PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik...

64
PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN PENGENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK LOSION REPELAN MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanioides (L.) Nash) KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi (A.Md) Oleh : Linus Seta Adi Nugraha NIM : 09.0064 AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 2012

Transcript of PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik...

Page 1: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN PENGENTAL

TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK LOSION REPELAN

MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanioides (L.) Nash)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi (A.Md)

Oleh :

Linus Seta Adi Nugraha

NIM : 09.0064

AKADEMI FARMASI THERESIANA

SEMARANG

2012

Page 2: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN PENGENTAL

TERHADAP SIFAT FISIK LOSION REPELAN

MINYAK AKAR WANGI (Vetiveria zizanioides (L.) Nash)

Diajukan oleh :

Linus Seta Adi Nugraha

NIM : 09.0064

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Karya Tulis

Akademi Farmasi Theresiana

Pada tanggal :

29 Juni 2012

Panitia penguji :

1. Dra. MG. Isworo Rukmi, M.Si .........................................

2. Septiana Laksmi Ramayani. S.Farm., Apt .........................................

3. Monica Kristiani, S.Farm., Apt .........................................

Pembimbing I

Monica Kristiani, S.Farm., Apt

Mengetahui

Direktur

Akademi Farmasi Theresiana

Fef Rukminingsih, M.Sc., Apt

Page 3: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil

dengan cara yang besar

NAPOLEON HILL (1883-1970)

Sastrawan Amerika Serikat

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan dengan tulus kepada :

Kedua orang tua yang telah memberi doa,

Kakak dan adik yang telah memberi semangat,

Teman-teman serta Almamaterku yang telah memberi motivasi.

Page 4: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

iv

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Pengaruh Kadar Na CMC Sebagai Bahan Pengental Terhadap

Karakteristik Fisik Losion Repelan Minyak Akar Wangi (Vetiveria zizanioides

(L.) Nash)”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi (A.Md.).

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terwujud atas bimbingan, bantuan,

dorongan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Fef Rukminingsih, M.Sc., Apt selaku Direktur Akademi Farmasi Theresiana

Semarang.

2. Dra. MG. Isworo Rukmi, M.Si., selaku dosen penguji.

3. Septiana Laksmi Ramayani. S.Farm., Apt., selaku dosen penguji.

4. Monica Kristiani, S.Farm., Apt selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah

yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan selama mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Kedua orang tua, keluarga penulis yang telah memberikan dorongan dan doa

selama mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, maka

penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat

penulis harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat, khususnya

bagi perkembangan ilmu farmasi dan ilmu pengetahuan pada umumnya.

Semarang, Juni 2012

Penulis

Page 5: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

v

INTISARI

Insect repellent atau repelan adalah bahan yang memiliki kemampuan

untuk melindungi manusia dari gigitan nyamuk bila dioleskan pada permukaan

kulit. Salah satu bahan alam yang potensial sebagai repelan adalah akar wangi

(Vetiveria zizanioides) dengan kandungan senyawa utama vetiverin, vetiveron,

dan vetivazulen. Sediaan repelan minyak atsiri akar wangi dibuat dalam bentuk

losion dengan variasi konsentrasi bahan pengental natrium karboksimetilselulosa

sebesar 0,25%, 0,50%, 0,75%, dan 1%. Konsentrasi minyak akar wangi yang

digunakan adalah 10%. Penelitian bersifat eksperimental murni. Pengamatan

dilakukan terhadap sifat fisik sediaan losion yaitu pH, daya sebar, daya lekat, daya

proteksi, dan viskositas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formulasi

losion yang dibuat memiliki pH 8 dan daya lekat yang variatif dari 0,51 sampai

0,61 detik. Daya sebar dari losion semakin menurun seiring dengan kenaikan

konsentrasi natrium karboksimetilselulosa. Pengukuran viskositas menunjukkan

bahwa kenaikan konsentrasi natrium karboksimetilselulosa diikuti dengan

kenaikan viskositas dari losion. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

kenaikan konsesntrasi natrium karboksimetilselulosa berpengaruh secara langsung

terhadap karakteristik viskositas dari losion

Kata kunci : Repelan, Akar wangi, Vetiveria zizanioides, losion, natrium

karboksimetilselulosa

Page 6: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

vi

ABSTRACT

Insect repellent is constituent that has ability to protect human from

mosquito bites if applied on the skin surface. One of the natural insect repellent is

Vetiveria zizanioides with vetiverin, vetiveron, and vetivazulen as its active

contents. This study was undertaken to examine the effect of natrium

carboxymethylcellulosa as thickening agent in repellent losion formulation of

Vetiveria zizanioides essential oil. The losion formulation was made with different

concentrations of natrium carboxymethylcellulosa (0,25%, 0,50%, 0,75% and

1%). Essential oil was applied at 10% concentration. This research was observed

with experimental methods. Observation was undertaken according to the

physical characteristic of the losion by measured its pH, spreading capacity,

adhesive force, protection property and the viscosity. Result shows that the pH of

all formulation is 8, adhesive force was variety from 0,51 to 0,61 second. The

spreading capacity was becoming lower with the increasing of natrium

carboxymethylcellulosa concentration. The viscosity measuring shows that the

increasing concentration of natrium carboxymethylcellulosa followed by the

increasing of losion viscosity. From this study, it is concluded that the increasing

concentration of natrium carboxymethylcellulosa possesses the thickening

characteristic of losion.

Keyword : Repellent, Vetiveria zizanioides, losion, natrium

carboxymethylcellulosa

Page 7: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iii

PRAKATA ......................................................................................................... iv

INTISARI ........................................................................................................... v

ABSTRACT ......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ......................................... 5

2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5

2.1.1 Minyak Atsiri ....................................................................... 5

2.1.2 Losion ................................................................................... 6

2.1.3 Bahan Pengental ................................................................... 7

2.1.4 Natrium Carboxymethylcellulose .......................................... 7

2.1.5 Tanaman Akar Wangi .......................................................... 9

2.1.5.1 Klasifikasi .............................................................. 10

2.1.5.2 Khasiat ................................................................... 12

2.1.6 Minyak Akar Wangi ............................................................. 12

2.1.7 Pemeriksaan Karakteristik Minyak Akar Wangi ................. 14

2.1.7.1 Kromatografi Lapis Tipis ...................................... 14

2.1.7.2 Berat Jenis ............................................................. 15

Page 8: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

viii

2.1.8 Pemeriksaan Karakter Fisik Sediaan Semipadat .................. 16

2.1.8.1 Organoleptis .......................................................... 17

2.1.8.2 Viskositas .............................................................. 17

2.1.8.3 pH .......................................................................... 18

2.1.8.4 Homogenitas .......................................................... 18

2.2 Hipotesis .......................................................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 20

3.1 Jenis Rancangan Penelitian .............................................................. 20

3.2 Variabel Penelitian ........................................................................... 20

3.2.1 Variabel Bebas ..................................................................... 20

3.2.2 Variabel Terikat .................................................................... 20

3.2.3 Variabel Terkendali .............................................................. 20

3.2.4 Variabel Tak Terkendali ....................................................... 21

3.3 Bahan Penelitian .............................................................................. 21

3.4 Alat Penelitian ................................................................................. 21

3.5 Tatacara Penelitian ........................................................................... 22

3.5.1 Identifikasi Minyak Akar Wangi ......................................... 22

3.5.1.1 Kromatografi Lapis Tipis ...................................... 22

3.5.1.2 Berat Jenis ............................................................. 22

3.5.2 Formula Losion .................................................................... 24

3.5.3 Cara Pembuatan Losion ....................................................... 24

3.5.4 Analisis Hasil ....................................................................... 25

3.5.4.1 Organoleptis .......................................................... 25

3.5.4.2 pH .......................................................................... 25

3.5.4.3 Viskositas .............................................................. 25

3.5.4.4 Daya Sebar ............................................................ 26

3.5.4.5 Daya Lekat ............................................................ 26

3.5.4.6 Daya Proteksi ........................................................ 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 28

