PENGARUH KEIKUSERTAAN SISWA MENGIKUTI BIMBINGAN...
Transcript of PENGARUH KEIKUSERTAAN SISWA MENGIKUTI BIMBINGAN...
PENGARUH KEIKUSERTAAN SISWA MENGIKUTI BIMBINGAN
BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI DI KELAS XII IPS
SMA NEGERI 5 DEPOK TAHUN AJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
FAUZIYYAH NURRAHMAH
1112015000081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAN ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2017
ABSTRAK
Fauziyyah Nurrahmah (NIM 1112015000081): Pengaruh Keikutsertaan
Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas
XII IPS SMA Negeri 5 Depok. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS), Program Studi Ekonomi, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh
Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Ekonomi Kelas XII IPS SMA Negeri 5 Depok. Penelitian ini menggunakan
penelitian dengan pendekatan kuantitatif deskriptif dan metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah
siswa kelas XII IPS SMA Negeri 5 Depok. Populasi yang menjadi objek
penelitian adalah siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah yang
memperoleh mata pelajaran ekonomi. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling. Besarnya sampel yang diambil adalah 25% dari
keseluruhan populasi. Sehingga jumlah sampel penelitian adalah 35 siswa. Teknik
pengambilan data yang digunakan adalah dokumentasi, angket dan wawancara.
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh keikutsertaan siswa
mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi. Hal ini dapat dilihat
dari hasil belajar yang mengalami peningkatan sebanyak 19 orang dengan
persentase 54,28% dari 35 siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar
sekolah. Selain itu dapat dilihat dari pencapaian siswa dalam memenuhi
ketuntasan minimal dari pelajaran ekonomi, yaitu 13 siswa atau 37,14% pada
ulangan harian pertama, 19 siswa atau 54,28% pada ulangan tengah semester dan
26 siswa atau 74,28% pada ulangan harian kedua. Kemudian dilihat dari
perbandingan rata-rata hasil belajar siswa yang mengikuti bimbingan belajar lebih
tinggi dari yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa terdapat Pengaruh Keikusertaan Siswa Mengikuti Bimbingan
Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas XII IPS.
Kata kunci : Belajar, Bimbingan Belajar, Ekonomi, Hasil Belajar
ABSTRACT
Fauziyyah Nurrahmah (NIM 1112015000081): The Influence of Student
Participation Following The Learning Guidance on Economic Learning Result
Class XII Social of SMA Negeri 5 Depok. Skripsi, Department of Social
Education (IPS), Economic Studies Program, Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta (UIN)
This research was conducted with the aim to find out the Influence of
Student Participation Following The Learning Guidance on Economic Learning
Result Class XII Social SMA Negeri 5 Depok. This research uses research with
descriptive quantitative approach and the method used in this research in
descriptive method. The population of this study is the students of class XII Social
SMA Negeri 5 Depok. The popoulation that became the object of research is the
students who follow the guidance of learning outside the school that obtain
economic subjects. Sampling was done by purposive sampling technique. The
sample size is 25% of the total population. So the number of sample research is 35
students. The data collection techniques used are documentation, question form
and interviews. While the data analysis technique used is descriptive statistical
analysis.
The result of this research indicate there is influence of student
participation following the learning guidance to result of study economy. This can
be seen from the learning result that have increased as many as 19 students with a
percentage 54,28% of the 35 studentswho follow the guidance of learning outside
school. Beside it can be seen from the achievement of students in fulfilling the
minimal mastery of the economic lesson, that is 13 students or 37,14% in the first
daily test, 19 students or 54,28% in the mid semester test and 26 students or
74,28% on second daily test. Then seen from the comparison of the average
learning outcomes of students who follow the guidance of learning is higher than
those who don’t follow the guidance of learning. Thus it can be stated that there is
influence of student following tutoring on economic learning result class xii
social.
Keywords: Economic, Learning Outcomes, Study, Tutoring
KATA PENGANTAR
Bismillahirahman nirrahim
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan Rosul-Nya yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi syarat
menyelesaikan studi S-1 Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi “Pengaruh
Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Ekonomi Kelas XII IPS SMA Negeri 5 Depok”.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Syaripulloh, M.Si, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.
5. Ibu Anissa Windarti, M.Sc, selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan
serta arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Ibu Maila Dinia Husni Rahiem, PhD,M.A selaku dosen pembimbing II
yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
7. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Khususnya pada Jurusan
Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang tak terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi
penulis.
8. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Staf perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan UNJ,
dan Perpustakaan UI Depok.
10. Kedua orang tua Rachmad Sugiarto dan Endah Budiyati, adik-adik Asma
Hanifah, Hana Rafidah, Haitsam Ahmad Fakhri dan seluruh keluarga besar
tercinta yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang dan
mendoakan penulis tiada henti serta memberikan dukungan, motivasi yang
sangat besar. Kalian menjadi inspirasi dan panutan penulis dalam berjuang
dikehidupan nyata selama menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
11. Bapak Achmad Zakarsih, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 5
Depok dan Staf Tata Usaha yang telah memberikan izin dan partisipasinya
dalam penelitian ini.
12. Ibu Siti Sayidah Makrifah, S.Pd selaku guru ekonomi dan siswa-siswi
kelas XII IPS SMAN 5 Depok yang telah berpartisipasi dalam penelitian
ini.
13. Sahabat penulis yaitu Ari yanti Alita, Feby Famela Iffah, Ike Ulan Ria,
Prisda Ayutt Mutiami, Siti Muthi’ah, Hajar, dan Siti Umaryati yang selalu
memberikan bantuan, dukungan, motivasi, semangat, keceriaan, dan
menghibur penulis ketika merasa tidak mampu dalam menyelesaikan
berbagai tugas dan semoga persahabatan dan persaudaraan kita terus
terjalin.
14. Sahabat seperjuangan Rempongers (Maulyda Wulandari, Khoirunnisa,
Dessy, Siti Syarah. Annisa Rahmadhani, Sri Setyowati), yang mewarnai
perkuliahan dan hidup penulis.
15. Teman-teman Pendidikan IPS angkatan 2012 khususnya teman-teman
prodi Ekonomi yang telah memberikan pengalaman dan warna selama
menjalani perkuliahan.
16. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu peneliti
ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
Semoga semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Harapan penulis, semoga
penyusunan Skripsi ini akan dapat membantu mahasiswa dalam penyusunan
skripsi di semester akhir dan menjadi acuan pula bagi adik-adik yang hendak pula
akan mengerjakan skripsi.
Wassalamualaikum wr.wb
Jakarta, 04 Oktober 2017
Penulis
Fauziyyah Nurrahmah
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ..............................................................................................................i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 7
D. Perumusan Masalah .................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian......................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ....................................................................................... .9
1. Tinjauan Bimbingan Belajar…………………………………………. 9
a. Pengertian Bimbingan Belajar ........................................................ 9
b. Tujuan Bimbingan Belajar .... ……………………………………12
c. Fungsi Bimbingan Belajar............................................................. 13
d. Langkah-langkah Dalam Bimbingan Belajar ................................ 14
2. Teori-teori Belajar ............................................................................... 15
a. Pengertian Belajar ......................................................................... 15
b. Macam-macam Teori Belajar ........................................................ 16
3. Tinjauan Hasil Belajar ......................................................................... 17
a. Pengertian Hasil Belajar ................................................................ 17
b. Faktor-faktor yang Mempenagruhi Hasil Belajar ......................... 20
4. Tinjauan Ilmu Pengetahuan Sosial ...................................................... 26
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ............................................. 26
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................... 27
5. Tinjauan Ekonomi…………………………………............................29
a. Pengertian Ekonomi…...…………………………………............29
b. Ruang Lingkup Ekonomi…………………………...…................30
c. Tujuan Ekonomi ............................................................................ 31
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 31
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 35
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 39
1. Tempat Penelitian................................................................................ 39
2. Waktu Penelitian ................................................................................. 39
B. Metode Penelitian...................................................................................... 40
C. Populasi dan Sampel ................................................................................. 41
1. Populasi Penelitian .............................................................................. 41
2. Sampel penelitian ................................................................................ 42
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 43
1. Dokumentasi ....................................................................................... 43
2. Kuesioner ............................................................................................ 44
3. Wawancara .......................................................................................... 45
E. Instrumen Penelitian.................................................................................. 45
F. Definisi Variabel ....................................................................................... 48
1. Bimbingan Belajar .............................................................................. 48
a. Definisi Konseptual ....................................................................... 48
b. Definisi Operasional...................................................................... 49
2. Hasil Belajar Ekonomi ........................................................................ 49
a. Definisi Konseptual ....................................................................... 49
b. Definisi Operasional...................................................................... 49
G. Uji Instrumen Penelitian……..…………………………………………..50
1. Uji Validitas ........................................................................................ 50
2. Uji Reliabilitas .................................................................................... 51
H. Teknik Pengolahan Data ............................................................................. 53
1. Editing ................................................................................................. 53
2. Coding ................................................................................................. 53
3. Tabulasi ............................................................................................... 54
I. Teknik Analisis Data ................................................................................... 54
J. Hipotesis Statistik ....................................................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ......................................................... 56
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Depok................................................ 56
2. Alamat dan Profil SMA Negeri 5 Depok ............................................ 56
3. Visi dan Misi SMA Negeri 5 Depok ................................................... 57
4. Tenaga Pendidik……………………………………………………...57
5. Peserta Didik ....................................................................................... 58
6. Sarana dan Prasarana........................................................................... 59
7. Kurikulum ........................................................................................... 60
B. Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 61
1. Deskripsi Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar ........... 62
2. Deskripsi Hasil Belajar Ekonomi ........................................................ 63
C. Hasil Penelitian ....................................................................................... .64
1. Pengaruh Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar ......... .64
2. Seberapa Besar Pengaruh Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan
Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi ......................................... .85
D. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis ......................... 96
1. Uji Instrumen Kuesioner ..................................................................... 96
a. Uji Validitas .................................................................................... 96
b. Uji Reliabilitas ............................................................................... 98
2. Deskripsi Statistik ............................................................................. .99
3. Hasil Wawancara ............................................................................... 104
E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. .105
F. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 111
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 112
B. Implikasi .................................................................................................. 114
C. Saran ........................................................................................................ 114
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 116
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Keterangan
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 34
Tabel 3.1 Waktu Kegiatan Penelitian ................................................................ 39
Tabel 3.2 Populasi Penelitian ............................................................................. 42
Tabel 3.3 Kisi – kisi Studi Dokumentasi ............................................................ 46
Tabel 3.4 Kisi–kisi Instrumen Angket ................................................................ 47
Tabel 3.5 Kisi–kisi Instrumen Wawancara ......................................................... 48
Tabel 3.6 Kaidah Realibilitas Guilford .............................................................. 53
Tabel 3.7 Skor Alternatif Jawaban Responden .................................................. 53
Tabel 4.1 Data Siswa Kelas XII IPS SMAN 5 Depok ....................................... 62
Tabel 4.2– 4.18 Pembahasan Hasil Jawaban Responden ...................................... 65
Tabel 4.19 Hasil Angket Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar .... 80
Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan
Belajar ................................................................................................ 82
Tabel 4.21 Mean, Varians dan Simpangan Baku Keikutsertaan Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar ............................................................................. 83
Tabel 4.22 Interpretasi Kategori Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar ............... 84
Tabel 4.23 Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi .............................................. 85
Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Ulangan Harian 1 ............................................. 87
Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Ujian Tengah Semester ..................................... 89
Tabel 4.26 Distribusi Frekuensi Ulangan Harian 2 ............................................. 91
Tabel 4.27 Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar ....................................... 94
Tabel 4.28 Persentase Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Ekonomi ............... 94
Tabel 4.29 Means, Varians dan Simpangan Baku Hasil Belajar Ekonomi ........ 96
Tabel 4.30 Hasil Uji Validitas ............................................................................ 97
Tabel 4.31 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 99
Tabel 4.32 Deskripsi Statistik Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan
Belajar .............................................................................................. 99
Tabel 4.33 Frekuensi Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar ....... 100
Tabel 4.34 Deskripsi Statistik Hasil Belajar Ekonomi ....................................... 101
Tabel 4.35 Frekuensi Ulangan Harian 1 ............................................................ 102
Tabel 4.36 Frekuensi Ulangan Tengah Semester ............................................... 103
Tabel 4.37 Frekuensi Ulangan Harian 2 ............................................................. 103
DAFTAR GAMBAR
Keterangan
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 37
Gambar 4.1 Data Siswa Kelas XII IPS ................................................................. 63
Gambar 4.2 Persentase Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar ....... 79
Gambar 4.3 Grafik Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar .............. 83
Gambar 4.4 Grafik Persentase Nilai Ulangan Harian 1 ........................................ 88
Gambar 4.5 Grafik Persentase Nilai Ujian Tengah Semester ............................... 90
Gambar 4.6 Grafik Persentase Nilai Ulangan Harian 2 ........................................ 92
Gambar 4.7 Grafik Hasil Belajar Ekonomi ........................................................... 93
Gambar 4.8 Grafik Persentase Rata-rata Hasil Belajar Ekonomi ......................... 95
DAFTAR LAMPIRAN
Keterangan
Lampiran 1 Angket Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Hasil Wawancara dengan Guru
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Variabel Keikutsertaan Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keikutsertaan Siswa
Mengikuti Bimbingan Belajar
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Variabel Keikutsertaan Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar
Lampiran 7 Hasil Deskripsi Statistik Variabel Keikutsertaan Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar
Lampiran 8 Hasil Deskripsi Statistik Variabel Hasil Belajar Ekonomi
Lampiran 9 Hasil Frekuensi Variabel Keikutsertaan Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar
Lampiran 10 Hasil Frekuensi Variabel Hasil Belajar Ekonomi (Ulangan Harian 1)
Lampiran 11 Hasil Frekuensi Variabel Hasil Belajar Ekonomi (UTS)
Lampiran 12 Hasil Frekuensi Variabel Hasil Belajar Ekonomi (Ulangan Harian 2)
Lampiran 13 Tabel r Hitung
Lampiran 14 Profil SMA Negeri 5 Depok
Lampiran 15 Sarana dan Prasarana SMA Negeri 5 Depok
Lampiran 16 Tenaga Pendidik SMA Negeri 5 Depok
Lampiran 17 Peserta Didik SMA Negeri 5 Depok
Lampiran 18 Daftar Nilai Hasil Belajar Ekonomi
Lampiran 19 Foto Dokumentasi SMAN 5 Depok
Lampiran 20 Foto Hasil KBM Pelajaran Ekonomi
Lampiran 21 Foto Hasil Wawancara
Lampiran 22 Surat – Surat
Lampiran 23 Biodata Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam
menunjang kemajuan masa depan bangsa. Memasuki era globalisasi
pendidikan sangat dibutuhkan oleh siapapun terlebih siswa sebagai
generasi penerus bangsa. Siswa sebagai generasi penerus bangsa perlu di
didik, dibina dan dikembangkan potensi-potensinya dengan tujuan
terciptanya orang-orang yang berkualitas. Di era globalisasi ini muncul
berbagai macam persaingan salah satunya dalam memperoleh pekerjaan.
Di dalam suatu pekerjaan dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Salah satu usaha untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan berkompeten maka dapat ditempuh melalui
pendidikan.
Dalam persaingan yang ketat menuntut siswa untuk belajar dengan
sungguh-sungguh di sekolah. Sekolah adalah tempat siswa untuk
memperoleh ilmu pengetahuan, memperbesar nilai-nilai sikap dan sarana
untuk memperoleh kemajuan dari berbagai disiplin ilmu dalam
mengahadapi berbagai tantangan masa depan. Sekolah memiliki peranan
yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
melalui proses belajar mengajar.
Masalah pendidikan mendapatkan perhatian khusus oleh
pemerintah Negara Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan
kompeten sesuai dengan rumusan dari Undang-Undang RI No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut :
Pendidikan yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.1
Penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan pendidikan
yang ingin dicapai yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
mencapai tujuan pendidikan tersebut, pelaksanaan pendidikan dapat
dilakukan melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan jalur
pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan dimana untuk ke
tingkatan yang lebih tinggi harus melalui tingkatan dibawahnya.2 Adapun
jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.3
Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah yaitu jalur pendidikan
yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar
tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.4 Pendidikan luar sekolah
disini adalah pendidikan yang mencakup dan mengkaji pendidikan
nonformal dan pendidikan informal. Menurut Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nonformal
adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang, seperti lembaga kursus, pusat kegiatan
belajar mengajar, dan lembaga pelatihan. Sedangkan pendidikan informal
adalah jalur pendidikan yang terjadi dan dilaksanakan oleh keluarga dan
lingkungan.5
Suatu pendidikan tidak terlepas dari kegiatan proses belajar
mengajar. Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama
dalam proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa siswa
menuju keadaan yang lebih baik. Keberhasilan suatu proses pembelajaran
1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (PT. Raja Grafindo Persada: ), h. 4 2 H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2003), h. 127 3 Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah Dari Teori Sampai Dengan Praktik,
(Jakarta:Bumi Aksara, 2013), h.31 4 H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2003), h. 127 5 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 4
diukur dari ketercapaian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Keberhasilan yang dimaksud dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari tingkat
pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan oleh guru.
Pada proses belajar dan pembelajaran terkadang timbul beberapa
permasalahan yang berhubungan dengan proses belajar itu sendiri, seperti
perkembangan belajar siswa yang tidak berjalan lancar dan tidak
memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Beberapa siswa mengalami
kesulitan atau hambatan dalam belajarnya, mereka memiliki prestasi
belajar yang rendah; motivasi belajar yang kurang atau tidak ada;
kemampuan menerima pembelajaran yang lambat; kebiasaan yang kurang
baik dalam belajar; dan sikap yang kurang baik terhadap pelajaran, guru
ataupun sekolah.6
Secara garis besar Muhibbin membagi faktor-faktor kesulitan
belajar sebagai berikut:
a. Karena siswa berada pada situasi kompetitif yang ketat dan menuntut
lebih banyak kerja intelek yang berat
b. Karena siswa mempercayai konsep kinerja akademik yang optimum,
sedangkan dia sendiri menilai belajarnya hanya berdasarkan ketentuan
yang ia buat sendiri.7
Berdasarkan pendapat Muhibbin di atas, keinginan untuk
memperoleh pencapaian hasil belajar yang diinginkan dalam akademik
bisa menjadi sebab munculnya kesulitan belajar. Dalam berlangsungnya
pelaksanaan pendidikan, tidak sedikit siswa dalam proses belajarnya
mengalami berbagai macam kesulitan diantaranya mengenai materi-materi
yang disampaikan oleh guru, kesiapan siswa dalam menerima materi
pelajaran, serta kondisi atau suasana kelas saat proses pembelajaran seperti
kebersihan kelas dan sarana pembelajaran yang mendukung pelajaran.
Untuk meningkatkan hasil belajar harus dilakukan upaya yang menyeluruh
6 Andi Thahir dan Babay Hidriyanti, Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Al-Utrujiyyah Kota Karang Bandar Lampung,
2011, diakses pada 17 Agustus 2016 7 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2002), h. 181
oleh siswa. Demikian juga siswa harus memiliki inisiatif sendiri untuk
terus belajar demi mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Siswa yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar
memerlukan bimbingan dari guru dan orang tua yang dapat diatasi salah
satunya dengan mengikuti bimbingan belajar baik di dalam atau di luar
sekolah. Bimbingan belajar merupakan sarana yang tepat untuk membantu
siswa mengatasi masalahnya dalam belajar dan menjadi lebih berprestasi.8
Oleh karena itu banyak orang tua yang mau mengeluarkan biaya untuk
memasukkan anaknya ke bimbingan belajar mulai dari lembaga bimbingan
belajar yang murah sampai yang mahal.
Saat ini lembaga bimbingan belajar sudah terdapat dibanyak
tempat. Berbagai keunggulan ditawarkan seperti biaya, sarana atau
fasilitas, program-program belajar dan pembimbing atau tutor yang
berkompeten. Orang tua mengharapkan siswa dapat terbantu dalam
mengatasi masalah-masalah belajar yang dialaminya di sekolah.
Bimbingan belajar dapat menjadi media berlangsungnya proses pemberian
bantuan dari guru pembimbing ataupun tutor kepada siswa dengan cara
mengembangkan suasana belajar yang kondusif sesuai kemampuan siswa.
Pada kegiatan bimbingan belajar, pelajaran sekolah diulang
kembali dengan waktu yang lebih banyak. Bimbingan belajar diharapkan
dapat mengatasi ketidakpuasan terhadap kualitas pembelajaran di sekolah,
seperti keterbatasan alokasi waktu, kemampuan guru, ketersediaan fasilitas
belajar yang memadai, dan tuntutan kurikulum yang tidak realistis.
Menurut keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah,
Pemuda, dan Olahraga Nomor: KEP-105/E/L/1990 bahwa kursus
pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat selanjutnya
disebut kursus adalah satuan pendidikan luar sekolah yang menyediakan
beragam jenis pengetahuan dan keterampilan bagi pelajar untuk
mengembangkan diri.
8 Vita Junivanka Tarwiah, Pengaruh Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri Godean, Sleman, Yogyakarta, 2012
Sehingga lembaga bimbingan belajar adalah lembaga nonformal
yang dibuat untuk membantu siswa dalam menempuh pendidikan formal
melalui guru pembimbing yang terdidik dan kompeten atau ahli di
bidangnya. Lembaga bimbingan belajar juga turut aktif mencerdaskan
anak bangsa. Sehingga lembaga bimbingan belajar bisa dikatakan sebagai
sekolah kedua, karena lembaga bimbingan belajar juga memiliki status
hukum yang sah diatur dalam Undang-Undang Negara Republik
Indonesia.9
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Nasional bahwa jumlah siswa
peserta bimbingan belajar setiap tahun mengalami peningkatan sekitar
10% - 20%. Hal ini dapat terlihat dari jumlah lembaga bimbingan belajar
pada tahun 2009 yang tercatat di Jawa dan Sumatera 79,96% dan sisanya
20,04% yang tersebar di provinsi-provinsi lainnya. Sedangkan jumlah
bimbingan belajar yang berada di Jabodetabek pada tahun 2009 terdapat
164 lembaga bimbingan belajar atau sebesar 14,45% dari jumlah seluruh
Indonesia. Dimana persentase terbanyak sebesar 63% terdapat di 3
wilayah yaitu kota Jakarta terdiri dari 37 lembaga, kota Depok terdiri dari
33 lembaga dan kota Bekasi yang terdiri dari 34 lembaga. Penyebaran
jumlah lembaga bimbingan belajar di ketiga kota tersebut sejalan dengan
jumlah penduduk yang lebih besar di ketiga kota tersebut.10
Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah bimbingan belajar
meningkat setiap tahunnya; persentase terbanyak penyelenggara
bimbingan belajar berada di Kota Jakarta, Depok dan Bekasi; dan
persebaran itu sejalan dengan jumlah penduduk pada tiga kota tersebut.
Hal ini juga menunjukkan bahwa keberadaan bimbingan belajar makin
diminati oleh masyarakat.11
9 Siti Nurarafah, Menjamurnya Bimbingan Belajar, http://terkininews.com/opini/6503-
menjamurnya-lembaga-bimbingan-belajar.html, diakses pada 23 Juli 2016 pukul 15.18 WIB 10 Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK), Komoditas Jasa Bimbingan Belajar,
http://www.bi.go.id/id/umkm/kelayakan/pola-pembiayaan/perdagangan/Documents/ffe34214
01fd4332beca78a62c41bc99Bimbel.pdf. diakses pada 20 Januari 2016 pukul 13.20 WIB. 11 http://teknosgenius.com/index.php?option=com_content&view=article&id=198:ikut-
bimbel&catid=53:pendidikan-01&Itemid=78 diakses pada 01 September 2016 pukul 19.35 WIB
Peneliti telah melakukan observasi pada bulan Oktober 2016 ke
setiap kelas XII IPS untuk mengetahui kondisi siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Dari observasi tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa
siswa disaat guru menjelaskan tidak memperhatikan; sebagian siswa
mencatat pelajaran; tidak antusias mengikuti pelajaran; kurang fokus
dalam memperhatikan guru; tidak berani maju ke depan kelas; tidak bisa
menjawab pertanyaan dari guru dan tidak mau bertanya.
Maka dari itu masalah utama yang menjadi objek kajian ini adalah
sejauh mana pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar
mampu meningkatkan hasil belajar disekolah. Dari latar belakang diatas,
penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh keikutsertaan siswa
mengikuti bimbingan belajar. Dengan demikian, penulis mengajukan
penelitian yang berjudul, “PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA
MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP HASIL
BELAJAR EKONOMI KELAS XII IPS SMA NEGERI 5 DEPOK”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat
di identifikasikan beberapa masalah penelitian yang berkaitan dengan
motivasi belajar siswa mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil belajar
ekonomi, sebagai berikut:
1. Adanya siswa yang mengalami kesulitan belajar dalam kegiatan
belajar mengajar
2. Kurangnya hasil belajar siswa dari KKM yang diperoleh dalam mata
pelajaran ekonomi
3. Meningkatnya minat siswa mengikuti bimbingan belajar di lembaga
bimbingan belajar
4. Berkembangnya lembaga bimbingan belajar di kota-kota besar
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti akan
membatasi masalah dalam penelitian ini pada pengaruh keikutsertaan
siswa dalam bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi kelas XII
IPS SMA Negeri 5 Depok.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian, sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan
belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran Ekonomi kelas XII IPS
SMA Negeri 5 Depok ?
2. Seberapa besar pengaruh siswa mengikuti bimbingan belajar terhadap
hasil belajar ekonomi kelas XII IPS SMA Negeri 5 Depok ?
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat
ditetapkan tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti
bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi kelas XII IPS SMA
Negeri 5 Depok.
2. Untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh keikutsertaan siswa
mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi kelas XII
IPS SMA Negeri 5 Depok.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini
adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran ekonomi tingkat
SMA.
b. Dapat memberikan sumbangan kepada ilmu pengetahuan khusus
dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan dan
bimbingan belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Dari hasil penelitian ini peneliti bisa mengetahui pengaruh
keikutsertaan siswa yang mengikuti bimbingan belajar yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
b. Bagi guru
Untuk membimbing siswa dalam belajarnya agar dapat
meningkatkan hasil belajarnya.
c. Bagi siswa
Memberikan masukan kepada siswa-siswi agar lebih berusaha
untuk meningkatkan hasil belajar.
d. Bagi sekolah
Diharapkan dapat memberikan sarana dan prasarana dalam
memberikan semangat dalam proses belajar mengajar guna
meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Tinjauan Bimbingan Belajar
a. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan salah satu bidang bimbingan,
untuk mengkaji pengertian bimbingan belajar terlebih dahulu akan
dibahas mengenai hakikat bimbingan itu sendiri. Menurut Rochman
Natawidjaja dalam buku proses bimbingan dan penyuluhan di sekolah,
bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat
dan kehidupan pada umumnya.
Pakar bimbingan yang lain, menurut Moh. Surya dalam buku
proses bimbingan dan penyuluhan di sekolah mengungkapkan bahwa
bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus
dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam
mencapai tingkat perkembangan, yang optimal dan penyesuaian diri
dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Prayitno, bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang
agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang
mandiri. Dari beberapa pengertian tentang bimbingan yang telah
dikemukakan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada seseorang atau
sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh guru
pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi
yang mandiri.12
Setelah memahami pengertian bimbingan kajian selanjutnya
yang dipaparkan adalah mengenai pengertian belajar. Menurut Drs.
Ahmad Mudzakir dan Drs. Joko Sutrisno dalam buku psikologi
pendidikan, belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan
perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan ilmu penegtahuan, dan
keterampilan dan sebagainya.13 Kemudian menurut Muhibbin Syah
belajar merupakan tahapan perubahan tingkah laku individu yang
relatif menutup sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.14
Menurut Morgan yang telah dikutip dalam bukunya Psikologi
Pendidikan mengatakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.15 Maka dari beberapa pengertian di atas,
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku yang terjadi dalam diri seseorang karena adanya usaha.
Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan,
sikap dan pengertian pengetahuan yang dapat mengubah situasi-situasi
dalam hidupnya.
Setelah memahami pengertian dari bimbingan dan belajar,
maka selanjutnya yang akan dikemukakan mengenai tentang
bimbingan belajar. Masalah belajar dapat dialami setiap siswa dalam
kegiatan belajarnya disekolah, karena sekolah merupakan tempat
berlangsungnya proses kegiatan belajar bagi setiap siswa yang dapat
12 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta,1995), h. 2 13 Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
2000), h. 34 14 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007), h. 64 15 Abdul Rahman Saleh, Psikologi: Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,
(Jakarta:Kencana, 2004), h. 208
menghasilkan siswa yang berkualitas. Pengalaman menunjukkan
kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu
disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering
kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan
bimbingan yang memadai.16
Menurut Oemar Hamalik (2004: 195), bimbingan belajar
adalah bimbingan yang ditunjukkan kepada siswa untuk mendapat
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,
kemampuannya dan membantu siswa untuk menentukan cara-cara
efektif dan efisisen dalam mengatasi masalah belajar yang dialami
siswa. Sedangkan menurut Winkel, bimbingan belajar merupakan
bimbingan dalam hal menemukan cara – cara belajar yang tepat,
memilih program studi yang sesuai dan mengatasi kesukaran-
kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan – tuntutan belajar di
suatu institusi pendidikan.17
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas,
dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada siswa dalam menyelesaikan masalah-
masalah belajar yang dihadapi siswa, sehingga tercapai tujuan belajar
yang diinginkan. Dengan mengikuti bimbingan belajar di lembaga
bimbingan belajar dapat membantu siswa mengembangkan diri, sikap,
dan kebiasaan belajar yang baik, untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada
tingkat yang lebih tinggi.
Bidang yang ada di dalam bimbingan belajar dapat dirinci
menjadi pokok-pokok berikut.
a. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien
serta produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber
16 Priyatno, Dasar-dasar bimbingan dan Konseling, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2000),
h. 279 17 Winkel, S.J, W.S. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. (Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia. 1997), h. 140
belajar, bersikap terhadap guru dan narasumber lainnya,
mengerjakan tugas, mengembangkan keterampilan, dan menjalani
program penilaian
b. Pemantapan sistem belajar dan berlatih, baik secara mandiri
maupun berkelompok
c. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah sesuai
dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan
budaya yang ada di lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk
pengembangan pengetahuan keterampilan dan pengembangan diri.
e. Orientasi belajar di perguruan tinggi.
