PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/674/1/45.pdf ·...

98
PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh : NAILIL ASNA NIM. 111 10 173 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014

Transcript of PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/674/1/45.pdf ·...

PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP

INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA

SMP NEGERI 2 TUNTANG KAB. SEMARANG

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

NAILIL ASNA

NIM. 111 10 173

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2014

i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nailil Asna

NIM : 111 10 173

Jurusan : Tarbiyah

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 24 Oktober 2014

Yang menyatakan,

Nailil Asna

NIM. 11110173

ii

Dr. Imam Sutomo, M. Ag

Dosen STAIN Salatiga

Nota pembimbing

Lamp : 1 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

Saudara Nailil Asna

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah tugas akhir saudara:

Nama : Nailil Asna

NIM : 11110173

Jurusan/progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP

INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP

NEGERI 2 TUNTANG TAHUN 2014.

Dengan ini kami mohon tugas akhir saudara tersebut di atas supaya segera

dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 24 Oktober 2014

Pembimbing

Dr. Imam Sutomo, M. Ag

NIP.19580827 198303 1 002

iii

SKRIPSI

PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP INTENSITAS

IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG

TAHUN 2014

DISUSUN OLEH

NAILIL ASNA

NIM : 11110173

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24

Desember 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

sarjana S1 Kependidikan Agama Islam

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : A. Bahrudin, M.Ag

NIP. 19531223 198203 1005 ………………………

Sekretaris Penguji : Rasimin, S.PdI, M.Pd

NIP. 19750713 200901 1011 ………………………

Penguji I : A. Bahrudin, M.Ag

NIP. 19531223 198203 1005 ………………………

Penguji II : Dra. Sri Suparwi, M.A.

NIP. 19690506 199303 2004 ………………………

Penguji III : Siti Rukhayati M.Ag

NIP. 19770403 200312 2003 ………………………

Salatiga, 24 Desember 2014

Ketua STAIN Salatiga

Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

NIP. 19670112 199203 1 005

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

الةعمادالدين“ "الص

Shalat itu adalah tiang agama

Persembahan

Ku persembahkan sekripsi ini untuk:

Ibu dan bapak yang selalu ku hormati dan dan ku cintai yang telah

membimbing, mendidik dan serta yang selalu mendoakanku

Adik-adik ku yang aku sayangi dan kubanggakan

Seluruh teman-temanku angkatan PAI 2010, Racana Kusumadilaga

Worosrikandi, yang menjadiakan persahabatan indah serta

melukis sebuah proses dalam hidupku

v

ABSTRAK

Asna, Nailil. 2014. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah

Shalat Fardhu Siswa SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014. Skripsi.

Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri Stain Salatiga, Pembimbing: Dr, Imam Sutomo M. Ag.

Kata kunci: bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat fardhu

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui apakah ada pengaruh

antara bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP

Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui

penelitian ini adalah (1) bagaimana bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2

Tuntang tahun 2014?, (2) bagaimana intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP

negeri 2 Tuntang tahun 2014?, (3) adakah pengaruh antara bimbingan keagamaan

terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP negeri 2 Tuntang tahun 2014?.

penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode

penelitian korelasional. Dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang tanggal 8

September sampai 17 Oktober 2014. Populasi 679 dengan sampel 68 siswa ( 10%

sesuai pendapat Arikunto). Metode pengumpulan data dengan metode observasi,

interview, angket, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis

pendahuluan dan lanjutan.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa bimbingan keagamaan di SMP

Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara umum termasuk pada kategori sedang karena

mayoritas responden atau sebanyak 54 siswa dari 68 responden atau 79,41%

dengan interval 31-46 masuk dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi

4,41% terletak pada interval 47-62 dengan jumlah responden 3 orang. Dan

kategori rendah 16,18% terletak pada interval 15-30 dengan jumlah respnden 11

orang.

Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014

secara umum termasuk dalam kategori sedang karena mayoritas responden atau

sebanyak 48 orang dari 68 responden atau 70,59% dengan interval 31-46 berada

dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi 29,41% terletak pada interval

47-62 dengan jumlah respnden 20 orang. Dan kategori rendah 0% terletak pada

interval 15-30 dengan responden 0 orang .

Hipotesis nihil atau dugaan sementara sebelum penelitian menyatakan

bahwa “tidak ada pengaruh antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas

ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 ditolak. Sedangkan

setelah penelitian menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh

bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri

2 Tuntang tahun 2014 . Hal ini dibuktikan dengan harga rxy hitung lebih besar dari

rxy tabel pada taraf signifikasi 5% yaitu rhitung = 0,237 > rtabel = 0, 235.

vi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

segala puji dan syukur, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah

melimpahkan anugrahnya , sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

ber judul: PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP

INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2

TUNTANG TAHUN 2014. Dan peneliti yakin tanpa pertolongan dan petunjuk

Nya sekripsi ini dapat terselesaikan.

Laporan skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu Tarbiyah di Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga.

Dalam penulisan ini, peneliti mendapatkan beberpa masukan, bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan kali ini peneliti ingin

mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak

membantu dan mengarahkan dengan penuh ketelitian.

3. Bapak Nur Salim, S. Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Tuntang

yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian

pada siswa di SMP Negeri 2 Tuntang.

4. Segenap dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan

sehingga dapat mengantarkan peneliti menyalesaikan skripsi ini.

vii

5. Seluruh siswa SMP Negeri 2 Tuntang yang telah mau bekerjasama dalam

penelitian ini.

6. Team perpustakaan STAIN Salatiga.

7. Teman-temanku yang sudi kiranya membantu dan menyemangati

menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini selesai.

Dalam laporan ini peneliti sadari masih banyak kekurangan. Untuk itu peneliti

berharap adanya kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfa’at. Amin.

Salatiga, 24 Oktober 2014

Peneliti,

Nailil Asna

NIM. 111 10 173

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan……………………….………………....….i

Halaman Nota Pembimbing…………...………………………… ……………..…ii

Halaman Pengesahan……...………………………………… ……………….…..iii

Halaman Motto dan Pembahasan……………...…… ………………………...…..iv

Abstrak……………………………………………… …………………….……....v

Halaman Kata Pengantar……………...……………… ……………………..........vi

Halaman Daftar Isi…………………….……….……… ……………………..…viii

Daftar tabel …………………………………………………………………… …xii

Daftar lampiran………………………………………………………….. …….ivx

BAB I PENDAHULUAN……………………………… …………………………1

A. Latar Belakang Masalah………………………… ….……………………..1

B. Rumusan Masalah………………………………… ………………………4

C. Tujuan Penelitian ………………………………………….………………4

D. Hipotesis Penelitian…………..…………………… ………………………5

E. Manfaat Penelitian………………….……………………………………..5

F. Definisi Oprasional……..…………………………… ……………………6

1. Bimbingan Keagamaan…………………………… …………………..6

ix

2. Intensitas Ibadah Shalat Fardlu…………………… ………..…………7

G. METODE PENELITIAN……………………………… ………………….8

1. Pendekatan Dan Rancangan Penelitian …………… ………………….9

2. Lokasi dan Waktu Penelitian…………….…………………………….9

3. Populasi dan Sampel………………..……………… …………………9

4. Instrument Penelitian……………………..…………………………..12

5. Metode Pengumpulan Data……….………………… ……………….14

6. Analisis data……………………………………………………….....16

H. Sistematika Penulisan Skripsi…………………………… ………………17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. BIMBINGAN KEAGAMAAN

1. Pengertian Bimbingan Keagamaan………… ……..…………………19

2. Dasar Bimbingan Keagamaan………………..……… ………………21

3. Tugas dan Tanggung Jawab Sekolah Dalam Mendidik Siswa…...….26

4. Tehnik Pendidikan Islam…………………… ………………..………28

5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Kepada Siswa…… …………….31

B. INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDLU

1. Pengertian Intensitas Ibadah Shalat Fardlu………………… ……….31

2. Dasar Kewajiban Shalat Fardlu………………...…………… ……….33

3. Keistimewaan Ibadah Shalat……………………………….… ……..34

4. Syarat - Syarat Shalat………………………………………… ……..35

5. Rukun Shalat…………...……………………………………… …….38

x

C. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat

Fardhu…………………………………………………………………….39

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian

1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang ………...………… …….41

2. Profil SMP Negeri 2 Tuntang………………………………....…….42

3. Visi dan Misi………………………………………………………...42

4. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Tuntang

………………………………………………………… ……...…….43

5. Sruktur Organisasi SMP Negeri 2 Tuntang …………… ……...…...44

6. Sarana dan SMP Negeri 2 Tuntang………………………...……….46

7. Kegiatan Ekstrakulikuler SMP Negeri 2 Tuntang………… …….….47

B. PENYAJIAN DATA HASIL PENELITIAN

1. Data Nama Responden Dan Jenis Kelamin Responden…… ….……..49

2. Hasil Data Mentah………………………………………… …………52

BAB IV ANALISIS DATA

A. ANALISIS DISKRIPTIF……………………………………… ………..59

1. Variabel Pertama ………………………..………………… ………60

2. Variabel Kedua……………………………………………… ……..64

B. PENGUJIAN HIPOTESIS………………………………………… …….68

C. PEMBAHASAN…………………………………………………… ……73

1. Bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014……. ...73

xi

2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun

2014……………………………………………………………… …..73

3. Pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014……………….. …..74

D. PEMAKNAAN HASIL PENELITIAN….………………………… ……75

1. Bimbigan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014…….. …75

2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun

2014………………………………………………………………….. 76

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ………………………...…………………………… …..77

B. SARAN-SARAN……………………….…………………………… …..78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar populasi penelitian..............................................................10

Tabel 1.2 Daftar sampel Penelitian………………………………................11

Tabel 1.3 Kisi-kisi angket bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2

Tuntang..........................................................................................13

Tabel 1.4 Kisi-kisi angket intensitas ibadah shalat fardhu iswa SMP Negeri 2

Tuntang ……………………………………………………..........13

Tabel 3.1 Daftar siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014……...............43

Tabel 3.2 Daftar nama dan jabatan kepengurusan SMP Negeri 2 Tuntang

tahun 2014………………………………………………………..44

Tabel 3.3 Data sarana SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014…………………47

Tabel 3.4 Data ektrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014…………48

Tabel 3.5 Data nama responden, jenis kelamin dan kelas…………………..49

Tabel 3.6 Hasil angket bimbingan keagamaan terhdap intensitas ibadah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………………..53

Tabel 3.7 Hasil angket intensits ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2

Tuntang tahun 2014………………………………………………56

xiii

Tabel 4.1 Interval, kategori skor dan frekuensi variabel X………………...61

Tabel 4.2 Kategori skor, frekuensi dan presentase jawaban angket bimbingan

keagamaan terhadap intensitas badah shalat fardhu siswa SMP

Negeri 2 Tuntang tahun 2014…………………………………….50

Tabel 4.3 Interval, kategori skor dan frekuensi variabel Y…………………65

Tabel 4.4 Kategori skor, frekuensi dan presentase jawaban anket intensitas

ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014….67

Tabel 4.5 Hasil perhitungan jawaban angket siswa SMP Negeri 2 Tuntang

tahun 2014………………………………………………………..69

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar riwayat hidup

Lampiran 2 Daftar SKK

Lampiran 3 Surat tugas pembimbing skripsi

Lampiran 4 Lembar konsultasi skripsi

Lampiran 5 Surat permohonan izin penelitian

Lampiran 6 Surat keterangan penelitian

Lampiran 7 Angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dan angket

intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun

2014

Lampiran 8 Tabel nilai-nilai product moment

Lampiran 9 Struktur organisasi dan tata kerja SMP Negeri 2 Tuntang tahun

pelajaran 2014/2015

Lampiran 10 Daftar nama siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014

Lampiran 11 Foto kegiatan

Lampiran 12 Berita acara ujian munaqosah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seorang anak dilahirkan ke dunia diciptakan dalam keadaan fitrah

dan bersih jiwanya, menerima segala bentuk apa saja yang dapat

memengaruhinya. Al Ghozali dalam buku Ihya’ Ulumiddin telah

menyebutkan; “perlu diketahui bahwa jalan untuk melatih anak-anak

termasuk urusan yang paling penting dan harus mendapat prioritas yang

lebih darinya”(Abdurrohman, 2005:5).

Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan pusat pendidikan.

Namun, keluarga yang memberikan pengaruh pertama karena seorang

anak masuk agama Islam sejak awal kehidupannya dan dalam keluargalah

pertama ditanamkan benih-benih pendidikan. Orang tua yang pertama

menjadi figur bagi anak-anaknya. Jika anak diberi contoh atau dibiasakan

dengan melakukan kejelekan maka niscaya ia akan tumbuh menjadi anak

yang buruk. Sedangkan jika ia dibiasakan dengan melakukan kebiasaan

baik maka niscaya ia akan tumbuh menjadi anak baik. Penanggung jawab

pendidikan anak yang kedua adalah lembaga pendidikan sekolah.

