PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ...repository.ub.ac.id/9119/1/Agatha Finona Fatoni.pdfvii...
Embed Size (px)
Transcript of PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ...repository.ub.ac.id/9119/1/Agatha Finona Fatoni.pdfvii...
-
PENGARUH KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP
KINERJA KARYAWAN
(STUDI PADA KARYAWAN BAGIAN PABRIKASI PG KEBON AGUNG
MALANG)
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana
pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
AGATHA FINONA FATONI
NIM. 115030200111151
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
KONSENTRASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
MALANG
2017
-
CURRICULUM VITAE
Nama : Agatha Finona Fatoni
Tempat/ Tanggal Lahir : Jember, 3 Agustus 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan A. Yani 24 Kepanjen
Telepon : 081280622066
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. SDK Yos Sudarso Kepanjen (1998-2004)
2. SMPN 4 Kepanjen (2004-2007)
3. SMAN 1 Kepanjen (2007-2010)
4. Universitas Brawijaya Malang (2011-2017)
-
ii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Karya tulis ilmiah ini saya persembahkan kepada
Alm. Nenek, Ayah dan Ibu, serta Saudara-Saudara Saya Tercinta
Terima kasih atas perhatian, pengertian, dan doanya karena itu semua menjadi
kekuatan untuk saya dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
-
vii
RINGKASAN
Agatha Finona Fatoni, 2017, Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Bagian
Pabrikasi PG Kebon Agung Malang), Drs. M. Djudi Mukzam, M.Si, Yuniadi
Mayowan, S.Sos, M.AB.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjeaskan pengaruh secara
simultan dan parsial variabel keselamatan kerja (X1) dan kesehatan kerja (X2)
terhadap kinerja karyawan (Y) pada karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung
Malang.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
penjelasan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian penjelasan
merupakan penelitian yang menyoroti hubungan antar variabel dan menguji
hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung Malang, dengan jumlah sampel
sebesar 66 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner dan dokumentasi dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda dengan bantuan SPSS 20.00 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan yang dapat
diihat dari nilai sig.F < α yaitu 0,000 < 0,05 atau dari nilai Fhitung > Ftabel yaitu
44,382 > 3,143. Secara parsial keselamatan kerja berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan sebesar 0,662. Sedangkan kesehatan kerja berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan sebesar 0,385. Nilai Adjusted
R square adalah sebesar 0,572 hal ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel
keselamatan kerja dan variabel kesehatan kerja terhadap variabel kinerja
karyawan adalah sebesar 57,2%, sedangkan sisanya sebesar 42,8% dipengaruhi
olehh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.
-
viii
SUMMARY
Agatha Finona Fatoni, 2017, Effect of Occupational Safety and
Health on Employee Performance (Study On Employee of the Manufacturing
Department PG Kebon Agung Malang), Drs. M. Djudi Mukzam, M.Si, Yuniadi
Mayowan, S.Sos, M.AB.
The purpose of this research is to describe the influence of
simultaneously and partially variable of work safety (X1) and occupational health
(X2) on employee performance (Y) on employee of the manufacturing department
PG Kebon Agung Malang.
The type of research used in this study is explanatory research using a
quantitative approach. Explanatory research is research that highlight the
relationship between variables and test the hypotesis which has formuated before.
The population in this research is employees of manufacturing department PG
Kebon Agung Malang, with total sample are 66 people. Techniques of data
collection that used in this study are questionnaires and documentation by using
multiple linear regression analysis with the help of SPSS 20.00 for windows.
The result of search showed that occupational safety and health are
simultaneously have a significant effect on employee performance that can be
seen from the value of sig.F < α (0,000 < 0,05) or from Fcount > Ftable (44,382 >
3,143). Partially, work safety has a significant effect on employee performance of
0.662. While occupational health has a significant effect partially on employee
performance of 0.385. Adjusted R square value is 0,572 this shows that
contribution of work safety variable and occupational health variable to employee
performance variable is 57.2%, while the rest of 42.8% influenced by other
variables that not described in this study.
-
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap
Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Bagian Pabrikasi PG Kebon Agung
Malang)”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenhuhi
syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis (SAB) pada
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapak terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya Malang.
2. Bapak Dr. Drs. Mochammad Al Musadieq, MBA selaku Ketua Jurusan
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang.
3. Bapak Dr. Drs. Wilopo, M.AB selaku Ketua Prodi Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Adminisrasi Universitas Brawijaya Malang.
-
x
4. Bapak Mukhamad Kholid Mawardi, M.AB, Ph.D selaku Sekertaris Prodi
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang.
5. Bapak Drs. M. Djudi Mukzam, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi
semangat dan dorongan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Yuniadi Mayowan, S.Sos, M.AB selaku Anggota Komisi
Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,
mengarahkan, memberi semangat dan dorongan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Pengajar Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat bagi penulis.
8. Pimpinan, karyawan, dan seluruh anggota PG Kebon Agung Malang yang
telah memberikan ijin dan bantuan selama penelitian berlangsung
9. Ibu Hana, Ibu yang telah memberikan dukungan dan doa selama proses
pengerjaan skripsi ini.
10. Aditya Baskara yang telah menemani, memberikan dukungan dan doa
dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat Seperjuangan (Ayang, Ria, Zulfa), Keluarga MT 25 (Ika, Winda,
Syarifa, Iif, Rizka, Kiki, Ula), yang memberikan semangat, saling
membantu dan mendoakan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
12. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
-
xi
Saya selaku peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih
banyak terdapat kekurangan maupun kesalahan. Kritik dan saran akan peneliti
terima dengan senang hati demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Malang, 31 Juli 2017
Penulis
-
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... ii
MOTTO ............................................................................................................ iii
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................. iv
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ v
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................. vi
RINGKASAN ................................................................................................... vii
SUMMARY ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4 D. Kontribusi Penulisan ...................................................................... 5 E. Sistematika Penuisan ..................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 7 B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja .............................................. 9
1. Pengertian Keselamatan kerja .................................................. 11 2. Pengertian Kesehatan Kerja ..................................................... 12 3. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja .................... .. 12 4. Manfaat dan Tujuan Program K3............................................ 14 5. Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja ......................... . 14 6. Kecelakaan Kerja ..................................................................... 16 7. Perlindungan Pengendalian K3 ................................................ 17 8. Landasan Hukum K3 ................................................................18
C. Kinerja .......................................................................................... 18 1. Pengertian Kinerja .................................................................... 18 2. Indikator Kinerja ...................................................................... 20 3. Faktor-faktor Kinerja ............................................................... 20 4. Penilaian Kinerja ...................................................................... 22
D. Hubungan K3 terhadap Kinerja Karyawan .................................. 24 E. Model Konsep dan Hipotesis ........................................................ 27
1. Model Konsep .......................................................................... 27 2. Model Hipotesis ....................................................................... 27
-
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 30 B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 30 C. Konsep, Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran .. 31
1. Konsep ..................................................................................... 31 2. Variabel .................................................................................... 31 3. Definisi Operasional .................................................................32 4. Skala Pengukuran ..................................................................... 35
D. Populasi dan Sampel ...................................................................... 35 1. Populasi .................................................................................... 35 2. Sampel ...................................................................................... 36
E. Pengumpulan Data ......................................................................... 37 1. Sumber Data ............................................................................. 37 2. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 38 3. Instrumen Penelitian .................................................................38
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 39 1. Uji Validitas ............................................................................. 39 2. Uji Reliabilitas......................................................................... 40 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 41
G. Analisis Data .................................................................................. 44 1. Analisis Deskriptif ................................................................... 44 2. Uji Asusmsi Klasik .................................................................. 44
a. Uji Multikolinieritas .......................................................... 45 b. Uji Normalitas .................................................................... 45 c. Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 46
3. Analisis Statistik Inferensial .................................................... 47 a. Analisis Regresi Linier Berganda ...................................... 47 b. Uji Simultan (F) ................................................................. 48 c. Uji Parsial (t) ...................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ...................................................... 50 1. Sejarah Perusahaan .................................................................. 50 2. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................ 51 3. Lokasi Perusahaan ................................................................... 52 4. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................... 52 5. Proses Produksi ........................................................................ 57 6. Personalia ................................................................................. 62
