Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap...

282
Pengaruh Faktor-Faktor Kritis Model Man dan Chan terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor Industri TESIS Disiapkan untuk Memperoleh Gelar Pasca Sarjana Magister Manajemen Disusun oleh: Nama : Raswyshnoe Boing K. NPM : C. 060.101.010 Progr am : Magister Manajemen Coop. X

description

Usaha Kecil Mikro (UKM) merupakan bagian integral dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan perekonomian nasional yang semakin seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi. Kendala-kendala yang dihadapi UKM tidak lepas dari persoalan dasar yaitu kelemahan internal usahanya sendiri (pelaku dan usahanya) dan kelemahan eksternal berupa hubungan dengan pelaku-pelaku lain yang terkait dalam usaha tersebut. Kelemahan-kelemahan tersebut yang menjadikan acuan perumusan masalah untuk dianalisis lebih mendalam. Tujuan dari penelitian ini adalah mendiagnosis seberapa besar pengaruh model kemampuan kewirausahaan terhadap kinerja usaha kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri.Hasil studi literatur ditemukan bahwa perkembangan konsep kewirausahaan bergeser dari karakteristik menjadi penilaian kemampuan yang dimiliki wirausaha itu sendiri. Teori atau model yang dipandang pantas untuk menilai kinerja usaha kecil adalah yang dikembangkan oleh Man dan Chan dengan meneliti faktor-faktor entrepreneurial competencies, competitive scope, dan organization capabilities.Jenis penelitian ini dikategorikan ke dalam explanatori research yang menjelaskan fenomena dengan teori yang ada. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan alat bantu angket dengan metode in-depth interview. Selanjutnya dilakukanlah analisis deksriptif dan jalur untuk mengetahui besaran pengaruh variabel yang diteliti, membahas hasil temuan, serta menarik kesimpulan dan rekomendasi.Hasil uji hipotesis dengan tingkat signifikansi 0,5 persen menunjukan bahwa variabel entrepreneurial competencies, competitive scope, dan organization capabilities secara simultan dan parsial terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha kecil. Melalui analisis jalur, besaran total pengaruh variabel yang diteliti adalah 62,06 persen. Sedangkan sisanya 37,94 persen dipengaruhi faktor lain.Rekomendasi yang diberikan adalah memodifikasi pelatihan ke dalam tiga bentuk yakni: pelatihan kemampuan kewirausahaan, pengelolaan bisnis dari dimensi internal, serta pengelolaan bisnis dari dimensi eksternalnya. Penulis juga merekomendasikan penelitian ini cocok untuk digunakan sebagai alat monitoring and evaluating Mitra Binaan.

Transcript of Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap...

Page 1: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Pengaruh Faktor-Faktor Kritis Model Man dan Chan

terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

sektor Industri

TESIS

Disiapkan untuk Memperoleh Gelar Pasca Sarjana Magister Manajemen

Disusun oleh:

Nama : Raswyshnoe Boing K.NPM : C. 060.101.010Program : Magister Manajemen Coop. X

MAGISTER MANAJEMENINSTITUT MANAJEMEN TELKOMYAYASAN PENDIDIKAN TELKOM

2008

Page 2: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

PENGESAHAN

Pengaruh Faktor-Faktor Kritis Model Man dan Chan

terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

sektor Industri

Disusun oleh:

Nama : Raswyshnoe Boing K.NPM : C. 060.101.010Program : MM Coop. X

Bandung, ...........................................

Disetujui untuk diajukan ke Sidang UjianPasca Sarjana Magister Manajemen

Institut Manajemen Telkom

Pembimbing Pertama, Pembimbing Kedua,

(Ir. Ratna L. Nugroho, MM) (Brady Rikumahu, SE, MBA)

Page 3: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, tesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik (Sarjana, Magister dan Doktor), baik dari Institut Manajemen Telkom maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing/ tim promotor atau penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karna karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung, ......................................

Yang membuat pernyataan

(Raswyshnoe Boing K.)NPM: C.060.101.010

Page 4: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

ABSTRAK

Usaha Kecil Mikro (UKM) merupakan bagian integral dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan perekonomian nasional yang semakin seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi. Kendala-kendala yang dihadapi UKM tidak lepas dari persoalan dasar yaitu kelemahan internal usahanya sendiri (pelaku dan usahanya) dan kelemahan eksternal berupa hubungan dengan pelaku-pelaku lain yang terkait dalam usaha tersebut. Kelemahan-kelemahan tersebut yang menjadikan acuan perumusan masalah untuk dianalisis lebih mendalam. Tujuan dari penelitian ini adalah mendiagnosis seberapa besar pengaruh model kemampuan kewirausahaan terhadap kinerja usaha kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri.

Hasil studi literatur ditemukan bahwa perkembangan konsep kewirausahaan bergeser dari karakteristik menjadi penilaian kemampuan yang dimiliki wirausaha itu sendiri. Teori atau model yang dipandang pantas untuk menilai kinerja usaha kecil adalah yang dikembangkan oleh Man dan Chan dengan meneliti faktor-faktor entrepreneurial competencies, competitive scope, dan organization capabilities.

Jenis penelitian ini dikategorikan ke dalam explanatori research yang menjelaskan fenomena dengan teori yang ada. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan alat bantu angket dengan metode in-depth interview. Selanjutnya dilakukanlah analisis deksriptif dan jalur untuk mengetahui besaran pengaruh variabel yang diteliti, membahas hasil temuan, serta menarik kesimpulan dan rekomendasi.

Hasil uji hipotesis dengan tingkat signifikansi 0,5 persen menunjukan bahwa variabel entrepreneurial competencies, competitive scope, dan organization capabilities secara simultan dan parsial terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha kecil. Melalui analisis jalur, besaran total pengaruh variabel yang diteliti adalah 62,06 persen. Sedangkan sisanya 37,94 persen dipengaruhi faktor lain.

Rekomendasi yang diberikan adalah memodifikasi pelatihan ke dalam tiga bentuk yakni: pelatihan kemampuan kewirausahaan, pengelolaan bisnis dari dimensi internal, serta pengelolaan bisnis dari dimensi eksternalnya. Penulis juga merekomendasikan penelitian ini cocok untuk digunakan sebagai alat monitoring and evaluating Mitra Binaan.

i

Page 5: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

KATA PENGANTAR

Dengan hormat,

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan limpahan taufik serta hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Tesis dengan judul “Pengaruh Faktor-Faktor Kritis Model Man dan Chan terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri” disusun untuk memenuhi salah satu syarat akademis dalam penyelesaian jenjang studi S-2 jurusan Magister Manajemen pada Institut Manajemen Telkom.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, tesis ini tidak dapat terselesaikan. Maka, dalam kesempatan ini dengan segala ketulusan serta kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ibu Ir. Ratna. L. Nugroho, MM, selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Brady Rikumahu, SE, MBA selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta kontribusi positif sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

2. Bapak Asep Suryana Natawirya selaku Rektor IMT, Bapak Prof. Dr. Hiro Tugiman, Ak, QIA selaku Ketua Jurusan Program Magister Manajemen dan Bapak Imanuddin Hasbi, ST, MM selaku Sekretaris Jurusan Program Magister Manajemen yang telah memberikan kontribusi positif dengan memperlancar proses administratif IMT.

3. Pihak Telkom Community Development Center (CDC) yang terdiri dari: Bapak Harmon selaku Senior Manager CDC, Bapak Dhofir Sunhaji selaku Manager CD Divre III, Bapak Yudi selaku Assistant Manager CD Divre III, dan Bapak Asep yang telah mengizinkan pelaksanaan penelitian serta membantu kelancaran penelitian pada Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri.

ii

Page 6: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

4. Seluruh pengajar IMT baik dosen tetap maupun dosen tamu yang memberikan penulis ilmu-ilmu yang berguna dan pemikiran-pemikiran yang menanamkan pemahaman bahwa ilmu pengetahuan tidak mengenal batasan.

5. Seluruh Staf Personal Assistant (PA) terutama Dendi dan Sari yang selalu membantu kelancaran proses administrasi di IMT.

6. Seluruh Staf BAAK terutama Bapak Gagan dan Bapak Irsan yang selalu membantu kelancaran pelaksanaan persidangan di IMT.

7. Perpustakaan IMT, yang menjadi tumpuan utama penulis memperoleh informasi dan referensi untuk penyusunan tesis ini.

8. Kedua orangtua tercinta ayahanda F. Bambang. W, dan ibunda Sumarni, atas doa, kasih sayang, kesabaran, kepercayaan dan pendidikan yang tak terhingga nilainya yang dengan rasa cintanya selalu mengharapkan penulis menjadi orang yang jujur dan berguna.

9. Adik-adikku yang tercinta semoga kelak dikemudian hari bisa mengenyam pendidikan S-2.

10. Teman-teman Coop 10 : Abby, Angga, Arius, Billy, Candra, Dhono, Fiane, Jauhary, Kunto dan Yulia yang telah membantu memberikan informasi yang konstruktif serta diskusi-diskusi yang menarik selama pengerjaan tesis ini.

Terakhir, penulis menyadari bahwa laporan ini masih memerlukan perbaikan dan belum sepenuhnya sempurna, karena kesempurnaannya hanya milik-Nya. Apabila di dalam laporan magang ini terdapat kebenaran, kebaikan dan kelebihan, itu semua datangnya dari Allah SWT dan apabila ada kekurangan dan kesalahan itu semua datangnya dari penulis. Semoga laporan magang ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak yang memahaminya. Amin.

Hormat saya.

Bandung, September 2008

Raswyshnoe Boing K.

iii

Page 7: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

DAFTAR ISI

ABSTRAK....................................................................................... 1KATA PENGANTAR……………………………………………. 2DAFTAR ISI……………………………………………………… 4DAFTAR TABEL………………………………………………… 7DAFTAR GAMBAR……………………………………………... 13DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………... 16

Bab I PENDAHULUAN…………………………………… 11.1 Tinjauan terhadap Objek Penelitian…………… 11.2 Latar Belakang……………………………........ 51.3 Perumusan Masalah…………………………… 121.4 Tujuan Penelitian……………………………… 17

1.5 Kegunaan Penelitian……………………........... 171.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis………….... 18

Bab II TINJAUAN PUSATAKA…………………………… 202.1 Kajian atas Penelitian Sebelumnya……………. 20

2.2 Entrepreneur dan Entrepreneurship…………... 212.1.1 Entrepreneur………………………… 222.1.2 Entrepreneurship……………………. 232.1.3 Model Man dan Chan………............... 232.1.4 Faktor Kritis Competitiveness in Small

Medium Enterprise…………………... 252.3 Usaha Kecil di Indonesia……………………… 29

2.3.1 Definisi Usaha Kecil…………………. 292.3.2 Karakteristik Usaha Kecil……………. 31

2.3.3 Kinerja Usaha Kecil………………...... 322.3.4 Kendala Usaha Kecil…………............ 332.3.5 Klasifikasi Usaha Kecil……………… 34

iv

Page 8: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Bab III METODA PENELITIAN…………………………… 353.1 Jenis Penelitian………………………………… 353.2 Operasionalisasi Variabel dan Skala

Pengukuran…………………………………...... 363.3 Definisi Operasional…………………………... 383.4 Data dan Teknik Pengumpulan………………... 46

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian……………….. 463.5.1 Populasi Penelitian……………........... 463.5.2 Sampel Penelitian……………………. 50

3.6 Analisis Data…………………………………... 513.6.1 Uji Instrumen Penelitian……………... 523.6.2 Analisis Deskriptif Profil Responden... 593.6.3 Transformasi Data…………………… 59

3.6.4Analisis Deskriptif InstrumenPertanyaan…………………………… 60

3.6.5 Analisis Jalur………………………… 603.7 Pengujian Hipotesis………………………........ 64

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………… 674.1 Karakteristik Responden………………………. 67

4.1.1 Profil Individu………………………... 674.1.2 Profil Usaha………………………….. 71

4.2 Hasil Pengolahan Data Deskriptif……………... 74

4.2.1 Competitive Scope…………………… 744.2.2 Entrepreneurial Competencies………. 934.2.3 Organization Capabilities…………… 1074.2.4 Kinerja Usaha Kecil………………….. 117

4.3 Pengujian Model………………………………. 1314.3.1 Transformasi Data…………………… 1314.3.2 Regresi Linier……………………….. 1324.3.3 Pengujian menggunakan Analysis of

Variance………………………………133

4.3.4 Pengujian Koefisien Jalur……………. 1334.4 Pengujian Hipotesis……………………………. 135

v

Page 9: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

4.4.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan... 1354.4.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial…... 1384.4.3 Besaran Pengaruh Variabel Eksogen

terhadap Variabel Endogen………….. 1434.5 Pembahasan......................................................... 149

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN………….................... 1545.1 Kesimpulan terhadap Karakteristik Responden.. 1545.2 Kesimpulan terhadap Pengujian Hipotesis......... 1565.3 Saran.................................................................... 158

5.3.1 Saran Bagi Perusahaan......................... 158

5.3.2 Saran Bagi Penelitian Selanjutnya........ 1605.4 Saran Tambahan.................................................. 1605.5 Keterbatasan Penelitian 162

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………… 163

vi

Page 10: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

DAFTAR TABEL

Tabel I-1 Rekapitulasi Jumlah Pemberian Bantuan Program Kemitraan Telkom dengan Usaha Kecil di Jawa Barat (Tahun 2001 – Triwulan I tahun 2008)…………………………………................. 4

Tabel I-2 Pendapatan Domestik Regional Bruto Perkapita Jawa Barat Tahun 2004 – 2006............................. 10

Tabel I-3 Jenis Pelatihan yang Dibutuhkan Mitra Binaan CD Divre III pada Seluruh Sektor Bantuan Pinjaman................................................................ 13

Tabel I-4 Jenis Pelatihan yang Dibutuhkan Mitra Binaan CD Datel Bandung pada Sektor Industri.............. 13

Tabel II-5 Penelitian Sebelumnya.......................................... 20

Tabel II-6 Competence and Competitiveness with Focus at Entrepreneurial Competencies…………………. 25

Tabel III-7 Operasionalisasi Variabel………………………. 36

Tabel III-8 Rekapitulasi Jumlah Mitra Binaan CD Datel Bandung (Periode tahun 2001 – tahun 2008)…................................................................. 47

Tabel III-9 Rincian Populasi Penelitian…………………….. 49

Tabel III-10 Klas dan Interval Populasi Berdasarkan Pinjaman………………………………………… 49

Tabel III-11 Hasil Uji Validitas................................................. 54

Tabel III-12 Hasil Uji Reliabilitas............................................. 58

Tabel III-13 Format Diagram Performansi…………………… 61

Tabel IV-14 Tingkat Pendidikan Formal Responden................ 68

Tabel IV-15 Jenis Kelamin Responden..................................... 69

vii

Page 11: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Tabel IV-16 Usia Responden.................................................... 70

Tabel IV-17 Lapangan Usaha Responden................................. 72

Tabel IV-18 Besar Pinjaman...................................................... 73

Tabel IV-19 Tingkat Keinginan Responden untuk Mengetahui Keinginan Pelanggan Melalui Informasi Pasar… 76

Tabel IV-20 Tingkat Kemampuan Responden untuk Dapat Memahami Keanekaragaman Karakteristik Pelanggan……………………………………….. 77

Tabel IV-21 Tingkat Keinginan dan Pemahaman Responden terhadap Market Heterogeneity pada Usaha yang Dimilikinya……………………………………… 79

Tabel IV-22 Proporsi Market Heterogeneity berdasarkan Lapangan Usaha…………………………………

80

Tabel IV-23 Upaya Responden dalam Menerapkan Teknologi secara Cepat........................................................... 80

Tabel IV-24 Persepsi Responden terhadap Tingkat Ketepatan Penggunaan Teknologi.......................................... 81

Tabel IV-25 Tingkat Kecepatan dan Ketepatan Penerapan Teknologi pada Usaha Mitra Binaan Telkom Datel Bandung Sektor Industri………………….. 83

Tabel IV-26 Proporsi Technological Sophistication Berdasarkan Lapangan Usaha…………………... 83

Tabel IV-27 Market Attractiveness Sektor Industri Mitra Binaan Telkom Datel Bandung............................. 83

Tabel IV-28 Persepsi Responden terhadap Tingkat Kesulitan Pendirian Usaha Sejenis........................................ 84

Tabel IV-29 Persepsi Responden terhadap Tingkat Ancaman dari Produk Penganti.............................................

85

Tabel IV-30 Persepsi Responden terhadap Kekuatan Bernegosiasi dengan Pembeli............................... 86

viii

Page 12: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Tabel IV-31 Persepsi Responden terhadap Kekuatan Bernegosiasi dengan Pemasok.............................. 86

Tabel IV-32 Persepsi Responden terhadap Persaingan pada Lapangan Usaha Sejenis....................................... 87

Tabel IV-33 Persepsi Pengetahuan Responden terhadap Tahapan dari Setiap Produk yang Dihasilkan.......

88

Tabel IV-34 Upaya Responden dalam Menggolongkan Permintaan Berdasarkan Kriteria Tertentu……… 89

Tabel IV-35 Upaya Responden Menciptakan Keunggulan Bersaing dengan Menciptakan Produk yang Semurah Mungkin………………………………. 90

Tabel IV-36 Upaya Responden Menciptakan Keunggulan Bersaing dengan Menciptakan Produk yang Dapat Digunakan oleh Berbagai Kalangan……...

90

Tabel IV-37 Competitive Concentration Mitra Binaan Telkom Datel Bandung Sektor Industri............................. 92

Tabel IV-38 Proporsi Competitive Concentration Berdasarkan Lapangan Usaha.................................................... 93

Tabel IV-39 Persepsi Tingkat Optimisme Responden terhadap Peluang Usahanya................................................. 95

Tabel IV-40 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden untuk Bekerja Sama dengan Orang Lain……………….

95

Tabel IV-41 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden untuk Menerima Pendapat Orang Lain………………... 96

Tabel IV-42 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden untuk Percaya pada Orang Lain……………………….. 97

Tabel IV-43 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Pengambilan Keputusan........................................ 98

Tabel IV-44 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden untuk Menggali Informasi dalam Berbisnis....................

98

ix

Page 13: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Tabel IV-45 Persepsi Responden terhadap Tantangan Bisnis... 99

Tabel IV-46 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden untuk Menciptakan Konsep Inovatif dalam Berbisnis.... 100

Tabel IV-47 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Mengelola Karyawan Secara Baik........................

101

Tabel IV-48 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Mengelola Alat-Alat Produksi Secara Baik.......... 101

Tabel IV-49 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Mengelola Keuangan Secara Baik……………… 102

Tabel IV-50 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Memilih Teknologi yang Sesuai dengan Kebutuhan………………………………………. 103

Tabel IV-51 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Merencanakan Keberhasilan Usaha……………..

104

Tabel IV-52 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Mengimplementasikan Strategi yang Telah Ditetapkan............................................................. 104

Tabel IV-53 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Mengevaluasi Kegagalan dalam Pencapaian Target…………………………………………… 105

Tabel IV-54 Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Berkomitmen pada Usahanya................................ 106

Tabel IV-55 Upaya Responden Menciptakan Produk yang Inovatif.................................................................. 108

Tabel IV-56 Upaya Responden Menciptakan Proses yang Inovatif.................................................................. 109

Tabel IV-57 Upaya Responden dalam Mengembangkan Inovasi Usaha…………………………………… 110

Tabel IV-58 Proporsi Inovation Berdasarkan Lapangan Usaha 110

Tabel IV-59 Upaya Responden Menciptakan Produk yang Berkualitas............................................................ 111

x

Page 14: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Tabel IV-60 Upaya Responden Menciptakan Produk yang Sesuai dengan Keinginan Pelanggan……………. 112

Tabel IV-61 Penciptaan Kualitas Produk dan Kesesuaian dengan Keinginan Pelanggan................................ 114

Tabel IV-62 Proporsi Quality Berdasarkan Lapangan Usaha… 114

Tabel IV-63 Upaya Responden dalam Meminimalisir Biaya... 115

Tabel IV-64 Upaya Responden dalam Memaksimalisasi Keuntungan........................................................... 116

Tabel IV-65 Upaya Responden dalam Mengoptimalisasikan Sumber Daya.........................................................

116

Tabel IV-66 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test terhadap Perluasan Pangsa Pasar Usaha Responden……… 119

Tabel IV-67 Besaran Peningkatan Pangsa Pasar Usaha Responden………………………………………. 120

Tabel IV-68 Efektifitas Pemberian Pinjaman terhadap Perluasan Pangsa Pasar…………………………. 121

Tabel IV-69 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test terhadap Kinerja Keuntungan Bersih Usaha Responden….

122

Tabel IV-70 Besaran Peningkatan Keuntungan Bersih Usaha Responden............................................................. 122

Tabel IV-71 Efektifitas Pemberian Pinjaman terhadap Peningkatan Keuntungan Bersih........................... 123

Tabel IV-72 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test terhadap Kinerja Penjualan Responden…………………... 124

Tabel IV-73 Besaran Peningkatan Penjualan Responden......... 125

Tabel IV-74 Efektifitas Pemberian Pinjaman terhadap Peningkatan Penjualan.......................................... 126

Tabel IV-75 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test terhadap Kinerja Pertumbuhan Jumlah Karyawan Usaha

127

xi

Page 15: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Responden……………………………………….

Tabel IV-76 Besaran Peningkatan Jumlah Karyawan Responden.............................................................

147

Tabel IV-77 Efektifitas Pemberian Pinjaman terhadap Peningkatan Jumlah Pegawai Responden……..... 128

Tabel IV-78 Lama Berdirinya Usaha Responden..................... 129

Tabel IV-79 Persepsi Responden terhadap efektifitas Pemberian Pinjaman terhadap Upaya Mempertahankan Usaha untuk Tetap Berdiri…... 130

Tabel IV-80 Statistika Deskriptif Transformasi Data............... 131

Tabel IV-81 Model Summary.................................................... 132

Tabel IV-82 Analysis of Variance……………………………. 133

Tabel IV-83 Koefisien Jalur...................................................... 134

Tabel IV-84 Matriks Inverse Variabel-Variabel Penelitian...... 138

Tabel IV-85 Matriks Korelasi................................................... 143

Tabel IV-86 Rekapitulasi Pengaruh Variabel-Variabel Penelitian.……………………………………….. 147

Tabel IV-87 Rekapitulasi Analisis Deskriptif........................... 149

xii

Page 16: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

DAFTAR GAMBAR

Gambar I-1 Proporsi Sektor Usaha UKM Berdasarkan Jumlah Unit Usaha Tahun 2006………………………….. 5

Gambar I-2 Proporsi Jumlah Tenaga Kerja UKM dan Usaha Besar Tahun 2005 – 2006………………………... 6

Gambar I-3 Jumlah Tenaga Kerja UKM dan Usaha Besar Tahun 2005 – 2006………………………………. 7

Gambar I-4 Proporsi Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap PDB Nasional Tahun 2005 – 2006 (Menurut Harga Berlaku)………………………… 7

Gambar I-5 Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap PDB Nasional Tahun 2005 – 2006 (Menurut Harga Berlaku)…………………………………………... 8

Gambar I-6 Proporsi Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap Pembentukan Investasi Nasional Tahun 2005 – 2006 (Menurut Harga Berlaku)…………... 8

Gambar I-7 Kontribusi UKM dan Usaha Besarterhadap Pembentukan Investasi Nasional Tahun 2005 – 2006 (Menurut Harga Berlaku)…………………..

9

Gambar I-8 Proporsi Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap Pembentukan Nilai Ekspor Nasional (Menurut Harga Berlaku)………………………… 9

Gambar I-9 Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap Pembentukan Nilai Ekspor Nasional Tahun 2005 – 2006 (Menurut Harga Berlaku)………................ 10

Gambar I-10 Man dan Chan Model.............................................. 16

Gambar I-11 Kerangka Pemikiran……………………………… 19

Gambar III-12 Proses Analisis Data……………………………... 52

xiii

Page 17: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Gambar III-13 Path Diagram Konseptual Penelitian……………. 70

Gambar IV-14 Tingkat Pendidikan Formal Responden.................. 68

Gambar IV-15 Jenis Kelamin Responden....................................... 69

Gambar IV-16 Usia Responden...................................................... 70

Gambar IV-17 Lapangan Usaha Responden................................... 72

Gambar IV-18 Besar Pinjaman....................................................... 74

Gambar IV-19 Tingkat Keinginan dan Pemahaman Responden terhadap Market Heterogeneity pada Usaha yang Dimilikinya……………………………………… 78

Gambar IV-20 Tingkat Kecepatan dan Ketepatan Penerapan Teknologi pada Usaha Mitra Binaan Telkom Datel Bandung Sektor Industri…………………… 82

Gambar IV-21 Competitive Concentration Mitra Binaan Telkom Datel Bandung Sektor Industri................................ 91

Gambar IV-22 Upaya Responden dalam Mengembangkan Inovasi Usaha……………………………………..

109

Gambar IV-23 Penciptaan Kualitas Produk dan Kesesuaian dengan Keinginan Pelanggan.................................. 113

Gambar IV-24 Interpolasi Tabel Distribusi F................................. 136

Gambar IV-25 Daerah Penerimaan Hipotesis Kurva Distribusi F.. 137

Gambar IV-26 Daerah Penerimaan Hipotesis Secara Parsial Menggunakan Tabel Distribusi t…………………. 138

Gambar IV-27 Daerah Penerimaan Hipotesis Pengaruh Competitive Scope terhadap Kinerja Usaha……… 140

Gambar IV-28 Daerah Penerimaan Hipotesis Pengaruh Entrepreneurial Competencies terhadap Kinerja Usaha……………………………………………... 141

Gambar IV-29 Daerah Penerimaan Hipotesis Pengaruh Organization Capabilities terhadap Kinerja Usaha

142

xiv

Page 18: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Gambar IV-30 Daerah Penerimaan Hipotesis Perbedaan Pengaruh Competitive Scope, Entrepreneurial Competencies dan Organization Capabilities terhadap Kinerja Usaha........................................... 145

Gambar IV-31 Diagram Konsep Penelitian.................................... 148

xv

Page 19: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Kajian atas Penelitian Sebelumnya.................. a

LAMPIRAN II Angket……………………………………….. c

LAMPIRAN III Hasil Pengujian Validitas Instrumrn Penelitian.......................................................... n

LAMPIRAN IV Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian…………………………………….. s

LAMPIRAN V Transformasi Data…………………………… u

LAMPIRAN VI Matriks Korelasi Instrumen Penelitian……… z

LAMPIRAN VII Matriks Korelasi Variabel Penelitian………... cc

LAMPIRAN VIII Rangkuman Analisis Deskriptif……………... dd

LAMPIRAN IX Lampiran Tambahan…………………………

xvi

Page 20: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Bab I

PENDAHULUAN

1.1. Tinjauan terhadap Objek Penelitian

Operasi bisnis yang semakin kompleks pada era ekonomi

global saat ini mengindikasikan timbulnya suatu cakupan resiko bisnis

baru yang kian muncul. Salah satunya adalah diterapkannya good

corporate citizenship sebagai alat untuk meminimalisir trade-off antara

economic bottom line dengan social and environment bottom line

perusahaan. Carrol dan Buchholtz (2003: 31) mendefinisikan bahwa

corporate citizenship merupakan merupakan alat untuk meningkatkan

corporate social performance.

Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disingkat

BUMN juga diwajibkan untuk menerapkan good corporate citizenship.

Namun dikarenakan BUMN merupakan institusi pemerintahan

selanjutnya dikenal dengan istilah good corporate governance.

Pemerindah mengupayakan perbaikan penerapan good corporate

governance BUMN dengan ditetapkannya suatu ketetapan khusus dalam

Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/ M-

MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance

pada Badan Usaha Milik Negara

Sejalan dengan program Pemerintah dibidang Good

Corporate Governance, PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang

selanjutnya disingkat Telkom berkomitmen untuk mendukung

pengembangan kualitas hidup masyarakat dengan menjadi bagian dari

Page 21: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

masyarakat. Upaya yang dilakukan Telkom dalam mendukung

pengembangan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan

ditetapkan sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan.

