PENGARUH AUDITOR TENURE DAN AUDITOR INDUSTRY ... · menghindari unsur-unsur fraud di dalam...
Transcript of PENGARUH AUDITOR TENURE DAN AUDITOR INDUSTRY ... · menghindari unsur-unsur fraud di dalam...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH AUDITOR TENURE DAN AUDITOR INDUSTRY
SPECIALIZATION TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
tahun 2005 - 2010 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
ANANG YUGOTIAN NIM. F0307095
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Hidup Kadang Kala Tak Seindah Bait Puisi……...”
“Oleh Karenanya, Selalu lah Bersyukur…………………. …..
……. atas Apa yang Telah Diberikan-Nya….”
“Dan Perjuangkanlah Arti Hidup Ini………..”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Skripsi Ini Untuk
“Keluargaku Tercinta”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala
limpahan rahmat, karunia dan ridho-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “PENGARUH AUDITOR TENURE DAN AUDITOR
INDUSTRY SPECIALIZATION TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2005 –
2010)”. Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya, hanya dengan kebesaran Allah SWT,
setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya dan setiap kesulitan pasti ada
kemudahan. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati,
Penulis menyampaikan terima kasih dan hanya Allah SWT yang dapat membalas
kebaikan yang telah penulis terima dari berbagai pihak yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran sehingga skripsi ini dapat terwujud, yaitu kepada:
1. Prof. Dr. R. Karsidi, M. S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret.
2. Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
3. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
4. Dr. Payamta, M.Si., Ak., CPA., selaku pembimbing skripsi atas semua
waktu, kritik, saran, dan perhatianya yang sangat membantu penulis untuk
mencapai hasil yang terbaik. .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
5. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
6. Badan Pers Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
7. Badan Pengkajian dan Pengamalan Islam Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
8. Para pahlawan tanpa tanda jasa, bapak dan ibu dosen, guru TK, SD, SMP,
dan SMA-ku, terimakasih ku ucapkan atas semua ilmu yang telah dibagi.
9. Mahasiswa Fakultas Ekonomi angkatan 2004 – 2010.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan
demi perbaikan yang berkelanjutan.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.
Surakarta, Agustus 2011
Anang Yugotian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAKSI……………………………………………………..........
ABSTRACT…………………………………………………………...
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………...
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………
HALAMAN MOTTO …………………………………………….......
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………….......
KATA PENGANTAR ……………………………………………......
DAFTAR ISI ……………………………………………………….....
DAFTAR TABEL …………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………........
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………......
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………….......
A. Latar Belakang Masalah ………………………………......
B. Rumusan Masalah ……………………………………….
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….
D. Manfaat Penelitian …………………………………...........
BAB II. LANDASAN TEORI …..........................................................
A. Kerangka Teoritis .................………………………..............
1. Peran Auditor Berdasarkan Agency Theory ......................
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xiii
xiv
xv
1
1
6
7
7
9
9
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
2. Teori Sinyal (Signaling Theory) ……..…………………..
3. Pengertian Kualitas Audit ……………………………….
4. Auditor Tenure ……..……………………………………
5. Auditor Industry Specialization …………………………
B. Penelitian Terdahulu …….…...................................................
C. Pengembangan Hipotesis dan Hipotesis ....................………..
D. Kerangka Pemikiran .................................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………..…………………..
A. Ruang Lingkup Penelitian..........................................................
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel ..………………………
C. Jenis dan Sumber Data………………………………………..
D. Definisi Variabel dan Pengukurannya…………………………
E. Metode Analisis Data …………………………………………
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN................................
A. Deskripsi Sampel ......................................................................
B. Analisis Data …………………..……………………………...
1. Model Goodness of Fit .......................................................
2. Cox & Snell’s R Square dan Negelkerke R Square ............
3. Klasifikasi Tabel ..................................................................
4. Estimasi Parameter …….......................................................
C. Pembahasan …………...............……………………………….
11
12
16
17
19
20
25
26
26
26
28
29
32
35
35
36
37
38
39
40
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB V. PENUTUP ...............................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................
B. Keterbatasan ........................................................................
C. Saran Praktis ........................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
LAMPIRAN
47
47
48
49
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
III.1
IV.1
IV.2
IV.3
IV.4
KAP Big Four di Indonesia …………………........................
Goodness of Fit Hosmer and Lemeshow Test ………………
Cox & Snell R Square and Negelkerke R Square …………...
Klasifikasi Tabel …………………...…………………..........
Estimasi Parameter …………………...…………………......
29
38
39
40
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
II.1
Hubungan Auditor Tenure dan Auditor Industry Specialization
terhadap Kualitas Audit ………………………………….….......
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Pengukuran Estimasi Industry Market Share
Lampiran 2 Data Penelitian
Lampiran 3 Hasil Statistik Deskriptif dengan SPSS 16.0
Lampiran 4 Hasil Cox & Snell R Square and Negelkerke R Square
Lampiran 4 Hasil Hosmer and Lemeshow Test
Lampiran 5 Hasil Classification Table
Lampiran 5 Hasil Variables in The Equation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH AUDITOR TENURE DAN AUDITOR INDUSTRY
SPECIALIZATION TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI tahun 2005 - 2010)
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara auditor tenure dan auditor industry specialization dengan kualitas audit. Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena masih sedikitnya penelitian serupa di Indonesia dan hasil penelitian yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini dibandingkan kekuatan hubungan auditor tenure dan auditor industry specialization dengan kualitas audit dan diuji apakah ada perbedaan yang signifikan antara auditor tenure dan auditor industry specialization dengan kualitas audit pada perusahaan yang diaudit oleh auditor Big Four dan non Big Four. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005 - 2010, dengan teknik sampling purposive sampling didapatkan jumlah sampel 108. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi logistik.
Hasil uji empiris menunjukan bahwa (1) terdapat hubungan positif antara auditor tenure dengan kualitas audit, (2) terdapat hubungan positif antara auditor industry specialization terhadap kualitas audit (3) terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas audit yang diproksikan dengan ukuran KAP pada perusahaan yang diaudit oleh auditor Big Four dan non Big Four.
Kata kunci: Auditor Tenure, Audit Industry Specialization, Kualitas Audit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGARUH AUDITOR TENURE DAN AUDITOR INDUSTRY
SPECIALIZATION TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI tahun 2005 - 2010)
ABSTRACT
The purpose of this research is to investigate influence the association between auditor tenure and auditor industry specialization on audit quality. This research is interesting to do because this research model in Indonesia still rare and makes many different results. This research compares the association between auditor tenure and auditor industry specialization on audit quality and tested whether there are significant differences between auditor tenure and auditor industry specialization on audit quality that the auditee firms have been audited by Big 4 auditor and non Big 4 auditor. This research takes manufacture companies listed in Indonesian Stock Exchange in year 2005 - 2010 as the samples, with purposive sampling method obtained the number of samples 108 sampling. The testing of hypothesis in this research using logistic regression technique.
The empirical test results indicate that (1) there is positif relationship betwen auditor tenure on audit quality, (2) there is positif relationship betwen auditor industry specialization on audit quality and (3) there are significant differences between quality audit using the proxy of the audit office size from firms audited by Big 4 auditor and non Big 4 auditor.
Keywords: Auditor Tenure, Auditor Industry Specialization, Audit Quality.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Informasi keuangan yang disajikan di dalam laporan keuangan
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pengguna laporan
keuangan. Namun, informasi yang disajikan memiliki keterbatasan, yaitu
manajer perusahaan membuat dan menyusun laporan keuangan. Oleh karena itu,
laporan keuangan yang dibuat setiap perusahaan harus diperiksa oleh auditor
yang independen. Hal ini dimaksudkan agar pihak eksternal yang akan
menggunakan laporan keuangan perusahaan memiliki keyakinan bahwa di dalam
informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan telah sesuai dengan
yang diatur oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga dapat
menghindari unsur-unsur fraud di dalam informasi keuangan yang disajikan di
dalam laporan keuangan. Kontribusi audit yaitu untuk memberikan akuntabilitas
terhadap laporan keuangan yang disajikan suatu entitas.
Audit memiliki peranan penting dalam keberhasilan sistem ekonomi.