4.1 Identifikasi Minyak Akar Wangi ..................................................... 28

4.2 Karakteristik Fisik Losion ............................................................... 30

Page 9: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

ix

4.2.1 Organoleptis ......................................................................... 30

4.2.2 pH ......................................................................................... 30

4.2.3 Daya Proteksi ....................................................................... 31

4.2.4 Daya Sebar ........................................................................... 32

4.2.5 Daya Lekat ........................................................................... 33

4.2.6 Viskositas ............................................................................. 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 37

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 37

5.2 Saran ................................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 38

LAMPIRAN ....................................................................................................... 41

Page 10: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

x

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formulasi Losion Minyak Akar Wangi ............................................. 24

Tabel II. Data Pengujian Daya Proteksi Losion Minyak Akar Wangi

Menggunakan Reagen Phenol Ptalein dan Kalium Hidroksida ......... 32

Tabel III. Luas Lingkaran Daya Sebar Losion Minyak Akar Wangi ................. 32

Tabel IV. Hasil Pengujian Daya Lekat Losion Minyak Akar Wangi dengan Na

CMC Sebagai Bahan Pengental .......................................................... 34

Tabel V. Data Viskositas Losion Minyak Akar Wangi .................................... 35

Page 11: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Kimia Natrium Carboxymethylcellulose ............................ 8

Gambar 2. Tanaman Akar Wangi ..................................................................... 10

Gambar 3. Penampang Melintang Akar Wangi ................................................ 11

Gambar 4. Minyak Akar Wangi ......................................................................... 13

Gambar 5. Hasil Identifikasi KLT Minyak Akar Wangi .................................. 29

Gambar 6. Hasil Mikroskopik Sediaan Losion Minyak Akar Wangi dengan

Bahan Pengental Na CMC .............................................................. 30

Gambar 7. Pola Penurunan Daya Sebar Sediaan Losion Minyak Akar Wangi 33

Gambar 8. Pola Kenaikan Viskositas Losion Minyak Akar Wangi Terhadap

Kenaikan Kadar Na CMC ............................................................... 35

Gambar 9. Viskometer Brookfield .................................................................... 47

Gambar 10. Mikroskop Olympus ....................................................................... 48

Gambar 11. Alat Uji Daya Lekat ....................................................................... 49

Gambar 12. Alat Uji Daya Sebar ....................................................................... 50

Page 12: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis dari Na CMC ............................................. 41

Lampiran 2. Skema cara kerja pembuatan losion .............................................. 42

Lampiran 3. Pengujian pH Losion ...................................................................... 43

Lampiran 4. Pengujian Viskositas Losion .......................................................... 44

Lampiran 5. Pengujian Daya Sebar Losion......................................................... 45

Lampiran 6. Pengujian Daya Lekat Losion......................................................... 46

Lampiran 7. Gambar Viskometer Brookfield ..................................................... 47

Lampiran 8. Mikroskop Olympus ...................................................................... 48

Lampiran 9. Alat Uji Daya Lekat ....................................................................... 49

Lampiran 10. Alat Uji Daya Sebar ..................................................................... 50

Lampiran 11. Hasil Uji Anova Terhadap Viskositas Losion ............................. 51

Page 13: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang berada di daerah tropis, sehingga merupakan

daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang diperantarai penyebarannya oleh

nyamuk seperti demam berdarah, malaria dan filariasis. Pengendalian nyamuk

maupun perlindungan terhadap gigitan nyamuk merupakan usaha untuk mencegah

penyebaran penyakit tersebut (Tawatsin et al., 2001).

Sebagai upaya pencegahan terhadap gigitan nyamuk selain digunakan

pembasmi nyamuk baik dalam bentuk semprotan atau obat nyamuk bakar, sediaan

dalam bentuk losion juga praktis digunakan dengan cara diaplikasikan pada

permukaan kulit tubuh (Sudarto, 1989). Repelan yang beredar di pasaran

mengandung bahan aktif DEET (N,N-diethyl-3-methylbenzamide). DEET

mempunyai daya repelan yang sangat baik, tetapi dalam penggunaannya dapat

menimbulkan reaksi hipersensitivitas dan iritasi (Tawatsin et al., 2001). Untuk

mencegah terjadinya reaksi hipersensitivitas dan iritasi ini perlu dilakukan

penelitian repelan yang berasal dari bahan alam sebagai alternatif dari DEET.

Salah satu tanaman yang diketahui mempunyai daya repelan adalah

tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides). Minyak atsiri tanaman akar wangi

mampu menolak serangan nyamuk Aedes albopictus dengan durasi 1 jam dalam

konsentrasi 20% (Anggoro, 2003). Namun sebelum digunakan oleh masyarakat

luas, hasil penelitian awal tersebut masih memerlukan penelitian lanjutan untuk

Page 14: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

2

memperoleh suatu sediaan farmasi dengan formula yang relatif optimal, stabil dan

aman. Suatu sediaan yang mampu melepaskan zat aktifnya dan mempertahankan

efektivitas dari zat aktif dalam waktu lama serta stabil dalam penyimpanan.

Banyak bentuk sediaan farmasi yang digunakan sebagai repelan antara

lain, sediaan bakar, losion, dan cair. Losion merupakan salah satu bentuk sediaan

repelan yang banyak digunakan oleh masyarakat luas, selain karena harganya

yang murah juga karena praktis dalam penggunaan yaitu dengan cara dioleskan

pada kulit.

Losion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa emulsi, terdiri dari

sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai viskositas rendah

serta dapat mengalir dibawah pengaruh gravitasi (Wilkinson, 1982). Proses

pembuatan losion adalah dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut

dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase lemak/minyak, dengan

cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1996).

Losion merupakan campuran dari air, alkohol, emolien, humektan, bahan

pengental, bahan pengawet dan bahan pewangi. Bahan pengental atau thickening

agents digunakan untuk mengatur kekentalan sehingga sesuai dengan tujuan

penggunaan kosmetik dan mempertahankan kestabilan dari produk tersebut

(Mitsui, 1997). Bahan pengental yang digunakan dalam pembuatan losion

bertujuan untuk mencegah terpisahnya partikel dari emulsi.

Water soluble polymers adalah salah satu jenis bahan yang digunakan

sebagai pengental. Bahan ini diklasifikasikan sebagai polimer alami, semi sintetis

polimer, dan polimer sintetis (Mitsui, 1997). Bahan pengental polimer seperti gum

Page 15: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

3

alami, derivat selulosa dan karbomer lebih sering digunakan dalam sistem emulsi

dibandingkan dalam formulasi berbasis surfaktan (Schmitt, 1996).

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

a. Apakah minyak akar wangi memiliki karakteristik fisik (meliputi

organoleptis, pH, daya proteksi, daya sebar, daya lekat, dan viskositas)

yang baik dalam sediaan losion?

b. Apakah perbedaan konsentrasi Na CMC berpengaruh terhadap

karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan berapa konsentrasi Na

CMC yang diperlukan sebagai bahan pengental pada sediaan losion

minyak akar wangi untuk membentuk sediaan dengan karakteristik fisik

yang memenuhi persyaratan?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak akar wangi

memiliki karakteristik yang baik dalam bentuk losion dan untuk mengetahui

berapa konsentrasi Na CMC yang diperlukan untuk membentuk suatu sediaan

losion minyak akar wangi dengan karakteristik fisik yang memenuhi syarat.

Page 16: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

4

1.4 Manfaat Penelitian

Setelah karakteristik fisik sediaan losion diketahui, maka minyak akar

wangi dapat digunakan sebagai repelan dalam sediaan berbentuk losion. Manfaat

secara praktek adalah memberdayakan tanaman akar wangi (V.zizanoides) sebagai

repelan yang relatif tidak memiliki efek samping dibanding DEET dan sebagai

upaya meningkatkan nilai ekonomi tanaman tersebut.

