PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah...

91
i PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa PADA PASIEN OSTEOMIELITIS BANGSAL CEMPAKA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA INVITRO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran LILIS SITI ASIYANI G 0005127 Isabela Ariane G.0005117 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah...

Page 1: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

i

PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP

PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa PADA PASIEN

OSTEOMIELITIS BANGSAL CEMPAKA RUMAH SAKIT ORTOPEDI

PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA INVITRO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

LILIS SITI ASIYANI

G 0005127

Isabela Ariane

G.0005117

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Pengaruh Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera ) Terhadap

Pertumbuhan Pseudomonas aeroginosa pada Pasien Osteomyelitis Bangsal

Cempaka Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Invitro

Isabela Ariane, NIM : G0005117, Tahun : 2009

Telah diuji dan sudah disahkan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari kamis, Tanggal 19 februari 2009

Pembimbing Utama Nama : Agus Priyono, dr., SpOT. NIP : 130 543 975 (…………………………..) Pembimbing Pendamping Nama : Maryani, dr., Msi.. NIP : 132 162 021 (…………………………..) Penguji Utama Nama : M. Titiek Marminah, Dra., Apt., SU. NIP : 130 786 877 (…………………………..) Anggota Penguji Nama : J. Priyambodo, Prof.,Dr.,dr., MS., SpMK. NIP : 130 543 992 (…………………………..) Pembumbung Pakar Nama : Anung B. Satriadi, dr., SpOT. NIP : 130 543 992 (………………………......)

Surakarta,……………………..

Ketua Tim Skripsi

Sri Wahyono, dr., M. Kes. NIP. 030 134 646

Dekan FK UNS

Prof. Dr. A. A. Subiyanto, dr., MS. NIP. 030 134 565

Page 3: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 19 Februari 2009

Isabela Ariane NIM. G0005117

Page 4: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

iv

ABSTRAK

ISABELA ARIANE, G0005117, 2009. Pengaruh Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa Pada Pasien Osteomielitis Bangsal Cempaka Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Invitro. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Lidah buaya (Aloe vera) mengandung antrakuinon terutama aloin (5-9%) dan saponin yang diduga mempunyai efek antibakteri sehingga mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak lidah buaya (Aloe vera) terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa penyebab osteomielitis rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta invitro.

Penelitian ini bersifat analitik eksperimental dengan teknik kuota sampling yang terdiri dari sepuluh sampel yang berasal dari isolat pus pasien osteomielitis bangsal Cempaka rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Subyek penelitian Pseudomonas aeruginosa berumur 24 jam pada media PSA dan distandarisasi dengan Mc Farland 0,5, kemudian dioleskan pada agar Muller Hinton menggunakan kapas lidi steril. Penelitian ini menggunakan metode difusi. Aquades sebagai kontrol negatif, disk antibiotik imipenem 10 mg sebagai kontrol positif, beserta ekstrak lidah buaya (Aloe vera) konsentrasi 50%, 75%, dan 100% diteteskan diatas sumuran yang dibuat pada agar Muller Hinton. Di inkubasi selama 18-24 jam, kemudian zona hambatan pertumbuhan yang terbentuk diukur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji oneway Anova.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan rata hitung zona hambatan yang bermakna ( p < 0,05 ) antara; (1) ekstrak lidah buaya 50% dengan imipenem, ekstrak lidah buaya 100%, dan aquades, (2) ekstrak lidah buaya 75% dengan imipenem dan aquades, (3) ekstrak lidah buaya 100% dengan imipenem dan aquades, (4) imipenem dengan aquades. Tetapi tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%.

Kesimpulan yang didapat adalah ekstrak lidah buaya (Aloe vera) terbukti mampu menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa secara invitro (p< 0,05 ). Terjadi peningkatan efek antibakteri pada peningkatan konsentrasi ekstrak lidah buaya 50% menjadi 100%, namun efek antibakteri.ekstrak lidah buaya konsentrasi 50%, 75%, dan 100% lebih lemah dibanding imipenem.

Kata kunci : Ekstrak lidah buaya (Aloe vera) – Antibakteri – Pseudomonas aeruginosa

Page 5: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

v

ABSTRACT

ISABELA ARIANE, G0005117, 2009. The Influence Of Aloe Extract (Aloe vera) To Pseudomonas aeruginosa Growth In Osteomyelitis Patient At Cempaka Barn Of The Prof. Dr. R. Soeharso Orthopaedic Hospital Surakarta Invitro. Faculty Of Medicine, Sebelas March University, Surakarta.

Aloe Extract contains many anthraquinones especially aloin (5-9%) and saponin which are considered have an antibacterial effect so that can inhibit bacterial growth. The aim of the research is to know the influence of aloe extract (Aloe vera) to Pseudomonas aeruginosa growth in osteomyelitis patient at Cempaka barn of the Prof. Dr. R. Soeharso orthopaedic hospital Surakarta invitro.

This experimental analytic research uses a quota sampling technique which is consist of 10 samples from pus isolates of osteomyelitis patient at Cempaka barn of the Prof. Dr. R. Soeharso orthopaedic hospital Surakarta. The research subject is Pseudomonas aeruginosa which has been grown on Pseudomonas Selective Agar for 24 hours and standardized by 0,5 Mc Farland standard then spreaded by a sterile cotton bud on Muller Hinton medium. This experimental uses diffusion methode. The aquadest (the negative control), the 10 mg imipenem antibiotic disk (the positive control), the 50%, 75%, and 100% concentrations of aloe extract are droped into the hole in the Muller Hinton medium. It is incubated for 24 hours, then the inhibiting zone is measured. The collected datas are analized by oneway Anova test.

The result of the research shows the significant difference of mean inhibitory zone diameter (p < 0,05) between; (1) aloe extract of 50% concentration to imipenem, aloe extract of 100% concentration, and aquadest, (2) aloe extract of 75% concentration to imipenem and aquadest, (3) aloe extract of 100% concentration to imipenem and aquadest, (4) imipenem to aquadest. There is no significancy (p > 0,05 ) between aloe extract of 50% concentration to 75% and 100% of concentration.

The conclusion is aloe extract has been proven can inhibit Pseudomonas aeruginosa growth invitro (p < 0,05). The increasing of aloe extract concentration 50 % to 100% can increase the antibacterial effect, but the antibacterial effect of all aloe extract concentrations are weaker than imipenem.

Keyword : Aloe extract (Aloe vera) – antibacterial - Pseudomonas aeruginosa

Page 6: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

vi

PRAKATA

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayangNya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera ) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa pada Pasien Osteomielitis Bangsal Cempaka Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Invitro”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Univesitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan, dukungan dan do’a berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. A.A. Subiyanto, Prof., Dr., dr., MS. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

2. Sri wahyono, dr., M.Kes. selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

3. Kepala Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.yang telah membantu pelaksanaan skripsi ini

4. Agus Priyono, dr., SpOT. selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan motivasi kepada penulis.

5. Maryani, dr., MSi. Pembimbing Pendamping yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan motivasi kepada penulis.

6. M. Titiek Marminah, Dra., Apt., SU. selaku Penguji Utama yang telah memberikan petunjuk, bantuan dan sarannya.

7. Prof. J. Priyambodo, Dr., dr., MS., SpMK. selaku selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan petunjuk, bantuan dan sarannya.

8. Anung B. Satriadi, dr., SpOT. Selaku Co-Author dari Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

9. Tim Etik Penelitian Kesehatan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

10. Staff dan laboran Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

11. Bapak, Ibu, mas Bimo & mba Pipin, dan Geta tercinta yang senantiasa memberikan doa, cinta, kasih sayang, serta Motivasi.

12. Laurent, Kiki, Nia, kelompok PBL C3 05 FK UNS, teman-teman angkatan 05 FK UNS, dan teman kos MP47 terima kasih atas bantuannya.

Peneliti menyadari akan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat peneliti harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Surakarta, 20 Januari 2009

Isabela Ariane

Page 7: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA ………………………………………………………………………….. vi

DAFTAR ISI………………………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………… x

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………... xii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………... xiii

BAB I . PENDAHULUAN……………………………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1

B. Perumusan Masalah……………………………………………........ 3

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………… 3

D. Manfaat Penelitian………………………………………………….. 3

BAB II . LANDASAN TEORI…………………………………………………... 5

A. Tinjauan Pustaka……………………………………………………. 5

1. Lidah Buaya (Aloe vera)…………………………………………. 5

2. Ekstraksi..................................................................................... 10

3. Osteomielitis........................................................................... 11

4. Pseudomonas aeruginosa.......................................................... 13

5. Obat Anti Mikroba.................................................................... 17

Page 8: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

viii

B. Kerangka Pemikiran………………………………………………... 21

C. Hipotesis……………………………………………………………. 22

BAB III. METODE PENELITIAN……………………………………………... 23

A. Jenis Penelitian……………………………………………………... 23

B. Subyek Penelitian…………………………………………………... 23

C. Lokasi Penelitian…………………………………………………… 23

D. Teknik Pengambilan Sampel……………………………………….. 24

E. Identifikasi Variabel………………………………………………... 24

F. Definisi Operasional Variabel……………………………………… 24

G. Prosedur Penelitian…………………………………………………. 26

H. Instrumentasi dan Bahan Penelitian………………………………… 27

I. Cara Kerja…………………………………………………………... 28

J. Teknik Analisis Data……………………………………………….. 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN………………………………………………… 32

BAB V. PEMBAHASAN……………………………………………………….. 43

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN……………………………………………. 53

A. Simpulan……………………………………………………………. 53

Page 9: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

ix

B. Saran………………………………………………………………... 54

1. Rumah Sakit……………………………………………………. 54

2. Peneliti…………………………………………………………. 54

3. Departemen Kesehatan………………………………………… 55

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 56

LAMPIRAN…………………………………………………………………………. 60

Page 10: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sebaran responden menurut umur responden………………………… 32

Tabel 2. Sebaran responden menurut jenis kelamin…………………… 33

Tabel 3. Sebaran menurut riwayat osteomielitis yang diderita responden 33

Tabel 4. Data sekunder diagnosa awal ( pasien datang ke RSO Prof. Dr.

Soeharso Surakarta)……………………………………………..

34

Tabel 5. Data sebaran responden berdasarkan lokasi infeksi

(osteomielitis) (data sekunder)…………………………………..

34

Tabel 6. Hasil identifikasi Pseudomonas aeruginosa pada seluruh

spesimen pus responden................................................................

35

Tabel 7. Sebaran Pseudomonas aeruginosa menurut riwayat

osteomielitis yang di derita responden..........................................

35

Tabel 8. Hasil pengukuran diameter zona hambatan beberapa antibiotik

terhadap pertumbuhan bakteri pseudomonas aeruginosa pada

osteomielitis pada masimg-masing kelompok..............................

36

Tabel 9. Hasil pengukuran diameter zona hambatan ekstrak lidah buaya (Aloe

vera) terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa pada

osteomielitis pada masing-amsing kelompok…………………………

37

Tabel 10. Hasil uji statistik dengan uji oneway Anova……………………………… 40

Page 11: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

xi

Tabel 11. Hasil uji post hoc test berupa perbandingan multipel diameter zona

hambatan berbagai macam perlakuan terhadap pertumbuhan

Pseudomonas aeruginosa…………………………………………………...

41

Page 12: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di Rumah Sakit

Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian di Laboratorium

Mikrobiologi

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Pembuatan Ekstrak Lidah

Buaya (Aloe Vera) di Laboratorium Galenika B2P2TO2T

Tawangmangu

Lampiran 4. Informed Consern

Lampiran 5. Data identitas responden

Lampiran 6. Uji Normalitas

Lampiran 7. Uji Homogenitas

Lampiran 8 Uji Anova Dan Post Hoc Test

Lampiran 9. Tabel F Untuk Uji Anova

Lampiran 10. Tabel sensitivitas disk antibiotik (mm)

Lampiran 11. Bahan dan Cara Kerja Ekstraksi Perkolasi

Lampiran 12. Perincian Bahan Pembuatan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera)

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian

Page 13: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Batang Rata-Rata Diameter Zona Hambatan (mm) Pada

Masing-Masing Kelompok Perlakuan...........................................39

Page 14: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Osteomielitis atau inflamasi pada tulang, umumnya disebabkan oleh

infeksi bakteri (Kalyoussef, 2006). Organisme atau mikroba yang sering

ditemukan pada osteomielitis (biasanya campuran berbagai jenis bakteri)

antara lain Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Streptococcus pyogens,

Proteus sp., dan Pseudomonas sp. (Apley, 1993). Saat ini penanganan

osteomielitis masih merupakan masalah dalam bidang ortopedi, karena

seringkali antibiotika yang diberikan secara oral maupun parenteral tidak

dapat mencapai lokasi infeksi dengan baik (Lubis, 2005). Berdasarkan hasil

pemeriksaan pus / jaringan nekrotik dari pasien osteomielitis di laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta pada

periode April-Juli 2008 didapatkan sedikitnya sepuluh dari enam belas

spesimen pus / jaringan nekrotik dari pasien osteomielitis yang diperiksa

positif mengandung Pseudomonas aeruginosa.

