PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH...

19
PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR (KURS) DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP IHSG DI BEI TAHUN 2011-2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh : DIANITA LISTYA NURAINI B 300 140 212 PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH...

Page 1: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR

(KURS) DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP IHSG DI

BEI TAHUN 2011-2016

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

DIANITA LISTYA NURAINI

B 300 140 212

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN – S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

i

Page 3: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

ii

Page 4: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

iii

Page 5: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

1

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR

(KURS) DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP IHSG DI

BEI TAHUN 2011-2016

ABSTRAK

Pasar modal yang ada di Indonesia saat ini merupakan pasar yang sedang

berkembang (emerging market) yang sangat rentan terhadap

kondisi makroekonomi. Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat

perkembangan pasar modal adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),

yang merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa

Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

inflasi, BI Rate, kurs dan jumlah uang yang beredar (M2) terhadap IHSG pada

tahun 2011 – 2016. Penelitian ini menggunakan metodePartial Adjusment

Model(PAM).Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa variabel BI Rate

dan jumlah uang beredar (M2) memiliki pengauh positif signifikan sedangkan

inflasi dan kurs negative signifikan terhadap IHSG.

Kata kunci: IHSG, Jumlah Uang Beredar, Nilai TukarInflasidanBi Rate

ABSTRACT

The current capital market in Indonesia is an emerging market that is highly

vulnerable to macroeconomic conditions. One of the indicators used to see the

development of the capital market is the Composite Stock Price Index (IHSG),

which is one of the stock market indices used by the Indonesian Stock Exchange.

This study aims to determine the effect of inflation variables, BI Rate, exchange

rate and the amount of money in circulation (M2) on of IHSG in 2011 - 2016. This

research uses Partial Adjustment Model (PAM) method. Based on the data

analysis, it is found that the BI Rate and money supply (M2) have positive

significant effect while inflation and exchange rate have negative significant effect

toIHSG.

Keywords: IHSG, Total Money Supply, Exchange Rate, Inflation and Bi Rate.

1. PENDAHULUAN

Sejak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada pertengahan 1997, kinerja

pasar modal mengalami penurunan tajam bahkan kerugian. Selain itu krisis

ekonomi juga menyebabkan variabel-variabel ekonomi lain, seperti suku bunga,

inflasi, nilai tukar maupun jumlah uang yang beredar mengalami perubahan yang

cukup tajam. Apabila suatu indikator ekonomi makro jelek maka akan berdampak

buruk bagi perekonomian misalnya pada perkembangan pasar modal. Tetapi

apabila suatu indikator ekonomi baik maka akan memberi pengaruh yang baik

pula terhadap kondisi pasar modal (Sunariyah, 2006:20).

Page 6: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

2

Suku bunga meningkat 68,76% pertahun pada tahun 1998, demikian juga

inflasi mencapai angka 77% pertahun (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia,

1998). Salah satu dampak yang paling berpengaruh dari krisis ekonomi global

yang terjadi di Amerika adalah nilai tukar rupiah yang semakin terdepresiasi

terhadap dolar Amerika, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang semakin.

Merosot.

Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi

yang terlalu panas (overheated). Hal ini menjadi sinyal negatif bagi para investor

yang berinvestasi di pasar modal. Investor akan cenderung melepas sahamnya jika

terjadi peningkatan inflasi, terlebih pada saat terjadi inflasi yang tidak terkendali.

Hal ini karena peningkatan inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan risiko

investasi pada saham. Di samping itu, juga diiringi oleh pesimisme investor

tentang kemampuan dari modal dalam menghasilkan laba di masa kini dan masa

mendatang. Kecenderungan para investor untuk melepas sahamnya akan

menyebabkan harga saham turun. Terjadinya penurunan harga saham ini akan

tercermin pada indeks harga saham tersebut menjadi turun (Sunariyah 1997).

Makin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan masyarakat untuk

melakukan investasi menjadi semakin kecil. Hal ini karena biaya penggunaan

dana (cost of capital) menjadi semakin mahal, dan sebaliknya makin rendah

tingkat suku bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi akan semakin

meningkat.

Tandelilin (2008) berpendapat bahwa penguatan kurs rupiah terhadap mata

uang asing merupakan sinyal positif bagi investor. Dimana ketika kurs rupiah

terhadap mata uang asing mengalami penguatan maka akan banyak investor

berinvestasi pada saham. Hal tersebut dikarenakan penguatan tersebut

mengindikasikan bahwa perekonomian dalam keadaan bagus begitu juga

sebaliknya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap pembelian saham dan harga saham

dalam negeri yang meningkat.

