PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA …digilib.unila.ac.id/57368/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA …digilib.unila.ac.id/57368/3/SKRIPSI TANPA BAB...
-
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA
KEUANGAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Skripsi)
Oleh
SONI SETIAWAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
-
ABSTRACT
THE EFFECT OF ENVIRONMENTAL PERFORMANCE ON
PERFORMANCE FINANCE WITH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) AS AN INTERVENING VARIABLE
By
SONI SETIAWAN
Environmental problems are increasingly becoming a concern for many parties.
The community wants the impact to be controlled, therefore the Ministry of
Environment (KLH) has formed a Program for Rating the Company's
Performance in Environmental Management (PROPER) to enhance the
company's role in the environment. This study aims to determine the effect of
environmental performance on financial performance with Corporate Social
Responsibility (CSR) as an intervening variable. Determination of samples was
carried out by purposive sampling method with a total sample of 48 companies
listed on the Indonesia Stock Exchange and PROPER for the period 2012-2017.
Data were tested using Path Analysis testing using SPSS 23. The results of this
study indicate that (1) environmental performance has an effect on CSR (2)
environmental performance has no effect on financial performance (3) CSR has
an effect on financial performance (4) environmental performance affects
financial performance with CSR as an intervening variable.
Keywords : CSR, Environmental performance, Financial performance.
-
ABSTRAK
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA
KEUANGAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Oleh
SONI SETIAWAN
Permasalahan lingkungan semakin menjadi perhatian oleh banyak pihak.
Masyarakat menginginkan agar dampak tersebut dapat dikontrol, oleh karena itu
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) membentuk Program Penilaian Peringkat
Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) untuk
meningkatkan peran perusahaan terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan dengan
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel intervening. Penentuan
sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan jumlah total sampel
sebesar 48 perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dan PROPER
periode 2012-2017. Data diuji menggunakan pengujian Path Analysis
menggunakan bantuan SPSS 23. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1)
kinerja lingkungan berpengaruh terhadap CSR (2) kinerja lingkungan tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan (3) CSR berpengaruh terhadap kinerja
keuangan (4) kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan
CSR sebagai variabel intervening.
Kata Kunci : CSR, Kinerja keuangan, Kinerja lingkungan
-
PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA
KEUANGAN DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Oleh
SONI SETIAWAN
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
-
Judul Skripsi : PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN
TERHADAP KINERJA KEUANGAN
DENGAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI
VERIABEL INTERVENING
Nama Mahasiswa : Soni Setiawan
Nomor Pokok Mahasiswa : 1411031122
Program Studi : S1 Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.A., C.P.A., Akt. Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. NIP 195706081987031003 NIP 198010172005122002
2. Ketua Jurusan Akuntansi
Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt.
NIP 196206121990102001
-
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.A., C.P.A., Akt. ....................
Sekretaris : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. ....................
Penguji : Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt., CA. ....................
2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si.
NIP 19610904 198703 1 011
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 18 Juni 2019
LEMBAR PERNYATAAN
-
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Soni Setiawan
NPM : 1411031122
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul "Pengaruh Kinerja
Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan dengan Corporate Social Responsibility
(CSR) sebagai variabel intervening” adalah benar hasil karya saya sendiri. Dalam
skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya
ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau
simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain,
yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya, selain itu atau yang saya ambil dari
tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya. Apabila
dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini tidak benar, maka saya siap
menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Bandar Lampung, 18 Juni 2019
Soni Setiawan
-
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jemenang pada tanggal 06 Mei 1996.
Penulis adalah anak pertama dari dari pasangan Bapak
Sriyono dan Ibu Maswani, A.Md.Keb.
Pada tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan Taman
Kanak-Kanak (TK) di TK Inti Suni, Muara Enim. Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
diselesaikan oleh penulis pada tahun 2008 di SD Negeri Inti Suni. Sekolah
Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMP KUD Pesari Suni dan
diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Prabumulih hingga tahun 2014.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui jalur SNMPTN. Pada tahun 2016
penulis juga ikut serta menjadi Liaison Officer dalam kegiatan Simposium Nasional
Akuntansi XIX yang merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI).
-
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan berkah yang telah
diberikan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Karya ini kupersembahkan kepada:
Kedua orangtuaku, Bapak Sriyono dan Ibu Maswani, A.Md.Keb. yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasihat dan fasilitas untukku meraih
pendidikan hingga saat ini. Terimakasih atas segala pengorbanan yang telah
diberikan kepadaku. Semoga Bapak dan Ibu selalu diberi kesehatan dan
kebahagiaan.
Mbahku Kusmiati dan adik-adikku Aldi Widianto dan Bariq Bernolian yang
selalu menghibur dan memberi semangat kepada penulis dan selalu mengerti serta
menerima keluh kesah penulis.
Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa.
Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
-
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai dari (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
(Qs. Al-Insyirah: 5-6)
“Jangan pernah takut jika melibatkan ALLAH SWT dalam setiap urusan.
Lakukan yang menjadi pilihan hati dan percayalah disetiap keberuntungan dalam
hidup, Doa ibu dikabulkan”
(Daniati, 2018)
“Kekuatan ada didalam pikiranmu, Apabila kau yakin maka kau mampu”
(Setiawan, 2019)
-
SANWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan berkah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja
Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan dengan Corporate Social
Responsibility (CSR) sebagai Variabel Intervening”, sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. A. Zubaidi Indra, M.M., C.A., C.P.A., Akt., selaku Dosen
Pembimbing 1 dan Ibu Yuztitya Asmaranti, SE., M.Si. selaku Dosen
-
Pembimbing 2 yang telah memberikan waktu, nasihat, saran, masukan dan
semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Kiagus Andi, S.E.,M.Si.,Akt.,CA selaku Dosen Penguji, atas masukan,
arahan dan nasihat yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E.,M.Si.,Akt., CA. selaku Pembimbing
Akademik selama masa perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis
selama menempuh program pendidikan S1.
8. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terimakasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
9. Bapak dan Ibuku tercinta Sriyono dan Maswani yang selalu mendoakan dan
menjadi penyemangat untuk menyelesaikan studi ini. Terima kasih atas kasih
sayang dan pengorbanan yang telah diberikan kepadaku. Terimakasih Ibuku
tersayang atas perjuanganmu untukku.
10. Saudaraku Aldi Widianto dan Bariq Bernolian serta Mbahku Kusmiati yang
selalu menjadi penyemangat selama ini.
11. Spesial teruntuk Yais Daniati, kamu yang selalu memberikan dukungan,
bantuan, keceriaan, semangat, motivasi, nasehat yang berharga bagiku dan
semuanya “Terima Kasih”.
12. Untuk Ibu Meriyanti, Nabila Akbarani, Dio anugrah, Mbah yenni dan Mbah
uzair. Terimakasih atas kasih sayang yang kalian berikan.
-
13. Ngecos, Bipa Arba, Dani Aulia, Ghazy Zain, Muamar Hary, M Rizky
terimakasih untuk kebersamaan, keceriaan, dan lawakan selama masa
perkuliahan. Semoga kita kelak selalu menjadi keluarga.
14. D’Cost, Hafin Jaya wardana, Teguh prasetyo, Aminudin, Bagus setyawan,
Amin sobri, Adam Jordan terimakasih untuk dukungan nya, keceriaan,
lawakan. Terimakasih atas kisah yang penuh warna selama perkuliahan dan
untuk kisah selanjutnya.
15. Bujang Akuntansi, Rangga Prasetya, Anggit hargo, Aryo Bimo, Faisal
Fahrurozi, Agro niago, Yuda Prakoso, Micho, Andy Tonang, Ariyanto,
Robert Trisnayandi, Praneko adi, Bagus Sugiarta, I ketut , IB, Iqbal, Rifqi
idham, Zam-zam, Frangky Gunanta, Andi aja dll. terimakasih untuk
dukungan nya, keceriaan, lawakan. Terimakasih atas kisah yang penuh warna
selama perkuliahan dan untuk kisah selanjutnya.
16. Teman KKN Desa Indra Putra Subing serta pak Suit, ibu suit, Apin dan
Bunga serta teman-teman Kosan Ismail Yusuf dan Vredik, Untuk sahabatku
di Narasi Singkat Concerto.
17. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2014 dan semua pihak yang
telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga
Allah SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandar Lampung, 18 Juni 2019
Penulis,
Soni Setiawan
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................. iii
HALAMAN JUDUL ................................................................................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... x
MOTTO ..................................................................................................... xi
SANWACANA .......................................................................................... xii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xx
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 8
2.1.1 Teori Stakeholder ............................................................................ 8
2.1.2 Teori Legitimasi ............................................................................... 9
2.1.3 Kinerja Keuangan ............................................................................ 10
2.1.4 Kinerja Lingkungan ......................................................................... 15
2.1.5 Corporate Social Responsibility ...................................................... 20
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 21
2.3 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 23
2.4 Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 28
2.4.1 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap CSR .............................. 28
2.4.2 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan ........... 29
2.4.3 CSR berpengaruh terhadap kinerja keuangan .................................. 30
-
2.4.4 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan CSR
sebagai variable intervening ............................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 33
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................. 33
3.3 Definisi Operasional Variabel ............................................................... 34
3.3.1 Variabel Dependen ......................................................................... 34
3.3.2 Variabel Independen ....................................................................... 34
3.3.3 Variabel Intervening........................................................................ 36
3.4 Teknik Analisis Data .............................................................................. 37
3.4.1 Analisis Deskriptif .......................................................................... 37
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 37
3.4.2.1 Uji Normalitas ......................................................................... 37
3.4.2.2 Uji Multikolinieritas ............................................................... 38
3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 38
3.4.3 Pengujian Hipotesis .......................................................................... 39
3.4.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ............................. 39
3.4.3.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ........... 39
3.4.3.3 Analisis Jalur ........................................................................... 39
3.4.3.4 Koeisien Determinasi ............................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................... 42
4.1.1 Data dan Sampel .............................................................................. 42
4.1.2 Statistik Deskriptif ........................................................................... 43
4.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 44
4.2.1 Uji Normalitas ................................................................................ 44
4.2.2 Uji Asumsi Multikolinieritas ........................................................... 45
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ..................................................................... 46
4.3 Uji Hipotesis ......................................................................................... 47
4.3.1 Uji Koefisien Determinasi ............................................................... 47
4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F ........................................ 49
4.3.3 Uji Signifikansi parameter individual ( Uji Statistik t) ................... 50
4.3.4 Analisis Jalur .................................................................................... 51
4.3.5 Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 54
4.4 Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................................ 56
4.4.1 Kinerja Lingkungan terhadap CSR ................................................. 56
4.4.2 Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan ........................... 57
4.4.3 CSR terhadap Kinerja Keuangan ..................................................... 59
4.4.4 Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan dengan CSR sebagai
variabel intervening .......................................................................... 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 63
5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 63
5.4 Saran ....................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. 21
Tabel 3.1 Kriteria Peringkat PROPER ....................................................... 35
Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian .......................................... 42
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ..................................................................... 43
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas 1 .................................................... 45
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas 2 ..................................................... 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) Model 1 .......... 48
Tabel 4.6 Hasil Uji Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) Model 2 .......... 48
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Model 1 ......... 49
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Model 2 ......... 49
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik t Model 1 ...................................................... 50
Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik t Model 2 .................................................... 51
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 55
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar ........................................................... Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 27
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Model Regresi 1 dan 2 ............................. 44
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas 1 dan 2 ......................................... 47
Gambar 4.3 Hasil Uji Path Analysis .............................................................. 53
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 : Daftar Sampel Penelitian
Lampiran 2 : Daftar Perhitungan Kinerja Lingkungan (PROPER)
Lampiran 3 : Item- Item Pengungkapan Corporate Social Responsibility (GRI-G4)
Lampiran 4 : Daftar Perhitungan Corporate Social Responsibility
Lampiran 5 : Daftar perhitungan Kinerja Keuangan
Lampiran 6 : Hasil Uji Asumsi Klasik
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin canggih berdampak pada kemajuan dunia
bisnis yang sangat pesat, sehingga memicu persaingan yang sangat kompetitif
antar perusahaan dalam rangka meraih tujuannya. Setiap perusahaan
mengharapkan usahanya dapat berkembang dengan maju. Salah satu pilihan untuk
mengembangkan usahanya yaitu melalui komitmen perusahaan untuk bergabung
dalam bursa efek. Investor yang akan membeli saham perusahaan tentu
melakukan penilaian pada perusahaan. Salah satunya dengan melihat kinerja
keuangan perusahaan tersebut.
Pengukuran kinerja keuangan secara umum ada dua yaitu pengukuran berdasarkan
pasar dan pengukuran berdasarkan akuntansi (Al-Tuwaijri et al., 2004).
Pengukuran berdasarkan akuntansi hanya fokus pada kondisi finansial perusahaan
yaitu reaksi pendapatan pada perubahan kebijakan akuntansi yang dibuat oleh
pihak eksekutif perusahaan. Pengukuran berdasarkan pasar melibatkan faktor
eksternal, sesuai dengan maksud pengungkapan lingkungan yang memperhatikan
reaksi pasar dalam menilai hubungan kinerja lingkungan dan kinerja ekonomi.
Namun pengukuran berdasarkan pasar hanya mewakili dari sudut pandang
-
2
investor. Penilaian kinerja keuangan dengan melihat laba saja saat ini sudah tidak
relevan lagi. Prinsip memaksimalkan laba banyak dilanggar perusahaan seperti
penggunaan teknologi dan zat kimia berbahaya secara tidak bertanggung jawab
dalam kegiatan perusahaan yang akan berdampak pada permasalahan lingkungan
hidup (Angela dan Yudianti, 2015).
Kinerja lingkungan merujuk pada hasil yang dicapai lingkungan setiap kali aspek
lingkungan melakukan kegiatan proses, produk, jasa, sistem, dan organisasi yang
dikelola dan dikendalikan untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
Aktivis tanggung jawab lingkungan berpendapat bahwa kinerja lingkungan yang
baik dapat menarik lebih banyak investor institusional, mengurangi biaya
lingkungan dan biaya politik, kemudian meningkatkan kinerjakeuangan
perusahaan (Montabon et al., 2007).
Permasalah lingkungan di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang
sulit untuk diatasi. Hal ini salah satunya diakibatkan maraknya eksploitasi
perusahaan yang berada di Indonesia. Salah satu perusahaan pertambangan di
Indonesia yang mengabaikan pengelolaan lingkungan dengan baik ialah PT.
Freeport Indonesia. Menurut Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(WALHI) melaporkan pencemaran air yang terjadi di Papua Barat, disebabkan
oleh pembuangan limbah tambang oleh PT. Freeport Indonesia yang berupa
batuan dan cair yang berpotensi menyebabkan pencemaran pada sungai
Aghawagon,Otomona serta Ajkwa yang bermuara di Laut Arafuru. Dampak dari
pencemaran limbah PT. Freeport Indonesia menimbulkan rusaknya ekosistem di
sekitar areal tambang serta merugikan masyarakat sekitar yang tidak dapat
-
3
memanfaatkan air dari sungai Aghawagon, Otomona serta Ajkwa yang telah
tercemar limbah (www.kompasiana.com. 2015).
Masyarakat menginginkan agar dampak tersebut dapat di kontrol karena dampak
sosial yang ditimbulkan terhadap kehidupan masyarakat sangat besar. Pemerintah
juga harus mulai memikirkan kebijakan ekonomi makronya terkait dengan
pengelolaan lingkungan dan konservasi alam. Pemerintah melalui Kementrian
Lingkungan Hidup membentuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang telah dilaksanakan mulai
tahun 2002 di bidang pengendalian dampak lingkungan untuk meningkatkan
peran perusahaan dalam program pelestarian lingkungan hidup. Kinerja
lingkungan perusahaan diukur menggunakan warna mulai dari yang terbaik emas,
hijau, biru, merah hingga yang terburuk hitam. Melalui ini masyarakat akan lebih
mudah mengetahui tingkat penataan pengelolaan pada perusahaan (Rakhiemah,et
al 2009). Sebagian perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa isu lingkungan dan
sosial juga merupakan bagian penting dalam perusahaan. perusahaan seharusnya
melaporkan pengelolaan lingkungan perusahaannya dalam annual report.