Page 17: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah campuran alamiah lipofilik yang komponennya

terdiri atas turunan isoprena. Sebagian besar dari komponen itu merupakan

hidrokarbon hemi-, mono-, dan seskuiterpena serta turunannya. Di samping itu,

turunan fenilpropena dan ftalida juga merupakan minyak atsiri. Semua senyawa

ini, yang dapat diisolasi dengan penyulingan uap air, berbeda strukturnya (rantai

terbuka, mono, dan bisiklik, dan sebagainya), jumlah dan letak ikatan rangkapnya,

dan sifat gugus fungsinya. Sifat fisika minyak atsiri pun berbeda-beda, tergantung

pada komposisinya (Stahl, 1985).

Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terkandung dalam tanaman.

Minyak ini disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial,

karena pada suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap di udara terbuka. Istilah

esensial digunakan, karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya.

Dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak

berwarna, namun pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan

membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk

mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindung dari

pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap.

Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin, sehingga tidak memungkinkan

Page 18: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

6

berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat, serta disimpan di

tempat yang kering dan sejuk (Armando, 2009).

Secara kimia, minyak atsiri bukan merupakan senyawa tunggal, tetapi

tersusun dari berbagai macam komponen yang secara garis besar terdiri dari

kelompok terpenoid dan fenil propana. Pengelompokan tersebut juga didasarkan

pada awal terjadinya minyak atsiri di dalam tanaman (Armando, 2009).

2.1.2 Losion

Losion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa emulsi, terdiri dari

sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai viskositas rendah

serta dapat mengalir dibawah pengaruh gravitasi (Wilkinson, 1982). Proses

pembuatan losion adalah dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang larut

dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase lemak, dengan cara

pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1996). Losion merupakan campuran dari

air, alkohol, emolien, humektan, bahan pengental, bahan pengawet dan bahan

pewangi (Mitsui, 1997).

Losion umumnya berupa suatu emulsi, namun selain itu juga bisa berupa

suatu suspensi atau larutan, dengan atau tanpa obat untuk penggunaan topikal.

Sebagai medium dispers biasanya digunakan air. Apabila losion mengandung

bahan yang tidak larut, maka sebaiknya digunakan partikel yang halus. Suatu

bahan hidrofilik dapat digunakan untuk membantu pendispersiannya. Berbagai

macam bahan tambahan ditambahkan pada formula losion, misalnya alkohol

untuk memperoleh efek dingin setelah losion diaplikasikan di kulit dan gliserin

Page 19: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

7

untuk menjaga kulit tetap lembab. Selain itu juga bisa ditambahkan pengawet dan

stabilizer (Sulaiman, 2008).

2.1.3 Bahan Pengental

Bahan pengental atau thickening agents digunakan untuk mengatur

kekentalan produk sehingga sesuai dengan tujuan penggunaan kosmetik dan

mempertahankan kestabilan dari suatu produk. Bahan pengental yang digunakan

dalam pembuatan losion bertujuan untuk mencegah terpisahnya partikel dari

emulsi. Umumnya water soluble polymers digunakan sebagai bahan pengental

yang diklasifikasikan sebagai polimer alami, semi sintetis polimer, dan polimer

sintetis (Mitsui, 1997).

Menurut Schmitt (1996), bahan pengental polimer seperti gum alami,

derivat selulosa dan karbomer lebih sering digunakan dalam sistem emulsi

dibandingkan dalam formulasi berbasis surfaktan. Penggunaan bahan pengental

dalam pembuatan losion biasanya digunakan dalam proporsi yang kecil yaitu

dibawah 2,5% (Strianse, 1996).

2.1.4 Natrium Carboxymethylcellulose

Natrium Carboxymethylcellulose adalah garam natrium dari

polikarboksimetil eter selulosa, mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak

lebih dari 9,5% natrium (Na) dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan

(Anonim, 1995).

Page 20: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

8

Natrium Carboxymethylcellulose (Na CMC) berbentuk granul, putih

sampai krem, bersifat higroskopik. Na CMC mudah terdispersi dalam air

membentuk larutan koloidal; tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam

pelarut organik. (Anonim, 1995).

Gambar 1. Struktur Kimia Natrium Carboxymethylcellulose

Na CMC banyak digunakan pada formulasi farmasi sediaan oral ataupun

topikal karena sifat bahan ini yang dapat meningkatkan kekentalan (viscosity-

increasing properties). Na CMC biasa digunakan pada emulsi dengan kadar 0,25

sampai 1 % (Rowe, 2009).

Page 21: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

9

2.1.5 Tanaman Akar Wangi

Salah satu spesies dari tanaman genus Vetiveria adalah Vetiveria

zizanioides. Di Indonesia, spesies V. zizanioides lebih dikenal dengan nama akar

wangi. Tanaman akar wangi merupakan rumput yang tumbuh sepanjang tahun,

memiliki tinggi hingga 1 meter, batang lunak, beruas-ruas dan berwarna putih,

tumbuh subur di daerah Garut, Jawa Barat yang merupakan daerah vulkanik. V.

zizainioides yang tumbuh di daerah Garut memiliki kandungan minyak atsiri lebih

banyak, dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia (Anonim, 2006).

Tanaman akar wangi (V. zizanioides) berasal dari Birma, India, dan

Srilangka. Selanjutnya, tanaman ini menyebar dan ditemukan tumbuh secara liar,

setengah liar, dan sengaja ditanam di berbagai negara beriklim tropis dan

subtropis. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan ketinggian

antara 100-2000 meter di atas permukaan laut dengan produksi 15-30 ton per

tahun. Tanaman akar wangi berumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak dan

berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah tua. Rumpun tanaman akar

wangi terdiri dari beberapa anak rumpun yang dapat dijadikan bibit (Armando,

2009).

Umur panen tanaman akar wangi berkisar 9-12 bulan. Tanaman akar

wangi banyak ditanam untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuat minyak

akar wangi yang dikenal dengan nama vetiver oil. Di Indonesia, minyak akar

wangi juga disebut java vetiver oil karena sebagian besar diproduksi di Jawa Barat

dan Jawa Tengah (Armando, 2009).

Page 22: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

10

Gambar 2. Tanaman Akar Wangi

(http://www.herbalmedicinalplants.org)

2.1.5.1 Klasifikasi

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Vetiveria

Species : Vetiveria zizanioides (L.) Nash

(Veldkamp,1999)

V. zizainioides memiliki daun tunggal, bentuk pita dan ujung runcing,

pelepah memeluk batang, warna hijau keputih-putihan, perbungaan bentuk bulir

Page 23: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

11

di ujung batang. Buah tanaman akar wangi seperti buah padi, berduri, berwarna

putih kotor. Akar termasuk akar serabut berwarna kuning (Anonim, 2006).

Pada penampang melintang akar tampak epidermis terdiri dari satu lapis

sel bentuk segi empat, pada epidermis terdapat bulu akar terdiri dari satu sel,

parenkim korteks terdiri dari beberapa lapis sel berisi butir pati, diantaranya

terdapat beberapa lapis serabut skelerenkim, rongga udara besar tersusun

melingkar dan sel minyak, di bawah parenkim terdapat endodermis, terdiri dari

satu lapis sel dengan penebalan U dan berlignin, empulur terdiri dari parenkim, di

antaranya terdapat beberapa lapis serabut sklerenkim dan trakea yang besar

(Anonim, 1995).

