PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)
Transcript of PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI1. Batasan ( menurut Frost(1927), Paul(1938); Mac Mahon & Pugh(1970)
dan Omran (1974) Epi = pada atau tentang. demos = rakyat/penduduk logos = ilmu “ ilmu yang mempelajari tentang hal-halyang terjadi pada rakyat”Definisi “ Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia/masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Epidemiology be defined as the study of the distribution and
determinants of diseases and injuries in human population.
History of Epidemiology
HIPPOCRATES (400 BC): “On Airs, Waters, and Places” –Hypothesized that disease might be associated with the physical environment, including seasonal variation in illness.
JOHN GRAUNT (1662): “Nature and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality” – First to employ quantitative methods in describing population vital statistics.
JOHN SNOW (1850): Formulated natural epidemiological experiment to test the hypothesis that cholera was transmitted by contaminated water.
History of Epidemiology (cont.)
DOLL & HILL (1950): Used a case-control design to describe and test the association between smoking and lung cancer.
FRANCES at al. (1950): Huge formal field trial of the Poliomyelitis vaccine in school children.
DAWBER et al. (1955): Used the cohort design to study risk factors for cardiovascular disease in the Framingham Heart Study.
Pengertian Pokok Epidemiologi1. Frekuensi masalah Kesehatan-> banyaknya masalah
kesehatan( kesakitan, kecelakaan dll) pada sekelompok manusia.
2. Penyebaran masalah kesehatan. pengelompokkan masalah kesehatn menurut keadaan
tertentu, Person(manusia) ; Place(tempat) dan Time(waktu).3. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi : - Faktor penyebab suatu maslah kesehatan, baik yang
menerangkan frekuensi, penyebarannya maupun penyebab timbulnya masalah kesehatan.
Ruang lingkup epidemiologi1. Subjek dan objek epidemiologi : * masalah kesehatan ( p.menular,p.tdk menular,
kecelakaan, bencana alam dsb).2. Masalah kesehatan yang ditemukan pada
sekelompok manusia.( bedakan dengan ilmu kedokteran klinik?).
3. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan tesebut ->Metode Lit epid-> penyebab msl dan timbulnya masalah kesehatan.
Peranan dan Manfaat epidemiologi
1. Membantu pekerjaan Administrasi Kesehatan ->Planning, Organizing,Actuating, Controlling masalah Kesehatan
2. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan -> langkah penanggulangan( preventif dan kuratif).
3. Dapat menerangkan perkembangan alamaiah suatu penyakit -> guna menghentikan perjalanan penyakit supaya dapat dicegah efek berkelanjutan.
4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan menurut PPT. a. Epidemi -> msl kesehatan(penyakit) pada daerah ttt, waktu singkat
frekuensi meningkat. b. Pandemi -> epidemi + penyebarannya meluas. c. Endemi -> keadaan dimana masalah kesehatan frekuensinya pada
suatu wilayah ttt menetap dlm waktu lama. d. sporadik : Masalah kesehatan pada wil ttt -> frekuensi berubah-ubah
menurut perubahan waktu. e. Wabah : kejadian berjangkitnya suatu penyakit dalam masyarakat
dengan jumlah penderita meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu, serta dapat menimbulkan malapetaka.
KONSEP PENYAKIT• Penyakit adalah suatu manifestasi dari timbulnya gangguan
dan atau kelainan pada diri seseorang yang sehat.• Timbulnya gangguan/kelainan dikemukakan oleh Gordon dan
Le Richt(1950) yang menitikberatkan dari sudut ekologi.timbulnya penyakit dipengaruhi 3 faktor:
- Pejamu(host): diri manusia yang mempengaruhi- Agent(bibit penyakit) : substansi atau elemen kehadirannya
atau ketidakhadirannya dapat menyebabkan atau menggerakkan timbulnya penyakit.
- Environment(lingkungan) adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perekambanagn suatu organisme.
Hubungan Host Agent Environment( The Epidemiologi Triangle)
• Sehat • Sakit, bila• Agent meningkat
• Daya tahan tubuh• menurun
• Lingkungan berubah
H A
E
H
E
A
HE
A
HE
A
Konsep penyakit(jaring-jaring sebab-akibat)
• TIMBULNYA PENYAKIT DICEGAH DNG MEMTONG MATA RANTAI
PENYAKIT X
FAKTOR 1
FAKTOR 2
FAKTOR 7
FAKTOR 6
FAKTOR 5
FAKTOR 4
FAKTOR 3
FAKTOR 12
FAKTOR 11
FAKTOR 10
FAKTOR 9
FAKTOR B
PENYAKIT TDK BERGANTUNG PADA SATU SEBAB BERDIRI SENDIRIMELAINKAN SEBAGAI AKIBAT DARI SERANGKAIAN SEBAB-AKIBAT
JARING-JARING PENYEBAB
Dikemukakan oleh MacMahon (1960)
Intinya efek tidak pernah bergantung hanya pada satu penyebab, tetapi berkembang men- jadi sebuah rantai penyebab dimana masing- masing merupakan hasil dari kompleks agen terdahulu.
Konsekuensi keseragaman pada rantai penye- bab mungkin mengganggu produktivitas pe- nyakit oleh potongan rantai pada angka yang berbeda.
