PENGARUH CAPITAL ADEQUENCY RATIO,...
Transcript of PENGARUH CAPITAL ADEQUENCY RATIO,...
PENGARUH CAPITAL ADEQUENCY RATIO, CASH TURN OVER, RECEIVABLE TURN
OVER, NON PERFORMING LOAN, DAN BOPO TERHADAP EARNING POWER
(PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI 2011 – 2013)
DORMAULI MANURUNG
110462201259
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
TanjungPinang
ABSTRAK
Dormauli M ,2017 : Pengaruh Capital Adequency Ratio, Cash Turnover, Receivable Turnover,
Non Performing Loan, dan Efisiensi Operasional (BOPO) Periode 2011-
2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh capital adequency ratio,cash
turnover,receivable turnover, non performing loan dan efesiensi operasional (BOPO) pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2013. Sampel penelitian ini menggunakan metode purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan sampel 21 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari www.idx.co.id.
Teknik analisis menggunakan analisis regresi linear berganda.
Hasil analisis regresi dalam penelitian ini menunjukan : CAR berpengaruh
terhadap ROA, perputaran kas (Cash Turnover) tidak berpengaruh terhadap ROA, perputaran
piutang (receivable turnover) tidak berpengaruh terhadap ROA, non performing loan tidak
berpengaruh terhadap ROA, dan efisiensi operasional berpengaruh terhadap ROA. Koefisien
determinasi menunjukan nilai sebesar 0,46. Hal iniberarti 46% variabel dependen dapat
dijelaskan oleh kelima variabel independen.Sedangkan sisanya 54% dijelaskan oleh variabel atau
sebab-sebab lainnya diluar Penelitian ini.
Kata Kunci : capital adequency ratio, cash turnover, receivable turnover, non performing
loan,efisiensi operasional (BOPO), ROA
ABSTRACT
Dormauli M ,2017 : influence of Capital Adequency Ratio, Cash Turnover, Receivable
Turnover, Non Performing Loan, and Operational Efficiency (BOPO) in
period 2011-2013.
This research was conducted to know the influence of Capital Adequency Ratio, Cash
Turnover, Non Performing Loan, and Operational Efficiency (BOPO), in banking companies
listed on Indonesian Stock Exchange in the period 2011-2013. Sampling method used purposive
sampling method. This research used a sample of 21 banking companies listed on Indonesian
Stock Exchange (BEI). Types of data is taken from www.idx.co.id. Analyze technique used
multiple linear regression analyze.
This result of this research with regression analyze are : CAR having an effect on ROA,
cash turnover not having an effect on ROA, receivable turnover having no impact on ROA, non
performing loan turnover not having an effect on ROA, Operational Efficiency having an effect
on ROA. The coefficient of determination shows 0,46. Mean that 46% of dependent variable can
be explained with five of variable independent. While 54% can be explained with the variable or
another causes happen out of this research.
Key word : capital adequency ratio, cash turnover, receivable turnover, non performing loan,
operational efficiency.
PENDAHULUAN
Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia perbankan
memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi. Hal ini dapat dilihat ketika
sektor ekonomi mengalami penurunan maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi
adalah menata sektor perbankan. Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian khusus
terhadap keberadaan perbankan dalam struktur perekonomian nasional.
Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan dalam sistem keuangan
di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, dimana dalam
kehidupan masyarakat sebagian besar melibatkan jasa dari sektor perbankan. Hal ini dikarenakan
sektor perbankan merupakan suatu lembaga yang mengemban fungsi utama sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak yang memiliki dana (surplus dana) dengan
pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit dana) serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar aliran lalu lintas pembayaran (Veithzal, dkk, 2007:109).
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
(Lampiran) , ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak atau Earning Before Tax (EBT)
terhadap total asset. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Menurut Brigham dan Houston (2010:146) Untuk mengukur profitabilitas bank, biasanya
menggunakan rasio profitabilitas karena rasio profitabilitas sudah mencakup rasio utang, rasio
aktivitas maupun rasio likuiditas yang terdiri dari ROE (Return on equity) dan ROA (Return on
asset). Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank
Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang
dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili
dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan.
