PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... ·...

18
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2014-2016 JUNARTI NENGSIH 100452201338 Dosen Pembimbing : Inge Lengga Sari Munthe,SE.,Ak,M.Si,CA Asri Eka Ratih,SE.,M.Si Jurusan Ekonomi Fakultas Akuntansi Unuversitas Maritim Raja Ali Haji 2018 ABSTRAK Junarti Nengsih 2018 : Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2016. Pembimbing oleh Inge Lengga Sari Munthe, SE.AK., M.Si dan Asri Eka Ratih, SE.,M.Si Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Corporate Governance dan Struktur KepemilikanTerhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2016. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Dewan Direksi (DD) dan Kepemilikan Manajerial (KM) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Dewan Komisaris Independen (DKI) dan Kepemilikan Institusional (KI) tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Secara bersama-sama (simultan) variabel Dewan Komisaris Independent (DKI), Dewan Direksi (DD), Kepemilikan Institusional (KI), dan Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Kata kunci : Corporate Governance, Struktur Kepemilikan, Kinerja Perusahaan.

Transcript of PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... ·...

Page 1: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN

TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI

BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(BEI) TAHUN 2014-2016

JUNARTI NENGSIH

100452201338

Dosen Pembimbing :

Inge Lengga Sari Munthe,SE.,Ak,M.Si,CA

Asri Eka Ratih,SE.,M.Si

Jurusan Ekonomi Fakultas Akuntansi

Unuversitas Maritim Raja Ali Haji

2018

ABSTRAK

Junarti Nengsih 2018 : Pengaruh Corporate Governance dan Struktur

Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada

Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang

Terdaftar di BEI Tahun 2014-2016. Pembimbing

oleh Inge Lengga Sari Munthe, SE.AK., M.Si dan

Asri Eka Ratih, SE.,M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Corporate Governance dan

Struktur KepemilikanTerhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Industri

Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2016. Teknik pengambilan

sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa Dewan Direksi (DD) dan Kepemilikan Manajerial (KM)

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan. Dewan Komisaris

Independen (DKI) dan Kepemilikan Institusional (KI) tidak berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan. Secara bersama-sama (simultan) variabel Dewan Komisaris

Independent (DKI), Dewan Direksi (DD), Kepemilikan Institusional (KI), dan

Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Perusahaan.

Kata kunci : Corporate Governance, Struktur Kepemilikan, Kinerja Perusahaan.

Page 2: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Latar Belakang Masalah

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan

suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,sehingga

dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan

yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Untuk mengukur

kinerja perusahaan,investor biasanya melihat kinerja keuangan perusahaan yang

tercemin dari berbagai macam rasio dan diperlukan dengan perusahaan lain yang

seringkali sulit untuk di dapat.

Menurut Berghe dan Ridder (1999), menghubungkan kinerja perusahaan

dengan good governance tidak mudah dilakukan. Demikian juga dengan Young

(2003) yang menganalisis beberapa penelitian yang menghubungkan corporate

governance dengan kinerja perusahaan di lain pihak, berdasarkan beberapa hasil

penelitian, Berghe dan Ridder (1999) menyatakan bahwa perusahaan yang

mempunyai pencapaian lemah yang disebabkan oleh poor governance.

Struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik

kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Kepemilikan manajerial

merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan

persentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen, sedangkan kepemilikan

institusional merupakan kepemilikan saham oleh pemerintah,institusi

keuangan,institusi berbadan hukum,institusi luar negeri,dan perwalian serta

institusi lainnya pada akhir tahun (Shien,et.al 2006).

Berdasarkan uraian diatas,peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan

menyajikan dalam suatu penelitian ilmiah dengan judul “Pengaruh Corporate

Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan pada

Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016”.

Perumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Kinerja

Perusahaan pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016 ?

2. Apakah dewan direksi berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan pada

Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016 ?

3. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Kinerja

Perusahaan pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016 ?

4. Apakah Kepemilikan Manajerial brpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan

pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016 ?

