Pengaruh Gizi Pada Ibu Menyusui Dan Fisiologi Asi

16
TUGAS KELOMPOK MAKALAH “Pengaruh Gizi Pada Ibu Menyusui dan Fisiologi Asi” Dosen : Lisnaewaty, S.Kep Oleh : Kelompok 3 1. Julio Priyatno (2014.B.15.0375) 2. Intan Kusuma Fabriyani (2014.B.15.0373) 3. Intan Floma Hayati (2014.B.15.0372) 4. Iwan Saputra (2014.B.15.0374)

description

Pengaruh Gizi Pada Ibu Menyusui Dan Fisiologi Asi

Transcript of Pengaruh Gizi Pada Ibu Menyusui Dan Fisiologi Asi

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH

Pengaruh Gizi Pada Ibu Menyusui dan Fisiologi Asi

Dosen : Lisnaewaty, S.Kep

Oleh :

Kelompok 3

1. Julio Priyatno (2014.B.15.0375)

2. Intan Kusuma Fabriyani (2014.B.15.0373)

3. Intan Floma Hayati (2014.B.15.0372)

4. Iwan Saputra (2014.B.15.0374)

5. Helminati (2014.B.15.0371)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

TAHUN AJARAN 2014/2015

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pengaruh Gizi Pada Ibu Menyusui dan Fisiologi ASI.

Makalah ini dibuat berdasarkan referensi mengenai kesehatan pada ibu menyusui terutama pada kebutuhan gizi ibu dan anak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita di bidang kesehatan.

Demikian uraian singkat ini, apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini mohon dimaafkan dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Palangkaraya, September 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN11.1Latar Belakang11.2Tujuan11.2.1Tujuan Umum11.2.2Tujuan Khusus11.3Manfaat Penulisan21.4Rumusan Masalah2BAB II PEMBAHASAN32.1Pengertian Gizi32.2Pengaruh Gizi Pada Ibu Menyusui32.3Fisiologi ASI (Air Susu Ibu)4BAB III PENUTUP73.1Kesimpulan73.2Saran7DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Masyarakat dari berbagai kalangan, banyak ibu ibu menyusui yang tidak memperhitungkan nutrisi dari makanan yang mereka konsumsi yang juga berpengaruh terhadap pemberian ASI pada bayi. Apabila bayi tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup maka akan mempengaruhi sistem pertumbuhan dan perkembangan bayi itu sendiri, serta menyebabkan ASI yang dihasilkan sangat rendah kualitasnya.

Di indonesia banyak budaya serta adat istiadat di masyarakat yang sudah turun temurun. Diantara banyaknya tradisi dan adat istiadat suatu daerah terdapat banyak mitos mengenai larangan kepada ibu yang sedang melahirkan, menyusui dan ibu nifas. Terutama gizi pada ibu menyusui, dimana terdapat banyak mitos seputar makanan yang dilarang untuk dikonsumsi ibu yang sedang menyusui. Tetapi mitos tersebut tidak benar dan tidak memiliki alasan yang kuat berdasarkan ilmu kesehatan.

Gizi merupakan suatu proses organisme menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat zat sisa yang tidak di gunakan untuk mempertahankan kehidupan.

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum

1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah

1.2.2 Tujuan Khusus

1) Mahasiswa mampu mengetahui kandungan nutrisi pada makanan serta mampu menerapkan sistem gizi pada ibu menyusui.

2) Mahasiswa mampu memahami bahwa betapa penting nya ASI bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.

3) Mengerti tentang fisiologi ASI

4) Mahasiswa mampu memperhitungkan berat badan ideal bayi sesuai umur/bulan.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini ditujukan kepada mahasiswa dan pembaca agar mengetahui bagaimana gizi yang harus dipenuhi oleh ibu menyusui dan fisiologi ASI.

1.4 Rumusan Masalah

1. Pengertian gizi?

2. Pengaruh gizi pada ibu menyusui?

3. Fisiologi ASI?

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Pengertian Gizi

Istilah gizi berasal dari bahasa Arab Giza yang berarti zat makanan, dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi.

Gizi adalah suatu proses organisme yang menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti (pencernaan), absorpsi (penyerapan), transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat zat sisa yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan.