RODA( WHEEL)
• HUB MNS-LINGK TETAPI TDK MENEKANKAN AGENT
INTIGEN
INDUK SEMGHOST (MNS)
LING SOSIAL
LINGK FISIKLINGK BIOLOGIS
• Kedokteran hulu – kedokteran hilir• End of pipe• Paradigma sehat
MODEL LINGKARAN
Sebagai pendekatan lain untuk menggambarkan hubu- ngan dengan lingkungan. Lingkaran terdiri atas Inti/pusat ( host dan manusia) ge- netik disusun oleh inti. Lingkungan dikelilingi oleh manusia, secara skematis terbagi ke dalam tiga sektor : 1. Lingkungan biologi 2. Lingkungan sosial 3. Lingkungan fisik. Ukuran relatif pada komponen berbeda-beda dalam lingkaran bergantung masalah penyakit spesifik. Penyakit turunan inti genetik relatif lebih banyak Measles inti genetik relatif sedikit Sistem pertahanan ( Imunitas ) pada host dan sektor biologis dalam lingkungan memberi kontribusi yang
MODEL LINGKARAN
besar.
Model lingkaran dibutuhkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor etiologi penyakit, berupa memperhati- kan agen penyakit.
Model lingkaran menggambarkan pemisahan host dan lingkungan.
Aplikasi dari model lingkaran: 1. The irish potato famine 2. Keracunan timah
THE IRISH POTATO FAMINE
Hubungan antara beberapa faktor dapat dilihat pada waktu kelaparan kentang di Irish thn 1840.
Disebabkan oleh kekurangan sumber daya alam, pengangguran yang banyak, pertambahan penduduk yang cepat
Kegagalan panen diatasi dengan memasok makanan dari Amerika
Akibat terhadap kesehatan antara lain terjadinya penyakit kudis, wabah typus dan demam, penyakit kutu, disentry, busung lapar.
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKITThe Natural History of Disease
• Ada 5 tahapan Perkembangan Suatu Penyakit 1. Tahap Prepatogenesis (tahap sebelum sakit) Interaksi Host,
agent dan environment.2. Tahap inkubasi. Bibit penyakit masuk kedalam tubuh kemudian timbul gejala
penyakit(masa inkubasi penyakit tidak sama) Bila daya tahan tubuh kuat perkembangan penyakit lambat sampai timbulnya penyakit.
3. Tahap Penyakit Dini. Dihitung mulai munculnya gejala penyakit sampai orang telah
jatuh sakit_> ringan berobat jalan.
4. Tahap Penyakit Lanjut Penderita tidak dapat melakukan pekerjaan
apapun-> perlu perawatn lebih baik di rumah sakit, tergantung macam penyakit.
5. Tahap akhir Penyakit a. Sembuh sempurna.>> fungsi dan bentuk tubuh
kembali pada seb.sakit. b. Sembuh cacat. c. carier d. Khronis e. Meninggal
Clinical Clinical DiseaseDisease
deathdeath
kronikkronik
Clinical Clinical horizonhorizon
In apparent In apparent or or subclinicalsubclinical
In apparent In apparent conditioncondition
karierkarier
cacatcacat
sembuhsembuh
Stage of Stage of DiseaseDisease
SubceptibilitSubceptibilityy
Pre Pre SymptomatiSymptomaticc
Clinical DiseaseClinical Disease DisabilityDisability
Or Or RecoveryRecovery
Tissue Tissue changeschanges
Pre Pre PatogenesisPatogenesis
PathPath ogenesisogenesis ResolutioResolution or n or SqueleSquele
Level of Level of Prev.Prev.
PrimaryPrimary scondaryscondary TertiaryTertiary
Mode of Mode of InterventionIntervention
Health Health PromotionPromotion
Specific Specific ProtectionProtection
DetectionDetection
Early Early diagnosisisdiagnosisis
Prompt Prompt TreatmentTreatment
Treatment andTreatment and
RehabilitationRehabilitation
Limitation of Limitation of DisabilityDisability
Natural history of disease
Stage ofsusceptibility
Stage of subclinical
disease
Stage of clinical disease
Stage of recovery,
disability or death
PRIMARY PRIMARY PREVENTIONPREVENTION SECONDARY SECONDARY
PREVENTIONPREVENTION TERTIARY TERTIARY PREVENTIONPREVENTION
Exposure
Pathologicchanges
Onset of symptoms
Usual time of diagnosis
PENCEGAHAN PENYAKIT• Tindakan lebih dahulu sebelum kejadian yang didasarkan
pada keterangan bersumber hasil analisis epidemiologi.a. Tingkat pencegahan: 1. Primary Prevention -> target orang sehat. - Health promotion - Specific protection 2. Secondary Prevention-> baru terkena penyakit. - Early diagnosis & Prompt Treatment. 3. Tertiary Prevention _> penderita penyakit ttt - Disability limitation & rehabilitation.
Program Pencegahan1. Pada Tingkat I a. Mengurangi penyebab peranan - desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi - karantina, - mengurangi sumber allergen/ toksin /fisika . - mengurangi/menghindari setiap perilaku yang memperbesar risk. b. Mengatasi/memodifikasi lingkungan - perbaikan fisik: air minum, sanitasi lingkungan - perbaikan biologis: PSN, pembrantasan vector penyk - perbaikan sosial : kpdtn rumah, hub sosial. c. Meningkatkan daya tahan host - perbaikan gizi, imunisasi; ketahanan fisik OR, psikologis.