Sekolah yang merupakan lembaga pendidikan formal,

menyediakan proses belajar mengajar bagi pesetra didik serta bertujuan

membentuk pribadi yang luhur, dewasa, dan dapat berkembang. Hal ini

menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar di sekolah merupakan

perpaduaan antara kemampuan akademik dan evektifitas bimbingan di

2

sekolah. Agar pendidikan anak berhasil, maka sangat dibutuhkan

lingkungan sekolah yang agamis serta mendukung.

Agama Islam telah memiliki acuan atau pedoman dalam

membimbing anak. Maka dari itu nilai-nilai ajaran agama yang

bersumberkan dari firman Allah dapat digunakan untuk menggugah

semangat keimanannya sehingga self direction, self realization, dan self

inventory serta self confidence tersebut dapat berkembang. (Arifin,

1994:18). Dengan adanya bimbingan keagaman ini akan muncul kesadaran

diri, serta kebiasaan baik yang sering mereka lakukan di dalam sekolah.

Shalat merupakan suatu amal ibadah yang mempunai nilai tertinggi

dan sebagai tiangnya agama Islam. Firman Allah SWT tentang perintah

kewajiban shalat tertuang dalam surat An Nisa’ ayat 103:

الة فاذكروا هللا قياما وقعودا وعلى جنوبكم فإذا اطمأننتم فأقيموا فإذا قضيتم الص

الة كانت على المؤمنين الة إن الص وقوتا الص كتابا م

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di

waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila

kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).

Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas

orang-orang yang beriman (AL Quran surat An Nisa’(4) ayat 103).

Disamping firman Allah tersebut, Kewajiban shalat secara khusus

disampaikan secara langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui

proses isro’ mi’roj tanpa perantara malaikat Jibril. Hal ini berbeda dengan

kewajiban ritual ibadah yang lain seperti zakat, puasa, haji dan lain-lain.

Dengan melaksanakan shalat yang baik dan benar serta khusuk, niscaya

3

akan diharapkan terbentuknya pribadi yang sehat dan berakhlak mulia,

sehingga akan terhindar dari segala kemaksiatan, serta dapat menjadikan

masyarakat yang mempunyai mental yang kuat dan sanggup membentengi

dirinya dari nafsu sekedar menuruti kesenangan pribadi.

Untuk melaksanakan dan mewujudkan harapan di atas tidaklah

mudah. Sebaiknya pendidikan agama ditanamkan sejak dini yaitu melalui

latihan-latihan keagamaan seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan,

membaca Al-Qur’an. Shalat berjamaah harus dibiasakan sejak kecil

sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa senang untuk melalukan

ibadah tersebut.

Guru yang memberikan pendidikan agama kepada siswa terutama

dalam beribadah melalui perhatian, pembiasaan, dan keteladanan akan

mudah diterima oleh anak daripada dengan kekerasan atau hukuman.

Dengan pembiasaan dan keteladan guru dalam mengerjakan ibadah

baik itu shalat, berpuasa, membaca Al-Qur’an, shadaqah (infaq dan zakat)

dan lain sebagainya, anak akan dengan sendirinya taat dalam beribadah.

Taat bukan berarti mengarjakan kebaikan (ibadah) jika ada guru atau

orang yang ditakuti, akan tetapi mengerjakan ibadah sadar dengan

sedirinya, dengan hati nuraninya dan dengan niat ikhlas.

SMP Negeri 2 Tuntang telah memberikan bimbingan keagamaan

kepada anak mereka yang dilakukan secara rutin seperti halnya membaca

Surat Yasin, membaca Asmaul Husna serta membaca Juz Ama dan lain

sebagainya. Yang diharapkan kan muncul kebiasaan anak dalam berbuat

4

hal baik itu serta dapat menumbuhkan rasa kesadaran diri, Begitu pula

ditambah dengan kegiatan keagamaan lain yang dirancang dan dibimbing

oleh guru seperti halnya pesantren kilat, shalat dhukha, pengajian isro’

mi’roj, dan masih banyak kegiatan bimbingan keagamaan yang lainnya.

Dengan adanya fenomena yang ada di SMP Negeri 2 Tuntang

tersebut, maka penulis ingin meneliti adakah Pengaruh Bimbingan

Keagamaan dengan Ibadah Shalat Fardhu Siswa di SMP Negeri 2

Tuntang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba

menggangkat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bimbingan keagamaan SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014?

2. Bagaimana intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2

Tuntang tahun 2014?

3. Adakah pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah

shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini

bertujuan:

1. Untuk mengetahui bimbingan keagamaan SMP Negeri 2 Tuntang

tahun 2014.

2. Untuk mengetahui intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri

2 Tuntang tahun 2014.

5

3. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas

ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut suharsimi, “Hipotesis adalah, “suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpul”(Arikunto, 2010:110). Hipotesis dapat

diartikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya belum pasti dan

masih perlu dibuktikan atau perlu diuji kebenarannya.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: tidak ada pengaruh

antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu

siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi

yang jelas mengenai bimbingan keagamaan dan ibadah shalat fardhu siswa

di sekolah. Dan informasi tersebut dapat memberikan manfaat yang baik

secara teoritis maupun praktis,yaitu:

1. Secara teoretis, diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi

perkembangan lembaga sekolah secara umum dan dapat memperkaya

khasanah keilmuan khususnya dalam dunia pendidikan Islam.

2. Secara praktis, jika ternyata ada pengaruh, hal ini berarti bagi lembaga

sekolah khususnya memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya

bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa

SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Selanjutnya dapat memberikan

6

bimbingan dan pembinaan dalam membangkitkan aktivitas beribadah

yang tinggi pada peserta didik serta mengembangkan pembiasaan-

pembiasaan positif lainya agar peserta didik memiliki kompetensi

dalam semua disiplin ilmu.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah tafsir dan agar mendapatkan kejelasan

tentang judul penelitian di atas, kiranya penulis perlu memberikan batasan

dan penjelasan mengenai istilah yang terdapat dalam judul di atas yaitu:

1. Bimbingan Keagamaan

Bimbingan berasal dari bahasa Inggris “guidance”, yang artinya

bantuan atau tuntunan. Menurut Walgito (1995:4) bimbingan adalah

“bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau

sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi

kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan

individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Keagamaan berasal dari kata “agama”, sedangkan pengertian

agama sebagai suatu istilah dapat dilihat dari dua aspek yaitu:

1.) Aspek subyektif (pribadi manusia). Agama mengandung pengertian

tingkah laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan,

berupa getaran batin, yang dapat mengatur dan mengalahkan tingkah

laku tersebut, kepada pola hubungan dengan masyarakat, serta alam

sekitarnya.

7

2.) Aspek objektif (doktrinair). Agama dalam pengertian ini

mengandung nilai-nilai Tuhan yang dapat menuntun manusia ke arah

tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. Agama dalam

pengertian ini belum masuk dalam batin manusia, karena masih

berupa doktrin (ajaran) yang objektif berada di luar diri manusia

(Arifin, 1982:1-2).

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan, yang dimaksud

bimbingan keagamaan adalah arahan kepada individu agar menjadi baik

itu individu yang memiliki arah dan tujuan jelas sesuai dengan agamannya

batin maupun lahir sehingga dapat menyelesaikan masalah dan mandiri

dalam keagamaan.

Indikator bimbingan keagamaan dapat diukur dengan:

a) Ajakan atau pendampingan

b) Keteladanan

c) Memberi bahan dan kegiatan tambahan

d) Memberi peringatan, reward dan punishment

e) Publikasi kegiatan keagamaan

2. Intensitas Ibadah Shalat Fardhu

Ibadah adalah hal memperhambakan diri kepada Allah segan

taat melaksanakan perintah dan anjurannya serta menjauhi

larangannya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan

perkataan, maupun perbuatan (Mujib, 1994:109).

8

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, ibadah adalah

kebaktian kepada Tuhan, perbuatan dan sebagainya untuk

menyatakan bakti kepada tuhan seperti shalat, berdoa, berbuat baik

(Poerwadarminto, 1966:355).

Shalat secara bahasa berarti do’a. Sedangkan menurut istilah

syara’ shalat adalah ibadah yang terdiri dari beberapa perbuatan dan

perkataan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat serta rukun yang

ditentukan oleh syara’(Mujieb, 1994:313)

Indikator intensitas shalat fardhu adalah:

1. Pemahaman bacaan shalat fardhu

2. Kelancaran bacaan shalat fardhu

3. Ketepatan pelaksanaan shalat fardhu

4. Kedisiplinan pelaksanaan shalat fardhu

G. Metode Penelitian

Metode adalah pengetahuan tentang cara kerja atau berbagai cara.

Sedangkan penelitian adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui

pengetahuan baru melalui metode-meode ilmiah.

Ketepatan dalam menggunakan metode penelitian adalah syarat

utama untuk menuju keberhasilan suatu penelitian. Adapun metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

9

1. Pendekatan dan rancangan penelitian

Penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif

kuantitatif, dipilihnya penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

agar dapat mengetahui apakah ada pengaruh bimbingan keagamaan

dengan intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2 Tuntang.

2. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi yang dijadikan Penelitian ini adalah SMP Negeri 2

Tuntang, adapun waktu penelitiannya tanggal 7 Juli sampai dengan

September 2014.

3. Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,

2010:173). Sedangkan menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kwalitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian diambil kesimpulannya. Dari kedua pendapat di

atas penulis menggambil kesimpulan bahwa populasi dari penelitian

ini mencakup seluruh siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

Jumlah keseluruhan siswa SMP Negeri 2 Tuntang 679 siswa yang

terbagi dari 3 tingkat, Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada

setiap kelas:

10

Tabel 1.1

Daftar populasi penelitian

No Kelas Jumlah siswa tiap

kelas

Jumlah siswa muslim

tiap kelas

1 VII A 34 34

2 VII B 32 32

3 VII C 32 32

4 VII D 32 32

5 VII E 32 32

6 VII F 32 32

7 VII G 34 34

8 VIII A 34 32

9 VIII B 34 32

10 VIII C 32 32

11 VIII D 34 34

12 VIII E 32 32

13 VIII F 32 32

14 VIII G 32 32

15 IX A 32 32

16 IX B 32 32

17 IX C 32 32

18 IX D 32 32

19 IX E 32 32

20 IX F 31 31

21 IXG 30 30

Jumlah 20 679 675

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010:174). Menurut Sugiyono (2010:118), “sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel

11

yang diambil oleh populasi harus representatif. Maka dari itu dibutuhkan

tehnik sampling yang tepat. Dalam penelitian ini penyusun menggunakan

tehnik proportionate stratified random sampling, yaitu: proses pemilihan

sampel dengan cara diacak secara proporsional dan diambil dari strata

tertentu. Jadi tiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi

sampel (Sugiyono, 2010:120). Maksudnya, porsi sampel tiap kelas sama

(proporsional) berdasarkan jumlah populasi masing-masing kelas.

Arikunto (2006:134) berpendapat, “bahwa apabila subjeknya

kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua, sedangkan apabila

lebih dari seratus orang, maka diambil sampel antara 10-25% atau 20-25%

atau lebih”. Merujuk dari pendapatnya Arikunto di atas, dalam penelitian

ini peneliti mengambil sampel sejumlah 10% dari 675 siswa Muslim di

SMPN 2 Tuntang (populasi). Adapun penyebaran sampel-sampel tersebut

berdasarkan teknik proportionate sratified random sampling adalah

sebagai berikut:

Tabel 1.2

Daftar Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah siswa tiap

kelas

Sampel

1 VII 228 23

2 VIII 230 23

3 IX 221 22

Jumlah 679 68

12

4. Instrument penelitian

Beberapa instrumen penelitian data yang penyusun

gunakan agar penelitian ini berhasil, diantaranya adalah:

a. Angket

Angket atau kuesioner adalah alat pengumpulan data

yang berupa seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:142).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua angket

yaitu angket yang pertama mengenai intensitas bimbingan

keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Angket yang

kedua untuk mengetahui disiplin belajar siswa SMP Negeri 2

Tuntang tahun 2014.

Angket tersebut bersifat tertutup, maksudnya siswa

tidak dibolehkan memilih jawaban sendiri selain jawaban yang

sudah disediakan. Penulis menggunakan dua angket terlebih dahulu

menyusun indikator masing-masing variabel ke dalam beberapa

pertanyaan atau soal. Adapun jumlah soal dari masing-masing

angket 10 soal. Sedangkan untuk mengetahui bagai mana kisi-kisi

soalnya adalah sebagai berikut:

13

Tabel 1.3

Kisi-kisi Instrument Angket Bimbingan Keagamaan

Di SMP Negeri 2 Tuntang.