2.2 Pengaruh Gizi Pada Ibu Menyusui

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi ASI yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Apabila pemberian ASI pada bayi bagus, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit juga bagus, serta kebiasaan makan pada bayi yang memuaskan. Yang terpenting saat ibu menyusui adalah makanan yang menjamin pembentukan ASI yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

Kebutuhan gizi pada bayi yang harus terpenuhi seperti air, kalori, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Tujuan pemberian tersebut agar semua yang dibutuhkan terpenuhi, sehingga perkembangan dan pertumbuhan bayi berjalan dengan baik.

Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya. Apabila kesehatan pada bayi terganggu akan menyebabkan tumbuh kembangnya kurang baik, bayi mudah terserang penyakit, mudah terkena infeksi dan menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang bayi.

Dalam tubuh ibu terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu waktu diperlukan. Pada saat ibu hamil menyimpan cadangan 4 kg sebagai cadangan untuk produksi ASI. Jika konsumsi ibu terus menerus tidak mengandung zat gizi akan berakibat pada kelenjar pembuat air susu tidak dapat bekerja dengan sempurna dan dapat berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila konsumsi zat gizi secara terus menerus akan terjadi perubahan cadangan jaringan tubuh ibu menjadi ASI menimbulkan bentuk payudara menjadi berubah dan jaringan pada payudara mengendor. Tingkat perubahan zat gizi ibu untuk menjadi ASI adalah 80 90% berasal dari makanan ibu sehari hari atau berasal dari cadangan jaringan tubuh ibu.

Ibu dianjurkan minum dalam jumlah cukup, kurang lebih 8 gelas air minum sehari dan mengonsumsi sayuran yang dapat mmemperlancar produksi ASI. Seperti daun katuk yang mengandung polifenol dan steroid yang merefleks prolaktin, merangsang alveoli memproduksi ASI, dan merangsang oksitosin memacu pengeluaran dan pengaliran ASI).

2.3 Fisiologi ASI (Air Susu Ibu)

Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fungsi fungsi sistem organ. Laktasi merupakan proses pengeluaran air susu. Jadi dapat dikatakan bahwa fisiologi ASI merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses pengeluaran air susu dan fungsi sistem organ yang berperan di dalamnya.

ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode menyusui, pada akhir menyusui kadar lemak 4 5 kali dan kadar protein 1,5 kali lebih tinggi dari pada awal menyusui.

Setelah persalinan plasenta terlepas, maka produksi hormon esterogen dan progesteron berkurang. Pada hari kedua atau ketiga setelah persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun drastis sedangkan kadar prolaktin tetap tinggi sehingga mulai terjadi sekresi ASI. Saat bayi mulai menyusui, rangsangan isapan bayi pada puting susu menyebabkan prolaktin dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI semakin lancar.

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf, dan bermacam macam hormon. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI, dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Sebelum Pubertas Duktus primer dan duktus sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati Pubertas terjadi pertumbuhan yang cepat dari system duktus terutama di bawah pengaruh hormon esterogen sedang pertumbuhan alveoli oleh hormone progesterone. Hormon yang juga ikut berperan adalah prolaktin yang dikeluarkan oleh kelenjar anterior adrenalin, tiroid, paratiroid dan hormone pertumbuhan.

2. Masa Pubertas Pada masa sistem duktus proliferasi dan kanalisasi dari unit unit lobulo alveolar yang terletak pada ujung ujung distal duktulus. Jaringan penyangga stoma mengalami organisasi dan membentuk septum interlobalir.

3. Masa siklus menstruasi perubahan kelenjar payudara wanita dewasa berhubungan dengan siklus menstruasi dan pengaruh hormon yang mengatur siklus tersebut seperti esterogen dan progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum. Bila kadar hormon tersebut meningkat maka, akan terjadi edema lobulus.

4. Masa Kehamilan pada awal kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktus yang baru, percabangan percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormon hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon yang kurang berperan adeno hipofise adalah hormon ini terjadi pertumbuhan percabangan percabangan dan penuh. Sehingga payudara selalu bertambah pada tiap siklus ovulasi mulai dari permulaan mentruasi, plasenta dan korpus luteum.

