PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP...

235
PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Rangka Penulisan Skripsi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Disusun Oleh : RENDY MUTIARA PURI NIM : 1112017000063 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP...

Page 1: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM)

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

KRITIS MATEMATIS

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Rangka Penulisan Skripsi

Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Disusun Oleh :

RENDY MUTIARA PURI

NIM : 1112017000063

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
Page 3: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
Page 4: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
Page 5: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

i

ABSTRAK

Rendy Mutiara Puri (1112017000063), Pengaruh Inquiry Training Model

(ITM) Terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Skripsi jurusan

Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran Inquiry

Training Model terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Penelitian

ini dilakukan pada salah satu SMPN di kota Tangerang Selatan pada siswa kelas

VIII tahun ajaran 2016/2017. Indikator berpikir kritis yang digunakan pada

penelitian ini yaitu: (a)memfokuskan pertanyaan, (b)menaganalisis argumen,

(c)membuat kesimpulan, (d) memutuskan suatu tindakan. Metode penelitian yang

digunakan yaitu quasi eksperimen dengan desain randomized post test only

control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random

sampling. Sampel terdiri dari 35 siswa kelas eksperimen dan 36 siswa kelas

kontrol. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji-t dengan α = 5%

diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00 yang bernilai kurang dari α. Hal ini

menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan

menggunakan Inquiry training model (ITM) lebih tinggi dibandingkan dengan

model konvensional.

Kata kunci : Inquiry Training Model, ITM, Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis.

Page 6: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

ii

ABSTRACT

Rendy Mutiara Puri (1112017000063), The Effect of Inquiry Training Model

(ITM) towards Students’ Matematic critical thinking skill. Thesis of

Mathematics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teacher, Syarif

Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2018.

The aim of this research is to analyze the effect of Inquiry Training Model

learning towards students' mathematic critical thinking skills. This research was

conducted at one of the SMPNs in the city of South Tangerang in class VIII

students academic year 2016/2017 school year. The indicators of critical thinking

that measured in this study are, (a) focusing questions, (b) analyzing arguments,

(c) making conclusions, (d) deciding an action. The research method used is quasi

experiment with randomized post test only control group design. Sampling using

cluster random sampling technique. The sample consisted of 35 experimental

class students and 36 control class students. Based on the results of testing the

hypothesis with the t-test at α = 5% was obtained a significance value is 0.00

which is less than α. This shows that students' mathematic critical thinking using

the Inquiry training model (ITM) is higher than conventional models.

Keywords : Inquiry Training Model, ITM, Mathematic Critical Thinking

Page 7: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyesaikan skripsi ini dengan

sebaik-baiknya. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya yang setia

sampai akhir zaman. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan pada program studi pendidikan matematika. Selama penulisan skripsi

ini tentunya kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas. Namun berkat

dorongan dan masukan yang positif dari berbabagai pihak yang membantu

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena, penulis

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Kadir M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Abdul Muin, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika

sekaligus Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing saya

selama saya menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen

Pembimbing I yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Eva Musyrifah, S.Pd.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan

arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika yang telah

memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama

mengikuti perkuliahan.

6. Ibu Vivi, S.pd, selaku guru pamong yang telah banyak membantu penulis

selama penelitian berlangsung.

Page 8: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

iv

7. Siswa/i kelas VIII-7 dan VIII-8 SMP Negeri18 kota Tangerang Selatan,

yang telah bersikap kooperatif selama proses penelitian.

8. Teristimewa kepada orang tua penulis yang senantiasa memberikan

motivasi dan dukungan baik moril dan materil, serta doa yang tiada henti

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat saya, Hardiyanti S.Pd dan Dwimar Laksono, S.Pd yang

selalu mengingatkan, tak lupa pula Mia istiqomah akan selesai tapi belum

selesai.

10. Teman gang bacang, Mauludin Hafiz Alhadi, S.Pd, Faris Fathan, S.Pd,

Hamzah Robbani, Aziz Muhtasyam, S.Pd, Fathul Primal Yakin, S.Pd,

Nanda Rafli dan ahmad yang menjadi partner dalam bermain.

11. Teman Jabluk, Agung Wicaksono, S.Pd, Yayang Mahendra Djamin, S.pd,

Lava Himawan, S.Pd, Harun SS,Pd (Soon S.Pd) yang menjadi teman

disaat yang dibutuhkan.

12. Teman-teman seperjuangan satu bimbingan siti fauziah ramah, S.Pd, Desy

Sumanti, S.pd, Asti Niswatusholiha,S.Pd. Lisfa Novianti, Mia Istiqomah,

Hani, S.Pd

13. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan

2012, terimakasih atas kebersamaan, canda tawa selama ini, semoga

silaturahmi ini tetap terjaga.

14. Kakak kelas angkatan 2011 yang selalu memberikan motivasi dan

mengingatkan penulis serta adik kelas angkatan 2013, 2014 dan 2015

terimakasih untuk doa serta memberikan dukungan kepada penulis

15. Teman-teman dan Adik-adik organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Matematika 2014/2015 khususnya anggota divisi

Kemahasiswaan Elke, Fatimah dan Fadil. Terimakasih atas kerjasama dan

pengalaman yang telah kita lakukan bersama.

16. Nurmia sakinah yang membantu menyemangati penulis dalam suka

maupun duka selama pengerjaan skripsi

Page 9: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

v

17. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala jasa dan

amal kebaikan yang diberikan kepada penulis.

Ucapan terimakasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya tidak

disebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan, masukan dan

doanya diterima sebagai amal baik oleh Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan. Sehingga

penulis meminta saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak agar

kemampuan penulis lebih berkembang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat

berguna khususnya bagi penulis pribadi dan umumnya kepada pembaca.

Jakarta , 29 November 2018

Penulis

Rendy Mutiara Puri

Page 10: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ....................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................... 8

A. Landasan Teoritis ........................................................................... 8

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ................................... 8

2. Indikator Berpikir Kritis .......................................................... 11

3. Pembelajaran Inkuiri ................................................................ 13

4. Inquiry Training Model ........................................................... 16

5. Model Pembelajaran Konvensional ......................................... 20

B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 21

C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 23

D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 27

B. Metode Penelitian ............................................................................... 27

C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 27

D. Desain Penelitian ................................................................................ 28

Page 11: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

vii

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................................... 29

F. Instrumen Penelitian ........................................................................... 30

G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 40

H. Hipotesis Statistik ............................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 45

A. Deskripsi Data ............................................................................... 45

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ....................... 45

2. Proses Pembelajaran di Kelas ................................................. 56

B. Analisis Data ................................................................................. 63

1. Uji Prasyarat ............................................................................ 64

2. Uji Hipotesis ........................................................................... 65

C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 66

D. Keterbatasa Peneliti ...................................................................... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 70

A. Kesimpulan ................................................................................... 70

B. Saran ............................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 75

Page 12: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis .................... 12

Tabel 2.2 Pembelajaran Inkuiri ....................................................................... 14

Tabel 3.1 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis............................................ 30

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis... 31

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis............. 35

Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Realibitas Instrumen ......................................... 37

Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis 38

Tabel 3.6 Hasil Daya Beda Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ............... 39

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen ...................... 40

Tabel 4.1 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa ................ 45

Tabel 4.2 Hasil Ketercapaian Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa ............................................................................................... 47

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa 64

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa ................................................................................................ 65

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Independent Sample Test ................................................................................ 65

Page 13: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................ 26

Gambar 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 28

Gambar 4.1 Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa ........................................................................................... 48

Gambar 4.2 Jawaban Siswa untuk Indikator Memfokuskan Pertanyaan ........ 49

Gambar 4.3 Jawaban Siswa untuk Indikator Memfokuskan Pertanyaan ......... 50

Gambar 4.4 Jawaban Siswa untuk Indikator Menganalisis Argumen ............ 52

Gambar 4.5 Jawaban Siswa untuk Indikator Mengnalisis Argumen .............. 53

Gambar 4.6 Jawaban Siswa untuk Indikator Membuat Kesimpulan ............... 54

Gambar 4.7 Jawaban Siswa untuk Indikator Memutuskan Suatu Tindakan .... 56

Gambar 4.8 Ilustrasi dan Jawaban Siswa Merumuskan Permasalahan .......... 58

Gambar 4.9 Jawaban Siswa Pada Tahap Data Gathering-Verification ........... 59

Gambar 4.10 Jawaban Siswa pada Tahap Data Gathering Experimentation . 60

Gambar 4.11 Jawaban Siswa pada Tahap Formulating Explanation ............. 61

Gambar 4.12 Jawaban Siswa pada Tahap Analysis of the Inquiry Proses ..... 62

Page 14: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen........................................................... 75

Lampiran 2 : RPP Kelas Kontrol ................................................................. 115

Lampiran 3 : LKS Kelas Eksperimen .......................................................... 146

Lampiran 4 : Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Siswa ...................................................................................... 199

Lampiran 5 : Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ......... 200

Lampiran 6 : Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis .............................................................................. 204

Lampiran 7 : Kriteria Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis .............................................................................. 205

Lampiran 8 : Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis Siswa .......................................................... 209

Lampiran 9 : Hasil Uji Coba Realibilitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis Siswa .......................................................... 210

Lampiran 10 : Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan

Berpikir Kritis Matematis Siswa ............................................ 211

Lampiran 11 : Hasil Uji Coba Daya Beda Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis ..................................................................... 212

Lampiran 12 : Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen ............. 214

Lampiran 13 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas

Eksperimen ............................................................................. 215

Page 15: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

xi

Lampiran 14 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas

Eksperimen ............................................................................. 216

Lampiran 15 : Hasil Analisis Deskriptif Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

Dengan Spss ........................................................................... 217

Lampiran 16 : Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

dengan Spss ............................................................................ 218

Lampiran 17 : Hasil Uji Hipotesis Dengan Uji T Pada Spss ......................... 219

Lampiran 18 : Surat Keterangan Penelitian ................................................... 220

Page 16: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan unsur penting dalam memajukan suatu bangsa, karena

dengan adanya pendidikan yang bagus maka akan terbentuk generasi baru

berkualitas tinggi yang dapat memajukan bangsa dan negara. Pendidikan dalam

suatu negara akan mempengaruhi kompetensi generasi baru yang akan

berhadapan dengan negara lainnya, tanpa adanya generasi yang berkualitas maka

suatu negara akan tertinggal dari negara-negara lainnya.

Komponen penting dalam pendidikan adalah kurikulum pendidikan.

Permendikbud No. 81 A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum,

menyatakan bahwa salah satu kebutuhan kompetensi masa depan yang diperlukan

setiap peserta didik adalah berpikir kritis1. Kurikulum yang telah ditetapkan di

Indonesia memuat banyak aspek sehingga dapat mengembangkan generasi muda

yang berkompeten untuk masa depan. Salah satu aspek penting yang harus

dikembangkan dalam pendidikan adalah kemampuan berpikir kritis.

Kemampuan berpikir kritis secara umum dapat diartikan seperti seseorang

yang tidak mudah mempercayai kebenaran suatu informasi, karena perlu adanya

pertimbangan-pertimbangan lain untuk menyatakan suatu kebenaran. Kemampuan

ini dibutuhkan siswa terutama pada pelajaran matematika, karena dalam

matematika sering diberikan banyak data, infomasi yang terkadang bukannya

membantu kita dalam menyelesaikan sebuah soal atau kasus, justru sebaliknya

membuat kita terjebak. Berpikir kritis membuat siswa dapat berpikir secara logis

dan analisis berdasarkan sebuah data sehingga mampu membangun

pengetahuannya dan membuat keputusan secara sempurna. Oleh karena itu,

kemampuan berpikir kritis dan matematika tidak dapat dipisahkan, karena saat

1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Mentri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A tahun 2013 tentang Implementasi

kurikulum, 2016, h. 7, (http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendikbud81A-

2013ImplementasiK13Lengkap.pdf).

Page 17: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

2

kita belajar matematika maka kita dituntut untuk bisa berpikir kritis, sehingga

kemampuan berpikir kritis matematis (KBKM) perlu dilatih.

Berpikir kritis akan membantu seseorang untuk memecahkan masalah dalam

kehidupan seperti membuat alasan, argumen ataupun membuat sebuah keputusan.

Kemampuan berpikir kritis ini penting karena dapat membuat seseorang berpikir

secara efektif dalam mengevaluasi dan menggunakan sebuah keputusan.2

Pentingnya kemampuan berpikir kritis sudah disadari secara global, dengan

adanya pernyataan Dewan Nasional Guru Matematika atau NCTM. NCTM

menyatakan bahwa kemampuan tersebut untuk setiap kelas di CCSM (the

Common Core Standards for Mathematics) tidak akan benar-benar dikuasai, dan

pemahaman akan berumur pendek tanpa ketekunan, penalaran, berpikir kritis, dan

pengambilan akal.3 Hal tersebut menunjukan bahwa KBKM perlu ditingkatkan

bukan hanya untuk meningkatkan prestasi siswa di sekolah namun untuk

meningkatkan pemahaman guna menghadapi persaingan global di masa

mendatang, karena kemampuan berpikir kritis sudah menjadi standar pendidikan

internasional.

Hasil PISA tahun 2012 kemampuan matematika peserta didik Indonesia

menempati peringkat 64 dari 65 negara dengan skor 375.4 Hasil penelitian PISA

tentang matematika secara dikategorikan menjadi 2 yang pertama share of low

achiever in mathematics (dibawah level 2) memuat kemampuan untuk mengambil

informasi dari dari satu sumber, mengggunakan rumus dan algoritma sederhana,

dan yang kedua share of top performance in mathematics (level 5 atau 6) memuat

kemampuan untuk mengolah situasi yang komplek, menggunakan strategi yang

luas, mengembangkan kemampuan berpikir dan memberikan kemampuan

memberikan alasan/berargumen5. Peringkat tersebut dipengaruhi oleh pencapaian

peserta didik dalam menjawab soal pada level 5 atau level 6 yang rendah.

2 Ali Hamzah, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2014), hal. 38. 3 NCTM, STEM Gives Meaning to Mathematics , 2017,

http://www.nctm.org/Publications/teaching-children-mathematics/2015/Vol21/Issue7/STEM-

Gives-Meaning-to-Mathematics/ 4 OECD, PISA 2012 Results In Focus, 2016, h. 4-5,

(http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf). 5Ibid.,

Page 18: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

3

Perolehan pada level 5 atau 6 yaitu 0,3% sedangkan rata-rata negara lain yaitu

12,6%. Hal tersebut bertolak belakang dengan pencapaian pada level dibawah

level 2 sangat tinggi yaitu 75,7% dan sedangkan rata-rata negara lain yaitu 23%.6

Hasil PISA tahun 2015 menempatkan kemampuan matematika peserta didik

Indonesia di urutan ke 62 dari 70 peserta dengan rata-rata sebesar 386.7 Nilai pada

level share of top performance mendapatkan nilai 0.8% jauh dari rata- rata yang

sebesar 15.3% sedangkan pada level share of low achievement mendapatkan nilai

42.3% yang lebih tinggi dari persentase negara lain yaitu 13.0%.8

Berdasarkan dua data PISA terakhir menunjukan bahwa Indonesia

memiliki nilai yang rendah pada level 5 dan level 6. Rendahnya nilai ini

menunjukan bahwa siswa Indonesia tidak dapat mengerjakan situasi yang

kompleks, penggunaan strategi yang luas, dan membuat suatu alasan yang logis.

Berbeda dengan nilai pada level tinggi, siswa Indonesia mendapatkan nilai yang

tinggi pada level rendah level 2 yang artinya siswa Indonesia dapat mengambil

informasi dari satu sumber, menggunakan algoritma dan rumus-rumus dasar untuk

memecahkan masalah. Berdasarkan data tersebut kemampuan siswa Indonesia

sangat tinggi pada kemampuan berpikir tingkat rendah yang bersifat hafalan,

sedangkan pada kemampuan tingkat tinggi sangat rendah. Sehingga perlu adanya

upaya dalam peningkatan kemampuan berpikir tinggi. Salah satu kemampuan

tingkat tinggi yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan berpikir kritis

matematis (KBKM).

Pra penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniawati dan Utami mengenai

KBKM di salah satu MTS di Kota Tangerang Selatan menunjukan bahwa KBKM

siawa rendah, karena hanya kurang dari 12% yang mendapatkan skor baik, dan

sisanya rendah bahkan buruk karena tidak diisi.9 Kemampuan berpikir kritis

dengan menggunakan model konvensional yang ada di sekolah tersebut terdapat 3

6 Ibid.,

7 OECD, PISA 2015 In Focus, 2017, h. 5, (https://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-

in-focus.pdf) 8 Ibid.,

9 Kurniawati dan Utami, “Pengaruh Model Penemuan dengan Strategi Heuristik

terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”, Prosiding pada KNPM V Malang : IndoMS dan

Jurusan Pendidikan Matematika UM, 2016, h. 210, tersedia

(http://fmipa.um.ac.id/index.php/component/attachments/download/139.html).

Page 19: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

4

indikator yang rendah yaitu pada indikator inference, Advance Clarification,

Strategy and Tactics sebesar 23,60%, 22,25%, 11,75%.10

Selain penelitian oleh

Kurniawati dan Utami, ada juga penelitian oleh Rohmatin dan Rahmawati di salah

satu sekolah yang berada di Jawa Timur, pada indikator FRISCO pada tahap

pemecahan masalah polya, secara umum siswa kurang dapat memberikan

penjelasan yang logis, dan dari semua langkah kurang terdapat kemampuan untuk

memberikan kesimpulan.11

Melihat pentingnya KBKM dan fakta mengenai

rendahnya kemampuan ini maka diperlukan suatu alternatif yang dapat digunakan

agar dapat meningkatkan KBKM siswa.

Model pembelajaran yang sering kali dipakai oleh guru adalah expository.

Model expository lebih menekankan penyampaian materi dalam bentuk ceramah.

Model ceramah lebih sering membuat siswa menelan mentah-mentah informasi

yang disampaikan oleh guru, tanpa dibedakan apakah informasi itu salah atau

benar, dipahami atau tidak, sehingga menghambat daya kritis siswa.12

Oleh sebab

itu perlu adanya alternatif model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif

dalam memaksimalkan kemampuannya, terutama KBKM siswa.

Salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam

pembelajaran adalah model pembelajaran Inquiry. Pembelajaran inquiry akan

memaksimalkan seluruh kemampuan siswa secara mendalam untuk mencari dan

menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis, logis, analitis yang mengakibatkan

peserta didik dapat merumuskan penemuannya dengan lebih percaya diri.13

Pembelajaran Inkuiri pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses

berpikir karena melibatkan seluruh kemampuan siswa dalam menerima informasi

yang diperoleh secara kritis untuk menentukan sebuah kesimpulan maupun

aturan-aturan.

10

Ibid., 11

Rohmatin dan Rahmawati, Profil Berpikir Kritis Siswa Smp Dalam Memecahkan

Masalah Matematika Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk Sebagai Upaya Dasar Menentukan

Strategi Pembelajaran, 2016,h. 30, (http://lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/5-dian-

novita-rohmatin-KL1.pdf). 12

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), h. 201. 13

Iif Khoiru Ahmadi, et.al., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT

Prestasi Pustakaraya,2011), h. 25.

Page 20: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

5

Inquiry Training Model (ITM) adalah salah satu model pembelajaran inkuiri

yang terpusat pada aktivitas siswa. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh

tokoh bernama Richard Suchman.14

ITM adalah pembelajaran inkuiri kooperatif

yang memerlukan diskusi dalam menggali informasi untuk mendapatkan dasar-

dasar yang kuat dalam pengembangan pengetahuannya. Pembelajaran ini

menekankan siswa untuk bertanya berdasarkan informasi yang diperoleh dan guru

bertugas untuk mengontrol kegiatan siswa.

Penggunaan ITM pada saat pembelajaran akan membuat siswa dihadapkan

langsung pada masalah dan dilatih untuk mengidentifikasi suatu permasalahan

serta mengumpulkan informasi dengan cara mengeksplorasi. Siswa akan banyak

mencari infomasi dan berdiskusi untuk membuat pertanyaan-pertanyaan. Setelah

informasi telah terkumpul, siswa diminta menganalisis informasi tersebut dan

membuat sebuah kesimpulan yang tepat. Proses dalam model ini akan

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian

dengan judul “PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM)

TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS”.

B. Identifikasi Masalah

Jika melihat latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka masalah

tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Pentingnya kemampuan berpikir kritis matematis (KBKM).

2. KBKM siswa di Indonesia masih rendah.

3. Penerapan pembelajaran disekolah kurang memberikan kebebasan siswa

untuk berpikir sehingga kurang efektif untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis.

14

Siddiqui, Mujibul Hasan, Maret 2013, “Inquiry Training Model of Teaching : A Search

of Learning”, International Journal Science Research , Volume: 2, Issue : 2. h.108

Page 21: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

6

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini terfokus menjadi 3 sebagai berikut:

1. Pembelajaran inkuiri suchman yang dipilih pada penelitian ini adalah

Inquiry Training Model yaitu pembelajaran dengan memberikan

pertanyaan sederhana “ya” atau “tidak” untuk mengumpulkan informasi

untuk menyelesaikan permasalahan yang didasari oleh alasan atau

argument yang kuat/logis .

2. KBKM siswa yang diukur terfokus pada 4 indikator, yaitu :

a. Memfokuskan pertanyaan.

b. Menganalisis argumen

c. Membuat induksi.

d. Memutuskan suatu tindakan

3. Penelitian dilakukan pada siswa di salah satu SMP N di Kota Tangerang

Selatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka dapat

rumusan masalah yang dibuat sebagai berikut:

1. Bagaimanakah KBKM siswa yang menggunakan pembelajaran Inquiry

Training Model (ITM) ?

2. Bagaimanakah KBKM siswa yang menggunakan model pembelajaran

Konvensional?

3. Apakah KBKM siswa yang menggunakan Inquiry Training Model (ITM)

lebih tinggi dibandingkan KBKM siswa yang menggunakan

konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui KBKM siswa yang menggunakan pembelajaran Inquiry

Training Model (ITM).

Page 22: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

7

2. Mengetahui KBKM siswa yang menggunakan model pembelajaran

Konvensional.

3. Mengetahui perbandingan KBKM siswa yang menggunakan Inquiry

Training Model (ITM) dan yang menggunakan konvensional.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, diantaranya adalah:

1. Bagi Guru

ITM akan menjadi salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan

dalam pembelajaran dalam meningkatkan KBKM siswa.

2. Bagi Sekolah

Pembelajaran Inquiry Training Model dapat dijadikan sebagai referensi

untuk meningkatkan KBKM siswa.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti mengenai hubungan Inquiry Training

Model (ITM) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

4. Bagi Pembaca

Penelitian ini akan menambah informasi bagi pembaca untuk

dikembangkan/diteliti lebih lanjut.

Page 23: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

8

BAB II

LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teoritis

Di bawah ini akan membahas mengenai beberapa teoritis para ahli

yang dapat membantu penelitian ini. Teori yang dibahas berkaitan dengan

kemampuan berpikir kritis matematis (KBKM) dan pembelajaran Inquiry

Training Model (ITM).

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM)

Sebelum memahami apa itu berpikir kritis maka akan dijelaskan arti

dari berpikir. Berpikir secara umum didefinisikan oleh Gilmer, ia

mengungkapkan bahwa berpikir adalah aktivitas memecahkan masalah dan

penggunaan ide-ide atau lambang-lambang sebagai aktivitas yang terlihat

secara fisik.1 Seseorang yang berpikir biasanya akan terlihat hasil yang

nyata dalam bentuk ide maupun konsep dalam upaya yang terlihat secara

jelas, namun ada kalanya juga terdapat proses berpikir yang sering kali tak

terlihat. Berpikir juga didefiniskan oleh Garret, ia menyatakan bahwa

berpikir merupakan perilaku seseorang yang sering kali tidak terlihat dan

setengah terlihat didalam lambang atau gambaran, ide, konsep2.

Sejalan dengan pendapat Gilmer dan Garret, Kuswana berpendapat

bahwa berpikir secara umum melibatkan kesadaran dan subjektivitas

individu yang didasari oleh asumsi aktivitas mental dan intelektual3.

Berpikir menjadi dasar bagi manusia untuk bertindak dalam melakukan

sesuatu. Pada proses pembelajaran, kemampuan berpikir dapat dilatih

dengan menambah pengalaman serta latihan-latihan yang bermakna.

1 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011) h 2 2 Ibid.

3 Ibid.

Page 24: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

9

Menurut Peter Reason berpikir adalah proses mental yang lebih dari

sekedar mengingat dan memahami, karena proses tersebut hanya berpikir

secara pasif.4 Berpikir membuat seseorang senantiasa mencari informasi

dan terus mengembangkan pemahaman sampai pada proses menemukan

solusi baru dari persoalan yang sedang dihadapi.5 Sehingga proses berpikir

lebih dari kegiatan mengingat atau menghafal, berpikir merupakan proses

yang terus berkelanjutan untuk mencari pemahaman atau ilmu baru yang

digunakan untuk mencari solusi lain untuk dari permasalahan.

Berpikir menurut Pail Mussen dan Mark R. Rossenzweig adalah

bermacam-macam aktivitas yang mengarah dalam memanipulasi konsep

dan lambang serta penyajian objek.6 Berpikir merupakan proses yang

kompleks dan non algoritmik dimulai dengan pembentukan pengertian,

pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan.7 Berpikir merupakan

aktifitas memanipulasi konsep dan lambang, operasi mental, klasifikasi,

induksi, deduksi dan penalaran suatu data untuk mendapatkan suatu

pengertian, membuat pendapat berdasarkan pemahaman yang diperoleh

sehingga mampu mebuat sebuah kesimpulan. Dari pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa berpikir adalah proses sadar berkelanjutan yang lebih

dari sekedar mengingat dan memahami, namun adanya proses kompleks

dalam pengolahan data atau memanipulasi lambang untuk menentukan

suatu tindakan.

Kemampuan berpikir kritis adalah salah satu kemampuan berpikir

tingkat tinggi. Kemampuan berpikr kritis seharusnya dimiliki oleh setiap

siswa untuk mempersiapkan diri dalam menghadapai permasalahan

kehidupan, karena berpikir kritis ini merupakan dasar seseorang untuk

4Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 230. 5 Ibid.,

6 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Matematika, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), h. 37 7 Ibid,.

Page 25: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

10

mengambil keputusan yang berdasarkan analisis data/informasi dan

pengetahuan yang telah didapat.

Hamzah dan Muhlisrarini dalam bukunya menyatakan bahwa berpikir

kritis pada peserta didik menyebabkan peserta didik tidak menerima hasil

perhitungan dari suatu masalah begitu saja, namun ia paham kebenarannya

berdasarkan analisa kenapa solusi itu bisa terbentuk.8 Berpikir kritis juga

dijelaskan oleh Gerhand sebagai “proses kompleks yang melibatkan

penerimaan dan penguasaan data, analisis data, evaluasi data, dan

mempertimbangkan aspek kualitatif dan kuantitatif serta membuat seleksi

atau membuat keputusan berdasarkan hasil evaluasi”.9 Seseorang yang

berpikir kritis tidak menerima solusi atau keputusan begitu saja, karena

perlu mengetahui bagaimana solusi itu terbentuk yang melibatkan proses

penerimaan data, mengolah data, analisis data dan evaluasi data untuk

membuat menghasilkan sebuah solusi atau keputusan.

Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah yang digunakan

seseorang untuk menyelesaikan sebuah masalah, menerima

pendapat/informasi dan untuk memutuskan suatu keputusan. Seseorang

yang memiliki kemampuan ini mampu membedakan argumen yang benar

atau tidak dan tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan.

Ennis dalam Fisher mendefinisikan berpikir kritis adalah “pemikiran

yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang

mesti dipercaya atau dilakukan”.10

Senada dengan pernyataan Ennis, Glazer

merumuskan berpikir kritis dalam matematika sebagai kemampuan untuk

dapat menggunakan kemampuan sebelumnya, penalaran matematika, dan

strategi kognitif untuk menggeneralisasi, membuktikan, atau mengevaluasi

8 Ali Hamzah dan Muhlisrarini, op.cit., h. 38

9 Dina Mayadiana Suwarma, Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan

berpikir kritis matematika, (Jakarta: Penerbit Cakrawala Maha Karya, 2009), h. 11 10

Alec Fisher. Berpikir kritis Sebuah pengantar. Penerjemah, Benyamin H.

(Jakarta: Erlangga, 2008), h. 4

Page 26: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

11

situasi-situasi yang tidak familiar secara reflektif.11

Ketika seseorang

pemikir kritis menemui permasalah matematika, ia akan menggunakan

pengetahuan sebelumnya yang masuk akal dan reflektif untuk membuat

sebuah kesimpulan atau keputusan yang tepat.

Glaser dalam Alec Fisher menjabarkan ciri-ciri kemampuan berpikir

kritis sebagai berikut:12

a. Sikap berpikir mendalam mengenai masalah-masalah dan hal-hal

yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang

b. Pengetahuan beberapa metode pemeriksaan dan penalaran yang

logis

c. Menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau

pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan

kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya

2. Indikator Berpikir Kritis

Indikator berpikir kritis sangat penting dalam penelitian ini, karen

indikator dapat dijadikan sebagai alat ukur suatu kemampuan berpikir

kritis.Berikut ini beebrapa indikator menurut para ahli.

Indikator berpikir kritis menurut Edward Glaser dalam Alec Fisher,

diantaranya yaitu: 13

a. Mengenal masalah.

b. Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-

masalah itu.

c. Mengumpulkan data dan menyusun informasi yang diperlukan.

d. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan.

e. Memahami dan menggunakan bahasa secara tepat, jelas dan khas.

f. Menganalisis data.

g. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan.

h. Mengenal adanya hubungan yang logis antar masalah-masalah.

i. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang

diperlukan.

11

Dina Mayadiana Suwarma . Op.cit., h. 16 12

Alec Fisher. Op.cit., h. 3 13

Ibid., h. 7

Page 27: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

12

j. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang

seseorang ambil.

k. Menyusun kembali pola-pola kenyakinan seseorang berdasarkan

pengalaman yang lebih luas.

l. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal yang kualitas-

kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan Suwarma dalam bukunya menjelaskan terdapat 12

indikator kemampuan berpikir menurut Ennis (1985) yang dikelompokkan

menjadi 5 aspek kemampuan berpikir kritis, yaitu14

:

a. Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification),

b. Membangun keterampilan dasar (basic support),

c. Membuat inferensi (inferring),

d. Membuat penjelasan lebih lanjut (advance clarification),

e. Mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics)

Kelima kelompok indikator keterampilan berpikir kritis tersebut

diuraikan lebih lanjut pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1

Tabel Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis

No Aspek berpikir kritis Indikator Berpikir kritis

1

Memberikan

penjelasan sederhana

Memfokuskan pertanyaan

Menganalisis argumen

Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi

dan pertanyaan yang menantang

2

Membangun

keterampilan dasar

Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria)

suatu sumber

Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil

observasi

3

Menyimpulkan

Membuat deduksi dan mempertimbangkan

hasil deduksi

14

Dina Mayadiana Suwarma, Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan

berpikir kritis matematika, (Jakarta: Penerbit Cakrawala Maha Karya, 2009) h. 13-16

Page 28: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

13

Membuat induksi dan mempertimbangkan

induksi

4

Membuat penjelasan

lebih lanjut

Membuat dan mempertimbangkan nilai

keputusan

Mendefinisikan istilah, mempertimbangkan

definisi

Mengidentifikasi asumsi

5 Mengatur strategi

dan taktik

Memutuskan suatu tindakan

Berinteraksi dengan orang lain

Dari berbagai pengertian dan konsep di atas maka dapat disimpulkan

bahwa kemampuan berpikir kritis matematis adalah kemampuan yang

dimiliki seseorang untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis argument

berdasarkan data, menarik sebuah kesimpulan dari membuat keputusan

untuk menyelesaikan masalah matematis.

Berdasarkan indikator yang yang dikemukakan oleh para ahli, peneliti

akan membatasi indikator berpikir kritis, diantaranya adalah:

a. Memfokuskan pertanyaan

Membuat pertanyaan yang spesifik/tepat mengenai masalah yang

ditentukan.

b. Menganalisis argumen

Menganalisis argumen yang tepat berdasarkan teori/ konsep

matematika.

c. Membuat kesimpulan (induksi)

Membuat kesimpulan umum berdasarkan data yang bersifat khusus.

d. Memutuskan suatu tindakan

Memutuskan suatu tindakan yang tepat dengan konsep matematika.

3. Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri juga disebut proses umum yang dilakukan manusia untuk

mencari dan memahami informasi, sehingga inkuiri dalam pembelajaran

menuntut pemeriksaan dan penyelidikan yang mendalam. Jadi

Page 29: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

14

pembelajaran inkuiri adalah model yang membawa siswa secara aktif

untuk menyelidiki suatu permasalahan guna mencari solusi.

Langkah-langkah pembelajaran inkuiri sebagai berikut15

:

1. Orientasi

2. Merumuskan masalah

3. Mengajukan hipotesis

4. Mengumpulkan data

5. Menguji hipotesis

6. Merumuskan kesimpulan

Ke-enam langkah ini dijelaskan pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Tabel pembelajaran Inkuiri

No Langkah Inkuiri Penjelasan

1 Orientasi Persiapan kondisi siswa, penjelaskan

topik, tujuan dan hasil.

Penjelasan langkah-langkap

pembelajaran.

Pemberian motivasi pembelajaran.

2 Merumuskan

masalah

Memberikan masalah yang menarik untuk

diselesaikan dan mempunyai jawaban

pasti, serta mengandung konsep-konsep

yang telah diketahui. Masalah tersebut

harus dipecahkan oleh siswa sendiri.

3 Meumuskan

hipotesis

Memberikan jawaban/ solusi sementara.

4 Mengumpulkan

data

Siswa mengumpulkan data untuk menguji

jawaban yang mungkin.

Guru memberikan pertanyaan agar siswa

terdorong untuk mencari informasi yang

dibutuhkan.

15

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Hal. 201

Page 30: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

15

5 Menguji Hipotesis Menguji hipotesis/jawaban sementara

berdasarkan data yang telah diperoleh

agar dapat dipertanggung jawabkan.

6 Merumuskan

kesimpulan

Mendeskripsikan temuannya berdasarkan

pengujian hipotesis

Pembelajaran ini mempunyai beberapa prinsip yang harus

dipehatikan guru, salah satunya adalah prinsip bertanya. Prinsip

bertanya mengharuskan guru menguasai berbagai jenis dan teknik

bertanya, apakah pertanyaan bertujuan menarik perhatian siswa,

untuk penyelidikan, mengembangkan kemampuan, atau untuk

menguji.16

Abdul Majid dalam bukunya menyebutkan bahwa

pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang banyak

dianjurkan karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah17

;

a. Strategi ini menekankan pada pengembangan aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran

lebih bermakna.

b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya

belajar mereka.

c. Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang

menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku karena

adanya pengalaman.

d. Sesuai dengan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata,

karena siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan

terhambat oleh siswa yang belajarnya lemah.

Meskipun pembelajaran ini mempunyai beberapa kelebihan,

pembelajaran ini mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:18

a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur

oleh kebiasaan siswa dalam belajar.

16

Ibid., h 200. 17

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2013). h. 227. 18

Ibid.,

Page 31: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

16

c. Kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu

yang panjang sehingga sering guru kesulitan menyesuaikan

dengan waktu yag telah ditentukan.

d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan

siswa menguasai materi pembelajaran, maka strategi ini

tampaknya akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

4. Inquiry Training Model

Berdasarkan uraian pembelajaran Inkuiri, dapat dilihat bahwa waktu

dan sumber yang tersedia merupakan permasalahan dalam pembelajaran.

Menanggapi permasalahan ini Richard Suchman mengembangkan teori

pembelajaran inkuiri yang telah dimodifikasi yaitu Inquiry Training

Model.

Joyce dalam Trianto menyatakan bahwa teori Suchman dapat

dijabarkan sebagai berikut19

:

a. Mengajak siswa membayangkan seakan-akan dalam kondisi yang

sebenarnya.

b. Mengidentifikasi komponen-komponen yang ada disekeliling

kondisi tersebut.

c. Merumuskan permasalahan dan membuat pertanyaan yang

jawabannya “ya” atau “tidak”.

d. Membuat kesimpulan dari data-data yang diperoleh.

Pembelajaran inkuiri dengan model Suchman menggunakan

pertanyaan-pertanyaan oleh siswa sebagai alternative untuk

mengumpulkan data.

Kelebihan menggunakan Inkuiri Suchman, seperti yang dikutip Kardi

dalam Trianto mempunyai dua kelebihan yaitu20

:

a. Penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan.

Dengan waktu yang singkat ini memungkinkan siswa dapat

mengalami siklus inkuiri dengan cepat dan dengan pelatihan

mereka akan terampil melakukan inkuiri.

b. Lebih efektif dalam semua bidang didalam kurikulum.

19

Trianto Ibdu badar, Mendesain Model Pembeajaran Inovatif dan Progresif:

Konsep, landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010). h. 170 20

Ibid.

Page 32: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

17

Suchman meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh

rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Adapun dasar teori Suchman yang

mendukung model pembelajaran ini yaitu:21

a. Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu

mencari tahu segala sesuatu yang menarik perhatiannya

b. Mereka sadar dan akan belajar untuk menganalisis strategi

berpikirnya dalam mempelajari sesuatu

c. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan

ditambahkan/digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki

siswa

d. Cooperatif Inquiry dapat memperkaya kemampuan berpikir dan

membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang senantiasa bersifat

tentatif dan belajar menghargai penjelasan atau solusi altenatif

Model pembelajaran inquiry training dirancang untuk mengajak siswa

secara langsung melatih rasa ingin tahunya ke dalam proses ilmiah melalui

latihan-latihan secara ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat.

Pembelajaran inkuiri memberi kesempatan kepada siswa untuk

bereksplorasi dengan baik.

Reaksi dasar pada yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran ini

diantaranya adalah:22

1. guru memberikan tugas untuk membantu siswa melakukan

penyelidikan.

2. Pertanyaan siswa tidak sesuai dengan aturan/ tidak bisa dijawab

“ya” atau “tidak”

3. Guru dapat meminta siswa menyatakan pertanyaan lain agar

informasi yang didapat halus/berurutan

21

Mujibul Hasan Siddiqui, Maret 2013, “Inquiry Training Model of Teaching :

A Search of Learning”, International Journal Science Research , Volume: 2, Issue : 2, h.

108 22

Vanaja, Inquiry Training Model, (New Delhi : Discovery Publishing House,

2003), h. 40

Page 33: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

18

4. Guru dapat memberikan informasi baru kedalam kelompok

diskusi dan mengembangkan pertanyaan untuk membuat fokus

terhadap fakta-fakta yang lain.

Pembelajaran ini menekankan pada tugas yang dapat mengembangkan

penyelidikan siswa, serta peranan guru dalam memberikan informasi yang

dibutuhkan. Wawasan guru dalam materi yang disajikan juga

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, karena siswa dapat

memberikan pertanyaan yang sedikit melenceng.

Langkah-langkah dalam pembelajaran inquiry training model adalah

sebagai berikut :23

a. Encounter with the problem (menghadapi masalah).

b. Data gathering – verification (pengumpulan data – verifikasi).

c. Data gathering – experimentation (pengumpulan data – eksperimen).

d. Formulating an explanation (merumuskan penjelasan).

e. Analysis of the inquiry process (analisis proses penyelidikan).

Langkah-langkah Inquiry Training Model (ITM) pada penelitian ini

yang diadaptasi berdasarkan teori adalah sebagai berikut:

a. Encounter with the problem.

Guru membuat kelompok lalu memberikan ilustrasi permasalahan,

menjelaskan prosedur penyelidikan, merumuskan tujuan dan

pertanyaan yang berjawab “ya” atau “tidak” untuk menyusun

penyelidikan.

b. Data gathering – verification

Guru meminta peserta didik mengumpulkan informasi atas dasar

pengamatan atau penyelidikan yang terdapat pada ilustrasi, kemudian

membuat pertanyaan berdasarkan informasi tersebut. Guru hanya

menjawab “ya” atau “tidak”

Guru dapat bertanya jika terdapat informasi yang belum siswa

temukan.

23

Mujibul Hasan Siddiqui, op.cit ,h. 109.

Page 34: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

19

c. Data gathering – experimentation

Guru meminta peserta didik melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk

menemukan informasi yang lebih dalam yang meliputi verifikasi objek,

kondisi yang muncul (sebab-akibat) dan melakukan pengecekan

terhadap variabel yang berkaitan.Tugas guru pada tahap ini

memberikan jawaban untuk memisahkan variabel yang berkaitan atau

tidak.

d. Formulating an explanation

Guru meminta peserta didik membuat beberapa aturan ataupun

penjelasan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Peserta didik

bisa meninggalkan rincian penting di saat memberikan penjelasan atau

merumuskan aturan.

Aturan tersebut bisa berupa

1) Hubungan linear sederhana

2) Teori-teori

3) Analisis

4) Penerapan generalisasi

Guru banyak bertanya atau memberikan tugas kepada peserta didik

untuk melengkapi penjelasan dan aturan yang diperoleh.

e. Analysis of the inquiry process

Pada fase ini, guru mengarahkan peserta didik untuk membuat intisari

mengenai bagaimana cara mereka melakukan penyelidikan.

Mengidentifikasi pertanyaan yang berguna/diperlukan dan yang tidak

diperlukan untuk menganalisis data dalam membuat sebuah

kesimpulan. Pembelajaran diakhiri dengan guru memberikan umpan

balik agar siswa dapat memperbaikinya

Pembelajaran Inquiry Model (IM) dan Inquiry Training Model (ITM)

berdasarkan uraian diatas mempunyai kesamaan yaitu terdapat pengujian

hipotesis, dan terdapat penggunaan pertanyaan untuk membantu proses

penyelidikan. Perbedaaan dari IM dan ITM selain pada langkah-

langkahnya, adalah pada IM yang bertugas sebagai penanya adalah guru,

Page 35: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

20

dengan banyak jenis dan siswa berperan sebagai pencari jawaban,

sedangkan pada ITM yang bertugas sebagai penanya adalah siswa,

pertanyaan yang diperbolehkan hanya yang berjawabkan “ya” atau “tidak”

dan guru sebagai pemberi jawaban.

5. Model Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran yang masih berlaku dan banyak digunakan oleh guru-guru di

sekolah pada umumnya. Pendekatan konvensional pada penelitian ini

adalah pembelajaran ekspositori, pada pembelajaran ini guru memberi

materi secara verbal kepada sekelompok siswa dengan maksud siswa dapat

menguasai materi pembelajaran secara optimal.24

Pembelajaran ini mempunyai beberapa karekteristik yaitu:25

a. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi

pelajaran secara verbal.

b. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi

pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep

tertentu yangharus dihafal sehingga tidak menuntu siswa untuk

berpikir ulang.

c. Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi itu sendiri.

Pada pembelajaran ini lebih menekankan pada penyampaian materi

seacara verbal sehingga identik dengan ceramah. Interaksi yang terjadi

dalam pembelajaran antara guru dengan siswa bersifat monolog karena

guru sebagai sumber pesan dan siswa lebih berperan sebagai obyek

penerima pesan. Beberapa langkah pembelajaran ekspositori sebagai

berikut:26

24

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 179 25

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2013). h. 216 26

Ibid. h.219-220

Page 36: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

21

a. Persiapan (preparation)

Langkah persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk

menerima pelajaran.

b. Penyajian (presentation)

Tahap persiapan adalah langkah penyampaian materi pelajaran

yang sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.

c. Korelasi (korelation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran

dengan pengalaman siswa atau dengan pengetahuan yang telah

dimilikinya.

d. Menyimpulkan (generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari

materi pelajaran yang disajikan.

e. Mengaplikasikan (application)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah

mereka menyimak penjelasan guru. Teknik ini biasanya dilakukan

dengan cara memberi tugas atau tes yang sesuai dengan materi

yang telah disajikan.

B. Hasil penelitian yang relevan

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Endah Erviana pada tahun

2014 dengan judul “Pengaruh Inquiry Training Model dan

Eksperimental Learning Model terhadap prestasi belajar

matematika ditinjau dari kecerdasan” pada kelas IV SDN di

Kecamatan Klego menjelaskan bahwa tidak terdapat pengaruh

yang signifikan antara inquiry training model dan eksperiental

learning model terhadap prestasi belajar matematika dan terdapat

pengaruh yang signifikan antara jenis kecerdasan (linguistic, logis,

Page 37: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

22

matematis, spasial, kinestetik, musical, interpersonal, intrapersonal,

dan naturalis) terhadap prestasi belajar matematika.27

2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lia Kurniawati dan Belani

Margi Utami pada tahun 2013 melakukan penelitian terhadap

proses pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan

heuristik di Madrasah Tsanawiyah daerah Tangerang. Hasil

penelitiannya dituangkan dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh

Metode Penemuan Dengan Strategi Heuristik Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”. Penelitian ini mengukur

kemampuan berpikir kritis dengan indikator Elementary

clarification, Basic, Inference, Advance clarification, Strategy and

tactics. Kesimpulan penelitian ini adalah metode penemuan dengan

strategi heuristik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kemampuan berpikir kritis matematis.28

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Miftahkhus S.Z pada tahun

2016 dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inquiry

Training untuk Meningkatkan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar

Siswa pada Pokok Bahasan Gerak Lurus” yang dilakukan pada

kelas X MAN Model Palangka Raya. Kesimpulan penelitian ini

adalah penggunaan Inquiry Training mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis pada materi gerak

lurus.29

27

Endah Erviana, Pengaruh Inquiry Training Model Dan Experiential Learning

Model Terhadap Prestasi Belajar Matemaika Ditinjau Dari Kecerdasan, (Surakarta:

Universitas Sebelas Maret, 2014) 28

Kurniawati dan Utami, “Pengaruh Model Penemuan dengan Strategi

Heuristik terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis”, Prosiding pada KNPM V

Malang : IndoMS dan Jurusan Pendidikan Matematika UM, 2016, h. 210, tersedia

(http://fmipa.um.ac.id/index.php/component/attachments/download/139.html). 29

Miftahkhus, “Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk

meningkatkan berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus”

Skripsi IAIN Palangka Raya, Palangka Ray, h.94, tersedia (http://digilib.iain-

palangkaraya.ac.id/704/)

Page 38: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

23

C. Kerangka Berpikir

Salah satu kemampuan matematika yang menjadi tujuan

pendidikan di Indonesia adalah kemampuan berpikir kritis. Namun,

faktanya kemampuan ini masih belum dikembangkan dengan

maksimal. Hal ini dapat terlihat dari penelitian-penelitian yang telah

dijelaskan pada latar belakang.

Berpikir kritis matematis adalah kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis argument

berdasarkan data, menarik sebuah kesimpulan dari membuat keputusan

untuk menyelesaikan masalah matematis. Seseorang dikatakan

memiliki kemampuan ini jika memenuhi indikator berikut,

memfokuskan pertanyaan artinya mampu membuat pertanyaan yang

spesifik, menganalisis argumen artinya mampu menentukan argument

yang tepat berdasarkan teori, membuat induksi artinya mampu

membuat kesimpulan umum berdasarkan data yang bersifat khusus, dan

memutuskan suatu tindakan yang artinya mampu memutuskan tindakan

yang tepat berdasarkan teori.

Berpikir kritis matematis siswa kurang berkembang dikarenakan

proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan

ekspositori. Strategi ekspositori kurang mampu meningkatkan

kemampuan ini dikarenakan lebih menyajikan konsep yang sudah jadi

dan kurang memberikan kesempatan untuk siswa menggali potensi

yang ada. Oleh karena itu perlu model pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Inquiry training model (ITM) adalah pembelajaran kooperatif

inkuiri yang menugaskan siswa untuk memahami suatu masalah dengan

cara mencari informasi sendiri secara penyelidikan, berdiskusi,

menggunakan pertanyaan dalam pencarian informasi dan membuat

Page 39: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

24

kesimpulan/aturan-aturan. Pertanyaan yang diperbolehkan dalam model

ini adalah pertanyaan yang jawaban berupa “ya” atau “tidak”.

Model pembelajaran ini berkaitan erat dengan berpikir kritis,

karena dalam pembelajarannya terdapat diskusi antar siswa untuk

menemukan solusi. Senada dengan pernyataan tersebut Muhibbin Syah

dalam bukunya menyatakan bahwa salah satu tujuan penggunaan

metode diskusi adalah mendorong siswa beripikir kritis.30

Santrock mengajukan ada beberapa pedoman bagi guru dalam

membantu mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik

yaitu. 1) Guru harus berperan sebagai pemandu siswa dalam menyusun

pemikirannya sendiri, 2) menggunakan pertanyaan yang berbasis

pemikiran, 3) Bangkitkan rasa ingin tahu intelektual siswa, 4) libatkan

dalam perencanaan dan strategi. 5) beri siswa model peran positif dan

kritis, 6) Guru menjadi model peran pemikir yang positif bagi siswa.31

Pendapat Santrock dalam mengembangkan berpikir kritis ini sangat

sesuai dengan ITM, karena model ini memandu siswa untuk mencari

informasi dalam membangun pengetahuan, menggunakan pertanyaan

untuk mencari informasi yang lebih lanjut serta mengevaluasinya,

membangkitkan rasa ingin tahu siswa, dan siswa terlibat langsung

dalam pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa ITM erat

kaitannya dalam perkembangan berpikir kritis siswa.

Inquiry Training Model dalam kaitannya dengan kemampuan

berpikir kritis mempunyai tahapan sebagai berikut :

a. Encounter with the problem, dalam tahap ini guru memberi masalah

sederhana dan merumuskan prosedur penyelidikan dengan merumuskan

pertanyaan yang memunyai jawaban “ya” atau “tidak” siswa akan

30

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru , (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2014), h. 202 31

Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 160

Page 40: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

25

melihat masalah yang hendak akan dipecahkan, sehingga membantu

siswa untuk memfokuskan pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah

apa yang hendak diselesaikan.

b. Data gathering- verification, dalam tahap ini siswa mengumpulkan

sebanyak-banyaknya informasi yang tersedia didalam lingkungan,

berdasarkan penyelidikan, hal ini akan memberikan lebih banyak data

untuk siswa untuk memahami masalah dengan cara mengidentifikasi

informasi yang relevan dan mengeliminasi informasi yang diangkap

kurang relevan, serta bisa menganalisis ketepatan argumen berdasarkan

informasi yang telah diverifikasi.

c. Data gathering – experimentation, pada tahap ini guru memberikan

suatu elemen baru dan meminta siswa mengembangkan informasi yang

telah diperoleh bisa melalui verifikasi informasi suatu objek, guru akan

mengarahkan siswa untuk meningkatkan penyelidikan lebih lanjut Pada

saat verifikasi objek, kondisi, peristiwa, sifat. Itu guru harus menyadari

tentang berbagai jenis informasi yang dicari oleh peserta didik.

Berdasarkan informasi ini guru dapat mengubah pola pertanyaan untuk

memandu siswa menemukan informasi yang diperlukan..

d. Formulating an explanation, pada tahap ini guru dan/atau murid

merumuskan beberapa aturan dan penjelasan yang berdasakan informasi

yang telah dikumpulkan sebelumnya yang bisa berupa hubungan antara

informasi ataupun masalah-masalah yang terjadi, sehingga siswa dapat

membuat induksi dan mempertimbangkannya dengan membuat

kesimpulan umum dari data-data yang telah diperoleh, dan menentukan

argument yang tepat berdasarkan alasannya.

e. Analysis of the inquiry, pada tahap ini siswa diminta menganalisis

cara penyelidikan mereka dan pertanyaan-pertanyaan yang telah

diajukan dan data yang telah diperoleh. Dimana setelah terjadinya

proses analisis ini, siswa mendapat dasar untuk memutuskan suatu

tindakan yang tepat untuk memperbaiki pembelajaran ini dikemudian

hari.

Page 41: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

26

Berdasarkan penjabaran di atas secara teoritik Inquiry Training

Model dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis

khususnya dalam indikator memfokuskan pertanyaan, menganalisis

argumen, membuat induksi, dan memutuskan suatu tindakan. Kerangka

berpikir ini dapat dibuat bagan sebagai berikut:

Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pemaparan variabel tersebut, peneliti dapat memunculkan

hipotesis sebagai berikut: Kemampuan berpikir Kritis matematis siswa

yang diajarkan dengan Inquiry Training Model lebih tinggi daripada

kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan model

konvensional.

BER

PIK

IR K

RITIS M

ATEM

ATIS

Inquiry Training Model

syntax

a. Encounter with

the problem.

Memfokuskan

pertanyaan.

b. Data gathering-

verification

c. Data gathering -

experimentation

d. Formulating an

explanation

e. Analysis of the

inquiry process

Menganalisis argumen.

Membuat induksi

Memutuskan suatu

tindakan.

Page 42: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu SMP Negeri kota Tangerang Selatan.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 8 pada semester genap tahun ajaran

2016/2017 yaitu pada tanggal 10 April sampai 17 Mei 2017.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi

eksperimen atau disebut juga metode eksperimen semu. Metode ini dipilih karena

individu-individu (murid) yang menjadi subjek penelitian tidak dapat dikontrol

secara penuh. Metode ini digunakan karena eksperimen ini tidak dapat dikatakan

eksperimen sungguhan namun disusun seperti eksperimen sungguhan.1 Peneliti

menyadari adanya terdapat variabel-variabel lain yang sering kali mempengaruhi

hasil penelitian.2

Penelitian ini membagi kelompok menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen

(E) dan kelompok kontrol (K). Kelompok eksperimen adalah kelompok yang

model pembelajarannya menggunakan Inquiry Training Model, dan kelompok

kontrol adalah kelompok yang model pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran konvensional.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dapat diartikan himpunan dengan sifat-sifat yang ditentukan oleh

peneliti sehingga setiap individu/variabel/ data dapat dinyatakan menjadi anggota

atau tidak.3 Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di salah

satu SMPN di Daerah kota Tangerang Selatan.

