Panduan keselamatan

30
54

Transcript of Panduan keselamatan

Page 1: Panduan keselamatan

54

Page 2: Panduan keselamatan

i

Panduan Keselamatan dan Kode Perilaku bagi Petugas PMI

KATA PENGANTARAssalamulaikum Wr. WbDengan rahmat Tuhan YME kami panjatkan kehadirat-Nya, karena pada akhirnya PMI dapat menyusun buku saku yang berisi serangkaian Panduan Keselamatan bagi petugas PMI. Panduan ini merupakan aplikasi dari konsep Safer Access yang dibuat oleh ICRC. Tujuannya adalah agar pada saat melakukan tugasnya, seluruh petugas kemanusiaan yang berada dibawah koordinasi Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dapat bekerja dengan aman dan selamat.Ada tujuh konsep Safer Access yang sudah diaplikasikan dalam rangkaian Panduan Keselamatan yang harus dilaksanakan oleh seluruh anggota PMI. Ketujuh panduan ini saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dalam pengaplikasiannya. Selain Panduan Keselamatan, disertakan pula Kode Perilaku yang merupakan pedoman pada saat melakukan operasi bantuan bencana. Pedoman ini tidak hanya berlaku bagi anggota komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional namun juga telah disepakati bersama NGO internasional lainnya.

Judul bukuPanduan Keselamatan dan Kode PerilakuPedoman bagi Petugas PMI dalam Operasi BantuanPenyusunPalang Merah IndonesiaPenerbitPalang Merah IndonesiaDidukungInternational Committe of the Red Cross (ICRC)Ilustrasi/desain grafisIndrayukiPercetakan:CV. Amisindo Pranawa, BandungAllright Reserved Copyright@PMI-2008Cetakan Pertama: November 2008ISBN: 978-979-3575-50-6

Page 3: Panduan keselamatan

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

iii

DAFTAR ISIKata PengantarDaftar IsiA. PendahuluanB. Pengertian UmumC. TujuanD. SasaranE. RujukanII. Panduan Keselamatan dalam Penanggula-ngan Bencana1. Penerimaan Terhadap Organisasi2. Penerimaan Terhadap Individu3. Identifikasi4. Komunikasi Internal5. Komunikasi Eksternal6. Aturan Keselamatan dan Keamanan7. Tindakan PerlindunganKode PerilakuI. TujuanII. DefinisiIII. Pedoman Tingkah Laku1. Kemanusiaan adalah prioritas utama2. Bantuan diberikan tanpa memper-timbangkan ras, kepercayaan ataupun kebangsaan penerima bantuan dan tanpa pembeda-bedaan yang merugikan dalam bentuk apapun. Prioritas bantuan ditentukan semata-mata berdasarkan kebutuhan.

iiii12444

57913151921252728293030

32

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

ii

Demikian buku saku ini dibuat, diharapkan dengan diaplikasikannya Panduan Keselamatan dan penerapan Kode Perilaku sesuai dengan Prinsip Dasar Gerakan, keamanan dan keselamatan petugas PMI dalam melakukan operasi bantuan dapat semakin terjaga.Jakarta, November 2008

Iyang D. SukandarSekretaris Jenderal

Page 4: Panduan keselamatan

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

1

A. PENDAHULUANalang Merah Indonesia (PMI) adalah organisasi perhimpunan nasional yang disahkan oleh pemerintah melalui keputusan presiden, untuk P

menjalankan tugas-tugas kepalangmerahan di Indonesia. Sebagai perhimpunan nasional, PMI menjalankan tugas dengan semangat kenetralan dan tidak memihak berdasarkan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, yaitu Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan.Banyaknya bencana dan potensi konflik di beberapa wilayah di Indonesia, membuat PMI dituntut untuk berperan aktif memberikan bantuan kemanusiaan. Bertugas di daerah bencana dan rawan konflik menuntut semua anggota PMI diharuskan mengetahui bagaimana caranya mendapatkan akses yang lebih aman dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada para penerima bantuan.Berdasarkan hal tersebut, maka Markas Pusat PMI telah mengadopsi serangkaian Panduan Keselamatan sebagai pedoman anggota PMI dalam melaksanakan tugas agar memiliki akses yang lebih baik

3. Bantuan tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik ataupun agama4. Kita hendaknya berusaha untuk tidak menjadi alat kebijakan luar negeri pemerintah5. Kita harus menghormati budaya dan adat istiadat setempat6. Kita harus berusaha meningkatkan respons bencana dengan kapasitas setempat 7. Perlu dicari cara untuk melibatkan para penerima bantuan dalam proses manajemen bantuan8. Pemberian bantuan harus bertujuan untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana di kemudian hari, selain untuk memenuhi kebutuhan pokok9. Kita bertanggung jawab kepada pihak yang kita bantu maupun kepada pihak yang memberi kita sumber daya10. Dalam kegiatan informasi, publisitas, dan promosi yang kita lakukan, kita harus memandang korban bencana sebagai manusia yang bermartabat, bukan sebagai objek belas kasihanIV. Lingkungan KerjaRekomendasi bagi pemerintah negara yang terkena bencanaRekomendasi bagi pemerintah donorR e k o m e n d a s i b a g i o r g a n i s a s i antarpemerintah

33343637

38

38

40

4143444850

Lampiran ILampiran IILampiran III

:::

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

2

Page 5: Panduan keselamatan

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

2

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

3

anduan Keselamatan adalah elemen-elemen penting untuk Perhimpunan Nasional dalam melakukan Ptindakan dimana mereka bisa meningkatkan keselamatan dan membuka akses untuk bekerja guna memberi bantuan kemanusiaan kepada penerima bantuan sesuai dengan mandat yang telah diberikan.Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam (faktor alam) dan non alam (faktor manusia) yang mengakibatkan korban manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana serta fasilitas umum.Bencana Alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam yang meliputi bencana gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, tanah longsor dan lain lain, yang mengakibatkan timbulnya korban manusia, harta benda, kerusakan sarana dan prasarana, lingkungan hidup dan fasilitas umum.Konflik Sosial adalah pertentangan fisik antar dua pihak atau lebih yang mengakibatkan hilangnya hak dan aset kelompok masyarakat, timbulnya rasa takut, terancamnya keamanan, ketentraman, keselamatan dan atau terganggunya martabat dan keseimbangan kehidupan sosial masyarakat.

