PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

35
1 PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) NIKE NUR AINI NUR CAHYONOWATI, SE., MSi., Akt. ABSTRACT This research aims to analyze the Corporate Governance charactheristics to the Corporate Social Responsibility Disclosure in Indonesian public listed non financial companies. The Corporate Governance charactheristics which are examined are Board of Commissioner size, Board of Commissioner Independence, Audit Committee Independence, Managerial Ownership, Institutional Ownership, Foreign Ownership, Concentrated Ownership, and firm size as control variable. The extent of CSR Disclosure based on Key Success for Social Performance from Nor Hadi. The population in this research are non financial companies in Indonesian Stock Exchange 2009. Total sample which are examined are 123 companies that selected with judgment sampling methode. Collective data with content analysis and then analyzed with multiple linear regression method. Result of this research indicates that board of commissioner size, institutional ownership, foreign ownership, and firm size had significant effect to corporate social disclosure in Indonesia. While other variabel do not have significant effect to corporate social responsibility disclosure in Indonesia. Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Board of Commissioner, Audit Committee, Ownership Structure.

Transcript of PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Page 1: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

1

PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE

GOVERNANCE (GCG) TERHADAP PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

(Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia)

NIKE NUR AINI

NUR CAHYONOWATI, SE., MSi., Akt.

ABSTRACT

This research aims to analyze the Corporate Governance charactheristics

to the Corporate Social Responsibility Disclosure in Indonesian public listed non

financial companies. The Corporate Governance charactheristics which are

examined are Board of Commissioner size, Board of Commissioner

Independence, Audit Committee Independence, Managerial Ownership,

Institutional Ownership, Foreign Ownership, Concentrated Ownership, and firm

size as control variable. The extent of CSR Disclosure based on Key Success for

Social Performance from Nor Hadi.

The population in this research are non financial companies in Indonesian

Stock Exchange 2009. Total sample which are examined are 123 companies that

selected with judgment sampling methode. Collective data with content analysis

and then analyzed with multiple linear regression method.

Result of this research indicates that board of commissioner size,

institutional ownership, foreign ownership, and firm size had significant effect to

corporate social disclosure in Indonesia. While other variabel do not have

significant effect to corporate social responsibility disclosure in Indonesia.

Keywords: Corporate Social Responsibility (CSR), Board of Commissioner, Audit

Committee, Ownership Structure.

Page 2: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

2

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep akuntansi

yang menekankan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan dan

masyarakat. CSR timbul sebagai akibat dari keberadaan perusahaan-perusahaan

yang aktivitasnya sering kali menimbulkan dampak negatif. Praktik dan

pengungkapan CSR jika dilakukan secara berkesinambungan oleh perusahaan

akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan itu sendiri. Berdasarkan

csrnetwork.org (2006), salah satu konsultan CSR terkemuka di Inggris (dikutip

dari Said, et al., 2009), menyatakan bahwa keterlibatan perusahaan atas tanggung

jawab sosialnya dapat meningkatkan akses modal, memperbaiki kinerja keuangan,

mengurangi biaya operasi, meningkatkan citra dan reputasi, meningkatkan

penjualan dan loyalitas pelanggan, serta meningkatkan produktivitas dan kualitas.

Di Indonesia, praktik CSR telah mendapat perhatian yang cukup besar.

Hal ini dilatarbelakangi oleh berbagai kasus yang terjadi seperti penggundulan

hutan, meningkatnya polusi dan limbah, buruknya kualitas dan keamanan produk,

eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, dll. Selain itu, dikeluarkannya

beberapa peraturan pemerintah juga mendorong praktik dan pengungkapan CSR

di Indonesia. Salah satunya Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun

2007, pasal 66 dan 74. Pasal 66 ayat (2) bagian c berisi bahwa selain

menyampaikan laporan keuangan, perusahaan juga diwajibkan melaporkan

pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Sedangkan Pasal 74 berisi

tentang kewajiban untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan

bagi perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam.

Tujuan dikeluarkannya Undang-Undang tersebut, selain untuk mendorong praktik

dan pengungkapan CSR, juga untuk memenuhi tuntutan akan penerapan Good

Corporate Governance dalam rangka pengelolaan perusahaan yang baik.

Good Corporate Governance (GCG) merupakan seperangkat peraturan

yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah,

karyawan, dan stakeholders lainnya agar seimbang hak dan kewajibannya

Page 3: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

3

(publikasi FCGI). GCG bertujuan untuk mengatur perusahaan agar dapat

menciptakan nilai tambah bagi semua stakeholders-nya. Perusahaan harus

memperhatikan hal tersebut karena dalam operasionalnya perusahaan tidak hidup

sendiri, melainkan bersama lingkungan sekitar. Oleh karena itu perusahaan harus

menjaga lingkungannya agar secara timbal balik, baik perusahaan maupun

masyarakat tidak ada yang dirugikan.

Terdapat empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep GCG,

yaitu transparancy, accountability, responsibility, dan fairness. Keempat

komponen tersebut penting karena penerapan prinsip good corporate governance

secara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan dan juga

mampu mengurangi aktivitas menyimpang seperti rekayasa isi laporan keuangan

yang tidak menggambarkan nilai yang sebenarnya (Kaihatu, 2006). Selain itu,

prinsip responsibility dalam penerapan GCG juga dapat mendorong pelaksanaan

tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.

Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa aktivitas CSR tidak bisa

terlepas dari penerapan GCG. Beberapa penelitian yang menguji hubungan dan

pengaruh antara kedua hal tersebut telah dilakukan baik di Indonesia maupun luar

negeri. Salah satunya dilakukan oleh Said, et al (2009) yang meneliti perusahaan-

perusahaan di Malaysia yang telah terdaftar sebagai objek penelitiannya. Dalam

penelitiannya, Said, et al mengambil delapan karakteristik corporate governance

yang diuji hubungannya dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Hasil penelitian Said, et al (2009) menunjukkan hanya dua variabel yang

berhubungan positif dengan CSR disclosure, yaitu kepemilikan oleh pemerintah

dan independensi komite audit. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

Amran dan Devi (2008) yang menemukan bahwa semakin besar kepemilikan oleh

pemerintah dapat meningkatkan pengungkapan CSR. Namun, hasil ini berbeda

dengan penelitian Huafang dan Jianguo (2007) yang menemukan kepemilikan

pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.

Struktur kepemilikan lain selain government ownership adalah

kepemilikan manajerial dan kepemilikan terkonsentrasi. Penelitian oleh Anggraini

(2006) dan Rosmasita (2007) menemukan hubungan positif antara kepemilikan

Page 4: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

4

manajerial dan pengungkapan CSR. Manajer yang memiliki saham perusahaan

akan menyelaraskan kepentingannya sebagai manajer dan sebagai pemegang

saham (Rustiarini, 2009). Semakin besar kepemilikan manajerial dalam

perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan

nilai perusahaan dan meningkatkan pengungkapan CSR. Hasil ini berbeda dengan

penelitian Said, et al (2009) yang menemukan kepemilikan manajerial tidak

berhubungan positif dengan luas pengungkapan CSR.

Kepemilikan terkonsentrasi diteliti oleh Matoussi dan Chakroun (2006)

yang menemukan hubungan positif antara kepemilikan terkonsentrasi dengan

pengungkapan CSR. Hasil berbeda terlihat pada hasil penelitian Halme dan Huse

(1997) serta Ghazali dan Wheetman (2006) dalam Said, et al (2009) menemukan

bahwa tidak terdapat hubungan positif antara kepemilikan yang terkonsentrasi

dengan pengungkapan CSR. Kepemilikan terkonsentrasi mengakibatkan hak

pemegang saham minoritas tidak memiliki kekuatan untuk berperan dalam

menentukan keputusan strategi perusahaan.

