PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP...
Transcript of PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP...
PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS MATEMATIS
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Rangka Penulisan Skripsi
Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Disusun Oleh :
RENDY MUTIARA PURI
NIM : 1112017000063
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
Rendy Mutiara Puri (1112017000063), Pengaruh Inquiry Training Model
(ITM) Terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Skripsi jurusan
Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran Inquiry
Training Model terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Penelitian
ini dilakukan pada salah satu SMPN di kota Tangerang Selatan pada siswa kelas
VIII tahun ajaran 2016/2017. Indikator berpikir kritis yang digunakan pada
penelitian ini yaitu: (a)memfokuskan pertanyaan, (b)menaganalisis argumen,
(c)membuat kesimpulan, (d) memutuskan suatu tindakan. Metode penelitian yang
digunakan yaitu quasi eksperimen dengan desain randomized post test only
control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random
sampling. Sampel terdiri dari 35 siswa kelas eksperimen dan 36 siswa kelas
kontrol. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji-t dengan α = 5%
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00 yang bernilai kurang dari α. Hal ini
menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan
menggunakan Inquiry training model (ITM) lebih tinggi dibandingkan dengan
model konvensional.
Kata kunci : Inquiry Training Model, ITM, Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis.
ii
ABSTRACT
Rendy Mutiara Puri (1112017000063), The Effect of Inquiry Training Model
(ITM) towards Students’ Matematic critical thinking skill. Thesis of
Mathematics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teacher, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2018.
The aim of this research is to analyze the effect of Inquiry Training Model
learning towards students' mathematic critical thinking skills. This research was
conducted at one of the SMPNs in the city of South Tangerang in class VIII
students academic year 2016/2017 school year. The indicators of critical thinking
that measured in this study are, (a) focusing questions, (b) analyzing arguments,
(c) making conclusions, (d) deciding an action. The research method used is quasi
experiment with randomized post test only control group design. Sampling using
cluster random sampling technique. The sample consisted of 35 experimental
class students and 36 control class students. Based on the results of testing the
hypothesis with the t-test at α = 5% was obtained a significance value is 0.00
which is less than α. This shows that students' mathematic critical thinking using
the Inquiry training model (ITM) is higher than conventional models.
Keywords : Inquiry Training Model, ITM, Mathematic Critical Thinking
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyesaikan skripsi ini dengan
sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya yang setia
sampai akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada program studi pendidikan matematika. Selama penulisan skripsi
ini tentunya kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas. Namun berkat
dorongan dan masukan yang positif dari berbabagai pihak yang membantu
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena, penulis
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Abdul Muin, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing saya
selama saya menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen
Pembimbing I yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam
memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Eva Musyrifah, S.Pd.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan.
6. Ibu Vivi, S.pd, selaku guru pamong yang telah banyak membantu penulis
selama penelitian berlangsung.
iv
7. Siswa/i kelas VIII-7 dan VIII-8 SMP Negeri18 kota Tangerang Selatan,
yang telah bersikap kooperatif selama proses penelitian.
8. Teristimewa kepada orang tua penulis yang senantiasa memberikan
motivasi dan dukungan baik moril dan materil, serta doa yang tiada henti
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat saya, Hardiyanti S.Pd dan Dwimar Laksono, S.Pd yang
selalu mengingatkan, tak lupa pula Mia istiqomah akan selesai tapi belum
selesai.
10. Teman gang bacang, Mauludin Hafiz Alhadi, S.Pd, Faris Fathan, S.Pd,
Hamzah Robbani, Aziz Muhtasyam, S.Pd, Fathul Primal Yakin, S.Pd,
Nanda Rafli dan ahmad yang menjadi partner dalam bermain.
11. Teman Jabluk, Agung Wicaksono, S.Pd, Yayang Mahendra Djamin, S.pd,
Lava Himawan, S.Pd, Harun SS,Pd (Soon S.Pd) yang menjadi teman
disaat yang dibutuhkan.
12. Teman-teman seperjuangan satu bimbingan siti fauziah ramah, S.Pd, Desy
Sumanti, S.pd, Asti Niswatusholiha,S.Pd. Lisfa Novianti, Mia Istiqomah,
Hani, S.Pd
13. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan
2012, terimakasih atas kebersamaan, canda tawa selama ini, semoga
silaturahmi ini tetap terjaga.
14. Kakak kelas angkatan 2011 yang selalu memberikan motivasi dan
mengingatkan penulis serta adik kelas angkatan 2013, 2014 dan 2015
terimakasih untuk doa serta memberikan dukungan kepada penulis
15. Teman-teman dan Adik-adik organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Matematika 2014/2015 khususnya anggota divisi
Kemahasiswaan Elke, Fatimah dan Fadil. Terimakasih atas kerjasama dan
pengalaman yang telah kita lakukan bersama.
16. Nurmia sakinah yang membantu menyemangati penulis dalam suka
maupun duka selama pengerjaan skripsi
v
17. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala jasa dan
amal kebaikan yang diberikan kepada penulis.
Ucapan terimakasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya tidak
disebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan, masukan dan
doanya diterima sebagai amal baik oleh Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Sehingga
penulis meminta saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar
kemampuan penulis lebih berkembang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
berguna khususnya bagi penulis pribadi dan umumnya kepada pembaca.
Jakarta , 29 November 2018
Penulis
Rendy Mutiara Puri
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ....................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................... 8
A. Landasan Teoritis ........................................................................... 8
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................................... 8
2. Indikator Berpikir Kritis .......................................................... 11
3. Pembelajaran Inkuiri ................................................................ 13
4. Inquiry Training Model ........................................................... 16
5. Model Pembelajaran Konvensional ......................................... 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 21
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 23
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 27
B. Metode Penelitian ............................................................................... 27
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 27
D. Desain Penelitian ................................................................................ 28
vii
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................................... 29
F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 30
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 40
H. Hipotesis Statistik ............................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 45
A. Deskripsi Data ............................................................................... 45
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ....................... 45
2. Proses Pembelajaran di Kelas ................................................. 56
B. Analisis Data ................................................................................. 63
1. Uji Prasyarat ............................................................................ 64
2. Uji Hipotesis ........................................................................... 65
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 66
D. Keterbatasa Peneliti ...................................................................... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 70
A. Kesimpulan ................................................................................... 70
B. Saran ............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 75
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis .................... 12
Tabel 2.2 Pembelajaran Inkuiri ....................................................................... 14
Tabel 3.1 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis............................................ 30
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis... 31
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis............. 35
Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Realibitas Instrumen ......................................... 37
Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis 38
Tabel 3.6 Hasil Daya Beda Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ............... 39
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen ...................... 40
Tabel 4.1 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ................ 45
Tabel 4.2 Hasil Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa ............................................................................................... 47
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa 64
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa ................................................................................................ 65
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Independent Sample Test ................................................................................ 65
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................ 26
Gambar 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 28
Gambar 4.1 Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa ........................................................................................... 48
Gambar 4.2 Jawaban Siswa untuk Indikator Memfokuskan Pertanyaan ........ 49
Gambar 4.3 Jawaban Siswa untuk Indikator Memfokuskan Pertanyaan ......... 50
Gambar 4.4 Jawaban Siswa untuk Indikator Menganalisis Argumen ............ 52
Gambar 4.5 Jawaban Siswa untuk Indikator Mengnalisis Argumen .............. 53
Gambar 4.6 Jawaban Siswa untuk Indikator Membuat Kesimpulan ............... 54
Gambar 4.7 Jawaban Siswa untuk Indikator Memutuskan Suatu Tindakan .... 56
Gambar 4.8 Ilustrasi dan Jawaban Siswa Merumuskan Permasalahan .......... 58
Gambar 4.9 Jawaban Siswa Pada Tahap Data Gathering-Verification ........... 59
Gambar 4.10 Jawaban Siswa pada Tahap Data Gathering Experimentation . 60
Gambar 4.11 Jawaban Siswa pada Tahap Formulating Explanation ............. 61
Gambar 4.12 Jawaban Siswa pada Tahap Analysis of the Inquiry Proses ..... 62
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen........................................................... 75
Lampiran 2 : RPP Kelas Kontrol ................................................................. 115
Lampiran 3 : LKS Kelas Eksperimen .......................................................... 146
Lampiran 4 : Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa ...................................................................................... 199
Lampiran 5 : Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ......... 200
Lampiran 6 : Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis .............................................................................. 204
Lampiran 7 : Kriteria Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis .............................................................................. 205
Lampiran 8 : Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siswa .......................................................... 209
Lampiran 9 : Hasil Uji Coba Realibilitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siswa .......................................................... 210
Lampiran 10 : Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa ............................................ 211
Lampiran 11 : Hasil Uji Coba Daya Beda Instrumen Tes Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ..................................................................... 212
Lampiran 12 : Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen ............. 214
Lampiran 13 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas
Eksperimen ............................................................................. 215
xi
Lampiran 14 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas
Eksperimen ............................................................................. 216
Lampiran 15 : Hasil Analisis Deskriptif Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Dengan Spss ........................................................................... 217
Lampiran 16 : Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
dengan Spss ............................................................................ 218
Lampiran 17 : Hasil Uji Hipotesis Dengan Uji T Pada Spss ......................... 219
Lampiran 18 : Surat Keterangan Penelitian ................................................... 220
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan unsur penting dalam memajukan suatu bangsa, karena
dengan adanya pendidikan yang bagus maka akan terbentuk generasi baru
berkualitas tinggi yang dapat memajukan bangsa dan negara. Pendidikan dalam
suatu negara akan mempengaruhi kompetensi generasi baru yang akan
berhadapan dengan negara lainnya, tanpa adanya generasi yang berkualitas maka
suatu negara akan tertinggal dari negara-negara lainnya.
Komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum pendidikan.
Permendikbud No. 81 A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum,
menyatakan bahwa salah satu kebutuhan kompetensi masa depan yang diperlukan
setiap peserta didik adalah berpikir kritis1. Kurikulum yang telah ditetapkan di
Indonesia memuat banyak aspek sehingga dapat mengembangkan generasi muda
yang berkompeten untuk masa depan. Salah satu aspek penting yang harus
dikembangkan dalam pendidikan adalah kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis secara umum dapat diartikan seperti seseorang
yang tidak mudah mempercayai kebenaran suatu informasi, karena perlu adanya
pertimbangan-pertimbangan lain untuk menyatakan suatu kebenaran. Kemampuan
ini dibutuhkan siswa terutama pada pelajaran matematika, karena dalam
matematika sering diberikan banyak data, infomasi yang terkadang bukannya
membantu kita dalam menyelesaikan sebuah soal atau kasus, justru sebaliknya
membuat kita terjebak. Berpikir kritis membuat siswa dapat berpikir secara logis
dan analisis berdasarkan sebuah data sehingga mampu membangun
pengetahuannya dan membuat keputusan secara sempurna. Oleh karena itu,
kemampuan berpikir kritis dan matematika tidak dapat dipisahkan, karena saat
1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A tahun 2013 tentang Implementasi
kurikulum, 2016, h. 7, (http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud81A-
2013ImplementasiK13Lengkap.pdf).
2
kita belajar matematika maka kita dituntut untuk bisa berpikir kritis, sehingga
kemampuan berpikir kritis matematis (KBKM) perlu dilatih.
Berpikir kritis akan membantu seseorang untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan seperti membuat alasan, argumen ataupun membuat sebuah keputusan.
Kemampuan berpikir kritis ini penting karena dapat membuat seseorang berpikir
secara efektif dalam mengevaluasi dan menggunakan sebuah keputusan.2
Pentingnya kemampuan berpikir kritis sudah disadari secara global, dengan
adanya pernyataan Dewan Nasional Guru Matematika atau NCTM. NCTM
menyatakan bahwa kemampuan tersebut untuk setiap kelas di CCSM (the
Common Core Standards for Mathematics) tidak akan benar-benar dikuasai, dan
pemahaman akan berumur pendek tanpa ketekunan, penalaran, berpikir kritis, dan
pengambilan akal.3 Hal tersebut menunjukan bahwa KBKM perlu ditingkatkan
bukan hanya untuk meningkatkan prestasi siswa di sekolah namun untuk
meningkatkan pemahaman guna menghadapi persaingan global di masa
mendatang, karena kemampuan berpikir kritis sudah menjadi standar pendidikan
internasional.
Hasil PISA tahun 2012 kemampuan matematika peserta didik Indonesia
menempati peringkat 64 dari 65 negara dengan skor 375.4 Hasil penelitian PISA
tentang matematika secara dikategorikan menjadi 2 yang pertama share of low
achiever in mathematics (dibawah level 2) memuat kemampuan untuk mengambil
informasi dari dari satu sumber, mengggunakan rumus dan algoritma sederhana,
dan yang kedua share of top performance in mathematics (level 5 atau 6) memuat
kemampuan untuk mengolah situasi yang komplek, menggunakan strategi yang
luas, mengembangkan kemampuan berpikir dan memberikan kemampuan
memberikan alasan/berargumen5. Peringkat tersebut dipengaruhi oleh pencapaian
peserta didik dalam menjawab soal pada level 5 atau level 6 yang rendah.
2 Ali Hamzah, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2014), hal. 38. 3 NCTM, STEM Gives Meaning to Mathematics , 2017,
http://www.nctm.org/Publications/teaching-children-mathematics/2015/Vol21/Issue7/STEM-
Gives-Meaning-to-Mathematics/ 4 OECD, PISA 2012 Results In Focus, 2016, h. 4-5,
(http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf). 5Ibid.,
3
Perolehan pada level 5 atau 6 yaitu 0,3% sedangkan rata-rata negara lain yaitu
12,6%. Hal tersebut bertolak belakang dengan pencapaian pada level dibawah
level 2 sangat tinggi yaitu 75,7% dan sedangkan rata-rata negara lain yaitu 23%.6
Hasil PISA tahun 2015 menempatkan kemampuan matematika peserta didik
Indonesia di urutan ke 62 dari 70 peserta dengan rata-rata sebesar 386.7 Nilai pada
level share of top performance mendapatkan nilai 0.8% jauh dari rata- rata yang
sebesar 15.3% sedangkan pada level share of low achievement mendapatkan nilai
42.3% yang lebih tinggi dari persentase negara lain yaitu 13.0%.8
Berdasarkan dua data PISA terakhir menunjukan bahwa Indonesia
memiliki nilai yang rendah pada level 5 dan level 6. Rendahnya nilai ini
menunjukan bahwa siswa Indonesia tidak dapat mengerjakan situasi yang
kompleks, penggunaan strategi yang luas, dan membuat suatu alasan yang logis.
Berbeda dengan nilai pada level tinggi, siswa Indonesia mendapatkan nilai yang
tinggi pada level rendah level 2 yang artinya siswa Indonesia dapat mengambil
informasi dari satu sumber, menggunakan algoritma dan rumus-rumus dasar untuk
memecahkan masalah. Berdasarkan data tersebut kemampuan siswa Indonesia
sangat tinggi pada kemampuan berpikir tingkat rendah yang bersifat hafalan,
sedangkan pada kemampuan tingkat tinggi sangat rendah. Sehingga perlu adanya
upaya dalam peningkatan kemampuan berpikir tinggi. Salah satu kemampuan
tingkat tinggi yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan berpikir kritis
matematis (KBKM).
Pra penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniawati dan Utami mengenai
KBKM di salah satu MTS di Kota Tangerang Selatan menunjukan bahwa KBKM
siawa rendah, karena hanya kurang dari 12% yang mendapatkan skor baik, dan
sisanya rendah bahkan buruk karena tidak diisi.9 Kemampuan berpikir kritis
dengan menggunakan model konvensional yang ada di sekolah tersebut terdapat 3
6 Ibid.,
7 OECD, PISA 2015 In Focus, 2017, h. 5, (https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-
in-focus.pdf) 8 Ibid.,
9 Kurniawati dan Utami, “Pengaruh Model Penemuan dengan Strategi Heuristik
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”, Prosiding pada KNPM V Malang : IndoMS dan
Jurusan Pendidikan Matematika UM, 2016, h. 210, tersedia
(http://fmipa.um.ac.id/index.php/component/attachments/download/139.html).
4
indikator yang rendah yaitu pada indikator inference, Advance Clarification,
Strategy and Tactics sebesar 23,60%, 22,25%, 11,75%.10
Selain penelitian oleh
Kurniawati dan Utami, ada juga penelitian oleh Rohmatin dan Rahmawati di salah
satu sekolah yang berada di Jawa Timur, pada indikator FRISCO pada tahap
pemecahan masalah polya, secara umum siswa kurang dapat memberikan
penjelasan yang logis, dan dari semua langkah kurang terdapat kemampuan untuk
memberikan kesimpulan.11
Melihat pentingnya KBKM dan fakta mengenai
rendahnya kemampuan ini maka diperlukan suatu alternatif yang dapat digunakan
agar dapat meningkatkan KBKM siswa.
Model pembelajaran yang sering kali dipakai oleh guru adalah expository.
Model expository lebih menekankan penyampaian materi dalam bentuk ceramah.
Model ceramah lebih sering membuat siswa menelan mentah-mentah informasi
yang disampaikan oleh guru, tanpa dibedakan apakah informasi itu salah atau
benar, dipahami atau tidak, sehingga menghambat daya kritis siswa.12
Oleh sebab
itu perlu adanya alternatif model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif
dalam memaksimalkan kemampuannya, terutama KBKM siswa.
Salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam
pembelajaran adalah model pembelajaran Inquiry. Pembelajaran inquiry akan
memaksimalkan seluruh kemampuan siswa secara mendalam untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, logis, analitis yang mengakibatkan
peserta didik dapat merumuskan penemuannya dengan lebih percaya diri.13
Pembelajaran Inkuiri pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses
berpikir karena melibatkan seluruh kemampuan siswa dalam menerima informasi
yang diperoleh secara kritis untuk menentukan sebuah kesimpulan maupun
aturan-aturan.
10
Ibid., 11
Rohmatin dan Rahmawati, Profil Berpikir Kritis Siswa Smp Dalam Memecahkan
Masalah Matematika Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk Sebagai Upaya Dasar Menentukan
Strategi Pembelajaran, 2016,h. 30, (http://lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/5-dian-
novita-rohmatin-KL1.pdf). 12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 201. 13
Iif Khoiru Ahmadi, et.al., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT
Prestasi Pustakaraya,2011), h. 25.
5
Inquiry Training Model (ITM) adalah salah satu model pembelajaran inkuiri
yang terpusat pada aktivitas siswa. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh
tokoh bernama Richard Suchman.14
ITM adalah pembelajaran inkuiri kooperatif
yang memerlukan diskusi dalam menggali informasi untuk mendapatkan dasar-
dasar yang kuat dalam pengembangan pengetahuannya. Pembelajaran ini
menekankan siswa untuk bertanya berdasarkan informasi yang diperoleh dan guru
bertugas untuk mengontrol kegiatan siswa.
Penggunaan ITM pada saat pembelajaran akan membuat siswa dihadapkan
langsung pada masalah dan dilatih untuk mengidentifikasi suatu permasalahan
serta mengumpulkan informasi dengan cara mengeksplorasi. Siswa akan banyak
mencari infomasi dan berdiskusi untuk membuat pertanyaan-pertanyaan. Setelah
informasi telah terkumpul, siswa diminta menganalisis informasi tersebut dan
membuat sebuah kesimpulan yang tepat. Proses dalam model ini akan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian
dengan judul “PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM)
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS”.
B. Identifikasi Masalah
Jika melihat latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka masalah
tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Pentingnya kemampuan berpikir kritis matematis (KBKM).
2. KBKM siswa di Indonesia masih rendah.
3. Penerapan pembelajaran disekolah kurang memberikan kebebasan siswa
untuk berpikir sehingga kurang efektif untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis.
14
Siddiqui, Mujibul Hasan, Maret 2013, “Inquiry Training Model of Teaching : A Search
of Learning”, International Journal Science Research , Volume: 2, Issue : 2. h.108
6
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini terfokus menjadi 3 sebagai berikut:
1. Pembelajaran inkuiri suchman yang dipilih pada penelitian ini adalah
Inquiry Training Model yaitu pembelajaran dengan memberikan
pertanyaan sederhana “ya” atau “tidak” untuk mengumpulkan informasi
untuk menyelesaikan permasalahan yang didasari oleh alasan atau
argument yang kuat/logis .
2. KBKM siswa yang diukur terfokus pada 4 indikator, yaitu :
a. Memfokuskan pertanyaan.
b. Menganalisis argumen
c. Membuat induksi.
d. Memutuskan suatu tindakan
3. Penelitian dilakukan pada siswa di salah satu SMP N di Kota Tangerang
Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka dapat
rumusan masalah yang dibuat sebagai berikut:
1. Bagaimanakah KBKM siswa yang menggunakan pembelajaran Inquiry
Training Model (ITM) ?
2. Bagaimanakah KBKM siswa yang menggunakan model pembelajaran
Konvensional?
3. Apakah KBKM siswa yang menggunakan Inquiry Training Model (ITM)
lebih tinggi dibandingkan KBKM siswa yang menggunakan
konvensional?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui KBKM siswa yang menggunakan pembelajaran Inquiry
Training Model (ITM).
7
2. Mengetahui KBKM siswa yang menggunakan model pembelajaran
Konvensional.
3. Mengetahui perbandingan KBKM siswa yang menggunakan Inquiry
Training Model (ITM) dan yang menggunakan konvensional.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, diantaranya adalah:
1. Bagi Guru
ITM akan menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran dalam meningkatkan KBKM siswa.
2. Bagi Sekolah
Pembelajaran Inquiry Training Model dapat dijadikan sebagai referensi
untuk meningkatkan KBKM siswa.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan peneliti mengenai hubungan Inquiry Training
Model (ITM) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
4. Bagi Pembaca
Penelitian ini akan menambah informasi bagi pembaca untuk
dikembangkan/diteliti lebih lanjut.
8
BAB II
LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teoritis
Di bawah ini akan membahas mengenai beberapa teoritis para ahli
yang dapat membantu penelitian ini. Teori yang dibahas berkaitan dengan
kemampuan berpikir kritis matematis (KBKM) dan pembelajaran Inquiry
Training Model (ITM).
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM)
Sebelum memahami apa itu berpikir kritis maka akan dijelaskan arti
dari berpikir. Berpikir secara umum didefinisikan oleh Gilmer, ia
mengungkapkan bahwa berpikir adalah aktivitas memecahkan masalah dan
penggunaan ide-ide atau lambang-lambang sebagai aktivitas yang terlihat
secara fisik.1 Seseorang yang berpikir biasanya akan terlihat hasil yang
nyata dalam bentuk ide maupun konsep dalam upaya yang terlihat secara
jelas, namun ada kalanya juga terdapat proses berpikir yang sering kali tak
terlihat. Berpikir juga didefiniskan oleh Garret, ia menyatakan bahwa
berpikir merupakan perilaku seseorang yang sering kali tidak terlihat dan
setengah terlihat didalam lambang atau gambaran, ide, konsep2.
Sejalan dengan pendapat Gilmer dan Garret, Kuswana berpendapat
bahwa berpikir secara umum melibatkan kesadaran dan subjektivitas
individu yang didasari oleh asumsi aktivitas mental dan intelektual3.
Berpikir menjadi dasar bagi manusia untuk bertindak dalam melakukan
sesuatu. Pada proses pembelajaran, kemampuan berpikir dapat dilatih
dengan menambah pengalaman serta latihan-latihan yang bermakna.
1 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011) h 2 2 Ibid.
3 Ibid.
9
Menurut Peter Reason berpikir adalah proses mental yang lebih dari
sekedar mengingat dan memahami, karena proses tersebut hanya berpikir
secara pasif.4 Berpikir membuat seseorang senantiasa mencari informasi
dan terus mengembangkan pemahaman sampai pada proses menemukan
solusi baru dari persoalan yang sedang dihadapi.5 Sehingga proses berpikir
lebih dari kegiatan mengingat atau menghafal, berpikir merupakan proses
yang terus berkelanjutan untuk mencari pemahaman atau ilmu baru yang
digunakan untuk mencari solusi lain untuk dari permasalahan.
Berpikir menurut Pail Mussen dan Mark R. Rossenzweig adalah
bermacam-macam aktivitas yang mengarah dalam memanipulasi konsep
dan lambang serta penyajian objek.6 Berpikir merupakan proses yang
kompleks dan non algoritmik dimulai dengan pembentukan pengertian,
pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan.7 Berpikir merupakan
aktifitas memanipulasi konsep dan lambang, operasi mental, klasifikasi,
induksi, deduksi dan penalaran suatu data untuk mendapatkan suatu
pengertian, membuat pendapat berdasarkan pemahaman yang diperoleh
sehingga mampu mebuat sebuah kesimpulan. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa berpikir adalah proses sadar berkelanjutan yang lebih
dari sekedar mengingat dan memahami, namun adanya proses kompleks
dalam pengolahan data atau memanipulasi lambang untuk menentukan
suatu tindakan.
Kemampuan berpikir kritis adalah salah satu kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kemampuan berpikr kritis seharusnya dimiliki oleh setiap
siswa untuk mempersiapkan diri dalam menghadapai permasalahan
kehidupan, karena berpikir kritis ini merupakan dasar seseorang untuk
4Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 230. 5 Ibid.,
6 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), h. 37 7 Ibid,.
10
mengambil keputusan yang berdasarkan analisis data/informasi dan
pengetahuan yang telah didapat.