Earning Power (kekuatan laba) diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam
usahanya memperoleh keuntungan suatu tahun tertentu atau rentabilitas suatu perusahaan bisa
dihitung dengan laba yang dihasilkan dibagi dengan total aset dan total modal perusahaan
tersebut. Profitabilitas dapat menganalisa tingkat efisiensi Bank dalam memperoleh laba selama
periode tertentu dengan modal yang dipergunakan. Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat
diketahui profitabilitas ialah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba bersih selama
periode tertentu dengan penjualan, total aset, maupun modal yang digunakan perusahaan ketika
melakukan kegiatan usahanya.
Pada penelitian ini akan lebih fokus meneliti tentang dampak Capital Adequency Ratio,
Cash Turnover, Receivable Turnover, Non Peforming Loan dan efesiensi operasional pada
Earning Power. Variabel bebas yang pertama yaitu tingkat kecukupan modal, Capital
Adequency Ratio (CAR) mewakili tingkat kecukupan modal dalam penelitian ini. Bank
Indonesia (2003) kewajiban penyediaan modal minimum bank diatur dalam Surat Edaran Bank
Indonesia No.2/12/DPNP/2000. Variabel yang kedua yaitu Cash Turnover, Perputaran kas ialah
perbandingan penjualan dibagi dengan total kas rata-rata, Pada penelitian ini penjualan yang
dimaksud adalah pendapatan bunga (Muljono, 2010:201). Perputaran kas dimulai saat kas
diinvestasikan ke dalam kredit yang disalurkan sampai pada saat kembali lagi menjadi kas yang
tepat dan tidak terlambat (Mulyono, 2010:152).
Variabel yang ketiga yaitu Receivable Turnover, Perputaran piutang memperlihatkan
jumlah piutang tersebut berputar sampai piutang tersebut bisa tertagih dan masuk menjadi kas
perusahaan. Variabel yang keempat yaitu Non Peforming Loan, NPL adalah kredit dimana
pembayaran kembalinya dalam bahaya, terutama apabila sumber-sumber pembayaran kembali
yang diharapkan diperkirakan tidak cukup untuk membayar kembali kredit sehingga belum
mencapai atau memenuhi target yang diinginkan oleh bank. Variabel yang kelima yaitu efesiensi
operasional (BOPO) biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan lebih kecil
daripada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva tersebut. Efisiensi operasional juga
mempengaruhi lemahnya kondisi internal sektor perbankan.
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Earning Power ( Kekuatan Laba)
Earning Power (Kekuatan Laba) merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba (Malayu Hasibuan (2006:104). Menurut Brigham dan Houston (2003:107),
menyatakan bahwa rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukan gabungan
efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi perusahaan.
Berdasarkan beberapa pengertian dari para ahli sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan
aktiva atau modal yang dimilikinya.
Profitabilitas diukur dengan ROA yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Lukman, 2005). Rasio yang di gunakan
dalam mengukur profitabilitas dalam penelitian ini berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 (Lampiran) adalah Return on Assets (ROA). Rasio ini
di gunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)
secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
Secara sistematis rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Lampiran SE BI
NO.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011):
ROA = Earning Before Tax
Asset Average
2. Capital Adequacy Ratio (Kecukupan Modal )
Kekurangan modal merupakan gejala umum yang dialami bank-bank di negara-negara
berkembang. Kekurangan modal tersebut dapat bersumber dari dua hal, yang pertama adalah
karena modal yang jumlahnya kecil, yang kedua adalah kualitas modalnya yang buruk. Dengan
demikian, pengawas bank harus yakin bahwa bank harus mempunyai modal yang cukup, baik
jumlah maupun kualitasnya. Selain itu, para pemegang saham maupun pengurus bank harus
benar-benar bertanggung jawab atas modal yang sudah ditanamkan (Hernawa: 2006).
Jika nilai CAR tinggi maka perusahaan tersebut mampu membiayai kegiatan operasional
dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Persentase Capital Adequacy
Ratio (CAR) minimum bagi bank-bank umum di Indonesia adalah 8%. CAR dihitung untuk
mengukur seberapa kuat permodalan bank menutupi resiko yang ada pada bank. Rasio ini
digunakan untuk menilai keamanan dan kesehatan bank dari sisi modal pemiliknya. Tinggi
rendahnya CAR suatu bank akan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu besarnya modal yang dimiliki
bank dan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang dikelola oleh bank tersebut.
