PENGARUH CITRA PERUSAHAAN, KUALITAS PELAYANAN,...

148
1 PENGARUH CITRA PERUSAHAAN, KUALITAS PELAYANAN, PERSEPSI HARGA DAN SPIRITUALITAS TERHADAP LOYALITAS NASABAH (Studi Kasus Pada BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh : AINI AFIFATUN NI’MAH NIM 21314032 PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

Transcript of PENGARUH CITRA PERUSAHAAN, KUALITAS PELAYANAN,...

  • 1

    PENGARUH CITRA PERUSAHAAN, KUALITAS

    PELAYANAN, PERSEPSI HARGA DAN SPIRITUALITAS

    TERHADAP LOYALITAS NASABAH

    (Studi Kasus Pada BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh :

    AINI AFIFATUN NI’MAH

    NIM 21314032

    PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2018

  • 2

  • 3

  • 4

  • 5

  • 6

    MOTO

    Lakukakan Koreksi Perbaiki

    Sungguh beruntung hati yang jadikan iman di atas rasa dan logika,

    Karena siapa yang bertuhan maka dialah yang akan bertahan.

    Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya

    Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya.

    (QS An-Najm : 39-40)

  • 7

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini selesai atas ridho dari sang maha pencipta Allah SWT, dan saya persembahkan

    kepada:

    Bapak Muslih dan Ibu Kalimah, terimakasih atas semua yang telah engkau korbankan dan

    engkau berikan. Semoga saya tidak membuat kalian kecewa dan dapat menjadi anak yang

    membanggakan.

    Kakak saya Siti Khomsiyah, Zainal Abidin dan adik saya Lutfi Azizatul F yang telah banyak

    membantu dan memberikan doa, dukungan, semangat yang luar biasa.

    Bapak Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang selalu membimbing

    dan mengajarkan saya banyak ilmu sampai skripsi ini dapat terselesaikan.

    Sahabatku tersayang Wahid Nugroho, Defi Anggraini, Khoirin Nisa’i, Diyah Wahyuningsih,

    Siti Wahyu Murni, Jafar Sidiq, Andi Setyawan, Nurma Susilowati, Rieska Amalia, Ni’matul

    Izzah.

    Sahabatku seperjuangan Citra, Naya, Aidha, Sely, Rohmy, Retno serta teman-teman PS-S1

    angkatan 2014 semuanya yang tidak bias saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan

    sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  • 8

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

    karunia-Nya yang sangat melimpah kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad

    SAW, Nabi akhir zaman yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan menjadi

    zaman terang benerang untuk menuju jalan kebenaran.

    Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar strata

    satu (S1) dalam program studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

    Salatiga. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada semua pihak yang

    telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan

    terimakasih terutama penulis sampaikan kepada :

    1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    2. Dr. Anton Bawono, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut

    Agama Islam Negeri Salatiga.

    3. Fetria Eka Yudianan, S.E M.Si., selaku ketua Program Studi Perbankan Syariah

    4. Qi Mangku Bahjatulloh Lc,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah bersedia

    meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan pengarahan dan

    bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

    5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri

    Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu

    menyelesaikan skripsi ini.

    6. Seluruh karyawan dan nasabah BNI Syariah KC Surakarta yang telah membantu

    memperlancar proses penelitian.

  • 9

    7. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan dorongan moril, spiritual

    maupun materil serta doa restunya dalam penyusunan penelitian.

    8. Sahabatku tersayang Wahid Nugroho, Defi Anggraini, Khoirin Nisa’i, Diyah

    Wahyuningsih, Siti Wahyu Murni, Jafar Sidiq, Andi Setyawan, Nurma Susilowati,

    Rieska Amalia, Ni’matul Izzah.

    9. Sahabatku seperjuangan Citra Rarasati S, Naya Urbach W, Aidha Kartika S, Sely

    Pratama, Rohmiyatun Istiqomah, Retno Sri Rahayu, Khafidotus Sholikhah, Himmatul

    Hasanah, Astri Wahyuningsih, M Luthfan Al A’rof, Miftakhul Falah, Jamal Abdul

    Malik, Ni’matul Khasanah, Sulis Murgiyanti.

    10. Teman-teman Perbankan Syariah S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis islam angkatan

    2014.

    11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terimakasih atas dukungan

    dan bantuannya selama ini sehingga karya sederhana ini dapat terwujud dan

    bermanfaat untuk kepentingan bersama.

    Penulis menyadari bahwa proses pembuatan skripsi ini tidaklah mudah dan memiliki

    banyak kendala. Sehingga penyusunan skripsi ini sangatlah jauh dari kesempurnaan dan tak

    luput dari kekurangan-kekurangan. Dengan rendah hati, penulis sangat mengharapkan kritik

    dan saran yang bersifat membangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi

    lebih baik dalam penyusunan dimasa mendatang.

    Salatiga, 04 September 2018

    Yang membuat pernyataan

    Aini Afifatun Ni’mah

    NIM.21314032

  • 10

    ABSTRAK

    Ni’mah, Aini Afifatun. 2018. Pengaruh Citra Perusahaan, Kualitas Pelayanan, Persepsi

    Harga dan Spiritualitas terhadap Loyalitas Nasabah BNI Syariah Cabang Surakarta

    tahun 2018. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Program studi S1- Perbankan

    Syariah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Qi Mangku

    Bahjatulloh, LC., M.SI.

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji : Pengaruh citra perusahaan terhadap loyalitas

    nasabah, pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah, pengaruh persepsi harga

    terhadap loyalitas nasabah, pengaruh spiritualitas terhadap loyalitas nasabah, pengaruh citra

    perusahaan, kualitas pelayanan, persepsi harga dan spiritualitas secara bersama-sama

    terhadap loyalitas nasabah.

    Penelitian ini adalah penelitian kuntitatif menggunakan data primer, populasi dalam

    penelitian ini adalah sebagian nasabah BNI Syariah Cabang Surakarta pada tahun 2018

    sebanyak 154 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

    non-probability sampling dengan pendekatan purpose sampling.

    Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan kepada

    nasabah BNI Syariah Cabang Surakarta pada tahun 2018. Data yang diperoleh kemudian

    diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 22. Analisis ini meliputi uji reliabilitas,

    uji validitas, uji regresi berganda, uji statistik melalui uji ttes, Ftes serta koefisien determinan

    (R2) dan uji asumsi klasik. Hasil penelitian ini adalah citra perusahaan berpengaruh negatif

    dan tidak signifikan terhadap loyalitas nasabah, sedangkan variabel kualitas pelayanan,

    persepsi harga dan spiritualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas nasabah.

    Kata kunci : Citra Perusahaan, Kualitas Pelayanan, Persepsi Harga, Spiritualitas

  • 11

    DAFTAR ISI

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………………………... i

    PENGESAHAN………………………………………………………..……… ii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………........................ iii

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.………………………………………….. iv

    MOTTO ………………………………………………………………………….. v

    PERSEMBAHAN ……………………………………………………………… vi

    KATA PENGANTAR …………………………………………………………. vii

    ABSTRAK ……………………………………………………………………… x

    DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xi

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8

    D. Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 9

    E. Sistematika Penulisan ................................................................................. 10

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 12

    A. Telaah Pustaka ............................................................................................ 12

    B. Kerangka Teori ........................................................................................... 25

    1. Citra Perusahaan ...................................................................................... 25

    2. Kualitas Pelayanan .................................................................................. 28

    3. Persepsi Harga ......................................................................................... 32

    A. Persepsi.................................................................................................... 32

    B. Harga ....................................................................................................... 39

    4. Spiritualitas.............................................................................................. 45

    5. Loyalitas .................................................................................................. 51

    C. Kerangka Penelitian ....................................................................................... 57

    D. Hipotesis ........................................................................................................ 58

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 65

    A. Jenis Penelitian............................................................................................ 65

  • 12

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... 65

    C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 66

    D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 68

    E. Skala Pengukuran........................................................................................ 61

    F. Definisi Konsep dan Operasional ............................................................... 71

    G. Instrumen Penelitian ................................................................................... 75

    H. Uji Instrumen Penelitian ............................................................................. 75

    I. Alat Analisis................................................................................................ 81

    BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................... 82

    A. Deskripsi Objek Penelitian ......................................................................... 82

    B. Analisis Data ............................................................................................... 84

    1. Identitas Responden ................................................................................ 84

    2. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas ......................................................... 87

    3. Uji Statistik .............................................................................................. 89

    4. Analisis regresi berganda ........................................................................ 94

    5. Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 97

    6. Pembahasan ........................................................................................... 102

    BAB V PENUTUP .............................................................................................. 108

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 108

    B. Saran ......................................................................................................... 109

    C. Kelemahan Penelitian ............................................................................... 110

    DAFTAR PUSTAKA...…………………………………………………….......112

    LAMPIRAN

  • 13

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Research Gap ..................................................................................... 17

    Tabel 3.1 Variabel Dan Indikator Penelitian....................................................... 74

    Tabel 4.1 Jenis Kelamin ..................................................................................... 84

    Tabel 4.2 Usia ......................................................................................................85

    Tabel 4.3 Statistik Deskripsi ............................................................................... 86

    Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas............................................................................ 88

    Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ...............................................................................88

    Tabel 4.6 Hasil Uji R².......................................................................................... 90

    Tabel 4.7 Hasil Uji F tes ..................................................................................... 90

    Tabel 4.8 Hasil Uji T tes ..................................................................................... 91

    Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 94

    Tabel 4.10 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda.................................................. 95

    Tabel 4.11 Hasil Uji Multicollinierity.................................................................. 97

    Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroscedastisitas............................................................. 98

    Tabel 4.13 Hasil Uji Normality............................................................................ 99

    Tabel 4.14 Hasil Uji Linearity............................................................................ 101

  • 14

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Faktor yang mempengaruhi persepsi ................................................55

    Gambar 2.2 Model Proses Persepsi .....................................................................38

    Gambar 2.3 Model Penelitian...............................................................................58

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi ..........................................................................83

    Gambar 4.2 Histogram Normal Plot................................................................... 100

    Gambar 4.3 Grafik Normal Plot .........................................................................100

  • 15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sistem Perbankan Syariah diatur dalam Undang-Undang Perbankan No.10

    tahun 1998 dimana bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

    dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk

    kredit atau bentuk-bentuk lainnya. Dijelaskan pula bahwa bank syariah adalah bank

    umum yang melaksanakan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

    memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Secara umum fungsi dari bank

    syariah tidak berbeda jauh dengan bank konvensional yaitu sebagai lembaga

    intermediasi yang bertugas mengumpulkan dana(funding) dari masyarakat dan

    menyalurkan kembali (lending) dana tersebut kepada masyarakat sesuai dengan

    kebutuhan. Perbedaan bank konvensional dengan syariah terletak pada keuntungan

    yang diterima oleh pihak bank. Bank konvensional memperoleh keuntungan dari

    pengambilan bunga sedangkan bank syariah mendapat keuntungan dari imbalan

    berupa bagi hasil (profit sharing) yang ditentukan oleh kesepakatan antara dua pihak.

    Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi untuk

    memperlancar mekanisme perekonomian terutama disektor riil. Pada

  • 2

    umumnya pengertian bank syariah adalah lembaga keuangan yang

    usaha pokoknyamemberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas

    pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan

    prinsip syariah (Yudiana,2014: 2).

    Menurut Kasmir (2014: 154) pada awal dikenalnya ilmu ekonomi,

    sumber daya manusia masih dianggap mesin oleh sebagian besar

    perusahaan. Karena dianggap sebagai mesin, maka mereka dapat

    diperlakukan seenaknya oleh perusahaan pada saat itu, yang penting tujuan

    pemilik perusahaan tercapai tanpa memperhatikan faktor manusia yang

    harus dianggap sebagai mitra kerja. Namun, dewasa ini seiring dengan

    perkembangan peradaban, karyawan sebagai sumber daya manusia sudah

    diperlakukan secara manusiawi. Penerapan norma-norma kemanusiaan

    sebagai dasar sudah benar-benar diterapkan oleh kebanyakan perusahaan,

    bahkan sudah merupakan suatu keharusan. Manusia sudah dianggap

    sebagai faktor produksi utama yang sangat dibedakan perlakuannya dari

    faktor produksi lainnya.

    Selanjutnya lembaga keuangan seperti perbankan merupakan

    instrumen penting dalam memperlancar jalannya pembangunan suatu

    bangsa. Perbankan syariah telah memasuki persaingan berskala global,

    merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi dan ditangani oleh bank

    syariah untuk dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan bangsa

    melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Perbankan syariah telah di

    hadapkan dengan globalisasi dan kemajuan teknologi yang mengharuskan

  • 3

    suatu bank harus mengikuti perkembangan zaman, jika ingin para nasabah

    mereka tidak pergi begitu saja. Dan bank syariah dituntut untuk memiliki

    daya saing terhadap bank-bank lain. Didalam bank syariah untuk bisa tetap

    memiliki daya saing dalam perkembangan teknologi, maka harus memiliki

    strategi dalam mengembangkannya, terutama didalam strategi pemasaran,

    promosi dan serta memiliki pelayanan yang baik tanpa menghilangkan

    rasa syariahnya. Salah satu perangkat bank islam untuk menghadapi

    kuatnya persaingan adalah dengan mengembangkan berbagai produk dan

    layanan yang berkualitas tinggi serta lebih islami untuk di tawarkan

    kepada nasabah (Othman dan Owen, 2001).

    Pada era globalisasi seperti ini, setiap perbankan bersaing sangat

    ketat untuk mencapai segala tujuannya. Persaingan dunia Perbankan

    semakin meningkat dan tingginya tingkat persaingan, menuntut perbankan

    untuk lebih mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan dan

    kualitas pelayanannya. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memiliki

    citra dan kualitas pelayanan yang unggul dan baik agar dapat

    memenangkan persaingan-persaingan yang akan dihadapi.

    Citra perusahaan menurut Muhyidin (2017: 6) adalah kesan atau

    inspirasi mental atau suatu gambaran dari sebuah perusahaan di mata para

    khalayak yang terbentuk berdasarkan pengetahuan serta pengalaman

    mereka sendiri. Citra perusahaan yang baik dan melekat di benak

    konsumen akan menambah kepuasan konsumen. Dimana dalam

    meningkatkan penjualan, kesadaran dan image sebuah merek dan reputasi

  • 4

    jasa mempengaruhi keputusan konsumen untuk ikut bergabung menjadi

    mitra. Pada hal ini, citra yang baik ditampilkan perusahaan kepada

    nasabahnya melalui reputasi atau merek memberikan sikap atau

    kepercayaan yang tinggi dari nasabah.

    Pada penelitian sebelumnya yang ditulis oleh Suratno, dkk (2016)

    yang berjudul ”Pengaruh Citra Perusahaan dan Kualitas Pelayanan

    Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai

    Variabel Intervening Pada PT Pelabuhan Indinesia III Semarang”.

    Variabel citra perusahaan dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap loyalitas pelanggan, begitu juga dengan kepuasan

    pelanggan.

    Untuk menjaga pelanggan harus berhubungan dengan pebisnis,

    mau tidak mau pebisnis harus memberikan pelayanan.Pelayanan yang di

    inginkan oleh pelanggan memang bermacam-macam. Akan tetapi

    pradigma melayani yang sebenarnya adalah hubungan yang saling

    menguntungkan dan berkelanjutan. Pebisnis berharap usahnya terus

    berkelanjutan, sedangkan pelanggan berharap mencapai kepuasan dalam

    menggunakan barang atau jasa dari bisnis. Oleh sebab itu, bisnis

    sebenarnya adalah pelayanan. Suatu pelayanan dapat dikatakan efektif dan

    efisien apabila suatu perusahaan dapat memberikan kualitas yang layak

    untuk di berikan kepada nasabah. Kualitas pelayanan di gunakan oleh

    suatu perusahaan untuk bersaing di dunia bisnis.

  • 5

    Selain faktor citra perusahaan tersebut, faktor lain yang dianggap

    mempengaruhi loyalitas nasabah adalah kualitas pelayanan. Kualitas

    pelayanan adalah suatu modal yang dapat menggambarkan kondisi

    pelanggan dengan membandingkan pelayanan yang mereka harapkan

    dengan apa yang mereka terima dalam mengevaluasi kualitas. Kualitas

    pelayanan yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam usaha

    menciptakan loyalitas pelanggan. Oleh karena itu suatu kualitas pelayanan

    dapat dikatakan bermutu adalah yang akan membuat pelanggan merasa

    puas terhadap pelayanan yang telah diberikan. Sehingga secara langsung

    dapat membuat konsumen menjadi loyal dan akan tetap setia terhadap

    perusahaan.

    Minat beli didasarkan pada bagaimana konsumen menganggap

    harga dan berapa harga aktual saat ini yang mereka pertimbangkan, bukan

    harga yang di nyatakan pemasar. Pelanggan mungkin memiliki batas

    bahwa harga dimana harga yang lebih rendah dari batas itu menandakan

    kualitas buruk atau kualitas yang tidak dapat diterima dan juga batas atas

    harga yang dimana harga lebih tinggi dari batas itu dianggap terlalu

    berlebihan dan tidak sebanding dengan uang yang dikeluarkan serta

    manfaat yang didapatkan. Memahami bagaimana konsumen sampai pada

    persepsi harga mereka adalah prioritas pemasaran yang penting (Kotler

    dan Keller, 2009 : 19).

    Terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi loyalitas

    nasabah yang sudah dijelaskan diatas, faktor lain yang di anggap berperan

  • 6

    dalam loyalitas nasabah adalah persepsi harga. Persepsi harga

    didefinisikan sebagai sesuatu yang diberikan atau dikorbankan untuk

    mendapatkan jasa atau produk. Oleh karena itu strategi penentuan harga

    juga akan menjadi pengaruh bagi konsumen untuk melakukan kegiatan

    pembelian dan pelanggan selalu berharap mendapatkan harga yang lebih

    murah dengan kualitas barang yang sama di tempat lainnya (Leliana dan

    Suryandari, 2004).

    Riawan (2010: 58) menyatakan bahwa Spiritualitas bukanlah

    masalah agama atau sistem kepercayaan. Spiritualitas menyangkut sesuatu

    yang universal, yaitu nilai makna dan tujuan dalam hidup manusia yang

    tidak tergantung pada agama apapun yang dianut oleh seseorang.

    Organisasi dengan budaya spiritual mengakui bahwa manusia memiliki

    pikiran dan spirit, selalu berusaha mencari dengan orang lain serta menjadi

    bagian dari suatu komunitas.

    Spiritualitas menjadi penting saat ini untuk menejadi beberapa

    alasan. Pendekatan prilaku memfokuskan pada perilaku konsumen purna

    pembelian dan mengukur loyalitas berdasarkan tingkat pembelian,

    frekuensi, dan kemungkinan melakukan kembali pembelian. Pendekatan

    sikap menyimpulkan loyalitas pelanggan dari aspek keterlibatan

    psikologis, favoritisme, dan sense of goodwill pada jasa untuk

    menciptakan konsep loyalitas pelanggan secara terpisah. Dengan mencoba

    mengadopsi pendekatan ini dalam menyusun model, konsep loyalitas

  • 7

    pelanggan dipahami sebagai kombinasi sikap senang pelanggan

    (customer’s favorable attitude) dan perilaku pembelian ulang.

    Studi-studi terdahulu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

    loyalitas pelanggan biasanya berfokus pada kepuasan pelanggan dan

    hambatan pindah (switching barrier) (Lupiyoadi : 250). Mengemukakan

    bahwa pelanggan yang mengalami kepuasan yang tinggi cenderung

    bertahan pada penyedia jasa saat ini. Akan tetapi, banyak riset

    menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan tidak selalu menjadi syarat yang

    cukup agar efek seperti ini terjadi meskipun berpengaruh positif pada

    loyalitas pelanggan. Oleh karena itu, faktor-faktor lain yang potensial

    perlu dianalisis. Dalam konteks ini hambatan pindah mulai diusulkan.

    Sehubungan dengan pernyataan diatas, maka beberapa aspek

    penting yang perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan loyalitas

    nasabah adalah dengan meningkatkan citra perusahaan dan kualitas

    pelayanan. Maka dari itu penulis tertarik untuk melalukan penelitian

    dengan judul “Pengaruh Citra Perusahaan, Kualitas Pelayanan,

    Persepsi Harga dan Spiritualitas Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi

    Kasus BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta)”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan masalah yang diteliti, selanjutnya dapat dirumuskan

    dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

  • 8

    1. Bagaimana pengaruh citra perusahaan terhadap loyalitas nasabah BNI

    Syariah Kantor Cabang Surakarta?

