PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN...
-
Upload
phungduong -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
Transcript of PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN...
PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN
KEWENANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PERANAN
KOMITE AUDIT
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
OLEH:
Nourma Utami107082003373
JURUSAN AKUNTANSI KONSENTRASI AUDITING
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/2011 M
ii
PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN KEWENANGANTERHADAP EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
NOURMA UTAMINIM : 107082003373
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011/1432 H
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 27 April 2011 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Nourma Utami
2. NIM : 107082003373
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : “Pengaruh Independensi, Integritas, dan Kewenangan
Terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit”.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 April 2011
1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( _________________ )NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua
2. Rahmawati, SE, MM ( _________________ )NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris
3. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak ( _________________ )NIP. 19760924 200604 2 002 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 31 Mei 2011 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:1. Nama : Nourma Utami2. NIM : 1070820033733. Jurusan : Akuntansi4. Judul Skripsi : “Pengaruh Independensi, Integritas, dan Kewenangan
Terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit”.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yangbersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswatersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 31 Mei 2011
1. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS ( _________________ )NIP. 19570617 198503 1 002 Ketua
2. Rahmawati, SE, MM ( _________________ )NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris
3. Dr. Amilin, SE., Ak, M.Si ( _________________ )NIP. 19730615 200501 1 009 Penguji Ahli
4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MS ( _________________ )NIP. 19690203 200112 1 003 Pembimbing I
5. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA, Ak ( _________________ )NIP. 19620502 1993031 003 Pembimbing II
v
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Nourma Utami
NIM : 107082003373
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh independensi, integritas dan kewenangan
terhadap efektivitas peranan Komite Audit
Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur
paksaan.
Jakarta, Mei 2011
(Nourma Utami)
10708200373
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Nourma Utami
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 14 Februari 1989
3. Alamat : Jl. WR. Supratman gg. Tangkil Rt.002/05
No.63, Kel. Cempaka Putih, kec. Ciputat
Timur, Tangerang 15412
4. Telepon : 085695080470
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK. Assalamah Tahun 1994-1995
2. SDN Cempaka Baru 1 Tahun 1995-2001
3. SMP Negeri 2 Ciputat Tahun 2001-2004
4. SMK 2 Mei Ciputat Tahun 2004-2007
5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007-2011
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Osis SMK 2 Mei Ciputat Sebagai Bendahara Umum (2005-2006)
2. STARS 43 Jakarta Sebagai Anggota (2007-Sekarang)
3. KomDa FEB UIN Jakarta Sebagai Anggota Div. Keputrian (2008-2009)
dan sebagai Koordinator Keputrian (2009-2010)
vii
4. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi Sebagai Anggota
Kemahasiswaan (2009-2010) dan Anggota Div. Sosial Keagamaan (2010-
2011)
5. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) UIN SyaHid sebagai anggota Div.
Kehumasan (2010-2011)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : H. Ma’ruf Hidayat
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 20 Mei 1962
3. Ibu : Neneng Noerseha
4. Tempat, Tanggal Lahir : Pandeglang, 06 Juli 1967
5. Alamat : Jl. WR. Supratman gg. Tangkil Rt.002/05
No. 63 Cempaka Putih, Ciputat Timur
15412
viii
INFLUENCE OF INDEPENDENCE, INTEGRITY, AND AUTHORITY TOEFFECTIVENESS OF THE AUDIT COMMITTEE
ABSTRACT
This study examines the influence of independence, integrity, and authority toeffectiveness of the audit committee. The respondents in this study is auditcommittee that work for company in Jakarta. The total of audit committee thatwere visited in this study were 53members of audit committee from 20 company.The method of determining the sample by using purposive sampling method, whilethe data processing method used by researcher is multiple regression.
The result shows that variable authority influence significantly toeffectiveness of the audit committee. Independence and integrity not influencesignificantly to effectiveness of the audit committee.
Keyword: independence, integrity, authority, effectiveness of the audit committee
ix
PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN KEWENANGANTERHADAP EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh independensi, integritas, dan kewenanganterhadap efektivitas peranan Komite Audit. Responden dalam penelitian ini adalahanggota satuan Komite Audit yang bekerja diberbagai sektor pada perusahaan diJakarta. Jumlah anggota Komite Audit yang menjadi sampel penelitian ini adalah53 orang anggota dari 20 perusahaan. Metode penentuan sampel yang digunakandalam penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahandata yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi dan integritas tidakberpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit, sedangkanvariabel kewenangan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan KomiteAudit.
Kata kunci : Independesi, integritas, kewenangan, efektivitas peranan komite audit
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “Pengaruh Independensi, Integritas, dan Kewenangan terhadap
Efektivitas Peranan Komite Audit”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-
hentinya kepada penulis.
2. Keluargaku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Prof. Ahmad Rodoni, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi.
7. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA, Ak, selaku dosen Pembimbing
Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
8. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
xi
9. Seseorang yang selalu memberikan semangat serta motivasi yang sangat
berharga dan tiada henti-hentinya untuk penulis, serta teman-teman yang
selalu membantu, specialnya buat temen2 Komda, BEMJ Akun, dan LDK
(Humas). Makasih yah,,,,,,,,
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Mei 2011
(Nourma Utami)
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi.......................................................................... ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ....................................................... iii
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ............................................................... iv
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ................................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... vi
Abstract ............................................................................................................ viii
Abstrak............................................................................................................ ix
Kata Pengantar .............................................................................................. x
Daftar Isi ......................................................................................................... xii
Daftar Tabel.................................................................................................... xv
Daftar Gambar ............................................................................................... xvi
Daftar Lampiran ............................................................................................ xvii
BAB. I. PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 8
BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 10
A. Tinjaan Literatur................................................................. 10
1. Internal Control ............................................................ 10
xiii
2. Good Corporate Governance ...................................... 12
3. Komite Audit................................................................ 14
4. Independensi ................................................................ 19
5. Integritas....................................................................... 20
6. Kewenangan................................................................. 21
B. Keterkaitan Antar Variabel ................................................ 24
1. Independensi dengan Efektivitas Peranan Komite
Audit............................................................................. 24
2. Integritas dengan Efektivitas Peranan Komite Audit... 26
3. Kewenangan dengan Efektivitas Peranan Komite Audit 27
C. Hasil Penelitian Sebelumnya.............................................. 29
D. Kerangka Pemikiran........................................................... 31
BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 33
A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................. 33
B. Metode Penentuan Sampel................................................. 33
C. Metode Pengumpulan Data ................................................ 34
1. Riset Lapangan............................................................. 34
2. Riset Kepustakaan........................................................ 34
D. Metode Analisis ................................................................. 35
1. Uji Statistik Deskriptif ................................................. 36
2. Uji Kualitas Data.......................................................... 36
a. Uji Validitas ............................................................. 36
b. Uji Reliabilitas ......................................................... 37
xiv
3. Uji Asumsi Klasik........................................................ 37
a. Uji Multikolonieritas ................................................ 37
b. Uji Heteroskedastisitas............................................. 38
c. Uji Normalitas Data.................................................. 39
4. Uji Hipotesis ................................................................ 40
a. Koefisien Determinasi .............................................. 41
b. Uji Statistik F ........................................................... 41
c. Uji t........................................................................... 42
E. Operasional Variabel Penelitian......................................... 43
1. Independensi ................................................................ 43
2. Integritas....................................................................... 43
3. Kewenangan................................................................. 44
4. Efektivitas Peranan Komite Audit .............................. 44
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN .................................... 45
A. Gambaran Objek Penelitian ............................................... 45
1. Tempat dan Waktu Penelitian....................................... 45
2. Karakteristik Profil Responden ................................... 47
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian........................................... 48
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif........................................ 48
2. Hasil Uji Kualitas Data ................................................ 50
3. Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................. 53
4. Hasil Uji Hipothesis ..................................................... 57
5. Hasil Uji Koefisien Determinasi .................................. 59
xv
C. Pembahasan........................................................................ 62
BAB V. PENUTUP ............................................................................... 64
A. Kesimpulan ........................................................................ 64
B. Implikasi ............................................................................ 65
C. Keterbatasan....................................................................... 66
D. Saran................................................................................... 67
Daftar Pustaka .................................................................................................. 68
Lampiran-Lampiran ......................................................................................... 72
xvi
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Tabel Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya ……………. 29
3.1 Tabel Operasional Variabel Penelitian ………………………... 43
4.1 Tabel Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner ………... 46
4.2 Tabel Data Distribusi Sampel ………………………………… 46
4.3 Tabel Karakteristik Responden ………………………………. 47
4.4 Tabel Hasil Uji Statistik Deskriptif …………………………... 49
4.5 Tabel Hasil Uji Validitas Independensi ……………………… 50
4.6 Tabel Hasil Uji Validitas Integritas ………………………….. 51
4.7 Tabel Hasil Uji Validitas Kewenangan ………………………. 51
4.8 Tabel Hasil Uji Validitas Efektivitas Peranan Komite Audit … 52
4.9 Tabel Hasil Uji Reliabilitas …………………………………… 53
4.10 Tabel Hasil Uji Multikolonieritas ……………………………… 54
4.11 Tabel Hasil Uji Regresi Berganda …………………………….. 58
4.12 Tabel Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) …………………... 59
4.13 Tabel Hasil Uji Statistik F ……………………………………… 60
4.14 Tabel Hasil Uji Statistik t ………………………………………. 61
xvii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Gambar Kerangka Pemikiran …………………………………. 31
4.1 Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik Scatterplot …………. 55
4.2 Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik P-Plot ……………… 56
4.3 Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik Histogram …………. 57
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Surat Peneliitian Skripsi ..................................................... 72
2. Surat Penelitian.................................................................... 74
3. Surat Keterangan dari Perusahaan....................................... 77
4. Kuesioner Penelitian............................................................ 86
5. Daftar Jawaban Responden ................................................. 94
6. Output Hasil Pengujian Data ............................................... 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perhatian dunia usaha terhadap good corporate governance (GCG)
meningkat sejak negara-negara di Asia dihantam krisis ekonomi pertengahan
tahun 1997 dan terbukanya skandal keuangan perusahaan raksasa dunia,
termasuk Enron Corporation, Worldcom dan Global Crossing. Krisis ini
berdampak sangat luas terutama dalam merontokkan rezim-rezim politik
yang berkuasa di Korea Selatan, Thailand dan Indonesia. Ketiga negara yang
diawal tahun 1990-an dipandang sebagai “Macan Asia” harus mengakui
bahwa pondasi ekonomi mereka rapuh, yang akhirnya berujung pada krisis
keuangan, ekonomi, dan akhirnya merambat kepada krisis politik (Gusnardi,
2008:59). Sebab utama terjadinya krisis keuangan yang melanda banyak
negara di Asia saat itu ialah karena lemahnya pelaksanaan good corporate
governance (GCG) pada perusahaan-perusahaan, baik sektor swasta maupun
BUMN. Hal ini ditandai dengan kurang transparannya pengelolaan perusahaan
sehingga tidak ada kontrol yang baik dan menyebabkan campur tangan antara
pemegang saham mayoritas dengan manajemen perusahaan (Murtanto dan
Maulana, 2005:2).
Eddy Marta (2006:1) menyatakan bahwa sistem tata kelola yang tertib
dan terbuka ini biasa disebut dengan good corporate governance (GCG),
bahkan dipromosikan lebih lanjut oleh berbagai institute management,
2
lembaga keuangan dunia seperti The World Bank dan Asian Development
Bank juga berbagai kalangan akademisi di dunia pendidikan. Salah satu
prasyarat implementasi good corporate governace (GCG) di BUMN dan
perusahaan publik Indonesia adalah keberadaan Komite Audit (Audit
Committee) di dalam organisasi perusahaan (Alijoyo, 2003:1).
Keberadaan Komite Audit pada saat ini telah diterima sebagai suatu
bagian dari tata kelola organisasi perusahaan yang baik (good corporate
governance). Selain itu kehadiran Komite Audit akhir-akhir ini telah
mendapat respon yang positif dari berbagai pihak, antara lain Pemerintah,
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), Bursa Efek Indonesia (BEI), Para
Investor, Profesi Hukum (Advokat), Profesi Akuntan serta Independent
Appraisal (Muhammad Arif, 2005:51-57).
Teoh dan Wong (1993) dalam Agung (2005:2) menyatakan bahwa
Tugas Komite Audit berhubungan dengan kualitas laporan keuangan, karena
Komite Audit diharapkan dapat membantu Dewan Komisaris dalam
pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan oleh
manajemen. Peran Komite Audit sangat penting karena mempengaruhi
kualitas laba perusahaan yang merupakan salah satu informasi penting yang
tersedia untuk publik dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan.
Investor sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara langsung
kualitas sistem informasi perusahaan.
Keharusan membentuk Komite Audit pada perusahaan yang go public
dinyatakan dalam Surat Edaran Bapepam Nomor SE-03/PM/2000 tanggal 5
3
Mei 2000 dan Surat Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. Kep-
315/BEJ/06/2000 yang mewajibkan semua perusahaan yang listed di Bursa
Efek Jakarta memiliki Komite Audit. Ketentuan mengenai Komite Audit pada
perusahaan yang listed di BEJ telah ditegaskan kembali oleh Bapepam dengan
surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-41/PM/2003 tanggal 22 Desember
2003 mengenai kewajiban pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja
Komite Audit (Peraturan Nomor IX.1.5) yang kemudian diperbarahui dengan
Surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September
2004 (Makhdalena, 2007 : 980).
Dalam melaksanakan fungsinya, Komite Audit bergantung kepada apa
yang dilaporkan oleh BRC mengenai laporan keuangan. Karenanya Komite
Audit merupakan perpanjangan tangan dari Dewan Direksi, khususnya dalam
melaksanakan proses pengawasan dan pemantauan (Sandra, 2005:3). Selain
itu manfaat Komite Audit bagi akuntan independen adalah untuk menilai dan
menata kembali hubungannya dengan perusahaan-perusahaan yang menjadi
kliennya. Bagi auditor intern, keberadaan Komite Audit akan mempengaruhi
mekanisme kegiatannya termasuk tanggung jawabnya dalam penyajian
laporan keuangan audit. Bagi profesi akuntansi, keberadaan Komite Audit
merupakan suatu tantangan dan peluang yang baru. Dan bagi pihak-pihak lain,
seperti pemilik, pemegang saham, dan kreditur, keberadaan Komite Audit
memiliki nilai tersendiri (Sanjaya, 2005:149).
Namun, keberadaan Komite Audit saja belum cukup untuk
menghindarkan perusahaan dari kasus-kasus keuangan terutama kasus
4
manajemen laba. Komite Audit ternyata juga membutuhkan independensi,
integritas, serta kewenangan agar dapat lebih efektif dalam menjalankan
perannya, hal ini telah dipertegas dalam keputusan Ketua BAPEPAM.
