PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN...
Transcript of PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN...
i
PENGARUH
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN
SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA DAN SMK DI KOTA MAGELANG
TAHUN 2017
Oleh :
SITI ALWIYAH
NIM: 12010150067
Tesis Diajukan Sebagai Pelengkap Persyaratan
Untuk Gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
ii
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
DAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH
TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SMA DAN SMK DI KOTA MAGELANG
TAHUN 2017
Oleh
SITI ALWIYAH
NIM: 12010150067
Tesis Diajukan Sebagai Pelengkap Persyaratan
Untuk Gelar Magister Pendidikan
Salatiga, 22 September 2017
Dr. Adang Kuswaya, M.Ag
PEMBIMBING
iii
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Nama : SITI ALWIYAH
NIM : 12010150067
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi : S2-Supervisi Pendidikan
Tanggal Ujian : 27 September 2017
Judul Tesis : Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Supervisi
Klinis Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru Pendidikan
Agama Islam SMA/SMK di Kota Magelang Tahun 2017
Panitia Munaqosah Tesis
1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag ___________
2. Sekretaris : Dr. Adang Kuswaya, M.Ag ___________
3. Penguji I : Prof. Dr Mansyur, M.Ag ___________
4. Penguji II : Dr. Anton Bawono, M.Si ___________
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini merupakan hasil
karya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan
tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis
oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah
pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”
Salatiga, 22 September 2017
Yang membuat pernyataan
Siti Alwiyah
NIM 12010150067
v
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN SUPERVISI
KLINIS KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM SMA DAN SMK DI KOTA MAGELANG TAHUN 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Pengaruh kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja guru,2) Pengaruh supervisi klinis terhadap kinerja
guru dan 3) Pengaruh kepemimpinan transformasional dan supervisi klinis terhadap
kinerja guru.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
berjumlah 30 orang dengan tehnik total sampling. Pengumpulan data menggunakan
dokumentasi dan angket. Sedangkan tehnik analisanya adalah dengan cara
menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan 1) Kepemimpinan transformasional
berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru PAI dengan nilai sig 0,000 < 0,05 dan
nilai t hitung 5,046 > 2,052. 2) Supervisi klinis menunjukkan pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap kinerja guru PAI dengan nilai sig 0,000 < 0,05 dan nilai t
hitung 4,237 > 2,052. Kepemimpinan transformasional dan supervisi klinis
berpengaruh terhadap kinerja guru PAI dengan f hitung 13,465 > 2,052. sementara
besarnya pengaruh Kepemimpinan transformaional dan supervisi klinis terhdap
kinerja guru sebesar 49,9% sedangkan sisanya 50,1% dipengaruhi oleh variabel lain
Kata kunci : Kepemimpinan Transformasional, Supervisi Klinis, Kinerja guru
vi
ABSTRACT
THE EFFECT OF TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP AND CLINICAL
SUPERVISION OF HEAD OF SCHOOL TO TEACHER PERFORMANCE OF
ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION SMA and SMK IN MAGELANG CITY IN
2017
This research aims to know: 1) Influence of transformational leadership on
teacher performance, 2) Influence of clinical supervision on teacher performance and
3) Influence of transformational leadership and clinical supervision on teacher
performance.
This research uses quantitative method. The population in this study
amounted to 30 people with total sampling technique. Data collection using
documentation and questionnaires. While the analytical technique is by using
multiple regression analysis.
The results showed 1) Transformational leadership has significant effect on
teacher performance of PAI with sig value 0,000 <0,05 and t value 5,046> 2,052. 2)
Clinical Supervision showed a positive and significant effect on teacher performance
of PAI with sig 0,000 <0,05 and t value 4,237> 2,052. Transformational leadership
and clinical supervision affect the performance of PAI teachers with f count 13,465>
2,052. while the influence of transformaional leadership and clinical supervision on
teacher performance is 49.9% while the remaining 50.1% is influenced by other
variables
Keywords: Transformational Leadership, Clinical Supervision, Teacher Performance
vii
Motto dan Persembahan
Motto :
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang
lain”
“ Setelah kesulitan akan ada kemudahan”
“Setiap orang merupakan pemimpin yang akan dimintai pertanggung
jawaban atas jalan kepemimpinannyan”
Persembahan Tesis ini Kepada :
Orang Tua Kami bapak H.Muh Dhori dan ibu Hj.Asriyah
Suami tercinta H.Edi Sunyoto serta anak-anakku yang memberikan semangat
:
Salwa Mahdiyyah
M.Ruhan Al Hayyan
viii
PRAKATA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
karunia dan ridho-Nya, sehingga tesis yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional dan Supervisi Klinis Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
Pendidikan Agama Islam SMA dan SMK di kota Magelang Tahun 2017 dapat
penulis selesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian
dan pemilihan kata – kata maupun pembahasan materi tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan
saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan tesis
ini.
Dalam penyelesaian tesis ini, penulis mendapat bantuan dan motivasi dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan Jazzakumullah khairan
katsira kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Bapak Dr. Adang Kuswaya, M.Ag selaku pembimbing tesis yang telah
membimbing sampai tesis selesai.
ix
4. Para staf pengajar Program Beasiswa Supervisi Pascasarjana Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah membimbing dan memberi kemudahan
selama penulis mengikuti kuliah.
5. Teman-teman Program Beasiswa Supervisi Pascasarjana Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga
6. Kepada Guru PAI SMA dan SMK kota Magelang yang telah berkontribusi dalam
penelitian.
7. Kepada Pengawas PAI SMA dan SMK kota Magelang yang selalu mendampingi
dalam penelitian
8. Kepada keluarga Bapak,Ibu,Suami dan anak-anak yang telah memberikan
suport, perhatian dan dukungan dan kasih sayangnya.
9. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Hanya doa yang penulis panjatkan semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan Bapak,Ibu, Saudara dan teman-teman sekalian.Akhir kata semoga
penelitian ini bermanfaat bagi yang berkepentingan.
Salatiga, 22 September 2017
Penulis
Siti Alwiyah
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASILAN TESIS.............................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
PRAKATA ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4
2. Pembatasan Masalah ................................................................................ 5
3. Perumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Signifikansi Penelitian ................................................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kepemimpinan Transformasional ................................................................. 12
1. Definisi kepemimpinan ............................................................................. 12
2. Kepemimpinan Transformasional ............................................................ 13
3. Ciri – ciri kepemimpinan transformasional ......................................... 15
4. Fungsi kepemimpinan transformasional kepala sekolah ......................... 17
B. Supervisi Klinis .............................................................................................. 18
1. Pengertian supervisi ................................................................................ 18
2. Tujuan Supervisi ...................................................................................... 20
3. Pengertian Supervisi Klinis ...................................................................... 21
xi
4. Langkah-langkah Supervisi klinis ............................................................ 23
C. Kinerja Guru .................................................................................................. 26
D. Perumusan Hipotesis ...................................................................................... 31
B. Kerangka Penelitian ....................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................................... 35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 35
C. Variabel dan Indikator Penelitian .................................................................. 36
D. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................... 38
E. Sumber Data ................................................................................................... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 40
G. Tahapan Penelitian ......................................................................................... 41
a. Penskoran .................................................................................................. 41
b. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 42
H. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 45
1. Analisis deskriptif .................................................................................. 45
2. Uji Persyaratan analisis ........................................................................... 46
C. Uji Coba .......................................................................................................... 50
BAB IV ANALISIS DATA
A. Uji Validitas dan Releabilitas.......................................................................... 54
B. Analisis Deskriptif .......................................................................................... 56
1. Kepemimpinan Tranformasional ............................................................. 56
2. Supervisi Klinis ......................................................................................... 57
3. Kinerja Guru.............................................................................................. 57
C. Uji Persyaratan Analisis .................................................................................. 58
1. Uji Normalitas .......................................................................................... 58
2. Uji Linieritas ............................................................................................ 59
3. Uji Multikolonieritas ................................................................................ 59
A. Pengujian Hipotesis ......................................................................................... 60
1. Uji T .......................................................................................................... 60
2. Uji F .......................................................................................................... 63
xii
3. Koefisien Determinan ............................................................................... 64
A. Pembahasan ...................................................................................................... 64
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................................... 66
B. Saran ................................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
3.1 Kisi-Kisi Instrument Variabel Kepemimpinan Transformasional .......... 37
3.2 Kisi-Kisi Instrument Variabel Supervisi Klinis ..................................... 37
3.3 Kisi-Kisi Instrument Variabel Kinerja Guru ........................................... 38
3.4 Daftar Populasi Penelitian ....................................................................... 39
3.5 Uji Validitas Kepemimpinan Transformasional...................................... 50
3.6 Uji Validitas Supervisi Klinis ................................................................. 51
3.7 Uji Validitas Kinerja Guru ...................................................................... 51
3.5 Uji Releabilitas ........................................................................................ 53
4.1 Uji Validitas Kepemimpinan Transformasional...................................... 54
4.2 Uji Validitas Supervisi Klinis ................................................................. 55
4.3 Uji Validitas Kinerja Guru ...................................................................... 55
4.4. Uji Releabilitas ........................................................................................ 56
4.5 Deskriptif Variabel Kepemimpinan Tranformasional ............................. 56
4.6 Deskriptif Variabel Supervisi Klinis ....................................................... 57
4.7 Deskriptif Variabel Kinerja Guru ............................................................ 57
4.8 Normalitas Kolmogorov Smirnov ........................................................... 58
4.9 Linieritas .................................................................................................. 59
4.10 Multikolonieritas ..................................................................................... 60
4.11 Uji T Variabel Kepemimpinan Tranformasional .................................... 61
4.12 Uji T Variabel Supervisi Klinis .............................................................. 62
4.13 Uji F ......................................................................................................... 63
4.14 Koefisien Determinan.............................................................................. 64
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang guru merupakan salah satu faktor penting berhasilnya kegiatan
belajar mengajar. Dengan metode yang tepat dan kinerja yang baik akan
membawa dampak yang sangat baik pula. Guru adalah salah satu komponen
manusiawi dalam proses belajar mengajar, memiliki khazanah cara
penyampaian dalam memilih cara tepat dalam penyajian pengalaman belajar-
mengajar.1
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun
2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah ,disebutkan bahwa guru
dapat diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah atau madrasah untuk
memimpin dan mengelola sekolah atau madrasah dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor
yang mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan
sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara
terencana dan bertahap.2
Guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus
berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan
1 Hasibuan, Proses Belajar Mengajar,Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010, 11.
2 Enco Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Bumi Aksara,
2011, 17.
2
transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan
transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan
pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.
Keberhasilan pendidikan di sekolah juga sangat ditentukan oleh
keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang
berada di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan
yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Perilaku kepala sekolah
harus mampu mendorong kinerja guru dengan menunjukkan rasa bersahabat,
dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu
maupun kelompok. Perilaku positif akan dapat mendorong kelompok dalam
mencapai tujuannya organisasinya.3
Di sisi lain supervisi oleh kepala sekolah juga turut andil dalam
kesuksesan seorang kepala sekolah agar proses kegiatan belajar dan mengajar
bisa berkualitas, efektif dan efisien. Tugas supervisi adalah untuk menciptakan
suasana sekolah yang penuh kehangatan sehingga setiap orang dapat menjadi
dirinya sendiri. Dan di sinilah letak perlunya supervisi pendidikan.4 Di Kota
Magelang, kegiatan supervisi klinis masih sangat jarang dilakukan. Supervisi
klinis menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan
tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin
efektif dan efisien.
3 Enco Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep,Strategi, Implementasi, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2004, 107. 4 Piet Sahertian.Konsep Dasar dan Tekhnik Supervisi Pendidikan: dalam rangka
Pengembangan SDM, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, 8.
3
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, masih terdapat guru
SMK di Kota Magelang yang belum membuat perangkat pembelajaran, antara
lain membuat program tahunan, program semester, silabus dan rencana
program pembelajaran (RPP). Data dari pengawas Pendidikan Agama Islam
SMA dan SMK Kemenag menunjukkan bahwa sebanyak 60 % guru sudah
membuat RPP dengan benar, sisanya RPP yang dibuat guru kurang aplikatif
untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Kondisi tersebut
mengindikasikan belum optimalnya kinerja guru dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran.5
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Magelang bahwa dalam
pelaksanaan tugas mendidik, guru memiliki sifat dan perilaku yang berbeda,
ada yang bersemangat dan penuh tanggung jawab, juga ada guru yang dalam
melakukan pekerjaan itu bersikap pasif dan perlu adanya motivasi dalam
melaksanakan tugas supaya hasil kinerja menjadi lebih maksimal. Kondisi guru
seperti itulah yang menjadi permasalahan di setiap lembaga pendidikan formal.
Dengan adanya guru yang mempunyai kinerja rendah, sekolah akan sulit untuk
mencapai hasil seperti yang diharapkan oleh guru. Selain itu sehubungan
dengan kinerja guru dapat diungkapkan “Citra guru dewasa ini masih tersisih
dibandingkan dengan profesi yang lain semisal dokter/TNI/Polri”. Guru sering
diistilahkan manusia kelas dua.
Guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang sampai saat ini masih sangat
perlu perhatian, berkenaan kepemimpinan kepala sekolah yang sering
5 Wawancara dengan Drs.Agus Santosa,M.Ag, Pengawas PAI SMA dan SMK kota Magelang
Tanggal 10 Januari 2017.
4
terjadinya pergantian ataupun kegiatan keguruan yang masih sangat terbatas
hanya kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran sehingga menuntut adanya
suatu perubahan agar pendidikan berjalan dengan efektif dan efisien. “Masih
perlu banyak pengawasan, koordinasi untuk menata kembali potensi-potensi
kepala SMA dan SMK di Kota Magelang ini, agar peran manajerial dan
kepemimpinannya benar-benar dapat memberi nilai dalam mengembangkan
sekolahnya, memaksimalkan supervisi terhadap gurunya agar guru-guru SMA
dan SMK di Kota Magelang ini dapat berkinerja lebih baik”. Demikian
pernyataan Drs.Jarwadi, M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota
Magelang.Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Persepsi Kepemimpinan Transformasional
dan Supervisi klinis Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pendidikan
Agama Islam SMA dan SMK di Kota Magelang Tahun 2017”.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Kepala sekolah masih ada yang belum menyeimbangkan
kepemimpinan terhadap bawahannya.
b. Masih ada guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang yang belum
bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya.
5
c. Kepala Sekolah SMA dan SMK di Magelang ada yang belum bisa
menjadi teladan bagi guru-guru, misalnya sering datang terlambat dan
jarang melakukan supervisi.
d. Guru-guru yang sering tidak tepat waktu dalam menjalankan tugasnya,
tidak membuat rencana pembelajaran, kurang bersahabat dengan anak.