5. Apakah Dewan Komisaris Independent, Dewan Direksi, Kepemilikan

Institusional dan Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Kinerja

Page 3: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Perusahaan pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016 ?

Kajian Pustaka

Teori agensi (Agency Theory)

Teori agensi (agency theory) merupakan dasar yang digunakan perusahaan

untuk memahami corporate governance. Hal yang dibahas dalam teori ini adalah

hubungan antara prinsipal (pemilik dan pemegang saham) dan agen (manajemen).

Menurut Jensen and Meckling (1976) dalam Jonathan (2017) Hubungan keagenan

adalah sebuah kontrak antara prinsipal dan agen. Inti dari hubungan keagenan

adalah terdapat pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan.

Corporate Governance

Corporate governance berkaitan dengan bagaimana para investor yakin bahwa

manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak

akan mencuri atau menggelapkan atau menginvestasikan kedalam proyek-proyek

yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah

ditanamkan investor, serta bagaimana investor mengontrol para manajer (Shleifer

dan Vishny dalam Iturriaga dan Hoffman, 2005). Dengan kata lain corporate

governance diharapkan dapat berfungsi untuk menekan biaya keagenan.

Berdasarkan pengertian diatas, Corporate Governance didefenisikan sebagai

suatu system pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama

mengelola resiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui

pengamanan asset perusahaan dan meningkatkan investasi pemegang saham

dalam jangka panjang (Effendi,2009).

Ukuran Dewan Direksi

Direksi menurut Undang-Undang Perseroan Terbatas merupakan suatu

organ yang didalamnya terdiri dari satu atau lebih anggota yang dikenal dengan

sebutan direktur, Murwaningsari dalam Danang (2013). Dalam penelitian ini,

ukuran dewan direksi dilihat dari jumlah anggota dewan direksi yang dimiliki

dalam sebuah perusahaan.

Dewan Komisaris Independen

Menurut undang-undang Perseroan Terbatas pasal 97 dalam Djalil (2000),

komisaris dibentuk sebagai organ perseroan yang bertugas melakukan tugas,

mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan dan memberikan

nasihat kepada direksi dalam menjalankan kegiatan pengurusan perseroan. Egon

Zehnder dalam FCGI (2002) menyatakan bahwa dewan komisaris merupakan inti

dari corporate governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi

perusahaan, mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan serta

mewajibkan terlaksananya akuntabilitas.

Sedangkan dewan komisaris independen itu sendiri adalah anggota dewan

komisaris yang tidak berasal dari lingkungan internal perusahaan atau tidak

mempunyai hubungan secara langsung dengan perusahaan.

Page 4: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Struktur Kepemilikan

Secara umum struktur kepemilikan terbagi menjadi dua kategori yaitu struktur

kepemilikan terkonsentrasi dan menyebar. Secara spesifik kategori struktur

kepemilikan meliputi kepemilikan institusi domestik, institusi asing, pemerintah,

karyawan, dan individual domestic.

Struktur Kepemilikan Manajerial Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Yulius dan Yeterina (2013)

peningkatan dalam kepemilikan manajerial dapat menyeimbangkan ketertarikan

dari manajer dan pemilik saham, yang mana dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Kepemilikan saham manajerial akan mendorong manajer untuk berhati-hati dalam

mengambil keputusan karena mereka ikut merasakan secara langsung manfaat

dari keputusan yang diambil dan ikut menanggung kerugian sebagai konsekuensi

dari pengambilan keputusan yang salah. kepemilikan manajerial yang tinggi dapat

mengurangi masalah agensi pada cash flow atau arus kas.

Kepemilikan manajer akan saham perusahaan dipandang dapat

menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang saham diluar

manajemen sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila

seorang manajer adalah juga sebagai seorang pemilik, Jensen and Meckling

(1976) dalam Intan dan Ida (2016).