Hamzah dan Muhlisrarini dalam bukunya menyatakan bahwa berpikir
kritis pada peserta didik menyebabkan peserta didik tidak menerima hasil
perhitungan dari suatu masalah begitu saja, namun ia paham kebenarannya
berdasarkan analisa kenapa solusi itu bisa terbentuk.8 Berpikir kritis juga
dijelaskan oleh Gerhand sebagai “proses kompleks yang melibatkan
penerimaan dan penguasaan data, analisis data, evaluasi data, dan
mempertimbangkan aspek kualitatif dan kuantitatif serta membuat seleksi
atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi”.9 Seseorang yang
berpikir kritis tidak menerima solusi atau keputusan begitu saja, karena
perlu mengetahui bagaimana solusi itu terbentuk yang melibatkan proses
penerimaan data, mengolah data, analisis data dan evaluasi data untuk
membuat menghasilkan sebuah solusi atau keputusan.
Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah yang digunakan
seseorang untuk menyelesaikan sebuah masalah, menerima
pendapat/informasi dan untuk memutuskan suatu keputusan. Seseorang
yang memiliki kemampuan ini mampu membedakan argumen yang benar
atau tidak dan tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan.
Ennis dalam Fisher mendefinisikan berpikir kritis adalah “pemikiran
yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang
mesti dipercaya atau dilakukan”.10
Senada dengan pernyataan Ennis, Glazer
merumuskan berpikir kritis dalam matematika sebagai kemampuan untuk
dapat menggunakan kemampuan sebelumnya, penalaran matematika, dan
strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi
8 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, op.cit., h. 38
9 Dina Mayadiana Suwarma, Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan
berpikir kritis matematika, (Jakarta: Penerbit Cakrawala Maha Karya, 2009), h. 11 10
Alec Fisher. Berpikir kritis Sebuah pengantar. Penerjemah, Benyamin H.
(Jakarta: Erlangga, 2008), h. 4
11
situasi-situasi yang tidak familiar secara reflektif.11
Ketika seseorang
pemikir kritis menemui permasalah matematika, ia akan menggunakan
pengetahuan sebelumnya yang masuk akal dan reflektif untuk membuat
sebuah kesimpulan atau keputusan yang tepat.
Glaser dalam Alec Fisher menjabarkan ciri-ciri kemampuan berpikir
kritis sebagai berikut:12
a. Sikap berpikir mendalam mengenai masalah-masalah dan hal-hal
yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang
b. Pengetahuan beberapa metode pemeriksaan dan penalaran yang
logis
c. Menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau
pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan
kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya
2. Indikator Berpikir Kritis
Indikator berpikir kritis sangat penting dalam penelitian ini, karen
indikator dapat dijadikan sebagai alat ukur suatu kemampuan berpikir
kritis.Berikut ini beebrapa indikator menurut para ahli.
Indikator berpikir kritis menurut Edward Glaser dalam Alec Fisher,
diantaranya yaitu: 13
a. Mengenal masalah.
b. Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-
masalah itu.
c. Mengumpulkan data dan menyusun informasi yang diperlukan.
d. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan.
e. Memahami dan menggunakan bahasa secara tepat, jelas dan khas.
f. Menganalisis data.
g. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan.
h. Mengenal adanya hubungan yang logis antar masalah-masalah.
i. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang
diperlukan.
11
Dina Mayadiana Suwarma . Op.cit., h. 16 12
Alec Fisher. Op.cit., h. 3 13
Ibid., h. 7
12
j. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang
seseorang ambil.
k. Menyusun kembali pola-pola kenyakinan seseorang berdasarkan
pengalaman yang lebih luas.
l. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal yang kualitas-
kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Suwarma dalam bukunya menjelaskan terdapat 12
indikator kemampuan berpikir menurut Ennis (1985) yang dikelompokkan
menjadi 5 aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu14
:
a. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification),
b. Membangun keterampilan dasar (basic support),
c. Membuat inferensi (inferring),
d. Membuat penjelasan lebih lanjut (advance clarification),
e. Mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics)
Kelima kelompok indikator keterampilan berpikir kritis tersebut
diuraikan lebih lanjut pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1
Tabel Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis
No Aspek berpikir kritis Indikator Berpikir kritis
1
Memberikan
penjelasan sederhana
Memfokuskan pertanyaan
Menganalisis argumen
Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi
dan pertanyaan yang menantang
2
Membangun
keterampilan dasar
Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria)
suatu sumber
Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi
3
Menyimpulkan
Membuat deduksi dan mempertimbangkan
hasil deduksi
14
Dina Mayadiana Suwarma, Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan
berpikir kritis matematika, (Jakarta: Penerbit Cakrawala Maha Karya, 2009) h. 13-16
13
Membuat induksi dan mempertimbangkan
induksi
4
Membuat penjelasan
lebih lanjut
Membuat dan mempertimbangkan nilai
keputusan
Mendefinisikan istilah, mempertimbangkan
definisi
Mengidentifikasi asumsi
5 Mengatur strategi
dan taktik
Memutuskan suatu tindakan
Berinteraksi dengan orang lain
Dari berbagai pengertian dan konsep di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berpikir kritis matematis adalah kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis argument
berdasarkan data, menarik sebuah kesimpulan dari membuat keputusan
untuk menyelesaikan masalah matematis.
Berdasarkan indikator yang yang dikemukakan oleh para ahli, peneliti
akan membatasi indikator berpikir kritis, diantaranya adalah:
a. Memfokuskan pertanyaan
Membuat pertanyaan yang spesifik/tepat mengenai masalah yang
ditentukan.
b. Menganalisis argumen
Menganalisis argumen yang tepat berdasarkan teori/ konsep
matematika.
c. Membuat kesimpulan (induksi)
Membuat kesimpulan umum berdasarkan data yang bersifat khusus.
d. Memutuskan suatu tindakan
Memutuskan suatu tindakan yang tepat dengan konsep matematika.
3. Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri juga disebut proses umum yang dilakukan manusia untuk
mencari dan memahami informasi, sehingga inkuiri dalam pembelajaran
menuntut pemeriksaan dan penyelidikan yang mendalam. Jadi
14
pembelajaran inkuiri adalah model yang membawa siswa secara aktif
untuk menyelidiki suatu permasalahan guna mencari solusi.
Langkah-langkah pembelajaran inkuiri sebagai berikut15
:
1. Orientasi
2. Merumuskan masalah
3. Mengajukan hipotesis
4. Mengumpulkan data
5. Menguji hipotesis
6. Merumuskan kesimpulan
Ke-enam langkah ini dijelaskan pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Tabel pembelajaran Inkuiri
No Langkah Inkuiri Penjelasan
1 Orientasi Persiapan kondisi siswa, penjelaskan
topik, tujuan dan hasil.
Penjelasan langkah-langkap
pembelajaran.
Pemberian motivasi pembelajaran.
2 Merumuskan
masalah
Memberikan masalah yang menarik untuk
diselesaikan dan mempunyai jawaban
pasti, serta mengandung konsep-konsep
yang telah diketahui. Masalah tersebut
harus dipecahkan oleh siswa sendiri.
3 Meumuskan
hipotesis
Memberikan jawaban/ solusi sementara.
4 Mengumpulkan
data
Siswa mengumpulkan data untuk menguji
jawaban yang mungkin.
Guru memberikan pertanyaan agar siswa
terdorong untuk mencari informasi yang
dibutuhkan.
15
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Hal. 201
15
5 Menguji Hipotesis Menguji hipotesis/jawaban sementara
berdasarkan data yang telah diperoleh
agar dapat dipertanggung jawabkan.
6 Merumuskan
kesimpulan
Mendeskripsikan temuannya berdasarkan
pengujian hipotesis
Pembelajaran ini mempunyai beberapa prinsip yang harus
dipehatikan guru, salah satunya adalah prinsip bertanya. Prinsip
bertanya mengharuskan guru menguasai berbagai jenis dan teknik
bertanya, apakah pertanyaan bertujuan menarik perhatian siswa,
untuk penyelidikan, mengembangkan kemampuan, atau untuk
menguji.16
Abdul Majid dalam bukunya menyebutkan bahwa
pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak
dianjurkan karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah17
;
a. Strategi ini menekankan pada pengembangan aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran
lebih bermakna.
b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
c. Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku karena
adanya pengalaman.
d. Sesuai dengan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata,
karena siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang belajarnya lemah.
Meskipun pembelajaran ini mempunyai beberapa kelebihan,
pembelajaran ini mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:18
a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
oleh kebiasaan siswa dalam belajar.
16
Ibid., h 200. 17
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2013). h. 227. 18
Ibid.,
16
c. Kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru kesulitan menyesuaikan
dengan waktu yag telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pembelajaran, maka strategi ini
tampaknya akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
4. Inquiry Training Model
Berdasarkan uraian pembelajaran Inkuiri, dapat dilihat bahwa waktu
dan sumber yang tersedia merupakan permasalahan dalam pembelajaran.
Menanggapi permasalahan ini Richard Suchman mengembangkan teori
pembelajaran inkuiri yang telah dimodifikasi yaitu Inquiry Training
Model.
Joyce dalam Trianto menyatakan bahwa teori Suchman dapat
dijabarkan sebagai berikut19
:
a. Mengajak siswa membayangkan seakan-akan dalam kondisi yang
sebenarnya.
b. Mengidentifikasi komponen-komponen yang ada disekeliling
kondisi tersebut.
c. Merumuskan permasalahan dan membuat pertanyaan yang
jawabannya “ya” atau “tidak”.
d. Membuat kesimpulan dari data-data yang diperoleh.
Pembelajaran inkuiri dengan model Suchman menggunakan
pertanyaan-pertanyaan oleh siswa sebagai alternative untuk
mengumpulkan data.
Kelebihan menggunakan Inkuiri Suchman, seperti yang dikutip Kardi
dalam Trianto mempunyai dua kelebihan yaitu20
:
a. Penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan.
Dengan waktu yang singkat ini memungkinkan siswa dapat
mengalami siklus inkuiri dengan cepat dan dengan pelatihan
mereka akan terampil melakukan inkuiri.
b. Lebih efektif dalam semua bidang didalam kurikulum.
19
Trianto Ibdu badar, Mendesain Model Pembeajaran Inovatif dan Progresif:
Konsep, landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010). h. 170 20
Ibid.
17
Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh
rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Adapun dasar teori Suchman yang
mendukung model pembelajaran ini yaitu:21
a. Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu
mencari tahu segala sesuatu yang menarik perhatiannya
b. Mereka sadar dan akan belajar untuk menganalisis strategi
berpikirnya dalam mempelajari sesuatu
c. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan
ditambahkan/digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki
siswa
d. Cooperatif Inquiry dapat memperkaya kemampuan berpikir dan
membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang senantiasa bersifat
tentatif dan belajar menghargai penjelasan atau solusi altenatif
Model pembelajaran inquiry training dirancang untuk mengajak siswa
secara langsung melatih rasa ingin tahunya ke dalam proses ilmiah melalui
latihan-latihan secara ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat.
Pembelajaran inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk
bereksplorasi dengan baik.
Reaksi dasar pada yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran ini
diantaranya adalah:22
1. guru memberikan tugas untuk membantu siswa melakukan
penyelidikan.
2. Pertanyaan siswa tidak sesuai dengan aturan/ tidak bisa dijawab
“ya” atau “tidak”
3. Guru dapat meminta siswa menyatakan pertanyaan lain agar
informasi yang didapat halus/berurutan
21
Mujibul Hasan Siddiqui, Maret 2013, “Inquiry Training Model of Teaching :
A Search of Learning”, International Journal Science Research , Volume: 2, Issue : 2, h.
108 22
Vanaja, Inquiry Training Model, (New Delhi : Discovery Publishing House,
2003), h. 40
18
4. Guru dapat memberikan informasi baru kedalam kelompok
diskusi dan mengembangkan pertanyaan untuk membuat fokus
terhadap fakta-fakta yang lain.
Pembelajaran ini menekankan pada tugas yang dapat mengembangkan
penyelidikan siswa, serta peranan guru dalam memberikan informasi yang
dibutuhkan. Wawasan guru dalam materi yang disajikan juga
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, karena siswa dapat
memberikan pertanyaan yang sedikit melenceng.
Langkah-langkah dalam pembelajaran inquiry training model adalah
sebagai berikut :23
a. Encounter with the problem (menghadapi masalah).
b. Data gathering – verification (pengumpulan data – verifikasi).
c. Data gathering – experimentation (pengumpulan data – eksperimen).
d. Formulating an explanation (merumuskan penjelasan).
e. Analysis of the inquiry process (analisis proses penyelidikan).
Langkah-langkah Inquiry Training Model (ITM) pada penelitian ini
yang diadaptasi berdasarkan teori adalah sebagai berikut:
a. Encounter with the problem.
Guru membuat kelompok lalu memberikan ilustrasi permasalahan,
menjelaskan prosedur penyelidikan, merumuskan tujuan dan
pertanyaan yang berjawab “ya” atau “tidak” untuk menyusun
penyelidikan.
b. Data gathering – verification
Guru meminta peserta didik mengumpulkan informasi atas dasar
pengamatan atau penyelidikan yang terdapat pada ilustrasi, kemudian
membuat pertanyaan berdasarkan informasi tersebut. Guru hanya
menjawab “ya” atau “tidak”
Guru dapat bertanya jika terdapat informasi yang belum siswa
temukan.
23
Mujibul Hasan Siddiqui, op.cit ,h. 109.
19
c. Data gathering – experimentation
Guru meminta peserta didik melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk
menemukan informasi yang lebih dalam yang meliputi verifikasi objek,
kondisi yang muncul (sebab-akibat) dan melakukan pengecekan
terhadap variabel yang berkaitan.Tugas guru pada tahap ini
memberikan jawaban untuk memisahkan variabel yang berkaitan atau
tidak.
d. Formulating an explanation
Guru meminta peserta didik membuat beberapa aturan ataupun
penjelasan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Peserta didik
bisa meninggalkan rincian penting di saat memberikan penjelasan atau
merumuskan aturan.
Aturan tersebut bisa berupa
1) Hubungan linear sederhana
2) Teori-teori
3) Analisis
4) Penerapan generalisasi
Guru banyak bertanya atau memberikan tugas kepada peserta didik
untuk melengkapi penjelasan dan aturan yang diperoleh.
e. Analysis of the inquiry process
Pada fase ini, guru mengarahkan peserta didik untuk membuat intisari
mengenai bagaimana cara mereka melakukan penyelidikan.
Mengidentifikasi pertanyaan yang berguna/diperlukan dan yang tidak
diperlukan untuk menganalisis data dalam membuat sebuah
kesimpulan. Pembelajaran diakhiri dengan guru memberikan umpan
balik agar siswa dapat memperbaikinya
Pembelajaran Inquiry Model (IM) dan Inquiry Training Model (ITM)
berdasarkan uraian diatas mempunyai kesamaan yaitu terdapat pengujian
hipotesis, dan terdapat penggunaan pertanyaan untuk membantu proses
penyelidikan. Perbedaaan dari IM dan ITM selain pada langkah-
langkahnya, adalah pada IM yang bertugas sebagai penanya adalah guru,
20
dengan banyak jenis dan siswa berperan sebagai pencari jawaban,
sedangkan pada ITM yang bertugas sebagai penanya adalah siswa,
pertanyaan yang diperbolehkan hanya yang berjawabkan “ya” atau “tidak”
dan guru sebagai pemberi jawaban.
5. Model Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang masih berlaku dan banyak digunakan oleh guru-guru di
sekolah pada umumnya. Pendekatan konvensional pada penelitian ini
adalah pembelajaran ekspositori, pada pembelajaran ini guru memberi
materi secara verbal kepada sekelompok siswa dengan maksud siswa dapat
menguasai materi pembelajaran secara optimal.24
Pembelajaran ini mempunyai beberapa karekteristik yaitu:25
a. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi
pelajaran secara verbal.
b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi
pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep
tertentu yangharus dihafal sehingga tidak menuntu siswa untuk
berpikir ulang.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi itu sendiri.
Pada pembelajaran ini lebih menekankan pada penyampaian materi
seacara verbal sehingga identik dengan ceramah. Interaksi yang terjadi
dalam pembelajaran antara guru dengan siswa bersifat monolog karena
guru sebagai sumber pesan dan siswa lebih berperan sebagai obyek
penerima pesan. Beberapa langkah pembelajaran ekspositori sebagai
berikut:26
24
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 179 25
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2013). h. 216 26
Ibid. h.219-220
21
a. Persiapan (preparation)
Langkah persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran.
b. Penyajian (presentation)
Tahap persiapan adalah langkah penyampaian materi pelajaran
yang sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.
c. Korelasi (korelation)
Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa atau dengan pengetahuan yang telah
dimilikinya.
d. Menyimpulkan (generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari
materi pelajaran yang disajikan.
e. Mengaplikasikan (application)
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah
mereka menyimak penjelasan guru. Teknik ini biasanya dilakukan
dengan cara memberi tugas atau tes yang sesuai dengan materi
yang telah disajikan.
B. Hasil penelitian yang relevan
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Endah Erviana pada tahun
2014 dengan judul “Pengaruh Inquiry Training Model dan
Eksperimental Learning Model terhadap prestasi belajar
matematika ditinjau dari kecerdasan” pada kelas IV SDN di
Kecamatan Klego menjelaskan bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara inquiry training model dan eksperiental
learning model terhadap prestasi belajar matematika dan terdapat
pengaruh yang signifikan antara jenis kecerdasan (linguistic, logis,
22
matematis, spasial, kinestetik, musical, interpersonal, intrapersonal,
dan naturalis) terhadap prestasi belajar matematika.27
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lia Kurniawati dan Belani
Margi Utami pada tahun 2013 melakukan penelitian terhadap
proses pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan
heuristik di Madrasah Tsanawiyah daerah Tangerang. Hasil
penelitiannya dituangkan dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh
Metode Penemuan Dengan Strategi Heuristik Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”. Penelitian ini mengukur
kemampuan berpikir kritis dengan indikator Elementary
clarification, Basic, Inference, Advance clarification, Strategy and
tactics. Kesimpulan penelitian ini adalah metode penemuan dengan
strategi heuristik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kemampuan berpikir kritis matematis.28
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Miftahkhus S.Z pada tahun
2016 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inquiry
Training untuk Meningkatkan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar
Siswa pada Pokok Bahasan Gerak Lurus” yang dilakukan pada
kelas X MAN Model Palangka Raya. Kesimpulan penelitian ini
adalah penggunaan Inquiry Training mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis pada materi gerak
lurus.29
27
Endah Erviana, Pengaruh Inquiry Training Model Dan Experiential Learning
Model Terhadap Prestasi Belajar Matemaika Ditinjau Dari Kecerdasan, (Surakarta:
Universitas Sebelas Maret, 2014) 28
Kurniawati dan Utami, “Pengaruh Model Penemuan dengan Strategi
Heuristik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”, Prosiding pada KNPM V
Malang : IndoMS dan Jurusan Pendidikan Matematika UM, 2016, h. 210, tersedia
(http://fmipa.um.ac.id/index.php/component/attachments/download/139.html). 29
Miftahkhus, “Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk
meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus”
Skripsi IAIN Palangka Raya, Palangka Ray, h.94, tersedia (http://digilib.iain-
palangkaraya.ac.id/704/)
23
C. Kerangka Berpikir
Salah satu kemampuan matematika yang menjadi tujuan
pendidikan di Indonesia adalah kemampuan berpikir kritis. Namun,
faktanya kemampuan ini masih belum dikembangkan dengan
maksimal. Hal ini dapat terlihat dari penelitian-penelitian yang telah
dijelaskan pada latar belakang.
Berpikir kritis matematis adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis argument
berdasarkan data, menarik sebuah kesimpulan dari membuat keputusan
untuk menyelesaikan masalah matematis. Seseorang dikatakan
memiliki kemampuan ini jika memenuhi indikator berikut,
memfokuskan pertanyaan artinya mampu membuat pertanyaan yang
spesifik, menganalisis argumen artinya mampu menentukan argument
yang tepat berdasarkan teori, membuat induksi artinya mampu
membuat kesimpulan umum berdasarkan data yang bersifat khusus, dan
memutuskan suatu tindakan yang artinya mampu memutuskan tindakan
yang tepat berdasarkan teori.
Berpikir kritis matematis siswa kurang berkembang dikarenakan
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan
ekspositori. Strategi ekspositori kurang mampu meningkatkan
kemampuan ini dikarenakan lebih menyajikan konsep yang sudah jadi
dan kurang memberikan kesempatan untuk siswa menggali potensi
yang ada. Oleh karena itu perlu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Inquiry training model (ITM) adalah pembelajaran kooperatif
inkuiri yang menugaskan siswa untuk memahami suatu masalah dengan
cara mencari informasi sendiri secara penyelidikan, berdiskusi,
menggunakan pertanyaan dalam pencarian informasi dan membuat
24
kesimpulan/aturan-aturan. Pertanyaan yang diperbolehkan dalam model
ini adalah pertanyaan yang jawaban berupa “ya” atau “tidak”.
Model pembelajaran ini berkaitan erat dengan berpikir kritis,
karena dalam pembelajarannya terdapat diskusi antar siswa untuk
menemukan solusi. Senada dengan pernyataan tersebut Muhibbin Syah
dalam bukunya menyatakan bahwa salah satu tujuan penggunaan
metode diskusi adalah mendorong siswa beripikir kritis.30
Santrock mengajukan ada beberapa pedoman bagi guru dalam
membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik
yaitu. 1) Guru harus berperan sebagai pemandu siswa dalam menyusun
pemikirannya sendiri, 2) menggunakan pertanyaan yang berbasis
pemikiran, 3) Bangkitkan rasa ingin tahu intelektual siswa, 4) libatkan
dalam perencanaan dan strategi. 5) beri siswa model peran positif dan
kritis, 6) Guru menjadi model peran pemikir yang positif bagi siswa.31
Pendapat Santrock dalam mengembangkan berpikir kritis ini sangat
sesuai dengan ITM, karena model ini memandu siswa untuk mencari
informasi dalam membangun pengetahuan, menggunakan pertanyaan
untuk mencari informasi yang lebih lanjut serta mengevaluasinya,
membangkitkan rasa ingin tahu siswa, dan siswa terlibat langsung
dalam pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa ITM erat
kaitannya dalam perkembangan berpikir kritis siswa.
Inquiry Training Model dalam kaitannya dengan kemampuan
berpikir kritis mempunyai tahapan sebagai berikut :
a. Encounter with the problem, dalam tahap ini guru memberi masalah
sederhana dan merumuskan prosedur penyelidikan dengan merumuskan
pertanyaan yang memunyai jawaban “ya” atau “tidak” siswa akan
30
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru , (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 202 31
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 160
25
melihat masalah yang hendak akan dipecahkan, sehingga membantu
siswa untuk memfokuskan pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah
apa yang hendak diselesaikan.
b. Data gathering- verification, dalam tahap ini siswa mengumpulkan
sebanyak-banyaknya informasi yang tersedia didalam lingkungan,
berdasarkan penyelidikan, hal ini akan memberikan lebih banyak data
untuk siswa untuk memahami masalah dengan cara mengidentifikasi
informasi yang relevan dan mengeliminasi informasi yang diangkap
kurang relevan, serta bisa menganalisis ketepatan argumen berdasarkan
informasi yang telah diverifikasi.
c. Data gathering – experimentation, pada tahap ini guru memberikan
suatu elemen baru dan meminta siswa mengembangkan informasi yang
telah diperoleh bisa melalui verifikasi informasi suatu objek, guru akan
mengarahkan siswa untuk meningkatkan penyelidikan lebih lanjut Pada
saat verifikasi objek, kondisi, peristiwa, sifat. Itu guru harus menyadari
tentang berbagai jenis informasi yang dicari oleh peserta didik.
Berdasarkan informasi ini guru dapat mengubah pola pertanyaan untuk
memandu siswa menemukan informasi yang diperlukan..
d. Formulating an explanation, pada tahap ini guru dan/atau murid
merumuskan beberapa aturan dan penjelasan yang berdasakan informasi
yang telah dikumpulkan sebelumnya yang bisa berupa hubungan antara
informasi ataupun masalah-masalah yang terjadi, sehingga siswa dapat
membuat induksi dan mempertimbangkannya dengan membuat
kesimpulan umum dari data-data yang telah diperoleh, dan menentukan
argument yang tepat berdasarkan alasannya.
e. Analysis of the inquiry, pada tahap ini siswa diminta menganalisis
cara penyelidikan mereka dan pertanyaan-pertanyaan yang telah
diajukan dan data yang telah diperoleh. Dimana setelah terjadinya
proses analisis ini, siswa mendapat dasar untuk memutuskan suatu
tindakan yang tepat untuk memperbaiki pembelajaran ini dikemudian
hari.
26
Berdasarkan penjabaran di atas secara teoritik Inquiry Training
Model dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis
khususnya dalam indikator memfokuskan pertanyaan, menganalisis
argumen, membuat induksi, dan memutuskan suatu tindakan. Kerangka
berpikir ini dapat dibuat bagan sebagai berikut:
Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pemaparan variabel tersebut, peneliti dapat memunculkan
hipotesis sebagai berikut: Kemampuan berpikir Kritis matematis siswa
yang diajarkan dengan Inquiry Training Model lebih tinggi daripada
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan model
konvensional.
BER
PIK
IR K
RITIS M
ATEM
ATIS
Inquiry Training Model
syntax
a. Encounter with
the problem.
Memfokuskan
pertanyaan.
b. Data gathering-
verification
c. Data gathering -
experimentation
d. Formulating an
explanation
e. Analysis of the
inquiry process
Menganalisis argumen.