Permasalahannya saat ini, pelaporan dan annual report disebagian besar negara
masih bersifat sukarela, termasuk Indonesia.
Penelitian empiris mengenai hubungan antara kinerja lingkungan, corporate
sosial responsibility telah mempertimbangkan kekuatan di antara variabel –
variabel tersebut. Al –Tuwaijri, et al (2004) menemukan hubungan positif
signifikan antara environmental disclosure dan environmental performance.begitu
http://www.kompasiana.com/
-
4
pula dengan penelitian serupa oleh Suratno, et al (2006) menemukan hubungan
yang positif dan signifikan antara kinerja lingkungan dan kinerja ekonomi.
Penelitian sebelunya Suratno,et al (2006), dan Rakhiemah (2009) telah menguji
kinerja lingkungan terhadap Corporate Sosial Responsibility, menemukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja lingkungan dengan Corporate
Sosial Responsibility.
Penelitian Suratno, et al. (2006) dan Al-Tuwaijri (2004) yang menemukan
hubungan positif antara CSR dengan kinerja keuangan. Namun, temuan tersebut
tidak konsisten dengan temuan Sarumpaet (2005) dan Rakhiemah (2009) yang
menemukan hubungan tidak signifikan antara CSR dengan kinerja keuangan.
Rakhiemah (2009) tidak menemukan hubungan positif dan signifikan antara
kinerja lingkungan dan kinerja finansial, namun untuk variabel kinerja lingkungan
dan CSR secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
keuangan. Hal ini diduga karena perilaku para pelaku modal di Indonesia sangat
berhati – hati dalam menentukan keputusan investasinya. Adanya hasil – hasil
penelitian yang bertentangan menunjukan adanya research gap dalam penelitian
sejenis. Oleh karena itu penelitian mengenai kinerja lingkungan dan kinerja
keuangan manarik untuk diteliti kembali. Sehingga penelitian ini mencoba untuk
menguji kembali pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan dengan
Corporate Sosial Responsibility sebagai variabel intervening. Penelitian ini
berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaan dalam penelitian ini yaitu
dalam penelitian ini menggunakan Corporate Sosial Responsibility sebagai
variabel intervening.
-
5
Penelitian ini menggunakan sampel semua perusahaan yang terdaftar di BEI dan
PROPER karena dalam hal ini perusahaan memiliki kontribusi yang cukup besar
dalam masalah – masalah seperti polusi, limbah, keamanan produk, dan tenaga
kerja.Perusahaan merupakan industri alternatif yang paling efektif untuk
meningkakan kesejahteraan masyarakat di daerah yang penduduknya berada
dalam kemiskinan struktural. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka
penulis mengajukan judul “ Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja
Keuangan dengan Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai Variabel
Intervening
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap Corporate Sosial
Responsibility (CSR) ?
2. Apakah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan ?
3. Apakah Corporate Sosial Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap kinerja
keuangan ?
4. Apakah kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan
Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai variabel intervening ?
-
6
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan diatas, maka tujuan dalam
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui seberapa besar kinerja lingkungan berpengaruh terhadap
Corporate Sosial Responsibility.
2. Mengetahui seberapa besar kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
3. Mengetahui seberapa besar Corporate Sosial Responsibility berpengaruh
terhadap kinerja keuangan.
4. Mengetahui seberapa besarkinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan dengan Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai variabel
intervening.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan konstribusi pada perkembangan ilmu
bidang akuntansi,serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi mengenai kinerja
keuangan yang ditunjukkan bahwa perusahaan berusaha untuk meningkatkan
kinerja lingkungan demi memperoleh legitmasi masyarakat sehingga perusahaan
dapat going concern, dengan tujuan memperoleh dukungan stakeholder sehingga
dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan berdampak pada peningkatan kinerja
keuangan.
-
7
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan sebagai
pertimbangan dalam membuat kebijakan dan diharapkan dapat membantu investor
dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan investasi pada suatu
perusahaan dengan mempertimbangkan peringkat PROPER dan kegiatan CSR
yang dilakukan perusahaan
-
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Stakeholder Theory
Teori pemangku kepentingan (stakeholder theory) adalah kebijakan koleksi dan
praktik yang berkaitan dengan pemangku kepentingan, nilai kepatuhan terhadap
persyaratan hukum, menghormati masyarakat dan lingkungan, serta komitmen
bisnis untuk berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan (Ghozali dan
Chairi, 2007). Pemangku kepentingan pada dasarnya memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi sumber daya ekonomi yang digunakan oleh perusahaan. Bila
pemangku kepentingan mengendalikan sumber daya ekonomi yang penting bagi
perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara memuaskan keinginan
para pemangku kepentingan tersebut (Moeljadi, 2014). Oleh karena itu teori
pemangku kepentingan umumnya terkait dengan bagaimana caranya mengelola
pemangku kepentingan mereka.
Teori ini juga mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat
untuk pemangku kepentingannya (Putu, et al., 2014). Terutama pemangku
kepentingan yang mempunyai kekuatan terhadap ketersediaan sumber daya yang
-
9
digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, seperti tenaga kerja, pelanggan
dan pemilik (Gozali dan Chairi, 2007). Oleh karena itu kelangsungan hidup
organisasi bergantung pada dukungan para pemangku kepentingan sehingga
aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Salah satu strategi
untuk menjaga hubungan dengan para pemangku kepentingan perusahaan adalah
dengan mengungkapkan CSR yang meliputi aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan. Pengungkapan CSR diharapkan dapat memenuhi keinginan dari para
pemangku kepentingan sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis
antara perusahaan dengan para pemangku kepentingan, sehingga organisasi dapat
mencapai keberlanjutan dimasa akan datang.
2.1.2 Legitimacy Theory
Legitimasi adalah pengakuan akan legalitas sesuatu. Teori legitimasi menegaskan
bahwa perusahaan terus berupaya untuk memastikan bahwa perusahaan
beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada dalam masyarakat atau lingkungan
perusahaan, dimana mereka berusaha memastikan bahwa aktifitas perusahaan
diterima oleh pihak luar sebagai suatu yang sah (Deegan, 2004).Teori legitimasi
mendorong perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat
diterima oleh masyarakat. Laporan aktivitas tanggung jawab sosial dan
lingkungan dapat digunakan oleh perusahaan untuk membuktikan bahwa
perusahaan telah menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan sesuai
dengan norma yang berlaku. Hal ini sebagai upaya agar keberadaan organisasi
dapat diterima oleh masyarakat. Legitimasi dari masyarakat adalah sumber daya
operasional yang paling penting bagi perusahaan karena hal ini terkait dengan
going concern perusahaan (Tarigan dan Semuel, 2014).
-
10
Teori legitimasi juga berpendapat bahwa perusahaan harus melaksanakan dan
mengungkapkan aktivitas CSR semaksimal mungkin agar aktivitas perusahaan
dapat diterima oleh masyarakat. Pengungkapan ini digunakan untuk melegitimasi
aktivitas perusahaan di mata masyarakat, karena pengungkapan CSR akan
menunjukkan tingkat kepatuhan suatu perusahaan (Branco dan Rodrigues, 2008).
2.1.3 Kinerja Keuangan
Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan
tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para
anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi
manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat
dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun
eksternal. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap
para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.kinerja keuangan Sucipto (2003) mendefinisikan bahawa kinerja
keuangan adalah penentuan ukuran – ukuran tertentu yang dapat mengukur
keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur menggunakan rasio keuangan.
Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan.
Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat dalam laporan
keuangan sehingga kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan dapat di
interpretasikan (Sucipto, 2003). Ada banyak jenis jenis rasio keuangan yang biasa
digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan. Menurut Winarni (2005, 111)
-
11
kinerja dapat diartikan sebagai presentasi yang dicapai perusahaan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingat kesehatan perusahaan tersebut. Kinerja
dapat dikatakan juga sebagai ukuran seberapa efisisen dan efetif seorang manajer
atau suatu perusahanan, seberapa baik manajer atau organisasi itu mencapai tujuan
yang memadai. Ada empat tujuan dilaksanakannya pengukuran kinerja keuangan
perusahan yakni untuk:
a. Mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.
b. Mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi,
kewajiban keuangan yang dimaksud mencakup keuangan jangka pendek
maupun jangka panjang.
c. Mengetahui tingkat profitabilitas atau rentabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dengan
menggunakan aktiva atau modal secara produktif.
d. Mengetahui tingkat stabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam
menjalankan dan mempertahankan usahanya sehingga tetap stabil.
