PENGARUH BUDAYA TERHADAP KEPUTUSAN ADOPSI IAS/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
Transcript of PENGARUH BUDAYA TERHADAP KEPUTUSAN ADOPSI IAS/Pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH BUDAYA TERHADAP KEPUTUSAN ADOPSI IAS
(International Accounting Standard ) KE DALAM PSAK DI INDONESIA:
SURVEI TERHADAP ETNIS KALIMANTAN (BORNEO)
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
oleh :
TRI WIDATI
F1309086
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Kupersembahkan Untuk
Allah SWT ‘My Everything’
Bapak dan Ibu Tercinta,
Keluarga Besarku
Sahabat-sahabatku
Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Maka jika kamu telah selesai dari satu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap” (Q.S. Alam Nasyrah:5-8)
Allah itu maha pengasih lagi maha penyayang
Ilmu adalah petunjuk kebaikan dan keutamaan. Dan belajar ilmu adalah sebaik-baiknya beramal (Azzubad)
Jauhilah prasangka buruk, sesungguhnya prasangka buruk itu
sejahat-jahat atau sedusta-dusta berita…………………(HR. Bukhari Muslim)
Letakkanlah dunia di tangan dan jangan letakkan dunia di hati
Jangan terus membicarakan sesuatu yang ingin kita capai, tetapi berusahalah mencapai apa yang kita inginkan dengan jalan yang
diridhoi Allah
Seindah-indahnya permata adalah yang tersimpan, jauh dari sentuhan manusia. Semulia-mulianya perempuan adalah yang menjaga diri
“Sesungguhnya semua urusan (perintah) apabila
Allah menghendaki segala sesuatunya, Allah hanya berkata: “Jadilah”, maka jadilah
(Q.S. Yaasin:82)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
karunia dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Drs. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
2. Drs. Santoso Tri Hananta, M.Si, Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Dra. Hj. Falikhatun, M. Si., Ak selaku reviewer skripsi Non Reg jurusan
Akuntansi
4. Bapak Drs. Agus Budiatmanto,M.Si., Ak selaku pembimbing skripsi atas
semua bimbingan, kritik, saran, dan perhatiannya yang sangat membantu
penulis untuk mencapai hasil yang terbaik.
5. Bapak Nurnadi, bapak Taka, bapak Jaka Winarna terimakasih atas
kebaikannya telah memberi nilai sekali Lulus pada ujian kompre.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Pak Timin, Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret terimakasih telah sabar membantu kami.
7. Ibu dan Bapak, yang telah mengantarkan penulis sampai perguruan tinggi
dengan pengorbanan, bimbimgan serta doa untuk putra-putri tercinta.
8. Keluarga besar purworejo (Mas adi, mbak bar, mas fauzi dedek diya’,
dedek lana) terimakasih atas semuanya.
9. Keluarga besar perum bbd jl.taska no.3 (budhe, pakdhe, mas afa, rifky).
Uti dan akung terimakasih peran dan doa kalian luar biasa.
10. Temen-temen suloyo (ririz, kirana, mas bro, mas hafid, galih, tohadi, roni,
dan ashar) terimakasih atas semuanya, bersama kalian menemukan dan
mengerti arti sebuah persahabatan dan perbedaan.
11. Mas MIPA, keteguhan sikap, hati, ketenangan jiwa serta semangatmu luar
biasa, terimakasih telah hadir dengan selalu mengingatkan bahwa hidup
harus menjadi lebih baik.
12. Teman-teman Media Nusantara mbk dinan, mbk ary, mbk fitri, mbk mun,
dan yang lainnya) terimakasih atas semuanya, bersama kalian menemukan
arti sebuah kedewasaan.
13. Rizqi ratna, yulia haning terimakasih atas keikhlasan dan bantuan kalian.
14. Andrian dwi utama, mas bro, nisa terimakasih atas bantuannya.
15. Teman-teman non-reg’09 bandoro, murti, akbar, budhe, mega, kasmy,
nova, faat, rovi, yuda, dea, fahmi, dian, bunda diah, diksi, ayu, dina,
almira, icha, mbk eka, nita, faedatun, nindut, andi, pulung, erwin, della,
dan yang belum disebut. Dunia telah menanti kita jangan pernah mundur
dari laga……garuda di dada kita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
membantu dalam penulisan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan
demi perbaikan yang berkelanjutan. Semoga karya ini bisa bermanfaat bagi
pembaca.
.
Surakarta, September 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………… i
ABSTRAKSI ……………………………………………………... ii
ABSTRACT ....................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...........…………… iv
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………..... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………….. vi
HALAMAN MOTTO …………………………………................. vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………. viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………… xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………… 1
B. Perumusan Masalah ………………………………….. 6
C. Tujuan Penelitian ……………………………………… 7
D. Manfaat Penelitian ……………………………………. 7
E. Sistematika Penulisan .................................................... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................... 10
A. Pengertian Budaya …………………………………….. 10
B. Pola Budaya ................................................................... 10
C. Tingkatan Budaya ........................................................... 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Dimensi Budaya .............................................................. 13
E. Budaya Kalimantan(Borneo) ............................................... 14
F. Standar Akuntansi ............................................................... 15
G. IAS (International Accaounting Standards) ....................... 16
H. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ........................... 17
I. Keputusan Adopsi IAS Ke Dalam PSAK ........................... 19
J. Pengembangan Hipotesis .................................................... 20
K. Skema Penelitian ................................................................. 24
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................... 25
A. Desain Penelitian ................................................................ 25
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......... 25
C. Data Dan Metode Pengumpulan Data ............................... 26
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel .................... 27
E. Metode Analisis .................................................................. 29
1. Analisis Deskriptif ........................................................ 29
2. Pengujian Kualitas Data ............................................... 29
a. Uji Validitas ........................................................... 29
b. Uji Reliabilitas ........................................................ 30
3. Metode Analisis Data .................................................. 30
a. Pengujian Asumsi Klasik ....................................... 30
1) Uji Normalitas Data....................................... 30
2) Uji Multikolinearitas Data ........................... 31
3) Uji Heterokedastisitas Data ......................... 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Uji Autokorelasi …………………………... 31
b. Metode Pengujian Hipotesis .................................. 32
1) Uji Analisis Regresi Berganda ……………. 32
2) Uji Statistik F (Uji F) .................................... 33
3) Uji Koefisien Determinasi ............................ 34
4) Uji Statistik t (Uji t) ..................................... 34
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................... 35
A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 35
1. Data Distribusi Kuesioner .......................................... 35
2. Daftar Responden dan Tingkat Pengembalian ……… 36
3. Jenis Kelamin Responden ............................................ 37
4. Usia Responden ........................................................... 37
5. Pekerjaan Responden ……………………………….. 37
6. Pendidikan Terakhir Responden.................................... 37
B. Statistik Deskriptif ............................................................. 38
C. Pengujian Kualitas Data ………………………………….. 39
1. Uji Validitas ................................................................. 39
2. Uji Reliabilitas .............................................................. 41
D. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 41
1. Uji Normalitas Data ..................................................... 42
2. Uji Multikolinearitas Data ........................................... 42
3. Uji Heterokedastisitas Data ......................................... 43
4. Uji Autokorelasi …………………………………….. 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Analisis Regresi Berganda …............................................ 45
BAB V. PENUTUP ........................................................................... 52
A. Simpulan ……………………………………………...... 52
B. Keterbatasan ………………………………………….... 53
C. Saran ................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 55
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
TABEL
IV.1 Data Distribusi Kuesioner ……………………………… 35
IV.2 Daftar Responden ............................................................ 36
IV.3 Jenis Kelamin …………………………………………. 37
IV.4 Usia Responden ……..………………........................... 37
IV.5 Pekerjaan Responden ………………………................ 37
IV.6 Pendidikan Terakhir …………….................................. 37
IV.7 Statistik Deskriptif ………………................................ 38
IV.8 Hasil Uji Validitas …………….................................... 40
IV.9 Hasil Uji Reliabilitas .................................................... 41
IV.10 Hasil Normalitas ........................................................... 42
IV.11 Hasil Uji Multikolinearitas ........................................... 43
IV.12 Hasil Heteroskedastisitas ............................................. 44
IV.13 Hasil Uji Autokorelasi ................................................. 44
IV.14 Hasil Analisis Regresi Berganda ................................. 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
2.1 Pola Budaya ......................................................................... 11
2.2 Skema Penelitian ................................................................. 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH BUDAYA TERHADAP KEPUTUSAN ADOPSI IAS
(International Accounting Standard ) KE DALAM PSAK DI INDONESIA:
SURVEI TERHADAP ETNIS KALIMANTAN (BORNEO)
TRI WIDATI F1309086
ABSTRAKSI
Penelitian ini menguji pengaruh budaya terhadap keputusan adopsi IAS
(International Accounting Standard) ke dalam PSAK di Indonesia ditinjau dari etnis Kalimantan (Borneo) di Indonesia. Dimensi budaya yang digunakan dalam penelitian terhadap survei ini merupakan pengembangan dari konsep budaya Hofstede (1983) yaitu Power Distance, Uncertainty Avoidance, Masculinity, Individualism, dan Confucian Work dynamics.
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa akuntansi dan karyawan/pegawai yang berlatar belakang pendidikan akuntansi yang berasal dari etnis Kalimantan (Borneo).
Hasil uji t menunjukkan bahwa Uncertainty Avoidance berpengaruh signifikan terhadap keputusan Adopsi IAS (International Accounting Standard) ke dalam PSAK di Indonesia, sedangkan Power Distance, Masculinity Individualism, dan Confucian Work dynamics, tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil uji F menunjukkan bahwa secara bersama-sama/serentak tidak berpengaruh terhadap keputusan Adopsi IAS ke dalam PSAK di Indonesia. Kata Kunci: Budaya, Hofstede, Dimensi Budaya, Etnis Kalimantan (Borneo),
International Accounting Standard, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
THE EFFECT OF CULTURE TOWARD IAS(International Accounting Standard ) ADOPTION DECISION ON PSAK IN INDONESIA:
(SURVEY ON KALIMANTAN’S (BORNEO) ETHNICS)
TRI WIDATI F1309086
ABSTRACT
This research examines the effect of culture toward IAS(International
Accounting Standards) adoption decision on PSAK in Indonesia viewed from Kalimantan ethnics. The dimensions of culture used in this survey was developed by Hofstede’s culture dimensions (1980), consist of power distance, uncertainty avoidance, masculinity, individualism, and Confucian work dynamics.