    2. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah

    BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta?

    3. Bagaimana pengaruh persepsi harga terhadap loyalitas nasabah BNI

    Syariah Kantor Cabang Surakarta?

    4. Bagaimana pengaruh spiritualitas terhadap loyalitas nasabah BNI

    Syariah Kantor Cabang Surakarta?

    5. Bagaimana pengaruh citra perusahaan, kualitas pelayanan, persepsi

    harga, spiritualitas secara bersama-sama terhadap loyalitas nasabah

    BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari

    penelitian ini sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui pengaruh citra perusahaan terhadap loyalitas

    nasabah BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.

    2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas

    nasabah BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.

    3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi harga terhadap loyalitas nasabah

    BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.

    4. Untuk mengetahui pengaruh spiritualitas terhadap loyalitas nasabah

    BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.

  • 9

    5. Untuk mengetahui pengaruh citra perusahaan, kualitas pelayanan,

    persepsi harga, dan spiritualitas secara bersama-sama terhadap

    loyalitas nasabah BNI Syariah Kantor Cabang Surakarta.

    D. Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

    berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Bagi Peneliti, berharap dari penelitian ini akan mampu menambah

    wawasan serta lebih memahami teori-teori yang didapat selama proses

    perkuliahan.

    2. Manfaat Praktis

    a) Bagi Almamater

    Penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan dapat

    digunakan semua pihak yang membutuhkan, juga diharapkan

    dapat memberikan sumbangan pemikiran terutama dalam ilmu

    perbankan dan ekonomi bisnis islam.

    b) Bagi pembaca

    Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kepustakaan

    yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi

    pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

    pihak-pihak yang mempunyai permasalahan yang sama atau

    ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

  • 10

    E. Sistematika Penulisan

    Adanya sistematika penulisan adalah untuk mempermudah

    pembahasan dalam penulisan.Sistematika penulisan penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memaparkan beberapa sub bab

    yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

    penelitian, serta sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini memaparkan tentang telaah

    pustaka yang berisi ringkasan penelitian terdahulu yang memberikan

    gambaran posisi penelitian terhadap penelitian yang lain kemudian

    kerangka teori, kerangka penelitian, dan hipotesis.

    BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini memaparkan tentang

    jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, metode

    pengambilan data, skala pengukuran, definisi konsep dan operasional,

    instrumen penelitian, uji instrumen penelitian dan alat penelitian.

    BAB IV ANALISIS DATA.Bab ini memaparkan tentang definisi

    obyek penelitian analisis dalam penelitian serta berisi jawaban atas

    pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam rumusan masalah.

    BAB V PENUTUP.Bab ini memaparkan tentang kesimpulan atau

    hasil analisis dan saran yang dianggap berguna.Kesimpulan menjelaskan

    tentag hasil penelitian dan pembahasan disesuaikan dengan rumusan

    masalah dan tujuan penelitian yang disajikan secara singkat dan jelas,

  • 11

    sedangkan saran merupakan himbauan kepada pembaca atau instansi

    terkait agar saran yang dipaparkan dapat memberi pengetahuan dan

    manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan kajian penelitian

    berikutnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    Penelitian sebelumnya sangat penting dilakukan sebagai dasar

    pijakan dalam penyusunan penelitian.Tujuan dilakukannya penelitian ini

    untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan

    sebagai perbandingan serta gambaran yang dapat mendukung untuk

    kegiatan berikutnya. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami

    penelitian terdahulu, berikut research gap yang dijelaskan dalam tabel :

    Tabel 2. 1

    No Peneliti

    (Tahun)

    Lokasi Variabel Hasil Penelitian

    Variabel X1 Citra Perusahaan terhadap Loyalitas (Y)

    1. Kardani

    (2015)

    - PT.BPR

    Jaya Kerti

    Mengwi

    Badung

    Citra

    perusahaan,

    loyalitas,

    kualitas

    pelayanan

    Variabel citra perusahaan

    dan kualitas pelayanan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap loyalitas

    nasabah pada PT.BPR Jaya

    Kerti Mengwi Badung

    2. Darlina

    (2016)

    - Kasus Hotel

    Benteng

    Pekanbaru

    Citra

    perusahaan,

    Kualitas

    pelayanan,loy

    alitas

    Variabel citra perusahaan,

    kualiatas layanan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap loyalitas

    pelanggan pada jasa

    perhotelan (kasus hotel

    benteng Pekanbaru)

  • 13

    3. Suratno

    (2016)

    - PT

    Pelabuhan

    Indinesia III

    Semarang

    Citra

    perusahaan,

    kualitas

    pelayanan,

    loyalitas dan

    kepuasan

    Variabel citra perusahaan

    dan kualitas pelayanan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap loyalitas

    pelanggan, begitu juga

    dengan kepuasan pelanggan

    4. Handaya

    ni (2013)

    - PT. BSM

    Surakarta

    Citra,

    persepsi,

    kepuasan,

    loyalitas

    Variabel Citra dan persepsi

    harga, berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap

    kepuasan pelanggan, Citra

    tidak berpengaruh positif

    dan signifikan terhadap

    loyalitas dan persepsi harga

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap loyalitas.

    5. Hendri

    (2016)

    - Restoran

    C’Bezt Fried

    Chicken

    Ambulu

    Citra

    Perusahaan,

    Kepuasan

    Pelanggan,

    Loyalitas

    Pelanggan

    Secara simultan variabel

    citra perusahaan dan

    kepuasan pelanggan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap loyalitas

    pelanggan dan analisis jalur

    menunjukkan bahwa citra

    perusahaan berpengaruh

    langsung pada loyalitas

    pelanggan. Sedangkan

    pengaruh tidak langsung dari

    citra perusahaan terhadap

    loyalitas pelanggan melalui

    variabel intervening

    kepuasan pelanggan.

  • 14

    Variabel X2 Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas (Y)

    6. Pratama

    (2016)

    - Bank

    Mandiri

    Cabang

    Veteran

    Denpasar

    Bali

    Kualitas

    pelayanan,

    kepercayaan,

    loyalitas

    Variabel kualitas pelayanan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap loyalitas

    nasabah pada Bank Mandiri

    Cabang Veteran, Denpasar-

    Bali. Berarti semakin baik

    kualitas pelayanan yang

    diberikan oleh Bank Mandiri

    maka semakin tinggi pula

    loyalitas yang dimiliki

    nasabah Bank Mandiri

    Cabang Veteran Denpasar-

    Bali.

    7. Sulistiyo

    (2015)

    - Indomaret Babarsari

    Yogyakarta

    Kualitas

    pelayanan,

    persepsi,

    loyalitas dan

    kepuasan

    Variabel Kualitas pelayanan

    dan persepsi harga

    berpengaruh secara simultan

    terhadap kepuasan

    konsumen, kualitas

    pelayanan dan persepsi

    harga berpengaruh positif

    secara parsial terhadap

    kepuasan konsumen,

    terdapat pengaruh kualitas

    pelayanan yang dimediasi

    kepuasan konsumen

    terhadap loyalitas pelanggan

    di Indomaret Babarsari

    Yogyakarta, dan yang

    terakhir terdapat pengaruh

    persepsi harga yang

    dimediasi kepuasan

    konsumen terhadap loyalitas

    pelanggan diIndomaret

    Babarsari Yogyakarta.

  • 15

    8. Wijayant

    i (2015)

    - PT. Bank

    Bukopin

    Jember

    Kualitas

    pelayanan,

    persepsi, nilai

    pelanggan,

    loyalitas dan

    kepuasan

    Variabel kualitas pelayanan,

    persepsi harga dan nilai

    pelanggan terhadap

    loyalitas. Kualitas pelayanan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap loyalitas

    melalui kepuasan pelanggan

    sebagai mediasi, persepsi

    harga dan nilai pelanggan

    berpengaruh negatif

    terhadap loyalitas melalui

    kepuasan pelanggan sebagai

    mediasi.

    9. Olaysius

    (2015)

    - PT. Bank

    Tabungan

    Negara

    (Persero)

    Tbk.,

    Cabang

    Medan)

    Kualitas

    pelayanan,

    loyalitas

    Variabel kualitas pelayanan

    berpengaruh signifikan

    terhadap loyalitas nasabah

    10. Mardika

    wati

    (2013)

    - PO Efisiensi

    Jurusan

    Yogyakarta-

    Cilacap.

    Kepuasan

    pelanggan,

    nilai, kualitas

    layanan,

    loyalitas

    pelanggan

    Hasil penelitian ini

    Adalah responden puas

    terhadap layanan bus

    efisiensi, semakin baik

    kualitas layanan yang

    diberikan PO Efisiensi,

    responden yang merasa puas

    ketika menggunakan jasa

    bus efisiensi, akan

    memberikan dasar hubungan

    jangka panjang bagi mereka

    terhadap perusahaan,

    pelanggan akan

    membentuk harapan

    terhadap nilai dan bertindak

  • 16

    berdasarkan hal itu, dan

    mereka memperhitungkan

    dan mengevaluasi

    penawaran yang

    memberikan nilai tertinggi,

    Kualitas layanan

    berpengaruh

    secara positif terhadap

    loyalitas pelanggan melalui

    kepuasan pelanggan.

    Variabel X3 Persepsi Harga terhadap Loyalitas (Y)

    11 W.S

    Sulistiya

    nto

    (2015)

    -Apotek

    “DELA” Di

    Semarang

    Persepsi, citra

    perusahaan,

    citra merek,

    kepuasan dan

    loyalitas

    Hasil penelitiannya

    menunjukkan bahwa: (1)

    Persepsi harga tidak

    berpengaruh terhadap

    kepuasan pelanggan. (2)

    Citra perusahaan

    berpengaruh positif terhadap

    kepuasan pelanggan. (3)

    Citra merek berpengaruh

    positif terhadap kepuasan

    pelanggan. (4) Kepuasan

    pelanggan tidak berpengaruh

    terhadap loyalitas

    pelanggan.(5) Persepsi harga

    tidak berpengaruh terhadap

    loyalitas pelanggan. (6) Citra

    perusahaan berpengaruh

    positif terhadap loyalitas

    pelanggan. (7) Citra merek

    berpengaruh positif terhadap

    loyalitas pelanggan.