a. Jumlah Karyawan ............................................................. 62 b. Pengaturan Jam Kerja ....................................................... 64 c. Sistem Pengupahan ........................................................... 65 d. Pemberian Jaminan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja untuk Karyawan ...................................................... 67
7. Gambaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PG Kebon Agung ..................................................................... 67
-
xiv
8. Standar Penilaian Kinerja pada PG Kebon Agung .................. 72 B. Gambaran Umum Responden ....................................................... 73
1. Gambaran Responden Berdasarkan Usia ................................. 74 2. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... . 74 3. Gambaran Responden Berdasarkan Masa Kerja ................... . 75
C. Analisis Data ................................................................................. 75 1. Analisis Deskriptif ................................................................... 75 2. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 86 3. Analisis Statistik Inferensial .................................................... 90
a. Analisis Regresi Linier Berganda ..................................... 90 b. Uji Simultan (Uji F) .......................................................... 93 c. Uji Parsial (Uji t) ............................................................... 93
D. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 104 B. Saran ............................................................................................. 105
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 107
-
xv
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 9
2 Konsep, Variabel, Indikator, dan Item .............................................. 33
3 Hasil Uji Validitas ............................................................................... 42
4 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 43
5 Jumlah Karyawan PG Kebon Agung ................................................. 62
6 Rincian Karyawan Bagian Pabrikasi PG Kebon Agung ................... 62
7 Hari dan Jam Kerja Karyawan Kantor PG Kebon Agung ................. 64
8 Shift dan Jam Kerja Karyawan pada Musim Giling .......................... 64
9 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PG Kebon
Agung Malang ..................................................................................... 68
10 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ............................................ 74
11 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 74
12 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ................................ 75
13 Interpretasi Rata-rata Jawaban Responden ........................................ 76
14 Distribusi Frekuensi Variabel Keselamatan Kerja (X1) .................... 77
15 Distribusi Frekuensi Variabel Kesehatan Kerja (X2) ........................ 79
16 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Karyawan (Y) ....................... 83
17 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................................. 87
18 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 88
19 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 90
20 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda .............................................. 91
21 Hasil Uji Simultan (F) ......................................................................... 93
22 Hasil Uji Parsial (t) .............................................................................. 94
23 Hasil Uji Dominan .............................................................................. 95
24 Target dan Realisasi Produksi PG Kebon Agung Malang ................ 100
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1 Model Konsep .................................................................................... 27
2 Model Hipotesis ................................................................................. 28
3 Peta Lokasi PG Kebon Agung ........................................................... 52
4 Struktur Organisasi PG Kebon Agung .............................................. 53
5 Proses Produksi Gula PG Kebon Agung ........................................... 61
6 Diagram P-Plot Hasil Uji Normalitas ................................................ 88
7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 89
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dari suatu
perusahaan dan memiliki peranan yang menentukan perkembangan perusahaan.
Manusia merupakan aset utama dalam organisasi atau perusahaan yang perlu
mendapatkan perhatian serius dan perlu dikelola dengan baik. Hal ini
dimaksudkan agar sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan mampu
memberikan kontribusi secara optimal dan dapat menghasikan suatu kinerja yang
berkualitas dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Perlindungan dan pemenuhan hak atas Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah salah satu program pemeliharaan di dalam perusahaan untuk
menjaga dan melindungi karyawannya di lingkungan kerja. Pemberian
perlingungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi kinerja karyawan yang menentukan kemajuan perusahaan,
karena kondisi kerja yang maksimal dengan rasa aman dan nyaman maka
karyawan akan bekerja dengan baik. Hal ini didukung oleh pernyataan Husni
(2005:139) bahwa, “Keselamatan dan Kesehatan Kerja melindungi karyawan
untuk mewujudkan kinerja yang optimal.” Tujuan pelaksanaan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi karyawan adalahh untuk
menciptakan kondisi kerja yang aman dan sehat di lingkungan kerja dalam rangka
mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
-
2
Kecelakaan kerja merupakan kerjadian yang tidak terduga yang
mengakibatkan luka, sakit, dan kerugian. Menurut Peraturan Pemerintah No.44
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian, pengertian Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi
dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari
rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja. Orang yang ditimpa kecelakaan akan berakibat luka-luka,
kelainan tubuh dan cacat, bahkan kematian.
Kinerja merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan, karena
menyangkut kualitas, kuantitas, dan produktivitas kerja. Kinerja yang baik
merupakan langkah untuk tercapainya tujuan perusahaan, sehingga perlu upaya
untuk meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja merupakan suatu hasil kerja dari
karyawan baik kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan dari penyelesaian tugas
yang diberikan oleh perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Rivai (2004:309)
bahwa, “Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam
perusahaan.” Dengan adanya program Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini,
sangat erat hubungannya dengan kinerja karyawan. Seperti yang dinyatakan oleh
Siagian (2002:263) bahwa pentingnya pemeliharaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja para anggota organisasi sudah diakui secara luas di kalangan manajer
karena para karyawan yang sehat dan bugar, dalam arti fisik maupun dalam arti
mental, akan mampu menampilkan kinerja yang prima, motivasi yang tinggi dan
tingkat kemangkiran yang rendah.
-
3
Adanya teknologi yang disertai peralatan modern disamping membawa
kemudahan dalam berproduksi juga mempunyai tingkat resiko kecelakaan yang
tinggi. Selain kemampuan penguasaan teknologi canggih, pengetahuan dan
perlindungan tentang keselamatan dan kesehatan kerja juga menjadi sangat
penting karena dapat meminimalisasi bahaya kecelakaan kerja yang terjadi. PG
Kebon Agung merupakan salah satu pabrik yang dalam perkembangannya banyak
menggunakan peralatan dan mesin-mesin berat. Keputusan dalam menggunakan
peralatan dan mesin berat yang berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan
karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kinerja karyawan.
Dalam penggunaan mesin berat PG Kebon Agung harus dapat menjamin
keselamatan dan kesehatan karyawan yang menggunakan dan mengoperasikan
mesin.
PG Kebon Agung sangat mengutamakan pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja pada karyawannya untuk dikelola dengan baik
agar kesejahteraan karyawan dapat terpenuhi dan tercapainya tujuan perusahaan.
Selain itu setiap karyawan PG Kebon Agung mengetahui tanggung jawabnya
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan Sistem Manajemen K3
masih tergolong baru di PG Kebon Agung Malang, yaitu mulai tahun 2010. Hal
ini sebuah dorongan bagi penulis untuk melakukan penelitian di PG Kebon
Agung. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pabrikasi
PG Kebon Agung”.
-
4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana gambaran program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PG Kebon
Agung Malang?
b. Bagaimana pengaruh program Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara
simultan terhadap kinerja karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung
Malang?
c. Bagaimana pengaruh program Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara parsial
terhadap kinerja karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung Malang?
C. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui gambaran program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PG
Kebon Agung Malang.
b. Mengetahui pengaruh program Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara
simultan terhadap kinerja karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung
Malang.
c. Mengetahui pengaruh program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
secara parsial terhadap kinerja karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung
Malang.
-
5
D. Kontribusi Penelitian
1. Kontribusi Praktis
a. Diharapkan dari hasil penelitian ini akan dapat dijadikan informasi bagi PG
Kebon Agung dalam meningkatkan kinerja karyawan.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam
mengevaluasi khususnya masalah keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
kinerja karyawan.
2. Kontribusi Akademis
a. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu
dan teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai sarana menambah
wawasan, pengetahuan, atau referensi bagi penelitian di masa yang akan
datang terutama yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja
terhadap kinerja karyawan.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan proposal skripsi ini terdiri dari enam bab
di mana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Pada bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
-
6
Bab II : Landasan Teori
Pada bab ini diuraikan beberapa teori yang mendasari penelitian,
penarikan hipotesis, variabel, dan kerangka operasional.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menguraikan lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode
penelitian, serta analisis data.
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, gambaran
umum responden, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V : Penutup
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang dapat ditarik peneliti
selama melaksanakan penelitian dan saran yang dapat
direkomendasikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan.
