PENGARUH KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTEK SEKOLAH TERHADAP...

download PENGARUH KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTEK SEKOLAH TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/18518/1/5301406010.pdf · pengaruh kelengkapan peralatan praktek sekolah terhadap hasil belajar siswa pada

If you can't read please download the document

Transcript of PENGARUH KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTEK SEKOLAH TERHADAP...

  • PENGARUH KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTEK SEKOLAH

    TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT

    PRAKTEK DASAR INSTALASI LISTRIK DI KELAS X

    SMK NEGERI 1 BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

    SKRIPSI

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro

    Oleh :

    Fajar Supriyatno5301406010

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2012

  • ii

    ABSTRAK

    Fajar Supriyatno, 2012. Pengaruh Kelengkapan Peralatan Praktek Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik di Kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes. Skripsi. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing:Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd dan Drs. Sutarno, M.T.

    Kata kunci : Kelengkapan Peralatan, Hasil Belajar, SMK N 1 Bulakamba

    Pembelajaran di SMK Negeri 1 Bulakamba tidak hanya membekali peserta didiknya di dalam sekolah melalui teori, namun dibekali pula melalui praktek. Pelaksanaan praktek sangat bergantung pada kelengkapan peralatan praktek, keterbatasan dan kelengkapan dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa pada saat melakukan praktek.

    Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK N 1 Bulakmaba, serta adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek dengan hasil belajar. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X SMK N 1 Bulakamba dan adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik terhadap hasil belajar siswa SMK N 1 Bulakamba.

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan metode survey yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bulakamba. Sumber penelitian adalah siswa kelas X SMK N 1 Bulakamba dengan metode pengumpulan data observasi, angkaet atau kuesioner dan dokumentasi.

    Hasil penelitian melalui observasi langsung, angket atau kuesioner serta dokumentasi ini dengan analisis deskriptif persentase diperoleh sebanyak 50% dalam kategori lengkap, 36% dengan kategori cukup lengkap, sebanyak 14% dalam kategori tidak tuntas dalam pembelajaran. Variabel kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 3% menyatakan kelengkapan alat dalam kategori sangat lengkap, 44% dalam kategori lengkap, sebanyak 53% kategori cukup lengkap.

    Kesimpulan dari penelitian ini secara rata-rata hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba masuk dalam kategori lengkap, yaitu persentase sebesar 50% dengan rata-rata klasikal sebesar 80%. Ada pengaruh yang signifikan antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik Siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba dengan besarnya pengaruh 30,9%.

  • iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang

    Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada :

    Hari :

    Tanggal :

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd Drs. Sutarno, M. T

    NIP. 196109021987021001 NIP. 195510051984031001

    Mengetahui :

    Ketua Jurusan Teknik Elektro

    Drs. Suryono, M. T

    NIP. 195503161985031001

  • iv

    PENGESAHAN

    Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi

    Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada tanggal : 13 November 2012

    Panitia,

    Ketua, Sekretaris,

    Drs. Suryono, M. T Drs. Suryono, M. TNIP. 195503161985031001 NIP. 195503161985031001

    Penguji :

    Drs. Usman Nurzaman, M. PdNIP. 194904051975011001

    Penguji/pembimbing I, Penguji/Pembimbing II,

    Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd Drs. Sutarno, M.TNIP. 196109021987021001 NIP. 195510051984031001

    Mengetahui,

    Dekan Fakultas Teknik UNNES

    Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd NIP. 196602151991021001

  • v

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini

    benar-benar hasil karya sendiri bukan jiplakan dari karya orang lain, lengkap

    sebagian atau seluruhnya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi

    ini dikutip untuk dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan disebutkan di dalam

    daftar pustaka.

    Semarang, September 2012

    Fajar SupriyatnoNIM. 5301406010

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Satu tetes tinta akan mengubah bening segelas air murni, namun jangan

    pernah putus asa hingga terpuruk oleh kesalahan yang kamu buat, karena

    Allah masih memberi kesempatan untuk hamba-Nya untuk membenahinya.

    Manfaatkan hidupmu agar hidupmu bermanfaat.

    Hargai seseorang yang meminta maaf, beri kesempatan ia untuk lebih lengkap

    dan jangan pernah buat ia merasa kehilangan segalanya.

    Ikhlas adalah satu kata yang mudah diucapkan tapi susah diamalkan, tapi

    sejalan dengan waktu dan ikhtiar semua tidak ada yang tidak mungkin.

    PERSEMBAHAN

    1. Ucapan syukur kehadirat Allah SWT.

    2. Bapak dan Ibu, H. Soedikro dan Hj. Mulyati

    tersayang yang selalu memberikan doa, dukungan

    dan segalanya.

    3. Kakak-kakak tercinta, yang selalu mendoakan dan

    memotivasi.

    4. Sahabat-sahabatku, yang telah memberikan

    semangat dan memantapkan hatiku untuk

    melangkah.

    5. Teman-teman seperjuangan PTE 06.

    6. Almamater tempat aku menuntut ilmu.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Hidayah

    serta Inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang

    berjudul Pengaruh Kelengkapan Peralatan Praktek Sekolah Terhadap Hasil

    Belajar Siswa Pada Mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik di Kelas X

    SMK Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes dapat terselesaikan dengan

    lengkap.

    Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna

    memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

    bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

    mengucapkan terima kasih kepada kepada yang terhormat :

    1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri

    Semarang yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk membina

    ilmu di UNNES.

    2. Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd, Dosen Pembimbing I dan Drs. Sutarno, M.T,

    Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

    dalam penyusunan skripsi ini.

    3. Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd, Dekan Fakultas Teknik UNNES.

    4. Drs. Suryono, M. T, Ketua Jurusan Teknik Elektro UNNES.

    5. Drs. Usman Nurzaman, M. Pd, dosen penguji.

    Penulis berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan lengkap, namun

    penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dan kelemahan. Penulis

  • viii

    mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan

    penyusunan skripsi ini.

    Semarang, September 2012

    Penulis

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    JUDUL ... i

    ABSTRAK . ii

    LEMBAR PENGESAHAN .... iii

    PERNYATAAN . iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN . v

    KATA PENGANTAR vi

    DAFTAR ISI .. viii

    DAFTAR LAMPIRAN .. xii

    DAFTAR TABEL ... .. xiii

    DAFTAR GRAFIK .... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .............. 1

    1.2 Rumusan Masalah ................ 6

    1.3 Batasan Masalah ..................... 6

    1.4 Tujuan Penelitian ................... 7

    1.5 Manfaat Penelitian ................. 7

    1.6 Sistematika Skripsi..................................................................... 8

  • x

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Belajar........................... 10

    2.1.1 Pengertian Belajar .......................... 10

    2.1.2 Tujuan Belajar ................ 11

    2.1.3 Hasil Belajar ............................... 14

    2.1.4 Proses Pembelajaran................................ 15

    2.2 Sekolah Menengah Kejuruan .................................. 16

    2.3 Dasar Instalasi Listrik .. .................................. 20

    2.4 Kelengkapan Praktek dan Peralatan Praktek ............... 20

    2.4.1 Kelengkapan Praktek ....................... 20

    2.4.2 Peralatan Praktek .................................................. 23

    2.5 Kerangka Berfikir ................................................... 28

    2.6 Hipotesis ..................................................... 31

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Lokasi Penelitian ........................................................ 33

    3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 33

    3.2.1 Populasi ................................................ 33

    3.2.1 Sampel .................................................. 34

    3.3 Variabel Penelitian .......................................................................... 35

    3.3.1 Variabel Bebas............................................... 35

    3.4.2 Variabel Terikat ......................................................... 35

    3.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 35

  • xi

    3.4.1 Metode Dokumentasi ......................................35

    3.4.2 Metode Observasi ............................................... 36

    3.3.1 Metode Angket atau Kuesioner .......................................36

    3.5 Metode Penyusunan instrumen ....................................................... 37

    3.5.1 Menentukan Tipe Item Angket .......................................... 37

    3.5.2 Menentukan Jumlah Item Angket ............................... 38

    3.5.3 Membuat Kisi-Kisi Uji coba ...................................38

    3.3.1 Uji coba Perangkat Angket...................................... 38

    3.6 Uji Instrumen Penelitian ....................................... 39

    3.6.1 Validitas eksternal ........................................... 39

    3.3.1 Reliabilitas ...................................................... 41

    3.6 Metode Analisis Data ....................................... 42

    3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase ........................................ 42

    3.7.2 Uji Normalitas Data ....................................... 44

    3.7.3 Analisis Regresi ...................................................... 45

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian .......................................................... 48

    4.1.1 Analisis Deskriptif Data ............. 48

    4.1.2 Hasil Belajar Praktek .......................................................... 48

    4.1.3 Kelengkapan Alat Praktek ................... 49

    4.1.4 Hasil Uji Prasyarat ...................................... 51

    4.1.4.1 Uji Normalitas ................ 51

  • xii

    4.1.4.2 Uji Linieritas Garis Regresi .................................... 51

    4.1.4.3 Uji Homogenitas ............................. 52

    4.1.4.4 Uji Hipotesis ............................... 53

    4.1.4.5 Koefisien Determinasi ................................. 54

    4.2 Pembahasan ................................................................................. 55

    BAB V PENUTUP

    5.1 Simpulan ......................................................................... 58

    5.2 Saran ............................................................................. 59

    DAFTAR PUSTAKA ...... 60

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Uji Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian ....................... 62

    Lampiran 2 Hasil Data Penelitian............................................................. 70

    Lampiran 3 Hasil Belajar Siswa ............................................................... 72

    Lampiran 4 Uji Normalitas Data Kelengkapan Praktek ........................... 73

    Lampiran 5 Uji Normalitas Hasil Belajar ................................................ 74