The data used in this research collected through questionnaire distributed to accounting students, employees from Kalimantan ethnics.
The t-test result indicate that uncertainty avoidance significantly influence IAS (International Accounting Standard) adoption decision on PSAK in Indonesia, while power distance, masculinity, individualism, and confucian work dynamics do not significantly influence. Furthermore the F-test result show that power distance, uncertainty avoidance, masculinity, individualism, and Confucian work dynamics are not simultaneous significantly influence to IAS (International Accounting Standard) adoption decision on PSAK in Indonesia.
.
Keyword: Culture, Hofstede, Culture dimensions, Kalimantan (Borneo) Etnics,
International Accounting Standard and Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penetapan satu standarisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi
secara internasional merupakan sasaran tertinggi dari suatu sistem
international. Sasaran tersebut kemungkinan besar tidak dapat tercapai dalam
waktu dekat hal ini didasarkan atas banyaknya kendala yang harus dihadapi
oleh sebuah standarisasi seutuhnya dari prinsip-prinsip akuntansi. Perbedaan-
perbedaan yang terdapat antar negara-negara baik dalam konteks sosial
budaya (kultur), hukum, ekonomi, politik, dan lain sebagainya merupakan
beberapa faktor penghambat penerapan standar akuntansi secara internasional
(International Financial Reporting Standards).
Kultur adalah suatu kondisi yang mampu mendorong terbentuknya
pola pikir dan perilaku tertentu pada individu dan masyarakat (Shudarshan
dkk., 2001). Definisi lain menurut Hofstede “the collective programming of
the mind which distinguishes one group category of people from another”.
Budaya dapat diwakili oleh persepsi tentang kesetiaan kepada sebuah
kelompok etnis di mana kelompok merupakan kumpulan orang yang berbagi
pola perilaku normatif (Cohen, 1974). Jadi kultur merupakan pola pikir dan
persepsi individu atau kelompok masyarakat dengan masyarakat lain, satu
negara dengan negara lainnya.
Dimensi kultur menurut Hofstede ada empat yaitu: individualisme,
uncertainty avoidance, masculinity dan power distance (Zarzeski, 1996;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Culpepper & Watts, 1999; Sudharshan dkk., 2001; Hodgettts & Luthans,
1997; 102-111). Hofstede dan Bond (1988) menambahkan dimensi budaya
kelima yaitu Confucian Dynamism, yang kemudian dinamakan dengan
orientasi jangka panjang. Hofstede (2001) mendefinisikan orientasi jangka
panjang sebagai gambaran masa datang yang berorientasi pada reward dan
punishment.
Gray (1988), mengidentifikasi beberapa faktor budaya yang
merupakan elemen struktur accounting value antara lain: Profesionalism
versus statutory control; Uniformity versus flexibility; Conservatism versus
optimism; dan secrey versus transparency. Gray (1988) menjelaskan bahwa
nilai-nilai budaya yang diamalkan secara bersama-sama di negara tertentu
akan merubah budaya akuntansi yang seterusnya akan mempengaruhi sistem
akuntansi negara yang bersangkutan.
Penelitian berdasarkan kerangka pemikiran yang diajukan oleh
Hofstede dan Gray telah diuji secara empiris oleh beberapa peneliti
sebelumnya dengan penggunaan variabel independen dan dependen yang
beragam. Hasil pengujian menyimpulkan hasil yang beragam pula tapi secara
keseluruhan kerangka teori Gray dan Hofstede masih relevan bahkan berguna
dalam mendesain standar akuntansi internasional.
Amstrong (1993) menyatakan bahwa nilai-nilai budaya itu sendiri
merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh seseorang. Ini berarti
bahwa budaya mempengaruhi perilaku yang dibawanya atau sikap seseorang
melalui nilai-nilai yang dibawanya. Suatu interaksi dilandasi oleh nilai-nilai
atau norma tertentu yang membentuk pola-pola. Nilai-nilai tersebut berbeda
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
antara suatu daerah dan daerah lain, terutama dipengaruhi oleh lingkungan
geografis daerah yang bersangkutan.
Eddie (1990) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara indeks
budaya akuntansi yang digunakan Eddie dengan indeks dimensi budaya yang
dikenalkan oleh Hofstede’s atau dengan kata lain menyatakan bahwa hipotesa
yang diajukan oleh Hoftede’s terbukti. Salter and Niswander (1995)
menemukan bahwa ada hubungan signifikan antara uncertainty avoidance dan
indek akuntansi, sedangkan dimensi lain tidak mempunyai hubungan.
Zarzeski (1996) hasil penelitian menunjukkan uncertainty avoidance
dan masculinity berhubungan dengan disclosure berbeda-beda tergantung pada
perusahaan international.
Nair dan Frank (1980) menunjukkan bahwa bahasa menjelaskan lebih
dari sebagian variasi dalam praktik pengukuran lintas bangsa. Hasil tersebut
memberikan dukungan tambahan terhadap hasil penelitian Frank (1979) yang
memberikan saran sebuah pengaruh signifikan dari budaya terhadap luasnya
standar akuntansi.
Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan pula bahwa suatu negara
memiliki standar akuntansi nasional masing-masing yang pembuatannya
mengacu pada praktik-praktik akuntansi yang timbul karena adanya kultur dari
masyarakat. Penyusunan standar akuntansi nasional di Indonesia yaitu PSAK
saat ini mengacu pada Standar Akuntansi International (IAS) yang
dikeluarkan oleh Dewan IAS, yang masih bersifat harmonisasi belum
mengadopsi secara penuh terhadap aturan Standar International.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Arja Sadjiarto (1999) menjelaskan faktor-faktor yang membuat IFRS
dan full adoption IFRS belum dapat diadopsi di semua negara, terutama
Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor politik, ekonomi,
sosial, dan hukum. I Made Narsa (2007) menunjukkan bahwa penerapan IFRS
ternyata mengalami hambatan yang sangat serius, karena banyak sekali
terdapat perbedaan antar negara-negara anggota, baik dalam konteks sosial,
budaya, hukum, ekonomi, politik, pendidikan, sistem pemerintahan, sistem
pajak, dan lain sebagainya.
George T. Tsakumis; David R. Campbell; SR Timothy S; Doupnik
(2009) menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perbedaan interpretasi
dan aplikasi IFRS di negara-negara eropa (EU) adalah pengaruh kebudayaan
di negara tersebut dan perbedaan bahasa serta kesulitan menerjemahkan
bahasa Inggris ke dalam bahasa di negara tersebut.
Negara Indonesia merupakan negara yang masih kental dengan nilai-
nilai budaya dari berbagai suku bangsa dengan pola pikir yang berbeda-beda.
Faktor budaya (culture) di Indonesia adalah salah satu penghambat dalam
penerapan standar internasional karena kebiasaan menggunakan standar
akuntansi nasional yang sudah menjadi budaya akan sulit mengubah cara
menerapkan standar international tersebut.
Menurut kerangka Hofstede (1980), lingkungan akan berpengaruh
terhadap budaya suatu bangsa (societal value). Selanjutnya societal value akan
berpengaruh terhadap budaya profesi akuntansi (accounting value). Pada
akhirnya konsekuensi institusional (institutional concequences) dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
accounting value, secara bersama-sama akan berpengaruh terhadap sistem
akuntansi/ praktik akuntansi (accounting system/ accounting practices).
Penelitian ini mengacu pada penelitian Hofstede dan Bond
(1983:2001). Dalam penelitian Hofstede yang meliputi beberapa negara Asian
menyatakan bahwa dalam dimensi Hofstede Indonesia mempunyai power
distance dengan rangking tertinggi. Rangking tertinggi kedua dalam dimensi
Hofstede untuk Indonesia adalah uncertainty avoidance dan rangking
terendahnya adalah Individualism. Penelitian lain sebagai acuan adalah
penelitian yang telah dilakukan oleh Clement et al. (2010) yang menguji
Cultural Diversity, Country Size, dan keputusan pengadopsian IFRS. Sampel
yang digunakan oleh Clement et al. (2010) adalah beberapa negara dengan
keputusan pengadopsian IFRS yang dipublikasikan sebagai sumber data dari
iasplus.com yang dikumpulkan oleh Delloite.
Perbedaan penelitian ini adalah sampel yang digunakan adalah etnis
Kalimantan (Borneo), objek penelitian dilakukan di Indonesia dengan variabel
independen 5 dimensi budaya Hofstede dan tidak menggunakan Country Size
seperti dalam penelitian Clement et al. (2010). Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh 5 dimensi budaya Hofstede tersebut terhadap keputusan
adopsi IAS ke dalam PSAK di Indonesia.
Peneliti memilih etnis Kalimantan (Borneo) karena dilihat dari sudut
lingkungan geografis daerah, budaya Kalimantan terletak di sebelah utara
pulau Jawa sehingga peneliti tertarik bagaimana pengaruh budaya yang
terletak di sebelah utara pulau jawa tersebut apakah dapat berpengaruh dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pengambilan keputusan adopsi IAS (International Accounting Standards) ke
dalam PSAK di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, serta beberapa hasil penelitian yang
menyatakan faktor budaya merupakan salah satu faktor penghambat
penerapan standar akuntansi secara internasional (IAS/IFRS) di Indonesia
maupun di negara lain, maka penelitian ini mengambil judul “PENGARUH
BUDAYA TERHADAP KEPUTUSAN ADOPSI IAS (International
Accounting Standard ) KE DALAM PSAK DI INDONESIA: SURVEI
TERHADAP ETNIS KALIMANTAN (BORNEO)”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang dan judul penelitian, maka yang menjadi
pokok permasalahan adalah:
1. Apakah power distance berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS
dalam PSAK di Indonesia dalam sudut pandang etnis Kalimantan
(Borneo)?