2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang terpapar di atas, masalah yang
menjadi obyek penelitian dibatasi hanya pada pengaruh kepemimpinan
transformasional dan supervisi klinis kepala sekolah terhadap kinerja guru
PAI SMA dan SMK di Kota Magelang.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Apakah ada pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan
transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI SMA dan
SMK di Kota Magelang?
b. Apakah ada pengaruh persepsi guru tentang supervisi klinis kepala
sekolah terhadap kinerja guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang?
c. Apakah ada pengaruh tentang kepemimpinan transformasional dan
supervisi klinis kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI SMA dan
SMK di Kota Magelang?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan penelitian
6
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui beberapa hal sebagai berikut:
a. Pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional kepala
sekolah terhadap kinerja guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang.
b. Pengaruh persepsi guru tentang supervisi klinis kepala sekolah
terhadap kinerja guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang.
c. Pengaruh persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional dan
supervisi klinis kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI SMA dan
SMK di Kota Magelang.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
a. Manfaat Teoretis
1) Dapat memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi lembaga
pendidikan khususnya di SMA dan SMK yang berada di Kota
Magelang dalam mengefektifkan peranan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru.
2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca
dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengetahui pengaruh
persepsi kepemimpinan transformasional dan persepsi supervisi
klinis kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI SMA dan SMK di
Kota Magelang.
3) Penelitian ini untuk menambah khasanah perbendaharaan penelitian
di bidang pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
7
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
Memberikan sumbangan pemikiran dan perbaikan tentang
kepemimpinan kepala sekolah dan supervise klinis kepala sekolah
terhadap kinerja guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang.
2) Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
kepemimpinan kepala sekolah, kegiatan supervisi dalam kaitannya
dengan peningkatan kinerja guru.
3) Bagi Pengawas
Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran guna
meningkatkan kinerja guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang.
D. Tinjauan Pustaka
1. Penulisan Terdahulu
Adapun beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian
yang akan peneliti lakukan adalah :
1. Suyatminah (2013) Peran Kepemimpinan Transformasional dan
Kedisiplinan Kerja Terhadap Kinerja Guru TK PNS Se-Kecamatan
Bantul menemukan bahwa Terdapat peran positif yang sangat signifikan
antara kepemimpinan transformasional terhadap kinerja guru se-
8
kecamatan Bantul. Semakin tinggi kepemimpinan transformasional,maka
akan semakin tinggi pula kinerja guru.6
Penelitian tersebut mempunyai kesamaan dengan penelitian yang
sedang peneliti lakukan yaitu mengkaji kepemimpinan transformasional
dan kedisliplinan kerja, namun variabel independen dalam penelitian
peneliti adalah kepemimpinan transformasional dan supervisi klinis yang
dikaitkan dengan kinerja guru PAI sehingga kajian yang diteliti nantinya
akan berpengaruh pada fokus yang berbeda.
2. Yulia Jayanti Tanama (2016) Implementasi Supervisi Klinis dalam
meningkatkan profesionalisme guru di SDIT Darun Najah Pasuruan
menemukan bahwa hasil penelitian menunjukkan implementasi supervisi
klinis yang dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap perencanaan,tahap
pelaksanaan dan tahap umpan balik telah berjalan dengan baik dan dapat
meningkatkan profesionalisme guru. Berbagai upaya peningkatan dan
pengembangan profesional guru telah diusahakan,seperti penguasaan
materi,pemilihan metode pembelajaran dan media yang digunakan.7
Penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang
sedang peneliti lakukan yaitu tentang supervise klinis, namun metode
yang digunakan adalah pendekatan kualitatif sedangkan peneliti
menggunakan pendekatan gabungan kuantitatif dan kualitatif sehingga
hasilnyapun berbeda.
6Suyatminah, Peran Kepemimpinan Transformasional dan Kedisiplinan Kerja
TerhadapKinerja Guru TK PNS Se-Kecamatan Bantul, Yogyakarta: UAD, Psikopedagogia,Jurnal BK,
Vol 2 No 2, 2013, 87-100 7Yulia Jayanti Tanama, Implementasi Supervisi Klinis dalam meningkatkan profesionalisme
guru, Malang: UNM, Jurnal Pendidikan Vol.1 No 11 November 2016, 231-235
9
3. Ening Astuti Yuni Soleh (2016) Peningkatan Profesionalisme Guru
Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Lesson Study di MTsN
Bantul, menemukan bahwa upaya meningkatkan profesionalitas guru
hendaknya dilakukan dengan kegiatan pendampingan, pembimbingan
dan pembinaan oleh pengawas satuan pendidikan. Pendampingan,
pembimbingan dan pembinaan akan lebih efektif jika dilakukan melalui
kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan lesson study secara
berkelanjutan8
Penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang
sedang peneliti lakukan, namun obyek dan subyeknya berbeda maka
kajian penelitian dan hasilnyapun berbeda.
4. Flavia Cavazotte (2013) Transformastional Leaders and Work
Performance The Mediating Roles of Identification and Self-efficacy
dalam penelitian ini menyelidiki hubungan antara kepemimpinan
transformasional, kinerja formal dan konstektual bawahan antara
karyawan Brasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi
kepemimpinan transformasional berhubungan dengan tingkat yang lebih
tinggi dari kinerja tugas dan perilaku membantu. Selain itu proses mediasi
yang diusulkan secara empiris didukung.9
Penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang
sedang peneliti lakukan yaitu mencari pengaruh kepemimpinan
8Ening Astuti Yuni Soleh,Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Supervisi Klinis
Dengan Pendekatan Lesson Study di MTsN Bantul, Jurnal Pendidikan Madrasah Vol 1 No 1 Mei,
2016, 1-14. 9Flavia Cavazotte, Transformastional Leaders and Work Performance The Mediating Roles of
Identification and Self-efficacy, Jurnal BAR, Rio de Janairo,v.10,n.4,art.6 pp. Oct./dec.2013, 490-512.
10
transformasional namun variabel terikat yang diteliti berbeda dan
obyeknyapun berbeda sehingga hasilnyapun berbeda.
5. Tokhibin (2013) Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala
sekolah, kompetensi, motivasi dan kedisiplinan guru terhadap kinerja
guru sekolah menengah kejuruan di kota Magelang menemukan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama.10
Kaitan penelitian tersebut dengan penetian ini terletak pada aspek
hubungan antara kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap
kinerja guru, sedangkan perbedaannya pada variabel bebasnya sehingga
hasilnyapun berbeda. Penulis yakin masih banyak sumber-sumber lainnya
yang tidak sempat disebutkan satu persatu, mengingat keterbatasan yang
ada.
10
Tokhibin, Pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah, kompetensi, motivasi
dan kedisiplinan guru terhadap kinerja guru sekolah menengah kejuruan di kota Magelang, UNJ,
Jurnal Akuntabilitas Managemen Pendidikan Vol 1 No 2, 2013, 308-323.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kepemimpinan Transformasional
1. Definisi kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan sebuah fenomena yang universal. Setiap
diri manusia adalah pemimpin, minimal untuk memimpin atau
mengendalikan semua tindakan yang dilakukan. Di dalam organisasi
kepemimpinan adalah unsur penting dalam mencapai tujuan organisasi.
Terdapat banyak definisi kepemimpinan yang disampaikan oleh para
tokoh. Kepemimpinan menurut Sharma berkenaan dengan proses
mempengaruhi aktifitas individu atau kelompok dalam usaha untuk
mencapai tujuan dalam situasi tertentu.11
Yukl mendefinisikan
kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain untuk
melakukan tugas secara efektif dalam mencapai tujuan bersama.12
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli
kepemimpinan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada
dasarnya adalah suatu proses menggerakkan, mempengaruhi dan
membimbing orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian kepemimpinan, yaitu
unsur orang yang menggerakkan yang dikenal dengan pemimpin, unsur
11 Sutarto, Dasar-dasar Kepemimpinan Administrasi, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2001, 21.
12
Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi (Terjemahan Budi Supriyanto), New Jersey:
Prentice-Hall Inc, 2009, 4-8.
13
orang yang digerakkan yang disebut kelompok atau unggota, unsur situasi
dimana aktifitas penggerakan berlangsung yang dikenal dengan
organisasi, dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.
2. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional memiliki pengertian kepemimpinan
yang bertujuan untuk perubahan.13
Kepemimpinan transformasional
(transformational leadership) istilah transformasional berinduk dari kata to
transform, yang bermakna mentransformasilkan atau mengubah sesuatu
menjadi bentuk lain yang berbeda. Seorang pemimpin transformasional
harus mampu mentransformasikan secara optimal sumber daya organisasi
dalam rangka mencapai tujuan yang bermakna sesuai dengan target yang
telah ditentukan. Sumber daya dimaksud bisa berupa SDM, Fasilitas, dana,
dan faktor eksternal organisasi. Dilembaga sekolah SDM yang dimaksud
dapat berupa pimpinan, staf, bawahan, tenaga ahli, guru, kepala sekolah,
dan siswa.14
Kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses di mana
pimpinan para bawahannya untuk mencapai tingkat moralitas dan motivasi
yang lebih tinggi. Para pemimpin transformasional mencoba menimbulkan
kesadaran dari para pengikut dengan menentukan cita-cita yang lebih
tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan bukan
didasarkan atas emosi kemanusiaan, keserakahan, kecemburuan, atau
13
Muhith,Abd dan Bahar Agus Setiawan,Transformasional Leadership: Ilustrasi di Bidang
Organisasi Pendidikan,Jakarta : Rajawali, 2013, 24.
14
Sudarwan Danim, Menjadi Komunitas Pembelajar Kepemimpinan Transformasional
Dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 54.
14
kebencian. Leithwood mendeskripsikan kepemimpinan transformasional
sekolah memiliki delapan dimensi, yakni (a) membentuk visi sekolah, (b)
menentukan tujuan sekolah, (c) memberikan stimulus intelektual, (d)
memberikan dukungan individual, (e) memberikan contoh yang baik dan
nilai organisasi yang penting, (f) memberikan contoh bagaimana harapan
dari prestasi yang diharapkan, (g) menciptakan budaya sekolah yang
produktif, dan (h) membangun struktur untuk mendorong partisipasi
pengambilan keputusan di sekolah15
Kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat diartikan
sebagai bentuk atau gaya yang diterapkan kepala sekolah dalam
mempengaruhi bawahannya (guru, tenaga administrasi, siswa dan orang
tua peserta didik) untuk mencapai tujuan yang diinginkan.16
Kepemimpinan
transformasional adalah pendekatan kepemimpinan dengan melakukan
usaha mengubah kesadaran, membangkitkan semangat dan mengilhami
bawahan atau anggota organisasi untuk mengeluarkan usaha ekstra dalam
mencapai tujuan organisasi, tanpa merasa ditekan atau tertekan.
Seorang pemimpin dikatakan menerapkan kepemimpinan
transformasional apabila pengikut merasakan kepercayaan, kekaguman,
kesetiaan dan penghormatan kepada pemimpin. Mereka termotivasi untuk
untuk bekerja lebih demi tujuan yang diharapkan. Sedangkan menurut
Yukl kepemimpinan transformasional dapat dilihat dari tingginya
15 Tony Bush. Theories of Educational Leadership and Management , London: Sage
production Ltd, 2001, 84. 16
Sudarwan Danim,Suparno,Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2009,50.
15
komitmen, motivasi dan kepercayaan bawahan sehingga melihat tujuan
organisasi yang ingin dicapai lebih dari sekedar kepentingan pribadinya.17
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kepemimpinan transformasional adalah proses dimana pemimpin dan
bawahannya berusaha untuk meningkatkan motivasi dan moralitas yang
tinggi.
3. Ciri – ciri kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional secara khusus berhubungan dengan
gagasan perbaikan. Bass menegaskan bahwa kepemimpinan
transformasional akan tampak apabila seorang pemimpin itu mempunyai
kemampuan untuk:
a) Menstimulasi semangat para kolega dan pengikutnya untuk melihat
pekerjaan mereka dari beberapa perspektif baru.
b) Menurunkan visi dan misi kepada tim dan organisasinya.
c) Mengembangkan kolega dan pengikutnya pada tingkat kemampuan dan
potensial yang lebih tinggi.
d) Memotivasi kolega dan pengikutnya untuk melihat pada kepentingannya
masing-masing, sehingga dapat bermanfaat bagi kepentingan
organisasinya.
Tingkat sejauh mana seorang pemimpin disebut transformasional
terutama diukur dalam hubungannya dengan efek pemimpin tersebut
terhadap para pengikut. Para pengikut seorang pemimpin transformasional
17 Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi…, 304.
16
merasa adanya kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat kepada
pememimpin tersebut, dan mereka termotivasi untuk melakukan lebih dari
pada yang awalnya diharapkan terhadap mereka.
Dalam buku yag berjudul "Transformasional Leadership", Bass dan
Riggio mengemukakan bahwa kepemimpinan transformatif mempunyai
empat dimensi. Dimensi yang pertama disebutnya sebagai idealized
influence (pengaruh ideal). Dimensi yang pertama ini digambarkan
sebagai prilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi,
menghormati, dan sekaligus mempercayainya.18
Dimensi yang kedua disebut sebagai inspirational motivasion
(motivasi inspirasi). Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional
digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan
pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, mendemonstrasikan
komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi, dan mampu menggugah
spirit tim dalam organisasi melalui penumbuhan antusiasme dan
optimisme.
Dimensi yang ketiga disebut sebagai intellectual stimulation
(stimulasi intelektual). Pemimpin transformasional harus mampu
menubuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap.
permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan, dan memberikan
motivasi kepada bawahan untuk mencari pendekatan-pendekatan yang baru
melaksanakan tugas-tugas organisasi.
18 Bernard M. Bass & Ronald E. Riggio, Transformational Leadership Second Edition,
London: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 2006, 6
17
Dimensi yang terakhir disebut sebagai individualized consideration
(konsiderasi individu). Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional
digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan dengan
penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau
memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan dan pengembangan karir.
Pemimpin transformasional di sini adalah membimbing atau memotivasi
pengikutnya kearah tujuan yang telah ditentukan dengan cara menjelaskan
ketentuan-ketentuan tentang peran dan tugas. Pemimpin transformasional
memberikan pertimbangan yang bersifat individual, simulasi intelektual,
dan memiliki kharisma.
4. Fungsi kepemimpinan transformasional kepala sekolah
Kepemimpinan transformasional adalah pendekatan kepemimpinan
dengan melakukan usaha mengubah kesadaran, membangkitkan semangat
dan mengilhami bawahan atau anggota organisasi untuk mengeluarkan usaha
ekstra dalam mencapai tujuan organisasi, tanpa merasa ditekan atau tertekan.
Kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan transformasional memiliki
kemampuan untuk mengubah energi sumber daya baik manusia, instrumen
maupun situasi untuk mencapai tujuan-tujuan reformasi sekolah.
