PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

97
PENGANTAR EPIDEMIOLOGI

Transcript of PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Page 1: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

PENGANTAR EPIDEMIOLOGI

Page 2: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

EPIDEMIOLOGI1. Batasan ( menurut Frost(1927), Paul(1938); Mac Mahon & Pugh(1970)

dan Omran (1974) Epi = pada atau tentang. demos = rakyat/penduduk logos = ilmu “ ilmu yang mempelajari tentang hal-halyang terjadi pada rakyat”Definisi “ Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah

kesehatan pada sekelompok manusia/masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Epidemiology be defined as the study of the distribution and

determinants of diseases and injuries in human population.

Page 3: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

History of Epidemiology

HIPPOCRATES (400 BC): “On Airs, Waters, and Places” –Hypothesized that disease might be associated with the physical environment, including seasonal variation in illness.

JOHN GRAUNT (1662): “Nature and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality” – First to employ quantitative methods in describing population vital statistics.

JOHN SNOW (1850): Formulated natural epidemiological experiment to test the hypothesis that cholera was transmitted by contaminated water.

Page 4: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

History of Epidemiology (cont.)

DOLL & HILL (1950): Used a case-control design to describe and test the association between smoking and lung cancer.

FRANCES at al. (1950): Huge formal field trial of the Poliomyelitis vaccine in school children.

DAWBER et al. (1955): Used the cohort design to study risk factors for cardiovascular disease in the Framingham Heart Study.

Page 5: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Pengertian Pokok Epidemiologi1. Frekuensi masalah Kesehatan-> banyaknya masalah

kesehatan( kesakitan, kecelakaan dll) pada sekelompok manusia.

2. Penyebaran masalah kesehatan. pengelompokkan masalah kesehatn menurut keadaan

tertentu, Person(manusia) ; Place(tempat) dan Time(waktu).3. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi : - Faktor penyebab suatu maslah kesehatan, baik yang

menerangkan frekuensi, penyebarannya maupun penyebab timbulnya masalah kesehatan.

Page 6: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Ruang lingkup epidemiologi1. Subjek dan objek epidemiologi : * masalah kesehatan ( p.menular,p.tdk menular,

kecelakaan, bencana alam dsb).2. Masalah kesehatan yang ditemukan pada

sekelompok manusia.( bedakan dengan ilmu kedokteran klinik?).

3. Dalam merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan dimanfaatkan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan tesebut ->Metode Lit epid-> penyebab msl dan timbulnya masalah kesehatan.

Page 7: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Peranan dan Manfaat epidemiologi

1. Membantu pekerjaan Administrasi Kesehatan ->Planning, Organizing,Actuating, Controlling masalah Kesehatan

2. Dapat menerangkan penyebab suatu masalah kesehatan -> langkah penanggulangan( preventif dan kuratif).

3. Dapat menerangkan perkembangan alamaiah suatu penyakit -> guna menghentikan perjalanan penyakit supaya dapat dicegah efek berkelanjutan.

Page 8: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

4. Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan menurut PPT. a. Epidemi -> msl kesehatan(penyakit) pada daerah ttt, waktu singkat

frekuensi meningkat. b. Pandemi -> epidemi + penyebarannya meluas. c. Endemi -> keadaan dimana masalah kesehatan frekuensinya pada

suatu wilayah ttt menetap dlm waktu lama. d. sporadik : Masalah kesehatan pada wil ttt -> frekuensi berubah-ubah

menurut perubahan waktu. e. Wabah : kejadian berjangkitnya suatu penyakit dalam masyarakat

dengan jumlah penderita meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu, serta dapat menimbulkan malapetaka.

Page 9: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

KONSEP PENYAKIT• Penyakit adalah suatu manifestasi dari timbulnya gangguan

dan atau kelainan pada diri seseorang yang sehat.• Timbulnya gangguan/kelainan dikemukakan oleh Gordon dan

Le Richt(1950) yang menitikberatkan dari sudut ekologi.timbulnya penyakit dipengaruhi 3 faktor:

- Pejamu(host): diri manusia yang mempengaruhi- Agent(bibit penyakit) : substansi atau elemen kehadirannya

atau ketidakhadirannya dapat menyebabkan atau menggerakkan timbulnya penyakit.

- Environment(lingkungan) adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perekambanagn suatu organisme.