2. Apakah Uncertainty Avoidance berpengaruh terhadap keputusan adopsi
IAS dalam PSAK di Indonesia dalam sudut pandang etnis Kalimantan
(Borneo)?
3. Apakah berpengaruh Masculinity terhadap keputusan adopsi IAS dalam
PSAK di Indonesia dalam sudut pandang etnis Kalimantan (Borneo)?
4. Apakah berpengaruh Individualisme terhadap keputusan adopsi IAS
dalam PSAK di Indonesia dalam sudut pandang etnis Kalimantan
(Borneo)?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Apakah Confuciam Work Dinamics terhadap berpengaruh terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia dalam sudut pandang
etnis Kalimantan (Borneo)?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah Power Distance berpengaruh terhadap keputusan
adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia dalam sudut pandang etnis
Kalimantan (Borneo)?
2. Mengetahui apakah Uncertainty Avoidance berpengaruh terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia dalam sudut pandang
etnis Kalimantan (Borneo)?
3. Mengetahui apakah Masculinity berpengaruh terhadap keputusan adopsi
IAS dalam PSAK di Indonesia dalam sudut pandang etnis Kalimantan
(Borneo)?
4. Mengetahui apakah Individualisme berpengaruh terhadap keputusan
adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia dalam sudut pandang etnis
Kalimantan (Borneo)?
5. Mengetahui apakah Confucian Work Dinamics terhadap berpengaruh
terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia dalam sudut
pandang etnis Kalimantan (Borneo)?
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberkan manfaat termasuk:
1. Dapat memberikan kontribusi terhadap literatur penelitian akuntansi
khususnya mengenai pengaruh budaya terhadap adopsi IAS ke PSAK.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Bagi Perusahaan, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat
membantu perusahaan yang bersangkutan mengetahui dan membuat
laporan keuangan tahunan yang sesuai dengan IAS yang telah disesuaikan
ke dalam PSAK.
3. Bagi Akuntan/Auditor dengan adanya prediksi mengenai penerapan baik
pengadopsian IAS ke dalam PSAK dapat menjadi alat yang berguna bagi
akuntan/auditor dalam membuat penilaian going concern perekonomian
suatu negara.
4. Bagi akademis, dapat dijadikan referensi dalam penelitian-penelitian
selanjutnya disamping sebagai sarana untuk menambah wawasan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Pengorganisasian penulisan dalam penelitian ini dipaparkan
menggunakan sistematik sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : TELAAH PUSTAKA
Bab ini berisi landasan teori yang digunakan untuk membahas
masalah yang diangkat dalam penelitian ini
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan desain penelitian, populasi, sampel dan teknik
pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan, variabel
penelitian dan pengukuran, metode analisis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas deskripsi penelitian berdasarkan data-
data yang telah dikumpulkan pembahasan hasil penelitian, serta
pengujian dan analisis hipotesis.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis yang
telah dilakukan dan saran-saran yang mungkin dapat diajukan dan
dilaksanakan untuk penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN BUDAYA
Budaya adalah nilai dan attitude yang digunakan dan di yakini oleh
suatu masyarakat atau negara. Kultur adalah suatu kondisi yang mampu
mendorong terbentuknya pola pikir dan perilaku tertentu pada individu dan
masyarakat (Shudarshan dkk., 2001)
Hosstede (1980; 1983) mendefinisikan budaya sebagai “The collective
programming of the mind wich distinguishes the members of one human group
from another”. Hofstede (1983) mendefinisikan budaya sebagai “sebuah
program kolektif dari pemikiran di mana membedakan dari satu kelompok
manusia terhadap yang lainnya.
Budaya dapat diwakili oleh persepsi tentang kesetiaan kepada sebuah
kelompok etnis di mana kelompok merupakan kumpulan orang yang berbagi
pola perilaku normatif (Cohen, 1974).
B. POLA BUDAYA
Mental programs atau budaya suatu kelompok terbentuk oleh
lingkungan sosial, (seperti negara, daerah, tempat kerja, sekolah dan rumah
tangga) dan kejadian-kejadian yang dialami dalam kehidupan para anggota
kelompok yang bersangkutan. Program mental ini oleh Hofstede dijelaskan
dengan dua konstruk yaitu value (nilai) dan culture (budaya). Nilai
didefinisikan sebagai suatu tendensi yang luas untuk menunjukkan state of
affairs tertentu atas lainnya, yang pengukurannya menggunakan belief,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
attitudes, dan personality. Sedangkan culture didefinisikan oleh Hofstede
(1991:4) sebagai program mental yang berpola pikiran (thinking), perasaan
(feeling), dan tindakan (action) atau disebut dengan “software of the mind”.
Pemrograman ini dimulai dari lingkungan keluarga, kemudian dilanjutkan
dengan lingkungan tetangga, sekolah, kelompok remaja, lingkungan kerja, dan
lingkungan masyarakat. Pemrograman mental atau budaya ini dikembangkan
melalui suatu sistem nilai yang berkembang dalam masyarakat, kemudian
sistem nilai ini akan menjadi norma-norma sosial yang mempengaruhi
perilaku sosial.
Tiga tingkatan konsep budaya Hofstede yang diturunkan dari program
mental yaitu: (Hofstede 1980: 15)
1. Tingkat universal
Tingkat universal yaitu program mental yang dimiliki oleh seluruh
manusia. Pada tingkatan ini program mental seluruhnya melekat pada
diri manusia.
2. Tingkat collective
Tingkat collective yaitu program mental yang dimiliki oleh beberapa,
tidak seluruh manusia. Pada tingkatan ini program mental khusus pada
kelompok atau kategori dan dapat dipelajari.
3. Tingkat individual
Tingkat individual yaitu program mental yang unik yang dimiliki oleh
hanya seorang, dua orang tidak akan memiliki program mental yang
persis sama. Pada tingkatan ini program mental sebagian kecil melekat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pada diri manusia, dan lainnya dapat dipelajari dari masyarakat,
organisasi atau kelompok lain.
Hofstede (1980:27) menggambarkan pola budaya seperti pada gambar
di bawah ini;
Gambar 2.1
Pola Budaya
Reinforcement
Sumber: Hofstede (1980)
C. TINGKATAN BUDAYA
Lapisan budaya menurut Hofstede (1991:10) adalah:
1. Tingkatan nasional (national level), berdasarkan suatu negara.
2. Tingkatan daerah (regional), dan/atau suku (ethnic), dan atau agama
(religion), dan atau bahasa (linguistic).
3. Tingkatan perbedaan jenis kelamin (gender).
4. Tingkatan generasi, misalnya orang tua dengan anak-anak.
OUTSIDE INFLUENCES:
Forces of nature, Force of man: Trade, Conquest Scientific discovery
ORIGIN Ecological factors: Geographic Economic Demographic Genetic/hygienic Historical Technological Urbanization
SOCIETAL NORMS
Value system Of major groups Of population
CONSEQUENCES Structure and functioning of instituions: Family patterns Role of differentiation Social stratification Socialization Emphases Education Religion
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Tingkatan sosial, dihubungkan dengan pendidikan, dan pekerjaan atau
profesi.
6. Tingkatan organisasi atau perusahaan.
Hofstede mengkategorikan lapisan budaya di atas untuk
mengelompokkan kebiasaan orang sesuai dengan lingkungannya. Hofstede
menurunkan budaya dengan mengacu pada tingkatan program mental yang
kedua (collective), sehingga budaya adalah sesuatu yang dapat dipelajari
bukan merupakan suatu gen tetapi diturunkan dari lingkungan sosial,
organisasi ataupun kelompok lain. Budaya ini dibedakan antara sifat manusia
dan dari kepribadian individu. Sifat manusia adalah segala yang dimiliki oleh
manusia misalnya sifat cinta, sedih, sifat membutuhkan orang lain, dan
sebagainya, ekspresi sifat ini dipengaruhi oleh budaya yang dianut pada
masyarakat tersebut. Sedangkan kepribadian (personality) seorang individu
adalah seperangkat program mental personal yang unik yang tidak dapat
dibagikan dengan orang lain.
D. DIMENSI BUDAYA HOFSTEDE
Hofstede (1983) membagi dimensi budaya menjadi 4 bagian:
1. Individualism (lawan dari collectivism).
Individualism merefleksikan sejauh mana individu mengharapkan
kebebasan pribadi. Ini berlawanan dengan collectivism (kelompok)
yang didefinisikan menerima tanggungjawab dari keluarga, kelompok
masyarakat (suku dan lain-lain).
2. Power distance. Didefinisikan sebagai jarak kekuasaan antara boss B
dengan bawahan S dalam hierarki organisasi adalah berbeda antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sejauh mana B dapat menentukan perilaku S dan sebaliknya (Hofstede,
1983). Pada masyarakat yang power distance besar, adanya pengakuan
tingkatan di dalam masyarakat dan tidak memerlukan persamaan
tingkatan. Sedangkan pada masyarakat yang power distance kecil, tidak
mengakui adanya perbedaan dan membutuhkan persamaan tingkatan di
dalam masyarakat.
3. Uncertainty avoidance. Ketidakpastian mengenai masa depan adalah
sebagai dasar kehidupan masyarakat. Masyarakat yang tingkat
ketidakpastiannya tinggi akan mengurangi dampak ketidakpastian
dengan teknologi, peratuaran dan ritual. Sedangkan masyarakat dengan
tingkat menghindari ketidakpastian yang rendah akan lebih santai
sehingga praktik lebih tergantung prinsip dan penyimpangan akan lebih
bisa ditoleransi.