Selain struktur kepemilikan di atas, terdapat pula kepemilikan oleh asing.

Rustiarini (2009) menyebutkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan CSR. Menurut Said, et al (2009), perusahaan-

menggunakan pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai strategi untuk

mendapatkan arus masuk modal lanjutan dari investor asing. Namun, hasil

berbeda ada pada penelitian Amran dan Devi (2008), dan Said, et al (2009) yang

menemukan hubungan negatif antara kepemilikan asing dan luas pengungkapan

CSR.

Karakteristik corporate governance yang lain adalah ukuran dewan

komisaris. Dewan komisaris memiliki peran penting dalam tata kelola perusahaan

yaitu untuk mengawasi pengelola perusahaan atau manajemen bertindak dengan

benar. Veronica dan Sumin (2009) menemukan bahwa semakin besar ukuran

dewan komisaris, akan semakin besar pula pengungkapan CSR. Berbeda dengan

Raheja (2003) dalam Said, et al (2009) yang menyatakan bahwa semakin besar

ukuran dewan maka semakin menurun kemampuan pengendalian perusahaan

akibat kurangnya komunikasi yang efektif, sulitnya koordinasi, serta sulitnya

Page 5: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

5

pengambilan keputusan dan cenderung dikendalikan oleh CEO. Hal-hal itulah

yang akan menyebabkan rendahnya kualitas pengungkapan sosial perusahaan

karena ketidakmampuan melaksanakan peran secara efisien.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali pengaruh karakteristik

corporate governance terhadap pengungkapan CSR. Enam variabel bebas dari

karakteristik corporate governance diambil dari penelitian Said, et al (2009) yaitu

ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, independensi komite

audit, kepemilikan terkonsentrasi, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan asing.

Penelitian ini tidak menggunakan variabel dualitas CEO (jabatan rangkap sebagai

CEO dan chairman yang dipegang satu orang) karena di Indonesia menggunakan

two-tiers board system. Sedangkan variabel kepemilikan oleh pemerintah tidak

digunakan dan digantikan dengan kepemilikan institusional.

Kepemilikan Institusional adalah jumlah saham yang dimiliki oleh suatu

institusi (oleh perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana, dan

institusi lain) dalam sebuah perusahaan. Penelitian Khodadaddi, et al (2010)

menemukan adanya hubungan positif antara kepemilikan institusional dengan

pengungkapan CSR. Hal tersebut karena institusi akan memantau perkembangan

investasinya pada suatu perusahaan, yang akhirnya akan meningkatkan

pengendalian yang tinggi atas tindakan manajemen (Rustiarini, 2009).

TELAAH PUSTAKA

Teori Agensi

Teori agensi menjelaskan hubungan keagenan antara dua pihak dimana satu

atau lebih orang (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk

melaksanakan jasa atas nama mereka yang melibatkan pendelegasian wewenang

pembuatan keputusan kepada agen (Jensen dan Meckling, 1976). Perbedaan

kepentingan antara dua pihak tersebut dapat menimbulkan konflik keagenan.

Konflik ini terjadi karena kemungkinan agent tidak bertindak sesuai dengan

kepentingan principal.

Selain itu, konflik timbul juga dikarenakan adanya ketidakseimbangan

informasi yang dimiliki oleh principal dan agent atau sering disebut sebagai

Page 6: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

6

asimetri informasi. Ketidakseimbangan atas informasi ini dapat memberikan

kesempatan kepada manajer untuk melakukan tindakan oportunis seperti

manajemen laba. Terjadinya konflik kepentingan antara principal dan agent akan

menimbulkan biaya keagenan (agency cost).

Corporate Governance dapat membantu mengurangi biaya agensi yang

mungkin terjadi. Biaya agensi yang muncul karena konflik kepentingan antara

agent dan principal dapat dikurangi dengan mekanisme pengawasan yang dapat

menyelaraskan berbagai kepentingan yang ada dalam perusahaan (Rustiarini,

2010). Mekanisme pengawasan yang dimaksud adalah mekanisme Good

Corporate Governance (GCG). GCG dianggap mampu mengurangi masalah

keagenan karena dengan adanya pengawasan maka perilaku oportunis manajer

dan kecenderungan untuk menyembunyikan informasi demi keuntungan pribadi

dan dapat mengarah pada peningkatan pengungkapan perusahaan.

Corporate Social Responsibility (CSR)

Dalam Draft ISO 26000 , 2007, Guidance on Social Responsibility, dalam

Waryanto (2009) CSR didefinisikan sebagai tanggung jawab dari organisasi

untuk dampak-dampak dari keputusan-keputusan dan aktivitas di masyarakat dan

lingkungan melalui transparansi dan perilaku etis yang konsisten dengan

perkembangan berkelanjutan dan kesejahteraan dari masyarakat, pertimbangan

harapan stakeholders, sesuai dengan ketentuan hukum yang bisa diterapkan dari

norma-norma internasional yang konsisten dari perilaku dan terintegrasi

sepanjang organisasi. Sedangkan menurut menurut The World Business Council

for Sustainable Development (WBCSD), CSR merupakan suatu komitmen bisnis

yang berkelanjutan dari perusahaan dengan bertindak sesuai etika dan

berkontribusi bagi pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kualitas

kehidupan karyawan, keluarga mereka, dan juga masyarakat sekitar dan

masyarakat lainnya yang lebih luas.

Menurut Gray, et al (1987) dalam Murwaningsari (2007), ruang lingkup

tanggung jawab sosial (CSR) mencakup tiga hal, yaitu: (1) Basic Responsibility,

tanggung jawab yang muncul karena keberadaan perusahaan. (2) Organizational

Page 7: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

7

Responsibility, tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi kepentingan

stakeholders, dan (3) Societal Responsibility, tanggung jawab yang menjelaskan

tahapan ketika interaksi antara bisnis dan masyarakat sehingga perusahaan dapat

tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.

Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Corporate Social Reporting adalah proses pengkomunikasian efek-efek

sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada

kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara

keseluruhan (Gray, et al., 1987 dalam Rosmasita, 2007). Pengungkapan

(disclosure) terhadap aspek social, ethical, environmental dan sustainability

merupakan suatu cara bagi perusahaan untuk menyampaikan bentuk

akuntabilitasnya kepada para stakeholders.

Di Indonesia praktik pengungkapan tanggung jawab sosial diatur oleh

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yang tertuang dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 Paragraf 9, yang menyatakan menyatakan

bahwa selain laporan keuangan, perusahaan dapat menyajikan laporan tambahan

mengenai lingkungan hidup. Selain itu, pengungkapan tanggung jawab sosial juga

terdapat dalam keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No.

kep- 38/PM/1996 peraturan No. VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan yang berisi

mengenai kebebasan bagi perusahaan untuk memberikan penjelasan umum

(seperti kegiatan bakti sosial dan amal) mengenai perusahaan, selama hal tersebut

tidak menyesatkan dan bertentangan dengan informasi yang disajikan dalam

bagian lainnya (Murwaningsari, 2007).

