PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

134
PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN AUDITOR DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat- syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Nur Aini NIM: 105082002767 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Transcript of PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Page 1: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN

AUDITOR DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-

syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Nur Aini

NIM: 105082002767

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN

AUDITOR DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

Nur Aini

NIM: 105082002767

DI Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE.,Ak.,M.si

NIP. 131 474 891 NIP. 150 370 232

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/2009 M

Page 3: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN

AUDITOR DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana

Ekonomi

Oleh

Nur Aini

NIM: 105082002767

DI Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Amilin, SE.,Ak.,M.si

NIP. 131 474 891 NIP. 150 370 232

Penguji Ahli

Rahmawati, SE.,MM NIP. 150 377 441

Page 4: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Hari ini Senin tanggal 18 Mei Tahun dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian

Komprehensif atas nama Nur Aini NIM: 105082002767 dengan judul Skripsi

“PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN AUDITOR

DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT”. Memperhatikan

penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah

dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Mei 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Amilin, SE.,Ak.,M.si Hepi Prayudiawan SE.,Ak.,MM

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Penguji Ahli

Page 5: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Daftar Riwayat Hidup

� IDENTITAS PRIBADI

Nama : Nur Aini

Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 6 Juni 1987 Alamat : Jl.Masjid Nurul Hidayah Rt007/012 No.26,

Ciracas Jakarta-Timur Telepon : (021)8717531 / 08567532034

� PENDIDIKAN

TK : TK Islam PB Soedirman

SD : SD Islam PB Soedirman

SMP : SLTP Islam PB Soedirman

SMA : SMU Negeri 39 Cijantung

S1 : Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

� PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Paduan Suara Swarna Gita SMAN 39 Jakarta

2. Panitia Fushion II Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

� LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Muhammad Nasir 2. Tempat & Tgl. Lahir : Palembang, 27 Juli 1954

3. Alamat : Jl.Masjid Nurul Hidayah Rt007/012 No.26, Ciracas Jakarta-Timur

4. Telepon : 021-8717531/08121088954

5. Ibu : Zubaidar

6. Tempat & Tgl. Lahir : Lahat, 6 Juli 1960

7. Alamat : Jl.Masjid Nurul Hidayah Rt007/012 No.26,

Ciracas Jakarta-Timur

8. Telepon : 021-8717531

9. Anak Ke dari : Satu dari Dua Bersaudara

Page 6: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

THE INFLUENCE OF AUDITOR INDEPENDENCE, AUDITOR

EXPERIENCE, AND AUDITOR ETHICS OF AUDIT QUALITY

By: Nur Aini

Abstract

The objectives of this research was to explain the influence of auditor

independence, auditor experience and auditor ethics to audit quality. Data used in

this research was questionnaires from independent auditors, at audit firms in DKI

Jakarta.

Sampling method was using convenience sampling. 100 questionnaires was

distribute. Total returned questionnaires was 78 (78%). The method of data

analyzing used in this research was multiple regression method with auditor

independence, auditor experience, auditor ethics is independence variable and

audit quality is dependent variable.

This research showed that auditor independence, auditor experience, and

auditor ethics has significant to audit quality. The t test showed that value of

significant of auditor independence variable is 0.000, auditor experience variable

is 0.026, and auditor ethics variable is 0.048.

Keywords: Auditor Independence, Auditor Experience, Auditor Ethics, Audit

Quality

Page 7: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN AUDITOR,

DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

Oleh: Nur Aini

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empiris tentang

pengaruh independensi auditor, pengalaman auditor dan etika auditor terhadap

kualitas audit. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari auditor

independen dari kantor akuntan publik di DKI Jakarta.

Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner. Metode penentuan data yang

digunakan adalah convenience sampling. Kuesioner yang disebarkan kepada

auditor sebanyak 100 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali adalah 78

kuesioner (78%). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dimana auditor independensi auditor, pengalaman auditor, dan etika

auditor sebagai variabel independent sedangkan kualitas audit sebagai variabel dependen.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa independensi auditor, pengalaman auditor,dan etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel independensi auditor adalah 0.000, variabel pengalaman auditor sebesar 0.026, dan variabel

etika auditor sebesar 0.048.

Kata Kunci: Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, Etika Auditor, Kualitas

Audit.

Page 8: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW. Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

untuk memenuhi syarat-syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi. Dan atas

izin-Nya, penulis telah menyelesaikan skripsi ini. Dalam realisasinya, penulis

sadar sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah banyak membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis haturkan

atas kekuatan yang telah Allah SWT anugerahkan. Dan selain itu, penulis juga

ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada :

1. Kedua Orang tua Quw tercinta Ayah&Ibu terima kasih untuk semua Doa dan

harapannya serta bantuan moral maupun material.

2. Adikku Rio, Nanda, Hilda, Ghina, Zilan, Darmawan terima kasih atas semua

doanya dan support yang telah diberikan.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial dan Dosen Pembimbing 1, terima kasih atas bimbingan dan seluruh

advice yang telah diberikan.

4. Bapak Amilin, SE., Ak., M.si selaku Dosen Pembimbing 2, terima kasih atas

bimbingan dan seluruh advice yang telah diberikan kepada penulis. Terima

kasih pak..

5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi terima kasih

atas semua bantuan yang telah Bapak berikan.

6. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis. Tanpa kalian

semua penulis tidak akan mendapatkan ilmu yang sangat berharga yang akan

bermanfaat selamanya.

Page 9: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

7. E_GalZ: Nisa, Nyonyah, nCun, aNa, Deffy, Repa, Vita, Erika, Anti, Angel,

makasih untuk suPPortnya!!! Luv U ALL!!!fRienD’s 4-EvEr…

8. gELo girl’S : Lintah, Mirak, Bella, BurQi, Mala, i love u ALL SahaBaTQuw!!

Jangan pernah lupakan perjuangan kita!!akhirnya...kita akan menghadapi

dunia yang baru...Real World...Semangaaat!!!!!

9. Anak-anak akUn_E!!! Hayo SemangaT!!!kalian adalah sahabat-sahabat yang

terbaik!!!

10. Mas Dhani makasih atas inspirasi, semangat, dan motivasi yang selalu

diberikan kepada penulis. LovE You…

11. Bapak perpustakaan terimakasih pak atas semua buku-buku yang sangat

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Dan semua orang dan pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik,

saran dan masukan konstruktif dari berbagai pihak agar dapat lebih memberikan

manfaat dikemudian hari. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang membacanya. Amin..

Wassalammu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 15 Juni 2009

Penulis

Page 10: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan skripsi………………………………..................... i

Lembar pengesahan ujian komprehensif………………………………. iii

Daftar riwayat hidup…………………………………………………... iv

Abstract………………………………………………………………... v

Abstrak………………………………………………………………… vi

Kata Pengantar………………………………………………………… vii

Daftar Isi…….…………………………………………………………. ix

Daftar Tabel……………………………………………………………. xii

Daftar Gambar…………………………………………………………. xiii

Daftar Lampiran………………………………………………………... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian……………………………………….. 1

B. Perumusan Masalah……………………………………………... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………….. 6

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Konsep Auditing………………………………………………… 8

1. Pengertian Audit…………………………………………….. 8

2. Tujuan Audit………………………………………………… 9

3. Jenis Audit…………………………………………………… 10

4. Perbedaan Audit Internal dan Audit Eksternal……………… 11

5. Standar Auditing…………………………………………….. 12

B. Etika……………………………………………………………… 14

1. Definisi Etika………………………………………………… 14

2. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik………………… 16

3. Tiga Pendekatan Etika………………………………………... 17

4. Prinsip-prinsip Etika………………………………………….. 18

5. Dilemma Etika………………………………………………… 20

Page 11: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

C. Teori Moral Development………………………………………… 21

D. Teori Keagenan…………………………………………………… 25

E. Independensi……………………………………………………… 27

F. Pengalaman Auditor……………………………………………… 29

G. Kualitas Audit…………………………………………………….. 30

H. Penelitian Terdahulu………………………………………………. 32

I. Kerangka Pemikiran ……………………………………………… 33

J. Perumusan Hipotesis……………………………………………… 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………. 35

B. Metode Penentuan Sampel……………………………………… 35

C. Metode Pengumpulan Data…………………………………….... 36

D. Metode Analisis ……………………….……………………….... 37

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Pengukurannya……….. 43

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian……………………… 48

1. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………... 48

2. Karakteristik Responden……………………………………... 50

B. Penemuan………………………………………………………… 55

1. Statistik Deskriptif…………………………………………… 55

2. Uji Kualitas Data……………………………………………... 56

Page 12: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

a. Uji Reliabilitas……………………………………………. 56

b. Uji Validitas……………………………………………… 59

3. Uji Hipotesis…………………………………………………. 62

a. Uji Asumsi Klasik………………………………………... 62

b. Analisis Regresi Berganda……………………………….. 66

c. Uji Koefisien Determinasi………………………………... 68

d. Uji Statistik t……………………………………………… 69

C. Pembahasan……………………………………………………….. 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………….. 75

B. Implikasi…………………………………………………………... 76

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian……………….. 46

4.1 Daftar Kantor Akuntan Publik………………………. 48

4.2 Data Penyebaran Kuesioner…………………………. 50

4.3 Data Sampel Penelitian………………………………. 51

4.4-1 Karakteristik Responden Auditor Eksternal…………. 52

4.4-2 Karakteristik Responden Auditor Eksternal

(pendidikan)………………………………………….. 53

4.4-3 Karakteristik Responden Auditor Eksternal

(pengalaman kerja)……………………………………. 54

4.5 Statistik Deskriptif……………………………………. 55

4.6-1 Uji Reliabilitas Independensi Auditor………………… 56

4.6-2 Uji Reliabilitas Pengalaman Auditor…………………. 57

4.6-3 Uji Reliabilitas Etika Auditor…………………………. 57

4.6-4 Uji Reliabilitas Kualitas Audit………………………… 58

4.7-1 Uji Validitas Independensi Auditor……………………. 59

4.7-2 Uji Validitas Pengalaman Auditor……………………… 60

4.7-3 Uji Validitas Etika Auditor……………………………... 60

4.7-4 Uji Validitas Kualitas Audit…………………………….. 61

4.8 Uji Multikolinearitas……………………………………. 64

4.9 Koefisien Regresi……………………………………….. 66

4.10 Uji Koefisien Determinasi……………………………….. 68

4.11 Uji Statistik t…………………………………………… 69

Page 14: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

2.1 Model Penelitian…………............................ 33

4.1 Normal P-Plot……………………………… 62

4.2 Grafik Histogram…………………………... 63

4.3 Scatterplot………………………………….. 65

Page 15: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Daftar Lampiran

No. Keterangan Halaman

1 Hasil Uji Regresi Linier Berganda………………... 80

2 Hasil Uji Asumsi Klasik…………………………... 81

3 Deskriptif Statistik………………………………... 85

4 Hasil Uji Reliabilitas……………………………… 88

5 Hasil Uji Validitas………………………………… 89

6 Surat Izin Penelitian………………………………. 93

7 Kuesioner Penelitian……………………………… 94

8 Daftar Jawaban Responden……………………… 95

9 Daftar Kantor Akuntan Publik…………………… 106

10 Data Pembagian Kuesioner………………………. 107

Page 16: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang

melibatkan profesi seorang akuntan. Akuntan adalah profesi yang

keberadaannya sangat tergantung dengan adanya kepercayaan dari

masyarakat yang menggunakan jasanya. Oleh karena itu, jika akuntan

tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, maka mereka tidak akan

menggunakan jasa akuntan, sehingga profesi akuntan tidak perlu ada.

Masalah-masalah yang ditimbulkan membuat kepercayaan para

pemakai laporan keuangan khususnya laporan keuangan auditan terhadap

auditor mulai menurun. Akibatnya, para pemakai laporan keuangan

seperti investor dan kreditur mulai mempertanyakan kembali eksistensi

akuntan publik sebagai pihak independen yang menilai kewajaran laporan

keuangan.

Hubungan akuntan dengan pengguna jasanya memiliki bentuk yang

khusus jika dibandingkan dengan profesi lainnya. Profesi lain

mendapatkan penugasan dari pengguna jasa dan bertanggung jawab juga

kepadanya, sementara akuntan mendapat penugasan dan memperoleh fee

dari perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan, namun bertanggung

jawab kepada pengguna laporan keuangan. Kondisi seperti ini sering kali

menempatkan akuntan pada situasi-situasi dilematis, oleh sebab itu sangat

Page 17: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

penting bagi akuntan untuk melaksanakan audit dengan kompeten dan

tidak bias (Arens dan Loebbecke, 2008).

Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan hal itu sepenuhnya

tergantung pada praktek profesional yang dijalankan para akuntan.

Profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh

setiap anggota profesi yaitu: keahlian, pengetahuan, dan karakter.

Karakter menunjukkan personality seorang profesional, yang diwujudkan

dalam sikap dan tindakan etisnya.

Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan

Indonesia. Kode etik ini mengikat para anggota Ikatan Akuntan Indonesia

dan akuntan lainnya yang bukan anggota (bab VII pasal 10 Kode Etik

Akuntan Indonesia). Disamping itu, dengan adanya kode etik, maka para

anggota profesi akan lebih dapat memahami apa yang diharapkan profesi

terhadap para anggotanya (Sihwahjoeni dan Gudono, 2000). Etika

professional auditor diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia -

Kompartemen Akuntan Publik (IAPI-KAP) dan staf profesional (baik

yang anggota IAPI-KAP maupun yang bukan anggota IAPI-KAP) yang

bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam hal staf

profesional yang bekerja pada satu KAP yang bukan anggota IAPI-KAP

melanggar aturan etika ini, maka rekan pimpinan KAP tersebut

bertanggung jawab atas tindakan pelanggaran tersebut. Sikap dan

tindakan etis akuntan akan sangat menentukan posisinya dimata

masyarakat. Profesi seorang akuntan diharapkan memiliki profesionalitas,

Page 18: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

integritas yang tinggi, bersikap independen, kompeten dan bertanggung

jawab atas segala pekerjaannya. Auditor dengan kapasitas pemikian etis

yang tinggi akan lebih baik dalam menghadapi konflik dan dilema etis,

dan lebih independen dalam membuat keputusan yang terkait dengan

dilema etis (St Vena Purnamasari, 2006).

Independensi merupakan sikap yang bebas dari pengaruh pihak lain

(tidak dikendalikan dan tidak bergantung pada pihak lain), secara

intelektual bersikap jujur, dan objektif (tidak memihak) dalam

mempertimbangkan fakta dan menyatakan opininya (Mulyadi, 2008).

Sikap independen sangat dibutuhkan oleh seorang auditor eksternal dalam

memberikan jasa audit yang disediakan untuk para pemakai laporan

keuangan. Selain itu, independensi auditor eksternal juga merupakan

salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai kualitas atau mutu

dari jasa audit yang dihasilkan.

Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (2004), audit yang

dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi

ketentuan dan standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut

mencakup mutu professional auditor, independensi, pertimbangan yang

digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi

seorang auditor dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika

auditor tersebut melaksanakan pekerjaannya secara professional.

Kompleksitas tugas yang dihadapi oleh seorang auditor akan

menambah pengalaman serta pengetahuannya. Hal ini menunjukkan

Page 19: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

bahwa auditor yang tidak berpengalaman mempunyai tingkat kesalahan

yang lebih signifikan dibandingkan dengan auditor yang lebih

berpengalaman. Pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan

yang lebih, pengalaman seorang auditor tentunya dapat berpengaruh

terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor tersebut.

Dalam penelitian Rizmah Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti (2004)

menunjukkan bahwa faktor pengalaman audit berpengaruh signifikan

terhadap kualitas audit. Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) menemukan

bahwa independensi berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit,

selanjutnya interaksi independensi dan etika auditor sebagai variabel

moderasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti

kualitas audit didukung oleh sampai sejauh mana auditor mampu bertahan

dari tekanan klien disertai dengan perilaku etis yang dimiliki. Namun,

dalam penelitian Nurul Dwi Ayuni (2008) menemukan bahwa

pengalaman berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kulitas

audit atas sistem informasi berbasis komputer. Susiana dan Arleen (2007)

membuktikan bahwa independensi dan kualitas audit tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, terlihat bahwa

kualitas audit tidak bisa diukur secara pasti sehingga hasil penelitiannya

berbeda-beda. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan

penelitian yang berjudul ”Pengaruh Independensi Auditor,

Pengalaman Auditor dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit”.

Page 20: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Nizarul, Trisni dan Liliek (2007). Perbedaan antara

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Menambahkan variabel pengalaman auditor dan etika auditor sebagai

variabel independen. Pengalaman auditor dan etika auditor merupakan

beberapa hal yang berkaitan dengan auditor dalam melaksanakan

penugasannya dan pengaruhnya terhadap kualitas audit yang mereka

hasilkan, karena itu penelitian ini menambahkan kedua variabel

tersebut untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap

kualitas audit.

2. Menghilangkan etika auditor sebagai variabel moderasi. Etika auditor

diubah menjadi salah satu variabel independen dalam penelitian ini,

untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas audit.

3. Menjadikan kantor-kantor akuntan publik yang berada di DKI Jakarta

sebagai populasi dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan agar hasil

penelitian yang didapat menjadi lebih maksimal dengan memperluas

pengambilan sampel.

B. Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang ingin diteliti adalah:

1. Apakah independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit?

2. Apakah pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit?

Page 21: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

3. Apakah etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit.

2. Untuk menguji pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit.

3. Untuk menguji pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit.

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi profesi akuntan.

Informasi ini dapat digunakan sebagai motivasi bagi para akuntan

untuk dapat lebih independen dalam melaksanakan profesinya, serta

membangkitkan naluri profesionalnya dalam memberikan pelayanan

jasa bagi masyarakat luas.

2. Bagi organisasi IAPI.

Untuk mengetahui seberapa jauh independensi, pengalaman dan etika

auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Sehingga dapat dijadikan

pedoman sebagai seorang auditor untuk memelihara independensinya

dan terus menambah pengetahuan dari berbagai pengalaman yang

telah dilewati.