ATMR merupakan penjumlahan pos-pos aktiva setelah masing-masing pos dikalikan dengan
bobotnya. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Lampiran SE.BI.No.13/24/DPNO
tanggal 25 Oktober 2011) :
CAR = Capital X 100%
ATMR
3. Cash Turnover (Perputaran Kas)
Tingkat Perputaran Kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah rata-rata
kas.Penjualan pada lembaga keuangan adalah total pendapatan (Riyanto, 2001: 91).
Perbandingan antara pendapatan dengan jumlah kas rata-rata menggambarkan tingkat perputaran
kas (cash turnover). Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat
penggunaan kasnya dan sebaliknya semakin rendah tingkat perputarannya semakin tidak efisien,
hal ini menunujukkan semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan karena
tingkat perputaran kas menunjukkan tinggi rendahnya efisiensi penggunaan kas sehingga
keuntungan yang diperoleh semakin besar. Secara sistematis rasio ini dapat dirumuskan sebagai
berikut (Agus Sartono, 2010) :
Cash Turnover = Income Operasional X 100%
Cash Average
Cash Average = Kas Awal + Kas Akhir
2
4. Receivable Turnover (Perputaran Piutang)
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dengan menerima uang tunai di masa yang akan
datang karena penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit dalam adalah kredit yang
diberikan. Periode perputaran piutang dilihat dari syarat pembayaran kredit, yaitu panjang
pendeknya waktu yang disyaratkan. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai
hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dan taksiran waktu
pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu
dengan membagi total penjualan kredit (neto) dengan piutang rata-rata. Menurut (Riyanto:
2001,90) Perputaran piutang dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Recivable Turnover = Credit Sales
Average Receivable
5. Non Performing Loan (NPL)
NPL adalah kredit dimana pembayaran kembalinya dalam bahaya, terutama apabila
sumber-sumber pembayaran kembali yang diharapkan diperkirakan tidak cukup untuk membayar
kembali kredit sehingga belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan oleh bank.
Risiko kredit atau sering disebut credit risk merupakan risiko akibat kegagalan atau
ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diperoleh dari perusahaan
beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Salah satu bentuk risiko
kredit adalah kredit bermasalah, yang digolongkan atas kredit kurang lancar, diragukan dan
macet.
Surat Edaran BI No.3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, Risiko kredit dihitung
pengukuran risiko kredit suatu bank dapat dihitung menggunakan rasio Non Performing Loan
(NPL) dengan rumus :
NPL = Net Credit Risk X 100%
Net Credit Loan
6. Efesiensi Operasional
Efisiensi operasional berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan
lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva tersebut. Masalah
efisiensi berkaitan dengan masalah pengendalian biaya. Efisiensi operasional berarti biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh
dari penggunaan aktiva tersebut.
BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional
dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank
yang bersangkutan, dan setiap peningkatan pendapatan operasi akan berakibat pada
berkurangnya laba setelah pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas
(ROA) bank yang bersangkutan (Lukman, 2005).
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, besarnya BOPO yang normal berkisar antara
94%-96% (Lukman, 2005). Perhitungan untuk mencari BOPO adalah sebagai berikut (Veithzal,
dkk, 2007) :
BOPO = Operational Cost X 100%
Operational Revenue
PERUMUSAN HIPOTESIS
Penelitian ini akan menguji pengaruh Capital Adequency Ratio, Cash Turnover,
Receivable Turnover, Non Performing Loan, dan Efisiensi Operasional (BOPO) Periode 2011-
2013. Sesuai dengan penjelasan teoritis,maka ada 6 hipotesis yangdikembangkan dalam
penelitian ini, lima hipotesis tersebut adalah:
H1 = Diduga Capital Adequency Ratio berpengaruh signifikan terhadap Earning Power.
H2 = Diduga Cash turnover berpengaruh signifikan terhadap Earning Power.
H3 = Diduga Receivable turnover berpengaruh signifikan terhadap Earning Power.
H4 = Diduga Credit risk berpengaruh signifikan terhadap Earning Power.
H5 = Diduga Efesiensi operasional berpengaruh signifikan terhadap Earning Power.
H6 = Diduga Capital Adequency Ratio, Cash Turnover, Receivable Turnover, Credit Risk,
Efesiensi operasional berpengaruh signifikan terhadap Earning Power
METODOLOGI PENELITIAN
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder. Data
sekunder adalah data yang tidak diperoleh secara langsung dari pihak perusahaan yang diteliti,
melainkan diperoleh dalam bentuk jadi yang telah dikumpulkan, diolah, dan dipublikasikan oleh
pihak lain (data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan) dan yang dapat di akses
di www.idx.co.id
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI.