4. Masculinity (Vs feminity). Nilai Masculine menekankan pada nilai
kinerja dan pencapaian yang nampak, sedangkan feminine lebih pada
preferensi pada kualiatas hidup, hubungan persaudaraan, modis dan
peduli pada yang lemah.
Kemudian Hofstede dan Bond (1988) menambahkan demensi budaya
kelima yaitu Confucianism Dynamism, yang kemudian dinamakan dengan
orientasi jangka panjang sebagai gambaran masa datang yang berorientasi
pada reward dan punishment.
E. BUDAYA KALIMANTAN (BORNEO)
Borneo merupakan istilah lain dari pulau Kalimantan. Kalimantan
merupakan pulau terbesar di Indonesia sesudah irian. Pulau Kalimantan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terbagi atas propinsi. Kata Borneo dalam pendekatan sejarah lebih dikenal
daripada nama kalimantan. Dalam literatur dan kepustakaan dunia, kata
Borneo juga lebih tua dari pada Kalimantan.
Budaya borneo merupakan kelompok etnis yang berasal dari sebelah
utara pulau Jawa di wilayah Indonesia. Menurut C. Hose dan Mac Dougall,
nama "Kalimantan" berasal dari 6 golongan suku-suku setempat yakni Dayak
Laut (Iban), Kayan, Kenya, Klemantan, Munut, dan Punan. Seperti halnya
budaya etnis lain, etnis borneo sampai dengan saat ini masih melestarikan dan
menjaga tradisi budaya aslinya. Sebagai contoh nyata adalah dengan adanya
festival budaya yang menampilkan budaya asli etnis borneo.
Etnis borneo sangat menjunjung warisan leluhur mereka. Beberapa
semboyan mereka adalah “Kami tidak punya tanah air lain dan kami harus
menjaga patar dita’ (tanah dataran tinggi) Borneo di mana kami telah hidup
dari generasi ke generasi”. ”Kami adalah satu akar, satu nenek moyang, dan
satu tradisi".
F. STANDAR AKUNTANSI
Pada dasarnya standar akuntansi merupakan pengumuman atau
ketentuan resmi yang dikeluarkan badan berwenang di lingkungan tertentu
tentang pedoman yang dapat digunakan manajemen untuk menghasilkan
laporan keuangan. Dengan adanya standar akuntansi, laporan keuangan
diharapkan dapat menyajikan informasi yang relevan dan dapat dipercaya
kebenarannya.
Standar akuntansi juga digunakan oleh pemakai laporan keuangan
seperti investor, kreditor, pemerintah dan masyarakat umum sebagai acuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
untuk memahami dan menganalisis laporan keuangan sehingga
memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang benar. Dengan
demikian, standar akuntansi memiliki peran penting bagi pihak penyusun dan
pemakai laporan keuangan sehingga timbul keseragaman atau kesamaan
interprestasi atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.
Secara umum standar akuntansi mengatur empat hal pokok yaitu
mengenai definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang
berkaitan, pengukuran dan penilaian, pengakuan, penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan.
G. IAS (International Accounting Standards)
Globalisasi dunia menuntut adanya standar akuntansi yang seragam.
Namun untuk mencapai sebuah keseragaman tidaklah mudah. Kondisi ini
memerlukan adanya sebuah badan penyusun standar internasional. Salah
satunya adalah International Accounting Standards Committee (IASC) yang
sekarang bernama International Accounting Standard Board (IASB). Tujuan
dibentuknya IASC adalah memformulasi standar dan mendorong
keberterimaan dan ditaatinya IFRS secara luas di dunia. (Solomons 1986: 60).
Menurut Choi & Mueller, 1998 International Accounting Standards
Committee (IASC) bertujuan merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi
sehubungan dengan pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa
diterima secara luas di seluruh dunia, serta bekerja untuk pengembangan dan
harmonisasi standar, serta prosedur akuntansi sehubungan dengan pelaporan
keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Choi dan Mueller (1998), IAS (International Accounting Standards)
adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari
solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.
George dan Timothy (2009) menyatakan bahwa IAS (International
Accounting Standards) merupakan standar akuntansi internasional yang
diterbitkan oleh Dewan IAS.
International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan
standar tunggal pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntasi
berbasiskan prinsip yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan
disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi,
penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait
transaksi tersebut.
Tujuan IAS/IFRS adalah memastikan laporan keuagan perusahaan
mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Menghasilkan transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan
sepanjang periode yang disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan
pada IFRS.
3. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna.
H. PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
Standar Akuntansi di Indonesia adalah Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia).
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan merupakan kerangka acuan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
prosedur yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan. PSAK disusun
dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia
adalah organisasi profesi akuntan yang ada di Indonesia. Keberadaanya
dibutuhkan untuk membentuk kesamaan prosedur dalam menjelaskan
bagaimana laporan keuangan disusun dan disajikan, oleh karenanya ia sangat
berarti dalam hal kesatuan bahasa dalam menganalisa laporan – laporan
keuangan bagi perusahaan, dana pensiun dan unit ekonomi lainya.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia mengacu
pada Standar Akuntansi International (IAS) yang dikeluarkan Dewan IAS.
Namun penerapan aturan IAS di Indonesia masih bersifat harmonisasi, belum
mengadopsi secara penuh dan menyeluruh terhadap aturan-aturan IAS.
Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat
pengadopsian IAS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat, yaitu:
1. Full Adoption
Suatu negara mengadopsi seluruh produk IAS dan menerjemahkan IAS
word by word ke dalam bahasa yang negara tersebut gunakan.
2. Adopted
Mengadopsi seluruh IFRS namun disesuaikan dengan kondisi di negara
tersebut.
3. Piecemeal (Sedikit Demi Sedikit)
Suatu negara hanya mengadopsi sebagian besar nomor IAS yaitu nomor
standar tertentu dan memilih paragraf tertentu saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Referenced
Sebagai referensi, standar yang diterapkan hanya mengacu pada IAS
tertentu dengan bahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan
pembuat standar.
5. Not adopted at all
Suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IAS.
I. KEPUTUSAN ADOPSI IAS KE DALAM PSAK
Pernyataan standar akuntansi keuangan saat ini sedang dalam proses
konvergensi secara penuh dengan International Financial Reporting Standards
(IFRS) yang dikeluarkan oleh IASB (International Accounting Standards
Board). Oleh karena itu, arah penyusunan dan pengembangan standar
akuntansi keuangan ke depan akan selalu mengacu pada standar akuntansi
internasional (IAS) tersebut. Dengan mengadopsi IAS berarti laporan
keuangan berbicara dengan bahasa akuntansi yang sama, hal ini akan
memudahkan perusahaan multinasional dalam berkomunikasi dengan cabang-
cabang perusahaannya yang berada dalam negara yang berbeda, meningkatkan
kualitas pelaporan manajemen dan pengambilan keputusan.
Dengan mengadopsi IAS dapat meningkatkan kepastian dan konsistensi
dalam interpretasi akuntansi, sehingga memudahkan proses akuisisi dan
divestasi. Dengan mengadopsi IAS, kinerja perusahaan dapat diperbandingkan
dengan pesaing lainnya secara global, apalagi dengan semakin meningkatnya
persaingan global saat ini. Dengan mengadopsi IAS, perusahaan dapat
menarik modal dan menghasilkan keuntungan di masa depan dengan
perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adopsi IAS yang bersifat harmonisasi yaitu mengadopsi IAS yang
disesuaikan dengan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi, politik, dan
sistem pemerintahan di Indonesia. Sedangkan adopsi IAS secara penuh akan
meningkatkan keandalan dan daya banding informasi laporan keuangan secara
internasional. Namun adopsi seutuhnya akan bertentangan dengan sistem
pajak pemerintahan di Indonesia atau kondisi ekonomi dan politik lainnya.
Untuk mencapai adopsi IAS secara penuh pada tahun 2012, kalangan
akademisi khususnya bidang akuntansi harus siap terlebih dahulu terhadap
perubahan ini dengan cara melakukan penyesuaian terhadap kurikulum, silabi,
dan literatur.
Penyesuaian terhadap perubahan ini memerlukan waktu dan usaha yang
keras, karena penyesuaian terhadap peraturan yang baru menyangkut banyak
aspek dan bukanlah hal yang dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Bagi
perusahaan atau organisasi, perubahan dilakukan terutama oleh perusahaan go
publik atau perusahaan multinational yang melakukan transaksi dan
berinteraksi dengan perusahaan lainnya secara international. Adopsi seutuhnya
(full adoption) terhadap IAS, berarti merubah prinsip-prinsip akuntansi yang
selama ini telah dipakai menjadi suatu standar akuntansi berlaku secara
internasional.
J. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Power distance ( Jarak Kekuasaan)
Didefinisikan sebagai jarak kekuasaan antara boss B dengan
bawahan S dalam hierarki organisasi adalah berbeda antara sejauh mana B
dapat menentukan perilaku S dan sebaliknya (Hofstede, 1983). Pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masyarakat yang power distance besar, adanya pengakuan tingkatan di
dalam masyarakat dan tidak memerlukan persamaan tingkatan. Sedangkan
pada masyarakat yang power distance kecil, tidak mengakui adanya
perbedaan dan membutuhkan persamaan tingkatan di dalam masyarakat.
Suatu negara yang memiliki power distance dengan skor tinggi, maka
dapat dikatakan bahwa di negara tersebut cenderung sedikit menggunakan
partisipasi dalam segala aspek kehidupan.
Williams dan Zinkin (2008), Masyarakat yang memiliki power
distance yang tinggi berharap untuk menerima dan mengambil perintah
dari pihak berwenang. Di negara-negara dengan power distance tinggi ada
perbedaan yang jelas antara peran "bawahan" dan "atasan."
Dalam konteks keputusan adopsi IAS, Clement et al. (2010)
menyimpulkan IASB dianggap sebagai badan yang mempunyai otoritas
dalam hal penyebarluasan standar-standar akuntansi internasional.