Entitas mengeluarkan laporan keuangannya agar dapat digunakan oleh pengguna
eksternal, dengan harapan pengguna eksternal ini dapat membantu kinerja
operasi perusahaan. Akan tetapi, terdapat pihak eksternal yang tidak begitu saja
percaya terhadap informasi keuangan yang disajikan oleh entitas tersebut. Hal itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dapat dikarenakan yang menciptakan laporan keuangan adalah manajer
perusahaan, jadi bisa saja informasi keuangan tersebut mengandung unsur rekaya
oleh manajer agar laporan keuangan terlihat bagus di mata pengguna laporan
keuangan. Oleh karena itu, perlu adanya pihak eksternal untuk menilai kewajaran
suatu laporan keuangan. Dalam hal ini, perlu adanya audit untuk memberikan
pernyataan mengenai tingkat kesesuaiannya antara informasi keuangan yang
disajikan di dalam laporan keuangan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkannya.
Kualitas audit saat ini menjadi bahasan utama dikalangan entitas,
praktisi dan pihak lain yang berkepentingan di dalam penggunaan laporan
keuangan yang telah diaudit. Menurut Oliverio (2007), kualitas audit merupakan
topik yang hangat antara akuntan berpraktik dan pengambilan kebijakan seperti
yang terjadi di Amerika Serikat terutama pasca keruntuhan Enron dan pelbagai
tempat lainnya. Di Indonesia pun pernah terjadi kasus kegagalan akuntansi, kasus
itu terjadi pada Lippo Group, Indo Farma dan Kimia Farma yang teridentifikasi
menyajikan laporan keuangan tidak sesuai dengan kinerja sebenarnya. Mungkin
saja masih terdapat entitas-entitas yang melakukan praktek serupa, hanya saja
entitas-entitas ini dapat dikatakan memiliki nasib yang lebih beruntung karena
tidak terdeteksi. Setelah adanya kasus keruntuhan Enron di Amerika Serikat, hal
ini memberikan gambaran adanya skandal akuntansi lainnya kepada pelbagai
user, terutama apabila Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan jasa lainnya di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
luar audit sehingga menyebabkan terjadinya konflik kepentingan dan sikap
mendua (Krisnan dan Gul, 2009). Hal inilah yang menyebabkan perlu adanya
penelitian lebih lanjut terhadap kualitas audit.
Audit juga memiliki risiko, hanya saja risiko audit ini merupakan risiko
yang dapat terjadi tanpa disadari oleh auditor dan tidak dapat memodifikasi
pendapatnya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Penelitian Peters et al. (1998) mengungkapkan bahwa beberapa risiko
berhubungan dengan kinerja suatu audit, sedangkan risiko audit terdiri dari risiko
bawaan, risiko pengendalian dan risiko deteksi. Pada ketiga risiko ini, terdapat
dua risiko yang bersumber dari internal perusahaan (auditee), yaitu risiko
bawaan dan risiko pengendalian. Selain itu, tidak hanya auditor saja tetapi juga
banyak kelompok lain yang menunjukkan ketertarikan mereka pada masalah
kualitas audit (Grant et al., 1996).
Suatu entitas memungkinkan untuk memintas jasa audit untuk KAP
yang sama untuk tahun buku periode berikutnya. Hanya saja, jika di tiap tahun
dilakukan audit oleh KAP yang sama, hal ini dapat menyebabkan kualitas audit
yang rendah. Ada kemungkinan manajer memiliki hubungan relasi yang dekat
sehingga dapat memengaruhi independensi auditor. Padahal menurut Pernyataan
Standar Auditing No. 1 menyatakan bahwa dalam semua hal yang berhubungan
dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor (Standar Profesi Akuntan Publik 2011 : 220.01), sehingga perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
dilakukannya rotasi. Faktor lain yang perlu dilakukannya rotasi yaitu auditor
akan melakukan perencanaan audit dan prosedur audit yang sama pada entitas
tersebut, sehingga memungkinkan manajer pada entitas yang laporan
keuangannya diaudit berupaya untuk mempelajari celah yang dapat menutupi
adanya kekurangan di dalam penyajian informasi keuangan.
KMK 359/KMK.06/2003 mengatur suatu entitas dapat meminta jasa
audit atas laporan keuangan pada KAP yang sama selama lima tahun, sehingga
dengan adanya kebijakan ini, bertujuan agar dapat menjaga obyektivitas auditor
terhadap auditee. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan
dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan publik”. Perubahan yang terjadi di
dalam peraturan tersebut yaitu pemberian jasa audit umum menjadi enam tahun
berturut-turut oleh KAP yang sama dan tiga tahun berturut-turut oleh akuntan
publik kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Perubahan berikutnya yaitu
KAP dan akuntan publik boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun
buku tidak memberikan jasa audit kepada klien tersebut (pasal 3 ayat 2 dan 3).
Rotasi dapat dipandang mandatory dengan berpijak pada sisi
obyektivitas dan independensi (GAO, 2003). Studi yang memandang rotasi
bersifat mandatory mencatat kemungkinan adanya ancaman mengenai keakraban
yang berlebihan (familiarity threat) dalam relasi KAP dengan klien yang
panjang, di sisi lain KAP akan memandang perusahaan dengan pandangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
baru (fresh look). Adanya relasi panjang antara KAP dengan klien dapat
menyebabkan KAP menjadi kurang tegas (lack rigorous) dalalm pendekatan
mereka. Jika relasi panjang ini menyebabkan kurang tegasnya KAP, maka
berdampak skepticism yang lebih rendah.
Kualitas audit sudah banyak dilakukan penelitian dengan menggunakan
proksi yang berbeda-beda. Proksi dikotomi big dan non big pernah digunakan
antara lain oleh Palmrose (1987); Deis dan Giroux (1992); Teoh dan Wong
(1993); Becker et al. (1998); Behn et al. (2008); Jordan et al. (2010), proksi
dikotomi spesialis industri dan non industri pernah digunakan oleh Krishnan
(2003) dan Mayangsari (2006). Proksi-proksi ini pun dapat dikombinasikan
antara yang satu dengan yang lainnya, seperti yang dilakukan peneliti Choi et al.
(2005) dengan mengkombinasikan ukuran auditor (big dan non big) dengan
spesialis industri dan peneliti Daff (2009) menggunakan kombinasi antara proksi
kualitas teknis dan kualitas layanan. Dari pelbagai proksi yang telah ada dan
digunakan, menurut sepengetahuan peneliti belum ada penelitian tentang proksi
terbaik untuk mengukur kualitas audit.
Berdasarkan telaah penelitian terdahulu, terdapat beberapa kesenjangan
yang perlu ditindaklanjuti. Kesenjangan-kesenjangan yang perlu ditindaklanjuti
antara lain: (1) perbedaan proksi di dalam pengukuran kualitas audit, sehingga
diperlukan penelitian tentang proksi mana yang terbaik, (2) perbedaan pelbagai
hasil penelitian (kelompok yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
audit dan kelompok yang menyatakan tidak terdapat perbedaan kualitas audit),
(3) perbedaan hasil penelitian dengan realitanya, (4) perbedaan tempat geografis
dan regulasi yang mengatur audit terhadap kualitas audit di pelbagai negara, dan
(5) faktor internal perusahaan (auditee) yang banyak memengaruhi risiko audit
dan dapat menjadi faktor yang memengaruhi kualitas audit. Kesenjangan-
kesenjangan ini yang dapat memacu motivasi untuk dilakukannya penelitian ini.
Mengingat auditor tenure dan auditor industry specialization dapat
memberikan keunggulan kompetitif bagi kualitas audit, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai hubungan auditor tenure dan auditor
industry specialization terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur dan
diwujudkan ke dalam penelitian berjudul: “Pengaruh Auditor Tenure dan
Auditor Industry Specialization terhadap Kualitas Audit di Perusahaan-
perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas,
permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah auditor tenure berpengaruh terhadap kualitas audit?
2. Apakah auditor industry specialization berpengaruh terhadap kualitas audit?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah
menganalisis secara empiris mengenai:
1. Pengaruh audit tenure terhadap kualitas audit
2. Pengaruh auditor industry specialization terhadap kualitas audit
D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan
pengetahuan mengenai kualitas audit pada umumnya dan tambahan literatur
mengenai kualitas audit khususnya proksi dan model kualitas audit. Diharapkan
penelitian ini memberikan manfaat bagi pelbagai pihak terutama:
1. Akademis
Diharapkan dapat menjadi bahan literatur mengenai kualitas audit
terutama yang berkaitan dengan proksi dan konsekuensi dari kualitas audit
2. Praktisi
Diharapkan dapat menjadi penunjuk bagi manajemen dalam pemilihan
auditor guna kepentingannya maupun pemegang saham (pemilik) dan menjadi
bahan evaluasi bagi profesi akuntan tentang kualitas jasa audit yang diberikan
guna perbaikan di masa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Penelitian Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi referensi dan informasi untuk memungkinkan
penelitian selanjutnya mengenai pembahasan kualitas audit.