-
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
1. Rizkya Haerani (2014), dengan judul Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan
Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Tetap PT
Perkebunan Nusantara X (Persero) PG Toelangan Sidoarjo). Penelitian ini
menggunakan penelitian penjelasan dengan pendekatan kuantitatif
menggunakan probability random sampling. Analisis yang digunakan adalah
analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini, secara simultan (bersama-sama), diperoleh hasil nilai
sebesar 18,830 (sig. F = 0,000). Jadi > (18,830 > 3,114)
dan sig. F < 5% (0,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel
Keselamatan Kerja ( ) dan Kesehatan Kerja ( ) secara simultan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y). Sedangkan secara
parsial, variabel Keselamatan Kerja ( ) memiliki nilai sebesar 4,055.
Nilai ini lebih besar dari (1,991) dan sig. t (0,000) < 5% (0,005)
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Keselamatan Kerja ( ) secara
parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y). Dan
variabel Kesehatan Kerja ( ) memiliki nilai sebesar 5,799. Nilai ini
lebih besar dari (1,991) dan sig. t (0,000) < 5% (0,005) sehingga dapat
-
8
disimpulkan bahwa variabel Kesehatan Kerja ( ) secara parsial mempunyai
pengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
2. Aditya Risna Cahya (2015), dengan judul Pengaruh Keselamatan dan
Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Bagian
Pabrikasi PT Pabrik Gula Krebet Baru Malang). Penelitian ini menggunakan
explanatory research dengan menggunakan teknik propotional random
sampling. Analisis yang digunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini, diperoleh nilai sig. F sebesar 0,000 yang berarti sig.
F lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
variabel Keselamatan Kerja ( ) dan Kesehatan Kerja ( ) mempunyai
pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Sedangkan secara parsial, berdasarkan uji t didapatkan variabel Keselamatan
Kerja ( ) memiliki sig. sebesar 0,041 sedangkan Kesehatan Kerja ( )
memiliki sig. sebesar 0,000 sehingga kedua variabel tersebut berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y). Berdasarkan hasil uji t didapatkan
bahwa variabel kesehatan kerja mempunyai nilai dan koefisien beta
yang paling besar, sehingga variabel kesehatan kerja mempunyai nilai yang
paling kuat didandingkan variabel lainnya. Maka variabel kesehatan kerja
mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja karyawan.
Tabel 1 memberikan gambaran penelitian terdahulu:
-
9
Tabel 1 Penelitian Terdahulu
Nama/
Tahun
Judul
Penelitiaan
Varibel
Penelitian
Metode Analisis Hasil Penelitian
Rizkya
Haerani/
2014
Pengaruh
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
terhadap
Kinerja
Karyawan
(Studi pada
Karyawan
Tetap PT
Perkebunan
Nusantara X
(Persero) PG
Toelangan
Sidoarjo)
Keselamat
an Kerja
( , Kesehatan
Kerja
( , dan Kinerja
Karyawan
(Y)
Penelitian ini
menggunakan
penelitian
penjelasan
dengan
pendekatan
kuantitatif.
Analisis yang
digunakan adalah
analisis regresi
linier berganda.
Variabel
keselamatan
kerja ( dan kesehatan kerja
( ) secara simultan dan
parsial
berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel kinerja
karyawan (Y).
Aditya
Risna
Cahya/
2015
Pengaruh
Keselamatan
dan
Kesehatan
Kerja
terhadap
Kinerja
Karyawan
(Studi pada
Karyawan
Bagian
Pabrikasi PT
Pabrik Gula
Krebet Baru
Malang)
Keselamat
an Kerja
( , Kesehatan
Kerja
( , dan Kinerja
Karyawan
(Y)
Penelitian ini
menggunakan
explanatory
research dengan
pendekatan
kuantitatif.
Analisis yang
digunakan
analisis regresi
linier berganda.
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa variabel
keselamatan
kerja ( ) dan kesehatan
kerja( berpengaruh
signifikan secara
simultan dan
parsial terhadap
variabel kinerja
karyawan (Y)
Sumber: Data diolah
B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai
dalam dunia usaha baik itu pengusaha, pekerja itu sendiri, maupun instansi-
instansi pemerintah yang dalam tugas pokoknya mengelola sumber daya-sumber
daya manusia dan pihak-pihak lain dari kelembagaan swasta. Hal ini sejalan
-
10
dengan pemikiran-pemikiran dunia dewasa ini yang menuntut perlunya
kenyamanan dan keamanan manusia dalam bekerja. Pemikiran-pemikiran tersebut
dilandasi oleh filosofi yang menjadikan manusia sebagai titik sentral dalam
pembangunan nasional untuk mencapai tingkat kehidupan dan kesejahteraan yang
lebih baik: material maupun spiritual. (Barthos, 2004:137)
Berkaitan dengan hal tersebut setiap perusahaan mempunyai tugas
ganda yakni disamping memperoleh profit bagi perusahaan juga mempunyai
tanggungjawab sosial terhadap lingkungan intern perusahaan. Tanggungjawab
terhadap lingkungan intern perusahaan antara lain adanya jaminan keamanan
dalam bekerja dan upah yang layak. Bila hal ini telah dapat dicapai maka akan
memberikan peluang bisnis ke depan yang lebih baik sehingga perusahaan akan
lebih survive dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. (Yuli, 2005:209)
“Keselamatan dan Kesehatan Kerja melindungi pekerja/buruh guna mewujudkan
kinerja yang optimal. Upaya tersebut dilakukan dengan tindakan pencegahan untuk
memberantas penyakit dan kecelakaan akibat kerja, bagaimana upaya pemeliharaan serta
peningkatan gizi serta bagaimana mempertinggi efisiensi dan produktivitas manusia
sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik dengan tidak meninggalkan
masalah.” (Husni, 2005:139)
“Keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi
fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan
kerja yang disediakan oleh perusahaan” (Rivai, 2004:411),. Jika sebuah
perusahaan melaksanakan tindakan-tindakan kesehatan dan keselamatan kerja
yang efektif, maka lebih sedikit perkerja yang menderita cedera atau penyakit
jangka pendek maupun jangka panjang sebagai akibat dari pekerjaan mereka di
perusahaan tersebut. Kondisi fisiologis-fisikal meliputi penyakit-penyakit dan
kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa atau anggota badan, cedera yang
-
11
diakibatkan gerakan berulang-ulang, sakit punggung, sindrom carpal tunnel,
penyakit-penyakit kardiovaskular, berbagai jenis kanker paru-paru dan leukemia.
1. Pengertian Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja karyawan merupakan aspek yang sangat penting dan
perlu mendapatkan perhatian sejalan dengan berkembangnya teknologi di
kalangan industri yang semakin canggih, hal ini menuntut perlunya keamanan dan
kenyamanan sumber daya manusia dalam bekerja. Setiap karyawan memiliki hak
atas perlindungan keselamatannya dalam lingkungan kerja. Menurut Bangun
(2012:37) menyatakan bahwa, “Keselamatan Kerja adalah perlindungan atas
keamanan kerja yang dialami pekerja, baik fisik maupun mental dalam
lingkungan pekerjaannya.”
Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari
penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan
merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
kebakaran, luka memar, keseleo, patah tulang, gangguan pengelihatan dan
pendengaran (Mangkunegara, 2011:161). Kondisi aman tersebut bisa berasal dari
internal maupun eksternal. Dari lingkungan internal adalah kemampuan seseorang
dalam menjaga dirinya dan lingkungan ekternal adalah bahaya yang terjadi dari
luar.
Husni (2005:136) mengemukakan bahwa “Keselamatan kerja
berhubungan dengan kecelakaan kerja, yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja atau dikenal dengan istilah kecelakaan industri.” Kecelakaan industri adalah
suatu kejadian yang tidak terduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan
-
12
proses yang telah diatur dalam suatu aktivitas. Sedangkan Mathis dan Jackson
(2002:487) menyatakan bahwa “Program keselamatan kerja merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik orang-orang.” Tujuan utama dari
program keselamatan yang efektif dalam organisasi adalah mencegah luka-luka
dan kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Berdasarkan beberapa
pendapat para ahli teresbut dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja adalah
perlindungan fisik karyawan untuk menciptakan kondisi yang aman atau selamat
dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja dan terhindarkan dari
kecelakaan kerja.
2. Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja Karyawan merupakan salah satu aspek yang perlu
mendapat perhatian sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi serta penerapannya terutama di kalangan industri, disamping usaha
mencegah karyawan mengalami kecelakaan perusahaan perlu memelihara
kesehatan para karyawan. Kesehatan para karyawan bisa terganggu karena
penyakit akibat kerja. Kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik maupun mental,
kesehatan para karyawan bisa terganggu karena penyakit, stress maupun karena
kecelakaan.
Husni (2005:140) mengatakan, “Kesehatan kerja adalah bagian dari
ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan
yang sempurna baik fisik, mental, sosial, sehingga memungkinkan dapat bekerja
secara optimal”. Sedangkan Mangkunegara (2011:161) menyatakan, “Program
-
13
kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik,
mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja”. Resiko
kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi
periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau
gangguan fisik. Hal serupa diungkapkan oleh Moenir (2006:207), “Kesehatan
kerja adalah suatu usaha dan keadaan yang memungkinkan seseorang
mempertahankan kondisi kesehatannya dalam pekerjaan”. Sedangkan Silalahi dan
Rumondang (2000:139) mengatakan, “Kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari
penyakit yang mungkin akan timbul setelah memulai pekerjaannya”.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan
kerja adalah upaya untuk menciptakan kondisi yang bebas dari gangguan fisik,
mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja dan
mempertahankan kondisi kesehatan karyawan sehingga memungkinkan
karyawan dapat bekerja secara optimal. Kesehatan kerja bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial bagi
pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan
pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan bagi pekerja
dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan dan
penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Kondisi karyawan yang
nyaman dan sehat juga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
-
14
3. Manfaat dan Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sculler dan Jackson dalam Yuli (2005:214) mengatakan bahwa apabila
perusahaan dapat melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja dengan
baik maka perusahaan akan memperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang
2. Meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen 3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi 4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah
karena menurunnya pengajuan klaim
5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi dan ras kepemilikan
6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan
7. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial
Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja menurut Mangkunegara
(2011:162) adalah sebagai berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis
2. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya 3. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai
4. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin
5. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja
6. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian, dan partisipasi kerja 7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
4. Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4.1. Indikator Keselamatan Kerja
Menurut Moenir (2006:203) indikator keselamatan kerja adalah:
a. Lingkungan Kerja Secara Fisik Secara fisik, upaya-upaya yang perlu dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan keselamatan kerja adalah:
1) Penempatan benda atau barang dilakukan dengan diberi tanda-tanda, batas-batas, dan peringatan yang cukup.
-
15
2) Penyediaan perlengkapan yang mampu untuk digunakan sebagai alat pencegahan, pertolongan dan perlindungan. Perlengkapan pencegahan
misalnya: alat pencegahan kebakaran, pintu darurat, kursi pelontar bagi
penerbangan pesawat tempur, pertolongan apabila terjadi kecelakaan
seperti: alat PPPK, perahu penolong di setiap kapal besar, tabung
oksigen, ambulance dan sebagainya.
b. Lingkungan Sosial Psikologis Sedangkan jaminan kecelakaan kerja secara psikologis dapat dilihat pada
aturan organisasi sepanjang mengenai berbagai jaminan organisasi atas
pegawai atau pekerja yang meliputi:
1) Aturan mengenai ketertiban organisasi dan atau pekerjaan hendaknya diperlakukan secara merata kepada semua pegawai tanpa kecuali.
Masalah-masalah seperti itulah yang sering menjadi sebab utama
kegagalan pegawai termasuk para aksekutif dalam pekerjaan. Hal ini
dijelaskan lebih lanjut oleh Dale dalam bukunya “Managemen Theori
and Practice” bahwa kegagalan para pegawai dan eksekutif dalam
pekerjaan disebabkan oleh kekurangan keahlian.
2) Perawatan dan pemeliharaan asuransi terhadap para pegawai yang melakukan pekerjaan berbahaya dan resiko, yang kemungkinan terjadi
kecelakaan kerja yang sangat besar. Asuransi meliputi jenis dan tingkat
penderitaan yang dialami pada kecelakaan. Adanya asuransi jelas
menimbulkan ketenangan pegawai dalam bekerja dan menimbulkan
ketenangan akan dapat ditingkatkan karenanya.
4.2. Indikator Kesehatan Kerja
Menurut Manullang (2004: 87), indikator kesehatan kerja meliputi:
1. Lingkungan kerja secara medis Dalam hal ini lingkungan kerja secara medis dapat dilihat dari sikap
perusahaan dalam menangani hal-hal sebagai berikut :
a. Kebersihan lingkungan kerja b. Suhu udara dan ventilasi ditempat kerja c. Sistem pembuangan sampah dan limbah industri
2. Sarana kesehatan tenaga kerja Upaya-upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga
kerjanya. Hal ini dapat dilihat dari penyediaan air bersih dan sarana kamar
mandi.
3. Pemeliharaan Kesehatan tenaga kerja yaitu pelayanan kesehatan tenaga kerja.
-
16
5. Kecelakaan Kerja
“Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan
kerja.”( Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian). “Kecelakaan kerja
adalah suatu kecelakaan yang terjadi pada saat seseorang melakukan
pekerjaannya”(Widodo 2015:246).
Berdasarkan pengertian di atas mengenai kecelakaan kerja maka dapat
disimpulkan kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi muai dari
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja dan sebaliknya, serta keceakaan yang
terjadi saat seseorang melakukan pekerjaannya .
6.1.Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja
Menurut Mangkunegara (2010:162), penyebab kecelakaan kerja:
a. Keadaan tempat lingkungan kerja 1. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang
dipertimbangkan keamannya
2. Ruang kerja yang teralu padat dan sesak 3. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya
b. Pengaturan udara 1. Pergantian udara di tempat kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor,
berdebu, dan berbau tidak enak)
2. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya c. Pengaturan penerangan
1. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat 2. Ruang kerja yang kurang cahaya, remeng-remang
d. Pemakaian peralatan 1. Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak 2. Penggunaan mesin, alat elekronik tanpa pengamanan yang baik
-
17
e. Kondisi fisik dan mental pegawai 1. Kerusakan alat indera, stamina pegawai yannhg tidak stabil 2. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara
berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap
pegawai ceroboh, kurang cermat dan kurang pengetahhuan dalam
penggunaan fasiias kerja yang membawa resiko berbahaya
6. Perlindungan Pengendalian K3
Menurut Rivai (2004), perlindungan terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Berhubungan dengan masalah keuangan Perlindungan yang berhubungan dengan masalah keuangann dilakukan melalui
pemberian berbagai santunan dalam bentuk santunan jaminan sosial (social
security), kompensasi ketiadaan pekerjaan (unemployment compensation),
biaya medis (medical coverage), dan kompensasi pekerja (worker’s
compensation)
2. Perlindungan yang berhubungan dengan keamanan fisik karyawan Memberikan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja,
pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan
perusahaan untuk memberikan fasilitas yang memadai demi menjamin
keamanan kerja serta memberikan jaminan finansial apabila karyawan
mengalami kecelakaan kerja. Karyawan memiliki hak untuk menuntur
perusahaan agar menyediakan fasilitas yang memadai agar keselamatan fisik
dan mental karyawan terlindungi dari jenis kecelakaan kerja yang dilakukan
karyawan.