Pseudomonas aeruginosa merupakan penyebab infeksi nosokomial,

(Qarah, 2005). Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu organisme

penyebab osteomielitis (Apley, 1993). Pseudomonas aeruginosa meningkat

secara klinik karena resisten terhadap berbagai antimikroba dan memiliki

kemampuan untuk mengembangkan tingkat Multi Drug Resistance (MDR)

yang tinggi, termasuk pada penisilin dan sefalosporin generasi pertama dan

Page 15: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

2

kedua, tetrasiklin, kloramfenikol, dan makrolid (Rosana, 2007). Infeksi yang

disebabkan oleh bakteri resisten dikaitkan dengan angka perawatan rumah

sakit yang lebih tinggi, masa perawatan rumah sakit yang lebih lama, serta

tingkat kesakitan dan kematian yang lebih tinggi (Sastroasmoro, 2005).

Sehingga akhir-akhir ini, penggunaan dan pencarian obat dari sumber tanaman

sebagai sumber obat alternatif meningkat tajam (Cowan, 1999).

Lidah buaya telah lama dijuluki sebagai medical plant (tanaman obat)

atau master healing plant (tanaman penyembuh utama) (Astawan, 2006).

Penelitian dr. Bill Wolfe pada tahun 1969 membuktikan bahwa lidah buaya

sangat efektif membunuh bakteri penyebab infeksi. Ekstrak lidah buaya (Aloe

vera) mempunyai berbagai aktifitas antibakteri antara lain terhadap

Staphylococcus aureus, Klebsilla pneumonia, Pseudomonas aeruginosa,

Mycobacterium tuberculosis (Furnawanthi, 2007).

Lidah buaya mengandung komplek antrakuinon antara lain aloe

emodin, aloin, barbaloin yang berfungsi sebagai senyawa antibakteri. Selain

itu terkandung juga zat saponin yang bersifat antiseptik (Furnawanthi, 2007).

Senyawa kuinon dapat menyebabkan protein bakteri menjadi inaktif dan

kehilangan fungsinya. (Cowan, 1999). Sedang saponin dapat melarutkan lipid

pada membran sel bakteri (lipoprotein), akibatnya dapat menurunkan tegangan

permukaan lipid, permeabilitas sel berubah, fungsi sel bakteri menjadi tidak

normal, dan sel bakteri lisis dan mati (Voight, 1994, Brooks, 2007).

Sehubungan dengan adanya indikasi ekstrak lidah buaya mempunyai daya

antibakteri, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh antibakteri

Page 16: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

3

lidah buaya tersebut terhadap pertumbuhan kuman Pseudomonas aeruginosa

penyebab osteomielitis secara invitro.

B. Rumusan Masalah

Adakah pengaruh ekstrak lidah buaya (Aloe vera) terhadap

pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa bangsal Cempaka rumah sakit

ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta secara invitro?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ekstrak lidah buaya mampu menghambat

pertumbuhan kuman Pseudomonas aeruginosa pada pasien osteomielitis

bangsal Cempaka rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta

secara invitro.

2. Untuk mengetahui kekuatan hambatan dari ekstrak lidah buaya terhadap

Pseudomonas aeruginosa pada pasien osteomielitis bangsal Cempaka

rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta secara invitro yang

dilihat dari zona hambatan pertumbuhan kuman yang terbentuk pada

media yang digunakan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

a. Menambah pengetahuan dalam bidang fitofarmasi

Page 17: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

4

b. Dapat memberikan informasi ilmiah mengenai daya hambat lidah

buaya (Aloe vera) terhadap Pseudomonas aeruginosa pada pasien

osteomielitis bangsal Cempaka rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta secara invitro

2. Manfaat Aplikatif

a. Diharapkan dapat dipakai sebagai acuan terhadap pengembangan

penelitian obat alami sebagai alternatif dalam pengobatan penyakit

infeksi khususnya osteomielitis.

b. Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang khasiat lidah

buaya khususnya terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa

pada osteomielitis.

Page 18: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Lidah Buaya (Aloe vera)

a. Klasifikasi

Devisi : Spermatophyta (Tumbuhan Biji)

Kelas : Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)

Sub kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Liliflorae (Liliales)

Famili : Liliaceae

Genus : Aloe

Spesies : Aloe vera (Sudarto, 1997)

b. Nama lokal

Prancis, Portugis, Jerman : Aloe

Inggris : Crocodiles tongues

Malaysia : Jadam

Spanyol : Salvilla

Indonesia : Lidah buaya

Tibet : Jelly Leek

India : mussabbar (Sudarto, 1997)

Page 19: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

6

c. Deskripsi tanamam

1) Daun

Seperti halnya tanaman berkeping satu lainnya, daun lidah

buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang. Daunnya

berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan dan

mempunyai lapisan lilin dipermukaan, serta bersifat sekulen, yakni

mengandung air, getah, atau lendir yang mendominasi daun.

Bagian atas daun rata dan bagian bawahnya membulat (cembung).

Didaun lidah buaya muda dan sucker (anak) terdapat bercak

atau totol berwarna hijau pucat sampai putih. Bercak ini akan

hilang saat lidah buaya dewasa. Namun, tidak demikian halnya

dengan tanaman lidah buaya jenis kecil dan lokal. Hali ini

kemungkinan disebabkan faktor genetiknya. Sepanjang tepi daun

berjajar gerigi atau duri yang tumpul dan tidak berwarna

(Furnawanthi, 2007).

2) Batang

Tanaman lidah buaya berbatang pendek. Batangnya tidak

kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian

terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas

yang selanjutnya menjadi anakan. Lidah buaya yang bertangkai

panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak

daun (Sudarto, 1997).

3) Akar

Page 20: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

7

Akar tanaman lidah buaya berupa akar serabut yang pendek

dan berada disekitar permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara

50-100 cm. Dengan demikian, untuk pertumbuhannya tanaman

menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya. Hal

ini dicapai dengan lapisan olah sedalam 30 cm (Sudarto, 1997).

4) Bunga

Bunga lidah buaya berwarana kuning atau kemerahan

berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga

berukuran kecil, tersususun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan

panjangnya dapat mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul bila

ditanam di pegunungan (Sudarto, 1997).

5) Syarat tumbuh dan ekologi

a) Ketinggian tempat

Lidah buaya ( Aloe vera ) dapat tumbuh mulai dari

daerah dataran rendah sampai daerah pegunungan. Daya

adaptasi tinggi sehingga tempat tunbuhnya menyebar di seluruh

dunia, mulai dari daerah tropika sampai daerah subtropika. Di

dataran tinggi tanaman ini dapat menghasilkan bunga (Sudarto,

1997).

b) Iklim

Tanaman lidah buaya (Aloe vera) tahan terhadap segala

unsur iklim, yaitu suhu, curah hujan, dan sinar matahari.

Tanaman ini juga tahan kekeringan, dapat menyimpan air pada

Page 21: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

8

daunnya yang tebal, mulut daunnya tertutup rapat sehingga

dapat mengurangi penguapan pada musim kering. Meskipun

tanaman menghendaki ditanam di tempat terbuka, tetapi dalam

ruangan yang sinar mataharinya kurangpun dapat tumbuh

dengan baik. Oleh karena itu, tanaman terdapat dimana-mana,

mulai dari Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. Di daerah yang

bersuhu antara 28º-32º C tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Kelemahan lidah buaya hanya apabila ditanam di

daerah basah dengan curah hujan tinggi adalah banyaknya

serangan cendawan, terutama Fusarium Sp. Yang menyerang

pangkal daun (Sudarto, 1997).

c) Tanah

Tanah yang dikehendaki lidah buaya ( Aloe vera )

adalah tanah subur, kaya bahan organik, dan gembur. Di

Kalimantan Barat, tanaman tumbuh baik di daerah bertanah

gambut dengan pH yang rendah. PH ideal untuk tanaman lidah

buaya adalah 5,5-6 (Sudarto, 1997).

d. Kandungan kimia dan kegunaan

Komponen yang terkandung dalam lidah buaya sebagian besar

adalah air yang mencapai 99,5% dengan total padatan terlarut hanya

0,49%, lemak 0,067%, karbohidrat 0,043%, protein 0,038%, vitamin A

4,594 IU, dan vitamin C 3,476 mg (Furnawanthi, 2007).

Lidah buaya mempunyai kandungan zat gizi yang diperlukan

Page 22: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

9

tubuh dengan cukup lengkap, yaitu vitamin A, B1, B2, B3, B12, C, E,

kolin, inositol dan asam folat (Astawan, 2006). Zat-zat ini sangat berguna

untuk pertumbuhan tulang, pembentukan dan pergantian jaringan,

pengaturan metabolisme dalam tubuh manusia, dan pengaturan gerak urat

syaraf (Sudarto,1997). Kandungan mineralnya antara lain terdiri dari:

kalsium (Ca), magnesium (Mg), potasium (K), sodium (Na), besi (Fe),

zinc (Zn), dan kromium (Cr). Beberapa unsur vitamin dan mineral tersebut

dapat berfungsi sebagai pembentuk antioksidan alami, seperti vitamin C,

vitamin E, vitamin A, magnesium, dan zinc. Antioksidan ini berguna

untuk mencegah penuaan dini, serangan jantung, dan berbagai penyakit

degeneratif (Astawan, 2006)

Lidah buaya (Aloe vera) dilaporkan mengandung mono dan poli

sakarida, tannin, sterol-sterol, asam-asam organik, enzim, saponin,

vitamin dan mineral (Newall,et all, 1998). Lidah buaya juga mengandung

komplek antrakuinon antara lain aloe emodin, aloin, barbaloin. Zat lain

terkandung di dalam lidah buaya yaitu zat saponin yang mempunyai

kemampuan membersihkan dan bersifat antiseptik (Furnawanthi, 2007).

Sebuah penilitian invitro dalam bidang bioterapi molekuler di

Amerika Serikat yang dilakukan tahun 1991, menemukan manosa yang

terkandung dalam jel lidah buaya, manosa mampu menghambat

pertumbuhan virus HIV 1–30% dan meningkatkan viabilitas sel terinfeksi.

Menurut journal of the Amerika Pediatric Medical Association, lidah

buaya dapat membantu mencegah encok (rematik) dan mengurangi

Page 23: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

10

peradangan persendian. Penelitian dr. Bill Wolfe pada tahun 1969

membuktikan bahwa lidah buaya sangat efektif membunuh bakteri

penyebab infeksi. Journal of Alternatif Medicine mempublikasikan

efektifitas lidah buaya untuk mengatasi gangguan percernaan. Kegunaan

lainnya antara lain menurunkan kadar gula darah penderita diabetes,

menghambat sel kanker, serta membantu penyembuhan luka, ambeien dan

radang tenggorokan (Furnawanthi, 2007). Ekstrak lidah buaya (Aloe vera)

mempunyai berbagai aktifitas anti bakteri antara lain terhadap

Staphylococcus aureus, Klebsilla pneumonia, Pseudomonas aeruginosa,

Mycobacterium tuberculosis (Furnawanthi, 2007).

2. Ekstraksi

Ekstraksi adalah penyarian senyawa-senyawa yang terdapat

didalam simplisia tanaman yang menggunakan cairan penyari yang sesuai

dengan kandungan zat dengan cara yang tepat. Prinsip ekstraksi adalah

melarutkan komponen yang berada dalam campuran secara selektif dengan

pelarut yang sesuai. Prinsip kelarutan yaitu polar melarutkan yang polar,

pelarut semipolar melarutkan senyawa semipolar, pelarut nonpolar

melarutkan senyawa nonpolar. Sediaan yang diperoleh dari hasil ekstraksi

dinamakan ekstrak, sedangkan pelarutnya disebut penyari, sedangkan sisa-

sisa yang tidak ikut tersari disebut ampas (Harborne, 1998).

Penggolongan ekstrak berdasarkan sifatnya yaitu :

a. Ekstrak encer

Page 24: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

11

Sediaan ini mempunysi konsistensi seperti madu

b. Ekstrak kental

Sediaan ini liat pada kondisi dingin dan tidak dapat dituang,

kemudian kandungan air sekitar 30 %

c. Ekstrak kering

Sedian ini mempunyai konsistensi kering dan mudah di-

gosokkan, kandungan air tidak lebih dari 5 % (Voight, 1994)

Teknik perkolasi yang digunakan dalam pengekstrasian,

menggunakan cairan pengekstraksi yaitu etanol 70%. Senyawa

antrakuinon termasuk kompleks senyawa fenol yang umumnya seringkali

berikatan dengan glukosa sebagai glikosida sehingga mudah larut dalam

etanol dan air karena glikosida mudah larut dalam keduanya. Sedang

saponin mudah terdisosiasi dalam larutan air (Voight, 1994).