No Indikator Jumlah

soal

Sebaran

soal

1. Ajakan atau pendampingan 3 1-3

2. Keteladanan 3 4-6

3. Memberi bahan dan kegiatan

tambahan

3 7-9

4. Memberi peringatan, reward dan

punishment

3 9-11

5. Publikasi kegiatan keagamaan 3 12-15

Tabel 1.4

Kisi-kisi Angket intensitas ibadah shalat fardhu Siswa di SMP

Negeri 2 Tuntang

No Indikator Jumlah soal Sebaran soal

1. Pemahaman bacaan

shalat fardhu

4 1-4

2. Kelancaran bacaan shalat

fardhu

4 5-8

3. Ketepatan pelaksanaan

shalat fardhu

4 9-12

4. Kedisiplinan pelaksanaan

shalat fardhu

3 13-15

Pemberian skor untuk kedua angket tersebut menggunakan

skala Likert, masing-masing jawaban A, B, C, D mempunyai skor

berturut-turut: 4, 3, 2 dan 1. Karena jumlah soal, baik angket

pertama maupun angket kedua masing-masing berjumlah 15, maka

skor maksimal yang mungkin tercapai oleh responden adalah 60 dan

14

skor minimalnya adalah 15. Dengan demikian skor idealnya

berkisar antara 15-60. Adapun kedua angket tersebut terdapat dalam

lampiran.

b. Dokumen

Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh keterangan

atau data tentang gambaran umum SMPN 2 Tuntang, yang

meliputi sejarah berdirinya, visi, misi, keadaan guru, karyawan dan

siswa, maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini

yang bersifat dokumentasi misalnya: foto, arsip, catatan-catatan

yang diperlukan penulis.

c. Pedoman observasi

Dalam hal ini penulis menggunakan tehnik pengamatan

langsung terhadap keadaan SMP Negeri 2 Tuntang, baik itu proses

belajar mengajar dikelas maupun keadaan di sekitar sekolah.

d. Pedoman wawancara

Pedoman ini penyusun gunakan pada saat observasi

pendahuluan untuk menanyakan kaitannya dengan bimbingan

kaagamaan dan intensitas shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2

Tuntang, serta penyusun gunakan untuk mencari data lain terkait

dengan gambaran umum lokasi SMP Negeri 2 Tuntang

5. Metode pengumpulan data

Dalam penelitian ini merupakan penelitian lapangan, sehingga

diperlukannya data-data yang berhubungan dengan masalah tersebut,

15

data yang yang berupa informasi, maupun dokumen yang kuat serta

dapat dipercaya. Adapaun metode pengumpulan data yang digunakan

adalah:

a. Metode angket

Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

sresponden dalam arti laporan tentang pribadi dari dirinya, atau

hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010:194).

Angket disini digunakan sebagai metode utama untuk memperoleh

informasi tentang bimbingan keagamaan dan disiplin belajar siswa

di SMP Negeri 2 Tuntang.

b. Metode observasi

Tehnik observasi adalah tehnik pengumpulan data dimana

peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (Arikunto,

2006:156). Untuk melakukan observasi peneliti mengamati

langsung keadaan SMP Negeri 2 Tuntang dan kegiatan belajar

mengajar.

c. Metode wawancara/interview

Observasi yakni memperhatikan sesuatu dengan

menggunakan mata (Arikunto, 2010:199). Sedangkan Menurut

sutresno hadi, interview merupakan tehnik pengumpulan data

dengan jalan Tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih

secara face to face. Tehnik ini digunakan untuk memperoleh

16

informasi mengenai intensitas bimbingan keagamaan dan disiplin

belajar siswa serta gambaran umum lokasi SMP Negeri 2 Tuntang.

d. Metode dokumentasi

Tehnik dokumentasi adalah metode pengumpulan data

dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, tarskip,buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat,

agenda (Arikunto, 2006:158-159). Metode ini akan penyusun

gunakan untuk mencari data, mengenai gambaran umum SMP

Negeri 2 Tuntang seperti, Sejarah Berdirinya Sekolah, Visi Misi,

Keadaan Guru dan Siswa serta Dokumen lainnya.

6. Analisis data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data.

a. Analisis data yang berfungsi untuk mengetahui prosentase

penelitian skor bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang adalah menggunakan rumus:

P= F/N x 100%

P : presentase

F : Frekuensi

N :Jumlah Responden

b. Analisa data untuk mengetahui pengaruh bimbingan keagamaan

dengan intensitas ibadah shalat fardhu, dengan menggunakan

rumus product moment adalah sebagai berikut:

17

Keterangan:

rxy = Koefisien

Y2= Kuadrat Y

X2 = Kuadrat X

∑X= Jumlah sekor total variabel X

∑Y=Jumlah sekor total variabel Y

N = Jumlah Sampel (Sugiyono, 2009:228)

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika untuk memperjelas gambaran umum tentang sekripsi

ini, yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan

bagian akhir. Bagian awal berisikan halaman sampul, lembar berlogo,

halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan

persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar

gambar, daftar lampiran. Sedangkan bagian inti berisi tentang:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi

Operasional, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

18

Berisikan tentang landasan terori yang mendalam tentang variabel

yang diteliti yaitu, Bimbingan Keagamaan, dan intensitas ibadah shalat

fardhu dan pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas sibadah

shalat fardhu.

BAB III: LAPORAN HASIL PENLITIAN

a. Berisikan tentang gambaran umum lokasi dan subjek penelitian

yaitu:

Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang, profil SMP Negeri 2

Tuntang, Visi dan Misi SMP Negeri 2 Tuntang, keadaan siswa,

guru dan kariawan SMP Negeri 2 Tuntang, sruktur organisasi SMP

Negeri 2 Tuntang, kegiatan ekstrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang,

sarana dan prasarana SMP Negeri 2 Tuntang

b. Penyajian data penelitian meliputi

Data nama responden dan jenis kelamin responden, data hasil

penelitian.

BABIV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang Analisis Diskriptif, Pengujian Hipotesis, Pembahasan

dan pemaknaan hasil penelitian.

BABV: PENUTUP

Berisikan tentang Kesimpulan dan Saran. Selanjutnya bagian terakhir

adalah Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan Riwayat Hidup penulis

skripsi.

19

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Bimbingan Keagamaan

Bimbingan keagamaan sangat diperlukan siswa agar mereka tetap

berkembang sesuai tujuan yang diinginkan dan tetap terarah ke yang lebih

baik.Maka disekolah wajib adanya bimbingan keagamaan.Bimbingan

keagamaan disekolah adalah tugas pengajar yang berada disekolah.selanjutnya

penulis akan memaparkan lebih lanjut tentang bimbingan keagamaan.

1. Pengertian Bimbingan Keagamaan

Dipandang dari segi terminologi, bimbingan terjemahan dari

“guidance”.Menurut Jones (1930: 2)

Guidance is a means of helping individuals to understand and use

wisely the educational. Vocational and personal opportunities they

have or can develop and as a form of systematic assistance

whereby students are aided in achieving satisfactory adjustment to

school & to life.

Dalam mengupas arti bimbingan masing-masing ahli mempunyai

sudut pandang sendiri-sendiri.Menurut Surya (1975:28) bimbingan adalah

suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari

pembimbing kepada yang di bimbing agar tercapai kemandirian dalam

pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan dalam

mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan

lingkungan.

Menurut Walgito (1995:4) bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu aau sekumpulan individu-

20

individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam

hidupnya, agar individu atau sekumpulan individu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya.

Menurut Ketut (1993:3) bimbingan adalah bantuan yang diberikan

kepada individu (seseorang) atau kelompok (sekelompok orang) agar

mereka itu dapat mandiri, melalui berbgai bahan, interaksi, nasihat, gagasan,

alat dan asuhan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.

Menurut Priyatno (1994:99) bimbingan adalah proses pemberian

bantuan yang dilakukan oleh yang ahli kepada seseorang atau beberapa

orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang

dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiridan mandiri,

dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dapat

dikembangkan, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Keagamaan berasal dari kata agama dalam bahasa Inggris “religion”

merupakansuatu istilah yang biasa kita pakai sehari-hari.Agama adalah

segenap kepercayaan kepada Tuhan serta dengan ajaran kebaktian dan

kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu

(Poerwadarminta, 1982:18).

Menurut Arifin (1994:2) agama memiliki dua aspek yaitu: pertama,

aspek subyektif (pribadi manusia). Agama mengandung pengertian tingkah

laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin,

yang dapat mengatur dan mengalahkan tingkah laku tersebut, kepada pola

hubungan dengan masyarakat, serta alam sekitarnya.Kedua, Aspek objektif

21

(doktrinair).Agama dalam pengertian ini mengandung nilai-nilai Tuhan

yang dapat menuntun manusia ke arah tujuan yang sesuai dengan kehendak

ajaran tersebut.Agama dalam pengertian ini belum masuk dalam batin

manusia, karena masih berupa doktrin (ajaran) yang objektif berada di luar

diri manusia.

Religion or belief is defined as being any religion, religious belief or

similar philosophical belief. The following factors can be considered

in deciding what is a religion or similar belief: collective worship, a

clear belief system, aprofound belief affecting the way of life or view

of the word.(The employment equality religion or belief) regulation,

2003).

Dengan demikian bimbingan keagamaan merupakan usaha

pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik

lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut kehidupan, dimasa kini dan

masa mendatang. Dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu

mengatasi kesulitanya dengan kemampuannya sendiri, melalui dorongan

dari kekuatan iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Arifin,

1982:1-2)

2. Dasar Bimbingan Keagamaan

Al Qur’an dan Al Hadis adalah landasan ideal dan konseptual dalam

bimbingan konseling Islam.Dari dua sumber tersebut gagasan, tujuan dan

konsep-konsep bimbingan konseling Islam bersumber. Dasar yang menjadi

isyarat kepada manusia untuk memberi petunjuk atau bimbingan kepada

orang lain yaitu antara lain:

Firman Allah Surat At Tahrim Ayat 6

22

الذين ءامنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ياأيها

اليعصون هللا مآأمرهم ويفعلون مايؤمرون {6}مآلئكة غالظ شداد

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang

diperintahkan (At Tahrim:6)

Dalam bukunya Arifin (1994:8-9), menyatakan bahwa dasar

bimbingan keagamaan dalam menghadapi siswa sebagai anak bimbingan,

yang berdasarkan Al Quran dan Hadis. Bimbingan keagamaan memandang:

1. Setiap siswa adalah mahluk pribadi yang memiliki kemampuan dasar

beragama yang merupakan fitrah yang dibentuk oleh Tuhan sejak masa

kejadiannya /pada awal kehidupannya dalam raim ibu.

2. Setiap siswa adalah pribadi yang berkembang memiliki corak, watak

dan kepribadian yang tidak sama diantara siswa–siswa lainnya.

Demikian pula ia memiliki kemungkinan berkembang dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan (sekolah, keluarga dan

masyarakat)yang berbeda antara siswa yang satu dari yang lainnya.

3. Setiap siswa memiliki corak kepribadian individual yang berkembang

di atas dua faktor pengaruh yaitu pengaruh dari dalam dirinya sendiri

yang berupa bakat dan ciri-ciri keturunan jasmaniah dan rohaniah

masing masing disatu pihak dan pengaruh factor yang diperoleh melalui

pengalaman, baik dari lingkungan sekitar masa kini atau masa lampau,

maupun lingkungan pendidikan.

23

4. Setiap siswa adalah pribadi yang masih berada dalam proses

perkembanganyang peka terhadap segala perubahan.Proses

perkembangan tersebut dapat dibimbing dan diarahkan kepada titik

perkembangan optimal yang menggantungkan dirinya sebagai pribadi

dan sebagai anggota masyarakat.

5. Setiap siswa sebagai siswa yang cenderung untuk memperoleh

pemuasan akan segala kebutuhan seperti makan, minum, ketenangan

hidup, kebebasan (dari kelaparan, penyakit, penindasan, dan

sebagainya) yang meliputi kejasmanian dan yang mengenai kejiwaan

seperti memperoleh cinta kasih dan sesamanya dan seterusnya.

6. Siswa sebagai pribadi yang berkepribadian utuh, ingin memperoleh

pengakuan tentang keberadaannya di tengah orang lain, dia ingin

dihargai oleh orang lain, dan ingin meghargai dirinya sendiri.

7. Sebagai pribadi yang mandiri, setiap siswa cenderung untuk

memperoleh perlindungan dari segala ancaman dan gangguan yang

membahayakan hidupnya, lahiriah dan jasmaniah, termasuk

perlindungan dari tuhan yang maha kuasa.

8. Setiap siswa sebagai pribadi cenderung untuk memperoleh keuntungan

dalam menentukan pilihan-pilihan alternatif yang diharapkan

kepadanya.

9. Setiap siswa sebagai pribadi yang sedang berkembang cenderung untuk

memperoleh pelayanan dan pelakuan yang sama adilnya dengan siswa

24

yang lain tanpa membeda-bedakan suku,agama, status sosial, ekonomi,

dan keluarga.

10. Setiap lembaga pendidikan dimana siswa melakukan proses bimbingan

dan penyuluhan agam karena bimbingan merupakan salah satu progam

dari komponan progam pendidikan dari lembaga tersebut.