Peraturan tersebut mewajibkan perusahaan yang terdaftar pada BEI harus
memiliki Komite Audit. Komite Audit diwajibkan beranggotakan minimal tiga
orang independen dan minimal salah satunya memiliki kemampuan dan
pengetahuan dalam bidang akuntansi atau keuangan. Salah satu anggota
Komite Audit harus berasal dari komisaris independen yang merangkap
sebagai ketua Komite Audit (Sugeng, dkk 2010:2).
Independensi Komite Audit tidak dapat dipisahkan dari moralitas yang
melandasi integritasnya seperti yang diterangkan dalam www.firmsstat.com,
Rabu (28/7/2010), bahwa hal ini perlu disadari karena Komite Audit
merupakan pihak yang menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan
yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan Dewan
Komisaris dengan Internal Auditor. Dengan demikian status organisasi
Komite Audit berbeda dari status auditor internal. Komite Audit dibentuk
dalam rangka pendelegasian kewenangan yang ada pada pemegang saham
serta dewan komisaris sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam menilai
pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen. Adanya ketegasan
wewenang Komite Audit secara formal dan tertulis, dimuat dalam anggaran
dasar dan akte atau statute perusahaan. Wewenang yang didelegasikan kepada
Komite Audit berhubungan erat dengan aspek pengendalian, akuntabilitas
manajemen, dan efektivitas serta efisiensi pengelolaan bisnis perusahaan.
5
Fungsi tersebut sangat dipengaruhi oleh kompetensi para anggota Komite
Audit terhadap tekhnik dan kebijakan akuntansi dari audit (Zulaikha, dkk
1999:12).
Menurut Muhammad Arif (2007:1), perkembangan praktek Komite
Audit di Indonesia dapat dibedakan atas 3 (tiga) hal sesuai dengan jenis atau
kharakteristik perusahaan yang ada, seperti Perbankan, Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dan perusahaan Publik. Komite Audit yang di berlakukan
dikalangan Perbankan dinamakan Dewan Audit atau Badan Audit. Dewan
Audit diatur berdasarkan surat keputusan Bank Indonesia No.
27/163/KEP/DIR/1995 tanggal 31 Maret 1995 dan Surat Edaran Bank
Indonesia No. 27/8/UPPB/1995 tanggal 31 Maret 1995. Komite Audit di
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah diatur dengan Undang-Undang No.
19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN, antara lain pada pasal 70
disebutkan bahwa Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN wajib membetnuk
Komite Audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris
dan Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya. Komite Audit tersebut
dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggung jawab kepada Komisaris atau
Dewan Pengawas. Keterangan lebih rinci tentang Komite Audit telah diatur
melalui Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Nomor : KEP-
133/M-PBUMN/1999 tanggal 6 Maret 1999 tentang pembentukan Komite
Audit bagi BUMN. Dan yang ketiga adalah Komite Audit bagi Perusahaan
Publik. Berdasarkan Surat Edaran dari Direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. SE-
008/BEJ/12-2001 tanggal 7 Desember 2001 perihal keanggotaan Komite
6
Audit bahwa anggota Komite Audit harus bebas dari setiap kewajiban kepada
perusahaan tercatat dan tidak memiliki suatu kepentingan tertentu terhadap
perusahaan tercatat atau Direksi atau Komisaris Perusahaan tercatat dan bebas
dari keadaan yang dapat menyebabklan pihak lain meragukan sikap
independensinya.
Timbulnya konsep Komite Audit merupakan fenomena untuk
meningkatkan efektivitas sistem pengendalian perusahaan. Seiring dengan
berjalannya waktu, banyak harapan yang dibebankan kepada Komite Audit,
terutama pada Independensi, Integritas, dan Kewenangan. Berdasarkan uraian
diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama,
dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit sangat dipengaruhi oleh sikap
Independensi yang kuat untuk mengahadapi berbagai tekanan peran yang
dapat menurunkan kinerjanya. Disamping itu, integritas seorang Komite Audit
merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama, integritas yang
tinggi akan berdampak kepada perilaku Komite Audit sehingga mampu
membaca dan menghadapai perasaan orang lain dengan efektif. Hal ini
diharapkan dapat menjadi salah satu kunci untuk memperbaiki kinerjanya di
masa yang akan datang. Kedua, sampai dengan tahap penyelesaian penelitian
ini, peneliti belum menemukan penelitian yang menaruh perhatiannya
mengenai kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Independensi, Integritas dan Kewenangan terhadap
Efektivitas Peranan Komite Audit”.
7
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Murtanto dan Edy ( 2005). Perbedaan Penelitian ini dengan
penelitian terdahulu diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Obyek penelitian terdahulu adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI. Sedangkan pada penelitian kali ini, peneliti memilih sampel
penelitian dari berbagai sektor perusahaan baik publik, swasta maupun
BUMN. Hal ini dikarenakan peneliti tertarik untuk meneliti berbagai
sektor perusahaan tersebut, dan bagaimana perbedaannya.
2. Mengganti satu variabel independen dari penelitin sebelumnya. Variabel
penelitian yang digunakan sebelumnya adalah independensi, integritas,
dan keahlian audit yang diduga mempengaruhi efektivitas peranan komite
audit. Sedangakan dalam penelitian ini, peneliti mengganti salah satu
variabel yaitu Keahlian yang digantikan dengan variabel kewenangan.
Sebab, Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh yang cukup
signifikan antara kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit
dalam sebuah perusahaan. Selain itu, kewenangan yang dimiliki oleh
komite Audit untuk menjalankan pekerjaannya merupakan salah satu hal
yang harus menjadi perhatian utama bagi komite audit.
3. Metode Penentuan Sampel terdahulu adalah dengan menggunakan Simple
Random Sampling, akan tetapi kali ini peneliti menggunakan Purposive
Sampling. Hal ini di karenakan peneliti hanya ingin meneliti tentang
Komite Audit sebagai target penelitian sebagai sampel tidak acak.
8
B. Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang penelitian yang peneliti paparkan,
peneliti mencoba untuk membagi perumusan masalah penelitian yang
dilakukan diantaranya :
1. Apakah independensi, integritas, dan kewenangan berpengaruh signifikan
terhadap efektivitas peranan Komite Audit?
2. Berapa besar variabel Independensi, integritas, dan kewenangan mampu
mempengaruhi variabel efektivitas peranan Komite Audit?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris atas hal-
hal sebagai berikut :
1. Menganalisis independensi, integritas, dan kewenangan berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit.
2. Menganalisis besarnya variabel independensi, integritas, dan kewenangan
mampu mempengaruhi variabel efektivitas peranan Komite Audit
D. Manfaat Penelitian
1. Kontribusi Teoritis
a. Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi khususnya dan Pembaca
umumnya, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai peranan
Komite Audit ditubuh perusahaan, dan bagaimana perannya dalam
menjalankan profesinya.
9
b. Masyarakat, Sebagai sarana informasi tentang Komite Audit serta
menambah wawasan pada bidang akuntansi.
c. Peneliti Berikutnya, Sebagai referensi yang dapat menjadi informasi
tambahan sehingga peneliti berikutnya mampu memberikan hasil yang
lebih baik.
2. Kontribusi Praktis
a. Komite Audit, Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pertimbangan
bagi Komite Audit untuk dapat bersikap lebih independen dan
memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan perannya pada
perusahaan khususnya dan masayarakat umumnya.
b. Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI), Agar dapat berperan lebih aktif
dalam melakukan pengawasan atas perannya sebagai komite audit
yang memiliki peranan sangat penting bagi perusahaan serta dapat
memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan dan peningkatan
kualitas Komite Audit di Indonesia.
c. Perusahaan/ user pengguna jasa Komite Audit, Diharapkan dengan
adanya penelitian ini, pengguna ataupun user dari pengguna jasa
Komite Audit dapat mengetahui nilai lebih dari menggunakan jasa
Komite Audit bagi perusahaan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Internal Control
Laporan COSO (Committee of Supporting Organization of The
Treadway Commission) mendefinisikan pengendalian intern adalah suatu
proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manjemen, dan personil
satuan usaha lainnya yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai
tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut : (Jusuf, 2001:252 dalam
Murtanto dan Edy, 2005:3)
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku
3. Efektivitas dan efisiensi operasi
Komponen struktur pengendalian intern terdiri dari lima (5), yaitu
lingkungan pengendalian (control environment), penaksiran resiko (risk
assesment), aktivitas pengendalian (control activities), informasi dan
komunikasi (information and communication), dan pemantaun
(monitoring) (Arens, et.al, 2003 :274). Penjelasannya adalah sebagai
berikut :
1. Lingkungan Pengendalian (control environment).
Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur
yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur,
dan pemilik satuan usaha terhadap pengendalian dan pentingnya
11
terhadap satuan usaha tersebut. Lingkungan pengendalian terdiri dari
sub komponen, yaitu :
a. Integritas dan nilai-nilai etika (integrity and ethical value).
b. Komitmen terhadap kompetensi (commitment to competence).
c. Partisipasi dewan komisaris atau Komite Audit (board of directors
or audit committee participation).
d. Falsafah manajemen dan gaya operasi (management’s philosophy
and operating style).
e. Struktur organisasi (organizational structure).
f. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab (assigmnet of
authority and responsibility).
g. Kebijakan dan prosedur kepegawaian (human resources policies
and practices).
2. Penaksiran Resiko (risk assesment).
Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap
resiko yang relevan untuk mencapi tujuannya, membentuk suatu dasar
untuk menetukan bagaimana resiko harus dikelola.
3. Aktivitas Pengendalian (control activities).
Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
4. Informasi dan Komunikasi (information andcommunication).
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan,
dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang
memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
12
5. Pemantauan (monitoring).
Pemantauan adalah proses yang menetukan kualitas kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa internal
control merupakan suatu pengendalian yang diterapkan di dalam sebuah
perusahaan dan digunakan sebagai suatu alat pengendalian yang di
rancang untuk mencapai tujuan perusahaan diantaranya adalah keandalan
laporan keuangan, kesesuaian peraturan dengan undang-undang yang
berlaku serta terciptanya efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan
perusahaan.
2. Good Corporate Governance
Defini Good Corporate Governance menurut Forum for Corporate
Governance in Indonesia (2006) adalah sebagai berikut :
“Corporate governance can therefore be defined as : a set of rulesthat define the relationship between shareholders, managers, creditors,the government, employes and other internal and external stakeholdersin respect to their rights and responsibilities, or the system by whichcompanies are directed and controlled. (taken from Cadbury Committeeof United Kingdom). The objective of corporate governance is to createadded value to the stakeholders”.
FCGI menuliskan prinsip-prinsip Internasional mengenai Good
Corporate Governance, (Gunarsih dan Hartadi dalam Murtanto dan Edy,
2005:5) antara lain mencakup :
1. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (The Rights of
Shareholders).
13
Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan
benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut
berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-
perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh
bagian dari keuntungan perusahaan.
2. Perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham (The
Equitable Treatment of Shareholders).
Perlakuan sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada
pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan
keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk
pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam.
3. Peranan Stakeholders yang terkait dengan perusahaan (The Roles of
Stakeholders).
Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh
hukum dan kerjasama yang aktif anata perusahaan serta para
pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja
dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan.
4. Keterbukaan dan Transparansi (Disclosure and Transparancy).
Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi
mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan,
kepemilikan, serta para pemegang kepentingan.
5. Akuntabilitas Dewan Komisaris (The Responsibilities of The Board).
Tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen
serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan pemegang saham.
14
Eddy Marta (2006), menjelaskan bahwa kaidah-kaidah dasar good
corporate governance yang baik merupakan jalinan keterkaitan antar
stakeholder perusahaan yang digunakan untuk menetapkan dan mengawasi
arah stratejik dan kinerja usaha suatu organisasi. Dalam prakteknya good
corporate governance merupakan acuan tertulis (pedoman) mengenai
kesepakatan antar para stakeholders dalam mengidentifikasi dan
merumuskan keputusan-keputusan strategis secara efektif dan
terkoordinasi (Hitt dkk, 2000). Dengan bekal dari pedoman tersebut maka
dapat dibangun saling kepercayaan antara pemilik perusahaaan dan para
pimpinan perusahaan (Dewan Direksi dan para Manager tingkat puncak).
Guna mengawasi lebih lanjut kinerja perusahaan dan menjaga kepentingan
para pemilik modal secara professional, maka pemilik perusahaan melalui
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) mengangkat anggota komisaris
untuk duduk dalam Dewan Komisaris.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan good
corporate governance atau sistem tata kelola perusahaan merupakan
peraturan yang mengatur antara pihak di dalam perusahaan diantaranya
manager, karyawan dengan pihak luar perusahaan yaitu para pemegang
saham.
3. Komite Audit
Menurut Arrens & Loebbecke (2000) yang dimaksud dengan
Komite Audit adalah sebagai berikut:
15
“An audit committee is a selected number of members of company boardof directors whose responsibilities include helping auditors remainindependent of management. Most audit committees are made up ofthree to five or sometimes as many as seven directors who are not partof company management”.
Menurut Komite Nasional Kebijakan Good Corporate Governance
mengenai Komite Audit adalah :
“suatu Komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota DewanKomiasaris dan dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian,pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuanKomite Audit”
Menurut Hiro Tugiman (1995 : 8), pengertian Komite Audit adalah
sebagai berikut :
”Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompokyang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau unutkmelakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisarisperusahaan klien yang bertanggung jawab untuk membantu auditordalam mempertahankan independensinya dari manajemen”.
Menurut Bapepam (2004) dalam penelitian Murtanto dan Edy
(2005:5) Komite Audit adalah Komite yang dibentuk oleh dewan
komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsinya.
Komisaris Independen adalah anggota Komisaris yang :
a. Berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.
b. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada
Emiten atau perusahaan Publik.
c. Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan
Publik, Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau
Perusahaan Publik.
16
d. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung
yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik.
Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance), BEI mewajibkan perusahaan tercatat
memiliki Komisaris Indpenden dan Komite Audit. Keanggotaan Komite
Audit sekurang-kurangnya tiga anggota dan seorang diantaranya adalah
Komisaris Independen perusahaan yang tercatat sekaligus menjadi ketua
komite. Sebaliknya, pihak lain adalah pihak ekstern yang independen dan
sekurang-kurangnya salah seorang memiliki kemampuan di bidang
akuntansi dan keuangan (Agung, 2005:3)
Tujuan dan manfaat di bentuknya Komite Audit sebenarnya telah
ada dalam definisi Komite Audit itu sendiri. Forum For Corporate
Governance in Indonesia (FCGI) mengemukakan bahwa Komite Audit
mempunyai tujuan membantu Dewan Komisaris untuk memenuhi
tanggungjawab dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh. Dan
manfaat Komite Audit di kemukakan oleh Hiro Tugiman (1995:11)
adalah:
a. Dewan Direksi dan Komisaris dan Direksi akan banyak terbantu dalam
pengelolaan perusahaan.
b. Bagi eksternal auditor adalah keberadaan Komite Audit sangat
diperlukan sebagai forum atau media komunikasi dengan perusahaan,
sehingga diharapkan semua aktivitas dan kegiatan eksternal auditor
dalam hal ini akan mengadakan pemeriksaan, disamping secara
17
langsung kepada objek pemeriksaan juga dibantu dengan mengadakan
konsultasi dengan Komite Audit.