Kemampuan yang dimaksud diukur dari kemampuan perusahaan membayar
pokok hutang dan beban bunga tepat pada waktunya.
Salah satu rasio yang di nilai bisa memberikan informasi yang paling baik adalah
Tobin’s Q, menggunakan Tobin’s Q sebagai pengukuran kinerja keuangan
perusahaan dengan alasan bahwa dengan Tobin’s Q maka dapat di ketahui nilai
pasar perusahaan, yang mencerminkan keuntungan masa depan perusahaan seperti
-
12
laba saat ini di bandingkan dengan rasio lain seperti ROA yang hanya melihat
laba pada saat itu.Tobin’s Q di gunakan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut
Tobin’s Q =(𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝐸𝐵𝑇)
𝑇𝐴
Dimana :
MVE : Harga penutupan saham akhir tahun x Jumlah saham beredar
DEBT : Total Hutang
TA : Total aktiva
Semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukan bahwa perusahaan memiliki prospek
pertumbuhan yang baik. Hal ini terjadi karena semakin besar nilai pasar asset
perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan
pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut.
Hastuti (2005) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan yaitu:
a. Terkonsentrasi atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan Kepemilikan yang
banyak terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga
akan meningkatkan kinerja perusahaan.
b. Manipulasi laba Manipulasi laba merupakan upaya manajemen untuk
mengubah laporan keuangan yang bertujuan menyesatkan pemegang saham
yang ingin mengetahui kinerja perusahaan.
-
13
c. Pengungkapan laporan keuangan (disclosure) Disclosure sebagai salah satu
aspek dari good corporate governance diharapkan dapat menjadi dasar untuk
melihat baik tidaknya kinerja perusahaan.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba dan besar
kecilnya laba yang dapat dicapai merupakan kesuksesan manajemen dalam
mengelola perusahaan. oleh karena itu manajemen harus mampu merencanakan
dan sekaligus mencapai laba yang besar. Kinerja keuangan akan menentukan
tinggi rendahnya harga saham di pasar modal. Jika kinerja keuangan menunjukan
prospek yang baik maka sahamnya akan diminati investor dan harganya akan
meningkat. Dengan demikian maka kinerja keuangan juga akan meningkat.
Handayani (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada 4 faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, diantaranya yaitu:.
1. Proporsi Kepemilikan Institusi Adanya pengawasan yang optimal terhadap
pihak manajemen maka di harapkan keputusan atau kebijakan yang diambil
oleh menejemen dapat lebih meningkatkan kinerja perusahaan, terutama yang
berkaitan dengan kesejahteraan pemegang saham. Keberadaan institusional
ownership dalam suatu perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan.
2. Proporsi Kepemilikan Insider Kekuasaan yang dimonopoli oleh pemilik
menghasilkan ROE lebih tinggi dari pada perusahaan yang dikontrol oleh
manajemen.
3. Proporsi Kepemilikan Publik Semakin besar kepemilikan saham publik maka
akan semakin besar mekanisme pengendalian terhadap pelaku manajemen.
-
14
4. Kebijakan pendanaan Kebijakan pendanaan diproksikan dengan debt equity
ratio (DER). Jika biaya yang ditimbulkan oleh pinjaman lebih kecil dari pada
biaya modal sendiri, maka DER akan berpengaruh positif terhadap pencapaian
ROE.
Anggraini (2006) menyebutkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dipengaruhi
oleh:
1. Leverage, berkaitan bagaimana perusahaan di danai, lebih banyak utang atau
modal pemegang saham. Leverage mengukur kemampuan perusahaan untuk
bertahan hidup selama jangka waktu yang panjang.
2. Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. ukuran
perusahaan di ukur dari total aktiva perusahaan, biasanya di bedakan dalam
kelas, usaha kecil, menengah dan besar.
3. Corporate governance, menurut Anggraini (2006) merupakan suatu
mekanisme yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa supplier
keuangan atau pemilik perusahaan memperoleh penggunaan atau return dari
kegiatan yang di jalankan oleh manajer, sebagai akun control terhadap
manajemen.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, namun
faktor yang saat ini sangat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan
yaitu kinerja lingkungan, karena saat ini masyarakat menuntut perusahaan untuk
bertanggung jawab atas dampak – dampak yang ditimbulkan dengan adanya
kegiatan perusahaan dalam berproduksi.
-
15
2.1.4 Kinerja Lingkungan
Kinerja lingkungan merupakan kinerja suatu perusahaan yang peduli terhadap
lingkungan sekitar. Suratno, et al. (2006) berpendapat bahwa kinerja lingkungan
adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik. Kinerja
lingkungan diukur dari prestasi perusahaan mengikuti Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER).
Program ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian
Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam
pengelolaan hidup. PROPER diumumkan secara rutin kepada masyarakat,
sehingga perusahaan yang dinilai akan mendapat insentif maupun disinsentif
reputasi, tergantung pada tingkat ketaatannya. Penilaian peringkat kinerja
perusahaan dalam pengelolaan lingkungan mulai dikembangkan Kementrian
Lingkungan Hidup (KLH) sebagai satu alternatif instrument sejak 1995. Program
ini awalnya dikenal dengan nama PROPER PROKASIH.
Alternatif penataan dilakukan melalui penyebaran informasi tingkat kinerja
penataan masing – masing perusahaan kepada stakeholder pada skala nasional.
Program ini diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja
pengelolaan lingkungannya. Dengan demikian dampak lingkungan dari kegiatan
perusahaan dapat diminimalisasi.
Peringkat kinerja lingkungan perusahaan dibagi menjadi 5 peringkat warna untuk
memudahkan komunikasi dengan stakeholder dalam menyikapi hasil kinerja
penataan masing – masing perusahaan. Penggunaan peringkat warna merupakan
bentuk komunikatif penyampaian kinerja kepada masyarakat agar lebih mudah
-
16
dipahami dan diingat. Lima peringkat warna yang digunakan yaitu emas, hijau,
biru, merah dan hitam.
Suatu perusahaan akan mendapatkan peringkat emas jika perusahaan telah secara
konsisten menunjukan keunggulan lingkungan dalam proses produksi atau jasa,
melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat,
peringkat hijau jika perusahaan telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih
dari yang dipersyaratkan dalam peraturan melalui pelaksanaan sistem pengelolaan
lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (reduce,
reuse, recycle,dan recovery) dan melakukan tanggungjawab sosial dengan baik,
peringkat biru jika perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan
yang dipersyaratkan sebagaimana diatur dalam perundang – undangan, peringkat
merah jika perusahaan tidak melakukan pengelolaan lingkungan hidup
sebagaimana di atur dalam undang – undang dan perusahaan akan mendapatkan
peringkat hitam jika perusahaan sengaja melakukan perbuatan atau kelalaian yang
mengakibatkan pencemaran atau kerusakan lingkungan atau pelanggaran terhadap
peraturan undang – undang atau tidak melaksanakan sangsi administrasi.
Penilaian PROPER mengacu pada persyaratan penataan lingkungan yang
ditetapkan dalam peraturan pemerintah terkait dengan pengendalian pencemaran
air, pencemaran udara, pengelolaan limbah, AMDAL, serta pengendalian
pencemaran laut. Ketentuan ini bersifat wajib unutuk di penuhi. Jika perusahaan
memenuhi seluruh peraturan tersebut maka akan diperoleh peringkat biru jika
tidak maka merah atau hitam, tergantung pada aspek ketidaktaatannya
(Rakhiemah, 2009).
-
17
Ja’far dan Arifah (2006) menjelaskan ada beberapa faktor yang mendorong
perusahaan melakukan manajemen lingkungan di antaranya yaitu:
1 Regulatory demand, tanggungjawab terhadap lingkungan muncul sejak 30
tahun terakhir. Setelah masyarakat meningkatkan tekannanya kepada
pemerintah unutuk menetapkan peraturan pemerintah sebagai dampak
meluasnya polusi. Sistem pengawasan manajemen lingkungan menjadi dasar
untuk skor lingkungan, seperti program – program kesehatan dan keamanan
lingkungan.