5. Pada 3 bulan Kehamilan prolaktin dari adeno hipofise anterior mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa ini kolostrum masih dihambat oleh esterogen dan progesteron. tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan kolostrum yang ditekan.

6. Pada Trimester kedua Kehamilan laktogen plasenta mulai merangsang pembentukan kolostrum. Keaktifan dari rangsangan hormon hormon terhadap pengeluaran air susu telah didemontrasikan kebenararannya bahwa seorang ibu yang melahirkan bayi berumur 4 bulan dimana bayinya meninggal, tetap keluar kolostrum.

ASI (Air Susu Ibu) adalah makanan yang mengandung semua unsur gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin dan air serta zat antibodi. Berdasarkan komposisinya, ASI di bedakan menjadi 3 macam :

1. Kolostrum (hari 1 3)

2. ASI transisi (hari 4 10) dan

3. ASI matang/mature (10 seterusnya)

Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan (4 7 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150 300 ml/hari. ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8 20 hari) dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah. ASI matang adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan volume bervariasi yaitu 300 850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. Keadaan keadaan yang menghambat pengeluaran prolaktin adalah gizi ibu yang jelek dan obat obatan.

Pemeliharaan Pengeluaran Air Susu

Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah. Hormon hormon ini sangat perlu untuk pengeluaran permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama menyusui. Proses menyusui memerlukan pembuatan dan pengeluaran air susu dari alveoli ke sistem duktus.

Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui. Berkurangnya rangsangan menyusui oleh bayi misalnya bila kekuatan isapan yang kurang, frekuensi isapan yang kurang dan singkatnya waktu menyusui ini berarti pelepasan prolaktin dari hipofise berkurang, sehingga pembuatan air susu berkurang, karena diperlukan kadar prolaktin yang cukup untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak minggu pertama kelahiran.

BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan

Pada ibu menyusui dengan gizi yang tidak cukup bahkan kurang baik harus dipenuhi dengan nutrisi yang seimbang karena tubuh ibu menggunakan dan membutuhkan banyak sumber daya untuk menyediakan makanan bagi bayi selama kehamilan dan saat menyusui.

Apabila air susu tidak dikeluarkan, mengakibatkan proses menyusui terlambat. Frekuensi isapan bayi yang kurang dan singkatnya waktu menyusui berarti pelepasan prolaktin dari hipofise juga berkurang.

Kita juga harus berfikir dengan logika bahwa pantangan atau mitos bagi masyarakat sebenarnya tidak selalu benar dan dapat di sanggah dengan alasan yang logis berdasarkan ilmu kesehatan. Namun masih ada masyarakat yang mempercayai adanya mitos bahkan diwariskan dari orang tua yang sangat kuat mengajarkan hal tersebut.

3.2 Saran

Sudah menjadi tugas kita sebagai perawat untuk memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat terutama ibu menyusui, dari pola makanan, minuman, dan kebiasaan kebiasaan masyarakat setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.BAB II KAJIAN PUSTAKA.[pdf]. From : http;//eprint.uny.ac.id/8842/2/bab2%20-09604227098.[11 September 2014].

Ardianti, Lili.[2012].Mitos seputar makan dan perilaku pada ibu menyusui.[doc]. From: http://www.academia.edu/5002397/MAKALAH_MITOS_SEPUTAR_MAKANAN_DAN_PERILAKU_PADA_IBU_MENYUSUI_Disusun_oleh.[9 September 2014].

Growup Clinic.[2013].Fisiologi Laktasi dan Menyusui.[online]. From : http://breastfeedingindonesia.wordpress.com/2013/07/28/fisiologi-laktasi-dan-menyusui/[11.[11 September 2014].

Lestari, Rina.[2012].Tugas biologi reproduksi fisiologi laktasi.[pdf]. From : http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:wsjA2yyYviUJ:rinayarina.pun.bz/files/fisiologi-laktasi.pdf+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id.[11.[September 2014].

Sinta, Aning.[2013].Laktasi-Fisiologi Laktasi.[online]. From : http://breastfeedingindonesia.wordpress.com/2013/07/28/fisiologi-laktasi-dan-menyusui/.[11 September 2014].