PENGANTAR IDEOLOGI
-
Upload
abdul-hamid -
Category
Documents
-
view
249 -
download
27
description
Transcript of PENGANTAR IDEOLOGI
PENGANTAR IDEOLOGI
Setiap orang tentunya memilki dasar pengetahuan, dasar pengetahuna ini mengacu kepada tiga
hal yakni filsafat, sosiologi dan juga islamologi. Dalam pengantar ideologi kita akan berbicara
tentang akar ideologi dari pendekatan filsafat, fungsi sosial idelogi. Dalam hal ini untuk
mencetak seorang kader yang ideologis maka harus memilki persayatan yakni Intelektual yang
memiliki kontrusk pengetahuan dan kerangka ideologis.
Secara etimologi Ideologi berasa dari bahasa latin yakni, Ideas dan Logos. Ideas adalah
Pemikiran dan Logos adalah ilmu, pengetahuan dan logika, sehingga Ideologi adalah Ilmu yang
mempelajari tentang dasar-dasar pemikiran yang akan menjadi landasan bagi seseorang untuk
memndang seperti apa sesuatu diluar daripada dirinya, hal ini juga akan sangat mempengarahi
seperti apa gerakan yang diambil terhadap fenomena-fenomena sosial yang terjadi. Secara
Terminologi Ideoligi adalah pemikiran mendasar atas pemikiran-pemikiran
Pada dasarnya setiap orang yang memiliki nalar tentulah memiliki ideologi, yang artinya bahwa
ideologi merupakan sebuah konsep manusia tentang politk, agama, ekonomi dan budaya atau
dalam hal ini, seseorang akan akan paham seperti apa ideologi seseorang adalah dengan melihat
seperti apa cara pandangnya terhadap Negara. Sehingga ideologi juga bisa menjadi sebuah
Mhytos yang membentuk pemikiran seseorang tentang penafsirannya terhadap political formaly
(formula politik) dan political doktirn (doktrin politik).
Dalam tatanan masyarakat fungsi sosial dari ideologi adalah mempola, mengkonsolidasika,
mencipatakan, mengkonstruk, mengartikan sebuah tindakan masyarakat terhadap realitasnya.
Sebagaiman Antonio Gramsci menyatakan bahwa ideologi lebih dari sekedar ide, secara historis
ideologi memilki keabsahan psikologis, sehingga bisa mengatur tindakan dan juga perilaku
seseorang terhadap realitasnya..
Ada tiga hal yang mempengaruhi proses kelahiran ideologi, yang pertama adalah adanya tokoh
yang menjadi insiprasi, tokoh ini adalah seseorang yang memiliki pengetahun yang mewakili
yang kepentingan masyarakatnya menuju cita-cita bangsanya,. Kedua adalah adanya pemikiran
masyarakat yang dirumuskan secara bersama kemudian menjadi representasi menuju cita-cita
bersama. Ketiga adalah keyakinan, keyakinan yang berlandasakan dari spirit sebuah agama, hal
ini merupakan sebuah keyakinan yang atas kehendak Tuhan yang bersifat universal untuk sebuha
cita-cita bersama.
Tida dimensi ideologis yang diketahui adalah dimensi realitas, dimensi idealism, dimensi
fleksibilitas. Dimensi realita merupakan kemampuan suatu untuk memberikan cerminan realitas
kepada masyarakat agar bisa lebih terhadap perkembangan yang terjadi disekitarnya. Dimensi
idelialme merupakan kemampuan suatu ideologi untuk memberikan teori dari nilaid dasar
sebuah ideologi sehingga orang-orang bisa mempercyai ideologi tersebut. Sementara dimensi
fleksibilatas adalah kemampuan suatu ideologi beradabtasi dengan lingkungan masyarakat agar
masyarakat merasa mejadi bagian dari ideologi tersebut.
Belajar dari sara pandang Ali Syariati tentang tahapan-tahapan suatu ideologi hingga ideoloi
tersebut diakui oleh masyarakat adalah pertama adalah cara pandang, hal ini berkaitan dengan
seperti apa kita dalam melihat dan memberikan penafsiran tentang dunia, eksistensi dan manusia.
Kedua adalah penilaian tentang gagasan yang menjadi sikap dalam memahami lingkungan sosial,
ketiga adalah metode yang akan digunakan untuk melakukan perubahan sosial sebagai status
quo.
Beberapa akar ideologi dari tiga pendekatan filsafat, diantaranya adalah filsafat idealism, filsafat
materialism, filsafat teologisme. Filsafat idealisme merupakan filsafat yang lebih
mengedepankan faham rasionalisme dan individualism, dalam dunia politik filsafat ini
melahirkan ideologi liberalism dan kapitalisme, yang menganggap bahwa manusia adalah
pangkal dari sebuah perubahan sejarah. Dalam pandangannya menganggap bahwa agama dan
Negara adalah dua hal yang terpisah, negara bukanlah hal yang harus diatur oleh agama begitu
juga sebaliknya sehingga agama adalah urusan pribadi setiap orang, hal ini melahirkan cara
pandang sekularisme moderat.