Page 10: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Hubungan Host Agent Environment( The Epidemiologi Triangle)

• Sehat • Sakit, bila• Agent meningkat

• Daya tahan tubuh• menurun

• Lingkungan berubah

H A

E

H

E

A

HE

A

HE

A

Page 11: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Konsep penyakit(jaring-jaring sebab-akibat)

• TIMBULNYA PENYAKIT DICEGAH DNG MEMTONG MATA RANTAI

PENYAKIT X

FAKTOR 1

FAKTOR 2

FAKTOR 7

FAKTOR 6

FAKTOR 5

FAKTOR 4

FAKTOR 3

FAKTOR 12

FAKTOR 11

FAKTOR 10

FAKTOR 9

FAKTOR B

PENYAKIT TDK BERGANTUNG PADA SATU SEBAB BERDIRI SENDIRIMELAINKAN SEBAGAI AKIBAT DARI SERANGKAIAN SEBAB-AKIBAT

Page 12: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

JARING-JARING PENYEBAB

Dikemukakan oleh MacMahon (1960)

Intinya efek tidak pernah bergantung hanya pada satu penyebab, tetapi berkembang men- jadi sebuah rantai penyebab dimana masing- masing merupakan hasil dari kompleks agen terdahulu.

Konsekuensi keseragaman pada rantai penye- bab mungkin mengganggu produktivitas pe- nyakit oleh potongan rantai pada angka yang berbeda.

Page 13: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

RODA( WHEEL)

• HUB MNS-LINGK TETAPI TDK MENEKANKAN AGENT

INTIGEN

INDUK SEMGHOST (MNS)

LING SOSIAL

LINGK FISIKLINGK BIOLOGIS

Page 14: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

• Kedokteran hulu – kedokteran hilir• End of pipe• Paradigma sehat

Page 15: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

MODEL LINGKARAN

Sebagai pendekatan lain untuk menggambarkan hubu- ngan dengan lingkungan. Lingkaran terdiri atas Inti/pusat ( host dan manusia) ge- netik disusun oleh inti. Lingkungan dikelilingi oleh manusia, secara skematis terbagi ke dalam tiga sektor : 1. Lingkungan biologi 2. Lingkungan sosial 3. Lingkungan fisik. Ukuran relatif pada komponen berbeda-beda dalam lingkaran bergantung masalah penyakit spesifik. Penyakit turunan inti genetik relatif lebih banyak Measles inti genetik relatif sedikit Sistem pertahanan ( Imunitas ) pada host dan sektor biologis dalam lingkungan memberi kontribusi yang

Page 16: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

MODEL LINGKARAN

besar.

Model lingkaran dibutuhkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor etiologi penyakit, berupa memperhati- kan agen penyakit.

Model lingkaran menggambarkan pemisahan host dan lingkungan.

Aplikasi dari model lingkaran: 1. The irish potato famine 2. Keracunan timah

Page 17: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

THE IRISH POTATO FAMINE

Hubungan antara beberapa faktor dapat dilihat pada waktu kelaparan kentang di Irish thn 1840.

Disebabkan oleh kekurangan sumber daya alam, pengangguran yang banyak, pertambahan penduduk yang cepat

Kegagalan panen diatasi dengan memasok makanan dari Amerika

Akibat terhadap kesehatan antara lain terjadinya penyakit kudis, wabah typus dan demam, penyakit kutu, disentry, busung lapar.

Page 18: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

RIWAYAT ALAMIAH PENYAKITThe Natural History of Disease

• Ada 5 tahapan Perkembangan Suatu Penyakit 1. Tahap Prepatogenesis (tahap sebelum sakit) Interaksi Host,

agent dan environment.2. Tahap inkubasi. Bibit penyakit masuk kedalam tubuh kemudian timbul gejala

penyakit(masa inkubasi penyakit tidak sama) Bila daya tahan tubuh kuat perkembangan penyakit lambat sampai timbulnya penyakit.

3. Tahap Penyakit Dini. Dihitung mulai munculnya gejala penyakit sampai orang telah

jatuh sakit_> ringan berobat jalan.

Page 19: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

4. Tahap Penyakit Lanjut Penderita tidak dapat melakukan pekerjaan

apapun-> perlu perawatn lebih baik di rumah sakit, tergantung macam penyakit.

5. Tahap akhir Penyakit a. Sembuh sempurna.>> fungsi dan bentuk tubuh

kembali pada seb.sakit. b. Sembuh cacat. c. carier d. Khronis e. Meninggal

Page 20: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Clinical Clinical DiseaseDisease

deathdeath

kronikkronik

Clinical Clinical horizonhorizon

In apparent In apparent or or subclinicalsubclinical

In apparent In apparent conditioncondition

karierkarier

cacatcacat

sembuhsembuh

Stage of Stage of DiseaseDisease

SubceptibilitSubceptibilityy

Pre Pre SymptomatiSymptomaticc

Clinical DiseaseClinical Disease DisabilityDisability

Or Or RecoveryRecovery

Tissue Tissue changeschanges

Pre Pre PatogenesisPatogenesis

PathPath ogenesisogenesis ResolutioResolution or n or SqueleSquele

Level of Level of Prev.Prev.