Berkaitan dengan kepemimpinan transformasional, Leithwood
menulis:
Transformational leadership is seen to be sensitive to organization
building, developing shared vision, distributing leadership and
building school culture necessary to current restructuring effort in
schools.
Kutipan ini menggariskan bahwa kepemimpinan transformasional
18
menggiring SDM yang dipimpin ke arah tumbuhnya sensitivitas
pembinaan dan pengembangan organisasi, pengembangan visi secara
bersama, pendistribusian kewenangan kepemimpinan dan membangun
kultur organisasi sekolah yang menjadi keharusan dalam skema
restrukturisasi sekolah.19
Kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh kepala sekolah
akan Merangsang pendidik dan tenaga kependidikan saling berinteraksi untuk
mencapai pencapaian tertinggi dari moralitas dan mentalitas sesuai dengan
tugas pokok dan tungsinya. Kepala sekolah membagi kekuasaan dan
memberdayakan guru dalam menjalankan tugasnya, hal ini berbeda dengan
kepemimpinan transaksional yang baersifat tradisional dan birokratis. Gaya
kepemimpinan transformasional menekankan pada hubungan, nilai-nilai,
kepercayaan, perasaan dan sikap. Kepemimpinan transformasional kepala
sekolah memberi pengaruh yang signifikan terhadap kondisi siswa dalam
belajar dan sekolah secara keseluruhan.20
B. Supervisi Klinis
1. Pengertian supervisi
Banyak pendapat ahli berkaitan dengan definisi supervisi sehingga
memperkaya pemahaman pengertian supervisi itu untuk dapat diaplikasikan
19 Sudarwan Danim. Menjadi Komunitas Pembelajar Kepemimpinan Transformasional
Dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran…, 54.
20
Panayiotis Angelides.. “Forms of leadership that promote inclusive education in
Cypriot schools. Educational Management Administration & Leadership volume 40, No. 1 January
2011, 62-84
19
dalam kegiatan belajar dan mengajar. Definisi supervisi dapat dinyatakan
sebagai berikut
Supervision is what school personnel do with adults and things for the
purpose of maintaining or changing the operation of the school in order to
directly influence the attainment of major instructional goals of the school.21
Supervisi adalah apa yang dilakukan personil sekolah dengan orang
dewasa dan hal-hal untuk tujuan mempertahankan atau mengubah operasi
sekolah untuk secara langsung mempengaruhi pencapaian tujuan
instruksional utama dari sekolah. “Supervisi dilakukan oleh pengawas atau
kepala sekolah untuk melihat pekerjaan guru” 22
Menurut Glatthorn, Supervisi secara umum dapat diartikan “The
comprehensive set of services provided and processes used to help teachers
facilitate their own professional development so that the goals of the school
district or the school might be better attained”.23
Menurut Masaong supervisi adalah layanan yang bersifat
membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai guru dalam
pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesinya secara efektif.24
Glickman memberikan pandangan bahwa Supervisi mencakup semua
hal berikut:
Sebuah kolegial bukan hubungan hirarkis antara guru dan supervisor
resmi yang ditunjuk, supervisi sebagai aktivitas guru serta pengawas resmi
yang ditunjuk, Fokus pada pertumbuhan ketimbang kepatuhan guru-guru,
21 Bondi J & Wiles J. Supervision: A guide to practice. New York: Merill Publishing
Company.1986, 86. 22
Arikunto. S. & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media
Yogyakarta, 2009, 375. 23
Allan A. Glatthorn, Supervisory Leadership : Introduction to Instruction Supervision,
New York: HarperCollinsPublishers, 1990, 84. 24
Abdul Kadim Masaong, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru,
Bandung: Alfabeta, 2013, 3.
20
Fasilitasi guru berkolaborasi dengan satu sama lain dalam upaya perbaikan
instruksional, Keterlibatan Guru dalam penyelidikan yang sedang
berlangsung reflektif. 25
Definisi umum berkenaan tentang supervisi
pengawasan umum, oleh karena itu, menunjukkan aktivitas seperti ia
menulis dan revisi kurikulum, persiapan unit dan bahan instruksi,
pengembangan proses dan instrumen untuk melaporkan kepada orang tua,
dan keprihatinan luas seperti evaluasi program pendidikan. Supervisi juga
dapat diartikan sebagai aksi dan eksperimen yang bertujuan untuk
meningkatkan instruksi dan program instruksional.
Jadi, supervisi merupakan usaha dari petugas-petugas sekolah dalam
memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan
perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan
pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran.
2. Tujuan Supervisi
Adapun tujuan supervisi menurut Sally J. Zepeda adalah ”Instructional
supervision aims to promote grouwth, development, interaction, fault-free
problem solving,and a commitment to build capacity in
teachers”.26
(Supervisi pembelajaran bertujuan untuk mendorong
pertumbuhan, pengembangan, interaksi, pemecahan masalah dan komitmen
untuk membangun kekurangan kapasitas guru-guru).
Tujuan supervisi seperti telah dijelaskan adalah memberikan layanan
dan bantuan kepada guru-guru. Maka tujuan supervisi adalah memberikan
25
Glickman,CD., Gordon Stephen, Gordon, Jovita M Roos. Supervision and instructional
leadership; A developmental approach. New York: Pearson Education.2007,116.
26
Sally J. Zepeda, Instructional Supervision Applying Tools and Concepts, Eye On
Education, Library of Conggres Cataloging-in-Publication Data, 2003, 19.
21
layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas
yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.
Kegiatan memberikan layanan dan bantuan kepada guru merupakan
ajaran Islam sebagaimana firma Allah dalam QS.Al-Maidah ayat 2 yaitu
ول ٱلقل هس ٱلحسام ول ٱلهد ول ٱلش ئس ٱلل أيهب ٱلريي ءاهىا ل تحلىا شع ني ي ئد ول ءاه
و ب وإذا حللتن فٱصطبدوا ا بهن وزضى ي ز ل يجسهكن ٱلبنت ٱلحسام يبتغىى فضلا ه
وتعبوىا نل ٱلبس وٱلتقىي ول ش ومن ني ٱلوججد ٱلحسام نى تعتدوا بى وىمأ نى صد
شديد ٱلعقبة إى ٱلل ى وٱتقىا ٱلل ثن وٱلعدو تعبوىا نل ٱلHai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar-
syi´ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah
sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila
kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan
janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat
aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS.Al-Maidah : 2)27
Dari penjelasan firman Allah SWT tersebut dapat dipahami bahwa
tolong menolong dalam hal kebaikan merupakan kewajiban bagi sesama
muslim, agar tercipta kehidupan harmonis dan indah.
3. Pengertian Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada
peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam
perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang
27 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya,Surabaya: Duta
Ilmu, 2002, 231.
22
penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan
dengan cara yang rasional.
a. Tujuan supervisi klinis sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi solusi untuk masalah
2) Meningkatkan pemahaman tentang isu-isu professional
3) Meningkatkan standar perawatan pasien
4) Mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka
5) Meningkatkan pemahaman mereka tentang praktek mereka
sendiri
b. Prinsip-prinsip supervisi klinis
Supervisi klinis sangat bervariasi. terdapat tiga prinsip yang
merupakan inti dari supervisi klinis, diantaranya
1) Setidaknya dua orang bertemu bersama-sama untuk tujuan
supervisi klinis
2) Refleksi digunakan untuk fokus pada praktek klinis
3) Pertemuan terstruktur dan terorganisir.28
c. Manfaat pentingnya supervisi klinis
1) Supervisi klinis akan menjadi kesempatan besar bagi profesional
dan, mudah-mudahan, pribadi penyegaran maka tugas restoratif di
masa-masa stres harus saya pikir, akan ditempatkan pertama. Jika
pengawasan tidak dialami sebagai restoratif, tugas-tugas lain tidak
akan dilakukan dengan baik.
28
Culbreth, John R. State of the art in clinical supervision. New York: Taylor and Francis
Group.2010, 8.
23
2) Kesempatan untuk menjadi semakin reflektif pada praktek, dan
untuk belajar dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain
memenuhi syarat klinis pengawasan sebagai suatu proses formatif
unik.
3) Bahwa dalam konteks pengawasan konseling mungkin forum
utama professional.29
4. Langkah-langkah Supervisi klinis
Struktur pengawasan klinis dapat disederhanakan ke dalam lima
langkah berurutan: a. Preconference dengan guru, b. Observasi kelas, c.
Menganalisis dan menafsirkan pengamatan dan menentukan pendekatan
konferensi, d. Postconference dengan guru, e. Evaluasi dari kegiatan
sebelumnya.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
Langkah I: Pada preconference, supervisor duduk dengan guru dan
menentukan alasan dan tujuan untuk pengamatan, fokus observasi, metode
dan bentuk observasi yang akan digunakan, waktu pengamatan, dan waktu
untuk postconference.
Langkah 2: Langkah rapi, pengamatan, adalah waktu untuk
menindaklanjuti dengan bawah klasemen dari preconference. Pengamat
dapat menggunakan satu atau kombinasi observasi pengamatan. Metode
meliputi frekuensi kategoris, indikator kinerja, pemanfaatan ruang visual
diagram,, kata demi kata, terpisah narasi berakhir terbuka, observasi
29 Culbreth, John R. State of the art in clinical supervision…, 8.
24
partisipan, kuesioner terfokus, dan sistem pengamatan disesuaikan.
Pengamat harus diingat perbedaan antara deskripsi peristiwa dan
interpretasi. Interpretasi harus mengikuti deskripsi.
Langkah 3: Analisis dan interpretasi dari pengamatan dan penentuan
pendekatan yang sekarang mungkin. Supervisor meninggalkan kelas
dengan pengamatan-nya dan mencari kesunyian di kantor atau sudut. Dia
menjabarkan halaman direkam pengamatan dan studi informasi.
Langkah 4: Tujuannya adalah pernyataan dari apa yang guru akan
mencapai untuk pengamatan berikutnya.
Langkah 5: Kritik dari empat langkah sebelumnya adalah waktu untuk
mengkaji apakah prosedur Fond dari preconference melalui
postconference yang memuaskan dan apakah revisi yang mungkin
diperlukan sebelum mengulangi urutan.30
Langkah-langkah pelaksanaan supervisi klinis sebagai berikut:
a. Pertemuan awal
Dalam pertemuan awal seorang guru mengeluh bahwa saat
mengajar terdapat 2 siswa yang selalu mengganggu ketertiban kelas.
Guru sudah berusaha memperbaiki tetapi ketiga siswa tersebut selalu
membandel. Melalu percakapan awal ini guru mengharapkan
supervisor melihat sendiri situasi pada saat dia mengajar, supervisor
setuju untuk mengikuti guru saat mengajar.
b. Observasi
30
Glickman,CD., Gordon Stephen, Gordon, Jovita M Roos. Supervision and instructional
leadership; A developmental approach...,303.
25
Pada tahap obeservasi ini supervisor menggunakan alat berupa
check list tentang perilaku siswa dan menganalisis data dari check list
tersebut.
c. Pertemuan akhir
Dialog antara supervisor dengan guru, sehingga akan
terungkap sebab-sebab dari permasalahan yang dihadapi guru
sehingga bisa langsung diberikan solusi.31
Kegiatan supervisi oleh kepala sekolah sangat vital sekali
untuk dapat dilaksanakan, dengan melaksanakan supervisi tentunya
semua aktivitas yang dilakukan oleh guru akan dapat terpantau
sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat terwujud. Untuk
itu seorang supervisor, dalam hal ini Kepala sekolah harus mampu
untuk merencanakan program supervisi dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru, Kepala sekolah melaksanakan supervisi
terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi
yang tepat misalnya dengan supervisi klinis, serta yang tidak kalah
penting lagi kepala sekolah harus selalu mensosialisasikan dan
menindaklanjuti hasil supervisi klinis terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru demi terwujudnya guru yang baik
serta profesional.
C. Kinerja Guru
31 Piet Sahertian, Konsep Dasar dan Tekhnik Supervisi Pendidikan : Dalam Rangka
Pengembangan SDM…, 40.
26
1. Pengertian Kinerja
Latham dan Wexaley, mendefinsikan kinerja sebagai berikut :
Performance appraisal is any judgment or decision that effect and
employees status in an organization regarding retention, termination,
demotion, transfer, salary increase, or admission into a training program.32
(Kinerja merupakan keputusan atau penilaian yang mempengaruhi
status pegawai dalam suatu unit organisasi untuk mengakui retensi,
terminasi, promosi, demosi, transfer peningkatan gaji atau penambahan
program diklat). Kinerja diartikan sebagai suatu analisis dan pemberian
penilaian secara teratur, sistematis, dan ditimbang dengan cermat mengenai
jasa-jasa seseorang didasarkan pada pengamatan selama waktu yang cukup
lama dan juga pada pemeriksaan semua catatan-catatan yang objektif
mengenai prestasi dan perilaku lebih lanjut dinyatakan bahwa untuk
mengukur kinerja atau prestasi seseorang pada organisasi dapat dilihat
kontribusinya selama melakukan pekerjaannya.
Kinerja dapat dinyatakan juga sebagai:
Performance means defining characteristic or the performance, or
defining behavior and tasks, or defining the result that are to be achieved,
or defining the situations in which a should happen or all the above.33
Kinerja dapat didefinisikan karakteristik kinerja, atau pendefinisian
perilaku dan tugas atau pendefinisian hasil yang diharapkan untuk dicapai,
atau mendefinisikan situasi dimana perlu terjadi semua yang disebut di atas.
Kinerja selalu diartikan tanda keberhasilan suatu organisasi dan orang-orang
32
Latham, G.P., & Wexaley, K.L, Increasing productivity through performance appraisel.
Michigan: Michigan State University: Addison Willwy publisher company,1981, 34. 33
Jones, Jeff, Mazda Jenkin and Sue Lord, Developing effective teacher performance.
London: Paul Chapman Publishing A SAGE Publications Company, 2006, 9.
27
yang ada dalam organisasi tersebut. Kinerja digunakan apabila sesorang
menjalankan tugas atau proses dengan terampil sesuai dengan peraturan
yang ada. Kinerja dapat dikatakan hasil interaksi antara ability atau
kemampuan dasar dan motivasi, lebih lanjut dinyatakan bahwa
Ability refers to the employer`s training, experience, and
evaluation, where as motivation is typically thought of as an employe`s
desire to perform a job well.34
Kemampuan mengacu pada pelatihan, pengalaman, dan pendidikan
yang diperoleh karyawan, sedangkan motivasi adalah keinginan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik. Prestasi kerja (performance) diartikan
“pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya tercermin dari
output yang dihasilkan”.35
Jadi, produk dari fungsi kemampuan dan
motivasi, kinerja merupakan suatu produk, yakni produk kerja dari
seseorang maupun lembaga. Lebih lanjut, definisi lain tentang kinerja
adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang ataupun sekelompok dalam suatu organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai
tujuan organisasi, artinya kinerja sama artinya dengan prestasi kerja atau
dalam bahasa inggrisnya disebut performance atau prestasi kerja.36
Kinerja
merupakan “hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya
kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu”. 37
34 Jones, Jeff, Mazda Jenkin and Sue Lord, Developing effective teacher performance..., 9. 35
Simamora, Sahat, Psikologi suatu pengantar. Jakarta: Bina Aksara, 2000, 423. 36 Jones, Jeff, Mazda Jenkin and Sue Lord, Developing effective teacher performance..., 9. 37
Syaiful Sagala, Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan Pemberdayaan Organisasi
Pendidikan kearah yang lebih Profesional Dan Dinamis Di Provinsi, Kabupaten/Kota, Dan Satuan
Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2007, 38.
