PENGARUH KESIAPAN BELAJAR, KEDISIPLINAN DAN LINGKUNGAN …
Transcript of PENGARUH KESIAPAN BELAJAR, KEDISIPLINAN DAN LINGKUNGAN …
PENGARUH KESIAPAN BELAJAR, KEDISIPLINAN DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS XI IPA SMAN 3 PANGKEP KABUPATEN PANGKEP
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:
FITRIANI
NIM 10536 4987 14
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2019
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : FITRIANI
Stambuk : 10536 4987 14
Program Studi : Pendidikan Matematika
Dengan Judul
: PENGARUH KESIAPAN BELAJAR, KEDISIPLINAN
DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA
SMAN 3 PANGKEP KABUPATEN PANGKEP
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2019
Yang membuat pernyataan
FITRIANI 10536 4987 14
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
SURAT PERJANJIAN
Saya bertanda tangan di bawah ini:
Nama : FITRIANI
NIM : 10536 4987 14
Program Studi : Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2019
Yang Membuat Perjanjian
FITRIANI 10536 4987 14
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bersabar”
(Al-Baqarah: 153)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan
yang lain), Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap (QS. Al-Insyirah
: 6-8)
Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah
Dengan segala rahmat dan kehadirat Allah SWT, karya ini ku persembahkan
untuk kedua orang tuaku yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan selalu
mendo’akan, bekerja keras dan memberikan kasih sayangnya untukku. Saudara-
saudaraku, keluarga dan orang-orang teristimewa yang selalu mendukung dan
memberikan semangat. Serta sahabat-sahabatku yang selalu setia membantu.
Terima kasih
vii
ABSTRAK
Fitriani. 2019. Pengaruh Kesiapan Belajar, Kedisiplinan dan Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I M. Arif Tiro dan Pembimbing II Ilhamuddin.
Tujuan pembuatan skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesiapan belajar, kedisiplinan dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep tahun ajaran 2018/2019.
Jenis penelitian ini adalah penelitian ex-post facto. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA yang berjumlah 104 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan variabel kesiapan belajar (X1), kedisiplinan (X2), dan lingkungan sekolah (X3) sebagai variabel bebas sedangkan hasil belajar matematika (Y) sebagai variabel terikat. Adapun indikator kesiapan belajar antara lain: kondisi fisik, kondisi mental(emosional), kebutuhan, motif dan tujuan serta keterampilan pengetahuan. Indikator kedisiplinan: disiplin belajar di sekolah dan disiplin belajar di rumah. Indikator lingkungan sekolah: kondisi dan metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, serta fasilitas sekolah dan keadaan gedung.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Secara parsial variabel kesiapan belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep sebesar 21,4%. (2) Secara parsial variabel kedisiplinan berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep sebesar 13,9%. (3) Secara parsial variabel lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep sebesar 19,1%. (4) Secara simultan variabel kesiapan belajar, kedisiplinan dan lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep. (5) Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai R square (R2) adalah sebesar 0,331 yang berarti bahwa kesiapan belajar, kedisiplinan dan lingkungan sekolah memberi pengaruh sebesar 33,1 % terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep dan sisanya sebesar 66,9 % dipengaruhi oleh variabel lain. Kata kunci: Kesiapan Belajar, Kedisiplinan, Lingkungan Sekolah dan Hasil Belajar.
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW juga kepada seluruh ummat beliau yang tetap istiqamah di
jalan-Nya dalam mengarungi bahtera kehidupan dan melaksanakan tugas
kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kesiapan Belajar, Kedisiplinan dan
Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA
SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep” yang diajukan sebagai syarat memperoleh
gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan matematika fakultas
keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
serta dukungan dan doa dari keluarga dan teman-teman penulis, sehingga kendala-
kendala tersebut dapat diatasi.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua
orang tua bapak Jamaluddin dan Ibu Nasriyah yang telah berjuang, berdo’a,
mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses
pencarian ilmu. Tak lupa pula penulis sampaikan terimakasih kepada adik-adik
dan keluarga yang selalu memberikan motivasi. Selain itu, penulis ucapkan
terimakasih juga kepada:
1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
ix
2. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Mukhlis, S.Pd., M.Pd. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Prof. Drs. H. M. Arif Tiro, M.Pd., M.Sc., Ph.D. dan Ilhamuddin, S.Pd., M.Pd.
selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang dengan segala kesediaan,
perhatian dan keilkhlasan meluangkan waktunya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi.
5. Abdul Kadir Jaelani, S.Pd., M.Pd., sebagai Penasehat Akademik atas nasihat
dan bimbingan pengetahuan selama penulis menuntut ilmu di Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Dosen serta Staf Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan
sehingga penulis mampu menyelesaikan studinya.
7. Mursalim, S.Pd., M.Pd. sebagai Kepala SMAN 3 Pangkep yang telah
menerima dan memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
8. Yuniarti, S.Pd. selaku guru bidang studi matematika di SMAN 3 Pangkep
Kabupaten Pangkep yang senantiasa membimbing penulis selama proses
pengambilan data di sekolah.
9. Siswa-siswi SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep, terkhusus kelas XI IPA
atas segala bantuan dan kerjasamanya yang baik selama penulis
melaksanakan penelitian.
x
10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 14
khususnya kelas 2014 G tanpa terkecuali terimakasih atas kebersamaan, kerja
sama, bantuan, dan motivasi yang diberikan. Semua perjalanan kita selama
menjadi mahasiswa tak akan terlupakan.
11. Sahabatku Sri Sakti Wildaningsih, Hasriani, dan Nur Ati khususnya Bayu Adi
Saputra yang telah memberikan semangat, motivasi dan perhatian. Terima
kasih atas segala kebersamaan dan waktu yang telah kalian berikan kepada
penulis selama ini.
12. Untuk teman-teman SD, SMP, dan SMA terimakasih telah menjadi bagian
dari perjalanan hidupku, semoga kita semua menjadi orang yang sukses.
13. Semua pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Hal ini
tidak mengurangi rasa terimakasihku atas segala bantuannya.
Akhirnya semoga Allah SWT menerima dan membalas segala amal
perbuatan pihak-pihak yang telah membantu penulis. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun. Semoga kekurangan yang ada pada skripsi ini dapat
dijadikan bahan pembelajaran untuk penelitian yang lebih baik di masa yang akan
datang dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Aamiiinn.
Makassar, Juni 2019
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 8
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 8
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 20
C. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 22
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 23
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 23
B. Desain Penelitian .................................................................................. 24
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 24
D. Prosedur Penelitian ............................................................................... 27
E. Definisi Operasional Variabel ............................................................. 28
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 30
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 31
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 32
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 39
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 39
B. Pembahasan .......................................................................................... 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 61
A. Simpulan ............................................................................................... 61
B. Saran ...................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Populasi ................................................................................. 25
Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel .............................................................. 27
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kesiapan Belajar ................................................................. 30
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kedisiplinan ........................................................................ 30
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lingkungan Sekolah ............................................................ 31
Tabel 3.6 Penilaian Skala Likert ........................................................................ 32
Tabel 3.7 Kisi-kisi Skala Kesiapan Belajar ........................................................ 34
Tabel 3.8 Kisi-kisi Skala Kedisiplinan ............................................................... 34
Tabel 3.9 Kisi-kisi Skala Lingkungan Sekolah .................................................. 35
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika ................................... 39
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika ................................. 40
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Kesiapan Belajar ................................................. 41
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar ............................................... 42
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Kedisiplinan ........................................................ 43
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kedisiplinan ...................................................... 44
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Lingkungan Sekolah ........................................... 45
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Lingkungan Sekolah ......................................... 46
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas .......................................................................... 48
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................... 49
Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 49
Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Linear Berganda .................................................. 51
Tabel 4.13 Koefisien Uji Regresi Linear Berganda ........................................... 51
Tabel 4.14 Koefisien Uji Regresi Linear X1 atas Y .......................................... 53
Tabel 4.15 Koefisien Uji Regresi Linear X2 atas Y .......................................... 54
Tabel 4.16 Koefisien Uji Regresi Linear X3 atas Y .......................................... 55
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .................................................................... 21
Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 24
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian ......................................................................... 28
Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Matematika ............................................. 41
Gambar 4.2 Histogram Kesiapan Belajar ........................................................... 43
Gambar 4.3 Histogram Kedisiplinan .................................................................. 45
Gambar 4.4 Histogram Lingkungan Sekolah ..................................................... 47
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
- Kisi-Kisi Angket
- Skala Kesiapan Belajar
- Skala Kedisiplinan
- Skala Lingkungan Sekolah
- Lembar Angket Kesiapan Belajar
- Lembar Angket Kedisiplinan
- Lembar Angket Lingkungan Sekolah
Lampiran B
- Daftar Nilai Hasil Belajar Matematika, Kesiapan Belajar,
Kedisiplinan Dan Lingkungan Sekolah
- Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar
- Distribusi Frekuensi Kedisiplinan
- Ditribusi Frekuensi Lingkungan Sekolah
- Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
- Hasil Analisis Regresi
- Tabel T
- Tabel F
- Keterangan Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran C
- Persuratan
- Kartu Kontrol Bimbingan Skripsi
- Dokumentasi
- Riwayat Hidup
- Power Point
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembaga pendidikan adalah salah satu tempat bagi peserta didik yang
disiapkan untuk menjadi manusia yang berkualitas. Sekolah merupakan salah satu
lembaga pendidikan formal yang diharapkan dapat membantu menyukseskan
program pemerintah dalam bidang pendidikan. Upaya pembentukan sumber daya
yang berkualitas dengan adanya pendidikan di sekolah harus dengan tujuan
pendidikan yang jelas.
Peranan lembaga pendidikan sangat menentukan dalam mengajarkan mata
pelajaran termasuk matematika dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada peserta didik. Karena itu peningkatan kualitas berhubungan
dengan berbagai unsur/pihak yang terlibat dalam kegiatan pendidikan perlu terus
dilakukan agar mencapai hasil yang bagus.
Pada kenyataannya, suatu sistem yang baik belum dapat menjamin
tercapainya hasil belajar yang maksimal karena banyak variabel lain yang akan
mempengaruhinya. Hasil belajar merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui apakah proses pembelajaran atau kegiatan belajar yang berjalan sudah
mencapai tujuan pembelajaran, dan untuk mengetahui apakah materi pelajaran
yang diberikan sudah dikuasai oleh siswa.
Berkaitan dengan kenyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa hasil belajar
matematika dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor
eksternal. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
khususnya dalam hal ini pelajaran matematika adalah faktor kesiapan belajar,
kedisiplinan, dan lingkungan sekolah.
2
Keberhasilan siswa dalam proses belajar di sekolah salah satunya tergantung
pada kesiapan siswa dalam menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
Jamies Drever (Slameto, 2015: 59) mengemukakan bahwa kesiapan adalah kesediaan
untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses
belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil
belajarnya akan lebih baik.
Selain itu hasil belajar erat kaitannya dengan pembiasaan sedangkan keberhasilan
dari suatu pembiasaan dapat dilihat dari kedisiplinan seseorang. Menurut Maman
Rachman (Seruni Purbaningtyias, 2016: 4) disiplin sebagai upaya mengendalikan diri
dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan
ketaatan pada peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang
muncul dari dalam hatinya. Maka perilaku disiplin ini sangat penting untuk dibina
dan diajarkan pada perkembangan siswa agar kehidupannya menjadi lebih baik serta
mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Kemudian dilihat dari suasana lingkungan sekolah yang kondusif dan nyaman.
N. S. Sukmadinata (R. Fitriana Pusparani, 2015: 13) mengemukakan bahwa
lingkungan sekolah juga memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para
siswanya. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan
kampus, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar
dan seterusnya, lingkungan sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-
temannya, guru-gurunya serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah adalah
lingkungan sosial kedua setelah keluarga yang akan dikenal oleh peserta didik.
Teman-teman peserta didik di sekolah yang punya sifat rajin atau telah memiliki hasil
3
belajar yang bagus, tentu akan menjadi motivasi peserta didik untuk meningkatkan
hasilnya dengan tujuan bisa setara atau bahkan melebihi teman-temannya. Sekolah
yang baik adalah sekolah yang memiliki guru-guru yang berkualitas. Mulai dari cara
mengajarnya, cara memberi motivasi, atau cara mereka memberi perhatian pada
peserta didik. Hal ini tentu memberi pengaruh besar terhadap hasil belajar peserta
didik.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh Aris Muhammad Saifullah
(2013) menyatakan bahwa kesiapan belajar menjadi faktor penting untuk memperoleh
hasil belajar yang baik. Namun pada siswa kelas XI semester 2 di Madrasah Aliyah
Matholi’ul Huda Bugel Jepara kesiapan belajar kurang diperhatikan khususnya pada
mata pelajaran matematika. Padahal untuk mempelajari matematika dibutuhkan
kesiapan belajar yang prima dari peserta didik.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Mardhiatun Sholikhah (2017) di kelas IV
MI Miftahus Sibyan Tugu Semarang tahun pelajaran 2016/2017 menyatakan bahwa
hasil belajar tidak hanya didasarkan pada aspek kognitif saja melainkan juga mengacu
pada aspek afektif (sikap) dimana disiplin belajar menjadi salah satu indikator
penilaian aspek afektif. Apabila peserta didik memiliki nilai yang baik dalam
kognitifnya namun menunjukkan sikap yang yang kurang baik misalnya kurangnya
disiplin dalam menaati tata tertib sekolah akan memberikan pengurangan nilai pada
aspek afektifnya.