Dalam kenyataan, pelaksanaan bimbingan belajar dihadapkan
pada banyak kesulitan dan hambatan. Sebagian dari hambatan itu
timbul karena keadaan dunia pendidikan sekolah di negara Indonesia
yang masih dalam taraf perkembangan, sebagian timbul karena sikap
keluarga yang mengharapkan nilai ini dan itu atau kurang mendukung
usaha belajar anak, sebagian timbul karena sikap siswa sendiri yang
kurang mampu mengatur dirinya sendiri, dan sebagian lagi timbul
karena guru kurang mampu dalam mengelola proses belajar-
mengajar.18
b. Tujuan Bimbingan Belajar
Kegiatan belajar merupakan inti kegiatan pengajaran di
sekolah, maka wajib bagi murid-murid dibimbing agar tercapai
belajarnya. Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu
murid-murid agar dapat penyesuaian yang baik di dalam situasi,
sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang
optimal. Untuk lebih jelasnya maka tujuan dari bimbingan belajar
dapat dilihat sebagai berikut.
18 Winkel, S.J, W.S. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. (Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia. 1997), h. 141
a. Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi
seorang anak atau kelompok anak
b. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan
buku pelajaran
c. Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang
memanfaatkan perpustakaan
d. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan
dan ujian
e. Memilih suatu bidang studi (mayor atau minor) sesuai dengan
bakat, minat, kecerdasan, cita-cita, dan kondisi fisik atau
kesehatan
Dalam bimbingan belajar diharapkan murid-murid bisa
melakukan penyesuaian yang baik dalam situasi belajar dengan
seoptimal mungkin sesuai potensi-potensi, bakat, dan kemampuan
yang ada padanya. Maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan
bimbingan belajar adalah untuk membantu murid-murid yang
mengalami masalah di dalam memasuki proses belajar dan situasi
belajar yang dihadapinya.19
Bimbingan belajar juga diberhubungan pada pemberian
penguatan bagi siswa. Menurut Mulyasa, “Penguatan (reinforcement)
merupakan respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut.”20
c. Fungsi Bimbingan Belajar
Secara umum bimbingan belajar berfungsi untuk
mengembangkan seoptimal mungkin dari semua aspek pribadi siswa,
sehingga pada perkembangan berikutnya siswa itu dapat mencapai
prestasi semaksimal mungkin sesuai dengan bakat dan
kemampuannya. Adapun fungsi bimbingan belajar sendiri terdiri dari
19 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta:PT. Rineka Cipta,
1991), h. 104-105 20
fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, dan fungsi
pemeliharaan.21
Pertama, fungsi pemahaman artinya pemahaman tentang diri
siswa beserta permasalahannya dan pemahaman tentang lingkungan
tempat siswa tinggal, baik oleh siswa sendiri maupun oleh pihak-pihak
lain yang akan membantu. Kedua, fungsi pencegahan didefinisikan
sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana.
Definisi tersebut memiliki maksud bahwa perhatian terhadap
lingkungan mendapat perhatian utama. Lingkungan yang baik akan
memberikan pengaruh yang positif pula terhadap individu, demikian
pula sebaliknya.
Ketiga, fungsi pengentasan dimaksudkan adanya upaya
pengentasan melalui pelayanan bimbingan dari masalah atau kesulitan
yang sedang dihadapi. Keempat, fungsi pemeliharaan berarti
memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu, baik
hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang
telah dicapai selama ini.22
d. Langkah-Langkah Dalam Bimbingan Belajar
Pada pelaksanaannya langkah-langkah yang dapat ditempuh
dalam bimbingan belajar diantaranya identifikasi kasus, diagnosa,
prognasa, treatment, dan tindak lanjut. Adapun penjelasan dari setiap
langkah-langkah bimbingan belajar dapat dilihat sebagai berikut.
Pertama, identifikasi kasus ialah usaha untuk menemukan atau
menentukan siswa yang perlu mendapatkan bimbingan. Cara yang
dapat ditempuh untuk mencapai tujuan ini adalah dengan jalan analisis
hasil belajar, karya tulis, observasi dan lain-lain. Kedua, diagnosa
merupakan langkah-langkah menemukan masalah. Berdasarkan
21 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar & Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2007), h. 195 22 Priyatno Ermananti, Dasar-Dasar Bimbingan Belajar dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta,1999), h. 113
langkah kedua ini maka kita dapat menetapkan masalah dan
penyebabnya. Cara yang dapat ditempuh dalam langkah ini adalah
dengan jalan analisis hasil belajar, angket, wawancara dan sebagainya.
Ketiga, prognosa merupakan usaha untuk menelaah atau
mengkaji masalah yang dihadapi seorang siswa, termasuk
kemungkinan–kemungkinan yang akan timbul jika masalah itu
dibiarkan atau jika masalah itu dibantu, serta memperkirakan teknik
atau jenis bantuan yang akan diberikan kepada siswa yang mengalami
masalah tersebut. Keempat, terapi merupakan usaha untuk
melaksanakan bimbingan kepada siswa yang bermasalah, sesuai
dengan ketentuan yang telah dirumuskan pada langkah prognosa.
Kelima, tindak lanjut (evaluasi) adalah langkah untuk melihat
dan meninjau kembali hasil bimbingan yang telah dilaksanakan.
Langkah ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang bersangkutan,
sedangkan follow up adalah merupakan langkah membantu siswa
kembali memecahkan masalah-masalah baru yang berkaiatan dengan
masalah semula. Keseluruhan langkah-langkah bimbingan di atas
harus dilaksanakan secara berurutan, karena di antara satu dengan yang
lain saling berkaitan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan.23
2. Teori-teori belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
pengalaman atau latihan. Proses perubahan tingkah laku atau proses
belajar yang terjadi pada individu itu merupakan proses internal
psikologis yang tidak dapat diketahui secara nyata. Karena terjadinya
proses belajar itu tidak dapat diketahui secara jelas, maka timbullah
perbedaan pendapat dikalangan para ahli psikologi, sehingga akibatnya
terjadi bermacam-macam teori belajar.
b. Macam-macam Teori Belajar
23 Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung:CV.
Ilmu, 1975), h. 104-106
Berikut ini akan diuraikan beberapa teori-teori belajar, yaitu :
1) Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme ini menyatakan bahwa
siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi kompleks, mengecek informasi-informasi baru
dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-
aturan itu tidak lagi sesuai bagi siswa agar benar-benar
memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus
bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu
untuk dirinya, dan berusaha dengan susah payah dengan ide-
ide.
Menurut teori konstruktivis ini, guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru
dapat memberi kemudahan untuk proses ini, dengan
memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri dan mengajar siswa
menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka
sendiri untuk belajar.
2) Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme
yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses
dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan
pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan
interaksi-interaksi mereka. Menurut Piaget, perkembangan
kognitif seseorang melalui empat tingkatan, yaitu sensorimotor
(lahir sampai usia 2 tahun), praoperasional (usia 2 sampai 7
tahun), operasi konkrit (usia 7 sampai 11 tahun) dan operasi
formal (usia 11 tahun sampai dewasa).
3) Teori Belajar Bermakna David Ausabel
Belajar bermakna menurut teori David Ausabel yaitu
suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor
yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang
telah yang diketahui siswa. berdasarkan teori Ausabel, dalam
membantu siswa untuk menanamkan pengetahuan baru dari
suatu materi sangat diperlukan konsep-konsep awal yang sudah
dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan
dipelajari.24
3. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.
Berbicara mengenai kegiatan belajar mengajar maka secara tidak
langsung kita membicarakan hasil belajar, maka dapat dikatakan
proses belajar mengajar terkait langsung dengan hasil belajar. Proses
belajar merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan belajar
seseorang akan mampu membuat perubahan dalam hidupnya, hal ini
akan berpengaruh terhadap hasil belajar.
Menurut Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar siswa
pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif
dan psikomotorik.25 Sehigga hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.26 Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4)
menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar.
24 Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:Prestasi
Pustaka Publisher, 2007), h.26 25 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 3 26 Ibid, h. 22
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
pengajaran dari puncak proses belajar.27 Sedangkan menurut Sudijarto,
hasil belajar adalah tingkat pernyataan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti program pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
yang ditetapkan. Karenanya, hasil belajar siswa mencakup tiga aspek,
yaitu aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.28
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-
kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi
yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara
umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga yakni ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotorik. Demikian menurut Bloom (1956) dan
Krathwohl (1964) dalam Taxonomy of Educational Objectives.
Klasifikasi tujuan tersebut memungkinkan hasil belajar yang diperoleh
dari kegiatan belajar mengajar. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa
hasil belajar dapat terlihat dari tingkah laku siswa. Hal ini memberikan
petunjuk bagi guru dalam menentukan tujuan-tujuan dalam bentuk
tingkah laku yang diharapkan dari dalam diri siswa.
1) Klasifikasi ranah kognitif (Bloom, 1956)
Ranah kognitif mencakup tujuan yang berhubungan dengan
ingatan, pengetahuan dan kemampuan intelektual. Ranah kognitif
terdiri dari enam aspek, kedua aspek pertama disebut kognitif
27 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT.Rineka Cipta, 2009),
h.3 28 Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada, 2014), h.
189
tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif
tingkat tinggi. Keenam jenjang atau aspek kognitif yang dimaksud
antara lain pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis
dan evaluasi.
2) Klasifikasi ranah Afektif (Krathwohl, 1964)
Ranah afektif mencakup tujuan-tujuan yang berhubungan
dengan perubahan-perubahan sikap, nilai, perasaan, dan minat.
Ranah afektif terdiri dari lima aspek. Kelima aspek dimulai dari
tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks
diantaranya yaitu penerimaan, pemberian respons, penilaian,
pengorganisasian dan karakteristik nilai atau internalisasi nilai.
3) Klasifikasi Ranah Psikomotor (Dave, 1970)
Ranah psikomotor mencakup tujuan-tujuan yang
berhubungan dengan manipulasi dan kemampuan gerak. Hasil
belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Ranah psikomotor ini terdiri dari
lima aspek yakni peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan
pengalamiahan.29
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di
antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak
dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan
para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau
pemakaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat
dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian
besar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang
29 Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 34-37
merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari
penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya.
Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata
pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau
huruf, seperti angka 0 – 10 pada pendidikan dasar dan menengah dan
huruf A,B,C,D pada pendidikan tinggi.30 Oleh karena itu, hasil belajar
dapat berupa perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik tergantung dari tujuan pengajarannya. Hasil belajar
seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh
seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar
disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar yang digolongkan menjadi dua macam, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Di dalam faktor internal ini akan dibagi
menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan
faktor kelelahan.31
1) Faktor Jasmaniah
Di dalam faktor jasmaniah terbagi ke dalam dua faktor,
diantaranya kesehatan dan cacat tubuh. Pertama, faktor kesehatan.
Kesehatan seseorang ini sangat berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan terganggu.
Agar dapat belajar dengan baik seseorang seharusnya
mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan
tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi,
30 Nana Syaodih Sumadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. 2011), h. 102-103 31 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta,
2010), h. 54
dan ibadah. Jadi kesehatan ini sangat penting dan harus tetap dijaga
agar dapat belajar dengan baik.
Kedua, cacat tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang
menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai
tubuh/badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar
seseorang. Siswa yang cacat belajarnya juga merasa terganggu.
Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau
mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis ini meliputi segala hal yang berkaitan
dengan kondisi mental seseorang. Ada tujuh faktor yang tergolong
ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan
belajar. Faktor-faktor tersebut adalah intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motivasi, kematangan, dan kesiapan.
3) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada diri seseorang walaupun sulit dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani
terlihat dengan tubuh yang letih dan timbul kecendrungan untuk
membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan
adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan
untuk menghasilkan sesuatu hilang. Dalam hal ini kelelahan itu
juga mempengaruhi belajar siswa. Agar siswa dapat belajar dengan
baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan agar
dapat belajarnya.
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap hasil belajar meliputi tiga faktor
yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.32
1) Faktor Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan yang membentuk dasar
tingkah laku siswa. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh
dari keluarga yang berupa cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi
keluarga.
Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap
belajar anak. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan
pendidikan anaknya mempunyai kecenderungan untuk selalu
membiarkan anaknya berbuat sesuka hatinya. Demikian juga orang
tua yang terlalu memanjakan anaknya. Kebiasaan semacam ini
akan membuat kemauan berfikir anak lemah dan hal ini akan
menyebabkan prestasi belajarnya tidak maksimal.
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi
orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan
saudaranya atau dengan anggota keluarga lain turut mempengaruhi
belajar anak. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak,
perlu diusahakan relasi/hubungan yang baik di dalam keluarga.
Suasana rumah adalah situasi atau kejadian-kejadian yang
sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.
Agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan suasana
rumah yang tenang dan tentram. Di dalam suasana rumah yang
tenang dan tentram selain anak betah tinggal dirumah, anak juga
dapat belajar dengan baik.
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan
belajar anak. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin,
32 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta,
2010), h.60
kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak
terganggu sehingga belajar anak juga terganggu. Walaupun tidak
dapat dipungkiri adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan
dan selalu menderita akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru
keadaan yang seperti itu menjadi cambuk bagi anak untuk belajar
lebih giat dan akhirnya sukses. Sebaliknya keluarga yang kaya
raya, orang tua mempunyai kecendrungan untuk memanjakan anak.
Hal tersebut juga dapat menganggu belajar anak.
2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi hasil belajar siswa
diantaranya mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, metode
belajar dan tugas rumah.33
Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui di
dalam mengajar. Metode mengajar juga mempengaruhi belajar.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi
belajar siswa, misalnya guru kurang persiapan dan kurang
menguasai bahan pelajaran, sehingga guru tersebut menyajikannya
tidak jelas.
Kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan
bahan pelajaran itu. Sehingga bahan pelajaran itu mempengaruhi
belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik
terhadap belajar siswa.
Relasi guru dengan siswa. Proses belajar mengajar terjadi
antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh
relasi yang ada dalam proses situ sendiri. Jadi cara belajar siswa
dipengaruhi oleh relasinya dengan guru.
33 Ibid, h. 64
Relasi siswa dengan siswa. Menciptakan relasi yang baik
antar siswa sangat perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang
positif terhadap belajar siswa. Relasi antar siswa yang baik akan
menyebabkan siswa senang belajar disekolah, begitu juga
sebaliknya jika relasi antar siswa tidak baik maka siswa akan malas
belajar di sekolah.
Disiplin sekolah. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya
dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.
Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan bekerja dengan
disiplin membuat siswa menjadi disiplin juga, Selain itu memberi
pengaruh yang positif terhadap belajarnya. Agar siswa belajar lebih
maju, siswa harus disiplin di dalam belajar baik di sekolah, di
rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah guru
beserta staf yang lain disiplin juga.
Metode belajar. Banyak siswa melaksanakan cara belajar
yang salah. Hal ini perlu ada pembinaan dari guru, yaitu dengan
cara belajar dan pembagian waktu belajar yang tepat agar efektif
pula hasil belajar siswa yang diperoleh. Belajar secara teratur
setiap hari dengan waktu yang baik, memilih cara belajar yang
tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
Tugas rumah. Waktu belajar utama adalah di sekolah,
selain untuk belajar waktu di rumah juga digunakan untuk
kegiatan-kegiatan lain. Sehingga guru jangan terlalu banyak
memberi tugas yang harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak
mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena
keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor-faktor itu antara lain
kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat.34
Pertama, kegiatan siswa dalam masyarakat dapat
menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya jika bijaksana
dalam memilih kegiatan dan mengatur waktunya. Membatasi
kegiatan siswa dalam masyarakat sangat perlu, supaya jangan
sampai menganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan
yang mendukung belajarnya, misalya kelompok diskusi atau
kursus.
Kedua, media yang baik memberi pengaruh yang baik
terhadap siswa dan belajarnya. Sebaliknya jika media yang jelek
juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Sehingga siswa perlu
mendapatkan bimbingan dan kontrol yang bijaksana dari orang tua
dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Ketiga, kehidupan masyarakat disekitar siswa juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Jika lingkungan siswa adalah
orang-orang terpelajar, mereka mendidik dan menyekolahkan
anak-anaknya, antusias dengan cita-cita yang baik akan masa
depan anaknya, maka siswa akan terpengaruh terhadap hal yang
dilakukan oleh orang disekitarnya. Pengaruh itu akan mendorong
semangat siswa untuk belajar lebih giat.
Keempat, pengaruh dari pergaulan siswa lebih cepat masuk
dalam diri siswa. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik
terhadap diri siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
diusahakan untuk dapat bergaul dengan teman yang baik pula
khususnya teman yang mempunyai prestasi belajar tinggi, begitu
juga dengan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari
orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.
34 Ibid, h. 69
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
a. Pengertian Ilmu Pendidikan Sosial
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata
pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan
tinggi yang identik dengan istilah “Social Studies” dalam kurikulum
persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara Barat seperti
Australia dan Amerika Serikat. Jadi, istilah IPS merupakan terjemahan
dari social studies. Dengan demikian IPS dapat diartikan dengan
“penelaahan atau kajian tentang masyarakat”. Dalam mengkaji
masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif
sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi,
sosiologi, antropologi, politik-pemerintahan, dan aspek psikologi
sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.35
Menurut Moeljono Cokrodikarjo, “Ilmu Pengetahuan Sosial
adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu
sosial. Ia merupakan integrasi dari cabang ilmu sosial yakni sosiologi,
antropologi budaya, psikologi, sejarah, ekonomi, ilmu politik, dan
ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional
dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.”
Sedangakan menurut S. Nasution mendefinisikan “IPS sebagai
pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran
sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah
yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang
terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi,
antropologi, dan psikologi sosial.”
Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS
yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada
pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya,
tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala,
35 Irfan Tamwifi, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya:Amanah Pustaka, 2009),
h.9
dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya
disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing.36
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) mendapat sumber materi dari
berbagai bidang ilmu sosial, seperti ekonomi, geografi, sosiologi,
antropologi, sejarah, dan ilmu politik. Karena dari berbagai cabang
ilmu itulah semua saling terkait satu sama lain.
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Secara hirarki, tujuan pendidikan nasional pada tataran
operasional dijabarkan dalam tujuan institusional tiap jenis dan jenjang
pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional ini secara
praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran
pada setiap bidang studi dalam kurikulum, termasuk bidang Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).
Tujuan utama pembelajaran IPS ialah untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang
menimpa masyarakat.37
Akhirnya tujuan kurikuler secara praktis operasional dijabarkan
dalam tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran. Tujuan kurikuler
IPS yang harus dicapai meliputi hal-hal berikut38:
a. Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupan masyarakat
b. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat
36 Ibid, h. 10 37 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), h.145 38 Irfan Tamwifi, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya:Amanah Pustaka, 2009),
h.12
c. Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi
dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang
keilmuan serta berbagai keahlian
d. Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang
positif, dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi
bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan
e. Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu
dan teknologi.
Kelima tujuan di atas harus dicapai dalam pelaksanaan
kurikulum IPS di berbagai lembaga pendidikan dengan keluasan,
kedalaman dan bobot yang sesuai dengan jenis dan jengang pendidikan
yang dilaksanakan. Menurut Nur Hadi menyebutkan bahwa ada empat
tujuan pendidikan IPS, yaitu knowledge, skill, attitude, dan value.
Pertama, knowledge, sebagai tujuan utama dari pendidikan IPS yaitu
membantu para siswa sendiri untuk mengenal diri mereka sendiri dan
lingkungannya, dan mencakup geografi, sejarah, politik, ekonomi, dan
sosiologi psikologi.
Kedua, skill, yang mencakup keterampilan berpikir (thinking
skill), Ketiga, attitudes, yang terdiri atas tingkah laku berpikir
(intellectual behavior) dan tingkah laku sosial (social behavior).
Keempat, value, yaitu nilai yang terkandung di dalam masyarakat yang
diperoleh dari lingkungan masyarakat maupun lembaga pemerintahan,
termasuk di dalamnya nilai kepercayaan, nilai ekonomi, pergaulan
antarbangsa, dan ketaatan kepada pemerintah dan hukum.39
Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari ilmu pengetahuan sosial
adalah untuk mengenal kehidupan masyarakat, lingkungan,
39 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), h.145
keterampilan dalam kehidupan-kehidupan sosial, nilai-nilai sosial, dan
internasional.
5. Hakikat Mata Pelajaran Ekonomi
a. Pengertian Ekonomi
Istilah ekonomi berasal dari bahasa yunani, yaitu oikos yang
berarti “keluarga, rumah tangga” dan nomos berarti peraturan, aturan,
dan hukum. Secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga
atau manajemen rumah tangga. Sedangkan secara umum ekonomi
adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap
barang dan jasa.
Terdapat beberapa para ahli yang memberikan pendapatnya
dalam mendefinisikan pengertian ekonomi. Menurut Adam Smith,
ekonomi adalah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya
kekayaan negara. Ahli ekonomi lainnya yaitu Paul A. Samuelson
mengemukakan bahwa ekonomi adalah cara-cara yang dilakukan oleh
manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber
terbatas untuk memeperoleh komoditi dan mendistribusikannya untuk
dikonsumsi oleh masyarakat.40
Namun sejak perolehan maupun penggunaan kekayaan sumber
daya secara fundamental perlu diadakan efisiensi, termasuk pekerja
dan produksinya maka dalam bahasa modern istilah ekonomi tersebut
menunjuk terhadap prinsip usaha maupun metode mencapai tujuan
dengan alat-alat sesedikit mungkin. Dibawah ini akan dijelaskan
beberapa definisi tentang ilmu ekonomi.
Menurut Albert L. Meyers, ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia, kata
kunci dari definisi ini adalah kebutuhan dan pemuas kebutuhan. Ahli
40 http://www.artikelsiana.com/2015/06/pengertian-ekonomi-pendapat-ahli-definisi.html
diakses pada tanggal 20 Oktober 2016 pukul 10.15 WIB
ekonomi lainnya yaitu J.L Meij mengemukakan bahwa ilmu ekonomi
adalah ilmu tentang usaha manusia kearah kemakmuran.
Dari beberapa pendapat para pakar mengenai pengertian ilmu
ekonomi dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi merupakan usaha
manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam mencapai kemakmuran
yang diharapkan dengan memilih penggunaan sumber daya produksi
yang sifatnya langka atau terbatas tersebut. Dengan kata lain, ilmu
ekonomi merupakan suatu disiplin tentang aspek-aspek ekonomi dan
tingkah laku manusia.
b. Ruang Lingkup Ekonomi
Ruang lingkup pembelajaran IPS dalam kaitannya dengan
ekonomi berkenaan dengan bagaimana manusia memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik kebutuhan individu maupun kebutuhan kelompok.
Pembelajaran ekonomi dibatasi sampai gejala dan perilaku manusia
dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam memenuhi
kehidupannya dari berbagai macam pilihan-pilihan.
Jadi yang dipelajari dalam ekonomi adalah manusia sebagai
anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya, maka ruang
lingkup ekonomi adalah substansi materi ilmu ekonomi yang
bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat dan gejala; masalah; dan
peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.
Kedua hal tersebut dipelajari dalam ekonomi secara terpadu,
karena pengajaran ekonomi tidak hanya sekedar penyajikan materi-
materi melainkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran
ekonomi harus selalu menggali materi-materi yang bersumber dari
potensi alam serta potensi manusia.
c. Tujuan Ekonomi
Tujuan dari ekonomi sekurang-kurangnya meliputi membekali
peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam
kehidupan manusia; membekali peserta didik dengan kemampuan
mengidentifikasi, menganalisa, dan menyusun alternatif pemecahan
masalah ekonomi yang terjadi dalam kehidupan manusia; dan
membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan ilmu ekonomi sesuai dengan perkembangan
kehidupan manusia dan perkembangan ilmu dan teknologi. Hal
tersebut menjadi tanggungjawab yang harus dicapai dalam pelaksanaan
kurikulum pembelajaran ekonomi di berbagai bidang pendidikan
dengan disertai keluasan, kedalaman, dan bobot yang sesuai dengan
jenis dan jenjang pendidikan yang dilaksanakan.41
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dipaparkan di sini dengan maksud untuk
menghindari duplikasi pada desain dan temuan penelitian, di samping itu
untuk menunjukkan keaslian peneliti bahwa topik yang diteliti belum pernah
diteliti oleh peneliti lain dalam konteks yang sama. Selain itu dengan
mengenal peneliti terdahulu, maka sangat membantu peneliti dalam memilih
dan menetapkan desain penelitian yang sesuai karena peneliti memperoleh
gambaran dan perbandingan dan desain-desain yang telah dilaksanakan.
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian penulis adalah:
1. Penelitian yang dilakukan Peri Supardi (2011) dengan judul “Perbedaan
Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Bimbel Dan Yang Tidak Mengikuti
Bimbel Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas XII IPS SMA Negeri 2
Pekanbaru Tahun Ajaran 2010/2011”. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar ekonomi yang diperoleh
oleh siswa yang mengikuti bimbel dengan siswa yang tidak mengikuti
bimbel di kelas XII IPS SMA Negeri 2 Pekanbaru. Adapun yang menjadi
41 Irfan Tamwifi, dkk., Ilmu Pengetahuan Sosial 1, (Surabaya:Amanah Pustaka, 2009),
h.8
subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas XII IPS SMA Negeri 2
Pekanbaru yang berjumlah 141 siswa yang terdiri dari 64 siswa yang
mengikuti bimbel dan 77 siswa yang tidak mengikuti bimbel. Dari hasil
penelitian diperoleh t hitung sebesar 1,29 < t tabel sebesar 1,98, ini berarti
Ha yang menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara
siswa yang mengikuti bimbel dengan siswa yang tidak mengikuti bimbel
ditolak dan Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan hasil belajar
ekonomi antara siswa yang mengikuti bimbel dengan siswa yang tidak
mengikuti bimbel.42
2. Penelitian yang dilakukan M. Ali Murtado (2014) dengan judul “Pengaruh
Bimbingan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru.” Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bimbingan belajar
terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dan seberapa
besar pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI yang mengikuti bimbingan
belajar, Sedangkan menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh
bimbingan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan
dokumentasi. Teknik analisis data adalah menggunakan analisis regresi
linier dengan bantuan aplikasi SPSS versi 16.0
Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa bimbingan belajar
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi. Hasil ini berdasarkan nilai t hitungnya adalah
sebesar 3.736 lebih besar t tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 2.02 dan
pada taraf signifikan 1% sebesar 2.72 atau t hitung > t tabel (2.02 < 3.736
> 2.72). Adapun besar pengaruh bimbingan belajar terhadap prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi adalah sebesar 26.9%
42 Peri Supardi, Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Bimbel Dan Yang Tidak
Mengikuti Bimbel Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas XII IPS SMA Negeri 2 Pekanbaru
Tahun Ajaran 2010/2011. (2011)
Sedangkan sisanya sebesar 73.1% (100%-26.9%) dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.43
3. Penelitian yang dilakukan Atika Ristanti (2013) dengan judul
“Hubungan Bimbingan Belajar Swasta dengan Hasil Belajar Biologi di
SMA Negeri 1 Pemalang.” SMA Negeri 1 Pemalang merupakan sekolah
RSBI di Kabupaten Pemalang. Hasil observasi pada 80 siswa kelas XII
IPA diketahui bahwa 78 siswa menyatakan berat dengan nilai KKM
biologi yang ditentukan sekolah, diketahui pula terdapat 42 siswa
mengikuti bimbingan belajar swasta selain sekolah serta terdapat 38 siswa
hanya mengikuti bimbingan belajar di sekolah. Alasan siswa mengikuti
bimbingan belajar dari berbagai lembaga bimbingan belajar swasta selain
sekolah diantaranya agar bisa berprestasi lebih baik di sekolah dan sebagai
tuntakademis sehingga dapat mencapai KKM. Tujuan dari penelitian ini
adalah mendeskripsikan hubungan kegiatan bimbingan belajar swasta dan
motivasi belajar dengan hasil belajar biologi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti bimbingan
belajar swasta selain sekolah lebih banyak (60.5%) daripada siswa yang
hanya mengikuti bimbingan belajar di sekolah (39.5%). Ada hubungan
antara kegiatan bimbingan belajar swasta dan hasil belajar siswa (r=0.148)
dengan kriteria sangat rendah. Peranan kegiatan bimbingan belajar swasta
terhadap hasil belajar sebesar 2%. Terdapat hubungan antara motivasi
belajar dan hasil belajar siswa (r=0.249) dengan kriteria rendah. Motivasi
belajar memberikan peranan terhadap hasil belajar sebesar 6%. Kegiatan
bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar menunjukkan adanya
hubungan terhadap hasil belajar siswa (r=0.284) dengan kriteria rendah.
Kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar memberikan
peranan sebesar 8.1% terhadap hasil belajar. Ada hubungan antara
kegiatan bimbingan belajar swasta dan motivasi belajar terhadap hasil
43 M. Ali Murtado, Pengaruh Bimbingan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Pekanbaru. (2014)
belajar di SMA Negeri 1 Pemalang. Proses bimbingan belajar dari sekolah
cukup untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.44
Tabel 2.1
Penelitian Relevan
44 Atika Ristanti, Hubungan Bimbingan Belajar Swasta dengan Hasil Belajar Biologi di
SMA Negeri 1 Pemalang. (2013)
No. Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
1. Peri Supardi
(2011)
Perbedaan Hasil
Belajar Siswa
Yang Mengikuti
Bimbel dan Yang
Tidak Mengikuti
Bimbel Pada
Mata Pelajaran
Ekonomi Di
Kelas XII IPS
SMA Negeri 2
Pekanbaru Tahun
Ajaran 2010/2011
Sama-sama
meneliti siswa
yang mengikuti
bimbingan
berlajar untuk
mengetahui
pengaruhnya
terhadap hasil
belajar ekonomi
dan dilakukan
pada kelas XII
IPS
Penelitian ini
dilakukan di SMA
Negeri 2
Pekanbaru
2. M. Ali Murtado
(2014)
Pengaruh
Bimbingan
Belajar terhadap
Prestasi Belajar
Siswa pada Mata
Pelajaran
Ekonomi di SMA
Negeri 12
Pekanbaru
Penelitian ini
sama-sama
meneliti pengaruh
bimbingan belajar
terhadap prestasi
belajar pada mata
pelajaran
ekonomi
Penelitian ini
melakukan
penelitian di SMA
Negeri 12
Pekanbaru dan
subjek penelitian
ini kelas XI
3. Atika Ristanti Hubungan Sama-sama Penelitian
C. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan
tingkah laku yang terjadi dalam diri seseorang karena adanya usaha. Dalam
kegiatan belajar siswa akan merasa berhasil belajarnya kalau di dalam dirinya
ada kemauan, keinginan atau dorongan untuk belajar. Akan tetapi, dalam suatu
kegiatan belajar mengajar terdapat suatu permasalahan yang berhubungan
dengan proses belajar itu sendiri. Perkembangan belajar siswa yang tidak
selalu berjalan lancar dan memberikan hasil yang diharapkan adalah problema
dalam pendidikan.
Adakalanya siswa mengalami berbagai kesulitan atau hambatan,
seperti hasil belajar yang rendah, kurang atau tidak adanya motivasi belajar,
lambatnya dalam belajar, berkebiasaan kurang baik dalam belajar, sikap yang
kurang baik terhadap pelajaran, guru ataupun terhadap sekolah. Sehingga
dalam hal ini diperlukan suatu motivasi belajar pada siswa. motivasi
merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan siswa di
dalam belajar. Dalam penelitian ini, bagi siswa yang memiliki beberapa
permasalahan dalam belajarnya, mereka memilih untuk mengikuti les di
bimbingan belajar.
Bimbingan belajar ini merupakan proses bantuan kepada peserta didik
dalam memecahkan masalahnya dalam proses belajar agar dapat
menyesuaikan diri dalam situasi belajarnya. Siswa mengikuti les di bimbingan
belajar untuk membantu mereka dalam mengatasi masalah belajar yang
mereka dapatkan. Dengan mengikuti les atau privat agar materi yang masih
kurang dipahami di sekolah bisa diulang dan diingat kembali.
(2013) Bimbingan
Belajar Swasta
dengan Hasil
Belajar Biologi di
SMA Negeri 1
Pemalang
meneliti siswa
yang mengikuti
bimbingan belajar
swasta
terdahulu
mengambil subjek
penelitian kelas
XII IPA dan pada
pelajaran biologi
Siswa yang mengikuti les di bimbingan belajar ini dilakukan dengan
untuk memperbaiki atau melengkapi kekurangan dalam pembelajaran di
sekolah. Sehingga bimbingan belajar ini bisa membantu siswa dalam
meningkatkan hasil belajarnya. Apalagi jika les di bimbingan belajar ini
dilatarbelakangi dengan peranan yang menentukan dan mendorong siswa
untuk belajar dengan perhatian dan konsentrasi dalam menerima pelajaran,
sehingga tercapai tujuan yang diharapkan oleh siswa yaitu hasil belajarnya
yang diperoleh dengan kemajuan yang meningkat. Adapun bagan dari
kerangka berpikir sebagai berikut.
melaksanakan
mengalami
Mengetahui
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Berpikir
Pendidikan
Formal Non Formal
Kegiatan Belajar
Kesulitan belajar Kemudahan Belajar
Di luar sekolah
Satuan Pendidikan Non
Formal
Lembaga pelatihan
Kelompok belajar
Pusat kegiatan belajar
Lembaga kursus
(Bimbingan Belajar)
Sekolah
Hasil Belajar
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan paparan kerangka pemikiran dan permasalahan tersebut
diatas, hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh keikusertaan
siswa yang mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi di
kelas XII IPS.
H0 : Tidak ada pengaruh keikutsertaan siswa yang mengikuti bimbingan
belajar terhadap hasil belajar ekonomi di kelas XII IPS.
H1 : Adanya pengaruh keikutsertaan siswa yang mengikuti bimbingan
belajar terhadap hasil belajar ekonomi di kelas XII IPS.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Depok yang terletak di
Perumahan Bukit Rivaria Sektor IV, kelurahan Bedahan, kecamatan
Sawangan, kota Depok. Penelitian ini dilaksanakan dari tahun 2016 sampai
dengan tahun 2017. Sedangkan rincian waktu penelitian dapat dilihat pada
tabel.
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No. Kegiatan Bulan/Tahun 2016
Feb Ags Sep Okt Nov Des
1. Revisi Proposal
2. Penulisan Bab I
3. Penulisan Bab II
4. Penulisan Bab III
5. Membuat dan Menyusun
Instrumen
6. Pengumpulan Data Penelitian
No Kegiatan Bulan/ Tahun 2017
Jan Feb Jun Jul Ags Sept Okt
7. Pengolahan Data
Penelitian
8. Analisis Data
9. Penyusunan BAB IV dan
Bab V
10. Penyusunan Laporan
Secara Lengkap
11. Sidang Munaqosah
12. Revisi Skripsi
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Sehingga jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu hasil
penelitian berupa angka-angka dari perhitungan statistik.45
Pendekatan kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang tugasnya
menganalisis data berupa angka yang digunakan untuk mengetahui dan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada dengan tujuan untuk mencari
hubungan atau pengaruh antara dua variabel sehingga mencapai kesimpulan
dari hasil penelitian yang dilakukan.
Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif
adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang
lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada
variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.46
Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh keikusertaan siswa mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil
belajar ekonomi siswa berupa nilai ulangan harian dan ujian tengah semester
disetiap kelas. Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh hasil belajar siswa,
peneliti mewawancarai guru mata pelajaran ekonomi.
Dalam penelitian kuantitatif ini, peneliti berusaha menghubungkan
satu variabel dengan variabel yang lain yaitu keikutsertaan siswa mengikuti
bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi.
Menurut Sugiyono, “Variabel penelitian adalah segala sesuatu
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.47
Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulannya bahwa variabel
45 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung:Alfabeta, 2010), h. 261 46 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 53-54 47Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 60
penelitian adalah objek suatu penelitian yang memiliki variasi tertentu untuk
dapat dipelajari sehingga diperoleh informasi kemudian ditarik
kesimpulannya.
Terdapat dua macam variabel yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu
variabel independen dan variabel dependen.
“Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.”48
Adapun yang menjadi variabel bebas atau variabel independen (X)
dalam penelitian ini adalah keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar.
Sedangkan yang menjadi variabel terikat atau variabel dependen (Y) dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek atau
objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.49
Populasi dalam penelitian ini dibedakan menjadi populasi target dan
terukur. Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan
kesimpulan penelitian.50 Populasi terukur adalah populasi yang secara riil
dijadikan dasar dalam penentuan sampel, dan secara langsung menjadi
lingkup sasaran keberlakuan penelitian.51
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA
secara umum di Indonesia. Sedangkan populasi terukurnya adalah seluruh
siswa di SMA Negeri 5 Depok dengan jumlah sebanyak 1.310 siswa.
48 Ibid, h. 61 49 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 117 50 Nana Syaodih Sukmadianata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 250 51 Ibid, h. 251
Akan tetapi yang akan diteliti dalam populasi ini adalah kelas XII IPS di
SMA Negeri 5 Depok yang memperoleh mata pelajaran ekonomi.
Populasi yang menjadi objek penelitian yaitu siswa kelas XII IPS
yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah. Hal ini dapat dilihat dari
tabel sebagai berikut.
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
Kelas Jumlah Siswa Total Jumlah
Siswa Ikut Bimbel Tidak Ikut Bimbel
XII IIS 1 10 14 34
XII IIS 2 10 16 36
XII IIS 3 7 29 36
XII IIS 4 8 28 36
Jumlah 35 108 142
Sumber : Data Siswa kelas XII SMAN 5 Depok 2016/2017
2. Sampel
Menurut Sugiyono, “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Purposive sampling yaitu sebuah teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu.52 Pengambilan sampel dilakukan dengan ketentuan
siswa kelas XII IPS yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah
dengan mata pelajaran ekonomi.
Menurut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “Apabila
subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah
subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15-25% atau lebih.”53
52 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 124 53Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 134.
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi yaitu sama dengan
jumlah anggota populasi itu sendiri.54 Dari keseluruhan populasi yang
berjumlah 142 orang, maka sesuai pendapat tersebut sampel yang diambil
pada kelas XII IPS adalah 25% dari keseluruhan populasi. Sehingga
jumlah sampel untuk penelitian ini berjumlah 35 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data berupa dokumentasi, kuesioner (angket), dan wawancara.
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen
yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-
lain.55
Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan berupa 2 nilai
ulangan harian dan 1 nilai ulangan tengah semester siswa kelas XII IPS.
Data ini kemudian akan diolah dan dianalisa untuk diambil kesimpulannya
sesuai pada pertanyaan riset yang pertama mengenai pengaruh
keikutsertaan siswa yang mengikuti bimbingan belajar.
Dokumen digunakan untuk membandingkan nilai yang diperoleh
antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar dan tidak mengikuti
bimbingan belajar pada nilai ulangan harian dan ujian tengah semester.
Teknik ini digunakan sebagai pelengkap data yang tidak diperoleh dari
wawancara dan angket.
54 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 126 55 Ibid., h. 231
2. Kuesioner (angket)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.56 Dalam penelitian ini kuesioner
yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Angket tertutup adalah angket
yang sudah disediakan jawaban pertanyaannya sehingga responden tinggal
memilih.57 Teknik angket ini digunakan untuk mengumpulkan data primer
yang berkenaan dengan variabel yang diteliti.
Skala pengukuran yang digunakan berupa model skala likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator variabel dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.58
Untuk mengukur data yang telah didapatkan digunakan skala Likert. Skala
Likert yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (S) diberi skor 5
b. Setuju (S) diberi 4
c. Netral (KK) diberi skor 3
d. Tidak setuju (J) diberi skor 2
e. Sangat Tidak Setuju (TP) diberi skor 159
Kuesioner ini digunakan untuk menjawab pertanyaan riset yang
kedua mengenai seberapa besar pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti
bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi.
56 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), 199 57 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 195 58 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 134 59 Ibid, h. 135
3. Wawancara
Pemanfaatan wawancara dalam pengumpulan data dianggap cukup
penting, karena untuk memperkuat keabsahan data dengan mengetahui
kondisi dan keadaan objek yang lebih mendalam.
Menurut Riduwan, “wawancara adalah suatu cara pengumpulan
data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya.” Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari
responden secara lebih mendalam serta jumlah responden yang sedikit.60
Berdasarkan jenisnya, peneliti menggunakan wawancara tidak terstuktur
dalam penelitiannya.
Wawancara tidak terstuktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan
yang akan ditanyakan.61
Wawancara digunakan untuk melengkapi hasil penelitian pada
pertanyaan riset yang pertama yaitu mengenai pengaruh keikutsertaan
siswa mengikuti bimbingan belajar, maka dilakukan wawancara kepada
guru mata pelajaran ekonomi kelas XII. Alasan peneliti melakukan
wawancara diantaranya untuk memperoleh data yang lebih dalam
mengenai subjek penelitian yang diteliti.
E. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya penelitian merupakan proses pengukuran, agar
penelitian tersebut hasilnya relevan maka dibutuhkan alat ukur untuk
mengukurnya, selain itu instrumen dapat mempermudah dalam pengumpulan
datanya. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti. Jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian tergantung pada
60 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung:Alfabeta, 2015), h.74 61 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2013), h. 197
jumlah variabel yang diteliti. Sebagaimana menurut Suharsimi Arikunto,
bahwa:
“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah.”62
Sedangkan Sugiyono menjelaskan bahwa, “Instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati.”63
Untuk memperoleh data penelitian, peneliti menggunakan instrumen
yang ditujukan kepada responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini ada tiga yaitu:
1. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan untuk menganalisis dokumen yang
berasal dari sekolah berupa nilai hasil belajar siswa. Studi dokumentasi ini
merupakan data sekunder yang bertujuan mendukung data primer yang
telah diperoleh dari responden berupa angket.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Studi Dokumentasi
Sumber Data Data yang Diperoleh
Data dari SMAN 5 Depok
Data nilai ulangan harian
Data nilai ulangan tengah semester
2. Kuesioner (Angket)
Angket digunakan sebagai instrumen primer dalam penelitian ini.
Angket ini berisi pertanyaan-pertanyaan tentang siswa yang mengikuti
bimbingan belajar dengan klasifikasi pola permintaan, tujuan siswa, sifat
dari les, intensitas mengikuti les, mata pelajaran yang dipelajari, dan
diskusi mata pelajaran. Angket ini bertujuan untuk mengetahui ada
62 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT.
Rineka Cipta, 2010), h. 203 63 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, 2013), h. 148
tidaknya pengaruh siswa yang ikut bimbingan belajar di luar sekolah
terhadap hasil belajar ekonomi yang diperoleh di sekolah.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Angket
3. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini berfungsi untuk melengkapi hasil
kuesioner serta memperkuat data primer dengan melakukan wawancara
kepada guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 5 Depok.
Subvariabel Indikator Jumlah
Soal
Pola permintaan Alasan mengikuti les di lembaga
bimbingan belajar
1
Tujuan siswa Tujuan mengikuti les di lembaga
bimbingan belajar
3
Sifat dari les Memberi penguatan dan pengayaan 6
Memberikan pemahaman dalam
belajar
3
Perolehan hasil
belajar
Perkembangan dalam hasil belajar 3
Tidak adanya perkembangan dalam
hasil belajar
1
Mata pelajaran
ekonomi
Materi perhitungan dalam pelajaran
ekonomi
1
Kesesuaian materi yang diberikan di
bimbel dan sekolah
1
Tabel 3.5
Pedoman Wawancara
Variabel Indikator Sub indikator
Bimbingan
belajar
Hasil Belajar
Ekonomi
Perbandingan hasil belajar
siswa yang mengikuti dan tidak
mengikuti bimbel
Perkembangan hasil belajar
yang diperoleh siswa yang
mengikuti bimbingan belajar
Besarnya pengaruh
bimbingan belajar
Tingkat besarnya pengaruh
bimbel terhadap hasil belajar
Adapun pertanyaan yang diajukan berdasarkan pedoman
wawancara yang terdiri dari 3 pertanyaan, yaitu :
1. Apakah terdapat pengaruh keikutsertaan siswa yang mengikuti
bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang mengikuti
bimbingan belajar dan yang tidak mengikuti bimbingan belajar?
3. Apakah terdapat peningkatan dalam hasil belajar siswa yang mengikuti
bimbingan belajar di luar sekolah?
F. Definisi Variabel
Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian
ini, perlu ditegaskan beberapa istilah berkaitan dengan variabel penelitian:
1. Bimbingan Belajar
a. Definisi Konseptual
Setelah mempelajari secara teoritis tentang bimbingan belajar,
berikut ini dikemukakan tentang konsepsi bimbingan belajar.
Bimbingan belajar adalah suatu lembaga pendidikan yang tidak
diselenggarakan oleh pemerintah melainkan diselenggarakan oleh
perorangan, maupun swasta dengan tujuan memberikan pendidikan
kepada siswa. Sehingga bimbingan belajar dapat memberikan bantuan
kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan membantu siswa
menemukan pengetahuan baru.
b. Definisi Operasional
Bimbingan belajar merupakan lembaga pendidikan yang
memberikan bantuan kepada siswa untuk meningkatkan hasil
belajarnya yang ditunjukkan oleh indikator berupa, pola permintaan
bimbingan belajar, tujuan siswa mengikuti bimbingan belajar dan sifat
dari bimbingan belajar.
2. Hasil Belajar Ekonomi
a. Definisi Konseptual
Setelah mempelajari secara teoritis tentang hasil belajar,
berikut ini dikemukakan tentang konsepsi hasil belajar. Menurut Nana
Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang telah
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.64 Hasil belajar
yang digunakan oleh guru menjadi kriteria atau ukuran dalam
mencapai suatu tujuan pendidikan.
b. Definisi Operasional
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang telah
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar
siswa ditunjukkan dari hasil akhir mengenai tinggi rendahnya nilai
siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar ekonomi
dapat ditunjukkan dari nilai ulangan harian dan nilai ujian tengah
semester siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ekonomi
selama setengah semester. Hasil belajar ini juga untuk menentukan ada
tidaknya peningkatan nilai belajar setelah mengikuti les dibimbingan
belajar.
64 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h.22.
G. Uji Instrumen Penelitian
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yang penting,
yaitu valid dan reliabel. Dalam upaya untuk memperoleh keakuratan data yang
dikumpulkan, maka hasil uji coba instrumen penelitian ini perlu diuji
keakuratannya dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.65 Instrumen
yang valid adalah alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data dan
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.66
Validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas
konstruk. Validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan
kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep
yang diukurnya.67 Validitas konstruk mengacu pada sejauh mana suatu
instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar
penyusunan instrumen. Definisi atau konsep yang diukur berasal dari teori
yang digunakan. Oleh karena itu, harus ada pembahasan mengenai teori
yang menjadi dasar penentuan konstruk suatu instrumen.68
65 Suharsimi Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 211 66 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h.173 67 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:PT Bumi
Aksara, 2013), h.77 68 Eko Putra Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,
2015), h. 131
Untuk mengukur validitas butir kuesioner maka rumus yang bisa
digunakan untuk uji validitas konstruk yaitu dengan teknik korelasi
Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson.69
Dimana :
rxy : koefisien korelasi x dan y
X : jumlah skor butir soal tiap individu
Y : jumlah skor total tiap variabel
N : jumlah responden
Uji signifikan dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai rtabel
untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel.
Untuk melihat nilai rtabel dilihat dengan alpha = 0,05 r product moment.
Jika rhitung > rtabel dan nilai positif maka item pertanyaan valid. Sebaliknya
jika rhitung < rtabel, maka item pertanyaan tidak valid.70
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam
mengukur suatu gejala atau kejadian. Alat ukur tersebut akan memberikan
hasil pengukuran yang tidak berubah-ubah dan akan memberikan hasil
yang serupa apabila digunakan berkali-kali. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama.71
69Suharsimi Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 213 70 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21,
(Semarang: UNDIP,2013), h.52 71 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h.173
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-
jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel
akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.72
Untuk mencari reliabilitas peneliti menggunakan rumus Alpha
Cronbach, dimana rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan satu dan nol, misalnya angket atau soal
bentuk uraian. Adapun rumus Alpha adalah sebagai berikut73:
Dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Σσb2 = jumlah varians butir
σ t2 = varians total
Menurut Syofian Siregar, “Kriteria suatu instrumen penelitian
dikatakan reliabel, bila koefisen reliabilitasnya (r11) > 0,6”.74 Untuk
menentukan koefisiensi reliabilitas Alpha Cronbach, digunakan kaidah
reliabilitas dari Guilford sebagai berikut.
72 Suharsimi Arikunto, Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 221 73 Ibid, h. 239 74 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2013), h. 90
Tabel 3.6
Kaidah Reliabilitas Guilford
Koefisien Kriteria
< 0,2 Tidak Reliabel
0,2 – 0,4 Kurang reliable
0,4 – 0,7 Cukup reliable
0,7 – 0,9 Reliabel
> 0,9 Sangat reliabel
H. Teknik Pengolahan Data
Data yang terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah
berikut:
1. Editing
Editing adalah pengecekan atau pemeriksaan data yang telah
berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang
telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan.75 Tujuan
dilakukan editing adalah untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan
kekurangan data yang terdapat pada catatan lapangan.
2. Codeting/Skoring
Codeting/Skoring adalah kegiatan pemberian kode atau skor
tertentu pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang sama.76
Tabel 3.7
Skor Alternatif Jawaban Responden
Pilihan Jawaban Skor Pernyataan
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
75 Syofian Siregar, Statistik Deskripstif untuk Penelitian Dilengkapi dengan Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 206 76 Ibid., h. 207
3. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel
yang telah diberi kode atau skor sesuai dengan kebutuhan analisis.77
Kemudian data diolah sehingga hasil angket dinyatakan sah, maka
selanjutnya melakukan analisis data dengan analisis kuantitatif. Analisa
yang sebelumnya telah ditentukan persentasenya dengan menggunakan
distribusi frekuensi.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan teknik atau cara yang digunakan dalam
penelitian untuk mempermudah pemecahan masalah. Dalam penelitian ini data
yang telah diperoleh dari angket kemudian diolah dan dituangkan dalam
bentuk tabel yang kemudian dianalisis. Menurut Sugiyono, “Statistik
deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
secara umum atau generalisasi.78
Teknik ini mendeskripsikan data statistik sehingga data kuantitatif
yang diperoleh ini dijelaskan dengan analisis deskriptif statistik. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian diolah, kemudian dituangkan dalam bentuk
tabel. Hasil jawaban dari responden yang mengisi angket dihitung
prosentasinya. Hasil tabulasi data kemudian dianalisis.
Setiap analisis data diikuti dengan mengambil kesimpulan yang
bersifat sementara dimana menunjukan hasil dari data yang diperoleh dengan
prosentasinya. Data yang telah diperoleh dari angket selanjutnya akan diolah
dengan menggunakan rumus. Adapun rumus perhitungan data adalah sebagai
berikut:
77 Ibid., h. 208 78Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012). Cet. 15, h. 207.
𝑃 =𝐹
N𝑋 100%
Keterangan:
P = Prosentase jawaban
F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya.
N = Number of case (Jumlah sampel).
100% = Bilangan tetap.79
Untuk memudahkan pemahaman akan hasil dari angket, maka hasil
prosentasenya akan ditafsirkan atau diartikan. Menurut Hermawan Warsito
untuk penafsiran dari nilai prosentase adalah:
0% = Tidak ada satu pun
1% - 25% = Sebagian kecil
26% - 49% = Hampir setengahnya
50% = Setengahnya
51% - 75% = Sebagian besar
76% - 99% = Hampir seluruhnya
100 % = Seluruhnya.80
J. Hipotesis Statistik
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh keikutsertaan siswa yang
mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XII
IIS di SMA Negeri 5 Depok adalah :
a. H0 : ρ = 0, Tidak ada pengaruh keikutsertaan siswa yang mengikuti
bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi kelas XII IIS SMAN 5
Depok.
b. H1 : ρ ≠ 0, Ada pengaruh keikutsertaan siswa yang mengikuti bimbingan
belajar terhadap hasil belajar ekonomi kelas XII IIS SMAN 5 Depok.
79Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011),
h. 43. 80Yusnimar, “E-Book dan Pengguna Perpustakaan Perguruan Tinggi di Jakarta”, Al-
Maktabah, Vol. 13, 2014, h. 41.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Depok
SMA Negeri 5 Depok berdiri pada tahun 2001 dengan status
kepemilikan Pemerintah Daerah. SMA Negeri 5 Depok merupakan salah
satu sekolah negeri yang terdapat di Kota Depok. Sama dengan SMA pada
umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMA Negeri 5 Depok
ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai
Kelas XII. SMA Negeri 5 Depok adalah salah satu sekolah Adiwiyata di
Kota Depok dan sedang melalui seleksi sekolah adiwiyata tingkat
nasional. SMA Negeri 5 Depok merupakan sekolah yang asri dan banyak
pepohonan. Sekolah ini mengusung 5 dasar program adiwiyata, yaitu
kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan dan kelestarian
fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.
2. Alamat dan Profil SMA Negeri 5 Depok
SMA Negeri 5 Depok terletak Jalan Perum Bukit Rivaria Sektor
IV, Kecamatan Sawangan, Kelurahan Bedahan, Kota Depok, Jawa Barat.
SMA Negeri 5 Depok berdiri diatas luas tanah sebesar 8,431 m2. SMA
Negeri 5 Depok dikelilingi dengan pohon-pohon yang tinggi dan sungai
yang berada di sisi sepanjang jalan menuju SMA Negeri 5 Depok.
SMA Negeri 5 Depok telah berdiri sejak tahun 2002 sejak
ditetapkannya SK pendirian sekolah, merupakan unit pelayanan
pendidikan sekolah menengah ke atas, yang dipimpin oleh Bapak Achmad
Zarkasih S.Pd.
3. Visi dan Misi SMA Negeri 5 Depok
a. Visi
SMA Negeri 5 Depok sekolah yang berprestasi, berbudaya, berakhlak
mulia, serta peduli lingkungan.
b. Misi
1) Mengembangkan potensi warga sekolah secara optimal
2) Meningkatkan profesionalisme personal dengan membudayakan
etos kerja
3) Menjadikan sekolah unggulan di kota Depok
4) Menciptakan budaya kekeluargaan, religious, dan menyenangkan
yang peduli lingkungan
5) Mengembangkan intelektual dan kreatifitas siswa
6) Melindungi dan mengelola lingkungan hidup
7) Mengadakan bank sampah dilingkungan warga sekolah
8) Mengadakan mini composer
4. Tenaga Pendidik
Jumlah guru atau tenaga pengajar di SMA Negeri 5 Depok
berjumlah 64 orang yang terdiri dari 32 guru laki-laki dan 32 guru
perempuan. Data tenaga pengajar yang terdapat di SMA Negeri 5 Depok
berdasarkan kualifikasi pendidikan, jenis kelamin, dan bidang studi yang
diajarkan pada tahun ajaran 2016/2017. (lihat lampiran 17)
Berdasarkan kualifikasi pendidikannya dapat dilihat dari jenjang
pendidikan tenaga pengajar yaitu S3 sebanyak 2 orang, S2 sebanyak 11
orang, S1 sebanyak 49 orang, dan D3 sebanyak 2 orang. Berdasarkan data
tenaga pendidik di SMAN 5 Depok paling banyak memiliki jenjang
pendidikan S1. Kemudian berdasarkan bidang studinya, guru yang
mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
berjumlah 4 orang. Guru yang mengajar mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan berjumlah 2 orang. Guru yang mengajar
mata pelajaran Matematika berjumlah 8 orang. Guru yang mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia berjumlah 4 orang.
Guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa dan Sastra Inggris
berjumlah 5 orang. Guru yang mengajar mata pelajaran Kimia berjumlah 3
orang. Guru yang mengajar mata pelajaran Fisika berjumlah 4 orang. Guru
yang mengajar mata pelajaran Biologi berjumlah 5 orang. Guru yang
mengajar mata pelajaran Sosiologi berjumlah 4 orang. Guru yang
mengajar mata pelajaran Sejarah berjumlah 5 orang. Guru yang mengajar
mata pelajaran Geografi berjumlah 3 orang. Guru yang mengajar mata
pelajaran Ekonomi berjumlah 4 orang.
Guru yang mengajar mata pelajaran Penjaskes berjumlah 4 orang.
Guru yang mengajar mata pelajaran Seni Budaya berjumlah 3 orang. Guru
yang mengajar mata pelajaran TIK berjumlah 1 orang. Guru yang
mengajar mata pelajaran Muatan Lokal berjumlah 1 orang. Guru yang
mengajar mata pelajaran BK/BP berjumlah 4 orang. Guru yang mengajar
mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan berjumlah 8 orang. Guru
yang mengajar mata pelajaran Bahasa Jepang berjumlah 2 orang. Guru
yang mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Katholik dan Budi
Pekerti berjumlah 1 orang.
5. Peserta Didik
Siswa SMA Negeri 5 Depok pada tahun ajaran 2016/2017
berjumlah 1310 siswa yang terdiri dari 616 siswa laki-laki dan 694 siswa
perempuan. Kelas X terdiri dari 9 rombongan belajar dengan jumlah siswa
laki-laki 201 orang dan siswa perempuan 186 orang. Kelas XI terdiri dari
12 rombongan belajar dengan jumlah siswa laki-laki 255 orang dan jumlah
siswa perempuan 280 orang. Sedangkan kelas XII terdiri dari 10
rombongan belajar dengan jumlah siswa laki-laki 160 orang dan jumlah
siswa perempuan 228 orang. Sehingga total keseluruhan siswa laki-laki
dan perempuan yaitu 1.310 orang.(lihat lampiran 18)
6. Sarana dan Prasarana
SMA Negeri 5 Depok berdiri diatas tanah seluas 8,431 m2 dengan
keadaan bangunan yang sudah permanen. Gedung-gedung di SMA Negeri
5 Depok terdiri dari 2 lantai. SMA Negeri 5 Depok memiliki sarana dan
prasarana yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar yang terdiri
dari ruang kelas, ruang kantor, ruang belajar, ruang penunjang dan sarana
penunjang lainnya seperti yang berikut ini.
a. Ruang Kelas
Jumlah ruang belajar terdiri dari 3 (tiga) ruang, yaitu X, XI, dan
XII. Luas ruang kelas X, XI, dan XII yaitu 72 m2. Jumlah ruang setiap
kelas berbeda yaitu 9 ruang untuk kelas X, 12 ruang untuk kelas XI,
dan 10 ruang untuk kelas XII. Sehingga total ruang belajar yang
terdapat di SMA Negeri 5 Depok berjumlah 31 ruang. Setiap ruang
belajar (kelas) memiliki kondisi yang baik. (terlampir)
b. Ruang Kantor
Jumlah ruang kantor di SMA Negeri 5 Depok yaitu 4 ruang.
Ruang kantor ini terdiri dari 1 ruang kepala sekolah seluas 56 m2, 1
ruang wakil kepala sekolah seluas 72 m2, 1 ruang guru seluas 144 m2,
dan 1 ruang tata usaha seluas 72 m2. Setiap ruang memiliki kondisi
ruangan yang baik. (terlampir)
c. Ruang Belajar
Jumlah ruang belajar yang terdapat di SMA Negeri 5 Depok
adalah 4 ruang. Ruang belajar ini antara lain perpustakaan,
laboratorium IPA, laboratorium komputer dan ruang multimedia.