Filsafat materialism merupakan filsafat yang mengedepankan faham emosionalisme dan dalam
gerakannya lebih mengedepankan cara kekerasan dan kolektivisme. Dalam dunia politik filasafat
ini melahirkan ideologi sosialisme dan komunisme, karena landasannya adalah materialism
sehingga menganggap bahwa ekonomi merupakan pangkal dari perubahan. Pandangan yang
berdasar pada sosialisme komunisme sehingga melahirkan cara pandang tentang agama dan
negara adalah dua hal yang harus dipisahkan, bahkan menganggap bahwa agama adalah sesuatu
hal yang bisa menggangu stabilitas negara sehingga dalam suatu negara agama harus
dihapuskan, hal ini senada dengan cara pandang sekularisme radikal.
Filsafat teologisme adalah filsafat yang melahirkan faham yang menjadikan agama peran sentral
dalam berpolitik dan bernegara. Dalam pendangannya perubahan merupakan sesuatu diluar
kekuasaan manusia. Ada dua faham yang menjadi corak dari cara pandangnya yakni agama
sebagai sesuatu yang memiliki peran sentral dalam berpolitik dan bernegara, akan tetapi ada
tokoh yang dikultuskan. Yang kedua adalah agama sebagai inspirasi, motivasi dan ekspresi
dalam kehidupan, sehingga agama menjadi sesuatu yang ingrative dan mencerahkan, karena itu
makanya agama dianggap sebagai pembimbing dalam berpolitik dan bernegara sehingga agama
menjadi sesuatu yang dinamis, teologisme dinamis.
Franz Magnis Suseno 1 menyatakan dengan sederhana bahwa ada tiga kategorisasi ideologi
diantaranya adalah tertutup, ideologi ini bersifat dogmatis dan tertutup, karena itu ideologi ini
seringkali tidak kontekstula. Kedua adalah terbuka, ideologi ini pada dasarnya selalu mengikuti
perkembangan yang ada. Yang ketiga adalah implisit, kategori ini biasanya ditemukan dalam
corak pandang masyarakt-masyarakat yang tradisional.
Beberapa faktor pendukung ideologi diantaranya adalah :
1. Etis, hal ini merupakan salah satu standar dari perilaku ideologi itu sendiri
2. Integrasi , hal merupakan pengikat secara kolektif sebuah ideologi
3. Kritis, sebuah ukuran nilai untuk melakukan kritik terhadap keadaan tertentu
4. Fungsi praxis, yaitu acuan untuk memecahakan masalah.
5. Justifikasi, kebenaran akan suatu tindakan
IDEOLOGI KAPITALISME
Kapitalisme merupakan sistem perekonomian yang berorientasikan pada capital (modal), yang
dimaksud dengan adalah segala jenis kekayaan yang biasanya terdiri dari kas, kas bank,
peralatan, perlengkapan, bangunan, tanah dan lain-lain. Dimana dalam siste kapitalisme pemilik
modal merupakan penguasa kekayaan sehingga cendurung mengakibatkan lahirnya gerakan
indvidualisme, sebagai bentuk liberalisme dalam sisten perekonomian. Sebagaiman Ayn Rand
yang menyatakan bahwa kapitalisme merupakan bentuk-bentuk pengakuan atas hak-hak individu
termasuk hak milik pribadi.
Ayn Rand juga menegaskan bahwa ada tiga asumsi dasar kapitalisme yakini, kebebasan individu,
kepentingan diri, dan pasar bebas. Senada dengan Ayan Rand, Adam Smith juga menyatakan
bahwa teori dasar kapitalisme adalah dengan mengetahui ciri dasar sistem tersebut, yaitu
pemaksimalan keuntungan individu melalui kegiatan-kegiatan ekonomi yang akhirnya untuk
kepentingan sosial.
Adam Smith menegaskan bahwa “apa yang kita harapkan untuk makan malam kita tidakla
datang dari kabaikan seorang tukang daging atau tukang roti, melainkan dari apa yang mereka
hormati dan kejar sebagai kepentingan pribadi. Sehingga bisa kita pahami bahwa watak dasar
kapitalisme adalah invidualisme. Dengan berusaha memajukan kepentingan sendiri seseorang
seringkali menjadikan dasar untuk memajukan kepentingan masyarakat.”Saya tidak pernah
menemukan kebaikan yang dilakukan oleh mereka yang sok berdagang kepentingan
public”1.Baginya, kapitalisme merupakan sebuah sisten yang lebih berorentasi pada pemenuhan
kebutuhan pokok individu yang merupakan tahapan awal menuju pemenuhan kebutuhan pokok
public atau sosial melalui the invisible hand (tangan-tangan yang tak terlihat) atau dengan kata
lain adalah motif sosial ayng tersembunyi (hidden social motive).