Berdasarkan dengan hipotesa Keynes, yakni, penawaran uang (Money

Supply) memiliki pengaruh positif terhadap output dan pertumbuhan ekonomi

(Sadono Sukirno,1994). Apabila terjadi kelebihan jumlah uang beredar, Bank

Indonesia akan mengambil kebijakan (menurunkan) tingkat suku bunga. Kondisi

Page 7: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

3

ini mendorong para investor untuk melakukan investasi dalam hal ini dalam pasar

modal

2. METODE PENELITIAN

2.1 Jenis dan Sumber data

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis IHSG di BEI, dimana IHSG

sebagai variabel dependen atau terikat (Y) dan variabel inflasi, BI Rate, Jumlah

Uang Beredar (M2), Nilai Tukar Rupiah (Kurs) terhadap Dolar Amerika, dan

menjadi variabel independen atau variabel tidak terikat (X). Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data bulanan dari periode 2011 – 2016.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yaitu data

sekunder. Data ini diperoleh dari dari perpustakaan, website, jurnal atau laporan-

laporan penelitian terdahulu dan dari lembaga atau instansi yang terkait dalam

penelitian . Data inflasi, kurs rupiah terhadap dollar AS, BI Rate , jumlah uang

beredar (M2) yang diperoleh dari website resmi Bank Indonesia

(http://bi.go.id),(http://kemendagri.go.iddanhttps://www.bps.go.idIndeks Harga

Saham Gabungan (IHSG) dari (http://duniainvestasi.com).

2.2 Metode Analisis Data

Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda dengan Model Penyesuaian Parsial atau Partial Adjustment

Model (PAM), yang formulasi model estimatornya adalah sebagai berikut:

(IHSG)t = α0+ α1(BIRATE)+ α2 (INF)+ α3(KURS) + α4 (JUB)+

λ(IHSG)t-1 + ut

di mana :

IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan

BIRATE : suku bunga acuan

INF : inflasi

KURS : nilai tukar rupiah terhadap dollar AS

JUB : Jumlah Uang Beredar (M2)

λ : (1-δ) ; 0 <λ< 1 ; δ = koefisien berbasis penyesuaian (adjustment)

α0 : δβ0, konstanta jangka pendek

α1 : δβ1; koefisien regresi jangka pendek BIRATE

α2 : δβ2; koefisien regresi jangka pendek INF

α3 : δβ3; koefisienregresi jangka pendek KURS

a4 : δβ4; koefisien regresi jangka pendek JUB

β0 : konstanta jangka panjang

β1 : koefisien regresi jangka panjang BIRATE

Page 8: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

4

β2 : koefisien regresi jangka panjang INF

β3 : koefisien regresi jangka panjang KURS

β4 : koefisienregresi jangka panjang variabel JUB

u : unsur kesalahan

t : tahun

Guna menguji kevaliditasan model maka dilakukan Uji Asumsi Klasik,

uji kebaikan model, dan uji validitas pengaruh (uji t)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil estimasi model ekonometri di atas bersama dengan berbagai uji

pelengkapnya terangkum dalam Tabel 1:

Tabel 1

Hasil Estimasi Model Ekonometri IHSG di BEI Tahun 2011-2016

IHKt = 7,767553 – 0,099994 BIRATE + 6,26E-06 Δ(JUB) – 0,000376 Δ(KURS) -

(0,5471) (0,0167)** (0,2855)

0,060819 Δ(PO) + 0,943059 IHKt-1 + Ut

(0,0052)* (0,0000)*

R2 = 0.976848 ; DW-Stat = 2,202518 ; F-Stat = 177,2078 ; Sig.F-Stat = 0,000000

Uji Diagnosis

(1) Multikolinieritas (Uji VIF)

BIRATE = 2,518062 ; Δ(JUB) = 1,205640 ; Δ(KURS) = 1.164730 ;

Δ(PO) = 1,360899

(2) Otokorelasi (uji Breusch Godfrey)

χ2 (F ) = 5,319132 Sig(χ2) = 0,1499

(3) Linieritas (uji Ramsey Reset)

F (d,f) = 0,176278 Sig(F) = 0,8397

(4) Normalitas (uji Jarque Bera)

χ2 (JB) = 0.362274 Sig(χ2) = 0,8343

(5) Heteroskedastisitas (uji White)

χ2 (F) = 22,81844 Sig(χ2) = 0,2978

Sumber : BPS, Bank Indonesia, Kementrian Perdagangan, Investing dan World

Bank, diolah.