Ruang belajar berguna untuk menunjang dan mendukung kegiatan
belajar mengajar disekolah. Ruang belajar ini terdiri dari 1 ruang
perpustakaan seluas 81 m2 yang berisi buku-buku pelajaran,
majalah/Koran dan buku bacaan lainnya, 1 ruang laboratorium IPA
seluas 72 m2, 1 ruang laboratorium Komputer seluas 72 m2 dan 1
ruang multimedia seluas 72 m2. Kondisi setiap ruangan belajar yaitu
baik. (terlampir)
d. Ruang Penunjang
Jumlah ruang penunjang di SMA Negeri 5 Depok terdiri dari
16 ruang. Ruang penunjang lainnya juga mendukung prasarana di
sekolah. Ruang penunjang ini antara lain 1 Bank mini dengan luas 50
m2, 1 Mesjid dengan luas 100 m2, 1 ruang Bimbingan Konseling
dengan luas 21 m2, 1 ruang dapur dengan luas 50 m2, 1 ruang gudang
seluas 27 m2 yang digunakan untuk menaruh barang-barang yang
rusak, 1 ruang kantin yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk
siswa makan, 1 ruang koperasi dengan luas 24 m2, 1 ruang loby
dengan luas 100 m2, 1 ruang OSIS dengan luas 21 m2, 1 ruang
penjernihan air seluas 7.5 m2, 1 pos satpam seluas 25 m2 yang berada
di dekat gerbang sekolah, 1 ruang UKS seluas 72 m2, 1 ruang
wirausaha seluas 36 m2, serta mempunyai 17 ruang WC yang terdiri
dari 2 WC guru laki-laki seluas 2 m2, 2 WC guru perempuan seluas
m2, 5 WC siswa laki-laki seluas 2 m2 dan 8 WC siswa perempuan
seluas 2 m2. (terlampir)
e. Lapangan Olahraga dan Upacara
Lapangan olahraga dan upacara yang juga mendukung sarana
di sekolah. Lapangan ini terdiri dari lapangan olahraga dan upacara.
Lapangan olahraga digunakan untuk olahraga basket, futsal, volley,
dan bulu tangkis. Sedangkan untuk lapangan upacara digunakan untuk
kegiatan upacara atau peringatan hari besar. Lapangan olahraga dan
lapangan upacara memiliki kondisi yang baik.(terlampir)
7. Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kegiatan pendidikan tertentu. Kurikulum yang digunakan di SMA Negeri 5
Depok adalah Kurikulum 2013. SMA Negeri 5 Depok telah menggunakan
Kurikulum 2013 sejak tahun 2014. Pembelajaran yang ditempuh dalam
satu jenjang pendidikan dilakukan selama 3 tahun, mulai dari kelas X
sampai XII yang terdiri dari jurusan MIPA dan IIS.
Pada kurikulum 2013 peminatan telah ada pada kelas X. Proses
peminatan dilakukan siswa berdasarkan seleksi tes yang dilakukan
sekolah, yaitu tes IQ dengan tes tertulis. Pengorganisasian rombongan
belajar di SMA Negeri 5 Depok dibagi menjadi dua program penjurusan
untuk kelas X sampai kelas XII yaitu:
a. MIPA (matematika dan ilmu pengetahuan alam)
b. IIS (Ilmu-ilmu Sosial)
Sedangkan untuk kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata
pelajaran ekonomi untuk tahun ajaran 2016/2017 pada kelas XII yaitu nilai
80. Alokasi waktu untuk satu pembelajaran adalah 45 menit per jam. Pada
mata pelajaran ekonomi alokasi waktu belajar yaitu 4 jam per minggu
yang berarti 4x45 menit. Adapun untuk mendapatkan hasil belajar siswa
digunakan buku nilai guru yang terdiri dari nilai ulangan harian dan ujian
tengah semester. Waktu belajar di SMA Negeri 5 Depok adalah untuk hari
Senin s.d. Kamis pukul 07.00-16.05 WIB sedangkan di hari Jum’at pukul
07.00-11.30 WIB. Jam istirahat sekolah sebanyak 2 kali, istirahat pertama
selama 20 menit dan istirahat kedua selama 30 menit.(terlampir)
B. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu keikutsertaan siswa
mengikuti bimbingan belajar sebagai variabel X dan hasil belajar ekonomi
sebagai variabel Y. Deskripsi data yang disajikan untuk memberikan
gambaran secara umum mengenai penyebaran yang diperoleh dilapangan.
Peneliti memperoleh data dengan menyebarkan kuesioner. Data yang
disajikan merupakan data mentah yang diolah menggunakan statistik
deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan program SPSS for
Window ver 23.
1. Deskripsi keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar (X)
Perkembangan belajar siswa yang tidak selalu berjalan lancar dan
memberikan hasil yang diharapkan. Adakalanya siswa menghadapi
berbagai kesulitan atau hambatan. Kesulitan atau hambatan dalam belajar
ini dimanifestasikan dalam beberapa masalah belajar, seperti hasil belajar
rendah, kurang atau tidak adanya motivasi belajar, sangat lambat dalam
belajar, bersikap dan berkebiasaan kurang baik dalam belajar, cara guru
mengajar yang kurang sesuai dan materi pelajaran yang terlalu sulit.
Sehingga siswa mengatasi masalah belajar yang dialaminya dilakukan
dengan mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah (lembaga bimbingan
belajar). Bimbingan belajar merupakan proses pemberian bantuan belajar
kepada siswa agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal dan
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Data keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar di SMA
Negeri 5 Depok diperoleh dengan meminta daftar nama siswa yang
mengikuti les di bimbingan belajar di kelas XII IPS. Populasi siswa kelas
XII IPS berjumlah 142 orang. Namun siswa yang mengikuti bimbingan
belajar diluar sekolah yaitu 35 siswa. Sementara pengambilan dan
pengumpulan data dilakukan dengan pengisian angket oleh responden
yaitu siswa-siswi kelas XII IPS yang mengikuti bimbingan belajar diluar
sekolah. Data jumlah siswa yang mengikuti dan tidak mengikuti
bimbingan belajar dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1
Data Siswa Kelas XII IPS SMAN 5 Depok
Kelas Sampel Total Jumlah
Siswa Ikut Bimbel Tidak Ikut Bimbel
XII IIS 1 9 14 34
XII IIS 2 11 16 36
XII IIS 3 5 29 36
XII IIS 4 10 28 36
Jumlah 35 107 142
Sumber : Data Siswa kelas XII IPS SMAN 5 Depok 2016/2017
Gambar 4.1 Data siswa yang mengikuti bimbingan belajar
dan tidak mengikuti bimbingan belajar
Kuesioner terdiri dari 20 item pertanyaan yang berkaitan dengan
keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar. Kuesioner mengenai
keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar didasarkan dari beberapa
indikator, diantaranya pola permintaan, tujuan mengikuti bimbel, sifat dari
les, perolehan hasil belajar dan materi pelajaran ekonomi.
2. Deskripsi Hasil Belajar Ekonomi (Y)
Hasil Belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah
melalui kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan hasil akhir tentang
tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses pembelajaran.
Pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa
bertambah dari sebelumnya. Hasil belajar ekonomi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah ukuran keberhasilan siswa dalam mata pelajaran
ekonomi yang dinyatakan dalam nilai evaluasi mata pelajaran ekonomi
Ikut Bimbel, 35
Tidak Ikut Bimbel, 107
Data Siswa Kelas XII IPS
yang diperoleh siswa siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar
ekonomi.
Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah hasil belajar
ekonomi siswa kelas XII IPS SMA Negeri 5 Depok. Untuk melihat
perubahan hasil belajar siswa setelah mengikuti les di bimbingan belajar
maka akan dilihat dari hasil belajar ekonomi. Hasil belajar ekonomi
diperoleh dari nilai ulangan harian 1, ulangan harian 2 dan ulangan tengah
semester. Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah untuk
mata pelajaran ekonomi adalah ≥80. Dari hasil belajar ini dapat dilihat ada
atau tidaknya peningkatan yang diperoleh dari setiap hasil belajar yang
sudah ditentukan.
C. Hasil Penelitian
Dalam hasil penelitian ini, peneliti berusaha menjawab 2 pertanyaan
riset yang telah diteliti, yaitu pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti
bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi dan seberapa besar
pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil
belajar ekonomi. Pertanyaan pertama dijawab dengan menganalisa hasil
angket sedangkan pertanyaan kedua dijawab dengan membandingkan hasil
belajar dari ulangan harian dan ujian tengah semester. Berikut ini hasil
penelitian dari setiap pertanyaan riset yang telah diteliti.
a. Pengaruh Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar
Terhadap Hasil Belajar Ekonomi
Pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar
merupakan variabel X. Data keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan
belajar diperoleh dari pengisian angket yang disebarkan ke 35 responden
yang menjadi sampel penelitian. Angket variabel keikutsertaan siswa
mengikuti bimbingan belajar berjumlah 17 pernyataan. Setelah pengisian
angket selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dari setiap hasil angket.
Adapun mengenai aspek atau indikator yang berkaitan dengan
keikutsertaan siswa yang mengikuti bimbingan belajar sebagai berikut.
1) Data mengenai siswa dapat mengerjakan tugas pelajaran ekonomi yang
diberikan sekolah tanpa bantuan guru seperti terlihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Persentase Variabel X Butir 1
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 0 0%
Setuju 25 71,42%
Tidak Setuju 10 28,57%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa
pada pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 0%
dengan frekuensi sebanyak 0. Pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase yang paling tinggi sebesar 71,42% dengan frekuensi
sebanyak 25. Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase
sebesar 28,57% dengan frekuensi sebanyak 10. Sedangkan pada
pilihan sangat tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 0%
dengan frekuensi sebanyak 0. Data ini menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa setuju bahwa siswa dapat langsung mengerjakan tugas
pelajaran ekonomi yang diberikan sekolah tanpa bantuan guru.
2) Data mengenai siswa merasa dengan mengikuti les di bimbingan
belajar dapat membantu pelajaran ekonomi seperti terlihat pada Tabel
4.3
Tabel 4.3
Persentase Variabel X Butir 2
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 23 65,71%
Setuju 11 31,42 %
Tabel 4.3 (Lanjutan)
Tidak Setuju 1 2,85%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa
pada pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase paling tinggi
sebesar 65,71% dengan frekuensi sebanyak 23. Responden yang
memilih setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 31,42% dengan
frekuensi sebanyak 11. Kemudian responden yang memilih tidak
setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 2,85% dengan frekuensi
sebanyak 1. Sedangkan pada pilihan sangat tidak setuju mendapatkan
persentase sebesar 0% dengan frekuensi 0. Dari data diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sangat setuju bahwa siswa
merasa dengan mengikuti les di bimbingan belajar dapat membantu
mempelajari pelajaran ekonomi.
3) Data mengenai tujuan utama siswa mengikuti les di bimbingan belajar
untuk mempersiapkan ujian nasional seperti terlihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4
Persentase Variabel X Butir 3
Pilihan Frekuensi Presentase
Setuju 0 0%
Tidak Setuju 5 14,28%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pada
pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase tertinggi sebesar
85,71% dengan frekuensi sebanyak 30. Pada pilihan setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 0% dengan frekuensi sebanyak
0. Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
14,28% dengan frekuensi sebanyak 5. Sedangkan pada pilihan sangat
tidak setuju mendapatkan persentase sebesar 0% dengan frekuensi
sebanyak 0. Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
sangat setuju jika tujuan siswa mengikuti les di bimbingan belajar
untuk mempersiapkan diri untuk ujian nasional.
4) Data mengenai siswa yang merasa pemahaman akan pelajaran
ekonomi lebih jelas seperti terlihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Persentase Variabel X Butir 4
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 19 54,28%
Setuju 12 34,28%
Tidak Setuju 3 8,57%
Sangat Tidak Setuju 1 2,85%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa pada
pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase tertinggi sebesar
54,28% dengan frekuensi sebanyak 19. Pada pilihan setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 34,28% dengan frekuensi
sebanyak 12. Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase
sebesar 8,57% dengan frekuensi sebanyak 3. Sedangkan pada pilihan
sangat tidak setuju mendapatkan persentase sebesar 2,85% dengan
frekuensi sebanyak 1. Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar
sangat setuju jika siswa merasa pemahaman akan pelajaran ekonomi
lebih jelas.
5) Data mengenai siswa merasa perkembangan hasil belajar yang
diperoleh disekolah memuaskan
Perolehan hasil belajar siswa terdapat perkembangan
dikarenakan siswa memiliki kemauan yang lebih baik serta giat untuk
mempelajari materi pelajaran ekonomi untuk mendapatkan hasil
belajar yang diharapkan. Bimbingan belajar sebagai sarana siswa untuk
membantu dalam pelajaran ekonomi seperti terlihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6
Persentase Variabel X Butir 5
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 2 5,71%
Setuju 24 68,57%
Tidak Setuju 9 25,71%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa pada
pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 5,71%
dengan frekuensi sebanyak 2. Pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase paling tinggi sebesar 68,57% dengan frekuensi sebanyak
24. Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
25,71% dengan frekuensi sebanyak 9. Sedangkan pada pilihan sangat
tidak setuju mendapatkan persentase sebesar 0% dengan frekuensi
sebanyak 0. Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar setuju jika
siswa merasa perkembangan hasil belajar yang diperoleh disekolah
maupun dibimbingan belajar memuaskan.
6) Data mengenai siswa menjadi lebih mengerti pembelajaran ekonomi
terutama dalam materi perhitungan yang siswa anggap sulit
Pada pembelajaran di kelas XII terutama di semester II, materi
yang diajarkan guru kepada siswa lebih kepada mendalami materi-
materi pelajaran dari kelas X-XI untuk mempersiapkan diri untuk
Ujian Nasional. Namun materi ekonomi yang lebih ditekankan yaitu
pada materi akuntansi. Dikarenakan pada materi akuntansi siswa harus
mengetahui tahap-tahap yang benar dalam perhitungannya seperti
akuntansi perusahaan jasa. Siswa yang mengikuti bimbingan belajar
dapat terbantu dengan memahami materi akuntansi yang mungkin
belum dipahami dan dianggap sulit seperti yang terlihat pada Tabel 4.7
Tabel 4.7
Persentase Variabel X Butir 6
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 0 0%
Setuju 27 77,14%
Tidak Setuju 8 22,85%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa
pada pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 0%
dengan frekuensi sebanyak 0. Pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase tertinggi sebesar 77,14% dengan frekuensi sebanyak 27.
Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
22,85% dengan frekuensi sebanyak 8. Pada pilihan sangat tidak setuju
mendapatkan persentase sebesar 0% dengan frekuensi sebanyak 0.
Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa setuju jika siswa
menjadi lebih mengerti pembelajaran ekonomi terutama dalam materi
perhitungan yang dianggap sulit.
7) Data mengenai kemauan belajar pelajaran ekonomi siswa semakin
tinggi setelah siswa mengikuti les di bimbingan belajar seperti terlihat
pada Tabel 4.8
Tabel 4.8
Persentase Variabel X Butir 7
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 0 0%
Setuju 23 65,71%
Tidak Setuju 12 34,28%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.8 di atas bahwa pada pilihan
sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 0% dengan
frekuensi sebanyak 0. Pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase paling tinggi sebesar 65,71% dengan frekuensi sebanyak
23. Sedangkan pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase
sebesar 34,28% dengan frekuensi sebanyak 12. Pada pilihan sangat
tidak setuju mendapatkan persentase sebesar 0% dengan frekuensi
sebanyak 0. Data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar setuju jika
kemauan belajar siswa pada pelajaran ekonomi semakin tinggi setelah
siswa mengikuti les di bimbingan belajar.
8) Data mengenai setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru seperti terlihat pada Tabel 4.9
Tabel 4.9
Persentase Variabel X Butir 8
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 0 0%
Setuju 34 97,14%
Tidak Setuju 1 2,85%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa
pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 0% dengan
frekuensi sebanyak 0. Pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase tertinggi sebesar 97,14% dengan frekuensi sebanyak 34.
Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 2,85%
dengan frekuensi sebanyak 1. Pada pilihan sangat tidak setuju
mendapatkan persentase sebesar 0% dengan frekuensi sebanyak 0.
Data diatas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya setuju setelah
mengikuti pembelajaran siswa dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
9) Data mengenai siswa yang menyarankan bagi teman-temannya yang
nilainya belum baik untuk mengikuti les di bimbingan belajar seperti
terlihat pada Tabel 4.10
Tabel 4.10
Persentase Variebel X Butir 9
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 0 0%
Setuju 29 82,85%
Tidak Setuju 6 17,14%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa
pada pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 0%
dengan frekuensi sebanyak 0. Pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase tertinggi sebesar 82,85% dengan frekuensi sebanyak 29.
Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 17,14%
dengan frekuensi sebanyak 6. Pada pilihan sangat tidak setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 0% dengan frekuensi sebanyak
0. Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar setuju siswa yang
menyarankan teman-temannya yang nilainya kurang baik untuk
mengikuti bimbingan belajar.
10) Data mengenai siswa merasa pemahaman akan pelajaran ekonomi
lebih mendalam daripada temannya yang tidak mengikuti les di
bimbingan belajar seperti terlihat pada Tabel 4.11
Tabel 4.11
Persentase Variabel X Butir 10
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 9 25,71%
Setuju 16 45,71%
Tidak Setuju 9 25,71%
Sangat Tidak Setuju 1 2,85%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa
pada pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
25,71% dengan frekuensi sebanyak 9. Pada pilihan setuju
mendapatkan hasil persentase paling tinggi sebesar 48,57% dengan
frekuensi sebanyak 16. Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 25,71% dengan frekuensi sebanyak 9. Sedangkan
pada pilihan sangat tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
2,85% dengan frekuensi sebanyak 1. Dari data di atas menunjukkan
bahwa hampir setengahnya siswa merasa pemahaman akan pelajaran
ekonominya lebih mendalam daripada temannya setelah mengikuti les
di bimbingan belajar.
11) Data mengenai materi yang diberikan dibimbingan belajar sesuai
dengan materi yang diajarkan disekolah seperti terlihat pada
Tabel 4.12
Tabel 4.12
Persentase Variabel X Butir 11
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 24 68,57%
Setuju 9 25,71%
Tidak Setuju 2 5,71%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa
pada pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase tertinggi
sebesar 68,57% dengan frekuensi sebanyak 24. Pada pilihan setuju
mendapatkan hasil persentase sebesar 25,71% dengan frekuensi
sebanyak 9. Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase
sebesar 5,71% dengan frekuensi sebanyak 2. Pada pilihan sangat tidak
setuju mendapatkan persentase sebesar 0% dengan frekuensi sebanyak
0. Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sangat setuju
jika materi yang diberikan dibimbingan belajar sesuai atau sama
dengan materi yang diajarkan disekolah.
12) Data mengenai hasil belajar pelajaran ekonomi siswa mengalami
peningkatan secara bertahap sejak siswa mengikuti les di bimbingan
belajar
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan karena adanya
perhatian dan motivasi siswa pada pelajaran ekonomi. Sehingga siswa
akan terasa semangat untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara
bertahap seperti terlihat pada Tabel 4.13
Tabel 4.13
Persentase Variabel X Butir 12
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 13 37,14%
Tabel 4.13 (Lanjutan)
Setuju 15 42,85%
Tidak Setuju 3 8,57%
Sangat Tidak Setuju 4 11,42%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa
pada pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
37,14% dengan frekuensi sebanyak 13. Pada pilihan setuju
mendapatkan hasil persentase tertinggi sebesar 42,85% dengan
frekuensi sebanyak 15. Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 8,57% dengan frekuensi sebanyak 3. Sedangkan
pada pilihan sangat tidak setuju mendapatkan persentase sebesar
11,42% dengan frekuensi sebanyak 4. Data di atas menunjukkan
bahwa hampir setengahnya siswa setuju jika hasil belajar pada
pelajaran ekonomi mengalami peningkatan secara bertahap sejak
mengikuti les di bimbingan belajar.
13) Data mengenai siswa merasa hasil belajarnya lebih baik dibandingkan
teman-temannya yang tidak mengikuti les di bimbingan belajar seperti
terlihat pada Tabel 4.14
Tabel 4.14
Persentase Variabel X Butir 13
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 0 0%
Setuju 23 65,71%
Tidak Setuju 12 34,28%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa
pada pilihan sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 0%
dengan frekuensi sebanyak 0. Pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase tertinggi sebesar 65,71% dengan frekuensi sebanyak 23.
Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 34,28%
dengan frekuensi sebanyak 12. Pada pilihan sangat tidak setuju
mendapatkan persentase sebesar 0% dengan frekuensi sebanyak 0.
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar setuju bahwa siswa
merasa hasil belajarnya lebih baik dibandingkan teman-teman yang
tidak mengikuti bimbingan belajar.
14) Data mengenai siswa merasa belajarnya terbantu dengan mengikuti les
di bimbingan belajar terutama dalam pelajaran ekonomi seperti terlihat
pada Tabel 4.15
Tabel 4.15
Persentase Variabel X Butir 14
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 0 0%
Setuju 33 94,28%
Tidak Setuju 2 5,71%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.15 di atas bahwa pada pilihan
sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 0% dengan
frekuensi sebanyak 0. Pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase paling tinggi sebesar 94,28% dengan frekuensi sebanyak
33. Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
5,71% dengan frekuensi sebanyak 2. Sedangkan pada pilihan sangat
tidak setuju mendapatkan persentase sebesar 0% dengan frekuensi
sebanyak 0. Data di atas dapat menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
setuju bahwa siswa merasa terbantu belajarnya dengan mengikuti les di
bimbingan belajar terutama pada pelajaran ekonomi.
15) Data mengenai hasil belajar ekonomi siswa belum mengalami
kemajuan walaupun sudah mengikuti les di bimbingan belajar seperti
terlihat pada Tabel 4.16
Tabel 4.16
Persentase Variabel X Butir 15
Pilihan Frekuensi Persentase
Sangat Setuju 4 11,42%
Setuju 3 8,57%
Tidak Setuju 15 42,85%
Sangat Tidak Setuju 13 37,14%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.16 di atas dapat dilihat bahwa
pada pilihan sangat setuju mendapatkan persentase sebesar 11,42%
dengan frekuensi sebanyak 4. Pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase sebesar 8,57% dengan frekuensi sebanyak 3. Pada pilihan
tidak setuju mendapatkan hasil persentase tertinggi sebesar 42,85%
dengan frekuensi sebanyak 15. Pada pilihan sangat tidak setuju
mendapatkan persentase sebesar 37,14% dengan frekuensi sebanyak
13. Data di atas menunjukkan hampir setengahnya siswa tidak setuju
jika hasil belajar ekonominya tidak mengalami kemajuan setelah siswa
mengikuti les di bimbingan belajar. Artinya sebagian besar siswa
mengalami kemajuan dalam hasil belajarnya setelah mengikuti les di
bimbingan belajar.
16) Data mengenai siswa percaya jika mengikuti bimbingan belajar maka
hasil belajarnya meningkat seperti terlihat pada Tabel 4.17
Tabel 4.17
Persentase Variabel X Butir 16
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 0 0%
Setuju 24 68,57%
Tidak Setuju 11 31,42%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.17 di atas bahwa pada pilihan
sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 0% dengan
frekuensi sebanyak 0. Pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase paling tinggi sebesar 68,57% dengan frekuensi sebanyak
24. Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar
31,42% dengan frekuensi sebanyak 11. Sedangkan pada pilihan sangat
tidak setuju mendapatkan persentase sebesar 0% dengan frekuensi
sebanyak 0. Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar setuju
siswa merasa percaya jika dengan mengikuti les di bimbingan belajar
hasil belajarnya meningkat.
17) Data mengenai meskipun siswa mendapat hasil yang kurang baik
dalam pelajaran ekonomi, siswa akan tetap berusaha dan belajar untuk
memperbaikinya dengan mengikuti les di bimbingan belajar eperti
terlihat pada Tabel 4.18
Tabel 4.18
Persentase Variabel X Butir 17
Pilihan Frekuensi Presentase
Sangat Setuju 6 17,14%
Setuju 29 82,85%
Tidak Setuju 0 0%
Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan data pada Tabel 4.18 di atas bahwa pada pilihan
sangat setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 17,14% dengan
frekuensi sebanyak 6. Pada pilihan setuju mendapatkan hasil
persentase tertinggi sebesar 82,85% dengan frekuensi sebanyak 29.
Pada pilihan tidak setuju mendapatkan hasil persentase sebesar 0%
dengan frekuensi sebanyak 0. Pada pilihan sangat tidak setuju
mendapatkan persentase sebesar 0% dengan frekuensi sebanyak 0.
Data di atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya setuju jika siswa
yang mendapat hasil belajar yang kurang baik dalam pelajaran
ekonomi, siswa akan tetap berusaha dan belajar untuk memperbaikinya
dengan mengikuti les di bimbingan belajar.
Persentase keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar
diluar sekolah diperoleh dari data siswa kelas XII IPS yang berjumlah
142 siswa. Gambaran persentase keikutsertaan siswa mengikuti
bimbingan belajar ekonomi kelas XII IPS di SMA Negeri 5 Depok
ditampilkan seperti dibawah ini.
Gambar 4.2 Persentase Keikutsertaan Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar Kelas XII IPS di SMAN 5 Depok
Berdasarkan gambar 4.2 dapat diketahui bahwa persentase
siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah lebih sedikit
dibandingkan persentase siswa yang tidak mengikuti bimbingan
belajar diluar sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian dari penyebaran kuesioner dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari keikutsertaan siswa
mengikuti bimbingan belajar. Hal ini dapat dilihat bahwa 54,28% atau
19 responden sangat setuju jika pemahaman akan pelajaran ekonomi
menjadi lebih jelas. Kemudian sebanyak 68,57% atau 24 responden
setuju jika perkembangan hasil belajar yang diperoleh disekolah
maupun dibimbingan belajar memuaskan. Selain itu sebanyak 65,71%
atau 23 responden setuju jika kemauan belajar pada pelajaran ekonomi
semakin tinggi setelah mengikuti bimbingan belajar.
Pengaruh dari keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar
juga dapat dilihat dari 77,14% atau 27 responden setuju jika lebih
mengerti pembelajaran ekonomi terutama dalam materi perhitungan
yang dianggap sulit. Selain itu sebanyak 94,28% atau 33 responden
merasa belajarnya terbantu dengan mengikuti les di bimbingan belajar
terutama dalam pelajaran ekonomi. Dari hasil penelitian ini dapat
menjawab pertanyaan riset yang pertama mengenai pengaruh dari
keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar.
24.64%
75.35%
Mengikuti Bimbel
Tidak Mengikuti Bimbel
Tabel 4.19
Hasil Angket Tentang Keikutsertaan Siswa
Mengikuti Bimbingan Belajar
No
Resp.
Alternatif Jawaban Skor Angket Jumlah
SS S TS STS 4 3 2 1
1 2 14 4 0 8 42 8 0 58
2 2 7 8 3 8 21 16 3 48
3 3 9 8 0 12 27 16 0 55
4 1 14 5 0 4 42 10 0 56
5 2 12 6 0 8 36 12 0 56
6 2 14 3 1 8 42 6 1 57
7 0 9 8 3 0 27 16 3 46
8 6 10 4 0 24 30 8 0 62
9 4 10 6 0 16 30 12 0 58
10 7 10 3 0 28 30 6 0 64
11 8 8 4 0 32 24 8 0 64
12 2 6 12 0 8 18 24 0 50
13 6 8 6 0 24 24 12 0 60
14 1 12 7 0 4 36 14 0 54
15 6 11 3 0 24 33 6 0 63
16 7 9 4 0 28 27 8 0 63
17 1 7 11 1 4 21 22 1 48
18 3 9 8 0 12 27 16 0 55
19 1 8 11 0 4 24 22 0 50
20 3 13 4 0 12 39 8 0 59
21 5 12 3 0 20 36 6 0 62
22 4 13 3 0 16 39 6 0 61
23 1 3 14 2 4 9 28 2 43
24 2 8 8 2 8 24 16 2 50
25 7 10 3 0 28 30 6 0 64
26 4 12 4 0 16 36 8 0 60
27 5 10 5 0 20 30 10 0 60
28 6 10 4 0 24 30 8 0 62
29 5 12 3 0 20 36 6 0 62
30 6 11 3 0 24 33 6 0 63
31 4 13 3 0 16 39 6 0 61
32 6 8 6 0 24 24 12 0 60
33 4 12 4 0 16 36 8 0 60
34 7 9 4 0 28 27 8 0 63
35 8 8 4 0 32 24 8 0 64
Jumlah 2021
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa skor tertinggi didapat oleh
responden nomor 10, 11, 25 dan 35 dengan skor 64. Sedangkan skor
terendah didapat oleh responden nomor 23 dengan skor 43.
Berdasarkan data di atas selanjutnya dianalisis melalui langkah-
langkah sebagai berikut.
1) Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi terlebih dahulu
menentukan rentang, banyak kelas, dan menentukan panjang kelas
interval. Adapun langkah-langkah menentukan distribusi frekuensi
adalah sebagai berikut.
a) Mengurutkan data dari yang terkecil sampai yang terbesar
b) Hitung jarak atau rentangan (R)
R = Data tertinggi – data terendah
= 64 – 43
= 21
c) Hitung Jumlah Kelas (K)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 35
= 6,09542 dibulatkan menjadi 6
Dimana n = jumlah data
d) Hitung panjang kelas interval (P)
P = Rentangan/Jumlah kelas
= 21/6
= 3,5 dibulatkan menjadi 4
e) Tentukan batas data terendah dilanjutkan dengan menghitung
kelas interval.
Tabel distribusi frekuensi pada variabel keikutsertaan siswa
mengikuti bimbingan belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.20
Distribusi Frekuensi Variabel X
No. Interval skor Frekuensi Presentase (%)
1. 43-46 3 8,5%
2. 47-50 4 11,4%
3. 51-54 1 2,8%
4. 55-58 7 20%
5. 59-62 12 34,2%
6. 63-66 8 22,8%
Jumlah 35 100%
Berdasarkan Tabel 4.20 distribusi frekuensi diatas,
frekuensi kelas tertinggi variabel Keikutsertaan Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar terletak pada interval ke-5 dengan rentang skor
59-62 yaitu sebanyak 12. Sedangkan frekuensi kelas terendah
terletak pada interval ke-3 dengan rentang skor 51-54 yaitu
sebanyak 1. Sedangkan pada kelas interval ke-2 dengan rentang
skor 47-50 yaitu sebanyak 4. Pada kelas interval ke-4 dengan
rentang skor 55-58 yaitu sebanyak 7. Pada kelas interval ke-6
dengan rentang skor 63-66 yaitu sebanyak 8.