Menurut Santoso (2004), pengendalian kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
1. Upaya-upaya pengendalian c. Proses isolasi d. Pemasangan local exhauster e. Ventilasi umum f. Pemakaian alat pelindung diri g. Pengadaan fasilitas saniter h. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan secara berkala dilakukan i. Penyelenggaraan latihan/penyuluhan kepada semua karyawan dan
pengusaha
j. Kontrol administrasi 2. Hirarki pengendalian
a. Eliminasi b. Subtitusi c. Pengendalian rekayasa d. Pengendalian administratif
-
18
e. Alat pelindung diri 3. Masalah umum alat pelindung diri (APD)
a. Tidak semua alat pelindung diri melalui pengujian laboratoris, sehingga tidak diketahui derajat perlindungannya
b. Tidak nyaman dan kadang-kadang membuat pemakai sulit bekerja c. Alat pelindung diri (APD) dapat menciptakan masalah baru d. Perlindungan yang diberikan alat pelindung diri (APD) sulit untuk
dimonitor
e. Kewajiban pemeliharaan alat pelindung diri (APD) dialihkan dari pihak manajemen ke pekerja
f. Efektivitas alat pelindung diri (APD) sering tergantung “Good Fit” pada pekerja
g. Kepercayaan pada alat pelindung diri (APD) akan menghambat pengembangan kontrol teknologi yang baru
4. Masalah pemakaian alat pelindung diri (APD) a. Pekerja tidak mau memakai dengan alasan
a) Tidak sadar/tidak mengerti b) Panas c) Sesak d) Tidak enak dipakai e) Tidak enak dipandang f) Berat g) Mengganggu pekerjaan h) Tidak sesuai dengan bahaya yang ada i) Tidak ada sangsi j) Atasan juga tidak memakai
b. Tidak disediakan oleh perusahaan a) Ketidakmengertian b) Pura-pura tidak mengerti c) Alasan bahaya d) Dianggap sia-sia (karena pekerja tidak mau memakai)
c. Pengadaan oleh perusahaan a) Tidak sesuai dengan bahaya yang ada b) Asal beli (terutama memilih yang murah)
C. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh karyawan
atau organisasi. Kinerja dapat dijadikan bahan evaluasi bagi perusahaan
dikarenakan dengan adanya kinerja perusahaan dapat mengukur kapasitas dan
-
19
mengevaluasi performa dari karyawan dan perusahaan. Mangkunegara (2011:67)
menyatakan bahwa, “Kinerja adalah hasil kerja secara kuaitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.” Kualitas yang dimaksudkan disini
yaitu kehalusan, kebersihan, dan ketelitian dari segi hasil pekerjaan, sedangkan
kuantitas diukur dari jumlah pekerjaan yang diselesaikan karyawan. Selain itu
kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dari usaha seseorang yang dicapai
dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu yang akan
menjadikan kinerja tersebut sebagai hasil keterkaitan antara usaha, kemampuan,
dan deskripsi pekerjaan.
Bangun (2012:231) mengemukakan bahwa, “Kinerja adalah hasil
pekerjaan yang ingin dicapai karyawan berdasarkan persyaratan-persyaratan
pekerjaan.” Sedangkan Hasibuan (2013:105) menyatakan bahwa, “Kinerja adalah
hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksakan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta
waktu.” Kinerja karyawan diartikan sebagai sebagai pencapaian tugas, di mana
karyawan dalam bekerja harus sesuai dengan program kerja organisasi untuk
menunjukkan tingkat kinerja organisasi dalam mencapai visi, misi dan tujuan
organisasi. Hal tersebut dikarenakan kinerja yang baik merupakan suatu langkah
untuk tercapainya tujuan dari organisasi sehingga perlu diupayakan untuk
meningkatkan kinerja.
Berdasarkan pengertian kinerja menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai karyawan dalam
-
20
melaksanakan tugas yang diberikan baik secara kualitas maupun kuantitas sesuai
dengan tanggung jawab dan syarat-syaratnya berdasarkan atas kecakapan,
pengalaman, kesungguhan serta waktu. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja
karyawan dari tugas-tugas yang dibebankan yang menunjukkan kemampuan
kerjanya. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai
indikator dalam kemajuan perusahaan untuk mencapai tujuannya.
2. Indikator Kinerja
Menurut Dharma (2003:335) mengemukakan bahwa indikator kinerja yaitu:
a) Kuanlitas hasil kerja Kuantitas yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran
kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses pelaksanaan kegiatan.
Hal ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan.
b) Kualitas hasil kerja Kuslitas yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran
kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran “tingkat kepuasan”, yaitu
seberapa baik penyelesaiannya. Hal ini berkaitan dengan bentuk keluaran.
c) Ketepatan waktu Ketepatan waktu yaitu sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran
ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang
menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan
3. Faktor-faktor Kinerja
Menurut Mangkuprawira (2009:154), faktor-faktor kinerja dapat
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu unsur internal dan unsur eksternal.
1. Unsur internal meliputi: a. Tingkat pendidikan
Pendidikan seseorang yang dimiliki sangat mempengaruhi kinerja
seseorang dalam menyelesaikan suatu tanggungjawab dan tugas yang
diberikan. Tingkat pendidikan dapt dilihat dari pengusaan sikap, ilmu
pengetahuan, dan keterampilan pada tingkat tertentu. Semakin tinggi
kecedasan intelektualnya dapat mempengaruhi dalam mencari alternative
penyelesaian masalah dan keterampilan analisis.
-
21
b. Tingkat pengetahuan Pengetahuan yang dikuasai oleh pekerja sangat mendukung dalam
menunjang pekerjaannya. Pengetahuan yang ada meliputu komunikasi,
inisiatif, kreativitas, dan konflik. Semakin tinggi tingkat pemahan
seseorang dapat mempengaruhi daya inovasinya.
c. Tingkat keterampilan Keterampilan pekerja dapat terlihat dengan penguasaan penerapan ilmu
dan pengetahuan, serta teknologi yang dipraktekkan dalam pekerjaannya.
d. Sikap motivasi terhadap kinerja Sikap motivasi pekerja terhadap pekerjaannya, mempengaruhi kinerja
yang ingin dicapai. Apabila terdapat penghargaan yang tinggi dapat
mendorong seseorang untuk lebih giat melakukan tugas dan meningkatkan
kinerja di dalam perusahaan.
e. Tingkat pengalaman kerja Pengalaman seseorang dapat memberikan pengaruh yang berdampak
positif, karena seseorang akan belajar dari pengalaman yang pernah
dialami untuk melakukan sesuatu kearah yang lebih baik dalam kinerjanya.
2. Unsur eksternal meliputi: a) Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang kondusif dan memberikan hal yang positif
terhadap pekerjaan sangat mempengeruhi dan mendorong kinerja
karyawan untuk bekerja sebaik mungkin supaya menghasilkan output yang
memuaskan.
b) Lingkungan sosial budaya Aspek kedisiplinan sosial yang tinggi, tanggungjawab sosial, dan sistem
nilai tentang pekerjaannya mendorong karyawan untuk berperan aktif
untuk meningkatkan kinerjanya.
c) Lingkungan ekonomi Lingkungan ekonomi dapat terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi,
pengangguran, derajat kemiskinan, penguasaan asset produksi, dan
pendapatan perkapita.
d) Lingkungan belajar Lingkungan belajar dapat terlihat dalam perilaku masyarakat yang
menghargai pentingnya pendidikan dan pelatihan. Lingkungan belajar
dapat terlihat dari ketersidiaan infrastruktur penunjang proses belajar,
mutu belajar, dan metode pembelajaran.
e) Lingkungan kerja termasuk budaya kerja Lingkungan kerja tempat di mana seseorang bekerja. Suasana kerja
dicirikan oleh aspek-aspek budaya produktif, kepemimpinan, hubungan
karyawan dengan sesame rekan dan atasan yang seimbang, manajemen
kinerja, manajemen pendidikan dan pelatihan, manajemen karier, dan
manajemen kompensasi.
f) Teknologi Teknologi dibedakan menjadi dua, yaitu teknologi lunak dan teknologi
-
22
keras. Teknologi lunal merliputi metode, teknik, dan prosedur kerja.
Sedangkan teknologi keras meliputi mesin-mesin atau alat-alat produksi.
4. Penilaian Kinerja
Rivai (2004:309) menyatakan, “Penilaian kerja adalah suatu sistem
formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan
mengpengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil,
termasuk tingkat kehadiran.” Pada saat bersamaan karyawan memerlukan umpan
balik atas hasil kerja mereka sebagai panduan bagi perilaku mereka di masa yang
akan datang. Pekerja juga ingin mendapatkan hal posistif atas berbagai hal yang
telah mereka lakukan dengan baik selama melakukan pekerjaan.
Menurut Hasibuan (2008), kriteria atau unsur-unsur yang dinilai dalam
penilaian kinerja karyawan meliputi beberapa hal, yaitu:
1. Kesetiaan Penyelia mengukur kesetiaan karyawan terhadap pekerjaannya, jabatan, dan
oerganisasinya. Dapat terlihat dari seorang pekerja yang dihadapkan dalam
kondisi dan situasi yang sulit yang berhubungan dengan masa depannya.
2. Kejujuran Penyelia menilai kejujuran karyawan dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sejalan atau tidak dengan kenyataan.