28
Jadi kinerja merupakan hasil antara usaha dan kemampuan serta
persepsi tugas masing-masing. Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu yang dimanfaatkan.38
Berdasarkan beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa kinerja merupakan aktivitas atau kegiatan seseorang dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya guna mencapai
tujuan yang diharapkan atau kinerja merupakan suatu kondisi yang harus
diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui
tingkat pencapaian hasil suatu lembaga dihubungkan dengan visi yang
diemban organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan
negatif dari suatu kebijakan.
2. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk
melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan
program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil
pembelajaran.39
Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar
kemampuan profesional selama melaksanakan kewajiban sebagai guru di
sekolah. Kinerja guru yang baik tentunya tergambar pada penampilan
mereka baik dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan
profesi menjadi guru artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas
dan mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya.
38
Hasibuan, Malayu, Proses Belajar Mengajar..., 47. 39 Salis, E, TQM: Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD,2011, 50.
29
Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan
komponen sekolah baik kepala sekolah, fasilitas kerja, guru, karyawan,
maupun anak didik. Disamping itu penilaian kinerja pada dasarnya
merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi
secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program penilaian
prestasi kinerja, berarti organisasi telah memanfaatkan secara baik atas
SDM yang ada dalam organisasi40
Kinerja guru erat kaitannya dengan
kualitas guru itu sendiri. Kualitas juga berkaitan dengan sudut pandang dan
kepentingan pengguna.
Dalam dunia pendidikan hal pokok yang ditekankan adalah apa
hasilnya dan siapa pemakai pendidikan tersebut. Hasil pendidikan
merupakan nilai tambah bagi subjek didik sebagai pemakai utama, orang tua
sebagai pemakai kedua, pasar tenaga kerja sebagai pemakai ketiga, guru
sebagai orang yang terlibat dalam proses pendidikan sebagai “pengguna”
subjek didik itu. Guru yang baik adalah yang dapat memahami siswanya,
menghormati bahan pelajaran yang diberikannya, mampu menyesuaikan
metode mengajar dengan bahan pelajaran, menyesuaikan bahan materi
dengan kesanggupan siswanya, mampu mengaktifkan siswanya dalam hal
belajar, mempunyai tujuan dalam tiap pelajaran yang diberikan dan guru
yang baik tidak hanya mengajar tetapi mendidik, bukan hanya mengajar
tetapi juga membentuk pribadi dan karakter siswanya.41
40
Teguh Sulistiyani, Ambar & Rosidah. Manajemen Sumber Daya Manusia :Konsep,Teori
dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi, Yogyakarta: Graha Ilmu,2009,276. 41 Salis, E, TQM: Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan..., 50
30
Berdasarkan pengertian tentang kinerja guru di atas dapat
disimpulkan bahwa kinerja guru adalah hasil atau taraf kesuksesan yang
dicapai seseorang dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan
dievaluasi oleh orang-orang tertentu terutama atasan pegawai yang
bersangkutan.
Manfaat penilaian kinerja adalah meningkatkan objektivitas penilaian
kinerja, meningkatnya keefektifan penilaian kinerja pegawai, meningkatnya
kinerja pegawai, mendapatkan bahan-bahan pertimbangan yang objektif
dalam pembinaan pegawai berdasarkan system karir maupun prestasi.42
3. Pengukuran Kinerja Guru
Seorang guru berada pada posisi yang sangat strategis dalam
mempengaruhi pembelajaran siswanya, sangat berpengaruh dalam
pembentukan pribadi siswanya. Pengukuran kinerja adalah alat manajemen
untuk menilai keberhasilan atau maupun kegagalan pelaksanaan strategi
untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.43
Dalam mengadakan
pengukuran ataupun penilaian kinerja guru harus diperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja guru diatas dan beberapa faktor berikut:
b. Mereview standar kinerja
c. Melakukan analisis jabatan
d. Mengembangkan instrument penilaian
e. Mengukur kinerja
42
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan, Jakarta: PT. Bina
Aksara, 2011, 490. 43 Akdon, Strategic Management For Educational Management (Manajemen Stratejik Untuk
Manajemen Pendidikan). Bandung: Alfabeta, 2009, 171.
31
f. Membandingkan kinerja aktual dengan standar
g. Mengkaji hasil penilaian
h. Memberikan hasil penilaian
i. Mengaitkan hasil kinerja dengan imbalan
j. Membuat rencana pengembangan.44
D. Perumusan Hipotesis
1. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap
Kinerja Guru.
Soni,45
dalam penelitiannya membuktikan bahwa ada pengaruh
langsung kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kinerja
guru.Susanti,46
dalam penelitiannya membuktikan bahwa kepemimpinan
transformasional yang dilakukan oleh kepala sekolah memberikan dampak
positif terhadap kinerja pendidik dan tenaga kependidikan di SMP
Muhammadiah 1 Depok Sleman.
Dari menganalisa penelitian tentang pengaruh kepemimpinan
transformasional kepala sekolah terhadap kinerja guru di atas dapat di
rumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 = semakin baik kepemimpinan kepala sekolah semakin meningkat
kinerja guru
44
Husaini Usman, Manajemen: Teori, praktik, dan riset pendidikan…, 487. 45
Soni,Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Self Monitoring Terhadap Kepuasan
Kerja Guru dan Kinerja Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Tanjung Morawa, Jurnal
Pendidikan.2009,1-16 46
Susanti,Dampak Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pendidik dan Tenaga
Kependidikan di SMP Muhamadiyah 1 Depok Sleman ,Skripsi, Yogyakarta : UIN Sunan
Kalijaga,2013.
32
2. Pengaruh Supervisi Klinis terhadap Kinerja Guru
Mustaqim, dalam penelitiannya menemukan bahwa supervisi klinis
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.47
Burhanudin juga
mengatakan implementasi supervisi klinis yang dilaksanakan dalam tiga
tahap telah berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan kinerja guru.48
Dari pendapat di atas di rumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 = Semakin baik supervisi klinis kepala sekolah maka semakin meningkat
kinerja guru.
3. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Supervisi Klinis Kepala
Sekolah terhadap Kinerja Guru
Seorang manajer, dalam hal ini seorang kepala sekolah memang
menjadi figur bagi bawahannya, kepala sekolah memegang peranan yang
sangat penting untuk dapat membawa lembaga ataupun sekolahnya untuk
dapat maju dan berkompetisi dengan sekolah-sekolah yang lain.untuk itu,
seorang kepala sekolah harus memiliki dan menguasai 16 kompetensi
manajerial, 3 supervisi serta mampu untuk berperan dalam mengendalikan
roda kepemimpinannya. Seorang kepala sekolah yang tidak menguasai
kepemimpinan ataupun manajerial, supervisi tentunya tidak akan dapat
menjalankan roda kepemimpinannya, akhirnya kinerja guru yang optimal
juga tidak akan tercapai. Sehingga dapat dikatakan bahwa kepemimpinan
transformasional dan supervisi klinis kepala sekolah sangat berperan dan
47
Mustaqim,Pengaruh Supervisi Klinis dan Kompetensi Sosial Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Guru,Tesis,UNY,Yogyakarta,2013 48
Burhanudin, Implementasi Supervisi Klinis Dalam Meningkatkan Profesionalisme
Guru,Jurnal Pendidikan, Vol.1 No 11,November 2016.
33
berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru sehingga menarik untuk
dapat diteliti.
E. Kerangka Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka paradigma dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1
Paradigma ganda dengan 2 variabel independen
Keterangan :
1. X1 = Kepemimpinan
2. X2 = Supervisi
3. Y = Kinerja guru
Paradigma dengan variabel independen yaitu X1 dan X2, Untuk mencari
besarnya pengaruh antara X1 dengan Y, X2 dengan Y; dapat menggunakan
korelasi sederhana. Untuk mencari pengaruh antara X1 secara bersama-
sama dengan X2 terhadap Y digunakan korelasi ganda. Regresi dan
korelasi parsial dapat diterapkan dalam paradigma ini.49
49
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung: CV. Alfa Beta,
2011, 44.
SUPERVISI KLINIS
KINERJA GURU
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIO H3
H2
H1
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey dengan
pendekatan kuantitatif, dimana data dikumpulkan dari sampel atas populasi
untuk mewakili seluruh populasi, dengan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok.
Untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan rencana penelitian
korelasional. Tingkat hubungan antar variabel dinyatakan dalam bentuk
koefisien korelasi. Adapun jenis jenis data dalam penelitian ini adalah
kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan50
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 1 Mei – 30 Juli 2017 di 17 SMA dan
SMK, yang terdiri dari 7 SMA dan 10 SMK baik negeri maupun swasta yang
berlokasi di wilayah kota Magelang.
C. Variabel dan Indikator Penelitian
50
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung: CV. Alfa Beta,
2011, 44.
36
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.51
Dalam penelitian ini
ada dua variabel yaitu variabel bebas atau independen variabel X1 dan X2, yaitu
variabel yang memengaruhi variabel lain disebut juga variabel prediktor, dan
variabel terikat atau dependent variabel Y yaitu variabel yang dipengaruhi.52
Suatu variabel penelitian merupakan sesuatu yang pokok, karena variabel
merupakan objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.53
Variabel yang akan diteliti dijabarkan melalui item-item dari variabel yang
disebut indikator. Berikut ini adalah penjabaran variabel ke dalam indikator,
yaitu:
1. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) meliputi penilaian
guru tentang kepemimpinan kepala sekolah yang diukur melalui dimensi :
karisma, kepekaan individu, stimulus intelektual dan memberi inspirasi.
2. Supervisi klinis kepala sekolah (X2) meliputi kemampuan kepala sekolah
untuk merencanakan program supervisi dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru, Kepala sekolah melaksanakan supervisi terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat yaitu
supervisi klinis.
3. Kinerja guru (Y), meliputi kinerja guru yang diperoleh dari hasil penilaian
para guru tentang proses kerja dan prestasi kerja menurut standar
51
Sumadi S, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003, 72. 52 Sumadi S, Metodologi Penelitian..., 72. 53 Sumadi S, Metodologi Penelitian..., 72.
37
tertentu.Variabel ini merupakan unsur-unsur proses dan hasil kerja seorang
guru yang meliputi dimensi kemampuan, inisiatif, ketepatan waktu, kualitas
kerja dan komunikasi.
Tabel 3. 1. Tabel Kisi-kisi instrumen
Variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah
Dimensi
Variabel Indikator Item
Karisma i. Melibatkan guru dalam kegitan sekolah
ii. Memperlihatkan percaya diri
iii. Menimbulkan antusias bawahan
iv. Memperlakukan orang dengan hormat
v. Menumbuhkan motivasi kerja
1
2,20
3
4
5,19
Kepekaan
individu
1) Respek terhadap gagasan guru
2) Menimbulkan rasa optimis
3) Mempunyai rasa empati atas persoalan pribadi
4) Perhatian terhadap hasil kerja guru
6
7
8
9
Stimulus
intelektual
1) Memberikan kebebasan dalam berpendapat
2) Menyelesaikan masalah dengan cara baru
3) Mendorong bawahan berfikir ilmiah
4) Mendorong bawahan berfikir inovatif
5) Mempertinggi motivasi bawahan untuk sukses
10
11
12
13
14
Memberi
Inspirasi
1) mengkomunikasikan harapan tinggi bagi
bawahan
2) mengemukakan tujuan utama melalui cara yang
sederhana
15,18
16,17
Tabel 3.2. Tabel Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Supervisi Klinis Kepala Sekolah
Dimensi
Variabel Indikator Item
Supervisi
Kepala
Sekolah
melaksanakan
supervisi
terhadap guru
menggunakan
Perencanaan kegiatan supervisi klinis 1,2,3,4,5
Pelaksanaan kegiatan supervisi klinis oleh
kepala sekolah 6, 7,8,9
Evaluasi kegiatan supervisi klinis oleh
kepala sekolah 10,11,12
Tindak lanjut pelaksanaan kegiatan 13,14,15,16
38
pendekatan
dan teknik
supervisi yang
tepat.
supervisi klinis oleh kepala sekolah
Sosialisasi hasil kegiatan supervisi klinis
oleh kepala sekolah
17, 18, 19,20
Tabel 3.3. Tabel Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru
DimensiVariabel Indikator Item
Kemampuan a. Penguasaan materi
b. Penguasaan metode
1, 2, 3,
4,5, 6
Inisiatif a. berpikir positif yang lebih baik
b. mewujudkan kreatifitas
c. pencapaian prestasi
7,8,
9, 10,
11, 12
Ketepatan
waktu
a. Pemanfaatan waktu kedatangan
b. Pemanfaatan waktu luang
13,14,15
16,17,18
Kualitas hasil
kerja
a. Kepuasan siswa
b. Pemahaman siswa
c. Prestasi siswa
19, 20,
21, 23,
24,25
Komunikasi a. Mutu penyampaian materi
b. Penguasaan keadaan kelas
25,26,27,
28, 29,30
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian.54
Adapun sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.55
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah GPAI SMA dan SMK di
Kota Magelang tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 30 orang, yang
selanjutnya disebut sebagai populasi penelitian. Penelitian ini adalah penelitian
populasi, karena jumlah responden dalam penelitian ini kurang dari seratus
orang.
54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...., 102.
55 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...., 102.
39
Tabel 3.4. Tabel Daftar Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Jumlah Guru PAI
1 SMAN 1 3
2 SMAN 2 2
3 SMAN 3 2
4 SMAN 4 2
5 SMAN 5 2
6 SMA Muhamadiyah 1 2
7 SMA Muhamadiyah 2 1
8 SMKN 1 3
9 SMKN 2 2
10 SMKN 3 2
11 SMK Muhamadiyah 2
12 SMK Ma’arif 2
13 SMK Adipura 1
14 SMK Yudya Karya 1
15 SMK Bakti Karya 1
16 SMK Kesdam 1
17 SMK Citra Medika 1
Jumlah 30
E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.56
Sumber data penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder. Sumber
data primer diperoleh dari responden yaitu guru-guru PAI SMA dan SMK di
kota Magelang tahun 2017. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari
data-data penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
56 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian...., 102.