Hipotesis pertama kami adalah karena itu power distance yang tinggi
dalam masyarakat akan lebih besar kemungkinannya untuk menghasilkan
pengendalian pembentukan standar akuntansi kepada badan internasional
yang berwenang.
H1: Power distance berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS dalam
PSAK.
2. Uncertainty avoidance (Penghindaran ketidakpastian)
Ketidakpastian mengenai masa depan adalah sebagai dasar
kehidupan masyarakat. Masyarakat yang tingkat ketidakpastiannya tinggi
akan mengurangi dampak ketidakpastian dengan teknologi, peraturan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ritual. Sedangkan masyarakat dengan tingkat menghindari ketidakpastian
yang rendah akan lebih santai sehingga praktik lebih tergantung prinsip
dan penyimpangan akan lebih bisa ditoleransi.
Salter and Niswander (1995) menemukan bahwa ada hubungan
signifikan antara uncertainty avoidance dan indek akuntansi, sedangkan
dimensi lain tidak mempunyai hubungan.
Clement et al. (2010)) berhipotesis bahwa negara-negara dengan
penghindaran ketidakpastian yang tinggi akan enggan untuk beralih dari
perangkat standar akuntansi khusus negara saat ini dengan mengadopsi
IAS.
H2: Uncertainty avoidance berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS
dalam PSAK.
3. Masculinity
Sejauh mana peranan genjer dibedakan dan kinerja serta pencapaian
yang dapat dilihat lebih ditekankan daripada hubungan dan perhatian.
Zarzeski (1996) hasil penelitian menunjukkan uncertainty
avoidance dan masculinity berhubungan dengan disclosure berbeda-beda
tergantung pada perusahaan international.
Clement et al. (2010), dalam suatu masyarakat yang sangat
maskulin, individu biasanya akan memilih kemandirian daripada
kebergantungan kepada orang lain. Selain itu, individu mungkin akan
melawan untuk mengikuti aturan-aturan dalam budaya maskulinitas yang
tinggi, khususnya jika aturan-aturan tersebut diamanatkan oleh organisasi
internasional luar seperti IASB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
H3: Masculinity berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS dalam
PSAK.
4. Individualism.
Dimensi ini berhubungan dengan hubungan antara individu dan
kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya. Individualism
merefleksikan sejauh mana individu mengharapkan kebebasan pribadi.
Masyarakat yang mempunyai budaya dengan tingkat individualisme yang
tinggi akan memberikan kebebasan personal dan otonomi kepada
kepentingan individu. Sebaliknya masyarakat yang mempunyai budaya
dengan tingkat collectivism yang tinggi, individu yang berada dalam suatu
kelompok akan mementingkan kepentingan kelompok dan akan saling
memperhatikan satu individu terhadap individu lainnya (Hofstede, 1983).
Clement et al. (2010) menyimpulkan bahwa negara-negara yang
sangat individualis akan enggan untuk menyerahkan kontrol proses
penetapan standar akuntansi kepada organisasi internasional luar,
sementara masyarakat kolektivis akan lebih mungkin untuk menghasilkan
suatu pengaturan badan standar internasional dalam hal ini adalah IAS.
H4: Individualism berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS dalam
PSAK.
5. Confucianism Dynamism
Implikasi etis dari dinamisme Konfusianisme menunjukkan bahwa
individu-individu dari budaya jangka panjang mungkin melihat implikasi
etis dari pemotongan sudut untuk mencapai keuntungan jangka panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lebih negatif daripada individu-individu dari budaya jangka pendek
(Cohen et al, 1995.).
Hofstede dan Bond (1988) menambahkan dimensi budaya kelima
yaitu Confucianism Dynamism, yang kemudian dinamakan dengan
orientasi jangka panjang sebagai gambaran masa datang yang berorientasi
pada reward dan punishment. Nilai yang berhubungan dengan rientasi
jangka panjang adalah ketekunan, penghematan dan lain-lain. Nilai yang
berkaitan dengan Orientasi jangka pendek misalnya menghargai tradisi,
kewajiban sosial dan lain-lain. Dimensi ini diciptakan ketika
dilakukannya survei budaya Cina dan mungkin mewakili budaya barat
dan timur.
H5: Confucianism Dynamism berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS
dalam PSAK.
K. SKEMA PENELITIAN
Di bawah ini adalah kerangka mengenai hubungan antar masing-masing
variabel:
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Budaya Borneo (X) Keputusan Adopsi IAS ke dalam PSAK
(Y) Power distance
Individualisme
Uncertainty avoidance
Maskulinitas
Confucianisn Work Dynamism Dynamism Dynamism
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian survey, yaitu penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan memakai kuesioner sebagai alat
pengumpulan data untuk selanjutnya dianalisis.
Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis
testing) yang dimaksudkan untuk menjelaskan apakah budaya (Power
Distance, Uncertainty Avoidance, Masculinity, Individualism, dan Confucian
Work Dynamics) atas survei terhadap etnis Kalimantan (Borneo) berpengaruh
terhadap keputusan adopsi IAS (Internatinal Accounting Standards) ke dalam
PSAK di Indonesia. Menurut Sekaran (2006), pengujian hipotesis harus dapat
menjelaskan sifat dari hubungan tertentu, memahami perbedaan antar
kelompok atau independensi dua variable atau lebih.
B. POPULASI , SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002),
sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto,
dan Pangestu Subagyo, 1998: 108). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh responden yang berasal dari etnis Kalimantan (Borneo) di Indonesia.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel kepada
sekelompok responden dengan kriteria tertentu yang dapat memberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
informasi yang diharapkan oleh peneliti atau kriteria lain yang ditetapkan oleh
peneliti. Kriteria responden yang dipilih sebagai sampel dalam penelitiian ini
adalah:
1. Mahasiswa akuntansi S1 jurusan Akuntansi yang beretnis Kalimantan
(Borneo) di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.
2. Karyawan baik swasta maupun pemerintah yang beretnis Kalimantan
(Borneo) dengan latar belakang pendidikan Akuntansi.
3. Responden memiliki pemahaman tentang akuntansi, laporan keuangan,
serta memiliki pengetahuan mengenai IAS (International Accounting
Standards).
4. Hasil pengembalian kuisioner yang telah dijawab secara lengkap oleh
responden, dianggap menjadi sampel penelitian.
Pendapat Roscoe dalam Sekaran (1992:253), ukuran sampel yang
layak digunakan dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
C. DATA DAN METODE PENGUMPULAN DATA
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer berupa data yang diperoleh dari survei yang dilakukan dengan
memberikan kuesioner kepada responden. Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner yang digunakan oleh peneliti diadopsi dari penelitian Ming Yi-Wu
(2006) dan survei AICPA, Deloitte, Grant Thornton, dan KPMG terhadap
pengadopsi IFRS dalam U. S GAAP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
membagikan kuesioner kepada responden yang dianggap memenuhi syarat
dan dapat memberi informasi yang cukup. Peneliti mengantar dan mengambil
secara langsung kuesioner yang disebarkan ke obyek penelitian yang dekat
dengan domisili peneliti.
Peneliti memberikan sedikit pengarahan singkat mengenai cara
pengisian kuesioner. Hal ini dilakukan karena peneliti berasumsi bahwa tidak
semua responden dengan mudah dapat mengisi kuesioner tersebut sesuai
dengan yang diharapkan oleh peneliti.
Kuesioner yang dikembalikan, akan diteliti terlebih dahulu untuk
mendapatkan kuesioner dengan jawaban yang terisi secara lengkap
sebagaimana yang disyaratkan.
D. VARIABEL PENELITIAN DAN PENGUKURAN VARIABEL
Terdapat enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yang
terdiri dari satu variabel dependen dan 5 variabel independen. Variabel
dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen atau variabel bebas. Variabel independen atau variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen atau
variabel terikat.
1. Budaya Borneo
Variabel independen dalam penelitian ini adalah budaya Borneo yang
diungkapkan dalam indikator dimensi budaya yang meliputi Power
distance, Uncertainty avoidance, Masculinity, Individualism dan
Confucianism Work Dynamism.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk mengukur variabel Power distance, Uncertainty avoidance,
Masculinity digunakan lima butir peryataan/instrumen. Kelima pernyataan
tersebut diajukan kepada responden dengan menggunakan skala likert dari
pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Kurang
Setuju (KS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Rentang nilai/angka untuk
mengukur jawaban kuesioner tersebut adalah dari angka 1 sampai dengan
angka 5. Angka 1 menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan seterusnya
sampai dengan angka 5 untuk jawaban sangat setuju.
Untuk mengukur variabel Individualism dan Confucianism Work
Dynamism digunakan empat butir peryataan/instrumen. Keempat pernyataan
tersebut diajukan kepada responden dengan menggunakan skala likert dari
pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Kurang
Setuju (KS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Rentang nilai/angka untuk
mengukur jawaban kuesioner tersebut adalah dari angka 1 sampai dengan
angka 5. Angka 1 menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan seterusnya
sampai dengan angka 5 untuk jawaban sangat setuju.
2. Keputusan adopsi IAS ke dalam PSAK
Untuk mengukur variabel dependen dalam penelitian ini yaitu
Keputusan adopsi IAS ke dalam PSAK digunakan sembilan butir
peryataan/instrumen yang diajukan kepada responden dengan menggunakan
skala likert. Pilihan jawaban dari Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju
(TS), Kurang Setuju (KS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Rentang
nilai/angka untuk mengukur jawaban kuesioner tersebut adalah dari angka 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sampai dengan angka 5. Angka 1 menunjukkan jawaban sangat tidak setuju
dan seterusnya sampai dengan angka 5 untuk jawaban sangat setuju.
E. METODE ANALISIS
1. Analisis Deskriptif
Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai
tanggapan yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif
terdiri dari penghitungan mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum.
Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai
distribusi dan perilaku data (Ghozali, 2006).