Firman Allah dan sabda nabi Muhammad SAW dibawah ini

menunjukkan bahwa setiap manusia itu memiliki kemampuan dasar untuk

menjadi manusia yang beragama terutama Islam dan semua manusia

dilahirkan dalam keadaan fitrah, akan tetapi perkembangannya tergantung

pada usaha pendidikan yang dilakukan oleh para pendidik terutama orang

tuanya.

ين حنيفا فطرت هللا التي فطر الناس عليها التبديل لخلق هللا ذلك الد ين فأقم وجهك للد

{03}القيم ولكن أكثر الناس اليعلمون

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah

atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak

ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Ar Rum:30)

Firman Allah dibawah ini juga menunjukkan pengertian bahwa

dalam setiap diri manusia telah dikaruniai kemampuan dasar kejiwaan yang

mengandung kemungkinan untuk berkembang kearah tingkat perkembangan

hidup yang menggantungkan dirinya dan yang tidak menggantungkan

dirinya sendiri.oleh karena itu diperlukan bimbingan yang dapat

menghindarkan dirinya dari perkembangan yang merugikan hidupnya

dimasa dewasa.

25

اها وقد خاب { 9}قد أفلحمن زكاها { 8}فألهمها فجورها وتقواها { 7}ونفس وماسو

{03}من دساها

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan

kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya

beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah

orang yang mengotorinya.(As Syamsu:7-10)

ل ياأيها الذين ءامنوا إذا قيل لكم تفسحوا في المجالس فافسحوا يفسح هللا لكم وإذا قي

ات وهللا بما تعملون انشزوا فانشزوا يرفع هللا الذين ءامنوا منكم والذين أوتوا العلم درج

{00}خبير

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mujadalah:

11)

Dalam memberikan pengertian tentang ilmu agama sehingga siswa

dapat mengamalkan ajaran agama dan juga mampu mengikuti serta

mengembangkan sikap ilmiah sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu dan

teknologi, maka firman Allah tersebut perlu dipegang oleh para

pembimbinng.Karena dengan keberhasilan membimbing keimanan yang

kuat dalam pribadi siswa, maka ilmu pengetahuan dan teknologi yang di

serap dapat berkembang di atas iman dan ketakwaan kepada Allah

SWT.Sehingga wawasan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dapat

berkembang kearah yang baik yaitu kesejahteraan manusia.

26

3. Tugas dan Tanggung Jawab Sekolah dalam Mendidik Siswa

Di dalam sekolah, anak menerima pendidikan secara langsung dari

gurunya.Guru atau pendidik merupakan orang kedua yang harus dihormti

dan dimuliakan setelah orang tua. Mereka menggantikan peran orang tua

dalam mendidik anak anaknya atau peserta didik ketika berada di lembaga

pendidikan.Karena pendidikan itu wajib maka belajar adalah tugas siswa

dan tanggung jawab guru untuk mendidik siswa.Dengan demikian guru

berkewajiban mengasuh, mendidik, mengarahkan, dan membimbing siswa

agar nantinya menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah serta berakhlak

mulia.

Sabda Nabi SAW

ن ا م م : وسلمصلي هللا عليه رسول هللاقال :يقولا ن ك أنه نه هللا ع ي ض ر ة ير ر ي ه عن اب

البهيمة ج نت ا ت م ك ،ه سان ج م وي ، هان ر ص ن وي ،ه دان و ه ي اه و ب ا ف ،ة طر ي الف ل ع د ول الي ا ود ول م

وقرءوا إن شئتم : ريرة و ه ب يقول ا م ث ؟اء دع ن ج يها م ف ون س ح ل ت ه اء مع ج ة يم ه ب

اعليه طرالناس التي ف هللا ة طر ف )ج

ال تبديل لخلق هللاج

(25\8م. )اآلية (

Dari Abu Hurairah Ra, Dia berkata,Rasolullah SAW telah

bersabda,“seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada

dalam kesucian (fitrah), kemudian kedua orang tuanyalah yang akan

membuatnya menjadi yahudi, nasrani, ataupun majusi – sebagaimana hewan

yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian

merasakan adanya cacat?”

Lalu Abu hurairah berkata, “ apabila kalian mau, maka bacalah firman Allah

SWT yang berbunyi: ‘… tetaplah atas firman Allah yang telah menciptakan

manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.’ (QS

Arrum (30): 30). Muslim 8/52 (Nashiruddin, 2012:557)

27

Menurut imam Al Ghozali dalam kitab Ihya’ Ulumuddindijelaskan ada

empat tempat tugas pendidik atau pengajar, yaitu:

a. Menunjukkan kasih sayang kepada muridnya dan menggangapnya seperti

anak sendiri

b. Mengikuti teladan pribadi Rosulullah

c. Tidak menunda memberi nasihat dan ilmu yang diperlukan oleh peserta

didik

d. Menasehati murid serta melarangnya dari akhlak tercela

Secara umum tugas pendidik adalah:

a. Mujtahid yakni sebagai pembaharu ilmu, baik dalam teori maupun

praktek, sesuai syariat islam.

b. Mujtahid yaitu sebagai pemikir yang ulung

c. Mujtahid yaitu sebagai pejuang kebenaran

Sedangkan secara khusus tugas pendidik dilembaga pendidikan adalah:

a. Perencana: mempersiapkan bahan, metode, dan fasilitas pengajaran serta

mental untuk mengajar.

b. Pelaksana: pemimpin dalam proses pembelajaran

c. Penilai: mengumpulkan data, mengklarifikasi, menganalisa, dan menilai

keberhasilan

d. Pembimbing: membimbing, menggali, serta mengembangkan potensi

siswa kearah yang lebih baik (Muchtar, 2008:155)

28

Seorang guru sebagai manusia yang lebih dewasa dan berpengetahuan

luas merupakan pendidik utama dalam kelas serta mempunyai peran yang

penting dalam mendidiksiswanya baik secara langsung maupun tidak

langsung. Disamping itu pendidikan tersebut mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan siswanya di kemudian hari.

Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab membimbing dan

mendidik siswanya dengan kebaikan dasar-dasar agama. Guru sebagai

pembimbing memberikan tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada

siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan

aspek mendidik, sebab tidak hanya berkenaan untuk menyampaikan ilmu

pengetahuan, tapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan

pembentukan nilai-nilai pada siswa.

4. Teknik pendidikan islam

Islam dalam mendidikanak atau manusia belum pernah kehabisan persediaan

dalam tehnik-tehnik pendidikan. Tehnik-tehnik itu diantaranya :

1. Teladanan

Keteladanan adalah salah satu pendidikan yang efektif dan sukses. Allah

mengutus Muhammad untuk menjadi teladan buat manusia.Didalam diri

Muhammad Allah menyusun bentuk sempurna metodologi Islam.

2. Nasehat dan cerita

Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata

yang didengar.Pembawaan itu biasanya tidak tetap dan oleh karena itu

29

kata-kata harus diulangi.Nasehat yang berpengaruh membuka jalannya

kedalam jiwa secara langsung melalui perasaan.

Bila tersedia suatu teladan yang baik maka nasehat akan sangat

berpengaruh didalam jiwa. Danakan menjadi suatu yang sangat besar

dalam pendidikan rohani. Nasehat dan cerita pada dasarnya menyimpan

suatu pesan dan informasi dari sumbernya kepada pihak yang

memerlukan (Nawawi, 1991: 221)

3. Hukuman

Bila teladan tidak mampu, dan begitu juga nasehat maka harus diadakan

tindakan tegas yang dapat meletakkan persoalan ditempat yang

benar.Tindakan tegas itu adalah hukuman.

4. Partisipasi

Sehubungan dengan firman Allah surat An Nahl ayat 125

ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحسن إن ربك

{052}هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين

serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk (An Nahl :125).

Oleh karena mendidik dimaksudkan untuk mewujudkan kepribadian

yang baik, maka kegiatannya mengandung makna mengajak berbuat

kebaikan yang diridhoi Allah. Dalam interaksi pendidikan mengajak

dapat diartikan sebagai pemberian partisipasi (Nawawi, 1991:236) .

30

Nabi tidak hanya memberikan teladan bagi umatnya tapi beliau juga

mengajak serta memberikan informasi tentang agama islam kepada

sahabatnya dan umatnya. Nabi tidak sedikitpun jenuh menyebarkan

agama Islam untuk menyeru kepada kebajikan.Demikian Nabi

Muhammad sebagai contoh pendidik yang handal.

5. Kebiasaaan

Berbagai kebiasaan harus dibentuk pada siswa oleh para

pendidiknya.Kebiasaan baik dalam agama Islam harus ditanamkan sejak

kecil, Agar menjadi tingkah laku yang dilakukan secara otomatis. Seperti

kebiasaan mengucapkan salam.

6. Disiplin

Kebiasaan dang pengulangan secara rutin itu terdapat nilai-nilai atau

norma yang menjadi olak ukur tentang benar tidaknya atau efektif

tidaknya pelksanaan oleh seseorang. Norma-norma itu terhimpun pada

aturan yang harus terpenuhi sebagai keentuan atau harus hidup secara

disiplin (Harun, 1993:235-363)

5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Kepada Siswa

Pendidikan agama sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama

dalam mencapai ketentraman batin dan kesehatan mental pada

umumnya.Tidak diragukan lagi bahwa agama Islam merupakan bimbingan

hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan mungkar yang paling

ampuh, pengendali moral yang tiada taranya.Namun dalam kenyataan

sehari-hari banyak kemungkaran dan perbuatan salah serta sesat dilakukan

31

oleh orang yang mengaku dirinya beragama Islam.Untuk itu maka

diperlukannya bimbingan keagamaan untuk siswa.

Tugas bimbingan keagamaan selain menjadikan siswanya taat dan

memahami aturan agama juga untuk mensukseskan jalannya progam

pendidikan pada umumnya dan khususnya pendidikan agama disekolah

dengan melalui beberapa cara yang tepat dan ditunjang oleh sarana

prasarana dan biaya yang memadai.

Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,

pengalaman dan latihan-latihan yang dilakukan sejak dini. Anak yang tidak

pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya ia

tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Sebaliknya jika

anak didik dan dibiasakan dengan pendidikan agama oleh lingkungan

sekitarnya baik di dalam keluarga maupun sekolah, maka anak akan terbiasa

dan cenderung hidup dalam aturan-aturan agama. Terbiasa dengan menjalan

kan ibadah, takut melakukan larangan-larangan agama, serta dapat

merasakan nikmatnya hidup beragama.

B. Intensitas Ibadah Shalat Fardhu

Shalat fardhu adalah kewajiban bagi semua muslim, maka perlunya

ada telaah intensitas ibadah shalat fardhu, sehingga dapat bermanfaat bagi kita

semua. Penulis akan memaparkan pentingnya intensitas ibadah ini.

1. Pengertian Intensitas Ibadah Shalat Fardhu

Intensitas dalam kamus umum bahasa Indonesia, adalah kehebatan,

kekuatan, tingkat keseringan(Poerwadarminta, 1999:575).maksudnya adalah

32

kebulatan atau kesungguahan dalam melakukan ibadah shalat fardhu.

Sedangkan ibadah adalah amalan yang diniatkan untuk berbakti

kepada Allah yang pelaksanaannya diatur oleh syariat, ketaatan menjahui

larangannya dan menjalankan perintahnya (Fajri, 2009:367).

Menurut Muhsin (1990:12) ibadah adalahproses menjadikan semua dimensi

kehidupan berada pada jalan kehendak dan keridloan Allah.

Shalat dalam bahasa berarti do’a, sedangkan menurut istilah adalah

beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir di

akhiri dengan salam yang dengannya kita beribadat dengan Allah menurut

syariat yang telah ditentukan (Ash shidiqy, 1951:62).

Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam

bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan

syara’(Rifa’i, 1976:34).

Menurut Alith (2009:5) shalat adalah ibadah utama umat islam

sekaligus bentuk aktual dari penghambaan total yang pertamakaliwajib

untuk dilaksanakan olehsetiap muslim yang telahmengucapkan dua kalimat

syahadat, baligh dan sehat secara jasmani dan rohani.

Fardhu dengan wajib sama artinya yaitu apabila dilaksanakan

mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa.Dapat di

simpulkan intensitas ibadah shalat fardhu secara harfiah adalah tingkat

keseringan melakukan doa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut istilah

intensitas ibadah shalat fardhu adalah tingkat keseringan dalam melakukan

33

amal ibadah (perkataan dan perbuatan) yang diawali dengan takbirotul

ikhrom dan diakhiri dengan salam.

2. Dasar Kewajiban Shalat Fardhu

Dalil yang mewajibkan shalat sangat banyak baik dalam Al Qur’an

maupun Hadis Nabi Muhammad SAW.

