keinginan, kehendak dalam

bekerja. 4) Komitmen : perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan. 5) Inisiatif :

usaha mula-mula, prakarsa dalam bekerja. 6) Produktif : banyak menghasilkan

sesuatu bagi perusahaan/organisasi. 7) Peningkatan : proses, cara atau perbuatan

meningkatkan usaha, kegiatan dan sebagainya. 8) Wawasan : konsepsi atau cara

pandang tentang bekerja.

Dalam meningkatkan kinerja pegawai, etos kerja sangat dibutuhkan bagi

pegawai untuk melaksanakan pekerjaan. Bahwa etos kerja adalah suatu jiwa

seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan perhatian yang penuh.

Dengan etos kerja, maka pekerjaan itu akan terlaksana dengan sempurna

walaupun banyak kendala yang harus di atasi, baik karena motivasi kebutuhan

atau karena tanggung jawab yang tinggi. Etos kerja dimanifestasikan ke dalam

sistem tingkah laku atau tindakan dalam bekerja sehingga menjadi pendorong

individu untuk melakukan kerja, sehingga akan mempengaruhi kinerja individu

dalam bekerja.

Page 67: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

50

2.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.5. Hipotesis Penelitian

1) Ada pengaruh kompetensi etos kerja petugas ditinjau dari kedisiplinan

petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

2) Ada pengaruh kompetensi etos kerja petugas ditinjau dari kejujuran

petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

3) Ada pengaruh kompetensi etos kerja petugas ditinjau dari ketelitian

petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

4) Ada pengaruh kompetensi etos kerja petugas ditinjau dari tanggung jawab

petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

Kepuasan Pasien

Klinik Fisioterapi

Kompetensi Etos Kerja :

1. Kedisiplinan

2. Kejujuran

3. Ketelitian

4. Tanggung jawab

5. Kematangan emosi

Page 68: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

51

5) Ada pengaruh kompetensi etos kerja petugas ditinjau dari kematangan

emosi petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

6) Ada pengaruh variable yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pasien

di Klinik Fisioterapi di RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh

Tengah.

Page 69: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

52

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik

dengan pendekatan cross sectional study dengan tujuan untuk menganalisis

pengaruh kompetensi etos kerja petugas terhadap kepuasan pasien di Klinik

Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2019

yang diamati pada periode dan waktu yang sama.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah di klinik fisioterapi Rumah Sakit

Umum Daerah Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan untuk penelitian ini adalah Oktober tahun 2019

yang dimulai dari survei awal, penyusunan proposal, penelitian, dan sidang tesis.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan yang

datang dan memeriksakan kesehatannya di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Umum

Datu Beru Bulan JuniTahun 2019 sebanyak 60 orang.

Page 70: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

53

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien rawat jalan yang

datang dan memeriksakan kesehatannya di Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Umum

Datu Beru Bulan Juni Tahun 2019 sebanyak 60 orang dengan teknik pengambilan

sampel secara purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut :

1. Pasien yang berkunjung memeriksakan kesehatannya ≥ 2 kali.

2. Pasien dapat berkomunikasi

3. Pasien bersedia menjadi sampel.

3.4. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.4.1. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah batasan yang digunakan untuk mendefenisikan

variabel-variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependen.

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah

1. Kedisplinan petugas fisioterapi didefinisikan sebagai pendapat pasien terhadap

kemampuan petugas fisioterapi dalam mematuhi atau menaati waktu kerja dan

istirahat di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

2. Kejujuran petugas fisioterapi didefinisikan sebagai pendapat pasien terhadap

kemampuan petugas fisioterapi dalam memberikan informasi di Klinik

Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

3. Ketelitian petugas fisioterapi didefinisikan sebagai pendapat pasien terhadap

kemampuan petugas fisioterapi dalam memperhatikan dengan detail seluruh

tindakan di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

Page 71: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

54

4. Tanggung jawab petugas fisioterapi didefinisikan sebagai pendapat pasien

terhadap kemampuan petugas fisioterapi dalam bersikap peduli terhadap pasien

di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

5. Kematangan emosi petugas fisioterapi didefinisikan sebagai pendapat pasien

terhadap kemampuan petugas fisioterapi dalam bersikap perhatian, kesabaran,

empati di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

6. Kepuasan pasien didefinisikan sebagai ungkapan puas atau tidak puas pasien

terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas fisioterapi di Klinik

Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

3.4.2 Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Independen dan Dependen

Variabel

Independen

Jumlah

Pertany

aan

Cara dan

Alat Ukur Hasil ukur Kategori Value

Skala

Ukur

Kompetensi Petugas

Fisioterapi

1. Kedisiplinan

Petugas

fisioterapi

2. Kejujuran

Petugas

Fisioterapi

3. Ketelitian

petugas

fisioterapi

4. Tanggung jawab

petugas

fisioterapi

5. Kematangan

emosi petugas

fisioterapi

7

7

7

7

7

Kuisioner

Kuisioner

Kuisioner

Kuisioner

Kuisioner

Ya = 1

Tidak = 0

Ya = 1

Tidak = 0

Ya = 1

Tidak = 0

Ya = 1

Tidak = 0

Ya = 1

Tidak = 0

baik (skor 5-7)

tidak baik (<5)

baik (skor 5-7)

tidak baik (<5)

baik (skor 5-7)

tidak baik (<5)

baik (skor 5-7)

tidak baik (<5)

baik (skor 5-7)

tidak baik (<5)

1

0

1

0

1

0

1

0

1

0

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Kepuasan Pasien 1 Kuesioner Ya = 1

Tidak = 0

- Puas

- Tidak Puas

1

0

Ordinal

Page 72: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

55

3.5. Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari

responden tentang kompetensi petugas kesehatan dan kepuasan pasien di RSUD

Datu Beru

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh pihak

lain. Data sekunder yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data laporan dari

RSUD Datu Beru Takengon berupa data pasien di klinik fisioterapi.

3. Data Tertier

Data tertier dalam penelitian ini diperoleh dari kemenkes, dan Jurnal

Kesehatan.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh langsung dari responden dan dikumpulkan melalui pengisian

kuesioner/angket tertutup, dan data sekunder yang diperoleh dari RSUD Datu

Beru.

3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.6.1 Uji Validitas

Sebelum penelitian dilakukan, instrumen yang digunakan untuk

mengambil data yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan ujicoba / tryout

instrumen, untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan keandalan

Page 73: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

56

(reliabilitas). Tujuan uji coba instrumen yang berhubungan dengan kualitas adalah

upaya untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Suatu instrumen itu valid,

apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan tinggi reliabilitas

menunjukkan bahwa instrument tersebut dapat mengukur apa yang dimaksud

dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan diantara subjek (46).

Teknik uji yang digunakan adalah korelasi product moment dimana skor

setiap pertanyaan diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor total seluruh

pertanyaan dengan rumus. Item pertanyaan secara empiris dikatakan valid jika

nilai r hitung > r tabel. Uji validitas dilakukan di RSU Muyang Kute Bener

Meriah dengan jumlah responden sebanyak 20 responden, dengan hasil sebagai

berikut :

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Kedisiplinan Petugas

No Butir Pertanyaan Sig.2-Tailed Hasil

1 0.806 Valid

2 0.511 Valid

3 0.831 Valid

4 0.512 Valid

5 0.827 Valid

6 0.654 Valid

7 0.831 Valid

Berdasarkan hasil uji coba di atas menunjukan bahwa dari 7 butir tes

semua butir tes valid dikarenakan nilai r hitung > 0,444.

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Kejujuran Petugas

No Butir Pertanyaan Sig.2-Tailed Hasil

1 0.799 Valid

2 0.551 Valid

3 0.780 Valid

4 0.558 Valid

5 0.775 Valid

6 0.689 Valid

7 0.816 Valid

Page 74: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

57

Berdasarkan hasil uji coba di atas menunjukkan bahwa dari 7 butir tes

semua butir tes valid dikarenakan nilai r hitung > 0,444.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Ketelitian Petugas

No Butir Pertanyaan Sig.2-Tailed Hasil

1 0.912 Valid

2 0.675 Valid

3 0.912 Valid

4 0.556 Valid

5 0.819 Valid

6 0.497 Valid

7 0.912 Valid

Berdasarkan hasil uji coba di atas menunjukkan bahwa dari 7 butir tes

semua butir tes valid dikarenakan nilai r hitung > 0,444.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Tanggung Jawab Petugas

No Butir Pertanyaan Sig.2-Tailed Hasil

1 0.806 Valid

2 0.511 Valid

3 0.831 Valid

4 0.512 Valid

5 0.827 Valid

6 0.654 Valid

7 0.831 Valid

Berdasarkan hasil uji coba di atas menunjukkan bahwa dari 7 butir tes

semua butir tes valid dikarenakan nilai r hitung > 0,444.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tentang Kematangan Emosi

No Butir Pertanyaan Sig.2-Tailed Hasil

1 0.504 Valid

2 0.621 Valid

3 0.848 Valid

4 0.584 Valid

5 0.760 Valid

6 0.465 Valid

7 0.848 Valid

Berdasarkan hasil uji coba di atas menunjukan bahwa dari 7 butir tes

semua butir tes valid dikarenakan nilai r hitung > 0,444.

Page 75: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

58

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan

sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap sama bila dilakukan

pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan

alat ukur yang sama. Menurut Arikunto tingkat reliabilitas dapat dilakukan

menggunakan SPSS melalui uji cronbach’s alpa dibandingkan dengan r tabel.

Apabila koefisien cronbach’s alpa ≥ 0.70 maka dapat dikatakan instrumen

tersebut reliabel, jika alpa > 0.90 maka reliabilitas sempurna, jika cronbach’s alpa

antara 0.70-0.90 maka reliabilitas tinggi, jika alpa 0.50-0.70 maka reliabilitas

moderat, jika alpa < 0.50 maka reliabilitas rendah. Jika alpha rendah,

kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel, dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

Variabel Cronbach’s Alpha Keputusan

r-Hitung r-Tabel

Kedisiplinan Petugas 0.835 0,444 Reliabel

Kejujuran Petugas 0.835 0,444 Reliabel

Ketelitian Petugas 0.872 0,444 Reliabel

Tanggung Jawab petugas 0.835 0,444 Reliabel

Kematanngan Emosi 0.779 0,444 Reliabel

Berdasarkan uji reliabilitas variabel diperoleh nilai cronbach alpha >

0,444 sehingga butir soal dinyatakan reliabel dan dapat digunakan dalam

penelitian.