Perwujudan komitmen Telkom dalam mengembangkan

kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan ditunjukan dengan

penyelenggaraan Program Kemitraan dengan Usaha Kecil untuk

mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan

kerja serta kesempatan berusaha dan Program Bina Lingkungan untuk

meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat yang berada di sekitar

lokasi Perusahaan.

Program Kemitraan dengan Usaha Kecil (Program

Kemitraan) adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha

kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari

bagian laba BUMN. Disamping pemberian pinjaman dana, Program

Kemitraan juga memberikan hibah tidak berupa uang namun berbentuk:

pelatihan; pameran/ promosi dalam dan luar negeri; serta pengunggulan.

Program Bina Lingkungan adalah kegiatan pemberdayaan

kondisi sosial masyarakat di wilayah usaha perusahaan melalui

pemanfaatan dana dari bagian laba perusahaan. Bentuk kegiatan yang

dimaksud mencakup bantuan yang diberikan terhadap objek bantuan,

seperti: bencana alam; pendidikan/ pelatihan; kesehatan; perbaikan

prasarana dan sarana umum; perbaikan prasarana dan sarana ibadah;

setta pelestarian lingkungan. Bagian yang disisihkan untuk PKBL

BUMN adalah satu sampai dengan tiga persen dari laba BUMN setelah

dipotong pajak.

Page 22: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Untuk melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina

Lingkungan, maka Telkom membentuk suatu unit khusus yang disebut

Telkom Community Development Center (TCDC). Cakupan layanan

TCDC adalah seluruh wilayah usaha Telkom yang tersebar di 7 Divisi

Regional (Divre) pada 32 Propinsi di Indonesia yang selanjutnya disebut

Community Development Divre I – VII (CD Divre). Pelaksana lapangan

berada pada level Kantor Daerah Telekomunikasi (Kandatel) yang

selanjutnya disebut Community Development Datel (CD Datel).

Visi dari CDC Telkom adalah“To become a leading Good

Corporate Citizenship of State Owners in Indonesia”. Sedangkan Misi

dari CDC Telkom adalah sebagai berikut:

a. Mewujudkan manajemen dan kinerja terbaik

pengelolaan Program Kemitraan Telkom dengan

usaha kecil secara nasional.

b. Mewujudkan manajemen dan kinerja terbaik

pengelolaan Program Bina Lingkungan Telkom secara

nasional.

Program Kemitraan secara khusus mangalokasikan dana

penyisihan laba Telkom untuk PKBL ini sebagai penghubung antara

economic bottom line dengan social bottom line Telkom. Cara yang

ditempuh adalah dengan memberikan pinjaman lunak kepada Usaha

Kecil di wilayah kerja Telkom dengan tujuan meningkatkan tingkat

sosial lingkungan sekitar usaha Telkom tersebut.

Dana penyisihan laba yang dialokasikan ke dalam sektor-

sektor Program Kemitraan perekonomian kecil dikelompokan ke dalam

sektor-sektor pembangunan, yaitu: industri, perdagangan, pertanian,

3

Page 23: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

peternakan, perkebunan, perikanan, jasa dan lainnya.

Tabel I-1Rekapitulasi Jumlah Pemberian Bantuan Program Kemitraan

Telkom dengan Usaha Kecil di Jawa Barat (Tahun 2001 – Triwulan I tahun 2008)

  Datel  

SEKTOR PEMBANGUNAN

Ban

dung

Cia

njur

Cre

bon

Gar

ut

Ran

gkas

Bit

ung

Sub

ang

Suk

abum

i

Tas

ikm

alay

a

Tot

al p

er

Sek

tor

Industri 553 143 213 210 74 56 156 222 1.627

Perdagangan 415 145 206 329 480 274 309 247 2.405

Pertanian 70 13 2 10 2 2 3 7 109

Peternakan 48 1 9 21 14 5 4 9 111

Perkebunan 12 2     2       16

Perikanam 37 12 8 3 47 9 87 23 226

Jasa 262 223 142 151 201 144 271 256 1.650

Lainnya 40 5 6 3 27   3 9 93

Total per Datel 1.437 544 586 727 847 490 833 773 6.237

(Sumber: CD Divre III 2008)

Dilihat dari data Rekapitulasi Jumlah Pemberian Bantuan

Program Kemitraan Telkom dengan Usaha Kecil di Jawa Barat tahun

2001 sampai dengan tahun 2008, menunjukan bahwa CD Datel Bandung

menempati posisi tertinggi dalam proporsi jumlah penyaluran bantuan

Program Kemitraan di Jawa Barat.

Total dana yang telah disalurkan CD Divre III semenjak

tahun 2001 sampai dengan 2008 adalah sebesar Rp. 82,10 triliun.

Sedangkan CD Datel Bandung sendiri selama semenjak tahun 2001

sampai dengan 2008 telah menyalurkan Rp. 23,40 triliun dan menempati

posisi pertama dalam penyaluran dana Program Kemitraan Telkom di

4

Page 24: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Jawa Barat.

1.2. Latar Belakang

Usaha Kecil Mikro (UKM) merupakan bagian integral dunia

usaha nasional yang memiliki kedudukan, potensi dan peranan yang

sangat penting dan strategis dalam mewujudkan perekonomian nasional

yang semakin seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi. Peran UKM

dalam perekonomian domestik menurut data Menteri Negara Koperasi

dan UMKM (2006: 3) menunjukan peningkatan yang signifikan pada

indikator jumlah usaha meningkat 3,88 persen, penyerapan tenaga kerja

meningkat 2,60 persen, kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto

Nasional (PDB) meningkat 19,29 persen, pembentukan nilai investasi

nasional meningkat 0,52 persen dan pembentukan nilai ekspor nasional

meningkat 10,75 persen. Berikut ini adalah rincian bukti-bukti yang

menunjukan peningkatan kinerja UKM secara nasional dimulai dari

proporsi sektor usaha UKM berdasarkan jumlah unit usahanya:

Gambar I-1Proporsi Sektor Usaha UKM Berdasarkan Jumlah Unit Usaha

Tahun 2006

(Sumber: Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2005 - 2006)

5

Page 25: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Seperti terlihat dalam gambar di atas, Menteri Negara

Koperasi dan UKM (2006: 3) menyebutkan adanya peningkatan jumlah

UKM sebesar 3,88 persen dari 47.102.744 unit usaha pada tahun 2005

menjadi 48.929.636 unit usaha pada tahun 2006. Sedangkan tenaga kerja

yang berhasil diserap oleh sektor usaha di Indonesia adalah sebagai

berikut:

Gambar I-2Proporsi Jumlah Tenaga Kerja UKM dan Usaha Besar Tahun 2005

- 2006

(Sumber: Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2005 - 2006)

Ditinjau dari jumlah UKM yang dominan terhadap total unit

bisnis di Indonesia berdasarkan hasil survey BPS (2006: 5) menunjukan

bahwa UKM mampu menyerap 85,42 juta tenaga kerja atau 96,18

persen dari total tenaga kerja di Indonesia. Jumlah tersebut meningkat

sebesar 2,20 juta pekerja atau 2,60 persen dibandingkan tahun 2005

dimana jumlah penyerapan tenaga kerja oleh UKM sebesar 83,20 juta

tenaga kerja. Proporrsi penyerapan tenaga kerja oleh UKM terlihat pada

Gambar I-2, sedangkan angka penyerapan tenaga kerja oleh UKM dapat

terlihat pada Gambar I-3 berikut ini.

6

Page 26: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Gambar I-3Jumlah Tenaga Kerja UKM dan Usaha Besar Tahun 2005 - 2006

(Sumber: Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2005 - 2006)

Indikator selanjutnya yang dijadikan tolak ukur kinerja UKM

sebagai penopang pertumbuhan perekonomian nasional adalah

kontribusi yang diberikan terhadap pembentukan Produk Domestik

Bruto (PDB). Pada tahun 2006, sebesar Rp. 1.778,70 triliun atau 55,92

persen telah disumbang UKM dari total PDB yang mencapai

Rp. 3.338,20 triliun. Dengan demikian, nilai PDB dari UKM tahun 2006

meningkat Rp. 287,69 triliun atau 19,29 persen dari tahun 2005. Berikut

ini adalah proporsi kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap PDB

Nasional.

Gambar I-4Proporsi Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap PDB Nasional

Tahun 2005 – 2006 (Menurut Harga Berlaku)

(Sumber: Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2005 - 2006)

7

Page 27: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Meskipun mengalami peningkatan, sumbangan PDB yang

diberikan UKM terhadap pembentukan PDB Nasional masih menempati

posisi kedua dan ketiga setelah angka kontribusi yang diberikan Usaha

Besar (UB) jika dilihat secara parsial.

Gambar I-5Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap PDB Nasional Tahun

2005 – 2006 (Menurut Harga Berlaku)

(Sumber: Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2005 - 2006)

UKM turut berperan dalam pembentukan Modal Tetap Bruto

(Investasi) Nasional. Investasi Nasional dibutuhkan untuk membuka

iklim dunia usaha lebih luas dalam upaya penyerapan angka

pengangguran.

Gambar I-6Proporsi Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap Pembentukan

Investasi Nasional Tahun 2005 – 2006 (Menurut Harga Berlaku)

(Sumber: Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2005 - 2006)

8

Page 28: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Pada tahun 2005 kontribusi UKM sebesar 45,99 persen total

investasi di Indonesia. Angka ini mengalami peningkatan 0,52 persen

pada tahun 2006 menjadi 46,23 persen.

Gambar I-7Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap Pembentukan

Investasi Nasional Tahun 2005 – 2006 (Menurut Harga Berlaku)

(Sumber: Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2005 - 2006)

Indikator selanjutnya yang dijadikan alat ukur kinerja UKM

adalah nilai ekspor. Nilai ekspor yang disumbangkan UKM masih

belum sebanding dengan nilai ekspor Usaha Besar di Indonesia.

Gambar I-8Proporsi Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap Pembentukan

Nilai Ekspor Nasional (Menurut Harga Berlaku)

(Sumber: Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2005 - 2006)

UKM juga memberikan kontribusi pembentukan nilai ekspor

nasional yang mengalami peningkatan sebesar 10,75 persen untuk

9

Page 29: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

periode tahun 2005 sampai dengan 2006.

Gambar I-9Kontribusi UKM dan Usaha Besar terhadap Pembentukan Nilai Ekspor Nasional Tahun 2005 – 2006 (Menurut Harga Berlaku)

(Sumber: Statistik Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2005 - 2006)

Dari cakupan yang lebih kecil, data-data dari BPS Propinsi

Jawa Barat (2006: 48) menunjukan adanya kesinambungan dengan

peningkatan kinerja UKM pada skala Nasional. Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat juga mengalami peningkatan

sebesar 21,65 persen (PDRB Tahun 2005 sebesar Rp. 389,67 triliun

menjadi Rp. 473,56 triliun pada Tahun 2006). Dengan demikian UKM

yang berasal dari propinsi Jawa Barat menyumbangkan kontribusi

terhadap PDB Nasional sebesar 14,19 persen. PDRB perkapita Jawa

Barat juga mengalami peningkatan untuk periode 2005 sampai dengan

2006 sebesar 19,17 persen.

Tabel I-2Pendapatan Domestik Regional Bruto Perkapita Jawa Barat Tahun

2004 – 2006Tahun PDRB perkapita (rupiah) Pertumbuhan

2004 7.859.019 8,15%2005 9.843.136 25,25%2006 11.729.838 19,17%

(Sumber: Kondisi Perekonomian Jawa Barat, BPS Jawa Barat 2006)

10

Page 30: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berdasarkan tabel di atas, menunjukan adanya

kesinambungan pertumbuhan PDRB Jawa Barat dengan PDRB Kota

Bandung yang meningkat sebesar 26,01 persen selama periode 2005

sampai dengan 2006. Dengan demikian, Kota Bandung memberikan

kontribusi terhadap pembentukan PDRB Jawa Barat sebesar 9,18

persen. Selain itu, PDRB Perkapita Kota Bandung juga mengalami

peningkatan sebesar 12,09 persen.

Melihat berbagai potensi yang dimiliki UKM maka untuk

membantu meningkatkan peran UKM dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi, khususnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan, perlu

adanya dorongan yang berkesinambungan dari Pemerintah dan pihak-

pihak yang peduli terhadap UKM untuk terus dapat memberdayakan

UKM agar mampu bersaing dalam era globalisasi.

Pemerintah mendorong kinerja UKM. Hal ini diwujudkan

dalam Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

Dilanjutkan dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1998

tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil. Inti dari peraturan

ini adalah pemerintah mengakui dan mengupayakan pemberdayaan

UKM. Hal ini terungkap dalam PP No. 32 bahwa, “Usaha Kecil

merupakan bagian integral dari perekonomian nasional yang mempunyai

kedudukan, potensi dan peranan yang penting dan strategik dalam

mewujudkan pembangunan ekonomi nasional yang kokoh, Usaha Kecil

perlu diberdayakan agar dapat menjadi usaha yang tangguh dan mandiri

serta dapat berkembang dan menjadi Usaha Menengah...”.

11

Page 31: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

1.3. Perumusan Masalah

Menurut Biro Kredit Bank Indonesia (2006: 1) kendala-

kendala yang dihadapi UKM tidak lepas dari persoalan dasar yaitu

kelemahan internal usahanya sendiri (pelaku dan usahanya) dan

kelemahan eksternal berupa hubungan dengan pelaku-pelaku lain yang

terkait dalam usaha tersebut.

Kelemahan internal Usaha Kecil antara lain adalah

kemampuan manajemen dan wirausaha yang lemah, teknis produksi dan

kurangnya infrastruktur. Infrastruktur yang dimaksud meliputi akses

terhadap sumber modal, pasar, informasi, teknologi, sarana dan

prasarana.

Kelemahan eksternal yang dimaksud adalah terkait dengan

pelaku-pelaku dalam lingkup usaha atau yang sering disebut hubungan

hulu – hilir. Hubungan-hubungan yang dimaksud adalah hubungan

antara pelaku usaha dengan pelaku-pelaku lain yang ada dalam jalur

produksi (misalnya bahan baku) dan pemasaran.

Program Kemitraan Telkom tidak hanya memberikan

bantuan dalam bentuk uang, namun juga pemberian bantuan dalam

bentuk lain salah satunya adalah pelatihan.

Berdasarkan pada data hasil survey Telkom Management

Consulting Center (2007: 290) dengan objek penelitian 1.230 Mitra

Binaan Telkom di seluruh Indonesia yang dipilih secara sampling,

berhasil menemukan bahwa rangking kebutuhan pelatihan

kewirausahaan menempati rangking pertama yang paling dibutuhkan

Mitra Binaan. Secara regional, Mitra Binaan Divre III menunjukan

bahwa pelatihan kewirausahaan menempati rangking kedua dalam

12

Page 32: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

pilihan rangking kebutuhan pelatihan responden. Hal tersebut ditunjukan

pada tabel berikut ini:

Tabel I-3Jenis Pelatihan yang Dibutuhkan Mitra Binaan CD Divre III pada

Seluruh Sektor Bantuan Pinjaman

Rangking Jenis Pelatihan1 Pembukuan2 Kewirausahaan3 Pemasaran4 Keterampilan Teknis5 Pengelolaan Tenaga Kerja

(Sumber: Survey Opini dan Performansi Mitra Binaan Telkom; 2007)

Pada hasil survey tersebut disebutkan bahwa pelatihan

kewirausahaan menempati rangking kedua yang dibutuhkan oleh Mitra

Binaan Telkom Divre III.

Sedangkan untuk Mitra Binaan Datel Bandung sektor

industri, pelatihan yang dibutuhkan setelah data survey tersebut diolah

sesuai kebutuhan adalah sebagai berikut:

Tabel I-4Jenis Pelatihan yang Dibutuhkan Mitra Binaan CD Datel Bandung

pada Sektor Industri

Rangking Jenis Pelatihan1 Pengelolaan Tenaga Kerja2 Keterampilan Teknis3 Pembukuan4 Pemasaran5 Kewirausahaan

(Sumber: Survey Opini dan Performansi Mitra Binaan Telkom; 2007) diolah

Pada tabel di atas ditemukan bahwa pelatihan kewirausahaan

menempati posisi terakhir dalam rangking kebutuhan pelatihan Mitra

13

Page 33: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Binaan CD Datel Bandung sektor industri. Dengan kata lain,

ditemukannya gap antara jenis pelatihan yang dibutuhkan Mitra Binaan

sektor industri di wilayah Kota Bandung dengan di wilayah Jawa Barat

dan nasional. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan sementara

bahwa Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri merasa

yakin dengan kemampuan kewirausahaan yang dimilikinya.

Untuk itu penulis memandang perlu adanya suatu kajian

untuk menjawab pertanyaan,”Apakah kemampuan kewirausahaan yang

dimiliki Mitra Binaan Telkom sektor industri di Bandung sudah

mencukupi untuk meningkatkan kinerja usaha kecil yang dimilikinya?”

Dari pertanyaan tersebut di atas, menggugah rasa

keingintahuan penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi.”Sebaiknya apa

saja materi pelatihan kemampuan kewirausahaan yang diberikan Telkom

terhadap Mitra Binaannya?”

Dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul di atas, penulis

mencari model atau konsep teori yang sesuai untuk bisa menjawab

pertanyaan tersebut. Beberapa model atau konsep yang telah

dikembangkan secara empirik untuk meneliti usaha kecil adalah sebagai

berikut:

a. Smith’s and Milner’s (1984), Type of Entrepreneur.

Model yang dikembangkan oleh Smith dan Milner

meneliti kewirausahaan dari sudut pandang tipikal

wirausahanya yang dikategorisasikan menjadi craftsman

dan opportunistic.

b. Bygrave’s (1989), mengembangkan Entrepreneurial

Process Model Adapted from Moore (1986). Bygrave

14

Page 34: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

yang mengadopsi Moore’s Model meneliti

kewirausahaan dari sudut pandang personal,

sociological, dan psychological.

c. Covin’s dan Slevin’s (1991), mengembangkan

Entrepreneurship Model. Covin dan Slevin meneliti

kewirausahaan dari sudut pandang behavioral yang

dimilikinya. Faktor yang diteliti mencalup: concervative

firm dan entrepreneurial behavioral.

d. Naffziger’s (1995), mengembangkan Model of

Entrepreneurship Motivation. Naffziger meneliti

kewirausahaan dari sudut pandang psychological yang

dimilikinya mencakup: risk-taking propensity, locus of

control, energy level, dan need for achievement.

e. Man’s dan Chan’s (2003), mengembangkan Competitive

Advantage in SME’s. Man dan Chan meneliti

kewirausahaan dari sudut pandang kemampuan

kewirausahaannya, yaitu: entrepreneurial competencies,

competitive scope, dan organization capabiliies.

Sehingga model atau konsep teori yang dianggap mampu

menjawab fenomena dan pertanyaan adalah model yang dikembangkan

oleh Man dan Chan. Model yang dimaksud Man dan Chan (2003: 18)

adalah sebagai berikut:

15

Page 35: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Gambar I-10Man dan Chan Model

Entrepreneurial Competencies

Competitive Scope

Organization Capabilities

Potential dimension - external

Process dimension

Potential dimension - internal

Firm Performance

Performance dimension

(Sumber: Competitive Advantage in SME’s)

Pendekatan yang diadopsi Man dan Chan (2002: 123) adalah

fokus terhadap kondisi competitiveness yang dinamis dikaitkan terhadap

entrepreneurial behavior and action. Faktor-faktor yang menciptakan

small business enterprise competitiveness menurut Man dan Chan

adalah: entrepreneurial competencies, competitive scope dan

organizational capabilities.

Dari Man’s dan Chan’s Model di atas, dapat dirumuskan

masalah penelitian adalah sebagai berikut:

a. Seberapa besar pengaruh entrepreneurial

competencies, competitive scope dan organization

capabilities secara simultan terhadap kinerja usaha Mitra

Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri?

b. Seberapa besar pengaruh entrepreneurial

competencies secara parsial terhadap kinerja usaha Mitra

Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri?

16

Page 36: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

c. Seberapa besar pengaruh competitive scope secara

parsial terhadap kinerja usaha Mitra Binaan Telkom

Datel Bandung sektor industri?

d. Seberapa besar pengaruh organization

capabilities secara parsial terhadap kinerja usaha Mitra

Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri?

1.4. Tujuan Penelitian

Secara rinci tujuan penelitian yang diperoleh dari perumusan

masalah adalah sebagai berikut:

a. Mendiagnosis Entrepreneurial Competencies,

Competitive Scope dan Organization Capabilities

berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja Usaha

Kecil.

b. Mendiagnosis Entrepreneurial Competencies

berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Usaha

Kecil.

c. Mendiagnosis Competitive Scope berpengaruh secara

parsial terhadap Kinerja Usaha Kecil.

d. Mendiagnosis Organization Capabilities berpengaruh

secara parsial terhadap Kinerja Usaha Kecil.

1.5. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang dapat dimanfaatkan dari penelitian ini,

adalah:

a. Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat

berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Juga

17

Page 37: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

dapat menjadi rujukan bagi penelitian berikutnya,

terutama penelitian-penelitian mengenai

Entrepreneurship, Usaha Kecil dan Community

Development di Indonesia.

b. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membantu

atau membina Mitra Binaan Telkom Unit Bisnis

Community Development Datel Bandung.

1.6. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Berdasarkan pada perumusan masalah yang menunjukan

adanya ada gap antara pelatihan yang dibutuhkan Mitra Binaan CD

Divre III dengan CD Datel Bandung. Fenomena yang dapat diambil

adalah Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri merasa

sangat yakin dengan kemampuan kewirausahaan yang dimilikinya.

Berdasarkan paparan tersebut di atas, peneliti akan mencari

tahu dan meneliti seberapa besar kemampuan kewirausahaan yang

dimiliki Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri dapat

meningkatkan kinerja usaha kecil yang dimilikinya.

Untuk bisa menjawab fenomena tersebut dengan model yang

dapat menilai kemampuan kewirausahaan dan kinerja usaha kecil sesuai

paparan Man dan Chan, menghasilkan kerangka pemikiran penelitian

sebagai berikut:

18

Page 38: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Gambar I-11Kerangka Pemikiran

Hipotesis yang diajukan berdasarkan model yang

dikembangkan Man dan Chan seperti terlihat pada variabel yang diteliti

pada kerangka pemikiran. adalah sebagai berikut:

a. Variabel Entrepreneurial Competencies Competitive

Scope dan Organization Capabilities secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap Variabel Firm

Performance.

b. Variabel Competitive Scope secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Variabel Firm

Performance.

c. Variabel Entrepreneurial Competencies secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Variabel Competitive

Scope.

19

Page 39: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

d. Variabel Organization Capabilities secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Variabel Firm

Performance.

Bab II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian atas Penelitian Sebelumnya

Sebagai landasan berpikir serta untuk mengetahui dan

mempelajari berbagai metode analisis yang pernah dilakukan, penulis

melakukan kajian atas penelitian sebelumnya yang dianggap relevan.

Bila dikaitkan dengan penelitian ini, hasil penelaahan

menunjukan bahwa hampir semua peneliti kewirausahaan terdahulu

menyoroti karakteristik wirausaha yang melekat pada diri

wirausahawan. Hal ini dapat terlihat dari penelitian-penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Sehingga dari studi literatur tersebut, dapat

dilihat perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan

penelitian sebelumnya sebagai berikut:

Tabel II-5Penelitian Sebelumnya

Peneliti/ VariabelNo. Tahun Judul Persamaan Perbedaan1. Chrissa

Nurhayati (2001)

Pengaruh Karakteristik Wirausaha terhadap Keberhasilan Usaha di Perusahaan Katering di Jakarta Selatan.

Metode penelitian survey.

Karakteristik wirausaha dan keberhasilan usaha.

20

Page 40: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

(bersambung)

(sambungan)2. MS. Budi

Purwanto (2003)

Identifikasi Faktor-Faktor Kewirausahaan yang Perlu Dikembangkan, sebagai Masukan dalam Perumusan Kebijakan Pengembangan Usaha Kecil (Studi Kasus di Usaha Kecil Warung Makan di Bandung).

Objek penelitian Usaha Kecil

Sifat-sifat dan kepribadian wirausaha serta keberhasilan usaha,

3. Nurhajati (2005)

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja dan Keunggulan Bersaing Usaha Kecil yang Berorientasi Ekspor di Jawa Barat

Objek penelitian Usaha Kecil, faktor eksternal, faktor internal, kinerja usaha, dan keunggulan bersaing.

Entrepreneurial skills dan strategi.

4. Budi Harsanto (2006)

Pengaruh Faktor-Faktor Kritis Teori Bygrave terhadap Pertumbuhan Usaha

Objek penelitian Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Personal, socilogical, environmental

Penjelasan lebih rinci mengenai kajian atas penelitian-

penelitian tersebut dapat dilihat pada LAMIRAN I.

2.2. Entrepreneur dan Entrepreneurship

Berikut merupakan pemaparan mengenai perkembangan teori

entrepreneur dan entrepreneurship sampai dengan saat ini.

21

Page 41: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

2.1.1. Entrepreneur

Istilah entrepreneur pertama kali dikemukakan sekitar tahun

1800 oleh seorang ekonom asal Prancis J. B. Say (Drucker, 1984: 21)

yang menyatakan bahwa, ‘shifts economic resources out of an area of

lower and into an area of higher productivity and greater yield.’

Dari definisi entrepreneur tersebut, Drucker (1984, 21)

berpendapat bahwa definisi yang dikemukakan oleh Say tidak

menjelaskan siapakah yang bisa disebut sebagai entrepreneur. Dan saat

ini setelah lebih dari 200 tahun teori enterpreneur terus berkembang

hingga saat ini terdapat polemik dalam mendefinisikan entrepreneur dan

entrepreneurship. Berdasarkan studi empiris di Amerika, Drucker

(1984: 21) menegaskan bahwa:

“In The United States, for instance, the entrepreneur is often defined as one who starts his own, new and small business...but not every small business is entreprenerial or represents entrepreneurship.”

Peneliti lainnya Bygrave (1994: 1) menyatakan bahwa,

“Entrepreneur is the person who perceives an opportunity and creates

an organization to pursue it.”

Peneliti lainnya Scarborough dan Zimmerer (2006: 4)

mendefinisikan entrepreneurs sebagai berikut:

“Entrepreneur is one who create a new business in the face of risk and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities...”

Dari beberapa kata kunci definisi-definisi yang telah

dipaparkan tersebut, entrepreneur dideksripsikan sebagai subjek atau

22

Page 42: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

pelaku usaha yang melihat adanya peluang untuk menciptakan produk

baru atau layanan baru, dengan melakukan upaya pengorganisasian

untuk meminimalisir resiko dan ketidakpastian dalam pencapaian

kinerja dan pertumbuhan bisnis yang didirikannya.

2.1.2. Entrepreneurship

Entrepreneurship merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari kegiatan bisnis. Banyak ahli yang mendefinisikan entrepreneurship,

diantaranya Hisrich, Peters dan Shepherd (2005: 8), yakni:

“Entrepreneurship is the process of creating something new with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, physics, and social risks, and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence.”

Menurut Scarborough dan Zimmerer (1996: 52) menyatakan

bahwa, “Entrepreneurship is the result of a disciplined, systematic

process of applying creativity and innovation to needs and opportunities

in the marketplace.”

Dari beberapa kata kunci definisi-definisi yang telah

dipaparkan tersebut, entrepreneurship dideksripsikan sebagai suatu

upaya menangkap peluang dengan menciptakan sesuatu yang bernilai

bagi orang lain.