Ada tiga aktivitas utama dalam kapitalisme yakni proses produksi, distribusi dan konsumsi.
Dimana kekayaan yang terakumulasi merupakan sebuah sisten yang didesain untuk mendorong
adanya eskpansi (perluasan wilayah kekuasaan), eksploitasi (adanya penguasaan bahan baku)
dan juga privitasasi (proses untuk menjadikan harta sebagai harta milik pribadi), sehingga hal ini
senada dengan tudingan seorang Karl Max yang mengatakan bahwa Imperialesme merupakan
perpanjangan tangan dari kapitalisme.
Untuk lebih memahaminya secara mendalam, mari kita bercerita lebih banyak tentang sejarah
kapitalisme. Kapitalisme sebagaimana dalam pandangan Karl Max berawal pada penghujung
abad XIV dan awal abad XV, yang merupakan sebuah sistem yang menjadi induk dari
kolonialisme dimasa lalu. Pada wakti itu akumulasi modal terfokuskan pada Eropa (Inggris).
Tiga tokoh besar kapitalisme adalah Marthin Luther, Benjamin Franklin dan juga Adam Smith
yang dikenal sebagai sesepuh utama Kapitalisme.
Marthin Luther menyatakan bahwa “manusia menurut kodratnya menjadi suram karena dosa-
dosa dank arena semata-mata lewat perbuatan dan kaya yang lebih baika saja mereka
menyelamatkan diri dari kutukna, sehingga orang yang berdosa tersebut bisa menyelamatkan
dirinya dengan uang atau dengan menukar dosanya dengan”. Marthin Luther merupakan seorang
teosofik asal Jerman yang melakukan gerakan monumental dengan menuliskan catatan diatas
pada dinding gereja di Roma para tanggal 31 oktober 1571.
Benjamin Frankling menyatakan “waktu adalah uang”baginya mengajak orang lain untuk
bekerja keras mengakumulasi modal atas usahanya sendiri merupakan bagian dari dasar-dasar
teosofik yang dianutnya. Sementara menurut Adam Smith ketika harga barang mahal. Maka
keutungan akan meningkat . ketika keuntungan yang dijanjikan atas barang tersebut tinggi, maka
banya produsen yang memproduksinya. Sehingga kelangkaan barang tersebut akan terpenuhi dan
menjadi murah dan kebutuhan masyarakat akan terpenuhi. Sehingga masalah yang terjadi
dimasyarakat akan diselesaikan oleh the invisible hand (tangan-tangan tak terlihat).
Dudley Dillard membagi urutan perkembangan kapitalisme menjadi tiga tahapan 2 yakni
kapitalisme awal (tahun 1500 – tahun 1750), kapitalisme klasik (tahun 1750-1914) dan
Kapitalisme Lanjut (setelah tahun 1914). Kapitalisme awal yang dimalai tahun 1500-an hingga
tahun 1750 menurutnya masih berdasar pada pemenuhan kebutuhan pokok yang ditandai dengna
kehadiran industry sandang yakni penggunaan mesin pemintal yang sangat sederhana yang pada
gilirannya dapat meningkatkan surplus sosial. Beberapa wilayah dipelosok Inggris industry ini
berkembang pesat selama kurung waktu abad XIV sampai XVII, surplus sosial didapatkan terus
menerus secara produktif sehingga kapitalisme mampu bersaing dengan sistem ekonomi
sebelumnya. Dia juga menguraikan bahwa perkembangan kapitalisme pada waktu itu didukung
oleh tiga hal yakni hidup hemat, hadirnya loga mulia serta keikutsertaan negara.
Pergeseran dari kapitalisem awal (tahun 1500 – tahun 1750) ke kapitalisme klasik (tahun 1750 –
tahun 1914) ditandai dengan perilaku kapitalis dari perdagangan public ke wilayah yang
mempunyai jangakauan yang lebih luas yaitu industri atau dengan kata lain adalah revolusi
indulstri di Inggris. Akumulasi kapital yang terus menerus membengkak selama dua tiga abad
mulai menunjukkan hasil yang baik pada abad XVIII. Kapitalisme mulai menjadi penggerak bagi
perubahan tekhnologi karena akumulasi modal memungkinkan penggunaan berbagai inovasi.
Kesusksesan kapitalisme klasik ini ditandai dengan keberhasilan bagi kaum borjuis dalam
struktur sosial masyarakat. Kesusksesan ini berimbas pada bidang politik, yakni hubungan antara
kapitalis dan negara, yakni mulai berpengaruhnya negara pada proses eksploitasi, ekplorasi dan
perluasan daerah kekuasaan sebagai lahan distribusi produksi.