Dalil Al Qur’an yang mewajibkan shalat antara lain:

a. Q.S. AL Baqoroh : 43

اكعين كاة واركعوا مع الر الة وءاتوا الز {30}وأقيموا الص

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang

yang ruku'[Al Baqoroh (2) ayat 43)]

b. Q.S. AL Ankabut : 45

الة تنهى عن اتل مآأوحي إليك من الكتاب الة إن الص وأقم الص

{32}الفحشآء والمنكر ولذكر هللا أكبر وهللا يعلم ماتصنعون

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al

Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari

(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.dan Sesungguhnya mengingat

Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang

lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.( Al Ankabut: 45)

c. Q.S. Al Hajj : 77

ياأيها الذين ءامنوا اركعوا واسجدوا واعبدوا ربكم وافعلوا الخير لعلكم

{ 77}* تفلحون

34

Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,

sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat

kemenangan.(Al Hajj : 77)

Ayat-ayat Allah SWT ini yang memerintahkan umat manusia

mendirikan shalat, menyuruh mengerjakan shalat bersama-sama,

menyatakan bahwa shalat menghalangi manusia dari rusak dan keji,

memerintahkan agar melakukan shalat dengan cara yang sempurna dan

menegaakan shalat diwaktu-waktu yang telah ditentukan.

3. Keistimewaan Ibadah Shalat

Shalat adalah penghubung antara hamba dengan tuhannya. Yang

memiliki beberapa keistimewaan, antara lain:

a. Shalat adalah fardhu yang mula-mula difardhukan dari ibadat-ibadat

badaniah.

b. Shalat adalah tiang agama

نيالد م د د ه ق ها ف د م ن ه ن وم ديال ام ق د ا ق ا ف ه م اق ن ا م ن ف يالد اد م الةع الص

Shalat itu tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat, sesungguhnya ia

telah mendirikan agama, dan barang siapa meruntuhkan shalat,

sungguhlah ia telah meruntuhkan agama.(H.R. Al Baihaqy dari Umar

R.A, Al Ihya 2:9)

c. Shalat lima difardhukan dimalam mi’roj, dilangit

Shalat lima itu difardhukan dilangit, pada malam nabi Muhammad SAW

ber isro’ (berjalan malam) dan bermi’roj (naik ke alam tinggi). Hanya

shalat fardhulah yang diperintahkan secara langsung oleh Allah kepada

nabi Muhammad, berbeda dengan ibadah yang lain yang disampaikan

melalui malaikat Jibrildahulu.

35

Diperintahkan shalat fardhu itu yang sebelumnya nabi terlebih

dahulu dibersihkan dhohir dan batin dengan air zam-zam.Dan Allah

SWT memerintahkan shalat kepada nabi Muhammad ketika

beliaumenghadap Allah menegaskan bahwa shalat itu ibadah yang luar

biasa, suatu perbuatan yang sangat terhormat.

d. Shalat akhir wasiat nabi kita Muhammad SAW dan nabi-nabi yang lain.

Dalam wasiatnya yang terakhir nabi mengatakan: ingatlah

akanAllah, terhadap Shalat dan terhadap budak-budak sahaya yang kamu

miliki.(H.R. Ahmad, Risalah Ash Shalah:8).

e. Shalat permulaan amal yang dihisap diakhirat dan diakhir ibadah yang

ditinggalkan umat didunia.

f. Shalat seutama-utama syair Islam, dan sekuat kuat tali perhubungan

antara hamba dengan Allah (AshSidiqy,1951:20)

4. Syarat-syarat Shalat

Syarat-syarat wajib shalat yaitu:

a. Islam

Shalat fardhu diwajibkan atas setiap muslimlaki-laki dan perempuan

yang telah mengaku dan menyatakan dirinya seorang islam dengan

membaca dua syahadad.Dengan demikian orang kafir tidak wajib untuk

melakukan shalat.

b. Balagh

Orang yang sudah balagh diwajibkan untuk melakukan shalat.Yang

dimaksud dengan balagh ialah orang yang elah mencapai umur tertentu

dan telah sampai umurnya untuk melakukan kewajiban agama, laki-laki

36

yang sudah mencapai balagh ditandai dengan mimpi, sedangkan

perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi.Batasan balagh ini

menandakan bahwa anak balita yang belum mencapai balagh tidak

memiliki kewajiban shalat.

c. Berakal

Orang yang berkal diwajibkan untuk shalat, yaitu orang yang sudah

mumaziz dan memiliki akal yang sehat dan waras.

d. Suci dari hadas dan najis

Menghilangkan hadas kecil dengan berwudlu dan menghilangkan hadas

besar dengan mandi besar.Menghilangkan najis yang berada di tiga

tempat yaitu badan, pakaian, dan tempat shalat.

e. Menutup aurot

Batas aurot laki-laki adalah dari pusar sampai lutut sedangkan wanita

adalah seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan.

f. Masuk waktu

Waktu shalat ada lima waktu yaitu :

waktu shalat dhuhur berawal ketika matahari condong ke arah barat

sampai saat bayangan segala sesuatu sudah sama dengan

panjangnya.

Waktu shalat ashar, dimulai sejak keluarnya waktu dhuhur hingga

matahari menguning atau sampai bayangan mempunyai panjang

dua kali lipat.

37

Waktu shalat manghrib, dimulai sejak matahari terbenam sampai

terbenamnya mega merah.

Waktu shalat isya’, dimulai dari terbenamnya mega merah sampai

pertengahan malam, sedangkan waktu darurat sampai terbit fajar.

Waktu shalat subuh, dimulai dari terbit fajar shadiq putih, sampai

terbit matahari (Sa’id, 2006:204-207).

g. Menghadap kiblat

Menghadap ke baitul haram merupakan syarat sahnya shalat.

h. Niat

Niat dalam hati. Menurut bahasa, niat berarti tujuan yakni keeguhan

hati untuk melakukan sesuatu(Sa’id, 2006:257).

i. Telah sampai dakwah

Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan hukum.

Firman Allah Q.S. AnNisa: 165

سل بعد الر ة رين ومنذرين لئال يكون للناس على هللا حج بش سال م ر

{062}وكان هللا عزيزا حكيما

(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan

pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia

membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

j. Jaga

Orang yang tidur tidur tidak wajib shalat, begitu pula orang yang lupa.

Hal ini sebagaimana sabda Rosulullah SAW yang artinya :

38

“yang terlepas dari hukum ada tiga macam : kanak-kanak hingga ia

dewasa, orang tidur hingga ia bangun, orang gila hingga ia

sembuh.(H.R. Abu daut dan ibnu majah).

5. Rukun Shalat

Rukun-rukun shalat diantaranya yaitu:

a. Niat

b. Takbirotul ikhrom

c. Berrdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fardhu. Boleh sambil

duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit

d. Membaca surat Al Fatikhah pada tiap-tiap rokaat

e. Ruku’ dengan tumakninah

f. I’tidal dengan tumakninah

g. Sujud dua kali dengan tumakninah

h. Duduk diantara dua sujud dengan tumakninah

i. Duduk tasyahut akhir dengan tumakninah

j. Membaca tasahud akhir

k. Membaca shalawat nabi pada tasahud akhir

l. Membaca salam yang pertama

m. Tertib yaitu berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut (Rifa’i,

1976:35-37)

39

C. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat

Fardhu

Telah diuraikan diatas, mengenai masalah bimbingan keagamaan guru

terhadap siswanya.Dari berbagai pembinaan guru didalam mengarahkan dan

mengajarkan siswanya terhadap pelaksanaan ajaran Islam. Guru membimbing

siswa dalam ibadahnya sejak dini supaya siswa tersebut taat kepada Allah,

selalu mengerjakan segala perintah-perintah Allah dan menjahui segala

larangan Nya.

Dengan bimbingan keagamaan, seorang anak akan mengetahui arti

pentingnya melakukan shalat fardhu. Shalat menjadikan anak rajin dan disiplin.

Disiplin dan rajin akan tumbuh melalui kebiasaan, nasehat dan latihan yang

dibimbing dan diarahkan oleh seorang guru atau seseorang yang lebih dewasa.

Dengan demikian ada pengaruh yang erat antara bimbingan keagamaan

terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa yaitu bimbingan keagamaan

dapat membantu anak memahami arti penting dan manfaat shalat fardhu serta

siswa memiliki kebiasaan yang baik yang telah ditanamkan oleh guru di

sekolah dan orang tuanya.

Pembinaan guru terhadap anak akan berhasil apabila guru

memperhatikan perkembangan jiwa siswa dan berusaha menciptakan suasana

nyaman belajar disekolah. Guru memberikan contoh keteladanan yang baik

bagi siswanya dan selalu berpegang teguh pada syari’at Islam. Karena dengan

cara tersebut, disamping siswanya dapat menerima bimbingan keagamaan yang

diberikan, secara pengalaman dan praktek, mereka dapat merasakan nikmatnya

40

beribadah dan semakin lama anak akan menjadi terbiasa dan ringan dalam

melaksanakan ibadah.

Tangung jawab guru dalam mendidik agama terhadap siswanya

merupakan sunatullah yang harus dilaksanakan.Al Qur’an dengan tegas telah

menandaskan mengenai pentingnya bimbingan keagamaan bagi peserta

didiknya, sehingga taat dalam beribadah dan berakhlaq mulia.

41

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian

Disini peneliti akan memapaparkan gambaran umum dan subjek penelitian

yaitu SMP Negeri 2 Tuntang yang menjadi tempat penelitian sekaligus

populasi responden. Adapun gambaran umum lokasi SMP 2 Negeri Tuntang

adalah sebagai berikut:

1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang

Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia no. 0557/O/1984 sekolah SMP Negeri 2 Tuntang berdiri

pada tanggal 1 Juli 1984.

Sekolah ini berdiri karena mentri pendidikan dan kebudayaan

membutuhkan lahan tanah untuk mendirikan sekolah di daerah Candirejo.

Kemudian Mendikbut berkerjasama dengan aparat Desa untuk mencarikan

lahan yang dibutuhkan. Lahan didapat dari membeli tanah kepada

masyarakat Candirejo.

Akhirnya di Candirejo didirikan sekolah dan diresmikan pada tahun

1984. Baru kemudian diadakan komite sekolah SMP Negeri 2 Tuntang. Dan

untuk komite yang terbaru adalah:

Ketua : Drs. Abdul kosim ( Tokoh Masyarakat)

Sekretaris : Dwi kusnanto, SH. (Tokoh Masyarakat)

42

Bendahara : 1. Asrori, SH ( Tokoh Pendidikan )

2.L. Sulistyowati, S. Pd ( Dewan Guru)

Anggota : 1. Rohcmat Effendi ( Tokoh Masyarakat)

2.Drs, Nur Hadi (Tokoh Pendidikan)

3.Catur Rusmianto (Tata Usaha)

2. Profil SMP Negeri 2 Tuntang

Nama sekolah : SMP Negeri 2 Tuntang

No Statistik Sekolah :201032206002

Tipe sekolah :A / A1/ A2 / B / B1 / B2 / C / C1 / C2

Alamat sekolah : Jl. Martokusumo – Ds. Candirejo

(Kecamatan) Tuntang. (Kabupaten/kota)

Semarang (Propinsi) Jawa Tengah

Telepon / HP / fax : (0298) 341843

Status sekolah : Negeri / Swasta

Nilai akreditasi sekolah : B

3. Visi dan Misi

Visi

Terselenggaranya pendidikan bermutu yang ditandai dengan meningkatnya

prestasi dan budi pekerti luhur.

Misi

a. Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif

b. Meningkatkan pengembangan tenaga pendidik

43

c. Mengupayakan penyelenggaraan proses pembelajaran yang aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

d. Mewujudkan peningkatan fasilitas pendidikan

e. Mewujudkan peningkatan kompetensi kelulusan

4. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Tuntanng

a. Keadaan siswa di SMP Negeri 2 Tuntang.

Jumlah siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara keseluruhan

adalah 679 siswa dengan rincian sebagai berikut:

Table 3.1

Daftar siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014

No Kelas Jumlah kelas Jumlah siswa muslim tiap kelas

1 VII 7 228

2 VIII 7 230

3 IX 7 221

Jumlah 21 679

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran-lampiran.

b. Keadaan guru di SMP Negeri 2 Tuntang.

Sekolah ini didukung oleh tenaga pengajar sebanyak 31 pengajar

dengan kualifikasi pendidikan rata-rata sarjana dan beberapa magister.

Guru-guru di SMP Negeri 2 Tuntang merupakan guru profesional mereka

mengajar sesuai bidangnya masing-masing.

44

c. Keadaan karyawan di SMP Negeri 2 Tuntang.

Untuk membantu kelancaran segala kegiatan di SMP Negeri 2

Tuntang dibantu oleh tenaga non akademik atau karyawan yang

berjumlah 8 orang. Karyawan-karyawan tersebut mempunyai tugas

membantu semua kegiatan yang sesuai bidangnya masing-masing

sehingga tujuan yang akan dicapai terlaksana dengan baik.

5. Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Tuntang

Struktur organisasi SMP Negeri 2 Tuntang terdiri dari kepala sekolah,

terletak paling atas menduduki jabatan sebagai pemimpin. Kepala sekolah

berkoordinasi dengan komite sekolah. Selain itu dalam menjalakan tugas

akademiknya kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah (wakasek)

yang bekerja sesuai bidangnya masing-masing serta seorang koordinator BK.

Wakasek SMP Negeri 2 Tuntang terbagi dalam lima wakasek yaitu wakasek

kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana, humas dan pengembangan

kurikulum. Sedangkan untuk tugas administrasi, kepala sekolah dibantu oleh

koordinator administrasi atau tata usaha. Berikut adalah daftar nama dan

jabatan kepengurusan SMP Negari 2 Tuntang tahun 2014.

Table 3.2

Daftar nama dan jabatan kepengurusan SMP Negeri 2 Tuntang

Tahun 2014

NAMA JABATAN

Nur Salim, S. Pd

Sakri Budi Joewono, S. Pd

Kepala Sekolah

Wali kelas VIIIE+Lap IPA

45

Rochani S. Ag

Drs, Badri, M. M

Antonia Indarti, S. Pd

Didik Budi Jatmiko, S. Pd

Sutrisni, S. Pd

Dra. Ardina Novianti

Suhartatie, S. Pd

Veronica Kunthi Hartati, A. Md

Dra, Ch. Triningrum

Dra. Retno Haryanti W. W

Selamat Pujiono, S. Pd

Dinar Efisanti, S, Pd

Elly Murtiningsih, S. Pd

Andri Irawati, S. Pd

Siti Khaeroh, S. Pd

Dra. As’adiyati

Tri Muah, S. Pd

Pujiyati, S. Pd

Drs. Hari Latiyana

Retno Murdaningsih, S. Pd. Kn

Edij Kismartanto, S. Pd

Urusan Humas

Kepala Perpustakaan

Wakil Kepala Sekolah

Wali kelas VIIIG

Wali kelas IXD

Wali kelas VIID

Wali kelas VIIG

Wali kelas VIIE

Wali kelas IXE

Wali kelas IXF

Bendahara rutin/ gaji

Wali kelas VIIIB

Pengelola Koprasi Siswa

Bendahara BOS

Urusan kurikulum II

Wali kelas VIIB

Wali kelas VIIIA

Wali kelas IXB

Wali kelas IXA

Kepala laboratorium Bahasa

Urusan kurikulum I

Wali kelas VIIID

Urusan sarpras

46

Iwan Erfani, S. Pd

Dra. Heny Ratna Yuliana R

Eny Budi Rahayu, S. Pd

L. Sulistyowati, S. Pd

Yubaidi, S. Kom

Anna Kristiyana, S. Pd

Shafa Fitriyana, S. Pd

Istirokhah, S. Pd

Dwi lestari, S. Pd

Nugraheni Cahyaningrum, S. Pd

Siti maunah, S. Pd

Urusan kesiswaan

Wali kelas IXC

Pengelola perpustakaan

Wali kelas IXG

Wali kelas VIIA

Pengelola koperasi siswa

Urusan kesiswaan

Kepala laboratorium TIK

Guru

Wali kelas VIIIC

Bendahara BOS

Wali kelas VIIC

Wali kelas VIIIF

Wali kelas VIIF

Adapun mengenai bagan struktur dan keterangannya berada dalam lampiran.

6. Sarana SMP Negeri 2 Tuntang

Dalam proses kegiatan belajar mengajar SMP Negeri 2 Tuntang didukung

adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai. Sarana prasarana adalan

apa saja yang ada di sekolah tersebut serta berupa fisik, baik benda bergerak

maupun tidak bergerak dan berfungsi membantu semua aktifitas kegiatan

belajar mengajar.

47

Tabel 3.3

Data sarana SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014

a) Data Ruang Belajar (Kelas)

Jumlah Ruang Kelas Asli Jumlah Ruang

Jumlah Ruang

Ukuran

Ukuran

Ukuran

Jumlah

Lainnya yang yang

digunakan Kondisi

7 x 9 M2

>63M2

<63M2

a+b+c digunakan

untuk untuk Ruang

(a) (b) © (d) Ruang Kelas

(e) Kelas (f) =

d+e Baik

Rusak

Ruang

Kelas 15 - - 15 3 18 13 5

b) Data Ruang Lain

Jenis Ruangan Jml

Ukuran (M2) Kondisi

Keterangan (buah) Baik Rusak

1. Perpustakaan

2 63 + 105

Buku belum mencukupi

2. Lab IPA 1 120

Rusak sedang

3. Ketrampilan

1 84 (7x12)

Alat dan ruang belum memadai

4. Lab Bahasa

1 63

5. Lab Komputer (TIK)

1 63

Alat dan ruang belum memadai

7. Kegiatan Intra dan Ekstrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang

Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan pokok/wajib diikuti oleh

setiap siswa. Kegiatan belajar mengajar didalam kelas, di mana di dalamnya

terjadi hubungan interaksi antara pendidik dan peserta didik.

Adapun ekstrakurikuler adalah kegiatan yang tidak wajib untuk diikuti,

karena hanya merupakan tambahan dan waktu pelaksanaannya di luar jam

48

belajar, sehingga tidak menganggu kegiatan belajar mengajar yang bersifat

intrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Tuntang bertujuan

untuk menambah wawasan para siswa serta mengembangkan bakat sesuai

dengan minatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka wajib

diikuti oleh seluruh siswa kelas VII SMP 2 Tuntang. Dan ini adalah

kegiatan ektrakurikuler yang ada di SMP 2 Tuntang:

Tabel 3.4

Data intra dan ekstrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014

No Intrakurikuler Ekstrakurikuler

1. Saint Matematika Pramuka

2. Saint Fisika Seni Tari

3. Saint Biologi Paskibra

4. Saint IPS Bola Basket

5. Bahasa Indonesia Pencak Silat

6. Bahasa Inggris Menjahit

B. Penyajian Data dan Hasil Penelitian

1. Data nama responden dan jenis kelamin responden

Pada tanggal 16 Juni 2014 peneliti telah melakukan penelitian

pendahuluan seperti mencari beberapa data yang diperlukan misalnya nama-

nama responden, menyiapkan instrument penelitian dalam hal ini angket,

kemudian barulah mulai penelitian lanjutan pada tanggal 8 September 2014.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 68 siswa di SMP Negeri 2

49

Tuntang. Adapun persebaran sampel-sampel tersebut berdasarkan tehnik

stratified proportionate random sampling, data siswa tersebut tercantum

sebagaimana berikut:

Table 3.5

Data nama responden, jenis kelamin dan kelas

No Nama Responden Jenis Kelamin Kelas

L P

1 ADE RAHMA

P VII

2 AKHMAD MUJIBUL IKHSAN L VII

3 ALDI DWI SETIYAWAN L VII

4 AMELIA DILA LILIANA

P VII

5 AYU DWI KARTIKAWATI

P VII

6 BAGUS DWI PRASETYO L VII

7 CACA MUHAMAD ARKAN

HIDAYATULLAH L VII

8 CLARISA CANDRA DEVI

P VII

9 DAVID TEGAR FIRDAUS L VII

10 DEVITA ARMA NOVITA SARI

P VII

11 DWIKI PUTRA NANDYTHO L VII

12 FEBRIKA YOANITA

RAHMASARI P VII

13 HABIB ROHMAN SIDIQ L VII

14 HENDI FIKRI NOVIANTO L VII

15 IRVAN AFANDI L VII

16 MUHAMAD IRFAN SALEH L VII

17 MUHAMAD SARIFUDIN L VII

18 MUHAMMAD YUSUF NUR

ANWARI L VII

19 MUHIMATUL ULYA

P VII

20 NANANG TRIYANTO L VII

21 NURUL HUDA L VII

22 RIZKI FADHILAH L VII

23 AGUS JARWANTO L VIII

50

24 ANHARUL HUDA L VIII

25 ATIKA WULANDARI

P VIII

26 BAGUS PRASETYO ADI L

VIII

27 CAHYA DWI ARDANA L

VIII

28 DANDY FISTA PANGESTU L

VIII

29 ELFIA ANDINI

P VIII

30 IKHSAN MALIK L VIII

31 INTAN WAHYU SAHARA

P VIII

32 JAVANKA DHUHA SALTADA L

VIII

33 JIMY WAHYU SETIAWAN L

VIII

34 KRISNA PRAHITA PUTRI

RANDITYA

P VIII

35 LAELATUL FAJRIAH

P VIII

36 MAULANA HAYDAR

MUBAROK L

VIII

37 MUAWANAH

P VIII

38 MUHAMAD REZA SETIAWAN L

VIII

39 MUHAMMAD AHSIN L VIII

40 MUKTI WAHYU DWI

ARINDHA

P VIII

41 NELLA AYU AGUSTIN

P VIII

42 NURUL HUDA L VIII

43 NURUL KHODAM L

VIII

44 PANCA PUTRI TUNGGAL

P VIII

45 ACHMAD ALWI SUNARTO L 1X

46 AHMAD DZUL FIKRI L IX

47 AHMAD IKSANI L XI

48 AJI TRI SETIYAWAN L IX

51

49 ALDI MAULANA L IX

50 DENDI TRI JUNIANTO L IX

51 DEWI MEGA PURNAMASARI

P IX

52 DONI FARESA L IX

53 FAHMI OKI ALFIANTO L IX

54 FAHRUL MAHFUT L IX

55 FEBRI WAHYU ARIANSAH L IX

56 HADDAD ALWI L IX

57 HAKIKI FERI SETIAWAN L IX

58 HERI SETIAWAN L IX

59 IGBAL YOGA HERMAWAN L IX

60 IRFAN FADHOLI L IX

61 MELLY ARI PERMADI L IX

62 MUHAMAD NAUFAL HAKIM L IX

63 MUHAMMAD GHUFRON

ISROI L IX

64 MUHAMMAD MUNDOFIR L IX

65 NUR ARIF ROHMAN L IX

66 ROE EFFENDI L IX

67 SRI HARYUNI

P IX

68 SYIFA MAULIDIYA

P IX

2. Hasil data mentah

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data tentang

pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

a. Data hasil mentah angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas

Ibadah shalat fardhu SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

52

Data angket yang pertama adalah angket yang berisikan

tentang bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 yang berisikan 15

pertanyaan berbentuk pilihan ganda. Dari masing-masing

pertanyaan terdiri dari 4 alternatif jawaban. Adapun contoh angket

bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu

siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 ada pada lampiran.

Berikut hasil data mentah angket bimbingan keagamaan terhadap

intensitas ibadah shalat fardhu:

Table 3.6

Hasil angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu

siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014

No Responden Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 C D C D C A C D D D D D D D D

2 B B D A B D A A B D D A A C B

3 B B D A C D A A B D D A A C D

4 C C D A D B B A A B D C A D D

5 C C C B B C C C D C C D B B B

6 D D D B D D D B B C D D D C C

7 D D C B D B C B B B D D D D D

8 B D B D B B B B B A B D B D B

53

9 A A A A D B B A A B D D B A B

10 D B C D B D B D B B B D B B B

11 D C D D D A C A A D D D D D D

12 B B D A C D A B B D D A A C D

13 B C C B B B B B D B C B B C B

14 C C C A B B B B B A B D B A B

15 B B A D B B A A B A A A A A D

16 C C D B B B C C B B B B B B B

17 D D D B D B C B B C D D D D D

18 C D C B D B D B B B D D D D D

19 D D D B D B C D B D D D B B B

20 B B D A B B C B B B C D C C D

21 B B D C C B C C C B C D D B B

22 A C D C B B A A A C C D C B B

23 C B C C B B B B B B C C B D C

24 A B A A A A A A A A A A A A A

25 A A A B A B B B B D B C B A B

26 D C C B D B C D B C D C C C C

27 B B C B B B B B B B B B B B B

28 C C C B B B B D B C B B B B A

29 B B B B C C C B C C D C C C C

30 B B B C C B C C D D C C B C C

31 C D B D C B C B C B B B B B B

32 B C D C C B C B C C C B B B B

33 B B B B C C B A C C C B B C B

34 B B B B B C B C B B B C B D C

54

35 B C B B B C B B B C C C C C C

36 B B B B D C B D C C C D C D D

37 C C C B C B C B B B B B B A B

38 A B A C B B C C B B B D C C C

39 B C A C B B B D C C D B B C D

40 B B C A A C C B C C B B C A B

41 C C C B B B C C C D D C B B A

42 B C B B B B B B B B C C C B C

43 C C C C C D D D C C C B B B C

44 D D B B B B B B B A B A A B A

45 B B B C B B B B C C C B B A B

46 B B A D D B B B C D D C D C C

47 A B A A B A A B B B D C B B C

48 B C C B C C C B C C C C D D D

49 B B B B B D A C B C A A B B A

50 A B B A B B B A C C D C B C B

51 B C B B A C B A B C D A B C A

52 B C C A B B A B B B C B C C B

53 A B D D D C C C B B C D B B D

54 B C C C C B B B B B B C B B B

56 D D C B B B B B B B B B B B B

57 B C C C C C C D D C B C C C C

58 A B A A C A A C C C D C B B C

59 D B C B D B C B B A A D B C D

60 D C C B C A B A A B D D C B B

61 B B B B B C C C C C B B B A B

55

62 D D C B B C C C C C D D D A A

63 C C C B B B C B B C B B C C B

64 D C C B A A C A C A D D A B B

65 B C B C C B C B C C C C C B C

66 B B C B D D C C B B B B A B B

67 D C A A B A A C D A C D D D C

68 C B C C C B D C C A A A D A A

b. Data mentah angket intensitas shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang

tahun 2014.

