Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap...

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau memperkuat dana perusahaan (Fahmi dan Yovi, 2009:41). Pasar modal sangat berperan penting terhadap pembangunan ekonomi, yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi dunia usaha dan wahana investasi masyarakat, serta salah satu tempat bagi para investor untuk menginvestasikan modal dengan harapan memperoleh imbalan berupa return atas investasinya. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keutungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return pun memiliki peran yang signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi (Linda, 2005). Namun fenomena yang terjadi masih banyak perusahaan real estate dan property yang tidak memperoleh tingakat return yang paling optimal seperti yang diharapkan para investor. Pergerakan return saham pada perusahaan real estate dan property secara garis besar

Transcript of Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap...

Page 1: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar modal adalah tempat dimana berbagai pihak khususnya perusahaan

menjual saham (stock) dan obligasi (bond) dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut

nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau memperkuat dana

perusahaan (Fahmi dan Yovi, 2009:41). Pasar modal sangat berperan penting terhadap

pembangunan ekonomi, yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi

dunia usaha dan wahana investasi masyarakat, serta salah satu tempat bagi para

investor untuk menginvestasikan modal dengan harapan memperoleh imbalan berupa

return atas investasinya. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.

Return dapat berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected

return). Return memungkinkan investor untuk membandingkan keuntungan aktual

ataupun keutungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai investasi pada

tingkat pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return pun memiliki peran yang

signifikan dalam menentukan nilai dari suatu investasi (Linda, 2005). Namun

fenomena yang terjadi masih banyak perusahaan real estate dan property yang tidak

memperoleh tingakat return yang paling optimal seperti yang diharapkan para

investor. Pergerakan return saham pada perusahaan real estate dan property secara

garis besar mengalami fluktuasi selama kurun waktu 2007-2009. Berdasarkan survei

literatur ada beberapa faktor yang berkaitan dengan return saham diantaranya earning

per share (EPS) (Purnomo, 1998; Resmi, 2002; Sulistyo, 2004; Widodo, 2001; dan

Christanty, 2009) hasilnya menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap

return saham. Price earning ratio (PER) (Tinneke, 2007 dan Wijaya, 2008) hasilnya

menunjukkan bahwa PER berpengaruh negatif terhadap return saham. Economi value

added (EVA) (Bacidore, 1997; Resmi, 2002; Worthington dan West, 2001; Tinneke,

2007; Husniawati, 2008 dan Christanty, 2009) hasilnya menunjukkan bahwa EVA

berpengaruh positif terhadap return saham. Risiko sistematik (β) (Utomo, 2007;

Husniawati, 2008; dan Yuningsih & Rizky, 2007) hasilnya menunjukkan bahwa risiko

sistematik berpengaruh positif terhadap return saham.

Page 2: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah Earning Per share (EPS) berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

2. Apakah Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

4. Apakah resiko sistematik berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan

Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarakan rumusan masalah tersebut tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui pengaruh earning per share, price earning ratio, economic value added,

dan risiko sistematik terhadap return saham pada perusahaan real estate dan property

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, baik secara bersama-sama maupun secara

parsial.

Page 3: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Return Saham

Menurut Brigham et al., (1999: 192), pengertian dari return adalah ìmeasure

the financial performance of an investmentî. Pada penelitian ini, return digunakan

pada suatu investasi untuk mengukur hasil keuangan suatu perusahaan. Horne dan

Wachoviz (1998: 26) mendefinisikan return sebagai:ìreturn as benefit which related

with owner that includes cash dividend last year which is paid, together with market

cost appreciation or capital gain which is realization in the end of the yearî. Menurut

Jones (2000: 124) ìreturn is yield dan capital gain (loss)î. (1) Yield, yaitu cash flow

yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk dividen), (2)

Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga

saham pada saat penjualan. Hal tersebut diperkuat oleh Corrado dan Jordan (2000: 5)

yang menyatakan bahwa ìreturn from investment security is cash flow and capital

gain/lossî. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan

return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas

investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss.