2.1.3. Model Man dan Chan

Karakteristik dari individual entrepreneurs yang umumnya

digunakan untuk menilai keberhasilan suatu performa bisnis adalah

umur, gender, pengalaman, latar belakang pendidikan dan latar belakang

keluarga.

23

Page 43: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Man dan Chan (Jones dan Tiley, 2003: 18) mengemukakan

bahwa, “competitiveness is concerned with factors that contribute to

firms being competitive as well as with ways in which it can be

achieved.”

Buchley et al (Jones dan Tiley: 2003, 18) menyatakan bahwa

kriteria penilaian untuk menilai competitiveness, adalah sebagai berikut:

‘Three measures of competitiveness: Competitive Performance,, Competitive Potential and Management Process. Within the small firm context, it is more appropriate to discuss competitiveness by focusing on the entrepreneur’s behavior and actions.’

Berdasarkan konsep Buchley tersebut, Man dan Chan

(Oswald dan Tiley, 2003: 18) mengadopsi dan mengembangkan konsep

Buchley dengan pernyataan sebagai berikut:

‘In developing a conceptual model of SME competitiveness, the authors argue that these six ‘entrepreneurial competencies’ comprise the process dimension. Task 1 involves the entrepreneur establishing the firm’s competitive scope by scanning a range of external factors which include market heterogeneity, technological sophistication, market attractiveness, product/industry life-cycle, market demand and competitive concentration. In carrying out Task 2, the entrepreneur focuses attention on the firm’s internal capabilities which include innovation, quality, cost-effectiveness and organicity (creating flexible organisation structures and systems). Finally, Task 3 involves the entrepreneur setting goals.’

Berdasarkan pernyataan tersebut, Man dan Chan (Oswald

dan Tiley, 2003: 18) menyatakan bahwa untuk menilai competitiveness

pada Usaha Kecil sebaiknya dititikberatkan pada penilaian

entrepreneurs behavior dan acton. Dengan demikian faktor kritis yang

24

Page 44: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

digunakan untuk menilai competitiveness pada Usaha Kecil adalah:

entrepreneur’s competencies sebagai process dimension, competitive

scope sebagai potential dimension external dan organization capabilities

sebagai potential dimension internal.

Entrepreneurial capabilities berhubungan korelasional

dengan dimensi-dimensi competitive scope dan organization capabilities

serta secara simultan ketiga dimensi tersebut mempengaruhi firm

performance sebagai performance dimension.

2.1.4. Faktor Kritis Competitiveness in Small Medium Enterprise

Faktor-faktor kritis dalam menilai firm performance

sebagaimana diungkapkan oleh Man dan Chan adalah sebagai berikut:

a. Entrepreneurial Competencies

Dengan menguji banyak literatur yang ada kaitannya dengan

competitiveness,, Man dan Chan (Jones dan Tiley, 2003: 19)

mengidentifikasi enam competency areas dari entrepreneurial

competencies, sebagai berikut:

Tabel II-6Competence and Competitiveness with Focus at Entrepreneurial

Competencies

(Sumber: Jones dan Tiley, Competitive Advantage in SME’s, 2003)

25

Page 45: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Competencies area sebagaimana dimaksud adalah pemusatan

perhatian pada entrepreneurial behavior yang dimiliki oleh

entrepreneurs dalam menentukan tindakan yang diambil untuk

pencapaian firm performance.

b. Competitive Scope

Faktor kritis selanjutnya adalah menilai sejauh mana

kemampuan yang dimiliki oleh entrepreneurs dalam menentukan

tindakan-tindakan yang dipilih dalam menyingkapi competitive scope

sebagai potential dimension external usaha yang dimilikinya. Menurut

Man dan Chan (Jones dan Tiley, 2003: 18) dimensi yang menilai

competitive scope, adalah sebagai berikut:

1. ‘Market Heterogeneity2. Technological Sophistication3. Market Attractiveness4. Product/ Industry life-cycle5. Market Demand6. Competitive Concentration.’

Penjelasan mengenai dimensi competitive scope yang

dikaitkan dengan entrepreneurial competencies dalam menganalisa dan

mengambil kebijakan yang menyangkut usaha yang didirikannya, adalah

sebagai berikut:

1. Market Heterogeneity; how manager

of business really know about their markets.

2. Technological Sophistication; how

manager of business respons the rapid change of

technology.

26

Page 46: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

3. Market Attractiveness; how manager

of business really know about their industry competitive

forces.

4. Product/ Industry Life Cycle; how

manager of business know about stages in product or

industry.

5. Market Demand; how manager of

business know about segmenting their demand.

6. Competitive Concentration; how

manager of business really know about strategy they

choose including competitive scope and competitive

advantage.

c. Organization Capabilities

Faktor kritis selanjutnya adalah menilai sejauh mana

kemampuan yang dimiliki entrepreneurs dalam menentukan tindakan-

tindakan yang dipilih untuk memaksimalkan organization capabilities

sebagai potential dimension internal usaha yang dimilikinya. Menurut

Man dan Chan (Jones dan Tiley, 2003: 18) dimensi yang menilai

organization capabilities, adalah sebagai berikut:

1. ‘Innovation2. Quality3. Cost-effectiveness4. Organicity.’

Penjelasan mengenai dimensi organization capabilities yang

dikaitkan dengan entrepreneurial competencies dalam menganalisa dan

mengambil kebijakan yang menyangkut usaha yang didirikannya, adalah

27

Page 47: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

sebagai berikut:

1. Innovation; every idea that has a potential to

become a successful business which include product and

internal workings of business.

2. Quality; the ability to create a product that meet the

customer needs.

3. Cost-effectiveness; the ability to measure future

economic benefit.

4. Organicity; the optimality of flexibility that

performances held in reserve.

d. Firm Performance

Faktor kritis selanjutnya adalah menilai sejauh mana firm

performance yang diraih Usaha Kecil dengan pengaruh entrepreneurial

competencies yang dimiliki entrepreneurs. Menurut Man dan Chan

(Sultan, 2007: 64), kinerja dalam aspek daya saing didefinisikan sebagai

berikut:

‘Competitiveness is the mean by which entrepreneurs can improve their firm’s performance, and which can be measured accoding to a number of dimensions including market share, profit, growth, and duration.’

Penjelasan mengenai dimensi firm performance yang

dikaitkan dengan entrepreneurial competencies, adalah sebagai berikut:

1. Market Share; the percentage of the overall volume

of business in a given market that is controlled by one

company in relation to its competitors.

28

Page 48: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

2. Profit; an accounting measure designed to gauge

the financial health of a business firm or industry. In

general, it is defined as the ratio of profit earned to total

sales receipts (or costs) over some defined period.

3. Growth; something for which small companies

strive getting bigger that can be sales figures, number of

employees, physical expansion, or other criteria

to judge it.

4. Duration; how long the business had survive.

2.3. Usaha Kecil di Indonesia

Bagian ini memaparkan kajian teoritis mengenai Usaha Kecil

di Indonesia baik dari sisi definisi, karakteristik, kinerja, kendala, serta

klasifikasinya.

2.3.1. Definisi Usaha Kecil

Definisi Usaha Kecil sangatlah beragam di masing-masing

negara diseluruh dunia berdasarkan sektor ekonomis dimana bisnis

tersebut beroperasi. Umumnya definisi Usaha Kecil tersebut dikaitkan

dengan kategori-kategori tertentu. Salah satunya kategorinya adalah

tenaga kerja. Misalnya Usaha Kecil di Inggris adalah suatu usaha bila

jumlah karyawannya antara 1 – 200 orang, di Jepang antara 1 – 300

orang, di Amerika Serikat antara 1 – 500 orang.

Definisi Usaha Kecil menurut Surat Edaran Bank Indonesia

Nomor 26/1/UKK tahun 2003 perihal Kredit Usaha Kecil adalah,

“...usaha yang memiliki total aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati.”

29

Page 49: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Pengertian Usaha Kecil ini meliputi usaha perseorangan,

badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak

melampaui nilai Rp. 600 juta.

Pemerintah mendefinisikan Usaha Kecil dalam Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil,

sebagai berikut:

“...kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.”

Kriteria sebagaimana dimaksud dalam ketentuan umum

tersebut, adalah sebagai berikut:

a. “Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah);

c. Milik Warga Negara Indonesia;d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar;

e. Berbentuk usaha orang, perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.”

Sedangkan definisi Usaha Kecil menurut Kementrian

Perindustrian dan Perdagangan dalam Surat Keputusan Menteri

Perindustrian dan Perdagangan Nomor 598/MPP/KEP/10/1999, adalah

”...suatu kegiatan usaha industri yang memiliki nilai investasi sampai

30

Page 50: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

dengan Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat usaha.”

Dalam penelitian ini, definisi Usaha Kecil yang digunakan

sama dengan TCDC. Yakni didasarkan pada Keputusan Menteri BUMN

Tahun 2003 tentang Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan

Program Bina Lingkungan, yang muatannya sama dengan Undang-

Undang No. 9 tahun 1995 sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya

ditambah dengan kriteria jangka waktu berdirinya usaha minimal satu

tahun serta cukup memiliki potensi dan prospek usaha untuk

dikembangkan.

2.3.2. Karakteristik Usaha Kecil

Secara umum karakteristik Usaha Kecil menurut M. Taufik

(2004: 3) dapat dikenali sebagai unit usaha yang memiliki karakteristik

sebagai berikut:

a. “Skala usaha kecilb. Padat karyac. Berbasis sumber daya lokal dan sumber daya alamd. Pelaku banyake. Menyebar.”

Selanjutnya, Suryana seperti dikutip I Putu Sugi Darmawan

(2004: 22) mencantumkan karakteristtik perusahaan yang tergolong

Usaha Kecil sebagai berikut:

a. “Biasanya bersifat bebas, tidak terikat dengan identitas bisnis lain, misalnya sebagai cabang, anak perusahaan, atau divisi dari perusahaan yang lebih besar

b. Biasanya sepenuhnya dikendalikan oleh pemiliknya yang biasanya adalah owner-manager yang memberikan

31

Page 51: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

kontribusi kepada hampir semua hal, tidak hanya terbatas pada modal kerja

c. Otoritas pengambilan keputusan dipegang penuh oleh pemilik usaha.”

Selanjutnya, Pratomo dan Soedjoedono (2002: 15),

menyebutkan kriteria umum Usaha Kecil dilihat dari ciri-cirinya pada

dasarnya dapat dianggap sebagai berikut:

a. ”Struktur organisasinya sangat sederhana.b. Tanpa staf yang berlebihan.c. Pembagian kerja yang kendur.d. Memiliki hirarki manajerial yang pendek.e. Sedikit aktivitas formal dan penggunaan perencanaan.f. Kurang membedakan aset pribadi dan perusahaan.”

2.3.3. Kinerja Usaha Kecil

Terdapat banyak sekali pendapat mengenai kriteria

keberhasilan sebuah usaha. Disebutkan Glueck dan Jauch (Nurhayati

2005: 439) Ukuran yang paling banyak dipergunakan adalah Return on

Investment (ROI) disamping ukuran-ukuran kualitatif dan kuantitatif

lainnya. Penelitian Ghost et al (Riyanti, 2003: 27) tentang entrepreneurs

di Singapura menunjukan hasil bahwa dari 85 persen responden yang

menjawab, 70 persen diantaranya menggunakan net profit growth untuk

mengukur keberhasilan. Disusul oleh laba penjualan (sales revenue

growth) sebesar 61 persen, laba setelah pajak (earning after tax) sebesar

50 persen dan pangsa pasar (market share) sebesar 48 persen.

Selanjutnya, 38 persen dari entrepreneurs yang menggunakan kriteria

keberhasilan berdasarkan laba bersih (net profit growth) berpendapat

bahwa prestasi 6-10 persen pertumbuhan per tahun merupakan indikator

keberhasilan usaha.

32

Page 52: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Wibisono (1999:12) menyebutkan bahwa pengukuran kinerja

merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan daya saing

sebuah sistem usaha.

Rancangan sistem pengukuran kinerja yang akurat dan kontekstual merupakan jembatan emas ke arah mana keunggulan sebuah perusahaan akan dibawa. Meskipun disadari bahwa sampai pada saat ini belum terdapat kesepakatan bulat perihal pendefinisian variabel kinerja.

Kinerja perusahaan merupakan faktor umum yang digunakan

untuk mengukur dampak dari sebuah strategi perusahaan. Strategi

perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja baik berupa

kinerja pemasaran (seperti volume penjualan, pangsa pasar, tingkat

pertumbuhan penjualan) maupun kinerja keuangan (seperti ROI).

2.3.4. Kendala Usaha Kecil

Kendala Usaha Kecil telah disebutkan sebelumnya dalam

perumusan masalah. Kendala lain menurut Ira Irawati (2003: 27)

sejumlah kendala baik internal maupun eksternal yang seringkali harus

dihadapi oleh Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a. “Masalah sumber daya manusiab. Masalah pemasaranc. Masalah permodaland. Masalah penyediaan bahan bakue. Masalah teknologif. Masalah organisasi dan manajemeng. Masalah infrastrukturh. Masalah kerjasama usahai. Masalah kurangnya wawasan (budaya) usahaj. Masalah pesaingk. Masalah generasi penerusl. Masalah tidak adanya akses kepada Usaha Besar/

Pemerintah

33

Page 53: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

m. Masalah yang timbul dari konsumen.”

Pada penelitian ini akan menitikberatkan pada kendala yang

menghambat kinerja Usaha Kecil pada aspek nternal dan eksternal

bisnisnya seperti yang telah dipaparkan pada perumusan masalah.

2.3.5. Klasifikasi Usaha Kecil

BPS menggunakan standar internasional ISIC (International

Standard Industrial Clasification of All Economic Activities) dalam

mengklasifikasi sektor usaha. Ada 9 sektor yang tercakup yakni:

a. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

c. Sektor Industri Pengolahan

d. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

e. Sektor Bangunan

f. Sektor Perdagangan, Hoten dan Restoran

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

h. Sektor Keuangan

i. Sektor Jasa-Jasa.

Sedangkan TCDC mengklasifikasikan sektor usaha ke dalam

delapan sektor sesuai dengan lampiran Keputusan Menteri Negara

BUMN Nomor KEP-236/MBU/2003 sebagai berikut:

a. ”Sektor Industrib. Sektor Perdaganganc. Sektor Pertaniand. Sektor Peternakane. Sektor Perkebunanf. Sektor Perikanang. Sektor Jasa

34

Page 54: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

h. Sektor Lainnya.”

Bab III

METODA PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini hendak mengkaji hubungan antara competitive

scope, entrepreneurial competencies dan organization capabilities

dengan kinerja usaha kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor

industri. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif

dengan analisis jalur (path analysis).

Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini

dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kausal komparatif. Menurut

Indriantoro dan Supomo (1999: 29) “penelitian kausal komparatif

(causal comparative research) meupakan tipe penelitian dengan

karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel

atau lebih. Peneliti melakukan pengamatan terhadap konsekuen-

35

Page 55: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

konsekuen yang timbul dan menelusuri kembali faktor yang secara

masuk akal sebagai faktor-faktor penyebabnya.”

Adapun berdasarkan jenis data yang diteliti, penelitian ini

diklasifikasikan ke dalam penelitian opini. Hal ini disebabkan data yang

dianalisis merupakan pendapat responden secara individual. Terkait

dengan data yang diperoleh dalam penelitian, tujuan dari penelitian ini

adalah menganalisis persepsi responden tentang dirinya serta kondisi

internal dan eksternal bisnis yang dimilikinya.

Jika dilihat dari metoda pengumpulan data yang digunakan,

penelitian ini digolongkan dalam penelitian survey. Penelitian survey

adalah penelitian yang mengumpulkan data dari sampel yang mewakili

seluruh populasi.

3.2 Operasionalisasi Variabel dan Skala Pengukuran

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen (tidak

tergantung), yaitu variabel entrepreneurial competencies, competitive

scope dan organizational capabilities. Sedangkan variabel dependen

(tergantung) penelitian ini adalah kinerja usaha. Secara lebih rinci

operasionalisasi variabel tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel III-7Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DIMENSI ATRIBUT SKALA INSTRUMENEntrepreneurial Opportunity Peluang usaha Ordinal A. 1Competencies Relationship Bekerja sama Ordinal A. 2

Menerima pendapat orang lain

Ordinal A. 3

Percaya pada orang lain

Ordinal A. 4

Conceptual Pengambilan keputusan

Ordinal A. 5

36

Page 56: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Menggali informasi

Ordinal A. 6

Tantangan bisnis Ordinal A. 7Konsep inovatif Ordinal A. 8

Organizing Sumber daya manusia

Ordinal A. 9

Alat-alat produksi Ordinal A. 10Keuangan Ordinal A. 11Pemilihan teknologi

Ordinal A. 12

Strategic Perencanaan Ordinal A. 13Implementasi Ordinal A. 14Evaluasi Ordinal A. 15

Commitment Komitmen Ordinal A. 16(Bersambung)

(Sambungan)Competitive Scope Market

heterogeneityPencarian informasi

Ordinal A. 17

Pemahaman karakteristik

Ordinal A. 18

Technological sophistication

Kecepatan penerapan teknologi

Ordinal A. 19

Ketepatan penerapan teknologi

Ordinal A. 20

Market attractiveness

Pendatang baru Ordinal A. 21

Produk pengganti Ordinal A. 22Negosiasi dengan pembeli

Ordinal A. 23

Negosiasi dengan pemasok

Ordinal A. 24

Pesaing Ordinal A. 25Product/ industry life cycle

Pengetahuan siklus setiap produk yang dihasilkan

Ordinal A. 26

Market demand Segmentasi permintaan

Ordinal A. 27

Competitive concentration

Keunggulan bersaing

Ordinal A. 28

37

Page 57: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Cakupan keunggulan

Ordinal A. 29

Organization Capabilities

Innovation Produk inovatif Ordinal A. 30

Proses inovatif Ordinal A. 31Quality Produk berkualitas Ordinal A. 32

Sesuai dengan keinginan pelanggan

Ordinal A. 33

Cost-effectiveness

Minimalisir biaya Ordinal A. 34

Maksimalisasi keuntungan

Ordinal A. 35

Organicity Optimalisasi sumber daya

Ordinal A. 36

(Bersambung)

(Sambungan)Kinerja Usaha Market Share Pangsa pasar

usahaInterval B. 1, 2

Efektivitas pemberian pinjaman

Ordinal B. 3

Profit Keuntungan bersih Interval B. 4, 5Efektivitas pemberian pinjaman

Ordinal B. 6

Penjualan Interval B. 7,8Efektivitas pemberian pinjaman

Ordinal B. 9

Growth Jumlah karyawan Interval B. 10, 11Efektivitas pemberian pinjaman

Ordinal B. 12

Duration Lama berdiri usaha

Interval B. 13

Efektivitas pemberian pinjaman

Ordinal B. 14

3.3 Definisi Operasional

38

Page 58: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berikut ini adalah definisi operasional masing-masing istilah

pada operasionalisasi variabel yang telah dipaparkan sebelumnya:

A. Entrepreneurial Competencies

Variabel Entrepreneurial Competencies terbagi atas

enam dimensi yang mendiagnosis tingkat kemampuan

pemilik usaha kecil sebagai seorang entrepreneur.

Berikut ini adalah dimensi yang akan didiagnosis:

1) Opportunity; keyakinan terhadap peluang usaha

yang dimiliki.

2) Relationship; kemampuan dalam bersosialisasi.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Kemampuan bekerja sama dengan

orang lain.

b) Kemauan menerima pendapat

orang lain.

c) Kemauan mempercayai orang

lain.

3) Conceptual; kemampuan dalam merancang konsep.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Kemampuan pengambilan

keputusan secara terencana.

b) Kemampuan menggali informasi

sebelum merumuskan konsep.

39

Page 59: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

c) Kemauan menyadari tantangan

dalam berbisnis.

d) Kemampuan mengembangkan

inovasi baru pada usaha.

4) Organizational; kemampuan dalam mengelola

manajemen.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumrn sebagai

berikut:

a) Kemampuan mengelola pegawai.

b) Kemampuan mengelola alat-alat

produksi.

c) Kemampuan mengelola keuangan.

d) Kemampuan memilih penggunaan

teknologi.

5) Strategic; kemampuan dalam merancang strategi.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Kemampuan perencanaan dalam

pencapaian keberhasilan.

b) Kemampuan mencari penyebab

kegagalan.

c) Kemampuan menjalankan strategi

yang telah direncanakan.

6) Commitment; keyakinan bahwa komitmen mampu

memajukan usaha.

40

Page 60: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

B. Competitive Scope

Variabel Competitive Scope terbagi atas enam dimensi

yang mendiagnosis seberapa baik kemampuan

manajerial pemilik usaha untuk mengelola usahanya

dilihat dari sudut pandang eksternal bisnis yang

dimilikinya.

Berikut ini adalah dimensi dan atribut yang akan

didiagnosis:

1) Market heterogeneity; kemampuan pemilik usaha

dalam memahami karakteristik pasar usaha.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Upaya mencari informasi

keinginan pelanggan.

b) Pemahaman keanekaragaman

karakteristik pelanggan.

1) Technological sophistication; sejauhmana

kemampuan pemilik usaha dalam memilih dan

menerapkan teknologi secara cepat dan tepat.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Kecepatan penerapan teknologi

dilakukan oleh pemilik usaha.

b) Ketepatan penerapan teknologi

yang dilakukan oleh pemilik usaha.

41

Page 61: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

3) Market attractiveness; sejauhmana persepsi pemilik

usaha terhadap market attractiveness usaha yang

dimilikinya.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Persepsi pemilik usaha terhadap mudah atau

tidaknya kompetitor untuk masuk pada

lapangan usaha sejenis.

b) Persepsi pemilik usaha terhadap ancaman dari

produk pengganti dari produk yang dihasilkan.

c) Persepsi pemilik usaha terhadap kekuatan

bernegosiasi dengan pemasok.

d) Persepsi pemilik usaha terhadap kekuatan

bernegosiasi dengan pembeli.

e) Persepsi pemilik usaha terhadap persaingan

dalam industri sejenis.

4)Product/ industry life-cycle; pengetahuan pemilik

usaha terhadap siklus produk/ industri yang dimiliki.

5)Market demand; pengetahuan pemilik usaha terhadap

penggolongan.

6)Competitive concentration; pengetahuan dan persepsi

pemilik usaha untuk mengembangkan keunggulan

bersaing pada industri yang dijalaninya.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

42

Page 62: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

a) Persepsi pemilik usaha terhadap keunggulan

produk yang dihasilkan.

b) Persepsi pemilik usaha terhadap cakupan

keunggulan bersaing yang dipilih untuk

menjalankan usahanya.

C. Organization Capabilities

Variabel organization capability terbagi atas empat

dimensi yang mendiagnosis seberapa besar kemampuan

pemilik usaha untuk mengelola usahanya dilihat dari

sudut pandang internal bisnisnya.

Berikut ini adalah dimensi dan atribut yang akan

didiagnosis:

1) Innovation; kemampuan pemilik usaha untuk

mengembangkan inovasi pada usaha yang

dimilikinya.

Atribut terbagi ke dalam beberaoa instrumen

sebagai berikut:

a) Kemampuan pengembangan inovasi pada

produk yang dihasilkan.

b) Kemampuan pengembangan inovasi dalam

proses menghasilkan produk.

2) Quality; kemampuan pemilik usaha untuk

menciptakan kualitas produk yang dimiliki serta

sesuai dengan keinginan pelanggan.

43

Page 63: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Kemampuan menjaga kualitas produk yang

dihasilkan.

b) Kemampuan menghasilkan produk yang

kualitasnya sesuai dengan keinginan pelanggan.

3) Cost-effectiveness; kemampuan pemilik usaha

dalam meminimalisir biaya untuk memamsimalkan

keuntungan.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Kemampuan kemampuan pemilik usaha untuk

meminimalisir biaya.

b) Kemampuan pemilik usaha untuk

memaksimasimalkan keuntungan.

3) Organicity; kemampuan penggunaan sumber daya

(tenaga, waktu dan pikiran) yang dikelola secara

optimal untuk menjalankan aktivitas usaha.

D. Firm Performance

Variabel firm performance terbagi atas empat dimensi

yang mendiagnosis seberapa besar kinerja usaha kecil

dikaitkan dengan entrepreneurial competencies yang

dimiliki pemilik usaha.

Berikut ini adalah atribut yang akan didiagnosis:

44

Page 64: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

1) Market Share; persepsi pemilik usaha terhadap

pangsa pasar yang dimilikinya sebelum dan sesudah

diberi pinjaman.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Persepsi pangsa pasar yang dimiliki usaha.

b) Persepsi bahwa pinjaman yang diberikan

meningkatkan pangsa pasar usaha.

2)Profit; persepsi pemilik usaha terhadap keuntungan

bersih dan penjualan yang diraihnya sebelum dan

sesudah diberi pinjaman.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Keuntungan bersih.

b) Penjualan.

c) Persepsi pinjaman yang diberikan

meningkatkan keuntungan dan penjualan.

3) Growth; persepsi pemilik usaha terhadap

pertumbuhan jumlah pegawai sebelum dan sesudah

diberi pinjaman.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Pertumbuhan jumlah pegawai.

b) Persepsi pinjaman yang diberikan

meningkatkan jumlah pegawai.

45

Page 65: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

4) Duration; lama berdirinya usaha.

Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen

sebagai berikut:

a) Lama berdirinya usaha.

b) Persepsi pinjaman yang diberikan membantu

upaya mempertahankan keberadaan usaha

3.4 Data dan Teknik Pengumpulan

Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah data

kualitatif dan kuantitatif. Data-data tersebut merupakan penjabaran dari

operasionalisasi variabel dan akan diperoleh melalui pengumpulan data

primer dan sekunder.

a. Data primer diperoleh secara langsung dari

lapangan melalui angket, wawancara, tatap muka, serta

observasi.

b. Data sekunder diperoleh dari riset kepustakaan

(library research). Yakni pengumpulan data dengan cara

mempelajari literatur-literatur tertulis dari berbagai

sumber, misalnya: CDC Datel Bandung dan Divre III

Jawa Barat dan Banten, BPS, peraturan-peraturan

pemerntah, media cetak, internet, buku-buku yang

terkait dalam kajian penelitian dan sumber lain yang

relevan.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Berikut ini akan pemaparan mengenai populasi, dan sampel

penelitian.

3.5.1 Populasi Penelitian

46

Page 66: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Jumlah Mitra Binaan Telkom Datel Bandung yang masih

aktif memiliki pinjaman atau dalam rentang waktu Triwulan IV tahun

2006 sampai dengan Triwulan I tahun 2008 adalah sebanyak 464 Usaha

Kecil. Rincian jumlah Mitra Binaan berdasarkan sektor bantuan yang

diberikan Telkom CDC adalah sebagai berikut:

Tabel III-8Rekapitulasi Jumlah Mitra Binaan CD Datel Bandung (Periode

tahun 2001 – tahun 2008)

Sektor Data Datel BandungPersentas

eIndustri Jumlah Pinjaman 553 MB 38,48%  Nilai Pinjaman 7.657.481.997 32,66%Perdagangan Jumlah Pinjaman 415 MB 28,88%  Nilai Pinjaman 6.212.414.967 26,50%Pertanian Jumlah Pinjaman 70 MB 4,87%  Nilai Pinjaman 1.054.301.792 4,50%Peternakan Jumlah Pinjaman 48 MB 3,34%  Nilai Pinjaman 762.783.194 3,25%Perkebunan Jumlah Pinjaman 12 MB 0,84%  Nilai Pinjaman 216.560.000 0,92%Perikanan Jumlah Pinjaman 37 MB 2,57%  Nilai Pinjaman 547.431.136 2,34%

(bersambung)(sambungan)

Jasa Jumlah Pinjaman 262 MB 18,23%  Nilai Pinjaman 4.712.026.880 20,10%Lainnya Jumlah Pinjaman 40 MB 2,78%  Nilai Pinjaman 2.280.460.774 9,73%Total Jumlah Pinjaman 1.437 MB 100,00%Total Nilai Pinjaman 23.443.460.739 100,00%

(Sumber: CD Divre III, 2008) diolah

Seperti telah disebutkan sebelumnya pada latar belakang

bahwa Datel Bandung menempati posisi utama dalam penyaluran dana

pinjaman CD Divre III Jawa Barat dan Banten. Selanjutnya, seperti

terlihat pada tabel di atas, sektor industri menempati posisi utama dalam

penyaluran dana pinjaman CD Datel Bandung yaitu 38,48 persen dari

47

Page 67: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

total Mitra Binaan Datel Bandung dengan dana yang disalurkan paling

besar yaitu mencapai 32,66 persen.