Demikian pula dalam penelitian yang dilakukan oleh Sainal Pakiding (2016) di
SMK Negeri Kecamatan Samarinda Utara menunjukkan bahwa lingkungan sekolah
merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang dapat mempengaruhi hasil
4
belajar. Pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar siswa memang dominan,
terhadap hasil belajar matematika. Apabila tidak hati-hati memilih dan memilah apa
yang terjadi dengan lingkungannya, seringkali hasil belajar siswa terus menurun.
Tidak bisa dipungkiri bahwa masing-masing lingkungan terdiri dari berbagai
kepribadian orang yang tidak selamanya positif atau mendukung terhadap proses
belajar siswa. Bisa dibayangkan bila lingkungan siswa menjadi faktor penghambat
untuk belajar maka dengan waktu yang demikian dominan akan besar pula bagaimana
pengaruh lingkungan sekolah terhadap belajar siswa.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep
pada siswa kelas XI IPA 1, kesiapan belajar siswa cukup baik karena pada saat proses
belajar mengajar berlangsung ada beberapa siswa yang memberikan respon/reaksi,
misalnya bertanya kepada guru tentang materi yang tidak dipahami. Namun ada juga
beberapa siswa yang kurang aktif dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan
oleh guru sehingga dalam pembelajaran siswa terkesan belum siap untuk menerima
materi yang akan disampaikan dan gampang lupa dengan materi yang sudah
disampaikan oleh guru. Kedisiplinan siswa juga cukup baik, tetapi sama halnya
dengan sekolah pada umumnya terdapat juga beberapa siswa yang kurang disiplin,
seperti bolos sekolah, terlambat dan tidak mengerjakan tugas. Kemudian kondisi
lingkungan sekolah pada awalnya kurang kondusif karena sebelumnya jumlah ruang
kelas terbatas sehingga ada beberapa kelas yang dijadwalkan masuk pagi dan ada
yang masuk siang. Namun pada saat ini sudah cukup kondusif dan nyaman karena
telah dibangun beberapa gedung baru sehingga tidak ada lagi siswa yang dijadwalkan
masuk siang.
5
Atas dasar pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana
Pengaruh Kesiapan Belajar, Kedisiplinan, dan Lingkungan Sekolah terhadap hasil
belajar siswa dalam bidang studi matematika. Sehingga peneliti mengangkat judul
pada penelitian ini yaitu “Pengaruh Kesiapan Belajar, Kedisiplinan, dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep
Kab. Pangkep”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka pertanyaan
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah kesiapan belajar, kedisiplinan, dan lingkungan sekolah berpengaruh
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep
Kabupaten Pangkep?
2. Apakah kesiapan belajar berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep?
3. Apakah kedisiplinan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas
XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep?
4. Apakah lingkungan sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep?
6
C. Tujuan Penelitian
Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari
sejumlah pertanyaan yang dikemukakan pada rumusan masalah. Secara rinci tujuan
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh kesiapan belajar, kedisiplinan dan lingkungan
sekolah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3
Pangkep Kabupaten Pangkep.
2. Untuk mengetahui pengaruh kesiapan belajar terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep.
3. Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep.
4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa wawasan
dan pengetahuan khususnya dalam dunia pendidikan. Selain itu, diharapkan dapat
menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini memberikan kesempatan pada peneliti untuk dapat menerapkan
ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dan sebagai bekal kelak
ketika menjadi seorang pendidik agar memperhatikan berbagai faktor yang
mempengaruhi hasil belajar.
b. Bagi guru,
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan dalam mengajar
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar.
c. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya untuk memperbaiki,
meningkatan mutu dan kemampuan siswa dalam bidang studi matematika.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Pustaka
1. Kesiapan Belajar
Kesiapan merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu proses
pembelajaran. Dengan memiliki kesiapan belajar maka sesuatu yang dihasilkan akan
menjadi lebih baik dibandingkan hasil yang dicapai tanpa adanya sebuah kesiapan
belajar. Kesiapan belajar yang baik akan membuat siswa lebih mudah dalam
mengikuti proses pembelajaran. Jamies Drever (Slameto, 2015: 59) mengemukakan
bahwa kesiapan adalah preparedness to respond or react maksudnya kesiapan adalah
kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Selanjutnya Slameto (2015: 113)
menjelaskan bahwa kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang
membuatnya siap untuk memberi respons/jawaban di dalam cara tertentu terhadap
suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh pada atau
kecenderungan untuk memberi respons.
Djamarah (Eliya Fitriana, 2013: 5) menjelaskan bahwa kesiapan untuk belajar
merupakan kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan.
Faktor kesiapan meliputi:
a) Kesiapan fisik, misalnya tubuh sehat (jauh dari gangguan lesu, mengantuk,
gangguan penglihatan, sakit, dsb).
b) Kesiapan psikis, misalnya adanya hasrat untuk belajar dan konsentrasi.
c) Kesiapan materiil, misalnya bahan yang dipelajariatau dikerjakan berupa
buku, lks dan catatan.
9
Sedangkan Cronbach (Nyoman, dkk, 2014) memberikan pengertian tentang
kesiapan sebagai segenap sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat
berinteraksi dengan cara tertentu.
Kesiapan peserta didik untuk belajar akan membuat peserta didik tersebut siap
untuk melakukan pembelajaran, seperti pernyataan dari Philip L. Ramsey (Ashhabul
Umam, 2015) “If we assume that learning is a natural process and that when people
are ready to learn learning is bound to happen, then readiness to learn provides us
with an effective lens to help us measure, describe and compare learning
organisations”. Belajar adalah proses alami dan ketika seseorang siap untuk belajar
maka itu akan terjadi, kemudian kesiapan belajar yang tersedia dengan baik dapat
membantu seseorang untuk belajar dengan lebih maksimal serta dapat membentuk
kebiasaan belajar.
Menurut Thorndike (Maryani, 2014) terdapat tiga prinsip atau hukum dalam
belajar yaitu: law of readiness, law of exercise and law of effect. Dalam law of
readiness atau hukum kesiapan dinyatakan bahwa belajar akan berhasil apabila
dilandasi oleh kesiapan belajar. Kemudian Johri (Maryani, 2014) mendefinisikan
readiness is the most important factor that influences learning.
Menurut Mulyani (Rohmatin, 2016: 3) siswa yang tidak memiliki kesiapan
belajar cenderung mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Sebaliknya siswa yang
memiliki kesiapan belajar dengan baik memiliki prestasi belajar yang baik pula.
Menurut Darsono (Nyoman, dkk, 2014) faktor kesiapan, baik fisik maupun
psikologis, merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar.
10
Oemar Hamalik (Rohmatin, 2016: 3) mengungkapkan bahwa kesiapan adalah
tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan
pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial, dan emosional”. Dengan adanya
kesiapan belajar, siswa akan termotivasi untuk mengoptimalkan hasil belajarnya.
Ada beberapa aspek dalam kesiapan belajar yaitu: kondisi fisik, kondisi mental
(emosional), kebutuhan, motif dan tujuan, serta keterampilan pengetahuan yang
mendukung, maka proses belajar serta tujuan pembelajaran dapat berjalan dengan
baik dimana kesiapan (readiness) mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Kesiapan menjadi salah satu faktor yang cukup berpengaruh terhadap hasil
belajar peserta didik. Seorang peserta didik yang memiliki kesiapan belajar yang baik
sangat besar kemungkinannya untuk mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Untuk
itulah kesiapan menjadi faktor yang sangat perlu diperhatikan oleh guru dalam proses
pembelajaran, sebaliknya siswa yang tidak memiliki kesiapan belajar akan kesusahan
dalam megikuti proses pembelajaran serta apa yang disampaikan oleh guru tidak
dapat ia pahami dan hasil belajar yang diterima siswa tersebut kurang baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa kesiapan belajar adalah suatu
keadaan siswa yang siap untuk melakukan kegiatan belajar yang akan membuat
seorang siswa dapat memberi respon/bereaksi pada saat proses belajar mengajar
berlangsung.
2. Kedisplinan
Kedisiplinan berasal dari kata dasar disiplin, menurut John (Wirantasa, 2017: 88-
89) Disiplin berasal dari bahasa Inggris discipline yang berarti training to act
accordance with rules, artinya melatih seseorang untuk bertindak sesuai aturan.
11
Disiplin adalah kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan atau
pengendalian. Disiplin belajar merupakan suatu kondisi yang sangat penting dan
menentukan keberhasilan seorang siswa dalam proses belajarnya. Disiplin bertujuan
mengembangkan watak agar dapat mengendalikan diri, agar berperilaku tertib dan
efisien. Menurut Darmono dkk (Sobri dan Moerdiyato, 2014: 48) menjelaskan bahwa
disiplin mengandung arti pengendalian dan pengarahan diri (self control and self
direction).
Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (Rosma Elly, 2016: 47) disiplin hakikatnya
adalah pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan
rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan
kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan.
Tu’u (Sasmita, 2013: 6) menyatakan bahwa dengan disiplin yang muncul karena
kesadaran diri, siswa akan berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerap
kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan
prestasinya.
Menurut Prijodarminto (Solihin, 2017: 9) kedisiplinan adalah suatu kondisi yang
tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan
nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.
Disiplin belajar di sekolah adalah keseluruhan sikap dan perbuatan siswa yang
timbul dari kesadaran dirinya untuk belajar, dengan mentaati dan melaksanakan
tanggung jawab sebagai siswa dalam berbagai kegiatan belajarnya di sekolah, sesuai
dengan peraturan yang ada.Yang didukung adanya kemampuan guru, fasilitas, sarana
dan prasarana sekolah, seperti buku penunjang pelajaran, sekolah yang nyaman, dan
12
terdapatnya pustaka sekolah sebagai media belajar siswa. Macam-macam disiplin
belajar di sekolah perilaku disiplin belajar siswa di sekolah dapat dibedakan menjadi
empat macam (Slameto dalam Solihin, 2017: 9) yaitu :
a. Disiplin siswa dalam masuk sekolah
Disiplin siswa dalam masuk sekolah ialah keaktifan, kepatuhan dan ketaatan
dalam masuk sekolah. Artinya seorang siswa dikatakan disiplin masuk sekolah jika ia
selalu aktif masuk sekolah pada waktunya, tidak pernah terlambat serta tidak pernah
membolos setiap hari.
b. Disiplin siswa dalam mengerjakan tugas
Mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam belajar, yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran sekolah. Tujuan dan pemberian
tugas biasanya untuk menunjang pemahaman dan penguasaan mata pelajaran yang
disampaikan di sekolah, agar siswa berhasil dalam belajarnya.
c. Disiplin mengikuti pelajaran di sekolah
Siswa yang memiliki disiplin belajar dapat dilihat dari keteraturan dan ketekunan
belajarnya.Disiplin siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah menuntut adanya
keaktifan, keteraturan, ketekunan dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran, yang
terarah pada suatu tujuan belajar.
d. Disiplin siswa dalam mentaati tata tertib di sekolah
Disiplin siswa dalam menjalankan tata tertib di sekolah adalah kesesuaian
tindakan siswa dengan tata tertib atau peraturan sekolah yang ditunjukkan dalam
setiap perilakunya yang selalu taat dan mau melaksanakan tata tertib sekolah dengan
penuh kesadaran.
13
Disiplin belajar di rumah adalah suatu tingkat konsistensi dan konsekuensi serta
keteraturan dalam kegiatan belajar untuk memperoleh tingkah laku yang timbul dari
kesadaran dirinya untuk belajar dengan mentaati dan melaksanakan tugasnya sebagai
siswa di rumah dengan dukungan orangtua yang mengawasi, mengarahkan, serta
berupaya untuk membuat anak menyadari kesadaran untuk berdisiplin diri. Serta
orang tua memberikan fasilitas belajar kepada anak agar dapat belajar di rumah
dengan lebih baik. Macam-macam disiplin belajar di rumah, Wijaya dan Rusyan
(Solihin, 2017:10) mengemukakan beberapa indikator yang dapat dikemukakan agar
disiplin belajar dapat dibina dan dilaksanakan dalam proses pendidikan sebagai mutu
pendidikan dapat ditingkatkan diantaranya yaitu tidak membangkang peraturan yang
berlaku baik bagi para pendidik maupun peserta didik.
a. Tepat waktu dalam belajar dirumah
Belajar merupakan kewajiban bagi seorang siswa karena untuk mengetahui dan
mendapatkan berbagai kecakapan disiplin dalam belajar akan membuat siswa
memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Dengan disiplin siswa akan
dapat menghargai waktunya dengan sebaik-baiknya. Untuk membagi waktu belajar
siswa harus membuat jadwal yang tepat untuk membatasi kegiatan lain yang tidak
berguna yang dapat mengganggu kegiatan belajar.
b. Disiplin dalam mengerjakan tugas sekolah di rumah
Pemanfaatan waktu secara efisien dan efektif merupakan salah satu cara terbaik
untuk melatih sikap disiplin terutama disiplin dirumah. Pekerjaan rumah misalnya
bila dikerjakan secara mendadak tidak banyak menguntungkan karena hasilnya pasti
kurang maksimal hal ini didasarkan waktu yang singkat.
14
c. Belajar secara teratur
Keteraturan dalam belajar merupakan usaha untuk menghasilkan atau untuk
memperoleh suatu prestasi yang maksimal, karena dengan keteraturan kita akan lebih
disiplin dalam belajar.