B. PENGERTIAN UMUM * Bencana Konflik (bencana sosial) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh konflik sosial antar kelompok atau komunitas masyarakat yang menimbulkan penderitaan, gangguan hubungan sosial, tidak berfungsinya pranata sosial, kerugian harta benda dan korban jiwa manusia.Penanggulangan Bencana adalah keseluruhan aspek perencanaan kebijakan pembangunan yang beresiko bencana, kegiatan pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana yang mencakup pencegahan bencana, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan kondisi akibat dampak bencana.Kegiatan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang mencakup penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi.Tanggap Darurat Bencana adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda serta pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, pemulihan sarana dan prasarana. * Dikutip dari Prosedur Tetap Tanggap Darurat Bencana, Markas Pusat Palang Merah Indonesia, Jakarta, 2007

Page 6: Panduan keselamatan

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

4

Tujuan dari panduan ini adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya peristiwa yang mengancam keselamatan anggota PMI, khususnya ketika bertugas di lapangan. Namun, apabila peristiwa tersebut telah terjadi, diharapkan panduan ini akan membantu untuk mengurangi dampak yang lebih buruk.

C. TUJUAN

Semua anggota PMI yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung, dalam operasi tanggap darurat bencana..D. SASARAN

a. UU No.59 tahun 1958 tentang keikutsertaan Negara Republik Indonesia dalam konvensi-konvensi Jenewa tanggal 12 Agustus 1949b. UU Penanggulangan Bencana No.24 Tahun 2007c. Keppres RI no.25 tahun 1950 tentang pengesahan dan pengakuan Perhimpunan Nasional Palang Merah Indonesiad. Keppres RI no.246 tahun 1963 tentang tugas pokok dan kegiatan PMI e. Peraturan Penguasa Perang Tertinggi No 1 tahun 1962 tentang Pemakaian/penggunaan Tanda dan Kata-Kata Palang Merah f. AD/ART Palang Merah Indonesiag. Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI

D. RUJUKAN

PANDUAN KESELAMATAN DALAM PENANGGULANGAN BENCANA* * Mengacu pada 7 pilar keamanan dalam safer access ICRC

Page 7: Panduan keselamatan

6

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

7

enerimaan terhadap organisasi adalah situasi awal yang paling menentukan. Tujuannya adalah agar PMI Pmemiliki akses yang terbuka luas, sehingga PMI dapat bekerja di seluruh wilayah dalam berbagai situasi dan kondisi. Agar PMI dapat dikenal dan diterima keberadaannya, maka segenap anggota PMI, baik secara individu maupun organisasi, perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :< Sosialisasi & diseminasi tentang Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional. Sosialisasi & diseminasi harus dilakukan secara terus menerus secara simultan pada saat 'sebelum', 'saat terjadi' dan 'setelah' kegiatan penanggulangan bencana dilakukan. Sosialisasi dan diseminasi dilakukan secara mandiri atau terintegrasi dengan kegiatan PMI lainnya. Semua anggota PMI harus bisa memberikan diseminasi tentang PMI dan Gerakan.

Koordinasi dengan pihak terkait (Pemerintah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, TNI/POLRI, media massa, LSM lokal maupun internasional dan lain-lain). PMI dapat bekerja sama dengan unsur lainnya yang terkait dengan penanggulangan bencana.

<

< Menjaga Prinsip Dasar Gerakan. PMI berpedoman pada Ketujuh Prinsip Dasar Gerakan dalam melakukan setiap kegiatan.

1. PENERIMAAN TERHADAP ORGANISASI

Page 8: Panduan keselamatan

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

98

2. PENERIMAAN TERHADAP INDIVIDUelah dikenalnya organisasi PMI di kalangan masyarakat luas, membuat PMI memiliki akses yang mudah dalam memberikan bantuan kemanusiaan. TNamun demikian, anggota PMI tidak boleh mengabaikan perilaku pribadinya. Hal itu dimaksudkan agar masyarakat tidak hanya menerima PMI sebagai sebuah organisasi kemanusiaan namun juga menerima keberadaan anggota PMI sebagai seorang individu. Penerimaan terhadap anggota PMI juga mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam melakukan tugas-tugas kemanusiaan. Beberapa hal yang perlu dipahami oleh setiap anggota PMI antara lain yaitu:

< Setiap anggota PMI harus mampu mengenali kemampuan diri sendiri. Jangan memaksakan diri, sabar dan tidak ceroboh dalam mengambil tindakan. Berlatihlah untuk meningkatkan kemampuan diri agar dapat meminimalkan kesalahan yang dapat berakibat fatal pada saat memberikan bantuan kemanusiaan.< Setiap anggota PMI mampu beradaptasi terhadap lingkungan, adat istiadat dan budaya yang ada dimanapun dia bertugas. < Setiap anggota PMI mematuhi aturan hukum setempat. Misalnya hukum adat atau peraturan pemerintah daerah setempat.

Page 9: Panduan keselamatan

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

10

< Setiap anggota PMI selalu menerapkan 7 Prinsip Dasar Gerakan dalam tingkah laku pribadinya.< Setiap anggota PMI selalu menerapkan 7 Prinsip Dasar Gerakan dalam tingkah laku pribadinya.< Setiap anggota PMI mengedepankan etika dan moral, menjaga gaya hidup sehat. Tidak meminum minuman keras, narkoba, asusila dan dapat mengendalikan stress. < Setiap anggota PMI memiliki tanggung-jawab dan solidaritas sosial.