Struktur Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah besarnya jumlah saham yang dimiliki

institusi dari total saham yang beredar. Adanya kepemilikan institusional dapat

memantau secara profesional perkembangan investasinya sehingga tingkat

pengendalian terhadap manajemen sangat tinggi yang pada akhirnya dapat

menekan potensi kecurangan. Pemegang saham institusional seperti perusahaan

asuransi, dana pensiun, dan reksadana. Semakin besar kepemilikan institusional

maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan dan diharapkan juga dapat

bertindak sebagai pencegah terhadap pemborosan yang dilakukan oleh

manajemen.

Kepemilikan institusional memiliki peranan yang penting dalam

meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi diantara pemegang saham dengan

manajer (Jensen and Meckling, 1976). Kepemilikan institusional memiliki arti

penting dalam memonitor manajemen, karena dengan adanya kepemilikan

institusional dapat mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal.

Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan

suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga

dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan

yang mencerminkan prestasi kerja dalam periodde tertentu.Hal ini sangat penting

agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan

lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan oleh pihak manajemn agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap

Page 5: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan (Cahyani, 2009).

Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian

atau seluruh tindakan atau aktivitas dari sutu organisasi pada suatu periode dengan

referensi pada jumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas

manajemen dan semacamnya (Ceacilia Srimindarti, 2004). Pengukuran kinerja

merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan

dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil yang

ditampilkan berupa produk, jasa ataupun suatu proses.

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Variable Independen

H1

H2

H3

H4

H5

Hipotesis

Berdasarkan analisis dari penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian

dinyatakan sebagai berikut:

Ukuran DewanDireksi

(X1)

Dewan Komisaris

Independen

(X2)

Kinerja Perusahaan

(Y)

Struktur Kepemilikan

Manajerial

(X3)

Struktur Kepemilikan

Institusional

(X4)

Page 6: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

1. Diduga Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Kinerja

Perusahaan pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016.

2. Diduga dewan direksi berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan pada

Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016 ?

3. Diduga Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Kinerja

Perusahaan pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016.

4. Diduga Kepemilikan Manajerial brpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan

pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016.

5. Diduga Dewan Komisaris Independent, Dewan Direksi, Kepemilikan

Institusional dan Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Kinerja

Perusahaan pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016.

METODE PENELITIAN

Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek,

yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek

dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981 dalam Sugiyono, 2010 : 58).

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang nilainya tergantung dari nilai

variabel lain (Y) dan variabel independen (bebas) adalah variabel yang nilainya

tidak tergantung pada variabel lain (X).

Variabel Dependen

Variabel dependen adalah sebuah ukuran yang dianggap sebagai akibat atau

konsekuensi atas terjadinya variable (Priadana dan Muis, 2009). Dalam penelitian

ini variabel dependen yang digunakan adalah kinerja perusahaan yang diukur

dengan menggunakan Return On Asset.

Variabel Independen

Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang

menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Sebagai variabel bebas

(independent variable) pada penelitian ini adalah indikator dari corporate

governance yaitu : Dewan komisaris independen, Ukuran Dewan Direksi,

Kepemilikan saham institusional dan Kepemilikan manajerial

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, maksimum dan

minimum. Data deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau

mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk

dipahami.

Page 7: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan model regresi

linier berganda. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

berdistribusi normal. Data yang digunakan dalam penelitian bebas dari gejala

multikolonieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Asumsi klasik yang baik

adalah berdistribusi normal, tidak terjadi multikoloneritas, tidak terjadi

autokorelasi, dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Semua pengolahan data statistik

untuk untuk pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan SPSS.

Analisis Regresi Linier Berganda Menurut Priyatno (2011:238), analisis regresi linier berganda adalah

analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel

independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk

persamaan regresi

Pengujian Hipotesis

Uji ini dimaksudkan bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari

tiap variabel. Apakah dari tiap-tiap variabel itu besar atau tidak pengaruhnya

nanti. Yakni meliputi uji Koefisien Determinasi (Adjusted R), uji T statistik dan

uji F statistik (simultan).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Unit Analisis/Observasi

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri barang konsumsi yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data dari laporan

keuangan perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2014-2016. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah

sebanyak 13 perusahaan dari 39 perusahaan yang telah memenuhi kriteria dalam

penelitian.