Kapitalisme lanjut (pasca 1914) mulai berkembang sejak XIX yang ditandai dengan momentum
perang dunia I. hal ini juga ditandai oleh tiga momentaum yakni, pertama pergeseran domiasi
modal dari Eropa ke Amerika. Kedua, bangkitnya kesadaran bangasa-bangsa di Asia Afrika
terhadap kolonialisme Eropa, yang memanifestasikan kesadarannya dalam banyak perlawanan.
Ketiga revolusi Bolzhevik di Rusiayang berhasil melululantahkan institusi fundamental
kapitalisme berupa kepemilikan kapitas secara kolektif, dari hal inilah kemudian muncul ideologi
tandingan yakni komunisme.
Pada akhir abad tahun 1980-an, dunia komunis berada diambang kehancuran, dan perang dingin
menjadi catatan sejarah. Hal ini berhasil membawa kapitalisme sebagai pemenang, yang akan
mengantarkan manusia tidak hanya menuju gerbang ekstesi melainkan juga pada gerbang yang
berpeluang besar untuk kehancuran ummat manusia. Francis Fukuyama mengatakan hal ini
dalam bukunya The End Of History and The Last Man, yang menyatakan bahwa... “kita dapat
menyaksikan” demikian kata fukuyama “…akhir sejarah yakni evolusi ideologis ummat manusia
dan universalisasi demokrasi liberal barat sebagai bentuk final dari sistem pemerintahan
manusia, dan semua itu akan membosankan”3.
Senada dengan Francis Fukuyama, Guy Debord berpadangan bahwa produk kapitalisme yang
menggairahkan tersebut dianggap sebagai trap, bahwa kapitalisme sedang mempersiapkan
perangkat kebudayaan yang mengantarkan ummat manusia pada kondisi komoditi yang final dan
melelahkan 4. Hal ini ditandati denga proses moderenisasi sebagai implikasi dari kapitalisme itu
sendiri.
Moderenisasi ini semakin ditandai dengan semakin marakanya dan menjamurnya korporasi
korporasi modern. Korporasi tidak lagi bergerak pada industry manufaktur, melainkan jasa dan
informasi. Hal ini dijadikan sebagai bagian dari Komunikasi global sebagai salah satu
manifestasi kekuatan Barat, hegemoni barat untuk menunjukkan bahwa budaya imperialism
Barat tengah bangkit dan memperingatkan masyaraktnya supaya waspada terhadap kelangsungan
hidup dan integritas kebudayaan mereka4.
Barat mendomiasi dunia dengan kecangguhan tekhnologi serta orientasi menghadapi ekonomi
global (globalisasi) yang lazimnya berbentuk MNC/TNC (multinasional Corporatin/Trans
Nasional Corporation). Hal ini untuk mempertegas bahwa pada dasarnya negara hanyalah
sekedar alat untuk mempertegas kekuatan para imperialis Barat. Sebagaimana halnya dalam teori
kapitalisme bahwa negara hanya sekedar alat untk memperkuat pasa (market). Pasar memiliki
kekuatan untuk mengontrol negara, sehingga negara akan menajdi pelayan untuk kebutuhan
sepemilik pasar (market).
Sekalipun negara hanya sekedar menajdi pelengkap dalam percaturan ekonomi dunia, namun
kapitalisme tetap membutuhkannya sebagai fasilitator untuk mendukung ekonomu para kapitalis.
Korporasi modern merupaka kekuasaanya melalui pemerintah. Para kapitalis membutuhkan
negara untuk memfasilitasi setiap produk yang dipasarkan. Sehingga terjalin hubungan simbiosis
mutulisme yang menjadi karakter dasar kapitalisme yang melaihirkan kapitalisme monopoli
(monopoly Capitalism)5.
Tiga pilar neoklasik yakni TNC/MNC, Word Bank/IMF, dan WTO berjalan linear, sevisi
setujuan menuju kepentingan yang sama, yakni leberalisasi pasar. Negara dibagi menjadi tiga
bagian yakni negara core ( pusat), negara berkembang, negara veryvery(tergantung). Pada
umunya negara yang memiliki ketergantungan (veryvery) pada negara core adalah negara yang
lazimnya memiliki kedekatan secara geografis dengan garis khatulistiwa sehingga memiliki
tanah yang subur dan sember daya alam yang melimpas, sehingga menjadi sasaran empuk bagi
para kapitalis untuk semakin memperluas imperialism mereka.
IDEOLOGI SOSIALISME
Sosialisme merupakan sebuah ideologi yang mengutamakan kepemilikan bersama atas alat-alat
produksi dan merencanakan ekonomi secara demokratikdan semua itu secara internasional.