Return saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu return sesungguhnya

(realized return) dan return yang diharapkan atau return ekspektasi. Return

sesungguhnya merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung dari selisih harga

sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedang return ekspektasi adalah return

yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Return

tersebut memiliki dua komponen yaitu current income dan capital gain (Wahyudi,

2003). Bentuk dari current income berupa keuntungan yang diperoleh melalui

pembayaran yang bersifat periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental

perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang diterima karena selisih

antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan

positif, bilamana harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari harga belinya.

Menurut Jogiyanto (2003: 109) saham dibedakan menjadi dua: (1) return

realisasi merupakan return yang telah terjadi, (2) return ekspektasi merupakan return

yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang

Page 4: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

B. Earnings Per Share (EPS)

Merupakan alat analisis tingkat profitibilitas perusahaan yang menggunakan

konsep laba konvensional. EPS adalah salah satu dari dua alat ukur yang sering

digunakan untuk mengevaluasi saham biasa disamping PER (Price Earning Ratio)

dalam lingkaran keuangan (Fabozzi, 1999: 359).

Menurut Dictionary of Accounting (Abdultah, 1994:77)laba bersih per saham

adalah Pendapatan bersih perusahaan selama setahun dibagi dengan jumlah rata-rata

lembar saham yang beredar, dengan pendapatan bersih tersebut dikurangi

dengan saham preferen yang diperhitungkan untuk tahun tersebut.

Menurut Baridwan (1992:333), laba bersih per saham adalah Jumlah

pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar,

dan akan dipakai oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan besarnya dividen yang

akan dibagikan.

EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap

lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya.

Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang

saham biasa dibagi dengan jumlah rata – rata saham biasa yang beredar.

Menurut Gibson (1996:429) earnings per share adalah rasio yang menunjukan

pendapatan yang diperoleh setiap lembar saham. Sedangkan menurut Weygandt et. al.

(1996:805-806) dan Elliot dan Elliot (1993:250) earnings per share menilai

pendapatan bersih yang diperoleh setiap lembar saham biasa. Salah satu alasan

investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham

kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Maka

dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings per share

tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings per share rendah. Earnings per

share yang rendah cenderung membuat harga saham turun.

Rasio laba digunakan untuk meneliti penyebab dasar perubahan EPS. Rasio –

rasio laba ini menunjukkan dampak gabungan dari likuiditas dan manajemen aktiva/

kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Rasio – rasio ini

menguraikan EPS ke dalam penentu – penentu dasarnya dalam rangka menilai faktor

– faktor yang mendasari laba perusahaan. Rasio – rasio ini membantu dalam

melakukan penilaian kecukupan laba historis dan memproyeksikan laba di masa

depan melalui pemahaman yang lebih baik terhadap sebab – sebab terjadinya laba.

Page 5: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

Laba per saham dapat mengukur perolehan tiap unit investasi pada laba bersih

badan usaha dalam satu periode tertentu. Besar kecilnya laba per saham ini

dipengaruhi oleh perubahan variabel-variabelnya. Setiap perubahan laba bersih

maupun jumlah lembar saham biasa yang beredar dapat mengakibatkan perubahan

laba per saham (EPS).

Faktor Penyebab Kenaikan dan penurunan Laba Per Saham :

1. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.

2. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.

3. Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.

4. Persentase kenaikan laba bersih lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah

lembar saham biasa yang beredar.

5. Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar

daripada persentase penurunan laba bersih.

Sedangkan penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :

1. Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.

2. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.

3. Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.

4. Persentase penurunan laba bersih lebih besar daripada persentase penurunan

jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5. Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar

daripada persentase kenaikan laba bersih.