Gambar 3. Penampang Melintang Akar Wangi (Anonim, 1995)

Keterangan : 1. Rambut Akar

2. Epidermis

3. Parenkin

4. Serabut Sklerenkin

5. Rongga Udara

6. Endodermis

7. Trakea

8. Jaringan Empulur

9. Butir Pati

Page 24: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

12

2.1.5.2 Khasiat

Akar wangi digunakan sebagai bahan pewangi dalam pembuatan sabun,

parfum, deodorant dan berbagai keperluan toilet. Aromanya sangat kuat dan

berbau kayu. Minyak atsiri dan komponen vetiveryl acetat-nya disintesis dari

acetylation minyak akar wangi. Dalam bidang pangan, akar wangi digunakan

untuk menguatkan aroma dan rasa pada makanan kaleng. Akar wangi juga

digunakan sebagai pengharum ruangan. Akar wangi yang kering dapat dijadikan

bubuk untuk bahan pewangi pakaian dalam lemari. Dalam dunia kesehatan, akar

wangi digunakan sebagai karminativ, diaforetik, diuretik, bahan penyegar seperti

mint, masalah pencernaan, obat kuat, dan antipasdomik (Oyen, 1999).

2.1.6 Minyak Akar Wangi

Menurut Armando (2009), minyak atsiri dari tanaman akar wangi

memiliki beberapa kriteria sebagai berikut :

Minyak atsiri : Akar Wangi (Vetiver)

Warna : Cokelat kekuningan-cokelat kemerahan

Berat Jenis (25oC/25

oC) : 0,9765-1,0345

Putaran Optik : 17o-32

o

Kelarutan (dalam etanol) : 1:1 Jernih, seterusnya jernih (95%)

Bilangan asam : 10-35

Bilangan ester : 5-25

Bilangan ester (asetilasi) : 100-150

Kadar kusimol : 6-11%

Page 25: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

13

Gambar 4. Minyak Akar Wangi

Minyak atsiri yang dihasilkan oleh tanaman yang berasal dari genus

Vetiveria sebagian besar mengandung terpen, siskuiterpen alifatik, turunan

hidrokarbon teroksigenasi dan hidrokarbon aromatik. Komponen utama dari

minyak atsiri akar wangi adalah senyawa golongan seskuiterpen (3-4%),

seskuiterpenol (18-25%) dan seskuiterpenon seperti asam benzoat, vetiverol,

furfurol, α dan β vetivone, vetivene dan vetivenil vetivenat (Emmyzar, 2000).

Selain memiliki senyawa siskuiterpen yang merupakan komponen mayor dalam

minyak atsiri, Genus Vetiveria dari Perancis juga mengandung senyawa

flavonoid. Beberapa senyawa flavonoid tersebut adalah carlinoside,

neocarlinoside, 6,8-di-C-arabinopyranosylluteolin, isoorientin dan tricin-5-

Oglucoside (Champagnat, 2008).

Page 26: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

14

2.1.7 Pemeriksaan Karakteristik Minyak Akar Wangi

2.1.7.1 Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah teknik kromatografi yang paling

cocok digunakan untuk analisis obat di laboratorium farmasi. Metode ini hanya

memerlukan investasi yang kecil untuk perlengkapan, menggunakan waktu yang

singkat untuk menyelesaikan analisis (15-60 menit), dan memerlukan jumlah

cuplikan yang sangat sedikit (sekitar 0,1 g). Selain itu, hasil palsu yang

disebabkan oleh komponen sekunder tidak mungkin terjadi, kebutuhan ruang

minimum, dan penanganannya sederhana (Stahl, 1985).

Kromatografi lapis tipis merupakan metode pemisahan fitokimia. Lapisan

yang memisahkan, yang terdiri dari bahan berbutir-butir (fase diam), ditempatkan

pada penyangga berupa lempeng gelas, logam, atau lapisan yang cocok.

Campuran yang akan dipisah, berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita

(awal). Setelah lempeng atau lapisan ditaruh di dalam bejana tertutup rapat yang

berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak), pemisahan terjadi selama

perambatan kapiler (pengembangan). Selanjutnya, seyawa yang tidak berwarna

harus ditampakkan atau dideteksi (Stahl, 1985).

Kromatografi lapisan tipis digunakan pada pemisahan zat secara cepat,

dengan menggunakan zat penyerap berupa serbuk halus yang dilapiskan serba rata

pada lempeng kaca. Lempeng yang dilapis, dapat dianggap sebagai kolom

kromatografi terbuka dan pemisahan didasarkan pada penyerapan, pembagian atau

gabungannya, tergantung dari jenis zat penyerap dan cara pembuatan lapisan zat

penyerap dan jenis pelarut (Anonim, 1989).

Page 27: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

15

2.1.7.2 Berat Jenis

Berat jenis adalah bilangan murni tanpa dimensi; yang dapat diubah

menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Berat jenis

didefinisikan sebagai perbandingan kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan

air, harga kedua zat itu ditentukan pada temperatur yang sama, jika tidak dengan

cara lain yang khusus. Istilah berat jenis, dilihat dari definisinya, sangat lemah;

akan lebih cocok apabila dikatakan sebagai kerapatan relatif (Martin, 1969).

Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefinisikan sebagai

perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang sama

pada suhu 4oC atau temperatur lain yang tertentu. Notasi berikut sering ditemukan

dalam pembacaan berat jenis: 25o/25

o, 25

o/4

o, dan 4

o/4

o. Angka yang pertama

menunjukkan temperatur udara tempat zat ditimbang; angka di bawah garis

miring menunjukkan temperatur air yang dipakai. Buku-buku farmasi resmi

menggunakan suhu 25o/25

o untuk menyatakan berat jenis. Berat jenis dapat

ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe piknometer, neraca Mohr-

Westphal, hidrometer dan alat-alat lain (Martin, 1969).

Berat jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam menentukan mutu

dan kemurnian minyak atsiri. Dari seluruh sifat fisiko-kimia, nilai berat jenis

sudah sering dicantumkan dalam pustaka. Nilai BJ (Berat Jenis) minyak atsiri

berkisar antara 0,696 – 1,188 pada suhu 15oC, dan pada umumnya nilai tersebut

lebih kecil dari 1,000. Untuk tiap jenis minyak, batas nilai tersebut lebih sempit

dan hal ini telah diteliti selama bertahun-tahun (Guenther, 1987).

Page 28: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

16

Alat hidrometer jarang digunakan dalam pengukuran berat jenis karena

ketelitian angka pada penentuan berat jenis ditentukan sampai 3 desimal. Neraca

Mohr-Westphal dapat digunakan, tetapi kurang baik karena membutuhkan

sejumlah besar contoh minyak. Model lain dari alat pengukur bejana telah

ditemukan dan hanya membutuhkan sejumlah kecil minyak. Piknometer adalah

alat penetapan berat jenis yang praktis dan tepat digunakan. Piknometer adalah

alat berbentuk kerucut bervolume sekitar 10 ml, dilengkapi dengan sebuah

termometer dan sebuah kapiler dengan gelas penutup (Guenther, 1987).

Penggunaan tabung Sprengel atau Ostwald memberikan hasil yang lebih

teliti; dan dapat digunakan, namun pengerjaannya tidak dapat dilakukan dengan

cepat. Pembersihan tabung-tabung tersebut biasanya lebih sukar dan memakan

waktu. Tabung Sprengel kecil atau tabung berat jenis Gay-Lussac yang

berkapasitas sekitar 2 ml, menghasilkan nilai yang lebih teliti, jika hanya

menggunakan sejumlah kecil minyak. Untuk analisis-analisis rutin dianjurkan

mengunakan piknometer bentuk kerucut (Guenther, 1987).

2.1.8 Pemeriksaan Karakter Fisik Sediaan Semipadat

Menurut Paye (2001) pemeriksaan terhadap sediaan semipadat dapat

dilakukan dengan melihat karakteristik fisik dari sediaan tersebut. Beberapa

pemeriksaan tersebut antara lain dengan melihat organoleptisnya, viskositas, pH,

dan homogenitas.