• Pada Tingkat II -> penderita/terancam akan menderita agar penyakit tdk meluas/menghentikan
proses penyakit lebih lanjut : a. Pemberian chemoprophylaxis : Prepathogenesis. b. Pencarian penderita secara dini dan aktif. * pemeriksaan berkala. * screening(pencarian pndrt scr umum unt penyakit ttt) * pengobatan/perawatan pasien ttt.
• Pada Tingkat III -> mencegah cacat, kematian penyebab ttt dan rehabilitasi
* pengobatan perawatan penderita kencing manis, tek.darah tinggi, saraf dlll. * rehabilitasi fisik/medis * rehabilitasi mental/psycho * rehabilitasi sosial
The natural history of disease
STAGE 1: Susceptibility
DESCRIPTION: Risk factors which assist the development of
disease exist, but disease has not developed
EXAMPLE: Smoking
The natural history of disease (cont’d)
STAGE 2: Presymptomatic disease
DESCRIPTION: Changes have occurred to lead toward illness but disease is not yet
clinically detectable
EXAMPLE: Alveoli deteriorate
The natural history of disease (cont’d)
STAGE 3: Clinical Disease
DESCRIPTION: Detectable signs and/or symptoms of disease exist
EXAMPLE: Emphysema detected by pulmonary function test
The natural history of disease (cont’d)
STAGE 4: Disability
DESCRIPTION: Disease has progressed to the point of causing a
residual effect
EXAMPLE: Person has difficulty breathing
LEVELS OF PREVENTION
LEVEL: Primary
DESCRIPTION: Promote general health
and avoid risk factors for
disease --- Utilize protective measures to prevent
susceptibility and presymptomatic disease
EXAMPLE: Stop smoking or choose not to start; avoid areas
where people are smoking
LEVELS OF PREVENTION (cont’d)
LEVEL: Secondary
DESCRIPTION: Early detection and timely treatment
EXAMPLE: Routine pulmonary function tests for those at risk; medicine to help
patients breath more easily; smoking cessation
programs if patient smokes
LEVELS OF PREVENTION (cont’d)
LEVEL: Tertiary
DESCRIPTION: Rehabilitation and prevention of further
disease or disability
EXAMPLE: Oxygen therapy; facilitating ambulation with technical devices
PREVENTION APPROACHES
Population-Based Approach:• Preventive measure widely applied to
an entire population (public health approach)
• Strive for small absolute change among many persons
• Must be relatively inexpensive and non-invasive
PREVENTION APPROACHES
High-Risk Approach:
• Target group of individual at high risk
• Strive for strong risk factor control
• Often times requires clinical action to identify the high risk group and to motivate risk factor control.
LEVELS OF PREVENTION (Review)
PRIMARY PREVENTIONPrevention of disease by
controlling risk factors (e.g.,
non-smoking promotion)
LEVELS OF PREVENTION (Review)
SECONDARY PREVENTION
Reduction in consequences of disease
by early diagnosis and treatment
(e.g., cervical cancer screening)
LEVELS OF PREVENTION (Review)
TERTIARY PREVENTION
Reduction in complications of disease
(e.g., MV crashes and ICU)
PENELITIAN EPIDEMIOLOGIJANGKAUAN DAN KEGIATAN EPIDEMIOLOGI
ADMINISTRASIYAN KES
LIT BANG
PROGRAMSCREENINGMASAL
PENANGGULANGANEPIDEMI
PENGAMATAN EPID
TRIAL OBATTRIAL PENCEGAHAN
ANALISAHSL LIT
STUDI DESKRIPTIP
STUDI ANALITIK
OBSERV
EKSPERIMEN
SUN HIPOTS& BUAT MOD
ORANGTEMPAT WAKTU
RETRO
PROSP
BNTG
MNS
DISAIN PENELITIAN
OBSERVASIONAL EKSPERIMEN
DESKRIPTIFLAPORAN KASUSSERI KASUSSTUDI CROSS SECTIONALTERMASUK SURVAIANALITIKSTUDI KASUS KONTROLSTUDI KOHORT
UJI KLINIKUJI LABORATORIUMUJI LAPANGAN : PENDIDIKAN PERILAKU MANIPULASI LINGKUNGAN
STUDI OBSERVASIONAL• TDK DILAKUKAN INTERVENSI PADA FAKTOR-FAKTOR YANG DITELITI• STUDI DESKRIPTP : BILA BELUM DIKETAHUI RIWAYAT ALAMIAH, KEJADIAN ATAU
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUATU MASALAH KESEHATAN.• TUJUAN : MEMPERKIRAKAN FREKUENSI SUATU MASALAH KESEHATAN ATAU
KECENDERUNGAN MENURUT WAKTU, MENENTUKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU MENURUT CIRI TERTENTU.