C. Price Earning Ratios (PER)

Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila

persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase kenaikan jumlah

lembar saham biasa yang beredar. (Weston dan Eugene, 1993 : 23-25) Price earning

ratio menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba (Darmaji, 2001:139). Sedangkan menurut Ang (1997: 24), “Price

earning ratio merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan earning

per share (EPS) dari saham yang bersangkutan”. Price earning ratio merupakan

hubungan antara pasar saham dengan earning per share saat ini yang digunakan secara

luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur nilai saham (Garrison,

1998:788). Price earning ratio yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia

untuk membayar dengan harga saham premium untuk perusahaan.

Page 6: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

Berdasarkan pendapat diatas pengertian price earning ratio yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan antara harga saham per lembar

saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.

Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai

kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share nya. price earning ratio

menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan earning per share. Makin

besar price earning ratio suatu saham maka harga saham tersebut akan semakin mahal

terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Angka rasio ini biasanya digunakan

investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dimasa

yang akan datang (Prastowo, 2002:96).

Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai

price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar

mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan

tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price earning ratio yang

rendah pula. Semakin rendah price earning ratio suatu saham maka semakin baik atau

murah harganya untuk diinvestasikan. price earning ratio menjadi rendah nilainya bisa

karena harga saham cenderung semakin turun atau karena meningkatnya laba bersih

perusahaan. Jadi semakin kecil nilai price earning ratio maka semakin murah saham

tersebut untuk dibeli dan semakin baik pula kinerja per lembar saham dalam

menghasilkan laba bagi perusahaan. Semakin baik kinerja per lembar saham akan

mempengaruhi banyak investor untuk membeli saham tersebut.

D. Economic Value Added (EVA)

Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart & Stern seorang analis

keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun 1993. Model EVA

menawarkan parameter yang cukup objektif karena berangkat dari konsep biaya

modal (cost of capital) yakni mengurangi laba dengan beban biaya modal, dimana

beban biaya modal ini mencerminkan tingkat resiko perusahaan. Beban biaya modal

ini juga mencerminkan tingkat kompensasi atau return yang diharapkan ivestor atas

sejumlah investasi yang ditanamkan di perusahaan. Hasil perhitungan EVA yang

positif merefleksikan tingkat return yang lebih tinggi daripada tingkat biaya modal.

Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai Tambah

Ekonomi). EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan untuk mengukur laba

ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat

Page 7: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya

modal (Tunggal,2001).

Ada beberapa pengertian EVA menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut,

menurut Utomo (1999:36), EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan

perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu. Prinsip EVA

memberikan sistem pengukuran yang baik dalam menilai kinerja dan prestasi

keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai

pasar suatu perusahaan.

Menurut Anjar V. Thakor (dalam Tunggal 2001:1), Economic Value (also economic

Value Added) – Revenue - Direct Cost (Including taxes)-Opportunity cost of using

capital = After tax profit – Opportunity cost of using capital Glen Arnold (dalam

Tunggal 2001:2) juga berpendapat Economic Value Added (EVA) was trademarked

by Stern Stewart & Co. is a variant of economic profit, which is the modern term for

residual income. Economic profit for a period is a the amount earned by business after

deducting all operating expenses and a charge for the opportunity cost of capital

employed. EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau value

added dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi perusahaan.

Oleh karenanya EVA merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net Operating

Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya modal (Cost of Capital). Laba operasi

perusahaan dapat ditingkatkan tanpa penambahan modal, berarti manajemen dapat

menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang

optimal. Selain itu dengan berinvestasi pada proyek-proyek yang memberikan return

yang lebih besar dari biaya modal (cost of capital) berarti perusahaan hanya menerima

proyek yang bermutu dan dapat meningkatkan nilai perusahaan. EVA juga

mendorong manajemen untuk berfokus pada proses dalam perusahaan yang

menambah nilai dan mengeliminasi aktivitas atau kegiatan yang tidak menambah

nilai. Perhitungan EVA pada suatu perusahaan merupakan proses yang kompleks dan

terpadu karena perusahaan harus menentukan biaya modalnya terlebih dahulu.