Page 29: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

17

2.1.8.1 Organoleptis

Pemeriksaan dan deskripsi dari tampilan sediaan merupakan tes yang

paling mudah dipraktekkan dan yang paling utama. Pemeriksaan ini biasa

dilakukan secara makroskopik dengan mendeskripsikan warna, kejernihan,

transparansi, kekeruhan, dan bentuk sediaan. Pemeriksaan ini dapat pula

dilakukan secara mikroskopik yang dilakukan dengan mengambil gambar

microphotographs yang berguna untuk dokumentasi (Paye, 2001)

2.1.8.2 Viskositas

Viskositas merupakan gambaran dari tahanan suatu benda cair untuk

mengalir. Sifat ini sangat penting dalam formulasi sediaan cair dan semipadat

karena sifat ini menentukan sifat dari sediaan dalam hal campuran dan sifat

alirnya, baik pada saat diproduksi, dimasukkan ke dalam kemasan, serta sifat-sifat

penting pada saat pemakaian, seperti konsistensi, daya sebar, dan kelembaban.

Viskositas dari suatu sediaan juga akan mempengaruhi stabilitas fisik dan

ketersediaan hayatinya (Paye, 2001).

Viskositas adalah karakteristik penting pada produk perawatan tubuh,

karena sifat ini berpengaruh pada preparasi, pengemasan, penyimpanan,

pemakaian, dan pelepasan zat aktif. Sifat ini perlu diperiksa untuk menjaga

kualitas dan karakteristik dari sediaan. Viskositas dari sediaan losion berkisar

pada angka 3000 and 12,000 centipoises (cp) (Reich, 2001).

Ada banyak teknik dan metode yang digunakan untuk mengukur

viskositas suatu sediaan. Metode yang digunakan dalam pengukuran antara lain

Page 30: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

18

dengan mengalirkan cairan melalui tabung, metode putaran, atau metode

viskositas permukaan. Sedangkan metode lain menggunakan viskometer, bola

jatuh, atau penghisap (Paye, 2001).

2.1.8.3 pH

Pengukuran pH (konsenstrasi dari ion hidrogen) dalam sediaan encer

(larutan, suspensi, emulsi m/a, dan gel) merupakan pemeriksaan yang penting.

Nilai pH dalam rentang fisiologis biasanya telah disesuaikan, idealnya sama

dengan pH kulit atau tempat pemakaian spesifik untuk menghindari iritasi.

Banyak reaksi dan proses yang bergantung pada nilai pH, antara lain keefektifan

pengawet, stabilitas dan degradasi dari bahan, dan kelarutan. Oleh karena itu,

pemeriksaan pH merupakan hal wajib yang dapat dilakukan dengan mudah

menggunakan alat yang sesuai (Paye, 2001).

2.1.8.4 Homogenitas

Pemeriksaan homogenitas dalam banyak kasus dilakukan secara visual.

Pengendapan dalam suatu larutan atau pemisahan fase dalam suatu emulsi dapat

dengan mudah dideteksi. Sistem campuran tak transparan dan multifase sangat

sulit untuk diperiksa. Pemeriksaan sistem campuran yang demikian dilakukan

secara mikroskopik dari sampel yang ada, bersamaan dengan pengujian kuantitatif

zat aktif (homogenitas isi) (Paye, 2001).

Page 31: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

19

2.2 Hipotesis

1. Minyak akar wangi dapat dibuat menjadi sediaan losion dengan

karakteristik fisik (meliputi organoleptis, pH, daya proteksi, daya sebar,

daya lekat, dan viskositas) yang baik dalam sediaan losion.

2. Na CMC sebagai bahan pengental berpengaruh terhadap karakteristik fisik

sediaan losion minyak akar wangi.

Page 32: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

20

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan termasuk dalam rancangan penelitian

eksperimental dan bersifat eksploratif yaitu mencari formulasi konsentrasi Na

CMC yang optimal sebagai pengental dalam karakteristik fisik sediaan losion

minyak akar wangi.

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi Na CMC sebagai

pengental dengan konsentrasi 0,25% b/v, 0,50% b/v, 0,75% b/v, dan 1% b/v.

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pH, daya proteksi, daya sebar,

daya lekat dan viskositas dari losion.

3.2.3 Variabel Terkendali

Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah bahan dan alat yang

digunakan serta minyak akar wangi yang digunakan dengan konsentrasi 10% v/v.

Page 33: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

21

3.2.4 Variabel Tak Terkendali

Variabel tak terkendali dalam penelitian ini adalah keadaan tempat tumbuh

dari tanaman akar wangi, sebab bahan yang digunakan sudah dalam bentuk

minyak atsiri.

3.3 Bahan Penelitian

1. Minyak akar wangi 9. Kalium Hidroksida

2. Asam stearat 10. Paraffin

3. Na CMC 11. Phenolptalein

4. Nipagin 12. Toluene

5. Trietanolamin 13. Dietil eter

6. Cera alba 13. Kloroform

7. Aquades 14. Benzena

8. Methylene Blue 15. Vanilin-Asam Sulfat pekat

3.4 Alat Penelitian

1. Neraca analitik 9. Penangas air

2. Beker glass 10. Cawan

3. Objek glass 11. Kertas pH

4. Gelas pengaduk 12. Piknometer

5. Pipet tetes 13. Bejana KLT

6. Mixer 14. Lampu UV 366 nm

7. Mortir 15. Viskometer Brookfield

8. Stamper 16. Silica Gel GF 254 nm

Page 34: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

22

3.5 Tatacara Penelitian

3.5.1 Identifikasi Minyak Akar Wangi

3.5.1.1 Kromatografi Lapis Tipis

Identifikasi minyak akar wangi dilakukan dengan metdoe kromatografi

lapis tipis menggunakan fase diam Silica Gel GF 254 nm. Eluen yang digunakan

berupa campuran antara dietileter : kloroform (2,5 : 7,5) (Rahmayati, 2009).

Harga hRx dihitung terhadap bercak warna merah diamati dengan sinar biasa atau

warna ungu dengan sinar ultraviolet 366 nm (Anonim, 1989).

3.5.1.2 Berat Jenis

Identifikasi berat jenis dari minyak akar wangi dilakukan dengan

menggunakan piknometer. Piknometer kosong yang bersih dan kering ditimbang

dengan seksama. Piknometer kemudian diisi dengan air hingga penuh, lalu

direndam dalam air es hingga suhu + 2o di bawah suhu percobaan (25

oC), atau

dengan kata lain hingga mencapai suhu 23oC. Piknometer kemudian ditutup dan

pipa kapiler dibiarkan terbuka hingga suhu air mencapai suhu percobaan (25oC)

kemudian pipa kapiler piknometer ditutup kembali. Suhu air dalam piknometer

dibiarkan hingga mencapai suhu kamar (27oC). Air yang menempel diusap

dengan tisu, timbang piknometer dengan seksama. Hasil penimbangan dicatat,

kemudian dilakukan replikasi 1 kali.

Page 35: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

23

Cara perhitungan :

Bobot piknometer + air = A (gram)

Bobot piknometer kosong = B (gram)

Bobot air = C (gram)

Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = ρ air (0,9960)

Volume piknometer (Vp) = C (gram) / ρ air (gram/mL)

(Martin, 1969)

Volume piknometer yang telah didapat, digunakan untuk menentukan

kerapatan minyak akar wangi. Prosedur penimbangan minyak akar wangi

dilakukan dengan menggunakan piknometer yang sama seperti pada prosedur

penimbangan air.

Perhitungan kerapatan minyak akar wangi dihitung dengan menggunakan

rumus :

ρ minyak akar wangi = Berat minyak (gram) / Volume piknometer (mL)

Perhitungan bobot jenis minyak akar wangi dihitung dengan menggunakan

rumus :

d minyak akar wangi = ρ minyak akar wangi / ρ air

Page 36: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

24

3.5.2 Formula Losion

Sediaan losion minyak akar wangi dibuat dengan menggunakan asam

stearat, Cera alba, dan minyak akar wangi sebagai fase minyak. Na CMC,

nipagin, dan aquadest sebagai fase air. Trietanolamin dalam formulasi losion ini

berguna sebagai emulgator.