• HASIL KEGIATAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF HANYA MENJAWAB PERTANYAAN WHO, WHERE, WHEN TIMBULNYA MASALAH KESEHATAN TETAPI TDK MENJAWAB PERTANYAAN MENGAPA(WHY) TIMBULNYA MASALAH KESEHATAN
CONTOH : - Mengetahui data ttg frekuensi penderita TBC di daerah X? - Mengetahui penyebaran penyakit TBC menurut umur, jns kelamin di daerah X
DESKRIPTIF• VARIABEL EPID DESKRIPTIF1. ORANG(PERSON) : Umur, jenis kelamin, kelas sosial, jns pek, penghasilan, gol etnik, status
perkawinan, besarnya klg, struktur klg, paritas, dll. 2. TEMPAT(PLACE) Geografis, administratif.3. WAKTU (TIME)-> perubahan2 penyakit mnrt waktu -> perubahan
etiologis. - perubahan jangka pendek : jam,hr,mgg,bln. - perubahan scr siklis : perubahan berulang-ulang, hr, bln(musiman) tahunan, bbrp tahun - perubahan sekuler (sculer trends) : dalam periode yang panjang,
bertahun-tahun, berpuluh puluh tahun.
STUDI ANALITIK
• Bila cukup banyak diketahui mengenai suatu masalah kesehatan
• Hipotesis spesifik dapat diuji.• Tujuan : mengidentifikasi faktor resiko yang
mempengaruhi masalah kesehatan/penyakit, memperkirakan akibatnya terhadap masalah tersebut dan memberikan rekomendasi mengenai strategi intervensi yang mungkin dilakukan.
• Hasil : asosiasi/hub.sebab-akibat >tegas & nyata.• Kekurangan : lebih mahal dan lebih rumit.
PENELITIAN SURVEI
• Survei hanya mencakup sampel dari populasi.(sensus : seluruh)
• Sering disebut sampel survei.• Unit analisis : individu atau agregatnya (>1)• Tujuan : - mengetahui karakteristik populasi• - menjelaskan kejadian yg terjadi di pop• - melakukan eksplorasi hal yg belum• jelas
DESAIN SURVEI
• Cross-sectional ( suatu waktu tertentu)• Longitudinal : data dikumpulkan pada
beberapa waktu berbeda, untuk melihat perubahan yang terjadi.
- studi kecenderungan( sampel mewakili populasi yang sama).
- studi kohort(populasi yang sama) - studi panel ( responden sama)
STUDI CROSS SECTIONAL
• = STUDI PREVALENSI• Pengamatan hanya sekali• Informasi faktor resiko dan “outcome” diperoleh dari
wawancara/catatan medik, diukur bersamaan dan biasanya telah terjadi.
• Sampel dipilih mewakili populasi• Dapat menilai hubungan asosiasi antara faktor resiko
dengan “outcome” pada saat bersamaan -> studi analitik,
H Kuntoro : Materi Konsep Metode Sampling IAIFI 9 Des 06
1. PENELITIAN BELAH LINTANG/PENEMPANG
• DISEBUT JUGA PREVALENCE STUDY ATAU CORRELATIONAL STUDY
• FAKTOR DAN PENYAKIT DIAMATI PADA WAKTU YANG BERSAMAAN
STUDI CROSS SECTIONAL
• KELEBIHAN :• Sampel dipilih secara random dari populasi• Tidak ada “ drop out”• Sekaligus dapat meneliti banyak variabel• Dasar bagi penelitian selanjutnya• Waktu pelaksanaan singkat, biaya relatif
murah.
STUDI CROSS SECTIONAL
• KEKURANGAN• Sulit membedakan variabel penyebab dengan
variabel akibat, karena tidak diketahui mana yang terjadi lebih dahulu.
• Lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit panjang.
• Perlu subyek penelitian banyak• Tidak bisa menggambarkan perjalanan penyakit• Tidak praktis untuk kasus yang jarang.
STUDI KASUS KONTROL
• Kasus = kelompok dng “outcome”/penyakit.• Kontrol = kelompok yang tidak dengan
“outcome”/penyakit tertentu.• Studi epidemiologik analitik observasional.• Tujuan : menerangkan hubungan antara penyakit
dan faktor resiko.• Kasus ditentukan dalam suatu periode waktu.• Paparan terhadap faktor resiko dimasa lalu diteliti
retrospektif.
STUDI KASUS KONTROL• Faktorbresiko dibandingkan untuk mencari perbedaan yang
bermakna• Kontrol dipilih dengan cara serasi(matching) atau tanpa
matching.• Kelebihan : * Untuk meneliti kasus yang jarang atau masa latennya
panjang. * Hasil dapat diperoleh dengan cepat. * Biaya relatif lebih sedikit. * Subyek penelitian lebih sedikit. * Memungkinkan identifikasi berbagai faktor resiko sekaligus.
STUDI KASUS KONTROL
• KEKURANGAN• Data berdasarkan daya ingat atau catatan
medik.• Validasi informasi sulit diperoleh• Tidak dapat memberikan Incidens rate• Karena kasus dan kontrol dipilih peneliti, sulit
untuk menentukan kedua kelompok tsb sebanding dalam faktor eksternal dan sumber bias yang lain.
SKEMA STUDI KASUS KONTROL
APAKAH ADA FAKTOR RISIKO
PENELITIAN MULAI DISINI
KASUS (SUBYEK DNGPENYAKIT X)
KONTROL(SUBYEK TANPA
PENYAKIT X)
RETROSPEKTIF
A
B
A
B
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN
KEUNTUNGANKEUNTUNGAN KELEMAHANKELEMAHAN1.1. Tidak membutuhkan Tidak membutuhkan
waktu, biaya dan waktu, biaya dan tenaga yang besar.tenaga yang besar.