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

11

Page 10: Panduan keselamatan

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

13

3. IDENTIFIKASILogo atau lambang identik dengan organisasi. Identitas organisasi tercermin melalui logo atau lambang yang digunakan. Demikian juga dengan sarana dan prasarana, dapat diidentifikasikan sebagai sesuatu yang terkait dengan organisasi, jika terdapat logo atau lambang yang digunakan tersebut. Sama halnya dengan PMI. Orang, sarana dan prasarana dapat dikenali sebagai milik atau terkait dengan PMI jika terdapat logo PMI. Untuk itu agar penyertaan sarana dan prasarana organisasi juga dapat diterima keberadaannya, maka logo atau lambang yang digunakan pun harus dikenal luas. Untuk itu:< Setiap anggota PMI harus memahami dan harus dapat

melakukan sosialisasi atau diseminasi mengenai penggunaan lambang yang benar.

< Semua barang bantuan, kendaraan dan kantor PMI harus mempunyai identitas PMI.

< Setiap anggota PMI yang bertugas harus menggunakan atribut PMI dan membawa kartu identitas (KTA/KTP/SIM) serta surat tugas.

< Setelah bertugas, atribut PMI yang digunakan pada saat member ikan bantuan kemanus iaan, harus dikembalikan ke markas/penanggung jawab operasi (kecuali jika milik pribadi maka harus dapat menggunakannya secara tepat dan benar).

12

Page 11: Panduan keselamatan

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

1514

4. KOMUNIKASI INTERNALepat dan tepatnya sebuah operasi bantuan dilaksanakan, antara lain ditentukan dari cepat dan Ctepatnya sebuah keputusan diambil. Keputusan itu

ditentukan berdasarkan pada informasi yang didapat. Oleh sebab itu, arus informasi antar anggota PMI yang sedang bertugas harus berjalan lancar. Terutama pada kondisi darurat, komunikasi antar anggota harus simultan dilakukan timbal balik secara vertikal (dari anggota ke pengurus/pimpinan operasi dan sebaliknya) maupun horizontal (antar anggota) melalui :< Pengarahan mengenai situasi lokasi kejadian untuk

menjamin keselamatan dan keamanan anggota PMI yang akan bertugas oleh penanggung jawab operasi.

< Penyelenggaraan rapat koordinasi rutin sesuai dengan kebutuhan oleh penanggung jawab operasi.

< Pelaporan setiap insiden bencana yang dinilai dapat mempengaruhi keselamatan dan keamanan yang terjadi saat bertugas kepada penanggung jawab operasi. Laporan diberikan secara akurat dengan melakukan cek ulang dan penilaian (assessment), bukan berdasarkan informasi semata (untuk mencegah beredarnya isu).

< Menjaga komunikasi timbal balik antar tim dan posko.

Page 12: Panduan keselamatan

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

16

< Menjaga kerahasiaan informasi ('siapa perlu tahu tentang apa' untuk mencegah kepanikan)

< Membuat laporan sesuai dengan lingkup dan jenjang penugasan.

< Menggunakan alat komunikasi sesuai dengan standar komunikasi PMI, sesuai dengan kebutuhan tugas dan menjaga alat komunikasi yang digunakan dengan baik.

< Setelah bertugas, alat komunikasi PMI harus dikembalikan ke markas/penanggung jawab operasi.

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

17

Page 13: Panduan keselamatan

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

19

5. KOMUNIKASI EKSTERNALasyarakat memiliki hak untuk mengetahui informasi tentang perkembangan kejadian atau bencana yang ada. Mereka pun berhak untuk tahu apa yang telah Mdilakukan pihak-pihak yang telah membantu terhadap pihak yang dibantu (korban bencana). Pemberian informasi ini merupakan salah satu bentuk tanggung-jawab moral terhadap korban sehingga mereka tidak dijadikan objek semata. Namun demikian, pemberian informasi juga memiliki aturan agar informasi yang tersebar tidak justru menjadi alat provokasi pihak tertentu dan menimbulkan kepanikan. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah :

< Informasi yang dapat disampaikan kepada media/publik hanya fakta yang bersifat umum (apa yang kita kerjakan dan bukan yang disaksikan, didengar atau dirasakan).< Pembagian informasi yang bersifat kebijakan dilakukan oleh pengurus. Sedangkan pembagian informasi yang bersifat operasional dapat dilakukan oleh humas atau unit pelaksana yang ditunjuk oleh pengurus. Untuk itu perlu disepakati sebelumnya, siapakah pihak yang ditunjuk menjadi juru bicara di lapangan. (Detail mengenai ketentuan akan dicakup dalam Pedoman Komunikasi).< Rapat koordinasi antar lintas sektoral dilakukan atas sepengetahuan pengurus/penanggung-jawab operasi yang ditunjuk.

18

Page 14: Panduan keselamatan

20

6. ATURAN KESELAMATAN DAN KEAMANANMI memiliki mandat untuk memberikan bantuan pada korban bencana alam maupun konflik bersenjata. Untuk itu resiko yang dihadapi oleh anggota PMI P

terdapat pada kedua kondisi tersebut. Resiko terhadap keselamatan tugas di lapangan tentunya menjadi resiko yang dihadapi oleh masing-masing anggota PMI secara individu. Agar setiap anggota PMI dapat bekerja dengan selamat dan aman dalam setiap kondisi, maka setiap anggota harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pelaksanaan operasi < Pengurus/penanggung-jawab operasional memastikan

situasi keselamatan & keamanan di lapangan< Buatlah rencana keamanan dalam beberapa alternatif

resiko sesuai dengan kondisi lapangan (jika ... maka ...) < Pembatasan waktu kerja di lapangan dibuat sesuai

dengan kondisi lapangan (misalnya jam malam, pembatasan aktifitas malam hari, dsb)

< Apabila melalui Pos Pemeriksaan kurangi kecepatan. Lampu dalam mobil dinyalakan dan kontrol emosi.