1 A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian gabungan ,

(Jakarta: Prenadamedia group, 2014), h. 183. 2 Ibid.,

3Kadir, Statistika Terapan, Cetakan 2, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), h. 118

Page 43: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

28

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

Cluster Random Sampling. Teknik ini akan memilih dua kelompok secara acak

dari beberapa kelas yang homogen. Kelas VIII di SMPN 18 Kota Tangerang

Selatan yang berjumlah 8 kelompok (kelas VIII-I sampai VIII-8) lalu akan

diambil 2 kelompok sampel yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan secara acak, sehingga terpilihlah 2

kelompok sampel yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelompok

yang terpilih adalah kelas VIII-8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-7

sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen akan menggunakan motode pembelajaran

Inquiry Training Model dan kelas kontrol dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan peneliti disesuaikan dengan metode

penelitian yang dipilih. Pada penelitian kuasi eksperimen terdapat dua kelompok

sampel yang diberi perlakuan yang berbeda, kelompok pertama dipilih menjadi

kelompok eksperimen dan kelompok kedua dipilih menjadi kelompok kontrol.

Adapun rancangan penelitian ini menggunakan desain Randomized Post Test Only

Control Group. Desain penelitian ini pada dasarnya digunakan pada eksperimen

murni, tetapi dapat digunakan karena dalam pengambilan sampel dilakukan secara

acak dan karakteristik sampel sama. Berdasarkan informasi dari guru matematika

dikelas tersebut kelompok yang menjadi subjek mempunyai kemampuan kognitif

yang hampir sama, kelas yang berdekatan dan guru pengajar yang sama. Tabel

yang menunjukkan desain penelitian ini adalah sebagai berikut4:

Tabel 3.2 Desain Penelitian

4Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT REMAJA

ROSDAKARYA, 2009), h. 206

Kelompok perlakuan pasca tes

A X O

B O

Page 44: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

29

Keterangan:

A : Kelompok eksperimen

B : Kelompok kontrol

X : Perlakuan peneliti dengan menggunakan Inquiry Training Model

- : Perlakuan peneliti dengan model pembelajaran konvensional

O : Posttest (tes akhir)

Perlakuan khusus diberikan pada kelas eksperimen dalam bentuk pemberian

variabel bebas (Inquiry Training Model) dan kelas kontrol dipilih Model

konvensional dengan metode ekspositori. Kemudian melihat pengaruh dan

perbandingannya pada variabel terikat (kemampuan berpikir Kritis matematis

siswa) pada tes akhir.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor kemampuan berpikir

Kritis matematis siswa dalam pembelajaran matematika. Data tersebut diperoleh

dari hasil tes kemampuan kritis matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tes ini diberikan kepada kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya

diterapkan Inquiry Training Model dan kelas kontrol yang diterapkan model

pembelajaran konvensional.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut

sebagai berikut:

1) Variabel yang diteliti

Variabel pada penelitian ini adalah model pembelajaran sebagai variabel

independen dan kemampuan berpikir kritis matematis sebagai variabel

dependen.

2) Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel

penelitian dan guru mata pelajaran matematika.

Page 45: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

30

3) Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan

kritis matematis. Soal tes untuk mengukur tingkat kemampuan berpikir

kritis matematika siswa yang disusun dalam bentuk uraian (essay).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal uraian

yang diberikan dalam bentuk post test. Instrumen tes ini diberikan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol saat akhir pertemuan (pertemuan ke 9) dan

instrumen kedua kelas sama. Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan indikator memfokuskan

pertanyaan, menganalisis argumen, membuat induksi dan membuat keputusan.

Adapun kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Kompetensi

Dasar

Indikator

berpikir Kritis Keterangan

No.Butir

Soal

Mengembangkan

kemampuan

berpikir kritis

matematis dalam

materi sifat-sifat

kubus, balok,

prisma, limas

dan bagian-

bagiannya, serta

menentukan

ukurannya.

Memfokuskan

pertanyaan

Membuat pertanyaan yang

spesifik/tepat mengenai masalah

yang ditentukan.

1, 5

Menganalisis

argumen

Menganalisis argumen yang

tepat berdasarkan teori/ konsep

matematika

2, 6

Membuat

induksi

Membuat kesimpulan umum

berdasarkan data yang bersifat

khusus

3,7

Membuat

keputusan

Memutuskan suatu tindakan

yang tepat dengan konsep

matematika

4, 8

Page 46: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

31

Setelah membuat kisi-kisi soal, kemudian peneliti membuat pedoman

penskoran untuk mengukur kemampuan berpikir kritis pada tiap butir soal. Tabel

pedoman penskoran kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Indikator

Kemampuan

Berpikir Kritis

No Kriteria Skor

Memfokuskan

pertanyaan

1

Dapat membuat pertanyaan yang spesifik dengan

permasalahan dengan menyebutkan ukuran dengan

tepat

4

Dapat membuat pertanyaan yang spesifik dengan

permasalahan dengan menyebutkan salah satu

ukuran dengan tepat

3

Dapat membuat pertanyaan sesuai dengan

permasalahan tetapi kurang spesifik 2

Dapat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan

permasalah namun kurang sesuai 1

Tidak dapat membuat pertanyaan yang sesuai

dengan masalah 0

5

Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-

unsur bangun ruang dan ketersediaan kawat dengan

tepat

4

Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-

unsur dan ketersediaan kawat tetapi kurang lengkap 3

Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-

unsur bangun ruang atau ketersediaan kawat dengan

tepat

2

Page 47: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

32

Tabel 3.2

(lanjutan)

Dapat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan

permasalah unsur-unsur bangun ruang atau

ketersediaan kawat tetapi tidak tepat

1

Tidak dapat membuat pertanyaan yang sesuai

dengan masalah 0

Menganalisis

Argumen 2.6

Dapat menentukan argumen yang tepat dan

didasarkan dengan alasan yang tepat 4

Dapat menentukan Argumen yang tepat tetapi alasan

yang diberikan kurang sesuai 3

Dapat menentukan Argumen yang tepat tetapi tidak

didasari alasan/alasan tidak tepat 2

Dapat menentukan argumen tetapi kurang tepat 1

Tidak dapat menentukan Argumen 0

3

Dapat membuat kesimpulan umum yang tepat

mengenai rumus jumlah sisi dan bentuk sisi bangun

segi-n serta bisa membuat penjelasan

4

Dapat membuat kesimpulan umum yang tepat

mengenai rumus jumlah sisi dan bentuk sisi bangun

segi-n tetapi tidak bisa membuat penjelasan

3

Dapat membuat kesimpulan umum yang tepat

mengenai rumus jumlah sisi atau bentuk sisi bangun

segi-n

2

Page 48: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

33

Tabel 3.2

(lanjutan)

Dapat membuat kesimpulan umum tetapi kurang

tepat 1

Tidak dapat membuat sebuah kesimpulan dan

penjelasannya 0

7

Dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan luas

permukaan bangun ruang yang tepat, dan penjelasan

singkat yang sesuai.

4

Dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan luas

permukaan bangun ruang, tetapi penjelasan kurang

sesuai

3

Dapat menghitung luas permukaan bangun datar

tetapi kesimpulan yang dibuat kurang sesuai 2

Dapat membuat kesimpulan umum kurang tepat dan

tidak tepat dengan perhitungan 1

Tidak dapat membuat sebuah kesimpulan 0

4

Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang

dengan tepat dan dapat menentukan suatu tindakan

yang mungkin dengan tepat sesuai konsep

4

Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang

dengan tepat dan dapat menentukan suatu tindakan

yang mungkin namun kurang sesuai

3

Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang

tetapi tidak dapat membuat suatu tindakan 2

Page 49: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

34

Tabel 3.2

(lanjutan)

Menemukan masalah mengenai luas bangun ruang

dan membuat tindakan akan tetapi tidak tepat 1

Tidak dapat menemukan masalah dan tidak dapat

menentukan suatu tindakan 0

8

Dapat menentukan volume bangun ruang dan dapat

menentukan suatu tindakan yang mungkin dengan

tepat sesuai konsep

4

Dapat menentukan volume bangun ruang dengan

tepat dan dapat menentukan suatu tindakan yang

mungkin namun kurang sesuai

3

Dapat menemukan volume bangun ruang dengan

tepat dan dapat menentukan suatu tindakan yang

mungkin tetapi tidak sesuai dengan konsep

2

Kurang sesuai dalam menemukan volume bangun

ruang dengan tepat, sehingga tidak tepat dalam

menentukan suatu tindakan

1

Tidak dapat menemukan volume bangun ruang dan

tidak dapat menentukan suatu tindakan 0

Tes berpikir kritis yang menggunakan tes essay (uraian) sebelum digunakan,

diujicobakan dahulu dengan maksud untuk mengetahui apakah soal tersebut

memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas serta untuk mengetahui tingkat

kesukaran dan daya pembeda soal.

Page 50: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

35

1. Validitas

Untuk mengetahui instrumen yang telah dibuat mampu mengukur

kemampuan berpikir krtis, maka diadakan uji validitasnya. Uji validitas

yang digunakan adalah validitas butir soal dengan menggunakan rumus

korelasi product moment5:

√(∑ )(∑ )

Keterangan

rxy : Indeks korelasi X danY

y : Y -Y

x : X - X

X : Skor Rata-rata X

Y : Skor Rata-rata Y

Perhitungan uji validitas pada penelitian menggunakan perangkat

lunak SPSS Versi Statistic 2.0 dengan taraf signifikansi 5% seperti pada

tabel berikut:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas

Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

No

Soal Indikator Soal

Korelasi

Pearson

Sig.

5%

Keterangan

1 Memfokuskan

pertanyaan

0,681 0,000 Valid

2 Menganalisis Argumen 0,627 0,000 Valid

3 Membuat kesimpulan 0,233 0,223 Tidak Valid

4 Menentukan tindakan 0,203 0,291 Tidak Valid

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT

RINEKA CIPTA, 2014), h. 213

Page 51: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

36

5 Memfokuskan

pertanyaan

0,656 0,000 Valid

6 Menganalisis Argumen 0,485 0,008 Valid

7 Membuat kesimpulan 0,823 0,000 Valid

8 Menentukan tindakan 0,838 0,000 Valid

Berdasarkan Tabel 3.3 terdapat soal yang tidak valid yaitu soal

nomor 3 dan 4

2. Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas kemudian dilakukan uji reliabilitas.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan suatu

instrumen tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan

yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.

Reliabilitas yang diuji pada instrumen ini menggunakan rumus Alpha

Cronbach:6

2

2

11 t

i

s

s

n

nr

Keterangan

r : Koefisien realibilitas

n : banyaknya butir soal yang valid

2

is : variansI skor butir soal ke-i

2

ts : variansi skor total

Nilai koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin

tinggi nilainya maka semakin terpercaya. Berikut ini tabel kriteria

koefisien realibilitas intrumen yang digunakan:7

6 Karunia Eka Lestari dan Muhammad Ridwan Yudhanegara, PENELITIAN

PENDIDIKAN MATEMATIKA, (Bandung : PT Rfika Aditama, 2017), h. 206 7 Ibid.,

Page 52: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

37

Tabel 3.4

Kriteria Koefisien Realibiltas Instrumen

Koefisien Koefisien Korelasi Interpretasi Realibiltas

0,90 r 1,00 Sangat Tinggi Sangat tetap/ sangat baik

0,70 r 0,90 Tinggi Tetap/ baik

0,40 r 0,70 Sedang Cukup tetap/cukup baik

0,20 r 0,40 Rendah Tidak tetap/buruk

r < 0,20 Sangat Rendah Sangat tidak tetap/ sangat buruk

Berdasarkan hasil perhitungan uji realibilitas menggunakan perangkat

lunak SPSS Versi Statistic 2.0 dari 6 butir soal yang valid adalah r11=

0,773. Nilai tersebut memiliki kriteria realibilitas baik.

3. Tingkat Kesukaran

Pengujian tingkat kesukaran bertujuan untuk mengetahui apakah

instrumen yang telah dibuat tergolong sukar, sedang atau mudah setelah

diujikan kepada sampel. Rumus tingkat kesukaran sebagai berikut8:

Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : jumlah skor maksimal siswa yang menjawab benar

Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran yang digunakan pada penelitan ini

adalah:9

P = 0,00 sampai dengan 0,30 : soal sukar

P = 0,31 sampai dengan 0,70 : soal sedang

P = 0,71 sampai dengan 1,00 : soal mudah

8Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2017), h.

223. 9Ibid, h. 225

Page 53: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

38

Hasil uji tingkat kesukaran pada instrumen tes kemampuan berpikir

kritis matematis disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Kemampuan Berpikir Kritis

Nomor Soal Indeks Kesukaran Keterangan

1 0,54 Sedang

2 0,53 Sedang

5 0,52 Sedang

6 0,30 Sukar

7 0,18 Sukar

8 0,43 Sedang

Berdasarkan tabel 3.4 terdapat soal yang memiliki tingkat

kesukaran yang sukar yaitu nomor 6 dan 7.

4. Daya Pembeda

Pengujian daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui apakah

instrumen soal yang diberikan dapat membedakan siswa yang pandai dan

kurang pandai.

Pengujian daya beda dapat ditentukan dengan cara menentukan kelompok

atas dan kelompok bawah. Pengambilan kelompok atas dan kelompok bawah

dengan metode bagi 2.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut10

:

Keterangan :

D : indeks daya beda

: jumlah skor siswa kelompok atas

: jumlah skor siswa kelompok bawah

: skor maksimum siswa kelompok atas

: skor maksimum siswa kelompok bawah

10

Ibid., h. 228.

Page 54: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

39

: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

: proporsi kelompok kelas bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah:11

D = 0,00 sampai dengan 0,20 : jelek

D = 0,21 sampai dengan 0,40 : cukup

D = 0,41 sampai dengan 0,70 : baik

D = 0,70 sampai dengan 1,00 : baik sekali

D= negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai

nilai D negatif sebaiknya dibuang

Hasil daya beda instrumen kemampuan berpikir kritis matematis disajikan

dalam tabel berikut:

Tabel 3.6

Hasil Daya Beda Instrumen

Kemampuan Berpikir Kritis

Nomor Soal Daya Beda Keterangan

1 0,589 Baik

2 0,160 Jelek

5 0,25 Cukup

6 0,160 Jelek

7 0,321 Baik

8 0,589 Baik

Berdasarkan tabel 3.5 maka terdapat soal dengan daya beda yang jelek

yaitu nomor 2 dan 6.

Jika dilihat dari hasil uji validitas, uji realibilitas, uji tingkat kesukaran dan

uji daya beda, maka terdapat dua soal yang tidak dipakai dan dua soal yang

diperbaiki karena memiliki kriteria jelek. Soal yang diperbaiki adalah soal

nomor 2 dan 6 karena memiliki daya beda yang jelek. Soal nomor 2 diperbaiki

dari redaksi bahasa karena memiliki tingkat kesukaran yang sedang,

11

Ibid., h. 232

Page 55: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

40

sedangkan soal nomor 6 diperbaiki dari redaksi bahasa dan tingkat kesukaran

yang diturunkan. Berikut ini rekapitulasi hasil perhitungan uji coba instrumen

tes kemampuan berpikir kritis matematis yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen

Nomor

soal

Vaiditas Realibilitas Tingkat

kesukaran

Daya

beda

Keterangan

1 Valid

0,773

Sedang Baik Digunakan

2 Valid Sedang Jelek Diperbaiki

5 Valid Sedang Cukup Digunakan

6 Valid Sukar Jelek Diperbaiki

7 Valid Sukar Baik Digunakan

8 Valid Sedang Baik Digunakan

Pada tabel 3.5 soal nomor 3 dan 4 tidak dicantumkan, karena soal tersebut

tidak valid sehingga tidak melakukan uji selanjutnya dan tidak digunakan.

G. Teknik Analisis Data

Pada akhir pemberian perlakuan kepada kelas eksperimen dan kelas

kontrol, diberikan post-test berupa instrumen tes kemampuan kritis matematis

yang telah diujicobakan terlebih dahulu. Kedua kelas (eksperimen dan

kontrol) diberikan tes dengan soal yang sama. Berdasarkan hasil post-test

tersebut, didapatlah skor kemampuan kritis matematis dari masing-masing

siswa. Kemudian dilakukan analisis skor kemampuan kritis matematis yang

diperoleh dari hasil post-test tersebut melalui beberapa uji berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Adapun

langkah-langkah pengujian normalitas adalah sebagai berikut:

Langkah pertama membuat hipotesis bahwa:

H0: sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Page 56: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

41

H1: sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

Langkah kedua perhitungan normalitas. Dalam penelitian ini

menggunakan Uji Shaphiro-Wilk. Adapun langkah-langkahnya dengan

bantuan software SPSS adalah sebagai berikut:12

a. Masukan data pada Data View, dan atur values pada Variable view

b. Pilih menu Analyze, kemudian pilih menu Deskriptive Statistics,

kemudian klik explore

c. Masukan nilai postest pada kotak Dependent List.

d. Pilih Plots.

e. Lepaskan ceklist pada Deskriptive

f. Pada Boxplots, klik None, selanjutnya klik Normality plots with test,

lalu klik Continue dan OK.

Langkah ketiga menentukan nilai normalitas, nilai normalitas dapat dilihat

dengan membandingkan nilai sig atau p-value Shapiro-Wilk pada output

SPSS masing-masing kelas dengan nilai signifikansi 5% atau 0,05. Maka

pengambilan keputusan dapat ditentukan sebagai berikut:

Jika sig atau p-value >0,05, maka Ho diterima sehingga sample

berdistribusi normal.

Jika sig atau p-value < 0,05, maka Ho ditolak sehingga sample

tidak berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel

berasal dari populasi yang variansnya sama atau homogen. Uji

homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Levene. Atau

levene’s test of equality of error menggunakan bantuan software SPSS.

Langkah-langkah uji homogenitas adalah sebagai berikut:

Langkah pertama membuat hipotesis bahwa:

H0 :

H1 : bukan H0

12

Kadir, Statistika Terapan, Cetakan 2, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2015), h. 156

Page 57: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

42

Langkah kedua perhitungan nilai homogenitas. Uji homogenitas

menggunakan Uji levene atau levene,s test of equality of error. Adapun

langkah-langkahnya dengan software SPSS adalah sebagai berikut13

:

a. Masukan data pada Data View, dan atur values pada Variable view.

b. Pilih menu Analyze, kemudian pilih General Linear Model, kemudian

klik univariate.

c. Masukan nilai postest pada kotak Dependent variable dan kelompok

pada kolom fixed factory.

d. Klik option lalu masukan (OVERALL) pada display means for dan

ceklist homogenity test lalu klik Continue dan OK.

Langkah ketiga menentukan nilai homogenitas, nilai homogenitas dapat

dilihat dengan membandingkan nilai sig atau p-value pada Test of

Homogenity of variences dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Maka

pengambilan keputusan dapat ditentukan sebagai berikut:

Jika sig atau p-value >0,05, maka Ho diterima, sehingga varians

kedua kelompok homogen.

Jika sig atau p-value < 0,05, maka Ho ditolak, sehingga varians

kedua kelompok tidak homogen

3. Uji Hipotesis

Setelah uji persyaratan analisis dilakukan (uji normalitas dan

homogenitas), selanjutnya adalah uji hipotesis untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh Inquiry Training Model terhadap kemampuan berpikir

kritis siswa dengan pengujian perbedaan dua rata-rata.

Langkah-langkah untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut:

Langkah pertama, membuat hipotesis statistik yang akan diuji :

H0 : 𝜇1 = 𝜇2

H1 : 𝜇1> 𝜇2

Langkah kedua, menghitung uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rata-

rata, adapun syarat untuk uji hipotesis adalah sebagai berikut:

13

Ibid., h 167-168

Page 58: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

43

1. Jika hasil uji normalitas menunjukan bahwa data berdistribusi normal,

maka uji perbedaan dua rata-rata menggunakan uji t. Pada penelian ini

uji t menggunakan Independent-Sample T test dengan software SPSS.

Untuk data yang homogen maka dapat dilihat pada kolom equal

variances assumed, sedangkan pada data yang tidak homogen maka

dapat dilihat pada kolom equal variances not assumed.

Adapun langkah-langkahnya perhitungannya dengan software SPSS

adalah sebagai berikut 14

:

a. Masukan data pada Data View, dan atur values pada Variable

view

b. Pilih menu Analyze pilih sub menu Compare Means dan klik

Independent-Sample T test

c. Masukan nilai pada kolom Test Variable(s), dan kelas pada

Grouping variable

d. Klik Define Groups lalu isikan “1” pada group 1 dan “2” pada

Group 2

e. Klik Countinue kemudian klik OK

f. Lihat signifikansi pada nilai Sig. (2-tailed) dalam baris Equal

variances assumed jika data homogen atau nilai Sig. (2-tailed)

pada baris Equal variances not assumed jika data tidak homogen.

2. Jika hasil uji normalitas menunjukan bahwa data berdistribusi tidak

normal, maka uji perbedaan rata-rata menggunakan uji non-

parametrik. Uji non-parametrik menggunakan uji Mann-whitney

dengan bantuan software SPSS.

Adapun langkah-langkah perhitungannya dengan software SPSS

adalah sebagai berikut15

:

a. Masukan data pada Data View, dan atur values pada Variable

view

14

Ibid., h 300-301 15

Ibid., h.492

Page 59: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

44

b. pilih menu analyze lalu pilih sub menu Legacy dialog serta 2

Independent Samples

c. Masukan nilai pada kolom Test Variable list, dan kelas pada

Grouping variable

d. Klik Define Groups lalu isikan “1” pada group 1 dan “2” pada

Group 2

e. Pada Test Type ceklist Mann-Whitney U lalu klik OK

f. Lihat nilai signifikansi pada Asymp. Sig. (2-tailed).

Langkah ketiga menentukan nilai p-value = nilai Sig. (2-tailed)/2. Hasil

uji perbedaan rata-rata dapat dilihat dengan membandingkan nilai p-value

dengan nilai signifikansi 5% atau 0,05. Maka pengambilan keputusan

dapat ditentukan sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi atau p-value < 0,05, maka Ho ditolak,

sehingga rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa

kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol.

Jika nilai signifikansi atau p-value > 0,05, maka Ho diterima,

sehingga sehingga rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis

siswa kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan kelas

kontrol.

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H0 : 𝜇 𝜇

H1 : 𝜇 𝜇

Keterangan:

𝜇 : Rata-rata kemampuan berpikir Kritis matematis siswa kelas

eksperimen (yang diajarkan dengan Inquiry Training Model)

𝜇 : Rata-rata kemampuan berpikir Kritis matematis siswa kelas kontrol

(yang diajarkan dengan Model konvensional)

Page 60: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran Inquiry

Training Model (ITM) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa

dilakukan di kelas VIII pada salah satu SMPN Kota Tangerang Selatan, yaitu

kelas VIII-8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-7 sebagai kelas kontrol.

Sampel pada penelitian ini sebanyak 71 siswa, dengan 35 siswa pada kelas

eksperimen dan 36 siswa pada kelas kontrol. Proses pembelajaran kelas

eksperimen menggunakan Inquiry Training Model, sedangkan pada kelas kontrol

menggunakan pembelajaran konvensional. Pokok bahasan yang diajarkan dalam

penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar.

1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Kemampuan berpikir kritis matematis (KBKM) siswa akan dijelaskan menjadi

3 bahasan sebagai berikut:

a. KBKM Secara Keseluruhan

Data hasil posttest KBKM yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen,

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Statistik Kelas

Eksperimen Kontrol

Jumlah Siswa (N) 35 36

Skor Ideal 24 24

Nilai Maksimum 20 18

Nilai Minimum 8 6

Rata-rata 14,4 11,36

Std. Deviasi 3.031 3.182

Varians 9.188 10.123

45

Page 61: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

46

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan perolehan nilai

dari kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel tersebut menunjukkan

bahwa nilai tertinggi terdapat pada kelas eksperimen dengan selisih 2 angka dari

kelas kontrol. Sementara pada nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan

perolehan nilai lebih kecil 2 angka dari kelas eksperimen. Sehingga dapat

diartikan bahwa KBKM tertinggi terdapat pada kelas eksperimen sedangkan

KBKM terendah terdapat pada kelas kontrol. Nilai rata-rata pada tabel 4.1

menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi 3 angka dari

kelas kontrol. Sehingga KBKM siswa kelas eksperimen secara keseluruhan lebih

tinggi daripada kelas kontrol.

Dari tabel 4.1 tersebut, terdapat perbedaan perolehan standar deviasi. Standar

deviasi pada kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen dengan selisih

0,151. Data tersebut menunjukkan bahwa kelas kontrol penyebaran nilainya lebih

besar atau nilai perindividunya jauh dari nilai rata-rata kelasnya, sedangkan pada

kelas eksperimen penyebaran nilainya lebih kecil atau nilai perindividunya dekat

nilai rata-rata kelasnya.

Selanjutnya jika dilihat pada range antara nilai maksimum dan minimum

kedua kelas tersebut, maka kelas kontrol memiliki range yang lebih besar dari

kelas eksperimen. Varians kelas kontrol juga lebih besar dibandingkan varians

kelas eksperimen dengan selisih 0,935. Berdasarkan kedua hal tersebut maka

dapat diartikan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas

ekperimen lebih homogen dibandingkan kelas kontrol, artinya nilai kemampuan

berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen lebih mengelompok sedangkan pada

kelas kontrol nilai kemampuan berpikir kritis lebih menyebar dan bervariasi.

Berdasarkan uraian-uraian data hasil statistik deskriptif di atas, dapat

disimpulkan bahwa pada kriteria penilaian sama, kemampuan berpikir kritis

matematis (KBKM) siswa pada kelas eksperimen lebih homogen dari kelas

kontrol dan KBKM siswa kelas eksperimen secara keseluruhan lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol.

Page 62: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

47

b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM) Siswa Per Indikator

Peneliti telah menganalisis KBKM siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol berdasarkan 4 indikator berpikir kritis matematis yaitu, memfokuskan

pertanyaan, menganalisis argumen, membuat kesimpulan dan menentukan

tindakan. Berikut ini adalah tabel hasil ketercapaian indikator KBKM siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol:

Tabel 4.2

Hasil Ketercapaian Indikator

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

No Indikator ITM Konvensional

(%) (%)

1 Memfokuskan pertanyaan 4,828 60,3 4,388 54,8

2 Menganalisis argumen 4,371 54,6 3,138 39,5

3 Membuat kesimpulan 2,37 59,2 1,61 40,2

4 Menentukan tindakan 2,82 70,7 2,22 55,5

Keseluruhan 14,4 60 11,36 47,3

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, terlihat bahwa persentase rata-rata pencapaian

indikator KBKM pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol dengan

selisih sebesar 12,7%. Sedangkan untuk ketercapaian masing-masing indikator

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut: 1) Persentase

capaian indikator memfokuskan pertanyaan siswa kelas eksperimen lebih besar

daripada kelas kontrol, dengan selisih persentase sebesar 5,5%. 2) Persentase

capaian indikator menganalisis argumen siswa kelas eksperimen lebih besar

daripada kelas kontrol, dengan selisih persentase sebesar 15,1%. 3) Persentase

capaian indikator membuat kesimpulan siswa kelas eksperimen lebih besar

daripada kelas kontrol, dengan selisih persentase sebesar 19 %. 4) Persentase

capaian indikator memutuskan suatu tindakan siswa kelas eksperimen lebih besar

daripada kelas kontrol, dengan selisih persentase sebesar 15,2%. Dari ke-empat

Page 63: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

48

indikator tersebut, indikator membuat kesimpulan mempunyai selisih yang paling

signifikan dengan selisih 19%, sehingga dapat dikatakan bahwa penggunakan

Inquiry Training Model secara siginifikan dapat meningkatkan KBKM pada

indikator membuat kesimpulan. Sedangkan pada indikator memfokuskan

pertanyaan mempunyai selisih yang kurang signifikan di antara indikator yang

lainnya, karena hanya memiliki selisih sebesar 5,5%.