Sulistyowati (Rosma Elly, 2016: 48) menyebutkan agar seorang pelajar dapat
belajar dengan baik ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam hal-hal sebagai
berikut:
a. Disiplin dalam mencapai jadwal belajar.
b. Disiplin dalam menguasai semua godaan yang akan menunda-nunda waktu
belajar.
c. Disiplin terhadap diri sendiri untuk dapat menumbuhkan kemauan dan semangat
belajar baik di sekolah seperti menaati tata terbit maupun disiplin di rumah
seperti teratur dalam belajar.
d. Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara makan
yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur. Disiplin belajar
berfungsi sebagai pengendali diri yang berada pada diri orang tersebut sehingga
belajar akan penuh kesadaran, tanpa paksaan dan penuh sukacita/bersyukur.
Spesifikya yaitu orang yang berdisiplin belajar akan belajar tanpa paksaan dan
sadar untuk belajar.
Sebanding dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Ali Imron (Rini Riana,
2013) bahwa orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing umumnya
mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak
disiplin.
15
Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa displin merupakan keadaan
dimana seorang siswa memiliki sikap taat, patuh dan tertib pada peraturan yang ada
dengan senang hati tanpa menyia-nyiakan waktu untuk menunaikan tugas dan
kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Seorang siswa yang memiliki
kedisiplinan yang tinggi akan memperoleh hasil belajar yang tinggi.
3. Lingkungan Sekolah
Sekolah pada dasarnya menjadi tempat menuntut ilmu bagi setiap orang, dimana
sekolah sebagai pendidikan formal harus bisa memenuhi kebutuhan pendidikan
dalam menunjang proses belajar dan mengajar dalam hal ini sekolah harus memiliki
lingkungan sekolah yang sesuai standar.
Lingkungan dalam pengertian umum berarti situasi di sekitar kita. Menurut
Baharuddin (Ade Andriana, 2017: 7) dalam pendidikan lingkungan adalah semua
faktor yang terdapat diluar diri anak dan yang mempunyai arti bagi
pengembangannya serta senantiasa memberikan pengaruh terhadap dirinya.
Menurut Syamsu dan Nani (Abdul Latief, 2014: 17) sekolah merupakan lembaga
pendidikan formal yang sistematis melaksanakan bimbingan, pengajaran dan
pelatihan dalam rangka membantu para peserta didik agar mampu mengembangkan
potensinya secara optimal, baik menyangkut aspek moral-spritual, intelektual,
emosional, sosial, maupun fisik-motoriknya.
Selanjutnya dalam buku Dasar-dasar Pendidikan yang di tulis oleh Marlina
Gazali: Lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada diluar diri
anak. Dalam artian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar anak, baik
berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat
16
terutama yang dapat memberi pengaruh kuat kepada anak didik yaitu lingkungan
yang mana terjadi proses pendidikan berlangsung dan lingkungan anak-anak bergaul
sehari-hari.
Menurut Muhibbin Syah (widiarsih T, 2017: 29 ) Lingkungan Sekolah terdiri
dari lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Dijelaskan lebih lanjut, lingkungan
sosial sekolah seperti para guru, para tenaga pendidikan dan teman-teman sekelas
dapat mempengaruhi semangat belajar siswa, sedangkan lingkungan nonsosial
sekolah misalnya gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, dan waktu belajar.
Selain itu, keadaan sekolah tempat belajar turut memengaruhi tingkat keberhasilan
belajar.
Menurut Sukmadinata (Anisa Widyaningtyias, 2012: 13) lingkungan sekolah
memegang perananan penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Sekolah
yang kaya dengan aktivitas belajar memiliki sarana dan prasarana yang memadai,
terkelola dengan baik, diliputi suasana akademis yang wajar, akan sangat mendorong
semangat belajar para siswanya. Sedangkan menurut Sabdulloh (Cahyaningrum,
2014: 6) bahwa sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang secara sengaja
dirancang dan dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat seperti harus berjenjang
dan berkesinambungan, sehingga disebut pendidikan formal dan sekolah adalah
lembaga khusus, suatu wahana, suatu tempat untuk menyelenggarakan pendidikan,
yang di dalamnya terdapat suatu proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Oemar Hamalik (Anisa Widyaningtyas, 2012: 9) menyatakan bahwa lingkungan
adalah sesuatu yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh tertentu
17
kepada individu. Kondisi lingkungan belajar yang kondusif baik lingkungan rumah
maupun lingkungan sekolah akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan siswa
dalam belajar, sehingga siswa akan lebih mudah untuk menguasai materi belajar
secara maksimal.
Menurut Muhibbin Syah (2017: 135) lingkungan sosial sekolah seperti para guru,
para tenaga kependidikan (kepala sekolah dan wakil-wakilnya) dan teman-teman
sekelas dapat memengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu
menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang
baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi,
dapat menjadi daya dorong yang posistif bagi kegiatan belajar siswa.
Menurut Menurut Tu’u (2004: 18) faktor lingkungan sekolah sebagai berikut:
a. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan
kepada anak didik. Dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki, guru dapat
menjadikan siswa menjadi individu yang cerdas dan disiplin.
b. Sarana dan prasarana
Prasarana dan sarana pembelajaran merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
motivasi belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata rapi,
ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan laboratorium,
tersedianya buku-buku pelajaran, media/alat bantu belajar merupakan komponen
yang penting untuk mendukung kegiatan-kegiatan belajar.
18
c. Kondisi gedung
Diantaranya ventilasi udara yang baik, sinar matahari dapat masuk, penerangan
lampu yang cukup, ruang kelas yang luas, kondisi gedung yang kokoh. Apabila
suasana ruang gelap, ruangan sempit, tidak ada ventilasi dan gedung rusak akan
menjadikan proses belajar yang kurang baik sehingga memungkunkan proses belajar
menjadi terhambat.
Ogbeba & Ali (Yudha dan Idris, 2014: 3-4), explains that the school environment
involves the totality of the atmosphere within which the school staff and students
function. It is a dynamic and comprehensive picture of all those influences that mold
physical, emotional, psychological and social life of the members of the school.
Menurut Slameto (2015: 64) faktor-faktor dalam lingkungan sekolah yang
mempengaruhi belajar siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa lingkungan sekolah
merupakan wahana dimana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung dengan
aturan-aturan yang ketat, serta berjenjang dan berkesinambungan. Lingkungan
sekolah yang baik akan berdampak pada peningkatan keberhasilan belajar siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
4. Hasil Belajar Matematika
Menurut Sudjana (Firmansyah, 2015: 37) hasil belajar merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
19
Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Abdurrahman (Sobri & Moerdiyanto, 2014: 45) mendefinisikan hasil belajar
sebagai kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Hasil
belajar merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan dan dapat dipandang
sebagai salah satu ukuran keberhasilan siswa dalam pendidikan di sekolah.
Menurut Djamarah (Fitri, dkk, 2014: 18) hasil belajar adalah penilaian
pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah
menyangkut pengetahuan, kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sesudah
penilaian.
Mulyono (Supriadi, 2005: 15-16) memberikan pengertian hasil belajar sebagai
suatu kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar.
Belajar merupakan hal yang sangat penting terutama dalam kemajuan anak didik
karena belajar itu sendiri merupakan proses dalam diri sesorang menuju tercapainya
tujuan belajar yang sebenarnya.
Menurut Ruseffendi (Firmansyah, 2015: 36) belajar matematika adalah belajar
konsep dimulai dari benda-benda real kongkrit secara intutif, kemudian pada tahap-
tahap yang lebih tinggi konsep itu diajarkan lagi dalam bentuk yang lebih abstrak
dengan mengunakan notasi yang lebih umum dipakai dalam matematika.
Sedangkan hasil belajar matematika menurut Susanti (Hayati, 2016: 12) adalah
tingkat keberhasilan siswa menguasai dan memahami bahan pelajaran matematika
setelah proses belajar mengajar yang terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil
belajarnya.
20
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar sebagai suatu
pencapaian yang dilakukan siswa setelah adanya proses pembelajaran yang diperoleh
dari hasil ujian semester, hasil yang berupa nilai yang akan menunjukkan apakah
proses pembelajaran sudah mencapai hasil belajar yang maksimal atau masih belum.
B. Kerangka Pikir
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. faktor tersebut terdiri atas
faktor internal maupun faktor eksternal. Karena itu untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, guru perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor
jasmaniah (mencakup intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan) dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga
(mencakup cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,
keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan),
faktor sekolah (meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, displin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran
di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah) dan faktor
masyarakat (mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman
bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat).
Dari sekian banyak faktor tersebut, peneliti hanya melihat pengaruh faktor
kesiapan, kedisiplinan dan lingkungan sekolah. Faktor kesiapan mempengaruhi hasil
belajar karena dengan memiliki kesiapan belajar maka sesuatu yang dihasilkan akan
menjadi lebih baik dibandingkan hasil yang dicapai tanpa adanya sebuah kesiapan
belajar. Kesiapan belajar yang baik akan membuat siswa lebih mudah dalam
mengikuti proses pembelajaran. Kedisiplinan siswa juga mempunyai pengaruh yang
21
besar terhadap hasil belajar siswa. Seorang siswa yang berdisiplin dalam belajar akan
belajar tanpa paksaan dan sadar untuk belajar sehingga akan mendapatkan hasil
belajar yang lebih baik, dibandingkan dengan siswa yang belajar namun tidak disiplin
karena siswa yang tidak memiliki kedisiplinan dalam belajar akan merasa terpaksa
dalam belajar sehingga akan sukar memahami materi yang dipelajarinya. Faktor
lingkungan sekolah merupakan wahana dimana kegiatan dan proses pendidikan
berlangsung. Lingkungan sekolah yang baik akan berdampak pada peningkatan
keberhasilan belajar siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan diatas, kesiapan belajar, kedisiplinan dan
lingkungan sekolah dianggap berpengaruh pada hasil belajar siswa. Berikut bagan
kerangka pikir disajikan:
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Faktor-faktor belajar
(faktor internal dan eksternal)
Kesiapan belajar
- Kondisi fisik - Kondisi mental
(emosional) - Kebutuhan, motif
dan tujuan - Keterampilan
pengetahuan
Kedispilinan
- Disiplin belajar di sekolah
- Disiplin belajar di rumah
Lingkungan sekolah
- Metode mengajar - Relasi guru dengan
siswa - Relasi siswa dengan
siswa - Alat, media, dan
keadaan gedung
Hasil belajar Matematika
22
C. Hipotesis Penelitian
1. Kesiapan belajar, kedisiplinan, dan lingkungan sekolah memiliki pengaruh
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep
Kabupaten Pangkep
2. Kesiapan belajar memiliki pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep
3. Kedisiplinan memiliki pengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa
kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep
4. Lingkungan sekolah memiliki pengaruh terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data
numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika.
Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian ex-post facto. Penelitian
ex-post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat menimbulkan kejadian-kejadian tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau
fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang
menyebabkan perubahan pada variabel bebas yang secara keseluruhan sudah terjadi
dan menjelaskan atau menemukan bagaimana variabel-variabel dalam penelitian
saling berhubungan atau berpengaruh.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif verifikatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan
keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain)
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yaitu untuk menentukan tingkat pengaruh
variabel- variabel dalam suatu kondisi.
24
B. Desain Penelitian
Adapun desain pada penelitian ini dapat dilihat pada skema berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
X1: Kesiapan Belajar
X2: Kedisiplinan
X3: Lingkungan Sekolah
Y: Hasil Belajar Matematika
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari suatu subyek atau obyek. Hal ini senada
dengan pendapat Sugiyono (2017: 80) yang mengatakan bahwa, Populasi
diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
(X2)
(Y)
(X3)
(X1)
25
penelitian ini, penulis mengambil populasi yaitu siswa kelas XI IPA SMAN
3 Pangkep Kabupaten Pangkep.
Tabel 3.1 Jumlah Populasi
No Kelas Jumlah 1 XI IPA 1 29 2 XI IPA 2 30 3 XI IPA 3 27 4 XI IPA 4 28 5 XI IPA 5 27 Jumlah 141
Sumber: SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari suatu populasi atau sebagian yang
diambil dari seluruh objek yang diteliti yang dapat mewakili seluruh
populasi yang diperoleh dengan menggunakan teknik tertentu. Hal ini senada
dengan pendapat Sugiyono (2017: 81) bahwa, Sampel adalah sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Pada penelitian ini, penentuan besarnya sampel yang diambil dihitung
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
Keterangan:
1 = konstanta
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
26
e2 = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir yakni 5% dengan tingkat kepercayaan 95%.
( )
Jadi, jumlah sampel pada penelitian ini adalah 104 siswa. Populasi penelitian
ini tersebar dalam beberapa kelas. Oleh karena itu peneliti menggunakan teknik
pengambilan sample Proportional Random Sampling yaitu suatu teknik pengambilan
sampel secara acak dengan jumlah yang proporsional untuk setiap sub populasi sesuai
dengan ukuran populasinya. Adapun rumus pengambilan sampel pada setiap kelas
adalah:
Keterangan:
ni = Jumlah sampel menurut kelas
n = Jumlah sampel seluruhnya
Ni = Jumlah populasi menurut kelas
N = Jumlah populasi seluruhnya
27
Tabel 3.2 Jumlah Populasi dan Sampel
No Kelas Populasi Sampel 1 XI IPA 1 29 21,39 = 21 2 XI IPA 2 30 22,12 = 22 3 XI IPA 3 27 19,91 = 20 4 XI IPA 4 28 20,65 = 21 5 XI IPA 5 27 19,91 = 20
Jumlah 141 104
D. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
dilihat di gambar 3.3 dimana diawali dengan tahap persiapan. Dalam tahap ini yakni
menentukan sekolah yang akan diteliti, melakukan observasi di sekolah yang telah
dipilih, mengkaji masalah yang ditemukan, menyusun proposal penelitian,
penyusunan instrument, validasi instrumen dan perizinan di sekolah. Lalu dilanjutkan
dengan tahap pelaksanaan yakni pengumpulan data melalui dokumentasi dan angket.