Membuat induksi
Memutuskan suatu
tindakan.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di salah satu SMP Negeri kota Tangerang Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 8 pada semester genap tahun ajaran
2016/2017 yaitu pada tanggal 10 April sampai 17 Mei 2017.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen atau disebut juga metode eksperimen semu. Metode ini dipilih karena
individu-individu (murid) yang menjadi subjek penelitian tidak dapat dikontrol
secara penuh. Metode ini digunakan karena eksperimen ini tidak dapat dikatakan
eksperimen sungguhan namun disusun seperti eksperimen sungguhan.1 Peneliti
menyadari adanya terdapat variabel-variabel lain yang sering kali mempengaruhi
hasil penelitian.2
Penelitian ini membagi kelompok menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen
(E) dan kelompok kontrol (K). Kelompok eksperimen adalah kelompok yang
model pembelajarannya menggunakan Inquiry Training Model, dan kelompok
kontrol adalah kelompok yang model pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dapat diartikan himpunan dengan sifat-sifat yang ditentukan oleh
peneliti sehingga setiap individu/variabel/ data dapat dinyatakan menjadi anggota
atau tidak.3 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di salah
satu SMPN di Daerah kota Tangerang Selatan.
1 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian gabungan ,
(Jakarta: Prenadamedia group, 2014), h. 183. 2 Ibid.,
3Kadir, Statistika Terapan, Cetakan 2, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), h. 118
28
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
Cluster Random Sampling. Teknik ini akan memilih dua kelompok secara acak
dari beberapa kelas yang homogen. Kelas VIII di SMPN 18 Kota Tangerang
Selatan yang berjumlah 8 kelompok (kelas VIII-I sampai VIII-8) lalu akan
diambil 2 kelompok sampel yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan secara acak, sehingga terpilihlah 2
kelompok sampel yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok
yang terpilih adalah kelas VIII-8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-7
sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen akan menggunakan motode pembelajaran
Inquiry Training Model dan kelas kontrol dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan peneliti disesuaikan dengan metode
penelitian yang dipilih. Pada penelitian kuasi eksperimen terdapat dua kelompok
sampel yang diberi perlakuan yang berbeda, kelompok pertama dipilih menjadi
kelompok eksperimen dan kelompok kedua dipilih menjadi kelompok kontrol.
Adapun rancangan penelitian ini menggunakan desain Randomized Post Test Only
Control Group. Desain penelitian ini pada dasarnya digunakan pada eksperimen
murni, tetapi dapat digunakan karena dalam pengambilan sampel dilakukan secara
acak dan karakteristik sampel sama. Berdasarkan informasi dari guru matematika
dikelas tersebut kelompok yang menjadi subjek mempunyai kemampuan kognitif
yang hampir sama, kelas yang berdekatan dan guru pengajar yang sama. Tabel
yang menunjukkan desain penelitian ini adalah sebagai berikut4:
Tabel 3.2 Desain Penelitian
4Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2009), h. 206
Kelompok perlakuan pasca tes
A X O
B O
29
Keterangan:
A : Kelompok eksperimen
B : Kelompok kontrol
X : Perlakuan peneliti dengan menggunakan Inquiry Training Model
- : Perlakuan peneliti dengan model pembelajaran konvensional
O : Posttest (tes akhir)
Perlakuan khusus diberikan pada kelas eksperimen dalam bentuk pemberian
variabel bebas (Inquiry Training Model) dan kelas kontrol dipilih Model
konvensional dengan metode ekspositori. Kemudian melihat pengaruh dan
perbandingannya pada variabel terikat (kemampuan berpikir Kritis matematis
siswa) pada tes akhir.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor kemampuan berpikir
Kritis matematis siswa dalam pembelajaran matematika. Data tersebut diperoleh
dari hasil tes kemampuan kritis matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tes ini diberikan kepada kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya
diterapkan Inquiry Training Model dan kelas kontrol yang diterapkan model
pembelajaran konvensional.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut
sebagai berikut:
1) Variabel yang diteliti
Variabel pada penelitian ini adalah model pembelajaran sebagai variabel
independen dan kemampuan berpikir kritis matematis sebagai variabel
dependen.
2) Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel
penelitian dan guru mata pelajaran matematika.
30
3) Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan
kritis matematis. Soal tes untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir
kritis matematika siswa yang disusun dalam bentuk uraian (essay).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal uraian
yang diberikan dalam bentuk post test. Instrumen tes ini diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol saat akhir pertemuan (pertemuan ke 9) dan
instrumen kedua kelas sama. Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan indikator memfokuskan
pertanyaan, menganalisis argumen, membuat induksi dan membuat keputusan.
Adapun kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
Kompetensi
Dasar
Indikator
berpikir Kritis Keterangan
No.Butir
Soal
Mengembangkan
kemampuan
berpikir kritis
matematis dalam
materi sifat-sifat
kubus, balok,
prisma, limas
dan bagian-
bagiannya, serta
menentukan
ukurannya.
Memfokuskan
pertanyaan
Membuat pertanyaan yang
spesifik/tepat mengenai masalah
yang ditentukan.
1, 5
Menganalisis
argumen
Menganalisis argumen yang
tepat berdasarkan teori/ konsep
matematika
2, 6
Membuat
induksi
Membuat kesimpulan umum
berdasarkan data yang bersifat
khusus
3,7
Membuat
keputusan
Memutuskan suatu tindakan
yang tepat dengan konsep
matematika
4, 8
31
Setelah membuat kisi-kisi soal, kemudian peneliti membuat pedoman
penskoran untuk mengukur kemampuan berpikir kritis pada tiap butir soal. Tabel
pedoman penskoran kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Indikator
Kemampuan
Berpikir Kritis
No Kriteria Skor
Memfokuskan
pertanyaan
1
Dapat membuat pertanyaan yang spesifik dengan
permasalahan dengan menyebutkan ukuran dengan
tepat
4
Dapat membuat pertanyaan yang spesifik dengan
permasalahan dengan menyebutkan salah satu
ukuran dengan tepat
3
Dapat membuat pertanyaan sesuai dengan
permasalahan tetapi kurang spesifik 2
Dapat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
permasalah namun kurang sesuai 1
Tidak dapat membuat pertanyaan yang sesuai
dengan masalah 0
5
Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-
unsur bangun ruang dan ketersediaan kawat dengan
tepat
4
Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-
unsur dan ketersediaan kawat tetapi kurang lengkap 3
Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-
unsur bangun ruang atau ketersediaan kawat dengan
tepat
2
32
Tabel 3.2
(lanjutan)
Dapat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
permasalah unsur-unsur bangun ruang atau
ketersediaan kawat tetapi tidak tepat
1
Tidak dapat membuat pertanyaan yang sesuai
dengan masalah 0
Menganalisis
Argumen 2.6
Dapat menentukan argumen yang tepat dan
didasarkan dengan alasan yang tepat 4
Dapat menentukan Argumen yang tepat tetapi alasan
yang diberikan kurang sesuai 3
Dapat menentukan Argumen yang tepat tetapi tidak
didasari alasan/alasan tidak tepat 2
Dapat menentukan argumen tetapi kurang tepat 1
Tidak dapat menentukan Argumen 0
3
Dapat membuat kesimpulan umum yang tepat
mengenai rumus jumlah sisi dan bentuk sisi bangun
segi-n serta bisa membuat penjelasan
4
Dapat membuat kesimpulan umum yang tepat
mengenai rumus jumlah sisi dan bentuk sisi bangun
segi-n tetapi tidak bisa membuat penjelasan
3
Dapat membuat kesimpulan umum yang tepat
mengenai rumus jumlah sisi atau bentuk sisi bangun
segi-n
2
33
Tabel 3.2
(lanjutan)
Dapat membuat kesimpulan umum tetapi kurang
tepat 1
Tidak dapat membuat sebuah kesimpulan dan
penjelasannya 0
7
Dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan luas
permukaan bangun ruang yang tepat, dan penjelasan
singkat yang sesuai.
4
Dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan luas
permukaan bangun ruang, tetapi penjelasan kurang
sesuai
3
Dapat menghitung luas permukaan bangun datar
tetapi kesimpulan yang dibuat kurang sesuai 2
Dapat membuat kesimpulan umum kurang tepat dan
tidak tepat dengan perhitungan 1
Tidak dapat membuat sebuah kesimpulan 0
4
Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang
dengan tepat dan dapat menentukan suatu tindakan
yang mungkin dengan tepat sesuai konsep
4
Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang
dengan tepat dan dapat menentukan suatu tindakan
yang mungkin namun kurang sesuai
3
Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang
tetapi tidak dapat membuat suatu tindakan 2
34
Tabel 3.2
(lanjutan)
Menemukan masalah mengenai luas bangun ruang
dan membuat tindakan akan tetapi tidak tepat 1
Tidak dapat menemukan masalah dan tidak dapat
menentukan suatu tindakan 0
8
Dapat menentukan volume bangun ruang dan dapat
menentukan suatu tindakan yang mungkin dengan
tepat sesuai konsep
4
Dapat menentukan volume bangun ruang dengan
tepat dan dapat menentukan suatu tindakan yang
mungkin namun kurang sesuai
3
Dapat menemukan volume bangun ruang dengan
tepat dan dapat menentukan suatu tindakan yang
mungkin tetapi tidak sesuai dengan konsep
2
Kurang sesuai dalam menemukan volume bangun
ruang dengan tepat, sehingga tidak tepat dalam
menentukan suatu tindakan
1
Tidak dapat menemukan volume bangun ruang dan
tidak dapat menentukan suatu tindakan 0
Tes berpikir kritis yang menggunakan tes essay (uraian) sebelum digunakan,
diujicobakan dahulu dengan maksud untuk mengetahui apakah soal tersebut
memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas serta untuk mengetahui tingkat
kesukaran dan daya pembeda soal.
35
1. Validitas
Untuk mengetahui instrumen yang telah dibuat mampu mengukur
kemampuan berpikir krtis, maka diadakan uji validitasnya. Uji validitas
yang digunakan adalah validitas butir soal dengan menggunakan rumus
korelasi product moment5:
∑
√(∑ )(∑ )
Keterangan
rxy : Indeks korelasi X danY
y : Y -Y
x : X - X
X : Skor Rata-rata X
Y : Skor Rata-rata Y
Perhitungan uji validitas pada penelitian menggunakan perangkat
lunak SPSS Versi Statistic 2.0 dengan taraf signifikansi 5% seperti pada
tabel berikut:
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas
Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
No
Soal Indikator Soal
Korelasi
Pearson
Sig.
5%
Keterangan
1 Memfokuskan
pertanyaan
0,681 0,000 Valid
2 Menganalisis Argumen 0,627 0,000 Valid
3 Membuat kesimpulan 0,233 0,223 Tidak Valid
4 Menentukan tindakan 0,203 0,291 Tidak Valid
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
RINEKA CIPTA, 2014), h. 213
36
5 Memfokuskan
pertanyaan
0,656 0,000 Valid
6 Menganalisis Argumen 0,485 0,008 Valid
7 Membuat kesimpulan 0,823 0,000 Valid
8 Menentukan tindakan 0,838 0,000 Valid
Berdasarkan Tabel 3.3 terdapat soal yang tidak valid yaitu soal
nomor 3 dan 4
2. Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan suatu
instrumen tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Reliabilitas yang diuji pada instrumen ini menggunakan rumus Alpha
Cronbach:6
2
2
11 t
i
s
s
n
nr
Keterangan
r : Koefisien realibilitas
n : banyaknya butir soal yang valid
2
is : variansI skor butir soal ke-i
2
ts : variansi skor total
Nilai koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin
tinggi nilainya maka semakin terpercaya. Berikut ini tabel kriteria
koefisien realibilitas intrumen yang digunakan:7
6 Karunia Eka Lestari dan Muhammad Ridwan Yudhanegara, PENELITIAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA, (Bandung : PT Rfika Aditama, 2017), h. 206 7 Ibid.,
37
Tabel 3.4
Kriteria Koefisien Realibiltas Instrumen
Koefisien Koefisien Korelasi Interpretasi Realibiltas
0,90 r 1,00 Sangat Tinggi Sangat tetap/ sangat baik
0,70 r 0,90 Tinggi Tetap/ baik
0,40 r 0,70 Sedang Cukup tetap/cukup baik
0,20 r 0,40 Rendah Tidak tetap/buruk
r < 0,20 Sangat Rendah Sangat tidak tetap/ sangat buruk
Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas menggunakan perangkat
lunak SPSS Versi Statistic 2.0 dari 6 butir soal yang valid adalah r11=
0,773. Nilai tersebut memiliki kriteria realibilitas baik.
3. Tingkat Kesukaran
Pengujian tingkat kesukaran bertujuan untuk mengetahui apakah
instrumen yang telah dibuat tergolong sukar, sedang atau mudah setelah
diujikan kepada sampel. Rumus tingkat kesukaran sebagai berikut8:
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : jumlah skor maksimal siswa yang menjawab benar
Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan pada penelitan ini
adalah:9
P = 0,00 sampai dengan 0,30 : soal sukar
P = 0,31 sampai dengan 0,70 : soal sedang
P = 0,71 sampai dengan 1,00 : soal mudah
8Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2017), h.
223. 9Ibid, h. 225
38
Hasil uji tingkat kesukaran pada instrumen tes kemampuan berpikir
kritis matematis disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.5
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Kemampuan Berpikir Kritis
Nomor Soal Indeks Kesukaran Keterangan
1 0,54 Sedang
2 0,53 Sedang
5 0,52 Sedang
6 0,30 Sukar
7 0,18 Sukar
8 0,43 Sedang
Berdasarkan tabel 3.4 terdapat soal yang memiliki tingkat
kesukaran yang sukar yaitu nomor 6 dan 7.
4. Daya Pembeda
Pengujian daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui apakah
instrumen soal yang diberikan dapat membedakan siswa yang pandai dan
kurang pandai.
Pengujian daya beda dapat ditentukan dengan cara menentukan kelompok
atas dan kelompok bawah. Pengambilan kelompok atas dan kelompok bawah
dengan metode bagi 2.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut10
:
Keterangan :
D : indeks daya beda
: jumlah skor siswa kelompok atas
: jumlah skor siswa kelompok bawah
: skor maksimum siswa kelompok atas
: skor maksimum siswa kelompok bawah
10
Ibid., h. 228.
39
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
: proporsi kelompok kelas bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah:11
D = 0,00 sampai dengan 0,20 : jelek
D = 0,21 sampai dengan 0,40 : cukup
D = 0,41 sampai dengan 0,70 : baik
D = 0,70 sampai dengan 1,00 : baik sekali
D= negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai
nilai D negatif sebaiknya dibuang
Hasil daya beda instrumen kemampuan berpikir kritis matematis disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 3.6
Hasil Daya Beda Instrumen
Kemampuan Berpikir Kritis
Nomor Soal Daya Beda Keterangan
1 0,589 Baik
2 0,160 Jelek
5 0,25 Cukup
6 0,160 Jelek
7 0,321 Baik
8 0,589 Baik
Berdasarkan tabel 3.5 maka terdapat soal dengan daya beda yang jelek
yaitu nomor 2 dan 6.
Jika dilihat dari hasil uji validitas, uji realibilitas, uji tingkat kesukaran dan
uji daya beda, maka terdapat dua soal yang tidak dipakai dan dua soal yang
diperbaiki karena memiliki kriteria jelek. Soal yang diperbaiki adalah soal
nomor 2 dan 6 karena memiliki daya beda yang jelek. Soal nomor 2 diperbaiki
dari redaksi bahasa karena memiliki tingkat kesukaran yang sedang,
11
Ibid., h. 232
40
sedangkan soal nomor 6 diperbaiki dari redaksi bahasa dan tingkat kesukaran
yang diturunkan. Berikut ini rekapitulasi hasil perhitungan uji coba instrumen
tes kemampuan berpikir kritis matematis yang disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen
Nomor
soal
Vaiditas Realibilitas Tingkat
kesukaran
Daya
beda
Keterangan
1 Valid
0,773
Sedang Baik Digunakan
2 Valid Sedang Jelek Diperbaiki
5 Valid Sedang Cukup Digunakan
6 Valid Sukar Jelek Diperbaiki
7 Valid Sukar Baik Digunakan
8 Valid Sedang Baik Digunakan
Pada tabel 3.5 soal nomor 3 dan 4 tidak dicantumkan, karena soal tersebut
tidak valid sehingga tidak melakukan uji selanjutnya dan tidak digunakan.
G. Teknik Analisis Data
Pada akhir pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, diberikan post-test berupa instrumen tes kemampuan kritis matematis
yang telah diujicobakan terlebih dahulu. Kedua kelas (eksperimen dan
kontrol) diberikan tes dengan soal yang sama. Berdasarkan hasil post-test
tersebut, didapatlah skor kemampuan kritis matematis dari masing-masing
siswa. Kemudian dilakukan analisis skor kemampuan kritis matematis yang
diperoleh dari hasil post-test tersebut melalui beberapa uji berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Adapun
langkah-langkah pengujian normalitas adalah sebagai berikut:
Langkah pertama membuat hipotesis bahwa:
H0: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
41
H1: sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
Langkah kedua perhitungan normalitas. Dalam penelitian ini
menggunakan Uji Shaphiro-Wilk. Adapun langkah-langkahnya dengan
bantuan software SPSS adalah sebagai berikut:12
a. Masukan data pada Data View, dan atur values pada Variable view
b. Pilih menu Analyze, kemudian pilih menu Deskriptive Statistics,
kemudian klik explore
c. Masukan nilai postest pada kotak Dependent List.
d. Pilih Plots.
e. Lepaskan ceklist pada Deskriptive
f. Pada Boxplots, klik None, selanjutnya klik Normality plots with test,
lalu klik Continue dan OK.
Langkah ketiga menentukan nilai normalitas, nilai normalitas dapat dilihat
dengan membandingkan nilai sig atau p-value Shapiro-Wilk pada output
SPSS masing-masing kelas dengan nilai signifikansi 5% atau 0,05. Maka
pengambilan keputusan dapat ditentukan sebagai berikut:
Jika sig atau p-value >0,05, maka Ho diterima sehingga sample
berdistribusi normal.
Jika sig atau p-value < 0,05, maka Ho ditolak sehingga sample
tidak berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel
berasal dari populasi yang variansnya sama atau homogen. Uji
homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Levene. Atau
levene’s test of equality of error menggunakan bantuan software SPSS.
Langkah-langkah uji homogenitas adalah sebagai berikut:
Langkah pertama membuat hipotesis bahwa:
H0 :
H1 : bukan H0
12
Kadir, Statistika Terapan, Cetakan 2, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2015), h. 156
42
Langkah kedua perhitungan nilai homogenitas. Uji homogenitas
menggunakan Uji levene atau levene,s test of equality of error. Adapun
langkah-langkahnya dengan software SPSS adalah sebagai berikut13
:
a. Masukan data pada Data View, dan atur values pada Variable view.
b. Pilih menu Analyze, kemudian pilih General Linear Model, kemudian
klik univariate.
c. Masukan nilai postest pada kotak Dependent variable dan kelompok
pada kolom fixed factory.
d. Klik option lalu masukan (OVERALL) pada display means for dan
ceklist homogenity test lalu klik Continue dan OK.
Langkah ketiga menentukan nilai homogenitas, nilai homogenitas dapat
dilihat dengan membandingkan nilai sig atau p-value pada Test of
Homogenity of variences dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Maka
pengambilan keputusan dapat ditentukan sebagai berikut:
Jika sig atau p-value >0,05, maka Ho diterima, sehingga varians
kedua kelompok homogen.
Jika sig atau p-value < 0,05, maka Ho ditolak, sehingga varians
kedua kelompok tidak homogen
3. Uji Hipotesis
Setelah uji persyaratan analisis dilakukan (uji normalitas dan
homogenitas), selanjutnya adalah uji hipotesis untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh Inquiry Training Model terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa dengan pengujian perbedaan dua rata-rata.
Langkah-langkah untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut:
Langkah pertama, membuat hipotesis statistik yang akan diuji :
H0 : 𝜇1 = 𝜇2
H1 : 𝜇1> 𝜇2
Langkah kedua, menghitung uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rata-
rata, adapun syarat untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut:
13
Ibid., h 167-168
43
1. Jika hasil uji normalitas menunjukan bahwa data berdistribusi normal,
maka uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji t. Pada penelian ini
uji t menggunakan Independent-Sample T test dengan software SPSS.
Untuk data yang homogen maka dapat dilihat pada kolom equal
variances assumed, sedangkan pada data yang tidak homogen maka
dapat dilihat pada kolom equal variances not assumed.
Adapun langkah-langkahnya perhitungannya dengan software SPSS
adalah sebagai berikut 14
:
a. Masukan data pada Data View, dan atur values pada Variable
view
b. Pilih menu Analyze pilih sub menu Compare Means dan klik
Independent-Sample T test
c. Masukan nilai pada kolom Test Variable(s), dan kelas pada
Grouping variable
d. Klik Define Groups lalu isikan “1” pada group 1 dan “2” pada
Group 2
e. Klik Countinue kemudian klik OK
f. Lihat signifikansi pada nilai Sig. (2-tailed) dalam baris Equal
variances assumed jika data homogen atau nilai Sig. (2-tailed)
pada baris Equal variances not assumed jika data tidak homogen.
2. Jika hasil uji normalitas menunjukan bahwa data berdistribusi tidak
normal, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan uji non-
parametrik. Uji non-parametrik menggunakan uji Mann-whitney
dengan bantuan software SPSS.
Adapun langkah-langkah perhitungannya dengan software SPSS
adalah sebagai berikut15
:
a. Masukan data pada Data View, dan atur values pada Variable
view
14
Ibid., h 300-301 15
Ibid., h.492
44
b. pilih menu analyze lalu pilih sub menu Legacy dialog serta 2
Independent Samples
c. Masukan nilai pada kolom Test Variable list, dan kelas pada
Grouping variable
d. Klik Define Groups lalu isikan “1” pada group 1 dan “2” pada
Group 2
e. Pada Test Type ceklist Mann-Whitney U lalu klik OK
f. Lihat nilai signifikansi pada Asymp. Sig. (2-tailed).
Langkah ketiga menentukan nilai p-value = nilai Sig. (2-tailed)/2. Hasil
uji perbedaan rata-rata dapat dilihat dengan membandingkan nilai p-value
dengan nilai signifikansi 5% atau 0,05. Maka pengambilan keputusan
dapat ditentukan sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi atau p-value < 0,05, maka Ho ditolak,
sehingga rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa
kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol.
Jika nilai signifikansi atau p-value > 0,05, maka Ho diterima,
sehingga sehingga rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis
siswa kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan kelas
kontrol.
H. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : 𝜇 𝜇
H1 : 𝜇 𝜇
Keterangan:
𝜇 : Rata-rata kemampuan berpikir Kritis matematis siswa kelas
eksperimen (yang diajarkan dengan Inquiry Training Model)
𝜇 : Rata-rata kemampuan berpikir Kritis matematis siswa kelas kontrol
(yang diajarkan dengan Model konvensional)
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran Inquiry
Training Model (ITM) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa
dilakukan di kelas VIII pada salah satu SMPN Kota Tangerang Selatan, yaitu
kelas VIII-8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-7 sebagai kelas kontrol.
Sampel pada penelitian ini sebanyak 71 siswa, dengan 35 siswa pada kelas
eksperimen dan 36 siswa pada kelas kontrol. Proses pembelajaran kelas
eksperimen menggunakan Inquiry Training Model, sedangkan pada kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Pokok bahasan yang diajarkan dalam
penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar.
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Kemampuan berpikir kritis matematis (KBKM) siswa akan dijelaskan menjadi
3 bahasan sebagai berikut:
a. KBKM Secara Keseluruhan
Data hasil posttest KBKM yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen,
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1
Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Statistik Kelas
Eksperimen Kontrol
Jumlah Siswa (N) 35 36
Skor Ideal 24 24
Nilai Maksimum 20 18
Nilai Minimum 8 6
Rata-rata 14,4 11,36
Std. Deviasi 3.031 3.182
Varians 9.188 10.123
45
46
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan perolehan nilai
dari kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel tersebut menunjukkan
bahwa nilai tertinggi terdapat pada kelas eksperimen dengan selisih 2 angka dari
kelas kontrol. Sementara pada nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan
perolehan nilai lebih kecil 2 angka dari kelas eksperimen. Sehingga dapat
diartikan bahwa KBKM tertinggi terdapat pada kelas eksperimen sedangkan
KBKM terendah terdapat pada kelas kontrol. Nilai rata-rata pada tabel 4.1
menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi 3 angka dari
kelas kontrol. Sehingga KBKM siswa kelas eksperimen secara keseluruhan lebih
tinggi daripada kelas kontrol.
Dari tabel 4.1 tersebut, terdapat perbedaan perolehan standar deviasi. Standar
deviasi pada kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen dengan selisih
0,151. Data tersebut menunjukkan bahwa kelas kontrol penyebaran nilainya lebih
besar atau nilai perindividunya jauh dari nilai rata-rata kelasnya, sedangkan pada
kelas eksperimen penyebaran nilainya lebih kecil atau nilai perindividunya dekat
nilai rata-rata kelasnya.
Selanjutnya jika dilihat pada range antara nilai maksimum dan minimum
kedua kelas tersebut, maka kelas kontrol memiliki range yang lebih besar dari
kelas eksperimen. Varians kelas kontrol juga lebih besar dibandingkan varians
kelas eksperimen dengan selisih 0,935. Berdasarkan kedua hal tersebut maka
dapat diartikan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas
ekperimen lebih homogen dibandingkan kelas kontrol, artinya nilai kemampuan
berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen lebih mengelompok sedangkan pada
kelas kontrol nilai kemampuan berpikir kritis lebih menyebar dan bervariasi.
Berdasarkan uraian-uraian data hasil statistik deskriptif di atas, dapat
disimpulkan bahwa pada kriteria penilaian sama, kemampuan berpikir kritis
matematis (KBKM) siswa pada kelas eksperimen lebih homogen dari kelas
kontrol dan KBKM siswa kelas eksperimen secara keseluruhan lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.