Keterangan : * signifikan pada α = 0,01 ; ** signifikan pada α = 0,05

Page 9: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

5

Pada tabel 1 di atas, terlihat nilai koefisien lambda sebesar 0,9430 yang

berarti terletak di antara 0-1 (0 < λ < 1). Koefisien lambda memiliki probabilitas

0,0000 (< 0,01) yang berarti signifikan pada α = 0,01. Berdasarkan pada kedua hal

tersebut dapat disimpulkan bahwa model tersebut benar-benar model penyesuaian

partial atau Partial Adjusment Model.

Dari hasil model estimasi jangka pendek, dapat diturunkan model jangka

panjang sebagai berikut :

IHSGt = 749,2992+164,3017 BIRATEt-84,7204 INFt-0,37314KURSt

+0,001062 JUBt

3.1 Uji Asumsi Klasik

3.1.1 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas terjadi apabila nilai VIF > 10. Dari Tabel 1 terlihat nilai

VIF untuk variabel INF dan BIRATE <10, sementara nilai VIFvariabel KURS dan

JUB > 10. Jadi, terdapat multikolinieritas pada variabel KURS dan JUB.

3.1.2 Uji Otokorelasi

H0 dari uji Breusch Godfrey tidak terdapat masalah otokorelasi dan HA nya

terdapat masalah otokorelasi. H0 ditolak apabila signifikansi Breusch Godfrey ≤

α, H0 diterima apabila signifikansi Breusch Godfrey > α. Dari Tabel 1 terlihat nilai

signifikansi statistik χ2= 0,4341 (>0,10), maka H0 diterima sehingga tidak terdapat

masalah otokorelasi dalam model Uji Spesifikasi Model

3.1.3 Uji Spesifikasi Model

H0 dari uji Ramsey Reset model yang digunakan linier dan HA nya model

yang digunakan tidak linier. H0 ditolak apabila signifikansi Ramsey Reset ≤ α, H0

diterima apabila signifikansi Ramsey Reset > α. Dari Tabel 1 terlihat nilai

signifikansi statistik χ2= 0,7773 (>0,10), maka H0 diterima sehingga model yang

digunakan linier.

3.1.4 Uji Normalitas Residual

H0 dari uji Jarque Bera distribusi ut normal dan HA nya distribusi ut tidak

normal. H0 ditolak apabila signifikansi Jarque Bera ≤ α, H0 diterima apabila

Page 10: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

6

signifikansi Jarque Bera > α. Dari Tabel 1 terlihat nilai signifikansi Jarque Bera

= 0,140721 (>0,10), maka H0 diterima sehingga distribusi ut normal.

3.1.5 Uji Heteroskedastisitas

H0 dari uji White tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dan HA nya

terdapat masalah heteroskedastisitas. H0 ditolak apabila signifikansi White ≤ α,

H0 diterima apabila signifikansi White > α. Dari Tabel 1 terlihat nilai signifikansi

statistic χ2= 0,3178 (>0,10), maka H0 diterima sehingga tidak terdapat masalah

heteroskedastisitas dalam model.

3.2 Uji Kebaikan Model

3.2.1 Uji Eksistensi Model (Uji F)

Uji Eksistensi Model dilakukan dengan menggunakan cara ringkas uji F. H0

dari uji F model yang dipakai tidak eksis dan HA nya model yang dipakai eksis.

H0 ditolak apabila signifikansi statistik F ≤ α, H0 diterima apabila signifikansi

statistik F > α. Dari Tabel 1 terlihat nilai signifikansi statistik F = 0,0000(< 0,01),

maka H0ditolak sehingga model yang dipakai eksis. Variabel inflasi, BI Rate, kurs

dan jumlah uang beredar yang terdapat dalam persamaan regresi secara simultan

berpengaruh terhadap IHSG.

3.2.2 Intepretasi R-Square (R2)

Koefisien determinasi menunjukkan daya ramal dari model statistik

terpilih. Hasil estimasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0,933994, artinya 93,39%

variasi variabel Indeks Harga Saham Gabungan dapat dijelaskan oleh variabel BI

Rate, inflasi, kurs dan jumlah uang yang beredar (M2) Sedangkan sisanya 6,61%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam model.