Daftar Perusahaan Populasi
Tabel 3.2
NO Kode Nama Bank
1 BBCA Bank Central Asia Tbk.
2 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
3 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
4 BBKP Bank Bukopin Indonesia Tbk.
5 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
6 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk.
7 BNBA Bank Bumi Arta Tbk.
8 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
9 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
10 BACA Bank Capital Indonesia Tbk.
11 BSIM Bank Sinarmas Tbk.
12 MEGA Bank Mega Tbk.
13 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk.
14 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk.
15 PNBN Bank PAN Indonesia Tbk.
16 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.
17 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk.
18 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk.
19 SDRA Bank Woori Saudara 1906 Tbk.
20 BBNP Bank Nusantara ParahyanganTbk.
21 NISP Bank NISP OCBC Tbk.
22 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk.
23 MAYA Bank Mayapada International Tbk.
24 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
25 BNLI Bank Permata Tbk.
26 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.
27 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk.
28 BJBR Bank Jabar Banten Tbk.
29 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk.
30 BABP Bank MNC Internasional Tbk.
Teknik pengambilan sampel dilalukan secara purposive sampling agar diperoleh sampel
yang sesuai dengan yang ditentukan.Teknik Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu ( Sugiyono,2010:120). Kriteria pengambilan sampel yang
digunakan adalah :
1. Perusahaan perbankan yang telah terdaftar di BEI selama tahun 2011 – 2013.
2. Tersedia data laporan keuangan yang dibutuhkan selama tahun 2011 – 2013.
3. Perusahaan perbankan yang laporan keuangannya menggunakan mata uang Rupiah selama
tahun 2011-2013.
Daftar Perusahaan Sampel
Tabel 3.4
NO Kode Nama Bank
1 BBCA Bank Central Asia Tbk.
2 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
3 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
4 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
5 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk.
6 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk.
7 MEGA Bank Mega Tbk.
8 BSIM Bank Sinarmas Tbk
9 BACA Bank Capital Indonesia Tbk.
10 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk.
11 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
12 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk.
13 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
14 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk.
15 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk.
16 BNLI Bank Permata Tbk.
17 BSWD Bank Of India Indonesia Tbk.
18 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
19 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk.
20 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk.
21 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk.
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis kuantitatif,dimana analisi ini digunakan
untuk menganalisis ini digunakan untuk menganalisis secara statistik guna melakukan uji
hipotesis penelitian terhadap data-data yang diperoleh. Metode analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 21. Metode dan teknik
analisis dilakukan dengan tahap sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang menekankan pada pembahasan data-data dan
subjek penelitian dengan menyajikan data-data secara sistematik. Statistik deskriptif memberikan
gambaran data tentang jumlah data, minimum, maksimum, mean dan standar deviasi. (Priyatno,
2010:12).
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan suatu model regresi berganda, terlebih
dahulu perlu dilakukan pengunjian asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini meliputi uji Normalitas,
uji Multikolinieritas, uji Autokorelasi dan uji Heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik ini
menggunakan SPSS 21.
3. Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menguji apakah variabel dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006:110). Untuk
menguji apakah distribusi dari data residualnya normal atau tidak, dapat dilakukan dengan Uji
statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov signifikan
atau nilai signifikansi dari nilai K-S dibawah 0,05 (α = 5%) berarti data residual terdistribusi
tidak normal (Ghozali, (2006): Hipotesis
H0 : Data sampel berdistribusi normal
Ha : Data sampel tidak berdistribusi normal
Jika sig<0,05 maka H0 tidak diterima
Jika sig>0,05 maka H0 diterima
4. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel
independen tidak terjadi korelasi. Uji multikolinieritas dapat dilaksanakan dengan jalan
meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar independen variabel dengan
menggunakan VIF. Dan untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah multikolinieritas dalam
model regresi, salah satu caranya dapat dilihat dari nilai Tolerance Value atau Variance Inflating
Factor (VIF). Kriteria dalam pengujian ini yaitu:
a. Jika nilai Tollerance > 0,1 dan VIF < 10, Berarti tidak terdapat masalah multikolinieritas.
b. Jika nilai Tollerance < 0,1 dan VIF > 10, Berarti terdapat masalah multikolinieritas antara
variabel bebas dengan variabel bebas yang lain.
5. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan penggunaan pada periode t dengan kesalah periode t-1 (sebelumnya). Untuk uji
autokorelasi dapat digunakan uji statistik melalui uji Durbin-Watson (DW).
Tabel DW
Tabel 3.5
Nilai DW Keterangan
1,65<DW<2,35 Tidak Terjadi Autokorelasi
1,21<DW<1,65 Tidak Dapat Disimpulkan
2,35<DW<2,79 Tidak Dapat Disimpulkan
DW<1,21 atau
DW>2,79
Terjadi Autokorelasi
6. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) Uji Heterokedasitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homo
skeditas dan jika berbeda disebut heteroskesditas. Kebanyakan data crossection mengandung
situasi heteroskesdasitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
sedang dan besar).
7. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda (multiple linear regression) digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), dengan bantuan
penggunaan program pengolahan data statistik yaitu Statistical Package for Social Science (SPSS)
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ β5X5+e
Dimana :
Y = Earning Power
β0 = Konstanta
β1,2,3,4,5 = Variabel-variabel independen
X1 = Kecukupan Modal (CAR)
X2 = Perputaran Kas (Cash Turnover)
X3 =Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
X4 =Non Performing Loan
X5 = Biaya Operasional (BOPO)
e = Error (Tingkat Kesalahan)
1. Koefisien Determinasi (R^2)
Menurut Priyatno (2011:251) koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui
persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama- sama terhadap
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, semakin angka
mendekati satu maka semakin baik garis regresi karena mampu menjelaskan data
aktualnya. Sebaliknya jika angka semakin mendekati nol maka kita mempunyai garis
regresi yang kurang baik. Koefisien determinasi merupakan konsep statistik, dengan kata
lain sebuah garis regresi dianggap baik jika nilai R2 tinggi.
2. Uji T (T-test)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
secara individu (Priyatno:155). Dalam pengujian ini dilakukan dengan menghitumh serta
membandingkan t hitung dengan t tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila nilai signifikan (α) > 0.05 maka t hitung < t tabel berarti secara individual
variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Apabila nilai signifikan (α) < 0.05 maka t hitung >t tabel berarti secara individual
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
3. Uji F (F-test)
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali,2005:44).Pengujian ini
dilakukan dengan menghitung serta membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Apabila nilai signifikan (α) > 0,05 atau F hitung < F tabel berarti variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Apabila nilai signifikan (α) < 0,05 atau F hitung >F tabel berarti variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih
variabel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan
regresi.
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .051 .010 4.903 .000
CAR .071 .031 .231 2.302 .025
CTO -.002 .001 -.160 -1.495 .141
RTO .003 .007 .033 .346 .731
NPL -.103 .107 -.092 -.971 .336
BOPO -.052 .007 -.701 -6.983 .000
a. Dependent Variable: ROA
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilakukan persamaan regresi linier berganda sebagai
berikut:
Y= 0,051+0,071X1-0,002X2-0,003X3-0,103X4-0,052X5 + 0.051
Dari persamaan regresi linier tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstanta regresi sebesar 0,051 menyatakan jika variabel CAR, Cash Turnover,
Receivable Turnover, Non Performing Loan dan Efesiensi Operasional (BOPO) sama
dengan 0 (nol), maka ROA naik sebesar 0,051.
2. Nilai koefisien regresi variabel X1 sebesar 0,071 menunjukkan bahwa setiap kenaikan
CAR sebesar 1%, maka akan menaikkan ROA sebesar 0,071 dengan asumsi variabel
lainnya adalah konstan.
3. Nilai koefisien regresi variabel X2 sebesar -0,002, menunjukkan bahwa setiap kenaikan
cash turnover sebesar 1%, maka akan menurunkan ROA sebesar 0,002 dengan asumsi
variabel lainnya adalah konstan.
4. Nilai koefisien regresi variabel X3 sebesar -0,003, menunjukkan bahwa setiap kenaikan
receivable turnover sebesar 1%, maka akan menurunkan ROA sebesar 0,003 dengan
asumsi variabel lainnya adalah konstan.
5. Nilai koefisien regresi variabel X4 sebesar -0,103, menunjukkan bahwa setiap kenaikan
non performing loan sebesar 1%, maka akan menurunkan ROA sebesar 0,103 dengan
asumsi variabel lainnya adalah konstan.