Deskriptif Data Penelitian

Adapun gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata

dan standar deviasi untuk data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai

berikut:

Page 8: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DKI 39 .33 .67 .4263 .10065

DD 39 3.00 16.00 6.0769 3.27177

KI 39 .00 .88 .5813 .28511

KM 39 .00 .81 .1562 .25532

ROA 39 .00 .26 .0777 .05261

Valid N (listwise) 39

(Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21).

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 39

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .04110652

Most Extreme Differences

Absolute .192

Positive .192

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z 1.198

Asymp. Sig. (2-tailed) .113

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Dari hasil uji statistik di atas, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah

1.198 dan signifikansinya 0.113 > 0.05, maka H0 dapat diterima, yang berarti data

residual berdistribusi normal.

Page 9: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Grafik Normal Probability Plot

(Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21)

Berdasarkan grafik Normal P-Plot diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

data yang diperoleh terdistribusi dengan normal karena tampilan grafik tersebut

memperlihatkan penyebaran data (titik) mengikuti garis diagonal. Hal ini

mengindikasikan bahwa data dari hasil penelitian ini dikatakan normal.

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

DKI .749 1.336

DD .889 1.125

KI .484 2.067

KM .466 2.147

a. Dependent Variable: ROA

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat di simpulkan bahwa variabel

independen tidak mengalami multikolonieritas karna masing-masing nilai VIF

variable independen > 0,10 dan VIF < 10.

Page 10: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .624a .389 .318 .04346 1.900

a. Predictors: (Constant), KM, DD, DKI, KI

b. Dependent Variable: ROA

(Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21)

Hasil uji Durbin-Watson dalam tabel 4.4 menunjukkan nilai DW sebesar

1.900 dengan jumlah observasi (n) 39 dan 4 variabel bebas. Berdasarkan

persyaratan angka DW > 1 dan DW < 3 (1.900 > 1 dan 1.900 < 3). Jadi dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Grafik Scatterplot

Pada grafik scatterplot di atas, tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

rnenyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka mengindikasikan

tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 11: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Uji Glejser

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .024 .030 .813 .422

DKI -.048 .054 -.160 -.897 .376

DD .003 .002 .331 2.015 .052

KI .012 .024 .116 .520 .606

KM -.014 .027 -.114 -.505 .617

a. Dependent Variable: RES2

(Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21).

Dari tabel 4.5 Uji Glejser diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

Unstandardized Residual untuk variable Dewan Komisaris Independent adalah

0.376 > 0.05, nilai signifikansi Unstandardized Residual variabel Dewan Direksi

adalah 0.052 > 0.05, nilai signifikansi Unstandardized Residual variabel

Kepemilikan Institional adalah 0.606 > 0.05 dan nilai signifikansi Unstandardized

Residual variabel Kepemilikan adalah 0.617 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas karena nilai signifikansi

Unstandardized Residual dari seluruh variabel independen > 0,05.

Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .028 .045 .620 .539 DKI .009 .081 .017 .113 .911 .749 1.336

DD .007 .002 .417 2.931 .006 .889 1.125

KI -.020 .036 -.107 -.558 .581 .484 2.067

KM .106 .040 .513 2.613 .013 .466 2.147

a. Dependent Variable: ROA

(Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21)

Hasil analisis regresi berganda yang diperoleh dari hasil perhitungan

melalui SPSS 21, dapat kita lihat pada tabel 4.6 di atas. Dari tabel tersebut dapat

kita lihat bahwa nilai konstanta sebesar 0.028, nilai β1 (DKI) sebesar 0.009, nilai

β2 (DD) sebesar 0.007, nilai β3 (KI) sebesar -0.020 dan nilai β4 (KM) sebesar

0.106, sehingga diperoleh persamaan:

ROA = 0.028 + 0.009(DKI) + 0.007(DD) - 0.020(KI) + 0.106(KM) + 0.02 + e

Page 12: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Pengujian Hipotesis

Hasil Uji t (Uji Parsial) Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .028 .045 .620 .539