Corporate Governance

Definisi Good Corporate Governance menurut Cadbury Committee yaitu

suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan mengatur

hubungan berbagai pihak di dalam maupun luar perusahaan (seperti pemegang

saham, pengelola perusahaan, kreditur, pemerintah, dan karyawan) sehingga

terpelihara kepentingan dan tujuan masing-masing pihak. Definisi yang tidak jauh

Page 8: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

8

berbeda juga dinyatakan oleh OECD (Organization for Economic Co-operation

and Development), menyatakan bahwa Corporate Governance merupakan suatu

sistem yang bertujuan untuk mengendalikan dan mengarahkan peusahaan agar

dapat mendistribusikan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terlibat dalam suatu

perusahaan dengan baik sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi seluruh

pemegang kepentingan (stakeholders).

Inti dari corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan

melalui pemantauan kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen

terhadap pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan

peraturan yang berlaku (Kaihatu, 2006). Pengimplementasian GCG memerlukan

komitmen dari seluruh elemen organisasi dan kepatuhan terhadap aturan-aturan

yang mengikat di dalamnya. Terdapat lima prinsip yang terkandung dalam GCG

yang disebutkan dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia

yaitu transparancy, accountability, responsibility, fairness, dan independency.

Struktur Corporate Governance

Struktur Corporate Governance diperlukan agar pelaksanaan Corporate

Governance mudah untuk dilaksanakan. Ada dua pola struktur Corporate

Governance yang digunakan dalam mengelola perusahaan, yaitu:

1. One Tier System

One Tier System juga disebut sebagai sistem satu tingkat (Single Board

System). Sistem ini digunakan oleh negara Anglo-Saxon seperi Amerika dan

Inggris. Dalam sistem satu tingkat, peran dewan komisaris dan dewan direksi

dijadikan dalam satu wadah, yang disebut dengan Board of Director. Dewan

direksi terdiri dari direktur eksekutif dan direktur non-eksekutif.

2. Two Tiers System

Two Tiers System disebut juga Sistem Dua Tingkat yang berasal dari

Sistem Hukum Kontinental Eropa. Dalam sistem ini peran dewan komisaris dan

dewan direksi dipisah secara jelas. Dewan Direksi bertugas mengelola dan

mewakili perusahaan di bawah pengarahan dan pengawasan Dewan Komisaris.

Sedangkan dewan komisaris bertugas mengawasi tugas-tugas dewan direksi.

Page 9: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

9

Negara-negara yang menggunakan Two Tiers System adalah Belanda, Jerman, dan

Indonesia.

Perkembangan GCG di Indonesia

Perhatian terhadap GCG yang lebih besar berawal dari terjadinya krisis

besar yang melanda Asia. Di Indonesia krisis terjadi dalam jangka waktu yang

lama jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Menurut kajian yang

dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) dikutip dari Kaihatu (2006)

terdapat beberapa faktor yang memberi kontribusi pada krisis di Indonesia. Yaitu,

konsentrasi kepemilikan perusahaan yang tinggi, tidak efektifnya fungsi

pengawasan dewan komisaris, inefisiensi dan rendahnya transparansi mengenai

prosedur pengendalian merger dan akuisisi perusahaan, tingginya ketergantungan

pada pendanaan eksternal, dan tidak memadainya pengawasan oleh para kreditur.

Melihat kondisi di atas, pemerintah berusaha mendorong penerapan GCG

pada perusahaan-perusahaan di Indonesia melalui beberapa peraturan yang

dikeluarkan. Tahun 1999, Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance

(KNKCG) yang dibentuk berdasarkan Keputusan Menko Ekuin Nomor:

KEP/31/M.EKUIN/08/1999 mengeluarkan Pedoman Good Corporate Governance

yang pertama. Pedoman tersebut telah beberapa kali disempurnakan, terakhir pada

tahun 2001. Berdasarkan pemikiran bahwa suatu sektor ekonomi tertentu

cenderung memiliki karakteristik yang sama, maka pada awal tahun 2004

dikeluarkan Pedoman GCG Perbankan Indonesia dan pada awal tahun 2006

dikeluarkan Pedoman GCG Perasuransian Indonesia.

Selain itu, terdapat pula Surat Keputusan Menteri BUMN No. Kep-117/M-

MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate

Governance pada Badan Usaha Milik Negara. Surat keputusan tersebut

menekankan kewajiban bagi BUMN untuk menerapkan GCG secara konsisten

dan atau menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai landasan operasionalnya, yang

bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan

guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap

Page 10: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

10

memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Selain peraturan-peraturan

tersebut, organisasi-organisasi independen juga mendukung implementasi GCG di

Indonesia, seperti Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI),

Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), Indonesian Institute for

Corporate Directorship (IICD).

Hipotesis

1. Ukuran Dewan Komisaris dan Pengaruhnya terhadap Luas

Pengungkapan CSR

Ukuran dewan komisaris yang lebih besar berarti lebih besar pula keahlian

yang dimiliki oleh dewan tersebut, sehingga dapat meningkatkan kualitas

pelaksanaan pengawasan (Akhtaruddin, et al, 2009 dalam Waryanto, 2009). Jika

dikaitkan dengan teori agensi, anggota dewan yang lebih besar akan memudahkan

pengendalian terhadap agen dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif

sehingga dapat mengurangi tindakan menyimpang dari agen. Selain itu, tekanan

yang lebih besar terhadap manajemen akan mendorong manajemen untuk

melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial yang lebih besar.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka ukuran dewan komisaris

berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR. Hipotesis pertama yang akan diuji

dalam penelitian ini adalah:

H1: Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap luas

pengungkapan Corporate Social Responsibility.

2. Independensi Dewan Komisaris dan Pengaruhnya terhadap Luas

Pengungkapan CSR

Komisaris independen merupakan pihak yang tidak mempunyai hubungan

bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota Direksi

dan Dewan Komisaris, serta dengan perusahaan itu sendiri (KNKG, 2006).

Penelitian oleh Forker (1992) dalam Said, et al (2009) menyatakan bahwa

Page 11: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

11

eberadaan komisaris independen dapat mendorong Dewan Komisaris mengambil

keputusan secara objektif yang melindungi seluruh pemangku kepentingan dari

tindakan agen yang menyimpang. Jika pengawasan telah dilakukan dengan

efektif, maka pengelolaan perusahaan akan dilakukan dengan baik pula, dan

manajemen akan mengungkapkan semua informasi yang ada, termasuk tanggung

jawab sosial. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis kedua yang akan diuji adalah:

H2: Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif

terhadap luas pengungkapan Corporate Social Responsibility.

3. Independensi Komite Audit dan Pengaruhnya terhadap Luas

Pengungkapan CSR

Menurut KNKG (2006), salah satu tugas komite audit adalah untuk

memastikan bahwa struktur pengendalian internal perusahaan dilakukan dengan

baik. Adanya anggota independen dalam komite audit dapat menjadi alat yang

efektif untuk melakukan mekanisme pengawasan sehingga dapat mengurangi

biaya agensi, meningkatkan pengendalian internal dan akan meningkatkan

kualitas pengungkapan informasi perusahaan (Forker, 1992 dalam Said, et al.,

2009). Anggota independen dapat secara objektif membantu dewan komisaris

melaksanakan tugas pengawasan terhadap manajemen. Dengan tercapainya

pengawasan yang efektif, maka dapat dipastikan pengendalian internal dilakukan

dengan baik. Sehingga akan mengurangi konflik dan biaya agensi yang pada

akhirnya dapat mendorong agen untuk mengungkapkan seluruh informasi

perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis ketiga yang akan diuji dalam

penelitian ini adalah:

H3: Proporsi Independensi dalam Komite Audit berpengaruh positif

terhadap luas pengungkapan Corporate Social Responsibility

4. Kepemilikan Manajerial dan Pengaruhnya terhadap Luas Pengungkapan

CSR

Page 12: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

12

Menurut teori keagenan, adanya kemungkinan permasalahan yang timbul

diantara pemegang saham dan manajer disebabkan karena kecilnya kepemilikan

oleh agen di perusahaan (Said, et al 2009). Hal ini dapat menjadi penyebab

tindakan oportunis yang dilakukan oleh manajer. Rawi dan Munawar (2010) dan

Murwaningsari (2009) menemukan adanya hubungan positif antara kepemilikan

manajerial dengan luas pengungkapan CSR. Dengan adanya kepemilikan saham

oleh manajemen, maka manajemen akan ikut serta aktif dalam pengambilan

keputusan. Mereka akan memperoleh manfaat langsung atas keputusan-keputusan

yang diambilnya, namun juga akan menanggung resiko secara langsung bila

keputusan itu salah. Manajer perusahaan akan mengambil keputusan sesuai

dengan kepentingan perusahaan yaitu dengan cara mengungkapkan informasi

sosial yang seluas-luasnya dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan.