3. Osteomielitis

osteomielitis atau inflamasi pada tulang, umumnya disebabkan

oleh infeksi bakteri (Kalyoussef, 2006). Organisme atau mikroba yang

sering ditemukan pada osteomielitis (biasanya campuran berbagai jenis

bakteri) antara lain Staphylococcus aureus, Escherichia coli,

Streptococcus pyogens, Proteus sp., dan Pseudomonas sp.(Apley, 1993).

Secara umum osteomielitis dibagi menjadi dua macam, yaitu

osteomielitis hematogen dan osteomielitis sekunder. Osteomielitis

hematogen adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang

Page 25: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

12

disebarkan melalui aliran darah. Osteomielitis hematogen ada 3 macam

yaitu akut, subakut, dan kronis. Jenis kedua adalah osteomielitis sekunder

karena fokus infeksi yang berdekatan. Osteomielitis ini disebabkan oleh

trauma langsung, tindakan pembedahan serta perluasan lansung infeksi

dari jaringan lunak yang berdekatan. Organisme penyebab penyebab

osteomielitis mencapai tulang melalui satu dari tiga rute, yaitu penyebaran

secara hematogen, perluasan lansung dari fokus infeksi di sendi dan

jaringan lunak sekitar, tindakan bedah ortopedi (King, 2006,

Sjamsuhidajat, 2005, Ladd, 2003).

Diagnosis dibuat berdasarkan atas pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang. Osteomielitis hematogen biasanya bermanifestasi

sebagai suatu penyakit deman sistemik akut, yang disertai dengan gejala

nyeri setempat, perasaan tidak enak, kemerahan, dan pembengkakan. Pada

saat ini kultur darah biasanya memberikan hasil positif (ditemukan

pertumbuhan bakteri). Nekrosis tulang pada pemeriksaan radiologis untuk

tujuh sampai sepuluh hari pertama biasanya tidak cukup memuaskan.

Walaupun penyembuhan spontan dapat terjadi, akan tetapi bila

pengobatannya tidak adekuat, dapat menjadi kronis dengan disertai

destruksi tulang dan penyebaran infeksi (Robbins, 2007).

Gejala dan tanda ostemielitis sekunder berupa demam, nyeri,

pembengkakan dan pengeluaran cairan infeksi. Rasa sakit, demam dan

reaksi peradangan bisa karena trauma asli atau karena memang infeksi

jaringan lunak. Infeksi yang samar menjadi jelas hanya beberapa minggu

Page 26: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

13

atau beberapa bulan kemudian ketika traktus sinus berkembang, luka

operasi terbuka, dan fraktur gagal menyembuh. Pada pemeriksaan darah

ditemukan leukositosis dan peningkatan LED. Pada kultur darah biasanya

memberikan hasil positif (ditemukan pertumbuhan bakteri), pemeriksaan

bakteriologi dari cairan infeksi mungkin membantu mengidentifikasi

organisme penyebab dan menentukkan sensitivitasnya terhadap antibiotik

(Apley, 1993, Sjamsuhidajat, 2005).

4. Pseudomonas aeruginosa

a. Klasifikasi

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Pseudomonadales

Famili : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Species : Pseudomonas aeruginosa

(Levinson, 2006)

b. Morfologi dan Identifikasi

Pseudomonas aeruginosa menjadi penyebab terpenting infeksi,

khususnya pada pasien dengan mekanisme sistem imun yang menurun.

Patogen tersering dari isolasi yang berasal dari pasien rumah sakit yang

telah dirawat lebih dari 1 minggu. Merupakan patogen nosokomial utama,

Page 27: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

14

seperti pada pneumonia, infeksi saluran kemih, dan bakterimia (Qarah,

2005). P. aeruginosa dapat menyebabkan osteomielitis pada tulang

temporal, juga merupakan penyebab tersering osteomielitis pada tulang

calcaneus pada anak-anak (Murray, 1995).

Pseudomonas merupakan bakteri gram negatif, motil, aerobik

(Harvey, 2007). Beberapa galur memproduksi pigmen larut air. P.

aeruginosa sering dalam jumlah sedikit pada flora normal usus dan kulit

manusia dan merupakan patogen utama dari kelompoknya (Brooks et al,

2007). P. aeruginosa merupakan bakteri batang gram negatif dengan

ukuran 0,5-1,0 x 3,0-4,0 um (staf pengajar FK UI, 1994). P. aeruginosa

terlihat sebagai bentuk tunggal, ganda, dan kadang-kadang dalam rantai

pendek (Brooks et al, 2007). Umumnya memiliki flagel polar, tetapi

kadang-kadang 2-3 flagel (staf pengajar FK UI, 1994).

P. aeruginosa bersifat aerobik obligat yang tumbuh dengan cepat

pada berbagai tipe media, kadang memproduksi bau manis, seperti anggur

atau jagung (corn taco like odor). Beberapa galur menghemolisis darah. P.

aeruginosa membentuk koloni bulat halus dengan warna floresen

kehijauan (Brooks et al, 2007). Pseudomonas menghasilkan, 1.) piosianin

(pyosianin) yakni pigmen berwarna hijau-biru dan tidak flouresen yang

larut dalam agar dan kloroform, yang dapat memberi warna hijau-biru

nanah pada luka. 2.) flouresen, suatu pigmen yang larut air, beberapa

strain menghasilkan pigmen merah.3.) pioverdin (pyoverdin) yang

memberi warna kehijauan pada agar, flouresen dibawah sinar ultraviolet,

Page 28: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

15

dapat digunakan sebagai diagnosa awal pada infeksi kulit pada pasien luka

bakar. 4.) beberapa galur menghasilkan pigmen merah gelap piorubin atau

pigmen hitam piomelanin. P. aeruginosa satu-satunya spesies yang

menghasilkan pyocianin (Staf Pengajar FK UI, 1994, Levinson, 2006,

Brooks et al, 2007 ).

P. aeruginosa tumbuh baik pada suhu 37º-42ºC, pertumbuhan

pada 42ºC membantu membedakannya dari pasien Pseudomonas pada

kelompok floresen (Brooks et al, 2007). Bersifat oksidase positif (proses

oksidasi yang melibatkan transpor elektron oleh sitokrom). Nonfermenters

atau tidak meragi glukosa karena energi kuman tersebut berasal dari

proses oksidasi glukosa bukan fermentasi glukosa, sehingga bisa

dibedakan dari enterobacteri yang memfermentasi gula (Levinson, 2006)

Patogenesis dari P. aeruginosa didasarkan atas multipel virulences

factor ; endotoksin, eksotoksin, dan enzim. Endotoksin P. aeruginosa

sama seperti bakteri gram negative lainnya yang menyebabkan sepsis dan

syok septik. P. aeruginosa memproduksi eksotoksin A yang menyebabkan

nekrosis jaringan, toksin memnghambat sintesis protein eukariotik dengan

sebuah mekanisme ymg identik dengan eksotoksin difteria. Selain itu P.

aeruginosa juga menghasilkan enzim yaitu elastase dan protease, yang

bersifat histotoksik dan memfasilitasi masuknya bakteri ke dalam aliran

darah (Levinson, 2006). P aeruginosa juga menghasilhan 2 hemolisin :

sebuah fosfolipase C yang tidak tahan panas dan glikolipid yang tahan

panas (Brooks et al, 2007 ).

Page 29: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

16

P. aeruginosa tumbuh sebagai koloni yang tidak memfermentasi

laktosa (tidak berwarna) pada MacConkey dan EMB agar, juga oksidasi

positif. Pada agar TSI (Triple Sugar Iron) akan tampak seperti kilauan

logam, juga membentuk pigmen hijau biru pada nutrient agar pada

umunya, serta beraroma buah (Levinson, 2006). Pada tes indol didapatkan

hasil negatif untuk P. aeruginosa (Koneman, 2006). Sebagian besar strain

kuman ini menunjukkan hemolisis ß pada agar darah disertai

pembentukkan pigmen (Johnson, 1993). Pembiakan merupakan tes

spesifik dari diagnosis infeksi P. aeruginosa (Brooks et al, 2007 ).

P. aeruginosa secara alami resisten terhadap berbagai

antimikroba. Kebanyakan antibiotika tidak efektif terhadap kuman ini

(Weinstein, 1992). P. aeruginosa meningkat secara klinik karena resisten

terhadap berbagai antimikroba dan memiliki kemampuan untuk

mengembangkan tingkat Multi Drug Resistance (MDR) yang tinggi,

termasuk pada penislin dan sefalosporin generasi pertama dan kedua,

tetrasiklin, kloramfenikol, dan makrolid. Patogen dengan MDR dapat

menyebabkan morbidity, mortality, dan meningkatnya biaya (Rosana,

2007). Infeksi klinis oleh P. aeruginosa sebaiknya tidak diterapi dengan

obat tunggal, karena biasanya sulit sembuh dengan cara ini, dan karena

bakteri dapat dengan cepat menjadi resisten jika menggunakan obat

tunggal.

Salah satu obat pilihan P. aeruginosa adalah imipenem. Struktur

obat ini berkaitan dengan antibiotik ß laktam. Imipenem mempunyai

Page 30: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

17

aktivitas yang baik terhadap banyak batang gram negatif, organisme gram

positif dan kuman anaerob. Obat ini resisten terhadap ß laktamase. Semua

obat ß laktam merupakan penghambat selektif dari sintesis dinding sel

bakteri, yaitu dengan cara: (1) mengikat PBP (Protein Pengikat Penisilin)

tertentu yang bekerja sebagai reseptor obat pada bakteri, (2) menghambat

sistesis dinding sel dengan menghambat transpeptidase peptidoglikan, (3)

mengaktifkan enzim autolitik pada dinding sel yang dapat menimbulkan

lesi penyebab matinya bakteri (Brooks et al, 2007 ).

5. Obat Anti Mikroba

Anti mikroba adalah obat pembasmi mikroba, khususnya mikroba

yang merugikan manusia (Ganiswarna,, 1995). Obat yang digunakan untuk

membasmi mikroba penyebab infeksi pada manusia ditentukan harus

memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin, artinya obat tersebut

haruslah bersifat toksik bagi mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk

hospes (Brooks et al, 2007 ). Pada beberapa situasi klinik sangat penting

untuk lebih memilih menggunakan obat bakterisidal daripada

bakteriostatik. Obat bakterisidal membunuh kuman, sedangkan obat

bakteriostatik hanya menghambat pertumbuhan bakteri tapi tidak

membunuhnya (Levinson, 2006). Penentuan daya antibakteri dapat

dilakukan dengan menentukan adanya daya hambat pertumbuhan bakteri

atau dilanjutkan dengan menentukan potensi daya hambat dengan

membandingkan dengan antibiotika (Dzulkarnain, 1996)

Page 31: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

18

Daya kerja obat antimikroba : (Levinson, 2006)

(a) Penghambatan sintesis dinding sel

(b) Mengganggu fungsi membran sel

(c) Penghambatan sintesis dan penyusunan protein

(d) Penghambatan sintesis asam nukleat

Uji aktivitas antimikroba secara umum dikelompokkan menjadi 2,

yaitu : metode difusi dan metode dilusi.

1) Metode Difusi

Cakram kertas saring yang mengandung obat dalam jumlah

tertentu ditempatkan pada permukaan pembenihan padat yang telah

ditanami dengan biakan tebal organisme yang diperiksa. Setelah

pengeraman, garis tengah daerah hambatan jernih yang mengelilingi obat

dianggap sebagai ukuran kekuatan hambatan obat terhadap terhadap

organisme yang diperiksa. Metode cawan piringan kertas merupakan

teknik yang paling simple untuk menggambarkan faktor fisik dan kimia

yang berpengaruh terhandap interaksi obat anti mikroba dan organisme

(Brooks et al, 2007 ).

Untuk mengevaluasi hasil uji kepekaan tersebut (apakah isolat

mikroba sensitif atau resisten terhadap obat), dapat dilakukan dua cara

seperti berikut.

a) Cara Kirby Baeuer, yaitu dengan cara membandingkan

diameter dari area jernih (zona hambatan) disekitar cakram

dengan yang dibuat oleh NCCLS (National Comitte for

Page 32: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

19

Clinical Laboratory Standard). Dengan tabel NCCLS ini

dapat diketahui kriteria sensitif, sensitif intermediet, dan

resisten.

b) Cara Joan-Strokes, yaitu dengan cara membandingkan

radius Zona hambatan yang terjadi antara bakteri kontrol

yang sudah diketahui kepekaannya terhadap obat tersebut

dengan isolat bakteri yang diuji. Prosedur uji kepekaan

untuk bakteri kontrol dan bakteri uji dilakukan bersama-

sama dalam satu piring agar (Sjoekoer, 2003).