3.3 Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen

Uji validitas pengaruh menggunakan cara ringkas uji t. H0 dari uji t adalah

βi = 0, yaitu variabel ke i tidak berpengaruh signifikan baik dalam jangka pendek

maupun panjang dan HA nya adalah : βi ≠ 0, yaitu variabel ke i berpengaruh

signifikan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. H0 ditolak apabila

probabilitas t ≤ α, H0 diterima apabila probabilitas t > α. Hasil uji validitas

pengaruh dapat dilihat pada Tabel 2

Page 11: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

7

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen

Variabel T Sig.t Kriteria Kesimpulan

BIRATE 4,060560 0,0001 < 0,01 Memiliki pengaruh signifikan

INF -2,532030 0,0137 < 0,05 Memiliki pengaruh signifikan

KURS -5,299172 0,0000 < 0,01 Memiliki pengaruh signifikan

JUB 5,579727 0,0000 < 0,01 Memiliki pengaruh signifikan

Sumber :BPS, Bank Indonesia, Kementrian Perdagangan, Investing dan World

Bank, diolah.

Dari Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa semua variabel,yaitu BI Rate, inflasi,

kurs dan jumlah uang yang beredar (M2) memiliki pengaruh signifikan terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan di BEI tahun 2011 - 2016 .

3.4 Analisis Pengaruh Variabel Independen

Berdasarkan uji validitas pengaruh di muka, semua variabel,yaitu BI Rate,

inflasi, kurs dan jumlah uang yang beredar (M2)memiliki pengaruh signifikan

baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Variabel BI Rate dalam jangka pendek memiliki nilai koefisien regresi

sebersar 152,8855. Pola hubungan variabel antara IHSG dan BI Rate adalah

linier-linier sehingga apabila BI Rate naik 1 persen maka IHSG akan naik sebesar

152,8855 poin. Sebaliknya jika BI Rate turun 1 persen maka IHSG akan turun

sebesar 152,8855 poin.

Dalam jangka panjang BI Rate memiliki koefisien regresi sebesar

164,3017, artinya apabila BI Rate naik 1 persen maka IHSG akan naik sebesar

164,3017poin. Sebaliknya apabila BI Rate turun 1 persen maka IHSG akan turun

sebesar 164,3017poin.

Variabel inflasi dalam jangka pendek memiliki nilai koefisien regresi

sebesar -78,83376. Pola hubungan variabel antara IHSG dan inflasi adalah linier-

linier sehingga apabila inflasi naik 1 persen maka IHSG akan turun sebesar

78,83376 poin. Sebaliknya apabila inflasi turun 1 persen maka IHSG akan naik

78,83376 poin.

Dalam jangka panjang inflasi memiliki koefisien regresi sebesar -84,7204,

artinya apabila inflasi naik 1 persen maka IHSG akan turun sebesar 84,7204poin.

Sebaliknya apabila inflasi turun 1 persen maka IHSG akan naik 84,7204poin.

Variabel kurs dalam jangka pendek memiliki nilai koefisien regresi

sebersar -0,347213. Pola hubungan variabel antara IHSG dan kurs adalah linier-

Page 12: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

8

linier sehingga apabila kurs naik 1 rupiah maka IHSG akan turun sebesar

0,347213 poin. Sebaliknya apabila kurs turun 1 rupiah maka IHSG akan naik

0,347213 poin.

Dalam jangka panjang kurs memiliki koefisien regresi sebesar -0,37314,

artinya apabila kurs naik 1 rupiah maka IHSG akan turun sebesar 0,37314poin.

Sebaliknya apabila kurs turun 1 rupiah maka IHSG akan naik 0,37314 poin.

Variabel jumlah uang beredar dalam jangka pendek memiliki nilai

koefisien regresi sebersar 0,000988. Pola hubungan variabel antara IHSG dan

jumlah uang beredar adalah linier-linier sehingga apabila jumlah uang beredar

naik 1 miliar rupiah maka IHSG akan naik sebesar 0,000988 poin. Sebaliknya jika

jumlah uang beredar turun 1 miliar rupiah maka IHSG akan turun 0,000988 poin.

Dalam jangka panjang jumlah uang beredar memiliki koefisien regresi

sebesar 0,001062, artinya apabila jumlah uang yang beredar naik 1 miliar rupiah

maka IHSG akan naik sebesar 0,001062 poin. Sebaliknya apabila jumlah uang

yang beredar turun 1 miliar rupiah maka IHSG akan turun 0,001062 poin.