3. Bagi pemakai laporan keuangan yang telah diaudit.

Penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap

laporan yang dihasilkan oleh auditor, sehingga dapat dijadikan

Page 22: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

sebagai informasi yang relevan dalam menentukan keputusan yang

akan dilaksanakan.

4. Bagi Pemerintah (Bapepam)

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada Bapepam sebagai pengawas pasar modal, untuk melihat

seberapa besar pengaruh independensi auditor, pengalaman auditor

dan etika auditor terhadap kualitas audit yang dihasilkan dari laporan

keuangan yang diaudit. Penelitian ini juga berguna untuk

meningkatkan kualitas keterbukaan laporan keuangan yang disajikan

oleh perusahaan publik.

5. Bagi mahasiswa.

Memberikan informasi dan gambaran mengenai pengaruh

independensi, pengalaman dan etika auditor terhadap kualitas audit,

sehingga dapat menjadi salah satu sarana bahan bacaan dan

pengembangan ilmu pengetahuan.

Page 23: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Konsep Auditing

1. Pengertian Audit

Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting

Association dalam Kell & Boynton (2002:6), mendefinisikan auditing

sebagai:

“A systematic process of objectively obtaining and evaluating

evidence regarding assertions about economic actions and events to

ascertain the degree of correspondence between those assertions and

established criteria and communicating the results to interested users ”.

Sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2008:3) auditing ialah:

“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun

oleh manajemen, beserta catatan pembukuan dan bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran

laporan keuangan tersebut” .

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat peneliti simpulkan

bahwa auditing merupakan suatu proses untuk memperoleh dan

mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang peristiwa ekonomi dengan

menentukan derajat kesesuaian antara asersi yang dibuat dengan kriteria

yang telah ditetapkan, kemudian hasilnya tersebut dikomunikasikan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

2. Tujuan Audit

Page 24: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Tujuan umum audit dalam Kell & Boynton (2002:6) adalah untuk

menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang material,

posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan tujuan audit spesifik ditentukan

berdasar asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam

laporan keuangan.

Asersi manajemen (management assertion) adalah pernyataan yang

tersirat atau yang dinyatakan dengan jelas oleh manajemen mengenai jenis

transaksi dan akun terkait dalam laporan keuangan. Asersi manajemen

berhubungan langsung dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum,

sehingga auditor harus memahami asersi–asersi manajemen agar audit

dapat dilaksanakan dengan memadai.

Arens dan Loebbecke (2008:147) atau SPAP seksi 326

menggolongkan asersi manajemen kedalam lima kategori pernyataan yang

luas, yaitu:

1. Keberadaan (Existence) atas Keterjadian (Occurance)

2. Kelengkapan (Completness)

3. Penilaian dan Alokasi (Valuation and Allocation)

4. Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)

5. Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure)

3. Jenis Audit

Page 25: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Menurut Kell & Boynton (2002: 8-9) terdapat tiga jenis audit yang

ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang tercakup dalam

definisi audit. Jenis-jenis audit tersebut adalah audit laporan keuangan,

audit kepatuhan, dan audit opersional.

a. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan

keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteria-

kriteria tertentu, kriteria itu adalah prinsip akuntansi yang berlaku

umum.

b. Audit Operasional

Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari

prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi

dan efektifitasnya. Umumnya, pada saat selesainya audit operasional,

auditor akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk

memperbaiki jalannya operasi perusahaan.

c. Audit Ketaatan

Audit ketaatan bertujuan untuk mempertimbangkan apakah audittee

(klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah

ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.

4. Perbedaan Audit Internal dan Audit Eksternal

Page 26: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Terdapat beberapa perbedaan antara Audit Internal dan Audit

eksternal, yaitu sebagai berikut:

Audit Internal Audit Eksternal

1. Merupakan karyawan

perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen.

2. Melayani kebutuhan organisasi,

meskipun fungsinya harus

dikelola oleh perusahaan.

3. Fokus dengan kejadian-

kejadian dimasa depan dengan

mengevaluasi kontrol yang

dirancang untuk meyakinkan

pencapaian tujuan organisasi.

4. Langsung berkaitan dengan

pencegahan kecurangan dalam

segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas

yang ditelaah.

5. Independen terhadap aktivitas

yang diaudit, tetapi siap sedia

untuk menaggapi kebutuhan

dan keinginan dari semua

tingkatan manajemen.

6. Menelaah aktivitas secara

terus-menerus.

1. Merupakan orang yang

independen diluar perusahaan.

2. Melayani pihak ketiga yang

memerlukan informasi

keuangan yang dapat

diandalkan.

3. Fokus pada ketepatan dan

kemudahan pemahaman dari

kejadian-kejadian masa lalu

yang dinyatakan dalam laporan

keuangan.

4. Sesekali memperhatikan

pencegahan dan pendeteksian

kecurangan secara umum, namun akan memberikan

perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi

laporan keuangan secara material.

5. Independen terhadap

manajemen dan dewan direksi

baik dalam kenyataan maupun

secara mental.

6. Menelaah catatan-catatan yang

mendukung laporan keuangan

secara periodik-biasanya sekali

setahun.

Sumber: Sawyer (2005:8)

Auditor internal dan eksternal haruslah berkoordinasi. Teknik-teknik

yang digunakan dalam audit keuangan, baik yang dilakukan auditor

Page 27: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

eksternal maupun internal bisa jadi serupa, namun tujuan dan hasil yang

diharapkan bisa berbeda. Mereka mencerminkan dua profesi yang berlainan

yang harus saling menghargai satu sama lain dan memanfaatkan kelebihan

masing-masing. (Sawyer:2005)

5. Standar Auditing

Menurut PSA No. 01 (SA Seksi 150)

Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. “Prosedur”

berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar”

berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut dan

berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan

prosedur tersebut. Jadi, berlainan dengan prosedur auditing, standar

auditing mencakup mutu professional (professional qualities) auditor

independen dan pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam

pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. (Soekrisno Agoes:2008)

Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan

Akuntan Publik Indonesia, seperti yang terdapat dalam SPAP terdiri dari

sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

a. Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

Page 28: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor

wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan

seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup

pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang

diaudit.

c. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

Page 29: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

2. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan

penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan

periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi

tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat

mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi

bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

B. Etika

1. Definisi Etika

Ethics (etika) adalah strandar prilaku yang menjadi dasar penilaian

benar atau salah, jujur atau tidak jujur, adil atau tidak adilnya tindakan

seseorang (Weygandt, Kieso, & Kimmel, 2007). Etika secara umum

diartikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Masing-masing orang

memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan secara

eksplisit. Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat agar semuanya

dapat berjalan lancar serta teratur sesuai dengan ketentuan yang ada,

kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting sehingga banyak

diantara nilai etika yang dimasukkan dalam undang-undang.

Di Indonesia, etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila

berarti dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar dan

Page 30: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

bagus. Selanjutnya, selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang

disebut dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam kelompok

profesi yang besangkutan. Oleh karena merupakan konsensus, maka etika

tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal yang selanjutnya disebut

sebagai ‘kode etik’. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu

dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang

bersangkutan (Desriani,1993 dalam Gudono,2000).

Etika adalah seperangkat prinsip moral atau nilai (Arens dan

loebbecke, 2008), atau aturan perilaku yang ditetapkan oleh organisasi

profesi untuk melindungi kepentingan anggota dan masyarakat sebagai

pemakai jasanya. Aturan tersebut berisi hal-hal yang boleh dan tidak boleh

dilakukan dan harus ditaati oleh setiap anggota organisasi.

Etika dalam bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu: ethos berarti

kebiasaan atau adat, dan ethikos berarti perasaan batin atau kecenderungan

batin mendorong manusia dalam bertingkah laku. “Etika sebenarnya

meliputi suatu proses penentuan yang komplek tentang apa yang harus

dilakukan seseorang dalam situasi tertentu.

Profesi itu sendiri meliputi kombinasi unik dari pengalaman dan

pembelajaran masing-masing individu seperti yang dikemukakan oleh

Ward et al. (1993) dalam Gudono (2000). Jadi secara umum etika

menggambarkan suatu perwujudan dan penetapan suatu norma sikap dan

tingkah laku yang membantu manusia bertindak secara bebas dan dapat

Page 31: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

dipertanggung jawabkan karena setiap tindakan lahir dari keputusan

pribadi yang bebas.

2. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik

Dalam SPAP (IAPI:2004) aturan etika kompartemen akuntan publik,

Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang

terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan

IAPI:

a. Kompetensi Profesional

Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional

yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan

kompetensi profesional.

b. Kecermatan dan Keseksamaan Professional

Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa professional dengan

kecermatan dan keseksamaan professional.

c. Perencanaan dan Supervisi

Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai

setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.

d. Data Relevan yang Memadai

Page 32: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk

menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau rekomendasi sehubungan

dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.

3. Tiga Pendekatan Etika

Etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral dalam

Satyanugraha (2003), studi etika dapat dibedakan dalam:

1. Etika Deskriptif

Melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat

kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik dan buruk, tindakan-

tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Etika deskriptif

mempelajari moralitas yang terdapat pada individu-individu tertentu,

kebudayaan-kebudayaan tertentu. Karena etika deskriptif hanya

melukiskan ia tidak memberikan penilaian.

2. Etika Normatif

Mendasarkan pada pemahaman yang diperoleh dari etika

deskriptif, studi ini berusaha untuk menjelaskan dan memastikan

prinsip-prinsip moral dengan berbagai cara. Disini ahli bersangkutan

tidak bertindak sebagai penonton netral, seperti halnya dalam etika

deskriptif, tapi ia melibatkan diri dengan mengemukakan penilaian

tentang perilaku manusia. Penilaian itu dibentuk atas dasar norma-

norma. Ia mengemukakan alasan-alasan mengapa suatu tingkah laku

Page 33: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

harus disebut baik atau buruk dan mengapa suatu anggapan moral

dapat dianggap benar atau salah.

3. Meta Etika

Meta etika merupakan studi dari etika normative. Awalan meta

(dari bahasa Yunani) mempunyai arti “melebihi, “melampaui”.

Menunjukkan bahwa yang dibahas bukanlah moralitas secara

langsung, melainkan ucapan-ucapan kita dibidang moralitas, meliputi

penjelasan dan penilaian asumsi dan investigasi kebenaran dari

argumentasi moral.

4. Prinsip-prinsip Etika

Prinsip-prinsip etika menurut Kode Etik Profesi AICPA (American

Institute of Certified Public accountants) dalam Seprian (2007) adalah

sebagai berikut:

1. Tanggung jawab

Dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai profesional, para

anggota harus berusaha menjadi profesional yang peka serta memiliki

pertimbangan moral atas seluruh aktivitas mereka.

2. Kepentingan publik

Para anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian

rupa agar dapat melayani kepentingan publik, menghargai kepercayaan

publik, serta menunjukan komitmennya pada profesionalisme.

3. Integritas

Page 34: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Mempertahankan dan memperluas keyakinan publik, para anggota

harus menunjukan selruh tanggung jawab profesionalnya dengan

tingkat inte-gritas tertinggi.

4. Obyektivitas dan independensi

Anggota harus mempertahankan obyektivitas dan terbebas dari konflik

antar kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab

profesionalnya.

5. Due care

Seorang anggota harus selalu memperhatikan standar teknik dan etika

profesi, selalu berusaha untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas

jasa yang diberikannya, serta melaksanakan tanggung jawab

profesional sesuai dengan kemampuan terbaiknya.

6. Lingkup dan sifat jasa

Anggota yang berpraktek bagi publik harus memperhatikan prinsip-

prinsip pada Kode Etik Profesi dalam menentukan lingkup dan sifat

jasa yang akan disediakannya.

5. Dilemma Etika

Menurut Arens dan Loebecke (2008) dilemma etika adalah: “Situasi

yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang pantas

harus dibuat”. Maksudnya adalah dalam kehidupan sehari-hari seseorang

dihadapkan pada situasi dimana terjadi pertentangan batin, karena

sebenarnya ia tahu bahwa keputusan yang diambilnya salah. Auditor,

Page 35: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

akuntan dan kalangan bisnis lainnya menghadapi banyak dilemma etika

dalam karier bisnis mereka. Misalnya bernegosiasi dengan klien yang

mengancam untuk mencari auditor baru kalau perusahaannya tidak

memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian, jelas merupakan dilemma

etika. Dalam Seprian (2007), untuk menyelesaikan dilemma etika dapat

dilakukan dengan cara Pendekatan enam langkah berikut ini:

1. Memperoleh fakta-fakta yang relevan.

2. Mengidentifikasikan isu-isu etika berdasarkan fakta-fakta tersebut.

3. Menentukan siapa yang akan terkena pengaruh dari keluaran (outcome)

dilema tersebut dan bagaimana cara masing-masing pribadi atau

kelompok itu dipengaruhi.

4. Mengidentifikasikan berbagai alternatif yang tersedia bagi pribadi yang

harus menyelesaikan dilema tersebut.

5. Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin terjadi pada setiap

alternatif.

6. Memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan.

C. Teori Moral Development

Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg (1958) dengan

mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia yang

semula diteliti Piaget (1932), yang menyatakan bahwa logika dan moralitas

berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif. Teori ini berpandangan

bahwa penalaran moral, merupakan dasar dari perilaku etis dan mempunyai

enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi. Kohlberg memperluas

Page 36: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

pandangan dasar ini, dengan menentukan bahwa proses perkembangan moral

pada prinsipnya berhubungan dengan keadilan dan perkembangannya

berlanjut selama kehidupan walaupun ada dialog yang mempertanyakan

implikasi filosofis dari penelitiannya.

Keenam tahapan perkembangan moral dari Kohlberg dikelompokkan ke

dalam tiga tingkatan: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-

konvensional. Tidak dimungkinkan untuk melompati suatu tahapan; setiap

tahap memiliki perspektif yang baru dan diperlukan, dan lebih komprehensif,

beragam, dan terintegrasi dibanding tahap sebelumnya. Kohlberg

menggunakan cerita-cerita tentang dilema moral dalam penelitiannya, dan ia

tertarik pada bagaimana orang-orang akan menjustifikasi tindakan-tindakan

mereka bila mereka berada dalam persoalan moral yang sama. Teorinya

didasarkan pada tahapan perkembangan konstruktif; setiap tahapan dan

tingkatan memberi tanggapan yang lebih adekuat terhadap dilema-dilema

moral dibanding tahap atau tingkat sebelumnya.

Tahapan-tahapan

Tingkat 1 (Pra-Konvensional)

1. Orientasi kepatuhan dan hukuman

2. Orientasi minat pribadi (Apa untungnya buat saya?)

Tingkat 2 (Konvensional)

3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas (Sikap anak baik)

4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial (Moralitas hukum dan

aturan)

Page 37: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)

5. Orientasi kontrak sosial

6. Prinsip etika universal (Principled conscience)

Tingkat 1: Pra-Konvensional

Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada anak-

anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran dalam tahap

ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional menilai moralitas

dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya langsung. Tingkat pra-

konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam perkembangan moral, dan

murni melihat diri dalam bentuk egosentris.

Dalam tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada

konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai

contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang yang

melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan dianggap semakin

salah tindakan itu. Tahap dua menempati posisi apa untungnya buat saya,

perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya.

Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang

lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh terhadap

kebutuhannya sendiri.

Dalam tahap dua perhatian kepada orang lain tidak didasari oleh loyalitas

atau faktor yang bersifat intrinsik. Kekurangan perspektif tentang masyarakat

dalam tingkat pra-konvensional, berbeda dengan kontrak sosial (tahap lima),

Page 38: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

sebab semua tindakan dilakukan untuk melayani kebutuhan diri sendiri saja.

Bagi mereka dari tahap dua, perpektif dunia dilihat sebagai sesuatu yang

bersifat relatif secara moral.

Tingkat 2: Konvensional

Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang

dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan dengan

membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat. Tingkat

konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam perkembangan

moral.

Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki peran

sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan dari orang-

orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat terhadap

peran yang dimilikinya. Dalam tahap empat, adalah penting untuk mematuhi

hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena berguna dalam memelihara

fungsi dari masyarakat. Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekedar

kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan

masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi.

Tingkat 3: Pasca-Konvensional

Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat berprinsip,

terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral. Kenyataan bahwa

individu-individu adalah entitas yang terpisah dari masyarakat kini menjadi

Page 39: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

semakin jelas. Akibat ‘hakekat diri mendahului orang lain’ ini membuat

tingkatan pasca-konvensional sering tertukar dengan perilaku pra-

konvensional. Dalam tahap lima, individu-individu dipandang sebagai

memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang berbeda, dan adalah penting

bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa memihak. Permasalahan yang

tidak dianggap sebagai relatif seperti kehidupan dan pilihan jangan sampai

ditahan atau dihambat. pemerintahan yang demokratis merupakan contoh

tindakan yang berlandaskan pada penalaran tahap lima.

Dalam tahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak

menggunakan prinsip etika universal. Hukum hanya valid bila berdasar pada

keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga menyertakan keharusan untuk

tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Walau Kohlberg yakin bahwa tahapan

ini ada, ia merasa kesulitan untuk menemukan seseorang yang

menggunakannya secara konsisten. Tampaknya orang sukar, kalaupun ada,

yang bisa mencapai tahap enam dari model Kohlberg ini.

D. Teori Keagenan

Agent memiliki informasi yang lebih banyak (full information) dibanding

dengan principal di sisi lain, sehingga menimbulkan adanya asimetry

information. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu

untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan

untuk memaksimumkan utilitynya. Sedangkan bagi pemilik modal dalam hal

ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang

Page 40: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

dilakukan oleh manajemen karena hanya memiliki sedikit informasi yang ada.

Oleh karena itu, terkadang kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh

manajemen perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau

investor.

Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory

(Mursalim, 2005), yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau

lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain

disebut principal. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas

decision making kepada agent, hal ini dapat pula dikatakan bahwa principal

memberikan suatu amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu

sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang dan

tanggungjawab agent maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas

persetujuan bersama.