40
1. Metode angket atau kuesioner
Metode angket merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan
tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individu atau
kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti prefensi, keyakinan,
minat dan perilaku.57
Metode ini peneliti gunakan untuk memeroleh data yang
terkait dengan variabel persepsi guru tentang kepemimpinan transformasional
dan supervisi klinis serta kinerja guru PAI (Y).
2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,
agenda, dan sebagainya.58
Metode ini digunakan untuk mencari data yang
berkaitan dengan guru PAI SMA dan SMK di kota Magelang.
3. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.59
Metode
ini digunakan untuk melakukan studi pendahuluan dalam menemukan
permasalahan yang diteliti.
G. Tahapan Penelitian
57 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2002, 181. 58
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Kuantitatif dalam Pendidikan..., 181. 59
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya,
2017, 186
41
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh dari alat pengumpulan data, digunakan teknik analisis data dengan alat
analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Alat analisis deskriptif yang
digunakan adalah membuat tabel-tabel analisis untuk melihat gambaran umum
pendapat responden tentang persepsi guru terhadap kepemimpinan
transformasional, supervisi klinis dan kinerja guru PAI. Sedangkan alat analisis
statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam
penelitian. Analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial diolah dengan
mengunakan komputer program Statistical Product for Service Solution (SPSS)
23.0 for windows.
Adapun langkah-langkah yang diambil oleh penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Penskoran
Data penelitian ini tentang variabel X persepsi guru tentang
kepemimpinan transformasional dan supervisi klinis kepala sekolah dan
variabel Y kinerja guru PAI, diperoleh dengan menggunakan angket. Teknik
angket ini menggunakan teknik angket tertutup, dengan X1 20 item
pertanyaan, X2 dengan 20 item pertanyaan dan 30 item untuk data variable Y
(kinerja guru PAI ).
Pada bagian ini peneliti menganalisa data yang telah terkumpul melalui
angket yang telah disebarkan kepada responden, dengan ketentuan jawaban
sebagai berikut:
42
Favorable (pertanyaan positif)
a. Untuk alternatif jawaban A mendapat nilai 4
b. Untuk alternatif jawaban B mendapat nilai 3
c. Untuk alternatif jawaban C mendapat nilai 2
d. Untuk alternatif jawaban D mendapat nilai 1
Unfavorable (pertanyaan negatif)
b. Untuk alternatif jawaban A mendapat nilai 1
c. Untuk alternatif jawaban B mendapat nilai 2
d. Untuk alternatif jawaban C mendapat nilai 3
e. Untuk alternatif jawaban D mendapat nilai 4
b. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Ketepatan pengujian hipotesis sangat bergantung pada kualitas data
yang digunakan dalam pengujian tersebut. Penelitian tidak akan
mendapatkan hasil yang akurat apabila instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian tidak mempunyai validitas dan reliabilitas
yang tinggi. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. 60
Suatu
instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat
mengukur apa yang hendak diukur.
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
60 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., 172
43
Uji validitas dalam instrument ini adalah menggunakan rumus
Product Moment Correlation sebagai berikut:
∑ ∑ ∑
√[ ∑ (∑ ) ][ ∑
(∑ ) ]
Keterangan :
rxy = angka indeks korelasi r product moment
X = skor butir pertanyaan atau pernyataan
Y = skor total
n = cacah objek uji coba
Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan bantuan
program statistik SPSS 17.0.
Validitas dalam suatu penelitian bisa juga berarti akurat data yang akan
diuji. Instrumen penelitian dapat dikatakan valid apabila telah diuji dari
pernyataan dan pengukuran instrumen tersebut dengan rumus diatas.
Butir pernyataan dikatakan valid atau sahih jika koefisien korelasi
( ) -tabel pada nilai kritis r pada tabel dengan taraf signifikansi
5%.
b. Uji Reliabilitas.
Uji reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data, karena instrumen tersebut sudah baik.Reliabilitas
menunjukkan pada suatu tingkat keterandalan instrumen yang reliabel
44
artinya instrumen yang dapat dipercaya, dapat diandalkan. Instrumen
yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur obyek yang sama, akan dihasilkan data yang sama. Instrumen
yang valid dan reliabel merupakan syarat utama mendapatkan data yang
dapat dipercaya.
Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut
menghasilkan hasil yang tetap. Dalam penelitian ini pengujian
reliabilitas dengan menggunakan uji internal consistency, dilakukan
dengan cara mencoba intrumen sekali saja kemudian hasilnya diperoleh
dengan rumus koefisien alpha. Untuk mendapatkan akurasi dalam
perhitungan data, maka digunakan computer melalui program SPSS
release 16,0. Uji reliabilitas instrument menggunakan rumus Alpha
Croanbach sebagai berikut :
[
] [
∑
]
Dimana :
= Reliabilitas instrument
= Mean kuadrat antar subyek
∑ = Mean kuadrat kesalahan
= Varians total
=
∑
(∑ )
=
Dimana : JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item
JKs = Jumlah Kuadrat Subyek
45
H. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara bertahap mulai dari
analisis statistik deskripstif, uji persyaratan dan pengujian hipotesis.
1. Analisis deskriptif
Analisis statisik desriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Sebagai standar
pengukuran terhadap masing masing variabel dilakukan dari data ideal
kedalam lima katagori dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Interval =
61
Skor tertinggi diperoleh dengan cara mengalikan skor alternative
jawaban tertinggi dengan jumlah pertanyaan dan jumlah responden. Sedang
skor terendah diperoleh dengan cara mengalikan skor alternatif jawaban
terendah dengan jumlah item dan jumlah responden pada masing masing
variabel. Berdasar data jumlah interval yang diperoleh , kemudian disusun
kategori.
2. Uji Persyaratan analisis
61 Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif..., 123.
46
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah variabel
penelitian berdistribusi normal atau tidak.Pengujian normalitas ini
dilakukan dengan uji Chi Kuadrat ( ). Jika harga ( ) lebih besar dari
harga kritik ( ) dari tabel maka data yang diperoleh tidak berdistribusi
normal, dan sebaliknya jika harga ( ) lebih kecil dari harga ( )
dalam tabel , justru data yang kita peroleh tersebar dalam dalam
distribusi normal62
.
b. Uji Linieritas
Dalam penelitian ini uji lineritas bertujuan untuk mengetahui
variabel bebas X1 dan X2 terhadap variabel terikat Y mempunyai
hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pada uji linearitas
dilakukan menggunakan computer program SPSS dengan menggunakan
Test Of Liniearity dengan pada taraf signifikansi 0,05, dengan kriteria
bahwa mempunyai hubungan liner antara variabel bebas terhadap
variabel terikat mempunyai hubungan yang linear bila signifikansinya
kurang dari 0,05.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.
Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
62 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., 363.
47
multikolinieritas. Metode pengujian yang dapat digunakan, diantaranya
dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi,
membandingkan nilai koefisien determinasi individual ( ) dengan
nilai determinasi secara serentak ( ), atau dengan melihat nilai
eigenvalue dan condition index.
Pada penelitian ini akan dilakukan uji multikolinieritas dengan
melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi. Pada umumnya
nilai VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai
persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainya.
3. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini membahas bagaimana kepemimpinan transformasional
kepala sekolah dan supervisi klinis baik secara parsial maupun secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru. Untuk menganalisis data
digunakan metode analisis korelasi regresi berganda untuk mengukur
pengaruh dua atau lebih variable bebas terhadap variable terikat. Adapun
rumus secara matematis dari regresi ganda sebagai berikut :
Keterangan:
a = Nilai konstanta atau intersep
= Koefisien regresi dari
= Koefisien regresi dari
48
= kepemimpinan transformasional kepala sekolah
= supervisi klinis
Dari rumus diatas maka akan dapat digunakan sebagai dasar untuk
menganalisis guna membuktikan hipotesis. Pembuktian hipotesis digunakan
dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut:
a. Uji F (pengujian secara bersama-sama)
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian, maka
digunakan uji hipotesis regresi secara serentak dengan menggunakan uji
F, yaitu menguji koefisien regresi berganda variabel-variaabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
Ada beberapa langkah dalam pengujian secara serentak (Uji F),
yaitu:
1) Pengujian hipotesis
Ho : βo = 0 : artinya variabel bebas (X) secara serentak tidak memiliki
pengaruh terhadap variabel terikat (Y)
Ha : β1 = 0 : artinya variabel bebas (X) secara serentak memiliki
pengaruh terhadap variabel terikat (Y)
2) Membandingkan Fhitung dengan Ftable pada derajat signifikansi 95% ( =
5%)
3) Pengambilan kesimpulan
- Jika F hitung lebih besar dari F table, maka Ho:ditolak
49
- Jika F hitung lebih kecil dari F table, maka Ho:diterima
b. Koefisien Determinasi ( )
Selanjutnya untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam
menjelaskan variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien
determinasi ganda ( ). Dengan kata lain koefisien determinasi
digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan dari variable bebas
terhadap variabel terikat. Jika yang diperoleh dari hasil perhitungan
semakin besar, maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel
bebas terhadap variabel terikat semakin besar.Hal ini berarti model yang
digunakan semakin kuat untuk menjelaskan variasi variabel
terikat.Sebaliknya ( ) semakin kecil (mendekati 0), maka dapat
dikatakan bahwa sumbangan dari variabel terikat semakin kecil.
c. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t)
Untuk menguji hipotesis pengaruh dari masing-masing variabel
bebas, terhadap variabel terikat, maka digunakan Uji t. Ada beberapa
langkah dalam pengujian secara parsial (Uji t), yaitu:
1) Pengujian hipotesis
Ho : βo = 0 : artinya variabel X1 dan X2 secara bersama-sama tidak
memiliki pengaruh terhadap variabel terikat (Y)
Ha : β1 = 0 : artinya variabel X1 dan X2 secara bersama-sama memiliki
pengaruh terhadap variabel terikat (Y)
50
2) Membandingkan t hitung dengan t table pada derajat signifikansi 95%
dua sisi ( = 1-2 = 0,025)
3) Pengambilan kesimpulan
- Jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho:ditolak
- Jika t hitung lebih kecil dari t tabel, maka Ho:diterima.
F. Uji Coba
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
jumlah tiap skor butir.63
Validitas ini digunakan teknik analisis koralasi
product moment dengan bantuan SPSS. Angket dinyatakan valid apabila
memiliki nilai r hitung positif dan nilai signifikan < 0,05 ( 5%).
Tabel 3.5 Uji Validitas Kepemimpinan Tranformasional
No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel
1 0,266 0,361 8 0,928**
0,361 15 0,858**
0,361
2 0,808**
0,361 9 0,808**
0,361 16 0,858**
0,361
3 0,928**
0,361 10 0,928**
0,361 17 0,694**
0,361
4 0,808**
0,361 11 0,708**
0,361 18 0,749**
0,361
5 0,928**
0,361 12 0,801**
0,361 19 0,928**
0,361
6 0,762**
0,361 13 0,928**
0,361 20 0,801**
0,361
7 0,801**
0,361 14 0,708**
0,361
63
Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Cet. 6, Bandung, Alfabeta, 2015,
73.
51
Dari Tabel 3.5 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas butir angket
dinyatakan valid, terkecuali angket nomor 1 dinyatakan tidak valid, karena
nilai r hitung lebih kecil dari r tabel (r hitung 0,266<r tabel 0,361). Butir
angket yang dinyatakan tidak valid dihapus. Dengan demikian jumlah nomor
butir angket yang akan dijadikan sebagai alat penelitian berjumlah 19 butir
angket.
Tabel 3.6 Uji Validitas Supervisi Klinis
No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel
1 0,491**
0,361 8 0,677**
0,361 15 0,491**
0,361
2 0,627**
0,361 9 0,293 0,361 16 0,627**
0,361
3 0,659**
0,361 10 0,741**
0,361 17 0,741**
0,361
4 0,578**
0,361 11 0,549**
0,361 18 0,228 0,361
5 0,659**
0,361 12 0,526**
0,361 19 -0,283 0,361
6 0,604**
0,361 13 0,635**
0,361 20 0,289 0,361
7 0,645**
0,361 14 0,560**
0,361
Dari Tabel 3.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas butir angket
dinyatakan valid, terkecuali angket nomor 9, 18, 19 dan 20 dinyatakan tidak
valid, karena nilai r hitung lebih kecil dari r tabel. Butir angket yang
dinyatakan tidak valid dihapus. Dengan demikian jumlah nomor butir angket
yang akan dijadikan sebagai alat penelitian berjumlah 16 butir angket.
Tabel 3.7 Uji Coba Validitas Kinerja Guru
No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel
1 -0,014 0,361 11 0,196 0,361 21 0,335 0,361
2 0,209 0,361 12 0,279 0,361 22 0,207 0,361
52
3 0,232 0,361 13 0,270 0,361 23 0,581**
0,361
4 0,508**
0,361 14 0,427* 0,361 24 0,337 0,361
5 0,368* 0,361 15 0,452
* 0,361 25 0,384
* 0,361
6 0,492**
0,361 16 0,527**
0,361 26 0,640**
0,361
7 0,032 0,361 17 0,426* 0,361 27 0,349 0,361
8 0,185 0,361 18 0,433* 0,361 28 0,427
* 0,361
9 0,213 0,361 19 0,571**
0,361 29 0,452* 0,361
10 0,127 0,361 20 0,320 0,361 30 0,581**
0,361
Dari Tabel 3.7 di atas dapat diketahui bahwa dismping butir angket
yang dinyatakan valid, terdapat 14 butir angket yang dinyatakan tidak
valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 7, 8, 9, 10, 11, 12,13, 20, 22, 24 dan 27.
Dinyatakan tidak valid karena nilai r hitung lebih kecil dari r tabel. Butir
angket yang dinyatakan tidak valid dihapus. Dengan demikian jumlah
nomor butir angket yang akan dijadikan sebagai alat penelitian berjumlah
16 butir angeket.
2. Uji Releabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel konstruk. Reliabilitas instrumen diuji dengan
menghitung cronbach alpha instrumen dari masing-masing variabel.
Instrumen dikatakan mempunyai tingkat reliabiliti yang baik, bila construct
reliability sebesar 0,6 atau lebih. Tetapi nilai reliabilitas antara 0,6 hingga
0,70 masih dapat diterima dengan syarat, validitas indikator menunjukkan
model yang baik atau memenuhi syarat validitas.
53
Tabel 4.5. Uji Reliabilitas
No Variabel Reliabilitas Keterangan
1 Kepemimpinan transformasional 0.696 Reliabel
2 Supervisi klinis 0.673 Reliabel
3 Kinerja guru 0.842 Reliabel
Pengambilan kesimpulan uji reliabilitas yaitu diuji statistik Cronbach alpha.
Dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel reliabel atau jawaban responden
terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
54
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Setelah dilakukan angket diberikan pada 30 responden yang terdiri dari
guru-guru PAI SMA dan SMK se Kota Magelang. Data-data yang diperoleh
dilakukan uji validitas. Adapun uji validitas dilakukan pada masing-masing
variabel adalah sebagai berikut :
a) Uji Validitas Kepemimpinan Transformasional
Tabel 4.1 Uji Validitas Kepemimpinan Tranformasional
No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel
1 0,565**
0,361 6 0,641**
0,361 11 ,590**
0,361
2 0,733**
0,361 7 0,650**
0,361 12 ,750**
0,361
3 0,670**
0,361 8 0,685**
0,361
4 0,636**
0,361 9 0,643**
0,361
5 0,486**
0,361 10 0,506**
0,361
Dari Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa semua butir angket
memiliki nilai f hitung rata-rata di atas 0,361. Dengan demikian semua butir
angket variabel kepemimpinan tranformasional dinyatakan valid seluruhnya.
55
b) Uji Validtas Supervisi Klinis
Tabel 4.2 Uji Validitas Supervisi Klinis
No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel
1 0,698**
0,361 6 0,915**
0,361 11 0,439**
0,361
2 0,785**
0,361 7 0,934**
0,361 12 0,633**
0,361
3 0,796**
0,361 8 0,642**
0,361
4 0,842**
0,361 9 0,453**
0,361
5 0,711**
0,361 10 0,554**
0,361
Dari Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata butir angket
memiliki nilai f hitung di atas 0,361. Dengan demikian selurh butir angket
variabel supervisi klinis di atas dinyatakan seluruhnya valid
c) Uji Validitas Variabel Kinerja Guru
Tabel 4.3 Uji Validitas Kinerja Guru
No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel No R Hitung R Tabel
1 0,549**
0,361 7 0,525**
0,361 13 0,510**
0,361
2 0,494**
0,361 8 0,629**
0,361 14 0,360* 0,361
3 0,496**
0,361 9 0,427* 0,361 15 0,664
** 0,361
4 0,720**
0,361 10 0,528**
0,361 16 0,479**
0,361
5 0,540**
0,361 11 0,378* 0,361
6 0,550**
0,361 12 0,438**
0,361
Dari Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata butir angket
memiliki nilai f hitung di atas 0,361. Dengan demikian butir angket variabel
kinerja guru seluruhnya memiliki nilai f hitung lebih besar dari f tabel,
sehingga seluruh butir angket dinyatakan valid.
56
2. Uji Reliabilitas
Untuk mengetahui valid atau tidaknya angket ini maka peneliti
melakukan uji validitas, sebagai berikut :
Tabel 4.4. Uji Reliabilitas
No Variabel Koefisien
Alpha Perbandingan Keterangan
Kepemimpinan
Transformasional 0,753 0,753>0,6 Reliabel
Supervisi Klinis 0,766 0,766>0,6 Reliabel
Kinerja Guru 0,731 0,731>0,6 Reliabel
Dari tabel 4.4 di atas bahwa semua variabel memiliki indeks releabilitas
lebih dari 0.6. Dengan demikian dapat dikatakan instrumen ini memiliki keterandalan
atau dapat disimpulkan sebagai intrumen yang reliabel.
B. Analisis Deskriptif
Analisi deskriptif dilakukan setelah mamasukan hasil jawaban angket
yang telah diisi responden ke dalam tabel distribusi dan akan disajikan tiap
variabel, sebagai berikut :
4. Kepemimpinan Tranformasional
Tabel 4.5 Deskriptif Variabel Kepemimpinan Transformasional
No Interval Kriteria Frekuensi Prosentase Rata-Rata
Porsentase
1 42-48 Sangat baik 18 60 %
86%
2 36-41 Baik 6 20%
3 30-35 Cukup Baik 4 13,33 %
4 24-29 Kurang 2 6,6 %
Jumlah 30 100 %
Nilai Tertinggi : 48 Terendah : 24 Range : 24 Interval : 6
57
Dari tabel 3.6 di atas dapat diketahui bahwa kepemimpinan
tranformasional adalah sangat baik 60%, baik 20%, cukup baik 13,33%, dan
kurang 6,6%, secara keseluruhan persentase kepemimpina transformasional
adalah sebesar 41 yang berada pada interval 36-41 dalam kategori baik.
5. Supervisi Klinis
Tabel 4.6 Deskriptif Variabel Supervisi Klinis
No Interval Kriteria Frekuensi Prosentase Rata-Rata
Porsentase
1 44-48 Sangat baik 28 93,33 %
86%
2 40-43 Baik 0
3 36-39 Cukup Baik 0
4 32-35 Kurang 2 6,6 %
Jumlah 30 100 %
Nilai Tertinggi : 48 Terendah : 32 Range : 16 Interval : 4
Dari tabel 3.6 di atas dapat diketahui bahwa supervisi klinis adalah sangat
baik 93,33%, baik 0%, cukup baik 0%, dan kurang 6,6%, secara keseluruhan
persentase kepemimpina transformasional adalah sebesar 46 yang berada pada
interval 44-48 dalam kategori sangat baik.
6. Kinerja Guru
Tabel 4.7 Deskriptif Variabel Kinerja Guru
No Interval Kriteria Frekuensi Prosentase Rata-Rata
Porsentase
1 60-64 Sangat baik 18 60 %
86%
2 56-59 Baik 4 13,33%
3 52-55 Cukup Baik 6 20%
4 48-51 Kurang 2 6,6 %
Jumlah 30 100 %
Nilai Tertinggi : 64 Terendah : 48 Range : 16 Interval : 4
58
Dari tabel 3.6 di atas dapat diketahui bahwa kinerja guru adalah sangat
baik 60%, baik 13,33%, cukup baik 20%, dan kurang 6,6%, secara keseluruhan
persentase kepemimpinan transformasional adalah sebesar 59 yang berada pada
interval 56-59 dalam kategori baik.
C. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas adalah apabila nilai
signifikansi lebih besar dari 0.05 (sign. > 0.05) maka data dinyatkan
berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.8 Tabel Normalitas Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 0,0000000
Std. Deviation 4,35359302
Most Extreme
Differences
Absolute 0,139
Positive 0,109
Negative -0,139
Test Statistic 0,139
Asymp. Sig. (2-tailed) ,094c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Dari tabel kolmogorov smirnov di atas dapat diketahui nilai signifikansinya
sebesar 0,094, dan nilai itu lebih besar dari 0,05 (sig.>0,05), sehingga dapat
dikatakan bahwa data berdistribusi normal.
59
2. Uji Linieritas
Uji linieritas adalah untuk mengetahui apakah variabel X1 atau X2 terdapat
hubungan yang linear atau tidak. Dasar pengambilan keputusan adalah
apabila nilai sig. deviation from linearity > 0,05, maka terdapat hubungan
yang linier variabel bebas dengan variabel terikat. Data masing-masing
variabel dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.9. Tabel Linieritas Kepemimpinan Tranformasional
Variabel sig. deviation
from linearity Keterangan
Kepemimpinan tranformasional terhadap
kinerja guru 0,668 Linier
Supervisi klinis terhadap kinerja guru 0,869 Linier
Dari tabel linieritas kepemimpinan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang linier dari semua variabel karena nilai sig. deviation from
linearity > 0,05.
3. Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi apakah terjadi problem multikolonieritas dengan cara
melihat nilai tolerance dan variance inflantion faktor (VIF). Penentuan
apakah terjadi multikolonieritas atau tidak apabila nilai tolerance > 0,10 dan
VIF < 10 maka tidak terjadi multikolonieritas.
60
Tabel 4.10. Tabel Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Toleranc VIF
1 (Constant) 22,109 6,940 3,186 ,004
X1 -,097 ,106 -,138 -,912 ,370 1,000 1,000
X2 ,463 ,115 ,607 4,027 ,000 1,000 1,000
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel multikolonieritas di atas diketahui kepemimpinan tranformasional
terhadap kinerja dengan nilai tolerance 1,000 dan VIF 1,000, dan supervisi
klinis terhadap kinerja dengan nilai tolerance 1,000 dan VIF 1,000. Dari
nilai-nilai dapat diketahui bahwa tolerance > 0,10 dan VIF <10 maka tidak
terjadi multikolonieritas.
B. Pengujian Hipotesis
1. Uji T
Uji T adalah uji untuk mengetahui pengaruh variabel kepemimpinan
transformasional (X1) dan variabel supervisi klinis (X2) secara parsial atau
secara sendiri-sendiri terhadap variabel kinerja guru (Y). Pengambilan
keputusan berdasarkan, jika nilai sigifikansi < 0,05 T hitung > T tabel.
Adapun data analisi uji T adalah sebagai berikut :
61
B. Uji Hipotesis Pertama (H1)
Tabel 4.11. Tabel Uji t Variabel Kepemimpinan Transformasional
Terhadap Variabel Kinerja Guru
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11,580 10,016 1,156 ,257
X1 1,093 ,217 ,690 5,046 ,000
a. Dependent Variable: Y
Pengujian hipotesis pertama dilakukan untuk melihat pengaruh
kepemimpinan tranformasional terhadap kinerja guru PAI di SMA dan
SMK Kota Magelang. Dasar pengambilan keputusanya, apabila nilai sig.
< 0,05, atau T hitung > T tabel, maka terdapat pengaruh variabel
kepemimpinan tranformasional terhadap kinerja guru PAI di SMA dan
SMK Kota Magelang. Jika nilai sig. > 0,05, atau T hitung < T tabel, maka
tidak terdapat pengaruh variabel kepemimpinan tranformasional terhadap
kinerja guru PAI di SMA dan SMK Kota Magelang. Nilai T tabel
ditentukan dengan t tabel = t (/2 ; n-k-1) = t (0,025 ; 27) = 2,052.
Dari tabel 4.10 di atas, dapat diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000
dan nilai t hitung sebesar 5,046. Sehingga dapat diinterpretasi bahwa
karena nilai sig 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 5,046 > 2,052, maka
terdapat pengaruh signifikan variabel X1 terhadap Y, dengan kata lain
kepemimpinan tranformasional berpangaruh signifikan terhadap kinerja
guru PAI di SMA dan SMK Kota Magelang.
62
C. Uji Hipotesis Pertama (H2)
Tabel 4.12. Tabel Uji t Variabel Supervisi Klinis
Terhadap Variabel Kinerja Guru
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13,453 11,473 1,173 ,251
X2 1,000 ,236 ,625 4,237 ,000
a. Dependent Variable: Y
Pengujian hipotesis pertama dilakukan untuk melihat pengaruh
kepemimpinan tranformasional terhadap kinerja guru PAI di SMA dan
SMK Kota Magelang. Dasar pengambilan keputusanya, apabila nilai sig.
< 0,05, atau T hitung > T tabel, maka terdapat pengaruh variabel supervisi
klinis terhadap kinerja guru PAI di SMA dan SMK Kota Magelang. Jika
nilai sig. > 0,05, atau T hitung < T tabel, maka tidak terdapat pengaruh
variabel supervisi klinis terhadap kinerja guru PAI di SMA dan SMK
Kota Magelang. Nilai T tabel ditentukan dengan t tabel = t (/2 ; n-k-1) =
t (0,025 ; 27) = 2,052.
Dari tabel 4.10 di atas, dapat diketahui nilai signifikansi sebesar 0,000
dan nilai t hitung sebesar 4,237. Sehingga dapat diinterpretasi bahwa
karena nilai sig 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 4,237 > 2,052, maka
terdapat pengaruh signifikan variabel X1 terhadap Y, dengan kata lain
supervisi klinis berpangaruh signifikan terhadap kinerja guru PAI di SMA
dan SMK Kota Magelang.
63
2. Uji F
Uji f dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel kepemimpinan
tranformasional (X1) dan supervisi klinis (X2) terhadap kinerja guru, dengan
cara membandingan nilai f hitu
ng dengan f tabel. Cara penentuan f tabel adalah F tabel = F(k;n-k) =
F (2 : 28) = 3,340. Data yang telah dikumpul akan oleh dengan menggunakan
spss dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.13. Tabel Uji f
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1240,306 2 620,153 13,465 ,000b
Residual 1243,561 27 46,058
Total 2483,867 29
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Dari data yang diperoleh dengan program SPSS tersebut diketahui
nilai signifikansi variabel kepemimpinan tranformasional (X1) dan variabel
supervisi klinis (X2) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel
kinerja guru (Y) adalah sebesar 0,000 dan F tabel sebesar 13,465, sehingga
sig. 0,000<0,05, dan nilai F hitung 13,465 > F tabel 2,052, dengan demikian
H3 diterima dalam artian bahwa kepemimpinan tranformasional dan supervisi
klinis secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
kinerja guru.
64
3. Koefisien Determinan
Koefisien determinan dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana
kemamampuan pengaruh variabel X1 dan variabel X2 terhadap variabel Y, dalam
hal ini adalah untuk mengukur besarnya pengaruh kepemimpinan
transformasional dan supervisi klinis terhadap kinerja guru PAI di SMA dan
SMK Kota Magelang. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan pengujian
dengna menggunakan spss sebagai berikut :
Tabel 4.14. Tabel Koefisien Determinan
Model Summary
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1 ,707a ,499 ,462 6,787
a. Predictors: (Constant), X2, X1
Dari tabel 4.11 di atas telah tersaji nilai R Square dan nilai Adjusted R
Square, karena variabel X terdiri dari dua variabel maka yang akan digunakan
untuk mengukur adalah nilai R Square, yaitu sebesar 0,499 atau 49,9%.
Dengan demikian pengaruh variabel kepemimpinan tranformasional dan
supervisi klinis terhadap kinerja guru sebesar 49,9%, sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
D. Pembahasan
Dari hasil analisis regresi baik secara parsial maupun serempak antara
Kepemimpinan Transformasional (X1) dan Supervisi Klinis Kepala Sekolah (X2)
65
terhadap Kinerja Guru PAI (Y) SMA dan SMK di Kota Magelang dilakukan
pembahasan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan Transformasional (X1)
Dari hasil analisis koefisiensi regresi variabel diperoleh hasil sebesar 5,046
hal ini berarti variabel Kepemimpinan Transformasional berpengaruh signifikan
terhadap kinerja guru, dengan nilai T hitung 5,046 > t tabel 2,052. Sedangkan
nilai deskriptif sebesar 41 yang berada pada interval 36-41 dalam kategori baik.
Indikasinya adalah kepala sekolah mampu menyelesaikan masalah guru dengan
menggunakan cara-cara yang inovatif, kepala sekolah mampu mendorong guru
berpikir ilmiah dalam menjalan tugasnya, dan kepala sekolah mendorong guru
untuk bekerja secara proversional. Penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Suyatmina bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh
terhadap kinerja guru.