PrimaryPrimary scondaryscondary TertiaryTertiary

Mode of Mode of InterventionIntervention

Health Health PromotionPromotion

Specific Specific ProtectionProtection

DetectionDetection

Early Early diagnosisisdiagnosisis

Prompt Prompt TreatmentTreatment

Treatment andTreatment and

RehabilitationRehabilitation

Limitation of Limitation of DisabilityDisability

Page 21: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Natural history of disease

Stage ofsusceptibility

Stage of subclinical

disease

Stage of clinical disease

Stage of recovery,

disability or death

PRIMARY PRIMARY PREVENTIONPREVENTION SECONDARY SECONDARY

PREVENTIONPREVENTION TERTIARY TERTIARY PREVENTIONPREVENTION

Exposure

Pathologicchanges

Onset of symptoms

Usual time of diagnosis

Page 22: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

PENCEGAHAN PENYAKIT• Tindakan lebih dahulu sebelum kejadian yang didasarkan

pada keterangan bersumber hasil analisis epidemiologi.a. Tingkat pencegahan: 1. Primary Prevention -> target orang sehat. - Health promotion - Specific protection 2. Secondary Prevention-> baru terkena penyakit. - Early diagnosis & Prompt Treatment. 3. Tertiary Prevention _> penderita penyakit ttt - Disability limitation & rehabilitation.

Page 23: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Program Pencegahan1. Pada Tingkat I a. Mengurangi penyebab peranan - desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi - karantina, - mengurangi sumber allergen/ toksin /fisika . - mengurangi/menghindari setiap perilaku yang memperbesar risk. b. Mengatasi/memodifikasi lingkungan - perbaikan fisik: air minum, sanitasi lingkungan - perbaikan biologis: PSN, pembrantasan vector penyk - perbaikan sosial : kpdtn rumah, hub sosial. c. Meningkatkan daya tahan host - perbaikan gizi, imunisasi; ketahanan fisik OR, psikologis.

Page 24: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

• Pada Tingkat II -> penderita/terancam akan menderita agar penyakit tdk meluas/menghentikan

proses penyakit lebih lanjut : a. Pemberian chemoprophylaxis : Prepathogenesis. b. Pencarian penderita secara dini dan aktif. * pemeriksaan berkala. * screening(pencarian pndrt scr umum unt penyakit ttt) * pengobatan/perawatan pasien ttt.

Page 25: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

• Pada Tingkat III -> mencegah cacat, kematian penyebab ttt dan rehabilitasi

* pengobatan perawatan penderita kencing manis, tek.darah tinggi, saraf dlll. * rehabilitasi fisik/medis * rehabilitasi mental/psycho * rehabilitasi sosial

Page 26: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

The natural history of disease

STAGE 1: Susceptibility

DESCRIPTION: Risk factors which assist the development of

disease exist, but disease has not developed

EXAMPLE: Smoking

Page 27: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

The natural history of disease (cont’d)

STAGE 2: Presymptomatic disease

DESCRIPTION: Changes have occurred to lead toward illness but disease is not yet

clinically detectable

EXAMPLE: Alveoli deteriorate

Page 28: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

The natural history of disease (cont’d)

STAGE 3: Clinical Disease

DESCRIPTION: Detectable signs and/or symptoms of disease exist

EXAMPLE: Emphysema detected by pulmonary function test

Page 29: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

The natural history of disease (cont’d)

STAGE 4: Disability

DESCRIPTION: Disease has progressed to the point of causing a

residual effect

EXAMPLE: Person has difficulty breathing

Page 30: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

LEVELS OF PREVENTION

LEVEL: Primary

DESCRIPTION: Promote general health

and avoid risk factors for

disease --- Utilize protective measures to prevent

susceptibility and presymptomatic disease

EXAMPLE: Stop smoking or choose not to start; avoid areas

where people are smoking

Page 31: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

LEVELS OF PREVENTION (cont’d)

LEVEL: Secondary

DESCRIPTION: Early detection and timely treatment

EXAMPLE: Routine pulmonary function tests for those at risk; medicine to help

patients breath more easily; smoking cessation

programs if patient smokes

Page 32: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

LEVELS OF PREVENTION (cont’d)

LEVEL: Tertiary

DESCRIPTION: Rehabilitation and prevention of further

disease or disability

EXAMPLE: Oxygen therapy; facilitating ambulation with technical devices

Page 33: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

PREVENTION APPROACHES

Population-Based Approach:• Preventive measure widely applied to

an entire population (public health approach)

• Strive for small absolute change among many persons

• Must be relatively inexpensive and non-invasive

Page 34: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

PREVENTION APPROACHES

High-Risk Approach:

• Target group of individual at high risk

• Strive for strong risk factor control

• Often times requires clinical action to identify the high risk group and to motivate risk factor control.