3.5 Hubungan inflasi terhadap IHSG

Boediono (1995) menyatakan inflasi adalah keadaan perekonomian yang

ditandai dengan kecenderungan dari harga-harga umum untuk naik secara umum

dan terus- menerus . Inflasi sering pula diikuti menurunnya tingkat tabungan atau

investasi karena meningkatnya konsumsi masyarakat dan hanya sedikit

menyisakan untuk tabungan jangka panjang.

Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi

yang terlalu panas (overheated). Hal ini menjadi sinyal negatif bagi para investor

yang berinvestasi di pasar modal. Investor akan cenderung melepas sahamnya jika

terjadi peningkatan inflasi, terlebih pada saat terjadi inflasi yang tidak terkendali.

Hal ini karena peningkatan inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan risiko

investasi pada saham. Di samping itu, juga diiringi oleh pesimisme investor

tentang kemampuan dari modal dalam menghasilkan laba di masa kini dan masa

mendatang. Kecenderungan para investor untuk melepas sahamnya akan

menyebabkan harga saham turun. Terjadinya penurunan harga saham ini akan

tercermin pada indeks harga saham tersebut menjadi turun (Sunariyah 1997).

Hasil penelitian terdahulu menemukan bahwa tidak ada pengaruh signifikan

antara inflasi dan IHSG (Kowanda dkk,2015). Dengan kata lain, investor tetap

Page 13: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

9

optimis terhadap kemampuan dari modal dalam menghasilkan laba sehingga

mereka tetap berinvestasi pada pasar modal. Hal ini berakibat pada naiknya

permintaan saham dan menyebabkan harga saham naik. Berbeda halnya dengan

hasil penelitian ini yang menyatakan terdapat pengaruh negatif signifikan antara

inflasi dan IHSG. Sehingga dapat disimpulkan penelitian ini sesuai dengan teori

diatas bahwa naiknya inflasi berakibat pada turunnya harga saham, begitu pula

sebaliknya. Hasil penelitian ini sejalan dengan Sunardi dan Nurmillah,2017

bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG. Pemerintah dalam

hal ini perlu melakukan kebijakan-kebijakan fiskal maupun moneter guna

menstabilkan inflasi agar tidak melambung tinggi agar harga saham juga stabil.

Pemerintah melalui kebijakan mengatasi inflasi mengeluarkan sistem

Inflation Targeting Framework atau lebih dikenal sebagai ITF merupakan salah

satu strategi kebijakan moneter yang ditandai dengan pengumuman kepada publik

mengenai target kuantitatif (kisaran target) dari tingkat inflasi yang hendak

dicapai dalam beberapa periode ke depan serta menyangkut mengenai mekanisme

dalam mencapai tujuan dari kebijakan moneter itu sendiri juga dilakukan

3.6 Hubungan BI Rate terhadap IHSG

Menurut teori klasik, bahwa tabungan masyarakat adalah fungsi dari tingkat

suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga makin tinggi pula keinginan

masyarakat untuk menabung. Artinya pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi

masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran

untuk konsumsi guna menambah tabungannya. Investasi juga merupakan fungsi

dari tingkat suku bunga. Makin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan

masyarakat untuk melakukan investasi menjadi semakin kecil. Hal ini karena

biaya penggunaan dana (cost of capital) menjadi semakin mahal, dan sebaliknya

makin rendah tingkat suku bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi

akan semakin meningkat.

Winda ermawati, 2013 dalam penelitiannya menemukan bahwa BI Rate

berpengaruh positif terhadap HIS. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian

yang menunjukkan bahwa BI Rate memilki pengaruh positif signifikan terhadap

IHSG.

Page 14: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

10

Hal ini dikarenakan ketika tingkat suku bunga tinggi maka ongkos untuk

memegang uang kas juga tinggi.Sehingga masyarakat memilih untuk

menggunakan uang kasnya untuk membeli surat-surat berharga salah satunya

adalah saham.Ketika permintaan saham meningkat harga saham juga meningkat.

3.7 Hubungan kurs terhadap IHSG

Tandelilin (2008) berpendapat bahwa penguatan kurs rupiah terhadap mata

uang asing merupakan sinyal positif bagi investor. Dimana ketika kurs rupiah

terhadap mata uang asing mengalami penguatan maka akan banyak investor

berinvestasi pada saham. Hal tersebut dikarenakan penguatan tersebut

mengindikasikan bahwa perekonomian dalam keadaan bagus begitu juga

sebaliknya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap pembelian saham dan harga saham

dalam negeri yang meningkat.

Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif

signifkan antara kurs rupiah terhadap dollar AS dengan IHSG (Kowanda

dkk,2015).. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa

kurs berpengaruh negatif signifikan terhadap IHSG dalam jangka pendek maupun

panjang dan sejalan dengan penelitian Suramaya Suci Kewal,2012 dimana

pengaruh kurs rupiah negatif signifikan terhadap IHSG. Hal ini kemungkinan

besar karena banyaknya investor dalam negeri maupun asing yang menggunakan

mata uang asing dalam hal ini Dollar AS sehingga walaupun rupiah melemah

mereka akan tetap berinvestasi karena mereka menggunakan mata uang asing.

3.8 Hubungan JUB terhadap IHSG

Jumlah uang beredar berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat jumlah uang beredar, maka

pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin meningkat.Hal ini memberikan

sinyal positif bagi investor untuk berinvestasi di dalam negeri. Berdasarkan

dengan hipotesa Keynes, yakni, penawaran uang (Money Supply) memiliki

pengaruh positif terhadap output dan pertumbuhan ekonomi (Sadono

Sukirno,1994). Apabila terjadi kelebihan jumlah uang beredar, Bank Indonesia

akan mengambil kebijakan (menurunkan) tingkat suku bunga. Kondisi ini

mendorong para investor untuk melakukan investasi dalam hal ini dalam pasar

modal

Page 15: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

11

Penelitian terdahulu oleh Haryanto dan Chen (2014) secara parsial bahwa

Jumlah Uang Beredar bepengaruh positif dan memiliki pengaruh signifikan

terhadap IHSG, yang menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan jumlah uang

beredar, suku bunga akan mengalami penurunan. Sehingga dalam hal ini minat

untuk menabung turun karena return yang didapat juga turun. Sehingga lebih

memilih untuk berinvestasi. Dalam konteks ini investor akan menginvestasikan

dananya pada pasar modal. Peningkatan investasi yang terjadi di pasar modal akan

memengaruhi permintaan saham. Semakin banyak permintaan maka harga

sahampun akan mengalami peningkatan.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa jumlah

uang yang beredar berpengaruh positif signifikan terhadap IHSG. Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah uang beredar di Indonesia sangat mempengaruhi

kinerja pasar saham pada periode tahun 2011-2016. Artinya bahwa masyarakat

Indonesia telah menggunakan uangnya selain untuk tujuan transaksi juga

menggunakan uangnya untuk tujuan spekulatif, yaitu dengan membeli surat-surat

berharga atau saham.. Jika jumlah uang berdar naik maka minat investor

berinvestasi di bursa saham akan naik .

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Dari hasil data Partial Adjustment Model (PAM) terlihat nilai koefisien

lambda sebesar 0.694829 yang berarti terletak di antara 0-1 (0 < λ < 1).

Koefisien lambda memiliki probabilitas 0,0000 (< 0,01) yang berarti

signifikan pada α = 0,01. Berdasarkan pada kedua hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa model tersebut benar-benar model penyesuaian

partial atau Partial Adjusment Model.

2) Setelah dilakukan berbagai uji asumsi klasik, penelitian ini dinyatakan

lolos dari semua uji asumsi klasik kecuali uji multikolinieritas.

3) Dari uji koefisien determinasi diperoleh R2 IHSG sebesar 0,933994,

artinya 93,39% variasi variabel Indeks Harga Saham Gabungan dapat

dijelaskan oleh variabel BI Rate, inflasi, kurs dan jumlah uang yang

Page 16: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

12

beredar (M2) Sedangkan sisanya 6,61% dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak disertakan dalam model. Berdasarkan uji kebaikan model

yang dilakukan menunjukkan bahwa secara serempak variabel suku

bunga acuan BI Rate, jumlah uang beredar (M2), nilai tukar (kurs), dan

harga minyak dunia berpengaruh signifikan terhadap indeks harga

konsumen atau inflasi.

4) Berdasarkan uji kebaikan model yang dilakukan menunjukkan bahwa

secara serempak variabel suku bunga BI Rate, inflasi , kurs dan jumlah

uang beredar (M2) berpengaruh signifikan terhadap IHSG.