Forum For Corporate Governance in Indonesia memberikan saran
bahwa Komite Audit harus memiliki suatu Charter atau terms of reference
yang secara jelas mendefinisikan peran dan tanggung jawab Komite Audit
serta kerangka kerja fungsional mereka. Tanpa adanya Charter akan sulit
atau bahkan mustahil Komite Audit dapat berperan dengan baik. Merujuk
pada bebreap praktek terbaik du dunia dan juga dari Forum For Corporate
Governance in Indonesia, ada 8 (delapan) komponen Charter Komite
Audit yang dapat dipakai sebagai masukan pembuatan Charter komite
Audit di BUMN dan perusahaan publik Indonesia. 8 (Delapan) komponen
tersebut (Alijoyo, 2003:3) adalah :
a. Tujuan Umum dan Otoritas Komite Audit.
b. Peran dan Tanggung jawab Komite Audit.
c. Fungsi dari pihak-pihak yang terkait dengan Komite Audit.
d. Struktur Komite Audit.
e. Syarat-syarat Keanggotaan.
f. Rapat-rapat Komite Audit.
g. Pelaporan Komite Audit.
h. Kinerja Komite Audit.
Komite Audit pada saat ini telah diakui keberadaannya di hampir
semua perusahaan di negara maju, terutama di Amerka Serikat, Inggris,
dan Kanada, namun hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai tolak
ukur keberhasilan atau efektifitas Komite Audit. Kalbers dan Fogarty
18
(1993) dalam penelitian Muhammad Arif (2005) telah melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Komite
Audit. Hasil penelitian yang dimuat di Auditing A Journal Practise &
Theory berjudul “Audit Committee Effectiveness: An Empirical
Investigation of the Contribution of Power”, antara lain mengungkapkan
bahwa terdapat 3 (tiga) faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan
Komite Audit dalam menjalankan tugasnya, yaitu :
a. Kewenangan Formal dan tertulis bagi Komite Audit.
b. Kerjasama Manajemen.
c. Kualitas (Kompetensi) personil dari Komite Audit.
Salah satu aspek yang cukup penting dalam keberhasilan Komite
Audit dalam menjalankan tugasnya adalah masalah komunikasi. Oleh
karena itu Komite Audit harus meningkatkan komunikasi dengan Dewan
Komisaris, manajemen, Internal Aduitor dan Eksternal Auditor. Adanya
komunikasi yang lancar antara Komite Audit dengan berbagai pihak
tersebut dapat menunjukkan eksistensi Komite Audit lebih efektif dan
dapat meringankan tugas komisaris dalam mengawasi jalannya perusahaan
(Muhammad Arif, 2005:5).
Berdasarkan definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
Komite Audit adalah sekelompok orang yang terdiri dari tiga orang
anggota dan dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu mengawasi
jalannya perusahaan, yang bertujuan untuk menciptakan tata kelola
perusahaan dengan baik.
19
4. Independensi
Independensi adalah bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh
pihak lain, tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi, 1998).
Independensi adalah cara pandang yang tidak di dalam pelaksanaan
pengujian, evaluasi hasil pemeriksanaan dan penyusunan laporan audit
(Arens dan Loebbecke, 1996:84).
Murtanto dan Edy (2005:7) mendefinisikan independensi dalam
auditing sebagai cara pandang yang tidak memihak di dalam
penyelenggaraaan audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan
laporan audit.
Independensi satuan Team Komite Audit dapat dilihat dari
persyaratan keanggotaan Komite Audit sebagai berikut Bapepam (2004) :
a. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor
Konsultan Hukum, atau pihak lain yang memberikan jasa audit, jasa
non audit dan atau jasa konsultasi lain kepada Emiten atau Perusahaan
Publik yang bersangkutan dalam waktu 6 (enam) Bulan terakhir
sebelum diangkat oleh Komisaris.
b. Bukan merupakan orang yang mempunyai wewenang dan
tanggungjwab untuk merencanakan, memimpin, atau mengendalikan
kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik dalam waktu 6 (enam) bulan
terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris, kecuali Komisaris
Independen.
20
c. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada
Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam hal anggota Komie Audit
memperoleh saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka
waktu paling lama 6 (enam)bulan setelah diperolehnya saham tersebut
wajib mengalihkan kepada pihak lain.
d. Tidak mempunyai :
a) Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai
derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertical dengan
Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau
Perusahaan Publik.
b) Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak
langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau
Perusahaan Publik.
Beberapa penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
Independensi adalah suatu sikap yang tidak memihak atau berdiri sendiri.
Dalam hal ini yang berarti seorang anggota Komite Audit haruslah tidak di
kendalikan ataupun terpengaruh oleh pihak lainnya yang berkepentingan.
Dan tidak merangkap pekerjaan dalam satu perusahaan
5. Integritas
Definisi Integritas menurut kamus kompetensi Integritas kerja
adalah bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan kode etik
perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri
21
dengan kebijakan dan etika tersebut, dan bertindak secara konsisten
walaupun sulit untuk melakukannya (Edratna, 2007).
Menurut Edratna (2007) integritas seorang bawahan maupun calon
pemimpin dapat dilihat dari beberapa hal, yakni :
a. Kode Etik yang telah dilakukan.
b. Bagaimana cara mengatasi Conflict Interest yang terjadi.
c. Memiliki sifat risk taker atau risk avoider.
d. Komitmen terhadap Organisasi.
e. Perhatian terhadap sesama.
Integritas Satuan Team Komite Audit dapat terlihat dari kewenangan
Komite Audit (Bapepam, 2004 dalam Murtanto dan Edy, 2005:8), yaitu
Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang
karyawan, dana, asset serta sumber daya perusahaan lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya. Dalam melaksankan wewenang,
Komite Audit bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi
internal audit.
Penjelasan di atas menyimpulkan bahwa integritas merupakan suatu
tindakan yang konsisten dan sesuai dengan kode etik perusahaan yang
berkaitan dengan tugas dari seorang anggota Komite Audit.
6. Kewenangan
Menurut Satria (2009), ada 2 (dua) pandangan mengenai sumber
kewenangan, yaitu :
22
a. Formal, bahwa wewenang dianugerahkan karena seseorang diberi atau
dilimpahkan atau di warisi hal tersebut.
b. Penerimaan, bahwa wewenang seseorang muncul hanya bila hal itu di
terima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut
dijalankan.
Terdapat beberapa pendapat terkait wewenang komite audit.
berdasarkan Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001:15):
“Wewenang komite audit dibatasi oleh fungsi mereka sebagai alat bantudewan komisaris, sehingga tidak memiliki otoritas eksekusi apapun(hanya sebatas rekomendasi pada dewan komisaris). Kecuali untuk halspesifik yang telah memperoleh hak kuasa eksplisit dari dewankomisaris, misalnya mengevaluasi dan menentukan komposisi auditoreksternal dan memimpin suatu investigasi khusus”.
Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Komite
Audit akan mendapatkan wewenang, seperti akses terhadap dokumen-
dokumen perusahaan, fasilitas perusahaan, dan karyawan perusahaan,
(Moeller 2009:734).
Wewenang menurut Adi Satrio (2005:601) berarti kuasa, atau hak
atas sesuatu. Kewenangan yang dapat diartikan sebagai batas atau sejauh
mana kekuasaan yang dimiliki suatu pihak dalam menjalankan usahanya
dalam berbagai hal antara lain membuat keputusan tertentu, memerintah,
atau mendapatkan informasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya (Arbyantoro, 2009:14).
Menurut Rizky (2010:24), persamaan tanggung jawab dan
wewenang adalah baik dalam teori, tetapi sukar di capai. Dapat
disimpulkan, wewenang dan tanggung jawab adalah sama dalam jangka
23
panjang. Dan dalam jangka pendek, tanggung jawab lebih besar
peranannya dari pada wewenang itu sendiri.
Wewenang komite audit dalam peraturan No. IX. 1.5. tentang
pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit, lampiran
keputusan ketua Bappepam No. 29/PM/2004 bahwa Komite Audit
berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan,
dana, aset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya.
Beberapa hal yang menjadi wewenang komite audit yaitu (PT
Indofarma , Committee Audit Charter):
a. Kepada anggota baru komite audit diberikan orientasi program
pengenalan mengenai peran, tanggung jawab dan kerangka kerja
komite audit.
b. Komite audit menerima otoritas dan penugasan dari dewan komisaris
dengan memperhatikan peraturan yang terkait dengan pasar modal dan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
c. Dalam menjalankan tugasnya komite audit berwenang untuk
mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta
sumber daya perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugasnya.
d. Komite audit, berdasarkan surat tugas dari dewan komisaris, memiliki
akses atas informasi yang ada pada perusahaan dari direksi, SPI dan
semua satuan organisasi perusahaan. Jika terjadi kasus/indikasi
24
penyimpangan komite audit perlu meneliti/klarifikasi kasus-kasus
tersebut.
e. Komite audit dengan persetujuan komisaris dapat meminta saran dan
bantuan dari tenaga ahli dan profesional lain atas beban perseroan.
Dengan wewenang yang memadai diharapkan komite audit dapat
melaksanakan peran dan tanggung jawabnya secara efektif sebab hal
tersebut akan memudahkan dalam mengakases informasi dan mengambil
tindakan yang diperlukan.
B. Keterkaitan Antara Variabel
1. Independensi dengan Efektivitas Peranan Komite Audit
Menurut penelitian yang dilakukan oleh DeZoort dan Salterio
(2002) dalam Vera-Munoz (2005) bahwa pengalaman dan pengetahuan
audit menunjukkan hasil bahwa semakin banyak pengalaman komisaris
independen dan semakin banyak pengetahuan audit berhubungan dengan
semakin besar anggota Komite mendukung auditor. Sebaliknya, anggota
yang memiliki pengalaman sebagai dewan komisaris dan manaejmen
senior cendrung mendukung manajemen. Temuan ini berimplikasi bahwa
komite audit seharuisnya beranggotakan pihak independen serta memiliki
pengetahuan audit dan pelaporan keuangan.
Zulaikha dkk, (1999) pada suatu studi empirisnya tentang
Efektivitas Peranan Komite Audit dalam pengelolaan perusahaan
mengungkapkan bahwa Independensi Komite Audit diukur dengan sejauh
mana Anggota Komite Audit merangkap Manejem mempunyai pengaruh
25
yang kurang signifikan terhadapa Efektivitas Peranan Komite Audit dalam
pengelolaan perusahaan.
Murtanto dan Edy (2005:21) pada studi empirisnya tentang
pengaruh Independensi, integritas, dan Kompetensi terhadap Efektivitas
Peranan Komite Audit menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara independensi terhadap efektivitas peranan Komite Audit.
Independensi juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi efektivitas komite audit (Arbyantoro, 2007). Aspek
independensi komite audit merupakan hal yang sering dipersoalkan.
Dalam hal ini anggota komite audit dirangkap oleh orang yang memiliki
kepentingan dengan perusahaan, jelas hal ini akan menjadi permasalahan,
karena hal tersebut akan mengurangi kemandirian komite dalam
menyatakan sikap atau pendapat.
Dari penelitian DeZoort dan Salterio (2002) dalam Vera-Munoz
(2005), Zulaikha, et al. (1999), Murtanto dan Edy (2005:21), dan
Arbyantoro (2007), maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
H01 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara independensi
terhadap efektivitas peranan Komite Audit.
Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara independensi terhadap
efektivitas peranan Komite Audit.
26
2. Integritas dengan Efektivitas Peranan Komite Audit
Satuan Team Komite Audit dapat dilihat dari ada atau tidaknya
pendelegasian wewenang, Satuan Komite Audit bagian dari manajemen
atau tidak, tanggungjawab Satuan Team Komite Audit, dan juga
tangungjawab Auditor Internal. Hasilnya menunjukkan bahwa lebih dari
50% anggota Komite Audit memiliki Integritas dalam menjalankan tugas
serta tanggungjawabnya.
Zulaikh, dkk. (1999) dalam suatu studi empiris tentang efektivitas
peranan Komite Audit dalam pengelolaan perusahaan mengungkapkan
bahwa integritas Komite Audit dilihat dari kewenangan dan status
organisasi Komite Audit yang diberikan kepada Komite Audit
mempunyai pengaruh yang kurang signifikan terhdap efektivitas peranan
Komite Audit dalam pengelolaan perusahaan.
Murtanto dan Edy (2005:21), menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara integritas terhadap efektivitas peranan
Komite Audit. Dari kajian teori dan hasil penelitian tersebut, maka
hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H02 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan integritas terhadap
efektivitas peranan Komite Audit.
Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan integritas terhadap efektivitas
peranan Komite Audit.
27
3. Kewenangan dengan Efektivitas peranan Komite Audit
Zulaikha, dkk (1999), meneliti tentang faktor wewenang dan status
organisasi terhadap efektivitas Komite Audit, dari penelitian tersebut
diketahui bahwa faktor wewenang dan status organisasi kurang
berpengarauh signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit.
Sedangkan menurut (Arbyantoro, 2007:14) wewenang dapat diartikan
sebagai batas atau sejauh mana kekuasaan yang dimiliki oleh suatu pihak
dalam menjalankan usahanya dalam berbagai hal seperti mengambil
keputusan, memerintah, atau mendapatkan informasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan dari hasil penelitian ini
menyebutkan bahwa faktor wewenang berpengaruh secara sigifikan
terhadap efektivitas peranan Komite Audit.
Rizky (2010:54) menyatakan bahwa hasil penelitiannya dengan judul
“Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi efektivitas peran Komite
Audit dalam Pelaksanaan good corporate governance. Menurut Perspektif
Auditor Internal” adalah kompetensi, independensi, wewenang, dan
hubungan komite audit dengan internal auditor berpengaruh signifikan
terhadap efektivitas peranan komite audit dalam pelaksanaan good
corporate governance.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka variabel wewenang dianggap
berpengaruh terhadap efektivitas peranan Komite Audit dalam penerapan
GCG. Dengan demikian maka hipotesis penelitian terakhir (Ha3) di
rumuskan sebagai berikut :
28
H03 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kewenangan terhadap
efektivitas peranan Komite Audit.
Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan Kewenangan terhadap
efektivitas peranan Komite Audit.
29
C. Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini didasarkan atas penelitian sebelumnya. Diantaranya adalah :
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
Metodologi PenelitianNo.
Peneliti(Tahun)
Judul PenelitianPersamaan Perbedaan
Hasil Penelitian
1. Zulaikha, dkk(1999)
Faktor-faktor yangmempengaruhi efektivitasperanan komite audit padaperusahaan perbankan.
Variabel Wewenang,Independensi danRegresi berganda
sebagai alatanalisis.
Variabel Statusorganisasi.Hubungankomunikasi danKompetensi.
Wewenang, kompetensi, danindependensi kurang berpengaruhsignifikan terhadap efektivitaskomite audit
2. Murtanto danEdy(2005)
Pengaruh Independensi,integritas, dan kompetensiterhadap efektivitas peranankomite audit.