2.2. Tidak ditemukan Tidak ditemukan kemungkinan Drop Out kemungkinan Drop Out pada responden.pada responden.
3.3. Dapat dilakukan Dapat dilakukan meskipun kasusnya meskipun kasusnya hanya sedikit.hanya sedikit.
1.1. Karena mengumpulkan Karena mengumpulkan data masa lampau, data masa lampau, maka ada kemungkinan maka ada kemungkinan datanya tidak lengkap.datanya tidak lengkap.
2.2. Karena peristiwa telah Karena peristiwa telah terjadi, ada terjadi, ada kemungkinan cara kemungkinan cara pencatatan tidak sama, pencatatan tidak sama, sehingga sulit dalam sehingga sulit dalam menganalisaya.menganalisaya.
3.3. Hasil yang diperoleh Hasil yang diperoleh kurang dapat dipercaya kurang dapat dipercaya dan karena itu sering dan karena itu sering dilanjutkan dengan dilanjutkan dengan Penelitian Kohort atau Penelitian Kohort atau Eksperimen.Eksperimen.
TEKNIK1. Menetapkan Kelompok – kelompok yang Akan
Diteliti.
2. Menetapkan Besarnya Sample
3. Mengobservasi dan Mencatat Segala Keterangan yang Diperoleh.
4. Melakukan Interpretasi Data yang Diperoleh.
• adl Kelompok yg Menderita Peyakit (KASUS) & Kelompok yg Tidak Menderita Penyakit (KONTROL).
• Pemilihan Kelompok KASUS :Ditentkan oleh Tujuan Penelitian yang akan dilakukan.
• Pemilihan Kelompok KONTROL :Pemilihan kelompok control harus mempunyai sifat – sifat yang sama (setara) kecuali dalam hal Penyakit yang sedang diteliti.
Kelompok Kontrol yang dapat dipakai sangat beraneka macam, misalnya :– Pengunjung lain yang datang berobat ke suatu Rumah Sakit,– Tetangga dari orang – orang yang masuk dalam kelompok Kasus,– Keluarga lainnya dari penderita yang sedang diteliti.
ANALISA DATA
Perhitungan ODD Ratio (OR)
case controlExposure + a+b
Exposure – c+da+c b+d
aa bb
cc dd
ODD RATIO
a.dODD RATIO (OR) =
b.c
CONTOH SOAL1. Suatu penelitian kasus kontrol tentang hubungan antara rokok dan kanker paru-paru. Pada penelitian tersebut diambil 100 orang penderita kanker paru-paru yang dirawat di beberapa rumah sakit selama 1 tahun sebagai kelompok kasus, sedangkan untuk kelompok kontrol diambil 100 penderita penyakit lain. Hasil wawancara menunjukkan bahwa pada kelompok kasus terdapat 90 orang perokok, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 40 orang perokok. Hitunglah besarnya resiko merokok terhadap terjadinya kanker paru-paru!
• kaskas troltrol
rokokrokok 9090 4040
Tdk Tdk 1010 6060
• OR = 90 x60 = 13,5• 40 x10
Cont….
2. Dalam suatu penelitian yang menggunakan rancangan kasus-kontrol untuk menentukan hubungan antara infark miokard dengan rokok. Kelompok kasus terdiri dari 100 orang penderita infark miokard dan kelompok kontrol terdiri dari 200 orang bukan penderita miokard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 100 org penderita infark miokard terdapat 20 orang perokok dan diantara 200 orang bukan penderita infark miokard terdapat terdapat 14 orang perokok. Hitunglah besarnya resiko relatifnya!
Kasus Kasus myomyo
Bukan Bukan kasuskasus
mrkmrk 2020 1414 3434
Tdk mrkTdk mrk 8080 186186 266266
100100 200200 300300
• OR = 20 X 186• 14 X 80• or = 3,32
STUDI KOHORT
• Tujuan : mengkaji hubungan antara faktor resiko dengan “out come”/penyakit
• Minimal ada dua kelompok yang diteliti : Kel. terpajan dan kelompok tidak terpajan.
• Pengelompokan tidak dilakukan secara acak.• Kedua kelompok diikuti selama periode tertentu
untuk menentukan “out come”• Resiko terjadinya masalah pada kedua kelompok
akan dibandingkan untuk melihat ada/tidaknya perbedaan
STUDI KOHORT
• JENIS-JENIS STUDY KOHORT• Studi Kohort prospektif dengan kelompok
pembanding internal• Studi kohort prospektif dengan kelompok
pembanding eksternal• Studi kohort retrospektif
STUDI KOHORT• Kelebihan:• Disain terbaik untuk menentukan insidens dan perjalanan penyakit.• Menerangkan hubungan faktor risiko & outcome secara temporal dengan baik.• Pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progresif • Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari faktor resiko tertentu.• Pengamatan kontinu & longitudinal, kekuatan penelitian andal.