Setelah tahap pelaksanaan, akan didapatkan data dan selanjutnya dilakukan analisis
data sehingga didapatkan hasil analisis data, dari hasil analisis data tersebut dibuat
kesimpulan dalam penelitian berdasarkan data yang telah diperoleh.
28
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
E. Definisi Operasional Variabel
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang variabel dalam penelitian ini,
maka diberikan batasan operasional variabel sebagai berikut:
1. Kesiapan Belajar (X1)
Kesiapan belajar adalah kondisi seorang siswa yang membuatnya siap untuk
melakukan kegiatan belajar yang akan membuat siswa dapat memberi
respon/reaksi dengan cara tertentu. Kesiapan belajar dalam penelitian ini
meliputi, kondisi fisik, kondisi mental (emosional), kebutuhan, motif dan
tujuan, serta keterampilan pengetahuan.
Tahap Persiapan Observasi, Proposal, Instrumen,
Validasi, Izin Penelitian
Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Melalui Dokumentasi dan Angket
Data
Analisis Data
Kesimpulan
29
2. Kedisiplinan (X2)
Kedisiplinan siswa adalah keadaan sikap atau perilaku siswa yang sesuai
dengan aturan atau tata tertib yang telah berlaku sehingga tercipta ketertiban
dan keteraturan. Kedisiplinan siswa dalam penelitian ini meliputi, disiplin
belajar di sekolah dan disiplin belajar di rumah
3. Lingkungan Sekolah (X3)
Lingkungan sekolah diartikan sebagai seluruh kondisi yang ada di suatu
lembaga pendidikan formal untuk melaksanakan proses belajar siswa dengan
fasilitas yang memadai yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
belajarnya yang meliputi metode mengajar, relasi guru dengan siswa, relasi
siswa dengan siswa, alat, media dan keadaan gedung. Kondisi lingkungan
belajar di sekolah yang kondusif akan menciptakan kenyamanan bagi siswa
dalam belajar, sehingga akan mendukung kegiatan belajar dan siswa akan
lebih mudah mencapai hasil belajar yang maksimal.
4. Hasil Belajar Matematika (Y)
Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor
yang menunjukkan tingkat penguasaan dan pemahaman siswa kelas XI IPA
SMAN 3 Pangkep dalam mata pelajaran matematika yang hasilnya dapat
diketahui melalui nilai hasil ujian semester.
30
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan penelitian. Pada
penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu angket. Responden diminta untuk
memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Skala kesiapan belajar
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kesiapan Belajar
Variabel penelitian Indikator
Kesiapan belajar
Kondisi Fisik
Kondisi mental (emosional)
Kebutuhan, motif dan tujuan
Keterampilan pengetahuan
2. Skala kedisiplinan
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kedisiplinan
Variabel penelitian Indikator
Kedisiplinan Disiplin belajar di sekolah
Disipilin belajar di rumah
31
3. Skala lingkungan sekolah
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lingkungan Sekolah
Variabel penelitian Indikator
Lingkungan sekolah
Kondisi dan Metode mengajar
Relasi guru dengan siswa
Relasi siswa dengan siswa
Fasilitas sekolah dan keadaan gedung
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan suatu yang tersusun dari berbagai proses biologis
maupun psikologis. Teknik ini di gunakan apabila penelitian berkenaan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2017: 145). Metode ini di gunakan pada
saat penelitian pendahuluan.
2. Kuesioner (angket)
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2017: 142). Berdasarkan penjelasan
tersebut mengenai angket maka teknik ini digunakan oleh penulis untuk dapat
mengungkapkan data dari variabel bebas (X). Jawaban yang disediakan
disesuaikan dengan skala likert. Menurut Sugiyono (2017: 93) mengatakan
bahwa, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
32
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Alternatif jawaban
dalam skala likert yang digunakan diberi skor sebagai berikut:
Tabel 3.6 Penilaian Skala Likert
Alternatif Bobot/Nilai (+) Bobot/Nilai (-)
Sangat sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Kurang sesuai 2 3
Tidak sesuai 1 4
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan
melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri
atau oleh orang lain tentang subjek. Adapun dokumen yang dimaksud adalah
nilai hasil belajar matematika dari guru mata pelajaran berupa nilai ulangan
matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep.
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan dua teknik statistik, yaitu teknik statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk
menggambarkan peubah-peubah secara tunggal. Sedangkan statistik inferensial
dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian.
1. Analisis Deskriptif
Teknik analisis deskriptif adalah suatu metode-metode yang berkaitan dengan
pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang
33
berguna. Sugiyono (2017: 147) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku secara umum atau generalisasi. Analisis deskriptif terdiri dari mean,
standar deviasi, varians dan diagram.
a. Menghitung rata-rata menggunakan rumus:
∑ ∑
b. Menghitung standar deviasi menggunakan rumus:
√∑( )
Keterangan :
S = Standar deviasi n = Jumlah siswa
xi = Banyaknya siswa f = Frekuensi
= Rata-rata hitung
c. Menghitung varians menggunakan rumus:
∑
Keterangan :
S2 = Varians
xi = Banyaknya siswa
= Rata-rata hitung (mean)
34
2. Uji Coba Instrumen
Langkah awal yang dilakukan sebelum angket disebarkan ke responden yang
sebenarnya, perlu dilakukan suatu uji coba instrumen terlebih dahulu. Uji coba
instrumen dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu instrumen
sehingga dapat diketahui layak dan tidaknya suatu insrumen yang digunakan. Dalam
penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan diluar populasi sebanyak 40 siswa yaitu
di SMA Muhammadiyah Makassar. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan
suatu instrumen. Berikut adalah kisi-kisi instrumen yang diuji cobakan.
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Skala Kesiapan Belajar
No. Indikator Nomor item
Jumlah Positif Negatif
1. Kondisi fisik 1, 3, 5 2, 4, 6 6
2. Kondisi mental dan emosional 7, 10, 11 8, 9, 12 6
3. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan 13, 16, 17 14, 15, 18 6
4. Keterampilan pengetahuan 19 20 2
Jumlah 10 10 20
Tabel 3.8 Kisi-Kisi Skala Kedisiplinan
No. Indikator Nomor item
Jumlah Positif Negatif
1. Disiplin belajar di sekolah 1, 4, 6, 7,
10, 12 2, 3, 5, 8, 9,
11 12
2. Disiplin belajar di rumah 13, 16, 17,
19 14, 15, 18,
20 8
Jumlah 10 10 20
35
Tabel 3. 9 Kisi-Kisi Skala Lingkungan Sekolah
No. Indikator Nomor item
Jumlah Positif Negatif
1. Kondisi dan Metode mengajar 1, 4, 6 2, 3, 5 6
2. Relasi guru dengan siswa 7 8 2
3. Relasi siswa dengan siswa 9, 11 10, 12 4
4. Fasilitas sekolah dan keadaan gedung 14, 16, 17,
18 13, 15, 19,
20 8
Jumlah 10 10 20
a. Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2017: 121) instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan
menggunakan instrumen yang valid dalam pengumpulan data, maka diharapkan
hasil penelitian akan menjadi valid. Kriteria pengambilan keputusan untuk
menentukan valid jika harga rhitung lebih besar atau sama dengan dari harga rtabel
pada taraf signifikansi 5%. Jika rhitung lebih kecil dari rtabel pada taraf signifikansi
5% maka item yang dimaksud tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada
lampiran B.
b. Uji Reliabilitas
Mengenai reliabilitas, Sugiyono (M. Rahartiwi, 2016: 122-123)
mengemukakan bahwa instrumen yang reliabel adalah apabila digunakan
36
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Sebuah instrumen dinyatakan reliabel bila rhitung > rtabel baik dengan taraf
kesalahan 5% maupun 1%. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran B.
3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS).
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai P value lebih besar
dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai P value (sig.)
lebih kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antara variable independent. Model yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Torelansi mengukur
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tdak dapat dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Jadi nilai toleransi rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF = 1/Tolerance) dan menujukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai yang
umum dipakai adalah toleransi 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10.
37
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model
regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien korelasi rank
spearman yaitu mengkorelasikan antara absolute residual hasil regresi dengan
semua variabel bebas. Bila P value hasil korelasi lebih kecil dari 0,05 maka
pesamaan regresi tersebut mengandung heteroskedastisitas dan sebaliknya bila P
value lebih besar dari 0,05 berarti persamaan regresi non – heteroskedastisitas
atau homokedastisitas.
4. Analisis Inferensial.
a. Uji Analisis Regresi Berganda
Uji analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa
variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) secara
bersamaan. Bentuk umum sebuah model regresi untuk k peubah bebas diberikan
oleh (Tiro, 2010: 127):
Keterangan:
Y : hasil belajar matematika
: koefisien-koefisien regresi
, : peubah-peubah dasar
: peubah acak
38
Sedangkan fungsi taksiran adalah:
1.
2.
3.
4.
Keterangan:
adalah penaksiran Y
adalah penaksiran
adalah penaksiran
adalah penaksiran
adalah penaksiran
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif
Hasil analisis deskriptif menunjukkan deskripsi tentang karakteristik
distribusi nilai dari masing-masing kelas penelitian dan sekaligus jawaban atas
masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini.
a. Hasil Belajar Matematika Siswa
Hasil belajar matematika siswa dikumpulkan melalui data dokumentasi
guru mata pelajaran matematika SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep.
Hasil belajar matematika berupa nilai ujian semester siswa kelas XI IPA.
Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel hasil
belajar matematika dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Hasil Belajar Matematika
Statistik Nilai Statistik
Mean 77,15
Standar Deviasi 6,658
Variansi 44,326
Minimum 62,00
Maksimum 93,00
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui nilai rata-rata hasil belajar matematika
adalah 77,15. Skor tertinggi hasil belajar yang dicapai siswa adalah 93,00
dan skor terendah adalah 62,00. Dengan standar deviasi 6,658 dan variansi
40
44,326. Sehingga dapat diketahui bahwa sebanyak 48 siswa hasilbelajar
matematikanya pada kategori rendah, sebanyak 41 siswa pada kategori
sedang, sebanyak 13 siswa pada kategori tinggi dan sebanyak 2 siswa pada
kategori yang sangat tinggi. Nilai hasil belajar matematika siswa kelas XI
IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep sudah cukup baik karena rata-
rata siswa mampu mencapai standar ketuntasan belajar minimal yang
ditetapkan oleh sekolah. Untuk menentukan interval pada distribusi
frekuensi digunakan rumus berikut:
( )
( )
Adapun hasil distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa dapat
dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.1 berikut ini.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
No Interval Frekuensi Persentase(%)
1 62-65 3 3 2 66-69 10 10 3 70-73 17 16 4 74-77 28 27 5 78-81 23 22 6 82-85 12 12 7 86-89 5 5 8 90-93 6 6
Jumlah 104 100
41
Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Matematika
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 diketahui bahwa ada 104 jumlah
siswa. Frekuensi hasil belajar terkecil ada pada interval 62 sampai 65
dengan persentase sebesar 3% dan frekuensi hasil belajar tertinggi ada
pada interval 74 sampai 77 dengan persentase sebesar 27%.
b. Kesiapan Belajar
Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel
kesiapan belajar dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Kesiapan Belajar
Statistik Nilai Statistik
Mean 53,65
Standar Deviasi 4,29
Variansi 18,40
Minimum 45,00
Maksimum 65,00
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui nilai rata-rata kesiapan belajar adalah
53,65. Skor tertinggi kesiapan belajar siswa adalah 65,00 dan skor
0
5
10
15
20
25
30
62-65 66-69 70-73 74-77 78-81 82-85 86-89 90-93
42
terendah adalah 45,00. Dengan standar deviasi 4,29 dan variansi 18,40.