2. Supervisi Klinis Kepala Sekolah (X2)
Dari hasil analisis regresi variabel supervisi klinis berpengaruh signifikan
terhadap kinerja guru, dengan nilai T hitung 4,237 > t tabel 2,052. Sedangkan
nilai deskriptif sebesar 46 yang berada pada interval 44-48 dalam kategori sngat
baik. Indikasinya adalah kepala sekolah merecanakan supervisi dengan
pendekatan klinis, melaksanakan supervisi klinis dengan memperhatikan kondisi
guru, dan mensosialisasikan hasilnya terhadap guru. Penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Julia Jayanti Tanama bahwa supervisi klinis
berpengaruh terhadap kinerja guru.
3. Kepemimpinan Transformasional dan Super Klinis terhadap Kinerja Guru
66
Dari hasil analisis regresi, variabel kepemimpinan transformasional dan
supervisi klinis secara simultan atau bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap kinerja guru, dengan nilai F hitung 13,645 > t tabel 3,340 dengan nilai
signifikansi 0,000>0,05. Sedangkan pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama
terhadap Y sebesar 49,9%, sedangkan sisanya sebesar 50,1% dipengaruhi oleh
variabel lain di luar penelitian ini.
66
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap kinerja guru PAI
SMA dan SMK di Kota Magelang. Dari hasil analisis koefisien regresi
variabel diperoleh hasil yang positif sebesar 5,046 hal ini berarti bahwa
dengan adanya pengaruh variabel Kepemimpinan Transformasional
Kepala sekolah akan meningkatkan kinerja guru PAI atau dapat dikatakan
bahwa Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah ini berpengaruh
signifikan terhadap kinerja guru PAI terutama dalam proses pembelajaran.
Indikasi lain dapat dilihat dari tanggapan responden mengenai angket yang
sudah penulis ajukan dan diisi oleh responden yang terkandung isi hasil
kepemimpinan transformasional kepala sekolah menjadikan guru lebih
percaya diri, mendorong berfikir inovatif dan memotivasi bawahan untuk
sukses.
2. Supervisi klinis kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru PAI
SMA dan SMK di Kota Magelang. Dari hasil analisis koefisien regresi
variabel supervisi klinis kepala sekolah di peroleh hasil yang positif
sebesar 4,237 yang berarti bahwa dengan adanya pengaruh variabel
supervisi klinis akan meningkatkan kinerja guru PAI, hal ini membuktikan
bahwa supervisi klinis yang dilakukan kepala sekolah mampu
67
menunjukkan pengaruh signifikan pada kinerja guru PAI. Indikasinya
menunjukkan bahwa hasil supervisi klinis menjadikan guru dalam
melaksanakan kinerja lebih nyaman, senang, perhatian terhadap siswa dan
aktif dalam proses belajar mengajar di kelas.
3. Kepemimpinan transformasional dan supervisi kepala sekolah secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Guru PAI SMA
dan SMK di Kota Magelang. Dilihat dari nilai koefisiensi determinasi
sebesar 0,499 artinya bahwa secara bersama-sama variabel independen
yaitu Kepemimpinan Transformasional (X1), Supervisi Klinis kepala
sekolah (X2) mempunyai pengaruh terhadap kinerja guru PAI (Y) sebesar
49,9% dan sisanya 50, 1% adalah kontribusi dari faktor-faktor lain atau
diluar variabel penelitian ini.
B. Saran
Adanya berbagai keterbatasan-keterbatasan dari penelitian ini, maka
penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi kepala sekolah diharapkan untuk lebih meningkatkan kompetensinya
dalam melakukan supervisi klinis kepada seluruh guru, sehingga akan
meningkatkan kinerja guru.
2. Bagi guru diharapkan untuk timbul kesadaran pada diri sendiri tentang
pentingnya peningkatan kualitas pendidikan, yaitu selalu memberikan
motivasi kepada siswa agar belajar sungguh-sungguh. Sehingga akan semakin
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
68
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya:
Duta Ilmu, 2002.
Akdon. Strategic management for educational management (Manajemen strategi
untuk manajemen pendidikan). Bandung: Alfabeta, 2009.
Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,
2002.
Arikunto, S. & Lia Yuliana. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media
Yogyakarta, 2009.
Azwar, Saefudin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Bernard, M. Bass & Ronald, E. Riggio. Transformational Leadership Second
Edition. London: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 2006.
Bondi J & Wiles J. Supervision: A Guide To Practice. New York: Merill Publishing
Company. 1986.
Bush Tony. Theories of Educational Leadership and Management. London: suge
Production Ltd, 2001
Burhanudin., “Implementasi Supervisi Klinis Dalam Meningkatkan Profesionalisme
Guru”, Jurnal Pendidikan, Vol.1, No 11, (2016): 48-53
Culbreth, John R. State of The Art In Clinical Supervision. New Jersey: Taylor and
Francis Group, 2010.
Danim, Sudarwan, Menjadi Komunitas Pembelajar Kepemimpinan
Transformasional Dalam Komunitas Organisasi Pembelajar. Jakarta: Rineka
Cipta, 2003.
Ening Astuti Yuni Soleh. “Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Supervisi
Klinis Dengan Pendekatan Lesson Study di MTsN Bantul”, Jurnal
Pendidikan Madrasah, Vol.1 No.1, (2016): 1-14
Flavia Cavazotte.”Transformastional Leaders and Work Performance The Mediating
Roles of Identification and Self-efficancy”, Jurnal BAR, Rio de Jeniro:
Vol.10, N0.4, art.6
(2013): 490-512.
69
Glatthorn, Allan,A. Supervisory Leadership: Introduction to Instruction Supervision,
Carolina: Harper CollinsPublishers, 1990.
Glickman,CD. Gordon Stephen, Gordon, Jovita M Roos. Supervision and
instructional leadership; A developmental approach. New York: Pearson
Education.2007.
Hajar, Ibnu. Dasar-Dasar Metodologi Kuantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2002.
Hasibuan. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010.
Herabudin. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Jayanti Tanama, Yulia. “Implementasi Supervisi Klinis Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru”. Malang: UNM, Jurnal Pendidikan, Vol.1 No.11
(2016): 231-235
Jones, Jeff, Mazda Jenkin and Sue Lord. Developing Effective Teacher Performance.
London: Paul Chapman Publishing A SAGE Publications Company, 2006.
Kadim Masaong, Abdul. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas
Guru, Bandung: Alfabeta, 2013.
Latham, G.P., & Wexaley, Increasing Productivity Through Performance Appraisel.
Michigan: Michigan State University: Addison Willwy publisher company,
1981.
Lunenburg & Ornstein. Educational Administration; Concepts And Practices. Third
Edition, New York: Wadsworth, 2000.
Muhith, Bahar Agus Setiawan.Transformasional Leadership: Ilustrasi Di Bidang
Organisasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali, 2012
Mulyasa,E. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, Implementasi. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2004.
Mulyasa,E. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2011.
Mustaqim, “Pengaruh Supervisi Klinis dan Kompetensi Sosial Kepala Sekolah
Terhadap Kinerja Guru”,Tesis,UNY Yogyakarta, 2013.
Panayiotis Angelides., “Forms Of Leadership That Promote Inclusive Education
In Cypriot Schools”. Educational Management Administration &
Leadership.Volume 40, No. 1 (2011): 62-84
70
Purwanto. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi Dan Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2010.
Sagala, Syaiful. Budaya Dan Reinventing Organisasi Pendidikan Pemberdayaan
Organisasi Pendidikan Kearah Yang Lebih Profesional Dan Dinamis Di
Provinsi, Kabupaten/Kota, Dan Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
2007.
Sahertian, Piet. Konsep Dasar dan Tekhnik Supervisi Pendidikan: Dalam Rangka
Pengembangan SDM. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Salis, E. TQM: Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD, 2011.
Soni, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Self Monitoring Terhadap
Kepuasan Kerja Guru Dan Kinerja Guru Kelas Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Tanjung Morawa, Jurnal Pendidikan, (2009): 132-140
Susanti, “Dampak Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pendidik dan
Tenaga Kependidikan di SMP Muhamadiyah 1 Depok Sleman,Tesis, UIN
Yogyakarta, 2013.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta,
2011
Sumadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
Simamora. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Bina Aksara, 2000.
Sulistiyani, Teguh. Ambar & Rosidah. Manajemen Sumber Daya Manusia
:Konsep,Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2009.
Sutarto. Dasar – Dasar Kepemimpinan Administrasi.Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2001
Suyatminah,”Peran Kepemimpinan Transformasional dan Kedisiplinan Kerja
Terhadap Kinerja Guru TK PNS Se-Kecamatan Bantul". Yogyakarta: UAD,
Psikopedagogia, Jurnal BK, Vol.2, No.2, (2013): 87-101
Tokhibin.“Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Kompetensi,
Motivasi Dan Kedisiplinan Guru Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah
Kejuruan di kota Magelang”. UNJ, Jurnal Akuntabilitas Managemen
Pendidikan, Vol.1, No. 2,
71
( 2013): 308-323
Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT.
Bina Aksara, 2011.
Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi (Terjemahan Budi Supriyanto). New Jersey:
Prentice-Hall Inc, 2009.
Zepeda, Sally J., Instructional Supervision Applying Tools and Concepts. New York:
Eye On Education, Inc., 2003.
72
73
74
75
Kepada Yth. Bapak/Ibu Guru Pendidikan Agama Islam SMA/SMK
Di Magelang
Dengan hormat,
Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah kami mohon kepada
Bapak/Ibu untuk meluangkan waktu guna mengisi dan menjawab angket yang telah
kami susun. Adapun tujuan dari angket ini adalah untuk mendapatkan informasi data
berkenaan dengan kepemimpinan transformasional kepala sekolah, supervisi klinis
kepala sekolah terhadap kinerja guru PAI SMA dan SMK di Kota Magelang. Kami
mohon Bapak/Ibu dapat memberikan jawaban secara jujur untuk selanjutnya dapat
kami analisis dan mendapatkan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
Demikian angket ini kami sampaikan, atas kesediaan Bapak/Ibu membantu
kami untuk mengisi angket tersebut diucapkan banyak terimakasih. Semoga menjadi
amal sholih bagi Bapak/Ibu.
Peneliti,
76
ANGKET PENELITIAN
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN SUPERVISI KLINIS KEPALA
SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU
IDENTITAS RESPONDEN
NAMA : ...............................................................
NIP : ...............................................................
UNIT KERJA : ...............................................................
ALAMAT : ...............................................................
Petunjuk pengisian :
1. Di bawah ini Anda akan menjumpai sejumlah pernyataan yang
menggambarkan tentang kepemimpinan transformasional dan supervise
klinis kepala sekolah.
2. Di bawah ini Anda akan menjumpai sejumlah pernyataan yang
menggambarkan tentang kemampuan kinerja guru.
3. Bubuhkan tanda check list ( v ) pada kolom yang telah disediakan untuk
pilihan jawaban yang menurut Anda paling tepat.
Keterangan :
STS: Sangat Tidak Setuju dengan skor : 1
TS : Tidak Setuju dengan skor : 2
S : Setuju dengan skor : 3
SS : Sangat Setuju dengan skor : 4
77
ANGKET KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH
No Pernyataan
Alternatif
Jawaban
4 3 2 1
1 Kepala sekolah melibatkan guru dalam kegiatan yang ada di
sekolah
2 Kepala sekolah percaya diri jika berbicara di depan warga
sekolah
3 Etos kerja kepala sekolah membuat guru antusias dalam
bekerja
4 Kepala sekolah bersikap ramah dengan guru
5 Kepemimpinan kepala sekolah membuat guru mempunyai
motivasi yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan sekolah
6 Kepala sekolah memberikan penghargaan terhadap gagasan
yang disampaikan guru
7 Kepala sekolah dapat menyakinkan guru akan mampu
melaksanakan tugas yang diberikan.
8 Kepala sekolah menunjukkan rasa empati kepada guru yang
menghadapai masalah
9 Kepala sekolah memberikan apresiasi kepada guru yang
melaksanakan tugas dengan baik
10 Kepala sekolah memberikan kebebasan guru dalam
berpendapat
11 Kepala sekolah dalam menyelesaikan masalah
menggunakan cara cara yang inovatif
12 Kepala sekolah mendorong guru berpikir ilmiah dalam
menjalankan tugasnya
13 Kepala sekolah memberi dukungan kepada guru untuk
menemukan inovasi baru dalam pembelajaran
14 Kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru untuk
bekerja dengan baik
15 Kepala sekolah memberi inspirasi bawahan untuk
berprestasi.
16 Kepala sekolah mengkomunikasikan visi misi sekolah
kepada guru
17 Kepala sekolah mampu merumuskan tujuan sekolah dengan
bahasa yang mudah dipahami guru
18 Kepala sekolah mampu memotivasi guru untuk selalu
optimis menghadapi masa depan
19 Kepala sekolah mendorong guru untuk bekerja secara
profesional
20 Kepala sekolah memiliki kemauan keras untuk memajukan
sekolah
78
ANGKET SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH
NO PERNYATAAN
Alternatif Jawaban
4 3 2 1
1.
Kepala sekolah merencanakan supervisi
terhadap guru dengan menggunakan pendekatan
dan teknik supervisi yang tepat, yaitu Supervisi
klinis.