DKI .009 .081 .017 .113 .911

DD .007 .002 .417 2.931 .006

KI -.020 .036 -.107 -.558 .581

KM .106 .040 .513 2.613 .013

a. Dependent Variable: ROA

(Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21)

Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengaruh Dewan Komisaris Independent (DKI) terhadap ROA diketahui

bahwa koefisien beta bernilai positif (0.009) dengan nilai thitung sebesar

0.113 dan sig 0.911. Karena thitung < ttabel (0.113 < 2.034) dan sig 0.911 >

0.05 (df = n - k - 1 = 39 - 5 - 1 = 33), maka dari hasil pengujian H1 ditolak

dan H0 diterima. Hal ini berarti bahwa variabel Dewan Komisaris

Independent secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan

(Return on Asset). Dengan demikian hipotesis pertama (H1) ditolak.

2. Pengaruh Dewan Direksi (DD) terhadap ROA diketahui bahwa koefisien

beta bernilai positif (0.007) dengan nilai thitung sebesar 2.931 dan sig 0.006.

Karena thitung > ttabel (2.931 > 2.034) dan sig 0.006 < 0.05 (df = n - k - 1 =

39 - 5 - 1 = 33), maka dari hasil pengujian H1 diterima dan H0 ditolak. Hal

ini berarti bahwa variabel Dewan Direksi secara parsial berpengaruh

terhadap Kinerja Perusahaan (Return on Asset). Dengan demikian

hipotesis kedua (H2) diterima. 3. Pengaruh Kepemilikan Institional (KI) terhadap ROA diketahui bahwa

koefisien beta bernilai negatif (0.020) dengan nilai -thitung sebesar -0.558

dan sig 0.581. Karena -thitung > -ttabel (-0.558 > -2.034) dan sig 0.963 > 0.05

(df = n – k – 1 = 39 – 5 – 1 = 33), maka dari hasil pengujian H1 ditolak

dan H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kepemilikan

Institional tidak berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (Return on

Asset). Dengan demikian hipotesis ketiga (H3) ditolak.

4. Pengaruh Kepemilikan Manajerial (KM) terhadap ROA diketahui bahwa

koefisien beta bernilai positif (0.106) dengan nilai thitung 2.613 dan

signifiansi 0.013. Karena thitung > ttabel (2.613 > 2.034) dan sig 0.013 < 0.05

(df = n – k – 1 = 50 – 5 – 1 = 44), maka dari hasil pengujian H1 diterima

dan H0 ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel Kepemilikan Manajerial

secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (Return on Asset).

Dengan demikian hipotesis keempat (H4) diterima.

Page 13: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Hasil Uji F (Uji Simultan)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression .041 4 .010 5.421 .002b

Residual .064 34 .002

Total .105 38 a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), KM, DD, DKI, KI

(Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21)

Berdasarkan hasil uji F pada tabel di atas, dapat dilihat nilai Fhitung sebesar

5.421 dan Ftabel sebesar 2.650 dengan signifikansi 0.002b. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (5.421 > 2.650) dengan signifikansi 0.002b > 0.05

yang menunjukkan bahwa Dewan Komisaris Independent, Dewan Direksi,

Kepemilikan Institional dan Kepemilikan Manajerial secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan (Return on Asset).

Uji Adjusted R Square Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .624a .389 .318 .04346

a. Predictors: (Constant), KM, DD, DKI, KI b. Dependent Variable: ROA

(Sumber: Data sekunder yang diolah dengan SPSS 21)

Berdasarkan perhitungan nilai Adjusted R Square sebesar 0.318 atau

31.8%. Hasil ini menunjukkan bahwa sebesar 31.8% ROA dapat dijelaskan oleh

Dewan Komisaris Independent, Dewan Direksi, Kepemilikan Institional dan

Kepemilikan Manajerial. Sedangkan sisanya sebesar 68.2% ROA dapat dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan industri barang

konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015 sebanyak 39

perusahaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.