• KELEMAHAN :• Waktu lama, rumit, biaya mahal.• Kurang efisien untuk kasus yang jarang terjadi• Ancaman drop out atau perubahan intensitas pajanan tinggi.• Dapat menimbulkan masalah etik ( membiarkan subyek terkena panajan)
SKEMA DASAR PENELITIAN KOHORT PROSPEKTIF
PENELITIAN MULAIDISINI
APAKAH TERJADIEFEK?DIIKUTI PROSPEKTIF
SUBYEK TANPAFAKTOR RESIKO
TANPA EFEK
FAKTOR RESIKO(+)
FAKTOR RESIKO(-)
YA
TDK
YA
TDK
E+ : Terpapar Faktor Penelitian
E- : Tidak Terpapar Faktor Penelitian
D+ : Mengalami Penyakit ( Sakit )
D- : Tidak Mengalamai Penyakit ( Sehat )
Study Kohort
• Study Kohort juga sering disebut Study Follow-Up atau Study Insidensi.
• Study Kohort adalah Rancangan Study yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit
dengan cara membandingkan kelompok terpapar & kelompok tak terpapar.
• Kelompok2 Study dgn karakteristik tertentu yg sama (yg pd awalnya bebas penyakit) tetapi memiliki tingkat
paparan yg berbeda kmd dibandingkan INSIDENSI penyakit yg dialaminya selama periode waktu ttn.
CIRI – CIRI KOHORTCIRI – CIRI KOHORT
1. Pemilihan Subyek Penelitian berdasarkan Status Paparannya dan kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah Subyek dalam perkembangannya mengalami penyakit yang diteliti atau tidak.
2. Peneliti hanya mengamati dan mencatat Paparan dan Penyakit ; Dan Tidak dengan Sengaja Mengalokasikan Paparan (Memberi Intervensi).
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN STUDY
KOHORT
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN STUDY
KOHORTKEUNTUNGANKEUNTUNGAN KELEMAHANKELEMAHAN1.1. Dapat disusun criteria Dapat disusun criteria
responden seperti responden seperti yang diinginkan yang diinginkan peneliti.peneliti.
2.2. Dapat diobservasi Dapat diobservasi semua keterangan semua keterangan yang diinginkan tanpa yang diinginkan tanpa perlu khawatir akan perlu khawatir akan terjadinya Bias terjadinya Bias Selection.Selection.
3.3. Hasil yang diperoleh Hasil yang diperoleh lebih dapat dipercaya.lebih dapat dipercaya.
4.4. Tidak ada subyek yg Tidak ada subyek yg sengaja dirugikan sengaja dirugikan karena suatu tindakan karena suatu tindakan atau memberikan atau memberikan paparan yg merugikan paparan yg merugikan krn sifatnya krn sifatnya Observasional.Observasional.
1.1. Membutuhkan Waktu, Membutuhkan Waktu, Biaya dan Tenaga yang Biaya dan Tenaga yang besar.besar.
2.2. Kemungkinan Drop Out Kemungkinan Drop Out responden tinggi.responden tinggi.
3.3. Sulit dilakukan jika Sulit dilakukan jika jumlah kasus sangat jumlah kasus sangat sedikit.sedikit.
4.4. Apabila ada kemajuan Apabila ada kemajuan ilmu yang mengubah ilmu yang mengubah cara diagnosa, cara diagnosa, metoden ini metoden ini kemungkinan juga kemungkinan juga berubah.berubah.
TEKNIKTeknik penelitian KOHORT dapat dibedakan atas beberapa LANGKAH POKOK,
yaitu :
1. Menetapkan Kelompok – kelompok yang Akan Diteliti.
Kelompok tersebut dibedakan menjadi 2 yaitu : KELOMPOK TERPAPAR (terkena masalah ) dan KELOMPOK TIDAK TERPAPAR (tidak terkena masalah).
2. Menetapkan Besarnya Sample3. Mengobservasi dan Mencatat
Segala Keterangan yang Diperoleh.4. Melakukan Interpretasi Data yang
Diperoleh.
Menetapkan Besarnya Sample
N =
Q =Q = (100 – P) (100 – P)
{(1,96 2PQ + 0,842 P1Q1 + P2Q2 )}2
(P2 – P1)2
Keterangan :Keterangan :NN : : Jumlah Sample.Jumlah Sample.P1P1 : Jml. Orang yg SAKIT pada Kelompok Terpapar: Jml. Orang yg SAKIT pada Kelompok TerpaparQ1Q1 : Jml. Orang yg SEHAT pada Kelompok Terpapar: Jml. Orang yg SEHAT pada Kelompok TerpaparP2P2 : Jml. Orang yg SAKIT pada Kelompok Tidak : Jml. Orang yg SAKIT pada Kelompok Tidak
TerpaparTerpaparQ2Q2 : Jml. Orang yg SEHAT pada Kelompok Tidak : Jml. Orang yg SEHAT pada Kelompok Tidak
Terpapar.Terpapar.