Tidak semua Usaha Kecil yang berjumlah 1.437 tersebut

dijadikan populasi penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah Usaha

Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri yang masih

aktif sebagai memiliki pinjaman Telkom tanpa mengikutsertakan sektor

lain. Penentuan kerangka sampling tersebut mempertimbangkan faktor-

faktor sebagai berikut:

a. Datel Bandung menempati prioritas utama

dalam penyaluran dana bantuan CDC Telkom.

b. Sektor industri merupakan prioritas utama

sektor yang dibantu oleh CD Datel Bandung.

c. Data populasi yang diperoleh harus up to

date untuk dapat melacak informasi keberadaan Mitra

Binaan yang menjadi unit elementer.

d. Untuk dapat mengevaluasi kinerja Mitra

Binaan, maka setidaknya Mitra Binaan tersebut harus

yang masih memiliki ikatan pinjaman dana bantuan dari

CD Datel. Pertimbangan yang diambil adalah sebagai

berikut:

1. Untuk menghindari unsur populasi yang dihitung

dua kali yang diakibatkan mengajukan pinjaman

lebih dari satu kali kepada CD Datel.

2. Untuk menghindari unsur populasi memiliki

pinjaman lain selain dari CD Datel yang diakibatkan

48

Page 68: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Usaha Kecil tersebut sudah tidak menjadi Mitra

Binaan Telkom.

Dari apa yang telah dipaparkan tersebut di atas, jumlah

populasi pada penelitian ini yang diurutkan datanya berdasarkan waktu

pemberian pinjaman, adalah sebagai berikut:

Tabel III-9Rincian Populasi Penelitian  Sektor  

Tahun PKS TW PKS Industri Persentase

2006 IV 118 54,38%

2006 Total   118 54,38%

2007 I 10 4,61%

  II 18 8,29%

  III 27 12,44%

  IV 31 14,29%

2007 Total   86 39,63%

2008 I 13 5,99%

2008 Total   13 5,99%

Grand Total   217 100,00%

(Sumber: CD Divre III, 2008) diolah

Dari jumlah populasi sampling sebanyak 1.437 Mitra Binaan,

yang masuk ke dalam populasi sasaran sebanyak 217 Mitra Binaan.

Populasi ini tersebar dalam penyaluran Perjanjian Kerja Sama (PKS)

tahun 2006 Tri Wulan (TW) IV sampai dengan tahun 2008 TW-I. Hasil

statistika deskriptif populasi berdasarkan bearan pinjaman yang

diberikan, adalah sebagai berikut:

Tabel III-10Klas dan Interval Populasi Berdasarkan Pinjaman

49

Page 69: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Class Bin FrequencyI 38.000.000,00 203II 73.000.000,00 12III 108.000.000,00 2

TOTAL 217

(Sumber: CD Divre III, 2008) diolah

3.5.2 Sampel Penelitian

Berikut ini merupakan paparan mengenai ukuran dan teknik

sampling yang akan digunakan.

a. Ukuran Sampel

Dari populasi sasaran sebanyak 217 tersebut, banyaknya

sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah 50 Mitra Binaan

Telkom Datel Bandung sektor industri. Pengelompokan populasi

dilakukan berdasarkan jumlah pinjaman yang direalisasikan oleh CD

Datel Bandung.

Hal-hal yang mendukung perhitungan ukuran sample ini

adalah sebagai berikut:

1. Sekaran (1992: 254):

In multivariate research, the sample size should be

several times (preferably 10 times or more) as large as

the number of variables in the study.

2. Hotama (2001: 103):

Dari berbagai penelitian yang menggunakan manajer

sebagai respondennya, jumlah sampel yang

50

Page 70: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

dipergunakan untuk penelitian sejenis di Indonesia

berkisar antara 50 sampai dengan 90 orang. Pernyataan

ini didukung oleh Indriantoro, 1993; Laksamana, 1995

dan Wignjohartoyo, 1995.

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen dan satu

variabel dependen. Sehingga, jumlah sampel sebanyak 50, rasio aktual

antara ukuran sampel dengan jumlah variabel yang diteliti kurang lebih

bernilai adalah 12 : 1. Sedangkan rasio aktual antara jumlah sampel

dengan jumlah variabel independen yang diteliti kurang lebih bernilai 16

: 1. Oleh karena itu, jumlah 50 sampel telah memenuhi dua kaidah yang

digunakan di atas.

b.Teknik Sampling

Sampling merupakan teknik pengumpulan data untuk

melakukan generalisasi atas suatu populasi. Pada dasarnya, sampling

terbagi ke dalam dua kelompok yaitu probability sampling dan non

probability sampling. Penarikan sampel pada penelitian ini

menggunakan simple random sampling yaitu salah satu metode dalam

probability samples yang mana memberikan peluang bagi setiap unsur

(anggota) populasi sasaran untuk terpilih.

Menurut Yadolah Dodge (2008: 495) simple random

sampling is sampling method whereby one chooses n units amongst the

N units of a population in such a way that each of the Cn N possible

samples has the same probability of being selected.

3.6 Analisis Data

51

Page 71: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Di dalam suatu penelitian, data memiliki kedudukan yang

penting karena data merupakan penggambaran variabel-variabel yang

akan diteliti dengan menggunakan alat pembuktian hipotesis. Dengan

demikian, keabsahan data merupakan hal yang diprioritaskan. Untuk

mendukung keabsahan data maka instrumen dan pengumpul data harus

memenuhi syarat validity dan reliability. Proses analisis data mengikuti

beberapa tahapan, mulai dari pengumpulan data, penyiapan data, hingga

interpretasi hasil. Selengkapnya proses tersebut tergambar sebagai

berikut:

Gambar III-12Proses Analisis Data

Pengumpulan Data

Penyimpanan Data

- C Item – Total Correlation - C Alpha

Pengintervalan Data- Methods Of Succesive

IntervalAnalisis Jalur

Pengujian Hipotesis

Interpretasi Hasil

Perhitungan statistika sebagai alat pengolahan data yang akan

digunakan adalah Microsoft Office Excel 2003 dan SPSS 14.0.

3.6.1 Uji Instrumen Penelitian

Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai

sasarannya bilamana data yang dipakai untuk menguji hipotesis adalah

data yang tidak valid dan reliabel (Singarimbun, 1989: 122). Oleh

karenanya, pada bagian ini akan dikemukakan bagaimana validitas dan

reliabilitas instrumen penelitian diuji.

52

Page 72: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

a. Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat dugunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa semakin tinggi nilai validitas suatu pengujian, maka alat ukur

atau instrumen penelitian semakin mengena pada sasarannya. Dapat juga

diartikan instrumen tersebut menunjukan apa yang seharusnya diukur.

Jika Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

penelitiannya, maka instrumen-instrumen yang disusun pada kuesioner

tersebut merupakan alat pengujian yang harus mengukur apa yang

menjadi tujuan penelitian.

Pengujian validitas yang digunakan adalah validitas item,

yaitu melakukan korelasi skor tiap butir dengan skor total yang

merupakan skor setiap butir. Teknik korelasi yang digunakan adalah

Korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut:

rxy =∑xiyi - ∑xi∑yi

√{∑xi2-∑xi2}{∑yi

2-∑yi2}

Secara statistik, angka korelasi yang diperoleh kemudian

dibandingkan dengan angka kritik Tabel Korelasi Nilai r = 0,361. Yakni

melihat basis N-2 pada taraf signifikansi yang diinginkan. Bila hasil

perhitungan lebih besar dari angka kritis, maka pernyataan pada

instrumen penelitian adalah valid atau dalam bahasa statistik dikatakan

memiliki konsistensi internal (internal consistency). Yang dimaksud

konsistensi internal adalah pernyataan-pernyataan tersebut mengukur

aspek yang sama. Sebaliknya, bila hasil perhitungan lebih kecil dari

angka kritis, maka pernyataan tersebut tidak valid. Apabila dalam

53

Page 73: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

perhitungan ditemukan pernyataan yang tidak valid, kemungkinan

pernyataan tersebut kurang baik susunan kata-kata atau kalimatnya

sehingga menimbulkan penafsiran yang berbeda

Dalam penelitian ini, jumlah responden untuk pengujian

validitas dan reliabilitas kuesioner adalah 30 responden. Berikut ini

adalah hasil pengujian validitas item/ instrumen penelitian:

Tabel III-11Hasil Uji Validitas

No.

Var

iabe

l

Inst

rum

en

Ska

la

Kor

elas

i S

kor

Item

te

rhad

ap

r K

riti

s

Ket

eran

gan

1 Entrepreneurial

A 1 Ordinal

0,722 0,361

Valid

2Competencies

A 2 Ordinal

0,722 0,361

Valid

3 A 3 Ordinal

0,741 0,361

Valid

4 A 4 Ordinal

0,790 0,361

Valid

5 A 5 Ordinal

0,783 0,361

Valid

6 A 6 Ordinal

0,794 0,361

Valid

7 A 7 Ordinal

0,787 0,361

Valid

8 A 8 Ordinal

0,755 0,361

Valid

9 A 9 Ordinal

0,734 0,361

Valid

10 A 10

Ordinal

0,762 0,361

Valid

(bersambung)

54

Page 74: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

(sambungan)11 A 1

1Ordina

l0,661 0,36

1Valid

12 A 12

Ordinal

0,739 0,361

Valid

13 A 13

Ordinal

0,708 0,361

Valid

14 A 14

Ordinal

0,704 0,361

Valid

15 A 15

Ordinal

0,706 0,361

Valid

16 A 16

Ordinal

0,662 0,361

Valid

17Competitive

A 17

Ordinal 0,763

0,361

Valid

18Scope

A 18

Ordinal 0,623

0,361

Valid

19 A 19

Ordinal 0,725

0,361

Valid

20 A 20

Ordinal 0,776

0,361

Valid

21 A 21

Ordinal 0,769

0,361

Valid

22 A 22

Ordinal 0,807

0,361

Valid

23 A 23

Ordinal 0,839

0,361

Valid

24 A 24

Ordinal 0,844

0,361

Valid

25 A 25

Ordinal 0,696

0,361

Valid

26 A 26

Ordinal 0,675

0,361

Valid

27 A 27

Ordinal 0,420

0,361

Valid

28 A 28

Ordinal 0,648

0,361

Valid

29 A 2 Ordina 0,535 0,36 Vali

55

Page 75: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

9 l 1 d30

OrganizationA 3

0Ordina

l 0,8050,361

Valid

31Capabilities

A 31

Ordinal 0,695

0,361

Valid

32 A 32

Ordinal 0,716

0,361

Valid

33 A 33

Ordinal 0,717

0,361

Valid

34 A 34

Ordinal 0,803

0,361

Valid

35 A 35

Ordinal 0,681

0,361

Valid

36 A 36

Ordinal 0,819

0,361

Valid

37Kinerja

B 3 Ordinal 0,536

0,361

Valid

38Usaha Kecil

B 6 Ordinal 0,668

0,361

Valid

39 B 9 Ordinal 0,691

0,361

Valid

40 B 12

Ordinal 0,784

0,361

Valid

41 B 14

Ordinal 0,446

0,361

Valid

42B

1 Interval 0,398

0,361

Valid

43B

2 Interval 0,608

0,361

Valid

44B

4 Interval 0,491

0,361

Valid

45B

5 Interval 0,653

0,361

Valid

(bersambung)(sambungan)

46B

7 Interval 0,483

0,361

Valid

47 B 8 Interva 0,644 0,36 Vali

56

Page 76: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

l 1 d48

B10

Interval 0,495

0,361

Valid

49B

11

Interval 0,616

0,361

Valid

50B

13

Interval 0,520

0,361

Valid

Nilai korelasi (r) skor item/ istrumen terhadap skor total lebih

besar dari 0,361 sehingga seluruh instrumen dalam angket dinyatakan

valid atau mampu mengukur apa yang hendak diukur dalam penelitian

yang akan dilakukan.

b.Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan seberapa besar

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu

alat pengukur dipakai berulang-ulang untuk mengukur gejala yang sama

dan hasil yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut

reliable. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat

pengukur di dalam mengukur fenomena yang sama.

Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas yang berkisar antara 0,00 sampai

dengan 1,00 dan sebagaimana dikemukakan oleh Kapalan et al (1993:

126) nilai yang baik adalah minimal 0,7. Metode yang akan digunakan

adalah Alpha Cronbach Coeficient dengan rumus sebagai berkut:

R = α =N

xS2 - ∑S2

i

N – 1 S

Dimana: R = α = Koefisien reliabilitas cronbach.S2 = Varians skor keseluruhan.

57

Page 77: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

S2 i = Varians item ke-1.

N = Banyaknya jumlah item.

Nilai varians diperoleh dari rumus sebagai berikut:

S2 =1

∑(X1 – X)2

n(n – 1)

Semakin besar nilai reliabilitas (semakin mendekati angka 1),

maka semakin tinggi tingkat kepercayaan instrumen tersebut. Kriteria

Rules of Thumb about Cronbach’s Alpha Coeficient Size menurut Hair,

et al (2003: 172) yang mengkategorisasikan reliabilitas instrumen

penelitian, adalah sebagai berikut:

1. ” R < 0,60 : Poor2. 0,60 < R < 0,70: Moderate3. 0,70 < R < 0,80: Good4. 0,80 < R < 0,90: Very Good5. 0,90 < R < 1,00: Excellent”

Hasil uji reliabilitas dengan berpedoman pada kriteria Rules

of Thumbs about Cronbach’s Alpha Coeficient Size adalah sebagai

berikut:

Tabel III-12Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Alpha KeteranganEntrepreneurial Competencies 0,954 ExcellentCompetitive Scope 0,936 ExcellentOrganization Capabilities 0,917 ExcellentKinerja Usaha Kecil 0,824 Very Good

Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa variabel

entrepreneurial competencies, competitive scope dan organization

capabilities memiliki tingkat kelayakan excellent, sedangkan variabel

58

Page 78: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

kinerja usaha memiliki tingkatan kelayakan very good untuk dilakukan

pengujian secara berulang-ulang

3.6.2 Analisis Deskriptif Profil Responden

Analisis deskriptif digunakan untuk menghasilkan gambaran

dari data yang telah dikumpulkan dari setiap instrumen penelitian. Data

yang terkumpul disajikan melalui dalam bentuk tabel atau grafik.

Analisis deskriptif pada penelitian ini akan menjelaskan profil individu

responden (Pemilik Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

sektor industri) meliputi: tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan usia.

Sedangkan profil usaha Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor

industri meliputi: lapangan usaha yang digeluti, besaran pinjaman dan

lama berdirinya usaha.

3.6.3 Transformasi Data

Mengingat analisis yang digunakan adalah analisis jalur,

maka dipersyaratkan bahwa skala pengukuran yang dipakai sekurang-

kurangnnya adalah skala interval. Karena data yang diperoleh dari

instrumen penelitian adalah data ordinal, maka untuk bisa melanjutkan

proses analisis jalur, data dalam bentuk skala ordinal tersebut dinaikan

(ditransformasikan) terlebih dahulu ke dalam skala interval

menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah

untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menghitung frekuensi setiap pilihan jawaban

per instrumen yang diajukan.

b. Menghitung proporsi setiap pilihan jawaban

per instrumen yang diajukan.

59

Page 79: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

c. Menghitung proporsi kumulatif untuk setiap

pertanyaan berdasarkan proporsi hitungnya.

d. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pilihan

jawaban untuk setiap instrumen .

e. Menghitung scale value (nilai interval

rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban melalui

persamaan berikut:

Scale Value =Kepadatan batas bawah – kepadatan batas atas

Daerah di bawah batas atas – daerah di bawah batas bawah

f. Menghitung skor (nilai hasil transformasi)

untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Skor = scale value + [scale value] +1

3.6.4 Analisis Deskriptif Instrumen Pertanyaan

Berikut ini adalah analisis deskriptif yang akan digunakan

untuk menginformasikan jawaban responden:

a. Rataan Hitung

Setelah transformasi data dari skala ordinal menjadi interval,

langkah selanjutnya adalah mengolah data interval tersebut per

instrumen pertanyaan. Sehingga nantinya akan dapat ditarik suatu

generalisasi terhadap populasi. Generalisasi ini dapat dilakukan karena

teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling yang

merupakan bagian dari probabilistik sampling.

b. Diagram Performansi dan Cross Tab

Untuk instrumen tertentu akan diolah menggunakan

performance diagram dan cross tabulation sehingga nantinya akan

60

Page 80: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

dapat menggambarkan atribut yang hendak diteliti terhadap kondisi riil

dari sampel.

Dalam performance diagram dan cross tabulation, akan ada

empat kuadran yang timbul akibat matrikulasi instrumen. Selanjutnya

rataan hitung akan digunakan untuk batas kategorisasi pada sumbu

vertikal dan horizontal. Sehingga format performance diagram dan

cross tabulation dapat dipaparkan sebagai berikut:

Tabel III-13Format Diagram Performansi

Rendah Tinggi

Tinggi II I

Rendah III IV

Dimana:

Kuadran I: Dipertahankan.

Kuadran II dan III: Ditingkatkan secukupnya.

Kuadran IV: Ditingkatkan segera.

c. Pengujian Non-Parametrik

Penujian non-parametrik digunakan untuk menguji tingkat

signifikansi pertumbuhan kinerja usaha sebelum dan sesudah diberi

bantuan pinjaman. Pengujian ini akan menggunakan Wilcoxson Signed

Ranks Test.

Karena jumlah sampel adalah 50 responden (lebih dari 25),

maka distribusinya mendekati distribusi normal. Dengan demikian nilai

distribusi yang digunakan untuk menguji ada tidaknya peningkatan

kinerja secara signifikan adalah nilai distribusi Z.

61

Page 81: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Adapun kriteria adanya peningkatan kinerja secara signifikan

atau sebaliknya adalah jika Zhitung > Ztabel, maka kesimpulan yang diambil

adalah “ada peningkatan kinerja instrumen X secara signifikan”.

3.6.5 Analisis Jalur

Dalam penelitian, terutama penelitian sosial, peneliti tidak

semata-mata hanya mengungkapkan hubungan antar variabel sebagai

terjemahan statistika dari hubungan antar variabel alami. Namun akan

lebih baik jika peneliti memfokuskan untuk mengungkapkan hubungan

kausal antar variabel.

Telaahan statistika yang sesuai untuk mengungkapkan

hubungan antar variabel adalah sebagai berikut:

a. Analisis Jalur (Path Analysis): umumnya

digunakan jika data dalam variabel telah di

transformasikan ke dalam data interval.

b. Teknik Elaborasi (Elaboration Technique)

umumnya digunakan jika data dalam variabel berbentuk

nominal.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, penelitian ini akan

menggunakan Analisis Jalur. Analisis Jalur dikembangkan oleh Sewall

Wright yang menganalisis hubungan kausal dengan tujuan memisahkan

pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel yang

menjadikannya penyebab dan akibat.

62

Page 82: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Pada analisis jalur, digunakan dua buah lambang yaitu: X, Y

dan є. Istilah yang biasanya digunakan adalah variabel eksogen sebagai

variabel penyebab dan variabel endogen sebagai variabel akibat.

Faktor-faktor lain yang merupakan variabel eksogen yang

tidak sengaja kita ukur disebut variabel implisit yang dilambangkan

dengan є dan dibedakan dengan sub-script (є1,…,єk). Adapun bentuk

persamaan jalur adalah sebagai berikut:

Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + … + ρyxk xk + є

Dimana:

ρ = Koefisien jalur antara variabel eksogen dan endogen.

є = Variabel implisit (residu)

Berdasarkan paparan di atas, secara garis besar path diagram

yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar III-13Path Diagram Konseptual Penelitian

63

Page 83: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Competitive Scope

Entrepreneurial Competencies

Organization Capabilities

Kinerja Usaha

?yx2

?yx1

?yx3

??y?

rx1x2

rx2x3

rx1x3

Dengan demikian, persamaan struktural yang akan dicari

besarannya dengan berpedoman kepada rumusan ”Variabel Endogen =

Variabel Eksogen + Variabel Endogen+ Variabel Implisit” adalah

sebagai berikut:

a. Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyx2 X3 + є

b. Y = ρyx1 X1 + є1

c. Y = ρyx2 X2 + є2

d. Y = ρyx3 X3 + є3

3.7 Pengujian Hipotesis

Kata hipotesis berasal dari hupo yang berarti lemah dan tesis

yang berarti pernyataan. Dengan demikian, hipotesis berarti pernyataan

64

Page 84: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

yang lemah. Hal tersebut dikarenakan hipotesis merupakan pernyataan

yang belum diuji dan bersifat sementara dan harus diuji kebenarannya

melalui penelitian.

Berdasar pada kerangka pemikiran penelitian ini,

dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:

a. Pengaruh entrepreneurial competencies, competitive scope dan organization capabilities terhadap kinerja usaha secara simultan.

Ho: Tidak ada pengaruh secara simultan dan signifikan antara variabel entrepreneurial competencies, competitive scope dan organization capabilities dengan variabel kinerja usaha.

ρyx1 = ρyx2 = ρyx3 = 0H1: Ada pengaruh secara simultan dan signifikan

antara variabel entrepreneurial competencies, competitive scope dan organization capabilities berpengaruh dengan variabel kinerja usaha.

Minimal salah satu dari ρyx1 , ρyx2 , atau ρyx3 ≠ 0

b. Pengaruh variabel competitive scope terhadap kinerja usaha secara parsial.

Ho: Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel competitive scope dengan kinerja usaha.

ρyx1 = 0H1: Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara

variabel competitive scope dengan kinerja usaha.ρyx1 ≠ 0

c. Pengaruh entrepreneurial competencies terhadap kinerja usaha secara parsial.

Ho: Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan

65

Page 85: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

antara variabel entrepreneurial competencies dengan kinerja usaha.

ρyx2 = 0H1: Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara

variabel entrepreneurial competencies dengan kinerja usaha.

ρyx2 ≠ 0

d. Hipotesis secara parsial pengaruh organization capabilities dengan kinerja usaha.

Ho: Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel organization capabilities dengan kinerja usaha.

ρyx3 = 0H1: Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara

variabel organization capabilities dengan kinerja usaha.

ρyx3 ≠ 0

Hasil dari path analysis sesuai dengan rumusan pada sub bab

sebelumnnya akan menentukan apakah hipotesis pada penelitian ini

diterima atau ditolak. Adapun kaidah diterima atau ditolaknya hipotesis

nol, adalah sebagai berikut:

a. Kaidah pengujian koefisien jalur simultan.

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak.

b. Kaidah pengujian koefisien jalur parsial.

Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak.

66

Page 86: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Bab IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden menggambarkan profil Mitra Binaan

Telkom Datel Bandung sektor industri. Analisis yang dilakukan

mencakup karakteristik individu dan karakteristik usaha yang dimiliki.

4.1.1. Profil Individu

67

Page 87: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Profil individu merupakan gambaran karakteristik responden

yang mencakup : tingkat pendidikan, jenis kelamin dan usia pemilik

usaha.

a. Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

menggambarkan seberapa tinggi keragaman latar belakang pengetahuan

yang ditempuh melalui jalur formal. Adapun rincian karakteristik

responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:

Tabel IV-14Tingkat Pendidikan Formal Responden

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase1. Tdak Tamat SD 10 20,00%2. SD 4 8,00%3. SLTP 2 4,00%4. SLTA 19 38,00%5. Diploma 0 0,00%6. Strata-1 13 26,00%7. Strata-2 2 4,00%

Jumlah 50 100,00%

Data di pada Tabel IV-1 disajikan dalam gambar sebagai

berikut:

Gambar IV-14Tingkat Pendidikan Formal Responden

20,00%

8,00%

4,00%

38,00%

0,00%

26,00%

4,00%

0% 10% 20% 30% 40%

Tdak Tamat SD

SD

SLTP

SLTA

Diploma

Strata 1

Strata 2Tin

gkat

Pen

did

ikan

Persentase

68

Page 88: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Dari pengolahan data secara deskriptif mengenai

karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan formalnya,

menunjukan bahwa posisi tiga besar tingkat pendidikan responden

adalah 19 responden (38,00%) berpendidikan tamatan SLTA, 13

responden (26,00%) berpendidikan Sarjana Strata-1 serta 10 responden

(20,00%) tidak tamat SD. Rata-rata tingkat pendidikan responden adalah

tamatan SLTA.

b. Jenis Kelamin

Data profil individu responden yang dikategorisasikan

berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:

Tabel IV-15Jenis Kelamin Responden

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase1. Pria 36 72,00%2. Wanita 14 28,00%

Jumlah 50 100,00%

Data di atas disajikan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar IV-15Jenis Kelamin Responden

72,00%

28,00%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Pria

WanitaJen

is K

elam

in

Persentase

69

Page 89: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Dari pengolahan data secara deskriptif mengenai

karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, menunjukan bahwa

sebanyak 36 responden (72,00%) adalah pria sedangkan sisanya

sebanyak 14 responden (28,00%) adalah wanita.

c. Usia

Data profil individu responden yang dikategorisasikan

berdasarkan usia disajikan menggunakan kategori yang dikemukakan

oleh Hurlock (1991) dalam Riyanti (2003) bahwa perkembangan karir

dapat dibagi ke dalam tiga kelompok usia yaitu: usia dewasa awal,

dewasa madya dan dewasa akhir. Hasil pengelompokan data usia

responden adalah sebagai berikut:

Tabel IV-16Usia Responden

No. Rentang Usia Kategori Frekuensi Persentase1. 17,5 - 39,5 tahun Dewasa Awal 14 28,00%2. 39,5 - 59,5 tahun Dewasa Madya 34 68,00%3. > 59,5 tahun Dewasa Akhir 2 4,00%

Jumlah 50 100,00%

Data di pada Tabel IV-3 disajikan dalam gambar sebagai

berikut:

Gambar IV-16Usia Responden

70

Page 90: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

28,00%

68,00%

4,00%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

17,5 - 39,5 tahun

39,5 - 59,5 tahun

> 59,5 tahun

Ren

tan

g U

sia

Persentase

Dari pengolahan data secara deskriptif mengenai

karakteristik responden berdasarkan usia, menunjukan bahwa sebanyak

14 responden (28,00%) dikategorikan memasuki usia dewasa awal, 34

responden (68,00%) dikategorisasikan memasuki usia dewasa madya,

dan sebanyak 2 responden (4,00%) dikategorisasikan memasuki usia

dewasa akhir. Rata-rata usia responden adalah 30 tahun sehingga masuk

ke dalam kategori dewasa madya.

4.1.2. Profil Usaha

Profil usaha merupakan gambaran karakteristik usaha

responden yang mencakup : lapangan usaha dan besar pinjaman.

a. Lapangan Usaha

Data sektor usaha responden yang dikategorisasikan

berdasarkan lapangan usaha disajikan menggunakan kategorisasi dari

Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI) bahwa penggolongan

lapangan usaha sektor menengah adalah sebagai berikut:

1. Industri makanan, minuman dan tembakau.

2. Industri tekstl, pakaian jadi dan kulit.

3. Industri kayu

4. Industri kertas.

71

Page 91: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

5. Industri kimia.

6. Industri barang galian bukan logam.

7. Industri logam dasar.

8. Industri barang dari logam dan mesin.

9. Industri pengolahan lainnya.

Namun karena belum adanya kategori pasti yang

mengelompokan lapangan usaha untuk sektor usaha kecil, maka penulis

mengambil beberapa kategori yang dari KLUI ditambahkan dengan

lapangan usaha lainnya yang tidak terdefinisikan dengan kriteria KLUI.