2. Pengujian Kualitas Data
a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana skor/nilai yang diperoleh
benar-benar menyatakan hasil pengamatan/pengukuran yang ingin
diukur oleh peneliti. Uji validitas mengukur apakah pertanyaan dalam
kuesioner yang digunakan betul-betul dapat mengukur apa yang
hendak diukur (Ghozali, 2006:45). Suatu instrumen dikatakan valid
jika dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat
dan mampu mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas dalam
penelitian ini dengan melakukan korelasi antara masing-masing skor
item dengan skor total. Pengujian validitas digunakan tingkat
signifikansi 5%, suatu item dikatakan valid apabila P < 0,05% dan
rhitung > rtabel Correlation Product Moment.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat diandalkan atau dipercaya. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2006:41). Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji
statistik Cronbach Alpha (α). Suatu instrumen pertanyaan dikatakan
reliabel atau handal apabila memiliki Croanbach Alpha lebih besar
dari 0,60 kriteria Nunnally (1960) dalam Ghozali (2006:46).
Analisis validitas dan reliabilitas ini akan dilakukan dengan
bantuan paket program SPSS (Statistical Programme Social Science).
3. Metode Analisis Data
a. Pengujian Asumsi Klasik
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari
asumsi-asumsi klasik, apabila data tidak memenuhi syarat tersebut
maka model regresi yang diperoleh beserta analisisnya akan bersifat
bias (menyimpang). Pengujian asumsi klasik yang dilakukan antara
lain meliputi:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi, data residual memiliki distribusi normal sehingga model
regresi dikatakan tidak bias. Normalitas data diuji dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Untuk menerima atau
menolak hipotesis dengan cata membandingkan residual dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05, jika p > 0,05 maka
terdistribusi normal.
2) Uji Multikolineritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen
(bebas), jika tidak ada korelasi maka model tersebut dikatakan
baik. Uji multikolinieritas dalam penelitian ini berdasarkan nilai
Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Penelitian
dinyatakan bebas multikolineritas apabila nilai tolerasi > 0,10 dan
nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10 (Ghozali, 2006).
3) Uji Heteroskedastisitas
Model regresi linier yang baik adalah yang homogenitas
atau kesamaan variansi dari satu residual ke residual berikutnya
dan jika berbeda maka model dikatakan mengalami masalah
heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan uji park yaitu dengan meregres
semua variabel independen terhadap nilai logaritma natural dari
kuadrat residual. Variabel independen dikatakan tidak terkena
heterokedastisitas, jika tidak signifikan secara statistik yaitu p
lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2009).
4) Uji Autokorelasi
Model regresi yang baik data harus bebas dari autokorelasi.
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-
Watson. Model regresi dinyatakan tidak terjadi autokorelasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
apabila data yang digunakan memiliki nilai statistik Durbin-
Watson yang terletak di antara DU dan 4 – DU (DU adalah batas
atas nilai kritis dari distribusi Durbin-Watson yang ditentukan
menurut banyaknya variabel independen dan banyaknya sampel).
b. Metode Pengujian Hipotesis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Uji Analisis Regresi Linier Berganda. Analisis regresi merupakan
teknik utama yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji
hipotesis yang telah ditentukan. Secara umum didapatkan beberapa
informasi dari model regresi yaitu bentuk persamaan linier, angka
koefisien determinasi, dan pengujian statistik. Model yang digunakan
dalam penelitian ini disajikan dalam persamaan regresi berikut ini :
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Keterangan :
Y = Keputusan Adopsi IAS ke dalam PSAK di Indonesia
α = konstanta
β = koefisien regresi
X1= power distance
X2= uncertainty avoidance
X3= masculinity
X4= individualisme
X5= confucianism work dynamism
e = error term (Standar Eror)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Uji Statistik F (Uji F)
Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model memiliki
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Langkah-langkah untuk melakukan pengujian adalah:
a) Menentukan hipotesis.
H0 : b1 = b2 = b3….. = bk = 0
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3….. ≠ bk ≠ 0
b) Menentukan Ftabel dengan tingkat signifikansi 0,05.
c) Menghitung Fhitung dan kemudian membandingkannya
dengan Ftabel.
Kriteri pengujiannya adalah:
1) H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila Fhitung < Ftabel atau bila
nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti variabel
independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model regresi
tidak signifikan.
2) H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila Fhitung > Ftabel atau bila
nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti variabel
independen secara serentak dan signifikan bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan
bahwa model regresi signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Uji Koefisien Determinasi
Uji ketepatan perkiraan bertujuan untuk menilai total variasi
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Hasil dari pengujian ini adalah koefisien determinasi majemuk
disesuaikan yaitu suatu koefisien determinasi yang menunjukkan
besaran variasi dari variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua
variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted
R square . Nilai adjusted R square besarnya berkisar antara lebih
besar sama dengan nol dan lebih kecil sama dengan 1. Jika semakin
mendekati 1 maka model semakin baik, begitu pula sebaliknya.
3. Uji Statistik t (Uji t)
Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dala
menerangkan variasi variabel dependen.
Kriteria pengujiannya adalah:
1) H0 diterima dan Ha ditolak yaitu apabila thitung < ttabel atau bila
nilai signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti variabel
independen secara individual tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2) H0 ditolak dan Ha diterima yaitu apabila thitung > ttabel atau bila
nilai signifikansi kurang dari nilai alpha 0,05 berarti variabel
independen secara individual berpengaruh terhadap variabel
dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
kuesioner, dimana pertanyaan peneliti dan jawaban responden dikemukakan
secara tertulis. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan dua cara yaitu
personnel survey dan mail survey. Kuesioner didistribusikan mulai bulan
Mei 2011 dan sampai dengan bulan Agustus 2011 kuesioner telah terkumpul
sebanyak target minimal 30 responden. Kuesioner yang disebar sebanyak 80
kuesioner, dari jumlah tersebut kembali sebanyak 41 kuesioner dan yang
tidak kembali sebanyak 40 kuesioner. Alasan kuesioner tidak kembali
karena para responden sibuk melakukan tugas-tugasnya serta alasan-
alasan lain sehingga responden tidak bisa mengisi kuesioner. Kuesioner
yang kembali tersebut, setelah diperiksa kelengkapan isinya sebanyak 41
kuesioner siap dianalisis (Tabel IV.1).
Tabel IV.1
Data Distribusi Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase (%) (dari total yang disebar)
Didistribusikan Kembali Tidak Kembali Siap dianalisis
80 41 40 41
100 51 49 51
Sumber: data primer diolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jumlah tersebut di atas sudah dianggap mencukupi karena target
sampel minimal yang diharapkan dalam analisis data adalah 30 responden.
Delapan puluh kuesioner tersebut didistribusikan kepada tujuh Perguruan
Tinggi Negeri/Swasta dan lima Perusahaan Negeri/Swasta (Tabel IV.2).
Tabel IV.2
Daftar Responden dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
Sumber : data primer diolah.
Tabel IV.3 berikut ini menunjukkan bahwa responden yang bersedia
menjawab dengan lengkap didominasi oleh jenis kelamin perempuan (59%)
sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki (41%). Tabel IV.4 di bawahnya
menunjukkan bahwa usia responden paling banyak berusia kurang dari 25
tahun yaitu sebanyak 68% atau 28 orang. Kemudian diikuti oleh responden
yang berusia 25-50 tahun sebanyak 32% atau 13 orang.
No Karakteristik Responden
Yang Disebarkan
Kuesioner yang Kembali
Jml % Jml % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Univ.Muhamadiyah Surakarta Universitas Slamet Riyadi STIE-AUB Universitas Setia Budi STIE-YKPN Universitas Mulawarman Karyawan/Pegawai Rumah Sakit Perusahaan Swasta Badan Usaha Milik Negara Pemerintahan Politeknik
4 17 2 2 1 4 10
10 20 4 4 2
5 21 3 3 1 5 12
12 25 5 5 3
2 12 2 1 1 2 3 4 8 2 3 1
5 30 5 2 2 5 7
10 20 5 7 2
Jumlah 80 100 41 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.3
Jenis Kelamin Responden
Sumber: data primer diolah
Tabel IV.4
Usia Responden
Usia Jumlah Persentase (%)
< 25 tahun 25 - 50 tahun
Total
28 orang 24 orang 41 orang
68 32 100
Sumber : data primer diolah.
Tabel IV.5
Pekerjaan Responden
Pekerjaan Responden Jumlah % Mahasiswa
Karyawan/Pegawai Total
23 orang 18 orang 41 orang
56 44 100
Sumber: data primer diolah
Tabel IV.5 di atas menunjukkan sebanyak 41 responden yang
kuesionernya dijadikan sampel pekerjaanya terdiri dari mahasiswa dan
karyawan/pegawai. Responden yang paling banyak menjawab adalah
mahasiswa (56%), dan sisanya berasal dari karyawan/pegawai (44%).
Tabel IV.6
Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Terakhir Responden Jumlah % SMU Diploma 3 Strata 1
19 orang 9 orang 13 orang
46 22 32
Total 41 orang 100 Sumber: data primer diolah
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) Perempuan
Laki-laki 24 orang 17 orang
59 41
Total 41 orang 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan 41 responden (Tabel IV.6) pendidikan terakhir dari tiap-
tiap responden adalah 19 orang lulus dari Sekolah Menengah Umum, 9
orang lulus dari program diploma 3 serta sisanya 13 orang berpredikat
sarjana.
B. STATISTIK DESKRIPTIF
Analisis data dilakukan pada 41 jawaban responden yang telah
memenuhi kriteria untuk diolah lebih lanjut. Hasil pengolahan data
mengenai statistik deskriptif variabel-variabel dalam penelitian ini disajikan
dalam tabel IV.7.