    Lampiran 6 Uji Homogenitas Data Variabel X dengan Variabel Y .......... 75

    Lampiran 7 Analisis Regresi antara Kelengkapan Alat dengan

    Hasil Belajar Praktek ............................................................ 77

    Lampiran 8 Angket Penelitian ................................................................. 81

    Lampiran 9 Daftar Nama Siswa SMK N 1 Bulakamaba .......................... 88

    Lampiran 11 Surat Perijinan Penelitian ................................................... 90

    Lampiran 12 Surat Penetapan Pembimbing ............................................. 91

    Lampiran 13 Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................... 92

    Lampiran 14 Surat Selesai Bimbingan .................................................... 93

    Lampiran 15 Foto ................................................................................... 94

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1.1 Nilai Belajar Siswa .............................................................. 4

    Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktek Dasar

    Instalasi Listrik .......................................................................... 22

    Tabel 2.2 Standar Sarana Dasar Instalasi Listrik ...................................... 22

    Tabel 2.3 Kelengkapan Alat Program Teknik Instalasi Tenaga Listrik

    di SMK Negeri 1 Bulakamba .................................................... 28

    Tabel 3.1 Kisi-kisi item angket ............................................................... 38

    Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kelengkapan Alat ........................ 40

    Tabel 3.3 Reliabilitas Instrumen .............................................................. 42

    Tabel 3.4 Kriteria Persentase ................................................................... 44

    Tabel 3.5 Ringkasan Analisis Varian ...................................................... 46

    Tabel 4.1 Hasil Belajar Praktek .............................................................. 49

    Tabel 4.2 Kelengkapan Alat Praktek ....................................................... 50

    Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ....................................................... 51

    Tabel 4.4 Hasil Uji Keberatian Koefisien ................................................ 53

  • xv

    DAFTAR DIAGRAM

    Halaman

    Diagram 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik 49

    Diagram 4.2 Deskripsi Kelengkapan Alat Praktek ................................... 50

    Diagram 4.3 Diagram Pencar dan Garis Persamaan Regresi ..................... 52

    Grafik Persamaan Garis Linier ................................................................ 53

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat

    manusia secara holistik, yang memungkinkan pengembangan segenap potensi

    individu, sehingga cita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat

    tercapai. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

    Pendidikan Nasional, visi dari Pendidikan Nasional yaitu terwujudnya sistem

    pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

    memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia

    yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang

    selalu berubah.

    Sedangkan misi Pendidikan Nasional sesuai dengan Undang-Undang

    Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

    Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar, meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral, meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, dan memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarakan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.

    Pendidikan menengah kejuruan merupakan institusi yang bertujuan untuk

    meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

  • 2

    keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai

    dengan kejuruannya. Pendidikan menengah kejuruan dalam hal ini Sekolah

    Menengah Kejuruan (SMK) berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja

    dan memiliki jastifikasi khusus pada kebutuhan di lapangan sehingga harus

    memiliki kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja agar mampu

    menyesuaikan lulusannya dengan tuntutan kerja.

    Untuk mempersiapkan siswa dan lulusannya dalam memasuki dunia kerja,

    maka harus dipersiapkan program pembelajaran dasar, pembelajaran lanjutan dan

    program pembelajaran aplikasi. Program pembelajaran dasar yang dimaksud

    proses belajar yang diberikan pada tahap awal kepada siswa dalam menguasai

    suatu bidang, dalam hal ini diberikan kepada kelas dasar atau kelas X. Program

    pembelajaran lanjutan adalah proses belajar yang diberikan setelah siswa telah

    menamatkan proses belajar pada tingkat dasar, biasanya proses belajar ini

    diberikan pada kelas XI. Sedangkan program pembelajaran aplikasi adalah proses

    pembelajaran yang diberikan kepada siswa setelah menamatkan program

    pembelajaran tingkat lanjutan, program ini diberikan pada kelas akhir atau kelas

    XII.

    Pada SMK proses pembelajaran bertahap ini menjadi hal mutlak dilakukan

    karena untuk mendapatkan lulusan yang mampu menjadi tenaga kerja yang

    professional. Pada jurusan listrik program pembelajaran dasar terdiri dari berbagai

    mata pelajaran kejuruan. Proses pembelajaran yang dilakukan aada tingkat dasar

    saling terkait antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya sehingga

  • 3

    diharapkan saling mendukung dan menguatkan siswa dalam mengikuti proses

    belajar yang selanjutnya.

    Salah satu mata diklat di SMK Negeri 1 Bulakamba adalah dasar instalasi

    listrik. Di di SMK Negeri 1 Bulakamba menerapkan sistem pengajaran teori dan

    praktek. Pelajaran teori dilaksanakan terlebih dahulu baru kemudian melakukan

    secara praktek. Setelah proses pembelajaran diharapkan siswa dapat memahami

    dan terampil praktek instalasi dasar listrik dengan baik dan benar, serta siswa

    mampu memilih karier, berkompetensi dan mengembangkan sikap

    profesionalisme dalam program keahlian instalasi dasar listrik dan membekali

    siswa dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

    Salah satu tujuan pelaksanaan mata diklat dasar instalasi listrik adalah

    siswa diharapkan mampu mengenal dasar tentang bagaimana cara pemasangan

    instalasi listrik rumah tangga maupun dasar tentang peralatan yang diperlukan

    atau dibutuhkan dan mengetahui tata cara pada saat melaksanakan praktek yang

    sesuai dengan tata tertib praktek yang ditentukan.

    Guna menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

    semakin canggih dan arus globalisasi yang semakin hebat sehingga banyak

    persaingan dalam berbagai hal yang menuntut peningkatan kualitas Sumber Daya

    Manusia (SDM) terutama untuk menciptakan sumber daya manusia yang

    berkualitas dan berprestasi serta untuk mencapai tujuan pembelajaran mata diklat

    instalasi listrik dasar, maka siswa mampu menguasai teori dasar listrik instalasi

    dan mampu menerapkan praktek sesuai dengan job praktek, yang dalam ini

    didukung oleh peralatan praktek yang ada.

  • 4

    Menurut Slameto (2010. hal 68), perlengkapan alat pelajaran erat

    hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh

    guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang

    diajarkan itu, peralatan yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan

    bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima

    pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih

    maju.

    Hasil belajar yang didapat siswa saat praktek dasar instalasi listrik adalah

    bentuk kongkret dan keterampilan yang didapat ditingkat dasar menuju proses

    pengembangan dirinya, oleh karena itu siswa dituntut agar dapat menerapkan teori

    yang didapatkan dengan praktek yang sesungguhnya.

    Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti dilakukan pada bulan

    Februari 2012 menunjukan bahwa rata-rata kompetensi siswa kelas X di SMK

    Negeri 1 Bulakamba pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik masih

    terdapat banyaknya siswa yang nilainya tergolong cukup dan ada siswa yang

    masih bernilai dibawah KKM, dengan ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu

  • 5

    Data di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa untuk mata diklat

    Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba

    tahun 2008/2009 dengan jumlah siswanya keseluruhan dari 3 kelas terhadap nilai

    teori dan praktek yaitu 76 siswa, diketahui bahwa yang memenuhi kriteria

    ketuntasan dengan nilai 75 adalah 60 siswa atau 79,5% dan yang belum

    mencapai kriteria nilai tersebut sebanyak 16 siswa atau 21,5% . Tahun pelajaran

    2010/2011 dengan jumlah siswa keseluruhan dari 3 kelas yaitu 110 siswa , di

    ketahui bahwa yang memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai 75 adalah 90

    siswa atau 81,82% dan yang belum mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 20

    siawa atau 18,18%. Sedangkan dari siwa tahun pelajaran 2011/2012 dengan

    jumlah siswa keseluruhan dari 3 kelas yaitu 107 siswa , di ketahui bahwa yang

    memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai 75 adalah 89 siswa atau 82,18% dan

    yang belum mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 18 siswa atau 17,82%.

    Nilai dalam praktek merupakan salah satu penunjang untuk meningkatkan

    nilai selain dari nilai tes atau teori, dan sebaiknya nilai praktek itu dalam kategori

    baik. Ditinjau dari proses belajar yang diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan

    (SMK) yang berlatar belakang teori dan praktek, keterbatasan dan kelengkapan

    peralatan praktek yang ada di sekolah sering menjadi penyebab rendah.

    Keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi dari kelengkapan peralatan praktek

    yang digunakan pada saat melakukan praktek.

    Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

    dengan judul Pengaruh Kelengkapan Peralatan Praktek Sekolah terhadap Hasil

  • 6

    Belajar Siswa pada mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik di Kelas X SMK

    Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes.

    1.2 Rumusan Masalah

    Bertolak dari penjelasan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    1) Seberapa tinggi hasil belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba

    mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik?

    2) Adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar

    praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik Siswa kelas X

    SMK Negeri 1 Bulakamba.

    1.3 Batasan Masalah

    Mengingat luasnya kajian yang menjadi obyek penelitian, maka dilakukan

    pembatasan terhadap masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

    1) Kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik yang dimiliki di SMK

    Negeri Bulakamba.

    2) Hasil belajar mata diklat dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1

    Bulakamba.

  • 7

    1.4 Tujuan Penelitian

    Pada umumnya penelitian mempunyai tujuan untuk menemukan,

    mengembangkan atau mengkaji kebenaran pengetahuan. (Sutrisno Hadi, 1985 :

    3). Sesuai dengan permasalahan yang diungkap maka tujuan penelitian ini adalah :

    1) Untuk mengetahui tingkatan hasil belajar mata diklat Praktek Dasar Instalasi

    Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba.

    2) Untuk mengetahui pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi

    listrik terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklai Praktek Dasar

    Instalasi Listrik siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba.

    1.5 Manfaat penelitian

    1.5.1 Manfaaat Secara Teoritis

    Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan

    khususnya mengenai pengaruh peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek

    dasar instalasi listrik.