Tabel I. Formulasi Losion Minyak Akar Wangi

Bahan Formula I Formula II Formula III Formula IV

Asam Stearat 20 g 20 g 20 g 20 g

Na CMC 0,5 g 1 g 1,5 g 2 g

Nipagin 0,4 g 0,4 g 0,4 g 0,4 g

Minyak Akar Wangi 20 ml 20 ml 20 ml 20 ml

Cera Alba 4 g 4 g 4 g 4 g

Trietanolamin 8 ml 8 ml 8 ml 8 ml

Aquadest ad 200 ml ad 200 ml ad 200 ml ad 200 ml

3.5.3 Cara Pembuatan Losion

Pembuatan diawali dengan pelarutan nipagin dalam air mendidih. Larutan

nipagin kemudian digunakan untuk pengembangan Na CMC. Asam stearat dan

Cera alba dilebur di atas penangas air hingga meleleh sempurna. Na CMC yang

telah mengembang kemudian ditambahkan dalam lelehan tersebut. Trietanolamin

ditambahkan ke dalam campuran dan diaduk hingga terbentuk massa yang kental.

Campuran massa yang telah terbentuk dicampur dengan minyak akar

wangi. Pencampuran ini dilakukan dalam keadaan suhu massa yang telah turun

mencapai suhu kamar (15-30°C) (Anonim, 1995), untuk mencegah penguapan

Page 37: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

25

minyak. Massa tersebut kemudian diaduk dan dicampur dengan aquadest hingga

volume losion yang diinginkan. Masing-masing formula dilakukan replikasi

sebanyak 3 kali.

3.5.4 Analisis Hasil

3.5.4.1 Organoleptis

Pemeriksaan organoleptis dilakukan terhadap tampilan fisik dari

sediaan losion. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi bentuk, bau, warna,

rasa (ketika diaplikasikan pada kulit), dan pemeriksaan mikroskopik.

3.5.4.2 pH

pH menunjukkan derajat keasaman suatu bahan. pH normal kulit

manusia berkisar antara 4.5–6.5 (Draelos, 2006). Pengukuran pH sediaan

dilakukan dengan menggunakan kertas pH yang diolesi dengan sedikit

sediaan losion. Hasil pengukuran dibandingkan dengan kisaran pH sesuai

dengan perubahan warna yang terjadi pada kertas pH.

3.5.4.3 Viskositas

Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yang diukur

dengan menggunakan alat viskometer. Viskometer yang digunakan adalah

viskometer Brookfield. Pengukuran dimulai dengan penyesuain nomor

spindle (ujung alat yang berputar pada viskometer Brookfield) dengan

tingkat kekentalan dari sediaan. Orientasi penggunaan spindle

Page 38: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

26

menunjukkan bahwa spindle yang paling tepat digunakan untuk

pengukuran adalah spindle dengan nomor 64. Spindle yang telah terpasang

pada viskometer kemudian dimasukkan kedalam sediaan lotion.

Pengukuran dilakukan dengan kecepatan 50 putaran per menit. Viskositas

dari sediaan losion menururt literatur berkisar pada angka 3000 and 12.000

centipoises (cp) (Reich, 2001).

3.5.4.4 Daya Sebar

Daya sebar sediaan diuji dengan menekankan dua lempengan kaca

pada 0,5 gram sediaan, diukur daya sebarnya pada permukaan kaca pada

tiap penambahan beban, yaitu sebesar 50 gram, 100 gram, 150 gram dan

200 gram. Pengukuran luas lingkaran dilakukan setelah satu menit

penambahan beban. Daya sebar sediaan semipadat berkisar pada diameter

5 cm hingga 7 cm (Garg, 2002).

3.5.4.5 Daya Lekat

Daya lekat losion diuji dengan cara meletakkan losion secukupnya

di atas kaca objek yang telah ditentukan luasnya. Kemudian diletakan kaca

objek yang lain di atas sediaan tersebut. Kaca objek tersebut kemudian

diberi beban sebesar 1 kg selama 5 menit. Kaca objek diletakan pada alat

uji. Alat uji berupa beban yang digantungkan pada salah satu kaca objek.

Waktu dicatat setelah kedua kaca objek terlepas. Daya lekat dari sediaan

semipadat adalah lebih dari 1 detik (Zats dan Gregory, 1996).

Page 39: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

27

3.5.4.6 Daya Proteksi

Daya proteksi diuji dengan menggunakan reagen phenol ptalein

dan kalium hidroksida. Sediaan diletakan di atas kertas saring yang telah

diberi reagen phenol ptalein, kemudian ditutup menggunakan kertas saring

yang lebih kecil. Kertas saring tersebut lalu ditetesi menggunakan kalium

hidroksida untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi, yaitu merah

muda.

Page 40: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan zat aktif minyak atsiri dari tanaman akar

wangi (V. zizanioides). Minyak akar wangi diaplikasikan dalam bentuk losion

untuk mengetahui sifat fisik dari sediaan losion yang mengandung minyak akar

wangi. Selain itu, minyak ini dibuat dalam bentuk losion untuk memudahkan

aplikasinya pada permukaan kulit sebagai repelan (anti nyamuk).

Pembentukan losion berisi zat aktif minyak akar wangi dilakukan dengan

penambahan bahan pengental Na CMC. Penambahan Na CMC akan

meningkatkan kekentalan atau viskositas dari sediaan losion yang dibuat.

4.1 Identifikasi Minyak Akar Wangi

Minyak akar wangi diuji berat jenisnya menggunakan piknometer.

Pengujian berat jenis minyak akar wangi menghasilkan nilai 0,9790. Berat jenis

ini telah memenuhi kriteria berat jenis minyak akar wangi sesuai literatur yaitu

0,9765-1,0345 (Armando, 2009).

Minyak atsiri bukanlah senyawa murni, akan tetapi merupakan campuran

berbagai senyawa organik. Sebagian komponen penyusun minyak atsiri adalah

senyawa yang mengandung karbon dan hidrogen, atau karbon, hidrogen, dan

oksigen yang tidak bersifat aromatik.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengelompokkan komponen

penyusun minyak atsiri berdasarkan tingkat kepolarannya. Metode kromatografi

Page 41: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

29

lapis tipis (KLT) menggunakan fasa diam silika gel Merck 60 GF254 dengan

eluen dietileter : kloroform (2,5 : 7,5) (Rahmayati, et al., 2009). Analisa KLT

yang dilakukan terhadap minyak akar wangi, diperoleh hasil seperti Gambar 5

Gambar 5. Hasil Identifikasi KLT Minyak Akar Wangi

Hasil ini menunjukkan bahwa minyak akar wangi yang digunakan

menghasilkan bercak noda berwarna merah dengan nilai Rf sebesar 0,72. Minyak

akar wangi yang digunakan dalam penelitian memiliki kemurnian yang tinggi

ditunjukkan dengan hasil yang sesuai dengan bercak noda kromatogram pada

literatur, yaitu bercak warna merah dengan nilai Rf kurang lebih 0,73 (Anonim,

1989).

Page 42: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

30

4.2 Karakteristik Fisik Losion

4.2.1 Organoleptis

Pengujian organoleptis terhadap tampilan fisik losion didapatkan hasil

bahwa sediaan berbentuk massa semipadat, berbentuk agak kental hingga kental.

Sediaan berwarna kuning muda. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan bahwa

sediaan losion yang dibuat memiliki tipe A/M (air dalam minyak). Hal ini seperti

ditunjukkan pada Gambar 6 berikut.