Tabel IV.7
Statistik Deskriptif Variabel
Variabel N Min Max Mean Std.Deviation Keputusan Adopsi IAS ke dalam PSAK
41 27 41 33,76 3,323
Power Distance 41 18 25 21,20 1,735 Uncertainty Avoidance 41 18 25 21,83 1,731 Masculinity 41 6 24 16,88 3,393 Individualism 41 9 19 14,76 2,166 Confucian Work Dinamics 41 15 20 17,68 1,474 Sumber : data primer diolah
Hasil tabel statistik deskriptif variabel penelitian menunjukkan jumlah
responden (N) ada 41. Mean dari Power Distance adalah 21,20 dengan
standar deviasi 1,735. Hal ini berarti etnis Kalimantan (Borneo) memiliki
tingkat ketergantungan antara bawahan terhadap atasan yang tinggi. Mean
dari Uncertainty Avoidance adalah 21,83 dengan standar deviasi 1,731. Ini
berarti etnis Kalimantan (Borneo) cenderung kurang mempunyai kemauan
untuk mengambil resiko. Mean dari Masculinity sebesar 16,88 dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
standar deviasi 3,393. Ini berarti bahwa cenderung membedakan secara
tegas antara pria dan wanita. Mean dari Individualism adalah 14,76 dengan
standar deviasi 2,166. Ini menunjukkan etnis Kalimantan (Borneo)
cenderung memilih ketergantungan satu sama lain. Mean dari Confucian
work dinamism yaitu 17,68 dengan standar deviasi 1,474, etnis Kalimantan
(Borneo) berarti cenderung tidak idealis dan kurang relavistik. Keputusan
adopsi IAS ke dalam PSAK di Indonesia memiliki mean sebesar 33,76
dengan standar deviasi 3,323, hal ini berarti etnis Kalimantan (Borneo)
cenderung tidak setuju dengan keputusan adopsi IAS ke dalam PSAK di
Indonesia.
C. PENGUJIAN KUALITAS DATA
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat dan mampu
mengukur apa yang diinginkan. Uji validitas dalam penelitian ini dengan
melakukan korelasi antara masing-masing skor item dengan skor total.
Pengujian validitas digunakan tingkat signifikansi 5%, suatu item
dikatakan valid apabila P < 0,05% dan rhitung > rtabel Correlation
Product Moment, adapun hasil uji validitas adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.8
Hasil Uji Validitas
SSumber : data primer
Sumber: data primer diolah, 2011
Hasil uji validitas terhadap instrumen (Tabel IV.8) dengan
menggunakan bantuan program komputer SPSS 18.0 for windows
menunjukkan bahwa semua item dari keenam variabel valid.
Variabel Item r hitung rtabel P Keterangan Power Distance 1
2 3 4 5
0,671 0,568 0,581 0,697 0,660
0,308
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid
Uncertainty Avoidance
1 2 3 4 5
0,573 0,676 0,595 0,711 0,644
0,308
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid
Masculinity 1 2 3 4 5
0,685 0,632 0,749 0,538 0,589
0,308
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid
Individualism 1 2 3 4
0,764 0,705 0,685 0,659
0,308
0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid
Confucian Work Dynamics
1 2 3 4
0,691 0,692 0,709 0,687
0,308
0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid
Keputusan Adopsi IAS dalam PSAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,609 0,600 0,750 0,708 0,618 0,579 0,661 0,502 0,479
0,308
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,002
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel
(yang diukur dengan sekelompok item) memiliki konsistensi
pengukuran. Suatu instrumen pertanyaan dikatakan reliabel atau handal
apabila memiliki Croanbach Alpha lebih besar dari 0,60 kriteria
Nunnally (1960) dalam Ghozali (2006:46). Berikut ini adalah hasil
pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan program komputer
SPSS 18.0 for windows:
Tabel IV.9
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Croanbach Alpha
Keterangan
Power Distance 0,633 Reliabel Uncertainty Avoidance 0,639 Reliabel Masculinity 0,642 Reliabel Individualism 0,648 Reliabel Confucian Work Dynamics 0,626 Reliabel Keputusan Adopsi IAS dalam PSAK
0,771 Reliabel
Sumber : data primer diolah, 2011
Hasil pengujian reliabilitas (tabel IV.9) terhadap variabel dengan
Cronbach’s alpha semua variabel dalam penelitian ini lebih dari 0,60
sehingga dapat dikatakan bahwa semua instrumen variabel penelitian ini
reliabel.
D. PENGUJIAN ASUMSI KLASIK
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-
asumsi klasik, apabila data tidak memenuhi syarat tersebut maka model
regresi yang diperoleh beserta analisisnya akan bersifat bias (menyimpang).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengujian asumsi klasik yang dilakukan antara lain meliputi: uji normalitas,
uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,
data residual memiliki distribusi normal sehingga model regresi
dikatakan tidak bias. Normalitas data diuji dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test pada program komputer SPSS 18.0 for
windows. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka berarti asumsi normalitas
terpenuhi.
Tabel IV.10
Hasil Uji Normalitas
Parameter yang Diuji Z P Keterangan
Unstandardized Residual 1,021 0,248 Normal
Sumber : data primer diolah, 2011
Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,021 dan signifikan
pada 0,248. Tingkat signifikansi pada uji normalitas tersebut lebih dari
0,05 maka berarti asumsi normalitas terpenuhi, data residual
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas),
jika tidak ada korelasi maka model tersebut dikatakan baik. Uji
multikolinieritas dalam penelitian ini berdasarkan nilai Tolerance dan
VIF (Variance Inflation Factor). Penelitian ini dinyatakan bebas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
multikolineritas apabila nilai tolerasi > 0,10 dan nilai VIF (Variance
Inflation Factor) < 10 (Ghozali, 2006). Hasil pengujian multikolinieritas
tersebut menunjukkan tidak ada korelasi antar variabel independen,
sehingga bebas dari masalah multikolinieritas (Tabel IV.11).
Tabel IV.11
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Power Distance 0,964 1,038 Uncertainty Avoidance 0,926 1,080 Masculinity 0,979 1,021 Individualisme 0,939 1,065 Confucian Work Dynamics 0,981 1,019
Sumber : data primer diolah, 2011
3. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi linier yang baik adalah yang homogenitas atau
kesamaan variansi dari satu residual ke residual berikutnya dan jika
berbeda maka model dikatakan mengalami masalah heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji park yaitu dengan meregres semua variabel
independen terhadap nilai logaritma natural dari kuadrat residual.
Variabel independen dikatakan tidak terkena heterokedastisitas, jika
tidak signifikan secara statistik yaitu p lebih besar dari 0,05 (Ghozali,
2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel IV.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel T p Keterangan Power Distance 0,035 0,972 Tidak signifikan Uncertainty Avoidance 0,381 0,706 Tidak signifikan Masculinity 0.326 0,746 Tidak signifikan Individualism 0,984 0,332 Tidak signifikan Confucian Work Dynamics 1,449 0,156 Tidak signifikan
Sumber : data primer diolah, 2011
Hasil uji heteroskedastisitas tersebut menunjukkan bahwa semua
koefisien regresi untuk variabel independen tidak signifikan (p > 0,05),
sehingga tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model regresi
pada penelitian ini (Tabel IV.12).
4. Uji Autokorelasi
Model regresi yang baik data harus bebas dari autokorelasi.
Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin-Watson. Model regresi dinyatakan tidak terjadi autokorelasi
apabila data yang digunakan memiliki nilai statistik Durbin-Watson
yang terletak di antara DU dan 4 – DU (DU adalah batas atas nilai kritis
dari distribusi Durbin-Watson yang ditentukan menurut banyaknya
variabel independen dan banyaknya sampel).
Tabel IV.13
Hasil Uji Autokorelasi
DU DW 4 – DU
DU< DW< (4-DU)
Keterangan
Hasil regresi 1,786 1,959 2,214
terpenuhi
Tidak Terjadi Autokorelasi
Sumber : data primer diolah, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil dari pengujian autokorelasi ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi autokorelasi karena nilai hasil perhitungan Durbin Watson lebih
besar dari DU dan lebih kecil 4-DU (1,786 < 1,959 < 2,214).
E. ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Analisis regresi merupakan teknik utama yang digunakan dalam
penelitian ini untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan. Secara umum
didapatkan beberapa informasi dari model regresi yaitu bentuk persamaan
linier, angka koefisien determinasi, dan pengujian statistik. Tabel IV.14
menunjukkan hasil perhitungan model regresi linier ganda.
Tabel IV.14
Hasil Analisis Regresi Linier Ganda
Variabel B T P
Constant Power Distance Uncertainty Avoidance Masculinity Individualism Confucian Work Dynamics
15,055 -0,163 0,631 0,102 -0,131 0,485
1,283 -0,555 2,102 0,688 -0,550 1,416
0,208 0,583* 0,043* 0,496* 0,586* 0,165*
Adjusted R Square F P
0,094 1,828 0,133
* Signifikan pada a = 0,05
Sumber : data primer diolah, 2011
1. Persamaan Regresi Linier Ganda
Hasil analisis regresi berganda untuk menguji hipotesis
ditunjukkan oleh Tabel IV.14. Persamaan regresi yang diperoleh
Y = 15,055 – 0,163 X1 + 0,631X2 + 0,102X3 – -0,131X4 + 0,485 X5,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berdasarkan hasil analisis regresi berganda tersebut, dapat
diinterprestasikan sebagai berikut:
a. Power Distance
Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk
menguji hipotesis pertama yaitu: “Power distance berpengaruh
terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK”.
Hasil analisis regresi menunjukkan persamaan regresi Y =
15,055 – 0,163 X menyatakan bahwa jika tidak ada penurunan nilai
dari variabel power distance (X), maka nilai variabel keputusan
adopsi IAS dalam PSAK (Y) adalah 15.055. Koefesien regresi
sebesar 0,163 menyatakan bahwa setiap penurunan (bertanda
negatif) pada variabel power distance akan memberikan penurunan
skor sebesar 0,163.