Dengan metode sampling tersebut didapat sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 13 perusahaan. Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik

dengan 4 variabel independen. Dari hasil uji t, maka pembahasan hasil penelitian

ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Return on Asset

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Dewan Komisaris Independent tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang artinya jumlah dewan komisaris

indepnden pada perusahaan sampel rata-rata sudah tinggi, sehingga kurang

mempengaruhi kinerja perusahaan. Secara teori komisaris independen dapat

bertindak sebagai penengah dalam suatu perselisihan yang terjadi antara para

Page 14: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

manajer internal dan mengawasi kebijakan direksi serta bertugas sebagai pemberi

nasihat kepada direksi. Komisaris independen merupakan sebuah posisi yang baik

untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan supaya

tercipta suatu perusahaan yang good corporate governance, sehingga bisa

meningkat kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Yuda (2015) yang menyatakan bahwa Dewan Komisaris

Independent tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Namun penelitian ini

berbeda dengan penelitian Jonathan (2017) yang menemukan bahwa Dewan

Komisaris Independent berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh Dewan Direksi terhadap Return on Asset

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Dewan Direksi berpengaruh

terhadap nilai perusahaan yang artinya perusahaan industri barang konsumsi

merupakan industri yang memiliki kompleksitas operasional dan tingkat

persaingan yang tinggi serta dinamis, sehingga menyebabkan perrusahaan

membutuhkan dewan direksi dengan jumlah yang lebih besar sehingga membuat

manajemen dapat mengatasi ataupun mengelola hal tersebut dengan baik. Hal

tersebut dapat membuat dewan direksi dapat menentukan kebijakan ataupun

strategi yang tepat bagi perusahaan, guna menghasilkan kinerja keuangan yang

lebih baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Jonathan (2017) yang

menemukan bahwa Dewan Direksi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh

Yuda (2015) yang menyatakan bahwa Dewan Direksitidak berpengaruh terhadap

kinerja perusahaan.

Pengaruh Kepemilikan Institional terhadap Return on Asset

Hasil penelitian ini menyatakan kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan disebabkan karena pemilik mayoritas

institusi ikut dalam pengendalian perusahaan sehingga cenderung bertindak untuk

kepentingan mereka sendiri meskipun dengan mengorbankan kepentingan pemilik

minoritas. Menurut Modigliani adanya asimetri informasi antara pihak pemegang

saham dengan manajer menyebabkan manajer selaku pengelola perusahaan akan

bisa mengendalikan perusahaan karena memiliki informasi lebih mengenai

perusahaan dibandingkan pemegang saham. Sehingga adanya kepemilikan

institusi tidak menjamin monitoring kinerja manajer dapat berjalan efektif. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Yulius dan Yeterina (2013) yang

menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian penelitian yang

dilakukan oleh Intan dan Ida (2016) yang menyatakan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Return on Asset

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh

terhadap nilai perusahaan yang artinya meningkatnya proporsi kepemilikan

manajerial pada perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan yang diukur

dengan Return On Asset (ROA) secara langsung. Semakin besar proporsi

kepemilikan manajerial maka semakin kecil peluang terjadinya konflik, karena jika

Page 15: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

pemilik bertindak sebagai pengelola perusahaan maka dalam pengambilan

keputusan akan sangat berhati-hati agar tidak merugikan perusahaan, dan akhirnya

dapat meningkatkan kinerja perusahaan (ROA). Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Intan dan Ida (2016) yang menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Namun penelitian

ini berbeda dengan penelitian Yulius dan Yeterina (2013) yang menemukan bahwa

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Pengaruh Dewan Komisaris Independent, Dewan Direksi, Kepemilikan

Institional dan Kepemilikan Manajerial terhadap Return on Asset (ROA)

Berdasarkan hasil uji F pada tabel di atas, dapat dilihat nilai Fhitung sebesar

5.421 dan Ftabel sebesar 2.650 dengan signifikansi 0.002b. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (5.421 > 2.650) dengan signifikansi 0.002b > 0.05

yang menunjukkan bahwa Dewan Komisaris Independent, Dewan Direksi,

Kepemilikan Institional dan Kepemilikan Manajerial secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Retun on Asset (ROA).