Page 35: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

LEVELS OF PREVENTION (Review)

PRIMARY PREVENTIONPrevention of disease by

controlling risk factors (e.g.,

non-smoking promotion)

Page 36: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

LEVELS OF PREVENTION (Review)

SECONDARY PREVENTION

Reduction in consequences of disease

by early diagnosis and treatment

(e.g., cervical cancer screening)

Page 37: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

LEVELS OF PREVENTION (Review)

TERTIARY PREVENTION

Reduction in complications of disease

(e.g., MV crashes and ICU)

Page 38: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

PENELITIAN EPIDEMIOLOGIJANGKAUAN DAN KEGIATAN EPIDEMIOLOGI

ADMINISTRASIYAN KES

LIT BANG

PROGRAMSCREENINGMASAL

PENANGGULANGANEPIDEMI

PENGAMATAN EPID

TRIAL OBATTRIAL PENCEGAHAN

ANALISAHSL LIT

STUDI DESKRIPTIP

STUDI ANALITIK

OBSERV

EKSPERIMEN

SUN HIPOTS& BUAT MOD

ORANGTEMPAT WAKTU

RETRO

PROSP

BNTG

MNS

Page 39: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

DISAIN PENELITIAN

OBSERVASIONAL EKSPERIMEN

DESKRIPTIFLAPORAN KASUSSERI KASUSSTUDI CROSS SECTIONALTERMASUK SURVAIANALITIKSTUDI KASUS KONTROLSTUDI KOHORT

UJI KLINIKUJI LABORATORIUMUJI LAPANGAN : PENDIDIKAN PERILAKU MANIPULASI LINGKUNGAN

Page 40: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI OBSERVASIONAL• TDK DILAKUKAN INTERVENSI PADA FAKTOR-FAKTOR YANG DITELITI• STUDI DESKRIPTP : BILA BELUM DIKETAHUI RIWAYAT ALAMIAH, KEJADIAN ATAU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUATU MASALAH KESEHATAN.• TUJUAN : MEMPERKIRAKAN FREKUENSI SUATU MASALAH KESEHATAN ATAU

KECENDERUNGAN MENURUT WAKTU, MENENTUKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU MENURUT CIRI TERTENTU.

• HASIL KEGIATAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF HANYA MENJAWAB PERTANYAAN WHO, WHERE, WHEN TIMBULNYA MASALAH KESEHATAN TETAPI TDK MENJAWAB PERTANYAAN MENGAPA(WHY) TIMBULNYA MASALAH KESEHATAN

CONTOH : - Mengetahui data ttg frekuensi penderita TBC di daerah X? - Mengetahui penyebaran penyakit TBC menurut umur, jns kelamin di daerah X

Page 41: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

DESKRIPTIF• VARIABEL EPID DESKRIPTIF1. ORANG(PERSON) : Umur, jenis kelamin, kelas sosial, jns pek, penghasilan, gol etnik, status

perkawinan, besarnya klg, struktur klg, paritas, dll. 2. TEMPAT(PLACE) Geografis, administratif.3. WAKTU (TIME)-> perubahan2 penyakit mnrt waktu -> perubahan

etiologis. - perubahan jangka pendek : jam,hr,mgg,bln. - perubahan scr siklis : perubahan berulang-ulang, hr, bln(musiman) tahunan, bbrp tahun - perubahan sekuler (sculer trends) : dalam periode yang panjang,

bertahun-tahun, berpuluh puluh tahun.

Page 42: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI ANALITIK

• Bila cukup banyak diketahui mengenai suatu masalah kesehatan

• Hipotesis spesifik dapat diuji.• Tujuan : mengidentifikasi faktor resiko yang

mempengaruhi masalah kesehatan/penyakit, memperkirakan akibatnya terhadap masalah tersebut dan memberikan rekomendasi mengenai strategi intervensi yang mungkin dilakukan.

• Hasil : asosiasi/hub.sebab-akibat >tegas & nyata.• Kekurangan : lebih mahal dan lebih rumit.

Page 43: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

PENELITIAN SURVEI

• Survei hanya mencakup sampel dari populasi.(sensus : seluruh)

• Sering disebut sampel survei.• Unit analisis : individu atau agregatnya (>1)• Tujuan : - mengetahui karakteristik populasi• - menjelaskan kejadian yg terjadi di pop• - melakukan eksplorasi hal yg belum• jelas

Page 44: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

DESAIN SURVEI

• Cross-sectional ( suatu waktu tertentu)• Longitudinal : data dikumpulkan pada

beberapa waktu berbeda, untuk melihat perubahan yang terjadi.