Sehingga dapat diketahui bahwa sebanyak 17 siswa (16,4%) cenderung
memiliki kesiapan belajar yang rendah, sebanyak 69 siswa (66,3%)
memiliki kesiapan belajar dalam kategori sedang dan sebanyak 18 siswa
(17,3%) memiliki kesiapan belajar yang tinggi. Untuk menentukan interval
pada distribusi frekuensi digunakan rumus berikut:
( )
( )
Adapun hasil distribusi frekuensi kesiapan belajar siswa dapat dilihat
pada tabel 4.4 dan gambar 4.2 berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kesiapan Belajar
No Interval Frekuensi Persentase(%)
1 45-47 7 7 2 48-50 18 17 3 51-53 28 27 4 54-56 27 26 5 57-59 14 13 6 60-62 7 7 7 63-65 3 3 8 66-68 0 0
Jumlah 104 100
43
Gambar 4.2 Histogram Kesiapan Belajar
Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.2 diketahui bahwa ada 104 jumlah
siswa. Frekuensi kesiapan belajar terkecil ada pada interval 63 sampai 65
dengan persentase sebesar 3% dan frekuensi kesiapan belajar tertinggi ada
pada interval 51 sampai 53 dengan persentase sebesar 27%.
c. Kedisiplinan
Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel
kedisiplinan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Kedisiplinan
Statistik Nilai Statistik
Mean 52,28
Standar Deviasi 5,44
Variansi 29,56
Minimum 41,00
Maksimum 69,00
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui nilai rata-rata kedisiplinan adalah
52,28. Skor tertinggi kedisiplinan adalah 69,00 dan skor terendah adalah
0
5
10
15
20
25
30
45-47 48-50 51-53 54-56 57-59 60-62 63-65 66-68
44
41,00. Dengan standar deviasi 5,44 dan variansi 29,56. Sehingga dapat
diketahui bahwa sebanyak 19 siswa (18,3%) cenderung memiliki nilai
kedisiplinan yang rendah, sebanyak 70 siswa (67,3%) memiliki nilai
kedisiplinan pada kategori sedang dan sebanyak 15 siswa (114,4%)
memiliki nilai kedisiplinan pada kategori rendah. Untuk menentukan
interval pada distribusi frekuensi digunakan rumus berikut:
( )
( )
Adapun hasil distribusi frekuensi kedisiplinan siswa dapat dilihat pada
tabel 4.6 dan gambar 4.3 berikut ini.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kedisiplinan
No Interval Frekuensi Persentase(%)
1 41-44 9 9 2 45-48 18 17 3 49-52 24 23 4 53-56 33 32 5 57-60 15 14 6 61-64 4 4 7 65-68 0 0 8 69-72 1 1
Jumlah 104 100
45
Gambar 4.3 Histogram Kedisiplinan
Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.3 diketahui bahwa ada 104 jumlah
siswa. Frekuensi kedisiplinan terkecil ada pada interval 69 sampai 72
dengan persentase sebesar 1% dan frekuensi kedisiplinan tertinggi ada
pada interval 53 sampai 56 dengan persentase sebesar 32%.
d. Lingkungan Sekolah
Hasil analisis deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel
lingkungan sekolah dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Lingkungan Sekolah
Statistik Nilai Statistik
Mean 56,34
Standar Deviasi 4,93
Variansi 24,28
Minimum 47,00
Maksimum 70,00
0
5
10
15
20
25
30
35
41-44 45-48 49-52 53-56 57-60 61-64 65-68 69-72
46
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui nilai rata-rata lingkungan sekolah adalah
56,34. Skor tertinggi lingkungan sekolah adalah 70,00 dan skor terendah
adalah 47,00. Dengan standar deviasi 4,93 dan variansi 24,28. Sehingga
dapat diketahui bahwa sebanyak 18 siswa (17,3%) cenderung memiliki
nilai lingkungan sekolah pada kategori rendah, sebanyak 72 siswa (69,2%)
memiliki nilai lingkungan sekolah pada kategori sedang dan sebanyak 14
siswa (13,5%) memiliki nilai lingkungan sekolah pada kategori tinggi.
Untuk menentukan interval pada distribusi frekuensi digunakan rumus
berikut:
( )
( )
Adapun hasil distribusi frekuensi kedisiplinan siswa dapat dilihat pada
tabel 4.8 dan gambar 4.4 berikut ini.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Lingkungan Sekolah
No Interval Frekuensi Persentase(%)
1 47-49 7 7 2 50-52 19 18
3 53-55 21 20
4 56-58 24 23
5 59-61 19 18 6 62-64 7 7
7 65-67 4 4
8 68-70 3 3
Jumlah 104 100
47
Gambar 4.4 Histogram Lingkungan Sekolah
Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.4 diketahui bahwa ada 104 jumlah
siswa. Frekuensi lingkungan sekolah terkecil ada pada interval 68 sampai
70 dengan persentase sebesar 3% dan frekuensi lingkungan sekolah
tertinggi ada pada interval 56 sampai 58 dengan persentase sebesar 23%.
2. Uji Prasyarat
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
analisis data yang meliputi uji normalitas, uji multikoliniaritas, dan uji
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov-
Smirnov. Berdasarkan data penelitian yang diolah menggunakan bantuan
aplikasi statistika diketahui nilai signifikansi yang menunjukkan
normalitas data. Data dikatakan berdistribusi normal apabila harga
0
5
10
15
20
25
30
47-49 50-52 53-55 56-58 59-61 62-64 65-67 68-70
48
koefisien Asym. Sig lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu 0,05
(5%). Hasil uji normalitas berdasarkan perhitungan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 104
Std. Deviation 5,44488814
Absolute 0,103
Most Extreme Differences Positive 0,060
Negative -0,103
Kolmogorov-Smirnov Z 1,051
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,219
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai sig, sama dengan 0,219 yang
artinya 0,219 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari
sampel yang berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan bentuk pengujian untuk analisis regresi
berganda. Asumsi multikolinieritas menyatakan variabel bebas harus
terbebas dari gejala multikolinieritas, sehingga hubungan antar variabel
bebas dengan variabel terikatnya tidak terganggu. Salah satu indikasi
49
terdapat masalah multikolinearitas dapat kita tentukan dengan melihat nilai
VIF (Varian Infloating Factor). Jika nilai VIF > 10 maka terjadi
multikolinieritas, sebaliknya apabila nilai VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinieritas. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 18,751 8,321 2,254
Kesiapan Belajar
0,529 0,136 0,341 3,877 0,865 1,156
Kedisiplinan 0,253 0,112 0,207 2,264 0,801 1,248
Lingkungan Sekolah
0,298 0,130 0,220 2,291 0,732 1,382
Berdasarkan hasil analisis diatas nilai VIF untuk kesiapan belajar 1,156
yang artinya < 10, nilai VIF untuk kedisiplinan 1,248 juga < 10 dan nilai
VIF untuk lingkungan sekolah 1,382 juga < 10 sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada ketiga variabel bebas tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Jika nilai P Value > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas namun
jika P Value ≤ 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari uji
heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel 4.11.
50
Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T P Value
B Std. Error Beta (Constant) 0,963 5,592 0,172 0,864
Kesiapan Belajar 0,089 0,092 0,104 0,973 0,333
Kedisiplinan -0,028 0,075 -0,042 -0,376 0,708
Lingkungan Sekolah
-0,005 0,087 -0,007 -0,057 0,955
a. Dependent Variable: ABS_RES
Dari hasil analisis diatas nilai P value pada variabel kesiapan belajar
0,333, variabel kedisiplinan 0,708 dan variabel lingkungan sekolah 0,955
yang artinya lebih besar dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada ketiga variabel tersebut.
3. Analisis Inferensial
Setelah uji prasyarat terpenuhi maka selanjutnya dilakukan analisis
inferensial. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa
variabel bebas/ independen terhadap variabel terikat/dependen.
a. Uji Regresi Linear Berganda
Dengan menggunakan bantuan analisis regresi linear berganda maka
kita bisa mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Untuk mengetahui apakah kesiapan belajar, kedisiplinan dan
lingkungan sekolah secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap
hasil belajar matematika, dapat kita lihat pada P value apabila nilai P
51
value 0,05 artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat dan apabila nilai P value < 0,05 artinya
secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.
Hasil uji linear berganda dapat dilihat pada tabel 4.12. berikut.
Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ANOVA
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F P Value
Regression 1511,917 3 503,972 16,504 0,001
Residual 3053,621 100 30,536
Total 4565,538 103
Pada tabel diatas diketahui nilai P value 0,001 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh kesiapan belajar,
kedisiplinan dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar matematika.
Tabel 4.13 Koefisien Uji Regresi Linear Berganda Coefficients
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T P Value
B Std. Error Beta
(Constant) 18,751 8,321 2,254 0,026
Kesiapan Belajar
0,529 0,136 0,341 3,877 0,001
Kedisiplinan 0,253 0,112 0,207 2,264 0,026
Lingkungan Sekolah
0,298 0,130 0,220 2,291 0,024
Pada tabel 4.13 diketahui nilai P value kesiapan belajar adalah 0,001 <
0,05. Nilai P value kedisiplinan adalah 0,026 < 0,05. Dan nilai P value
52
lingkungan sekolah adalah 0,024 < 0,05. Berdasarkan nilai P value pada
ketiga variabel bebas (X) secara simultan ketiga variabel bebas (X)
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika(Y).
b. Uji Hipotesis
1) Hipotesis 1
Ho : Tidak terdapat pengaruh kesiapan belajar, kedisiplinan dan
lingkungan sekolah terhadap hasil belajar matematika.
H1 : Terdapat pengaruh kesiapan belajar, kedisiplinan dan lingkungan
sekolah terhadap hasil belajar matematika.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tabel koefisien seperti pada
tabel 4.13 yang menunjukkan nilai P value < 0,05 sehingga dapat diketahui
bahwa kesiapan belajar, kedisiplinan dan lingkungan sekolah memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika. Adapun
persamaan regresi ganda data adalah
.
Persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Nilai 18,751 adalah nilai konstanta yang artinya ketika variabel kesiapan
belajar, kedisiplinan dan lingkungan sekolah dianggap konstan atau tidak
ada perubahan maka besarnya variabel Y (hasil belajar) adalah sebesar
18,751. Nilai 0,529 pada variabel kesiapan belajar ( ) artinya bila
dinaikkan 1 point maka Y akan naik sebesar 0,529. Nilai 0,253 pada
53
variabel kedisiplinan ( ) artinya bila dinaikkan 1 point maka Y akan
naik sebesar 0,253. Nilai 0,298 pada variabel lingkungan sekolah ( )
artinya bila dinaikkan 1 point maka Y akan naik sebesar 0,298. Dan
secara simultan memberi pengaruh sebesar 33,1% pada hasil belajar
matematika (Y). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima.
2) Hipotesis 2
Ho : Tidak terdapat pengaruh kesiapan belajar terhadap hasil belajar
matematika
H1 : Terdapat pengaruh kesiapan belajar terhadap hasil Belajar
matematika.
Tabel 4.14 Koefisien Uji Regresi linear X1 atas Y Coefficients
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T P Value
B Std. Error Beta (Constant) 38,615 7,332 5,267 0,001
Kesiapan Belajar 0,718 0,136 0,463 5,273 0,001
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tabel koefisien seperti pada
tabel 4.14 yang menunjukkan nilai P value kesiapan belajar kurang dari
nilai 𝛼 yaitu 0,001 < 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa kesiapan belajar
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika. Dari data
54
tersebut dapat disusun persamaan regresinya adalah
. Berdasarkan persamaan regresi linear atas menunjukkan
bahwa setiap kenaikan satu unit akan memberikan dampak kenaikan
unit sebesar 0,718. Dan memberi pengaruh sebesar 21,4 % pada hasil
belajar matematika ( ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima.
3) Hipotesis 3
Ho : Tidak terdapat pengaruh kedisiplinan terhadap hasil belajar
matematika
H1 : Terdapat pengaruh kedisiplinan terhadap hasil belajar
matematika.
Tabel 4.15 Koefisien Uji Regresi Linear X2 atas Y Coefficients
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T P Value
B Std. Error Beta (Constant) 53,279 5,913 9,011 0,001
Kedisiplinan 0,457 0,112 0,373 4,059 0,001
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tabel koefisien seperti pada
tabel 4.15 yang menunjukkan P value kedisiplinan kurang dari nilai 𝛼
yaitu 0,001 < 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa kedisiplinan
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika. Dari data
55
tersebut dapat disusun persamaan regresinya adalah
. Berdasarkan persamaan regresi linear atas menunjukkan
bahwa setiap kenaikan satu unit akan memberikan dampak kenaikan
unit sebesar 0,457. Dan memberi pengaruh sebesar 13,9% pada hasil
belajar matematika ( ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima.
4) Hipotesis 4
Ho : Tidak terdapat pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil
belajar matematika
H1 : Terdapat pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil Belajar
matematika.
Tabel 4.16 Koefisien Uji Regresi Linear X3 atas Y Coefficients
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T P Value
B Std. Error Beta (Constant) 43,918 6,805 6,453 0,001
Lingkungan Sekolah
0,590 0,120 0,437 4,902 0,001
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tabel koefisien seperti pada
tabel 4.16 yang menunjukkan P value lingkungan sekolah lebih kecil dari
nilai 𝛼 yaitu 0,001 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa lingkungan
sekolah berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika. Dari
56
data tersebut dapat disusun persamaan regresinya adalah
. Berdasarkan persamaan regresi linear atas menunjukkan
bahwa setiap kenaikan satu unit akan memberikan dampak kenaikan
unit sebesar 0,590. Dan memberi pengaruh sebesar 19,1% pada hasil
belajar matematika ( ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima.
B. Pembahasan
1. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep
Kabupaten Pangkep
Hasil belajar matematika siswa didapatkan dari guru mata pelajaran
matematika berupa nilai ujian semester. Adapun rata-rata nilai hasil belajar siswa
adalah 77,15, standar deviasi 6,658 dan variansi 44,326. Nilai minimum hasil
belajar matematika adalah 62,00 dan nilai maksimum hasil belajar matematika
yang dicapai siswa adalah 93,00.
2. Kesiapan Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten
Pangkep
Kesiapan belajar siswa dikumpulkan melalui angket skala kesiapan belajar.