Dengan demikian, manajemen tidak akan bertindak yang akan merugikan

perusahaan, sehingga dapat mengurangi pengawasan dan agency cost.

Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis kelima yang akan diuji dalam

penelitian ini adalah:

H4: Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap luas

pengungkapan Corporate Social Responsibility

5. Kepemilikan Institusional dan Pengaruhnya terhadap Luas

Pengungkapan CSR

Kepemilikan oleh institusi dapat meningkatkan pengendalian terhadap

manajemen dan mengurangi peluang tindak kecurangan yang mungkin dilakukan

(Murwaningsari, 2009). Institusi secara profesional akan memantau

perkembangan investasinya agar dapat menghasilkan keuntungan yang ingin

mereka capai. Monitoring yang dilakukan oleh institusi inilah yang akan menekan

manajemen agar tidak bertindak menyimpang. Menurut Murwaningsari (2009),

investor institusional memiliki power dan experience untuk bertanggung jawab

dalam menerapkan prinsip corporate governance untuk melindungi hak dan

kepentingan seluruh pemegang saham, sehingga mereka menuntut perusahaan

untuk melakukan komunikasi secara transparan.

Page 13: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

13

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis berikutnya yang akan diuji

dalam penelitian ini adalah:

H5: Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap luas

pengungkapan Corporate Social Responsibility.

6. Kepemilikan Asing dan Pengaruhnya terhadap Luas Pengungkapan CSR

Perusahaan yang memiliki kepemilikan saham asing cenderung

memberikan pengungkapan yang lebih luas dibandingkan yang tidak, dikarenakan

beberapa alasan (Puspitasari, 2009 dalam Rustiarini, 2008). Alasan pertama

karena perusahaan asing terutama dari Eropa dan Amerika lebih lama mengenal

konsep praktik dan pengungkapan CSR, kedua karena perusahaan asing

mendapatkan pelatihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi dari perusahaan

induk di luar negeri, ketiga karena perusahaan tersebut mungkin mempunyai

sistem informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal dan

kebutuhan perusahaan induk, dan alasan keempat adanya kemungkinan

permintaan yang lebih besar pada perusahaan berbasis asing dari pelanggan,

pemasok dan masyarakat umum.

Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Rustiarini (2008) menemukan

bahwa kepemilikan saham oleh pihak asing berpengaruh positif terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis

yang akan diuji adalah:

H6: Kepemilikan Asing berpengaruh positif terhadap luas

pengungkapan Corporate Social Responsibility.

7. Kepemilikan Terkonsentrasi dan Pengaruhnya terhadap Luas

Pengungkapan CSR

Kepemilikan terkonsentrasi berarti kepemilikan sebagian besar saham

perusahaan dimiliki oleh suatu kelompok atau individu. Penelitian oleh Matoussi

dan Chakroun (2006) menemukan pengaruh positif kepemilikan terkonsentrasi

terhadap pengungkapan CSR. Kepemilikan yang terkonsentrasi akan mengurangi

kuantitas pemegang saham di perusahaan, sehingga dapat mengurangi konflik

Page 14: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

14

antara manajemen dengan stakeholders. Semakin sedikit kuantitas stakeholders

maka semakin sedikit variasi kepentingan yang berasal dari stakeholders, dengan

demikian manajemen akan lebih mudah mengelola kepentingan yang lebih sedikit

tersebut. Hal ini juga dapat mengurangi konflik sehingga pengawasan pun akan

mudah dilakukan, dan pengungkapan CSR akan semakin luas.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Said, et al (2009), yang

menemukan bahwa kepemilikan terkonsentrasi berpengaruh positif terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan uraian di atas,

maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

H7 = Kepemilikan Terkonsentrasi berpengaruh positif terhadap luas

pengungkapan Corporate Social Responsibility

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah luas pengungkapan CSR.

Metode analisis yang digunakan adalah content analysis method dimana peneliti

akan mengamati ada tidaknya item informasi yang diungkapkan dalam annual

report. Item-item tersebut didasarkan pada Key Success Factors for Social

Performance yang berisi 123 indikator pengukuran pengungkapan CSR yang

disusun oleh Nor Hadi. Jika item diungkapkan dalam annual report maka diberi

skor “1”, namun jika item tidak diungkapkan maka diberi skor “0”. Luas

pengungkapan CSR dinyatakan dalam Corporate Social Responsibility Disclosure

(CSRD) yang dirumuskan dengan:

CSRD = Jumlah item yang diungkapkan

123 item pengungkapan

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu:

1. Ukuran Dewan Komisaris

Ukuran dewan komisaris dalam penelitian adalah jumlah seluruh anggota

yang duduk dalam dewan komisaris yang bertugas mengawasi dan memberi

Page 15: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

15

nasihat pada direksi. Variabel ini diukur dengan menghitung jumlah anggota

dewan komisaris yang dilihat dari annual report masing-masing perusahaan.

2. Independensi Dewan Komisaris

Variabel Independensi dewan komisaris dilihat dari proporsi komisaris

independen yang ada dalam dewan komisaris di perusahaan. Hasilnya berupa

persentase yang dihitung dari rumus berikut:

Komisaris Independen = Jumlah anggota komisaris independen

Jumlah seluruh anggota dewan komisaris

3. Independensi Komite Audit

Independensi komite audit adalah anggota yang ada di luar emiten atau

perusahaan publik. Hasilnya berupa persentase yang dihitung dari rumus berikut:

Independensi Komite Audit = jumlah anggota independen

Jumlah seluruh anggota komite audit

4. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan besarnya kepemilikan saham oleh

manajemen di perusahaan. Variabel ini dihitung dengan rumus berikut:

Kepemilikan Manajerial = jumlah saham yang dimiliki manajemen

Jumlah saham beredar

5. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham oleh investor

institusional seperti bank, dana pensiun, perusahaan asuransi, perseroan terbatas

dan lembaga keuangan lainnya. Kepemilikan ini diperoleh dengan menghitung

rumus di bawah ini:

Kepemilikan Institusional = jumlah saham yang dimiliki institusi

Jumlah saham beredar

6. Kepemilikan Asing

Kepemilikan asing merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh

investor asing, baik perorangan maupun lembaga. Kepemilikan asing diukur

berdasarkan rumus:

Kepemilikan Asing = jumlah saham yang dimiliki pihak asing

Jumlah saham beredar

Page 16: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

16

7. Kepemilikan Terkonsentrasi

Kepemilikan saham terkonsentrasi merupakan kepemilikan lebih dari 50%

saham dalam perusahaan yang dimiliki oleh satu pihak (baik perorangan atau

lembaga). Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy, dengan pemberian

skor “1” jika perusahaan memiliki kepemilikan terkonsentrasi, dan skor “0” jika

kepemilikan perusahaan tidak terkonsentrasi.