Berdasarkan perhitungan nilai Adjusted R Square sebesar 0.318 atau

31.8%. Hasil ini menunjukkan bahwa sebesar 31.8% ROA dapat dijelaskan oleh

Dewan Komisaris Independent, Dewan Direksi, Kepemilikan Institional dan

Kepemilikan Manajerial. Sedangkan sisanya sebesar 68.2% ROA dapat dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Maka disimpulkan

bahwa DKI, DD, KI dan KM secara bersama-sama dapat digunakan untuk

mengukur Retrun On Asset (ROA), namun kemampuan variable independen

dalam memprediksi variable dependen masih rendah.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris Independent (DKI) tidak berpengaruh terhadap Kinerja

Perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.

2. Dewan Direksi (DD) berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan pada

perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2013-2016.

3. Kepemilikan Institional (KI) tidak berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan

pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.

4. Kepemilikan Manajerial (KM) berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan

pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2013-2016.

5. Dewan Komisaris Independent, Dewan Direksi, Kepemilikan Institional dan

Kepemilikan Manajerial secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja

Perusahaan pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2016

Page 16: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya menambahkan variabel-variabel lain

seperti komite remunerasi, dewan komisaris, komite manajemen resiko

terintegrasi, komite kepatuhan, komite pemantau resiko, dan seterusnya.

2. Menambahkan periode penelitan, sehingga didapat data yang lebih banyak

dan hasil dari penerapan tata kelola terintegrasi lebih mencerminkan keadaan

yang sebenarnya.

Page 17: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

DAFTAR PUSTAKA

Adestian, Yuda, 2015. “Pengaruh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan

Komisaris Independen, Komite Audit Dan Ukuran Perusahaan Pada

Kinerja Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bei Pada Tahun 2012-

2014”. Jurnal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro.

Diunduh tanggal 13 Januari 2018.

Brigham dan Houston. 2010 . Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku 1 (Edisi

11). Jakarta. Salemba Empat.

Bestwan Sihotang, Jonathan, 2017.“Pengaruh Komisaris Independen, Komite

Audit,Dewan Direksi, Komite Tata Kelola Terintegrasi Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan Konglomerasi (Studi Empiris Pada Perusahaan

Perbankan Konglomerasi Periode Tahun 2013-2016)”. Skripsi. Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung Bandar Lampung. Diunduh

tanggal 13 Januari 2018.

Cornett, Alan M, Anthony S dan Hassan, Teharain. 2006. Earning Management,

Corporate Governance and True Financial Performance

http://papers.ssrn.com Diakses pada 11 Februari 2017.

Cahrles T.Horngren dan Walter T.Harrison. 2007. Akuntansi Kilid I, Edisi ke-7.

Jakarta. Penerbit Erlangga.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung. Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21.Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Kasmir. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali pers. Jakarta.

Komite National Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia. Jakarta.

Munawir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta. Liberty.

Intan Candradewi dan Ida Bagus Panji Sedana (2016).“Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Kepemilikan Institional dan Dewan Komisaris Independent

Terhadap Return On Asset Pada Perusahaaan Otomotif dan Komponen Di

BEI Priode 2010-2014”. Jurnal Manajemen. Universitas Udayana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Diunduh tanggal 13 Januari 2018.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit

Alfabeta.

Page 18: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN STRUKTUR …repository.umrah.ac.id/2262/2/JUNARTI NENGSIH... · yang tidak menguntungkan dan berkaitan dengan dana capital yang telah ditanamkan

Yulius Ardy Wiranata dan Yeterina Widi Nugrahanti, 2013. “Pengaruh Struktur

Kepemilikan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Di Indonesia

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun 2010-

2011”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan . Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana. Diunduh tanggal 13 Januari 2018.

http://www.idx.co.id. Diunduh tanggal 13 Januari 2018.