Adapun rata-rata skor kesiapan belajar siswa adalah 53,65, dengan standar deviasi
4,29 dan variansi 18,40. Nilai minimum kesiapan belajar adalah 45,00 dan nilai
maksimum adalah 65,00.
3. Kedisiplinan Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep
Kedisiplinan siswa dikumpulkan melalui angket skala kedisiplinan. Adapun
rata-rata skor kedisiplinan siswa adalah 52,28, dengan standar deviasi 5,44 dan
57
variansi 29,56 serta nilai minimum kedisiplinan adalah 41,00 dan nilai maksimum
adalah 69,00.
4. Lingkungan Sekolah Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten
Pangkep
Data lingkungan sekolah dikumpulkan melalui angket skala lingkungan
sekolah. Adapun rata-rata skor lingkungan sekolah siswa adalah 56,34, dengan
standar deviasi 4,93 dan variansi 24,28 serta nilai minimum lingkungan sekolah
adalah 47,00 dan nilai maksimum lingkungan sekolah adalah 70,00.
5. Pengaruh Kesiapan Belajar, Kedisiplinan dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep
Kabupaten Pangkep
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa kesiapan
belajar memiliki nilai P value kurang dari nilai 𝛼 yaitu 0,001 < 0,05. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa kedisiplinan memiliki nilai P value kurang dari nilai 𝛼
yaitu 0,046 < 0,05 dan hasil analisis data menunjukkan bahwa lingkungan sekolah
memiliki nilai P value kurang dari nilai 𝛼 yaitu 0,031 < 0,05 sehingga diketahui
bahwa secara simultan kesiapan belajar, kedisiplinan dan lingkungan sekolah
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar matematika sebesar 33,1%.
Berdasarkan hasil perhitungan data pada lampiran B hasil analisis regresi,
diperoleh nilai fhitung 16,50 dan nilai ftabel 2,69. Dengan demikian maka fhitung >
ftabel atau 16,50 > 2,69 yang menunjukkan adanya pengaruh positif kesiapan
belajar, kedisiplinan dan lingkungan sekolah terhadap hasil belajar matematika.
Kondisi ini menandakan bahwa semakin tinggi kesiapan belajar, kedisiplinan dan
58
lingkungan sekolah peserta didik dalam pembelajaran matematika maka akan
mampu meningkatkan hasil belajar.
6. Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep
Kesiapan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Penelitian ini memperoleh gambaran secara umum tentang
kesiapan belajar peserta didik kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten
Pangkep. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa
kesiapan belajar memiliki nilai P value kurang dari nilai 𝛼 yaitu 0,001 < 0,05
sehingga dapat diketahui bahwa kesiapan belajar berpengaruh signifikan terhadap
hasil belajar matematika sebesar 21,4%. Berdasarkan hasil perhitungan data pada
lampiran B hasil analisis regresi, diperoleh nilai thitung 5,273 dan nilai ttabel 1,983.
Dengan demikian maka thitung > ttabel atau 5,273 > 1,983 yang menunjukkan adanya
pengaruh positif kesiapan belajar terhadap hasil belajar matematika. Kondisi ini
menandakan bahwa semakin tinggi kesiapan belajar peserta didik dalam
pembelajaran matematika maka akan mampu meningkatkan hasil belajar. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aris Muhammad
Saifullah (2013) yang menyatakan bahwa variabel kesiapan belajar berpengaruh
positif dan signifikan terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan limit pada
peserta didik kelas XI semester 2 di Madrasah Aliyah Matholi’ul Huda Bugel
Jepara dengan hasil analisis sebesar 63,89%.
7. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep
59
Kedisiplinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar
peserta didik. Penelitian ini memperoleh gambaran secara umum tentang
kedisiplinan peserta didik kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa kedisiplinan
memiliki nilai P value kurang dari nilai 𝛼 yaitu 0,001 < 0,05 sehingga dapat
diketahui bahwa kedisiplinan berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar
matematika sebesar 13,9%. Berdasarkan hasil perhitungan data pada lampiran B
hasil analisis regresi, diperoleh nilai thitung 4,059 dan nilai ttabel 1,983. Dengan
demikian maka thitung > ttabel atau 4,059 > 1,983 yang menunjukkan adanya
pengaruh positif kedisplinan terhadap hasil belajar matematika. Kondisi ini
menandakan bahwa semakin tinggi kedisiplinan peserta didik dalam pembelajaran
matematika maka akan mampu meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardhiatun Sholikhah (2017)
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara kedisiplinan belajar
terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas IV MI Miftahus Sibyan
Tugu Semarang tahun pelajaran 2016/2017. Dari hasil perhitungan regresi
menunjukan hasil yang signifikan dengan sumbangan relatif sebesar 22,31%.
8. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep
Lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
belajar peserta didik. Penelitian ini memperoleh gambaran secara umum tentang
lingkungan sekolah peserta didik kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten
Pangkep. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan bahwa
60
lingkungan sekolah memiliki nilai P value kurang dari nilai 𝛼 yaitu 0,001 < 0,05
sehingga dapat diketahui bahwa lingkungan sekolah berpengaruh signifikan
terhadap hasil belajar matematika sebesar 19,1%. Berdasarkan hasil perhitungan
data pada lampiran B hasil analisis regresi, diperoleh nilai thitung 4,902 dan nilai
ttabel 1,983. Dengan demikian maka thitung > ttabel atau 4,902 > 1,983 yang
menunjukkan adanya pengaruh positif lingkungan sekolah terhadap hasil belajar
matematika. Kondisi ini menandakan bahwa semakin tinggi lingkungan sekolah
peserta didik dalam pembelajaran matematika maka akan mampu meningkatkan
hasil belajar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sainal Pakiding (2016), dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh
lingkungan sekolah terhadap hasil belajar matematika siswa SMK Negeri
Kecamatan Samarinda Utara adalah sebesar 22,4% sedangkan sisanya
kemungkinan dipengaruhi oleh variabel lain.
61
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara simultan terdapat pengaruh kesiapan belajar, kedisiplinan dan
lingkungan sekolah terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA
SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep tahun ajaran 2018/2019 dengan
koefisien korelasi R sebesar 0,575, koefisien determinasi R square sebesar
0,331 dengan persamaan regresi
dan Fhitung sebesar 16,50 Ftabel sebesar 2,69 pada taraf signifikansi
5%.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kesiapan belajar terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten
Pangkep tahun ajaran 2018/2019 dengan koefisien korelasi R sebesar 0,463,
koefisien determinasi R square sebesar 0,214 dengan persamaan regresi
dan thitung sebesar 5,273 ttabel sebesar 1,983 pada
taraf signifikansi 5%. Dengan demikian diketahui bahwa dari ketiga variabel,
kesiapan belajar memiliki pengaruh paling besar yaitu 21,4%.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kedisiplinan terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten Pangkep tahun
ajaran 2018/2019 dengan koefisien korelasi R sebesar 0,373 koefisien
determinasi R square sebesar 0,139 dengan persamaan regresi
62
dan thitung sebesar 4,059 ttabel sebesar 1,983 pada taraf signifikansi
5%. Dengan demikian diketahui bahwa dari ketiga variabel, kedisiplinan
memiliki pengaruh paling kecil yaitu 13,9%.
4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan sekolah terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 3 Pangkep Kabupaten
Pangkep tahun ajaran 2018/2019 dengan koefisien korelasi R sebesar 0,437,
koefisien determinasi R square sebesar 0,191 dengan persamaan regresi
dan thitung sebesar 4,902 ttabel sebesar 1,983 pada
taraf signifikansi 5%. Dengan demikian diketahui bahwa lingkungan sekolah
memiliki pengaruh sebesar 19,1%.
63
B. Saran
Sesuai dengan apa yang diperoleh dari hasil penelitian ini, peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan pengembangan model
penelitian dengan menggunakan variabel-variabel lain untuk mengetahui
pengaruh hasil belajar matematika siswa.
2. Kepada para guru dan pihak sekolah, diharapkan agar meningkatkan
kualitas pembelajaran serta sarana dan prasarana yang dapat menunjang
pembelajaran matematika di kelas sehingga menghasilkan pencapaian
hasil belajar matematika siswa yang maksimal.
3. Disarankan kepada pihak sekolah agar dapat mencipkatan lingkungan
sekolah yang kondusif agar hasil belajar matematika siswa menjadi tinggi.
Seperti meningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran, menciptakan
hubungan sosial yang harmonis antar warga sekolah, penegakan tata tertib
sekolah, dan meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran.
4. Bagi siswa hendaknya dapat menanamkan bahwa belajar merupakan hal
yang menyenangkan dan merupakan kebutuhan bukan sebagai beban. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan menjadikan kegiatan belajar lebih
menyenangkan seperti dengan berdiskusi dan memecahkan masalah
bersama teman berkaitan dengan pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Andriana, Ade. (2017). Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI MA Wasilatul Falah Rangkasibitung, (online), (repository.uinjkt.ac.id, diakses 06 September 2019).
Cahyaningrum, Dewi. (2014). Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Kesulitan
Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 213/2014. (online), (https://eprints.ums.ac.id, diakses 15 Agustus 2018).
Elly, Rosma. (2016). Hubungan Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas V Di Sd Negeri 10 Banda Aceh, (online), Vol.3 No.4, (http://www.jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/371, diakses 21 Agustus 2018).
Firmansyah, D. (2015). Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Minat Belajar
Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan Unsika, (Online) Vol. 3 No.1, (https://journal.unsika.ac.id/index.php/judika/article/view/199/197, diakses 20 agustus 2018).
Fitri, dkk. (2014). Penerapan Strategi The Firing Line Pada Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batipuh. Jurnal Pendidikan Matematika, (Online) vol.3 No.1:18, (https://ejournal.stkipbbm.ac.id/ index.php/mtk/article/view/306/261, diakses 15 Agustus 2018).
Fitriana, Eliya. (2013). Hubungan Antara Kesiapan Belajar Dengan Hasil Belajar
Matematika Warga Belajar Kelas Xi Kelompok Belajar Paket C Skb Bondowoso Semester Genap Tahun Pelajaran 2012-2013, (online), (https://repository.unej.ac.id, diakses 15 Agustus 2018).
Hayati, R. (2016). Pengaruh Motivasi Belajar, Tingkat Kedisiplinan dan
Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMPN Di Kab. Bantaeng. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Unismuh Makassar.
Latief, A. (2014). Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Peserta Didik Di Smk Negeri Paku Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Pepatuzdu, (Online), Vol. 7, No. 1, (https://journal.lppm-unasman.ac.id, diakses 20 agustus 2018).
Maryani, D. (2014). Pengertian Kesiapan Belajar. https://plus.google.com /105627776189465477990/posts/448R2YVmULs (diakses 8 Agustus 2018)
Nyoman, dkk. (2014). Pengaruh Kesiapan Dan Transfer Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Di SMA Negeri 1 Ubud. Jurnal, Vol. 4 No. 1. (online), (https://www.academia.edu/28080968/pengaruh_kesiapan_dan_transfer_belajar_terhadap_hasil_belajar_ekonomi_di_sma_negeri_1_ubud_i_nyoman_runia_antara1_iyus_akhmad_haris1_i_made_nuridja2, diakses 20 Agustus 2018).
Pakiding, Sainal. (2016). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dan Lingkungan
Sekolah Terhadap Hasil Belajar Matematika Melalui Motivasi Belajar Siswa Smk Negeri Kecamatan Samarinda Utara, (online), (https://jurnal.fkip-uwgm.ac.id/index.php/pendasmahakam/article/view/58/40, diakses 15 Agustus 2018).
Purbaningtyias, S. (2016). Pengaruh kedisiplinan siswa dan minat belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kutasari Tahun Ajaran 2015/2016, (online), (https://eprints.uny.ac.id, diakses 22 Agustus 2018).
Pusparani, F. R. (2015). Pengaruh Lingkungan Sekolah Dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi BelajarAkuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Bandongan Tahun Ajaran 2012/201, (online), (eprints.undip.ac.id, dikses 15 Agustus).
Rahartiwi, Meitri. (2016). Hubungan Antara Kedisiplinan Dengan Hasil Belajar
Siswa Kelas V Sd Gugus Srikandi Semarang Barat, (online), (lib.unnes.ac.id, diakses 2 mei 2019).
Riana, Rini. (2013). Pengaruh Kedisiplinan Belajar Dan Jenis Kelamin Terhadap
Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Smp Negeri 1 Pucakwangi Pati Tahun Ajaran 2012/201, (online), (eprints.ums.ac.id/26597/11/10._ NASKAH_PUBLIKASI.pdf, diakses 10 Sepetember 2018).
Rohmatin, E. N. (2016). Studi Hubungan Kesiapan Belajar Dengan Prestasi
Belajar Matematika Pada Anak Tunagrahita Ringan. Jurnal Pendidikan Khusus, (Online), (https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id, diakses 20 Agustus 2018).
Saifullah, M. A. (2013). Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Matematika Pokok Bahasan Limit Pada Peserta Didik Kelas Xi Semester 2 Di Madrasah Aliyah Matholi’ul Huda Bugel Jepara Tahun Pelajaran
2012/2013, (online), (eprints.walisongo.ac.id/1648/1/063511009_Coverdll. pdf, diakses 20 Agustus 2018).
Sasmita, erna. (2013). Pengaruh Kesiapan Belajar, Disiplin Belajar Dan Manajemen Waktu Terhadap Motivasi Belajar Mata Diklat Bekerjasama Dengan Kolega Dan Pelanggan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di Smk Negeri 2 Semaran,(online), (https:// lib.unnes.ac.id, diakses 02 Agustus 2019).