47
b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM) Siswa Per Indikator
Peneliti telah menganalisis KBKM siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol berdasarkan 4 indikator berpikir kritis matematis yaitu, memfokuskan
pertanyaan, menganalisis argumen, membuat kesimpulan dan menentukan
tindakan. Berikut ini adalah tabel hasil ketercapaian indikator KBKM siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol:
Tabel 4.2
Hasil Ketercapaian Indikator
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
No Indikator ITM Konvensional
(%) (%)
1 Memfokuskan pertanyaan 4,828 60,3 4,388 54,8
2 Menganalisis argumen 4,371 54,6 3,138 39,5
3 Membuat kesimpulan 2,37 59,2 1,61 40,2
4 Menentukan tindakan 2,82 70,7 2,22 55,5
Keseluruhan 14,4 60 11,36 47,3
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa persentase rata-rata pencapaian
indikator KBKM pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol dengan
selisih sebesar 12,7%. Sedangkan untuk ketercapaian masing-masing indikator
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut: 1) Persentase
capaian indikator memfokuskan pertanyaan siswa kelas eksperimen lebih besar
daripada kelas kontrol, dengan selisih persentase sebesar 5,5%. 2) Persentase
capaian indikator menganalisis argumen siswa kelas eksperimen lebih besar
daripada kelas kontrol, dengan selisih persentase sebesar 15,1%. 3) Persentase
capaian indikator membuat kesimpulan siswa kelas eksperimen lebih besar
daripada kelas kontrol, dengan selisih persentase sebesar 19 %. 4) Persentase
capaian indikator memutuskan suatu tindakan siswa kelas eksperimen lebih besar
daripada kelas kontrol, dengan selisih persentase sebesar 15,2%. Dari ke-empat
48
indikator tersebut, indikator membuat kesimpulan mempunyai selisih yang paling
signifikan dengan selisih 19%, sehingga dapat dikatakan bahwa penggunakan
Inquiry Training Model secara siginifikan dapat meningkatkan KBKM pada
indikator membuat kesimpulan. Sedangkan pada indikator memfokuskan
pertanyaan mempunyai selisih yang kurang signifikan di antara indikator yang
lainnya, karena hanya memiliki selisih sebesar 5,5%.
Secara visual persentase pencapaian siswa berdasarkan indikator KBKM pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram batang sebagai
berikut:
Gambar 4.1
Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM) Siswa
Berdasarkan diagram pada Gambar 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa capaian
indikator KBKM pada kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol,
karena pada setiap indikator yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol. Pencapaian persentase nilai tertinggi pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol berada pada indikator menentukan tindakan,
sedangkan pencapaian persentase terendahnya pada indikator menganalisis
argumen.
Perbedaan hasil posttest instrumen KBKM siswa antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol dikarenakan perbedaan model pembelajaran yang diterapkan.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
MemfokuskanPertanyaan
MenganalisisArgumen
MembuatKesimpulan
MenentukanTindakan
Inquiry Training
Konvensional
49
Berikut ini jawaban posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan
perindikator.
1) Indikator Memfokuskan pertanyaan
Indikator memfokuskan pertanyaan pada penelitian ini adalah kemampuan
siswa membuat pertanyaan yang yang spesifik mengenai permasalahan. Butir soal
yang mewakili indikator ini ada 2. Soal pertama memberikan permasalahan
mengenai pesanan seorang pelanggan terhadap pak Andre untuk membuat lemari,
tetapi dengan bahan-bahan yang telah disediakan oleh pelanggan. Soal ini
meminta siswa agar membuat pertanyaan yang diajukan pak Andre kepada
pelanggan agar sesuai pesanannya. Soal tersebut mengenai pesanan seorang
pelanggan terhadap pak Andre untuk membuat lemari, tetapi dengan bahan-bahan
yang telah disediakan oleh pelanggan.
Berikut ini contoh jawaban posttest terbanyak yang mewakili jawaban siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(a)
(b)
Gambar 4.2
Jawaban siswa untuk indikator memfokuskan pertanyaan
(a) Inquiry Training (b) Konvensional
Berdasarkan soal pertama siswa diminta untuk membuat pertanyaan untuk
memastikan lemari yang akan dibuat sesuai keinginan pelanggan. Dari gambar
4.2.a dan 4.2.b terdapat perbedaan jawaban yang diberikan siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada gambar 4.2.a Siswa kelas eksperimen dapat
membuat membuat pertanyaan berdasarkan permasalahan mengenai lemari yang
akan dibuat. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk memastikan apakah ukuran
tersebut sudah pas dan mencukupi, akan tetapi pertanyaan tersebut kurang
menjelaskan secara detail ukuran yang dimaksud, sedangkan pada gambar 4.2.b
50
Siswa kelas kontrol dapat membuat pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan
mengenai lemari yang akan dibuat. Pertanyaan tersebut masih menanyakan
ukuran serta jenis kayu yang akan dipakai tetapi kurang berkaitan dengan
“memastikan keinginan pelanggan”. Berdasarkan jawaban dari kedua kelas
tersebut, dapat dilihat bahwa siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah
dapat membuat pertanyaan sesuai dengan permasalahan, akan tetapi pertanyaan
yang dibuat oleh kelas eksperimen lebih fokus terhadap permasalahan yang
berkaitan dengan memastikan keinginan pelanggan.
Butir soal kedua yang mewakili indikator memfokuskan pertanyaan yang
selanjutnya mengenai permintaan Ani kepada kakaknya untuk membuat kerangka
bangun ruang yang tidak diketahui namanya oleh Ani. Ani hanya tahu unsur-
unsur bangun yang ingin dibuat. Soal ini mengharuskan siswa membuat
pertanyaan mengenai unsur-unsur bangun tersebut dan mengetahui jumlah bahan
yang digunakan untuk membuat kerangka bangun tersebut.
Berikut ini contoh jawaban posttest terbanyak yang mewakili jawaban siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(a)
(b)
Gambar 4.3
Jawaban siswa untuk indikator memfokuskan pertanyaan
(a) Inquiry Training (b) Konvensional
Berdasarkan soal kedua siswa diminta untuk membuat pertanyaan yang
berkaitan dengan unsur bangun ruang sisi datar agar dapat menentukan jenis
bangunnya dan pertanyaan mengenai kesediaan kawat untuk membuat kerangka
bangun ruang. Berdasarkan gambar 4.3.a Siswa kelas eksperimen dapat membuat
51
pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan. Pertanyaan tersebut sudah
mencakup unsur-unsur bangun yang akan dibuat dan kesediaan kawat, akan tetapi
masih kurang detail menjelaskan berapa banyaknya kawat yang dibutuhkan. Pada
gambar jawaban 4.3.b Siswa kelas kontrol dapat membuat pertanyaan sesuai
dengan permasalahan. Pertanyaan tersebut mengenai bagaimana bentuk bangun
dan kawat yang tersedia, akan tetapi siswa kelas kontrol tidak menuliskan
pertanyaannya dengan detail. Berdasarkan jawaban dari kedua kelas tersebut,
dapat terlihat bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah dapat membuat
pertanyaan sesuai permasalahan akan tetapi kurang dapat menyebutkan detailnya,
selain itu pertanyaan yang dibuat kelas eksperimen lebih terfokus daripada kelas
kontrol.
Jika melihat paparan di atas maka dapat dilihat bahwa siswa kelas
ekseperimen dapat membuat pertanyaan yang lebih terfokus masalah daripada
kelas kontrol. Hal ini membuktikan jawaban kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol.
2) Menganalisis Argumen.
Indikator menganalisis argumen pada penelitian ini adalah kemampuan siswa
menganalisis argumen berdasarkan teori/konsep matematika. Butir soal yang
mengukur indikator ini ada dua. Soal pertama berkaitan dengan Kakak dan Adik
yang akan membuat 2 tempat penyimpanan berbentuk kubus dan balok dengan
ukuran yang telah ditentukan. Adik mempunyai argumen bahwa kedua bangun
tersebut membutuhkan bahan yang sama, akan tetapi kakak merasa ada
kejanggalan terhadap argumen yang diberikan Adik. Soal ini meminta siswa
menemukan kebenaran mengenai argumen yang diberikan Adik.
Berikut ini contoh jawaban posttest terbanyak yang mewakili jawaban siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(a)
52
(b)
Gambar 4.4
Jawaban Siswa Untuk Indikator Menganalisis Argumen
(a) Inquiry Training (b) konvensional
Berdasarkan soal yang pertama siswa diminta untuk menganalisis kebenaran
argumen yang mempunyai beberapa alasan. Dari gambar 4.4.a dan 4.4.b terdapat
perbedaan jawaban yang diberikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada
gambar 4.4.a Siswa kelas eksperimen dapat menentukan argumen dengan tepat,
akan tetapi alasan yang diberikan tidak tepat. Alasan yang diberikan sudah
megacu pada suatu ukuran, tatapi tidak dikaitkan dengan luas permukaan,
sedangkan pada gambar 4.4.b Kelas kontrol dapat menentukan argumen yang
tepat, tetapi alasan yang diberikan tidak tepat. Alasan yang diberikan
membandingkan besaran volume dengan keliling.
Berdasarkan perbedaan jawaban kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat
dilihat bahwa kelas eksperimen lebih baik dalam memberikan sebuah penjelasan
meskipun alasan yang diberikan kurang mengacu pada alasan yang sebenarnya,
sedangkan kelas kontrol memberikan alasan yang mengacu menyalahkan alasan
yang diberikan adik/ merubah alasan yang terdapat pada soal.
Soal kedua berkaitan dengan argumen mengenai bangun ruang limas dan
kubus yang akan dibuat, mereka memilih bangun kubus dan limas karena
membutuhkan bahan yang lebih sedikit. Pada soal ini siswa diminta menentukan
alasan mana yang kurang tepat terkait argumen yang diberikan.
Berikut ini contoh jawaban posttest terbanyak yang mewakili jawaban siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(a)
53
(b)
Gambar 4.5
Jawaban Siswa Untuk Indikator Menganalisis Argumen
(b) Inquiry Training (b) konvensional
Berdasarkan soal, siswa akan diminta menganalisis mengenai alasan yang
kurang tepat mengenai argumen yang diberikan. Dari gambar 4.5.a siswa kelas
eksperimen dapat menemukan argumen Andi yang salah, akan tetapi alasan yang
diberikan kurang tepat. Sedangkan pada 4.5.b siswa kelas kontrol dapat
menemukan argumen andi yang salah, akan tetapi alasan yang diberikan juga
masih kurang tepat. Berdasarkan perbedaan jawaban yang diberikan kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat bahwa kelas eksperimen menyalahkan
argumen Andi dengan membuat alasan baru yang berdasarkan pendapatnya
sendiri, sedangkan siswa kelas kontrol menyalahkan argumen Andi dengan
memberikan penjelasan yang berkaitan dengan penolakan alasan Andi. Melihat
jawaban tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jawaban yang diberikan kelas
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
Jika melihat paparan di atas maka dapat dilihat bahwa siswa kelas
ekseperimen dapat menganalisis argumen dengan membuat penjelasan
berdasarkan pengetahuannya, sedangkan kelas kontrol memberikan penjelasan
mengenai penolakan alasan yang ada. Hal ini membuktikan jawaban kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol pada indikator menganalisis
argumen.
3) Indikator membuat kesimpulan
Indikator membuat indukasi pada penelitian ini adalah kemampuan siswa
untuk membuat kesimpulan umum berdasarkan data yang bersifat khusus. Butir
soal yang mewakili indikator membuat kesimpulan ada satu. Soal tersebut
memberikan permasalahan mengenai bangun yang harus dibuat dengan kesediaan
54
kertas yang telah ditentukan. Pada soal ini siswa akan menghitung luas permukaan
setiap bangun ruang sisi datar yang ditentukan, kemudian membuat kesimpulan
menginai bangun yang akan dibuat berdasarkan data luas setiap bangun ruang
tersebut.
Berikut ini contoh jawaban posttest yang mewakili jawaban siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
(a)
(b)
Gambar 4.6
Jawaban Siswa Untuk Indikator Membuat Kesimpulan
(a) Inquiry Training (b) konvensional
Berdasarkan soal, siswa diminta membuat kesimpulan mengenai bangun yang
dibuat dan alasannya. Pada gambar 4.6.a siswa kelas ekperimen mencari semua
luas permukaan bangun satu persatu kemudian membuat kesimpulan yang
menurutnya dapat diambil. Siswa kelas eksperimen mengambil kesimpulan
55
dikarenakan ukurannya yang paling sedikit atau yang paling mendekati, kemudian
diberikan alasan kenapa kesimpulan diambil, pada gambar 4.6.b Siswa kelas
kontrol dapat mencari menghitus luas permukaan ruang tersebut kemudian
mengambil kesimpulan. Siswa kelas kontrol mengambil kesimpulan dengan
mengubah ukuran yang telah ditentukan.
Berdasarkan perbedaan jawaban kedua kelas tersebut, dapat dilihat bahwa
kelas eksperimen membuat kesimpulan dengan menggunakan alasan yang baik,
sedangkan kelas kontrol memilih membuat kesimpulan dengan membuat ketiga
bangun akan tetapi mengubah ukuran yang ditentukan. Jika melihat kesimpulan
yang tepat adalah “tidak ada bangun yang dapat dibuat” maka jawaban yang
dipakai kedua kelas kurang tepat, akan tetapi jawaban kelas eksperimen lebih baik
dari kelas kontrol karena kesimpulan dan alasan yang diberikan lebih baik dari
kelas kontrol.
4) Indikator Memutuskan Suatu Tindakan
Indikator memutuskan suatu tindakan pada penelitian ini adalah kemampuan
untuk memutuskan suatu tindakan yang tepat berdasarkan konsep matematika.
Butir soal yang mewakili indikator ini ada satu. Soal tersebut berkaitan tentang
bagaimana cara Rudi akan mengisi akuariumnya dengan ember yang ukurannya
telah ditentukan, kemudian siswa diminta membuat cara yang paling efektif
dengan menggunakan ember besar dan/atau ember kecil agar dapat mengisi
akuarium tersebut secara efisien.
Berikut ini contoh jawaban posttest terbanyak yang mewakili jawaban
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
(a)
56
(b)
Gambar 4.7
Jawaban Siswa Untuk Indikator Memutuskan Suatu Tindakan
(a) Inquiry Training (b) konvensional
Berdasarkan soal, siswa diminta untuk menentukan bagaimana cara mengisi
akuarium dengan ember besar/ember kecil atau dengan kombinasi keduanya.
Pada gambar 4.7.a, Siswa kelas eksperimen dapat mengerjakan soal dengan baik
dan memutuskan tindakan yang sesuai, akan tetapi pengerjaannya kurang didasari
dengan langkah-langkah kenapa tindakan itu diambil dan alasan kenapa tindakan
itu diambil. Pada gambar 4.7.b, Siswa kelas kontrol dapat mengerjakan soal
dengan baik dan dapat menentukan suatu tindakan yang memungkinkan, akan
tetapi siswa langsung terjebak setelah melihat angka yang dikerjakannya. siswa
kelas kontol tidak mempertimbangkan cara lain yang dapat lebih efisien.
Berdasarkan perbedaan jawaban kedua kelas tersebut, dapat terlihat bahwa kelas
kontrol cepat dalam menentukan tindakan, sedangkan kelas eksperimen dapat
menentukan tindakan akan tetapi tidak memperlihatkan secara jelas kenapa
tindakan tersebut diambil.Melihat jawaban tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa jawaban kelas ekperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrrol.
2. Proses pembelajaran di Kelas
Penelitian ini dilakukan sebanyak 9 kali pertemuan dengan rincian 8 kali
pertemuan untuk memberikan perlakuan dan 1 kali pertemuan untuk memberikan
posttest. Peneliti menggunakan dua kelas yang dijadikan sampel penelitian yaitu
kelas VIII-8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-7 sebagai kelas kontrol.
Kelas VIII-8 sebagai kelas ekperimen menggunakan Inquiry Training Model
(ITM) diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang memuat langkah-langkah
57
pembelajaran Inquiry Training Model (ITM). Ilustrasi yang digunakan dalam
Lembar kerja Siswa (LKS) merupakan ilustrasi yang dapat membantu dalam
penyelesaian langkah-langkah Inquiry Training Model (ITM).
Pembelajaran Inquiry Training Model (ITM) menekankan siswa untuk berani
mengembangkan rasa ingin tahunya dengan bertanya dan membuat kesimpulan
atau penjelasan dengan memiliki 5 tahapan sebagai berikut: tahap pertama siswa
akan menemui sebuah permasalahan, tahap kedua siswa akan membuat
pertanyaan yang termuat dalam permasalahan, tahap ketiga membuat pertanyaan
untuk mengetahui kejadian sebab-akibat atau kebenaran yang tidak termuat dalam
permasalahan, tahap keempat membuat kesimpulan mengenai temuan yang
diperoleh dan tahap kelima siswa akan membuat ikhtisari mengenai apa yang
telah dikerjakan pada tahap 1 sampai 4.
Pembelajaran Inquiry Training Model (ITM) pada pertemuan pertama
mengalami kesulitan, karena siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran ini
dan cenderung menyerah/ tidak mau mengerjakan LKS. Kemudian guru
memberikan contoh dalam mengerjakan LKS dan memandu siswa mengerjakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam menyelesaikan pembelajaran Inquiry Training
Model (ITM). Tahap 1 sampai tahap 3 membutuhkan waktu yang banyak
dikarenakan banyaknya kelompok yang bertanya yang kemudian pada tahap 4 dan
5 siswa memberikan jawaban yang kurang sesuai. Sehingga guru memberikan
konfirmasi mengenai jawaban pada LKS yang benar. Waktu yang digunakan pada
pertemuan pertama kurang maksimal sehingga hanya selesai sampai mengerjakan
Lembar Kerja Siswa (LKS).
Pada pertemuan kedua guru membuat jumlah kelompok lebih kecil dan siswa
sudah mulai terbiasa dengan langkah-langkah pembelajaran Inquiry Training
Model (ITM) dengan bantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) sehingga guru dapat
meminimalisir bantuanya kepada siswa, meskipun petanyaan yang dikumpulkan
masih terlalu banyak dan kurang terpusat. Pertemuan selanjutnya sampai akhir
siswa semakin lancar dan efektif dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
58
Kemudian soal-soal dan tugas-tugas yang diberikan kepada kelas eksperimen
sama dengan kelas kontrol.
Tahap pembelajaran Inquiry Training Model (ITM) dijelaskan secara rinci
dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut
dikerjakan 4-5 siswa. Tahap pertama adalah Encounter with the problem
(menghadapi masalah), siswa diberikan sebuah ilustrasi yang memuat sebuah
permasalahan, siswa akan berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk
menemukan masalah dan masalah tersebut akan diselesaikan pada tahap
selanjutnya. Berikut ini ilustrasi serta jawaban siswa mengenai permasalahan yang
terjadi :
Gambar 4.8
Ilustrasi dan Jawaban Siswa Merumuskan Permasalahan
Berdasarkan Gambar 4.8 di atas, terlihat bahwa siswa akan menemukan
masalah apa yang terdapat pada ilustrasi yang disajikan, sehingga siswa dapat
memfokuskan permasalahan yang terjadi dan dapat membantu mereka mencari
informasi untuk menyelesaikan permasalahan pada tahap selanjutnya. Pada
ilustrasi di atas permasalahan berkaitan dengan pesanan kue terhadap pak Rudi
59
yang berbentuk prisma dan limas, sedangkan pak Rudi tidak tahu mengenai
bangun prisma dan limas.
Tahap kedua adalah Data gathering – verification (pengumpulan data –
verifikasi), pada tahap ini siswa dituntut untuk menemukan informasi yang
berdasarkan ilustrasi atau permasalahan yang disajikan dengan cara bertanya
kepada guru. Informasi harus dibuat menjadi sebuah pertanyaan yang akan
diajukan kepada guru, kemudian pertanyaan tersebut ditanyakan kepada guru agar
dapat diketahui kebenarannya. Berikut ini jawaban siswa pada tahap Data
gathering – verification (pengumpulan data – verifikasi).
Tahap kedua ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi siswa agar mencari
data-data pada tahap selanjutnya, selain itu tahap ini juga mampu membuat siswa
lebih paham mengenai permasalahan yang terjadi.
Gambar 4.9
Jawaban Siswa Pada Tahap Data Gathering – Verification
Berdasarkan Gambar 4.9 di atas, menunjukkan bahwa siswa membuat
pertanyaan yang berjawabkan “ya” atau “tidak” dengan menggunkan kata tanya
“apakah” yang berdasarkan informasi pada ilustrasi. Berdasarkan gambar
tersebut, siswa dapat membuat pertanyaan dan dikonfirmasikan kepada guru.
Tujuan dari tahapan ini adalah siswa dapat mencari informasi yang berkaitan
60
dengan masalah sehingga dapat mengarahkan siswa untuk membuat solusi/
langkah penyelesaian.
Tahap ketiga Data Gathering Experimentation (pengumpulan data
eksperimentasi), tahap ini mirip dengan tahap kedua, tetapi informasi yang
dikumpulkan tidak terdapat secara langsung didalam ilustrasi. Pada tahap ini
informasi diperoleh berdasarkan kejadian yang muncul karena sebab akibat atau
hal yang berkaitan menurut pemikiran siswa. Sebelum siswa membuat pertanyaan
siswa diberikan tugas untuk menggambar agar mendapatkan informasi lebih
dalam, kemudian informasi tersebut akan dibuat menjadi pertanyaan dan
ditanyakan kepada guru seperti tahap kedua. Berikut ini gambar yang dibuat siswa
dan jawaban pada tahap Data Gathering Experimentation (pengumpulan data
eksperimentasi).
Gambar 4.10
Jawaban Siswa Pada Tahap Data Gathering Experimentation
Berdasarkan gambar 4.10 di atas, menunjukkan bahwa siswa secara tidak
langsung dapat menemukan informasi persamaan dan perbedaan mengenai
bangun prisma dan limas segi-n. Informasi tersebut akan membantu siswa dalam
membuat sebuah kesimpulan/pengetahuan mengenai materi bangun ruang sisi
datar prisma dan limas pada tahap selanjutnya.
61
Tahap keempat Formulating Explanation (merumuskan penjelasan), pada
tahap ini siswa akan membuat penjelasan mengenai sebuah konsep yang berkaitan
dengan permasalahan, bisa berupa kesimpulan, pengertian suatu konsep/teori yang
berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan sebelumnya. Pada tahap ini
siswa akan memperoleh sebuah konsep atau teori berdasarkan pemikirannya yang
akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan sebelumnya.
Berikut ini jawaban siswa pada tahap Formulating Explanation (merumuskan
penjelasan)
Gambar 4.11
Jawaban Siswa Pada Tahap Formulating Explanation
Pada Gambar 4.11 di atas, menunjukan bahwa siswa dapat membuat
penjelasan mengenai bangun prisma dan limas dengan penjelasannya sendiri, serta
siswa dapat menuliskan perbedaan berdasarkan unsur-unsur prisma dan limas.
Pada tahap ini siswa sudah memahami materi bangun prisma dan limas, sehingga
dapat menjadi acuan bagi mereka untuk menyelesaikan permasalahan pak Rudi.
Tahap kelima Analysis of the Inquiry Proses (analisis proses inkuiri), pada
tahap ini siswa akan mereview pembelajaran yang telah dilakukan pada tahap 1
sampai 4, dan membuat ikhtisari yang telah dikerjakan mulai dari tahap 1 sampai
4. Ikhtisari yang mereka buat akan melatih mereka bagaimana menyelesaikan
masalah secara sistematis dan tugas guru memastikan bahwa ikhtisari yang dibuat
62
siswa sudah benar agar mereka dapat melakukan melakukan pembelajaran yang
lebih baik pada pertemuan selanjutnya. Berikut ini jawaban siswa pada tahap
Analysis of the Inquiry Proses (analisis proses inkuiri)
Gambar 4.12
Jawaban Siswa Pada Tahap Analysis of the Inquiry Proses
Pada Gambar 4.12 di atas, menunjukan bahwa siswa dapat membuat ikhtisari
pembelajaran yang telah dikerjakan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran
dari tahap 2 sampai tahap 4. Tahap-tahap ini akan membuat siswa memahami
bagaimana langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dalam
pembelajaran ataupun kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran Inquiry Training Model melibatkan peran aktif siswa
dengan melatih dan memanfaatkan rasa ingin tahu siswa secara sistematis. Proses
63
tersebut dimulai dari menghadapi masalah, mengumpulkan informasi,
mengembangkan informasi, membuat kesimpulan suatu pengetahuan dan
membuat ikhtisari tahapan penyelesaian masalah. Inquiry Training Model dapat
mendorong kemampuan berpikir kritis siswa, karena tahapan pada proses
pembelajaran tersebut dapat melatih kemampuan berpikir kritis, dan peneliti
menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) agar sesuai dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontol adalah
pembelajaran Konvensional/ekspository. Pembelajaran ini lebih menekankan pada
keaktifan guru dalam menyampaikan materi. Penyampaian materi lebih dominan
secara verbal, sehingga secara umum pengetahuan yang diterima siswa tidak lebih
dari apa yang diucapkan guru. Penerapan tahapan model pembelajaran ini oleh
peneliti yaitu memberikan sebuah teori atau rumus, membuat suatu permasalahan
lalu dikerjakan bersama siswa, memberikan soal-soal, memberikan refleksi materi
pembelajaran, dan melakukan tanya jawab jika ada yang kurang paham. Siswa
pada kelas kontrol cenderung pasif dalam pembelajaran, karena pembelajaran
bergantung pada penyampaian guru sehingga kurang memberikan kesempatan
untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
B. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji
prasyarat dilakukan agar dapat menentukan perhitungan yang tepat untuk uji
hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol
1. Uji Prasyarat
Penelitian ini menggunakan uji t untuk mengetahui kesamaan rata-rata antar
kedua kelas, yang sebelumnya harus memenuhi syarat uji normalitas dan
homogenitas. Proses pengolahan data dari uji normalitas dan homogenitas dari
kedua kelas menggunakan software SPSS.