P =P = (P1 + (P1 + P2)P2)22
CONTOHCONTOH
N =N =
N =N = 435435
(1,96 2PQ + 0,842 P1Q1 + P2Q2 )2
(P2 – P1)2
N =N ={ { (1,96 2 x 0,075 x 0,925 + 0,842 0,10 x( 0,9 + 0,05 x 0,95) }(1,96 2 x 0,075 x 0,925 + 0,842 0,10 x( 0,9 + 0,05 x 0,95) }22
(0,1 – 0,05)(0,1 – 0,05)22
Q =Q = (100 – P) (100 – P) Q =Q = (1– (1– 0,075) 0,075)
= 0,925= 0,925
P =P = (P1 + P2)(P1 + P2)
22= 0,075= 0,075
(0.10 + 0,05)(0.10 + 0,05) P =P =
22
Mengobservasi dan Mencatat segala keterangan yang diperoleh
MEROKOKMEROKOK
TOTALTOTALYAYA TIDAKTIDAK
KANKER PARUKANKER PARU
POSITIFPOSITIF aa bb a + ba + b
NEGATIFNEGATIF cc dd c + dc + d
JUMLAHJUMLAH a + ca + c b + db + d a + b + c a + b + c + d+ d
ANALISA DATA KOHORTPerhitungan Relative Risk (RR)
outcome+ outcome-
Exposure + a+b
Exposure – c+d
a+c b+d
aa bb
cc dd
RELATIVE RISK a/(a+b)
RISIKO RELATIF (RR)= c/(c+d)
Contoh Soal1. Penelitian tentang hubungan antara kehamilan di luar rahim dengan pemakaian IUD. Untuk penelitian ini diambil sebanyak 100 orang yang memakai IUD dan 100 orang bukan pemakai IUD sebagai kelompok kontrol. Dari hasil pengamatan selama 5 tahun menunjukkan bahwa dari 100 orang akseptor IUD terdapat insidens kehamilan di luar rahim sebanyak 15 orang dan pada kelompok kontrol sebanyak 7 orang. Hitunglah besarnya resiko relatifnya!
STUDI EKSPERIMEN • Peneliti secara acak menentukan alokasi
individu ke dalam kelompok studi berdasarkan paparan yang direncanakan.
• Responden secara acak ditempatkan pada salah satu kelompok dan kedua kelompok diikuti hingga paparan terlihat
• Skema
SUBYEKPENELITIAN
R
KELOMPOKPERLAKUAN
KELOMPOKKONTROL
EFEK?
EFEK?
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
• BATASAN : Keterangan tentang banyaknya suatu masalah kesehatan yang
ditemukan dalam kelompok manusia yang dinyatakan angka mutlak, rate, ratio dan proporsi.
Dalam melakukan pengukuran perlu diperhatikan : a. Mengupayakan agar masalah kesehatan yang akan diukur
hanyalah masalah yang dimaksudkan saja. b. Mengupayakan agar msl kesehatan yang akan diukur dapat
masuk dalam pengukuran. c. Pengujian hasil pengukuran dalam bentuk yang memberikan
keterangan optimal. Penilaian suatu program kesehatan diharapkan dapat
memberikan informnasi jelas,akurat dan mudah dimengerti
RATE, RATIO & PROPORSI
• RATE -> frekuensi kmk munculnya suatu kejadian pada sekelompok masyarakat.
• Perbandingan suatu peristiwa/event dibagi jumlah penduduk yang mungkin terkena peristiwa dimaksud(population at risk) dalam waktu sama (dalam %,%o)
JUMLAH SUATU PERISTIWAJUMMLAH PENDUDUK AT RISK
X 100 %, 1000 ‰RATE(r) =
• RATIO : Perbandingan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang tidak berhubungan.
• Ratio = x/y• Contoh : • Sex ratio = jumlah penduduk laki2• jumlah penduduk wanita• Proporsi laki(%) = Jumlah penduduk laki• jumlah penduduk laki2 &wanita• Proporsi mirip rate = a x 100 %• a +b
UKURAN MASALAH KESEHATAN• PENYAKIT : • A. Insidens rate• B. attack rate• C. Scondary attack rate.• D. Prevalens rate :• * period prevalens rate• * point prevalens rate• KEMATIAN :• A. Crude Death Rate• B. Infant Mortality Rate• C. Maternal Mortality Rate• D. Case Fatality Rate, dll
Insidens Rate• Insiden ialah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit
yang ditemukan pada suatu waktu ttt di suatu kelompok masyarakat.
• Incidence rate =
• Contoh :• Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tgl 1 Juli 2005 sebanyak
100.000 orang semua rentan terhadap penyakit Diare ditemukan laporan penderita baru sebagai berikut : bulan januari 50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang, September 10 orang dan Desember 90 orang
• ( 50+ 100+150+10 +90)• Incidence Rate = ------------------------------- X 1000 ‰ = 4 ‰• 100.000
Jumlah penderita baruJumlah penduduk at risk
X 100 %.
Attack Rate• Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama dalam %, permil.
• • Attack rate =
• Contoh• Dari 500 orang murid yang tercatat pada SD X ternyata 100 orang tiba-tiba
menderita muntaber setelah makan nasi bungkus di kantin sekolah.
• Attack rate =
• AR hanya dignkan pd kel.masy terbatas, periode terbts, mis KLB.