2) Membuat Grafik
Untuk mempermudah data keikutsertaan siswa mengikuti
bimbingan belajar, maka data digambarkan dalam grafik histogram
sebagai berikut.
Gambar 4.3 Grafik Keikutsertaan Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar (Variabel X)
Berdasarkan gambar 4.3 di atas menunjukkan pada interval
ke-5 dengan rentang skor 59-62 memiliki hasil persentase tertinggi
yaitu 34,2%. Sedangkan pada interval ke-3 dengan rentang skor
51-54 memiliki hasil persentase terendah yaitu 2,8%.
3) Menentukan Kategori Tinggi Rendahnya Variabel X
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata variabel X,
maka terlebih dahulu mencari nilai mean, varians, dan standar
deviasi.
Tabel 4.21
Tabel Means, Varians dan Simpangan Baku
Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar
N Mean Std. Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic
VAR00021 35 57.74 5.812 33.785
Valid N (listwise) 35
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
43-46 47-50 51-54 55-58 59-62 63-66
Data Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar
Berdasarkan data pada Tabel 4.21 diatas, menunjukkan
bahwa data stastistik dari 35 responden untuk keikutsertaan siswa
mengikuti bimbingan belajar adalah data yang dengan nilai mean
atau rata-rata yaitu 57,74, varians yaitu 33,78 dan standar deviasi
yaitu 5,81. Setelah nilai means dan simpangan baku didapatkan
maka langkah selanjutnya adalah :
a) Menentukan rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh
dengan cara (X – S) sampai (X + S). Jadi untuk kategori
sedang, rentang nilainya
= (X – S) sampai (X + S)
= (57,74 – 5,81) sampai (57,74 + 5,81)
= 51,93 – 63,55
b) Menentukan rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu skor yang
berada di atas 63,55 sampai dengan skor tertinggi variabel X
yaitu 64. Jadi rentang nilai untuk kategori tinggi yaitu 63,55 –
64.
c) Menentukan untuk rentang nilai kategori rendah yaitu dengan
menentukan skor yang berada dibawah 51,93 sampai dengan
skor terendah variabel X yaitu 43. Jadi rentang nilai untuk
kategori rendah yaitu 43-51,93. Untuk lebih jelasnya akan
diinterpretasikan sebagai berikut.
Tabel 4.22
Interpretasi Kategori Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar
Interval Frekuensi Presentase Kategori
43 – 51,93 7 20% Rendah
51,93 – 63,55 24 68,5% Sedang
63,55 - 64 4 11,4% Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.22 di atas dapat disimpulkan bahwa
interpretasi skor angket variabel keikutsertaan siswa mengikuti
bimbingan belajar berkategori sedang.
b. Seberapa besar pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan
belajar terhadap hasil belajar ekonomi
Hasil belajar ekonomi merupakan variabel Y. Untuk mengetahui
hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri 5 Depok yang mengikuti les
di bimbingan belajar dapat diketahui dari nilai ujian berupa ulangan harian
1, ulangan harian 2 dan ujian tengah semester (lihat lampiran). Hasil
pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan persentase perolehan hasil
belajar ekonomi siswa yang mengikuti bimbingan belajar. Dibawah ini
dapat dilihat nilai hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri 5 Depok
yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah.
Tabel 4.23
Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XII IPS
(Mengikuti Bimbingan Belajar)
No. Nama Siswa Nilai
Ulangan
Harian 1
Nilai
UTS
Nilai
Ulangan
Harian 2
1. Adam Stanley 78 85 86
2. Alinda Febrina 75 80 78
3. Alviandhika Dwi Putra 75 73 85
4. Annisa Bella Saffanah 80 75 89
5. Hanna Amalia 95 81 80
6. Nada Syifa 65 53 85
7. Syauqi Dhio Rafif 90 85 95
8. Fadilla Ramadani P. 80 85 100
9. Ilham Nur Faiz 60 53 75
10. Jiyan Falih Naufal 40 48 70
11. Karinka Eriyanti 40 53 100
12. M. Dany Daifullah 35 45 70
13. Muhsin Iwan Saputra 78 53 70
14. Puti Anggriani 45 58 90
15. Shelly Monica R. 70 85 90
16. Virginia Rizka Septya 90 80 88
17. Yoshua Nicholas L. 40 53 68
18. Andhika Widyadhana 30 58 65
19. Danu Ega Haryanto 45 75 76
20. Riesha Mawarni B. 70 63 78
21. Rossiana Noviantie 60 62 96
22. Salsabila Ramadhanti 85 80 100
23. Dania Chairani 85 95 95
24. Kirana Purwaningtyas 85 90 100
25. Koos Tiara Maharani 70 60 90
26. Marsha Fadhilah 100 100 100
27. Larezza Murda G. 55 90 85
28. Shaskia Fatimah N. 65 80 88
29. Thalia Maharani S. 85 85 100
30. Tamara Destiani M. 85 80 86
31. Rinna Bahar 65 75 86
32. Rachmat Satriyani 88 85 98
33. Aldika Wahyudi 80 100 100
34. Jihan Salsabila 65 90 100
35. Namira Azahra 50 80 88
Jumlah 2404 2593 3050
Dari Tabel 4.23 di atas dapat dilihat bahwa hasil belajar ekonomi
yang dijadikan objek penelitian terdiri dari nilai ulangan harian 1, ujian
tengah semester, dan ulangan harian 2. Dari nilai ulangan harian pertama
yang memperoleh skor tertinggi didapat oleh responden nomer 26 dengan
skor 100, sedangkan skor terendah didapat oleh responden nomer 18
dengan skor 30.
Kemudian pada nilai ujian tengah semester yang memperoleh skor
tertinggi didapat oleh responden nomer 26 dan nomer 33 dengan skor 100,
sedangkan skor terendah didapat oleh responden nomer 12 dengan skor 45.
Sedangkan untuk nilai ujian harian kedua yang memperoleh skor tertinggi
didapat oleh responden nomer 8,11,22,24,26,29,33 dan 34 dengan skor
100, sedangkan skor terendah didapat oleh responden nomer 18 dengan
skor 65.
Pada mata pelajaran ekonomi kriteria ketuntasan minimal yang
telah ditentukan guru bidang studi yaitu ≥80. Berdasarkan tabel 4.23 dapat
diketahui persentase siswa yang memenuhi ketuntasan minimal pada
setiap hasil belajar ekonomi pada siswa yang mengikuti bimbingan belajar
diluar sekolah. Pada ulangan harian pertama memperoleh persentase
tingkat ketuntasan minimal sebesar 37,14% dari 13 siswa yang nilainya
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pada ulangan tengah
semester memperoleh tingkat ketuntasan minimal sebesar 54,28% dari 19
siswa yang nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Sedangkan pada ulangan harian kedua memperoleh tingkat ketuntasan
minimal 74,28% dari 26 siswa yang nilainya mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Sehingga dari setiap hasil belajar ada peningkatan dari
siswa dalam mencapai ketuntasan minimal pelajaran ekonomi.
Berdasarkan data di atas selanjutnya peneliti melakukan langkah-
langkah berikut:
1) Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Untuk membuat tabel distribusi terlebih dahulu menentukan
rentang, banyak kelas dan menentukan panjang kelas interval. Hal ini
untuk mengetahui pengelompokkan hasil belajar ekonomi siswa kelas
XII IPS SMA Negeri 5 Depok yang mengikuti les di bimbingan belajar
dan tidak mengikuti bimbingan belajar dari hasil belajar siswa yang
dipaparkan pada tabel 4.22 di atas. Berikut ini merupakan tabel
distribusi frekuensi pada ulangan harian pertama.
Tabel 4.24
Tabel Distribusi Frekuensi
Ulangan Harian 1
Interval
nilai
Frekuensi Presentase (%)
Ikut
Bimbel Tidak Ikut
Bimbel Ikut
Bimbel Tidak Ikut
Bimbel
30-41 5 36 14,2% 33,6%
42-53 3 14 8,5% 13%
54-65 7 10 20% 9,3%
66-77 5 10 14,2% 9,3%
78-89 11 25 31,4% 23,3%
90-100 4 12 11,4% 11,2%
Jumlah 35 107 100% 100%
Berdasarkan Tabel 4.24 distribusi frekuensi diatas, pada siswa
yang mengikuti bimbingan belajar, frekuensi kelas tertinggi siswa pada
hasil belajar ekonomi untuk ulangan harian pertama terdapat pada
interval ke-5 dengan rentang nilai 78-89 yaitu sebanyak 11 siswa.
Sedangkan frekuensi kelas terendah siswa terdapat pada interval ke-2
dengan rentang nilai 42-53 yaitu sebanyak 3 siswa.
Pada siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar, frekuensi
kelas tertinggi siswa pada hasil belajar ekonomi untuk ulangan harian
pertama terdapat pada interval ke-1 dengan rentang nilai 30-41 yaitu
sebanyak 36 siswa. Sedangkan frekuensi kelas terendah siswa terdapat
pada interval ke-3 dan 4 dengan rentang nilai 54-65 dan 66-77 yaitu
sebanyak 10 siswa.
Adapun prosentase hasil belajar dari ulangan harian pertama
dapat dilihat dalam grafik seperti dibawah ini.
Gambar 4.4 Grafik Persentase Nilai Ulangan Harian 1
Dari gambar 4.4 di atas dapat terlihat jika siswa yang
mengikuti bimbingan belajar rentang nilai 78-89 memiliki persentase
yang paling besar yaitu 31,4%. Sedangkan rentang nilai 42-53
memiliki persentase yang paling kecil yaitu 8,5%. Kemudian siswa
yang tidak mengikuti bimbingan belajar pada rentang nilai 31-40
memiliki persentase yang paling besar yaitu 33,6%. Sedangkan rentang
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
30-41 42-53 54-65 66-77 78-89 90-100
Ulangan Harian 1
Ikut Bimbel Tidak Ikut Bimbel
nilai 54-65 dan 66-77 memiliki persentase yang paling kecil yaitu
9,3%.
Berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi pada ulangan
tengah semester siswa kelas XII IPS.
Tabel 4.25
Tabel Distribusi Frekuensi
UTS Ekonomi
Interval
nilai
Frekuensi Persentase (%)
Ikut
Bimbel
Tidak Ikut
Bimbel
Ikut
Bimbel
Tidak Ikut
Bimbel
15-27 0 8 0% 7,4%
28-40 0 14 0% 13%
41-53 7 20 20% 18,6%
54-66 5 25 14,2% 23,3%
67-79 4 23 11,4% 21,4%
80-92 16 12 45,7% 11,2%
93-100 3 5 8,5% 4,6%
Jumlah 35 107 100% 100%
Berdasarkan Tabel 4.25 distribusi frekuensi di atas, pada siswa
yang mengikuti bimbingan belajar, frekuensi kelas tertinggi siswa pada
hasil belajar ekonomi untuk ujian tengah semester terdapat pada
interval ke-6 dengan rentang nilai 80-92, yaitu sebanyak 16 siswa.
Sedangkan frekuensi terendah siswa pada hasil belajarnya terdapat
pada interval ke-1 dan 2 dengan rentang nilai 15-27 dan 28-40, yaitu
tidak ada sama sekali siswa yang mendapatkan rentang nilai tersebut.
Pada siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar, frekuensi
kelas tertinggi siswa pada hasil belajar ekonomi untuk ujian tengah
semester terdapat pada interval ke-4 dengan rentang nilai 54-66, yaitu
sebanyak 25 siswa. Sedangkan frekuensi terendah siswa pada hasil
belajarnya terdapat pada interval ke-7 dengan rentang nilai 93-100
yaitu sebanyak 5 siswa.
Adapun prosentase dari nilai ulangan tengah semester dapat
dilihat dari grafik dibawah ini.
Gambar 4.5 Grafik Persentase Nilai Ulangan Tengah Semester
Dari gambar 4.5 di atas menunjukkan jika siswa yang
mengikuti bimbingan belajar pada rentang nilai 80-92 memiliki
persentase yang paling besar yaitu 45,7%. Sedangkan rentang nilai 15-
27 dan 28-40 memiliki persentase yang paling kecil yaitu 0%. Hal ini
menunjukkan sebagian besar siswa mendapatkan rentang nilai 80-92.
Namun siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar pada
rentang nilai 54-66 memiliki persentase yang paling besar yaitu 23,3%.
Sedangkan rentang nilai 15-27 memiliki persentase yang paling kecil
yaitu 7,4%. Hal ini menunjukkan sebagian besar siswa mendapatkan
rentang nilai 54-66.
Berikut ini merupakan tabel distribusi frekuensi pada ulangan
harian kedua siswa kelas XII IPS.
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
50%
15-27 28-40 41-53 54-66 67-79 80-92 93-100
Ulangan Tengah Semester
Ikut Bimbel Tidak Ikut Bimbel
Tabel 4.26
Tabel Distribusi Frekuensi
Ulangan Harian 2
Interval
nilai
Frekuensi Presentase (%)
Ikut
Bimbel
Tidak Ikut
Bimbel
Ikut
Bimbel
Tidak Ikut
Bimbel
30-41 0 1 0% 0,9%
42-53 0 1 0% 0,9%
54-65 1 18 2,8% 16,8%
66-77 6 21 17,1% 19,6%
78-89 13 37 37,1% 34,5%
90-100 15 29 42,8% 27,1%
Jumlah 35 107 100% 100%
Berdasarkan Tabel 4.26 pada distribusi frekuensi di atas, pada
siswa yang mengikuti bimbingan belajar, frekuensi kelas tertinggi
siswa dalam hasil belajar ekonomi pada ulangan harian kedua terdapat
pada interval ke-6 dengan rentang nilai 95-100, yaitu sebanyak 15
siswa. Sedangkan frekuensi terendah siswa terdapat pada interval ke-1
dan 2 dengan rentang nilai 30-41 dan 42-53, yaitu tidak ada siswa yang
mendapatkan rentang nilai tersebut.
Pada siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar, frekuensi
kelas tertinggi dalam hasil belajar ekonomi pada ulangan harian kedua
terdapat pada interval ke-5 dengan rentang nilai 78-89 yaitu sebanyak
37 siswa. Sedangkan frekuensi kelas terendah siswa terdapat pada
interval ke-1 dan 2 dengan nilai 30-41 dan 42-53, yaitu sebanyak 1
siswa.
Adapun prosentase dari hasil belajar pada ulangan harian kedua
dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.6 Grafik Persentase Nilai Ulangan Harian 2
Dari gambar 4.6 di atas dapat dilihat jika siswa yang mengikuti
bimbingan belajar pada rentang nilai 90-100 memiliki hasil persentase
paling besar yaitu 42,8%. Sedangkan rentang nilai 30-41 dan 42-53
memiliki hasil persentase paling kecil yaitu 0%. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar siswa mendapatkan rentang nilai 90-100.
Kemudian siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar pada
rentang nilai 78-89 memiliki hasil persentase paling besar yaitu 34,5%.
Sedangkan rentang nilai 30-41 dan 42-53 memiliki hasil persentase
paling kecil yaitu 0,9%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa mendapatkan rentang nilai 78-89.
2) Membuat Grafik
Untuk mempermudah penafsiran data mengenai hasil belajar
mata pelajaran ekonomi, maka perlu digambarkan suatu grafik. Grafik
ini untuk melihat perkembangan hasil belajar siswa pada pelajaran
ekonomi setelah mengikuti bimbingan belajar. Maka hasil belajar
siswa yang ditunjukkan pada grafik ini terdiri dari nilai ulangan harian
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
30-41 42-53 54-65 66-77 78-89 90-100
Ulangan Harian 2
Ikut Bimbel Tidak Ikut Bimbel
pertama, ulangan tengah semester dan nilai ulangan harian kedua yang
dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 4.7 Grafik Hasil Belajar Ekonomi Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar (Data Variabel Y)
Berdasarkan data pada gambar 4.7 di atas menunjukkan bahwa
hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa ada yang mengalami
kenaikan secara bertahap, stabil, menurun dan ada pula yang naik
turun. Siswa yang mengalami kenaikan secara bertahap yaitu sebanyak
19 siswa dengan prosentase sebesar 54,28%. Kemudian siswa yang
hasil belajarnya masih mengalami naik turun yaitu sebanyak 14 siswa
dengan persentase 40%. Siswa yang memiliki hasil belajar yang stabil
yaitu sebanyak 1 siswa dengan persentase 2,8%. Namun ada juga yang
mengalami penurunan dalam hasil belajarnya yaitu 1 siswa dengan
persentase 2,8%.
Kemudian terdapat perbandingan hasil belajar ekonomi yang
mengikuti bimbingan belajar dan tidak mengikuti bimbingan belajar
yang dapat dilihat dari rata-rata nilai yang diperoleh dari keduanya.
0
20
40
60
80
100
120
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
Nilai UH 1
Nilai UTS
Nilai UH 2
Tabel 4.27
Perbandingan Rata-rata Nilai Hasil Belajar
Hasil Belajar
Rata-rata Nilai
Ikut Bimbel Tidak Mengikuti Bimbel
UH 1 68,69 61,58
UTS 74,09 58,93
UH 2 87,14 79,99
Berdasarkan tabel 4.27 perbandingan rata-rata nilai hasil
belajar di atas, pada siswa yang mengikuti bimbingan belajar, rata-rata
nilai ulangan harian 1 yaitu 68,69, rata-rata ulangan tengah semester
yaitu 74,09 dan rata-rata ulangan harian 2 yaitu 87,14. Kemudian pada
siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar, rata-rata ulangan harian
1 yaitu 61,58, rata-rata ulangan tengah semester yaitu 58,93 dan rata-
rata ulangan harian 2 yaitu 80.
Jika dilihat dari tabel 4.27 maka rata-rata yang diperoleh dari
hasil belajar yang mengikuti bimbingan belajar lebih tinggi jika
dibandingkan dengan hasil belajar yang tidak mengikuti bimbingan
belajar. Berikut ini merupakan tabel persentase rata-rata hasil belajar
ekonomi.
Tabel 4.28
Persentase Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Ekonomi
Hasil Belajar Rata-rata Nilai Ekonomi
Mengikuti Bimbel Tidak Mengikuti Bimbel
UH 1 48.51% 43.36%
UTS 52.17% 41.50%
UH 2 61.36% 56.33%
Adapun prosentase dari rata-rata hasil belajar pada setiap
ulangan dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.8 Grafik Persentase Rata-rata Nilai Hasil Belajar
Ekonomi
Dari gambar 4.8 di atas dapat dilihat jika siswa yang mengikuti
bimbingan belajar pada ulangan harian pertama memiliki hasil
persentase yaitu 48,51%. Sedangkan pada ulangan tengah semester
memiliki hasil persentase yaitu 52,17%. Pada ulangan harian kedua
memiliki hasil persentase yaitu 61,36%.
Kemudian untuk siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar
pada ulangan harian pertama memiliki hasil persentase yaitu 43.36%.
Sedangkan pada ulangan tengah semester memiliki hasil persentase
yaitu 41.50%. Pada ulangan harian kedua memiliki hasil persentase
yaitu 56.33%.
3) Menentukan Kategori Tinggi Rendahnya Variabel Y
Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata variabel Y, maka
terlebih dahulu mencari nilai mean, varians, dan simpangan baku.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
UH 1 UTS UH 2
Mengikuti Bimbel Tidak Mengikuti Bimbel
Tabel 4.29
Tabel Means, Varians dan Simpangan Baku
Hasil Belajar Ekonomi
Berdasarkan data pada Tabel 4.29 di atas dapat dilihat bahwa
perolehan nilai pada hasil belajar ekonomi dari 35 responden yang
mengikuti bimbingan belajar terbagi menjadi tiga nilai yaitu nilai
ulangan harian 1 mendapatkan mean atau rata-rata yaitu 68,69, varians
yaitu 349,7 dan standar deviasi yaitu 18,7.
Kemudian pada ulangan tengah semester mendapatkan mean
atau rata-rata yaitu 74,09, median atau nilai tengah yaitu 80, varians
yaitu 242,6 dan standar deviasi yaitu 15,5. Sedangkan pada ulangan
harian 2 memperoleh mean atau rata-rata 87,14, varians yaitu 115,2
dan perolehan standar deviasi yaitu 10,73.
D. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Instrumen Kuesioner
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengukur data dari variabel yang diteliti secara tepat.81 Untuk
mendapatkan data primer peneliti melakukan penyebaran kuesioner
kepada responden yaitu siswa-siswi kelas XII IPS di SMA Negeri 5
Depok.
81 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT.
Rineka Cipta, 2010), h.211
Mean Variance Std. Deviation
VAR00001 68.69 349.751 18.702
VAR00002 74.09 242.669 15.578
VAR00003 87.14 115.244 10.735
Uji validitas ini diperoleh dengan cara membandingkan nilai
rhitung dan nilai rtabel. Suatu item instrumen dikatakan valid jika nilai
rhitung > dari nilai rtabel, sebaliknya instrumen dikatakan tidak valid jika
nilai rhitung < dari nilai rtabel. Pada uji validitas ini, peneliti menggunakan
rumus korelasi Product Moment dengan dilakukan pengujian taraf
signifikan. Taraf signifikansi dapat diketahui dengan terlebih dahulu
mencari derajat bebas (db) atau degree of freedom (df), dengan
perhitungan df = n – 2, jadi 30 - 2 = 28.
Setelah diperoleh db atau df maka dicari besarnya “r” yang
tercantum dalam nilai r tabel Product Moment, dengan taraf
signifikansi 5%. Dengan melihat nilai r tabel, maka dapat diketahui
bahwa db atau df sebesar 28 diperoleh nilai r tabel Product Moment
sebesar 0,361 pada taraf signifikansi 5%. Sebelum peneliti
membagikan kuesioner ke responden yang sebenarnya, peneliti
terlebih dahulu melakukan uji coba atau pra survey terhadap 30
responden yang bukan responden sesungguhnya dengan memberikan
20 pertanyaan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari seluruh
pertanyaan tersebut.
Berikut ini hasil uji validitas pada variabel penelitian
keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar. Hasil uji validitas
pada dalam penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 4.30.
Tabel 4.30
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
No. Soal Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan
1 0,253 0,361 Drop
2 0,544 0,361 Valid
3 0,760 0,361 Valid
4 0,380 0,361 Valid
5 -0,045 0,361 Drop
6 0,028 0,361 Drop
7 0,874 0,361 Valid
8 0,746 0,361 Valid
9 0,648 0,361 Valid
10 0,610 0,361 Valid
11 0,589 0,361 Valid
12 0,544 0,361 Valid
13 0,688 0,361 Valid
14 0,589 0,361 Valid
15 0,861 0,361 Valid
16 0,704 0,361 Valid
17 0,479 0,361 Valid
18 0,861 0,361 Valid
19 0,380 0,361 Valid
20 0,479 0,361 Valid
Sumber : Hasil output SPSS data primer yang telah diolah, 2017
Berdasarkan hasil uji validitas tabel menunjukkan bahwa 20
item pertanyaan yang diuji cobakan kepada 30 responden, terdapat 17
butir pertanyaan yang valid, dimana rhitung > rtabel, sedangkan terdapat 3
butir pertanyaan yang tidak valid atau drop karena rhitung < rtabel dari 20
item pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner tersebut.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten.82 Dimana, suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas
instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari
instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya.
82 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 87.
Pada uji reliabilitas ini, peneliti menggunakan teknik Alpha
Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika Alpha Cronbach
memiliki nilai koefisien >0,60 yang berarti bahwa instrumen dapat
dipergunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu pengukuran
relatif koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Berikut ini adalah
hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 23 for
Windows.
Tabel 4.31
Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha N of items Keterangan
Keikutsertaan Siswa
Mengikuti
Bimbingan Belajar
0,898 20 Reliabel
Sumber : Hasil SPSS yang telah diolah, 2017
Berdasarkan Tabel 4.31 di atas dapat dilihat bahwa hasil
reliabilitas yang diperoleh dari nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,898
dan karena hasil tersebut lebih besar dari nilai koefisien Alpha
Cronbach sebesar 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar dinyatakan reliabel.
2. Deskripsi Statistik
Tabel 4.32
Deskripsi Statistik Variabel X
Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar
Statistics
VAR00021
N Valid 35
Missing 0
Mean 57.74
Median 60.00
Std. Deviation 5.812
Range 21
Minimum 43
Maximum 64
Sum 2021
Sumber: Hasil Penelitian, 2017
Berdasarkan data pada Tabel 4.32 diatas, menunjukkan bahwa
data stastistik dari 35 responden dengan data yang valid untuk
keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar adalah dengan data
yang dengan nilai mean atau rata-rata yaitu 57,74, median atau nilai
tengah yaitu 60, perolehan hasil maksimum yaitu 64 dan hasil
minimum yaitu 43 serta perolehan standar deviasi yaitu 5,81.
Jika dibuat rentang keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan
belajar dengan jumlah responden 35 orang yang semuanya valid, maka
dapat dilihat frekuensi pada tabel berikut.
Tabel 4.33
Frekuensi Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar
(Variabel X)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 43 1 2.9 2.9 2.9
46 1 2.9 2.9 5.7
48 2 5.7 5.7 11.4
50 3 8.6 8.6 20.0
54 1 2.9 2.9 22.9
55 2 5.7 5.7 28.6
56 2 5.7 5.7 34.3
57 1 2.9 2.9 37.1
58 2 5.7 5.7 42.9
59 1 2.9 2.9 45.7
60 5 14.3 14.3 60.0
61 2 5.7 5.7 65.7
62 4 11.4 11.4 77.1
Sumber: Hasil Penelitian, 2017
Tabel 4.34
Deskripsi Statistik Variabel Y
Hasil Belajar Ekonomi
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
Berdasarkan data pada tabel 4.34 di atas dapat dilihat bahwa
perolehan nilai pada hasil belajar ekonomi dari 35 responden yang
mengikuti bimbingan belajar terbagi menjadi tiga nilai yaitu nilai
ulangan harian 1 mendapatkan mean atau rata-rata yaitu 68,69, median
atau nilai tengah yaitu 70, perolehan nilai maksimum yaitu 100 dan
nilai minimum yaitu 30 serta perolehan standar deviasi yaitu 18,7.
Kemudian pada ulangan tengah semester mendapatkan mean
atau rata-rata yaitu 74,09, median atau nilai tengah yaitu 80, perolehan
nilai maksimum yaitu 100 dan nilai minimum yaitu 45 serta perolehan
63 4 11.4 11.4 88.6
64 4 11.4 11.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003
N Valid 35 35 35
Missing 0 0 0
Mean 68.69 74.09 87.14
Median 70.00 80.00 88.00
Std. Deviation 18.702 15.578 10.735
Range 70 55 35
Minimum 30 45 65
Maximum 100 100 100
Sum 2404 2593 3050
standar deviasi yaitu 15,5. Sedangkan pada ulangan harian 2
memperoleh mean atau rata-rata 87,14, median atau nilai tengah yaitu
88, perolehan nilai maksimum yaitu 100 dan nilai minimum yaitu 65
serta perolehan standar deviasi yaitu 10,73.
Jika dibuat rentang hasil belajar belajar dengan jumlah
responden 35 orang yang semuanya valid, maka dapat dilihat frekuensi
pada tabel berikut:
Tabel 4.35
Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
Ulangan Harian 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 30 1 2.9 2.9 2.9
35 1 2.9 2.9 5.7
40 3 8.6 8.6 14.3
45 2 5.7 5.7 20.0
50 1 2.9 2.9 22.9
55 1 2.9 2.9 25.7
60 2 5.7 5.7 31.4
65 4 11.4 11.4 42.9
70 3 8.6 8.6 51.4
75 2 5.7 5.7 57.1
78 2 5.7 5.7 62.9
80 3 8.6 8.6 71.4
85 5 14.3 14.3 85.7
88 1 2.9 2.9 88.6
90 2 5.7 5.7 94.3
95 1 2.9 2.9 97.1
100 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Tabel 4.36
Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
Tabel 4.37
Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi
Ulangan Harian 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 65 1 2.9 2.9 2.9
68 1 2.9 2.9 5.7
70 3 8.6 8.6 14.3
75 1 2.9 2.9 17.1
76 1 2.9 2.9 20.0
78 2 5.7 5.7 25.7
80 1 2.9 2.9 28.6
Ulangan Tengah Semester
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 45 1 2.9 2.9 2.9
48 1 2.9 2.9 5.7
53 5 14.3 14.3 20.0
58 2 5.7 5.7 25.7
60 1 2.9 2.9 28.6
62 1 2.9 2.9 31.4
63 1 2.9 2.9 34.3
73 1 2.9 2.9 37.1
75 3 8.6 8.6 45.7
80 6 17.1 17.1 62.9
81 1 2.9 2.9 65.7
85 6 17.1 17.1 82.9
90 3 8.6 8.6 91.4
95 1 2.9 2.9 94.3
100 2 5.7 5.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
85 3 8.6 8.6 37.1
86 3 8.6 8.6 45.7
88 3 8.6 8.6 54.3
89 1 2.9 2.9 57.1
90 3 8.6 8.6 65.7
95 2 5.7 5.7 71.4
96 1 2.9 2.9 74.3
98 1 2.9 2.9 77.1
100 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber : Hasil Penelitian, 2017
3. Hasil Wawancara
Berikut ini merupakan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan
kepada guru mata pelajaran ekonomi mengenai adakah pengaruh
keikusertaan siswa mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil belajar
siswa.
a. Peningkatan dalam Hasil Belajar Siswa setelah Mengikuti Bimbingan
Belajar
Siswa yang telah mengikuti bimbingan belajar ada yang
mengalami peningkatan dan ada pula yang tidak mengalami
peningkatan dalam hasil belajarnya. Hal ini juga dipengaruhi dari
motivasi masing-masing siswa untuk apa mengikuti bimbingan belajar.