< Dilarang menggunakan pengawalan bersenjata, kecuali pada situasi khusus tertentu dan harus mendapatkan izin dari Pengurus PMI.

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

21

Page 15: Panduan keselamatan

23

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

22

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

< Apabila terjadi pemberhentian paksa/ancaman bersenjata, maka patuhilah instruksi dari pihak yang memberhentikan/mengancam, bersikap tenang dan berusaha untuk bernegosiasi. Tekankan sikap dan posisi anda pada netralitas.

< Apabila terjadi penculikan, maka ikuti instruksi dari pihak yang memberhentikan/mengancam, bersikap tenang dan berusaha untuk bernegosiasi, serta tidak melakukan tindakan yang mengancam keselamatan diri. Mengamankan pelepasan seorang tawanan adalah tanggung jawab pihak luar, bukan tawanan.

b. Personil< Anggota PMI harus mengetahui standar pelaksanaan

operasi tanggap darurat bencana dan prosedur operasi lainnya terkait dengan bidang penugasan masing-masing.

< Anggota PMI harus mengetahui dan mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh otoritas setempat (satkorlak atau penguasa perang pada saat konflik bersenjata).

< Anggota PMI dilarang membawa senjata tajam/api. Senjata tajam dikecualikan untuk mendukung penugasan (sebagai pelengkap peralatan tanggap darurat).

< Anggota PMI dilarang mengangkut siapapun yang bersenjata termasuk personil keamanan.

c. Sarana dan prasarana< Kendaraan yang digunakan harus dilengkapi dengan

dokumen kendaraan (STNK, BPKB), Lambang PMI dan perlengkapan Pertolongan Pertama serta Peralatan emergensi kendaraan). Pengemudi harus memiliki SIM dan mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku.

< Sebelum menggunakan kendaraan PMI pastikan pemeriksaan penting seperti kondisi bahan bakar, oli, kondisi dan tekanan ban telah dilakukan. Pastikan penyimpanan kunci kendaraan yang mudah diakses.

< Kendaraan PMI hanya dapat digunakan oleh Anggota PMI dan hanya untuk kepentingan PMI.

< Tim yang bertugas harus membawa kebutuhan operasional dan logistik tim (makanan, minuman, peralatan pendukung lain) sesuai dengan yang dibutuhkan.

< Apabila terjadi perampokan barang, jangan pernah mengambil resiko untuk membela barang atau uang, nyawa Anda lebih penting dibandingkan barang atau uang. Berusahalah untuk bernegosiasi dan tekankan bahwa barang yang anda bawa adalah untuk kepentingan kemanusiaan. Setelah terjadi perampokan barang, tim melaporkan secara resmi kepada petugas keamanan (membuat Berita Acara).

Page 16: Panduan keselamatan

20 25

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

ituasi darurat sangat mungkin dihadapi oleh setiap anggota PMI saat bertugas di lapangan. Untuk itu Ssetiap anggota harus selalu mempersiapkan diri

menghadapi segala resiko yang mungkin terjadi. Apabila menghadapi situasi darurat tersebut, maka :< Anggota PMI wajib mengenakan perlengkapan

keamanan standar sesuai dengan kebutuhan.< Setiap Anggota PMI memiliki rencana perlindungan diri

pribadi atau tim (misalnya rencana A, B, C... ).< Anggota PMI selalu menjaga keamanan barang-barang

pribadi dan barang-barang operasional.< Anggota PMI wajib diberikan jaminan asuransi saat

bertugas. Premi asuransi dibayarkan oleh PMI. < Pada keadaan darurat bencana alam, Anggota PMI

memilih tempat berlindung yang tidak beresiko. < Pada keadaan darurat konflik (misalnya konflik sosial

atau bencana konflik lainnya), Anggota PMI memilih tempat berlindung yang bersifat netral (tidak memilih tempat yang identik dengan salah satu pihak)..

Perlu dipahami bahwa ketujuh panduan keselamatan ini hanyalah merupakan pedoman agar setiap anggota PMI

7. TINDAKAN PERLINDUNGAN

Page 17: Panduan keselamatan

dapat selamat dan aman pada saat melakukan tugasnya. Namun demikian, resiko tidak dapat dihindari namun jika terjadi, setidaknya dapat diminimalisir terjadinya dampak yang lebih buruk.

26

Panduan Keselamatan dan Keamanan bagi Petugas PMI

Kode PerilakuBagi GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL dan LEMBAGA-LEMBAGA

SWADAYA MASYARAKAT (LSM) Dalam Operasi Bantuan Bencana

Page 18: Panduan keselamatan

I. TujuanPedoman Perilaku ini bermaksud menjaga standar perilaku kita. Pedoman ini bukan menyangkut teknis operasi, misalnya bagaimana cara menghitung persediaan makanan atau cara mendirikan kamp pengungsi. Namun, pedoman ini berusaha mempertahankan standar yang tinggi menyangkut kemandirian, efektififitas, dan hasil yang ingin dicapai oleh LSM yang bergerak di bidang respons bencana

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

28

dan oleh Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Pedoman ini adalah pedoman suka rela, yang berarti bahwa pedoman ini dijalankan atas dasar keinginan organisasi yang menerimanya dengan maksud mempertahankan standar-standar yang tercantum dalam pedoman ini. Dalam kasus konflik bersenjata, Pedoman Perilaku ini perlu ditafsirkan dan diterapkan sesuai dengan Hukum Humaniter Internasional. Pedoman Perilaku ini akan disajikan terlebih dulu. Setelah itu ada tiga lampiran yang menggambarkan lingkungan kerja yang kita inginkan akan diciptakan oleh Pemerintah Tuan Rumah, Pemerintah Donor, dan organisasi antarpemerintah dalam rangka memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan secara efektif.