Sholikah, Mardiatun. (2017). Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika Peserta Didik Kelas Iv Mi Miftahus Sibyan Tugu Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017, (online), (http://eprints.walisongo.ac.id/7465/, diakses 20 Agustus 2018).
Slameto. (2015). Belajar dan Fakto-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta. Sobri, M. dan Moerdiyanto. (2014). Pengaruh Kedisiplinan Dan Kemandirian
Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Madrasah Aliyah di Kecamatan Praya. Jurnal Harmoni Sosial, (Online) Vol. 1, No. 1:48, (https://www.neliti.com/id/publications/40875-pengaruh-kedisiplinan-dan-kemandirian-belajar-terhadap-hasil-belajar-ekonomi-mad, diakses 13 Agustus 2018).
Sobri, M. dan Moerdiyanto. (2014). Pengaruh Kedisiplinan Dan Kemandirian
Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Madrasah Aliyah di Kecamatan Praya. Jurnal Harmoni Sosial, (Online) Vol. 1, No. 1:48, (https://www.neliti.com/id/publications/40875-pengaruh-kedisiplinan-dan-kemandirian-belajar-terhadap-hasil-belajar-ekonomi-mad, diakses 13 Agustus 2018).
Solihin. (2017). Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Prestasi Siswa Sman 1 Benai
Kabupaten Kuantang Singinggi (Study Kasus Kelas IX). Jurnal Vol. 4, No. 1, (https://media.neliti.com, diakses 20 Agustus 2018).
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supriadi, 2005. Penerapan Pembelajaran Kontekstual (CTL) untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VB SDN Malengkeri I Makassar. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.
Syah, Muhibbin. (2017). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tiro, M. A. (2010). Analisis Korelasi dan Regresi, Edisi Ketiga. Makassar:
Andira Publisher.
Umam, A. K. (2015). Pengaruh Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Program Paket C, (online) (lib.unnes.ac.id, diakses 20 Agustus 2018).
Widiarsih, Tasya. (2017). Pengaruh Minat Belajar Dan Lingkungan Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Perusahaan Jasa Siswa Kelas X Akuntansi Smk Muhammadiyah Wonosari Tahun Ajaran 2016/2017, (online), (https://eprints.uny.ac.id, diakses 10 Juni 2019).
Widyaningtyas, Anisa. (2012). Peran Lingkungan Belajar Dan Kesiapan Belajar
Trehadap Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pati, (online) (jurnal.fkip.uns.ac.id, diakses 10 September 2018).
Wirantasa, U. (2017). Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Matematika. Jurnal Formatif 7(1): 88, (http://www.google.co.id/url?q= https://media.neliti.com/media/publications/234986-pengaruh-kedisiplinan-siswa-terhadap-pre, diakses 13 Agustus 2018).
Yudha dan Idris. (2014). Pengaruh Lingkungan Sekolah, Teman Sebaya dan
Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada SMK Bidang Manajemen Bisnis Jurusan Pemasarandi Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi. Jurnal, (https://ejournal.unp.ac,id/ index.php/mpe/article, diakses 15 Agustus 2018).
Kisi-Kisi Kesiapan Belajar
No. Indikator Nomor item
Jumlah Positif Negatif
1. Kondisi fisik 1, 3, 5 2, 4, 6 6
2. Kondisi mental dan emosional 7, 10, 11 8, 9, 12 6
3. Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan 13, 16, 17 14, 15, 18 6
4. Keterampilan pengetahuan 19 20 2
Jumlah 10 10 20
Kisi-Kisi Kedisiplinan
No. Indikator Nomor item
Jumlah Positif Negatif
1. Disiplin belajar di sekolah 1, 4, 6, 7, 10,
12 2, 3, 5, 8, 9,
11 12
2. Disiplin belajar di rumah 13, 16, 17, 19 14, 15, 18, 20 8
Jumlah 10 10 20
Kisi-Kisi Lingkungan Sekolah
No. Indikator Nomor item
Jumlah Positif Negatif
1. Kondisi dan Metode mengajar 1, 4, 6 2, 3, 5 6
2. Relasi guru dengan siswa 7 8 2
3. Relasi siswa dengan siswa 9, 11 10, 12 4
4. Fasilitas sekolah dan keadaan gedung 14, 16, 17, 18 13, 15, 19, 20 8
Jumlah 10 10 20
SKALA KESIAPAN BELAJAR
Petunjuk pengisian:
1. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan berikut kemudian jawablah
semua pernyataan sesuai dengan keadaan dan perasaan anda yang
sesungguhnya.
2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan benar menurut anda dengan
memberikan tanda (√) pada kolom yang telah disediakan.
Ada empat alternatif jawaban, yaitu:
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
KS = Kurang Sesuai
TS = Tidak Sesuai
3. Jawab dengan jujur sesuai dengan pendapat anda tanpa terpengaruh oleh
orang lain.
4. Apabila telah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda.
Nama :……………………………
Kelas :……………………………
No. Pernyataan SS S KS TS
1. Saya beristirahat cukup setiap hari
2. Saya termasuk siswa yang mudah sakit
3. Meskipun sedang sakit ringan, saya tetap belajar
4. Saya tidak berusaha menjaga kesehatan
5. Saya mengikuti pelajaran matematika dalam keadaan
penglihatan dan pendengaran yang normal/prima
6. Saya mengikuti pelajaran matematika dalam keadaan lelah
dan mengantuk
7. Saya bertanya kepada guru jika tidak paham tentang materi
yang disampaikan
8. Saya tidak berani bertanya tentang materi yang tidak saya
pahami meskipun guru memberikan kesempatan untuk
bertanya
9. Saya sering berpindah posisi duduk saat proses belajar
10. Posisi duduk tidak memengaruhi perhatian saya ke papan tulis
11. Saya senang belajar matematika
12. Saya merasa bosan pada saat mengikuti pelajaran matematika
13. Saya memiliki sumber belajar/buku paket dalam pembelajaran
matematika
14. Saya sering lupa membawa buku pelajaran
15. Saya tidak mencatat penjelasan guru saat pelajaran
berlangsung
16. Saya memperhatikan dengan baik saat guru menjelaskan
17. Saya berusaha mendapatkan hasil yang maksimal dalam
pelajaran matematika
18. Saya hanya belajar matematika ketika akan ada ulangan
19. Saya menggunakan internet dan membaca referensi lain untuk
menambah wawasan belajar
20. Saya tidak perlu bersusah payah belajar materi matematika
yang akan diberikan, karena pada akhirnya akan dijelaskan
oleh guru
SKALA KEDISIPLINAN
Petunjuk pengisian:
5. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan berikut kemudian jawablah
semua pernyataan sesuai dengan keadaan dan perasaan anda yang
sesungguhnya.
6. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan benar menurut anda dengan
memberikan tanda (√) pada kolom yang telah disediakan.
Ada empat alternatif jawaban, yaitu:
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
KS = Kurang Sesuai
TS = Tidak Sesuai
7. Jawab dengan jujur sesuai dengan pendapat anda tanpa terpengaruh oleh
orang lain.
8. Apabila telah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda.
Nama :……………………………
Kelas :……………………………
No. Pernyataan SS S KS TS
1. Saya berangkat ke sekolah sebelum bel masuk berbunyi
2. Saya masuk kelas setelah guru masuk kelas
3. Saya membuang sampah tidak pada tempatnya
4. Saya tetap tenang ketika tidak ada guru di kelas
5. Saya membolos pada saat jam pelajaran
6. Saya memakai seragam dan atribut lengkap ke sekolah
7. Saya mengikuti peraturan yang dibuat guru saat pelajaran
dimulai
8. Saya mengganggu teman pada saat jam pelajaran berlangsung
9. Saya menyontek pekerjaan teman saat ulangan/ujian
10. Saat ulangan/ujian saya berusaha mengerjakan sendiri
11. Saya menyontek pekerjaan teman apabila ada tugas
12. Bila ada tugas kelompok, saya akan ikut berpartisipasi dalam
proses mengerjakannya
13. Saya memanfaatkan waktu luang di rumah untuk belajar dan
mengerjakan tugas
14. Sepulang sekolah, saya tidak mengulang kembali pelajaran
meskipun ada waktu luang
15. Saya akan mengerjakan PR ketika sudah menjelang batas
waktu pengumpulan
16. Saya mengerjakan sendiri PR yang diberikan guru
17. Saya belajar sacara teratur di rumah
18. Saya belajar hanya bila ada ulangan
19. Saya berusaha agar keperluan sekolah saya selalu lengkap
20. Saya baru menyiapkan keperluan sekolah pada pagi hari
sebelum berangkat ke sekolah
SKALA LINGKUNGAN SEKOLAH
Petunjuk pengisian:
9. Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan berikut kemudian jawablah
semua pernyataan sesuai dengan keadaan dan perasaan anda yang
sesungguhnya.
10. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dan benar menurut anda dengan
memberikan tanda (√) pada kolom yang telah disediakan.
Ada empat alternatif jawaban, yaitu:
SS = Sangat Sesuai
S = Sesuai
KS = Kurang Sesuai
TS = Tidak Sesuai
11. Jawab dengan jujur sesuai dengan pendapat anda tanpa terpengaruh oleh
orang lain.
12. Apabila telah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda.
Nama :……………………………
Kelas :……………………………
No. Pernyataan SS S KS TS
1. Ketika proses belajar berlangsung, guru menegur siswa yang
ribut atau mengganggu proses belajar
2. Teman saya sering mengajak bicara ketika guru sedang
menyampaikan materi
3. Teman saya mengajak saya menyontek saat ulangan
matematika
4. Saya menyukai metode yang digunakan guru pada saat belajar
matematika
5. Saya kesulitan belajar matematika karena bahan yang
diajarkan terlalu banyak
6. Saat mengajar guru juga memberi perhatian
pada siswa yang kurang paham
7. Saya senang ngobrol dengan guru tentang pelajaran saat jam
istirahat
8. Saya malas menyapa ketika bertemu dengan guru saat berada
di lingkungan sekolah
9. Saya menghormati dan menghargai pendapat teman
10. Saya tidak memiliki hubungan yang baik dengan siswa
lainnya
11. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, saya turut berperan
aktif dalam penyelesaiannya
12. Saya tidak senang belajar kelompok dengan teman-teman
13. Saya tidak memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah
14. Saya nyaman belajar dengan fasilitas yang ada di sekolah
15. Saya malas belajar matematika di perpustakaan karena buku dan
referensi kurang lengkap
16. Sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang cukup lengkap
dan bermanfaat sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar
17. Saya merasa nyaman berada di ruang kelas saat
belajar matematika
18. Ruang kelas saya cukup luas untuk kegiatan proses belajar
mengajar
19. Ruang kelas tidak tertata dengan baik
20. Sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam kelas kurang
mendukung kegiatan pembelajaran matematika
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR, KESIAPAN BELAJAR, KEDISIPLINAN DAN LINGKUNGAN SEKOLAH
NO. NAMA HASIL BELAJAR
KESIAPAN BELAJAR
KEDISIPLINAN LINGKUNGAN SEKOLAH
1 A. Adnan A. 82 55 48 47
2 Annur Ariefin 78 51 49 49
3 Asa Nurfadil 77 52 45 53
4 Mirna. A 79 53 55 57
5 Ahmad Baso 77 50 45 58
6 Ikram Muharram 73 55 52 57
7 Dini Sarlina 74 50 56 54
8 Halima 84 62 56 60
9 Fahira Dwy A. 79 55 69 56
10 Zakinah Al M. 67 47 59 57
11 Atikah Azzahra 93 62 64 65
12 Fadiatul Riska 73 46 51 54
13 Magfira Sumardi 64 45 51 50
14 Putri Wulandari 79 50 52 55
15 Nurazizah 81 55 52 58
16 Pardiansyah 87 52 59 70
17 Andi Arizky Batara 62 54 45 57
18 Miskah Zhafirah 71 48 57 61
19 Mardiana 74 57 54 56
20 Nurul Fitriani A. 93 61 57 68
21 Radhiatan M. 87 54 54 62
22 M. Yusril. S 67 49 55 60
23 Hermawati 74 53 62 61
24 Mila 80 55 48 57
25 Lukman Hakim 78 48 60 60
26 Fika Antika 88 50 57 55
27 M. Ikrar Syam 76 56 52 49
28 Risma 89 60 56 57
29 Wanda 80 59 55 61
30 Alfaiqatul H. 85 57 53 58
31 Reski Aliyah 71 46 54 59
32 Asmaul Husnah 68 59 58 52
33 Irwan. S 74 53 46 52
34 Nur Faisyah 71 55 51 57
35 Siti Nur Afifah 68 51 53 67
36 Buana 78 51 57 58
37 Intan Ayuni 89 60 46 56
38 Tarisa Yuliarni 80 55 51 60
39 Milatul Ilmi 77 50 45 55
40 Putri Damayanti 76 56 49 55