Hasil pengelompokan data lapangan usaha responden adalah sebagai

berikut:

Tabel IV-17Lapangan Usaha Responden

No. Lapangan Usaha Frekuensi Persentase1. Industri Makanan dan Minuman 11 22,00%2. Industri Kerajinan Tangan 9 18,00%3. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 19 38,00%4. Industri Alas Kaki 7 14,00%5. Industri Kayu 1 2,00%6. Industri Kertas 1 2,00%7. Industri Bahan Bangunan 0 0,00%8. Industri Lainnya 2 4,00%

Jumlah 50 100,00%

Data di pada Tabel IV-4 disajikan dalam gambar sebagai

berikut:

Gambar IV-17Lapangan Usaha Responden

72

Page 92: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

22,00%

18,00%

14,00%

2,00%

2,00%

0,00%

4,00%

38,00%

0% 10% 20% 30% 40%

Industri Makanan/ Minuman

Industri Kerajinan Tangan (Handycraft)

Industri Tekstil Pakaian)

Industri Alas Kaki

Industri Kayu

Industri Kertas

Industri Bahan Bangunan

Industri Lainnya

Lap

ang

an U

sah

a

Persentase

Dari pengolahan data secara deskriptif mengenai sektor

usaha responden berdasarkan lapangan usahanya, menunjukan bahwa

posisi tiga besar lapangan usaha yang dijalani responden adalah 19

usaha responden (38,00%) bergerak dalam industri tekstil (pakaian), 11

usaha responden (22,00%) bergerak dalam industri makanan dan/ atau

minuman serta 9 usaha responden (18,00%) bergerak dalam industri

kerajinan tangan.

b. Besar Pinjaman

Data profil usaha responden yang dikategorisasikan

berdasarkan pinjaman yang diberikan pihak CD Datel Bandung

disajikan menggunakan kategorisasi yang telah dipaparkan dalam

populasi sampling pada Bab III Tabel III-10 sebagai berikut:

Tabel IV-18Besar Pinjaman

No. Besar Pinjaman (dalam Rupiah) Frekuensi Persentase1. 0 - 38.000.000 45 90,00%2. 39.000.000 - 73.000.000 4 8,00%

73

Page 93: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

3. 74.000.000 - 108.000.000 1 2,00%Jumlah 50 100,00%

Data di atas disajikan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar IV-18Besar Pinjaman

90,00%

8,00%

2,00%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Antara 0 s/d38.000.000

Antara 39.000.000 s/d73.000.000

Antara 74.000.000 s/d107.000.000

Bes

ar P

inja

man

Persentase

Dari pengolahan data secara deskriptif mengenai besar

pinjaman yang diberikan CD Datel Bandung menunjukan bahwa

sebanyak 45 usaha yang dimiliki responden (90,00%) menerima

pinjaman antara Rp. 0,00 sampai dengan Rp. 38,00 juta, 4 usaha

(8,00%) memerima pinjaman antara Rp. 39,00 juta sampai dengan Rp.

73,00 juta dan 1 usaha (2,00%) menerima pinjaman sampai dengan Rp.

108,00 juta. Rata-rata besaran pinjaman adalah Rp. 19,00 juta sehingga

masuk dalam kategori pinjaman satu.

4.2. Hasil Pengolahan Data Deskriptif

Hasil pengolahan data secara deskriptif terhadap variabel-

variabel penelitian adalah sebagai berikut:

4.2.1. Competitive Scope

74

Page 94: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Variabel competitive scope mendiagnosis persepsi responden

terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam mengelola dimensi

eksternal usahanya. Pada variabel competitive scope ini terdapat

dimensi-dimensi yang selanjutnya atribut dan instrumen dari masing-

masing dimensi tersebut diolah secara deskriptif.

Pilihan jawaban responden berupa persepsi atas kemampuan

yang dimilikinya diukur menggunakan skala ordinal dalam kalimat

positif dengan pilihan sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1.

2. Tidak Setuju (TS) skor 2.

3. Setuju (S) skor 3.

4. Sangat Setuju (SS) skor 4.

Beberapa atribut dan instrumen mengukur persepsi

responden terhadap market attractveness diukur menggunakan skala

ordinal dalam kalimat negatif dengan pilihan jawaban sebagai berikut:

1. Sangat Lemah (SL) dan Sangat Mudah (SM) skor 4.

2. Lemah (L) dan Mudah (M) skor 3.

3. Kuat (K) dan Sulit (S) skor 2.

4. Sangat Kuat (SK) dan Sangat Sulit (SS) skor 1.

Untuk dapat memberi kesimpulan atas jawaban responden

digunakan rata-rata hitung sebagai parameternya untuk setiap instrumen

yang ada. Perhitungan parameter menggunakan rumus

interval kelas sebagai berikut:

Class Width = Range

Number of Classes

75

Page 95: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, kategorisasi yang

digunakan untuk mengukur setiap atribut dan instrumen berkalimat

positif adalah sebagai berikut:

1. Sangat Buruk (-SB) interval I.

2. Buruk (-B) interval II.

3. Baik (B) interval III.

4. Sangat Baik (SB) interval IV.

Sedangkan kategorisasi yang digunakan untuk mengukur

setiap atribut dan instrumen berkalimat negatif adalah sebagai berikut:

1. Sangat Lemah (SL) dan Sangat Mudah (SM)

interval 1.

2. Lemah (L) dan Mudah (M) interval 2.

3. Kuat (K) dan Sulit (S) interval 3.

4. Sangat Kuat (SK) dan Sangat Sulit (SS) interval 4.

Berikut ini adalah analisis deskriptif atribut dan instrumen

dari variabel competitive scope:

a. Market Heterogeneity

Berikut ini adalah upaya responden untuk mengenal market

heterogeneity usaha yang dimilikinya berupa tingkat keinginan dan

tingkat pemahaman karakteristik pasar usahanya:

1. Pencarian Informasi Pasar

Tingkat keinginan responden untuk mengetahui keinginan

pelanggan melalui informasi pasar adalah sebagai berikut:

Tabel IV-19Tingkat Keinginan Responden untuk Mengetahui Keinginan

Pelanggan Melalui Informasi Pasar

76

Page 96: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Persepsi Frekuensi Persentase Interval RataanS. T. Setuju 3 6,00% 1,80T. Setuju 14 28,00% 2,61Setuju 19 38,00% 3,41 3,00S. Setuju 14 28,00% 4,21Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-19 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 19 responden (38,00%) setuju bahwa mereka berupaya

mengetahui keinginan pelanggan melalui informasi pasar.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

3,00 dapat disimpulkan bahwa 66,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki keinginan yang tinggi (di atas rataan)

dalam mencari tahu keinginan pelanggan melalui informasi pasar.

Sisanya 34,00% perlu ditumbuhkan tingkat keinginannya agar

dikategorisasikan baik.

2. Pemahaman Karakteristik

Tingkat pemahaman responden untuk dapat memahami

keanekaragaman karakteristik pelanggan adalah sebagai berikut:

Tabel IV-20Tingkat Kemampuan Responden untuk Dapat Memahami

Keanekaragaman Karakteristik Pelanggan

Persepsi Frekuensi Persentase Interval RataanS. T. Setuju 0 0,00% 1,58T. Setuju 13 26,00% 2,17Setuju 21 42,00% 2,75 2,25S. Setuju 16 32,00% 3,34Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-20 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 21 responden (42,00%) setuju bahwa mereka memiliki

77

Page 97: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

kemampuan untuk mengenal keanekaragaman karakteristik

pelanggannya.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,25 dapat disimpulkan bahwa 34,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki tingkat pemahaman yang tinggi (di

atas rataan) dalam mengenal keanekaragaman karakteristik

pelanggannya. Sisanya 66,00% perlu ditingkatkan kemampuan agar

dapat dikategorikan baik.

3. Diagram Performansi Market Heterogeneity

Berikut ini adalah diagram performansi tingkat keinginan dan

pemahaman responden terhadap market heterogeneity pada usaha yang

dimilikinya:

Gambar IV-19Tingkat Keinginan dan Pemahaman Responden terhadap Market

Heterogeneity pada Usaha yang Dimilikinya

78

Page 98: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Sangat Rendah Sangat Tinggi

San

gat R

enda

hS

anga

t Tin

ggi

III

III IV

Dari Gambar IV-19, menunjukan bahwa Mitra Binaan

Telkom Datel Bandung sektor industri ada yang tingkat keinginan dan

tingkat pemahamannya sangat tinggi serta ada pula yang tingkat

keinginan dan tingkat pemahamannya sangan rendah. Rincian analisis

deskriptif market heterogeneity yang disajikan dalam cross tabulation

adalah sebagai berikut:

Tabel IV-21Tingkat Keinginan dan Pemahaman Responden terhadap Market

Heterogeneity pada Usaha yang DimilikinyaTingkat Pemahaman

Rendah Tinggi

Tingkat Tinggi 16 17

Keinginan Rendah 17 0

Dari tabel Tabel IV-21, proporsi market heterogeneity

berdasarkan lapangan usaha adalah sebagai berikut:

79

Page 99: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Tabel IV-22Proporsi Market Heterogeneity berdasarkan Lapangan Usaha

Kuadran

No. Lapangan Usaha I II III IV Jml

1 Industri Makanan/ Minuman 3 5 3 - 11

2 Industri Kerajinan Tangan 3 2 4 - 9

3 Industri Tekstil (Pakaian) 5 7 7 - 19

4 Industri Alas Kaki 5 - 2 - 7

5 Industri Kayu 1 - - - 1

6 Industri Kertas - 1 - - 1

7 Industri Bahan Bangunan - - - - -

8 Industri Lainnya - 1 1 - 2

Jumlah 17 16 17 - 50

% 34,00 32,00 34,00 0,00

Berdasarkan Tabel IV-22 di atas, yang perlu diberikan

perhatian khusus untuk peningkatan keinginan dan kemampuan

pengenalan karakteristik pasar adalah industri tekstil karena memiliki

rentang paling besar antara kuadran I dengan kuadran III yakni sebanyak

2 Mitra Binaan.

b. Technological Sophistication

Berikut ini adalah technological sophistication yang dipilih

Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri:

1. Kecepatan Penerapan Teknologi

Upaya responden dalam menerapkan teknologi secara cepat

adalah sebagai berikut:

Tabel IV-23Upaya Responden dalam Menerapkan Teknologi secara Cepat

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan

80

Page 100: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

S. Lamban 5 10,00% 1,69Lamban 11 22,00% 2,39Cepat 16 32,00% 3,08 2,73S. Cepat 18 36,00% 3,77Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-23 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya masing-masing 18 responden (36,00%) beranggapan bahwa

mereka berupaya menerapkan teknologi pada usahanya secara cepat.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,73 dapat disimpulkan bahwa 36,00% Mitra Binaan Telkom Datel

Bandung sektor industri berupaya menerapkan teknologi dengan cepat

(di atas rataan). Sisanya 64,00% perlu ditingkatkan kemampuannya

menerapkan teknologi secara cepat agar dapat dikategorikan baik.

2. Ketepatan Penerapan Teknologi

Persepsi responden terhadap tingkat ketepatan penggunaan

teknologi pada usahanya sebagai berikut:

Tabel IV-24Persepsi Responden terhadap Tingkat Ketepatan Penggunaan

TeknologiPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan

S. T. Tepat 5 10,00% 1,67T. Tepat 9 18,00% 2,35Tepat 16 32,00% 3,02 2,75S. Tepat 20 40,00% 3,70Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-24 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 40,00% beranggapan bahwa teknologi yang mereka terapkan

pada usahanya tepat.

81

Page 101: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,75 dapat disimpulkan bahwa 42,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri berupaya menerapkan teknologi secara tepat.

Sisanya 58,00% perlu ditingkatkan kemampuan menerapkan teknologi

secara tepat agar dapat dikategorikan baik.

3. Diagram Performansi Technological Sophistication

Berikut ini adalah diagram performansi tingkat kecepatan

dan ketepatan penerapan teknologi pada usaha yang dimilikinya:

Gambar IV-20Tingkat Kecepatan dan Ketepatan Penerapan Teknologi pada Usaha Mitra Binaan Telkom Datel Bandung Sektor Industri

Sangat Tidak Tepat Sangat Tepat

San

gat L

amba

nS

anga

t Cep

at

III

III IV

Dari gambar Gambar IV-20, menunjukan bahwa Mitra

Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri cenderung menerapkan

teknologi secara lamban dan tidak tepat. Rincian analisis deskriptif

technological sophistication adalah sebagai berikut:

82

Page 102: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Tabel IV-25Tingkat Kecepatan dan Ketepatan Penerapan Teknologi pada Usaha Mitra Binaan Telkom Datel Bandung Sektor Industri

Tingkat KetepatanRendah Tinggi

Tingkat Tinggi 3 15Kecepata

n Rendah 26 6

Dari Tabel IV-25, proporsi technological sophistication

berdasarkan lapangan usaha adalah sebagai berikut:

Tabel IV-26Proporsi Technological Sophistication Berdasarkan Lapangan

UsahaKuadran

No. Lapangan Usaha I II III IV Jml

1 Industri Makanan/ Minuman 4 - 5 2 11

2 Industri Kerajinan Tangan 3 - 5 1 9

3 Industri Tekstil (Pakaian) 4 1 13 1 19

4 Industri Alas Kaki 3 1 2 1 7

5 Industri Kayu - - - 1 1

6 Industri Kertas 1 - - - 1

7 Industri Bahan Bangunan - - - - 0

8 Industri Lainnya - 1 1 - 2

Jumlah 15 3 26 6 50

% 0,30 0,06 0,52 0,12

Berdasarkan Tabel IV-26, yang perlu diberikan perhatian

khusus untuk peningkatan kecepaan dan ketepatan penerapan teknologi

adalah industri tekstil (pakaian) karena memiliki rentang paling besar

antara kuadran I dengan kuadran III yaini 9 Mitra Binaan.

c. Market Attractiveness

83

Page 103: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berikut ini adalah kondisi market attractiveness sektor

industri Mitra Binaan Telkom Datel Bandung:

Tabel IV-27Market Attractiveness Sektor Industri Mitra Binaan Telkom

Datel Bandung

Market AttractivenessRataa

nIdea

l KategoriPendatang baru 2,85 3,95 SulitProduk pengganti 2,14 3,29 LemahNegosiasi dengan pembeli 2,10 3,49 LemahNegosiasi dengan pemasok 2,10 3,34 LemahPesaing 2,87 4,02 Kuat

Dari Tabel IV-27, menunjukan bahwa Mitra Binaan Telkom

Datel Bandung sektor industri umumnya (3 dari 5 kategori) memiliki

peta persaingan pasar yang unattractive. Rincian analisis deskriptif

market attractive adalah sebagai berikut:

1. Pendatang Baru

Persepsi responden terhadap tingkat kesulitan pendirian

usaha sejenis adalah sebagai berikut:

Tabel IV-28Persepsi Responden terhadap Tingkat Kesulitan Pendirian Usaha

SejenisPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan Kategori

S. Mudah 4 8,00% 1,74Mudah 16 32,00% 2,48Sulit 14 28,00% 3,22 2,85 SulitS. Sulit 16 32,00% 3,95Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-28 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya masing-masing 16 responden (32,00%) berpendapat sangat

84

Page 104: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

sulit dan berpendapat mudah untuk mendirikan usaha sejenis seperti

yang mereka miliki.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,85 dapat disimpulkan bahwa 60,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki lapangan usaha yang sulit untuk ditiru

oleh pandatang baru. Sisanya 40,00% memiliki lapangan usaha yang

mudah ditiru.

2. Produk Pengganti

Persepsi responden terhadap tingkat ancaman dari produk

pengganti adalah sebagai berikut:

Tabel IV-29Persepsi Responden terhadap Tingkat Ancaman dari Produk

PengantiPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan Kategori

S. Lemah 15 30,00% 1,57Lemah 9 18,00% 2,15 2,14 LemahKuat 11 22,00% 2,72S. Kuat 15 30,00% 3,29Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-29 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya masing-masing 15 responden (30,00%) berpendapat ancaman

produk subsitusi sangat kuat dan sangat lemah terhadap produk yang

mereka hasilkan.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,14 dapat disimpulkan bahwa 52,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki ancaman yang lemah dari produk

pengganti. Sisanya 48,00% memiliki ancaman yang kuat dari produk

pengganti.

85

Page 105: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

3. Negosiasi dengan Pembeli

Persepsi responden terhadap kekuatan bernegosiasi dengan

pembeli adalah sebagai berikut:

Tabel IV-30Persepsi Responden terhadap Kekuatan Bernegosiasi dengan

PembeliPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan Kategori

S. Lemah 16 32,00% 1,62Lemah 10 20,00% 2,25 2,10 LemahKuat 14 28,00% 2,87S. Kuat 10 20,00% 3,49Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-30 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 16 responden (32,00%) beranggapan bahwa mereka memiliki

kekuatan bernegosiasi yang sangat lemah dengan pembeli.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,10 dapat disimpulkan bahwa 48,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kekuatan negosiasi yang kuat dengan

pembeli. Sisanya 52,00% memiliki kekuatan negosiasi yang lemah.

4. Negosiasi dengan Pemasok

Persepsi responden terhadap kekuatan bernegosiasi dengan

pemasok adalah sebagai berikut:

Tabel IV-31Persepsi Responden terhadap Kekuatan Bernegosiasi dengan

Pemasok

86

Page 106: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. Lemah 16 32,00% 1,58Lemah 10 20,00% 2,17 2,10 LemahKuat 11 22,00% 2,75S. Kuat 13 26,00% 3,34Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-31 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 16 responden (32,00%) beranggapan bahwa mereka memiliki

kekuatan bernegosiasi yang sangat lemah dengan pemasok.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,10 dapat disimpulkan bahwa 48,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kekuatan negosiasi yang kuat dengan

pemasok. Sisanya 52,00% memiliki kekuatan negosiasi yang lemah.

5. Pesaing

Persepsi responden terhadap persaingan pada lapangan usaha

sejenis adalah sebagai berikut:

Tabel IV-32Persepsi Responden terhadap Persaingan pada Lapangan Usaha

SejenisPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan Kategori

S. Lemah 4 8,16% 1,00Lemah 14 28,57% 2,01Kuat 14 28,57% 3,01 2,87 KuatS. Kuat 17 34,69% 4,02Jumlah 49 100,00%

Dari data pada Tabel IV-32 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 17 responden (34,69%) beranggapan bahwa persaingan pada

lapangan usaha sejenis sangat kuat.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,87 dapat disimpulkan bahwa 62,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

87

Page 107: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Bandung sektor industri memiliki persaingan yang kuat pada lapangan

usaha sejenis. Sisanya 38,00% memiliki persaingan yang lemah.

d. Product/ Industry Life-Cycle

1. Pengetahuan terhadap Tahapan Siklus Produk

Persepsi pengetahuan responden terhadap tahapan dari setiap

produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Tabel IV-33Persepsi Pengetahuan Responden terhadap Tahapan dari Setiap

Produk yang DihasilkanPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan Kategori

S. T. Setuju 1 2,00% 1,87T. Setuju 13 26,00% 2,74Setuju 18 36,00% 3,61 3,43 BaikS. Setuju 18 36,00% 4,48Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-33 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya masing-masing 18 responden (36,00%) berpendapat sangat

setuju dan setuju bahwa mereka menetahui tahapan setiap produk yang

dihasilkan.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

3,43 dapat disimpulkan bahwa 36,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki pengetahuan yang baik (di atas rataan)

terhadap tahapan setiap produk yang dihasilkan. Sisanya 64,00%

pengetahuannya perlu ditingkatkan untuk bisa mencapai kategori baik.

e. Market Demand

1. Segmentasi Permintaan

88

Page 108: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Upaya responden dalam menggolongkan permintaan

berdasarkan kriteria tertentu adalah sebagai berikut:

Tabel IV-34Upaya Responden dalam Menggolongkan Permintaan Berdasarkan

Kriteria TertentuPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan Kategori

S. T. Setuju 1 2,04% 1,13T. Setuju 6 12,24% 2,27Setuju 26 53,06% 3,40 3,35 BaikS. Setuju 16 32,65% 4,54Jumlah 49 100,00%

Dari data pada Tabel IV-34 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 26 responden (53,06%) setuju bahwa mereka melakukan

prnggolongan permintaan berdasarkan kriteria tertentu.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

3,35 dapat disimpulkan bahwa 32,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki pengetahuan yang baik (di atas rataan)

dalam menggolongkan permintaan berdasarkan ktiteria tertentu. Sisanya

68,00% kemampuan untuk menggolongkan permintaannya perlu

ditingkatkan agar mencapai kategori baik.

f. Competitive Concentration

Berikut ini adalah competitive concentration yang dipilih

Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri:

1. Keunggulan Bersaing

89

Page 109: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Upaya responden menciptakan keunggulan bersaing dengan

menciptakan produk yang semurah mungkin (dengan resiko

mengorbankan kualitas) adalah sebagai berikut:

Tabel IV-35Upaya Responden Menciptakan Keunggulan Bersaing dengan

Menciptakan Produk yang Semurah Mungkin

Persepsi Frekuensi Persentase Interval RataanS. T. Setuju 1 2,00% 1,83T. Setuju 11 22,00% 2,66Setuju 16 32,00% 3,50 3,43S. Setuju 22 44,00% 4,33Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-35 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 22 responden (44,00%) sangat setuju dengan pilihan

menciptakan produk dengan harga sangat murah.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

3,43 dapat disimpulkan bahwa 56,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memilih menciptakan keunggulan bersaing

pada produk dengan harga murah. Sisanya 44,00% memilih

menciptakan produk dengan harga tinggi.

2. Cakupan Keunggulan

Upaya responden menciptakan keunggulan bersaing dengan

menciptakan produk yang dapat digunakan oleh berbagai kalangan

adalah sebagai berikut:

Tabel IV-36

90

Page 110: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Upaya Responden Menciptakan Keunggulan Bersaing dengan Menciptakan Produk yang Dapat Digunakan oleh Berbagai

Kalangan

Persepsi Frekuensi Persentase Interval RataanS. T. Setuju 2 4,00% 1,77T. Setuju 8 16,00% 2,55Setuju 20 40,00% 3,32 3,12S. Setuju 20 40,00% 4,10Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-36 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya masing-masing 20 responden (40,00%) berpendapat sangat

setuju dan setuju dengan pilihan menciptakan produk yang dapat

digunakan oleh berbagai kalangan.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

3,12 dapat disimpulkan bahwa 60,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memilih menciptakan keunggulan bersaing

dengan menciptakan produk yang dapat dijual pada pasar tertentu saja.

Sisanya 40,00% lebih memilih menciptakan produk yang bisa dijual

pada pasar secara luas.

3. Diagram Performansi Competitive Concentration

Berikut ini adalah competitive advantage dan competitive

concentration Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri:

Gambar IV-21

91

Page 111: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Competitive Concentration Mitra Binaan Telkom Datel Bandung Sektor Industri

Pasar Terbatas Pasar Luas

Har

ga R

enda

hH

arga

Tin

ggi

III

III IV

Dari Gambar IV-21, menunjukan bahwa Mitra Binaan

Telkom Datel Bandung sektor industri cenderung memilih competitive

concentration usahanya pada penerapan strategi pasar terbatas dengan

harga rendah. Rincian analisis deskriptif competitive concentration

adalah sebagai berikut:

Tabel IV-37Competitive Concentration Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Sektor IndustriCompetitive Scope

Pasar Terbatas Pasar LuasCompetitive Harga Tinggi 7 15Advantage Harga Rendah 23 5

92

Page 112: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Dari Tabel IV-37, pengelompokan kuadran berdasarkan

lapangan usahanya adalah sebagai berikut:

Tabel IV-38Proporsi Competitive Concentration Berdasarkan Lapangan

UsahaKuadran

No. Lapangan Usaha I II III IV Jml

1 Industri Makanan/ Minuman 3 2 2 4 11

2 Industri Kerajinan Tangan 3 2 1 3 9

3 Industri Tekstil (Pakaian) 5 1 12 2 19

4 Industri Alas Kaki 3 1 3 1 7

5 Industri Kayu 0 1 0 1 1

6 Industri Kertas 1 0 0 0 1

7 Industri Bahan Bangunan 0 0 0 0 0

8 Industri Lainnya 0 0 1 0 2

Jumlah 15 7 23 0 50

% 0,30 0,14 0,46 1,00

Berdasarkan Tabel IV-38, competitive concentration pada

pasar terbatas dan harga murah didominasi oleh industri tekstil (pakaian)

dengan nilai rentang kuadran I dengan kuadran III paling besar yakni 7

Mitra Binaan.

4.2.2. Entrepreneurial Competencies

Variabel entrepreneurial competencies mendiagnosis

persepsi responden terhadap kemampuan kewirausahaan yang

dimilikinya. Pada variabel entrepreneurial competencies ini terdapat

dimensi-dimensi yang selanjutnya atribut dan instrumen dari masing-

masing dimensi tersebut diolah secara deskriptif.

93

Page 113: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Pilihan jawaban responden berupa persepsi atas kemampuan

yang dimilikinya diukur menggunakan skala ordinal dalam kalimat

positif dengan pilihan sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1.

2. Tidak Setuju (TS) skor 2.

3. Setuju (S) skor 3.

4. Sangat Setuju (SS) skor 4.

Untuk dapat memberi kesimpulan atas jawaban responden

digunakan rata-rata hitung sebagai parameternya untuk setiap atribut dan

instrumen yang ada. Perhitungan parameter menggunakan rumus

interval kelas sebagai berikut:

Class Width = Range

Number of Classes

Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, kategorisasi yang

digunakan untuk mengukur setiap atribut dan instrumen adalah sebagai

berikut:

1. Sangat Buruk (-SB) skor interval I.

2. Buruk (-B) skor interval II.

3. Baik (B) skor interval III.

4. Sangat Baik (SB) skor interval IV.

Berikut ini adalah analisis deskriptif atribut dan instrumen

dari variabel entrepreneurial competencies:

a. Opportunity

1. Peluang Usaha

Persepsi kemampuan responden untuk bersikap optimis akan

peluang usahanya adalah sebagai berikut:

94

Page 114: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Tabel IV-39Persepsi Tingkat Optimisme Responden terhadap Peluang

Usahanya

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 3 6,00% 1,78T. Setuju 14 28,00% 2,56Setuju 17 34,00% 3,34 3,00 BaikS. Setuju 16 32,00% 4,12Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-39 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 17 responden (34,00%) setuju bahwa mereka memandang

optmis terhadap peluang usahanya.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

3,00 dapat disimpulkan bahwa 66,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki sikap optimisme yang baik (di atas

rataan) terhadap peluang usahanya untuk terus berkembang. Sisanya

34,00% perlu ditumbuhkan sikap optimisnya.

b. Relationship

1. Bekerja Sama

Persepsi kemampuan responden untuk bekerja sama dengan

orang lain adalah sebagai berikut:

Tabel IV-40Persepsi Tingkat Kemampuan Responden untuk Bekerja Sama

dengan Orang Lain

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 1 2,00% 1,90

95

Page 115: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

T. Setuju 12 24,00% 2,80Setuju 23 46,00% 3,70 3,41 BaikS. Setuju 14 28,00% 4,60Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-40 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 23 responden (46,00%) setuju bahwa mereka mampu bekerja

sama dengan orang lain.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

3,41 dapat disimpulkan bahwa 28,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

dalam bekerja sama dengan orang lain. Sisanya 72,00% perlu

ditingkatkan kemampuan bekerjasamanya.