Variabel Kontrol

Variabel control dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan yang

diambil dengan menggunakan total asset perusahaan, kemudian dirumuskan

dengan log:

Ukuran perusahaan = log (total asset)

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan non-keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009. Sampel diambil dengan metode

judgement sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya

berdasarkan maksud dan tujuan penelitian. Populasi berjumlah 326 perusahaan

yang terdaftar di BEI tahun 2009. Perusahaan tersebut memiliki tipe industri yang

berbeda, sehingga sampel yang diambil harus mewakili tiap-tiap industri tersebut.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif. Sumber data

penelitian ini adalah data sekunder, berupa annual report yang diperoleh dari

Pojok BEI Fakultas Ekonomi UNDIP, situs resmi BEI, dan website perusahaan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode dokumentasi,

yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada.

Pengumpulan data dilakukan dengan dengan melihat data-data yang diperlukan,

mencatat, dan menganalisis annual report perusahaan tahun 2009.

Page 17: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

17

Metode Analisis Data

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik harus dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui

apakah data memenuhi asumsi klasik atau tidak. Tujuannya untuk menghindari

terjadinya estimasi yang bias, karena tidak semua data dapat diterapkan regresi.

Pengujian meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji

heteroskesdastisitas. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua

cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov Z (1- Sample K-S

(Ghozali, 2009).

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Untuk

mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat

dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF).

Multikolinearitas diihat dari nilai tolerance < 0.10 atau VIF > 10.

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk mengetahui

ada tidaknya heterokedastisitas digunakan uji Glejser yang meregres nilai absolut

residual terhadap variabel independen. Jika hasilnya menunjukkan tidak ada

satupun variabel independen yang signifikansinya < 5%, maka dapat disimpulkan

model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

Analisis Regresi Berganda

Setelah seluruh data yang dibutuhkan untuk peneitian ini diperoleh, maka

akan dilakukan serangkaian tahap untuk menghitung dan mengolah data tersebut,

yaitu:

1. Menghitung karakteristik corporate governance yang diproksikan dalam

Ukuran Dewan Komisaris, Independensi Dewan Komisaris, Independensi

Page 18: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

18

Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan institusional,

Kepemilikan asing, dan kepemilikan Terkonsentrasi.

2. Menghitung indeks CSR dengan membandingkan item-item yang diungkapkan

perusahaan dalam annual report dengan 123 item yang diwajibkan.

3. Metode regresi linier berganda (multiple regression) dilakukan terhadap

model yang diajukan peneliti dengan menggunakan Software SPSS Versi

16.0. Hubungan antara karakteristik GCG dengan pengungkapan CSR

perusahaan, diukur dengan rumus sebagai berikut:

CSRD = βo + β1UDKOM + β2KOMIND + β3INDKOA + β4KMENJ +

β5KINST + β6KASG + β7KKONS + β8SIZE + ɛ i

Keterangan:

CSRD : Indeks Pengungkapan CSR perusahaan

UDKOM : Ukuran Dewan Komisaris

KOMIND : Proporsi Komisaris Independen

INDKOA : Proporsi komite audit independen

KMENJ : Persentase kepemilikan manajerial

KINST : Persentase kepemilikan institusional

KASG : Persentase kepemilikan asing

KKONS : Konsentrasi kepemilikan saham

SIZE : Ukuran Perusahaan (Log total Aset)

ɛ i : error term

Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengujian statistik parametrik.

Statistik parametrik digunakan apabila peneliti mengetahui fakta yang pasti

mengenai sekelompok data yang menjadi sumber sampel (Waryanto, 2009). Uji

regresi merupakan salah satu jenis uji statistik parametrik, untuk menguji

hipotesis yang diajukan peneliti maka akan dilakukan uji pengaruh simultan (F

test), uji koefisien determinasi, dan uji pengaruh parsial (t test). Uji pengaruh

simultan bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang

Page 19: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

19

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level

0,05 (α=5%).

Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah

antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai

yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Uji parsial bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

vaiabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level

0,05 (α=5%). Bila nilai signifikansi t < 0.05, maka H0 ditolak, artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel

dependen.

HASIL DAN PENELITIAN

Deskripsi Objek Penelitian

Jumlah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sebanyak 326 perusahaan. Dari jumlah tersebut yang diambil sebagai sampel

penelitian adalah sebanyak 123 perusahaan. Jumlah akhir sampel diambil

berdasarkan metode judgment sampling dengan rincian yang dapat dilihat pada

tabel 4.1. Sampel berasal dari 23 jenis industri yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia yang dijabarkan pada tabel 4.2. Perusahaan yang paling banyak berasal

dari industri real estate and property yaitu sebanyak 28 perusahaan atau sebesar

23%.

Analisis Data

Statistik Deskriptif dan Pengujian Asumsi Klasik

Analisis statistik deskriptif menggambarkan nilai maksimum, minimum,

nilai rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Hasil statistik

Page 20: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

20

deskriptif masing-masing variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

4.3. Begitu pula dengan distribusi masing-masing variabel yang disajikan dalam

yang menunjukkan distribusi dari tiap-tiap variabel pada interval yang telah

ditentukan.

Uji asumsi klasik yang pertama yaitu uji normalitas. Uji normalitas

menggunakan analisis grafik histogram, grafik normal probability plot, dan

analisis statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov. Dapat dilihat dari gambar

4.1, gambar 4.2 dan tabel 4.13. Pola grafik menunjukkan pola distribusi normal,

begitu pula dengan nilai sig. pada Kolmogorov-Smirnov Uji multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas (Ghozali, 2009) dilihat dari nilai tolerance < 0.10 atau VIF >

10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari tabel 4.14. Sedangkan Uji

Heteroskedastisitas yang dianalisis dengan menggunakan uji Glejser dilihat dari

nilai signifikansi > 5%. Hasil uji glejser dapat dilihat pada tabel 4.15.

Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis dilakukan dengan melakukan uji pengaruh simultan (F Test),

Uji Koefisien Determinasi (R2), dan uji parsial (t). Uji F dilakukan untuk

mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan

mempengaruhi variabel dependen. Nilai R2

sebesar 0,375 berarti sebanyak 37,5%

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dipengaruhi oleh ketujuh

variabel independen dan satu variabel kontrol. Sedangkan sisanya 62,5%

dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

Sedangkan hasil Uji t menunjukkan nilai t yang dapat dilihat pada tabel

4.16. Untuk hasil uji F, menghasilkan nilai F sebesar 10,136 dan signifikan pada

0,000, maka H0 ditolak yang berarti koefisien regresi signifikan, artinya bahwa

variabel UDKOM, KOMIND, INDKOA, KMENJ, KINST, KASG, KKONS,

SIZE secara simultan mempengaruhi variabel dependen CSRD.

Page 21: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

21

Interpretasi Hasil

Setelah dilakukan pengujian, keputusan terhadap masing-masing hipotesis

dapat disimpulkan. Hipotesis 1 menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris

berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Hasil uji hipotesis

menunjukkan koefisien positif sebesar 0,005 dan sig. 0,027. Karena nilai

signifikansi kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan

komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR atau Hipotesis 1

diterima.