2 Cost factory, adanya komplain – komplain terhadap produk – produk
perusahaan akan membawa konsekuensi munculnya biaya pengawasan
kualitas yang tinggi, karena semua aktivitas yang terlibat dalam proses
produksi perlu dipersiapkan dengan baik. Konsekuensi perusahaan unutuk
mengurangi polusi juga berdampak pada munculnya berbagai biaya seperti
biaya pengelolaan limbah, penggunaan mesin yang cleantechnology, dan
biaya kebersihan.
3 Competitive requirement, semakin berkembangnya pasar global dan
munculnya berbagai kesepakatan perdagangan sangat berpengaruh pada
munculnya gerakan standarisasi manajemen kualitas lingkungan. Persaingan
internasional maupun nasional telah menuntut perusahaan untuk mendapatkan
jaminan di bidang kualitas.
-
18
Sistem manajemen lingkungan yang komprehensif terdiri dari kombinasi lima
pendekatan yaitu (Ja’far dan Arifah 2006):
1. Meminimalkan dan mencegah waste (pemborosan), merupakan perlindungan
lingkungan efektif yang sangat membutuhkan pencegahan terhadap aktivitas
yang tidak berguna. Pencegahan polusi merupakan penggunaan material atau
bahan baku, proses produksi atau praktek – praktek yang dapat mengurangi
meminimalkan atau mengeliminasi penyebab polusi atau sumber – sumber
polusi. Tuntutan aturan dan cost untuk pengawasan polusi yang semakin
meningkat merupakan faktor penggerak bagi perusahaan untuk menemukan
cara – cara yang efektif untuk mencegah polusi.
2. Management deman side, merupakan sebuah pendekatan dalam pencegahan
polusi yang asal mulanya digunakan dalam industri. Demand side industry
mengharuskan perusahaan untuk melihat dirinya sendiri dalam sudut pandang
baru, sehingga dapat menemukan peluang – peluang baru.
3. Desain lingkungan, merupakan bagian integral dari proses pencegahan polusi
dan manajemen lingkungan proaktif. Perusahaan sering dihadapkan pada
inefisiensi dalam mendesain produk, misalnya produk tidak bisa dirakit
kembali, diupgrade kembali, dan direcycle. Desain lingkungan diharapkan
dapat mengurangi biaya reprosesing dan mengembalikan produk ke pasar
secara lebih cepat dan ekonomis.
4. Product stewardship, merupakan praktik – praktik untuk mengurangi risiko
terhadap lingkungan melalui masalah – masalah dalam desain, manufaktur,
distribusi, pemakaian atau penjualan produk. Alternatif produk yang memiliki
-
19
less pollution dan alternatif material, sumber energi, metode prosesing yang
mengurangi waste menjadi kebutuhan bagi perusahaan.
5. Full cost environmental accounting, merupakan konsep yang secara langsung
akan berpengaruh terhadap individu, masyarakat, dan lingkungan yang
biasanya tidak mendapatkan perhatian dari perusahaan.
Jafar dan Arifah (2006) menjelaskan bahwa ukuran keberhasilan perusahaan
dalam melaksanakan manajemen lingkungan dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi kinerja lingkungan proaktif. Penerapan manajemen lingkungan
ini memerlukan keterlibatan prinsip dasar kedalam strategi perusahaan. Prinsip –
prinsip tersebut antara lain:
a. Mengadopsi kebijakan lingkungan yang bertujuan mengeliminasi polusi
berdasarkan pada posisi siklus hidup operasional perusahaan dan
mengkomunikasikan kebijakan keseluruhan perusahaan kepada stakeholder.
b. Menetapkan secara obyektif kriteria efektifitas program lingkungan.
c. Membandingkan kinerja lingkungan perusahaan dengan perusahaan –
perusahaan yang merupakan leader dalam satu industry dengan benchmarking
dan menetapkan praktik terbaik.
d. Menetapkan budaya perusahaan bahawa kinerja lingkungan merupakan
tanggungjawab seluruh karyawan.
e. Menganalisis dampak berbagai isu lingkungan yang berkaitan dengan
permintaan terhadap produk masa depan terhadap produk dan persaingan
industry.
-
20
f. Memberanikan diri melakukan diskusi tentang isu – isu lingkungan,
khususnya melalui rapat pimpinan.
g. Mengembangkan anggaran untuk pembiayaan lingkungan.
h. Mengidentifikasikan pertanggungjawaban lingkungan.
2.1.5 Corporate Social Responsibility (CSR)
Corporate Social Responsibility merupakan komitmen perusahaan untuk
bertanggung jawab atas dampak dari kegiatan operasional mereka dalam lingkup
sosial, ekonomi dan lingkungan. Meskipun kinerja keuangan mempunyai
pengaruh yang signifikan akan tetapi ada faktor lain yang juga ikut berkontribusi
dalam meningkatkan nilai perusahaan, khususnya dalam hal merespon perbedaan
budaya tenaga kerja, menanggapi masalah lingkungan, dan menyediakan produk
yang berkualitas tinggi (Moeljadi, 2014).
Menurut Cheng dan Yulius (2011), aktivitas CSR dapat memberikan banyak
manfaat, seperti: dapat meningkatkan citra dan daya tarik perusahaan di mata
investor serta analis keuangan penjualan, dapat menunjukan brand positioning,
dan dapat meningkatkan penjualan dan market share. Salah satu standar dalam
pengungkapan CSR yang umum digunakan ialah standar dari Global Reporting
Initiative (GRI). Penelitian ini menggunakan pedoman GRI G4 yang telah
mencakup secara kompleks pelaporan kinerja non keuangan, yakni kinerja
ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial.
-
21
2.2 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang telah di lakukan sebelumnya berkaitan dengan
penelitian ini. penelitian – penelitian tersebut yaitu:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian Peneliti Veriabel Hasil Penelitian
1 Pengaruh Kinerja
Lingkungan dan
Kinerja Keuangan
Dengan
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility Sebagai
Variabel Intervening
Damanik
,I Gst.
Agung
Bagus
Adhi, danI
Ketut
Yadnyana
(2017)
1. Kinerja Lingkungan
2. Kinerja Keuangan
3. CSR
Kinerja
lingkungan
berpengaruh
positif pada
kinerja
keuangan
melalui
pengungkapan
corporate social
responsibility.
2 Pengaruh Kinerja
lingkungan terhadap
corporate financial
performance dengan
corporate social
responsibility
disclosure sebagai
variabel intervening
Bahri,Syai
ful dan
Cahyani,
Febby
anggista
(2016)
1. Kinerja lingkungan
2. CSR disclosure
3. Corporate financial
performance
Kinerja
lingkungan
berpengaruh
positif terhadap
corporate
financial
performance,
kinerja
lingkungan
berpengaruh
positi terhadap
CSR, CSR
berpengaruh
positif terhadap
corporate
finansial
performance dan
kinerja
lingkungan
terhadap
corporate
finasial
performance
melalui CSR
berpengaruh
positif.
-
22
3 Pengaruh Kinerja
Lingkungan Terhadap
Corporate Social
Responsibility (CSR)
Disclosure Dan
Kinerja Finansial
Rakhiema,
Aldilla
Noor dan
Dian
Agustia
(2009)
1. Kinerja Lingkungan
2. CSR Disclosure
3. Kinerja Finansial
kinerja
lingkunganmelal
ui program
PROPER
memiliki
pengaruh positif
yang signifikan
terhadap CSR
disclosure,
kinerja
lingkungan tidak
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap kinerja
finansial, CSR
disclosure tidak
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap kinerja
finansial, dan
CSR disclosure
dapat berfungsi
sebagai variabel
intervening
dalam pengaruh
tidak langsung
kinerja
lingkungan
terhadap kinerja
finansial.