VariabelIndependensi danIntegritas.
VariabelKompetensi danSimple RandomSampling
Independenai, integritas, dankompetensi kurang berpengaruhsignifikan terhadap efektivitaskomite audit
3. Arbyantoro(2007)
Analisa efektivitas komiteaudit pada pengelolaanperusahaan properti dan realestate tahun 2007 yangtercatat di BEI.
VariabelKewenangan danIndependensi.Regresi bergandasebagai alat analisis
VariabelKompetensi,Status organisasi.ObjektivitasHubungan dankomunikasi.
Kewenangan, kompetensi, danindependensi berpengaruhsignifikan terhadap efektivitaskomite audit.
Bersambung ke halaman selanjutnya
30
Metodologi PenelitianNo.
Peneliti(Tahun)
Judul PenelitianPersamaan Perbedaan
Hasil Penelitian
4. Rizky Nurfajri(2010)
Faktor-faktor yangmempengaruhi efektivitasperanan Komite Auditdalam Persepsi AuditorInternal
VariabelKewenangan danIndependensi.MenggunakanRegresi Bergandasebagai alat analisisdan ConvenienceSampling.
Respondenpenelitian kepadaauditor Internal.Dan variabelIntegritas.
Kewenangan tidak berpengaruhsignifikan, kompetensi danIndependensi berpengaruhsignifikan.
5. Sandra C.Vera Munoz(2005)
Corporate GovernanceReforms: RedefindExpectation of AuditCommittee Responsibilitiesand Effectiveness
VariabelIndependence toEffectiveness ofaudit committe
Ditujukan kepadaCorporate
GovernanceReform
Dan FinancialReporting Fraud
As a result, Audit committees facethe formidable challenge ofeffectivelly overseeing thecompany’s financial reportingprocess in a dramaticallychanged-and highly charged-corporate governanceenvironment.
6. Sugeng danAprilya(2008)
Pengaruh Independensi danEfektivitas Peranan KomiteAudit terhadap ManajemenLaba.
VariabelIndependensi,pengukuran variabledenganmenggunakan skalalikert, alat pengujiananalisis regresi.
Variabel keahlian,frekuensipertemuankomitmen waktukomite auditterhadapmanajemen laba.
Hasil study menyatakan bahwakarakteristik komite audit tidakmemiliki pengaruh yang signifikanterhadap manajemen laba.
Sumber : Diolah dari berbagai sumber.
31
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam
gambar 2.1.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Terjadinya Krisis Keuangan yang Melanda Banyak Negara di Asia
Karena Lemahnya Pelaksanaan Good Corporate Governance pada
Perusahaan.
Faktor- faktor Penyebab lemahnya pelaksanaan Good
Corporate Governance pada Perusahaan
Basis Teori : Teori Peran Komite Audit dan Teori-teori
Auditing
Variabel Independen Variabel Dependen
Integritas (X2)
Kewenangan(X3)
Independensi(X1)
Efektivitas Peranan KomiteAudit (Y)
Metode Analisis :
32
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Gambar 2.1Skema Kerangka Pemikiran
Uji Regresi
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
Regresi Berganda
Uji Asumsi Klasik
Uji Kualitas Data
Uji ReliabilitasUji Validitas
Metode Analisis :
Uji Validitas Uji Validitas Uji Validitas
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa perusahaan yang memiliki Komite
Audit baik perusahaan yang bergerak di sektor publik maupun swasta dan
Anggota Ikatan Komite Audit Indonesian (IKAI). Penelitian dilakukan berupa
survey dengan menyebarkan kuesioner ke Komite Audit di perusahaan swasta
dan Komite Audit di perusahaan Publik untuk mengetahui pendapat mereka
mengenai pengaruh independensi, integritas, dan wewenang Komite Audit
dalam efektivitas peranan Komite Audit.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki Komite
Audit baik perusahaan yang bergerak di sektor public maupun swasta. Dan
Anggota Ikatan Komite Audit Indonesian (IKAI). Hal ini diharapkan dapat
memberikan informasi yang relevan mengenai topik penelitian.
Sampel pada penelitian ini adalah dengan cara Purposive sampling.
Yaitu peneliti kemungkinan mempunyai tujuan atau target tertentu dalam
memilih sample secara tidak acak (Nur dan Bambang, 2002). Metode ini
dipilih karena peneliti ingin mengetahui perbedaan persepsi antara Komite
Audit yang berada di perusahaan sektor swasta maupun perusahaan sektor
publik dalam menjalankan peranannya dan mengambil sampel Komite Audit
sebagai target penelitian.
34
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan survey lapangan, dengan mendatangi
langsung responden untuk diberikan kuesioner. Kuesioner yang diberikan
kepada responden ada yang bersifat tertutup dan ada yang bersifat terbuka.
Kuesioner yang bersifat terbuka yaitu mengenai data diri responden yang diisi
sendiri oleh responden. Dan yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan mengenai
pendapat responden yang dalam hal ini berkaitan dengan Independensi,
integritas, dan kewenangan yang dimiliki responden dalam menjalankan
profesinya sebagai anggota Komite Audit.
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan guna
mendukung penelitian ini maka teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah :
1. Riset lapangan
Riset lapangan adalah metode pengumpulan data dengan mendatangi
langsung pada objek penelitian dengan menggunakan kuesioner
2. Riset kepustakaan
Riset kepustakaan dilakukan dengan mengutip dari literatur yang berkaitan
dengan permasalahan pada penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder.
1. Data primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Adapun data tersebut diperoleh dengan cara
35
mengumpulkan data melalui sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada
responden dengan menggunakan kuesioner ataupun wawancara langsung
kepada Komite Audit di perusahaan Publik, dan Komite Audit yang
terdapat pada Bank maupun BUMN.
2. Data sekunder
Data sekunder yang digunakan merupakan telaah literatur yang
menunjukkan landasan teoritis yang diperoleh penulis dengan cara studi
pustaka yaitu membaca buku referensi, majalah, jurnal penelitian dan hasil
browsing internet.
Bentuk pertanyaan dilakukan dengan Penilaian skala perhitungan
untuk pilihan pendapat menggunakan skala likert dengan rentang angka 1 s/d
5 yang memberikan gambaran sampai sejauh mana responden melaksanakan
fungsinya.
D. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh
akan diukur dengan skala Likert (skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang terhadap fenomena sosial) dengan skala 1-5,
dimana dinilai dari “tidak efektif” sampai dengan “sangat efektif”. Sebelum
kuesioner diberikan kepada responden, akan dilakukan uji instrument terlebih
dahulu. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable, maka
instrument yang akan digunakan harus valid dan reliable (Sugiyono, 1999).
36
Metode penelitian ini di dalamnya terdapat pengujian untuk kualitas
data, pengujian asumsi klasik, dan pengujian hipothesis. Data yang
terkumpul selanjutnya diuji dan dianalisis dengan Statistical Package for The
Social Sciences (SPSS) versi 17.0.
1. Uji Statistik Deskrtiptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Imam Ghozali, 2009:19).
2. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer yang ini
peneliti melakukan dua uji, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur valid
atau sah tidaknya pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu
pernyataan dianggap valid jika pernyataan tersebut mampu
menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin
diukur (Sarwono, 2006)
Uji validitas untuk penelitian ini menggunakan teknik analisis
korelasi antara nilai masing-masing butir pertanyaan dengan total nilai.
Jika korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total
skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0.05, maka butir
pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2009).
37
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas yaitu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indicator dalam variable dan konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable/handal jika jawaban seseorang terhadapa pertanyaan
adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu. Untuk menguji reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan cara One Shot, dan akan digunakan
teknik uji Cronbach’s alpha. Suatu instrument dapat dikatakan andal
bila memiliki koefisien diatas 0.6 (Yarnest, 2004) dalam Wulandari
(2007).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah
suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Jika terjadi korelasi berarti terdapat problem
multikolonieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006:95).
Untuk menguji asumsi multikolonieritas dapat digunakan nilai
VIF dan tolerance. Dimana jika nilai VIF terletak disekitar 1 dan
tolerance mendekati angka 1 maka terjadi multikolonieritas.
Multikolonieritas terjadi jika nilai VIF dan tolerance lemah, yakni
dibawah angka 0,5 (Ghozali, 2009:96).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Multikolonieritas di dalam
model regresi adalah sebagai berikut:
38
1. Menganalisis matrik korelasi variabel bebas. Jika antara variabel
bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 90%),
maka hal ini indikasi adanya multikolonieritas.
2. Multikolonieritas yang dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model regresi
yang bebas multikolonieritas adalah mempunyai angka tolerance
mendekati 1.
Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih
yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai
tolerace yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/
tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai
cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama
dengan VIF di atas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat
kolonieritas yang masih dapat dia tolerir. Sebagai misal nilai tolerance
0,10 sama dengan tingkat multikolonieritas 0,95. Walaupun
multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi
kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel bebas mana
sajakah yang saling berkorelasi (Ghozali, 2006:97).
b. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
39
homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:125)..
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas, dapat
dilakukan dengan melihat grafik Normal P-P Plot dan titik-titik
menyebar mengelilingi garis diagonal, maka pengujian ini bebas dari
heteroskedastisitas dan sebaliknya jika titik-titik pada grafik tidak
mengelilingi garis diagonal atau berada jauh dari garis-garis diagonal
maka diindikasikan adanya heteroskedastisitas. Sedangkan pada scater
plot, jika pada grafik tersebut ada pola tertentu seperti titik-titik yang
membentuk pola teratur (bergelombang, melebar, dan menyempit)
maka diindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada
pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2009:100).
c. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak, karena data diperoleh
langsung dari pihak pertama melalui kuesioner. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
mengujinya dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat
normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari
40
data sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal.
Jika distribusi adalah nominal maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2009:147).
4. Uji Hipothesis
Penelitian dimaksudkan untuk melihat pengaruh independensi,
integritas, dan keahlian yang dimiliki Komite Audit dalam efektiitas
peranan Komite Audit di suatu perusahaan sehingga digunakan metode
regresi berganda. Setiap indikator yang terdapat dalam masing-masing
variabel Independen. Karena dari variabel trersebut dapat diketahui
pengeruhnya terhadap variabel dependen yang digunakan.
Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen terhadap satu atau lebih variabel
independen dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata
populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel
independen yang diketahui. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien
untuk masing-masing variabel independen. Koefisien regresi dihitung
dengan dua tujuan sekaligus, yaitu meminimumkan penyimpangan antara
nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang
ada. Dalam penelitian ini persamaan regresi yang digunakan adalah:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Penjelasan model diatas adalah sebagai berikut :
Y = Efektivitas Peranan Komite Audit
b1,..b3 = Koefisien regresi
41
X1 = Independesi
X2 = Integritas
X3 = Wewenang
a = Konstan
e = Error terms
Pengujian selanjutnya dalam menganalisis hasil regresi adalah uji
koefisien determinasi, uji parsial (uji t) dan uji pengaruh simultan (uji F).
5. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangakan variasi variabel dependen.
Sehingga koefisien ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen, yaitu: indepensdensi, integritas dan
wewenang Komite Audit dalam menjelaskan variasi variable dependen,
yaitu : Efektivitas Peranan Komite Audit. Nilai yang mendekati 1 (satu)
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen hal ini
berarti bahwa koefisien regresi signifikan terhadap variabel dependen.
a. Uji Statistik F
Sedangkan uji F dilakukan dengan tujuan menguji secara
keseluruhan variabel independen, yaitu: integritas dan keahlian Komite
Audit terhadap satu variabel dependen, yaitu: Efektivitas Peranan
Komite Audit. Secara bebas dengan signifikansi sebesar 0.05 dapat
disimpulkan (Ghozali, 2006:163) :
42
1. Jika nilai signifikan < 0.05 maka Ha diterima
2. Jika nilai signifikan > 0.05 maka Ha ditolak
b. Uji t
Uji t diperlukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Apabila signifikan t lebih besar dari 0.05 maka Ha ditolak dan Ho.
Demikian pula sebaliknya jika signifikan t lebih kecil dari 0.05 maka
Ha diterima dan Ho ditolak. Bila Ha ini diterima berarti ada hubungan
yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen
(Ghozali, 2006:164)
43
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasional Variabel penelitian yang digunakan oleh peneliti dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 3.1Operasional Variabel Penelitian
Variabel Subvariabel Indikator SkalaIndependensi
Murtanto dan Edy
(2005:12)
Independensi 1. Tidak sebagai anggota KAP atau anggota Komite Audit yang
memberikan jasa pada perusahaan.
2. Tidak memiliki hubungan afiliasi.
3. Tidak Memiliki hubungan usaha.
4. Latar Belakang Pendidikan dan Pekerjaan Satuan Team Komite
Audit.
Interval
Integritas
Murtanto dan Edy
( 2005:12)
Kamus Kompetensi
(2008:1)
Integritas 1. Terdapat struktur Organisasi yang jelas.
2. Tanggungjawab Satuan Team Komite Audit.
3. Pemahaman prilaku yaing sesuai dengan Kode Etik.
4. Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai dan
keyakinannya.
Interval
Bersambung ke halaman selanjutnya
44
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Variabel Subvariabel Indikator SkalaKewenangan
Rizky Nurfajri
(2010: 91)
Kewenangan 1. Akses Catatan, informasi, asset dan sumber daya perusahaan.
2. Merekomendasikan Kantor Akuntan Publik.
3. Meneliti dan Menyelidiki indikasi penyimpangan.
4. Memiliki wewenang meminta saran dan bantuan tenaga ahli.
Interval
Efektivitas Peranan
Komite Audit
(Murtanto dan Edy
(2005:12)
EfektivitasPeranan KomiteAudit
1. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap proses pelaporan
keuangan.
2. Pengawasan dan penilain audit laporan keuangan.
3. Pengawasan terhadap proses dari manajemen resiko dan
pengendalian
4. Pengawasan terhadap laporan auditor internal dan eksternal dan
mempertimbangkan rekomendasi auditor internal dan
eksternal.
5. pengawasan proses corporate governance.
6. Memonitor kepatuhan perusahaan pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada beberapa perusahaan yang berada di
Jakarta yang memiliki Komite Audit di sector public maupun swasta serta
pada Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI). Pada penelitian ini peneliti
mencoba untuk mengukur pengaruh independensi, integritas, kewenangan
terhadap efektivitas peranan Komite Audit, dimana objek penelitian adalah
satuan anggota Komite Audit.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui metode
penyebaran kuesioner penelitian yang diberikan secara langsung kepada
anggota Komite Audit melalui bantuan perantara pihak perusahaan dan
IKAI. Penyebaran kuesioner dilakukan dari tanggal 20 Desember 2010
hingga bulan 18 Maret 2011.