6. Nilai koefisien regresi variabel X5 sebesar -0,052, menunjukkan bahwa setiap kenaikan
efesiensi operasional sebesar 1%, maka akan menurunkan ROA sebesar 0,052 dengan
asumsi variabel lainnya adalah konstan.
Hasil Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh yang berarti
(signifikan) antara variabel independen (CAR, cash turnover, receivable turnover, non
performing loan, efesiensi operasional (BOPO)) secara parsial terhadap variabel dependen
(ROA).
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .051 .010 4.903 .000
CAR .071 .031 .231 2.302 .025
CTO -.002 .001 -.160 -1.495 .141
RTO .003 .007 .033 .346 .731
NPL -.103 .107 -.092 -.971 .336
BOPO -.052 .007 -.701 -6.983 .000
a. Dependent Variable: ROA
Sumber:Data diolah, SPSS V.21.0
Hasil uji F
Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama sama terhadap
variabel terikat. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh CAR, Cash
Turnover, Receivable Turnover, Non Performing Loan, dan Efesiensi Operasional (BOPO)
Terhadap ROA.
Hasil Uji F ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression .004 5 .001 11.560 .000b
Residual .004 57 .000
Total .007 62
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), BOPO, NPL, CAR, RTO, CTO
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Menurut Priyatno (2011:251) analisis determinasi digunakan untuk mengetahui
prosentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .710a .503 .460 .00795692
a. Predictors: (Constant), BOPO, NPL, CAR, RTO, CTO b. Dependent Variable: ROA
Pembahasan Hasil Penelitian
Untuk uji hasil analisis penelitian terhadap CAR, Cash Turnover, Receivable Turnover,
Non Performing Loan, dan Efesiensi Operasional (BOPO) terhadap ROA yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya menunjukkan CAR memiliki nilai signifikan 0,025<0,05 maka Ho ditolak
dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa CAR berpengaruh terhadap ROA pada Perusahaan
Perbankan di BEI periode 2011-2013. CAR tinggi maka akan meningkatkan sumber daya
finansial untuk perkembangan usaha perusahaan, dan mengantisipasi kerugian yang akan
diterima.
Cash Turnover memiliki nilai signifikan 0,141>0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa cash turnover tidak berpengaruh terhadap ROA pada Perusahaan
Perbankan yang terdaftar diBEI 2011-2013. Semakin tinggi atau semakin rendah efisiensi
penggunaan kasnya menunjukkan tingkat perputaran kas yang tinggi atau rendah, sehingga tidak
akan berpengaruh pada ROA perusahaan.
Receivable Turnover memiliki nilai signifikan 0,731>0,05 maka Ho diterima dan H1
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa receivable turnover tidak berpengaruh terhadap ROA pada
perusahaan Perbankan yang Terdaftar diBEI 2011-2013. Semakin tinggi atau semakin rendah
proposi piutang dari pemberian kredit yang telah terdistibusi maka tidak akan berpengaruh pada
peningkatan atau penurunan ROA.
Non Performing Loan memiliki nilai signifikan 0,336>0,05 maka Ho diterima dan H1
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa non performing loan tidak berpengaruh terhadap ROA pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar diBEI 2011-2013. Semakin tinggi atau semakin rendahnya
NPL dari proporsi resiko kredit maka tidak berdampak atau tidak berpengaruh pada peningkatan
atau menurunya ROA. Efesiensi Operasional (BOPO) memiliki nilai signifikan 0,000<0,05 maka
Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Efesiensi Operasional (BOPO)
berpengaruh terhadap ROA pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar diBEI 2011-2013.
Dalam uji F nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05 dengan demikian H6 diterima, hal ini
menunjukkan bahwa CAR, Cash Turnover, Receivable Turnover, Non Performing Loan, dan
Efesiensi Operasional (BOPO) berpengaruh secara simultan terhadap ROA pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar diBEI 2011-2013.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil pengujian hipotesis dan pembahasan pada bab sebelumnya
mengenai pengaruh capital adequency ratio (CAR), cash turnover, receivable turnover, non
performing loan (NPL), efesiensi operasional (BOPO) terhadap earning power yang diukur
dengan ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar diBEI periode 2011-2013, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara parsial capital adequency ratio (CAR) berpengaruh terhadap earning power yang
diukur dengan ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar diBEI periode 2011-2013.
2. Secara parsial cash turnover tidak berpengaruh terhadap earning power yang diukur
dengan ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar diBEI periode 2011-2013.