64
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan
software SPSS. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan uji normalitas dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
kelompok Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Eksperimen ,966 35 ,349
Kontrol ,964 36 ,277
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar
5% atau α = 0,05 terlihat bahwa perolehan signifikansi pada kelas eksperimen
sebesar 0,349 dan kelas kontrol sebesar 0,277. Jika membandingkan nilai
signifikansi kedua kelas tersebut terhadap nilai α = 0,05 maka dapat dilihat bahwa
nilai signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih besar dari α = 0,05,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan berpikir kritis
matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Homogenitas
Uji yang dilakukan setelah uji normalitas adalah uji homogenitas. Uji
homogenitas menggunakan Uji Levene dengan bantuan software SPSS. Berikut
ini disajikan tabel hasil perhitungan uji homogenitas kedua kelas tersebut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
F df1 df2 Sig.
0,224 1 69 ,671
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dengan menggunakan uji levene pada signifikan
sebesar 5% atau α = 0,05 terlihat bahwa signifikansi yang diperoleh sebesar 0,671.
65
Jika dibandingkan dengan nilai signifikansi dengan nilai α yang ditetapkan, maka
dapat dilihat bahwa nilai signifikan lebih besar dari nilai α = 0,05 , sehingga dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol adalah homogen.
2. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas kelas eksperimen dan kelas
kontrol, telah diketahui bahwa kedua kelas tersebut memiliki populasi yang
berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian hipotesis pada penelitian
ini menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk mengukur perbedaan dua rata-rata.
Pengujian uji t pada penelitian menggunakan bantuan software SPSS dengan
nilai signifikasi 5% atau α = 0,05. Berikut ini disajikan perhitungan uji t kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan bantuan software SPSS:
Tabel 4.5
Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Independent Sample Test
t-test for Equality of Means
t df Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Nilai
Equal variances
assumed
4,118 69 ,000 3,039 3,38
Equal variances
not assumed
4,121 68,889 ,000 3,039 3,37
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, karena data memiliki varians yang homogen
maka dipilih baris Equal variances assumed. Pada baris tersebut hasil Sig. (2-
tailed) = 0,000, sehingga nilai signifikansi 0,000/2 = 0,000. Nilai siginifikansi
0,000 α (0,05), sehingga Ho ditolak. Dengan ditolaknya Ho maka rata-rata nilai
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan Inquiry
Training Model lebih tinggi daripada rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis
siswa yang menggunakan model konvensional.
66
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis
siswa dengan menggunakan ITM lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan hasil
posttest kelas yang diajarkan dengan ITM lebih tinggi dari kelas yang diajarkan
konvensional dengan nilai signifikansi 0,000. Pembelajaran ITM adalah
pembelajaran yang dilakukan dengan berdiskusi kelompok dan mengharuskan
siswa aktif dalam bertanya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang telah disebutkan
sebelumnya bahwa diskusi yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis1.
Inquiry Training Model mengharuskan siswa untuk berperan aktif dalam
setiap tahap pembelajarannya, baik dalam berpikir maupun aktif dalam bertanya.
Pada tahap ke-2 pembelajaran, siswa akan berdiskusi untuk membuat pertanyaan.
Pada tahap ke-3 pembelajaran, siswa membuat pertanyaan dengan memperhatikan
perbedaan, persamaan dan alasan. Sehingga dengan peran aktif yang dilakukan
siswa pada tahapan tersebut akan melatih kemampuan berpikir kritis matematis
siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Santrock bahwa berpikir kritis
mengharuskan anak-anak/siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran seperti
merumuskan pertanyaan-pertanyaan, memperhatikan persamaan dan perbedaan,
menentukan kesimpulan yang sah atau tidak2.
Selain dikarenakan model pembelajaran ITM menerapkan diskusi dalam
pembelajaran, ITM juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Barbara
Limbach dan Wendy Waugh mengenai “Critical Thinking Framework For Any
Discipline”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat 5 langkah yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, diantaranya adalah 1)
menentukan tujuan pembelajaran, 2) ajarkan melalui pertanyaan, 3) pembelajaran
1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru , (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 202 2 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2010), h. 156
67
aktif, 4) tinjau, sempurnakan dan tingkatkan, dan 5) berikan umpan balik3. ITM
memuat langkah-langkah tersebut, seperti pengajaran dengan pertanyaan pada
tahap 2 dan 3, pembelajaran aktif yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan
LKS, meninjau hasil pekerjaan siswa selama pembelajaran, dan membuat intisari
untuk meningkatkan pembelajaran.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Miftahkhus mengenai penerapan inquiry training pada pokok bahasan gerak lurus,
yang menyebutkan bahwa inquiry training mempunyai pengaruh positif terhadap
hasil belajar siswa, dan terdapat hubungan antara inquiry training dan
kemampuan berpikir kritis dalam peningkatan hasil belajar4. Faktor yang
menyebabkan kemampuan berpikir kritis lebih tinggi dengan inquiry training
karena inquiry training melibatkan siswa melakukan pembelajaran secara aktif
yang dapat menunjang keterampilan kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan paparan di atas dan hasil pengujian hipotesis yang telah
dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa ITM mempunyai pengaruh
positif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis. Indikator berpikir kritis
matematis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: memfokuskan
pertanyaan, menganalisis argumen, membuat kesimpulan dan memutuskan suatu
tindakan. Keempat indikator tersebut digunakan sebagai dasar perumusan
instrumen kemampuan berpikir kritis matematis yang digunakan sebagai posttest.
Hasil posttest kelas ITM lebih tinggi dari kelas konvensional untuk semua
indikator tersebut. Perbedaan nilai paling tinggi pada indikator membuat
kesimpulan, dan yang paling rendah pada indikator memfokuskan pertanyaan.
Pada indikator memfokuskan pertanyaan, nilai kelas eksperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol. perbedaan nilai ini dikarenakan siswa dengan ITM akan
3 Barbara Limbach dan Wendy Waugh, Critical Thinking Framworlk For Any Discipline,
International Journal of Teaching and Learning, 2006, hal. 161,
(http://www.isetl.org/ijtlhe/pdf/IJTLHE55.pdf) 4 Miftahkhus, “Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk meningkatkan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus” Skripsi IAIN Palangka
Raya, Palangka Raya , 94 (http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/704/)
68
diminta memfokuskan suatu permasalahan yang dia temui saat pada tahap I
(Encounter with the problem). Pada tahap kedua dan ketiga siswa diminta
membuat pertanyaan, akan tetapi kurang berpengaruh pada indikator ini karena
pertanyaan-pertanyaan terdapat dalam ITM sangat bergam bersifat divergen yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi. Sehingga perbedaan nilai antara kelas
dengan ITM dan kelas konvensional pada indikator ini paling kecil dibandingkan
indikator lain. Pertanyaan yang dibuat keas eksperimen secara umum mirip
dengan kelas kontrol hanya saja format pertanyaannya yang berbeda seperti
pertanyaan pada tahap kedua dan ketiga yaitu dengan pertanyaan “apakah”.
Pada indikator membuat kesimpulan, perbedaan nilai posttest kelas
eksperimen dan kelas yang paling tinggi diantara indikator yang lainnya. Hal ini
dikarenakan beberapa tahap pembelajaran ITM melatih siswa membuat
kesimpulan. Pada tahap kedua, siswa akan mengumpulkan informasi mengenai
permasalahan guna membantu membuat kesimpulan suatu permasalahan. Pada
tahap ketiga, siswa akan mencari informasi lain yang tidak terdapat pada soal dan
membantu dalam proses generalisasi informasi. Pada tahap keempat, siswa akan
membuat kesimpulan mengenai teori yang diperoleh yang sesuai dengan
informasi pada tahap kedua dan ketiga dengan disertai alasan yang sesuai.
Pada indikator menganalisis argumen dan memutuskan suatu tindakan,
nilai kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Pada indikator
menganalisis argumen, siswa secara langsung mengumpulkan informasi dengan
bertanya yang kemudian pertanyaan tersebut akan dibuat sebuah penjelasan,
sehingga siswa akan terbiasa membuat penjelasan berdasarkan informasi yang
telah didapat. Selain itu, pada tahap formulating explanation, siswa akan membuat
temuan berupa kesimpulan beserta penjelasannya. Sehingga siswa akan terbiasa
membuat penjelasan berdasarkan pengetahuan yang didapat. Hal ini akan
membuat siswa mudah untuk berargumen berdasarkan teori. Pada indikator
memutuskan suatu tindakan, siswa dengan ITM akan melihat kesimpulan yang
telah diperoleh, mulai dari kesimpulan mengenai permasalahan sampai
kesimpulan mengenai teori/pengetahuan yang diperoleh yang kemudian saling
69
dikaitkan. Hasil dari mengkaitkan masalah dengan penngetahuan siswa akan
membuat siswa dapat membuat suatu tindakan penyelesaian. Sehingga proses
tersebut membuat siswa dengan ITM unggul dalam memutuskan suatu tindakan.
Tingginya nilai indikator memutuskan suatu tindakan juga pertanda tingginya
kemampuan berpikir kritis. Hal ini sesuai dengan definisi berpikir kritis oleh
Ennis, yang menyebutkan berpikir kritis berfokus untuk memutuskan apa yang
dipercaya atau dilakukan5.
D. Keterbatasan Peneliti
Peneliti meyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, akan tetapi peneliti
telah berusaha yang terbaik agar hasil penelitian maksimal. Berbagai hal yang
tidak terkontrol pada penelitian ini menjadi keterbatasan peneliti, diantaranya
adalah:
1. Peneliti hanya mengukur kemampuan siswa pada materi bangun ruang saja,
sehingga belum bisa digeneralisasikan pada materi lain.
2. Siswa dalam kelompok yang besar sulit dikontrol keberhasilannya dalam
langkah-langkah pembelajaran ITM, sehingga memerlukan pembiasaan
hingga dua kali pertemuan pada awal pembelajaran.
3. Kontrol terhadap subjek penelitan hanya mencakup variabel Inquiry Training
Model dan kemampuan berpikir kritis, sedangkan variabel lainnya tidak
diukur. Karena hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh variabel lain.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis cukup berat karena termasuk
dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama dengan siswa yang
mempunyai kemampuan matematis yang kurang.
5 Alec Fisher. Berpikir kritis Sebuah pengantar. Penerjemah, Benyamin H. (Jakarta:
Erlangga, 2008), h. 4
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh Inquiry
Training Model (ITM) terhadap kemampuan kritis matematis siswa di salah satu
SMPN Tangerang selatan, terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan pembelajaran
ITM masih tergolong rendah berdasarkan nilai rata-ratanya. Perolehan nilai
rata-rata pada indikator memfokuskan pertanyaan, membuat argumen, dan
membuat kesimpulan masih tergolong rendah, hanya pada indikator
menentukan suatu tindakan yang tergolong cukup baik dan ini adalah nilai
terbaik dibandingkan indikator lainnya.
2. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional masih tergolong rendah berdasarkan nilai rata-
ratanya. Perolehan nilai rata-rata pada semua indikator tergolong rendah.
Perolehan nilai indikator berpikir kritis matematis tertinggi pada indikator
memutuskan suatu tindakan dan yang paling rendah pada menganalisis
argumen.
3. Terdapat pengaruh ITM terhadap kemampuan berpikir kritis. Kemampuan
berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan ITM lebih besar dari
pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional
(ekspositori). Kelas yang menggunakan ITM memiliki kemampuan yang lebih
tinggi pada semua indikator berpikir kritis matematis dari kelas yang
menggunakan model konvensional (ekspositori). Perbedaan perolehan paling
tinggi terdapat pada indikator membuat kesimpulan dan yang paling rendah
indikator membuat pertanyaan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa penggunaan
Inquiry Training Model dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa.
71
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mempunyai beberapa
saran yang terkait dengan penelitian tersebut, diantaranya:
1. Pembelajaran yang materinya berupa objek nyata cocok dengan langkah-
langkah pembelajaran Inquiry Training Model (ITM), karena pengumpulan
informasi yang dilakukan siswa akan lebih mudah dan lebih efektif.
2. Penggunaan ITM lebih efektif dilakukan pada kelas yang tidak terlalu banyak.
Hal ini disebabkan siswa yang tidak terlalu banyak akan membuat kelompok
diskusi menjadi efektif dan pertanyaan yang diajukan terlalu banyak, sehingga
waktu yang dibutuhkan dalam tahap 2 dan 3 lebih lebih sedikit dan guru
mudah mengontrol informasi yang diperoleh siswa perkelompok.
3. ITM dapat membuat siswa lebih fokus terhadap pembelajaran, siswa yang
bisanya sibuk dengan dirinya sendiri akan terbawa menjadi aktif bertanya.
Keaktifan ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan lain
seperti kemampuan komunikasi, kemampuan koneksi dan kemampuan lain
yang sesuai.
4. Jika dilihat dari nilai siswa, maka ITM kurang mempunyai pengaruh terhadap
kemampuan siswa yang rendah, akan tetapi cukup berpengaruh kepada siswa
yang mempunyai kemampuan matematis yang tinggi. Sehingga ITM dapat
digunakan kepada siswa yang mempunyai kemampuan yang tinggi.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT
Prestasi Pustakaraya. 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2006.
Badar, Trianto Ibnu. Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Dan Progresif
Konstektual: Konsep. landasan. dan implementasinya pada Kurikulum
2013 (kurikulum tematik integrative/TKI). Jakarta: DKU print. 2014.
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2010.
Ervina, Endah. Pengaruh Inquiry Training Model Dan Experiential Learning
Model Terhadap Prestasi Belajar Matemaika Ditinjau Dari Kecerdasan.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2014.
Fisher. Alec. Berpikir kritis Sebuah pengantar. Penerjemah. Benyamin H. Jakarta:
2008.
Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2014.
Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2015.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Peraturan Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A tahun 2013
tentang Implementasi kurikulum.
Kurniawati dan Utami. Pengaruh Model Penemuan dengan Strategi Heuristik
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. Prosiding pada KNPM
V Malang : IndoMS dan Jurusan Pendidikan Matematika UM. 2016.
Kuswana , Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2011.
Lestari, Karunia Eka dan Muhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian
Pendidikan Matematika. Bandung: PT Rfika Aditama. 2017
73
Limbach, Barbara dan Wendy Waugh. Critical Thinking Framworlk For Any
Discipline, International Journal of Teaching and Learning, 2006,
tersedia di (http://www.isetl.org/ijtlhe/pdf/IJTLHE55.pdf)
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.
Miftahkhus, Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk meningkatkan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus
Skripsi IAIN Palangka Raya. Palangka Raya: tersedia di
(http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/704/)
NCTM, STEM Gives Meaning to Mathematics. tersedia di
(http://www.nctm.org/Publications/teaching-children-
mathematics/2015/Vol21/Issue7/STEM-Gives-Meaning-to-Mathematics/)
OECD. PISA 2012 Results In Focus. PISA: OECD Publishing. 2013
OECD. PISA 2015 Results In Focus. PISA: OECD Publishing. 2016
Rohmatin dan Rahmawati. Profil Berpikir Kritis Siswa Smp Dalam Memecahkan
Masalah Matematika Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk Sebagai Upaya
Dasar Menentukan Strategi Pembelajaran. 2016. tersedia di
(http://lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/5-dian-novita-
rohmatin-KL1.pdf).
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008.
Siddiqui, Mujibul Hasan. Inquiry Training Model of Teaching : A Search of
Learning. International Journal Science Research . Volume: 2. Issue : 2.
2013.
Sukmadimata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA.
Suwarma, Dina Mayadianan. Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan
Berpikir Kritis Matematika. (Jakarta: Cakrawala Mahakarya)
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2014).
Vanaja, M.. Inquiry Training model ( New Delhi: DKU print. 2003).
74
Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian gabungan
, Jakarta: Prenadamedia group. 2014).
75
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-1
(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam
mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian –
bagiannya.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat kubus dan balok.
2. Membuat kesimpulan mengenai sifat-sifat kubus dan balok
3. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang terkait sifat-
sifat kubus dan balok.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat kubus
dan balok.
2. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai sifat-sifat kubus dan balok.
3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang
terkait sifat-sifat kubus dan balok.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok
F. Model Pembelajaran
Inquiry Training Model (ITM)
76
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajrai
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru memberikan apersepsi mengenai macam-macam bangun datar
(persegi, persegi panjang dan segitiga)
6. Serta unsur-unsur mengenai sisi, diagonal mengenai persegi dan persegi
panjang
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang merkea ketahui tentang
kubus dan balok.
2. Menanyakan siswa benda yang termasuk kubus dan balok
3. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 3 sampai 4 siswa
4. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang
terbentuk
5. Guru memberikan ilustrasi mengenai kubus dan balok
6. Menanyakan tentang hal-hal yang mereka temukan mengenai sifat-sifat
kubus dan balok dan hubungannya terhadap persegi dan persegi panjang
Tahap 1. Encounter with the problem.
1. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS
2. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan bangun kubus
dan balok
3. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi
Tahap 2. Data gathering – verification (pengumpulan data 1)
77
1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang
terdapat pada LKS
2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal
yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan
kata tanya “apakah”
3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang
tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa
merubah kalimat pertanyaannya.
4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan
nilai kebenarannya.
6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup
untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak (informasi yang diperlukan
pada tahap ini adalah informasi yang berkaitan dengan unsur-unsur kubus
dan balok yang terdapat pada soal)
Tahap 3. Data gathering – experimentation (pengumpulan data 2)
1. Guru menyediakan alat peraga kubus dan balok.
Alat peraga yang digunakan mempunyai sekala 1:100
2. Siswa akan mengamati alat peraga tersebut dan dikaitkan dengan
informasi yang didapat pada tahap sebelumnya
3. Siswa diminta mengukur alat peraga tersebut
4. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk mengetahui
unsur-unsur kubus dan balok berdasarkan ukurannya (tentang panjang
rusuk, sisi, diagonal sisi dan diagonal ruang)
5. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti
pada tahap 2
6. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
7. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah
78
cukup (informasi yang dikumpulkan pada tahap ini meliputi sifar unsur-
unsur kubus dan balok)
Tahap 4. Formulating an explanation
1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi
yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan
dapat berupa
a. hubungan linear ( semua ukuran diagonal sisi kubus sama panjang,
dikarenakan sis setiap kubus sama)
b. teori yang berkaitan (ukuran diagonal kubus dan balok adalah hasil
akar dari jumlah kuadrat sisi yang mengapitnya teorema
phytagoras)
c. Analisis (sisi kubus haruslah sebuah persegi yang sama besar)
2. Siswa membuat penjelasan mengenai kubus dan balok.
3. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang berkaitan
dengan materi bangun datar kubus dan balok.
Elaborasi
Tahap 5. Analysis of the inquiry
1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1
sampai 4
2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang
saling berkaitan untuk membuat analisis mengenai kubus dan balok.
3. Siswa membuat analisis mengenai perbedaan sifat kubus dan balok
4. Murid /dan guru menyelesaikan permasalahan yang ada.
5. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan sifat
kubus dan balok
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan siswa,
berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang tepat.
2. Guru memberikan penegasan menai sifat-sifat kubus dan balok
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
79
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Memastikan semua siswa memahami sifat-sifat kubus dan balok
7. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
(refleksi)
4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1
b. Alat peraga kubus dan balok
c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti
Rendy Mutiara Puri
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -2
(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam membangun
jaring-jaring kubus, balok prisma, dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Membuat pertanyaan mengenai sifat jaring-jaring kubus dan balok.
2. Menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan jaring-jaring
kubus dan balok.
3. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang terkait
jaring-jaring kubus dan balok.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menemukan sifat jaring-jaring
kubus dan balok.
2. Siswa dapat menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan
jaring-jaring kubus dan balok.
3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang
terkait jaring-jaring kubus dan balok.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: jaring-jaring kubus dan balok.
F. Model Pembelajaran
Inquiry Training Model (ITM)
81
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajrai
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru memberikan mengenai pembelajaran yang sebelumnya.
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang merkea ketahui tentang
jaring-jaring kubus dan balok.
2. Menanyakan penggunaan jaring-jaring kubus dan balok pada
kehidupan sehari-hari.
3. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa
4. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang
terbentuk
5. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS
6. Guru menyajikan ilustrasi yang terdapat pada LKS.
Tahap 1. Encounter with the problem.
1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan jaring-jaring
kubus dan balok
2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi
Tahap 2. Data gathering – verification
1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang
terdapat pada LKS
2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal
yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan
kata tanya “apakah”
82
3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan
yang tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat
meminta siswa merubah kalimat pertanyaannya.
4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di
tentukan nilai kebenarannya.
6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah
cukup untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak.
Tahap 3. Data gathering – experimentation
1. Guru menyediakan alat peraga kubus dan balok.
2. Siswa akan mengamati alat peraga tersebut dan dibentuk dengan
permasalahan.
3. Siswa diminta membuat jaring-jaring kubus dan balok yang lain
dengan alat peraga dan mengamatinya.
4. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk
mengetahui bentuk jaring-jaring yang benar.
5. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti
pada tahap 2
6. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
7. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat
sudah cukup
Tahap 4. Formulating an explanation
1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi
yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan.
Penjelasan dapat berupa
d. hubungan linear
e. teori yang berkaitan
f. Analisis
2. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang
83
sebelumnya untuk menyelesaikan masalah.
Siswa membuat penjelasan mengenai definisi jaring-jaring kubus dan
balok dan bagaimana membuat jaring-jaring yang benar.
Elaborasi
Tahap 5. Analysis of the inquiry
1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1
sampai 4
2. Menganalisis informasi sehingga dapat membuat jaring-jaring kubus
dan balok yang lain untuk menyelesaikan masalah.
3. Murid /dan guru menyelesaikan permasalahan yang ada.
4. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan sifat
kubus dan balok
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan
siswa, berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang
tepat.
2. Guru memberikan penegasan mengenai jaring-jaring kubus dan balok
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Memastikan semua siswa mengetahui jaring-jaring kubus dan balok
dan cara membuatnya.
7. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
(refleksi)
4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
84
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1
b. Alat peraga kubus dan balok
c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) – 3
(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung luas
permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
4. Membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan kubus dan balok.
5. Menganalisis argumen mengenai luas permukaan kubus dan balok.
6. Membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan kubus dan
balok.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan
kubus dan balok.
2. Siswa dapat menganalisis argumen mengenai luas permukaan kubus dan
balok.
3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan
kubus dan balok.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: luas permukaan kubus dan balok.
F. Model Pembelajaran
Inquiry Training Model (ITM)
86
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan pembelajaran sebelumnya mengenai jaring-jaring
kubus dan balok.
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang merkea ketahui tentang
luas permukaan kubus dan balok.
2. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa
3. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang
terbentuk
4. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS
Tahap 1. Encounter with the problem.
1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan bangun kubus
dan balok yang terdapat pada LKS.
2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi
Tahap 2. Data gathering – verification
1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang
terdapat pada LKS
2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal
yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan
kata tanya “apakah”
3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang
87
tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa
merubah kalimat pertanyaannya.
4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan
nilai kebenarannya.
6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup
untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak
Tahap 3. Data gathering – experimentation
1. Guru meminta siswa membuat jaring-jaring kubus dan balok yang disertai
ukurannya.
2. Siswa akan diminta mengamati bentuk jaring-jaring kubus dan balok
disertai dengan ukurannya.
3. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih mengenai permasalahanya,
dan jaring-jaring yang telah dibuat (seperti kesamaan bentuk, ukuran dan
luas yang ada pada jaring-jaring)
4. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti
pada tahap 2
5. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
6. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah
cukup.
Tahap 4. Formulating an explanation
1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi
yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan
dapat berupa
a. hubungan linear
b. teori yang berkaitan
c. Analisis
88
Yang akan dibuat untuk mengetahui luas permukaan kubus dan balok
pada permasalahan.
2. Siswa membuat solusi yang berkaitan dengan masalah.
Elaborasi
Tahap 5. Analysis of the inquiry
1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1
sampai 4
2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang
saling berkaitan untuk membuat rumus permukaan kubus dan balok.
3. Guru memberikan kesimpulan untuk permaslahan yang ada.
4. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan luas
permukaan kubus dan balok
5. Guru memberikan latihan yang terdapat pada buku paket Matematika.
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan siswa,
berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang tepat.
2. Guru memberikan penegasan menai luas permukaan kubus dan balok
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Memastikan semua siswa memahami luas permukaan kubus dan balok
5. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
(refleksi)
4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
89
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1
b. Alat peraga kubus dan balok
c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
90
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -4
(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung
luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Membuat pertanyaan untuk menentukan volume kubus dan balok.
2. Menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan jaring-jaring
kubus dan balok.
3. Membuat kesimpulan cara menghitung volume kubus dan balok dalam
pemecahan masalah.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menentukan volume kubus dan
balok.
2. Siswa dapat menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan
jaring-jaring kubus dan balok.
3. Siswa dapat membuat kesimpulan cara menghitung volume kubus dan
balok dalam pemecahan masalah.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: volume kubus dan balok.
F. Model Pembelajaran
Inquiry Training Model (ITM)
91
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan materi yang sebelumnya.
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang
volume.
2. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa
3. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang
terbentuk
4. Menanyakan tentang tempat penyimpanan berbentuk kubus dan balok
Tahap 1. Encounter with the problem.
1. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS
2. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan volume bangun
kubus dan balok
3. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi
Tahap 2. Data gathering – verification
1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang
terdapat pada LKS
2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal
yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan
kata tanya “apakah”
3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang
92
tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa
merubah kalimat pertanyaannya.
4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan
nilai kebenarannya.
6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup
untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak (informasi yang diperlukan
pada tahap ini adalah informasi yang berkaitan dengan unsur-unsur kubus
dan balok yang terdapat pada soal)
Tahap 3. Data gathering – experimentation
1. Guru menyediakan alat peraga dan ilustrasi mengenai perhitungan
isi/volume suatu bangun dimensi 3.
2. Siswa akan mengamati alat peraga tersebut dan dikaitkan dengan
informasi yang didapat pada tahap sebelumnya
3. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk mengetahui
ukuran kubus dan balok
4. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti
pada tahap 2
5. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
6. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah
cukup.
Tahap 4. Formulating an explanation
1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi
yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan
dapat berupa
a. hubungan linear
b. teori yang berkaitan
93
c. Analisis (sisi yang berhadapan sama besar)
Untuk membuat penjelasan mengenai volume kubus dan balok.
2. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang berkaitan
dengan materi volume kubus dan balok.
Elaborasi
Tahap 5. Analysis of the inquiry
1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1
sampai 4
2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang
saling berkaitan untuk membuat rumus volume kubus dan balok.
3. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan sifat
kubus dan balok
4. Guru memberikan latihan soal mengenai volume kubus dan balok
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan siswa,
berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang tepat.
2. Guru memberikan penegasan mengenai volume kubus dan balok
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Memastikan semua siswa memahami volume kubus dan balok
5. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
(refleksi)
4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
94
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Lembar Kerja Siswa (LKS 4)
b. Alat peraga kubus dan balok
c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -5
(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam
mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian –
bagiannya.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat prisma dan limas.
2. Membuat kesimpulan mengenai definisi prisma dan limas.
3. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang terkait sifat-
sifat prisma dan limas.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat prisma
dan limas.
2. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai definisi prisma dan limas.
3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang
terkait sifat-sifat prisma dan limas.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: Prisma dan Limas.
F. Model Pembelajaran
Inquiry Training Model (ITM)
96
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan mengenai unsur-unsur bangun datar kubus dan balok
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang benda-benda berbentuk prisma dan
limas dikehidupan sehari-hari.
2. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa
3. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang
terbentuk
4. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS
5. Guru memberikan ilustrasi mengenai benda-benda yang berbentuk prisma
dan limas
Tahap 1. Encounter with the problem.
1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan bangun prisma
dan limas.
2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi
Tahap 2. Data gathering – verification
1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang
terdapat pada LKS
2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal
yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan
kata tanya “apakah”
3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang
97
tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa
merubah kalimat pertanyaannya.
4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan
nilai kebenarannya.
6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup
untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak
Tahap 3. Data gathering – experimentation
1. Siswa diminta gambar bentuk prisma dan limas sesuai dengan masalah.
2. Guru menyediakan alat peraga berupa bangun prisma dan limas untuk
membantu mengeksplorasi lebih lanjut.
3. Siswa akan mengamati gambar dan alat peraga tersebut dan dikaitkan
dengan informasi yang didapat pada tahap sebelumnya.
4. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk mengetahui
unsur-unsur Prisma dan limas berdasarkan sifat unsur-unsurnya.
5. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti
pada tahap 2
6. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
7. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah
cukup
Tahap 4. Formulating an explanation
1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi
yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan
dapat berupa
a. hubungan linear
b. teori yang berkaitan
c. Analisis
98
Untuk dapat memberikan jawaban yang diminta
2. Siswa membuat penjelasan mengenai Prisma dan Limas.
3. Siswa membuat perbedaan antara prisma dan limas yang berkaitan dengan
soal.
Elaborasi
Tahap 5. Analysis of the inquiry
1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1
sampai 4
2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang
saling berkaitan untuk membuat Prisma dan Limas.
3. Siswa membuat Prisma segi 5 dan Limas segi 5.
4. Siswa membuat analisis mengenai sifat dan unsur-unsur Prisma dan
Limas.
5. Membuat hasil analisis mngenai unsur prisma dan limas segi-n
6. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan sifat
prisma dan limas.
Konfirmasi
5. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan siswa,
berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang tepat.
6. Guru memberikan penegasan mengenai sifat-sifat Prisma dan Limas.
7. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
8. Memastikan semua siswa memahami sifat-sifat Prisma dan Limas.
6. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
99
(refleksi)
4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Lembar Kerja Siswa (LKS 5)
b. Alat peraga prisma dan limas
c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -6
(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam membangun
jaring-jaring kubus, balok prisma, dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Membuat pertanyaan untuk menemukan jaring-jaring prisma dan limas.
2. Membuat kesimpulan untuk membuat jaring-jaring prisma dan limas.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menemukan jaring-jaring prisma
dan limas.
2. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk membuat jaring-jaring prisma dan
limas.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: jaring-jaring Prisma dan Limas.
F. Model Pembelajaran
Inquiry Training Model (ITM)
101
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan mengenai bentuk prisma dan limas yang telah
dipelajari pada pembelajaran sebelumnya
6. Serta unsur-unsur prisma dan limas.
7. Mengingatkan mengenai permasalahan yang sebelumnya
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang tentang jenis prisma dan limas yang
lain.
2. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa
3. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang
terbentuk
4. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS
Tahap 1. Encounter with the problem.
1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan jaring-jaring
prisma dan limas.
2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi
Tahap 2. Data gathering – verification
1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang
terdapat pada LKS
2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal
yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan
102
kata tanya “apakah”
3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang
tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa
merubah kalimat pertanyaannya.
4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan
nilai kebenarannya.
6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup
untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak
Tahap 3. Data gathering – experimentation
1. Guru menyediakan alat peraga prisma dan limas.
2. Siswa akan mengamati alat peraga tersebut dan dikaitkan dengan
informasi yang didapat pada tahap sebelumnya
3. Siswa dapat memotong alat peraga tersebut menjadi sebuah jaring-jaring.
4. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk mengetahui
bentuk sisi yang membangun jaring-jaring, dan perbedaan jaring-jaring
prisma dan limas.
5. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti
pada tahap 2
6. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
7. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah
cukup
Tahap 4. Formulating an explanation
1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi
yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan
dapat berupa
a. hubungan linear
103
b. teori yang berkaitan
c. Analisis
Agar siswa dapat membuat penjelasan mengenai jaring-jaring Prisma dan
Limas.
2. Siswa dapat menemukan perbedaan jaring-jaring prisma dan limas.
3. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang berkaitan
dengan materi jaring-jaring prisma dan limas.
Elaborasi
Tahap 5. Analysis of the inquiry
1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1
sampai 4
2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang
saling berkaitan untuk membuat jaring-jaring prisma dan limas, kemudian
membentuk jaring-jaring prisma dan limas yang lain.
3. Murid /dan guru menyelesaikan permasalahan yang ada.
4. Guru mereview apa yang telah siswa kerjakan.
5. Guru memberikan soal yang berkaitan jaring-jaring prisma dan limas.
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan siswa,
berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang tepat.
2. Guru memberikan penegasan mengenai jaring-jaring prisma dan limas.
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Memastikan semua siswa memahami jaring-jaring prisma dan limas.
5. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
6. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
104
7. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
8. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
(refleksi)
9. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
10. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Lembar Kerja Siswa (LKS 6)
b. Alat peraga Prisma dan limas.
c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
105
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -7
(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung luas
permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan prisma dan limas.
2. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang luas
permukaan prisma dan limas.
3. Membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan prisma dan
limas.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan
prisma dan limas.
2. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang
luas permukaan prisma dan limas.
3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan
prisma dan limas.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: luas permukaan prisma dan limas.
F. Model Pembelajaran
Inquiry Training Model (ITM)
106
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajrai
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan mengenai jaring-jaring prisma dan limas.
6. Guru mengingatkan mengenai cara menghitung luas segitiga dan
segiempat
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa
2. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang
terbentuk
3. Guru memberikan ilustrasi mengenai permasalahan yang berkaitan
dengan luas permukaan prisma dan limas secara umum.
4. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS
Tahap 1. Encounter with the problem.
1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan luas permukaan
prisma dan limas yang terdapat pada LKS.
2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi
Tahap 2. Data gathering – verification
1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang
terdapat pada LKS
2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal
yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan
kata tanya “apakah”
3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang
107
tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa
merubah kalimat pertanyaannya.
4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan
nilai kebenarannya.
6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup
untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak
7. Sisiwa diminta membuat penjelasan keterkaitan masalah yang ada dengan
luas permukaan prisma dan limas.
Tahap 3. Data gathering – experimentation
1. Siswa diminta membuat bangun yang sesuai dengan permasalahan yang
disertai dengan ukuran-ukurannya.
2. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk mengetahui
unsur-unsur prisma dan limas berdasarkan ukurannya
3. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti
pada tahap 2
4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
5. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah
cukup
Tahap 4. Formulating an explanation
1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi
yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan
dapat berupa
a. hubungan linear
b. teori yang berkaitan
c. Analisis
Yang dapat dikaitkan dengan bagaimana mencari luas permukaan prisma
108
dan limas.
2. Siswa membuat penjelasan mengenai mencari luasn permukaan prisma
dan limas.
3. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang berkaitan
dengan luas permukaan prisma dan limas.
Elaborasi
Tahap 5. Analysis of the inquiry
1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1
sampai 4
2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang
saling berkaitan untuk membuat persamaan umum untuk mencari luas
permukaan prisma dan limas.
3. Siswa membuat analisis mengenai perbedaan sifat kubus dan balok
4. Guru mengoreksi jawaban siswa terhadap permasalahan di lks.
5. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan luas
permukaan prisma dan limas.
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi terhadap jawaban dan kesimpulan yang
diberikan siswa.
2. Guru memberikan penegasan mengenai cara mencari luas permukaan
prisma dan limas.
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Memastikan semua siswa memahami cara mencari permukaan limas dan
prisma.
5. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
109
2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
(refleksi)
4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Alat peraga prisma dan limas.
c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-8
(KELAS EKSPERIMEN)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung
luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Membuat pertanyaan untuk menentukan volume prisma dan limas.
2. Menghitung rumus volume prisma dan limas dalam pemecahan masalah.
3. Membuat kesimpulan mengenai rumus volume prisma dan limas.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menentukan volume prisma dan
limas.
2. Siswa dapat menghitung volume prisma dan limas dalam pemecahan
masalah.
3. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai rumus volume prisma dan
limas.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: volume prisma dan limas.
F. Model Pembelajaran
Inquiry Training Model (ITM)
111
G. Langkah – langkah pembelajaran
3. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan mengenai unsur-unsur , jaring-jaring pada prisma
dan limas.
4. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa
2. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok
yang terbentuk.
3. Guru memberikan ilustrasi mengenai permasalahan yang berkaitan
dengan volume prisma dan limas secara umum.
4. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS
Tahap 1. Encounter with the problem.
1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan volume prisma
dan limas yang terdapat pada LKS.
2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi
Tahap 2. Data gathering – verification
1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang
terdapat pada LKS
2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal
yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan
kata tanya “apakah”
3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang
112
tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa
merubah kalimat pertanyaannya.
4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan
nilai kebenarannya.
6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup
untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak
7. Sisiwa diminta membuat penjelasan keterkaitan masalah yang ada dengan
volume prisma dan limas.
Tahap 3. Data gathering – experimentation
1. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih mengenai bentuk limas yang
terdapat pada kubus.
2. Siswa diminta membuat bangun yang sesuai dengan permasalahan yang
disertai dengan ukuran-ukurannya.
3. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti
pada tahap 2
4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang
diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.
5. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah
cukup
Tahap 4. Formulating an explanation
1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi
yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan
dapat berupa
a. hubungan linear
b. teori yang berkaitan
c. Analisis
Yang dapat dikaitkan dengan bagaimana mencari volume prisma dan
113
limas.
2. Siswa membuat penjelasan mengenai mencari volume prisma dan limas.
3. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang berkaitan
dengan volume prisma dan limas.
Elaborasi
Tahap 5. Analysis of the inquiry
1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1
sampai 4
2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang
saling berkaitan untuk membuat persamaan umum untuk mencari volume
prisma dan limas.
3. Guru mengoreksi jawaban siswa terhadap permasalahan di lks.
4. Guru memberikan contoh permasalahan volume prisma dan limas yang
lain.
5. Guru memberikan soal yang berkaitan dengan volume prisma dan limas.
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi terhadap jawaban dan kesimpulan yang
diberikan siswa.
2. Guru memberikan penegasan mengenai cara mencari volume prisma dan
limas.
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Memastikan semua siswa memahami cara mencari volume prisma dan
limas.
5. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
114
2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
(refleksi)
4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Alat peraga prisma dan limas.
c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
115
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-1
(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam
mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian –
bagiannya.
C. Indikator pencapaian kompetensi
4. Membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat kubus dan balok.
5. Membuat kesimpulan mengenai sifat-sifat kubus dan balok
6. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang terkait sifat-
sifat kubus dan balok.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat kubus
dan balok.
2. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai sifat-sifat kubus dan balok.
3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang
terkait sifat-sifat kubus dan balok.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok
F. Model Pembelajaran
Ekspositori
116
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Persiapan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan mengenai macam-macam bangun datar (persegi,
persegi panjang dan segitiga)
6. Serta unsur-unsur mengenai sisi, diagonal mengenai persegi dan
persegi panjang
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang
kubus dan balok.
2. Menanyakan siswa benda yang termasuk kubus dan balok
Elaborasi
Penyajian
1. Guru memberikan contoh lain mengenai bangun kubus dan balok
2. Guru memberikan penjelasan mengenai kubus dan balok
3. Guru menyebutkan unsur-unsur pada kubus dan balok
4. Guru memberikan contoh mengenai unsur kubus dan balok
5. Guru memberikan soal latihan mengenai unsur-unsur kubus, balok dan
sifatnya
Korelasi
Guru membantu siswa dalam menghubungkan materi unsur kubus dan
balok dengan pengetahuan yang didapat untuk menyelesaikan soal
Menyimpulkan
Siswa diminta memberikan jawaban mengenai unsur-unsur kubus dan
117
balok
Guru membantu siswa memberikan kesimpulan mengenai sifat-sifat
kubus, balok dan unsur-unsurnya
Guru memberikan kesimpulan mengenai perbedaan kubus dan balok
berdasakan sifatnya
Mengaplikasikan
Guru memberikan soal singkat mengenai materi kubus dan balok yang
telah dipelajari
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa
2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi sifat-sifat
kubus dan balok
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran
5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
2. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
3. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Alat peraga kubus dan balok
b. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
118
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
119
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-2
(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam membangun
jaring-jaring kubus, balok prisma, dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Membuat pertanyaan mengenai sifat jaring-jaring kubus dan balok.
2. Menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan jaring-jaring
kubus dan balok.
3. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang terkait
jaring-jaring kubus dan balok.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menemukan sifat jaring-jaring
kubus dan balok.
2. Siswa dapat menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan
jaring-jaring kubus dan balok.
3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang
terkait jaring-jaring kubus dan balok.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: jaring-jaring kubus dan balok.
F. Model Pembelajaran
Ekspositori
120
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Persiapan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan mengenai unsur-unsur kubus dan balok
6. Guru mengingatkan perbedaan kubus dan balok
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang
jaring-jaring kubus dan balok.
2. Guru menanyakan siswa salah satu bentuk jaring-jaring kubus dan
balok
Elaborasi
Penyajian
1. Guru memberikan penjelasan mengenai jaring-jaring bangun kubus dan
balok
2. Guru memberikan contoh lain mengenai jaring-jaring kubus dan balok
3. Guru menyebutkan perbedaan jaring-jaring pada kubus dan balok
4. Guru memberikan contoh mengenai mana yang merupakan jaring-
jaring kubus dan balok atau bukan.
5. Guru memberikan latihan untuk menyebutkan perbedaan jaring-jaring
kubus dan balok
Korelasi
Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang
didapat untuk menyelesaikan soal
Menyimpulkan
121
Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan
Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang
dikerjakan
Mengaplikasikan
Guru memberikan soal mengenai jaring-jaring kubus dan balok.
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa
2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi jaring-jaring
kubus dan balok
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran
5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
2. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
3. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Alat peraga kubus dan balok
b. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
122
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-3
(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung luas
permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan kubus dan balok.
2. Menganalisis argumen mengenai luas permukaan kubus dan balok.
3. Membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan kubus dan
balok.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan
kubus dan balok.
2. Siswa dapat menganalisis argumen mengenai luas permukaan kubus dan
balok.
3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan
kubus dan balok.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: luas permukaan kubus dan balok.
F. Model Pembelajaran
Ekspositori
124
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Persiapan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa bersama
siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Mereview mengenai cara menghitung luas persegi dan persegi panjang
6. Guru mengingatkan materi kerangka kubus dan balok
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksploarasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang luas
permukaan bangun kubus dan balok
2. Siswa ditanya mengenai luas jaring-jaring kubus dan balok
Elaborasi
Penyajian
1. Guru menjelaskan tentang arti luas permukaan bangun ruang sisi datar
2. Guru menjelaskan cara mencari luas permukaan berdasarkan jaring-jaring
kubus dan balok
3. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya
4. Guru menjelaskan mengenai cara menghitung luas permukaan dengan rumus
5. Guru memberikan soal latihan yang berkaitan luas permukaan kubus dan
balok
Korelasi
Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang didapat
untuk menyelesaikan soal
Menyimpulkan
Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan
125
Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang dikerjakan
Mengaplikasikan
Guru memberikan soal mengenai luas permukaan kubus dan balok
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa
2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi luas permukaan kubus
dan balok
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya
4. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
4. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
5. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
6. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber : Buku Paket Matematika SMP Kelas VIII Semester 2 KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, April 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-4
(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Menemukan rumus volume kubus dan balok.
2. Menentukan volume kubus dan balok dengan rumus.
3. Menggunakan rumus volume kubus dan balok dalam pemecahan masalah.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan rumus volume kubus dan balok.
2. Siswa dapat menentukan volume kubus dan balok dengan rumus.
3. Siswa dapat menggunakan rumus volume kubus dan balok dalam
pemecahan masalah.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: volume kubus dan balok.
F. Model Pembelajaran
Ekspositori
127
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Persiapan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang
volume/kapasitas suatu bangun.
2. Guru menanyakan siswa mengenai tempat penyimpanan yang
berbentuk kubus dan balok.
3. Guru menanyakan siswa mengenai apa yang dimaksud volume bangun
kubus dan balok.
Elaborasi
Penyajian
1. Guru memberikan penjelasan mengenai volume kubus dan balok
2. Guru memberikan contoh lain mengenai tempat penyimpanan yang
berbentuk kubus dan balok.
3. Guru menjelaskan mengenai volume kubus dan balok
4. Guru menjelaskan bagaimana mencari volume kubus dan balok
5. Guru memberikan latihan mengenai volume kubus dan balok
Korelasi
Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang
didapat untuk menyelesaikan soal
Menyimpulkan
Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan
128
Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang
dikerjakan
Mengaplikasikan
Guru memberikan soal mengenai volume kubus dan balok.
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa
2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi volume kubus
dan balok
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran
5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya
4. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
7. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
8. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
9. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
(refleksi)
10. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
11. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Alat peraga kubus dan balok
b. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
129
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-5
(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-
bagiannya.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Mendefinisi pengertian prisma.
2. Mengidentifikasi sifat-sifat prisma berdasarkan unsur-unsurnya.
3. Mendefinisikan pengertian limas.
4. Mengidentifikasi sifat-sifat limas berdasarkan unsur-unsurnya.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisi pengertian prisma
2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat prisma berdasarkan unsur-
unsurnya.
3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian limas.
4. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat limas berdasarkan unsur-unsurnya.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: volume prisma dan limas.
F. Model Pembelajaran
Ekspositori
131
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Persiapan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan mengenai unsur-unsur yang terdapat pada kubus
dan balok
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang
bangun prisma dan limas.
2. Menanyakan siswa benda yang termasuk prisma dan limas
Elaborasi
Penyajian
1. Guru memberikan contoh lain mengenai bangun prisma dan limas
2. Guru memberikan penjelasan mengenai prisma dan limas
3. Guru menyebutkan unsur-unsur pada prisma dan limas
4. Guru memberikan contoh mengenai unsur prisma dan limas
5. Guru memberikan soal latihan mengenai unsur-unsur kubus, balok dan
sifatnya
Korelasi
Guru membantu siswa dalam menghubungkan materi unsur prisma dan
limas segi-n dengan pengetahuan yang didapat untuk menyelesaikan
soal
Menyimpulkan
Siswa diminta memberikan jawaban mengenai unsur-unsur prisma dan
limas
132
Guru membantu siswa memberikan kesimpulan mengenai sifat-sifat
kubus, balok dan unsur-unsurnya
Guru memberikan kesimpulan mengenai perbedaan prisma dan limas
berdasakan sifatnya
Mengaplikasikan
Guru memberikan soal singkat mengenai materi prisma dan limas yang
telah dipelajari
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa
2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi sifat-sifat prisma
dan limas
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran
5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
(refleksi)
4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Alat peraga prisma dan limas
133
b. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-6
(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : Negeri SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Menemukan jaring-jaring Prisma.
2. Membuat jaring-jaring Prisma.
3. Menemukan jaring-jaring Limas.
4. Membuat jaring-jaring Limas.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menemukan jaring-jaring Prisma.
2. Siswa dapat membuat jaring-jaring Prisma.
3. Siswa dapat menemukan jaring-jaring Limas.
4. Siswa dapat membuat jaring-jaring Limas.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: jaring-jaring Prisma dan Limas.
F. Model Pembelajaran
Ekspositori
135
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa bersama
siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajrai
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan mengenai bentuk prisma dan limas yang telah dipelajari
pada pembelajaran sebelumnya
6. Mengingatkan mengenai jaring-jaring kubus dan balok
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang
jaring-jaring prisma dan limas.
2. Guru menanyakan siswa salah satu bentuk jaring-jaring prisma dan limas
Elaborasi
Penyajian
1. Guru memberikan penjelasan mengenai jaring-jaring bangun prisma dan
limas
2. Guru memberikan contoh lain mengenai jaring-jaring prisma dan limas
3. Guru menyebutkan perbedaan jaring-jaring pada prisma dan limas
4. Guru memberikan contoh mengenai mana yang merupakan jaring-jaring
prisma dan limas atau bukan.
5. Guru memberikan latihan untuk menyebutkan perbedaan jaring-jaring
prisma dan limas
Korelasi
Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang didapat
untuk menyelesaikan soal
Menyimpulkan
136
Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan
Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang dikerjakan
Mengaplikasikan
Guru memberikan soal mengenai jaring-jaring prisma dan limas.
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa
2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi jaring-jaring prisma
dan limas
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran
5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi pembelajaran
melalui tanya jawab.
2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini (refleksi)
4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
3. Alat : Papan Tulis, Spidol
4. Sumber :
c. Alat peraga Prisma dan limas.
d. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
137
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
138
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-7
(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung luas
permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan prisma dan limas.
2. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang luas
permukaan prisma dan limas.
3. Membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan prisma dan
limas.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan
prisma dan limas.
2. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang
luas permukaan prisma dan limas.
3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan
prisma dan limas.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: luas permukaan prisma dan limas.
F. Model Pembelajaran
Ekspositori
139
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Persiapan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan mengenai luas permukaan kubus dan balok
6. Guru mengingatkan cara menghitung persegi, persegi panjang dan
segitiga.
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang
bagaimana cara mencari luas permukaan prisma dan limas.
2. Guru menanyakan luas sebuah jaring-jaring prisma dan limas
Elaborasi
Penyajian
1. Guru memberikan penjelasan cara menghitung luas permukaan prisma
dan limas
2. Guru memberikan cara menghitung luas jaring-jaring prisma dan limas
3. Guru menjelaskan mengenai cara menghitung luas permukaan prisma
dan limas dengan menggunakan rumus
4. Guru memberikan latihan untuk menghitung luas permukaan prisma
dan limas segi-n
Korelasi
Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang
didapat untuk menyelesaikan soal
Menyimpulkan
Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan
140
Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang
dikerjakan
Mengaplikasikan
Guru memberikan soal mengenai luas permukaan prisma dan limas
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa
2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi luas permukaan
prisma dan limas
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran
5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya
3. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
(refleksi)
4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Alat peraga prisma dan limas.
b. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
141
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
142
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-8
(KELAS KONTROL)
Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )
A. Standar Kompetensi (SK)
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
B. Kompetensi dasar (KD)
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung
luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.
C. Indikator pencapaian kompetensi
1. Membuat pertanyaan untuk menentukan volume prisma dan limas.
2. Menghitung rumus volume prisma dan limas dalam pemecahan masalah.
3. Membuat kesimpulan mengenai rumus volume prisma dan limas.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menentukan volume prisma dan
limas.
2. Siswa dapat menghitung volume prisma dan limas dalam pemecahan
masalah.
3. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai rumus volume prisma dan
limas.
E. Materi Pembelajaran
Bangun ruang sisi datar: volume prisma dan limas.
F. Model Pembelajaran
Ekspositori
143
G. Langkah – langkah pembelajaran
1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)
Persiapan
1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa
bersama siswa
2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa
3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari
4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini
5. Guru mengingatkan mengenai luas permukaan prisma dan limas
6. Guru mengingatkan cara menghitung volume kubus dan balok
2. Kegiatan inti (50 menit)
Eksplorasi
1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang
volume/kapasitas suatu bangun.