Page 76: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

59

3.7. Metode Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan komputerisasi dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Collecting : Mengumpulkan data dari kuesioner, angket, maupun observasi.

2. Cheking : Dilakukan dengan memeriksakan kelengkapan jawaban kuesioner

atau lembar observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga

pengolahan data memberikan hasil yang valid dan reliabel dan terhindar dari

bias.

3. Coding : Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-

variabel yang di teliti.

4. Entering : Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden

yang masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program komputer yang digunakan peneliti yaitu SPSS.

5. Data processing : Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer

akan diolah sesuai dengan kebutuhan dari penelitian (47).

3.8. Analisa Data

3.8.1. Analisa Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan

pada tiap variabel dari hasil penelitian baik variabel dependen maupun variabel

independen.

3.8.2. Analisa Bivariat

Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel pada penelitian ini

maka analisis dilanjutkan pada tingkat bivariat. Untuk mengetahui hubungan

Page 77: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

60

(korelasi) antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat

(independent variable) (48).

Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel

bebas dengan variabel terikat digunakan analisis Chi-squaere, pada batas

kemaknaan perhitungan statistik p value (0,05). Apabila hasil perhitungan

menunjukkan nilai p < p value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya kedua

variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan (49).

3.8.3 Analisa Multivariat

Analisis multivariat merupakan analisis lanjutan untuk mengetahui ada

atau tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

secara bersama-sama. Analisis multivariat yang digunakan adalah dengan analisis

regresi logistik berganda dengan persamaan

P =

Keterangan

P = Probabilitas

𝝱i = 0,1,2.... ,n adalah parameter model regresi logistik

X1 = Kedisiplinan petugas fisioterapi

X2 = Kejujuran petugas fisioterapi

Page 78: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

61

X3 = Ketelitian petugas fisioterapi

X4 = Tanggung jawab petugas fisioterapi

X5 = Kematangan emosi petugas fisioterapi

Page 79: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah Datu Beru berdiri sejak masa penjajahan

kolonial Belanda yaitu pada tahun 1939. Pada tahun 2009 berdasarkan SK

Menkes RI Nomor 549/Menkes/SK/VII/2009, tanggal 15 Juli 2009 Rumah Sakit

Umum Datu Beru Takengon ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah

dengan klasifikasi kelas B, dan dapat juga ditetapkan sebagai Rumah Sakit

Pendidikan apabila memenuhi persyaratan dan kriteria yang berlaku. Dengan

jumlah karyawan sebanyak 801 orang, dokter umum sebanyak 27 orang, dokter

spesialis sebanyak 26 orang, paramedik sebanyak 576 orang dan non paramedik

sebanyak 172 orang.

Klinik RSUD Datu Beru Takengon memiliki luas kurang lebih 250 m²,

pada bagian belakang terdapat taman yang berfungsi sebagai tempat latihan

berjalan. Klinik fisioterapi dibagi menjadi tiga ruangan yaitu ruang administrasi,

ruang latihan dan ruang tindakan. Ruang administrasi digunakan juga sebagai

ruang rapat. Ruang latihan memiliki peralatan seperti Tilting Table, Shoulder

Girdle Exercise, cermin sikap, timbangan, Continuous Passive Motion (CPM)

Lower Extremity, Cervical/Lumbal Traction dan Cryo Therapy dan Knee

Exercise.

Ruang tindakan dibagi lagi menjadi empat ruang kecil yang dibatasi oleh

tirai. Ruangan ini digunakan sebagai ruang tindakan dengan menggunakan Elektro

therapeutic berupa infra merah, Laser, Ultrasonic Therapy, Ultra Violet,

Page 80: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

63

Shortwave Diathermy, Microwave Diathermy, Parafin bath dan Electrical

Stimulation.

Klinik fisioterapi memiliki 8 orang petugas yang dibagi menjadi 2

kelompok yang terdiri dari 4 orang pada setiap kelompok. Kelompok pertama

bertugas diruang rawat jalan dan kelompok kedua bertugas diruang rawat inap.

Pada struktur organisasi Klinik fisioterapi berada dibawah kepala bidang

penunjang. Secara keseluruhan klinik fisioterapi sangat bersih dan selama jam

pelayanan petugas kebersihan selalu berada ditempat.

4.2. Analisa Univariat

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Faktor Kedisiplinan Petugas Fisioterapi di

Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon

No Kedisiplinan petugas Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 34 56.7

2 Tidak Baik 26 43.3

Total 60 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 60 responden sebanyak 34

orang (56,7%) mengatakan kedisiplinan petugas baik dan 26 orang (43,3%)

mengatakan kedisiplinan petugas tidak baik.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Faktor Kejujuran Petugas Fisioterapi di

Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon

No Kejujuran petugas Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 32 53.3

2 Tidak Baik 28 46.7

Total 60 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 60 responden sebanyak 32

orang (53,3%) mengatakan kejujuran petugas baik dan 28 orang (46,7%)

mengatakan kejujuran petugas tidak baik.

Page 81: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

64

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Faktor Ketelitian Petugas Fisioterapi di

Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon

No Ketelitian petugas Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 30 50.0

2 Tidak Baik 30 50.0

Total 60 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 60 responden sebanyak 30

orang (50%) mengatakan ketelitian petugas baik dan 30 orang (50%) mengatakan

ketelitian petugas tidak baik.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Faktor Tanggung Jawab Petugas Fisioterapi

di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon

No Tanggung Jawab

petugas

Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 30 50.0

2 Tidak Baik 30 50.0

Total 60 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 60 responden sebanyak 30

orang (50%) mengatakan tanggung jawab petugas baik dan 30 orang (50%)

mengatakan tanggung jawab petugas tidak baik.

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Faktor Kematangan Emosi Petugas

Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon

No Kematangan Emosi Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 28 46.7

2 Tidak Baik 32 53.3

Total 60 100.0

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 60 responden sebanyak 28

orang (46.7%) mengatakan kematangan emosi petugas baik dan 32 orang (53,3%)

mengatakan kematangan emosi petugas tidak baik.

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Faktor Kepuasan Pasien Fisioterapi di

Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon

No Kepuasan Pasien Frekuensi Persentase (%)

1 Puas 32 53.3

2 Tidak Puas 28 46.7

Total 60 100.0

Page 82: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

65

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 60 responden sebanyak 32

orang (53,3%) mengatakan puas dan 28 orang (46,7%) mengatakan tidak puas.

4.2. Analisa Bivariat

Tabulasi silang antara kedisiplinan petugas fisioterapi dengan kepuasan

pasien fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Tabulasi Silang Hubungan Kedisiplinan Petugas Fisioterapi

dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD

Datu Beru Takengon

Kedisiplinan

Kepuasan Total

P value Tidak Puas Puas

F % F % F %

Baik 10 16,7 24 40 34 56,7

0,005 Tidak Baik 18 30 8 13,3 26 43,3

Total 28 46,7 32 53,3 60 100

Dari tabel tabulasi silang di atas dilihat bahwa dari 34 orang (56,7%) yang

mengatakan kedisiplinan petugas baik mayoritas puas dengan pelayanan yang

diberikan sebanyak 24 orang (40%) dan dari 26 orang (43,3%) yang mengatakan

kedisiplinan petugas tidak baik mayoritas tidak puas dengan pelayanan yang

diberikan sebanyak 18 orang (30%).

Dari hasil analisis chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara

Hubungan Kedisiplinan Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi

di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon. diketahui bahwa nilai

probabilitasnya (0,005) <sig_α=0,05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria

persyaratan hipotesis hubungan, sehingga dapat diketahui bahwa kedisiplinan

petugas memiliki hubungan signifikan dengan kepuasan pasien fisioterapi.

Page 83: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

66

Tabel 4.8. Tabulasi Silang Hubungan Kejujuran Petugas Fisioterapi dengan

Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu

Beru Takengon

Kejujuran

Kepuasan Total

P value Tidak Puas Puas

F % F % F %

Baik 9 15 23 38,3 32 53,3

0,005 Tidak Baik 19 31,7 9 15 28 46,7

Total 28 46,7 32 53,3 60 100

Dari tabel tabulasi silang di atas dilihat bahwa dari 32 orang (53,3%) yang

mengatakan kejujuran petugas baik mayoritas puas dengan pelayanan yang

diberikan sebanyak 23 orang (38,3%) dan dari 28 orang (46,7%) yang

mengatakan kejujuran petugas tidak baik mayoritas tidak puas dengan pelayanan

yang diberikan sebanyak 19 orang (31.7%).

Dari hasil analisis chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara

Hubungan Kejujuran Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di

Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon. diketahui bahwa nilai

probabilitasnya (0,005) <sig_α=0,05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria

persyaratan hipotesis hubungan, sehingga dapat diketahui bahwa kejujuran

petugas memiliki hubungan signifikan dengan kepuasan pasien fisioterapi.

Tabel 4.9. Tabulasi Silang Hubungan Ketelitian Petugas Fisioterapi dengan

Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu

Beru Takengon

Ketelitian

Kepuasan Total

P value Tidak Puas Puas

F % F % F %

Baik 6 10 24 40 30 50

0,000 Tidak Baik 22 36,7 8 13,3 30 50

Total 28 46,7 32 53,3 60 100

Page 84: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

67

Dari tabel tabulasi silang di atas dilihat bahwa dari 30 orang (50%) yang

mengatakan ketelitian petugas baik mayoritas puas dengan pelayanan yang

diberikan sebanyak 24 orang (40%) da dari 30 orang (50%) yang mengatakan

ketelitian petugas tidak baik mayoritas tidak puas dengan pelayanan yang

diberikan sebanyak 22 orang (36.7%).

Dari hasil analisis chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara

Hubungan Ketelitian Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di

Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon. diketahui bahwa nilai

probabilitasnya (0,000) <sig_α=0,05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria

persyaratan hipotesis hubungan, sehingga dapat diketahui bahwa ketelitian

petugas memiliki hubungan signifikan dengan kepuasan pasien fisioterapi.