E. Resiko Sistematik

Pada umumnya dalam setiap alternatif investasi baik investasi besar maupun

kecil mempunyai risiko. Risiko sendiri menggambarkan tingkat pendapatan yang

diharapkan dari investasi tersebut. Menurut Husnan (2009:50) dalam melakukan suatu

investasi, tingkat keuntungan yang diperoleh tidaklah pasti. Dalam keadaan seperti itu

Page 8: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

para pemodal hanya akan mengharapkan untuk memperoleh tingkat keuntungan

tertetu (expected return).

Menurut Jones (2004:142) risiko adalah kemungkinan pendapatan yang

diterima (actual return) dalam suatu investasi akan berbeda dengan dengan

pendapatan yang diharapkan (expected return). Dalam teori portofolio, risiko

dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan yang diterima menyimpang dari yang

diharapkan. Semakin besar penyimpangan antara hasil sesungguhnya dengan hasil

yang diharapkan, maka semakin besar risiko yang akan ditanggung. Berdasarkan

definisi tadi maka seorang investor haruslah dapat mengukur besarnya risiko suatu

investasi yang dilakukan agar dapat mengurangi kerugian.

Dalam suatu investasi, risiko dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu risiko

tidak sistematis dan risiko sistematis. Risiko yang selalu ada dan tidak bisa

dihilangkan dengan diversifikasi disebut dengan risiko sistematis. Sedangkan risiko

yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi disebut dengan risiko tidak sistematis.

Penjumlahan kedua jenis risiko tersebut disebut sebagai risiko total (Husnan,

2009:161).

Umumnya risiko sistematis berasal dari faktor-faktor yang secara sistematik

mempengaruhi perusahaan seperti kondisi perekonomian dan kondisi politik, baik

nasional maupun internasional yang mempengaruhi semua perusahaan dibursa suatu

negara. Ukuran dari risiko yang sistematis disebut juga dengan koefisien beta (β),

yaitu ukuran yang menujukkan kepekaan tingkat keuntungan individual (individual

return) suatu saham terhadap perubahan tingkat keuntungan indeks pasar (market

return). Risiko tidak sistematis bersangkutan dengan risiko khusus perusahaan seperti

gugatan hukum, pemogokan, program pemasaran yang gagal dan kejadian lain yang

unik bagi perusahaan. karena kejadian tersebut pada hakikatnya adalah bersifat acak,

maka pengaruhnya terhadap portofolio dapat dieliminasi melalui diversifikasi.

Penjumlahan dari risiko sistematik dan risiko tidak sistematik disebut dengan risiko

total (total risk).

Page 9: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

Kerangka Berpikir

Hipotesis

Ha1 : EPS berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan Real Estate

dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Ha2 : PER berpengaruh negatif terhadap return saham pada perusahaan Real Estate

dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Ha3 : EVA berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan Real Estate

dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Ha4 : Resiko sistematik berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan

Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Return Saham

Earning Per Share (EPS)

Price Eraning Ratio (PER)

Economic Value Added (EVA)

Resiko Sistematik

Page 10: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan property yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 sampai dengan 2009

berdasarkan Indonesian Capital Market Directory yaitu sebanyak 25 perusahaan untuk

3 tahun (75 pengamatan).

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

teknik dokumentasi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari

Indonesian Capital Market Directory berupa laporan keuangan perusahaan real estate

dan property periode 2007-2009 dan data harga saham.

C. Variabel Penelitian

Operasionalisasi Variabel

Variable dependen (Y) dalam penelitian ini adalah return saham, yaitu

pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan

investasi dalam saham meliputi keuntungan jual beli saham, di mana jika untung

disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss (Samsul, 2006:291).

Formulasinya dirumuskan

sebagai berikut (Jogiyanto, 2009:200).