Peneliti mengambil sampel sebanyak 20 perusahaan yang berada di
wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 75 buah dan
jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 58 kuesioner atau 71%.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 24 buah atau 30%, hal ini
mungkin dikarenakan birokrasi di perusahaan yang sangat sulit. Kuesioner
yang dapat diolah berjumlah 53 buah atau 64%, sedangkan kuesioner yang
tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan
46
tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 5 buah atau
6%.Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Gambaran Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner Komite Audit
Keterangan Jumlah Prosentase
Jumlah Pengiriman Kuesioner 82 100%
Kuesioner Tidak Kembali 24 30%
Kuesiner Kembali, Namun Tidak Dapat Diolah 5 6%
Kuesioner Yang Dapat Diolah 53 64%
Sumber : Data primer yang diolah
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapatdilihat
dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2Data Distribusi Sampel Penelitian
No. Nama PerusahaanKuesioner
dikirimKuesioner
dikembalikan
1 PT. Arpeni Pratama Ocean 3 2
2. PT. Pembangunan Perumahan 7 6
3. PT. Asuransi Jasa Tania 6 6
4. PT. Asahimas Flat Glass 7 6
5. PT. Asuransi Ramayana 7 6
6. Bank BRI 7 5
7.PT. Supreme CableManufacturing
7 6
8. PT. Siwani Makmur 7 6
9. IKAI 8 10
10. Bank BNI 1 0
11. PT. Tempo Inti Media 5 5
12. PT. Tambang Batu Bara 1 0
13. PT. Wijaya Karya Persero 1 0
Bersambung pada halaman selanjutnya
47
Tabel 4.2 (lanjutan)
No. Nama PerusahaanKuesioner
dikirimKuesioner
dikembalikan
14.PT. Texmaco PerkasaEnginerring
1 0
15. PT. Surya Semesta Internusa 5 0
16. PT. Aneka Gas Industri 1 0
17. PT. Darya Varia 1 0
18. PT. Adhi Karya 1 0
19.PT. Asuransi Bina DanaArtha
3 0
20. PT. Asuransi Dayin Mitra 3 0
Sumber : Data primer yang diolah
2. Karakteristik Responden
Berikut ini adalah karakteristik responden yang disajikan dalam
tabel 4.3
Tabel 4.3Karakteristik Responden
Unsur Demografi DemografiResponden Komite Audit
Pria 43 81%Jenis Kelamin
Wanita 10 19%
S1 16 30%
S2 34 65%Pendidikan terakhir
S3 2 5%
<1 tahun 4 8%
1-3 tahun 9 17%Lama bekerja
>3 tahun 40 75%
30-35 tahun 3 5%Usia
>35 tahun 50 95%
Sumber : Data primer yang diolah
48
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden penelitian Komite Audit
mayoritas adalah pria, yaitu 43 orang atau sebesar 81% dan sisanya wanita
sebanyak 10 orang atau sebesar 9%. Sebagian besar Komite Audit yang
menjadi responden pada penelitian ini berpendidikan S2, yaitu sebanyak
34 orang atau 65%, responden yang berpendidikan S1 sebanyak 16 orang
atau 30% dan untuk jenjang S3 ada sebanyak 2 orang atau 5%. Dan dari
kelompok pengalaman bekerja, yang bekerja >3 tahun mendominasi
hingga 40 orang atau 75%, yang bekerja 1-3 tahun sebanyak 19 orang atau
17%, dan hanya 4 orang atau 8% yang baru bekerja <1 tahun. Usia dari
anggota Komite Audit berada di usia >35 tahun yang paling banyak atau
95% sedangkan untuk usia 30-35 tahun hanya ada 3 orang atau 5%.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variable penelitian dan demografi responden.
Statistik Deskriptif menjelaskan skala jawaban responden terhadap setiap
variable yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standard
deviasi.
49
Tabel 4.4Hail Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Independensi 53 22 35 28.23 2.833
Integritas 53 31 45 38.06 3.521
Kewenangan 53 11 20 16.30 2.383
Efektivitas PerananKomite Audit
53 45 70 58.89 5.912
Valid N (listwise) 53
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa jumlah responden (N) yang valid
dapat di proses lebih lanjut sebanyak 53 responden. Nilai minimum
menunjukkan nilai akumulasi paling rendah dari masing-masing jawaban
responden pada setiap variabel, sedangkan nilai maksimum menunjukkan
nilai akumulasi tertingginya. Mean (nilai rata-\rata) menunjukkan nilai
rata-rata keseluruhan jawaban pada setiap elemen variabel, dan standard
deviasi pada penelitian ini digunakan untuk menilai tingkat disperse atau
persebaran rata-rata atas jawaban dari keseluruhan responden.
Berdasarkan hasil pengolahan StatistikDeskriptif SPSS 17.0 dalam
tabel di atas menunjukan bahwa nilai rata-rata Independensi sebesar 28,23
dengan standard deviasi 2,833 sedangkan nilai irata-rata integritas sebesar
38,06 dengan standar deviasi 3,521. Dan pada variabel Kewenangan
menujukan nilai rata-rata 16,30 dengan standard deviasi 2,383.
50
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur valid
atau sah tidaknya pernyataan yang ada dalam kuesioner. Suatu
pernyataan dianggap valid jika pernyataan tersebut mampu
menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang ingin
diukur.
Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation
yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing
pertanyaan dengan skor total. Kriteria yang digunakan untuk
menyatakan data tersebut valid atau tidak valid adalah :
1. Butir dikatakan valid, jika nilai probabilitasnya (sig) <0,05.
2. Butir dikatakan tidak valid, jika nilai probabilitasnya (sig) >0,05.
Dari uji validitas yang telah dilakukan, maka didapat hasil yang
akan disajikan secara lengkap dalam tebel berikut untuk setiap varibel
dalam penelitian ini.
Tabel 4.5Hasil Uji Validitas Independensi
Nomor ButirPernyataan Pearson Corelation
Sig(2-Tailed)
Keterangan
1(IND1) 0,681** 0,000 Valid
2(IND2) 0,356** 0,009 Valid
3(IND3) 0,335** 0,014 Valid
4(IND4) 0,446** 0,001 Valid
5(IND5) 0,609** 0,000 Valid
6(IND6) 0,529** 0,005 Valid
7(IND7) 0,377** 0,000 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah
51
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, menunjukkan semua butir
pertanyaan untuk Varibel Independensi (X1) mempunyai nilai
signifikansi <0,05.
Tabel 4.6Hasil Uji Validitas Integritas
NomorButir Pertanyaan
PearsonCorelation
Sig(2-Tailed)
Keterangan
8(INT1) 0,534** 0,000 Valid
9(INT2) 0,567** 0,000 Valid
10(INT3) 0,556** 0,000 Valid
11(INT4) 0,384** 0,000 Valid
12(INT5) 0,558** 0,000 Valid
13(INT6) 0,712** 0,000 Valid
14(INT7) 0,688** 0,000 Valid
15(INT8) 0,672** 0,000 Valid
16(INT9) 0,680** 0,000 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah
Tabel 4.6 menunjukkan variableIntegritas mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05.
Tabel 4.7Hasil Uji Validitas Kewenangan
NomorButir Pertanyaan
PearsonCorelation
Sig(2-Tailed)
Keterangan
17(KWN1) 0,672** 0,000 Valid
18(KWN2) 0,728** 0,000 Valid
19(KWN3) 0,862** 0,000 Valid
20(KWN4) 0,852** 0,000 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah
52
Tabel 4.7 menunjukkan variableKewenangan mempunyai
kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Tabel 4.8Hasil Uji Validitas Efektivitas Peranan Komite Audit
NomorButir Pertanyaan
PearsonCorelation
Sig(2-Tailed) Keterangan
21(EPK1) 0,700** 0,000 Valid22(EPK2) 0,382** 0,000 Valid23(EPK3) 0,756** 0,000 Valid24(EPK4) 0,765** 0,000 Valid25(EPK5) 0,770** 0,000 Valid26(EPK6) 0,567** 0,000 Valid27(EPK7) 0,618** 0,000 Valid28(EPK8) 0,487** 0,000 Valid29(EPK9) 0,618** 0,000 Valid30(EPK10) 0,624** 0,000 Valid31(EPK11) 0,712** 0,000 Valid32(EPK12) 0,767** 0,000 Valid33(EPK13) 0,655** 0,000 Valid34(EPK14) 0,474** 0,000 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah
Tabel 4.8 menunjukkan variableEfektivitas Peranan Komite
Audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari
instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.9
menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
53
Tabel 4.9Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’sAlpha
Keterangan
Independensi 0,632 Reliabel
Integritas 0,773 Reliabel
Kewenangan 0,788 Reliabel
Efektivitas Peranan Komite Audit 0,887 Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel
independensi sebesar 0,632, integritassebesar 0,773, Kewenangan
sebesar 0,788 ,danEfektivitas Peranan Komite Audit sebesar 0,887.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih
besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan
yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang
berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban
yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
54
Tabel 4.10Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
CollinearityStatisticsModel
B Std. Error Beta
t Sig.
Tolerance VIF
(Constant) 18.514 7.342 2.522 .015
IND .208 .224 .100 .931 .356 .840 1.191
INT .269 .210 .160 1.282 .206 .619 1.615
1
KWN 1.488 .288 .600 5.169 .000 .717 1.394
a. Dependent Variable: TK
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai
toleranceuntuk independensi sebesar 0.840, integritas sebesar
0,619dan kewenangan sebesar 0,717 dengan VIF sebesar 1,191 untuk
independensi, 1,615 untuk integritas dan 1,394 untuk kewenangan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi
tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian
ini.
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu
55
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Sumber : Data primer yang diolahGambar 4.1
Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar 4.1, grafik scatterplot menunjukkan bahwa
data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan
tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal
ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan
regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
efektivitas peranan Komite Audit berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya, yaituindependensi, integritas dan kewenangan.
c. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
56
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Sumber : Data primer yang diolah
Gambar 4.2Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada
gambar beikut ini.
Sumber: Data primer yang diolah
57
Gambar 4.3Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Gambar 4.2 dan 4.3memperlihatkan penyebaran data yang berada
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini
menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Regresi Berganda
Anallisis regresi berganda digunakan sebagai alat untuk
mengukur seberapa besar pengaruh antara variable independen (X)
dengan variabel dependen (Y). Metode ini juga dapat digunakan
sebagai ramalan, sehingga dapat diperkirakan antara baik dan
buruknya suatu variable (X) terhadapa turunnya tingkat variabel (Y),
begitu juga sebaliknya. Berikut adalah table hasil pengujian regresi
berganda :
Tabel 4. 11Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 18.514 7.342 2.522 .015
IND .208 .224 .100 .931 .356
INT .269 .210 .160 1.282 .206
1
KWN 1.488 .288 .600 5.169 .000
a. Dependent Variable: EPKSumber : Data Primer yang diolah
58
Tabel 4. 11 Menunjukkan nilai keofisien konstanta adalah
sebesar 18,514 dengan t hitung sebesar 2,522 dan nilai signifikansi
sebesar 0,015. Koefisien independensi adalah sebesar 0,208 dengan
tingkat signifikansi 0,356. Koefisien integritas adalah sebesar 0,269
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,206. Dan Koefisien kewenangan
adalh sebesar 1,488 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Dari
ketiga variabel independen yang dimasukkan dalam regresi, variabel
independensi dan integritas tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap efektivitas peranan komite audit. Hal ini berarti menerima
Ho1dan Ho2. Sedangkan variabel kewenangan memiliki pengaruh yang
signifikan. Hal ini berarti menerima Ha3 sehingga dapat dikatakan
variabel kewenangan berpengaruh terhadap efektivitas peranan komite
audit.
5. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.12Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary (b)
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .726a .527 .498 4.190
a. Predictors: (Constant), KWN, IND, INT
b. Dependent Variable: EPK
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan model summary (b) diatas diperoleh hasil bahwa R2
0,527, angka ini menunjukkan bahwa variasi nilai Efektivitas peranan
59
komite audit (Y) yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang
diperoleh adalah sebesar 52,7%, sedangkan sisanya sebesar 47,3% (100%-
52,7%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian
ini diantaranya variabel keahlian, komunikasi, informasi, dan kompetensi.
a. Uji Statistik Fisher (Uji Simultan)
Tabel 4.13Hasil Uji Statistik F
ANOVA (b)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 957.244 3 319.081 18.179 .000a
Residual 860.077 49 17.553
1
Total 1817.321 52
a. Predictors: (Constant), KWN, IND, INT
b. Dependent Variable: EPKSumber : Data primer yang diolah
Dasar pengambilan keputusan untuk uji simultan antar variabel X
dan Y adalah sebagai berikut :
1. Jika nilai probabilitas sig lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas 0,05 atau (sig < 0,05), maka Ha diterima dan
Hoditolak, artinya signifikan (terdapat pengaruh yang nyata).
2. Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05
atau (sig > 0,05) maka Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak
signifikan (tidak terdapat pengaruh yang nyata).
Berdasarkan analisis SPSS 17.0 dari table 4. 13 diperoleh niali F
sebesar 18,179 dengan nilai probabilitas (sig) sebesar 0,000. Artinya
60
nilai signifikannya lebih kecil dari alpha 0,05 (0,000 <0,05).
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil diatas adalah variabel
independensi, integritas, dan kewenangan secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas peranan komite audit.
b. Uji Statistik t (Uji Parsial)
Uji t dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara
individu memiliki pengaruh yangsiginifikan terhadap variabel
independen, serta untuk membuktikan variabel mana yang paling
dominan.
Tabel 4.14Hasil Uji Statistik t
Coefficients (a)
Coefficientsa
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) 18.514 7.342 2.522 .015
IND .208 .224 .100 .931 .356
INT .269 .210 .160 1.282 .206
1
KWN 1.488 .288 .600 5.169 .000
a. Dependent Variable: EPK
Sumber : Data primer yang diolah
Dasar pengambilankeputusan untuk menerima atau menolak
hipotesis setiap variabelindependen sebagai berikut, yaitu apabila
signifikan t lebih besar dari 0.05 maka Ha ditolak dan Hoditerima.
Demikian pula sebaliknya jika signifikan t lebih kecil dari 0.05 maka
Ha diterima dan Ho ditolak.
61
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.14di atas, uji statistik
t variabel independen pada independensi, integritas, dan kewenangan
memperlihatkan bahwa Independensi dan integritastidak berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit, dan variabel
kewenangan berpengaruh terhadap efektivitas peranan Komite Audit,
maka menerima Ho1 dan menolak Ha1, menerima Ho2 dan menolak
Ha2, menerima Ha3 dan menolak Ho3.
Hal ini tidak sejalan dengan logika teori, bahwa independensi
dan integritas memiliki pengaruh terhadap efektivitas peranan Komite
Audit. Namun demikian, seharusnya setiap anggota Komite Audit
harus memiliki independensi dan integritas dalam dirinya, karena
Independensi dan integritas akan mempengaruhi kualitas dari laporan
audit yang dimilikinya. Independensi yang dimiliki Komite Audit
dapat meyakinkan Komisaris Independen maupun para pengguna
laporan Keuangan, sedangkan integritas yang tinggi akan memberikan
value added tersendiri untuk Komite Audit.
C. Pembahasan
1. Pengaruh independensi, integritas, dan kewenangan terhadap efektivitas
peranan komite audit.
Hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa variabel independensi dan
integritas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan
komite audit. Dan variabel kewenangan menunjukkan tingkat 0,000 <
62
0,05, hal ini berarti variabel kewenangan memiliki pengaruh signifikan
terhadap efektivitas pernanan komite audit.
Independensi dan integritas yang rendah akan mempengaruhi kualitas
laporan komite audit, sehingga dapat menyebabkan penurunan kinerjanya
pada perusahaan. Hal ini kurang konsisten dengan apa yang dijelaskan
oleh Arbyantoro (2007), Rizky (2010) dan Sugeng dan Aprilya (2007)
bahwa independensi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
efektivitas peranan komite audit. Namun, penelitian ini mendukung
penelitian Zulaikha, dkk (1999), Edy dan murtanto (2005) yang
menyatakan bahwa independensi, integritas, kompetensi, dan kewenangan
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan komite
audit.
2. Kemampuan variabel independensi, integritas, dan kewenangan dalam
mempengaruhi efektivitas peranan komite audit.
Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa persamaan
regresi yang diperoleh adalah sebesar 52,7%, hal ini berarti kemampuan
variabel independensi, integritas, dan kewenangan dalam mempengaruhi
efektivitas peranan komite audit sebesar 52, 7% sedangkan sisanya
sebesar 47,3% (100%-52,7%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
terdapat dalam penelitian ini.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Zulaikha, dkk (1999),
Edy dan murtanto (2005) yang menyatakan bahwa independensi,
integritas, kompetensi, dan kewenangan tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap efektivitas peranan komite audit.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh maupun hasil uji yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai pengaruh independensi,
integritas, dan kewenangan terhadap efektivitas peranan Komite Audit yaitu:
1. Hasil Uji regresi ditemukanvariabel independensi dan integritas tidak
berpengaruh siginifikan terhadap variabel efektivitas peranan Komite
Audit. Dan sig 0,000 untuk variable kewenangan yang menunjukkan
variabel Kewenangan berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peranan
Komite Audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Zulaikha, dkk
(1999) dan Murtanto dan Edy (2005) yang menunjukkan bahwa
independensi dan integritas mempunyai pengaruh yang tidak signifikan
terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit. Sedangkan variabel
kewenangan sebaliknya, yaitu memiliki pengaruh yang cukup signifikan
terhadap efektivitas peranan Komite Audit. Dan hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian sebelumnya Rizky (2010).
2. Pengaruh independensi, integritas, dan kewenangan secara bersama-sama
dapat menjelaskan 52,7 % variabel efektivitas peranan Komite Audit.
Adapun sisanya 47,3 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk
kedalam penelitian ini.
64
B. Implikasi
Model teoritis yang dikembangkan dan diuji dalam penelitian ini
diharapkan memberikan kontribusi bagi pemahaman kita tentang
independensi, integritas, kewenangan, dan efektivitas peranan komite audit.
Anggota komite audit dituntut memliki sikap yang independen terhadap pihak
manapun dan integritas yang tinggi dalam menjalankan tugasnya.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pemahaman baru bagi beberapa perusahaan yang memiliki komite audit,
komite audit, dan IKAI (Ikatan Komite Audit Indonesia). Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
1. Perusahaan yang memiliki komite audit.
Bagi perusahaan yang menggunakan jasa komite audit maupun
yang belum menggunakan jasa komite audit diharapakan dapat
mengetahui manfaat dari keberadaan komite audit di dalam perusahaan,
yang didukung dari hasil penelitian ini bahwa komite audit efektif dalam
meningkatkan kinerja ekonomi bagi perusahaan. Selain itu, komite audit
dalam sebuah perusahaan adalah sebagai satu kesatuan yang harus menjadi
pihak penengah antara pihak manajemen sebagai internal perusahaan dan
pihak eksternal perusahaan seperti pemegang saham, auditor eksternal,
maupun masyarakat luas. Adanya komite audit diharapkan mampu untuk
mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan
perusahaan dan kecurangan-kecurangan yang terjadi pada perusahaan.
65
2. Komite Audit.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi
komite audit untuk dapat bersikap lebih independen dan memiliki
integritas yang tinggi dalam melaksanakan perannya di perusahaan.
Independensi satuan komite audit merupakan hal yang sangat penting.
Oleh karena itu, pemerintah dalam hal ini Bapepam memberikan aturan
yang dijelaskan dalam persyaratan keanggotaan komite audit. Persyaratan
ini mencakup diantaranya bahwa komite audit bukan merupakan orang
dalam kantor akuntan publik, bukan merupakan orang yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab didalam perusahaan publik, tidak memiliki
saham baik langsung maupun tidak langsung, dan tidak mempunyai
hubungan keluarga.
Integritas satuan komite audit dapat terlihat dari kewenangan
komite audit, yaitu komite audit harus bertindak konsisten dan sesuai
dengan kode etik perusahaan yang berkaitan dengan tugas dari seorang
anggota komite audit. Hal ini diimplementasikan pada kewenangan yang
telah didapatkan oleh komite audit dari dewan komisaris. Komite audit
berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan,
dana, asset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugasnya. Jika independensi tidak dimiliki oleh tiap anggota
komite audit, integritas tidak berjalan maksimal dan kewenangan komite
audit dibatasi, maka efektivitas peranan komite audit akan menurun.
3. IKAI (Ikatan Komite Audit Indonesia)
Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) merupakan suatu lembaga
yang beranggotakan komite audit di Indonesia. IKAI difungsikan dalam
66
hal ini adalah untuk memberikan pelatihan, wawasan, pengetahuan, dan
informasi lain yang berkaitan dengan komite audit. Dari hasil penelitian
ini, diharapkan IKAI mampu berperan lebih aktif dalam melakukan
pengawasan atas perannya komite audit bagi perusahaan serta dapat
memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan dan peningkatan
kualitas komite audit di Indonesia.
C. Keterbatasan
Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan yang mungkin dapat
melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian ini menggunakan metode penyebaran kuesioner sebagai alat
pengumpulan data. Adapun kelemahan dari metode ini adalah adanya
kemungkinan responden menjawab pertanyaan dengan tidak tepat karena
kekurangpahaman atau salah mentafsirkan pertanyaan yang telah di
diajukan oleh peneliti.
2. Penyebaran Kuesioner penelitian ini ditujukan kepada perusahaan-
perusahaan yang sudahgo public. Hal tersebut cukup menyulitkan peneliti
untuk melakukan penyebaran keusioner. Sehingga kuesioner yang kembali
jumlahnya terbatas dan perolehan kuesioner yang sedikit dari perusahaan
menyebabkan pertanyaan yang diajukan di dalam kuesioner tidak dapat
menggambarkan maksud dan tujuan penelitian.
3. Penelitian ini hanya dilakukan di wilayah Jakarta saja, sehingga tidak
cukup untuk menggambarkan data keseluruhan Komite Audit di Indonesia.
67
D. Saran
Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil
penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variable
moderating ataupun intervening atau mengganti salah satu variable
penelitian dengan variable penelitian lain seperti Kemampuan
berkomunikasi, Keahlian, dan variable lainnya yang mempunyai pengaruh
cukup signifikan terhadap efektivitas peranan Komite Audit.
2. Penelitian selanjutya disarankan untuk mendapatkan data berupa
wawancara dari beberapa anggaota satuan Komite Audit yang menjadi
responden penelitian agar bias mendapatkan data yang lebih nyasta dan
bias keluar dari pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu
sempit atau kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
3. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya dapat memperluas populasi
penelitian, tidak hanya dilakukan di wilayah Jakarta saja, sehingga hasil
yang diperoleh dapat di generalisasi untuk Komite Audit di seluruh
Indonesia.
4. Peneliti berikutnya diharapkan mampu menjelaskan mengenai efektivitas
Komite Audit yang bersifat mandatory (Kewajiban) dan Voluntary
(Sukarela), sehingga terlihat jelas perbedaan yang ada diantara tugas
Komite Audit.
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid, “Panduan Penulisan Skripsi” , FEIS Universitas Islam NegeriPress, Jakarta, 2007.
Agung Suaryana, “Pengaruh Komite Audit Terhadap Kualitas Laba”, FEUniversitas Udayana, 2008.
Alijoyo, “Keberadaan dan Peran Komite Audit dalam Rangka ImplementasiGCG”, Seminar Nasional FKSPI BUMN/BUMD.2003, diakses melalui:komite audit.org/ informasi-displayartikel.asp pada tanggal: 11 April 2011
Anonim. “Piagam Pendirian Komite Audit”, Wikimedia foundation.com, di aksesmelalui: http://www.Wikimediafoundation.com pada tanggal: 11 April2011.
Arbyantoro. “Analisa Efektivitas Komite Audit Pada Pengelolaan PerusahaanProperty dan Real Estate Tahun 2007 yang Tercatat di Bursa EfekJakarta”, Skripsi FE Universitas Trisakti, Jakarta, 2007.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley. “Auditing and AssuranceServices An Integrated Approach”, 13th edition, Pearson Education Inc,Upp[er Saddle River, New Jearsey, 2010
Atiek Sri Purwati, “Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadapa ketepatanwaktu pelaporan keuangan pada perusahaan publik yang tercaatat diBEJ”, Tesis Universitas Diponegoro, Januari 2008.
Badriyah Rifa’i, Amiruddin. “Peran Komisaris Independensi dalam mewujudkanGood Corporate Governance di Tubuh perusahaan publik”. PTHP.Net.2004.
Badan Pengawas Pasar Modal. Peraturan IX. 1. 5: Pembentukan dan PedomanPelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan KetuaBAPPEPAM No. 29/PM/2004, Jakarta, 2011.
Bursa Efek Jakarta. Surat Edaran No.008/BEJ/12/2001, Jakarta 2011.
Chien, Wen-wen. “The Audit Committees, Internal Control, And FinancialDistrees of U.S Public Hospitals”, di akses pada tanggal: 11 April 2011 ,dari http://www.proquest.com, Disertasi of York University Toronto,Canada. Januari 2008.
Dessy Sarilena, Oktavia, “Peran Dewan Komisaris dan Komite Audit dalamPenerapan GCG”. 2002.
69
Eddy, Marta. “Perlunya komisaris independen dalam mewujudkan GCG dikorporate”, di akses pada tanggal 13 Juli 2010, [email protected], 2006
Edgina, Anthonia. “Analisis Pengaruh Reputasi Auditor, Proporsi DeanKomisaris Independen, Leverage, Kepemilikan Manajerial dan ProporsiKomite Audit Independen terhadap Manajemen Laba”, diakses melalui:http:// www.google.co.id/Puslit.petra.ac.id/2008 pada tanggal: 11 April2009.
Edratna. “Integritas! Dapatkah diukur dan di ramalkan?”. Di akses pasa tanggal12 Juli 2010, dari Edratna.wordpress.com. 2007.
FCGI. “Definition of Good Corporate Governance”, di akses pada tanggal 12 Juli2010, dari www.fcgi.com. 2006.
Firmssat.com. “Komite Audit”, di akses pada tanggal 12 Juli 2010, darihttp://www.google.com, 2009.
Forum for Corporate Governance, “Peranan Dewan Komisaris dan Komite Auditdalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahan)”,
Jakarta, 2001
Gusnardi. “Peran Komite Audit dan Internal Control pada penerapan GCG”,Sosiohumaniora, Vol.10, Juli 2008.
Hekinus Manao. “Peranan Komite Audit dalam Pengelolaan Perusahaan:Ualasan Historis, Teori, Praktik, dan Perspektif”, Jurnal ini diaksesmelalui: http://www. Komiteaudit.org pada tanggal: 11 April 2011.
Hiro Tugiman. “Komite Audit”, Cetakan Pertama, PT. Eresco, Bandung, 1995.
Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 3,Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005.
Indofarma (PERSERO), “Audit Committee Charter”, artikel ini diakses tanggal12 Juli 2010, dari: http://google.com//kewenangan komite audit//html.
I Putu Sugiharta, “Auditor Eksternal, Komite Audit, dan Manajemen Laba”,Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 1, Januari 2008.
Jusuf, Al. Haryono. “Auditing (Pengauditan)”, Yogyakarta: STIE YKPN. 2001.
Komite Nasional Good Corporate Governance. “Pedoman Pembentukan KomiteAudit Yang Efektif”, Jakarta, 2002.
70
Makhdalena. “Peran Komite Audot dalam Pengelolaan Perusahaan”, JurnalIchsan, Gorontalo volume 2 No.3 Agustus-Oktober, 2007. Di aksesmelalui: http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id, pada tanggal: 11 April 2011.
Muhamad Arief, Effendy. “Peranan Komite Audit dalam meningkatkan kinerjaperusahaan”. Jurnal Akuntansi Pemerintah, Vol. 1 No. 1, mei 2005, Hlm51-57.
Mulyadi dan Kanaka Puradireja. “Auditing”, edisi kelima. Jakarta : SalembaEmpat. 1998.
Murtanto dan Edy Maulana. “Pengaruh Independensi, Integritas dan Kompetensiterhadap Efektivitas peranan Komite Audit”. Konferensi NasionalAkuntansi, September, 2005.
Moeller, Robert. “Brink’s Modern Internal Auditng” 7th Edition, Jhon Willey andSons, New Jersey, 2009.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untukAkuntansi dan Manajemen”. BPFG, Yogyakarta,2002.
Rika Wati.“Pengaruh Audit Fee, Kesadaran Etis dan Locus of ControlTerhadap Perilaku Auditor Eksternal”, Skripsi FEIS Universitas IslamNegeri, Jakarta, 2009.
Rizky Nurfajri, “Faktor-faktor yang mempengaruhi Efektivitas Peranan KomiteAudit dalam Perspektif Auditor Internal”, Skripsi FEIS UniversitasIslam Negeri, Jakarta, 2010.
Santi Yustini, “Peran Komite Auit dan Auditor Internal dalam PeneteksianKecurangan”, Skripsi FEIS, jakarta, 2010.
Satria, “Pengertian Kewenangan”, artikel ini diakses tanggal 13 Juli 2010, dari:http//satriagosatria.blogspot.com/2009/12/pengertian wewenang.html.
Sidharta dan Leonardo, “Evidence on Audit Committe Com,position and AuditCommitte Effectiveness Among Listed Companies in The Jakarta StockExchange”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No.2.Desember 2004.
Sugeng dan Aprilya. “Pengaruh independensi dan Efektivitas Komite Audit”,jurnal ini di akses tanggal 11 April 2011, dari : http:// www.undip.ac.id.
Value, Media. “Kamus Kompetensi:Integrity”, di akses pada tanggal 13 Juli 2010dari www.Indosdm.com. November 2008.
71
Vera-Munoz, S Sandra, “Corporate Governance Reforms: RedefinedExpectations of Audit Committee Responsibilities and Effectiveness”, diakses pada tanggal 12 Juli 2010 dari www.SSRN.com, Januari 2005.
Wayne F Paul, “An Investigative of the Determinant of Committe AuditEffectiveness”, di akses pada tanggal 13 Juli 2010, darihttp://www.proquest.com, Disertasi of York University Toronto, Canada.Januari 2008.