Tabel 4.10. Tabulasi Silang Hubungan Tanggung Jawab Petugas Fisioterapi

dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD

Datu Beru Takengon

Tanggung

Jawab

Kepuasan Total

P value Tidak Puas Puas

F % F % F %

Baik 6 10 24 40 30 50

0,000 Tidak Baik 22 36,7 8 13,3 30 50

Total 28 46,7 32 53,3 60 100

Dari tabel tabulasi silang di atas dilihat bahwa dari 30 orang (50%) yang

mengatakan tanggung jawab petugas baik mayoritas puas dengan pelayanan yang

diberikan sebanyak 24 orang (40%) dan dari 30 orang (50%) yang mengatakan

tanggung jawab petugas tidak baik mayoritas tidak puas dengan pelayanan yang

diberikan sebanyak 22 orang (36.7%).

Dari hasil analisis chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara

Hubungan tanggung jawab Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien

Page 85: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

68

Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon. diketahui bahwa

nilai probabilitasnya (0,000) <sig_α=0,05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria

persyaratan hipotesis hubungan, sehingga dapat diketahui bahwa tanggung jawab

petugas memiliki hubungan signifikan dengan kepuasan pasien fisioterapi.

Tabel 4.11. Tabulasi Silang Hubungan Kematangan Emosi Petugas

Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik

Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon

Kematangan

Emosi

Kepuasan Total

P value Tidak Puas Puas

F % F % F %

Baik 7 11,7 21 46,7 28 46,7

0,004 Tidak Baik 21 35 11 18,3 32 53,3

Total 28 46,7 32 53,3 60 100

Dari tabel tabulasi silang di atas dilihat bahwa dari 28 orang (46,7%) yang

mengatakan kematangan emosi petugas baik mayoritas puas dengan pelayanan

yang diberikan sebanyak 21 orang (46,7%) dan dari 32 orang (53,3%) yang

mengatakan kematangan emosi petugas tidak baik mayoritas tidak puas dengan

pelayanan yang diberikan sebanyak 21 orang (35%).

Dari hasil analisis chi-square pada lampiran tabel uji chi-square antara

Hubungan kematangan Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di

Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon. diketahui bahwa nilai

probabilitasnya (0,004) <sig_α=0,05. Hasil analisis ini memenuhi kriteria

persyaratan hipotesis hubungan, sehingga dapat diketahui bahwa kematangan

emosi petugas memiliki hubungan signifikan dengan kepuasan pasien fisioterapi.

4.3. Analisa Multivariat

Analisis Multivariat dilakukan untuk melihat pengaruh masing-

masing variabel independen dan secara bersama-sama terhadap variabel

Page 86: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

69

dependen, serta mencari tahu yang manakah dari variabel independen yang paling

berpengaruh dengan menggunakan uji analisis regresi logistik berganda pada taraf

kemaknaan nilai pvalue < α (0,05), uji regresi logistik (regresi berganda binary)

melalui beberapa langkah antara lain:

1. Melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model

variabel yang dipilih sebagai kandidat atau yang dianggap signifikan.

2. Dalam pemodelan ini variabel yang memiliki nilai p value < 0,25 pada uji

bivariat (uji chi-square) dimasukkan secara bersama-sama dalam uji

multivariat. Dari hasil uji bivariat. Penggunaan kemaknaan statistik 0,25

dalam uji regresi statistik berganda untuk memungkinkan variabel-variabel

yang secara terselubung sesungguhnya penting dimasukkan kedalam model

multivariat. Variabel yang masuk seleksi kandidat model.

3. Selanjutnya dilakukan pengujian secara bersamaan dengan metode enter

untuk mengidentifikasi variabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan

pasien dengan signifikan (p < 0,05).

Tabel 4.12. Seleksi Variabel yang Menjadi Kandidat Model dalam Uji

Regresi Logistik Berdasarkan Analisis Bivariat

No Variabel p value (sig)

1 Kedisiplinan Petugas 0,005

2 Kejujuran Petugas 0,005

3 Ketelitian Petugas 0,000

4 Tanggung Jawab Petugas 0,000

5 Kematangan Emosi Petugas 0,004

Tabel 4.14 menunjukkan semua variabel yang p value <0,05. Dengan

demikian ke 5 (lima) variabel tersebut layak masuk ke model multivariat.

Page 87: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

70

Tabel 4.13. Hasil Analisis Regresi Logistic Berganda Tahap Pertama

No Variabel B p (Sig) Exp (B) 95% C.I

Lower Upper

1 Kedisiplinan Petugas 1.904 0.035 6.711 1.138 39.569

2 Kejujura Petugas .707 0.433 2.027 .347 11.853

3 Ketelitian Petugas 2.070 0.019 7.926 1.399 44.894

4 Tanggung Jawab

Petugas

2.296 0.008 9.936 1.836 53.782

5 Kematangan Emosi

Petugas

1.091 0.210 2.977 .540 16.409

Constant -3.860 .000 .021

Setelah dilakukan uji regresi logistik tahap pertama, maka variabel yang p

(sig) > 0,25 dikeluarkan dari analisis tahap kedua. Sedangkan p (sig) <0,25 akan

masuk sebagai kandidat analisis tahap kedua. Pada uji regresi logistik tahap

pertama maka variabel p (sig) >0,25 yaitu variabel kejujuran petugas kesehatan

yang akan dikeluarkan sebagai kandidat model tahap kedua, sebagaimana terlihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.14. Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Tahap Kedua

No Variabel B p (Sig) Exp (B) 95% C.I

Lower Upper

1 Kedisiplinan Petugas 1.943 .031 6.978 1.190 40.924

2 Ketelitian Petugas 2.357 .004 10.563 2.092 53.340

3 Tanggung Jawab

Petugas

2.491 .003 12.067 2.340 62.244

4 Kematangan Emosi

Petugas

.938 .257 2.554 .504 12.937

Constant -3.661 .000 .026

Setelah dilakukan uji regresi logistik tahap kedua, maka variabel yang p (sig)

> 0,25 dikeluarkan dari analisis tahap ketiga. Sedangkan p (sig) <0,25 akan

masuk sebagai kandidat analisis tahap ketiga. Pada uji regresi logistik tahap kedua

maka variabel p (sig) >0,25 yaitu varaibel kematangan emosi petugas yang akan

Page 88: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

71

dikeluarkan sebagai kandidat model tahap ketiga, sebagaimana terlihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.15. Hasil Analisis Uji Regresi Logistik Tahap Ketiga

No Variabel B p (Sig) Exp (B) 95% C.I

Lower Upper

1 Kedisiplinan Petugas 2.385 .005 10.862 2.043 57.767 2 Ketelitian Petugas 2.592 .002 13.360 2.680 66.605 3 Tanggung Jawab

Petugas 2.453 .003 11.626 2.335 57.892

Constant -3.563 .000 .028

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa analisis uji regresi logistik tahap

ketiga menghasilkan 3 (tiga) variabel yang mempunyai pengaruh terhadap

kepuasan pasien yaitu variabel kedisiplinan petugas, ketelitian petugas dan

tanggung jawab petugas dengan nilai p (sig) = < 0,05. Variabel yang paling

dominan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien adalah ketelitian

petugas dengan p (sig) 0,002 dan memiliki nilai OR= 13.360 artinya petugas yang

ketelitiannya baik memiliki peluang 13.3 kali pasien puas dengan pelayanan yang

diberikan. Nilai Koefisien B yaitu 2.592 bernilai positif, maka semakin teliti

petugas dalam memberikan pelayanan maka akan semakin meningkat kepuasan

pasien.

Tabel 4.16. Model Summary

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square

1 42.682 .489 .652

Nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.652 dan Cox & Snell R Square 0.489

menunjukan bahwa kemampuan bahwa kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 0.652 atau 65,2% dan terdapat 100% -

65,2% = 34,8% factor lain di luar model yang menjelaskan variabel dependen (50).

Page 89: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

72

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Hubungan Kedisiplinan Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien

Fisioterapi Di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

Dari hasil analisis chi-square menunjukkan terdapat Hubungan

Kedisiplinan Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik

Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon. Dengan nilai probabilitasnya (0,005)

<sig_α=0,05. Selanjutnya nilai OR ( odd rasio ) 5,4 yang artinya petugas yang

kedisiplinan baik akan membuat pasien merasa puas dengan pelayanan yang

diberikan 5,4 kali dibandingkan dengan petugas yang tidak disiplin dalam

memberikan pelayanan.

Dari penelitian yang dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 60

responden, dengan hasil 34 orang (56,7%) mengatakan kedisiplinan petugas

fisioterapi baik dan 26 orang (43,3%) mengatakan kedisiplinan petugas fisioterapi

tidak baik. Ini sesuai dengan keyataan sebenarnya di Klinik Fisioterapi RSUD

Datu Beru Takengon, bahwa petugas fisioterapi memberikan pelayanan kepada

pasien sesuai dengan kondisi pasien. Klinik fisioterapi selalu berada ditempat saat

jam pelayanan. Sesuai dengan jam kerja dan standar operasional prosedur (SOP).

Menurut Hasibuan (2007:193) mengemukakan bahwa kedisiplinan adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara

sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.

Jadi, dia akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan

atas paksaan. Dengan paparan tersebut disiplin kerja memang dibutuhkan untuk

Page 90: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

73

suatu perusahaan dalam kaitannya untuk mempermudah dan melancarkan

perusahaan dalam mencapai tujuannya, karena disiplin kerja yang tertanam pada

setiap karyawan akan memberikan kesediaan mereka dalam mematuhi dan

menjalankan aturan yang telah di tetapkan demi memajukan perusahaan. Hal ini

dikarenakan didalam kehidupan sehari-hari dibutuhkan peraturan-peraturan dan

ketentuan-ketentuan yang akan mengatur dan membatasi setiap kegiatan dan

perilaku kita, terlebih didalam lingkup kerja.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakuan oleh Fahlevi dengan

judul Pengaruh kompetensi petugas terhadap kinerja pelayanan kesehatan di

Puskesmas Peureumeue Kabupaten Aceh Barat menunjukkan bahwa ada

pengaruh antara disiplin kerja petugas kesehatan terhadap kinerja pelayanan

kesehatan di Puskesmas Peureumeue Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh

Barat dimana dari 50 responden berdisiplin kerja dengan baik berkategori kinerja

baik sebanyak 46 responden (92,0%), sedangkan 37 responden berdisiplin kerja

kurang baik dengan kategori kinerja kurang baik sebanyak 23 responden (62,2%).

P.Value0,000 < 0,05.