Scott (2000) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak kontrak,

misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya dan

kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya. Kontrak kerja yang

dimaksud adalah kontrak kerja antara pemilik modal dengan manajer

perusahaan, dimana antara agent dan principal ingin memaksimumkan utility

masing-masing dengan informasi yang dimiliki.

Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam

lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek

perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin

Page 41: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham

tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.

2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer

tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi

pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan

pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika

atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola,

manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan

kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan

informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Asimetri antara manajemen

(agent) dengan pemilik (principal) memberikan kesempatan kepada manajer

untuk bertindak oportunis, yaitu memperoleh keuntungan pribadi. Dalam hal

pelaporan keuangan, manajer dapat melakukan manajemen laba (earnings

management) untuk menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai

kinerja ekonomi perusahaan.

Akuntan publik diharapkan dapat menjembatani kepentingan pihak

investor dan kreditor dengan pihak manajemen (agent) dalam mengelola

keuangan perusahaan. Sebagai perantara, akuntan harus dapat bertindak jujur,

bijaksana, dan profesional.

Page 42: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Akuntan publik harus mempunyai tanggung jawab bahwa informasi yang

mereka berikan disajikan secara lengkap dan jujur kepada para pengguna

informasi tersebut. Sehingga mereka dapat mengetahui kinerja perusahaan

yang sesungguhnya dan dapat dijadikan sebagai dasar yang tepat untuk

mengambil keputusan.

E. Independensi

Tanggung jawab yang besar, maka merupakan suatu hal yang penting

bagi akuntan yang bekerja di suatu kantor akuntan publik untuk memiliki

independensi dan keahlian yang tinggi. Jika akuntan tidak independen

terhadap manajemen kliennya, pendapat yang dia berikan tidak mempunyai

arti. Dalam Seprian (2007) independensi akuntan publik mencakup dua aspek,

yaitu: (1) independensi sikap mental, dan (2) independensi penampilan.

Setiap akuntan harus menjaga integritas dan keobjektivan dalam tugas

proesional dan setiap auditor harus independen dari semua kepentingan yang

bertentangan atau pengaruh yang tidak layak. Ia juga harus menghindari

situasi yang dapat menimbulkan kesan pada pihak ketiga bahwa ada

pertentangan kepentingan atau keobjektivan sudah tidak dapat dipertahankan.

Mautz dan Sharaf (1993) menyatakan bahwa untuk dapat menjalankan

kewajibannya, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh auditor, yaitu

kompetensi, independensi, dan due professional care. Mempertahankan

perilaku yang independen bagi auditor dalam memenuhi tanggung jawab

Page 43: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

mereka adalah penting. Tetapi yang juga penting adalah bahwa pemakai

laporan keuangan tersebut memiliki kepercayaan atas independensi tersebut.

Shockley (1981) dalam Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) melakukan

penelitian tentang empat faktor yang berpengaruh terhadap independensi

akuntan publik dimana responden penelitiannya adalah kantor akuntan publik,

bank dan analis keuangan. Faktor yang diteliti adalah pemberian jasa

konsultasi kepada klien, persaingan antar KAP, ukuran KAP dan lama

hubungan audit dengan klien.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KAP yang memberikan jasa

konsultasi manajemen kepada klien yang diaudit dapat meningkatkan risiko

rusaknya independensi yang lebih besar dibandingkan yang tidak memberikan

jasa tersebut. Tingkat persaingan antar KAP juga dapat meningkatkan risiko

rusaknya independensi akuntan publik. KAP yang lebih kecil mempunyai

risiko kehilangan independensi yang lebih besar dibandingkan KAP yang

lebih besar. Sedangkan faktor lama ikatan hubungan dengan klien tertentu

tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap independensi akuntan publik.

Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik berhubungan

langsung dengan mutu pemeriksaan dan salah satu elemen penting dalam

kendali mutu tersebut adalah independensi.

F. Pengalaman Auditor

Page 44: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Libby (1995) dalam Koroy (2005:917) menyatakan bahwa pekerjaan

auditor adalah pekerjaan yang melibatkan keahlian (expert). Semakin

berpengalaman seorang internal auditor maka semakin mampu dia

menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin

kompleks, termasuk dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap

penerapan struktur pengendalian intern.

Pengalaman audit diperoleh auditor selama mereka mengerjakan

penugasan auditnya. Pengalaman akan diperoleh jika prosedur penugasan dan

supervisi berjalan dengan baik. Prosedur penugasan adalah prosedur yang

menjamin terjadinya keseimbangan antara kebutuhan, keahlian,

pengembangan dan pemanfaatan personel dalam pelaksanaan perikatan (IAPI

2004).

Salah satu ciri dari keahlian (expertise) auditor yang sudah diteliti dalam

riset keperilakuan adalah mengenai perhatiannya terhadap informasi negatif

dan positif (auditor attendance to negative and positive information), yang

telah ditunjukkan Anderson dan Maletta (1994) dalam Koroy (2007). Hasil

studi mereka didasarkan pada temuan dalam pengauditan dan psikologi yang

menunjukkan pengalaman memainkan peran penting dalam sejauh mana

perilaku konservatif/berorientasi negatif diperlihatkan. Anderson dan Maletta

mendapatkan mahasiswa dan staf auditor yang tidak berpengalaman lebih

memperhatikan informasi negatif dibandingkan auditor senior.

Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor

harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut berupa kegiatan-

Page 45: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

kegiatan, seperti seminar, simposium, lokakarya pelatihan itu sendiri dan

kegiatan penunjang keterampilan lainnya. Auditor yang kurang

berpengalaman terlalu terfokus pada informasi negatif sehingga semakin

negatif juga mereka dalam membuat pertimbangan audit.

G. Kualitas Audit

DeAngelo (1981) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dilihat dalam

dua dimensi, pertama auditor harus mampu mendeteksi salah saji material,

kedua salah saji tersebut harus dilaporkan. Kemampuan untuk mendeteksi

salah saji material sangat dipengaruhi oleh kemampuan teknologi auditor,

prosedur audit dan jumlah sampling yang digunakan. Kemampuan untuk

melaporkan salah saji material secara tepat tergantung pada sikap

independensi auditor, jika auditor berada dalam tekanan personal, emosional

dan keuangan maka auditor dapat kehilangan independensinya.

Audit yang berkualitas akan mampu mengurangi faktor ketidakpastian

yang berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan oleh pihak

manajemen. Karena itu wajar jika kemudian kualitas audit menjadi topik yang

selalu memperoleh perhatian mendalam dari profesi akuntan, pemerintah dan

masyarakat serta para investor. Berkaitan dengan kasus Enron, WorldCom,

dan jatuhnya KAP Arthur Andersen merupakan saat yang tepat

mempertanyakan kualitas audit yang telah diberikan oleh KAP big

international tersebut. Hal tersebut telah melahirkan perubahan terhadap

undang-undang di Amerika Serikat dengan berlakunya Sarbanes-Oxley Act

Page 46: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Juni tahun 2002 diikuti dengan PMK No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa

Akuntan Publik di Indonesia. Undang-undang tersebut diantaranya mengatur

tentang rotasi wajib bagi auditor serta KAP tidak diperbolehkan memberikan

jasa non audit disamping pemberian jasa audit pada klien karena dapat

mengganggu independensi auditor. Kualitas audit akan selalu diragukan jika

jasa-jasa lain yang diberikan dianggap membahayakan keobjektifan dan

independensi auditor.

H. Penelitian Terdahulu

Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) menemukan bahwa independensi

berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit, selanjutnya interaksi

independensi dan etika auditor sebagai variabel moderasi berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti kualitas audit didukung oleh

sampai sejauh mana auditor mampu bertahan dari tekanan klien disertai

dengan perilaku etis yang dimiliki.

Nurul Dwi Ayuni (2008) menemukan bahwa pendidikan, pelatihan

berpengaruh positif terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis

komputer. Namun pengalaman berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Hal ini berarti

variabel independen yang terdiri dari pelatihan, pendidikan dan pengalaman

auditor secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen yaitu kualitas audit atas sistem informasi berbasis

komputer.

Page 47: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Susiana dan Arleen (2007) melakukan penelitian mengenai pengaruh

independensi, mekanisme corporate governance, dan kualitas audit terhadap

integritas laporan keuangan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa

independensi dan kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

integritas laporan keuangan.

Rizmah Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti (2004) menganalisis faktor-

faktor penentu kualitas audit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

I. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas mengenai pengaruh

independensi, pengalaman audit dan etika auditor terhadap kualitas audit.

Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan, dapat disederhanakan

dalam bentuk model sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Independensi

Auditor

Pengalaman

Auditor

Etika

Auditor

Kualitas Audit

Page 48: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Gambar 2.1

Model Penelitian

J. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan atas landasan teori dan kerangka pemikiran di atas, maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha1 : Independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit.

Ha2 : Pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit.

Ha3 : Etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit.

Page 49: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dirancang untuk meneliti pengaruh independensi,

pengalaman dan etika auditor terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini,

data diambil dari sejumlah sampel yang ada dalam populasi. Populasi

penelitian ini adalah kantor-kantor akuntan publik yang ada di DKI Jakarta .

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat

individual dengan sampel penelitian seluruh auditor independen yang bekerja

di kantor akuntan publik, yaitu partner, manajer, supervisor, auditor senior dan

auditor junior.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala

sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo,

2004: 115). Sedangkan sebagian dari elemen-elemen populasi disebut

dengan sampel. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah kantor-kantor

akuntan publik yang berada di DKI Jakarta.

2. Teknik Penentuan Sampel

Page 50: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Convenience Sampling. Metode ini memilih sampel dari elemen populasi

(orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen

populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah tidak terbatas

sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling

cepat dan murah (Indriantoro dan Supomo, 2004: 130).

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini adalah

menggunakan data primer dan data sekunder, berikut penjelasan mengenai

kedua metode tersebut, yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperpleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) (Indriantoro dan

Supomo, 2004: 146-147). Dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui

daftar pertanyaan kepada pihak yang berhubungan langsung dengan

masalah penelitian, untuk memperoleh data yang sebenarnya kuesioner

dibagikan secara langsung kepada responden, yaitu dengan mendatangi

tempat responden dan menitip kepada teman yang bekerja di kantor

akuntan publik.

Responden yang mengembalikan kuesioner yang telah diisi akan

dijadikan sampel penelitian. Untuk itu kuesioner-kuesioner dari responden

tersebut diseleksi terlebih dahulu guna mendapatkan kuesioner yang terisi

Page 51: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

secara lengkap seperti yang diharapkan peneliti untuk kepentingan

analisis.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan Supomo, 2004: 147). Data

sekunder penelitian ini berasal dari buku, jurnal-jurnal, tesis, skripsi, serta

dari internet yang berkaitan dengan independensi, pengalaman, etika

auditor serta kualitas audit.

D. Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode

analisis statistik yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS

versi 16.0. analisis ini bertujuan untuk menentukan pengaruh antara variabel

independensi auditor (X1), pengalaman auditor (X2), etika auditor (X3)

dengan kualitas audit (Y).

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan oleh peneliti untuk memberikan

informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan daftar

demografi responden. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau

Page 52: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi,

varian, maksimum, ,minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

(kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2005).

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang

sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang pada kelompok yang

sama dengan alat ukur yang sama. Hasil uji reliabilitas dengan bantuan

SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha. Jika hasil dari Cronbach

Alpha memiliki nilai diatas 0,6 maka dikatakan bahwa data tersebut

mempunyai keandalan atau reliabel (Imam Ghozali, 2005: 41-42 ).

b. Uji Validitas

Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrument tersebut

mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan kata lain, instrumen

tersebut dapat mengukur construct sesuai yang diharapkan dengan

peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2004: 181). Suatu intrumen

penelitian dikatakan valid apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Bila r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid

2) Bila r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid

(Imam Ghozali, 2005: 45)

Page 53: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

3. Uji Hipotesis

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

ataukah tidak, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell

shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti

distribusi normal, yaitu distribusi data tersebut tidak melenceng ke

kiri atau ke kanan (Santoso, 2003). Analisis grafik adalah salah

satu cara termudah untuk melihat normalitas data dengan cara

membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal probability plot.

2) Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen) (Imam Ghozali, 2005:91-92). Multikolinieritas dapat

dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel

bebas. Jika terjadi kemiripan antar variabel independen dalam

suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat

kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen

yang lain (Imam Ghozali, 2005).

3) Uji Heteroskesdastisitas

Page 54: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Uji Heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam Ghozali, 2005:

105). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Pada gambar scatter plot, jika titik-titik

menyebar merata diatas dan dibawah atau disekitar angka nol,

maka tidak terjadi heteroskedastisitas sedangkan jika titik-titik data

membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit atau

mengumpul disatu titik, maka telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Analisis Regresi Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi berganda karena ingin

mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui

tiga variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh antara tiga variabel bebas (X1, X2, X3) dengan variabel

terikat (Y) dipergunakan analisis regresi linier dengan persamaan

matematik sebagai berikut:

Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + е

Dimana:

Y = Kualitas Audit

α = Konstanta, harga Y bila X = 0

Page 55: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

β = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun

penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan pada variabel

bebas (X).

X1 = Independensi Auditor

X2 = Pengalaman Auditor

X3 = Etika Auditor

e = Error

Nilai koefisien regresi atau b diperoleh dengan menggunakan

program SPSS versi 16.0.

c. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur sebarapa jauh

kemampuan model dalam menrangkan variasi varibel dependen. Nilai

r² yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen. (Imam Ghozali,2005 : 84-85)

Untuk mengetahui besar atau kecilnya pengaruh variabel bebas

(X) terhadap variabel terikat (Y) dipergunakan koefisien determinasi

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100%

Dimana:

KD = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi

Page 56: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

d. Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-

masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel

bebas secara individual terhadap variabel terikat digunakan tingkat

signifikan 5%. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima

2) Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak

(Imam Ghozali,2005 : 55-58).

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini merupakan variabel

independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel-variabel tersebut

dioperasionalkan sebagai berikut:

1. Variabel Independen

a. Independensi auditor (XI)

Independensi Akuntan Publik adalah sikap yang diharapkan dari

diri seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan

Page 57: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip

integritas dan obyektivitas. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel

independensi akuntan publik yaitu: independensi dalam program audit,

independensi dalam verifikasi, dan independensi dalam pelaporan.

Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan dari teori yang

dikemukakan oleh Mautz & Sharaf (1993). Variabel ini digali dengan

11 pernyataan. Respon dari responden diukur dengan skala Likert dari

mulai sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju.

b. Pengalaman auditor (X2)

Pengalaman Auditor adalah pengalaman auditor dalam melakukan

general audit. Ada dua dimensi untuk mengukur variabel pengalaman

audit yaitu: dimensi jangka waktu menekuni bidang audit dan dimensi

banyaknya penugasan audit/temuan kasus yang pernah ditangani.

Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan instrumen

pengukuran variabel yang digunakan oleh Ida Suraida (2003). Variabel

ini digali dengan 2 pernyataan. Semua item pertanyaan diukur pada

skala 1 sampai 5.

c. Etika auditor (X3)

Penerapan Etika Akuntan Publik adalah aplikasi seperangkat

aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia,

baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang

dianut oleh kalangan profesi akuntan publik. Ada dua dimensi untuk

Page 58: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

mengukur variabel penerapan etika akuntan publik yaitu: dimensi

kesadaran etis dan dimensi kepedulian pada etika profesi. Instrumen

pengukuran variabel ini menggunakan instrumen pengukuran variabel

yang digunakan oleh Ida Suraida (2003). Semua item pertanyaan

diukur pada skala Likert 1 sampai 5.

2. Variabel Dependen

• Kualitas Audit (Y)

Kualitas Audit adalah probabilitas dimana seorang auditor

menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam

sistem akuntansi kliennya. Ada empat dimensi untuk mengukur

variabel kualitas audit yaitu: kualitas teknis, kualitas jasa, hubungan

auditor-klien, dan independensi. Instrumen pengukuran variabel ini

dikembangkan oleh DeAngelo (1981). Variabel ini digali dengan 10

indikator melalui 17 pernyataan. Respon dari responden direkam

dengan skala Likert dari mulai sangat tidak setuju sampai dengan

sangat setuju.

Sebagai penjabaran lebih lanjut dari operasionalisasi variabel,

dalam tabel 3.1 disajikan pengukuran variabel yang terdiri dari: nama

variabel, dimensi, indikator, dan skala pengukuran. Seluruh indikator

tersebut diukur pada tingkat skala ordinal.

Page 59: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Dimensi Indikator Skala

Pengukuran

Reputasi Ordinal

Kemampuan Ordinal

Jaminan Ordinal

Kualitas Teknis

Hubungan auditor-klien Ordinal

Empati Ordinal

Daya Tanggap Ordinal

Kualitas Jasa

Jasa Non Audit Ordinal

Keahlian Ordinal

Pengalaman Ordinal

Hubungan

Auditor-Klien

Status Ordinal

1. Variabel

Kualitas

Audit

De Angelo

(1981)

Independensi Obyektivitas Ordinal

2. Variabel

Pengalaman

Auditor

Jangka waktu

audit

Lamanya pengalaman audit

Ordinal

Page 60: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Auditor

Ida Suraida

(2003)

Jumlah

penugasan

Banyaknya penugasan Ordinal

Bebas dari intervensi

manajerial

Ordinal

Bebas dari intervensi

prosedur audit

Ordinal

Independensi

dalam program

audit

Bebas persyaratan Ordinal

Bebas mengakses data Ordinal

Bebas bekerja sama Ordinal

Bebas dari pengaruh manajerial

Ordinal

Independensi

dalam verifikasi

Bebas dari kepentingan pribadi

Ordinal

Bebas dari keinginan

pribadi

Ordinal

Bebas dari tekanan Ordinal

Menghindari kata menyesatkan

Ordinal

3. Variabel

Independensi

Auditor

Mautz dan

Sharaf (1993)

Independensi

dalam pelaporan

Bebas menggunakan

judgement

Ordinal

Anggaran waktu audit Ordinal

Kerahasiaan informasi klien Ordinal

Kesadaran Etis

Peran ganda auditor Ordinal

Mendukung profesi auditor Ordinal

Sosialisasi ke rekan sejawat Ordinal

Kebanggaan Ordinal

Kesamaan nilai Ordinal

Aturan etika profesi Ordinal

Kepuasan mengaudit Ordinal

Ketidakpedulian Ordinal

Kepuasan sebagai auditor Ordinal

4. Variabel

Etika Auditor

Ida Suraida

(2003) Kepedulian

pada etika

profesi

Auditor adalah profesi

terbaik

Ordinal

Page 61: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor akuntan publik yang berada

diwilayah DKI Jakarta. Kantor akuntan publik yang telah diberi kuesioner

sebanyak 20 KAP. Berikut data dari kantor-kantor akuntan publik tersebut:

Table 4.1

Daftar Kantor Akuntan Publik

No Kantor Akuntan Publik Alamat

1. Jamaludin Iskak, BAP Jl. Tanjung Duren Barat III No. 1E

Jakarta Barat 11470

Page 62: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

2. DRS. Irwanto Jl. Imam Bonjol No. 61

Jakarta Pusat

3. Aria & Jonardi Jl. Senen Raya No. 135 Jakarta Pusat 10410

4. Akhyadi & Chris (Pusat) Jl. K.H. Abdullah Syafi’ie kav. A-19 kebon Baru, Tebet

Jakarta Selatan 12830

5. Haryanto Sahari & Rekan Gedung PricewaterhouseCoopers

Jl. H.R. Rasuna Said X-7 No. 6 Jakarta 12940

6. DRS. Usman & Rekan (Pusat) Jl. Cipulir V No.5 Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12230

7. DRS. Mulyamin Sensi Suryanto Jl. Jend. Sudirman kav. 32 Jakarta Pusat 10220

8. Hertanto, Sidik, Hadisoeryo & Rekan

Jl. Dharmawangsa VI, Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12160

9. Osman Bing Satrio & Rekan

(Pusat)

Jl. Medan Merdeka Selatan No. 17

Jakarta Pusat 10110

10. DRS. Mohammad Yoesoef Jl. Damar 4 No. 15, Jati bening 2

Bekasi 17412

11. DRS. Mucharam & Amron Jl. Tanah Merdeka kav. Rambutan

Jakarta Timur 13830

12. Bambang Sutjipto, Ngumar &

Rekan

Jl. Transyogi KM. 3

Jakarta Timur 17435

13. Joachim Sulistyo & Rekan Jl. Imam Bonjol No. 61

Jakarta Pusat 10310

14. Tia Adityasih & Rekan Jl. Padang Panjang No.1 Manggarai

Jakarta Selatan 12970

15. Hendrawinata Gani & Hidayat

(Pusat)

Jl. Jend. Sudirman kav. 32

Jakarta Pusat 10220

16. Hadori & Rekan (Pusat) Jl. Cassablanca kav. 18

Jakarta Selatan 12870

17. Siddharta Siddharta & Widjaja Jl. Jend. Sudirman kav. 28

Jakarta Pusat 10210

18. Tanubrata Sutanto & Rekan Jl. Kuningan Madya kav. 5-6

Jakarta Selatan 12980

19. Soejatna, Mulyana & Rekan Kompleks Rukan Taman Meruya

Blok M No. 78 Jakarta Barat 11650

20. Eddy Prakarsa Permana & Siddharta

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-2 No. 5 Jakarta Selatan 12950

Sumber : Data Primer Diolah

Page 63: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Sebelumnya telah dikemukakan dalam metodologi penelitian bahwa

pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara

langsung kepada para responden. Penyebaran kuesioner berlangsung selama dua

bulan, yaitu dimulai pada tanggal 27 Februari 2009 sampai tanggal 30 april 2009.

Dalam penyebaran kuesioner ini tidak dilakukan secara rutin/setiap hari, akan

tetapi dilakukan dalam waktu-waktu tertentu disesuaikan dengan kesiapan dari

peneliti.

2. Karakteristik Responden

Kuesioner yang dibagikan berjumlah 100 buah dengan tingkat

proporsi pembagian sebagai berikut:

Tabel 4.2

Data Penyebaran Kuesioner

No Kantor Akuntan Publik Kuesioner yang

telah disebar

Kuesioner yang

telah kembali

1. Jamaludin Iskak, BAP 5 5

2. DRS. Irwanto 6 6

3. Aria & Jonardi 5 2

4. Akhyadi & Chris (Pusat) 5 5

5. Haryanto Sahari & Rekan 20 14

6. DRS. Usman & Rekan

(Pusat)

5 4

7. DRS. Mulyamin Sensi

Suryanto

5 5

Page 64: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

8. Hertanto, Sidik, Hadisoeryo

& Rekan

4 1

9. Osman Bing Satrio & Rekan (Pusat)

2 2

10. DRS. Mohammad Yoesoef 2 2

11. DRS. Mucharam & Amron 4 4

12. Bambang Sutjipto, Ngumar & Rekan

5 5

13. Joachim Sulistyo & Rekan 5 5

14. Tia Adityasih & Rekan 4 3

15. Hendrawinata Gani &

Hidayat (Pusat)

4 4

16. Hadori & Rekan (Pusat) 5 2

17. Siddharta Siddharta &

Widjaja

2 1

18. Tanubrata Sutanto & Rekan 2 1

19. Soejatna, Mulyana & Rekan 5 2

20. Eddy Prakarsa Permana &

Siddharta

5 5

Jumlah 100 78

Sumber : Data Primer Diolah

Table 4.3

Data Sampel Penelitian

Responden

(Auditor Eksternal)

Keterangan

∑ %

Kuesioner yang

diterima 78 78

Kuesioner yang

salah/tidak

dikembalikan

22 22

Jumlah Kuesioner

yang disebar

100 100

Page 65: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Sumber : Data Primer Diolah

Jumlah kuesioner yang kembali dari total kuesioner yang telah disebar

adalah sebanyak 78 kuesioner atau 78%. Jumlah kuesioner yang tidak

dikembalikan/salah adalah 22 buah atau 22% (lihat tabel 4.3). Kuesioner

sebanyak 22 buah yang tidak kembali disebabkan karena waktu penelitian

yang diambil oleh peneliti, bertepatan dengan waktu penugasan auditor,

sehingga ketika menyebarkan kuesioner para auditor sedang tidak berada

di kantor akuntan publik tempat mereka bekerja melainkan berada di

tempat klien yang mereka audit. Oleh karena itu, para auditor eksternal

tidak sempat untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

Tabel 4.4-1

Karakteristik Responden Auditor Eksternal

Jabatan

Keterangan

Auditor

Junior

Auditor

Senior

Super

-visor

Manajer

Partner

jumlah

Jenis kelamin:

a. Pria

b. Wanita

25

17

12

13

4

1

4

-

2

-

47

31

Jumlah 78

Sumber : Data Primer Diolah

Karakteristik responden auditor eksternal berdasarkan jenis kelamin

dapat dilihat pada tabel 4.4-1. Pada tabel tersebut terlihat bahwa auditor

yang berjenis kelamin pria berjumlah 47 orang, dimana 25 orang menjabat

sebagai auditor junior, 12 orang menjabat sebagai auditor senior, 4 orang

Page 66: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

sebagai supervisor, 4 orang sebagai manajer, dan 2 orang sebagai partner.

Sedangkan auditor yang berjenis kelamin wanita sebanyak 31 orang, yang

terdiri atas 17 orang auditor junior, 13 orang auditor senior, dan 1 orang

supervisor.

Berdasarkan data yang telah diperoleh tersebut, dapat terlihat dengan

jelas bahwa mayoritas responden auditor eksternal adalah berjenis kelamin

pria, yaitu sebanyak 47 orang yang rata-rata mendominasi seluruh jabatan

di kantor akuntan publik. Sedangkan 31 orang berjenis kelamin wanita,

yang hanya menjabat sebagai auditor, auditor senior, dan supervisor.

Tabel 4.4-2

Karakteristik Responden Auditor Eksternal (Pendidikan)

Pendidikan

Keterangan

D3

S1

S2

S3

Jumlah

Jabatan: a. Auditor Junior

b. Auditor Senior

c. Supervisor

d. Manajer

e. Partner

5

-

-

-

-

36

24

3

2

1

1

1

2

2

1

-

-

-

-

-

42

25

5

4

2

Jumlah 5 66 7 - 78

Sumber : Data Primer Diolah

Pada tabel 4.4-2 terlihat bahwa auditor eksternal mayoritas memiliki

latar belakang pendidikan S1, yaitu sebanyak 66 orang, yang terdiri atas 36

orang auditor junior, 24 orang auditor senior, 3 orang supervisor, 2 orang

manajer dan 1 orang partner. Sedangkan yang berlatar belakang

Page 67: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

pendidikan D3 sebanyak 5 orang yang seluruhnya merupakan auditor

junior. Sisanya adalah auditor yang berlatar belakang pendidikan S2

sebanyak 7 orang yang terdiri dari 1 orang auditor junior, 1 orang auditor

senior, 2 orang supervisor, 2 orang manajer, dan 1 orang partner. Pada

tabel tersebut terlihat dengan jelas bahwa tidak terdapat responden auditor

eksternal yang berlatar belakang pendidikan S3.

Tabel 4.4-3

Karakteristik Responden Auditor Eksternal (Pengalaman Kerja)

Pengalaman

Kerja

Keterangan

< 3 thn

3-5 thn

5-10 thn

> 10 thn

Jumlah

Jabatan:

a. Auditor Junior b. Auditor Senior

c. Supervisor d. Manajer

e. Partner

36

11

-

-

-

6

10

2

-

-

-

4

2

2

-

-

-

1

2

2

42

25

5

4

2

47 18 8 5 78

Sumber : Data Primer Diolah

Auditor eksternal yang telah memiliki pengalaman kerja kurang dari 3

tahun sebanyak 47 orang, yang terdiri atas 36 orang auditor junior dan 11

orang auditor senior. Pengalaman kerja selama 3 sampai 5 tahun sebanyak

18 orang auditor eksternal, yang terdiri atas 6 orang auditor junior, 10

orang auditor senior, dan 2 orang supervisor. Sedangkan yang memiliki

pengalaman 5 sampai 10 tahun sebanyak 8 orang auditor eksternal, yang

Page 68: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

terdiri dari 4 orang auditor senior, 2 orang supervisor, dan 2 orang

manajer. Auditor eksternal yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10

tahun berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 1 orang supervisor, 2 orang

manajer dan 2 orang partner. Pengalaman kerja auditor didominasi oleh

auditor yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun, yaitu sebesar

60% atau sebanyak 47 orang dari 78 orang auditor eksternal. Hal ini

disebabkan mayoritas responden adalah auditor junior.

B. Penemuan

1. Statistik Deskriptif

Berdasarkan data yang diperoleh, maka didapatkan hasil statistik

deskriptif sebagai berikut:

Tabel 4.5

Statistik Deskriptif

Statistics

78 78 78 78

0 0 0 0

44.1923 3.4487 71.3846 63.6538

.50010 .22546 1.04880 .72394

44.0000 3.0000 73.0000 63.0000

44.00 2.00 75.00 60.00

4.41679 1.99120 9.26273 6.39364

19.508 3.965 85.798 40.879

.321 1.835 -1.021 .272

.272 .272 .272 .272

.667 2.904 3.314 .757

.538 .538 .538 .538

22.00 8.00 58.00 32.00

33.00 2.00 33.00 48.00

55.00 10.00 91.00 80.00

3447.00 269.00 5568.00 4965.00

55.0000 10.0000 91.0000 80.0000

Valid

Missing

N

Mean

Std. Error of Mean

Median

Mode

Std. Deviation

Variance

Skewness

Std. Error of Skewness

Kurtosis

Std. Error of Kurtosis

Range

Minimum

Maximum

Sum

100Percentiles

ind peng etik kual

Page 69: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Reliability Statistics

.827 .840 11

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

Sumber : Data Primer Diolah

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Reliabilitas

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Cronbach,s Alpha diatas 0,6 (Imam Ghozali, 2005: 41-42).

Pengujian dilakukan dengan melakukan perhitungan per variabel

menggunakan pernyataan yang terdapat didalam kuesioner. Dari

pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6-1

Uji Reliabilitas

Independensi Auditor

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel independensi

auditor diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,827. Nilai tersebut

lebih besar dari 0,60 (0,827 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa

jawaban responden terhadap pernyataan variabel independensi auditor

dikatakan reliabel.

Page 70: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Reliability Statistics

.813 .834 2

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

Reliability Statistics

.874 .875 18

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

Tabel 4.6-2

Uji Reliabilitas

Pengalaman Audit

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian pengalaman auditor

diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,813. Nilai tersebut lebih

besar dari 0,60 (0,813 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban

responden terhadap pernyataan variabel pengalaman auditor dikatakan

reliabel.

Tabel 4.6-3

Uji Reliabilitas

Etika Auditor

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel etika auditor

diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,874. Nilai tersebut lebih

Page 71: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Reliability Statistics

.782 .800 17

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based

on

Standardized

Items N of Items

besar dari 0,60 (0,874 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban

responden terhadap pernyataan variabel independensi auditor

dikatakan reliabel.

Tabel 4.6-4

Uji Reliabilitas

Kualitas Audit

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel kualitas audit

diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,782. Nilai tersebut lebih

besar dari 0,60 (0,782 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban

responden terhadap pernyataan variabel kualitas audit dikatakan

reliabel.

Hal ini berarti bahwa item pernyataan yang digunakan akan

mampu memperoleh data yang konsisten dan jika pernyataan tersebut

diajukan lagi akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan

jawaban yang pertama. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua

pernyataan dalam setiap variabel adalah reliabel.

Page 72: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

b. Uji Validitas

Pada penelitian kali ini, jumlah sampel (n) yang akan diuji adalah

78 responden dengan taraf signifikan (α) 5%, dengan ketentuan df = 78

– 2 = 76, maka didapat r tabel sebesar 0,223. Berdasarkan hasil

pengujian didapatkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid, karena

koefisien korelasi (r hitung) > r tabel.

Tabel 4.7-1

Uji Validitas

Independensi Auditor

Pernyataan Corrected Item-Total

Correlation

r tabel Keterangan

Ind 1 0,705 0,223 Valid

Ind 2 0,566 0,223 Valid

Ind 3 0,461 0,223 Valid

Ind 4 0,555 0,223 Valid

Ind 5 0,486 0,223 Valid

Ind 6 0,712 0,223 Valid

Ind 7 0,652 0,223 Valid

Ind 8 0,690 0,223 Valid

Ind 9 0,720 0,223 Valid

Ind 10 0,702 0,223 Valid

Ind 11 0,555 0,223 Valid Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel

independensi auditor dengan menggunakan pearson correlations

memperlihatkan semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel

(product moment), berarti butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4.7-2

Page 73: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Uji Validitas

Pengalaman Auditor

Pernyataan Corrected Item-Total

Correlation

r tabel Keterangan

Peng 1 0,902 0,223 Valid

Peng 2 0,947 0,223 Valid Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel

pengalaman auditor dengan menggunakan pearson correlations

memperlihatkan semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel

(product moment), berarti butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4.7-3

Uji Validitas

Etika Auditor

Pernyataan Corrected Item-Total

Correlation

r table Keterangan

Etik 1 0,449 0,223 Valid

Etik 2 0,646 0,223 Valid

Etik 3 0,574 0,223 Valid

Etik 4 0,669 0,223 Valid

Etik 5 0,627 0,223 Valid

Etik 6 0,615 0,223 Valid

Etik 7 0,664 0,223 Valid

Etik 8 0,725 0,223 Valid

Etik 9 0,676 0,223 Valid

Etik 10 0,561 0,223 Valid

Etik 11 0,599 0,223 Valid

Etik 12 0,528 0,223 Valid

Etik 13 0,271 0,223 Valid

Etik 14 0,577 0,223 Valid

Etik 15 0,426 0,223 Valid

Etik 16 0,562 0,223 Valid

Etik 17 0,474 0,223 Valid

Etik 18 0,510 0,223 Valid Sumber : Data Primer Diolah

Page 74: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel etika

auditor dengan menggunakan pearson correlations memperlihatkan

semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel (product

moment), berarti butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4.7-4

Uji Validitas

Kualitas Audit

Pernyataan Corrected Item-Total

Correlation

r tabel Keterangan

Kual 1 0,544 0,223 Valid

Kual 2 0,548 0,223 Valid

Kual 3 0,534 0,223 Valid

Kual 4 0,550 0,223 Valid

Kual 5 0,601 0,223 Valid

Kual 6 0,648 0,223 Valid

Kual 7 0,645 0,223 Valid

Kual 8 0,561 0,223 Valid

Kual 9 0,334 0,223 Valid

Kual 10 0,537 0,223 Valid

Kual 11 0,652 0,223 Valid

Kual 12 0,239 0,223 Valid

Kual 13 0,273 0,223 Valid

Kual 14 0,395 0,223 Valid

Kual 15 0,319 0,223 Valid

Kual 16 0,382 0,223 Valid

Kual 17 0,494 0,223 Valid Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel

kualitas audit dengan menggunakan pearson correlations

memperlihatkan semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel

(product moment), berarti butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Asumsi Klasik

Page 75: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Observed Cum Prob

1.00.80.60.40.20.0

Exp

ecte

d C

um

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Kual

1) Uji Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka

didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.1

Normal P-Plot

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tampilan grafik normal P-Plot (gambar 4.1) dapat

disimpulkan bahwa terlihat titik-titik menyebar disekitar garis

diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

Sedangkan pada grafik histogram terlihat bahwa grafik histogram

memberikan pola distribusi yang mendekati normal.

Page 76: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Regression Standardized Residual

3210-1-2-3

Fre

qu

en

cy

20

15

10

5

0

Histogram

Dependent Variable: Kual

Mean =1.31E-15�Std. Dev. =0.98�

N =78

Dengan demikian, dapat disimpulkan grafik normal plot dan

grafik histogram menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai

karena asumsi normalitas.

Gambar 4.2

Grafik Histogram

Sumber : Data Primer Diolah

2) Uji Multikolinieritas

Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh,

maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Page 77: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Tabel 4.8

Uji Multikolinearitas

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 4.8, masing-masing variabel memiliki VIF

tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa model regresi linier

berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan

dalam penelitian.

3) Uji Heteroskesdastisitas

Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh,

maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Coefficientsa

26.255 6.822 3.848 .000

.587 .144 .405 4.076 .000 .843 1.186

.733 .322 .228 2.275 .026 .829 1.206

.130 .065 .193 2.009 .048 .907 1.103

(Constant)

Ind

Peng

Etik

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity

Statistics

Dependent Variable: Kuala.

Page 78: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Regression Standardized Predicted Value

420-2

Reg

res

sio

n S

tud

en

tize

d R

esid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: Kual

Gambar 4.3

Scatterplot

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan gambar Scatterplot pada gambar 4.3 diatas dapat

dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak namun tidak tersebar

secara baik, karena titik-titik tersebut lebih banyak mengumpul

dibawah titik nol pada sumbu Y. Tetapi titik-titik tersebut juga ada

yang menyebar diatas angka nol. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskesdastisitas pada model

regresi, sehingga model regresi layak untuk memprediksi kualitas

audit berdasarkan masukan variabel independen independensi

auditor, pengalaman audit dan etika auditor.

Page 79: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

b. Analisis Regresi Berganda

Tabel dibawah ini merupakan hasil analisis mengenai koefisien

model regresi:

Tabel 4.9

Koefisien Regresi

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 4.9 tersebut, maka model regresi yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + е

Y = 26,255 + 0,587 X1 + 0,733 X2 + 0,130 X3 + 6,822

Hasil koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien konstanta

adalah sebesar 26,255 mempunyai arti bahwa jika variabel dianggap

konstan, maka nilai variabel kualitas audit akan konstan sebesar

26,255. Nilai β1 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X1

(independensi auditor) sebesar 0,587 mempunyai arti bahwa semakin

tinggi independensi auditor atau bila terjadi peningkatan pada

independensi auditor sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi

peningkatan kualitas audit sebesar 0,587 satuan dengan asumsi

variabel lainnya tetap atatu konstan.

Coefficientsa

26.255 6.822 3.848 .000

.587 .144 .405 4.076 .000 .843 1.186

.733 .322 .228 2.275 .026 .829 1.206

.130 .065 .193 2.009 .048 .907 1.103

(Constant)

Ind

Peng

Etik

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity

Statistics

Dependent Variable: Kuala.

Page 80: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Model Summaryb

.618a .383 .357 5.12491

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), Etik, Ind, Penga.

Dependent Variable: Kualb.

Kemudian nilai β2 yang merupakan koefisien regresi dari variabel

X2 (pengalaman auditor) sebesar 0,733 mempunyai arti bahwa jika

terjadi peningkatan pengalaman audit pada auditor eksternal sebesar 1

tingkatan, maka akan terjadi peningkatan kualitas audit sebesar 0,733

satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.

Sedangkan nilai β3 yang merupakan koefisien regresi dari variabel

X3 (etika auditor) sebesar 0,130 mempunyai arti bahwa jika terjadi

peningkatan etika auditor pada auditor eksternal sebesar 1 tingkatan,

maka akan terjadi peningkatan kualitas audit sebesar 0,130 satuan

dengan asumsi variabel lainnya tetap konstan.

c. Uji Koefisien Determinasi

Dari pengujian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.10

Uji Koefisien Determinasi

Page 81: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Sumber : Data Primer Diolah

Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi (R),

koefisien determinasi (R Square), koefisien determinasi yang

disesuaikan (Adjusted R Square), dan Standar Error (SE) (Tabel 4.8).

Pada tabel diatas terlihat bahwa koefisien determinasi yang

disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,357 memberi pengertian

bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y (kualitas audit) adalah

sebesar 35,7 % ditentukan oleh variabel independensi auditor,

pengalaman audit, dan etika auditor, selebihnya sebesar 64,3% (100%

- 35,7%) ditentukan oleh faktor lain yang tidak diketahui dan tidak

termasuk dalam analisa regresi ini.

d. Uji Statistik t

Tabel dibawah ini merupakan hasil analisis mengenai uji statistik t

yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.11

Uji Statistik t

Coefficientsa

26.255 6.822 3.848 .000

.587 .144 .405 4.076 .000 .843 1.186

.733 .322 .228 2.275 .026 .829 1.206

.130 .065 .193 2.009 .048 .907 1.103

(Constant)

Ind

Peng

Etik

Model1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity

Statistics

Dependent Variable: Kuala.

Page 82: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Sumber : Data Primer Diolah

Hasil pengujian antara variabel independen (independensi auditor,

pengalaman auditor, dan etika auditor) terhadap variabel dependen

(kualitas audit) secara individu yang dilakukan dengan uji t (tabel 4.11)

adalah sebagai berikut:

1) Hasil uji hipotesis yang pertama, yaitu:

Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Independensi

auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dari

tabel 4.11 dapat diketahui bahwa hasil pengujian untuk variabel

independensi auditor mempunyai angka signifikansi 0,000

sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha1

diterima, hal ini berarti bahwa independensi auditor berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

2) Hasil uji hipotesis kedua, yaitu:

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa pengalaman audit

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dari tabel

4.11 dapat diketahui bahwa variabel pengalaman audit mempunyai

angka signifikansi 0,026 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari

0,05. Dengan demikian Ha2 diterima, hal ini berarti bahwa

pengalaman audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Page 83: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

3) Menguji hipotesis ketiga, yaitu:

Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa etika auditor

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dari tabel

4.11 dapat diketahui bahwa variabel etika auditor mempunyai

angka signifikansi 0,048 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari

0,05. Dengan demikian Ha3 diterima, hal ini berarti bahwa etika

auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk variabel independensi

auditor hasil yang diperoleh menyatakan bahwa independensi auditor

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini

tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Susiana dan Arleen (2007) yang

melakukan penelitian mengenai pengaruh independensi, mekanisme corporate

governance, dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil

penelitian tersebut membuktikan bahwa independensi dan kualitas audit tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini

disebabkan diantaranya karena perbedaan jenis sampel yang digunakan dalam

penelitian, pada penelitian tersebut sampel yang digunakan adalah perusahaan

publik yang tentunya pengetahuan mereka mengenai audit tidak begitu

Page 84: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

mendalam, sehingga jawaban yang didapatkan dari kuesioner yang diberikan

tentunya tidak maksimal dan tidak sesuai dengan yang diharapkan, jawaban

yang mereka berikan hanya sebatas hasil dari laporan keuangan yang telah

dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Sedangkan pada penelitian ini sampel

yang digunakan adalah auditor eksternal yang tentunya sangat mengetahui dan

memahami segala sesuatu mengenai audit.

Namun hasil dari penelitian ini mendukung penelitian yang telah

dilakukan Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) yang menemukan bahwa

independensi berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit. Audit yang

dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi ketentuan dan

standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut mencakup mutu profesional

auditor, independensi dan penyusunan laporan audit. Hasil lain mengenai

penelitian tentang independensi menunjukkan bahwa dalam mengambil

keputusan seorang akuntan publik dipengaruhi oleh dorongan untuk

mempertahankan klien auditnya, tetapi disisi lain terdapat beberapa kekuatan

yang bisa meredakan pengaruh tersebut. Hasil penelitian juga memberikan

bukti bahwa pemisahan staf audit dari staf yang melakukan consulting service

dirasakan oleh pemakai laporan akan meningkatkan independensi akuntan

publik. Pengaruh Budaya masyarakat atau organisasi terhadap pribadi akuntan

publik akan mempengaruhi sikap independensinya ( Johnny HS, 2009).

Jadi independensi merupakan salah satu standar pengauditan yang harus

dipenuhi agar audit yang dilaksanakan oleh auditor berkualitas. Dengan

Page 85: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

demikian dapat terlihat bahwa independensi merupakan hal yang harus selalu

diterapkan oleh para auditor dalam melaksanakan auditnya.

Sedangkan untuk pengalaman auditor, Hasil penelitian yang diperoleh

menunjukkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan

terhadap kualitas audit. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Nurul Dwi

Ayuni (2008) yang menemukan bahwa pengalaman berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis

komputer. Hal ini dikarenakan pada penelitian tersebut pengalaman diuji

terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer sedangkan

dalam penelitian ini pengalaman audit diuji terhadap kualitas audit secara

umum, tidak spesifik atas sistem informasi berbasis komputer. Namun

penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Rizmah

Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti (2004) yang menemukan bahwa faktor

pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

Pengalaman melaksanakan audit dapat mempengaruhi kualitas audit yang

dihasilkan oleh seorang auditor. Semakin berpengalaman seorang auditor

maka semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-

tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam melakukan pengawasan dan

pemeriksaan selama berlangsungnya penugasan audit. Pengalaman yang

diperoleh oleh seorang auditor tidak hanya diperoleh melalui banyaknya

penugasan audit yang dilakukan, namun pengalaman dapat diperoleh melalui

Page 86: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

seminar, simposium, lokakarya, pelatihan dan kegiatan penunjang ketrampilan

lainnya yang dapat menambah pengetahuan sebagai seorang auditor.

Hasil penelitian yang diperoleh untuk etika auditor, menyatakan bahwa

etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini mendukung

penelitian yang telah dilakukan oleh Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) yang

menemukan bahwa interaksi independensi dan etika auditor sebagai variabel

moderasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Oleh karena itu etika

auditor merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh

seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya.

Dengan menerapkan etika auditor sebagaimana mestinya akan

menghasilkan audit yang berkualitas, sehingga laporan audit dapat

memberikan informasi yang relevan yang digunakan oleh para pengguna

laporan keuangan yang telah diaudit sebagai dasar untuk mengambil

keputusan. Nichols dan Price (1976), Deis dan Giroux (1992) dalam Nizarul,

Trisni dan Liliek (2007) menyatakan bahwa etika profesional mempengaruhi

kemampuan auditor untuk bertahan dibawah tekanan klien, misalnya dalam

hal menjaga independensinya.

Kredibilitas auditor tentu sangat tergantung dari kepercayaan masyarakat

yang menggunakan jasa mereka. Auditor yang dianggap telah melakukan

kesalahan akan berakibat hilangnya kepercayaan dari klien. Dengan demikian

klien tetap merupakan pihak yang mempunyai pengaruh besar terhadap

auditor.

Page 87: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

independensi auditor, pengalaman audit dan etika auditor terhadap kualitas

audit. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Independensi auditor (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nizarul,

Trisni dan Liliek (2007) yang menemukan bahwa independensi

berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit.

2. Pengalaman auditor (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,026. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rizmah

Page 88: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti (2004) yang menemukan bahwa faktor

pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

3. Etika auditor (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit

(Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,048. Penelitian ini mendukung

penelitian yang telah dilakukan oleh Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) yang

menemukan bahwa interaksi independensi dan etika auditor sebagai

variabel moderasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

B. Implikasi

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, hasil regresi memperlihatkan

tingkat signifikansi 0,000 untuk independensi auditor, 0,026 untuk pengalaman

audit dan 0,048 untuk etika auditor. Berdasarkan penjelasan diatas, maka

implikasi dari ketiga variabel ini adalah:

1. Variabel independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit, artinya bahwa independensi merupakan hal yang harus

selalu diterapkan oleh para auditor dalam melaksanakan auditnya agar

audit yang dilaksanakan dapat menghasilkan laporan yang berkualitas.

2. Variabel pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit. Semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin

mampu ia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang

semakin kompleks, termasuk dalam melakukan pengawasan dan

pemeriksaan selama berlangsungnya audit.

Page 89: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

3. Variabel etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit. Oleh karena itu etika auditor merupakan salah satu hal yang sangat

penting untuk diperhatikan oleh seorang auditor dalam melaksanakan

tugasnya. Dengan menerapkan etika auditor yang ada, maka akan

berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik”.

Jilid 2, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2008.

Aini. A, Nur dan Sumarno Zain. “Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional

dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Vol. XIII No.1, Maret: 54-78, 2007.

Arens, Alvin A.. ”Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan terintegrasi Jilid 1.

Ed 12”. Jakarta: Erlangga, 2008.

Ayuni, Nurul Dwi. Skripsi: “Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, dan Pengalaman

Auditor terhadap Kualitas Audit atas Sistem Informasi Berbasis Komputer”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

De Angelo, L.E. Auditor Independence, “Low Balling”, and Disclosure

Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. Agustus. p. 113-127, 1981.

Directory Institut Akuntan Publik Indonesia. Ikatan Akuntan Publik Indonesia,

Kompartemen Akuntan Publik, 2008.

Dunia, Firdaus A. “Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi”. Jakarta: Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2008.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.

Semarang:Undip, 2005.

Gudono, M. dan Sihwajoeni. “Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik Akuntan.”

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.3, No.2 Juli:168-184, 2000.

Hamid, Abdul. “Pedoman Penyusunan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial UIN Syarifhidayatullah, Jakarta, 2007.

Page 90: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Harahap, Sofyan Syafri. “Auditing dalam Perspektif Islam”. Jakarta: Pustaka

Quantum, 2008.

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. “Standar Profesi Akuntan Publik”, Jakarta, 2004.

Ikhsan, Arfan. “Pengantar Praktis Akuntansi”. Yogyakarta: Graha ILmu, 2009.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta:BPFE, 2004.

Johnny HS. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil

Penelitian Empiris”. artikel diakses tanggal 28 Juni 2009, dari

http://jurnalakuntan2009.blogspot.com/search?q=independensi+auditor.

Johnny HS. “Creative Accounting: Nature, Incidence and Ethical Issues ”. artikel

diakses tanggal 28 Juni 2009, dari http://jurnalakuntan2009.blogspot.com/

search?q =independensi+auditor.

Kell, W.G., R.N. Johnson dan W.C. Boynton. Modern Auditing. Edisi Ketujuh.

Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002.

Kieso, Donald e Jerry J Weygandt, Terry D Warfield. “Akuntansi Intermediate

ed.12”. Jakarta: Erlangga, 2008.

Kohlberg, Lawrence. "The Claim to Moral Adequacy of a Highest Stage of Moral Judgment". Journal of Philosophy 70: 630-646, 1973.

Kohlberg, Lawrence. Essays on Moral Development, Vol. I: The Philosophy of

Moral Development. Harper & Row. ISBN 0-06-064760-4, 1981.

Koroy, Tri Ramaraya. “Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit

terhadap Pertimbangan Auditor”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 10

No.1, Januari: 113-130, 2007.

Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner. Sawyer’s

Internal Auditing. Edisi lima. Jakarta: Salemba Empat, 2005.

Mautz, R.K dan H.A. Sharaf. The Philosophy of Auditing. Sarasota: American

Accounting Association, 1993.

Mulyadi. “Auditing”. Edisi 6 Cetakan ke-2, Salemba Empat, Jakarta, 2002.

Mursalim. Income Smoothing dan Motivasi Investor: Studi Empiris pada Investor

di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005.

Page 91: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Nasution, Mustafa Edwin dan Hardius Usman. “Proses Penelitian Kuantitatif”.

Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008.

Nizarul Alim, M., Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti. “Pengaruh Kompetensi dan

Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai

Variabel Moderasi”. SNA X Makassar, 2007. Novianty, Retty dan Indra Wijaya Kusuma. “Analisis Faktor-faktor yang

mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik”. JAAI Vol.5 No.1, Juni, 2001.

Nurchasanah, Rizmah dan Wiwin Rahmanti. “Analisis Faktor-faktor Penentu

Kualitas Audit“. Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen, Jakarta, 2004.

Pflugrath, Gary Nonna Martinov-Bennie, Liang Chen. ”The Impact of Codes of

Ethics and Experience on Auditor Judgments”. Managerial Auditing Journal

Vol.22 No.6, 566-589, 2007.

Piaget, Jean. The Moral Judgment of the Child. London: Kegan Paul, Trench,

Trubner and Co.. ISBN 0-02-925240-7, 1932.

PMK No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik di Indonesia.

Purnamasari, St. Vena. “Sifat Machiavellian dan Pertimbangan Etis: Anteseden

Independensi dan Perilaku Etis Auditor”. SNA 9 Padang, 2006.

Rama , Dasaratha dan Frederick Jones. “Sistem Informasi Akuntansi”. Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Randal J Elder, Mark S Beasley, Alvin A. Arens, and amir Abadi Jusuf. Auditing

and Assurance Service. An Integrated Approach An Indonesian Adaption. Edisi 12. New Jersey. Prentice Hall/Pearson Education, 2009.

Santoso, Singgih. Latihan SPSS: Statistik Parametrik, Alex Media Komputindo,

Jakarta, 2003.

Satyanugraha, Heru. “Etika Bisnis-Prinsip dan Aplikasi”.LPFE, Jakarta, 2003.

Scott, William R. Financial Accounting Theory. Second edition. Canada: Prentice

Hall, 2000.

Seprian. “Etika Profesional Auditor”. artikel diakses tanggal 12 Desember 2008,

dari http://seprian-jurnal.2007/11 April. etika-profesional-auditor.html.

Setyarno , Eko Budi., Indira Januarti dan Faisal. “Pengaruh Kualitas Audit,

Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,

Page 92: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern”,

Universitas Diponegoro, 2009.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D”. Bandung: Alfabeta, 2008.

Suharli, Michell. “Akuntansi Ekuitas”. Jakarta: Restu Agung, 2008.

Suraida, Ida. ”Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman, Risiko Audit dan

Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

Akuntan Publik (Survay terhadap para akuntan publik di Indonesia)”. Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana Unpad (Tidak Dipblikasikan),

2003.

Susiana dan Arleen Herawaty. “Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme

Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan

Keuangan”. SNA X Makassar, 2007.

Tunggal, Amin Widjaja. “Dasar-dasar Audit Operasional”. Jakarta: Harvarindo,

2008.

Weygandt, Jery J., Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel. “Pengantar Akuntansi”,

Edisi Tujuh, Jakarta: Salemba Empat, 2007.

Wibowo dan Abubakar Arif. “Akuntansi Keuangan Dasar 1”. Jakarta: Grasindo, 2008.

Widiastuti, Indah. Pengaruh Perbedaan Level Hirerarkis Akuntan publik

dalamKantor Akuntan Publik terhadap Persepsi tentang Kode Etik Akuntan

Indonesia. Jurnal Akuntansi & Bisnis. Vol.3 (1) Peb: 53-65, 2003.

Wulandari, Soliyah. Skripsi: “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Independensi Auditor Eksternal menurut Persepsi Bankir”, Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

Page 93: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

IDENTITAS RESPONDEN

Pada bagian ini Anda diminta untuk mengisi identitas responden mengenai nama,

nama KAP dan usia pada pertanyaan no 1, 2 dan 3. Untuk pertanyaan no 4 s.d 7 harap memilih salah satu dengan memberi tanda silang (X).

1. Nama Responden : …………………………………………..

2. Nama KAP : …………………………………………..

3. Usia : …… tahun

4. Jenis Kelamin :

a. Laki-laki

b. Perempuan

5. Pendidikan Formal :

a. D3

b. Sedang Menempuh S1

c. Lulus S1

d. Sedang menempuh S2

e. Lulus S2

f. S3

6. Lama masa kerja sebagai auditor:

a. < 3 tahun

b. 3 – 5 tahun

c. 5 – 10 tahun d. > 10 tahun

Page 94: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

7. Kedudukan di KAP sebagai:

a. Junior Auditor b. Senior Auditor

c. Supervisor Auditor d. Partner

e. Manajer

Pada Bagian B, C, dan D gunakan skala berikut ini untuk menunjukkan sejauh

mana Anda setuju atau tidak setuju. Berilah tanda silang (X) pada kolom yang

dipilih.

STS TS N S SS

Sangat Tidak

Setuju

Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju

INDEPENDENSI AUDITOR

No Pernyataan STS TS N S SS

1.

Penyusunan program audit bebas dari campur

tangan untuk menentukan, mengeliminasi atau

memodifikasi bagian-bagian tertentu yang

diperiksa

2. Penyusunan program audit bebas dari campur

tangan atau sikap tidak mau bekerjasama mengenai penerapan prosedur yang dipilih

3. Penyusunan program audit bebas dari usaha-

usaha pihak lain terhadap subyek pekerjaan

pemeriksaan selain untuk proses pemeriksaan

yang disediakan

4.

Dalam melakukan verifikasi, auditor

memperoleh kebebasan dalam mengakses

semua informasi yang berhubungan dengan

kegiatan audit

Page 95: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

5. Selama melakukan verifikasi auditor

memperoleh dukungan dan kerjasama yang baik

dengan pihak manajemen klien

6. Manajemen klien memberikan kebebasan pada

auditor dalam menentukan bahan bukti yang

diperlukan maupun obyek yang akan diperiksa

7. Kegiatan verifikasi auditor harus bebas dari

kepentingan pribadi auditor

No Pernyataan STS TS N S SS

8. Auditor harus bebas dari keinginan pribadi

maupun pengaruh pihak lain untuk memodifikasi bahan bukti selama aktivitas audit

9. Auditor harus bebas dari tekanan pihak

manapun dalam melaporkan temuan-temuan

yang bersifat material

10. Auditor harus menghindari penggunaan kata-

kata yang menyesatkan baik secara sengaja

maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta,

opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor.

11. Auditor harus bebas dalam menggunakan

judgement mengenai fakta dan opini dalam

laporan audit

KUALITAS AUDIT

No Pertnyataan STS TS N S SS

1. KAP yang memiliki reputasi yang baik akan

memberikan audit yang berkualitas

2. Auditor/KAP yang memiliki kapabilitas akan

memberikan audit yang berkualitas

3. Staf KAP menumbuhkan rasa percaya klien

4. Staf KAP menimbulkan rasa aman pada klien

5. Staf KAP mampu menjawab pertanyaan klien

Page 96: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

6. Staf KAP sungguh-sungguh mengutamakan

klien

7. Staf KAP memahami kebutuhan klien

8. KAP memiliki waktu beroperasi/jam kantor

yang nyaman

9. KAP tidak menginformasikan kepada klien

tentang kepastian waktu penyampaian jasa

10. KAP memberikan jasa dengan tepat waktu

No Pertanyaan STS TS N S SS

11. Staf KAP bersedia membantu klien, bukan

dalam kompromi

12. Staf klien tidak bersedia merespon permintaan

klien

13. KAP mampu memberikan jasa non-audit,

misal: konsultasi manajemen, penyusunan

sistem informasi akuntansi, dan lain-lain yang

tidak conflict interest

14. KAP tidak harus memiliki keahlian dibidang

industri klien

15. KAP tidak harus memiliki pengalaman di

bidang industri klien

16. KAP yang besar (Big Four) memberikan jasa

yang berkualitas

17. KAP harus bersikap obyektif pada saat

memberikan jasa

PENGALAMAN AUDIT

1. Lamanya pengalaman audit yang Anda miliki:

a. Lama sekali (lebih dari 20 tahun)

b. Cukup lama (16 s/d 20 tahun) c. Lama (11 s/d 15 tahun)

d. Kurang Lama (5 s/d 10 tahun)

e. Sebentar (kurang dari 5 tahun)

2. Banyaknya jumlah penugasan yang Bapak/Ibu/Saudara laksanakan:

a. Sangat banyak (lebih dari 40 penugasan)

b. Cukup banyak (31 s/d 40 penugasan) c. Banyak (21 s/d 30 penugasan)

d. Kurang Banyak (10 s/d 20 penugasan)

Page 97: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

e. Sedikit (kurang dari 10 penugasan)

KESADARAN ETIS AUDITOR

Di bawah ini terdapat tiga ilustrasi kasus serta tindakan yang mengikutinya. Anda

dimohon untuk menilai tindakan pada setiap ilustrasi tersebut dengan memberi

tanda silang (X) pada pilihan angka: 1, 2, 3, 4, dan 5.

Ilustrasi 1 Sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) baru saja memperoleh klien baru dengan

biaya audit yang sangat rendah. Dalam persiapan pengauditar seorang partner

mengusulkan anggaran jam pengauditan untuk akun persediaan selama 100 jam.

Padahal pengalaman partner senior dengan klien sejenis menunjukkan bahwa untuk memperoleh keyakinan agar tidak terjadi kesalahan maupun pelanggaran

terhadap standar yang bersifat material, pengauditan memerlukan waktu minimal 150 jam. Di KAP tersebut, evaluasi kinerja partner didasarkan pada efisiensi

pengauditan. Tindakan: Usulan anggaran waktu tersebut diterima oleh partner senior,

akibatnya dalam proses pengauditan partner tersebut melakukan prosedur pengauditan yang lebih sedikit terhadap akun persediaan.

Dari tindakan diatas, jawablah 3 pertanyaan di bawah ini:

Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 Tidak Etis

Kemungkinan saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

Kemungkinan kolega saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

Ilustrasi 2 Auditor X bertindak sebagai auditor independen pada klien A. Volume penjualan

klien A mengalami penurunan sangat drastis. Auditor X mengetahui bahwa klien A akan segera bangkrut. Pada saat yang sama, auditor juga sedang mengaudit

klien B. Ketika sedang melakukan pengauditan pada rekening piutang klien B, auditor X menemukan bahwa klien A memiliki utang terhadap klien B sebesar Rp

500 juta. Jumlah ini merupakan 10% dari saldo piutang klien B. Tindakan: Auditor X memberitahu klien B tentang kemungkinan bangkrut yang

akan dialami klien A.

Dari tindakan diatas, jawablah 3 pertanyaan di bawah ini:

Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 Tidak Etis

Kemungkinan saya akan melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

Kemungkinan kolega saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

Ilustrasi 3 Auditor Y disamping berpraktik sebagai akuntan publik juga ikut aktif dalam

kegiatan aktifitas sosial. Dia sangat aktif dalam organisasi untuk penyandang cacat di kotanya. Dalam rangka untuk mengumpulkan dana bagi organisasi

Page 98: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

tersebut, auditor Y berencana menggunakan kertas kop surat KAP tempat ia

bekerja untuk digunakan sebagai surat permohonan sumbangan sukarela pada

perusahaan-perusahaan.

Tindakan: Auditor Y menggunakan kertas kop surat KAP untuk membuat surat permohonan sumbangan sukarela.

Dari tindakan diatas, jawablah 3 pertanyaan di bawah ini:

Menurut saya, tindakan tersebut Etis 1 2 3 4 5 Tidak Etis

Kemungkinan saya akan melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

Kemungkinan kolega saya melakukan Tinggi 1 2 3 4 5 Rendah

Page 99: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

KEPEDULIAN PADA ETIKA PROFESI

Anda dimohon untuk memberi tanda silang (X) pada pilihan angka: 1, 2, 3, 4, dan 5. Makin besar salah satu angka dari rentang angka yang Anda pilih menunjukkan

bahwa Anda semakin setuju dengan pernyataan tersebut.

Pertanyaan:

1. Apakah Anda sangat peduli pada etika profesi untuk mensukseskan profesi

auditor?

Tidak peduli 1 2 3 4 5 Sangat peduli

2. Apakah Anda sering mengatakan pada teman-teman Anda bahwa kepedulian

pada etika profesi adalah sangat baik untuk dilaksanakan?

Tidak Pernah 1 2 3 4 5 Sering Sekali

3. Apakah Anda merasa bangga ketika memberitahukan kepada orang lain bahwa Anda peduli pada etika profesi?

Tidak Bangga 1 2 3 4 5 Sangat Bangga

4. Apakah Anda merasa bahwa nilai-nilai yang Anda yakini dengan nilai-nilai yang ada dalam etika profesi auditor memiliki banyak kesamaan?

Tidak 1 2 3 4 5 Ya

5. Apakah Anda setuju dengan aturan-aturan yang ada dalam etika profesi yang

dikeluarkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia?

Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 Sangat Setuju

Page 100: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

6. Apakah kepedulian terhadap etika profesi dapat memberikan kepuasan pada

diri Anda untuk memberikan yang terbaik dalam melakukan setiap pekerjaan

audit?

Tidak Memberi Kepuasan 1 2 3 4 5 Sangat Memberi Kepuasan

7. Apabila Anda memutuskan untuk tidak peduli terhadap etika profesi, apakah

Anda merasa bahwa tindakan tersebut merupakan suatu kesalahan?

Tidak 1 2 3 4 5 Ya

8. Apakah Anda merasa senang dengan memilih profesi sebagai auditor

dibanding profesi lainnya?

Tidak Senang 1 2 3 4 5 Sangat Senang

9. Apakah Anda merasa bahwa menjadi auditor adalah profesi yang terbaik

dibanding profesi lainnya?

Tidak 1 2 3 4 5 Ya

10. Dalam situasi saat ini, apabila ada sedikit perubahan yang tidak berkenan

dihati Anda apakah dapat mempengaruhi kepedulian Anda pada etika profesi?

Tidak 1 2 3 4 5 Ya

Page 101: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN

AUDITOR DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP

KUALITAS AUDIT

Amilin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nur Aini

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstract:

The objectives of this research was to explain the influence of auditor

independence, auditor experience and auditor ethics to audit quality. Data used in

this research was questionnaires from independent auditors, at audit firms in DKI

Jakarta.

Sampling method was using convenience sampling. 100 questionnaires was

distribute. Total returned questionnaires was 78 (78%). The method of data

analyzing used in this research was multiple regression method with auditor

independence, auditor experience, auditor ethics is independence variable and

audit quality is dependent variable.

This research showed that auditor independence, auditor experience, and

auditor ethics has significant to audit quality. The t test showed that value of

significant of auditor independence variable is 0.000, auditor experience variable

is 0.026, and auditor ethics variable is 0.048.

Keywords: Auditor Independence, Auditor Experience, Auditor Ethics, Audit

Quality

I. PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang Penelitian

Banyak masalah yang terjadi pada berbagai kasus bisnis yang melibatkan

profesi seorang akuntan. Akuntan adalah profesi yang keberadaannya sangat

Page 102: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

tergantung dengan adanya kepercayaan dari masyarakat yang menggunakan

jasanya. Oleh karena itu, jika akuntan tidak mendapatkan kepercayaan dari

masyarakat, maka mereka tidak akan menggunakan jasa akuntan, sehingga

profesi akuntan tidak perlu ada.

Masalah-masalah yang ditimbulkan membuat kepercayaan para pemakai

laporan keuangan khususnya laporan keuangan auditan terhadap auditor mulai

menurun. Akibatnya, para pemakai laporan keuangan seperti investor dan

kreditur mulai mempertanyakan kembali eksistensi akuntan publik sebagai

pihak independen yang menilai kewajaran laporan keuangan.

Hubungan akuntan dengan pengguna jasanya memiliki bentuk yang

khusus jika dibandingkan dengan profesi lainnya. Profesi lain mendapatkan

penugasan dari pengguna jasa dan bertanggung jawab juga kepadanya,

sementara akuntan mendapat penugasan dan memperoleh fee dari perusahaan

yang menerbitkan laporan keuangan, namun bertanggung jawab kepada

pengguna laporan keuangan. Kondisi seperti ini sering kali menempatkan

akuntan pada situasi-situasi dilematis, oleh sebab itu sangat penting bagi

akuntan untuk melaksanakan audit dengan kompeten dan tidak bias (Arens

dan Loebbecke, 2008).

Kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan hal itu sepenuhnya

tergantung pada praktek profesional yang dijalankan para akuntan.

Profesionalisme mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh setiap

anggota profesi yaitu: keahlian, pengetahuan, dan karakter. Karakter

Page 103: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

menunjukkan personality seorang profesional, yang diwujudkan dalam sikap

dan tindakan etisnya.

Etika profesi akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan

Indonesia. Kode etik ini mengikat para anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan

akuntan lainnya yang bukan anggota (bab VII pasal 10 Kode Etik Akuntan

Indonesia). Disamping itu, dengan adanya kode etik, maka para anggota

profesi akan lebih dapat memahami apa yang diharapkan profesi terhadap para

anggotanya (Sihwahjoeni dan Gudono, 2000). Etika professional auditor

diterapkan oleh anggota Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan

Publik (IAPI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI-KAP

maupun yang bukan anggota IAPI-KAP) yang bekerja pada satu Kantor

Akuntan Publik (KAP). Dalam hal staf profesional yang bekerja pada satu

KAP yang bukan anggota IAPI-KAP melanggar aturan etika ini, maka rekan

pimpinan KAP tersebut bertanggung jawab atas tindakan pelanggaran

tersebut. Sikap dan tindakan etis akuntan akan sangat menentukan posisinya

dimata masyarakat. Profesi seorang akuntan diharapkan memiliki

profesionalitas, integritas yang tinggi, bersikap independen, kompeten dan

bertanggung jawab atas segala pekerjaannya. Auditor dengan kapasitas

pemikian etis yang tinggi akan lebih baik dalam menghadapi konflik dan

dilema etis, dan lebih independen dalam membuat keputusan yang terkait

dengan dilema etis (St Vena Purnamasari, 2006).

Independensi merupakan sikap yang bebas dari pengaruh pihak lain (tidak

dikendalikan dan tidak bergantung pada pihak lain), secara intelektual

Page 104: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

bersikap jujur, dan objektif (tidak memihak) dalam mempertimbangkan fakta

dan menyatakan opininya (Mulyadi, 2008). Sikap independen sangat

dibutuhkan oleh seorang auditor eksternal dalam memberikan jasa audit yang

disediakan untuk para pemakai laporan keuangan. Selain itu, independensi

auditor eksternal juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

menilai kualitas atau mutu dari jasa audit yang dihasilkan.

Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (2004), audit yang

dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi ketentuan dan

standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut mencakup mutu

professional auditor, independensi, pertimbangan yang digunakan dalam

pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. Jadi seorang auditor dapat

menghasilkan laporan audit yang berkualitas jika auditor tersebut

melaksanakan pekerjaannya secara professional.

Kompleksitas tugas yang dihadapi oleh seorang auditor akan menambah

pengalaman serta pengetahuannya. Hal ini menunjukkan bahwa auditor yang

tidak berpengalaman mempunyai tingkat kesalahan yang lebih signifikan

dibandingkan dengan auditor yang lebih berpengalaman. Pengalaman yang

lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih, pengalaman seorang auditor

tentunya dapat berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

auditor tersebut.

Dalam penelitian Rizmah Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti (2004)

menunjukkan bahwa faktor pengalaman audit berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit. Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) menemukan bahwa

Page 105: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

independensi berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit, selanjutnya

interaksi independensi dan etika auditor sebagai variabel moderasi

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berarti kualitas audit

didukung oleh sampai sejauh mana auditor mampu bertahan dari tekanan klien

disertai dengan perilaku etis yang dimiliki. Namun, dalam penelitian Nurul

Dwi Ayuni (2008) menemukan bahwa pengalaman berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap kulitas audit atas sistem informasi berbasis

komputer. Susiana dan Arleen (2007) membuktikan bahwa independensi dan

kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap integritas laporan

keuangan.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, terlihat bahwa kualitas

audit tidak bisa diukur secara pasti sehingga hasil penelitiannya berbeda-beda.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul

”Pengaruh Independensi Auditor, Pengalaman Auditor dan Etika

Auditor terhadap Kualitas Audit”.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang telah

dilakukan oleh Nizarul, Trisni dan Liliek (2007). Perbedaan antara penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

4. Menambahkan variabel pengalaman auditor dan etika auditor sebagai

variabel independen. Pengalaman auditor dan etika auditor merupakan

beberapa hal yang berkaitan dengan auditor dalam melaksanakan

penugasannya dan pengaruhnya terhadap kualitas audit yang mereka

Page 106: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

hasilkan, karena itu penelitian ini menambahkan kedua variabel tersebut

untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kualitas audit.

5. Menghilangkan etika auditor sebagai variabel moderasi. Etika auditor

diubah menjadi salah satu variabel independen dalam penelitian ini, untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas audit.

6. Menjadikan kantor-kantor akuntan publik yang berada di DKI Jakarta

sebagai populasi dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan agar hasil

penelitian yang didapat menjadi lebih maksimal dengan memperluas

pengambilan sampel.

1.2. Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini masalah yang ingin diteliti adalah:

4. Apakah independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit?

5. Apakah pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit?

6. Apakah etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit?

Tujuan penelitian ini adalah:

4. Untuk menguji pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit.

5. Untuk menguji pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit.

6. Untuk menguji pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit.

2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Etika

Page 107: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Ethics (etika) adalah strandar prilaku yang menjadi dasar penilaian

benar atau salah, jujur atau tidak jujur, adil atau tidak adilnya tindakan

seseorang (Weygandt, Kieso, & Kimmel, 2007). Etika secara umum

diartikan sebagai perangkat prinsip moral atau nilai. Masing-masing

orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan secara

eksplisit. Perilaku beretika diperlukan oleh masyarakat agar semuanya

dapat berjalan lancar serta teratur sesuai dengan ketentuan yang ada,

kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting sehingga banyak

diantara nilai etika yang dimasukkan dalam undang-undang.

Di Indonesia, etika diterjemahkan menjadi kesusilaan karena sila

berarti dasar, kaidah atau aturan, sedangkan su berarti baik, benar dan

bagus. Selanjutnya, selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa yang

disebut dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam kelompok

profesi yang besangkutan. Oleh karena merupakan konsensus, maka etika

tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal yang selanjutnya disebut

sebagai ‘kode etik’. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu

dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang

bersangkutan (Desriani,1993 dalam Gudono,2000).

Etika adalah seperangkat prinsip moral atau nilai (Arens dan

loebbecke, 2008), atau aturan perilaku yang ditetapkan oleh organisasi

profesi untuk melindungi kepentingan anggota dan masyarakat sebagai

pemakai jasanya. Aturan tersebut berisi hal-hal yang boleh dan tidak

boleh dilakukan dan harus ditaati oleh setiap anggota organisasi.

Page 108: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Etika dalam bahasa Yunani terdiri dari dua kata yaitu: ethos berarti

kebiasaan atau adat, dan ethikos berarti perasaan batin atau

kecenderungan batin mendorong manusia dalam bertingkah laku. “Etika

sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang komplek tentang apa

yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu.

Profesi itu sendiri meliputi kombinasi unik dari pengalaman dan

pembelajaran masing-masing individu seperti yang dikemukakan oleh

Ward et al. (1993) dalam Gudono (2000). Jadi secara umum etika

menggambarkan suatu perwujudan dan penetapan suatu norma sikap dan

tingkah laku yang membantu manusia bertindak secara bebas dan dapat

dipertanggung jawabkan karena setiap tindakan lahir dari keputusan

pribadi yang bebas.

2.2. Teori Moral Development

Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg (1958) dengan

mengikuti perkembangan dari keputusan moral seiring penambahan usia

yang semula diteliti Piaget (1932), yang menyatakan bahwa logika dan

moralitas berkembang melalui tahapan-tahapan konstruktif. Teori ini

berpandangan bahwa penalaran moral, merupakan dasar dari perilaku etis

dan mempunyai enam tahapan perkembangan yang dapat teridentifikasi.

Kohlberg memperluas pandangan dasar ini, dengan menentukan bahwa

proses perkembangan moral pada prinsipnya berhubungan dengan

Page 109: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

keadilan dan perkembangannya berlanjut selama kehidupan walaupun ada

dialog yang mempertanyakan implikasi filosofis dari penelitiannya.

Keenam tahapan perkembangan moral dari Kohlberg dikelompokkan

ke dalam tiga tingkatan: pra-konvensional, konvensional, dan pasca-

konvensional. Tidak dimungkinkan untuk melompati suatu tahapan;

setiap tahap memiliki perspektif yang baru dan diperlukan, dan lebih

komprehensif, beragam, dan terintegrasi dibanding tahap sebelumnya.

Kohlberg menggunakan cerita-cerita tentang dilema moral dalam

penelitiannya, dan ia tertarik pada bagaimana orang-orang akan

menjustifikasi tindakan-tindakan mereka bila mereka berada dalam

persoalan moral yang sama. Teorinya didasarkan pada tahapan

perkembangan konstruktif; setiap tahapan dan tingkatan memberi

tanggapan yang lebih adekuat terhadap dilema-dilema moral dibanding

tahap atau tingkat sebelumnya.

Tahapan-tahapan

Tingkat 1 (Pra-Konvensional)

1. Orientasi kepatuhan dan hukuman

2. Orientasi minat pribadi (Apa untungnya buat saya?)

Tingkat 2 (Konvensional)

3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas (Sikap anak baik)

4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial (Moralitas hukum

dan aturan)

Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)

Page 110: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

5. Orientasi kontrak sosial

6. Prinsip etika universal (Principled conscience)

Tingkat 1: Pra-Konvensional

Tingkat pra-konvensional dari penalaran moral umumnya ada pada

anak-anak, walaupun orang dewasa juga dapat menunjukkan penalaran

dalam tahap ini. Seseorang yang berada dalam tingkat pra-konvensional

menilai moralitas dari suatu tindakan berdasarkan konsekuensinya

langsung. Tingkat pra-konvensional terdiri dari dua tahapan awal dalam

perkembangan moral, dan murni melihat diri dalam bentuk egosentris.

Dalam tahap pertama, individu-individu memfokuskan diri pada

konsekuensi langsung dari tindakan mereka yang dirasakan sendiri.

Sebagai contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila orang

yang melakukannya dihukum. Semakin keras hukuman diberikan

dianggap semakin salah tindakan itu. Tahap dua menempati posisi apa

untungnya buat saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang

paling diminatinya. Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian

pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga

berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri.

Dalam tahap dua perhatian kepada orang lain tidak didasari oleh

loyalitas atau faktor yang bersifat intrinsik. Kekurangan perspektif

tentang masyarakat dalam tingkat pra-konvensional, berbeda dengan

kontrak sosial (tahap lima), sebab semua tindakan dilakukan untuk

Page 111: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

melayani kebutuhan diri sendiri saja. Bagi mereka dari tahap dua,

perpektif dunia dilihat sebagai sesuatu yang bersifat relatif secara moral.

Tingkat 2: Konvensional

Tingkat konvensional umumnya ada pada seorang remaja atau orang

dewasa. Orang di tahapan ini menilai moralitas dari suatu tindakan

dengan membandingkannya dengan pandangan dan harapan masyarakat.

Tingkat konvensional terdiri dari tahap ketiga dan keempat dalam

perkembangan moral.

Dalam tahap tiga, seseorang memasuki masyarakat dan memiliki

peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan

dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan

masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Dalam tahap empat, adalah

penting untuk mematuhi hukum, keputusan, dan konvensi sosial karena

berguna dalam memelihara fungsi dari masyarakat. Penalaran moral

dalam tahap empat lebih dari sekedar kebutuhan akan penerimaan

individual seperti dalam tahap tiga; kebutuhan masyarakat harus melebihi

kebutuhan pribadi.

Tingkat 3: Pasca-Konvensional

Tingkatan pasca konvensional, juga dikenal sebagai tingkat

berprinsip, terdiri dari tahap lima dan enam dari perkembangan moral.

Kenyataan bahwa individu-individu adalah entitas yang terpisah dari

masyarakat kini menjadi semakin jelas. Akibat ‘hakekat diri mendahului

Page 112: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

orang lain’ ini membuat tingkatan pasca-konvensional sering tertukar

dengan perilaku pra-konvensional. Dalam tahap lima, individu-individu

dipandang sebagai memiliki pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang

berbeda, dan adalah penting bahwa mereka dihormati dan dihargai tanpa

memihak. Permasalahan yang tidak dianggap sebagai relatif seperti

kehidupan dan pilihan jangan sampai ditahan atau dihambat.

pemerintahan yang demokratis merupakan contoh tindakan yang

berlandaskan pada penalaran tahap lima.

Dalam tahap enam, penalaran moral berdasar pada penalaran abstrak

menggunakan prinsip etika universal. Hukum hanya valid bila berdasar

pada keadilan, dan komitmen terhadap keadilan juga menyertakan

keharusan untuk tidak mematuhi hukum yang tidak adil. Walau Kohlberg

yakin bahwa tahapan ini ada, ia merasa kesulitan untuk menemukan

seseorang yang menggunakannya secara konsisten. Tampaknya orang

sukar, kalaupun ada, yang bisa mencapai tahap enam dari model

Kohlberg ini.

2.3. Teori Keagenan

Agent memiliki informasi yang lebih banyak (full information)

dibanding dengan principal di sisi lain, sehingga menimbulkan adanya

asimetry information. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer

dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan

keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utilitynya. Sedangkan

bagi pemilik modal dalam hal ini investor, akan sulit untuk mengontrol

Page 113: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

secara efektif tindakan yang dilakukan oleh manajemen karena hanya

memiliki sedikit informasi yang ada. Oleh karena itu, terkadang

kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh manajemen perusahaan

tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau investor.

Teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory

(Mursalim, 2005), yang membuat suatu model kontraktual antara dua atau

lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak

yang lain disebut principal. Principal mendelegasikan

pertanggungjawaban atas decision making kepada agent, hal ini dapat

pula dikatakan bahwa principal memberikan suatu amanah kepada agent

untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah

disepakati. Wewenang dan tanggungjawab agent maupun principal diatur

dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama.

Scott (2000) menyatakan bahwa perusahaan mempunyai banyak

kontrak, misalnya kontrak kerja antara perusahaan dengan para

manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya.

Kontrak kerja yang dimaksud adalah kontrak kerja antara pemilik modal

dengan manajer perusahaan, dimana antara agent dan principal ingin

memaksimumkan utility masing-masing dengan informasi yang dimiliki.

Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:

3. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam

lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan

prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang

Page 114: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh

pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada

pemegang saham.

4. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang

manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun

pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan

diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan

sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai

pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi

perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan

melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.

Asimetri antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal)

memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis, yaitu

memperoleh keuntungan pribadi. Dalam hal pelaporan keuangan, manajer

dapat melakukan manajemen laba (earnings management) untuk

menyesatkan pemilik (pemegang saham) mengenai kinerja ekonomi

perusahaan.

Akuntan publik diharapkan dapat menjembatani kepentingan pihak

investor dan kreditor dengan pihak manajemen (agent) dalam mengelola

Page 115: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

keuangan perusahaan. Sebagai perantara, akuntan harus dapat bertindak

jujur, bijaksana, dan profesional.

Akuntan publik harus mempunyai tanggung jawab bahwa informasi

yang mereka berikan disajikan secara lengkap dan jujur kepada para

pengguna informasi tersebut. Sehingga mereka dapat mengetahui kinerja

perusahaan yang sesungguhnya dan dapat dijadikan sebagai dasar yang

tepat untuk mengambil keputusan.

2.4. Independensi

Tanggung jawab yang besar, maka merupakan suatu hal yang penting

bagi akuntan yang bekerja di suatu kantor akuntan publik untuk memiliki

independensi dan keahlian yang tinggi. Jika akuntan tidak independen

terhadap manajemen kliennya, pendapat yang dia berikan tidak

mempunyai arti. Dalam Seprian (2007) independensi akuntan publik

mencakup dua aspek, yaitu: (1) independensi sikap mental, dan (2)

independensi penampilan.

Setiap akuntan harus menjaga integritas dan keobjektivan dalam

tugas proesional dan setiap auditor harus independen dari semua

kepentingan yang bertentangan atau pengaruh yang tidak layak. Ia juga

harus menghindari situasi yang dapat menimbulkan kesan pada pihak

ketiga bahwa ada pertentangan kepentingan atau keobjektivan sudah tidak

dapat dipertahankan.

Mautz dan Sharaf (1993) menyatakan bahwa untuk dapat

menjalankan kewajibannya, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh

Page 116: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

auditor, yaitu kompetensi, independensi, dan due professional care.

Mempertahankan perilaku yang independen bagi auditor dalam

memenuhi tanggung jawab mereka adalah penting. Tetapi yang juga

penting adalah bahwa pemakai laporan keuangan tersebut memiliki

kepercayaan atas independensi tersebut.

Shockley (1981) dalam Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) melakukan

penelitian tentang empat faktor yang berpengaruh terhadap independensi

akuntan publik dimana responden penelitiannya adalah kantor akuntan

publik, bank dan analis keuangan. Faktor yang diteliti adalah pemberian

jasa konsultasi kepada klien, persaingan antar KAP, ukuran KAP dan

lama hubungan audit dengan klien.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KAP yang memberikan jasa

konsultasi manajemen kepada klien yang diaudit dapat meningkatkan

risiko rusaknya independensi yang lebih besar dibandingkan yang tidak

memberikan jasa tersebut. Tingkat persaingan antar KAP juga dapat

meningkatkan risiko rusaknya independensi akuntan publik. KAP yang

lebih kecil mempunyai risiko kehilangan independensi yang lebih besar

dibandingkan KAP yang lebih besar. Sedangkan faktor lama ikatan

hubungan dengan klien tertentu tidak mempengaruhi secara signifikan

terhadap independensi akuntan publik. Kepercayaan masyarakat terhadap

profesi akuntan publik berhubungan langsung dengan mutu pemeriksaan

dan salah satu elemen penting dalam kendali mutu tersebut adalah

independensi.

Page 117: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

2.5. Pengalaman Auditor

Libby (1995) dalam Koroy (2005:917) menyatakan bahwa pekerjaan

auditor adalah pekerjaan yang melibatkan keahlian (expert). Semakin

berpengalaman seorang internal auditor maka semakin mampu dia

menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin

kompleks, termasuk dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan

terhadap penerapan struktur pengendalian intern.

Pengalaman audit diperoleh auditor selama mereka mengerjakan

penugasan auditnya. Pengalaman akan diperoleh jika prosedur penugasan

dan supervisi berjalan dengan baik. Prosedur penugasan adalah prosedur

yang menjamin terjadinya keseimbangan antara kebutuhan, keahlian,

pengembangan dan pemanfaatan personel dalam pelaksanaan perikatan

(IAPI 2004).

Salah satu ciri dari keahlian (expertise) auditor yang sudah diteliti

dalam riset keperilakuan adalah mengenai perhatiannya terhadap

informasi negatif dan positif (auditor attendance to negative and positive

information), yang telah ditunjukkan Anderson dan Maletta (1994) dalam

Koroy (2007). Hasil studi mereka didasarkan pada temuan dalam

pengauditan dan psikologi yang menunjukkan pengalaman memainkan

peran penting dalam sejauh mana perilaku konservatif/berorientasi negatif

diperlihatkan. Anderson dan Maletta mendapatkan mahasiswa dan staf

auditor yang tidak berpengalaman lebih memperhatikan informasi negatif

dibandingkan auditor senior.

Page 118: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional,

auditor harus menjalani pelatihan yang cukup. Pelatihan tersebut berupa

kegiatan-kegiatan, seperti seminar, simposium, lokakarya pelatihan itu

sendiri dan kegiatan penunjang keterampilan lainnya. Auditor yang

kurang berpengalaman terlalu terfokus pada informasi negatif sehingga

semakin negatif juga mereka dalam membuat pertimbangan audit.

2.6. Kualitas Audit

DeAngelo (1981) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dilihat

dalam dua dimensi, pertama auditor harus mampu mendeteksi salah saji

material, kedua salah saji tersebut harus dilaporkan. Kemampuan untuk

mendeteksi salah saji material sangat dipengaruhi oleh kemampuan

teknologi auditor, prosedur audit dan jumlah sampling yang digunakan.

Kemampuan untuk melaporkan salah saji material secara tepat tergantung

pada sikap independensi auditor, jika auditor berada dalam tekanan

personal, emosional dan keuangan maka auditor dapat kehilangan

independensinya.

Audit yang berkualitas akan mampu mengurangi faktor

ketidakpastian yang berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan

oleh pihak manajemen. Karena itu wajar jika kemudian kualitas audit

menjadi topik yang selalu memperoleh perhatian mendalam dari profesi

akuntan, pemerintah dan masyarakat serta para investor. Berkaitan

dengan kasus Enron, WorldCom, dan jatuhnya KAP Arthur Andersen

merupakan saat yang tepat mempertanyakan kualitas audit yang telah

Page 119: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

diberikan oleh KAP big international tersebut. Hal tersebut telah

melahirkan perubahan terhadap undang-undang di Amerika Serikat

dengan berlakunya Sarbanes-Oxley Act Juni tahun 2002 diikuti dengan

PMK No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik di Indonesia.

Undang-undang tersebut diantaranya mengatur tentang rotasi wajib bagi

auditor serta KAP tidak diperbolehkan memberikan jasa non audit

disamping pemberian jasa audit pada klien karena dapat mengganggu

independensi auditor. Kualitas audit akan selalu diragukan jika jasa-jasa

lain yang diberikan dianggap membahayakan keobjektifan dan

independensi auditor.

2.7. Model Penelitian

Model penelitian dalam penelitian ini ditampilkan pada gambar 2.1

dalam lampiran.

2.8. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan atas landasan teori dan kerangka pemikiran di atas,

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha1 : Independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit.

Ha2 : Pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit.

Ha3 : Etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit

3. METODE PENELITIAN

GAMBAR 2.1

Page 120: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

3.1. Teknik Pengambilan Sampel dan Metode Pengumpulan Data

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Convenience Sampling. Dengan kriteria responden yaitu auditor yang

mempunyai jabatan auditor junior sampai dengan partner. Metode

pengumpulan data untuk mendukung penelitian ini adalah menggunakan

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan

menggunakan kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada auditor

yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berada di DKI Jakarta.

3.2. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

3. Variabel Independen

d. Independensi auditor (XI)

Independensi Akuntan Publik adalah sikap yang diharapkan dari

diri seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan

pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan

prinsip integritas dan obyektivitas. Ada tiga dimensi untuk mengukur

variabel independensi akuntan publik yaitu: independensi dalam

program audit, independensi dalam verifikasi, dan independensi

dalam pelaporan. Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan

dari teori yang dikemukakan oleh Mautz & Sharaf (1993). Variabel

ini digali dengan 11 pernyataan. Respon dari responden diukur

dengan skala Likert dari mulai sangat tidak setuju sampai dengan

sangat setuju.

e. Pengalaman auditor (X2)

Page 121: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Pengalaman Auditor adalah pengalaman auditor dalam

melakukan general audit. Ada dua dimensi untuk mengukur variabel

pengalaman audit yaitu: dimensi jangka waktu menekuni bidang

audit dan dimensi banyaknya penugasan audit/temuan kasus yang

pernah ditangani. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan

instrumen pengukuran variabel yang digunakan oleh Ida Suraida

(2003). Variabel ini digali dengan 2 pernyataan. Semua item

pertanyaan diukur pada skala 1 sampai 5.

f. Etika auditor (X3)

Penerapan Etika Akuntan Publik adalah aplikasi seperangkat

aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia,

baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang

dianut oleh kalangan profesi akuntan publik. Ada dua dimensi untuk

mengukur variabel penerapan etika akuntan publik yaitu: dimensi

kesadaran etis dan dimensi kepedulian pada etika profesi. Instrumen

pengukuran variabel ini menggunakan instrumen pengukuran

variabel yang digunakan oleh Ida Suraida (2003). Semua item

pertanyaan diukur pada skala Likert 1 sampai 5.

4. Variabel Dependen

• Kualitas Audit (Y)

Kualitas Audit adalah probabilitas dimana seorang auditor

menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran

dalam sistem akuntansi kliennya. Ada empat dimensi untuk

Page 122: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

mengukur variabel kualitas audit yaitu: kualitas teknis, kualitas jasa,

hubungan auditor-klien, dan independensi. Instrumen pengukuran

variabel ini dikembangkan oleh DeAngelo (1981). Variabel ini digali

dengan 10 indikator melalui 17 pernyataan. Respon dari responden

direkam dengan skala Likert dari mulai sangat tidak setuju sampai

dengan sangat setuju.

3.3. Teknik Analisis

Pada penelitian ini terdapat beberapa tahap dalam analisis data, yaitu:

Tahap Pertama, menghitung Statistik Deskriptif dari data yang

didapatkan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

,minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi)

(Imam Ghozali, 2005). Tahap Kedua, melakukan uji kualitas data. Hasil

uji reliabilitas dengan bantuan SPSS akan menghasilkan Cronbach Alpha.

Jika hasil dari Cronbach Alpha memiliki nilai diatas 0,6 maka dikatakan

bahwa data tersebut mempunyai keandalan atau reliabel (Imam Ghozali,

2005: 41-42 ). Sedangkan untuk uji validitas, Kriteria yang digunakan

valid atau tidak valid adalah bila koefisien korelasi r kurang dari nilai r

tabel dengan tingkat signifikansi 5%, berarti butir pertanyaan tersebut

tidak valid (Imam Ghozali, 2005: 45).

Page 123: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Tahap Ketiga, menganalisis hubungan independensi auditor,

pengalaman auditor, dan etika auditor terhadap kualitas audit. Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan Software SPSS for

Windows versi 16,0 dimana metode yang dipilih adalah metode analisis

regresi berganda dengan persamaan matematik sebagai berikut:

Y = α + βX1 + βX2 + βX3 + е

Dimana:

Y = Kualitas Audit

α = Konstanta, harga Y bila X = 0

β = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun

penurunan

variabel terikat (Y) yang didasarkan pada variabel bebas (X).

X1 = Independensi Auditor

X2 = Pengalaman Auditor

X3 = Etika Auditor

e = Error

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Peneliti membagikan dan mengumpulkan kuesioner secara langsung

kepada 20 KAP yang terdapat di wilayah DKI Jakarta. Jumlah kuesioner

yang kembali dari total kuesioner yang telah disebar adalah sebanyak 78

kuesioner atau 78%. Jumlah kuesioner yang tidak dikembalikan/salah

adalah 22 buah atau 22%. Hal ini menunjukkan tingkat pengembalian

(response rate) kuesioner yang cukup tinggi.

4.2. Uji Asumsi Klasik

4.2.1. Uji Reliabilitas

Page 124: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Pada variabel independensi auditor terdapat 11 butir pernyataan,

hasil pengujian variabel independensi auditor diperoleh nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,827. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60

(0,827 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden

terhadap pernyataan variabel independensi auditor dikatakan reliabel.

Pada variabel pengalaman auditor terdapat 2 butir pernyataan, hasil

pengujian pengalaman auditor diperoleh nilai Cronbach’s Alpha

sebesar 0,813. maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden

terhadap pernyataan variabel pengalaman auditor dikatakan reliabel.

hasil pengujian variabel etika auditor diperoleh nilai Cronbach’s

Alpha sebesar 0,874. Sedangkan untuk variabel kualitas audit

diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,782. Maka dapat

disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel

etika auditor dan kualitas audit dikatakan reliabel.

4.2.2. Uji Validitas

Pada penelitian kali ini, jumlah sampel (n) yang akan diuji adalah

78 responden dengan taraf signifikan (α) 5%, dengan ketentuan df = 78

– 2 = 76, maka didapat r tabel sebesar 0,223. Berdasarkan hasil

pengujian didapatkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid, karena

koefisien korelasi (r hitung) > r tabel.

4.3. Uji Kualitas Data

4.3.1. Uji Normalitas

GAMBAR 4.1

Page 125: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Berdasarkan tampilan grafik normal P-Plot (gambar 4.1) dapat

disimpulkan bahwa terlihat titik-titik menyebar disekitar garis

diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

Sedangkan pada grafik histogram terlihat bahwa grafik histogram

memberikan pola distribusi yang mendekati normal.

Dengan demikian, dapat disimpulkan grafik normal plot dan

grafik histogram menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai

karena asumsi normalitas.

4.3.2. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan tabel 4.8, masing-masing variabel memiliki VIF

tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa model regresi linier

berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan

dalam penelitian.

4.3.3. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar Scatterplot pada gambar 4.3 diatas dapat

dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak namun tidak tersebar

secara baik, karena titik-titik tersebut lebih banyak mengumpul

dibawah titik nol pada sumbu Y. Tetapi titik-titik tersebut juga ada

yang menyebar diatas angka nol. Dengan demikian dapat

GAMBAR 4.2

TABEL 4.1

GAMBAR 4.3

Page 126: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskesdastisitas pada model

regresi, sehingga model regresi layak untuk memprediksi kualitas

audit berdasarkan masukan variabel independen independensi

auditor, pengalaman audit dan etika auditor.

4.4. Uji Hipotesis

Hasil pengujian antara variabel independen (independensi auditor,

pengalaman auditor, dan etika auditor) terhadap variabel dependen

(kualitas audit) secara individu yang dilakukan dengan uji t (tabel 4.2)

adalah sebagai berikut:

4.4.1. Hipotesis 1

Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Independensi auditor

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.2 dapat

diketahui bahwa hasil pengujian untuk variabel independensi auditor

mempunyai angka signifikansi 0,000 sehingga nilai tersebut lebih kecil

dari 0,05. Dengan demikian Ha1 diterima, hal ini berarti bahwa

independensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

4.4.2. Hipotesis 2

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa pengalaman audit

berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.2 dapat

diketahui bahwa variabel pengalaman audit mempunyai angka

signifikansi 0,026 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan

TABEL 4.2

Page 127: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

demikian Ha2 diterima, hal ini berarti bahwa pengalaman audit

berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

4.4.3. Hipotesis 3

Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa etika auditor berpengaruh

secara signifikan terhadap kualitas audit. Dari tabel 4.2 dapat diketahui

bahwa variabel etika auditor mempunyai angka signifikansi 0,048

sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha3

diterima, hal ini berarti bahwa etika auditor berpengaruh terhadap kualitas

audit.

4.5. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk variabel

independensi auditor hasil yang diperoleh menyatakan bahwa

independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari

Susiana dan Arleen (2007) yang melakukan penelitian mengenai

pengaruh independensi, mekanisme corporate governance, dan kualitas

audit terhadap integritas laporan keuangan. Hasil penelitian tersebut

membuktikan bahwa independensi dan kualitas audit tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hal ini

disebabkan diantaranya karena perbedaan jenis sampel yang digunakan

dalam penelitian, pada penelitian tersebut sampel yang digunakan adalah

perusahaan publik yang tentunya pengetahuan mereka mengenai audit

tidak begitu mendalam, sehingga jawaban yang didapatkan dari kuesioner

Page 128: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

yang diberikan tentunya tidak maksimal dan tidak sesuai dengan yang

diharapkan, jawaban yang mereka berikan hanya sebatas hasil dari

laporan keuangan yang telah dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Sedangkan pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah auditor

eksternal yang tentunya sangat mengetahui dan memahami segala sesuatu

mengenai audit.

Namun hasil dari penelitian ini mendukung penelitian yang telah

dilakukan Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) yang menemukan bahwa

independensi berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit. Audit yang

dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi

ketentuan dan standar pengauditan. Standar pengauditan tersebut

mencakup mutu profesional auditor, independensi dan penyusunan

laporan audit. Hasil lain mengenai penelitian tentang independensi

menunjukkan bahwa dalam mengambil keputusan seorang akuntan publik

dipengaruhi oleh dorongan untuk mempertahankan klien auditnya, tetapi

disisi lain terdapat beberapa kekuatan yang bisa meredakan pengaruh

tersebut. Hasil penelitian juga memberikan bukti bahwa pemisahan staf

audit dari staf yang melakukan consulting service dirasakan oleh pemakai

laporan akan meningkatkan independensi akuntan publik. Pengaruh

Budaya masyarakat atau organisasi terhadap pribadi akuntan publik akan

mempengaruhi sikap independensinya ( Johnny HS, 2009).

Jadi independensi merupakan salah satu standar pengauditan yang

harus dipenuhi agar audit yang dilaksanakan oleh auditor berkualitas.

Page 129: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Dengan demikian dapat terlihat bahwa independensi merupakan hal yang

harus selalu diterapkan oleh para auditor dalam melaksanakan auditnya.

Sedangkan untuk pengalaman auditor, Hasil penelitian yang

diperoleh menunjukkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh secara

signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian

Nurul Dwi Ayuni (2008) yang menemukan bahwa pengalaman

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kualitas audit atas

sistem informasi berbasis komputer. Hal ini dikarenakan pada penelitian

tersebut pengalaman diuji terhadap kualitas audit atas sistem informasi

berbasis komputer sedangkan dalam penelitian ini pengalaman audit diuji

terhadap kualitas audit secara umum, tidak spesifik atas sistem informasi

berbasis komputer. Namun penelitian ini mendukung penelitian yang

telah dilakukan oleh Rizmah Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti (2004)

yang menemukan bahwa faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatan

pimpinan KAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Pengalaman melaksanakan audit dapat mempengaruhi kualitas audit

yang dihasilkan oleh seorang auditor. Semakin berpengalaman seorang

auditor maka semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik

dalam tugas-tugas yang semakin kompleks, termasuk dalam melakukan

pengawasan dan pemeriksaan selama berlangsungnya penugasan audit.

Pengalaman yang diperoleh oleh seorang auditor tidak hanya diperoleh

melalui banyaknya penugasan audit yang dilakukan, namun pengalaman

dapat diperoleh melalui seminar, simposium, lokakarya, pelatihan dan

Page 130: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

kegiatan penunjang ketrampilan lainnya yang dapat menambah

pengetahuan sebagai seorang auditor.

Hasil penelitian yang diperoleh untuk etika auditor, menyatakan

bahwa etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini

mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Nizarul, Trisni dan

Liliek (2007) yang menemukan bahwa interaksi independensi dan etika

auditor sebagai variabel moderasi berpengaruh signifikan terhadap

kualitas audit. Oleh karena itu etika auditor merupakan salah satu hal

yang sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang auditor dalam

melaksanakan tugasnya.

Dengan menerapkan etika auditor sebagaimana mestinya akan

menghasilkan audit yang berkualitas, sehingga laporan audit dapat

memberikan informasi yang relevan yang digunakan oleh para pengguna

laporan keuangan yang telah diaudit sebagai dasar untuk mengambil

keputusan. Nichols dan Price (1976), Deis dan Giroux (1992) dalam

Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) menyatakan bahwa etika profesional

mempengaruhi kemampuan auditor untuk bertahan dibawah tekanan

klien, misalnya dalam hal menjaga independensinya.

Kredibilitas auditor tentu sangat tergantung dari kepercayaan

masyarakat yang menggunakan jasa mereka. Auditor yang dianggap telah

melakukan kesalahan akan berakibat hilangnya kepercayaan dari klien.

Dengan demikian klien tetap merupakan pihak yang mempunyai

pengaruh besar terhadap auditor.

Page 131: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

5. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

independensi auditor, pengalaman audit dan etika auditor terhadap kualitas

audit. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

4. Independensi auditor (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nizarul,

Trisni dan Liliek (2007) yang menemukan bahwa independensi

berpengaruh signifikan tehadap kualitas audit.

5. Pengalaman auditor (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit (Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,026. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rizmah

Nurchasanah dan Wiwin Rahmanti (2004) yang menemukan bahwa faktor

pengalaman audit dan faktor keterlibatan pimpinan KAP berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

6. Etika auditor (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit

(Y) dengan nilai signifikansi sebesar 0,048. Penelitian ini mendukung

penelitian yang telah dilakukan oleh Nizarul, Trisni dan Liliek (2007) yang

menemukan bahwa interaksi independensi dan etika auditor sebagai

variabel moderasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

5.2. Implikasi

Page 132: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, hasil regresi memperlihatkan

tingkat signifikansi 0,000 untuk independensi auditor, 0,026 untuk pengalaman

audit dan 0,048 untuk etika auditor. Berdasarkan penjelasan diatas, maka

implikasi dari ketiga variabel ini adalah:

1. Variabel independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit, artinya bahwa independensi merupakan hal yang harus

selalu diterapkan oleh para auditor dalam melaksanakan auditnya agar

audit yang dilaksanakan dapat menghasilkan laporan yang berkualitas.

2. Variabel pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap

kualitas audit. Semakin berpengalaman seorang auditor maka semakin

mampu ia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang

semakin kompleks, termasuk dalam melakukan pengawasan dan

pemeriksaan selama berlangsungnya audit.

3. Variabel etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas

audit. Oleh karena itu etika auditor merupakan salah satu hal yang sangat

penting untuk diperhatikan oleh seorang auditor dalam melaksanakan

tugasnya. Dengan menerapkan etika auditor yang ada, maka akan

berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik”.

Jilid 2,

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2008.

Arens, Alvin A.. ”Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan terintegrasi Jilid 1.

Ed 12”. Jakarta: Erlangga, 2008.

Page 133: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

De Angelo, L.E. Auditor Independence, “Low Balling”, and Disclosure

Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. Agustus. p. 113-127,

1981.

Directory Institut Akuntan Publik Indonesia. Ikatan Akuntan Publik Indonesia,

Kompartemen Akuntan Publik, 2008.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Semarang:Undip, 2005.

Gudono, M. dan Sihwajoeni. “Persepsi Akuntan Terhadap Kode Etik Akuntan.”

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.3, No.2 Juli:168-184, 2000.

Ikatan Akuntan Publik Indonesia. “Standar Profesi Akuntan Publik”, Jakarta,

2004.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta:BPFE, 2004.

Johnny HS. “Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil

Penelitian Empiris”. artikel diakses tanggal 28 Juni 2009, dari

http://jurnalakuntan2009.blogspot.com/search?q=independensi+auditor.

Kohlberg, Lawrence. "The Claim to Moral Adequacy of a Highest Stage of Moral Judgment". Journal of Philosophy 70: 630-646, 1973.

Kohlberg, Lawrence. Essays on Moral Development, Vol. I: The Philosophy of

Moral Development. Harper & Row. ISBN 0-06-064760-4, 1981.

Koroy, Tri Ramaraya. “Pengaruh Preferensi Klien dan Pengalaman Audit

terhadap Pertimbangan Auditor”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 10

No.1, Januari: 113-130, 2007.

Mautz, R.K dan H.A. Sharaf. The Philosophy of Auditing. Sarasota: American

Accounting Association, 1993.

Nizarul Alim, M., Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti. “Pengaruh Kompetensi dan

Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai

Variabel Moderasi”. SNA X Makassar, 2007.

Nurchasanah, Rizmah dan Wiwin Rahmanti. “Analisis Faktor-faktor Penentu

Kualitas Audit“. Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen, Jakarta, 2004.

Pflugrath, Gary Nonna Martinov-Bennie, Liang Chen. ”The Impact of Codes of

Ethics and Experience on Auditor Judgments”. Managerial Auditing Journal

Vol.22 No.6, 566-589, 2007.

Page 134: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, PENGALAMAN …

Piaget, Jean. The Moral Judgment of the Child. London: Kegan Paul, Trench,

Trubner and Co.. ISBN 0-02-925240-7, 1932.

PMK No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik di Indonesia.

Randal J Elder, Mark S Beasley, Alvin A. Arens, and amir Abadi Jusuf. Auditing

and Assurance Service. An Integrated Approach An Indonesian Adaption.

Edisi 12. New Jersey. Prentice Hall/Pearson Education, 2009.

Santoso, Singgih. Latihan SPSS: Statistik Parametrik, Alex Media Komputindo,

Jakarta, 2003.

Seprian. “Etika Profesional Auditor”. artikel diakses tanggal 12 Desember 2008,

dari http://seprian-jurnal.2007/11 April. etika-profesional-auditor.html.

Suraida, Ida. ”Pengaruh Etika, Kompetensi, Pengalaman, Risiko Audit dan

Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

Akuntan Publik (Survay terhadap para akuntan publik di Indonesia)”.

Disertasi. Bandung: Program Pascasarjana Unpad (Tidak Dipblikasikan),

2003.

Susiana dan Arleen Herawaty. “Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme

Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan

Keuangan”. SNA X Makassar, 2007.

LAMPIRAN

Variabel Independen Variabel Dependen

GAMBAR 2.1

GAMBAR 4.1

Independensi

Auditor

Pengalaman

Auditor

Etika

Auditor

Kualitas Audit