Zulaikha, Sugeng Pamudji, Basuki Hadi, Endang Kiswara, Rahardja, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peranan Efektivitas Komite Audit padaPerusahaan Perbankan”, FE Universitas Diponegoro, Semarang, 1999.
72
Lampiran 1Surat Penelitian Skripsi
73
74
75
76
77
78
Lampiran 2Surat Penelitian
79
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Jakarta, 12 Januari 2011
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Nourma Utami
NIM : 107082003373
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi/VII
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Pengaruh Independensi, Integritas, dan Kewenangan Terhadap Efektivitas
Peranan Komite Audit ”.
Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i.
Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan
tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja,
sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian.
Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor
kunci untuk mengetahui pengaruh independensi, Integritas, dan Kewenangan
terhadap Efektivitas Peranan Komite Audit.
Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan
menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat
salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku.
Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang
penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Tami (085695080470)/[email protected] terima kasih…
80
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini,
maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon dan e-mail tertera di
bawah). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing, Hormat saya,
Peneliti
(Prof. Dr. Ahmad Rodoni) (Nourma Utami)
Bila ada kritik dan saran dapat menghubungi Tami (085695080470)/[email protected] terima kasih…
82
83
84
85
86
Lampiran 4Kuesioner penelitian
87
KUESIONER
PENGARUH INDEPENDENSI, INTEGRITAS, DAN
KEWENANGAN TERHADAP EFEKTIVITAS PERANAN
KOMITE AUDIT
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
88
Nomor : ………… (diisi oleh
peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
(boleh tidak diisi)
Nama KAP : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Posisi Terakhir : Partner Manajer
Supervisor Auditor Senior
Auditor Junior Anggota Komite Audit
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 1 tahun 1-3 tahun >3tahun
89
1. Variabel Independensi (X1)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
1. Anggota Komite Audit tidak merangkapsebagai Dewan Direksi/ Komisaris.
2. Anggota Komite Audit bukan merupakan orangdalam Kantor Akuntan Publik yangmemberikan jasa kepada perusahaan.
3. Anggota Komite Audit berasal dari ChiefInternal Auditor perusahaan lain.
4. Anggota Komite Audit tidak memilikihubungan afiliasi dengan perutsahaan,komisaris, direksi, dan pemegang saham utama.
5. Anggota Komite Audit tidak memiliki sahambaik langsung maupun tidak langsung pasaperusahaan.
6. Anggota Komite Audit tidak memilikihubungan usaha langsung maupun tidaklangsung dengan perusahaan.
7. Anggota Komite Audit berasal dari akademisidengan latar belakang pendidikan yang relevan.
90
2. Variabel Integritas (X2)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
8. Ada pendelegasian wewenang secara tertulis dariDewan Komisaris dalam menilai pertangungjawabanmanajemen.
9. Pendelegasian wewenang tersebut diatas tertuangdalam anggaran dasar / akta perusahaan.
10. Dalam struktur organisasi, Komite Audit bukan bagiandari manajemen.
11. Dalam struktur organisasi, Komite Audit bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris.
12. Auditor Internal diwajibkan untuk menyampaikanlangsung laporannya kepada Komite Audit / DewanKomisaris.
13. Anggota Komite Audit harus Mengikuti kode etikprofesi dan perusahaan
14. Anggota Komite Audit Jujur dalam menggunakan danmengelola sumber daya didalam lingkup atauotoritasnya.
15. Anggota Komite Audit Melakukan tindakan yangkonsisten dengan nilai dan keyakinan
91
3. Variabel Kewenangan (X3)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
16. Komite Audit memiliki akses terhadap catatan,informasi, asset, dan sumber daya perusahaandalam lingkup tugasnya.
17. Komite Audit memiliki wewenangmerekomendasikan Kantor Akuntan Publik.
18. Komite Audit memiliki wewenang untuk menelitidan menyelidiki indikasi penyimpangan.
19. Komite Audit memiliki wewenang meminta sarandan bantuan tenaga ahli atas beban perusahaan.
92
4. Variabel Efektivitas Komite Audit (Y)
Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian
anda, dimana:
1= Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Netral (N) 5= Sangat Setuju (SS)
2= Tidak Setuju (TS) 4= Setuju (S)
No. Pernyataan STS TS N S SS
20. Komite Audit melakukan pengawasan terhadapproses pelaporan keuangan.
21. Komite Audit melakukan pemeriksaan terhadaplaporan keuangan.
22. Komite Audit melakukan pengawasan terhadapproses manajemen resiko dan evaluasi resiko.
23. Komite Audit melakukan identifikasi resiko danevaluasi resiko.
24. Komite Audit Memastikan bahwa pengendalianinternal telah cukup / memadai.
25. Komite Audit Memonitor kebijakan manajemenatas temuan-temuan internal auditor.
26. Komite Audit melakukan pengawasan terhadaplaporan auditor internal dan eksternal.
27. Komite Audit Menilai independensi eksternalauditor dalam melaksanakan audit.
28. Komite Audit mengerti pokok persoalan yangmungkin dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
29.Komite Audit mereview laporan manajemensebelum disajikan kepada Dewan Komisaris,RUPS, atau di publikasikan.
30. Komite Audit memastikan dan mereview akanintegritas dan objektivitas dari Laporan Keuangandan Laporan Auditor serta melaporkan hal pentingyang perlu mendapat perhatian Dewan Komisaris.
31. Komite Audit memonitor kepatuhan perusahaanpada perundang-undangan yang berlaku.
32. Komite Audit mereview peraturan-peraturanperusahaan dan memonitor pemenuhan peraturan-peraturan tersebut.
33. Komite Audit membuat Charter Komite Audit
93
Lampiran 5Daftar Jawaban
Responden
94
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INDEPENDENSI
No. IND 1 IND 2 IND 3 IND 4 IND 5 IND 6 IND 7 TIND
1 4 4 3 4 4 4 4 272 5 5 4 4 4 4 5 313 3 4 3 5 5 5 5 304 4 4 4 4 3 4 4 275 5 4 1 5 5 5 5 306 4 4 5 4 4 4 4 297 4 5 3 3 4 4 4 278 5 4 4 4 4 4 5 309 5 5 2 5 5 5 2 29
10 5 5 2 5 5 5 2 2911 5 5 2 5 5 5 2 2912 4 4 3 5 4 4 4 2813 3 4 4 4 3 3 4 2514 4 4 3 4 4 4 5 2815 4 4 3 5 5 5 4 3016 4 4 3 4 3 4 3 2517 4 3 4 4 3 4 5 2718 4 3 3 3 4 4 5 26
19 4 4 3 4 3 4 3 25
20 4 3 4 4 4 4 4 2721 4 4 3 4 3 4 3 2522 5 5 4 4 5 5 5 3323 5 4 4 4 4 3 4 2824 5 5 4 4 4 4 5 3125 5 5 3 4 2 2 5 2626 5 4 4 4 4 4 4 2927 4 5 4 4 5 4 4 30
28 5 5 4 4 4 4 5 31
29 4 2 4 4 4 4 4 26
30 4 4 3 4 4 4 4 27
31 4 4 4 4 4 3 3 26
32 5 5 3 4 4 4 5 30
33 5 5 3 3 4 5 4 29
34 5 5 3 4 4 4 5 30
35 4 5 5 5 4 5 3 31
95
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INDEPENDENSI (Lanjutan)
No. IND 1 IND 2 IND 3 IND 4 IND 5 IND 6 IND 7 TIND
36 5 2 2 5 5 5 5 29
37 4 3 5 3 2 3 5 25
38 5 5 5 5 5 5 5 35
39 5 5 5 5 5 5 3 33
40 5 5 4 4 4 4 5 31
41 2 5 1 5 5 5 3 26
42 5 5 4 5 5 5 4 33
43 2 4 3 3 3 4 3 22
44 4 5 2 4 5 4 4 28
45 3 5 3 4 4 4 3 26
46 4 5 1 5 4 5 3 27
47 3 5 2 4 4 4 1 23
48 5 5 1 5 5 5 5 31
49 5 5 4 5 5 5 5 34
50 2 4 2 4 4 4 4 24
51 2 5 1 5 4 4 4 25
52 2 5 4 3 5 4 5 28
53 2 5 1 4 4 4 5 25
96
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INTEGRITAS
NO.INT
1INT
2INT
3INT
4INT
5INT
6INT
7INT
8INT
9T
INT1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 352 4 3 4 4 3 3 4 4 3 323 4 3 5 5 4 4 4 5 5 394 4 4 5 4 4 4 5 5 4 395 5 4 5 5 1 4 4 4 4 366 4 3 5 5 3 3 5 5 5 387 5 5 5 5 4 4 4 4 3 398 4 4 4 4 4 4 4 4 4 369 4 4 5 5 4 5 5 5 4 41
10 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4111 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4112 4 3 4 3 5 5 5 5 4 3813 4 3 4 4 4 4 4 5 3 3514 4 4 5 5 5 4 3 3 4 3715 4 4 4 3 4 5 5 5 4 3816 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3517 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3318 4 3 4 5 4 4 4 5 4 3719 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3520 4 3 4 3 4 5 4 4 5 36
21 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3522 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3923 3 3 4 5 4 4 4 4 2 3324 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3725 4 4 5 5 3 4 5 4 3 3726 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3627 5 5 5 4 5 5 4 4 4 41
28 4 4 5 5 4 4 4 4 3 37
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
31 4 3 3 4 4 4 4 4 4 34
32 5 4 4 4 3 4 4 4 4 36
33 5 4 4 4 3 4 4 4 4 36
34 5 4 4 4 3 4 4 4 4 36
35 5 3 4 4 4 5 5 5 4 39
97
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL INTEGRITAS (Lanjutan)
NO.INT
1INT
2INT
3INT
4INT
5INT
6INT
7INT
8INT
9T
INT
36 5 3 4 2 5 5 5 5 5 39
37 5 3 4 4 4 5 5 4 4 38
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
39 5 5 4 5 5 5 5 5 4 43
40 4 4 5 5 4 4 4 4 3 37
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
42 3 3 5 5 4 5 5 5 5 40
43 2 2 4 4 4 4 4 4 3 31
44 5 4 4 3 5 5 5 5 4 40
45 4 2 2 5 5 5 5 5 5 38
46 5 3 5 5 5 5 5 5 5 43
47 4 3 4 4 4 5 5 5 4 38
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
50 2 2 4 4 4 4 4 4 4 32
51 4 4 5 5 5 5 5 5 5 43
52 4 4 5 5 5 5 5 5 5 43
53 4 4 5 5 5 5 5 5 5 43
98
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEWENANGAN
No. KWN 1 KWN 2 KWN 3 KWN 4 T KWN1 4 3 4 3 14
2 4 4 3 3 14
3 4 4 3 3 14
4 4 4 4 4 16
5 4 4 4 4 16
6 4 4 3 3 14
7 4 3 4 4 15
8 4 3 4 4 15
9 5 3 4 3 1510 5 3 4 3 15
11 5 3 4 3 15
12 5 3 5 5 18
13 4 3 4 5 1614 4 3 5 5 17
15 4 3 4 4 15
16 3 3 3 3 12
17 4 3 5 5 17
18 4 3 5 5 17
19 3 3 3 3 12
20 4 3 5 5 17
21 3 3 3 3 12
22 4 4 4 4 16
23 4 3 4 4 15
24 5 2 5 4 1625 4 2 4 4 14
26 4 2 4 4 14
27 5 4 4 4 17
28 4 2 4 4 14
29 4 4 4 4 16
30 4 3 4 4 15
31 4 4 4 4 16
32 5 4 5 5 1933 5 4 5 5 1934 5 5 5 5 2035 5 4 5 5 19
99
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KEWENANGAN (Lanjutan)
No. KWN 1 KWN 2 KWN 3 KWN 4 T KWN
36 5 2 2 2 11
37 5 3 5 4 17
38 5 5 5 5 20
39 5 3 5 5 18
40 4 2 4 4 14
41 5 5 5 5 20
42 4 4 4 4 16
43 4 3 4 4 15
44 5 5 5 5 20
45 5 5 4 4 18
46 5 5 5 5 20
47 4 4 4 4 16
48 5 5 5 5 20
49 5 5 4 4 18
50 4 4 4 4 16
51 5 5 5 5 20
52 4 5 5 5 19
53 5 5 5 5 20
100
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT
No.EPK
1EPK
2EPK
3EPK
4EPK
5EPK
6EPK
7EPK
8EPK
9EPK10
EPK11
EPK12
EPK13
EPK14 T EPK
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 53
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 54
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 2 5 58
6 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 53
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 57
8 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 56
9 3 3 3 3 3 5 4 5 5 3 3 3 3 5 51
10 3 3 3 3 3 5 4 5 5 3 3 3 3 5 51
11 3 3 3 3 3 5 4 5 5 3 3 3 3 5 51
12 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 59
13 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 62
14 5 5 4 5 4 4 4 5 5 3 3 4 4 4 59
15 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 63
16 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 52
17 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 4 3 5 5 62
18 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 59
19 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 52
101
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT (Lanjutan)
No.EPK
1EPK
2EPK
3EPK
4EPK
5EPK
6EPK
7EPK
8EPK
9EPK10
EPK11
EPK12
EPK13
EPK14 T EPK
20 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 61
21 4 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 5 5 58
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 58
23 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 55
24 5 5 4 3 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 59
25 4 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 3 4 55
26 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 54
27 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 57
28 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 54
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
32 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 64
33 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 64
34 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 64
35 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 63
36 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 61
37 3 4 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 3 4 45
38 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 67
102
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT (Lanjutan)
No.EPK
1EPK
2EPK
3EPK
4EPK
5EPK
6EPK
7EPK
8EPK
9EPK10
EPK11
EPK12
EPK13
EPK14 T EPK
39 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 68
40 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 54
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
42 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 68
43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 55
44 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 60
45 5 2 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 62
46 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 67
47 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
49 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 63
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
51 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