Menurut asumsi peneliti kedisiplinan berhubungan dengan kepuasan

pasien, dikarenakan petugas yang disiplin dalam memberikan pelayanan kepada

pasien akan taat, patuh, setia dan akan mengikuti peraturan dan norma-normal

sosial yang berlaku di klinik, sehingga akan menghasilkan kinerja yang bermutu

yang akan membuat pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Selain

itu dalam memberikan pelayanan ke pasien petugas juga harus disiplin dalam

Page 91: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

74

ketepatan waktu, seperti datang tepat waktu sehingga pasien tidak lama menunggu

antrian.

Pembentukan disiplin kerja sangat penting. Dikarenakan dengan Adanya

disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran kinerja

petugas, sehingga akan memperoleh hasil yang optimal yang akan menghasilkan

kepuasan pasien dalam menerima pelayanan yang diberikan oleh petugas.

Sedangkan bagi karyawan, disiplin kerja memberikan dampak suasana kerja yang

menyenangkan sehingga akan menambah semangat dalam melaksanakan

pekerjaannya.

5.2. Hubungan Kejujuran Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien

Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

Dari hasil analisis chi-square menunjukan terdapat Hubungan Kejujuran

Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi

RSUD Datu Beru Takengon. dengan nilai probabilitasnya (0,005) <sig_α=0,05.

Selanjutnya nilai OR ( odd rasio ) 9,4 yang artinya petugas yang kejujurannya

baik akan membuat pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan 9,4 kali

dibandingkan dengan petugas yang tidak jujur dalam memberikan pelayanan.

Dari penelitian yang dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 60

responden, dengan hasil 32 orang (53,3%) mengatakan kejujuran petugas baik dan

28 orang (46,7%) mengatakan kejujuran petugas tidak baik. Ini sesuai dengan

keyataan sebenarnya di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon, bahwa

petugas fisioterapi memberikan informasi kepada pasien sesuai dengan keadaan

pasien. Dalam memberikan pelayanan kepada pasien petugas fisioterapi selalu

Page 92: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

75

menginformasikan menjelaskan kondisi yang dialami pasien setelah diberikannya

pelayanan.

Komponen kepuasan pasien dari mutu layanan kesehatan menjadi salah

satu komponen utama atau penting, salah satu faktor yang mendukung untuk

memuaskan pasien adalah kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu

pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta

didukung oleh sikap kerja petugas yang jujur dalam memberikan pelayanan

fisioterapi.

Seorang dapat merasa santai dengan orang lain, bila ia percaya penuh akan

maksud dan itikad baik orang lain. Kompetensi Interpersonal diasumsikan sebagai

sikap petugas terhadap pasien yang penuh perhatian atau keramahan dan dapat

dipercaya, untuk dapat menumbuhkan rasa kepercayaan dari pasien dan sikap

jujur dari petugas sangat dibutuhkan (40).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh dewi dengan

judul Pengaruh iklim organisasi dan kompetensi pegawai terhadap kinerja

pegawai dalam mewujudkan mutu pelayanan kesehatan. Hasil yang didapatkan

Iklim organisasi dan kompetensi pegawai berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja pegawai dan mutu pelayanan kesehatan . Dalam mewujudkan mutu

pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan mengkondusifkan iklim organisasi,

serta meningkatkan kompetensi dan kinerja pegawai (24).

Menurut asumsi peneliti ada hubungan kejujuran petugas dalam

memberikan pelayanan kepada pasien dengan kepuasan pasien, dikarenakan kunci

utama dalam memberikan pelayanan bermutu adalah komunikasi yang baik dan

Page 93: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

76

jujur seperti menyampaikan informasi dengan jelas dan sesuai dengan keadaan

sebenarnya yang dialami oleh pasien. dari komunikasi yang baik akan

menimbulkan kepercayaan dari pasien terhadap petugas, dengan demikian rasa

kepercayaan akan membuat pasien merasa aman dan nyaman saat diberikan

pelayanan sehingga pasien akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan

oleh petugas fisioterapi.

5.3. Hubungan Ketelitian Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien

Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

Dari hasil analisis chi-square menunjukkan terdapat Hubungan Ketelitian

Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi

RSUD Datu Beru Takengon dengan nilai probabilitasnya (0,000) <sig_α=0,05.

Selanjutnya nilai OR ( odd rasio ) 11 yang artinya petugas yang ketelitiannya baik

akan membuat pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan 11 kali

dibandingkan dengan petugas yang tidak teliti dalam memberikan pelayanan.

Dari penelitian yang dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 60

responden, dengan hasil 30 orang (50,0%) mengatakan ketelitian petugas baik dan

30 orang (50,0%) mengatakan ketelitian petugas tidak baik. Di Klinik Fisioterapi

RSUD Datu Beru Takengon, bahwa petugas fisioterapi memberikan pelayanan

kepada pasien tidak sesuai dengan hasil kuesioer dikarenakan petugas fisoterapi

tidak melakukan penelusuran riwayat penyakit pasien dan petugas tidak

melakukan vital sign kepada pasien. Setiap selesai memberikan pelayanan kepada

pasien alat-alat yang sudah dipakai tidak dikembalikan lagi ke tempat semula ini

Page 94: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

77

mengakibatkan setiap pasien selanjutnya yang akan diberikan pelayanan petugas

fisioterapi selalu tergesa-gesa.

Kedudukan seorang fisioterapi sebagai tenaga profesional di bidang

kesehatan, tindakan fisioterapi harus didasarkan atas ketelitian dalam menjalankan

fungsi dan tanggung jawabnya dalam pelayanan kesehatan. Karena kecerobohan

dalam bertindak yang mengakibatkan terancamnya jiwa pasien, dapat berakibat

terkena tuntutan pidana.

Dalam Pasal 58 ayat (1) disebutkan bahwa Setiap orang berhak menuntut

ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara

kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam

pelayanan kesehatan yang diterimanya. kehati-hatian ini diaplikasikan dengan

mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien terutama hak atas

informasi dan hak untuk memberikan persetujuan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman

dengan judul Hubungan Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien di Poli

Fisioterapi RSU Siti Hajar, Hasil ini juga menunjukkan ada hubungan mutu

pelayanan fisioterapi dengan kepuasan, hal ini terbukti dari hasil analisis chi-

square dimana p-value = 0.004, lebih kecil dari 0.005 (21).

Menurut asumsi peneliti ada hubungan ketelitian petugas dalam

memberikan pelayanan dengan kepuasan pasien, dalam memberikan pelayanan

fisioterapi ketelitian sangat diperlukan, supaya tidak terjadi hal yang tidak

diinginkan. Seperti saat memberikan pelayanan fisioterapi petugas melakukan

pengecekan tekanan darah terlebih dahulu, dan melakukan tindakan sesuai dengan

Page 95: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

78

standar operasional prosedur fisioterapi. Maka dari itu petugas fisioterapi selalu

dituntut untuk mematuhi standar atau SOP yang sudah ditentukan dalam

pemberian pelayanan fisioterapi.

5.4. Hubungan Tanggung Jawab Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan

Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

Dari hasil analisis chi-square menunjukkan terdapat Hubungan tanggung

jawab Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik

Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon. dengan nilai probabilitasnya (0,000)

<sig_α=0,05. Selanjutnya nilai OR ( odd rasio ) 11 yang artinya petugas yang

tanggung jawab baik akan membuat pasien merasa puas dengan pelayanan yang

diberikan 11 kali dibandingkan dengan petugas yang tidak bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan.

Dari penelitian yang dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 60

responden, dengan hasil 30 orang (50,0%) mengatakan tanggung jawab petugas

baik dan 30 orang (50,0%) mengatakan tanggung jawab petugas tidak baik. Di

Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon, bahwa petugas fisioterapi

memberikan pelayanan kepada pasien tidak sesuai dengan keadaan dikarenaka

petugas fisioterapi tidak mendampingi pasien dari awal diberikan tindakan sampai

tindakan yang diberikan telah selesai dan di saat petugas fisioterapi memberikan

pelayanan kepada pasien petugas ada yang bercerita dan bermain handphone.

Tanggung jawab akan terbantu apabila orang itu mencintai dan bangga

terhadap pekerjaannya, maka orang tersebut akan berusaha bekerja dengan sebaik

mungkin. Kompetensi fisioterapi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan

Page 96: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

79

tugas atau pekerjaan tetapi dilandasi pula bagaimana dan mengapa tugas itu

dikerjakan, dengan kata lain standar kompetensi fisioterapi meliputi faktor-faktor

yang mendukung seperti pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mengerjakan

suatu tugas dengan penuh tanggung jawab (43)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vera A

Hermanus dengan judul Hubungan Kualitas Pelayanan Keperawatan Dengan

Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Jamkesmas Di Irina E Blu RSUP Prof. Dr. R. D.

Kandou Manado, hasil menunjukan bahwa Berdasarkan hasil analisis uji Chi-

Square pada tabel 10 menunjukan bahwa X² hitung lebih besar dari X² tabel

(22,778 > 5,991) sehingga hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan

demikian dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara aspek

tanggung jawab dengan tingkat kepuasan orang tua pasien peserta jamkesmas di

Irina E BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Dari hasil penelitian diatas

dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab perawat sangat berkaitan dengan

kepuasan pasien sesuai dengan apa yang termasuk pada aspek ini yang menurut

Depkes RI (dalam Onny, 1985) bahwa aspek tanggung jawab meliputi sikap

perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu dan perhatian,

sportif dalam tugas.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti berasumsi bahwa ada hubungan

antara tanggung jawab petugas dalam memberikan pelayanan fisioterapi

berhubungan dengan kepuasan pasien. Dalam memberikan pelayanan kepada

pasien ada hal utama dari sikap petugas yang menentukan tingkat kenyamanan

pasien dalam menerima pelayanan yang diberikan. Kuliatas pelayanan petugas

Page 97: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

80

yang bertanggung jawab akan berpengaruh terhadap penerimaan pasien saat

diberikan pelayanan. Seperti saat memberikan pelayanan petugas tidak membeda-

bedakan pasien, semua pasien yang datang diberikan pelayanan sesuai dengan

standar dan bersikap ramah. Dengan demikian pasien akan nyaman dan merasa

puas dengan pelayanan yang diberikan.

5.5. Hubungan Kematangan Emosi Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan

Pasien Fisioterapi di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

Dari hasil analisis chi-square menunjukkan terdapat Hubungan

kematangan emosi Petugas Fisioterapi dengan Kepuasan Pasien Fisioterapi di

Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon. dengan nilai probabilitasnya

(0,004) <sig_α=0,05. Selanjutnya nilai OR ( odd rasio ) 5,7 yang artinya petugas

yang kematangan emosi baik akan membuat pasien merasa puas dengan

pelayanan yang diberikan 5,7 kali dibandingkan dengan petugas yang kematangan

emosinya tidak baik dalam memberikan pelayanan.