    12 Rivai

    (2017)

    - PT BPR

    Sumber

    Dana

    Bogasari

    Persepsi

    harga, citra

    merek,

    loyalitas,

    Hasil penelitian ini adalah

    terdapat pengaruh signifikan

    antara persepsi kualitas, citra

    merek, dan persepsi harga

  • 17

    kepercayaan terdapat kepuasan

    pelanggan, namun kurang

    berpengaruh signifikan

    terhadap loyalitas

    pelanggan, namun kepuasan

    pelanggan berpengaruh

    signifikan terhadap loyalitas

    pelanggan

    13 Adi

    (2013)

    - Studi pada

    Minimarket

    Ariesmart

    Depok

    Persepsi,

    kualitas

    layanan, nilai

    pelanggan,

    dan loyalitas

    Semua variabel independen

    yang diuji berpengaruh

    secara positif dan signifikan

    terhadap kepuasan

    pelanggan melalui uji F dan

    uji t, sedangkan angka

    Adjusted R Square sebesar

    0,900 menunjukkan 90%

    variasi loyalitas pelanggan

    Minimarket Ariesmart yang

    dapat dijelaskan oleh ketiga

    variabel independen

    tersebut, dimana sisanya

    10% dijelaskan oleh faktor-

    faktor lain diluar penelitian.

    14 Rizal,

    (2016)

    - Mahasiswa

    Pengguna

    Sepatu

    Merek Nike

    di Fakultas

    Ilmu

    Administrasi

    Universitas

    Brawijaya

    Brand image,

    persepsi harga,

    loyalitas

    Variabel loyalitas konsumen

    dipengaruhi oleh variabel

    brand image dan persepsi

    harga,

    variabel

    loyalitas konsumen

    dipengaruhi oleh variabel

    lain. Terdapat pengaruh

    yang signifikan secara

    parsial antara

    varaiabelbrand image dan

    persepsi harga dengan

  • 18

    perbandingan t hitung.

    Variabel X4 Spiritualitas terhadap Loyalitas (Y)

    15 Aminah(

    2014)

    - BMI, BSM

    Dan BRIS

    KC Malang

    Spiritualitas,

    loyalitas,

    kepuasan dan

    komitmen

    Ada pengaruh tidak

    langsung spiritualitas

    ditempat kerja terhadap

    loyalitas karyawan melalui

    kepuasan kerja dan

    komitmen organisasi sebagai

    variabel mediator. Hasilnya

    dikomparasikan dengan

    pengaruh langsung

    spiritualitas ditempat kerja

    terhadap loyalitas karyawan

    tanpa melalui kepuasan kerja

    ataupun komitmen

    organisasi

    16 Kusumad

    ewi

    (2017)

    - Bank

    Syariah

    Mandiri

    KCP

    Cirebon

    Siliwangi

    Emotional

    Marketing,

    Spiritual

    Marketing,

    dan Loyalitas

    Nasabah

    Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa

    terdapat pengaruh signifikan

    antara spiritual marketing

    dan loyalitas

    17 Rizqia

    (2013)

    - BMI cabang

    pembantu

    Pati.

    Spiritualitas

    marketing,

    loyalitas

    nasabah

    Hasil daripenelitian ini

    Menunjukkanbahwa

    terdapatpengaruh yang

    signifikan antarafaktor

    spiritualmarketing teistis

    (rabbaniyyah), humanistis

    (insaniyyah), realistis

    (alwaqi’iyyah) dan etis

    (akhlaqiyyah) terhadap

    Loyalitas nasabah pada

    Bank Muamalat Indonesia

    Cabang Pembantu Pati

    Variabel X1 Citra Perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

    Loyalitas (Y)

    18 Rahmi PT. Bank Muamalat CSR, Citra Terdapat pengaruh tidak

  • 19

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya

    adalah terletak pada variabel-variabel penelitian, obyek penelitian, dan

    periode atau tahun penelitian. Perbedaan selanjutnya terletak pada periode

    atau tahun penelitian yang dilakukan pada penelitian sebelumnya.

    Sedangkan dalam penelitian ini pada tahun 2018.

    B. Kerangka Teori

    1. Citra Perusahaan

    a. Pengertian Citra Perusahaan

    Menurut Alma (2002) dalam Yunita (2018: 24) menyatakan bahwa

    citra perusahaan adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan

    pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang sesuatu. Sedangkan

    (2017) Cabang Tegal perusahaan,

    loyalitas

    nasabah dan

    sikap nasabah

    langsung antara variable

    citra bank terhadap loyalitas

    nasabah melalui sikap

    nasabah

    Variabel X2 Kualitas pelayanan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

    Loyalitas (Y)

    19 Suprin

    (2014)

    - KSP Karya

    Cipta

    Manunggal

    Kualitas

    produk,

    kualitas

    layanan, nilai

    nasabah

    Bahwa ketiga variabel

    tersebut tidak memiliki

    pengaruh terhadap loyalitas

  • 20

    menurut Menurut Kotler (2002) citra adalah kumpulan kepercayaan,

    buah pikir atau gagasan dan kesan yang dimiliki seseorang terhadap

    suatu objek. Citra perusahaan ini diciptakan untuk menunjang

    pencapaian tujuan perusahaan, selanjutnya citra yang dibentuk dapat

    mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu perusahaan. Jika

    citra perusahaan baik, maka konsumen cenderung datang pada

    perusahaan tersebut, tetapi jika citranya buruk maka berlaku

    sebaliknya.

    Menurut Sutisna (1997: 259) dalam Darlina (2016: 5) citra adalah

    total persepsi terhadap suatu objek yang dibentuk dengan memproses

    infromasi dari berbagai sumber setiap waktu.

    Citra perusahaan merupakan pandangan masyarakat atau persepsi

    masyarakat terhadap suatu perusahaan yang berupa persepsi positif

    yang bisa mempengaruhi pemasaran suatu perusahaan. Pada suatu

    perusahaan jasa, citra atau image merupakan hal yang sangat penting

    yang dapat mempengaruhi positif atau negatif aktivitas pemasaran,

    dimana citra berperan dalam mempengaruhi perilaku dan keputusan

    pelanggan. Dalam mempelajari perilaku konsumen inilah perusahaan

    akan menyusun strategi agar dapat mempengaruhi minat

    konsumennya dalam membeli produk atau jasa.

    Pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa citra

    perusahaan adalah merupakan persepsi masyarakat terhadap jati diri

    perusahaan. Persepsi ini didasarkan tentang apa yang masyarakat

  • 21

    ketahui pada perusahaan tersebut, oleh sebab itu perusahaan yang

    sama belum tentu memiliki citra yang sama pula di mata konsumen,

    citra perusahaan adalah pegangan penting bagi konsumen untuk

    mengambil keputusan pembelian, apabila konsumen menilai

    perusahaan mempunyai citra yang baik di mata konsumen akan

    berdampak positif bagi peerusahaan tersebut, dan apabila citra

    perusahaan buruk akan melahirkan dampak negatif bagi perusahaan.

    b. Indikator Citra Perusahaan

    Menurut Harrison dalam Darlina (2016) mengemukakan bahwa

    informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan meliputi empat

    indikator sebagai berikut :

    1. Kepribadian

    2. Reputasi

    3. Nilai

    4. Identitas perusahaan

    Kepribadian merupakan keseluruhan karakteristik perusahaan

    yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung

    jawab sosial. Leblanc dan Nguyen (1996: 45) berpendapat bahwa

    reputasi perusahaan senantiasa melekat pada citra dan berdampak

    pada harapan pelanggan terhadap layanan yang diberikan

    perusahaan. Jika kinerja pelayanan perusahaan memenuhi atau

    melebihi citra yang dihasilkan maka ia berfungsi memperkuat citra

  • 22

    perusahaan, atau bahkan mungkin memperbaikinya. Namun, bila

    kerja berada di bawah harapan (expection) maka citra dihasilkan

    akan memudar secara nyata.

    Selanjutnya nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan

    kata lain budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli

    terhadap pelanggan, karyawan yang cepat tanggap terhadap

    permintaan maupun keluhan pelanggan.

    Menurut Kotler (2002: 230) bahwa setiap orang mempunyai

    pandangan yang berbeda tentang citra suatu restauran, keberhasilan

    industri jasa, seperti hotel, restauran, pusat pertokoan, pusat

    konvensi dan eksebisi juga tergantung pada citra daerah setempat.

    Identitas perusahaan merupakan komponen-komponen yang

    mempermudah pengenalan publik terhadap perusahaan seperti

    logo, warna dan slogan. Suatu cara yang memungkinkan suatu

    perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan

    lainya dan identitas perusahaan juga harus diciptakan melalui suatu

    rancangan desain khusus yang meliputi hal- hal unik atau khas

    tentang perusahaan yang bersangkutan secara fisik, Darlina (2016:

    6).

    c. Pentingnya Citra Bank

    Gronross (1984) dalam buku Sutrisna (2001) mengemukakan

    pentingya citra perusahaan adalah sebagai berikut : Menceritakan

  • 23

    harapan bersama kampanye pemasaran eksternal. Citra positif

    memberikan kemudahan perusahaan untuk berkomunikasi dan

    mencapai tujuan secara efektif sedangkan citra negatif sebaliknya.

    Sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan

    perusahaan. Citra positif menjadi pelindung terhadap kesalahan kecil,

    kualitas teknis atau fungsional. Sedangkan citra negatif dapat

    memperbesar kesalahan.

    2. Kualitas Pelayanan

    a. Pengertian Kualitas Pelayanan

    Kualitas pelayanan adalah keseluruhan berbagai ciri dan

    karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuan

    untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang telah ditentukan atau

    yang bersifat laten. Oleh karena itu, Parasuraman et.al (1998)

    menyarankan tiga tema pokok dalam menentukan kualitas jasa,

    yaitu sebagai berikut:

    1) Bagi konsumen, kualitas jasa adalah lebih sulit diukur

    dibandingkan dengan kualitas barang.

    2) Kualitas jasa adalah hasil perbandingan antara apa yang

    diharapkan konsumen dengan kinerja yang diterima.