Gambar 6. Hasil Mikroskopik Sediaan Losion Minyak Akar Wangi dengan

Bahan Pengental Na CMC

4.2.2 pH

Pengujian terhadap tingkat keasaman dari sediaan losion dilakukan dengan

menggunakan kertas pH. Keempat formulasi sediaan losion yang dibuat

menunjukkan nilai pH 8. Nilai pH yang demikian ini disebabkan oleh adanya

penambahan emulgator trietanolamin. Trietanolamin memiliki pH kurang lebih 8

Page 43: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

31

(Sulaiman, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa sediaan losion yang dibuat bersifat

sedikit basa. Nilai pH dari losion ini berbeda dengan pH normal kulit manusia

yang berkisar antara 4,5-6,5 (Draelos, 2006).

Perbedaan nilai antara pH losion dengan pH kulit ini tidak akan

menyebabkan iritasi atau kerusakan pada kulit, karena kulit memiliki kapasitas

buffer yang cukup tinggi. Ketika kulit terpapar pada larutan atau bahan yang

bersifat asam atau basa, terjadi perubahan pH yang sementara, pH kulit dengan

cepat akan kembali ke keadaan normalnya. Hal ini mengindikasikan bahwa kulit

memiliki kapasitas buffer yang cukup signifikan (Levin, 2001).

4.2.3 Daya Proteksi

Daya proteksi dari losion dilakukan untuk mengetahui kemampuan

sediaan topikal untuk melindungi kulit dari pengaruh zat-zat lain dari luar.

Pengujian daya proteksi menggunakan larutan reagen phenol ptalein dan kalium

hidroksida yang diteteskan pada losion yang telah dioleskan pada suatu bidang

kertas saring.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh formulasi losion yang dibuat

memiliki daya proteksi yang baik. Perubahan konsentrasi Na CMC yang

digunakan tidak berpengaruh pada daya proteksi dari losion yang dibuat. Hal ini

ditunjukkan dengan tidak terbentuknya reaksi warna merah antara kalium

hidroksida dengan phenol ptalein pada semua formulasi losion yang dibuat.

Page 44: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

32

Tabel II. Data Pengujian Daya Proteksi Losion Minyak Akar Wangi

Menggunakan Reagen Phenol Ptalein dan Kalium Hidroksida

Konsentrasi Na CMC Replikasi I Replikasi II Replikasi III

0,25% x x x

0,50% x x x

0,75% x x x

1% x x x

Keterangan : ( x ) : tidak terbentuk warna merah

( v ) : terbentuk warna merah

4.2.4 Daya Sebar

Pengujian daya sebar dilakukan dengan menempatkan sejumlah 0,5 gram

losion diantara dua lempeng kaca. Kaca tersebut kemudian diberi beban yang

meningkat secara berturut-turut (50, 100, 150, dan 200 gram). Hasil pengujian

daya sebar dapat dilihat berdasarkan luas lingkaran pada tabel III.

Tabel III. Luas Lingkaran Daya Sebar Losion Minyak Akar Wangi

Konsentrasi

Na CMC

Luas lingkaran daya sebar losion (cm2)

Beban kaca (136 g)

Beban Kaca

+ 50 g

Beban Kaca

+ 100 g

Beban Kaca

+ 150 g

Beban Kaca

+ 200 g

0,25% 21,89 25,91 29,43 33,12 35,92

0,5% 20,06 23,96 26,38 28,00 29,68

0,75% 14,30 17,59 20,69 23,18 24,91

1% 11,73 14,06 15,90 17,59 18,59

Page 45: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

33

Data tabel daya sebar menunjukkan bahwa semakin besar penambahan

beban terhadap sediaan losion, semakin luas lingkaran yang terbentuk. Dari tiga

kali replikasi pada masing-masing formula, didapatkan hasil bahwa semakin

tinggi konsentrasi Na CMC yang digunakan maka semakin rendah daya sebar

yang dihasilkan oleh sediaan losion. Hal ini menunjukkan bahwa perlu tekanan

yang lebih besar pada losion, dengan konsentrasi Na CMC yang semakin tinggi

ketika diaplikasikan pada permukaan kulit.

Pola penurunan daya sebar dari sediaan losion dapat dilihat pada Gambar

6 berikut.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0.25% 0.5% 0.75% 1%

kaca (136 g) Kaca + 50 g Kaca + 100 g Kaca + 150 g Kaca + 200 g

Gambar 7. Pola Penurunan Daya Sebar Sediaan Losion Minyak Akar

Wangi Terhadap Kenaikan Konsentrasi Na CMC

4.2.5 Daya Lekat

Daya lekat dari masing-masing formula menunjukkan hasil yang berbeda-

beda. Setiap kenaikan konsentrasi dari Na CMC yang ditambahkan menunjukkan

Diameter (cm)

Konsentrasi Na CMC

Page 46: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

34

kenaikan daya lekat dari sediaan losion. Hasil pengujian daya lekat dapat dilihat

pada Tabel IV berikut.

Tabel IV. Hasil Pengujian Daya Lekat Losion Minyak Akar Wangi

dengan Na CMC Sebagai Bahan Pengental

Konsentrasi

Na CMC (%)

Daya Lekat (detik)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Rata-Rata

0,25 0,51 0,54 0,52 0,52

0,50 0,53 0,54 0,54 0,54

0,75 0,58 0,57 0,54 0,56

1 0,65 0,61 0,59 0,62

Hal ini menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi Na CMC akan

mempengaruhi daya lekat dari sediaan losion. Daya lekat dari sediaan semisolid

adalah lebih dari 1 detik (Zats dan Gregory, 1996). Daya lekat dari sediaan losion

yang dibuat berkisar antara 0,50-0,60 detik. Hasil ini menunjukkan bahwa sediaan

yang dibuat belum memenuhi syarat pada daya lekatnya. Waktu daya lekat yang

singkat ini diakibatkan karena konsistensi dari sediaan losion yang lebih encer,

sehingga mengakibatkan daya lekatnya lebih singkat.

4.2.6 Viskositas

Kekentalan atau viskositas dari sediaan losion diketahui bahwa semakin

meningginya konsesntrasi Na CMC yang digunakan maka semakin tinggi pula

nilai viskositas yang dihasilkan. Data viskositas tersebut dapat dilihat pada tabel V

berikut.

Page 47: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

35

Tabel V. Data Viskositas Losion Minyak Akar Wangi

Konsentrasi

Na CMC (%)

Viskositas (centipoises)

Replikasi I Replikasi II Replikasi III Rata-Rata

0,25 2980 2240 2800 2673

0,5 5980 4520 5990 5497

0,75 9080 9830 10560 9823

1 - - - -

Viskositas dari sediaan losion menururt literatur berkisar pada angka 3000

and 12.000 centipoises (cp) (Reich, 2001). Dari data tersebut diketahui bahwa

viskositas losion minyak akar wangi yang memenuhi kriteria adalah pada

konsentrasi Na CMC antara 0,5% hingga 0,75%. Pola k enaikan nilai viskositas ini

dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

0.25% 0.5% 0.75%

Rep 1

Rep 2

Rep 3

Gambar 8. Pola Kenaikan Viskositas Losion Minyak Akar Wangi Terhadap

Kenaikan Konsentrasi Na CMC Sebagai Bahan Pengental.

centipoise

Konsentrasi Na CMC

Page 48: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

36

Dari gambar tersebut terlihat bahwa dengan kenaikan kadar Na CMC,

viskositas dari sediaan semakin naik dengan signifikan. Data tersebut didukung

oleh hasil uji anova yang diketahui bahwa nilai signifikan dari pengujian adalah

0,00. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai derajat kepercayan 0,05, yang

menunjukkan bahwa suatu variabel independen (kadar Na CMC) secara parsial

mempengaruhi variabel dependen (Viskositas) dan terdapat perbedaan yang

signifikan pada hasil viskositas dari tiap konsentrasi Na CMC yang digunakan

terhadap formulasi losion minyak akar wangi.

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat

kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih

besar daripada nilai F menurut tabel dapat dinyatakan bahwa semua variabel

independen (kadar Na CMC) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (viskositas). Nilai F hitung dari uji anova (135.758)

menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar daripada nilai F tabel, yaitu 5,59

(Snedecor, G.W., 1956) yang menunjukkan bahwa kenaikan kadar Na CMC yang

digunakan berpengaruh terhadap perubahan atau kenaikan viskositas dari losion

minyak akar wangi.