4 Pengaruh Kinerja
Sosial Dan Kinerja
Keuangan Perusahaan
Dengan
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility (CSR)
Sebagai Variabel
Intervening Terhadap
Nilai Perusahaan
Suparjan,
Andika
dan Ali
Sandy
Mulya
(2012)
1. Kinerja Sosial
2. Kinerja Keuangan
3. Corporate Social
Responsibilit
y (CSR)
4. Nilai Perusahaan
variabel kinerja
sosial (kinerja
lingkungan dan
produk)
memiliki
pengaruh
terhadap
pengungkapan
CSR, sedangkan
variabel kinerja
keuangan tidak
memiliki
pengaruh
terhadap
pengungkapan
-
23
CSR, serta
variabel kinerja
sosial (kinerja
lingkungan)
tidak memiliki
pengaruh
terhadap nilai
perusahaan
namun variabel
pengungkapan
CSR dan kinerja
keuangan
memiliki
pengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
2.3 Kerangka Pemikiran
Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan, corporate sosial responsibility dan
kinerja keuangan yang baik akan menarik para investor untuk berinvestasi.
Kinerja lingkungan merupakan kinerja perusahaan untuk menciptakan lingkungan
yang baik atau ketika suatu perusahaan mengeluarkan biaya yang berkaitan
dengan lingkungan maka secara otomatis akan membangun citra yang baik di
mata para stakeholder sehingga perusahaan akan mendapatkan respon positif oleh
pasar karena telah melakukan tanggung jawab sosial dan peduli terhadap
lingkungan. Selain itu para investor juga akan merespon melalui fluktuasi harga
saham. Peningkatan harga saham merupakan cermin dalam pencapaian kinerja
keuangan.
Suratno, et al. (2006) berpendapat pelaku lingkungan yang baik percaya bahwa
mengungkapkan performance mereka menggambarkan good news bagi pelaku
pasar. Oleh karena itu, perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baik perlu
mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih
-
24
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang buruk.
Menurut Suratno et al (2006) informasi mengenai aktivitas atau kinerja
perusahaan adalah hal yang sangat penting bagi stakeholder khususnya investor
sebab pengungkapan informasi mengenai hal tersebut merupakan keuntungan bagi
stakeholder. Perusahaan yang memiliki good news akan meningkatkan
pengungkapan kinerjanya dalam laporan tahunan. Good news tersebut diharapkan
akan direspon positif oleh investor yang nantinya akan berdampak positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan, karena semakin baik kinerja lingkungan suatu
perusahaan maka semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan tersebut. Selain
itu semakin perusahaan meningkatkan kualitas kinerjanya terhadap lingkungan
dan kemudian mengungkapkan kinerjanya tersebut ke dalam laporan tahunannya,
akan semakin baik pula perusahaan di mata para investor maupun masyarakat.
Dalam akuntansi tradisional pusat perhatian perusahaan hanya terfokus pada
stockholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan kontribusinya
terhadap perusahaan, sedangkan pihak lain sering diabaikan karena tidak
memberikan kontribusi terhadap perusahaan. namun seiring berjalannya waktu
perusahaan dituntut untuk tidak hanya memperhatikan kepentingan manajemen
dan pemilik modal saja, tetapi kepentingan masyarakat, karyawan dan pihak
lainnya. Perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap pihak – pihak diluar
pemilik modal dan manajer. Tetapi terkadang perusahaan tidak mempedulikan
kepentingan – kepentingan pihak luar perusahaan karena dianggap tidak
memberikan kontribusi kepada perusahaan. Kinerja lingkungan juga
mempengaruhi kinerja keuangan.
-
25
Kinerja lingkungan dapat dilihat dalam laporan tahunan perusahaan. perusahaan
yang mengungkapkan kinerja lingkungan akan membuat laporan tersendiri yang
berisi laporan kinerja sosial yang telah dilakukan oleh perusahaan, dengan
harapan akan dapat mempengaruhi investasi jangka panjang yang dilakukan.
Selain itu kinerja lingkungan yang dilakukan perusahaan dapat digunakan sebagai
sarana marketing bagi perusahaan untuk mempengaruhi penjualan yang nantinya
akan berdampak terhadap laba yang diperoleh perusahaan.
Corporate sosial responsibility juga merupakan hal yang sangat penting untuk
diungkapkan dalam laporan tahunan, karena dari perspektif ekonomi, perusahaan
akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut akan meningkatkan
nilai perusahaan. Selain itu dengan menerapkan corporate social responsibility,
diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan
kekuatan keuangannya dalam jangka panjang . Hal ini membuktikan bahwa suatu
perusahaan yang mengungkapkan kegiatan sosialnya mengharapkan respon positif
oleh pelaku pasar. Pelaksanaan kegiatan tanggungjawab sosial dapat dilakukan
dengan cara mengeluarkan biaya sosial untuk melakukan kegiatan – kegiatan
sosial.
Banyak perusahaan yang menghasilkan limbah sisa produksi yang dapat
mengganggu lingkungan disekitarnya. Sehingga mau tidak mau perusahaan harus
mengeluarkan sejumlah biaya untuk mengelola limbah dan mengurangi polusi.
Perusahaan dalam proses produksinya juga membutuhkan banyak tenaga kerja
karena dari awal untuk mempersiapkan bahan baku hingga proses penyelesaian.
Oleh karena itu kesejahteraan dan keselamatan karyawan harus diperhatikan oleh
-
26
perusahaan. Untuk menjaga kesejahteraan karyawan perusahaan harus
memberikan biaya sosial berupa biaya karyawan. Biaya kesejahteraan karyawan
dapat berupa pemberian insentif, tunjangan – tunjangan, kenikmatan karyawan,
maupun pensiun (Januarti dan Apriyanti, 2005:235). Dengan pemberian biaya
karyawan maka karyawan akan merasa dihargai dan akan semakin giat dalam
bekerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa biaya karyawan dapat
meningkatkan kepuasan kerja yang mempengaruhi produktivitas karyawan dan
akan berimplikasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menciptakan
pendapatan melalui penjualan. Apabila kepedulian sosial perusahaan terhadap
kesejahteraan karyawan mendapat simpati dari masyarakat, dan masyarakat dapat
menerima harga serta kualitas produk yang dihasilkan, sebagai akibatnya
perusahaan akan memiliki kinerja penjualan yang baik (Januarti dan Apriyanti,
2005). Dengan meningkatnya kinerja penjualan maka perusahaan akan mendapat
laba.
Banyak perusahaan yang berdiri di tengah – tengah kehidupan sosial masyarakat,
jadi sebaiknya perusahaan memperhatikan keadaan masyarakat disekitarnya.
Masyarakat telah memberikan ruang bagi perusahaan, jadi harus ada timbal balik
dari perusahaan tersebut kepada masyarakat. Oleh karena itu perusahaan harus
mengeluarkan biaya untuk komunitas. Dengan mengeluarkan biaya komunitas
membuktikan bahwa perusahaan tersebut bertanggungjawab dan peduli terhadap
lingkungan masyarakat. Pengeluaran biaya sosial ini selain sebagai bentuk
kepedulian kepada masyarakat juga bertujuan untuk menarik minat para investor,
karena investor akan lebih tertarik kepada perusahaan yang peduli terhadap
lingkungan sekitar. Jika suatu perusahaan peduli terhadap lingkungan sekitar
-
27
maka perusahaan tersebut diperkirakan akan mampu bertahan. Menurut Januarti
dan Apriyanti (2005) masyarakat dan konsumen yang simpati terhadap kepedulian
sosial perusahaan akan merespon aktivitas sosial perusahaan ini dengan
mengkonsumsi produk yang dihasilkan perusahaan, sehingga hal ini akan
berimplikasi pada kinerja penciptaan pendapatan perusahaan melalui penjualan.
Berbagai macam biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akan memberikan citra
positif terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya citra perusahaan diharapkan
dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Pemilihan indikator dari CSR
itu sendiri juga mengacu pada adanya hasil penelitian terdahulu. Namun dalam
penelitian ini dikaitkan dengan kinerja lingkungan dan kinerja keuangan. Hal ini
tidak terlepas dari tujuan perusahaan jangka panjang yaitu peningkatan kinerja
keuangan. salah satu upaya meningkatkan kinerja keuangan yaitu dengan
melaksanakan kegiatan CSR kepada lingkungan sekitar. Berdasarkan uraian
diatas, maka kerangka berfikir teoritis yang di gunakan adalah sebagai berikut:
H4
H1 H3
H2
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
CSR
(Z)
Kinerja Keuangan
(Y) Kinerja Lingkungan
(X)
-
28
2.4 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, akan keadaan
tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan
peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian, serta
merupakan pernyataan yang paling spesifik. Hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini terkait pengaruh antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Berdasarkan landasan teori maka hipotesis yang dapat dibangun adalah
sebagai berikut:
2.4.1 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR).