    3) Evaluasi terhadap jasa bukan hanya pada hasil jasa

    semata,melainkan juga mencakup evaluasi terhadap proses

    pengirimnya (delivery process).

  • 24

    Definisi tentang kualitas dapat berbeda-beda bagi masing-

    masing individu, hal ini disebabkan karena kualitas memiliki

    banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Banyak

    pakar di bidang kualitas yang mencoba mendefinisikan kualitas

    berdasakan sudut pandang masing-masing, beberapa diantaranya

    adalah sebagai berikut:

    a) Kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan

    konsumen (W. Edward Deming)

    b) Kualitas adalah nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian

    terhadap persyaratan (Philip B. Crosby)

    c) Kualitas adalah kesesuaian terhadap spesifikasi (Joseph

    M.Juran)

    Ketiga persepsi kualitas di atas kemudian menjadi

    dasarpemikiran dalam total quality management (TQM), yang

    merupakan isu sentral dalam aktifitas bisnis.

    Goeth & Davis (1994) mendefinisikan kualitas pelayanan

    merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

    produk jasa, manusia, proses dan lingkungan yang mampu

    memenuhi dan atau melebihi harapan konsumen. Goeth & Davis

    menegaskan bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek

    hasil akhir, yaitu produk atau jasa, tetapi juga menyangkut kualitas

    manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan. Oleh karena itu,

  • 25

    untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas harus

    didukung oleh manusia dan proses yang berkualitas pula.

    Kualitas pelayanan yang baik dapat menjadi

    keunggulanbersaing bagi perusahaan jasa seperti yang

    dikemukakan oleh Valerie A.Zeithaml, A. Parasuraman dan

    Leonard L.Berry (1996) bahwa: “A second factor behind service

    quality’s rising prominence is that superior quality is proving to be

    awinning competitive strategy. They use service to be a different,

    they use service to increase productivity,they use service to earn

    the customer’s loyalty, they use service to fan positive word of

    mouth advertising, they use service to seek same shelter from price

    competition (Valerie A.Zeitahml, A.Parasuramanand Leonard

    L.Berry, 1996)”

    Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas

    pelayanan adalah kunci untuk mencapai kesuksesan.Baik tidaknya

    kualitas pelayanan barang atau jasa tergantung pada kemampuan

    produsen dalam memenuhi harapan konsumen secara konsisten.

    Konsumen yang merasa puas secara tidak langsung akan

    menciptakan loyalitas, dan mendorong terjadinya rekomendasi dari

    mulut ke mulut, bahkan dapat memperbaiki citra perusahaan di

    mata konsumen. Oleh karena itu kualitas pelayanan harus menjadi

    fokus utama perhatian perusahaan.

  • 26

    b. Indikator Kualitas Pelayanan

    Konsep kualitas menurut Parasuraman et. al dalam

    Fandyljiptono (2005: 40) pelayanan diyakini memiliki lima

    indikator, yaitu :

    1. Reliability atau keandalan adalah kemampuan perusahaan yang

    dapat diandalkan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan

    yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Aspek ini

    mencakup kecepatan karyawan dalam melayani konsumen,

    penyelesaian masalah dan kesesuaian antara biaya yang dibayar

    dengan biaya yang telah ditetapkan.

    2. Responsiveness atau daya tanggap adalah keinginan untuk

    selalu membantu konsumendan memberikan pelayanan

    sesegera mungkin yang tampak dan seberapa tanggap

    perusahaan dalam membantu memecahkan masalah yang

    timbul. Aspek ini mencakup kecepatan prosedur pelayanan

    menanggapi setiap permasalahan dan kecepatan menanggapi

    pengaduan klaim.

    3. Assurance atau jaminan adalah bahwa konsumen akan dilayani

    dengan baik oleh karyawan yang memiliki tingkat kompetensi

    yang memadai dan mampu memberi rasa aman dan nyaman.

    Aspek ini mencakup bagaimana tanggung jawab petugas dalam

    memberikan pelayanan dan bagaimana karyawan dapat

    menangani masalah dengan profesional.

  • 27

    4. Emphaty atau perhatian yang tulus adalah kepedulian dan

    perhatian individu atau pribadi yang diberikan perusahaan

    kepada konsumennya. Aspek ini mencakup kesediaan

    karyawan untuk mampu menanggapi keluhan konsumen secara

    individu dengan baik dan kesediaan karyawan dalam

    memberikan koreksi bila ada kesalahan dalam pembebanan

    atau kewajaran biaya.

    5. Tangibles atau bukti fisik adalah kemampuan suatu perusahaan

    dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal.

    Aspek ini mencakup kenyamanan pelayanan, perlengkapan

    yang dimiliki perusahaan dan kedisiplinan karyawan.

    3. Persepsi Harga

    A. Persepsi

    a. Pengertian Persepsi

    Menurut Kreitner dan Kinicki (2010: 185 dalam Wibowo

    (2015: 59) definisi persepsi adalah: merupakan proses kognitif

    yang memungkinkan kita menginterpretasikan suatu

    lingkungan. Orang harus mengenal objek untuk berinteraksi

    sepenuhnya dengan lingkungan mereka. Berbeda dengan

    pendapat McShane dan Von Glinow, (2010: 68) dalam

    Wibowo (2015: 59) mendefinisikan persepsi adalah merupakan

    proses menerima informasi membuat pengertian tentang dunia

    disekitar kita. Hal tersebut memerlukan pertimbangan

  • 28

    informasi mana perlu diperhatikan, bagaimana

    mengkategorikan informasi dan bagaimana menginterpretasi

    kannya dalam kerangka kerja pengetahuan kita yang telah ada.

    Robbins dan Judge (2011: 202) dalam Wibowo (2015: 60 )

    bahwa persepsi adalah suatu proses dengan mana individual

    mengorganisir dan menginterpretasikan tanggapan kesan

    mereka dengan maksud memberi makna pada lingkungan

    mereka. Tetapi apa yang kita rasakan dapat berbeda secara

    suubtansial dari realitas objektif.

    Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa pada

    hakikatnya persepsi adalah merupakan suatu proses yang

    memungkinkan kita mengorganisir informasi dan

    menginterpretasikan kesan terhadap lingkungan.

    b. Prinsip Persepsi

    Sebagian besar dari prinsip persepsi merupakan prinsip

    pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt

    percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian

    yang diindra seseorang, tetapi lebih dari itu, merupakan

    keseluruhan (the whole). Teori Gestalt menjabarkan beberapa

    prinsip yang dapat menjelaskan cara seseorang menata sensasi

    menjadi suatu bentuk persepsi.

  • 29

    1. Prinsip Pegorganisasian Persepsi

    Untuk memersepsi stimulus mana menjadi figure

    dan mana yang ditinggalkan sebagai ground, ada beberapa

    prinsip pengorganisasian.

    a. Prinsip Proximity : seseorang cenderung

    mempersepsi stimulus-stimulus yang berdekatan

    sebagai satu kelompok.

    b. Prinsip similarity : seseorang cenderung

    memersepsikan stimulus-stimulus yang sama

    sebagai satu kesatuan.

    c. Prinsip Continuity : Prinsip ini menunjukkan

    bahwa kerja otak manusia secara alamiah

    melakukan proses melengkapi informasi yang

    diterimanya walaupun sebenarnya stimulus tidak

    lengkap.

    2. Determinasi Persepsi

    Disamping faktor-faktor teknis seperti kejelasan

    stimulus (misalnya suara jernih, gambar yang jelas),

    kekayaan suber stimulus (misalnya media multichanel,

    seperti audio-visual), persepsi juga dipengaruhi oleh

    beberapa faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis ini

    bahkan terkadang lebih menentukan bagaimana informasi

    (pesan/ stimulus) dipersepsikan.

  • 30

    Faktor yang sangat dominan adalah faktor ekspektansi

    dari si penerima informasi sendiri. Ekspektansi

    memberikan kerangka berfikir atau perpectual set atau

    mental set tertentu yang menyiapkan seseorang untuk

    memersepsi dengan cara tertentu.

    Faktor psikologis lain yang juga penting dalam

    persepsi juga penting dalam persepsi adalah berturut-turut:

    emosi, impresi, dan konteks.

    1. Emosi: memengaruhi seseorang dalam menerima

    dan mengolah informasi pada suatu saat ketika

    sebagian energi dan perhatiannya (menjadi figure)

    adalah emosinya.

    2. Impresi: stimulus yang menonjol, akan lebih

    dahulu memengaruhi persepsi seseorang.

    3. Konteks: walaupun disebutkan terakhir bukan

    berarti faktor ini kurang pentig, bahkan mungkin

    yang paling penting. Konteks bisa secara sosial,

    budaya, atau lingkungan fisik. Konteks

    memberikan ground yang sangat menentukan cara

    figure dipandang. Fokus pada figure yang sama,

    tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan

    memberikan makna yang berbeda.

  • 31

    c. Faktor Mempengaruhi Persepsi

    Dalam kenyataan orang-orang dapat melihat pada sesuatu

    yang sama, namun merasakan sebagai berbeda. Ada beberapa

    faktor yang membentuk dan kadang-kadang mendistorsi

    persepsi. Faktor tersebut adalah the perceiver, the object atau

    the target yang dirasakan dan konteks the situational dimana

    persepsi dibuat. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

    tersebut digambarkan oleh Robbins dan Judge (2011: 203

    dalam Wibowo 2015: 60) seperti dibawah ini.

    Gambar 2.1 Faktor Mempengaruhi Persepsi

    Gambar tersebut menunjukkan bahwa persepsi dibentuk

    oleh tiga faktor, yaitu: (1) perceiver, orang yang memberikan

    Factors in the perceiver

    Attitudes

    Motives

    Interests

    Experience

    expections Factors in the

    situation

    Time

    Work

    setting

    Social

    setting

    perpection

    Factors in the target

    Novelty

    Motion

    Sounds

    Size

    Background

  • 32

    persepsi, (2) target, orang atau objek yang menjadi sasaran

    persepsi, dan (3) situasi, keadaan pada saaat persepsi

    dilakukan.