Selain itu, diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi kreditor
dan investor tentang kualitas audit baik yang diberikan oleh auditor yang big dan
non big sehingga dapat terjalin kerja sama (rekanan) yang saling menguntungkan
di masa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KERANGKA TEORITIS
1. Peran Auditor berdasarkan Agency Theory
Menurut Jensen dan Meckling (1976), terdapat hubungan antara
manajer dan pemilik di dalam hubungan keagenan. Di dalam hubungan
keagenan terjadi kontrak antara satu pihak yaitu pemilik (prinsipal) dengan
pihak lain yaitu agen. Hubungan keagenan merupakan hubungan yang timbul
apabila prinsipal memberikan mandat kepada agen untuk melaksanakan
pekerjaan dan prinsipal mendelegasikan wewenang di dalam pengambilan
keputusan kepada agen tersebut. Jensen dan Meckling (1976) juga
memisahkan bentuk hubungan keagenan menjadi dua macam, yaitu antara
manajer dan pemegang saham (shareholders) dan antara manajer dan pemberi
pinjaman (bondholders).
Di dalam hubungan keagenan, penggunaan auditor eksternal yang
independen sebagai pihak ketiga merupakan mediator antara prinsipal dan
agen. Pihak ketiga dapat berfungsi untuk mengamati dan mengevaluasi
perilaku manajer sebagai agen kemudian memastikan bahwa agen bertindak
sesuai dengan kepentingan prinsipal. Penggunaan auditor eksternal yang
independen merupakan mekanisme yang didorong oleh pasar yang bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
untuk mengurangi agency cost (Jensen dan Mecklin, 1976; Watts dan
Simmerman, 1986). Auditor eksternal yang independen diharapkan untuk
dapat menekan kemungkinan terjadinya moral hazard yang ditanggung
manajemen. Upaya ini dapat mengurangi agency cost yang ditanggung
pemegang saham.
Manajemen perusahaan selalu berupaya memberikan kepuasan kepada
keinginan investor dengan memilih auditor yang dapat merefleksikan citra
manajer yang baik di mata investor. Palmrose (1984) serta Healy dan Lys
(1986) menyebutkan di dalam penelitian mereka bahwa kualitas audit menjadi
indikator utama dalam membangun teori pemilihan auditor. Hal ini berarti
kualitas pelayanan jasa auditor yang diberikan terhadap klien menjadi dasar
pertimbangan utama di dalam menyeleksi auditor.
Auditor dituntut untuk menjaga independensi dan memiliki
kepentingan untuk mempertahankan atau meningkatkan jasa auditnya dengan
memenuhi keinginan klien audit, terutama klien jangka panjang, sehingga hal
ini dapat menjamin kelanjutan perikatan audit. Ketergantungan ekonomi dapat
menjadi faktor utama penyebab adanya insentif untuk bekerja sama dengan
manajemen yang curang. Ditinjau dari sudut ini, maka perikatan audit jangka
panjang akan terjalin hubungan kedekatan dan loyalitas antara auditor dan
klien. Mautz dan Sharaf (1961) menyatakan bahwa apabila penugasan auditor
yang sekarang dipertahankan dalam jangka waktu lama di masa depan, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
memungkian auditor tersebut menjadi merasa nyaman, sehingga obyektivitas
audit akan terganggu.
2. Teori Sinyal (Signaling Theory)
Sinyal dapat diartikan dengan isyarat pada manajer perusahaan kepada
investor (pihak eksternal). Wujud dari sinyal dapat berupa beragam bentuk,
baik yang dapat diamati secara langsung maupun harus melalui penelaahan
lebih mendalam untuk dapat mengetahuinya (Gumanti, 2009). Signaling
theory memiliki maksud untuk memberikan informasi finansial kepada pihak
eksternal karena adanya asimestri informasi di antara kedua belah pihak.
Asimetri informasi dapat menimbulkan gap khususnya kepercayaan dari pihak
eksternal kepada perusahaan. Upaya untuk mengurangi asimetri informasi ini
dapat dilakukan dengan memberikan sinyal kepada pihak eksternal, salah
satunya dengan transparansi informasi keuangan yang dapat dipercaya
sehingga dapat mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan di
masa mendatang (Wolk et al., 2000 dalam Jama’an, 2007).
Meningkatnya harga saham merupakan indikator nilai perusahaan
yang dipegang oleh investor, sehingga dengan pengeluaran investasi dapat
memberikan sinyal positif akan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan
datang. Peningkatan hutang dapat direspon positif oleh pasar, sebab hutang
yang diperoleh perusahaan akan dikelola untuk meningkatkatkan kinerja dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
operasional perusahaan dan diartikan oleh pihak eksternal sebagai kewajiban
perusahaan yang harus dibayarkan di masa mendatang (Brigham, 1999 dalam
Jam’an, 2007).
Sinyal opini bebas yang dikeluarkan KAP merupakan sinyal yang
dapat menggambarkan keandalan informasi keuangan pada perusahaan
tersebut. Kualitas KAP juga memberikan sinyal kepercayaan pada pihak
perusahaan, pemilik dan pihak-pihak lain, sehingga sejalan dengan pernyataan
Epstein dan Geiger (1994) yang menyatakan bahwa investor dan pihak
pengguna laporan keuangan lainnya mengakui adanya manfaat audit dalam
pelaporan keuangan. Penggunaan auditor independen merupakan suatu
keharusan agar dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi sehingga dapat
memberikan sinyal positif kepada pihak eksternal.
3. Pengertian Kualitas Audit
Arrens dan Loebbecke (1993:2) mendefinisikan audit sebagai proses
pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu satuan usaha yang dilakukan seseorang yang kompeten
dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian
informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Menurut
Elde et al. (2010) menyatakan bahwa audit merupakan akumulasi dan evaluasi
bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kesesuaian antara informasi dan kriterian yang telah ditetapkan. Audit harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Kemudian auditing
dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang sistematis mengenai
obyektivitas untuk memperoleh dan mengevaluasi asersi tentang tindakan
ekonomi dan peristiwa untuk memastikan tingkat kospondensi antara
pernyataan dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya pada pihak pengguna yang berkepntingan (Konrath, 2002).
Unsur-unsur yang terdapat di dalam auditing dengan mengacu
pengertian di atas yaitu:
1. Berupa laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya.
2. Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis.
3. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen.
4. Tujuan dari pengawasan akuntan adalah untuk dapat memberikan opini
mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.
Audit pada umumnya digolongkan menjadi tiga yaitu:
1. Audit laporan keuangan
Audit laporan keuangan yaitu audit yang dilakukan auditor
independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya
untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2. Audit kepatuhan
Audit kepatuhan yaitu audit yang bertujuan untuk menentukan
apakah yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Audit
kepatuhan umumnya diilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat
kriteria.
3. Audit operasional
Audit operasional yaitu review secara sistematik kegiatan
organisasi, atau bagian dari organisasi tersebut, dalam hubungannya
dengan tujuan tertentu.
Pada umumnya, audit berfungsi untuk meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan yang bergantung pada kompetensi auditor di dalam
menemukan salah saji material. Apabila salah saji material dideteksi dan
dikoreksi atau diungkapkan, maka dapat memperbaiki kualitas laporan
keuangan. Begitu pula sebaliknya, apabila mengalami kegagalan di dalam
menemukan atau mengoreksi salah saji material, maka berdampak tidak dapat
memperbaiki kualitas laporan keuangan.