Verrechia (1983) menyatakan bahwa perusahaan cenderung mengungkapkan hal-
hal yang bersifat good news dan cenderung menghindari untuk mengungkapkan
hal yang bersifat bad news. Hal ini dapat dtunjukkan bahwa perusahaan yang
memiliki predikat PROPER yang baik telah terbukti dengan nyata mampu
mengelola lingkungan hidup dengan baik sesuai denga persyaratan yang diberikan
oleh kementerian lingkungan hidup. Sehingga perusahaan tersebut akan selalu
mengungkapkan hasil dari upaya pengelolaan lingkungan hidupnya maupun
aktivitas sosialnya dalam laporan tanggung jawab sosial perusahaan secara
lengkap dan transparan. Jadi dapat dikatakan, perusahaan yang memiliki kinerja
lingkungan (PROPER) yang baik akan selalu mengukapkan tanggung jawab
sosialnya secara lengkap.
H1: Kinerja Lingkungan berpengaruh positif pada pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR)
-
29
2.4.2 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Darnall (2005) menemukan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
tinggi, kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
sedangkan pada perusahan dengan tingkat pertumbuhan rendah, kinerja
lingkungan berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Hal ini karena
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi memiliki gaya manajemen yang
lebih organik dan dapat mengambil keuntungan tambahan dengan berinvestasi
melalui kinerja lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2013) yang mengungkapkan bahwa
kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, hal ini
menunjukkan bahwa semakin baik kinerja lingkungan maka akan direspon positif
oleh investor melalui peningkatan harga saham perusahaan yang dapat
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini juga diperkuat oleh
penelitian yang dilakukan oleh Wiranata, et al.(2013) juga membuktikan bahwa
terdapat pengaruh positif kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan yang
ditunjukkan oleh reaksi cepat investor saat adanya good news berupa
pengumuman PROPER terhadap nilai saham perusahaan.
H2: Kinerja Lingkungan berpengaruh positif pada Kinerja Keuangan.
-
30
2.4.3 Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
Berdasarkan teori stakeholders, perusahaan memilih untuk menanggapi banyak
tuntutan yang dibuat oleh para pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu
setiap kelompok dalam lingkungan luar organisasi yang terkena tindakan dan
keputusan organisasi. Salah satu tuntutan stakeholder ialah dengan
mengungkapkan laporan tanggungjawab sosial perusahaan secara transparan,
karena pengungkapan tersebut dibutuhkan stakeholder dalam mengendalikan
pemakaian sumber daya untuk efisiensi dan efektifitas perusahaan.Untuk
melaksanakan CSR, perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya sehingga
akan menurunkan keuntungan perusahaan. Akan tetapi dengan melaksanakan
CSR, citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen dan para
stakeholder semakin tinggi.
Seiring meningkatnya loyalitas konsumen dan para stakeholder dalam waktu
lama, maka penjualan perusahaan semakin membaik, dan pada akhirnya dengan
pelaksanaan CSR diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat.
Pengungkapan CSR yang baik juga akan menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan. Jadi dapat dikatakan, jika suatu
mengungkapkan hasil aktivas CSR secara lengkap dan transparan maka akan
berdampak pada peningkatan kinerja keuangan perusahaa dalam jangka panjang.
Yuniasih, et al (2007), dalam penelitiannya mereka menemukan bahwa
pengungkapan CSR berpengaruh signifikan dan positif pada hubungan kinerja
keuangan (ROA) dan nilaiperusahaan. Almar, et al. (2012) juga menemukan bukti
-
31
empiris bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengungkapan
CSR terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan ROA dan NPM.
Demikian juga Bernadette, et al. (2001) menemukan bukti empiris bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara corporate social responsibility dengan financial
performance. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih, et al (2007), dalam
penelitiannya mereka menemukan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh
signifikan dan positif pada hubungan kinerja keuangan.
H3: Corporate Social Responsibility berpengaruh positif pada Kinerja Keuangan.
2.4.4 Kinerja lingkungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan
Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai variabel intervening.
Verrecchia (1983) berpendapat pelaku lingkungan (perusahaan) yang baik percaya
bahwa mengungkapkan performance mereka menggambarkan good news bagi
pelaku pasar. Oleh karena itu, perusahaan dengan predikat PROPER yang baik
perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki predikat PROPER yang buruk.
Perusahaan yang memiliki predikat PROPER yang baik cenderung akan
meningkatkan pengungkapan kinerjanya dalam laporan tanggung jawab sosial.
Informasi mengenai aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan tersebut
diharapkan dapat meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat sehingga
perusahaan dapat memperoleh legitimasi dari masyarakat.
Selanjutnya para investor akan tertarik pada perusahaan yang memperoleh
legitimasi dari masyarakat dan berdampak pada peningkatan harga saham yang
mencerminkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini diperkuat dengan teori
-
32
legitimasi, yang menyatakan bahwa perusahaan berusaha memperoleh legitimasi
dari masyarakat dengan tujuan agar perusahaan mampu going concern. Hasil
penelitian Rakiemah dan Agustia (2009) bahwa pengungkapan corporate social
responsibility sebagai variabel intervening berpengaruh terhadap kinerja
lingkungan pada kinerja keuangan.
H4: Kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dengan
Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai variabel intervening.
-
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan
merupakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahun perusahaan
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan PROPER. Penelitian ini
menggunakan semua jenis perusahaan. Adapun data yang diperlukan yaitu kinerja
lingkungan, pengungkapan Corporate Social Responsibility, dan kinerja
keuangan. Data tersebut di peroleh dari situs resmi yaitu http://www.idx.co.id.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dan PROPER pada tahun 2012-2017. Perusahaan yang tercatat di
BEI digunakan sebagai penelitian karena selain perusahaan mempunyai kewajiban
untuk menyampaikan laporan keuangan atau laporan tahunan kepada pihak luar
perusahaan terutama kepada stakeholder, perusahaan tersebut juga sudah
mencantumkan CSR dalam laporan keuangan ataupun laporan tahunan.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non random
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel (Sugiyono, 2007:66). Salah satu teknik pengambilan
http://www.idx.co.id/
-
34
sampel dalam adalah purposive sampling dimana cara pengambilan subjek bukan
didasarkan pada strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya kriteria
tertentu, untuk itu ditetapkan beberapa sampel berdasarkan kriteria tertentu
(Arikunto, 2006:139). Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 - 2017.
b. Perusahaan yang melaporkan Corporate Social Responsibility (CSR).
c. Perusahaan yang mengikuti program PROPER tahun 2012 – 2017.
3.3 Definisi Operasional Variabel
3.3.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kinerja keuangan. Kinerja keuangan
merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto,2003). Dalam penelitian ini
kinerja keuangan diukur menggunakan Tobin’s Q, dengan rumus :
Tobin’s Q =(𝑀𝑉𝐸 + 𝐷𝐸𝐵𝑇)
𝑇𝐴
3.3.2 Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kinerja Lingkungan. Kinerja
lingkungan diukur melalui prestasi perusahaan dalam mengikuti PROPER.
Program yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan Kementrian
Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan hidup melalui instrument informasi (Rakhiemah, 2009).
Sistem peringkat kinerja PROPER mencakup pemeringkat perusahaan dalam 5
warna yaitu:
-
35
1 Emas : sangat sangat baik skor = 5
2 Hijau : sangat baik skor = 4
3 Biru : baik skor = 3
4 Merah : buruk skor = 2
5 Hitam : sangat buruk skor = 1
Tabel 3.1 Kriteria Peringkat PROPER
Peringkat Keterangan
Emas Telah secara konsisten menunjukan
keunggulan lingkungan dalam proses
produksi atau jasa, melaksanakan
bisnis yang beretika dan
bertanggungjawab terhadap
masyarakat.