Dari penelitian yang dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 60

responden, dengan hasil 32 orang (53,3%) mengatakan kematangan emosi petugas

baik dan 28 orang (46,7%) mengatakan kematangan emosi petugas tidak baik. Ini

tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya di Klinik Fisioterapi RSUD Datu Beru

Takengon dikarenakan petugas fisioterapi masih kurang memiliki empati dan

keramahan yang baik setiap memberikan pelayanan kepada pasien. Apabila pasien

datang berkunjung petugas tidak dengan segera menyambut dan menyapa pasien.

Kematangan emosi, sangat diperlukan dalam perusahaan, karena kalau

orang mudah tersinggung cepat marah dalam menghadapi persoalan tentu sulit

Page 98: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

81

untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan baik. Begitu pula dengan

sikap petugas terhadap pasien yang penuh perhatian atau keramahan dan dapat

dipercaya, Sementara untuk disukai oleh pihak lain dalam menjalin hubungan

sangat terkait dengan ketulusan, ketergantungan, kebenaran, kebijaksanaan dan

pertimbangan. Semuanya dihubungkan dengan kepercayaan. Faktor-faktor lain

yang biasanya diasosiasikan dengan daya tarik partner dari suatu hubungan adalah

kemudahan dan frekuensi dalam berinteraksi, keakraban, perasaan dekat dan

keramahan (3).

Menurut asumsi peneliti kematangan emosi berhubungan dengan kepuasan

pasien. Dalam memberikan pelayanan fisioterapi petugas dituntut selalu

memberikan pelayanan yang bermutu dengan bersikap ramah dan empati terhadap

pasien , dikarenakan pasien yang datang dengan segala keluhannya mengharapkan

petugas bisa tetap sabar dan memberikan pelayanan atau informasi dengan baik

terhadap keluhan yang dirasakan pasien.

5.6. Pengaruh Kedisiplinan Petugas, Ketelitian Petugas dan Tanggung

jawab Petugas Terhadap Kepuasan Pasien Fisioterapi di Klinik

Fisioterapi RSUD Datu Beru Takengon.

Secara analisis multivariat secara serempak dengan uji regresi logistik

berganda pada pemodelan tahap ke tiga terdapat pengaruh antara variabel

independen (kedisiplinan petugas, ketelitian petugas dan tanggung jawab petugas)

terhadap variabel dependen (kepuasan pasien). Variabel kedisiplinan petugas

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pasien. Dengan nilai

signifikasi 0,005<0,05. Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan nilai EXP (B) atau

disebut juga dengan OR (Odds Ratio). Variabel kedisiplinan dengan OR 10.8

Page 99: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

82

maka petugas yang kedisiplinannya baik akan membuat pasien puas dengan

pelayanan yang diberikan sebanyak 10.8 kali dibandingkan petugas yang

kedisiplinannya tidak baik. Nilai B = Logaritma Natural dari 10.8 = 2.3 oleh

karena itu nilai B bernilai positif, maka kedisiplinan petugas mempunyai

hubungan positif dengan kepuasan pasien.

Variabel ketelitian petugas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kepuasan pasien. Dengan nilai signifikasi 0,002<0,05. Besarnya pengaruh

ditunjukkan dengan nilai EXP (B) atau disebut juga dengan OR (Odds Ratio).

Variabel kedisiplinan dengan OR 13.3 maka petugas yang keketelitiannya baik

akan membuat pasien puas dengan pelayanan yang diberikan sebanyak 13.3 kali

dibandingkan petugas yang keketelitiannya tidak baik. Nilai B = Logaritma

Natural dari 13.3 = 2.5 oleh karena itu nilai B bernilai positif, maka ketelitian

petugas mempunyai hubungan positif dengan kepuasan pasien.

Variabel tanggung jawab petugas mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan pasien. Dengan nilai signifikasi 0,003<0,05. Besarnya

pengaruh ditunjukkan dengan nilai EXP (B) atau disebut juga dengan OR (Odds

Ratio). Variabel kedisiplinan dengan OR 11.6 maka petugas yang tanggung jawab

baik akan membuat pasien puas dengan pelayanan yang diberikan sebanyak 11.6

kali dibandingkan petugas yang tanggung jawab tidak baik. Nilai B = Logaritma

Natural dari 11,6 = 2.4 oleh karena itu nilai B bernilai positif, maka tanggung

jawab petugas mempunyai hubungan positif dengan kepuasan pasien.

Berdasarkan uraian diatas maka menunjukkan Variabel ketelitian petugas

merupakan variabel yang paling kuat pengaruhnya terhadap kepuasan pasien.

Page 100: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

83

dikarenakan dengan p (sig) 0,002 dan memiliki nilai OR= 13.360 artinya petugas

yang ketelitiannya baik memiliki peluang 13.3 kali membuat pasien puas dengan

pelayanan yang diberikan. Nilai Koefisien B yaitu 2.592 bernilai positif, maka

semakin teliti petugas dalam memberikan pelayanan maka akan semakin

meningkat kepuasan paien.

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai

akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien

membandingkannya dengan apa yang diharapkannya, terdapat beberapa indikator

untuk mengukur kepuasan pasien salah satunya kepuasan terhadap akses layanan

kesehatan, kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubungan antar

manusia, kepuasan terhadap system layanan kesehatan. Kepuasan Terhadap Mutu

Layanan Kesehatan akan di nyatakan dengan Keluaran dari penyakit atau

bagaimana perubahan yang dirasakan oleh pasien sebagai hasil dari layanan

kesehatan. kompetensi yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus dilakukan

dengan teliti sesuai SOP dan standar pelayanan fisioterapi (38).

Ketelitian petugas dalam memberikan pelayanan fisioterapi paling

memengaruhi kepuasan pasien, petugas tidak boleh salah atau lalai dalam

memberikan pelayanan fisioterapi, kelalaian petugas dalam memberikan

pelayanan akan berdampak buruk terhadap kesehatan pasien, bahkan bisa fatal.

Dikarenakan keselamatan dan kesembuhan pasien adalah kebutuhan utama pasien

dalam menerima pelayanan yang diberikan oleh petugas, tentunya dengan

dibarengi sikap yang disiplin dan tanggung jawab petugas.

Page 101: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

84

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Ada pengaruh kompetensi etos kerja petugas ditinjau dari kedisiplinan

petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

2. Ada pengaruh kompetensi etos kerja petugas ditinjau dari kejujuran

petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

3. Ada pengaruh kompetensi etos kerja petugas ditinjau dari ketelitian

petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

4. Ada pengaruh kompetensi etos kerja petugas ditinjau dari tanggung jawab

petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi di

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

5. Ada pengaruh kompetensi etos kerja petugas ditinjau dari kematangan

emosi petugas fisioterapi terhadap kepuasan pasien di Klinik Fisioterapi

RSUD Datu BeruTakengon Kabupaten Aceh Tengah.

6. Kompetensi etos kerja petugas yang paling dominan mempengaruhi

kepuasan pasien adalah kompetensi etos kerja ditinjau dari ketelitian

petugas dalam memberikan pelayanan diklinik Fisioterapi RSUD Datu

Beru Takengon.

Page 102: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

85

6.2. Saran

1. Bagi kepala Klinik Fisioterapi di RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten

Aceh Tengah diharapkan dapat bertindak tegas kepada petugas yang tidak

memiliki ketelitian yang baik berupa surat peringatan 1,2 dan 3 dan

apabila petugas yang bersangkutan tidak mengindahkan surat peringatan

1,2 dan 3 kepala klinik fisioterapi dapat melaporkan kepada kepala bidang

penunjang.

2. Untuk manajemen RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah

diharapkan memberikan penghargaan (rewards) kepada petugas fisioterapi

yang memiliki etos kerja yang baik berupa pemberian penambahan

insentif tunjangan kinerja,sehingga para petugas fisioterapi bersemangat

untuk meningkatkan kinerja. Bila ditemukan petugas fisioterapi yang tidak

memiliki etos kerja yang baik maka akan diberikan teguran (punishment)

berupa pengurangan insentif tunjangan kinerja.

3. Bagi manajemen RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah

dapat memberikan pelatihan-pelatihan tentang pentingnya ketelitian dan

tanggung jawab bagi petugas fisioterapi agar petugas fisioterapi lebih

memahami pentingnya etos kerja untuk meningkatkan kepuasan pasien

terhadap layanan fisioterapi.

4. Bagi manajemen RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah

dapat menyediakan ruang khusus untuk pasien sehingga pasien dapat

meletakkan barang-barang atau tempat berganti pakaian setiap pasien akan

mendapatkan pelayanan fisioterapi.

Page 103: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

86

5. Bagi manajemen RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah

diharapkan dapat menyediakan kotak saran khusus pasien agar pasien

dapat memberikan kritik dan saran bagi petugas fisioterapi.

6. Bagi manajemen RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah

diharapkan dapat menyediakan mesin absensi/fingerprint di ruang klinik

fisioterapi.

7. Bagi petugas yang telah mendapatkan pelatihan, diharapkan dapat

menerapkan ilmu yang didapatnya diklinik fisioterapi RSUD Datu Beru

Takengon.

8. Para Akademisi dan Peneliti disarankan agar dapat melakukan penelitian

lanjutan untuk meneliti pengaruh kompetensi etos kerja terhadap kepuasan

pasien.

Page 104: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

87

DAFTAR PUSTAKA

1. Nova RF. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat

Inap Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Fakultas

Ekonomi; 2010.

2. Hardi J. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Umum Dan Pasien Jamkesmas

Terhadap Mutu Pelayanan Rawat Inap Di RSUD Pasaman Barat Tahun

2010. Univ Andalas. 2010;

3. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Standar Pelayanan Fisoterapi.

2015;

4. Kesehatan M. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Kemenkes RI. 2013;

5. Kementerian K. Pedoman Pelayanan Fisioterapi di Sarana Kesehatan.

2008;(1662).

6. Ewles L. Promosi Kesehatan Petunjuk Praktis. Gadjah Mada University

Press; 2009.

7. Boulter N, Dalziel M, Hill J. People And Competencies : The Route To

Competitive Advantage. Kogan Page; 1996.