41 M. Alif Septian 85 58 56 61
42 Ema Husaimah 71 64 59 53
43 A. We Tenri S. 90 52 48 51
44 M. Fikar 80 54 51 62
45 Hariani 71 52 54 62
46 Nahdia Anggi 68 50 46 51
47 Asradjis Yaso 91 65 52 63
48 Sasmitasary 74 56 46 57
49 Firdayanti 85 54 63 67
50 Musdalifa 76 51 45 47
51 Bagas Chara 81 52 46 50
52 Mina 72 57 48 56
53 Rahmi 92 65 62 65
54 M. Rezki 76 51 49 56
55 Risna 84 57 56 58
56 Wildayanti 71 48 49 54
57 M. Aldi S. 63 58 41 52
58 Trifena 77 53 56 56
59 Nuralisah R. 75 53 48 56
60 Wahyuni 92 50 51 59
61 Adnan Abian 73 56 53 60
62 Sulvaidah 71 52 55 53
63 Nurhalizah 71 58 52 56
64 Nurfatiha 81 59 54 61
65 Amanda 72 55 41 58
66 Muh. Asri 68 47 44 49
67 Anisa Azis 77 58 44 59
68 Yusuf 79 52 54 57
69 Srifilda 69 49 48 52
70 Andi Wahyuni 72 56 44 55
71 Nur Rachmad R 69 54 42 52
72 M. Gustiar 73 49 52 51
73 Sri Nurhikmah 79 53 59 54
74 Nurul Edyawati 82 60 53 59
75 Reski Amaliyah 77 45 52 50
76 Anjas Saputra 69 48 42 51
77 M. Fadhil 75 53 41 51
78 Sri Sukmayanti 75 55 51 49
79 M. Firman 72 47 49 58
80 Antika Puspita S. 68 49 44 47
81 Nur Annisa Ashar 78 51 55 55
82 Asryani 83 56 53 59
83 Muf’idzah Hafid 76 54 54 53
84 Nur Fadilah 78 52 55 60
85 Andi Tegar 80 56 53 62
86 Tenri Nurcahyani 77 49 56 55
87 M. Ardha Nur 72 54 58 54
88 Artia Pratiwi 76 50 56 52
89 Naliah 85 61 60 68
90 Anjeli Yunus 79 56 48 59
91 M. Ahsyar 74 52 54 51
92 Syahril Antony 78 53 55 50
93 Agnes Kendak A. 77 54 48 52
94 Hariska 83 57 55 61
95 Sultan P. 74 53 52 52
96 M. Takbir 74 53 51 53
97 Andriana Nur F. 77 54 54 51
98 Nur Hikmah A. 78 55 57 54
99 Ananda R. 80 58 53 63
100 Sitti Rahma 83 57 58 53
101 M. Rezkita A. 77 51 49 63
102 Nur Intan 75 51 53 55
103 Hendra Gunawan 82 52 60 60
104 Rini Mandayanti 79 49 52 53
DISTRIBUSI FREKUENSI KESIAPAN BELAJAR
45 2 90 2025 4050
46 2 92 2116 4232
47 3 141 2209 6627
48 4 192 2304 9216
49 6 294 2401 14406
50 8 400 2500 20000
51 8 408 2601 20808
52 10 520 2704 27040
53 10 530 2809 28090
54 9 486 2916 26244
55 10 550 3025 30250
56 8 448 3136 25088
57 6 342 3249 19494
58 5 290 3364 16820
59 3 177 3481 10443
60 3 180 3600 10800
61 2 122 3721 7442
62 2 124 3844 7688
64 1 64 4096 4096
65 2 130 4225 8450
JUMLAH 104 5580 60326 301284
Skor maksimum = 65
Skor minimum = 45
Rentang skor =
=
=
Nilai rata-rata = ∑
Nilai variansi (s2) = ∑
(∑ )
( )
( ) ( )
( )
Standar Deviasi √
DISTRIBUSI FREKUENSI KEDISIPLINAN
41 3 123 1681 5043
42 2 84 1764 3528
44 4 176 1936 7744
45 5 225 2025 10125
46 5 230 2116 10580
48 8 384 2304 18432
49 6 294 2401 14406
51 8 408 2601 20808
52 10 520 2704 27040
53 8 424 2809 22472
54 9 486 2916 26244
55 8 440 3025 24200
56 8 448 3136 25088
57 5 285 3249 16245
58 3 174 3364 10092
59 4 236 3481 13924
60 3 180 3600 10800
62 2 124 3844 7688
63 1 63 3969 3969
64 1 64 4096 4096
69 1 69 4761 4761
JUMLAH 104 5437 61782 287285
Skor maksimum = 69
Skor minimum = 41
Rentang skor =
=
=
Nilai rata-rata = ∑
Nilai variansi (s2) = ∑
(∑ )
( )
( ) ( )
( )
Standar Deviasi √
DISTRIBUSI FREKUENSI LINGKUNGAN SEKOLAH
Skor maksimum = 70
Skor minimum = 47
Rentang skor =
47 3 141 2209 6627
49 4 196 2401 9604
50 4 200 2500 10000
51 7 357 2601 18207
52 8 416 2704 21632
53 7 371 2809 19663
54 6 324 2916 17496
55 8 440 3025 24200
56 8 448 3136 25088
57 9 513 3249 29241
58 7 406 3364 23548
59 6 354 3481 20886
60 7 420 3600 25200
61 6 366 3721 22326
62 4 248 3844 15376
63 3 189 3969 11907
65 2 130 4225 8450
67 2 134 4489 8978
68 2 136 4624 9248
70 1 70 4900 4900
JUMLAH 104 5859 67767 332577
=
=
Nilai rata-rata = ∑
Nilai variansi (s2) = ∑
(∑ )
( )
( ) ( )
( )
Standar Deviasi √
DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL BELAJAR MATEMATIKA
62 1 62 3844 3844
63 1 63 3969 3969
64 1 64 4096 4096
67 2 134 4489 8978
68 5 340 4624 23120
69 3 207 4761 14283
71 8 568 5041 40328
72 5 360 5184 25920
73 4 292 5329 21316
74 8 592 5476 43808
75 4 300 5625 22500
76 6 456 5776 34656
77 10 770 5929 59290
78 7 546 6084 42588
79 7 553 6241 43687
80 6 480 6400 38400
81 3 243 6561 19683
82 3 246 6724 20172
83 3 249 6889 20667
84 2 168 7056 14112
85 4 340 7225 28900
87 2 174 7569 15138
88 1 88 7744 7744
Skor maksimum = 93
Skor minimum = 62
Rentang skor =
=
=
Nilai rata-rata = ∑
Nilai variansi (s2) = ∑
(∑ )
( )
( ) ( )
( )
6
Standar Deviasi √
89 2 178 7921 15842
90 1 90 8100 8100
91 1 91 8281 8281
92 2 184 8464 16928
93 2 186 8649 17298
JUMLAH 104 8024 174051 623648
Hasil Analisis Regresi Kesiapan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .463a .214 .207 5.931
a. Predictors: (Constant), Kesiapan Belajar
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 38.615 7.332 5.267 .001
Kesiapan Belajar .718 .136 .463 5.273 .001
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index Variance Proportions
(Constant) Kesiapan
Belajar
1 1 1.997 1.000 .00 .00
2 .003 25.175 1.00 1.00
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 977.974 1 977.974 27.805 .001b
Residual 3587.565 102 35.172
Total 4565.538 103
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Kesiapan Belajar
Hasil Analisis Regresi Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 Kedisiplinanb . Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .373a .139 .131 6.208
a. Predictors: (Constant), Kedisiplinan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 635.025 1 635.025 16.479 .001b
Residual 3930.513 102 38.534
Total 4565.538 103
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Kedisiplinan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 53.279 5.913 9.011 .001
Kedisiplinan .457 .112 .373 4.059 .001
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Hasil Analisis Regresi Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 Lingkungan
Sekolahb
. Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .437a .191 .183 6.019
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Sekolah
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 870.551 1 870.551 24.032 .001b
Residual 3694.987 102 36.225
Total 4565.538 103
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Lingkungan Sekolah
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 43.918 6.805 6.453 .001
Lingkungan Sekolah .590 .120 .437 4.902 .001
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Hasil Analisis Regresi Kesiapan Belajar, Kedisplinan Dan Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1
Lingkungan
Sekolah,
Kesiapan
Belajar,
Kedisiplinanb
. Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .575a .331 .311 5.526
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Sekolah, Kesiapan Belajar,
Kedisiplinan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1511.917 3 503.972 16.504 .001b
Residual 3053.621 100 30.536
Total 4565.538 103
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Lingkungan Sekolah, Kesiapan Belajar, Kedisiplinan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 18.751 8.321 2.254 .026
Kesiapan Belajar .529 .136 .341 3.877 .001
Kedisiplinan .253 .112 .207 2.264 .026
Lingkungan Sekolah .298 .130 .220 2.291 .024
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
KETERANGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS KESIAPAN BELAJAR
Nomor Item Pearson
Correlation Keterangan
1 0,495 Valid
2 0,345 Valid
3 0,376 Valid
4 0,647 Valid
5 0,332 Valid
6 0,318 Valid
7 0,462 Valid
8 0,314 Valid
9 0,516 Valid
10 0,427 Valid
11 0,530 Valid
12 0,395 Valid
13 0,452 Valid
14 0,728 Valid
15 0,565 Valid
16 0,394 Valid
17 0,692 Valid
18 0,635 Valid
19 0,686 Valid
20 0,519 Valid
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.823 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
kes1 64.13 47.856 .423 .813
kes2 64.10 49.221 .258 .822
kes3 64.18 48.763 .266 .822
kes4 63.85 47.567 .605 .808
kes5 63.83 49.635 .252 .821
kes6 64.05 49.485 .212 .824
kes7 63.93 48.174 .385 .815
kes8 63.95 50.100 .221 .822
kes9 64.30 47.087 .436 .813
kes10 64.05 48.203 .314 .819
kes11 64.20 45.703 .423 .814
kes12 64.73 49.179 .157 .832
kes13 63.90 48.656 .384 .816
kes14 63.93 44.071 .659 .799
kes15 63.95 47.638 .507 .810
kes16 63.70 49.959 .345 .818
kes17 63.83 45.584 .628 .803
kes18 63.70 47.190 .583 .807
kes19 63.93 45.302 .625 .802
kes20 63.93 47.046 .428 .813
KETERANGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS KEDISIPLINAN
Nomor Item Pearson
Correlation Keterangan
1 0,319 Valid
2 0,362 Valid
3 0,441 Valid
4 0,580 Valid
5 0,409 Valid
6 0,631 Valid
7 0,590 Valid
8 0,349 Valid
9 0,597 Valid
10 0,424 Valid
11 0,555 Valid
12 0,686 Valid
13 0,660 Valid
14 0,499 Valid
15 0,606 Valid
16 0,574 Valid
17 0,317 Valid
18 0,599 Valid
19 0,662 Valid
20 0,555 Valid
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.830 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ked1 64.78 48.846 .227 .831
ked2 65.25 46.808 .207 .842
ked3 64.65 48.438 .377 .825
ked4 65.55 45.126 .492 .818
ked5 64.55 48.510 .339 .826
ked6 64.85 45.618 .565 .815
ked7 64.83 47.225 .537 .819
ked8 64.60 50.297 .195 .830
ked9 65.13 45.702 .524 .817
ked10 64.80 47.600 .334 .826
ked11 64.60 48.092 .508 .821
ked12 64.93 46.430 .641 .815
ked13 64.88 46.266 .608 .815
ked14 65.08 46.687 .413 .822
ked15 65.18 45.994 .539 .817
ked16 65.08 45.866 .496 .818
ked17 65.43 49.584 .065 .846
ked18 65.05 46.613 .539 .818
ked19 65.25 44.859 .594 .813
ked20 65.18 44.763 .450 .821
KETERANGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS LINGKUNGAN SEKOLAH
Nomor Item Pearson
Correlation Keterangan
1 0,321 Valid
2 0,485 Valid
3 0,661 Valid
4 0,323 Valid
5 0,314 Valid
6 0,605 Valid
7 0,540 Valid
8 0,420 Valid
9 0,319 Valid
10 0,327 Valid
11 0,497 Valid
12 0,415 Valid
13 0,386 Valid
14 0,324 Valid
15 0,661 Valid
16 0,361 Valid
17 0,538 Valid
18 0,600 Valid
19 0,345 Valid
20 0,473 Valid
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.759 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ling1 63.83 39.430 .202 .759
ling2 64.00 38.308 .398 .745
ling3 64.45 34.408 .557 .728
ling4 63.70 39.908 .232 .755
ling5 63.95 40.818 .121 .762
ling6 63.98 35.974 .507 .734
ling7 64.18 36.456 .426 .741
ling8 63.60 39.221 .338 .749
ling9 64.18 39.430 .199 .759
ling10 63.63 39.933 .238 .755
ling11 64.10 37.682 .397 .744
ling12 64.53 38.051 .288 .753
ling13 63.68 40.584 .214 .756
ling14 63.85 39.105 .188 .762
ling15 63.90 36.092 .585 .730
ling16 63.70 39.600 .272 .753
ling17 63.98 37.410 .446 .741
ling18 63.93 36.943 .519 .736
ling19 63.98 42.333 -.078 .779
ling20 63.60 39.015 .402 .746
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kesiapan Belajar,
Kedisiplinan dan Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA SMAN 3
Pangkep Kabupaten Pangkep” disusun oleh Fitriani,
lahir di Tomoni, pada tanggal 09 Februari 1994. Penulis
adalah anak sulung dari empat bersaudara, anak dari
pasangan Ayahanda Jamaluddin dan Ibunda Nasriyah. Penulis menempuh
pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 143 Sido Tepung pada tahun 2000 dan
dinyatakan lulus pada tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikan menengah
pertama di SMPN 1 Mangkutana Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2006 dan
lulus pada tahun 2009, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMAN 1
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun 2014 penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar melalui ujian Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB).