PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

189
p-ISSN 2086-5090 e-ISSN: 2655-8262 Palembang, 3 October 2019 1 PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN PRODUK PRIVAT LABEL TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA INDOMARET DI KOTA PRABUMULIH Susianti, 1 Amandin 2 1 Program Studi Manajemen, STIE Prabumulih Sy40062 1 @gmail.com 2 Program Studi Manajemen, STIE Prabumulih Amandin.ypp 2 @gmail.com ABSTRACT This study aims to analyze the effect of price, product quality and private label product packaging on consumer loyalty in Indomaret Prabumulih City. The method of analysis is done by tabulating data, then analyzed using the calculation of respondents' responses. To analyze the effect of price, product quality and packaging that influence it is carried out using multiple linear regression analysis. Sampling was carried out by a simple random sampling method of 100 respondents who had bought a private label product in Indomaret, Prabumulih City. The results of this study indicate that testing the effect of the independent variables together on the dependent variable is performed using the F test. The results of statistical calculations show the value of Fcount = 13.894 and f table = 2.700 with a significance of 0.000 <0.05 With a significance value below 0.05 because Fcount> Ftable then this rejected HO shows that together price, product quality, and packaging have a positive and significant influence on consumer loyalty, this means the hypothesis is accepted. Keywords: Price, Product Quality, Packaging, and Purchasing Decisions PENDAHULUAN Persaingan bisnis ritel saat ini sangatlah ketat, sehingga pemasar berlomba-lomba menciptakan produk handal, dengan fitur-fitur yang menarik perhatian dan pelayanan tambahan yang memuaskan konsumennya. Salah satu strategi pengusaha ritel yang marak dilakukan adalah pengembangan produk bermerk pribadi (Private Label Brands), yaitu produk yang mereknya didesain dan dikembangkan dengan nama pengecer bersangkutan dan hanya dijual oleh perusahaan tersebut. Pertumbuhan bisnis yang semakin tinggi berdampak pada ketatnya persaingan anatara para pelaku bisnis ritel. Berbagai upaya dilakukan oleh peritel untuk menarik perhatian dan minat beli konsumen yaitu dengan merencanakan berbagai strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan bisnis. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membuat produk dagang sendiri dan mengemas produk dengan kemasan dari merek sendiri dengan pertimbangan perusahaan memiliki citra merek yang baik dibenak konsumen.

Transcript of PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

Page 1: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

1

PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN PRODUK

PRIVAT LABEL TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA

INDOMARET DI KOTA PRABUMULIH

Susianti,1Amandin

2

1Program Studi Manajemen, STIE Prabumulih

[email protected]

2Program Studi Manajemen, STIE Prabumulih

[email protected]

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of price, product quality and private label product

packaging on consumer loyalty in Indomaret Prabumulih City. The method of analysis is

done by tabulating data, then analyzed using the calculation of respondents' responses. To

analyze the effect of price, product quality and packaging that influence it is carried out

using multiple linear regression analysis. Sampling was carried out by a simple random

sampling method of 100 respondents who had bought a private label product in Indomaret,

Prabumulih City. The results of this study indicate that testing the effect of the independent

variables together on the dependent variable is performed using the F test. The results of

statistical calculations show the value of Fcount = 13.894 and f table = 2.700 with a

significance of 0.000 <0.05 With a significance value below 0.05 because Fcount> Ftable

then this rejected HO shows that together price, product quality, and packaging have a

positive and significant influence on consumer loyalty, this means the hypothesis is

accepted.

Keywords: Price, Product Quality, Packaging, and Purchasing Decisions

PENDAHULUAN

Persaingan bisnis ritel saat ini sangatlah ketat, sehingga pemasar berlomba-lomba

menciptakan produk handal, dengan fitur-fitur yang menarik perhatian dan pelayanan

tambahan yang memuaskan konsumennya. Salah satu strategi pengusaha ritel yang marak

dilakukan adalah pengembangan produk bermerk pribadi (Private Label Brands), yaitu

produk yang mereknya didesain dan dikembangkan dengan nama pengecer bersangkutan

dan hanya dijual oleh perusahaan tersebut.

Pertumbuhan bisnis yang semakin tinggi berdampak pada ketatnya persaingan

anatara para pelaku bisnis ritel. Berbagai upaya dilakukan oleh peritel untuk menarik

perhatian dan minat beli konsumen yaitu dengan merencanakan berbagai strategi

pemasaran dalam menghadapi persaingan bisnis. Salah satu upaya yang dilakukan adalah

membuat produk dagang sendiri dan mengemas produk dengan kemasan dari merek

sendiri dengan pertimbangan perusahaan memiliki citra merek yang baik dibenak

konsumen.

Page 2: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

2

Harga merupakan faktor yang selalu menjadi pertimbangan dari konsumen dalam

pengambilan keputusan pembelian. Harga dari produk private label yang lebih murah

justru dinilai memiliki kualitas yang rendah oleh para konsumen. Pendapat ini mulai

berkurang dikalangan konsumen, hal ini dikarenakan adanya kemajuan teknologi dalam

pembuatan produk serta pengemasan produk yang membuat konsumen yakin bahwa

produk private label berkualitas.

Salah satu pasar moderen yang sedang berkembang di kota Prabumulih adalah Indomaret

yang memiliki produk private label. Indomaret merupakan pusat perbelanjaan yang

menyediakan produk private label cukup lengkap di Kota Prabumulih dengan bangunan

yang luas serta kelancaran arus lalu lintas bagi kendaraan dan pejalan kaki untuk mencapai

lokasi.

Kota Prabumulih merupakan kota dengan latar belakang penduduk yang cukup heterogen,

dengan berbagai tingkatan pendapatan, pekerjaan, suku, dan agama serta merupakan kota

Lintas perdagangan antar kota dan berkembang pesat sehingga setiap sudut kota berdiri

perusahaan ritel yaitu Indomaret. Untuk itu maka pada penelitian ini peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang produk privat label dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

Bagaimana pengaruh harga dari produk privat label terhadap loyalitas konsumen pada

Indomaret di Kota Prabumulih.

Bagaimana pengaruh kualitas produk dari produk privat label terhadap loyalitas konsumen

pada Indomaret di Kota Prabumulih.

Bagaimana pengaruh kemasan produk privat label terhadap loyalitas konsumen pada

Indomaret di Kota Prabumulih.

Bagaimana pengaruh antara harga, kualitas produk dan kemasan dari produk privat

labelsecara simultan terhadap loyalitas konsumen pada Indomaret di Kota Prabumulih.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

Untuk mengetahui pengaruh harga dari produk privat label terhadap loyalitas konsumen

pada Indomaret di Kota Prabumulih.

Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk dari produk privat label terhadap loyalitas

konsumen pada Indomaret di Kota Prabumulih.

Untuk mengetahui pengaruh kemasan produk privat label terhadap loyalitas konsumen

pada Indomaret di Kota Prabumulih.

Untuk mengetahui pengaruh antara harga, kualitas produk dan kemasan dari produk privat

label secara simultan terhadap loyalitas konsumen pada Indomaret di Kota Prabumulih.

Page 3: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

3

2. TINJAUAN PUSTAKA

Faktor penting yang dapat membuat konsumen puas adalah kualitas produk, hal ini

dapat dijadikan sebagai acuan bagi pemasar untuk mengembangkan loyalitas merek dari

konsumennya. Jika pemasar menaruh perhatian dan lebih mengutamakan kualitas, maka

akan mudah mendapatkan loyalitas konsumen pada mereka yang ditawarkan. Kualitas

produk merupakan faktor kunci untuk menciptakan loyalitas jangka panjang Sutisna,

(2011: 41)

Kualitas Produk

Produk private label dianggap sebagai produk yang memiliki kualitas rendah, harga

murah, rasa tidak enak dan kemasan kurang menarik. Padahal tidak semua produk privat

label yang dianggap seperti itu (Monroe,2012). Konsumen berpersepsi bahwa kualitas

produk private label dianggap kurang berkualitas, itu bias dilihat dari harganya yang lebih

murah dari produk national brand.

Harga

Menurut Kotler (2013), konsumen memilih produk private label Karena dapat menghemat

biaya sebesar 30% . Jadi dapat diambil kesimpulan untuk persepsi mengenai harga bahwa

konsumen lebih memilih produk private label dibandingkan dengan produk national brand.

Kemasan

Persepsi kemasan mengenai kemasan produk private label sangatlah subjektif dan

beraneka ragam. Banyak pernyataan yang dilontarkan responden dalam menanggapi

pertanyaan kemasan produk private label Indomaret.

Pengertian kemasan menurut Klimchuk dan Krasovec (2014) adalah desain kreatif yang

mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citar, tipografi dan elemen-elemen desain

dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.

Loyalitas Konsumen

loyalitas terbentuk dari dua komponen, loyalitas sebagi perilaku yaitu pembelian ulang

yang konsisten dan loyalitas sebagai sikap yaitu sikap positif terhadap suatu produk atau

produsen ditambah dengan pola pembelian yang konsisten.

Loyalitas merupakan perilaku konsumen yang akan dapat diketahui jika konsumen telah

melakukan pembelian kepada produk yang ditawarkan di pasar, konsumen yang loyal

adalah suatu komitmen yang mendalam untuk membeli kembali dan berlangganan suatu

produk atau jasa secara konsisten dimasa yang akan datang, sehingga dapat menyebabkan

pengulangan pembelian merek yang sama walaupun ada pengaruh situasi dan berbagai

usaha pemasaran yang berpotensi untuk menyebabkan tindakan perpindahan merek Basu

Swasta, (2010)

Kajian Empiris

Page 4: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

4

- Penelitian Nurul Hasanah, judul Persepsi Konsumen Terhadap Produk Private Label

Indomaret (Studi Pada Indomaret Banjarmasin Kelurahan Benua Anyar) Untuk

mengetahui persepsi konsumen terhadap produk private label peneliti juga melakukan

wawancara dengan lima orang responden. Penelitian ini membuktikan bahwa konsumen

lebih memilih produk private label karena konsumen mempercayai bahwa harga yang

relative murah dan mempunyai kualitas yang bagus, perhitungan melalui metode Rating

Scala, maka diperoleh jumlah skor hasil pengumpulan data 900 (Nurul, 2017).

- Penelitian Aisah Asnawi, judul Pengaruh Private Label Terhadap Kesadaran Merek Dan

Citra Merek Pada Konsumen Hipermarket (Studi Pada Giant Dan Hypermart Di Kota

Bandung), Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif dengan metode penelitian

descriptive dan explanatory survey. Data diperoleh melalui kuesioner, wawancara, dan

observasi di lapangan. Hasil pengumpulan data dengan sumber data primer diperoleh dari

jumlah sampel sebanyak 115 responden dari masing-masing hypermarket. Metode analisis

yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM). Ditinjau dari masing-masing

indikator, hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian terhadap private label, kesadaran

merek dan citra merek termasuk ke dalam kategori baik. Dari hasil pengujian statistik

diketahui bahwa private label memiliki pengaruh signifikan terhadap kesadaran merek dan

citra merek secara parsial. Untuk pengaruh tertinggi ditemukan pada Giant dan pengaruh

terendah ditemukan pada Hypermart (Aisah, 2016).

- Penelitian Dharmawan Santoso, Mukhamad Najib, Jono Mintarto Munandar judul

Pengaruh Persepsi Risiko, Price Consciousness, Familiarity, Persepsi Kualitas, Dan Citra

Toko Pada Minat Beli Konsumen. Penelitian ini melibatkan 274 responden yang

merupakan konsumen hipermarket, supermarket, dan minimarket di Kota Bogor yang

dipilih dengan metode quota sampling. Uji Mann Whitney dan CB-SEM digunakan dalam

analisis data, dengan tingkat kepercayaan 95,0 persen. Hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa variabel citra toko, persepsi risiko, kualitas servis, familiarity, persepsi kualitas dan

minat beli memiliki perbedaan antara konsumen hipermarket, supermarket, dan

minimarket. Selain itu, uji pengaruh antarvariabel laten menemukan bahwa rak

penyimpanan barang memengaruhi familiarity dan persepsi kualitas, kualitas servis

memengaruhi citra private label; sedangkan citra private label dan familiarity

memengaruhi persepsi risiko. Temuan menunjukkan adanya pengaruh secara signifikan

hanya ditemukan pada citra toko yang memengaruhi minat beli (Santoso, Najib, &

Munandar, 2016).

METODE PENELITIAN

Untuk identifikasi masalah yang Pertama, dianalisis secara deskriptif yaitu dengan

mengamati dan menganalisis loyalitas konsumen. Pengamatan produk privat label ini

dilaksanakan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kemudian hasil

kuesioner dibentuk dalam tabulasi data, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

perhitungan uji insturmen sebagai berikut :

1). Uji Validitas

Page 5: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

5

Uji validitas data dilakukan untuk menguji keakuratan pertanyaan-pertanyaan yang

digunakan dalam suatu instrument dalam pengukuran variabel. Digunakan untuk mengukur

sah atau tidaknya suatu kuesioner.

Nilai korelasi dibandingkan dengan r tabel, r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji

2 sisi dan jumlah data (n) = 100, df = n – 2 dengan signifikansi (Sig 5%), jumlah data

sebanyak 100 maka df = 100 – 2 yaitu 98 df = 98 maka didapat r tabel sebesar 0,202. Maka

syarat validitas dari penelitian ini adalah 0,202 (lihat lampiran tabel r).

2). Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten,

jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala dengan gejala yang sama

dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung

Cronbach‘s alphadari masing-masing instrumen dalam suatu variabel. Instrumen yang

dipakai dikatakan andal (reliable) jika memiliki nilai Cronbach‘s alpha lebih dari 0,6.

Data

Jenis Data

Guna mendukung penelitian maka jenis data yang digunakan sebagai berikut data kualitatif

adalah data yang diperoleh dari Indomaret Kota Prabumulih seperti gambaran umum, hasil

kuesioner, hasil wawancara dan data-data lain yang menunjang penelitian.

2. Sumber Data

Data tersebut merupakan fakta yang dikumpulkan dalam penelitian yang terdiri dari

dua sumber, yaitu:

Data Primer, yaitu data yang diambil secara lansung dari objek penelitian. Cara yang

digunakan dalam memperoleh data primer yaitu dengan cara observasi, wawancara dan

kuesioner yang diberikan kepada konsumen Indomaret Kota Prabumulih.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan atau konsumen gerai Indomaret

Kota Prabumulih yang melakukan transaksi Sedangkan populasi terjangkaunya adalah

populasi yang telah homogen yaitu konsumen atau pelanggan.

Menurut Sugiyono (2014:96), pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode jenis Accidental Sampling Method yaitu teknik pengambilan

sampel secara sembarang (kapanpun dan dimanapun menemukan) asal memenuhi syarat

sebagai sampel dari populasi tertentu.

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) di Kota Prabumulih

Sumatera Selatan. Kota Prabumulih memiliki luas wilayah sebesar 251,94 km2 dengan

jumlah penduduk sebanyak 193.829 jiwa. Pemilihan daerah penelitian dikarenakan daerah

Page 6: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

6

tersebut merupakan salah satu kotayang sedang berkembang dengan latar belakang

penduduk yang heterogen.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode Slovin,Umar (2013) dengan

persamaan sebagai berikut :

n =

dimana : N = ukuran populasi

n = ukuran sampel

e = batas toleransi kesalahan

Dengan jumlah populasi rumah tangga sebanyak 41.843 KK dan batas eror toleransi

sebesar 10%, maka hasil perhitungan diperoleh jumlah sampel sebanyak 99,76 atau 100

orang. Metode yang digunakan dalam penarikan sampel pada penelitian ini adalah metode

pengambilan sampel aksidental (Accidental Sampling), yaitu metode pengambilan sampel

yang ditentukan berdasarkan orang yang ditemui secara kebetulan atau siapapun yang

dipandang oleh peneliti cocok sebagai sumber data.

Variabel

Menurut Sugiono (2016: 38) Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang memiliki mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk mempelajari dan untuk kemudian ditarik Kesimpulannya yaitu:

loyalitas konsumen. Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2015:47) variabel bebas (X) adalah variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau tumbuhnya variabel dependent

(terikat) dalam penelitian yaitu harga, kualitas produk dan kemasan

Variabel Terikat

Variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskandan dipengaruhi oleh Variabel

independent. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah analisis data kuantitatif dengan

bantuan statistik menggunakan aplikasi SPSS Versi 21. Hipotesis yang digunakan penulis

akan diuji dengan menggunakan teknik Analisis yaituregresi linear berganda, Uji t, Uji F.

HASIL

Uji Instrumen

Page 7: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

7

Untuk mengetahui bahwa instrument dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang

akurat dan dapat dipercaya maka diperlukan pengujian data pengujiandata yang digunakan

meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.

Uji Validitas

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk (X1)

Tabel:Hasil Uji Validitas Variabel kualitas Produk (X1)

No. Item RHitung RTabel Keterangan

1. KP1 0.510 0.202 Valid

2. KP2 0.479 0.202 Valid

3. KP3 0.554 0.202 Valid

4. KP4 0.515 0.202 Valid

5. KP5 0.508 0.202 Valid

6. KP6 0.663 0.202 Valid

7. KP7 0.722 0.202 Valid

8. KP8 0.524 0.202 Valid

9. KP9 0.424 0.202 Valid

10. KP10 0.763 0.202 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas tabel di atasdiketahui untuk variabel kualitas produk

pertanyaan 1 sampai 10 valid karena rhitung> rtabel, yaitu nilai corrected item total

correlationnya lebih dari r tabel yaitu 0,202. Berarti penelitian ini dapat dilanjutkan.

Hasil Uji Validitas Variabel Harga (X2)

Tabel :

Hasil Uji Validitas Variabel Harga (X2)

No. Item RHitung RTabel Keterangan

1. H1 0.403 0.202 Valid

2. H2 0.380 0.202 Valid

3. H3 0.475 0.202 Valid

4. H4 0.460 0.202 Valid

Page 8: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

8

5. H5 0.437 0.202 Valid

6. H6 0.457 0.202 Valid

7. H7 0.508 0.202 Valid

8. H8 0.356 0.202 Valid

9. H9 0.344 0.202 Valid

10. H10 0.437 0.202 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas tabel di atasdiketahui untuk variabel kualitas produk

pertanyaan 1 sampai 10 valid karena rhitung> rtabel, yaitu nilai corrected item total

correlationnya lebih dari r tabel yaitu 0,202. Berarti penelitian ini dapat dilanjutkan

dilanjutkan.

Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi (X3)

Tabel :

Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi (X3)

No. Item RHitung RTabel Keterangan

1. L1 0.376 0.202 Valid

2. L2 0.490 0.202 Valid

3. L3 0.411 0.202 Valid

4. L4 0.365 0.202 Valid

5. L5 0.364 0.202 Valid

6. L6 0.425 0.202 Valid

7. L7 0.557 0.202 Valid

8. L8 0.518 0.202 Valid

9. L9 0.431 0.202 Valid

10. L10 0.463 0.202 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas tabel di atas diketahui untuk variabel kualitas produk

pertanyaan 1 sampai 10 valid karena rhitung > rtabel, yaitu nilai corrected item total

correlationnya lebih dari r tabel yaitu 0,202. Berarti penelitian ini dapat dilanjutkan.

Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas Konsumen (Y)

Tabel :

Page 9: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

9

Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas Konsumen (Y)

No. Item RHitung RTabel Keterangan

1. LK1 0.671 0.202 Valid

2. LK2 0.624 0.202 Valid

3. LK3 0.491 0.202 Valid

4. LK4 0.345 0.202 Valid

5. LK5 0.344 0.202 Valid

6. LK6 0.463 0.202 Valid

7. LK7 0.383 0.202 Valid

8. LK8 0.429 0.202 Valid

9. LK9 0.343 0.202 Valid

10. LK10 0.327 0.202 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas tabel di atasdiketahui untuk variabel kualitas produk

pertanyaan 1 sampai 10 valid karena rhitung> rtabel, yaitu nilai corrected item total

correlationnya lebih dari r tabel yaitu 0,202. Berarti penelitian ini dapat dilanjutkan.

Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus cronbach

Alpha. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :

Tabel:Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Alpha ketererangan

Harga (X1) 0,854 Reliabel

Kualitas Produk (X2) 0,916 Reliabel

Kemasan (X3) 0,771 Reliabel

Loyalitas Konsumen (Y) 0,763 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah 2019

Hasil uji reliabilitas seperti output SPSS tersebut pada Tabel diatas, menunjukan bahwa

semua variabel mempunyaii koefisien Alpha yang lebih besardari 0,6 sehingga dapat

dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel.

ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

Analisis regresi linier digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh

Page 10: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

10

Kualitas produk, harga dan lokasi terhadap loyalitas konsumen yang akan dianalisis

dengan menggunakan bantuan program SPSS For Windows. Hasilnya adalah sebagai

berikut :

Tabel : Hasil Uji Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 39.049 6.891 5.667 .000

Harga (X1) .492 .094 -.038 2.374 .006 .664 5.008

Kualitas Produk (X2)

.642 .099 .044 1.424 .002 .283 2.208

Kemasan (X3) .493 .100 .096 6.927 .001 .271 3.036

Dependent Variable: Loyalitas Konsumen(Y)

Berdasarkan tabel di atas yang diperoleh dari hasil uji regresi maka estimasi fungsi regresi

yang diperoleh adalah :

Y = 39,049 + 0,492 X1 + 0,642 X2 + 0,493 X3 + e

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Nilai konstanta = 39.049 dengan tanda positif yang merupakan nilai konstanta dimana

diartikan bahwa jika variabel-variabel independen yaitu harga , kualitas produk dan

kemasan diasumsikan dengan nilai konstan, maka variabel dependen akan naik sebesar

39.049.

Nilai koefisien regresi X1 (b1) sebesar 0,492 artinya untuk setiap kenaikan 1 skor variabel

harga (X1) akan menaikkan skor loyalitas konsumen (Y) sebesar 0,492.

Nilai koefisien regresi X2 (b2) sebesar 0,642 artinya untuk setiap kenaikan 1 skor variabel

kualitas produk (X2) akan menaikkan skor loyalitas konsumen (Y)

sebesar 0,642.

Nilai koefisien regresi X3 (b3) sebesar 0,493 artinya untuk setiap kenaikan 1 skor variabel

kemasan (X3) akan menaikkan skor loyalitas konsumen (Y)

sebesar 0,642.

Dari hasil koefisien regresi berganda yang telah dijelaskan pada uraian di atas selanjutnya

akan dilakukan pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial maupun simultan.

PENGUJIAN HIPOTESIS

Page 11: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

11

Uji t (pengujian hipotesis secara parsial)

Untuk menguji keberartian model regresi untuk masing-masing variabel secara

parsial dapat diperoleh dengan menggunakan uji t:

Tabel : Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 39.049 6.891 5.667 .000

Harga (X1) .492 .094 -.038 2.374 .006 .664 5.008

Kualitas Produk (X2)

.642 .099 .044 1.424 .002 .283 2.208

Kemasan (X3) .493 .100 .096 6.927 .001 .271 3.036

a. Dependent Variable: Loyalitas Konsumen(Y)

Penjelasan hasil uji tuntuk masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut:

Diketahui untuk pengaruh variabel X1 terhadap Y adalah nilai t hitung 2.374 > nilai t tabel

1.985. berdasarkan analisis pengaruh variabel independen kualitas produk (X1) terhadap

variabel dependen loyalitas konsumen berpengaruh positif, dapat dilihat dari nilai t hitung

lebih besar dari nilai t tabel dengan signifikansi 0,006 < 0,05, maka H1 diterima berarti

terdapat pengaruh antara kualitas produk terhadap loyalitas konsumen.

Diketahui untuk pengaruh variabel X2 terhadap Y adalah nilai t hitung 1.424 < nilai

t tabel 1.985. berdasarkan analisis pengaruh variabel independen harga (X2) terhadap

variabel dependen loyalitas konsumen (Y) berpengaruh positif, dapat dilihat dari nilai t

hitung lebih kecil dari nilai t tabel dengan signifikansi 0,002 < 0,05, maka H2 diterima

berarti terdapat pengaruh antara harga terhadap loyalitas konsumen.

Diketahui untuk pengaruh variabel X3 terhadap Y adalah nilai t hitung 6.927 > nilai

t tabel 1.985. berdasarkan analisis pengaruh variabel independen kemasan (X3) terhadap

variabel dependen loyalitas konsumen (Y) berpengaruh positif, dapat dilihat dari nilai t

hitung lebih kecil dari nilai t tabel dengan signifikansi 0,001 < 0,05, maka H3 diterima

berarti terdapat pengaruh antara kemasan terhadap loyalitas konsumen.

Uji F (Pengujian hipotesis secara bersama-sama)

Hasil perhitungan regresi secara bersama-sama diperoleh pada tabel berikut :

Tabel:Hasil Analisis Regresi Secara Bersama-sama

Page 12: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

12

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 366.991 3 122.330 13.894 .000b

Residual 845.249 96 8.805

Total 1212.240 99

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X2, X1, X3

Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat

dilakukan dengan menggunakan uji F. Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, α =

5%, df = 1 (jumlah variabel-1) atau 3-1 = 2 dan df = 2 (n-k-1) = 100-2-1 = 97 maka hasil

diperoleh untuk Ftabel = 2.700.

Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat

dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik menunjukan nilai

Fhitung = 13,894 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 Dengan nilai signifikansi

dibawah 0,05 karena Fhitung > Ftabel maka HO ditolak ini menunjukan bahwa secara

bersama-sama harga, kualitas produk, dan kemasan mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap loyalitas konsumen, hal ini berarti hipotesis diterima.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Variabel harga (X1) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen produk privat

label pada Indomaret di Kota Prabumulih. (Y) Hal ini ditunjukkan nilai signifikansi

sebesar 0,006 (probabilitas 0,006 <0,05).

2. Variabel kualitas produk (X2) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen

loyalitas konsumen produk privat label pada Indomaret di Kota Prabumulih. Yang

ditunjukkan oleh nilai signifikansi sebesar 0,002. (probabilitas 0,002 < 0,05).

3. Variabel kemasan (X3) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen produk

privat label pada Indomaret di Kota Prabumulih. Yang ditunjukkan oleh nilai signifikansi

sebesar 0,001. (probabilitas 0,001 < 0,05).

Page 13: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

13

4. Uji Koefisien Regresi Simultan (Uji F), Perhitungan uji F menunjukkan bahwa 13,894 >

F tabel 2.700 dengan tingkat signifikansi 0,000, karena probabilitasnya 0,003 < 0,05 atau F

hitung lebih besar dari F Tabel, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

loyalitas konsumen produk privat label pada Indomaret di Kota Prabumulih. Dengan

demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Diduga ada pengaruh positif dan

signifikan harga, kualitas produk dan kemasan secara bersama-sama.

Saran

Saran untuk perusahaan

Berdasarkan hasil penelitian maka saran-saran yang dapat disampaikan sebagai berikut :

Untuk meningkatkan loyalitas pembelian konsumen produk privat label pada Indomaret

Kota Prabumulih, maka perlu melihat dari sisi kualitas produk barang yang

Untuk meningkatkan loyalitas pembelian konsumen produk privat label pada Indomaret

Kota Prabumulih, maka perlu melihat dari sisi kualitas produk barang yang ditawarkan

2. Penelitian ini membuktikan bahwa konsumen lebih memilih produk private label

karena konsumen mempercayai bahwa harga yang relative murah dan mempunyai

kualitas yang bagus.

Penelitian ini membuktikan bahwa persepsi konsumen mengenai produk private label

terdapat empat variabel, yaitu : harga, kualita produk dan kemasan. Dari nilai fungsi

produk private label Indomaret dapat disajikan sebagai alternatif pengganti produk

national brand. Dilihat dari harga produk private label lebih murah dan terjangkau,. Dilihat

dari kemasan untuk produk private label sedikit kurang menarik dan dilihat dari kualitas

produk private label kualitasnya sama bagus dengan produk national brand.

Penelitian ini membuktikan bahwa persepsi konsumen mengenai produk national brand

dapat dilihat dari kualitas dan kemasan. Kualitas produk national brand sama bagusnya

dengan produk private label. Untuk kemasan produk national brand lebih menarik dan

bagus.

DAFTAR PUSTAKA

Aisah, A. (2016). Pengaruh Private Label Terhadap Kesadaran Merek Dan Citra Merek

Pada Konsumen Hipermarket (Studi Pada Giant Dan Hypermart Di Kota Bandung). Firm

Journal of Management Studies, I(01), 65–82.

Ferdinand, Augusty. 2010. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas

Diponegoro. Semarang

Ferdinand, Augusty, 2002, Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi, Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Page 14: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

14

Hasanah, N. 2017. Persepsi Konsumen Terhadap Produk Private Label Indomaret (Studi

Pada Indomaret Banjarmasin Kelurahan Benua Anyar). Al-Ulum:Jurnal Ilmu Sosial Dan

Humaniora ISSN: 2476-9576 Volume 3 Nomor 2, Oktober 2017

Kotler, Philip. 2013. Manajemen Pemasaran. Jilid Edisi I2 Jilid I. Jakarta : Prenticehall

Monroe, Kent B. 2012. Pricing: Making Profitable Decisions (3rd edition). New York:

Mac Milan.

Marianne Rosner Klimchuk, & Sandra A. Krasovec. (2007). Desain Kemasan. Jakarta:

Erlangga.

Nurul, H. (2017). Persepsi Konsumen Terhadap Produk Private Label Indomaret

(Studi Pada Indomaret Banjarmasin Kelurahan Benua Anyar). Al-Ulum : Jurnal Ilmu

Sosial Dan Humaniora, 3. https://doi.org/10.1128/AAC.03728-14

Swastha, B. 2010, Azas-azas Marketing, Edisi 3, Liberty, Yogyakarta

Sugiyono 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed

Methods). Bandung: Alfabeta.

------------. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta

Sutisna. 2011. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jakarta : Indeks.

Sekaran, Umar, 2013. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Jakarta : Salemba Empat.

Santoso, D., Najib, M., & Munandar, J. M. (2016). Pengaruh Persepsi Risiko, Price

Consciousness, Familiarity, Persepsi Kualitas, dan Citra Toko Pada Minat Beli

Konsumen. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 9(3), 218–230.

https://doi.org/10.24156/jikk.2016.9.3.218

Penelusuran:

http://e-journal.uajy.ac.id/7009/1/Jurnal.pdf

https://www.kitapunya.net/2018/12/pengertian-fungsi-dan-indikator-kemasan-

packaging.html

Page 15: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

15

ANALISIS FAKTOR PENENTU KEPUASAN DAN LOYALITAS

KONSUMEN PRODUK KOSMETIK MERK VIVA

Harimurti Wulandjani1, Iha Haryani Hatta

2

12Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila.

1Email : [email protected]

2Email : [email protected]

Abstrak :

Produk kosmetik merk Viva sudah memiliki konsumen yang loyal sehingga dapat bertahan

bahkan berkembang. Karena itu diperlukan penelitian tentang analisis faktor penentu

kepuasan dan loyalitas konsumen produk kosmetik merk Viva yang bertujuan ingin

mengetahui pengaruh antar variabel produk, promosi, strategi inovasi, kepuasan, dan

loyalitas konsumen. Populasi penelitian ini adalah konsumen produk kosmetik merk Viva

di Universitas Pancasila, Jakarta. Ada 200 responden yang terpilih secara multistage.

Hasil penelitian adalah variabel produk dan strategi inovasi berpengaruh secara parsial

terhadap kepuasan pelanggan. Variabel produk dan kepuasan pelanggan secara parsial

berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Ditemukan 3 jalur, jalur dominan adalah jalur

produk-kepuasan-loyalitas konsumen. Selain itu ditemukan variabel kepuasan dapat

berfungsi sebagai variabel intervening bagi variabel produk yang dapat menimbulkan

loyalitas konsumen.

Kata Kunci : Produk, Promosi, Strategi Inovasi, Kepuasan, Loyalitas Konsumen

Pendahuluan

Produk Viva diproduksi di PT Vitapharm sejak tahun 1962 di Surabaya. Salah satu pendiri

perusahaan tersebut adalah seorang ahli farmasi bernama Dr. Tio Tiongho. Perusahaan ini

memproduksi produk-produk perawatan dan kecantikan yang sesuai untuk daerah tropis.

Kualitas dari produk PT. Vitapharm terjaga mutunya karena melewati beberapa tahap

quality control, analisis dan mikrobiologi yang ketat guna mempertahankan kualitas dari

produk. PT. Vitapharm menggunakan mesin-mesin berteknologi canggih, tetapi tetap

memperdayakan warga sekitar untuk turut ambil bagian menjadi sumber daya manusia

yang berpengaruh besar dalam proses produksi. Pekerja-pekerja telah melewati masa

training sehingga kinerja dan jaminan bekerja dapat dipertanggungjawabkan. Hingga kini,

PT. Vitapharm telah menyerap ratusan tenaga kerja. PT. Vitapharm mengatakan bahwa

pabrik ramah lingkungan karena mampu mengelola limbah yang ada sehingga tidak

membahayakan lingkungan sekitar. Hal ini meningkatkan kualitas dari perusahaan

tersebut.

Page 16: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

16

Produk Viva antara lain Viva Cosmetics adalah sederet produk pertama yang diluncurkan oleh PT.

Vitapharm sejak awal berdirinya perusahaan ini. Viva Cosmetics meliputi banyak produk dan tiap

produknya memiliki varian yang cukup beragam. Viva Cosmetics menyediakan produk perawatan

dan kecantikan tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki dan tiap produk tersebut memiliki

beberapa macam jenis yang disesuaikan dengan kondisi fisik penggunanya. Selain itu ada Viva

Queen adalah sederetan produk perawatan dan kecantikan yang didesain untuk memenuhi

kebutuhan wanita dengan desain elegan dan mewah. Dengan dominasi warna emas pada kemasan

produknya. Viva Queen menembak pasar wanita karir yang banyak berelasi dengan publik. Juga

ada Viva White yang dilahirkan seiring dengan stereotype masyarakat Indonesia bahwa cantik

berarti kulit yang putih. Produk-produk Viva White terfokus pada produk untuk mencerahkan kulit

namun tetap cocok untuk daerah tropis. Jenis yang diluncurkan adalah produk-produk perawatan

kulit seperti facial wash maupun beberapa jenis lotion. Produk tersebut senantiasa melakukan

inovasi dengan teknologi tinggi untuk menghasilkan kosmetik terkini yang sesuai dengan kulit

wanita di daerah tropis. Inovasi pada intinya adalah aktivitas konseptualisasi, serta ide

menyelesaikan masalah dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan nilai sosial bagi

masyarakat. Jadi inovasi berangkat dari kegiatan membuka mata dan telinga mendengarkan aspirasi

atau keluhan konsumen, karyawan, lingkungan dan masyarakat (Kotler dan Keller, 2009).

Setiap perusahaan akan mengembangkan loyalitas konsumen, karena dapat memberikan

keuntungan yang diperlukan untuk keberlangsungan perusahaan (Kotler dan Keller, 2009). Salah

satu caranya dengan melakukan inovasi. Strategi inovasi dapat menimbulkan loyalitas pelanggan

(Ali Raza Nemati, et all, 2010). Selain itu, maksimisasi nilai pelanggan berarti membangun

hubungan jangka panjang antara lain adanya inovasi, dan strategi pemasaran yang dijalankan

perusahaan. Hasil penelitian Agus dkk (2016), Putu dkk (2016), bahwa ada pengaruh antara

kepuasan dan loyalitas konsumen. Hasil penelitian Woro, dkk (2019), bahwa adanya pengaruh

antara inovasi terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen. Sedangkan penelitian Christian (2013),

menjelaskan adanya pengaruh bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen.

Penelitian tentang produk bermerek Viva jarang ditemukan, karena itu diperlukan penelitian

dengan tema analisis dampak pengaruh produk, promosi, dan strategi inovasi terhadap kepuasan

dan loyalitas konsumen produk Viva (studi kasus konsumen produk kosmetik merk Viva di

Universitas Pancasila, Jakarta) dengan tujuan ingin menganalisis pengaruh antar variabel produk,

promosi, strategi inovasi, kepuasan, dan loyalitas konsumen.

Kajian Literatur

Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010), produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan di

pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau dikonsumsi sebagai

sesuatu yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk tidak hanya selalu berupa

barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun gabungan dari keduanya. Menurut Kotler &

Armstrong (2014), mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan

produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada

atau menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bermacam-macam

produk dan jasa.

Menurut Agus Hermawan (2013), promosi (promotion) adalah salah satu komponen

prioritas dari kegiatan pemasaran yang memberitahukan kepada konsumen bahwa

perusahaan meluncurkan produk baru yang menggoda konsumen untuk melakukan

kegiatan pembelian. Menurut Kotler & Armstrong (2012), promosi adalah suatu unsur

Page 17: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

17

yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk dan jasa yang

baru dalam perusahaan baik dengan iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan dan

lainnya.

Inovasi pada intinya adalah aktivitas konseptualisasi, serta ide menyelesaikan masalah dengan

membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan nilai sosial bagi masyarakat. Jadi inovasi berangkat

dari suatu membuka mata dan telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan konsumen, karyawan,

lingkungan dan masyarakat. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk

yang inovatif menurut Kotler & Keller (2009) yaitu : mengembangkan atribut produk baru

(adaptasi, modifikasi, memperbesar, memperkecil, substitusi, penataan kembali, membalik, dan

kombinasi); mengembangkan beragam tingkat mutu; mengembangkan model dan ukuran produk.

Kepuasan pelanggan merupakan faktor penting bagi suatu perusahaan dalam

memenangkan persaingan. Setiap perusahaan mengharapkan agar pelanggannya puas

tetapi hal ini tidaklah mudah untuk mewujudkannya. Namun, setiap perusahaan harus

meminimalkan ketidakpuasan pelanggan dengan memberikan sistem pelayanan dengan

sebaik mungkin. Menurut Lovelock dan Wirtz (2011), kepuasan adalah suatu sikap yang

diputuskan berdasarkan pengalaman yang didapatkan. Kepuasan merupakan penilaian

mengenai ciri atau keistimewaan produk atau jasa, atau produk itu sendiri, yang

menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan

konsumsi konsumen. Kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui kualitas, pelayanan

dan nilai. Kunci untuk menghasilkan kesetiaan pelanggan adalah memberikan nilai

pelanggan yang tinggi. Sedangkan menurut Kotler & Keller (2009), kepuasan pelanggan

adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan

dibandingkan dengan harapannya”. Menurut Irawan (2006), adapun faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kepuasan konsumen sebagai berikut: kualitas produk, kualitas

pelayanan, harga produk, emotional factor, dan biaya serta kemudahan.

Oliver (1997) mendefinisikan loyalitas (loyalty) sebagai komitmen yang dipegang secara

mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai di masa

depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan konsumen

beralih. Loyalitas pelanggan merupakan ukuran yang lebih dapat diandalkan untuk

memprediksi pertumbuhan penjualan dan keuangan. Kepuasan yang merupakan sikap,

loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku membeli. Pelanggan yang loyal memiliki

karakteristik sebagai berikut : melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antar

lini produk dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan

terhadap tarikan dari pesaing. Menurut Oliver (1997) bahwa empat dimensi loyalitas dan

menjelaskan bahwa aspek yang berbeda mengenai loyalitas tidak muncul secara simultan

tetapi secara berurutan tahap demi tahap yaitu : Loyalitas kognitif. Pada dimensi ini,

loyalitas konsumen ditentukan oleh informasi yang berhubungan dengan fitur yang

ditawarkan dan persepsi kualitas yang mengindikasikan bahwa suatu merek lebih

menguntungkan dibandingkan dengan alternatif merek lainnya; Loyalitas afektif. Pada

dimensi ini, terdapat suatu ikatan atau perilaku terhadap merek, yang didasarkan pada

pengalaman menggunakan merek tersebut; Loyalitas konatif. Loyalitas ini diperoleh pada

saat terbentuk perasaan positif yang berulang terhadap suatu merek; Loyalitas tindakan.

Page 18: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

18

Pada dimensi ini, keinginan yang diciptakan dari tahap sebelumnya berubah menjadi

tindakan yang lebih besar.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka hipotesis dan model konseptul penelitian ini

sebagai berikut:

H1 : Adanya pengaruh produk terhadap kepuasan konsumen.

H2 : Adanya pengaruh promosi terhadap kepuasan konsumen.

H3 : Adanya pengaruh strategi inovasi terhadap kepuasan konsumen.

H4 : Adanya pengaruh produk terhadap loyalitas konsumen.

H5 : Adanya pengaruh promosi terhadap loyalitas konsumen.

H6 : Adanya pengaruh strategi inovasi terhadap loyalitas konsumen.

H7 : Adanya pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen

H1

H4

H2 H7

H5

H3

H6

Gambar 1.

Model Konseptual Penelitian

Metode Penelitian

Produk

Promosi

Strategi

Inovasi

Kepuasan

Pelangga

n

Loyalitas

Page 19: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

19

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun data digunakan adalah data primer dan

data sekunder. Variabel penelitian terdiri dari produk, promosi, strategi inovasi, kepuasan dan

loyalitas konsumen. Penelitian ini menggunakan metode survey.

Populasi penelitian adalah dosen, karyawan, dan mahasiswa Universitas Pancasila yang menjadi

konsumen produk merk Viva. Responden sebanyak 200 yang terpilih dengan metode multistage.

Tahap 1, pemilihan 4 fakultas sebagai unit sampel secara acak. Tahap 2, setiap fakultas yang

terpilih sebagai unit sampel ditentukan 50 responden secara acak.

Alat ukur penelitian ini adalah kuesioner dengan jawaban atas penyataannya sesuai skala Likert 1-

5, yaitu 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = netral/ragu-ragu, 4 = setuju, dan 5 = sangat

setuju. Analisis data secara deskriptif dengan kategori nilai rata-rata sesuai rentang skala (nilai

terbesar-nilai terkecil)/5 atau (5-1)/5 = 0,8. Kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80; rendah = 1,81 –

2,60; sedang = 2,61 – 3,40; tinggi = 3,41 – 4,20; sangat tinggi = 4,21 – 5,00.

Selanjutnya dilakukan uji validitas untuk menunjukkan sejauh mana suatu pertanyaan pada suatu

angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Uji validitas

ini memastikan bahwa masing-masing pertanyaan akan terklasifikasikan pada variabel-variabel

yang telah ditetapkan (construct validity). Apabila suatu pertanyaan mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut atau r hitung ≥ r tabel, maka data tersebut disebut

valid (Ghozali, 2016). Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah jawaban seorang

responden konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Apabila responden konsisten dalam

menjawab pertanyaan dalam angket, maka data tersebut adalah reliabel. Suatu konstruk atau

variabel dikatakan reliabel jika uji statistik SPSS memberikan nilai α > 0,60 (Ghozali, 2016).

Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model kausalitas atau hubungan atau

pengaruh antar variabel, maka teknik analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation

Modeling). Menurut Ghozali (2016), Structural equation modelling (SEM) adalah suatu teknik

modeling statistik yang bersifat sangat cross-sectional, linear dan umum. Model yang terbentuk

perlu diuji GoF (Good of fitness). Juga dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji T.

Hasil Dan Pembahasan

Penelitian ini menggunakan 5 variabel dengan 29 indikator. Variabel produk terdiri dari 5

indikator, variabel promosi terdiri dari 5 indikator, variabel strategi inovasi terdiri dari 9

indikator, variabel kepuasan konsumen terdiri dari 5 indikator, dan variabel loyalitas

konsumen terdiri dari 5 indikator. Berdasarkan uji validitas, diketahui bahwa semua

indikator memiliki r hitung ≥ r tabel, sehingga semua indikator dikatakan valid.

Berdasarkan uji reliabilitas, diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai cronbach ≥

0,60, sehingga semua variabel dikatakan reliabel. Jadi semua indikator dan variabel dapat

digunakan untuk penelitian ini.

Responden pada penelitian ini berasal dari 4 fakultas (ekonomi, farmasi, hukum, dan

psikologi), masing-masing 50 responden per fakultas. Semua responden (200 orang)

pernah menggunakan produk kosmetik merk Viva. Karakteristik responden antara lain

semua responden berjenis kelamin perempuan, kebanyakan responden berusia 20- 35 tahun

(87,5%), kebanyakan responden adalah mahasiswa (82,5%).

Berdasarkan nilai means dan kategori pada rentang skala, maka dapat dikatakan bahwa

tingkat persepsi responden terhadap variabel produk adalah tinggi, tercermin pada

Page 20: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

20

indikator produk memenuhi kebutuhan kulit dan aman bagi kulit. Tingkat persepsi

responden terhadap variabel promosi adalah tinggi, tercermin pada indikator promosi di

internet atau media sosial dan berpartisipasi sebagai sponsorship suatu kegiatan. Tingkat

persepsi responden terhadap variabel strategi inovasi adalah tinggi, tercermin pada

indikator telah melakukan pengembangan produk dan telah memiliki sistem pelayanan

yang memudahkan pelanggan. Tingkat persepsi responden terhadap variabel kepuasan

konsumen adalah tinggi, tercermin pada indikator bangga menggunakan produk dan puas

terhadap kualitas produk. Tingkat persepsi responden terhadap variabel loyalitas konsumen

adalah tinggi, tercermin pada indikator utama bersedia merekomendasikan kepada

siapapun dan bersedia bercerita kepada siapapun.

Tabel 1. Persamaan Struktural

No. Persamaan R2

1. SATISFAC = 0.22*PRODUCT + 0.16*PROMOTIO +

0.61*STRATEGY

0.72

2. LOYALTY = 0.37*SATISFAC + 0.38*PRODUCT +

0.032*PROMOTIO + 0.12*STRATEGY

0.61

Berdasarkan hasil analisis SEM dengan Program Lisrel, maka diperoleh model penelitian

yang dijabarkan pada Tabel 1 di atas ini. Terbentuk 2 persamaan, persamaan 1

menjelaskan bahwa variabel produk, promosi, dan strategi inovasi mampu menjelaskan

variabel kepuasan pelanggan sebesar 72%. Sisanya 28% mampu dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Sedangkan persamaan 2 menerangkan bahwa

variabel produk, promosi, strategi inovasi, dan kepuasan pelanggan mampu menjelaskan

variabel loyalitas konsumen sebesar 61%. Sisanya 39% mampu dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.

Berdasarkan Goodness of Fit Statistics (GoF), diketahui kondisi beberapa aspek GoF

sebagai berikut : Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 4.29 (Good), AIC Model =

854.45 (Good) , CAIC Model = 1146.74 (Good), Parsimony Normed Fit Index (PNFI) =

0.82 (Good), Relative Fit Index (RFI) = 0.90 (Good), Root Mean Square Residual (RMR)

= 0.049 (Good), Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.76 (Good), Parsimony

Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.68 (Good), maka dapat dikatakan adanya kecocokan

model.

Berdasarkan uji T (Gambar 3), dapat diketahui bahwa H1 dan H3 diterima (t1 hitung dan t3 hitung ≥ ttabel

= 1,976), artinya ada pengaruh produk dan strategi inovasi secara parsial terhadap kepuasan

konsumen. Keragaman nilai indikator-indikator pada variabel produk dan kepuasan konsumen

mampu menjelaskan hubungan dua variabel tersebut. Keragaman nilai indikator-indikator pada

variabel strategi inovasi dan kepuasan konsumen mampu menjelaskan hubungan dua variabel

tersebut. Tetapi H2 ditolak (t2 hitung < ttabel = 1,976), artinya tidak ada pengaruh promosi terhadap

kepuasan konsumen. Keragaman nilai indikator-indikator pada variabel promosi dan kepuasan

konsumen belum mampu menjelaskan hubungan dua variabel tersebut. Kenyataan ini sesuai

dengan hasil penelitian Purnomo (2017), Kharisma dan Euis (2017) bahwa kualitas produk

Page 21: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

21

berpengaruh terhadap kepuasan konsumen. Tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil

penelitian Jessica J. Lenzum, dkk (2014) bahwa promosi berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan.

Gambar 3.

Uji T

Diketahui juga bahwa H4 dan H7 diterima (t4 dan t7 hitung ≥ ttabel = 1,976), artinya ada pengaruh

produk dan kepuasan konsumen secara parsial terhadap loyalitas konsumen. Keragaman nilai

indikator-indikator pada variabel produk dan loyalitas konsumen mampu menjelaskan hubungan

dua variabel tersebut. Keragaman nilai indikator-indikator pada variabel kepuasan konsumen dan

loyalitas konsumen mampu menjelaskan hubungan dua variabel tersebut. Tetapi H5 dan H6 ditolak

(t5 hitung dan t6 hitung < ttabel = 1,976), artinya tidak ada pengaruh promosi dan strategi inovasi secara

parsial terhadap loyalitas konsumen. Keragaman nilai indikator-indikator pada variabel promosi

dan loyalitas konsumen mampu menjelaskan hubungan dua variabel tersebut. Keragaman nilai

indikator-indikator pada variabel strategi inovasi dan loyalitas konsumen mampu menjelaskan

hubungan dua variabel tersebut. Kenyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Abdul, dkk (2017),

Kharisma dan Euis (2017), Putu, dkk (2016), Taufiq (2013), Yunanda (2017) bahwa kepuasan

konsumen berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

hasil penelitian Taufiq (2013), bahwa promosi berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Tabel 2. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Total

Page 22: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

22

No. Jalur

Var antara Pengaruh

Langsung Tidak langsung Total

1. Produk Loyality Kepuasan 0.38 0.08(0.22*0.37) 0.46

2. Promosi Loyality Kepuasan - - 0.25

3. Strategi Inovasi Loyalitas Kepuasan - 0.23(0.61*0.37) 0.23

Tabel 4 menjelaskan bahwa ada 3 jalur yang terbentuk, yaitu jalur produk, kepuasan konsumen,

loyalitas konsumen; jalur promosi, kepuasan konsumen, loyalitas konsumen; jalur strategi inovasi,

kepuasan konsumen, loyalitas konsumen. Jalur dominan adalah jalur produk, kepuasan konsumen,

loyalitas konsumen. Variabel kepuasan dapat berfungsi sebagai variabel intervening bagi variabel

produk dan variabel loyalitas konsumen.

Simpulan

Variabel produk dan strategi inovasi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan pelanggan.

Tetapi variabel promosi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Variabel produk berpengaruh

terhadap loyalitas konsumen. Tetapi variabel promosi dan strategi inovasi tidak berpengaruh

terhadap loyalitas konsumen.

Variabel produk, promosi, dan strategi inovasi mampu menjelaskan variabel kepuasan

pelanggan sebesar 72%. Sedangkan variabel produk, promosi, strategi inovasi, dan

kepuasan pelanggan mampu menjelaskan variabel loyalitas pelanggan sebesar 61%.

Untuk mempercepat peningkatan loyalitas pelanggan yang dicerminkan oleh kesediaan

merekomendasikan kepada siapapun dan kesediaan bercerita kepada siapapun, maka lebih

ditingkatkan kualitas produk yang dapat memberikan peningkatan kepuasan pelanggan.

Pelaksanaan peningkatan kualitas produk tercermin dari produk yang memenuhi kebutuhan kulit

dan aman bagi kulit. Sedangkan peningkatan kepuasan konsumen tercermin pada bangga

menggunakan produk dan puas terhadap kualitas produk.

Referensi

Abdul Muzammil, Mukhlis Yunus, Nurdasila Darsono. 2017. Pengaruh Kualitas

Pelanggan, Citra Perusahaan Terhadap Loyalitas Pelanggan Indihome PT Telkom

Indonesia di Banda Aceh Dengan Kepuasan dan Kepercayaan Pelanggan Sebagai Variabel

Mediasi. Jurnal Manajemen & Inovasi, Vol 8, No 3, Oktober, 104-133.

Agus Tunggal Saputra, I Wayan Bagia, Ni Nyoman Yulianthini. 2016. Pengaruh Kepuasan

Kerja dan Loyalitas Karyawan Terhadap Kineja Karyawan. E-Journal Bisma Universitas

Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen, Vol. 4; 1-8.

Agus Hermawan. 2013. Komunikasi Pemasaran. Jakarta : Erlangga.

Ali Raza Nemati, Khurram Khan, Moazzam Iftikhar. 2010. Impact of Innovation on Customer

Satisfaction and Brand Loyalty, A Study of Mobile Phones Users in Pakistan. European Journal of

Social Sciences, Volume 16, Number 2, 299-306.

Assauri, Sofjan. 2013. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers.

Page 23: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

23

Buchari, Alma. 2014. Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta.

Christian A.D. Selang. 2013. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Pengaruhnya Terhadap

Loyalitas Konsumen Pada Fresh Mart Bahu Mall Manado. Jurnal EMBA, Vol 1, No 3,

Juni, 71-80

Eko Boedhi Santoso, Joko Samboro. 2017. Pengaruh Promosi Penjualan & Inovasi Produk

Terhadap Keputusan Pembelian dan Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan. Jurnal

Administrasi dan Bisnis, Vol 11, Nomor 1, Juli; 1-8.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23.

Hurriyati Ratih, Dr., M.Si. 2010. Bauran Pemasaran & Loyalitas Konsumen. Jakarta :

Alfabeta.

Irawan, Basu, Swastha. 2006. Azas-Azas Marketing. Yogyakarta : Liberty.

Jessica J. Lenzum, James D.D. Massie, Decky Adare. 2014. Pengaruh Kualitas Produk,

Harga, dan Promosi Terhadap Kepuasan Pelanggan Kartu Prabayar Telkomsel. Jurnal

EMBA, Vol.2, No.3, September; 1237-1245.

Kharisma Nawang Sigit, Euis Soliha. 2017. Kualitas Produk dan Kualitas layanan

Terhadap Kepuasan & Loyalitas Nasabah. Jurnal Keuangan & Perbankan, 21 (1); 157-168.

Kotler Philip dan Keller Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran. Terjemahan. Edisi 12.

Jakarta : Indeks

Kotler, Philip & Amstrong, Gary. 2014. Principles of Marketing, Global Edition, 14 th

Edition, Pearson Education.

Lovelock Christopher, H Lauren K Wright. 2011. Manajemen Pemasaran Jasa.

Terjemahan. Jakarta : Indeks.

Oliver, Riscrd L. 1997. Satisfaction A Behavioral Perspective On The Consumer.

Singapore : Mc Graw-Hill Education.

Purnomo Edwin Setyo. 2017. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Kepuasan

Konsumen “Best Autoworks”. PERFORMA : Jurnal Manajemen dan Start-UP Bisnis,

Volume 1, Nomor 6, Februari; 755-764.

Putu Yudhistira Budhi Setiawan, Ahmad Fudholi, Satiti. 2016. Pengaruh Bauran

Pemasaran Terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Produk. Jurnal Manajemen dan

Pelayanan Farmasi, Vol. 6, No. 2, Juni; hal 115-124.

Sumarni, Murti dan John Soeprihanto. 2010. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi

Perusahaan). Edisi Kelima. Yogyakarta : Liberty.

Taufiq Zain. 2013. Pengaruh Kualitas Layanan dan Promosi Terhadap Kepuasan &

Loyalitas Pelanggan Speedy Instan. JEAM, Vol XII, No 1, 104-114.

Tjiptono, Fandy. 2015. Strategi Pemasaran, Edisi 4. Yogyakarta : Andi.

Page 24: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

24

Yunanda Eka Putra, Mukhlis Yunus, Sulaiman. 2017. Pengaruh Customer Relationship

Management Terhadap Kepuasan Nasabah dan Dampaknya Terhadap Loyalitas Nasabah

PT Bank Rakyat Indonesia. Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8, No 2, 70-83.

Woro Sasmiyarsi, Vina Meliana. 2019. Pengaruh Inovasi Proses T-Cash Tap Terhadap

Kepuasan Pelanggan serta Dampaknya Terhadap Loyalitas Pelanggan Telkomsel.

Kalbisocio Jurnal Bisnis dan Komunikasi, Vol. 6, No. 1, Februari; hal 54-61

Page 25: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

25

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN, HARGA, KEPUASAN, DAN

LOYALITAS PELANGGAN

Rika Kaniati1, Tabroni

2

1Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pancasila

Email : [email protected] 2Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pancasila

Email : [email protected]

Abstrak :

Loyalitas pelanggan sebagai faktor penentu keberlangsungannya suatu usaha. Karena itu

perlu diketahui faktor pendorong terciptanya loyalitas pelanggan. Untuk itu diperlukan

penelitian tentang analisis kualitas pelayanan, harga, kepuasan, dan loyalitas pelanggan

yang bertujuan menganalisis pengaruh antar variabel tersebut dengan kasus pelanggan

Klinik Hedtutu Skin Solution. Penelitian dengan menggunakan 143 pelanggan yang dipilih

secara purposive sampling. Analisis data secara SEM, program Lisrel. Hasil penelitian

menerangkan bahwa kualitas pelayanan dan harga secara parsial berpengaruh terhadap

kepuasan pelanggan; harga dan kepuasan pelanggan secara parsial berpengaruh

terhadap loyalitas pelanggan; tetapi kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap

loyalitas pelanggan.

Kata kunci : kualitas pelayanan, harga, kepuasan, loyalitas pelanggan

Pendahuluan

Industri kosmetik nasional mengalami kenaikan pertumbuhan 20% atau empat kali lipat

dari pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2017, ditandai dengan bertambah

sebanyak 153 perusahaan industri kosmetik nasional sehingga jumlahnya mencapai lebih

dari 760 perusahaan (Majalah Kartini, 2017). Kenaikan pertumbuhan tersebut didorong

oleh permintaan besar dari pasar domestik dan ekspor seiring dengan adanya tren

masyarakat modern saat ini yang mulai memperhatikan produk perawatan diri sebagai

kebutuhan utama tidak hanya pada orang dewasa tapi juga trennya bergeser kepada

generasi milenial.

Adanya kenaikan pertumbuhan industri, maka akan meningkat pula persaingan pada

industri tersebut. Salah satu faktor utama agar tetap bertahan dalam persaingan dunia usaha

adalah memberikan pelayanan dan fasilitas yang semakin baik kepada pelanggan sehingga

dapat memenuhi kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan menjadi hal yang penting bagi

perusahaan untuk memperoleh kepercayaan dari konsumen agar tetap menggunakan jasa

mereka. Untuk dapat meraih kepuasan pelanggan, perusahaan perlu meningkatkan

Page 26: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

26

beberapa aspek dalam perusahaannya antara lain kualitas pelayanan, harga (Lovelock, dkk,

2010).

Dewasa ini perusahaan harus lebih baik lagi memperhatikan tingkat kepuasan

konsumennya, karena dampaknya adalah loyalitas pelanggan. Kenyataan ini sesuai dengan

penelitian Suwarni dan Dwi (2011). Loyalitas pelanggan merupakan hal yang sangat

penting bagi suatu usaha, karena pelanggan yang loyal merupakan kunci sukses suatu

bisnis atau usaha untuk terus bertahan dan mempertahankan pelanggan yang loyal. Karena

itu, perlu diketahui faktor apa saja yang mempengaruhi loyalitas pelanggannya terhadap

perusahaan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu terdapat hubungan inkonsisten antara variabel

kualitas pelayanan, harga, kepuasan, dan loyalitas pelanggan. Hasil penelitian Erni

Setyowati dan Wiyadi (2016) menunjukkan bahwa kualitas layanan dan harga secara

parsial berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. Hasil penelitian Yudiana

Sari (2016) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap kepuasan

pelanggan. Hasil penelitian Purnomo (2017) bahwa harga berpengaruh terhadap kepuasan

konsumen. Tetapi hasil penelitian yang berbeda antara lain hasil penelitian Suwarni, dkk

(2011) bahwa harga tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka perlu melakukan penelitian tentang analisis kualitas

pelayanan, harga, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan dengan kasus pelanggan

klinik kecantikan Hedtutu Skin Solution cabang Depok dan Bekasi. Tujuan penelitian

untuk menganalisis pengaruh antar variabel kualitas pelayanan, harga, kepuasan pelanggan

dan loyalitas pelanggan

Kajian Literatur

Menurut Schiffman (2004), kualitas pelayanan adalah sebuah hasil yang harus dicapai dan

dilakukan dengan sebuah tindakan. Tindakan tersebut tidak berwujud dan mudah hilang,

namun dapat dirasakan dan diingat. Tjiptono (2016) menemukan adanya lima dimensi

utama yang menentukan kualitas pelayanan, yakni: Tangibility merupakan kemampuan

suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal; Reliability

yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan

secara akurat dan terpercaya; Responsiveness merupakan suatu kesediaan, kebijakan, dan

kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang memadai, cepat, dan tepat

waktu kepada konsumen, dengan penyampaian informasi yang jelas; Assurance yaitu

pengetahuan, kesopanansantunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk

menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan; Empathy memberikan

perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang memberikan kepada para

konsumen.

Menurut Kotler dan Armstrong (2013), harga adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu

produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh

pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk

atau jasa. Kotler dan Armstrong (2013), menjelaskan bahwa ada empat ukuran yang

mencirikan harga adalah keterjangkauan harga, artinya konsumen bisa menjangkau harga

Page 27: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

27

yang telah ditetapkan oleh perusahaan; kesesuaian harga dengan kualitas produk, apabila

harga lebih tinggi orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik,

demikian sebaliknya; kesesuaian harga dengan manfaat artinya konsumen memutuskan

membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan yang

telah dikeluarkan untuk mendapatkannya; Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga,

artinya konsumen mempertimbangkan harga suatu produk dengan membandingkan harga

produk lainnya.

Menurut Irawan (2004) bahwa pelanggan adalah orang yang paling penting dalam

perusahaan. Menurut Tjiptono dan Chandra (2016), kepuasan bisa diartikan sebagai upaya

pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai. Sehingga kepuasan pelanggan atau

konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia

terima dan harapannya. Menurut Krowinsky dan Steiber (2001), kepuasan meliputi:

assesibility atau keterjangkauan, availability atau ketersediaan sumber daya, kontinuitas

pelayanan, efektivitas, keuangan, humanitas, ketersediaan informasi, pemberian informasi,

kenyaman lingkungan, dan kompetensi petugas. Kepuasan penting karena pelanggan yang

sangat puas akan menyebarkan cerita positif dari mulut ke mulut dan malah akan menjadi

iklan berjalan dan berbicara bagi suatu perusahaan, yang akan menurunkan biaya untuk

menarik pelanggan baru.

Oliver (1999) mendefinisikan loyalitas sebagai komitmen yang dipegang secara mendalam

untuk membeli kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh

situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan konsumen beralih. Loyalitas

pelanggan merupakan ukuran yang lebih dapat diandalkan untuk memprediksi

pertumbuhan penjualan dan keuangan. Pelanggan yang loyal memiliki karakteristik

sebagai berikut : melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antarlini produk

dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan

dari pesaing. Menurut Oliver (1999) bahwa ada 4 tahap loyalitas yaitu loyalitas kognitif,

artinya loyalitas konsumen ditentukan oleh informasi yang berhubungan dengan fitur yang

ditawarkan dan persepsi kualitas yang mengindikasikan bahwa suatu merek lebih

menguntungkan dibandingkan dengan alternatif merek lainnya; loyalitas afektif, artinya

adanya suatu ikatan terhadap merek yang didasarkan pada pengalaman; loyalitas konatif,

diperoleh pada saat terbentuk perasaan positif yang berulang terhadap suatu merek;

loyalitas tindakan, keinginan yang diciptakan dari tahap sebelumnya berubah menjadi

tindakan yang lebih besar.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka terbentuk model penelitian dan hipotesis sebagai

berikut

H1

H3

H5

H2

Kualitas

Pelaya-

nan

Harga Loyalitas

Pelang-

gan

Kepuasan

Pelang-

gan

Page 28: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

28

H4

Gambar 1. Model Penelitian

H1 : Adanya pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan

H2 : Adanya pengaruh harga terhadap kepuasan pelanggan

H3 : Adanya pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan

H4 : Adanya pengaruh harga terhadap loyalitas pelanggan

H5 : Adanya pengaruh kepuasan pelanggan terhadap

Metodologi Penelitian

Penelitian menggunakan metode survey untuk mengumpulkan data/ kuesioner di lapangan

atas pertanyaan-pertanyaan pengukuran dari variabel yang diteliti, serta menguji kebenaran

hipotesis secara empiris. Variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu: kualitas pelayanan

dan harga. Variabel antara pada penelitian ini adalah kepuasan pelanggan. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah loyalitas pelanggan.

Tempat penelitian dan penyebaran kuesioner dilakukan di Klinik Hedtutu Skin Solution

cabang Depok dan Bekasi. Responden dipilih secara non probability sampling, yaitu teknik

purposive sampling. Sampel yang diambil berdasarkan pelanggan yang pernah

mendapatkan perawatan pada Klinik Hedtutu Skin Solution. Pada penelitian ini, besarnya

sampel disesuaikan dengan model analisis yang digunakan yaitu structural equation

modeling (SEM). Menurut Ferdinand (2013), beberapa pedoman penentuan besarnya

ukuran sampel untuk SEM antara lain jumlah sampel antara 100 - 200 dengan minimum 50

sampel.

Instrument penelitian ini adalah kuesioner dengan jawaban pada pernyataannya sesuai

skala Likert yang terdiri dari lima alternative jawaban yaitu: 5 = Sangat Setuju, 4 = Setuju,

3 = Netral/ragu-ragu, 2 = Tidak Setuju, dan 1 = Sangat Tidak Setuju. Sebelum digunakan

terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Menurut Noor (2015), uji validitas

adalah uji yang digunakan untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan yang

mencerminkan suatu variabel. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui kesahihan dari

kuesioner yang digunakan. Kesahihan disini artinya kuesioner yang dipergunakan mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir

pertanyaan. Hasil r hitung akan dibandingkan dengan r table dimana df = n – 2 dengan sig

5%. Jika r table < r hitung, maka soal tersebut dikatakan valid. Sedangkan uji realibilitas

untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrument apabila

Page 29: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

29

instrument tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Jika nilai

alpha cronbach‟s suatu variabel > 0,60, maka dikatakan variabel tersebut adalah reliabel.

Analisa data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah tingkat persepsi responden

berupa karakteristik dan tingkat persepsi responden tentang variabel berdasarkan kriteria

dengan rentang skala (RS) = (nilai tertinggi – nilai terendah) / jumlah kategori sehingga (5-

1)/4 = 0,8, maka diperoleh kategori tingkat persepsi responden sebagai berikut : 1,00 –

1,80 berarti sangat rendah; 1,81 – 2,60 berarti rendah; 2,61 – 3,40 berarti sedang; 3,41 –

4,20 berarti tinggi; 4,21 – 5,00 berarti sangat tinggi.

Selanjutnya dilakukan analisis Structural Equation Model (SEM). Menurut Supriyadi

(2014), SEM memiliki kemampuan untuk mengestimasi hubungan antar variabel yang

bersifat multiple relationship. Hubungan dibentuk dalam model struktural (hubungan

antara variabel laten endogen dan eksogen). Model yang terbentuk dilakukan uji

kecocokan model. SEM juga mampu menggambarkan pola hubungan antara konstrak laten

(unobserved) dan variabel manifest (variabel indicator) atau melakukan uji hipotesis,

mendapatkan koefisien determinasi (R2), pengaruh langsung, tidak langsung dan total.

Menurut Setyo Hari W. (2015), pengaruh langsung adalah pengaruh yang terjadi antara 2

buah variabel laten ketika sebuah panah menghubungkan keduanya. Sedangkan pengaruh

tidak langsung adalah pengaruh yang terjadi diantara 2 variabel laten tidak ada panah

langsung antara kedua variabel tersebut melainkan melalui satu atau lebih variabel laten

lain sesuai lintasan yang ada.

Hasil Dan Pembahasan

Kuesioner disebarkan kepada pelanggan Klinik Hedtutu Skin Solution di Depok dan

Bekasi, baik secara langsung maupun online melalui smartphone atau laptop. Hasil

penyebaran diperoleh 143 kuesioner yang terisi dengan baik. Kuesioner ini terdiri dari 4

variabel dengan 48 indikator, yaitu kualitas pelayanan (29 indikator), harga (6 indikator),

kepuasan pelanggan (8 indikator), dan loyalitas pelanggan (5 indikator).

Uji validitas dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product

Moment (r hitung). Nilai r tabel, df = 143-2 = 141 dan α = 0,05 adalah 0,1642. Karena itu

48 indikator yang digunakan pada penelitian ini adalah valid, semua nilai r hitungnya >

0,1642. Selanjutnya diproses uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach‘s alpha.

Semua variabel (4) yang ada adalah reliabel karena variabel tersebut memiliki nilai

Cronbach‘s alpha hitung lebih besar dari 0,6. Dari uji validitas dan reliabilitas diatas, maka

4 variabel dengan 48 indikator dapat digunakan untuk penelitian ini.

Dari 143 responden diperoleh karakteristik responden bahwa semua responden pernah

melakukan perawatan pada klinik, kebanyakan responden adalah wanita, kebanyakan

berusia antara 17 – 40 tahun, kebanyakan berdomisili di Jakarta, Bekasi, dan Depok,

kebanyakan berpendidikan di atas SLTA, kebanyakan bekerja sebagai pegawai atau

wirausaha.

Tingkat persepsi responden terhadap variabel sebagai berikut tingkat persepsi responden

terhadap kualitas pelayanan tinggi adalah tinggi (means = 4,133) dengan 3 indikator utama

yaitu pegawai dan dokter menjadi pendengar yang baik untuk keluhan pelanggan,

Page 30: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

30

kelengkapan dan ketersediaan produk klinik, dan penampilan pegawai dan dokter sopan

dan rapi. Tingkat persepsi responden terhadap harga ini adalah tinggi (means = 3,82)

dengan 3 indikator utama yaitu harga produk, konsultasi dokter dan treatment klinik

memberikan manfaat bagi pelanggan; harga produk, konsultasi dokter dan treatment klinik

sesuai dengan pelayanan dan fasilitas yang diberikan), dan harga produk, konsultasi dokter

dan treatment di klinik sesuai dengan kualitas yang diharapkan pelanggan. Tingkat

persepsi responden terhadap kepuasan pelanggan ini adalah tinggi (means = 3.96) dengan 3

indikator utama yaitu pelanggan puas akan pelayanan yang diberikan; pelanggan puas akan

kemasan produk; dan pelanggan puas terhadap macam-macam produk dan treatment yang

ditawarkan sesuai kebutuhan. Tingkat persepsi responden terhadap loyalitas pelanggan ini

adalah tinggi (means = 3,79) dengan 3 indikator utama yaitu pelanggan akan memberikan

informasi dan mereferensikan kepada orang lain mengenai pengalaman positifnya selama

menggunakan produk, konsultasi dokter dan treatment; pelanggan akan kembali

menggunakan produk, konsultasi dokter dan treatment serta layanannya; dan pelanggan

akan tetap memilih produk, konsultasi dokter dan treatment.

Dari hasil output data SEM LISREL 8.7 dihasilkan model penelitian yang dapat dilihat

Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Persamaan Struktural

No. Persamaan Struktural Keterangan

1. PUAS = 0.76*LAYANAN + 0.20*HARGA R2 = 0.88

2. LOYAL = 0.77*PUAS - 0.31*LAYANAN +

0.41*HARGA R

2 = 0.73

Pada tabel 1 diperoleh 2 persamaan, yaitu persamaan kepuasan pelanggan memiliki R2

sebesar 0.88. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan dan harga dapat

menjelaskan variabel kepuasan pelanggan sebesar 88%. Sedangkan sisanya 12 % mampu

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini; persamaan loyalitas

pelanggan memiliki R2 sebesar 0.73. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan

pelanggan, kualitas pelayanan, dan harga dapat menjelaskan variabel loyalitas pelanggan

sebesar 73%. Sedangkan sisanya 27% mampu dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dibahas pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil uji Goodness of Fit (GOF) diperoleh bahwa RMSEA = 0,060 (good fit),

ECVI=13.95 (good fit), AIC Model = 1841.14 (good fit), CAIC Model = 2572.52 (good

fit), NFI = 0,97 (good fit), NNFI = 0,98 (good fit), CFI = 0,99 (good fit), IFI = 0,99 (good

fit), RFI = 0,96 (good fit), RMR = 0,035 (Good of Fit). Dilihat dari hasil beberapa aspek

GoF dapat dikatakan adanya kecocokan model.

Berdasarkan uji T, maka Ho1 ditolak atau Ha1 diterima karena nilai t-value (8.53) > t tabel

(1,96). Artinya terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa indikator-indikator pada variabel kualitas pelayanan dan

kepuasan pelanggan mampu menjelaskan hubungan dua varabel tersebut. Dengan adanya

Page 31: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

31

pelayanan yang berkualitas yang diberikan oleh Klinik Hedtutu Skin Solution dalam

melayani pelanggannya, maka pelanggan klinik tersebut akan merasa puas dan percaya

bahwa Klinik Hedtutu Skin Solution. Kenyataan ini didukung penelitian yang dilakukan

Ade S Maulana (2016) yang menyatakan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap

kepuasan pelanggan.

Gambar 2. Uji T

Ho3 diterima atau Ha3 ditolak karena nilai t-value (-1,74) < t tabel (1,96). Artinya tidak

terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan. Kualitas pelayanan

yang diberikan Klinik Hedtutu Skin Solution kepada pelanggan seperti keramahannya,

kecekatan pegawai dan dokter dalam melayani pelanggan, serta tanggap dalam

menyelesaikan keluhan pelanggan. Tetapi pelanggan tidak melihat dari sisi tersebut untuk

Page 32: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

32

loyal pada klinik tersebut. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Laili, dkk (2018)

yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Ho4 ditolak atau Ha4 diterima karena nilai t-value (3.67) > t tabel (1,96). Artinya terdapat

pengaruh harga terhadap loyalitas pelanggan. Kenyataan ini juga menerangkan bahwa

keragaman nilai dua variabel ini mampu menjelaskan hubungan antar variabel tersebut.

Hal tersebut menjelaskan bahwa semakin sesuai harga produk dan treatment di Klinik

Hedtutu Skin Solution, maka akan menimbulkan loyalitas konsumen terhadap produk

tersebut. Klinik Hedtutu Solution banyak menawarkan harga produk paket perawatan dan

treatment, seperti paket komedo, paket kulit berminyak, paket pencerah kulit dan beberapa

paket treatment lainnya. Penawaran harga paket itu mengharuskan kedatangan berkali-kali

untuk membeli atau melakukan perawatan kulit dan wajah. Hal tersebut menjadi indikator

dari loyalitas pelanggan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Suwarni dan Dwi (2011) yang menyatakan bahwa harga berpengaruh terhadap

loyalitas pelanggan.

Ho5 ditolak atau Ha5 diterima karena nilai t-value (4.14) > t tabel (1.96). Artinya terdapat

pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Kepuasan pelanggan ini dapat

diartikan sebagai respon positif terhadap produk dan treatment Klinik Hedtutu Skin

Solution dan apabila pelanggan tersebut sudah pernah membeli produk Klinik Hedtutu

Skin Solution maka pelanggan tersebut akan merekomendasikan kepada orang lain untuk

membeli produk dan treatment di Klinik Hedtutu Skin Solution. Pelanggan tersebut tidak

akan pindah ataupun tertarik untuk membeli di klinik lainnya. Hal tersebut sesuai dengan

hasil penelitian Iha Haryani (2017) yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan

memberikan pengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Tabel 2. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, Total

No. Jalur Variabel

Antara

Pengaruh

Langsung Tidak

Langsung

Total

1. Kualitas Layanan

Loyalitas Pelanggan

Kepuasan - 0.59

(0.76*0.77)

0.59

2. Harga Loyalitas

Pelanggan

Kepuasan 0.41 0.15

(0.20*0.77)

0.56

Berdasarkan tabel 1, maka dapat dianalisis pengaruh langsung, tidak langsung, dan total

yang dijabarkan pada Tabel 2. Ada dua jalur yaitu jalur kualitas layanan – kepuasan -

loyalitas pelanggan dan jalur harga – kepuasan – loyalitas pelanggan. Jalur dominan adalah

jalur kualitas layanan – kepuasan – loyalitas pelanggan. Variabel kepuasan pelanggan

dapat menjadi variabel intervening bagi variabel kualitas layanan berpengaruh terhadap

loyalitas pelanggan dan variabel harga berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Page 33: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

33

Simpulan

Kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Tetapi harga tidak

memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan tidak memiliki

pengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Tetapi harga dan kepuasan pelanggan memiliki

pengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Variabel kualitas pelayanan dan harga berperan sebesar 88% terhadap variabel kepuasan

pelanggan. Selain itu, variabel kepuasan pelanggan, kualitas pelayanan, dan harga berperan

sebesar 73% terhadap loyalitas pelanggan. Karena itu masih diperlukan penelitian lanjutan

dengan penambahan variabel untuk mendukung peningkatan kepuasan dan loyalitas

pelanggan, serta penelitian yang sejenis tetapi dilakukan pada beberapa klinik kecantikan.

Jalur dominan adalah jalur kualitas layanan – kepuasan – loyalitas pelanggan. Kondisi ini

menggambarkan bahwa loyalitas pelanggan klinik masih dapat ditingkatkan. Hal ini

tercermin pada peningkatan bahwa pelanggan akan memberikan informasi dan

mereferensikan kepada orang lain mengenai pengalaman positifnya selama menggunakan

produk, konsultasi dokter dan treatment; pelanggan akan kembali menggunakan produk,

konsultasi dokter dan treatment serta layanannya; dan pelanggan akan tetap memilih

produk, konsultasi dokter dan treatment. Peningkatan loyalitas dilakukan dengan

memprioritas perbaikan kualitas layanan yang dapat memberikan kepuasan pelanggan.

Perbaikan kualitas layanan dapat dilakukan melalui pegawai dan dokter menjadi pendengar

yang baik untuk keluhan pelanggan, kelengkapan dan ketersediaan produk klinik, dan

penampilan pegawai dan dokter sopan dan rapi. Peningkatan kepuasan pelanggan dapat

dilakukan melalui pelanggan puas akan pelayanan yang diberikan; pelanggan puas akan

kemasan produk; dan pelanggan puas terhadap macam-macam produk dan treatment yang

ditawarkan sesuai kebutuhan.Variabel kepuasan pelanggan dapat menjadi variabel

intervening bagi variabel kualitas layanan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dan

variabel harga berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Referensi

Ade S Maulana. 2016. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Harga Terhadap Kepuasan

Pelanggan PT. TOI. Jakarta: Jurnal Ekonomi Universitas Esa Unggul, Vol 7, No. 2;1-13.

Erni Setyowati, Wiyardi. 2016. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Citra Merek

Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Pemediasi.

Daya Saing Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, Vol 18, No 2, Desember; 102-112.

Ferdinand. 2013. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk skripsi, Tesis

dan Disertai Ilmu Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.

Iha Haryani Hatta. 2017. Feature, Nilai, Kepuasan & Loyalitas Pelanggan. Jurnal Riset

Manajemen dan Bisnis Vol 2, No 1, Februari; 45-52.

Irawan, Handi. 2004. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. : Jakarta: Elex Media.

Page 34: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

34

Kotler P, Amstrong G. 2013. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Edisi Indonesia.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Krowinski, W.J. 2001. Measuring and Managing Patient Satisfaction. USA: American

Publishing Inc.

Laili Ika Nafisatin, M. Naely Azhad, Wahyu Eko Setianingsih. 2018. Pengaruh Kualitas

Layanan, Komitmen Pelanggan Dan Kepercayaan Terhadap Loyalitas Pelanggan. JSMBI

(Jurnal Sains Manajemen Dan Bisnis Indonesia), Vol 8, No. 2, Desember; 180-195.

Lovelock, Christopher. Jochen Wirtz, dan Jacky Mussry. 2010. Pemasaran Jasa. Edisi

Ketujuh Jilid 2. Edisi Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Majalah Kartini. Industri Kecantikan di Indonesia Alami Pertumbuhan Pesat [Internet]. 27

April 2017 [diakses 22 Desember 2018]. Diakses dari https://majalahkartini.co.id/mode-

kecantikan/kecantikan/industri-kecantikan-di-indonesia-alami-pertumbuhan-pesat/

Purnomo Edwin Setyo. 2017. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Kepuasan

Konsumen “Best Autoworks”. PERFORMA : Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis

Volume 1, Nomor 6, Februari; 755-764.

Schiffman, Leon. G and Kanuk, Leslie Lazar. 2004. Consumer Behaviour 8th

edition. New

York: Pearson Prentice Hall.

Setyo Hari Wijanto. 2014. Metode Penelitian Menggunakan Structural Equation Modelling

dengan Lisrel 9. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Supriyadi, Edy. LISREL. Jakarta: In Media.

Suwarni, Septina, Dwi Mayasari. 2011. Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap

Loyalitas Melalui Kepuasan Konsumen. Jurnal Ekonomi Bisnis Th 19, No 1, Maret; 76-84.

Tjiptono, Fandy. 2016. Strategi Pemasaran, Edisi 2. Yogyakarta: Andi Offset

Yudiana Sari. 2016. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Konsumen Pada PT

PUSRI Palembang PDD Lampung. Ikonomika Jurnal Ekonomi & Bisnis Islam Volume 1,

Nomor 2, Oktober; 194-208.

Page 35: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

35

PERSPEKTIF DEEP ECOLOGY ETHICS PADA PROSES GAGASAN

PENGEMBANGAN PRODUK DALAM MARKETING MIX

Deddy Hendarwan), Sri Porwani

2)

1Program Studi Administrasi Niaga, Politeknik Darussalam

email: [email protected] 21

Program Studi Administrasi Niaga, Politeknik Darussalam

email: [email protected]

Abstract

Maintaining and preserving the environment is not just a social, economic, political, aesthetic,

problem, but more than that, an environmental problem that is a moral problem that requires

moral accountability. For this reason, it needs to be done with full responsibility as an obligation

and even human needs in life.If humans do not maintain the environment properly, there will be

many disasters for human life itself and all other living things. For the environment to be

sustainable, humans must be able to manage it as well as possible. Humans must have a collective

agreement around the world to manage and preserve the environment. Deep ecology ethics is

present as an initiator and facilitator in creative ideas to produce environmentally friendly

products.As well as the important role of the government in monitoring and evaluating each

business actor for their performance in producing quality products and environmentally friendly

products.

Keywords: Deep Ecology Ethics, Green Products, and government regulations

PENDAHULUAN

Latar belakang

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam

seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di

dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana

menggunakan lingkungan fisik tersebut.

Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan

mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan terdiri dari

komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah,

udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu

yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-

Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup

adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia,

dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lain.

Page 36: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

36

Lingkungan tempat bisnis akan dijalankan harus dianalisis dengan cermat. Hal ini

disebabkan lingkungan di satu sisi dapat menjadi peluang dari bisnis yang akan dijalankan,

namun di sisi lain lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis.

Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat

maupun lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan dijalankan.

Manusia pada dasarnya tidak dapat terlepas dari lingkungannya. Segala kebutuhan manusia

tidak dapat terlepas dari pemanfaatan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan primer,

sekunder, maupun tersier.

Sumber daya air, sumber daya pertanian, sumber daya kehutanan, dan sumber daya lainnya

menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia untuk mempertahankan keberlanjutan

kehidupan dan generasinya. Pemanfaatan sumber daya alam sejatinya harus dimanfaatkan

dengan bijak dan mempertimbangkan keberlanjutan. Tanpa mempertimbangkan kebijakan

dan keberlanjutan dalam pengelolaan, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan

tidak akan dapat memenuhi kebutuhan manusia untuk generasi masa depan.

Masalah lingkungan yang ditanggung oleh masyarakat modern saat ini disebabkan oleh

pengelolaan dan pengolahan sumber daya alam dan lingkungan tidak menghiraukan etika.

Etika pengelolaan lingkungan menjadi hal yang sangat penting untuk menjaga lingkungan

tetap mampu menyediakan kebutuhan-kebutuhan manusia dan tetap mengoptimalkan daya

dukungnya. Masyarakat yang tidak bertanggung jawab dengan sesuka hati mengambil

segala kekayaan alam dan lingkungan untuk kebutuhan mereka tanpa memperhatikan

keberlanjutannya.

Akibatnya adalah terjadinya penurunan kualitan dan kuantitas sumber daya alam dan

lingkungan. Bencana alam semakin menjadi seiring semakin tua kondisi bumi. Gas rumah

kaca dan climate change menjadi ancaman bagi keberlanjutan kehidupan manusia dan

bumi. Dan masih banyak lagi lainnya ancaman-ancaman yang ditimbulkan dari buruknya

etika manusia dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan, dan semua

permasalahan tersebut tidak terlepas dari soal etika dan moral manusia terhadap

lingkungannya.

Etika lingkungan hidup dipahami sebagai disiplin ilmu yang berbicara mengenai norma

dan kaidah moral yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam serta

nilai dan prinsip moral yang menjiwai perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam

tersebut. Etika lingkungan hidup juga dipahami mengenai hubungan atau relasi di antara

semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai

dampak pada alam dan antara manusia dengan mankluk hidup lain atau dengan alam

secara keseluruhan. Termasuk didalamnya berbagai kebijakan politik dan ekonomi yang

mempunyai dampak langsung atau tidak langsung terhadap alam.

Kesadaran etika lingkungan hidup ini muncul dari kondisi yang dirasakan oleh beberapa

orang yang peduli untuk secepat mungkin menyelamatkan lingkungan hidup. Menurut

Keraf (2010), pada perkembangannya, etika lingkungan hidup dibagi menjadi beberapa

teori sesuai dengan pemahaman dalam tujuan pemanfaatannya. Teori tersebut adalah

Shallow Environmental Ethics, Intermediate Environmental Ethics, dan Deep

Page 37: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

37

Environmental Ethics. Ketiga teori tersebut juga dikenal sebagai Antroposentrisme,

Biosentrisme, dan Ekosentrisme. Ketiga teori ini mempunyai cara pandang yang berbeda

tentang manusia, alam, dan hubungan manusia dengan alam.

Pada jurnal ini akan menjelaskan teori-teori tersebut, khususnya pada bahasan Shallow Ecology

(Environmental) Ethics dan Deep Ecology (Environmental) Ethics yang yang dilihat dari Ekologi

Politik (Political Ecology) serta membahas anomali dari relasi atau benang merah dari berbagai

aliran tersebut.

Dalam bisnis, produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing,

produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah

keinginan atau kebutuhan.

Produk adalah segala hal yang memiliki nilai dan mampu memuaskan kebutuhan, keinginan dan

permintaan pelanggannya. Produk ini harus mampu memenuhi kebutuhan pelanggan dan

memecahkan masalah pelanggan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam produk adalah kemasan,

cap, pengembangan produk baru, dan disain produk. Daur hidup produk (product life cycle) terdiri

dari enam tahap yaitu tahap pengembangan, tahap pengenalan, tahap pertumbuhan penjualan, tahap

kematangan, tahap kejenuhan, dan yang terakhir adalah tahap penurunan.

A product as anything that can be offered to a market for attention, acquisition, use or consumption

and that might satisfy a want or need. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke

pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan

atau kebutuhan konsumen. (Kotler dan Amstrong (1996:274)).

Menurut Kotler (2003:408) ada 5 (lima) tingkatan produk yaitu, :

Core Benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying), yaitu

manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.

Basic Product (namely a basic version of the product), yaitu bentuk dasar dari suatu produk yang

dapat dirasakan oleh panca indera.

Expected Product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally expect and

agree to when they purchase this product), yaitu serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-

kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu produk.

Augmented Product (namely that one includes additional service and benefit that distinguish the

company‟s offer from competitor‟s offer)‟ yaitu sesuatu yang membedakan antara produk yang

ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.

Potential Product (namely all of the argumentations and transformations that this product that

ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh

suatu produk dimasa datang.

Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang

dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi

beberapa kelompok,yaitu:

Berdasarkan Wujudnya

Produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :

Barang

Page 38: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

38

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa,

dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.

Jasa

merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain).

Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau

kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak

dikaitkan dengan suatu produk fisik.

Berdasarkan aspek daya tahannya

Barang tidak tahan lama (nondurable goods)

Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau

beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal

kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng dan sebagainya.

Barang tahan lama (durable goods)

Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak

pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya

lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.

Berdasarkan tujuan konsumsi

Barang konsumsi (consumer‟s goods)

Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui

pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.

Barang industri (industrial‟s goods)

Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih lanjut

untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari barang industri

diperjualbelikan kembali.

Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk

kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada

umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :

Convenience goods

Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli),

dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam

pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan

sebagainya.

Shopping goods

Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen

diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture,

mobil bekas dan lainnya.

Specialty goods

Page 39: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

39

Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik dimana

sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil

Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.

Unsought goods

Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah diketahui, tetapi

pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah

kuburan dan sebagainya.

Marketing mix adalah kumpulan variabel marketing yang digunakan untuk mencapai tujuan

marketing pada pasar yang ditargetkan. Istilah ini pertama kali dikenalkan oleh Neil Borden,

profesor marketing Harvard, pada 1948. Saat itu Neil Borden baru mengenalkan istilah, tapi belum

menyusun komponen dalam marketing mix. Pada 1960 E. Jerome McCarthy baru memperkenalkan

empat variabel utama marketing mix, yaitu product, price, place, dan promotion.

Marketing mix merupakan interaksi empat variabel utama dalam sistem pemasaran yaitu

produk, penentuan harga, distribusi, dan promosi. Arti penting dari tiap variabel tersebut

berbeda tergantung pada industri, misi perusahaan, sifat pasar, dan ukuran perusahaan,

maupun sejumlah faktor lingkungan.

Namun, dalam perkembangannya terdapat berbagai modifikasi elemen dari para ahli. Salah satu

perkembangan konsep marketing mix yang paling banyak dikenal adalah Marketing Mix 7P.

Konsep ini dikenalkan oleh Booms dan Bitner yang berisi empat elemen 4P ditambah tiga elemen

baru, yaitu physical evidence, people, dan process.

Gambar 1

7P of Marketing Mix by Booms dan Bitner

Permasalahan

Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi

lingkungan disekitar lokasi bisnis, seperti :

Perubahan kehidupan masyarakat, dengan semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis.

timbulnya kerawanan sosial

Page 40: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

40

timbulnya penyakit masyarakat

perubahan gaya hidup sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari luar daerah.

Analisa aspek lingkungan dilakukan adalah untuk menjawab pertanyaan :

Apakah lingkungan setempat sesuai dengan ide/gagasan bisnis yang akan dijalankan ? dan

Apakah manfaat bisnis bagi lingkungan lebih besar dibandingkan dampak negatifnya?

Lingkungan bisnis merupakan unsur yang ada diluar perusahaan dan tidak dapat

dikendalikan oleh pelaku bisnis yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Sedangkan

Robinson (2007) mendefinisikan lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada diluar

organisasi.

Suatu ide/gagasan bisnis dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan sesuai dengan

kebutuhan ide/gagasan bisnis, dan tentunya ide/gagasan bisnis tersebut mampu

memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dampak negatifnya di wilayah

tersebut.

Modernisasi kehidupan manusia akhir-akhir ini telah banyak mengorbankan kondisi

lingkungan hidup. Pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin hari semakin meningkat

tidak dapat dipisahkan dari sumber daya alam untuk dimanfaatkan. Dampaknya adalah

semakin krisisnya kondisi sumber daya alam dan lingkungan serta semakin banyaknya

bencana alam yang ditimbulkan akibat dari pemanfaatan yang berlebihan.

Pemanfaatan sumber daya alam sejatinya harus dimanfaatkan dengan bijak dan

mempertimbangkan keberlanjutan. Tanpa mempertimbangkan kebijakan dan keberlanjutan

dalam pengelolaan, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan tidak akan dapat

memenuhi kebutuhan manusia untuk generasi masa depan.

Masalah lingkungan yang ditanggung oleh masyarakat modern saat ini disebabkan oleh

pengelolaan dan pengolahan sumber daya alam dan lingkungan yang tidak menghiraukan

etika.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa proses pengembangan produk (product

development) pada tahap gagasan/ide dalam perspektif deep ecology sebagai bagian dari proses

pencegahan dampak negatif lingkungan yang disebabkan karena produk yang tidak ramah

lingkungan.

Untuk menjadikan topik baru lebih dikenal oleh masyarakat luas, memberikan gambaran dasar

mengenai topik bahasan, menggeneralisasi gagasan dan mengembangkan teori yang

bersifat tentatif, membuka kemungkinan akan diadakannya penelitian lanjutan terhadap topik yang

dibahas, serta menentukan teknik dan arah yang akan digunakan dalam penelitian berikutnya.

KAJIAN LITERATUR

Page 41: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

41

Dalam sejarah perkembangan pemikiran di bidang etika lingkungan, kita bisa membedakan

beberapa teori etika lingkungan, yang sekaligus menentukan pola perilaku manusia dalam kaitan

dengan lingkungan. Pada tempat pertama kita bisa membedakan tiga model teori etika lingkungan,

yaitu yang dikenal dengan Shallow Environmental Ethics, Intermediate Environmental

Ethics dan Deep Environmental Ethics. Ketiga teori ini juga dikenal sebagai antroposentrisme,

biosentrisme, dan ekosentrisme. Antroposentrisme adalah teori etika lingkungan yang memandang

manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang

paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan

dengan alam, baik secara lansung atau tidak langsung. Karena berciri instrumentalistik dan egoistis,

teori ini dianggap sebagai sebuah etika lingkungan yang dangkal dan sempit (shallow

environmental ethics) (Keraf 2002:31-32).

Dikutip dari Susilo (2008), ekologi dangkal seperti ditegaskan oleh salah satu pendukung deep

ecology, Fritjof Capra dijelaskan sebagai berikut.

―Shallow ecology in antropocentric, or human-centered. It view humans as above or outside of

nature, as th source of all value, and ascribes only instrumental, or ‗use‘, value to nature.‖

(ekologi dangkal dalam antroposentris atau berpusat pada manusia, melihat manusia sebagai di atas

atau di luar alam, sebagai sumber dari semua nilai, dan menganggap alam hanya sebagai secara

instrumental atau “menggunakan”, nilai ke alam).

Teori Etika Lingkungan Hidup

Kehidupan manusia dengan lingkungan hidup mempunyai hubungan yang sangat erat. Hubungan

ini sangat tergantung dan dipengaruhi oleh pandangan manusia terhadap lingkungan hidup tsb. Ada

beberapa teori tentang pandangan manusia terhadap lingkungan hidup yaitu :

1. Antroposentrisme

Menempatkan manusia sebagai pusat, semuanya demi kepentingan manusia. Teori ini juga disebut

human centered ethics.

Alam sebagai objek dan alat untuk pencapaian tujuan manusia

Manusia bisa sesukanya untuk berbuat dan mengendalikan alam demi kepentingan dirinya.

Alam dianggap penting kalau menguntungkan manusia akan tetap dipelihara, namun bila tidak

penting dan demi kepentingan manusia, alam bisa dihancurkan.

Teori ini yang menyebabkan kehancuran alam, hutan, dan lingkungan , sehinga muncullah gerakan

untuk melindungi lingkungan alam, green peace.

2. Biosentrisme

Menempatkan alam memiliki nilai dalam dirinya. Teori ini bertentangan dengan Antroposentrisme.

Biosentrisme mendasari moralitas pada keluhuran kehidupan kepada semua mahluk hidup, tidak

hanya manusia. Semua kehidupan di dunia ini memiliki moral dan nilai yang sama sehingga harus

dilindungi, diselamatkan dan dipelihara sebaik mungkin.

Semua mahluk hidup bernilai dalam kehidupan untuk itu semua mahluk hidup, apalagi manusia

harus menjaga dan melindungi semua kehidupan dan lingkungan di sekitarnya.

Manusia bukan merupakan pusat dari kehidupan, semua kehidupan.

Page 42: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

42

Manusia bukan merupakan pusat dari kehidupan, semua kehidupan sama pentingnya sehingga

manusia harus menghargai lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya, dan turut melestarikan

komunitas ekologis dengan baik.

Biosentrisme disebut juga intermediate environmental ethics

3. Ekosentrisme

Teori ini merupkan lanjutan dari Biosentrisme. Dalam Biosentrisme hanya memusatkan kepada

pada kehidupan seluruhnya, ekosentrisme memusatkan perhatian kepada seluruh komunitas

biologis yang hidup maupun yang tidak.

Pandangan ini didasari oleh pemahaman ekologis bahwa mahluk hidup maupun benda abiotik

saling terkait satu sama lainnya. Udara,air sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia.

Untuk itu semua mahluk hidupan dan benda-benda saling tergantung dan mempengaruhi satu

dengan lainnya.

Ekosentrime memliki pandangan yang lebih luas yaitu komunitas ekologis seluruhnya.

Ekosentrisme menuntut tanggungjawab moral yang sama untuk semua realitas biologis.

Ekosentrime juga disebut deep environmental ethics

Pernyataan Aristoteles dalam buku Politics secara sederhana bisa menggambarkan paham

antroposentris. Filosof Yunani yang juga merupakan murid dari Plato tersebut menyatakan

bahwa ―tumbuhan disiapkan untuk kepentingan binatang dan binatang disiapkan untuk

kepentingan manusia.‖ Dari kalimat tersebut kita bisa membuat kesimpulan bahwa manusia dan

kepetingannya dianggap paling menentukan dalam tatanan ekosistem. Sekalipun dunia tumbuh-

tumbuhan dan binatang juga dianggap penting, tetapi menempati urutan kedua sebab ia sebatas

pelayan kebutuhan manusia. (Susilo, 2008:61).

Thomas Aquinas, Rene Descrates dan Imanuel Kant memahami bahwa manusia lebih tinggi dan

terhormat dibandingkan dengan makluk ciptaan lain karena manusia dalah satu-satunya makluk

bebas dan rasional (the free and rasional being). Termasuk dalam argumen ini adalah manusia

adalah satu-satunya makluk hidup yang mampu menggunakan dan memahami bahasa simbol untuk

berkomunikasi. (Keraf 2010:53)

Ekosentrisme merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Kedua teori ini

mendobrak cara pandang antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada

komunitas manusia. Pada biosentrisme, etika diperluas untuk mencakup komunitas biosentrisme,

sementara pada ekosentrisme, etika diperluas untuk mencakup komunitas ekologis

seluruhnya. Deep Ecology menuntut suatu etika baru yang tidak berpusat pada manusia, tetapi

berpusat pada makhluk hidup seluruhnya dalam kaitan dengan upaya mengatasi persoalan

lingkungan hidup. Selanjutnya dijelaskan bahwa pendukung Deep Ecology percaya bahwa dunia tidak diciptakan sebagai sumberdaya utuk dieksploitasi secara bebas oleh umat manusia.

Etika Deep Ecology mempercayai bahwa seluruh sistem bersifat superior pada setiap bagiannya.

Arne Naess seorang filsuf Norwegia pada tahun 1973 mengatakan, dalam mengatasi kondisi

darurat ekologis (The Emergency of Ecologists) dapat dibedakan dua gerakan penyelamatan

lingkungan yaitu shallow ecological movement (SEM) dan deep ecological movement (DEM).

DEM perlu dipahami dalam latar belakang kritiknya terhadap antroposentrisme atau lebih luas

dikenal sebagai shallow ecological movement (SEM) yang dapat dikemukakan sebagai berikut :

Page 43: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

43

Bahwa krisis lingkungan merupakan persoalan teknis, yang tidak membutuhkan perubahan dalam

kesadaran manusia dan sistem ekonomi.

Sementara, SEM lebih cenderung mengatasi simptom atau gejala dari sebuah isu lingkungan dan

bukan akar permasalahan (yang terutama dilihat adalah dampak langsung dari lingkungan, dan

bukan sebab utama dampak itu).

Deep ecological movement (DEM) dikemukakan :

DEM justru sebaliknya, melihat permasalahan lingkungan dalam suatu perspektif relasional yang

lebih luas dan holistik.

DEM lebih berusaha untuk melihat akar permasalahan kerusakan dan pencemaran lingkungan

secara lebih komprehensif dan holistik, untuk kemudian mengatasinya secara lebih mendalam.

Aspek sosial dan manusia juga menjadi perhatian utama DEM.

Menurut Arne Naess , krisis ekologi global yang dialami manusia secara mendasar bersumber pada

kesalahan fundamental–filosofis dalam pemahaman atau cara pandang manusia mengenai dirinya,

alam, dan tempat manusia dalam keseluruhan ekosistem. Manusia keliru memandang alam, dan

keliru menempatkan diri dalam konteks alam semesta seluruhnya. Sehubungan dengan itu, dalam

rangka mengatasi krisis ekologi, maka pembenahannya harus pula menyangkut pembenahan cara

pandang dan perilaku manusia dalam berinteraksi, baik dengan alam maupun dengan manusia lain

dalam keseluruhan ekosistem.

Fritjof Capra dalam artikelnya yang berjudul Deep Ecology: A New Paradigm menyatakan bahwa

antroposentris adalah ekologi dangkal (shallow ecology) yang mempunyai cara pandang berbeda

dengan ekologi dalam (deep ecology), dengan uraian sebagai berikut::

Ekologi dangkal (shallow ecology) adalah antroposentris yang melihat manusia berada di atas atau

di luar alam, sebagai sumber dari semua nilai, dan menganggap alam hanya sebagai suatu

instrumen, atau menggunakan nilai kepada alam.

Ekologi dalam (deep ecology) tidak memisahkan manusia dari lingkungan alam, maupun tidak

memisahkan segala sesuatunya dari lingkungan alam menyangkut sebuah gerakan, gerakan dari

semua penghuni rumah tangga, penghuni alam semesta untuk menjaga secara arif lingkungannya

sebagai rumah tangga

Deep Ecology menurut Fritjof Capra, salah satu pendukung paham ini :

“Deep ecology does not separate humans – or anything else – from the natural environment. It

does see the world not as a collection of isolated objects, but as a network of phenomena thar are

fundamentally interconnected and interdependent. Deep ecology recognizes the indtrinsic value of

all living beings and views human beings as just one particular strand in the web of life.‖ [Deep

ecology tidak membedakan antara manusia – atau sesuatu lain – dari lingkungan alamiah. Paham

ini tidak melihat dunia sebagai suatu obyek yang terisolasi, namun sebagai pertalian fenomena

dimana secara mendasar saling berhubungan dan saling bergantung. Deep

ecology memperkenalkan nilai intrinsik dari semua bentuk kehidupan dan memandang kehidupan

manusia hanya sebagai suatu helai khusus jaring-jaring hidup.] (Susilo 2008 :108-109).

Ekosentris adalah suatu teori etik lingkungan yang memusatkan perhatian pada bukan saja

komunitas biotis (biosentris) tetapi pada seluruh komunitas ekologis, baik yang hidup maupun yang

tidak. (Keraf 2010: 92). Bila dibandingkan dengan biosentrisme, ekosentrisme memiliki pandangan

yang lebih luas karena penyelamatan terhadap alam tidak hanya mengutamakan penghormatan atas

Page 44: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

44

spesies (makluk hidup saja), tetapi tidak kalah penting pula adalah perhatian setara atas seluruh

kehidupan.

Dalam perkembangan paham tentang etika lingkungan, antroposentrisme dirasa menjadi sumber

rusaknya lingkungan dan krisis ekologi. Antroposentrisme, etika ekologi dangkal, tidak

menghargai nilai-nilai yang terdapat pada alam sehingga alam dan lingkungan hanya dianggap

sebagai alat untuk memenuhi kepentingannya.

Hal tersebutlah yang kemudian memunculkan etika yang lebih mendalam lagi terhadap alam yaitu

Deep Ecology Ethics atau etika ekologi dalam. Deep Ecology Ethics merupakan pengembangan

dari etika ekologi dangkal yang didasari atas kepedulian terhadap alam dan lingkungan yang

semakin hari semakin rusak. Etika ini menerapkan nilai-nilai alam

Perspektif Deep Ecology Ethics menekankan pada kepentingan dan kelestarian lingkungan alam.

Pandangan ini berdasar etika lingkungan yang kritikal dan mendudukkan lingkungan tidak saja

sebagai objek moral, tetapi subjek moral. Sehingga harus diperlakukan sederajat dengan manusia.

Pengakuan lingkungan sebagai moral subjek, membawa dampak penegakkan prinsip-prinsip

keadilan dalam konteks hubungan antara manusia dan lingkungan sebagai sesama moral subjek.

Termasuk di sini isu animal rights. Deep Ecology Ethics memandang proses pembangunan harus

sejak awal melihat implikasinya terhadap lingkungan. Karena setiap proses pembangunan akan

melibatkan perubahan dan pemanfaatan lingkungan dan sumber daya alam.

Manusia dengan dunia alam, menurut Barker (1995:28-29), saling mengimplementasikan dan

saling mengandung. Permasalahan hubungan manusia dengan alam dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan teori Ekosentrisme. Teori ini merupakan kelanjutan dari teori Etika

Lingkungan Hidup Biosentrisme yang keduanya mendobrak cara pandang Antroposentrisme dan

membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas manusia.

Ekosentrisme memusatkan etika pada seluruh komunitas lingkungan, baik yang hidup maupun

yang tidak. Makhluk hidup dan benda-benda abiotis saling terkait satu sama lain. Kewajiban dan

tanggung jawab moral tidak dibatasi pada makhluk hidup. Kewajiban dan tanggung jawab moral

yang sama juga berlaku terhadap semua realitas lingkungan hidup (Keraf, 2010:93). Salah satu

versi teori Ekosentrisme ini adalah teori Etika Lingkungan Hidup yang sekarang ini populer

sebagai Deep Ecology.

Pada dasarnya Deep Ecology adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia bukan

sebagai pusat dari alam, melainkan hanya bagian dari alam. Semua unsur alam dan manusia

mempunyai kedudukan yang sama di dalam lingkungan hidup. Nilai-nilai moral bukan hanya

berlaku bagi komunitas manusia, namun juga komunitas sekelompok anggota lingkungan hidup

(Keraf, 2010:93).

Pusat perhatian Deep Ecology meliputi dua hal yaitu:

Tentang manusia dengan kepentingannya. Manusia bukan hanya memenuhi kepentingannya saja,

namun juga kepentingan seluruh komunitas lingkungan hidup untuk kepentingan jangka panjang.

Deep Ecology diterjemahkan dalam aksi yang nyata dan konkret. Aksi atau gerakan ini berusaha

untuk mengubah paradigma secara revolusioner yaitu perubahan cara pandang, nilai dan gaya

hidup manusia yang antroposentris (Keraf,2010:93). Aksi gerakan ini diterjemahkan oleh Naess ke

dalam platform aksi dan beberapa prinsip sebagai pedoman gerakan Deep Ecology.

Dalam filsafat ecosophy terdapat suatu pendekatan yang mengintegrasikan dimensi intelektual,

spritual dan emosional. Dimensi intelektual berarti umat manusia diminta secara terus menerus

Page 45: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

45

mempelajari, meneliti, memahami dan menghargai alam lingkungannya. Dimensi spritual berarti

mempercayai bahwa SDA diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, perlu dilindungi dan dijaga

kelestariannya karena berfungsi untuk mendukung kehidupan manusia. Sementara, dimensi

emusional bermakna dalam membentuk manusia beretika dan bermoral bagi terjaminnya kualitas

hidup manusia dari generasi ke generasi.

Filsafat ecosophy ini menurut Naess harus dapat berfungsi sebagai landasan filosofis dalam rangka

penerimaan prinsip-prinsip Deep Ecology, di antaranya:

Sikap hormat terhadap semua cara dan bentuk kehidupan di alam semesta (biospheric

egalitarianism—in principle)

Manusia hanya salah satu spesies di tengah begitu banyak spesies lain. Semua spesies ini

mempunyai nilai yang sama (prinsip non-antroposentrisme);

Prinsip realisasi diri yang memandang manusia tidak hanya sebatas sebagai makhluk sosial (social

animal), tetapi juga makhluk ekologis (ecological animal);

Pengakuan dan penghargaan terhadap keanekaragaman dan kompleksitas ekologis dalam suatu

hubungan simbiosis.

Political Ecology bagian dari deep ecology

Dikutip dari jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi (2007), beberapa

defenisi political ecology (ekologi politik) datang dengan asumsi yang sama yaitu : ―environmental

change and ecological conditions are (to some extent) the product of political processes‖. Jika

keadaan lingkungan adalah produk dari proses-proses politik, maka tidak terlepas pula dalam hal

ini adalah keterlibatan proses-proses dialetik dalm politik ekonomi. Ideologi profit-maximizing

economy yang dianut oleh para aktor atau pelaku ekonomi yang selalu melakukan kalkulasi benefit

dan cost analysis dalam operasionalisasi praktek ekonomi (produksi, distribusi dan konsumsi) turut

mengukuhkan proses kehancuran sumberdaya alam dan lingkungan.

Oleh karena itu, ekologi politik didefenisikan dengan basis asumsi: “keadilan”, “krisis ekologi”,

“campur tangan kekuasaan” dalam sistem ekologi dn pemanfaatan sumberdaya alam. Dimana

kepedulian terhadap kelangsungan alam dan lingkungan tidak berorientasi untuk

kepentingan manusia semata tetapi berdasarkan kesadaran bahwa manusia sebagai agen

atau perusak alam perlu membangun semangat dan cara hidup baru serta sistem sosial-

politik kemasyarakatan yang mengedepankan perbaikan lingkungan.

Watson (2000) seperti dikutip dalam Robin (2004) memberikan batasan ekologi politik sebagai

: ―to understand the complex relations between nature and society through a careful analysis of

what one might call the forms of access and control over resources and their implication for

environmental health and sustainable livelihoods‖. Dengan batasan ini maka ada enam sub-bidang

ekologi politik yang terlibat dalam sistem eco-politics, dimana setiap pihak berjuang untuk

menguasai salah satu diantaranya atau beberapa diantaranya, yaitu :

Ilmu pengetahuan atau knowledge

Kekuasaan atau power

Praktek dan operasionalisasi kegiatan ekonomi

Politik atau politics

Keadilan atau justice

Page 46: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

46

Tata pengaturan atau governance.

Demikianlah, sehingga ekologi politik tidak semata-mata hanya “praktek dan proses-proses politik

tentang lingkungan dan ekosistem”, melainkan lebih kompleks dari pada itu. Ekologi politik

menyentuh persoalan perjuangan di wilayah gagasan atau ideologi, formulasi ilmu pengetahuan

dan pengujian keyakinan dan rasionalisme yang berakar pada mahzab ekologisme, hingga pada

perjuangan keadilan lingkungan (eco-environmental justice) dan persoalan tata-pengaturan

pemerintahan lingkungan.

Pengertian Pengembangan Produk Baru

Perkembangan produk baru adalah suatu proses dari pencarian ide-ide untuk barang-barang dan

pelayanan-pelayanan baru, dan mengubahnya menjadi tambahan lini produk yang berhasil secara

komersil ( Darymple & Parsons, 2000, p. 219 ). Alasan dasar perusahaan mengembangkan produk

baru adalah untuk menggantikan item-item yang telah kehilangan minat dari konsumen.

Pengenalam item baru membantu meningkatkan pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan

Berikut ini penjelasan pengembangan produk dari beberapa tokoh:

Assaury (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk (product development) adalah suatu

kegiatan atau aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk ke

arah yang lebih baik sehingga dapat memberikan daya guna maupun daya pemuas yang lebih besar.

Kotler dan Armstrong (1996) mengatakan bahwa pengembangan produk adalah strategi untuk

pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke segmen pasar

yang sekarang.

Dapat disimpulkan bahwa pengembangan produk adalah suatu usaha yang dilakukan perusahaan

melalui perbaikan bentuk, penyederhanaan, pembentukan kembali, menambah desain atau model

dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen atau pelanggan.

Pengembangan produk baru tidak terlepas dari biaya ketidakpastian, dan kegagalan. Menurut

Cooper(1993), mayoritas program pengembangan produk, gagal mencapai pasar sasaran dari

produk baru yang benar-benar bisa mencapai pasar, sekitar 35% diantarannya mengalami

kegagalan. Oleh sebab itu, oleh perusahaan membutuhkan proses dan alat analisis yang cermat dan

andal dalam rangka pengembangan produk baru.

Konsep produk baru dari dua perspektif, yakni :

Baru bagi pasar (new to market) yang mengandung arti belum ada perusahaan yang memproduksi

atau memasarkan produk tersebut sebelumnya.

Baru bagi perusahaan bersangkutan (new to deferm) artinya perusahaan-perusahaan lain sudah

membayarkan produk tersebut tetapi perusahaan bersangkutan belum memasarkannya.

Kategori Produk Baru

Secara garis besar, aktivitas pengembangan produk baru bisa menghasilkan 6 macam tipe

produk baru:

Produk Baru Bagi Dunia (New to the world products), yaitu produk-produk yang menciptakan

pasar yang sama sekali baru dan membentuk siklus hidup produk yang baru.

Page 47: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

47

Lini Product baru (New Product Line), yaitu produk-produk yang baru bagi perusahaan, namun

diluncurkan bagi pasar yang sudah ada.

Perluasan lini (Line Extension), yaitu produk baru yang memungkinkan perusahaan memperluas

pasar yang dilayani dengan menawaran manfaat yang berbeda.

Penyempurnaan produk yang telah ada (improvement to exsisting products), yaitu produk-produk

yang biasanya dirancang untuk menggantikan penawaran produk yang sudah ada.

Re-positioning, yaitu pengembangan teknis yang memungkinkan suatu produk menawarkan

aplikasi baru dan melayani kebutuhan yang baru.

Pengurangan biaya (cost redaction), yaitu versi dari produk yang ada yang dapat memberikan

kinerja setara pada tingkat harga yang lebih murah.

Marketing Mix (7P)

Product (Produk)

Pengertian product (produk) menurut Kotler & Armstrong (2001, p.346) adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah pemahaman

subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan

organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan

kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai

persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk dipandang

penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Price (Harga)

Definisi harga menurut Philip Kotler (2005), ―Price is the amount of money charged for a product

or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits

of having or using the product or service‖.

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas,

harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari

kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.

Place (Lokasi/Distribusi)

Definisi lokasi (Kotler, 2007) mengenai distribusi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan

perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.

Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada konsumen

melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada

konsumen dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang

jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat

bersamaan.

Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantung satu sama

lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk atau pelayanan untuk digunakan atau

Page 48: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

48

dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dalam lokasi untuk

menjangkau populasi yang tersebar luas Sebagai salah satu variable marketing mix, place atau

distribusi mempunyai peran yang sangat penting dalam membantu perusaan memastikan

produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan

diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.

Promotion (Promosi)

Menurut Philip Kotler dan Gery Amstrong (2001, p.68) promosi adalah “aktivitas yang

mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen sasaran untuk membelinya”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu kegiatan untuk

menyampaikan informasi atau berkomunikasi antara penjual dan pembeli potensial yang besifat

menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran untuk

menciptakan permintaan atas produk barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan.

Physical evidence (Lingkungan fisik)

Bukti fisik menurut Kotler (2000) yaitu bukti yang dimiliki oleh penyedia jasa yang ditujukan

kepada konsumen sebagai usulan nilai tambah konsumen. Bukti fisik merupakan wujud nyata yang

ditawarkan kepada konsumen ataupun calon konsumen.

Sebenarnya tidak ada atribut fisik untuk layanan, sehingga konsumen cenderung mengandalkan

isyarat material. Ada banyak contoh bukti fisik, termasuk beberapa hal sebagai berikut:

Packaging (Kemasan)

Internet/web pages (Internet / halaman web)

Paperwork (Dokumen seperti invoice, tiket dan catatan pengiriman).

Brochures (Brosur)

Furnishings (Perabotan)

Signage (seperti yang di pesawat dan kendaraan).

Uniforms (Seragam)

Business cards (Kartu nama)

The building itself (Bangunan itu sendiri ,seperti kantor bergengsi atau markas indah).

Mailboxes and many others (Kotak surat dan banyak lainnya)

Beberapa organisasi sangat tergantung pada bukti fisik sebagai alat komunikasi pemasaran .

People (Orang)

Merupakan konsumen yang memberikan persepsi kepada konsumen lain tentang kualitas jasa yang

pernah dibelinya dari perusahaan. Sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap proses pembelian

jasa yang bersangkutan.

Page 49: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

49

Process (Proses)

Menurut Philip Kotler (2006), Proses disini adalah mencakup bagaimana cara perusahaan melayani

permintaan tiap konsumennya. Mulai dari konsumen tersebut memesan (order) hingga akhirnya

mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Beberapa perusahaan tertentu biasanya memiliki

cara yang unik atau khusus dalam melayani konsumennya. Yang dimaksud proses dalam

pemasaran yaitu keseluruhan sistem yang berlangsung dalam penyelenggaraan dan menentukan

mutu kelancaran penyelenggaraan jasa yang dapat memberikan kepuasan pada penggunanya.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksploratif, diharapkan dapat

memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai konsep atau pola yang digunakan dalam

penelitian, dan untuk menggali informasi lebih jauh tentang objek yang di teliti.

PEMBAHASAN

Konsep Deep Ecology yang dilandasi filsafat ecosophy yang menghendaki adanya perubahan

kebijakan dalam mengatasi krisis atau darurat lingkungan akibat eksploitasi sumber daya

lingkungan yang mengabaikan aspek kelestarian dan daya dukung lingkungan (didasarkan pada

etika antroposentris), memerlukan adanya politics ecology agar kepedulian terhadap

kelangsungan alam dan lingkungan tidak berorientasi untuk kepentingan manusia semata

tetapi berdasarkan kesadaran bahwa manusia sebagai agen atau perusak alam perlu

membangun semangat dan cara hidup baru serta sistem sosial-politik kemasyarakatan yang

mengedepankan perbaikan lingkungan.

Ecological politics berfokus pada bagaimana politik untuk akses dan kontrol atas tanah

dan sumber daya yang terkait dengan perubahan lingkungan.

Apa yang disodorkan oleh biosentrisme dan ekosentrisme sebenarnya hanya revitalisasi cara

pandang dan perilaku manusia dalam interaksinya dengan alam. Dengan kata lain, etika lingkungan

hidup yang diperjuangkan dan dibela oleh biosentrisme dan ekosentrisme adalah kembali kepada

etika manusia, yang dipraktikkan oleh hampir semua masyarakat di dunia, tetapi tenggelam di

tengah dominasi cara pandang dan etika Barat Modern (Keraf 2002: xix).

Tanggung jawab terhadap lingkungan hidup

Manusia bertanggung jawab terhadap pemeliharaan lingkungan hidup, karena bila ekosistem

terganggu maka akan menggangu eksistensi manusia. Untuk itu menusia harus dapat menjaga dan

melestarikan lingkungan hidup.

Memelihara dan melestarikan lingkungan hidup bukan hanya sekedar masalah sosial, ekonomi,

politik, estetika, dan lain sebagainya, namun lebih daripada itu, masalah lingkungan hidup yaitu

masalah moral sehingga dituntut pertanggung jawaban moral. Untuk itu perlu dilakukan dengan

penuh tanggung jawab sebagai suatu kewajiban bahkan kebutuhan manusia dalam hidupnya.

Secara umum, bila manusia tidak menjaga lingkungan hidup dengan baik maka akan terjadi banyak

bencana bagi kehidupan manusia sendiri dan semua mahluk hidup lainnya. Dampak tersebut

berupa :

Page 50: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

50

Akumulasi bahan beracun, di udara maupun di air

Efek rumah kaca

Perusakan lapisan ozon

Hujan Asam

Deforestasi dan pengurunan

Punahnya keanekaan hayati

Mengelola dan melestarikan lingkungan hidup

Agar lingkungan hidup tetap lestari maka manusia harus bisa mengelolanya dengan sebaik

mungkin. Manusia harus membunyai kesepakatan secara bersama di seluruh dunia untuk

mengelola dan melestarikan lingkungan. Kesepatakan ini sudah dimulai dengan gerakan dan

kesepakatan yang dilakukan oleh bangsa2 di dunia yaitu :

World Environment Movement ( 1972 ) . Gerakan kesadaran ekologi secara bersama di dunia yang

diprakarsai oleh PBB yang mengadakan konferensi Gerakan Lingkungan Hidup Sedunia di

Stockholm 5 – 16 Juni 1972, yang diperingati sebagai hari Lingkungan Hidup sedunia.

Konferensi Rio de Janerio ( 1992). Konferensi Rio de Janerio yang disebut sebagai KTT Bumi

untuk penyelematan lingkungan hidup

Kesepatakan ini sudah dimulai dengan gerakan dan kesepakatan yang dilakukan oleh bangsa2 di

dunia yaitu :

Protokol Kyoto ( 1997 ) yang mulai membicarkan perubahan iklim yang disebabkan oleh ketidak-

seimbangan lingkungan hidup.

Global Warming Expo yang diselengarakan di Nusa Dua Bali pada tanggal 8 – 14 Desember 2007.

yang membicarakan ttg pemanasan global yang terjadi saat ini di dunia. Apa yang bisa dilakukan

oleh manusia. Agar hal ini bisa ditangani dengan baik.

Menurut Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015-2019,

program dan kegiatan teknis Kementerian adalah sebagai berikut.

Program Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (P1),

Program Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (P2)

Program Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (P11)

Merujuk pada program dan kegiatan, terlihat bahwa hampir seluruh program pemerintah bidang

lingkungan hidup dan kehutanan berbasis manajemen bukan perubahan perilaku. Dengan program

ini pemerintah akan terus-menerus bekerja dengan hanya mengelola sampah, padahal bisa

jadi yang sangat diperlukan adalah mengubah paradigma masyarakat luas terhadap sampah.

Selama ini paradigma yang diajarkan hanyalah membuang sampah pada tempat sampah, padahal

ini paradigma yang sangat usang bila dikaitkan dengan situasi saat ini. Seharusnya yang mulai

diajarkan adalah mulai melihat sampah sebagai sesuatu yang berada di luar siklus, selama masih

bisa berada dalam siklus bisa jadi belum merupakan sampah. Disinilah pentingnya memilah

sampah mulai dari pengguna, dan sesedikit mungkin yang sampai pada pembuangan akhir yang

benar-benar merupakan sesuatu yang berada di luar siklus.

Page 51: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

51

Produk baru menjadi pusat perhatian seluruh perusahaan, karena sumbangannya jelas untuk

kelangsungan hidup dan kemakmuran perusahaan. Perencanaan produk baru merupakan kegiatan

strategis yang penting dan menuntut. Produk baru, yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen,

membantu memperkuat posisi organisasi di pasar yang sudah ada dan untuk berpindah ke pasar

produk baru.

Perusahaan penting mengembangkan produk baru karena untuk mempertahankan tingkat

pertumbuhan dan keunggulan perusahaan dan mengganti produk lama. Kenapa perlu adanya

pengembangan produk, hal ini salah satu strategi untuk memperpanjang daur hidup produk (life

cycle product) sehingga produk tidak mengalami tahap decline. Pengembangan produk ini

diperlukan jika produk sudah memasuki tahap maturity yaitu, dimana produk perusahaan

mengalami titik jenuh, ditandai dengan tidak terjadi penambahan konsumen sehingga angka

penjualan tetap di titik tertentu. Jika produk sudah mencapai tahap ini, dan perusahaan tidak segera

melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Hal ini akan

mengakibatkan keuntungan yang diperoleh semakin menurun serta penjualan yang cenderung

turun.

Sebagian besar pelaku usaha pastinya berusaha untuk menciptakan produk baru yang belum pernah

ada sebelumnya. Strategi ini memang cukup efektif, sehingga produk yang diciptakan memiliki

daya saing yang cukup kuat dan mampu bertahan di tengah padatnya persaingan pasar. Selain

menciptakan produk baru, juga bisa mengembangkan produk yang sudah ada menjadi produk yang

luar biasa. Dalam hal ini bisa meningkatkan kualitasnya, memperbaharui bentuknya, atau

mempercantik kemasan produknya.

Kreatifitas dan Inovasi sering digunakan bergantian, namun ada perbedaan mendasar. Sebenarnya

kreatifitas adalah sebuah bagian penting dalam inovasi. Kreativitas tidak cukup hanya datang

dengan ide-ide.

Kreatifitas adalah prasyarat untuk inovasi dan transformasi organisasi, karena tanpa kreativitas,

inovasi tidak berarti, dan transformasi tersebut akan kurang lebih sama dengan sebelumnya. Tanpa

inovasi, ide-ide kreatifitas tidak akan pernah diterapakan.

Kreatifitas menciptakan solusi untuk masalah dan inovasi melibatkan pelaksanaan. Definisi

inovasi produk dan jasa ( Crawford Dan De Benedetto 2000) adalah Inovasi yang digunakan dalam

keseluruhan operasi perusahaan dimana sebuah produk baru diciptakan dan dipasarkan, termasuk

inovasi disegala proses fungsional atau kegunaannya. Jadi, Inovasi bukanlah sebuah konsep dari

suatu ide baru atau penemuan baru tetapi inovasi merupakan gabungan dari semua proses-proses

tersebut.

Pengembangan produk baru dimulai dengan penciptaan ide. Perusahaan menemukan dan

mengembangkan ide produk baru dari berbagai sumber. Banyak ide produk baru berasal dari

sumber internal. Perusahaan mengadakan riset dan pengembangan resmi, memilih ide dari

karyawan mereka, dan mengadakan tukar pikiran dalam rapat eksekutif. Ide lain datang dari

sumber eksternal. Dengan mengadakan survei dan kelompok fokus serta mengalisis pertanyaan dan

keluhan pelanggan, perusahaan dapat menghasilkan ide produk baru yang akan memenuhi

kebutuhan spesifik konsumen.

Dunia bisnis, lingkungan, dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang keberadaannya saling

mendukung. Jika terjadi ketimpangan pada satu sisi, maka masalah, cepat atau lambat akan

muncul. Manusia menyesuaikan diri dengan alam untuk mencapai harmoni. Kemajuan teknologi

menyebabkan manusia mampu mengendalikan kekuatan alam. Keserakahan manusia yang tidak

Page 52: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

52

ada batas ini menyebabkan mereka berusaha mengeksploitasi alam, yang merusak keseimbangan

ekosistem. Akhirnya, bencanalah yang timbul dengan manusia sebagai korbannya. Kemajuan

teknologi untuk mengeksploitasi alam menyebabkan dunia usaha memanfaatkan ilmu pengetahuan

tersebut untuk berekspansi dari satu tempat ke tempat lain yang dinilainya masih memiliki potensi

keuntungan.

Bagi dunia bisnis, yang tujuan utamanya adalah untuk meraih keuntungan, penyelamatan

lingkungan berarti adanya ongkos tambahan yang harus dipikul sehingga bisa mengurangi

keuntungan yang diharapkan. Tak banyak industri yang memiliki komitmen untuk menjaga

kelestarian alam, apalagi ditambah pula dengan penegakan hukum (yang) juga masih lemah.

Pengembangan sektor usaha juga didukung untuk pengembangan perekonomian. Mereka mampu

menciptakan lapangan kerja, membayar pajak dan memberi nilai tambah atas produk yang

sebelumnya bernilai rendah. Para pengusaha adalah orang-orang yang berani mengambil risiko

dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat ata suatu produk yang sebelumnya belum tersedia.

Jadi wajarlah jika mereka mendapat keuntungan lebih atas risiko yang mereka ambil. Kemajuan

dunia ini sesungguhnya terjadi berkat adanya para pengusaha.

Di sinilah peran pemerintah yang seharusnya mampu mengakomodasi kepentingan berbagai pihak.

Bagaimana dampak lingkungan yang akan muncul jika sebuah bisnis dilakukan bisa dilakukan

melalui analisis amdal. Kepentingan masyarakat juga harus terakomodasi dengan baik karena

mereka yang akan terkena dampak pertama kali jika ada masalah. Dalam banyak kasus, ketika

sebuah perusahaan mau masuk, masing-masing pihak berusaha memaksimalkan kepentingannya.

Penduduk lokal berusaha menjual tanah setinggi-tingginya, oknum aparat berusaha mempersulit

perizinan, pecinta lingkungan tidak ingin alam dieksploitasi sejengkal saja. Jika masing-masing

pihak tidak mau mengakomodasi kepentingannya, maka masyarakat secara luas pulalah yang harus

menanggung akibatnya. Kualitas produk yang tidak ramah lingkungan, harga produk yang dijual

akan menjadi mahal karena adanya biaya-biaya siluman yang dimasukkan sebagai bagian dari

ongkos produksi.

Jika pemerintah tegas dalam penegakan aturan dan masyarakat bisa bersatu dalam membela

kepentingannya, maka para pengusaha tidak akan berani lagi bermain dalam ranah abu-abu karena

ongkos yang mereka keluarkan akan sangat besar. Dan kerugian besar akan mereka alami jika

akhirnya harus mundur akibat perlawanan masyarakat. Kemudahan dan kepastian usaha sangat

penting untuk mendorong tumbuhnya bisnis, tetapi bisnis yang membawa manfaat bagi semua

pemangku kepentingannya, para investor, masyarakat, pemerintah, dan kelestarian alam itu sendiri.

Konsep Kerangka Berpikir

Page 53: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

53

Gambar 2

Konsep kerangka berpikir

H-1 : Bahwa gagasan/ide dalam pengembangan produk, diharapkan dapat lebih

memperhatikan aspek lingkungan.

H-2 : Pemahaman penggagasan ide tentang Deep Ecology ethics sangat di perlukan, agar

hasil yang diharapkan dari pengembangan produk tersebut berdampak positif kepada lingkungan.

H-3 : Perusahaan diharapkan dapat berorientasi bukan hanya profit, tetapi juga

memperhatikan dampak lingkungan jangka Panjang yang dihasilkan dari produk yang dihasilkan.

H-4 : Peran serta aktif Pemerintah sangat diperlukan, tidak hanya pada aturan mengenai

akibat dari investasi industry (preventif), tetapi juga mengatur perilaku oragniasasi dalam

menghasilkan produk, berdampak negatif atau tidak terhadap lingkungan.

H-5 : Perlunya sangsi yang tegas, baik itu pidana ataupun administrasi, bagi setiap

organisasi/perusahaan yang melanggar ketentuan pengrusakan lingkungan atau dampak negatif

yang ditimbulkan kepada lingkungan.

KESIMPULAN

Page 54: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

54

Ecologism dan political ecology dikategorikan praksis dari ekologi dalam (deep ecology) dimana

kepedulian terhadap kelangsungan alam dan lingkungan tidak berorientasi untuk kepentingan

manusia semata tetapi berdasarkan kesadaran bahwa manusia sebagai agen atau perusak alam perlu

membangun semangat dan cara hidup baru serta sistem sosial-politik kemasyarakatan yang

mengedepankan perbaikan lingkungan. Diharapakan dengan mempertimbangkan aspek deep

ecology ethics dalam ide atau gagasan pembuatan produk atau pengembangan produk, dapat

menghasilkan produk yang berkualitas yang ramah lingkungan.

Sehingga tujuan dari perusahaan tidaka hanya mendapatkan profit yang sebesarnya-besarnya, tetapi

juga dapat berkontribuasi terhadap keberlangsungan lingkungan hidup menjadi lebih baik. Agar

dapat terciptanya ekosistem yang baik pada kehidupan kita.

Manusia dan alam suatu hal yang tak terpisahkan, merupakan satu kesatuan yang saling

ketergantungan, simsiosis mutualisme secara alami akan terjadi dalam kehidupan yang beradab.

REFERENSI

Adiwibowo, Soeryo. 2015. Paradigma, Perspektif dan Etika Ekologi. Tidak dipublikasikan.

Adiwibowo S, Shohibuddin M, Kartodihardjo H. 2013. Kontestasi Devolusi: Ekologi

Politik Pengelolaan Sumberdaya Alam.

Arne Naess, Ecology, Community and Lifestyle, Cambridge University Press, United Kingdom,

1989, hlm. 38 dan Sonny Keraf, Op.cit., hlm. 91-96

Devall. 2001.The Deep, Long-Range Ecology Movement. Ethics & The Environment. USA:

Indiana University Press

Dharmawan. 2007. Dinamika Sosio-Ekologi Pedesaan: Perpektif dan Pertautan Keilmuan Ekologi

Manusia, Sosio Lingkungan dan Ekologi Politik. Bogor: Sodality: Jurnal Transdisiplin Sosiologi,

Komunikasi dan Ekologi Manusia ISSN:1978-4333, Vol.01, No.01 April 2007.

Dobson. 2007, Green Political Thought. Fourth Edition. England : Routledge

Juwali. 2013, Eksegesis Kejadian, http://www.netsen.org/2013/03/eksegesis-kejadian-126 28. html,

diakses 5 November 2016.

Keraf, 2010, Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Kompas.

Marfai, 2012, Pengantar Etika Lingkungan dan Kearifan Lokal. Yogyakarta: UGM Press.

Page 55: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

55

IMPLEMENTASI PENGGAJIAN GURU HONORER DI SEKOLAH DASAR

Randy Ramadhoni 1)

Dr. Ir. Hj. Hasmawaty AR., M.M., M.T. 2)

Program Pascasarjana, Universitas Binadarma Palembang

Email : [email protected], [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengajian guru honorer di Sekolah Dasar Negeri

47 Palembang. Dalam proses pengambilan data peneliti juga menjelaskan tujuan penelitian

kepada informan yang akan menyebutkan identitas informan dari hasil penelitian ini dan

tidak akan berdampak kepada informan yang telah memberikan informasi. Dalam

penelitian ini, untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam proses

kegiatan yang dilakukan dalam implementasi penggajian guru honorer di Sekolah Dasar

Negeri 47 Palembang. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan metode

analisis pengumpulan data, reduksi data dan penyajian data selain itu penelitian ini juga

menggunakan metode analisis kualitatif. Analisis dalam penelitian ini menggunakan

metode analisis kualitatif yang menjelaskan suatu gambaran atas data dalam bentuk kata

dengan tujuan untuk memahami suatu situasi sosial, peristiwa, peran dan kelompok.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dengan sejumlah

bagian yang terkait dalam penggajian guru honorer antara lain Kepala Sekolah, Bendahara,

Operator Sekolah, dan Guru Honorer . Dalam implementasi penggajian guru honorer

kepala sekolah dan bendahara sekolah berperan penting dalam manajemen penggajian guru

honorer dan belum adanya peraturan penggajian tenaga pegawai dan guru honorer yang

baku. Besarnya anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah Nasional (BOSNA) dan

Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) untuk sekolah ditentukan dengan jumlah

siswa. Semakin banyak jumlah siswa maka semakin besar jumlah anggaran bantuan

tersebut.

Kata kunci: Penggajian, Guru Honorer, Sekolah Dasar

Pendahuluan

Dalam kegiatan proses belajar mengajar dibutuhkan tenaga yang handal dan terampil serta

sarana guna penunjang pembelajaran pada siswa dan siswi, sumber daya manusia adalah

kunci utama dalam proses pembelajaran demi keberhasilan sekolah dalam mendidik siswa

dan siswi yang ada dilingkungan sekolah. Dengan demikian Sumber daya Manusia yang

Kompeten dan terampil sangat diperlukan untuk mendidik siswa dan siswi. Menurut

Ibrahim Bafadal (2003), sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan

perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sumber daya

manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik institusi

maupun perusahaan dan berfungsi sebagai aset yang harus dilatih dan dikembangkan

kemampuannya. Sedangkan menurut Wahyuningrum (2000), sarana adalah semua fasilitas

yang diperlukan dalam proses mengajar, yang dapat meliputi barang bergerak maupun

barang tidak bergerak agar tujuannya dapat terpenuhi dan tercapai. Dari penjelasan sarana

Page 56: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

56

pendidikan tersebut maka sarana dapat dimaksudkan sebagai keseluruhan dari fasilitas

yang ada dalam proses pembelajaran untuk melakukan kegiatan proses mengajar pada

peserta didik.

Selain itu, sumber daya manusia yang kompenten sangat perlu diperhatikan juga

gaji/honor yang didapatkan seorang pengajar/guru. Penggajian merupakan kompensasi

secara langsung yang diberikan kepada pegawai sebagai balas jasa atas hasil kerja yang

telah dilakukan. Gaji adalah imbalan yang diberikan kepada pegawai secara tetap perbulan,

atas tanggung jawab pekerjaan yang telah dijalankan selama mereka bekerja. Gaji yang

dibayarkan kepada pegawai akan dihitung berdasarkan jabatan yang diberikan beserta

tunjangan yang mereka terima dan dikurangi jumlah potongan-potongan terkait dengan

pembayaran gaji. Untuk melakukan perhitungan serta pembayaran gaji pegawai

dibutuhkan suatu sistem agar prosedur penggajian yang berjalan sesuai dengan apa yang

diharapkan.

Masalah-masalah yang dapat di identifikasi adalah sebagai berikut :

Penggajian guru honorer yang sering terlambat diberikan.

Terlalu banyaknya jumlah tenaga guru honorer sedangkan besarnya sumber gaji dari dana

BOSNA yang hanya 15% dari dana yang ada.

Pengalihan sumber dana anggaran untuk penggajian tenaga guru honorer yang memiliki sk

insentif walikota

Implementasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu pelaksanaan /

penerapan. Sedangkan pengertian umum adalah suatu tindakan atau pelaksana rencana

yang telah disusun secara cermat dan rinci (matang).

Menurut Mardi (2011), gaji adalah sebuah bentuk pembayaran atas sebuah hak yang

diberikan oleh sebuah perusahaan atau instansi kepada pegawai.

Tujuan dalam penulisan ini adalah : Menganalisis pengajian guru honorer di Sekolah Dasar

Negeri 47 Palembang.

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis adalah termasuk penelitian deskriptif kualitatif, dengan

jenis penelitian berupa studi kasus. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif dimulai dengan asumsi dan penggunaan kerangka penafsiran/teoritis

yang membentuk atau mempengaruhi studi tentang permasalahan riset yang terkait dengan

makna yang dikenakan oleh individu atau kelompok pada suatu masalah sosial atau

manusia. Teknik pengumpulan data dilakukan pada setting alamiah (natural setting) yaitu

kondisi yang alamiah, sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada

wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi (Sutama, 2011)

Page 57: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

57

Kerangka berpikir mengambarkan bagaiamana mengetahui hubungan atau alur pemikiran

dalam proses penelitian ini, maka dari itu kerangka berpikir penelitian ini dapat diliat pada

gambar dibawah ini :

Gambar 1.2 Kerangka Berpikir

Analisi dan Pembahasan Kasus

Analisis

Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data peneliti juga menjelaskan tujuan penelitian kepada

informan yang akan menyebutkan identitas informan dari hasil penelitian ini dan tidak

akan berdampak kepada informan yang telah memberikan informasi. Dalam penelitian ini,

untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam proses kegiatan yang

dilakukan dalam implementasi penggajian guru honorer di Sekolah Dasar Negeri 47

Palembang. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan metode analisis

pengumpulan data, reduksi data dan penyajian data selain itu penelitian ini juga

menggunakan metode analisis kualitatif. Adapun data-data yang dikumpulkan antara lain :

Data Tenaga dan Guru Honorer

data-data tenaga guru honorer dan pegawai tidak tetap yang dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 3.1 Data Tenaga dan Guru Honorer SD Negeri 47 Palembang

Input Analysis

Kondisi Real :

Gaji honorer

yang diterima

tidak tepat

waktu

Gaji yang

diterima tidak

sesuai dengan

ketetapan yang

berlaku

Proses Analysis (SOP) :

Sumber Gaji :

BOSNA maksimal 15%

BOSDA maksimal 20%

Insentif Walikota

Output Analysis

Digunakan untuk

mengetahui bagaimana

implementasi

penggajian guru honorer

di SD Negeri 47

Palembang

Outcome Analysis

Gaji yang diterima dengan

tepat waktu

Gaji yang diterima harus

sesuai dengan ketetapan

yang berlaku

Page 58: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

58

No Jabatan Jumlah

1 Guru Kelas 5

2 Guru Mapel 2

3 Operator 1

4 Perpustakaan 1

5 Kebersihan sekolah 1

6 Keamanan sekolah 1

7 Penjaga sekolah 1

Jumlah 12

Data Wawancara

Adapun pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dengan sejumlah bagian yang

terkait dalam penggajian guru honorer antara lain :

Kepala Sekolah :

1. Bagaimana penggajian guru honorer di SD Negeri 47 Palembang ?

“Penggajian guru honorer di SD Negeri 47 Palembang sudah sesuai dengan peraturan yang

berlaku seperti adanya dokumen : daftar hadir/ absensi guru, perhitungan jam mengajar,

daftar gaji/slip gaji dan amplop gaji.”

2. Darimanakah sumber gaji guru honorer berasal dan berapa jumlah anggarannya?

“Sumber gaji guru honorer berasal dari APBN melalui dana BOSNA yang maksimal 20%

dapat digunakan dan jika tidak mencukupi anggarannya bisa memakai dana APBD melalui

dana BOSDA”

3. Apakah guru honorer menerima gaji tepat waktu ?

“Guru honorer menerima gaji setiap 3 bulan sekali.”

4. Pembayaran gaji setiap 3 bulan sekali, itu artinya terjadi keterlambatan dalam

penggajian. Mengapa bisa demikian ?

“Terjadi keterlambatan dalam penggajian dikarenakan dana BOSNA maupun BOSDA

dikeluarkan pemerintah ke rekening sekolah setiap 3 bulan sekali dan jadwalnya pencairan

sekolah pun tidak mengetahuinya. Sehingga mau tidak mau, gaji guru honorer dibayarkan

setelah dana tersebut sudah ada.”

5. Langkah apa yang dilakukan sekolah agar penggajian guru honorer tepat pada

waktunya ?

“Tidak ada yang dapat kami lakukan selain menunggu dana BOSNA dan BOSDA

dicairkan.”

Page 59: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

59

6. Apakah guru honorer sudah menerima gaji sesuai upah minimum regional kota

Palembang ?

“Standar pembayaran gaji untuk memberikan rasa kesejahteraan terhadap guru belum bisa

memenuhi UMR kota Palembang namun paling tidak sudah layak.”

7. Apakah bisa gaji guru honorer di naikkan ?

“Gaji guru honorer dinaikkan ditentukan sesuai kebijakan sekolah masing-masing

tergantung jumlah siswa dan jumlah honorer yang ada di sekolah tersebut.”

8. Bagaimana tindakan sekolah dengan adanya peraturan yang melarang penggunaan

dana BOSDA untuk membayar gaji guru honorer yang sudah memiliki SK insentif ?

“Tindakan sekolah dengan adanya peraturan yang melarang penggunaan dana BOSDA

untuk membayar gaji guru honorer yang sudah memiliki SK insentif dengan cara melalui

dana BOSNA. Untuk menutupi kekurangan anggaran di dana BOSNA, sekolah mengambil

kebijakan bahwa bagi guru yang belum memiliki SK insentif penggajian dari dana BOSDA

sehingga sumber gaji berbeda.”

Bendahara Sekolah

Apakah sistem penggajian guru honorer di SD Negeri 47 Palembang sudah diterapkan ?

“Sistem penggajian guru honorer di SD Negeri 47 palembang sudah diterapkan dengan

cukup baik.”

Bagaimana perhitungan gaji guru honorer ?

“Mengacu pada jumlah siswa, jumlah tenaga dan kebijakan sekolah/dinas”

Darimana sumber dana untuk menggaji guru honorer ?

“Sekolah menggunakan dana APBN BOSNA 15% dan jika tidak mencukupi diambil dana

dari APBD BOSDA 20%.

Mengapa penggajian sering terlambat diberikan ?

“Penggajian terlambat dikarena jadwal pencairan dana BOSNA, BOSDA dan insentif tidak

teratur.”

Bagaimana proses pemberian gaji ?

“Setelah dana BOSNA, BOSDA dicairkan gaji diberikan secara tunai.”

Tunjangan apa saja yang diberikan kepada guru honorer ?

“Guru honorer tidak ada satupun tunjangan yang diperoleh. Kemendikbud masih dalam

tahap usulan untuk memberikan tunjangan bagi guru honorer.”

Operator Sekolah

Apakah sistem penggajian guru honorer di SD Negeri 47 Palembang sudah diterapkan ?

Page 60: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

60

“Sistem penggajian guru honorer di SD Negeri 47 Palembang sudah diterapkan dengan

cukup baik.”

Bagaimana perhitungan gaji guru honorer ?

“Sekolah menggunakan dana APBN BOSNA 15% dan jika tidak mencukupi diambil dana

dari APBD BOSDA 20%”

Anda kan seorang PNS, adakah honor yang anda terima menjadi operator sekolah dan tata

usaha ?

“Ya, saya seorang PNS. Namun saya juga masih menerima honor dari dana BOSNA dalam

tugas sebagai operator sekolah dan dibayarkan sesuai juknis BOSNA yaitu Rp. 250.000,00

– Rp. 300.000,00 per bulan.”

Guru Honorer :

Berapa jam operasional kerja di sekolah ?

“Operasional jam kerja guru honorer di mulai pada pukul 06.40 sampai 14.30 wib dan

sudah memakai sistem absensi fingerprint.”

Berapa beban mengajar bagi guru kelas honorer ?

“Beban mengajar bagi guru kelas adalah 24 jam tetapi kalau dihitung dengan pelajaran

tambahan lain bisa lebih.”

Sejak kapan anda mulai mengabdi di SD Negeri 47 Palembang dan anda termasuk kategori

guru apa ?

“Saya mengabdi di SD Negeri 47 Palembang mulai 01 Januari 2007 dan saya termasuk

golongan guru honorer non-kategori 3.”

Apakah ada tunjangan / insentif dari sekolah atau dinas setempat yang diberikan?

“Alhamdulilah, saya menerima insentif dari walikota tahap pertama yaitu menerima Rp.

500.000,00 per bulan pada anggaran tahun 2018 dan naik menjadi Rp. 1.000.000,00 pada

anggaran tahun 2019.”

Apakah guru honorer sudah menerima gaji sesuai upah minimum regional kota Palembang

?

“Kami rasa belum sesuai UMR walaupun gaji sekolah ditambah dengan insentif yang kami

terima tapi setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.”

Bagaimana proses penggaji guru honorer di SD 47 Palembang ?

“Sekolah memberikan gaji 3 bulan sekali setelah dana BOSNA dan BOSDA dikeluarkan

oleh pemerintah. Setelah dana tersebut ada biasanya kami dipanggil oleh bendahara untuk

menerima gaji tersebut.”

Apakah guru honorer menerima slip gaji ?

Page 61: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

61

“Selama kami mengabdi kami hanya tanda tangan daftar gaji dan slip gaji tidak dibagikan

kepada kami.”

Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif yang menjelaskan

suatu gambaran atas data dalam bentuk kata dengan tujuan untuk memahami suatu situasi

sosial, peristiwa, peran dan kelompok.

Adapun perhitungan penentuan berdasarkan data tenaga dan guru honorer yang berlaku

adalah sebagai berikut :

Jumlah Siswa

Besarnya jumlah dana yang akan diterima sebuah sekolah ditentukan oleh jumlah siswa.

Semakin banyak siswa di sekolah tersebut, maka akan semakin banyak pula dana yang

diterima dan begitu pula sebaliknya. Menurut Petunjuk Teknis Bantuan Operasional

Sekolah Nasional (BOSNA) berdasarkan Permendikbud No. 26 Tahun 2017, untuk jenjang

Sekolah Dasar, setiap siswa menerima dana sebesar Rp. 800.000,00 per tahun. Perhitungan

jumlah dana di SD Negeri 47 Palembang sebagai berikut :

Jumlah siswa x Rp. 800.000,00 : 5 triwulan x 15% = anggaran gaji honorer 750 siswa x

Rp. 800.000,00 : 5 triwulan x 15% = Rp. 18.000.000,00

Jumlah Guru Honorer

Besarnya jumlah gaji yang akan diterima guru honorer ditentukan oleh jumlah jam

mengajar. 1 jam 20 ribu per jam tetapi juga ditentukan oleh kebijakan kepala sekolah.

Kebijakan Sekolah dan Dinas Setempat

Besar kecilnya jumlah gaji yang akan diterima ditentukan kebijakan sekolah dan setiap

sekolah berbeda-beda.

2. Berdasarkan hasil hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, Bendara, Operator dan Guru

Honorer, terdapat 3 sumber dana penggajian tenaga dan guru honorer yaitu :

Bantuan Operasional Sekolah Nasional

Bantuan Operasional Sekolah Nasional (BOSNA) merupakan dana bantuan yang berasal

dari pusat provinsi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

yang besarnya dana dihitung dari jumlah siswa. Dari dana tersebut digunakan untuk

keperluan belanja pegawai, belanja barang jasa dan belanja modal. Untuk triwulan I dana

yang dicairkan sebesar 20%, triwulan II 40%, triwulan III 20% dan triwulan IV 20%.

Triwulan II mendapat porsi paling banyak karena digunakan untuk membiayai pembelian

buku paket dan kegiatan selama penerimaan peserta didik baru.

Besarnya dana yang digunakan untuk penggajian guru honorer adalah 15% dari dana dan

dibagi ke semua guru dan tenaga honorer. Dana BOSNA yang ada di SD Negeri 47

Palembang adalah Rp. 600.000.000,00 dalam satu tahun. Jadi hanya Rp. 18.000.000,00

dana yang akan digunakan untuk membayar guru honorer yang ada 12 orang. Dengan

Page 62: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

62

jumlah Rp. 18.000.000,00 sangat tidak cukup dalam membayar gaji guru honorer yang

ada. Jika sekolah tetap menggunakan dana anggaran tidak sesuai petunjuk teknis lebih dari

15% maka sekolah harus mengembalikan dana tersebut ke dalam kas Negara.

Bantuan Operasional Sekolah Daerah

Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) merupakan dana bantuan yang berasal

dari daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang besarnya dana

dihitung dari jumlah siswa. Belanja pegawai yang didapat dari dana BOSDA digunakan

untuk membayar gaji tenaga kependidikan dan guru honorer yang tidak bias di cover oleh

BOSNA. Besarnya anggaran yang akan digunakan untuk keperluan belanja pegawai 20%,

belanja barang jasa dan belanja 70% dan belanja modal 10%.

Insentif Walikota Palembang

Insentif walikota merupakan suatu kebijakan pemerintah kota Palembang untuk lebih

mensejahterakan guru dan tenaga honorer. SK insentif diberikan kepada guru dan tenaga

honorer yang sudah mengabdi dalam waktu cukup lama minimal 5 tahun.

Insentif walikota Palembang terdapat 2 tahap yaitu tahap 1 diberikan terhitung 01 Januari

2018 dan tahap 2 terhitung 01 Januari 2019. Besarnya insentif dalam tahap 1 adalah Rp.

1.000.000,00 per bulan dan besarnya insentif dalam tahap 2 adalah Rp. 700.000,00 per

bulan dan jadwal pembayaran hanya dinas pendidikan yang mengetahui.

Pembahasan Kasus

Dalam pembahasan kasus penelitian ini, Penggajian tenaga dan guru honorer yang

dibayarkan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah Nasional yang hanya 15%

maka dapat dihitung :

Tabel 3.2 Perincian Gaji Guru Honorer

No Nama

Jabata

n Jumlah Total

1 Mauliddina

Baryanti, S.Pd.I

Guru

Kelas

Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

2 Yunda

Wulandari,

S.Pd.

Guru

Kelas

Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

3 Merinda

Puspasari, S.Pd.

Guru

Kelas

Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

4 Rustiana, S.Pd. Guru

Kelas

Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

5 Helen Saputri,

S.T

Guru

Kelas

Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

6 Mauliddina Guru Rp. 500.000,00 x Rp. 1.500.000,00

Page 63: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

63

Baryanti, S.Pd.I Mapel 3 bulan

7 Yusnila, S.Ud Guru

Mapel

Rp. 500.000,00 x

3 bulan

Rp. 1.500.000,00

Jumlah Rp. 13.500.000,00

Tabel 3.3 Pegawai Tidak Tetap

No Nama Jabatan Jumlah Total

1 Indra

Septiano,

S.P

Operator Rp. 300.000,00 x 3

bulan

Rp. 900.000,00

2 Yeni

Marliya,

S.E

Perpustakaan Rp. 500.000,00 x 3

bulan

Rp. 1.500.000,00

3 Rosida Kebersihan

Sekolah

Rp. 800.000,00 x 3

bulan

Rp. 2.400.000,00

4 Deden

Nugraha

Keamanan

Sekolah

Rp. 800.000,00 x 3

bulan

Rp. 2.400.000,00

5 Sofiyan Penjaga

Sekolah

Rp. 1.000.000,00 x

3 bulan

Rp. 3.000.000,00

Jumlah Rp.

10.200.000,00

Dilihat dari tabel penggajian di atas, maka untuk penggajian pegawai dan guru honorer

sejumlah Rp. 23.700.000,00 sedangkan anggaran yang dikeluarkan dana Bantuan

Operasional Sekolah Nasional (BOSNA) sebesar Rp. 18.000.000,00 tidak mencukupi

untuk menggaji pegawai dan guru honorer. Tentunya, dana ini tidak akan cukup digunakan

untuk belanja pegawai. Maka, tumpuan sekolah dan bendahara beralih kepada dana

Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) sebesar Rp. 5.700.000,00 untuk

mencukupi kebutuhan belanja pegawai..

Namun semenjak tahun 2019, terdapat peraturan yang membatasi penggunaaan dana

Bantuan Operasional Sekolah Daerah tidak bisa digunakan untuk penggajian tenaga dan

guru honorer yang mengajar jika memiliki SK Insentif walikota Palembang dikarenakan

sumber anggaran berasal dari dana yang sama yaitu dana Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah kota Palembang.

Sehingga kepala sekolah dan bendahara mengambil kebijakan penggajian tenaga dan guru

honorer yang mendapat gaji dari anggaran dana Bantuan Operasional Nasional (BOSNA)

untuk tenaga dan guru honorer yang sudah memiliki SK insentif sedangkan yang belum

Page 64: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

64

memiliki SK insentif penggajian menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah

(BOSDA). Kuota 15% dana anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOSNA)

tercukupi, adanya kebijakan tersebut jumlah gaji yang diterima tidak mengalami

pengurangan.

Dalam upaya Pemerintah kota Palembang untuk mensejahterakan nasib tenaga dan guru

honorer dengan memberikan SK insentif. Sehingga selain mendapat gaji dari dana Bantuan

Operasional Sekolah Nasional (BOSNA) dan dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah

(BOSDA) tenaga dan guru honorer mendapat gaji dari insentif walikota Palembang.

Sekolah Dasar Negeri 47 Palembang yang memiliki SK Insentif walikota Palembang ada 4

orang yaitu 3 insentif tahap pertama dan 1 insentif tahap kedua. Di bawah ini daftar

penggajian tenaga dan guru honorer yang menggunakan dana BOSNA sebagai berikut :

Tabel 3.4 Daftar Penggajian Sumber Anggaran BOSNA

No Nama Jabatan Jumlah Gaji Keterangan

1 Yunda

Wulandari,

S.Pd.

Guru Kelas Rp. 700.000,00

x 3 bulan

Rp. 2.100.000,00

SK Insentif

2 Merinda

Puspasari,

S.Pd.

Guru Kelas Rp. 700.000,00

x 3 bulan

Rp. 2.100.000,00

SK Insentif

3 Rustiana,

S.Pd.

Guru Kelas Rp. 700.000,00

x 3 bulan

Rp. 2.100.000,00

4 Helen

Saputri, S.T

Guru Kelas Rp. 700.000,00

x 3 bulan

Rp. 2.100.000,00

5 Mauliddina

Baryanti,

S.Pd.I

Guru Mapel Rp. 500.000,00

x 3 bulan

Rp. 1.500.000,00

SK Insentif

6 Yusnila,

S.Ud

Guru Mapel Rp. 500.000,00

x 3 bulan

Rp. 1.500.000,00

7 Indra

Septiano,

S.P

Operator Rp. 300.000,00

x 3 bulan

Rp. 900.000,00

8 Deden

Nugraha

Keamanan

Sekolah

Rp. 800.000,00

x 3 bulan

Rp. 2.400.000,00

9 Sofiyan Penjaga

Sekolah

Rp.

1.000.000,00 x

3 bulan

Rp. 3.000.000,00

SK Insentif

Jumlah Rp.

Page 65: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

65

17.700.000,00

Dan di bawah ini daftar penggajian tenaga dan guru honorer yang menggunakan dana

BOSDA sebagai berikut

Tabel 3.5 Daftar Penggajian Sumber Anggaran BOSDA

N

o Nama

Jabatan

Jumlah Total

1 Mauliddina

Baryanti,

S.Pd.I

Guru Kelas Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

2 Yeni

Marliya,

S.E

Perpustakaa

n

Rp. 500.000,00 x

3 bulan

Rp. 1.500.000,00

Jumlah Rp. 3.600.000,00

Penggunaan dana Bantuan Operasional Daerah yang digunakan untuk penggajian tenaga

dan guru honorer yaitu Rp. 3.600.000,00. Supaya penggunaan dana BOSDA tidak besar

yang jumlah anggaran dananya relatif sedikit maksimal 20% yaitu Rp. 500.000,00 – Rp.

1.000.000,00 perbulan maka sekolah membuat kebijakan bahwa penggajian petugas

kebersihan sekolah menggunakan dana BOSNA dengan catatan dijadikan belanja barang

jasa. Berikut daftar tabelnya :

Tabel 3.6 Sumber Anggaran BOSNA

No Nama Jabatan Jumlah Total

1 Rosida Kebersihan

Sekolah

Rp. 800.000,00 x 3

bulan

Rp.

2.400.000,00

Jumlah Rp.

2.400.000,00

Pembahasan

Dalam pembahasan kasus penelitian ini, Penggajian tenaga dan guru honorer yang

dibayarkan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah Nasional yang hanya 15%

maka dapat dihitung :

Tabel 3.2 Perincian Gaji Guru Honorer

No Nama

Jabata

n Jumlah Total

Page 66: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

66

1 Mauliddina

Baryanti, S.Pd.I

Guru

Kelas

Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

2 Yunda

Wulandari,

S.Pd.

Guru

Kelas

Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

3 Merinda

Puspasari, S.Pd.

Guru

Kelas

Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

4 Rustiana, S.Pd. Guru

Kelas

Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

5 Helen Saputri,

S.T

Guru

Kelas

Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

6 Mauliddina

Baryanti, S.Pd.I

Guru

Mapel

Rp. 500.000,00 x

3 bulan

Rp. 1.500.000,00

7 Yusnila, S.Ud Guru

Mapel

Rp. 500.000,00 x

3 bulan

Rp. 1.500.000,00

Jumlah Rp. 13.500.000,00

Tabel 3.3 Pegawai Tidak Tetap

No Nama Jabatan Jumlah Total

1 Indra

Septiano,

S.P

Operator Rp. 300.000,00 x 3

bulan

Rp. 900.000,00

2 Yeni

Marliya,

S.E

Perpustakaan Rp. 500.000,00 x 3

bulan

Rp. 1.500.000,00

3 Rosida Kebersihan

Sekolah

Rp. 800.000,00 x 3

bulan

Rp. 2.400.000,00

4 Deden

Nugraha

Keamanan

Sekolah

Rp. 800.000,00 x 3

bulan

Rp. 2.400.000,00

5 Sofiyan Penjaga

Sekolah

Rp. 1.000.000,00 x

3 bulan

Rp. 3.000.000,00

Jumlah Rp.

10.200.000,00

Dilihat dari tabel penggajian di atas, maka untuk penggajian pegawai dan guru honorer

sejumlah Rp. 23.700.000,00 sedangkan anggaran yang dikeluarkan dana Bantuan

Page 67: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

67

Operasional Sekolah Nasional (BOSNA) sebesar Rp. 18.000.000,00 tidak mencukupi

untuk menggaji pegawai dan guru honorer. Tentunya, dana ini tidak akan cukup digunakan

untuk belanja pegawai. Maka, tumpuan sekolah dan bendahara beralih kepada dana

Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) sebesar Rp. 5.700.000,00 untuk

mencukupi kebutuhan belanja pegawai..

Namun semenjak tahun 2019, terdapat peraturan yang membatasi penggunaaan dana

Bantuan Operasional Sekolah Daerah tidak bisa digunakan untuk penggajian tenaga dan

guru honorer yang mengajar jika memiliki SK Insentif walikota Palembang dikarenakan

sumber anggaran berasal dari dana yang sama yaitu dana Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah kota Palembang.

Sehingga kepala sekolah dan bendahara mengambil kebijakan penggajian tenaga dan guru

honorer yang mendapat gaji dari anggaran dana Bantuan Operasional Nasional (BOSNA)

untuk tenaga dan guru honorer yang sudah memiliki SK insentif sedangkan yang belum

memiliki SK insentif penggajian menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah

(BOSDA). Kuota 15% dana anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOSNA)

tercukupi, adanya kebijakan tersebut jumlah gaji yang diterima tidak mengalami

pengurangan.

Dalam upaya Pemerintah kota Palembang untuk mensejahterakan nasib tenaga dan guru

honorer dengan memberikan SK insentif. Sehingga selain mendapat gaji dari dana Bantuan

Operasional Sekolah Nasional (BOSNA) dan dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah

(BOSDA) tenaga dan guru honorer mendapat gaji dari insentif walikota Palembang.

Sekolah Dasar Negeri 47 Palembang yang memiliki SK Insentif walikota Palembang ada 4

orang yaitu 3 insentif tahap pertama dan 1 insentif tahap kedua. Di bawah ini daftar

penggajian tenaga dan guru honorer yang menggunakan dana BOSNA sebagai berikut :

Tabel 3.4 Daftar Penggajian Sumber Anggaran BOSNA

No Nama Jabatan Jumlah Gaji Keterangan

1 Yunda

Wulandari,

S.Pd.

Guru Kelas Rp. 700.000,00

x 3 bulan

Rp. 2.100.000,00

SK Insentif

2 Merinda

Puspasari,

S.Pd.

Guru Kelas Rp. 700.000,00

x 3 bulan

Rp. 2.100.000,00

SK Insentif

3 Rustiana,

S.Pd.

Guru Kelas Rp. 700.000,00

x 3 bulan

Rp. 2.100.000,00

4 Helen

Saputri, S.T

Guru Kelas Rp. 700.000,00

x 3 bulan

Rp. 2.100.000,00

5 Mauliddina

Baryanti,

S.Pd.I

Guru Mapel Rp. 500.000,00

x 3 bulan

Rp. 1.500.000,00

SK Insentif

Page 68: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

68

6 Yusnila,

S.Ud

Guru Mapel Rp. 500.000,00

x 3 bulan

Rp. 1.500.000,00

7 Indra

Septiano,

S.P

Operator Rp. 300.000,00

x 3 bulan

Rp. 900.000,00

8 Deden

Nugraha

Keamanan

Sekolah

Rp. 800.000,00

x 3 bulan

Rp. 2.400.000,00

9 Sofiyan Penjaga

Sekolah

Rp.

1.000.000,00 x

3 bulan

Rp. 3.000.000,00

SK Insentif

Jumlah Rp.

17.700.000,00

Dan di bawah ini daftar penggajian tenaga dan guru honorer yang menggunakan dana

BOSDA sebagai berikut

Tabel 3.5 Daftar Penggajian Sumber Anggaran BOSDA

N

o Nama

Jabatan

Jumlah Total

1 Mauliddina

Baryanti,

S.Pd.I

Guru Kelas Rp. 700.000,00 x

3 bulan

Rp. 2.100.000,00

2 Yeni

Marliya,

S.E

Perpustakaa

n

Rp. 500.000,00 x

3 bulan

Rp. 1.500.000,00

Jumlah Rp. 3.600.000,00

Penggunaan dana Bantuan Operasional Daerah yang digunakan untuk penggajian tenaga

dan guru honorer yaitu Rp. 3.600.000,00. Supaya penggunaan dana BOSDA tidak besar

yang jumlah anggaran dananya relatif sedikit maksimal 20% yaitu Rp. 500.000,00 – Rp.

1.000.000,00 perbulan maka sekolah membuat kebijakan bahwa penggajian petugas

kebersihan sekolah menggunakan dana BOSNA dengan catatan dijadikan belanja barang

jasa. Berikut daftar tabelnya :

Tabel 3.6 Sumber Anggaran BOSNA

No Nama Jabatan Jumlah Total

1 Rosida Kebersihan Rp. 800.000,00 x 3 Rp.

Page 69: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

69

Sekolah bulan 2.400.000,00

Jumlah Rp.

2.400.000,00

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dalam implementasi penggajian guru honorer kepala sekolah dan bendahara sekolah

berperan penting dalam manajemen penggajian guru honorer dan belum adanya peraturan

penggajian tenaga pegawai dan guru honorer yang baku. Besarnya anggaran dana Bantuan

Operasional Sekolah Nasional (BOSNA) dan Bantuan Operasional Sekolah Daerah

(BOSDA) untuk sekolah ditentukan dengan jumlah siswa. Semakin banyak jumlah siswa

maka semakin besar jumlah anggaran bantuan tersebut.

Saran

Perlu adanya kebijakan atau peraturan penggajian tenaga pegawai dan guru honorer

sehingga penggajian sesuai dengan jadwal sebagaimana mestinya dan tidak terjadi

keterlambatan pencairan dana BOSNA dan BOSDA. Penyetaraan gaji guru honorer sesuai

dengan Upah Minimum Provinsi sehingga kesejahteraan meningkatkan.

REFERENSI

Asiyai, Romina I.2012. “Assesing School Facilities in Public Secondary School in

Delta State, Nigeria” African Research Review An International Multidiciplinary Journal,

Vol. 6 (2), Serial No.25, April, 2012, pp. 192-205.

Dientje Borman Rumampuk. (1988). Media Instruksi IPS. Jakarta: Dedikbud

Dientje Borman Rumampuk. (1997). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan di

Sekolah. Jakarta: Depdikbud.

Dientje Borman Rumampuk.(1999). Panduan Manajemen Sekolah Dasar

Jakarta: Depdikbud.

Dirjen Dikdasmen Depdikbud. (1996). Pengelolaan Sekolah. Jakarta: Depdikbud.

Ibrahim Bafadal. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori &

Page 70: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

70

Aplikasinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Made Pidarta. (1988). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Malayu S.P. Hasibuan. 1990. Cetakan ke 5. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan

Masalah. Jakarta: CV Haji Masagung

Malayu S.P. Hasibuan. 2004. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi

Aksara

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Aditya Media.

Mulyadi.2009. Sistem Akuntansi Biaya. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar Jilid Satu. Jakarta; Selemba Empat.

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pedidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R

& D”.(Cetakan ke-18). Bandung: CV. Alfabeta.

Sutama.(2011). Metode Penelitian Pendidikan “Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R &

D”.(Cetakan Ke-3). Kartasura: Fairus Media.

Sutjipto. (1992). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Warschaver, Mark. 2011. “Learning In the Cloud: how and why to trans form school with

digital media”.Teachers College Press. 2011

Winarno. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Page 71: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

71

PEMANFAATAN ATURAN DEBT TO EQUITY RATIO DALAM

MENAMBAH PENERIMAAN PAJAK (Studi Kasus : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Timur)

Eko Sulistyo Kurniawan

1Program Magister Manajemen, Universitas Bina Darma. Jl. A. Yani No. 12, Palembang

30624, Indonesia

Email : [email protected]

ABSTRAK

Berbagai cara dilakukan oleh wajib pajak dalam melakukan upaya untuk menghindar dari

pengenaan pajak. Cara yang dapat dipakai untuk melakukan penghindaran pajak adalah dengan

memanfaatkan celah-celah aturan perpajakan, yang salah satunya adalah aturan mengenai

pembebanan bunga. Umumnya ketentuan perpajakan mengatur bahwa pembayaran bunga

merupakan beban yang dapat dikurangkan secara fiskal (deductible expense). Ketentuan ini

kemudian dieksploitasi dengan cara pemberian pinjaman dengan jumlah yang melebihi kewajaran,

yang tujuannya tidak lain supaya beban secara fiskal membesar, kemudian laba fiskal akan

mengecil dan pada akhirnya pajak yang harus dibayar menjadi kecil. Penelitian ini bertujuan

mengidentifikasi pengaturan pembebanan bunga dalam Undang-undang Pajak Penghasilan di

Indonesia dan memberikan alternatif pengaturan untuk menangkal praktik penghindaran pajak.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan dan lembar Pajak Penghasilan

dengan teknik analisis yang digunakan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian setelah

adanya penerapan PMK-169/PMK.010/2015 mengakibatkan penambahan atas pembayaran pajak

yang harus dibayar oleh wajib pajak. Dampak yang diberikan PMK-169/PMK.010/2015 terhadap

penerimaan pajak mengakibatkan pajak badan terutang bertambah besar hingga Rp 473.651.185

dari sebelumnya Rp 968.335.663 menjadi Rp 1.423.844.779. Sampel penelitian ini merupakan

studi kasus pada PT “C”, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distributor yang

berlokasi di Palembang, Sumatera Selatan.

Kata Kunci : DER, Peraturan Menteri Keuangan, penghindaran pajak, laporan

keuangan, dan Account Representative.

ABSTRACT

Various methods are used by taxpayers in making efforts to avoid taxation. The

method that can be used to avoid tax is by utilizing loopholes in taxation rules, one of

which is the regulation of charging interest. Generally, taxation provisions stipulate that

interest payments are deductible expense. This provision is then exploited by way of giving

loans in excess of the fairness, the purpose of which is nothing else so that the fiscal

burden increases, then the fiscal profit will decrease and eventually the tax to be paid

becomes small. This study aims to identify arrangements for charging interest in the

Income Tax Act in Indonesia and provide alternative arrangements to counter tax

avoidance practices. This study uses secondary data from financial statements and Income

Page 72: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

72

Tax sheets with the analysis technique used is descriptive qualitative. Based on the results

of the study after the application of PMK-169/PMK.010/2015 resulted in additional tax

payments to be paid by taxpayers. The impact given by PMK-169/PMK.010/2015 on tax

revenue has caused the outstanding tax on the corporation to increase to Rp 473,651,185

from Rp 968,335,663 to Rp 1,423,844,779. This research sample is a case study at PT "C",

a company engaged in the business of distributors located in Palembang, South Sumatra.

Keyword : DER, Minister of Finance Regulations, tax avoidance, financial statements,

and Account Representative

Pendahuluan

Sistem pemungutan pajak di Indonesia menganut prinsip self assessment system dimana

sistem pemungutan pajak yang memberikan kepercayaan kepada wajib pajak (WP) untuk

menghitung/ memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang

seharusnya terutang berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dengan

sistem ini diharapkan menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.

Namun menurut Setyaji (2005) sistem ini juga membuka adanya kemungkinan

penyimpangan dari wajib pajak untuk tidak melaporkan kewajiban perpajakannya dengan

benar.

Sumber utama pendanaan kegiatan sebuah perusahaan biasanya yaitu dari pemegang

saham (equity financing) dan dari utang (debt financing). Akumulasi laba yang tidak

dibagikan sebagai dividen tetapi ditahan (retained earning) dan setoran modal merupakan

salah satu bentuk dana dari pemegang saham (equity). Sedangkan utang dapat meliputi

utang ke bank jangka pendek maupun jangka panjang, utang kepada pihak-pihak yang

berelasi (affiliated companies) seperti pemegang saham atau perusahaan induk serta utang

dagang ke pihak pemasok barang dan penyedia jasa (supplier/vendor).

Dalam praktiknya pemilihan penggunaan utang lebih banyak digunakan oleh perusahaan

dibandingkan modal karena dapat dijadikan strategi untuk menghemat pajak, meski

pertimbangan antara utang dan modal dalam sebuah perusahaan ada aspek komersial yang

menjadi pertimbangan utama. Hal ini disebabkan terdapat perbedaan perlakuan atas

imbalan modal dalam bentuk dividen dibandingkan dengan imbalan utang dalam bentuk

bunga guna menghitung penghasilan kena pajak. Biaya pinjaman atau bunga dapat menjadi

pengurang penghasilan kena pajak, beda halnya dengan dividen yang bukanlah merupakan

biaya.

Perbedaan perlakuan ini mendorong perusahaan mengambil kebijakan untuk lebih banyak

menyuntik modal kerja kepada anak perusahaannya di negara lain dalam bentuk pinjaman

(debt) daripada penyertaan dalam bentuk modal (equity) agar beban Pajak Penghasilan

pada anak perusahaan akan lebih kecil dengan membiayakan bunga pinjaman. Dalam

perpajakan, hal ini merupakan salah satu modus penghindaran pajak yang disebut thin

capitalization.

Page 73: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

73

Menurut Rahayu (2010) membatasi nilai maksimal biaya utang yang dapat dikurangkan

sangat diperlukan guna menangkal praktik ini atau lebih dikenal dengan kebijakan thin

capitalization rules. Di Indonesia, pemerintah telah merilis Keputusan Menteri Keuangan

nomor 1002/KMK.04/1984 pada tahun 1984 yang mengatur bahwa biaya utang yang dapat

diakui pada utang berbanding struktur modal sebesar 3:1, namun setahun kemudian

pemerintah membekukan peraturan tersebut (Darussalam dan Kristiaji, 2015). Hal ini

disebabkan oleh penurunan perkembangan ekonomi pada tahun 1984. Kemudian,

Kementerian Keuangan kembali merilis Peraturan Menteri Keuangan nomor

169/PMK.010/2015 (selanjutnya PMK169) pada tanggal 09 September 2015 yang

mengatur hal yang sama dengan ketentuan yang berbeda. Pada PMK169 pemerintah

mengatur bahwa perbandingan utang dan struktur modal yang biaya bunganya dapat

dibiayakan sebesar 4:1 (Kementerian Keuangan, 2015). Apabila besarnya perbandingan

antara utang dan modal perusahaan melebihi besarnya perbandingan yang ditentukan oleh

Menteri Keuangan, bunga pinjaman atas utang yang dianggap „excessive‟ itu tidak dapat

dibebankan sebagai pengurang penghasilan. Sementara itu, bagi pemegang saham yang

menerima atau memperoleh bunga tersebut dianggap sebagai dividen yang dikenai pajak.

Dari hasil penelitian terdapat data 17 wajib pajak yang terdaftar pada KPP Pratama

Palembang Ilir Timur yang memiliki rasio DER lebih dari 4. Berdasarkan latar belakang di

atas, peneliti tertarik untuk menggali lebih jauh mengenai permasalahan yang ada dalam

pelaksanaan tugas pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Timur terutama

menganalisis besarnya potensi pajak penghasilan (PPh) yang seharusnya disetorkan oleh

wajib pajak setelah diterapkan PMK 169/PMK.010/2015 terhadap perbandingan utang dan

modal.

Kajian Pustaka dan Hipotesis

2.1. Pengertian Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Munawir (2007) debt to equity ratio adalah “rasio antara total hutang

dengan total modal sendiri. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan hutang. Bagi perusahaan makin besar rasio ini akan

semakin menguntungkan.”

Menurut Sutrisno (2003) debt to equity ratio merupakan “imbangan antara hutang yang

dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.”

2.2. Dasar Hukum

Pasal 18 ayat (1) Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana

telah diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan Menteri

Page 74: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

74

Keuangan berwenang mengeluarkan keputusan mengenai besarnya perbandingan antara

utang dan modal perusahaan untuk keperluan penghitungan pajak berdasarkan Undang-

undang ini. BerdasarkanPeraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.010/2015 tentang

Penentuan Besarnya Perbandingan Utang dan Modal Perusahaan untuk Keperluan

Penghitungan Pajak Penghasilan :

(1) “Besarnya perbandingan antara utang dan modal ditetapkan paling tinggi sebesar

empat dibanding satu (4: 1).

(2) Dikecualikan dari ketentuan perbandingan antara utang dan modal adalah :

a. Wajib Pajak bank;

b. Wajib Pajak lembaga pembiayaan;

c. Wajib Pajak asuransi dan reasuransi;

d. Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang pertambangan minyak dan gas

bumi, pertambangan umum, dan pertambangan lainnya yang terikat kontrak bagi hasil,

kontrak karya, atau perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan, dan dalam kontrak

atau perjanjian dimaksud mengatur atau mencantumkan ketentuan mengenai batasan

perbandingan antara utang dan modal;

e. Wajib Pajak yang atas seluruh penghasilannya dikenai Pajak Penghasilan yang

bersifat final berdasarkan peraturan perundang-undangan tersendiri; dan

f. Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang infrastruktur.

(3) Wajib Pajak bank adalah bank sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-

undangan di bidang perbankan, dan Bank Indonesia.

(4) Wajib Pajak lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal sebagaimana dimaksud

dalam peraturan perundang-undangan mengenai lembaga pembiayaan.

(5) Wajib Pajak asuransi dan reasuransi adalah perusahaan asuransi, perusahaan

asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah yang

menjalankan usaha asuransi dan/atau reasuransi sebagaimana dimaksud dalam peraturan

perundang-undangan mengenai perasuransian.

(6) Dalam hal besarnya perbandingan antara utang dan modal Wajib Pajak melebihi

besarnya perbandingan biaya pinjaman yang dapat diperhitungkan dalam menghitung

penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya pinjaman sesuai dengan perbandingan utang

dan modal.

(7) Dalam hal Wajib Pajak mempunyai saldo ekuitas nol atau kurang dari nol, maka

seluruh biaya pinjaman Wajib Pajak bersangkutan tidak dapat diperhitungkan dalam

penghitungan penghasilan kena pajak”.

Metode Penelitian

Page 75: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

75

3.1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian internship ini, peneliti menggunakan pendekatan metode penelitian

deskriptif kualitatif terkait dengan Laporan Keuangan. Pendekatan ini dipilih karena

peneliti bertolak dari data Laporan Keuangan, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan

penjelasan, dan menginterpretasikan dalam Laporan Keuangan atas pemanfaatan aturan

Debt to Equity Ratio (DER) guna menambah penerimaan pajak pada KPP Pratama

Palembang Ilir Timur, dengan mengumpulkan data terkait wajib pajak yang memiliki rasio

DER lebih dari 4, laporan keuangan wajib pajak dan setoran pajak dari modul penerimaan.

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan berlangsung antara bulan Juni sampai dengan Agustus 2019 dan berlokasi

di Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Seksi Pengawasan dan Konsultasi III dan Seksi

Pengawasan dan Konsultasi IV yang merupakan tiga seksi yang bertugas melakukan

pengawasan terhadap wajib pajak di Kantor KPP Pratama Palembang Ilir Timur yang

beralamatkan di Gedung D Keuangan Negara, Jalan Kapten A. Rivai Nomor 4 Palembang.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Analisis atas Subjek Pajak

Berdasarkan informasi pada SIDJP wajib pajak beralamat di Kota Palembang. Berdasarkan data

AHU dari Ditjen AHU Kemenkumham, wajib pajak merupakan perusahaan penanaman modal

dalam negeri Non Fasilitas. Wajib pajak terdaftar sejak tahun 2011 dengan KLU tercatat 46100

(perdagangan besar atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak), namun core business sebenarnya

adalah distributor.

Analisis Komponen Laporan Keuangan

Berdasarkan neraca per 31 Desember 2016 wajib pajak mempunyai hutang dengan jumlah yang

besar tetapi laporan keuangannya tidak diaudit :

Tabel 1. Neraca PT. C per 31 Desember 2016

Uraian Nilai (Rp) Uraian Nilai (Rp)

AKTIVA PASSIVA

Aktiva Lancar Hutang Lancar

Kas 94.941.270 Hutang Usaha 1.796.804.150

Bank 748.241.119 Hutang Ekspedisi 230.549.225

Piutang Dagang 1.012.097.459 Hutang Pajak 9.217.277

Persediaan Barang Dagang 6.432.993.612 Total Hutang Lancar 2.036.570.652

Page 76: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

76

Sumber

:

Sistem

Informa

si DJP

Berda

sarkan

data

terseb

ut

diketa

hui

bahwa

Debt

Equity

Ratio

wajib

pajak

melebi

hi

perban

dingan

4:1, yaitu sebesar 1198,44% dengan perhitungan sebagai berikut :

DER = Utang

Modal

= Rp 10.181.227.876 = 1198,44%

Rp 849.538.644

Berdasarkan neraca per 31 Desember 2017 wajib pajak mempunyai hutang dengan jumlah

yang besar tetapi laporan keuangannya tidak diaudit :

Tabel 2. Neraca PT. C per 31 Desember 2017

Pajak Dibayar dimuka 17.754.000

Total Aktiva Lancar 8.306.027.460 Hutang Jangka Panjang

Hutang Danamon 1.687.654.498

Aktiva Tetap Hutang Mandiri 4.323.170.503

Tanah dan bangunan 1.886.006.000 Hutang BTPN 1.281.609.998

Dikurangi : Peny. bangunan (201.902.400) Hutang NOBU 852.222.224

Furniture dan equipment 1.120.821.878 Total Hutang Jangka

Panjang 8.144.657.224

Dikurangi : Peny. peralatan (485.992.213)

Kendaraan 933.112.416 MODAL

Dikurangi : Ak. penyusutan (527.306.622) Modal 500.000.000

Total Aktiva Tetap 2.724.739.059 Laba yang ditahan sd 2015 215.803.085

Laba tambahan TA 63.177.667

Laba Tahun Berjalan 70.557.892

Total Modal dan Laba 849.538.644

TOTAL AKTIVA 11.030.766.520 TOTAL PASSIVA 11.030.766.520

Uraian Nilai (Rp) Uraian Nilai (Rp)

AKTIVA PASSIVA

Aktiva Lancar Hutang Lancar

Kas 30.053.800 Hutang Usaha 2.819.982.332

Bank 219.921.272 Hutang Ekspedisi 214.268.108

Piutang Dagang 2.380.382.243 Hutang Pajak 10.288.236

Page 77: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

77

Sumber

:

Sistem

Informa

si DJP

Berda

sarkan

data

terseb

ut

diketa

hui

bahwa

Debt

Equity

Ratio

wajib

pajak

melebi

hi

perban

dingan 4:1, yaitu sebesar 1260,16% dengan perhitungan sebagai berikut :

DER = Utang

Modal

= Rp 10.746.427.351 = 1260,16%

Rp 852.779.736

Perhitungan DER

Berdasarkan informasi di atas, peneliti membuat perhitungan Debt Equity Ratio (DER)

sesuai PMK-169/PMK.010/2015. Dalam menghitung DER ini, peneliti tidak mendapatkan

data rata-rata hutang dan rata-rata modal. Peneliti menggunakan saldo rata-rata hutang

tahun buku 2016 dibandingkan tahun 2017.

Dalam penelitian atas komponen utang dan modal yang dimiliki wajib pajak tidak ada

catatan atas Laporan Keuangan. Peneliti menggunakan data yang ada untuk melakukan

perhitungan DER.

Perhitungan DER Tahun Pajak 2016 (Saldo Akhir) 1198,44%

Perhitungan DER Tahun Pajak 2017 1260,16%

Rata-rata DER Tahun Pajak 2017 1229,30%

Persediaan Barang Dagang 6.621.665.678 Total Hutang Lancar 3.044.538.676

Pajak Dibayar dimuka 18.141.000

Total Aktiva Lancar 9.270.163.993 Hutang Jangka Panjang

Hutang Danamon 1.437.569.742

Aktiva Tetap Hutang Mandiri 4.354.503.742

Tanah dan bangunan 1.886.006.000 Hutang BTPN 1.384.259.631

Dikurangi : Peny. bangunan (337.140.200) Hutang NOBU 525.555.560

Furniture dan equipment 1.120.821.878 Total Hutang Jk. Panjang 7.701.888.674

Dikurangi : Peny. peralatan (608.948.731)

Kendaraan 933.112.416 MODAL

Dikurangi : Ak. penyusutan (664.808.269) Modal 500.000.000

Total Aktiva Tetap 2.329.043.094 Laba yang ditahan sd 2015 349.538.644

Dikurangi : PPh 2016 (17.952.125)

Laba Tahun Berjalan 21.193.217

Total Modal dan Laba 852.779.736

TOTAL AKTIVA 11.599.207.086 TOTAL PASSIVA 11.599.207.086

Page 78: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

78

Berdasarkan PMK-169/PMK.010/2015 DER wajib pajak pada Tahun Pajak 2017 melebihi

DER paling tinggi yang diperkenankan = 4:1 (empat dibanding satu). Karena besar DER wajib

pajak melebihi biaya pinjaman yang dapat diperhitungkan dalam menghitung penghasilan kena

pajak = 4/12,29 x biaya pinjaman dengan perhitungan sebagai berikut :

Tabel 3. Perhitungan DER wajib pajak

NO Uraian Nilai (Rp/ Persentase)

1 Jumlah Hutang 10.746.427.351

2 Saldo rata-rata DER 1229,30%

3 Biaya Pinjaman 232.825.248

4 Perhitungan biaya pinjaman yang dapat

diperhitungkan

(4/12,29) x Rp

232.825.248

5 Jumlah biaya yang dapat diperhitungkan 75.777.135

Sumber : Data Olahan

Berdasarkan hal tersebut, biaya pinjaman dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp 157.048.113

dengan perincian sebagai berikut :

Biaya Pinjaman cfm SPT Tahunan PPh Badan 232.825.248

Biaya Pinjaman yang dapat diperhitungkan 75.777.135

Koreksi Fiskal Positif 157.048.113

Tabel 4. Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang Tahun 2017

Uraian cfm WP (Rp) cfm Fiskus

(Rp)

Koreksi

(Rp)

Peredaran usaha 8.657.297.063 8.657.297.063 -

HPP 7.234.987.590 7.234.987.590 -

Biaya usaha lainnya 1.661.086.371 1.504.038.258 157.048.113

Penghasilan netto dari usaha (238.776.898) (81.728.785) 157.048.113

Penghasilan dari luar usaha 261.004.814 261.004.814 -

Biaya dari luar usaha (1.034.699) (1.034.699) -

Penghasilan netto dari luar usaha 259.970.115 259.970.115 -

Jumlah 21.193.217 178.241.330 157.048.113

Penghasilan neto komersial luar negeri - - -

Jumlah penghasilan neto komersial 21.193.217 178.241.330 157.048.113

Page 79: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

79

Sumber

: Data

Olahan

Berdas

arkan

tabel

di atas,

dapat

disimp

ulkan

pengha

silan

kena

pajak wajib pajak setelah adanya penerapan PMK-169/PMK.010/2015 mengalami penambahan

sebesar Rp 157.048.000 yang diakibatkan pengurangan biaya pinjaman yang dapat dibebankan. Hal

ini berpengaruh terhadap PPh terutang bertambah sebesar Rp 28.377.680. Untuk menghindari

utang pajak semakin bertambah perusahaan dapat melakukan revaluasi aktiva tetap untuk

menambah modal sehingga angka Debt Equity Ratio yang didapat akan semakin kecil. Selain

revaluasi, perusahaan dapat mencatat deviden ataupun utang lainnya kepada pemegang saham

sebagai akun utang yang memiliki hubungan istimewa, sehingga jumlah utang tersebut akan

menambah pada sisi modal.

Berdasarkan analisis data sekunder berupa Laporan Keuangan, kepatuhan pelaporan dan

pembayaran pajak dengan menggunakan batasan Debt to Equity Ratio yang telah ditetapkan di

lingkungan Direktorat Jenderal Pajak terhadap 17 wajib pajak yang memiliki rasio DER lebih dari

4 yang terdaftar pada KPP Pratama Palembang Ilir Timur dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 5. Pajak Penghasilan Terutang setelah Penerapan PMK-169

No Nama

WP

Rasio Sebelum PMK 169

(Rp.)

Setelah PMK 169

(Rp.)

Selisih

(Rp.)

1 PT. A 12.63 5,089,595 19,462,588 14,372,993

3 PT. C 12.60 18,142,069 46.519.749 28.377.680

4 PT. D 6.68 52,269,884 187,251,379 134,981,495

6 PT. F 9.79 23,804,832 43,655,882 19,851,050

7 PT. G 7.19 60,592,658 80,547,084 19,954,426

8 PT. H 9.51 - 89,225,250 89,225,250

9 PT. I 4.54 82,743,057 151,223,076 68,480,019

10 PT. J 6.33 32,933,670 75,184,358 42,250,688

11 PT. K 8.81 252,721,568 278,444,307 25,722,739

Penghasilan yang dikenai PPh final (5.165.814) (5.165.814)

Penyesuaian fiskal positif 84.375.415 84.375.415

Penyesuaian fiskal negatif - -

Penghasilan neto fiskal 100.402.818 257.450.931 157.048.113

Kompensasi kerugian fiskal - -

Penghasilan kena pajak 100.402.000 257.450.000 157.048.000

PPh terutang (pasal 17) 18.142.069 46.519.749 28.377.680

Kredit pajak - -

PPh yang dibayar sendiri 18.141.000 18.141.000

PPh Kurang/ Lebih bayar 1.069 28.378.749 28.377.680

Page 80: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

80

13 PT. M 4.03 189,490,000 210,324,750 20,834,750

14 PT. N 4.30 196,846,970 228,016,744 31,169,774

15 PT. O 5.08 52,915,577 57,345,484 4,429,907

16 PT. P 4.15 785,783 3,163,877 2,378,094

TOTAL 968,335,663 1,423,844,779 473,651,185

2 PT. B 13.67 (1,646,225,692) (571,064,075) (1,075,161,617)

5 PT. E 5.95 (7,601,431,390) (4,572,465,426) (3,028,965,964)

12 PT. L 5.89 (361,802,462) (116,052,462) (245,750,000)

17 PT. Q 4.69 (5,540,198,764) (3,577,398,606) (1,962,800,158)

TOTAL (15,149,658,308) (8,836,980,569) (6,312,677,739)

Sumber : Data Olahan

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa setelah adanya penerapan PMK-

169/PMK.010/2015 mengakibatkan penambahan atas pembayaran pajak yang harus dibayar oleh

wajib pajak. Dampak yang diberikan PMK-169/PMK.010/2015 terhadap penerimaan pajak

mengakibatkan pajak badan terutang bertambah besar hingga Rp 473.651.185 dari sebelumnya Rp

968.335.663 menjadi Rp 1.423.844.779.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam laporan internship ini terkait dengan pemanfaatan

aturan Debt to Equity Ratio dalam menambah penerimaan pajak bagi KPP Pratama Palembang Ilir

Timur maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

PMK-169/PMK.010/2015 dalam penerapannya mempunyai kegunaan dan fungsi yang baik untuk

digunakan oleh Account Representative sebagai alat perbandingan utang dan modal perusahaan

yang dibatasi sebesar 4:1. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa setelah adanya

penerapan PMK-169/PMK.010/2015 mengakibatkan penambahan atas pembayaran pajak yang

harus dibayar oleh wajib pajak. Dampak yang diberikan PMK-169/PMK.010/2015 terhadap

penerimaan pajak menghasilkan penambahan pajak badan terutang sebesar Rp 473.651.185 dari

sebelumnya Rp 968.335.663 menjadi Rp 1.423.844.779.

Penerapan PMK-169/PMK.010/2015 pada PT “C” dengan perhitungan Debt Equity Ratio

diperoleh hasil 12:1. Besarnya perbandingan ini melebihi perbandingan pada aturan PMK-

169/PMK.010/2015. Sehingga biaya pinjaman yang terdapat pada PT “C” harus dikoreksi.

Besarnya biaya pinjaman yang dapat dibebankan adalah sebesar Rp 75.777.135, dan sisanya Rp

157.048.113 harus dikoreksi sebagai penambah laba. Hal ini mengakibatkan penghasilan kena

pajak menjadi Rp 257.450.931. Penambahan penghasilan kena pajak, mengakibatkan PPh terutang

bertambah sebesar Rp 28.377.680 dari jumlah PPh terutang sebelum diterapkannya aturan ini.

Page 81: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

81

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut :

Guna memberikan dampak yang positif baik bagi pendapatan negara maupun bagi perusahaan itu

sendiri DJP dapat melakukan studi banding dengan negara lain mengenai aturan pembatasan utang.

Ada baiknya mengimplementasikan kombinasi antara DER dengan arm‟s length test seperti yang

sudah diaplikasikan di Tiongkok. Wajib Pajak masih memiliki kesempatan untuk mengurangi biaya

pinjaman dalam penghasilan kena pajak selama dapat membuktikan bahwa rasio utang terhadap

modalnya wajar jika dibandingkan dengan perusahaan lain sejenis walaupun perbandingan utang

dan modalnya melebihi 4:1.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perlu dipertimbangkan untuk dikecualikan

oleh Menteri Keuangan dari ketentuan DER sebab banyak perusahaan kecil dalam kegiatan

usahanya memerlukan modal baik dari perbankan maupun perusahaan pembiayaan

(leasing company). Hal ini disebabkan perusahaan UMKM biasanya memiliki modal yang

terbatas untuk memulai usahanya, bukan untuk kepentingan penghindaran pajak.

Daftar Pustaka

Darussalam dan B. Bawono Kristiaji. 2015. Telaah Konstruktif Debt to Equity Ratio di

Indonesia. LXXXI (4), 1–10.

Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Liberty : Yogyakarta.

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. PERPAJAKAN INDONESIA : Konsep dan Aspek Formal.

Graha Ilmu : Yogyakarta.

Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan. Lembaran Negara RI Tahun 2007, No. 85. Sekretariat

Negara. Jakarta.

______ 2008. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Lembaran Negara RI Tahun 2008, No. 133. Sekretariat Negara. Jakarta.

______ 2015. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.010/2015 tentang Penentuan

Besarnya Perbandingan Antara Utang Dan Modal Perusahaan Untuk Keperluan

Penghitungan Pajak Penghasilan. Berita Negara RI Tahun 2015, No. 1351. Sekretariat

Negara. Jakarta.

Setyaji, Gunawan dan Hidayat Amir. 2005. Evaluasi Kinerja Sistem Perpajakan Indonesia.

Jurnal Ekonomi Universitas Indonesia Esa Unggul Jakarta, November 2005.

Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Ekonisia : Yogyakarta.

Profil Penulis

Page 82: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

82

Eko Sulistyo Kurniawan adalah Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Palembang Ilir Timur. Lahir di Jakarta pada tanggal 25 September 1984. Ia

meraih gelar Diploma III pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) Jakarta pada

tahun 2005 dan meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Tridinanti Palembang

pada tahun 2011. Minat penelitiannya termasuk manajemen keuangan. Penulis dapat

dihubungi di email : [email protected].

Page 83: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

83

PENERAPAN KEBIJAKAN IZIN KENDARAAN BARANG MELINTAS

MASUK DI JALAN KOTA

Syailendra Oktosa

Program Magister Manajemen Sumber Daya Manusia, Universitas Bina Darma

email : [email protected]

Abstract

Increasing population growth is quite rapid in OKI Regency, this has led to an increase in demand,

both human and goods transportation, Facing this condition, accelerated by transportation and

infrastructure by the Government. The problem that occurs is a traffic jam caused by the

transportation of goods, loading and unloading trucks on the curb. The OKI Regency Government

through the Department of Transportation has issued a permit regulation for trucks passing on

street Kayuagung City, but still the traffic cannot be denied. This research recommends providing

solutions to past congestion. Data collection uses observation and interviews. The results of the

analysis show that truck sales movements contributed greatly to the decline in the performance of

Kayuagung City. Thus, it is denied that there is a need for a concept of change to the current

vehicle permit policy.

Keywords: Application of policies, road performance, congestion.

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan wilayah mengakibatkan adanya laju pertumbuhan penduduk

dan pertumbuhan ekonomi yang setiap tahunnya meningkat. Tingginya pertumbuhan ekonomi pada

suatu kota, memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan suatu kota, terutama

dampak terhadap sistem jaringan transportasi yang ada di kota, sehingga kebutuhan akan

pergerakan lalu lintas pun akan semakin meningkat, yang pada gilirannya akan menimbulkan

beberapa permasalahan perkotaan, khususnya transportasi (Tamin O.Z., 2000).

Demi memenuhi kebutuhan manusia yang semakin hari semakin meningkat maka

dibutuhkannya kegiatan perpindahan barang yang efektif cepat dan efisien. Pasalnya, masih

tingginya permintaan tarikan dan tujuan barang maka diperlukan jaringan infrastruktur yang

memadai dan terintegrasi untuk dapat memfasilitasi distribusi barang secara efisien. Memang tidak

dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi angkutan barang sangatlah pesat baik itu dengan

mengunakan moda transportasi darat, laut maupun udara, begitu juga distribusi barang dari

produsen ke konsumen bahkan kepada konsumen di pelosok daerah pun sudah terjangkau.

Transportasi barang di Kota Kayuagung masih didominasi oleh angkutan jalan, khususnya

menggunakan truk. Permasalahan yang terjadi di Kota Kayuagung adalah tidak adanya prasarana

terminal barang. terminal barang merupakan prasarana transportasi jalan untuk keperluan

membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/ atau antar moda transportasi

Page 84: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

84

(Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi jalan).

Akibat tidak adanya terminal barang di Kota Kayuagung truk melakukan bongkar muat di tepi

jalan, Padahal itu tidak boleh dan sangat berbahaya bagi pengguna jalan serta juga dapat

menyebabkan tundaan lalu lintas.

Jalan Merdeka, Kota Kayuagung merupakan jalan yang dipadati dengan aktifitas usaha

(Toko) yang tidak mempunyai gudang. Di tepi jalan ini truk sering melakukan bongkar muat,

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir tidak bisa tegas dalam melihat penomenal ini. Hal ini

dikarenakan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir belum bisa menyediakan terminal barang

bagi kendaraan barang dikarenakan tidak adanya anggaran.

Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ menyatakan bahwa negara

bertanggung jawab atas lalu lintas dan angkutan jalan dan pembinaannya dilaksanakan oleh

Pemerintah, yang meliputi perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan. Pemerintah

Kabupaten Ogan Komering Ilir melalui Dinas Perhubungan Kabupaten Ogan Komering Ilir

memberikan suatu kebijakan izin dalam mengatur kendaraan barang yang ingin masuk di Jalan

Kota Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Izin masuk kota adalah izin yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan, diberikan bagi

kendaraan barang yang akan melintas masuk melalui jalan Kota Kayuagung dan juga mengatur

waktu operasional bagi kendaraan barang yang akan melakukan bongkar muat.di jalan Kota

Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir. Khusus kendaraan barang yang tidak ada keperluan

dalam Kota Kayuagung atau hanya melintas ke Kota Palembang atau Lampung telah di siapkan

jalur khusus untuk dilalui. Izin masuk kota ini diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Ogan

Komering Ilir Nomor 31 Tahun 2010 dan Peraturan Bupati Ogan Komering Ilir Nomor 8 Tahun

2011.

Dinas Perhubungan Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam hal ini sudah menjalankan

fungsinya dalam penerapan kebijakan izin tersebut yakni pembinaan, pengawasan dan pemberian

sanksi, namun kenyataannya kemacetan tidak bisa dihindari. Memperhatikan kenyataan tersebut

menggugah peneliti untuk mengangkat masalah terhadap “Penerapan kebijakan izin kendaraan

barang melintas masuk di Jalan Kota”

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi dan kinerja ruas

Jalan Merdeka Kota Kayuagung dengan adanya kebijakan izin masuk kota kendaraan barang dan

mengetahui pengawasan Dinas Perhubungan Kabupaten Ogan Komering Ilir terhadap kebijakan

izin masuk kota kendaraan barang.

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 KAJIAN LITERATUR

Pengertian Penerapan kebijakan

Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabartier (dalam Abdul Wahab, 2007) menjelaskan bahwa

implementasi yakni pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk Undang-

Undang namun bisa pula berbentuk perintah atau keputusan eksekutif yang penting atau keputusan

badan peradilan. Lazimnya keputusan itu mengidentifikasikan masalah-masalah yang ingin dicapai

dan berbagai cara untuk menstrukturkan proses implementasinya. Proses ini berlangsung setelah

melalui sejumlah tahapan tertentu, biasanya diawali dengan tahapan pengesahan undang-undang

kemudian output kebijakan dalam bentuk pelaksanaan keputusan oleh badan (instansi) pelaksana,

Page 85: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

85

dan akhirnya perbaikan-perbaikan penting terhadap Undang-Undang atau peraturan yang

bersangkutan.

Pengertian Transportasi

Pengertian transportasi menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 3 tentang lalu lintas

dan angkutan jalan menyatakan:

Terwujudnya pelayanan Lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan

terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan

kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung

tinggi martabat bangsa;

Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan

Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

Pengertian Sistem Transportasi

Menurut Haerany H.G.,(2013), sistem transportasi adalah suatu bentuk keterikatan antara

penumpang, barang, sarana dan prasarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau

barang yang tercakup dalam tatanan baik secara alami maupun buatan. Dengan kata lain sistem

transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk mengkordinasikan proses pergerakan

penumpang dan barang dengan cara mengatur komponen-komponennya yaitu prasarana sebagai

media dan sarana sebagai alat yang digunakan dalam proses yang digunakan dalam proses

transportasi, yang bertujuan agar proses transportasi penumpang dan barang dapat dicapai secara

optimun dalam ruang dan waktu tertentu dengan pertimbangan faktor keamanan, kenyamanan,

kelancaran dan efesiensi atas waktu dan biaya.

Pengertian Jalan

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan

pelengkap dan perlengkapan yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan

tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,

kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. (UU N0. 38 Tahun 2004).

Pengertian Tentang Kemacetan Lalu Lintas

Jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat

apabila arus begitu besarnya sehingga kendaraan sangat berdekatan satu sama lain. Kemacetan total

apabila kendaraan harus berhenti atau bergerak lambat (Tamin O.Z., 2000).

Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan yang ditinjau melebihi

kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati

atau melebihi 0 km/jam sehingga menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan,

nilai derajat kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai

derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5 (MKJI, 1997).

Kemacetan apabila ditinjau dari tingkat pelayanan jalan (Level of Service), pada saat LOS < C,

kondisi arus lalu lintas mulai tidak stabil, kecepatan operasi menurun relatif cepat akibat hambatan

samping yang timbul dan kebebasan bergerak relative kecil. Pada kondisi ini volume-kapasitas

lebih besar atau sama dengan 0,8 ( V/C > 0,8 ) dan pada akhirnya nilai LOS sudah mencapai tingkat

pelayanannya, maka aliran lalu lintas menjadi tidak stabil sehingga terjadi tundaan berat, yang

disebut kemacetan lalu lintas (Tamin O.Z., 2000).

Page 86: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

86

Pengertian Strategi Pengawasan

Menurut Widodo (2016) strategi pengawasan yaitu menetapkan siapa yang melaksanakan,

bagaimana SOP dalam melaksanakan pengontrolan/ Pengawasan, bagaimana mengenai anggaran

dan peralatan yang diperlukan serta bagaimana jadwal pelaksanaan pengawasan.

2.2. Penelitian terdahulu berkaitan tentang penelitian yang mengenai penerapan dan

pengawasan kebijakan izin kendaraan barang terhadap kinerja jalan.

a. Penelitian yang dilakukan oleh Panahatan Marpaung (2017) Analisis Hambatan

Samping Sebagai Akibat Penggunaan Lahan Sekitarnya terhadap Kinerja Jalan Juanda di Kota

Bekasi. Hasil Penelitiannya bahwa hambatan samping memberikan kontribusi yang cukup besar

terhadap kinerja jalan di Jalan Juanda di Kota Bekasi 17,28 % hal tersebut mempengaruhi

penurunan kinerja jalan akibat aktifitas penggunaan lahan di sekitarnya.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Saputra (2017) Efektifitas

Pengawasan Angkutan Barang (studi kasus di Dinas Perhubungan Provinsi Lampung). Hasil

Penelitiannya bahwa fungsi pengawasan angkutan barang oleh Dinas Perhubungan Provinsi

Lampung melalui pengawasan secara langsung dan pengawasan secara tidak langsung masih

kurang efektif karena pada pelaksanaannya masih ada praktik pungutan liar, baik secara langsung

maupun dengan menggunakan koin terhadap pengemudi angkutan barang yang mengalami

kelebihan muatan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian

deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari Bulan Mei sampai Bulan Juli Tahun

2019. Tempat penelitian dilaksanakan di Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Ogan Komering

Ilir dan di Jalan Merdeka, Kota Kayuagung. Tehnik Pengumpulan data dalam penelitian ini

dilaksanakan dengan cara observasi lapangan menggunakan survey traffic counting kendaraan,

survey dilakukan selama 12 Jam di hari senin (hari sibuk) pada pukul 06.00 WIB selesai pada

pukul 18.00 WIB, survey ini merupakan bahan dasar dalam analisis kinerja ruas jalan dengan

adanya penerapan kebijakan izin kendaraan barang. Selain observasi juga menggunakan

wawancara dengan key informan yang dipilih untuk mengetahui sejauh mana pengawasan dalam

penerapan kebijakan, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kepala

Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan dipilih sebagai key informan dikarenakan memiliki pengaruh

dalam penerapan kebijakan izin tersebut. Data lainnya diperoleh dari dari instansi atau lembaga

yang terkait mengenai objek yang akan diteliti. Seperti peraturan, jumlah pegawai, jumlah

kependudukan, jumlah kendaraan yang mengurus izin dan data lainnya yang dibutuhkan dalam

penelitian.Teknik analisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis kuantitatif

dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), 1997. Teori ini digunakan untuk

mengetahui kondisi dan kinerja ruas Jalan Merdeka, Kota Kayuagung terhadap kebijakan izin

masuk kota kendaraan barang dan untuk mengetahui tentang pengawasan, peneliti menggunakan

wawancara dengan pedoman wawancara berdasarkan teori strategi pemantauan pengawasan dalam

bukunya analisis kebijakan publik, Widodo (2016) yakni membahas diantaranya Pelaku Kontrol

Pelaksana Kebijakan, Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengawasan, Sumber Daya Keuangan

dan Peralatan dan jadwal pelaksanaan Kontrol.

Page 87: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

87

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa puncak pergerakan lalu

lintas kendaraan di Jalan Merdeka, Kota Kayuagung terjadi pada sore hari, tepatnya pukul 16.00-

17.00 WIB , terlihat dari hasil traffic counting kendaraan pada Grafik dibawah ini :

0

500

1000

1500

2000

2500

06

.00 - 0

7.00

07

.00 - 0

8.00

08.00 - 09.00

09.00 - 10.00

10.00 - 11.00

11.00 - 12.00

12.00 - 13.00

13.00 - 14.00

14.00 - 15.00

15.00 - 16.00

16

.00 - 1

7.00

17

.00 - 1

8.00

Jum

lah

Ken

da

raa

n

Sumber : Hasil Survey Traffic Counting Jalan Merdeka, 2019

Berdasarkan hasil analisis kinerja ruas jalan merdeka dengan metode MKJI (1997), didapat hasil

bahwa derajat kejenuhan di Jalan Merdeka, Kota Kayuagung mencapai tingkat pelayanan „D‟

(Arus tidak mendekati stabil, kecepatan masih dikendalikan).

Dari hasil wawancara berdasarkan pedoman wawancara menurut teori strategi pemantauan

pengawasan Joko Widodo (2016) mengenai pengawasan kebijakan izin kendaraan barang adalah

sebagai berikut :

Pelaku Kontrol Pelaksana Kebijakan

Dalam pelaksanaan pengawasan terhadap kebijakan izin masuk kota kendaraan barang, pelaku

pengawasan yakni Dinas Perhubungan Kabupaten Ogan Komering Ilir bekerja sama dengan Satuan

Kepolisian OKI

Pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten OKI yakni adanya Pos

Pengawasan dengan langsung turun kelapangan dengan cara mengawasi kendaraan barang yang

akan masuk ke Kota Kayuagung, sedangkan untuk kendaraan yang belum memiliki izin masuk

kota, dihimbau untuk membuat izin masuk kota.

Kendala yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan Kab. OKI dalam melaksanakan pengawasan yakni

tidak mengawasi ketika truk akan melakukan bongkar muat di tepi jalan atau tidak mengatur lalu

Page 88: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

88

lintas ketika waktu dispensasi operasional truk bongkar muat. Dari segi anggaran juga merupakan

kendala dalam memaksimalkan pengawasan kebijakan izin masuk kota.

Dinas Perhubungan telah melakukan sosialisasi terhadap Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati

Perihal Izin Trayek Kendaraan.

Pihak toko mengeluhkan waktu operasional bongkar muat jika pada malam hari.

Standar Operasional Prosedur Pengawasan

Dinas Perhubungan OKI memiliki Standar Operasional Prosedur dalam melaksanakan

pengawasan dan sudah memenuhi SOP yang ada.

Dinas Perhubungan OKI dalam menilai kinerja pegawai menggunakan absensi kehadiran

dengan alat bantu Handy Talkie dan laporan via aplikasi whats App.

Pada Tahun ini Dinas Perhubungan OKI belum pernah memberikan Sanksi kepada

Pegawai yang bandel akan tetapi apabila terdapat pegawai yang bandel, Dinas Perhubungan

memberikan surat peringatan bahkan pemberhentian pegawai sedangkan untuk sanksi yang

diberikan kepada truk yang melanggar aturan yakni diberikan surat tilang.

Sumber Daya Keuangan dan Peralatan

Anggaran yang dimiliki Dinas Perhubungan Kab. OKI dalam pengawasan kebijakan izin

masuk kota kendaraan barang belum memadai.

Dari segi peralatan juga belum memadai dikarenakan peralatan yang digunakan oleh Tim

Satuan Petugas masih kurang, seperti handy talkie, Motor Dinas Patroli dan mobil derek.

Jadwal Pelaksana Pengawasan

Jadwal dalam pengawasan yang terdapat di Dinas Perhubungan Kab. OKI yakni untuk pos

pengaawasan setiap hari kecuali pada hari minggu, untuk jadwal razia gabungan sudah tertuang

dalam program dokumen pelaksanaan anggaran.

Dalam melaksanakan pengawasan Dinas Perhubungan Kabupaten OKI sudah

melaksanakan pengawasan sesuai dengan jadwal yang sudah ada dalam program dokumen

pelaksanaan anggaran.

5. SIMPULAN

Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Puncak pergerakan lalu lintas kendaraan di Jalan Merdeka, Kota Kayuagung terjadi pada sore hari,

tepatnya pukul 16.00-17.00 WIB, Berdasarkan dari beberapa analisis, didapat hasil bahwa derajat

kejenuhan di Jalan Merdeka, Kota Kayuagung mencapai tingkat pelayanan „D‟ (Arus tidak

mendekati stabil, kecepatan masih dikendalikan).

Dinas Perhubungan Kabupaten Ogan Komering Ilir menetapkan waktu dispensasi bongkar muat

pada pukul 15.00 – 04.00 WIB. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, tentunya penerapan kebijakan

izin kendaraan barang tidak bisa mengatasi kemacetan lalu lintas.

Dalam mengurangi kemacetan lalu lintas, peneliti memberikan saran untuk adanya perubahan

pengaturan jadwal operasi waktu untuk truk bongkar muat, yaitu dilakukan pada saat waktu volume

Page 89: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

89

kendaraan tidak terlalu padat yakni pada jam 12.00-15.00 dan pada jam 18.00 – 04.00 WIB dan

diberlakukan juga pembagian hari operasi untuk truk yang akan bongkar muat .

Mengenai Pengawasan Kebijakan Izin Kendaraan Barang oleh Dinas Perhubungan Kab. OKI,

maka dapat disimpulkan bahwa Dinas Perhubungan Kab. OKI sudah menunjukan adanya

pengawasan terhadap penerapan kebijakan kendaraan barang yang akan melintas di Kota

Kayuagung akan tetapi pengawasan tersebut dirasakan kurang optimal.

Adapun buktinya adalah berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan teori pengawasan

menurut widodo (2016) sebagai alat analisis dan temuan-temuan di lapangan sebagai berikut :

Dalam pelaksanaan pengawasan Kebijakan izin kendaraan barang, Pelaku pengawasan

yaitu Dinas Perhubungan Kab. OKI dan bekerja sama dengan Kepolisian OKI.

Dinas Perhubungan Kab. OKI memiliki SOP dalam melaksanakan pengawasan dan sudah

melaksanakan sesuai dengan SOP yang ada.

Dinas Perhubungan Kab. OKI dalam melaksanakan pengawasan memaksimalkan anggaran

yang ada, untuk pelaksanaan pengawasan masih terdapat kekurangan dari segi SDM dan Peralatan

yang berkaitan dalam pelaksanaan pengawasan kebijakan.

Jadwal yang terdapat di Dinas Perhubungan Kab. OKI yakni setiap hari kecuali hari

minggu untuk kegiatan pos pengawasan, satu sebulan sekali untuk jadwal razia gabungan, sesuai

dengan tercantum dalam dokumen pelaksanaan anggaran 2019.

Dalam mengurangi kemacetan lalu lintas, peneliti memberikan saran dari segi pengawasan yakni

adanya pengawasan ketika truk melakukan bongkat muat di tepi jalan, sejauh ini petugas hanya

memeriksa kendaraan barang yang akan masuk dan mengatur jam masuk truk yang akan bongkar

muat di Pos Pengawasan, akan tetapi petugas tidak mengawasi dan mengatur lalu lintas ketika truk

bongkar muat di tepi jalan. Hal ini perlu dilakukan dalam kelancaran lalu lintas kendaraan.

Disamping itu juga dari segi sumber daya keuangan dan peralatan, juga diharapkan agar lebih

memfokuskan dan merencanakan apa saja yang dibutuhkan untuk pengawasan.

Peneliti juga memberikan saran supaya nantinya kedepan ada penelitian lebih lanjut untuk

menganalisa pelabaran ruas jalan terhadap peningkatan kinerja ruas jalan di Jalan Merdeka, Kota

Kayuagung. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk setiap tahun bertambah, maka sangat diperlukan

dukungan transportasi dari aspek sarana dan prasarana.

6. REFERENSI

[1] Haerany, Henny G, 2013. Transportasi perkotaan, Alauddin University Pres.

Makassar.

[2] Handoko, T. Hani.1986. Manajemen edisi 2. Yogyakara:BPFE.

[3] Hidayat, Syah. 2010. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan

Pendekatan Verifikatif. Pekanbaru:Suska Pres.

[4] Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM), 1997. Departemen Pekerjaan

Umum, Direktorat jenderal bina Marga

[5] Kasiram, Mohammad. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif – Kualitatif.

Page 90: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

90

Malang : UIN Malang Press.

[6] Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 Tentang Terminal

Transportasi Jalan

[7] Panahatan, Marpaung. 2017. Analisis Hambatan Samping Sebagai Akibat

Penggunaan Lahan Sekitarnya terhadap Kinerja Jalan Juanda di Kota Bekasi.

[8] Peraturan Bupati Ogan Komering Ilir Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Petunjuk

Teknis Pemberian Izin Angkutan Barang Tanggal 21 Januari 2011.

[9] Peraturan Bupati Ogan Komering Ilir Nomor 93 Tahun 2016 tentang Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perhubungan Kabupaten

Ogan Komering Ilir.

[10] Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 31 Tahun 2010

Tentang Retribusi Izin Angkutan Barang dan Penumpang Tanggal 15

Desember 2010.

[11] Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Pedoman

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Terpadu di Daerah.

[12] Saputra, Irfan. 2017. Efektifitas Pengawasan Angkutan Barang (studi kasus di

Dinas Perhubungan Provinsi Lampung).

[13] Sweroad dan P.T. Bina Karya (Persero), Manual Kapasitas Jalan Indonesia,

Direktorat Jenderal Bina Marga dan Direktorat Bina Jalan Kota, 1997.

[14] Tamin, Z. Ofyar. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Penerbit

ITB, Bandung.

[15] Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan

Jalan.

[16] Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

[17] Wahab, Abdul, 2007. Keberadaan Indonesia di Mata Dunia. Bandung:

Alfabeta.

[18] Widodo, Joko. 2016. Analisis Kebijakan Publik. Malang : Mayumedia

Publishing.

Page 91: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

91

PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP

PENGGAJIAN PADA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN

SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG MUSI PALEMBANG

Rosma Novianti

Pascasarjana Ilmu Manajemen, Universitas Bina Darma, Palembang

[email protected]

ABSTRACT

Payroll reward remuneration provided to employes. The payout work performed under the

adreement that has been agreed upon. Payroll system can run well where has the elements

of internal control system. Internal control system is a series of policies anad procedures

created to provide reasonable assurance. The purpose of this study is to design a payroll

accounting system that helps the internal control process in the payroll system and also

overcome the problem of salary data processing. The research methodology used is a

descriptive qualitative research with a type of case study. In qualitative research data

collected through interview data, field notes, personal documents, notes, memos, and other

documents.

Keyword : the system of internal control, payroll

PENDAHULUAN

Gaji merupakan imbalan yang diberikan kepada pegawai secara tetap perbulan, atas

tanggung jawab pekerjaan yag telah dijalankan selama mereka bekerja. Gaji yang

dibayarkan kepada pegawai akan dihitung berdasarkan jabatan yang diberikan beserta

tunjangan yang mereka terima dan dikurangi jumlah potongan-potongan terkait dengan

pembayaran gaji. Untuk melakukan perhitungan serta pembayaran gaji pegawai

dibutuhkan suatu sistem agar prosedur penggajian yang berjalan sesuai dengan apa yang

diharapkan.

Informasi yang berkaitan dengan kegiatan pembayaran gaji antara lain jam kerja, jam

lembur, dan penggolongan gaji karyawan, agar dapat diketahui tingkat efektivitas

usahanya. Untuk menghindari dan mencegah penyelewengan, maka diperlukan suatu

sistem pengendalian intern, dengan demikian manajemen perusahaan dapat mengetahui

jika terjadi penyimpangan yang merugikan manajemen perusahaan. Sistem pengendalian

internal sangat berguna bagi manajer maupun dewan-dewan direksi untuk mengambil

suatu keputusan dalam menjalankan suatu usahanya. Sistem pengendalian internal disini

merupakan sistem untuk mengolah sumber daya yang ada dengan semaksimal mungkin

untuk memperoleh keuntungan bagi perusahaan tersebut. Sumber daya manusia merupakan

salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh suatu perusahaan demi

Page 92: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

92

kelangsungan suatu usaha. Sumber daya manusia sangat berperan penting dalam

menentukan apakah perusahaan dapat mencapai tujuan usahanya dengan baik.

Balai Pengolahan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi Palembang adalah salah

satu instansi pemerintah yang mempunyai kebijakan membangun sumber daya hutan dan

lahan yang berbasis pada masyarakat sebagai kesatuan ekosistem dan kesatuan

pengelolaan dengan mengacu pada DAS (Daerah Aliran Sungai). Sistem pengelolaan data

gaji pegawai merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan untuk mengetahui daftar gaji

pegawai pada kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi

Palembang.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan pengendalian internal

terhadap penggajian pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung

Musi Palembang

METODE PENELITIAN

Penelitian ini di lakukan di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung

Musi di Jalan Kol. H. Burlian Km 6,5 Palembang. Penelitian yang dilakukan secara

penelitian deskriptif kualitatif, dengan jenis penelitian berupa studi kasus. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara :

Data Primer didapatkan dari observasi (Pengumpulan data melalui observasi didapat

dangan cara mengamati dan mencatat terhadap temuan di lapangan dengan melihat laporan

daftar penggajian serta data penunjang dalam menganalisa masalah yang dibahas) dan

wawancara (pengumpulan data yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek

penelitian. Wawancara dilakukan langsung kepada staf bagian keuangan dan bagian

kepegawaian Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi

Palembang)

Data sekunder didapatkan melalui sumber-sumber lain diluar objek yang diteliti seperti

studi kepustakaan. Data ini diperoleh dari gambaran umum perusahaan, struktur organisasi

dan pembagian tugas, buku-buku teks literatur mengenai sistem pengendalian internal

dalam akuntansi penggajian, laporan daftar penggajian, dan sistem penggajian Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi Palembang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sistem Penggajian Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung

Musi

Prosedur sistem penggajian pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan

Lindung Musi meliputi perhitungan gaji yang melibatkan bagian seksi Tata Usaha (TU)

Kepegawaian, fungsi akuntansi, dan fungsi keuangan.

Seksi TU kepegawaian. Bagian ini bertugas mencatat jam hadir pegawai dan membuat

daftar hadir.

Page 93: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

93

Bagian Pejabat pembuat daftar gaji bagian keuangan. Bagian ini bertanggung jawab

membuat daftar gaji, serta membuat rekap daftar gaji.

Bagian administrasi memegang fungsi untuk pembuatan Bukti Kas Keluar sebagai dasar

untuk pembayaran gaji pegawai dam dasar pembuatan cek yang dilakukan oleh bendahara.

Bagian keuangan bertanggung jawab atas pengeluaran kas berupa cek. Bagian ini juga

bertanggung jawab mengisi dan menguntungkan cek tersebut ke bank.

Flowchart Sistem Penggajian Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan

Lindung Musi

Seksi TU Kepegawaian Bagian Kepegawaian/Umum

Sistem Akuntansi

Bagian Keuangan Akuntansi

Mulai

Mencatat jam

hasil Pegawai Laporan

Absensi Harian

Membuat Daftar

Hadir Pegawai

LAH

Daftar Hadir Pegawai

1

1 LAH

Daftar Hadir Pegawai

Membuat Daftar

penggajian

Membuat Rekap

Penggajian

LAH DHP

2

DP 2

RDP

1

1

T 2

DP RDP

1 2

DP 2

RDP BKK 1

1

T

2

Membuat bukti

Kas Keluar

2 DP

2

RDP

1

2

BKK

1 JURNAL UMUM

1

1

4

1

DP

RDP 1

1

4

Page 94: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

94

Keterangan :

LAH : Laporan Absensi Harian

DP : Daftar Penggajian

RDP : Rekap Daftar Penggajian

BKK : Bukti Kas Keluar

DHP : Daftar Hadir Pegawai

Prosedur sistem penggajjian Pegawai Negeri Sipil Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

dan Hutan Lindung Musi pada bagian seksi TU kepegawaian. Bagian ini mencatat jam

hadir pegawai, kartu jam hadir /laporan absensi harian dan daftar hadir karyawan

diarsipkan oleh bagian kepegawaian. Lalu bagian ini membuat daftar gaji sebanyak 2

rangkap dan membbuat rekap daftar gaji sebanyak 2 rangkap. Kemudian daftar gaji

rangkap 1 dan 2 serta gaji 1 dan 2 diberikan kepada bagian akuntansi, sedangkan kartu jam

hadir/laporan absensi harian dan daftar hadir pegawai diarsipkan oleh bagian kepegawaian.

Bagian akuntansi menerima daftar gaji rangkap 1 dan 2 dan rekap daftar gaji rangkap 1 dan

2 dan bagian kepegawaian. Berdasarkan daftar gaji dan rekap daftar gaji itu, bagian

akuntansi membuat bukti kas keluar. Kemudian bukti kas keluar rangkap 2, rekap daftar

gaji rangkap 2, dan gaji rangkap 2 dicatat dalam jurnal umum dan kemudian diarsipkan

oleh bagian akuntansi, sedangkan bukti kas keluar rangkap 1, rekap daftar gaji rangkap 1,

dan daftar gaji rangkap 1 diserahkan kebagian keuangan.

Bagian keuangan menerima bukti kas keluar rangkap 1, rekap daftar gaji, dan daftar gaji

rangkap 1 diserahkan dan daftar gaji rangkap 1 dan bagian akuntansi, lalu bagian ini

mengisi cek dan menandatangani cek ke reking pegawai. Sedangkan Bukti Kas Keluar

(rangkap 1) Dan Daftar Penggajian (rangkap 1) yang diterima . yang diterima dan bagian

akuntansi diarsipkan oleh bagian keuangan. jurnal umum dan kemudian diarsipkan oleh

bagian akuntansi, sedangkan bukti kas keluar rangkap 1, rekap daftar gaji rangkap 1, dan

daftar gaji rangkap 1 diserahkan kebagian keuangan.

Bagian keuangan menerima bukti kas keluar rangkap 1, rekap daftar gaji, dan daftar

gaji rangkap 1 diserahkan pada bagian akuntansi, lalu bagian ini mengisi cek dan

menandatangani cek kerekening pegawai. Sedangkan Bukti Kas Keluar (rangkap 1 ) dan

Daftar Penggajian ( rangkap 1 ) yang diterima dan bagian akuntansi diarsipkan oleh bagian

keuangan

BKK

T

Mengisi cek dan

menandatangani cek

Menguangkan Cek ke Bank dan Memasukkan

uang ke rekening Pegawai

Selesai

Page 95: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

95

Flowchart Perbaikan Sistem Penggajian Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan

Hutan Lindung Musi Palembang

Seksi TU Kepegawaian Bagian Kepegawaian/Umum

Sistem Akuntansi

Mulai

Mencatat jam

hasil Pegawai Laporan

Absensi Harian

LAH

Daftar Hadir

Pegawai

1

1 LAH

Daftar Hadir

Pegawai

Membuat Daftar

penggajian

LAH

DHP

DP

RDP

1

T

1

DP RDP

1

DP 2

RDP BKK 1

1

2

Membuat bukti

Kas Keluar

1

2 JURNAL UMUM

1

Page 96: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

96

Ulasan penjelasan dari perubahan perbaikan flowchart, disini pada bagian seksi TU

kepegawaian terdapat perangkapan yang sama yaitu pada laporan absensi dan daftar hadir

pegawai. Dalam perangkapan ini sebaiknya daftar hadir pegawai tidak dibuat karena sudah

ada laporan absensinya, yang sudah terangkap didalam laporan absensi. Pada bagian

kepegawaian/umum juga terdapat perangkapan yaitu daftar hadir pegawai dan daftar

penggajian sebaikya kantor tidak perlu adanya perangkapan dalam daftar hadir pegawai

dan daftar penggajian karena didalam flowchart sudah ada rekapannya.

Berdasarkan flowchart diatas bagian TU seksi kepegawaian mencatat jam hadir

pegawai, kartu jam hadir/laporan absensi harian diarsipkan oleh bagian kepegawaian. Lalu

bagian ini membuat daftar gaji, kemudian daftar gaji diberikan kepada bagian akuntansi,

sedangakan laporan absensi harian dan daftar hadir pegawai diberikan pada bagian

kepegawaian.

Pada bagian akuntansi terdapat beberapa rangkapan dalam daftar penggajian, yaitu

flowchart pada bagian pertama telah membuat rekapan daftar penggajian sedangkan bagian

selanjutnya ada rekapan penggajian lagi. Sebaiknya Kantor BPDAS HL Musi Palembang

tidak membuat ulang rekapan daftar penggajian. Berdasarkan flowchart diatas bagian

akuntansi menerima daftar gaji dan rekap daftar gaji rangkap 1 dan 2 pada bagian

kepegawaian. Daftar gaji dan rekap daftar gaji membuat bukti kas keluar. Kemudian bukti

kas keluar rangap 2, rekap gaji rangkap 2 dicatat dalam jurnal umum kemudian diarsipkan

pada bagian akutansi, sedangkan bukti kas keluar rangkap 1, dan rekap daftar gaji rangkap

1 diserahkan kebagian keuangan.

3.2 Analisis Pencatatan Waktu Hadir

3.2.1 Pencatatan Waktu

Menurut Mulyadi (2001:385) prosedur pencatatan waktu hadir bertujuan untuk mencatat

waktu hadir pegawai. Pencatatan waktu hadir diselenggarakan oleh fungsi pencatatan

waktu dengan menggunakan waktu hadir pada pintu masuk kantor administrasi atau

pabrik. Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, yang pegawai harus

menandatanganinya setiap hadir dan pulang dari kantor atau instansi tersebut atau dapat

juga menggunakan mesin Pencatat Waktu yang diisi secara otomatis dengan menggunakan

mesin Pencatat Waktu (time recorder mechine).

T

RDP

2 BKK

1

2

1

Page 97: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

97

Flowchart Pencatat Waktu Hadir

Gambar Sistem Akuntansi Pencatat Waktu Hadir

Sumber: Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi

3.2.2 Analisis Pencatatan Waktu Hadir Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan

Hutan Lindung Musi

Pencatatan waktu hadir atau absensi hadir pegawai Balai Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai dan Hutan Lindung Musi ini dimulai dan bagian Seksi TU Kepegawaian yang

membuat dan mencatat daftar jam hadir pegawai, kemudian hadir tersebut diletakkan pada

pintu masuk kantor. Daftar hadir yang digunakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai dan Hutan Lindung Musi adalah daftar yang diisi secara otomatis, kemudian

pegawai yang hadir atau masuk kantor melakukan pencatatan waktu hadinya dengan cara

finger print. Finger print ini adalah sistem absensi yang dipakai atau digunakan oleh Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi. Cara kerja sistem ini ialah

dimulai dengan pegawai memasukkan jari tangan mereka kedalam mesin pencatat waktu,

kemudian untuk Link atau sambungan kabel sistem finger print ini akan langsung

terhubung pada bagian kepegawaian, sehingga setiap pegawai yang megabsensi kehadiran

akan langsung terhubung ke dalam komputer bagian kepegawaian sehingga bagian

kepegawaian ini langsung mengetahui setiap pegawai yang hadir ataupun yang tidak hadir

dan juga bagi pegawai yang terlambat hadir.

Mulai

Mencatat dan membuat

daftar jam hadir pegawai

Pegawai mengabsen dengan menggunakan finger print

setiap masuk dan pulang

kantor

DH

T

Selesai

Page 98: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

98

Sistem finger print ini mempunyai kelemahan yaitu jika komputer yang ada di bagian

kepegawaian rusak maka, data kehadiran pegawai atau absensi kehadiran pegawai tidak

dapat ditampilkan dan data atau absensi kehadiran pegawai tersebut akan tetap tersimpan

di dalam memori sistem finger print. Apabila komputer pada bagian kepegawaian telah

diperbaiki maka bagian kepegawaian akan menarik dan mengecek data-data kehadiran

pegawai yang masih tersimpan didalam sistem finger print tersebut melalui komputer. Pada

setiap harinya lama bekerja Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung

Musi ini dimulai pada pukul 07.30 wib dan berakhir pada pukul 16.00 wib. Pegawai

mengabsensi dengan cara finger print ini pada saat masuk dan pulang kantor. Setelah itu

bagian TU Kepegawaian menyimpan kembali daftar jam hadir tersebut sebagai arsip

sementara. Daftar hadir atau laporan absensi hadir pegawai Balai Pengelolaan Daerah

Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi disimpan di dalam software komputer oleh bagian

kepegawaian. Kemudian setiap akhir bulan bagian kepegawaian akan melihat atau

mengecek daftar hadir tersebut untuk mengetahui kedisiplinan setiap pegawai.

Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa analisis pencatatan waktu hadir pada Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Musi Palembang telah berjalan dengan baik dan telah

berdasarkan teori Mulyadi dalam Haripratiwi (2006:33).

3.2.3 Analisis Laporan Absensi Harian

Analisis laporan absensi harian digunakan untuk merekapitulasi jumlah hadir

pegawai setiap harinya. Laporan absensi harian ini akan diarsipkan pada bagian

kepegawaian untuk membuat daftar gaji pegawai. Jika bagian pegawai megetahui laporan

absensi harian pegawai tidak mencukupi standar yang telah ditentukan, maka akan

dilakukan pemotongan gaji. Selanjutnya pemotongan gaji yang dilakukan dengan cara

menghitung setiap menit keterlambatan pegawai. Berdasarkan Surat Edaran Sekretaris

Jenderal Kementerian Kehutanan Nomor:SE. 17/II-UM/2011 Jam kerja yang efektif dalam

hari kerja perminggunya adalah 37,5 jam tanggal 26 Oktober 2011, jumlah jam kerja

efektif dalam hari kerja perminggunya adalah 37,5 jam. Surat Edaran Sekretaris Jenderal

Kehutanan ini berlaku untuk pegawai tidak tetap maupun pegawai tetap. Menurut

peraturan yang berlaku setiap pegawai tetap yang terlambat hadir atau tidak masuk kerja

maka akan dikenakan pemotongan gaji berupa pemotongan tunjangan kinerja dan dapat

mengurangi indeks prestasi kerja (IPK), sedangkan untuk pegawai tidak tetap apabila

terlambat hadir atau tidak masuk kerja maka akan dikenakan pemotongan gaji.

3.2.4 Analisis Daftar Hadir Pegawai

Analisis ini diperlukan untuk mengetahui jumlah pegawai yang hadir. Pegawai

yang hadir dapat dijadikan bukti kepatuhan pegawai. Daftar hadir pegawai pada Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi ini masih banyak yang datang

terlambat. Hal ini dilakukan pada pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap. Tingkat

kehadiran ini sangat penting dalam menentukan penggajian. Seorang pegawai tidak tetap

yang datang terlambat dan sering absen akan dikenakan pemotongan yaitu berdasarkan

peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:P.66/Menhut-II/2013 tentang

pedoman pelaksanaan pemberian tunjangan kinerja bagi pegawai dilingkungan

Page 99: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

99

Kementerian Kehutanan apabila pegawai terlambat masuk kantor 1 sampai dengan 30

menit tidak dikenakan pengurangan gaji, apabila terlambat 31 sampai dengan 60 menit

dikenakan pengurangan gaji sebesar 1%, jika terlambat dri 61 sampai dengan 91 menit

dikenakan pengurangan gaji sebesar 1,5%, dan jika terlambat lebih dari 91 menit atau tidak

mengisis daftar hadir dikenakan pengurangan gaji sebesar 2%. Pengurangan gaji itu juga

berlaku untuk pegawai tetap tetapi pemotongannya dilakukan untuk pengurangan

tunjangan kinerja saja.

Dari analisis daftar hadir pegawai pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

dan Hutan Lindung Musi belum berjalan dengan baik karena tidak dilaksanakannya

pemotongan gaji apabila pegawai yang terlambat hadir atau tidak hadir sesuai peraturan

Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor:P.66/Menhut-II/2013.

3.2.5 Analisis Daftar Penggajian

Analisis daftar penggajian ini digunakan untuk mengetahui jumlah gaji pegawai.

Untuk pegawai tidak tetap penggajiannya berdasarkan tingkat absensi setiap harinya, jika

pegawai tidak tetap ini absensinya kurang dari 37,5 jam dalam setiap minggunya maka

akan dilakukan pemotongan gaji. Sedangkan untuk pegawai tetap penggajiannya

berdasarkan tingkat golongan dan jabatan. Untuk pembayaran gaji bagi pegawai tidak

tetap, gajinya dimasukkan kedalam amplop masing-masing pegawai sedangkan untuk

pegawai tetap gajinya dimasukkan kedalam rekening masing-masing pegawai.

3.2.6 Analisis Rekap Penggajian

Analisis rekap penggajian ini akan diserahkan pada bagian akuntansi untuk

mengetahui gaji yang didapat untuk pegawai tidak tetap dan pegawai tetap. Rekapan daftar

penggajian ini dilakukan bagian akuntansi tujuannya untuk membuat bukti kas keluar.

Rekapan daftar penggajian juga akan diarsipkan oleh bagian keuangan akuntansi. Rekapan

penggajian ini dilakukan agar bisa mengetahui pengawai yang sudah menerima gaji.

3.2.7 Analisis Bukti Kas Keluar

Analisis bukti kas keluar ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak kas yang

sudah dipakai untuk pengeluaran penggajian. Bukti kas keluar diperlukan sebagai bahan

dokumen atau bukti yang dapat digunakan pada bagian akuntansi. Bukti kas keluar ini

berguna untuk mengisi cek dan menendatangani cek kerekening pegawai. Untuk pegawai

tidak tetap gajinya dapat dimasukkan kedalam amplop masing-masing pegawai sedangkan

untuk pegawai tetap gajinya dimasukkan kedalam rekening masing-masing pegawai. Bukti

kas keluar ini akan diarsipkan pada bagian keuangan akuntansi.

3.2.8 Analisis Pengisian dan Penandatangan Cek

Pengisian dan penandatangan cek dilakukan pada bagian keuangan akuntansi. Cek

ini digunakan untuk merealisasikan total jumlah gaji pegawai secara keseluruhan. Caranya

dengan membuat daftar nama pegawai, lalu diberikan kepada Kepala Balai untuk

ditandatangani, kemudian diberikan lagi kepada Bendahara untuk diterbitkan surat perintah

membayar agar bisa diajukan ke KPPN dan bisa menerbitkan surat perintah pencairan dana

Page 100: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

100

(SP2D) yang ditujukan kerekening Bendahara, kemudian setiap tanggal 1 dana tersebut

diambil oleh Bendahara untuk dibagikan kepada masing-masing pegawai.

3.3 Sistem Akuntansi Penggajian

Unsur-unsur sistem akuntansi penggajian terdiri dari dokumen-dokumen, catatan-catatan,

prosedur-prosedur yang digunakan mengola data untuk menghasilakan laporan-laporan

yang dibutuhkan pihak-pihak yang berkepentingan. Sistem akuntansi penggajian Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi juga memiliki unsur-unsur

tersebut. Dimana sistem penggajian tersebut adalah koordinasi dan dokumen-dokumen,

catatan-catatan, serta prosedur-prosedur yang menghasilkan informasi yang dapat

menentukan secara cepat dan tepat tentang gaji setiap pegawai.

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi juga memiliki unsur-

unsur sistem akuntansi penggajian tersebut. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan

serta setelah dibandingkan dengan teori yang dipelajari maka penulis membuat beberapa

evaluasi sebagai berikut:

Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Musi Palembang

cukup efektif dalam mendukung pengendalian intern gaji. Ini dapat terlihat dengan adanya

tanda tangan pada dokumen pleh pejabat yang mempunyai wewenang dibagiannya.

Misalnya daftar gaji yang diotorisasi dari bagian administrasi mengenai kebenaran daftar

gaji tersebut. Adapun dokumen yang digunakan antara lain daftar gaji, waktu jam kerja,

rekap daftar gaji, dan daftar absensi atau daftar hadir.

Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatatan akuntansi yang dipergunakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Musi

Palembang cukup efektif untuk pengendalian intern penggajian. Adapun catatan akuntansi

yang digunakan adalah jurnal dan buku besar. Pencatatan di dalam jurnal biasanya lebih

lengkap dan lebih terinci, serta menurut urutan tanggal kejadian transaksi. Buku besar

adalah kumpulan rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas informasi yang telah

dicatat dalam jurnal.

Komponen Perhitungan Penggajian Pegawai Tetap

Komponen perhitungan penggajian untuk pegawai tetap ditentukan oleh :

Gaji Pokok

Nilai gaji pokok ditentukan oleh golongan ruang kepangkatan, masa kerja dan status

kepegawaian. Ketentuan besarnya gaji pokok pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai Musi Palembang diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.9

Tahun 2007.

Tunjangan

Tunjangan untuk pegawai tetap terdiri atas :

Page 101: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

101

Tunjangan beras

Menurut ketetapan yang berlaku, besarnya tunjangan beras yang diterima oleh seorang

pegawai Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Musi Palembang adalah sesuai dengan

tanggungan seorang pegawai yang terdiri dari pegawai itu sendiri, istri/suami jika ada, dan

jumlah anak. Untuk besarnya diberikan sebanyak 10 (sepuluh) Kg/orang. Namun pada saat

ini tunjangan beras tersebut diberi dalam bentuk uang yaitu Rp 67.760 per jiwanya.

Tunjangan Jabatan

Tunjangan jabatan diberikan kepada pegawai tetap yang menjabat jabatan tertentu.

Pemberian tunjangan jabatan tersebut adalah atas dasar pertimbangan luas dan beratnya

tanggung jawab yang dipikul oleh pegawai tetap yang bersangkutan. Macam-macam

jabatan-jabatan serta besarnya tunjangan diatur dengan Keputusan Presiden. Adapun

tunjangan jabatan tersebut terdiri dari :

Tunjangn Struktural

Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2006, tentang Tunjangan Umum bagi

PNS, 2006 : 1) “Tunjangan Struktural adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam jabatan struktural

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan” Apapun ketentuan besarnya tunjangan

jabatan struktural untuk pegawai sampai saat ini diatur dalam Peraturan Presiden Republik

Indonesia No.3 Tahun 2006.

Tunjangan Fungsional

Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2006, tentang tunjangan umum bagi

Pegawai Negri Sipil, 2006:01) “ Tunjangan Jabatan Fungsional tunjangan jabatan yang

diberikan kepada pegawai negeri sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam

jabatan fungsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan ”. Apapun ketentuan

besarnya tunjangan jabatan fungsional untuk pegawai tetap yang bekerja di Kantor Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Musi Palembang sampai saat ini diatur dalam

Peraturan Presiden Republik Indonesia No.28 Tahun 2006 Tentang Tunjangan Jabatan

Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan.

Tunjangan Umum

Menurut Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2006, tentang Tunjangan Umum bagi

Pegawai Negeri Sipil,2006 :1) “Kepada Pegawai Negeri Sipil yang tidak menerima

tunjangan jabatan struktural, tunjangan jabatan fungsional, atau tunjangan yang

dipersamakan dengan tunjangan jabatan, diberikan Tunjangan Umum setiap bulan”.

Apapun ketentuan besarnya tunjangan umum untuk pegawai sampai saat ini diatur dalam

Peraturan Presiden Republik Indonesia No.12 Tahun 2006.

Tunjangan Pajak Penghasilan

Tunjangan Lainnya

Page 102: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

102

Salah satu contoh tunjangan lainnya adalah tunjangan atas prestasi kerja, tunjangan ini

diberikan atas tingkat prestasi kerja yang didapat oleh pegawai. Jumlah tunjangan ini

biasanya disama ratakan bagi semua pegawai.

Tunjangan Keluarga

Tunjangan Istri/Suami

Tunjangan Istri/Suami adalah tunjangan yang diberikan untuk suami/istri pegawai tetap.

Jika kedua pasangan suami istri bekerja sebagai pegawai tetap maka salah satu dari mereka

yang mendapat tunjangan sebagai penanggung. Perhitungan tunjangan istri/suami ini

besarnya sepuluh persen (10%) dari gaji pokok pegawai.

Tunjangan Anak

Tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan untuk anak pegawai tetap, jumlah

anak yang bisa ditanggung adalah maksimal 2 orang. Adapaun perhitungan untuk

tunjangan anak ini adalah 2% PNS. Jika kedua pasangan suami istri bekerja sebagai PNS

maka salah satu dari mereka yang mendapat tunjangan sebagai penanggung. Perhitungan

tunjangan anak ini besarnya dua persen (2%) dari gaji pokok pegawai untuk tiap-tiap anak.

Potongan

Untuk potongan gaji pegawai terdiri atas potongan wajib dan potongan khusus pegawai.

3.4 Komponen Perhitungan Penggajian Pegawai Tidak Tetap

Pembayaran gaji pegawai tidak tetap ini berdasarkan kegiatan atau pekerjaan yang

dilakukan, besarnya gaji yang diterima seorang pegawai tidak tetap tergantung pada

kebijakan kantor. Adapun potongan yang ada pada pegawai tidak tetap yaitu berupa

potongan pajak penghasilan (PPh pasal 21) dan potongan lainnya.

Fungsi Sistem Pembagian Pegawai

Zona membagi formulir menurut blok-blok yang logis yang berisi data yang saling terkait.

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi sudah melakukan

pembagian zona dalam formulir, seperti zona pengendalian berisi nomor urut tercetak dan

tanggal, serta zona otorisasi berisi pesan dan tanda tangan.

Adapun selain prinsip-prinsip seperti dijelaskan di atas dalam sistem akuntansi penggajian

dan pengupahan ini juga meliputi fungsi-fungsi yang terkait dan fungsi-fungsinya adalah

sebagai berikut :

Fungsi Kepegawaian

Fungsi kepegawaian ini bertanggung jawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi

calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, memuat surat keputusan tarif

gaji karyawan.

Kantor Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi ini bagian atau

fungsi kepegawaian/umum telah melakukan kegiatan-kegiatan seperti yang di atas

Page 103: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

103

kemudian bagian kepegawaian/umum ini juga membuat daftar gaji dan membuat rekap

daftar gaji, serta bagian ini juga bertugas mengarsipkan laporan absensi harian dan daftar

hadir pegawai. Dan setiap perubahan gaji pegawai karena pangkat, perubahan tarif gaji,

tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan Direktur Keuangan. Selain itu

juga setiap potongan atas gaji pegawai selain dari pajak penghasilan pegawai harus

didasarkan surat potongan gaji yang di otorisasi oleh fungsi kepegawaian.

Fungsi Pencatatan Waktu

Fungsi pencatatan waktu ini bertanggung jawab untuk menyelenggarakan catatan waktu

hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian intern yang baik

mensyaratkan fungsi pencatat waktu hadir pegawai tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi

operasi atau fungsi pembuat daftar gaji.

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi sudah melakukan

pencatatan jam hadir pegawai yang dilihat dan laporan absensi harian pegawai atau kartu

jam hadir pegawai, dan untuk kartu jam hadir pegawai ini di otorisasikan oleh fungsi

pencatat waktu atau bagian seksi TU kepegawaian serta bagian ini juga membuat daftar

hadir pegawai. Kepegawaian ini semua oleh fungsi pencatat waktu perusahaan ini

dilakukan oleh bagian seksi TU Kepegawaian. Untuk mesin pencatat waktu perusahaan ini

sendiri diletakkan pada bagian pintu masuk perusahaan dengan menggunakan sistem finger

print.

Fungsi pembuat Daftar Gaji

Fungsi pembuat daftar gaji bertanggung jawab untuk membuat daftar gaji yang berisi

penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap

karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. Daftar gaji diserahkan oleh fungsi

pembuat daftar gaji kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang di

pakai sebagai dasar untuk pembayaran gaji pegawai Balai Pengelolaan Daerah Aliran

Sungai dan Hutan Lindung Musi fungsi pembuat daftar gaji ini dilakukan oleh bagian atau

fungsi Kepegawaian / umum seperti yang telah dijelaskan pada fungsi kepegawaian di atas,

dan juga fungsi ini juga telah menyerahkan daftar gaji serta rekap daftar gaji pada fungsi

akuntansi.

Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi dalam sistem penggajian, fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk

mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannyadengan pembayaran gaji pegawai (

misalnya utang gaji pegawai, utang pajak, utang dan pensiunan ).

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi fungsi akuntansinya

telah bertanggung jawab membuat bukti kas keluar, serta telah melakukan perjurnalan

umum bukti kas keluar, rekap daftar gaji, serta daftar gaji pegawai. Dan bukti kas keluar

untuk pembayaran gaji harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi.

Fungsi Keuangan.

Page 104: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

104

Fungsi keuangan ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan

menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam

rekening gaji pegawai. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi

fungsi keuangannya telah bertanggung jawab mengisi cek dan menandatangani cek

kemudian menguangkan/mencairkan cek tersebut ke bank dan setelah itu memasukkan

uang ke rekening masing-masing pegawai yang berhak.

Di dalam pembuatan flowchart sistem akuntansi pembayaran gaji Pada Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi sudah mencatat dan membuat daftar hadir

atau laporan absensi harian pegawai yang dilakukan oleh bagian seksi TU Kepegawaian,

yang kemudian daftar hadir atau laporan absensi pegawai tersebut diarsipkan oleh bagian

Kepegawaian/Umum. Bagian ini berfungsi membuat daftar gaji serta rekap gaji. Dan di

dalam perhitungan daftar atau slip gaji tersebut telah menunjukkan gaji kotor, potongan,

tunjangan, bonus, insentif, asuransi, dan gaji bersih.

Memasukkan informasi diatas kecatatan pembayaran gaji pegawai Pada Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi. Pembangkitan ini sudah membuat bukti

kas keluar yang dilakukan oleh bagian akuntansi, kemudian bagian akuntansi ini

melakukan pencatatan gaji, rekap daftar gaji serta bukti kas keluar ke dalam jurnal umum

kemudian diarsipkan yang dilakukan oleh fungsi akuntansi.

Menyiapkan cek pembayaran untuk para pegawai Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

dan Hutan Lindung Musi sudah menyiapkan atau mengisi cek dan menandatangani cek

yang akan dicairkan di Bank dan kegiatan ini dilakukan oleh fungsi keuangan.

Mengirimkan cek pembayaran kepada bagian pengeluaran kas. Pada Kantor Balai

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi telah menguangkan atau

mencairkan cek tersebut di Bank dan memasukkan uang tersebbut ke rekening masing-

masing pegawai yang dilakukan oleh fungsi keuangan dan kasir.

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyiapkan bahwa sistem akuntansi pembayaran

gaji Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi adalah cukup baik,

karena prosedur pembayaran gaji Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan

Lindung Musi sudah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan sesuai dengan

pendapat Mulyadi (2001:386), hanya saja di instansi ini fungsi kepegawaian dapat

merangkap kepada fungsi akuntansi karena fungsi akuntansi tidak terpisah dari pembagian

daftar gajim tetapi di bawah tanggung jawab bagian akuntansi dan bekerja sama untuk

menyelenggarakan catatan akuntansi atau apapun yang berhubungan dengan akuntansi atau

pencatatan keuangan di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi.

Menurut teori Mulyadi fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian

adalah fungsi kepegawaian, fungsi pencatatan waktu, fungsi pembuat daftar gaji, fungsi

akuntansi, dan fungsi keuangan. Fungsi-fungsi tersebut ditangani sendiri oleh bagiannya

masing-masing.

Unsur-unsur Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian pada Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi

Organisasi

Page 105: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

105

Struktur organisasi yang baik adalah organisasi yang memisahkan antara tugas dan

tanggung jawab dari tiap-tiap bagian organisasi. Pemisahan tugas yang jelas pada masing-

masing bagian akan mempermudah pekerjaan, sehingga pegawai dapat bekerja sesuai

dengan kedudukannya. Organisasi yang telah memisahkan tugas dan tanggung jawab yang

belum dilaksanakan di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi

adalah :

Fungsi pembuatan daftar gaji bisa merangkap dari fungsi keuangan

Fungsi pencatatan waktu hadir terpisah dari fungsi penggajian

Sistem Otorisasi

Sistem otorisasi yang ada di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung

Musi adalah :

Pegawai yang namanya tercantum dalam daftar gaji telah memiliki surat keputusan

pengangkatan sebagai karyawan tetap yang telah ditandatangani oleh pimpinan, tetapi

untuk pegawaiselain pegawai tetap tidak memiliki surat keputusan pengangkatan karena

pekerja hanya bekerja pada saat waktu tertentu.

Setiap perubahan gaji pegawai karena perubahan pangkat pegawai akan didasarkan pada

surat keputusan pimpinan.

Setiap potongan gaji pegawai selain dari pajak penghasilan didasarkan pada surat potongan

gaji yang diotorisasi oleh fungsi akunting.

Kartu jam hadir tidak diotorisasi oleh kepala departemen yang bersangkutan.

Perintah lembur diotorisasi oleh kepala bagian upah.

Daftar gaji yang diotorisasi oleh fungsi personalia.

Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji diotorisasi oleh bagian akunting.

Prosedur Pencatatan

Prosedur pencatatan yang ada pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Musi

Palembang adalah :

Setiap ada perubahan yang terjadi dalam pemcatatan penghasilan pegawai direkosiliasi

dengan daftar gaji pegawai.

Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi lahketelitiannya oleh

bagian personalia.

Praktik yang sehat

Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas yang diterapkan di Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai Musi Palembang adalah :

Pembuatan daftar gaji diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungan oleh bagian

kepegawaian sebelum gaji diserahkan.

Page 106: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

106

Catatan penghasilan pegawai disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji yang dipegang

oleh akuntansi.

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Sistem Penggajian pada Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi

Analisis sistem pengendalian intern atas sistem penggajian berdasarkan unsur-unsur

pengendalian yang baik adalah sebagai berikut :

Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi

merupakan alat untuk pencapaian tujuan dengan adanya struktur organisasi yang jelas

dapat diketahui batasan wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan fungsinya. Struktur

oraganisasi dibagian kepegawaian dapat merangkap kepada fungsi akuntansi karena fungsi

akuntansi tidak terpisah dari pembagian daftar gaji tetapi dibawah tanggug jawab bagian

akuntansi dan bekerja sama untuk menyelenggarakan catatan akuntansi atau apapun yang

berhubungan dengan akuntansi atau pencatatan keuangan diBalai pengelolaan Daerah

Aliran Sungai Musi Palembang. Struktur organisasi ini sebaiknya dapat memisahkan

antara bagian kepegawaian dengan bagian akuntansi agar tidak terjadinya kecurangan serta

penyelewengan yang dilakukan oleh bagian kepegawaian dan bagian keuangan akuntansi.

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang cukup terhadap penggajian.

Setiap fungsi di Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi yang

berhubungan dengan penggajian memiliki tugas dan wewenang masing-masing dalam

menjalankan tugasnya. Pemberian wewenang ini dilakukan oleh Kepala Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi dan disosialisasikan kepala seluruh sub-

sub bagian. Dalam pembayaran gaji harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi dan mendapat

persetujuan dari fungsi keuangan akuntansi kemudian dibayarkan kepada karyawan yang

bersangkutan. Setiap potongan atas gaji pegawai selain dari pajak penghasilan pegawai

didasarkan atas surat potongan gaji yang diotorisasi. Setiap pegawai yang namanya

tercantum dalam daftar gaji harus memiliki surat pengangkatan pegawai yang

ditandatangani oleh Kepala Balai. Bukti kas keluar untuk pembayara gaji diotorisasi oleh

fungsi akuntansi. Tarif gaji dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi

akuntansi.

Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

Keberhasilan yang ada pada Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung

Musi yang sehat karena adanya praktik yang sehat dan kejujuran dalam setiap pekerjaan

yang dilakukan. Misalkan setiap pegawai yang hadir harus diabsen dengan menggunakan

mesin dan diawasi oleh bagian kepegawaian. Daftar absensi pegawai menggunakan finger

print, mesin ini akan langsung terhubung kebagian kepegawaian sehingga bagian

kepegawaian dapat mengetahui setiap pegawai yang hadir ataupun yang tidak hadir.

Kemudian setiap akhir bulan bagian kepegawaian akan melihat atau mengecek daftar hadir

tersebut untuk mengetahui kedisiplinan setiap pegawai. Menurut peraturan yang berlaku

setiap pegawai tetap yang terlambat datang atau tidak masuk kerja maka tidak dikenakan

Page 107: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

107

pemotongan gaji berupa tunjangan kinerja dan dapat mengurangi indeks prestasi kerja

(IPK), sedangkan untuk pegawai yang tidak tetap yang terlambat datang atau tidak masuk

kerja maka akan dikenakan pemotongan gaji. Jam kerja efektif dalam hari kerja per

minggunya adalah 37,5 jam apabila kurang dari 37,5 jam maka akan dilakukan

pemotongan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Prosedur sistem penggajian Balai Pengelolaan Daerah Aliran sungai dan Hutan Lindung

Musi meliputi perhitungan gaji yang melibatkan bagian seksi Tata Usaha Kepegawaian,

Fungsi Akuntansi, dan Fungsi keuangan.

Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, yang pegawai harus

menandatanganinya setiap hadir dan pulang kantor atau instansi tersebut atau dapat juga

menggunakan mesin pencatat waktu yang diisi secara otomatis dengan menggunakan

mesin pencatat waktu.

Unsur-unsur sistem akuntansi penggajian terdiri dari dokumen-dokumen, catatan-catatan,

prosedur-prosedur yang digunakan mengola data untuk menghasilkan laporan-laporan

yang dibutuhkan pihak-pihak yang berkepentingan.

Saran

Untuk meningkatkan pengendalian intern terhadap penggajian pada Balai Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi, sebaiknya kepala Balai Pengelolaan

Daerah Aliran sungai dan Hutan Lindung Musi harus lebih tegas dalam memberikan sanksi

kepada pegawai yang melanggar atau tidak sesuai dengan peraturan yang telah diterapkan

oleh Balai pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi.,

Sebaiknya pengendalian internal pada penggajian pegawai lebih baik ditingkatkan untuk

memperkecil kesalahan maupun penyelewengan yang mungkin terjadi dalam proses

penggajian. Sebaiknya pengawasan terhadap pencatatan daftar hadir dilakukan dengan

lebih optimal oleh fungsi pencatatan waktu seperti pemeriksaan daftar hadir dilakukan

setiap hari serta memperketat akses ke mesin pencatatan waktu.

REFERENSI

Aryani, Dwi. 2012. Analisis Sistem Pengendalian Intern atas sistem penggajian dan

pengupahan pada PT. Kebun Agung Pabrik Gula Trangkil. Yogyakarta.

Haripratiwi, Ika. 2006. Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan pada

BMT Al-Ikhlas. Surakarta: Universitas Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

Page 108: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

108

Rizki, Irma Herlina. 2008. Peranan Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan dalam

Mendukung Pengendalian Intern Gaji dan Upah pada PTP. Nusantara IV (Persero ) .

Medan:Universitas Sumatera Utara.

Sanusi, Anwar. 2011. Metodelogi Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suparjono. 2011. Sistem Akuntansi Penggajian Karyawan pada BMT Mandiri Sejahtera

Kecamatan Ungaran Timur. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Sulastri, Reni Endang. 2005. Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Intern Usaha

Kecil Menengah. Padang : Universitas Politeknik Negeri Padang.

Zamzami, Bani. 2005. Analisis Efektivitas Pengendalian Intern pada Sistem Penggajian

pada PT Taspen (Persero). Jakarta : Universitas Gunadarma.

www.repository.library.uksw.edu

www.library.upnvj.ac.id

www.jurnal.wima.ac.id

Page 109: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

109

UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN PESERTA DIDIK

TENTANG PERGAULAN BEBAS MELALUI METODE EXAMPLE NON

EXAMPLES SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 6

INDRALAYA UTARA

DEWI HASANAH

Pascasarjana,Universitas Bina Darma Palembang

email: [email protected]

Abstract

This is study is entitled Efforts to Increase Students Knowledge about Promiscuity

Through Example non Examples method of state junior high school 6 indralaya utara. This

studyaims to increase student‟s knowledge about promiscuity, this research includes

classroom action research consisting of two cycles with the example non examples

method. Based on these results the researcher can conclude that the example non examples

method can be used as a learning method especially in the delivery of free promiscity

material with the hope that even fewer children will not be involved in promiscity.

Keywords: student‟s knowledge, free promiscuity, example non examples

1. PENDAHULUAN

Kabupaten Ogan Ilir merupakan salah satu daerah tingkat II di wilayah Sumatera Selatan

dengan jumlah kecamatan sebanyak 14, terdapat salah satu kecamatan yaitu kecamatan

Indralaya Utara dengan jumlah satuan pendidikan setingkat Sekolah Menengah Pertama

sebanyak 7 satuan pendidikan. Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan seiring

dengan program pemerintah pada tahun 2018/2019 seluruh Sekolah Menengah Pertama

yang ada di wilayah Kabupaten Ogan Ilir telah memberlakukan Kurikulum 2013 atau K13.

Mulyasa, (2013: 7) Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama

pada tingkat dasar, yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui

pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, kita berharap

bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah

(added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada orang lain di dunia, sehingga kita

bisa bersaing, bersanding dan bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam

pencaturan global. Hal ini di mungkinkan, kalau implementasi kurikulum 2013 betul-betul

dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

Menurut Gunarsa (2007:33) bahwa pergaulan merupakan suatu hubungan yang

meliputi tingkah laku individu yang lebih dari seorang individu. Banyak hal-hal baru yang

ternyata memiliki dampak baik itu positif maupun negatif. Sebagai contoh kemajuan

teknologi di bidang informasi, dengan adanya kemudahan akses internet dengan sangat

mudah masyarakat memperoleh informasi begitu juga dengan siswa yang bisa dengan

mudah mereka gunakan dalam memperoleh pengetahuan untuk menunjang kegiatam

Page 110: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

110

pembelajaran. Namun, selain itu terdapat dampak negatif yang saat ini meresahkan

masyarakat, baik mereka yang jadi pengamat ataupun mereka sebagai wali siswa. Hal ini

diakibatkan karena pemanfaatan teknologi yang kurang tepat, sehingga banyak anak-anak

yang lepas kontrol sehingga terlibat dalam pergaulan bebas, karena masa SMP termasuk

usia rentan yang masih memiliki keingintahuan besar. Menurut Dampak negatif ini juga

yang mendorong remaja melupakan urusan-urusan agama dan melakukan larangan agama,

dan remaja juga melupakan adat dan nilai yang ada dilingkungannya. Menurut

Yulianti,(2017:264) Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk prilaku menyimpang yang

melewati batas kewajiban, tuntunan, aturan, syarat dan perasaan malu, atau dapat juga

diartikan sebagai prilaku menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma

asusila. Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang berusia

antara 13 tahun sampai 18 tahun (yulianti, 2017: 265).

Namun dalam kenyataan yang ada pergaulan bebas ini malah banyak terjadi akhir-

akhir ini dan terjadi dikalangan remaja yang masih dalam usia sekolah. Begitu juga

disekitar lingkungan Ogan Ilir, sebagai seorang guu yang juga sebagai orang tua ada

ketakukan jika anaknya atau anak didiknya jatuh dalam pergaulan bebas. Untuk dapat

terhindar peserta didik harus mengetahui faktor penyebab, dampak, dan kita sebagai guru

juga orang tua harus bisa memberikan solusi agar dapat terhindar dari pergaulan bebas.

Untuk menunjang proses tersebut diperlukan sarana yang memadai, menurut Roestiyah

(2004:166) sarana belajar adalah peralatan belajar, metode pembelajaran yang dibutuhkan

dalam proses belajar agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar, teratur,

efektif dan efisien.

Metode Examples non examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-

contoh yang terdapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan KD (Fikri, 2014:56).

Penulis ingin dengan metode ini peserta didik dapat memiliki pengetahuan yang lebih baik

tentang pergaulan bebas, karena dengan metode ini peserta didik diperlihatkan gambar-

gambar akibat dari pergaulan bebas. Di SMP Negeri 6 Indralaya Utara peserta didik yang

telah melakukan pelanggaran tata tertib siswa khususnya yang mendekati pergaulan bebas

sudah ada sehingga membuat resah guru. Setiap peserta didik yang melakukan pelanggaran

berat akan mendapatkan sanksi sesuai dengan tata tertib yang harus dipatuhi oleh peserta

didik di sekolah. Beberapa fenomena di atas penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana metode pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang

dilakukan oleh penulis sebagai guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

SMP 6 Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir. Untuk itu penulis mengambil judul penelitian

“Upaya Meningkatkan Pengetahuan Peserta Didik tentang Pergaulan Bebas Melalui

Metode Examples Non Examples Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Indralaya Utara”

Tujuan penulisan ini adalah1. Faktor penyebab dan dampak dari pergaulan bebas, 2.

Penerapan metode Examples Non Examples oleh guru PJOK, 3. Meningkakan

pengetahuan peserta didik tentang pergaulan bebas. Jadi, berdasarkan penjelasan diatas

dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang pergaulan bebas diperlukan peranan guru

khususnya guru PJOK dengan menggunakan metode pembelajaran. Setelah metode

tersebut diterapkan diharapkan siswa dapat menyadari dampak negative dari pergaulan

Page 111: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

111

bebas, sehingga siswa dapat berhati-hati dalam bergaul. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena penelitian ini disajikan berupa kata-

kata. Penelitian deskriptif adalah menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan,

peristiwa, objek apakah orang atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel

yang dijelaskan dengan angka maupun kata-kata.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) sehingga prosedur atau

langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan kegiatan

yang berbentuk siklus penelitian yang terdiri atas empat tahap. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan dua siklus, setiap siklus terdapat satu pertemuan. Penelitian ini

mendeskripsikan keadaan, penggambaran dan peranan guru PJOK dalam meningkatkan

pengetahuan siswa tentang pergaulan bebas melalui metode Examples Non Examples pada

siswa kelas VIII di SMP 6 Indralaya utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif disajikan secara deskriftif.

2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN KASUS

Dalam penelitian ini ada 2 jenis teknik analisis data yang digunakan untuk

menghasilkan kesimpulan, yaitu : 1. Teknik yang digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya peningkatanhasil belajar dalam pemahaman materi pergaulan bebas dengan

menggunakan metode examples non examples dilihat dari aspek pengetahuan, aspek

keterampilan dan aspek sikap; 2. Teknik yang digunakan untuk mendapatkan hasil akhir

berupa nilai yang mencakup tiga aspek dalam belajar, yaitu aspek pengetahuan, aspek

keterampilan dan aspek sikap dari pembelajaran penjas dalam materi materi pergaulan

bebas dengan menggunakan metode examples non examples. Hasil tersebut akan

dibandingkan dengan hasil belajar pemahaman pergaulan bebas sebelumnya.

Ketuntasan hasil belajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada siswa

kelas VIII.1 SMP Negeri 6 Indralaya Utara selama penelitian berlangsung, maka dianalisa

ketuntasan secara individual. Pembelajaran akan tuntas apabila siswa dari suatu kelas

mendapat nilai Ketuntasan Minimal 70. Pada dasarnya dalam penelitian tindakan perlu

dilakukan serangkaian tahapan yang akan dapat memenuhi hasil yang diharapkan

berdasarkan sikap, pemahaman, serta kompetensi penjabaran. Kegiatan ini diawali dari

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian ini merupakan

pengamatan dilapangan mengenai hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi pergaulan

bebas dengan menggunakan pendekatan examples non examples bagi peserta didik kelas

VIII.1 SMP Negeri 6 Indralaya Utara tahun pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian ini

meliputi hasil tes dan non tes selama penelitian berlangsung. Hasil tes yaitu berupa tes

pengetahuan tentang materi pergaulan bebas dan tes unjuk kerja pada aspek keterampilan

dimana peserta didik menjabarkan materi pergaulan bebas, sedangkan hasil non tes

diperoleh dari hasil pengamatan sikap pada aspek sikap. Pembelajaran PJOK tentang

materi pergaulan bebas dengan pendekatan examples non examples dilaksanakan 2 kali

pertemuan yaitu siklus I dan siklus II.

SIKLUS I

Page 112: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

112

Pada siklus 1 peneliti melaksanakan kegiatan PTK dengan didampingi oleh

pendamping lapangan, melakukan persiapan sebagai berikut : a. Perencanaan; Dalam tahap

ini peneliti dan pendamping lapangan menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari :

1). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Pergaulan Bebas;

2). Menyusun instrumen tes; 3). Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran; 4).

Menyiapkan alat peraga / media pembelajaran; 5). Menyiapkan tempat penelitian. b.

Tindakan; Pada tahap ini tindakan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses

pembelajaran di kelas dengan langkah-langkah kegiatan antara lain :1). Kegiatan Awal; 2).

Kegiatan Inti; 3). Kegiatan Penutup. c. Pengamatan, Berdasarkan observasi dan catatan

lapangan kemudian diskusi guru dan pembimbing lapangan, ditemukan beberapa hal yang

menjadi kendala pembelajaran pada siklus pertama, yaitu : 1). Penguasaan mereka dalam

memahami setiap gambar yang diberikan cukup bagus tetapi ada beberapa peserta didik

yang tidak peduli, cenderung kurang memperhatikan; 2). Peserta didik menunggu hasil

kerja peserta didik lain yang dianggap lebih pintar terutama anak laki-laki; 3). Peserta didik

kesulitan menuliskan pendapat mereka dalam kertas atau buku; 4). Peserta didik juga

masih kebingungan dalam menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. d. Refleksi,

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan pembimbing lapangan didapat data

yang bisa dijadikan sebagai bahan refleksi pembelajaran siklus I.

Berdasarkan hasil pembelajaran siklus I, peserta didik masih banyak yang belum

berhasil dalam melakukan penjabaran tentang pergaulan bebas. Peserta didik masih merasa

bahwa PJOK itu belajar di lapangan, sehingga mereka masih kaku belajar di kelas untuk

menjabarkan gambar yang mereka dapat.

Berdasarkan hasil belajar aspek pengetahuan pada pembelajaran PJOK dalam

materi pergaulan bebas dengan pendekatan examples non examples ketuntasan sebanyak 8

peserta didik atau 34,78%, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 15 peserta didik atau

65,22%. Siswa yang belum tuntas pada aspek pengetahuan siklus I banyak yang salah

menjawab pada soal Pengertian pergaulan, penyebab terjadinya pergaulan bebas, dampak

dari pergaulan bebas, penyebab remaja menjadi perokok, penyebab maraknya pergaulan

bebas. Berdasarkan hasil pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

ketuntasan aspek kognitif dalam siklus I masih sangat rendah dengan jumlah siswa yang

tidak tuntas lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tuntas.

Berdasarkan hasil belajar aspek sikap pada pembelajaran penjas dalam materi

pergaulan bebas dengan pendekatan examples non examples tingkat ketuntasan sebanyak

15 peserta didik atau 65,22%, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau 34, 78%.

Peserta didik yang belum tuntas pada aspek sikap siklus I dikarenakan masih banyak tidak

percaya diri pada saat pembelajaran berlangsung dengan sebagian peserta didik disiplin

pada saat pembelajaran.

Berdasarakan hasil belajar aspek keterampilan pada pembelajaran penjas dalam

materi pergaulan bebas dengan metode examples non examples tingkat ketuntasan

sebanyak 10 orang atau 43,48% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 13 orang atau

56,52%. Peserta didik yang belum tuntas pada aspek keterampilan siklus I dikarenakan

belum maksimal dalam menyampaikan atau memamparkan atau menjelaskan tentang

Page 113: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

113

pergaulan bebas. Berdasarakan hasil siklus I tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

ketuntasan aspek keterampilan masih rendah karena belum memenuhi kriteria ketuntasan

belajar minimal yaitu masih dibawah 75%. Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I

yang terdapat dalam tabel diatas, menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan penggunaan

pendekatan examples non examples pada pembelajaran penjas materi pergaulan bebas

masih cukup rendah. Peserta didik yang tuntas belajar dengan model tersebut sebanyak 11

orang atau 47,83%, sedangkan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 12 orang atau

52,17%. Peserta didik yang belum tuntas pada pembelajaran siklus I dikarenakan pada tiap

aspek masih rendah.

SIKLUS II

Pada siklus 1 peneliti melaksanakan kegiatan PTK dengan didampingi oleh pendamping

lapangan, melakukan persiapan sebagai berikut :a. Perencanaan; Dalam tahap ini peneliti

dan pendamping lapangan menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari :1).

Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi Pergaulan Bebas; 2).

Menyusun instrumen tes; 3). Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran; 4).

Menyiapkan alat peraga / media pembelajaran; 5). Menyiapkan tempat penelitian. b.

Tindakan, Pada tahap ini tindakan kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses

pembelajaran di kelas dengan langkah-langkah kegiatan antara lain : 1). Kegiatan Awal;

2). Kegiatan Inti;3). Kegiatan Penutup. c. Pengamatan, Berdasarkan observasi dan catatan

lapangan kemudian diskusi guru dan pembimbing lapangan, ditemukan beberapa hal yang

menjadi kendala pembelajaran pada siklus kedua, peserta didik sudak lebih baik dalam

menerima materi, berdiskusi dengan kelompoknya, menjelaskan gambar-gambar secara

terperinci sehingga hasilnya meningkat dibandingkan pertemuan sebelumnya. Peneliti juga

melakukan pengambilan dokumentasi untuk memperkuat dan sebagai bukti hasil penelitian

yang dilakukan, d. Refleksi.

Berdasarkan hasil pembelajaran siklus II, peserta didik sudah lebih baik dalam

menganalisa gambar-gambar, kemudian mendiskusikannya bersama kelompok masing-

masing,dan menjabarkan tentang pergaulan bebas. Peserta didik sudah merasa senang

meski pembelajaran PJOK itu belajar di dalam kelas. Hasil belajar aspek

pengetahuan pada pembelajaran PJOK dengan materi pergaulan bebas dengan pendekatan

examples non examples. Berdasarkan hasil belajar aspek pengetahuan pada pembelajaran

PJOK dalam materi pergaulan bebas dengan pendekatan examples non examples

ketuntasan sebanyak 18 peserta didik atau 78,26%, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak

5 peserta didik atau 21,74%. Peserta didik yang belum tuntas pada aspek pengetahuan

siklus II banyak yang salah menjawab pada soal Berdasarkan hasil pembelajaran aspek

pengetahuan pada siklus II tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan sudah baik

dengan jumlah peserta didik yang tuntas meningkat dari siklus I.

Berdasarkan hasil belajar aspek sikap pada pembelajaran penjas dalam materi

pergaulan bebas dengan pendekatan examples non examples tingkat ketuntasan sebanyak

20 peserta didik atau 86,96%, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 3 peserta didik atau

13,04%. Peserta didik yang belum tuntas pada aspek sikap siklus II dikarenakan masih

banyak tidak percaya diri pada saat pembelajaran berlangsung dengan sebagian peserta

Page 114: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

114

didik disiplin pada saat pembelajaran. Berdasarkan hasil siklus II tersebut dapat

disimpulkan bahwa tingkat ketuntasan aspek sikap sudah baik.

Berdasarakan hasil belajar aspek keterampilan pada pembelajaran penjas dalam

materi pergaulan bebas dengan metode examples non examples tingkat ketuntasan

sebanyak 20 orang atau 86,96% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 3 orang atau

13,04%. Peserta didik yang belum tuntas pada aspek keterampilan siklus II dikarenakan

belum maksimal dalam menyampaikan atau memamparkan atau menjelaskan tentang

pergaulan bebas. Berdasarakan hasil siklus II tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat

ketuntasan aspek keterampilan mengalami peningkatan dari siklus I. Nilai rata-rata pada

siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 76,26 %. Berdasarkan hasil pembelajaran

pada siklus II yang terdapat dalam tabel diatas, menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan

penggunaan pendekatan examples non examples pada pembelajaran penjas materi

pergaulan bebas meningkat. Peserta didik yang tuntas belajar dengan model tersebut

sebanyak 20 orang atau 86,96%, sedangkan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 3

orang atau 13,04%. Peserta didik yang belum tuntas pada pembelajaran siklus II

dikarenakan pada tiap aspek belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Nilai rata-rata

siklus II juga meningkat menjadi 80,61 dari siklus I yang hanya 70,74.

Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada pembelajaran penjas dalam

materi pergulan bebas dengan metode examples non examples mampu meningkatkan hasil

belajar dan meningkatkan hasil belajar peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

Untuk mengetahui adanya peningkatan peneliti dibantu oleh pendamping lapangan

melakukan pengamatan sikap tertulis dan tes unjuk kerja peserta didik pada akhir

pembelajaran penjas dalam materi pergaulan bebas dengan menggunakan pendekatan

examples non examples. Ketuntasan hasil belajar peserta didik pada setiap siklus dirata-

rata dari aspek pengetahuan, aspek sikap, aspek keterampilan. Ketuntasan belajar aspek

pengetahuan pada siklus I yaitu sebesar 34,78%, pada siklus II sebesar 78,26%. Ketuntasan

belajar aspek sikap pada siklus I sebesar 65,22%, pada siklus II 86,96%. Ketuntasan

belajar aspek keterampilan pada siklus I sebesar 43,48%, pada siklus II sebesar 86,96%.

KETUNTASAN TIAP ASPEK PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

Page 115: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

115

Gambar 3.1 Diagram ketuntasan belajar setiap aspek pada siklus I dan siklus II

Berdasarkan diagram ketuntasan hasil belajar pada siklus I dan siklus II

menunjukkan peningkatan pada setiap aspeknya. Ketuntasan belajar aspek pengetahuan

pada siklus I yaitu sebesar 34,78%, pada siklus II sebesar 78,26%. Ketuntasan belajar

aspek sikap pada siklus I sebesar 65,22%, pada siklus II 86,96%. Ketuntasan belajar aspek

keterampilan pada siklus I sebesar 43,48%, pada siklus II sebesar 86,96%.

Hasil belajar penjas dalam materi pergaulan bebas dengan pendekatan examples

non examples siklus I yaitu peserta didik yang tuntas sebanyak 11 orang atau 47,83%. Pada

siklus II peserta didik yang tuntas sebanyak 20 orang atau 86,96%. Dapat dilihat persentase

peningkatan hasil belajar penjas dalam materi pergaulan bebas dengan pendekatan

examples non examples dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 39,13% atau meningkat

sebanyak 9 orang.

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

100.00%

Pengetahuan Sikap Keterampilan

Siklus I

Siklus II

Page 116: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

116

Gambar. 3.2 Diagram Peningkatan ketuntasan hasil belajar siklus I dan siklus II

Adanya peningkatan hasil belajar penjas dalam materi pergaulan bebas dari siklus I

dan siklus II bagi Peserta didik kelas VIII.1 SMP Negeri 6 Indralaya Utara tidak lepas dari

usaha peneliti dan pembimbing dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif yaitu

pendekatan examples non examples sehingga hasil belajar meningkat.

3. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat

disimpulkan pembelajaran dengan pendekatan examples non examples mampu

meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam materi pergaulan bebas bagi peserta didik

kelas VIII. 1 SMP Negeri 6 Indralaya Utara tahun pelajaran 2018/2019. Peningkatan hasil

belajar dan keaktifan siswa dalam menyampaikan dan menjelaskan hasil diskusi peserta

didik dapat dilihat dari tingkat ketuntasan nilai peserta didik pada siklus I dan siklus II.

Pada siklus I persentase nilai ketuntasan mencapai 47,82%, sedangkan siklus II mencapai

86,96%. Peningkatan hasil belajar peserta didik dalam materi pergaulan bebas dengan

menggunakan pendekata examples non examples dari siklus I ke siklus II adalah sebesar

39,13%.

Saran

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan pembelajaran penjas dengan

pendekatan examples non examples dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik dalam materi pergaulan bebas.

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

Siklus I Siklus II

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan

Page 117: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

117

4. REFERENSI

[1] Adang, Suherman. 2000. Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta : Depdikbud

[2] Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat

Bahasa.Jkaarta: Gramedia Pustaka Utama

[3] Devi, Nurhidayati. 2013. Pengembangan Media Video untuk Meningkatkan

Pemahaman Bahaya Seks Bebasdi Klanagan Remaja SMA Negeri 1 Solo. Solo : Prodi BK

FIP UNESA

[4] Fikri, Nur Syamsudin. 2014. Macam-macam Metode Pembelajaran Penjas.

Blogspot.com

[5] Gunarsa Y.S.D dan singgih D. Gunarsa. 2007. Psikologi Muda Mudi. Jakarta : Gunung

Mulia

[6] Isako, Annisa Berliana. 2015. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Sepak Bola dengan Pendekatan Permainan. Semarang : UNES

[7] Luawo, Fitri M. 2012. Mengmbangkan sikap Negatif Terhadap Pergaualan Bebas

Melauli Layanan Bimbingan Kelompok Tugas di SMU Negeri 1 Bongomeme. Maluku

[8] Meity,H Idris. 2014. Strategi Pembelajaran yang Menyenangkan. Depok: Luxima

[9] Mulyasa,E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum2013. Bandung :

Remaja Rosdakarya

[10] Rachman, Eiloen dan Petriana Omar. 2004. Gaul : lebih Banyak Kesempatan.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

[11] Roestiyah,NK. 2014. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

[12] Sudarman, Paryati. 2004. Belajar Efektif di Perguruan Tinggi. Bandung : Simbioasa

Rekatama Media

[13] Sudjana, 1996. Metode Statistik. Bandung: PT. Tarsito

[14] Suharsimi, Arikunto.dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

[15] Yoyo, Bahagia. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang

Olahraga. Jakarta : Depdikbud

[16] Yulianti, Eva. 2017. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas VIII. Jakarta:

Kemendikbud

Page 118: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

118

BEBAN KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM

KEBAKARAN

Fitria Andini YS

Magister Manajemen, Universitas Bina Darma

email: [email protected]

Abstract

Civil Service Police Unit and Fire Department District. The OIC has the task of enforcing regional

regulations, maintaining public order and public tranquility, protecting the community, and

preventing and overcoming fire hazards. In order for the State Civil Apparatus to provide

maximum service to the community, workload analysis is very important to do, to achieve

organizational goals effectively and efficiently. This study aims to analyze the workload of

employees to optimize the performance of employees of the Civil Service Police Unit and the Fire

Department of OKI Regency. Data collection was collected through interviews and questionnaires

from employees as respondents. After the data is collected, then the data is analyzed by descriptive

and quantitative analysis methods with a questionnaire using a Likert scale. The results of the

analysis show the workload on Sat.Pol PP and Damkar has not been effective and efficient due to

lack of human resources. Thus it can be concluded that the need for additional employees in order

to carry out their duties and provide services to the community optimally.

Keywords: Workload, optimize, employee performance

PENDAHULUAN

Latar Belakang Internship

Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan

merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu (Peraturan Menteri Keuangan

No.140/PMK.01/2006). Menurut Mangkuprawira (2003) beban kerja seseorang telah ditentukan

dalam bentuk standar kerja perusahaan menurut jenis pekerjaan. Beban kerja yang dibebankan

kepada pegawai dapat terjadi dalam tiga kondisi. Pertama, beban kerja sesuai standar. Kedua,

beban kerja yang terlalu tinggi (over capacity). Ketiga, beban kerja yang terlalu rendah (under

capacity). Analisis beban kerja merupakan metode yang dapat digunakan/dilakukan untuk

menentukan jumlah atau kuantitas tenaga kerja yang diperlukan menurut Moekijat (2008).

Berdasarkan Peraturan Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) Nomor 87 Tahun 2016 Tentang Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam

Kebakaran (Sat.Pol PP dan Damkar) Kabupaten OKI. Sat.Pol PP dan Damkar Kab. OKI

merupakan instansi pemerintah di Kabupaten OKI yang dipimpin oleh kepala satuan yang

Page 119: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

119

mempunyai tugas, wewenang dan kewajiban membantu kepala daerah yaitu Bupati antara lain

untuk menciptakan suatu kondisi daerah yang tentram, tertib dan teratur sehingga penyelenggaraan

roda pemerintahan dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya

dengan aman.

Manajemen yang baik dalam organisasi harus dilengkapi dengan kontrol internal yang baik, hal ini

dilaksanakan untuk menjamin bahwa kegiatan berjalan sesuai ketentuan yang ada. Jika pegawai

pada organisasi bekerja dengan beban kerja yang tinggi secara terus menerus maka akan

menimbulkan kejenuhan dan pekerjaan tersebut akhirnya tidak terselesaikan atau tidak tertangani.

Dalam pelaksanaan tugas ASN Sat.Pol PP dan Damkar pun memiliki risiko pekerjaan yang tinggi,

misalnya saat melakukan pengamanan unjuk rasa massa yang ricuh, penertiban pedagang kaki lima

(PKL) yang tidak kondusif dan saat melakukan pemadaman kebakaran dapat menimbulkan

kecelakaan kerja saat bertugas.

Salah satu penyebab utama kondisi fisik, emosi atal mental yang buruk adalah karena terjadi

ketidaksesuaian atau belum tepatnya kompetensi dan kemampuan pegawai dengan jabatan yang

diemban. Ketidaksesuaian tersebut disebabkan karena komposisi keahlian atau keterampilan

pegawai yang ada belum proporsional. Demikian juga, pendistribusian pegawai pada organisasi

masih belum mengacu pada kebutuhan nyata organisasi, dalam arti belum berdasarkan beban kerja

organisasi. Kurang memadainya SDM untuk memenuhi rasio beban kerja merupakan kenyataan

dari permasalahan tersebut

Agar ASN pada Sat.Pol PP dan Damkar Kab. OKI dapat memberikan pelayanan yang maksimal

pada masyarakat, analisis beban kerja sangat penting untuk dilaksanakan, untuk mencapai tujuan

organisasi secara efektif dan efisien.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengambil judul. Beban Kerja Satuan Polisi Pamong Praja

dan Pemadam Kebakaran.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis beban kerja pegawai untuk mengoptimalkan

kinerja pegawai Sat. Pol PP dan Damkar Kab. OKI.

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Untuk mencapai visi dan misi Sat.Pol PP dan Damkar, diperlukan strategi sumber daya manusia

yang di tentukan berdasarkan analisis beban kerja. Menurut Peraturan Menteri Keuangan

No.140/PMK.01/2006 beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu

jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Masalah

yang ada di Sat.Pol PP dan Damkar antara lain beban kerja pegawai belum optimal, pelaksanaan

tugas memiliki risiko pekerjaan yang tinggi, adanya ketidaksesuaian antara kompetensi pegawai

dengan jabatan yang di emban dan selanjutnya SDM yang ada tidak sesuai dengan rasio beban

kerja. Selanjutnya untuk mengatasi permasalahan tersebut akan dilaksanakan analisis beban kerja

dan analisis pekerjaan.

Analisis beban kerja untuk menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan berdasarkan deskripsi

pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan ASN yang di analisis dengan skala likert, untuk

mengoptimalkan kinerja pegawai sesuai beban kerja dan selanjutnya dapat dijadikan masukan

Page 120: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

120

dalam pengambilan keputusan/kebijaksanaan mengenai beban kerja ASN Sat.Pol PP dan Damkar

Kab. OKI.

Penelitian sebelumnya yang relevan penelitian penulis telah dilaksanakan antara lain, Penelitian

pertama berjudul Analisis Pengukuran Beban Kerja Karyawan pada Divisi Produksi (Studi Kasus

PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor) yang dilakukan oleh Siti Hanifah Sufiati

(2007). Hasil penelitiannya adalah perusahaan perlu menghitung tingkat beban kerja dengan

kesesuaian jumlah karyawan yang dimiliki, sehingga ada keseimbangan antara beban kerja dengan

jumlah karyawan yang efektif dan efisien.

METODE PENELITIAN

Metode Pemecahan Kasus

Pendekatan Pemecahan Kasus

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Menurut Kasiram

(2008) dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, penelitian kuantitatif

adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 3 bulan, terhitung mulai tanggal 01 Mei 2019 hingga

31 Juli 2019 di Kantor Sat. Pol PP dan Damkar Kab. OKI.

Teknik Pengumpulan Data

Data responden diperoleh dari pegawai sebagai responden dengan mengisi kuesioner berdasarkan

keadaan yang ada, kemudian kuesioner tersebut dikumpulkan kembali pada peneliti untuk diolah.

Sedangkan data terkait tentang beban kerja dikumpulkan peneliti melalui pengamatan langsung

terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pegawai pada waktu jam kerja. Data juga

dikumpulkan melalui wawancara dengan pegawai yang kompeten. Data sekunder diperoleh peneliti

dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sat.Pol PP dan Damkar. Kemudian data hasil

pengamatan langsung dan wawancara tersebut digunakan sebagai acuan peneliti untuk menghitung

jumlah pegawai yang optimal pada organisasi dengan rumus penghitungan jumlah pegawai.

Responden dalam penelitian ini yakni seluruh ASN di Sat. Pol PP dan Damkar Kab.OKI sebanyak

21 orang . Informan pada penelitian ini antara lain:

Kepala Satuan Pol PP dan Damkar Kab. OKI (1 orang).

Kepala Sub Bagian Analisa Jabatan pada Bagian Organisasi Setda OKI (1 orang).

Teknik Analisis

Page 121: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

121

Membuktikan hipotesis yang telah dikemukakan, maka dalam penelitian ini digunakan dua macam

teknik analisis, yaitu :

Analisis deskriptif : analisis deskriptif kuantitatif yang menggambarkan secara umum tentang

jenis pekerjaan setiap ASN.

Analisis kuantitatif: yaitu metode analisis yang digunakan peneliti dengan cara mengumpulkan

data, dan menyatakan variabel-variabel yang menggambarkan beban kerja pegawai dalam kategori

yang dan pada akhirnya akan menjadi total skor, dari pengisian kuesioner oleh responden.

Pengisian kuesioner di ukur dengan menggunakan skala likert.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persepsi Responden Terhadap Deskripsi Pekerjaan dan Spesifikasi Pekerjaan

Analisis persepsi responden terhadap analisis pada pekerjaan dimulai dengan menghitung

skor rataan dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan deskripsi pekerjaan dan

spesifikasi pekerjaan pegawai. Nilai pada selang rataan tersebut akan menunjukkan

besarnya pemahaman pegawai terhadap deskripsi pekerjaan dan seberapa besar tingkat

kesetujuan mereka bahwa keahlian mereka telah sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang

ada.

Tabel 1.5. Nilai Skor Rataan Persepsi Responden Terhadap Analisis Pekerjaan

Pernyataan Skor Rataan Keterangan

Mengetahui dengan pasti tanggung jawab pekerjaan dan

tugas yang dijalankan

4,10 Setuju

Mengetahui dengan pasti apa yang diharapkan organisasi

sehubungan dengan posisi pekerjaan

4,05 Setuju

Mengetahui dengan baik pedoman kerja dan standar kerja

berkaitan dengan posisi pekerjaan

4,05 Setuju

Pembagian tugas dan tanggung jawab pekerjaan telah

tersusun dengan jelas

2,62 Cukup Setuju

Pekerjaan yang diberikan telah sesuai dengan kemampuan

dan keahlian

2,67 Cukup Setuju

Dapat mengatasi setiap masalah yang berkaitan dengan

pekerjaan

4,00 Setuju

Atasan telah memberikan bimbingan berkaitan dengan

pekerjaan

3,95 Setuju

Page 122: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

122

Sumber : Data Kuesioner Peneliti 2019

Persepsi responden terhadap analisis pekerjaan (deskripsi pekerjaan dan spesifikasi

pekerjaan) secara umum adalah baik. Rata- rata dari skor rataan adalah 3,63 (dapat dilihat

pada Tabel 1.6). Hal ini berarti para reponden setuju bahwa mereka sudah mengetahui

deskripsi pekerjaan mereka. telah mengetahui dengan baik apa yang diinginkan organisasi

dari mereka, mengetahui dengan baik pedoman kerja pegawai dan standar kerja berkaitan

dengan posisi setiap pekerjaan, serta dapat mengatasi setiap masalah yang terkait dengan

pekerjaan, dan atasan sudah memberikan bimbingan terkait dengan pekerjaan.

Nilai rata-rata terendah sebesar 2,62 adalah tentang pembagian tugas dan tanggung jawab

pekerjaan sudah tersusun dengan jelas, dengan rentang cukup setuju/ragu. Hasil

wawancara menunjukkan semua pegawai memiliki tugas pokok, fungsi dan tanggung

jawab masing-masing yang telah diatur dalam Perbup OKI No 87 Tahun 2016, namun

dalam pelaksanaannya terkadang karena ada beberapa pegawai yang tidak menjalankan

tupoksinya dengan alasan tertentu maka pegawai yang lain diberikan tugas oleh atasan

untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan agar kegiatan tetap berlangsung. Sehingga

pembagian tugas dan tanggung jawab pegawai menjadi tidak jelas.

Nilai rata-rata rendah lain adalah 2,67 yaitu pekerjaan dan tugas yang diberikan sudah

sesuai dengan kemampuan dan keahlian mengindikasikan bahwa responden masih

ragu/cukup setuju bahwa pekerjaan mereka telah sesuai dengan keahlian dan latar belakang

pendidikan mereka. Sebagian responden berlatar belakang pendidikan SMA, dan beberapa

masih kurang berpengalaman pada bidangnya. Namun telah memegang jabatan yang

harusnya memiliki kualifikasi lebih terkait jabatan yang diemban. Hal ini juga tidak di

Rata-rata 3,63 Setuju

Page 123: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

123

iringi dengan pemberian pelatihan dan pendidikan khusus terkait kegiatan dan jabatan yang

diemban.

Persepsi Responden Terhadap Kondisi Pekerjaan

Analisis persepsi responden terhadap kondisi pekerjaan ASN dilakukan dengan

menghitung rataan skor dari jawaban pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi pekerjaan.

Persepsi responden terhadap kondisi pekerjaan mereka secara umum sudah baik. Pada

Tabel 1.7, nilai rata-rata dari tiap rataan menunjukkan angka 3,47. Hal ini mengindikasikan

bahwa secara umum pegawai setuju bahwa mereka selalu dapat melaksanakan pekerjaan

dan tugas berdasarkan pedoman dan standar kerja, karena pegawai telah memperoleh

peralatan kantor yang mencukupi dan memadai untuk bekerja, mendapatkan sarana,

prasarana dan peralatan kerja (tool kit) yang memadai untuk bekerja, dan berada pada

kondisi kerja yang sehat, sehingga memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan semua

pekerjaan masing-masing, analisis persepsi responden juga menunjukkan setiap ASN

memiliki hubungan antar pegawai dan antara pegawai dengan atasan terjalin dengan

harmonis, karena atasan selalu melakukan evaluasi secara rutin terhadap pekerjaan melalui

rapat rutin yang dilaksanakan di kantor minimal 1 (satu) bulan sekali serta selalu memberi

masukan bagi pegawai yang memiliki kesulitan dalam menjalankan tugas.

Salah satu nilai rata-rata rendah dengan nilai 2,57 adalah beban kerja yang diberikan telah

sesuai dengan kemampuan, keahlian dan keterampilan, karena adanya ASN yang tidak

melaksanakan tugas sehingga ASN lain yang tidak memiliki keterampilan terkait tugas

tersebut diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas tersebut karena dianggap

ASN tersebut memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Padahal

setiap ASN telah memiliki tupoksi masing-masing.

Nilai rata-rata terendah 2,00 yaitu pekerjaan di Sat.Pol PP dan Damkar jarang

membahayakan fisik. Secara riil, pekerjaan setiap pegawai memiliki tingkat risiko cukup

tinggi, karena dalam menjalankan tupoksi setiap bidang memiliki risiko fisik tersendiri.

Misalnya bidang penegakan perda dalam pelaksanaan kegiatan penertiban PKL yang ricuh

membutuhkan pengamanan untuk diri sendiri karena PKL terkadang melakukan

perlawanan dengan melempar batu, kayu dan secara fisik. Sedangkan untuk bidang

pemadam kebakaran, meskipun setiap anggota pemadam kebakaran menggunakan seragam

pelindung, namun seragam tersebut hanya bersifat melindungi namun tidak tahan api,

sehingga risiko untuk mengalami luka bakar secara fisik sangat tinggi.

Page 124: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

124

Tabel 1.6. Nilai Skor Rataan Persepsi Responden Terhadap Kondisi Pekerjaan

Sumber : Data Kuesioner Peneliti 2019

Permasalahan yang ada di Sat.Pol PP dan Damkar antara lain belum optimalnya beban kerja

pegawai, pelaksanaan tugas pegawai memiliki risiko pekerjaan yang tinggi, adanya ketidaksesuaian

antara kompetensi yang dimiliki pegawai dengan jabatan yang di emban dan selanjutnya tidak

sesuainya SDM yang ada dengan rasio beban kerja. Selanjutnya untuk mengatasi permasalahan

tersebut akan dilaksanakan analisis beban kerja dan analisis pekerjaan.

Selain pertanyaan-pertanyaan yang tertutup tentang analisis pekerjaan dan analisis kondisi

pekerjaan pegawai, dalam kuesioner tersebut juga terdapat pertanyaan terbuka mengenai

masalah yang terjadi di Sat. Pol PP dan Damkar. Dari jawaban responden, masalah-

masalah tersebut berkaitan dengan beban kerja, antara lain terdapat ASN yang keberatan

menyelesaikan tugas dan tanggung jawab ASN lain, dimana ASN yang bersangkutan tidak

pernah masuk kerja dengan alasan yang tidak jelas. Karena ASN tersebut menduduki

jabatan tertentu sehingga memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan,

namun karena tidak pernah bisa ditemui tugasnya menjadi terbengkalai dan jika tidak

diambil alih maka akan mengganggu proses pelaksanaan kegiatan. Padahal setiap ASN

Pernyataan Skor rataan Keterangan

Tersedia cukup waktu untuk menyelesaikan semua

pekerjaan

4,00 Setuju

Memperoleh peralatan kantor yang memadai untuk

bekerja

3,57 Setuju

Mendapatkan sarana dan peralatan kerja (tool kit) yang

memadai untuk bekerja

3,52 Setuju

Hubungan antar pegawai dan antara pegawai dengan

atasan terjalin dengan harmonis

3,81 Setuju

Beban kerja yang diberikan telah sesuai dengan

kemampuan dan keterampilan

2,57 Tidak Setuju

Selalu dapat menjalankan pekerjaan sesuai dengan

pedoman dan standar kerja

3,86 Setuju

Atasan melakukan evaluasi secara rutin terhadap

pekerjaan

3,86 Setuju

Pekerjaan di Sat. Pol PP dan Damkar jarang

membahayakan fisik

2,00 Tidak Setuju

Berada pada konsisi kerja yang sehat 4,00 Setuju

Rata-rata 3,47 Setuju

Page 125: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

125

memiliki tupoksi dan tanggung jawab yang memiliki laporan untuk diselesaikan dengan

batas waktu tertentu.

Dalam pelaksanaan tugas oknum ASN tersebut, tupoksi dari ASN yang diserahi amanah

pun mengalami gangguan karena tidak dapat dilaksanakan dan akhirnya tupoksinya sendiri

menjadi terabaikan. Padahal setiap ASN memiliki waktu kerja yang sama, sehingga untuk

menyelesaikan seluruh tugas ASN tersebut seringkali lembur untuk menyelesaikan tugas

orang lain.

Permasalahan kedua yaitu kurangnya staf/pelaksana setiap bidang. Selama ini setiap

bidang dibantu oleh tenaga honorer di Sat.Pol PP dan Damkar, namun tenaga honorer juga

memiliki batas pelimpahan wewenang, sehingga sangat diharapkan adanya tambahan ASN

setiap bidang untuk membantu pelaksanaan kegiatan secara administratif dan kegiatan

lapangan.

Permasalahan lain yang paling banyak dikeluhkan ASN yaitu kesenjangan beban kerja dan

risiko pekerjaan dengan tunjangan/pendapatan ASN, karena di Sat.Pol PP dan Damkar

belum menerima tunjangan kinerja maupun tunjangan penghasilan pegawai (TPP), karena

belum diberlakukan tunjangan kinerja berdasarkan beban kerja. Sehingga menurunkan

kinerja ASN di Sat.Pol PP dan Damkar

Analisis Beban Kerja

Setelah dilaksanakan penghitungan beban kerja berdasarkan volume kerja dan norma waktu sesuai

Permenkeu No.140/PMK.01/2006, yang telah disusun dalam analisis beban kerja diatas dapat

disimpulkan beban kerja setiap ASN yang ada di Sat.Pol PP dan Damkar, serta dapat ditentukan

jumlah pegawai setiap formasi sesuai beban kerja yang ada.

Analisis beban kerja diteliti melalui analisis jabatan dan peta jabatan Sat.Pol PP dan Damkar Kab.

OKI. Untuk mendapat hasil dengan format yang sama, Bagian Organisasi Setda OKI memberi

format yang sama untuk seluruh dinas/badan/kantor dan seluruh organisasi perangkat daerah

(OPD) untuk menyusun formulir beban kerja setiap formasi pada Sat.Pol PP dan Damkar

berdasarkan uraian tugas, waktu penyelesaian, waktu kerja efektif, beban kerja agar dapat

menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk formasi tersebut, formulir tersebut juga

digunakan untuk menentukan beban kerja setiap ASN sebagai dasar pemberian tunjangan kinerja

ke depannya. Selanjutnya di susunlah rekapitulasi ABK seperti pada Tabel 1.8.

Dapat dilihat dari rekapitulasi ABK Sat.Pol PP dan Damkar Tahun 2019 pada Lampiran 5, dapat

terlihat formasi ASN yang seharusnya di isi 63 (enam puluh tiga) orang, selama ini hanya di isi 21

(dua puluh satu) orang, beberapa ASN bahkan akan memasuki masa persiapan pensiun (MPP) yang

berarti akan mengurangi ASN yang ada, dan memberikan beban kerja yang semakin tidak merata

di Sat.Pol PP dan Damkar padahal setiap formasi memiliki tupoksi masing-masing, yang selalu

harus memberikan laporan kegiatan pada dinas terkait. Selanjutnya pelaksanaan kegiatan di Sat.Pol

PP dan Damkar akan semakin mengalami hambatan karena kurangnya ASN, dan mempengaruhi

kinerja ASN dalam upaya mencapai visi dan misi kantor. Jika jumlah ASN di Sat.Pol PP dan

Damkar telah idel sesuai dengan analisis beban kerja yaiu 63 (enam puluh tiga) orang, sesuai

kompetensi dan kemampuan setiap formasi maka pelaksanaan kegiatan akan terlaksana secara

efektif dan efisien untuk mencapai target kerja dalam memberikan pelayanan yang maksimal

Page 126: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

126

terhadap masyarakat.Untuk lebih jelasnya dapat melihat peta jabatan Sat.Pol PP dan Damkar

Kab.OKI pada Lampiran 6.

Berdasarkan peta jabatan pada Lampiran 6 dapat terlihat kelas dari setiap formasi, dan kekosongan

struktur organisasi dari Sat.Pol PP dan Damkar.

Secara umum, persepsi pegawai mengenai analisis pekerjaan sudah baik. Berdasarkan hasil

penghitungan pada Tabel 1.5, pegawai mengetahui secara jelas deskripsi pekerjaan dan spesifikasi

pekerjaan setiap pegawai. Manajemen tidak memerlukan penanganan khusus untuk hal ini. Hal

yang perlu diperhatikan adalah tentang pembagian pekerjaan. Manajemen harus memastikan

pembagian pekerjaan yang jelas sesuai tupoksi masing-masing agar tidak mengganggu tanggung

jawab setiap ASN. Apabila terdapat kekosongan formasi sehingga pelaksanaan kegiatan terhambat

agar dapat aktif segera melakukan pelaporan ke Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

Kab. OKI (dinas terkait) guna mengisi formasi tersebut secepatnya.

Selanjutnya untuk pemberian tugas/pekerjaan yang diberikan harus sesuai dengan kemampuan dan

keahlian, jika ASN yang bersangkutan memiliki latar belakang pendidikan yang tidak memenuhi

kualifikasi teknis untuk pekerjaan tersebut agar segera dapat mengikuti pelatihan dan pendidikan

terkait.

Apabila kita merujuk pada Tabel 1.6, persepsi pegawai tentang kondisi pekerjaan juga

berindikasi baik, namun beban kerja yang diberikan belum sesuai dengan kemampuan dan

keterampilan, karena adanya ASN yang tidak melaksanakan tugas sehingga ASN lain yang

tidak memiliki keterampilan terkait tugas tersebut diberikan tanggung jawab untuk

melaksanakan tugas tersebut karena dianggap ASN tersebut memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sebaiknya atasan tegas dalam pemberian tugas karena

terkait dengan beban kerja setiap pegawai yang telah dimiliki, agar oknum ASN

bertanggung jawab terhadap tugasnya, tanpa membebani dan mengganggu tugas ASN lain.

Setelah diberi arahan dan bimbingan terkait kesadaran dan tanggung jawab dalam

pelaksanaan tugas, jika ASN tersebut tidak juga memberikan perubahan, untuk segera

diberi sanksi misalnya di usulkan untuk diganti oleh ASN yang lebih mumpuni dan

bertanggung jawab.

Selanjutnya pekerjaan di Sat.Pol PP dan Damkar sangat membahayakan fisik. Secara riil,

pekerjaan setiap pegawai memiliki tingkat risiko cukup tinggi, karena dalam menjalankan

tupoksi setiap bidang memiliki risiko fisik tersendiri. Diharapkan pekerjaan dengan tingkat

risiko fisik tinggi ini sepadan dengan jaminan keselamatan kerja dan tunjangan kinerja

dalam menghadapi risiko tersebut. Selama ini BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

Ketenagakerjaan selama ini hanya menjamin keselamatan non ASN (tenaga honorer)

karena ASN telah memiliki BPSJ. Padahal BPJS yang dimiliki ASN saat ini memiliki

banyak keterbatasan dan tidak mudah dalam mengurusnya jika terjadi kecelakaan kerja,

harus memenuhi banyak syarat untuk dipenuhi. Hal inilah yang membuat ASN belum

merasa aman dalam pelaksanaan tugas. Sebaiknya menambah asuransi lagi demi

melindungi setiap ASN. Hal yang menurunkan semangat kerja ASN juga belum adanya

tunjangan kinerja, diharapkan pemerintah memberikan tunjangan kinerja sesuai beban

kerja ASN.

Page 127: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

127

Permasalahan lain adalah ASN yang keberatan menyelesaikan tugas dan tanggung jawab

ASN lain, dimana ASN yang bersangkutan tidak pernah masuk kerja dengan alasan yang

tidak jelas. Permasalahan ini dapat diselesaikan jika atasan menindak tegas dengan cara

melakukan pemanggilan terhadap ASN tersebut, diberikan sanksi sesuai peraturan berlaku.

Serta di usulkan untuk segera di isi pengganti yang ingin bekerja. Sehingga kondisi bekerja

yang baik dapat tercipta di lingkungan kerja.

Permasalahan selanjutnya yaitu kurangnya staf/pelaksana setiap bidang. Selama ini setiap

bidang dibantu oleh tenaga honorer di Sat.Pol PP dan Damkar, namun tenaga honorer juga

memiliki batas pelimpahan wewenang, sehingga sangat diharapkan adanya tambahan ASN

setiap bidang untuk membantu pelaksanaan kegiatan secara administratif dan kegiatan

lapangan.

Menurut Kepala Satuan Pol. PP dan Damkar Kab. OKI, Bapak Alexsander, SP., M.Si

menyampaikan, permasalahan ini dapat di selesaikan dengan dukungan dan komitmen

dinas terkait, yaitu menanggapi dengan serius usulan formasi/peta jabatan dari Sat.Pol PP

dan Damkar berkoordinasi dengan Bagian Organisasi Sub Bagian Analisa Jabatan, untuk

disampaikan pada BKPP Kab. OKI sebagai pertimbangan untuk mengajukan formasi

penerimaan ASN maupun mutasi perputaran staf di lingkungan Kab. OKI. Jika BKPP dan

Pemerintah Kab. OKI menanggapi dengan serius usulan dari Sat.Pol PP. Di iringi dengan

pemberian tunjangan kinerja yang sesuai beban kerja untuk menrarik pegawai dari

organisasi perangkat daerah di lingkungan Kab. OKI, maka ASN yang ada akan tersebar

secara merata di setiap dinas. Diharapkan akan terlaksana pemerataan SDM.

Hal ini selaras dengan yang disampaikan oleh Kepala Sub Bagian Analisa Jabatan Bapak

Okta, dimana kendala dari belum adanya tunjangan kinerja sesuai beban kerja adalah

masih menunggu proses, berkas usulan masih dilengkapi persyaratannya. Dan untuk usulan

formasi/penerimaan ASN baru telah disampaikan ke BKPP melalui rekapitulasi kebutuhan

pegawai dari setiap dinas, namun hingga penerimaan ASN terakhir tahun 2019 jatah yang

di terima Kab. OKI masih sangat rendah jauh dari yang diharapkan.

SIMPULAN

Simpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan dalam mengoptimalkan beban

kerja pegawai di Sat.Pol PP dan Damkar:

Pegawai mengetahui dengan jelas deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan mereka.

Hal yang perlu diperhatikan adalah tentang pembagian pekerjaan karena kurangnya

staf/pelaksana setiap bidang. Manajemen harus memastikan pembagian pekerjaan yang

jelas sesuai tupoksi masing-masing agar tidak mengganggu tanggung jawab setiap ASN.

Kondisi pekerjaan pegawai juga berindikasi baik, namun beban kerja yang diberikan belum

sesuai dengan kemampuan dan keterampilan, karena adanya ASN yang tidak

Page 128: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

128

melaksanakan tugas sehingga ASN lain yang tidak memiliki keterampilan terkait tugas

tersebut diberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas tersebut. Selanjutnya

Pekerjaan di Sat.Pol PP dan Damkar memiliki tingkat risiko fisik cukup tinggi sehingga

membutuhkan jaminan keselamatan kerja dan tunjangan kinerja yang sepadan. Dari hasil

penghitungan analisis beban kerja dan analisis jabatan jumlah pegawai yang efektif dan

efisien untuk bekerja di Sat.Pol PP dan Damkar Kab. OKI minimal adalah 63 (enam puluh

tiga) orang, sehingga setiap orang dapat menjalankan tupoksi sebagaimana mestinya. Ini

berarti harus ada penambahan 42 (empat puluh dua) orang pegawai.

Saran

Apabila terdapat kekosongan formasi sehingga pelaksanaan kegiatan terhambat agar dapat

aktif segera melakukan pelaporan ke Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kab.

OKI (dinas terkait) guna mengisi formasi tersebut secepatnya.

jika ASN yang bersangkutan memiliki latar belakang pendidikan yang tidak memenuhi

kualifikasi teknis untuk pekerjaan tersebut agar segera dapat mengikuti pelatihan dan

pendidikan terkait.

Sebaiknya atasan tegas dalam pemberian tugas karena terkait dengan beban kerja setiap

pegawai yang telah dimiliki, agar oknum ASN bertanggung jawab terhadap tugasnya,

tanpa membebani dan mengganggu tugas ASN lain.

Seharusnya pekerjaan dengan tingkat risiko fisik tinggi ini sepadan dengan jaminan

keselamatan kerja dan tunjangan kinerja dalam menghadapi risiko tersebut, yaitu dengan

menambah asuransi kecelakaan kerja lagi dan diharapkan pemerintah memberikan

tunjangan kinerja sesuai beban kerja ASN.

Diharapkan dukungan dan komitmen dinas terkait untuk menyusun usulan formasi/peta

jabatan yang telah disampaikan pada BKPP Kab. OKI sebagai pertimbangan untuk

mengajukan formasi penerimaan ASN maupun mutasi perputaran staf di lingkungan Kab.

OKI. Jika BKPP menanggapi dengan serius usulan dari Sat.Pol PP maka ASN yang ada di

Kab. OKI akan tersebar secara merata di setiap dinas, agar dapat terlaksana pemerataan

SDM.

REFERENSI

[1] Adi, Suroto. 2015. Gap Analysis ( Analisa Kesenjangan). Diakses 02 Mei 2019, dari

https://sis.binus.ac.id/2015/07/28/gap-analysis-analisa-kesenjangan/

F. R.Tjiabrata., B.Lumanauw., L.O.H.Dotulong. 2017. „Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sabar Ganda Manado‟, Jurnal EMBA, Vol.5 No.2 Juni

2017, Hal. 1570–1580.

Page 129: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

129

[3] Hidayat, Syah. 2010. Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan

Verivikatif. Pekanbaru : Suska Pres.

[4] Istijanto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

[5] Kasiram, Mohammad. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif. Malang:UIN Malang

Press.

[6] Mangkuprawira, Sjafri. 2003.Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

[7] Moekijat. 2008. Analisa Jabatan. Bandung : CV. Mandar Maju.

Paramitadewi, Kadek Ferrania. 2017. „Pengaruh Beban Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja

Pegawai Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan‟, e-jurnal Manajemen Unud, Vol.6,

No.6. 2017, Hal. 3370-3397.

[9] Peraturan Menteri Keuangan No.140/PMK.01/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis

Beban Kerja (Work Load Analysis) di Lingkungan Departemen Keuangan

[10] Peraturan Bupati OKI Nomor 87 Tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi,

serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran Kabupaten OKI.

[11] Proborini, NIken. 2011. Penelitian Terdahulu. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Pegawai

pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Sebelas.

[12] Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

[13] Risqiansyah, Moch ZA, dkk. 2017. „Hubungan Antara Beban Kerja Fisik dan Beban Kerja

Mental Berbasis Ergonomi Terhadap Tingkat Kejenuhan Kerja PAda Karyawan PT. Jasa Marga

(Persero) Tbk Cabang Surabaya Gempol‟, Jurnal Sains Psikologi, Jilid ^, No.1, Maret 2017, Hal.

37-42.

[14] Setyawan, Teguh. 2008. Penelitian Terdahulu. Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber

Daya Manusia (Studi Kasus Seksi MDF Bogor Centrum Kantor Daerah Telkom Bogor).

Page 130: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

130

[15] Sufiati, Siti Hanifah. 2007. Penelitian Terdahulu. Analisis Pengukuran Beban Kerja Karyawan

pada Divisi Produksi (Studi Kasus PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas, Bogor).

[16] Sutarto. 2006. Dasar-dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Page 131: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

131

STRATEGI ACCOUNT REPRESENTATIVE PENGAWASAN DALAM

MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (Studi Kasus : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Timur)

Ari Sumantri1, Emi Suwarni

2

Program Magister Manajemen, Universitas Bina Darma

email : [email protected]; [email protected]

2

ABSTRACT

This research aims to analyze and determine how the strategy will be carried out

by the Account Representative Pengawasan (AR Pengawasan) to increase Value Added

Tax (VAT) revenue at Palembang Ilir Timur Tax Office. This research uses descriptive

qualitative method by conducting interviews with respondents. The data and information

obtained are summarized, made an External Factors Analysis Summary matrix, Internal

Factors Analysis Summary, cartesian diagram and then analyzed using a SWOT analysis.

The results of the SWOT analysis note that the Account Representative Pengawasan

position is in quadrant I and the strategies that can be carried out by AR Pengawasan

Palembang Ilir Timur Tax Office, among others: (a) make intensive appeals through

Request Letter for Explanation of Data and/or Remarks if it is known that VAT is not/less

paid by Taxable Entrepreneurs (PKP); (b) mapping, profiling and benchmarking

taxpayers. Then proceed with a visit and direct sweep to the PKP's residence and/or

business location which determines the tax revenue at the Palembang Ilir Timur Tax Office

to determine the suitability of the existing data with the actual conditions in the field; (c)

conduct concrete data checks and issue VAT Underpayment Tax Assessment Letters as a

form of law enforcement and provide a deterrent effect to PKP who do not / less deposit

VAT; (d) conduct a comprehensive and in-depth analysis of data obtained from both

internal and external in carrying out the potential for VAT; and (e) issues a Tax Collection

Letter as an administrative sanction for all PKP that do not or late in reporting the VAT

Period Notification Letter.

Keyword : Strategy, Value Added Tax (VAT), AR Pengawasan, SWOT analysis

PENDAHULUAN

Kontribusi perpajakan dalam postur Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun

2019 yaitu sebesar 82,5%. Penerimaan perpajakan Rp 1.786,4 triliun terdiri dari Pajak

Penghasilan (PPh) sebesar Rp 894,4 triliun, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp 655,4

triliun, Cukai Rp 165,5 triliun, Bea Masuk Rp 38,9 triliun, Pajak Bumi dan Bangunan Rp

19,1 triliun, Pajak Lainnya Rp 8,6 triliun dan Bea Keluar Rp 4,4 triliun. PPh dan PPN

merupakan kontribusi utama, sebesar 50,1% dan 36,7% terhadap penerimaan perpajakan

yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan.

Page 132: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

132

Hal ini menunjukkan bahwa pajak sangat berperan penting dalam menopang pembiayaan

pembangunan dan memastikan jalannya roda pemerintahan. Terkahir, target penerimaan

pajak tercapai tahun 2008 yang lalu. Berbagai upaya dan strategi harus dilakukan oleh DJP

dan unit vertikal di bawahnya dalam mencapai target penerimaan tersebut. Menurut

Anthony, Parrewe dan Kacmar (1999) strategi dapat didefinisikan sebagai formulasi misi

dan tujuan organisasi, termasuk di dalamnya adalah rencana aksi (action plans) untuk

mencapai tujuan tersebut dengan secara eksplisit mempertimbangkan kondisi persaingan

dan pengaruh-pengaruh kekuatan di luar organisasi yang secara langsung atau tidak

berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi Nainggolan (2008).

Ujung tombak dalam mengawal penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

adalah Account Representative Pengawasan (AR Pengawasan). Salah satu tugas AR

Pengawasan adalah melakukan kegiatan pengawasan dalam rangka mengamankan

penerimaan pajak yang. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Palembang Ilir Timur (KPP PIT)

merupakan salah satu satuan kerja di bawah DJP juga harus berupaya mencapai target

penerimaan pajaknya salah satunya target PPN.

Tahun 2016, 2017 dan 2018 KPP PIT gagal mencapai target penerimaan PPN. Strategi

yang tepat diperlukan oleh AR Pengawasan KPP PIT dalam mencapai target penerimaan

PPN mengingat target penerimaan PPN selalu meningkat setiap tahunnya. Dalam

penelitian ini permasalahan yang diteliti adalah bagaimana strategi AR Pengawasan untuk

meningkatkan penerimaan PPN di KPP PIT. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis dan menentukan bagaimana strategi yang akan dilakukan oleh AR

Pengawasan untuk meningkatkan penerimaan PPN di KPP PIT.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk menggali lebih jauh mengenai

permasalahan yang ada dalam pelaksanaan tugas pada KPP PIT terutama untuk

menganalisis dan menentukan bagaimana strategi yang akan dilakukan oleh AR

Pengawasan untuk meningkatkan penerimaan PPN di KPP PIT

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Definisi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah “pengenaan pajak atas pengeluaran untuk

konsumsi baik yang dilakukan perseorangan maupun badan, baik badan swasta maupun

badan pemerintah dalam bentuk belanja barang atau jasa yang dibebankan pada anggaran

belanja negara” (Sukardji 2000). Menurut Quinn (1990) strategi adalah pola atau rencana

yang mengintegrasikan tujuan, kebijakan dan aksi utama dalam hubungan yang kohesif.

Suatu strategi yang baik akan membantu organisasi dalam mengalokasikan sumber daya

yang dimiliki dalam bentuk unique berbasis kompetensi internal serta kemampuan

mengantisipasi lingkungan.

Menurut Freddy Rangkuti (2006) analisis SWOT adalah indifikasi berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahan. Analisis ini didasarkan pada logika yang

dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

Page 133: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

133

Pratiwi DK (2002), mengungkapkan bahwa strategi Peningkatan Penerimaan Pajak Bumi

dan Bangunan (PBB) yang direkomendasikan untuk meningkatkan penerimaan PBB di

Kabupaten Klaten adalah untuk merespon isu kenaikan NJOP adalah strategi

mengevaluasi, meninjau kembali, menyesuaikan NJOP lama dan menetapkan NJOP baru

melalui : 1) Pembentukan Tim Penyusun NJOP, 2) Evaluasi dan Pengumpulan data NJOP

dan 3) Penyusunan NJOP dan Reklasifikasi. Strategi untuk merespon isu peremajaan data

adalah strategi mengoptimalkan pendaftaran, pendataan dan penilaian subyek dan obyek

PBB melalui: 1) Peningkatan dana pendataan, 2) Pembentukan tim pemelihara basis data

PBB dan 3) Perencanaan kegiatan operasional. Sedangkan untuk merespon isu

meningkatkan intensifikasi PBB direkomendasikan strategi mengoptimalkan intensifikasi

PBB, meningkatkan kesadaran aparat dan masyarakat serta mendekatkan pelayanan

melalui: 1) Intensifikasi PBB tingkat kecamatan, 2) Peningkatan kesadaran petugas

pemungut, 3) Peningkatan kesadaran wajib pajak, 4) Pekan panutan pembayaran PBB dan

5) Pengembangan unit Pelayanan Satu Tempat. Guna merespon isu Komputerisasi PBB

direkomendasikan strategi pemantapan, peningkatan dan penyempurnaan sistem

komputerisasi PBB melalui: 1) Pembentukan tim Komputerisasi PBB dan 2) Peningkatan

dan penyempurnaan sistem komputerisasi PBB.

Rohmat Hafinudin, Sahroni Djamhur Hamid dan Mohammad Iqbal (2015)

mengungkapkan bahwa strategi peningkatan pajak daerah Kota Malang dilakukan melalui

2 (dua) cara, yaitu melalui program intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi yang

dilakukan adalah dengan melakukan penyesuaian tarif, peningkatan pengawasan dan

pengendalian pembayaran pajak daerah, peningkatan kualitas sumber daya manusia

DISPENDA, dan dengan menetapkan target penerimaan pajak daerah. Program

Ekstensifikasi yang dilakukan DISPENDA Kota Malang adalah dengan melakukan survey

lapangan, melakukan koordinasi dan kerjasama dengan dinas atau pihak terkait, dan

melakukan sosialisasi. Survey lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi objek pajak

dan wajib pajak di lapangan. Koordinasi dan kerjasama dilakukan agar optimalisasi

penerimaan pajak daerah meningkat. Sosialisasi dilakukan melalui siaran TV dengan

melakukan kerjasama Malang TV, melalui siaran radio di RRI, dan melalui media Koran

Jawa Pos.

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan peneliti adalah metode penelitian kualitatif dan

jenis penelitiannya adalah deskriptif yaitu menggambarkan obyek atau subyek yang diteliti

apa adanya. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui pengamatan

dan wawancara, pegawai Kantor Pelayanan Pajak antara lain AR Pengawasan, Kepala

Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV, konsultan pajak dan wajib pajak.

Waktu dan Tempat Penelitian

Page 134: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

134

Penelitian akan berlangsung antara bulan Juni sampai dengan Agustus 2019 dan berlokasi

di Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, Seksi Pengawasan dan Konsultasi III dan Seksi

Pengawasan dan Konsultasi IV yang merupakan tiga seksi yang bertugas melakukan

pengawasan terhadap wajib pajak di Kantor KPP Pratama Palembang Ilir Timur yang

beralamatkan di Gedung D Keuangan Negara, Jalan Kapten A. Rivai Nomor 4 Palembang.

3.3. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity dan Threat)

dalam pemecahan masalah. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dengan

para informan. Jumlah informan yang diwawancara adalah enam orang yaitu 1 orang kepala seksi

pengawasan dan konsultasi IV, 2 orang AR Pengawasan dan 2 orang wajib pajak berstatus

Pengusaha Kena Pajak (PKP) serta 1 orang konsultan pajak. Prosedur penelitian yang dilakukan

yaitu: 1) membuat rencana kerja penelitian yaitu langkah-langkah yang akan dilakukan di dalam

penelitian berupa pengumpulan data, pengolahan data, perumusan strategi dan penentuan strategi;

2) melakukan wawancara kepada informan 1, 2 dan 3 yaitu 1 orang kepala seksi pengawasan dan

konsultasi IV, 2 orang AR Pengawasan serta mengumpulkan data internal berupa butir-butir

kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses); 3) melakukan wawancara kepada informan 4, 5

dan 6 yaitu dengan 2 orang wajib pajak berstatus PKP dan 1 orang konsultan pajak serta

mengumpulkan data eksternal berupa butir-butir peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats); 4)

menyusun matriks EFAS dan IFAS; 5) menentukan posisi kuadran AR Pengawasan KPP PIT

kemudian digambarkan dalam diagram cartesius; 6) membuat matriks SWOT yang kemudian

secara kualitatif dikombinasikan untuk menghasilkan klasifikasi strategi yang meliputi empat set

kemungkinan alternatif strategi, yaitu Strategi S-O, Strategi W-O, Strategi S-T dan Strategi W-T;

dan 6) menentukan strategi kombinasi yang memiliki bobot terbesar yang nantinya akan

dilaksanakan oleh KPP PIT dalam rangka meningkatkan penerimaan PPN.

Hasil dan Pembahasan

4.1. Analisis Kasus

Hasil wawancara yang telah dilakukan, peneliti membuat rangkuman dan rekapitulasi faktor-faktor

strategis internal dan eksternal AR Pengawasan di KPP PIT dalam rangka meningkatkan

penerimaan PPN adalah sebagai berikut:

Kekuatan (Strength)

Adanya landasan hukum yang jelas yaitu peraturan perundang-undangan perpajakan;

Ketersediaan sarana dan prasarana;

Ketersediaan jumlah AR Pengawasan yang memadai;

Reformasi Birokrasi di DJP salah satunya di bidang Teknologi Informasi dan Basis Data; dan

Memiliki otoritas untuk melakukan law enforcement.

Kelemahan (Weakness)

Kualitas AR Pengawasan yang belum memadai;

Page 135: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

135

Keterbatasan pada akses informasi dan pengetahuan tentang industri tertentu sehingga kehilangan

potensi PPN;

Kurangnya koordinasi dengan instansi terkait; dan

Kurangnya tindakan law enforcement di tingkat AR Pengawasan.

3. Peluang (Opportunity)

Kondisi kota Palembang yang cukup aman dan kondusif;

Potensi PPN yang masih besar dan belum tergali secara maksimal; dan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

4. Ancaman (Threat)

Tingkat kepatuhan Wajib Pajak atas PPN yang masih rendah; dan

Perilaku rasional individu (tindakan wajib pajak untuk menghindari pajak (tax avoidance); dan

Kondisi perekonomian Indonesia yang masih kurang baik.

Setelah mengetahui faktor-faktor strategis internal dan eksternal AR Pengawasan KPP PIT,

langkah berikutnya adalah membuat matriks EFAS peluang sebagai berikut:

Tabel 1.

Perhitungan EFAS Peluang (Opportunity)

Faktor-Faktor strategi

eksternal

Bobot Rating Bobot

x

Rating

Komentar

Kondisi Kota

Palembang yang cukup

aman dan kondusif

0,27 4 1,08 Kota Palembang

termasuk kota yang

aman dan kondusif bagi

PKP untuk berdagang

dan melaksanakan

aktifitasnya. Kecilnya

tingkat kerusuhan,

bentrok antar etnis

SARA sangat jarang

terjadi sehingga

membuat PKP lebih

tenang dalam

menjalankan bisnisnya.

Potensi PPN yang

masih besar dan belum

0,20 3 0,60 Wilayah kerja KPP PIT

merupakan wilayah

pusat kegiatan sentral

Page 136: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

136

tergali secara optimal ekonomi di Kota

Palembang. Jalan

Sudirman, Jalan Mesjid

Lama, Pasar tengkuruk

dan 16 Ilir termasuk di

dalamnya.

Perkembangan

teknologi informasi dan

komunikasi (TIK)

0,27 4 1,08 Kemajuan teknologi

informasi dan

komunikasi

memudahkan PKP

untuk menjalankan

bisnisnya. Media sosial,

Instagram, Facebook,

twitter dapat digunakan

sebagai media promosi

barang dan jasa yang

ditawarkan oleh PKP

meskipun tidak

memiliki toko/gerai

sekalipun.

JUMLAH O 0,74 11 2,76

Setelah membuat matriks perhitungan EFAS peluang, dengan cara dan langkah yang sama

kemudian disusun matriks perhitungan EFAS ancaman sebagai berikut:

Tabel 2.

Perhitungan EFAS Ancaman (Threat)

Faktor-Faktor strategi

eksternal

Bobot Rating Bobot

x

Rating

Komentar

Tingkat kepatuhan

Wajib Pajak atas PPN

yang masih rendah

0,07 1 0,07 Masih rendahnya

tingkat kepatuhan wajib

pajak atas PPN

merupakan ancaman

tersendiri bagi AR

Page 137: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

137

Pengawasan di KPP

PIT. Hal ini disebabkan

antara lain karena

tingkat pemahaman

PKP yang masih kurang

terhadap PPN itu

sendiri. Masih terdapat

PKP yang masih

bingung atas ketentuan

PPN tersebut terlebih

peraturan perpajakan

yang perubahannya

cukup dinamis.

Perilaku rasional

individu (tindakan

wajib pajak untuk

menghindari pajak (tax

avoidance)

0,07 1 0,07 Meskipun tingkat

pemahaman PKP sudah

memadai, masih juga

terdapat upaya PKP

untuk melakukan

penghindaran pajak

dengan tujuan agar PPN

yang seharusnya

dibayar menjadi lebih

kecil dari yang

seharusnya.

Kondisi perekonomian

Indonesia yang masih

kurang baik

0,12 2 0,24 Krisis global dan

kondisi perkeonomian

Indonesia yang masih

kurang baik,

menyebabkan

menurunnya daya beli

masyarakat terhadap

barang dan jasa yang

ditawarkan PKP. Hal ini

menyebabkan omset

PKP menjadi menurun.

JUMLAH T 0,26 4 0,38

Berdasarkan tabel 1 dan 2, diketahui bahwa skor EFAS peluang sebesar 2,76 dan ancaman 0,38.

Setelah faktor-faktor strategis eksternal diidentifikasi dan disusun matriks EFAS, selanjutnya

disusun matriks IFAS. Langkah-langkahnya mirip dengan penyusunan matriks EFAS. Perhitungan

matriks IFAS kekuatan sebagai berikut:

Page 138: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

138

Tabel 3.

Perhitungan IFAS Kekuatan (Strenght)

Faktor-Faktor strategi

internal

Bobot Rating Bobot

x

Rating

Komentar

Adanya landasan

hukum yang jelas yaitu

peraturan perundang-

undangan perpajakan

0,17 4 0,68 PPN dipungut

berdasarkan Undang-

Undang sehingga

berkekuatan hukum

yang tetap dan bersifat

memaksa kepada PKP.

Aparatur Pajak dalam

melaksanakan tugasnya

dilindungi oleh hukum

sepanjang sesuai dengan

ketentuan perpajakan

yang berlaku.

Ketersediaan sarana dan

prasarana

0,13 3 0,39 Sarana dan prasarana di

KPP PIT bagi AR

Pengawasan sudah

sangat memadai, meja,

kursi perangkat

komputer bagi masing-

masing AR

pengawasan, yang

sudah dilengkapi

dengan jaringan intranet

dan di internet.

Ketersediaan jumlah

AR Pengawasan yang

memadai

0,13 3 0,39 Jumlah AR Pengawasan

di KPP PIT adalah 33

orang sedangkan jumlah

PKP sebanyak 3.614

PKP terdaftar. Rasio

perbandingan antara

kuantitas AR

Pengawasan

dibandingkan jumlah

PKP yang terdaftar

Page 139: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

139

adalah 1:110 sehingga

cukup ideal untuk

melakukan pengawasan

dan penggalian potensi

PPN atas PKP tersebut.

Reformasi Birokrasi di

DJP salah satunya di

bidang Teknologi

Informasi dan Basis

Data

0,13 3 0,39 Penataan ulang sistem

informasi teknologi dan

basis data yang handal,

mendukung proses

bisnis DJP dan

menghasilkan output

yang akurat dan

reliable. Kaitannya

untuk AR Pengawasan

adalah adanya aplikasi

pembantu untuk

melakukan pengawasan

kepada PKP seperti

Approweb, Apportal

dan MPN Info.

Memiliki otoritas untuk

melakukan law

enforcement

0,13 3 0,39 Sejak tahun 2016 AR

Pengawasan diberikan

kewenangan untuk

melakukan pemeriksaan

pajak atas data konkret

sesuai amanat SE-

06/PJ/2016 tentang

Kebijakan Pemeriksaan.

Pemeriksaan atas data

konkret ini berupa data

Faktur Pajak yang

tidak/kurang disetor

oleh PKP. Sebelumnya

petugas yang dapat

melakukan pemeriksaan

pajak adalah hanya

Fungsional Pemeriksa

Pajak.

JUMLAH S 0,69 16 2,24

Page 140: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

140

Setelah membuat matriks perhitungan IFAS kekuatan, dengan cara dan langkah yang sama

kemudian disusun matriks perhitungan IFAS kelemahan sebagai berikut:

Tabel 4.

Perhitungan IFAS Kelemahan (Weakness)

Faktor-Faktor strategi

internal

Bobot Rating Bobot

x

Rating

Komentar

Kualitas AR

Pengawasan yang

belum memadai

0,04 1 0,04 Latar belakang

pendidikan dan tingkat

pemahaman PPN setiap

AR Pengawasan

berbeda-beda.

Disamping itu terdapat

AR Pengawasan yang

baru promosi sehingga

belum memiliki

pengetahuan dan

pengalaman yang cukup

dalam melakukan

penggalian potensi PPN

sehingga potensi PPN

belum tergali maksimal.

Keterbatasan pada

akses informasi dan

pengetahuan tentang

industri tertentu

sehingga kehilangan

potensi PPN

0,09 2 0,18 Adanya keterbatasan

dalam akses informasi

internal perpajakan

membuat AR

Pengawasan

kurang/tidak

mendapatkan informasi

yang akurat dan detail.

Kurangnya koordinasi

dengan instansi terkait

0,09 2 0,18 Koordinasi dengan

instansi terkait di

tingkat instansi vertikal

maupun daerah seperti

Pemda dan Pemkot

membuat kurangnya

data atau informasi

eksternal yang

Page 141: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

141

seharusnya dapat

menjadi bahan dalam

penggalian potensi

PPN.

Kurangnya tindakan

law enforcement di

tingkat AR Pengawasan

0,09 2 0,18 Meskipun AR

Pengawasan memiliki

kewenangan untuk

melakukan tindakan law

enforcement, tetapi

jumlah pemeriksaan

data konkret di tingkat

AR Pengawasan masih

belum maksimal. Tahun

2018 rata-rata AR

Pengawasan hanya

melakukan 6

pemeriksaan dalam

setahun.

JUMLAH W 0,31 7 0,58

Keterangan:

Rating: 1 = di bawah rata-rata

2 = rata-rata

3 = di atas rata-rata

4 = sangat baik

Bobot: 0,0 = tidak penting

1,0 = sangat penting (Rangkuti, 2001)

Catatan: Jumlah bobot maksimal O + T = 1,0 begitu juga S + W = 1,0 (Rangkuti 2001).

Berdasarkan tabel 3 dan 4, diketahui bahwa skor IFAS kekuatan 2,24 dan kelemahan sebesar 0,58.

4.2. Pembahasan Kasus

Setelah matriks EFAS dan IFAS dibuat, langkah selanjutnya adalah merekapitulasi skor masing-

masing faktor peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan untuk menentukan titik koordinat yang

menggambarkan posisi kuadran AR Pengawasan di KPP PIT dengan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 5.

Rekapitulasi IFAS dan EFAS Analisis SWOT

Page 142: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

142

IFAS (S + W) 2,82 EFAS (O + T) 3,14

Total Skor Kekuatan (S) 2,24 Total Skor Peluang (O) 2,76

Total Skor Kelemahan (W) 0,58 Total Skor Ancaman (T) 0,38

S – W (2,24 – 0,58) 1,66 O – T 2,38

Berdasarkan tabel 5 di atas, terlihat bahwa titik koordinat strategi AR Pengawasan dalam rangka

meningkatkan penerimaan PPN di KPP PIT terletak pada titik sumbu kekuatan 1,66 dan 2,38.

Posisi kuadran dari strategi AR Pengawasan dalam rangka meningkatkan penerimaan PPN di KPP

PIT dapat sebagai berikut:

Berdasarkan hasil diagram cartesisus di atas, maka dapat disimpulkan bahwa posisi AR

Pengawasan KPP PIT dalam rangka meningkatkan penerimaan PPN berada pada kuadran I.

Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan

pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy) sehingga dapat meningkatkan

penerimaan PPN di KPP PIT. AR Pengawasan harus memanfaatkan dengan baik kekuatan yang

dimiliki untuk merebut kesempatan yang ada sehingga dapat meningkatkan penerimaan PPN di

KPP PIT. AR Pengawasan di KPP PIT harus meningkatkan aktifitas pengawasan kepada PKP,

meningkatkan produktifitas kerja demi mencapai target penerimaan PPN yang telah ditetapkan.

Peningkatan pengawasan dan kepatuhan perpajakan yaitu dalam rangka memastikan wajib pajak

melaksanakan kewajiban perpajakanya terkait PPN dengan benar serta terciptanya kepatuhan wajib

pajak secara sukarela dan berkesinambungan.

Menurut Rangkuti (2006), matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor

strategis perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

Page 143: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

143

ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimiliki. Strategi yang tepat untuk perusahaan yang berada pada kuadran I (S-O) adalah

strategi yang agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang.

Hal ini menunjukkan bahwa AR Pengawasan KPP PIT memiliki peluang dan kekuatan sehingga

dapat memanfaatkan peluang yang ada. Posisi ini membuktikan posisi AR Pengawasan di KPP PIT

yang kuat dan berpeluang. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah strategi yang

mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Sejalan dengan teori di

atas, AR Pengawasan harus memanfaatkan dengan baik kekuatan yang dimiliki untuk merebut

kesempatan yang ada sehingga dapat meningkatkan penerimaan PPN di KPP PIT. AR Pengawasan

di KPP PIT harus meningkatkan aktifitas pengawasan kepada PKP, meningkatkan produktifitas

kerja demi mencapai target penerimaan PPN yang telah ditetapkan. Peningkatan pengawasan dan

kepatuhan perpajakan yaitu dalam rangka memastikan wajib pajak melaksanakan kewajiban

perpajakanya terkait PPN dengan benar serta terciptanya kepatuhan wajib pajak secara sukarela dan

berkesinambungan. Meningkatkan kegiatan penegakan hukum dalam rangka terciptanya kepastian

dan keadilan hukum melalui pelaksanaan penegakan hukum yang berkeadilan. Melakukan

optimalisasi penggalian potensi dan pemungutan pajak PPN dalam rangka memastikan wajib pajak

memenuhi kewajiban pajaknya dilakukan melalui pendayagunaan data dan sistem informasi

perpajakan yang up to date dan terintegrasi.

Hal ini sejalan juga dengan penelitian-penelitian terdahulu bahwa petugas pajak harus aktif dalam

melakukan pengawasan kepada wajib pajak. Rohmat Hafinudin, Sahroni Djamhur Hamid dan

Mohammad Iqbal (2015) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul STRATEGI PENINGKATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) MELALUI PAJAK DAERAH DI KOTA MALANG

(STUDI PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MALANG), diketahui bahwa salah

satu strategi peningkatan pajak daerah Kota Malang yaitu melalui program intensifikasi.

Instensifikasi yang dilakukan adalah dengan melakukan penyesuaian tarif, peningkatan

pengawasan dan pengendalian pembayaran pajak daerah, peningkatan kualitas sumber daya

manusia Dispenda dan dengan menetapkan target penerimaan pajak daerah. Intensifikasi disini

artinya Dispenda yang bersifat proaktif, agresif dan antusiasme yang tinggi dalam upaya

meningkatkan PAD nya.

Kahar Haerah (2017) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul STRATEGI PENINGKATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DI

KABUPATEN JEMBER. Hasil penelitiannya adalah untuk meningkatkan penerimaan pajak daerah

khusus dari sektor pajak hotel dan restoran, maka salah satu pilihan strategi yang dapat dilakukan

adalah mengoptimalkan program intensifikasi Pajak Hotel dan Pajak Restoran dengan cara

pemanfaatan jaringan system informasi pelayanan pajak secara maksimal, meningkatkan

penyuluhan kepada wajib pajak, meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha dan masyarakat

dengan menyiapkan segala fasilitas hotel dan restoran yang lebih menarik, meningkatkan

kerjasama dan koordinasi dengan para pengusaha hotel dan restoran serta pihak terkait lainnya

untuk ikut bersama-sama menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban, penerapan pajak

online dan mengadakan sosialisasi kebijakan pajak hotel dan pajak restoran secara intensif.

Berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-39/PJ/2015 tanggal 29 Mei 2015

tentang Pengawasan Wajib Pajak dalam bentuk Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau

Keterangan, dan Kunjungan (Visit) kepada Wajib Pajak, sudah diatur dengan jelas bagi AR

Pengawasan dalam melakukan himbauan dan kunjungan kepada wajib pajak. Dalam hal

berdasarkan hasil penelitian dan analisis diketahui bahwa wajib pajak diduga belum memenuhi

Page 144: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

144

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, AR Pengawasan dapat meminta

penjelasan atas data dan/atau keterangan mengenai dugaan tersebut kepada wajib pajak. Wajib

pajak diberi kesempatan untuk menyampaikan klarifikasi atas permintaan penjelasan atas data

dan/atau keterangan tersebut dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah surat permintaan

penjelasan disampaikan. Dengan pertimbangan tertentu terhadap wajib pajak yang tidak

memberikan tanggapan dalam jangka waktu yang diberikan, Kepala Kantor Pelayanan Pajak masih

dapat memberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian penjelasan kepada wajib pajak paling

lama 14 (empat belas) hari setelah jangka waktu penyampaian penjelasan pertama berakhir.

Apabila wajib pajak tetap tidak merespon dalam kurun waktu tersebut, AR Pengawasan dapat

melakukan tindakan berupa mengirimkan kembali surat ke alamat yang benar apabila diketahui

surat kembali pos atau melakukan kunjungan (visit) kepada wajib pajak atau mengusulkan untuk

dilakukan pemeriksaan data konkret, pemeriksaan seluruh jenis pajak, atau pemeriksaan bukti

permulaan dalam hal terdapat indikasi tindak pidana perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Pasal 14 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa DJP

dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak dalam hal wajib pajak dikenai sanksi administrasi berupa

denda dan/atau bunga antara lain disebabkan karena wajib pajak tidak atau terlambat melaporkan

penyampaian SPT Masa PPN sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

Berdasarkan teori yang ada, penelitian-penelitian terdahulu dan ketentuan perpajakan yang telah

diungkapkan di atas, peneliti merumuskan strategi hasil analisis SWOT yang dapat dilihat pada

tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6.

Rekapitulasi Strategi SWOT

Page 145: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

145

5. SIMPULAN

Setelah dilakukan analisis SWOT dan pembahasan mengenai bagaimana strategi AR Pengawasan

KPP PIT dalam rangka meningkatkan penerimaan PPN dapat disimpulkan bahwa hasil diagram

cartesius menggambarkan bahwa posisi AR Pengawasan KPP PIT dalam rangka meningkatkan

penerimaan PPN berada pada kuadran I. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah

mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy) sehingga dapat

meningkatkan penerimaan PPN di KPP PIT.

Strategi yang paling efektif dalam rangka meningkatkan penerimaan PPN oleh AR Pengawasan di

KPP PIT adalah sebagai berikut:

Melakukan analisis yang komprehensif dan mendalam terhadap data yang diperoleh baik dari

internal dan eksternal dalam melakukan penggalian potensi PPN;

Melakukan mapping, profiling dan benchmarking wajib pajak. Kemudian dilanjutkan dengan

kunjungan dan penyisiran langsung ke tempat tinggal dan/atau lokasi usaha PKP yang menjadi

penentu penerimaan pajak di KPP PIT untuk menentukan kesesuaian data yang ada dengan kondisi

sebenarnya di lapangan;

Melakukan himbauan yang intensif melalui Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau

Keterangan apabila diketahui PPN tidak/kurang dibayar oleh PKP;

Menerbitkan Surat Tagihan Pajak sebagai sanksi administrasi atas semua PKP yang tidak atau

terlambat melaporkan SPT Masa PPN; dan

Melakukan pemeriksaan data konkret dan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPN

sebagai wujud penegakan hukum dan memberikan efek jera kepada PKP yang tidak/kurang

menyetorkan PPN.

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut :

Page 146: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

146

Strategi yang mendesak dan harus segera dilakukan oleh AR Pengawasan KPP PIT adalah

mengenal wajib pajak yang menjadi tanggung jawabnya “knowing your taxpayers”. Hal ini

dapat dilakukan dengan cara melakukan mapping, profiling dan benchmarking wajib pajak.

Kemudian dilanjutkan dengan kunjungan dan penyisiran langsung ke tempat tinggal

dan/atau lokasi usaha PKP yang menjadi penentu penerimaan pajak di KPP PIT untuk

menentukan kesesuaian data yang ada dengan kondisi sebenarnya di lapangan;

AR Pengawasan, atasan langsung dan kepala kantor harus bersinergi, bekerja sama,

berupaya semaksimal mungkin dalam rangka meningkatkan penerimaan PPN. Tercapainya

penerimaan PPN adalah tanggung jawab bersama bukan hanya berada di pundak AR

Pengawasan sehingga diharapkan peran dan dukungan oleh semua pihak di KPP PIT; dan

Peran serta dan dukungan Kantor Wilayah DJP Sumatera Selatan dan Kepulauan Bangka

Belitung dan Kantor Pusat DJP harus terus ditingkatkan terutama terkait penyediaan data

yang lebih akurat, kredible, penyempurnaan aturan perpajakan, dan perlindungan hukum

terhadap upaya kriminalisasi dari wajib pajak dan PKP kepada AR Pengawasan dalam

rangka melaksanakan tugas dan fungsinya.

REFERENSI

[1] Bryson, Jhon M., 2007, Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta.

[2] Hafinudin, R., Djamhur, H., & Iqbal, M. (2015). Strategi Peningkatan Pendapatan

Asli Daerah (Pad) Melalui Pajak Daerah Di Kota Malang (Studi Pada Dinas Pendapatan

Daerah Kota Malang). Jurnal Mahasiswa Perpajakan, 2(No. 2), 1–10.

[3] Hubeis, Musa dan Mukhamad Najib, 2014, Manajemen Strategi Dalam Pengembangan

Daya Saing Organisasi, PT Gramedia Kencana, Jakarta.

[4] Iswan Masirete. (2013). Strategi Peningkatan Penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor

dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Poso. Ekomen,

13(2), 36.

[5] Pearce JA, Robinson RB, 2013, Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi, dan

Pengendalian, Jilid 1, Binarupa Aksara, Jakarta.

[6] Presiden Republik Indonesia, 2009. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang

Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,

Jakarta.

[7] Rangkuti, Freddy, 2005, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta,

Gramedia Pustaka Utama.

[8] Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung,

Alfabeta.

Page 147: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

147

FUNGSI KOORDINASI BIDANG PROGRAM DAN BIDANG BINA

MARGA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

KABUPATEN OGAN ILIR

DODY ISFANSYAH1, LIN YAN SYAH

2

Pascasarjana,Universitas Bina Darma Palembang

email: [email protected]

Pascasarjana,Universitas Bina Darma Palembang

Email : [email protected]

Abstract

The research was titled "Function of coordinating Program field and building Department

of Public Works and organizing of Ogan Ilir County area". Research aims to improve the

productivity of performance in bureaucratic environment of Public works Department and

the arrangement of Ogan Ilir District in providing service for the community. Department

of Public Works and spatial arrangement of Ogan Ilir District which is responsible for

carrying out the processing of roads and bridges in the status of district roads, both related

to routine maintenance, improvement and development of the road network in The area of

Ogan Ilir Regency, while the field of water resources perform the task of the supply and

management of raw water especially for irrigation and clean water. To fulfill the challenge

and the direction of clear development in need of the state civil Apparatus (ASN) technical

and administrative areas of competence and dedication in public Works office and efficient

spatial arrangement and effectiveness. This research is a qualitative deskriftif because this

research uses a qualitative analysis method that describes a picture of the data in the form

of a word with the aim to understand a social situation, events, roles and groups. The data

collection techniques used are interviews with a number of related sections in the

coordination function of the Program field and the Bina Marga field. The function of

coordinating the field of Program and the field of Bina Marga in public Works department

and the arrangement of Ogan Ilir District can run as expected. This study discusses the

findings of the case from the planning, implementation, and evaluation aspects of the

Department of Public Works and the arrangement of Ogan Ilir District. Outline of the work

and execution time is not changed, only less coordination between the field of Program and

the field of Bina Marga in the implementation of activities. It is necessary to have a more

intensive system of surveillance conducted by the head of Dinas, head of field in the stages

of activities and the perpetrators of the activities that exist in the service is still ongoing

activities and activities have been Creating maximum results. Here researchers propose the

control system of activities during activities and after implementation

*** abstrak hanya boeh terdiri dari maksimal 150 kata. Mohon disingkat lagi

Keywords: Coordination, Planning, Implementation, and Evaluation.

Page 148: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

148

PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang jalan

menyatakan bahwa jalan merupakan salah satu prasaran yang penting dalam

pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dan

kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat dalam memajukan kesejahteraan

umum. pembangunan Pembangunan Infrastruktur memegang peranan penting sebagai

salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan

infrastruktur yang memadai sangat diperlukan. Sarana dan prasarana fisik, atau sering

disebut dengan infrastuktur, merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem

pelayanan masyarakat. Berbagai fasilitas fisik merupakan hal yang vital guna mendukung

berbagai kegiatan pemerintahan, perekonomian, industri dan kegiatan sosial di masyarakat

dan pemerintahan. Mulai dari sistem energi, transportasi jalan raya, bangunan-bangunan

perkantoran dan sekolah, hingga telekomunikasi, rumah peribadatan dan jaringan layanan

air bersih, kesemuanya itu memerlukan adanya dukungan infrastruktur yang handal

(Wirahadikusumah, 2009: 56)

Menurut pasal 11 dan pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, kewenangan daerah terdiri atas Urusan Pemerintahan Wajib yang

berkaitan dengan pelayanan dasar dan tidak berkaitan dengan pelayanan dasar, dan Urusan

Pemerintahan Pilihan (lkpj bupati ogan ilir, 2018:1). pada masa awal terbentuknya

Kabupaten Ogan Ilir pembangunan berorientasi pada pembukaan daerah-daerah terisolir

dan tertinggal, sehingga peran Pemerintah daerah sangat besar untuk mewujudkan dan

memenuhi harapan masyarakat. Pembangunan Infrastruktur jalan dan jembatan Kabupaten

Ogan Ilir cukup strategis karena banyak di lalui oleh Jalan Primer Nasional yang

menghubungkan antar Provinsi dan Jalan Primer Provinsi yang menghubungkan antar

kabupaten .

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang kabupaten ogan Ilir yang bertanggung jawab

untuk melaksanakan pengelolahan jalan dan jembatan yang berstatus jalan kabupaten, baik

yang terkait pemeliharaan rutin, peningkatan dan pembangunan jaringan jalan yang ada di

wilayah kabupaten ogan ilir, sedangkan bidang sumber daya air melaksanakan tugas

penyedian dan pengelolahan air baku khusunya untuk irigasi dan air bersih (rpjmd ogan ilir

2016:63-64). untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat tersebut Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang Kabuapaten Ogan Ilir memprioritaskan menyediakan

infrasturktur jalan dan jembatan dengan kwalitas yang baik baik meningkatkan akses antar

pusat kegiatan agar lebih maksimal (lkpj 2018 IV-118), dan untuk daya tempuh yang lebih

singkat dan mendukung perekonomian masyarakat. Untuk memenuhi tantang dan arah

pembangunan yang jelas di butuh Aparatur Sipil negara (ASN) bidang teknis maupun

administrasi yang kompetensi dan dedikasi tinggi.

Dinas tersebut mempunyai struktur organisasi dengan 5 bidang kerja di bawah langsung Kepala

Dinas. Keberhasilan mencapai tujuan tergantung pada pemilihan tujuan yang akan dicapai, Agar

tujuan organisasi tersebut dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan, maka aspek yang

diperhatikan adalah faktor manusia Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam fungsi koordinasi bidang

Page 149: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

149

program dan bina marga didalam organisasi didinas. Sehubungan dengan proses perkembangan

didinas masih terdapat beberapa kendala seperti : masih kekurangan Sumber daya manusia

Aparatur Sipil Negara (ASN) baik itu secara jumlah maupun kompetensi, hal ini mengakibatkan

proses kegiatan dari perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi tidak sesuai dengan prosedur dan

standar yang ada ddiinas.

Upaya meningkatkan produktivitas kinerja di lingkungan birokrasi diperlukan suatu alur koordinasi

yang efektif. Hal inilah yang mendasari pemikiran penulis bahwa Fungsi Koordinasi Bidang

Program dan Bidang Bina Marga di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Ogan Ilir. Hal ini fungsi koordinasi diperlukan dalam menjalankan kegiatan

pelaksanaan tugas Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat

secara efektif dan efisien.

Berdasarkan permasalahan yang telah di gambarkan pada identifikasi kasus di atas, maka peneliti

merumuskan permasalahan. Bagaimanakah efektifitas fungsi Koordinasi dalam perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya di Dinas Pekerjaan Umum

dan penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir. Tujuan dari penelitian internship ini untuk mengetahui

efektifitas fungsi koordinasi bidang program dan bidang bina marga di Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir.

Penelitian yang dilakukan penulis adalah termasuk penelitian kualitatif deskriptif, dengan jenis

penelitian berupa studi kasus.Menurut Nazir (2003) menyatakan penulisan deskriptif adalah suatu

metode dalam penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dalam penelitian

deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan yang sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan

penelitian kualitatif artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data

tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan, memo, dan

dokumen resmi lainnya, sehingga menjadi tujuan dari penelitian kualitatif.

Penelitian ini mendeskripsikan keadaan, penggambaran fungsi koordinasi bidang

Program dan bidang Bina Marga di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Ogan Ilir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif disajikan secara

deskriftif.

KAJIAN LITERATUR

PEMBAHASAN

Pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir fungsi

perencanaan dilaksanakan oleh bidang Program dengan tugas rinci berupa penyusunan

program, menganalisa dan mengevaluasi, mengembangkan, perencanaan teknis dan

menangani jaringan jalan dan jembatan, pelaksanaan survei, meneliti mengenai dampak

lingkungan dan studi kelayakan di bidang pengembangan jalan dan jembatan.

Hasil wawancara kepala bidang Program mengemukakan pernyataan sebagai berikut :

“ Perencanaan berawal dari usulan masyarakat dituangkan menjadi penyusunan doukmen

Rencana Kerja (RENJA), Rencana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan

Page 150: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

150

Anggaran (DPA). program-program dan kegiatan yang tertuang dalam Dokumen

Pelaksanaan Anggran (DPA), selanjutnya oleh bidang Program disusun menjadi

perencanaan teknis kegiatan” (sumber wawancara dengan kepala bidang progam tanggal

24 Juni 2019).

Berdasarkan hasil temuan pada Laporan hasil audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)

perwakilan Sumatera selatan. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Ogan Ilir belum sepenuhnya menjalankan fungsi koordinasi secara efaktip pada aspek

perencanaan dan pelaksanana pada bidang dan fungsinya masing-masing secara struktural.

Seharusnya Perencanaan dibuat berdasarkan feed back dari Evaluasi pelaksaanan kegiatan

sebelumnya dan usulan kegiatan jalan dan jembatan yang diterima dari masyarakat

kemudian diolah menjadi dokumen perencanaan umum untuk selanjutnya di jadikan

dokumen perencanaan teknis untuk dijadikan pedoman tahap pelaksanaan.

Hal ini dikuatkan oleh kepala seksi perencanaan jalan dan jembatan yang mengemukakan

pendapat sebagai berikut :

“Seharusnya Perencanaan berawal dari Hasil Evaluasi dari Kegiatan sebelumnya dan

diambil dari usulan masyarakat akan dijadikan perencanaan teknis untuk pelaksanaan

kegiatan. Produk hasil perencanaan teknis berupa Bill of Quantity, Shop Drawing, jadwal

pelaksanaan dan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang pada saat pelaksanaan kegiatan/

lelang, pejabat pembuat komitmen/ PPK harus menterjemahkan hasil perencanaan teknis

menjadi dokumen lelang disesuaikan dengan lokasi pekerjaan, item pekerjaan, harga

satuan standar, dan jadwal pekerjaan untuk kegiatan yang dikelolahnya”

(sumber wawancara dengan kepala seksi perencanaan tanggal 25 Juni 2019).

Contoh kasus pada kegiatan Pembangunan Tembok Penahan Tanah Desa X tahun

anggaran 2017 terjadi item-item pekerjaan yang tidak sesuai dengan shop drawing/gambar

kerja berupa :Setelah diidentifikasi maka hasil pelaksanaan pekerjaan yang terpasang tidak

sesuai dengan shop drawing/gambar kerja yaitu : di dalam pelaksanaan terpasang sheet pile

type II, sedang didalam shop drawing/gambar kerja tercantum sheet pile type IV. Dalam

perencanaan Kedalaman sheet pile type IV semula 30 meter, terpasang dipelaksanaan

pekerjaan 12 meter, bahkan ada beberapa item pekerjaan tertuang di shop drawing seperti :

baja propil U channel 150x75x8x6 dan pengikat sling baja 3D 25 sedangkan di dalam

Rencana Aggaran Biaya (RAB) tidak ada item tersebut. Akan tetapi secara garis besar

pekerjaan ini dari segi volume item pekerjaan dan waktu pelaksanaan tidak mengalami

perubahan. (gambar temuan kasus terlampir).

Pada temuan kasus tersebut tidak sesuai dengan teori Thompson (2003) koordinasi saling

ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence), merupakan hubungan memberi

dan menerima antar satuan organisasi. Di bidang program dan bidang Bina Marga masih

belum dilakukan koordinasi saling ketergantungan timbal balik secara efektif dan

seringkali masih terjadi kurang terjalin komunikasi yang baik antara pelaksana

perencanaan dan pelaksana kegaiatan, dan ada faktor penghambat dalam perbedaan dalam

sikap dan cara kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian pelaksana kegiatan sering

terjadi perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu. Selain tidak sesuai dengaan

Page 151: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

151

teori koordinasi temuan kasus ini tidak sesuai dengan Surat edaran Dirjen Bina Marga

nomor 02/SE/Db/2018 tentang Spesifikasi umum 2018 untuk pekerjaan kontruksi jalan dan

jembatan, Peraturan Bupati Ogan Ilir nomor : 01 tahun 2019 tentang Petunjuk pelaksanaan

anggaran pendapatan dan belanja daerah, tanggal 01 Januari 2019.

Menilai keberhasilan dan efektifitas waktu dalam pelaksanakan program dan kegiatan di

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir , peran pelaksana

kegiatan harus menjalankan tugas dan fungsinya. Kepala dinas selaku penguna anggaran

harus dapat mengendalikan/memastikan staft-stafnya telah bekerja sesuai dengan peran

dan fungsi sebagai pelaksana kegiatannya dan memastikan pelaksanaan kegaiatan tersebut

sesuai dengan prosedur dan dokumen perencanaan yang telah disusun.

Menurut wawancara dengan Kepala dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Ogan Ilir mengungkapkan :

“Saya selaku Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir

harus memastikan program-program dan kegiatan yang telah dianggarkan dapat berjalan

dengan baik, untuk itu evaluasi pelaporan berjenjang harus berjalan mulai dari pengawas

teknis yang melakukan pelaporan tiap minggu kepada Pejabat pembuat Komitmen, sedang

Pejabat Pembuat Komitmen harus melakukan pelaporan rutin sesuai dengan progres fisik

lapangan kepada saya selaku Kepala Dinas. Untuk itu Pejabat pembuat komitmen, Tenaga

pengawas teknis harus memahami prosedur standar pelaporan teknis di Dinas Pekerjaan

umum daan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir” (sumber wawancara dengan Kepala

Dinas tanggal 25 Juni 2019).

Evaluasi berjenjang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir

masih belum bisa dipahami oleh seluruh pelaksana kegiatan dalam hal prosedur dan

produk yang dihasilkan dari pelaporan yang berasal dari lapangan. Temuan kasus ini

dikuatkan oleh Pengawas teknis lapangan kegiatan jalan dan jembatan mengemukakan

pendapat sebagai berikut :

“kami pengawas teknis lapangan hanya melakukan pelaporan akhir setelah pelaksanaan

kegiatan telah selesai mencapai 100 persen dilapangan. Kendala-kendala yang ada

dilapangan kami laporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen hanya melalui lisan dan

apabila kendala-kendala tidak bisa diselesaikan maka Pejabat Pembuat Komitmen

melakukan laporan kepada Kepala Dinas. Dalam menjalan tugas pengawas lapangan kami

berkoordinasi dengan pelaksana pihak ketiga, sering terjadi kendala intruksi-intruksi yang

kami lakukan tidak tercatat dalam notulen rapat karena seringkali tidak adanya kantor

direksi yang semestinya disiapkan oleh pihak ketiga”

(sumber wawancara dengan pengawas teknis lapangan tanggal 01 Juli 2019).

Temuan kasus ini tidak sesuai dengan Teori Manajemen yang dikemukakan oleh Tague-Sutclife

(1996) yang menyatakan (a systematic process of determining the extent to which

instructional objective are achieved by pupils). Evaluasi bukan sekadar menilai suatu

aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai

sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas. Temuan

Kasus ini tidak sesuai dengan pendapat Arikunto dan Cepi (2008) tentang Evaluasi adalah

Page 152: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

152

kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya

informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil

sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-

informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan

diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Temuan Kasus ini tidak sejalan Peraturan

Bupati Ogan Ilir nomor : 01 tentang Petunjuk pelaksanaan anggaran pendapatan dan

belanja daerah, tanggal 01 Januari 2019

Contoh kasus pada kegiatan Peningkatan jalan ruas X tahun anggaran 2018 terjadi

perbedaan nilai bobot kemajuan fisik pekerjaan yang diterlihat dari pelaporan: laporan

mingguan, laporan bulan dan jadwal pekerjaan yang dibuat oleh pengawas teknis lapangan

dan konsultan supervisi. Akibat adanya perbedaan pelaporan dan pelaporan dilakukan

akhir kegiatan saja Pejabat Pembuat Komitmen susah dalam kontrol kemajuan fisik atas

pekerjaan tersebut. (laporan terlampir)

Evaluasi berjenjang harus dijalankan saat pelaksanaan sedang berlangsung untuk

memecahkan permasalahan dalam pelaksanaan dan evaluasi juga dijalankan setelah

pelaksanaan telah usai pencapaian prioritas dari pelaksanaan. Didalam evaluasi untuk

menyatukan dan menselaraskan pelaksana kegiatan koordinasi horizontal Interdiciplinary,

Koordinasi dalam rangka mengarahkan, menyatukan tindakan, mewujudkan, menciptakan

disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain secara intern maupun ekstern pada

unit-unit yang sama tugasnya, masih belum dilakukan secara efektip, hal ini terlihat pada

hubungan pelaksana kegiatan saat kegiatan yang masih berlangsung dan kegiatan telah

selesai. Pelaporan teknis kegiatan yang dilakukan oleh tim pengawas lapangan

kepada pimpinan kegiatan PPK tidak selaras dengan hasil pelaporan konsultan supervisi

dalam kegiatan jalan dan jembatan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabuapeten Ogan Ilir. Hal ini berakibat kesulitan dalam menentukan nilai

penyimpangan/deviasi bobot pekerjaan yang ada dilapangan dengan jadwal pekerjaan yang

telah disepakati.

Pada temuan kasus tersebut tidak sesuai dengan pendapat Hasibuan tahun 2007, koordinasi

horizontal Interdiciplinary, Koordinasi dalam rangka mengarahkan, menyatukan tindakan,

mewujudkan, menciptakan disiplin antara unit yang satu dengan unit yang lain secara

intern maupun ekstern pada unit-unit yang sama tugasnya dan. Disini pelaksana kegiatan

PPK belum melakukan koordinasi horizontal Interdiciplinary secara efektif, terlihat tidak

mampu mengkoordinasikan antara tenaga pengawas lapangan dan konsultan supervisi

sehingga penyampaian hasil pelaporan dari lapangan kegiatan pelaksanaan tidak tepat

waktu sesuai jadwal pelaporan, dan seringkali masih terjadi tidak terjalin komunikasi yang

baik antara pelaku pelaksana kegiatan. Salah satu faktor penghambat dalam perbedaan

dalam cara kerja yang mempersulit tugas pengkoordinasian yaitu perbedaan dalam

orientasi antar-pribadi. Sedangkan dalam kegiatan evaluasi memerlukan komunikasi dan

pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar.

Selain tidak sesuai dengaan teori koordinasi horizontal diatas temuan kasus ini tidak sesuai

dengan Surat edaran Dirjen Bina Marga nomor 02/SE/Db/2018 tentang Spesifikasi umum

2018 untuk pekerjaan kontruksi jalan dan jembatan yang menyatakan Pelaksanaan kegiatan

Page 153: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

153

harus mengacu pada jadwal pekerjaan yang telah diajukan oleh pihak ketiga melakukan

penawaran pekerjaan saat lelang pengadaan barang dan jasa, Peraturan Bupati Ogan Ilir

nomor : 01 tahun 2019 tentang Petunjuk pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja

daerah, tanggal 01 Januari 2019. tentang tugas dan fungsi sebagai pelaksana kegiatan.

Temuan kasus ini tidak sesuai dengan Teori Manajemen yang dikemukakan oleh Stoner (2015), yang

menyatakan management is the process of planning, organizing, leading, and controlling the

efforts of organization members and of using all other organizational resources to achieve

stated organizational goals (manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh

sumber daya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi)

Temuan Kasus ini tidak sesuai dengan pendapat Wijono (1997) tentang Pelaksanaan (Actuating) adalah

fungsi yang teramat penting dalam manajemen. Seringkali diketahui perencanaan dan pengorganisasiannya

bagus, namun dikarenakan kurangnya kemampuan pelaksanaan, hasil kegiatan suatu pekerjaan belum

seperti diharapkan. Temuan Kasus ini tidak sejalan dengan PerMen PUPR dengan Surat Edaran dirjen

Bina Marga tentang tentang Spesikasi Umum tahun 2018. Temuan Kasus ini tidak sejalan dengan

Peraturan Bupati Ogan Ilir nomor : 01 tentang Petunjuk pelaksanaan anggaran pendapatan

dan belanja daerah, tanggal 01 Januari 2019

Menurut wawancara dengan Kepala dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kabupaten Ogan Ilir mengungkapkan :

“Saya selaku Kepala Dinas Pekrjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir

ditunjuk oleh Bupati Ogan ilir sebagai pengguna anggaran untuk melaksanakan program-

program dan kegiatan yang telah dianggarkan dalam anggaran tahun berjalan. Agar

program dan kegiatan dapat berjalan oleh karena itu saya menunujuk pejabat pelaksana

kegiatan yang terdiri dari : Pejabat pembuat komitmen, Pejabat peleksana teknis kegiatan,

Tenaga pengawas teknis dan Pejabat penataushaan keuangan atau Bendahara pengeluaran”

(sumber wawancara dengan kepala bidang progam tanggal 25 Juni 2019).

Berdasarkan hasil temuan pada Lapor hasil audit Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)

perwakilan Sumatera selatan terungkap bahwa dalam menjalankan pelaksanaan program-

program dan kegiatan dalam bidang pembangunan jalan dan jembatan kabupaten Ogan Ilir,

masing-masing pejabat struktural seharusnya menjalankan Tugas Pokok dan fungsi

(Tupoksi) pelaksana kegiatan yang tertuang dalam Peraturan Bupati Ogan Ilir nomor : 01

tentang Petunjuk pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah, tanggal 01 Januari

2019 tentang Petunjuk pelaksanaan pada butir 2 yang tidak dilaksanakan sebagaimana

mestinya.

Pada temuan kasus tersebut tidak sesuai dengan teori James D. Thompson, dan pendapat

Handoko (2003:196), tentang koordinasi saling ketergantungan timbal balik (reciprocal

interdependence), merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.

Di bidang program dan bidang Bina Marga masih belum dilakukan koordinasi saling

ketergantungan timbal balik secara efektif dan seringkali masih terjadi kurang terjalin

komunikasi yang baik antara pelaksana perencanaan dan pelaksana kegaiatan. Selain tidak

sesuai dengaan teori koordinasi temuan kasus ini tidak sesuai dengan Surat edaran Dirjen

Page 154: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

154

Bina Marga nomor 02/SE/Db/2018 tentang Spesifikasi umum 2018 untuk pekerjaan

kontruksi jalan dan jembatan, Peraturan Bupati Ogan Ilir nomor : 01 tahun 2019 tentang

Petunjuk pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah, tanggal 01 Januari 2019.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pada aspek perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan pada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang kabupaten Ogan Ilir diperlukan suatu koordinasi yang lebih efektif dan

komunikasi yang baik antar bidang Program dan bidang Bina Marga, karena urutan kegiatan tidak

bisa dipisahkan satu lainnya, Aspek perencanan merupakan arah mencapai tujuan yang pada aspek

pelaksanaannya diperlukan suatu tindakan bersama untuk mencapai tujuan sedangkan evaluasi

menjadi acuan untuk perencanaan kegiatan selanjutnya. Seringkali diketahui perencanaan dan

pengorganisasiannya bagus, namun dikarenakan kurangnya kemampuan pelaksanaan, hasil kegiatan suatu pekerjaan

belum seperti diharapkan. Evaluasi berjenjang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten

Ogan Ilir masih belum bisa dipahami oleh seluruh pelaksana kegiatan dalam hal prosedur dan

produk yang dihasilkan dari pelaporan yang berasal dari lapangan. Disini Pelaksana kegiatan PPK

tidak mampu mengkoordinasikan antara tenaga pengawas lapangan dan konsultan supervisi

sehingga penyampaian hasil pelaporan dari lapangan kegiatan pelaksanaan tidak tepat waktu sesuai

jadwal pelaporan. Salah satu faktor penghambat dalam perbedaan dalam sikap dan cara kerja yang

mempersulit tugas pengkoordinasian pelaksana kegiatan sering terjadi perbedaan dalam orientasi

terhadap tujuan tertent, sedangkan didalam evaluasi terjadi perbedaan dalam orientasi antar-pribadi,

padahal dalam kegiatan evaluasi memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat

agar prosesnya lancar.

Saran

Saran diperlukan suatu sistem pengawasan melekat yang lebih intensip yang dilakukan Kepala

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir, Kepala Bidang-Bidang dalam

tahapah-tahapan kegiatan dan pada pelaku pelaksana kegiatan yang ada di dinas baik itu kegiatan

masih berlangsung maupun sesudah kegiatan telah dilaksanakan sehingga menciptakan hasil yang

maksimal. Disini peneliti mengusulkan sistem pengendalian kegiatan saat kegiatan berlangsung

maupun setelah pelaksanaan kegiatan. Hal ini berguna untuk sebagai evaluasi dan acuan

perencanaan kegiatan selanjutnya. Untuk melaksanakan program dan kegiatan di Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ogan Ilir, Kepala dinas selaku penguna anggaran

menunjuk PPK, PPTK, pengawas teknis lapangan, dan pejabat penatausahaan keuangan yang

mengerti dan memahami Peraturan yang diturunkan melalui Undang-Undang berupa PerMen

PUPR, Surat edaran Dirjen Bina Marga nomor 02/SE/Db/2018 tentang Spesifikasi umum 2018

untuk pekerjaan kontruksi jalan dan jembatan, Peraturan Bupati Ogan Ilir nomor : 01 tentang

Petunjuk pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah, tanggal 01 Januari 2019.

Peningkatan pemahaman akan tugas dan fungsi pada (ASN) dalam pelaksanaan kegiatan, hal ini

untuk memperkecil kesalahan maupun penyelewengan yang mungkin terjadi dalam proses

pelaksanaan kegiatan dalam pelayan kepada masyarakat, melalui peningkatan kompetensi sumber

ASN seperti peningkatan pendidikan, pelatihan,seminar, bimbingan teknis dan sebagainya.

4. REFERENSI

Page 155: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

155

[1] Handayadiningrat, Soewarno. 1985. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan

Manajemen. Jakarta : Gunung Agung

[2] Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi 2.

Yogyakarta : BPFE

[3] Hasibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya. Jakarta : Bumi Aksara

[4] Nawawi, Hadari. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Gajah Mada

Unversity

[5] Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

[6] Sanusi, Anwar. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat

[7] Sugiyono. 2004. Metode Penelitian. Bandung Alfabeta

[8] Tim Penyusun. 2016. Rancangan akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJM) Kabupaten Ogan Ilir tahun 2016-2021.Ogan Ilir : BAPEDA

[9] Tim Penyusun. 2017. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Ogan

Ilir tahun 2018. Ogan Ilir : BAPEDA

[10] Tim Penyusun. 2018. Surat Edaran Dirjen Bina Marga. Ogan Ilir : Peraturan Bupati

[11] Wijono, Sutarto. 1997. Kepuasaan Kerja Dalam Buku Psikologi. Jakarta : Kencana

Prenada Media

[12] Wirahadikusuma, dkk. 2009. Kebutuhan dan Tantangan Pendidikan Infrastruktur.

Bandung : Graha Ciumbuluit

Page 156: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

156

MEMAKSIMALKAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN BANK NEGARA

INDONESIA DENGAN MENEKAN TURNOVER KARYAWAN

Bella Destriana, Lin Yan Syah

Program Magister Manajemen, Universitas Bina Darma

Email : [email protected]

ABSTRACT

The causes of decreased employee productivity is the occurrence of turnover in a company.

one of the efforts to increase employee productivity by suppressing employee turnover.

The function of research is aims to find out and analyze the causes of turnover in the

company. The study was conducted at BNI Palembang Main Branch Office. Data were

collected through interviews with a sample of 5 people as informants. The findings of this

study are the factors causing employee turnover at BNI Palembang Main Branch Office,

namely the existence of individual personality mismatches to the work undertaken, the

emergence of dissatisfaction with work, performance appraisal is still subjective, age level

affects employee maturity of the work undertaken, marital status for the women choose to

join their husbands move out of town. Companies should conduct performance evaluations

so that employee turnover can be minimized.

Keywords : Employee Turnover, Employee Productivity

ABSTRAK

Penyebab menurunnya produktivitas karyawan yakni terjadinya turnover di perusahaan.

Upaya perusahaan meningkatkan produktivitas dengan menekan turnover karyawan.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa penyebab terjadinya turnover di

perusahaan. Penelitian dilakukan di BNI Kantor Cabang Utama Palembang. Data

dikumpulkan melalui wawancara dengan sample sebanyak 5 orang sebagai informan.

Temuan penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya turnover karyawan di BNI Kantor

Cabang Utama Palembang yakni adanya ketidaksesuaian kepribadian individu terhadap

pekerjaan yang dijalani, timbulnya ketidakpuasan terhadap pekerjaan, Penilaian kinerja

masih bersifat subyektif, tingkat usia mempengaruhi kedewasaan karyawan terhadap

pekerjaan yang dijalani, status marital untuk kaum wanita memilih untuk turut suami

pindah keluar kota. Perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi kinerja sehingga turnover

karyawan dapat di minimalisir.

Kata Kunci : Turnover Karyawan, Produktivitas Karyawan

PENDAHULUAN

Page 157: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

157

Perusahaan yang berkualitas baik tentu saja terdapat karyawan-karyawan berkompeten

yang menjalankannya karena merupakan pelaksana kerja bagi perusahaan dan sebagai roda

utama untuk mencapai semua target yang sesuai dengan visi misi perusahaan itu sendiri.

Perusahaan dapat mengganti karyawan yang tidak berkompeten atau tidak adanya

kontribusi sama sekali bagi perusahaan, sehingga akan terjadi pergantian karyawan secara

berkala.

Akan tetapi apabila karyawan mengalami ketidakpuasan dalam bekerja, karyawan akan

cenderung merasa mereka akan mengambil keputusan untuk mundur atau berhenti dari

tempat mereka bekerja. Sebaliknya apabila mereka merasa puas dalam pencapaian kerja,

maka mereka akan bertahan di perusahaan tersebut.

Dampak pengunduran diri karyawan mengharuskan perusahaan tersebut menyeleksi dan

merekrut tenaga kerja yang baru. Namun dalam prosesnya berkurangnya karyawan dapat

menurunkan produktivitas dari karyawan lainnya, dalam hal ini kekurangan satu orang

karyawan di dalam tim akan membuat kesulitan dalam bekerja, bisa saja beberapa

karyawan merangkap atau bekerja ganda sehingga dapat mengurangi produktivitas

karyawan itu sendiri, perusahaan juga dapat mengalami kerugian finansial untuk merekrut

karyawan baru hal demikian tetap harus dijalankan untuk memenuhi segala aktivitas

perusahaan dapat berjalan lancar dan baik. Pengelola unit SDM merasa kebingungan dalam

memilih dan memilah lagi karyawan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan oleh

perusahaan karena kalau tidak akan terasa sia-sia (lathifah:2008).

Tahun 2018 turnover karyawan di BNI KCU Palembang cukup meningkat dari tahun

sebelumnya, berdasarkan data yang diterima tiap bulan turnover yang terjadi rata-rata 1

pegawai per bulan yang berhenti sehingga jika dilihat dimana suatu perusahaan besar

membutuhkan sumber daya yang mencukupi dengan tujuan dapat menghasilkan

produktivitas karyawan yang maksimal.

KAJIAN LITERATUR

Menurut Mathis dan Jakcson (2006) alasan karyawan mengundurkan diri : (1) Komponen

organisasional, nilai dan budaya, strategi dan peluang, dikelola dengan baik terorientasi

pada hasil, kontinuitas dan keamanan kerja; (2) Peluang karier, kontinuitas pelatihan,

pengembangan dan bimbingan, perencanaan karier; (3) Hubungan karyawan, perlakuan

yang adil/tidak diskriminatif, dukungan dari supervisor/manajemen, hubungan rekan kerja;

(4) Penghargaan, gaji dan tunjangan yang kompetitif, perbedaan penghargaan kinerja,

pengakuan, tunjangan dan bonus special; (5) Rancangan tugas dan pekerjaan, tanggung

jawab dan otonomi kerja, fleksibilitas kerja, kondisi kerja, keseimbangan kerja/kehidupan.

Turnover karyawan dapat menjadi permasalahan didalam perusahaan yang memiliki

banyak faktor penyebabnya. Salah satu yang dapat menjadi penyebab terjadinya turnover

itu adalah ketidak-sesuaian kepribadian. Menurut (Robbins: 2006) menyatakan bahwa

ketidak-sesuaian antara kepribadian karyawan dengan pekerjaan yang mereka jalani, juga

merupakan penyebab tidak munculnya kepuasan kerja sehingga menimbulkan perilaku

turnover. Perilaku turnover dapat juga dipengaruhi faktor diantaranya yakni gaji yang

Page 158: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

158

sedikit, hubungan di lingkungan internal perusahaan, dan pekerjaan yang lebih disukai oleh

karyawan itu sendiri.

Menurut (Mathis dan Jakcson:2006) alasan karyawan mengundurkan diri : (1) Komponen

organisasional, nilai dan budaya, strategi dan peluang, dikelola dengan baik terorientasi

pada hasil, kontinuitas dan keamanan kerja; (2) Peluang karier, kontinuitas pelatihan,

pengembangan dan bimbingan, perencanaan karier; (3) Hubungan karyawan, perlakuan

yang adil/tidak diskriminatif, dukungan dari supervisor/manajemen, hubungan rekan kerja;

(4) Penghargaan, gaji dan tunjangan yang kompetitif, perbedaan penghargaan kinerja,

pengakuan, tunjangan dan bonus special; (5) Rancangan tugas dan pekerjaan, tanggung

jawab dan otonomi kerja, fleksibilitas kerja, kondisi kerja, keseimbangan kerja/kehidupan.

METODE PENELITIAN

Penulisan internship ini, menggunakan pendekatan metode kualitatif. Pendekatan

ini dipilih karena berdasarkan dari data yang diambil dan membuat sampling wawancara

beberapa karyawan dan mantan karyawan, menghubungkan data dengan teori-teori, dan

menginterpretasikan dalam menganalisa penyebab terjadinya turnover karyawan BNI di

Kantor BNI Cabang Utama Palembang.

Penelitian berlangsung antara bulan April sampai dengan Juni 2019 dan berlokasi

di Kantor BNI Cabang Utama Palembang Jalan Sudirman No. 142 Palembang.

Penelitian ini bersumber dari perilaku dan pengakuan langsung dari mantan

karyawan yang sudah berhenti dengan alasan-alasan tertentu, dan sumber-seumber lainnya

sebagai data pendukung. Adapun sumber data sebagai berikut :

1. Karyawan yang sudah berhenti bekerja;

2. Tim Unit Sumber Daya Manusia BNI KCU Palembang;

3. Aturan-aturan Internal BNI lainnnya.

Penelitian ini menggunakan kerangka konseptual yang mengutip teori menurut Robbins

(2006) :

ORGANIZATIONAL-LEVEL

CHARACTERISTICS

Struktur organisasi

Job Design

Stress Kerja

Reward & pension plans

Performance evaluation system

Page 159: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

159

Dari data tersebut diatas, dalam hal ini kerangka pemikiran membagi 2 kelompok yaitu

karakteristik tingkat organisasi dan karakteristik tingkat individu. Dari kedua tingkatan

tersebut saling berpengaruh satu sama lain, akan tetapi perilakunya belum terwujud.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini terbagi menjadi tiga bagian agar lebih sistematis dan tearah untuk

menghasilkan dan menemukan inti dari permasalahan, sebagai berikut:

Deskripsi informan penelitian

Deskripsi hasil penelitian

Rangkuman penelitian

Deskripsi Informan Penelitian

Dari semua informan, tidak keberatan untuk dimintakan keterangan dan dituangkan

namanya, adapun informan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ibu Revita (Ex Customer Service) proses penelitian melalui via telepon.

Ibu Revita sebagai informan pertama, beliau sudah tidak lagi bekerja di BNI KCU

Palembang. Tidak ada paksaan dan perasaan canggung dalam penyampaian selama

wawancara dengan peneliti. karena peneliti dan beliau telah saling mengenal sejak peneliti

bergabung di BNI sejak tahun 2017.

Ibu Dessy S (Ex Pemimpin Kantor Kas)

Ibu Dessy sebagai informan kedua, peneliti sudah mengenal baik dengan Ibu Dessy .

beliau orangnya sangat baik, murah senyum dan tidak kenal lelah. Beliau seorang single

parent yang kuat dan tangguh, peneliti sangat kagum dan berterima kasih kepada Ibu Dessy

karena sudah mau membantu peneliti dalam penulisan ini.

Ibu Nia Nurul Sabrina (Ex Customer Service dan Teller)

INDIVIDUAL-LEVEL CHARACTERISTICS

Personality job fit

Kepuasan Kerja

Performance Evaluation System

Usia

Status Marital

Turnover

Page 160: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

160

Ibu Nia sebagai informan ketiga, aktivitas beliau saat ini mengurus rumah tangga setelah

resign dari BNI. Ibu Nia setuju untuk dimintakan keterangan dan pengalaman yang selama

ini dihadapi ketika masih bekerja dulu.

Bapak Doni (Penyelia SDM KCU Palembang)

Informan yang satu ini pun tidak kalah ramahnya dari informan yang lainnya. Selain itu

beliau juga orang yang humoris dan tegas dalam membuat keputusan. Beliau juga tidak

segan-segan membantu mencarikan data-data yang bermanfaat bagi penelitian ini.

Tio Suhada (Ex Teller KCU Palembang)

Tio Suhada sebagai informan terakhir. Peneliti menilai kinerja informan ini masih minim

pengalaman, dan hanya bertahan 3 bulan bekerja di BNI.

Deskripsi Hasil Penelitian (Wawancara)

Wawancara 1

Penelitian karyawan BNI khususnya jalur Asistant Development Program (ADP) melalui

proses tahapan-tahapan yakni, (1) Wawancara awal dan Administrasi, tes tertulis

(psikotes), wawancara psikotes, wawancara user dan tes kesehatan. Setelah melalui proses

tersebut calon karyawan melakukan pelatihan selama kurang lebih 2-3 minggu lamanya,

kemudian dapat langsung On Job Training (OJT). Hal ini diungkapkan oleh Penyelia

Sumber Daya Manusia (SDM), dapat dilihat dari petikan wawancara berikut :

“Dalam proses pelatihan, perusahaan belum tahu secara pasti apakah calon karyawan telah

sesuai dengan pekerjaan yang akan ia jalani, dimana pekerjaan tersebut membutuhkan

skill, kecepatan, akurasi dan ketelitian yang baik kemudian mereka juga dituntut untuk

selalu berpenampilan menarik, dan melakukan 3S yaitu Senyum Sapa Salam kepada

nasabah. Ketika mereka berhadapan langsung dengan situasi yang real disitulah mereka

baru merasakan sesuai ataupun tidak sesuai dengan kepribadian yang mereka miliki”.

Turnover dapat terjadi karena ketidaksesuaian kepribadian yang dimiliki dengan pekerjaan.

Yang mereka rasakan tidak menyenangkan, mereka dengan cepat bisa mengajukan

pengunduran diri karena menganggap bukan bidangnya, dan dapat mencari pekerjaan lain

yang sesuai dengan jiwa mereka dan tidak sanggup dengan beban pekerjaan yang mereka

terima. mereka juga akan berfikir untuk mengundurkan diri karena merasa masih punya

kesempatan untuk mencari kerja ditempat lain, Hal ini juga telihat dari salah satu karyawan di

BNI KCU Palembang yang bekerja sebagai Teller, ia menyatakan :

“Saya merasa tidak cocok bekerja dibawah tekanan dan dituntut untuk teliti dalam

menghitung uang dengan waktu yang cepat. Saya bukan tipe orang yang cekatan, saya tipe

nya agak sedikit slow, mungkin juga karena sudah terbiasa dengan sikap yang seperti itu.

Jadi, saya berfikir untuk mencari kerja di tempat lain saja yang sesuai dengan karakter

saya”.

Page 161: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

161

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dari salah satu karyawan Teller, ia optimis akan

mendapatkan pekerjaan baru yang sesuai dengan kepribadian dan keahliannya.

Wawancara 2

Kepuasan kerja karyawan BNI KCU Palembang, hal ini dirasakan target dibebankan

kepada mereka berbeda-beda dan tergantung posisi yang mereka jalani. Terutama untuk para

karyawan dilapangan yang mempunyai target, sebagian karyawan merasa target yang

dibebankan kepada mereka terlalu besar. Sehingga dapat menimbulkan rasa ketidakpuasan

terhadap pekerjaan. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan mantan Pemimpin Kantor Kas

BNI sebagai berikut :

“Saya merasakan target yang dibebankan kepada saya terasa berat, sehingga susah buat

saya mencapai target yang sudah ditentukan. Kalua saya tidak mencapai target maka saya

tidak dapat insentif dan juga berpengaruh terhadap penilaian kinerja saya. Saya juga akan

mendapat teguran dari atasan terkait dengan tidak tercapainya target”.

Kepuasan kerja bisa disebabkan oleh posisi kerja yang tidak nyaman. Terkadang ada rasa

keinginan untuk merasakan posisi orang lain. Bosan dan jenuh dengan pekerjaan yang

dikerjakan selama ini. Dan berharap ada mutasi karyawan. Hal ini disampaikan oleh salah satu

karyawan yang menduduki posisi sebagai cash vault (kasir) melalui hasil wawancara :

“Aku sudah tiga tahun bekerja di unit yang sama, ingin rasanya pindah ke unit lain, karena

aku sudah jenuh dalam pekerjaan yang monoton bagi aku. Besar harapan aku untuk

pindah”.

Dari uraian diatas, apabila terlalu lama bekerja di posisi yang sama dengan beban kerja

yang sama maka kepuasan kerja tidak akan tercipta. Turnover dengan tingkat kepuasaan

kerja memang tidak terlalu berdampak, tetapi bisa menjadi salah satu alasan penyebab dari turnover

karyawan.

Wawancara 3

BNI KCU Palembang untuk penilaian kinerja karyawan yang di evaluasi setiap semester,

merujuk kepada pencapaian target yang telah ditetapkan sebelumnya. Apabila karyawan

tidak mencapai target maka akan berdampak pada penilaian mereka sehingga baik buruk

suatu penilaian tergantung dari karyawan itu sendiri.

Sebagian besar karyawan masih belum merasa puas dengan hasil penilaian yang diberikan

oleh pemimpin, terutama dalam hal mencapai target yang dibebankan. Karena tidak semua

karyawan yang aktif dan totalitas dalam bekerja, penilaian yang diberikan oleh atasan tidak

serta merta melihat dari pencapaian targetnya saja akan tetapi hal lain juga dinilai seperti,

absensi kehadiran keaktifan karyawan dalam kegiatan kantor, etika dan perilaku karyawan

Page 162: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

162

juga menjadi komponen penilaian kerja. Hal ini dapat dilihat dari petikan wawancara

dengan salah satu karyawan yang mendapatkan penilaian yang kurang baik berikut :

Saya mendapatkan penilaian kinerja kurang baik, tapi saya sempat bertanya-tanya kenapa

saya dikasih nilai itu padahal sudah mencapai target. Setelah saya tanyakan lagi ke bagian

umum ternyata penilaian kurang baik tersebut faktor penyebabnya adalah absensi

kehadiran dimana selama 3 bulan saya mengambil izin cuti melahirkan. Alasan tersebut

dinilai oleh pemimpin karena tidak memberikan kontribusi untuk perusahaan dalam waktu

3 bulan. Saya merasa kecewa dan sempat merasakan down sedikit tidak adil karena saya

sebelumnya sudah mencapai target dan sudah bekerja keras untuk memperoleh target tetapi

tetap saja mendapatkan penilaian kinerja kurang baik”.

Melihat dari hal diatas, merujuk dari kebijakan perusahaan yang menetapkan tidak bekerja

selama 3 bulan dengan alasan cuti melahirkan, sudah dipastikan akan mendapatkan

penilaian kurang baik, sebab 3 bulan merupakan penilaian kerja selama 1 semester. Hal

demikian patutnya bisa dipertimbangkan kembali oleh perusahaan, memang benar

karyawan dalam hal ini dirugikan dan juga hal ini dapat merupakan diskriminasi bagi

karyawati di BNI karena melahirkan bukan merupakan peristiwa alamiah berdasarkan

kodrat.

Wawancara 4

Usia karyawan BNI KCU Palembang telah ditetapkan perusahaan. Yaitu minimal usia 19

tahun. Baik untuk lulusan sarjana, maupun untuk lulusan SMA. Untuk batas maksimal

umur perekrutan karyawan dengan usia 25 tahun. Karena rata-rata berusia muda, maka

kemungkinan terjadinya turnover cukup tinggi. Hal ini juga diungkapkan oleh Penyelia

Pelayanan Uang Tunai (PUT). Yang dapat dilihat dari petikan wawancara berikut :

“Kemungkinan karena usia mereka masih muda, mereka masih ingin mencari-cari

pekerjaan yang menurut mereka nyaman dan sesuai dengan skill mereka dan mungkin juga

beban target yang mereka terima melebihi dari kemampuan mereka dimana masih berusia

muda dan masih belum banyak pengalaman”.

Turnover dapat terjadi karena tingkat kedewasaan pegawai usia muda dalam menerima

pekerjaan. Jika pekerjaan mereka anggap kurang menyenangkan, mereka dengan cepat bisa

mengajukan pengunduran diri karena menganggap mereka masih muda, dan dapat mencari

pekerjaan lain yang sesuai dengan mereka. Jika mereka tidak sanggup dengan beban target

yang mereka terima, mereka juga akan berpikir untuk mengundurkan diri karena merasa usia

mereka masih muda dan masih punya kesempatan untuk mencari kerja ditempat lain, Hal ini

juga telihat dari salah satu karyawan yang sudah berhenti bekerja (baru 3 bulan), ia

menyatakan :

“Karena aku berpikir aku masih muda dan aku masih punya kesempatan untuk berkarir di

tempat lain. Aku beranggapan bahwa peluang aku masih sangat besar karena masih berusia

muda, walaupun saya masih tamatan SMA saya juga masih ingin melanjutkan sekolah dan

sambil bekerja nantinya jika sudah mendapatkan pekerjaan yang baru”.

Page 163: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

163

Berdasarkan kutipan wawancara tersebut dari salah satu karyawan yang berusia muda,

mereka optimis akan mendapatkan pekerjaan baru apabila mereka berhenti dari perusahaan

tempat mereka bekerja.

Wawancara 5

Karyawan BNI KCU Palembang khususnya gender perempuan kebanyakan mengundurkan

diri dengan alasan ikut suami dinas keluar kota. Hal ini diungkapkan oleh salah satu

mantan petugas Customer Service Kantor Utama Palembang yang menyampaikan melalui

wawancara via telepon :

“Awalnya mbak bingung, mau resign atau nggak.. karena suami mendapatkan tugas

sekolah di Belanda selama 2 tahun lamanya. Semua pilihannya sangat berat bagi mbak,

berat meninggalkan pekerjaan sudah mbak dapatkan dan juga berat untuk melepas suami

jauh disana. Jadi, mbak putuskan untuk berhenti di BNI”.

Hal diatas menurut penulis merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya turnover,

tetapi bukan disebabkan oleh faktor internal tetapi dari faktor eksternal pun bisa menjadi

penyebabnya.

Rangkuman Hasil Wawancara

Berdasarkan petikan wawancara yang telah dikemukakan di atas maka rangakaian

wawancara lain yang dilakukan dalam penelitian ini guna menggali informasi faktor-faktor

penyebab terjadinya turnover pada PT. BNI KCU Palembang dapat dihubungkan dengan

teori menurut (Robbins:2006) sebagai berikut :

Personality-job fit

Dari hasil wawancara dengan Penyelia dan juga karyawan yang menjadi responden, dapat

disimpulkan bahwa kesesuaian antara kepribadian dan kecocokan individu yang dimiliki

tiap karyawan berbeda-beda, ada yang sesuai dengan pekerjaan yang ia jalani, ada juga

yang merasakan pekerjaannya tidak sesuai dengan kepribadiannya.

Kepuasan Kerja

Dari hasil wawancara, semua karyawan di unit pelayanan nasabah menyatakan akan

merasakan kepuasan kerja apabila target tidak terlalu beart dan pekerjaan mereka dapat

dilaksanakan dengan baik dan maksimal. Sehingga tidak ada keinginan mereka untuk pindah

perusahaan. Sedangkan untuk responden dengan level supervisor keatas, beberapa orang

karyawan di unit pemasaran merasakan ketidakpuasan dalam bekerja karena target yang

dibebankan terlalu besar sehingga target tidak tercapai. Mereka berharap adanya mutasi

kerja sehingga tidak merasa jenuh dengan pekerjaan mereka. Apabila keingian mereka

Page 164: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

164

dapat terpenuhi, maka kepuasaan kerja akan timbul dan keinginan berpindah bisa

berkurang.

Performance Evaluation System

Dari hasil wawancara dengan sebagian besar karyawan yang menyatakan penilaian kinerja

tidak sesuai dengan apa yang mereka peroleh, mereka menilai penilaian kinerja masih

bersifat subyektif sehingga membuat karyawan merasa kurang nyaman dan sebagian besar

yang mengajukan pengunduran diri yaitu dari golongan Asisten dan Asisten Manager

(AMGR).

Usia

Dari hasil wawancara terhadap 10 orang karyawan yang mewakili keseluruhan karyawan,

menyatakan rata-rata karyawan direkrut dengan usia minimal 22 tahun.

Status Marital

Dari hasil wawancara dengan sebagian besar karyawati yang menyatakan akan ada masanya

kami akan resign dan ikut suami atau berhenti pada akhirnya, karena memang kodrat

seorang wanita yaitu mengurus keluarga.

SIMPULAN

Performance Evaluation System menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya turnover

karyawan BNI KCU Palembang, terutama untuk karyawan pada golongan Asisten

Manager dan Pemimpin. Usia menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya turnover

karyawan di BNI KCU Palembang. Terutama untuk karyawan di unit pelayanan yang

berusia muda. Sehingga rentan untuk berpindah ke perusahaan lain. Lama bekerja juga

menjadi salah satu faktor penyebab turnover karyawan. Semakin lama bekerja diperusahaan

semakin ada rasa jenuh dan lelah dalam bekerja Tetapi waktu singkat bergabung dalam

perusahaan juga bisa mempengaruhi karyawan untuk enggan berpindah perusahaan karena

merasa baru akan beradaptasi. Kepuasaan kerja karyawan BNI KCU Palembang juga

mempengaruhi terjadinya turnover karyawan. Semakin merasa puas dengan kinerja, akan

menimbulkan semangat kerja, sehingga tidak terjadi turnover karyawan.

Page 165: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

165

ANALISIS KINERJA PENYULUH KELUARGA BERENCANA KOTA

PALEMBANG

Aria Kurniati, Muji Gunarto

Program Magister Manajemen, Universitas Bina Darma

email : [email protected]; [email protected]

Abstract

This research was conducted with the aim to analyze the performance of family planning

counselors Palembang city. In this study, the authors used a qualitative descriptive approach that

explains the phenomenon in depth about the performance of family planning counselors Palembang

city. To use primary and secondary data, researchers used several data collection techniques,

namely through observation and interviews. Observation In this case the researcher directly

observes the performance of family planning counselors and the behavior of people who are still

Fertile Age Couples. Interviews were conducted with informants namely Head of Subdivision

Relations between institutions and field lines, Family Planning counselors Palembang city and

people who are still fertile age couples. The results of this study a) The performance of the family

planning counselor Palembang city as the spearhead of the BKKBN program cannot be separated

from the availability of the number of family planning counselors available, especially in the of

Palembang city. At present the number of family planning counselors is still limited to 48

counselors to foster 107 village. So there are 2-4 village that must be fostered by family planning

counselors. b) The lack of information and education provided by family planning counselors to

people who are still Fertile Age Couples is due to the limited number of counselors and the extent

of extension fostered areas in the village. c) The task of family planning counselors for the position

of Associate Extension or group IV is adjusted to the situation of family planning counselors in the

field. This also affects the performance of family planning counselors in the field. d) Counselors

education qualifications from various disciplines and levels of education are still a part of senior

high school. e) There is still a lack of quota for counselors who take part in education and technical

training for family planning counselors.

Keywords: Performance Analysis, Family Planning Counselors, BKKBN

PENDAHULUAN

Awal mula dari terbentuknya Keluarga Berencana dunia diawali oleh teori Malthus yang

menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari kebutuhan hidup. Akibatnya akan

ada saatnya terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup. Di era milenial

sekarang ini banyaknya masyarakat yang sudah menyadari akan kebutuhan mengikuti program KB

dengan memakai alat kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan dan untuk yang tidak ingin anak

lagi. Banyaknya wanita yang berkarir untuk membantu ekonomi keluarga membuat mereka

paham jikalau mereka tidak mengikuti program KB kehamilan akan menjadi penghalang dalam

Page 166: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

166

karir mereka. Bukan berarti mereka tidak menginginkan anak tetapi membatasi jumlah anak itulah

keputusan yang paling bijak. Saat ini setiap keluarga baru telah mengerti tentang mewujudkan

keluarga yang berkualitas melalui program Keluarga Berencana sehingga mereka harus memiliki

perencanaan yang matang. Mulai dari pendewasaan usia perkawinan sampai alat kontrasepsi apa

yang akan mereka pilih pasca melahirkan. Dewasa ini penggunaan alat kontrasepsi tidak hanya

diminati oleh wanita tetapi juga pria.. Karena salah satu misi dari BKKBN meningkatkan

kesertaan ber KB bagi pria. Banyak para pria yang ikut serta dalam KB MOP (Medis Operasi Pria)

karena istri yang memiliki riwayat kesehatan ataupun tidak dapat memakai alat kontrasepsi

hormonal sehingga suami harus mengalah untuk menjadi peserta KB.

Untuk pelaksanaan kegiatan BKKBN di lini lapangan inilah diberdayakan Penyuluh Keluarga

Berencana (PKB) sebagai ujung tombak program yang membina dan memberikan edukasi kepada

masyarakat tentang manfaat program KB melalui perencanaan keluarga dalam pendewasaan usia

perkawinan, penggunaan kontrasepsi untuk pengaturan jarak kehamilan dan peningkatan ekonomi

keluarga menuju keluarga yang berkualitas.

Tahun 2018 diadakan kegiatan pelayanan KB gratis bagi masyarakat di 18 Kecamatan se Kota

Palembang. Pada prakteknya, di lapangan kegiatan pelayanan ini tidak selalu mencapai target

akseptor yang telah ditentukan oleh BKKBN. Berdasarkan data diatas terlihat ada beberapa

kecamatan yang belum optimal dalam pencapaian target pada tahun 2018. Banyak faktor yang

menyebabkan pencapaian target akseptor tidak optimal karena masih minimnya pengetahuan

masyarakat tentang Metode Kotrasepsi KB. Hal ini berhubugan dengan kinerja penyuluh dalam

memberikan penyuluhan kepada masyarakat.

Berdasarkan permasalahan inilah peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam mengenai kinerja

penyuluh KB di lapangan terutama untuk menganalisis kinerja penyuluh KB Kota Palembang.

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Kinerja merupakan hasil kerja yang dilakukan oleh seorang karyawan yang dimaksudkan untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Pengertian kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya (Mangkunegara, 2005 :

67). Selanjutnya menurut Mangkunegara (2010:9) mengemukakan pengertian kinerja adalah

:“Kinerja karyawan (prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya”.

Kinerja tidak dapat terjadi sendiri. Dengan kata lain terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

kinerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Armstrong dan Baron dalam Wibowo

(2007:74) yaitu

Faktor personal/individu meliputi : pengetahuan keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri,

motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.

Faktor kepemimpinan yang meliputi : kualitas dalam memberi dorongan, semangat, arahan dan

dukungan, yang diberi oleh pimpinan, manajer dan team leader.

Faktor kelompok/rekan kerja meliputi : kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan

dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

Page 167: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

167

Faktor sistem meliputi : sistem kerja, fasilitas kerja dan infrastruktur yang diberikan oleh

organisasi, proses organisasi, dan kultur kinerja dalam organisasi.

Menurut Robbins (2006:206), mengajukan enam indikator dalam mengukur kinerja pegawai yaitu:

Kualitas kerja: Merupakan tingkat sejauh mana hasil pelaksanaan kegiatan pegawai mendekati

kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan yang mendekati tujuan

yang diharapkan.

Kuantitas kerja: Merupakan jumlah yang dihasilkan, jumlah rupiah, jumlah unit, jumlah siklus

kegiatan yang diselesaikan.

Ketepatan Waktu: Merupakan tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang

dikehendaki dengan memperlihatkan koordinasi output orang lain serta waktu yang tersedia untuk

kegiatan yang lain.

Efektivitas sumber daya: Merupakan tingkat sejauh mana penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang teknologi, bahan baku) di maksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi, atau

pengurangan kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya.

Kemandirian: Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi

pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisor untuk mencegah tindakan yang

kurang diinginkan.

Komitmen kerja: Merupakan tingkat kesungguhan pegawai dalam berkomitmen untuk bekerja dan

bertanggung jawab dalam pekerjaannya.

Berdasarkan jurnal dari penelitian terdahulu oleh Astie tahun 2011 yang menyatakan ada empat

faktor yang berpengaruh terhadap kinerja adalah faktor keunggulan organisasi, faktor pendorong

pribadi, faktor pendorong internal dan faktor selain internal. Sedangkan Dini Indriani menyatakan

Hambatan dalam kinerja terlihat pada SDM yaitu Penyuluh KB kurang mampu meyelesaikan

pekerjaan tepat waktu, sehingga terkadang target yang ditentukan tidak tercapai, serta kurang

mampunya Penyuluh memberikan pelayanan kepada masyarakat hal ini terlihat dari masalah

kurang tanggapnya pegawai terhadap keluh kesah yang disampaikan masyarakat terkait program

KB dalam sosialisasi di masyarakat. Menurut jurnal Nova S Sumual dkk dan Megita Amalia

Maulana menyatakan bahwa ketersediaan sarana, prasarana dan informasi yang mempengaruhi

kinerja penyuluh pertanian dan aparatur KUA dalam hal kemudahan penyampaian teknologi dan

inovasi serta dalam mendukung program pelayanan . Menurut penelitian Al Juffri yang

menyatakan Kinerja PNS pada indikator Kualitas kerja, Produktivitas kerja serta Adaptasi masih

tergolong kurang baik sehingga perlu ditingkatkan lagi. Menurut jurnal Bunga Arsela dan Jafar

Abdurrahman menyatakan indikator kinerja seperti kompensasi, gaji dan insentif berpengaruh

terhadap kinerja melalui motivasi kerja. Sedangkan menurut Achmad Helmi menyatakan Kinerja

Badan Peneliti dan Pengembangan belum maksimal dari sasaran rencana pembangunan daerah.

Untuk memaksimalkan kinerja dibutukan untuk meningkatkan kinerja pejabat struktural/pemangku

kebijakan agar semakin mendukung program. Memperbanyak jumlah fungisonal peneliti dan

fungsional perekayasaan yang berkualitas dan sesuai harapan. Terbatasnya tenaga peneliti dan

bersertifikasi. Hasil penelitian belum maksimal karena tenaga peneliti yang tersedia kualifikasi

keilmuan yang dibutuhkan sering tidak sesuai dengan penelitian yang dikerjakan. Sedangkan

menurut jurnal Rakhmat Nurgroho yang menyatakan bahwa secara parsial variabel kepemimpinan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Budaya organisasi mempunyai

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Manajemen perlu

menciptakan hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan, menghindari terjadinya

Page 168: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

168

konflik serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga diharapkan kinerja karyawan

bisa lebih optimal dalam menjalankan tugas yang diberikan.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bersifat

deskriptif yaitu menjelaskan fenomena secara mendalam melalui pengumpulan data dan

wawancara terhadap informan. Penelitian akan berlangsung antara bulan April sampai dengan Juli

2019 dan berlokasi di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang beralamat di

Jalan Merdeka No.3 Palembang. Sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data

sekunder. Data primer pada penelitian ini yang diperoleh dari sumber data yaitu data yang

diperoleh langsung dari hasil observasi dan wawancara oleh para informan yang dianggap

berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya di lapangan yaitu

masyarakat yang masih PUS (Pasangan Usia Subur), Penyuluh Keluarga Berencana serta Pembuat

kebijakan dari program KKBPK. Adapun data sekunder pada penelitian ini yaitu laporan hasil

kegiatan pelayanan KB gratis, peraturan pemerintah tentang BKKBN, literatur serta jurnal skripsi

di internet. Pada penelitian menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi dan

wawancara. Observasi penelitian ini yaitu mengamati secara langsung kinerja dari penyuluh

keluarga berencana dan perilaku masyarakat yang masih PUS. Wawancara dalam penilitian ini

dilakukan kepada para informan yaitu Kepala Bidang Penyuluhan dan Penggerakkan, Penyuluh

Keluarga Berencana dan masyarakat yang masih PUS. Wawancara yang dilakukan dalam

penelitian ini yaitu mengenai sejauh mana masyarakat mengetahui keberadaan penyuluh keluarga

berencana di lapangan. Teknik analisis data pada penelitian ini penulis menggunakan analisis

deskriptif kualitatif. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu sampai

dengan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan fokus mendeskripsikan dari penelitian ini yaitu analisis kinerja

penyuluh KB Kota Palembang. Dimana dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Pada penelitian kualitatif peneliti dituntut untuk dapat menggali data berdasarkan apa yang

diucapkan, dirasakan dan dilakukan oleh sumber data.

Dengan melakukan penelitian melalui pendekatan deskriptif maka peneliti harus

memaparkan, menjelaskan, menggambarkan data yang telah diperoleh oleh peneliti melalui

wawancara mendalam yang dilakukan dengan para informan.

Hasil kutipan dari wawancara kepada penyuluh di atas dapat dilakukan analisis yaitu pada

dasarnya penyuluh sering melakukan penyuluhan di tiap-tiap posyandu yang ada di wilayah

Kecamatan masing-masing. Hanya saja dengan wilayah binaan kerja yang cukup luas mungkin ada

beberapa tempat posyandu yang belum dikunjungi oleh penyuluh KB sehingga banyak masyarakat

yang tidak mengenal. Selain itu mungkin pada saat melakukan penyuluhan tentang KB penyuluh

yang ada di Kecamatan bersangkutan lupa untuk memperkenalkan diri kepada masyaakat yang

diberikan penyuluhan. Sehingga masyarakat hanya menebak-nebak jika yang memberikan

penyuluhan adalah ibu bidan.

Analisis berdasarkan kutipan wawancara diatas bahwa masyarakat sudah sangat

mengerti tentang manfaat dari ber KB dan sudah menyadari jikalau ber-KB juga salah satu hal

Page 169: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

169

yang penting bagi sebuah keluarga. Ber KB juga salah satu usaha merencanakan kehamilan atau

kehamilan yang tidak diinginkan. Merekapun menyadari bahwa mempunyai anak yang banyak

disaat ekonomi tidak memadai akan membuat anak tidak terpenuhi pendidikan, kesehatan yang

sangat berharga. Mereka pun menyadari sendiri dan ber KB bukan atas dasar paksaan dari

penyuluh KB. Pada dasarnya masyarakat/para ibu sendiri yang tahu seperti apa alat kontrasepsi

KB yang cocok untuk dirinya. Sehingga mereka memutuskan sendiri KB apa yang akan mereka

gunakan.

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah penyuluh KB yang ada

yaitu 48 orang tidak sebanding dengan jumlah kelurahan binaan yaitu sebanyak 107 Kelurahan.

Sehingga penyuluh KB harus membina 2-4 Kelurahan dalam satu Kecamatan. Hal ini cukup

merupakan beban berat bagi seorang penyuluh KB karena semua tugas atau tanggung jawab yang

ada di kelurahan binaan harus dikerjakan. Apalagi di keadaan yang terjadi di Kecamatan Ilir Timur

Satu, 3 orang penyuluh harus membawahi 11 Kelurahan. Karena keadaan ini penyuluh jadi kurang

fokus dalam menjalankan tupoksi dan tugas sehari-hari di tambah dengan tugas dari 4 bidang yang

ada di BKKBN pastinya penyuluh kewalahan karena kurangnya tenaga.

Pada dasarnya kinerja penyuluh KB Kota Palembang sudah cukup baik. Penyuluh melakukan

penyuluhan diberbagai tempat dengan media lembar balik ataupun buku panduan hanya saja target

dari pelayanan KB di beberapa kecamatan yang belum tercapai. Hal ini juga tidak lepas dari peran

penyuluh dalam memberikan penyuluhan di masyarakat untuk mengedukasi masyarakat agar

tertarik untuk ikut program KB. Belum tercapainya target ini tidak hanya kurangnya penyuluh

dalam memberikan penyuluhan tetapi juga karena keadaan daerah/wilayah yang tidak mendukung

seperti banyaknya fasilitas kesehatan yang mudah di jangkau oleh masyarakat sehingga masyarakat

tidak perlu lagi untuk ikut dalam program pelayanan KB gratis. Selain itu di masyarakat juga saat

ini banyak wanita pekerja atau berkarir di luar rumah yang membuat wawasan mereka lebih

bertambah terutama tentang jumlah anak, kebanyakan dari mereka telah menyadari untuk tidak

mempunyai anak dengan jumlah yang banyak. Karena sebagai wanita pekerja mereka akan

kesulitan dalam proses pengasuhan anak. Sehingga mereka akan melakukan pelayanan KB itu

secara mandiri baik di dokter ataupun bidan dengan mengeluarkan baiaya. Hal lain yang menjadi

kendala yaitu kurangnya jumlah tenaga penyuluh di lapangan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Dini Indriani (2011) yang menyatakan bahwa pencapaian target

peserta KB belum sepenuhnya tercapai hal ini terlihat dari kurang mamapunya penyuluh KB

menyelesaikan pekerjaan tepat waktu serta kurang mampunya penyuluh memberikan pelayanan

kepada masyarakat hal ini terlihat dari masalah kurang tanggapnya pegawai terhadap keluh kesah

yang disampaikan masyarakat terkait program KB dalam sosialisasi di masyarakat.

Pada prinsipnya keberhasilan program BKKBN tidak lepas dari keberhasilan para

penyuluh KB sebagai ujung tombak di lini lapangan. Hal ini tidak lepas dari ketersediaan tenaga

penyuluh yang ada di lapangan baik secara kualitas maupun kuantitas. Berdasarkan hasil penelitian

dalam hal ini hasil wawancara di dapatkan fakta bahwa jumlah penyuluh KB yang ada dikota

Palembang tidak sebanding dengan jumlah Kelurahana yang harus dibina karena idealnya 1

penyuluh itu membina satu desa/kelurahan. Sehingga banyak kelurahan atau tempat-tempat yang

belum sempat dikunjungi oleh penyuluh KB karena kurangnya tenaga penyuluh yang ada di

kecamatan. Ini salah satu penyebab belum optimalnya kinerja Penyuluh KB di lapangan. Hal ini

juga yang menyebabkan masih banyaknya masyarakat yang masih PUS kurang mendapat informasi

dan edukasi tentang KB dari penyuluh KB. Kebanyakan dari mereka mengetahui informasi

tentang KB dari bidan atau puskesmas yang ada di posyandu. Beberapa masyarakat juga merasa

belum pernah bertemu dengan penyuluh KB. Pada kenyataannya penyuluh pun juga sudah

Page 170: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

170

melakukan penyuluhan dengan maksimal setiap hari. Hanya saya karena jumlah mereka yang

terbatas tidak bisa menjangkau semua wilayah binaan. Begitupun juga saat akan diadakan

pelayanan KB gratis di tiap Kecamatan banyak masyarakat yang belum mengetahui informasi

tersebut hal inilah yang menyebabkan target yang sudah ditentukan terkadang tidak tercapai karena

kurangnya informasi yang diterima oleh masyarakat. Selain itu juga di daerah seperti Kecamatan

Jakabaring dan Ilir Timur Tiga kebanyakan masyarakat sudah sadar dengan pentingnya ber-KB

bagi keluarga sehingga terkadang mereka menyisihkan sebagia penghasilan untuk membayar

pelayanan KB di bidan ataupun di dokter karena sebagian dari mereka juga ada ibu-ibu yang

berkerja di luar rumah dan mempunyai penghasilan sendiri. Karena keadaan ini juga penyuluh jadi

kurang fokus dalam menjalankan tupoksi dan tugas sehari-hari di tambah dengan tugas dari 4

bidang yang ada di BKKBN pastinya penyuluh kewalahan karena kurangnya tenaga di lini

lapangan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Nova S Sumual, dkk (2011) yang menyatakan bahwa

“keberhasilan pelaksanaan penyuluhan pertanian tidak lepas dari ketersediaan tenaga penyuluh baik

secara kualitas maupun kuantitas. Pada Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

(BP3K) Kecamatan Amurang Timur hanya ada 5 (lima) orang pegawai yang secara rutin turun ke

setiap wilayah binaannya. Setiap tenaga penyuluh menangani wilayah binaan sebanyak 1-3 desa /

kelurahan. Secara kuantitas, jumlah tenaga penyuluh tidak sebanding dengan jumlah wilayah

binaan yang ada, namun tetap berupaya untuk memaksimalkan kinerja. Menyangkut sarana dan

prasarana yang diterima oleh penyuluh KB masih dirasa belum maksimal karena hanya ada

beberapa wilayah kecamatan yang sudah dibangun balai Penyuluh KB sedangkan sisanya belum

terbangun, sehingga mereka harus menumpang di kantor Kecamatan. Pembangunan ini

menyangkut anggaran dari pemerintah pusat. Begitupun juga dengan kendaraan roda dua yang

diberikan, biaya pemeliharaan, uang transport serta kehilangan semua menjadi tanggung jawab

pribadi dari Penyuluh yang meminjam. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya penyuluh yang

tidak meminjam kendaraan roda dua tersebut karena terbebani dengan biaya pemeliharaan.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Dini Indriani (2011) yang menyatakan peningkatan

pelayanan dari segi sarana dan prasarana yang lebih mencukupi dalam program penyuluhan seperti

efektivitas waktu dalam pelaksanaan program keluarga berencana oleh penyuluh melalui

pemberian sarana seperti motor dinas, agar program keluarga berencana dapat tersampaikan di

daerah yang terpencil.

Jenjang pendidikan atau latar belakang pendidikan pun berpengaruh dalam proses kinerja. Dilihat

dari karakteristik penyuluh pada tingkat pendidikan masih ada penyuluh yang lulusan SMA

sebanyak 22,92%. Hal ini juga tentunya sangat berpengaruh dengan kualitas kinerja penyuluh.

Pemberian beasiswa untuk jenjang yang lebih tinggi bagi penyuluh sangat efektif dilakukan seperti

penyuluh yang masih berlatar belakang SMA hendaknya diberikan beasiswa untuk melanjutkan

pendidikan ke Strata 1 begitu juga yang sudah berpendidikan Strata 1 diberi beasiswa untuk

melanjutkan pendidikan ke Strata 2 sebagai bentuk reward kepada penyuluh KB. Begitupun juga

dengan kualifikasi pendidikan yang dari berbagai disiplin ilmu sangat berpengaruh saat melakukan

penyuluhan dilapangan. Bagi penyuluh yang berlatar belakang medis sangat efektif dalam

memberikan penjelasan secara medis bagaimana praktek pelayanan KB bagi masyarakat saat

melakukan penyuluhan KB mengenai kontrasepsi mantap melalui medis operasi pria dan wanita

(steril).

Hasil penelitian ini sejalan dengan Nova S Sumual dkk, juga menyatakan jenjang pendidikan

penyuluh pertanian berkisar SPMA dan S1. Ini menunjukkan tingkat pendidikan SDM penyuluh

cukup baik, namun walaupun demikian untuk lebih meningkatkan kualitas atau keahlian dan

Page 171: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

171

keterampilan sebagai penyuluh disarankan lebih sering mengikuti pelatihan-pelatihan atau

sejenisnya dengan disiplin ilmu sesuai bidang kerja yang saat ini di tekuni terutama kepada

penyuluh yang masih berpendidikan SMA. Begitupun juga dengan hasil penelitian Achmad Helmi

(2010) menyatakan Agar kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau meningkat hal

hal yang harus ditingkatkan antara lain Mengirim Pegawai Negeri Sipil dan Fungsional Peneliti

untuk melanjutkan jenjang pendidikan S2 dan S3. Hasil penelitian peneliti belum maksimal karena

tenaga peneliti yang tersedia kualifikasi keilmuan yang dibutuhkan sering tidak sesuai dengan

penelitian yang dikerjakan.

Jarak tempat tinggal dengan wilayah kerja ada beberapa penyuluh yang masih keberatan karena

semenjek mereka di rolling wilayah kerja ada yang merasa mendapatkan wilayah kerja jauh dari

rumah yaitu jarak tempuh kurang lebih 1 jam.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Nova S Sumual dkk, yang menyatakan tempat tinggal

penyuluh pertanian atau jarak tempat tinggal ke wilayah kerja juga merupakan faktor penting

dalam menunjang kinerja penyuluh, semakin dekat tempat tinggal penyuluh akan mengakibatkan

kinerja penyuluh pertanian semakin meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian

besar tempat tinggal para penyuluh pertanian di BP3K Kec. Amurang Timur cukup dekat dengan

wilayah kerjanya, dengan kondisi yang demikian sangat diharapkan kinerja para penyuluh

penyuluh akan lebih baik.

Tugas yang dilakukan terkadang diselesaikan bersama dan tidak sesuai dengan tugas yang dibuat

pada tupoksi terutama untuk golongan IV atau jabatan penyuluh KB Madya. Pada kenyataannya

mereka masih mengerjakan tugas di tingkat wilayah kelurahan sedangkan yang ada di tupoksi

mereka harus mengerjakan tugas-tugas tingkat kota/provinsi sehingga banyak tugas yang tidak

tercapai atau tidak terlaksana dalam pengerjaannya sehari-hari. Berdasarkan teori dari Robbins

(2006:206), mengajukan enam indikator untuk mengukur kinerja pegawai salah satunya yaitu

Kualitas kerja yang merupakan tingkat sejauh mana hasil pelaksanaan kegiatan mendekati

kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan yang mendekati tujuan yang

diharapkan.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Al Juffri (2013) yang menyatakan bahwa kualitas kerja

dinyatakan kurang baik, yaitu sebesar 36,4%. Dengan demikian, kurangnya tingkat ketelitian

pegawai dalam mengerjakan tugas, sehingga menyebabkan kualitas yang dihasilkan belum sesuai

dengan target yang diinginkan.

Pendidikan dan pelatihan teknis bagi penyuluh KB sangat efektif untuk terus dilakukan untuk

meningkatkan keterampilan dan keahlian serta pengetahuan penyuluh dalam mendukung

pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Saat ini pendidikan dan pelatihan yang diadakan masih terbatas

karena jumlah kuota yang sudah ditentukan dari seluruh Kabupaten/Kota, jadi hanya ada 1-2 orang

penyuluh Kabupaten/Kota yang dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan di Balai pelatihan dan

pengembangan BKKBN Provinsi Sumatera Selatan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Hutanto, dkk (2014) yang menyatakan Keterampilan petugas

penyuluh lapangan di Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota Samarinda masih

perlu ditingkatkan dengan melaksanakan pendidikan dan pelatihan-pelatihan fungsional.

Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan Badan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kota

Samarinda merupakan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian petugas

penyuluh lapangan keluarga berencana agar kinerja dari petugas penyuluh lapangan keluarga

berencana dapat lebih ditingkatkan.

Page 172: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

172

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Kinerja penyuluh KB kota Palembang sebagai ujung tombak program BKKBN tidak lepas dari

ketersediaan jumlah penyuluh KB yang ada khususnya di Kota Palembang. Saat ini jumlah

penyuluh yang ada masih terbatas 48 penyuluh untuk membina 107 Kelurahan. Sehingga ada 2-4

Kelurahan yang harus dibina oleh penyuluh KB.

Masih kurangnya informasi dan edukasi yang diberikan oleh penyuluh kepada masyarakat yang

masih PUS dikarenakan terbatasnya jumlah penyuluh dan luasnya wilayah binaan penyuluh di

kelurahan.

Tupoksi penyuluh untuk jabatan Penyuluh Madya atau golongan IV disesuaikan dengan keadaan

penyuluh di lapangan. Hal ini juga berpengaruh terhadap kinerja penyuluh dilapangan.

Kualifikasi pendidikan penyuluh dari berbagai disiplin ilmu dan jenjang pendidikan masih

sebagian lulusan SMA.

Masih kurangnya kuota penyuluh yang mengikuti Pendidikan dan pelatihan teknis bagi penyuluh

KB.

Adapun saran-saran yang diberikan dalam penelitian ini sebagai berikut:

BKKBN diharapkan dapat melakukan proses rekruitment pagawai untuk menduduki jabatan

penyuluh KB karena terbatasnya jumlah pegawai yang ada saat ini khususnya di Kota Palembang.

Hendaknya penyuluh juga memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada masyarakat sebelum

melakukan penyuluhan baik itu di posyandu, Kelurahan maupun tingkat RT sehingga masyarakat

pun bisa mendapatkan informasi dan edukasi mengenai program BKKBN dari penyuluh KB.

Hendaknya tupoksi bagi penyuluh golongan IV atau Penyuluh Madya hendaknya disesuaikan

dengan keadaan penyuluh di tingkat Kelurahan.

Kualifikasi penyuluh KB hendaknya bebasis medis atau kesehatan sehingga mampu memberikan

penjelasan secara kongkret kepada masyarakat yang masih berstatus PUS. Diharapkan

rekruitment/penerimaan penyuluh harus minimal berpendidikan Diploma III.

Hendaknya lebih memperbanyak lagi pendidikan dan pelatihan teknis bagi penyuluh KB serta

penambahan kuota pegawai yang ikut dalam pelatihan. Karena selama ini pelatihan yang

dilakukan di balatbang hanya 1-2 orang saja dari setiap Kabupaten/Kota sehingga hanya sebagian

kecil penyuluh yang mendapatkan ilmu.

Page 173: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

173

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN SEKOLAH DASAR ISLAM

TERPADU BINA HARAPAN MULIA JAKABARING SELATAN

Ermawati

Manajemen S-2 Pasca Sarjana, Universitas Bina Darma

Abstract

Education aims to develop the potential of students. There are several standards that must

be met in implementing education. The establishment of an institution is considered

feasible if it can fulfill several aspects in the feasibility study, such as market and

marketing, technical and technological, management and financial aspects. The purpose of

this study is to analyze the feasibility of establishing Bina Harapan Mulia School. The

research method used was descriptive qualitative research with a type of case study. In

qualitative research, data is collected through interviews, field notes, personal documents,

notes, memos and other documents.

Keywords: feasibility study, feasibility study aspects

1. Pendahuluan

Salah satu upaya untuk mengoptimalkan penyerapan murid taman kanak-kanak,

yang akan melanjutkan sekolah ke jenjang sekolah dasar adalah dengan melakukan

pengembangan sistem pendidikan melalui pembangunan lembaga pendidikan yang

mengintegrasikan unsur fisik (jasadiyah), pemikiran (fikriyah) dan penguatan rohani

(ruhiyah) yang dipadu dengan muatan Al-Qur‟an secara memadai di dalamnya.

Pendirian Lembaga Pendidikan Islam Terpadu Bina Harapan Mulia, dalam bentuk

Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Harapan Mulia diharapkan dapat mengakomodir

kepentingan pembelajaran umum yang selaras dengan pembelajaran pendidikan Islam.

Pendirian sekolah dasar ini juga dinilai sangat potensial, jika merujuk pada meningkatnya

jumlah murid Taman Kanak-Kanak di Provinsi Sumatera Selatan setiap memasuki tahun

ajaran baru. Tujuan internship ini adalah untuk menganalisis kelayakan pendirian Sekolah

Dasar Islam Terpadu Bina Harapan Mulia jika ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran,

teknis dan teknologi, manajemen dan finansial.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut

Moleong (2007: 28), penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala

sosial. Dengan kata lain penelitian ini, bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang

tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang

Page 174: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

174

cukup akurat sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih

banyak diterapkan pada berbagai penelitian (Umar, 2005: 81).

Data yang digunakan adalah data primer yaitu; data yang diperoleh langsung oleh

peneliti yang bukan berasal dari data yang telah ada. Penelitian dilakukan dengan cara

menyebarkan kuosioner, melakukan wawancara serta melakukan perhitungan studi

kelayakan proyek melalui aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek

manajemen serta aspek finansial.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Harapan

Mulia dilaksanakan mulai dari menyediakan meja pendaftaran, menawarkan biaya

pendidikan yang kompetitif, membuat spanduk dan brosur dan memlihat upaya yang

dilakukan sekolah dalam mempromosikan dirinya.

Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Harapan Mulia terletak di Perumahan Aston

Villa Jalan. Pendidikan No. 1 Jakabaring, Sumatera Selatan. Lokasi ini terletak di dalam

komplek Perumahan Ogan Permata Indah yang berada agak jauh dari jalan raya.

Transportasi menuju jalan raya tidak sulit karena jalan perumahan dilewati oleh angkutan

umum. Sekolah ini berada tidak jauh dari lingkungan perumahan yang menjadi pasar

produknya.

pendidikan ini mengutamakan kemampuan kerja dan tingkat pendidikan.

Rata-rata tenaga kependidikan maupun non kependidikan berijazah Strata 1 dan

satu orang berijazah SMA. Setiap hari jam kerja dimulai pada pukul 08.00 WIB dan

berakhir pada pukul 12.00 WIB. Hari-hari libur seperti Hari Raya Idul Fitri disesuaikan

dengan Pengumuman yang berasal dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Jumlah biaya investasi untuk pendirian SD IT Bina Harapan Mulia sebesar Rp.

4.400.000.000,- untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Biaya Investasi Pendirian SD IT Bina Harapan Mulia

No. Jenis Investasi Satuan Jumlah Harga Satuan

(Rp)

Harga

(Rp)

1.

2.

3.

4.

Pengadaan

Bangunan

Peralatan Kantor

dan Mebeleur

Biaya Promosi

Biaya lain-lain

m2

Satuan

-

600

1

-

-

-

200.000.000,-

10.000.000,-

-

4.000.000.000,-

100.000.000,-

10.000.000,-

290.000.000,-

Page 175: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

175

Jumlah 4.400.000.000,-

Dana yang diperoleh merupakan dana pribadi yang berasal dari Perkumpulan Bina

Harapan Mulia, tanpa menggunakan dana dari stakeholder.

5. SIMPULAN

Bahwa Sekolah Dasar Islam Terpadu Bina Harapan Mulia sudah dikembangkan di

kawasan Jakabaring karena berdekatan dengan perumahan penduduk juga dapat

mengintegrasikan keilmuan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Pemasaran mengenai

hadirnya sekolah Islam Terpadu baru, sudah dilaksanakan cukup baik. Promosi harga

dengan menggratiskan biaya pendaftaran sudah sangat baik untuk menarik minat

masyarakat. Lokasi yang mudah dijangkau baik oleh transportasi umum maupun

kendaraan pribadi merupakan salah satu kelebihan dari SD IT Bina Harapan Mulia.

Investasi yang ada pada SD IT Bina Harapan Mulia hanya berasal dari anggota

perkumpulan

Beberapa saran terkait hasil penenlitian adalah; (1) meningkatkan promosi melalui

berbagai media, seperti medial sosial Facebok, karena mengikuti perkembangan zaman,

dan (2) investasi mestinya tidak hanya berasal dari anggota perkumpulan itu sendiri tapi

juga berasal dari luar keanggotaan agar pengembangan SD IT Bina Harapan mulia menjadi

layak dikembangkan.

6. REFERENSI

Asanti, Henning Pury. 2011. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Buah (Studi

Kasus: CV. Winner Perkasa Indonesia Unggul, Sawangan, Depok, Jawa Barat). Skripsi.

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta

Boyd, et al,. 2000. Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi

Global. Erlangga: Jakarta

Cakradinata, Rio. 2017. Studi Kelayakan Pendirian Agroindustri Berbasis Pisang di

Provinsi Lampung. Tesis. Fakultas Pertanian Universitas Lampung: Bandar Lampung

Fatah, N., 1994. Evaluasi Proyek Finansial pada Proyek Mikro. CV. Asona: Jakarta

Gray, Clive, et al. 2005. Pengantar Evaluasi Proyek, Edisi Kedua. PT. Gramedi Pustaka

Utama: Jakarta

Ibrahim, H.M. Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis (Edisi Revisi). PT. Rineka Cipta:

Jakarta

Kasmir dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua. Kencana Prenada Media

Group: Jakarta

Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran. Prenhalindo: Jakarta

Page 176: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

176

Kuswantoro. 2017. Analisis Kelayakan Investasi Pendirian Laboratorium Surei Pemetaan

di Kota Samarinda. Thesis. Program Studi Teknik Sipil Program Pasca Sarjana: Institut

Teknologi Nasional Malang

Kurniawan, Hery. 2011. Analisis Kelayakan Pengembangan Bimbingan Belajar Nurul

Fikri pada Aspek Pasar, Aspek Pemasaran dan Aspek Keuangan. Skripsi. Fakultas Sains

dan Teknologi Uin Sultan Syarif Kasim: Pekanbaru

Margreit, Restituta. 2018. Studi Kelayakan Investasi dari Aspek Keuangan Untuk

Pendirian Sekolah Alam di Kalimantan Tengah. Tesis.

Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid 1.

Erlangga: Jakarta

Soeharto, Iman. 2002. Studi Kelayakan Proyek Industri. Erlangga: Jakarta

Soekiyono, et al,. 2014. Studi Kelayakan Pembukaan Program Studi Strata Satu

Manajemen Perhotelan dan Pariwisata pada Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka.

Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka: Tangerang Selatan

Soemarso. 2002. Akuntansi: Suatu Pengantar, Edisi ke-4. PT. Rineka Cipta: Jakarta

Suratman. 2001. Studi Kelayakan Proyek: Teknik dan Prosedur Penyusunan Laporan. J &

J Learning: Yogyakarta

Suratman. 2002. Studi Kelayakan Proyek. Gramedia: Jakarta

Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana

Bisnis Secara Komprehensif. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Page 177: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

177

Page 178: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

178

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN DAN

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Kasus Aktivitas Pertambangan Timah Kawasan Laut Desa Kapit Kec. Parittiga Kab.

Bangka Barat)

Yenni Feranza, Hardiyansyah

Program Magister Manajemen, universitas bina darma

Email: [email protected], [email protected]

ABSTRACT

The environment includes the state of natural resources such as land, water, solar energy,

minerals, and the flora and fauna that grow on land or in the ocean, with covering human

creations such as decisions on how to use the physical environment. Mining has the right

permits and procedures (legal) and there is an environmental impact analysis (AMDAL) if

the miner does not have these requirements then it is called illegal. but, even though legal

miners still do not pay attention to the environment, legal miners should protect the

environment with environmentally sound development, there are still many things that are

not yet known by law enforcement because it is very dangerous and appropriate action is

needed because it is considered to violate environmental licensing / law.

It is very important the role of law enforcement in asserting environmental law in order to

avoid environmental damage and pollution and away from natural disasters. At present the

problem is pollution, so efforts to preserve damaged ecosystems are very important to us,

namely the preservation of mangrove forests and fisheries is an important thing to restore

coastal and marine areas polluted by tin mining. The government and all Indonesian people

need good cooperation to preserve the entire environment

Keywords: Policy, Protection, Environmental Management.

PENDAHULUAN

Pada dasarnya kehidupan manusia tidak terpisahkan dari lingkungan, baik pada lingkungan

alam ataupun lingkungan sosialnya, kita bernafas membutuhkan udara dari lingkungan,

makanan dan minuman membutuhkan lingkungan. Lingkungan adalah kondisi fisik yang

meliputi keadaan sumber daya alam seperti air, tanah, mineral, energi surya, flora dan

fauna yang hidup di tanah atau dalam lautan. Lingkungan bisa juga mempengaruhi segala

sesuatu yang ada disekitar manusia dalam perkembangan kehidupannya.

Kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk yang semangkin meningkat

membuat adanya perluasan penambangan timah yang tidak dapat di perbaharui tersebut

menjadi lebih terpusat ke wilayah laut yang semula penambangan hanya dilakukan di

wilayah darat namun sekarang hal itu berbeda karena telah sempitnya wilayah daratan

Page 179: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

179

membuat penambang bergeser kewilayah laut dan dianggapnya hal tersebut untuk

penyediaan penambangan di masa yang akan datang.

Banyaknya penambangan dilakukan tanpa perizinan dan cara yang benar serta tanpa ada

analisis dampak lingkungan, mereka mengeruk sumber daya timah dengan berlebihan demi

keuntungan pribadi. Tidak dapat di pungkiri lagi hal inilah yang membuat pendatang dari

luar daerah bangka melakukan hal yang sama yakni menambang secara ilegal.

Ironisnya, tambang timah marak memenuhi lautan pulau bangka sehingga membuat

pertambangan di laut terkesan tidak terkontrol serta lemahnya dari pengawasan atau

pemantauan dinas kelautan dan perikanan serta pengawasan dari badan lingkungan hidup

sehingga mereka dipandang tidak tegas dalam mengkoordinasi sektor pertambangan dan

sektor perikanan.

Melihat dampak yang besar akibat penambangan timah di laut tidak cuma dari sampel air

lautnya. Hal penting dan jelas berpengaruh adalah ekosistem perikanan, nelayan setempat

mengeluh akan sulitnya mendapat ikan di laut dan mengeluarkan modal lebih besar karena

zona penangkapan semangkin jauh, serta hutan bakau yang rusak menjadi pemandangan

buruk setiap hari bagi nelayan pulau bangka maupun lingkungannya saat ini.

Perlu di sadari, penambangan di laut sekarang ini belum bisa diatasi, meminimalisir hingga

mengendalikan dampak. Buktinya limbah langsung dibuang ke laut, konsep reklamasi laut

yang aplikatif harus dilakukan pada penambangan timah untuk kondisi bangka saat ini.

Perancangan dan persiapan regulasi yang tegas dan jelas harus dilakukan oleh pemerintah

pusat dan daerah dalam membuat konsep reklamasi laut untuk mengembalikan keadaan

sama pesrsis kondisi lingkungan sebelum terjadi penambangan oleh yang bersangkutan.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil judul Implementasi Kebijakan

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Analisis implementasi kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di sumatera utara (studi

pada badan lingkungan hidup provinsi sumatera utara). Penelitian ini menggunakan

metode deskriftif. Marsuyetno (2013).

Bambang Pramudyanto (2014). Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan di Wilayah

Pesisir. Pengambilan data peneliti sesuai dengan studi pustaka, observasi lapangan dan

wawancara. selanjutnya melakukan analisis deskriptif dengan data yang terkumpul.

Derita Prapti Rahayu (2012). Budaya hukum penambang timah inkonvensional (TI)

terhadap mekanisme perizinan berdasar perda pengelolaan pertambangan umum di

provinsi kepulauan Bangka Belitung. Menggunakan metode sosisologis yakni objek

penelitian tetap ada berupa hukum dengan digunakannya metode dan teori ilmu-ilmu sosial

tentang hukum untuk membantu peneliti dalam melakukan analisis dengan menggunakan

paradigma konstruktivisme.

Citra Asmara Indra (2014). Implikasi terbitnya regulasi tentang pertimahan terhadap

dinamika pertambangan timah inkonvensional di pulau bangka. menggunakan metode

Page 180: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

180

yuridis. Merupakan bagian dari penelitian hukum kepustakaan dengan pendekatan pada

Undang-Undang Yang Mengatur Tentang Pertimahan.

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini ialah kualitatif, yang disebut metode penelitian naturalistic (natural

setting), penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamia dan pada penelitian kualitatif

instrumennya adalah orang human instrument, hasil dari penelitian kualitatif ini lebih

menekankan makna daripada generalisasi. (Sugiyono,2013: 13-14).

Digunakannya design penelitian deskriptif untuk memberikan gambaran serta penjelasan

fakta yang diperoleh di lapangan saat penelitian. Kata lain design penelitian deskriptif ialah

design disusun dalam rangka memberi gambaran secara ilmiah yang berasal dari subjek

atau objek penelitian. (Anwar, 2011:13).

Adapun teknik pengumpulan data yang penelitian lakukan yaitu melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan studi kasus ini dilaksanakan pada bulan februari hingga april 2019.

Sedangkan tempat studi kasus adalah di lingkungan kelautan di kecamatan parittiga

kabupaten bangka barat dengan alasan untuk melihat bagaimana implementasi kebijakan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Teknik Analisis Data

Teknik pengelolaan dalam penelitian ini ialah data yang didapat yaitu kualitatif yang akan

dianalisis dengan menggunakan metode gap analysis. Gap analysis atau analisis

kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahapan

pengelolaan dan perlindungan lingkungan untuk mengungkap permasalahan penelitian

dengan memperhatikan hirarki perundang-undangan.

Muluk (2008:23) menerangkan metode pengukuran kualitas layanan banyak digunakan

secara luas adalah metode SERVQUAL. SERVQUAL berasal dari kata service quality

yang artinya kualitas layanan metode SERVQUAL didasarkan pada gap model yang

dikembangkan oleh Parasuraman, et al. (1998,1991,1993, 1994). Kualitas layanan

merupakan selisih antara layanan yang dirasakan atau dipersepsikan oleh kosumen

(pesepsi) dengan layanan ideal yang diinginkan atau dipinta oleh konsumen (harapan).

Selisih antara persepsi dengan harapan disebut dengan “gap” atau kesenjangan kualitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Kasus

Analisis kasus pada internship ini berisi tentang uraian hasil penelitian mengenai

implementasi kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Setelah

mengumpulkan informasidari pengumpulan data dan hasil rekontruksi dengan pembimbing

lapangan, kemudian dilakukan evaluasi terhadap kesenjangan yang terjadi antara kondisi

Page 181: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

181

riil implementasi standar pengelolaan dengan standar pengelolaan dalam undang-undang

nomor 32 tahun 2009 dengan menggunakan gap analysis.

Hasil penelitian merupakan uraian dari implementasi standar pengelolaan berdasarkan

undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup, maka peneliti

membagi 6 komponen yang akan diteliti, yaitu (1) perencanaan, (2) pemanfaatan, (3)

pengendalian, (4) pemeliharaan, (5) pengawasan dan (6) penegakan hukum/ Sanksi

Administratif.

Program Pengendalian Pada PT. Timah tbk

Berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup,

pengendalian terdiri dari 3 komponen, yakni (a) pencegahan, (b) penanggulangan, (c)

pemulihan.

Berdasarkan hasil wawancara dan pencermatan dokumen yang dilakukan peneliti,

pengendalian program di studi kasus pada penelitian ini sudah mengarah pada undang-

undang nomor 32 tahun 2009, tetapi dalam pelaksanaannya masih terdapat kesenjangan.

Analisis Kesenjangan Pada Standar Pengelolaan

Berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang pengelolaan lingkungan hidup

terdiri dari:

Perencanaan

Dalam perencanaan ada beberapa hal yang dilakukan yaitu inventarisasi lingkungan hidup,

penetapan wilayah ekoregion dan penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil perencanaan dengan standar pengelolaan

yang terdapat dalam undang-undang 32 tahun 2009.

Berdasarkan analisis kesenjangan pada perencanaan, tidak terdapat kesenjangan pada

inventarisasi lingkungan hidup mengenai SDA yaitu: potensi dan ketersediaan, jenis yang

dimanfaatkan, pengetahuan pengelolaan, bentuk kerusakan, konflik dan penyebab konflik

yang timbul akibat pengelolaan serta peran masyarakat dalam bermitra pada sektor

penambangan timah, agar penyusunan rencana pelindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup dapat berjalan dengan lebih optimal.

Pemanfaatan

Pemanfaataan SDA berdasarkan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

Hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil pemanfaatan sumber daya alam dengan

standar pengelolaan yang terdapat dalam undang-undang 32 tahun 2009, dapat dilihat pada

lampiran.

Berdasarkan analisis kesenjangan diatas, tidak terdapat kesenjangan pada Pemanfaataan

sumber daya alam yang dilakukan berdasarkan rencana perlindungan dan pengelolaan

Page 182: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

182

lingkungan disusun guna memberikan arahan melestarikan lingkungan hidup untuk

mendukung terlaksananya pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungandan

menciptakan keserasian atau keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan

perlindungan lingkungan hidup. Dengan perkembangan sekarang pengelolaan dan

perlindungan lingkungan hidup di proses melalui partisipasi publik dengan melibatkan

publik dalam seluruh proses mulai dari pelaksanaan, perencanaan, serta pemantauan dan

evaluasi. Dengan menggunakan teknologi yang tepat dilakukannya penggalian

pemanfaatan dan pembinaan lingkungan hidup serta pengelolaannya tepat agar mutu

dan kelestarian SDA dan lingkungan hidup bisa dipertahankan untuk menunjang

pembangunan yang berkesinambungan.

Pengendalian

Hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil pengendalian lingkungan hidup dengan

standar pengelolaan yang terdapat dalam undang-undang nomor 32 tahun 2009, dapat

dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Analisis pengendalian

Standar Data dilapangan Analisis kesenjangan

Mencegah Dalam mencegah cemaran dan

rusaknya lingkungan terdapat

beberapa hal:

Baku mutu lingkungan hidup

Kriteria baku kerusakan

lingkungan hidup

Amdal

Perizinan

Instrumen ekonomi lingkungan

hidup

Peraturan perundang-undangan

berbasis lingkungan hidup

Anggaran berbasis lingkungan

hidup

Analisis risiko lingkungan

hidup

Berdasarkan data dilapangan, upaya

pencegahan yaitu mengurangi sumber

dampak lingkungan yang berat, tidak

terdapat kesenjangan pada pencegahan

kerusakan lingkungaan sehingga

diharapkan pemerintah dapat

melaksanakan tugas secara maksimal

sesuai dengan perundang-undangan

lingkungan, dalam rangka memperlancar

tugas pemerintah melindungi lingkungan

dengan harapan lebih mengoptimalkan

kualitas lingkungan yang lebih baik.

Penanggul

angan

Setiap yang mencemar dan

merusak lingkungan wajib

menanggulangi pencemaran

tersebut. Penanggulangan

Berdasarkan data dilapangan, upaya

penanggulangan adalah upaya pembuatan

standar bahan baku mutu lingkungan,

pengawasan lingkungan dan penggunaan

Page 183: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

183

dilakukan dengan beberapa

tahapan:

Memberi informasi peringatan

kepada masyarakaat.

Pengisolasian pencemaran dan

kerusakan.

Penghentian sumber

pencemaran dan kerusakan.

teknologi dalam upaya mengatasi

masalah pencemaran lingkungan. Tidak

terdapat kesenjangan pada

penanggulangan ini sudah sesuai dengan

yang ditetapkan pemerintah.

Pemulihan Setiap orang yang melakukan

pencemaran dan kerusakan

lingkungan memulihkan fungsi

lingkungan hidup tersedbut.

Pemulihan lingkungan hidup

dilakukan dengan tahapan:

menghentikan sumber

pencemaran dan pembersihan

unsur pencemar

Remediasi

Rehabilitasi

Restorasi

Berdasarkan data dilapangan, pemulihan

kerusakan dan pencemaran adalah upaya

untuk mengembalikan fungsi hutan dan

laut yang telah rusak atau tercemar. Pada

pemulihan lingkungan hidup terdapat

kesenjangan karena setiap kegiatan

penambangan pada hutan maupun laut

jarang dilakukan oleh pihak

penambangan itu sendiri seharusnya

pemerintah memperhatikan juga tindakan

pemulihan lingkungan agar tetap terjaga

kelestariannya.

(sumber: data primer yang diolah, 2019)

Berdasarkan analisis kesenjangan diatas, terdapat kesenjangan pada pemulihan yang harus

diperhatikan oleh pemerintah agar menghimbau kepada masyarakat untuk melakukan

pemulihan setelah melakukan aktivitas penambangan atau aktivitas lainnya yang dapat

merusak lingkungan dan setidaknya harus menjaga kelestarian lingkungan hidup dengan

cara tidak terlalu berlebihan dalam mengambil sumber daya alam yang tidak dapat di

perbaharui.

Pemeliharaan

Dalam pemeliharaan ada beberapa hal yang dilakukan yaitu pemeliharaan lingkungan

hidup dengan konservasi SDA, pencadangan SDA dan pelestarian fungsi atmosfer meliputi

Hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil program pemeliharaan dengan standar

pengelolaan yang terdapat pada undang-undang 32 tahun 2009.Berdasarkan analisis

kesenjangan pada pemeliharaan lingkungan hidup, terdapat kesenjangan hal yang perlu

diperhatikan pemerintahan lingkungan hidup adalah pencadangan SDA yang tidak bisa

dikelola pada jangka waktu tertentu. Karena dalam pemeliharan harus melakukan

penghijauan untuk menggantikan keadaan lingkungan yang telah rusak atau tercemar oleh

aktivitas penambangan dan aktivitas lainnya serta peran masyarakat juga harus seimbang

dalam pemeliharaan SDA dan lingkungan hidup dengan pendayagunaan daerah pantai,

Page 184: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

184

wilayah laut dan kawasan udara agar dilaksanakan dengan cara-cara yang tidak meru-

sak kelestarian lingkungan hidup.

Pengawasan

Dalam pengawasan ada beberapa hal yang dilakukan yaitu melakukan pemantauan,

memasuki tempat tertentu, memotret, meminta keterangan, mengambil sampel, membuat

salinan dari dokumen, memeriksa peralatan, dan menghentikan pelanggaran tertentu

Hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil program pengawasan dengan standar

pengelolaan yang terdapat pada undang-undang 32 tahun 2009. Berdasarkan analisis

kesenjangan pada pengawasan lingkungan hidup, terdapat kesenjangan pada pemantauan

yang dilakukan pemerintah dalam memeriksa lingkungan ditempat-tempat tertentu yang

telah tercemar atau rusak sehingga kehadiran petugas dalam memantau masih sangat

mudah diketahui oleh masyarakat, hal ini bisa di buktikan pada petugas yang melakukan

razia penambangan timah yang melanggar hukum lingkungan karena masyarakat mendapat

laporan dari orang dalam petugas pengawasan dan pemantauan, sehingga masyarakat dapat

menghentikan untuk sementara waktu aktivitas penambangan atau aktivitas lainnya yang

berhubungan dengan pengelolaan lingkungan disaat pemantau dan pengawasan

berlangsung. Sehinggga petugas tidak memeriksa peralatan dan tidak meminta keterangan

pada aktivitas penambangan atau yang lainnya melihat lingkungan yang masih terkendali

dan aman karena tidak adanya aktivitas penambangan atau aktivitas lainnya.

Penegakan Hukum /Sanksi Administratif

Hasil analisis kesenjangan antara kondisi riil penegakan hukum/sanksi administratif

lingkungan hidup dengan standar pengelolaan yang terdapat dalam undang-undang nomor

32 tahun 2009, dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2.

Analisis Penegakan Hukum/Sanksi Administratif

Standar Data dilapangan Analisis kesenjangan

Teguran tertulis Teguran tertulis berupa surat

peringatan yang pertama

diberikan kepada pelaku

usaha/penambang dikerenakan

adanya pelanggaran hukum

lingkungan.

Berdasarkan data dilapangan

terdapat kesenjangan pada

teguran tertulis ini karena

pelaku usaha/penambang

sering mengabaikan teguran

yang berupa tulisan tersebut

karena dianggap tidak serius

atau dianggap hanya teguran

biasa.

Paksaan

pemerintah

Paksaan pemerintah sebagaimana

dimaksud yang berupa:

Menghentikan sementara kegiatan

Berdasarkan data dilapangan

tidak terdapat kesenjangan

pada paksaan pemerintah telah

dilaksanakan dengan baik di

Page 185: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

185

produksi

Memindah sarana produksi

Menutup saluran pembuangan air

limbah atau emisi

Melakukan bongkaran

Menyita barang atau alat yang

menimbulkan pelanggaran

Menghentikan sementara seluruh

kegiatan

Tindakan lain yang bertujuan

untuk menghentikan pelanggaran

dan tindakan memulihkan fungsi

lingkungan hidup

buktikan dengan adanya razia

pada penambangan timah yang

melanggar hukum lingkungan.

Pembekuan izin

lingkungan

Pembekuan izin lingkungan

dilakukan apabila penanggung

jawab usaha atau kegiatan

penambangan timah tidak

melaksanakan paksaan

pemerintah.

Berdasarkan data dilapangan

pembekuan izin lingkungan

oleh pejabat yang memberikan

izin tidak terdapat kesenjangan

karena dengan pembekuan izin

dan pengawasan pemerintah

akan mencegah pelanggaran

hukum lingkungan yang

berkenjutan.

Pencabutan izin

lingkungan

Pejabat akan cabut izin

lingkungan jika yang diberi

wewenang usaha atau kegiatan

penambangan timah tidak

menuruti paksaan pemerintah.

Berdasarkan data dilapangan

hal yang terkait pencabutan

izin dilakukan pejabat yang

memberi izin jika ternyata ada

kejadian pelanggaran pada izin

tersebut. Tidak terdapat

kesenjangan pada pencabutan

izin lingkungan yang

dilakukan secara berkala.

(sumber: data primer yang diolah, 2019)

Berdasarkan analisis kesenjangan diatas, terdapat kesenjangan pada teguran tertulis yang

harus diperhatikan oleh pemerintah agar lebih menegaskan lagi kepada masyarakat untuk

lebih menanggapisurat teguran tersebut agar pengelolaan lingkungan hidup lebih tertib dan

perlindungan lingkungan hidup berjalan lancar sebagaimana semestinya yaitu walaupun

melakukan aktivitas penambangan akan tetapi tidak merusak / mencemar lingkungan.

Page 186: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

186

Pembahasan Kasus

Hasil analisis merupakan uraian dari hasil wawancara dilapangan dan implementasi

kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, berdasarkan undang-undang

nomor 32 tahun 2009, maka peneliti membagi menjadi 6 komponen yang akan diteliti,

yaitu perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan

Hukum/Sanksi Administratif.

Pengendalian

Proses pengendalian yaitu pencegahan, penanggulangan dan pemulihan.

“pemerintah melakukan pemulihan dari kerusakan lingkungan hidup sesuai dengan

perencanaan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup, Melakukan pembinaan

terhadap sumber-sumber potensi limbah dan gangguan lingkungan hidupterutama pada

masa pasca tambang sehingga kondisi lingkungan diupayakan bisa kembali seperti sedia

kala serta pemerintahan dengan tegas mengatur bahwa kegiatan penambangan hanya boleh

dilakukan pada lokasi-lokasi kuasa pertambangan perseroan dan dikawasan yang termasuk

dilindungi baik di daratan maupun dilaut” (wawan cara mei 2019)

Lingkungan hidup ialah semua benda dan kondisi dalamnya terdapat manusia serta

perbuatannya dalam ruang tempat manusia berada yang mempengaruhi hidup dan

kesejahteraan manusia lainnya. Munajat danusaputro (1985).

Pernyataan di atas sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2009 pada penyusunan

rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada pasal 10 ayat (4) dan (5).

Pada wawancara dengan nelayan dan masyarakat sekitar lokasi penambangan terdapat

kesenjangan dalam pemulihan lingkungan hidup dari sektor penambangan yang dimana

dalam pelaksanaan pemulihan belum pernah dilakukan, bahkan yang melakukan

pemulihan lingkungan dilakukan oleh nelayan dan masyarakat setempat dengan reboisai

atau penghijaun yaitu menanam pohon jenis bakau di pesisir pantai atau tepian sungai yang

belumpur agar tidak terjadi abrasi dan bakau yang telah tumbuh menjadi besar bisa

menjadi tempat perkembangbiakan ekosistem laut, hal ini dilakukan dengan tujuan

menyelamatkan hutan, tanah dan air diwilayah laut atau sungai. Peran masyarakat yang

aktif sangat di perlukan dalam melakukan reboisasi untuk mengamankan daerah produksi

dan mengamankan daerah dari gangguan bencana banjir.

Pemeliharaan

Proses pemeliharaan pada undang-undang nomor 32 tahun 2009 yaitu: konservasi SDA,

pencadangan SDA, pelestarian fungsi atmosfer.

“masyarakat sekitar melakuakan pemeliharaan dengan melakukan penanaman kembali

pohon bakau ysng telah rusak akibat pencemaran dan memanfaat kan SDA dengan

seperlunya sesuai kebtuhan dan menjaga lingkungan agar tetap sehat dan bersih dengan

cara tidak membuang sampah kelautan”

Pasal 67 undang-undang nomor 32 tahun 2009, menyatakan “Setiap orang wajib

memelihara kelestarian lingkungan hidup dan mengendalikan pencemaran dan kerusakan

Page 187: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

187

lingkungan hidup. Upaya dalam menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat

tanggung jawab setiap orang, berdasarkan pasal diatas.

Pada dasarnya masyarakat yang melakukan seperti uraian diatas harus diberikan

penghargaan sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap lingkungan, dengan melindungi

lingkungan alam sekitar hidup sehat dan aman dari gangguan penyakit serta kebanjiran,

pemeliharaan harus diarahkan kepada masyarakat dan di tinjau agar lingkungan terjaga.

Pengawasan

Kebijakan pengawasan adalah salah satu fungsi dalam merealisasikan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan dari pencemaran dan kerusakan berdsasarkan hasil wawancara

masyarakat dan nelayan.

“pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah seperti merazia penambangan yang

melanggar hukum lingkungan ataupun penambang yang tidak sesuai dengan perizinan

sering dilakukan yang dilakukan oleh satpol pp ke lokasi-lokasi tertentu penambangan,

akan tetapi kehadiran dari petugas pengawasan ini diketahui oleh masyarakat sehingga

masyarakat menghentikan sementara aktivitas penambang yang melanggar perizinan.

informasi diketahui masyarakat dari salah seorang yang bekerja di pemerintah daerah

(pemda), dari itu petugas tidak mengetahui mana penambangan yang bertambang sesuai

izin dan tidak sesuai perizinan karena yang melakukan banyak penambangan di lepas

pantai atau laut” (wawancara mei 2019)

Pengertian pertambangan menurut undang-undang nomor 32 tahun 2009 tentang

pertambangan mineral dan batu bara yaitu: pertambangan sebagian atau seluruh tahapan

kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusaha mineral atau batu bara yang

meliputi penyelidikan umum, eksplorasi studi kelayakan yang terkandung di dalamnya di

kuasai oleh Negara, dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

Walaupun kegiatan penambangan timah sangat membantu kehidupan masyarakat, tidak

dapat di pungkiri bahwa tambang memberi dampak buruk bagi mata pecaharian nelayan

ataupun lingkungan. Karena nelayan tersebut mengeluhkan sulitnya dalam mendapati ikan

di laut hal itu di sebabkan kegiatan pertambangan timah yang menjadi biang keladi

permasalahan ini, dengan itu pengawasan dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.

Penegakan Hukum/Sanksi Administratif

Penegakan Hukum/Sanksi Administratif adalah salah satu fungsi dari perlindungan

pengelolaan lingkungan hidup. Berdasarkan hasil wawancara:

“penegakan hukum yang kurang tegas dari pemerintahan dimana penambang yang banyak

merusak lingkungan banyak dilakukan oleh penambangan ilegal tidak terlalu dipedulikan

petugas walaupun mereka mengetahuinya dengan alasan yang kurang logis, justru laporan

dari nelayan yang terkena dampak penambangan tidak ditanggapi oleh oleh petugas”

(wawancara mei 2019)

Usaha atau kegiatan berdampak penting terhadap lingkungan wajib memiliki Amdal. Pasal

22 ayat 1 dan 2 undang-undang nomor 32 tahun 2009. Hukum lingkungan itu terbagi dua

Page 188: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

188

bagian, yaitu hukum lingkungan klasik dan hukum lingkungan modern. Hukum lingkungan

klasik menekankan kepada pengguna lingkungan atau use oriented sedangkan hukum

lingkungan modern menekankan kepada lingkungan. Hukum lingkungan modern, yang

meliputi: Berwawasan lingkungan (Environmental oriented law), Metodenya

comprehenship-integral (utuh-menyeluruh), Sifatnya sangat luas (fleksibel) karena

terpengaruh oleh kenyataan,

bahwa lingkungan sebagai “ekosistem” itu selalu berada dalam dinamika. Dalam hal ini

banyak memberikan wewenang kepada lembaga administrasi untuk mengembangkan

peraturan pelaksanaannya. Pada dasarnya hukum lingkungan untuk mengatasi pencemaran

serta kerusakan akibat dari ulah prilaku manusia dalam pembangunan dan penggunaan

teknologi yang tidak memperhatikan sebab akibatnya sehingga kerusaakan dan

pencemaran tersebut terjadi dimana-mana hingga kemasalah negara. Dengan itu

penegakan hukum harus dilakukan dengan setegas-teganya aagar lingkungan terlindungi

dari kerusakan dan pencemaran serta terhindar dari penambang yang ilegal.

SIMPULAN

Setelah dilakukan analisis dan pembahasan tentang implementasi kebijakan perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup dalam kondisi riil dan ideal nya dapat disimpulkan

sebagai berikut:

Hasil analisis kesenjanga menunjukan terdapat kesenjangan dalam implementasi

kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam standar yang terjadi pada

lingkungan masyarakat dengan undang-undang nomor 32 tahun 2009, 4 indikator

menunjukan kesenjangan sebagai berikut:

Pengendalian, kesenjangan terdapat pada pemulihan kerusakan lingkungan hidup.

Pemeliharaan, pemeliharaan dalam pencadangan sumber daya alam tidak dikelola dengan

baik.

Pengawasan, hal yang perlu di perhatiakan saat pemantaun kelokasi sektor penambangan.

Penegakan Hukum / Sanksi Administratif, kesenjangan yang terlihat adalah teguran tertulis

yang berupa kertas sehingga dirasa kurang tegas dan sering di abaikan oleh penerima

teguran.

Upaya yang perlu dilakukan sector penambangan dan masyarakat dalam pemulihan

kerusakan lingkungan dan SDA berdasarkan kebutuhan dan perkembangan zaman,

inventarisasi dan evaluasi sumber alam dikembangkan sejalan dengan meningkatnya upaya

pembangunan di bidang pertanian, pengairan, kehutanan, pertambangan dan

pengembangan wilayah, membua perjanjian tertulis dengan sector penambangan,

melakukan perbaikan terhadap lingkungan yang dikelola oleh sektor penambangan sesuai

dengan standar undang-undang lingkungan, serta kepala desa selaku pimpinan daerah

sekitar agar melakukan pengolaan dan pengawasan lingkungan yang harus diperbaharui

tersebut, upaya ini mulai dikembangka nuntuk meningkatkan efisiensi.

Page 189: PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KEMASAN …

p-ISSN 2086-5090

e-ISSN: 2655-8262

Palembang, 3 October 2019

189

Adapun saran-saran berdasarkan paparan diatas, hasil penelitian serta simpulan hasil

penelitian, beberapa saran yang dapat direkomendasikan pada pihak-pihak terkait sebagai

berikut:

Membangun komitmen yang kuat terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan yang

berbasis pelestarian lingkungan hijau terutama pada standar pengelolaan yang merupakan

salah satu standar nasional.

Membangun hubungan kerja yang baik dengan sektor pertambangan, badan pengelolaan

lingkungan hidup, masyarakat dan kemitraan.

Menegaskan serta menegakan hukum lingkungan yang lebih efektif dan efisien.

Peneliti selanjutnya, agar dapat mengembangkan dan menyempurnakan penelitian ini

dengan melakukan penelitian dengan subjek dan metode penelitian yang berbeda.

REFERENSI

Asshiddiqie, Jimly. (2009). Green constitution. Jakarta.

Emil Salim. (1991). Pembangunan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: LP3ES

Hamzah, Andi. (2016). Penegak Hukum Lingkungan: Alumni Bandung.

Himpunan Undang-Undang Lingkungan Hidup & Amdal(1th ed).(2018).

Mochtar Kusuma Atmadja. (1991). Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Laut.

Jakarta: Sinar Grafisika Pusat Studi Wawasan Nusantara.

Munajat Danusaputra. (1985). Hukum lingkungan. Bandung .

http://www.timah.com/v3/ina/home/diaksesbulanjuni2019