    1.5.2 Manfaat Secara Praktis

    1) Bagi Siswa

    Dapat digunakan sebagai motivasi bagi siswa untuk mengikuti mata diklat

    dasar instalasi listrik dengan alat yang lengkap sehingga siswa dapat memahami

    mata diklat dasar instalasi listrik dan siswa dapat meningkatkan nilai prakteknya.

    2) Bagi Guru

    Dengan adanya penelitian ini, dapat dijadikan masukan mengenai keadaan

    peralatan praktek sekolah.

  • 8

    3) Bagi Peneliti

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kasanah pengetahuan

    tentang pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik terhadap

    hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik

    sehingga dapat dijadikan bekal bagi peneliti dalam menerapkan ilmu

    kependidikan yang telah diperoleh dikemudian hari.

    4) Bagi Peneliti Lain

    Dapat menambah pengetahuan untuk melakukan sebuah penelitian yang

    masih dalam satu jenis penelitain.

    1.6 Sitematika Skripsi

    Sistematika skripsi merupakan tata cara penyusunan skripsi yang bertujuan

    untuk memudahkan jalan pemikiran dalam memahami secara keseluruhan isi

    skripsi dalam penelitian ini sebagai berikut :

    1.1.1 Bagian Awal Skripsi

    Terdiri dari : halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto

    dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, daftar tabel.

    1.1.2 Bagian Inti Skripsi

    Bagian inti skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab

    menguraikan hal sebagai berikut :

    BAB I : Pendahuluan, berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan

    masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

    sistematika penulisan.

  • 9

    BAB II : Landasan teori penelitian, yang berisikan teori tinjauan belajar, hasil

    Sekolah Menengah Kejuruan, dasar instalasi listrik, peralatan praktek

    dan kelengkapan praktek, kerangka berpikir dan hipotesis.

    BAB III : Metode penelitian, yang berisikan mengenai lokasi penelitian,

    populasi dan sampel penelitian, variable penelitian, metode

    pengumpulan data, metode penyusunan instrumen uji instrument

    penelitian, dan metode analisis data.

    BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, berisikan mengenai hasil penelitian

    yang telah dilakukan beserta pembahasannya.

    BAB V : Penutup, mengemukakan simpulan hasil penelitian dan saran yang

    diberikan peneliti berdasarkan simpulan.

    1.1.3 Bagian Akhir Skripsi

    Bagian akhir dalam skripsi ini berisikan tentang daftar pustaka dan

    lampiran-lampiran.

  • 10

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Tinjauan Belajar

    Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan

    mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang

    peranan didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian,

    dan bahkan persepsi manusia.

    2.1.1 Pengertian Belajar

    Belajar menurut James O. Whittaker (dalam Darsono 2000:4) Learning

    may be defined as the process by which behavior originates or altered through

    training or experience belajar didefinisikan sebagai proses menimbulkan atau

    merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman.

    Slameto (2002 hal.13), mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha

    yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

    baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

    interaksi dengan lingkungan.

    Dari dua definisi di atas, dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses

    perubahan tingkah laku individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman

    dan interaksi dengan lingkungan. Perubahan yang terjadi setelah sesorang

    melakukan kegiatan belajar dapat berupa pengertian atau pengetahuan,

    keterampilan atau sikap. Belajar merupakan peristiwa yang disengaja atau terjadi

    secara sadar disertai dengan tindakan-tindakan mental, seperti berfikir dan

  • 11

    berimajinasi, artinya seseorang yang terlihat pada peristiwa belajar pada akhirnya

    menyadari bahwa ia telah mempelajari sesuatu. Perubahan tingkah laku yang

    terjadi merupakan perubahan yang diperoleh dari kegiatan yang disadari dan

    disengaja dilakukan.

    2.1.2 Tujuan Belajar

    Secara umum tujuan belajar yang dicapai melalui kegiatan instruksional

    biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan (instrucsional effects). Tujuan

    lainnya disebut hasil sampingan (nurturent effects), biasanya berbentuk cara

    berpikir kritis, sikap terbuka, demokratis, dan sebagainya. Jadi dari uraian tersebut

    dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar yaitu untuk mendapatkan pengetahuan,

    keterampilan dan pembentukan sikap atau tingkah laku. Dari ketiga tujuan

    tersebut, pada prinsipnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melakukan

    belajar. Perubahan tersebut mencakup tiga aspek, yaitu kognitif, efektif, dan

    psikomotorik (Darsono, 2000 hal. 32).

    Ranah kognitif (cognitive domain), yaitu suatu wilayah kecakapan

    mempengaruhi tingkah laku seseorang, yang terdiri dari enam jenjang intelektuial,

    yaitu :

    1) Pengetahuan (knowledge), yaiut mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah

    dipelajari dan disimpan dalam ingatan;

    2) Pemahaman (comprehension), yaitu mencakup kemampuan untuk menangkap

    makna dan arti dari bahan yang dipelajari;

  • 12

    3) Penerapan (application), yaitu mencakup kemampuan untuk menerapkan

    suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang kongkret

    dan baru;

    4) Analisis (analisys), yaitu mencakup kemampuan untuk merinci satu

    keasatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau

    organisasinya dapat dipahami dengan baik;

    5) Sintesis (synthesis), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

    kesatuan atau pola baru;

    6) Evaluasi (evaluation), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu

    pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung

    jawaban pendapat itu, yang berdasarkan criteria tertentu (Winkel, 1999 hal.

    244-226).

    Ranah afektif (affective domain), yaitu suatu wilayah yang menyangkut

    reaksi-reaksi psikologi yang berkaitan dengan kemampuan dan perasaan. Ranah

    afektif terdiri dari lima jenjang, yaitu :

    1) Penerimaan (receiving), yaitu mencakup kepekaan akan adanya suatu

    perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti

    peralatan praktek

    2) Partisipasi (responding), yaitu mencakup kerelaan untuk memperhatikan

    secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan;

    3) Penilaian/penentuan sikap (valuing), yaitu mencakup kemampuan untuk

    memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan

    penilaian itu;

  • 13

    4) Organisasi (organization), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk

    suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan;

    5) Pembentukan pola hidup (omplcharacterization by a value or value cex),

    yaitu mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan

    sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi

    pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri

    Ranah psikomotorik (psycho-motor domain), yaitu keterampilan

    mengadakan koordinasi antara proses-proses psikis dengan reaksi motorik. Ranah

    psikomotorik terdiri dari :

    1) Persepsi (perception), yaitu mencakup kemampuan untuk mengadakan

    diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan

    pembedaan antara cirri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsanagan;

    2) Kesiapan (set), yaitu mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya

    dalam keadaan akan memulai suatu rangkaian gerakan, seperti persiapan

    untuk mengerjakan tugas-tugas;

    3) Gerakan terbimbing (guided response), yaitu mencakup kemampuan untuk

    melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan

    (imitasi);

    4) Gerakan yang terbiasa ( mechanical response), yaitu mencakup kemampuan

    untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah

    dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan, seperti

    gerakan dalam menggunakan peralatan praktek;

  • 14

    5) Gerakan yang kompleks (complex response), yaitu mencakup kemampuan

    untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa

    komponen, dengan lancer, tepat dan efisien. Seperti halnya keterampilan

    dalam menggunakan peralatan praktek;

    6) Penyesuaian pola gerakan (adjustment), yaitu mencakup kemampuan untuk

    mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengaqn kondisi

    setempat atau dengan menunjukan suatu taraf keterampilan yang telah

    mencapai kemahiran;

    7) Kreativitas (creativity), yaitu mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-

    pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif

    sendiri;

    2.1.3 Hasil Belajar

    Di dalam pendidikan, hasil belajar merupakan faktor yang amat penting

    untuk diperhatikan oleh setiap guru, karena hasil belajar yang tercapai siswa

    menunjukan seberapa jauh siswa telah menguasai materi perkuliahan dan

    mencerminkan pula berhasil tidaknya guru dalam mengajar. Untuk mengetahui

    hasil belajar siswa, maka setiap proses perlu diadakan evaluasi.

    Prestasi adalah tingkatan-tingkatan sejauh mana mahasiswa telah dapat

    mendapat tujuan yang ditetapkan (Arikunto, 2001 : 226). Sedangkan Hasil belajar

    adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan data dan informasi),

    pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang

    tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar

  • 15

    dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Hamalik, 2009

    : 159).

    Hasil belajar adalah semua perubahan dibidang kognitif, sensorik-motorik,

    dan dinamik-afektif yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan

    tingkah lakunya. Hasil belajar ini merupakan suatu kemampuan internal

    (capability) yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang

    itu melakukan sesuatu atau memberikan prestasi tertentu (performance).

    2.1.4 Proses Pembelajaran

    Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian

    rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. (Darsono dkk,

    2000 : 24). Berdasarkan pengertian pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan

    bahwa proses pembelajaran adalah rangkaian suatu kegiatan yang dilakukan oleh

    guru dengan sedemikian rupa, agar supaya berpengaryh terhadap tingkah laku dan

    sikap siswa kearah yang lebiuh baik, sampai dengan tujuan pembelajaran.

    Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh

    berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah,

    baik kualitas maupun kuantitas (Darsono dkk, 2000:26). Tingkah laku yang

    dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang

    berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.

    Kemudian dalam proses pembelajaran terdapat komponen-komponen yang

    saling mempengaruhi, yaitu : (1) tujuan pendidikan dan pengajaran; (2) peserta

    didik; (3) guru; (4) perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum; (5)

  • 16

    strategi pengajaran; (6) media pengajaran; (7) evaluasi pengajaran (Hamalik,

    2009: 77).