- studi kecenderungan( sampel mewakili populasi yang sama).

- studi kohort(populasi yang sama) - studi panel ( responden sama)

Page 45: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI CROSS SECTIONAL

• = STUDI PREVALENSI• Pengamatan hanya sekali• Informasi faktor resiko dan “outcome” diperoleh dari

wawancara/catatan medik, diukur bersamaan dan biasanya telah terjadi.

• Sampel dipilih mewakili populasi• Dapat menilai hubungan asosiasi antara faktor resiko

dengan “outcome” pada saat bersamaan -> studi analitik,

Page 46: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

H Kuntoro : Materi Konsep Metode Sampling IAIFI 9 Des 06

1. PENELITIAN BELAH LINTANG/PENEMPANG

• DISEBUT JUGA PREVALENCE STUDY ATAU CORRELATIONAL STUDY

• FAKTOR DAN PENYAKIT DIAMATI PADA WAKTU YANG BERSAMAAN

Page 47: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI CROSS SECTIONAL

• KELEBIHAN :• Sampel dipilih secara random dari populasi• Tidak ada “ drop out”• Sekaligus dapat meneliti banyak variabel• Dasar bagi penelitian selanjutnya• Waktu pelaksanaan singkat, biaya relatif

murah.

Page 48: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI CROSS SECTIONAL

• KEKURANGAN• Sulit membedakan variabel penyebab dengan

variabel akibat, karena tidak diketahui mana yang terjadi lebih dahulu.

• Lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit panjang.

• Perlu subyek penelitian banyak• Tidak bisa menggambarkan perjalanan penyakit• Tidak praktis untuk kasus yang jarang.

Page 49: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI KASUS KONTROL

• Kasus = kelompok dng “outcome”/penyakit.• Kontrol = kelompok yang tidak dengan

“outcome”/penyakit tertentu.• Studi epidemiologik analitik observasional.• Tujuan : menerangkan hubungan antara penyakit

dan faktor resiko.• Kasus ditentukan dalam suatu periode waktu.• Paparan terhadap faktor resiko dimasa lalu diteliti

retrospektif.

Page 50: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI KASUS KONTROL• Faktorbresiko dibandingkan untuk mencari perbedaan yang

bermakna• Kontrol dipilih dengan cara serasi(matching) atau tanpa

matching.• Kelebihan : * Untuk meneliti kasus yang jarang atau masa latennya

panjang. * Hasil dapat diperoleh dengan cepat. * Biaya relatif lebih sedikit. * Subyek penelitian lebih sedikit. * Memungkinkan identifikasi berbagai faktor resiko sekaligus.

Page 51: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI KASUS KONTROL

• KEKURANGAN• Data berdasarkan daya ingat atau catatan

medik.• Validasi informasi sulit diperoleh• Tidak dapat memberikan Incidens rate• Karena kasus dan kontrol dipilih peneliti, sulit

untuk menentukan kedua kelompok tsb sebanding dalam faktor eksternal dan sumber bias yang lain.

Page 52: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

SKEMA STUDI KASUS KONTROL

APAKAH ADA FAKTOR RISIKO

PENELITIAN MULAI DISINI

KASUS (SUBYEK DNGPENYAKIT X)

KONTROL(SUBYEK TANPA

PENYAKIT X)

RETROSPEKTIF

A

B

A

B

Page 53: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN

KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN

KEUNTUNGANKEUNTUNGAN KELEMAHANKELEMAHAN1.1. Tidak membutuhkan Tidak membutuhkan

waktu, biaya dan waktu, biaya dan tenaga yang besar.tenaga yang besar.

2.2. Tidak ditemukan Tidak ditemukan kemungkinan Drop Out kemungkinan Drop Out pada responden.pada responden.

3.3. Dapat dilakukan Dapat dilakukan meskipun kasusnya meskipun kasusnya hanya sedikit.hanya sedikit.

1.1. Karena mengumpulkan Karena mengumpulkan data masa lampau, data masa lampau, maka ada kemungkinan maka ada kemungkinan datanya tidak lengkap.datanya tidak lengkap.

2.2. Karena peristiwa telah Karena peristiwa telah terjadi, ada terjadi, ada kemungkinan cara kemungkinan cara pencatatan tidak sama, pencatatan tidak sama, sehingga sulit dalam sehingga sulit dalam menganalisaya.menganalisaya.