Hipotesis 2 menyatakan bahwa independensi dewan komisaris

berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Hasil uji hipotesis

menunjukkan koefisien negatif sebesar -0,051 dan sig. 0,215. Karena nilai

signifikasinya di atas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa independensi dewan

komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR atau Hipotesis 2

ditolak.

Hipotesis 3 menyatakan bahwa independensi komite audit berpengaruh

positif terhadap pengungkapan CSR. Hasil uji hipotesis menunjukkan koefisien

negatif sebesar -0,034 dan sig. 0,351. Karena nilai signifikansinya di atas 0,05,

maka dapat disimpulkan bahwa independensi komite audit tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan CSR atau Hipotesis 3 ditolak.

Hipotesis 4 menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruhh

positif terhadap pengungkapan CSR. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa

koefisien negatif sebesar -0,002 dan sig. 0,048. Karena nilai signifikansi berada di

bawah 0,05 dan koefisien negatif, maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan

manajerial berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR atau Hipotesis 4

ditolak.

Hipotesis 5 menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh

positif terhadap pengungkapan CSR. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa

koefisien positif sebesar 0,000 dan sig. 0,00. Karena nilai signifikansi berada di

bawah 0,05 dan koefisien negatif, maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR atau Hipotesis 5

diterima.

Page 22: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

22

Hipotesis 6 menyatakan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif

terhadap pengungkapan CSR. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa koefisien

positif sebesar 0,000 dan sig. 0,007. Karena nilai signifikansi berada di bawah

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan asing berpengaruh positif

terhadap pengungkapan CSR atau Hipotesis 6 diterima.

Hipotesis 7 menyatakan bahwa kepemilikan terkonsentrasi berpengaruh

negatif terhadap pengungkapan CSR. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa

koefisien positif sebesar 0,012 dan sig. 0,142. Karena nilai signifikansinya di atas

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan terkonsentrasi tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR atau Hipotesis 7 ditolak.

Hasil uji terhadap variabel kontrol berupa ukuran perusahaan (SIZE)

menunjukkan koefisien positif sebesar 0,010 dan sig. 0,00. Karena nilai

signifikansinya di atas 0,05 dan koefisien positif, maka dapat disimpulkan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

PENUTUP

Simpulan

Hasil uji menunjukkan bahwa pengungkapan dan praktik Corporate Social

Responsibility di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini dapat terlihat dari

kecilnya persentase rata-rata jumlah pengungkapan CSR yang dilakukan oleh

perusahaan non keuangan Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2009. Selain itu, jika dilihat dari nilai adjusted R square menunjukkan hanya

37,5% dari pengungkapan Corporate Social Responsibility yang dipengaruhi oleh

tujuh variabel penelitian.

Hasil penelitian menemukan hanya tiga variabel yaitu ukuran dewan

komisaris, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing yang berpengaruh

terhadap pengungkapan CSR. Ketiga variabel ini berhasil mendukung teori agensi

dimana ketiganya berpengaruh terhadap mekanisme pengawasan terhadap agen.

Adanya pengawasan yang baik akan mengurangi agency cost dan asimetri

informasi sebab agen akan bertindak sesuai kepentingan prinsipal dan

mengungkapkan segala informasi perusahaan kepada prinsipal termasuk

Page 23: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

23

pengungkapan CSR. Namun, di Indonesia rata-rata jumlah dewan komisaris,

kepemilikan saham oleh institusi dan pihak asing masih rendah, karena itu ketiga

karakteristik GCG tersebut belum mampu mendorong peningkatan pengungkapan

CSR di Indonesia.

Keterbatasan

Dilihat dari hasil penelitian, rendahnya Adjusted R2 (37,5%), menunjukkan

bahwa variabel independen kurang mendukung pengaruh terhadap pengungkapan

Corporate Social Responsibility. Selain itu, metode tabulasi data menggunakan

content analysis kurang memadai, karena tidak ada crosscheck/verifikasi dari

pihak lain dan analisis item pengungkapan dibandingkan dengan 123 indikator

pengungkapan Nor Hadi masih bersifat subjektif.

Saran

Melihat hasil penelitian yang menunjukkan rendahnya pengungkapan CSR

di Indonesia, maka disarankan penelitian selanjutnya menggunakan periode

pengamatan yang lebih panjang agar dapat lebih menggambarkan perkembangan

pengungkapan CSR di Indonesia. Serta penambahan variabel lain yang lebih besar

pengaruhnya terhadap variabel pengungkapan Corporate Social Responsibility,

salah satunya seperti kompetensi anggota dewan komisaris dan komite audit.

Page 24: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

24

DAFTAR PUSTAKA

Amran, Azlan dan S. Susela Devi. 2008. “The Impact Of Government And

Foreign Affiliate Influence On Corporate Social Reporting (The Case Of

Malaysia)”. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 23, No.

4, hal. 386-404.

Anggraini, Fr. RR. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Pengungkapan Infromasi Sosial dalam Laporan

Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang

Terdaftar pada Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi 9.

Padang.

Forum Corporate Governance Indonesia (FCGI). 2006. Governance Publication

Test 1. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2007. SPSS. Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan

Penerbit Undip: Semarang.

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Huafang, Xiao dan Yuan Jianguo. 2007. “Ownership Structure, Board

Composition and Corporate Voluntary Disclosure: Evidence from listed

companies in China”. Managerial Auditing Journal Vol. 22 No. 6.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan. 19 Juni

2009.

Jensen, Michael C., dan Meckling William H. 1976. “Theory of The Firm:

Managerial Behavior, Agency Costs, and Ownership Structure”. Journal of

Financial Economics 3. Hal 305-360.

Kaihatu, Thomas S. 2006. “Good corporate governace dan penerapannya di

Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.8 No.1 Maret

2006.

Khodadadi, Vali, Soheila Khazami, Abbas Aflatooni. 2010. “The Effect of

Corporate Governance Structure on The Extent of Voluntary Disclosure in

Iran”. Business Intelligence Journal. Juli Vol. 3 No. 2.

Komite Nasional Kebijakan Governace (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good

Corporate Governance di Indonesia. Jakarta.

Matoussi, Hamadi dan Raida Chakroun. 2006. “Board Composition, Ownership

Structure and Voluntary Disclosure in Annual Reports: Evidence from

Page 25: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

25

Tunisia”. Laboratoire Interdisciplinaire De Gestion Université-Entreprise

(LIGUE).

Mulia, Rizky. 2010. “Pengaruh Karakteristik Corporate Governance terhadap

Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility”. Skripsi Tidak

Dipublikasikan. Universitas Diponergoro.

Murwaningsari, Etty. 2009. “ Hubungan Corporate Governance, Corporate Social

Responsibility dan Corporate Financial Performance Dalam Satu

Continum”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 11, No. 1, hal 30-41.

Purwati, Atik Sri. 2006. “Pengaruh Karakteristik Komte Audit terhadap Ketepatan

Waktu Pelaporan Keuangan pada Perusahaan Publik yang tercatat di BEJ”.

Tesis Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.

Rawi dan Munawar Muchlis. 2010. “Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan

Institusi, Leverage, dan Corporate Social Responsibility”. Simposium

Nasional Akuntansi 10. Purwokerto.

Rosmasita, H. 2007. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial

(Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaa

Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi tidak dipublikasikan.

Universitas Islam Indonesia.

Rustiarini, Ni Wayan. 2009. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada

Pengungkapan Corporate Social Responsibility”. Universitas

Mahasaraswati Depansar.