2) Metode Dilusi

Sejumlah obat antimikroba tertentu dicampurkan pada pembenihan

bakteri yang cair atau padat. Kemudian pembenihan tersebut ditanami

dengan bakteri yang diperiksa dan dieram. Titer obat ialah jumlah obat

antimikroba yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan atau

mematikan bakteri yang diperiksa. Teknik pengenceran tabung

menetapkan jumlah terkecil zat kemoterapeutik yang dibutuhkan untuk

menghambat organisme invitro. Jumlah tersebut sebagai konsentrasi

hambatan minimum atau Minimal Inhibitory Consentration (MIC) (Brooks

et al, 2007 ).

Diantara banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas invitro, yang

berikut harus diperhatikan secara nyata mempengaruhi hasil-hasil tersebut,

yaitu : (a) pH lingkungan, (b) komponen-komponen pembenihan, (c)

Page 33: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

20

stabilisasi obat, (d) besarnya inokulum, (e) masa pengeraman (f) aktivitas

metabolik organisme (Brooks et al, 2007 ).

Senyawa antibakteri yang terkandung dalam ekstrak lidah adalah

antrakuinon dan Saponin (Newall et al, 1998). Kuinon merupakan

penyedia radikal bebas yang stabil. Kuinon juga diketahui dapat

membentuk kompleks yang irreversibel dengan gugus nukleofilik asam

amino dari protein, sehingga sering menyebabkan protein bakteri menjadi

inaktif dan kehilangan fungsinya. (Cowan, 1999). Sedang saponin

merupakan emulgator anion aktif, dapat melarutkan lipid pada membran

sel bakteri (lipoprotein), menurunkan tegangan permukaan lipid,

permeabilitas sel berubah, fungsi sel bakteri menjadi tidak normal, dan sel

bakteri lisis dan mati (Voight, 1994, Brooks, 2007). Kadar aloin dalam

lidah buaya berkisar antara 5-9 %, aloin termasuk kompleks antrakuinon

(Furnawanthi, 2007).

Page 34: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

21

B. Kerangka Pemikiran

Hambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa

Osteomielitis

Pseudomonas aeruginosa

Ekstrak lidah buaya (Aloe vera)

1. Antrakuinon (aloin) Merupakan radikal bebas yang dapat membentuk kompleks yang irreversibel dengan gugus nukleofilik asam amino dari protein, sehingga protein bakteri menjadi inaktif dan kehilangan fungsinya.

2. Saponin Dapat melarutkan lipid pada membran sel bakteri (lipoprotein), menurunkan tegangan permukaan lipid, permeabilitas sel berubah, fungsi sel bakteri menjadi tidak normal, dan sel bakteri lisis dan mati.

Page 35: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

22

C. Hipotesis

Ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dapat menghambat pertumbuhan

Pseudomonas aeruginosa pada osteomielitis secara invitro.

Page 36: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik menggunakan

rancangan post test only with control group design.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah Pseudomonas aeruginosa dari isolat yang

berasal dari pus pada pasien osteomielitis rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta.

1. Pseudomonas aeruginosa diidentifikasi dengan kultur

2. Osteomielitis, criteria sebagai berikut :

a. Pasien atau responden telah bersedia menjadi subyek penelitian dengan

menandatangani informed concern

b. Diagnosis ditegakkan berdasarkan rekam medis responden.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di bangsal Cempaka rumah sakit ortopedi Prof.

Dr. R. Soeharso Surakarta dan laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.

Page 37: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

24

D. Teknik Sampling

Dalam penelitian ini digunakan teknik non random sampling, (kuota

sampling), dimana Besar sampel yang digunakan adalah sepuluh biakan

Pseudomonas aeruginosa dari dua puluh tujuh isolat yang berasal dari pus

pasien osteomyelitis bangsal Cempaka rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta pada tanggal 5 Agustus – 10 September 2008.

E. Identifikasi Variabel

1. Variabel bebas : Ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dengan konsentrasi

50 %, 75 %, 100 %.

2. Variabel terikat : Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa.

3. Variabel luar :

a. Variabel terkendali : pengekstraksian, konsentrasi ekstrak, dan

umur biakan kuman

b. Variabel tak terkendali : musim, umur tanaman, dan asal tanaman

F. Definisi Operasional Variabel

1. Ekstrak lidah buaya (aloe vera)

Ekstrak lidah buaya (Aloe vera) yang berasal dari tumbuhan lidah

buaya lokal Tawangmangu yang diperoleh dari Balai Besar Pusat

Penelitian Obat Tradisional (B2P2OT) Tawangmangu. Ekstrak lidah

buaya (Aloe vera) dengan konsentrasi 50 %, 75 %, 100 % didapatkan

Page 38: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

25

dengan cara mengencerkan ekstrak menggunakan aquades steril. Skala

pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio.

2. Pseudomonas aeruginosa

Pseudomonas aeruginosa pada penelitian ini berasal dari specimen

pus osteomielitis bangsal Cempaka rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta yang diidentifikasi di laboratorium Mikrobiologi

Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta. Efek antibakteri terhadap

pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa dilihat dari zona hambatan yang

terbentuk pada pertumbuhan koloni Pseudomonas aeruginosa pada media

muller hinton yang diberi sumuran ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi

50 %, 75 %, 100 % dan telah diinkubasikan selama 18-24 jam dengan

suhu 370C. Sebagai kontrol positif adalah antibiotik imipenem10 mg

sedangkan kontrol negatif adalah aquades steril. Skala pengukuran

variabel ini menggunakan skala rasio.

3. Variabel luar

a. Pengekstraksian, konsentrasi ekstrak, dan umur biakan kuman,

merupakan variable-variabel yang dapat dikendalikan.

b. Musim, umur tanaman, asal tanaman merupakan variabel yang

tidak dapat dikendalikan. Ketiga faktor tersebut bisa

mempengaruhi kandungan yang ada dalam ekstrak lidah buaya.

Page 39: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

26

G. Prosedur Penelitian

Aquades steril Ekstrak lidah buaya

50% 75% 100

sumuran

Inokulasi Pseudomonas aeruginosa yang telah distandarisasi Mc Farland 0,5 pada medium Muller-Hinton agar

370C 18-24 jam

Ukur zona hambatan pertumbuhan kuman (mm)

sumuran Cakram

imipenem 10 mg

Pseudomonas aeruginosa

Pus penderita osteomielitis

Kaldu pepton 370C 18-24 jam

Pseudomonas Selective Agar 370C 18-24 jam

Analisis Data

koloni bulat halus dengan warna kehijauan

Standarisasi Mc Farland 0,5

Page 40: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

27

H. Instrumentasi dan Bahan Penelitian

1. Alat untuk pemeriksaan uji aktivitas antibakteri

a. Tabung reaksi steril

b. Kapas lidi steril

c. Oshe kolong

d. Erlenmeyer

e. Pipet

f. Lampu spiritus

g. “Hole” (pembuat lubang dalam agar Mueller Hinton)

2. Bahan untuk pemeriksaan uji aktivitas antibakteri

a. Biakan bakteri Pseudomonas aeruginosa

b. PSA (Pseudomonas Selective Agar)

c. Aquades steril

d. Muller Hinton agar

e. Kaldu pepton

f. Ekstrak lidah buaya konsentrasi tertentu

g. Cakram antibiotik imipenem 10 mg

h. NaCl fisiologis steril

i. Standard Mc Farland 0,5

Page 41: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

28

I. Cara Kerja

1. Persiapan awal

Alat-alat yang diperlukan dicuci bersih kemudian dikeringkan dan

disterilkan dalam autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit.

2. Pengambilan Sampel Pus

Pasien osteomielitis yang telah memenuhi 2 kriteria diatas

kemudian dibersihkan lokasi infeksinya dengan menggunakan NaCl

Fisiologis. Setelah itu dilakukan usap pus secara steril pada lokasi infeksi

menggunakan kapas lidi steril dan kemudian hasil usapan tadi dimasukkan

ke dalam kaldu pepton untuk selanjutnya akan dilakukan identifikasi

dengan sebelumnya di eramkan dalam inkubator 37° C selama 24 jam.

Identifikasi Pseudomonas aeruginosa dengan cara kultur.

Pada saat pengamilan sampel pasien, peneliti melakukan dengan

mandiri dengan didampingi laboran yang berasal dari laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

3. Pengkulturan Spesimen

Spesimen yang berasal dari kaldu pepton tadi kemudian

dikulturkan ke dalam media PSA dengan cara digoreskan menggunakan

oshe kolong yang telah dicelupkan dalam kaldu pepton tersebut, kemudian

inkubasi 37° C selama 24 jam. Setelah diinkubasi, koloni Pseudomonas

aeruginosa akan berupa koloni bulat halus dengan warna kehijauan.

4. Persiapan ekstrak lidah buaya

Page 42: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

29

Konsentrasi ekstrak lidah buaya yang dipakai adalah 50%, 75%,

100%, yang didapatkan dari B2P2TO Tawangmangu. Ekstrak lidah buaya

tersebut diencerkan dengan cara disuspensikan dengan aquades steril.

5. Pembuatan suspensi bakteri

Beberapa oshe bakteri diambil dari biakan Pseudomonas

aeruginosa media PSA kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi

yang berisi kaldu pepton steril, lalu dikocok sampai homogen. Kemudian

dibandingkan dengan suspensi Mc Farland 0,5.

6. Persiapan disk antibiotik

Menggunakan disk antibiotik standar yaitu imipenem 10 mg

sebagai kontrol positif CT 0024B.

7. Pelaksanaan uji bakteri

Disiapkan media agar Muller Hinton, lalu dibuat sumuran

berdiameter 6 mm, sebanyak 4 sumuran tiap plate. Setelah itu bakteri

Pseudomonas aeruginosa yang telah disuspensikan dangan standart Mc

Farland 0,5 dioleskan pada agar Muller Hinton dengan kapas lidi steril.

Tunggu selama 5 menit, kemudian teteskan 0,05 ml aquades steril, Ekstrak

lidah buaya dengan konsentrasi 50%, 75%, 100%, pada masing-masing

sumuran dalam satu agar muller hinton. Kemudian letakan cakram

imipenem 10 mg pada permukaan media perbenihan. Dalam media

tersebut diberi cakram imipenem 10 mg pada biakan Pseudomonas

aeruginosa sebagai pembanding atau blanko kontrol positif dan aquades

sebagai kontrol negatif. Pengujian senyawa antibakteri dilakukan dengan

Page 43: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

30

pengamatan yang dilakukan setelah 24 jam. Zona hambatan yang

terbentuk diukur dengan penggaris dalam satuan milimeter (mm).

J. Teknik Analisis Data

Data yang berupa diameter zona hambatan dianalisis dengan

menggunakan uji oneway ANOVA yang kemudian dilanjutkan dengan

post hoc test berupa uji Dunnett T3. Data Diolah dengan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17,00 for windows.

1. Uji oneway ANOVA (Analysis of Variance)

Uji ini digunakan untuk membandingkan rata-rata lebih dari dua

kelompok dan untuk menguji apakah kelima kelompok perlakuan

memiliki rata-rata diameter zona hambatan yang berbeda signifikan

atau tidak.

Hipotesis:

H0 : Kelima rata-rata kelompok adalah sama

H1 : Kelima rata-rata kelompok adalah tidak sama

Pengambilan keputusan :

a. Berdasarkan perbandingan Fhitung dan F tabel

Jika F hitung (angka F output) > F tabel (tabel F), maka H0

ditolak.

Page 44: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

31

Jika F hitung (angka F output) < F tabel (tabel F), maka H0

diterima.

b. Berdasarkan nilai probabilitas

Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima

Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak

2. Uji Dunnett T3

Uji Dunnett T3 digunakan untuk membandingkan rata-rata

diameter zona hambatan antar kelompok perlakuan.

Hipotesis :

H0 : Perbedaan rata-rata diameter zona hambatan antara kelompok

yang dibandingkan tidak signifikan

H1 : Perbedaan rata-rata diameter zona hambatan antara kelompok

yang dibandingkan signifikan.

Pengambilan keputusan :

Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak

Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima

Page 45: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian

Sampel Pseudomonas aeruginosa dalam penelitian ini berjumlah

sepuluh dari dua puluh tujuh spesimen pus pasien osteomielitis bangsal

Cempaka rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada

tanggal 5 Agustus – 10 September 2008 yang diperiksa di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret. Berikut ini

adalah data responden yang menjadi sampel penelitian ini.

Tabel 1. Sebaran responden menurut umur responden

Umur (tahun) Frekuensi (orang) Persentase (%)

0-20 3 11,1

20-40 13 48,2

40-60 7 25,9

> 60 4 14,8

Menurut data umur responden berdasarkan (tabel 1), didapatkan

sebaran umur responden 11,1 % berumur 0-20 tahun, 48,2 % 20-40 tahun,

40-60 tahun 25,9 %, dan > 60 tahun sebanyak 14,8%.