3.3. Hasil yang diperoleh Hasil yang diperoleh kurang dapat dipercaya kurang dapat dipercaya dan karena itu sering dan karena itu sering dilanjutkan dengan dilanjutkan dengan Penelitian Kohort atau Penelitian Kohort atau Eksperimen.Eksperimen.

Page 54: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

TEKNIK1. Menetapkan Kelompok – kelompok yang Akan

Diteliti.

2. Menetapkan Besarnya Sample

3. Mengobservasi dan Mencatat Segala Keterangan yang Diperoleh.

4. Melakukan Interpretasi Data yang Diperoleh.

Page 55: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

• adl Kelompok yg Menderita Peyakit (KASUS) & Kelompok yg Tidak Menderita Penyakit (KONTROL).

• Pemilihan Kelompok KASUS :Ditentkan oleh Tujuan Penelitian yang akan dilakukan.

• Pemilihan Kelompok KONTROL :Pemilihan kelompok control harus mempunyai sifat – sifat yang sama (setara) kecuali dalam hal Penyakit yang sedang diteliti.

Kelompok Kontrol yang dapat dipakai sangat beraneka macam, misalnya :– Pengunjung lain yang datang berobat ke suatu Rumah Sakit,– Tetangga dari orang – orang yang masuk dalam kelompok Kasus,– Keluarga lainnya dari penderita yang sedang diteliti.

Page 56: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

ANALISA DATA

Perhitungan ODD Ratio (OR)

case controlExposure + a+b

Exposure – c+da+c b+d

aa bb

cc dd

Page 57: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

ODD RATIO

a.dODD RATIO (OR) =

b.c

Page 58: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

CONTOH SOAL1. Suatu penelitian kasus kontrol tentang hubungan antara rokok dan kanker paru-paru. Pada penelitian tersebut diambil 100 orang penderita kanker paru-paru yang dirawat di beberapa rumah sakit selama 1 tahun sebagai kelompok kasus, sedangkan untuk kelompok kontrol diambil 100 penderita penyakit lain. Hasil wawancara menunjukkan bahwa pada kelompok kasus terdapat 90 orang perokok, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 40 orang perokok. Hitunglah besarnya resiko merokok terhadap terjadinya kanker paru-paru!

Page 59: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

• kaskas troltrol

rokokrokok 9090 4040

Tdk Tdk 1010 6060

Page 60: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

• OR = 90 x60 = 13,5• 40 x10

Page 61: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Cont….

2. Dalam suatu penelitian yang menggunakan rancangan kasus-kontrol untuk menentukan hubungan antara infark miokard dengan rokok. Kelompok kasus terdiri dari 100 orang penderita infark miokard dan kelompok kontrol terdiri dari 200 orang bukan penderita miokard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 100 org penderita infark miokard terdapat 20 orang perokok dan diantara 200 orang bukan penderita infark miokard terdapat terdapat 14 orang perokok. Hitunglah besarnya resiko relatifnya!

Page 62: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Kasus Kasus myomyo

Bukan Bukan kasuskasus

mrkmrk 2020 1414 3434

Tdk mrkTdk mrk 8080 186186 266266

100100 200200 300300

Page 63: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

• OR = 20 X 186• 14 X 80• or = 3,32

Page 64: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI KOHORT

• Tujuan : mengkaji hubungan antara faktor resiko dengan “out come”/penyakit

• Minimal ada dua kelompok yang diteliti : Kel. terpajan dan kelompok tidak terpajan.

• Pengelompokan tidak dilakukan secara acak.• Kedua kelompok diikuti selama periode tertentu

untuk menentukan “out come”• Resiko terjadinya masalah pada kedua kelompok

akan dibandingkan untuk melihat ada/tidaknya perbedaan

Page 65: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI KOHORT

• JENIS-JENIS STUDY KOHORT• Studi Kohort prospektif dengan kelompok

pembanding internal• Studi kohort prospektif dengan kelompok

pembanding eksternal• Studi kohort retrospektif

Page 66: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI KOHORT• Kelebihan:• Disain terbaik untuk menentukan insidens dan perjalanan penyakit.• Menerangkan hubungan faktor risiko & outcome secara temporal dengan baik.• Pilihan terbaik untuk kasus yang bersifat fatal dan progresif • Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari faktor resiko tertentu.• Pengamatan kontinu & longitudinal, kekuatan penelitian andal.