Hijau Telah melakukan pengelolaan
lingkungan lebih dari yang
dipersyaratkan dalam peraturan
melalui pelaksanaan sistem
pengelolaan lingkungan, pemanfaatan
sumberdaya secara efisien melallui
upaya 4R (reduce, reuse, recycle,dan
recovery)dan melakukan
tanggungjawab sosial dengan baik
Biru Telah melakukan upaya pengelolaan
lingkungan yang dipersyaratkan
sebagaimana diatur dalam perundang –
undangan.
Merah Pengelolaan lingkungan hidup tidak
dilakukan dengan persyaratan
sebagaimana di atur dalam UU
Hitam Sengaja melakukan perbuatan atau
kelalaian yang mengakibatkan
pencemaran atau kerusakan
lingkungan atau pelanggaran terhadap
peraturan undang – undang atau tidak
melaksanakan sangsi asministrasi.
Sumber :www.menlhk.go.id
http://www.menlhk.go.id/
-
36
3.3.3 Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel penyela atau antara yang terletak antara
variabel independen dan variabel independen (Sugiyono, 2007). Variabel
intervening bertujuan untuk mengetahui apakah besarnya pengaruh X ke Y lebih
besar atau lebih kecil dari X ke Y dengan melalui variabel intervening. Jika
besarnya pengaruh X ke Y melalui intervening lebih besar dari pada pengaruh X
ke Y maka variabel tersebut dapat diterima sebagai variabel intervening.
Variabel Intervening yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Corporate Social
Responsibility (CSR). Corporate Sosial Responsibility disini diukur menggunakan
index CSR GRI-G4. Apabila pengaruh kinerja lingkungan ke kinerja keuangan
melalui CSR lebih besar dari pada pengaruh kinerja lingkungan ke kinerja
keuangan secara langsung maka variabel CSR dapat diterima sebagai variabel
intervening. Disini variabel intervening yang berupa CSR yaitu lingkungan,
energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain – lain tenaga kerja, produk,
keterlibatan masyarakat, dan umum. Pendekatan untuk menghitung CSR
menggunakan variabel dummy dimana, jika perusahaan mengungkapkan diberi
nilai 1 namun jika tidak mengungkapkan diberi nilai 0. Selanjutnya skor dari item
– item yang diungkapkan dijumlah. (Rahmawati,2012) menjelaskan rumus dalam
menghitung CSR yaitu:
𝐶𝑆𝑅 =𝑉
𝑀
-
37
Keterangan:
CSR: index pengungkapan CSR
V : Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
M : Jumlah item yang sehausnya diungkapkan
3.4 Teknik Analisis Data
3.4.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang ada pada
penelitian ini yang terdiri dari kinerja lingkungan ,kinerja keuangan dan
Corporate Sosial Responsibility. pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu nilai minimum,maximum,mean,mode dan standar deviasi.
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
3.4.2.1 Uji Normalitas
Normalitas adalah residu yang seharusnya terdistribusi normal seputar skor
variabel terikat (Basri,2011). Tujuan uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependen memiliki
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ada tiga cara, antara lain: pertama,
analisis grafis dengan melihat titik – titik disekitar garis diagonal. Kedua, analisis
statistik dengan melihat skewness dan kurtosis. Ketiga, dengan uji kolmogorof-
Smirnov. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kolmogorof-
Smirnov karena, uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati
– hati. Secara visual kelihatan normal padahal secara statistik bisa sebaliknya
(Ghozali, 2011). Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika nilai p > 5%
-
38
maka data residual berdistribusi normal dan jika nilai p < 5% maka data residual
tidak berdistribusi normal.
3.4.2.2 Uji Multikolinieritas
Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui apakah ada korelasi antar variabel
bebas di dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antar variabel bebasnya. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
Tolerance dan variance inflation faktor (VIF). Jika nilai tolerance < 0,01 dan nilai
VIF > 10 maka model regresi tersebut bebas dari multikolinieritas. Bila ternyata
terjadi multikolinieritas, peneliti dapat mengatasinya dengan transformasi
variabel, penambahan data observasi, atau menghilangkan salah satu variabel
independen yang mempunyai korelasi linear kuat (Ghozali,2011).
3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan unutuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali,
2011). Dalam penelitian ini tingkat signifikan ditentukan sebesar 5% sehingga
jika nilai signifikansinya di atas 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan menggunakan scaterplot ,jika
scatter plot menunjukan adanya titik – titik yang membentuk pola tertentu maka
terjadi heteroskedastisitas. Akan tetapi, bila menyebar di atas dan di bawah sumbu
Y, serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali,2011). Untuk menghilangkan heteroskedastisitas dalam model regresi
dapat dilakukan dengan transformasi dalam bentuk regresi dengan cara membagi
model regresi dengan salah satu variabel bebas yang digunakan dalam model
-
39
tersebut serta dengan melakukan transformasi log. Pada penelitian ini uji
heteroskedastisitas yang digunakan adalah uji glejser, karena pengujian ini
hasilnya lebih akurat.
3.4.3 Pengujian Hipotesis
3.4.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Apabila uji F
menunjukkan hasil kurang dari 0,05 berarti variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan sebaliknya.
3.4.3.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t-statisitik dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
independen secara individu terhadap variabel dependen.Uji statistik t dilakukan
untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh antar masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan pada tingkat
keyakinan 95% atau α = 5%. Apabila thitung > ttabel maka disimpulkan variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependennya.
3.4.3.3 Analisis Jalur
Ghozali (2016) mengemukakan analisis jalur merupakan perluasan dari analisis
regresi linier berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi
untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Hubungan langsung terjadi jika satu
variabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang
memediasi (intervening) hubungan kedua variabel tadi. Hubungan tidak langsung
-
40
adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel ini.
Penelitian ini akan menggunakan bantuan dari software SPSS versi 23 Koefisien
jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi
yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam hal ini ada dua
persamaan :
Persamaan regresi (1) yang digunakan adalah :
Z = α1 + β1.X+e1……….(1)
Persamaan regresi (2) yang digunakan adalah :
Y = α2 + β2.X + β3Z+e2 ………. (2)
Suatu variabel disebut variabel intervening jika variabel tersebut ikut
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan
oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji sobel dilakukan
dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X)
ke variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (Z). Pengaruh tidak
langsung X ke Y melalui Z dihitung dengan cara mengalikan jalur X→Z (a)
dengan jalur Z→Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c – c’), dimana c adalah
pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol Z, sedangkan c’ adalah koefisien
pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol Z. Standard error koefisien a dan b
ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya standard error pengaruh tidak langsung
(indirect effect) Sab dihitung dengan rumus dibawah ini :
𝑺𝒂𝒃 = √𝒃𝟐𝑺𝒂𝟐 + 𝒂𝟐𝑺𝒃𝟐 + 𝑺𝒂𝟐𝑺𝒃𝟐
-
41
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung
nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut :
𝐭 =𝒂𝒃
𝑺𝒂𝒃
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu ≥ 1,96 untuk signifikan
5% dan t tabel ≥ 1,64 menunjukkan nilai signifikansi 10%. Jika nilai t hitung lebih
besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi (Ghozali,
2007).
3.4.3.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati suatu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan
satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena
itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada
saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model.
-
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kinerja lingkungan, Corporate Social
Responsibility (CSR), dan kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PROPER tahun 2012 – 2017 dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel kinerja lingkungan berpengaruh terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR).
2. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap
kinerja keuangan.
3. Variabel kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
4. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) secara tidak langsung
dapat mempengaruhi hubungan kinerja lingkungan dengan kinerja
keuangan.
5.2 Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya meneliti satu variabel independen yaitu kinerja
lingkungan.
-
64
2. Dalam penelitian ini masih terdapat unsur subjektivitas khususnya dalam
menilai indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga
penentuan pengungkapan kategori indeks untuk indikator yang sama pada
perusahaan dan periode yang sama dapat berbeda-beda antara penelitian
satu dengan lainnya.
3. Populasi sempel yang digunakan terbatas karena tidak semua perusahaan
konsisten dalam mengikuti PROPER dan tidak semua perusahaan yang
ikut PROPER terdaftar di BEI
5.3 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka saran yang dapat
diberikan yaitu:
1. Perusahaan seharusnya lebih memperhatikan mengenai lingkungan,
kesehatan dan keselamatan kerja karyawan,