3. Prestasi kerja Penyelia melihat hasil kerja karyawan dari kualitas dan kuantitasnya dalam
uraian pekerjaannya.
4. Kedisiplinan Penyelia melihat kediplinan karyawan dalam mematuhi peraturan yang telah
dibuat oleh perusahaan dan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi dan
standar prosedur yang menjadi tanggungjawab pekerja.
5. Kreativitas Penyelia melihat kemampuan karyawan dalam mengembangkan
kreativitasnya dalam penyelesaian tanggungjawabnya.
6. Kerjasama Penyelia menilai kesediaan karyawan dalam berpatisipasi dan bekerjasama
dengan karyawan lainnya secara vertical dan horizontal baik diluar maupun
didalam pekerjaan sehingga pekerjaan akan semakin baik.
-
23
7. Kepemimpinan Penyelia melihat bahwa pekerja mampu memimpin, mempunyai kewibawaan
yang kuat, dan dapat mempengaruhi pekerja lainnya.
8. Tanggungjawab Penyelia melihat dan mampu menilai kesediaan karyawan dalam
mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya, sarana dan prasarana yang
digunakan, serta perilaku pekerjaannya.
9. Ketelitian Penyelia melihat kemampuan karyawan dapat menilai karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya, kehati-hatian dalam bekerja, dan langkah-
langkah dalam bekerja.
Siagian (2002:186) mengatakan bahwa sistem penilaian prestasi kerja
adalah suatu pendekatan dalam melakukan penilaian prestasi kerja para pekerja
dimana terdapat berbagai faktor, yaitu:
1. Kriteria penilaian adalah manusia yang disamping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan.
2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolok ukur tertentu yang realistik, berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan dan
diterapkan secara obyektif.
3. Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan dengan rapi dan asip kepegawaian setiap orang sehingga tidak ada informasi yang
hilang, baik yang sifatnya menguntungkan maupun merugikan pekerja.
4. Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan yang selalu dipertimbangkan dalam setiap keputusan yang diambil mengenai mutasi
pegawai, baik dalam arti promosi, pengambilalihan tugas, alih wilayah,
maupun pemberhentian ridak atas permintaan sendiri.
Selain itu menurut Siagian (2002:186), pentingnya penilaian prestasi
kerja yang baik sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan, seperti:
1. Mendorong peningkatan prestasi kerja. Dengan mengetahui hasil prestasi kerja, ketiga pihak yang terlibat dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan
agar prestasi kerja pegawai lebih meningkat.
2. Bahan pengambilan keputusan dalam pemberian imbalan 3. Kepentingan mutasi pegawai 4. Berguna untuk menyusun program pendidikan dan pelatihan, baik yang
dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kekurangan dan kelemahan maupun
untuk mengembangkan potensi karyawan yang ternyata belum sepenuhnya
digali dan terungkap melalui penilaian prestasi kerja.
5. Membantu para pegawai menentukan rencana kariernya dan dengan bantuan bagian kepegawaian menyusun program pengembangan karier yang paling
tepat, dalam arti sesuai dengan kebutuhan para pegawai dan kepentingan
organisasi.
-
24
4.1 Jenis-jenis Penilaian Kinerja
Menurut Rivai (2004), jenis-jenis penilaian kinerja dikelompokkan
menjadi 6 kategori, yaitu:
1. Penilaian hanya oleh atasan 2. Penilaian oleh kelompok lini: atasan dan bawahannya bersama-sama
membahas kinerja dari bawahannya yang dinilai
3. Penilaian oleh kelompok staf: atasan meminta satu atau lebih individu untuk bermusyawarah dengannya, dan atasan langsung yang membuat keputusan
akhir
4. Penilaian melalui keputusan komite, sama seperti pada pola sebelumnya kecuali bahwa manajer yang bertanggungjawab tidak lagi mengambil
keputusan akhir, dan hasilnya didasarkan pada pilihan mayoritas
5. Penilaian berdasarkan pengajuan lapangan: sama seperti pada kelompok staf, namun melibatkan wakil dari pimpinan pengembangan atau departemen SDM
yang bertindak sebagai peninjau yang independen
6. Penilaian oleh bawahan dan sejawat Untuk mengetahui apakah kinerja karyawan atau pegawai pada suatu
instansi atau organisasi terjadi peningkatan atau oenurunan maka perlu adanya
evaluasi dan penilaian kerja. Penilaian kinerja adalah suatu proses yang digunakan
pemimpin untuk menentukan apakah seorang karyawan melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan tugas dan tnggungjawab.
D. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu aspek
penting dalam usaha meningkatkan kinerja karyawan dengan memberikan
perlindungan terhadap karyawan untuk terbebas dari kecelakaan dan lingkungan
yang kurang sehat yang dapat merugikan karyawan maupun perusahaan. Jika
perusahaan dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan kerja, penyakit,
dan hal-hal yang berkaitan dengan stress, serta mampu meningkatkan kualitas
kehidupan kerja dari pekerjanya, perusahaan akan semakin efektif. Peningkatan-
peningkatan dalam hal ini akan menghasilkan meningkatnya kinerja karena
-
25
menurunnya jumlah dari hari kerja yang hilang. Meningkatnya efisiensi dan
kualitas pekerja yang lebih berkomitmen.
Pengaruh kesehatan dan keselamatan kerja dengan kinerja karyawan
sangat menentukan kemajuan perusahaan, karena kondisi pekerja yang maksimal
akan mempengaruhi hasil kinerjanya, terlebih perusahaan memberikan
kenyamanan, jaminan keselamatan, dan fasilitas yang memadai dapat membuat
pekerja dengan tenang mengerjakan tanggung jawabnya. Mangkunegara
(2011:162) menyatakan bahwa selain bertujuan menghindari kecelakaan kerja
dalam proses produksi perusahaan, program keselamatan juga meningkatkan
kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja karyawan. Dengan
meningkatnya kegahirahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja maka
berdampak pada meningkatnya kinerja karyawan.
Siagian (2002:263) menyatakan bahwa pentingnya pemeliharaan
kesehatan dan kebugaran para anggota organisasi sudah diakui secara luas
dikalangan manajer karena karyawan yang sehat dan bugar, dalam arti fisik
maupun dalam arti mental psikologi, akan mampu menampilkan kinerja yang
prima, produktifitas yang tinggi dan tingkat kemalasan yang rendah. Pengaruh
kesehatan dan keselamatan kerja dengan kinerja karyawan sangat menentukan
kemajuan perusahaan, karena kondisi pekerja yang maksimal akan mempengaruhi
hasil kinerjanya, terlebih perusahaan memberikan kenyamanan, jaminan
keselamatan, dan fasilitas yang memadai dapat membuat pekerja dengan tenang
mengerjakan tanggung jawabnya. Mangkuprawira dan Vitayala (2007:131)
menyatakan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja karyawan sangat berperan
-
26
dalam mempengaruhi kinerja di perusahaan. Apabila kesehatan kerja terganggu
dapat mengganggu mutu dan produktivitas kerja. Karyawan memiliki hak untuk
menuntut perusahaan agar menyediakan fasilitas kerja yang memadai agar
keselamatan fisik dan mental mereka terlindungi dan dapat meningkatkan kinerja
dari pekerjaan yang dilakukan.
Kesehatan kerja dari setiap karyawan perlu mendapat perhatian
sehingga mereka dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya maupun
masyarakat disekitar lingkungannya sehingga kinerja yang optimal dapat dicapai
sesuai dengan program perlindungan karyawan. Demi peningkatan kinerja,
pekerjaan harus dilakukan dengan cara dan lingkungan kerja yang memenuhi
syarat keselamatan dan kesehatan. Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka
terjadi ketidaknyamanan kerja, gangguan kesehatan dan daya kerja, penyakit dan
kecelakaan yang menyebabkan menurunnya daya kerja disebabkan faktor fisik,
kimiawi, biologis, dan fisiologis dan atau mental psikologis yang terdapat dalam
pekerjaan. Faktor-faktor tersebut jika tidak dicegah atau dikendalikan dapat
berakibat terjadinya kecelakaan, penyakit, dan gangguan kesehatan, oleh karena
itu faktor-faktor tersebut harus dapat dikendalikan.