• KELEMAHAN :• Waktu lama, rumit, biaya mahal.• Kurang efisien untuk kasus yang jarang terjadi• Ancaman drop out atau perubahan intensitas pajanan tinggi.• Dapat menimbulkan masalah etik ( membiarkan subyek terkena panajan)

Page 67: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

SKEMA DASAR PENELITIAN KOHORT PROSPEKTIF

PENELITIAN MULAIDISINI

APAKAH TERJADIEFEK?DIIKUTI PROSPEKTIF

SUBYEK TANPAFAKTOR RESIKO

TANPA EFEK

FAKTOR RESIKO(+)

FAKTOR RESIKO(-)

YA

TDK

YA

TDK

Page 68: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

E+ : Terpapar Faktor Penelitian

E- : Tidak Terpapar Faktor Penelitian

D+ : Mengalami Penyakit ( Sakit )

D- : Tidak Mengalamai Penyakit ( Sehat )

Page 69: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Study Kohort

• Study Kohort juga sering disebut Study Follow-Up atau Study Insidensi.

• Study Kohort adalah Rancangan Study yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit

dengan cara membandingkan kelompok terpapar & kelompok tak terpapar.

• Kelompok2 Study dgn karakteristik tertentu yg sama (yg pd awalnya bebas penyakit) tetapi memiliki tingkat

paparan yg berbeda kmd dibandingkan INSIDENSI penyakit yg dialaminya selama periode waktu ttn.

Page 70: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

CIRI – CIRI KOHORTCIRI – CIRI KOHORT

1. Pemilihan Subyek Penelitian berdasarkan Status Paparannya dan kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah Subyek dalam perkembangannya mengalami penyakit yang diteliti atau tidak.

2. Peneliti hanya mengamati dan mencatat Paparan dan Penyakit ; Dan Tidak dengan Sengaja Mengalokasikan Paparan (Memberi Intervensi).

Page 71: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN STUDY

KOHORT

KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN STUDY

KOHORTKEUNTUNGANKEUNTUNGAN KELEMAHANKELEMAHAN1.1. Dapat disusun criteria Dapat disusun criteria

responden seperti responden seperti yang diinginkan yang diinginkan peneliti.peneliti.

2.2. Dapat diobservasi Dapat diobservasi semua keterangan semua keterangan yang diinginkan tanpa yang diinginkan tanpa perlu khawatir akan perlu khawatir akan terjadinya Bias terjadinya Bias Selection.Selection.

3.3. Hasil yang diperoleh Hasil yang diperoleh lebih dapat dipercaya.lebih dapat dipercaya.

4.4. Tidak ada subyek yg Tidak ada subyek yg sengaja dirugikan sengaja dirugikan karena suatu tindakan karena suatu tindakan atau memberikan atau memberikan paparan yg merugikan paparan yg merugikan krn sifatnya krn sifatnya Observasional.Observasional.

1.1. Membutuhkan Waktu, Membutuhkan Waktu, Biaya dan Tenaga yang Biaya dan Tenaga yang besar.besar.

2.2. Kemungkinan Drop Out Kemungkinan Drop Out responden tinggi.responden tinggi.

3.3. Sulit dilakukan jika Sulit dilakukan jika jumlah kasus sangat jumlah kasus sangat sedikit.sedikit.

4.4. Apabila ada kemajuan Apabila ada kemajuan ilmu yang mengubah ilmu yang mengubah cara diagnosa, cara diagnosa, metoden ini metoden ini kemungkinan juga kemungkinan juga berubah.berubah.

Page 72: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

TEKNIKTeknik penelitian KOHORT dapat dibedakan atas beberapa LANGKAH POKOK,

yaitu :

1. Menetapkan Kelompok – kelompok yang Akan Diteliti.

Kelompok tersebut dibedakan menjadi 2 yaitu : KELOMPOK TERPAPAR (terkena masalah ) dan KELOMPOK TIDAK TERPAPAR (tidak terkena masalah).

2. Menetapkan Besarnya Sample3. Mengobservasi dan Mencatat

Segala Keterangan yang Diperoleh.4. Melakukan Interpretasi Data yang

Diperoleh.

Page 73: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Menetapkan Besarnya Sample

N =

Q =Q = (100 – P) (100 – P)

{(1,96 2PQ + 0,842 P1Q1 + P2Q2 )}2

(P2 – P1)2

Keterangan :Keterangan :NN : : Jumlah Sample.Jumlah Sample.P1P1 : Jml. Orang yg SAKIT pada Kelompok Terpapar: Jml. Orang yg SAKIT pada Kelompok TerpaparQ1Q1 : Jml. Orang yg SEHAT pada Kelompok Terpapar: Jml. Orang yg SEHAT pada Kelompok TerpaparP2P2 : Jml. Orang yg SAKIT pada Kelompok Tidak : Jml. Orang yg SAKIT pada Kelompok Tidak

TerpaparTerpaparQ2Q2 : Jml. Orang yg SEHAT pada Kelompok Tidak : Jml. Orang yg SEHAT pada Kelompok Tidak

Terpapar.Terpapar.