Ada yang mengalami perubahan yang signifikan dalam hasil
belajarnya namun ada pula yang nilainya stagnansi (tidak berubah).
Perubahan hasil belajar yang signifikan itu muncul jika sudah mulai
termotivasi. Hal ini terjadi menjelang ujian sehingga siswa mulai
terangsang motivasi belajarnya.
b. Pengaruh Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar Terhadap
Hasil Belajar Ekonomi
Ada pengaruh siswa yang mengikuti bimbingan belajar
terhadap hasil belajarnya, terutama adanya motivasi dari diri sendiri.
Apalagi setelah ada pengisian siswa untuk memilih ke perguruan
tinggi yang mereka pilih. Jadi siswa merasa untuk ikut bimbingan
belajar dan hal itu sudah terasa saat menjelang ujian baik ujian
sekolah, try out maupun menjelang ujian nasional.
c. Persentase Besarnya Hasil Belajar Ekonomi yang Diperoleh Siswa
Setelah Mengikuti Bimbingan Belajar
Berdasarkan rata-rata yang dilihat dari hasil belajar siswa yang
mengikuti bimbingan belajar ada peningkatan sebesar 30% - 40%.
Peningkatan yang didapatkan siswa ada yang sedikit dan ada pula yang
meningkatnya banyak. Siswa yang meningkat banyak tidak banyak
jumlahnya, hanya beberapa siswa yang muncul motivasinya tinggi.
Dilihat dari tahun ke tahun hasil belajar siswa akan terlihat
peningkatannya jika ada dorongan motivasi dari diri siswa untuk
mengikuti bimbingan belajar.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian di atas merupakan proses penelitian yang telah
dilakukan peneliti dengan pemenuhan persyaratan administrasi penelitian
dan pengurusan surat izin penelitian. Dan penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif, tentang apakah terdapat pengaruh keikutsertaan siswa
mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi kelas XII IPS
SMA Negeri 5 Depok. Dan berikut pembahasan yang akan
diinterpretasikan sesuai dengan instrumen dan hasil penelitian lapangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil belajar
ekonomi kelas XII IPS SMA Negeri 5 Depok.
Berdasarkan hasil penelitian analisis frekuensi keikutsertaan siswa
mengikuti bimbingan belajar kelas XII IPS diketahui bahwa siswa yang
mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah sebanyak 24,64% daripada
siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar sebanyak 75,35%. Jumlah
siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah memang terbilang
tidak banyak karena di jurusan IPS tidak banyak mempelajari ilmu
eksakta. Pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar
terhadap hasil belajar ekonomi dapat dilihat dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan alasan siswa mengikuti
bimbingan belajar diluar sekolah karena kemauan sendiri, ajakan teman
dan kurang mampu untuk belajar sendiri.
Siswa mengikuti bimbingan belajar selain di sekolah yaitu untuk
meningkatkan hasil belajar sehingga dapat mencapai nilai kriteria
ketuntaan minimal (KKM). Karena KKM dari mata pelajaran ekonomi
yaitu ≥80 yang telah ditetapkan oleh guru bidang studi ekonomi. Oleh
karena itu, siswa mencari alternatif tambahan belajar dari lembaga
bimbingan belajar agar dapat menambah rasa percaya diri dengan
pengetahuan yang diperoleh dan diharapkan dapat membantu siswa
mendapatkan hasil belajar sesuai target. Hal ini sesuai penelitian yang
dilakukan oleh Chandra (dalam Atika Ristanti) bahwa siswa beranggapan
dengan mengikuti bimbingan belajar swasta dapat menjadi alternatif
belajar yang dapat mendukung pemahaman dan pengetahuan siswa.83
Tujuan siswa mengikuti bimbingan belajar swasta dapat dilihat dari
sifat bimbingan belajar swasta yang dilakukan yaittu bertujuan penguatan
dan pengayaan materi. Tujuan tersebut dapat diketahui dari materi yang
disampaikan sejalan atau sesuai dari materi di lembaga bimbingan belajar
83 Atika Ristanti, “Hubungan Bimbingan Belajar Swasta Dengan Hasil Belajar Biologi Di
SMA Negeri 1 Pemalang, Skripsi Universitas Semarang”, Semarang, 2013, tidak dipublikasikan.
dengan materi yang disampaikan disekolah, hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian dengan persentase sebesar 68,57% bahwa siswa sangat setuju
jika materi yang disampaikan di lembaga bimbingan belajar sejalan
dengan materi disekolah. Kemudian tujuan siswa mengikuti bimbingan
belajar juga berdasarkan hasil penelitian sebanyak 85,71% untuk
mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional.
Dengan adanya bimbingan belajar ini dapat meningkatkan kinerja
siswa di sekolah karena siswa merasa mendapatkan informasi dan dapat
membangun konsep lebih awal dari proses interaksi di lembaga bimbingan
belajar. Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme yang dipaparkan oleh
Piaget bahwa pengetahuan yang dimiliki siswa merupakan pengetahuan
yang dibangun berdasarkan pemahaman siswa sendiri.84 Pengetahuan
siswa dapat dibangun dari proses interaksi dengan lingkungan belajarnya
termasuk dari lembaga bimbingan belajar dengan teman sebaya. Semakin
luas interaksi yang terjadi maka siswa akan semakin banyak memperoleh
informasi untuk mendukung pengetahuannya. Proses konstruksi
pengetahuan dan lingkungan belajarnya dapat menjadikan belajar lebih
bermakna sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 97,14% siswa menyatakan
setelah mengikuti bimbingan belajar dari lembaga bimbingan swasta dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru setelah mengikuti
pembelajaran. Hal ini dikarenakan rasa percaya diri dengan pengetahuan
yang dimiliki. Kepercayaan diri siswa tumbuh karena intensitas belajarnya
bertambah dengan didampingi pembimbing atau kakak tentor yang selalu
membantu kesulitan belajar siswa. Salirawati (dalam Atika Ristanti)
menyatakan bahwa percaya diri merupakan salah satu karakter penting
yang harus dimiliki siswa. Percaya diri merupakan sikap yakin akan
kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap yakin
akan kemampuan diri sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap
84 Trianto, Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:Prestasi
Pustaka Publisher, 2007), h.26
keinginan dan harapan siswa. Nilai karakter percaya diri sangat penting
untuk siswa karena tanpa percaya diri siswa akan sulit mencapai hasil
belajar yang optimal.85
Berdasarkan wawancara dengan guru ekonomi diketahui bahwa
terdapat pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar
terhadap hasil belajar ekonomi. Hal ini karena adanya motivasi yang kuat
dari dalam diri siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan
adanya dorongan untuk masuk ke perguruan tinggi yang sudah
direncanakan.
Waktu pembelajaran di sekolah pada setiap mata pelajaran sangat
terbatas untuk mencapai SK dan KD yang telah ditetapkan. Oleh karena
itu, guru memberikan tugas sekolah agar siswa tetap belajar di luar sekolah
seperti belajar mandiri atau belajar kelompok maupun mengikuti
bimbingan belajar swasta selain sekolah sehingga SK dan KD dapat
tercapai. Menurut Prasetyaningrum (dalam Peri Supardi), banyak manfaat
yang dapat diperoleh siswa dengan mengikuti bimbingan belajar swasta
yaitu siswa akan merasa terbantu untuk memahami pelajaran yang belum
dipahami atau dikuasainya dan dapat bertanya dan berdiskusi tentang
segala sesuatu yang dirasa masih membingungkan sehingga dapat
menambah ilmu pengetahuan yang telah siswa miliki.86 Siswa
mendapatkan jawaban-jawaban yang praktis dengan teknik menjawab
yang cepat dari lembaga bimbingan belajar swasta. Praktis disini
maksudnya adalah cara sederhana yang lebih menyingkat waktu untuk
menjawab soal.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hasil belajar siswa
kelas XII IPS yang mengikuti bimbingan belajar secara umum mengalami
peningkatan. Hasil belajar siswa yang mengalami kenaikan secara
85 Atika Ristanti, “Hubungan Bimbingan Belajar Swasta Dengan Hasil Belajar Biologi Di
SMA Negeri 1 Pemalang, Skripsi Universitas Semarang”, Semarang, 2013, tidak dipublikasikan. 86 Peri Supardi, “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Mengikuti Bimbel Dan Yang Tidak
Mengikuti Bimbel Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas XII IPS SMA Negeri 2 Pekanbaru
Tahun Ajaran 2010/2011”, Pekanbaru, 2011, tidak dipublikasikan.
bertahap yaitu sebanyak 19 siswa dengan prosentase sebesar 54,28% dan 1
siswa yang nilainya stabil dengan prosentase 2,8%. Sesuai dengan teori
dari Nana Sudjana bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.87
Peningkatan dalam setiap hasil belajar ini menunjukkan bahwa
proses bimbingan belajar diluar sekolah sudah baik untuk meningkatkan
kemampuan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar yang diperoleh
siswa dikarenakan pengulangan dan penguatan kembali materi yang
disampaikan dari sekolah dan lembaga bimbingan belajar, pengayaan
materi dari tentor dan guru, serta adanya motivasi yang terdapat dari dalam
diri siswa. Keberhasilan siswa dalam belajarnya juga disebabkan beberapa
faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa bisa berasal dari internal maupun
eksternal.
Berdasarkan wawancara dengan guru ekonomi dapat diketahui
bahwa ada yang mengalami perubahan yang signifikan dalam hasil
belajarnya namun ada pula yang nilainya stagnansi (tidak berubah).
Perubahan hasil belajar yang signifikan itu muncul jika sudah mulai
termotivasi. Hal ini terjadi ketika menjelang ujian sehingga siswa mulai
terangsang motivasi belajarnya.
Hasil belajar siswa kelas XII IPS diketahui bahwa ketuntasan
belajar siswa yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah lebih tinggi
daripada ketuntasan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar diluar
sekolah. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Salim (dalam Atika
Ristanti) terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang berkesulitan
belajar antara sebelum dan sesudah pelaksanaan kontrak bimbingan belajar
swasta.
87 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 3
Ketuntasan belajar siswa dilihat dari ketercapaian siswa dalam
memenuhi nilai KKM pelajaran ekonomi. Siswa yang mengikuti
bimbingan belajar diluar sekolah pada ulangan harian pertama ada 13
siswa atau 37,14% yang nilainya telah mencapai ketuntasan minimal
(KKM). Pada ulangan tengah semester ada 19 siswa atau sebesar 54,28%
nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sedangkan pada
ulangan harian kedua ada 26 siswa atau sebesar 74,28% yang nilainya
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sehingga dari setiap hasil
belajar terdapat peningkatan dari siswa dalam mencapai ketuntasan
minimal pelajaran ekonomi.
Berdasarkan wawancara dengan guru ekonomi diketahui rata-rata
ada peningkatan sebesar 30% - 40% yang dilihat dari hasil belajar siswa
yang mengikuti bimbingan belajar. Peningkatan yang didapatkan siswa
ada yang sedikit dan ada pula yang meningkatnya banyak. Siswa yang
meningkat banyak tidak banyak jumlahnya, hanya beberapa siswa yang
muncul motivasinya tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat dari perbandingan rata-
rata hasil belajar yang mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah dengan
yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Dapat diketahui bahwa rata-rata
yang diperoleh siswa yang mengikuti bimbingan belajar lebih tinggi dari
siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Hal ini dikarenakan siswa
yang mengikuti bimbingan belajar sangat memanfaatkan kesempatan
belajarnya di lembaga bimbingan belajar terutama dalam pemahaman
materi yang belum dimengerti siswa saat diajarkan disekolah dan
konsentrasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar
terhadap hasil belajar ekonomi. Namun tidak sepenuhnya siswa yang
mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah mendapat hasil belajar tinggi.
Dapat dilihat bahwa ada 1 siswa yang hasil belajarnya mengalami
penurunan. Hal ini karena faktor kelelahan ketika mengikuti bimbingan
belajar diluar sekolah sehingga menyebabkan kurang maksimal dalam
memahami dan mengolah informasi yang diperoleh. Ternyata konsentrasi
belajar juga dapat berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman siswa
sehingga hasil belajarnya kurang maksimal. Sesuai dengan pernyataan dari
Dimyati dan Mudjiono bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal
salah satunya adalah konsentrasi belajar siswa.88
F. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilakukan sesuai prosedur
ilmiah, tetapi masih memiliki keterbatasan antara lain.
1. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar
siswa, akan tetapi peneliti hanya melihat motivasi, kelelahan dan
konsentrasi siswa yang paling dominan dalam hasil penelitian.
2. Meskipun terdapat asumsi bahwa dengan dugunakannya angket dan
wawancara sebagai teknik pengumpulan data maka responden
diharapkan akan memberikan jawaban sesuai dengan kondisi yang
sesungguhnya untuk mengetahui faktor yang dapat dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa, tetapi pada kenyataannya masih
banyak faktor lain yang tidak diteliti dapat mempengaruhi hasil belajar
ekonomi.
88 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2009),
h. 239
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan tentang
pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil
belajar ekonomi kelas XII IPS SMA Negeri 5 Depok dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
Hasil penelitian mengenai pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti
bimbingan belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi termasuk
kategori sedang yaitu memiliki persentase 68,5%. Interpretasi
keikutsertaan siswa memiliki kategori sedang karena dilihat ketika siswa
merasa dengan mengikuti les di bimbingan belajar dapat terbantu pelajaran
ekonominya dengan persentase sebanyak 94,28%. Pemahaman siswa akan
pelajaran ekonomi menjadi lebih jelas dengan persentase sebanyak
54,28%. Kemudian kemauan belajar ekonomi semakin tinggi setelah
mengikuti bimbingan belajar dengan persentase sebanyak 65,71%. Setelah
mengikuti pembelajaran siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru dengan persentase sebanyak 97,14%. Siswa menjadi lebih bisa
mengerti pembelajaran ekonomi terutama dalam materi perhitungan yang
dianggap sulit dengan persentase sebanyak 77,14%. Serta siswa merasa
dengan mengikuti bimbingan belajar dapat membantu dalam pelajaran
ekonomi dengan persentase sebesar 65,71%.
Hasil penelitian mengenai seberapa besar pengaruh siswa
mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa dapat
dilihat dari peningkatan hasil belajar di setiap mengikuti ujian yang
dilakanakan sekolah. Peneliti hanya mengambil hasil belajarnya dari nilai
ujian harian 1, ujian tengah semester dan ujian harian 2. Dari 35 siswa
yang mengikuti bimbingan belajar, terdapat 19 yang mengalami kenaikan
secara bertahap dengan persentase sebesar 54,28%. Kenaikan ini terjadi
karena siswa merasa sangat terbantu dengan mengikuti bimbingan belajar
diluar sekolah, terutama dalam pemahaman materi, pengerjaan tugas
sekolah, motivasi atau kemauan belajar yang meningkat dan keaktifan
siswa dalam pembelajaran ekonomi. Kemudian siswa yang mengalami
naik turun dalam hasil belajarnya yaitu sebanyak 14 siswa dengan
persentase sebesar 40%. Siswa yang memiliki hasil belajar yang stabil
yaitu sebanyak 1 siswa dengan persentase 2,8%. Namun ada juga yang
mengalami penurunan dalam hasil belajarnya yaitu sebanyak 1 siswa
dengan persentase 2,8%. Hal ini dikarenakan masih kurangnya motivasi
atau kemauan siswa dalam belajarnya dan pemahaman akan pelajaran
yang masih kurang dimengerti. Kemudian juga dapat dilihat dari hasil
kuesioner yang menunjukkan hasil belajar ekonomi siswa mengalami
peningkatan secara bertahap sejak siswa mengikuti bimbingan belajar
dengan persentase sebanyak 42,85%.
Hasil belajar ekonomi siswa yang mengikuti bimbingan belajar
juga dapat dilihat dari berapa banyak siswa yang mencapai ketuntasan
minimal dalam hasil belajar ekonomi. Kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang ditentukan oleh guru bidang studi ≥ 80. Pada ulangan harian pertama
memperoleh persentase tingkat ketuntasan minimal sebesar 37,14% dari
13 siswa yang nilainya mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Pada ulangan tengah semester memperoleh tingkat ketuntasan minimal
sebesar 54,28% dari 19 siswa yang nilainya mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM). Sedangkan pada ulangan harian kedua memperoleh
tingkat ketuntasan minimal 74,28% dari 26 siswa yang nilainya mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sehingga dapat dikatakan adanya
peningkatan hasil belajar ekonomi siswa dari setiap ujian yang dilakukan
sekolah.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
memberikan implikasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan yang
berhubungan dengan hasil belajar ekonomi.
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang penting
bagi para tenaga pendidik agar lebih memperhatikan siswa yang
memiliki kesulitan dalam belajarnya.
2. Peran lembaga bimbingan belajar juga dapat membantu dan
memberikan konsultasi dalam belajar siswa yang mengalami
masalah belajar terutama dalam kesulitan belajar yang dihadapi
siswa disekolah.
3. Siswa merasa dengan mengikuti bimbingan belajar diluar sekolah
dapat memberikan penguatan dan pemahaman yang lebih dalam
mata pelajaran ekonomi.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijabarkan beberapa saran yang
dapat diambil dari penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Memanfaatkan kesempatan belajar dibimbel dengan sebaik-
baiknya agar mampu untuk mempertahankan dan meningkatkan
hasil belajar disekolah sehingga hasil belajar yang diperoleh
tersebut dapat dijadikan sebagai suatu kebanggaan bagi diri sendiri,
sekolah, keluarga, masyarakat serta bangsa dan negara.
2. Bagi Pihak Sekolah
Sebaiknya guru memberikan proses pembelajaran yang lebih baik
mendalam dan memudahkan bagi siswa agar hasil belajar siswa
bisa sesuai yang diharapkan.
3. Bagi Orang tua
Orang tua yang anaknya mengikuti bimbingan belajar pada suatu
lembaga bimbingan belajar tertentu hendaknya dapat mengawasi
kegiatan belajar dari anak tersebut, sehingga kegiatan bimbingan
belajar yang diikutinya benar-benar mendatangkan manfaat bagi
anaknya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti juga mengharapkan ada penelitian selanjutnya dari pihak
lain dan hasil penelitian ini dapat digunakan juga sebagai tambahan
informasi dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh
keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan belajar terhadap hasil
belajar ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu., dan Supriyono, Widodo. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1991.
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006.
Arora,Wisma., Erlamsyah dan Syahniar. Hubungan Antara Perlakuan Orang Tua
Dengan Kemandirian Siswa Dalam Belajar. http://ejournal.unp.ac.id
/index.php/konselor. Diakses pada 18 Januari 2016 pukul 07.57 WIB.
Bank Indonesia. Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK) Komoditas Jasa Bimbingan
Belajar. http://www.bi.go.id/id/umkm/kelayakan/pola-pembiayaan/perdagangan
/Documents /ffe34214 01fd4332beca78a62c41bc99Bimbel.pdf. Diakses pada 20
Januari 2016 pukul 13.20 WIB.
Djumhur dan Surya, Moh. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV.
Ilmu, 1975.
Hamalik, Oemar. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2007.
Hakim. Pengantar Psikologi Intelegensi. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2000.
Hariatmo, Koes. Tutorial Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian.
http://karyaguru.com/2014/02 /11 /tutorial-uji-reliabilitas-instrumen
penelitian/, diakses pada 21 Januari 2016 pukul 22.43.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009.
Mudzakir, Ahmad., dan Sutrisno, Joko. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia, 2000.
Mudjiman, Haris. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2007.
Nursiti, Nursyamsinar. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
https://nursyamsinar.wordpress.com/2012/07 /30/ faktor-faktor-y/. 2012.
Diakses pada 18 Januari 2016 pukul 07.51 WIB.
Prasetyo, Bambang., dan Jannah, Lina Miftahul. Metode Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Priyatno. Dasar-dasar bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2000.
Sa’ud, Udin Syaefudin., dan Makmun, Abin Syamsuddin. Perencanaan
Pendidikan Secara Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2013.
________. Metode Penelitian Administratif. Bandung: CV Alfabeta. 2002.
Sukardi, Dewa Ketut. Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1995.
Sukardi, Dewa Ketut. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.
Sumadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. 2011.
Suryadi, Dede. Memupuk Kemandirian Siswa. http://bataviase.co.id/node/161017.
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2015.
Syah, Darwan. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press,
2010.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Bab 1 Pasal 13 ayat 1.
Usman, Moch. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2010.
Winkel, S.J, W.S. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:
Gramedia Widiasarana.1991.
Winkel, S.J.,W.S. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. 1997.
LAMPIRAN –LAMPIRAN
Lampiran 1
ANGKET PENELITIAN
A. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin : L / P
B. Petunjuk Pengisian
• Bacalah dan pahami setiap pertanyaan dibawah ini dengan teliti
• Pilihlah satu jawaban pada setiap pentanyaan yang sesuai dengan
pilihan Anda dengan memberi check list (√) pada kolom yang telah
tersedia
• Jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi nilai sehingga
tidak perlu khawatir dalam memberikan jawaban
C. Berikut Pernyataan mengenai Keikutsertaan Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar dan Hasil Belajar Ekonomi
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1. Orang tua ingin saya mengikuti les di
bimbingan belajar untuk membantu
saya dalam memantapkan pelajaran
2. Saya dapat langsung mengerjakan
tugas pelajaran ekonomi yang
diberikan sekolah tanpa bantuan guru
3. Saya merasa dengan mengikuti les di
bimbingan belajar dapat membantu
memahami pelajaran ekonomi
4. Tujuan utama saya mengikuti les di
bimbingan belajar untuk
mempersiapkan ujian nasional
5. Saya mengikuti les di bimbingan
belajar dengan tujuan untuk
mengatasi kesulitan belajar ekonomi
6. Tujuan saya mengikuti les di
bimbingan belajar untuk lebih
memperdalam materi-materi ekonomi
7. Saya merasa pemahaman akan
pelajaran ekonomi lebih jelas
8. Saya merasa perkembangan hasil
belajar yang diperoleh disekolah
maupun di bimbingan belajar
memuaskan
9. Saya lebih mengerti pembelajaran
ekonomi terutama dalam materi
perhitungan yang saya anggap sulit
10. Kemauan belajar ekonomi saya
semakin tinggi setelah saya mengikuti
bimbingan belajar
11. Setelah mengikuti pembelajaran saya
bisa menjawab pertanyaan yang
diberikan guru
12. Saya menyarankan bagi teman-teman
yang nilainya belum baik untuk
mengikuti bimbingan belajar
13. Saya merasa pemahaman akan
pelajaran ekonomi saya lebih
mendalam daripada teman saya
setelah mengikuti bimbingan belajar
14. Materi yang diberikan dibimbingan
belajar sesuai dengan materi yang
diajarkan disekolah
15. Hasil belajar pelajaran ekonomi saya
mengalami peningkatan secara
bertahap sejak saya mengikuti les di
bimbingan belajar
16. Saya merasa hasil belajar saya lebih
baik dibandingkan teman-teman yang
tidak mengikuti bimbingan belajar
17. Saya merasa terbantu dengan
mengikuti bimbingan belajar terutama
dalam pelajaran ekonomi
18. Hasil belajar ekonomi saya tidak
mengalami kemajuan setelah saya
mengikuti les di bimbingan belajar
19. Saya percaya jika saya mengikuti
bimbingan hasil belajar saya
meningkat
20. Meskipun saya mendapat hasil yang
kurang baik dalam pelajaran
ekonomi, saya akan tetap berusaha
dan belajar untuk memperbaikinya
dengan mengikuti les di bimbingan
belajar
Lampiran 2
Pedoman Wawancara
Nama Guru :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
1. Apakah terdapat pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan
belajar terhadap hasil belajar siswa ?
2. Apakah terdapat peningkatan dalam hasil belajar siswa setelah mengikuti
bimbingan belajar ?
3. Seberapa besar hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa setelah
mengikuti bimbingan belajar ?
Lampiran 3
Hasil Wawancara
Nama Guru : Siti Sayidah M,SE
Hari/Tanggal : Senin, 10 April 2017
Tempat : SMA Negeri 5 Depok
Waktu : 10.00 WIB
1. P : Apakah terdapat pengaruh keikutsertaan siswa mengikuti bimbingan
belajar terhadap hasil belajar siswa ?
R: Ada pengaruhnya, hal ini didorong oleh motivasi apalagi setelah ada
pengisian data PTN yang akan siswa tuju, jadi siswa sudah mulai ada
motivasi, jadi siswa sudah berasa kalau siswa harus ikut bimbingan
belajar, itu sudah mulai terasa pada US, UN, TO. Tapi ya nanti dilihat
hasilnya ini.
2. P : Apakah terdapat peningkatan dalam hasil belajar siswa setelah
mengikuti bimbingan belajar ?
R : Ada sebenarnya sih, tapi kan kembali ke anaknya lagi. Motivasi, bolak
balik dikembalikan ke motivasi anak, motivasi ikut bimbingan belajar
itu apa, motivasi belajarnya itu apa, semua kembali ke motivasi anak.
Ada anak yang mengalami perubahan signifikan, tapi ada yang
stagnansi begitu-begitu aja. Ada perubahannya kelihatan, tapi tidak
bisa digeneralisir semuanya berubah. Tergantung dari motivasi
masing-masing siswa, soalnya kenyataan hasil belajarnya begitu, ada
yang perubahannya signifikan karena udah muncul kemauan
belajarnya, hanya ibu tidak bilang motivasinya datang terlambat kan ga
boleh, ya tapi gitu menjelang US dan UN, itu mulai terangsang
keinginan belajarnya.
3. P : Seberapa besar hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa setelah
mengikuti bimbingan belajar ?
R : Kalau ibu melihatya paling peningkatannya sebesar 30% - 40%, kalau
di ambil rata-rata ya, tapi kan ada yang sama, ada yang meningkatnya
dikit, ada yang meningkatnya banyak gitu, tapi yang meningkatnya
banyak itu ya gak banyak jumlahnya, hanya beberapa yang sudah
tertimbul motivasinya tinggi, karena siswa menginginkan masuk
mengambil jurusan yang sesuai di PTN yang diinginkan, berdasarkan
support dari teman, kakak, dan orang tua juga, dia ingin memilih
jurusan itu, baru muncul motivasinya. Kalau dilihat dari tahun ke tahun
ya seperti gitu jika sudah muncul motivasi baru kelihatan hasilnya,
orang selama ini penyebab utamanya ya motivasi kalau menurut ibu.