Page 49: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

37

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa minyak akar wangi

dapat dibuat menjadi sediaan losion dengan homogenitas, daya proteksi, daya

sebar, dan viskositas yang baik, dengan konsentrasi Na CMC yang optimal

sebesar 0,5-0,75% sebagai bahan pengental.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut untuk mengetahui bahan

tambahan yang cocok untuk digunakan pada formulasi lotion minyak akar wangi

untuk membentuk sediaan yang memiliki nilai pH dan daya lekat yang memenuhi

syarat.

Page 50: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

38

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1995, Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta, hal. 292.

Anonim, 2006, Vetiveria essential information, Oxford University, New York.

Anonim, 2006, A Database On Antidiabetic Plants, [online],

(http://www.herbalmedicinalplants.org/Herbs.php?disp=Vetiveria_zizanio

ides&herblist=V, diakses tanggal 28 Juli 2012).

Anggoro, A.B., 2003, Daya Repelan dan Daya Iritasi Minyak Atsiri Akar Wangi

(Vetivera zizoniodes (L) Nogh) terhadap Nyamuk Aedes Albopictus,

Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Armando, R., 2009, Memproduksi 15 Jenis Minyak Atsiri Berkualitas, Penebar

Swadaya, Jakarta, hal. 95.

Champagnat, P., Annie H., Andre´e C., Didiet F., Andre P.C., Jean L.L., 2008.

Flavonoids from Vetiveria zizanioides and Vetiveria nigritana (Poaceae).

Biochemical Systematics and Ecology.

Chauhan, K.R. and Ashok K. Raina, 2005, Modified Vetiver Oil: Economic

Biopesticide, U.S. Department of Agriculture, USA.

Draelos, Z.D., and Lauren A. Thaman, 2006, Cosmetic Formulation of Skin Care

Products, Taylor & Francis Group, New York.

Emmyzar; S.R., A.M. Kurniawansyah dan Pulung, 2000, Produktivitas dan Kadar

Minyak Tanaman Akar Wangi (Vetiveria zizanioides Stapt) di Tanah

Tercemar Logam Berat Cadmium, Jurnal ilmiah Pertanian Gakuryoku.

Garg, A., Deepika Aggarwal, Sanjay Garg, and Anil K. Singla, 2002, Spreading

of Semisolid Formulations : An Update, Pharmaceutical Technology,

USA.

Page 51: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

39

Levin, J., and Howard I. Maibach, 2001, Human Skin Buffering Capacity: An

Overview, Marcel Dekker, Inc., New York.

Martin, A.N., James S., Arthur C., 1969, Physical Pharmacy, Lea and Febiger,

London.

Mitsui, T., 1997, New Cosmetic and Science, Elsevier, Amsterdam.

Oyen, L.P.A dan Dung N.X, 1999, Plant Resource of South-East Asia No. 19.

Essential-Oil Plant, Prosea Bogor, Indonesia.

Reich, C., Dean Su, Cheryl Kozubal, and Zhi Lu, 2001, Hair Conditioners,

Marcel Dekker, Inc., New York.

Paye, M., Andre O.B., Howard I.M., 2001, Handbook of Cosmetic Science and

Technology, Marcel Dekker, Inc., New York.

Rahmayati N., Yulfi Z., dan R.Y. Perry Burhan, 2009, Pemanfaatan Mimyak

Atsiri Akar Wangi (Vetiveria zizanoides) dari Famili Poaceae Sebagai

Senyawa Antimikroba dan Insektisida Alami, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Rowe, R.C., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Pharmaceutical Press

and American Pharmacists Association, USA.

Schmitt, W.H. and Williams, D.F., 1996, Cosmetics And Toiletries Industry, 2nd

Edition, Blackie Academy and Profesional, London.

Sell, C.S., 2003, A Fragrant Introduction to Terpenoid Chemistry, The Royal

Society of Chemistry, Thomas Graham House, Cambridge, UK.

Snedecor, G.W., 1956, Statistical Methods, Iowa State University Press, Iowa.

Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi, Penerbit

ITB, Bandung.

Strianse, S.J, 1996, Hands Creams and Lotion in Cosmetics Science and

Technology, Volume 1, 2nd

Edition, Willy Interscience, a Division of John

Wiley and Sons Inc., New York.

Page 52: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

40

Sudarto, 1989, Entomologi Kedokteran, EGC, Jakarta.

Sulaiman, T.N.S. dan Rina K., 2008, Teknologi dan Formulasi Sediaan

Semipadat, Pustaka Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Tawatsin, A., Wratten, S.D., Scott, R.R., Thavara, U., Techadamrongsin, Y.,

2001, Repellency of Volatile Oils from Plants Against Three Mosquito

Vectors, Journal of Vector Ecology.

Veldkamp, J.F. 1999. A revision of Chrysopogon Trin. including Vetiveria Bory

(Poaceae) in Thailand and Malesia with notes on some other species from

Africa and Australia. Austrobaileya 5: 503-533.

Wilkinson, J.B and Moore, R.J., 1982, Harry’s Cosmeticology, George Godwin,

London.

Zats, J.I., dan Gregory P.K., 1996, Gel in Liebermen, H.A., Rieger, M.M.,

Banker, G.S., Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse Systems, Vol 2,

hlm 401-403, 413-414, Marcel Dekker Inc, New York.

Page 53: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

LAMPIRAN

Page 54: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

41

Lampiran 1. Certificate of Analysis dari CMC Na

Page 55: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

42

Lampiran 2. Skema cara kerja pembuatan lotion

Page 56: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

43

Lampiran 3. Data Hasil Pengujian pH Lotion

pH

Formula

Replikasi

I (0,25%) II (0,5%) III (0,75%) IV (1%)

1 8 8 8 8

2 8 8 8 8

3 8 8 8 8

Page 57: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

44

Lampiran 4. Data Hasil Pengujian Viskositas Lotion

VISKOSITAS (centipoises)

Formula

Replikasi

I (0,25%) II (0,5%) III (0,75%) IV (1%)

1 2980 5980 9080 -

2 2240 4520 9830 -

3 2800 5990 10560 -

Page 58: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

45

Lampiran 5. Data Hasil Pengujian Daya Sebar Lotion

Page 59: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

46

Lampiran 6. Data Hasil Pengujian Daya Lekat Lotion

DAYA LEKAT (detik)

Formula

Replikasi

I (0,25%) II (0,5%) III (0,75%) IV (1%)

1 0,51 0,53 0,58 0,61

2 0,54 0,54 0,57 0,65

3 0,52 0,54 0,54 0,59

Page 60: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

47

Lampiran 7. Gambar Viskometer Brookfield

Gambar 9. Viskometer Brookfield

Page 61: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

48

Lampiran 8. Mikroskop Olympus

Gambar 10. Mikroskop Olympus

Page 62: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

49

Lampiran 9. Alat Uji Daya Lekat

Gambar 11. Alat Uji Daya Lekat

Page 63: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

50

Lampiran 10. Alat Uji Daya Sebar

Gambar 12. Alat Uji Daya Sebar

Page 64: PENGARUH KADAR Na CMC SEBAGAI BAHAN · PDF file1.4 Manfaat Penelitian ... karakteristik fisik losion minyak akar wangi dan b. erapa konsentrasi . Na . CMC yang diperlukan sebagai .

51

Lampiran 11. Hasil Uji Anova Terhadap Viskositas Lotion

Variables Entered/Removedb

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 Kadara . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Viskositas

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .975a .951 .944 751.57031

a. Predictors: (Constant), Kadar

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.668E7 1 7.668E7 135.758 .000a

Residual 3954005.556 7 564857.937

Total 8.064E7 8

a. Predictors: (Constant), Kadar

b. Dependent Variable: Viskositas