2. Guru menanyakan siswa mengenai tempat penyimpanan yang berbentuk
prisma dan limas.
3. Guru menanyakan siswa mengenai apa yang dimaksud volume bangun
prisma dan limas.
Elaborasi
Penyajian
1. Guru memberikan penjelasan mengenai volume prisma dan limas
2. Guru memberikan contoh lain mengenai bangun yang berbentuk prisma
dan limas.
3. Guru menjelaskan mengenai volume prisma dan limas
4. Guru menjelaskan bagaimana mencari volume prisma dan limas
5. Guru memberikan latihan mengenai volume prisma dan limas
Korelasi
Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang didapat
untuk menyelesaikan soal
144
Menyimpulkan
Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan
Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang
dikerjakan
Mengaplikasikan
Guru memberikan soal mengenai volume prisma dan limas.
Konfirmasi
1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa
2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi volume prisma dan
limas
3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai
pembelajaran atau materi yang kurang dipahami
4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran
5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya
4. Kegiatan Penutup (15 menit)
Deskripsi Kegiatan Penutup
1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi
pembelajaran melalui tanya jawab.
2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya
3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini
(refleksi)
4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya
5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam
H. Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Alat : Papan Tulis, Spidol
2. Sumber :
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Alat peraga prisma dan limas.
145
c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum
KTSP
I . Penilaian Hasil Belajar
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk tes : Soal Uraian
Tangerang, Maret 2017
Peneliti,
Rendy Mutiara Puri
146
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA 1
Materi : Memahami Sifat-Sifat Kubus Dan Balok
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat kubus
dan balok.
2. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai sifat-sifat kubus dan balok.
3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang
terkait sifat-sifat kubus dan balok.
Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu
tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.
1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi
2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang
diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)
3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”
4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat
penjelasan
Coba kalian perhatikan gambar dibawah ini
1) dadu 3) kado
(sumber :mafia.mafiaol.com) (sumber :mafia.mafiaol.com)
Kelompok :
Anggota kelompok :
1) 3)
2) 4)
147
2) Rubik 4) kotak tisu
(sumber :mathly.blogspot.com) (sumber:promotionaltissue.blogspot.com)
Kalian pasti sering meihat bentuk bangun yang serupa dengan bangun diatas.
Gambar no 1 dan 2 (dadu dan rubik) adalah contoh benda berbentuk kubus, dan
gambar No 3 dan 4 (kado dan kotak tisu) adalah contoh benda berbentuk balok.
Gambar-gambar tesebut tentu telah sering kamu lihat sebelumnya, kubus dan
balok secara umum dapat kita gambarkan sebagai berikut :
Unsur-unsur bangun kubus dan balok
tersebut adalah :
1. Rusuk
2. Sudut
3. Sisi
4. Diagonal sisi
5. Diagonal ruang
6. Bidang diagonal
E
B
F
G
C
A
H
D
A
148
Meskipun kubus dan balok mempunyai unsur yang sama namun terdapat
perbedaan mengenai sifat-sifatnya. Untuk itu mari lakukan penyelidikan
mengenai masalah yang ada
Tahap 1. Encounter with the problem.
Pada suatu masa terdapat sebuah kerajaan yang terkenal akan kehebatan tukang
kayunya, untuk membuktikan hal tersebut sang raja meminta tukang kayu
dikerajaanya membuat sebuah lemari yang berbentuk balok yang terdapat
diagonal sisi disebalah kanan dan kirinya, dengan ukuran sbb
sang raja hanya menyediakan 1 batang kayu dengan panjang 10m, 1 buah kayu
berbentuk persegi dengan ukuran sisi dan 5 buah persegi
panjang ukuran panjang x lebar = . Namun
semua tukang kayu langsung menyatakan tidak bisa
memenuhi keinginan raja tersebut, dan hanya bisa membuat
lemari berbentuk kubus (seperti gambar disamping) yang
berukuran .
Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!
2m 1.5m
2m
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
149
Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)
Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan
dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)
pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.
Y T
1. Apakah raja hanya menyediakan 1 buah persegi dan 5
buah persegi panjang?
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
V
Apakah ada kaitannya antara bangun kubus dan balok dan cerita raja dan tukang
kayu? Jika ada jelaskan?
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
150
Tahap 3. Data Gathering Experimentation
Pada tahap ini kalian akan di berikan alat peraga berupa kubus dan balok yang
disediakan oleh guru untuk memformulasikan tahap 2.
Bagaimanakan ukuran dimensinya
Kubus : ukuran sisinya…… balok: ukuran
Kalian dapat melakukan penyelidikan mengenai unsur-unsur bangun kubus dan
balok, yang meliputi: Sisi, Rusuk , Sudut, diagonal sisi, dan diagonal Ruang,
untuk
Kubus Y T Balok Y T
Apakah semua sisi kubus
berbentuk persegi dengan ukuran
?
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
V Apakah terdapat 3 jenis persegi
panjang penyusun Balok?
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
V
A
E
B
F
G
C
H
D
151
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Apakah semua kayu yang
diberikan raja bisa dibuat persegi
dengan ukuran ………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Tahap 4. Formulating Explanation
Penjelasan tersebut dapat berupa a)Hubungan linear sederhana;b) Teori-teori, c)
hasil analisis dapat hipotesis atau dugaan sementara
Tuliskan penjelasan kalian mengenai sifat kubus dan balok berdasarkan unsur-
unsurnya?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
152
Tahap 5. Analysis of the inquiry process
Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai
tahap 4?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Apakah kamu telah menemukan mengapa tukang kayu pada cerita diatas tidak
dapat memenuhi keinginan sang raja? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Hal apa yang diperlukan tukang kayu tersebut agar dapat memenuhi keinginan
raja? Jelaskan !
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
153
Berikan analisis mengenai sifat-sifat bangun kubus dan balok untuk
menyelesaikan masalah berdasarkan informasi yang didapat!
Tuliskan perbedaan antara kubus dan balok berdasakan sifat unsurnya
KUBUS BALOK
………………………............................
………………………............................
………………………............................
………………………............................
………………………............................
………………………............................
………………………............................
………………………............................
………………………............................
………………………............................
………………………............................
………………………............................
………………………............................
………………………............................
Setelah kalian mengetahui sifat-sifat kubus dan balok, maka bagaimana jalan
tengah untuk menyelesaikan masalah antara raja dan tukang kayunya?
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
154
LEMBAR KERJA SISWA 2
Materi : Membuat jaring-jaring Kubus Dan Balok
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menemukan sifat jaring-jaring
kubus dan balok.
2. Siswa dapat menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan
jaring-jaring kubus dan balok.
3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang
terkait jaring-jaring kubus dan balok.
Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu
tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.
1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi
2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang
diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)
3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”
4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat
penjelasan
Kelompok :
Anggota kelompok :
1) 3)
2) 4)
Tahukah kaliah?!
Jika penggunaan konsep jaring-jaring sangat dekat
dalam kehidupan kita, misalnya dalam kardus,
kotak makanan (seperti gambar disamping) , box
handphone dan lain-lain.
Oleh karena itu kita perlu mempelajari bagaimana
konsep jaring-jaring pada bangun ruang dimensi
tiga agar dapat menyelesaikan masalah yang ada
155
Tahap 1. Encounter with the problem.
Andri, Bagus dan Candra diundang untuk datang pada acara ulang tahun 2 orang
temannya. Untuk itu mereka mulai bersaing untuk mempersiapkan segala
sesuatunya sehari sebelum acara tersebut dimulai, termasuk bungkus kadonya.
Bungkus kado tersebut direncanakan akan berbentuk kubus dan balok yang dibuat
dengan kertas karton. Mereka tidak mau membuat sketsa yang sama, sehingga
membuat sketsa sebagai berikut:
Andri Bagus Candra
Jarn
g k
ubus
Jari
ng
bal
ok
Setelah dibuat sketsa bungkus kadonya, hanya beberapa diantaranya yang dapat
dibuat kubus dan balok. Jika sketsa yang dibuat salah maka perlu dibuat sketsa
yang baru agar membungkus kado secara benar.
Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
1
3 4 2
6
5
2 3
1
4
5
6
1
2 3 4
5 6
3
1 2
4
6
5
1
2
4
6
3 5
1
3
5
6
4 2
156
Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)
Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan
dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)
pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.
Informasi Y T
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
Apakah sketsa yang dibuat mereka berkaitan dengan jaring-jaring kubus dan
balok? Jika iya jelaskan?
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
157
Tahap 3. Data Gathering Experimentation
Sesuai dengan permasalahan yang ada maka buatlah pengamatan mengenai sketsa
mereka dan buatlah jaring-jaring kubus dan balok yang lain untuk menyelsaikan
permasalahan.
Informasi Y T
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
Tahap 4. Formulating Explanation
Penjelasan tersebut dapat berupa a)Hubungan linear sederhana;b) Teori-teori, c)
hasil analisis dapat hipotesis atau dugaan sementara
Siapakah diantara mereka yang membuat jaring-jaring balok yang kurang tepat ?
jelaskan!
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
158
Tahap 5. Analysis of the inquiry process
Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai
tahap 4?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Hal apa yang perlu diperhatikan agar dapat membuat jaring-jaring dengan
tepat? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
159
Buatlah jaring-jaring kubus dan balok yang lain untuk membantu menyelesaikan
permasalah mereka.
Jaring - jaring
Kubus Balok
160
LEMBAR KERJA SISWA 3
Materi : Luas Permukaan Kubus Dan Balok
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan
kubus dan balok.
2. Siswa dapat menganalisis argumen mengenai luas permukaan kubus dan
balok.
3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan
kubus dan balok.
Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu
tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.
1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi
2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang
diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)
3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”
4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat
penjelasan
Tahap 1. Encounter with the problem.
Andri, Bagus dan Candra telah dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok yang
berbeda dengan benar, sehingga mereka akan membuat sketsa tersebut dengan
Kelompok :
Anggota kelompok :
1) 3)
2) 4)
161
kertas asturo dan menghiasnya dengan pasta glitter, dimana untuk setiap 1 glitter
dapat menghias satuan luas pada bungkus kado. Ukuran kado mereka
sama, seperti gambar berikut :
Namun mereka masih bingung berapa minimum kertas dan pasta glitter yang
diperlukan. Dan apakah kertas dan pasta glitter yang dibutuhkan antara Andri,
Bagus dan Candra sama.
Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!
Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)
Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan
dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)
pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.
Informasi yang didapat Y T
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
A
E
B
F
G
C
H
D
6 cm
E
B
F
G
C
A
H
D
A 8 cm
4 cm
6 cm
162
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
Apakah ada kaitannya antara masalah diatas dengan luas permukaan kubus dan
balok? Jika ada jelaskan?
Tahap 3. Data Gathering Experimentation
Pada tahap ini kalian akan menggambar jaring-jaring kubus dan balok mereka
bertiga. Lalu kalian akan menyelidiki ukuran jaring-jaring tersebut untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan untuk menyelesaikan masalah.
(berikan ukuran pada setiap jaring-jaring untuk memudahkan mencari luasnya)
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
163
Jaring-jaring kubus dan balok
164
Buatlah pertanyaan berdasarkan informasi yang telah kalian peroleh :
Jaring – jaring
Kubus Y T Balok Y T
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
165
Tahap 4. Formulating Explanation
enjelasan tersebut dapat berupa a)Hubungan linear sederhana;b) Teori-teori, c)
hasil analisis dapat hipotesis atau dugaan sementara
Tahap 5. Analysis of the inquiry process
Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai
tahap 4?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Tuliskan penjelasan kalian mengenai luas permukaan kubus dan balok pada
permasalahan diatas? (dengan ukuran yang sama namun jaring-jaring yang
beda)
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Bagaimana solusi untuk menyelesaikan permasalahan diatas?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
166
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Buatlah sebuah formula untuk menghitung luas permukaan kubus dan
balok, berdasarkan analisa yang didapat !
Formula/ rumus permukaan kubus jika jika sisi kubus = s,
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Formula/rumus permukaan balok jika panjang =p ,lebar = l, dan tinggi = t
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
167
LEMBAR KERJA SISWA 4
Materi : Memahami volume Kubus Dan Balok
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menentukan volume kubus dan
balok.
2. Siswa dapat menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan
jaring-jaring kubus dan balok.
3. Siswa dapat membuat kesimpulan cara menghitung volume kubus dan
balok dalam pemecahan masalah.
Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu
tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.
1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi
2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang
diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)
3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”
4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat
penjelasan
Pernahkah kalian mendengar tentang volume? Kata volume biasa diartikan
sebagai kapasitas atau penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati
dalam suatu objek,
Penggunaan kata volume dalam kehidupan sehari-hari misalnya volume tanki
bahan bakar pada motor maupun mobil, isi derigen, volume cat pada kaleng cat
dan lain sebagainya.
Kelompok :
Anggota kelompok :
1) 3)
2) 4)
168
Beberapa benda dimensi 3 yang yang berada disekita kita juga memiliki sebuah
volume, dan pada pembelajaran kali ini kita akan belajar bagaimana menentukan
volume kubus dan balok.
Tahap 1. Encounter with the problem.
Suatu hari lumbung padi Ibu berantakan karena karung berasnya rusak dimakan
tikus, oleh karena itu Budi berinisiatif membuat tempat penyimpanan beras
sebanyak 2 buah masing-masing berbentuk kubus dan balok yang terbuat dari
kayu sisa, tempat penyimpanan berbentuk kubus memiliki sisi = 4 dm sedangkan
yang berbentuk balok memiliki panjang = 8 dm, lebar = 4 dm dan tinggi= 2 dm.
Menurut Budi tempat yang berbentuk kubus digunakan untuk menaruh beras yang
sedikit, sedangkan yang berbentuk balok untuk menaruh beras yang lebih banyak,
hal itu dikarenakan panjang balok lebih besar dari kubus. Namun menurut ibu
kedua kotak tersebut mempunyai volume atau kapasitas yang sama. Sehingga
terjadi perdebatan antara Budi dan ibu.
Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
A
E
B
F
G
C
H
D
4 dm
E
B
F
G
C
A
H
D
A 8 dm
4 dm
2 dm
169
Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)
Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan
dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)
pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.
Informasi yang didapat Y T
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
Apakah ada kaitannya antara masalah diatas dengan Volume kubus dan balok?
Jika ada jelaskan?
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
170
Tahap 3. Data Gathering Experimentation
Pada tahap ini kalian akan diberikan ilustrasi bagaimana menghitung volume
sebuah bangun sisi datar.
Jika kubus yang disebelah kiri mempunyai volume , maka berapakah
volume bangun disebelah kirinya?
....................................................................................................................................
...............................................................................................................................
Sekarang kalian bisa menggunakan ilustrasi diatas untuk mengumpulkan
informasi yang mendalama mengenai permasalahan Ibu dan Budi.
Buatlah pertanyaan berdasarkan informasi yang telah kalian peroleh :
Kubus Y T Balok Y T
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
171
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Tahap 4. Formulating Explanation
enjelasan tersebut dapat berupa a)Hubungan linear sederhana;b) Teori-teori, c)
hasil analisis dapat hipotesis atau dugaan sementara
Tuliskan penjelasan kalian cara mencari volume kubus dan balok?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Siapakah pendapat yang benar diantara Ibu dan Budi? Jelaskan alasannya!
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
172
Tahap 5. Analysis of the inquiry process
Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai
tahap 4?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Buatlah sebuah formula untuk menghitung luas permukaan kubus dan
balok, berdasarkan analisa yang didapat !
Formula/ rumus volume kubus jika jika sisi kubus = s,
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Formula/rumus permukaan balok jika panjang =p ,lebar = l, dan tinggi = t
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
173
LEMBAR KERJA SISWA 5
Materi : Definisi Prisma dan Limas
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat prisma
dan limas.
2. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai definisi prisma dan limas.
3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang
terkait sifat-sifat prisma dan limas.
Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu
tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.
1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi
2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang
diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)
3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”
4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat
penjelasan
Coba kalian perhatikan gambar dibawah ini
(sumber :rumushitung.com) (sumber : 3WD's Blog - WordPress.com)
Kelompok :
Anggota kelompok :
1) 3)
2) 4)
174
(sumer:hendramath.blogspot.co.id) (sumber : Alibaba.com)
(sumber :rumushitung.com)
Gambar yang sebelah kiri adalah contoh bangun prisma dan gambar yang sebelah
kanan contoh bangun limas.
Tahap 1. Encounter with the problem.
Pak Rudi adalah seorang pembuat kue. Suatu hari dia mendapat pesanan untuk
membuat sebuah kue berbentuk :
1. prisma dan limas dengan alas berbentuk persegi dengan ukuran sisi dan
tinggi yang sama.
2. prisma dan limas dengan alas berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran
sisi dan tinggi yang sama
Semua alat dan bahan sudah tersedia untuk membuat kue tersebut tetapi pak Rudi
masih kesulitan mengenai bagaimana membentuk kue tersebut agar bentuknya
sesuai dengan pesanan, karena pak Rudi tidak tahu mengenai prisma dan limas.
175
Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!
Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)
Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan
dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)
pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.
Y T
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
Apakah terdapat kaitannya antara masalah tersebut bangun prisma dan limas? Jika
ada jelaskan!
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
176
Tahap 3. Data Gathering Experimentation
Buatlah sebuah gambar prisma dan limas sesuai dengan masalah diatas.
(berikan huruf pada setiap sudutnya)
Prisma segiempat Limas segiempat
Prisma segitiga Limas segitiga
177
Berdasarkan gambar yang telah kalian buat, carilah informasi mengenai sifat-sifat
unsur prisma dan limas (titik sudut, rusuk, dan bidang sisi). Lalu buatlah
pertanyaan yang berjawab “ya” atau “tidak”
Prisma Y T Limas Y T
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
178
Tahap 4. Formulating Explanation
Tuliskan penjelasan kalian mengenai perbedaan prisma dan limas?
(yang berkaitan dengan titik sudut, rusuk, sisi dan bentuknya)
Prisma segiempat Limas segiempat
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Prisma segitiga Limas segitiga
……………………………………...
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
……………………………………...
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Tuliskan penjelasan kalian mengenai Prisma dan Limas?
Prisma adalah: …………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………....
Limas adalah: ……………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
179
……………………………………...
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
……………………………………...
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Tahap 5. Analysis of the inquiry process
Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai
tahap 4?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….
Apa yang harus diperhatikan agar pak Rudi dapat membentuk kue yang sesuai
dengan pesanan?
Berdasarkan apa yang telah kalian kerjakan, coba buatlah prisma segi 5 dan dan
limas segi 5.
…………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………....
180
Buatlah analisis mengenai sifat dan unsur-unsur bangun prisma dan limas
Prisma Limas
Jumlah
sudut
Jumlah
rusuk Sisi
Jumlah
sudut
Jumlah
rusuk Sisi
Segitiga 6 sudut 9 rusuk 5 sisi
(2segitiga &
3 segiempat)
Segiempat 5
sudut
8
rusuk
5 sisi
(1segiempat
& 4 segitiga)
Segilima
Segienam
Segi ke-n
181
LEMBAR KERJA SISWA 6
Materi : jaring-jaring Prisma dan Limas
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menemukan jaring-jaring prisma
dan limas.
2. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk membuat jaring-jaring prisma dan
limas.
Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu
tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.
1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi
2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang
diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)
3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”
4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat
penjelasan
Tahap 1. Encounter with the problem.
Kalian pasti masih ingat cerita mengenai pak Rudi Si pembuat kue. Pada
pertemuan kemarin kita telah membantu menyelesaikan masalah pak Rudi dengan
membuat kue berbentuk:
1. prisma dan limas dengan alas berbentuk persegi dengan ukuran sisi dan
tinggi yang sama.
2. prisma dan limas dengan alas berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran
sisi dan tinggi yang sama
Kelompok :
Anggota kelompok :
1) 3)
2) 4)
182
Namun ia kesulitan membuat sketsa jaring-jaring penutup kue yang bentuknya
sama dengan kue tersebut.
Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!
Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)
Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan
dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)
pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.
Y T
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
Apakah terdapat kaitannya antara masalah tersebut dengan jaring-jaring limas
atau prisma? Jika ada jelaskan!
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
183
Tahap 3. Data Gathering Experimentation
Buatlah sebuah gambar prisma dan limas serta sketsa/ jaring-jaringnya yang
sesuai dengan masalah diatas.
Prisma segiempat Limas segiempat
Jaring-jaring prisma Jaring-jaring Limas
184
Berdasarkan gambar yang telah kalian buat, carilah informasi mengenai jaring-
jaring prisma dan limas. Lalu buatlah pertanyaan yang berjawab “ya” atau “tidak”
pada kolom berikut ini!
Prisma segitiga Limas segitiga
Jaring-jaring prisma Jaring-jaring Limas
185
Prisma Y T Limas Y T
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Tahap 4. Formulating Explanation
Tuliskan penjelasan kalian mengenai jaring-jaring prisma dan Limas?
…………………………………………………………………………………..………..
…………………………………………………………………………………..………..
…………………………………………………………………………………..………..
…………………………………………………………………………………..………..
…………………………………………………………………………………..………..
…………………………………………………………………………………..………..
…………………………………………………………………………………..
186
Tahap 5. Analysis of the inquiry process
Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai
tahap 4?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Berdasarkan apa yang telah kalian kerjakan, coba buat lah prisma segi 5 dan limas
segi 5, serta jaring-jaringnya!
Apakah terdapat perbedaan mengenai jaring-jaring prisma dan limas? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Apa yang perlu diperhatikan saat pak rudi membuat sketsa kotak penutup kue
tersebut?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
187
LEMBAR KERJA SISWA 7
Materi : Luas Permukaan Prisma dan Limas
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan prisma
dan limas.
2. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang
luas permukaan prisma dan limas.
3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan
prisma dan limas.
Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu
tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.
1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi
2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang
diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)
3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”
4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat
penjelasan
Tahap 1. Encounter with the problem.
Hendri mendapat tugas untuk membuat 2 buah miniatur bangunan yang memiliki
sisi datar. Hendri berencana untuk membuat miniatur bangunan berbentuk prisma
dan limas dengan menggunakan karton dan cat minyak. Setelah berpikir, Hendri
menemukan konsep untuk membuat bangun sebagai berikut:
1. Membuat miniatur gedung berbentuk prisma segiempat yang alasnya
berbentuk persegi dengan ukuran sisi 6cm dan tinggi 12 cm atau prisma
Kelompok :
Anggota kelompok :
1) 3)
2) 4)
188
segitiga dengan alas berbentuk segitiga siku-siku berukuran 6cm x 8cm x
10cm dan tinggi 12cm.
2. Membuat miatur piramida berbentuk Limas segiempat yang alasnya
berbentuk persegi dengan ukuran sisi 12 cm dan tinggi 8 cm atau limas
segitiga yang alasnya berbentuk segitiga sama sisi dengan sisi berukuran
10cm dan tinggi sisi tegaknya 10cm.
Hendri ingin lebih menghemat uang untuk membeli bahan-bahannya namun dia
masih ingin mengerjakan tugasnya dengan tepat.
Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!
Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)
Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan
dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)
pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah, pada tabel berikut
Pertanyaan Y T
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………............................................
...................................................................................................
..................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
189
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
Apakah terdapat kaitannya antara masalah tersebut luas permukaan Prisma dan
Limas? Jika ada jelaskan!
Tahap 3. Data Gathering Experimentation
Buatlah sebuah gambar prisma dan limas yangsesuai dengan permasalahan diatas
dan tuliskan ukurannya pada bangun yang dibuat.
Prisma segiempat Limas segiempat
Jaring-jaring prisma Jaring-jaring Limas
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………......................
190
Berdasarkan gambar yang telah kalian buat, carilah informasi mengenai luas
permukaan prisma (sisi, tinggi, luas alas, luas sisi tegak dll) dan limas (sisi, luas
alas, tinggi, tinggi sisi tegak, luas sisi tegak dll). Lalu buatlah pertanyaan yang
berjawab “ya” atau “tidak” pada kolom berikut ini!
Prisma Y T Limas Y T
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Prisma segitiga Limas segitiga
Jaring-jaring prisma Jaring-jaring Limas
191
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Tahap 4. Formulating Explanation
Bagaimana cara Hendri mengerjakan tugasnya namun bisa menghemat biaya ?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Tahap 5. Analysis of the inquiry process
Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai
tahap 4?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Apakah terdapat perbedaan mengenai cara mencari luas permukaan prisma dan
limas? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
192
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
Berdasarkan apa yang telah kalian kerjakan, buatlah formula/rumus mencari luas
permukaan prisma dan limas!
193
LEMBAR KERJA SISWA 8
Materi : Volume Prisma dan Limas
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menentukan volume prisma dan
limas.
2. Siswa dapat menghitung volume prisma dan limas dalam pemecahan
masalah.
3. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai rumus volume prisma dan
limas.
Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu
tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.
1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi
2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang
diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)
3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”
4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat
penjelasan
Tahap 1. Encounter with the problem.
Pak Budi seorang pembuat kue, ia ingin membuat sebuah inovasi dengan
membuat sebuah kue yang berbentuk prisma dan limas dengan alas berbentuk
persegi yang mempunyai sisi dan tinggi yang sama yaitu 6cm dan 8.
Namun pak budi merasa bingung untuk menyiapkan berapa banyak adonan yang
pas terhadap volume kue yang diinginkan jika setiap membutuhkan 2 gram
adonan.
Kelompok :
Anggota kelompok :
1) 3)
2) 4)
194
Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!
Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)
Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan
dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)
pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah, pada tabel berikut
Pertanyaan Y T
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
195
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
……………………………………...........................................
Apakah terdapat kaitannya antara masalah tersebut luas permukaan Prisma dan
Limas? Jika ada jelaskan!