Said, Roshima., Yuserrie Hj Zainuddin., dan Hasnah Haron. 2009. “The

Relationship between Corporate Social Responsibility and Corporate

Governance Characteristics in Malaysian Public Listed Companies”. Social

Responsibility Journal. Vol. 5, No. 2, hal. 212-226.

Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. “Perkembangan Corporate Social

Responsibility di Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo.

Siregar, N. P. Sylvia Veronica, dan Siddharta Utama. 2005. “Pengaruh Struktur

Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktek Corporate Governance

terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management)”. Simposium Nasional

Akuntansi 8. Solo.

Sitepu, Andre Christian dan Hasan Bakti Siregar. 2008. “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal

Akuntansi.

Page 26: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

26

Ujiyantho, Muh. Arief, dan Bambang Agus Pramuka. 2007. “Mekanisme

Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”.

Simposium Nasional Akuntansi 10. Makasar.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas, Pasal 66 ayat (2) bagian c dan 74.

Veronica, Theodora Martina dan Agus Sumin. 2009. “Pengaruh Karakteristik

Perusahaan terhadap Pengungapan Tanggung Jawab Sosial pada

Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Universitas Gunadharma Jakarta.

Wahidahwati. 2002. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan

Institusional pada Kebijakan Tentang Perusahaan: Sebuah Perspektif Theory

Agency”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Januari. Vol. 5 No. 11-16.

Waryanto. 2009. “Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG)

terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) di

Indonesia”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro.

World Business Council for Sustainable Development. “Meeting Changing

Expectations“. WBCSD’s first report on Corporate Social Responsibility.

Geneva - Switzerland.

Page 27: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

27

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Indikator Pengungkapan CSR menurut Nor Hadi

Key Success Factors for Social Performance

Community Bantuan perbaikan jalan sekitar perusahaan

Bantuan penerangan jalan lingkungan sekitar

Prioritas penerimaan tenaga kerja masyarakat sekitar perusahaan

Bantuan peningkatan kesejahteraan & ekonomi masyarakat sekitar

perusahaan

Bantuan stimulan modal untuk UKM dan koperasi

Bantuan kesehatan masyarakat

Bantuan pendidikan & pelatihan-pelatihan

Bantuan penyediaan air bersih

Bantuan organisasi dan kegiatan-kegiatan kepemudaan

Bantuan pengembangan dan pelestarian seni dan budaya

Bantuan untuk pengembangan prestasi olahraga baik regional, nasional

maupun internasional

Bantuan korban bencana alam

Bantuan untuk pengadaan dan perbaikan sarana ibadah

Kerjasama dengan lembaga nasional & interbasional terkait peningkatan

masyarakat

Membantu mempelopori dan memfasilitasi harmonisasi hubungan

antarpenganut agama

Bantuan kegiatan-kegiatan keagamaan & hari besar

Mempelopori dan memfasilitasi terjadinya hubungan harmonis dan

kedekatan dengan masyarakat sekitar

Bantuan untuk anak yatim piatu dann panti jompo

Membantu menangani masalah anak jalanan

Kampanye dan ikut aktif dalam pemberantasan narkoba dan HIV

Membuka sarana pasar di daerah terpencil

Membuka akses jalan di daerah terpencil

Memperoleh penghargaan atas perhatian terhadap masyarakat sekitar

Environmental Memiliki program untuk pengelolaan dan pengolahan limbah

Melakukan investasi peralatan dalam rangka pengolahan limbah

Program rehabilitasi dan reklamasi lingkungan

Melakukan riset berkelanjutan untuk pengelolaan dan pemeliharaan

lingkungan

Memiliki manajemen tata lingkungan yang baik

Berusaha melakukan kegiatan prefentif dan represif dalam pencegahan

dalam rangka proses produksi

Ikut berpartisipasi menjaga keamanan & ketenangan lingkungan sekitar

Ikut menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan sekitar

Page 28: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

28

Berusaha melakukan perlinduungan lingkungan

Memperoleh penghargaan dalam rangka ikut menjaga, melestarikan,

penghijauan dan sejenisnya

Selalu patuh terhadap peraturan lingkungan

Mengedepankan etika bisnis dalam rangka pengelolaan lingkunga

Energy Program penghematan energi dalam proses produksi

Membantu sumber energi alternatif secara mandiri ramah lingkungan

Menggunakan sumber energi alternatif dengan bahan ramah lingkungan

Konservasi energy

Melakukan penggantian peralatan dalam rangka penghematan energy

Mengikuti seminar dan pelatihan saving energy

Ikut menyelenggarakan konvensi penghematan energy

Mnegembangkan produk bio-diesel untuk mendukung program energi

ramah lingkungan

Memperoleh penghargaan dalam keberhasilan konservasi dan penghematan

energy

Employee Memiliki program pemberian insentif, imbalan pasca kerja dan pension

Jaminan kesehatan karyawan

Peningkatan keterampilan karyawan lewat studi lanjut dan pelatihan-

pelatihan

Bantuan kesejahteraan dan kesehatan untuk istri dan anak karyawan

Bantuan pendidikan untuk anak-anak karyawan

Mendukung efektifnya serikat pekerja

Memiliki corporate of conduct, dan dijadikann sebagai dasar operasional

dan hubungan interpersonal

Memiliki program Lingkungan, Kesehatan, & Keselamatan Kerja (LK3)

Memiliki sistem manajemen promosi, motivasi, & renumerasi

Berusaha menciptakan suasana kerja kondusif, harmonis dan kebersamaan

Program pengembangan hobi dan bakat karyawan baik dalam seni dan

olahraga

Memiliki program rekreasi untuk karyawan dan keluarga karyawan

Memiliki program cuti untuk karyawan

Bersikap adil dan berusaha untuk tidak bias gender

Memiliki sitem rekrutmen yang bagus

Membangun hubungan baik dan dekat terhadap media masa sebagai media

socila control

Perusahaan memiliki fasilitas-fasilitas lain seperti masjid, kantin dan

sejenisnya untuk karyawan

Pengahrgaaan yang diperoleh dalam keberpihakan terhadap karyawan

Menjalin etika bisnis dengan karyawan

Customer

Melakukan penelitian lewat research & development untuk kualitas,

kesehatan dan pengembangan produk & jasa

Page 29: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

29

Memiliki SOP produksi untuk menjamin kualitas & kesehatan produk &jasa

Memiliki standar kualitas produk yang dijadikan parameter kesehatan dan

kualitas produk & jasa

Menjalin pihak ketiga (POM, Depkes, Lab. Perlindungan konsumen, dan

sejenisnya) sebagai pihak ketiga untuk menjaga kesehatan produk

Memilki standar dan fasilitas serta laboratorium untuk pengendalian dan

penjaminan mutu produk

Memiliiki SOP untuk menjamin kualitas bahan baku

Memiliki jaminan legal menurut Undang-Undang & peraturan yang berlaku

Menjamin kesehatan dan kualitas produk yang beredar, termasuk produk out

of date

Jaminan sertifikat halal baik produk maupun jasa yang dijual

Layanan aduan kualitas produk

Melakukan promosi dan pendidikan masyarakat tentang penggunaan, dan

hal lain tentang produk

Berupaya meningkatkan customer satisfaction

Bersifat integritas dalam menjalankan etika bisnis

Penghargaan-penghargaan yang diperoleh perusahaan terkait jaminan

kualitas dan kesehatan produk

Menjalin etika bisnis dengan konsumen

Supplier Meiliki SOP untuk menentukan supplier

Memiliki standar dan kriteria berikut implement dalam penentuan

supplierasinya

Mengedepankan etika bisnis terkait dengan supplier

Memiliki kontrak kerja jelas & berusaha melakukan kontrak kerja dengan

supplier

Berusaha melakukan komunikasi dengan baik, fair& transparan terhadap

supplier

Melakukan hak dan kewajiban secara tepat terhadap supplier

Menjaga etika bisnis dengan supplier

Bankers Keterbukaan & kualitas pelaporan keu. saat pengajuan kredit (pinjaman)