Data angket yang kedua adalah angket yang berisikan tentang intensitas

ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 yang

berisikan 15 pertanyaan berbentuk pilihan ganda. Dari masing-masing

pertanyaan terdiri dari 4 alternatif jawaban. Adapun contoh angket

intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014

ada pada lampiran. Berikut hasil data mentah angket bimbingan

keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu:

56

Tabel 3.7

Angket intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang

tahun 2014

No. Responden JAWABAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 B B B B C C C C A A B A A A A

2 A A B B C D D D B A C B A A A

3 B A B B C C C C A C B A C C C

4 A B A A B B C C A B A A B B B

5 A A A B B B C C B A B B B B B

6 B B B C C D D D C C C B B B B

7 B B B B D D D D B D B A D C C

8 A A B A B B B C A A B A A A A

9 A B B B C C D D B C C B B B B

10 C C C D C C C C A C B A C C B

11 B B B B C C C C D A C A B A A

12 B B B B C C C C A D B A C B C

13 A A A C C D D D A B C B B B C

14 B B B C D D D D A D C A A C B

15 A C C C C C B C B C C C C B C

16 B B B C B C C C B B C A D B B

17 A B A B B C C C A B A A A A A

18 B B B B C C C B A B C B A A A

19 A A A A A B B C A A B A A A A

20 A A B B B C C C A D C B B C B

21 A B B B B B B C D C A A B B B

22 B B B C D D D C B C C B B B B

57

23 C A A A C C B C D C C A C C B

24 B B B B B B B B D A D C B A A

25 C B B B C C C C A B B A B C B

26 B B B B C C C C A B A A C B B

27 C B C B C C C C C A C A A B B

28 A A A C B B C C A A C A B B A

29 B C C C D D D D B A A A D D D

40 A B B B C C C C A D B C A B B

41 A A A C C C C C A A C A B B B

42 B B B B C D D D A A C C A A A

43 B B B A C C C C A A A A A A A

44 A A A A A A A A A A A A A A A

45 B B B B C D D D B C A A B B B

46 C B C B B C C C D B C B B B B

47 A A A A A A A A A A C A A A A

48 A B B C D D D D B C C B D C C

49 B B B B B B B C A B A A C A A

50 A A A B B D D D D A B B A B B

51 B B B C C C C C B C B A B B A

52 B B B C C C C C A D C A B B B

53 A A A B B C C A B C C A B B B

54 A A B B C C C C B B B B B B B

55 B B B B B B B C D B B B B A A

56 B B B B C C C C A A C A A A B

57 A B B C D D D D B C C B D C C

58 B B B B B B B C B B A A C B B

59 B B B B C D D C D A A A A A A

60 B B C C C C C C A A C B B B B

61 A B B C B B B C A A B A B B B

62 A A B B C C C C B B B B B B B

58

63 B B B B A A B C B B C A C B C

64 A A B B B C C C A A B A B B B

65 A A B B B C C C A A B A B B B

66 B B B B C D D D D A B A B C C

67 B B B B C C C C A D B C B C A

68 A B B B B B B B C B C B B B B

59

BAB IV

ANALISIS DATA

Analisis data bertujuan untuk mendapatkan jawaban-jawaban atas

permasalahan-permasalahan yang telah diajuakan dalam bab pendahuluan.

Adapun permasalahan tersebut adalah:

1. Bagaimanakah bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014.

2. Bagaimanakah intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2 Tuntang

Tahun 2014.

3. Adakah Pengaruh antara Bimbingan Keagamaan terhadap Intensitas Ibadah

Shalat Fardhu Siswa SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014.

Analisis data terdiri dari 3 bagian yaitu: Analisis masing-masing variabel,

pengujian hipotesis dan pembahasan. Analisis tiap variabel disini yaitu bimbingan

keagamaan dan intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun

2014. Analisis masing-masing variabel dapat dilakukan dengan tehnik statistik

deskriptif. Sedangkan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus

korelasi prodact moment. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pembahasan

terhadap hasil uji hipotesis yang telah dilakukan.

A. Analisis Deskriptif

Analisis diskriptif ini bertujuan untuk mengatahui bagaimanakah bimbingan

keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dan intensitas ibadah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang. Untuk mencapai tujuan tersebut, data yang

60

sudah terkumpul dan tersaji pada bab sebelumnya peneliti berikan penilaian

dengan penyekoran:

1. Alternatif jawaban A dengan nilai 4

2. Alternatif jawaban B dengan nilai 3

3. Alternatif jawaban C dengan nilai 2

4. Alternatif jawaban D dengan nilai 1

Dari penyekoran tersebut maka diperoleh skor tentang bimbingan

keamgamaan dan intesnsitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang

tahun 2014. Mengenai data selengkapnya tentang skor masing-masing variabel

dapat dilihat pada lampiran.

1. Variabel pertama

Variabel pertama adalah variabel X yaitu bimbingan keagamaan dari 68

responden yang ada dan skor tertinggi 60 dan terrendah 15.

a. Menentukan panjang kelas / interval

Sebelum melakukan perhitungan, penulis akan memaparkan kategori-

kategori yang dibutuhkan. Penetapan skor tertinggi dan terrendah diperoleh

dari jumlah soal dari item penyekorannya. Jumlah soal angket variabel X

atau angket Bimbingan Keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu

siwa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 adalah 15 dengan jawaban A, B, C,

D yang bersekorkan masing-masing 4, 3, 2, 1 dan jumlah skor variabel X

tertinggi adalah 60 dan terrendah adalah 15.

Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan intervalnya adalah:

Panjang interval =

61

Keterangan:

Panjang interval : panjang interval kategori yang digunakan

xti : nilai tertinggi

xri : nilai terrendah

n kategori : jumlah kategori yang diinginkan

dengan rumus tersebut maka diperoleh :

panjang interval =

=

+ 1

=

+ 1

= 16

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka interval yang diperoleh

adalah 16. Kategori dan frekuensinya sebagaimana diuraikan pada tabel

berikut:

Table 4.1

Interval, Kategori Skor dan Frekuansi Variabel X

No Interval Kategori skor Frekuansi

1. 47-62 Tinggi 3

2. 31-46 Sedang 54

3. 15-30 Rendah 11

Jumlah 68

62

b. Menentukan presentase tiap-tiap kategori

Setelah diperoleh persebaran frekuensi langkah selanjutnya adalah

menentukan presentase frekuensi variabel X (bimbingan keagamaan)

dengan rumus sebagai berikut:

P =

100%

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Jumlah responden (Hadi, 1983:399)

1. Kategori Tinggi

P =

100%

P =

P = 4,41%

2. Kategori Sedang

P =

100%

P =

P = 79,41%

63

3. Kategori Rendah

P =

100%

P =

P = 16,18%

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya peneliti sajikan tabel

yang memuat kategori skor, frekuensi dan hasil angket bimbingan keagamaan

di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

Tabel 4.2

Kategori skor, frekuensi, dan prosentase

Jawaban angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah

shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

No Kategori Interval Frekuensi Persentase

1 Tinggi 47-62 3 4,41%

2 Sedang 31-46 54 79,41%

3 Rendah 15-30 11 16,18%

Jumlah 68 100%

Dari data di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 11 orang atau

16,18% responden tergolong tingkat rendah, 54 orang atau 79,41%

64

responden yang tergolong sedang dan 3 orang atau 4,41% responden yang

tergolong tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa bimbingan keagamaan yang berada di SMP 2

Tuntang tahun 2014 paling banyak terletak pada kategori sedang yaitu

sebanyak 54 orang atau 79,41% dari serponden 68 orang berada pada

rentang interval 31-46.

2. Variabel kedua

Variabel kedua adalah variabel Y yaitu intensitas ibadah shalat fardhu

SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dari 68 responden yang ada dan skor

tertinggi 60 dan terrendah 15.

a. Menentukan panjang kelas / interval

Sebelum melakukan perhitungan, penulis akan memaparkan kategori-

kategori yang dibutuhkan. Penetapan skor tertinggi dan terrendah diperoleh

dari jumlah soal dai item penyekorannya. Jumlah soal angket variabel Y

atau angket intensitas ibadah shalat fardhu adalah 15 dengan jawaban A, B,

C, D yang bersekorkan masing-masing 4, 3, 2, 1 dan jumlah skor variabel Y

tertinggi adalah 60 dan terrendah adalah 15.

Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan intervalnya adalah:

Panjang interval =

Keterangan:

Panjang interval : panjang interval kategori yang digunakan

xti : nilai tertinggi

xri : nilai terrendah

65

n kategori : jumlah kategori yang diinginkan

dengan rumus tersebut maka diperoleh :

panjang interval =

=

+ 1

=

+ 1

= 16

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka interval yang diperoleh

adalah 16. Kategori dan frekuensinya sebagaimana diuraikan pada tabel

berikut:

Tabel 4.3

Interval, Kategori Skor dan Frekuansi Variabel Y

No Interval Kategori skor Frekuansi

1. 47-62 Tinggi 20

2. 31-46 Sedang 48

3. 15-30 Rendah 0

Jumlah 68

b. Menentukan presentase tiap-tiap kategori

Setelah diperoleh persebaran frekuensi langkah selanjutnya adalah

menentukan presentase frekuensi variabel Y (intensitas ibadah shalat fardhu

siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014) dengan rumus sebagai berikut:

P =

100%

66

Keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Jumlah responden (Hadi, 1983:399)

1. Kategori Tinggi

P =

100%

P =

P = 29,41%

2. Kategori Sedang

P =

100%

P =

P = 70,59%

3. Kategori Rendah

P =

100%

P =

P = 0%

67

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya peneliti sajikan tabel

yang memuat kategori skor, frekuensi dan hasil angket intensitas ibadah

shalat fardhu di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

Tabel 4.4

Kategori skor, frekuensi, dan prosentase

Jawaban angket intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2

Tuntang tahun 2014.

No Kategori Interval Frekuensi Persentase

1 Tinggi 47-62 20 29,41%

2 Sedang 31-46 48 70,59%

3 Rendah 15-30 0 0%

Jumlah 68 100%

Dari data di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa 0 orang atau 0%

responden tergolong tingkat rendah, 48 orang atau 70,59% responden yang

tergolong sedang dan 20 orang atau 29,41% responden yang tergolong

tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa intensitas ibadah shalat fardhu siawa yang

berada di SMP 2 Tuntang tahun 2014 paling banyak terletak pada kategori

sedang yaitu sebanyak 48 orang atau 70,59% berada pada rentang interval

31-46 dan disusul dengan kategori tinggi yaitu sebanyak 20 orang atau

29,41% dari responden 68 orang.