52 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 66
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70
103
Lampiran 6Output Hasil
Pengujian Data
104
HASIL UJI VALIDITAS INDEPENDENSICorrelations
IND 1 IND 2 IND 3 IND 4 IND 5 IND 6 IND 7 T IND
Pearson Correlation 1 .068 .294* .211 .161 .172 .193 .681**
Sig. (2-tailed) .627 .032 .129 .250 .218 .166 .000
IND 1
N 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson Correlation .068 1 -.158 .187 .305* .215 -.165 .356**
Sig. (2-tailed) .627 .258 .180 .026 .121 .239 .009
IND 2
N 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson Correlation .294* -.158 1 -.291* -.218 -.252 .231 .357**
Sig. (2-tailed) .032 .258 .035 .117 .069 .096 .009
IND 3
N 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson Correlation .211 .187 -.291* 1 .540** .586** -.196 .446**
Sig. (2-tailed) .129 .180 .035 .000 .000 .160 .001
IND 4
N 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson Correlation .161 .305* -.218 .540** 1 .741** -.030 .609**
Sig. (2-tailed) .250 .026 .117 .000 .000 .829 .000
IND 5
N 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson Correlation .172 .215 -.252 .586** .741** 1 -.158 .529**
Sig. (2-tailed) .218 .121 .069 .000 .000 .260 .000
IND 6
N 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson Correlation .193 -.165 .231 -.196 -.030 -.158 1 .377**
Sig. (2-tailed) .166 .239 .096 .160 .829 .260 .005
IND 7
N 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson Correlation .681** .356** .357** .446** .609** .529** .377** 1
Sig. (2-tailed) .000 .009 .009 .001 .000 .000 .005
T IND
N 53 53 53 53 53 53 53 53
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
105
HASIL UJI VALIDITAS INTEGRITASCorrelations
INT 1 INT 2 INT 3 INT 4 INT 5 INT 6 INT 7 INT 8 INT 9 T INT
Pearson
Correlation
1 .584** .163 -.037 .065 .278* .219 .197 .297* .534**
Sig. (2-tailed) .000 .242 .792 .643 .044 .115 .158 .031 .000
INT 1
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson
Correlation
.584** 1 .520** .260 .156 .174 .070 .003 .056 .567**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .060 .263 .212 .617 .980 .692 .000
INT 2
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson
Correlation
.163 .520** 1 .488** .029 .107 .181 .193 .204 .556**
Sig. (2-tailed) .242 .000 .000 .838 .445 .195 .166 .143 .000
INT 3
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson
Correlation
-.037 .260 .488** 1 -.005 -.025 .088 .102 .083 .384**
Sig. (2-tailed) .792 .060 .000 .969 .857 .529 .467 .556 .005
INT 4
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson
Correlation
.065 .156 .029 -.005 1 .616** .352** .387** .369** .558**
Sig. (2-tailed) .643 .263 .838 .969 .000 .010 .004 .007 .000
INT 5
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson
Correlation
.278* .174 .107 -.025 .616** 1 .688** .571** .545** .712**
Sig. (2-tailed) .044 .212 .445 .857 .000 .000 .000 .000 .000
INT 6
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson
Correlation
.219 .070 .181 .088 .352** .688** 1 .804** .530** .688**
Sig. (2-tailed) .115 .617 .195 .529 .010 .000 .000 .000 .000
INT 7
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
106
Pearson
Correlation
.197 .003 .193 .102 .387** .571** .804** 1 .575** .672**
Sig. (2-tailed) .158 .980 .166 .467 .004 .000 .000 .000 .000
INT 8
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson
Correlation
.297* .056 .204 .083 .369** .545** .530** .575** 1 .680**
Sig. (2-tailed) .031 .692 .143 .556 .007 .000 .000 .000 .000
INT 9
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
Pearson
Correlation
.534** .567** .556** .384** .558** .712** .688** .672** .680** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .005 .000 .000 .000 .000 .000
T
INT2
N 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
107
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL KEWENANGANCorrelations
KWN 1 KWN 2 KWN 3 KWN 4 T KWN
Pearson Correlation 1 .373** .525** .352** .672**
Sig. (2-tailed) .006 .000 .010 .000
KWN 1
N 53 53 53 53 53
Pearson Correlation .373** 1 .335* .410** .728**
Sig. (2-tailed) .006 .014 .002 .000
KWN 2
N 53 53 53 53 53
Pearson Correlation .525** .335* 1 .893** .862**
Sig. (2-tailed) .000 .014 .000 .000
KWN 3
N 53 53 53 53 53
Pearson Correlation .352** .410** .893** 1 .852**
Sig. (2-tailed) .010 .002 .000 .000
KWN 4
N 53 53 53 53 53
Pearson Correlation .672** .728** .862** .852** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
T KWN
N 53 53 53 53 53
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
108
109
110
111
112
HASIL UJI RELIABILITAS INDEPENDENSI
ReliabilityScale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 53 49.5
Excludeda 54 50.5
Cases
Total 107 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's AlphaBased on
StandardizedItems N of Items
.579 .632 7
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
IND 1 4.11 .974 53IND 2 4.38 .790 53IND 3 4.02 .665 53IND 4 4.21 .631 53IND 5 4.11 .776 53IND 6 4.21 .661 53IND 7 4.04 .999 53
Inter-Item Correlation Matrix
IND 1 IND 2 IND 3 IND 4 IND 5 IND 6 IND 7
IND 1 1.000 .068 .145 .211 .161 .172 .193IND 2 .068 1.000 .169 .187 .305 .215 -.165IND 3 .145 .169 1.000 .357 .219 .122 .288IND 4 .211 .187 .357 1.000 .540 .586 -.196IND 5 .161 .305 .219 .540 1.000 .741 -.030IND 6 .172 .215 .122 .586 .741 1.000 -.158IND 7 .193 -.165 .288 -.196 -.030 -.158 1.000
113
Item-Total StatisticsScale Mean
if ItemDeleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
CorrelationCronbach's Alpha
if Item Deleted
IND 1 24.96 6.499 .281 .111 .553IND 2 24.70 7.407 .188 .152 .580IND 3 25.06 7.016 .393 .298 .514IND 4 24.87 6.925 .457 .500 .498IND 5 24.96 6.152 .542 .601 .449IND 6 24.87 6.809 .462 .614 .493IND 7 25.04 7.845 .000 .282 .672
Scale StatisticsMean Variance Std. Deviation N of Items
29.08 8.840 2.973 7
HASIL UJI RELIABILITAS INTEGRITAS
ReliabilityScale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 53 49.5
Excludeda 54 50.5
Cases
Total 107 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's AlphaBased on
StandardizedItems N of Items
.756 .773 9
114
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
INT 1 4.21 .689 53INT 2 3.72 .769 53INT 3 4.38 .657 53INT 4 4.36 .710 53INT 5 4.11 .751 53INT 6 4.40 .566 53INT 7 4.43 .537 53INT 8 4.47 .541 53INT 9 3.98 .772 53
Inter-Item Correlation Matrix
INT 1 INT 2 INT 3 INT 4 INT 5 INT 6 INT 7 INT 8 INT 9
INT 1 1.000 .584 .163 -.037 .065 .278 .219 .197 .297INT 2 .584 1.000 .520 .260 .156 .174 .070 .003 .056INT 3 .163 .520 1.000 .488 .029 .107 .181 .193 .204INT 4 -.037 .260 .488 1.000 -.005 -.025 .088 .102 .083INT 5 .065 .156 .029 -.005 1.000 .616 .352 .387 .369INT 6 .278 .174 .107 -.025 .616 1.000 .688 .571 .545INT 7 .219 .070 .181 .088 .352 .688 1.000 .804 .530INT 8 .197 .003 .193 .102 .387 .571 .804 1.000 .575INT 9 .297 .056 .204 .083 .369 .545 .530 .575 1.000
Item-Total StatisticsScale Mean
if ItemDeleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Squared MultipleCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
INT 1 33.85 10.284 .371 .531 .744INT 2 34.34 9.921 .390 .636 .743INT 3 33.68 10.261 .406 .485 .738INT 4 33.70 10.984 .194 .279 .772INT 5 33.94 10.016 .383 .473 .743INT 6 33.66 9.882 .617 .671 .710INT 7 33.62 10.086 .594 .740 .715INT 8 33.58 10.132 .574 .703 .717INT 9 34.08 9.302 .532 .467 .717
Scale StatisticsMean Variance Std. Deviation N of Items
38.06 12.401 3.521 9
115
HASIL UJI RELIABILITAS KEWENANGANReliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 53 49.5
Excludeda 54 50.5
Cases
Total 107 100.0a. Listwise deletion based on all variables in theprocedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's AlphaBased on
StandardizedItems N of Items
.771 .788 4
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KWN 1 4.36 .591 53KWN 2 3.58 .949 53KWN 3 4.23 .724 53KWN 4 4.13 .785 53
Inter-Item Correlation Matrix
KWN 1 KWN 2 KWN 3 KWN 4
KWN 1 1.000 .373 .525 .352KWN 2 .373 1.000 .335 .410KWN 3 .525 .335 1.000 .893KWN4 .352 .410 .893 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Varianceif Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Squared MultipleCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
KWN 1 11.94 4.131 .497 .426 .758KWN 2 12.72 3.284 .433 .277 .819KWN 3 12.08 3.225 .741 .858 .631KWN 4 12.17 3.105 .706 .841 .642
Scale StatisticsMean Variance Std. Deviation N of Items
16.30 5.676 2.383 4
116
HASIL UJI RELIABILITAS EFEKTIVITAS PERANAN KOMITE AUDIT
ReliabilityScale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 53 49.5
Excludeda 54 50.5
Cases
Total 107 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items N of Items
.884 .887 14
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
EPK 1 4.09 .658 53
EPK 2 4.00 .784 53
EPK 3 4.11 .610 53
EPK 4 4.13 .735 53
EPK 5 4.23 .640 53
EPK 6 4.28 .601 53
EPK 7 4.19 .622 53
EPK 8 4.26 .625 53
EPK 9 4.36 .653 53
EPK 10 4.19 .652 53
EPK 11 4.23 .609 53
EPK 12 4.19 .709 53
EPK 13 4.13 .833 53
EPK 14 4.49 .576 53
117
Inter-Item Correlation Matrix
EPK1 EPK2 EPK3 EPK4 EPK5 EPK6 EPK7 EPK8 EPK9 EPK10 EPK11 EPK12 EPK13 EPK14
EPK1 1.000 .372 .596 .371 .633 .320 .285 .266 .233 .406 .473 .373 .538 .332
EPK2 .372 1.000 .241 .334 .192 -.041 .000 .235 .038 -.038 .161 .208 .383 .043
EPK3 .596 .241 1.000 .653 .574 .279 .399 .172 .331 .574 .655 .662 .425 .167
EPK4 .371 .334 .653 1.000 .549 .306 .407 .216 .621 .429 .491 .653 .474 .208
EPK5 .633 .192 .574 .549 1.000 .531 .471 .329 .354 .541 .606 .583 .340 .215
EPK6 .320 -.041 .279 .306 .531 1.000 .575 .514 .521 .107 .295 .369 .155 .314
EPK7 .285 .000 .399 .407 .471 .575 1.000 .463 .446 .290 .444 .485 .174 .220
EPK8 .266 .235 .172 .216 .329 .514 .463 1.000 .470 .064 .194 .189 .116 .221
EPK9 .233 .038 .331 .621 .354 .521 .446 .470 1.000 .199 .275 .350 .265 .495
EPK10 .406 -.038 .574 .429 .541 .107 .290 .064 .199 1.000 .714 .546 .449 .312
EPK11 .473 .161 .655 .491 .606 .295 .444 .194 .275 .714 1.000 .657 .281 .171
EPK12 .373 .208 .662 .653 .583 .369 .485 .189 .350 .546 .657 1.000 .543 .146
EPK13 .538 .383 .425 .474 .340 .155 .174 .116 .265 .449 .281 .543 1.000 .464
EPK14 .332 .043 .167 .208 .215 .314 .220 .221 .495 .312 .171 .146 .464 1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean
if Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
EPK 1 54.79 29.937 .636 .691 .873
EPK 2 54.89 32.025 .260 .529 .892
EPK 3 54.77 29.871 .706 .691 .870
EPK 4 54.75 28.843 .705 .767 .869
EPK 5 54.66 29.536 .719 .710 .869
EPK 6 54.60 31.282 .492 .620 .879
EPK 7 54.70 30.792 .546 .496 .877
EPK 8 54.62 31.739 .400 .486 .883
EPK 9 54.53 30.600 .543 .711 .877
EPK 10 54.70 30.561 .550 .743 .877
EPK 11 54.66 30.190 .656 .731 .872
EPK 12 54.70 29.022 .710 .738 .868
118
Inter-Item Correlation Matrix
EPK1 EPK2 EPK3 EPK4 EPK5 EPK6 EPK7 EPK8 EPK9 EPK10 EPK11 EPK12 EPK13 EPK14
EPK1 1.000 .372 .596 .371 .633 .320 .285 .266 .233 .406 .473 .373 .538 .332
EPK2 .372 1.000 .241 .334 .192 -.041 .000 .235 .038 -.038 .161 .208 .383 .043
EPK3 .596 .241 1.000 .653 .574 .279 .399 .172 .331 .574 .655 .662 .425 .167
EPK4 .371 .334 .653 1.000 .549 .306 .407 .216 .621 .429 .491 .653 .474 .208
EPK5 .633 .192 .574 .549 1.000 .531 .471 .329 .354 .541 .606 .583 .340 .215
EPK6 .320 -.041 .279 .306 .531 1.000 .575 .514 .521 .107 .295 .369 .155 .314
EPK7 .285 .000 .399 .407 .471 .575 1.000 .463 .446 .290 .444 .485 .174 .220
EPK8 .266 .235 .172 .216 .329 .514 .463 1.000 .470 .064 .194 .189 .116 .221
EPK9 .233 .038 .331 .621 .354 .521 .446 .470 1.000 .199 .275 .350 .265 .495
EPK10 .406 -.038 .574 .429 .541 .107 .290 .064 .199 1.000 .714 .546 .449 .312
EPK11 .473 .161 .655 .491 .606 .295 .444 .194 .275 .714 1.000 .657 .281 .171
EPK12 .373 .208 .662 .653 .583 .369 .485 .189 .350 .546 .657 1.000 .543 .146
EPK13 .538 .383 .425 .474 .340 .155 .174 .116 .265 .449 .281 .543 1.000 .464
EPK 13 54.75 29.189 .563 .700 .877
EPK 14 54.40 32.052 .393 .526 .883
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
58.89 34.948 5.912 14
119
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 18.514 7.342 2.522 .015
TIND .208 .224 .100 .931 .356 .840 1.191
TINT .269 .210 .160 1.282 .206 .619 1.615
1
TKWN 1.488 .288 .600 5.169 .000 .717 1.394
a. Dependent Variable: TEPK
Coefficient Correlationsa
Model TKWN TIND TINT
TKWN 1.000 .079 -.517
TIND .079 1.000 -.377
Correlations
TINT -.517 -.377 1.000
TKWN .083 .005 -.031
TIND .005 .050 -.018
1
Covariances
TINT -.031 -.018 .044
a. Dependent Variable: TEPK2. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
120
3. HASIL UJI NORMALITAS
121
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
RegressionVariables Entered/Removed
Model Variables EnteredVariablesRemoved Method
1 TKWN, TIND,TINTa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .726a .527 .498 4.190a. Predictors: (Constant), TKWN, TIND, TINTb. Dependent Variable: TEPK
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 957.244 3 319.081 18.179 .000a
Residual 860.077 49 17.553
1
Total 1817.321 52
a. Predictors: (Constant), TKWN, TIND, TINTb. Dependent Variable: TEPK
Coefficientsa
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
CollinearityStatistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 18.514 7.342 2.522 .015
TIND .208 .224 .100 .931 .356 .840 1.191
TINT .269 .210 .160 1.282 .206 .619 1.615
1
TKWN 1.488 .288 .600 5.169 .000 .717 1.394a. Dependent Variable: TEPK