Page 46: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

33

Tabel 2. Sebaran responden menurut jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)

Pria 20 74,1

Wanita 7 25,9

Berdasarkan data pada tabel 2, persentase responden pria lebih

banyak daripada jumlah responden wanita yaitu 74,1 %, sedang responden

wanita hanya 25,9 %.

Tabel 3. Sebaran menurut riwayat osteomielitis sekunder yang diderita

responden.

Osteomielitis sekunder Jumlah (orang) Persentase (%)

Akut 14 51,6

Kronis 13 48,4

Peneliti menggolongkan osteomielitis sekunder akut dan kronis

berdasarkan data sekunder dari rekam medis pasien di RSO Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta. Sebaran menurut riwayat osteomielitis sekunder yang

diderita responden yaitu 51,6 % akut dan 48,4 % kronis.

Page 47: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

34

Tabel 4. Data sekunder diagnosa awal ( pasien datang ke RSO Prof. Dr.

Soeharso Surakarta )

Diagnosa Awal (Pasien Datang

Ke RSOP)

Frekuensi (orang) Persentase (%)

Fraktur Terbuka 11 40,7

Infeksi Post Operasi 9 33.3

Inf. Perkontinuitatum dari luka 4 14,8

Fraktur Tertutup 2 7.4

Multipel Fraktur 1 3,7

Tabel 4 menunjukkan bahwa responden datang ke RSO Prof. Dr.

Soeharso Surakarta karena trauma. Fraktur terbuka (40,7%) merupakan

diagnosa awal terbanyak pada saat pasien dibawa ke RSO Prof. Dr. R.

Soeharso surakarta.

Tabel 5. Data sebaran responden berdasarkan lokasi infeksi (osteomielitis)

(data sekunder).

Lokasi Infeksi

(Osteomielitis)

Jumlah (orang) Persentase (%)

Femur 13 48,4

Tibia, Fibula 6 22,2

Tibia 3 11,1

Pedis 2 7.4

Ekstermitas Lainnya 3 11,1

Sebaran responden berdasarkan lokasi infeksi (osteomielitis)

didapatkan lokasi terbanyak terjadinya infeksi adalah femur (48,4%).

Page 48: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

35

Dilanjutkan tibia dan fibula (22,2%), tibia (11,1%), pedis (7,4 %). Dan

juga dutemukan pada lokasi eksterimtas lainnya (humerus, ulna, dan

calcaneus) sebesar 11,1%.

Tabel 6. Hasil identifikasi Pseudomonas aeruginosa pada seluruh

spesimen pus responden.

Jumlah sampel (+) Pseudomonas

aeruginosa

(-) Pseudomonas

aeruginosa

27 10 17

Persentase (%) 37 63

Dari seluruh spesimen pus yang diidentifikasi sejumlah 27, 10

diantaranya positif Pseudomonas aeruginosa atau 37 % dari jumlah

keseluruhan.

Tabel 7. Sebaran Pseudomonas aeruginosa menurut riwayat osteomielitis

sekunder yang diderita responden.

Pseudomonas aeruginosa Osteomielitis

sekunder

Jumlah

Positif Negatif

Akut 14 6 (42,9 %) 8 (57,1 %)

Kronis 13 4 (30,8 %) 9 (69,2 %)

Sebaran Pseudomonas aeroginosa menurut riwayat osteomielitis

sekunder yang di derita responden didapatkan 6 ( 42,9 % ) positif

Pseudomonas aeruginosa pada 14 responden dengan osteomielitis akut,

Page 49: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

36

sedang pada dari 13 responden dengan osteomielitis kronis hanya di

temukan 4 (30,8 %) responden positif Pseudomonas aeruginosa.

Tabel 8. Hasil pengukuran diameter zona hambatan beberapa antibiotik

terhadap pertumbuhan bakteri pseudomonas aeruginosa pada

osteomielitis pada masimg-masing kelompok.

Keterangan :

S : Sensitif, I : Intermediet, R : Resisten

Pada ketiga kelompok perlakuan diatas, pemberian disk antibiotik

memberikan pengaruh hambatan dengan rata hitung diameter daya hambat

untuk disk antibiotik tobramicin 10 µg 5,30 mm, meropenem 10 µg 12,40

mm, dan amikasin 30 µg 15,00 mm.

Diameter zona hambatan (mm) Antibiotik

Sampel

Tobramicin 10 µg Meropenem 10 µg Amikasin 30 µg 1 15 S 08 R 16 I 2 00 R 34 S 18 S 3 20 S 26 S 21 S 4 00 R 12 R 00 R 5 00 R 00 R 19 S 6 10 R 20 S 18 S 7 00 R 00 R 18 S 8 08 R 13 I 13 R 9 00 R 00 R 19 S 10 00 R 11 R 08 R

MEAN 5,3 R 12,4 R 15 I

Page 50: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

37

Setelah dilakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak lidah

buaya (Aloe vera) terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa

pada osteomielitis secara invitro, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 9. Hasil pengukuran diameter zona hambatan ekstrak lidah buaya

(aloe vera) terhadap pertumbuhan bakteri pseudomonas

aeruginosa pada osteomielitis pada masimg-masing kelompok.

Keterangan :

S : Sensitif, I : Intermediet, R : Resisten

Pada tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan rata-rata diameter

zona hambatan yang menunjukkan perbedaan pengaruh berupa efek

antibakteri pada masing-masing kelompok perlakuan. Pada kelompok

perlakuan dengan menggunakan aquades (kontrol negatif) tidak terdapat

zona hambatan (0 mm), hal ini menunjukkan bahwa aquades tidak

Diameter zona hambatan (mm) Antibiotik Ekstrak Lidah Buaya

Sampel

Imipenem 10 µg kontrol (+)

50 % 75% 100%

Aquades Kontrol (-)

1 19 S 9 10 11 0 2 33 S 9 11 13 0 3 30 S 10 11 12 0 4 25 S 8 9 10 0 5 27 S 12 9 12 0 6 18 S 10 9 13 0 7 11 R 8 11 10 0 8 22 S 7 9 10 0 9 10 R 9 11 12 0 10 25 S 8 9 10 0

MEAN 22 S 9,0 9,9 11,3 0

Page 51: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

38

mempunyai efek antibakteri. Sedangkan kelompok perlakuan yang

menggunakan antibiotik (kontrol positif) imipenem 10 µg terdapat rata-

rata diameter zona hambatan yaitu 22 mm yang menunjukkan efek

antibakteri. Pada kelompok ekstrak lidah buaya (Aloe vera) konsentrasi

50% diperoleh rata-rata diameter zona hambatan 9 mm, pada ekstrak lidah

buaya (Aloe vera) konsentrasi 75% diperoleh rata-rata diameter ziona

hambatan 9,9 mm, dan pada ekstrak lidah buaya (Aloe vera) konsentrasi

100% diperoleh rata-rata diameter zona hambatan 11,3 mm. Hal ini

menunjukkan adanya pengaruh (antibakteri) ekstrak lidah buaya (Aloe

vera) terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa pada

osteomielitis secara invitro yang meningkat seiring dengan meningkatnya

konsentrasi ekstrak lidah buaya yang digunakan.

Antibiotik imipenem 10 µg sebagai kontrol positif berdasarkan

pada tabel 9 di atas juga menunjukkan pola kepekaan bakteri yang lebih

sensitif dibandingkan dengan pemberian ketiga antibiotik pada tabel 8

yaitu tobramicin, amikasin, dan meropenem.

Page 52: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

39

Dari tabel 9 kemudian dibuat grafik yang menggambarkan rata-rata

diameter zona hambatan pada masing-masing kelompok perlakuan.

0

5

10

15

20

25

aquades ekstrak50%

ekstrak75%

ekstrak100%

imipenem

Gambar 1. Grafik Batang Rata-Rata Diameter Zona Hambatan (mm)

Pada Masing- Masing Kelompok Perlakuan.

B. Analisis Data

Data hasil penelitian yang berupa diameter zona hambatan

dianalisis dengan uji oneway ANOVA yang kemudian dilanjutkan dengan

post hoc test berupa uji Dunnett T3. Data diolah dengan program

Stastistical Product and Service Solution (SPSS) 17,00 for windows.

Page 53: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

40

1. Uji ANOVA

Dari hasil penelitian pada tabel 8 setelah diuji dengan uji Analysis

of variance (ANOVA) dengan menggunakan program SPSS 17,00

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 10. Hasil uji statistik dengan uji oneway ANOVA

Dari hasil uji ANOVA diketahui bahwa F hitung = 49,454

sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 0,05 adalah 2,579. Karena F

hitung > F tabel maka dapat dikatakan bahwa rata-rata diameter zona

hambatan kelima kelompok perlakuan tersebut memang berbeda

signifikan dengan p < 0,05.

Dari hasil uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan antara kelima kelompok perlakuan yaitu antara aquades,

antibiotik yaitu imipenem 10 µg, dan ekstrak lidah buaya (Aloe vera)

konsentrasi 50%, 75%, dan 100% dalam menghambat pertumbuhan

Pseudomonas aeruginosa pada osteomielitis secara invitro dengan p <

0,05.

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2457.320 4 614.330 49.454 .000 Within Groups 559.000 45 12.422 Total 3016.320 49

Page 54: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

41

2. Uji Dunnett T3

Setelah dilakukan uji Dunnett T3 didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 11. Hasil uji post hoc test Dunnett T3 berupa perbandingan multipel

diameter zona hambatan berbagai macam perlakuan terhadap

pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa

95% Confidence Interval (I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

Lower Bound Upper Bound

imipenem -13.000* 2.440 .003 -21.53 -4.47

ekstrak 75% -.900 .547 .656 -2.65 .85

ekstrak 100% -2.300* .597 .011 -4.19 -.41

ekstrak 50 %

aquades 9.000* .447 .000 7.41 10.59

imipenem -12.100* 2.420 .006 -20.63 -3.57

ekstrak 100% -1.400 .506 .112 -3.00 .20

ekstrak 75%

aquades 9.900* .314 .000 8.78 11.02

ekstrak 100% imipenem -10.700* 2.432 .013 -19.23 -2.17

aquades 11.300* .396 .000 9.89 12.71

imipenem aquades 22.000* 2.399 .000 13.48 30.52

Pada tingkat signifikansi 0,05 hasil pada tabel 10 dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Nilai p < 0,05 didapatkan pada perbandingan antara ekstrak lidah

buaya 50% dengan antibiotik imipenem 10 µg, ekstrak lidah buaya

100%, dan aquades. Nilai p < 0,05 juga didapatkan pada

perbandingan antara ekstrak lidah buaya 75% dengan antibiotik

imipenem 10 µg dan aquades Perbandingan antara ekstrak lidah

buaya 100% dengan antibiotik imipenem 10 µg, dan aquades

didapatkan nilai p < 0,05. Selain itu, Nilai p < 0,05 juga didapatkan

Page 55: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

42

pada perbandingan antara antibiotik imipenem 10 µg dengan

aquades. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan diameter daya

hambat yang bermakna diantaranya.

b. Nilai p > 0,05 antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah

buaya 50%, dan ekstrak lidah buaya 100%. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada perbedaan diameter daya hambat yang bermakna

diantaranya.

Perbedaan hasil antara uji Anova dengan post hoc test dikarenakan

bila ada sepasang saja yang bermakna pada uji Anova maka Anova

mengatakan bahwa hal tersebut bermakna secara keseluruhan. Oleh sebab

itu, perlu uji lanjutan yaitu post hoc test.

Page 56: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

43

BAB V

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, sampel berasal dari dua puluh tujuh spesimen pus

pasien osteomielitis bangsal Cempaka rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

Surakarta pada tanggal 5 Agustus – 10 September 2008 yang diperiksa di

laboratorium Mikrobiologi Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret. Dari

dua puluh tujuh responden yang diteliti jumlah terbanyak berusia antara 20-40

tahun yaitu 13 responden (48,2 %). Persentase responden pria lebih banyak

daripada jumlah responden wanita yaitu 74,1. Sehingga responden terbanyak

adalah pria dan responden pada usia produktif.

Menurut data yang berasal dari rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta pada periode Agustus-September 2008, jumlah pasien dengan

kasus kecelakaan lalu lintas pada pria lebih banyak dari pada wanita dengan

persentasi 69,6 %. Jumlah responden pria yang lebih banyak dari wanita mungkin

berhubungan dengan meningkatnya insiden trauma pada pria yang disebabkan

oleh kegiatan yang beresiko dan aktivitas fisik sebagai predesposisi terjadinya

cedera (King. 2006).