II. DefinisiOrnop atau LSM : Ornop atau LSM (Organisasi Non-pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat) di sini mengacu pada organisasi, baik nasional maupun internasional, yang dibentuk terpisah dari pemerintah negara tempat organisasi itu didirikan. NGHA (Non-Governmental Humanitarian Agencies): Dalam teks ini, istilah Non-Governmental Humanitarian Agencies (Organisasi Kemanusiaan Non-pemerintah) mengacu pada komponen-komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional yaitu: Komite

29

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

PEDOMAN PERILAKUbagiGERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONALdanLEMBAGA-LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT (LSM)dalamOperasi Bantuan BencanaDisponsori oleh Caritas Internasionalis, Catholic Relief Services, Federasi Internasional Perhimpunan-perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Aliansi Save the Children Internasional, Federasi Dunia Lutheran, Oxfam, dan Dewan Gereja Sedunia (yang kesemuanya merupakan anggota the Steering Committee for Humanitarian Response/Panitia Pengarah Respons Kemanusiaan), bersama dengan Komite Internasional Palang Merah (ICRC)

Page 19: Panduan keselamatan

30

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

Internasional Palang Merah (ICRC), Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), dan Perhimpunan-perhimpunan Nasional serta LSM-LSM seperti dimaksud di atas. Pedoman Perilaku ini mengacu khusus pada NGHA yang bergerak di bidang respons bencana. IGO : IGO (Inter-Governmental Organization/Organisasi Antarpemerintah) ialah organisasi yang terdiri dari dua pemerintah atau lebih. Dengan demikian, termasuk di dalamnya adalah badan-badan PBB dan organisasi-organisasi regional. Bencana : Bencana adalah kejadian buruk yang menyebabkan kematian, penderitaan manusia yang berat, dan kerugian materi dalam skala besar.

III. Pedoman Tingkah LakuPrinsip-prinsip Perilaku bagi Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan LSM-LSM dalam Program Respons Bencana

1. Kewajiban kemanusiaan adalah prioritas utama

31

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

Hak untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan dan untuk memberikan bantuan semacam itu merupakan prinsip kemanusiaan dasar yang dimiliki semua warga negara di semua negara. Sebagai bagian dari masyarakat internasional, kita mengakui kewajiban kita untuk memberikan bantuan kemanusiaan di manapun diperlukan. Karena itulah kita memerlukan akses tanpa hambatan terhadap populasi yang terkena bencana, yang merupakan hal yang sangat penting bagi kita untuk dapat melaksanakan kewajiban tersebut. Motivasi utama dari tindakan kita memberikan respons terhadap bencana adalah untuk mengurangi penderitaan yang dialami oleh kelompok-kelompok yang paling tidak mampu mengatasi dampak bencana. Bilamana kita memberikan bantuan kemanusiaan, hal itu bukanlah suatu tindakan partisan atau tindakan politis sehingga tidak boleh dipandang sebagai tindakan semacam itu.

Page 20: Panduan keselamatan

33

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

2 . B a n t u a n d i b e r i k a n t a n p a mempertimbangkan ras, kepercayaan ataupun kebangsaan penerima bantuan dan tanpa pembeda-bedaan yang merugikan dalam bentuk apapun. P r io r i t a s bantuan ditentukan semata-mata berdasarkan kebutuhan.

Bilamana mungkin, bentuk bantuan perlu kita tentukan berdasarkan hasil asesmen yang komprehensif atas kebutuhan yang dihadapi korban bencana dan atas kemampuan yang sudah ada pada masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 32

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

Keseluruhan program kita perlu mencerminkan pertimbangan asas proporsionalitas. Penderitaan manusia di manapun juga harus dikurangi; jiwa adalah hal yang sangat berharga di manapun juga. Oleh karenanya, bantuan yang kita berikan perlu mencerminkan tingkat penderitaan yang akan diatasi. Dalam melaksanakan pendekatan tersebut, kita mengakui sangat pentingnya peran kaum perempuan di masyarakat-masyarakat yang rawan bencana, dan kita perlu memastikan agar peran ini didukung, tidak dihilangkan, oleh program bantuan kita. Pelaksanaan kebijakan yang bersifat semesta (universal), tidak memihak (impartial), dan mandiri (independent) seperti itu hanya dapat berjalan efektif apabila kita dan mitra kita mempunyai akses terhadap sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk memberikan bantuan yang pantas serta mempunyai akses yang sama terhadap semua korban bencana.

3. Bantuan tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik maupun agama.Bantuan kemanusiaan harus diberikan berdasarkan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat. Walaupun NGHA mempunyai hak untuk memegang suatu opini keagamaan atau politik tertentu, kita menegaskan bahwa

Page 21: Panduan keselamatan

pemberian bantuan sama sekali tidak boleh tergantung pada apakah si penerima bantuan juga memegang opini keagamaan atau politik yang sama. Kita tidak boleh mengaitkan janji, penyerahan, ataupun distribusi bantuan kita dengan apakah si penerima bantuan menganut atau menerima suatu keyakinan politik atau keagamaan tertentu.