3. Secara parsial receivable turnover tidak berpengaruh terhadap earning power yang
diukur dengan ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar diBEI periode 2011-2013.
4. Secara parsial non performing loan (NPL) tidak berpengaruh terhadap earning power
yang diukur dengan ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar diBEI periode 2011-
2013.
5. Secara parsial efesiensi operasional (BOPO) berpengaruh terhadap earning power yang
diukur dengan ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar diBEI periode 2011-2013.
6. Secara simultan capital adequency ratio (CAR), cash turnover, receivable turnover, non
performing loan (NPL), efesiensi operasional (BOPO) berpengaruh terhadap earning
power yang diukur dengan ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar diBEI
periode 2011-2013.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran untuk penelitian
selanjutnya yaitu:
1. Didalam penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel independen namun peneliti
menyarankan agar menambah variabel Independen. Karena masih banyak variabel-
variabel lain yang dapat mempengaruhi earning power yang diukur dengan return on
asset (ROA).
2. Didalam tahun penelitian ini terbatas hanya Tiga (3) tahun saja namun peneliti
menyarankan penelitian selanjutnya menambahkan jumlah periode tahun yang akan
diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Adyani, Rahma. 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA)
(Skripsi).
Arthesa, A. dkk. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Jakarta : PT.
Macanan Jaya Cemerlang.
Brigham, Eugene F.dan Joel F. Houtson 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi
11.Jakarta ,Salemba Empat.
Defri.2011. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi
Operasional Terhadap Profitabilitas Perbankan.Universitas Negeri Padang (Skripsi).
Dendawijaya,Lukman.2005. Manajemen Perbankan Jakrta :Ghalia Indonesia.
Firdaus, Rahmat dan Maya Ariyanti 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum.
Bandung.Alfabeta.
Fuad, Moh Ramli dan M. Rustam D.M (2005) Akuntansi Perbankan. Edisi Pertama Yogyakarta
Graha Ilmu.
Ghozali, Imam, (2013), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS,
Semarang:UNDIP.
Hasibuan, Malayu. S.P. 2006. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hutchison, D.E., Raymond, A.K.C. 200. The Causal Relationship Between Bank
Capital and Profitability.
Idris. 2010. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif dengan Program SPSS. Padang :FE-UNP
Irawan, Nur. Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas
(Jurnal).
Kasmir. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Munawir, S. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Edisi keempat. Liberty.
Yogyakarta.
Pratama, Aditya dan dkk. 2013. Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Piutang, dan Pertumbuhan
Jumlah Nasabah Kredit Pada Profitabilitas BPR DiKota Denpasar (Jurnal).
Priyatno, Dwi (2011), Buku Saku Analisis Statistik Data SPSS, Yogyakarta : Media Kom.
Riyanto, Bambang (2001) Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi keempat. Yogyakarta
Bhakti Profesindo (BPFE Yogyakarta).
Sasongko, Ita Ari .Analisis Pengaruh Resiko Kerdit, Perputaran Kas, Likuiditas, Tingkat
Kecukupan Modal, dan Efesiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Pperusahaan
Perbankan yang Terdaftar DiBEI 2007-2013 (Skripsi).
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat Yogyakarta:
Bhakti Profesindo (BPFE-Yogyakarta).
Agnes, Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. PT Gramedia Pustaka, Jakarta.
Sudarmadi dan Teddy. The Infuence Of Capital Adequancy Ratio, Return On Asset, and Loan
To Deposit Ratio To Deposit Twelve Mounth Bank Persero In Indonesia (Skripsi).
Sugiyarso, G & F. Winarni. 2005. Manajemen Keuangan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Sugiyono,2007. Metode Penelitian Bisnis.Bandung .CV.Alpabeta.
Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001
Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011 tentang Kesehatan
Bank dan Rasio Keuangan.
Suyana Utama, Made. 2008. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Buku Ajar Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana, Denpasar.
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N. Idroes. 2007. Bank and
Financial Institution Mangement. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Wild, John. Dan J. K. R Subramanyam Robert F Hasley. 2012.Analisis Laporan Keuangan, Jakarta :
Salemba Empat.
Nata Wirawan. 2002. Statistik 2 (Statistik Inferensia). Edisi Kedua. Denpasar: Keraras Emas.
Yuliani 2007. Hubungan Efesiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan
yang Go Publik di BEI. Jakarta, Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.5.No 10.ISSN.
www.bi.go.id
www.idx.co.id