Kualitas audit menurut De Angelo (1991) didefinisikan sebagai
probabilitas gabungan untuk mendeteksi dan melaporkan kesalahan yang
material di dalam laporan keuangan. Menurut Meier dan Fuglister (1992),
menyatakan bahwa kualitas audit menurut konsep kos kualitas tradisional
terdiri dari tiga kategori aktivitas yang perlu dianalisis. Kategori tersebut yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
persiapan, penilaian atau aktivitas kegagalan. Sutton (1993) mendeteksi
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kaulitas audit. Ukuran yang
digunakan yaitu gabungan dari ukuran proses dan ukuran hasil. Ukuran proses
berfokus pada pekerjaan yang dilakukan auditor dan ketaatan auditor kepada
standar yang ditetapkan. Ukuran hasil berfokus pada keyakinan yang
meningkat yang diperoleh pengguna laporan keuangan terhadap laporan
auditor. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi kualitas audit berhubungan dengan lingkungan klien.
Kualitas auditor dibedakan berdasarkan KAP yang masuk dalam
golongan Big Four dan non Big Four. Kualitas auditor akan meningkat
sejalan dengan besarnya KAP sehingga akan meningkatkan reputasi KAP
tersebut (John, 1991) dalam Payamta (2006). KAP di dalam menyediakan jasa
auditnya akan berusaha mempertahankan reputasinya dengan menghasilkan
kualitas audit yang lebih baik. Pemakai laporan keuangan biasanya lebih
percaya pada laporan keuangan auditan yang diaudit oleh auditor yang
memiliki kualitas yang tinggi dibanding dengan auditor yang kurang
berkualitas, sebab pemakai laporan keuangan ini menganggap bahwa untuk
mempertahankan kredibilitasnya, auditor akan lebih berhati-hati dalam
melakukan proses audit untuk dapat mendeteksi salah saji atau kecurangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4. Auditor Tenure
Rotasi audit merupakan perpindahan auditor (KAP) yang dilakukan
oleh perusahaan klien. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya
yaitu merger antara dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda,
ketidakpuasan terhadap kantor akuntan publik yang sebelumnya dan merger
antara kantor akuntan publik (Halim, 1997:79-80).
Rotasi dapat dipandang mandatory dengan berpijak pada sisi
obyektivitas dan independensi (GAO, 2003). Studi yang memandang rotasi
bersifat mandatory mencatat kemungkinan adanya ancaman mengenai
keakraban yang berlebihan (familiarity threat) dalam relasi KAP dengan klien
yang panjang, di sisi lain KAP akan memandang perusahaan dengan
pandangan yang baru (fresh look). Adanya relasi panjang antara KAP dengan
klien dapat menyebabkan KAP menjadi kurang tegas (lack rigorous) dalam
pendekatan mereka. Jika relasi panjang ini menyebabkan kurang tegasnya
KAP, maka berdampak skepticism yang lebih rendah.
Menurut DeAngelo (1981), dengan panjangnya jangka waktu dan
kesinambungan penugasan audit, pihak pengguna laporan keuangan eksternal
(seperti pemegang saham, pemegang obligasi dan pengguna lainnya)
mendapatkan manfaat yaitu menghemat biaya yang berkaitan dengan evaluasi
kualitas audit. Walaupun DeAngelo (1981) tidak secara eksplisit menyatakan
bahwa kualitas audit berkorelasi dengan jangka waktu tertentu sebagai masa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
optimal penugasan audit, namun peneliti tersebut berargumen bahwa berbagai
manfaat akan hilang jika masa penugasan auditor hanya dilakukan dalam
waktu yang relatif singkat.
5. Auditor Industry Specialization
Auditor spesialis industri memberikan kontribusi positif terhadap
kredibilitas yang ditawarkan oleh auditor. Beberapa bukti spesialis industri
menghasilkan audit yang lebih efektif. Owhoso et al. (2002) menemukan
bahwa pengalaman industri auditor memiliki deteksi kesalahan pada
spesialisasi industrinya dibandingkan auditor yang tidak memiliki spesialisasi
industri. O’keefe et al. (1994) melapokan secara signifikan greater
compliance pada standard audit untuk auditor yang spesialis industri dengan
yang non-spesialis.
Terdapat hubungan antara spesialisasi industri dengan kualitas laporan
keuangan. Dunn et al. (2000) menemukan bahwa klien dari KAP spesialis
industri memiliki tingkat yang lebih tinggi pada kualitas pengungkapan oleh
analisis keuangan. Sebaliknya, Lys dan Watts (1994) gagal untuk menemukan
tingkat perbedaan auditor litigasi yang signifikan antara spesialis dan non-
spesialis.
Bonner dan Lewis (1990) dalam Krishnan (2003) menemukan bahwa
pada umumnya audit yang lebih berpengalaman menghasilkan kinerja yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
lebih baik daripada auditor yang kurang berpengalaman. Auditor yang
spesialis di industri perbankan dapat menilai kecukupan akan ketetapan
kerugian pinjaman dengan lebih baik daripada auditor yang non-spesialis
sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kredibilitas pelaporan pendapatan.
Auditor yang spesialis industri manufaktur dapat mengevaluasi apakah
ketetapan jaminan obligasi sesuai dengan standar industrinya dengan lebih
baik daripada auditor yang non-spesialis di industri manufaktur. Bedard dan
Biggs (1991) dalam Krishnan (2003) mengobservasi auditor yang memiliki
pengalaman lebih di industri manufaktur dan menemukan hasil bahwa auditor
yang memiliki pengalaman yang lebih tinggi di industri manufaktur dapat
mengidentifikasi kesalahan-kesalahan pada data klien manufaktur dengan
lebih baik dibandingkan dengan auditor yang kurang memiliki pengalaman di
industri manufaktur.
Auditor spesialis umumnya akan selalu terus mengembangkan
database mengenai spesifik industri dengan detail pada prakteknya, spesifik
industri pada resiko dan kesalahan serta tansaksi yang tidak seperti umumnya
sehingga hal tersebut menunjang di dalam keefektifan mengaudit perusahaan.
Hal ini konsisten dengan penemuan Johnson et al. (1991) dalam Krishnan
(2003) bahwa pengalaman industri berhubungan erat di dalam kemampuan
mendeteksi kecurangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa auditor tenure memiliki
asosiasi dengan tingginya kualitas audit (Geiger dan Raghunandan 2002;
Johnson, Khurana dan Reynolds, 2002; Myers, Myers dan Omer, 2003; Mansi,
Maxswell dan Miller, 2004; Ghosh and Moon, 2005; Chen, Lin dan Lin, 2008).
Namun penelitian saat ini menunjukkan beberapa konflik pada hasil, seperti
terdapat bukti mengenai perpanjangan auditor tenure memiliki asosiasi dengan
efek positif dan negatif pada kualitas audit (Davis, Soo dan Trompeter, 2008).
Carey dan Simnett (2006) menemukan tidak adanya hubungan mengenai audit
partner tenure dan akrual, melainkan kualitas audit berasosiasi dengan lower
quality audit ketika audit partner tenure mengalami kenaikan.
Penelitian yang dilakukan Geiger dan Raghunandan (2002)
menemukan bahwa terdapat kegagalan pelaporan audit secara signifikan pada
tahun awal-awal hubungan auditor dengan klien daripada hubungan auditor
dengan klien yang lebih panjang. Myers et al. (2003) menyatakan bahwa tenure
yang lebih panjang akan mengurangi kualitas earning.
Spesialis industri memberikan jaminan yang lebih tinggi dibandingkan
non-spesialis industri. Peneliti-peneliti Ohwoso et al. (2002), Carcello dan Naggy
(2002), dan Dunn et al. (2000) menemukan spesialis industri memberikan tingkat
kualitas audit yang lebih bagus dibandingkan yang non-spesialis. Namun, tidak
begitu halnya dengan apa yang telah ditemukan peneliti Lys dan Watts (1994),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
yang gagal menemukan perbedaan tingkat litigasi auditor antara spesialis industri
dan non-spesialis.
C. PENGEMBANGAN HIPOTESIS DAN HIPOTESIS
Agency theory menjelaskan mengenai hubungan yang muncul ketika
satu orang individu atau lebih yang disebut prinsipal memberikan mandat kepada
individu lain atau organisasi yang disebut agent untuk melaksanakan pekerjaan
dan kemudian mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada agent
tersebut. Masalah agensi timbul karena adanya konflik kepentingan antara
shareholder dan manajer, karena tidak bertemunya utilitas yang maksimal di
antara mereka.