Dengan tingginya jumlah responden pada usia produktif memungkinkan

menurunnya produktifitas responden karena terhambatnya kemampuan mereka

dalam bekerja dan mencari nafkah. Pria khususnya pada usia produktif seringkali

menjadi tulang punggung keluarga dan menjadi sumber pendapatan keluarga,

sehingga dengan menurunnya produktifitas akan mempersulit perekonomian

Page 57: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

44

keluarga. Menurunnya prodiktifitas ini selain dapat merugikan keluarga juga

dapat merugikan masyarakat sekitar serta negara karena pembangunan

membutuhkan sumber daya manusia usia produktif.

Tabel 3 menunjukkan riwayat osteomielitis sekunder yang diderita

responden didapatkan empat belas responden (51,6 %) dengan osteomielitis akut

sedangkan responden dengan osteomielitis kronis sejumlah tiga belas responden

(48,4 %). Jumlah responden dengan osteomielitis kronis yang hampir sama

dengan jumlah osteomielitis akut dapat mengasumsikan bahwa responden dengan

osteomielitis akut mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi kronis.

Permasalahan di atas mungkin disebabkan penanganan osteomielitis yang

masih merupakan masalah dalam bidang ortopedi, karena seringkali antibiotika

yang diberikan secara oral maupun parenteral tidak dapat mencapai lokasi infeksi

dengan baik (Lubis, 2005). Selain itu mungkin bakteri penyebabnya merupakan

bakteri yang resistan terhadap berbagai antibiotik. Faktor menurunnya sistem

kekebalan tubuh responden mungkin juga berpengaruh. Pemakaian antibiotik

yang tidak tepat waktu penggunaan sehingga menyebabkan peak plasma level

yang meningkat serta adanya enzim perusak antibiotik pada pasien yang mungkin

dapat pula menyebabkan sulit dan lamanya pengobatan osteomielitis.

Tabel 4 juga dapat dilihat bahwa pada semua responden didapatkan

osteomielitis sekunder yang disebabkan oleh trauma, dengan fraktur terbuka

merupakan jumlah terbanyak, serta tidak didapatkan responden dengan

osteomielitis primer atau hematogen. Temuan ini menunjukan bahwa

kemungkinan sumber infeksi bukan berasal dari endogen (infeksi sebelumnya di

Page 58: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

45

organ lain pasien yang menyebar melalui aliran darah) melainkan dari eksogen

(melului pasien lain, lingkungan atau atmosfer, serta tindakan bedah). Sehingga

hendaknya perlu diadakan peningkatan penanganan dan pencegahan osteomielitis

oleh rumah sakit seperti penanganan trauma dan tindakan pembedahan serta

perawatan luka yang optimal dan steril, serta perlu dilakukan upaya pengendalian

sumber-sumber infeksi yang ada di rumah sakit dalam rangka mencegah transmisi

sumber infeksi kepada pasien. Selain itu penting pula memperhatikan golden

periode dari cedera atau trauma jangan sampai terlalui, sehingga dapat dilakukan

penanganan yang baik dan optimal sehingga memungkinkan terhadap

pencegahan infeksi.

Pada tabel 5 menunjukkan ekstermitas merupakan lokasi osteomielitis

yang diderita oleh semua responden. selain itu ditemukan bahwa tulang yang

paling sering terkena infeksi adalah femur, tibia, dan fibula yang merupakan

tulang panjang. Hal ini mungkin disebabkan tulang panjang rentan terhadap

trauma dan infeksi, karena vaskulari pada tulang panjang yang sedikit sehingga

menghambat distribusi antibiotik pada target yang dituju (Kalyoussef, 2006,

Sjamsuhidajat, 2003).

Dari seluruh spesimen pus yang diidentifikasi sejumlah dua puluh tujuh,

sepuluh diantaranya positif P. aeruginosa atau 37 % dari jumlah keseluruhan.

Jumlah tersebut cukup tinggi, hal ini perlu diwaspadai karena mugkin disebabkan

oleh infeksi nosokomial (infeksi yang didapat dirumah sakit), karena salah satu

bakteri yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial yaitu P. aeruginosa (Harvey,

Page 59: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

46

2007). Karena bukan merupakan true patogen maka ada sumber infeksi dan cara

pemindahsebaran dari P. aeruginosa penyebab osteomielitis di atas.

P. aeruginosa tersebar luas di alam, terdapat di tanah, air, tumbuhan,

bahkan hewan (termasuk manusia) (Qarah, 2005). P. aeruginosa dapat dijumpai

di banyak tempat dirumah sakit, disinfektan, alat bantu pernafasan, makanan,

saluran pembuangan air, dan kain pel mmerupakan beberapa contoh reservoir.

Pemindahsebarannya P. aeruginosa mungkin dapat melalui aliran udara, air,

tangan tercemar, penanganan dan alat-alat yang tidak steril di rumah sakit

(Prakash, 2000). Akhirnya pengendalian infeksi rumah sakit merupakan suatu

keharusan untuk melindungi pasien dari kejangkitan infeksi dalam bentuk upaya

pencegahan, survailan, dan pengobatan rasional (Zulkarnain, 2006).

Pada tabel 7 dapat dilihat Empat Sampel positif P. aeruginosa barasal dari

spesmen pus responden dengan osteomielitis kronis atau 30,8 % dari tiga belas

sampel, dan enam Sampel positif P. aeruginosa lainnya barasal dari spesmen pus

responden dengan osteomielitis akut atau 42,9 % dari empat belas sampel.

Jumlah responden osteomielitis sekunder kronis dan akut yang positif P.

aeruginosa yang hampir sama mengasumsikan bahwa osteomielitis akut yang

positif P. aeruginosa mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi

osteomielitis kronis.

Hal tersebut mungkin disebabkan infeksi yang terbentuk sulit untuk

diobati karena P. aeruginosa sering resisten terhadap banyak antimikroba

(Mayasari, 2005). Sehingga perlu dilakukan beberapa upaya yang dapat dilakukan

untuk meminimalkan risiko resistensi, antara lain melakukan optimalisasi terapi,

Page 60: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

47

seleksi antibiotika secara seksama, penetapan dosis, cara dan lama terapi yang

lebih rasional, serta dalam situasi tertentu melakukan rotasi atau penjadwalan

penggunaan antibiotika. Penggunaaan pedoman terapi infeksi juga harus

didorong, khususnya dengan memanfaatkan bukti-bukti ilmiah terbaru (current

best evidance) yang lebih dapat dipercaya validitasnya (Dwiprahasto, 2005).

Selain itu faktor menurunnya sistem kekebalan tubuh responden mungkin

berpengaruh sehingga dapat mempersulit dan memperlama pengobatan

osteomielitis yang disebakan oleh P. aeruginosa, sehingga dapat memungkinkan

untuk berkembang menjadi osteomielitis kronis. P. aeruginosa merupakan

patogen oportunistik, yang memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan

inang untuk memulai suatu infeksi (Mayasari, 2005).

Demikian pula halnya pada responden osteomielitis seknder akut non

Pseudomonas, apabila disebakan oleh bakteri Multi Drug Resistant lainnya seperti

methisilin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), vancomisin-resistant

Enterococcus (VRE), Enterobacteriaceae dengan ESBL, Streptococcus

pneumoniae, juga mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi kronis.

Pemberian perlakuan antibiotik tobramycin, meropenem, dan amikasin

terhadap semua sampel P. aeruginosa bertujuan untuk mengetahui pola resistensi

bakteri P. aeruginosa terhadap beberapa jenis antibiotik. Rerata hitung diameter

zona hambatan yang terbentuk dari jenis antibiotik tobramicin 10 µg ( 5,30 mm ),

dan meropenem 10 µg ( 12,4 mm ) berada dalam kategori resisten, sedangkan

zona hambatan dari antibiotik amikasin 30 µg (15,0 mm) termasuk dalam

kategori intermediet. Antibiotik imipenem 10 µg sebagai kontrol positif

Page 61: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

48

berdasarkan pada tabel 9 menunjukkan pola kepekaan bakteri yang lebih sensitif

terhadap pertumbuhan P. aeruginosa dibandingkan dengan pemberian ketiga

antibiotik pada tabel 8 yaitu tobramicin, amikasin, dan meropenem.

Hasil pengukuran pengaruh ekstrak lidah buaya terhadap P. aeruginosa

pada osteomielitis disajikan dalam tabel 9. Pada tabel 9 dapat dilihat gambaran

dari diameter zona hambatan pertumbuhan dari berbagai konsentrasi, berupa

rerata diameter zona hambatan pertumbuhan pada tiap konsentrasi. Zona

hambatan pertumbuhan yang terbentuk pada konsentrasi 50% ( 9,0 mm ), 75% (

9,9 mm ), 100% ( 11,3 mm ). Diameter zona hambatan kontrol positif yaitu

antibiotik imipenem 10 µg ( 22,0 mm ), ternyata lebih besar dari konsentrasi 50%,

75%, dan 100%. Sedangkan pada aquades sebagai kontrol negatif tidak terbentuk

zona hambatan sama sekali ( 0,0 mm ).

Data pada tabel 8 dan 9 menunjukkan bahwa rata-rata hitung diameter

zona hambat ekstrak lidah buaya konsentrasi 50% (9,0mm), 75% (9,9mm), 100%

(11,3mm) melebihi nilai rata hitung zona hambat disk antibiotik tobramicyn 10 µg

(5,30mm). Begitu pula rata diameter daya hambat ekstrak lidah buaya konsentrasi

100% (11,3 mm) hampir menyamai rata diameter daya hambat disk antibiotik

meropenem 10 µg (12,4mm).

Tabel 9 juga menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak lidah

buaya yang digunakan semakin besar pula diameter zona hambatan yang

terbentuk. Diameter zona hambatan yang meningkat, dengan meningkatnya

konsentrasi ekstrak menunjukkan adanya hubungan dosis dan respon. Temuan

Page 62: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

49

tersebut memperkuat kesimpulan bahwa ada hubungan kausal antara pemberian

ekstrak lidah buaya dengan hambatan pertumbuhan pada P. aeruginosa.

Setelah dilakukan uji statistik (tabel 10) untuk membandingkan kelima

rata hitung diameter zona hambatan kelompok perlakuan utama, yaitu aquades (

0,0 mm ), ekstrak lidah buaya 50% ( 9,0 mm ), 75% ( 9,9 mm ), 100% ( 11,3 mm

) dan antibiotik imipenem 10 µg ( 22,0 mm ), didapatkan bahwa ada perbedaan

rata hitung diameter zona hambatan yang bermakna ( p < 0,05 ) antara kelompok

perlakuan tersebut.

Analisis kemudian dilanjutkan dengan melakukan perbandingan multiple

rata hitung diameter zona hambatan kelima kelompok perlakuan utama (tabel 11),

tampak adanya perbedaan rata hitung zona hambatan yang bermakna ( p < 0,05 )

antara antara ekstrak lidah buaya 50% dengan antibiotik imipenem 10 µg, ekstrak

lidah buaya 100%, dan aquades. Nilai p< 0,05 juga didapatkan pada perbandingan

antara ekstrak lidah buaya 75% dengan antibiotik imipenem 10 µg dan aquades.

Perbandingan antara ekstrak lidah buaya 100% dengan antibiotik imipenem 10

µg, dan aquades didapatkan nilai p < 0,05. Selain itu, Perbedaan bermakna ( p <

0,05 ) juga ditemukan pada perbandingan antara antibiotik imipenem 10 µg

dengan aquades. Tetapi terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p > 0,05 ) antara

ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50%, dan ekstrak lidah

buaya 100%.

Berdasarkan pada analisis tersebut, ekstrak lidah buaya memiliki

kemampuan untuk menghambat pertumbuhan P. aeruginosa.

Page 63: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

50

Senyawa anrtibakteri yang terkandung dalam ekstrak lidah adalah

antraquinon dan saponin (Newall et al, 1998). Adapun mekanisme dalam

menghambat P. aeruginosa mungkin karena kuinon sering menyebabkan protein

bakteri menjadi inaktif dan kehilangan fungsinya. (Cowan, 1999). Sedang saponin

dapat melarutkan lipid pada membran sel bakteri (lipoprotein), akibatnya dapat

menurunkan tegangan permukaan lipid, permeabilitas sel berubah, fungsi sel

bakteri menjadi tidak normal, dan sel bakteri lisis dan mati (Voight, 1994, Brooks,

2007).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Roro

Wahyudianingsih (2001) dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen

Maranatha, bahwa ekstrak lidah buaya (Aloe vera) mampu menghambat

pertumbuhan beberapa bakteri gram positif dan negatif. Dengan adanya penelitian

ini, daya antibakteri ekstrak lidah buaya (Aloe vera) terhadap P. aeruginosa

invitro, akan menambah satu lagi potensi daya antibakteri ekstrak lidah buaya

yaitu P. aeruginosa.