8. Amelia I. Faktor Yang Berhubungan Dengan Mutu Pelayanan Kesehatan

Terhadap Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan Puskesmas.

9. Hardiansyah D. Kualitas Pelayanan Publik : Konsep, Dimensi, Indikator,

dan Implementasinya. Yogyakarta Gava Media. 2011;

10. Indrawati R. Pengaruh Kompetensi Dan Kualitas Pelayanan Petugas

Puskesmas Terhadap Kepuasan Pasien Di Puskesmas Ciledug–Tangerang.

2016;

11. Respati SA. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Tingkat

Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Halmahera Kota Semarang

Tahun 2014. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG; 2015.

12. Muli CZ. Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Kepuasan

Pasien Rawat Inap di Puskesmas Kota Medan. 2009.

13. Fahlevi MI. Pengaruh Kompetensi Petugas Terhadap Kinerja Pelayanan

Kesehatan Di Puskesmas Peureumeue Kabupaten Aceh Barat. In: Prosiding

Seminar Nasional IKAKESMADA “Peran Tenaga Kesehatan dalam

Pelaksanaan SDGs.” Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad

Dahlan; 2017. p. 259–65.

14. Zaniarti D. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan

Pasien Rawat Inap Jamkesmas di RSUD Salatiga. Universitas Negeri

Semarang; 2011.

15. Herwanto H. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien

Puskesmas Simeulue Timur. Universitas Terbuka; 2015.

16. Rebecca MC. Pengaruh Kompetensi SDM Terhadap Kualitas Pelayanan

Publik Di Rumah Sakit Umum Daerah Ade Mohammad Djoen Sintang.

GOVERNANCE--Jurnal Mhs Prodi Ilmu Pemerintah. 2013;1(1).

17. Wahyuni I. Pendampingan Psikososial Dalam Perawatan Paliatif Bagi

Pasien Anak Dengan Kanker Di Yayasan Pita Kuning Jakarta. Fakultas

Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif …;

87

Page 105: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

88

2018.

18. Juliana J, Sri Sugiarsi SKM, Werdani KE, SKM MK. Hubungan Kualitas

Pelayanan dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit UNS.

Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2012.

19. Muchlasin M. Analisis Pengaruh Kompetensi Interpersonal Perawat

Terhadap Persepsi Kepuasan Pasien Rawat Inap RSUD Batang (Analysis

of Nurse’s Interpersonal Competency That Influence the Perception of the

Patient’s Satisfaction at Inpatient Services at Batang Public Hospital).

Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro; 2004.

20. Sulaiman. Hubungan Mutu Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Di Poli

Fisioterapi RSU Siti Hajar. J Endur Kaji Ilm Probl Kesehat. 2019;4(2):252–

61.

21. Nawawi M. Pengaruh Motivasi Dan Kompetensi Tenaga Kesehatan

Terhadap Kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat. Mimb J Sos dan Pembang.

Bandung Islamic University; 2012;28(1).

22. Tobing HPL. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petugas Promosi

Kesehatan Puskesmas Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota

Pematangsiantar tahun 2009. 2009.

23. Dewi EN. Pengaruh Iklim Organisasi Dan Kompetensi Pegawai Terhadap

Kinerja Pegawai Dalam Mewujudkan Mutu Pelayanan Kesehatan. J Publik

J Ilm Bid Ilmu Adm Negara. 2017;11(1):89–100.

24. Sulistiawan B. Pengaruh Koordinasi Dan Kompetensi Pengelola Program

Terhadap Kinerja Pengelola Program Penanggulangan Tuberkulosis Paru

Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Binjai Tahun 2013. 2013.

25. Abdussamad Z. Pengaruh Diferensiasi Jasa dan Kualitas Pelayanan

Terhadap Kepuasan Pasien Pada Rumah Sakit Islam Gorontalo. 2011;

26. Ritonga H. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Fasilitas

Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah

Rantauprapat. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara; 2019.

27. Lubis AH. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Citra Rumah Sakit, Nilai

Pelanggan Terhadap Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Umum Tiara

Pematang Siantar. Universitas Terbuka; 2019.

28. Andika F. Analisis Faktor Kepuasan Pasien BPJS JKRA Dengan Kinerja

Perawat di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda

Aceh. J Healthc Technol Med. 2018;4(2):207–17.

29. Mayasari. Analisis Hubungan Waktu Pelayanan dan Faktor Total Quality

Service Terhadap Kepuasan Pasien di Poliklinik Kebidanan dan

Kandungan RSIA Anugerah Medical Centre Kota Metro Tahun 2015. J

Adm Rumah Sakit Indones. 2018;2(3).

30. Mailintina Y. Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Loylitas Pelanggan di

Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Bhayangkara Brimob tahun 2018. J Bid

Ilmu Kesehat. 2019;9(1):37–49.

31. Harahap HK. Analisis Indeks Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara

Tahun 2017. 2018;

32. Setiawan C. Hubungan Daya Tanggap (Responsiveness) Pelayanan

Page 106: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

89

Fisioterapi Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Jaminan Kesehatan

Nasional Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Jatinom Klaten. Univeritas

Muhammadiyah Surakarta; 2018.

33. Sektiyaningsih IS. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan, Citra

dan Loyalitas Pasien pada Unit Rawat Jalan RSUD Mampang Prapatan

Jakarta Selatan. J Bus Stud. 2019;4(1):17–29.

34. Mayang S. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Di Poliklinik Penyakit Dalam

RSUD Dr. Rasidin Padang Tahun 2017. Universitas Andalas; 2018.

35. Aditama TY. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. UI Press, Jakarta;

2011.

36. Herlambang S. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta

Gosyen Publ. 2016;

37. Pohan I. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar Pengertian Dan

Penerapan. In Jakarta: EGC; 2007.

38. Nasution NM. Analisa Tingkat Kepuasan Pasien Pada Pelayanan

Keperawatan Prima di Ruang rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan. 2009;

39. Wibowo SE, Phil M. Manajemen kinerja. Raja Graf Persada, Jakarta. 2008;

40. Daulay D. Hubungan Karakteristik Individu Dengan Kompetensi Sanitarian

Dalam Pelaksanaan Penyehatan Makanan Di Puskesmas Kota Medan

Tahun 2006. 2007.

41. Mustopadidjaja AR. Beberapa Dimensi Dan Dinamika Kepemimpinan

Abad 21, Artikel : Kepemimpinan. 2008.

42. Menteri Kesehatan. Standar Kompetensi Fisioterapi. 2007;

43. Azwar A. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka sinar

harapan. 1996;1496.

44. Ariani AP. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan

Reproduksi. Nuha Medika; 2019;

45. Busro M. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta Cetakan Pertama

Expert. 2017;

46. Tannady H. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta Expert. 2017;

47. Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan

Menggunakan Metode Ilmiah. Bandung: Citapustaka Media Perintis. 2015;

48. Muhammad I. Pemanfaatan SPSS Dalam Penelitian Bidang Kesehatan &

Umum. Bandung: Citapustaka Media Perintis. 2014;

49. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung CV Alf. 2011;

50. Santjaka A. Aplikasi SPSS Untuk Analisis Data Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta Nuha Med. 2015;

Page 107: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

90

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS TERHADAP

KEPUASAN PASIEN DI KLINIK FISIOTERAPI RSUD

DATU BERU TAKENGON KABUPATEN

ACEH TENGAH

TAHUN 2019

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Cara Pembayaran :

B. Berilah tanda checklist (√) untuk setiap pernyataan ini sesuai dengan

“KENYATAAN” yang diterima dalam pelayanan, pada kolom :