Pada tabel IV.14 dapat dilihat koefisien determinasi melalui
besarnya nilai adjusted R square sebesar 0,094, hal ini berarti bahwa
9,4% variasi keputusan adopsi IAS dalam PSAK yang dapat
dijelaskan oleh variasi variabel independen power distance,
uncertainty avoidance, masculinity, individualism dan confucian
work dynamics. Sisanya sebesar 90,6% dijelaskan oleh sebab lain
diluar model. Dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa kelima
variabel independen memiliki kontribusi pengaruh sebesar 9,4%
terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK, sedangkan 90,6%
power distance, sisanya sebesar 90,6% dijelaskan oleh sebab lain
diluar model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hasil F test diketahui bahwa nilai statistik F sebesar 1,828
dengan p sebesar 0,133. Dilihat dari p > 0,05 maka dapat
disimpulkan kelima dimensi budaya (power distance, uncertainty
avoidance, masculinity, individualism dan confucian work dynamics)
tidak secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan adopsi
IAS dalam PSAK.
Hasil analisis regresi (Tabel IV.14) power distance
menghasilkan nilai t sebesar -0.555 dengan p sebesar 0,208. Nilai p
> 0,05 (tidak signifikan). Interprestasi dari hasil pengujian ini adalah
bahwa power distance tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK. Hal ini berarti budaya power
distance dalam etnis Kalimantan (Borneo), tidak mempengaruhi
keputusan Adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia. Hasil ini berarti
menolak hipotesis pertama.
Temuan ini tidak sesuai dengan penelitian Clement et al.
(2010) power distance yang tinggi dalam masyarakat akan lebih
besar kemungkinannya untuk menghasilkan pengendalian
pembentukan standar akuntansi kepada badan internasional yang
berwenang, tetapi dalam penelitian Ramanna dan Sletten (2009, P.1)
memberikan bukti mengenai hubungan antara budaya dan keputusan
pengadopsian IFRS, yaitu bahwa negara dengan kekuasaan yang
besar akan lebih tidak memilih mengadopsi IFRS, dimana negara
dengan kekuasaan yang besar tersebut tidak akan menyetujui adanya
otoritas penetapan standar yang dilakukan oleh badan internasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Uncertainty Avoidance
Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk
menguji hipotesis kedua yaitu: “Uncertainty avoidance berpengaruh
terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK”.
Hasil analisis regresi menunjukkan persamaan regresi Y =
15,055 + 0,631X menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai
dari variabel uncertainty avoidance (X), maka nilai variabel
keputusan adopsi IAS dalam PSAK (Y) adalah 15.055. Koefesien
regresi sebesar 0,631 menyatakan bahwa setiap kenaikan (bertanda
positif) pada variabel uncertainty avoidance akan memberikan
kenaikan skor sebesar 0,631.
Uji statistik terhadap koefisien regresi menghasilkan nilai t
sebesar 2,102 dengan p sebesar 0,043. Nilai p < 0,05 menunjukkan
bahwa uncertainty avoidance berpengaruh signifikan terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK. Hasil ini berarti menerima
hipotesis kedua, yang berarti semakin tinggi tingkat penghindaran
ketidakpastian dalam budaya Kalimantan (Borneo), akan cenderung
mendukung keputusan Adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa uncertainty
avoidance berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK
tetapi hubungan pengaruh dalam penelitian ini berpengaruh positif,
sedangkan Clement et al. (2010) berpengaruh negatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Masculinity
Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk
menguji hipotesis ketiga yaitu: “Masculinity berpengaruh terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK”.
Hasil analisis regresi menunjukkan persamaan regresi Y =
15,055 + 0,102X menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan nilai
dari variabel masculinity (X), maka nilai variabel keputusan adopsi
IAS dalam PSAK (Y) adalah 15.055. Koefesien regresi sebesar
0,102 menyatakan bahwa setiap kenaikan (bertanda positif) pada
variabel masculinity akan memberikan kenaikan skor sebesar 0,102.
Uji statistik terhadap koefisien regresi masculinity
menghasilkan nilai t sebesar 0,688 dengan p sebesar 0,496. Nilai p >
0,05 menunjukkan bahwa masculinity tidak berpengaruh terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK. Dengan demikian hipotesis
yang menyatakan bahwa masculinity berpengaruh terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK ditolak. Hal ini berarti budaya
masculinity dalam etnis Kalimantan (Borneo), tidak mempengaruhi
keputusan Adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia dan ini tidak sesuai
dengan penelitian Clement et al. (2010) dan Gray (1988)
menyebutkan bahwa masculinity pada tingkat yang tinggi
berhubungan dengan conservatism yang tinggi, dimana IAS
diasumsikan cenderung mendukung transparansi yang besar,
sedangkan masculinity yang rendah diasosiasikan berbeda dari IAS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d. Individualism
Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk
menguji hipotesis keempat yaitu: “Individualism berpengaruh
terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK”.
Hasil analisis regresi menunjukkan persamaan regresi
Y = 15,055 - 0,131X menyatakan bahwa jika tidak ada penurunan
nilai dari variabel individualism (X), maka nilai variabel keputusan
adopsi IAS dalam PSAK (Y) adalah 15.055. Koefesien regresi
sebesar 0,131 menyatakan bahwa setiap penurunan (bertanda
negatif) pada variabel individualism akan memberikan penurunan
skor sebesar 0,131.
Uji statistik terhadap koefisien regresi individualism
menghasilkan nilai t sebesar –0,550 dengan p sebesar 0,586. Nilai
p > 0,05 menunjukkan bahwa individualism tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan bahwa individualism
berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK ditolak.
Hal ini berarti budaya individualism dalam etnis Kalimantan
(Borneo), tidak mempengaruhi keputusan Adopsi IAS dalam PSAK
di Indonesia dan ini tidak sesuai dengan penelitian Clement et al.
(2010) dan Burh dan Freedman (2001) yang menunjukkan bahwa
individualism yang tinggi mewakili standar akuntansi yang berbeda
dari IAS, yang didasarkan pada keseragaman serta pengungkapan
yang lebih.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Confucian Work Dynamics
Model analisis yang dijelaskan dalam Bab III, digunakan untuk
menguji hipotesis kelima yaitu:“Confucian Work Dynamics
berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK”.
Hasil analisis regresi menunjukkan persamaan regresi
Y = 15,055 + 0,485X menyatakan bahwa jika tidak ada kenaikan
nilai dari variabel confucian work dynamics (X), maka nilai variabel
keputusan adopsi IAS dalam PSAK (Y) adalah 15.055. Koefesien
regresi sebesar 0,485 menyatakan bahwa setiap kenaikan (bertanda
positif) pada variabel confucian work dynamics akan memberikan
kenaikan skor sebesar 0,485.
Uji statistik terhadap koefisien regresi confucian work
dynamics menghasilkan nilai t sebesar 1,416 dengan p sebesar 0,165.
Nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa confucian work dynamics tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK.
Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa confucian
work dynamics berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS dalam
PSAK ditolak. Hal ini berarti budaya orientasi jangka panjang dalam
budaya etnis Kalimantan (Borneo), tidak mempengaruhi keputusan
Adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia dan ini tidak sesuai dengan
penelitian (Cohen et al., 1995).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian,
dari uji F didapat nilai F hitung sebesar 1,828 dengan p sebesar 0,133. Karena
nilai probabilitas jauh lebih besar dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak dapat digunakan sebagai prediktor yang signifikan
atau dapat disimpulkan bahwa kelima dimensi budaya tidak secara simultan
berpengaruh terhadap keputusan adopsi IAS dalam PSAK.
Uji statistik terhadap koefisien regresi uncertainty avoidance
menghasilkan nilai t sebesar 2,102 dengan p sebesar 0,043. Nilai p < 0,05
menunjukkan bahwa uncertainty avoidance berpengaruh signifikan terhadap
keputusan adopsi IAS dalam PSAK di Indonesia. Hal ini berarti semakin
tinggi tingkat penghindaran ketidakpastian dalam budaya etnis Kalimantan
(Borneo), akan cenderung mendukung keputusan Adopsi IAS dalam PSAK di
Indonesia. Sedangkan Uji statistik terhadap koefisien regresi Power distance,
Masculinity, Individualism dan Confucian Work Dynamics dalam budaya etnis
Kalimantan (Borneo) menghasilkan nilai t masing-masing sebesar -0,555,
0,688, -0,550 dan 1,416. Nilai p masing-masing sebesar 0,583, 0,496, 0,586
dan 0,165. Nilai p keempat variabel independen tersebut > 0,05 ini
menunjukkan bahwa keempat variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap
Keputusan adopsi IAS (International Accounting Standards) ke dalam PSAK
di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal ini berarti budaya etnis Kalimantan (Borneo) cenderung tidak
setuju dengan keputusan adopsi IAS ke dalam PSAK di Indonesia, sehingga
perlu dibuat standar sendiri.
B. KETERBATASAN
Penelitian ini mengandung keterbatasan sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini hanya melakukan survei terhadap satu etnis saja
yaitu etnis Kalimantan (Borneo). Padahal di Indonesia terdapat beragam
etnis seperti etnis Madura, Batak, Betawi dan lain-lain.
2. Penelitian ini menggunakan 41 sampel dari etnis Kalimantan (Borneo)
dengan penyebaran kusioner yang hanya mencakup beberapa wilayah di
Indonesia, sehingga baru dapat digeneralisasikan dalam jumlah sampel
tersebut pada etnis Kalimantan (Borneo).
3. Lingkup penelitian yang terbatas pada Mahasiswa, Karyawan
Swasta/Pemerintahan yang hanya mencakup beberapa wilayah di
Indonesia, sehingga mengakibatkan hasil penelitian tidak dapat
digeneralisasikan untuk semua jenis perusahaan dan wilayah di
Indonesia.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka saran untuk
penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat melakukan survei
terhadap beberapa etnis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Penelitian yang akan datang diharapkan dapat lebih meratakan wilayah
penelitian, sehingga diperoleh sampel yang dapat mewakili setiap
wilayah diseluruh Indonesia untuk memperoleh hasil yang lebih valid.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel
dengan memperbarui sampel yang digunakan.