Penelitian yang dilakukan Dian Handayani, Noviandi Sayuti, dan

Dachriyanus Dari Fakultas Farmasi Universitas Andalas dengan judul Isolasi Dan

Karakterisasi Senyawa Antibakteri Epidioksi Sterol Dari Spon Laut Petrosia

Nigrans, Asal Sumatera Barat. Didapatkan Hasil Pemeriksaan Aktivitas

Antibakteri dari Ekstrak Metanol Spon laut Petrosia nigrans dengan Metoda

Difusi Agar yaitu Diameter Hambat Ekstrak Metanol Spon laut Petrosia nigrans

(1%) untuk P. aeruginosa sebesar 6 mm. Serta penelitian megenai Isolasi Dan

Identifikasi Senyawaaktif Anti Mikroba Dari Daun Tumbuhan Piper

Page 64: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

51

Sarmentosum Roxb. Ex Hunter oleh Shinta Jurusan Kimia Universitas Gunadarma

dengan hasil yang menunjukkan bahwa pada konsentrai 1000 µg/ml atau 1 mg/ml

didapatkan diameter zona hambat untuk kuman P. aeruginosa.sebesar 22 mm.

Menilik dari kedua penelitian yang dilakukan oleh Dian handayani dkk.

dan Shinta jika dibandingkan dengan penelitian mengenai aktivitas antibakteri

lidah buaya yang peneliti lakukan, didapat bahwa Ekstrak Metanol Spon laut

Petrosia nigrans (1%) dan Ekstrak Daun Tumbuhan Piper Sarmentosum Roxb.

Ex Hunter 1000 µg/ml mempunyai aktivitas antibakteri yang lebih kuat dari pada

ekstrak lidah buaya (Aloe vera) terhadap P. aeruginosa.

Sri Herlina dan Taslim Ersam Jurusan Kimia FMIPA ITS, telah

melakukan penelitian mengenai Tiga Senyawa Santon Dari Kulit Akar Mundu

Garcinia Dulcis (Roxb.) Kurz. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ketiga

senyawa Santon Dari Kulit Akar Mundu Garcinia Dulcis (Roxb.) Kurz tidak

menunjukkan aktivitas sebagai antibakterial terhadap P. aeruginosa. Sehingga

berdasarkan penelitian di atas diketehui bahwa ekstrak lidah buaya (Aloe vera)

lebih efektif menghambat pertumbuhan P. aeruginosa dibanding Tiga Senyawa

Santon Dari Kulit Akar Mundu Garcinia Dulcis (Roxb.) Kurz.

Perbedaan kekuatan hambatan masing-masing ekstrak di atas terhadap P.

aeruginosa mungkin disebabkan oleh perbedaan khasiat masing-masing simplisia.

Khasiat suatu simplisia tergantung dari kandungan, jenis, dan jumlahnya

(Dzulkarnain et al, 1996).

Berdasarlan temuan diatas didukung oleh adanya daya hambat ekstrak

lidah buaya khususnya pada konsentrasi 100% (11,3mm) yang cukup besar, dan

Page 65: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

52

toksisitas lidah buaya yang diharapkan rendah karena pemanfaatan lidah buaya

sejak lama sebagai penyubur rambut, antiperadangan, serta berbagai produk

makanan dan minuman oleh masyarakat secara aman, maka ada harapan bagi

lidah buaya sebagai salah satu alternatif antibakteri yang alami dan aman

terhadap P. aeruginosa. Namun demikian harus diadakan penelitian lebih lanjut

secara invivo megenai dosis keamanan dan toksisitasnya.

Bila dibandingkan secara perbandingan multiple (tabel 9) antara antibiotik

imipenem 10 µg dengan ketiga konsentrasi ekstrak lidah buaya, rata-rata hitung

diameter ketiga konsentrasi ekstrak lidah buaya dalam penelitian ini masih belum

mampu mendekati atau melebihi rata-rata hitung zona hambatan antibiotik

imipenem 10 µg.

Permasalahan di atas mungkin disebabkan proses ekstraksi yang tidak

optimal untuk memunculkan bahan-bahan antibakteri pada esktrak lidah buaya

secara adekuat. Selain itu, mungkin karena human error pada saat pengenceran

ekstrak lidah buaya dengan menggunakan pelarut aquades steril, kemungkinan

tidak dapat melarutkan suluruh kandungan yang terdapat dalam ekstrak lidah

buaya dengan sempurna.

Page 66: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

53

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang pengaruh ekstrak lidah buaya (Aloe vera)

terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa pada pus pasien

osteomielitis rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta secara invitro,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak lidah buaya (Aloe vera) terbukti mampu menghambat pertumbuhan

Pseudomonas aeruginosa pada osteomielitis secara invitro dimana rata hitung

diameter zona hambatan kelompok perlakuan, yaitu aquades ( 0,0 mm ),

ekstrak lidah buaya 50% ( 9,0 mm ), 75% ( 9,9 mm ), 100% ( 11,3 mm) dan

antibiotik imipenem 10 µg ( 22,0 mm ), didapatkan bahwa ada perbedaan rata

hitung diameter zona hambatan yang bermakna ( p < 0,05 ) antara kelompok

perlakuan tersebut.

2. Terjadi peningkatan efek antibakteri pada peningkatan konsentrasi ekstrak

lidah buaya 50% menjadi 100%, namun efek antibakteri ekstrak lidah buaya

konsentrasi 50%, 75%, dan 100% lebih lemah dibanding imipenem.

Hipotesis penelitian yaitu ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dapat

menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa pada osteomielitis secara

invitro terbukti.

Page 67: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

54

B. SARAN

Setelah dilakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak lidah buaya (Aloe

vera) terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa pada pus pasien

osteomielitis rumah sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta secara invitro,

maka peneliti menyarankan :

1. Rumah Sakit

1. Untuk tidak menggunakan ekstrak lidah dalam pengobatan osteomilitis

yang disebabkan Pseudomonas aeruginosa sebelum didapatkan hasil

penelitian lebih lanjut mengenai ekstrak lidah sebagai alternatif

pengobatan infeksi.

2. Untuk mamantau kembali dan meningkatkan pelaksanaan penaggulangan

trauma. Misalnya dengan meningkatkan sterilitas dan higienisasi

instrumen serta tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit, dan

meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan.

3. Untuk meningkatkan upaya pengendalian infeksi rumah sakit untuk

melindungi pasien dari kejangkitan infeksi misalnya dalam bentuk upaya

pencegahan, dan survailan.

2. Peneliti

1. Perlu dilakukan upaya pengembangan ekstrak lidah buaya (Aloe vera)

sebagai terapi alternatif infeksi bakteri khususnya yang disebabkan oleh

Pseudomonas aeruginosa.

Page 68: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

55

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang daya antibakteri ekstrak

lidah buaya (Aloe vera) invivo (pada hewan coba) agar dapat diketahui

dosis keamanan dan toksisitasnya.

3. Departemen Kesehatan

1. untuk mengembangkan ekstrak lidah buaya sebagai salah satu herbal

untuk pengobatan penyakit infeksi khususnya osteomyelitis.

2. Hendaknya memasukkan program pencegahan dan penaggulangan trauma

ke dalam daftar program Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan

masyarakat peling dasar. Misalnya dengan memberikan edukasi yang

benar dan baik kepada masyarakat mengenai pencegahan dan

penaggulangan trauma yang optimal sedini mungkin antara lain

penyuluhan.

Page 69: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

56

DAFTAR PUSTAKA

Apley graham A., 1993. Apley’s System of Orthopaedic And Farctures. Seventh Edition. Butterworth-Heinemann Ltd, Oxford. Hal 40-42.

Astawan, 2006. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. In: Mari Kita Santap Lidah Buaya. http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task =viewarticle&artid=324&Itemid=3. (7 Maret 2008)

Babcock M.H., 2006. Osteomyelitis. http://www.nlm.nih.ov/medlineplus/ncy/article /000437.htm. (18 Maret 2008).

Brooks G.F., Butel J.S., Morse S.A., 2007. Jawetz, Melnick, Adelberg. Medical Microbiology. In: Antimicrobial Chemoterapy; Pseudomonads, Acinetobacters, & Uncommon Gram-Negative Bacteria. Lange Medical Books/ McGraw –Hill, United Stated of America. Hal 161-95, 263-265

Cowan M.M., 1999. Plant Products as Antimicrobial Agents. Departement of Microbiology, Miami University, Oxford, Ohio, 45056.

Dwiprahasto, 2005. Kebijakan Untuk Meminimalkan Risiko Terjadinya Resistensi Bakteri Di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit. www.jmpkonline.net/files/ mkiwan.pdf. (25 Januari 2009)

Dzulkarnain B, Sundari Dian, Chosin Ali, 1996. Tanaman Obat Bersifat Antibakteri di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran. Hal 35-48

Furnawanthi S.P., 2007. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib. Tangerang: Argomedia Pustaka.

Ganiswarna S.G., Rianto S., Frans D.S., Purwantyastuti, Nafrialdi., 1995. Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Hal: 572-3.

Handayani D., Sayuti N., Dachriyanus, 2008. Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Antibakteri Epidioksi Sterol Dari Spon Laut Petrosia Nigrans, Asal Sumatera Barat. http://www.google.co.id/search?hl=id&q=ekstrak+antimikroba+Pseudo monas&start=50&sa=N. (20 Januari 2009).

Page 70: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

57

Harborne JB, 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Terbitan kedua. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Sudiro. Bandung: ITB. Hal 3-15, 102-8

Harvey R.A., Pamela C.C., Bruce D.F., 2007. Microbiology Second Edition, Lippincott’s Illustrated Reviews. Lippincott Williams & Walkins. Philadelphia. Hal 69-75

Herlina S., Ersam T., 2006. Tiga Senyawa Santon Dari Kulit Akar Mundu Garcinia Dulcis (Roxb.) Kurz. http://www.google.co.id/search?hl=id&q=ekstrak+ antimikroba+Pseudomonas&start=50&sa=N. (20 Januari 2009)

Jawetz E., Melnick J., Adelberg E., 1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Jakarta; EGC. Hal: 153-87

Johnson A.G., et al., 1993. Mikrobiologi dan Imunologi. Seri Ringkasan. Alih Bahasa oleh Yulius E.S. Department of Medical Microbiology and Imunnology University of Minnesota. Binarupa Aksara. Hal 29-32.

Khan A. N., 2007. Osteomyelitis Kronis. http://www.emedicine-.com/pedTOPIC502 .HTM. (23 Mei 2008).

Kalyoussef S., 2006. Osteomyelitis. http://www.emedicine-.com/pedTOPIC1677 .HTM (7 Maret 2008).

Koneman E.W., 2006. Koneman’s Color Atlas and Textbook of Diagnostic Microbiology. Sixth Edition. Lippincott Williams & Walkins. Philadelphia. Hal 624-25

Ladd A., Jones H.H., Otanes O., 2003. Osteomyelitis. http://osteomyelitis.stanford.edu/. (2 Februari 2009)

Levinson W., 2006. Review of Medical Microbiology And Immunology. Ninth edition. Lange Medical Books/ McGraw –Hill, United Stated of America. Hal 69-93, 149-50.

Lubis M.T., et al, 2005. The Use of Ceftriaxone Impregnated Beads in The Management of Chronic Osteomyelitis. http://www.digilibui.edu/opac/th emes/libri2/detail.jsp?id=105714&lokasi=lokal. (27 April 2008)

Page 71: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

58

Mayasari E., 2006. Pseudomonas aeruginosa; Karakteristik, Infeksi, dan Penanganan. http :// library.usu.ac.id. (2 februari 2009)

Murray P. R., 1995. Manual of Clinical Microbiology. Sixth Edition. American Society Of Microbiology Press, Washington, DC. Hal 509-517.

Newall A. et al, 1996. Herbal Medicine, A Guide For Health Care and Professionals . London: The Pharmaceutical Press. Hal 25-6

Qarah S., 2005. Pseudomonas aeruginosa infections. http://www.emedicine.Com /med/topic1943.htm. (7 Maret 2008)

Robbins S.L., Kumar V., 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Diterjemahkan oleh Staf Pengajar Laboratorium Patologi Anatomik FK UNAIR. In: sistem Muskuloskeletal. Jakarta ; Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 453-73

Rosana Y., Riyanto B., Setiawan B., 2007. Pseudomonas Infections : What Antibiotics is the Best?. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10Peran MediauntukIdentifikasiMikroba124.pdf/10PeranMediauntukIdentifikasiMikroba124.htm. (17 Maret 2008)

Salter R.B., 1999. textbook Of Disorders And Injuries Of The Musculoskeletal System. Third Edition. Lippincott Williams & Walkins. Maryland. Hal 216-18.