Secara visual persentase pencapaian siswa berdasarkan indikator KBKM pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram batang sebagai

berikut:

Gambar 4.1

Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis (KBKM) Siswa

Berdasarkan diagram pada Gambar 4.1 di atas, dapat dilihat bahwa capaian

indikator KBKM pada kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol,

karena pada setiap indikator yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kelas kontrol. Pencapaian persentase nilai tertinggi pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol berada pada indikator menentukan tindakan,

sedangkan pencapaian persentase terendahnya pada indikator menganalisis

argumen.

Perbedaan hasil posttest instrumen KBKM siswa antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol dikarenakan perbedaan model pembelajaran yang diterapkan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

MemfokuskanPertanyaan

MenganalisisArgumen

MembuatKesimpulan

MenentukanTindakan

Inquiry Training

Konvensional

Page 64: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

49

Berikut ini jawaban posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan

perindikator.

1) Indikator Memfokuskan pertanyaan

Indikator memfokuskan pertanyaan pada penelitian ini adalah kemampuan

siswa membuat pertanyaan yang yang spesifik mengenai permasalahan. Butir soal

yang mewakili indikator ini ada 2. Soal pertama memberikan permasalahan

mengenai pesanan seorang pelanggan terhadap pak Andre untuk membuat lemari,

tetapi dengan bahan-bahan yang telah disediakan oleh pelanggan. Soal ini

meminta siswa agar membuat pertanyaan yang diajukan pak Andre kepada

pelanggan agar sesuai pesanannya. Soal tersebut mengenai pesanan seorang

pelanggan terhadap pak Andre untuk membuat lemari, tetapi dengan bahan-bahan

yang telah disediakan oleh pelanggan.

Berikut ini contoh jawaban posttest terbanyak yang mewakili jawaban siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(a)

(b)

Gambar 4.2

Jawaban siswa untuk indikator memfokuskan pertanyaan

(a) Inquiry Training (b) Konvensional

Berdasarkan soal pertama siswa diminta untuk membuat pertanyaan untuk

memastikan lemari yang akan dibuat sesuai keinginan pelanggan. Dari gambar

4.2.a dan 4.2.b terdapat perbedaan jawaban yang diberikan siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pada gambar 4.2.a Siswa kelas eksperimen dapat

membuat membuat pertanyaan berdasarkan permasalahan mengenai lemari yang

akan dibuat. Pertanyaan tersebut bertujuan untuk memastikan apakah ukuran

tersebut sudah pas dan mencukupi, akan tetapi pertanyaan tersebut kurang

menjelaskan secara detail ukuran yang dimaksud, sedangkan pada gambar 4.2.b

Page 65: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

50

Siswa kelas kontrol dapat membuat pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan

mengenai lemari yang akan dibuat. Pertanyaan tersebut masih menanyakan

ukuran serta jenis kayu yang akan dipakai tetapi kurang berkaitan dengan

“memastikan keinginan pelanggan”. Berdasarkan jawaban dari kedua kelas

tersebut, dapat dilihat bahwa siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah

dapat membuat pertanyaan sesuai dengan permasalahan, akan tetapi pertanyaan

yang dibuat oleh kelas eksperimen lebih fokus terhadap permasalahan yang

berkaitan dengan memastikan keinginan pelanggan.

Butir soal kedua yang mewakili indikator memfokuskan pertanyaan yang

selanjutnya mengenai permintaan Ani kepada kakaknya untuk membuat kerangka

bangun ruang yang tidak diketahui namanya oleh Ani. Ani hanya tahu unsur-

unsur bangun yang ingin dibuat. Soal ini mengharuskan siswa membuat

pertanyaan mengenai unsur-unsur bangun tersebut dan mengetahui jumlah bahan

yang digunakan untuk membuat kerangka bangun tersebut.

Berikut ini contoh jawaban posttest terbanyak yang mewakili jawaban siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(a)

(b)

Gambar 4.3

Jawaban siswa untuk indikator memfokuskan pertanyaan

(a) Inquiry Training (b) Konvensional

Berdasarkan soal kedua siswa diminta untuk membuat pertanyaan yang

berkaitan dengan unsur bangun ruang sisi datar agar dapat menentukan jenis

bangunnya dan pertanyaan mengenai kesediaan kawat untuk membuat kerangka

bangun ruang. Berdasarkan gambar 4.3.a Siswa kelas eksperimen dapat membuat

Page 66: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

51

pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan. Pertanyaan tersebut sudah

mencakup unsur-unsur bangun yang akan dibuat dan kesediaan kawat, akan tetapi

masih kurang detail menjelaskan berapa banyaknya kawat yang dibutuhkan. Pada

gambar jawaban 4.3.b Siswa kelas kontrol dapat membuat pertanyaan sesuai

dengan permasalahan. Pertanyaan tersebut mengenai bagaimana bentuk bangun

dan kawat yang tersedia, akan tetapi siswa kelas kontrol tidak menuliskan

pertanyaannya dengan detail. Berdasarkan jawaban dari kedua kelas tersebut,

dapat terlihat bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol sudah dapat membuat

pertanyaan sesuai permasalahan akan tetapi kurang dapat menyebutkan detailnya,

selain itu pertanyaan yang dibuat kelas eksperimen lebih terfokus daripada kelas

kontrol.

Jika melihat paparan di atas maka dapat dilihat bahwa siswa kelas

ekseperimen dapat membuat pertanyaan yang lebih terfokus masalah daripada

kelas kontrol. Hal ini membuktikan jawaban kelas eksperimen lebih baik daripada

kelas kontrol.

2) Menganalisis Argumen.

Indikator menganalisis argumen pada penelitian ini adalah kemampuan siswa

menganalisis argumen berdasarkan teori/konsep matematika. Butir soal yang

mengukur indikator ini ada dua. Soal pertama berkaitan dengan Kakak dan Adik

yang akan membuat 2 tempat penyimpanan berbentuk kubus dan balok dengan

ukuran yang telah ditentukan. Adik mempunyai argumen bahwa kedua bangun

tersebut membutuhkan bahan yang sama, akan tetapi kakak merasa ada

kejanggalan terhadap argumen yang diberikan Adik. Soal ini meminta siswa

menemukan kebenaran mengenai argumen yang diberikan Adik.

Berikut ini contoh jawaban posttest terbanyak yang mewakili jawaban siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(a)

Page 67: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

52

(b)

Gambar 4.4

Jawaban Siswa Untuk Indikator Menganalisis Argumen

(a) Inquiry Training (b) konvensional

Berdasarkan soal yang pertama siswa diminta untuk menganalisis kebenaran

argumen yang mempunyai beberapa alasan. Dari gambar 4.4.a dan 4.4.b terdapat

perbedaan jawaban yang diberikan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada

gambar 4.4.a Siswa kelas eksperimen dapat menentukan argumen dengan tepat,

akan tetapi alasan yang diberikan tidak tepat. Alasan yang diberikan sudah

megacu pada suatu ukuran, tatapi tidak dikaitkan dengan luas permukaan,

sedangkan pada gambar 4.4.b Kelas kontrol dapat menentukan argumen yang

tepat, tetapi alasan yang diberikan tidak tepat. Alasan yang diberikan

membandingkan besaran volume dengan keliling.

Berdasarkan perbedaan jawaban kelas eksperimen dan kelas kontrol, dapat

dilihat bahwa kelas eksperimen lebih baik dalam memberikan sebuah penjelasan

meskipun alasan yang diberikan kurang mengacu pada alasan yang sebenarnya,

sedangkan kelas kontrol memberikan alasan yang mengacu menyalahkan alasan

yang diberikan adik/ merubah alasan yang terdapat pada soal.

Soal kedua berkaitan dengan argumen mengenai bangun ruang limas dan

kubus yang akan dibuat, mereka memilih bangun kubus dan limas karena

membutuhkan bahan yang lebih sedikit. Pada soal ini siswa diminta menentukan

alasan mana yang kurang tepat terkait argumen yang diberikan.

Berikut ini contoh jawaban posttest terbanyak yang mewakili jawaban siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(a)

Page 68: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

53

(b)

Gambar 4.5

Jawaban Siswa Untuk Indikator Menganalisis Argumen

(b) Inquiry Training (b) konvensional

Berdasarkan soal, siswa akan diminta menganalisis mengenai alasan yang

kurang tepat mengenai argumen yang diberikan. Dari gambar 4.5.a siswa kelas

eksperimen dapat menemukan argumen Andi yang salah, akan tetapi alasan yang

diberikan kurang tepat. Sedangkan pada 4.5.b siswa kelas kontrol dapat

menemukan argumen andi yang salah, akan tetapi alasan yang diberikan juga

masih kurang tepat. Berdasarkan perbedaan jawaban yang diberikan kelas

eksperimen dan kelas kontrol, dapat dilihat bahwa kelas eksperimen menyalahkan

argumen Andi dengan membuat alasan baru yang berdasarkan pendapatnya

sendiri, sedangkan siswa kelas kontrol menyalahkan argumen Andi dengan

memberikan penjelasan yang berkaitan dengan penolakan alasan Andi. Melihat

jawaban tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jawaban yang diberikan kelas

eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.

Jika melihat paparan di atas maka dapat dilihat bahwa siswa kelas

ekseperimen dapat menganalisis argumen dengan membuat penjelasan

berdasarkan pengetahuannya, sedangkan kelas kontrol memberikan penjelasan

mengenai penolakan alasan yang ada. Hal ini membuktikan jawaban kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol pada indikator menganalisis

argumen.

3) Indikator membuat kesimpulan

Indikator membuat indukasi pada penelitian ini adalah kemampuan siswa

untuk membuat kesimpulan umum berdasarkan data yang bersifat khusus. Butir

soal yang mewakili indikator membuat kesimpulan ada satu. Soal tersebut

memberikan permasalahan mengenai bangun yang harus dibuat dengan kesediaan

Page 69: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

54

kertas yang telah ditentukan. Pada soal ini siswa akan menghitung luas permukaan

setiap bangun ruang sisi datar yang ditentukan, kemudian membuat kesimpulan

menginai bangun yang akan dibuat berdasarkan data luas setiap bangun ruang

tersebut.

Berikut ini contoh jawaban posttest yang mewakili jawaban siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

(a)

(b)

Gambar 4.6

Jawaban Siswa Untuk Indikator Membuat Kesimpulan

(a) Inquiry Training (b) konvensional

Berdasarkan soal, siswa diminta membuat kesimpulan mengenai bangun yang

dibuat dan alasannya. Pada gambar 4.6.a siswa kelas ekperimen mencari semua

luas permukaan bangun satu persatu kemudian membuat kesimpulan yang

menurutnya dapat diambil. Siswa kelas eksperimen mengambil kesimpulan

Page 70: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

55

dikarenakan ukurannya yang paling sedikit atau yang paling mendekati, kemudian

diberikan alasan kenapa kesimpulan diambil, pada gambar 4.6.b Siswa kelas

kontrol dapat mencari menghitus luas permukaan ruang tersebut kemudian

mengambil kesimpulan. Siswa kelas kontrol mengambil kesimpulan dengan

mengubah ukuran yang telah ditentukan.

Berdasarkan perbedaan jawaban kedua kelas tersebut, dapat dilihat bahwa

kelas eksperimen membuat kesimpulan dengan menggunakan alasan yang baik,

sedangkan kelas kontrol memilih membuat kesimpulan dengan membuat ketiga

bangun akan tetapi mengubah ukuran yang ditentukan. Jika melihat kesimpulan

yang tepat adalah “tidak ada bangun yang dapat dibuat” maka jawaban yang

dipakai kedua kelas kurang tepat, akan tetapi jawaban kelas eksperimen lebih baik

dari kelas kontrol karena kesimpulan dan alasan yang diberikan lebih baik dari

kelas kontrol.

4) Indikator Memutuskan Suatu Tindakan

Indikator memutuskan suatu tindakan pada penelitian ini adalah kemampuan

untuk memutuskan suatu tindakan yang tepat berdasarkan konsep matematika.

Butir soal yang mewakili indikator ini ada satu. Soal tersebut berkaitan tentang

bagaimana cara Rudi akan mengisi akuariumnya dengan ember yang ukurannya

telah ditentukan, kemudian siswa diminta membuat cara yang paling efektif

dengan menggunakan ember besar dan/atau ember kecil agar dapat mengisi

akuarium tersebut secara efisien.

Berikut ini contoh jawaban posttest terbanyak yang mewakili jawaban

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(a)

Page 71: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

56

(b)

Gambar 4.7

Jawaban Siswa Untuk Indikator Memutuskan Suatu Tindakan

(a) Inquiry Training (b) konvensional

Berdasarkan soal, siswa diminta untuk menentukan bagaimana cara mengisi

akuarium dengan ember besar/ember kecil atau dengan kombinasi keduanya.

Pada gambar 4.7.a, Siswa kelas eksperimen dapat mengerjakan soal dengan baik

dan memutuskan tindakan yang sesuai, akan tetapi pengerjaannya kurang didasari

dengan langkah-langkah kenapa tindakan itu diambil dan alasan kenapa tindakan

itu diambil. Pada gambar 4.7.b, Siswa kelas kontrol dapat mengerjakan soal

dengan baik dan dapat menentukan suatu tindakan yang memungkinkan, akan

tetapi siswa langsung terjebak setelah melihat angka yang dikerjakannya. siswa

kelas kontol tidak mempertimbangkan cara lain yang dapat lebih efisien.

Berdasarkan perbedaan jawaban kedua kelas tersebut, dapat terlihat bahwa kelas

kontrol cepat dalam menentukan tindakan, sedangkan kelas eksperimen dapat

menentukan tindakan akan tetapi tidak memperlihatkan secara jelas kenapa

tindakan tersebut diambil.Melihat jawaban tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa jawaban kelas ekperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrrol.

2. Proses pembelajaran di Kelas

Penelitian ini dilakukan sebanyak 9 kali pertemuan dengan rincian 8 kali

pertemuan untuk memberikan perlakuan dan 1 kali pertemuan untuk memberikan

posttest. Peneliti menggunakan dua kelas yang dijadikan sampel penelitian yaitu

kelas VIII-8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-7 sebagai kelas kontrol.

Kelas VIII-8 sebagai kelas ekperimen menggunakan Inquiry Training Model

(ITM) diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang memuat langkah-langkah

Page 72: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

57

pembelajaran Inquiry Training Model (ITM). Ilustrasi yang digunakan dalam

Lembar kerja Siswa (LKS) merupakan ilustrasi yang dapat membantu dalam

penyelesaian langkah-langkah Inquiry Training Model (ITM).

Pembelajaran Inquiry Training Model (ITM) menekankan siswa untuk berani

mengembangkan rasa ingin tahunya dengan bertanya dan membuat kesimpulan

atau penjelasan dengan memiliki 5 tahapan sebagai berikut: tahap pertama siswa

akan menemui sebuah permasalahan, tahap kedua siswa akan membuat

pertanyaan yang termuat dalam permasalahan, tahap ketiga membuat pertanyaan

untuk mengetahui kejadian sebab-akibat atau kebenaran yang tidak termuat dalam

permasalahan, tahap keempat membuat kesimpulan mengenai temuan yang

diperoleh dan tahap kelima siswa akan membuat ikhtisari mengenai apa yang

telah dikerjakan pada tahap 1 sampai 4.

Pembelajaran Inquiry Training Model (ITM) pada pertemuan pertama

mengalami kesulitan, karena siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran ini

dan cenderung menyerah/ tidak mau mengerjakan LKS. Kemudian guru

memberikan contoh dalam mengerjakan LKS dan memandu siswa mengerjakan

Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam menyelesaikan pembelajaran Inquiry Training

Model (ITM). Tahap 1 sampai tahap 3 membutuhkan waktu yang banyak

dikarenakan banyaknya kelompok yang bertanya yang kemudian pada tahap 4 dan

5 siswa memberikan jawaban yang kurang sesuai. Sehingga guru memberikan

konfirmasi mengenai jawaban pada LKS yang benar. Waktu yang digunakan pada

pertemuan pertama kurang maksimal sehingga hanya selesai sampai mengerjakan

Lembar Kerja Siswa (LKS).

Pada pertemuan kedua guru membuat jumlah kelompok lebih kecil dan siswa

sudah mulai terbiasa dengan langkah-langkah pembelajaran Inquiry Training

Model (ITM) dengan bantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) sehingga guru dapat

meminimalisir bantuanya kepada siswa, meskipun petanyaan yang dikumpulkan

masih terlalu banyak dan kurang terpusat. Pertemuan selanjutnya sampai akhir

siswa semakin lancar dan efektif dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS).

Page 73: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

58

Kemudian soal-soal dan tugas-tugas yang diberikan kepada kelas eksperimen

sama dengan kelas kontrol.

Tahap pembelajaran Inquiry Training Model (ITM) dijelaskan secara rinci

dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa (LKS) tersebut

dikerjakan 4-5 siswa. Tahap pertama adalah Encounter with the problem

(menghadapi masalah), siswa diberikan sebuah ilustrasi yang memuat sebuah

permasalahan, siswa akan berdiskusi dengan teman sekelompoknya untuk

menemukan masalah dan masalah tersebut akan diselesaikan pada tahap

selanjutnya. Berikut ini ilustrasi serta jawaban siswa mengenai permasalahan yang

terjadi :

Gambar 4.8

Ilustrasi dan Jawaban Siswa Merumuskan Permasalahan

Berdasarkan Gambar 4.8 di atas, terlihat bahwa siswa akan menemukan

masalah apa yang terdapat pada ilustrasi yang disajikan, sehingga siswa dapat

memfokuskan permasalahan yang terjadi dan dapat membantu mereka mencari

informasi untuk menyelesaikan permasalahan pada tahap selanjutnya. Pada

ilustrasi di atas permasalahan berkaitan dengan pesanan kue terhadap pak Rudi

Page 74: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

59

yang berbentuk prisma dan limas, sedangkan pak Rudi tidak tahu mengenai

bangun prisma dan limas.

Tahap kedua adalah Data gathering – verification (pengumpulan data –

verifikasi), pada tahap ini siswa dituntut untuk menemukan informasi yang

berdasarkan ilustrasi atau permasalahan yang disajikan dengan cara bertanya

kepada guru. Informasi harus dibuat menjadi sebuah pertanyaan yang akan

diajukan kepada guru, kemudian pertanyaan tersebut ditanyakan kepada guru agar

dapat diketahui kebenarannya. Berikut ini jawaban siswa pada tahap Data

gathering – verification (pengumpulan data – verifikasi).

Tahap kedua ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi siswa agar mencari

data-data pada tahap selanjutnya, selain itu tahap ini juga mampu membuat siswa

lebih paham mengenai permasalahan yang terjadi.

Gambar 4.9

Jawaban Siswa Pada Tahap Data Gathering – Verification

Berdasarkan Gambar 4.9 di atas, menunjukkan bahwa siswa membuat

pertanyaan yang berjawabkan “ya” atau “tidak” dengan menggunkan kata tanya

“apakah” yang berdasarkan informasi pada ilustrasi. Berdasarkan gambar

tersebut, siswa dapat membuat pertanyaan dan dikonfirmasikan kepada guru.

Tujuan dari tahapan ini adalah siswa dapat mencari informasi yang berkaitan

Page 75: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

60

dengan masalah sehingga dapat mengarahkan siswa untuk membuat solusi/

langkah penyelesaian.

Tahap ketiga Data Gathering Experimentation (pengumpulan data

eksperimentasi), tahap ini mirip dengan tahap kedua, tetapi informasi yang

dikumpulkan tidak terdapat secara langsung didalam ilustrasi. Pada tahap ini

informasi diperoleh berdasarkan kejadian yang muncul karena sebab akibat atau

hal yang berkaitan menurut pemikiran siswa. Sebelum siswa membuat pertanyaan

siswa diberikan tugas untuk menggambar agar mendapatkan informasi lebih

dalam, kemudian informasi tersebut akan dibuat menjadi pertanyaan dan

ditanyakan kepada guru seperti tahap kedua. Berikut ini gambar yang dibuat siswa

dan jawaban pada tahap Data Gathering Experimentation (pengumpulan data

eksperimentasi).

Gambar 4.10

Jawaban Siswa Pada Tahap Data Gathering Experimentation

Berdasarkan gambar 4.10 di atas, menunjukkan bahwa siswa secara tidak

langsung dapat menemukan informasi persamaan dan perbedaan mengenai

bangun prisma dan limas segi-n. Informasi tersebut akan membantu siswa dalam

membuat sebuah kesimpulan/pengetahuan mengenai materi bangun ruang sisi

datar prisma dan limas pada tahap selanjutnya.

Page 76: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

61

Tahap keempat Formulating Explanation (merumuskan penjelasan), pada

tahap ini siswa akan membuat penjelasan mengenai sebuah konsep yang berkaitan

dengan permasalahan, bisa berupa kesimpulan, pengertian suatu konsep/teori yang

berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan sebelumnya. Pada tahap ini

siswa akan memperoleh sebuah konsep atau teori berdasarkan pemikirannya yang

akan digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan sebelumnya.

Berikut ini jawaban siswa pada tahap Formulating Explanation (merumuskan

penjelasan)

Gambar 4.11

Jawaban Siswa Pada Tahap Formulating Explanation

Pada Gambar 4.11 di atas, menunjukan bahwa siswa dapat membuat

penjelasan mengenai bangun prisma dan limas dengan penjelasannya sendiri, serta

siswa dapat menuliskan perbedaan berdasarkan unsur-unsur prisma dan limas.

Pada tahap ini siswa sudah memahami materi bangun prisma dan limas, sehingga

dapat menjadi acuan bagi mereka untuk menyelesaikan permasalahan pak Rudi.

Tahap kelima Analysis of the Inquiry Proses (analisis proses inkuiri), pada

tahap ini siswa akan mereview pembelajaran yang telah dilakukan pada tahap 1

sampai 4, dan membuat ikhtisari yang telah dikerjakan mulai dari tahap 1 sampai

4. Ikhtisari yang mereka buat akan melatih mereka bagaimana menyelesaikan

masalah secara sistematis dan tugas guru memastikan bahwa ikhtisari yang dibuat

Page 77: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

62

siswa sudah benar agar mereka dapat melakukan melakukan pembelajaran yang

lebih baik pada pertemuan selanjutnya. Berikut ini jawaban siswa pada tahap

Analysis of the Inquiry Proses (analisis proses inkuiri)

Gambar 4.12

Jawaban Siswa Pada Tahap Analysis of the Inquiry Proses

Pada Gambar 4.12 di atas, menunjukan bahwa siswa dapat membuat ikhtisari

pembelajaran yang telah dikerjakan berdasarkan langkah-langkah pembelajaran

dari tahap 2 sampai tahap 4. Tahap-tahap ini akan membuat siswa memahami

bagaimana langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu masalah dalam

pembelajaran ataupun kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran Inquiry Training Model melibatkan peran aktif siswa

dengan melatih dan memanfaatkan rasa ingin tahu siswa secara sistematis. Proses

Page 78: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

63

tersebut dimulai dari menghadapi masalah, mengumpulkan informasi,

mengembangkan informasi, membuat kesimpulan suatu pengetahuan dan

membuat ikhtisari tahapan penyelesaian masalah. Inquiry Training Model dapat

mendorong kemampuan berpikir kritis siswa, karena tahapan pada proses

pembelajaran tersebut dapat melatih kemampuan berpikir kritis, dan peneliti

menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) agar sesuai dalam mengembangkan

kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

Proses pembelajaran yang dilakukan pada kelas kontol adalah

pembelajaran Konvensional/ekspository. Pembelajaran ini lebih menekankan pada

keaktifan guru dalam menyampaikan materi. Penyampaian materi lebih dominan

secara verbal, sehingga secara umum pengetahuan yang diterima siswa tidak lebih

dari apa yang diucapkan guru. Penerapan tahapan model pembelajaran ini oleh

peneliti yaitu memberikan sebuah teori atau rumus, membuat suatu permasalahan

lalu dikerjakan bersama siswa, memberikan soal-soal, memberikan refleksi materi

pembelajaran, dan melakukan tanya jawab jika ada yang kurang paham. Siswa

pada kelas kontrol cenderung pasif dalam pembelajaran, karena pembelajaran

bergantung pada penyampaian guru sehingga kurang memberikan kesempatan

untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

B. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji

prasyarat dilakukan agar dapat menentukan perhitungan yang tepat untuk uji

hipotesis. Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol

1. Uji Prasyarat

Penelitian ini menggunakan uji t untuk mengetahui kesamaan rata-rata antar

kedua kelas, yang sebelumnya harus memenuhi syarat uji normalitas dan

homogenitas. Proses pengolahan data dari uji normalitas dan homogenitas dari

kedua kelas menggunakan software SPSS.

Page 79: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

64

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan

software SPSS. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan uji normalitas dari

kelas eksperimen dan kelas kontrol:

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

kelompok Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Eksperimen ,966 35 ,349

Kontrol ,964 36 ,277

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar

5% atau α = 0,05 terlihat bahwa perolehan signifikansi pada kelas eksperimen

sebesar 0,349 dan kelas kontrol sebesar 0,277. Jika membandingkan nilai

signifikansi kedua kelas tersebut terhadap nilai α = 0,05 maka dapat dilihat bahwa

nilai signifikansi kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih besar dari α = 0,05,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan berpikir kritis

matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Homogenitas

Uji yang dilakukan setelah uji normalitas adalah uji homogenitas. Uji

homogenitas menggunakan Uji Levene dengan bantuan software SPSS. Berikut

ini disajikan tabel hasil perhitungan uji homogenitas kedua kelas tersebut:

Tabel 4.4

Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

F df1 df2 Sig.

0,224 1 69 ,671

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dengan menggunakan uji levene pada signifikan

sebesar 5% atau α = 0,05 terlihat bahwa signifikansi yang diperoleh sebesar 0,671.

Page 80: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

65

Jika dibandingkan dengan nilai signifikansi dengan nilai α yang ditetapkan, maka

dapat dilihat bahwa nilai signifikan lebih besar dari nilai α = 0,05 , sehingga dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol adalah homogen.

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas kelas eksperimen dan kelas

kontrol, telah diketahui bahwa kedua kelas tersebut memiliki populasi yang

berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian hipotesis pada penelitian

ini menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk mengukur perbedaan dua rata-rata.

Pengujian uji t pada penelitian menggunakan bantuan software SPSS dengan

nilai signifikasi 5% atau α = 0,05. Berikut ini disajikan perhitungan uji t kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan bantuan software SPSS:

Tabel 4.5

Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Independent Sample Test

t-test for Equality of Means

t df Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

Nilai

Equal variances

assumed

4,118 69 ,000 3,039 3,38

Equal variances

not assumed

4,121 68,889 ,000 3,039 3,37

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, karena data memiliki varians yang homogen

maka dipilih baris Equal variances assumed. Pada baris tersebut hasil Sig. (2-

tailed) = 0,000, sehingga nilai signifikansi 0,000/2 = 0,000. Nilai siginifikansi

0,000 α (0,05), sehingga Ho ditolak. Dengan ditolaknya Ho maka rata-rata nilai

kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan Inquiry

Training Model lebih tinggi daripada rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis

siswa yang menggunakan model konvensional.