Manajer (agent) sebagai pengelola perusahaan lebih banyak
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan pemilik (principals). Ketimpangan informasi ini biasa disebut
sebagai asymetri information. Baik pemilik maupun agen diasumsikan
mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata-mata mementingkan
kepentingannya sendiri (Jansen dan Meckling, 1976). Agen mungkin akan takut
mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh pemilik, sehingga terdapat
kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut. Berdasarkan
asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen untuk
menjebataninya, dalam hal ini adalah akuntan publik (auditor).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Selanjutnya (Antle dan Nalebuff, 1991) menyatakan bahwa laporan
audit harus dipandang sebagai laporan bersama antara auditor dengan
manajemen perusahaan. Oleh karena itu kualitas audit juga tidak hanya
dipengaruhi oleh auditor, melainkan oleh auditee juga. Hal ini juga didukung
oleh Petters et al. (1989) yang menyatakan bahwa beberapa risiko berhubungan
dengan kinerja suatu audit, sedangkan risiko audit terdiri dari risiko bawaan,
risiko pengendalian, dan risiko deteksi. Dari ketiga risiko audit tersebut, dua
risiko yakni risiko bawaan dan risiko pengendalian bersumber dari internal
perusahaan (auditee).
Argumen utama yang mendukung adanya hubungan negatif antara
lamanya penugasan audit dengan kualitas audit yaitu erosi independensi yang
mungkin muncul akibat tumbuhnya hubungan pribadi antara auditor dengan
kliennya dan semakin lamanya penugasan audit, kapabilitas auditor untuk
bersikap kritis akan berkurang karena auditor sudah terlalu familiar. Mautz dan
Sharaf (1961) menyatakan bahwa auditor harus menyadari berbagai tekanan
yang bermaksud mempengaruhi perilakunya dan sedikit demi sedikit akan
mengurangi independensinya. Hubungan pribadi yang semakin panjang akan
memunculkan ikatan loyalitas atau emosi yang akan mempengaruhi independensi
dan objektivitas auditor. Kondisi paling ekstrem yaitu timbulnya familiaritas
berlebihan yang akan mendorong terjadinya kolusi antara auditor dengan klien
(McLaren, 1958 dalam Carey dan Simnett, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Berkurangnya kapabilitas auditor untuk bersikap kritis karena auditor
sudah terlalu familiar, hal ini menyebabkan semakin terbatasnya pendekatan
pengujian audit kreatif seperti yang sering terjadi saat awal perikatan audit
(Hoyle, 1978 dan McLaren, 1958 dalam Carey dan Simnett, 2006). Shockley
(1981) dalam Carey dan Simnett (2006) menyatakan bahwa tingginya tingkat
kepuasan, berkurangnya inovasi dan prosedur audit, dan muculnya percaya diri
berlebihan terhadap klien cenderung muncul ketika auditor memiliki hubungan
yang lama dengan klien.
Terlepas dari hubungan negatif, lamanya penugasan audit juga dapat
memberikan hubungan positif. Argumen yang mendukungnya yaitu lamanya
penugasan audit dapat meningkatkan kualitas audit dengan berbagai alasan dan
pengetahuan tentang klien dan industri yang diperoleh setelah audit selama
berulang-ulang akan meningkat, sehingga dapat meningkatkan kualitas audit.
Geiger dan Raghunandan (2002) menemukan bahwa kegagalan audit sering
terjadi pada periode awal auditor melaksanakan penugasan audit. Carcello dan
Nagy (2004) juga menemukan bahwa kecurangan dalam laporan keuangan sering
terjadi pada tahun-tahun awal auditor melaksanakan audit. Konsisten dengan hal
ini, St.Pierre dan Anderson (1984) menemukan banyak kesalahan audit yang
dilakukan auditor pada saat awal penugasan audit. Tingkat independensi auditor
relatif lebih tinggi di awal masa penugasan, namun tingkat familiaritasnya lebih
rendah, terlihat dari tingginya tingkat kegagalan audit pada masa awal tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Johnson et al. (2002) dan Myers et al. (2003) melaporkan bahwa
tingkat akrual diskresioner menurun sesuai dengan lamanya penugasan audit,
sehingga kualitas audit meningkat. Bamber dan Lyer (2002) menemukan bahwa
keterikatan auditor dengan klien berhubungan dengan makin tingginya kualitas
audit. Hal ini berarti rotasi kantor akuntan publik tidak bersifat produktif.
Temuan ini konsisten dengan kesimpulan Ghosh dan Moon (2005) mengenai
persepsi auditor dimana lamanya keterikatan KAP dengan klien identik dengan
semakin meningkatnya kualitas audit.
Atas dasar paparan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa hipotesis
pertama dalam penelitian ini dapat dirumuskan dan dinyatakan seperti berikut
ini.
H1 : Auditor tenure berpengaruh positif terhadap kualitas audit
Hubungan antara kualitas audit dengan auditor industry specialization
telah dilakukan oleh banyak penelitian sebelumnya. Maletta dan Wright (1996)
dalam Krishnan (2003) menemukan bahwa terdapat perbedaan yang mendasar
pada karakteristik error dan metode deteksi error mengenai indsutri, kemudian
auditor yang spesialis lebih handal untuk mendeteksi error atau abnormal lainnya
dibandingankan auditor yang non-spesialis. Bedard dan Giggs (1991) dalam
Krishnan (2003) menemukan bahwa auditor yang memiliki pengalaman di
industri manufaktur lebih handal dalam mendeteksi error pada data klien
manufaktur dibandingkan auditor yang non-spesialis. Konsisten dengan hal ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Wright dan Wright (1997) dalam Krishnan (2003) menemukan bahwa
pengalaman yang cukup terhadap industri retailing memberikan kontribusi untuk
meningkatkan deteksi error pada klien industri retailing. Solomon et al. (1999)
dalam Krishnan (2003) menemukan bahwa auditor yang spesialis menunjukkan
pengetahuan yang lebih besar terhadap frekuensi non-error.
Johnson et al. (1991) dan Carcello dan Nagy (2004) menemukan
bahwa auditor yang spesialis industri dapat menemukan adanya financial fraud.
Balsam et al. (2003) menemukan adanya bukti apabila auditor yang spesialis
industri akan membuat investor melihat laba menjadi lebih informatif. Klien
audit juga muncul untuk menilai auditor yang spesialis industri seperti
ditunjukkan pada harga premium yang ditawarkan auditor yang spesialis industri
(Francis et al. 2005). O’keefe (2004) menemukan bahwa auditor yang spesialis
industri berusaha untuk menjaga reputasi mereka melalui pemenuhan terhadap
standard auditing yang diterima umum. Temuan ini konsisten akan auditor
industry specialization memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas
audit.
Atas dasar paparan di atas, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini
dapat dinyatakan sebagai berikut ini.
H2 : Auditor industry specialization berpengaruh positif terhadap kualitas audit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
D. KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan pemaparan di atas, maka kerangka pemikiran teoritis
dapat digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
H1
H2
Gambar II.1 Hubungan auditor tenure dan auditor specialization industry
terhadap kualitas audit
Auditor Tenure
Auditor Industry Specialization
Kualitas Audit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing
study) yaitu menjelaskan sifat hubungan-hubungan tertentu atau menetapkan
perbedaan-perbedaan antara dua faktor (kelompok) independen atau lebih dalam
sebuah situasi (Sekaran, 2006). Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruh
auditor tenure dan auditor industry specialization yang diproksikan dengan
estimasi industry market share yang berdasarkan penjualan terhadap kualitas.
B. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPEL
Populasi mengacu pada sekelompok orang, kejadian (event), atau sesuatu
yang menarik peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2006). Populasi dalam penelitian
ini menggunakan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Perusahaan manufaktur lebih dipilih karena jumlah populasi
industri ini paling banyak ditemukan dibandingkan jumlah jenis industri lain.
Seluruh data yang digunakan dalam penelitian merupakan data sekunder dan
diambil dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang telah diaudit dan
terdaftar di BEI dan di-publish di Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu
pemilihan sampel dilakukan dengan mengambil sampel berdasarkan criteria
tertentu dengan tujuan penelitian (Hartono, 2005). Penggunaan metode purposive
sampling method dalam penggunaan penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan
keuangan auditan secara konsisten dan lengkap dari tahun 2005 - 2010.
2. Perusahaan sudah terdaftar di BEI sebelum tanggal 1 Januari 2005 dan tidak
keluar (delisting) di BEI selama periode penelitian (2005 - 2010).
3. Perusahaan yang menerbitkan annual report yang di-publish oleh
www.idx.co.id maupun di website masing-masing perusahaan secara
berturut-turut selama tahun 2005 - 2010.