2. Menerima Pendapat Orang Lain

Persepsi kemampuan responden untuk menerima pendapat

orang lain adalah sebagai berikut:

Tabel IV-41Persepsi Tingkat Kemampuan Responden untuk Menerima

Pendapat Orang Lain

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 3 6,00% 1,77T. Setuju 9 18,00% 2,54Setuju 22 44,00% 3,31 2,98 BaikS. Setuju 16 32,00% 4,08Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-41 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 22 responden (44,00%) setuju bahwa mereka mampu

enerima pendapat orang lain.

96

Page 116: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,98 dapat disimpulkan bahwa 34,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

untuk menerima pendapat orang lain. Sisanya 66,00% perlu ditingkatkan

kemampuannya dalam menerima pendapat orang lain agar mencapai

kategori baik.

3. Percaya pada Orang Lain

Persepsi kemampuan responden untuk percaya pada orang

lain adalah sebagai berikut:

Tabel IV-42Persepsi Tingkat Kemampuan Responden untuk Percaya

pada Orang Lain

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 4 8,00% 1,71T. Setuju 10 20,00% 2,42Setuju 17 34,00% 3,13 2,85 BaikS. Setuju 19 38,00% 3,84Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-42 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 19 responden (38,00%) sangat setuju bahwa mereka mampu

percaya pada orang lain.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,85 dapat disimpulkan bahwa 40,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

untuk percaya pada orang lain. Sisanya 60,00% perlu ditingkatkan

kemampuannya untuk percaya pada orang lain agar mencapai kategori

baik.

c. Conceptual

97

Page 117: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

1. Pengambilan Keputusan

Persepsi kemampuan responden dalam pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:

Tabel IV-43Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Pengambilan

Keputusan

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 6 12,00% 1,68T. Setuju 10 20,00% 2,37Setuju 15 30,00% 3,05 2,71 BaikS. Setuju 19 38,00% 3,73Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-43 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 19 responden (38,00%) sangat setuju bahwa keputusan yang

diambil terlebih dahulu dilakukan perencanaan.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,71 dapat disimpulkan bahwa 38,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

dalam merencanakan pengambilan keputusan. Sisanya 62,00% perlu

ditingkatkan kemampuannya dalam pengambilan keputusan agar

mencapai kategori baik.

2. Menggali Informasi

Persepsi kemampuan responden dalam menggali informasi

dalam berbisnis adalah sebagai berikut:

Tabel IV-44Persepsi Tingkat Kemampuan Responden untuk Menggali

Informasi dalam BerbisnisPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan Kategori

98

Page 118: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

S. T. Setuju 4 8,00% 1,74T. Setuju 13 26,00% 2,48Setuju 17 34,00% 3,22 2,83 BaikS. Setuju 16 32,00% 3,95Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-44 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 17 responden (34,00%) setuju bahwa dalam merumuskan

konsep usaha, sebelumnya dilakukan penggalian informasi terlebih

dahulu.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,83 dapat disimpulkan bahwa 66,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

dalam menggali informasi untuk merumuskan konsep usaha. Sisanya

34,00% perlu didorong keinginan dalam mencari informasi untuk

pengambilan keputusan agar mencapai kategori baik.

3. Tantangan Bisnis

Persepsi kemampuan responden menghadapi tantangan

dalam berbisnis adalah sebagai berikut:

Tabel IV-45Persepsi Responden terhadap Tantangan Bisnis

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 4 8,00% 1,74T. Setuju 12 24,00% 2,48Setuju 18 36,00% 3,22 2,85 BaikS. Setuju 16 32,00% 3,95Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-45 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 18 responden (36,00%) setuju bahwa mereka menyukai

tantangan dalam berbisnis.

99

Page 119: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,85 dapat disimpulkan bahwa 43,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

dalam menyukai tantangan dalam berbisnis. Sisanya 66,00% perlu

didorong untuk menyukai tantangan bisnis agar mencapai kategori baik.

4. Konsep Inovatif

Persepsi kemampuan responden untuk menciptakan konsep

inovatif pada usahanya adalah sebagai berikut:

Tabel IV-46Persepsi Tingkat Kemampuan Responden untuk Menciptakan

Konsep Inovatif dalam BerbisnisPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan Kategori

S. T. Setuju 5 10,00% 1,68T. Setuju 9 18,00% 2,37Setuju 17 34,00% 3,05 2,75 BaikS. Setuju 19 38,00% 3,73Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-46 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 17 responden (34,00%) setuju bahwa mereka berupaya

menciptakan konsep inovatif dalam berbisnis.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,75 dapat disimpulkan bahwa 40,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

untuk menciptakan konsep inovatif dalam berbisnis. Sisanya 60,00%

perlu ditingkatkan kemampuannya dalam menciptakan konsep inovatif

dalam berbisnis agar mencapai kategori baik.

d. Organizing

1. Sumber Daya Manusia

100

Page 120: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Persepsi kemampuan responden dalam mengelola karyawan

secara baik adalah sebagai berikut:

Tabel IV-47Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Mengelola

Karyawan Secara BaikPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan Kategori

S. T. Setuju 7 14,29% 0,90T. Setuju 11 22,45% 1,81Setuju 14 28,57% 2,71 2,53 BaikS. Setuju 17 34,69% 3,62Jumlah 49 100,00%

Dari data pada Tabel IV-47 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 17 responden (34,00%) sangat setuju bahwa mereka

mengelola karyawannya secara baik.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,53 dapat disimpulkan bahwa 62,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

dalam mengelola karyawannya. Sisanya 38,00% perlu ditingkatkan

kemampuannya dalam mengelola karyawan agar mencapai kategori

baik.

2. Alat-Alat Produksi

Persepsi kemampuan responden dalam mengelola alat-alat

produksi secara baik adalah sebagai berikut:

Tabel IV-48Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Mengelola Alat-

Alat Produksi Secara Baik

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 4 8,16% 0,96T. Setuju 13 26,53% 1,93

101

Page 121: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Setuju 14 28,57% 2,89 2,77 BaikS. Setuju 18 36,73% 3,85Jumlah 49 100,00%

Dari data pada Tabel IV-48 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 18 responden (36,73%) sangat setuju bahwa mereka

mengelola alat-alat produksinya secara baik.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,77 dapat disimpulkan bahwa 64,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

dalam mengelola alat-alat produksinya. Sisanya 36,00% perlu

ditingkatkan kemampuannya dalam mengelola alat-alat produksi agar

mencapai kategori baik.

3. Keuangan

Persepsi kemampuan responden dalam mengelola keuangan

secara baik adalah sebagai berikut:

Tabel IV-49Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Mengelola

Keuangan Secara Baik

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 2 4,00% 1,81T. Setuju 12 24,00% 2,63Setuju 20 40,00% 3,44 3,14 BaikS. Setuju 16 32,00% 4,25Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-49 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 20 responden (40,00%) setuju bahwa mereka mengelola

keuangan secara baik.

102

Page 122: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

3,14 dapat disimpulkan bahwa 32,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

dalam mengelola keuangan usahanya. Sisanya 68,00% perlu

ditingkatkan kemampuannya dalam mengelola keuangan usaha agar

mencapai kategori baik.

4. Pemilihan Teknologi

Persepsi kemampuan responden dalam memilih teknologi

yang sesuai dengan kebutuhan adalah sebagai berikut:

Tabel IV-50Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Memilih

Teknologi yang Sesuai dengan KebutuhanPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan Kategori

S. T. Setuju 2 4,00% 1,78T. Setuju 13 26,00% 2,57Setuju 16 32,00% 3,35 3,14 BaikS. Setuju 19 38,00% 4,13Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-50 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 19 responden (38,00%) sangat setuju bahwa mereka mampu

memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

3,14 dapat disimpulkan bahwa 38,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

dalam memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan. Sisanya

62,00% perlu ditingkatkan kemampuannya dalam memilih teknologi

yang sesuai dengan kebutuhan agar mencapai kategori baik.

e. Strategic

103

Page 123: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

1. Perencanaan

Persepsi kemampuan responden dalam merencanakan

keberhasilan usaha adalah sebagai berikut:

Tabel IV-51Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Merencanakan

Keberhasilan UsahaPersepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan Kategori

S. T. Setuju 6 12,24% 0,91T. Setuju 8 16,33% 1,83Setuju 17 34,69% 2,74 2,60 BaikS. Setuju 18 36,73% 3,66Jumlah 49 100,00%

Dari data pada Tabel IV-51 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 18 responden (36,73%) setuju bahwa mereka mampu

merencanakan keberhasilan usaha.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,60 dapat disimpulkan bahwa 38,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

dalam merencanakan keberhasilan usaha. Sisanya 62,00% perlu

ditingkatkan kemampuannya dalam merencanakan keberhasilan

usahanya agar mencapai kategori baik.

2. Implementasi

Persepsi kemampuan responden dalam

mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan adalah sebagai

berikut:

Tabel IV-52Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam

Mengimplementasikan Strategi yang Telah Ditetapkan

104

Page 124: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 4 8,00% 1,75T. Setuju 12 24,00% 2,50Setuju 12 24,00% 3,25 2,87 BakS. Setuju 22 44,00% 4,00Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-52 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 22 responden (44,00%) sangat setuju bahwa mereka mampu

mengimplementasikan strategi yang telah direncanakan.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,87 dapat disimpulkan bahwa 44,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

dalam mengimplementasikan strategi yang telah direncanakan. Sisanya

56,00% perlu ditingkatkan kemampuannya dalam mengimplentasikan

strategi yang telah direncanakan agar mencapai kategori baik.

3. Evaluasi

Persepsi kemampuan responden dalam mengevaluasi

kegagalan dalam pencapaian target adalah sebagai berikut:

Tabel IV-53Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Mengevaluasi

Kegagalan dalam Pencapaian Target

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 6 12,00% 1,65T. Setuju 10 20,00% 2,30Setuju 14 28,00% 2,96 2,66 BaikS. Setuju 20 40,00% 3,61Jumlah 50 100,00%

105

Page 125: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Dari data pada Tabel IV-53 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 20 responden (40,00%) sangat setuju bahwa mereka mampu

mengevaluasi kegagalan dalam pencapaian target..

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,66 dapat disimpulkan bahwa 42,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

dalam mengevaluasi kegagalan dalam pencapaian target. Sisanya

58,00% perlu ditingkatkan kemampuannya dalam mengevaluasi

kegagalan dalam pencapaian target agar mencapai kategori baik.

f. Commitment

1. Komitmen pada Usaha

Persepsi kemampuan responden dalam berkomitmen pada

usahanya adalah sebagai berikut:

Tabel IV-54Persepsi Tingkat Kemampuan Responden dalam Berkomitmen

pada Usahanya

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 4 8,00% 1,70T. Setuju 12 24,00% 2,40Setuju 14 28,00% 3,10 2,85 BaikS. Setuju 20 40,00% 3,80Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-54 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 20 responden (40,00%) sangat setuju bahwa mereka

berkomitmen tinggi pada usahanya.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,85 dapat disimpulkan bahwa 42,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki kemampuan yang baik (di atas rataan)

106

Page 126: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

dalam berkomitmen pada usaha yang dimiliki. Sisanya 58,00% perlu

ditingkatkan kemampuannya dalam berkomitmen pada usahanya agar

mencapai kategori baik.

4.2.3. Organization Capabilities

Variabel organization capabilities mendiagnosis persepsi

responden terhadap kemampuan yang dimilikinya dalam mengelola

dimensi internal usahanya. Pada variabel organization capabilities ini

terdapat dimensi-dimensi yang selanjutnya atribut dan instrumen dari

masing-masing dimensi tersebut diolah secara deskriptif.

Pilihan jawaban responden berupa persepsi atas kemampuan

yang dimilikinya diukur menggunakan skala ordinal dalam kalimat

positif dengan pilihan sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1.

2. Tidak Setuju (TS) skor 2.

3. Setuju (S) skor 3.

4. Sangat Setuju (SS) skor 4.

Untuk dapat memberi kesimpulan atas jawaban responden

digunakan rata-rata hitung sebagai parameternya untuk setiap atribut dan

instrumen yang ada. Perhitungan parameter menggunakan

rumus interval kelas sebagai berikut:

Class Width = Range

Number of Classes

Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, kategorisasi yang

digunakan untuk mengukur setiap atribut dan instrumen adalah sebagai

berikut:

1. Sangat Kecil (-SK) skor interval I.

107

Page 127: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

2. Kecil (-K) skor interval II.

3. Besar (B) skor interval III.

4. Sangat Sesar (SB) skor interval IV.

Berikut ini adalah analisis deskriptif atribut dan instrumen

dari variabel organization capabilities:

a. Innovation

Berikut ini adalah upaya responden dalam mengembangkan

inovasi usaha yang dimilikinya berupa inovasi pada produk dan inovasi

pada proses usahanya:

1. Produk Inovatif

Upaya responden menciptakan produk yang inovatif adalah

sebagai berikut:

Tabel IV-55Upaya Responden Menciptakan Produk yang Inovatif

Persepsi Frekuensi Persentase Interval RataanS. T. Setuju 3 6,00% 1,78T. Setuju 16 32,00% 2,56Setuju 16 32,00% 3,34 2,98S. Setuju 15 30,00% 4,12Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-55 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya masing masing 16 responden (32,00%) berpendapat sangat

setuju dan tidak setuju bahwa mereka berupaya menciptakan produk

yang inovatif.

108

Page 128: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,98 dapat disimpulkan bahwa 62,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki upaya yang besar (di atas rataan)

dalam menciptakan produk yang inovatif. Sisanya 38,00% perlu

ditingkatkan kemampuannya dalam menciptakan produk yang inovatif

agar mencapai kategori baik.

2. Proses Inovatif

Upaya responden menciptakan proses yang inovatif adalah

sebagai berikut:

Tabel IV-56Upaya Responden Menciptakan Proses yang Inovatif

Persepsi Frekuensi Persentase Interval RataanS. T. Setuju 3 6,12% 1,01T. Setuju 12 24,49% 2,03Setuju 18 36,73% 3,04 2,89S. Setuju 16 32,65% 4,06Jumlah 49 100,00%

Dari data pada Tabel IV-56 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 18 responden (36,73%) setuju bahwa mereka berupaya

menciptakan proses yang inovatif.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,89 dapat disimpulkan bahwa 68,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri sangat memiliki upaya yang besar (di atas

rataan) dalam menciptakan proses yang inovatif. Sisanya 32,00% perlu

ditingkatkan kemampuannya dalam mengembangkan inovasi pada

proses usahanya agar mencapai kategori baik.

Gambar IV-22Upaya Responden dalam Mengembangkan Inovasi Usaha

109

Page 129: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Sangat Rendah Sangat Tinggi

San

gat R

enda

hS

anga

t Tin

ggi

III

III IV

Dari Gambar IV-22, menunjukan bahwa Mitra Binaan

Telkom Datel Bandung sektor industri berupaya menciptakan inovasi

yang tinggi melaluiproduk dan proses yang inovatif. Rincian analisis

deskriptif innovation adalah sebagai berikut:

Tabel IV-57Upaya Responden dalam Mengembangkan Inovasi Usaha

Proses InovatifRendah Tinggi

Produk Tinggi 2 29Inovatif Rendah 14 5

Dari Tabel IV-57, proprsi innovation berdasarkan lapangan

usaha adalah sebagai berikut:

Tabel IV-58Proporsi Inovation Berdasarkan Lapangan Usaha

Kuadran

No. Lapangan Usaha I II III IV Jml

1 Industri Makanan/ Minuman 6 1 1 3 11

2 Industri Kerajinan Tangan 5 - 1 3 9

3 Industri Tekstil (Pakaian) 10 - 2 7 19

110

Page 130: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

4 Industri Alas Kaki

5 1 - 1 7

5 Industri Kayu 1 - - - 1

6 Industri Kertas 1 - - - 1

7 Industri Bahan Bangunan - - - - -

8 Industri Lainnya 1 - 1 - 2

Jumlah 29 2 5 14 50

% 0,58 0,04 0,10 0,28

Berdasarkan Tabel IV-58, innovation pada produk dan proses

didominasi oleh industri tekstil (pakaian) dengan rentang antara kuadran

I dan kuadran III sebanyak 8 Mitra Binaan.

b. Quality

Berikut ini adalah upaya responden dalam mengembangkan

kualitas dalam bentuk penciptaan produk berkualitas dan penciptaan

produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan:

1. Produk Berkualitas

Upaya responden menciptakan produk yang berkualitas

adalah sebagai berikut:

Tabel IV-59Upaya Responden Menciptakan Produk yang Berkualitas

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 3 6,00% 1,76T. Setuju 8 16,00% 2,52Setuju 22 44,00% 3,28 2,98 BesarS. Setuju 17 34,00% 4,04Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-59 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 22 responden (44,00%) setuju bahwa mereka berupaya

menghasilkan produk yang berkualitas.

111

Page 131: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,98 dapat disimpulkan bahwa 36,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memilik upaya yang besar (di atas rataan) untuk

menciptakan produk yang berkualitas. Sisanya 64,00% perlu

ditingkatkan kemampuannya dalam menciptakan produk yang

berkualitas agar mencapai kategori baik.

2. Sesuai dengan Keinginan Pelanggan

Upaya responden dalam menciptakan produk yang sesuai

dengan keinginan pelanggan adalah sebagai berikut:

Tabel IV-60Upaya Responden Menciptakan Produk yang Sesuai dengan

Keinginan Pelanggan

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 3 6,00% 1,72T. Setuju 11 22,00% 2,45Setuju 15 30,00% 3,17 2,98 BesarS. Setuju 21 42,00% 3,89Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-60 di atas menunjukan bahwa

sekurang-kurangnya 21 responden (42,00%) sangat setuju bahwa

mereka berupaya menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan

pelanggan.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,98 dapat disimpulkan bahwa 44,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki upaya yang besar (di atas rataan)

dalam menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan.

Sisanya 66,00% perlu ditingkatkan kemampuannya dalam menciptakan

112

Page 132: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan agar mencapai kategori

baik.

3. Diagram Performansi Kualitas Produk dan Kesesuaian dengan Keinginan Pelanggan

Berikut ini adalah kualitas produk dan kesesuaian dengan

keinginan pelanggan:

Gambar IV-23Penciptaan Kualitas Produk dan Kesesuaian dengan Keinginan

Pelanggan

Sangat Rendah Sangat Tinggi

San

gat R

enda

hS

anga

t Tin

ggi

III

III IV

113

Page 133: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Dari Gambar IV-23, menunjukan bahwa Mitra Binaan

Telkom Datel Bandung sektor industri menghasilkan produk yang

kualitasnya rendah dan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan.

Rincian analisis deskriptif quality adalah sebagai berikut:

Tabel IV-61Penciptaan Kualitas Produk dan Kesesuaian dengan

Keinginan PelangganTingkat Kesesuaian dengan Keinginan

PelangganRendah Tinggi

Kualitas Tinggi 2 16

ProdukRenda

h 26 6

Dari Tabel IV-61, dapat dilihat proporsi kualitas penciptaan

produk yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan pelanggan

berdasarkan lapangan usaha sebagai berikut:

Tabel IV-62Proporsi Quality Berdasarkan Lapangan Usaha

Kuadran

No. Lapangan Usaha I II III IV Jml

1 Industri Makanan/ Minuman 2 1 6 2 11

2 Industri Kerajinan Tangan 3 - 6 - 9

3 Industri Tekstil (Pakaian) 5 - 11 3 19

4 Industri Alas Kaki 4 1 2 - 7

5 Industri Kayu - - - 1 1

6 Industri Kertas 1 - - - 1

7 Industri Bahan Bangunan - - - - 0

8 Industri Lainnya 1 - 1 - 2

Jumlah 16 2 26 6 50

% 32 ,00 4 ,00 52 ,00 12 ,00

114

Page 134: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berdasarkan Tabel IV-62, quality pada produk dan tingkat

kesesuaian dengan keinginan pelanggan yang rendah didominasi oleh

industri tekstil (pakaian) dengan rentang antara kuadran I dengan

kuadran III sebanyak 6 Mitra Binaan.

c. Cost Effectiveness

1. Meminimalisir Biaya

Upaya responden dalam meminimalisir biaya adalah sebagai

berikut:

Tabel IV-63Upaya Responden dalam Meminimalisir Biaya

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 6 12,00% 1,69T. Setuju 10 20,00% 2,38Setuju 18 36,00% 3,07 2,64 BesarS. Setuju 16 32,00% 3,76Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-63 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 18 responden (36,00%) setuju bahwa mereka mengupayakan

minimalisasi biaya.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,64 dapat disimpulkan bahwa 32,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki upaya yang besar (di atas rataan)

dalam meminimalisir biaya. Sisanya 68,00% perlu ditingkatkan

115

Page 135: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

kemampuannya dalam meminimalisir biaya agar mencapai kategori

baik.

2. Memaksimalisasi Keuntungan

Upaya responden dalam memaksimalisasi keuntungan adalah

sebagai berikut:

Tabel IV-64Upaya Responden dalam Memaksimalisasi Keuntungan

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 4 8,00% 1,75T. Setuju 10 20,00% 2,50Setuju 21 42,00% 3,25 2,85 BesarS. Setuju 15 30,00% 4,00Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-64 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 21 responden (42,00%) setuju bahwa mereka mengupayakan

maksimalisasi keuntungan.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,85 dapat disimpulkan bahwa 32,00% Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki upaya yang besar (di atas rataan)

untuk memaksimalisasi keuntungan. Sisanya 68,00% perlu ditingkatkan

kemampuannya dalam memaksimalisasi keuntungan agar mencapai

kategori baik.

d. Organicity

1. Optimalisasi Sumber Daya

Upaya responden dalam mengoptimalisasikan sumber daya

(tenaga, waktu dan pikiran) adalah sebagai berikut:

Tabel IV-65Upaya Responden dalam Mengoptimalisasikan Sumber Daya

116

Page 136: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 5 10,00% 1,75T. Setuju 15 30,00% 2,50Setuju 12 24,00% 3,25 2,77 BesarS. Setuju 18 36,00% 4,00Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-65 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 18 responden (36,00%) sangat setuju bahwa mereka

mengupayakan optimalisasi sumber daya (tenaga, waktu dan pikiran).

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,77 dapat disimpulkan bahwa 60,00 % Mitra Binaan Telkom CD Datel

Bandung sektor industri memiliki upaya yang besar (di atas rataan)

dalam mengoptimalkan sumber daya (tenaga, waktu dan pikiran) yang

dimilikinya. Sisanya 40,00% perlu ditingkatkan kemampuannya dalam

mengoptimalkan sumber daya (tenaga, waktu, dan pikiran) agar

mencapai kategori baik.

4.2.4. Kinerja Usaha Kecil

Variabel kinerja usaha kecil mendiagnosis persepsi

responden terhadap dampak dari bantuan pinjaman yang diberikan. Pada

variabel kinerja usaha kecil ini terdapat dimensi-dimensi yang

selanjutnya atribut dan instrumen dari masing-masing dimensi tersebut

diolah secara deskriptif.

Pilihan jawaban responden berupa kondisi riil dari usaha

diukur menggunakan skala interval dalam kalimat positif dengan pilihan

jawaban sebagai berikut:

1. Skor 1.

2. Skor 2.

117

Page 137: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

3. Skor 3.

4. Skor 4.

5. Skor 5.

6. Skor 6.

7. Skor 7.

8. Skor 8.

Pilihan jawaban berupa persepsi responden terhadap dampak

pemberian bantuan pinjaman yang diukur menggunakan skala ordinal

dalam kalimat positif dengan pilihan sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS) skor 1.

2. Tidak Setuju (TS) skor 2.

3. Setuju (S) skor 3.

4. Sangat Setuju (SS) skor 4.

Untuk dapat memberi kesimpulan atas jawaban responden

digunakan rata-rata hitung sebagai parameternya untuk setiap atribut dan

instrumen yang ada. Perhitungan parameter menggunakan

rumus interval kelas sebagai berikut:

Class Width = Range

Number of Classes

Berdasarkan rata-rata hitung tersebut, kategorisasi yang

digunakan untuk mengukur setiap atribut dan instrumen adalah sebagai

berikut:

5. Sangat Kecil (-SK) skor interval I.

6. Kecil (-K) skor interval II.

7. Besar (B) skor interval III.

8. Sangat Sesar (SB) skor interval IV.

118

Page 138: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Untuk penilaian kinerja secara deskriptif, akan menggunakan

uji Wilcoxon Match Pairs Test yang menguji kinerja usaha Mitra Binaan

sebelum san sesudah diberikan pinjaman menggunakan distribusi

normal Z. Hipotesis yang diajukan dalam pengujian deskriptif ini adalah

sebagai berikut:

Ho : Zhitung > Ztabel

Artinya tidak terdapat peningkatan secara signifikan antara kinerja usaha sebelum dan sesudah diberi pinjaman.

H1 : Zhitung > Ztabel

Artinya terdapat peningkatan secara signifikan antara kinerja usaha sebelum dan sesudah diberi pinjaman.

Berikut ini adalah analisis deskriptif atribut dan instrumen

dari variabel kinerja usaha:

a. Market Share

1. Pangsa Pasar Usaha

Dengan pemberian bantuan pinjaman membantu kinerja

Mitra Binaan Telkom dalam memperluas pangsa pasarnya. Hal ini

dibuktikan dengan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test sebagai berikut:

Tabel IV-66Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test terhadap Perluasan Pangsa

Pasar Usaha RespondenSesudah - Sebelum

Z -5,941(a)Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a Based on negative ranks.b Wilcoxon Signed Ranks Test

119

Page 139: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Karena jumlah sampel melebihi 25, maka distribusinya

mendekati distribusi normal. Dengan demikian rumus z yang digunakan

adalah:

z = T - μT

σT

Dengan menggunakan aplikasi SPSS, diperoleh nilai z

absolut sebesar 5,941. Sedangkan nilai ztabel untuk α = 0,05 melalui

interpolasi diperoleh nilai 1,645. Karena Zhitung > Ztabel, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pangsa pasar yang signifikan

dengan diberikannya bantuan pinjaman.

Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pangsa pasar

usaha responden dipaparkan pada tabel berikut ini:

Tabel IV-67Besaran Peningkatan Pangsa Pasar Usaha Responden

Sebelum SesudahBin f % Interval Rataan f % Interval Rataan

1. 12 24,00% 1,37 2 4,00% 1,432. 14 28,00% 1,74 3 6,00% 1,863. 6 12,00% 2,10 5 10,00% 2,294. 8 16,00% 2,47 2,28 6 12,00% 2,715. 1 2,00% 2,84 8 16,00% 3,146. 3 6,00% 3,21 8 16,00% 3,57 3,157. 6 12,00% 3,57 6 12,00% 4,008. 0 0,00% 3,94 12 24,00% 4,43

Jml. 50 100,00% 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-67 menunjukan bahwa sebelum

menerima bantuan pinjaman Telkom, Mitra Binaan Telkom sektor

industri memiliki pangsa pasar 31,00% - 40,00%. Sedangkan setelah

120

Page 140: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

menerima bantuan pinjaman, pangsa pasarnya meningkat menjadi

51,00% - 60,00%.

2. Efektivitas Pemberian Pinjaman terhadap Perluasan Pangsa Pasar

Efektivitas pemberian pinjaman terhadap perluasan pangsa

pasar adalah sebagai berikut:

Tabel IV-68Efektifitas Pemberian Pinjaman terhadap Perluasan Pangsa Pasar

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 1 2,00% 1,90T. Setuju 16 32,00% 2,80Setuju 19 38,00% 3,70 3,39 EfektfS. Setuju 14 28,00% 4,60Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-68 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya masing-masing 19 responden (38,00%) berpendapat setuju

bahwa pemberian bantuan pinjaman Telkom memperluas pangsa pasar

usaha mereka.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

3,39 dapat disimpulkan dari 66,00% Mitra Binaan Telkom Datel

Bandung sektor industri menyatakan bahwa pemberian bantuan

pinjaman Telkom CD Datel Bandung efektif terhadap perluasan pangsa

pasar usahanya. Sisanya 34,00% perlu peningkatan efektivitasnya agar

lebih signifikan.

b. Profit

1. Keuntungan Bersih

Dengan pemberian bantuan pinjaman membantu kinerja

Mitra Binaan Telkom dalam meningkatkan keuntungan bersih usaha.