Page 81: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

66

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis

siswa dengan menggunakan ITM lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajarkan

dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan hasil

posttest kelas yang diajarkan dengan ITM lebih tinggi dari kelas yang diajarkan

konvensional dengan nilai signifikansi 0,000. Pembelajaran ITM adalah

pembelajaran yang dilakukan dengan berdiskusi kelompok dan mengharuskan

siswa aktif dalam bertanya. Hal ini sejalan dengan pendapat yang telah disebutkan

sebelumnya bahwa diskusi yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis1.

Inquiry Training Model mengharuskan siswa untuk berperan aktif dalam

setiap tahap pembelajarannya, baik dalam berpikir maupun aktif dalam bertanya.

Pada tahap ke-2 pembelajaran, siswa akan berdiskusi untuk membuat pertanyaan.

Pada tahap ke-3 pembelajaran, siswa membuat pertanyaan dengan memperhatikan

perbedaan, persamaan dan alasan. Sehingga dengan peran aktif yang dilakukan

siswa pada tahapan tersebut akan melatih kemampuan berpikir kritis matematis

siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Santrock bahwa berpikir kritis

mengharuskan anak-anak/siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran seperti

merumuskan pertanyaan-pertanyaan, memperhatikan persamaan dan perbedaan,

menentukan kesimpulan yang sah atau tidak2.

Selain dikarenakan model pembelajaran ITM menerapkan diskusi dalam

pembelajaran, ITM juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Barbara

Limbach dan Wendy Waugh mengenai “Critical Thinking Framework For Any

Discipline”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat 5 langkah yang

dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, diantaranya adalah 1)

menentukan tujuan pembelajaran, 2) ajarkan melalui pertanyaan, 3) pembelajaran

1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru , (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), h. 202 2 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

2010), h. 156

Page 82: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

67

aktif, 4) tinjau, sempurnakan dan tingkatkan, dan 5) berikan umpan balik3. ITM

memuat langkah-langkah tersebut, seperti pengajaran dengan pertanyaan pada

tahap 2 dan 3, pembelajaran aktif yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan

LKS, meninjau hasil pekerjaan siswa selama pembelajaran, dan membuat intisari

untuk meningkatkan pembelajaran.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Miftahkhus mengenai penerapan inquiry training pada pokok bahasan gerak lurus,

yang menyebutkan bahwa inquiry training mempunyai pengaruh positif terhadap

hasil belajar siswa, dan terdapat hubungan antara inquiry training dan

kemampuan berpikir kritis dalam peningkatan hasil belajar4. Faktor yang

menyebabkan kemampuan berpikir kritis lebih tinggi dengan inquiry training

karena inquiry training melibatkan siswa melakukan pembelajaran secara aktif

yang dapat menunjang keterampilan kemampuan berpikir kritis.

Berdasarkan paparan di atas dan hasil pengujian hipotesis yang telah

dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa ITM mempunyai pengaruh

positif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis. Indikator berpikir kritis

matematis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: memfokuskan

pertanyaan, menganalisis argumen, membuat kesimpulan dan memutuskan suatu

tindakan. Keempat indikator tersebut digunakan sebagai dasar perumusan

instrumen kemampuan berpikir kritis matematis yang digunakan sebagai posttest.

Hasil posttest kelas ITM lebih tinggi dari kelas konvensional untuk semua

indikator tersebut. Perbedaan nilai paling tinggi pada indikator membuat

kesimpulan, dan yang paling rendah pada indikator memfokuskan pertanyaan.

Pada indikator memfokuskan pertanyaan, nilai kelas eksperimen lebih

tinggi dari kelas kontrol. perbedaan nilai ini dikarenakan siswa dengan ITM akan

3 Barbara Limbach dan Wendy Waugh, Critical Thinking Framworlk For Any Discipline,

International Journal of Teaching and Learning, 2006, hal. 161,

(http://www.isetl.org/ijtlhe/pdf/IJTLHE55.pdf) 4 Miftahkhus, “Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk meningkatkan

berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus” Skripsi IAIN Palangka

Raya, Palangka Raya , 94 (http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/704/)

Page 83: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

68

diminta memfokuskan suatu permasalahan yang dia temui saat pada tahap I

(Encounter with the problem). Pada tahap kedua dan ketiga siswa diminta

membuat pertanyaan, akan tetapi kurang berpengaruh pada indikator ini karena

pertanyaan-pertanyaan terdapat dalam ITM sangat bergam bersifat divergen yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi. Sehingga perbedaan nilai antara kelas

dengan ITM dan kelas konvensional pada indikator ini paling kecil dibandingkan

indikator lain. Pertanyaan yang dibuat keas eksperimen secara umum mirip

dengan kelas kontrol hanya saja format pertanyaannya yang berbeda seperti

pertanyaan pada tahap kedua dan ketiga yaitu dengan pertanyaan “apakah”.

Pada indikator membuat kesimpulan, perbedaan nilai posttest kelas

eksperimen dan kelas yang paling tinggi diantara indikator yang lainnya. Hal ini

dikarenakan beberapa tahap pembelajaran ITM melatih siswa membuat

kesimpulan. Pada tahap kedua, siswa akan mengumpulkan informasi mengenai

permasalahan guna membantu membuat kesimpulan suatu permasalahan. Pada

tahap ketiga, siswa akan mencari informasi lain yang tidak terdapat pada soal dan

membantu dalam proses generalisasi informasi. Pada tahap keempat, siswa akan

membuat kesimpulan mengenai teori yang diperoleh yang sesuai dengan

informasi pada tahap kedua dan ketiga dengan disertai alasan yang sesuai.

Pada indikator menganalisis argumen dan memutuskan suatu tindakan,

nilai kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Pada indikator

menganalisis argumen, siswa secara langsung mengumpulkan informasi dengan

bertanya yang kemudian pertanyaan tersebut akan dibuat sebuah penjelasan,

sehingga siswa akan terbiasa membuat penjelasan berdasarkan informasi yang

telah didapat. Selain itu, pada tahap formulating explanation, siswa akan membuat

temuan berupa kesimpulan beserta penjelasannya. Sehingga siswa akan terbiasa

membuat penjelasan berdasarkan pengetahuan yang didapat. Hal ini akan

membuat siswa mudah untuk berargumen berdasarkan teori. Pada indikator

memutuskan suatu tindakan, siswa dengan ITM akan melihat kesimpulan yang

telah diperoleh, mulai dari kesimpulan mengenai permasalahan sampai

kesimpulan mengenai teori/pengetahuan yang diperoleh yang kemudian saling

Page 84: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

69

dikaitkan. Hasil dari mengkaitkan masalah dengan penngetahuan siswa akan

membuat siswa dapat membuat suatu tindakan penyelesaian. Sehingga proses

tersebut membuat siswa dengan ITM unggul dalam memutuskan suatu tindakan.

Tingginya nilai indikator memutuskan suatu tindakan juga pertanda tingginya

kemampuan berpikir kritis. Hal ini sesuai dengan definisi berpikir kritis oleh

Ennis, yang menyebutkan berpikir kritis berfokus untuk memutuskan apa yang

dipercaya atau dilakukan5.

D. Keterbatasan Peneliti

Peneliti meyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, akan tetapi peneliti

telah berusaha yang terbaik agar hasil penelitian maksimal. Berbagai hal yang

tidak terkontrol pada penelitian ini menjadi keterbatasan peneliti, diantaranya

adalah:

1. Peneliti hanya mengukur kemampuan siswa pada materi bangun ruang saja,

sehingga belum bisa digeneralisasikan pada materi lain.

2. Siswa dalam kelompok yang besar sulit dikontrol keberhasilannya dalam

langkah-langkah pembelajaran ITM, sehingga memerlukan pembiasaan

hingga dua kali pertemuan pada awal pembelajaran.

3. Kontrol terhadap subjek penelitan hanya mencakup variabel Inquiry Training

Model dan kemampuan berpikir kritis, sedangkan variabel lainnya tidak

diukur. Karena hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh variabel lain.

4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis cukup berat karena termasuk

dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama dengan siswa yang

mempunyai kemampuan matematis yang kurang.

5 Alec Fisher. Berpikir kritis Sebuah pengantar. Penerjemah, Benyamin H. (Jakarta:

Erlangga, 2008), h. 4

Page 85: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh Inquiry

Training Model (ITM) terhadap kemampuan kritis matematis siswa di salah satu

SMPN Tangerang selatan, terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan pembelajaran

ITM masih tergolong rendah berdasarkan nilai rata-ratanya. Perolehan nilai

rata-rata pada indikator memfokuskan pertanyaan, membuat argumen, dan

membuat kesimpulan masih tergolong rendah, hanya pada indikator

menentukan suatu tindakan yang tergolong cukup baik dan ini adalah nilai

terbaik dibandingkan indikator lainnya.

2. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan model

pembelajaran konvensional masih tergolong rendah berdasarkan nilai rata-

ratanya. Perolehan nilai rata-rata pada semua indikator tergolong rendah.

Perolehan nilai indikator berpikir kritis matematis tertinggi pada indikator

memutuskan suatu tindakan dan yang paling rendah pada menganalisis

argumen.

3. Terdapat pengaruh ITM terhadap kemampuan berpikir kritis. Kemampuan

berpikir kritis matematis siswa yang diajarkan dengan ITM lebih besar dari

pada kelas yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional

(ekspositori). Kelas yang menggunakan ITM memiliki kemampuan yang lebih

tinggi pada semua indikator berpikir kritis matematis dari kelas yang

menggunakan model konvensional (ekspositori). Perbedaan perolehan paling

tinggi terdapat pada indikator membuat kesimpulan dan yang paling rendah

indikator membuat pertanyaan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa penggunaan

Inquiry Training Model dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis

matematis siswa.

Page 86: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

71

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mempunyai beberapa

saran yang terkait dengan penelitian tersebut, diantaranya:

1. Pembelajaran yang materinya berupa objek nyata cocok dengan langkah-

langkah pembelajaran Inquiry Training Model (ITM), karena pengumpulan

informasi yang dilakukan siswa akan lebih mudah dan lebih efektif.

2. Penggunaan ITM lebih efektif dilakukan pada kelas yang tidak terlalu banyak.

Hal ini disebabkan siswa yang tidak terlalu banyak akan membuat kelompok

diskusi menjadi efektif dan pertanyaan yang diajukan terlalu banyak, sehingga

waktu yang dibutuhkan dalam tahap 2 dan 3 lebih lebih sedikit dan guru

mudah mengontrol informasi yang diperoleh siswa perkelompok.

3. ITM dapat membuat siswa lebih fokus terhadap pembelajaran, siswa yang

bisanya sibuk dengan dirinya sendiri akan terbawa menjadi aktif bertanya.

Keaktifan ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan lain

seperti kemampuan komunikasi, kemampuan koneksi dan kemampuan lain

yang sesuai.

4. Jika dilihat dari nilai siswa, maka ITM kurang mempunyai pengaruh terhadap

kemampuan siswa yang rendah, akan tetapi cukup berpengaruh kepada siswa

yang mempunyai kemampuan matematis yang tinggi. Sehingga ITM dapat

digunakan kepada siswa yang mempunyai kemampuan yang tinggi.

Page 87: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

72

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru dkk. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT

Prestasi Pustakaraya. 2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

2006.

Badar, Trianto Ibnu. Mendesain Model Pembeajaran Inovatif Dan Progresif

Konstektual: Konsep. landasan. dan implementasinya pada Kurikulum

2013 (kurikulum tematik integrative/TKI). Jakarta: DKU print. 2014.

Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2010.

Ervina, Endah. Pengaruh Inquiry Training Model Dan Experiential Learning

Model Terhadap Prestasi Belajar Matemaika Ditinjau Dari Kecerdasan.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2014.

Fisher. Alec. Berpikir kritis Sebuah pengantar. Penerjemah. Benyamin H. Jakarta:

2008.

Hamzah, Ali dan Muhlisrarini. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran

Matematika. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2014.

Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2015.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Peraturan Mentri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A tahun 2013

tentang Implementasi kurikulum.

Kurniawati dan Utami. Pengaruh Model Penemuan dengan Strategi Heuristik

terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. Prosiding pada KNPM

V Malang : IndoMS dan Jurusan Pendidikan Matematika UM. 2016.

Kuswana , Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2011.

Lestari, Karunia Eka dan Muhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian

Pendidikan Matematika. Bandung: PT Rfika Aditama. 2017

Page 88: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

73

Limbach, Barbara dan Wendy Waugh. Critical Thinking Framworlk For Any

Discipline, International Journal of Teaching and Learning, 2006,

tersedia di (http://www.isetl.org/ijtlhe/pdf/IJTLHE55.pdf)

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.

Miftahkhus, Penerapan model pembelajaran inquiry training untuk meningkatkan

berpikir kritis dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gerak lurus

Skripsi IAIN Palangka Raya. Palangka Raya: tersedia di

(http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/704/)

NCTM, STEM Gives Meaning to Mathematics. tersedia di

(http://www.nctm.org/Publications/teaching-children-

mathematics/2015/Vol21/Issue7/STEM-Gives-Meaning-to-Mathematics/)

OECD. PISA 2012 Results In Focus. PISA: OECD Publishing. 2013

OECD. PISA 2015 Results In Focus. PISA: OECD Publishing. 2016

Rohmatin dan Rahmawati. Profil Berpikir Kritis Siswa Smp Dalam Memecahkan

Masalah Matematika Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk Sebagai Upaya

Dasar Menentukan Strategi Pembelajaran. 2016. tersedia di

(http://lppm.unmas.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/5-dian-novita-

rohmatin-KL1.pdf).

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008.

Siddiqui, Mujibul Hasan. Inquiry Training Model of Teaching : A Search of

Learning. International Journal Science Research . Volume: 2. Issue : 2.

2013.

Sukmadimata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

REMAJA ROSDAKARYA.

Suwarma, Dina Mayadianan. Suatu Alternatif Pembelajaran Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika. (Jakarta: Cakrawala Mahakarya)

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2014).

Vanaja, M.. Inquiry Training model ( New Delhi: DKU print. 2003).

Page 89: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

74

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian gabungan

, Jakarta: Prenadamedia group. 2014).

Page 90: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

75

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-1

(KELAS EKSPERIMEN)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam

mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian –

bagiannya.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat kubus dan balok.

2. Membuat kesimpulan mengenai sifat-sifat kubus dan balok

3. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang terkait sifat-

sifat kubus dan balok.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat kubus

dan balok.

2. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai sifat-sifat kubus dan balok.

3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang

terkait sifat-sifat kubus dan balok.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok

F. Model Pembelajaran

Inquiry Training Model (ITM)

Page 91: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

76

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajrai

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru memberikan apersepsi mengenai macam-macam bangun datar

(persegi, persegi panjang dan segitiga)

6. Serta unsur-unsur mengenai sisi, diagonal mengenai persegi dan persegi

panjang

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang merkea ketahui tentang

kubus dan balok.

2. Menanyakan siswa benda yang termasuk kubus dan balok

3. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 3 sampai 4 siswa

4. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang

terbentuk

5. Guru memberikan ilustrasi mengenai kubus dan balok

6. Menanyakan tentang hal-hal yang mereka temukan mengenai sifat-sifat

kubus dan balok dan hubungannya terhadap persegi dan persegi panjang

Tahap 1. Encounter with the problem.

1. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS

2. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan bangun kubus

dan balok

3. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi

Tahap 2. Data gathering – verification (pengumpulan data 1)

Page 92: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

77

1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang

terdapat pada LKS

2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal

yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan

kata tanya “apakah”

3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang

tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa

merubah kalimat pertanyaannya.

4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan

nilai kebenarannya.

6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup

untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak (informasi yang diperlukan

pada tahap ini adalah informasi yang berkaitan dengan unsur-unsur kubus

dan balok yang terdapat pada soal)

Tahap 3. Data gathering – experimentation (pengumpulan data 2)

1. Guru menyediakan alat peraga kubus dan balok.

Alat peraga yang digunakan mempunyai sekala 1:100

2. Siswa akan mengamati alat peraga tersebut dan dikaitkan dengan

informasi yang didapat pada tahap sebelumnya

3. Siswa diminta mengukur alat peraga tersebut

4. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk mengetahui

unsur-unsur kubus dan balok berdasarkan ukurannya (tentang panjang

rusuk, sisi, diagonal sisi dan diagonal ruang)

5. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti

pada tahap 2

6. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

7. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah

Page 93: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

78

cukup (informasi yang dikumpulkan pada tahap ini meliputi sifar unsur-

unsur kubus dan balok)

Tahap 4. Formulating an explanation

1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi

yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan

dapat berupa

a. hubungan linear ( semua ukuran diagonal sisi kubus sama panjang,

dikarenakan sis setiap kubus sama)

b. teori yang berkaitan (ukuran diagonal kubus dan balok adalah hasil

akar dari jumlah kuadrat sisi yang mengapitnya teorema

phytagoras)

c. Analisis (sisi kubus haruslah sebuah persegi yang sama besar)

2. Siswa membuat penjelasan mengenai kubus dan balok.

3. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang berkaitan

dengan materi bangun datar kubus dan balok.

Elaborasi

Tahap 5. Analysis of the inquiry

1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1

sampai 4

2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang

saling berkaitan untuk membuat analisis mengenai kubus dan balok.

3. Siswa membuat analisis mengenai perbedaan sifat kubus dan balok

4. Murid /dan guru menyelesaikan permasalahan yang ada.

5. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan sifat

kubus dan balok

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan siswa,

berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang tepat.

2. Guru memberikan penegasan menai sifat-sifat kubus dan balok

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

Page 94: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

79

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Memastikan semua siswa memahami sifat-sifat kubus dan balok

7. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

(refleksi)

4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1

b. Alat peraga kubus dan balok

c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti

Rendy Mutiara Puri

Page 95: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

80

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -2

(KELAS EKSPERIMEN)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam membangun

jaring-jaring kubus, balok prisma, dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Membuat pertanyaan mengenai sifat jaring-jaring kubus dan balok.

2. Menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan jaring-jaring

kubus dan balok.

3. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang terkait

jaring-jaring kubus dan balok.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menemukan sifat jaring-jaring

kubus dan balok.

2. Siswa dapat menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan

jaring-jaring kubus dan balok.

3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang

terkait jaring-jaring kubus dan balok.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: jaring-jaring kubus dan balok.

F. Model Pembelajaran

Inquiry Training Model (ITM)

Page 96: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

81

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajrai

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru memberikan mengenai pembelajaran yang sebelumnya.

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang merkea ketahui tentang

jaring-jaring kubus dan balok.

2. Menanyakan penggunaan jaring-jaring kubus dan balok pada

kehidupan sehari-hari.

3. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa

4. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang

terbentuk

5. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS

6. Guru menyajikan ilustrasi yang terdapat pada LKS.

Tahap 1. Encounter with the problem.

1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan jaring-jaring

kubus dan balok

2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi

Tahap 2. Data gathering – verification

1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang

terdapat pada LKS

2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal

yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan

kata tanya “apakah”

Page 97: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

82

3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan

yang tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat

meminta siswa merubah kalimat pertanyaannya.

4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di

tentukan nilai kebenarannya.

6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah

cukup untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak.

Tahap 3. Data gathering – experimentation

1. Guru menyediakan alat peraga kubus dan balok.

2. Siswa akan mengamati alat peraga tersebut dan dibentuk dengan

permasalahan.

3. Siswa diminta membuat jaring-jaring kubus dan balok yang lain

dengan alat peraga dan mengamatinya.

4. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk

mengetahui bentuk jaring-jaring yang benar.

5. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti

pada tahap 2

6. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

7. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat

sudah cukup

Tahap 4. Formulating an explanation

1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi

yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan.

Penjelasan dapat berupa

d. hubungan linear

e. teori yang berkaitan

f. Analisis

2. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang

Page 98: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

83

sebelumnya untuk menyelesaikan masalah.

Siswa membuat penjelasan mengenai definisi jaring-jaring kubus dan

balok dan bagaimana membuat jaring-jaring yang benar.

Elaborasi

Tahap 5. Analysis of the inquiry

1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1

sampai 4

2. Menganalisis informasi sehingga dapat membuat jaring-jaring kubus

dan balok yang lain untuk menyelesaikan masalah.

3. Murid /dan guru menyelesaikan permasalahan yang ada.

4. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan sifat

kubus dan balok

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan

siswa, berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang

tepat.

2. Guru memberikan penegasan mengenai jaring-jaring kubus dan balok

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Memastikan semua siswa mengetahui jaring-jaring kubus dan balok

dan cara membuatnya.

7. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

(refleksi)

4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

Page 99: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

84

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1

b. Alat peraga kubus dan balok

c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 100: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

85

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) – 3

(KELAS EKSPERIMEN)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung luas

permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

4. Membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan kubus dan balok.

5. Menganalisis argumen mengenai luas permukaan kubus dan balok.

6. Membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan kubus dan

balok.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan

kubus dan balok.

2. Siswa dapat menganalisis argumen mengenai luas permukaan kubus dan

balok.

3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan

kubus dan balok.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: luas permukaan kubus dan balok.

F. Model Pembelajaran

Inquiry Training Model (ITM)

Page 101: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

86

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan pembelajaran sebelumnya mengenai jaring-jaring

kubus dan balok.

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang merkea ketahui tentang

luas permukaan kubus dan balok.

2. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa

3. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang

terbentuk

4. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS

Tahap 1. Encounter with the problem.

1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan bangun kubus

dan balok yang terdapat pada LKS.

2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi

Tahap 2. Data gathering – verification

1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang

terdapat pada LKS

2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal

yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan

kata tanya “apakah”

3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang

Page 102: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

87

tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa

merubah kalimat pertanyaannya.

4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan

nilai kebenarannya.

6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup

untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak

Tahap 3. Data gathering – experimentation

1. Guru meminta siswa membuat jaring-jaring kubus dan balok yang disertai

ukurannya.

2. Siswa akan diminta mengamati bentuk jaring-jaring kubus dan balok

disertai dengan ukurannya.

3. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih mengenai permasalahanya,

dan jaring-jaring yang telah dibuat (seperti kesamaan bentuk, ukuran dan

luas yang ada pada jaring-jaring)

4. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti

pada tahap 2

5. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

6. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah

cukup.

Tahap 4. Formulating an explanation

1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi

yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan

dapat berupa

a. hubungan linear

b. teori yang berkaitan

c. Analisis

Page 103: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

88

Yang akan dibuat untuk mengetahui luas permukaan kubus dan balok

pada permasalahan.

2. Siswa membuat solusi yang berkaitan dengan masalah.

Elaborasi

Tahap 5. Analysis of the inquiry

1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1

sampai 4

2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang

saling berkaitan untuk membuat rumus permukaan kubus dan balok.

3. Guru memberikan kesimpulan untuk permaslahan yang ada.

4. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan luas

permukaan kubus dan balok

5. Guru memberikan latihan yang terdapat pada buku paket Matematika.

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan siswa,

berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang tepat.

2. Guru memberikan penegasan menai luas permukaan kubus dan balok

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Memastikan semua siswa memahami luas permukaan kubus dan balok

5. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

(refleksi)

4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

Page 104: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

89

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1

b. Alat peraga kubus dan balok

c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 105: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

90

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -4

(KELAS EKSPERIMEN)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung

luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Membuat pertanyaan untuk menentukan volume kubus dan balok.

2. Menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan jaring-jaring

kubus dan balok.

3. Membuat kesimpulan cara menghitung volume kubus dan balok dalam

pemecahan masalah.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menentukan volume kubus dan

balok.

2. Siswa dapat menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan

jaring-jaring kubus dan balok.

3. Siswa dapat membuat kesimpulan cara menghitung volume kubus dan

balok dalam pemecahan masalah.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: volume kubus dan balok.

F. Model Pembelajaran

Inquiry Training Model (ITM)

Page 106: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

91

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan materi yang sebelumnya.

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang

volume.

2. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa

3. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang

terbentuk

4. Menanyakan tentang tempat penyimpanan berbentuk kubus dan balok

Tahap 1. Encounter with the problem.

1. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS

2. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan volume bangun

kubus dan balok

3. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi

Tahap 2. Data gathering – verification

1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang

terdapat pada LKS

2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal

yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan

kata tanya “apakah”

3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang

Page 107: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

92

tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa

merubah kalimat pertanyaannya.

4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan

nilai kebenarannya.

6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup

untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak (informasi yang diperlukan

pada tahap ini adalah informasi yang berkaitan dengan unsur-unsur kubus

dan balok yang terdapat pada soal)

Tahap 3. Data gathering – experimentation

1. Guru menyediakan alat peraga dan ilustrasi mengenai perhitungan

isi/volume suatu bangun dimensi 3.

2. Siswa akan mengamati alat peraga tersebut dan dikaitkan dengan

informasi yang didapat pada tahap sebelumnya

3. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk mengetahui

ukuran kubus dan balok

4. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti

pada tahap 2

5. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

6. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah

cukup.

Tahap 4. Formulating an explanation

1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi

yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan

dapat berupa

a. hubungan linear

b. teori yang berkaitan

Page 108: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

93

c. Analisis (sisi yang berhadapan sama besar)

Untuk membuat penjelasan mengenai volume kubus dan balok.

2. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang berkaitan

dengan materi volume kubus dan balok.

Elaborasi

Tahap 5. Analysis of the inquiry

1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1

sampai 4

2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang

saling berkaitan untuk membuat rumus volume kubus dan balok.

3. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan sifat

kubus dan balok

4. Guru memberikan latihan soal mengenai volume kubus dan balok

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan siswa,

berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang tepat.

2. Guru memberikan penegasan mengenai volume kubus dan balok

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Memastikan semua siswa memahami volume kubus dan balok

5. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

(refleksi)

4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

Page 109: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

94

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Lembar Kerja Siswa (LKS 4)

b. Alat peraga kubus dan balok

c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 110: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

95

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -5

(KELAS EKSPERIMEN)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam

mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian –

bagiannya.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat prisma dan limas.

2. Membuat kesimpulan mengenai definisi prisma dan limas.

3. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang terkait sifat-

sifat prisma dan limas.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat prisma

dan limas.

2. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai definisi prisma dan limas.

3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang

terkait sifat-sifat prisma dan limas.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: Prisma dan Limas.

F. Model Pembelajaran

Inquiry Training Model (ITM)

Page 111: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

96

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan mengenai unsur-unsur bangun datar kubus dan balok

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang benda-benda berbentuk prisma dan

limas dikehidupan sehari-hari.

2. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa

3. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang

terbentuk

4. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS

5. Guru memberikan ilustrasi mengenai benda-benda yang berbentuk prisma

dan limas

Tahap 1. Encounter with the problem.

1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan bangun prisma

dan limas.

2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi

Tahap 2. Data gathering – verification

1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang

terdapat pada LKS

2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal

yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan

kata tanya “apakah”

3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang

Page 112: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

97

tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa

merubah kalimat pertanyaannya.

4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan

nilai kebenarannya.