Jumlah penderita baru satu saatJumlah penduduk yg mungkinTerkena penyakit tsb pada saat itu X 100 %
100 500
X 1000‰ = 200 ‰
Secondary Attack Rate• Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada
serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi yang telah terkena pada serangan pertama dalam (%) atau ‰
• Secondary Attack rate :
• Contoh :• Jumlah Penduduk 1000 orang, dilaporkan sbb :• Bulan April 2005 terjangkit penyakit X sebanyak 150
penderita.Bulan Agustus 2005 terjadi serangan penyakit yang sama dengan penderita 250 orang
• Secondary Attack rate =
Juml Penderita baru pada serangan IIJumlah penduduk – pendd terkena Serangan I
X 100
250 1000- 150
X 1000 ‰ = 294.1 ‰
Prevalen• Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada jangka
waktu tertentu disekelompok masyarakat tertentu. • Ada dua Prevalen:• A. Period Prevalence Period Prevalens =
Contoh :Pada suatu daerah penduduk pada 1 juli 2005 100.000 orang, dilaporkan keadaan
penyakit A sbb: Januari 50 kasus lama dan 100 kasus baru. Maret 75 kasus lama dan 75 kasus baru, Juli 25 kasus lama dan 75 kasus baru; Sept 50 kasus lama dan 50 kasus baru dan Des. 200 kasus lama dan 200 kasus baru.
Period Prevalens rate :
Jum Penderita lamaDan baru ( t0-t1)Jum.Pendd tengah Tahun t0-t1
X 100 %
(50+100) +(75+75)+(25+75)+(50+50)+(200+200) 100.000
X 1000 ‰ = 9 ‰
• Point Prevalence Rate:-> Prevalence Rate saja.• Jumlah penderita lama dan baru pada satu saat,
dibagi dengan jumlah penduduk saat itu dalam persen/permil.
• Point Prevalens Rate=• • Contoh Satu sekolah dengan murid 100 orang,
kemarin 5 orang menderita penyakit campak, dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit campak
• Point Prevalence rate = 10/100 x 1000 ‰= 100 ‰
Juml Penderita lama danBaru pada satu saatJuml penduduk saat itu
X 100%
CONTOH : Pada suatu wilayah X ditemukan pola perjalanan penyakit Y untuk bulan Januari-sampai Juni sebagai berikut :
JanJan FebFeb MarMar AprApr MeiMei JunJun
A--------------------------------------------------------------B----------------------------
C---------D----------------------------
E------------------------------------------------------------F-----------------------------------
G---------------------------------------------------------
H --------------------------------------------------------------------------------------------
I-----
Berapakah angka insiden dan Prevalens Penyakit Y tersebut untuk periode Februari sampai Mei ?Insidens kasus baru untk Februari – Mei = A+D+E+F+G=5Prevalens kasus lama + baru (Feb-Mei) = A+B+D+E+F+G+H=7
CONTOH Kasus Episode mononuklosis infeksiosaAda
Nov 2000 Jan 2001 juli 2001 Des 2001
20
15
10
5
A----------------------A1B----------------------B1
C--------------C1D------------D1
E-----------------E1
F-------------------------F1G------------G1
H----------H1
I----------------------I1 J------------J1
K-------------------K1
L----------------------------------L1
M----------------M1
HITUNGIR TH 2001?PR TH 20001PREV RATEJULI 2001
Hub.antara Prevalence dan Incidence
• Hubungan antara Prevalence(P) dan Incidence(I) adalah P ~ I x D yang berarti bahwa prevalence berubah menurut incidence dan lamanya sakit D(duration)
• Apabila incidence dan lamanya sakit stabil selama waktu yang panjang formula ini dituliskan :
• P= I x D.• Jadi apabila prevalence dan lamanya sakit diketahui maka
dapatlah dihitung incidence.• Syarat :• 1. Nilai Incidence dalam waktu lama konstans• 2. Lama berlangsungnya suatu penyakit stabil.•
Angka Kematian• Crude Death Rate: Jum kematian • Jum Pendd• Caused Specific Death Rate:•
• Contoh : Dikota X jumlah penduduk 200.000 jiwa, terjadi kematian 1500 orang selama th 1985, diantaranya ada 25 org keracunan pestisida ? Hitung CDR dan CSDR pestisida?
• CDR = 1500/200.000 = 7.5‰• CSDR= pestisida= 25/200.000 = 12.5 /100.000 pdd
X K
Jum Seluruh Kematian krn Penyakit XJum Pendd yg punya risk Penyakit X X K
• Infant Mortality Rate :• • Case Fatality Rate(CFR):
Jumlah kematian bayi(0-12 bln)Jumlah kelahiran hidup
X 1000‰
Jumlah kematian karena penyakit XJumlah seluruh penderita penyakit X
X 1000‰
Contoh :Didaerah X dlm 1 tahun terdapat kasus penyakit Radang Paru500 orang yang meninggal 300 orang? CFR?CFR = 300/500 x 100 %= 60 %Angka ini menunjukkan keganasan penyakit.Contoh kasus Flu burung positif 65 org, yg meninggal 54 orgHitung CFR flu burung ?
Tugas makalah tentang
• Penyakit malaria• Penyakit TB paru• Dan epidemiologi penyakit malaria.• Epidemiologi penyakit TB paru.• Kelompok 5 /6, orang.• Internasional, Indonesia, Kalsel• Presentasi per kelompok.
Kelompok kelas II c
• Kel 1• Juariah• Tri okta• Rubiaati• M.sandi nugraha • Kel 2
Pembagian kel 2a
• Kel 1