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas
Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar
Correlations
VAR0
0001
VAR0
0002
VAR0
0003
VAR0
0004
VAR0
0005
VAR0
0006
VAR0
0007
VAR0
0008
VAR0
0009
VAR0
0010
VAR0
0011
VAR0
0012
VAR00
001
Pearson
Correlation 1 -.134 .271 -.175
-
.543** .050 .274 .122 .443* .074 -.071 -.134
Sig. (2-
tailed)
.481 .147 .355 .002 .795 .143 .521 .014 .698 .708 .481
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
002
Pearson
Correlation -.134 1 .507** .400* -.039 .093 .405* .391* .264 .311 .200
1.000
**
Sig. (2-
tailed) .481 .004 .028 .838 .626 .026 .033 .159 .094 .288 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
003
Pearson
Correlation .271 .507** 1 .143 -.177 -.188 .756** .761** .477** .276 .271 .507**
Sig. (2-
tailed) .147 .004 .450 .349 .319 .000 .000 .008 .139 .147 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
004
Pearson
Correlation -.175 .400* .143 1 .204 .122 .158 .227 -.066 .106 .408* .400*
Sig. (2-
tailed) .355 .028 .450 .278 .522 .403 .227 .730 .578 .025 .028
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
005
Pearson
Correlation
-
.543** -.039 -.177 .204 1 -.058 -.120 .163 -.341 -.086 .083 -.039
Sig. (2-
tailed) .002 .838 .349 .278 .761 .528 .390 .065 .650 .661 .838
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
006
Pearson
Correlation .050 .093 -.188 .122 -.058 1 -.071 -.266 .112 -.244 .050 .093
Sig. (2-
tailed) .795 .626 .319 .522 .761 .708 .155 .556 .194 .795 .626
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
007
Pearson
Correlation .274 .405* .756** .158 -.120 -.071 1 .700** .618** .558** .274 .405*
Sig. (2-
tailed) .143 .026 .000 .403 .528 .708 .000 .000 .001 .143 .026
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
008
Pearson
Correlation .122 .391* .761** .227 .163 -.266 .700** 1 .422* .414* .122 .391*
Sig. (2-
tailed) .521 .033 .000 .227 .390 .155 .000 .020 .023 .521 .033
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
009
Pearson
Correlation .443* .264 .477** -.066 -.341 .112 .618** .422* 1 .323 .141 .264
Sig. (2-
tailed) .014 .159 .008 .730 .065 .556 .000 .020 .081 .457 .159
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
010
Pearson
Correlation .074 .311 .276 .106 -.086 -.244 .558** .414* .323 1 .074 .311
Sig. (2-
tailed) .698 .094 .139 .578 .650 .194 .001 .023 .081 .698 .094
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
011
Pearson
Correlation -.071 .200 .271 .408* .083 .050 .274 .122 .141 .074 1 .200
Sig. (2-
tailed) .708 .288 .147 .025 .661 .795 .143 .521 .457 .698 .288
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
012
Pearson
Correlation -.134
1.000
** .507** .400* -.039 .093 .405* .391* .264 .311 .200 1
Sig. (2-
tailed) .481 .000 .004 .028 .838 .626 .026 .033 .159 .094 .288
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
013
Pearson
Correlation -.034 .570** .355 .470** -.059 .259 .481** .429* .401* .517** .305 .570**
Sig. (2-
tailed) .859 .001 .054 .009 .755 .167 .007 .018 .028 .003 .102 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
014
Pearson
Correlation .246 .325 .617** .130 -.288 .131 .409* .479** .433* .139 .463** .325
Sig. (2-
tailed) .190 .080 .000 .494 .123 .491 .025 .007 .017 .465 .010 .080
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
015
Pearson
Correlation .263 .237 .581** .348 .090 .006 .751** .579** .517** .467** .535** .237
Sig. (2-
tailed) .160 .206 .001 .060 .636 .974 .000 .001 .003 .009 .002 .206
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
016
Pearson
Correlation .055 .272 .463* .208 .255 .152 .575** .638** .431* .367* .327 .272
Sig. (2-
tailed) .775 .146 .010 .270 .174 .424 .001 .000 .017 .046 .077 .146
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
017
Pearson
Correlation -.071 .200 .271 .408* .083 .050 .274 .122 .141 .074
1.000
** .200
Sig. (2-
tailed) .708 .288 .147 .025 .661 .795 .143 .521 .457 .698 .000 .288
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
018
Pearson
Correlation .263 .237 .581** .348 .090 .006 .751** .579** .517** .467** .535** .237
Sig. (2-
tailed) .160 .206 .001 .060 .636 .974 .000 .001 .003 .009 .002 .206
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
019
Pearson
Correlation -.175 .400* .143
1.000
** .204 .122 .158 .227 -.066 .106 .408* .400*
Sig. (2-
tailed) .355 .028 .450 .000 .278 .522 .403 .227 .730 .578 .025 .028
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
020
Pearson
Correlation .246 .325 .617** .130 -.288 .131 .409* .479** .433* .139 .463** .325
Sig. (2-
tailed) .190 .080 .000 .494 .123 .491 .025 .007 .017 .465 .010 .080
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
021
Pearson
Correlation .253 .544** .760** .380* -.045 .028 .874** .746** .648** .610** .479** .544**
Sig. (2-
tailed) .177 .002 .000 .038 .814 .882 .000 .000 .000 .000 .007 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Correlations
VAR00
013
VAR00
014
VAR00
015
VAR00
016
VAR00
017
VAR00
018
VAR00
019
VAR00
020
VAR00
021
VAR00
001
Pearson
Correlation -.034 .246 .263 .055 -.071 .263 -.175 .246 .253
Sig. (2-tailed) .859 .190 .160 .775 .708 .160 .355 .190 .177
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
002
Pearson
Correlation .570** .325 .237 .272 .200 .237 .400* .325 .544**
Sig. (2-tailed) .001 .080 .206 .146 .288 .206 .028 .080 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
003
Pearson
Correlation .355 .617** .581** .463* .271 .581** .143 .617** .760**
Sig. (2-tailed) .054 .000 .001 .010 .147 .001 .450 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
004
Pearson
Correlation .470** .130 .348 .208 .408* .348 1.000** .130 .380*
Sig. (2-tailed) .009 .494 .060 .270 .025 .060 .000 .494 .038
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
005
Pearson
Correlation -.059 -.288 .090 .255 .083 .090 .204 -.288 -.045
Sig. (2-tailed) .755 .123 .636 .174 .661 .636 .278 .123 .814
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
006
Pearson
Correlation .259 .131 .006 .152 .050 .006 .122 .131 .028
Sig. (2-tailed) .167 .491 .974 .424 .795 .974 .522 .491 .882
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
007
Pearson
Correlation .481** .409* .751** .575** .274 .751** .158 .409* .874**
Sig. (2-tailed) .007 .025 .000 .001 .143 .000 .403 .025 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
008
Pearson
Correlation .429* .479** .579** .638** .122 .579** .227 .479** .746**
Sig. (2-tailed) .018 .007 .001 .000 .521 .001 .227 .007 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
009
Pearson
Correlation .401* .433* .517** .431* .141 .517** -.066 .433* .648**
Sig. (2-tailed) .028 .017 .003 .017 .457 .003 .730 .017 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
010
Pearson
Correlation .517** .139 .467** .367* .074 .467** .106 .139 .610**
Sig. (2-tailed) .003 .465 .009 .046 .698 .009 .578 .465 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
011
Pearson
Correlation .305 .463** .535** .327 1.000** .535** .408* .463** .479**
Sig. (2-tailed) .102 .010 .002 .077 .000 .002 .025 .010 .007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
012
Pearson
Correlation .570** .325 .237 .272 .200 .237 .400* .325 .544**
Sig. (2-tailed) .001 .080 .206 .146 .288 .206 .028 .080 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
013
Pearson
Correlation 1 .322 .468** .500** .305 .468** .470** .322 .688**
Sig. (2-tailed) .082 .009 .005 .102 .009 .009 .082 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
014
Pearson
Correlation .322 1 .417* .420* .463** .417* .130 1.000** .589**
Sig. (2-tailed) .082 .022 .021 .010 .022 .494 .000 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
015
Pearson
Correlation .468** .417* 1 .596** .535** 1.000** .348 .417* .861**
Sig. (2-tailed) .009 .022 .001 .002 .000 .060 .022 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
016
Pearson
Correlation .500** .420* .596** 1 .327 .596** .208 .420* .704**
Sig. (2-tailed) .005 .021 .001 .077 .001 .270 .021 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
017
Pearson
Correlation .305 .463** .535** .327 1 .535** .408* .463** .479**
Sig. (2-tailed) .102 .010 .002 .077 .002 .025 .010 .007
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
018
Pearson
Correlation .468** .417* 1.000** .596** .535** 1 .348 .417* .861**
Sig. (2-tailed) .009 .022 .000 .001 .002 .060 .022 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
019
Pearson
Correlation .470** .130 .348 .208 .408* .348 1 .130 .380*
Sig. (2-tailed) .009 .494 .060 .270 .025 .060 .494 .038
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
020
Pearson
Correlation .322 1.000** .417* .420* .463** .417* .130 1 .589**
Sig. (2-tailed) .082 .000 .022 .021 .010 .022 .494 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
VAR00
021
Pearson
Correlation .688** .589** .861** .704** .479** .861** .380* .589** 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .007 .000 .038 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Lampiran 5
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.898 20
Lampiran 6
Hasil Uji Validitas Variabel Keikutsertaan Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar
No. Soal Nilai rhitung Nilai rtabel Keterangan
1 0,253 0,361 Drop
2 0,544 0,361 Valid
3 0,760 0,361 Valid
4 0,380 0,361 Valid
5 -0,045 0,361 Drop
6 0,028 0,361 Drop
7 0,874 0,361 Valid
8 0,746 0,361 Valid
9 0,648 0,361 Valid
10 0,610 0,361 Valid
11 0,589 0,361 Valid
12 0,544 0,361 Valid
13 0,688 0,361 Valid
14 0,589 0,361 Valid
15 0,861 0,361 Valid
16 0,704 0,361 Valid
17 0,479 0,361 Valid
18 0,861 0,361 Valid
19 0,380 0,361 Valid
20 0,479 0,361 Valid
Lampiran 7
Hasil Deskripsi Statistik
Keikutsertaan Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar
Statistics
VAR00021
N Valid 35
Missing 0
Mean 57.74
Median 60.00
Std. Deviation 5.812
Range 21
Minimum 43
Maximum 64
Sum 2021
Lampiran 8
Deskripsi Statistik
Hasil Belajar Ekonomi
Statistics
VAR00001 VAR00002 VAR00003
N Valid 35 35 35
Missing 0 0 0
Mean 68.69 74.09 87.14
Median 70.00 80.00 88.00
Std. Deviation 18.702 15.578 10.735
Range 70 55 35
Minimum 30 45 65
Maximum 100 100 100
Sum 2404 2593 3050
Lampiran 9
Hasil Deskripsi Frekuensi Keikutsertaan Siswa Mengikuti
Bimbingan Belajar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 43 1 2.9 2.9 2.9
46 1 2.9 2.9 5.7
48 2 5.7 5.7 11.4
50 3 8.6 8.6 20.0
54 1 2.9 2.9 22.9
55 2 5.7 5.7 28.6
56 2 5.7 5.7 34.3
57 1 2.9 2.9 37.1
58 2 5.7 5.7 42.9
59 1 2.9 2.9 45.7
60 5 14.3 14.3 60.0
61 2 5.7 5.7 65.7
62 4 11.4 11.4 77.1
63 4 11.4 11.4 88.6
64 4 11.4 11.4 100.0
Total 35 100.0 100.0
Lampiran 10
Hasil Deskripsi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi
Ulangan Harian 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 30 1 2.9 2.9 2.9
35 1 2.9 2.9 5.7
40 3 8.6 8.6 14.3
45 2 5.7 5.7 20.0
50 1 2.9 2.9 22.9
55 1 2.9 2.9 25.7
60 2 5.7 5.7 31.4
65 4 11.4 11.4 42.9
70 3 8.6 8.6 51.4
75 2 5.7 5.7 57.1
78 2 5.7 5.7 62.9
80 3 8.6 8.6 71.4
85 5 14.3 14.3 85.7
88 1 2.9 2.9 88.6
90 2 5.7 5.7 94.3
95 1 2.9 2.9 97.1
100 1 2.9 2.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Lampiran 11
Hasil Deskripsi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi
Ulangan Tengah Semester
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 45 1 2.9 2.9 2.9
48 1 2.9 2.9 5.7
53 5 14.3 14.3 20.0
58 2 5.7 5.7 25.7
60 1 2.9 2.9 28.6
62 1 2.9 2.9 31.4
63 1 2.9 2.9 34.3
73 1 2.9 2.9 37.1
75 3 8.6 8.6 45.7
80 6 17.1 17.1 62.9
81 1 2.9 2.9 65.7
85 6 17.1 17.1 82.9
90 3 8.6 8.6 91.4
95 1 2.9 2.9 94.3
100 2 5.7 5.7 100.0
Total 35 100.0 100.0
Lampiran 12
Hasil Deskripsi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi
Ulangan Harian 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 65 1 2.9 2.9 2.9
68 1 2.9 2.9 5.7
70 3 8.6 8.6 14.3
75 1 2.9 2.9 17.1
76 1 2.9 2.9 20.0
78 2 5.7 5.7 25.7
80 1 2.9 2.9 28.6
85 3 8.6 8.6 37.1
86 3 8.6 8.6 45.7
88 3 8.6 8.6 54.3
89 1 2.9 2.9 57.1
90 3 8.6 8.6 65.7
95 2 5.7 5.7 71.4
96 1 2.9 2.9 74.3
98 1 2.9 2.9 77.1
100 8 22.9 22.9 100.0
Total 35 100.0 100.0
Lampiran 13
Tabel r Koefisien Korelasi
df=(N-2)
Tingkat signifikansi untuk uji satu arah
0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000
2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990
3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911
4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741
5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509
6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249
7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983
8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721
9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470
10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233
11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010
12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800
13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604
14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419
15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247
16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084
17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932
18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788
19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652
20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524
21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402
22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287
23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178
24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074
25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974
26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880
27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790
28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703
29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620
30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541
31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465
Diproduksioleh: Junaidi(http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392
33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322
34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254
35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189
36 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128 0.5126
37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 0.5066
38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 0.5007
39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 0.4950
40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 0.4896
41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887 0.4843
42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843 0.4791
43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801 0.4742
44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761 0.4694
45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721 0.4647
46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683 0.4601
47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646 0.4557
48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610 0.4514
49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575 0.4473
50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542 0.4432
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 5 DEPOK
Profil Sekolah
SMA Negeri 5 Depok terletak di Jalan Perumahan Bukit
Rivaria Sawangan RT 13 RW 5 Bedahan, Sawangan, Depok, secara
geografis terletak di daerah yang sejuk diantara pepohonan dan dekat
sungai dengan kondisi geografis seperti ini membuat siswa dapat
belajar secara kondusif. Tanah SMA Negeri 5 Depok ini milik
pemerintah daerah dengan luas seluruhnya 8.431 m2.
SMA Negeri 5 Depok telah berdiri sejak 2002 sejak
ditetapkannya SK pendirian sekolah, merupakan unit pelayanan
pendidikan sekolah menengah atas, yang dipimpin oleh Bapak
Achmad Zarkasih, S.Pd.
Sejarah Singkat SMA Negeri 5 Depok
SMA Negeri 5 Depok sudah berdiri sejak tahun 2003
merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri yang ada di
Depok, yang beralamat di Perum Bukit Rivaria Sektor IV Sawangan,
Depok, Jawa Barat. Sama dengan SMA pada umumnya di
Indonesia masa pendidikan sekolah di SMA Negeri 5 Depok ditempuh
dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas X sampai Kelas
XII. SMAN 5 Depok adalah salah satu sekolah Adiwiyata di kota
Depok dan sedang melalui seleksi sekolah adiwiyata tingkat nasional.
SMAN 5 depok merupakan sekolah yang asri dan banyak pepohonan.
Sekolah ini mengusung 5 dasar program adiwiyata, yaitu
kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan dan
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam.
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 5 DEPOK
Visi dan Misi SMA Negeri 5 Depok
Visi Sekolah
SMA Negeri 5 Depok sekolah yang berprestasi, berbudaya, berakhlak
mulia, serta peduli lingkungan
Misi Sekolah
(a) Mengembangkan potensi warga sekolah secaraoptimal
(b) Meningkatkan profesionalisme personal dengan membudayakan
etos kerja
(c) Menjadikan sekolah unggulan di kota Depok
(d) Menciptakan budaya kekeluargaan, religius, dan menyenankan
yang peduli lingkungan
(e) Mengembangkan intelektual dan kreatifitas siswa
(f) Melindungi dan mengelola lingkungan hidup
(g) Mengadakan bank sampah dilingkungan warga sekolah
(h) Mengadakan mini komposer
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 5 DEPOK
Data Sarana dan Prasarana
No Nama Prasarana Panjang
(m)
Lebar
(m)
1 Bank Mini 5 10
2 Laboratorium IPA 9 8
3 Laboratorium Komputer 9 8
4 Lapangan Basket 0 0
5 Lapangan Futsal/Upacara 0 0
6 Mesjid 10 10
7 Perpustakaan 9 9
8 Ruang BK 3 7
9 Ruang Dapur 5 10
10 Ruang Gudang 9 3
11 Ruang Guru 8 18
12 Ruang Kantin 0 0
13 Ruang Kepsek 7 8
14 Ruang Komposter 5 6
15 Ruang Koperasi 4 6
16 Ruang Lobi 10 10
17 Ruang Multimedia 9 8
18 Ruang OSIS 3 7
19 Ruang Penjernihan Air 5 1,5
20 Ruang SATPAM 5 5
21 Ruang TU 9 8
22 Ruang UKS 9 8
23 Ruang Wakil Kepala Sekolah 8 9
24 Ruang Wirausaha 6 6
25 WC Guru Laki-laki 2 1
26 WC Guru Perempuan 2 1
27 WC Siswa Laki-laki 2 1
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 5 DEPOK
No Nama Prasarana Panjang
(m)
Lebar
(m)
28 WC Siswa Perempuan 2 1
29 X IIS 1 9 8
30 X IIS 2 8 9
31
31
31
X IIS 3 9 8
32 X IIS 4 9 8
33 X IIS 5 9 8
35 X MIPA 1 9 8
36 X MIPA 2 8 9
37 X MIPA 3 9 8
38 X MIPA 4 8 9
39 XI IIS 1 9 8
40 XI IIS 2 9 8
41 XI IIS 3 9 8
42 XI IIS 4 9 8
43 XI IIS 5 9 8
44 XI MIPA 1 9 8
45 XI MIPA 2 9 8
46 XI MIPA 3 9 8
47 XI MIPA 4 9 8
48 XI MIPA 5 9 8
49 XI MIPA 6 9 8
50 XI MIPA 7 9 8
51 XII IIS 1 9 8
52 XII IIS 2 9 8
53 XII IIS 3 9 8
54 XII IIS 4 9 8
55 XII MIPA 1 9 8
56 XII MIPA 2 9 8
57 XII MIPA 3 9 8
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 5 DEPOK
58 XII MIPA 4 9 8
59 XII MIPA 5 9 8
60 XII MIPA 6 9 8
No Jenis Sarana Jumla
h
Letak
1 Tempat Sampah 2 X IIS 4
2 Papan pengumuman 1 X IIS 4
3 Papan Tulis 2 X IIS 4
4 Meja Siswa 36 X IIS 4
5 Speaker 1 X IIS 4
6 Papan Tulis/White Board 2 X IIS 4
7 Kursi Guru 1 X IIS 4
8 Meja Guru 1 X IIS 4
9 LCD Proyektor 1 X IIS 4
10 Jam Dinding 1 X IIS 4
11 Simbol Kenegaraan 3 X IIS 4
12 Kipas angin 1 X IIS 4
13 Kursi Siswa 36 X IIS 4
14 Layar (Screen) 1 X IIS 4
15 Lemari 7 Ruang TU
16 Hardisk 2 Ruang TU
17 Telepon 1 Ruang TU
18 Televisi 1 Ruang TU
19 Mesin Fax 1 Ruang TU
20 Air Conditioners 3 Ruang TU
21 Mesin cetak 2 Ruang TU
22 Meja 15 Ruang TU
23 Printer 7 Ruang TU
24 Kursi TU 15 Ruang TU
25 Papan Henger 1 Ruang TU
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
26 Jam Dinding 1 Ruang TU
27 Brankas 2 Ruang TU
28 Pengeras Suara 4 Ruang TU
29 Brankas 1 Ruang TU
30 Papan Statistik 1 Ruang TU
31 Filling Cabinet 3 Ruang TU
32 Dispenser 1 Ruang TU
33 Scanner 1 Ruang TU
34 Loker 5 Ruang TU
35 Loker 1 Ruang TU
36 Lemari 1 Ruang TU
37 Komputer TU 8 Ruang TU
38 Mesin Ketik 1 Ruang TU
39 Meja Guru 1 XI IIS 1
40 Kursi Guru 1 XI IIS 1
41 Meja Siswa 44 XI IIS 1
42 Simbol Kenegaraan 1 XI IIS 1
43 Kipas angin 1 XI IIS 1
44 Papan pengumuman 1 XI IIS 1
45 Layar (Screen) 1 XI IIS 1
46 Kursi Siswa 44 XI IIS 1
47 LCD Proyektor 1 XI IIS 1
48 Jam Dinding 1 XI IIS 1
49 Dispenser 1 XI IIS 1
50 Tempat Sampah 2 XI IIS 1
51 Papan Tulis/White Board 2 XI IIS 1
52 Speaker 1 XI IIS 1
53 Jam Dinding 1 XI IIS 2
54 Tempat Sampah 2 XI IIS 2
55 Meja Siswa 43 XI IIS 2
56 Papan Tulis/White Board 2 XI IIS 2
57 LCD Proyektor 1 XI IIS 2
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
58 Speaker 1 XI IIS 2
59 Layar (Screen) 1 XI IIS 2
60 Simbol Kenegaraan 1 XI IIS 2
61 Papan pengumuman 1 XI IIS 2
62 Kursi Guru 1 XI IIS 2
63 Kursi Siswa 43 XI IIS 2
64 Kipas angin 1 XI IIS 2
65 Meja Guru 1 XI IIS 2
66 Papan Tulis 1 XI IIS 2
67 Meja 1 Ruang OSIS
68 Lemari simpan Administrasi 2 Ruang OSIS
69 Printer 1 Ruang OSIS
70 Simbol Kenegaraan 1 Ruang OSIS
71 Komputer PC 1 Ruang OSIS
72 Water Bath 2 WC Guru Laki-laki
73 Kipas angin 2 XII IIS 3
74 Kursi Siswa 44 XII IIS 3
75 Kursi Guru 1 XII IIS 3
76 Layar (Screen) 1 XII IIS 3
77 Dispenser 1 XII IIS 3
78 Speaker 1 XII IIS 3
79 Jam Dinding 1 XII IIS 3
80 Meja Guru 1 XII IIS 3
81 Papan Tulis/White Board 2 XII IIS 3
82 Papan pengumuman 1 XII IIS 3
83 LCD Proyektor 1 XII IIS 3
84 Simbol Kenegaraan 1 XII IIS 3
85 Meja Siswa 44 XII IIS 3
86 Papan Tulis/White Board 1 X MIA 2 FILIAL
87 Meja Siswa 40 X MIA 2 FILIAL
88 Kursi Siswa 40 X MIA 2 FILIAL
89 Tempat Sampah 2 XII MIA 3
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
90 Meja Siswa 44 XII MIA 3
91 Kipas angin 1 XII MIA 3
92 Papan pengumuman 1 XII MIA 3
93 Kursi Guru 1 XII MIA 3
94 Speaker 1 XII MIA 3
95 Meja Guru 1 XII MIA 3
96 Jam Dinding 1 XII MIA 3
97 Layar (Screen) 1 XII MIA 3
98 Lemari 1 XII MIA 3
99 Papan Tulis 1 XII MIA 3
100 Papan Tulis/White Board 2 XII MIA 3
101 Simbol Kenegaraan 3 XII MIA 3
102 LCD Proyektor 1 XII MIA 3
103 Kursi Siswa 44 XII MIA 3
104 Lainnya 1 Ruang Penjernihan Air
105 Lampu 3 Ruang Penjernihan Air
106 Lainnya 6 Ruang Penjernihan Air
107 Mesin Air Jet Spining 1 Ruang Penjernihan Air
108 Mesin Air Jet Spining 1 Ruang Penjernihan Air
109 Lainnya 1 Ruang Penjernihan Air
110 Lainnya 1 Ruang Penjernihan Air
111 Gelas Piala 20 Ruang Kepsek
112 Laptop 8 Ruang Kepsek
113 Video camera 1 Ruang Kepsek
114 Vas flower 1 Ruang Kepsek
115 Televisi 3 Ruang Kepsek
116 Printer 1 Ruang Kepsek
117 Papan Henger 2 Ruang Kepsek
118 Monitor 1 Ruang Kepsek
119 Lemari 7 Ruang Kepsek
120 Jam Dinding 1 Ruang Kepsek
121 Meja Kerja / sirkulasi 1 Ruang Kepsek
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
122 Komputer PC 1 Ruang Kepsek
123 Kursi dan Meja Tamu 2 Ruang Kepsek
124 Dispenser 1 Ruang Kepsek
125 Cermin 1 Ruang Kepsek
126 Air Conditioners 2 Ruang Kepsek
127 LCD Proyektor 1 X IIS 3
128 Papan Tulis/White Board 2 X IIS 3
129 Kipas angin 2 X IIS 3
130 Tempat Sampah 2 X IIS 3
131 Kursi Guru 1 X IIS 3
132 Dispenser 1 X IIS 3
133 Speaker 1 X IIS 3
134 Jam Dinding 1 X IIS 3
135 Kursi Siswa 35 X IIS 3
136 Meja Guru 1 X IIS 3
137 Simbol Kenegaraan 1 X IIS 3
138 Layar (Screen) 1 X IIS 3
139 Meja Siswa 35 X IIS 3
140 Papan pengumuman 1 X IIS 3
141 Meja Kerja / sirkulasi 1 Ruang SATPAM
142 Radio Tape 1 Ruang SATPAM
143 Kursi Kerja 2 Ruang SATPAM
144 Kursi Kerja 4 Ruang SATPAM
145 Speaker 1 Ruang SATPAM
146 Papan pengumuman 1 Ruang SATPAM
147 Aqua Dispenser 1 Ruang SATPAM
148 Radio 2 Ruang SATPAM
149 Jam Dinding 1 Ruang SATPAM
150 Buku Data Tamu 2 Ruang SATPAM
151 Sapu ijuk 1 Ruang SATPAM
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
152 Lampu Senter/Batere 4 Ruang SATPAM
153 Speaker 1 X IIS 1
154 Jam Dinding 1 X IIS 1
155 Kursi Guru 1 X IIS 1
156 Dispenser 1 X IIS 1
157 Lainnya 1 X IIS 1
158 Simbol Kenegaraan 1 X IIS 1
159 Kursi Siswa 36 X IIS 1
160 Kipas angin 1 X IIS 1
161 Papan Tulis/White Board 2 X IIS 1
162 Layar (Screen) 1 X IIS 1
163 Papan pengumuman 1 X IIS 1
164 Tempat Sampah 1 X IIS 1
165 Meja Guru 1 X IIS 1