    Faktor perceiver mengandung komponen: (a) attitutes,

    (sikap), (b) motives (motif) , (c) interest (minat atau

    kepentingan), (d) experience (pengalaman) dan (e)

    expectations (harapan). Faktor target mengandung komponen:

    (a) novelty (sesuatu yang baru), (b) motion (gerakan), (c)

    sounds (suara), (d) size (ukuran), (e) background (latar

    belakang), (f) proximity (kedekatan) dan (g) similarity

    (kesamaan). Sedang faktor situasi mengandung komponen: (a)

    time (waktu), (b) work setting (pengaturan kerja) dan (c) social

    setting (pengaturan sosial).

    d.Proses persepsi

    Persepsi terjadi melalui suatu proses, dimulai ketika

    dorongan diterima melalui pengertian kita. Kebanyakan

    dorongan yang menyerang pengertian kita disaring, sisanya

    diorganisir dan diinterpretasikan. Proses yang menyertai pada

    beberapa informasi yang diterima oleh pikiran kita dan

    mengabaikan informasi lainnya dinamakan selective attention

    dipengaruhi oleh karakteristik orang atau objek yang

    dipersepsikan, terutama besaran, intensitas, gerakan

    pengulangan dan keaslian. Selective attention dipacu oleh

  • 33

    sesuatu atau orang yang mungkin diluar konteks, seperti

    mendengar seseorang berbicara dengan aksen asing.

    Model proses persepsi digambarkan oleh Mc.Shane dan

    Von Glinow (2010: 69 dalam Wibowo 2015: 61) seperti

    berikut ini.

    Gambar 2.2 Model Proses Persepsi

    B. Harga

    a. Pengertian Harga

    Menurut Tjiptono dan Gregorius (2012) dalam Rizal (2016:

    58) harga bisa diartikan sebagai jumlah uang dan aspek lain yang

    mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk

    mendapatkan sebuah produk.

    Environmental stimuli

    Smeling Tasting Seeing Hearing Feeling

    Selective attention and emotional marker response

    Perceptual organization and

    interpretation

    Attitude and behaviour

  • 34

    Sedangkan menurut Michael J.Etzel dalam Sunyoto harga

    adalah nilai yang disebutkan dalam mata uang (dolar=$) atau

    medium moneter lainnya sebagai alat tukar (price is value

    expressed in terms of dollars or monetary medium of exchange). Di

    dalam ilmu ekonomi, pengertian harga mempunyai hubungan

    dengan pengertian nilai dan kegunaan. Nilai adalah ukuran jumlah

    yang diberikan oleh suatu produk apabila produk itu ditukarkan

    dengan produk lain. Sedangkan kegunaan adalah atribut dari

    sebuah item yang memberikan tingkat kepuasan tertentu pada

    konsumen.

    Indriyo Gitosudarmo dalam Sunyoto harga itu sebenarnya

    merupakan nilai yang dinyatakan dalam satu mata uang atau alat

    tukar, terhadap suatu produk tertentu. Dalam kenyataannya besar

    kecilnya nilai atau harga itu tidak hanya ditentukan oleh faktor

    fisik saja yang diperhitungkan tetapi faktor-faktor psikologis dan

    faktor-faktor lain berpengaruh pula terhadap harga.

    Berbeda dengan Kotler pengertian harga adalah sejumlah

    uang yang dibebankan pada suatu produk tertentu. Perusahaan

    menetapkan harga dalam berbagai cara. Di dalam perusahaan kecil,

    harga sering kali ditetapkan oleh manajemen puncak. Di

    perusahaan-perusahaan besar, penetapan harga biasanya ditangani

    oleh para manajer devisi atau manajer lini produk. Bahkan dalam

    perusahaan-perusahaan ini, manajemen puncak menyusun tujuan

  • 35

    dan kebijakan tentang penetapan harga umum dan sering kali

    menyetujui dengan harga yang diusulkan oleh manajemen

    peringkat bawah.

    b. Tujuan Penetapan Harga

    Menurut Kotler (1992) dalam Sunyoto (2014: 131)

    menetapkan harga pada sebuah produk perusahaan mengikuti

    prosedur enam langkah :

    - Perusahaan dengan hati-hati menyusun tujuan-tujuan laba saat

    itu, ingin memenangkan bagian pasar atau kualitas produk.

    - Perusahaan menentukan kurva permintaan yang

    memperlihatkan kemungkinan jumlah produk yang akan terjual

    per-periode, pada tingkat-tigkat harga alternatif. Permintaan

    yang semakin tidak elastis, semakin tinggi pula harga yang

    ditetapkan oleh perusahaan.

    - Perusahaan memperkirakan bagaimana biaya akan bervariasi

    pada tingkat produksi yang berbeda-beda.

    - Perusahaan mengamati harga-harga para pesaing sebagai dasar

    untuk menetapkan harga mereka sendiri.

    - Perusahaan memilih salah satu dari metode penetapan harga

    diri dari penetapan harga biaya plus, analisis pulang pokok dan

    penetapan laba sasaran, penetapan harga nilai yang diperoleh,

    penetapan harga yang sesuai dengan laju perkembangan dan

    penetapan harga dalam sampul tertutup.

  • 36

    Sedangkan menurut Rambat dan Hamdani (2008) dalam

    Sunyoto (2014: 132) tujuan penetapan harga antara lain:

    1. Bertahan

    Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan

    tindakan-tindakan yang meningkatkan laba ketika

    perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang tidak

    menguntungkan. Usaha ini dilakukan demi kelangsungan

    hidup perusahaan.

    2. Memaksimalkan laba

    Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba

    dalam periode tertentu.

    3. Memaksimalkan penjualan

    Penentuan harga dengan bertujuan untuk membangun

    pangsa pasar dengan melakukan penjualan pada harga

    awal yang merugikan.

    4. Prestise

    Tujuan penentuan harga di sini adalah untuk memosisikan

    jasa perusahaan tersebut sebagai produk yang eksklusif.

    5. Pengembangan atas invertasi (ROI)

    Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian

    pengembalian atas investasi (return on investment) yang

    diinginkan.

  • 37

    Menurut Rewoldt, disamping untuk mengetahui

    lingkungan pasar dimana harga-harga itu akan ditetapkan,

    manajer pemasaran haruslah merumuskan dengan jelas tujuan-

    tujuan perusahaannya. Sebagai hasil studi brookings institution

    dan sebuah artikel jurnal yang menyertainya oleh salah seorang

    penyelidik utama, telah agak jelas tujuan-tujuan penetapan

    harga yang terpenting dalam perusahaan-perusahaan besar

    yaitu :

    1) Penetapan harga untuk mencapai suatu target return on

    investment (pengembalian atas investasi).

    2) Stabilisasi harga dan margin.

    3) Penetapan harga untuk mencapai suatu target market

    share (pangsa pasar)

    4) Penetapan harga untuk mengatasi atau mencegah

    persaingan.

    5) Penetapan harga untuk memaksimalkan laba.

    c. Faktor-faktor penetapan harga

    Menurut Stanton (1997) dalam Sunyoto (2014: 135) Pada

    dasarnya ada tiga faktor yang mempengaruhi penetapan harga

    yaitu: 1) memperkirakan permintaan produk (estimate for the

    product), dan 2) reaksi pesaing (competitive reaction), 3) bauran

    pemasaran lainnya (other parts of the marketing mix).

  • 38

    1) Memperkirakan permintaan produk (estimate for the

    product) ada dua langkah memperkirakan permintaan,

    yaitu:

    a. Memperkirakan berapa besarnya harga yang

    diharapkan (The expected price) harga yang

    diharapkan untuk suatu produk adalah harga yang

    secara sadar atau tidak sadar dinilai oleh konsumen

    atau pelanggan. Dalam hal ini para penjual harus

    dapat memperkirakan bagaimana reaksi pelanggan

    atau konsumen, apabila suatu produk harganya

    dinaikkan atau diturunkan.

    b. Memperkirakan penjualan dengan harga yang

    berbeda (Estimate of sales at varios price).

    Manajemen eksekutif harus juga dapat

    memperkirakan volume penjualan dengan harga

    yang berbeda, sehingga dapat ditentukan jumlah

    permintaaan, elastis permintaan, dan titik impas

    yang mungkin tercapai.

    2) Reaksi pesaing (competitive reactions)

    Pesaing merupakan salah satu faktor yang

    mempengaruhi penciptaan harga terutama sekali ancaman

    persaingan yang potensial.

  • 39

    Bauran pemasaran lainnya (other parts of the marketing

    mix)

    a. Produk

    Kegunaan produk, baru atau tidaknya produk,

    modifikasi produk dan lain-lain.

    b. Saluran distribusi

    Tipe saluran dan tipe pialang yang dipergunakan akan

    mempengaruhi penetapan harga, harga ke grosir tentu

    berbeda dengan harga ke pengecer.

    c. Promosi

    Promosi dilakukan oleh produsen dan jika dilakukan

    oleh distributor tentu berbeda dalam menetapkan harga

    kepada distributor.

    d. Indikator Persepsi Harga

    Indikator persepsi harga menurutStanton (1998: 308)

    adalah :

    1. Keterjangkauan harga

    Yaitu: aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen atau

    penjual yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen.

    2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

    Yaitu: aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen atau

    penjual yang sesuai dengan kualitas produk yang dapat diperoleh

    konsumen.

  • 40

    3. Daya saing harga

    Yaitu: penawaran harga yang diberikan oleh produsen atau penjual

    berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain

    pada satu jenis produk yang sama.

    4. Kesesuaian harga dengan manfaat

    Yaitu: aspek penetapan harga yang dilakukan oleh produsen atau

    penjual yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh

    konsumen dari produk yang dibeli.

    4. Spiritualitas

    a. Pengertian Spiritualitas

    Spiritualitas berasal dari bahasa latin spiritus yang berarti

    sesutau yang memberikan kehidupan atau vitalitas pada sebuah

    sistem atau organisme. Spiritualitas bukanlah masalah agama atau

    sistem kepercayaan. Spiritualitas menyangkut sesuatu yang

    universal, yaitu nilai, makna, dan tujuan dalam hidup manusia yang

    tidak tergantung pada agamaapa pun yang di anut leh seseorang.