“Apabila perusahaan memberikan perhatian kepada keselamatan dan
kesehatan kerja maka perhatian tersebut selaras dengan fungsi manajemen
pemeliharaan sumber daya manusia, yaitu: mempertahankan dan atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan agar mereka tetap loyal
dan bekerja produktif untuk menunjang tujuan perusahaan. Sehingga manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan
keselamatan optimal yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan meneliti
apakah pengendalian secara cermat dilaksanakan atau tidak” (Hasibuan dalam
Yuli, 2005:219).
-
27
E. Model Konsep dan Hipotesis
1. Model Konsep
“Model konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk
menggambarkan secara abstrak, kejadia, dan kelompok atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial” (Singarimbun, 2006:33). Konsep yang
digunakan dalam penelitian ini adalah keselamatan dan kesehatan kerja terhadap
kinerja karyawan.
Gambar 1: Model Konsep
2. Model Hipotesis
“Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan diuji
kebenarannya melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada
dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam
perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih
dahulu melalui analisis data” (Suliyanto, 2009:53). Untuk lebih memahami
tentang hubungan antara variabel dependen (Kinerja Karyawan) dengan variabel
indepenen (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang digunakan dalam penelitian
ini, maka dapat digambarkan model hipotesis yang akan digunakan sebagai
berikut :
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(X)
Kinerja Karyawan
(Y)
-
28
Ho
Ha
Ha
Ho
Gambar 2: Model Hipotesis
Keterangan:
Pengaruh secara silmultan
Pengaruh secara parsial
Berdasarkan model hipotesis, maka hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Ha= Diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (X) terhadap Kinerja Karyawan (Y).
b. Ho= Diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari Keselamatan
Kerja dan Kesehatan Kerja (X) terhadap Kinerja Karyawan (Y).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Kesehatan dan
Keselamatan Kerja memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja
karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menungkatkan kinerja karyawan
maka sangat dibutuhkan jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang
Keselamatan Kerja (X1)
Kesehatan Kerja (X2)
KinerjaKaryawan (Y)
-
29
baik. Jika program Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang diberikan tidak baik
maka karyawan akan malas dalam bekerja dan dapat menurunkan kinerja
karyawan.
-
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian penjelasan (explanatory
research).“Explanatory research adalah penelitian yang menjelaskan hubungan
antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis” (Singarimbun, 2006:8).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa penelitian explanatory
dapat berguna untuk menjelaskan adanya pengaruh variabel-variabel yang diuji
dengan menggunakan pengujian statistik. Dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode survei yaitu penelitian yang mengambil
sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan dilaksanakan pada PG Kebon Agung
yang beralamatkan di Jalan Raya Kebon Agung, Pakisaji, Malang. Pemilihan
lokasi penelitian didasarkan karena PG Kebon Agung merupakan salah satu
perusahaan yang dalam perkembangannya banyak menggunakan peralatan dan
mesin-mesin berat. Selain itu PG Kebon Agung merupakan salah satu perusahaan
yang menerapkan program kesehatan dan keselamatan kerja. Pada PG. Kebon
Agung, kesehatan dan keselamatan kerja lebih diutamakan untuk menciptakan
-
31
lingkungan kerja yang aman. PG. Kebon Agung merupakan salah satu
pabrik gula terbesar yang ada di kabupaten Malang.
C. Konsep, Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
1. Konsep
Singarimbun (2006:33) menyatakan, “Konsep merupakan istilah dan
definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian keadaan
kelompok/individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.” Melalui model
konsep yang telah dijabarkan sebelumnya, maka konsep yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (X)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan kondisi-kondisi fisiologis-
fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja
yang disediakan oleh perusahaan.
b. Konsep Kinerja Karyawan (Y)
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang dietapkan.
Kinerja dapat digunakan sebagai ukuran hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang telah dicapai oleh seorang karyawan atau pegawai dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang telah dibebankan
kepadanya.
2. Variabel
Arikunto (2010:131) menyatakan, ”Variabel adalah obyek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam suatu penelitian
-
32
minimal terdapat dua variable. Masing-masing variabel itu berfungsi sebagai
Variabel Independen (X) dan Variabel Dependen (Y).”
Variabel Independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau
sebagai variabel penyebab, dan variabel Dependen (Y) adalah variabel yang
dipengaruhi atau variabel akibat. Adapun dalam penelitian ini variabel
Independen yaitu Keselamatan Kerja (X1), Kesehatan Kerja (X2), sedangkan
variabel Dependen yaitu Kinerja Karyawan (Y).
3. Definisi Operasional
Nazir (2011:126) menyatakan, “Definisi operasional merupakan suatu
definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberi arti atau
memspesifikasi kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan
untuk mengukur variabel tersebut.” Pada penelitian ini untuk menjelaskan konsep
yang telah ada dan untuk membatasi secara jelas suatu penelitian. Definisi
operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas
1) Keselamatan Kerja (X1)
Keselamatan kerja adalah perlindungan sebagai upaya untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kecelakaan saat melakukan pekerjaan dan
menciptakan kondisi kerja yang aman. Variabel ini diukur dengan
pernyataan yang menunjukkan keselamatan kerja karyawan dilihat dari
beberapa indikator yaitu lingkungan kerja secara fisik dan lingkungan
kerja secara psikologis.
-
33
2) Kesehatan Kerja (X2)
Kesehatan kerja adalah upaya untuk menciptakan kondisi yang bebas dari
gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja. Variabel ini diukur dengan indikator pernyataan yang
menunjukkan kondisi kesehatan kerja karyawan ditinjau dari sisi kesehatan
karyawan. Dari variabel tersebut yang termasuk indikator dari kesehatan
kerja adalah lingkungan kerja secara medis, sarana kesehatan tenaga kerja,
dan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja.
b. Variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y)
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan. Pada konsep kinerja terdapat variabel kinerja karyawan dengan 3
indikator, yaitu kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu.
Adapun variabel, indikator dan item dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2 Konsep, Variabel, Indikator, dan Item
Konsep Variabel Indikator Item
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja
Keselamatan
Kerja (X1)
Lingkungan
kerja secara fisik
a) Tata letak peralatan kerja
b) Penyediaan perlengkapan sebagai
alat pencegahan,
pertolongan, dan
perlindungan
Lingkungan
kerja secara
psikologis
a) Perlakuan yang adil terhadap sesama
pegawai
b) Asuransi tenaga kerja
-
34
Lanjutan Tabel
Kesehatan
Kerja (X2)
Lingkungan
kerja secara
medis
a) Kebersihan lingkungan b) Suhu udara di tempat
kerja
c) Sistem pembuangan sampah dan limbah
industri
Sarana
kesehatan
tenaga kerja
a) Ketersediaan air bersih b) Sarana kamar mandi
Pemeliharaan
kesehatan
tenaga kerja
a) Pelayanan kesehatan tenaga kerja
b) Pemberian makanan yang bergizi
c) Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
Kinerja
Karyawan
Kinerja
Karyawan
(Y)
Kualitas a) Ketelitian dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan
b) Hasil kerja sesuai dengan standar yang
ditetapkan
Kuantitas a) Jumlah hasil kerja telah mencapai hasil yang
maksimum
b) Kesesuaian hasil kerja dengan target yang
diberikan perusahaan
c) Tingkat kesulitan dalam memenuhi standar yang
ditetapkan perusahaan
Ketepatan waktu a) Menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu
yang ditetapkan
b) Waktu yangdiberikan sudah mencukupi untuk
menyelesaikan
pekerjaan tersebut
c) Kesalahan-kesalahan yang menyebabkan
pekerjaan tidak selesai
tepat pada waktunya
Sumber: Data diolah
-
35
4. Skala Pengukuran
Setelah ditetapkan item-item dari variabel yang ada, maka langkah
selanjutnya adalah mengadakan pengukuran atas variabel-variabel tersebut,
dimana untuk mengukur tanggapan responden dalam penelitian ini menggunakan
skala linkert. “Skala Linkert digunakan untuk menhukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social” (Sugiyono,
2010:132), yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yangn selanjutnya
disebut variabel penelitian. Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian ini,
maka setiap variabel diberi skala 1 samapai 5, dimana jawaban dari setiap item
instrumen yang menggunakan skala linkert mempunyai gradasi dari sangat negatif
sampai sangat positif dengan skor sebagai berikut:
1= kategori sangat tidak setuju (STS), diberi skor 1
2 = kategori tidak setuju (TS), diberi skor 2
3 = kategori kurang setuju (KS), diberi skor 3
4 = kategori setuju (S), diberi skor 4
5 = kaegori sangat setuju (SS), diberi skor 5
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2010:119) menyatakan, ”Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.”