1. KOMPETENSI PETUGAS FISIOTERAPI

No Pernyataan Jawaban

A. Kedisiplinan Ya Tidak

1 Petugas fisioterapi datang tepat waktu

2 Petugas fisioterapi menjalankan tugas sesuai dengan

waktu yang ditentukan

3 Waktu istirahat dan berakhirnya istirahat dipergunakan

petugas tepat waktu

4

Petugas fisioterapi melaksanakan pelayanan pada satu

pasien hingga selesai kemudian melayani pasien

berikutnya

5 Pasien diberikan waktu istirahat setelah dilakukan

tindakan fisioterapi

6

Waktu pelayanan yang diberikan kepada satu orang

pasien dengan pasien yang lainnya sama tidak ada pilih

kasih

7 Pasien diberikan waktu untuk menyampaikan keluhan

yang dirasakan

90

Page 108: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

91

TOTAL

B. Kejujuran Ya Tidak

1 Ketika saya bertanya kepada petugas, petugas fisioterapi

menjawab pertanyaan dengan baik

2 Petugas fisioterapi menjelaskan kondisi yang saya alami

3 Petugas fisioterapi menjelaskan setiap tindakan yang

dilakukan

4 Petugas fisioterapi memberikan arahan (edukasi) apa

yang harus dilakukan di rumah setelah selesai tindakan

5

Ketika saya bertanya petugas fisioterapi mengalihkan

pertanyaan dan tidak menjawab pertanyaan yang saya

ajukan

6 Kejujuran petugas fisioterapi dalam menjalankan

pelayanan penting bagi saya

7 Informasi yang disampaikan petugas fisioterapi sesuai

dengan keadaan sebenarnya yang dialami

TOTAL

C Ketelitian Ya Tidak

1 Dalam menjalankan pelayanan fisioterapi, petugas

fisioterapi melakukan tiap langkah dengan teliti

2

Apabila terjadi kesalahan dalam memberikan pelayanan

fisioterapi, petugas fisioterapi langsung berusaha

memperbaiki kesalahan

3 Petugas fisioterapi menjaga kerapihan dan setiap alat

yang dipergunakan dikembalikan dengan rapi

4 Sebelum mealukan tindakan petugas fisioterapi

melakukan penulusuran riwayat penyakit pasien

5 Sebelum melakukan tindakan, petugas fisioterapi

terlebih dahulu melakukan pemeriksaan tekanan darah

6 Petugas fisioterapi memberikan tindakan pelayanan

sesuai dengan masalah yang dialami pasien

7 Petugas fisioterapi dalam melakukan pelayanan tidak ada

barang yang berserakan

TOTAL

D Tanggung Jawab Ya Tidak

1 Petugas fisioterapi melaksanakan tugas hingga selesai

2 Petugas fisioterapi menerima kritik dan saran yang

diberikan

3 Petugas fisioterapi memberikan saran kepada pasien

sesuai kondisi pasien

4 Ketika diberikan kritik petugas fisioterapi tetap bersikap

baik dan memperbaiki kesalahan

Page 109: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

92

5 Dalam memberikan pelayanan petugas fisioterapi tidak

membeda-bedakan pasien

6 Petugas fisioterapi dalam menjalankan pelayanan

kepada pasien dipanggil sesuai urutan antrian

7 Petugas fisioterapi tidak ada yang bercerita atau bermain

handphone ketika memberikan pelayanan

TOTAL

E Kematangan Emosi Ya Tidak

1 Petugas fisioterapi bersikap ramah pada pasien

2 Pasien merasa senang dengan pelayanan petugas

fisioterapi karena menghargai pasien

3 Petugas sabar dalam memberikan edukasi kepada pasien

dan keluarga pasien

4 Petugas mendengar dengan baik semua keluhan yang

disampaikan pasien

5 Ketika ditegur pasien karena suatu hal petugas

fisioterapi tetap bersikap baik

6 Petugas fisioterapi tetap tersenyum walau pasien yang

berkunjung banyak

7 Petugas fisioterapi tidak pernah mengeluh kepada pasien

dalam menjalankan pelayanan

TOTAL

2. KEPUASAN PASIEN

Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

Saya merasa puas terhadap kedisiplinan, kejujuran, ketelitian,

tanggung jawab, dan kematangan emosi petugas fisioterapi selama

melayani saya

Page 110: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

93

Page 111: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

94

Page 112: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

95

HASIL KUESIONER

Correlations

[DataSet1] D:\valid\bukti.sav

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 total

p1 Pearson

Correlation

1 .242 .724**

.123 .811**

.373 .724**

.806**

Sig. (2-tailed) .303 .000 .605 .000 .105 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson

Correlation

.242 1 .252 .257 .099 .435 .252 .511*

Sig. (2-tailed) .303 .285 .274 .678 .055 .285 .021

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson

Correlation

.724**

.252 1 .089 .892**

.190 1.000*

*

.831**

Sig. (2-tailed) .000 .285 .709 .000 .421 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p4 Pearson

Correlation

.123 .257 .089 1 .171 .802**

.089 .512*

Sig. (2-tailed) .605 .274 .709 .471 .000 .709 .021

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson

Correlation

.811**

.099 .892**

.171 1 .252 .892**

.827**

Sig. (2-tailed) .000 .678 .000 .471 .285 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson

Correlation

.373 .435 .190 .802**

.252 1 .190 .654**

Sig. (2-tailed) .105 .055 .421 .000 .285 .421 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p7 Pearson

Correlation

.724**

.252 1.000*

*

.089 .892**

.190 1 .831**

95

Page 113: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

96

Sig. (2-tailed) .000 .285 .000 .709 .000 .421 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

total Pearson

Correlation

.806**

.511* .831

** .512

* .827

** .654

** .831

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .021 .000 .021 .000 .002 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.

Reliability

[DataSet1] D:\valid\bukti.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.835 7

SAVE OUTFILE='D:\\validitas\data kedisiplinan.sav'

/COMPRESSED.

Page 114: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

97

GET

FILE='D:\validitas\kejujuran.sav'.

CORRELATIONS

/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 total

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

[DataSet1] D:\validitas\kejujuran.sav

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 total

p1 Pearson

Correlation

1 .314 .655**

.204 .612**

.436 .734**

.799**

Sig. (2-tailed) .177 .002 .388 .004 .054 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson

Correlation

.314 1 .252 .257 .171 .435 .319 .551*

Sig. (2-tailed) .177 .285 .274 .471 .055 .171 .012

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson

Correlation

.655**

.252 1 .089 .802**

.190 .892**

.780**

Sig. (2-tailed) .002 .285 .709 .000 .421 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p4 Pearson

Correlation

.204 .257 .089 1 .250 .802**

.171 .558*

Sig. (2-tailed) .388 .274 .709 .288 .000 .471 .011

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson

Correlation

.612**

.171 .802**

.250 1 .312 .685**

.773**

Sig. (2-tailed) .004 .471 .000 .288 .181 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson

Correlation

.436 .435 .190 .802**

.312 1 .252 .689**

Sig. (2-tailed) .054 .055 .421 .000 .181 .285 .001

Page 115: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

98

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p7 Pearson

Correlation

.734**

.319 .892**

.171 .685**

.252 1 .816**

Sig. (2-tailed) .000 .171 .000 .471 .001 .285 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

total Pearson

Correlation

.799**

.551* .780

** .558

* .773

** .689

** .816

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .012 .000 .011 .000 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 /SCALE('ALL

VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.

Reliability

[DataSet1] D:\validitas\kejujuran.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.835 7

SAVE OUTFILE='D:\validitas\kejujuran.sav'

/COMPRESSED.

Page 116: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

99

GET

FILE='D:\valid\ketelitian.sav'.

CORRELATIONS

/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 total

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

[DataSet1] D:\valid\ketelitian.sav

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 total

p1 Pearson

Correlation

1 .390 1.000*

*

.242 .892**

.319 1.000*

*

.912**

Sig. (2-tailed) .089 .000 .303 .000 .171 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson

Correlation

.390 1 .390 .818**

.285 .242 .390 .675**

Sig. (2-tailed) .089 .089 .000 .223 .303 .089 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson

Correlation

1.000*

*

.390 1 .242 .892**

.319 1.000*

*

.912**

Sig. (2-tailed) .000 .089 .303 .000 .171 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p4 Pearson

Correlation

.242 .818**

.242 1 .154 .179 .242 .556*

Sig. (2-tailed) .303 .000 .303 .518 .450 .303 .011

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson

Correlation

.892**

.285 .892**

.154 1 .252 .892**

.819**

Sig. (2-tailed) .000 .223 .000 .518 .285 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson

Correlation

.319 .242 .319 .179 .252 1 .319 .497*

Sig. (2-tailed) .171 .303 .171 .450 .285 .171 .026

N 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 117: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

100

p7 Pearson

Correlation

1.000*

*

.390 1.000*

*

.242 .892**

.319 1 .912**

Sig. (2-tailed) .000 .089 .000 .303 .000 .171 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

total Pearson

Correlation

.912**

.675**

.912**

.556* .819

** .497

* .912

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .011 .000 .026 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 /SCALE('ALL

VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.

Reliability

[DataSet1] D:\valid\ketelitian

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

Page 118: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

101

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.872 7

SAVE OUTFILE='D:\validitas\ketelitian.sav'

/COMPRESSED.

Page 119: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

102

GET

FILE='D:\valid\tanggung jawab.sav'.

CORRELATIONS

/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 total

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

[DataSet1] D:\valid\tanggung jawab.sav

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 total

p1 Pearson

Correlation

1 .242 .724**

.123 .811**

.373 .724**

.806**

Sig. (2-tailed) .303 .000 .605 .000 .105 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p2 Pearson

Correlation

.242 1 .252 .257 .099 .435 .252 .511*

Sig. (2-tailed) .303 .285 .274 .678 .055 .285 .021

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson

Correlation

.724**

.252 1 .089 .892**

.190 1.000*

*

.831**

Sig. (2-tailed) .000 .285 .709 .000 .421 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p4 Pearson

Correlation

.123 .257 .089 1 .171 .802**

.089 .512*

Sig. (2-tailed) .605 .274 .709 .471 .000 .709 .021

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson

Correlation

.811**

.099 .892**

.171 1 .252 .892**

.827**

Sig. (2-tailed) .000 .678 .000 .471 .285 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 120: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

103

p6 Pearson

Correlation

.373 .435 .190 .802**

.252 1 .190 .654**

Sig. (2-tailed) .105 .055 .421 .000 .285 .421 .002

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p7 Pearson

Correlation

.724**

.252 1.000*

*

.089 .892**

.190 1 .831**

Sig. (2-tailed) .000 .285 .000 .709 .000 .421 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

total Pearson

Correlation

.806**

.511* .831

** .512

* .827

** .654

** .831

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .021 .000 .021 .000 .002 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 /SCALE('ALL

VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.

Reliability

[DataSet1] D:\valid\tanggung jawab.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Page 121: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

104

Cronbach's

Alpha N of Items

.835 7

SAVE OUTFILE='D:\validitas\tanggung jawab.sav'

/COMPRESSED.

GET

FILE='D:\valid\kematangan emosi.sav'.

CORRELATIONS

/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 total

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

[DataSet1] D:\valid\kematangan emosi.sav

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 total

p1 Pearson

Correlation

1 -.105 .252 .242 -.043 .787**

.252 .504*

Sig. (2-tailed) .660 .285 .303 .858 .000 .285 .024

N 20 20 20 20 20 20 20 20

Page 122: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

105

p2 Pearson

Correlation

-.105 1 .436 .302 .612**

.115 .436 .621**

Sig. (2-tailed) .660 .054 .196 .004 .628 .054 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p3 Pearson

Correlation

.252 .436 1 .285 .802**

.126 1.000*

*

.848**

Sig. (2-tailed) .285 .054 .223 .000 .597 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p4 Pearson

Correlation

.242 .302 .285 1 .287 .058 .285 .548*

Sig. (2-tailed) .303 .196 .223 .220 .808 .223 .012

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p5 Pearson

Correlation

-.043 .612**

.802**

.287 1 .000 .802**

.760**

Sig. (2-tailed) .858 .004 .000 .220 1.000 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p6 Pearson

Correlation

.787**

.115 .126 .058 .000 1 .126 .465*

Sig. (2-tailed) .000 .628 .597 .808 1.000 .597 .039

N 20 20 20 20 20 20 20 20

p7 Pearson

Correlation

.252 .436 1.000*

*

.285 .802**

.126 1 .848**

Sig. (2-tailed) .285 .054 .000 .223 .000 .597 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

total Pearson

Correlation

.504* .621

** .848

** .548

* .760

** .465

* .848

** 1

Sig. (2-tailed) .024 .003 .000 .012 .000 .039 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 /SCALE('ALL

VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.