4. Terdapat kelengkapan data yang diperlukan, antara lain: auditor yang
mengaudit laporan keuangan dan laporan keuangan auditan secara kontinyu
selama periode penelitian selama tahun 2005 - 2010 serta instrumen dalam
laporan keuangan yang disajikan dalam mata uang Indonesia (dalam bentuk
rupiah).
Pemilihan periode laporan keuangan tahun 2005 hingga 2010 dipilih
karena keberadaan data dan untuk tercukupinya data untuk dilakukan penelitian
serta tahun 2010 dianggap sebagai tahun terakhir yang digunakan di dalam
penelitian ini dengan melihat ketersediaan laporan keuangan terakhir yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
berada di dalam website BEI ataupun website masing-masing perusahaan laporan
keuangan yang terakhir dikeluarkan oleh BEI semenjak penelitian ini dilakukan.
C. JENIS DAN SUMBER DATA
Pada umumnya di dalam penelitian terdiri dari dua data, yaitu data primer
atau data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung
oleh responden, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh secara
tidak langsung dari responden (Sekaran, 2006). Pada penelitian ini menggunakan
data sekunder dengan cara mencatat data dari laporan-laporan, catatan dan arsip-
arsip yang dapat diperoleh dari beberapa sumber seperti perpustakaan FE UNS,
internet, dan sumber-sumber lain yang berkaitan. Data yang digunakan sebagai
berikut.
1. Data perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI pada tahun 2005-
2010. Data ini dapat diperoleh di Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) tahun 2005 - 2011
2. Data untuk jumlah rekan Akuntan Publik (AP) pada suatu KAP diambil dari
database PPAJP - Departemen Keuangan.
3. Data yang berkaitan dengan pencarian nilai yaitu data yang terdapat di
laporan keuangan apabila data di dalam annual report tidak disajikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
D. DEFINISI VARIABEL DAN PENGUKURANNYA
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam,
yaitu satu variabel dependen dan dua variabel independen.
1. Variabel dependen
Variable dependen di dalam penelitian ini yaitu kualitas audit
diproksikan menggunakan ukuran atau skala KAP. Chen et al. (2005)
menyatakan bahwa semakin besar skala KAP maka kualitas audit yang
dihasilkan semakin tinggi. Variabel dummy dalam penelitian ini adalah KAP
Big Four dan non Big Four. Variabel ini diukur dengan menggunakan
variabel dummy untuk auditor yang termasuk dalam KAP Big Four diberi
lambang 1 dan KAP non Big Four diberi lambang 0 sesuai dengan penelitian
Komalasari (2006).
KAP BIG FOUR DI INDONESIA
Osman Bing Satrio & Rekan Delloitte Touche Tohmatsu
Tanudiredja, Wibisana & Rekan Price Waterhouse Coopers
Siddharta & Widjaja KPMG
Purwantono, Suherman & Surja Ernst & Young
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
2. Variabel Independen
Variable independen yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu:
a. Auditor tenure
Auditor tenure merupakan lamanya auditor bekerja dan
berhubungan dengan klien dalam kontrak kerja. Tenure di Indonesia
bersifat mandatory dan ditetapkan pada Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik dan direvisi
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 tanggal
23 Agustus 2003 yang mewajibkan perusahaan untuk membatasi masa
penugasan KAP selama lima tahun dan akuntan publik selama tiga tahun.
Variabel auditor tenure diukur dengan lamanya suatu KAP berhubungan
dengan suatu klien dalam sebuah kontrak kerja.
b. Auditor industry specialization
Variable auditor industry specialization merupakan variabel
dummy, yaitu 1 jika menggunakan auditor spealis industri dan 0 apabila
menggunakan auditor non-spesialis industri. Proksi yang digunakan untuk
menentukan auditor spesialis industri dan non-spesialis industri yaitu
dengan estimasi industry market share berdasarkan penjualan (Krishnan,
2003). Karena informasi audit fee tidak tersedia, maka penjualan
digunakan sebagai dasar untuk mengestimasinya (Krishnan, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Estimasi industry market share berdasarkan penjualan dapat
menggunakakn formula sebagai berikut:
Jik ∑ SALESijk j =1
IMSik = Ik Jik ∑ ∑ SALESijk i =1 j =1
Keterangan:
IMSik = estimasi industry market share milik klien pada KAP i
dalam sektor industri k.
SALESijk = penjualan dari klien j pada KAP i dalam sektor industri k.
Dalam hal ini, sales merupakan penjualan dan numerator merupakan
jumlah penjualan seluruh klien Jik pada KAP i dalam sektor industri k.
denominator merupakan jumlah penjualan seluruh klien Jik dari setiap
KAP i dalam sektor industri k.
Setelah diketahui nilai estimasi industry market share, maka
kemudian dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu auditor yang spesialis di
suatu sektor industri ketika nilai persentase estimasi industry market
share lebih dari 15% dan non-spesialis ketika nilai persentase estimasi
industry market share kurang dari 15% (Krishnan, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
E. METODE ANALISA DATA
Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariat dengan
menggunakan regresi logistic regression (regresi logistik) yang variabel
bebasnya merupakan kombinasi antara metric dan non metric (nominal). Teknik
analisis tersebut tidak memerlukan lagi uji normalitas data pada variabel
bebasnya. Logistic regression selain mengabaikan uji normalitas juga tidak
mensyaratkan uji heterokedastisitas. Logistic regression dipakai apabila asumsi
multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi (Ghozali, 2005). Sebelum
pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif untuk
mengetahui karakteristik dari sampel yang digunakan. Statistik deskriptif
meliputi jumlah sampel, nilai maksimum, nilai minimum, mean dan standar
deviasi.
Model logistic regression yang akan digunakan dalam penelitian ini
disajikan sebagai berikut ini.
P Ln ─── = bo + b1X1 + b2X2 + ……..+ bk Xk 1-P
Keterangan:
P = Probabilitas Kualitas Audit
X1 = Auditor tenure
X2 = Auditor Spesialisasi Industri
b = Koefisien Regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
1. Model Goodness of Fit
Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap beta.
Beberapa tes statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai
model fit yaitu:
H0 = diterima jika nilai hosmer and lemeshow test dengan p-value ≥ 0,05. yang
berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data.
H1 = ditolak jika nilai hosmer and lemeshow test dengan p-value < 0,05, yang
berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya
sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat
memprediksi nilai observasinya.
2. Cox & Snell’s R Square dan Negelkerke R Square
Cox & Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru R²
pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood
dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan.
Negelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien cox dan snell untuk
memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini
dilakukan dengan cara membagi nilai cox dan snell’s R² dengan nilai
maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R square dapat diintepretasikan seperti nilai
R² pada multiple regression.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3. Klasifiikasi Tabel
Klasifikasi table menunjukkan tabel 2x2 dengan kolom berupa
predicted values dari variabel dependen dan baris berupa nilai data aktual
yang diamati untuk menghitung nilai estimasi yang benar (correct) atau salah
(incorrect). Untuk model yang sempurna, semua cases akan terletak pada
diagonal tabel dan overall percentage akan bernilai 100%. Jika model logistic
regression mempunyai variance sama (homoscedasticity), maka nilai persen
(%) pada kedua baris akan hampir sama.
4. Estimasi Parameter
Langkah terakhir yaitu menilai parameter dan intepretasinya. Estimasi
maksimum likelihood parameter dari model dapat dilihat pada tampilan output
variable in the equation yaitu estimasi parameter dilihat melalui koefisien
regresi. Koefisien regresi dari tiap-tiap variabel yang diuji menunjukkan
hubungan antara tiap variabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara
membandingkan antara nilai probabilitas (signifikansi) dengan tingkat
signifikansi sebesar 5%. Jika variabel dependen dan variabel independen
memiliki tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan
bahwa kedua variabel tersebut berhubungan positif begitu juga sebaliknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
F. DESKRIPSI SAMPEL
Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruh auditor tenure dan auditor
industry specialization terhadap kualitas audit yang diproksikan dengan long
partner audit dan estimasi industry market share yang berdasarkan penjualan.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, pemilihan
periode laporan keuangan tahun 2005 hingga 2010 dipilih karena keberadaan
data dan untuk tercukupinya data untuk dilakukan penelitian serta tahun 2010
dianggap sebagai tahun terakhir yang digunakan di dalam penelitian ini dengan
melihat ketersediaan laporan keuangan terakhir yang berada di dalam website
BEI ataupun website masing-masing perusahaan laporan keuangan yang terakhir
dikeluarkan oleh BEI semenjak penelitian ini dilakukan sehingga sampel yang
diperoleh sebanyak 108 perusahaan.