-
36
Berdasarkan definisi di atas, populasi merupakan objek atau subjek
yang beraa pada suatu wilayah yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan bagian pabrikasi PG Kebon Agung Malang sejumlah
194 orang.
2. Sampel
Sugiyono (2010:120) menyatakan, “Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Bila populasi besar dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah simple random sampling. Simple Ramdom Sampling adalah pengambilan
sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi. Sampling yang akan diambil dalam penelitian ini
digunakan rumus yang dikemukakan oleh Slovin (Prasetyo & Jannah, 2005:13)
sebagai berikut:
Keterangan:
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : persen ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat
ditolerir (digunakan 10%)
-
37
Maka:
= 65,986
= 66 karyawan
E. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Arikunto (2010:161) menyatakan, “Data adalah hasil pencatatan
peneliti, baik yang berupa fakta ataupun langka.” Data yang dikumpulkan dalam
penelittian ini ada dua jenis, yaitu:
a. Data Primer
Data yang diperoleh dari perusahaan yang bersangkutan baik yang diperoleh
dari pimpinan maupun karyawan dengan cara mengumpulkan atau mengolah
sendiri data responden secara langsung. Dalam hal ini yang digunakan sebagai
data primer adalah hasil jawaban kuesioner yang dibagikan kepada responden
penelitian.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan dokumen-
dokumen yang telah ada pada perusahaan. Dokumen tersebut antara lain seperti
-
38
gambaran umum perusahaan yang terdiri dari visi, misi, dan nilai perusahaan,
struktur organisasi, daftar jumlah karyawan, serta panitia maupun fasilitas
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Menyebarkan Kuesioner
Sebagai alat utama dalam pengumpulan data yang berupa suatu daftar
pernyataan atau pertanyaan yang diajukan secara tertulis dan disebarkan
langsung kepada responden untuk dijawab dengan memilih alternatif jawaban
yang tersedia. Data yang diperoleh dari kuesioner itu merupakan data primer
dalam penelitian ini.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan terhadap
dokumen-dokumen dan data-data lain yang dapat meliputi jumlah karyawan,
strukur organisasi, dan lain sebagainya sebagai data sekunder untuk
mendukung penelitian.
3. Instrumen Penelitian
Arikunto (2010:203) menyatakan, “Instrumen penelitian adalah alat
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.” Sesuai dengan metode
pengumpulan data, maka instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner.
-
39
Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang disusun secara
terstruktur dan dibagikan kepada responden, yaitu karyawan bagian produksi PG.
Kebon Agung.
F. Uji Validitas dan Reliabilitas
Penelitian ini menggunakan uji validitas dan reliabilitas untuk menguji
kevalidan dan keterandalan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian
validitas dan reliabilitas pada masing-masing variabel dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program SPSS (Statistical for Product and Service
Solution). Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang
digunakan kuesioner menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang
sama.
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
angket. Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat,
dan instrumendikatakan valid bila mampu mengukur secara akurat objek yang
diukur. Sunyoto (2009:72) menyatakan, “Uji validitas digunakan untuk mengukur
valid atau tidaknya suatu kuesioner.” Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner
tersebut. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan data. Hasil
penelitian yang valid terjadi apabila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya pada objek yang diteliti. Pada
-
40
penelitian ini uji validitas menggunakan teknik uji validitas yang dilakukan
dengan cara mengkorelasikan tiap butir item dengan skor totalnya. Rumus uji
yang digunakan, yaitu rumus korelasi Pearson Product Moment (Arikunto,
2010:213), sebagai berikut:
√
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = banyaknya sampel
X = skor item x
Y = skor item y
Sugiyono (2010:166) menyatakan, “Instrumen peneliian dikatakan valid
apabila koefisiennya lebih dari atau sama dengan 0,3.” Apabila nilai rhitung lebih
besar atau sama dengan 0,3 maka hasilnya valid, namun jika rhitung lebih kecil dari
0,3 maka hasilnya tidak valid. Pengujian validitas indikator masing-masing
variabel penelitian ini menggunakan SPSS (Statical Product and Service
Solutions) terbaru for Windows.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan sejauh
mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila diuji lagi dua kali atau
lebih. “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
-
41
tersebut sudah baik” (Arikunto, 2010:221). Reliabilitas artinya dapat dipercaya,
jadi dapat diandalkan. Arikunto (2010:239) mengemukakan untuk mengetahui
alat ukur itu reliabel atau tidak dalam penelitian ini, diuji dengan rumus Alpha
Conbrach yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
= jumlah varians butiran
= varians total
Berdasarkan rumus Alpha Conbrach, suatu instrumen dinyatakan
reliabel apabila memiliki koefisien sebesar 0,6 dan sebaliknya apabila suatu
instrumen memiliki koefisien lebih kecil dari 0,6 maka instrumen tersebut
dinyatakan tidak reliabel. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
SPSS (Statical Product and Service Solutions) terbaru for Windows.
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Hasil Uji Validitas
Pengujian validitas sangat diperlukan dalam suatu penelitian,
khususnya yang menggunakan kuisioner dalam memperoleh data. Pengujian
validitas dimaksudkan untuk mengetahui keabsahan menyangkut pemahaman
mengenai keabsahan antara konsep dan kenyataan empiris. Uji validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu
instrumen. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
-
42
ingin diukur atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Pengujian validitas yang dilakukan dengan melalui program SPSS ver.
20.0 dengan mengggunakan korelasi product moment menghasilkan nilai masing-
masing item pernyataan dengan skor item pertanyaan secara keseluruhan.
Instrumen penelitian dinyatakan valid apabila nilai rhitung lebih dari atau sama
dengan 0,3. Hasil uji validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Hasil Uji Validitas
Item r Hitung Sig. r Tabel Keterangan
X1.1 0.855 0.000 0.3 Valid
X1.2 0.778 0.000 0.3 Valid
X1.3 0.753 0.000 0.3 Valid
X1.4 0.815 0.000 0.3 Valid
X2.1 0.761 0.000 0.3 Valid
X2.2 0.841 0.000 0.3 Valid
X2.3 0.807 0.000 0.3 Valid
X2.4 0.520 0.000 0.3 Valid
X2.5 0.731 0.000 0.3 Valid
X2.6 0.730 0.000 0.3 Valid
X2.7 0.773 0.000 0.3 Valid
X2.8 0.662 0.000 0.3 Valid
Y1.1 0.630 0.000 0.3 Valid
Y1.2 0.765 0.000 0.3 Valid
Y1.3 0.761 0.000 0.3 Valid
Y1.4 0.834 0.000 0.3 Valid
Y1.5 0.806 0.000 0.3 Valid
Y1.6 0.896 0.000 0.3 Valid
Y1.7 0.756 0.000 0.3 Valid
Y1.8 0.820 0.000 0.3 Valid
Sumber: Data Diolah, 2016
-
43
Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa rhitung seluruh item tiap variabel penelitian
lebih dari 0,3 yang berarti tiap-tiap item variabel adalah valid, sehingga dapat
disimpulkan bahwa item-item tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel
penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan tingkat kemantapan, keajegan dan
ketepatan suatu alat ukur atau uji yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang. Uji ini
digunakan untuk mengetahui sejauh mana jawaban seseorang konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Teknik pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan
nilai koefisien reliabilitas alpha. Kriteria pengambilan keputusannya adalah
apabila nilai dari koefisien reliabilitas alpha lebih besar dari 0,6 maka variabel
tersebut sudah reliabel.
Tabel 4 Hasil Uji Reliabilitas
No. Variabel Koefisien Reliabilitas Keterangan
1 Keselamatan Kerja (X1) 0,813 Reliabel
2 Kesehatan Kerja (X2) 0,874 Reliabel
3 Kinerja Karyawan (Y) 0,910 Reliabel
Sumber: Data primer diolah
Dari Tabel 4 diketahui bahwa nilai dari alpha cronbach untuk semua variabel