6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup

untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak

Tahap 3. Data gathering – experimentation

1. Siswa diminta gambar bentuk prisma dan limas sesuai dengan masalah.

2. Guru menyediakan alat peraga berupa bangun prisma dan limas untuk

membantu mengeksplorasi lebih lanjut.

3. Siswa akan mengamati gambar dan alat peraga tersebut dan dikaitkan

dengan informasi yang didapat pada tahap sebelumnya.

4. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk mengetahui

unsur-unsur Prisma dan limas berdasarkan sifat unsur-unsurnya.

5. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti

pada tahap 2

6. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

7. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah

cukup

Tahap 4. Formulating an explanation

1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi

yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan

dapat berupa

a. hubungan linear

b. teori yang berkaitan

c. Analisis

Page 113: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

98

Untuk dapat memberikan jawaban yang diminta

2. Siswa membuat penjelasan mengenai Prisma dan Limas.

3. Siswa membuat perbedaan antara prisma dan limas yang berkaitan dengan

soal.

Elaborasi

Tahap 5. Analysis of the inquiry

1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1

sampai 4

2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang

saling berkaitan untuk membuat Prisma dan Limas.

3. Siswa membuat Prisma segi 5 dan Limas segi 5.

4. Siswa membuat analisis mengenai sifat dan unsur-unsur Prisma dan

Limas.

5. Membuat hasil analisis mngenai unsur prisma dan limas segi-n

6. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan sifat

prisma dan limas.

Konfirmasi

5. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan siswa,

berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang tepat.

6. Guru memberikan penegasan mengenai sifat-sifat Prisma dan Limas.

7. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

8. Memastikan semua siswa memahami sifat-sifat Prisma dan Limas.

6. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

Page 114: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

99

(refleksi)

4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Lembar Kerja Siswa (LKS 5)

b. Alat peraga prisma dan limas

c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 115: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -6

(KELAS EKSPERIMEN)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam membangun

jaring-jaring kubus, balok prisma, dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Membuat pertanyaan untuk menemukan jaring-jaring prisma dan limas.

2. Membuat kesimpulan untuk membuat jaring-jaring prisma dan limas.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menemukan jaring-jaring prisma

dan limas.

2. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk membuat jaring-jaring prisma dan

limas.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: jaring-jaring Prisma dan Limas.

F. Model Pembelajaran

Inquiry Training Model (ITM)

Page 116: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

101

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan mengenai bentuk prisma dan limas yang telah

dipelajari pada pembelajaran sebelumnya

6. Serta unsur-unsur prisma dan limas.

7. Mengingatkan mengenai permasalahan yang sebelumnya

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang tentang jenis prisma dan limas yang

lain.

2. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa

3. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang

terbentuk

4. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS

Tahap 1. Encounter with the problem.

1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan jaring-jaring

prisma dan limas.

2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi

Tahap 2. Data gathering – verification

1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang

terdapat pada LKS

2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal

yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan

Page 117: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

102

kata tanya “apakah”

3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang

tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa

merubah kalimat pertanyaannya.

4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan

nilai kebenarannya.

6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup

untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak

Tahap 3. Data gathering – experimentation

1. Guru menyediakan alat peraga prisma dan limas.

2. Siswa akan mengamati alat peraga tersebut dan dikaitkan dengan

informasi yang didapat pada tahap sebelumnya

3. Siswa dapat memotong alat peraga tersebut menjadi sebuah jaring-jaring.

4. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk mengetahui

bentuk sisi yang membangun jaring-jaring, dan perbedaan jaring-jaring

prisma dan limas.

5. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti

pada tahap 2

6. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

7. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah

cukup

Tahap 4. Formulating an explanation

1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi

yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan

dapat berupa

a. hubungan linear

Page 118: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

103

b. teori yang berkaitan

c. Analisis

Agar siswa dapat membuat penjelasan mengenai jaring-jaring Prisma dan

Limas.

2. Siswa dapat menemukan perbedaan jaring-jaring prisma dan limas.

3. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang berkaitan

dengan materi jaring-jaring prisma dan limas.

Elaborasi

Tahap 5. Analysis of the inquiry

1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1

sampai 4

2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang

saling berkaitan untuk membuat jaring-jaring prisma dan limas, kemudian

membentuk jaring-jaring prisma dan limas yang lain.

3. Murid /dan guru menyelesaikan permasalahan yang ada.

4. Guru mereview apa yang telah siswa kerjakan.

5. Guru memberikan soal yang berkaitan jaring-jaring prisma dan limas.

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi terhadap kesimpulan yang diberikan siswa,

berupa menambahkan kesimpulan dan memberikan alasan yang tepat.

2. Guru memberikan penegasan mengenai jaring-jaring prisma dan limas.

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Memastikan semua siswa memahami jaring-jaring prisma dan limas.

5. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

6. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

Page 119: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

104

7. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

8. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

(refleksi)

9. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

10. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Lembar Kerja Siswa (LKS 6)

b. Alat peraga Prisma dan limas.

c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 120: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

105

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) -7

(KELAS EKSPERIMEN)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung luas

permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan prisma dan limas.

2. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang luas

permukaan prisma dan limas.

3. Membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan prisma dan

limas.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan

prisma dan limas.

2. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang

luas permukaan prisma dan limas.

3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan

prisma dan limas.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: luas permukaan prisma dan limas.

F. Model Pembelajaran

Inquiry Training Model (ITM)

Page 121: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

106

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajrai

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan mengenai jaring-jaring prisma dan limas.

6. Guru mengingatkan mengenai cara menghitung luas segitiga dan

segiempat

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa

2. Guru membagikan Lembar kerja siswa kepada setiap kelompok yang

terbentuk

3. Guru memberikan ilustrasi mengenai permasalahan yang berkaitan

dengan luas permukaan prisma dan limas secara umum.

4. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS

Tahap 1. Encounter with the problem.

1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan luas permukaan

prisma dan limas yang terdapat pada LKS.

2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi

Tahap 2. Data gathering – verification

1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang

terdapat pada LKS

2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal

yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan

kata tanya “apakah”

3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang

Page 122: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

107

tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa

merubah kalimat pertanyaannya.

4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan

nilai kebenarannya.

6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup

untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak

7. Sisiwa diminta membuat penjelasan keterkaitan masalah yang ada dengan

luas permukaan prisma dan limas.

Tahap 3. Data gathering – experimentation

1. Siswa diminta membuat bangun yang sesuai dengan permasalahan yang

disertai dengan ukuran-ukurannya.

2. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih spesifik untuk mengetahui

unsur-unsur prisma dan limas berdasarkan ukurannya

3. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti

pada tahap 2

4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

5. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah

cukup

Tahap 4. Formulating an explanation

1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi

yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan

dapat berupa

a. hubungan linear

b. teori yang berkaitan

c. Analisis

Yang dapat dikaitkan dengan bagaimana mencari luas permukaan prisma

Page 123: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

108

dan limas.

2. Siswa membuat penjelasan mengenai mencari luasn permukaan prisma

dan limas.

3. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang berkaitan

dengan luas permukaan prisma dan limas.

Elaborasi

Tahap 5. Analysis of the inquiry

1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1

sampai 4

2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang

saling berkaitan untuk membuat persamaan umum untuk mencari luas

permukaan prisma dan limas.

3. Siswa membuat analisis mengenai perbedaan sifat kubus dan balok

4. Guru mengoreksi jawaban siswa terhadap permasalahan di lks.

5. Guru memberikan contoh permasalahan yang berkaitan dengan luas

permukaan prisma dan limas.

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi terhadap jawaban dan kesimpulan yang

diberikan siswa.

2. Guru memberikan penegasan mengenai cara mencari luas permukaan

prisma dan limas.

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Memastikan semua siswa memahami cara mencari permukaan limas dan

prisma.

5. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

Page 124: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

109

2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

(refleksi)

4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Alat peraga prisma dan limas.

c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 125: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

110

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-8

(KELAS EKSPERIMEN)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung

luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Membuat pertanyaan untuk menentukan volume prisma dan limas.

2. Menghitung rumus volume prisma dan limas dalam pemecahan masalah.

3. Membuat kesimpulan mengenai rumus volume prisma dan limas.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menentukan volume prisma dan

limas.

2. Siswa dapat menghitung volume prisma dan limas dalam pemecahan

masalah.

3. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai rumus volume prisma dan

limas.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: volume prisma dan limas.

F. Model Pembelajaran

Inquiry Training Model (ITM)

Page 126: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

111

G. Langkah – langkah pembelajaran

3. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan mengenai unsur-unsur , jaring-jaring pada prisma

dan limas.

4. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru membuat kelompok diskusi yang beranggotan 4 sampai 5 siswa

2. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok

yang terbentuk.

3. Guru memberikan ilustrasi mengenai permasalahan yang berkaitan

dengan volume prisma dan limas secara umum.

4. Guru memberikan aturan untuk mengerjakan LKS

Tahap 1. Encounter with the problem.

1. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan volume prisma

dan limas yang terdapat pada LKS.

2. Siswa diminta untuk menjelaskan permasalahan apa yang terjadi

Tahap 2. Data gathering – verification

1. Siswa mengumpulkan informasi mengenai soal/permasalahan yang

terdapat pada LKS

2. Informasi yang diperoleh dijadikan pertanyaan untuk menentukan hal

yang telah diselidikinya sudah benar atau tidak, dengan menggunakan

kata tanya “apakah”

3. Tugas guru hanya menjawab “ya” atau “tidak”. Jika ada pertanyaan yang

Page 127: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

112

tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak” guru dapat meminta siswa

merubah kalimat pertanyaannya.

4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

5. Setiap informasi yang berkaitan dengan soal akan diverifikasi/di tentukan

nilai kebenarannya.

6. Tugas guru mengawasi apakah informasi yang telah didapat sudah cukup

untuk lanjut ketahap selanjutnya atau tidak

7. Sisiwa diminta membuat penjelasan keterkaitan masalah yang ada dengan

volume prisma dan limas.

Tahap 3. Data gathering – experimentation

1. Siswa diminta melakukan pengamatan lebih mengenai bentuk limas yang

terdapat pada kubus.

2. Siswa diminta membuat bangun yang sesuai dengan permasalahan yang

disertai dengan ukuran-ukurannya.

3. Setiap informasi yang didapat akan diubah menjadi pertanyaan seperti

pada tahap 2

4. Guru bisa memberikan pertanyaan balik berdasarkan pertanyaan yang

diajukan siswa jika informasi yang didapat kurang memenuhi.

5. Guru melanjutkan ketahap selanjutnya jika informasi yang didapat sudah

cukup

Tahap 4. Formulating an explanation

1. Pada tahap ini tugas guru memberikan pertanyaan mengenai informasi

yang didapat untuk membimbing siswa membuat penjelelasan. Penjelasan

dapat berupa

a. hubungan linear

b. teori yang berkaitan

c. Analisis

Yang dapat dikaitkan dengan bagaimana mencari volume prisma dan

Page 128: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

113

limas.

2. Siswa membuat penjelasan mengenai mencari volume prisma dan limas.

3. Siswa memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang berkaitan

dengan volume prisma dan limas.

Elaborasi

Tahap 5. Analysis of the inquiry

1. Pada tahap ini siswa diminta membuat ikhtisari dari kegiatan tahap 1

sampai 4

2. Menyeleksi informasi yang berguna, dan menyatukan informasi yang

saling berkaitan untuk membuat persamaan umum untuk mencari volume

prisma dan limas.

3. Guru mengoreksi jawaban siswa terhadap permasalahan di lks.

4. Guru memberikan contoh permasalahan volume prisma dan limas yang

lain.

5. Guru memberikan soal yang berkaitan dengan volume prisma dan limas.

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi terhadap jawaban dan kesimpulan yang

diberikan siswa.

2. Guru memberikan penegasan mengenai cara mencari volume prisma dan

limas.

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Memastikan semua siswa memahami cara mencari volume prisma dan

limas.

5. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

Page 129: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

114

2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

(refleksi)

4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Alat peraga prisma dan limas.

c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 130: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

115

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-1

(KELAS KONTROL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam

mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian –

bagiannya.

C. Indikator pencapaian kompetensi

4. Membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat kubus dan balok.

5. Membuat kesimpulan mengenai sifat-sifat kubus dan balok

6. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang terkait sifat-

sifat kubus dan balok.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat kubus

dan balok.

2. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai sifat-sifat kubus dan balok.

3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang

terkait sifat-sifat kubus dan balok.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok

F. Model Pembelajaran

Ekspositori

Page 131: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

116

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Persiapan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan mengenai macam-macam bangun datar (persegi,

persegi panjang dan segitiga)

6. Serta unsur-unsur mengenai sisi, diagonal mengenai persegi dan

persegi panjang

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang

kubus dan balok.

2. Menanyakan siswa benda yang termasuk kubus dan balok

Elaborasi

Penyajian

1. Guru memberikan contoh lain mengenai bangun kubus dan balok

2. Guru memberikan penjelasan mengenai kubus dan balok

3. Guru menyebutkan unsur-unsur pada kubus dan balok

4. Guru memberikan contoh mengenai unsur kubus dan balok

5. Guru memberikan soal latihan mengenai unsur-unsur kubus, balok dan

sifatnya

Korelasi

Guru membantu siswa dalam menghubungkan materi unsur kubus dan

balok dengan pengetahuan yang didapat untuk menyelesaikan soal

Menyimpulkan

Siswa diminta memberikan jawaban mengenai unsur-unsur kubus dan

Page 132: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

117

balok

Guru membantu siswa memberikan kesimpulan mengenai sifat-sifat

kubus, balok dan unsur-unsurnya

Guru memberikan kesimpulan mengenai perbedaan kubus dan balok

berdasakan sifatnya

Mengaplikasikan

Guru memberikan soal singkat mengenai materi kubus dan balok yang

telah dipelajari

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa

2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi sifat-sifat

kubus dan balok

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran

5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

2. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Alat peraga kubus dan balok

b. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

Page 133: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

118

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 134: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

119

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-2

(KELAS KONTROL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam membangun

jaring-jaring kubus, balok prisma, dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Membuat pertanyaan mengenai sifat jaring-jaring kubus dan balok.

2. Menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan jaring-jaring

kubus dan balok.

3. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang terkait

jaring-jaring kubus dan balok.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menemukan sifat jaring-jaring

kubus dan balok.

2. Siswa dapat menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan

jaring-jaring kubus dan balok.

3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang

terkait jaring-jaring kubus dan balok.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: jaring-jaring kubus dan balok.

F. Model Pembelajaran

Ekspositori

Page 135: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

120

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Persiapan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan mengenai unsur-unsur kubus dan balok

6. Guru mengingatkan perbedaan kubus dan balok

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang

jaring-jaring kubus dan balok.

2. Guru menanyakan siswa salah satu bentuk jaring-jaring kubus dan

balok

Elaborasi

Penyajian

1. Guru memberikan penjelasan mengenai jaring-jaring bangun kubus dan

balok

2. Guru memberikan contoh lain mengenai jaring-jaring kubus dan balok

3. Guru menyebutkan perbedaan jaring-jaring pada kubus dan balok

4. Guru memberikan contoh mengenai mana yang merupakan jaring-

jaring kubus dan balok atau bukan.

5. Guru memberikan latihan untuk menyebutkan perbedaan jaring-jaring

kubus dan balok

Korelasi

Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang

didapat untuk menyelesaikan soal

Menyimpulkan

Page 136: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

121

Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang

dikerjakan

Mengaplikasikan

Guru memberikan soal mengenai jaring-jaring kubus dan balok.

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa

2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi jaring-jaring

kubus dan balok

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran

5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

2. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

3. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Alat peraga kubus dan balok

b. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

Page 137: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

122

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 138: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

123

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-3

(KELAS KONTROL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung luas

permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan kubus dan balok.

2. Menganalisis argumen mengenai luas permukaan kubus dan balok.

3. Membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan kubus dan

balok.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan

kubus dan balok.

2. Siswa dapat menganalisis argumen mengenai luas permukaan kubus dan

balok.

3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan

kubus dan balok.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: luas permukaan kubus dan balok.

F. Model Pembelajaran

Ekspositori

Page 139: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

124

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Persiapan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa bersama

siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Mereview mengenai cara menghitung luas persegi dan persegi panjang

6. Guru mengingatkan materi kerangka kubus dan balok

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksploarasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang luas

permukaan bangun kubus dan balok

2. Siswa ditanya mengenai luas jaring-jaring kubus dan balok

Elaborasi

Penyajian

1. Guru menjelaskan tentang arti luas permukaan bangun ruang sisi datar

2. Guru menjelaskan cara mencari luas permukaan berdasarkan jaring-jaring

kubus dan balok

3. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya

4. Guru menjelaskan mengenai cara menghitung luas permukaan dengan rumus

5. Guru memberikan soal latihan yang berkaitan luas permukaan kubus dan

balok

Korelasi

Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang didapat

untuk menyelesaikan soal

Menyimpulkan

Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan

Page 140: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

125

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang dikerjakan

Mengaplikasikan

Guru memberikan soal mengenai luas permukaan kubus dan balok

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa

2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi luas permukaan kubus

dan balok

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya

4. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

4. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

5. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

6. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber : Buku Paket Matematika SMP Kelas VIII Semester 2 KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, April 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 141: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

126

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-4

(KELAS KONTROL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Menemukan rumus volume kubus dan balok.

2. Menentukan volume kubus dan balok dengan rumus.

3. Menggunakan rumus volume kubus dan balok dalam pemecahan masalah.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menemukan rumus volume kubus dan balok.

2. Siswa dapat menentukan volume kubus dan balok dengan rumus.

3. Siswa dapat menggunakan rumus volume kubus dan balok dalam

pemecahan masalah.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: volume kubus dan balok.

F. Model Pembelajaran

Ekspositori

Page 142: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

127

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Persiapan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan materi yang telah dipelajari sebelumnya

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang

volume/kapasitas suatu bangun.

2. Guru menanyakan siswa mengenai tempat penyimpanan yang

berbentuk kubus dan balok.

3. Guru menanyakan siswa mengenai apa yang dimaksud volume bangun

kubus dan balok.

Elaborasi

Penyajian

1. Guru memberikan penjelasan mengenai volume kubus dan balok

2. Guru memberikan contoh lain mengenai tempat penyimpanan yang

berbentuk kubus dan balok.

3. Guru menjelaskan mengenai volume kubus dan balok

4. Guru menjelaskan bagaimana mencari volume kubus dan balok

5. Guru memberikan latihan mengenai volume kubus dan balok

Korelasi

Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang

didapat untuk menyelesaikan soal

Menyimpulkan

Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan

Page 143: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

128

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang

dikerjakan

Mengaplikasikan

Guru memberikan soal mengenai volume kubus dan balok.

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa

2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi volume kubus

dan balok

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran

5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya

4. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

7. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

8. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

9. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

(refleksi)

10. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

11. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Alat peraga kubus dan balok

b. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

Page 144: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

129

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 145: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

130

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-5

(KELAS KONTROL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-

bagiannya.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Mendefinisi pengertian prisma.

2. Mengidentifikasi sifat-sifat prisma berdasarkan unsur-unsurnya.

3. Mendefinisikan pengertian limas.

4. Mengidentifikasi sifat-sifat limas berdasarkan unsur-unsurnya.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendefinisi pengertian prisma

2. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat prisma berdasarkan unsur-

unsurnya.

3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian limas.

4. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat limas berdasarkan unsur-unsurnya.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: volume prisma dan limas.

F. Model Pembelajaran

Ekspositori

Page 146: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

131

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Persiapan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan mengenai unsur-unsur yang terdapat pada kubus

dan balok

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang

bangun prisma dan limas.

2. Menanyakan siswa benda yang termasuk prisma dan limas

Elaborasi

Penyajian

1. Guru memberikan contoh lain mengenai bangun prisma dan limas

2. Guru memberikan penjelasan mengenai prisma dan limas

3. Guru menyebutkan unsur-unsur pada prisma dan limas

4. Guru memberikan contoh mengenai unsur prisma dan limas

5. Guru memberikan soal latihan mengenai unsur-unsur kubus, balok dan

sifatnya

Korelasi

Guru membantu siswa dalam menghubungkan materi unsur prisma dan

limas segi-n dengan pengetahuan yang didapat untuk menyelesaikan

soal

Menyimpulkan

Siswa diminta memberikan jawaban mengenai unsur-unsur prisma dan

limas

Page 147: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

132

Guru membantu siswa memberikan kesimpulan mengenai sifat-sifat

kubus, balok dan unsur-unsurnya

Guru memberikan kesimpulan mengenai perbedaan prisma dan limas

berdasakan sifatnya

Mengaplikasikan

Guru memberikan soal singkat mengenai materi prisma dan limas yang

telah dipelajari

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa

2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi sifat-sifat prisma

dan limas

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran

5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

(refleksi)

4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Alat peraga prisma dan limas

Page 148: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

133

b. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 149: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

134

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-6

(KELAS KONTROL)

Nama Sekolah : Negeri SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Menemukan jaring-jaring Prisma.

2. Membuat jaring-jaring Prisma.

3. Menemukan jaring-jaring Limas.

4. Membuat jaring-jaring Limas.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menemukan jaring-jaring Prisma.

2. Siswa dapat membuat jaring-jaring Prisma.

3. Siswa dapat menemukan jaring-jaring Limas.

4. Siswa dapat membuat jaring-jaring Limas.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: jaring-jaring Prisma dan Limas.

F. Model Pembelajaran

Ekspositori

Page 150: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

135

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Pendahuluan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa bersama

siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajrai

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan mengenai bentuk prisma dan limas yang telah dipelajari

pada pembelajaran sebelumnya

6. Mengingatkan mengenai jaring-jaring kubus dan balok

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang

jaring-jaring prisma dan limas.

2. Guru menanyakan siswa salah satu bentuk jaring-jaring prisma dan limas

Elaborasi

Penyajian

1. Guru memberikan penjelasan mengenai jaring-jaring bangun prisma dan

limas

2. Guru memberikan contoh lain mengenai jaring-jaring prisma dan limas

3. Guru menyebutkan perbedaan jaring-jaring pada prisma dan limas

4. Guru memberikan contoh mengenai mana yang merupakan jaring-jaring

prisma dan limas atau bukan.

5. Guru memberikan latihan untuk menyebutkan perbedaan jaring-jaring

prisma dan limas

Korelasi

Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang didapat

untuk menyelesaikan soal

Menyimpulkan

Page 151: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

136

Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang dikerjakan

Mengaplikasikan

Guru memberikan soal mengenai jaring-jaring prisma dan limas.

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa

2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi jaring-jaring prisma

dan limas

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran

5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi pembelajaran

melalui tanya jawab.

2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini (refleksi)

4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

3. Alat : Papan Tulis, Spidol

4. Sumber :

c. Alat peraga Prisma dan limas.

d. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Page 152: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

137

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 153: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

138

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-7

(KELAS KONTROL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung luas

permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan prisma dan limas.

2. Menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang luas

permukaan prisma dan limas.

3. Membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan prisma dan

limas.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan

prisma dan limas.

2. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang

luas permukaan prisma dan limas.

3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan

prisma dan limas.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: luas permukaan prisma dan limas.

F. Model Pembelajaran

Ekspositori

Page 154: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

139

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Persiapan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan mengenai luas permukaan kubus dan balok

6. Guru mengingatkan cara menghitung persegi, persegi panjang dan

segitiga.

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang

bagaimana cara mencari luas permukaan prisma dan limas.

2. Guru menanyakan luas sebuah jaring-jaring prisma dan limas

Elaborasi

Penyajian

1. Guru memberikan penjelasan cara menghitung luas permukaan prisma

dan limas

2. Guru memberikan cara menghitung luas jaring-jaring prisma dan limas

3. Guru menjelaskan mengenai cara menghitung luas permukaan prisma

dan limas dengan menggunakan rumus

4. Guru memberikan latihan untuk menghitung luas permukaan prisma

dan limas segi-n

Korelasi

Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang

didapat untuk menyelesaikan soal

Menyimpulkan

Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan

Page 155: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

140

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang

dikerjakan

Mengaplikasikan

Guru memberikan soal mengenai luas permukaan prisma dan limas

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa

2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi luas permukaan

prisma dan limas

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran

5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya

3. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

(refleksi)

4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Alat peraga prisma dan limas.

b. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

Page 156: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

141

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 157: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

142

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)-8

(KELAS KONTROL)

Nama Sekolah : SMP Negeri 18 Kota Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Kelas/Semester : VIII/Genap

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 pertemuan )

A. Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta

menentukan ukurannya

B. Kompetensi dasar (KD)

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis dalam menghitung

luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

C. Indikator pencapaian kompetensi

1. Membuat pertanyaan untuk menentukan volume prisma dan limas.

2. Menghitung rumus volume prisma dan limas dalam pemecahan masalah.

3. Membuat kesimpulan mengenai rumus volume prisma dan limas.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menentukan volume prisma dan

limas.

2. Siswa dapat menghitung volume prisma dan limas dalam pemecahan

masalah.

3. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai rumus volume prisma dan

limas.

E. Materi Pembelajaran

Bangun ruang sisi datar: volume prisma dan limas.

F. Model Pembelajaran

Ekspositori

Page 158: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

143

G. Langkah – langkah pembelajaran

1. Kegiatan pendahuluan (15 menit)

Persiapan

1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam dan berdoa

bersama siswa

2. Guru mengecek kehadiran siswa dan menanyakan kesiapan siswa

3. Guru menjelaskan materi apa yang akan dipelajari

4. Guru memotivasi manfaat pembelajaran ini

5. Guru mengingatkan mengenai luas permukaan prisma dan limas

6. Guru mengingatkan cara menghitung volume kubus dan balok

2. Kegiatan inti (50 menit)

Eksplorasi

1. Guru bertanya kepada siswa, tentang apa yang mereka ketahui tentang

volume/kapasitas suatu bangun.

2. Guru menanyakan siswa mengenai tempat penyimpanan yang berbentuk

prisma dan limas.

3. Guru menanyakan siswa mengenai apa yang dimaksud volume bangun

prisma dan limas.

Elaborasi

Penyajian

1. Guru memberikan penjelasan mengenai volume prisma dan limas

2. Guru memberikan contoh lain mengenai bangun yang berbentuk prisma

dan limas.

3. Guru menjelaskan mengenai volume prisma dan limas

4. Guru menjelaskan bagaimana mencari volume prisma dan limas

5. Guru memberikan latihan mengenai volume prisma dan limas

Korelasi

Guru membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan yang didapat

untuk menyelesaikan soal

Page 159: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

144

Menyimpulkan

Siswa diminta memberikan jawaban mengenai soal yang telah diberikan

Guru bersama siswa memberikan kesimpulan mengenai soal yang

dikerjakan

Mengaplikasikan

Guru memberikan soal mengenai volume prisma dan limas.

Konfirmasi

1. Guru memberikan konfirmasi mengenai jawaban siswa

2. Guru memberikan umpan balik dan penguatan materi volume prisma dan

limas

3. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya mengenai

pembelajaran atau materi yang kurang dipahami

4. Guru bertanya mengenai pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran

5. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya

4. Kegiatan Penutup (15 menit)

Deskripsi Kegiatan Penutup

1. Guru bersama murid mengulang kesimpulan terhadap materi

pembelajaran melalui tanya jawab.

2. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya

3. Guru bertanya menenai kesulitan dalam pembelajaran pada hari ini

(refleksi)

4. Guru mengingatkan siswa pada materi ajar yang akan dipelajari pada

pertemuan selanjutnya

5. Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

1. Alat : Papan Tulis, Spidol

2. Sumber :

a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

b. Alat peraga prisma dan limas.

Page 160: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

145

c. Buku Paket Matematika SMP/MTs Kelas VIII Semester 2 Kurikulum

KTSP

I . Penilaian Hasil Belajar

Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk tes : Soal Uraian

Tangerang, Maret 2017

Peneliti,

Rendy Mutiara Puri

Page 161: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

146

Lampiran 3

LEMBAR KERJA SISWA 1

Materi : Memahami Sifat-Sifat Kubus Dan Balok

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat kubus

dan balok.

2. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai sifat-sifat kubus dan balok.

3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang

terkait sifat-sifat kubus dan balok.

Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu

tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.

1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi

2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang

diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)

3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”

4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat

penjelasan

Coba kalian perhatikan gambar dibawah ini

1) dadu 3) kado

(sumber :mafia.mafiaol.com) (sumber :mafia.mafiaol.com)

Kelompok :

Anggota kelompok :

1) 3)

2) 4)

Page 162: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

147

2) Rubik 4) kotak tisu

(sumber :mathly.blogspot.com) (sumber:promotionaltissue.blogspot.com)

Kalian pasti sering meihat bentuk bangun yang serupa dengan bangun diatas.

Gambar no 1 dan 2 (dadu dan rubik) adalah contoh benda berbentuk kubus, dan

gambar No 3 dan 4 (kado dan kotak tisu) adalah contoh benda berbentuk balok.

Gambar-gambar tesebut tentu telah sering kamu lihat sebelumnya, kubus dan

balok secara umum dapat kita gambarkan sebagai berikut :

Unsur-unsur bangun kubus dan balok

tersebut adalah :

1. Rusuk

2. Sudut

3. Sisi

4. Diagonal sisi

5. Diagonal ruang

6. Bidang diagonal

E

B

F

G

C

A

H

D

A

Page 163: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

148

Meskipun kubus dan balok mempunyai unsur yang sama namun terdapat

perbedaan mengenai sifat-sifatnya. Untuk itu mari lakukan penyelidikan

mengenai masalah yang ada

Tahap 1. Encounter with the problem.

Pada suatu masa terdapat sebuah kerajaan yang terkenal akan kehebatan tukang

kayunya, untuk membuktikan hal tersebut sang raja meminta tukang kayu

dikerajaanya membuat sebuah lemari yang berbentuk balok yang terdapat

diagonal sisi disebalah kanan dan kirinya, dengan ukuran sbb

sang raja hanya menyediakan 1 batang kayu dengan panjang 10m, 1 buah kayu

berbentuk persegi dengan ukuran sisi dan 5 buah persegi

panjang ukuran panjang x lebar = . Namun

semua tukang kayu langsung menyatakan tidak bisa

memenuhi keinginan raja tersebut, dan hanya bisa membuat

lemari berbentuk kubus (seperti gambar disamping) yang

berukuran .

Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!

2m 1.5m

2m

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 164: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

149

Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)

Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan

dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)

pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.

Y T

1. Apakah raja hanya menyediakan 1 buah persegi dan 5

buah persegi panjang?

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

V

Apakah ada kaitannya antara bangun kubus dan balok dan cerita raja dan tukang

kayu? Jika ada jelaskan?

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

Page 165: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

150

Tahap 3. Data Gathering Experimentation

Pada tahap ini kalian akan di berikan alat peraga berupa kubus dan balok yang

disediakan oleh guru untuk memformulasikan tahap 2.

Bagaimanakan ukuran dimensinya

Kubus : ukuran sisinya…… balok: ukuran

Kalian dapat melakukan penyelidikan mengenai unsur-unsur bangun kubus dan

balok, yang meliputi: Sisi, Rusuk , Sudut, diagonal sisi, dan diagonal Ruang,

untuk

Kubus Y T Balok Y T

Apakah semua sisi kubus

berbentuk persegi dengan ukuran

?

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

V Apakah terdapat 3 jenis persegi

panjang penyusun Balok?

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

V

A

E

B

F

G

C

H

D

Page 166: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

151

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Apakah semua kayu yang

diberikan raja bisa dibuat persegi

dengan ukuran ………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Tahap 4. Formulating Explanation

Penjelasan tersebut dapat berupa a)Hubungan linear sederhana;b) Teori-teori, c)

hasil analisis dapat hipotesis atau dugaan sementara

Tuliskan penjelasan kalian mengenai sifat kubus dan balok berdasarkan unsur-

unsurnya?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 167: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

152

Tahap 5. Analysis of the inquiry process

Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai

tahap 4?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Apakah kamu telah menemukan mengapa tukang kayu pada cerita diatas tidak

dapat memenuhi keinginan sang raja? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Hal apa yang diperlukan tukang kayu tersebut agar dapat memenuhi keinginan

raja? Jelaskan !

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 168: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

153

Berikan analisis mengenai sifat-sifat bangun kubus dan balok untuk

menyelesaikan masalah berdasarkan informasi yang didapat!

Tuliskan perbedaan antara kubus dan balok berdasakan sifat unsurnya

KUBUS BALOK

………………………............................

………………………............................

………………………............................

………………………............................

………………………............................

………………………............................

………………………............................

………………………............................

………………………............................

………………………............................

………………………............................

………………………............................

………………………............................

………………………............................

Setelah kalian mengetahui sifat-sifat kubus dan balok, maka bagaimana jalan

tengah untuk menyelesaikan masalah antara raja dan tukang kayunya?

…………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………….

Page 169: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

154

LEMBAR KERJA SISWA 2

Materi : Membuat jaring-jaring Kubus Dan Balok

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menemukan sifat jaring-jaring

kubus dan balok.

2. Siswa dapat menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan

jaring-jaring kubus dan balok.

3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang

terkait jaring-jaring kubus dan balok.

Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu

tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.

1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi

2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang

diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)

3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”

4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat

penjelasan

Kelompok :

Anggota kelompok :

1) 3)

2) 4)

Tahukah kaliah?!

Jika penggunaan konsep jaring-jaring sangat dekat

dalam kehidupan kita, misalnya dalam kardus,

kotak makanan (seperti gambar disamping) , box

handphone dan lain-lain.

Oleh karena itu kita perlu mempelajari bagaimana

konsep jaring-jaring pada bangun ruang dimensi

tiga agar dapat menyelesaikan masalah yang ada

Page 170: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

155

Tahap 1. Encounter with the problem.

Andri, Bagus dan Candra diundang untuk datang pada acara ulang tahun 2 orang

temannya. Untuk itu mereka mulai bersaing untuk mempersiapkan segala

sesuatunya sehari sebelum acara tersebut dimulai, termasuk bungkus kadonya.

Bungkus kado tersebut direncanakan akan berbentuk kubus dan balok yang dibuat

dengan kertas karton. Mereka tidak mau membuat sketsa yang sama, sehingga

membuat sketsa sebagai berikut:

Andri Bagus Candra

Jarn

g k

ubus

Jari

ng

bal

ok

Setelah dibuat sketsa bungkus kadonya, hanya beberapa diantaranya yang dapat

dibuat kubus dan balok. Jika sketsa yang dibuat salah maka perlu dibuat sketsa

yang baru agar membungkus kado secara benar.

Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

1

3 4 2

6

5

2 3

1

4

5

6

1

2 3 4

5 6

3

1 2

4

6

5

1

2

4

6

3 5

1

3

5

6

4 2

Page 171: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

156

Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)

Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan

dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)

pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.

Informasi Y T

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

Apakah sketsa yang dibuat mereka berkaitan dengan jaring-jaring kubus dan

balok? Jika iya jelaskan?

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

Page 172: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

157

Tahap 3. Data Gathering Experimentation

Sesuai dengan permasalahan yang ada maka buatlah pengamatan mengenai sketsa

mereka dan buatlah jaring-jaring kubus dan balok yang lain untuk menyelsaikan

permasalahan.

Informasi Y T

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

Tahap 4. Formulating Explanation

Penjelasan tersebut dapat berupa a)Hubungan linear sederhana;b) Teori-teori, c)

hasil analisis dapat hipotesis atau dugaan sementara

Siapakah diantara mereka yang membuat jaring-jaring balok yang kurang tepat ?

jelaskan!

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 173: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

158

Tahap 5. Analysis of the inquiry process

Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai

tahap 4?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Hal apa yang perlu diperhatikan agar dapat membuat jaring-jaring dengan

tepat? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 174: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

159

Buatlah jaring-jaring kubus dan balok yang lain untuk membantu menyelesaikan

permasalah mereka.

Jaring - jaring

Kubus Balok

Page 175: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

160

LEMBAR KERJA SISWA 3

Materi : Luas Permukaan Kubus Dan Balok

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan

kubus dan balok.

2. Siswa dapat menganalisis argumen mengenai luas permukaan kubus dan

balok.

3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan

kubus dan balok.

Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu

tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.

1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi

2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang

diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)

3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”

4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat

penjelasan

Tahap 1. Encounter with the problem.

Andri, Bagus dan Candra telah dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok yang

berbeda dengan benar, sehingga mereka akan membuat sketsa tersebut dengan

Kelompok :

Anggota kelompok :

1) 3)

2) 4)

Page 176: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

161

kertas asturo dan menghiasnya dengan pasta glitter, dimana untuk setiap 1 glitter

dapat menghias satuan luas pada bungkus kado. Ukuran kado mereka

sama, seperti gambar berikut :

Namun mereka masih bingung berapa minimum kertas dan pasta glitter yang

diperlukan. Dan apakah kertas dan pasta glitter yang dibutuhkan antara Andri,

Bagus dan Candra sama.

Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!

Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)

Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan

dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)

pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.

Informasi yang didapat Y T

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

A

E

B

F

G

C

H

D

6 cm

E

B

F

G

C

A

H

D

A 8 cm

4 cm

6 cm

Page 177: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

162

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

Apakah ada kaitannya antara masalah diatas dengan luas permukaan kubus dan

balok? Jika ada jelaskan?

Tahap 3. Data Gathering Experimentation

Pada tahap ini kalian akan menggambar jaring-jaring kubus dan balok mereka

bertiga. Lalu kalian akan menyelidiki ukuran jaring-jaring tersebut untuk

mendapatkan informasi yang berkaitan untuk menyelesaikan masalah.

(berikan ukuran pada setiap jaring-jaring untuk memudahkan mencari luasnya)

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

Page 178: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

163

Jaring-jaring kubus dan balok

Page 179: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

164

Buatlah pertanyaan berdasarkan informasi yang telah kalian peroleh :

Jaring – jaring

Kubus Y T Balok Y T

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Page 180: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

165

Tahap 4. Formulating Explanation

enjelasan tersebut dapat berupa a)Hubungan linear sederhana;b) Teori-teori, c)

hasil analisis dapat hipotesis atau dugaan sementara

Tahap 5. Analysis of the inquiry process

Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai

tahap 4?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Tuliskan penjelasan kalian mengenai luas permukaan kubus dan balok pada

permasalahan diatas? (dengan ukuran yang sama namun jaring-jaring yang

beda)

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Bagaimana solusi untuk menyelesaikan permasalahan diatas?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 181: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

166

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Buatlah sebuah formula untuk menghitung luas permukaan kubus dan

balok, berdasarkan analisa yang didapat !

Formula/ rumus permukaan kubus jika jika sisi kubus = s,

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Formula/rumus permukaan balok jika panjang =p ,lebar = l, dan tinggi = t

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 182: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

167

LEMBAR KERJA SISWA 4

Materi : Memahami volume Kubus Dan Balok

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menentukan volume kubus dan

balok.

2. Siswa dapat menganalisis argumen yang berkaitan dengan permasalahan

jaring-jaring kubus dan balok.

3. Siswa dapat membuat kesimpulan cara menghitung volume kubus dan

balok dalam pemecahan masalah.

Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu

tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.

1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi

2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang

diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)

3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”

4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat

penjelasan

Pernahkah kalian mendengar tentang volume? Kata volume biasa diartikan

sebagai kapasitas atau penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati

dalam suatu objek,

Penggunaan kata volume dalam kehidupan sehari-hari misalnya volume tanki

bahan bakar pada motor maupun mobil, isi derigen, volume cat pada kaleng cat

dan lain sebagainya.

Kelompok :

Anggota kelompok :

1) 3)

2) 4)

Page 183: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

168

Beberapa benda dimensi 3 yang yang berada disekita kita juga memiliki sebuah

volume, dan pada pembelajaran kali ini kita akan belajar bagaimana menentukan

volume kubus dan balok.

Tahap 1. Encounter with the problem.

Suatu hari lumbung padi Ibu berantakan karena karung berasnya rusak dimakan

tikus, oleh karena itu Budi berinisiatif membuat tempat penyimpanan beras

sebanyak 2 buah masing-masing berbentuk kubus dan balok yang terbuat dari

kayu sisa, tempat penyimpanan berbentuk kubus memiliki sisi = 4 dm sedangkan

yang berbentuk balok memiliki panjang = 8 dm, lebar = 4 dm dan tinggi= 2 dm.

Menurut Budi tempat yang berbentuk kubus digunakan untuk menaruh beras yang

sedikit, sedangkan yang berbentuk balok untuk menaruh beras yang lebih banyak,

hal itu dikarenakan panjang balok lebih besar dari kubus. Namun menurut ibu

kedua kotak tersebut mempunyai volume atau kapasitas yang sama. Sehingga

terjadi perdebatan antara Budi dan ibu.

Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

A

E

B

F

G

C

H

D

4 dm

E

B

F

G

C

A

H

D

A 8 dm

4 dm

2 dm

Page 184: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

169

Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)

Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan

dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)

pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.

Informasi yang didapat Y T

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

Apakah ada kaitannya antara masalah diatas dengan Volume kubus dan balok?

Jika ada jelaskan?

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

Page 185: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

170

Tahap 3. Data Gathering Experimentation

Pada tahap ini kalian akan diberikan ilustrasi bagaimana menghitung volume

sebuah bangun sisi datar.

Jika kubus yang disebelah kiri mempunyai volume , maka berapakah

volume bangun disebelah kirinya?

....................................................................................................................................

...............................................................................................................................

Sekarang kalian bisa menggunakan ilustrasi diatas untuk mengumpulkan

informasi yang mendalama mengenai permasalahan Ibu dan Budi.

Buatlah pertanyaan berdasarkan informasi yang telah kalian peroleh :

Kubus Y T Balok Y T

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Page 186: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

171

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Tahap 4. Formulating Explanation

enjelasan tersebut dapat berupa a)Hubungan linear sederhana;b) Teori-teori, c)

hasil analisis dapat hipotesis atau dugaan sementara

Tuliskan penjelasan kalian cara mencari volume kubus dan balok?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Siapakah pendapat yang benar diantara Ibu dan Budi? Jelaskan alasannya!

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 187: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

172

Tahap 5. Analysis of the inquiry process

Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai

tahap 4?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Buatlah sebuah formula untuk menghitung luas permukaan kubus dan

balok, berdasarkan analisa yang didapat !

Formula/ rumus volume kubus jika jika sisi kubus = s,

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Formula/rumus permukaan balok jika panjang =p ,lebar = l, dan tinggi = t

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 188: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

173

LEMBAR KERJA SISWA 5

Materi : Definisi Prisma dan Limas

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk mengidentikasi sifat-sifat prisma

dan limas.

2. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai definisi prisma dan limas.

3. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang

terkait sifat-sifat prisma dan limas.

Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu

tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.

1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi

2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang

diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)

3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”

4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat

penjelasan

Coba kalian perhatikan gambar dibawah ini

(sumber :rumushitung.com) (sumber : 3WD's Blog - WordPress.com)

Kelompok :

Anggota kelompok :

1) 3)

2) 4)

Page 189: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

174

(sumer:hendramath.blogspot.co.id) (sumber : Alibaba.com)

(sumber :rumushitung.com)

Gambar yang sebelah kiri adalah contoh bangun prisma dan gambar yang sebelah

kanan contoh bangun limas.

Tahap 1. Encounter with the problem.

Pak Rudi adalah seorang pembuat kue. Suatu hari dia mendapat pesanan untuk

membuat sebuah kue berbentuk :

1. prisma dan limas dengan alas berbentuk persegi dengan ukuran sisi dan

tinggi yang sama.

2. prisma dan limas dengan alas berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran

sisi dan tinggi yang sama

Semua alat dan bahan sudah tersedia untuk membuat kue tersebut tetapi pak Rudi

masih kesulitan mengenai bagaimana membentuk kue tersebut agar bentuknya

sesuai dengan pesanan, karena pak Rudi tidak tahu mengenai prisma dan limas.

Page 190: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

175

Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!

Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)

Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan

dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)

pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.

Y T

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

Apakah terdapat kaitannya antara masalah tersebut bangun prisma dan limas? Jika

ada jelaskan!

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 191: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

176

Tahap 3. Data Gathering Experimentation

Buatlah sebuah gambar prisma dan limas sesuai dengan masalah diatas.

(berikan huruf pada setiap sudutnya)

Prisma segiempat Limas segiempat

Prisma segitiga Limas segitiga

Page 192: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

177

Berdasarkan gambar yang telah kalian buat, carilah informasi mengenai sifat-sifat

unsur prisma dan limas (titik sudut, rusuk, dan bidang sisi). Lalu buatlah

pertanyaan yang berjawab “ya” atau “tidak”

Prisma Y T Limas Y T

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Page 193: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

178

Tahap 4. Formulating Explanation

Tuliskan penjelasan kalian mengenai perbedaan prisma dan limas?

(yang berkaitan dengan titik sudut, rusuk, sisi dan bentuknya)

Prisma segiempat Limas segiempat

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Prisma segitiga Limas segitiga

……………………………………...

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

……………………………………...

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Tuliskan penjelasan kalian mengenai Prisma dan Limas?

Prisma adalah: …………………………………………………………………...

…………………………………………………………………………………....

…………………………………………………………………………………....

Limas adalah: ……………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………....

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 194: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

179

……………………………………...

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

……………………………………...

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Tahap 5. Analysis of the inquiry process

Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai

tahap 4?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………….

Apa yang harus diperhatikan agar pak Rudi dapat membentuk kue yang sesuai

dengan pesanan?

Berdasarkan apa yang telah kalian kerjakan, coba buatlah prisma segi 5 dan dan

limas segi 5.

…………………………………………………………………………………....

…………………………………………………………………………………....

…………………………………………………………………………………....

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………....

…………………………………………………………………………………....

Page 195: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

180

Buatlah analisis mengenai sifat dan unsur-unsur bangun prisma dan limas

Prisma Limas

Jumlah

sudut

Jumlah

rusuk Sisi

Jumlah

sudut

Jumlah

rusuk Sisi

Segitiga 6 sudut 9 rusuk 5 sisi

(2segitiga &

3 segiempat)

Segiempat 5

sudut

8

rusuk

5 sisi

(1segiempat

& 4 segitiga)

Segilima

Segienam

Segi ke-n

Page 196: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

181

LEMBAR KERJA SISWA 6

Materi : jaring-jaring Prisma dan Limas

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menemukan jaring-jaring prisma

dan limas.

2. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk membuat jaring-jaring prisma dan

limas.

Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu

tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.

1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi

2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang

diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)

3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”

4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat

penjelasan

Tahap 1. Encounter with the problem.

Kalian pasti masih ingat cerita mengenai pak Rudi Si pembuat kue. Pada

pertemuan kemarin kita telah membantu menyelesaikan masalah pak Rudi dengan

membuat kue berbentuk:

1. prisma dan limas dengan alas berbentuk persegi dengan ukuran sisi dan

tinggi yang sama.

2. prisma dan limas dengan alas berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran

sisi dan tinggi yang sama

Kelompok :

Anggota kelompok :

1) 3)

2) 4)

Page 197: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

182

Namun ia kesulitan membuat sketsa jaring-jaring penutup kue yang bentuknya

sama dengan kue tersebut.

Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!

Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)

Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan

dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)

pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah.

Y T

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

Apakah terdapat kaitannya antara masalah tersebut dengan jaring-jaring limas

atau prisma? Jika ada jelaskan!

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 198: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

183

Tahap 3. Data Gathering Experimentation

Buatlah sebuah gambar prisma dan limas serta sketsa/ jaring-jaringnya yang

sesuai dengan masalah diatas.

Prisma segiempat Limas segiempat

Jaring-jaring prisma Jaring-jaring Limas

Page 199: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

184

Berdasarkan gambar yang telah kalian buat, carilah informasi mengenai jaring-

jaring prisma dan limas. Lalu buatlah pertanyaan yang berjawab “ya” atau “tidak”

pada kolom berikut ini!

Prisma segitiga Limas segitiga

Jaring-jaring prisma Jaring-jaring Limas

Page 200: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

185

Prisma Y T Limas Y T

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Tahap 4. Formulating Explanation

Tuliskan penjelasan kalian mengenai jaring-jaring prisma dan Limas?

…………………………………………………………………………………..………..

…………………………………………………………………………………..………..

…………………………………………………………………………………..………..

…………………………………………………………………………………..………..

…………………………………………………………………………………..………..

…………………………………………………………………………………..………..

…………………………………………………………………………………..

Page 201: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

186

Tahap 5. Analysis of the inquiry process

Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai

tahap 4?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Berdasarkan apa yang telah kalian kerjakan, coba buat lah prisma segi 5 dan limas

segi 5, serta jaring-jaringnya!

Apakah terdapat perbedaan mengenai jaring-jaring prisma dan limas? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Apa yang perlu diperhatikan saat pak rudi membuat sketsa kotak penutup kue

tersebut?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 202: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

187

LEMBAR KERJA SISWA 7

Materi : Luas Permukaan Prisma dan Limas

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menghitung luas permukaan prisma

dan limas.

2. Siswa dapat menentukan tindakan untuk meyelesaikan permasalahan yang

luas permukaan prisma dan limas.

3. Siswa dapat membuat kesimpulan untuk menentukan rumus permukaan

prisma dan limas.

Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu

tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.

1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi

2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang

diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)

3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”

4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat

penjelasan

Tahap 1. Encounter with the problem.

Hendri mendapat tugas untuk membuat 2 buah miniatur bangunan yang memiliki

sisi datar. Hendri berencana untuk membuat miniatur bangunan berbentuk prisma

dan limas dengan menggunakan karton dan cat minyak. Setelah berpikir, Hendri

menemukan konsep untuk membuat bangun sebagai berikut:

1. Membuat miniatur gedung berbentuk prisma segiempat yang alasnya

berbentuk persegi dengan ukuran sisi 6cm dan tinggi 12 cm atau prisma

Kelompok :

Anggota kelompok :

1) 3)

2) 4)

Page 203: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

188

segitiga dengan alas berbentuk segitiga siku-siku berukuran 6cm x 8cm x

10cm dan tinggi 12cm.

2. Membuat miatur piramida berbentuk Limas segiempat yang alasnya

berbentuk persegi dengan ukuran sisi 12 cm dan tinggi 8 cm atau limas

segitiga yang alasnya berbentuk segitiga sama sisi dengan sisi berukuran

10cm dan tinggi sisi tegaknya 10cm.

Hendri ingin lebih menghemat uang untuk membeli bahan-bahannya namun dia

masih ingin mengerjakan tugasnya dengan tepat.

Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!

Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)

Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan

dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)

pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah, pada tabel berikut

Pertanyaan Y T

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………............................................

...................................................................................................

..................................................................................................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 204: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

189

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

Apakah terdapat kaitannya antara masalah tersebut luas permukaan Prisma dan

Limas? Jika ada jelaskan!

Tahap 3. Data Gathering Experimentation

Buatlah sebuah gambar prisma dan limas yangsesuai dengan permasalahan diatas

dan tuliskan ukurannya pada bangun yang dibuat.

Prisma segiempat Limas segiempat

Jaring-jaring prisma Jaring-jaring Limas

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………......................

Page 205: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

190

Berdasarkan gambar yang telah kalian buat, carilah informasi mengenai luas

permukaan prisma (sisi, tinggi, luas alas, luas sisi tegak dll) dan limas (sisi, luas

alas, tinggi, tinggi sisi tegak, luas sisi tegak dll). Lalu buatlah pertanyaan yang

berjawab “ya” atau “tidak” pada kolom berikut ini!

Prisma Y T Limas Y T

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Prisma segitiga Limas segitiga

Jaring-jaring prisma Jaring-jaring Limas

Page 206: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

191

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Tahap 4. Formulating Explanation

Bagaimana cara Hendri mengerjakan tugasnya namun bisa menghemat biaya ?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Tahap 5. Analysis of the inquiry process

Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai

tahap 4?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Apakah terdapat perbedaan mengenai cara mencari luas permukaan prisma dan

limas? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 207: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

192

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

Berdasarkan apa yang telah kalian kerjakan, buatlah formula/rumus mencari luas

permukaan prisma dan limas!

Page 208: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

193

LEMBAR KERJA SISWA 8

Materi : Volume Prisma dan Limas

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat membuat pertanyaan untuk menentukan volume prisma dan

limas.

2. Siswa dapat menghitung volume prisma dan limas dalam pemecahan

masalah.

3. Siswa dapat membuat kesimpulan mengenai rumus volume prisma dan

limas.

Untuk lebih memahami materi pembelajaran, kalian akan melakukan suatu

tahapan penyelidikan masalah yang terdapat aturan sebagai berikut.

1. Setiap penyelidikan akan dilakukan secara diskusi

2. Kalian diminta mengumpulkan informasi, dan setiap informasi yang

diperoleh akan dibuat menjadi sebuah pertanyaan. (pada tahap 2 dan 3)

3. Guru hanya akan menjawab dengan jawaban “ya” atau “tidak”

4. Setelah informasi yang diperoleh sudah lengkap, kalian diminta membuat

penjelasan

Tahap 1. Encounter with the problem.

Pak Budi seorang pembuat kue, ia ingin membuat sebuah inovasi dengan

membuat sebuah kue yang berbentuk prisma dan limas dengan alas berbentuk

persegi yang mempunyai sisi dan tinggi yang sama yaitu 6cm dan 8.

Namun pak budi merasa bingung untuk menyiapkan berapa banyak adonan yang

pas terhadap volume kue yang diinginkan jika setiap membutuhkan 2 gram

adonan.

Kelompok :

Anggota kelompok :

1) 3)

2) 4)

Page 209: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

194

Masalah apa yang terjadi dalam cerita tersebut? Jelaskan!

Tahap 2. Data Gathering/ verivication (memverifikasi masalah)

Berdasarkan informasi yang kalian peroleh dari cerita diatas, buatlah pertanyaan

dengan menggunakan kata tanya “apakah” kepada guru, dan beri tanda ceklis ( V)

pada (Y) jika jawaban benar atau (T) jika jawaban salah, pada tabel berikut

Pertanyaan Y T

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………………

Page 210: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

195

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

……………………………………...........................................

Apakah terdapat kaitannya antara masalah tersebut luas permukaan Prisma dan

Limas? Jika ada jelaskan!

Tahap 3. Data Gathering Experimentation

Amatilah bangun dibawah ini untuk memudahkan kalian menentukan volume

limas.