    Guru adalah merupakan pekerjaan profesi (Sutomo dkk, 1994:4). Dalam

    proses pembelajaran di sekolah guru sebagai pengajar dan pendidik. Untuk

    melaksanakan tugasnya dalam meningkatkan proses pembelajaran, guru

    mnempatkan kedudukannya sebagai figure sentral. Seorang guru harus mampu

    dalam mengorganisasi kegiatan belajar siswa maupun dengan keterampilan

    mengajar. Termasuk disini mengatur dan mengoptimalkan penggunaan sarana

    belajar, demi meningkatkan proses dan hasil belajar.

    Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan

    bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebgai pedoman penyelenggaraan

    kegiatan belajar-mengajar.

    Saran dan fasilitas dalam hal ini termasuk di dalamnya keadaan

    kelengkapan peralatan praktek, tempat duduk, keadaan gedung, tempat belajar

    seta penerangan dan fasilitas pendukung lainnya dapat mempengaruhi proses dan

    keberhasilan siswa dalam belajar.

    2.2 Sekolah Menengah Kejuruan

    Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan

    siswanya agar dapat bekerja dalam bidang tertentu, terutama yang ada kaitannya

    dengan teknologi. Usaha pemerintah untuk mewujudkan pendidikan Nasional

    secara merata adalah dengan lebih banyak mendirikan sekolah, baik sekolah

    umum maupun sekolah-sekolah kejuruan. Sedangkan Depdikbud (1989 : 9)

    menerangkan bahwa sekolah kejuruan merupakan pendidikan yang

  • 17

    mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa.

    Didirikannya sekolah kejuruan mempunyai tujuan agar lulusannya lebih siap

    bekerja dibandingkan dengan lulusan sekolah umum.

    Tujuan SMK negeri 1 Bulakamba adalah 1) Menyelenggarakan kegiatan

    belajar mengajar yang produktif sesuai tuntutan standar kompetensi dunia kerja.

    2)Menumbuhkan budaya hidup disiplin dan unggul di kalangan warga sekolah

    yang dilandasi nilai nilai keimanan.

    Dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Pendidikan

    Nasional, pasal 4 disebutkan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan

    mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu

    manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi

    luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

    berkepribadian yang mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab

    terhadap masyarakat, bangsa dan Negara.

    Jenis dan tingkat kejuruan di Indonesia banyak macamnya, sesuai dengan

    kebijakan Direktorat Pendidikan Kejuruan, maka pada tahun 1979 sekolah

    kejuruan mulai ditertibkan sesuai dengan keahliannya. Untuk sekolah menengah

    tingkat atas dikelompokan sebagai berikut :

    a. Sekolah Teknologi Menengah (STM)

    b. Sekolah Menengah Teknologi Pertanian (SMTP)

    c. Sekolah Menengah Teknologi Kerumahtanggaan (SMKTA)

    d. Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK)

    e. Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA)

  • 18

    f. Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK)

    g. Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Perkapalan dan Peberbangan

    Untuk mempermudah pengaturan dan pengelolaan, sebagaimana kebijakan

    Direktorat Pendidikan Kejuruan sejak tahun 1979 sekolah kejuruan tersebut

    disatukan yang kemudian disebut Sekolah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA).

    Dikeluarkannya surat Keputusan Mendibud Nomor 0409/U/1992 Sekolah

    Menengah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA), diganti istilahnya menjadi Sekolah

    Menengah Kejuruan (SMK). Dalam keputusan tersebut, yang dimaksud dengan

    Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah bentuk satuan pendidikan menengah

    yang dilaksanakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidiakn dasaar serta

    menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap

    profesionalisme. SMK menyelenggarakan program pendidikan yang disesuaikan

    dengan jenis lapangan pekerjaan.

    Sesuai dengan keputusan Mendibud RI Nomor 080/1/1993 tentang

    Kurikulum Sekolah Kejuruan (SMK), maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

    dibagi menjadi 7 kelompok.

    Ketujuh kelompok tersebut adalah :

    1. SMK Kelompok Teknologi dan Industri

    2. SMK Kelompok Pertanian dan Kehutanan

    3. SMK KelompokPerkapalan dan Penerbangan

    4. SMK Kelompok Bisnis dan Manajemen

    5. SMK Kelompok Kesejahteraan Keluarga

    6. SMK Kelompok Pariwisata

  • 19

    7. SMK Kelompok Seni dan Kerajinan

    Untuk tiap kelompok program pendidikan tersebut kemudian dibagi

    menjadi beberapa jurusan dan tiap jurusan mempunyai program pendidiakn

    terkecil yang disebut program studi. Pengelompokan program ini, maka untuk

    SMK Kelompok Teknologi dan Industri terdiri atas beberapa program pendidikan

    yang mempersiapka tamatannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan

    profesionalismenya pada berbagai jenis pekerjaan dibidang teknologi dan industry

    meliputi : teknik mesin, otomotif, kelistrikan, elektronika, kontruksi bangunan

    gedung, bangunan air, pertambangan, grafika, kimia, tektil, teknik pendingin,

    informatika dan instrument industry. Ini berarti SMK Kelompok Teknologi dan

    Industri merupakan gabungan dari berbagai program pendidikan di Sekolah

    Teknologi Menengah (STM).

    Dengan perkembangan teknologi dewasa ini dan banyaknya perusahaan

    atau industry yang menggunakan peralatan atau mesin dengan teknologi modern

    maka dibutuhkan lulusan dari SMK yang memiliki kemampuan sesuai yang

    dibutuhkan oleh dunia usaha / industry. Maka keberadaan SMK kelompok

    teknologi dan industry sampai saat ini masih mendominasi kuantitas SMK di

    Indonesia dibandingkan dengan SMK kelompok lain.

    SMK Negeri 1 Bulakamba yang beralamat Jalan Raya Bulakamba Brebes

    telah membuka lima program keahlian, yaitu : (1) Teknik Kendaraan Ringan, (2)

    Teknik Audio Video, (3) Teknik Instalasi Tenaga Listrik, (4) Agrobisnis Tanaman

    Pangan dan Holtikultura, (5) Nautika Kapal dan Penangkapan Ikan. Secara umum

    saran dan prasarana yang ada di SMK Negeri 1 Bulakamba sudah cukup baik,

  • 20

    tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terus dilakukan perbaikan dan

    pengadaan fasilitas sekolah, baik fisik maupun kualitas dan mutu sekolah. SMK

    Negeri 1 Bulakamba mulai menerapkan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran

    2006/2007 dengan pelaksanaan pengajaran sistem semester.

    2.3 Dasar Instalasi Listrik

    Pada dasarnya untuk pemberian materi dasar instalasi listrik disini adalah

    bagaimana cara atau peraturan pemasangan instalasi listrik yang sesuai dengan

    aturan yang ada, karena dalam pemasangan instalasi penerangan listrik merupakan

    pekerjaan yang sangat komplek, pekerjaan ini meliputi perencanaan, membaca

    gambar, pemilihan bahan maupun alat serta pelaksanaan pemasangannya.

    2.4 Kelengkapan Praktek dan Peralatan Praktek

    2.4.1 Kelengkapan peralatan praktek

    Pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar praktek dilaksanakan, hal

    utama yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan kelengkapan ideal.

    Saat pelaksanaan analisis dapat dilakukan dengan sistem semester.

    Kelengkapan berarti kegenapan, sedangkan alat berarti barang-barang

    yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (Pusat Pengembangan dan Pembinaan

    Bahasa Depdikbud, 1989).

    Sedangkan yang dimaksud dengan alat disini adalah alat-alat yang dipakai

    dalam melaksanakan praktek Pemasangan Dasar Instalasi Listrik. Siswa akan

    memperoleh keterampilan secara maksimal dalam proses praktek apabila

    didukung dengan adanya bengkel kerja yang memiliki peralatan praktek yang

    lengkap.

  • 21

    Adapun standarisasi kerja optimal dengan memiliki peralatan praktek

    lengkap (depdikbud, 1998) adalah :

    1. Efisiensi penggunaan peralatan praktek berkisar antara 60% sampai

    dengan 80%.

    2. Peralatan selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan terhindar

    dari kerusakan.

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun

    2008 Tanggal 31 Juli 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah

    Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) untuk praktik dasar

    instalasi listrik sebagai berikut.

    a. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik berfungsi

    sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: penerapan konsep

    dasar kelistrikan dan pengukuran pada pembangkit listrik; instalasi pembangkit

    yang meliputi konstruksi, cara kerja, pemasangan, inspeksi, pengoperasian

    danperawatan/perbaikan, serta pembelajaran keselamatan dan kesehatan kerja

    listrik (K3 Listrik).

    b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga

    Listrik adalah 208 m untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi:

    laboratorium dasar teknik elektro 64 m, area kerja pembangkit tenaga listrik

    96 m, ruang penyimpanan dan instruktur 48 m.

    c. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik

    dilengkapi prasarana

  • 22

    Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik dasar instalasi listrik

    No Jenis Rasio Deskripsi

    1 Laboratorium dasar 4m/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik.

    teknik elektro Luas minimum adalah 64 m.

    Lebar minimum adalah 8 m.

    2 Ruang kerja 6m/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik.

    pembangkit tenaga Luas minimum adalah 96 m.

    listrik Lebar minimum adalah 8 m

    3 Ruang penyimpanan 4m/instruktur Luas minimum adalah 48 m.

    dan instruktur Lebar minimum adalah 6 m.

    Tabel 2.2 Standar sarana dasar instalasi listrikNo Jenis Rasio Deskripsi

    1 Perabot1.1 Meja kerja 1 set/lab Untuk minimum 4 peserta didik1.2 Kursi kerja pada pekerjaan penerapan konsep1.3 Lemari simpan alat dan dasar kelistrikan dan pengukuran

    bahan pada pembangkit listrik.2 Peralatan2.1 Peralatan untuk pekerjaan 1 set/lab Untuk minimum 4 peserta didik

    penerapan konsep dasar pada pekerjaan penerapan konsepteknik elektro dasar kelistrikan dan pengukuran

    pada pembangkit listrik3 Media Pendidikan 3.1 Papan tulis 1 set/lab Untuk mendukung minimum 4

    peserta didik pada pelaksanaankegiatan belajar mengajar yangbersifat teoritis

    4 Perlengkapan Lain4.1 Kontak kontak Minimum 1 Untuk mendukung

    buah/area. operasionalisasi peralatan yangmemerlukan daya listrik

    4.2 Tempat sampah Minimum 1buah/area.

  • 23

    2.4.2 Peralatan Praktek

    Dalam melaksanakan suatu pekerjaan (seringkali disebut praktek)

    diperlukan peralatan untuk mengerjakannya. Tanpa alat/ perkakas hampir dapat

    dipastikan bahwa pekerjaan tersebut tidak dapat dilaksanakan menbginagt

    pentingnya peralatan bagi praktek, maka wajib bagi siswa untuk mengenal nama

    dan bentuk penggunaannya yang tepat.

    Dengan menggunakan alat yang tepat dapat diharapkan hasil kerjaan yang

    baik. Sebaliknya, salah memilih atau memakai alat/perkakas, tidak mungkin

    dihasilkan pekerjaan yang baik. Untuk pekerjaan instalasi diperlukan berbagai

    jenis alat/perkakas. Oleh karena itu adanya pengelompokan yang berdasarkan

    kepentingan pemakaiannya yaitu dibedakan dari :

    1. Alat / perkakas pokok

    Alat atau perkakas pada pekerjaan intsalasi listrik adalah merupakan alat /

    perkakas tangan, yaitu alat yang mudah dibawa kemana-mana. Alat ini

    biasanya dimasukan kedalam kantong dari terpal yang digantungkan pada

    ikat pinggang atau dimasukan dalam kantong baju atau celana yang dibuat

    khusus untuk keperluan tersebut. Adapun macam dari alat / perkakas

    pokok yaitu :

    a. Obeng adalah alat tangan yang digunakan untuk memasang atau

    membuka sekrup, obeng terdiri dari tiga bagian pokok ialah pegangan,

    batang dan mata obeng. (Daryanto 1995: 41)

    Macam-macam bentuk obeng antara lain :

  • 24

    1) Obeng Rata

    2) Obeng bintang (Philips)

    3) Obeng offset

    b. Tang merupakan alat utama dalam pekerjaan instalasi listrik, yang

    digunakan untuk memegang benda kerja, memotong kawat, membuat

    mata (loop).

    Sedangkan macam bentuk tang antara lain :

  • 25

    1) Tang pemotong

    2) Tang kombinasi

    3) Tang pebulat

    4) Tang pemegang

  • 26

    5) Tang kakatua

    c. Pisau digunakan untuk mengupas kabel, memotong tali rami dan

    isolasi ban.

    2. Alat / perkakas bantu

    Untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan instalasi listrik,

    selain perkakas pokok seringkali diperlukan alat / perkakas bantu. Alat /

    perkakas bantu ini sebenarnya amat luas, tetapi dalam hal ini akan

    disebutkan beberapa buah yang dirasa sangat penting, antara lain :

    a. Martil merupakan alat yang digunakan untuk memukul. Beberapa

    macam martil yang digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik adalah

    martil paku, martil kepala baut, martil karet, martil muka lunak.

    b. Kunci adalah alat / perkakas yang dapat digunakan untuk memutar

    mur-baut. Macam-macam kunci yaitu : kunci inggris, kunci pipa, kunci

    pas tunggal, kunci pas ganda, kunci pas gelang, kunci sock.

  • 27

    c. Pemotong pipa, alat perkakas sederhana untuk memotong pipa adalah

    gergaji besi, pipa cutter.

    d. Pembengkok pipa yang sangat sederhana berupa sepotong kayu,

    umumnya jati dan dibuatkan lubang yang sesuai dengan lubang pipa.

    e. Penarik kawat / kabel, contoh dari penarik kabel yaitu penarik kawat

    berbentuk spiral.

    f. Baut soldir, alat untuk mematri ada dua macam, yaitu baut soldir baker

    dan baut soldir listrik.

    g. Kompor merupakan sumber api buatan dengan bahan bakar minyak,

    contoh dari kompor yaitu : kompor minyak, push button torch.

    h. Alat penekan keeling yaitu penekan keeling (mekanis), las titik

    (listrik).

    3. Alat / perkakas pemeriksa

    a. Tespen merupakan alat sederhana yang sangat berguna untuk

    mengetahui hantaran fasa atau yang bertegangan dalam suatu instalasi

    listrik.

    b. Megeer adalah alat / perkakas penting yang sering digunakan dalam

    pemeriksaan instalasi listrik, alat ini dapat dipakai untuk mengetahui

    baik atau buruknya hantaran dalam suatu instalasi.

    c. Multimeter adalah alat / perkakas yang digunakan untuk mengertahui

    besar tegangan antara hantaran fasa dengan kawat nolnya.

    Jumlah Alat Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang

    dimiliki SMK Negeri 1 Bulakamba.

  • 28

    Tabel. 2.3 Kelengkapan AlatNo Alat / Bahan Jumlah alat

    1

    Perkakas Pokoka. Tang

    - Tang Pemotong- Tang Kombinasi- Tang Pengupas- Tang Lancip

    b. Obeng - Kecil- Besar- Sedang

    27272526

    242525

    2

    Perkakas Bantua. Martil

    - Kepala Bulat- Kepala Lunak- Kepala Karet

    b. BORc. Gergajid. Pisaue. Solder

    242624118918

    3

    Perkakas Pemeriksaa. Tespenb. Multimeterc. Megerd. Tang Amperee. Kwh meter 1 fasa

    302072015

    4

    Bahan instalasi Listrika. Box Sikring 1 fasa 3 kelompokb. Box Sikring 1 fasa 2 kelompokc. Box Sikring 1 fasa 1 kelompokd. MCB 1 fasae. Stop kontakf. Fitting g. Saklar

    - Tunggal- Seri

    h. Papan Praktek

    101011101320

    252526

    2.5 Kerangka Berfikir

    Berdasarkan uraian di atas maka seorang siswa dituntut agar dapat

    mengenal peralatan praktek listrik sesuai dengan kegunaan masing-masing.

  • 29

    Seorang siswa harus bisa menggunakan peralatan praktek dengan benar dan tepat,

    karena selama melakukan aktivitas praktek instalasi listrik tidak menutup

    kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat menyebabkan seseorang siswa

    menjadi/mengalami luka ringan bahkan serius.

    Pada saat praktek sedang berlangsung siswa harus mengetahui job sheet

    yang diberikan oleh guru dan betul-betul mengetahui bagan rangkaian yang akan

    dipraktekkan. Mengetahui bagan rangkaian yang akan dipraktekkan, sangat

    penting karena merupakan alat komunikasi yang sangat diperlukan sebelum

    melakukan aktivitas praktek dasar instalasi listrik. Dengan demikian seseorang

    dapat mengerjakan pekerjaannya dengan mudah dan benar. Oleh karena itu pada

    saat melakukan praktek instalasi listrik disekolah seorang siswa dituntut dapat

    membaca (berkomunikasi) dengan rangkaian pemasangan listrik yang benar.

    Baik dan buruknya hasil praktek pemasangan instalasi listrik sangat

    dipengaruhi oleh peralatan praktek yang digunakan. Seorang siswa harus bisa

    memanfaatkan semua peralatan yang ada pada bengkel praktek sekolah, karena

    peralatan yang memadai akan memperlancar jalannya proses belajar mengajar

    terutama pada pelajaran praktek. Apabila perlatan praktek/perkakas praktek yang

    tidak lengkap akan membuat siswa menjadi malas untuk mengikuti pelajaran

    praktek. Manfaat kelengkapan peralatan praktek dapat memperlancar proses

    belajar mengajar, menumbuhkan kemampuan mencari, mengolah dan

    menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah atas tanggung jawab dan usaha

    sendiri dan akhirnya tumbuhlah sikap untuk belajar mandiri.

  • 30

    Banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa, salah satu dintaranya

    adalah peralatan praktek siswa yang juga merupakan faktor yang tidak dapat

    diabaikan begitu saja. Sebab tanpa adanya fasilitas belajar yang mendukung

    proses belajar, siswa tidak akan bersemangat dalam belajar dan tujuan belajar juga

    akan terhambat ketercapaiannya. Jika siswa telah kehilangan semangat belajar,

    maka akan berdampak pada prestasi yang didapat oleh siswa. Sumadi Suryabrata

    2004: 233), mengemukakan bahwa alat-alat yang dipakai untuk belajar dan faktor-

    faktor lainnya harus diatur dengan sedemikian rupa sehingga dapat membantu

    proses belajar secara maksimal.

    Kecakapan guru dalam menggunakan fasilitas yang ada akan

    mempermudah dan mempercepat siswa untuk belajar. Begitu pula dengan

    pengadaannya, pengadaan fasilitas belajar yang memadai sangat diperlukan dalam

    menunjang proses pembelajaran terutama dalam pencapaian tujuan pendidikan

    yang diharapkan. Sebab, dewasa ini peranan fasilitas pendidikan semakin

    dirasakan sangat penting sekali mengingat semakin ketat pula persaingan diantara

    lembaga- lembaga sekolah yang ada. Bahkan saat ini sering kali kelengkapan

    fasilitas dijadikan sebagai tolak ukur dari keberhasilan pembelajaran dan kualitas

    suatu sekolah.

    Berdasarkan uraian tersebut di atas, peralatan praktek disediakan secara

    lengkap dalam proses belajar praktek, khususnya dalam praktek instalasi listrik

    tentu sangat berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Melalui pengamatan yang

    dilakukan terhadap peralatan praktek yang disediakan secara lengkap maka

    berpengaruh terhadap hasil kerja praktek siswa serta lebih mampu menerapkan

  • 31

    teori yang diberikan dan hasil kerja praktek yang lebih cepat, peralatan praktek

    merupakan salah satu faktor yang dapat memperngaruhi dalam pencapaian hasil

    belajar siswa.