166 Meja Siswa 36 X IIS 1
167 LCD Proyektor 1 X IIS 1
168 Lainnya 2 Lapangan Basket
169 Dispenser 1 XII MIA 4
170 Jam Dinding 1 XII MIA 4
171 Kursi Guru 1 XII MIA 4
172 Papan pengumuman 1 XII MIA 4
173 Layar (Screen) 1 XII MIA 4
174 Simbol Kenegaraan 1 XII MIA 4
175 Meja Guru 1 XII MIA 4
176 LCD Proyektor 1 XII MIA 4
177 Kursi Siswa 42 XII MIA 4
178 Meja Siswa 42 XII MIA 4
179 Papan Tulis/White Board 2 XII MIA 4
180 Tempat Sampah 2 XII MIA 4
181 Kipas angin 2 XII MIA 4
182 Meja Siswa 41 X MIA 5
183 Speaker 1 X MIA 5
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
184 Meja Guru 1 X MIA 5
185 Kursi Siswa 41 X MIA 5
186 Kursi Guru 1 X MIA 5
187 Papan Tulis/White Board 2 X MIA 5
188 Kipas angin 2 X MIA 5
189 Simbol Kenegaraan 1 X MIA 5
190 Speaker 1 X MIA 5
191 Jam Dinding 1 X MIA 5
192 Layar (Screen) 1 X MIA 5
193 LCD Proyektor 1 X MIA 5
194 Tempat Sampah 2 X MIA 5
195 Microphone 2 Ruang Multimedia
196 Kursi Guru 67 Ruang Multimedia
197 Speaker 2 Ruang Multimedia
198 Papan Tulis 2 Ruang Multimedia
199 Air Conditioners 6 Ruang Multimedia
200 Lemari 3 Ruang Multimedia
201 Jam Dinding 1 Ruang Multimedia
202 LCD Proyektor 1 Ruang Multimedia
203 Kendang 2 Ruang Multimedia
204 Baju 5 Ruang Multimedia
205 Meja Multimedia 20 Ruang Multimedia
206 Meja Pimpinan 2 Ruang Multimedia
207 Amplifier 1 Ruang Multimedia
208 Simbol Kenegaraan 1 Ruang Multimedia
209 Microphone Stand 2 Ruang Multimedia
210 Gayung 4 Ruang Multimedia
211 Ember air 4 Ruang Multimedia
212 Screen 1 Ruang Multimedia
213 Water Bath 8 WC Siswa
Perempuan 214 Kursi dan Meja Tamu 1 Ruang BK
215 Dispenser 1 Ruang BK
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
216 Printer 1 Ruang BK
217 Kursi Guru 3 Ruang BK
218 Air Conditioners 1 Ruang BK
219 Papan pengumuman 1 Ruang BK
220 Meja Guru 5 Ruang BK
221 Lemari simpan Administrasi 2 Ruang BK
222 Komputer PC 1 Ruang BK
223 Box DOC 2 Ruang BK
224 Lainnya 4 Ruang BK
225 Kursi Siswa 6 Ruang BK
226 Papan pengumuman 1 XI MIA 5
227 Papan Tulis/White Board 2 XI MIA 5
228 Layar (Screen) 1 XI MIA 5
229 LCD Proyektor 1 XI MIA 5
230 Speaker 1 XI MIA 5
231 Jam Dinding 1 XI MIA 5
232 Kursi Siswa 40 XI MIA 5
233 Kipas angin 1 XI MIA 5
234 Simbol Kenegaraan 1 XI MIA 5
235 Kursi Guru 1 XI MIA 5
236 Meja Guru 1 XI MIA 5
237 Tempat Sampah 2 XI MIA 5
238 Papan Tulis 1 XI MIA 5
239 Lemari 1 XI MIA 5
240 Meja Siswa 40 XI MIA 5
241 Meja Siswa 43 X MIA 3
242 Simbol Kenegaraan 1 X MIA 3
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
243 LCD Proyektor 1 X MIA 3
244 Kursi Siswa 43 X MIA 3
245 Kipas angin 2 X MIA 3
246 Speaker 1 X MIA 3
247 Meja Guru 1 X MIA 3
248 Papan Tulis/White Board 2 X MIA 3
249 Jam Dinding 1 X MIA 3
250 Layar (Screen) 1 X MIA 3
251 Tempat Sampah 2 X MIA 3
252 Kursi Guru 1 X MIA 3
253 Dispenser 1 X MIA 3
254 Papan pengumuman 1 X MIA 3
255 Water Bath 5 WC Siswa Laki-laki
256 Kursi Guru 1 X IIS 2
257 Meja Siswa 39 X IIS 2
258 Tempat Sampah 2 X IIS 2
259 LCD Proyektor 1 X IIS 2
260 Jam Dinding 1 X IIS 2
261 Papan Tulis/White Board 2 X IIS 2
262 Meja Guru 1 X IIS 2
263 Papan pengumuman 1 X IIS 2
264 Kursi Siswa 39 X IIS 2
265 Papan Tulis 2 X IIS 2
266 Simbol Kenegaraan 1 X IIS 2
267 Kipas angin 2 X IIS 2
268 Speaker 1 X IIS 2
269 Layar (Screen) 1 X IIS 2
270 Dispenser 1 XI MIA 3
271 Kursi Siswa 39 X IIS 2
272 Papan Tulis 2 X IIS 2
273 Jam Dinding 1 XI MIA 3
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
274 LCD Proyektor 1 XI MIA 3
275 Meja Guru 1 XI MIA 3
276 Tempat Sampah 2 XI MIA 3
277 Kursi Siswa 42 XI MIA 3
278 Meja Siswa 42 XI MIA 3
279 Simbol Kenegaraan 1 XI MIA 3
280 Layar (Screen) 1 XI MIA 3
281 Kipas angin 2 XI MIA 3
282 Speaker 1 XI MIA 3
283 Papan Tulis/White Board 2 XI MIA 3
284 Kursi Guru 1 XI MIA 1
285 Tempat Sampah 2 XI MIA 1
286 Kursi Siswa 43 XI MIA 1
287 Layar (Screen) 1 XI MIA 1
288 Papan Tulis/White Board 2 XI MIA 1
289 Jam Dinding 1 XI MIA 1
290 Kipas angin 2 XI MIA 1
291 Meja Guru 1 XI MIA 1
292 Simbol Kenegaraan 1 XI MIA 1
293 Meja Siswa 43 XI MIA 1
294 Dispenser 1 XI MIA 1
295 Speaker 1 XI MIA 1
296 LCD Proyektor 1 XI MIA 1
297 Kalkulator 1 Bank Mini
298 Printer 1 Bank Mini
299 Jam Dinding 1 Bank Mini
300 Aqua Dispenser 1 Bank Mini
301 Tablet 1 Bank Mini
302 Air Conditioners 1 Bank Mini
303 Laptop 1 Bank Mini
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
304 Meja Kerja / sirkulasi 4 Bank Mini
305 Meja Kerja / sirkulasi 1 Bank Mini
306 Kursi Kerja 7 Bank Mini
307 Lemari 2 Bank Mini
308 Filing Kabinet 1 Bank Mini
309 Printer TU 1 Bank Mini
310 Kursi Guru 1 XI MIA 2
311 Jam Dinding 1 XI MIA 2
312 Speaker 1 XI MIA 2
313 Kursi Siswa 41 XI MIA 2
314 Dispenser 1 XI MIA 2
315 Layar (Screen) 1 XI MIA 2
316 Papan Tulis/White Board 2 XI MIA 2
317 Tempat Sampah 2 XI MIA 2
318 LCD Proyektor 1 XI MIA 2
319 Meja Guru 1 XI MIA 2
320 Meja Siswa 41 XI MIA 2
321 Papan pengumuman 2 XI MIA 2
322 Kipas angin 2 XI MIA 2
323 Lemari UKS 5 Ruang UKS
324 Meja UKS 2 Ruang UKS
325 Kursi UKS 6 Ruang UKS
326 Timbangan Badan 2 Ruang UKS
327 Dispenser 1 Ruang UKS
328 Tempat Sampah 1 Ruang UKS
329 Kipas angin 1 Ruang UKS
330 Kotak obat PPPK 1 Ruang UKS
331 Air Conditioners 2 Ruang UKS
332 Cermin 1 Ruang UKS
333 Tempat Tidur UKS 4 Ruang UKS
334 Meja Siswa 38 XI IIS 4
335 Kursi Siswa 38 XI IIS 4
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
336 Meja Guru 1 XI IIS 4
337 Kursi Guru 1 XI IIS 4
338 Tempat Sampah 2 XI IIS 4
339 Jam Dinding 1 XI IIS 4
340 Papan pengumuman 1 XI IIS 4
341 Simbol Kenegaraan 1 XI IIS 4
342 Dispenser 1 XI IIS 4
343 Kipas angin 2 XI IIS 4
344 LCD Proyektor 1 XI IIS 4
345 Papan Tulis/White Board 2 XI IIS 4
346 Speaker 1 XI IIS 4
347 Layar (Screen) 1 XI IIS 4
348 Papan pengumuman 1 X IIS 5
349 Kipas angin 2 X IIS 5
350 Jam Dinding 1 X IIS 5
351 Papan Tulis/White Board 2 X IIS 5
352 White Board Marker/Spidol 2 X IIS 5
353 Meja Guru 1 X IIS 5
354 Kursi Siswa 40 X IIS 5
355 Tempat Sampah 2 X IIS 5
356 LCD Proyektor 1 X IIS 5
357 Dispenser 1 X IIS 5
358 Simbol Kenegaraan 1 X IIS 5
359 Kursi Guru 1 X IIS 5
360 Layar (Screen) 1 X IIS 5
361 Meja Siswa 40 X IIS 5
362 Speaker 1 X IIS 5
363 Kursi Guru 1 XI MIA 6
364 Simbol Kenegaraan 1 XI MIA 6
365 Tempat Sampah 2 XI MIA 6
366 Meja Siswa 40 XI MIA 6
367 Layar (Screen) 1 XI MIA 6
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
368 Kursi Siswa 40 XI MIA 6
369 LCD Proyektor 1 XI MIA 6
370 Meja Guru 1 XI MIA 6
371 Jam Dinding 1 XI MIA 6
372 Speaker 1 XI MIA 6
373 Kipas angin 2 XI MIA 6
374 Papan pengumuman 1 XI MIA 6
375 Papan Tulis/White Board 2 XI MIA 6
376 Layar (Screen) 1 XII MIA 5
377 LCD Proyektor 1 XII MIA 5
378 Kipas angin 2 XII MIA 5
379 Meja Guru 1 XII MIA 5
380 Tempat Sampah 2 XII MIA 5
381 Papan Tulis 1 XII MIA 5
382 Papan Tulis/White Board 2 XII MIA 5
383 Simbol Kenegaraan 1 XII MIA 5
384 Speaker 1 XII MIA 5
385 Meja Siswa 43 XII MIA 5
386 Kursi Guru 1 XII MIA 5
387 Lemari 1 XII MIA 5
388 Papan pengumuman 1 XII MIA 5
389 Kursi Siswa 43 XII MIA 5
390 Jam Dinding 1 XII MIA 5
391 Meja Siswa 40 X IIS 1 FILIAL
392 Kursi Siswa 40 X IIS 1 FILIAL
393 Papan Tulis/White Board 1 X IIS 1 FILIAL
394 Printer Laser 2 Ruang Koperasi
395 Komputer PC 2 Ruang Koperasi
396 Lainnya 1 Ruang Koperasi
397 Rak Alat 1 Ruang Koperasi
398 Freezer 1 Ruang Koperasi
399 Mesin cetak 1 Ruang Koperasi
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
400 Meja 1 Ruang Lobi
401 Lainnya 4 Ruang Lobi
402 Lcd Tv / Monitor 2 Ruang Lobi
403 Kursi dan Meja Tamu 1 Ruang Lobi
404 Kabel 1 Ruang Lobi
405 Rak TV Gantung 1 Ruang Lobi
406 Kursi dan Meja Tamu 1 Ruang Lobi
407 Lainnya 1 Ruang Lobi
408 Water Bath 2 WC Guru Perempuan
409 Meja 4 Ruang Kantin
410 Speaker 1 Ruang Kantin
411 Kursi Siswa 1 Ruang Kantin
412 Lainnya 1 Ruang Komposter
413 Rak kecil 2 Ruang Komposter
414 Lainnya 4 Ruang Komposter
415 Lainnya 1 Ruang Komposter
416 Lainnya 1 Ruang Komposter
417 Pot semai 20 Ruang Komposter
418 Dispenser 1 Perpustakaan
419 Lainnya 1 Perpustakaan
420 Air Conditioners 4 Perpustakaan
421 Buku 5616 Perpustakaan
422 Filling Cabinet 1 Perpustakaan
423 Kalkulator 2 Perpustakaan
424 Komputer PC 1 Perpustakaan
425 Papan pengumuman 1 Perpustakaan
426 Meja Kerja / sirkulasi 1 Perpustakaan
427 Kursi Baca 4 Perpustakaan
428 Meja Baca 9 Perpustakaan
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
429 Rak Buku 1 Perpustakaan
430 Jam Dinding 2 Perpustakaan
431 Lemari 3 Perpustakaan
432 Tempat Sampah 1 Perpustakaan
433 Papan penyekat 114 Perpustakaan
434 Speaker 1 Perpustakaan
435 Stabilizer 1 Perpustakaan
436 LCD Proyektor 1 XII IIS 2
437 Jam Dinding 1 XII IIS 2
438 Kipas angin 2 XII IIS 2
439 Dispenser 1 XII IIS 2
440 Papan Tulis/White Board 2 XII IIS 2
441 Speaker 1 XII IIS 2
442 Papan pengumuman 1 XII IIS 2
443 Kursi Guru 1 XII IIS 2
444 Layar (Screen) 1 XII IIS 2
445 Tempat Sampah 2 XII IIS 2
446 Kursi Siswa 45 XII IIS 2
447 Meja Guru 1 XII IIS 2
448 Simbol Kenegaraan 1 XII IIS 2
449 Lemari 1 XII IIS 2
450 Meja Siswa 45 XII IIS 2
451 Tabung gas besar + regulator 3 Ruang Gudang
452 Matras 4 Ruang Gudang
453 Mesin Potong 2 Ruang Gudang
454 Mesin Air Jet Spining 1 Ruang Gudang
455 Kipas angin 2 Mesjid
456 Speaker 1 Mesjid
457 Amplifier 1 Mesjid
458 Dispenser 1 XII MIA 1
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
459 Papan pengumuman 1 XII MIA 1
460 Layar (Screen) 1 XII MIA 1
461 Kursi Siswa 44 XII MIA 1
462 Kipas angin 2 XII MIA 1
463 Meja Guru 1 XII MIA 1
464 LCD Proyektor 1 XII MIA 1
465 Meja Siswa 44 XII MIA 1
466 Speaker 1 XII MIA 1
467 Jam Dinding 1 XII MIA 1
468 Kursi Guru 1 XII MIA 1
469 Papan Tulis/White Board 2 XII MIA 1
470 Simbol Kenegaraan 1 XII MIA 1
471 Tempat Sampah 2 XII MIA 1
472 Layar (Screen) 1 XII MIA 2
473 Papan pengumuman 1 XII MIA 2
474 Lemari 1 XII MIA 2
475 Meja Guru 1 XII MIA 2
476 Papan Tulis 1 XII MIA 2
477 Speaker 1 XII MIA 2
478 Kursi Siswa 42 XII MIA 2
480 Tempat Sampah 2 XII MIA 2
481 LCD Proyektor 1 XII MIA 2
482 Meja Siswa 42 XII MIA 2
483 Kipas angin 1 XII MIA 2
484 Papan Tulis/White Board 2 XII MIA 2
485 Kursi Guru 1 XII MIA 2
486 Simbol Kenegaraan 1 XII MIA 2
487 Magic Jar 2 Ruang Dapur
488 Lainnya 1 Ruang Dapur
489 Rak Alat 1 Ruang Dapur
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
490 Box Plastik 2 Ruang Dapur
491 Golok 1 Ruang Dapur
492 Piring Kue 1 Ruang Dapur
493 Wajan Besar 2 Ruang Dapur
494 Panci 4 Ruang Dapur
495 Tabung gas besar + regulator 1 Ruang Dapur
496 Cobek dan Ulekan 1 Ruang Dapur
497 Sendok Sayur 1 Ruang Dapur
498 Kulkas (Refrigator) 1 Ruang Dapur
499 Tempat Sampah 1 Ruang Dapur
500 Kompor gas 1 Ruang Dapur
501 Sendok Dan Garpu Makan 6 Ruang Dapur
502 Sendok Set (Spoon Set) 6 Ruang Dapur
503 Sendok pengaduk 2 Ruang Dapur
504 Pisau 2 Ruang Dapur
505 Dispenser 1 Ruang Dapur
506 Ember 1 Ruang Dapur
507 Piring Makan 1 Ruang Dapur
508 Hub/Switch hub 1 Lab. Komputer
509 Komputer PC 2 Lab. Komputer
510 Komputer PC 20 Lab. Komputer
511 Komputer server 2 Lab. Komputer
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
512 Air Conditioners 2 Lab. Komputer
513 Meja 30 Lab. Komputer
514 Kabel 1 Lab. Komputer
515 Modem 1 Lab. Komputer
516 Monitor 41 Lab. Komputer
517 Printer 1 Lab. Komputer
518 Printer 1 Lab. Komputer
519 Printer 2 Lab. Komputer
520 Router 1 Lab. Komputer
521 Scanner 1 Lab. Komputer
522 Speaker 1 Lab. Komputer
523 Kursi Siswa 24 Lab. Komputer
524 Kipas angin 1 X MIA 4
525 Jam Dinding 1 X MIA 4
526 Meja Siswa 40 X MIA 4
527 Kursi Guru 1 X MIA 4
528 LCD Proyektor 1 X MIA 4
529 Papan Tulis/White Board 2 X MIA 4
530 Speaker 1 X MIA 4
531 Meja Guru 1 X MIA 4
532 Papan pengumuman 1 X MIA 4
533 Papan Tulis 2 X MIA 4
534 Simbol Kenegaraan 1 X MIA 4
535 Kursi Siswa 40 X MIA 4
536 Layar (Screen) 1 X MIA 4
537 Tempat Sampah 2 X MIA 4
538 Lemari 1 X MIA 4
539 Lemari Bahan 1 Ruang Wirausaha
540 Lemari Bahan 2 Ruang Wirausaha
541 Kabel 1 Ruang Wirausaha
542 Lainnya 5 Ruang Wirausaha
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
543 Lainnya 2 Ruang Wirausaha
544 Blender 5 Ruang Wirausaha
545 Lainnya 1 Ruang Wirausaha
546 Lainnya 4 Ruang Wirausaha
547 Monitor 1 Ruang Wirausaha
548 Oven 1 Ruang Wirausaha
549 Palet 5 Ruang Wirausaha
550 Meja 2 Ruang Wirausaha
551 Panci Set 2 Ruang Wirausaha
552 Meja Potong 2 Ruang Wirausaha
553 Lainnya 2 Ruang Wirausaha
554 Meja cetak 1 Ruang Wirausaha
555 Meja 1 Ruang Wirausaha
556 Mangkok 5 Ruang Wirausaha
557 Kompor 2 Ruang Wirausaha
558 Mesin Obras 2 Ruang Wirausaha
559 Lainnya 2 Ruang Wirausaha
560 Accu 2 Ruang Wirausaha
561 Lainnya 1 Ruang Wirausaha
562 Lainnya 1 Ruang Wirausaha
563 Toples 10 Ruang Wirausaha
564 Rubber 2 Ruang Wirausaha
565 Sablon 4 Ruang Wirausaha
566 Sablon 5 Ruang Wirausaha
567 Sablon 5 Ruang Wirausaha
568 Tabung LPG 5 Ruang Wirausaha
569 Steamer 3 Ruang Wirausaha
570 Lainnya 3 Ruang Wirausaha
571 Setrika listrik 2 Ruang Wirausaha
572 Monitor 2 Ruang Wirausaha
573 Lainnya 4 Ruang Wirausaha
574 Lainnya 2 Ruang Wirausaha
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
575 Lainnya 2 Ruang Wirausaha
576 Lainnya 2 Ruang Wirausaha
577 Lainnya 2 Ruang Wirausaha
578 Lainnya 2 Ruang Wirausaha
579 Kulkas 1 Ruang Wirausaha
580 Kipas angin 4 Ruang Wirausaha
581 Etalase Makanan 2 Ruang Wirausaha
582 Kabel 2 Ruang Wirausaha
583 Mesin bordir 1 Ruang Wirausaha
584 Kompor 2 Ruang Wirausaha
585 Papan Tulis/White Board 2 XII IIS 1
586 Kursi Siswa 45 XII IIS 1
587 LCD Proyektor 1 XII IIS 1
588 Layar (Screen) 1 XII IIS 1
589 Dispenser 1 XII IIS 1
590 Papan pengumuman 2 XII IIS 1
591 Tempat Sampah 2 XII IIS 1
592 Jam Dinding 1 XII IIS 1
593 Speaker 1 XII IIS 1
594 Kipas angin 2 XII IIS 1
595 Kursi Guru 1 XII IIS 1
596 Lemari 1 XII IIS 1
597 Meja Siswa 45 XII IIS 1
598 Meja Guru 1 XII IIS 1
599 Simbol Kenegaraan 1 XII IIS 1
600 Jam Dinding 1 X MIA 1
601 Papan Tulis/White Board 2 X MIA 1
602 Papan pengumuman 1 X MIA 1
603 Kursi Guru 1 X MIA 1
604 LCD Proyektor 1 X MIA 1
605 Speaker 1 X MIA 1
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
606 Meja Guru 1 X MIA 1
607 Simbol Kenegaraan 1 X MIA 1
608 Kipas angin 1 X MIA 1
609 Layar (Screen) 1 X MIA 1
610 Kursi Siswa 40 X MIA 1
611 Meja Siswa 40 X MIA 1
612 Tempat Sampah 2 X MIA 1
613 Layar (Screen) 1 XII IIS 4
614 Meja Siswa 45 XII IIS 4
615 Kipas angin 2 XII IIS 4
616 Papan Tulis/White Board 2 XII IIS 4
617 Kursi Siswa 45 XII IIS 4
618 Kursi Guru 1 XII IIS 4
619 LCD Proyektor 1 XII IIS 4
620 Jam Dinding 1 XII IIS 4
621 Dispenser 1 XII IIS 4
622 Simbol Kenegaraan 1 XII IIS 4
623 Lemari 1 XII IIS 4
624 Tempat Sampah 2 XII IIS 4
625 Meja Guru 1 XII IIS 4
626 Speaker 1 XII IIS 4
627 Papan pengumuman 1 XII IIS 4
628 Jam Dinding 1 X MIA 2
629 Papan Tulis/White Board 2 X MIA 2
630 Papan Tulis 2 X MIA 2
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
631 Kursi Siswa 42 X MIA 2
632 Simbol Kenegaraan 3 X MIA 2
633 Layar (Screen) 1 X MIA 2
634 Kursi Guru 1 X MIA 2
635 Speaker 1 X MIA 2
636 Meja Guru 1 X MIA 2
637 Tempat Sampah 2 X MIA 2
638 Meja Siswa 42 X MIA 2
639 LCD Proyektor 1 X MIA 2
640 Kipas angin 1 X MIA 2
641 Papan pengumuman 1 X MIA 2
642 Air Conditioners 1 Ruang Wakil Kepala
Sekolah
643 Filing Kabinet 2 Ruang Wakil Kepala
Sekolah 642 Air Conditioners 1 Ruang Wakil Kepala
Sekolah 643 Filing Kabinet 2 Ruang Wakil Kepala
Sekolah 644 Monitor 3 Ruang Wakil Kepala
Sekolah 645 Papan pengumuman 1 Ruang Wakil Kepala
Sekolah 646 Lemari 8 Ruang Wakil Kepala
Sekolah 647 Tempat Sampah 1 Ruang Wakil Kepala
Sekolah 648 Kursi Kerja 4 Ruang Wakil Kepala
Sekolah 649 Meja 4 Ruang Wakil Kepala
Sekolah 650 Kulkas (Refrigator) 1 Ruang Wakil Kepala
Sekolah 651 Amplifier 1 Ruang Wakil Kepala
Sekolah
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
652 Komputer PC 3 Ruang Wakil Kepala
Sekolah
653 Printer 1 Ruang Wakil Kepala
Sekolah
654 Printer 2 Ruang Wakil Kepala
Sekolah
655 Dispenser 1 Ruang Wakil Kepala
Sekolah
656 Papan Tulis/White Board 41 X MIA 1 FILIAL
657 Kursi Siswa 41 X MIA 1 FILIAL
658 Meja Siswa 41 X MIA 1 FILIAL
659 Meja Guru 1 XI IIS 3
660 Papan pengumuman 1 XI IIS 3
661 Tempat Sampah 2 XI IIS 3
662 Jam Dinding 1 XI IIS 3
663 Speaker 1 XI IIS 3
664 LCD Proyektor 1 XI IIS 3
665 Kursi Guru 39 XI IIS 3
666 Kursi Guru 1 XI IIS 3
667 Simbol Kenegaraan 3 XI IIS 3
668 Papan Tulis/White Board 2 XI IIS 3
669 Papan Tulis 1 XI IIS 3
670 Layar (Screen) 1 XI IIS 3
671 Meja Siswa 39 XI IIS 3
672 Kipas angin 1 XI IIS 3
673 Komputer PC 1 Ruang Guru
674 Meja Guru 50 Ruang Guru
675 Dispenser 1 Ruang Guru
676 Tape Recorder 1 Ruang Guru
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
677 Speaker 20 Ruang Guru
678 Printer 3 Ruang Guru
679 Kursi Guru 48 Ruang Guru
680 Jam Dinding 1 Ruang Guru
681 Televisi 1 Ruang Guru
682 Air Conditioners 6 Ruang Guru
683 Komputer PC 1 Ruang Guru
684 Papan pengumuman 1 Ruang Guru
685 Lemari 14 Ruang Guru
686 Kursi Siswa 59 Laboratorium IPA
687 Lemari 2 Laboratorium IPA
688 Compound Microscope 18 Laboratorium IPA
689 Washtafel 1 Laboratorium IPA
690 Jam Dinding 1 Laboratorium IPA
691 Meja Praktik Siswa 8 Laboratorium IPA
692 Kipas angin 2 Laboratorium IPA
693 Meja Guru 1 Laboratorium IPA
694 Kursi Guru 1 Laboratorium IPA
695 Speaker 1 Laboratorium IPA
696 LCD Proyektor 1 Laboratorium IPA
697 LCD Proyektor 1 XI MIA 4
698 Kursi Siswa 40 XI MIA 4
699 Kursi Guru 1 XI MIA 4
700 Tempat Sampah 2 XI MIA 4
701 Meja Guru 1 XI MIA 4
702 Kipas angin 2 XI MIA 4
703 Layar (Screen) 1 XI MIA 4
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 5 DEPOK
704 Meja Siswa 40 XI MIA 4
705 Speaker 1 XI MIA 4
706 Papan Tulis/White Board 2 XI MIA 4
707 Jam Dinding 1 XI MIA 4
708 Papan pengumuman 1 XI MIA 4
709 Simbol Kenegaraan 1 XI MIA 4
710 Lampu 1
711 Sound/Vocal 1
Total 9918
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
Pendidik dan Tenaga Pendidik
No. Nama Guru Jenis
Kelamin
Pendidikan Bidang Studi
1. Aas Sutisna,S.Pd L S1 Muatan Lokal
2. Achmad Muharrom,S.Pd L S1 Prakarya dan
Kewirausahaan
3. Achmad Zarkasih,S.Pd L S1 Sosiologi
4. Ade Prihatini Asrie,S.Pd P S1 Geografi
5. Agus Solichin L SMP
6. Agus Waluyo,S.Pd.I L S1 PAI dan Budi Pekerti
7. Ahmad Suandi,M.Pd L S2 Sejarah Indonesia
8. Ahmad Syamsuri L S1 PAI dan Budi Pekerti
9. Ahmad Wahyudin,S.Sos L S1 BK/BP
10. Ahmad Yusuf L SMA
11. Alex Yuandri L SMA
12. Alpiyanah L SMA
13. Dra.Amora Riana P S1 Pend. Pancasila dan
Kewarganegaraan
14. Anah Mulyanti,S.E P S1 Ekonomi, Prakarya dan
Kewirausahaan
15. Anang Suryana, S.Kom L S1
16. Anggia Megiana Putri, S.E P S1 Pustakawan
17. Badriah,S.Pd P S1 Bahasa Jepang
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
18. Cut Nurlia Aprilna P S1 Matematika
19. Depa Sri Sundari P SMA
20. Dewi Aziezah,S.Pd P S1 Pend. Pancasila dan
Kewarganegaraan
21. Dhian Fakhrul Jannah P SD Kimia
22. Dwi Anggoro.S.Pd L S1 Geografi
23. Dwi Wulansari P SMA
24. Edi Irfan, S.Pd L S1 Matematika
25. Edi Suryadi, S.Pd L S1 Tenaga Administrasi
26. Eka Supriyadi, S.Pd L S1 Sejarah Indonesia
27. Elis Siti Halimah, S.Pd P S1 Fisika
28. Evi Malini P SMA
29. Fathan Hadyan Rizki, S.Pd L S1 Biologi
30. Fatimah P S1 Tenaga Administrasi
31. Firman L SMA Tenaga Administrasi
32. Haris Rabbani, S.Si L S1 Matematika
33. Hasanudin L S1
34. Hendri L SMA
35. Heni Herlinda, S.Ag P S1 Bahasa dan Sastra Inggris
36. Henny Novianti, S.Pd P S1 Seni Budaya
37. Hermanto L SMA Tenaga Administrasi
38. Hotma Manik, S.Pd L S1 Pend. Agama Katholik
dan Budi Pekerti, Fisika
39. Ida Royani, S.E P S1 Tenaga Administrasi
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
40. Irianto L D3 Seni Budaya
41. Lilis Syarifah, S.Pd P S1 Kimia
42. Luthpi Barsan, S.Pd L S1 Sejarah Indonesia
43. Drs. M. Achmadi, S.Pd L S1 Bahasa Indonesia
44. M. Arif, S.Hum L S1 Sejarah Indonesia
45. Drs. Machmud Aseni, M.M L S2 Penjaskes
46. Mahyudin Muarof L S1 BK/BP
47. Meilisma Ikhriani L., S.Pd.I P S2 PAI dan Budi Pekerti
48. Muhammad Yunus, S.Pd L S1 Sosiologi
49. Muhammad, S.Pd.I L S1 Tenaga Administrasi
50. Muhammad Sholihul Hadi L SD Matematika
51. Ning Setianti, M.Pd P S3 Geografi
52. Nona Tiara Amanda P S1 Biologi
53. Novia Dyah K.D., S.Pd P S1 Fisika
54. Novit Irwanto, S.Pd L S1 Penjaskes
55. Nurbaiti Fadhillah, S.Pd P S1 BK/BP
56. Nurdin L SMP
57. Puji Purwanto, S.Pd L S1 Seni Budaya
58. Revano Lobo, S.Kom L S1 TIK
59. Rian Samhurianata L SMP
60. Rini Hernajani, S.Sos P S1 Prakarya dan
Kewirausahaan, Sosiologi
61. Riningsih Purbawati, S.Pd P S2 Bahasa Indonesia
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
62. Rizka Rahmi Juliani P SD Prakarya dan
Kewirausahaan, Ekonomi
63. Rohma Indrawati, M.Pd P S2 Prakarya dan
Kewirausahaan, Biologi
64. Rusdian Suparjo L SMA
65. Sakban Purnomo, S.Pd L S1 Penjaskes
66. Salmah P SD
67. Samsiah, S.Pd P S1 Bahasa Inggris
68. Samson Suryatne Attap L D3 BK/BP
69. Siti Baroroh, S.Pd P S1 Bahasa Indonesia
70. Siti Sayidah Makrifah, S.Pd P S1 Prakarya dan
Kewirausahaan, Ekonomi
71. Dra. Siti Sobariyah P S1 PAI
72. Sofyan, S.Ag L S2 Matematika
73. Sri Mulyati, S.Pd P S1 Bahasa Jepang
74. Sri Rahayu Utami P S1 Sosiologi
75. Sri Sidiawati P S1 Matematika
76. Subadi Prambudi L SMP
77. Dr. Sugiarti, M.Pd P S3 Biologi, Prakarya dan
Kewirausahaan
78. Sukim,S.E L S1 Tenaga Administrasi
79. Suria L SMA
80. Syahrul Amin, M.Pd L S2 Fisika
81. Syarifuddin L SMA
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
82. Dra. Taufiq Nurhayati P S1 Bahasa Indonesia
83. Tika Sartika, S.Pd P S1 Bahasa dan Sastra Inggris
84. Titik Murtiningsih, M.Pd P S2 Matematika
85. Tjeppy Suhanaedy, S.Pd L S1 Kimia
86. Tri Andoyo, S.Pd L S1 Penjaskes
87. Umi Solichatin P S2 Matematika
88. Umriyatun Budhiasih, S.Pd P S1 Bahasa Inggris
89. Uswatun Hasanah, S.Pd P S1 Bahasa dan Sastra Inggris
90. Wawan Mulyadi, M.Pd L S2 Ekonomi, Prakarya dan
Kewirausahaan
91. Winarningsih, S.Pd P S1 Biologi
92. Yusuf Budi Prasetyo, S.Pd L S2 Sejarah
93. Zainuri, A.Md L D3 Tenaga Administrasi
\
Jumlah PTK L P Total
49 44 93
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
Peserta Didik
Data Peserta Didik Tahun 2016/2017
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
X 201 186 387
XI 255 280 535
XII 160 228 388
Total 616 694 1310
Data Rombongan Belajar Tahun 2016/2017
Kelas Jumlah Siswa
Wali Kelas P L Jumlah
X IPS 1 18 23 41 Rini Hernajani
X IPS 2 20 22 42 Sakban Purnomo
X IPS 3 18 22 40 Ade Prihatini Asrie
X IPS 4 18 22 40 Yusuf Budi Prasetyo
X IPS 5 16 24 40 Yanti Srimulyani
X MIPA 1 24 22 42 Riska Ariastuti
X MIPA 2 22 24 46 Haris Rabbani
X MIPA 3 24 22 46 Amora Riana
X MIPA 4 26 20 46 Tika Sartika
XI IPS 1 22 25 47 Ning Setianti
XI IPS 2 23 24 47 Samsiah
XI IPS 3 25 21 46 Henny Novianti
XI IPS 4 26 22 48 Anah Mulyanti
XI IPS 5 26 21 47 Eka Supriyadi
XI MIPA 1 20 24 44 Cut Nurlia Aprilna
XI MIPA 2 17 27 44 Novia Dyah Kusuma Dewi
XI MIPA 3 20 22 44 Umriyatun Budhiasih
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 DEPOK
XI MIPA 4 23 18 41 Meilisma Ikhriani Lubis
XI MIPA 5 28 16 44 Novit Irwanto
XI MIPA 6 26 16 42 Wawan Mulyadi
XI MIPA 7 24 19 43 Sri Sidiawati
XII IPS 1 21 13 34 Sri Rahayu Utami
XII IPS 2 23 13 36 Siti Baroroh
XII IPS 3 21 15 36 Heni Herlinda
XII IPS 4 20 16 36 Badriah
XII MIPA 1 26 16 42 Umi Solichatin
XII MIPA 2 22 18 40 Agus Waluyo
XII MIPA 3 29 13 42 Machmud Aseni
XII MIPA 4 20 22 42 Dewi Aziezah
XII MIPA 5 21 19 40 Elis Siti Halimah
XII MIPA 6 25 15 40 Dwi Anggoro
Lampiran 19
Foto Dokumentasi
SMAN 5 Depok
Gapura Lambang SMAN 5 Depok Masjid SMAN 5 Depok
Kantin SMAN 5 Depok Lapangan Olahrga dan Upacara
\
Ruang Belajar (Kelas)
Lampiran 20
Foto Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Mata Pelajaran Ekonomi
Kondisi ketika kegiatan belajar ekonomi
Siswa menjawab soal yang
diberikan guru
Kondisi guru sedang memeriksa tugas siswa
Kondisi siswa mengerjakan soal
latihan
Lampiran 21
Foto Hasil Wawancara
Foto dengan guru ekonomi kelas XII Foto dengan guru ekonomi kelas XII
Ibu Siti Sayidah Makrifah, S.Pd Ibu Siti Sayidah Makrifah, S.Pd
SURAT - SURAT