    Organisasi dengan budaya spiritual mengikuti bahwa manusia

    memiliki pikiran dan spirit, selalu berusaha mencari makna dan

    tujuan dalam pekerjaan mereka, dan keinginan untuk berhubungan

    dengan orang lain serta menjadi bagian dari suatu komunitas

    (Riawan 2010: 58)

  • 41

    Istilah spiritual merujuk pada nilai dan makna dasar yang

    melandasihidup kita, baikduniawi maupun ukhrawi, entah secara

    sadar atautidak meningkatkan komitmen kitaterhadap nilai-nilai

    dan makna tersebut. Istilah spiritualitas memang memiliki konotasi

    nilai-nilai religius dalam arti bahwa nilai dan makna dasar yang

    dimiliki seseorang mencerminkan hal-hal yang dianggapnya suci,

    yaitu yang memiliki kepentingan yang paling mendasar (Griffin,

    2005:15 dalam Aziz 2014: 417).

    Dari pendapat-pendapat para ahli diatas jadi dapat

    disimpulkan bahwa definisi dari spiritualitas adalah disposisi

    mental dan komitmen personal yang dibentuk oleh konstelasi nilai

    dan makna, produk dan gambaran dunia tertentu.

    b. Karakteristik Spiritualitas

    Spiritualitas cenderung memiliki lima karakteristik kultural,

    yaitu sebagai berikut :

    1) Memiliki kesadaran akan tujuan yang kuat

    Organisasi spiritual membangun budaya mereka

    diatas tujuan yang bermakna. Meskipun keuntungan

    merupakan sesuatu yang penting, hal tersebut bukanlah

    nilai yang paling utama dalam organisasi.

    2) Fokus pada perkembangan individu

  • 42

    Organisasi spiritual mengakui harga dan nilai dari

    individu. Mereka tidak hanya menyediakan pekerjaan,

    mereka mencari cara untuk menciptakan budaya dimana

    kru dapat berkembang dan belajar secara terus menerus.

    3) Rasa saling percaya dan keterbukaan

    Organisasi spiritual di cirikan dengan saling

    mempercayai, kejujuran, dan keterbukaan. Manager pun

    tidak takut mengakui kesalahannya.

    4) Praktik kerja yang humanistik

    Misalnya dengan jadwal kerja yang fleksibel, ada

    penghargaan (rewards), jaminan terhadap hak kru,

    pemberdayaan kru, jaminan keamanan kerja, dan

    sebagainya.

    5) Toleransi atas ungkapan perasaan krunya

    Karakteristik terakhir yang membedakan organisasi

    berlandaskan spiritual adalah bahwa mereka tidak

    menahan emosi krunya. Mereka mengizinkan krunya

    untuk menjadi dirinya sendiri, untuk mengekspresikan

    suasana hati dan perasaan mereka tanpa perasaan takut

    atau menyesal (Riawan 2010: 59).

    c. Dimensi- dimensi Spiritualitas

    Dimensi spititualitas menurut Mulyana (2006) dalam

    Aziz (2014: 418- 419) adalah :

  • 43

    1. Dimensi transenden (Transcendent dimension)Inti dari

    keyakinan ini berupa kepercayaan terhadap Tuhanatau

    apapun yang dipersepsikan oleh individu sebagai

    sosoktransenden ataupun sesuatu yang lebih besar dari

    diri seorangindividu.

    2. Makna dan tujuan dalam hidup (Meaning and purpose

    in life)Memahami proses pencarian akan makna dan

    tujuan hidupyang memunculkan hidup yang lebih

    bermakna dan mencapaitujuan.

    3. Misi hidup (Mission in life)Adanya panggilan yang

    harus dipenuhi, rasa tanggung jawabpada kehidupan,

    panggilan untuk menjawab, menyelesaikan misi,atau

    dibeberapa kasus dalam memenuhi takdir.

    4. Kesakralan hidup (Sacredness of life)Pandangan akan

    hidup tidak lagi dikotomi seperti pemisahanantara yang

    sakral dan yang sekuler, suci dan duniawi,

    namunpercaya bahwa semua aspek kehidupan sifatnya

    suci dankesakralan ada di dalamnya.

    5. Nilai-nilai material (Material values)Kepuasaan dalam

    hidup datang bukan dari seberapa banyak kekayaan

    yang dimiliki, namun dari hal spiritual.

    6. Altruisme (Altruism)Adanya tanggung jawab bersama

    dari masing-masing oranguntuk saling menjaga sesama

  • 44

    (brother’s keepers), baik dari rasa sakit dan

    penderitaan.

    7. Idealisme (Idealism)Orang yang spiritual berkomitmen

    terhadap sikap ideal yang tinggi dan

    mengaktualisasikannya melalui potensi positif dalam

    semua aspek kehidupannya.

    8. Kesadaran akan peristiwa tragis (Awareness of the

    tragic)Menyadari dengan sungguh-sungguh bahwa

    tragedi terjadi dalam eksistensi manusia. Peduli

    terhadap rasa sakit, penderitaan atau kematian.

    9. Manfaat (Beneficial manifestations (fruit of

    spirituality)Individu menilai spiritualitas merupakan

    buah dari kehidupan.

    d. Indikator- indikator Spiritualitas

    Hafiduddin (2003) mengemukakan bahwa ada

    beberapa indikator spiritualitas, diantaranya :

    1. Mengerjakan sesuatu dengan niat ikhlas karena Allah Swt

    Suatu perbuatan walaupun terkesan baik tapi jika tidak

    dilandasi dengan keikhlasan karena Allah Swt, maka

    perbuatan itu tidak dikatakan sebagai ibadah. Niat yang

    ikhlas akan dimiliki oleh orang-orang yang betul-betul

    yakin akan adaNya Allah yang Maha Pencipta.

  • 45

    2. Tata cara pelaksanaannya disesuaikan dengan syariat

    islam

    Sesuatu perbuatan yang baik tapi dilaksanakan tidak

    sesuai dengan syari’at islam, maka tidak dikatakan

    sebagai amal sholeh. Sebagai contoh seorang pekerja

    disebuah perusahaan, bekerja merupakan ibadah, tapi

    kalau dikerjakan tidak sesuai dengan aturan syari’at

    maka bekerja yang awalnya sebagai ibadah tidak lagi

    dianggap sebagai sebuah ibadah.

    3. Dikerjakan dengan penuh kesungguhan

    Perbuatan yang dilakukan dengan asal-asalan tidak

    termasuk amal sholeh. Pekerjaan yang didasari dengan

    keikhlasan akan dijalankan dengan penuh kesungguhan.

    Keikhlasan dapat dilihat dari kesungguhannya dalam

    menjalankan pekerjaan tersebut.

    5. Loyalitas

    a.Pengertian Loyalitas

    Loyalitas secara harfiah diartikan kesetiaan, yaitu kesetiaan

    seseorang terhadap suatu objek. Kesetiaan konsumen tidak

    terbentuk dalam waktu yang singkat tetapi melalui proses belajar

    dan berdasarkan hasil pengalaman konsumen itu sendiri dari

    pembelian konsisten sepanjang waktu. Loyalitas pelanggan adalah

    kesediaan pelanggan untuk terus menbeli dari suatu perusahaan

  • 46

    dalam jangka panjang dan merekomendasikan produk kepada

    teman atau rekan, termasuk preferensi, keinginan dan niat masa

    depan.

    Loyalitas pelanggan menurut Griffin (2005) adalah

    perilakupembelian yang dapat didefinisikan sebagai pembelian

    non random yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa

    unit pengambilan keputusan.

    Menurut Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan loyalitas

    adalah komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli

    atau mendukung kembali produk atau jasa yang di sukai di masa

    depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi

    menyebabkan pelanggan beralih.

    Dari definisi loyalitas diatas maka dapat disimpulkan

    bahwa konsep loyalitas lebih mengaruh pada perilaku (behavior)

    dibandingkan dengan sikap (attitude) dan seorang konsumen yang

    loyal akan memperlihatkan perilaku pembelian yang di definisikan

    sebagai pembeli yang teratur dan di perlihatkan sepanjang waktu

    oleh beberapa unit pembuatan keputusan tujuan utama atau misi

    perusahaan adalah mencapai tingkat loyalitas yang tinggi dari

    konsumen.

  • 47

    b. KarakteristikLoyalitas

    Menurut Griffin (2005) Loyalitas dapat didefinisikan

    berdasarkan perilaku membeli. Adapun karakteristik pelanggan

    yang loyal adalah orang yang:

    1) Melakukan pembelian berulang yang teratur

    Pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk

    atau jasa seabnyak dua kali atau lebih.

    2) Membeli antar lini produk dan jasa

    Pelanggan tersebut membeli semua barang atau jasa yang

    ditawarkan dan mereka butuhkan. Pelanggan tersebut membeli

    secara teratur, hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat

    dan berlangsung membuat mereka tidak terpengaruh oleh

    produk pesaing.

    3) Mereferensikan kepada orang lain

    Membeli barang atau jasa ditawarkan dan yang mereka

    butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Selain itu,

    mereka mendorong orang lain agar membeli barang atau jasa

    perusahaan tersebut. Secara tidak langsung mereka telah

    melakukan pemasaran untuk perusahaan dan membawa

    konsumen kepada perusahaan.

    4) Menunjukkkan kekebalan terhadap tarikan pesaing

    Seorang konsumen dikatakan loyaljika ia mempunyai

    suatu komitmen yang kuat untuk menggunakan lagi jasa yang

  • 48

    diberikan secara rutin. Banyak perusahaan meluncurkan

    program-program tertentu yang tujuannya meningkatkan

    loyalitas konsumen.

    c. Jenis Loyalitas

    Terdapat empat jenis loyalitas menurut Griffin (2005) adalah

    sebagai berikut :

    1. Tanpa Loyalitas

    Untuk berbagai alasan beberapa pelanggan tidak

    mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu.

    Karakteristik yang rendah terhadap produk atau jasa tersebut

    dikombinasikan dengan tingkat pembelian yang rendah

    menunjukkan tidak adanya loyalitas. Secara umum perusahaan

    harus menghindari membidik para pembeli jenis ini karena

    mereka tidak akan pernah menjadi pelanggan yang loyal,

    mereka hanya berkontribusi sedikit kepada kekuatan keuangan

    perusahaan. Tantangan adalah menghindari membidik sebanyak

    mungkin orang-orang seperti ini dan lebih memilih pelanggan

    yang loyalitasnya dapat dikembangkan.