Terlihat bahwa 1 kubus = 6 limas.

Artinya :

Tinggi limas =........... tinggi kubus

Volume limas= ....x V kubus

=..... x ........x......x t kubus

=.....x........x......x.....t limas

=..... x....... ....... x.......

Buatlah sebuah gambar prisma dan

limas yangsesuai dengan permasalahan

……………………………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

…………………………………………………………………………………………………………….......................

……………………………………………………………………………………………………………......................

Page 211: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

196

diatas dan tuliskan ukurannya pada bangun yang dibuat.

Berdasarkan gambar yang telah kalian buat, carilah informasi yang berkaitan

dengan volume prisma dan limas (ukuran sisi, tinggi, cara mencari volume dan

volume) . Lalu buatlah pertanyaan yang berjawab “ya” atau “tidak” pada kolom

berikut ini!

Prisma Y T Limas Y T

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

……………………………………

……………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

………………………………………

Prisma segempat Limas segiempat

Page 212: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

197

Tahap 4. Formulating Explanation

Tahap 5. Analysis of the inquiry process

Coba kalian jelaskan ikhtisari (hal yang telah dilakukan) pada tahap 1 sampai

tahap 4?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………….

Apakah terdapat perbedaan mengenai cara mencari volume permukaan prisma

dan limas? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Berpakah volume kue tersebut? Dan berapa banyak adonan yang akan dibuat?

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 213: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

198

Berdasarkan apa yang telah kalian kerjakan, buatlah formula/rumus untuk mencari

volume prisma dan limas!

Volume prisma : volume limas :

Page 214: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

199

Lampiran 4

KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATEMATIS SISWA

Kompetensi

Dasar

Indikator berpikir

Kritis keterangan

No.Butir

Soal

Mengembangkan

kemampuan

berpikir kritis

matematis dalam

materi sifat-sifat

kubus, balok,

prisma, limas dan

bagian-bagiannya,

serta menentukan

ukurannya.

Memfokuskan

pertanyaan

Membuat pertanyaan yang

spesifik/tepat mengenai

masalah yang ditentukan.

1,3

Menganalisis

argumen

Menganalisis argumen yang tepat

berdasarkan teori/ konsep

matematika

2,4

Membuat induksi

Membuat kesimpulan umum

berdasarkan data yang bersifat

khusus

5

Membuat

keputusan

Memutuskan suatu tindakan yang

tepat dengan konsep matematika

6

Page 215: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

200

Lampiran 5

INSTRUMEN TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

MATEMATIS

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Bangun Ruang Sisi Datar

Waktu : 80 menit

1. Pak Andre mendapatkan pesanan dari pelanggan untuk membuat lemari buku

yang sebelah kanan dan kirinya ditambah palang kayu diagonal, seperti

gambar dibawah ini.

pelanggan akan menyediakan kayu dengan ukuran sebagai berikut

Jenis kayu Ukuran kayu Jumlah

Papan kayu P= 100cm x l = 30 cm 2

Papan kayu P = 72 cm x l = 30cm 2

Papan kayu P= 100cm x l=72cm 2

Kayu panjang P = 312cm (lebar diabaikan) 1

Petunjuk pengerjaan soal:

Tulislah nama dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan

Baca, pahami, dan kerjakan soal di bawah ini dengan teliti, cepat, dan

tepat

Diperbolehkan mengerjakan soal tidak sesuai dengan nomor urut soal

Page 216: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

201

Jika kamu adalah pak Andre, maka pertanyaan apa yang dapat diajukan

kepada pelanggan untuk memastikan bahwa dapat membuat lemari yang

sesuai dengan keinginan pelanggan!

2. Kakak dan adik ingin membuat 2 buah tempat penyimpanan barang, tempat

tersebut berbentuk kubus dan balok. Tempat penyimpanan barang yang

berbentuk kubus dengan panjang rusuk = 4 dm dan yang berbentuk balok

memiliki rusuk dengan panjang = 8 dm, lebar = 4 dm dan tinggi= 2 dm.

Adik berargumen bahwa “kedua tempat penyimpanan itu membutuhkan

bahan yang sama” karena

a. jika dimisalkan kubus mempunyai p=4dm, l=4dm dan l=4dm, maka hasil

perkaliannya sama dengan perkalian ukuran balok ( 4dmx 4dm x 4dm=

8dm x 4dm x 2dm).

b. Meskipun kubus memiliki panjang yang lebih pendek dari balok, tetapi

kubus memiliki tinggi yang lebih panjang dari balok.

c. Kubus dan balok memiliki jumlah sisi, rusuk dan sudut yang sama,

sehingga kedua bangun tersebut membutuhkan bahan yang sama pula.

Setelah mendengar argumen adik tersebut, kakak merasa ada yang salah

dengan argumennya. Jika kamu adalah kakak, analisislah mengenai argumen

adik dan berikan penjelasannya!

3. Ani meminta kakaknya membuatkan kerangka bangun ruang sisi datar dengan

menggunakan kawat, dengan panjang masing-masing rusuknya 5 cm. Ani

mempunyai beberapa kawat dan mengetahui gambaran/unsur-unsur bangun

tersebut tetapi tidak mengetahui namanya. Kakak dapat menentukan nama

bangun ruang datar tersebut jika mengetahui unsur-unsurnya.

a. Jika kamu adalah kakak Ani, buatlah pertanyaan untuk Ani agar kamu

dapat menentukan nama dan membuat bangun tersebut?

b. Jika yang dimaksud Ani adalah prisma segi lima, maka buatlah pertanyaan

mengenai ketersediaan kawat yang dibutuhkan?

4. Guru memberikan tugas kelompok kepada Andi, Budi, Caca dan Danu

(sebagai ketua kelompok) untuk membuat bangun ruang sisi datar dengan

menggunakan kawat (untuk rusuknya) dan kertas (untuk sisinya). Mereka

Page 217: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

202

dapat memilih 2 bangun dari 3 bangun yang ditugaskan. Jika bangun yang

ditugaskan adalah Limas segi empat, Kubus dan Prisma Segilima beraturan

dengan panjang semua rusuknya 8 cm, seperti gambar dibawah ini:

Andi, Budi dan Caca berargumen bahwa “bangun limas dan kubus

membutuhkan bahan yang lebih sedikit, sehingga pilih bangun limas dan

kubus” dengan alasan sebagai berikut

Nama Alasan

Andi Prisma segi-lima lebih susah dibuatnya sehingga akan membutuhkan

bahan yang lebih banyak dan banyak bahan yang dibuang karena

susah, sedangkan limas dan kubus terlihat mudah sehingga bahannya

lebih sedikit.

Budi Limas dan kubus adalah kombinasi 2 bangun dengan rusuk dan sisi

yang paling sedikit sehingga dengan ukuran rusuk 8 cm maka bahan

yang dibutuhkan sedikit.

Caca Bangun tersebut memiliki alas segi-empat dan segi-lima, dimana segi

empat memiliki sisi lebih sedikit dari pada segi lima, sehingga limas

dan kubus lebih membutuhkan bahan yang sedikit.

Mendengar penjelasan dari teman-temannya Danu merasa ada yang janggal

mengenai alasan tersebut.

Tentukanlah alasan mana yang kurang tepat mengenai argumen mereka, dan

berikan alasannya!

5. Anto, Bandu dan Candra ingin membuat bangun ruang dengan menggunakan

kertas karton, bangun ruang yang ingin dibuat adalah sebagai berikut :

Page 218: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

203

Nama Bangun Ruang sisi datar Ukuran

Anto Limas Alas persegi (30 cm x 30 cm) dan

tinggi 20 cm

Bandu Kubus Panjang rusuk (sisi) = 40 cm

Candra Balok Panjang=80 cm, lebar= 40 cm dan

tinggi 30 cm

Mereka ingin membuat bangun tersebut, tetapi mereka hanya mempunyai

kertas berukuran 2390 .

Buatlah kesimpulan mengenai bangun ruang sisi datar yang akan dibuat, dan

berikan penjelasannya?

6. Rudi membeli akuarium baru yang berbentuk prisma segi empat, dengan alas

berbentuk persegi dengan sisi 4 dm dan tinggi 6 dm. Rudi dapat mengisi

akurium tersebut menggunakan ember besar dan ember sedang atau salah

satunya saja. Kapasitas ember besar dan ember sedang .

Tentukan Volume akuarium tersebut dan bagaimana Rudi dapat mengisinya

(dengan menggunakan ember besar dan ember sedang atau salah satunya) agar

lebih efisien? berikan penjelasannya!

Page 219: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

204

Lampiran 6

Kunci Jawaban Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

No soal Kunci jawaban

1 Apakah lemari yang akan dibangun berbentuk balok?

Apakah dengan ukuran kayu tersebut akan dibuat lemari berukuran

p=100cm, l=30 cm, dan t =72 cm?

Apakah panjang untuk setiap palang yang dibuat adalah 78 cm?

2 Argumen yang diberikan adik salah, karena untuk menghitung bahan

yang digunakan harus menghitung luas permukaan bangun tersebut.

Sedangkan luas kubus adalah ( ) sedangkan luas

permukaan balok adalah ( )

3 a. Bagaimanakah unsur-unsur bangun yang akan dibuat?

Berapa banyak sisi bangun tersebut?

Bagaimanakah bentuk alas bangun ruang tersebut?

b. Apakah Ani mempunyai kawat sepanjang 75cm?

Apakah ani memiliki 15 kawa yang ukuran setiap panjangnya 5 cm?

4 Alasan yang kurang tepat adalah alasan Andi, karena banyaknya bahan

suatu bangun ruang sisi datar tersebut ditentukan oleh banyaknya sisi dan

kerangka, bukan karena tingkat kesulitannya

5 Luas limas = ( ) ( )

Luas kubus = ( )

Luas balok = ( )

Tidak ada bangun yang dibuat karena ukuran kertas tidak cukup

6 Volume akuarium =

Dengan ember sedang =

Dengan ember besar = atau 11 kali

Dengan meber besar dan kecil = 10 ember besar dan 1 ember sedang

Paling efektif dan efisien dengan menggunakan 10 ember besar dan 1

ember sedang, karena ukuran dari kombinasi tersebut sudah pas sesuai

dengan ukurannya

Page 220: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

205

Lampiran 7

Kriteria Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematis

Indikator

Kemampuan

Berpikir Kritis

No Kriteria Skor

Merumuskan

pertanyaan

1

Dapat membuat pertanyaan yang spesifik dengan

permasalahan dengan menyebutkan ukuran dengan

tepat

4

Dapat membuat pertanyaan yang spesifik dengan

permasalahan dengan menyebutkan salah satu

ukuran dengan tepat

3

Dapat membuat pertanyaan sesuai dengan

permasalahan tetapi kurang spesifik 2

Dapat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan

permasalah namun kurang sesuai 1

Tidak dapat membuat pertanyaan yang sesuai

dengan masalah 0

5

Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-

unsur bangun ruang dan ketersediaan kawat dengan

tepat

4

Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-

unsur dan ketersediaan kawat tetapi kurang lengkap 3

Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-

unsur bangun ruang atau ketersediaan kawat dengan

tepat

2

Page 221: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

206

Dapat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan

permasalah unsur-unsur bangun ruang atau

ketersediaan kawat tetapi tidak tepat

1

Tidak dapat membuat pertanyaan yang sesuai

dengan masalah 0

Menganalisis

Argumen 2.6

Dapat menentukan argumen yang tepat dan

didasarkan dengan alasan yang tepat 4

Dapat menentukan Argumen yang tepat tetapi alasan

yang diberikan kurang sesuai 3

Dapat menentukan Argumen yang tepat tetapi tidak

didasari alasan/alasan tidak tepat 2

Dapat menentukan argumen tetapi kurang tepat 1

Tidak dapat menentukan Argumen 0

3

Dapat membuat kesimpulan umum yang tepat

mengenai rumus jumlah sisi dan bentuk sisi bangun

segi-n serta bisa membuat penjelasan

4

Dapat membuat kesimpulan umum yang tepat

mengenai rumus jumlah sisi dan bentuk sisi bangun

segi-n tetapi tidak bisa membuat penjelasan

3

Dapat membuat pertanyaan berkaitan dengan unsur-

unsur bangun ruang atau ketersediaan kawat dengan

tepat

2

Dapat membuat pertanyaan yang berkaitan dengan

permasalah unsur-unsur bangun ruang atau

ketersediaan kawat tetapi tidak tepat

1

Page 222: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

207

Membuat

kesimpulan

Tidak dapat membuat sebuah kesimpulan dan

penjelasannya 0

7

Dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan luas

permukaan bangun ruang yang tepat, dan penjelasan

singkat yang sesuai.

4

Dapat membuat kesimpulan umum berdasarkan luas

permukaan bangun ruang, tetapi penjelasan kurang

sesuai

3

Dapat menghitung luas permukaan bangun datar

tetapi kesimpulan yang dibuat kurang sesuai 2

Dapat membuat kesimpulan umum kurang tepat dan

tidak tepat dengan perhitungan 1

Tidak dapat membuat sebuah kesimpulan 0

Memutuskan

suatu tindakan

4

Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang

dengan tepat dan dapat menentukan suatu tindakan

yang mungkin dengan tepat sesuai konsep

4

Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang

dengan tepat dan dapat menentukan suatu tindakan

yang mungkin namun kurang sesuai

3

Dapat menemukan luas permukaan bangun ruang

tetapi tidak dapat membuat suatu tindakan

2

Menemukan masalah mengenai luas bangun ruang

dan membuat tindakan akan tetapi tidak tepat

1

Tidak dapat menemukan masalah dan tidak dapat

menentukan suatu tindakan

0

Dapat menentukan volume bangun ruang dan dapat 4

Page 223: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

208

8

menentukan suatu tindakan yang mungkin dengan

tepat sesuai konsep

Dapat menentukan volume bangun ruang dengan

tepat dan dapat menentukan suatu tindakan yang

mungkin namun kurang sesuai

3

Dapat menemukan volume bangun ruang dengan

tepat dan dapat menentukan suatu tindakan yang

mungkin tetapi tidak sesuai dengan konsep

2

Kurang sesuai dalam menemukan volume bangun

ruang dengan tepat, sehingga tidak tepat dalam

menentukan suatu tindakan

1

Tidak dapat menemukan volume bangun ruang dan

tidak dapat menentukan suatu tindakan

0

Page 224: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

209

Lampiran 8

HASIL UJI COBA VALIDITAS INSTRUMEN TES KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8 Total

Soal

1

Pearson Correlation 1 ,206 -,038 -,194 ,679**

-,076 ,526**

,563**

,681**

Sig. (2-tailed) ,284 ,843 ,314 ,000 ,694 ,003 ,001 ,000

N 29 29 29 29 29 29 29 29 29

Soal

2

Pearson Correlation ,206 1 ,116 ,149 ,331 ,276 ,485**

,539**

,627**

Sig. (2-tailed) ,284 ,549 ,439 ,079 ,148 ,008 ,003 ,000

N 29 29 29 29 29 29 29 29 29

Soal

3

Pearson Correlation -,038 ,116 1 ,021 -,029 ,094 ,095 ,212 ,233

Sig. (2-tailed) ,843 ,549 ,915 ,881 ,628 ,624 ,269 ,223

N 29 29 29 29 29 29 29 29 29

Soal

4

Pearson Correlation -,194 ,149 ,021 1 -,163 ,256 ,077 ,181 ,203

Sig. (2-tailed) ,314 ,439 ,915 ,398 ,181 ,692 ,348 ,291

N 29 29 29 29 29 29 29 29 29

Soal

5

Pearson Correlation ,679**

,331 -,029 -,163 1 ,114 ,455* ,437

* ,656

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,079 ,881 ,398 ,556 ,013 ,018 ,000

N 29 29 29 29 29 29 29 29 29

Soal

6

Pearson Correlation -,076 ,276 ,094 ,256 ,114 1 ,518**

,225 ,485**

Sig. (2-tailed) ,694 ,148 ,628 ,181 ,556 ,004 ,240 ,008

N 29 29 29 29 29 29 29 29 29

Soal

7

Pearson Correlation ,526**

,485**

,095 ,077 ,455* ,518

** 1 ,561

** ,823

**

Sig. (2-tailed) ,003 ,008 ,624 ,692 ,013 ,004 ,002 ,000

N 29 29 29 29 29 29 29 29 29

Soal

8

Pearson Correlation ,563**

,539**

,212 ,181 ,437* ,225 ,561

** 1 ,838

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,003 ,269 ,348 ,018 ,240 ,002 ,000

N 29 29 29 29 29 29 29 29 29

total Pearson Correlation ,681**

,627**

,233 ,203 ,656**

,485**

,823**

,838**

1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,223 ,291 ,000 ,008 ,000 ,000

N 29 29 29 29 29 29 29 29 29

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 225: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

210

Lampiran 9

HASIL UJI COBA REALIBILITAS INSTRUMEN TES KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,773 6

Page 226: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

211

Lampiran 10

HASIL UJI COBA TINGKAT KESUKARAN INSTRUMEN TES

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

No No soal

1 2 3 4 5 6 7 8

1 RES21 4 4 2 2 4 4 4 4

2 RES07 3 3 3 2 3 2 1 4

3 RES15 4 2 2 2 3 2 2 3

4 RES26 1 3 3 3 2 3 2 3

5 RES27 4 3 2 1 2 2 2 3

6 RES04 4 2 3 1 2 1 2 3

7 RES11 3 2 1 3 2 2 2 3

8 RES24 3 3 2 2 3 2 0 3

9 RES13 4 3 1 1 3 0 1 4

10 RES06 4 1 2 2 3 0 1 2

11 RES08 4 2 1 0 3 2 2 1

12 RES23 4 3 1 2 3 0 0 2

13 RES12 2 2 2 1 2 0 0 4

14 RES18 2 2 1 2 1 2 1 2

15 RES03 4 1 2 1 3 0 0 1

16 RES17 2 3 2 2 2 0 1 0

17 RES19 3 2 2 2 1 0 0 2

18 RES29 1 2 2 2 2 1 0 1

19 RES05 3 1 2 1 3 0 0 0

20 RES09 0 1 2 2 2 2 0 1

21 RES10 0 2 2 2 1 1 0 2

22 RES01 0 3 2 2 1 0 0 1

23 RES14 0 2 1 2 2 2 0 0

24 RES16 1 2 2 0 2 2 0 0

25 RES25 0 2 1 2 2 2 0 0

26 RES28 1 2 1 1 2 0 1 1

27 RES22 0 1 2 2 0 3 0 0

28 RES02 0 2 3 1 1 0 0 0

29 RES20 2 1 1 2 1 0 0 0

Total 63 62 53 48 61 35 22 50

P 0,54 0,53 0,45 0,41 0,52 0,30 0,18 0,43

Klasifikasi sedang sedang

sedang sedang sukar sedang

Page 227: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

212

Lampiran 11

HASIL UJI COBA DAYA BEDA INSTRUMEN TES KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS MATEMATIS

Kelompok Atas

No Kode

Siswa

Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8

1 RES21 4 4 2 2 4 4 4 4

2 RES07 3 3 3 2 3 2 1 4

3 RES15 4 2 2 2 3 2 2 3

4 RES26 1 3 3 3 2 3 2 3

5 RES27 4 3 2 1 2 2 2 3

6 RES04 4 2 3 1 2 1 2 3

7 RES11 3 2 1 3 2 2 2 3

8 RES24 3 3 2 2 3 2 0 3

9 RES13 4 3 1 1 3 0 1 4

10 RES06 4 1 2 2 3 0 1 2

11 RES08 4 2 1 0 3 2 2 1

12 RES23 4 3 1 2 3 0 0 2

13 RES12 2 2 2 1 2 0 0 4

14 RES18 2 2 1 2 1 2 1 2

Total 46 35 26 24 36 22 20 41

Kelompok Bawah

No Kode

Siswa

Nomor Soal

1 2 3 4 5 6 7 8

1 RES01 0 3 2 2 1 0 0 1

2 RES14 0 2 1 2 2 2 0 0

3 RES16 1 2 2 0 2 2 0 0

4 RES25 0 2 1 2 2 2 0 0

5 RES28 1 2 1 1 2 0 1 1

6 RES22 0 1 2 2 0 3 0 0

7 RES02 0 2 3 1 1 0 0 0

8 RES20 2 1 1 2 1 0 0 0

9 RES16 1 2 2 0 2 2 0 0

10 RES25 0 2 1 2 2 2 0 0

11 RES28 1 2 1 1 2 0 1 1

Page 228: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

213

12 RES22 0 1 2 2 0 3 0 0

13 RES02 0 2 3 1 1 0 0 0

14 RES20 2 1 1 2 1 0 0 0

Total 13 26 25 23 22 13 2 8

D 0,589 0,160 0,018 0,018 0,250 0,160 0,321 0,589

Baik Jelek - - Cukup Jelek Baik Baik

Page 229: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

214

Lampiran 12

REKAPITULASI HASIL PERHITUNGAN UJI COBA INSTRUMEN

Nomor

soal

Vaiditas Realibilitas Tingkat

kesukaran

Daya

beda

Keterangan

1 Valid

0,773

Sedang Baik Digunakan

2 Valid Sedang Jelek Diperbaiki

5 Valid Sedang Cukup Digunakan

6 Valid Sukar Jelek Diperbaiki

7 Valid Sukar Baik Digunakan

8 Valid Sedang Baik Digunakan

Page 230: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

215

Lampiran 13

HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

KELAS EKSPERIMEN

Responden

Butir soal Total Nilai

1 2 3 4 5 6

RES01 4 3 3 2 2 3 17 70,83

RES02 2 3 2 2 4 3 16 66,67

RES03 3 3 3 2 4 4 19 79,17

RES04 2 2 3 2 1 2 12 50,00

RES05 2 3 2 4 2 3 16 66,67

RES06 3 2 3 2 2 2 14 58,33

RES07 2 2 3 2 1 2 12 50,00

RES08 2 2 3 2 0 3 12 50,00

RES09 2 2 2 2 3 3 14 58,33

RES10 4 2 3 2 4 3 18 75,00

RES11 3 2 2 2 3 4 16 66,67

RES12 2 2 2 2 3 3 14 58,33

RES13 1 2 2 2 2 1 10 41,67

RES14 3 2 2 3 2 4 16 66,67

RES15 3 3 3 3 3 4 19 79,17

RES16 1 1 2 1 2 1 8 33,33

RES17 2 2 2 2 2 1 11 45,83

RES18 1 1 2 1 2 1 8 33,33

RES19 3 2 3 2 0 3 13 54,17

RES20 3 3 3 2 2 4 17 70,83

RES21 3 2 4 3 3 3 18 75,00

RES22 2 3 3 2 2 2 14 58,33

RES23 2 1 2 2 2 0 9 37,50

RES24 3 3 3 2 2 4 17 70,83

RES25 3 2 1 3 3 3 15 62,50

RES26 3 2 2 3 4 3 17 70,83

RES27 3 2 2 2 2 4 15 62,50

RES28 2 3 0 0 3 3 11 45,83

RES29 2 2 2 2 3 3 14 58,33

RES30 3 2 3 1 2 3 14 58,33

RES31 2 2 3 2 2 4 15 62,50

RES32 3 3 3 3 4 4 20 83,33

RES33 2 3 3 2 2 3 15 62,50

RES34 2 2 2 2 3 3 14 58,33

RES35 2 3 1 3 2 3 14 58,33

TOTAL 85 79 84 74 83 99 504

Page 231: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

216

Lampiran 14

HASIL TES KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

KELAS KONTROL

Responden

Butir soal Total Nilai

1 2 3 4 5 6

RES01 2 2 3 1 2 3 13 54,17

RES02 4 3 2 2 2 3 16 66,67

RES03 3 3 3 3 2 4 18 75,00

RES04 3 2 3 0 0 2 10 41,67

RES05 0 2 3 3 2 2 12 50,00

RES06 2 1 0 2 3 0 8 33,33

RES07 3 1 2 2 2 2 12 50,00

RES08 2 0 2 2 1 2 9 37,50

RES09 2 1 2 2 0 3 10 41,67

RES10 2 1 1 0 0 2 6 25,00

RES11 1 2 3 2 0 0 8 33,33

RES12 2 2 3 2 0 2 11 45,83

RES13 2 3 2 2 3 3 15 62,50

RES14 3 2 2 2 0 3 12 50,00

RES15 2 2 2 1 3 2 12 50,00

RES16 2 2 2 2 2 2 12 50,00

RES17 3 2 3 0 2 2 12 50,00

RES18 1 3 2 2 0 2 10 41,67

RES19 2 2 2 2 2 2 12 50,00

RES20 2 2 3 0 2 2 11 45,83

RES21 2 2 2 2 2 3 13 54,17

RES22 1 0 2 1 2 0 6 25,00

RES23 1 1 2 1 0 2 7 29,17

RES24 3 1 2 1 3 3 13 54,17

RES25 2 0 2 0 3 2 9 37,50

RES26 4 3 2 3 3 3 18 75,00

RES27 2 1 1 0 3 2 9 37,50

RES28 2 2 2 2 3 2 13 54,17

RES29 2 2 3 1 2 3 13 54,17

RES30 3 3 2 2 2 4 16 66,67

RES31 2 2 4 2 2 3 15 62,50

RES32 3 2 3 1 2 3 14 58,33

RES33 2 2 2 0 0 2 8 33,33

RES34 2 2 2 0 0 2 8 33,33

RES35 2 2 2 1 3 2 12 50,00

RES36 2 1 2 0 0 1 6 25,00

Total 78 64 80 49 58 80 409

Page 232: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

217

Lampiran 15

HASIL ANALISIS DESKRIPTIF KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS

KONTROL DENGAN SPSS

Descriptives

Kelas Statistic Std. Error

NILAI Eksperimen Mean 14,40 ,512

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 13,36

Upper Bound 15,44

5% Trimmed Mean 14,47

Median 14,00

RESiance 9,188

Std. Deviation 3,031

Minimum 8

Maximum 20

Range 12

Interquartile Range 5

Skewness -,380 ,398

Kurtosis -,218 ,778

Kontrol Mean 11,36 ,530

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 10,28

Upper Bound 12,44

5% Trimmed Mean 11,29

Median 12,00

RESiance 10,123

Std. Deviation 3,182

Minimum 6

Maximum 18

Range 12

Interquartile Range 4

Skewness ,169 ,393

Kurtosis -,395 ,768

Page 233: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

218

Lampiran 16

HASIL UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS

KONTROL DENGAN SPSS

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

NILAI Eksperimen ,162 35 ,021 ,966 35 ,349

Kontrol ,135 36 ,095 ,964 36 ,277

a. Lilliefors Significance Correction

HASIL UJI HOMOGENITAS KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS

KONTROL DENGAN SPSS

Levene's Test of Equality of Error RESiancesa

Dependent RESiable: NILAI

F df1 df2 Sig.

,182 1 69 ,671

Page 234: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

219

Lampiran 17

HASIL UJI HIPOTESIS DENGAN UJI T PADA SPSS

Independent Sample Test

t-test for Equality of Means

t df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

Nilai

Equal Variances

assumed 4,118 69 ,000 3,039 ,738

Equal Variances

not assumed 4,121 68,889 ,000 3,039 ,737

Page 235: PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45405/1/RENDY... · PENGARUH INQUIRY TRAINING MODEL (ITM) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR

220

Lampiran 18