    Dari paradigma yang telah dijelaskan dapat digambarkan pada skema

    berikut :

    Gambar 1. Kerangka Berfikir2.6 Hipotesis

    Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 71) Hipotesis dapat diartikan sebagai

    suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian sampai

    terbukti melalui data yang terkumpul.

    Berdasarkan pada uraian teori di atas dalam penelitian ini, maka

    dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

    a. Hipotesis Alternatif (Ha)

    Ada pengaruh antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar

    siswa program studi dasar instalsi listrik SMK Negeri 1 Bulakamba.

    Hail Belajar

    Kelengkapan Peralatan Praktek

    Bahan Instalsi Listrik

    PerkakasPemeriksa

    PerkakasBantu

    PerkakasPokok

  • 32

    b. Hipotesis Nihil (Ho)

    Tidak ada pengaruh antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil

    belajar Praktek dasar instalasi listrik program studi dasar instalsi listrik

    SMK Negeri 1 Bulakamba.

  • 33

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian adalah kegiatan untuk mengembangkan dan menguji

    suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah untuk

    mencapai tujuan melalui proses yang sistematis dan analisis yang logis.

    Penggunaan metode penelitian yang tepat akan memperoleh hasil yang dapat

    dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku. Metode

    penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey yaitu

    penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang

    ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual (Moh. Nazir, 1983 : 65).

    Jenis Penelitian ini tanpa menggunakan suatu perlakuan (treatment) pada

    suatu objek atau disebut juga penelitian non eksperimen. Adapun metode

    penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    3.1 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Bulakamba pada siswa kelas X

    program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik, yang bealamat Jalan Raya

    Kluwut Bulakamba Brebes.

    3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

    3.2.1 Populasi

    Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti.

    Menurut Arikunto (2006 : 108) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

    Sutrisno Hadi (2004 : 182) populasi didefisinikan seluruh penduduk yang

  • 34

    dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum, populasi dibatasi

    sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai ssatu

    sifat yang sama.

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMK Negeri

    1 Bulakamba program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang terdiri dari

    kelas X-1, X-2, X-3 yang siswanya berjumlah 107 siswa.

    3.2.2 Sampel

    Menurut Arikunto (2006 : 19) sampel diartikan sebagian atau wakil

    populasi yang diteliti. Sedangakan Sutrisno Hadi (2004 : 182) menyatakan bahwa

    sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi,

    juga harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama. Dari pengertian di atas

    yang dimaksud sampel pada penelitian ini adalah individu yang memiliki sifaat

    sama dan dapat mewakili penelitian ini adalah individu yang memiliki sifat yang

    sama dan dapat mewakili populasi. Tetapi apabila jumlah subjeknya kurang dari

    100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

    populasi (Arikunto, 2006 : 112).

    Berdasarkan hal itu maka pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan

    dengan menggunakan teknik cluster random sampling, dengan catatan yang diacak

    adalah kelasnya. Dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh dua

    kelas sebagai kelas sampel yaitu satu kelas untuk uji coba instrumen dan satu kelas

    untuk sampel penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X-1 yang

    berjumlah 36 siswa.

  • 35

    3.3 Variabel Penelitian

    Menurut Arikunto (2006 : 96) variabel penelitian adalah objek penelitian,

    atau apa yang menjadi titik perhatian suatu. Dalam penelitian ini terdapat dua

    varibel bebas dan satu variable terikat, yaitu :

    3.3.1 Variabel Bebas (X)

    Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel

    penyebab. Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu, mata pelajaran Praktek

    Dasar Instalasi Listrik di SMK yang selanjutnya diberi symbol X.

    3.3.2 Variabel Terikat (Y)

    Variabel terikat disebut juga variabel tergantung atau variabel akibat, yaitu

    variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil

    belajar mata pelajaran Praktek Dasar Instalasi Listrik siswa kelas X program

    keahlian Teknik Instalsi tenaga Listrik SMK Negeri 1 Bulakamba yang kemudian

    diberi symbol Y.

    3.4 Metode Pengumpulan Data

    Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar praktek dasar instalasi listrik

    siswa kelas X program keahlian Teknik Instalasi Listrik SMK Negeri 1

    Bulakamba diambil dari nilai raport. Sedangkan untuk mengetahui kelengkapan

    peralatan praktek di sekolah digunakan metode angket atau kuesioner.

    3.4.1 Metode Dokumentasi

    Dokumntasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang

    tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumntasi, peneliti menyelidiki benda-

  • 36

    benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan peraturan, notulen rapat,

    catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006 : 231 ).

    Dalam memperoleh data atau informasi ada tiga macam sumber, yaitu

    tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam penelitian

    ini data yang diambil yaitu dari tulisan, yaitu daftar nilai yang ada dalam raport.

    3.4.2 Metode Observasi

    Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

    mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

    yang sedang berlangsung (Nana Syaodih : 2010 : 220). Dalam penelitian ini

    menggunakan metode observasi langsung yaitu di SMK Negeri 1 Bulakamba pada

    Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Pengamatan dilakukan sendiri

    secara langsung ditempat yang menjadi objek penelitian.

    3.4.2 Metode Angket atau Kuesioner

    Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan

    data secara tidak langsung atau peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan

    responden, (Nana Syaodih : 2010 : 219). Dalam penelitian ini angket yang

    digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi peserta didik mengenai

    pengaruh kelengkapan peralatan praktek di sekolah.

    Dalam pengumpulan data menggunakan angket mempunyai kelebihan

    sebagai berikut :

    1. Angket disebarkan kepada sejumlah responden secara serentak sehingga

    lebih efisien.

  • 37

    2. Semua jawaban dapat dicatat secara lengkap, Lebih menjamin keseragaman

    dalam penulisan kata-kata, isi, dan urutannya.

    Angket sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :

    1. Kuesioner tertutup dimana pertanyaan disusun dengan menyediakan pilihan

    jawaban lengkap sehingga responden tinggal mengisi atau memberi tanda

    pada jawaban yang dipilih.

    2. Kuesioner terbuka disusun sedemikian rupa sehingga responden bebas

    mengungkapkan pendapatnya dan pada umumnya digunakan untuk meminta

    pendapat dari seseorang dimana pendapatnya berlainan.

    3.5 Metode Penyusunan Instrumen

    Penyusunan instrument penelitian digunakan untuk mengambil data

    seberapa besar pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar

    praktek dasar instalsi listrik, berdasarkan atas persepsi siswa dan diisi oleh siswa.

    Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket

    (kuesioner) tertutup. Hasil instrument nantinya akan digunakan untuk mendukung

    analisis kebutuhan alat yang telah diisi oleh pihak sekolah yang bersangkutan.

    3.5.1 Menentukan tipe item angket

    Item angket yang digunakan adalah pilihan ganda bisa dengan 5 alternatif

    jawaban, responden hanya diminta untuk memilih salah satu jawaban yang telah

    disediakan.

    3.5.2 Menentukan jumlah item angket dan alokasi waktu

    Jumlah item angket adalah 35 butir dengan waktu 60 menit. Kondisi

    peralatan praktek berjumlah 18 butir dan Kelengkapan alat praktek berjumalah 17

    butir. Jadi jumlah keseluruhan indikatornya sebanyak 35 butir item.

  • 38

    3.5.3 Membuat kisi-kisi item angket uji coba

    Kisi-kisi pembuatan item angket tersebut di dalamnya tentang mengenai

    pengaruh kelengkapan peralatan praktek pada pelajaran Praktek Dasar Instalasi

    Listrik. Lebih jelasnya kisi-kisi item angket dapat dilihat di tabel 3.1 berikut :

    Tabel 3.1

    kisi-kisi item angket

    No Indikator yang diukur No Butir Jumlah

    1 Kondisi Alat Praktek

    1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

    9, 10, 11, 12, 13,

    14, 15, 16, 17, 18

    18

    2 Kelengkapan Peralatan Praktek

    19, 20, 21, 22, 23,

    24, 25, 26, 27, 28,

    29, 30, 31, 32, 33,

    34, 35

    17

    3.5.4 Uji coba perangkat angket

    Uji coba perangkat angket dilaksanakan di SMK Negeri di Bulakamba

    kelas X program keahlianTeknik Instalasi Tenaga Listrik.

    3.6 Uji Instrument Penelitian

    Setiap instrument dalam angket penelitian perlu diuji coba terlebih dahulu

    sebelum menganalisis dan penelitian. Langkah-langkah yang harus dilaksanakan

    untuk uji coba angket dalam penelitian ini adalah :

  • 39

    3.6.1 Validitas eksternal

    Validitas eksternal instrument diuji dengan cara membandingkan (untuk

    mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrument dengan fakta-fakta

    empiris yang terjadi di lapangan. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu

    mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan demikian masalah mendasar dari

    validitas/kesahihan alat pengukur adalah ketepatan dan ketelitian alat tersebut.

    Dalam penelitian untuk mengetahui validitas datanya dengan memakai

    rumus product moment dari Pearson (Arikunto, 2006 : 144).

    Keterangan :

    rxy = anak indek korelasi product moment

    N = banyak subyek

    XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

    X = nilai dari item (angket)

    Y = nilai dari total item

    X2 = jumlah skor X kuadrat

    Y2 = jumlah skor Y kuadrat

    Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak,

    maka r yang diperoleh (r hitung) dikonsultasikan dengan r tabel product moment

    dengan taraf signifikan 5%. Apabila r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan valid

    dan apabila rhitung < rtabel maka instrumen dikatakan tidak valid.

  • 40

    Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa r hitung > r tabel

    yaitu N=35 dengan taraf signifgikan 5% adalah 0,334, dengan demikian dapat

    dikatakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid dan dapat

    digunakan dalam pengambilan data.