Variabel dependen di dalam penelitian ini yaitu kualitas audit sebagai
variabel dummy. Variabel dummy yaitu variabel yang memiliki ukuran kategori
atau dikotomi dengan memberi kode 0 (nol) untuk kelompok yang disebut
dengan excluded group dan memberi kode 1 (satu) untuk kelompok yang disebut
dengan included group. Proksi yang digunakan untuk menentukan kualitas audit
yaitu berdasarkan ukuran kantor akuntan publik (KAP) berdasarkan Big Four
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
dan non Big Four yaitu 1 jika diaudit KAP Big Four dan 0 apabila diaudit oleh
KAP non Big Four. Variabel independen yang digunakan di dalam penelitian ini
yaitu Variabel auditor tenure diukur dengan menggunakan proksi long partner
audit dan variabel auditor industry spesialization menggunakan variabel dummy,
yaitu 1 jika menggunakan auditor spesialis industri dan 0 apabila menggunakan
auditor non-spesialis industri. Proksi yang digunakan untuk menentukan auditor
spesialis industri dan non-spesialis industri yaitu dengan estimasi industry market
share berdasarkan penjualan.
Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik dengan bantuan
program SPSS 16.0 for Windows.
G. ANALISIS DATA
Alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
regresi logistik (logistic regression) untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi yang
diformulasikan sebagai berikut :
P Ln ─── = bo + b1X1 + b2X2 + ……..+ bk Xk 1-P
Keterangan:
P = Probabilitas Kualitas Audit
X1 = Auditor tenure
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
X2 = Auditor Spesialisasi Industri
b = Koefisien Regresi
Sehingga hasil logistic regression dapat ditulis sebagai berikut:
P Ln ─── = -3.565 + 0.567AT + 2,085 AIS 1-P
1. Model Goodness of Fit
Model goodness of fit digunakan untuk menilai overall fit model
terhadap data. Tes pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
H0 = diterima jika nilai hosmer and lemeshow test dengan p-value ≥ 0,05. yang
berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data.
H1 = ditolak jika nilai hosmer and lemeshow test dengan p-value < 0,05, yang
berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya
sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat
memprediksi nilai observasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Hasil hosmer and lemeshow test goodness of fit dari regresi logistik
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Tabel Goodness of Fit Hosmer and Lemeshow Test
11.319 6 .079Step1
Chi-square df Sig.
Sumber: Hasil data yang diolah
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai chi-square hitung sebesar
11,319 dengan p-value sebesar 0.079 > 0,05 (α), hal ini menunjukkan bahwa
Ho tidak dapat ditolak dan model fit dengan data atau dapat disimpulkan bahwa
model dapat diterima.
2. Cox & Snell’s R Square dan Negelkerke R Square
Cox & Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru
ukuran R² pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi
likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit
diiterpretasikan. Sedangkan Negelkerke R Square merupakan modifikasi dari
dari koefisien Cox & Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya dari nol sampai
satu. dapat diinterpretasikan seperti nilai R² pada mutiple regression. Hasil dari
SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 4.2 Cox & Snell R square and Negelkerke R square
113.933 .266 .357Step1
-2 Loglikelihood
Cox & SnellR Square
NagelkerkeR Square
Sumber: Hasil data yang diolah
Dilihat pada tabel 4.2 di atas nilai cox & snell R square sebesar 0.266
dan nilai Nagelkerke R square sebesar 0.357 yang berarti variabel dependen
(Kualitas Audit) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (Auditor
Tenure dan Auditor Industry Spesialization) sebesar 35,70% sedangkan sisanya
sebesar 54,30% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
3. Klasifikasi Tabel
Tabel klasifikasi 2 x 2 menghitung nilai estimasi yang benar (correct)
dan salah (incorrect). Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel
dependen ( kualitas audit ) dan dalam hal ini Big Four (1) dan non Big Four
(0). Pada model yang sempurna maka semua kasus akan berada pada diagonal
dengan tingkat ketepatan peramalan 100%. Hasil SPSS dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 4.3 Klasifikasi Tabel.
32 14 69.6
17 45 72.6
71.3
Observed0
1
KA
Overall Percentage
Step 10 1
KA PercentageCorrect
Predicted
Sumber: Hasil data yang diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada kolom, predikisi KA non Big
Four (0) ada 46 perusahaan sedangkan pada baris observasi sesungguhnya
yang KA non Big Four hanya 32 perusahaan, jadi ketepatan klasifikasi adalah
69,6% (32/46). Sedangkan kita memprediksi KA Big Four (1) ada 62
perusahaan dan hasil observasi 45 perusahaan jadi ketepatan klasifikasi 72,6%
(45/62). Secara keseluruhan ketepatan model klasifikasi adalah 71,3%.
4. Estimasi Parameter (uji hipotesis).
Estimasi maksimum likehood parameter dari model dapat dilihat pada
tampilan output variable in equition Logistic regression dapat dinyatakan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Variables in the Equation
.567 .149 14.515 1 .000 1.764 1.317 2.361
2.085 .517 16.249 1 .000 8.041 2.918 22.156
-3.565 .854 17.419 1 .000 .028
AT
AIS
Constant
Step1
a
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper
95.0% C.I.for EXP(B)
Variable(s) entered on step 1: AT, AIS.a.
Sumber: Hasil data yang diolah
P Ln ─── = -3.565 + 0.567AT + 2,085 AIS 1-P (0.000) (0.000)
a. Variabel AT signifikan pada p-value 0,000 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Auditor Tenure secara positif berpengaruh terhadap
Kualitas Audit, Setiap kenaikan AT akan meningkatkan log off odds
perusahaan yang KA Big Four dengan angka sebesar 0.567 (β). Nilai Ekp
β sebesar 1,764 yang berarti jika variabel lain dianggap konstan maka odds
AT akan naik sebesar 1,764 kali lebih tinggi untuk KA Big Four
dibanding KA non Big Four.
b. Variabel AIS signifikan pada p-value 0,000 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa Auditor Spesialis Industri positif berpengaruh terhadap
Kualitas Audit, setiap kenaikan AIS akan meningkatkan log off odds
perusahaan yang KA Big Four dengan angka sebesar 2.085 (β). Nilai Ekp
β sebesar 8,041 yang berarti jika variabel lain dianggap konstan maka odds
AIS yang menggunakan spesialis industri akan naik sebesar 8,041 kali
lebih tinggi untuk KA Big Four dibanding KA non Big Four.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
H. PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan studi untuk mengamati pengaruh auditor tenure
dan auditor industry specialization terhadap kualitas audit pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2005 – 2010. Penelitian dilakukan
terhadap terhadap 18 perusahaan manufaktur dengan jumlah sampel total 108
yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling selama tahun 2005 – 2010.
Pada pembahasan ini akan diungkapkan hasil pengujian hipotesa yang dilakukan,
dan akan dicoba untuk dibandingkan dengan beberapa teori terdahulu yang
memiliki tema penelitian hampir serupa.
Penelitian ini ingin melihat ada tidaknya pengaruh auditor tenure dan
auditor industry specialization terhadap kualitas audit pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005 – 2010. Menurut Pernyataan
Standar Auditing No. 1 menyatakan bahwa dalam semua hal yang berhubungan
dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh
auditor (Standar Profesi Akuntan Publik 2011 : 220.01), sehingga perlu
dilakukannya rotasi. Faktor lain yang perlu dilakukannya rotasi yaitu auditor
akan melakukan perencanaan audit dan prosedur audit yang sama pada entitas
tersebut, sehingga memungkinkan manajer pada entitas yang laporan
keuangannya diaudit berupaya untuk mempelajari celah yang dapat menutupi
adanya kekurangan di dalam penyajian informasi keuangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
PMK Nomor 17/PMK.01/2008 mengatur suatu entitas dapat meminta jasa
audit atas laporan keuangan pada KAP yang sama selama enam tahun, sehingga
dengan adanya kebijakan ini, bertujuan agar dapat menjaga obyektivitas auditor
terhadap auditee. Menurut Jensen dan Mecklin, (1976); Watts dan Simmerman,
(1986) penggunaan auditor eksternal yang independen merupakan mekanisme
yang didorong oleh pasar yang bertujuan untuk mengurangi agency cost.