4. Kita hendaknya berusaha untuk tidak menjadi alat kebijakan luar negeri pemerintah.NGHA adalah lembaga yang bekerja secara mandiri dari pemerintah. Karena itulah kita merumuskan kebijakan kita sendiri beserta strategi pelaksanaannya, dan kita tidak

34

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

B t anan ur n Ko ba G mpae

nt na uaB rba eKo n G mpa

menjalankan kebijakan pemerintah manapun juga, kecuali sejauh kebijakan pemerintah yang bersangkutan sejalan dengan kebijakan kita sendiri. Kita sekali-kali tidak boleh dengan sengaja ataupun karena kelalaian membiarkan diri kita atau staf kita dimanfaatkan sebagai alat untuk mengumpulkan informasi yang sensitif dari segi politik, militer ataupun ekonomi bagi pemerintah ataupun lembaga lain yang mungkin mempunyai tujuan di luar kepentingan kemanusiaan. Demikian pula, kita tidak boleh bertindak sebagai alat kebijakan luar negeri dari pemerintah donor. Bantuan yang kita terima harus kita pergunakan untuk menanggapi kebutuhan korban, dan bantuan yang kita terima itu tidak boleh diberikan kepada kita karena pihak donor perlu membuang kelebihan komoditasnya atau

35

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

Page 22: Panduan keselamatan

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

36

karena pihak donor mempunyai kepentingan politik tertentu. Kita menghargai dan mendorong pemberian bantuan tenaga dan keuangan secara sukarela oleh perorangan demi mendukung kerja kita, dan kita mengakui kemandirian tindakan yang didorong oleh motivasi suka rela semacam itu. Demi menjaga kemandirian kita, kita harus menghindari ketergantungan terhadap satu sumber dana saja.

5. Kita harus menghormati budaya dan adat istiadat setempatKita harus berusaha menghargai budaya, tatanan, dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat dan negara tempat kita bekerja.

37

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

6. Kita harus berusaha meningkatkan respons bencana dengan kapasitas setempat

Semua orang dan masyarakat memiliki kemampuan maupun kerentanan, pun pada saat bencana. Bilamana mungkin, kita harus memperkuat kemampuan ini dengan cara mempekerjakan staf lokal, membeli barang lokal, dan berhubungan bisnis dengan perusahaan setempat. Bilamana mungkin, kita harus bekerja melalui NGHA lokal sebagai mitra dalam perencanaan dan pelaksanaan, dan bekerja sama dengan badan-badan pemerintah lokal bilamana sesuai. Koordinasi yang tepat atas respons bencana perlu kita beri prioritas yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya di negara yang bersangkutan oleh pihak-pihak yang paling terlibat dalam operasi bantuan itu, dan seyogyanya wakil dari badan-badan PBB yang relevan perlu dilibatkan.

Page 23: Panduan keselamatan

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

38

7. Perlu dicari cara untuk melibatkan para penerima bantuan dalam proses manajemen bantuan

Bantuan bencana jangan sekali-kali dipaksakan pada penerima bantuan. Pemberian bantuan secara efektif dan proses rehabilitasi yang berkesinambungan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya apabila penerima bantuan turut dilibatkan dalam perancangan, manajemen, dan pelaksanaan program bantuan yang bersangkutan. Kita harus berusaha agar masyarakat berpartisipasi sepenuhnya dalam program-program bantuan dan rehabilitasi yang kita jalankan.

8. Pemberian bantuan harus bertujuan untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana di kemudian hari, selain untuk memenuhi kebutuhan pokok

Semua kegiatan bantuan berpengaruh terhadap prospek pembangunan jangka panjang, dan pengaruh ini bisa positif atau negatif. Karena itu, kita perlu berusaha untuk menjalankan program bantuan yang dapat secara aktif mengurangi kerentanan para penerima bantuan terhadap bencana di kemudian hari sehingga membantu menciptakan gaya hidup yang sifatnya berkelanjutan. Perlu kita berikan perhatian secara khusus terhadap masalah-masalah lingkungan dalam proses perencanaan dan manajemen program bantuan. Kita juga harus 39

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

PMI

Page 24: Panduan keselamatan

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

40 41

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

berusaha untuk memperkecil dampak negatif dari bantuan kemanusiaan yang kita berikan, yaitu dengan berupaya menghindari terciptanya ketergantungan jangka panjang para penerima bantuan pada bantuan dari luar.

9. Kita bertanggung jawab kepada pihak yang kita bantu maupun kepada pihak yang memberi kita sumber daya

Kita sering bertindak sebagai institusi penghubung dalam kemitraan antara pihak yang ingin membantu dan pihak yang membutuhkan bantuan di kala bencana. Karena itulah kita harus bertanggung jawab kepada kedua belah pihak. Semua transaksi kita dengan donor dan penerima bantuan harus mencerminkan sikap keterbukaan dan transparansi.

Kita mengakui perlunya membuat laporan kegiatan, baik dari segi keuangan maupun dari segi keefektifan. Kita mengakui kewajiban untuk melakukan pemantauan secara semestinya atas pelaksanaan distribusi bantuan dan untuk melakukan asesmen secara reguler atas dampak bantuan bencana. Kita juga harus berusaha melaporkan, secara terbuka, dampak dari kegiatan kita dan faktor-faktor apa yang memperkecil ataupun yang memperbesar dampak tersebut. Program-program kita perlu didasarkan pada standar profesionalisme dan keahlian yang tinggi, dengan tujuan memperkecil kemungkinan terbuangnya sumber daya yang berharga secara sia-sia.

10. Dalam kegiatan informasi, publisitas, dan promosi yang kita lakukan, kita harus memandang korban bencana sebagai manusia yang bermartabat, bukan sebagai objek belas kasihanRespek terhadap korban bencana sebagai mitra sejajar dalam bekerja tidak boleh hilang dari diri kita. Dalam

Page 25: Panduan keselamatan

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

42

memberikan informasi kepada publik, kita harus menyajikan gambaran yang objektif tentang situasi bencana yang bersangkutan, yaitu dengan menjelaskan pula kemampuan dan aspirasi yang dimiliki para korban, bukan hanya kerentanan dan kekhawatiran yang ada pada mereka. Walaupun kita perlu bekerja sama dengan media demi meningkatkan respons masyarakat, kita tidak boleh membiarkan keinginan pihak-pihak luar ataupun pihak-pihak dalam akan publisitas menjadi hal yang lebih penting daripada prinsip 'memaksimalkan keseluruhan bantuan bencana' itu sendiri. Kita perlu menghindari kompetisi memperoleh liputan media dengan lembaga-lembaga bantuan bencana lainnya

43

pada situasi di mana liputan media bisa merugikan pelayanan yang kita berikan kepada penerima bantuan atau merugikan keamanan staf kita sendiri atau merugikan keamanan para penerima bantuan.