    2. Loyalitas yang lemah

    Ketertarikan yang rendah digabung dengan pembelian

    berulang yang tinggi menghasilkan loyalitas yang lemah

    (inertialoyality). Pelanggan ini membeli karena kebiasaan. Ini

    adalah jenis pembelian karena kami selalu menggunakan atau

  • 49

    karena sudah terbiasa. Dengan kata lain faktor non sikap dan

    situasi merupakan alasan utama untuk membeli. Pembeli ini

    merasakan tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan atau

    minimal tidak ada kepuasan yang nyata. Loyalitas jenis ini

    paling umum terjadi pada produk yang sering dibeli. Pembelian

    ini rentan beralih keproduk pesaing yang dapat menunjukkan

    manfaat yang jelas, memungkinkan bagi perusahaan untuk

    mengubah loyalitas lemah kedalam bentuk loyalitas yang lebih

    tinggi dengan cara aktif mendekati pelanggan dan meningkatkan

    diferensiasi positif dibenak pelanggan mengenai produk atau

    jasa suatu perusahaan dengan produk lain.

    3. Loyalitas Tersembunyi

    Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan

    tingkat pembelian berulang yang rendahmenunjukkan loyalitas

    tersembunyi (Latent Loyalty). Bila pelanggan memiliki loyalitas

    yang tersembunyi maka pengaruh sikap yang menentukan

    pembelian berulang. Dengan memahami faktor situasi yang

    berkontribusi pada loyalitas tersembunyi, perusahaan dapat

    menggunakan strategi untuk mengatasinya.

    4. Loyalitas Premium

    Loyalitas premium adalah jenis loyalitas yang dapat

    ditingkatkan, terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan

    tingkat pembelian berulang yang juga tinggi. Ini merupakan

  • 50

    jenis loyalitas yang lebih disukai semua pelanggan di setiap

    perusahaan. Pada tingkat preferensi paling tinggi tersebut, orang

    bangga karena menemukan dan menggunakan produk tertentu

    dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan atau

    keluarga.

    d. Indikator Loyalitas

    Indikator loyalitas menurut (Ashmost dan Duchon 2000 : 143-

    144) adalah :

    1. Kesetiaan dalam pembelian produk

    Kesetiaan dalam pembelian produk maksudnya pelanggan

    selalu melakukan pembelian berulang secara teratur karena

    pelanggan yang loyal dengan produk atau jasa yang dibelinya,

    akan mengulangi pembelian itu lebih dari dua kali pada

    perusahaan yang sama secara teratur. Selanjutnya pelanggan yang

    loyal tersebut akan memperluas kesetiaan mereka kepada produk

    atau jasa lain yang dibuat oleh perusahaan yang sama dan pada

    akhirnya mereka adalah pelanggan setia bagi perusahaan untuk

    selamanya.

    2. Ketahanan terhadap pengaruh negatif mengenai perusahaan,

    maksudnya yaitu menunjukkan kekebalan terhadap tarikan

    pesaing.

    3. Mereferensikan secara total esistensi perusahaan maksudnya yaitu

    pelanggan yang loyal akan menunjukkan sikap penolakan

  • 51

    terhadap produk atau jasa lain karena telah menaruh kepercayaan

    dan merasa menjadi bagian dalam perusahaan tersebut

    C. Kerangka Penelitian

    Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi loyalitas nasabah.

    Dalam penelitian ini penulis memilih faktor citra perusahaan, kualitas

    pelayanan, persepsi harga dan spiritualitas. Citra perusahaan sendiri berarti

    persepsi dari suatu organisasi yang direkam dimemori konsumen dan

    bekerja sebagi filter yang mempengaruhi persepsi terhadap perusahaan.

    Citra menunjukkan kesan suatu objek terhadap objek lain yang terbentuk

    dengan memproses informasi setiap waktu dari berbagai sumber

    terpercaya. Kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang

    dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Persepsi

    harga adalah merupakan suatu proses yang memungkinkan kita

    mengorganisir informasi dan menginterpretasikan kesan terhadap

    lingkungan. Sedangkan spiritualitas sendiri berarti menyangkut sesuatu

    yang universal yaitu nilai, makna, dan tujuan dalam hidup manusia yang

    tidak tergantung pada agama apa pun yang di anut oleh seseorang.

    Berdasarkan penjabaran teori dan penelitian terdahulu, maka dapat

    disusun kerangka pemikiran dalam penelitian ini, yaitu:

  • 52

    H1

    H2

    H3

    H5

    HJJ H4

    Gambar 2.3 Model Penelitian

    Sumber: Konsep yang dikembangkan untuk penelitian ini, 2018

    D. Hipotesis

    Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara

    terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

    terkumpul (Arikunto, 2006: 67).

    1. Pengaruh Citra perusahaan terhadap Loyalitas Nasabah

    Citra perusahaan sangat erat kaitannya dengan loyalitas nasabah.

    Kardani(2015) menyatakan dalam penelitiannya tentang citra

    perusahaan dengan judul penelitian” Pengaruh Citra Perusahaan

    Terhadap Loyalitas Nasabah Melalui Kualitas Pelayanan Sebagai

    Variabel Intervening Pada PT.BPR Jaya Kerti Mengwi Badung” bahwa

    kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap loyalitas nasabah.

    Elemen citra perusahaan menurut Harrison dalam Darlina (2016) ada

    empat yaitu, kepribadian, reputasi, nilai, dan identitas perusahaan.

    Citra Perusahaan(X1)

    Loyalitas Nasabah

    (Y)

    Kualitas Pelayanan

    (X2)

    Persepsi Harga (X3)

    Spiritualitas (X4)

  • 53

    Citra perusahaan adalah merupakan persepsi masyarakat terhadap

    jati diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan tentang apa yang

    masyarakat ketahui pada perusahaan tersebut, oleh sebab itu perusahaan

    yang sama belum tentu memiliki citra yang sama pula di mata

    konsumen, citra perusahaan adalah pegangan penting bagi konsumen

    untuk mengambil keputusan pembelian, apabila konsumen menilai

    perusahaan mempunyai citra yang baik di mata konsumen akan

    berdampak positif bagi peerusahaan tersebut, dan apabila citra

    perusahaan buruk akan melahirkan dampak negatif bagi perusahaan.

    Identitas perusahaan merupakan komponen-komponen yang

    mempermudah pengenalan publik terhadap perusahaan seperti logo,

    warna dan slogan. Suatu cara yang memungkinkan suatu perusahaan

    dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainya dan identitas

    perusahaan juga harus diciptakan melalui suatu rancangan desain

    khusus yang meliputi hal- hal unik atau khas tentang perusahaan yang

    bersangkutan secara fisik, Darlina (2016: 6).

    Dari pernyataan di atas maka hipotesis yang diajukan adalah:

    H1:Citra perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    loyalitas nasabah.

    2. Pengaruh Kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah

    Pelayanan yang di inginkan oleh pelanggan memang bermacam-

    macam.Akan tetapi pradigma melayani yang sebenarnya adalah

    hubungan yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.Pebisnis

  • 54

    berharap usahnya terus berkelanjutan, sedangkan pelanggan berharap

    mencapai kepuasan dalam menggunakan barang atau jasa dari

    bisnis.Oleh sebab itu, bisnis sebenarnya adalah pelayanan.Suatu

    pelayanan dapat dikatakan efektif dan efisien apabila suatu perusahaan

    dapat memberikan kualitas yang layak untuk di berikan kepada

    nasabah.Kualitas pelayanan di gunakan oleh suatu perusahaan untuk

    bersaing di dunia bisnis.

    Goeth & Davis menegaskan bahwa kualitas bukan hanya

    menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu produk atau jasa, tetapi juga

    menyangkut kualitas manusia, kualitas proses dan kualitas lingkungan.

    Oleh karena itu, untuk menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas

    harus didukung oleh manusia dan proses yang berkualitas pula.Kualitas

    pelayanan yang baik dapat menjadi keunggulan bersaing bagi

    perusahaan.

    Dari pernyataan di atas maka hipotesis kedua yang diajukan

    adalah:

    H2: Kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap loyalitas nasabah.

    3. Pengaruh persepsi harga terhadap loyalitas nasabah

    Leliana dan Suryandari, 2004 menyatakan bahwa persepsi

    harga didefinisikan sebagai sesuatu yang diberikan atau

    dikorbankan untuk mendapatkan jasa atau produk. Oleh karena itu

    strategi penentuan harga juga akan menjadi pengaruh bagi

  • 55

    konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian dan pelanggan

    selalu berharap mendapatkan harga yang lebih murah dengan

    kualitas barang yang sama di tempat lainnya.

    Sebagian besar dari prinsip persepsi merupakan prinsip

    pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt percaya

    bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian yang diindra

    seseorang, tetapi lebih dari itu, merupakan keseluruhan (the

    whole). Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat

    menjelaskan cara seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk

    persepsi.

    Dari uraian diatas, maka hipotesis ketiga yang diajukan

    dalam penelitian ini adalah:

    H3: Persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap loyalitas nasabah.

    4. Pengaruh spiritualitas terhadap loyalitas nasabah

    Spiritualitas menyangkut sesuatu yang universal, yaitunilai,

    makna, dan tujuan dalam hidup manusia yang tidak tergantung pada

    agamaapa pun yang di anut leh seseorang. Organisasi dengan budaya

    spiritual mengikuti bahwa manusia memiliki pikiran dan spirit, selalu

    berusaha mencari makna dan tujuan dalam pekerjaan mereka, dan

    keinginan untuk berhubungan dengan orang lain serta menjadi bagian

    dari suatu komunitas (Riawan 2010: 58).

  • 56

    Istilah spiritual merujuk pada nilai dan makna dasar yang

    melandasihidup kita, baikduniawi maupun ukhrawi, entah secara sadar

    atau tidak meningkatkan komitmen kitaterhadap nilai-nilai dan

    maknatersebut.Istilah spiritualitas memang memiliki konotasi nilai-nilai

    religius dalam arti bahwa nilai dan makna dasar yang dimiliki

    seseorang mencerminkan hal-hal yang dianggapnya suci, yaitu yang

    memiliki kepentingan yang paling mendasar (Griffin, 2005: 15 dalam

    Aziz 2014: 417).

    Dari uraian diatas, maka hipotesis keempat yang diajukan dalam

    penelitian ini adalah :

    H4: Spiritualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    loyalitas nasabah.

    5. Pengaruh citra perusahaan, kualitas pelayanan, persepsi harga dan

    spiritualitas secara bersama-sama terhadap loyalitas nasabah