    Hasil perhitungan validitas variabel kelengkapan alat dapat dilihat dalam

    tabel berikut:

    Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kelengkapan alat

    No Soal rxy r tabel (5%; N=35) Keterangan

    1 0.496 0.334 Valid2 0.392 0.334 Valid3 0.467 0.334 Valid4 0.413 0.334 Valid5 0.612 0.334 Valid6 0.432 0.334 Valid7 0.432 0.334 Valid8 0.407 0.334 Valid9 0.398 0.334 Valid10 0.652 0.334 Valid11 0.391 0.334 Valid12 0.403 0.334 Valid13 0.369 0.334 Valid14 0.443 0.334 Valid15 0.673 0.334 Valid16 0.610 0.334 Valid17 0.433 0.334 Valid18 0.521 0.334 Valid19 0.141 0.334 Tidak Valid20 0.493 0.334 Valid21 0.599 0.334 Valid22 0.345 0.334 Valid23 0.647 0.334 Valid24 0.505 0.334 Valid25 0.435 0.334 Valid26 0.327 0.334 Tidak Valid

  • 41

    27 0.429 0.334 Valid28 0.401 0.334 Valid29 0.023 0.334 Tidak Valid30 0.428 0.334 Valid31 0.222 0.334 Tidak Valid32 0.377 0.334 Valid33 0.469 0.334 Valid34 0.355 0.334 Valid35 0.183 0.334 Tidak Valid

    3.6.2 Reliabilitas

    Realiabitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

    dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena

    instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006 : 196).

    Untuk mencari reliabilitas, menggunakan rumus :

    Keterangan :

    r11 : reabilitas instrument

    K : banyaknya butir pertanyaan

    2 : jumlah varians butir2 : varians total

    Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product

    moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka instrumen

    dinyatakan reliabel.

  • 42

    Pengukuran reliabilitas instrumen diperoleh dari hasil ujicoba instrumen

    terhadap 35 responden (lampiran). Hasil perhitungan reliabilitas variabel

    kelengakapan alat dapat dilihat dalam tabel berikut.

    Tabel 3.3. Reliabilitas Instrumen

    Variabel r11rtabel

    (5%;N=35)Keterangan

    Kelengankapan Alat 0,852 0,334 ReliabelSumber : Data primer diolah, 2012

    Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rhitung > rtabel

    yaitu untuk N=35 dengan taraf signifikan 5% pada masing-masing perhitungan

    Uji reliabilitas variabel kelengakapan alat terlihat r alpha adalah positif lebih besar

    dari r tabel maka butir-butir variabel tersebut adalah reliabel.

    3.7 Metode Analisis Data

    Analisis data merupakan langkah yang paling penting dalam suatu

    penelitian karena berfungsi untuk mengambil kesimpulan dari penelitian. Dalam

    penelitian ini digunakan analisis regresi. Adapun langkah-langkahnya sebagai

    berikut :

    3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase

    Analisis deskriptif adalah penelitian bertujuan untuk melihat mana

    variabel yang telah diteliti sesuai dengan tolak ukur yang telah ditetapkan.

    Menurut Nazir (1983 : 105) Penelitian Deskriptif adalah studi untuk menemukan

    fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode ini digunakan untuk mengetahui ada

  • 43

    tidaknya pengaruh antara variabel kelengkapan peralatan praktek sekolah,

    terhadap variabel hasil belajar siswa.

    Dalam angket penelitian ini, ada 35 item pernyataan dengan masing-

    masing mempunyai 5 alternatif jawaban.

    a. Untuk jawaban a diberi skor 5

    b. Untuk jawaban b diberi skor 4

    c. Untuk jawaban c diberi skor 3

    d. Untuk jawaban d diberi skor 2

    e. Untuk jawaban e diberi skor 1

    Metode ini untuk mendiskripsikan data hasil angket dari varibel bebas (X)

    kelengkapan peralatan praktek sekolah, terhadap variabel terikat (Y) hasil belajar

    siswa dengan rumus :

    Keterangan :

    n = jumlah skor yang diperoleh

    N = jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi)

    % = tingkat keberhasilan yang diperoleh

    Untuk menentukan kategori atau tingkat DP yang diperoleh dibuat tabel

    kategori yang disusun melalui perhitungan sebagai berikut:

    a. Persentase maksimal = (5/5) x 100% = 100%

    b. Persentase minimal = (1/5) x 100% = 20%

    c. Rentang persentase = 100% - 20% = 80%

    d. Interval kelas persentase = (80%/5) = 16%

  • 44

    Membuat tabel interval kelas persentase dan kategori sarana dan

    lingkungan

    Tabel 3.4Kriteria Persentase

    Interval Kriteria Kriteria

    >84% - 100%

    >68% - 84%

    >52% - 68%

    >36% - 52%

    20% - 36%

    Sangat Lengkap

    Lengkap

    Cukup Lengkap

    Kurang Lengkap

    Tidak Lengkap

    Sedangkan kriteria ketuntasan belajar di SMK Negeri 1 Bulakamba adalah

    jika nilai yang diperoleh peserta didik

  • 45

    X2 = Chi kuadrat

    Oi = frekuensi observasi

    Ei = frekuensi harapan

    Data dikatakan normal jika X2hitung X2

    tabel dengan taraf signifikan 5% dan

    dk=k-3 (Sudjana, 2002 : 273).

    3.7.3 Analisis Regresi

    Teknik regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana besarnya

    pengaruh variabel X dengan variabel Y. Mengacu pada tujuan hipotesis

    penelitian, maka dalam model penelitian ini adalah untuk menunjukan pengaruh

    antara kelengkapan peralatan praktik sekolah dengan hasik belajar siswa.

    Langkah-langkah dalam analisis regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :

    1) Menentukan persamaan regresi linier

    Bentuk persamaan regresi Y atas X adalah :

    Y = a + bX

    Keterangan :

    Y = Pembobotan nilai siswa

    a = Bilangan konstanta

    b = Koefisien regresi

    X = Pengaruh kelengkapan peralatan praktek

    (Sudjana, 2002 : 315)

    Rumus koefisien a dan b adalah :

  • 46

    2) Uji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran

    Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis

    regresi digunakan analisis varians seperti tabel berikut :

    Tabel 3.3

    Ringkasan Analisis Varian Untuk Regresi

    Sumber Variasi Dk JK KT F

    Total N Y2 Y2

    Reg (a)

    Reg (ba)

    Residu

    1

    1

    n 2

    JK (a)

    JK (ab)

    JKres

    JK (a)

    S2 reg = JK (ba)

    Tuna cocok k-2

    n-2

    JK (TC)

    JK (E)

    (Sudjana, 2005 : 327)

    Keterangan :

  • 47

    Keterangan :

    JK = jumlah kuadrat

    db = derajat kebebasan

    KT = kuadrat total

    Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu :

    a) Harga F1 = S2

    reg / S2

    res untuk uji keberartian regresi

    Jika F1 Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2) dengan taraf

    signifikan 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan signifikan.

    b) Harga F2 = S2 (TC) / S2(E) untuk uji kelinieran persamaan regresi

    Jika F2 < Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k) dengan

    taraf signifikan 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan linier.

    3) Koefisien Determinasi

    Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap

    variabel terikat digunakan rumus sebagai berikut :

    Keterangan :

    r2 = koefisien determinasi

    b = koefisien regresi X dari persamaan regresi

    n = jumlah data

    X = skor variabel X

  • 48

    Y = skor variabel Y

    (Sudjana, 2002 : 371)

  • 48

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini akan dipaparkan tentang hasil penelitian meliputi analisis

    deskriptif data, uji normalitas, uji hipotesis, dan pembahasannya.

    4.1 Hasil Penelitian

    Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi lapangan

    untuk memperoleh data dengan teknik kuisioner/angket. Variabel yang diteliti

    adalah hasil belajar praktek siswa praktek dasar instalasi listrik pada siswa kelas X

    di SMK Negeri 1 Bulakamba.

    4.1.1 Analisis Deskriptif Data

    Analisis deskripsi dimaksudkan untuk mengetahui gambaran dari

    masing-masing variabel kelengkapan peralatan praktek dan hasil belajar

    praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X

    SMK Negeri 1 Bulakamba agar lebih mudah memahaminya.

    4.1.2 Hasil Belajar Praktek

    Penilaian hasil belajar praktek dasar instalasi listrik pada siswa

    kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba ditunjukkan dengan nilai raport.

    Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif presentase variabel hasil

    belajar praktek siswa, seperti yang disajikan pada tabel berikut ini :

  • 49

    Tabel 4.1 Hasil Belajar Parktek Dasar Instalasi Listrik

    Data statistik Nilai

    Mean 80.42

    Median 80.50

    Modus 70.00

    Standar Deviasi 5.95

    Nilai Makasimal 90

    Nilai Minimal 70

    Berdasarkan hasil perhitungan analisis, rata-rata nilai hasil belajar

    praktek siswa sebesar 80,42; nilai median hasil belajar siswa yaitu 80,50;

    nilai modus hasil belajar siswa yaitu 70, nilai maksimal siswa 90 dalam ,

    dan nilai minimal siswa 70. Lebih jelasnya hasil tersebut dapat dilihat pada

    diagram batang berikut ini :

    Gambar 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Parktek Dasar Instalasi Listrik

  • 50

    4.1.3 Kelengkapan Alat Praktek

    Hasil penelitian tentang variabel kelengkapan alat praktek berdasarkan

    pada tabel (terlampir) didapatkan hasil seperti pada tabel berikut :

    Tabel 4.2

    Kelengkapan Alat Praktek

    No interval Kriteria F Persentase

    1 > 84% - 100% Sangat Lengkap 1 3%

    2 > 68% - 84% Lengkap 16 44%

    3 > 52% - 68% Cukup Lengkap 19 53%

    4 > 36% - 52% Kurang Lengkap 0 0%

    5 20% - 36% Tidak Lengkap 0 0%

    Jumlah 36 100%

    Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif presentase

    variabel kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 1 (3%) menyatakan

    kelengkapan alat dalam kategori sangat lengkap, 16 (44%) siswa

    menyatakan kelengkapan dalam kategori lengkap, dan sebanyak 19 (53%)

    siswa menyatakan dalam kategori cukup lengkap dalam hasil

    pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan kelengkapan alat praktek

    berada pada kategori cukup lengkap. Lebih jelasnya hasil tersebut dapat

    dilihat pada diagram batang berikut ini :

    Gambar 4.2

    Deskripsi Kelengkapan Alat Praktek

  • 51

    4.1.4 Hasil Uji Prasyarat

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

    normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah

    menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Hasil analisis uji

    normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

    Tabel 4.3

    Hasil Uji Normalitas Data

    Variabel X2hitung X2

    tabel Keterangan

    Kelengkapan alat praktek (X) 5,8002 5,99 NormalHasil belajar praktek (Y) 4,4267 5,99 Normal

    Dari data tersebut di atas terlihat bahwa harga X2hitung untuk data

    variabel Kelengkapan alat praktek (X) adalah 5,8002 dan untuk data variabel

    Hasil belajar praktek (Y) adalah 4,4267. Berdasarkan hasil analisis tersebut

    diperoleh X2hitung untuk setiap data lebih kecil dari X2

    tabel yaitu X2tabel = 5,99

  • 52

    untuk = 5%, hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Karena data

    berdistribusi normal maka uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik.

    Data hasil perhitungan normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

    2. Uji Linieritas Garis Regresi

    Uji linieritas garis regresi merupakan uji untuk mengetahui cocok

    tidaknya analisis regresi linier sederhana untuk menguji hipotesis penelitian.

    Uji linieritas garis regresi dapat dilakukan dengan uji F. Berdasarkan

    perhitungan pada lampiran diperoleh nilai Fhitung = 0,356 < Ftabel = 2,03 untuk

    = 5% dengan dk pembilang = 1:34 dk penyebut = 36. Karena Fhitung < Ftabel,

    maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian berbentuk linier. Lebih

    jelasnya dapat dilihat pada grafik persamaan linier berikut ini:

    Gambar 4.3

    Diagram Pencar dan Garis Persamaan Regresi

    3. Uji Homogenitas

  • 53

    1,622 31,41

    Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi dalam

    keadaan homogen atau tidak. Pada uji ini digunakan uji Bartlett dengan uji

    chi kuadrat. Suatu populasi dikatakan homogen jika X2hitung untuk setiap

    data lebih kecil dari X2tabel.

    Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh X2hitung = 1,622 lebih kecil

    dari X2tabel = 31,41. Hal ini berarti populasi mempunyai varians yang sama

    (homogen). Hasil perhitungan homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada

    lampiran. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik persamaan linier berikut

    ini:

    Gambar 4.4

    Grafik penerimaan hipotesis uji homogenitas data

    Karena X2hitung < X2

    tabel maka data tersebut homogen.

    Berdasarkan grafik diatas nilai X2hitung sebesar 1,622 berada di daerah

    penerimaan hipotesis, hal ini berarti tidak ada perbedaan variansi data.

    Sehingga dapat disimpulkan data penelitian homogen.

    4. Uji Hipotesis

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kelengkapan peralatan

    praktek, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar praktek siswa pada

    mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1

  • 54

    Bulakamba. Untuk menentukan besarnya pengaruh kelengkapan peralatan

    praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar

    instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba digunakan analisa

    regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran diperoleh

    hasil seperti disajikan pada tabel 4.6 berikut :

    Tabel 4.6

    Hasil Uji Keberartian Koefisien

    Hubungan dk Fthitung Ftabel Kriteria

    X-Y 1:34 3,901 2,03 Signifikan

    Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai Fhitung dan pada = 5%

    dengan dk = (1:34) diperoleh Ftabel = 2,03. Karena Fhitung = 3,901 > Ftabel

    = 2,03 sehingga hipotesis diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan

    antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa

    pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1

    Bulakamba. Dengan demikian dapat diputuskan bahwa hipotesis nihil (Ho)

    yang berbunyi : Tidak ada pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap

    hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik

    siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba, ditolak sehingga kerja (Ha) yang

    berbunyi : Ada pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil

    belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa

    kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba, diterima.

  • 55

    Bentuk pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar

    praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X

    SMK Negeri 1 Bulakamba dapat digambarkan dengan persamaan regresi

    linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada

    lampiran diperoleh persamaan regresi Y= 40,371+0,385X.

    4.1.5 Koefisien Determinasi

    Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya

    kontribusi suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini

    besarnya pengaruh antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil

    belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa

    kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba.

    Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh besarnya koefisien korelasi

    sebesar 0,556, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD) yang diperoleh

    dari R square sebesar 30,9%. Jadi, besarnya pengaruh kelengkapan peralatan

    praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar

    instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba sebesar 30,9%.

    Perhitungan koefisien korelasi dan determinasi dapat dilihat pada lampiran.

    4.2 Pembahasan

    Hasil belajar adalah semua perubahan dibidang sensorik-motorik, dan

    dinamik-afektif yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

    lakunya. Hasil belajar ini merupakan suatu kemampuan internal (capability) yang

  • 56

    telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan

    sesuatu atau memberikan prestasi tertentu (performance).

    Berdasarkan hasil perhitungan analisis, rata-rata nilai hasil belajar praktek

    siswa sebesar 80,42; nilai median hasil belajar siswa yaitu 80,50; nilai modus

    hasil belajar siswa yaitu 70, nilai maksimal siswa 90 dalam , dan nilai minimal

    siswa 70. Hasil tersebut menunjukkan hasil belajar praktek siswa berada pada

    kategori baik.

    Pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar praktek dilaksanakan, hal

    utama yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan kelengkapan ideal.

    Siswa akan memperoleh keterampilan secara maksimal dalam proses praktek

    apabila didukung dengan adanya bengkel kerja yang memiliki peralatan praktek

    yang lengkap.

    Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif presentase variabel

    kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 1 (3%) menyatakan kelengkapan alat

    dalam kategori sangat baik, 16 (44%) siswa menyatakan kelengkapan dalam

    kategori baik, dan sebanyak 19 (53%) siswa menyatakan dalam kategori cukup

    baik dalam hasil pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan kelengkapan alat

    praktek berada pada kategori cukup baik.

    Manfaat kelengkapan peralatan praktek ternyata mampu meningkatkan

    dan memperlancar proses belajar mengajar, menumbuhkan kemampuan mencari,

    mengolah dan menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah atas tanggung

    jawab dan usaha sendiri dan akhirnya tumbuhlah sikap untuk belajar mandiri.

    Dalam pengertian bahwa saat melaksanakan praktek apabila didukung dengan

  • 57

    peralatan yang lengkap maka seorang siswa akan lebih giat dan mendapatkan hasil

    praktek yang lebih baik, sedangkan seorang siswa akan merasakan malas dalam

    melaksanakan praktek dengan hasil praktek yang kurang baik. Dengan demikian

    siswa menjadi terdidik untuk menghargai, memelihara dan memanfatkan waktu

    serta bahan secara tepat dan berhasil, sehingga mempermudah pencapaian target

    prestasi yang diharapkan.

    Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai Fhitung dan pada = 5% dengan

    dk = (1:34) diperoleh Ftabel = 2,03. Karena Fhitung = 3,901 > Ftabel = 2,03

    sehingga hipotesis diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara

    kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata

    diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba.

    Dalam melaksanakan suatu pekerjaan (seringkali disebut praktek)

    diperlukan peralatan untuk mengerjakannya. Tanpa alat/ perkakas hampir dapat

    dipastikan bahwa pekerjaan tersebut tidak dapat dilaksanakan menbginagt

    pentingnya peralatan bagi praktek, maka wajib bagi siswa untuk mengenal nama

    dan bentuk penggunaannya yang tepat. Dengan menggunakan alat yang tepat

    dapat diharapkan hasil kerjaan yang baik. Sebaliknya, salah memilih atau

    memakai alat/perkakas, tidak mungkin dihasilkan pekerjaan yang baik. Untuk

    pekerjaan instalasi diperlukan berbagai jenis alat/perkakas.

  • 58

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai

    berikut:

    1. Rata-rata nilai hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa

    kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba sebesar 80,42.

    2. Ada pengaruh yang signifikan antara kelengkapan peralatan praktek

    terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar

    Instalasi Listrik Siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba dengan besarnya

    pengaruh sebesar 30,9%.

    5.2 Saran

    Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

    sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang praktek dasar

    instalasi listrik. Saran yang dapat disumbangkan kepada sekolah sehubungan

    dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Bagi Sekolah

    Untuk mempertahankan nilai KKM kondisi peralatan praktek dasar

    instalasi listrik yang baik untuk lebih dapat memelihara dan menjaganya

    dengan baik.

  • 59

    2. Bagi guru

    Bagi Guru pengampu palajaran dapat mengatasi permasalahan kurangnya

    kelengakapan alat praktek sehingga dapat melaksanakan proses belajar

    mengajar yang sesuai dengan kurikulum.

    3. Bagi siswa

    Bagi peserta didik dapat menjaga peralatan praktek dengan baik sehingga

    dapat digunakan dalam praktek dasar instalasi listrik.

    4. Bagi penelitian selanjutnya

    Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik melakukan kajian sejenis dapat

    mengambil variabel-variabel lain yang diduga turut mempengaruhi hasil

    belajar.

  • 60

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

    Jakarta : Rineka Cipta.

    ________________,2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

    Aksara.

    Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran.