PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...
Transcript of PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED ...
PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-BASED
LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh:
Widowati
3101411082
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Juni 2015
Widowati
NIM. 3101411082
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Sesulit apapun ujian yang kita hadapi, Tuhan selalu punya jalan keluar yang terbaik
bagi kita.
Persembahan
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya skripsi ini,
karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:
wanita terhebat dalam hidupku, Ibu Sunarti, yang tak pernah putus doa serta
usaha untuk putri kecilmu, serta pria tangguh dalam hidupku, Bapak Yarkoni,
terimaksih atas cinta, peluh keringat, dan kucuran motivasi dalam hidupku.
kakakku tersayang, Suciati dan kakak iparku Supriyadi, S.Pd., serta bintang
kecilnya Muhammad Maulna Aslam, terimakasih atas dukungan, motivasi dan
kasih sayang yang selalu diberikan untukku.
adikku tercinta, Muhammad Abdul Sabar, terimakasih atas semua pengorbanan,
cinta, serta dukunganmu untukku meraih impian.
teman terindahku, Yuprahidin, terimakasih atas doa, cinta, semangat, dukungan
serta motivasi di setiap hariku.
keluarga besar Wisma Doa Ibu, terimakasih atas persabatan dan kekeluargaan
yang begitu indah selama perjalanan di Unnes.
dosen dan guruku, terimakasih atas ilmu yang diajarkan.
Sambel Bara serta Jurusan Sejarah.
vi
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur senantiasa penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya
sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Implementasi Model Project-Based
Learning terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gubug
Tahun Ajaran 2014/2015 ini dapat terselesaikan.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
memberikan kesempatan untuk belajar di Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang
yang memberikan motivasi penulis.
3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd., Ketua Jurusan Sejarah yang memberikan
motivasi dan inspirasi penulis.
4. Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A., pembimbing yang tidak lelah memberikan
bimbingan, petunjuk, nasehat, dan arahan bagi penulis agar menyelesaikan
skripsi ini.
5. Dra. Sri Puji Astuti, Kepala SMA Negeri 1 Gubug yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis di SMA Negeri 1 Gubug.
6. Dra. Maria Sri Gunarti, Guru Sejarah di SMA Negeri 1 Gubug yang telah
membantu dan membimbing penulis selama melakukan penelitian serta
vii
memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian
ini.
7. Peserta didik kelas X MIA 1, X MIA 5, dan X MIA 6 SMA Negeri 1 Gubug
yang bersedia membantu dalam kelancaran penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari
Allah SWT dan mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan makna dan manfaat
bagi pembaca.
Semarang, Juni 2015
Penyusun
Widowati
NIM. 3101411082
viii
SARI
Widowati. 2015. Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning terhadap
Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gubug Tahun Ajaran
2014/2015. Skripsi, Jurusan Sejarah, FIS, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Mukhamad Shokheh, S.Pd., M.A., 92 halaman.
Kata kunci: Pengaruh, Model Project-Based Learning, Minat Belajar
Studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 1 Gubug menunjukkan
bahwa minat belajar siswa kelas X cukup rendah, sehingga perlu dilakukan
pembelajaran yang lebih variatif untuk meningkatkan minat belajar siswa. Salah
satu model yang dapat diterapkan adalah model Project-Based Learning.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan model Project-
Based Learning pada pembelajaran sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug,
mengetahui pengaruh penerapan model Project-Based Learning terhadap minat
belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug, serta mengetahui dalam aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik model Project-Based Learning mampu
meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis eksperimen dengan
desain True eksperimental design bentuk Pretest-posttest Control Group Design
yaitu menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok (eksperimen dan
kontrol) yang dipilih secara acak. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
X MIA SMA Negeri 1 Gubug tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel
dilakukan dengan random sampling dan dipilih siswa kelas X MIA 5 dan X MIA 6
sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, dokumentasi, dan angket. Analisis data penelitian dilakukan dalam dua
hal yaitu analisis instrumen dan analisis data penelitian. Analisis instrumen meliputi
uji validitas dan uji reliabilitas angket uji coba, sedangkan analisis data penelitian
meliputi uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-rata data pretest-
posttest dan uji regresi untuk data posttest.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui penerapan model Project-Based
Learning meliputi tahap penyajian pertanyaan esensial, perencanaan, penjadwalan,
pembuatan proyek, monitoring, penilaian, dan evaluasi. Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen yaitu 78,85 dan kelas kontrol
69,27. Hasil uji regresi menunjukkan nilai t = 10,398 dan ttabel = 2,022 karena thitung >
ttabel, maka regresi berarti. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model Project-
Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar siswa. Koefisien determinasinya
diperoleh = 0,740. Hal ini berarti skor minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model
Project-Based Learning dan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Aspek-aspek yang dicapai dalam pembelajaran Project-Based Learning meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pencapaian aspek kognitif mencapai
13,90, aspek afektif mencapai 42,50%, dan aspek psikomotorik mencapai 40%.
Penerapan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat
belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug, sehingga diharapkan guru bisa
mengembangkan proses pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning
sebagai salah satu model pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Gubug.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN ..................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................................. vi
SARI ..................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6
E. Batasan Istilah ................................................................................................... 7
D. Sistematika Penulisan Skripsi ......................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12
A. Kajian Pustaka ................................................................................................ 12
B. Landasan Teori ................................................................................................ 16
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................... 39
D. Hipotesis ......................................................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 44
A. Pendekatan Penelitian ..................................................................................... 44
B. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 48
C. Populasi Penelitian .......................................................................................... 48
D. Sampel Penelitian ............................................................................................ 49
x
E. Variabel Penelitian .......................................................................................... 50
F. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 50
G. Analisis Data ................................................................................................... 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 60
A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 60
B. Pembahasan ..................................................................................................... 86
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 91
A. Simpulan ......................................................................................................... 91
B. Saran ............................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 96
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Pretest-Posttest Control Group Design .................................... 45
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas X ............................................................................ 49
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Validitas Angket Uji Coba ...................................... 54
Tabel 4.1 Gambaran Umum Hasil Skor Angket Pre Test ...................................... 70
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test .................................. 70
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Pre Test .............................. 71
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Pre Test ............ 72
Tabel 4.5 Gambaran Umum Hasil Skor Angket Post Test ................................... 73
Tabel 4.6 Gambaran Umum Hasil Lembar Aktivitas Siswa .................................. 74
Tabel 4.7 Gambaran Umum Hasil Lembar Pengamatan Sikap ............................. 75
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test .................................. 76
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Data Post Test .............................. 77
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (uji t) Data Post Test .................... 78
Tabel 4.11 Uji Regresi (Coefficients).................................................................... 79
Tabel 4.12 Uji Regresi (ANOVA) ......................................................................... 79
Tabel 4.13 Uji Regresi (Correlations) ................................................................... 79
Tabel 4.14 Uji Regresi (Model Summary) ............................................................. 80
Tabel 4.15 Peningkatan Minat Belajar Siswa dengan Analisis Gain ..................... 82
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................... 42
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5) ................................................... 97
2. Daftar Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6) .......................................................... 98
3. Silabus ............................................................................................................. 99
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ................... 102
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ........................... 129
6. Kisi-kisi Angket Uji Coba............................................................................. 142
7. Angket Uji Coba ........................................................................................... 143
8. Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian.............. 155
9. Kisi-kisi Angket Pre Test .............................................................................. 157
10. Angket Pre Test ............................................................................................. 158
11. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pre Test ................................................. 165
12. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pre Test ............................................... 167
13. Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pre Test............................. 168
14. Kisi-kisi Angket Post Test ............................................................................ 170
15. Angket Post Test .......................................................................................... 171
16. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ............................................................... 178
17. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post Test ................................................ 179
18. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Post Test .............................................. 181
19. Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (Uji t) Data Post Test ............................ 182
20. Kisi-kisi Angket Regresi Pengaruh Implementasi Model Project-Based
Learning terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa .......................................... 184
21. Angket Regresi Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning
terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA N 1 Gubug Tahun
Ajaran 2014/2015 .......................................................................................... 185
22. Rekapitulasi Data Analisis Regresi Antara Implementasi Model Project-
Based Learning terhadap Minat Belajar Sejarah pada Siswa ....................... 195
23. Uji Regresi ................................................................................................... 196
24. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5) .............. 199
25. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen .................................... 201
26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6) ..................... 202
27. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ........................................... 204
28. Hasil Observasi Sikap Siswa Kelas Eksperimen ....................................... 205
xiv
29. Hasil Observasi Sikap Siswa Kelas Kontrol .............................................. 206
30. Foto Pembelajaran Kelas Eksperimen ....................................................... 207
31. Foto Pembelajaran Kelas Kontrol .............................................................. 209
32. Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen ........................................ 211
33. Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol ................................................ 214
34. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Eksperimen ............................ 217
35. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Kontrol .................................. 220
36. Surat Keterangan Penelitian ....................................................................... 223
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan
baik di sekolah dan di luar sekolah yang bertujuan untuk memberikan kecakapan
hidup bagi peserta didik mampu memainkan peranannya dalam kehidupan
dimasa sekarang dan masa yang akan datang (Hamalik, 2013:2).
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik,
sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema
kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani
maupun potensi kompetensi peserta didik (Trianto, 2011: 1). Salah satu usaha
nyata untuk mewujudkan pendidikan yang optimal adalah melalui pembelajaran
di sekolah. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, karena di sekolah
dilaksanakan serangkaian kegiatan pendidikan terencana dan terorganisasi
termasuk kegiatan pembelajaran di kelas.
Kegiatan pembelajaran yang baik bukan saja terfokus pada hasil yang
dicapai peserta didik, melainkan proses belajar mengajarnya juga mampu
memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan
mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan mereka (Suprihatin, 2014). Begitu pula dalam pelaksanaan
pembelajaran sejarah di sekolah, selain untuk menghasilkan generasi yang
2
cerdas, diharapkan menghasilkan generasi yang bermoral, berkepribadian dan
mengenal sejarah bangsanya melalui pembelajaran sejarah.
Namun dalam kenyataannya, hasil penelitian dari Suryadi (2012:79)
menunjukkan bahwa terdapat problematika dalam pembelajaran sejarah yang
diklasifikasikan sebagai berikut : pertama, marginalisasi pembelajaran sejarah
oleh pemerintah dalam struktur kurikulum dan marginalisasi oleh masyarakat;
kedua, terkait materi pembelajaran sejarah; ketiga, terkait kompetensi guru
sejarah yang kurang memadai.
Permasalahan dalam pembelajaran sejarah muncul karena: (1) terkait
marginalisasi pembelajaran sejarah oleh pemerintah, Wasino dalam Suryadi
(2012:80) menjelaskan bahwa sistem pendidikan di Indonesia memang
cenderung mementingkan pelajaran tertentu terutama yang ujikan secara
nasional. Imbas dari tidak diujikan secara nasional maka otomatis muncul
persepsi baik dari siswa, sekolah maupun masyarakat bahwa pembelajaran
sejarah adalah sesuatu yang kurang penting karenanya sering disepelekan ketika
diajarkan di sekolah, (2) adanya paradigma berpikir bahwa belajar sejarah
sebatas pada hafalan tanggal, nama dan tokoh pada masa lalu sehingga siswa
tidak tertarik mengikuti pelajaran sejarah di sekolah, (3) model pembelajaran
sejarah yang digunakan guru kurang menantang daya intelektual peserta didik
karena mata pelajaran sejarah diajarkan dengan satu metode andalan ceramah,
sehingga sejarah identik dengan ceramah, seolah-olah pembelajaran sejarah
mentabukan inovasi dalam desain pembelajaran.
Kondisi tersebut juga masih ditemukan di SMA Negeri 1 Gubug, dimana
dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah minat belajar siswa kelas X masih
3
cukup rendah. Rendahnya minat belajar siswa terlihat dari ketidaktertarikan
siswa selama proses pembelajaran. Guru sejarah kelas X SMA Negeri 1
Gubug ibu Dra. Maria Sri Gunarti mengatakan bahwa saat mengumpulkan
tugas harian ada beberapa siswa yang tidak mengumpulkan, seringkali siswa
juga tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, ketika mengerjakan soal
kadangkala siswa saling mencontek, dan siswa sering mengantuk ketika
mengikuti pembelajaran sejarah terutama pada jam-jam siang. Hal ini didukung
pendapat dari Sheila Raditya salah satu siswa kelas X MIA 5 SMA Negeri 1
Gubug yang mengatakan bahwa ia tidak suka mengikuti pembelajaran sejarah,
karena selama pembelajaran sejarah guru hanya ceramah dan meminta siswa
mengerjakan soal-soal yang ada di LKS. Melihat permasalahan yang muncul
dalam pembelajaran sejarah yang dipaparkan di atas dapat digarisbawahi bahwa
pelaksanaan pembelajaran sejarah di sekolah belum dapat berlangsung dengan
optimal, sehingga tujuan dari pembelajaran sejarah tidak dapat terlaksana
dengan baik yang sesuai dengan harapan.
Permasalahan dalam pembelajaran sejarah perlu segera ditangani sebab
apabila tidak segera dilakukan perbaikan pembelajaran sejarah tidak akan
pernah mengalami kemajuan. Salah satu cara yang dapat ditempuh oleh guru
untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan menarik minat siswa untuk
mempelajari sejarah melalui penggunaan metode pembelajaran sejarah yang
bervariasi yang berpusat pada siswa. Selain itu, guru dapat memilih satu dari
sekian banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
sejarah (Purnomo, 2012:4).
4
Model pembelajaran yang juga dapat dikembangkan dalam pembelajaran
sejarah adalah model Project-Based Learning. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan Syaifudin (2013) yang menunjukkan bahwa model
pembelajaran berbasis proyek efektif meningkatkan minat belajar dan hasil
belajar siswa. Model pembelajaran berbasis proyek ini merupakan model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan
pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata, sehingga
dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Hasil penelitian lain dari Dewi, Garminah dan Pudjawan (2012)
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek
berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan model
konvensional. Meningkatnya hasil belajar siswa akan mendorong peningkatan
minat belajar siswa pula, karena dalam pelaksanaan model Project-Based
Learning dapat membangun kamandirian dan kreativitas siswa. Selain itu,
Sutirman (2013) berpendapat melalui pembelajaran berbasis proyek siswa
dilatih untuk terbiasa bertanggungjawab mewujudkan apa yang telah
direncanakan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Menurut Thomas dalam Ngalimun (2013:190) Fokus pembelajaran dalam
model Project-Based Learning adalah terletak pada prinsip-prinsip dan konsep-
konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi
pemecahan masalah dan tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan
kepada siswa untuk bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi pengetahuan
mereka sendiri, serta target utamanya adalah untuk menghasilkan produk yang
5
nyata. Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang sangat besar untuk
memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa.
Project-Based Learning merupakan suatu model yang cocok untuk
pendidikan yang merespon isu-isu peningkatan kualitas pendidikan. Berbeda
dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan
praktik kelas yang berdurasi pendek dan aktivitas pembelajaran berpusat pada
guru, model Project-Based Learning menekankan kegiatan belajar yang relatif
berdurasi panjang, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-
isu dunia nyata. Penerapkan model pembelajaran seperti ini diharapkan dapat
menarik minat belajar sejarah siswa.
Berdasarkan pemaparan di atas, model Project Based Learning merupakan
model pembelajaran yang efektif untuk diterapkan pada pembelajaran sejarah.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti mengadakan suatu penelitian
dengan judul: “Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning
terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gubug
Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan
masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran
sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug ?
2. Adakah pengaruh penerapan model Project-Based Learning terhadap minat
belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug ?
6
3. Dalam hal apakah pengaruh penerapan model Project-Based Learning
mampu meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1
Gubug?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan yang diharapkan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan penerapan model Project-Based Learning pada
pembelajaran sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug.
2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model Project-Based Learning
terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug.
3. Untuk mengetahui dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik model
Project-Based Learning mampu meningkatkan minat belajar sejarah siswa
kelas X SMA Negeri 1 Gubug.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi pembaca, serta
sebagai alternatif dalam pembelajaran sejarah.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berupa :
a. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan memberikan solusi bagi para siswa agar dapat
memahami dan mempelajari sejarah dengan menyenangkan, serta
7
membantu mereka untuk berpikir kritis, dan mampu meningkatkan minat
siswa terhadap mata pelajaran sejarah.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru-guru sejarah untuk
menerapkan model Project-Based Learning dalam pembelajaran sejarah
dan menentukan model pembelajaran sejarah selanjutnya.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan penelitian ini berguna sebagai bahan pertimbangan
selanjutnya bagi sekolah untuk menggunakan model Project-Based
Learning sebagai model pembelajaran sejarah.
d. Bagi Pemerintah
Memberikan gambaran yang nyata tentang kondisi pembelajaran sejarah
serta masukan tentang kebijakan pendidikan yang ideal.
E. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi salah pengertian terhadap judul skripsi ini dan agar tidak
meluas sehingga skripsi ini tetap pada pengertiannya yang dimaksud dalam
judul maka perlu adanya batasan istilah.
1) Pengaruh
Pengaruh merupakan suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang
ikut membentuk watak atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008: 1150).
Pengaruh adalah suatu daya yang ada atau timbul dari sesuatu hal yang
memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada (Amin, 2011: 8).
8
Bila ditinjau dari pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa pengaruh adalah suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang
memiliki akibat atau hasil dan dampak yang ada. Pengaruh yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah daya dorong yang timbul dari penerapan model
Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah sehingga dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada Mata Pelajaran sejarah.
2) Model Pembelajaran
Menurut Joyce (Ngalimun, 2013: 7) model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan
untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya
buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Setiap model
pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu
peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan tertentu (Mulyatiningsih, 2010)
Menurut penulis, model pembelajaran merupakan penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran dalam rangka merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar untuk
meningkatkan minat belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan baik.
9
3) Project-Based Learning
Project-Based Learning merupakan model pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk
menghasilkan proyek yang nyata. Proyek-proyek yang dibuat oleh siswa
mendorong berbagai kemampuan, tidak hanya pengetahuan atau masalah
teknis, tetapi juga keterampilan praktis seperti mengatasi informasi yang
tidak lengkap; menentukan tujuan sendiri; dan kerjasama kelompok
(Sutirman, 2013).
Project-Based Learning merupakan strategi belajar mengajar yang
melibatkan siswa untuk mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk
menyelesaikan permasalahan masyarakat (Sani, 2014:172).
Menurut penulis, Project-Based Learning merupakan sebuah
pembelajaran dengan aktivitas jangka panjang yang melibatkan siswa dalam
merancang, membuat, dan menampilkan produk untuk mengatasi
permasalahan dunia nyata.
4) Minat Belajar
Wibowo dan Rodliyah (2010) mengatakan dalam penelitiannya bahwa
minat belajar adalah kecenderungan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Yogi (2013) minat belajar adalah keterlibatan siswa dengan
segenap pikiran dan penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan
pemahaman tentang pengetahuan yang dituntutnya di sekolah.
10
Menurut penulis, minat belajar adalah ketertarikan seseorang untuk
melakukan suatu hal untuk memperoleh pengalaman baru dalam bentuk
perubahan tingkah laku akibat adanya pengetahuan.
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini disusun dalam tiga bagian utama yaitu bagian awal skripsi
(prawacana), bagian pokok skripsi, dan bagian akhir skripsi. Ketiga bagian
skripsi ini menggambarkan garis besar sistematika penulisan skripsi yang akan
disusun peneliti dengan uraian sebagai berikut:
Bagian pertama adalah, bagian awal skripsi. Bagian awal skripsi ini terdiri
atas sampul berjudul, lembar berlogo, judul dalam, persetujuan pembimbing,
pengesahan, pernyataan (keaslian karya ilmiah), motto dan persembahan,
prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran. Bagian awal skripsi ini
juga memiliki peraturan penulisan tersendiri yang berbeda dengan bagian-
bagian yang lainnya.
Bagian Kedua adalah bagian pokok skripsi. Bagian pokok skripsi ini
memuat lima bab yang terdiri atas bab pendahuluan, tinjauan pustaka, metode
penelitian, hasil penelitian, serta kesimpulan dan saran. Pada bab pertama yaitu
pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Pada bab kedua
yaitu tinjauan pustaka yang berisi tentang landasan teori dan kerangka
pemikiran. Pada bab ketiga yaitu metode penelitian, bab ini menguraikan
tentang metode pendekatan, jenis penelitian, metode penentuan sampel yang
digunakan, lokasi penelitian, fokus dan variabel penelitian, sumber data, alat dan
11
teknik pengumpulan data, objektivitas serta keabsahan data. Pada bab keempat
yaitu hasil penelitian dan pembahasan, bab ini menguraikan tentang hasil
penelitian dan pembahasan penelitian. Pada bab terakhir adalah Penutup, bab ini
menguraikan tentang simpulan dan saran yang merupakan jawaban dari masalah
penelitian atau jawaban dari tujuan penelitian.
Bagian ketiga dari sistematika penulisan skripsi ini adalah bagian akhir
skripsi. Bagian ini memuat dua hal yang sangat penting yaitu daftar pustaka dan
lampiran-lampiran. Lampiran-lampiran ini berisi instrumen penelitian, data
penelitian, surat izin penelitian dan lain-lain.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Berdasarkan penelusuran peneliti dapat disimpulkan bahwa penerapan
model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah dan pengaruhnya
terhadap minat belajar siswa, belum pernah dikaji dalam penelitian sebelumnya
atau pun dalam referensi lainnya. Adapun referensi tersebut antara lain:
Penelitian terdahulu oleh Nasrullah (2014) dalam Jurnal yang berjudul
“Kontribusi Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Faktor Antusiasme,
Intensitas, dan Kecakapan dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II/3
SMPN 2 Makassar” menyimpulkan bahwa kontribusi model pembelajaran
berbasis proyek, bukan hanya meningkatkan antusiasme, intensitas dan
kecakapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, tetapi juga membantu
siswa dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran yang
diberikan. Namun, dalam hal ini peneliti belum menerapkan prosedur
pembelajaran yang benar dalam melaksanakan model pembelajaran berbasis
proyek, karena proyek yang dibuat siswa dalam pembelajaran tidak
menyelesaikan permasalahan masyarakat atau permasalahan kontekstual yang
sesuai dengan karakteristik model pembelajaran berbasis proyek.
Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh Suarni, Dantes dan Tika
(2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Project terhadap
Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Kuta”,
menyimpulkan bahwa: (1) terdapat perbedaan minat belajar secara signifikan
13
antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa
yang mengikuti pembelajaran konvensional. (2) terdapat perbedaan hasil belajar
yang signifikan antara siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis
proyek dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. (3) terdapat
perbedaan minat dan hasil belajar secara simultan antara siswa yang mengikuti
model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional. Namun, penelitian ini tidak menunjukkan sintak
dari proses model pembelajaran berbasis proyek, sehingga sulit untuk dijadikan
acuan dalam penelitian selanjutnya.
Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dewi,
Garminah, dan Pudjawan (2012) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project-Based Learning) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas IV SD N 8 Banyuning”, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar IPA siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan kelompok siswa
yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas
IV SD N 8 Banyuning Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Namun,
penelitian ini justru kurang menekankan hasil proyek apa yang akan dibuat
dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan model Project-Based Learning.
Selain penelitian, buku-buku yang relevan juga turut mendukung
penelitian ini. Adapun buku yang relevan dengan penelitian ini diantaranya
adalah buku karya Ridwan Abdullah Sani yang berjudul “ Pembelajaran
Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014).
Buku ini menjelaskan beberapa model pembelajaran yang cocok untuk
14
kurikulum 2013. Salah satu diantaranya adalah model Project-Based Learning
(model pembelajaran berbasis proyek). Buku ini memberikan gambaran tentang
pengertian, karakteristik, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran dengan
model Project-Based Learning secara rinci. Namun, kajian dalam buku ini tidak
menunjukkan korelasi atau hubungan model Project-Based Learning terhadap
hal lainnya.
Buku lainnya yang relevan yaitu buku karya Ngalimun yang berjudul
“Strategi dan Model Pembelajaran”, (Yogyakarta: Aswaja Presindo, 2013).
Secara umum buku ini menawarkan berbagai strategi dan model pembelajaran
yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Salah satu model
pembelajaran yang direkomendasikan adalah model Project-Based Learning.
Dijelaskan dalam buku ini bahwa model Project-Based Learning efektif untuk
diterapkan dalam pembelajaran. Namun, muatan buku ini hanya mengkaji
berbagai dukungan teoretis dan keuntungan dari model Project-Based Learning
saja, sehingga sulit untuk dipraktikkan.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan referensi yang dijabarkan, terbukti
bahwa dengan menerapkan model Project-Based Learning dalam pembelajaran
menghasilkan berbagai keuntungan dan dapat meningkatkan antusiasme,
intensitas, kecakapan dan pemahaman siswa serta minat belajar maupun hasil
belajar siswa. Namun, dari penelitian-penelitian dan referensi lainnya di atas
belum ada yang meneliti pengaruh implementasi model Project-Based Learning
terhadap minat belajar sejarah siswa di SMA khususnya kelas X. Berdasarkan
pemaparan tersebut peneliti ingin mengkaji sebuah penelitian eksperimen
15
mengenai pengaruh implementasi model Project-Based Learning terhadap minat
belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug.
Berdasarkan pemaparan beberapa penelitian dan referensi di atas,
menunjukkan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang
ada sebelumnya. Pada beberapa penelitian sebelumnya meskipun ada yang
menggunakan model Project-Based Learning dalam pembelajaran, namun
hanya model Project-Based Learningnya saja yang sama serta tidak mengkaji
pengaruhnya terhadap minat belajar siswa. Selain itu, pemaparan di atas juga
menunjukkan bahwa belum pernah ada yang mengkaji pengaruh model Project-
Based Learning terhadap mata pelajaran sejarah, yang sering ada adalah
pengaruh model Project-Based Learning terhadap mata pelajaran lainnya,
itupun tidak mengkaji pengaruhnya terhadap satu variabel minat belajar saja
melainkan terhadap banyak atau lebih dari satu variabel. Selain itu, penelitian-
penelitian di atas juga tidak menerapkan proses model Project-Based Learning
yang sesuai dengan sintaknya seperti yang dibuat oleh peneliti. Sumber lainnya
yang relevan juga tidak menyertakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh
model Project-Based Learning. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
dapat disimpulkan bahawa penelitian yang akan dikaji oleh peneliti berbeda
dengan penelitian-penelitian lainnya.
16
B. Landasan Teori
1. Belajar dan Pembelajaran Sejarah
1.1 Belajar
Throndike dalam Uno (2011: 11) menyatakan bahwa belajar adalah
proses interaksi antara stimulus (yang berupa pikiran, perasaan, atau
gerakan), dan respons. Stimulus hampir selalu dikaitkan dengan
kebutuhan biologis, meskipun respon mungkin bermacam-macam
bentuknya.
Gagne dalam Slameto (2010:13) memberikan dua definisi yaitu:
(a) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. (b) Belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh
melalui instruksi.
Sedangkan, Skinner dalam Uno (2011:13) menyatakan bahwa
deskripsi hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan
perubahan tingkah laku adalah deskripsi yang tidak lengkap. Sedangkan
respon yang diberikan, dapat menghasilkan berbagai konsekuensi yang
pada gilirannya akan mempengaruhi tingkah laku.
Berdasarkan ketiga pandangan di atas, terungkap bahwa belajar
adalah pemerolehan pengalaman baru oleh seseorang dalam bentuk
perubahan tingkah laku / perilaku yang relatif menetap, sebagai akibat
adanya proses dalam bentuk interaksi belajar terhadap suatu objek
(pengetahuan), atau melalui suatu penguatan (reinforcement) dalam
17
bentuk pengalaman terhadap suatu objek yang ada dalam lingkungan
belajar.
Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan,
kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi
manusia (Rifa’i & Anni, 2011:82). Oleh karena itu, belajar sangat
penting bagi kehidupan manusia karena belajar merupakan suatu
kegiatan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diperlukan oleh setiap orang. Belajar adalah suatu kegiatan untuk
memperoleh jawaban dari suatu masalah dan juga merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh setiap orang sepanjang hayat. Belajar selalu melekat
pada kehidupan karena setiap orang selalu dihadapkan pada persoalan-
persoalan baru di dalam hidupnya.
Skinner dalam Rifa’i & Anni (2011: 106) menyatakan bahwa
belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku. Perilaku dalam
belajar mempunyai arti luas, yang sifatnya bisa berwujud perilaku yang
tidak tampak (inert behavior) atau perilaku yang tampak (overt
behavior), sebagai suatu proses, dalam kegiatan belajar dibutuhkan
waktu sampai mencapai hasil belajar berupa perubahan perilaku yang
lebih sempurna dibandingkan dengan perilaku sebelum melakukan
kegiatan.
Pengertian belajar mengandung tiga unsur pokok, yaitu perubahan
perilaku, pengalaman, lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki
oleh pembelajar (Rifa’i & Anni, 2011:82). Perubahan perilaku yang
dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
18
Gagne dalam Rifa’i & Anni (2011:98) merumuskan perubahan perilaku
berkaitan dengan apa yang dipelajari oleh pembelajar dalam bentuk
kemahiran intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, kemahiran
motorik, dan sikap.
Unsur-unsur yang terdapat di dalam belajar meliputi:
pembelajaran, stimulus, memori, dan respon (Gagne dalam Rifa’i &
Anni, 2011:84). Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal pembelajar. Faktor internal meliputi antara lain: faktor
fisik, psikis, dan sosial, sedangkan faktor eksternal meliputi antara lain:
tingkat kesulitan bahan ajar, tempat belajar, iklim atau cuaca, dan
suasana lingkungan.
Banyak sekali teori yang berkaitan dengan belajar yang dinamakan
teori belajar. Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan
mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi
diproses dalam pikiran siswa. Berdasarkan suatu teori belajar, suatu
pembelajaran diharapkan lebih meningkatkan keaktifan dan minat siswa
dalam proses belajar mengajar.
Salah satu teori belajar yang cocok dengan penelitian ini adalah
teori Konstruktivistik. Teori Konstruktivistik yang dikembangkan oleh
Piaget, berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil
memiliki kemampuan untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
Pengetahuan yang dikonstruksikan oleh anak sebagai subjek, maka akan
menjadi pengetahuan yang bermakna. Sedangkan pengetahuan yang
hanya diperoleh melalui proses pemberitahuan tidak akan menjadi
19
pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk diingat
sementara setelah itu dilupakan (Sanjaya, 2011: 123).
Teori belajar Konstruktivistik ini efektif untuk dikembangkan
dalam proses belajar sejarah, karena dalam perkembangannya
pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru saja tetapi lebih dari itu.
Siswa mempunyai peran dalam belajar sehingga terjadilah interaksi
dalam proses belajar tersebut. Selain itu menurut teori konstruktivisme,
satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah
bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru
hanya sebagai fasilitator yang dapat memberikan kemudahan untuk
proses ini. Pemberian kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
menerapkan ide-ide mereka sendiri, serta mengajak siswa menjadi sadar,
maka secara tidak sadar mereka akan menggunakan strategi mereka
sendiri untuk belajar (Trianto, 2011: 13).
1.2 Pembelajaran Sejarah
Secara umum pembelajaran sebagai suatu proses merupakan
rangkaian kegiatan yang dirancang guru dalam rangka membuat peserta
didik belajar. Tujuan pembelajaran adalah membantu peserta didik agar
memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu dapat
membuat tingkah laku peserta didik bertambah baik kualitas maupun
kuantitasnya (Suryadi, 2012:75).
20
Wasino (2007:4) mengatakan sejarah adalah hasil dari rekonstruksi
ataupun sebuah proses pembangunan kembali tentang apa yang pernah
terjadi di masa lampau. Sedangkan Johnson (Kochhar, 2008: 2)
berpendapat bahwa sejarah dalam pengertian yang paling luas adalah
segala sesuatu yang pernah terjadi. Materi yang dipelajari adalah jejak-
jejak yang ditinggalkan oleh keberadaan manusia di dunia, gagasan,
tradisi dan lembaga sosial, bahasa, kitab-kitab, barang produksi manusia,
fisik manusia itu sendiri, sisa-sisa fisik manusia, pemikirannya,
perasaannya, dan tindakannya. Sejarah adalah ilmu tentang manusia.
Sejarah berkaitan dengan manusia dalam ruang dan waktu. Sejarah
menjelaskan masa kini. Kontinuitas dan koherensi merupakan kewajiban
yang harus dipenuhi oleh sejarah.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
sejarah merupakan proses membantu peserta didik agar memperoleh
tambahan pengetahuan dan pengalaman akan peristiwa masa lalu dan
karenanya siswa dapat memahami, mengambil nilai-nilai serta
mengaitkan hubungan antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan
datang.
Kurnia (2012) mengungkapkan Pembelajaran sejarah pada masa
praaksara dilakukan oleh masyarakat melalui dua cara, yaitu melalui
keluarga dan melalui masyarakat yang umumnya disampaikan melalui
tutur lisan. Namun, seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan
kegiatan pembelajaran sejarah juga dilakukan di instansi-instansi
pendidikan seperti sekolah. Melalui pembelajaran sejarah di sekolah
21
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dapat mengetahui tentang
kehidupan masyarakat pada masa lampau dan mengetahui perjuangan
yang telah dilaksanakan pemimpin terdahulu sehingga peserta didik
dapat menghargai perjuangan pahlawan dengan ikut berperan aktif, salah
satunya yaitu bersungguh-sungguh dalam belajar.
Tujuan pembelajaran sejarah di sekolah terdiri dari (1)
pengetahuan; siswa harus mendapatkan pengetahuan tentang istilah,
konsep, fakta, peristiwa, simbol, gagasan, kronologi, generalisasi, dan
lain-lain (2) pemahaman; siswa harus mengembangkan pemahaman
tentang istilah, fakta, peristiwa yang penting yang berkaitan dengan
sejarah (3) pemikiran kritis; pelajaran sejarah harus membuat para siswa
mampu mengembangkan pemikiran yang kritis (4) keterampilan praktis;
pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu mengembangkan
keterampilan praktis dalam memahami fakta-fakta sejarah (5) minat;
pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu mengembangkan
minatnya dalam studi tentang sejarah (6) perilaku; pelajaran sejarah
harus membuat siswa mengembangkan perilaku sosial yang sehat
(Kochar, 2008:51-53)
Pembelajaran sejarah berfungsi untuk menyadarkan peserta didik
akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam
dimensi waktu. Selain itu, pembelajaran sejarah juga berfungsi untuk
membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan,
memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan
masa depan di tengah-tengah perubahan dunia.
22
Mengingat pentingnya pembelajaran sejarah bagi siswa, maka
materi sejarah telah diajarkan di semua jenjang pendidikan. Mulai dari
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam
kemasan mata pelajaran IPS sampai Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebagai mata pelajaran tersendiri. Tujuan kurikuler pelajaran sejarah
untuk sekolah menengah dijabarkan sebagai berikut: (1) mengajarkan
kepada siswa berpikir sejarah, memahami konsep-konsep sejarah dan
mampu menggunakan masa lampau untuk mempelajari masa sekarang
dan masa yang akan datang; (2) mengajarkan kepada siswa berpikir
secara kreatif; (3) mengajarkan menggunakan pengetahuan masa lampau
untuk memahami masa sekarang agar dapat memecahkan masalah-
masalah masa sekarang; (4) memahami perkembangan sejarah
manusia;dan (5) menimbulkan sikap senang pada pelajaran sejarah.
Melalui belajar sejarah, siswa dapat menanamkan semangat
berbangsa dan bertanah air serta dapat memunculkan kesadaran sejarah
dalam diri siswa, sehingga siswa dapat menemukan makna pentingnya
sejarah bangsanya bagi pengembangan kehidupan dimasa yang akan
datang (Aman, 2011:2).
2. Minat Belajar Sejarah
2.1 Pengertian Minat Belajar
Menurut Winkel (Priharini, 2014:6). Minat adalah kecenderungan
yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Adanya
23
suatu ketertarikan yang sifatnya tetap di dalam diri subjek atau seseorang
yang sedang mengalaminya atas suatu bidang atau hal tertentu dan
adanya rasa senang terhadap bidang atau hal tersebut, sehingga
seseorang mendalaminya.
Begitu pun dengan Slameto (2010:180) mengatakan bahwa Minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Renninger (Pintrich dan Schunk,
1996: 303) memberi rumusan tentang minat sebagai berikut “interest not
just in terms of a personal preference or liking for an activity or topic,
but as occurring only when the individuals has both high value for an
activity (choosing to do it, thinking it is important) and high stored
knowledge about the activity or topic”, artinya minat tidak hanya
kecenderungan seseorang untuk menyukai sebuah aktivitas atau topik,
tetapi perasaan ketika seseorang memiliki nilai lebih pada sebuah
aktivitas (pilihan untuk melakukan sesuatu yang penting) dan
pengetahuan yang lebih tentang aktivitas atau topik.
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa minat adalah kecenderungan dan ketertarikan untuk
memperhatikan dan melakukan sesuatu hal karena hal tersebut penting
dan memiliki nilai lebih. Dengan demikian minat belajar dapat kita
definisikan sebagai kecenderungan dan ketertarikan untuk
memperhatikan dan melakukan sesuatu hal dalam aktivitas belajar
karena hal tersebut penting dan memiliki nilai lebih.
24
2.2 Jenis-jenis Minat Belajar
Secara garis besar beberapa ahli mengelompokkan minat menjadi
beberapa jenis berdasarkan kriteria tertentu. Super & Krites (Suhartini,
2001:25) mengelompokkan minat menjadi empat jenis berdasarkan
bentuk pengekspresian dari minat. (a) Expressed interest, minat yang
diekspresikan melalui verbal yang menunjukkan apakah seseorang itu
menyukai atau tidak menyukai suatu objek atau aktivitas. (b) Manifest
interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada suatu
kegiatan tertentu. (c) Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes
pengetahuan atau keterampilan dalam suatu kegiatan. (d) Inventoried
interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau daftar
aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.
Surya (Priharini, 2014:15) menggolongkan minat menjadi tiga
jenis berdasarkan sebab-musabab atau alasan timbulnya minat. (1) Minat
volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa adanya
pengaruh dari luar. (2) Minat involunter adalah minat yang timbul dari
dalam diri siswa dengan adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh
guru. (3) Minat nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri
siswa secara paksa atau dihapuskan.
Sedangkan Krapp (Suhartini, 2001:23) menggolongkan minat
menjadi tiga jenis berdasarkan sifatnya, yaitu: (a) minat personal,
merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif stabil yang
mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu, minat ini biasanya
tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh rangsangan eksternal; (b)
25
minat situasional, merupakan minat yang bersifat tidak permanen dan
relatif berganti-ganti, tergantung rangsangan eksternal; (c) minat
psikologikal, merupakan minat yang erat kaitannya dengan adanya
interaksi antara minat personal dengan minat situasional yang terus-
menerus dan berkesinambungan.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar ada
dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan
segenap pikiran, emosi, dan persoalan dalam diri seseorang yang
mengaduk minat sehingga tidak dapat dipusatkan. Sedangkan faktor
eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak.
Slameto (2010: 54) berpendapat bahwa ada tiga faktor yang dapat
mempengaruhi minat belajar yang berasal dari dalam diri siswa, yakni:
(1) faktor Jasmani yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
Faktor kesehatan sangat mempengaruhi minat belajar, sehat berarti
dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas
dari penyakit sehingga kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajarnya. Cacat tubuh, yang berarti sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan seperti buta, tuli,
patah kaki, patah tangan dan lain-lain; (2) faktor Psikologis, sekurang-
kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis
yang mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor itu adalah intelegensi,
perhatian, minat bakat, kematangan dan kesiapan; (3) faktor Kelelahan
baik jasmani meupun rohani. Ketiga faktor tersebut sangat
26
mempengaruhi minat seseorang untuk belajar sesuatu mata pelajaran.
Agar siswa memiliki minat belajar yang baik haruslah ketiga faktor
tersebut dalam keadaan baik pula.
Kaitannya dengan proses belajar mengajar di sekolah faktor
eksternal sangat mempengaruhi minat belajar siswa yaitu menyangkut
tujuan belajar, guru, bahan pelajaran, metode mengajar, media
pengajaran dan lingkungan. Adapun faktor eksternal itu meliputi: (1)
tujuan pengajaran, tujuan pengajaran dapat membangkitkan minat
belajar siswa sebab dengan adanya tujuan ini seorang siswa akan
berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut; (2) guru
yang mengajar, interaksi guru dengan siswa pun memegang peranan
dalam membangkitkan minat belajar siswa. Seorang guru yang akrab
dengan siswanya akan cenderung disukai oleh siswa. Sehubungan
dengan hal tersebut; (3) bahan pelajaran, bahan pelajaran yang menarik
minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat
menambah kegiatan belajar; (4) metode pengajaran, dalam penyampaian
materi kepada siswa, seorang guru hendaknya mempergunakan metode
mengajar yang sesuai dengan sifat bahan pelajaran, serta situasi kondisi
kelas sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa; (5) media
pengajaran, media dalam mengajar memegang peranan untuk
menciptakan proses belajar mengajar yang efektif sehingga pelajaran
mudah dipahami oleh siswa; (6) lingkungan, siswa akan berminat
terhadap suatu pelajaran, jika ia berada dalam suatu situasi atau
lingkungan yang mendorong tumbuhnya minat tersebut.
27
2.4 Fungsi Minat dalam Belajar
Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang, penguat
hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri
seseorang untuk melakukan sesuatu dengan tujuan dan arah tingkah laku
sehari-hari. Dari pandangan di atas jika dijabarkan minat ini memiliki
beberapa fungsi, yaitu: (a) mendorong manusia untuk berbuat, yaitu
sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi; (b) menentukan
arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai dan; (c)
menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
serasi guna mencapai tujuan.
Sehubungan dengan hal tersebut, The Liang Gie dalam Faqiir
(2011) menyebutkan ada lima fungsi minat dalam belajar, yaitu: (1)
minat melahirkan perhatian yang serta merta; perhatian yang serta merta
terjadi secara spontan, bersifat wajar mudah bertahan dan tumbuh tanpa
pemakaian. (2) minat memudahkan tercapainya konsentrasi; minat
memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seorang siswa yaitu
pemusatan pikiran terhadap suatu pelajaran, tanpa minat maka
konsentrasi terhadap pelajaran juga sulit di perkembangan dan di
pertahankan. (3) minat mencegah gangguan perhatian di luar; seseorang
mudah terganggu perhatiannya atau sering mengalami pengalihan
perhatian dari pelajaran kepada suatu hal yang lain, kalau minat studinya
kecil. (4) minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan;
Pengingatan itu hanya mungkin terlaksana kalau siswa berminat
terhadap pelajarannya. (5) minat memperkecil kebosanan belajar dalam
28
diri siswa; minat untuk melakukan sesuatu berasal dari dalam diri
seseorang. Oleh karena itu penghapusan kebosanan dalam studi dari
seorang siswa juga hanya bisa terlaksana dengan jalan menumbuhkan
minat studi dan kemudian meningkatkan minat itu sebesar-besarnya.
2.5 Cara Menumbuhkan Minat Belajar
Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan
keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik dalam studi, kerja dan
kegiatan- kegiatan lain, hal tersebut karena minat akan memunculkan
perhatian yang spontan terhadap bidang tersebut (Loekmono, 1994 : 62).
Ketika seorang siswa mempunyai minat terhadap pelajaran tertentu maka
siswa tersebut akan merasakan senang dan dapat memberi perhatian pada
mata pelajaran sehingga menimbulkan sikap keterlibatan ingin belajar.
Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan menarik
perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam
belajar. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar akan berjalan lancar
bila disertai dengan minat belajar sehingga dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu.
Minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing
individu. Ada pun pihak lain hanya memperkuat menumbuhkan minat
dan untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang. Menurut
Loekmono (1994: 61) beberapa hal yang bisa dilakukan oleh siswa untuk
menumbuhkan minat terhadap bidang studi tertentu yaitu berusaha
memperoleh informasi tentang bidang studi tersebut, melakukan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan bidang studi tersebut.
29
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya memperkuat dan
menumbuhkan minat adalah dengan memelihara minat yang telah
dimiliki siswa, pihak di luar siswa khususnya guru pun dapat membantu
hal tersebut. Tanner dalam Slameto (2010:181) menjelaskan bahwa
selain memanfaatkan minat yang sudah ada, pengajar juga berusaha
membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai
dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan
suatu bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya kepada
siswa dimasa yang akan datang.
Menurut Purnomo (2012: 4) salah satu cara yang dapat ditempuh
oleh guru untuk menarik minat siswa dalam belajar khususnya belajar
sejarah yaitu melalui penggunaan metode pembelajaran sejarah yang
bervariasi yang berpusat pada siswa. Guru dapat memilih satu dari
sekian banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pembelajaran sejarah. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi
dapat menggairahkan belajar anak didik. Penggunaan model yang
bervariasi juga dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam
menyerap bahan belajar. Umpan balik dari anak didik akan bangkit
sejalan dengan penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi psikologis anak didik, maka penting memahami kondisi
psikologis anak didik sebelum menggunakan model pembelajaran guna
mendapatkan umpan balik optimal dari setiap anak didik.
30
3. Project-Based Learning
3.1 Project-Based Learning
Menurut Buck Institute for Education (Sutirman, 2013)
menyatakan bahwa Project-Based Learning adalah suatu metode
pengajaran sistematis yang melibatkan para siswa dalam mempelajari
pengetahuan dan keterampilan melalui proses yang terstruktur,
pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk menghasilkan produk.
Menurut Guarasa (Sutirman, 2013) Project-Based Learning adalah
strategi yang berpusat pada siswa yang mendorong inisiatif yang
memfokuskan siswa pada dunia nyata, dan dapat meningkatkan motivasi
mereka.
Proyek yang dibuat dapat merupakan proyek dari satu guru, atau
proyek bersama dari beberapa guru yang mengasuh pelajaran yang
berbeda. Siswa dilatih untuk melakukan analisis terhadap permasalahan,
kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi, interpretasi,
dan penilaian dalam mengerjakan proyek yang terkait dengan
permasalahan yang dikaji. Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kreativitasnya dalam merancang dan membuat proyek
yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah. (Sani, 2014: 17).
Secara teoretik dan konseptual, pendekatan Project-Based
Learning ini juga didukung oleh teori aktivitas (Hung dan Wong 2000;
Activity Theory) menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri
atas: (a) tujuan yang ingin dicapai dengan (b) subjek yang berada di
dalam konteks (c) suatu masyarakat dimana pekerjaan itu dilakukan
31
dengan perantara (d) alat-alat, (e) peraturan kerja, dan (f) pembagian
tugas. Penerapan model Project-Based Learning dikelas bertumpu pada
kegiatan belajar yang lebih menekankan pada kegiatan aktif dalam
bentuk melakukan sesuatu dari pada kegiatan pasif “menerima” transfer
pengetahuan dari pengajar.
Pendekatan Project-Based Learning juga didukung teori belajar
konstruktivistik yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun
pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri.
Pendekatan Project-Based Learning dapat dipandang sebagai salah satu
pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa
mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Tatkala
pendekatan proyek ini dilakukan dalam modus belajar kolaboratif dalam
kelompok kecil siswa, pendekatan ini juga mendapat dukungan teoretik
yang bersumber dari konstruktivisme sosial Vygotsky yang memberikan
landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi
antar personal. Adanya peluang untuk menyampaikan ide,
mendengarkan ide-ide orang lain, dan merefleksikan ide sendiri pada
ide-ide orang lain, adalah suatu bentuk pengalaman pemberdayaan
individu. Berdasarkan perspektif teoretik ini, pendekatan belajar berbasis
proyek memberikan alternatif lingkungan belajar otentik dimana
pembelajar dapat membantu memudahkan siswa meningkatkan
keterampilan mereka di dalam bekerja dan pemecahan masalah secara
kolaboratif (Ngalimun, 2013:188).
32
3.2 Karakteristik Model Project-Based Learning
Menurut Buck Institute for Education (Wena, 2009:145) belajar
berbasis proyek memiliki karakteristik berikut. (a) Siswa membuat
keputusan dan membuat kerangka kerja. (b) Terdapat masalah yang
pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya. (c) Siswa merancang
proses untuk mencapai hasil. (d) Siswa bertanggungjawab untuk
mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan. (e) Siswa
melakukan evaluasi secara kontinyu. (f) Siswa secara teratur melihat
kembali apa yang mereka kerjakan. (g) Hasil akhir berupa produk dan
dievaluasi kualitasnya. (h) Kelas memiliki atmosfir yang memberi
toleransi kesalahan dan perubahan.
3.3 Prinsip-prinsip Model Project-Based Learning
Menurut Thomas (Wena, 2009: 145) pembelajaran berbasis proyek
memiliki beberapa prinsip dalam penerapannya. Prinsip-prinsip tersebut
adalah: sentralistis, pertanyaan penuntun, investigasi konstruktif,
otonomi, dan realistis.
Sentralistis, maksudnya adalah model pembelajaran ini
merupakan pusat dari strategi pembelajaran, karena siswa mempelajari
konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Pekerjaan
proyek merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa di kelas.
Pertanyaan penuntun, hal ini mengandung makna bahwa pekerjaan
proyek yang dilakukan oleh siswa bersumber pada pertanyaan atau
persoalan yang menuntun siswa untuk menemukan konsep mengenai
33
bidang tertentu. Dalam hal ini aktivitas bekerja menjadi motivasi
eksternal yang dapat membangkitkan motivasi internal pada diri siswa
untuk membangun kemandirian dalam menyelesaikan tugas.
Investigasi konstruktif, artinya bahwa dalam pembelajaran berbasis
proyek terjadi proses investigasi yang dilakukan oleh siswa untuk
merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek.
Oleh karena itu guru harus dapat merancang strategi pembelajaran yang
mendorong siswa untuk melakukan proses pencarian atau pendalaman
konsep pengetahuan dalam rangka menyelesaikan masalah atau proyek
yang dihadapi.
Otonomi, dalam pembelajaran berbasis proyek siswa diberi
kebebasan atau otonomi untuk menentukan target sendiri dan
bertanggungjawab terhadap apa yang dikerjakan. Guru berperan sebagai
motivator dan fasilitator untuk mendukung keberhasilan siswa dalam
belajar.
Realistis, proyek yang dikerjakan siswa merupakan pekerjaan
nyata yang sesuai dengan kenyataan dilapangan kerja atau masyarakat.
Proyek yang dikerjakan bukan dalam bentuk simulasi atau imitasi,
melainkan pekerjaan atau permasalahan yang benar-benar nyata.
Mengacu kepada prinsip-prinsip tersebut di atas, maka
pembelajaran dengan menerapkan Project-Based Learning akan sangat
bermanfaat bagi pengembangan diri dan masa depan siswa. Siswa yang
terbiasa belajar dengan pekerjaan proyek akan menjadi pribadi yang ulet,
kritis, mandiri, dan produktif.
34
3.4 Kelebihan Model Project-Based Learning
Menurut Moursund (Wena, 2009: 147) keuntungan pembelajaran
berbasis proyek adalah meningkatkan motivasi, meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan studi
pustaka, meningkatkan kolaborasi, meningkatkan keterampilan
manajemen sumber daya.
Pengalaman yang dilakukan oleh Intel Corporation melalui Intel
Teach Program (Sutirman, 2013: 45) menunjukkan bahwa penerapan
Project-Based Learning membawa keuntungan terutama bagi siswa,
yaitu: (1) meningkatkan frekuensi kehadiran, menumbuhkan
kemandirian, dan sikap positif terhadap belajar; (2) memberikan
keuntungan akademik yang sama atau lebih baik dari pada yang
dihasilkan oleh model lain, dimana siswa yang terlibat dalam proyek
memiliki tanggungjawab yang lebih besar untuk pembelajaran mereka
sendiri; (3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan keterampilan yang kompleks, seperti berpikir tingkat
tinggi, pemecahan masalah, bekerjasama, dan berkomunikasi; (4)
memperluas akses belajar siswa sehingga menjadi strategi untuk
melibatkan siswa dengan beragam budaya.
Sani (2014:177) menyatakan beberapa keuntungan menggunakan
model Project-Based Learning. (1) Meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar dan mendorong mereka untuk melakukan pekerjaan penting. (2)
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. (3)
Membuat siswa lebih aktif dalam meyelesaikan permasalahan yang
35
kompleks. (4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerjasama. (5)
Mendorong siswa mempraktikkan keterampilan berkomunikasi. (6)
Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber daya. (7)
Memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasi proyek,
mengalokasikan waktu, dan mengelola sumber daya seperti peralatan
dan bahan untuk menyelesaikan tugas. (8) Memberikan kesempatan
belajar bagi siswa untuk berkembang sesuai kondisi dunia nyata. (9)
Melibatkan siswa untuk belajar mengumpulkan informasi dan
menerapkan pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan di
dunia nyata. (10) Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.
3.5 Kekurangan Model Project-Based Learning
Sani (2014: 177) mengatakan beberapa kekurangan model Project-
Based Learning, yaitu: (a) membutuhkan banyak waktu untuk
menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk; (b) membutuhkan
biaya yang cukup; (c) membutuhkan guru yang terampil dan mau
belajar; (d) membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai;
(e) tidak sesuai untuk siswa yang mudah menyerah dan tidak memiliki
pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan; (f) kesulitan
melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok.
3.6 Langkah-langkah Project-Based Learning
Wena (2009: 108) membagi tahap pelaksanaan model Project-
Based Learning menjadi tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Tahap perencanaan pembelajaran
meliputi kegiatan merumuskan tujuan proyek; menganalisis karakteristik
36
siswa; merumuskan strategi pembelajaran; membuat jobsheet;
merancang kebutuhan sumber belajar; dan merancang alat evaluasi.
Tahap pelaksanaan mencakup aktivitas mempersiapkan sumber belajar
yang diperlukan; menjelaskan tugas-tugas proyek; mengelompokkan
siswa sesuai dengan tugas; dan mengerjakan proyek. Tahap evaluasi
dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh
siswa. Hasil evaluasi menjadi bahan masukan bagi siswa dan bagi guru
untuk merancang pembelajaran selanjutnya.
Sutirman (2013: 46) menyebutkan langkah-langkah pelaksanaan
model Project-Based Learning yang dibagi menjadi beberapa tahap,
yaitu tahap orientasi, desain, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap pertama,
tahap orientasi adalah tahap menumbuhkan motivasi belajar siswa dan
penyampaian pertanyaan-pertanyaan penuntun. Tahap kedua, tahap
desain yaitu tahap dimana siswa menindaklanjuti pertanyaan-pertanyaan
penuntun dengan merancang proyek yang akan dibuat. Pada tahap ini
juga disusun jadwal kegiatan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Tahap ketiga, adalah pelaksanaan yang merupakan kegiatan inti, yaitu
mengerjakan proyek yang telah dirancang sebelumnya, sesuai dengan
jadwal yang telah disusun. Keempat, tahap evaluasi merupakan upaya
yang dilakukan untuk menilai proses kegiatandan hasil kerja proyek.
Tahap evaluasi berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam merancang
dan melaksanakan strategi pembelajaran. Selain bagi guru berguna pula
bagi siswa untuk mengetahui efektivitas rencana dan proses kerja proyek
37
yang dilakukan, serta mengukur sejauh mana kualitas produk yang
dihasilkan.
Sedangkan Sani (2014:180) mengemukakan lima tahapan dalam
pelaksanaan model Project-Based Learning dengan rincian sebagai
berikut: (1) mengajukan pertanyaan esensial atau pertanyaan penting. (2)
membuat perencanaan. (3) membuat penjadwalan. (4) mengawasi atau
memonitor kemajuan belajar. (5) melakukan penilaian.
Berdasarkan beberapa uraian tahapan model Project-Based
Learning diatas, dapat disimpulkan bahwa tahapan-tahapan dalam model
Project-Based Learning adalah penyajian permasalahan, membuat
perencanaan, menyusun penjadwalan, pembuatan proyek, memonitor
pembuatan proyek, melakukan penilaian, dan evaluasi.
Penyajian Permasalahan, permasalahan diajukan dalam bentuk
pertanyaan. Pertanyaan awal uang diajukan adalah pertanyaan esensial
(penting) yang dapat memotivasi siswa untuk terlibat dalam belajar.
Permasalahan yang dibahas adalah permasalahan dunia nyata yang
membutuhkan investigasi mendalam. Guru harus memastikan bahwa
permasalahan relevan untuk siswa agar mereka terlibat secaramental.
Membuat perencanaan, guru perlu merencanakan standar
kompetensi yang akan dikaji ketika membahas permasalahan.
Kompetensi yang dikaji sebaiknya mencakup konsep penting yang ada
dalam kurikulum. Guru seharusnya melibatkan siswa dalam bertanya,
membuat perencanaan, dan melengkapi rencana kegiatan pembuatan
proyek / karya. Kegiatan ini melibatkan guru dan siswa dalam
38
melakukan curah pendapat yang mendukung inkuiri untuk penyelesaian
permasalahan.
Menyusun penjadwalan, siswa harus membuat penjadwalan
pelaksanaan proyek yang disepakati bersama guru. Siswa mengajukan
tahapan pengerjaan proyek dengan menetapkan acuan yang akan
dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas, sehingga pembuatan proyek
dapat selesai tepat waktu sesuai dengan perencanaan sebelumnya.
Pembuatan proyek, setelah melakukan perencanaan dan membuat
penjadwalan terhadap proyek yang akan dibuat, tahapan selanjutnya
adalah pembuatan proyek. Pembuatan proyek ini dilakukan secara
mandiri oleh siswa secara berkelompok, guru hanya berperan sebagai
motivator dan vasilitator. Pembuatan proyek ini dilakukan sesuai dengan
perencanaan dan penjadwalan yang telah dibuat sebelumnya, sehingga
pembuatan proyek dapat berjalan secara sistematis dan tepat waktu.
Memonitor pembuatan proyek, pelaksanaan pekerjaan siswa harus
dimonitor dan difasilitasi prosesnya, paling sedikit pada dua tahapan
yang dilakukan oleh siswa (Checkpoint). Fasilitasi yang juga perlu
dilakukan adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja di
laboratorium atau fasilitas lainnya jika dibutuhkan. Guru perlu
melakukan mentoring pelaksanaan proses, serta menyediakan rubrik dan
instruksi tentang apa yang harus dilakukan untuk setiap konten
pembelajaran.
Melakukan penilaian, penilaian dilakukan secara autentik dan guru
perlu memvariasikan jenis penilaian yang digunakan. Penilaian proyek
39
merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, dan penyajian data.
Evaluasi, evaluasi dimaksudkan untuk memberikan kesempatan
pada siswa dalam melakukan refleksi pembelajaran yang dilakukan baik
secara individual maupun kelompok. Siswa perlu berbagi perasaan dan
pengalaman, mendiskusikan apa yang sukses, mendiskusikan apa yang
perlu diubah, dan berbagi ide yang mengarah pada inkuiri baru
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut bisa
berasal dari siswa, guru, lingkungan dan lain-lain. Apabila faktor-faktor tersebut
tidak dapat berfungsi dengan baik, maka akan memunculkan berbagai
permasalahan dalam pembelajaran sejarah. Salah satu masalah yang sering
ditemui dalam pembelajaran sejarah adalah masih banyaknya guru yang
menggunakan paradigma konvensional, yaitu paradigma guru menjelaskan dan
murid mendengarkan. Model pembelajaran sejarah seperti ini kurang menantang
bagi siswa dan telah menjadikan pelajaran sejarah semakin membosankan.
Model pembelajaran sangat berperan dalam sebuah pembelajaran
khususnya sejarah. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dapat
menghilangkan kebosanan siswa sehingga akan menumbuhkan minat belajar
dalam diri siswa pada pembelajaran sejarah. Salah satu model yang dapat
menumbuhkan minat belajar sejarah adalah dengan menggunakan model
40
Project-Based Learning. Model Project-Based Learning merupakan model
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan
pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata.
Penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah ini
dimulai dengan pemberian pertanyaan esensial (penting) yang dapat memotivasi
siswa untuk terlibat dalam belajar. Langkah berikutnya adalah siswa membuat
perencanaan proyek dengan pendampingan guru. Langkah selanjutnya adalah
menyusun penjadwalan, siswa harus membuat penjadwalan pelaksanaan proyek
yang disepakati bersama guru serta mengajukan tahapan pengerjaan proyek
dengan menetapkan acuan yang akan dilaporkan pada setiap pertemuan di kelas.
Setelah itu, guru melakukan Monitoring pelaksanaan proses, serta menyediakan
rubrik dan instruksi tentang apa yang harus dilakukan untuk setiap konten
pembelajaran. Selanjutnya adalah penilaian, penilaian proyek ini digunakan
untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
melakukan penyelidikan, dan kemampuan menerapkan keterampilan membuat
proyek atau karya. Langkah yang terakhir adalah evaluasi yang dimaksudkan
untuk memberikan kesempatan pada siswa dalam melakukan refleksi
pembelajaran yang dilakukan baik secara individual maupun kelompok.
Pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning sangat
berguna dalam mengkaji materi sejarah lebih dalam lagi dan mengaitkannya
dengan isu-isu dunia nyata saat ini, melaksanakan pekerjaan secara sistematis
sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan dijadwalkan, memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berkolaborasi dalam mengerjakan pekerjaan,
serta target utamanya adalah untuk menghasilkan produk yang nyata.
41
Pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning akan
membuat siswa menguasai beberapa aspek dalam pembelajaran seperti aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik yang dapat memicu timbulnya
minat belajar siswa. Penggunaan model Project-Based Learning ini dalam
pembelajaran sejarah, diharapkan akan meningkatkan minat belajar sejarah
siswa.
42
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Psikomotorik
Guru
Minat belajar sejarah
siswa:
Perasaan senang,
Perhatian, Rasa ingin
tahu
Bekerja secara sistematis
Melatih berpikir kritis
Meningkatkan kolaborasi
Menumbuhkan produktivitas siswa
Siswa
Masalah Pembelajaran Sejarah
Marginalisasi pembelajaran
sejarah
Materi sejarah membosankan
Model pembelajaran sejarah
kurang menantang
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Model
Project-Based Learning
Model
Konvensional
Pertanyaan
Rencana
Penjadwalan Monitor
Penilaian
Evaluasi
Pembelajaran Sejarah
43
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2006: 71). Berdasarkan uraian dalam kerangka berfikir diatas
tersebut maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
(Ha) : Ada pengaruh penerapan model Project-Based Learning terhadap minat
belajar sejarah siswa.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif jenis eksperimen. Sugiyono (2010:107) menyatakan bahwa penelitian
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam
penelitian ini, statistik memegang peranan dalam menganalisa data-data
penelitian untuk menjawab permasalahan penelitian.
Penelitian ini membagi kelompok menjadi dua, yakni kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen merupakan kelompok
yang mendapatkan perlakuan, yakni dengan menggunakan model Project-Based
Learning dalam pembelajaran sejarah. Kelompok kontrol dalam penelitian ini
adalah sebagai kelompok pembanding untuk kelompok eksperimen, yakni
menggunakan model konvensional dengan metode ceramah dalam pembelajaran
sejarah. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
model Project-Based Learning terhadap peningkatan minat belajar sejarah
siswa.
Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah True eksperimental design. Dikatakan True eksperimental design karena
dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen, sehingga validitas internal (kualitas
pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari True
45
eksperimental design adalah bahwa sampel yang digunakan untuk kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol diambil secara acak dari populasi tertentu
(Sugiyono, 2010:112).
Adapun bentuk desain True eksperimental design yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Pretest-posttest Control Group Design, dalam desain ini
terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. (Sugiyono, 2010: 113).
Mekanisme penelitian dari kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
digambarkan dalam tabel 3.1 :
Tabel 3.1. Desain Pretest-posttest Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen T1 X T2
Kontrol T3 - T4
(Sugiyono, 2010:112)
Keterangan :
T1 : Pretest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen
T3 : Pretest yang dilaksanakan pada kelas kontrol
X : Perlakuan berupa model Project-Based Learning yang diberikan
pada kelas eksperimen
T2 : Posttest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen
T4 : Posttest yang dilaksanakan pada kelas kontrol
Mekanisme desain ini dimulai dari kedua kelompok diberikan pretest
dengan soal yang sama. kemudian kelompok eksperimen diberikan treatment
berupa pembelajaran dengan model Project-Based Learning, sedangkan kelas
kontrol tidak diberikan treatment. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut
46
diberikan postest sebagai nilai akhir. Hasil pretest dan posttest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol dibandingkan untuk melihat adanya
perbedaan minat belajar siswa dengan menggunakan model Project-Based
Learning dan yang tidak menggunakan model Project-Based Learning pada
mata pelajaran sejarah.
Prosedur penelitian ini meliputi beberapa tahapan, mulai dari tahap pra
lapangan, tahap pelaksanaan penelitian, tahap analisis data, dan membuat
simpulan. Tahapan-tahapan ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam
melakukan penelitian, agar penelitian dapat berjalan secara sistematis.
Tahap pra lapangan dilakukan untuk mempersiapkan hal-hal yang
dibutuhkan sebelum melakukan penelitian. Mulai dari mengurus surat izin
observasi yang dilakukan oleh peneliti. Setelah permohonan izin disetujui oleh
sekolah yang digunakan peneliti sebagai tempat penelitian, kemudian peneliti
melakukan observasi awal. Observasi awal dilakukan dengan mewancarai guru
sejarah kelas X mengenai gambaran proses pembelajaran secara umum dan
menelaah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru. Kegiatan selanjutnya adalah
menyusun perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian berupa
silabus, RPP, dan lembar kerja siswa. Langkah berikutnya adalah menyusun
kisi-kisi instrumen untuk memudahkan penyusunan instrumen. Kemudian
dilanjutkan dengan penyusunan instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi
yang telah dibuat. Setelah instrumen jadi, peneliti mengujicobakan instrumen
tes. Uji coba instrumen tes dilakukan pada siswa kelas X yang tidak dikenai
perlakuan atau kelas yang tidak dijadikan subjek penelitian. Selanjutnya peneliti
47
mentabulasikan data hasil uji coba untuk dianalisis, kemudian peneliti
menentukan instrumen tes yang memenuhi syarat berdasarkan hasil analisis.
Tahapan selanjutnya adalah tahap pelaksanaan penelitian, tahap
pelaksanaan penelitian ini di awali dengan memberikan pre-test kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Setelah di ketahui kondisi awalnya, peneliti
memberikan perlakuan kepada satu kelas eksperimen dengan model Project-
Based Learning. Pada tahapan ini terdapat dua kegiatan utama, yaitu : Pertama,
kegiatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai RPP yang telah disusun.
Kedua, kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer. Setelah selesai
memberikan perlakuan pada kelas eksperimen, peneliti memberikan post-test
kepada kedua kelas tersebut.
Tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Setelah semua materi
pembelajaran disampaikan kepada siswa dan tugas-tugas untuk pembelajaran
proyek telah dilakukan oleh siswa, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data tes angket. Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis,
yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan model Project-Based Learning
berpengaruh terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug
tahun ajaran 2014/2015.
Tahapan yang terakhir adalah membuat simpulan, yaitu menyimpulkan
hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan. Simpulan hasil penelitian
merupakan jawaban dari rumusan masalah dan tujuan dari penelitian yang telah
dilakukan. Selanjutnya membuat laporan hasil penelitian.
48
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2015. Dimulai
dari observasi, uji coba, pre test, proses pembelajaran dan post test. Tempat
pelaksanaan penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Gubug yang terletak di Jl. A.
Yani No. 171 Gubug Kec. Gubug Kab. Grobogan Jawa Tengah. Alasan
pemilihan lokasi tersebut dikarenakan SMA Negeri 1 Gubug merupakan salah
satu sekolah favorit di kabupaten Grobogan, khususnya di kecamatan Gubug.
Pelajaran sejarah di sekolah tersebut juga diampu oleh guru yang sudah cukup
senior sehingga kurang terbuka terhadap inovasi model pembelajaran yang
modern seperti model Project-Based Learning.
C. Populasi Peneiltian
Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Peneliti
menggunakan seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Gubug tahun ajaran
2014/2015 sebagai populasi penelitian. Siswa kelas X MIA terdiri atas tujuh
kelas yaitu kelas X MIA 1 sampai dengan X MIA 7. Siswa masing-masing kelas
berjumlah 40 siswa. Jumlah yang sama ini dikarenakan standart yang tinggi
yang dituntut dari pihak sekolah sehingga menyeleksi siswa sedemikian rupa
yang menjadikan tingkat homogenitas diantara mereka cukup tinggi. Berikut ini
adalah data keseluruhan jumlah siswa kelas X MIA SMA Negeri 1 Gubug :
49
Tabel 3.2 Daftar Siswa Kelas X
No Kelas Jumlah Kelas
1 X MIA 1 40
2 X MIA 2 40
3 X MIA 3 40
4 X MIA 4 40
5 X MIA 5 40
6 X MIA 6 40
7 X MIA 7 40
Jumlah 280
(Sumber: Dokumen SMA Negeri 1 Gubug)
D. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah teknik probability sampling tipe simple
random sampling. Teknik ini memiliki ciri setiap unsur (anggota) populasi
diberikan peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Simple random sampling
adalah teknik penentuan sampel secara sederhana. Dikatakan simple (sederhana)
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu karena populasi dalam
keadaan homogen. Berdasarkan pertimbangan tersebut, sampel dalam penelitian
ini diambil dua kelas secara acak, satu kelas digunakan sebagai kelas
eksperimen yakni kelas X MIA 5 yang menggunakan model Project-Based
Learning dan kelas X MIA 6 sebagai kelas kontrol yang tidak menggunakan
model Project-Based Learning.
50
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variansi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:
61). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas
Variabel bebas (Independent Variable) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (Sugiyono, 2010: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah penerapan model Project-Based Learning
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (Dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar sejarah siswa kelas
X SMA Negeri 1 Gubug tahun ajaran 2014/2015.
F. Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan (Sanjaya, 2011: 205).
Penelitian ini memerlukan alat dan teknik yang dapat dipergunakan untuk
mengumpulkan data.
1. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden berupa
angket pre-test dan post-test.
51
b. Dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti
daftar nilai sejarah kelas X, daftar nama siswa kelas X, dan sebagainya.
2. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung oleh
peneliti yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006 : 156).
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung
sebelum maupun selama proses penelitian. Sebelum penelitian dimulai,
dilakukan observasi mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran, proses
pembelajaran dan kendala-kendala dalam proses pembelajaran sejarah di
SMA Negeri 1 Gubug terutama kelas X MIA. Saat kegiatan penelitian
berlangsung juga dilakukan observasi. Observasi yang dilakukan selama
kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol
digunakan lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas belajar siswa
dalam kelas. Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh peneliti sendiri yang
dilaksanakan selama proses pembelajaran dengan mengisi lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara memperoleh data dari barang-
barang tertulis seperti buku, majalah, peraturan, dan lain-lain (Arikunto,
2006: 158). Dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan data mengenai alamat sekolah, daftar nama siswa kelas X
52
SMA Negeri 1 Gubug yang akan menjadi kelas eksperimen dan kelas
kontrol secara keseluruhan, gambaran umum sekolah serta foto-foto dalam
proses penelitian.
c. Angket
Angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151).
Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir pertanyaan yang
dibagikan kepada responden dan dipergunakan untuk memperoleh
informasi dari responden yang berkaitan dengan minat belajar dan
penerapan model Project-Based Learning dalam pembelajaran sejarah.
Metode angket dilakukan untuk mendapatkan data dari responden
secara pribadi. Angket berisi sejumlah pertanyaan yang diberikan kepada
siswa untuk diisi dengan check point, jawaban kuesioner ini bersifat
tertutup dengan 5 pilihan tiap jenis pertanyaan.
Angket digunakan untuk mengetahui minat belajar sejarah pada
siswa. Adapun angket mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing.
4. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-
malu menjawab.
5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama (Arikunto, 2006:152).
53
G. Analisis Data
1. Analisis Instrumen
Analisis hasil uji coba instrumen adalah untuk mengetahui item-item
dalam angket sudah memenuhi syarat angket yang baik atau tidak. Analisis
hasil uji coba instrumen juga menguji apakah angket tersebut valid dan
reliabel sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Analisis
yang akan digunakan meliputi validitas dan reliabilitas.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006: 168). Validitas
adalah kemampuan alat ukur yang memenuhi fungsinya sebagai alat ukur
itu, alat ukur itu harus mampu mengukur apa yang harus diukur.
Sebelum angket yang sesungguhnya disebar, terlebih dahulu perlu
dilakukan uji coba instrumen pada beberapa responden adalah sebagai
sampel. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan butir pernyataan yang
tidak relevan, mengevaluasi apakah pertanyaan yang diajukan dalam
angket mudah dimengerti oleh responden atau tidak, dan untuk
mengetahui lamanya pengisian angket.
Peneliti menggunakan analisis butir dengan menskor angket yang
kemudian ditabulasi dan di masukkan dalam rumus Korelasi Product
Moment, dengan rumus:
Keterangan:
2222
Y X - XY
YYNXXN
Nrxy
54
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Jumlah skor butir soal
Y = Jumlah skor total yang benar (Arikunto, 2007: 72).
Hasil perhitungan rXY dikonsentrasikan dengan taraf signifikansi 5%
dan taraf kepercayaan 95%. Jika didapatkan harga rXY>rtabel maka butir
instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga rXY <
rtabel maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen kepada 40 responden dengan
taraf signifikansi 5% didapat r tabel = 0,312. Kriteria soal dikatakan valid
apabila rxy> rtabel. Contoh perhitungan validitas item soal nomor 1
diperoleh rxy = 0,448 dan rtabel = 0,312. Berdasarkan perhitungan tersebut
rxy> rtabel maka, item soal nomor 1 valid. Hasil perhitungan validitas soal
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Validitas Angket Uji Coba
Kriteria No Butir Soal Jumlah
Valid 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 23, 25, 27, 28, 29, 30, 33,
34, 35
28
Tidak Valid 3, 10, 22, 24, 26, 31, 32 7
55
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil
pengukuran yang konstan atau ajeg. Suatu instrumen dikatakan ajeg
apabila instrumen tes tersebut mempunyai keajegan hasil artinya jika
instrumen tersebut dikenakan jumlah obyek yang sama pada lain waktu,
maka hasilnya akan tetap sama. Reliabilitas menunjukan pengertian bahwa
suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen sudah baik (Arikunto, 2006 : 178).
Reliabilitas dihitung menggunakan rumus alpha cronbach. Rumus
alpha cronbach digunakan karena instrumennya berbentuk skala dan
memiliki 5 alternatif jawaban sebagai skornya 1-5.
Rumus Alpha Cronbach:
Keterangan :
r = Koefisien realibilitas instrumen (cronbach alpha)
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ σb2 = jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = varian total (Arikunto, 2006:196).
Sebelum masuk ke rumus alpha, maka perlu dicari varian tiap butir
angket dengan rumus:
𝑟 = [𝑘
(𝑘−1) ] [1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 ]
σb2 =
∑ X2
−(∑ X)2
NN
56
Varian total dapat dicari dengan rumus:
Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh harga r sebesar 0,851
dengan r tabel = 0,312, karena r > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen tersebut reliabel. Perhitungan realibilitas selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 8.
2. Analisis Data Penelitian
a. Analisis Tahap Awal
Analisis data awal dilakukan pertama kali sebelum penelitian
dilakukan. Analisis tahap awal adalah analisis pre-test angket kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang diambil pada awal pertemuan. Analisis
ini bertujuan untuk membuktikan bahwa rata-rata pre-test angket antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaaan yang
signifikan atau dapat pula dikatakan bahwa kedua kelompok dari titik
tolak yang sama. Hal-hal yang dianalisis pada tahap ini adalah:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui data kondisi awal
yang diambil dari nilai pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol
apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian
ini menggunakan program SPSS versi 22 dengan uji Shapiro-Wilk
karena jumlah sampel tiap-tiap kelas kurang dari 50. Hipotesis dalam
pengujian ini adalah
σt2 =
∑ Y2
−(∑ Y)2
NN
57
H0 : data berdistribusi normal
Kaidah pengambilan keputusan:
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi
normal,
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti data berdistribusi tidak
normal.
2) Uji Kesamaan Dua Varian (Uji Homogenitas)
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians data
pre test homogen atau tidak. Perhitungan uji homogenitas dilakukan
dengan uji Levene Test dengan menggunakan program SPSS.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : σ1 = σ2 (varians homogen)
Dengan kriteria:
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti data homogen,
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti data tidak homogen.
3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata
Uji perbedaan dua rata-rata ini berguna untuk mengetahui apakah
nilai pre test kedua sampel tersebut mempunyai rata-rata yang berbeda
atau tidak. Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan
uji Independent Sample T Test dengan menggunakan program SPSS.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : σ1 = σ2 (rata-rata sama)
Dengan kriteria:
58
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti rata-rata sama,
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti rata-rata berbeda.
b. Analisis Tahap Akhir
Setelah kedua kelompok mendapat perlakuan yang berbeda
kemudian diadakan tes akhir (post test). Dari tes akhir diperoleh data yang
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian, apakah Ha diterima atau
tidak. Tahapan analisis tahap akhir pada dasarnya sama dengan analisis
tahap awal namun data yang digunakan adalah data hasil tes setelah diberi
perlakuan. Tahapan tersebut adalah:
1) Uji Normalitas
Langkah-langkah pengujian normalitas pada tahap ini sama
dengan langkah-langkah uji normalitas pada tahap awal. Uji normalitas
sampel dimaksudkan untuk mengetahui apakah sebaran data hasil
penelitian yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.
2) Uji Homogenitas
Langkah-langkah pengujian pada tahap ini sama dengan langkah-
langkah uji homogenitas pada tahap awal. Uji ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah kedua sampel mempunyai varian yang sama atau
tidak.
3) Uji Signifikasi (Uji t)
Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata
skor minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari skor
minat belajar siswa pada kelas kontrol setelah adanya perlakuan.
Perhitungan uji perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan uji
59
Independent Sample T Test dengan menggunakan program SPSS.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : σ1 = σ2 (rata-rata sama)
Dengan kriteria:
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima yang berarti rata-rata sama,
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak yang berarti rata-rata berbeda.
4) Uji Regresi
Uji regresi digunakan untuk menunjukkan pengaruh antara
aktivitas siswa (X) terhadap hasil belajar sejarah (Y). Perhitungan
regresi dilakukan dengan uji Regression dengan menggunakan program
SPSS.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gubug yang terletak di Jl.
A. Yani No. 171 Gubug Kec. Gubug Kab. Grobogan Jawa Tengah. SMA
Negeri 1 Gubug menyusun visi dan misi sekolah dalam usaha mewujudkan
tujuan pendidikan nasional sekolah.
a. Visi Sekolah: Unggul dalam Mutu, Santun dalam Perilaku, Cekatan
dalam Tindakan dan Berwawasan Lingkungan.
b. Misi Sekolah:
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga
setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga sekolah
3. Melaksanakan pembelajaran yang berorientasi global
4. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan
juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam
bertindak.
SMA Negeri 1 Gubug berdiri pada tahun 1990. Secara geografis,
batas wilayah SMA Negeri 1 Gubug sebelah timur adalah UPTD Pendidikan
Kecamatan Gubug, sebelah barat adalah UPTD Pertanian Kecamatan
61
Gubug, sebelah utara adalah area persawahan dan sebelah selatan adalah
jalan raya Purwodadi-Semarang.
SMA Negeri 1 Gubug mempunyai sarana dan prasarana yang cukup
memadai untuk menunjang proses belajar mengajar antara lain ruang kelas,
ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium
fisika, ruang laboratorium komputer, perpustakaan, ruang kepala sekolah,
ruang Bimbingan Konseling (BK), ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS),
ruang guru, ruang tata usaha, ruang serbaguna, kamar mandi/WC, gudang,
musholla, ruang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), tempat parkir,
ruang pramuka, ruang multimedia, ruang tamu, ruang rohis, ruang musik,
lapangan futsal, lapangan basket, lapangan voli dan kantin. Sekolah ini juga
dilengkapi wify pada setiap ruangan, sehingga memudahkan siswa, guru dan
staf lainnya untuk mengakses berbagai kebutuhan penunjang proses
pembelajaran melalui internet.
Pada tahun ajaran 2014/2015, SMA Negeri 1 Gubug mempunyai guru
sebanyak 48 orang, jenjang pendidikannya dari D3 sampai S2 yang terdiri
dari 28 guru laki-laki dan 20 guru perempuan. Staf Tata Usaha (TU) dan
karyawan SMA Negeri 1 Gubug sebanyak 12 orang yang terdiri dari 7 orang
staf Tata Usaha (TU), 3 orang tukang kebun, dan 2 satpam.
Jumlah siswa SMA Negeri 1 Gubug pada tahun ajaran 2014/2015
adalah 1190 siswa yang terbagi dalam 27 kelas yang terdiri dari kelas X
sebanyak 9 kelas, yang terdiri dari 7 kelas MIA dan 2 kelas IIS. Kelas XI
sebanyak 9 kelas, yang terdiri dari 8 kelas XI MIA dan 1 kelas XI IIS serta
62
kelas XII sebanyak kelas 9 kelas, yang terdiri dari 7 kelas XII IPA dan 2
kelas XII IPS.
Jadwal efektif pembelajaran di sekolah ini berlangsung dari hari Senin
sampai Sabtu. Pada hari senin sampai hari kamis proses belajar mengajar
berlangsung dari pukul 07.15–13.45 WIB, untuk hari Jumat mulai pukul
07.15–10.30 WIB, dan pada hari Sabtu dimulai pukul 07.15–13.00 WIB.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi menjadi
dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 1 April – 5 Mei 2015, bertempat di SMA Negeri
1 Gubug, pada siswa kelas X MIA mata pelajaran Sejarah Indonesia.
a. Pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based Learning
Pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based
Learning dilakukan di kelas eksperimen yaitu di kelas X MIA 5. Sebagai
tolak ukur nilai awal sebelum dikenakan perlakuan, maka peneliti
mengadakan pre test terlebih dahulu. Pre test dilakukan pada saat
pertemuan pertama. Setelah dilaksanakan pre test angket awal, hasil
yang diperoleh dari pre test tersebut nilai tertinggi 75 dan nilai terendah
55 dengan rata-rata 64,95.
Proses pembelajaran kelas eksperimen pada dasarnya sama seperti
yang telah dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
intinya pembelajaran kelas eksperimen menggunakan model Project-
Based Learning. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen
63
dilakukan selama 3 pertemuan. Tiap pertemuan kegiatan pembelajaran
berlangsung selama 2 jam pelajaran atau 90 menit. Jadi, pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan selama 6x45 menit atau 6 jam pelajaran.
Proses pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning
dilakukan dengan cara kerja kelompok. Siswa dibagi menjadi 7
kelompok secara acak oleh guru, 5 kelompok awal terdiri dari 6 siswa
tiap kelompoknya dan 2 kelompok lainnya terdiri dari 5 siswa tiap
kelompoknya. Masing-masing kelompok ditentukan ketua koordinator
kelompoknya oleh guru. Pembentukan kelompok ini adalah sebagai
salah satu rancangan dari pembelajaran yang telah disiapkan untuk
membantu mempermudah proses pembelajaran dengan model Project-
Based Learning agar dapat terlaksana dengan baik.
Penerapan model Project-Based Learning di kelas X MIA 5,
dilakukan dengan beberapa tahapan sesuai dengan komponen-komponen
yang dimiliki pembelajaran tersebut. Penerapan model Project-Based
Learning pada kelas X MIA 5 SMA Negeri 1 Gubug meliputi tujuh
tahapan yaitu tahap penyajian pertanyaan esensial, pembuatan
perencanaan, pembuatan penjadwalan, pembuatan proyek, monitoring,
penilaian, dan evaluasi.
Pada pertemuan pertama dilakukan beberapa tahapan. Tahap
pertama adalah guru menyajikan pertanyaan esensial (penting) yang
sesuai dengan materi yang diajarkan dan dapat memotivasi siswa untuk
terlibat dalam belajar. Pertanyaan esensisal tersebut adalah Bagaimana
cara menyampaikan kepada masyarakat agar mereka mudah memahami
64
jalur masuknya Islam ke Nusantara ?. Setelah pemberian pertanyaan
esensial, siswa mempelajari materi Islamisasi dan silang budaya di
Nusantara dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk
menentukan penyelesaian yang tepat terhadap permasalahan yang ada
dalam pertanyaan esensial.
Tahap kedua adalah siswa melakukan diskusi bersama
kelompoknya masing-masing untuk membuat perencanaan bersama guru
mengenai pembuatan proyek. Proyek yang akan dibuat siswa untuk
mengatasi permasalahan ini adalah peta tematik jalur masuknya Islam ke
nusantara. Pada tahap ini masing-masing kelompok mendapatkan kajian
yang berbeda untuk membuat jalur masuknya Islam ke Nusantara.
Kelompok pertama mendapat kajian jalur masuknya Islam di Sumatera,
kelompok kedua mendapat kajian jalur masuknya Islam di Jawa,
kelompok ketiga mendapat kajian jalur masuknya Islam di Sulawesi,
kelompok keempat mendapat kajian jalur masuknya Islam di Borneo,
kelompok kelima mendapat kajian jalur masuknya Islam di Maluku,
kelompok keenam mendapat kajian jalur masuknya Islam di Irian, dan
kelompok ketujuh mendapat kajian jalur masuknya Islam di Nusa
Tenggara. Siswa juga merencanakan persiapan pembuatan proyek,
penentuan langkah-langkah, pembagian tugas, dan peralatan yang
digunakan untuk membuat proyek.
Tahap ketiga adalah siswa melakukan diskusi untuk membuat
jadwal pelaksanaan pembuatan proyek yang disepakati bersama guru.
Diskusi ini dilakukan setelah diskusi pembuatan perencanaan proyek.
65
Jadwal pembuatan proyek ini dibuat mulai dari persiapan pembuatan
proyek sampai penyelesaian pembuatan proyek. Hal ini dilakukan agar
pembuatan proyek dapat berjalan dengan sistematis dan selesai tepat
waktu.
Tahap keempat adalah siswa membuat proyek berupa peta tematik
jalur masuknya Islam ke nusantara. Pembuatan proyek ini dilakukan
siswa di rumah bersama kelompoknya masing-masing dalam waktu 1
minggu. Pembuatan proyek didasarkan pada perencanaan yang telah
dibuat sebelumnya. Bersamaan dengan pembuatan proyek siswa juga
diminta untuk mengisi borang penilaian teman sejawat dalam bentuk
ceklist yang telah disediakan guru untuk menilai aktivitas siswa selama
pembuatan proyek. Hal ini dilakukan karena guru tidak dapat
mengontrol secara langsung pembuatan proyek yang dilakukan siswa di
rumah. Melalui penilaian teman sejawat ini guru bisa mendapatkan nilai
aktivitas siswa ketika pembuatan proyek dilakukan di rumah sesuai
dengan kelompoknya masing-masing.
Tahap kelima adalah guru memonitor proses pembuatan proyek
agar dapat diketahui perkembangannya. Kegiatan monitoring ini
dilakukan mulai dari kegiatan perencanaan, penjadwalan, dan pembuatan
proyek. Guru memberikan arahan, fasilitasi dan memberikan semangat
bagi siswa untuk giat belajar dan mengerjakan proyek secara optimal.
Arahan, fasilitasi dan pemberian semangat ini juga telah dilakukan pada
pertemuan sebelumnya saat dilakukan instruksi untuk mulai membuat
proyek di rumah, diantaranya dengan memberikan alat dan bahan untuk
66
membuat proyek seperti kertas A3 dan sterofom. Hal ini dilakukan agar
pelaksanaan proyek sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah
disepakati, sehingga pembuatan proyek dapat selesai tepat waktu dan
hasilnya memuaskan.
Tahap keenam adalah guru melakukan penilaian terhadap seluruh
aktivitas siswa mulai dari perencanaan, penjadwalan, pembuatan
proyek, serta hasil proyek yang dibuat siswa. Penilaian pada tahap
perencanaan dilakukan pada pertemuan pertama, penilaian ini meliputi
persiapan pembuatan proyek, penentuan langkah-langkah pembuatan
proyek, penentuan jadwal pembuatan proyek, dan pembagian tugas
dalam pembuatan proyek. Penilaian pada tahap pembuatan proyek
dilakukan oleh guru di sekolah selama proses pembelajaran berlangsung
dan juga dilakukan oleh siswa melalui penilaian teman sejawat dengan
borang yang disediakan guru. Penilaian tahap ini meliputi kerjasama tim,
instrumen/alat yang digunakan, efisiensi waktu, dan penguasaan
pembuatan proyek. Penilaian pada tahap evaluasi dilakukan oleh guru
yang meliputi kualitas proyek dan tampilan presentasi hasil proyek.
Pada pertemuan kedua dilakukan tahapan selanjutnya yaitu tahap
ketujuh. Pada tahap ini siswa melakukan evaluasi dengan memaparkan
sudah sejauh mana proses pembuatan proyek yang dibuat masing-masing
kelompok. Pada pertemuan ini 2-3 kelompok awal diminta
mempresentasikan hasil proyek yang mereka buat dengan didampingi
guru, sedangkan 4 kelompok berikutnya melakukan presentasi pada
pertemuan berikutnya. Saat kelompok melakukan presentasi, peserta
67
didik pada kelompok lainnya menanggapi. Presentasi ini meliputi
pemaparan dari tahap perencanaan, pembuatan proyek, dan hasil dari
proyek ini, sehingga dapat memberikan solusi untuk menyelesaikan
permasalahan pada pertanyaan esensial yang telah disajikan di awal.
Kegiatan pembelajaran berjalan secara sistematis, melibatkan para
siswa dalam mempelajari pengetahuan dan keterampilan melalui proses
yang terstruktur, pengalaman nyata dan teliti yang dirancang untuk
menghasilkan produk. Selama proses pembelajaran, siswa sangat aktif
dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan
karena pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning yang
mengarahkan siswa untuk merencanakan dan mengerjakan proyek secara
mandiri untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat, sehingga siswa
sangat tertarik mengikuti. Hal ini dibuktikan dari nilai aktivitas siswa
kelas eksperimen yang sangat baik.
Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran, pada akhir pertemuan
kelas eksperimen diberikan angket post test untuk mengetahui minat
belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model
Project-Based Learning. Dari hasil post test diperoleh nilai tertinggi 94
dan nilai terendah 69 dengan rata-rata 78,85.
b. Pembelajaran dengan menggunakan model ceramah
Pembelajaran dengan mengunakan model ceramah dilakukan di
kelas kontrol yaitu kelas X MIA 6. Sebagai tolak ukur nilai awal
sebelum dilakukan pembelajaran, maka peneliti mengadakan pre test
68
terlebih dahulu. Pre test dilakukan pada saat pertemuan pertama. Hasil
yang diperoleh dari pre test tersebut nilai tertingginya mencapai 74 dan
nilai terendahnya 55 dengan rata-rata 63,6.
Proses pembelajaran kelas kontrol pada dasarnya sama seperti
yang telah dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
intinya pembelajaran kelas kontrol menggunakan model ceramah dan
dibantu dengan media gambar. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas X
MIA 6 sebagai kelas kontrol dilakukan selama 3 pertemuan. Tiap
pertemuan kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran
atau 90 menit. Jadi, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan selama 6x45
menit atau 6 jam pelajaran.
Selama proses pembelajaran, dapat dikatakan siswa kurang
antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran jika dibandingkan
dengan kelas eksperimen. Hal ini terjadi karena pembelajaran
menggunakan model ceramah bervariasi dan diskusi biasa, sehingga
siswa kurang tertarik mengikuti pembelajaran. Itu dapat terlihat dari nilai
aktivitas siswa kelas kontrol yang kurang baik dibandingkan dengan
kelas eksperimen.
Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran, pada akhir pertemuan
kelas eksperimen diberikan angket post test untuk mengetahui minat
belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model
ceramah yang dibantu dengan gambar. Dari hasil post test diperoleh nilai
tertinggi 87 dan nilai terendah 59 dengan rata-rata 69,27.
69
3. Hasil Analisis Data
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 1
Gubug tentang pengaruh implementasi model Project-Based Learning
terhadap minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug tahun
ajaran 2014/2015, diperoleh data berupa nilai pre test, post test dan nilai
aktivitas siswa. Tes digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran sejarah, sedangkan lembar pengamatan digunakan
untuk menilai aktivitas belajar siswa yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Pada penelitian ini dilakukan analisis data sebanyak 2 tahap, yaitu (1)
analisis tahap awal menggunakan nilai pre test yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi awal sebelum dilakukan pembelajaran; (2) analisis
tahap akhir menggunakan nilai post test yang bertujuan untuk mengetahui
kondisi sesudah dilakukan pembelajaran.
a. Analisis Tahap Awal
Analisis tahap awal dilakukan untuk mengetahui kondisi awal
sampel yaitu kelas X MIA 5 dan X MIA 6 berawal dari titik tolak yang
sama. Selain itu untuk mengetahui tingkat pemahaman kedua sampel
mempunyai kemampuan yang sama (homogen). Data yang digunakan
dalam analisis tahap awal adalah data hasil pretest dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Gambaran umum hasil skor angket pre test kelas eksperimen dan
kelas kontrol disajikan pada tabel 4.1.
70
Tabel 4.1 Gambaran umum hasil skor angket pre test
Pre Test
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah Siswa 40 Jumlah Siswa 40
Nilai Tertinggi 75 Nilai Tertinggi 74
Nilai Terendah 55 Nilai Terendah 55
Rata-Rata 64,95 Rata-Rata 63,6
Rentang 20 Rentang 19
Berdasarkan tabel di atas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas
eksperimen = 64,95, nilai tertinggi = 75, dan nilai terendah pada kelas
eksperimen adalah 55. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh
keterangan nilai rata–rata = 63,6, nilai tertinggi = 74, sedangkan nilai
terendahnya adalah 55.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
penelitian terdistribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan uji
normalitas data pre test disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil perhitungan uji normalitas data pre test
Berdasarkan perhitungan data pre test kelas eksperimen
diperoleh nilai Sig. 0,208, karena Sig. = 0,208 > taraf signifikansi =
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelas Eksperimen ,126 40 ,112 ,963 40 ,208
Kelas Kontrol ,124 40 ,125 ,968 40 ,320
a. Lilliefors Significance Correction
71
0,05, maka data pre test kelas eksperimen berdistribusi normal.
Sedangkan, untuk data pre test kelas kontrol diperoleh nilai Sig.
0,320, karena Sig. = 0,320 > taraf signifikansi = 0,05, maka data pre
test kelas kontrol berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
yang akan diteliti bersifat homogen ataukah tidak. Uji homogenitas
dilakukan menggunakan varians terbesar dibandingkan varians
terkecil.
Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test dapat
disajikan pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test
Test of Homogeneity of Variances
Pre Test
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,648 1 78 ,423
Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data pre test
kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,423, karena
Sig. = 0,423 > taraf signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data
pre test tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata lain data
pre test homogen.
72
3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata ini berguna untuk mengetahui
apakah sampel tersebut mempunyai rata-rata yang berbeda atau
tidak. Analisis data dengan uji perbedaan dua rata-rata digunakan
untuk menguji hipotesis sebagai berikut:
Ho: μ1 = μ2 artinya rata-rata minat belajar kedua kelompok sama.
Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data pre test
disajikan pada tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata
data pre test
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) =
0,205, karena Sig.= 0,205 > taraf signifikansi = 0,05, maka H0
diterima. Dengan tingkat kepercayaan = 95% dan taraf signifikansi =
0,05. Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40 diperoleh
ttabel = 2,022 (perhitungan selengkapnya di lampiran 13). Kemudian
dari hasil pehitungan diperoleh nilai t=1,279 sedangkan ttabel =
2,022. Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima. Dari dua hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai
73
rata-rata pre test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
b. Analisis Tahap Akhir
Analisis tahap akhir dilakukan untuk mengetahui kondisi akhir
sampel yaitu kelas X MIA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA
6 sebagai kelas kontrol, mengenai minat belajar siswa setelah adanya
perlakuan pembelajaran. Perlakuan pembelajaran untuk kelas
eksperimen menggunakan model Project-Based Learning sedangkan
untuk kelas kontrol menggunakan model ceramah variatif. Data yang
digunakan untuk pengujian tahap akhir ini adalah menggunakan data
post test.
Gambaran umum hasil skor angket post test kelas eksperimen dan
kelas kontrol disajikan pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Gambaran umum hasil skor angket post test
Post Test
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Jumlah Siswa 40 Jumlah Siswa 40
Nilai Tertinggi 94 Nilai Tertinggi 87
Nilai Terendah 69 Nilai Terendah 59
Rata-Rata 78,85 Rata-Rata 69,27
Rentang 25 Rentang 28
Berdasarkan tabel di atas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas
eksperimen = 78,85, nilai tertinggi = 94, dan nilai terendah pada kelas
eksperimen adalah 69. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh
74
keterangan nilai rata–rata = 69,27, nilai tertinggi = 87, sedangkan nilai
terendahnya adalah 59.
Selain menggunakan post test, aktivitas siswa yang meliputi nilai
keaktifan dan nilai pengamatan sikap siswa kelas eksperimen dan kontrol
juga ikut dinilai.
Tabel 4.6 Gambaran umum hasil lembar aktivitas siswa
Lembar Aktivitas Siswa
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Kriteria Jumlah
Siswa Presentase Kriteria
Jumlah
Siswa Presentase
Sangat
Baik 16 40%
Sangat
Baik 5 12,5%
Baik 15 37,5% Baik 8 20%
Cukup 9 22,5% Cukup 24 60%
Kurang 0 0% Kurang 3 7,5%
Rata-rata
nilai 34,175
Rata-rata
nilai 28,35
Berdasarkan tabel lembar keaktifan siswa di atas diperoleh
keterangan rata-rata nilai aktivitas siswa kelas eksperimen = 34,175 dan
kelas kontrol = 28,35, dan 40% siswa kelas eksperimen mendapat
kriteria keaktifan yang sangat baik dan hanya 12,5% siswa yang
mendapat kriteria sangat baik pada kelas kontrol.
75
Tabel 4.7 Gambaran umum hasil lembar pengamatan sikap
Lembar Sikap Siswa
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Kriteria Jumlah
Siswa Presentase Kriteria
Jumlah
Siswa Presentase
Sangat
Baik 17 42,5%
Sangat
Baik 3 7,5%
Baik 16 40% Baik 10 25%
Cukup 6 15% Cukup 23 57,5%
Kurang 1 2,5% Kurang 4 10%
Rata-rata
nilai 10,075
Rata-rata
nilai 8,275
Berdasarkan tabel lembar pengamatan sikap di atas diperoleh
keterangan rata-rata nilai sikap siswa kelas eksperimen = 10,075 dan
kelas kontrol = 8,275, dan 42,5% siswa kelas eksperimen mendapat
kriteria keaktifan yang sangat baik dan hanya 7,5% siswa yang mendapat
kriteria sangat baik pada kelas kontrol.
1) Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data post
test kelas eksperimen dan kontrol terdistribusi normal atau tidak.
Hasil perhitungan uji normalitas data post test kelas eksperimen
disajikan pada tabel 4.8
76
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test
Berdasarkan perhitungan untuk data post test kelas
eksperimen diperoleh nilai Sig. 0,065, karena Sig. = 0,065 > taraf
signifikansi = 0,05, maka data post test kelas eksperimen
berdistribusi normal. Sedangkan, untuk data post test kelas kontrol
diperoleh nilai Sig. 0,301, karena Sig. = 0,301 > taraf signifikansi =
0,05, maka data post test kelas kontrol berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel
mempunyai varians yang sama ataukah tidak setelah adanya
perlakuan. Data yang digunakan adalah data post test.
Hasil perhitungan uji homogenitas data post test disajikan
pada tabel 4.9
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Kelas Eksperimen ,116 40 ,188 ,948 40 ,065
Kelas Kontrol ,091 40 ,200* ,968 40 ,301
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
77
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji homogenitas Data Post Test
Test of Homogeneity of Variances
Post_Test
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,001 1 78 ,978
Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data post test
kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,978, karena
Sig. = 0,978 > taraf signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data
post test tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata lain
data post test homogen.
3) Uji Signifikansi (Uji t)
Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah rata-rata
skor minat belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari skor
minat belajar siswa pada kelas kontrol. Analisis data dengan uji t
digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut:
Ho: μ1 = μ2 artinya rata-rata minat belajar kedua kelompok sama.
Hasil perhitungan uji t data post test disajikan pada Tabel 4.10
78
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (Uji t) data post test
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) =
0,000, karena Sig.= 0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka H0
ditolak. Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0,05.
Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40 diperoleh ttabel =
2,022 (perhitungan selengkapnya lihat di lampiran 19). Kemudian
dari hasil pehitungan diperoleh nilai t = 6,406 sedangkan ttabel =
2,022. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Berdasarkan dua hasil
analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata minat
belajar pada kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol atau
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol.
4) Uji Regresi
Uji regresi dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
adanya pengaruh aktivitas siswa terhadap minat belajar siswa di
kelas eksperimen yang menggunakan model Project-Based
Learning. Hasil perhitungan uji regresi disajikan pada tabel 4.11-
4.14
79
Tabel 4.11 Uji Regresi (Coefficients)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 21,189 5,573 3,802 ,001
PjBL 1,698 ,163 ,860 10,398 ,000
a. Dependent Variable: Minat
Tabel 4.12 Uji Regresi (ANOVA)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1320,850 1 1320,850 108,115 ,000b
Residual 464,250 38 12,217
Total 1785,100 39
a. Dependent Variable: Minat
b. Predictors: (Constant), PjBL
Tabel 4.13 Uji Regresi (Correlations)
Correlations
Minat PjBL
Pearson Correlation
Minat 1,000 ,860
PjBL ,860 1,000
Sig. (1-tailed) Minat . ,000
PjBL ,000 .
N
Minat 40 40
PjBL 40 40
80
Tabel 4.14 Uji Regresi (Model Summary)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,860a ,740 ,733 3,49530
a. Predictors: (Constant), PjBL
b. Dependent Variable: Minat
Berdasarkan tabel 4.11 Uji Regresi (Coefficients) dapat dilihat
bahwa t-PjBL diperoleh t = 10,398. Banyaknya siswa = 40 dengan
taraf signifikansi = 0,05 diperoleh ttabel = 2,022, karena thitung > ttabel,
maka regresi berarti. Kemudian dari perhitungan diperoleh Sig.=
0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka regresi
berarti. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa regresi berarti. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa
penerapan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap
minat belajar siswa.
Berdasarkan tabel 4.12 Uji Regresi (ANOVA) dapat dilihat
bahwa diperoleh F=108,115. Dengan jumlah variabel 2 dan
banyaknya siswa 40 diperoleh nilai Ftabel = 4,10 (perhitungan
selengkapnya lihat di lampiran 23). Karena F=108,115 > Ftabel = 4,10
, maka regresi itu linier. Kemudian dari perhitungan diperoleh Sig.=
0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka regresi
linier. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
81
bahwa regresi tersebut linier atau ada hubungan linier antara
penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar
siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada tabel
4.13 Uji Regresi (Correlations) diperoleh korelasi Pearson Moment
r=0,860 dan diperoleh Sig.(1-tailed)=0,000, karena Sig.(1-tailed) =
0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
ada korelasi positif antara penerapan model Project-Based Learning
terhadap minat belajar siswa.
Pada tabel 4.14 Uji Regresi (Model Summary) dapat dilihat
bahwa diperoleh R Square atau R2 yang merupakan koefisien
determinasi sebesar 0,740 atau sebesar 74,0 %. Hal ini berarti skor
minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model Project-Based
Learning. Sedangkan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lainnya, seperti dari pengetahuannya yang berupa daya tangkap
siswa yang berbeda, tingkat kecerdasan masing-masing siswa yang
berbeda, faktor lingkungan, dan lain-lain.
4. Peningkatan Minat Belajar Siswa
Analisis Peningkatan minat belajar siswa dilakukan untuk mengetahui
hasil studi eksperimen tentang pengaruh model Project-Based Learning
mampu meningkatkan minat belajar siswa, untuk mengetahui peningkatan
minat belajar siswa dihitung dengan analisis normal gain dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
82
Tabel 4.15 Peningkatan Minat Belajar Siswa dengan Analisis Gain
No Kelas
Nilai Rata rata %
Peningka
tan
%
Peningkatan
Normal
Gain
Kriteria
faktor g
Pre test Posttest
pretest –
posttest
Pretest-
posttest
pretest -
posttest
pretest -
posttest
1 Eksperimen 64,95 78,85 13,90 21,4% 39,7% Sedang
2 Kontrol 63,60 69,27 5,67 8,9% 15,6% Rendah
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Rumus N-Gain
g = (% post test−%pre test)
(%100−%pre test)
Keterangan kriteria Normal Gain :
Tinggi : 71% - 100%
Sedang : 31% - 70%
Rendah : 1 % - 30%
Berdasarkan tabel di atas diperoleh keterangan % peningkatan
Normal Gain untuk kelas eksperimen sebesar 39,7% dan termasuk dalam
kategori sedang, peningkatan untuk kelas kontrol sebesar 15,6% dan
termasuk dalam kategori rendah.
5. Pengaruh Implementasi Model Project-Based Learning terhadap Minat
Belajar
Berdasarkan aktivitas belajar siswa kelas X MIA 5, pembelajaran
dengan model Project-Based Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Siswa didorong untuk membuat sebuah karya yang berguna untuk
83
menyelesaikan permasalahan masyarakat dengan mandiri, mulai dari
merencanakan sendiri, menjadwalkan, membuat proyek, bahkan hingga
memaparkan dan memamerkan hasil karya yang mereka buat untuk
menyelesaikan permasalahan.
Keberhasilan pembelajaran menggunakan model Project-Based
Learning terlihat dari hasil perhitungan rata-rata pre tes antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol diperoleh nilai thitung = 1,279, sedangkan
ttabel = 2,022. Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka tidak ada perbedaan nilai
rata-rata data awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Setelah adanya perlakuan pada kelas eksperimen yaitu penggunaan model
Project-Based Learning pada proses pembelajaran, menghasilkan
perhitungan uji signifikansi (uji t) dengan taraf signifikansi 0,05 diperoleh
harga thitung = 6,406 sedangkan harga ttabel= 2,022. Karena harga thitung > ttabel,
maka Ho ditolak, sehingga minat belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol berbeda secara signifikan.
Berdasarkan hasil uji signifikansi tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa minat belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada siswa di
kelas kontrol yang dibuktikan dengan rata-rata kelas eksperimen lebih besar
daripada kelas kontrol. Hal ini berarti penggunaan model Project-Based
Learning mempengaruhi minat belajar siswa, sehingga minat belajar siswa
kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yang menjalani proses
pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah bervariasi.
84
6. Aspek-Aspek yang Dicapai Model Project-Based Learning dalam
Peningkatan Minat Belajar
Penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran
memiliki beberapa ciri yang dapat mendorong timbulnya minat belajar siswa.
Beberapa ciri model Project-Based Learning adalah pertama, adanya
permasalahan atau tantangan yang kompleks yang diajukan ke siswa. Kedua,
siswa mendesain proses penyelesaian atau tantangan yang diajukan dengan
menggunakan penyelidikan. Ketiga, siswa mempelajari dan menerapkan
keterampilan serta pengetahuan yang dimilikinya dalam berbagai konteks
ketika mengerjakan proyek. Keempat, siswa bekerja dalam tim kooperatif
demikian juga pada saat mendiskusikannya dengan guru. Kelima, siswa
mempraktikkan berbagai keterampilan untuk menyelesaikan permasalahan
sesuai dengan perencanaan awal. Keenam, siswa secara berkala melakukan
refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan. Ketujuh, produk akhir siswa
dalam mengerjakan proyek dievaluasi. Beberapa ciri diatas mendasari
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based
Learning.
Pelaksanaan model Project-Based Learning ini pada pembelajaran
menunjukkan perkembangan kemampuan siswa pada aspek kognitif, afektif,
dan psikomorik yang dapat memicu timbulnya minat belajar siswa. Aspek-
aspek ini dijabarkan sebagai berikut:
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif didasari pada konsep perkembangan mengenai
hal-hal yang menghubungkannya dengan minat. Minat pada aspek
85
kognitif berpusat seputar pertanyaan tentang kepuasan, kesenangan,
keuntungan, dan lain sebagainya. Ketika seseorang melakukan suatu
aktivitas, tentu mengharapkan sesuatu yang akan didapat dari proses
suatu aktivitas tersebut, sehingga seseorang yang memiliki minat
terhadap suatu aktivitas akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak
manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukannya. Pencapaian siswa pada
aspek ini dapat dilihat dari hasil pre test dan post test angket. Sebelum
adanya perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Project-
Based Learning nilai rata-rata siswa 64,95. Setelah adanya perlakuan,
minat belajar siswa nilai rata-ratanya mencapai 78,85. Peningkatan hasil
belajarnya dilihat dari adanya selisih nilai rata-rata yang mencapai 13,90
atau 13,90%.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif atau emosi yang mendalam merupakan konsep yang
menampakkan aspek kognitif dari minat yang ditampilkan dalam bentuk
sikap terhadap aktivitas yang diminatinya. Penilaian untuk aspek ini
dilakukan melalaui observasi oleh guru. Perolehan skor dari hasil
observasi siswa yang menyangkut sikap disiplin, tanggungjawab, dan
kerjasama siswa kelas eksperimen = 10,075 dan kelas kontrol = 8,275
dan 42,5% siswa kelas eksperimen mendapat kriteria keaktifan yang
sangat baik dan hanya 7,5% siswa yang mendapat kriteria sangat baik
pada kelas kontrol. Dengan demikian kelas yang menggunakan model
Project-Based Learning nilai afektifnya lebih baik.
86
c. Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik lebih mengorientasikan pada proses tingkah
laku atau pelaksanaan, sebagai tindak lanjut dari nilai yang didapat
melalui aspek kognitif dan diinternalisasikan melalui aspek afektif
sehingga mengorganisasikan dan diaplikasikan dalam bentuk nyata
melalui aspek psikomotorik. Penilaian untuk aspek ini dilakukan melalui
hasil data aktivitas siswa. Berdasarkan tabel lembar aktivitas siswa di atas
diperoleh keterangan rata-rata skor keaktifan siswa kelas eksperimen =
34,175 dan kelas kontrol = 28,35 dan 40% siswa kelas eksperimen
mendapat kriteria keaktifan yang sangat baik dan hanya 12,5% siswa
yang mendapat kriteria sangat baik pada kelas kontrol.
B. Pembahasan
Sebagaimana telah diuraikan dalam sajian hasil penelitian di muka, hasil
temuan dari penelitian ini adalah minat belajar siswa kelas eksperimen yang
menggunakan model Project-Based Learning lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol yang menggunakan model konvensional. Temuan lain dari penelitian ini
adalah bahwa tidak hanya berbeda pada hasil rata-rata minat belajar siswa saja
akan tetapi juga ada perbedaan aktivitas dan sikap antara siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pola belajar siswa yang
diterapkan di kelas X MIA 5 juga berbeda dengan pola belajar siswa yang
diterapkan di kelas X MIA 6. Pengaruh dari pola belajar inilah yang mampu
mengungkap bahwa proses pembelajaran pada dasarnya membutuhkan model
yang tepat untuk digunakan dan disesuaikan dengan materi pada pembelajaran.
87
Bukti dari adanya peningkatan minat belajar siswa yang menggunakan
model Project-Based Learning ini dapat dilihat dari hasil analisis data akhir
(Post test) kelas X MIA 5 dengan perlakuan model Project-Based Learning
yang menunjukkan skor rata-rata minat siswa dalam belajar sejarah sebesar
78,85, sedangkan skor rata-rata kelas X MIA 6 dengan model konvensional
menunjukkan skor 69,27. Selanjutnya dari uji perbedaan dua rata-rata data
(Post Test) diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,000, karena Sig.= 0,000 < taraf
signifikansi = 0,05, maka H0 ditolak, dengan taraf kepercayaan = 95% dan taraf
signifikansi = 0,05. Berdasarkan hasil pehitungan diperoleh nilai t = 6,406
sedangkan ttabel = 2,022. Karena thitung > ttabel, maka Ho ditolak. berdasarkan dua
hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata minat belajar pada
kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol atau terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Temuan lain pada penelitian ini dapat dilihat pada hasil observasi
aktivitas siswa yang menunjukan perolehan rata-rata skor 34,175 di kelas X
MIA 5 yang menggunakan model pembelajaran Project-Based Learning lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas X MIA 6 yang memperoleh rata-rata skor
28,35. Aktivitas-aktivitas dari model pembelajaran ini mampu menarik minat
siswa dalam hal berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri. Hal inilah yang
menjadi dasar keinginan atau daya ketertarikan dalam diri siswa untuk belajar.
Teori yang mendukung pada proses belajar ini adalah teorinya Rifa’i & Anni
(2011: 82) yang menyatakan belajar adalah proses penting bagi perubahan
perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan
dan dikerjakan oleh seseorang. Jadi, selain dari model pembelajaran yang
88
digunakan, diperlukan sebuah kemampuan seorang guru untuk memberikan
dorongan yang kuat supaya muncul inisiatif dari diri siswa sendiri untuk belajar
tanpa adanya suatu keterpaksaan. Penilaian aktivitas siswa yang dilakukan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan bentuk penilaian teman sejawat.
Beberapa alasannya yaitu karena dari sekian banyak siswa yang mempunyai
karakter belajar masing-masing tidak dapat diamati langsung oleh satu observer.
Selain itu indikator terkait kegiatan apa saja yang dilakukan, dibuat 10 penilaian
kegiatan siswa. Masing-masing indikator mempunyai 4 bobot penilaian yang
berbeda yaitu: sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Skor maksimal dari
aktivitas belajar siswa adalah 40. Penilaian ini layak digunakan dalam penelitian
untuk pengukuran aktivitas belajar siswa di kelas X MIA 5 maupun di kelas X
MIA 6.
Temuan lain dari penelitian ini adalah mengenai hasil observasi sikap
yang juga berbeda antara kelas yang menggunakan model Project-Based
Learning X MIA 5 dan kelas yang menggunakan model pembelajaran
konvensional X MIA 6. Sikap siswa pada proses pembelajaran diamati oleh
guru sendiri, dan hasilnya menunjukkan rata-rata skor yang diperoleh kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Penyebab dari
perbedaan hasil sikap ini dikarenakan aktivitas belajar yang telah dilaksanakan.
Aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model Project-Based Learning ini
yang diarahkan untuk membuat perencanaan, menjadwalkan, dan membuat hasil
proyek untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada kehidupan
masyarakat, sehingga dapat menumbuhkan sikap tanggungjawab, kedisiplinan,
serta kerjasama dengan sesama.
89
Seluruh aktivitas belajar pada akhirnya diharapkan membantu siswa
menguasai materi dan menumbuhkan sikap siswa yang lebih baik sesuai dengan
tujuan seorang guru selain mengajar yaitu juga mendidik. Rifa’i & Anni (2011:
82) mengungkap, pada kegiatan belajar di sekolah, perubahan perilaku itu
mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar
dan kecenderungan peserta didik memiliki sikap dan nilai-nilai yang diajarkan
oleh pendidik.
Hal-hal yang dipelajari peserta didik menjadi dasar perolehan aspek-
aspek perubahan perilaku yang dihasilkan dari suatu proses pembelajaran.
Merujuk pada pemikiran Hurlock dalam Priharini (2014:13) minat belajar
terwujud dalam beberapa aspek, yaitu: (1) aspek kognitif yaitu aspek yang
didasarkan pada konsep perkembangan mengenai hal-hal yang
menghubungkannya dengan minat. Ketika seseorang memiliki minat terhadap
suatu aktivitas maka akan dapat mengerti dan mendapatkan banyak manfaat dari
suatu aktivitas yang dilakukannya; (2) aspek afektif yaitu aspek yang
dikembangkan dari pengalaman pribadi, orang tua, guru, dan kelompok yang
mendukung aktivitas yang diminatinya; (3) aspek psikomotorik yaitu aspek yang
menitikberatkan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan.
Pernyataan di atas adalah gambaran jelas dari akhir pembelajaran yang
dilakukan pada Project-Based Learning di kelas X MIA 5 ini. Berikutnya untuk
mengetahui seberapa jauh model Project-Based Learning ini mempengaruhi
minat siswa, dilakukan analisis regresi dan diperoleh nilai t = 10,398 sedangkan
ttabel = 2,022. Karena thitung > ttabel, maka regresi berarti. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh Sig.= 0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi =
90
0,05, maka regresi berarti. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa penerapan
model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
Koefisien determinasi sebesar 0,740 atau sebesar 74,0 %. Hal ini berarti skor
minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model Project-Based Learning,
sedangkan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti dari
pengetahuannya yang berupa daya tangkap siswa yang berkembang, tingkat
kecerdasan masing-masing siswa yang berbeda, dan faktor lingkungan. Slameto
(2010: 54-72) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
minat belajar, antara lain: faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, dan faktor ekstern yang merupakan faktor dari
luar individu.
Berdasarkan paparan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
penerapan model Project-Based Learning lebih efektif dan terbukti
berpengaruh terhadap minat belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran
yang disampaikan dengan metode ceramah.
91
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan:
1. Penerapan model Project-Based Learning pada pembelajaran sejarah di
SMA Negeri 1 Gubug berlangsung dengan baik dan sesuai dengan tahapan-
tahapan yang dirancang peneliti dalam silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
2. Penerapan model Project-Based Learning mempunyai pengaruh terhadap
minat belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug. Hal ini dapat
dilihat dari rata-rata nilai posttest kelas eksperimen yang menggunakan
model Project-Based Learning mencapai 78,85 dan rata-rata nilai kelas
kontrol yang tidak menggunakan model Project-Based Learning mencapai
69,27. Hasil uji regresi sederhana juga menunjukkan nilai t = 10,398
sedangkan ttabel = 2,022 dengan taraf signifikansi 0,05, karena thitung > ttabel,
maka regresi berarti. Hal ini berarti bahwa penerapan model Project-Based
Learning berpengaruh terhadap minat belajar sejarah siswa. Koefisien
determinasinya diperoleh = 0,740. Hal ini berarti skor minat belajar siswa
74,0 % dipengaruhi model Project-Based Learning, sedangkan sisanya
26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
3. Aspek-aspek yang dicapai dalam pembelajaran Project-Based Learning
meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pencapaian ranah
kognitif yaitu peningkatan minat belajar siswa dari pelaksanaan pre test
kemudian dilakukan post test mencapai 13,90, ranah afektifnya yaitu hasil
92
pengamatan sikap siswa dalam pembelajaran yang mencapai 42,50%, dan
ranah psikomotorik yaitu hasil penilaian aktivitas dan keterampilan siswa
mencapai 40%.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran
sebagai berikut:
1. Diharapkan guru bisa mengembangkan proses pembelajaran menggunakan
model Project-Based Learning sebagai salah satu model pembelajaran
sejarah di SMA Negeri 1 Gubug.
2. Perlu adanya persiapan yang cukup sebelum penggunaan model
pembelajaran Project-Based Learning di kelas, terutama masalah rincian
waktu dan fasilitas.
3. Penggunaan model Project-Based Learning memerlukan kecakapan guru
dalam penguasaan dan pengelolaan kelas yang baik untuk menanggulangi
kondisi kelas yang agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat
pelaksanaan proyek, karena adanya kebebasan saat pelaksanaan proyek.
4. Proses pembuatan proyek seharusnya dilakukan di sekolah secara
keseluruhan, sehingga guru dapat mendampingi secara langsung dan tidak
merasa ragu terhadap hasil penilaian aktivitas siswa yang didapatkan dari
penilaian teman sejawat.
93
DAFTAR PUSTAKA
A.M., Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Aman.2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
. . 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Dewi, Sandi Aris , Garminah & Pudjawan. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Proyek (Project-Based Learning) terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IV SD N 8 Banyuning. E-Journal; 1(1):11-20.
Faqiir. Abdikal. 2011. Minat Dalam Belajar.
https://suaranuraniguru.wordpress.com/2011/12/01/minat-dalam-belajar-
siswa/. (26 Feb 2015).
Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hung, David and Angela Wong. 2000. “Activity theory as a framework for project
work in learning environments”. Educational Technology; 40(2):33-37.
Singapore: Educational Technology Publications.
Kochhar. S. K. 2008. Pembelajaran Sejarah: Teaching of History. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kurnia, Yoga Dwi. 2012. Masa Prasejarah (Nirleka).
http://kurnia83action.blogspot.com/2012/05/masa-prasejarah-nirleka.html.
(26 Feb 2014).
Loekmono, Lobby J.T. 1994. Belajar Bagaimana Belajar. Salatiga: BPT Gunung
Mulia.
Mulyatiningsih, Endang. 2010. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM). Depok Jawa Barat: Direktorat Jendral
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Mustofa, Amin. 2011. Pengaruh Pengetahuan Mahasiswa tentang Undang-undang
No.22 Tahun 2009 terhadap Kedisiplinan Pengendara Sepeda Motor di
FISIP Unila. Skripsi. Diterbitkan. Lampung: FISIP Unila.
94
Nasrullah. 2014. “Kontribusi Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Faktor
AIK dalam Pembelajaran Matematika Kelas II/3 SMPN 2 Makassar”.
Jurnal Kreano; 5(1):48-55. Makassar: Jurusan Matematika Universitas
Negeri Makassar.
Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Presindo.
Pintrich, Paul R. & Dale H. Schunk. 1996. Motivation in Education: Theory,
Research, and Applications. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Priharini, Ismi. 2014. Upaya Meningkatkan Minat Belajar Seni Tari melalui
Hypnoteaching pada Siswa Kelas II SD Negeri 1 Prambanan Klaten.
Skripsi. Diterbitkan. Surakarta: PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret.
Purnomo, Arif. 2012. “Pembelajaran Sejarah Berbasis Deep Dialogue/Critical
Thinking di Sekolah Menengah Atas”. Jurnal Historia Pedagogia; 1(1):1-
10. Semarang: Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sejarah Jawa Tengah.
Rifa’i, Achmad & Anni, Catharina Tri. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang:
Unnes Press.
Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi
Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung: Kencana Predana Media Group.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suarni, Nyoman Dantes & I Nyoman Tika. 2014. “Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Projek terhadap Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD
Gugus 1 Kecamatan Kuta”. Jurnal E-Journal; 4(1):1-7. Singaraja: Program
Studi Pendidikan Dasar, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja Indonesia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suhartini, Dewi. 2001. Minat Siswa Terhadap Topik-topik Mata Pelajaran Sejarah
dan Beberapa Faktor yang Melatarbelakanginya : Studi Deskriptif
Terhadap Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri di Kota Bogor. (Tesis).
Magister Pendidikan Ilmu Sosial – UPI.
Suprihatin, Endang. 2014. Hakekat Pembelajaran yang Ideal. http://mudah-
belajarbahasaarab.blogspot.com/2014/11/hakekat-pembelajaran-yang-
ideal.html. (22 Jan 2015).
95
Suryadi, Andy. 2012. “Pembelajaran Sejarah dan Problematikanya”. Jurnal Historia
Pedagogia; 1(1):74-84. Semarang: Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
Sejarah Jawa Tengah.
Sutirman. 2013. Media dan model-model pembelajaran inovatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Syaifudin, Dadang. 2013 . Efektifitas Model Pembelajaran Proyek berbasis Jelajah
Alam Sekitar (JAS) terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa kelas X
Semester 2 di SMA Negeri 2 Banguntapan. Skripsi tidak diterbitkan.
Yogyakarta: UIN SUNAN KALIJAGA.
Trianto . 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Predana Media Group.
Uno, B. Hamzah. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi.
Wasino. 2007. Dari Riset hingga Tulisan Sejarah. Semarang: UNNES Press.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Wibowo, Anjar Mukti & Rodliyah, Wiwik Lailatur. 2011. Peningkatan Minat
Belajar IPS Sejarah dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran The
Power of Two pada Siswa Kelas VII B MTS Negeri Kembangsawit Tahun
Pelajaran 2010/2011. Jurnal Agastya; 2(1):88-113.
Yogi, Fikri. 2013. Pengertian Minat Belajar Menurut Para Ahli, Definisi, Artikel.
http://dicari-saja.blogspot.com/2013/02/pengertian-minat-belajar-siswa-
menurut.html. (22 Jan 2015).
96
LAMPIRAN
97
Lampiran 1
Daftar Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5)
98
Lampiran 2
Daftar Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6)
99
Lampiran 3
SILABUS
Sekolah : SMA Negeri 1 Gubug
Kelas : X
Mata Pelajaran : Sejarah Wajib
Semester : 2
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.7 Menganalisis
berbagai teori
tentang proses
masuk dan
berkembangnya
agama dan
kebudayaan Islam
di Indonesia.
Islamisasi dan
Silang Budaya di
Nusantara
Kedatangan Islam
ke Nusantara
Islam dan jaringan
perdagangan antar
pulau
Mengamati:
Melihat gambar-gambar
tentang islamisasi di
Nusantara.
Menanya:
Menanyakan hal-hal yang
belum dipahami atau hal-
Observasi: mengamati
kegiatan peserta
didik dalam
Penugasan
Proyek: proses
mengumpulkan
3 mg x 2 jp
Buku Paket
Sejarah
Indonesia
kelas X
semester 2.
Buku-buku
lainya
Internet ( jika
100
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
4.8 Mengolah informasi
mengenai proses
masuk dan
perkembangan
kerajaan Islam
dengan menerapkan
cara berpikir
kronologis, dan
pengaruhnya pada
kehidupan
masyarakat
Indonesia masa kini
serta
mengemukakannya
dalam bentuk
tulisan.
Islam Masuk
Istana Raja
hal yang ingin diketahui
yang berkaitan dengan
islmaisasi di Nusantara.
Mengumpulkan Informasi:
mengumpulkan informasi
terkait dengan pertanyaan
dan materi tentang
islamisasi di Nusantara
melalui bacaan, internet,
pengamatan terhadap
sumber-sumber sejarah
yang ada di museum dan
atau peninggalan-
peninggalan yang ada di
lingkungan terdekat.
Mengasosiasi:
menganalisis informasi
dan data-data yang didapat
baik dari bacaan maupun
dari sumber-sumber terkait
untuk mendapatkan
kesimpulan tentang
islmaisasi di Nusantara.
data, analisis
data dan
pembuatan
laporan atau
karya lainnya
tentang
islmaisasi di
Nusantara.
Tes lisan:
menilai
kemampuan
peserta didik
dalam
menganalisis
konsep tentang
islmaisasi di
Nusantara.
tersedia)
Gambar
islamisasi di
Nusantara.
Peta
Nusantara.
101
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Mengkomunikasikan:
hasil analisis yang telah
dilakukan kemudian
dilaporkan dalam bentuk
tulisan atau karya lain
tentang islmaisasi di
Nusantara.
Gubug, April 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Dra. Maria Sri Gunarti Widowati
NIP. 196005171986092001 NIM. 3101411082
102
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
SMA : SMA Negeri 1 Gubug
Program : Wajib
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas : X
Semester : 2
Materi Pokok : Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara
Sub Materi : Menganalisis Kedatangan Islam di Nusantara
Alokasi Waktu : 6×45 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan,dan menjelaskan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
103
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran
agamanya.
1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat
beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil
budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam.
2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah.
3.8 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya
agama dan kebudayaan islam di Indonesia.
4.8 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan
Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya
pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menunjukkan rasa syukur sebagai umat beragama
2. Menunjukkan nilai dan perilaku toleransi antar umat beragama dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menerapkan perilaku kerjasama, tanggung jawab dan peduli terhadap
berbagai hasil budaya pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Berlaku jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah.
6. Menganalisis proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori.
104
7. Menyajikan informasi tentang jalur masuknya Islam di Nusantara dalam
bentuk tulisan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi peserta didik mampu:
1. Bersyukur sebagai umat beragama
2. Bertoleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Bekerjasama, bertanggung jawab dan peduli terhadap berbagai hasil budaya
pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah.
6. Memahami proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori.
7. Membuat peta tentang jalur masuknya Islam di Nusantara.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Kedatangan Islam ke Nusantara
Islam dan jaringan perdagangan antar pulau
Islam Masuk Istana Raja
F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran : Saintific
Model pembelajaran : Project-Based Learning
Metode pembelajaran : Diskusi, Proyek, dan Presentasi
105
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan (6×45 menit)
Pertemuan 1 (2×45 menit)
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan
kabar siswa dan mengajak siswa untuk
berdoa sebelum pelajaran di mulai.
1.2 Guru mempresensi siswa.
1.3 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
1.4 Guru memberi motivasi siswa untuk
lebih berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran.
1 menit
5 menit
2 menit
2 menit
2. Kegiatan Inti 2.1 Peserta didik mendengarkan penjelasan
guru tentang proses Project-Based
Learning dengan segala esensinya, yaitu:
1. Penyajian pertanyaan esensial
2. Membuat perencanaan
3. Menyusun penjadwalan
4. Pembuatan proyek dan monitoring
5. Melakukan penilaian
6. Evaluasi
2.2 Mengamati
Peserta didik mengamati gambar yang
disajikan guru yaitu gambar peta
Indonesia, gambar kapal dagang Cina
yang berlayar di Indonesia dan gambar
batu nisan dari Tralaya yang bercorak
Islam.
2.3 Menanya
5 menit
2 menit
2 menit
106
Peserta didik bertanya tentang hal-hal
yang berkaitan dengan gambar yang
disajikan oleh guru.
2.4 Pembentukan Kelompok
Peserta didik dibagi menjadi 7 kelompok
oleh guru.
2.5 Peserta didik bergabung dengan
kelompoknya masing-masing dan tiap
kelompok mendapat kajian masing-
masing, yaitu:
1. Jalur masuknya Islam di Sumatera
2. Jalur masuknya Islam di Jawa
3. Jalur masuknya Islam di Sulawesi
4. Jalur masuknya Islam di Borneo
5. Jalur masuknya Islam di Maluku
6. Jalur masuknya Islam di Irian
7. Jalur masuknya Islam di Nusa
Tenggara.
2.6 Penyajian pertanyaan esensial
Peserta didik menyimak pertanyaan
esensial yang disajikan guru, yaitu:
Bagaimana cara menyampaikan kepada
masyarakat agar mereka mudah
memahami jalur masuknya Islam ke
Nusantara ?
2.7 Mengumpulkan Informasi
a) Peserta didik mencari referensi
tentang permasalahan yang diajukan
guru di buku, internet, artikel, atau
sumber lainnya.
b) Peserta didik mempelajari materi
3 menit
2 menit
5 menit
10 menit
5 menit
107
tentang kedatangan Islam di
Nusantara.
2.8 Mengasosiasi/Mengolah Informasi
a) Perencanaan
Peserta didik melakukan diskusi
mengenai perencanaan pembuatan
proyek, mulai dari desain
perencanaan proyek hingga cara
pembuatan proyek dengan
pendampingan guru.
b) Penjadwalan
Peserta didik melakukan diskusi
mengenai jadwal pembuatan proyek.
c) Monitoring
Peserta didik dimonitoring guru
dalam pelaksanaan diskusi.
Monitoring meliputi:
- Memberikan arahan
- Fasilitasi
- Memberikan semangat
d) Penilaian
Peserta didik dinilai oleh guru dalam
proses diskusi mengenai perencanaan
pembuatan proyek. Penilaian pada
tahap ini meliputi:
- Persiapan pembuatan proyek
- Penentuan langkah-langkah
pembuatan proyek
- Penentuan jadwal pembuatan
proyek
- Pembagian tugas dalam
1 menit
5 menit
1 menit
1 menit
108
pembuatan proyek
2.9 Membangun (Networking)
a) Evaluasi
- Masing-masing kelompok
mempresentasikan mengenai
perencanaan proyek yang akan
dibuat dalam rangka menjawab
permasalahan yang diidentifikasi.
- Peserta didik lain menanggapi
apa yang disampaikan kelompok
yang melakukan presentasi.
- Guru merefleksi hasil presentasi
peserta didik.
25 menit
3. Kegiatan
Penutup
3.1 Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan pelajaran mengenai rencana
pembuatan proyek.
3.2 Guru menyampaikan informasi kepada
peserta didik untuk mempersiapkan alat
dan bahan seperti kertas A3 dan alat tulis
lainnya yang diperlukan untuk
pembuatan proyek, serta meminta siswa
untuk mulai membuat proyek di rumah
dengan memahami konsep atau prinsip
yang terkait dengan penyelesaian
permasalahan.
5 menit
5 menit
Pertemuan 2 (2×45 menit)
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan
kabar siswa dan mengajak siswa untuk
3 menit
109
berdoa sebelum pelajaran di mulai.
1.2 Guru mempresensi siswa.
1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk
lebih berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran.
5 menit
2 menit
2. Kegiatan Inti 2.1 Peserta didik mendengarkan penjelasan
guru tentang kelanjutan pembuatan
proyek.
2.2 Peserta didik kembali bergabung dengan
kelompoknya masing-masing untuk
melanjutkan pembuatan proyek yang
telah buat sebelumnya.
2.3 Masing-masing kelompok
menginformasikan tentang sejauh apa
pembuatam proyeknya.
2.4 Mengamati
Peserta didik mengamati contoh-contoh
gambar hasil proyek yang di buat dalam
pembelajaran dengan menggunakan
model Project-Based Learning, yang
sesuai dengan proyek yang dibuat siswa.
2.5 Menanya
Peserta didik bertanya tentang hal-hal
yang berkaitan dengan gambar yang
ditayangkan oleh guru.
2.6 Mengumpulkan Informasi
Peserta didik mempelajari cara
pembuatan proyek dari berbagai sumber
untuk menyempurnakan hasil karya
proyeknya.
1 menit
1 menit
2 menit
1 menit
3 menit
5 menit
110
2.7 Mengasosiasi/Mengolah Informasi
a) Pembuatan Proyek
Kelompok melanjutkan pembuatan
proyek atau karya dengan memahami
konsep atau prinsip yang terkait
dengan penyelesaian permasalahan,
dengan berpedoman pada sumber-
sumber yang telah dikumpulkan.
b) Monitoring
Peserta didik dimonitoring oleh guru
dalam pembuatan proyek. Guru
memberikan arahan, fasilitasi dan
memberikan semangat bagi siswa
untuk giat belajar dan mengerjakan
proyek secara optimal. Hal ini
dilakukan agar pelaksanaan proyek
sesuai dengan tahapan dan jadwal
yang telah disepakati.
c) Penilaian
Peserta didik dinilai oleh guru dalam
proses pembuatan proyek. Penilaian
pada tahap pelaksanaan pembuatan
proyek ini meliputi:
- Kerjasama tim
- Instrumen/alat yang digunakan
- Efisiensi waktu
- Penguasaan pembuatan proyek
2.8 Membangun (Networking) melakukan
presentasi
a) Evaluasi
i) 2 atau 3 kelompok yang sudah
33 menit
1 menit
1 menit
20 menit
111
selesai membuat proyek
melakukan presentasi hasil
proyek mereka untuk
menyelesaikan permasalahan
yang diidentifikasi, disertai
dengan arahan dari guru.
ii) Peserta didik lainnya
menanggapi.
iii) Guru melakukan penilaian
terhadap hasil proyek, yang
meliputi:
- Kualitas proyek
- Presentasi hasil proyek
1 menit
1 menit
3. Kegiatan
Penutup
3.1 Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan pelajaran mengenai beberapa
hasil proyek yang sudah dipresentasikan.
3.2 Guru menyampaikan informasi kepada
siswa untuk melanjutkan pembuatan
proyek bagi kelompok yang belum
selesai.
9 menit
1 menit
Pertemuan 3
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan
kabar siswa dan mengajak siswa untuk
berdoa sebelum pelajaran di mulai.
1.2 Guru mempresensi siswa.
1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk
lebih berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran.
3 menit
5 menit
2 menit
112
2. Kegiatan Inti 2.1 Peserta didik mendengarkan penjelasan
guru mengenai tindak lanjut dari
presentasi hasil proyek dari kelompok-
kelompok yang belum melakukan
presentasi pada pertemuan yang lalu.
2.2 Peserta didik kembali bergabung dengan
kelompoknya masing-masing.
2.3 Mengamati
Peserta didik mengamati langkah-
langkah presentasi yang disajikan guru.
2.4 Menanya
Peserta didik bertanya tentang hal-hal
yang berkaitan dengan apa yang
dijelaskan guru yang masih belum
dipahami oleh peserta didik.
2.5 Mengumpulkan Informasi
Peserta didik mempelajari hal-hal yang
akan disampaikan dalam presentasi.
2.6 Mengasosiasi/Mengolah Informasi dan
Membangun (Networking)
a) Evaluasi
Masing-masing kelompok yang
belum melakukan presentasi pada
pertemuan lalu, mempresentasikan
hasil proyeknya di depan kelas dan
peserta didik yang lain menanggapi.
b) Penilaian
Guru melakukan penilaian terhadap
hasil proyek yang dibuat peserta
2 menit
1 menit
1 menit
1 menit
10 menit
20 menit
1 menit
113
didik berupa laporan proyek yang
meliputi:
- Kualitas proyek
- Presentasi hasil proyek
c) Guru merefleksi hasil presentasi dari
masing-masing kelompok.
4 menit
3. Kegiatan
Penutup
3.1 Penggabungan peta perpulau agar
menjadi satu kesatuan Nusantara.
3.2 Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan pelajaran.
3.3 Peserta didik diajak merenungkan
manfaat dari kegiatan pembelajaran.
3.4 Guru memberikan penghargaan kepada
peserta didik yang aktif serta
mengucapkan terimakasih kepada siswa.
30 menit
5 menit
4 menit
1 menit
H. SUMBER DAN MEDIA
Sumber :
Hapsari, Ratna. M. Adil. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA
Kelas X. Jakarta: Erlangga
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Sejarah Indonesia
kelas X Semester 2. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Medianya :
- Laptop - kertas A3
- Gambar - sterofom
114
I. PENILAIAN
1. Sikap Spiritual
No Nama Siswa
Sikap Spiritual Total Skor Mensyukuri
1-4
1
2
3
Keterangan:
Sikap Spiritual
Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:
- Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
- Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai
agama yang dianut.
- Mengucapkan syukur setelah pembelajaran selesai
- Menjaga lingkungan hidup di sekolah.
Rubrik pemberian skor:
- 4 = jika siswa melakukan semua kegiatan tersebut
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan
tersebut.
2. Sikap Sosial
No Nama
Ker
jasa
ma
Dis
ipli
n
Tan
ggu
ng
jaw
ab
Jumlah
score
1
2
3
Skala skor : 1-4
Rubrik penilaian sikap:
115
Aspek Sikap Nilai Rubrik
Kerjasama
4
Peduli, mau membantu, ramah, dan menghargai
sesama dalam melakukan tugas.
3
Cukup peduli dan saling membantu sesama dalam
melakukan tugas.
2
Kurang peduli kepada sesama dalam melakukan
tugas.
1
Tidak peduli kepada sesama dalam melakukan
tugas.
Disiplin
4
Sangat disiplin dan serius dalam menyelesaikan
tugas.
3 cukup disiplin dalam menyelesaikan tugas.
2 Kurang disiplin dalam menyelesaikan tugas.
1 Tidak disiplin dalam menyelesaikan tugas.
Tanggung
jawab
4
Melakukan tugas dengan sangat baik dan tepat
waktu.
3
Berupaya melakukan tugas dengan baik, tapi
belum maksimal.
2
Kurang serius dalam menyelesaikan tugas dan
tidak berupaya secara maksimal.
1
Tidak serius dalam menyelesaikan tugas dan
melalaikan tugas yang diberikan.
116
3. Pengetahuan
No Nama
Penguasaan
Materi
(1-4)
Jumlah Score
1
2
3
Rentang nilai 1-4
Rubrik pemberian skor:
4 = jika peserta didik sangat mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi
terhadap materi yang diajarkan.
3 = jika peserta didik cukup mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi
terhadap materi yang diajarkan.
2 = jika peserta didik kurang mampu mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi
terhadap materi yang diajarkan.
1 = jika peserta didik tidak mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi
terhadap materi yang diajarkan.
4. Keterampilan
No Nama Perencanaan
1-4
Pengerjaan
Proyek
1-4
Laporan
Proyek
1-4
Jumlah
Skor
1
2
3
Skor penilaian menggunakan skala (1-4)
1 = kurang
2 = cukup
117
3 = baik
4 = amat baik
5. Diskusi Kelompok
No Nama
Mengkomu
nikasikan
1-4
Mendengar
kan
1-4
Berargumen
tasi
1-4
Berkontri
busi
1-4
Jumlah
Skor
1
2
3
a. Kemampuan mengomunikasikan adalah kemampuan peserta
didik untuk mengungkapkan atau menyampaikan ide atau
gagasan dengan bahasa lisan yang efektif.
b. Kemampuan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan
peserta didik untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi
pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan
peserta didik dalam mengemukakan argumentasi logis ketika ada
pihak yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai
kemampuan peserta didik memberikan gagasan-gagasan yang
mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di
dalamnya menghargai perbedaan pendapat.
e. Skor rentang antara 1 – 4
4 = Kurang
2. = Cukup
3. = Baik
4. = Amat Baik.
118
6. Presentasi Proyek
No Nama Menjelaskan
1-4
memvisua
lisasikan
1-4
Merespon
1-4
Jumlah
Skor
1
2
3
Menjelaskan adalah kemampuan peserta didik untuk menyampaikan
dan menguraikan hal-hal penting yang sesuai dengan permasalahan
dengan cara dan bahasa yang baik.
Memvisualisasikan adalah kemampuan peserta didik untuk
menggambarkan hal-hal yang disampaikan dalam presentasi dengan
cara yang baik dan sesuai.
Merespon adalah kemampuan peserta didik untuk menjawab
berbagai pertanyaan dan sanggahan dengan cara yang baik dan
dengan jawaban yang sesuai.
Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang 2 = Cukup
3 = Baik 4 = Amat Baik.
Gubug, April 2015
Mengetahui,
Guru Mapel Sejarah Peneliti
(Dra. Maria Sri Gunarti) ( Widowati )
NIP. 196005171986092001 NIM. 3101411082
119
Langkah-langkah model Project-Based Learning
Langkah-langkah model Project-Based Learning (Pertemuan 1)
1. Penyajian Pertanyaan Esensial, pada nomor 2.6
Pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada pertanyaan esensial yang sesuai
dengan materi yang diajarkan. Hal ini dilakukan untuk merangsang peserta didik
agar mampu membuat proyek untuk menyelesaikan permasalahan yang sesuai
dengan pertanyaan yang disajikan. Pertanyaan esensial tersebut yaitu:
Bagaimana strategi yang harus dilakukan untuk melestarikan hasil-hasil
akulturasi budaya islam di Indonesia agar tidak dilupakan oleh masyarakat ?
2. Perencanaan, pada nomor 2.8 point a
Pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi untuk membuat perencanaan
mengenai proyek apa yang akan dibuat. Pada tahap ini peserta didik juga
mendiskusikan persiapan pembuatan proyek, desain proyek, dan langkah-langkah
pembuatan proyek.
3. Penjadwalan, pada nomor 2.8 point b
Pada tahap ini peserta didik melakukan diskusi untuk menyusun jadwal
pembuatan proyek. Jadwal pembuatan proyek ini dibuat mulai dari persiapan
pembuatan proyek sampai penyelesaian pembuatan proyek, sehingga pembuatan
proyek bisa selesai tepat waktu.
4. Monitoring, pada nomor 2.8 point c
Saat melakukan diskusi untuk membuat perencanaan dan penjadwalan proyek,
peserta didik dimonitoring oleh guru. Hal ini dilakukan agar diskusi dapat
berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kegiatan
monitoring tersebut meliputi: pemberian arahan, fasilitasi, dan pemberian
semangat kepada peserta didik.
5. Penilaian, pada nomor 2.8 point d
Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap peserta didik saat melakukan
diskusi mengenai perencanaan pembuatan proyek. Penilaian pada tahap ini
meliputi:
a. Persiapan pembuatan proyek
b. Penentuan langkah-langkah pembuatan proyek
120
c. Penentuan jadwal pembuatan proyek
d. Pembagian tugas dalam pembuatan proyek.
6. Evaluasi, pada 2.9 point a
Pada tahap ini peserta didik bersama guru melakukan evaluasi. Evaluasi ini
dilakukan peserta didik dengan melakukan presentasi mengenai perencanaan
pembuatan proyek. Pada tahap ini guru juga ikut mendampingi dan memberikan
pengarahan kepada peserta didik apabila terdapat kekurangan terhadap apa yang
disampaikan peserta didik mengenai perencanaan pembuatan proyek.
Langkah-langkah model Project-Based Learning (Pertemuan 2)
1. Pembuatan proyek, pada nomor 2.6 point a
Pada tahap ini peserta didik membuat proyek. Pembuatan proyek disini adalah
untuk melanjutkan pembuatan proyek yang telah dilakukan peserta didik
sebelumnya yaitu di rumah sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Pembuatan proyek ini didasarkan pada perencanaan yang telah dibuat
sebelumnya.
2. Monitoring, pada nomor 2.6 point b
Pada tahap ini peserta didik dimonitoring oleh guru dalam pembuatan proyek.
Guru memberikan arahan, fasilitasi dan memberikan semangat bagi siswa untuk
giat belajar dan mengerjakan proyek secara optimal. Arahan, fasilitasi dan
pemberian semangat ini juga telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya saat
dilakukan instruksi untuk mulai membuat proyek di rumah, diantaranya dengan
memberikan alat dan bahan untuk membuat proyek seperti kertas A3. Hal ini
dilakukan agar pelaksanaan proyek sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah
disepakati, sehingga pembuatan proyek dapat selesai tepat waktu dan hasilnya
memuaskan.
3. Penilaian, pada nomor 2.6 point c
Pada tahap ini peserta didik dinilai oleh guru dalam proses pembuatan proyek.
Penilaian pada tahap pelaksanaan pembuatan proyek ini meliputi:
- Kerjasama tim
- Instrumen/alat yang digunakan
121
- Efisiensi waktu
- Penguasaan pembuatan proyek
4. Evaluasi, pada nomor 2.7 point a
Pada tahap ini peserta didik melakukan presentasi hasil proyek. Presentasi
dilakukan oleh 2-3 kelompok awal. Saat kelompok melakukan presentasi, peserta
didik pada kelompok lainnya menanggapi. Presentasi ini meliputi pemaparan dari
tahap perencanaan, pembuatan proyek, dan hasil dari proyek ini, sehingga dapat
memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan pada pertanyaan esensial
yang telah disajikan di awal. Pada tahap ini guru juga melakukan penilaian
terhadap hasil proyek yang meliputi kualitas proyek dan tampilan presentasi hasil
proyek.
Langkah-langkah model Project-Based Learning (Pertemuan 3)
1. Evaluasi
Pada tahap ini masing-masing kelompok yang belum melakukan presentasi pada
pertemuan sebelumnya, saat ini mempresentasikan hasil proyek yang telah dibuat
selama beberapa kali pertemuan. Presentasi ini meliputi pemaparan dari tahap
perencanaan, pembuatan proyek, dan hasil dari proyek ini, sehingga dapat
memberikan solusi untuk menyelesaikan permasalahan pada pertanyaan esensial
yang telah disajikan di awal.
2. Penilaian
Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap hasil proyek yang dibuat
peserta didik berupa laporan proyek yang meliputi:
- Kualitas proyek
- Tampilan presentasi hasil proyek
Penilaian dari presentasi ini meliputi kemampuan menjelaskan,
memvisualisasikan, dan kemampuan merespon terhadap berbagai pertanyaan
yang diajukan terkait hasil proyek yang dibuat peserta didik.
122
Ringkasan Materi
ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI NUSANTARA
Agama Islam lahir dan tumbuh di Mekkah, Saudi Arabia. Agama ini pertama
kali diperkenalkan oleh Nabi Muhammad SAW, sekitar abad ke-7 M. Melalui
perjalanan yang panjang, agama ini kemudian berkembang dan ikut memengaruhi
peradaban dunia.
Khadijah dan sahabat-sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Ali bin Abi Thalib, dan
Zaid bin Haritsah tercatat sebagai pemeluk pertama Islam. Sekitar tahun 613 M,
Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam secara lebih terbuka. Tantangan
terbesar datang dari suku Quraisy dan penduduk Mekkah, sebab ajaran Muhammad
dianggap menghancurkan agama asli (Watsani) serta kekasaan mereka atas Ka’bah.
Setelah 13 tahun Nabi Muhammad bersama pengikutnya memutuskan untuk pindah
ke Yatzrib, yang kelak bernama Madinah. Peristiwa yang dikenal dengan nama
Hijrah ini kemudian digunakan sebagai awal penanggalan Islam.
Di Madinah, Islam berkembang pesat. Untuk mendapatkan Mekkah, Nabi
Muhammad terpaksa terlibat serangkaian perang dengan orang-orang kafir di
Mekkah. Pada tahun 630 M Nabi berhasil membebaskan kota Mekkah dari
kekuasaan kaum kafir. Pasca perang, orang-orang Quraisy dan penduduk Mekkah
mulai memeluk agama Islam, dan Ka’bah menjadi kiblat ibadah umat islam. Hal ini
kemudian diikuti banyak suku lain yang berdiam di Jazirah Arab.
Setelah nabi Muhammad wafat, kepemimpinannya digantikan oleh para
khalifah. Kedudukannya hanya sebagai pemimpin umat muslim dalam mengatur
kehidupan, bukan mengganti posisi kenabian.Khalifah yang menggantikan Rasul
adalah Abu Bakar (632-634), ia diberi gelar As-Shidiq yang artinya dapat dipercaya.
Kedua, Umar bin Khattab (634-644), ketiga Usman bin Affan (644-656), terakhir Ali
bin Abi Thalib (656-662). Setelah masa pemerintahan khulafaur Rasyidin umat
Islam dipimpin oleh Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
123
a. Kedatangan Islam ke Nusantara
Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke
Kepulauan Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya. Pertama,
sarjana-sarjana Barat kebanyakan dari Negeri Belanda mengatakan bahwa Islam
yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M
atau abadke-7 H. Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India
bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis berada di
jalur perdagangan antara timur dan barat. Pedagang Arab yang bermahzab
Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal tahun Hijriyah (abad
ke-7 M). Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel
bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang telah
memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur. Pendapat J. Pijnapel kemudian
didukung oleh C. Snouck Hurgronye, dan J.P. Moquetta (1912). Kedua, Hoesein
Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal Persia
(Iran sekarang). Pendapatnya didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang
berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia. Tradisi tersebut antara
lain:tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah
atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalam tradisi tabot di
Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu. Ketiga, Buya Hamka (Haji Abdul
Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam berasal dari tanah
kelahirannya,yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abad-abad
pertama Hijriah atau abad ke-7 M.Senada dengan pendapat Hamka, teori yang
mengatakan bahwa Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony H. Johns.
Menurutnya, proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara)
yang datang ke Kepulauan Indonesia. Kaum ini biasanya mengembara dari satu
tempat ke tempat lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam.
Semua teori di atas bukan mengada ada, tetapi mungkin bisa saling melengkapi.
Sumber-sumber berita yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia pada
abad ke 7 yaitu catatan sejarah kerajaan Cina, Catatan Chou Ku-Fei, dan berita
Jepang. Sumber-sumber berita yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia pada
abad ke 13 yaitu catatan perjalanan Marco Polo (1292) dan berita Ibn Battutah.
Saluran proses Islamisasi di Indonesia dilakukan melalui beberapa jalan, yaitu
124
Perdagangan
Perkawinan
Pendidikan
Tasawuf
Kesenian
Proses penyebaran Islam di Indonesia khususnya di Pulau Jawa tidak
terlepas dari peranan para wali yang biasa disebut walisanga (Sunan Ampel,
Sunan Maulana Malik Ibrahim, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Bonang, Sunan
Muria, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Gunung Jati). Para wali bertindak
sebagai juru dakwah, penyebar dan perintis agama Islam. Selain sembilan orang
wali yang dikenal, terdapat pada beberapa tokoh lokal yang berpengaruh
diantaranya adalah Syekh Abdul Muhyi, Syekh Siti Jenar, Syekh Lemah Abang,
Sunan Geseng, Sunan Tembayat, Sunan Panggung.
Agama Islam tidak mengenal sistem pembagian masyarakat berdasarkan
perbedaan kasta. Dalam ajaran agama Islam tidak dikenal adanya perbedaan
golongan dalam masyarakat. Setiap anggota masayarakat mempunyai kedudukan
yang sama sebagai hamba Allah.
b. Islam dan Jaringan Perdagangan Antar pulau
Berdasarkan data arkeologis seperti prasasti-prasasti maupun data historis
berupa berita-berita asing, kegiatan perdagangan di kepulauan Indonesia sudah
dimulai sejak abad pertama Masehi. Jalur-jalur pelayaran dan jaringan
perdagangan Kerajaan Sriwijaya dengan negeri-negeri di Asia Tenggara, India,
dan Cina terutama berdasarkan berita-berita Cina. Demikian pula dari catatan-
catatan sejarah Indonesia dan Malaya yang dihimpun dari sumber-sumber Cina
telah menunjukkan adanya jaringan-jaringan perdagangan antara kerajaan-
kerajaan di Indonesia dengan berbagai negeri terutama dengan Cina. Kontak
dagang ini sudah berlangsung sejak abad pertama Masehi sampai dengan abad
ke-16. Kemudian kapal-kapal dagang Arab juga sudah mulai berlayar ke wilayah
Asia Tenggara sejak permulaan abad ke-7. Dari literatur Arab banyak sumber
berita tentang perjalanan mereka ke Asia Tenggara. Adanya jalur pelayaran
tersebut menyebabkan munculnya jaringan perdagangan dan pertumbuhan serta
125
perkembangan kota-kota pusat kesultanan dengan kota-kota bandarnya pada
abad ke-13 sampai abad ke-18 misalnya, Samudra Pasai, Malaka, Bnda Aceh,
Jambi, Palembang, Siak Indrapura, Minangkabau, Demak, Cirebon, Bnaten,
Ternate, Tidore, Goa-Tallo, Kutai, banjar, dan kota-kota lainnya.
Ditaklukkannya Malaka oleh Portugis pada 1511, dan usaha Portugis
selanjutnya untuk menguasai lalu lintas di selat tersebut, mendorong para
pedagang untuk mengambil jalur alternatif, dengan melintasi semenanjung atau
pantai barat Sumatra ke Selat Sunda. Pergeseran ini melahirkan pelabuhan
perantara yang baru, seperti Aceh, Patani, Pahang, Johor, Bnaten, Makassar dan
lain sebagainya. Saat itu pelayaran di selat Malaka sering diganggu oleh bajak
laut. Perompakan laut sering terjadi pada jalur-jalur perdagangan yang ramai,
tetapi kurang mendapat pengawasan oleh penguasa setempat. Kegiatan ini
dilakukan karena merosotnya keadaan politik dan mengganggu kewenangan
pemerintahan yang berdaulat penuh atau kedaulatannya di bawah penguasa
kolonial. Akibat dari aktivitas bajak laut rute pelayaran perdagangan yang
semula melalui Asia Barat ke Jawa lalu berubah melalui pesisir Sumatra dan
Sunda. Dari pelabuhan ini pula para pedagang singgah di pelabuhan Barus,
Pariaman, dan Tiku.
Perdagangan pada wilayah timur kepualauan Indonesia lebih
terkonsentrasi pada perdagangan cengkih dan pala. Meningkatnya ekspor lada
dalam kancah perdagangan internasional, membuat pedagang nusantara
mengambil alih peranan India sebagai pemasok utama bagi pasaran Eropa yang
berkembang dengan cepat.
Kemunduran perdagangan dan kerajaan yang berada di daerah tepi pantai
disebabkan karena kemenangan militer ekonomi dari Belanda, dan munculnya
kerajaan-kerajaan agraris di pedalaman yang tidak menaruh perhatian pada
perdagangan.
c. Islam Masuk Istana Raja
Awal pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan islam di
Indonesia berpusat di beberapa daerah, seperti:
126
1. Kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera
- Kerajaan Samudra Pasai
- Kesultanan Aceh Darussalam
- Kerajaan Islam di Riau
- Kerajaan Islam di Jambi
- Kerajaan Islam di Sumsel
- Kerajaan Islam di Sumbar
2. Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa
- Kerajaan Demak
- Kerajaan Mataram Islam
- Kesultanan Banten
- Kesultanan Cirebon
3. Kerajaan-kerajaan Islam di Kalimantan
- Kerajaan Pontianak
- Kerajaan Banjar
4. Kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi
- Kerajaan Gowa Tallo
- Kerajaan Wajo
5. Kerajaan-kerajaan Islam di Maluku Utara
- Kerajaan Ternate
6. Kerajaan-kerajaan Islam di Papua
7. Kerajaan-kerajaan Islam di Nusa Tenggara
- Kerajaan Lombok dan Sumbawa
127
NUSANTARA
Sumber: Taufik Abdullah dan A.B Lapisan (Kemendikbud, 2013)
KAPAL DAGANG
Sumber: Taufik Abdullah dan A.B Lapisan (Kemendikbud, 2013)
128
BATU NISAN
Sumber: Kartodirdjo (Kemendikbud, 2013)
129
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
SMA : SMA Negeri 1 Gubug
Program : Wajib
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas : X
Semester : 2
Materi Pokok : Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara
Sub Materi : Menganalisis Kedatangan Islam di Nusantara
Alokasi Waktu : 6×45 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan,dan menjelaskan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
130
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1.3 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan ajaran
agamanya.
1.4 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat
beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil
budaya pada zaman praaksara, Hindu-Buddha dan Islam.
2.3 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari
pembelajaran sejarah.
3.8 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan berkembangnya
agama dan kebudayaan islam di Indonesia.
4.8 Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan kerajaan
Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan pengaruhnya
pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini serta
mengemukakannya dalam bentuk tulisan.
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menunjukkan rasa syukur sebagai umat beragama
2. Menunjukkan nilai dan perilaku toleransi antar umat beragama dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menerapkan perilaku kerjasama, tanggung jawab dan peduli terhadap
berbagai hasil budaya pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Berlaku jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah.
6. Menganalisis proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori.
131
7. Menyajikan informasi tentang jalur masuknya Islam di Nusantara dalam
bentuk tulisan.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi peserta didik mampu:
1. Bersyukur sebagai umat beragama
2. Bertoleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Bekerjasama, bertanggung jawab dan peduli terhadap berbagai hasil budaya
pada zaman Islam dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah.
5. Bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah.
6. Memahami proses kedatangan Islam di Nusantara dari berbagai teori.
7. Membuat laporan singkat tentang jalur masuknya Islam di Nusantara.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Kedatangan Islam ke Nusantara.
Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau
Islam Masuk Istana Raja
F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional
Metode yang akan digunakan adalah metode ceramah
132
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan (6×45 menit)
Pertemuan 1 (2×45 menit)
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan
kabar siswa dan mengajak siswa untuk
berdoa sebelum pelajaran di mulai.
1.2 Guru mempresensi siswa.
1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk
lebih berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran.
3 menit
5 menit
2 menit
2. Kegiatan Inti 2.1 Mengamati
a) Penyampaian Tujuan
Peserta didik mengamati tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran sejarah materi Kedatangan
Islam ke Nusantara menurut beberapa
teori yang disampaikan oleh guru.
b) Penyajian Informasi
Peserta didik memperhatikan
penjelasan guru tentang Kedatangan
Islam ke Nusantara menurut beberapa
teori.
2.2 Menanya
Peserta didik dibimbing guru untuk
mengidentifikasi pertanyaan yang ingin
diketahui siswa tentang Kedatangan
Islam ke Nusantara menurut beberapa
teori.
5 menit
10 menit
5 menit
133
2.3 Mengumpulkan Informasi
Peserta didik dibimbing guru untuk
melakukan diskusi dengan kelompoknya
masing-masing untuk mencari jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
diajukan mengenai materi Kedatangan
Islam ke Nusantara menurut beberapa
teori.
2.4 Mengasosiasi/ Mengolah Informasi
a) (Mengecek Pemahaman dan
Memberikan Umpan Balik)
Peserta didik menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah diajukan
mengenai materi Kedatangan Islam
ke Nusantara menurut beberapa teori
sesuai dengan hasil diskusinya.
2.5 Membangun (Networking)
a) (Memberi Kesempatan Latihan)
Peserta didik membuat laporan
singkat tentang Kedatangan Islam ke
Nusantara menurut beberapa teori
dan mempresentasikan di depan
kelas.
10 menit
10 menit
20 menit
3. Kegiatan
Penutup
3.1 Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan pelajaran.
3.2 Peserta didik diajak merenungkan
manfaat dari kegiatan pembelajaran.
3.3 Guru menyampaikan informasi kepada
siswa untuk belajar materi selanjutnya.
5 menit
4 menit
1 menit
134
Pertemuan 2
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan
kabar siswa dan mengajak siswa untuk
berdoa sebelum pelajaran di mulai.
1.2 Guru mempresensi siswa.
1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk lebih
berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran.
3 menit
5 menit
2 menit
2 Kegiatan Inti 2.1 Mengamati
a) Penyampaian Tujuan
Peserta didik mengamati tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran sejarah materi Islam dan
Jaringan Perdagangan Antar Pulau
yang disampaikan oleh guru.
b) Penyajian Informasi
Peserta didik memperhatikan
penjelasan guru tentang Islam dan
Jaringan Perdagangan Antar Pulau.
2.2 Menanya
Peserta didik dibimbing guru untuk
mengidentifikasi pertanyaan yang ingin
diketahui siswa tentang Islam dan
Jaringan Perdagangan Antar Pulau.
2.3 Mengumpul kan Informasi
Peserta didik dibimbing guru untuk
melakukan diskusi dengan kelompoknya
masing-masing untuk mencari jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
5 menit
10 menit
5 menit
10 menit
135
diajukan mengenai materi Islam dan
Jaringan Perdagangan Antar Pulau.
2.4 Mengasosiasi/ Mengolah Informasi
a) Mengecek Pemahaman dan
Memberikan Umpan Balik)
Peserta didik menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah diajukan
mengenai materi Islam dan Jaringan
Perdagangan Antar Pulau sesuai hasil
diskusinya.
2.5 Membangun (Networking)
a) Memberi Kesempatan Latihan)
Peserta didik membuat laporan singkat
tentang Islam dan Jaringan
Perdagangan Antar Pulau dan
mempresentasikan di depan kelas.
15 menit
15 menit
3 Kegiatan
Penutup
3.1 Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan pelajaran.
3.2 Peserta didik diajak merenungkan manfaat
dari kegiatan pembelajaran.
3.3 Guru menyampaikan informasi kepada
siswa untuk belajar materi selanjutnya.
5 menit
4 menit
1 menit
Pertemuan 3
Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Kegiatan
Pendahuluan
1.1 Guru memberikan salam, menanyakan
kabar siswa dan mengajak siswa untuk
berdoa sebelum pelajaran di mulai.
1.2 Guru mempresensi siswa.
1.3 Guru memberi motivasi siswa untuk
3 menit
5 menit
2 menit
136
lebih berkonsentrasi dalam proses
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti 2.1 Mengamati
a) Penyampaian Tujuan
Peserta didik mengamati tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran sejarah materi Islam Masuk
Istana Raja yang disampaikan oleh
guru.
b) Penyajian Informasi
Peserta didik memperhatikan
penjelasan guru tentang Islam Masuk
Istana Raja.
2.2 Menanya
Peserta didik dibimbing guru untuk
mengidentifikasi pertanyaan yang ingin
diketahui siswa tentang Islam Masuk
Istana Raja.
2.3 Mengumpul kan Informasi
Peserta didik dibimbing guru untuk
melakukan diskusi dengan kelompoknya
masing-masing untuk mencari jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
diajukan mengenai materi Islam Masuk
Istana Raja.
2.4 Mengasosiasi/ Mengolah Informasi
a) Mengecek Pemahaman dan
Memberikan Umpan Balik
Peserta didik menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang telah diajukan
5 menit
5 menit
10 menit
5 menit
10 menit
137
mengenai materi Islam Masuk Istana
Raja sesuai hasil diskusinya.
2.5 Membangun (Networking)
a) Memberi Kesempatan Latihan
Peserta didik membuat laporan
singkat tentang Islam Masuk Istana
Raja dan mempresentasikan di depan
kelas.
15 menit
3. Kegiatan
Penutup
3.1 Peserta didik bersama guru membuat
kesimpulan pelajaran.
3.2 Peserta didik diajak merenungkan
manfaat dari kegiatan pembelajaran.
3.3 Guru memberikan apresiasi dan
penghargaan kepada peserta didik yang
aktif serta mengucapkan terimakasih
kepada siswa.
5 menit
4 menit
1 menit
H. SUMBER DAN MEDIA
Sumber
Hapsari, Ratna. M. Adil. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Erlangga
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Sejarah Indonesia kelas X
Semester 2. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
Media
- Laptop
- Gambar
138
I. PENILAIAN
1. Sikap Spiritual
No Nama Siswa
Sikap Spiritual Total Skor Mensyukuri
1-4
1
2
3
Keterangan:
a. Sikap Spiritual
1 Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:
- Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
- Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai
agama yang dianut.
- Mengucapkan syukur setelah pembelajaran selesai
- Menjaga lingkungan hidup di sekolah.
2 Rubrik pemberian skor:
- 4 = jika siswa melakukan semua kegiatan tersebut
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan
tersebut.
2. Sikap Sosial
No Nama
Ker
ja
sam
a
Dis
ipli
n
Tan
ggu
ng
jaw
ab
Jumlah
score
1
2
3
Skala skor : 1-4
139
Rubrik penilaian sikap:
Aspek Sikap Nilai Rubrik
Kerjasama
4 Peduli, mau membantu, ramah, dan menghargai
sesama dalam melakukan tugas.
3 Cukup peduli dan saling membantu sesama dalam
melakukan tugas.
2 Kurang peduli kepada sesama dalam melakukan
tugas.
1 Tidak peduli kepada sesama dalam melakukan
tugas.
Disiplin
4 Sangat disiplin dan serius dalam menyelesaikan
tugas.
3 cukup disiplin dalam menyelesaikan tugas.
2 Kurang giat dalam menyelesaikan tugas.
1 Tidak giat dalam menyelesaikan tugas.
Tanggung
jawab
4 Melakukan tugas dengan sangat baik dan tepat
waktu.
3 Berupaya melakukan tugas dengan baik, tapi
belum maksimal.
2 Kurang serius dalam menyelesaikan tugas dan
tidak berupaya secara maksimal.
1 Tidak serius dalam menyelesaikan tugas dan
melalaikan tugas yang diberikan.
3. Pengetahuan
No Nama
Penguasaan
Materi
(1-4)
Jumlah Score
1
2
3
Rentang nilai 1-4
Rubrik pemberian skor:
140
4 = jika peserta didik sangat mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap
materi yang diajarkan.
3 = jika peserta didik cukup mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap
materi yang diajarkan.
2 = jika peserta didik kurang mampu mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap
materi yang diajarkan.
1 = jika peserta didik tidak mampu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi terhadap
materi yang diajarkan.
4. Keterampilan
No Nama
Men
gan
ali
sis
Mem
ber
ikan
um
pan
bali
k
Men
gk
om
un
ikasi
kan
Ju
mla
h S
kor
1
2
3
Rentang skor 1-4
4 = jika peserta didik mampu menganalisis, memberikan umpan balik,
dan mengkomunikasikan hasilnya dengan sangat baik.
3 = jika peserta didik mampu menganalisis, memberikan umpan balik,
dan mengkomunikasikan hasilnya dengan baik.
2 = jika peserta didik mampu menganalisis, memberikan umpan balik,
dan mengkomunikasikan hasilnya dengan cukup baik.
141
1 = jika peserta didik tidak mampu menganalisis, memberikan umpan
balik, dan mengkomunikasikan hasilnya dengan baik.
5. Diskusi kelas
No Nama
Mendengar
kan
1-4
Berargumen
tasi
1-4
Berkontri
busi
1-4
Jumlah
Skor
1
2
3
a. Kemampuan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan
peserta didik untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi
pembicaraan seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya.
b. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan peserta
didik dalam mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak
yang bertanya atau mempertanyakan gagasannya.
c. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai
kemampuan peserta didik memberikan gagasan-gagasan yang
mendukung atau mengarah ke penarikan kesimpulan termasuk di
dalamnya menghargai perbedaan pendapat.
d. Skor rentang antara 1 – 4
1 = Kurang 3 = Baik
2 = Amat baik 4 = Cukup
Gubug, April 2015
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
(Dra. Maria Sri Gunarti) ( Widowati )
NIP. 196005171986092001 NIM. 3101411082
142
Lampiran 6
KISI-KISI ANGKET UJI COBA
Variabel Indikator Nomor
Angket
Jumlah
Item
Minat
Belajar Siswa
1. Ketertarikan terhadap
pembelajaran sejarah.
1, 2, 3, 4,
5, 6 6
2. Perhatian terhadap pembelajaran
sejarah.
7, 8, 9,
10, 11, 12 6
3. Keinginan untuk mengetahui. 13, 14,
15, 16,
17, 18
6
4. Ketertarikan terhadap
pembelajaran sejarah dengan
menggunakan model
pembelajaran.
19, 20,
21, 22, 23 5
Model
Project-Based
Learning
5. Ketertarikan terhadap
pembelajaran sejarah dengan
menggunakan model Project-
Based Learning.
24, 25,
26, 27,
28, 29 6
6. Perlunya menerapkan model
Project-Based Learning dalam
pembelajaran sejarah.
30, 31,
32, 33,
34, 35
6
Jumlah Soal 35
143
Lampiran 7
ANGKET UJI COBA PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-
BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya.
2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda
anggap benar.
3. Selamat mengisi dan terima kasih.
MINAT BELAJAR SISWA
A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah
1) Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ?
a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah
pengetahuan tentang masa lampau
b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan
c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah
d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan
e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah
2) Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ?
a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi
b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai
c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah
d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan
e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah
3) Apakah anda senang membaca buku-buku yang berkaitan dengan sejarah?
a. Sangat Senang, karena buku-bukunya menarik dan memperkaya
khasanah ilmu tentang masa lampau yang menginspirasi.
b. Senang, karena buku-bukunya memberikan pengetahuan tentang masa
lampau yang menginspirasi.
144
c. Cukup senang, karena buku-bukunya berguna untuk menunjang
pelajaran sejarah
d. Tidak senang, karena buku-bukunya membosankan untuk dibaca
e. Sangat tidak senang, karena tidak suka membaca buku yang
berhubungan dengan sejarah
4) Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang
disampaikan oleh guru ?
a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari.
b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari.
c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah.
d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari.
e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan
waktu.
5) Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ?
a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah
b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran
c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya
d. Kurang aktif, karena takut dan malu
e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah.
6) Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang
menjadi bijak?
a. Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa
berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan
dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi
kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu.
b. Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu
berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang
pernah terjadi.
c. Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang
sadar untuk selalu berbuat baik.
d. Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak
bisa menjadi bijak.
145
e. Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang
justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah
7) Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah.
a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
8) Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran
sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ?
a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap
sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan.
b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi yang
diajarkan.
c. Ragu-ragu, karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat
memahami materi yang diajarkan.
d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat
memahami materi yang diajarkan.
e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami
materi yang diajarkan.
9) Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah ?
a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses
pembelajaran sejarah.
b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses
pembelajaran sejarah.
c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah.
d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru
dalam proses pembelajaran sejarah.
146
e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah.
10) Sejauh mana tingkat pemahaman anda sebagai siswa terhadap materi sejarah
yang telah disampaikan guru ?
a. Sangat paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.
b. Paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.
c. Cukup pahan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.
d. Kurang paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.
e. Tidak paham dengan materi yang telah disampaikan oleh guru.
11) Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan
sungguh-sungguh ?
a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh
b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh
c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
12) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah
membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa
lampau ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”?
a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
b. Setuju dengan pernyataan tersebut.
c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah
13) Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham
dengan materi yang dijelaskan ?
a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.
b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.
c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
147
d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
14) Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda
mengerti ?
a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin
memahami materi sejarah tersebut.
b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut.
c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi
sejarah tersebut.
d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah
tersebut.
e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah
tersebut.
15) Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan
sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ?
a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan
guru.
b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan
guru.
c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
16) Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran
materi yang disampaikan oleh guru ?
a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi
terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru.
b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya.
148
c. Kadang-kadang mencari kalau sedang ingin membuktikan kebenarannya.
d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting.
e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya.
17) Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu
membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ?
a. Selalu membaca materi terlebih dahulu.
b. Sering membaca materi terlebih dahulu.
c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu.
d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.
e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.
18) Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru ?
a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah
disampaikan oleh guru.
b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah
disampaikan oleh guru.
c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru.
d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi
yang telah disampaikan oleh guru.
e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru.
D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model
Pembelajaran.
19) Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam
pembelajaran sejarah ?
a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran.
d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
149
20) Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model
pembelajaran ?
a. Selalu menggunakan model pembelajaran.
b. Sering menggunakan model pembelajaran.
c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran.
d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran.
e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran.
21) Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ?
a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan.
b. Menarik, karena tidak membosankan.
c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja.
d. Tidak menarik, karena membosankan.
e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan.
22) Apakah anda selalu memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan
model pembelajaran ?
a. Selalu memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model
pembelajaran.
b. Sering memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan model
pembelajaran.
c. Kadang-kadang memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan
model pembelajaran.
d. Hampir tidak pernah memperhatikan pelajaran sejarah ketika
menggunakan model pembelajaran.
e. Tidak pernah memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan
model pembelajaran.
23) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “model pembelajaran
memudahkan anda dalam belajar sejarah” ?
a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.
b. Setuju dengan pernyataan tersebut.
c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
150
MODEL PROJECT-BASED LEARNING
E. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model
Project-Based Learning
Model Project-Based Learning merupakan model pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan
produk atau proyek yang nyata yang berguna untuk masyarakat. Seluruh
rangkaian kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara mandiri oleh siswa yang
dimulai dari penentuan permasalahan, perencanaan proyek, penentuan jadwal
pembuatan proyek, pembuatan proyek yang disertai monitoring, penilaian, serta
evaluasi hasil proyek.
24) Apakah anda tertarik dengan model Project-Based Learning ?
a. Sangat tertarik dengan model Project-Based Learning.
b. Tertarik tertarik dengan model Project-Based Learning.
c. Cukup tertarik dengan model Project-Based Learning.
d. Tidak tertarik dengan model Project-Based Learning.
e. Sangat tidak tertarik dengan model Project-Based Learning.
25) Apakah Anda setuju jika pembelajaran sejarah menggunakan model Project-
Based Learning ?
a. Sangat Setuju, karena modelnya menarik dan menantang daya
intelektual.
b. Setuju, karena modelnya mendorong untuk berpikir kritis.
c. Ragu-ragu, karena untuk melaksanakan model ini butuh ketekunan.
d. Tidak setuju, karena modelnya sulit dilaksanakan.
e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin menggunakan modelnya.
26) Apakah anda tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika
menggunakan model Project-Based Learning ?
a. Sangat tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika
menggunakan model Project-Based Learning.
151
b. Tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika menggunakan
model Project-Based Learning.
c. Cukup tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika
menggunakan model Project-Based Learning.
d. Tidak tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika
menggunakan model Project-Based Learning.
e. Sangat tidak tertarik untuk memperhatikan pelajaran sejarah ketika
menggunakan model Project-Based Learning.
27) Apakah anda senang jika terlibat aktif dalam pembelajaran dari awal sampai
akhir seperti pada proses model Project-Based Learning ?
a. Sangat senang terlibat aktif dalam pembelajaran.
b. Senang terlibat aktif dalam pembelajaran.
c. Biasa saja terlibat aktif dalam pembelajaran.
d. Tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran.
e. Sangat tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran.
28) Apakah anda senang diberikan kebebasan untuk merencanakan sendiri hasil
karya yang akan dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji
dalam pembelajaran sejarah seperti pada proses model Project-Based
Learning?
a. Sangat senang, karena bebas merencanakan pembuatan sebuah karya.
b. Senang, karena diberi kesempatan merencanakan pembuatan sebuah
karya.
c. Cukup senang, karena ada kesempatan merencanakan pembuatan sebuah
karya.
d. Tidak senang, karena sulit merencanakan pembuatan sebuah proyek.
e. Sangat tidak senang, karena tidak ingin merencanakan pembuatan
sebuah proyek.
29) Apakah anda senang dapat bekerjasama dalam kelompok pada seluruh
aktivitas pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning?
a. Sangat senang, karena dapat menumbuhkan rasa peduli, saling
membantu, dan menghargai sesama dalam melakukan tugas.
152
b. Senang, karena tugas terasa ringan, menyenangkan dan semakin akrab
dengan teman.
c. Cukup senang, karena beban tugas ditanggung bersama-sama.
d. Tidak senang, karena sering terjadi perbedaan pendapat dalam kerja
kelompok.
e. Sangat tidak senang, karena tidak suka mengerjakan tugas secara
berkelompok dalam proses pembelajaran.
F. Perlunya Menerapkan Model Project-Based Learning dalam Pembelajaran
Sejarah.
30) Apakah dalam pembelajaran sejarah perlu menggunakan model Project-
Based Learning ?
a. Sangat perlu menggunakan model Project-Based Learning.
b. Perlu menggunakan model Project-Based Learning.
c. Kadang-kadang perlu menggunakan model Project-Based Learning.
d. Tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning.
e. Sangat tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning.
31) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan menentukan sendiri
masalah yang akan dikaji, membuat perencanaan, menjadwalkan dan
menyelesaikan proyek untuk mengatasi permasalahan secara mandiri sesuai
dengan langkah-langkah model Project-Based Learning dapat
mempermudah memahami materi pelajaran sejarah” ?
a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.
b. Setuju dengan pernyataan tersebut.
c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
32) Setujukah anda, bahwa dengan berperan aktif dalam pembelajaran dari awal
sampai akhir seperti dalam model Project-Based Learning membuat proses
belajar mengajar sejarah tidak membosankan ?
a. Sangat setuju, karena dengan berperan aktif dalam pembelajaran
membuat suasana tidak membosankan.
153
b. Setuju, karena dengan berperan aktif dalam pembelajaran dapat
mengurangi kebosanan.
c. Ragu-ragu, karena walaupun sudah berperan aktif dalam pembelajarah
terkadang juga masih merasa bosan.
d. Tidak setuju, karena berperan aktif dalam pembelajaran tidak dapat
menghilangkan kebosanan.
e. Sangat tidak setuju, karena bosan dan tidak ingin berperan aktif dalam
pembelajaran.
33) Apakah penerapan model Project-Based Learning ini efektif bagi
pembelajaran sejarah ?
a. Sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.
b. Efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.
c. Cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.
d. Tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.
e. Sangat tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.
34) Apakah model Project-Based Learning ini tepat diterapkan pada
pembelajaran sejarah ?
a. Sangat tepat, karena model pembelajaran ini menyenangkan dan
mengarahkan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam membuat
sebuah karya, untuk memecahkan permasalahan masyarakat dalam
memahami peristiwa masa lampau.
b. Tepat, karena model pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk
membuat proyek yang berhubungan dengan masa lampau.
c. Cukup tepat, karena model pembelajaran ini bisa digunakan untuk
mengkaji peristiwa masa lampau secara lebih detail.
d. Tidak tepat, karena model pembelajaran ini sulit untuk dilakukan.
e. Sangat tidak tepat, karena tidak ingin menjalankan model Project-Based
Learning pada pembelajaran sejarah.
35) Setujukah anda, bahwa dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan
permasalahan yang dikaji dapat meningkatkan kreatifitas anda sebagai siswa
?
154
a. Sangat setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan
permasalahan dapat meningkatkan kreatifitas.
b. Setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan
permasalahan dapat mendorong untuk kreatif.
c. Ragu-ragu, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan
permasalahan belum tentu dapat meningkatkan kreatifitas.
d. Tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan
permasalahan justru mengurangi kreatifitas.
e. Sangat tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk
menyelesaikan permasalahan tidak dapat meningkatkan kreatifitas.
155
Lampiran 8
156
157
Lampiran 9
KISI-KISI ANGKET PRE TEST
Variabel Indikator Nomor
Angket
Jumlah
Item
Minat
Belajar
Siswa
1. Ketertarikan terhadap
pembelajaran sejarah.
1, 2, 3, 4,
5 5
2. Perhatian terhadap pembelajaran
sejarah.
6, 7, 8, 9,
10 5
3. Keinginan untuk mengetahui. 11, 12, 13,
14, 15, 16 6
4. Ketertarikan terhadap
pembelajaran sejarah dengan
menggunakan model
pembelajaran.
17, 18, 19,
20
4
Jumlah Soal 20
158
Lampiran 10
ANGKET PRE TEST PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-
BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya.
2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda
anggap benar.
3. Selamat mengisi dan terima kasih.
MINAT BELAJAR SISWA
A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah
1. Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ?
a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah
pengetahuan tentang masa lampau.
b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan.
c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah.
d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan.
e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah
2. Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ?
a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi.
b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai.
c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah.
d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan.
e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah.
3. Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang
disampaikan oleh guru ?
a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari.
159
b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari.
c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah.
d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari.
e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan
waktu.
4. Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ?
a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah.
b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran.
c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya.
d. Kurang aktif, karena takut dan malu.
e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah.
5. Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang
menjadi bijak?
a. Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa
berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan
dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi
kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu.
b. Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu
berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang
pernah terjadi.
c. Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang
sadar untuk selalu berbuat baik.
d. Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak
bisa menjadi bijak.
e. Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang
justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah
6. Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah?
a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
160
c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
7. Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran
sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ?
a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap
sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan.
b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi yang
diajarkan.
c. Ragu-ragu , karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat
memahami materi yang diajarkan.
d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat
memahami materi yang diajarkan.
e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami
materi yang diajarkan.
8. Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah ?
a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses
pembelajaran sejarah.
b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses
pembelajaran sejarah.
c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah.
d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru
dalam proses pembelajaran sejarah.
e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah.
9. Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan
sungguh-sungguh ?
a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh
b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh
c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
161
d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
10. Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah
membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa
lampau ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”?
a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
b. Setuju dengan pernyataan tersebut.
c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah
11. Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham
dengan materi yang dijelaskan ?
a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.
b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.
c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
12. Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda
mengerti ?
a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin
memahami materi sejarah tersebut.
b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut.
c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi
sejarah tersebut.
d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah
tersebut.
162
e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah
tersebut.
13. Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan
sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ?
a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan
guru.
b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan
guru.
c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
14. Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran
materi yang disampaikan oleh guru ?
a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi
terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru.
b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya.
c. Kadang-kadang mencari kalau sedang ingin membuktikan
kebenarannya.
d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting.
e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya.
15. Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu
membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ?
a. Selalu membaca materi terlebih dahulu.
b. Sering membaca materi terlebih dahulu.
c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu.
d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.
e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.
16. Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru ?
163
a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah
disampaikan oleh guru.
b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah
disampaikan oleh guru.
c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru.
d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi
yang telah disampaikan oleh guru.
e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru.
D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model
Pembelajaran.
17. Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam
pembelajaran sejarah ?
a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran.
d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
18. Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model
pembelajaran ?
a. Selalu menggunakan model pembelajaran.
b. Sering menggunakan model pembelajaran.
c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran.
d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran.
e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran.
19. Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ?
a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan.
b. Menarik, karena tidak membosankan.
c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja.
d. Tidak menarik, karena membosankan.
164
e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan.
20. Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “model pembelajaran
memudahkan anda dalam belajar sejarah” ?
a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.
b. Setuju dengan pernyataan tersebut.
c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
165
Lampiran 11
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pre Test
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelas Eksperimen 40 49,4% 41 50,6% 81 100,0%
Kelas Kontrol 40 49,4% 41 50,6% 81 100,0%
Descriptives
Statistic Std.
Error
Kelas Eksperimen
Mean 64,95 ,797
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 63,34
Upper Bound 66,56
5% Trimmed Mean 64,89
Median 65,00
Variance 25,382
Std. Deviation 5,038
Minimum 55
Maximum 75
Range 20
Interquartile Range 9
Skewness ,344 ,374
Kurtosis -,590 ,733
Kelas Kontrol
Mean 63,60 ,692
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 62,20
Upper Bound 65,00
5% Trimmed Mean 63,47
Median 63,00
Variance 19,169
Std. Deviation 4,378
Minimum 55
Maximum 74
Range 19
166
Interquartile Range 7
Skewness ,396 ,374
Kurtosis -,433 ,733
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelas Eksperimen ,126 40 ,112 ,963 40 ,208
Kelas Kontrol ,124 40 ,125 ,968 40 ,320
a. Lilliefors Significance Correction
Dari perhitungan untuk data pre test kelas eksperimen diperoleh nilai sig 0,208 dan
kelas kontrol diperoleh nilai sig. 0,320, karena Sig. = 0,208 dan 0,320 > taraf
signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.
167
Lampiran 12
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pre Test
Test of Homogeneity of Variances
VAR00001
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,648 1 78 ,423
ANOVA
Pre_Test
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 36,450 1 36,450 1,636 ,205
Within Groups 1737,500 78 22,276
Total 1773,950 79
Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data pre test kelas eksperimen dan
kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,423, karena Sig. = 0,423 > taraf signifikansi =
0,05, maka dapat dikatakan data tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata
lain data pre test homogen.
168
Lampiran 13
Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pre Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pretest
Eksperimen 40 64,95 5,038 ,797
Kontrol 40 63,60 4,378 ,692
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pretest
Equal
variances
assumed
,648 ,423 1,279 78 ,205 1,350 1,055 -,751 3,451
Equal
variances not
assumed
1,279 76,512 ,205 1,350 1,055 -,752 3,452
169
Diketahui
t tabel:
probability : 0,05
df : n-1 = 40-1 = 39
t tabel : TINV(probability;df)
= TINV(0,05;39)
= 2,022
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,205, karena
α=5%=0,05 < Sig.= 0,205, maka H0 diterima, dengan tingkat kepercayaan = 95%
dan taraf signifikansi = 0,05. Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40
diperoleh ttabel = 2,022. Kemudian dari hasil pehitungan diperoleh nilai t=1,279
sedangkan ttabel = 2,022. Karena - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima. berdasarkan
dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai rata-
rata pre test yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
170
Lampiran 14
KISI-KISI ANGKET POST TEST
Variabel Indikator Nomor
Angket
Jumlah
Item
Minat
Belajar
Siswa
1. Ketertarikan terhadap pembelajaran
sejarah.
1, 2, 3, 4,
5 5
5. Perhatian terhadap pembelajaran
sejarah.
6, 7, 8, 9,
10 5
6. Keinginan untuk mengetahui. 11, 12, 13,
14, 15, 16 6
7. Ketertarikan terhadap pembelajaran
sejarah dengan menggunakan model
pembelajaran.
17, 18, 19,
20
4
Jumlah Soal 20
171
Lampiran 15
ANGKET POST TEST PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-
BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya.
2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda
anggap benar.
3. Selamat mengisi dan terima kasih.
MINAT BELAJAR SISWA
A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah
1) Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ?
a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah
pengetahuan tentang masa lampau.
b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan.
c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah.
d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan.
e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah
2) Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ?
a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi.
b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai.
c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah.
d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan.
e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah.
3) Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang
disampaikan oleh guru ?
a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari.
b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari.
172
c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah.
d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari.
e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan
waktu.
4) Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ?
a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah.
b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran.
c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya.
d. Kurang aktif, karena takut dan malu.
e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah.
5) Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang
menjadi bijak?
a. Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa
berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan
dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi
kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu.
b. Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu
berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang
pernah terjadi.
c. Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang
sadar untuk selalu berbuat baik.
d. Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak
bisa menjadi bijak.
e. Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang
justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah
6) Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah?
a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
173
d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
7) Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran
sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ?
a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap
sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan.
b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi yang
diajarkan.
c. Ragu-ragu , karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat
memahami materi yang diajarkan.
d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat
memahami materi yang diajarkan.
e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami
materi yang diajarkan.
8) Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah ?
a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses
pembelajaran sejarah.
b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses
pembelajaran sejarah.
c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah.
d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru
dalam proses pembelajaran sejarah.
e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah.
9) Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan
sungguh-sungguh ?
a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
174
e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
10) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah
membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa lampau
ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”?
a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
b. Setuju dengan pernyataan tersebut.
c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah
11) Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham
dengan materi yang dijelaskan ?
a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.
b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.
c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
12) Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda
mengerti ?
a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin
memahami materi sejarah tersebut.
b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut.
c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi
sejarah tersebut.
d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah
tersebut.
e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah
tersebut.
175
13) Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan
sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ?
a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan
guru.
b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan
guru.
c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
14) Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran
materi yang disampaikan oleh guru ?
a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi
terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru.
b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya.
c. Kadang-kadang mencari kalau sedang ingin membuktikan kebenarannya.
d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting.
e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya.
15) Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu
membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ?
a. Selalu membaca materi terlebih dahulu.
b. Sering membaca materi terlebih dahulu.
c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu.
d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.
e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.
16) Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru ?
a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah
disampaikan oleh guru.
176
b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah
disampaikan oleh guru.
c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru.
d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi
yang telah disampaikan oleh guru.
e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru.
D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model
Pembelajaran.
17) Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam
pembelajaran sejarah ?
a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran.
d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
18) Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model
pembelajaran ?
a. Selalu menggunakan model pembelajaran.
b. Sering menggunakan model pembelajaran.
c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran.
d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran.
e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran.
19) Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ?
a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan.
b. Menarik, karena tidak membosankan.
c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja.
d. Tidak menarik, karena membosankan.
e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan.
177
20) Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “model pembelajaran
memudahkan anda dalam belajar sejarah” ?
a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.
b. Setuju dengan pernyataan tersebut.
c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut
178
Lampiran 16
Rekapitulasi Data Hasil Penelitian
179
Lampiran 17
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Post Test
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kelas Eksperimen 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%
Kelas Kontrol 40 100,0% 0 0,0% 40 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Kelas Eksperimen
Mean 78,85 1,070
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 76,69
Upper Bound 81,01
5% Trimmed Mean 78,61
Median 78,00
Variance 45,772
Std. Deviation 6,765
Minimum 69
Maximum 94
Range 25
Interquartile Range 11
Skewness ,524 ,374
Kurtosis -,531 ,733
Kelas Kontrol
Mean 69,28 1,044
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 67,16
Upper Bound 71,39
5% Trimmed Mean 69,00
Median 70,00
Variance 43,589
Std. Deviation 6,602
Minimum 59
Maximum 87
Range 28
Interquartile Range 10
180
Skewness ,463 ,374
Kurtosis -,115 ,733
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kelas Eksperimen ,116 40 ,188 ,948 40 ,065
Kelas Kontrol ,091 40 ,200* ,968 40 ,301
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Dari perhitungan untuk data post test kelas eksperimen diperoleh nilai sig 0,065 dan
kelas kontrol diperoleh nilai sig. 0,301, karena Sig. = 0,065 dan 0,301 > taraf
signifikansi = 0,05, maka dapat dikatakan data tersebut berdistribusi normal.
181
Lampiran 18
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Post Test
Test of Homogeneity of Variances
VAR00001
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,001 1 78 ,978
ANOVA
VAR00001
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1833,612 1 1833,612 41,038 ,000
Within Groups 3485,075 78 44,680
Total 5318,687 79
Berdasarkan perhitungan homogenitas untuk data post test kelas eksperimen dan
kelas kontrol diperoleh nilai Sig. 0,978, karena Sig. = 0,978 > taraf signifikansi =
0,05, maka dapat dikatakan data tersebut mempunyai varian yang sama dengan kata
lain data post test homogen.
182
Lampiran 19
Hasil Perhitungan Uji Signifikansi (Uji t) data Post Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Post_test
Eksperimen 40 78,85 6,765 1,070
Kontrol 40 69,28 6,602 1,044
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Post_
test
Equal
variances
assumed
,001 ,978 6,406 78 ,000 9,575 1,495 6,599 12,551
Equal
variances not
assumed
6,406 77,953 ,000 9,575 1,495 6,599 12,551
183
Diketahui
t tabel:
probability : 0,05
df : n-1 = 40-1 = 39
t tabel : TINV(probability;df)
= TINV(0,05;39)
= 2,022
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Sig (2-tailed) = 0,000, karena
Sig.= 0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka H0 ditolak, dengan tingkat kepercayaan
= 95% atau () = 0,05. Banyaknya siswa untuk masing-masing kelas = 40 diperoleh
ttabel = 2,022. Kemudian dari hasil pehitungan diperoleh nilai t=6,406 sedangkan ttabel
= 2,022. Karena thitung > ttabel, maka H0 ditolak. berdasarkan dua hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata post test yang
signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
184
Lampiran 20
KISI-KISI ANGKET REGRESI PENGARUH IMPLEMENTASI
MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP
MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA
Variabel Indikator Nomor
Angket
Jumlah
Item
Minat
Belajar Siswa
1. Ketertarikan terhadap pembelajaran
sejarah.
1, 2, 3, 4,
5, 5
2. Perhatian terhadap pembelajaran
sejarah.
6, 7, 8, 9,
10 5
3. Keinginan untuk mengetahui. 11, 12,
13, 14,
15, 16
6
4. Ketertarikan terhadap pembelajaran
sejarah dengan menggunakan
model pembelajaran.
17, 18,
19, 20 4
Model
Project-Based
Learning
5. Ketertarikan terhadap pembelajaran
sejarah dengan menggunakan
model Project-Based Learning.
21, 22,
23, 24 4
6. Perlunya menerapkan model
Project-Based Learning dalam
pembelajaran sejarah.
25, 26,
27, 28 4
Jumlah Soal 28
185
Lampiran 21
ANGKET REGRESI PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PROJECT-
BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA
KELAS X SMA NEGERI 1 GUBUG TAHUN AJARAN 2014/2015
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujurnya.
2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang anda
anggap benar.
3. Selamat mengisi dan terima kasih.
MINAT BELAJAR SISWA
A. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah
1. Apakah anda senang mengikuti pelajaran sejarah ?
a. Sangat senang, karena pelajaran sejarah menarik dan menambah
pengetahuan tentang masa lampau.
b. Senang, karena pelajarannya tidak membosankan
c. Cukup senang, karena bisa mengikuti pelajaran sejarah
d. Tidak senang, karena banyak menghafal dan membosankan
e. Sangat tidak senang, karena tidak tertarik dengan pelajaran sejarah
2. Bagaimana antusiasme anda dalam mengikuti pelajaran sejarah ?
a. Sangat antusias karena ingin meraih prestasi tinggi
b. Antusias karena ingin meraih predikat siswa pandai
c. Biasa-biasa saja, yang penting mengikuti pelajaran sejarah
d. Kurang antusias karena pelajaran sejarah membosankan
e. Tidak antusias sama sekali karena tidak suka pelajaran sejarah
3. Apakah anda tertarik dengan materi-materi pada pelajaran sejarah yang
disampaikan oleh guru ?
a. Sangat tertarik, karena materinya menarik dan penting untuk dipelajari.
186
b. Tertarik, karena materinya menarik untuk dipelajari.
c. Cukup tertarik, karena materinya penting untuk pelajaran sejarah.
d. Tidak tertarik, karena materinya tidak menarik untuk dipelajari.
e. Sangat tidak tertarik, karena hanya berisi materi hafalan dan urutan
waktu.
4. Apakah anda senantiasa aktif dalam proses pembelajaran sejarah ?
a. Sangat aktif, karena sangat menyukai pelajaran sejarah
b. Aktif, agar dapat menguasai materi pelajaran
c. Sedang-sedang saja, bertindak seperlunya
d. Kurang aktif, karena takut dan malu
e. Pasif dalam proses pembelajaran sejarah.
5. Apakah anda tertarik mempelajari sejarah yang dapat membuat seseorang
menjadi bijak?
a. Sangat tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang senantiasa
berhati-hati dan berfikir dengan matang dalam mengambil keputusan
dengan berkaca pada kejadian masa lalu dan tidak akan mengulangi
kesalahan yang pernah terjadi pada masa lalu.
b. Tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang akan selalu
berkaca pada masa lalu dan tidak akan mengulangi kesalahan yang
pernah terjadi.
c. Cukup tertarik, karena dengan mempelajari sejarah membuat seseorang
sadar untuk selalu berbuat baik.
d. Tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah saja seseorang tidak
bisa menjadi bijak.
e. Sangat tidak tertarik, karena dengan mempelajari sejarah seseorang
justru tidak bisa bangkit dari keterpurukan.
B. Perhatian terhadap Pembelajaran Sejarah
6. Apakah anda selalu memperhatikan guru ketika beliau mengajar sejarah?
a. Selalu memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
b. Sering memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
187
c. Kadang-kadang memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
d. Hampir tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
e. Tidak pernah memperhatikan ketika guru mengajar sejarah.
7. Setujukah anda bahwa dengan memperhatikan guru dalam pembelajaran
sejarah, anda dapat memahami setiap materi yang diajarkan ?
a. Sangat Setuju, karena dengan memperhatikan, materi dapat terserap
sempurna sehingga dapat memahami semua materi yang diajarkan.
b. Setuju, karena dengan memperhatikan kita dapat memahami materi
yang diajarkan.
c. Ragu-ragu, karena dengan memperhatikan guru belum tentu kita dapat
memahami materi yang diajarkan.
d. Tidak setuju, karena dengan memperhatikan guru kita tidak dapat
memahami materi yang diajarkan.
e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin memperhatikan dan memahami
materi yang diajarkan.
8. Apakah anda selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah ?
a. Selalu mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses
pembelajaran sejarah.
b. Sering mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam proses
pembelajaran sejarah.
c. Kadang-kadang mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah.
d. Hampir tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru
dalam proses pembelajaran sejarah.
e. Tidak pernah mencatat materi sejarah yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran sejarah.
9. Apakah anda selalu mengerjakan tugas sejarah yang diberikan guru dengan
sungguh-sungguh ?
a. Selalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh
b. Sering mengerjakan dengan sungguh-sungguh
c. Kadang-kadang mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
188
d. Hampir tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
e. Tidak pernah mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
10. Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “dengan mempelajari sejarah
membuat anda memahami peristiwa masa lampau dan peristiwa masa
lampau ini bisa dijadikan pelajaran untuk masa depan”?
a. Sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
b. Setuju dengan pernyataan tersebut.
c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
C. Keinginan Mengetahui pada Pembelajaran Sejarah
11. Apakah anda selalu bertanya pada guru atau teman ketika belum paham
dengan materi yang dijelaskan ?
a. Selalu bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.
b. Sering bertanya ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan.
c. Kadang-kadang bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
d. Hampir tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
e. Tidak pernah bertanya ketika belum paham dengan materi yang
dijelaskan.
12. Apakah rasa ingin tahu anda tinggi, ketika ada materi yang belum anda
mengerti ?
a. Sangat tinggi, karena materinya penting, menarik dan saya ingin
memahami materi sejarah tersebut.
b. Tinggi, karena saya ingin memahami materi sejarah tersebut.
c. Cukup tinggi, karena sudah menjadi kwajiban untuk mengetahui materi
sejarah tersebut.
d. Rendah, karena tidak ada paksaan untuk mengetahui materi sejarah
tersebut.
189
e. Sangat rendah, karena saya tidak ingin mengetahui materi sejarah
tersebut.
13. Apakah anda selalu mencari sumber belajar lain seperti buku, internet, dan
sumber lainnya jika anda tidak puas dengan penjelasan guru ?
a. Selalu mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan
guru.
b. Sering mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan penjelasan
guru.
c. Kadang-kadang mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
d. Hampir tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
e. Tidak pernah mencari sumber belajar lain jika tidak puas dengan
penjelasan guru.
14. Apakah anda selalu mencari bukti dari berbagai sumber tentang kebenaran
materi yang disampaikan oleh guru ?
a. Selalu mencari, karena penasaran dan rasa ingin tahu saya tinggi
terhadap kebenaran materi yang disampaikan oleh guru.
b. Sering mencari, karena ingin tahu kebenaran yang sesungguhnya.
c. Kadang-kadang mencari kalau sedang ingin membuktikan
kebenarannya.
d. Hampir tidak pernah mencari, karena tidak begitu penting.
e. Tidak pernah mencari karena tidak ingin mengetahui kebenarannya.
15. Apabila besok ada pelajaran sejarah, apakah malamnya anda selalu
membaca materi yang kiranya besok akan dibahas oleh guru di kelas ?
a. Selalu membaca materi terlebih dahulu.
b. Sering membaca materi terlebih dahulu.
c. Kadang-kadang membaca materi terlebih dahulu.
d. Hampir tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.
e. Tidak pernah membaca materi terlebih dahulu.
16. Apakah anda selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru ?
190
a. Selalu berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah
disampaikan oleh guru.
b. Sering berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang telah
disampaikan oleh guru.
c. Kadang-kadang berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru.
d. Hampir tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi
yang telah disampaikan oleh guru.
e. Tidak pernah berdiskusi dengan teman-teman mengenai materi yang
telah disampaikan oleh guru.
D. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model
Pembelajaran.
17. Setujukah anda jika guru menggunakan model pembelajaran dalam
pembelajaran sejarah ?
a. Sangat Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
b. Setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
c. Ragu-ragu jika guru menggunakan model pembelajaran.
d. Tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
e. Sangat tidak setuju jika guru menggunakan model pembelajaran.
18. Apakah dalam pembelajaran sejarah guru selalu menggunakan model
pembelajaran ?
a. Selalu menggunakan model pembelajaran.
b. Sering menggunakan model pembelajaran.
c. Kadang-kadang menggunakan model pembelajaran.
d. Hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran.
e. Tidak pernah menggunakan model pembelajaran.
19. Apakah model pembelajaran yang digunakan guru sejarah anda menarik ?
a. Sangat menarik, karena sangat menyenangkan.
b. Menarik, karena tidak membosankan.
c. Cukup menarik, karena tidak monoton/itu-itu saja.
d. Tidak menarik, karena membosankan.
191
e. Sangat tidak menarik, karena sangat monoton dan membosankan.
20. Setujukah anda dengan pernyataan bahwa “model pembelajaran
memudahkan anda dalam belajar sejarah” ?
a. Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut.
b. Setuju dengan pernyataan tersebut.
c. Ragu-ragu dengan pernyataan tersebut.
d. Tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
e. Sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
MODEL PROJECT-BASED LEARNING
E. Ketertarikan terhadap Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Model
Project-Based Learning
Model Project-Based Learning merupakan model pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menghasilkan
produk atau proyek yang nyata yang berguna untuk masyarakat. Seluruh
rangkaian kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara mandiri oleh siswa yang
dimulai dari penentuan permasalahan, perencanaan proyek, penentuan jadwal
pembuatan proyek, pembuatan proyek yang disertai monitoring, penilaian, serta
evaluasi hasil proyek.
21. Apakah Anda setuju jika pembelajaran sejarah menggunakan model
Project-Based Learning ?
a. Sangat Setuju, karena modelnya menarik dan menantang daya
intelektual.
b. Setuju, karena modelnya mendorong untuk berpikir kritis.
c. Ragu-ragu, karena untuk melaksanakan model ini butuh ketekunan.
d. Tidak setuju, karena modelnya sulit dilaksanakan.
e. Sangat tidak setuju, karena tidak ingin menggunakan modelnya.
192
22. Apakah anda senang jika terlibat aktif dalam pembelajaran dari awal sampai
akhir seperti pada proses model Project-Based Learning ?
a. Sangat senang terlibat aktif dalam pembelajaran.
b. Senang terlibat aktif dalam pembelajaran.
c. Biasa saja terlibat aktif dalam pembelajaran.
d. Tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran.
e. Sangat tidak senang terlibat aktif dalam pembelajaran.
23. Apakah anda senang diberikan kebebasan untuk merencanakan sendiri hasil
karya yang akan dibuat untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji
dalam pembelajaran sejarah seperti pada proses model Project-Based
Learning?
a. Sangat senang, karena bebas merencanakan pembuatan sebuah karya.
b. Senang, karena diberi kesempatan merencanakan pembuatan sebuah
karya.
c. Cukup senang, karena ada kesempatan merencanakan pembuatan
sebuah karya.
d. Tidak senang, karena sulit merencanakan pembuatan sebuah proyek.
e. Sangat tidak senang, karena tidak ingin merencanakan pembuatan
sebuah proyek.
24. Apakah anda senang dapat bekerjasama dalam kelompok pada seluruh
aktivitas pembelajaran sejarah dengan model Project-Based Learning?
a. Sangat senang, karena dapat menumbuhkan rasa peduli, saling
membantu, dan menghargai sesama dalam melakukan tugas.
b. Senang, karena tugas terasa ringan, menyenangkan dan semakin akrab
dengan teman.
c. Cukup senang, karena beban tugas ditanggung bersama-sama.
d. Tidak senang, karena sering terjadi perbedaan pendapat dalam kerja
kelompok.
e. Sangat tidak senang, karena tidak suka mengerjakan tugas secara
berkelompok dalam proses pembelajaran.
193
F. Perlunya Menerapkan Model Project-Based Learning dalam Pembelajaran
Sejarah.
25. Apakah dalam pembelajaran sejarah perlu menggunakan model Project-
Based Learning ?
a. Sangat perlu menggunakan model Project-Based Learning.
b. Perlu menggunakan model Project-Based Learning.
c. Kadang-kadang perlu menggunakan model Project-Based Learning.
d. Tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning.
e. Sangat tidak perlu menggunakan model Project-Based Learning.
26. Apakah penerapan model Project-Based Learning ini efektif bagi
pembelajaran sejarah ?
a. Sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.
b. Efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.
c. Cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.
d. Tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.
e. Sangat tidak efektif diterapkan dalam pembelajaran sejarah.
27. Apakah model Project-Based Learning ini tepat diterapkan pada
pembelajaran sejarah ?
a. Sangat tepat, karena model pembelajaran ini menyenangkan dan
mengarahkan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam membuat
sebuah karya, untuk memecahkan permasalahan masyarakat dalam
memahami peristiwa masa lampau.
b. Tepat, karena model pembelajaran ini mengarahkan siswa untuk
membuat proyek yang berhubungan dengan masa lampau.
c. Cukup tepat, karena model pembelajaran ini bisa digunakan untuk
mengkaji peristiwa masa lampau secara lebih detail.
d. Tidak tepat, karena model pembelajaran ini sulit untuk dilakukan.
e. Sangat tidak tepat, karena tidak ingin menjalankan model Project-Based
Learning pada pembelajaran sejarah.
28. Setujukah anda, bahwa dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan
permasalahan yang dikaji dapat meningkatkan kreatifitas anda sebagai
siswa?
194
a. Sangat setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan
permasalahan dapat meningkatkan kreatifitas.
b. Setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan
permasalahan dapat mendorong untuk kreatif.
c. Ragu-ragu, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan
permasalahan belum tentu dapat meningkatkan kreatifitas.
d. Tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk menyelesaikan
permasalahan justru mengurangi kreatifitas.
e. Sangat tidak setuju, karena dengan membuat hasil karya untuk
menyelesaikan permasalahan tidak dapat meningkatkan kreatifitas.
195
Lampiran 22
REKAPITULASI DATA ANALISIS REGRESI ANTARA IMPLEMENTASI
MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR
SEJARAH PADA SISWA
196
Lampiran 23
Hasil Perhitungan Uji Regresi
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Minat 78,8500 6,76549 40
PjBL 33,9500 3,42652 40
Correlations
Minat PjBL
Pearson Correlation Minat 1,000 ,860
PjBL ,860 1,000
Sig. (1-tailed) Minat . ,000
PjBL ,000 .
N Minat 40 40
PjBL 40 40
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 PjBLb . Enter
a. Dependent Variable: Minat
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,860a ,740 ,733 3,49530
a. Predictors: (Constant), PjBL
b. Dependent Variable: Minat
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 1320,850 1 1320,850 108,115 ,000b
Residual 464,250 38 12,217
Total 1785,100 39
a. Dependent Variable: Minat
b. Predictors: (Constant), PjBL
197
Diketahui
f tabel
df pembilang 1 dan df penyebut 38
probability : 0,05
k : jumlah variabel = 2
n : jumlah siswa = 40
df 1 : k-1 = 2-1 = 1
df 2 : n-k = 40-2 = 38
f tabel : FINV(probability; df 1; df 2)
=FINV(0,05; 1;38)
= 4,098
= 4,10
Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel Coefficients dapat dilihat bahwa
diperoleh t = 10,398. Banyaknya siswa = 40 dengan taraf signifikansi = 0,05
diperoleh ttabel = 2,022, karena t = 10,398 > ttabel = 2,022, maka regresi berarti.
Kemudian dari perhitungan diperoleh Sig.= 0,000, karena Sig.=0,000 < taraf
signifikansi = 0,05, maka regresi berarti. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut
dapat disimpulkan bahwa regresi berarti. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa
penerapan model Project-Based Learning berpengaruh terhadap minat belajar
siswa.
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. 95,0% Confidence
Interval for B
Correlations
B Std.
Error
Beta Lower
Bound
Upper
Bound
Zero-
order
Partial Part
1 (Constant) 21,189 5,573 3,802 ,001 9,907 32,471
PjBL 1,698 ,163 ,860 10,398 ,000 1,368 2,029 ,860 ,860 ,860
a. Dependent Variable: Minat
198
Pada tabel ANOVA dapat dilihat bahwa diperoleh F=108,115. Dengan
jumlah variabel 2 dan banyaknya siswa 40 diperoleh nilai Ftabel = 4,10. Karena
F=108,115 > Ftabel = 4,10 , maka regresi itu linier. Kemudian dari perhitungan
diperoleh Sig.= 0,000, karena Sig.=0,000 < taraf signifikansi = 0,05, maka regresi
linier. Berdasarkan dua hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa regresi
tersebut linier atau ada hubungan linier antara penerapan model Project-Based
Learning terhadap minat belajar siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel Correlations diperoleh korelasi
Pearson Moment r=0,860 dan diperoleh Sig.(1-tailed)=0,000. Sig.(1-tailed) = 0,000
< taraf signifikansi = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif
antara penerapan model Project-Based Learning terhadap minat belajar siswa.
Pada tabel Model Summary dapat dilihat bahwa diperoleh R Square atau R2
yang merupakan koefisien determinasi sebesar 0,740 atau sebesar 74,0 %. Hal ini
berarti skor minat belajar siswa 74,0 % dipengaruhi model Project-Based
Learning. Sedangkan sisanya 26,0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti
dari pengetahuannya yang berupa daya tangkap siswa yang berbeda, tingkat
kecerdasan masing-masing siswa yang berbeda, faktor lingkungan, dan lain-lain.
199
Lampiran 24
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen (X MIA 5)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru atau teman untuk menilai sikap dan keterampilan
peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap dan keterampilan
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah dilakukan
Nama Peserta Didik : ………………..
Kelas : ……………….
Tanggal Pengamatan : ……………….
Materi Pokok : ………………..
No Aspek pengamatan Skor
Keterangan 1 2 3 4
1. Melakukan perencanaan
penyelesaian masalah
2. Menggali informasi terkait
penyelesaian masalah
3. Membuat penyelesaian
permasalahan
4. Melakukan kerjasama tim
5. Menghormati pendapat orang lain
dalam kerjasama tim
6. Berpendapat dalam kerjasama tim
tanpa ragu-ragu
200
7. Tidak mudah putus asa dalam
membuat penyelesaian masalah
8. Membuat penyelesaian masalah
dengan tepat waktu
9. Berani presentasi di depan kelas
10. Berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan
Jumlah Skor
Petunjuk Penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik : Apabila memperoleh 36 - 40
Baik : Apabila memperoleh 31 - 35
Cukup : Apabila memperoleh 21 - 30
Kurang : Apabila memperoleh 10 – 20
201
Lampiran 25
202
Lampiran 26
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol (X MIA 6)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru atau teman untuk menilai sikap dan keterampilan
peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap dan keterampilan
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah dilakukan
Nama Peserta Didik : ………………..
Kelas : ……………….
Tanggal Pengamatan : ……………….
Materi Pokok : ………………..
No Aspek pengamatan Skor
Keterangan 1 2 3 4
1. Melakukan perencanaan
penyelesaian masalah
2. Menggali informasi terkait
penyelesaian masalah
3. Membuat penyelesaian
permasalahan
4. Melakukan kerjasama tim
5. Menghormati pendapat orang lain
dalam kerjasama tim
6. Berpendapat dalam kerjasama tim
tanpa ragu-ragu
7. Tidak mudah putus asa dalam
203
membuat penyelesaian masalah
8. Membuat penyelesaian masalah
dengan tepat waktu
9. Berani presentasi di depan kelas
10. Berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan
Jumlah Skor
Petunjuk Penyekoran :
Peserta didik memperoleh nilai :
Sangat Baik : Apabila memperoleh 36 - 40
Baik : Apabila memperoleh 31 - 35
Cukup : Apabila memperoleh 21 - 30
Kurang : Apabila memperoleh 10 – 20
204
Lampiran 27
205
Lampiran 28
206
Lampiran 29
207
Pelaksanaan pre test
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
Diskusi perencanaan dan
penjadwalan proyek
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
Presentasi hasil perencanaan
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
Presentasi hasil proyek
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
Lampiran 30
Foto Pembelajaran Kelas Eksperimen
208
Penggabungan hasil proyek
untuk membuat peta tematik
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
Penggabungan hasil proyek
untuk membuat peta tematik
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
Pembuatan jalur masuk islam di
nusantara antar pulau pada peta
tematik
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
Pelaksanaan post test
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
209
Pelaksanaan pre test
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
Kegiatan Pembelajaran
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
Kegiatan pembelajaran
Sumber: dokumentasi
pribadi, diambil bulan April
2015
Kegiatan diskusi
Sumber: dokumentasi
pribadi, diambil bulan April
2015
Lampiran 31
Foto Pembelajaran Kelas Kontrol
210
Kegiatan diskusi
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
Pelaksanaan Post Test
Sumber: dokumentasi pribadi,
diambil bulan April 2015
211
Lampiran 32
Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Eksperimen
212
213
214
Lampiran 33
Hasil Pre Test dan Post Test Kelas Kontrol
215
216
217
Lampiran 34
218
219
220
Lampiran 35
221
222
223
Lampiran 36
Surat Keterangan Penelitian
224