Kebenaran dan ketepatan syarat pendukung secara legal formal saat

pengajuan kredit (pinjaman)

Kebenaran, ketepatan dan kejujuran nilai agunan yang disampaikan

Upaya mematuhi perjanjian kredit

Tepat pembayaran pokok angsuran dan bunga

Menjalin hubungan baik dan kooperatif dengan bank

Menjaga etika bisnis dengan bankers

Marketforce Menjaga persaingan secara sehat dan fair

Keterbukaan dalam penyampaian produk

Menggunakan format promosi dengan kampanye pendidikan, kegiatan

sosial, kesehatan, dan pembelajaran masyarakat lainnya

Page 30: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

30

Menjaga kestabilan harga tanpa melakukan manipulasi

Promosi yang mengedepankan etika, tidak eksploitasi wanita

Promosi dengan kegiatan sosial kemasyarakatan

Menghindari tindakan-tindakan monopoli terselubung

Menjaga etika bisnis dengan marketforce

Government

Mengikuti segala bentuk peraturan & perundang-undangan yang

dikeluarkan pemerintah

Mengikuti segala anjuran pemerintah

Mendukung program-program pemerintah

Menjalin hubungan baik dengan pemerintah daerah setempat

Membantu mempercepat pembangunan bersama pemerintah

Mendukung proses otonomi daerah

Bersama pemerintah mendukung kemandirian daerah

Mendukung peningkatan pendapatan daerah

Membayar pajak dan retribusi secara tepat

Mendukung pembangunan berkelanjutan

Menjalin etika bisnis dengann pemerintah

Shareholder Menjalin komunikasi dengan para pemegang saham

Menjalin komunikasi dengan para investor dan calon investor

Berkomitmen meningkatkan pembagian dividen secara tepat waktu

Melaksanakan good governance

Menjalin etika bisnis terkait dengan shareholder

Directors Meningkatkan kesejahteraan denngann pemberian renumerasi

Pemberian bonus

Pemberian bonus saham

Menjaga harkat, martabat dan hak asasi

Pemenuhan kontrak kerja dengan baik

Mengikuti segala aturan yang berlaku

Menjaga etika bisnis terhadap directors bawahnnya

Page 31: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

31

Tabel 4.1

Tahapan Perolehan Sampel

KETERANGAN JUMLAH

Jumlah perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI th. 2009 326

Data yang tidak diperoleh dari BEI maupun Website (136)

Data yang diperoleh 190

Data yang tidak memenuhi kriteria, tidak lengkap (67)

Total data yang digunakan sebagai sampel 123

Sumber : Data sekunder yang telah diolah

Tabel 4.2

Distribusi Sampel berdasarkan Jenis Industri

No. Jenis Industri Jumlah Persentase

1 Agriculture, Forestry and Fishing 6 5%

2 Animal Feed and Husbandry 4 3%

3 Mining and Mining Services 8 7%

4 Constructions 6 5%

5 Food and Baverage 5 4%

6 Tobacco Manufacturers 2 2%

7 Lumber and Wood Products 1 1%

8 Chemical and Allied Products 6 5%

9 Cement 2 2%

10 Metal and Allied Productss 2 2%

11 Stone, Clay, Glass, and Concrete Products 1 1%

12 Cables 2 2%

13 Electronics and Office Equipment 2 2%

14 Automotive and Allied Products 7 6%

15 Photograpic Equipment 2 2%

16 Pharmaceuticals 4 3%

17 Consumer Goods 1 1%

18 Transportation Services 5 4%

19 Telecommunication 1 1%

20 Wholesale and Retail Trade 13 11%

21 Real Estate and Property 28 23%

22 Hotel and Travel Services 8 7%

23 Others 7 6%

Jumlah 123 100%

Page 32: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

32

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

UDKOM 123 2 10 4.58 .164 1.824

KOMIND 123 .142857142857 .666666666667 .39642857142857 .008233707127974 .091316229485880

INDKOA 123 .333333333333 .800000000000 .63004258614015 .009388960806010 .104128612576300

KMENJ 123 .0000 26.0300 1.820649E0 .4074103 4.5183985

KINST 123 .0000 99.8900 3.724988E1 2.7910283E0 30.9540015

KASG 123 .0000 99.8600 2.926757E1 2.8277791E0 31.3615873

CSRD 123 .032520325203 .235772357724 .10582325335448 .004517923868330 .050106199594896

SSIZE 123 22.66 32.21 28.1510 .15621 1.73247

Valid N

(listwise) 123

Gambar 4.1

Grafik Histogram

Page 33: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

33

Gambar 4.2

Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Tabel 4.13

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 123

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .03830232

Most Extreme Differences Absolute .101

Positive .101

Negative -.074

Kolmogorov-Smirnov Z 1.122

Asymp. Sig. (2-tailed) .162

a. Test distribution is Normal.

Page 34: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

34

Tabel 4.14

Hasil Uji Multikolinearitas

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.130 .080

UDKOM .005 .002 .178 .807 1.239

KOMIND -.051 .041 -.093 .919 1.088

INDKOA -.034 .036 -.070 .913 1.096

KMENJ -.002 .001 -.157 .829 1.207

KINST .000 .000 -.427 .426 2.350

KASG .000 .000 -.294 .438 2.281

KKONS .012 .008 .115 .842 1.188

SSIZE .010 .002 .358 .698 1.433

a. Dependent

Variable: CSRD

Tabel 4.15

Hasil Uji Glejser

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .021 .045 .467 .641

UDKOM .002 .001 .149 1.481 .141

KOMIND .009 .023 .039 .412 .681

INDKOA -.005 .020 -.025 -.265 .792

KMENJ .000 .000 -.137 -1.381 .170

KINST 4.119E-5 .000 .058 .417 .677

KASG 9.623E-5 .000 .136 1.002 .319

KKONS .002 .004 .043 .442 .659

SSIZE -8.817E-5 .001 -.007 -.064 .949

a. Dependent Variable: AbsRES1

Page 35: PENGARUH KARAKTERISTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE

35

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .645a .416 .375 .039623475704472

a. Predictors: (Constant), SSIZE, KASG, KOMIND, INDKOA, KKONS, KMENJ, UDKOM, KINST

b. Dependent Variable: CSRD

Hasil Uji Pengaruh Simultan (F Test)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .127 8 .016 10.136 .000a

Residual .179 114 .002

Total .306 122

a. Predictors: (Constant), SSIZE, KASG, KOMIND, INDKOA, KKONS, KMENJ, UDKOM, KINST

b. Dependent Variable: CSRD

Hasil Uji Parsial (t Test)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.130 .080 -1.621 .108

UDKOM .005 .002 .178 2.236 .027

KOMIND -.051 .041 -.093 -1.246 .215

INDKOA -.034 .036 -.070 -.937 .351

KMENJ -.002 .001 -.157 -2.000 .048

KINST .000 .000 -.427 -3.887 .000

KASG .000 .000 -.294 -2.723 .007

KKONS .012 .008 .115 1.479 .142

SSIZE .010 .002 .358 4.181 .000

a. Dependent Variable: CSRD