IV. Lingkungan KerjaSetelah secara unilateral setuju untuk berusaha mematuhi Pedoman Perilaku sebagaimana diuraikan di atas, di bawah ini kami sajikan sejumlah petunjuk umum (rekomendasi) mengenai lingkungan kerja seperti apa yang kita inginkan agar diciptakan oleh pemerintah donor, pemerintah tuan rumah, dan organisasi-organisasi antarpemerintah khususnya badan-badan PBB dalam rangka memfasilitasi partisipasi yang efektif dari NGHA dalam kegiatan respons bencana. Petunjuk-petunjuk umum ini disajikan di sini sebagai pedoman. Petunjuk-petunjuk ini tidaklah mengikat secara hukum, dan kami juga tidak mengharapkan agar pemerintah dan lembaga antarpemerintah menyatakan persetujuan mereka atas pedoman ini dengan menandatangani suatu dokumen tertentu, meskipun penandatanganan dokumen semacam itu mungkin bisa diupayakan di masa mendatang. Petunjuk-petunjuk ini disajikan di sini dalam semangat keterbukaan dan kerja sama, dengan tujuan agar para mitra kita mengetahui hubungan ideal seperti apakah yang ingin kita jalin dengan mereka.

Pedoman Prilaku Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan Lembaga-lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam Operasi Bantuan Bencana

Page 26: Panduan keselamatan

45

Lampiran I: Rekomendasi bagi pemerintah negara yang terkena bencana

44

Lampiran I: Rekomendasi bagi pemerintah negara yang terkena bencana

1. Pemerintah-pemerintah perlu mengakui dan menghormati kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang mandiri dan tidak memihak yang dilakukan oleh NGHANGHA adalah organisasi yang mandiri (independen). Kemandirian dan ketidakmemihakan ini perlu dihormati oleh pemerintah tuan rumah.

2. Pemerintah tuan rumah perlu memfasilitasi akses cepat terhadap korban bencana bagi NGHASupaya organisasi-organisasi kemanusiaan non-pemerintah (NGHA) dapat bertindak secara sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip kemanusiaan mereka, mereka perlu memperoleh akses yang cepat dan tidak memihak terhadap korban bencana dengan tujuan memberikan bantuan kemanusiaan. Adalah kewajiban pemerintah tuan

Lampiran I: Rekomendasi bagi pemerintah negara yang terkena bencana

rumah, sebagai bagian dari pelaksanaan tanggung jawabnya secara berdaulat, untuk tidak menghalangi pemberian bantuan kemanusiaan dan untuk menyetujui tindakan tidak memihak serta tidak bersifat politis yang dilakukan oleh NGHA. Pemerintah tuan rumah perlu memfasilitasi agar staf bantuan dapat masuk secara cepat, terutama dengan mengecualikan mereka dari keharusan memperoleh visa jalan, visa masuk, dan visa keluar atau dengan memberikan visa-visa tersebut secara cepat. Pemerintah-pemerintah perlu memberikan izin lintas udara dan izin mendarat bagi pesawat terbang yang mengangkut pasokan dan personil bantuan internasional selama tahap darurat bencana.

3. Pemerintah-pemerintah perlu memfasilitasi agar barang-barang dan informasi bantuan dapat masuk secara tepat waktu pada masa bencanaPasokan dan perlengkapan bantuan dibawa masuk ke sebuah negara semata-mata untuk tujuan meringankan penderitaan manusia, bukan untuk memperoleh keuntungan komersial. Pasokan semacam itu lazimnya perlu diberi izin untuk melakukan perjalanan secara bebas dan tanpa

Page 27: Panduan keselamatan

47

Lampiran I: Rekomendasi bagi pemerintah negara yang terkena bencana

46

Lampiran I: Rekomendasi bagi pemerintah negara yang terkena bencana

hambatan dan tidak boleh dikenai persyaratan mengenai dokumen asal-usul atau faktur dari konsulat, persyaratan mengenai izin impor dan/atau ekspor, atau persyaratan-persyaratan lainnya ataupun dikenai pajak impor, biaya mendarat, atau biaya pelabuhan. Masuknya untuk sementara waktu perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan bagi pemberian bantuan, termasuk kendaraan, pesawat terbang ringan, dan peralatan telekomunikasi, perlu difasilitasi oleh pemerintah tuan rumah yang menerima bantuan tersebut, yaitu dengan cara untuk sementara waktu tidak memberlakukan persyaratan menyangkut perijinan ataupun pendaftaran terhadap perlengkapan-perlengkapan tersebut. Demikian pula, pemerintah-pemerintah hendaknya tidak memberlakukan pembatasan mengenai pengeluaran (re-ekspor) perlengkapan-perlengkapan bantuan tersebut ketika operasi pemberian bantuan telah selesai. Untuk memfasilitasi komunikasi di masa bencana, pemerintah tuan rumah perlu mengalokasikan frekuensi radio tertentu yang boleh digunakan oleh organisasi-organisasi bantuan untuk melakukan komunikasi di dalam wilayah negaranya maupun komunikasi internasional dalam rangka komuniksi bencana dan perlu mengumumkan frekuensi radio tersebut kepada komunitas respons bencana sebelum terjadinya bencana.