2. Kepala sekolah merencanakan kegiatan supervisi
klinis secara tidak terperinci
3. Kepala sekolah merencanakan supervisi klinis
dengan persiapan yang matang
4. Kepala sekolah merencanakan supervisi klinis
secara tidak terencana
5. Kepala sekolah merencanakan supervisi klinis
sesuai jadwal yang telah disusun
6. Kepala sekolah merencanakan supervisi klinis
jika ada waktu luang saja
7. Kepala sekolah melaksanakan supervisi klinis
8. Kepala sekolah melaksanakan supervisi klinis
tanpa pemberitahuan
9. Kepala sekolah melakukan supervisi klinis dalam
ruang khusus
10. Kepala sekolah melaksanakan supervisi klinis
jika ada pengawas
11. Kepala sekolah melaksanakan supervisi klinis
sangat memperhatikan keluhan guru
12. Kepala sekolah melaksanakan supervisi klinis
tidak sesuai agenda
13. Kepala sekolah mengevaluasi pelaksanaan
79
supervisi klinis
14. Kepala sekolah mengevaluasi pelaksanaan
supervisi klinis sebagian guru saja
15. Kepala sekolah mengevaluasi pelaksanaan
supervisi klinis secara rutin
16. Kepala sekolah tidak selesai dalam
mengevaluasi pelaksanaan supervisi klinis
17. Kepala sekolah mengevaluasi pelaksanaan
supervisi klinis dalam dokumen khusus
18. Kepala sekolah mengevaluasi pelaksanaan
supervisi klinis untuk dirinya sendiri
19. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi
klinis terhadap guru
20. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi
klinis bila ada waktu luang
80
ANGKET KINERJA GURU
No Pernyataan
Alternatif
Jawaban
4 3 2 1
1 Saya dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik
2 Saya menerapkan beberapa metode pembelajaran di kelas
3 Saya memperbolehkan siswa mengikuti pelajaran, walaupun
belum membayar uang sekolah (SPP)
4 Saya menghargai pendapat yang disampaikan siswa dalam
proses pembelaj aran
5 Saya membuat media pembelajaran dari bahan-bahan yang
ada di lingkungan sekitar
6 Saya melakukan penelitian tindakan kelas untuk
memperbaiki proses pembelajaran
7 Saya menggunakan model pembelajaran yang membuat
siswa lebih aktif
8 Saya bangga dengan prestasi siswa yang saya ajar
9 Saya pernah mengikuti lomba yang diadakan untuk guru
10 Saya menggunakan waktu dikelas secara efektif efisien
11 Waktu luang saya gunakan untuk membaca artikel yang
mendukung tugas saya
12 Saya mengajar untuk mencapai prestasi siswa yang lebih
baik
13 Saya melakukan pembelajaran remidial untuk siswa yang
belum tuntas
14 Saya membimbing siswa untuk pemahaman materi yang
lebih baik
15 Saya akan gugup selama mengajar jika tidak menguasai
materi pelajaran
16 Metode pembelajaran yang saya sampaikan dapat
meningkatkan prestasi siswa
17 Materi yang saya sampaikan diminati siswa
18 Pada saat pembelajaran saya tidak begitu yakin dengan materi yang disampaikan
19 Komunikasi saya dengan siswa dalam pembelajaran sangat
baik Saya menilai tugas-tugas yang dikerjakan siswa
20 Saya merasa dapat mengelola pembelajaran dengan baik
21. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi klinis untuk
peningkatan profesionalisme guru
22. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi klinis
sebagian guru saja
23. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi klinis
dengan pengawas
81
No Pernyataan
Alternatif
Jawaban
4 3 2 1
24. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi klinis tanpa
melibatkan pengawas
25. Kepala sekolah mensosialisasikan hasil supervisi klinis
kepada guru
26. Kepala sekolah mensosialisasikan hasil supervisi klinis tidak
dalam ruang khusus
27. Kepala sekolah mensosialisasikan hasil supervisi klinis
kepada stakeholder yang ada
28. Kepala sekolah tidak mensosialisasikan hasil supervisi klinis
kepada tiap guru
29. Kepala sekolah mensosialisasikan hasil supervisi klinis
setiap selesai melakukan supervisi
30. Kepala sekolah mensosialisasikan hasil supervisi klinis jika
hanya dibutuhkan
82
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
0,766 13
Item Statistics
Mean Std.
Deviation
N
P1 3,85 0,359 30
P2 3,88 0,327 30
P3 3,85 0,436 30
P4 3,88 0,409 30
P5 3,88 0,327 30
P6 3,82 0,626 30
P7 3,71 0,760 30
P8 3,88 0,537 30
P9 3,85 0,359 30
P10 3,94 0,239 30
P11 3,91 0,288 30
P12 3,79 0,479 30
TOTAL 46,26 3,784 30
83
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
P1 88,68 53,619 0,672 0,752
P2 88,65 53,508 0,767 0,751
P3 88,68 52,225 0,774 0,744
P4 88,65 52,235 0,825 0,744
P5 88,65 53,872 0,689 0,753
P6 88,71 49,002 0,900 0,726
P7 88,82 47,119 0,919 0,716
P8 88,65 52,357 0,597 0,747
P9 88,68 54,953 0,414 0,760
P10 88,59 55,340 0,532 0,761
P11 88,62 55,455 0,408 0,762
P12 88,74 52,928 0,593 0,750
TOTAL 46,26 14,322 1,000 0,904
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation
N of Items
92,53 57,287 7,569 13
84
UJI LINIERITAS
NEW FILE.
DATASET NAME DataSet3 WINDOW=FRONT.
DATASET ACTIVATE DataSet3.
DATASET CLOSE DataSet2.
MEANS TABLES=Y BY X1 X2
/CELLS=MEAN COUNT
STDDEV
/STATISTICS LINEARITY.
Means
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percen
t
N Perce
nt
Kinerja Guru
*
Kepemimpina
n
Transformasio
nal
30 100,0% 0 0,0% 30 100,0
%
Kinerja Guru
* Supervisi
Klinis
30 100,0% 0 0,0% 30 100,0
%
Kinerja Guru * Kepemimpinan Transformasional
Report
85
Kinerja Guru
Kepemimpina
n
Transformasio
nal
Mean N Std.
Deviati
on
24,00 60,000
0
1
29,00 58,000
0
1
33,00 57,000
0
1
35,00 58,000
0
2 5,56776
36,00 59,333
3
3 4,04145
37,00 55,000
0
1
38,00 57,000
0
1
41,00 61,000
0
2 4,24264
42,00 60,000
0
2 2,82843
43,00 64,000
0
2 0,00000
44,00 53,333
3
2 6,11010
45,00 64,000
0
1
46,00 61,000 2 4,24264
86
0
47,00 59,600
0
3 3,84708
48,00 60,666
7
6 5,20256
Total 59,323
5
30 4,40881
ANOVA Table
Sum of
Square
s
df Mean
Squa
re
F Sig.
Kinerja Guru
*
Kepemimpina
n
Transformasio
nal
Betwe
en
Group
s
(Combine
d)
233,575 14 16,68
4
0,777 0,681
Linearity 14,887 1 14,88
7
0,694 0,415
Deviation
from
Linearity
218,687 13 16,82
2
0,784 0,668
Within Groups 407,867 19 21,46
7
Total 641,441 33
Measures of Association
R R
Squared
Eta Eta
Squar
ed
Kinerja Guru
*
0,152 0,023 0,603 0,364
87
Kepemimpina
n
Transformasio
nal
Kinerja Guru * Supervisi Klinis
Report
Kinerja Guru
Supervisi
Klinis
Mean N Std.
Deviati
on
32,00 58,000
0
1
33,00 58,000
0
1
43,00 64,000
0
1
44,00 58,000
0
1 5,56776
45,00 60,000
0
1
46,00 62,500
0
2 2,12132
47,00 58,250
0
2 7,32006
48,00 59,285
7
21 4,23253
Total 59,323
5
30 4,40881
88
ANOVA Table
Sum of
Square
s
df Mean
Squa
re
F Sig.
Kinerja Guru
* Supervisi
Klinis
Betwe
en
Group
s
(Combine
d)
55,905 7 7,986 0,355 0,920
Linearity 1,128 1 1,128 0,050 0,825
Deviation
from
Linearity
54,778 6 9,130 0,405 0,869
Within Groups 585,536 26 22,52
1
Total 641,441 33
Measures of Association
R R
Squared
Eta Eta
Squar
ed
Kinerja Guru
* Supervisi
Klinis
0,042 0,002 0,295 0,087
89
UJI NORMALITAS KOLMOGOROV SMIRNOV
NEW FILE.
DATASET NAME DataSet4 WINDOW=FRONT.
DATASET ACTIVATE DataSet4.
DATASET CLOSE DataSet3.
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2
/SAVE RESID.
Regression
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 X2, X1b Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjuste
d R
Square
Std. Error
of the
Estimate
1 ,158a 0,025 -0,038 4,49184
90
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1 Regressio
n
15,967 2 7,983 0,39
6
,677b
Residual 625,474 27 20,177
Total 641,441 29
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constan
t)
52,596 10,914 4,81
9
0,000
X1 0,108 0,126 0,152 0,85
8
0,398
X2 0,048 0,207 0,041 0,23
1
0,819
91
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa
Minimu
m
Maximum Mean Std.
Deviation
N
Predicted
Value
57,4888 60,0881 59,3235 0,69559 30
Residual -11,60713 5,36762 0,00000 4,35359 30
Std.
Predicted
Value
-2,638 1,099 0,000 1,000 30
Std.
Residual
-2,584 1,195 0,000 0,969 30
a. Dependent Variable: Y
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=RES_1
/MISSING ANALYSIS.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 30
Normal
Parameters
a,b
Mean 0,0000000
Std.
Deviation
4,35359302
Most
Extreme
Differences
Absolute 0,139
Positive 0,109
Negative -0,139
92
Test Statistic 0,139
Asymp. Sig. (2-tailed) ,094c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
93
UJI RELEABILITAS X1
NEW FILE.
DATASET NAME DataSet5 WINDOW=FRONT.
DATASET ACTIVATE DataSet5.
DATASET CLOSE DataSet4.
RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TOTAL
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
0,753 13
Item Statistics
94
Mean Std.
Deviation
N
P1 3,7941 0,64099 30
P2 3,6471 0,69117 30
P3 3,1471 1,04830 30
P4 3,6176 0,77907 30
P5 3,7353 0,56723 30
P6 3,4706 0,86112 30
P7 3,0588 1,12657 30
P8 3,5588 0,70458 30
P9 3,4118 0,89163 30
P10 3,2059 0,97792 30
P11 3,3824 0,85333 30
P12 3,6765 0,68404 30
TOTAL 41,7059 6,19154 30
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item Deleted
P1 79,6176 144,789 0,528 0,742
P2 79,7647 141,276 0,705 0,734
P3 80,2647 137,049 0,619 0,728
P4 79,7941 141,684 0,596 0,736
P5 79,6765 146,832 0,450 0,746
P6 79,9412 140,421 0,597 0,734
P7 80,3529 136,478 0,592 0,728
95
P8 79,8529 141,887 0,653 0,736
P9 80,0000 139,939 0,598 0,733
P10 80,2059 142,047 0,443 0,740
P11 80,0294 141,605 0,542 0,737
P12 79,7353 141,110 0,724 0,733
TOTAL 41,7059 38,335 1,000 0,853
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation
N of Items
83,4118 153,340 12,38307 13
96
UJI RELEABILITAS Y
NEW FILE.
DATASET NAME DataSet7 WINDOW=FRONT.
DATASET ACTIVATE DataSet7.
DATASET CLOSE DataSet6.
RELIABILITY
/VARIABLES=P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
TOTAL
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 0,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
0,731 17
Item Statistics
97
Mean Std.
Deviation
N
P1 3,7059 0,62906 30
P2 3,6471 0,59708 30
P3 3,8235 0,38695 30
P4 3,7353 0,44781 30
P5 3,7941 0,41043 30
P6 3,7941 0,47860 30
P7 3,7059 0,57889 30
P8 3,7353 0,56723 30
P9 3,5588 0,78591 30
P10 3,7647 0,60597 30
P11 3,6176 0,60376 30
P12 3,5294 0,66220 30
P13 3,7353 0,51102 30
P14 3,7059 0,46250 30
P15 3,7647 0,43056 30
P16 3,7059 0,46250 30
TOTAL 59,3235 4,40881 30
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
P1 114,9412 72,057 0,496 0,713
P2 115,0000 72,909 0,440 0,717
P3 114,8235 74,513 0,462 0,722
P4 114,9118 72,265 0,694 0,712
P5 114,8529 74,008 0,506 0,719
98
P6 114,8529 73,341 0,510 0,717
P7 114,9412 72,724 0,475 0,716
P8 114,9118 71,780 0,588 0,711
P9 115,0882 72,447 0,350 0,719
P10 114,8824 72,471 0,476 0,715
P11 115,0294 74,090 0,317 0,723
P12 115,1176 73,077 0,374 0,719
P13 114,9118 73,416 0,465 0,718
P14 114,9412 75,027 0,313 0,725
P15 114,8824 72,895 0,635 0,714
P16 114,9412 74,057 0,437 0,720
TOTAL 59,3235 19,438 1,000 0,802
Scale Statistics
Mean Variance Std.
Deviation
N of Items
118,6471 77,750 8,81762 17
99
UJI T DAN UJI F
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1.
Regression
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 X1b . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
1 ,690a ,476 ,458 6,816
a. Predictors: (Constant), X1
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1183,041 1 1183,041 25,465 ,000b
Residual 1300,826 28 46,458
Total 2483,867 29
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X1
Coefficientsa
100
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 11,580 10,016 1,156 ,257
X1 1,093 ,217 ,690 5,046 ,000
a. Dependent Variable: Y
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X2.
Regression
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 X2b . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
1 ,625a ,391 ,369 7,352
a. Predictors: (Constant), X2
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
101
1 Regression 970,400 1 970,400 17,953 ,000b
Residual 1513,467 28 54,052
Total 2483,867 29
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13,453 11,473 1,173 ,251
X2 1,000 ,236 ,625 4,237 ,000
a. Dependent Variable: Y
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2.
Regression
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 X2, X1b . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
102
1 ,707a ,499 ,462 6,787
a. Predictors: (Constant), X2, X1
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1240,306 2 620,153 13,465 ,000b
Residual 1243,561 27 46,058
Total 2483,867 29
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6,466 10,977 ,589 ,561
X1 ,809 ,334 ,511 2,421 ,022
X2 ,376 ,338 ,235 1,115 ,275
a. Dependent Variable: Y
103
FOTO PENGISIAN ANGKET BERSAMA GPAI SMA DAN SMK
KOTA MAGELANG
Pengisian angket oleh Bpk Drs. Murtadho GPAI SMA MUHI Kota Magelang
Pengisian angket oleh Ibu Rahma, S.Pd.I GPAI SMA MUHI kota Magelang
104
FOTO PENGISIAN ANGKET BERSAMA GPAI SMA DAN SMK
KOTA MAGELANG
Pengisian angket oleh Bpk Ahmad Khuzari,S.Pd.I GPAI SMAN 4 Magelang
105
Pengisian angket oleh Bpk Ahmad Arif Izudin,S.Pd.I GPAI SMAN 4 Magelang
Kegiatan MGMP PAI SMA dan SMK Kota Magelang
106
107
FOTO PENGISIAN ANGKET BERSAMA GPAI SMA DAN SMK
KOTA MAGELANG
Pengisian angket oleh Ibu Mudawamah,M.Pd GPAI SMAN 1 Kota Magelang
108
Pengisian angket oleh Bpk Fahmi,S.Ag GPAI SMAN 1 Kota Magelang
FOTO PENGISIAN ANGKET BERSAMA GPAI SMA DAN SMK
KOTA MAGELANG
109
Pengisian angket oleh Ibu Fifi, S.Pd.I GPAI SMAN 5 Kota Magelang
Pengisian angket oleh Ibu Agustin,S.Pd.I GPAI SMAN 1 Kota Magelang
110
Biografi Penulis
1. Nama : Siti Alwiyah, S.Ag
2. NIM : 12010150067
3. Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 03 September 1972
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Program Studi : Pendidikan Agama Islam
6. Konsentrasi : Supervisi Pendidikan Islam
7. Riwayat Pendidikan :
: MI Hidayatul Mubtadiin (1985)
: MTsN kota Magelang (1988)
: MAN Temanggung (1991)
: S1 STAIN Salatiga (1998)
8. Email : [email protected]
111