121

Page 141: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Hal ini dibuktikan dengan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test sebagai

berikut:

Tabel IV-69Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test terhadap Kinerja

Keuntungan Bersih Usaha Responden

Sesudah - Sebelum

Z -,483(a)Asymp. Sig. (2-tailed) ,629

a Based on negative ranks.b Wilcoxon Signed Ranks Test

Karena jumlah sampel melebihi 25, maka distribusinya

mendekati distribusi normal. Dengan demikian rumus z yang

digunakan adalah:

z = T - μT

σT

Dengan menggunakan aplikasi SPSS, diperoleh nilai z

absolut sebesar 0,483. Sedangkan nilai ztabel untuk α = 0,05 melalui

interpolasi diperoleh nilai 1,645. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada

peningkatan keuntungan bersih secara signifikan dengan diberikannya

bantuan pinjaman.

Untuk mengetahui rincian dari pernyataan responden

tersebut, dipaparkan rinci pada tabel berikut ini:

Tabel IV-70Besaran Peningkatan Keuntungan Bersih Usaha Responden

Sebelum SesudahBin f % Interval Rataan f % Interval Rataan

1. 7 14,00% 1,48 4 8,00% 1,48

122

Page 142: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

2. 13 26,00% 1,95 8 16,00% 1,963. 7 14,00% 2,43 6 12,00% 2,434. 12 24,00% 2,90 2,62 6 12,00% 2,91 2,835. 6 12,00% 3,38 10 20,00% 3,396. 3 6,00% 3,85 7 14,00% 3,877. 2 4,00% 4,33 6 12,00% 4,358. 0 0,00% 4,80 3 6,00% 4,83

Jml. 50 100,00% 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-70 menunjukan bahwa sebelum

menerima bantuan pinjaman, Mitra Binaan Telkom sektor industri

memiliki keuntungan bersih Rp. 15,10 juta – Rp. 20,00 juta. Setelah

menerima bantuan pinjaman, tidak terjadi peningkatan yang signifikan.

2. Efektivitas Pemberian Pinjaman terhadap Peningkatan Keuntungan Bersih Usaha

Efektivitas pemberian pinjaman terhadap peningkatan

keuntungan bersih usaha adalah sebagai berikut:

Tabel IV-71Efektifitas Pemberian Pinjaman terhadap Peningkatan Keuntungan

Bersih

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 1 2,00% 1,86T. Setuju 13 26,00% 2,72Setuju 18 36,00% 3,58 3,41 EfektfS. Setuju 18 36,00% 4,44Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-71 menunjukan bahwa masing-

masing 18 responden (36,00%) setuju dan sangat setuju bahwa

pemberian bantuan pinjaman Telkom meningkatkan keuntungan bersih

usaha mereka.

123

Page 143: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

3,41 dapat disimpulkan dari 64,00% Mitra Binaan Telkom Datel

Bandung sektor industri menyatakan bahwa pemberian bantuan

pinjaman Telkom perlu ditingkatkan agar lebih efektif meningkatkan

kinerja perluasan pangsa pasar secara signifikan. Sisanya 36,00%

menyatakan bahwa bantuan yang diberikan sudah efektif.

3. Penjualan

Dengan pemberian bantuan pinjaman membantu kinerja

Mitra Binaan Telkom dalam meningkatkan penjualan namun tidak

sgnifikan. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks

Test sebagai berikut:

Tabel IV-72Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test terhadap Kinerja

Penjualan RespondenP. Sesudah - P. Sebelum

Z -5,147(a)Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a Based on negative ranks.b Wilcoxon Signed Ranks Test

Karena jumlah sampel melebihi 25, maka

distribusinya mendekati distribusi normal. Dengan demikian

rumus z yang digunakan adalah:

z = T - μT

σT

Dengan menggunakan aplikasi SPSS, diperoleh nilai z

absolut sebesar 5,543. Sedangkan nilai ztabel untuk α = 0,05 melalui

124

Page 144: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

interpolasi diperoleh nilai 1,645. Hal ini menunjukan bahwa terdapat

peningkatan penjualan yang signifikan dengan diberikannya bantuan

pinjaman.

Untuk mengetahui rincian dari pernyataan responden

tersebut, dipaparkan rinci pada tabel berikut ini:

Tabel IV-73Besaran Peningkatan Penjualan Responden

Sebelum SesudahBin f % Interval Rataan f % Interval Rataan

1. 16 32,00% 1,44 5 10,00% 1,472. 9 18,00% 1,89 9 18,00% 1,933. 13 26,00% 2,33 2,12 3 6,00% 2,404. 7 14,00% 2,78 8 16,00% 2,86 2,735. 4 8,00% 3,22 11 22,00% 3,336. 1 2,00% 3,67 5 10,00% 3,797. 0 0,00% 4,11 6 12,00% 4,268. 0 0,00% 4,56 3 6,00% 4,72

Jml. 50 100,00% 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-73 menunjukan bahwa sebelum

menerima bantuan pinjaman Telkom, Mitra Binaan Telkom sektor

industri rata-rata memiliki penjualan antara Rp. 25,60 juta – Rp. 37,50

juta. Sedangkan setelah menerima bantuan pinjaman, terjadi

125

Page 145: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

peningkaran yang signifikan terhadap rata-rata penjualan menjadi Rp.

37,60 juta – 50,00 juta.

4. Efektivitas Pemberian Pinjaman terhadap Peningkatan Penjualan

Efektivitas pemberian pinjaman terhadap peningkatan

penjualan usaha adalah sebagai berikut:

Tabel IV-74Efektifitas Pemberian Pinjaman terhadap Peningkatan Penjualan

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 3 6,00% 1,71T. Setuju 6 12,00% 2,43Setuju 19 38,00% 3,14 2,98 EfektifS. Setuju 22 44,00% 3,86Jumlah 50 100,00%

Dari data pada tabel di atas menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 22 responden (44,00%) sangat setuju bahwa mereka

pemberian bantuan pinjaman Telkom meningkatkan keuntungan bersih

usaha mereka.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,98 dapat disimpulkan dari 82,00% Mitra Binaan Telkom Datel

Bandung sektor industri menyatakan bahwa pemberian bantuan

pinjaman Telkom CD Datel Bandung efektif meningkatkan penjualan.

Sisanya 18,00% menyatakan bahwa perlu ditingkatkan efektivitasnya

agar lebih signifikan.

c. Growth

1. Jumlah Karyawan

126

Page 146: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Dengan pemberian bantuan pinjaman membantu kinerja

Mitra Binaan Telkom dalam meningkatkan penjualan. Hal ini dibuktikan

dengan hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test sebagai berikut:

Tabel IV-75Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks Test terhadap Kinerja Pertumbuhan Jumlah Karyawan Usaha Responden

P. Sesudah - P. Sebelum

Z -6,060(a)Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

a Based on negative ranks.b Wilcoxon Signed Ranks Test

Karena jumlah sampel melebihi 25, maka

distribusinya mendekati distribusi normal. Dengan demikian

rumus z yang digunakan adalah:

z = T - μT

σT

Dengan menggunakan aplikasi SPSS, diperoleh nilai z

absolut sebesar 6,060. Sedangkan nilai ztabel untuk α = 0,05 melalui

interpolasi diperoleh nilai 1,645. Hal ini menunjukan bahwa terdapat

peningkatan penjualan yang signifikan dengan diberikannya bantuan

pinjaman.

Untuk mengetahui rincian dari pernyataan responden

tersebut, dipaparkan rinci pada tabel berikut ini:

Tabel IV-76Besaran Peningkatan Jumlah Karyawan Responden

Sebelum Sesudah

127

Page 147: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Bin f % Interval Rataan f % Interval Rataan1. 12 24,00% 1,47 2 4,00% 1,482. 14 28,00% 1,94 6 12,00% 1,953. 11 22,00% 2,41 2,31 8 16,00% 2,434. 3 6,00% 2,87 13 26,00% 2,905. 4 8,00% 3,34 9 18,00% 3,38 3,126. 0 0,00% 3,81 4 8,00% 3,857. 5 10,00% 4,28 2 4,00% 4,338. 1 2,00% 4,75 6 12,00% 4,80

Jml. 50 100,00% 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-76 menunjukan bahwa sebelum

menerima bantuan pinjaman Telkom, Mitra Binaan Telkom sektor

industri rata-rata memiliki pegawai antara 41 – 60 orang. Sedangkan

setelah menerima bantuan pinjaman, terjadi peningkaran signifikan

terhadap rata-rata jumlah pegawai yang dimiliki menjadi 81 – 100

orang.

2. Efektivitas Pemberian Pinjaman terhadap Peningkatan Jumlah Pegawai

Efektivitas pemberian pinjaman terhadap peningkatan jumlah

pegawai responden adalah sebagai berikut:

Tabel IV-77Efektifitas Pemberian Pinjaman terhadap Peningkatan Jumlah

Pegawai Responden

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 5 10,00% 1,66T. Setuju 11 22,00% 2,31Setuju 12 24,00% 2,97 2,73 EfektifS. Setuju 22 44,00% 3,63Jumlah 50 100,00%

128

Page 148: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Dari data pada Tabel IV-77 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 22 responden (44,00%) sangat setuju bahwa pemberian

bantuan pinjaman Telkom meningkatkan jumlah karyawan pada usaha

mereka.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,73 dapat disimpulkan dari 64,00% Mitra Binaan Telkom Datel

Bandung sektor industri menyatakan bahwa pemberian bantuan

pinjaman Telkom CD Datel Bandung efektif meningkatkan jumlah

pegawai Mitra Binaan. Sisanya 22,00% menyatakan perlu ditingkatkan

efektivitasnya agar lebih signifikan.

d. Duration

1. Lama Berdiri Usaha

Lama berdirinya usaha responden adalah sebagai berikut:

Tabel IV-78Lama Berdirinya Usaha Responden

Bin f % Interval Rataan1. 8 16,00% 1,422. 12 24,00% 1,843. 11 22,00% 2,264. 3 6,00% 2,68 2,505. 1 2,00% 3,106. 3 6,00% 3,527. 8 16,00% 3,948. 4 8,00% 4,36

Jml. 50 100,00%

129

Page 149: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Dari data pada Tabel IV-78 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 12 responden (24,00%) menyatakan bahwa usaha yang

mereka telah berdiri antara 6 – 10 tahun.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,50 dapat disimpulkan bahwa rata-rata usia usaha Mitra Binaan Telkom

CD Datel Bandung berkisar antara 16 – 20 tahun.

2. Efektivitas Pemberian Pinjaman terhadap Upaya Mempertahankan Usaha untuk Tetap Berdiri

Persepsi responden terhadap efektivitas pemberian pinjaman

terhadap upaya mempetahankan usaha adalah sebagai berikut:

Tabel IV-79Persepsi Responden terhadap efektifitas Pemberian Pinjaman terhadap Upaya Mempertahankan Usaha untuk Tetap Berdiri

Persepsi Frekuensi Persentase Interval Rataan KategoriS. T. Setuju 4 8,00% 1,73T. Setuju 14 28,00% 2,46Setuju 15 30,00% 3,19 2,85 EfektifS. Setuju 17 34,00% 3,91Jumlah 50 100,00%

Dari data pada Tabel IV-79 menunjukan bahwa sekurang-

kurangnya 17 responden (34,00%) sangat setuju bahwa pemberian

bantuan pinjaman Telkom membantu upaya mereka mempertahankan

usahanya untuk terus berdiri.

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata hitung yaitu sebesar

2,85 dapat disimpulkan dari 64,00% Mitra Binaan Telkom Datel

Bandung sektor industri menyatakan bahwa pemberian bantuan

pinjaman Telkom CD Datel Bandung efektif membantu upaya Mitra

130

Page 150: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Binaan mempertahankan usahanya untuk terus berdiri. Sisanya 36,00%

menyatakan perlu ditingkatkan efektivitasnya agar lebih signifikan.

4.3. Pengujian Model

Cakupan penelitian yang hendak dilakukan adalah mencari

pengaruh hubungan antara variabel competitive scope, entrepreneurial

competencies dan organization capabilities, Jenis penelitian adalah

eksplanatori research yaitu menjelaskan teori atau konsep yang ada dan

membandingkannya dengan kondisi riil. Analisis yang digunakan adalah

analisis jalur yang nantinya akan mengkomparasikan pengaruh variabel-

variabel yang diteliti.

4.3.1. Transformasi Data

Dalam analisis jalur, dipersyaratkan bahwa hierarki data

telah ditransformasikan ke dalam bentuk data interval. Proses

transformasi data ke dalam bentuk interval menggunakan Method of

Succesive Interval (MSI). Hasil transformasi secara rinci dapat dilihat

pada LAMPIRAN 3.

Setelah data ditransformasikan, langkah selanjutnya adalah

dengan menghitung statistika deskriptif yang berisi rataan dan standar

deviasi data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk interval.

Statistik deskriptif dari MSI adalah sebagai berikut:

Tabel IV-80Statistika Deskriptif Transformasi Data

Variabe; Rataan Deviasi SampelCompetitive Scope 82,07 21,25 50Entrepreneurial Competencies 45,95 11,94 50Organization Capabilities 120,45 30,72 50Kinerja Usaha 15,35 3,95 50

131

Page 151: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Pada Tabel IV-80, terlihat bahwa analisis deskriptif tersebut

belum cukup untuk menunjukan sesuatu. Sehingga langkah selanjutnya

adalah pengujian model melalui analisis regresi dan korelasi.

4.3.2. Regresi Linier

Berikut ini hasil perhitungan regresi linier menggunakan

aplikasi SPSS 14,0:

Tabel IV-81Model SummaryModel Summaryb

,788a ,621 ,596 2,51382370Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), Organization Capabilities,Entrepreneurial Competencies, Competitive Scope

a.

Dependent Variable: Kinerja MBb.

Regresi menghasilkan nilai R2 atau koefisien determinasi

sebesar 0,621. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang

semakin besar, yaitu mendekati angka satu, menunjukan bahwa model

tersebut semakin baik. Makna dari R2 = 0,621 adalah bahwa 62,10

persen kinerja usaha kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor

industri dapat dipengaruhi oleh faktor competitive scope,

entrepreneurial competencies, dan oerganization capabilities.

Selanjutnya sisanya yakni 38,90 persen disebabkan oleh faktor-faktor

lain.

Nilai standard error of estimate adalah 2,5138 yang mana

lebih kecil bila dibandingkan dengan standar deviasi kinerja usaha

(3,95455). Hal ini menunjukan bahwa model ini lebih baik untuk

132

Page 152: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

memprediksi kinerja usaha dibandingkan rata-rata kinerja usaha itu

sendiri.

4.3.3. Pengujian menggunakan Analysis of Variance (ANOVA)

Melalui uji ANOVA atau uji F, diperoleh nilai sebagai

berikut:

Tabel IV-82Analysis of VarianceANOVAb

475,599 3 158,533 25,087 ,000a

290,688 46 6,319

766,287 49

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Organization Capabilities, Entrepreneurial Competencies,Competitive Scope

a.

Dependent Variable: Kinerja MBb.

Dari Tabel IV-82, diperoleh nilai Fhitung sebesar 25,087

dengan tingkat signifikansi 0,000. Arti hasil uji F ini adalah bahwa nilai

probabilitas uji tersebut (0,000) jauh lebih kecil daripada α = 0,05.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel competitive scope,

entrepreneurial competencies dan organization capabilities secara

simultan dan bersama-sama mampu mempengaruhi variabel kinerja

usaha.

4.3.4. Pengujian Koefisien Jalur

Untuk bisa melakukan pengujuan hipotesis, terlebih dahulu

harus diketahui nilai koefisien jalur dari suatu variabel eksogenus

terhadap variabel endogenus tertentu yang dinyatakan dengan path

coeficient. Hal ini bertujuan agar persamaan struktural dari variabel-

variabel penelitian dapat dimunculkan. Berikut ini adalah koefisien jalur

variabel-variabel penelitian:

133

Page 153: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Tabel IV-83Koefisien JalurCoefficientsa

2,794 1,516 1,843 ,072

,259 ,273 ,781 -15.103 ,349

-,401 ,411 -2,155 5.401 ,334

,279 ,206 2,166 8.848 ,183

(Constant)

EntrepreneurialCompetencies

Competitive Scope

Organization Capabilities

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kinerja MBa.

Selanjutnya berdasarkan nilai koefisien jalur di atas,

diketahui nilai koefisien jalur masing-masing variabel independen. Hasil

tersebut kemudian dimasukan ke dalam bentuk persamaan struktural

sebagai berikut:

Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + … + ρyxk xk + є

Y = -2,155 X1 + 0,781 X2 + 2,166 X3 + є

Dimana:

Y = Kinerja Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri

X1 = Competitive scope

X2 = Entrepreneurial competencies

X1 = Organization capabilities

Є = Nilai residu

Berdasarkan persamaan struktural yang merupakan hasil

pengolahan SPSS 14,0, diperoleh koefisien jalur yang merupakan nilai

dari unstandardized coeficient beta. Variabel competitive scope bernilai

negatif yang menunjukan seberapa besar nilai koefisien faktor eksternal

usaha yang uncontrollable terdiri dari market heterogeneity,

technological sophistication market attractiveness, product life cycle,

market demand dan competitive concentration. Dengan demikian,

134

Page 154: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

semakin besar nilai competitive scope usaha, maka upaya untuk

meningkatkan kinerja usahanya akan semakin berat. Untuk itu, harus

diimbangi dengan peningkatan nilai entrepreneurial competencies dan

organization capabilities.

Seperti tampak pada Tabel IV-83, nilai t-test untuk variabel

competitive scope adalah -15,100, untuk variabel entrepreneurial

competencies sebesar 5,405, sedangkan untuk variabel organization

capabilities sebesar 8,842. Nilai t-test digunakan dalam pengujian setiap

variabel independen untuk menguji pengaruh secara signifikan terhadap

perubahan nilai variabel dependen.

4.4. Pengujian Hipotesis

Pengujian kebermaknaan (test of significance) adalah proses

menguji setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik secara parsial

maupun simultan. Tes ini juga menguji perbedaan besarnya pengaruh

masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen.

4.4.1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan

Hipotesis yang akan diuji melalui test of significance untuk

menguji koefisien jalur secara simultan adalah sebagai berikut:

Ho : ρyx1 = ρyx2 = ρyx3 = 0

Artinya tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel-variabel yang diteliti dengan Y.

H1 : Sekurang-kurangnya terdapat sebuah ρyxu ≠ 0

Artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel-variabel yang diteliti dengan Y.

I = 1,2,3.

135

Page 155: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Untuk menguji koefisien jalur secara simultan, rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

F =(n – k – 1)(R2

yx)k(1 – R2

xy)Dimana:

k = Banyaknya variabel eksogen dalam substruktur yang sedang diuji.

t = Nilai tabel distribusi F Soedecor dengan degree of freedom k dan

n – k – 1.

n = Jumlah sampel.

k = Jumlah variabel eksogen.

Berdasarkan rumusan tersebut di atas, nilai Fhitung yang

diperoleh adalah sebagai berikut:

F = (50 – 3 – 1)(0,621)

= 25,0873(1 – 0,621)

Ftabel = F α(k; n – k - 1)

= F 0,05(3; 46)

Untuk mencari nilai Ftabel digunakan metode interpolasi

sebagai berikut:

Gambar IV-24Interpolasi Tabel Distribusi F

2,84 2,76

40

60

Y

47

136

Page 156: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Interpolasi:

(40-47)=

(2,84-Y)(40-60) (2,84-2,76)

(2,84 - Y) (40 - 60) = (40 - 47) (2,84 - 2,76)

Y = 2,84 -(40 – 47) (2,84 – 2,76)

(40 – 60)

= 2,812

Dari perhitungan Fhitung dan Ftabel dapat digambarkan diterima

atau ditolaknya hipotesis seperti yang terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar IV-25Daerah Penerimaan Hipotesis Kurva Distribusi F

Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka Ho ditolah.

Sehingga dapat dikatakan bahwa koefisien jalur dari variabel eksogen

(competitive scope, entrepreneurial competencies, dan organizaton

capabilities) terhadap variabel endogen (kinerja Mitra Binaan Telkom

Daerah penolakan

Ho

Daerah penerimaan

Ho

F hitung25,087

F tabel2,812

137

Page 157: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Datel Bandung sektor industri) bermakna signifikan dengan derajat

kekeliruan 5 persen.

4.4.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Pengujian koefisien jalur secara parsial menggunakan rumus

sebagai berikut:

t =Ρyuxi

√{ (1 – R2) xu (x1, x2, x3) Cii }n – k - 1

Dimana:

Ρyuxi = koefisien korelasi Xu terhadap Y

R2 = nilai R square

Cii = nilai inverse korelasi antar variabel

Berikut ini adalah matriks inverse variabel-variabel

penelitian:

Tabel IV-84Matriks Inverse Variabel-Variabel Penelitian

Variabel CS EC OC KUKCS 49,37821 49,32214 2,695718 2,472364EC 49,32214 52,95508 2,825179 2,534686OC 2,695718 2,825179 2,8278781 1,655498

KUK 2,472364 2,534686 1,655498 2,535701

Ketentuan diterima atau ditolaknya hipotesis yang diajukan

adalah Ho ditolak jika thitung > ttabel dimana t0,05(50 – 3 – 1) = 1,6787

Berikut ini adalah gambar daerah penerimaan hipotesis

variabel-variabel penelitian secara parsial:

Gambar IV-26

138

Page 158: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Daerah Penerimaan Hipotesis Secara Parsial Menggunakan Tabel Distribusi t

Perhitungan pengujian koefisien jalur secara parsial dari

variabel-variabel penelitian menggunakan distribusi t:

a. Pengaruh Variabel Competitive Scope terhadap Kinerja Usaha

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho : thitung > ttabel

Artinya tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara competitive scope dengan kinerja usaha.

H1 : thitung < ttabel

Artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara competitive scope dengan kinerja usaha.

Hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan distribusi t

adalah sebagai berikut:

t =-2,155

√{ (1 – 0,621) (2,472) }50 – 3 - 1

thitung = -15,1001ttabel(0,05;46)= -1,6787

Daerah penolakan

Ho

Daerah penerimaan

Ho

Daerah penolakan Ho

t tabel (-) t tabel (+) t hitung (+)t hitung (-)

139

Page 159: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Berdasarkan nilai thitung dan ttabel yang diperoleh, tampak

bahwa thitung > ttabel atau -15,1001 > -1,6787. Dengan demikian thitung

terletak pada daerah penolakan Ho seperti yang terlihat pada gambar

berikut:

Gambar IV-27Daerah Penerimaan Hipotesis Pengaruh Competitive Scope terhadap

Kinerja Usaha

Dengan demikian Ho ditolak atau dengan kata lain bahwa

terdapat pengaruh secara signifikan antara competitive scope dengan

kinerja usaha.

b. Pengaruh Variabel Entrepreneurial Competencies terhadap Kinerja Usaha

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho : thitung > ttabel

Artinya tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara entrepreneurial competencies dengan kinerja usaha.

H1 : thitung < ttabel

Artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara entrepreneurial competencies dengan kinerja usaha.

t tabel-1,6787

t hitung-15,1001

Daerah penerimaan

Ho

Daerah penolakan Ho

140

Page 160: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan distribusi t

adalah sebagai berikut:

t =0,781

√{ (1 – 0,621) (2,534) }50 – 3 - 1

thitung = 5,4051ttabel(0,05;46)= 1,6787

Berdasarkan nilai thitung dan ttabel yang diperoleh, tampak

bahwa thitung > ttabel atau 5,4051 > 1,6787. Dengan demikian thitung terletak

pada daerah penolakan Ho seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar IV-28Daerah Penerimaan Hipotesis Pengaruh Entrepreneurial

Competencies terhadap Kinerja Usaha

Dengan demikian Ho ditolak atau dengan kata lain bahwa

terdapat pengaruh secara signifikan antara entrepreneurial competencies

dengan kinerja usaha.

c. Pengaruh Variabel Organization Capabilities terhadap Kinerja Usaha

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho : thitung > ttabel

Artinya tidak terdapat pengaruh secara signifikan

Daerah penolakan

Ho

Daerah penerimaan

Ho

t hitung5,4051

t tabel1,6787

141

Page 161: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

antara organization capabilities dengan kinerja usaha.

H1 : thitung < ttabel

Artinya terdapat pengaruh secara signifikan antara organization capabilities dengan kinerja usaha.

Hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan

distribusi t adalah sebagai berikut:

t =2,166

√{ (1 – 0,621) (1,655) }50 – 3 - 1

thitung = 8,8416ttabel(0,05;46)= 1,6787

Berdasarkan nilai thitung dan ttabel yang diperoleh, tampak

bahwa thitung > ttabel atau 8,8416 > 1,6787. Dengan demikian thitung terletak

pada daerah penolakan Ho seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar IV-29Daerah Penerimaan Hipotesis Pengaruh Organization Capabilities

terhadap Kinerja Usaha

Dengan demikian Ho ditolak atau dengan kata lain bahwa

terdapat pengaruh secara signifikan antara organization capabilities

dengan kinerja usaha.

Daerah penolakan

Ho

Daerah penerimaan

Ho

t hitung8,8416

t tabel1,6787

142

Page 162: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

4.4.3. Besaran Pengaruh Variabel Eksogen terhadap Variabel Endogen

Pengaruh yang diterima oleh variabel endogen, dari dua atau

lebih variabel eksogen, dapat terjadi secara simultan maupun parsial.

Untuk menguji ada tidaknya perbedaan pengaruh secara simultan,

sebelumnya dilakukan pengujian hipotesis. Kemudian, setelah terlihat

adanya perbedaan pengaruh antar variabel eksogen terhadap endogen,

maka perhitungan dilanjutkan dengan mengukur besaran pengaruh

variabel eksogen terhadap endogen secara parsial. Matriks Korelasi

variabel penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel IV-85Matriks Korelasi

r X1 X2 X3 YX1 1 0,989811 0,997312 0,778122X2 0,989811 1 0,980539 0,771705X3 0,997312 0,980539 1 0,782494Y 0,778122 0,771705 0,782494 1

Untuk dapat menghitung besaran perbedaan pengaruhnya,

maka pengukuran yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Besaran pengaruh langsung variabel eksogen

terhadap endogen = (ρyx1 X ρyx1).

2. Besaan pengaruh tidak langsung variabel eksogen

terhadap endogen = (ρyx1 X rx1x2 X ρyx2) + (ρyx1 X rx1x3 X

ρyx3).

143

Page 163: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

3. Besaran pengaruh total variabel eksogen terhadap

endogen = (ρyx1 X ρyx1) + {(ρyx1 X rx1x2 X ρyx2) + (ρyx1 X

rx1x3 X ρyx3)}.

Dimana:

ρyx1 = -2,155, yang merupakan koefisien jalur X1 terhadap Y.

ρyx2 = 0,781, yang merupakan koefisien jalur X2 terhadap Y.

ρyx3 = 2,166, yang merupakan koefisien jalur X3 terhadap Y.

rx1x2 = 0,989, yang merupakan koefisien korelasi X1 terhadap X2.

rx2x3 = 0,981, yang merupakan koefisien korelasi X2 terhadap X3.

rx1x3 = 0,997, yang merupakan koefisien korelasi X1 terhadap X3.