Sastroasmoro (ed), 2005. Penggunaan Siprofloksasin Di Indonesia. www.yanmedik-depkes.net/hta/Hasil%20Kajian%20HTA/2005/Penggunaan%20Siprofloksasin%20di%20Indonesia.doc. (17 Maret 2008)

Shinta, 2002. Isolasi Dan Identifikasi Senyawaaktif Anti Mikroba Dari Daun Tumbuhan Piper Sarmentosum Roxb. Ex Hunter. http://digilib.gunadarma.ac. d/go.php?id=jbptitbpp-gdl-s2-2002-shintanim218 44. (20 Januari 2009)

Sjamsuhidjat R, De Jong Wim, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi.

Jakarta; ECG. Hal 1221-4.

Sjoekoer M. Dzen et al (eds), 2003. Bakteriologi Medik. Malang: Bayu Medika Publisin. Hal 122-23

Page 72: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

59

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara. Hal 177-79.

Sudarto S.P., 1997. LIdah Buaya. Yogyakarta: Kanisius

Taufiqurahman M.A., 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Klaten: CSGF.

Voigt R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Terjemahan Nurono. Yogyakarta, Gajah Mada University Press. Hal 579-80.

Weinstein R.A., 1992. Multiply Drug-Resistant Pathogens: Epidemiology And Control. Little. In : Bennett J.V. and Brachman P.S. (eds). Hospital Infections. Third Edition. Brown An Company. Toronto. Hal 265-282.

Wahyudianingsih R., 2001. Aktivitas Antibakteri Lidah Buaya (Aloe vera)terhadap Beberapa Bakteri. http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2003-roro-1695-antibakteri. (17 Maret 2008).

Zulkarnain I., 2006. Infeksi Nosokomial. Dalam : Sudoyo A.W. et all (eds), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta; Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Hal 1749-51.

Page 73: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

60

Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso Surakarta

Page 74: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

61

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian Di Laboratorium Mikrobiologi

Fakultas kedokteran UNS

Page 75: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

62

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Pembuatan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Di

Laboratorium Galenika B2P2TO2T Tawangmangu

Page 76: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

63

Lampiran 4. Informed Consern

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSERN) PENELITIAN

Pengaruh Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeroginosa pada

Pasien Osteomyelitis Bangsal Cempaka Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Secara

Invitro

Oleh Isabela Ariane

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Jenis Kelamin :

Umur : Tahun

Alamat :

Dengan ini menyatakan persetujuan saya untuk ikut serta dalam penelitian dengan judul diatas setelah

memahami prosedur dibawah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak lidah buaya

dalam menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeroginosa pada pasien osteomyelitis Rumah Sakit Ortopedi

Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.secara invitro.untuk itu saya bersedia untuk menjalani posedur berikut:

1. Saya bersedia untuk dimintai keterangan mengenai identitas diri saya meliputi umur, jenis kelamin,

serta alamat oleh peneliti

2. Saya bersedia untuk diambil pus (nanah) yang berasal dari lokasi infeksi osteomyelitis yang saya

derita untuk selanjutnya dapat digunakan untuk kepentingan penelitian

3. Untuk keperluan sampling penelitian, responden tidak dipungut biaya

4. Saya telah membaca dan mendapat semua informasi yang berkaitan dengan penatalaksanaan

penelitian ini, dan saya setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini

5. Dengan demikian saya setuju untuk turut serta dalam penelitian ini

PENELITI

Surakarta,

RESPONDEN

Page 77: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

64

Lampiran 5. Data Identitas Responden

JENIS KELAMI

N NO. UMUR

(TAHUN)

P W

DIAGNOSIS AWAL

(PASIEN DATANG KE

RSOP)

DIAGNOSIS LOKASI INFEKSI

BAKTERI

1. 51 √ Fraktur terbuka

Osteomyelitis kronis

Tibia, Fibula -

2. 61 √ Infeksi Post Operasi

Osteomyelitis Femur -

3. 38 √ Fraktur terbuka

Osteomyelitis Humerus -

4. 46 √ Infeksi Post Operasi

Osteomyelitis Femur -

5. 46 √ Luka terinfeksi

Osteomyelitis kronis

Calcaneus -

6. 26 √ Fraktur terbuka

Osteomyelitis kronis

Femur -

7. 71 √ Luka terinfeksi

Osteomyelitis kronis

Pedis P. aeruginosa

8. 25 √ Infeksi Post Operasi

Osteomyelitis Femur P. aeruginosa

9. 26 √ Infeksi Post Operasi

Osteomyelitis kronis

Tibia, Fibula -

10. 23 √ Infeksi Post Operasi

Osteomyelitis kronis

Tibia, Fibula -

Page 78: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

65

11. 37 √ Infeksi Post Operasi

Osteomyelitis Tibia, Fibula -

12. 45 √ Infeksi Post Operasi

Osteomyelitis Femur -

13. 47 √ Infeksi Post Operasi

Osteomyelitis kronis

Tibia -

14. 17 √ Fraktur terbuka

Osteomyelitis Femur P. aeruginosa

15. 55 √ Fraktur terbuka

Osteomyelitis Tibia, Fibula -

16. 13 √ Fraktur terbuka

Osteomyelitis Femur P. aeruginosa

17. 63 √ Luka terinfeksi

Osteomyelitis kronis

Femur -

18. 40 √ Fraktur terbuka

Osteomyelitis Femur P. aeruginosa

19. 21 √ Infeksi Post Operasi

Osteomyelitis kronis

Tibia P. aeruginosa

20. 28 √ Fraktur terbuka

Osteomyelitis kronis

Tibia P. aeruginosa

21. 28 √ Multiple fraktur

Osteomyelitis Femur -

22. 51 √ Fraktur terbuka

Osteomyelitis kronis

Femur -

23. 41 √ Fraktur tertutup

Osteomyelitis kronis

Femur -

Page 79: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

66

24. 60 √ Fraktur terbuka

Osteomyelitis Tibia, Fibula P. aeruginosa

25. 55 √ Luka terinfeksi

Osteomyelitis kronis

Pedis P. aeruginosa

26. 8 √ Fraktur tertutup

Osteomyelitis Ulna -

27. 26 √ Fraktur terbuka

Osteomyelitis Femur P. aeruginosa

Page 80: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

67

Lampiran 6. Uji Normalitas

Tests of Normality(b)

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.

imipenem .154 10 .200(*) .954 10 .718

ekstrak 50 % .200 10 .200(*) .924 10 .391

ekstrak 75% .317 10 .005 .713 10 .001

Hasil

ekstrak 100% .251 10 .075 .831 10 .034

Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi

normal atau tidak. Distribusi data yang normal merupakan distribusi data yang tersebar merata

sistematis dan membentuk kurva seperti lonceng.

Hipotesis :

H0 = Data berdistribusi normal

H1 = Data tidak berdistribusi normal

Keputusan :

Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak

Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai probabilitas untuk keempat kelompok perlakuan

tersebut kecuali pada perlakuan ekstrak 75% (p) > 0,05. Dengan demikian H0 diterima yang berarti

data diasumsikan berdistribusi normal sehingga berlaku asumsi untuk penggunaan uji ANOVA.

Page 81: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

68

Lampiran 7. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Hasil

Levene Statistic df1 df2 Sig.

15.209 4 45 .000

Analisis ini bertujuan untuk menguji berlaku atau tidaknya asumsi untuk ANOVA, yaitu

apakah semua kelompok perlakuan mempunyai varians data yang sama. Varians data harus stabil

secara sistematis pada keseluruhan data.

Hipotesis :

H0 = kelima varians kelompok adalah identik

H 1= kelima varians kelompok adalah tidak identik

Keputusan :

Jika nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak

Jika nilai probabilitas > 0,05, maka H0 diterima

Dari uji homogenitas varians data diketahui bahwa nilai probabilitas adalah 0,120 sehingga p

< 0,05. Dengan demikian H0 ditolak yang berarti bahwa kelima varians kelompok adalah tidak

identik, sehingga asumsi kesamaan varians untuk ANOVA terpenuhi tetapi memakai uji dunnetT3

sebagai Post Hoc Test

Page 82: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

69

Lampiran 8. Uji Anova Dan Post Hoc Test

ANOVA

Hasil

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2457.320 4 614.330 49.454 .000 Within Groups 559.000 45 12.422 Total 3016.320 49

Post Hoc Tests Dunnett T3

95% Confidence Interval (I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

ekstrak 50 % 13.000* 2.440 .003 4.47 21.53

ekstrak 75% 12.100* 2.420 .006 3.57 20.63

ekstrak 100% 10.700* 2.432 .013 2.17 19.23

imipenem

aquades 22.000* 2.399 .000 13.48 30.52

imipenem -13.000* 2.440 .003 -21.53 -4.47

ekstrak 75% -.900 .547 .656 -2.65 .85

ekstrak 100% -2.300* .597 .011 -4.19 -.41

ekstrak 50 %

aquades 9.000* .447 .000 7.41 10.59

imipenem -12.100* 2.420 .006 -20.63 -3.57

ekstrak 50 % .900 .547 .656 -.85 2.65

ekstrak 100% -1.400 .506 .112 -3.00 .20

ekstrak 75%

aquades 9.900* .314 .000 8.78 11.02

imipenem -10.700* 2.432 .013 -19.23 -2.17

ekstrak 50 % 2.300* .597 .011 .41 4.19

ekstrak 75% 1.400 .506 .112 -.20 3.00

ekstrak 100%

aquades 11.300* .396 .000 9.89 12.71

imipenem -22.000* 2.399 .000 -30.52 -13.48

ekstrak 50 % -9.000* .447 .000 -10.59 -7.41

ekstrak 75% -9.900* .314 .000 -11.02 -8.78

aquades

ekstrak 100% -11.300* .396 .000 -12.71 -9.89

Page 83: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

70

Lampiran 9. Tabel F Untuk Uji Anova

Page 84: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

71

Page 85: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

72

Lampiran 10. Tabel Sensitivitas Disk Antibiotik (mm)

Jenis Antibiotik Resisten Intermediet sensitif

Imipenem ≤ 13 14 - 15 ≥ 16

Meropenem ≤ 12 13 - 16 ≥ 17

Tobramycin ≤ 12 13 - 14 ≥ 15

Amikasin ≤ 14 15 - 16 ≥ 17

Page 86: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

73

Lampiran 11. Bahan dan Cara Kerja Ekstraksi Perkolasi

Bahan :

1. Lidah buaya (Aloe vera) yang telah dijadikan serbuk 100 gr

2. Pelarut (etanol 70%) 1000 mg

Perbandingan serbuk lidah buaya dengan etanol 70% adalah 1:10

Cara kerja :

1. 100 gr serbuk lidah buaya dibahasi dengan etanol 70% 20 ml

2. Aduk rata lalu tutup dan diamkan 1 jam

3. Setelah itu masukkan kedalam alat perkolator

4. Tetesi etanol 70% sampai terendam 1 lapis (1 cm) diatas serbuk lidah buaya

5. Diamkan 24 jam

6. Dialiri etanol 70% dalam corong sambil teteskan 1 tetes (1 ml)/ detik

7. Teteskan samapi pelarut 1000 ml semua terpakai

8. Perkolat yang didapat dievaporasi untuk menguapkan semua cairan penyari (etanol 70%)

menjadi ekstrak kental ( DEPKES RI, 1986)

9. Selanjutnya ekstrak kental dikeringkan dengan cara diuapkan diatas waterbath sambil

diangin-anginkan untuk membantu penguapan.

Page 87: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

74

Lampiran 12. Perincian Bahan Pembuatan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera)

Kesetaraan = berat ekstrak rata-rata = 36,76

Berat sampel rata-rata 100

= 0, 37

= 1 gram bahan lidah buaya setara dengan 0,37 gr ekstrak rimpang kunyit

No. Berat sampel Berat ekstrak

1 100 gr 36,76

Page 88: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

75

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian

Foto 1. Tanaman dan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera)

Page 89: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

76

Foto 2. Pseudomonas aroginosa pada media PSA (Pseudomonas selective Agar), Pseudomonas

aeruginosa membentuk koloni bulat halus dengan warna floresen kehijauan

Page 90: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

77

Foto 3. Hasil Pengamatan Zona Hambatan Pertumbuhan Terhadap Pseudomonas aeroginosa Pada

Media Muller Hinton 18-24 Jam Setelah Perlakuan (disk Antibiotik).

Keterangan :

TOB = Tobramycin

AK = Amikasin

MEM = Meropenem

IPM = Imipenem

AK

IPM

TOB

MEM

Page 91: PENGARUH EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) TERHADAP .../Pengaruh... · 0,05 ) antara ekstrak lidah buaya 75% dengan ekstrak lidah buaya 50% dan 100%. Kesimpulan yang didapat adalah

78

Foto 3. Hasil Pengamatan Zona Hambatan Pertumbuhan Terhadap Pseudomonas aeroginosa Pada

Media Muller Hinton 18-24 Jam Setelah Perlakuan (ekstrak dan aquades)

Keterangan :

A. ekstrak lidah buaya 50%

B. ekstrak lidah buaya 75%

C. ekstrak lidah buaya 100%

D. Aquades

A

B

C

D