Keterangan:

Ri : Return saham

Pt : Harga saham pada periode t

P t-1 : Harga saham pada periode t-1

Variabel Independen (X)

Earning Per Share (X1)

Page 11: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

Price Earning Ratio (X2)

Economic Value Added (X3)

Keterangan:

EVA : Economic Value Added

NOPAT : Laba bersih setelah pajak

C* : Biayamodal rata-rata tertimbang

Capital : Modal (ekuitas dan hutang)

Risiko Sistematik (X4)

Keterangan :

Teknik Analisis Data

Secara Matematis model regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat

diformulasikan sebagai berikut :

Page 12: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

Keterangan :

Y : Return saham

α : Koefisien Konstanta

β1,β2,β3,β4 : Koefisien regresi

X1 : Earning Per Share

X2 : Price Earning Ratio

X3 : Economic Value Added

X4 : Resiko Sistematik

ε : Error term

Page 13: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

BAB IV

PEMBAHASAN

Analisis regresi digunakan untuk memperoleh nilai-nilai koefisien regresi dan

koefisien determinasi. Koefisien regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun secara

simultan (bersama-sama), sedangkan koefisien determinasi (R2) digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

secara bersama-sama (simultan). Untuk mengetahui pengaruh variable lain yan tidak

termasuk dalam penelitian ini (error term / ε) dihitung dengan cara ε = 1- R2

Adapun hasil pengujian hipotesis yang telahdirumuskan dapat dlihat pada table 1

dibawah ini

Page 14: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

earning per share, price earning ratio, economic value added, dan risiko sistematik

secara simultan berpengaruh terhadap return saham yang ditandai dengan nilai

koefisien regresi pengaruh dari masing-masing variabel independen (earning per

share, price earning ratio, economic value added, dan risiko sistematik) terhadap

return saham adalah sebesar 5,271; -1,666; 4,128; 0,016. Nilai koefisien regresi ini

menunjukkan bahwa koefisien regresi bahwa earning per share, price earning ratio,

economic value added, dan risiko sistematik tidak sama dengan nol (βi ≠ 0, i =

1,2,3,4). Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 88,6%. Koefisien determinasi ini

menunjukkan earning per share, price earning ratio, economic value added, dan risiko

sistematik sebesar 88,6%, selebihnya sebesar 11,4% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Koefisien determinasi 0,886 dekat

dengan 1 (satu). Mengacu pada Arfan (2006:146) bahwa apabila koefisien determinasi

(R2) semakin mendekati 1 (satu), maka semakin besar pengaruh variabel independen

secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dengan demikian hasil penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh earning per share, price earning ratio,

economic value added, dan risiko sistematik secara simultan terhadap return saham

adalah besar.

Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

earning per share (EPS) berpengaruh terhadap return saham, ini ditandai dengan

koefisien regresi sebesar 5,271, artinya jika earning per share (EPS) meningkat

sebesar 1 (satu) satuan akan mengakibatkan kenaikan terhadap return saham sebesar

5,271 satuan, dengan asumsi bahwa variabel yang lainnya adalah konstan. Hasil

analisis ini menunjukkan bahwa perubahan nilai earning per share (EPS) akan

memberikan kontribusi terhadap perubahan return saham, yaitu kenaikan atau

penurunan nilai earning per share (EPS) akan berdampak pada kenaikan atau

penurunan return saham. Perusahaan dengan nilai earning per share (EPS) yang

semakin tinggi akan menarik investor karena earning per share (EPS) menandakan

laba yang berhak didapatkan pemegang saham atas satu lembar saham yang

dimilikinya, sehingga semakin tinggi earning per share (EPS) suatu perusahaan berarti

semakin tinggi pula return sahamnya. Koefisien regresi earning per share (EPS)

Page 15: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

bertanda positif, ini berarti semakin tinggi earning per share (EPS) maka semakin

tinggi return saham.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnomo

(1998),Resmi (2002), Sulistyo (2004), Sutanto (2007), Widodo (2007), dan Christanty

(2009) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa earning per share (EPS)

berpengaruh positif terhadap return saham.

Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa price

earning ratio (PER) berpengaruh terhadap return saham dengan koefisien regresi

sebesar -1,666. Nilai koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa setiap adanya

kenaikan price earning ratio sebesar 1 (satu) satuan akan mengakibatkan penurunan

terhadap return saham sebesar -1,666 satuan, dengan asumsi bahwa variabel lainnya

adalah konstan. Koefisien regresi PER bertanda negatif, ini berarti semakin tinggi

PER maka semakin rendah return saham dan sebaliknya semakin rendah PER

semakin tinggi return saham. Maksudnya, semakin kecil PER maka semakin besar

return yang terjadi. Kondisi ini disebabkan adanya anggapan investor bahwa PER

perusahaan yang rendah justru akan lebih menarik. Investor menilai harga saham

tersebut (yang memiliki PER rendah) murah, apabila dibandingkan dengan EPS yang

diperolehnya (http://dspace.widyatama. Ac.id).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnama (2005),

Tinneke (2007), dan Hasrina (2009) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

PER berpengaruh negatif terhadap return saham.

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

economic value added (EVA) berpengaruh terhadap return saham, ini ditandai dengan

koefisien regresi sebesar 4,128. Nilai koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa

setiap adanya kenaikan economic value added sebesar 1 (satu) satuan akan

mengakibatkan kenaikan terhadap return saham sebesar 4,128 satuan, dengan asumsi

bahwa variabel yang lainnya adalah konstan. Penggunaan metode EVA membuat

perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada usaha penciptaan nilai perusahaan.

Pengertian nilai diartikan sebagai nilai daya guna maupun benefit yang dinikmati oleh

stakeholder (karyawan, investor, pemilik, pelanggan). Perusahaan berhasil

Page 16: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

menciptakan nilai bagi pemilik modal ditandai dengan nilai EVA yang positif karena

perusahaan mampu menghasilkan tingkat pengembalian yang melebihi tingkat biaya

modal (Harjito, 2009:14). Nilai EVA menunjukkan seberapa besar perusahaan

memberikan nilai lebih pada pemegang saham. Apabila nilai EVA > 0 ini berarti

bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan melebihi tingkat biaya modal/tingkat

yang diminta investor atas investasi yang dilakukannya. Keadaan seperti ini yang

menunjukkan bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal

karena telah memaksimalkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian Tinneke (2007), Husniawati (1998), Masri (2009), dan Christianty (2009)

dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa EVA berpengaruh positif terhadap

return saham.

Pengaruh Risiko Sistematik terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko

sistematik berpengaruh terhadap return saham, ini ditandai dengan koefisien regresi

sebesar 0,016. Nilai koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa setiap adanya

kenaikan risiko sistematik sebesar 1 (satu) satuan akan mengakibatkan kenaikan

terhadap return saham sebesar 0,016 satuan, dengan asumsi bahwa variabel yang

lainnya adalah konstan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa, ternyata risiko

sistematik mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham. Hal ini

mengakibatkan semakin besar risiko sistematik maka akan semakin besar pula return

saham yang didapat perusahaan Real Estate dan Property dan hal tersebut akan

menjadi bahan pertimbangan bagi para investor untuk menanamkan modalnya dalam

bentuk saham pada perusahaan Real Estate dan Property.

Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu

investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai

hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar

return yang harus dikompensasikan (Jogianto, 2009 :219). Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Utomo (2007), Yuningsih dan Rizky

(2007), dan Husniawati (2008) yang membuktikan bahwa risiko sistematik

berpengaruh positif terhadap return saham.

Page 17: Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Economic Value Added, Dan Resik Sistematik Terhadap Return Saham

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan mengenai pengaruh earning per

share (EPS), price earning ratio (PER), economic value added (EVA), dan risiko

sistematik terhadap return saham dapat diambil kesimpulan Hasil penelitian ini

menunjukkan (1) Earning per share, price earning ratio, economic value added, dan

risiko sistematik secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap return saham.

(2) Secara parsial, price earning ratio berpengaruh negatif terhadap return saham,

sementara earning per share,economic value added, dan risiko sistematik berpengaruh

positif terhadap return saham.