4. Pemerintah-pemerintah perlu berupaya menyediakan pelayanan informasi dan perencanaan bencana (disaster information and planning service) secara terkoordinasiPada akhirnya, tanggung jawab atas keseluruhan perencanaan dan koordinasi terhadap kegiatan bantuan terletak di tangan pemerintah tuan rumah. Perencanaan dan koordinasi tersebut akan berjalan dengan jauh lebih baik jika NGHA diberi informasi mengenai bantuan yang dibutuhkan, mengenai instansi-instansi yang melakukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan bantuan, dan mengenai risiko keamanan yang mungkin dihadapi oleh NGHA. Pemerintah-pemerintah didorong untuk memberikan informasi semacam itu kepada NGHA. Agar kegiatan bantuan dapat terkoordinasi secara efektif dan terlaksana secara efisien, pemerintah tuan rumah didorong untuk menunjuk sebuah pihak tertentu sebagai penghubung tunggal antara NGHA-NGHA yang datang dan pihak berwenang nasional.

5. Bantuan bencana di masa konflik bersenjataDi masa konflik bersenjata, kegiatan bantuan diatur oleh ketentuan-ketentuan Hukum Humaniter Internasional yang relevan.

Page 28: Panduan keselamatan

48

Lampiran II : Rekomendasi bagi pemerintah donor

49

Lampiran II :

Rekomendasi bagi pemerintah donor

yaitu semangat kemanusiaan dan semangat kemandirian bertindak. Pelaksanaan kegiatan bantuan pada akhirnya merupakan tanggung jawab NGHA sehingga perlu berjalan sesuai dengan kebijakan NGHA.

3. Pemerintah donor perlu mengguna-kan jasa baiknya untuk membantu NGHA memperoleh akses terhadap korban bencanaPemerintah donor perlu mengakui pentingnya menerima tanggung jawab sampai tingkat tertentu untuk mengupayakan agar staf NGHA memperoleh akses yang aman dan bebas ke lokasi bencana. Pemerintah donor hendaknya siap untuk melakukan diplomasi dengan pemerintah tuan rumah mengenai permasalahan akses tersebut bilamana diperlukan.

1. Pemerintah-pemerintah perlu mengakui dan menghormati kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang mandiri dan tidak memihak yang dilakukan oleh NGHANGHA adalah organisasi mandiri yang kemandirian serta ketidakmemihakannya perlu dihormati oleh pemerintah donor. Pemerintah donor tidak boleh memanfaatkan NGHA untuk mencapai tujuan politis atau ideologis apapun.

2. Pemerintah donor perlu memberikan bantuan dengan jaminan kemandirian operasiNGHA menerima bantuan dana dan materi dari pemerintah donor dengan semangat yang sama seperti ketika memberikan bantuan kepada korban bencana:

Lampiran II : Rekomendasi bagi pemerintah donor

Page 29: Panduan keselamatan

50

Lampiran III : Rekomendasi bagi organisasi antarpemerintah

51

Lampiran III :

Rekomendasi bagi organisasi antarpemerintah

NGHA pada umumnya tidak mempunyai mandat untuk menyediakan kerangka koordinasi yang menyeluruh bagi bencana yang memerlukan respons internasional. Tanggung jawab tersebut jatuh ke tangan pemerintah tuan rumah dan badan-badan PBB yang relevan. Karena itu, pemerintah tuan rumah dan badan-badan PBB yang relevan didorong untuk menyediakan kerangka koordinasi semacam itu secara tepat waktu dan efektif dalam rangka melayani negara yang terkena bencana dan masyarakat respons bencana nasional maupun internasional. Akan tetapi, NGHA bagaimanapun juga perlu melakukan segala upaya untuk memastikan koordinasi yang efektif atas kegiatan-kegiatan mereka sendiri.3. Organisasi antarpemerintah perlu memberikan perlindungan keamanan kepada NGHA sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan bagi badan-badan PBB.

Bilamana pelayanan keamanan perlu disediakan oleh organisasi antarpemerintah sesuai ketentuan yang ada, maka pelayanan tersebut perlu diberikan kepada NGHA sebagai mitra operasional mereka bilamana NGHA memintanya4. Organisasi antarpemerintah perlu memberi NGHA akses yang sama

1. Organisasi antarpemerintah perlu mengakui NGHA, baik yang nasional maupun yang internasional, sebagai mitra yang berhargaNGHA bersedia bekerja dengan badan-badan PBB dan organisasi-organisasi antarpemerintah lainnya demi meningkatkan respons bencana. NGHA melakukan hal itu dengan semangat kemitraan yang menghormati integritas serta kemandirian semua mitra. Organisasi antarpemerintah harus menghormati kemandirian dan ketidakmemihakan NGHA. NGHA perlu diajak bicara oleh badan-badan PBB dalam penyusunan rencana bantuan.

2. Organisasi antarpemerintah perlu membantu pemerintah tuan rumah dalam menyediakan sebuah kerangka koordinasi yang menyeluruh bagi o p e r a s i b a n t u a n b e n c a n a internasional maupun nasional

Lampiran III : Rekomendasi bagi organisasi antarpemerintah

Page 30: Panduan keselamatan

53

Formulir Registrasi

NamaorganisasiAlamat

TeleponFaxTanda tanganPosisi dalamorganisasiTanggal

52

Lampiran III : Rekomendasi bagi organisasi antarpemerintah

Formulir Registrasi Organisasi-organisasi antarpemerintah yang ingin mendaftarkan dukungan atas Pedoman Perilaku ini serta kesediaan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip dari Pedoman Perilaku ini ke dalam kegiatan mereka perlu mengisi formulir di bawah ini dan mengirimkannya kepada:Disaster Policy Management,International Federation of Red Crossand Red Crescent Societies,PO. Box 3721211 Geneva 19Switzerland.Tel +41 (022) 7304222Fax +41 (022) 7330395Kami ingin mendaftarkan dukungan atas Pedoman Perilaku ini dan akan berusaha mengintegrasikan prinsip-prinsip dari Pedoman Perilaku ini ke dalam kegiatan kami.

terhadap informasi yang relevan seperti yang diberikan kepada badan-badan PBB Organisasi antarpemerintah didorong untuk memberikan kepada NGHA yang menjadi mitra operasional mereka seluruh informasi yang ada kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan bantuan bencana yang efektif.