68

B. Pengujian hipotesis

Pada bagian ini peneliti melakukan analisis data untuk membuktikan

diterima atau tidaknya hipotesis yang peneliti ajukan sebelumnya yaitu: tidak

ada pengaruh yang signifikan antara bimbingan keagamaan terhadap

intensitas ibadah shalat fardhu di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

Namun terlebih dahulu peneliti akan mencari ada tidaknya pengaruh

antara variabel X dan Y dengan menggunakan rumus prodact momen. Hasil

perhitungan menghasilkan nilai ( r ). Kenudian hasil perhitungan ( r ) di

korelasikan dengan rtabel untuk sempel 68 dengan taraf kesalahan 5 % adalah

0.235. jika rhitung .> rtabel ,ada pengaruh posirif antara variabel X dan Y. jika

rhitung < rtabel berarti ada pengaruh bersifat negatif antar 2 variabel . adapun

variabel X yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bimbingan keagamaan di

SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dan variabel Y adalah intensitas ibadah

shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

Dibawah ini merupakan rumus prodact moment:

Keterangan:

rxy = Koefisien antara variabel X dan Y

Y2

= Kuadrat Y

X2

= Kuadrat X

∑X = Jumlah sekor total variabel X

69

∑Y = Jumlah sekor total variabel Y

n = Jumlah Sampel (Arikunto, 2002:162)

Untuk menganalisis data dengan rumus tersebut, maka terlebih dahulu mencari

unsur-unsur yang dibutuhkan oleh rumus tersebut. Melalui tabel sebagaimana

berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil perhitungan jawaban angket siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

No Responden

X Y x2 y2 Xy

1 22 43 484 1849 946

2 40 40 1600 1600 1600

3 38 49 1444 2401 1862

4 36 47 1296 2209 1692

5 33 34 1089 1156 1122

6 24 35 576 1225 840

7 27 42 729 1764 1134

8 38 39 1444 1521 1482

9 46 35 2116 1225 1610

10 34 39 1156 1521 1326

11 26 50 676 2500 1300

12 37 43 1369 1849 1591

13 39 35 1521 1225 1365

14 43 39 1849 1521 1677

15 49 41 2401 1681 2009

16 39 41 1521 1681 1599

17 25 43 625 1849 1075

18 27 40 729 1600 1080

19 28 48 784 2304 1344

20 36 45 1296 2025 1620

21 33 49 1089 2401 1617

22 40 60 1600 3600 2400

23 37 39 1369 1521 1443

24 59 37 3481 1369 2183

25 47 55 2209 3025 2585

26 29 31 841 961 899

70

27 44 48 1936 2304 2112

28 40 42 1600 1764 1680

29 34 41 1156 1681 1394

30 33 39 1089 1521 1287

31 37 46 1369 2116 1702

32 36 43 1296 1849 1548

33 40 41 1600 1681 1640

34 39 45 1521 2025 1755

35 37 45 1369 2025 1665

36 30 43 900 1849 1290

37 41 40 1681 1600 1640

38 39 47 1521 2209 1833

39 34 43 1156 1849 1462

40 42 44 1764 1936 1848

41 35 47 1225 2209 1645

42 40 47 1600 2209 1880

43 30 39 900 1521 1170

44 43 48 1849 2304 2064

45 42 47 1764 2209 1974

46 32 37 1024 1369 1184

47 46 47 2116 2209 2162

48 31 35 961 1225 1085

49 45 50 2025 2500 2250

50 42 45 1764 2025 1890

51 43 48 1849 2304 2064

52 40 47 1600 2209 1880

53 32 39 1024 1521 1248

54 40 47 1600 2209 1880

55 40 40 1600 1600 1600

56 30 37 900 1369 1110

57 46 47 2116 2209 2162

58 36 38 1296 1444 1368

59 38 51 1444 2601 1938

60 41 44 1681 1936 1804

61 32 39 1024 1521 1248

62 38 41 1444 1681 1558

63 40 42 1600 1764 1680

64 35 40 1225 1600 1400

65 39 42 1521 1764 1638

66 36 40 1296 1600 1440

67 40 43 1600 1849 1720

71

68 40 42 1600 1764 1680

Jumlah 2530 2915 96900 126717 108979

Langkah selanjutnya adalah menghitung pengaruh antara variabel x dan y

dengan rumus sebagai berikut:

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui:

∑ x = 2530

∑ y = 2915

∑ x2 = 96900

∑ y2 =126717

∑ xy = 108979

n = 68

72

rxy = 0,237

Dari hasil perhitungan prodact moment tersebut menghasilkan rhitung =

0,237. Langkah selanjutnya adalah memadukan rhitung dengan rtabel .harga rtabel

untuk jumlah responden 68 mendekati 70 dengan taraf signifikasi 5 % yaitu

0,235.

Dari uraian diatas terlihat bahwa harga rhitung > rtabel pada taraf

signifikasi 5 %. Oleh karena itu hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas

ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 ditolak.

Berdasarkan analisis tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas

ibadah shalat fardhu siawa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

73

C. Pembahasan

Disini penulis akan memapaparkan pembahasan masalah-masalah yang

ditanyakan dibab sebelumnya yaitu:

1. Bimbimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa

kategori variabel bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun

2014 berturut-turut adalah sebagai berikut: rendah 11,76% terletak pada

interval 15-29 dengan jumlah responden 8 orang. Sedang 79,42% terletak

pada interval 30-34 dengan jumlah responden 54 orang. Dan tinggi 8,82%

terletak pada interval 45-60 dengan responden 6 orang.

Dari uraian di atas tentang persentasi masing-masing kategori,

terlihat bahwa mayoritas responden berada pada kategori sedang yakni 54

responden (79,42%) terletak pada interval 30-44. Dengan demikian dapat

ditarik sebuah kesimpulan bahwa bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2

Tuntang tahun 2014 berada dalam kategori sedang.

Menurut peneliti kaegori sedang bisa diperoleh karena disebabkan

oleh beberapa faktor seperti kurang seriusnya responden dalam mengisi

angket bimbingan keagamaan. Meskipun demikian, hasil perhitungan skor

angket bimbingan keagamaan tetap membuktikan hipotesis yang telah

penyusun ajukan.

2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

Berdasarkan analisi deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa kategori

variabel intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun

74

2014 berturut-turut adalah : kategori rendah 0% terletak pada interval 15-29

dengan jumlah responden 0 orang. Kategori sedang 63,24% terletak pada

interval 30-44 dengan jumlah responden 43 orang. Dan kategori tinggi

36,76% terletak pada interval 45-60 dengan jumlah responden 25 orang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensitas badah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 paling banyak berada pada

kategori sedang. kategori intensitas ibadah shalat siawa ini menurut penulis

wajar untuk siswa SMP Negeri 2 Tuntang. Karena umur mereka berada

pada pubertas yang masih memiliki tingkat emosi yang masih labil.

3. Pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu

siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

Telah ditentukan sebelumnya bahwa nialai ( rxy ) hasil perhitungan

selanjutnya akan dikonsultasikan deng rtabel. Jika rhitung > rtabel , berarti hasil

perhitungan antara variabel X dan Y ada pengaruh yang positif dan

signifikan antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Dengan demikian,

hipotesis peneliti ajukan ditolak.

Jika rhitung < rtabel berarti hasil perhitungan antara variabel X dan Y

berarti tidak signifikan antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas

ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Dengan

demikian hipotesis yang peneliti ajukan diterima.

Dari analisis data variabel X dan Y di ketahui bahwa hasil r hitung =

0,237. Dan nilai r product moment pada tabel dengan responden 68 orang

75

yang mendekti 70 responden pada tabel memiliki taraf sisgnifikasi 5%

adalah 0.235.

Peneliti kemudian mengkonsultasikan nilai rxy dengan nilai r pada

tabel. Dari hasil konsultasi tersebut terlihat bahwa rhitung untuk taraf

signifikasi 5% lebih besar dari rtabel. Maka dengan ini dapat disimpulkan

bahwa Ho (hipotesis kerja) ditolak. Dengan demikian hipotesis yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan antara

bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP

Negeri 2 Tuntang tahun 2014 ditolak.

Hipotesis kerja dapat ditolak dengan dasar rhitung > rtabel maka hipotesis kerja

signifikan, dalam arti dapat diberlakukan pada populasi dimana sampel

tersebut diambil.

D. Pemaknaan hasil penelitian

Disini penulis akan memapaparkan hasil penelitian, data-data yang

diperoleh baik berupa angket maupun observasi dan wawancara di SMP Negeri

2 Tuntang tahun 2014.

1. Bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

Dalam penelitian ini penulis menyimpulkan dari data-data yang telah

diperoleh dilapangan. Bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang

dianggap sedang sesuai dengan analisis yang telah kita bahas sebelumnya.

Bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dianggap

sedang karena hasil data penelitian belum sesuai dengan indikator. Seperti

halnya hasil penelitian pada indikator ajakan, pendampingan serta

76

pemberian peringatan (reward dan panisement) ibadah shalat fardhu kepada

siswa masih kurang. Bimbingan keagamaan lebih dominan pada bahan ajar

dan pembiasaan membaca ayat Al Qur’an dibuktikan dengan adanya

kegiatan membaca surat yasin, juz ama dan asmaul khusna pada setiap

waktu tertentu.

2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014

Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang juga

masih sedang karena hasil data penelitian menunjukkan kebanyakan

responden kurang dalam pemahaman arti pada bacaan shalat, serta

ketepatan shalat. Untuk kelancaran bacaan shalat dan intensitas

mengerjakan shalat fardhu cukup baik dibuktikan dengan pengisian angket

poin indikator kelancaran bacaan shalat dan disiplin shalat fardhu

mayoritas responden memilih A atau B yang memiliki poin tinggi 4 dan 3.

77

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan diwujudkan dalam

bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap

Intensitas Ibadah Shalat Fardhu Siswa SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014”.

Penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara umum

termasuk dalam kategori sedang karena mayoritas responden atau

sebanyak 54 siswa dari 68 responden atau 79,41% dengan interval 31-46

masuk dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi 4,41% terletak

pada interval 47-62 dengan jumlah responden 3 orang. Dan kategori

rendah 16,18% terletak pada interval 15-30 dengan jumlah respnden 11

orang.

2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014

secara umum termasuk dalam kategori sedang karena mayoritas responden

atau sebanyak 48 orang dari 68 responden atau 70,59% dengan interval 31-

46 berada dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi 29,41%

terletak pada interval 47-62 dengan jumlah respnden 20 orang. Dan

kategori rendah 0% terletak pada interval 15-30 dengan responden 0

orang .

3. Ada pengaruh antara bimbingan keagamaan terhadap intensias ibadah

shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Dengan demikian

78

hipotesis yang berbunyi “tidak ada pengaruh positif bimbingan keagamaan

terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang

tahun 2014” dapat ditolak. Hal ini dibuktikan dengan harga rxy hitung lebih

besar dari rxy tabel pada taraf signifikasi 5% yaitu rhitung = 0,237 > rtabel = 0,

235.

B. SARAN-SARAN

Sehubungan dengan adanya pembahasan masalah dalam sekripsi ini,

maka peneliti memandang perlu untuk menyampaikan saran-saran antara

lain:

1. Saran untuk guru disekolah

a. Guru hendaknya memberikan bimbingan keagamaan yang lebih

kepada siswa agar siswa lebih terarah dan memiliki disiplin

keagamaan yang tinggi dan tetap berada pada tujuan yang

diinginkan.

b. Guru hedaknya memberikan informasi dan tambahan kegiatan

keagamaan agar siswa terbiasa melakukan ibadah dan hal–hal baik.

c. Guru hendaknya memberikan teladan yang baik serta tuntunan

untuk tekun beragama kepada siswa agar siswa dapat menjadi anak

yang sholih dan sholikhah.

2. Saran untuk siswa

a. Bersemangatlah dalam belajar baik agama maupun umum, singga

dapat membanggakan orang tua dan guru disekolah.

b. Disiplin dalam beribadah dan belajar disekolah.

79

c. Jadilah anak yang sopan, berakhlaq mulia, serta selalu mematuhi

semua perintah dan larangan Allah sehingga menjadi pribadi yang

di sholih dan sholikhah.

d. Mematuhi semua norma, tata tertib yang ada di sekolah maupun di

lingkungan masyarakat.

e. Mendengarkan semua nasehat guru maupun orang tua, agar

menjadi anak yang membanggakan.

3. Saran untuk peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al Albani, Muhammad Nashiruddin. 2012. Ringkasan Shahih Muslim. Jakarta:

Pustaka Azzam.

Alith, Sayyid Ibrahim. 2009. Buku Pintar Panduan Shalat Lengkap. Jakarta: Alita

Media.

Arifin, 1994. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama. Golden

Terayon Press.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara.

Ash Shidiqi, Hasbi. 1951. Pedoman Shalat, Jakarta: Bulan Bintang.

Fajri, Em Zul dan Ratu Aprilia Senja. 2009. Kamus Legkap Bahasa Indonesia,

cet.III, Difa Plubilizer.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research jilid iii cet. 1v. Yogyakarta: Yayasan

Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Harun, Salman. 1993. Sistem Pendidikan Islam Cet.iii. Bandung: PT Alma’arif.

Jamal, Abdurrahman. 2005. Tahapan Mendidik Anak Teladan Rosulullah. terj.

Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi lc, Bandung: Irsyad Baitus Salam.

Jones, Arthur Jelius. 1930. Principles Of Guidance. Mcgraw: Hill Book Company

Ketut, Dewa Sukardi. 1995. Proses Bimbingan Dan Penyuluhan. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Muchtar, Jauhari. 2008. Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mujieb, Abdul. 1994. Kamus Istilah Fiqih. Jakarta: PT. Pustaka Firdaus.

Nawawi, Hadari. 1991. Pendidikan Islam. Surabaya: Al Ikhlas.

Poerwadarminto. 1966. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

Priyatno, Erman anti. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Qiro’ati, Muhsin. 1997. Pancaran Cahaya Shalat. Bandung: Pustaka Hidayah.

Rifa’I Moh, 1976. Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: Toha Putra.

Sa’id, bin ‘Ali bin Wahf al Qahthani. 2006. Ensiklopedi Shalat. Jakarta: Pustaka

Imam Asy Syafi’i.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kwalitati Dan R dan D. Bandung:

Alfabeta.

Surya, Moh, 1975. Bimbingan Dan Penyuluhan Disekolah. Bandung: C.V ILMU.

The Employment Equality (Religion or Belief) Regulations 2003. 2003. Guidance

on Religion and Belief, Version 1.0, Nottingham: The University of

Nottingham

Walgito, Bimo, 1980. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Yogyakarta: Andi

Offset.