Page 123: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

106

Reliability

[DataSet1] D:\valid\kematangan emosi.sav

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100.0

Excludeda 0 .0

Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.779 7

SAVE OUTFILE='D:\validitas\kematangan emosi.sav'

/COMPRESSED

Page 124: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

107

FREQUENCIES VARIABLES=disiplin jujur teliti tanggungjawah kematangan

kepuasan /ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

[DataSet1] D:\\DATA.sav

Statistics

Disiplin jujur teliti

tanggungjaw

ah kematangan kepuasan

N Valid 60 60 60 60 60 60

Missing 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Disiplin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak baik 26 43.3 43.3 43.3

Baik 34 56.7 56.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Jujur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak baik 28 46.7 46.7 46.7

Baik 32 53.3 53.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

Teliti

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak baik 30 50.0 50.0 50.0

Baik 30 50.0 50.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Page 125: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

108

Tanggungjawah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak baik 30 50.0 50.0 50.0

Baik 30 50.0 50.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Kematangan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak baik 32 53.3 53.3 53.3

Baik 28 46.7 46.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Kepuasan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak puas 28 46.7 46.7 46.7

Puas 32 53.3 53.3 100.0

Total 60 100.0 100.0

CROSSTABS /TABLES=disiplin jujur teliti tanggungjawah kematangan BY

kepuasan /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ RISK

/CELLS=COUNT TOTAL /COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

[DataSet1] D: \DATA.sav

Case Processing Summary

Page 126: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

109

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

disiplin * kepuasan 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

jujur * kepuasan 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

teliti * kepuasan 60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

tanggungjawah *

kepuasan

60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

kematangan *

kepuasan

60 100.0% 0 .0% 60 100.0%

disiplin * kepuasan

Crosstab

Kepuasan

Total tidak puas puas

disiplin tidak baik Count 18 8 26

% of Total 30.0% 13.3% 43.3%

Baik Count 10 24 34

% of Total 16.7% 40.0% 56.7%

Total Count 28 32 60

% of Total 46.7% 53.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 9.386a 1 .002

Continuity

Correctionb

7.854 1 .005

Page 127: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

110

Likelihood Ratio 9.620 1 .002

Fisher's Exact Test .004 .002

Linear-by-Linear

Association

9.229 1 .002

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

12,13.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for disiplin

(tidak baik / baik)

5.400 1.775 16.428

For cohort kepuasan =

tidak puas

2.354 1.317 4.206

For cohort kepuasan =

puas

.436 .235 .807

N of Valid Cases 60

jujur * kepuasan

Crosstab

Kepuasan

Total tidak puas Puas

jujur tidak baik Count 19 9 28

% of Total 31.7% 15.0% 46.7%

baik Count 9 23 32

% of Total 15.0% 38.3% 53.3%

Total Count 28 32 60

Page 128: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

111

Crosstab

Kepuasan

Total tidak puas Puas

jujur tidak baik Count 19 9 28

% of Total 31.7% 15.0% 46.7%

baik Count 9 23 32

% of Total 15.0% 38.3% 53.3%

Total Count 28 32 60

% of Total 46.7% 53.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 9.472a 1 .002

Continuity

Correctionb

7.943 1 .005

Page 129: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

112

Likelihood Ratio 9.722 1 .002

Fisher's Exact Test .004 .002

Linear-by-Linear

Association

9.314 1 .002

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

13,07.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for jujur

(tidak baik / baik)

5.395 1.785 16.302

For cohort kepuasan =

tidak puas

2.413 1.311 4.439

For cohort kepuasan =

puas

.447 .250 .799

N of Valid Cases 60

teliti * kepuasan

Crosstab

Kepuasan

Total tidak puas Puas

Page 130: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

113

teliti tidak baik Count 22 8 30

% of Total 36.7% 13.3% 50.0%

baik Count 6 24 30

% of Total 10.0% 40.0% 50.0%

Total Count 28 32 60

% of Total 46.7% 53.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 17.143a 1 .000

Continuity

Correctionb

15.067 1 .000

Likelihood Ratio 18.092 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association

16.857 1 .000

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

14,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for teliti

(tidak baik / baik)

11.000 3.292 36.751

For cohort kepuasan =

tidak puas

3.667 1.736 7.743

Page 131: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

114

For cohort kepuasan =

puas

.333 .179 .620

N of Valid Cases 60

tanggungjawah * kepuasan

Crosstab

kepuasan

Total tidak puas puas

tanggungjawah tidak baik Count 22 8 30

% of Total 36.7% 13.3% 50.0%

baik Count 6 24 30

% of Total 10.0% 40.0% 50.0%

Total Count 28 32 60

% of Total 46.7% 53.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 17.143a 1 .000

Continuity

Correctionb

15.067 1 .000

Likelihood Ratio 18.092 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear

Association

16.857 1 .000

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

14,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Page 132: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

115

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

tanggungjawah (tidak

baik / baik)

11.000 3.292 36.751

For cohort kepuasan =

tidak puas

3.667 1.736 7.743

For cohort kepuasan =

puas

.333 .179 .620

N of Valid Cases 60

kematangan * kepuasan

Crosstab

kepuasan

Total tidak puas puas

kematangan tidak baik Count 21 11 32

% of Total 35.0% 18.3% 53.3%

baik Count 7 21 28

% of Total 11.7% 35.0% 46.7%

Total Count 28 32 60

% of Total 46.7% 53.3% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 9.902a 1 .002

Continuity

Correctionb

8.337 1 .004

Page 133: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

116

Likelihood Ratio 10.237 1 .001

Fisher's Exact Test .002 .002

Linear-by-Linear

Association

9.737 1 .002

N of Valid Cases 60

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

13,07.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence

Interval

Lower Upper

Odds Ratio for

kematangan (tidak baik /

baik)

5.727 1.861 17.627

For cohort kepuasan =

tidak puas

2.625 1.318 5.227

For cohort kepuasan =

puas

.458 .271 .774

N of Valid Cases 60

LOGISTIC REGRESSION VARIABLES kepuasan /METHOD=ENTER

disiplin jujur teliti tanggungjawah kematangan /PRINT=CI(95)

/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).

Logistic Regression

[DataSet1] D:\ DATA.sav

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in

Analysis

60 100.0

Page 134: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

117

Missing Cases 0 .0

Total 60 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 60 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the

total number of cases.

Dependent Variable

Encoding

Original

Value Internal Value

tidak puas 0

puas 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

kepuasan Percentage

Correct tidak puas puas

Step 0 kepuasan tidak puas 0 28 .0

puas 0 32 100.0

Overall Percentage 53.3

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .134 .259 .266 1 .606 1.143

Variables not in the Equation

Page 135: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

118

Score df Sig.

Step 0 Variables disiplin 9.386 1 .002

jujur 9.472 1 .002

teliti 17.143 1 .000

tanggungjawah 17.143 1 .000

kematangan 9.902 1 .002

Overall Statistics 32.154 5 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 40.837 5 .000

Block 40.837 5 .000

Model 40.837 5 .000

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke R

Square

1 42.074a .494 .659

a. Estimation terminated at iteration number 6

because parameter estimates changed by less than

,001.

Classification Tablea

Observed

Predicted

kepuasan Percentage

Correct tidak puas puas

Step 1 kepuasan tidak puas 25 3 89.3

Puas 4 28 87.5

Overall Percentage 88.3

a. The cut value is ,500

Page 136: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

119

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

disiplin 1.904 .905 4.422 1 .035 6.711 1.138 39.569

jujur .707 .901 .615 1 .433 2.027 .347 11.853

teliti 2.070 .885 5.474 1 .019 7.926 1.399 44.894

tanggungja

wah

2.296 .862 7.102 1 .008 9.936 1.836 53.782

kematanga

n

1.091 .871 1.569 1 .210 2.977 .540 16.409

Constant -3.860 1.035 13.920 1 .000 .021

a. Variable(s) entered on step 1: disiplin, jujur, teliti, tanggungjawah, kematangan.

LOGISTIC REGRESSION VARIABLES kepuasan /METHOD=ENTER

disiplin teliti tanggungjawah kematangan /PRINT=CI(95)

/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10) ITERATE(20) CUT(0.5).

Logistic Regression

[DataSet1] D:\DATA.sav

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in

Analysis

60 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 60 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 60 100.0

Page 137: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

120

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in

Analysis

60 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 60 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 60 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the

total number of cases.

Dependent Variable

Encoding

Original

Value Internal Value

tidak puas 0

puas 1

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

kepuasan Percentage

Correct tidak puas puas

Step 0 kepuasan tidak puas 0 28 .0

puas 0 32 100.0

Overall Percentage 53.3

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

Page 138: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

121

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .134 .259 .266 1 .606 1.143

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables disiplin 9.386 1 .002

teliti 17.143 1 .000

tanggungjawah 17.143 1 .000

kematangan 9.902 1 .002

Overall Statistics 31.760 4 .000

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 40.228 4 .000

Block 40.228 4 .000

Model 40.228 4 .000

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke R

Square

1 42.682a .489 .652

a. Estimation terminated at iteration number 6

because parameter estimates changed by less than

,001.

Page 139: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

122

Classification Tablea

Observed

Predicted

kepuasan Percentage

Correct tidak puas puas

Step 1 kepuasan tidak puas 25 3 89.3

puas 5 27 84.4

Overall Percentage 86.7

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.for

EXP(B)

Lower Upper

Step

1a

disiplin 1.943 .903 4.634 1 .031 6.978 1.190 40.924

teliti 2.357 .826 8.141 1 .004 10.563 2.092 53.340

tanggungja

wah

2.491 .837 8.853 1 .003 12.067 2.340 62.244

kematanga

n

.938 .828 1.283 1 .257 2.554 .504 12.937

Constant -3.661 .979 13.981 1 .000 .026

a. Variable(s) entered on step 1: disiplin, teliti, tanggungjawah, kematangan.

Page 140: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

123

DOKUMENTASI

Gambar 1. Permohonan Izin Penelitian Kepada Staf Penelitian dan

Pengembangan RSUD Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh Tengah

Gambar 2. Pembagian Kuesioner Kepada Responden

123

Page 141: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

124

Gambar 3. Pembagian Kuesioner Kepada Responden

Gambar 4. Alat Fisioterapi

Page 142: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

125

Gambar 5. Alat Fisioterapi

Gambar 6. Alat Fisioterapi

Page 143: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

126

Gambar 7. Ruangan Fisioterapi

Gambar 8. Ruangan Fisioterapi

Page 144: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

127

Gambar 9. Alat Fisioterapi

Page 145: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

128

Page 146: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

129

Page 147: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

130

Page 148: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

131

Page 149: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

132

Page 150: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

133

Page 151: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

134

Page 152: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

135

Page 153: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

136

Page 154: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

137

Page 155: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

138

Page 156: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

139

Page 157: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

140

Page 158: PENGARUH KOMPETENSI ETOS KERJA PETUGAS …

141