Berikut ini adalah perbandingan perbedaan pengaruh

variabel-variabel penelitian atau yang umumnya disebut causal

comparative:

a. Perbedaan Pengaruh Variabel Competitive Scope, Entrepreneurial Competencies dan Organization Capabilities terhadap Kinerja Usaha

Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:

Ho : ρyxi = ρyx2 = ρyx3

Artinya tidak terdapat perbedaan pengaruh antara competitive scope, entrepreneurial competencies, dan organization capabilities terhadap kinerja usaha

H1 : Minimal salah satu ρyxi , ρyx2 atau ρyx3 ≠ 0

Artinya terdapat perbedaan pengaruh antara competitive scope, entrepreneurial competencies, dan organization capabilities terhadap kinerja usaha

144

Page 164: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis

adalah sebagai berikut:

t =ρyxi - ρyx2 - ρyx3

√{ (1 – R2x3(x1x2) (C11+C22+C33-2C44) }n – k - 1

Hasil perhitungan uji hipotesis adalah sebagai

berikut:

t =2,155 – 2,165 – 0,781

√{(1 – 0,621) (49,322+2,825+1,655-

2(2,695+2,472+2,534) }50 – 3 - 1

thitung = 9,0687ttabel(0,05;46)= 1,6787

Berdasarkan nilai thitung dan ttabel yang diperoleh, tampak

bahwa thitung > ttabel atau 9,0687 < 1,6787. Dengan demikian thitung terletak

pada daerah penolakan Ho seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar IV-30Daerah Penerimaan Hipotesis Perbedaan Pengaruh Competitive

Scope, Entrepreneurial Competencies dan Organization Capabilities terhadap Kinerja Usaha

Daerah penolakan

Ho

Daerah penerimaan

Ho

t hitung9,0687

t tabel1,6787

145

Page 165: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Dengan demikian Ho ditolak atau dengan kata lain bahwa

terdapat perbedaan pengaruh antara competitive scope, entrepreneurial

competencies, dan organization capabilities terhadap kinerja usaha.

b. Pengaruh Variabel Competitive Scope terhadap Kinerja Usaha

Perhitungan besaran pengaruh variabel competitive scope

terhadap kinerja usaha adalah sebagai berikut:

Langsung = (-2,155 X -2,155) = 4,6432

Tidak langsung = (-2,155 X 0,990 X 0,781) + (-2,155 X 0,997 X 2,166) = -6,3199

Total = (-2,155 X -2,155) + (-2,155 X 0,990 X 0,781) + (-2,155 X 0,997 X 2,166)} = -1,6767

Dengan demikian, pengaruh competitive scope terhadap

kinerja usaha atau kinerja usaha ditentukan oleh competitive scope

adalah sebesar -1,6767.

c. Pengaruh Variabel Entrepreneurial Competencies terhadap Kinerja Usaha

Perhitungan besaran pengaruh variabel entrepreneurial

competencies terhadap kinerja usaha adalah sebagai berikut:

Langsung = (0,781 X 0,781) = 0,6097

Tidak langsung = (0,781 X 0,990 X -2,155) + (0,781 X 0,981 X 2,165) = -0,0071

146

Page 166: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Total = (0,781 X 0,781) + {(0,781 X 0,990 X -2,155) + (0,781 X 0,981 X 2,166)} = 0,6026

Dengan demikian, pengaruh entrepreneurial competencies

terhadap kinerja usaha atau kinerja usaha ditentukan oleh

entrepreneurial competencies adalah sebesar 0,6026.

d. Pengaruh Variabel Organization Capabilities terhadap Kinerja Usaha

Perhitungan besaran pengaruh variabel organization

capabilities terhadap kinerja usaha adalah sebagai berikut:

Langsung = (2,166 X 2,166) = 4,6909

Tidak langsung = (2,166 X 0,981 X 0,781) + (2,166 X 0,997 X -2,155) = -2,9961

Total = (2,166 X 2,166) + {(2,166 X 0,981 X 0,781) + (2,166 X 0,997 X -2,155)} = 1,6948

Dengan demikian, pengaruh organization capabilities

terhadap kinerja usaha atau kinerja usaha ditentukan oleh organization

capabilities adalah sebesar 1,6948.

e. Total Pengaruh Variabel Eksogen terhadap Variabel Endogen

Secara rinci pengaruh variabel-variabel penelitian adalah

sebagai berikut:

Tabel IV-86Rekapitulasi Pengaruh Variabel-Variabel Penelitian

Variabel LsgT. Lsg

TotalX1 X2 X3X1 4,6432 - -1,6655 -4,6544 -1,6767

147

Page 167: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

X2 0,6097 -1,6655 - 1,6583 0,6026X3 4,6909 -4,6544 1,6583 - 1,6948Total 9,9438 -6,3199 -0,0071 -2,9961 0,6207

Dari tabel di atas, terlihat bahwa total pengaruh dari

competitive scope, entrepreneurial competencies dan organization

capabilities terhadap kinerja usaha Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

sektor industri adalah sebesar 62,07 persen. Sisanya sebesar 0,3793 atau

37,93 persen kinerjanya dipengaruhi oleh faktor lain diluar cakupan

penelitian yang dilakukan.

Berikut ini adalah diagram konsep penelitian yang telah

diukur besaran pengaruhnya:

Gambar IV-31Diagram Konsep Penelitian

Competitive Scope

Entrepreneurial Competencies

Organization Capabilities

Kinerja Usaha Mitra Binaan Telkom Datel sektor industri

0,6026

-1,6767

1,698

4

0,3793

0,990

0,981

0,997

148

Page 168: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

4.5. Pembahasan

Dari hasil perhitungan yang disebarkan kepada 50 responden,

gambaran mengenai variabel-variabel penelitian terhadap kinerja usaha

Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri adalah sebagai

berikut:

Tabel IV-87Rekapitulasi Analisis Deskriptif

Variabel Atribut Kategori

Ent

repr

eneu

rial

com

pete

ncie

s

Peluang usaha Dipertahankan

Bekerja sama Perlu Ditingkatkan

Menerima pendapat orang lain Perlu Ditingkatkan

Percaya pada orang lain Perlu Ditingkatkan

Pengambilan keputusan Perlu Ditingkatkan

Menggali informasi Dipertahankan

Tantangan bisnis Perlu Ditingkatkan

Konsep inovatif Perlu Ditingkatkan

Sumber daya manusia Dipertahankan

Alat-alat produksi Dipertahankan

Keuangan Perlu Ditingkatkan

Pemilihan teknologi Perlu Ditingkatkan

Perencanaan Perlu Ditingkatkan

Implementasi Perlu Ditingkatkan

Evaluasi Perlu Ditingkatkan

Komitmen Perlu Ditingkatkan

Com

peti

tive

sco

pe Pencarian informasi Dipertahankan

Pemahaman karakteristik Perlu Ditingkatkan

Kecepatan penerapan teknologi Perlu Ditingkatkan

Ketepatan penerapan teknologi Perlu Ditingkatkan

Pendatang baru SulitProduk pengganti Lemah

149

Page 169: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Negosiasi dengan pembeli Lemah

Negosiasi dengan pemasok Lemah

Pesaing KuatPengetahuan setiap siklus produk yang dihasilkan Perlu Ditingkatkan

Segmentasi permintaan Perlu Ditingkatkan

Keunggulan bersaing Strategi Harga Murah

Cakupan keunggulan Strategi Pasar Tertentu(bersambung)

(sambungan)

Org

aniz

atio

n ca

pabi

liti

es

Produk inovatif Dipertahankan

Proses inovatif Dipertahankan

Produk berkualitas Perlu Ditingkatkan

Sesuai dengan keinginan pelanggan Perlu Ditingkatkan

Meminimalisir biaya Perlu Ditingkatkan

Memaksimalisasi keuntungan Perlu Ditingkatkan

Optimalisasi sumber daya Dipertahankan

(Sumber: Ringkasan data primer) diolah

Kategorisasi yang diambil didasarkan pada rekapitulasi hasil

analisis deskriptif pada masing-masing atribut dan instrumen yang

dianalisis secara deskriptif. Pemaparan secara rinci disajikan pada

LAMPIRAN VIII.

Berdasarkan perhitungan melalui analisis jalur secara parsial,

diperoleh hasil bahwa faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap

kinerja usaha Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri

adalah organization capabilities. Artinya bahwa semakin besar

kemampuan mitra binaan untuk mengelola faktor internal usahanya,

maka peluang peningkatan kinerja usahanya semakin besar.

Dari hasil analisis jalur secara simultan ditemukan bahwa

faktor yang mendukung kinerja usaha adalah entrepreneurial

150

Page 170: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

competencies dan organization capabilities. Sedangkan faktor yang

mereduksi kinerja usaha adalah competitive scope. Artinya, untuk

meningkatkan kinerja Mitra Binaan Datel Bandung sektor industri,

pihak Telkom CD Datel Bandung dapat memberikan bantuan lain

berupa pelatihan entrepreneurial competencies dan organization

capabilities.

Upaya kajian (content) pelatihan yang bisa diberikan pihak

CD Telkom Datel Bandung adalah atribut dan instrumen yang

berdasarkan Tabel IV-87 masih perlu ditingkatkan. Sehingga penelitian

ini bisa dijadikan suatu landasan pihak Telkom CD Datel Bandung

untuk melakukan proses monitoring pada Mitra Binaannya.

Tindak lanjut dari proses monitoring adalah evaluation,

yakni memberikan pelatihan yang dibutuhkan sesuai dengan hasil

pengumpulan data Mitra Binaan yang bisa disejajarkan dengan laporan

trainning need analysis.

Berikut ini adalah temuan-temuan hasil penelitian yang perlu

untuk ditingkatkan:

a. Berdasarkan analisis deskriptif mengenai market

heterogeneity ditemukan bahwa sebesar 34,00 persen

Mitra Binaan Datel Bandung sektor industri memiliki

tingkat keinginan yang rendah untuk mencari informasi

pasar dan tingkat kemampuan yang rendah dalam

mengenali karakteristik pelanggannya. Dengan analisis

deskriptif yang sama ditemukan juga bahwa 32,00

persen memiliki tingkat keinginan yang tinggi dalam

151

Page 171: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

mencari informasi pasar namun tingkat kemampuannya

rendah untuk mengenal karakteristik pelanggannya.

b. Berdasarkan analisis deskriptif mengenai

techological sophistication ditemukan bahwa 52,00

persen Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor

industri memiliki tingkat kecepatan dan tingkat

ketepatan yang rendah dalam menerapkan teknologi

pada usaha yang dimilikinya.

c. Berdasarkan analisis deskriptif mengenai market

attractiveness ditemukan bahwa usaha kecil Mitra

Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri

dikategorisasikan unattractive. Hal ini terbukti dengan

hasil perhitungan yang menunjukan bahwa 3 dari 5

faktor Porter Five Forces yakni: negosiasi dengan

pembeli dan negosiasi dengan pemasokMitra Binaan

sektor industri lemah kemudian persaingan pada

lapangan usaha sejenis kuat.

d. Berdasarkan analisis deskriptif mengenai

competitive concentration ditemukan bahwa usaha Mitra

Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri berada

pada strategi penciptakan produk dengan tingkat harga

rendah (low price) dan strategi cakupan pasar tertentu

(niche market).

e. Berdasarkan analisis deskriptif mengenai

pemahaman quality product ditemukan bahwa 52,00

persen Mitra Bnaan Telkom Datel Bandung sektor

152

Page 172: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

industri masih menciptakan produk dengan kualitas yang

rendah dan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan.

f. Berdasarkan Wilcoxon Signed Ranks Test

mengenai kinerja pemberian bantuan terhadap

peningkatan keuntungan bersih usaha Mitra Binaan

Datel Bandung sektor industri, ditemukan bahwa nilai

zhitung < ztabel atau -0,483 < 1,645. Sehingga dapat

disimpulkan bantuan pinjaman Telkom CD Datel

Bandung tidak mampu meningkatkan kinerja

keuntungan bersih usaha Mitra Binaan Telkom Datel

Bandung sektor industri secara signifikan.

153

Page 173: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Bab V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan terhadap Karakteristik Responden

Ikhtisar karakteristik responden dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Rata-rata usia tingkat pendidikan formal

responden adalah SLTA sederajat dengan rentang

pendidikan yang bervariasi dari tidak tamat SD sampai

dengan Strata-2. Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

sektor industri yang berpendidikan tamatan SD menjadi

prioritas utama dalam pemberian pelatihan agar kinerja

usahanya dapat ditingkatkan lebih signifikan.

b. Sebanyak 14 (28,00%) berjenis kelamin wanita

sedangkan sisanya 36 (72,00%) adalah pria.

c. Rata-rata usia responden adalah 46 tahun dengan

usia paling muda adalah 30 tahun dan yang paling tua

adalah 70 tahun. Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

dengan kategori usia dewasa akhir menjadi prioritas

154

Page 174: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

utama dalam memberikan pelatihan agar kinerja

usahanya dapat ditingkatkan lebih signifikan.

d. Lapangan usaha responden adalah sebagai

berikut:

1) Industri makanan/ mnuman sebanyak 11 (22,00%).

2) Industri kerajinan tangan sebanyak 9 (18,00%).

3) Industri tekstil sebanyak 18 (38,00%).

4) Industri alas kaki sebanyak 7 (14,00%).

5) Industri kayu sebanyak 1 (2,00%).

6) Industri kertas sebanyak 1 (2,00%).

7) Industri lainnya diluar kategori yang diberikan BPS

mengenai lapangan usaha kecil seperti klontong dan

kosmetik sebanyak 2 (4,00%).

Mitra Binaan Telkom Datel Bandung pada lapangan

usaha industri kertas dan alas kaki menjadi prioritas

dalam pemberian pelatihan agar kinerja usahanya dapat

ditingkatkan lebih signifikan.

e. Pinjaman yang diterima Mitra Binaan dari CD

Datel Bandung adalah sebagai berikut:

1) Pinjaman kurang dari Rp. 38 juta sebanyak 45

(90,00%).

2) Pinjaman lebih dari Rp. 38 juta sampai dengan Rp.

73 juta sebanyak 4 (8,00%).

3) Pinjaman lebih dari Rp. 73 juta sebanyak 1 (2,00%).

Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri

yang menerima pinjaman lebih dari Rp. 73 juta menjadi

155

Page 175: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

prioritas dalam pemberian pelatihan agar kinerja

usahanya dapat ditingkatkan lebih signifikan.

5.2. Kesimpulan terhadap Pengujian Hipotesis

Melalui pengujian hipotesis diperoleh hasil debagai berikut:

a) Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan

menunjukan bahwa variabel competitive scope,

entrepreneurial competencies, dan organization

capabilities secara simultan memiliki pengaruh secara

signifikan terhadap kinerja usaha kecil Mitra Binaan

Telkom Datel Bandung sektor industri.

b) Hasil pengujian hipotesis kedua secara parsial

menunjukan bahwa variabel competitive scope

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja usaha

kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor

industri. Arah hubungan pengaruh yang terjadi adalah

negatif.

c) Hasil pengujian hipotesis ketiga secara parsial

menunjukan bahwa variabel entrepreneurial

competencies berpengaruh secara signifikan terhadap

kinerja usaha kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

sektor industri. Arah hubungan pengaruh yang terjadi

adalah positif.

d) Hasil pengujian hipotesis keempat secara parsial

menunjukan bahwa variabel organization capabilities

secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja usaha

156

Page 176: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung sektor

industri. Arah hubungan yang terjadi adalah positif.

Dari hasil pengujian hipotesis tersebut di atas, kesimpulan

yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

a) Secara simultan variabel competitive scope,

entrepreneurial competencies, dan organization

capabilities memiliki makna berpengaruh terhadap

kinerja usaha kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

sektor industri. Besaran total pengaruh ketiga variabel

tersebut adalah sebesar 62,07 persen. Sedangkan sisanya

sebesar 37,93 persen dipengaruhi oleh faktor lain di luar

cakupan penelitian. Hal ini menunjukan bahwa model

yang dikembangkan Man dan Chan dapat menjelaskan

62,07 persen faktor kritis kinerja usaha kecil Mitra

Binaan Telkom Datel Bandung.

b) Secara parsial variabel entrepreneurial

competencies dan organization capabilities memiliki

arah hubungan yang positif. Ini bermakna bahwa

entrepreneurial competencies yang dimiliki Mitra

Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri,

mendukung kemampuan organization capabilities Mitra

Binaan Telkom Datel Bandung sektor industri.

Sebaliknya variabel competitive scope usaha Mitra

Binaan Telkom Datel Bandung memiliki arah hubungan

yang negatif. Ini bermakna bahwa entrepreneurial

competencies yang dimiliki usaha Mitra Binaan Telkom

157

Page 177: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Datel Bandung sektor industri harus mampu

meminimalisir ketidakpastian yang menjadi ancaman

usaha yang dimilikinya.

5.3. Saran

Saran yang diberikan penulis dari penelitian ini terbagi

menjadi dua bagian yakni: saran bagi perusahaan dan saran bagi

penelitian selanjutnya.

5.3.1. Saran Bagi Perusahaan

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan-kesimpulan yang

telah dipaparkan di atas, maka penilis mengajukan beberapa saran bagi

perusahaan sebagai berikut:

a. Mengingat faktor entrepreneurial competencies,

dan organization capabilities merupakan satu kesatuan

yang dapat membentuk kinerja usaha Mitra Binaan

Telkom Datel Bandung sektor industri, maka kedua

faktor tersebut dapat dijadikan prioritas pelatihan yang

dibutuhkan oleh Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

sektor industri. Sedangkan pelatihan competitive scope

diberikan sebagai upaya untuk meminimalisir dampak

ketidakpatian lingkungan eksternal usaha Mitra Binaan

Telkom Datel Bandung sektor industri.

b. Materi pelatihan competitive scope dalam upaya

meminimalisir pengaruh negatif faktor uncertainty of

business yang dapat diberikan kepada Mitra Binaan

158

Page 178: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Telkom Datel Bandung sektor industri adalah sebagai

berikut:

1) Pemahaman karakteristik pasar dan pelanggan.

2) Penerapan teknologi yang cepat dan tepat.

3) Pemahaman terhadap siklus tahapan produk yang

dihasilkan.

4) Penerapan segmentasi permintaan.

c. Materi pelatihan entrepreneurial competencies

yang dapat diberikan kepada Mitra Binaan Telkom Datel

Bandung sektor industri adalah sebaga berikut:

1) Kemampuan bekerja sama.

2) Kemampuan menerima pendapat orang lain.

3) Kemampuan untuk mempercayai orang lain.

4) Kemampuan untuk menyukai tantangan bisnis.

5) Kemampuan untuk menciptakan inovasi bisnis.

6) Kemampuan pengelolaan keuangan usaha.

7) Kemampuan perencanaan, implementasi dan

evaluasi strategi.

8) Kemampuan berkomitmen pada usaha.

d. Materi pelatihan organization capabilities yang dapat

diberikan kepada Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

sektor industri adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan menciptakan produk berkualitas dan

sesuai dengan keinginan pelanggan.

159

Page 179: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

2) Kemampuan pengelolaan penggunaan dana

(meminimalisir biaya dan memaksimalisasi

keuntungan).

5.3.2. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan-kesimpulan yang

telah dipaparkan di atas, maka penilis mengajukan beberapa saran bagi

penelitian selanjutnya sebagai berikut:

a. Penelitian ini merupakan model untuk satu cakupan

sektor usaha yang diberi pinjaman oleh pihak Telkom

CDC. Penulis menyarankan penelitian selanjutnya dapat

dilakukan pada sektor-sektor Usaha Kecil lainnya. Hal

ini disebabkan pada masing-masing sektor usaha terbagi

menjadi lapangan-lapangan usaha yang memiliki

karakteristik yang berbeda dengan penelitian ini.

b. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengkaji aspek yuridis

dari pemberian pinjaman Program Kemitraan. Hal ini

disebabkan Penyelenggara Program Kemitraan BUMN

tidak memiliki kekuatan hukum dalam upaya

meminimalisir resiko non performance loan. Sehingga

dapat diartikan kredit pinjaman yang diberikan tidak

memiliki agunan. Hal ini berbanding terbalik dengan

pemberian Kredit Mikro oleh Bank, dimana pinjaman

yang diberikan memiliki kekuatan hukum berupa agunan

yang dapat meminimalisir resiko non performance loan.

5.4. Saran Tambahan

160

Page 180: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Hasil temuan ini dapat dijadikan suatu acuan proses

monitoring and evaluation (moneva). Jika dikaitkan dengan hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan pihak CD Telkom, maka urutan business

process Program Kemitraan CDC Telkom dalam memberikan bantuan

kepada usaha kecil dapat dimodifikasi sebagai berikut:

a. Analisa Kapabilitas dan Kompetensi Usaha Kecil

yang telah dilakukan CDC Telkom, dapat dijadikan

suatu acuan penyebaran besaran bantuan per wilayah

operasi dari CD Divre sampai dengan CD Datel. Output

dari analisa ini adalah proporsi wilayah dan sektor yang

diprioritaskan diberi pinjaman pada wilayahnya masing-

masing.

b. Penelitian tesis yang dilakukan oleh Budi (2006)

yang meneliti faktor-faktor kritis teori Bygrave (diadopsi

dari Carol Moore’s Model) dengan dimensi-dimensi

personal, sociological, dan environmental, dapat

dijadikan kategori-kategori screening dalam memilih

calon Mitra Binaan yang berpotensi untuk memiliki

kinerja yang baik.

c. Penelitian ini sendiri dapat diposisikan sebagai

bagian dari proses pemantauan dalam monitoring and

evaluation (moneva). Hasil monitoring tersebut dapat

dijadikan trainning need analysis yang perlu

ditindaklanjuti sebagai bagian dari proses evaluasi

dengan memberikan pelatihan yang berdasarkan hasil

161

Page 181: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

monitoring dibutuhkan oleh Mitra Binaan untuk dapat

meningkatkan kinerja usahanya.

5.5. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

a. Model Man dan Chan akan lebih baik jika

dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling

(SEM). Dengan menggunakan SEM, akan dapat

didiagnosis seberapa besar pengaruh entrepreneurial

competencies terhadap competitive scope dan

organization capabilities.

b. Objek penelitian dapat dipilih tidak hanya dari

Usaha Kecil yang bermitra dengan BUMN. Namun

melibatkan Usaha Kecil yang tidak bermitra dengan

BUMN.

162

Page 182: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Jakarta (2000). Perkembangan Indikator Makro UKM Tahun 2000, Jakarta.

Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat (2006). Kondisi Perekonomian Jawa Barat Tahun 2006, Bandung.

Bank Indonesia (1993), Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 26/1/UKK perihal Kredit Usaha Kecil, Jakarta, Bank Indonesia.

------ (2006), Kajian Pembiayaan dalam Rangka Pengembangan Klaster, Jakarta, http://www.bi.go.id, 27 Februari 2008.

Budi Harsanto (2006), Faktor-Faktor Kritis Teori Bygrave terhadap Pertumbuhan Usaha pada Mitra Binaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, Unit Community Development (Comdev) Kandatel Bandung, “Tesis”, Bandung, Institut Manajemen Telkom.

163

Page 183: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Bygrave, Wiliam D. (1994). Portable MBA in Entrepreneurship, New York, John Wiley & Sons, Inc.

Carrol Archie B. dan Ann K. Buchholtz (2003), Strategic Management: Ethics and Strategic Management, South-Western, Thomson Learning.

Covin, J. G. And Slevin, D. P (1989), A Conceptual Model of Entrepreneurship as Firm Behavior, Entrepreneurship: Theory and Practice, New York, McGraw-Hill Irwin.

Direksi Telkom (2003), Keputusan Direksi Nomor 51/KU200/PUK-00/2003 tentang Organisasi Pusat Pengelolaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center), Bandung, Telkom Pusat.

------ (2003), Keputusan Direksi Nomor 61/PS150/CTG-10/2003 tentang Pembentukan Organisasi Pengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, Bandung, Telkom Pusat.

Drucker, F. Peter (1984), Innovation and Entrepreneurship, “Library Journal”, California, Perfect Bound.

Hisrich, Robert D. , Michael P. Peters, and Dean A. Shepherd (2002), Entrepreneurship International Edition, “Sixth Edition”, New York, McGraw-Hill Irwin,

Hotama, A. S. N. (2001), Interaksi Budaya pada Hubungan Disain Kerja dan Kemampuan Karyawan dengan Kepuasan Kerja Karyawan dalam Kelompok Usaha Perusahaan Manufaktur, “Disertasi tidak diterbitkan”, Malang, PPs Universitas Malang.

Jones, Oswald and Fiona Tiley (2003), Competitive Advantage in SME’s, Chichester, Wiley & Sons England,

Man, T. and Chan T. (2002), The Competitiveness of Small and Medium Enterprise: A Conceptualization with Focus on Entrepreneurial Competencies,”Journal of Business Venturing”.

Manajement Consulting Center dan Community Development Center Telkom, (2007), Survey Opini dan Performansi Program Kemitraan, Bandung, Telkom MCC.

164

Page 184: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

------ (2008), Analisa Kapabilitas Provinsi dan Kompetensi Usaha Kecil, Bandung, Telkom MCC.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (2003), Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, Jakarta, Kementrian BUMN.

Menteri Negara Sekretaris Negara (1995), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, Jakarta, Menteri Negara Sekretaris Negara.

Menteri Perindustrian dan Perdagangan (1999), Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 598/MPP/KEP/10/1999, Jakarta, Menteri Perindustrian dan Perdagangan.

Muhidin, Ali Sambas dan Maman Abdulrahman (2007), Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian, Bandung, Pustaka Setia Bandung.

Naffziger, Douglas (1995), Entrepreneurship: A Person-Based Theory Approach. Advances in Entrepreneurship, Firm Emerge and Growth, Volume 2, Amsterdam, Elsevier Ltd.

Nurhayati, Charissa (2001), Pengaruh Karakteristik Wirausaha terhadap Keberhasilan Usaha di Perusahaan Katering di Jakarta Selatan, “Tesis”, Bandung, Universitas Padjajaran.

Pemerintah Republik Indonesia, (1995), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil, Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia.

------ (1998), Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil, Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia.

Pratomo, T. S. dan Soejoedono, A.R. (2002), Ekonomi Skala Kecil Menengah dan Koperasi, Jakarta, Graha Indonesia.

Purwanto, M. S. Budi (2003), Identifikasi Faktor-Faktor yang Perlu Dikembangkan Sebagai Masukan dalam Perumusan Kebijakan Pengembangan Usaha Kecil (Studi Kasus di Usaha

165

Page 185: Pengaruh Entrepreneurial Competencies, Organizational Behavior, dan Competitive Scope Terhadap Kinerja Usaha Kecil Mitra Binaan Telkom Datel Bandung

Kecil Warung Makan di Bandung), “Tesis”, Bandung, Institut Manajemen Telkom.

Scarborough, M. Norman and Thomas W. Zimmerer (2002), Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Jakarta, Pearson Education Asia Pte Ltd & Prenhallindo.

------ (2006), Effective Small Business Management, New Jersey, Pearson Education, Inc.

Sekaran, Uma (1992), Research Methods for Business, A Skill Building Approach, “Second Edition”, John Wiley & Sons.

Smith, Norman R. And John B. Milner (1984), Type of Entrepreneur, Type of Firm, and Managerial Motivation: Implication for Organizational Life Cycle Theory, Strategic Management Journal Volume 4 Number 4, Durham University Business School.

Sultan, Sami Suhail (2007), The Competitive Advantage of Small and Medium Sized Enterprises, “Makalah”, Maastricht, Universitaire Pers Maastricht.

Taufik, M. (2004), Urgensi Klaster untuk Membangun Sinergi Sistem Bisnis UKM yang Kompetitif, Bandung, PIB Institut Teknologi Bandung.

Wahidmurni, M (2007), Manajemen Perubahan Bisnis dari Teori ke Data, Malang, UIN-Malang Pers.

Wibisono, D. (1999), Analisis Keterkaitan Variabel Kinerja dalam Perusahaan Manufaktur, “Makalah disajikan dalam Seminar Nasional dan Hasil-Hasil Penelitian Forum Komunikasi Penelitian Manajemen”, Semarang, Universitas Diponegoro.

Yadoah, Dodge (2008), The Concise Encyclopedia of Statistics, Verlag, Springer.

166