Auditor eksternal yang independen diharapkan untuk dapat menekan
kemungkinan terjadinya moral hazard yang ditanggung manajemen. Upaya ini
dapat mengurangi agency cost yang ditanggung pemegang saham
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Auditor Tenure berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit, setelah dihitung secara manual
dan dengan bantuan software SPSS berupa statistic descriptive dan uji logistic
regression untuk mencari koefisien regresi dan menghitung persamaan logistic
regression pada kualitas audit, ditemukan bahwa hasil perhitungan menunjukkan
positif. Diperlihatkan secara statistik setiap kenaikan auditor tenure akan
meningkatkan log off odds perusahaan yang kualitas audit pada Big Four dengan
angka sebesar 0.567 (β), sedangkan pada nilai Ekp (β) sebesar 1,764 ini
menandakan bahwa jika variabel lain dianggap konstan maka odds AT akan
meningkat sebesar 1,764 kali lebih tinggi untuk KA Big Four dibanding KA non
Big Four. Hal ini pula menunjukkan bahwa auditor tenure dengan kualitas audit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Big Four lebih tinggi jika dibanding dengan auditor tenure dengan kualitas audit
non Big Four.
Hasil temuan ini tidak didukung oleh Shockley (1981) dalam Carey dan
Simnett (2006) yang menemukan bahwa tingginya tingkat kepuasan,
berkurangnya inovasi dan prosedur audit, dan munculnya percaya diriberlebihan
terhadap klien yang cenderung muncul ketika auditor memiliki hubungan yang
lama dengan klien. Mautz dan Sharaf (1961) menemukan bahwa hubungan
pribadi yang semakin panjang akan memunculkan ikatan loyalitas yang dapat
memengaruhi independensidan obyektivitas auditor. McLaren (1958) dalam
Carey dan Simnett (2006) mengemukakan bahwa kondisi paling ekstrem yang
terjadi yaitu ketika timbulnya familiaritas yang berlebihan akan mendorong
terjadinya kolusi antara auditor dengan klien.
Hasil pengujian di dalam penelitian ini konsisten dengan penelitian
Geiger dan Raghunandan (2002) yang menemukan bahwa kegagalan audit
umumnya sering terjadi pada tahun-tahun awal auditor melaksanakan penugasan
audit. Carcello dan Nagy (2004) juga menemukan bahwa kecurangan dalam
laporan keuangan sering terjadi pada tahun-tahun awal auditor melaksanakan
penugasan audit. St.Pierre dan Anderson (1984) menemukan banyak kesalahan
audit yang dilakukan auditor pada saat awal penugasan audit. Konsisten dengan
hasil penemuan ini, maka tingkat independensi auditor relatif lebih tinggi di awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
penugasan, namun tingkat familiaritasnya lebih rendah, terlihat dari tingginya
tingkat kegagalan audit pada masa awal tersebut.
Pembahasan selanjutnya mengenai, hasil pengujian untuk melihat ada
tidaknya pengaruh auditor industry specialization terhadap kualitas audit. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa AIS (Auditor Industry Spesialization)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit, yakni ditemukan
setiap kenaikan AIS akan meningkatkan log off odds perusahaan yang KA Big
Four dengan angka sebesar 2.085 (β), sedangkan pada nilai Ekp (β) sebesar
8,041 ini mengindikasikan bahwa jika variabel lain dianggap konstan maka odds
AIS yang menggunakan akan naik sebesar 8,041 kali lebih tinggi untuk KA Big
Four disbanding KA non Big Four. Auditor spesialis industri memberikan
kontribusi positif terhadap kredibilitas yang ditawarkan oleh auditor.
Hasil temuan di dalam penelitian ini tidak didukung oleh peneliti Lys dan
Watts (1994), yang gagal menemukan perbedaan tingkat litigasi auditor antara
spesialis industri dan non-spesialis. Menurut Elde et al. (2010) menyatakan
bahwa audit merupakan akumulasi dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan kriterian
yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Konrath, (2002) Audit harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Kemudian auditing dapat
didefinisikan sebagai suatu proses yang sistematis mengenai obyektivitas untuk
memperoleh dan mengevaluasi asersi tentang tindakan ekonomi dan peristiwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
untuk memastikan tingkat korespondensi antara pernyatan dan kriteria yang telah
ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya pada pihak pengguna yang
berkepentingan.
Beberapa bukti spesialis industri menghasilkan audit yang lebih efektif.
Hasil pengujian di dalam penelitian ini konsisten dengan hasil temuan dari
peneliti Owhoso et al. (2002) yang menemukan bahwa pengalaman industri
auditor memiliki deteksi kesalahan pada spesialisasi industrinya dibandingkan
auditor yang tidak memiliki spesialisasi industri. Hal ini didukung pula oleh
Dunn et al. (2000) yang menemukan bahwa klien dari KAP spesialis industri
memiliki tingkat yang lebih tinggi pada kualitas pengungkapan oleh analisis
keuangan. Spesialis industri memberikan jaminan yang lebih tinggi dibandingkan
non-spesialis industri. Penemuan dari peneliti Carcello dan Naggy (2004)
menemukan bahwa auditor yang spesialis industri dapat menemukan adanya
financial fraud. Auditor yang spesialis industri memberikan tingkat kualitas audit
yang lebih bagus dibandingkan yang non-spesialis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB V
PENUTUP
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh auditor tenure dan auditor
industry specialization terhadap kualitas audit pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2005-2010.
A. Kesimpulan.
Berdasarkan analisis data terhadap 108 sampel dengan menggunakan Uji
Model Goodness of Fit pada tingkat signifikansi 5%, Uji Cox & Snell’s R Square
dan Negelkerke R Square, Klasifikasi Tabel dan Estimasi Parameter pada tingkat
signifikansi 5% maka dapat diambil beberapa kesimpulan berikut ini.
1. Hasil pengujian ditemukan bahwa terdapat pengaruh dari auditor tenure
dalam sampel penelitian selama periode enam tahun, sehingga H1 didukung.
Temuan ini sesuai dengan hasil temuan dari penelitian Geiger dan
Raghunandan (2002) dan St.Pierre dan Anderson (1984) dan tidak konsisten
dengan peneliti Shockley (1981) dalam Carey dan Simnett (2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2. Hasil pengujian lain ditemukan bahwa auditor industry specialization positif
berpengaruh terhadap kualitas audit, sehingga H2 didukung. Temuan ini
konsisten dengan hasil temuan dari peneliti Owhoso et al. (2002), Dunn et al.
(2000), O’keefe et al. (2004), dan Carcello dan Nagy (2004), namun tidak
didukung oleh peneliti Lys dan Watt (1994) yang gagal menemukan
perbedaan tingkat litigasi auditor antara spesialis industri dan non-spesialis
industri.
B. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel, yaitu satu variabel keuangan
(auditor industry specialization) dan dua variabel non keuangan (kualitas
audit dan auditor tenure).
2. Penelitian ini hanya terbatas pada ruang lingkup variabel auditor tenure dan
auditor industry specialization, sehingga masih terdapat variabel lain yang
dapat mempengaruhi kualitas audit yang tidak diteliti di dalam penelitian ini.
3. Penelitian ini membedakan sampel ke dalam jenis-jenis perusahaan, sehingga
untuk melihat kualitas audit terhadap jenis-jenis perusahaan yang tidak
diikutsertakan di dalam penelitian ini tidaklah dimungkinkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
C. Saran Praktis
Saran-saran untuk penelitian lebih lanjut antara lain sebagai berikut:
1. Perlunya adanya penambahan variabel pengamatan untuk memberikan
gambaran yang lebih konsisten dengan penelitian selanjutnya.
2. Penelitian selanjutnya dalam memasukkan sampel sebaiknya tidak
membedakan sampel ke dalam jenis-jenis perusahaan.
3. Penelitian selanjutnya dalam mengelompokkan perusahaan sebaiknya
didasarkan atas dukungan teori yang lebih kuat dan memperhatikan
konsistensi ukuran perusahaan. Perusahaan yang tidak konsisten dalam
ukuran perusahaan sebaiknya dikeluarkan dari sampel.