Tahap 3. Data Gathering Experimentation
Amatilah bangun dibawah ini untuk memudahkan kalian menentukan volume
limas.
Terlihat bahwa 1 kubus = 6 limas.
Artinya :
Tinggi limas =........... tinggi kubus
Volume limas= ....x V kubus
=..... x ........x......x t kubus
=.....x........x......x.....t limas
=..... x....... ....... x.......
Buatlah sebuah gambar prisma dan
limas yangsesuai dengan permasalahan
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
…………………………………………………………………………………………………………….......................
……………………………………………………………………………………………………………......................
196
diatas dan tuliskan ukurannya pada bangun yang dibuat.
Berdasarkan gambar yang telah kalian buat, carilah informasi yang berkaitan
dengan volume prisma dan limas (ukuran sisi, tinggi, cara mencari volume dan
volume) . Lalu buatlah pertanyaan yang berjawab “ya” atau “tidak” pada kolom
berikut ini!
Prisma Y T Limas Y T
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
……………………………………
……………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
Prisma segempat Limas segiempat
197
Tahap 4. Formulating Explanation
Tahap 5. Analysis of the inquiry process
Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai
tahap 4?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
Apakah terdapat perbedaan mengenai cara mencari volume permukaan prisma
dan limas? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Berpakah volume kue tersebut? Dan berapa banyak adonan yang akan dibuat?
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
198
Berdasarkan apa yang telah kalian kerjakan, buatlah formula/rumus untuk mencari
volume prisma dan limas!
Volume prisma : volume limas :
199
Lampiran 4
KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATEMATIS SISWA
Kompetensi
Dasar
Indikator berpikir
Kritis keterangan
No.Butir
Soal
Mengembangkan
kemampuan
berpikir kritis
matematis dalam
materi sifat-sifat
kubus, balok,
prisma, limas dan
bagian-bagiannya,
serta menentukan
ukurannya.
Memfokuskan
pertanyaan
Membuat pertanyaan yang
spesifik/tepat mengenai
masalah yang ditentukan.
1,3
Menganalisis
argumen
Menganalisis argumen yang tepat
berdasarkan teori/ konsep
matematika
2,4
Membuat induksi
Membuat kesimpulan umum
berdasarkan data yang bersifat
khusus
5
Membuat
keputusan
Memutuskan suatu tindakan yang
tepat dengan konsep matematika
6
200
Lampiran 5
INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATEMATIS
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar
Waktu : 80 menit
1. Pak Andre mendapatkan pesanan dari pelanggan untuk membuat lemari buku
yang sebelah kanan dan kirinya ditambah palang kayu diagonal, seperti
gambar dibawah ini.
pelanggan akan menyediakan kayu dengan ukuran sebagai berikut
Jenis kayu Ukuran kayu Jumlah
Papan kayu P= 100cm x l = 30 cm 2
Papan kayu P = 72 cm x l = 30cm 2
Papan kayu P= 100cm x l=72cm 2
Kayu panjang P = 312cm (lebar diabaikan) 1
Petunjuk pengerjaan soal:
Tulislah nama dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan
Baca, pahami, dan kerjakan soal di bawah ini dengan teliti, cepat, dan
tepat
Diperbolehkan mengerjakan soal tidak sesuai dengan nomor urut soal
201
Jika kamu adalah pak Andre, maka pertanyaan apa yang dapat diajukan
kepada pelanggan untuk memastikan bahwa dapat membuat lemari yang
sesuai dengan keinginan pelanggan!
2. Kakak dan adik ingin membuat 2 buah tempat penyimpanan barang, tempat
tersebut berbentuk kubus dan balok. Tempat penyimpanan barang yang
berbentuk kubus dengan panjang rusuk = 4 dm dan yang berbentuk balok
memiliki rusuk dengan panjang = 8 dm, lebar = 4 dm dan tinggi= 2 dm.
Adik berargumen bahwa “kedua tempat penyimpanan itu membutuhkan
bahan yang sama” karena
a. jika dimisalkan kubus mempunyai p=4dm, l=4dm dan l=4dm, maka hasil
perkaliannya sama dengan perkalian ukuran balok ( 4dmx 4dm x 4dm=
8dm x 4dm x 2dm).
b. Meskipun kubus memiliki panjang yang lebih pendek dari balok, tetapi
kubus memiliki tinggi yang lebih panjang dari balok.
c. Kubus dan balok memiliki jumlah sisi, rusuk dan sudut yang sama,
sehingga kedua bangun tersebut membutuhkan bahan yang sama pula.
Setelah mendengar argumen adik tersebut, kakak merasa ada yang salah
dengan argumennya. Jika kamu adalah kakak, analisislah mengenai argumen
adik dan berikan penjelasannya!
3. Ani meminta kakaknya membuatkan kerangka bangun ruang sisi datar dengan
menggunakan kawat, dengan panjang masing-masing rusuknya 5 cm. Ani
mempunyai beberapa kawat dan mengetahui gambaran/unsur-unsur bangun
tersebut tetapi tidak mengetahui namanya. Kakak dapat menentukan nama
bangun ruang datar tersebut jika mengetahui unsur-unsurnya.
a. Jika kamu adalah kakak Ani, buatlah pertanyaan untuk Ani agar kamu
dapat menentukan nama dan membuat bangun tersebut?
b. Jika yang dimaksud Ani adalah prisma segi lima, maka buatlah pertanyaan
mengenai ketersediaan kawat yang dibutuhkan?
4. Guru memberikan tugas kelompok kepada Andi, Budi, Caca dan Danu
(sebagai ketua kelompok) untuk membuat bangun ruang sisi datar dengan
menggunakan kawat (untuk rusuknya) dan kertas (untuk sisinya). Mereka
202
dapat memilih 2 bangun dari 3 bangun yang ditugaskan. Jika bangun yang
ditugaskan adalah Limas segi empat, Kubus dan Prisma Segilima beraturan
dengan panjang semua rusuknya 8 cm, seperti gambar dibawah ini:
Andi, Budi dan Caca berargumen bahwa “bangun limas dan kubus
membutuhkan bahan yang lebih sedikit, sehingga pilih bangun limas dan
kubus” dengan alasan sebagai berikut
Nama Alasan
Andi Prisma segi-lima lebih susah dibuatnya sehingga akan membutuhkan
bahan yang lebih banyak dan banyak bahan yang dibuang karena
susah, sedangkan limas dan kubus terlihat mudah sehingga bahannya
lebih sedikit.
Budi Limas dan kubus adalah kombinasi 2 bangun dengan rusuk dan sisi
yang paling sedikit sehingga dengan ukuran rusuk 8 cm maka bahan
yang dibutuhkan sedikit.
Caca Bangun tersebut memiliki alas segi-empat dan segi-lima, dimana segi
empat memiliki sisi lebih sedikit dari pada segi lima, sehingga limas
dan kubus lebih membutuhkan bahan yang sedikit.
Mendengar penjelasan dari teman-temannya Danu merasa ada yang janggal
mengenai alasan tersebut.
Tentukanlah alasan mana yang kurang tepat mengenai argumen mereka, dan
berikan alasannya!
5. Anto, Bandu dan Candra ingin membuat bangun ruang dengan menggunakan
kertas karton, bangun ruang yang ingin dibuat adalah sebagai berikut :
203
Nama Bangun Ruang sisi datar Ukuran
Anto Limas Alas persegi (30 cm x 30 cm) dan
tinggi 20 cm
Bandu Kubus Panjang rusuk (sisi) = 40 cm
Candra Balok Panjang=80 cm, lebar= 40 cm dan
tinggi 30 cm
Mereka ingin membuat bangun tersebut, tetapi mereka hanya mempunyai
kertas berukuran 2390 .
Buatlah kesimpulan mengenai bangun ruang sisi datar yang akan dibuat, dan
berikan penjelasannya?
6. Rudi membeli akuarium baru yang berbentuk prisma segi empat, dengan alas
berbentuk persegi dengan sisi 4 dm dan tinggi 6 dm. Rudi dapat mengisi
akurium tersebut menggunakan ember besar dan ember sedang atau salah
satunya saja. Kapasitas ember besar dan ember sedang .
Tentukan Volume akuarium tersebut dan bagaimana Rudi dapat mengisinya
(dengan menggunakan ember besar dan ember sedang atau salah satunya) agar
lebih efisien? berikan penjelasannya!
204
Lampiran 6
Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
No soal Kunci jawaban
1 Apakah lemari yang akan dibangun berbentuk balok?
Apakah dengan ukuran kayu tersebut akan dibuat lemari berukuran
p=100cm, l=30 cm, dan t =72 cm?
Apakah panjang untuk setiap palang yang dibuat adalah 78 cm?
2 Argumen yang diberikan adik salah, karena untuk menghitung bahan
yang digunakan harus menghitung luas permukaan bangun tersebut.
Sedangkan luas kubus adalah ( ) sedangkan luas
permukaan balok adalah ( )
3 a. Bagaimanakah unsur-unsur bangun yang akan dibuat?
Berapa banyak sisi bangun tersebut?
Bagaimanakah bentuk alas bangun ruang tersebut?
b. Apakah Ani mempunyai kawat sepanjang 75cm?
Apakah ani memiliki 15 kawa yang ukuran setiap panjangnya 5 cm?
4 Alasan yang kurang tepat adalah alasan Andi, karena banyaknya bahan
suatu bangun ruang sisi datar tersebut ditentukan oleh banyaknya sisi dan
kerangka, bukan karena tingkat kesulitannya
5 Luas limas = ( ) ( )
Luas kubus = ( )
Luas balok = ( )
Tidak ada bangun yang dibuat karena ukuran kertas tidak cukup
6 Volume akuarium =
Dengan ember sedang =
Dengan ember besar = atau 11 kali
Dengan meber besar dan kecil = 10 ember besar dan 1 ember sedang
Paling efektif dan efisien dengan menggunakan 10 ember besar dan 1
ember sedang, karena ukuran dari kombinasi tersebut sudah pas sesuai
dengan ukurannya
205
Lampiran 7
Kriteria Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis
Indikator
Kemampuan
Berpikir Kritis
No Kriteria Skor
Merumuskan
pertanyaan
1
Dapat membuat pertanyaan yang spesifik dengan
permasalahan dengan menyebutkan ukuran dengan
tepat
4
Dapat membuat pertanyaan yang spesifik dengan
permasalahan dengan menyebutkan salah satu
ukuran dengan tepat
3
Dapat membuat pertanyaan sesuai dengan
permasalahan tetapi kurang spesifik 2
Dapat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
permasalah namun kurang sesuai 1
Tidak dapat membuat pertanyaan yang sesuai
dengan masalah 0
5
Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-
unsur bangun ruang dan ketersediaan kawat dengan
tepat
4
Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-
unsur dan ketersediaan kawat tetapi kurang lengkap 3
Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-
unsur bangun ruang atau ketersediaan kawat dengan
tepat
2
206
Dapat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
permasalah unsur-unsur bangun ruang atau
ketersediaan kawat tetapi tidak tepat
1
Tidak dapat membuat pertanyaan yang sesuai
dengan masalah 0
Menganalisis
Argumen 2.6
Dapat menentukan argumen yang tepat dan
didasarkan dengan alasan yang tepat 4
Dapat menentukan Argumen yang tepat tetapi alasan
yang diberikan kurang sesuai 3
Dapat menentukan Argumen yang tepat tetapi tidak
didasari alasan/alasan tidak tepat 2
Dapat menentukan argumen tetapi kurang tepat 1
Tidak dapat menentukan Argumen 0
3
Dapat membuat kesimpulan umum yang tepat
mengenai rumus jumlah sisi dan bentuk sisi bangun
segi-n serta bisa membuat penjelasan
4
Dapat membuat kesimpulan umum yang tepat
mengenai rumus jumlah sisi dan bentuk sisi bangun
segi-n tetapi tidak bisa membuat penjelasan
3
Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-
unsur bangun ruang atau ketersediaan kawat dengan
tepat
2
Dapat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan
permasalah unsur-unsur bangun ruang atau
ketersediaan kawat tetapi tidak tepat
1
207
Membuat
kesimpulan
Tidak dapat membuat sebuah kesimpulan dan
penjelasannya 0
7
Dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan luas
permukaan bangun ruang yang tepat, dan penjelasan
singkat yang sesuai.
4
Dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan luas
permukaan bangun ruang, tetapi penjelasan kurang
sesuai
3
Dapat menghitung luas permukaan bangun datar
tetapi kesimpulan yang dibuat kurang sesuai 2
Dapat membuat kesimpulan umum kurang tepat dan
tidak tepat dengan perhitungan 1
Tidak dapat membuat sebuah kesimpulan 0
Memutuskan
suatu tindakan
4
Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang
dengan tepat dan dapat menentukan suatu tindakan
yang mungkin dengan tepat sesuai konsep
4
Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang
dengan tepat dan dapat menentukan suatu tindakan
yang mungkin namun kurang sesuai
3
Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang
tetapi tidak dapat membuat suatu tindakan
2
Menemukan masalah mengenai luas bangun ruang
dan membuat tindakan akan tetapi tidak tepat
1
Tidak dapat menemukan masalah dan tidak dapat
menentukan suatu tindakan
0
Dapat menentukan volume bangun ruang dan dapat 4
208
8
menentukan suatu tindakan yang mungkin dengan
tepat sesuai konsep
Dapat menentukan volume bangun ruang dengan
tepat dan dapat menentukan suatu tindakan yang
mungkin namun kurang sesuai
3
Dapat menemukan volume bangun ruang dengan
tepat dan dapat menentukan suatu tindakan yang
mungkin tetapi tidak sesuai dengan konsep
2
Kurang sesuai dalam menemukan volume bangun
ruang dengan tepat, sehingga tidak tepat dalam
menentukan suatu tindakan
1
Tidak dapat menemukan volume bangun ruang dan
tidak dapat menentukan suatu tindakan
0
209
Lampiran 8
HASIL UJI COBA VALIDITAS INSTRUMEN TES KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8 Total
Soal
1
Pearson Correlation 1 ,206 -,038 -,194 ,679**
-,076 ,526**
,563**
,681**
Sig. (2-tailed) ,284 ,843 ,314 ,000 ,694 ,003 ,001 ,000
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Soal
2
Pearson Correlation ,206 1 ,116 ,149 ,331 ,276 ,485**
,539**
,627**
Sig. (2-tailed) ,284 ,549 ,439 ,079 ,148 ,008 ,003 ,000
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Soal
3
Pearson Correlation -,038 ,116 1 ,021 -,029 ,094 ,095 ,212 ,233
Sig. (2-tailed) ,843 ,549 ,915 ,881 ,628 ,624 ,269 ,223
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Soal
4
Pearson Correlation -,194 ,149 ,021 1 -,163 ,256 ,077 ,181 ,203
Sig. (2-tailed) ,314 ,439 ,915 ,398 ,181 ,692 ,348 ,291
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Soal
5
Pearson Correlation ,679**
,331 -,029 -,163 1 ,114 ,455* ,437
* ,656
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,079 ,881 ,398 ,556 ,013 ,018 ,000
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Soal
6
Pearson Correlation -,076 ,276 ,094 ,256 ,114 1 ,518**
,225 ,485**
Sig. (2-tailed) ,694 ,148 ,628 ,181 ,556 ,004 ,240 ,008
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Soal
7
Pearson Correlation ,526**
,485**
,095 ,077 ,455* ,518
** 1 ,561
** ,823
**
Sig. (2-tailed) ,003 ,008 ,624 ,692 ,013 ,004 ,002 ,000
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Soal
8
Pearson Correlation ,563**
,539**
,212 ,181 ,437* ,225 ,561
** 1 ,838
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,003 ,269 ,348 ,018 ,240 ,002 ,000
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29
total Pearson Correlation ,681**
,627**
,233 ,203 ,656**
,485**
,823**
,838**
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,223 ,291 ,000 ,008 ,000 ,000
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
210
Lampiran 9
HASIL UJI COBA REALIBILITAS INSTRUMEN TES KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,773 6
211
Lampiran 10
HASIL UJI COBA TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN TES
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
No No soal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 RES21 4 4 2 2 4 4 4 4
2 RES07 3 3 3 2 3 2 1 4
3 RES15 4 2 2 2 3 2 2 3
4 RES26 1 3 3 3 2 3 2 3
5 RES27 4 3 2 1 2 2 2 3
6 RES04 4 2 3 1 2 1 2 3
7 RES11 3 2 1 3 2 2 2 3
8 RES24 3 3 2 2 3 2 0 3
9 RES13 4 3 1 1 3 0 1 4
10 RES06 4 1 2 2 3 0 1 2
11 RES08 4 2 1 0 3 2 2 1
12 RES23 4 3 1 2 3 0 0 2
13 RES12 2 2 2 1 2 0 0 4
14 RES18 2 2 1 2 1 2 1 2
15 RES03 4 1 2 1 3 0 0 1
16 RES17 2 3 2 2 2 0 1 0
17 RES19 3 2 2 2 1 0 0 2
18 RES29 1 2 2 2 2 1 0 1
19 RES05 3 1 2 1 3 0 0 0
20 RES09 0 1 2 2 2 2 0 1
21 RES10 0 2 2 2 1 1 0 2
22 RES01 0 3 2 2 1 0 0 1
23 RES14 0 2 1 2 2 2 0 0
24 RES16 1 2 2 0 2 2 0 0
25 RES25 0 2 1 2 2 2 0 0
26 RES28 1 2 1 1 2 0 1 1
27 RES22 0 1 2 2 0 3 0 0
28 RES02 0 2 3 1 1 0 0 0
29 RES20 2 1 1 2 1 0 0 0
Total 63 62 53 48 61 35 22 50
P 0,54 0,53 0,45 0,41 0,52 0,30 0,18 0,43
Klasifikasi sedang sedang
sedang sedang sukar sedang
212
Lampiran 11
HASIL UJI COBA DAYA BEDA INSTRUMEN TES KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS MATEMATIS
Kelompok Atas
No Kode
Siswa
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 RES21 4 4 2 2 4 4 4 4
2 RES07 3 3 3 2 3 2 1 4
3 RES15 4 2 2 2 3 2 2 3
4 RES26 1 3 3 3 2 3 2 3
5 RES27 4 3 2 1 2 2 2 3
6 RES04 4 2 3 1 2 1 2 3
7 RES11 3 2 1 3 2 2 2 3
8 RES24 3 3 2 2 3 2 0 3
9 RES13 4 3 1 1 3 0 1 4
10 RES06 4 1 2 2 3 0 1 2
11 RES08 4 2 1 0 3 2 2 1
12 RES23 4 3 1 2 3 0 0 2
13 RES12 2 2 2 1 2 0 0 4
14 RES18 2 2 1 2 1 2 1 2
Total 46 35 26 24 36 22 20 41
Kelompok Bawah
No Kode
Siswa
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 RES01 0 3 2 2 1 0 0 1
2 RES14 0 2 1 2 2 2 0 0
3 RES16 1 2 2 0 2 2 0 0
4 RES25 0 2 1 2 2 2 0 0
5 RES28 1 2 1 1 2 0 1 1
6 RES22 0 1 2 2 0 3 0 0
7 RES02 0 2 3 1 1 0 0 0
8 RES20 2 1 1 2 1 0 0 0
9 RES16 1 2 2 0 2 2 0 0
10 RES25 0 2 1 2 2 2 0 0
11 RES28 1 2 1 1 2 0 1 1
213
12 RES22 0 1 2 2 0 3 0 0
13 RES02 0 2 3 1 1 0 0 0
14 RES20 2 1 1 2 1 0 0 0
Total 13 26 25 23 22 13 2 8
D 0,589 0,160 0,018 0,018 0,250 0,160 0,321 0,589
Baik Jelek - - Cukup Jelek Baik Baik
214
Lampiran 12
REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN UJI COBA INSTRUMEN
Nomor
soal
Vaiditas Realibilitas Tingkat
kesukaran
Daya
beda
Keterangan
1 Valid
0,773
Sedang Baik Digunakan
2 Valid Sedang Jelek Diperbaiki
5 Valid Sedang Cukup Digunakan
6 Valid Sukar Jelek Diperbaiki
7 Valid Sukar Baik Digunakan
8 Valid Sedang Baik Digunakan
215
Lampiran 13
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
KELAS EKSPERIMEN
Responden
Butir soal Total Nilai
1 2 3 4 5 6
RES01 4 3 3 2 2 3 17 70,83
RES02 2 3 2 2 4 3 16 66,67
RES03 3 3 3 2 4 4 19 79,17
RES04 2 2 3 2 1 2 12 50,00
RES05 2 3 2 4 2 3 16 66,67
RES06 3 2 3 2 2 2 14 58,33
RES07 2 2 3 2 1 2 12 50,00
RES08 2 2 3 2 0 3 12 50,00
RES09 2 2 2 2 3 3 14 58,33
RES10 4 2 3 2 4 3 18 75,00
RES11 3 2 2 2 3 4 16 66,67
RES12 2 2 2 2 3 3 14 58,33
RES13 1 2 2 2 2 1 10 41,67
RES14 3 2 2 3 2 4 16 66,67
RES15 3 3 3 3 3 4 19 79,17
RES16 1 1 2 1 2 1 8 33,33
RES17 2 2 2 2 2 1 11 45,83
RES18 1 1 2 1 2 1 8 33,33
RES19 3 2 3 2 0 3 13 54,17
RES20 3 3 3 2 2 4 17 70,83
RES21 3 2 4 3 3 3 18 75,00
RES22 2 3 3 2 2 2 14 58,33
RES23 2 1 2 2 2 0 9 37,50
RES24 3 3 3 2 2 4 17 70,83
RES25 3 2 1 3 3 3 15 62,50
RES26 3 2 2 3 4 3 17 70,83
RES27 3 2 2 2 2 4 15 62,50
RES28 2 3 0 0 3 3 11 45,83
RES29 2 2 2 2 3 3 14 58,33
RES30 3 2 3 1 2 3 14 58,33
RES31 2 2 3 2 2 4 15 62,50
RES32 3 3 3 3 4 4 20 83,33
RES33 2 3 3 2 2 3 15 62,50
RES34 2 2 2 2 3 3 14 58,33
RES35 2 3 1 3 2 3 14 58,33
TOTAL 85 79 84 74 83 99 504
216
Lampiran 14
HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
KELAS KONTROL
Responden
Butir soal Total Nilai
1 2 3 4 5 6
RES01 2 2 3 1 2 3 13 54,17
RES02 4 3 2 2 2 3 16 66,67
RES03 3 3 3 3 2 4 18 75,00
RES04 3 2 3 0 0 2 10 41,67
RES05 0 2 3 3 2 2 12 50,00
RES06 2 1 0 2 3 0 8 33,33
RES07 3 1 2 2 2 2 12 50,00
RES08 2 0 2 2 1 2 9 37,50
RES09 2 1 2 2 0 3 10 41,67
RES10 2 1 1 0 0 2 6 25,00
RES11 1 2 3 2 0 0 8 33,33
RES12 2 2 3 2 0 2 11 45,83
RES13 2 3 2 2 3 3 15 62,50
RES14 3 2 2 2 0 3 12 50,00
RES15 2 2 2 1 3 2 12 50,00
RES16 2 2 2 2 2 2 12 50,00
RES17 3 2 3 0 2 2 12 50,00
RES18 1 3 2 2 0 2 10 41,67
RES19 2 2 2 2 2 2 12 50,00
RES20 2 2 3 0 2 2 11 45,83
RES21 2 2 2 2 2 3 13 54,17
RES22 1 0 2 1 2 0 6 25,00
RES23 1 1 2 1 0 2 7 29,17
RES24 3 1 2 1 3 3 13 54,17
RES25 2 0 2 0 3 2 9 37,50
RES26 4 3 2 3 3 3 18 75,00
RES27 2 1 1 0 3 2 9 37,50
RES28 2 2 2 2 3 2 13 54,17
RES29 2 2 3 1 2 3 13 54,17
RES30 3 3 2 2 2 4 16 66,67
RES31 2 2 4 2 2 3 15 62,50
RES32 3 2 3 1 2 3 14 58,33
RES33 2 2 2 0 0 2 8 33,33
RES34 2 2 2 0 0 2 8 33,33
RES35 2 2 2 1 3 2 12 50,00
RES36 2 1 2 0 0 1 6 25,00
Total 78 64 80 49 58 80 409
217
Lampiran 15
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL DENGAN SPSS
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
NILAI Eksperimen Mean 14,40 ,512
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 13,36
Upper Bound 15,44
5% Trimmed Mean 14,47
Median 14,00
RESiance 9,188
Std. Deviation 3,031
Minimum 8
Maximum 20
Range 12
Interquartile Range 5
Skewness -,380 ,398
Kurtosis -,218 ,778
Kontrol Mean 11,36 ,530
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 10,28
Upper Bound 12,44
5% Trimmed Mean 11,29
Median 12,00
RESiance 10,123
Std. Deviation 3,182
Minimum 6
Maximum 18
Range 12
Interquartile Range 4
Skewness ,169 ,393
Kurtosis -,395 ,768
218
Lampiran 16
HASIL UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL DENGAN SPSS
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
NILAI Eksperimen ,162 35 ,021 ,966 35 ,349
Kontrol ,135 36 ,095 ,964 36 ,277
a. Lilliefors Significance Correction
HASIL UJI HOMOGENITAS KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL DENGAN SPSS
Levene's Test of Equality of Error RESiancesa
Dependent RESiable: NILAI
F df1 df2 Sig.
,182 1 69 ,671
219
Lampiran 17
HASIL UJI HIPOTESIS DENGAN UJI T PADA SPSS
Independent Sample Test
t-test for Equality of Means
t df
Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Nilai
Equal Variances
assumed 4,118 69 ,000 3,039 ,738
Equal Variances
not assumed 4,121 68,889 ,000 3,039 ,737
220
Lampiran 18