5) Berdasarkan uji-t yang dilakukan pada IHSG disimpulkan variabel suku

bunga BI Rate dalam jangka pendek maupun panjang berpengaruh

positif signifikan terhadap IHSG dengan masing-masing koefisien

152,8855 dan 164,3017. Inflasi dalam jangka pendek maupun panjang

memiliki pengaruh negatif signifikan dengan masing-masing koefisien -

78,83376 dan -84,7204. Kurs dalam jangka pendek maupun panjang

memiliki pengaruh negatif signifikan dengan masing-masing koefisien -

0,347213 dan -0,37314. Jumlah uang yang beredar (M2) dalam jangka

pendek maupun panjang memiliki pengaruh positif signifikan dengan

masing-masing koefisien 0,000988 dan 0,001062.

4.2 Saran

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari penelitian ini, beberapa saran

yang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya, yaitu sebagai

berikut :

1) Para investor perlu memperhatikan fluktuasi BI Rate, inflasi, kurs rupiah

terhadap dollar AS dan jumlah uang beredar (M2) dalam jangka pendek

maupun panjang. Hal ini harus dilakukan karena hasil analisis

membuktikan bahwa keempat faktor tersebut signifikan memengaruhi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sehingga dapat digunakan

sebagai bagian dari pertimbangan untuk memprediksi IHSG dan

kemudian dapat mengambil keputusan dalam berinvestasi.

2) Pemerintah harus bijak dalam mengendalikan kondisi-kondisi

makroekonomi fluktuasi BI Rate, inflasi, kurs rupiah terhadap dollar AS

dan jumlah uang beredar (M2) dalam jangka pendek maupun panjang

Page 17: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

13

agar perekonomian tetap stabil dan sehat, sehingga dapat meningkatkan

gairah investasi di dalam negeri.

3) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan memperpanjang periode penelitian

dan menggunakan variabel makro ekonomi yang lebih banyak agar

mampu memperoleh hasil yang lebih mendekati dengan kondisi yang

sebenarnya. Selain itu peneliti juga dapat menambahkan faktor-faktor

internal yang dapat mempengaruhi IHSG.

DAFTAR PUSTAKA

Alam, Mahmud. 2012. ‘’Relationship between Interest Rate and Stock Price

Empirical Evidence from Developed and Developing Countries ‘’

,vol.4,no.3 Department of Business Administration East West

University.

Al- Majali,Ahmad A dan Ghazi. I Al-Assaf. 2014. ‘’Long Run and Short Run

Relationship Between Stock Market Index and Main Macroeconomic

Variables Performance in Jordan ‘’,vol.10, No.10. University of Jordan.

Jordan.

Amin, Zuhdi Muhammad. 2012. ‘’Pengaruh Tingkat Inflasi, SukuBunga SBI,

NilaiKurs Dollar (USD/IDR).Dan Indeks Dow Jones (DJIA) terhadap

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia

(BEI)’’.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Astuti, Riadkk, 2013, Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar

Rupiah, Inflasi, danIndeks Bursa Internasional Terhadap IHSG,

Diponegoro Journal Of Social And Politic Of Science, Hal 1-8

Astuti, Rini. Lapian, Joyce. Rate, Paulina Van. 2016. “Pengaruh Faktor Makro

Ekonomi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa

Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2015”. Jurnal Berkala Ilmiah

Efisiensi volume 16no.02

Bong SooLee.1992 .’’Causal Relation Among Stocks Returns, Interest Rate, Real

Activity, and Inflation’’ .Carlson School of Management, University of

Minnesota vol 157,no.4. The Journal Of Finance.

Budiantara M. 2012. ‘’Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Kurs, dan Inflasi

terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia periode

2005 2010’’vol.3.Fakultas Ekonomi Universitas Mercu

BuanaYogjakarta.

Boediono.2005.Ekonomi moneter.Yogyakarta: BPFE.

Page 18: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

14

Edward Kitati ,dkk.2015. ‘’Effect of Macro-Economic Variables on Stock Market

Prices for the Companies Quoted on the Nairobi Securities Exchange in

Kenya’’Volume 21, No 2.South Eastern Kenya University

Geetha Caroline dkk. 2011. ‘’The Relationship between Inflation and Stock

Market Evidence from Malaysia United States and China ‘’.vol.1,

no.2.International journal of Economic and Management Sciences

Hismedi, Abu Bakar. 2013. ‘’Analisis Pengaruh NilaiTukar, SBI, Inflasidan

Pertumbuhan GDP terhadap Pergerakan Harga Saham Gabungan di

Bursa Efek indonesia dkk ‘’. 2013. Vol I. No. 02. Fakultas Ekonomi

Universitas Syah Kuala Banda Aceh.

Iba, Zainuddindan, Aditya Wardhana. 2012.‘’Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI,

Nilai Tukar Rupiah terhadap USD, Profitabilitas, dan Pertumbuhan

Aktiva terhadap Harga Saham Perusahaan Pembiayaan di Bursa Efek

Indionesia’’ vol.1,no.1. Fakultas Ekonomi Nurtanio Bandung.

Isworo Sri Edinigsih dan Suryo Luhur WA.2007 .Pengaruh Variabel

Makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham di BEI.Vol.3,No.1.

Kowanda Dionysia,.Rowland Bismark Fernando Pasaribu dan Ahmad Fajri Shauti

2015.‘’Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Kurs dan Inflasi terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek di Indonesia Periode

Tahun 2005-2015’’. Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana

Yogjakarta.

Krisna, A.A.G.A dan, Ni Gusti Putri Wirawanti. 2013. ‘’Pengaruh Inflasi, Nilai

Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI pada Indeks Harga Saham Gabungan di

BEI’’. vol.3,no.2. Universitas Udayana.

Kusuma ,I Putu Marta Edi Kusuma dan Ida Bagus Badjra, 2016. ‘’Pengaruh

Inflasi ,JUB , Nilai Kurs Dollar dan Pertumbuhan GDP terhadap IHSG di

Bursa Efek Indonesia ‘’vol 5 no 3.. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

LipseyRicharg G,Steiner Peter O dan Purvis Douglass D,1992 “Economics Eight

Edition..Harper and Row Publisher.

Mgmmal, Mahfoudh Hussein. 2012 .’’The Effect of Inflation, Interest Rates and

Exchange Rates on Stock Price Comparative Study Among Two Gcc

Countries ‘’vol 1, no. 6.School of Business Utara Malaysia Suntok

University.

Mok, Henry M.K. 2012 .’’Causality of Interest Rate, Exchange Rate ang Stock

Price at Stock Market Open and Close in Hongkong

‘’vol.10,no.2.AsiaPasific Journal of Management

Nopirin. 2009. Ekonomi Moneter. Edisi Satu Cetakan ke12. Penerbit BPFE

Jakarta.

Page 19: PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA (BI RATE), NILAI TUKAR …eprints.ums.ac.id/61923/13/NASKAH PUBLIKASI-53 Dianita.pdf · 2018-04-11 · Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

15

Paramanti, Sudharsan Reddy danRakesh Gupta.2013 .’’An Empirical Relationship

between Exchange Rate, Interest Rates and Stocks Return

‘’vol.10,no.2.Finance and Economics Griffith Business School, Grifftith

University.

Riantani, Suskimdan Maria Tambunan.2013 .‘’Analisis Pengaruh Variabel

Makroekonomi dan Indeks Global terhadap Return Saham’’.Fakultas

Bisnis dan Managemen, Universitas Widyatma Bandung

Santoso dkk.2013 . ‘’Analisis Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow Jones, dan

Indeks Nikkei 225 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di

BEI periode 2007-2011’’ vol.2, no.1. Fakultas Bisnis dan Ekonomika,

Universitas Surabaya

Soebagyo, Daryono. 2016.Perekonomian Indonesia.CV Jasmine.Sukoharjo.

Soebagiyo, D., dan Endah Heni Prasetyowati., 2003. Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Indeks Harga Saham di Indonesia. Jurnal Ekonomi

Pembangunan. 4(2): 93-109.

Sujarweni, V. Wiratna.2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan

Ekonomi.Yogjakarta :Pustaka baru pres.

Sukirno Sadono. Edisi 2015.‘’Makroekonomi Teori Pengantar’’.Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Sunardi Nardi dan Laila Nurmilah Rabiul Ula.2017. Pengaruh BI Rate, Inflasi

dan Kurs terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Vol.1,No.2.FEB

Universitas Pamulang.

Sunariyah. 1997. ‘’Pengantar Pengetahuan Pasar Modal’’. Yogjakarta : Unit

Penerbitan dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Tri ,Utami Ayu dan Herlamabang Leo. 2016.Pengaruh Variabel Makroekonomi

terhadap Indeks Jakarta Islamic Index (JII) periode Januari 2010 hingga

November 2015.Vol.3,No.1.FEB Universitas Airlangga

Utomo, Prihadi, Y. 2011.Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS. Fak.

Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.