P =P = (P1 + (P1 + P2)P2)22

Page 74: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

CONTOHCONTOH

N =N =

N =N = 435435

(1,96 2PQ + 0,842 P1Q1 + P2Q2 )2

(P2 – P1)2

N =N ={ { (1,96 2 x 0,075 x 0,925 + 0,842 0,10 x( 0,9 + 0,05 x 0,95) }(1,96 2 x 0,075 x 0,925 + 0,842 0,10 x( 0,9 + 0,05 x 0,95) }22

(0,1 – 0,05)(0,1 – 0,05)22

Q =Q = (100 – P) (100 – P) Q =Q = (1– (1– 0,075) 0,075)

= 0,925= 0,925

P =P = (P1 + P2)(P1 + P2)

22= 0,075= 0,075

(0.10 + 0,05)(0.10 + 0,05) P =P =

22

Page 75: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Mengobservasi dan Mencatat segala keterangan yang diperoleh

MEROKOKMEROKOK

TOTALTOTALYAYA TIDAKTIDAK

KANKER PARUKANKER PARU

POSITIFPOSITIF aa bb a + ba + b

NEGATIFNEGATIF cc dd c + dc + d

JUMLAHJUMLAH a + ca + c b + db + d a + b + c a + b + c + d+ d

Page 76: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

ANALISA DATA KOHORTPerhitungan Relative Risk (RR)

outcome+ outcome-

Exposure + a+b

Exposure – c+d

a+c b+d

aa bb

cc dd

Page 77: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

RELATIVE RISK a/(a+b)

RISIKO RELATIF (RR)= c/(c+d)

Page 78: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Contoh Soal1. Penelitian tentang hubungan antara kehamilan di luar rahim dengan pemakaian IUD. Untuk penelitian ini diambil sebanyak 100 orang yang memakai IUD dan 100 orang bukan pemakai IUD sebagai kelompok kontrol. Dari hasil pengamatan selama 5 tahun menunjukkan bahwa dari 100 orang akseptor IUD terdapat insidens kehamilan di luar rahim sebanyak 15 orang dan pada kelompok kontrol sebanyak 7 orang. Hitunglah besarnya resiko relatifnya!

Page 79: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

STUDI EKSPERIMEN • Peneliti secara acak menentukan alokasi

individu ke dalam kelompok studi berdasarkan paparan yang direncanakan.

• Responden secara acak ditempatkan pada salah satu kelompok dan kedua kelompok diikuti hingga paparan terlihat

• Skema

SUBYEKPENELITIAN

R

KELOMPOKPERLAKUAN

KELOMPOKKONTROL

EFEK?

EFEK?

Page 80: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

• BATASAN : Keterangan tentang banyaknya suatu masalah kesehatan yang

ditemukan dalam kelompok manusia yang dinyatakan angka mutlak, rate, ratio dan proporsi.

Dalam melakukan pengukuran perlu diperhatikan : a. Mengupayakan agar masalah kesehatan yang akan diukur

hanyalah masalah yang dimaksudkan saja. b. Mengupayakan agar msl kesehatan yang akan diukur dapat

masuk dalam pengukuran. c. Pengujian hasil pengukuran dalam bentuk yang memberikan

keterangan optimal. Penilaian suatu program kesehatan diharapkan dapat

memberikan informnasi jelas,akurat dan mudah dimengerti

Page 81: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

RATE, RATIO & PROPORSI

• RATE -> frekuensi kmk munculnya suatu kejadian pada sekelompok masyarakat.

• Perbandingan suatu peristiwa/event dibagi jumlah penduduk yang mungkin terkena peristiwa dimaksud(population at risk) dalam waktu sama (dalam %,%o)

JUMLAH SUATU PERISTIWAJUMMLAH PENDUDUK AT RISK

X 100 %, 1000 ‰RATE(r) =

Page 82: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

• RATIO : Perbandingan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang tidak berhubungan.

• Ratio = x/y• Contoh : • Sex ratio = jumlah penduduk laki2• jumlah penduduk wanita• Proporsi laki(%) = Jumlah penduduk laki• jumlah penduduk laki2 &wanita• Proporsi mirip rate = a x 100 %• a +b

Page 83: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

UKURAN MASALAH KESEHATAN• PENYAKIT : • A. Insidens rate• B. attack rate• C. Scondary attack rate.• D. Prevalens rate :• * period prevalens rate• * point prevalens rate• KEMATIAN :• A. Crude Death Rate• B. Infant Mortality Rate• C. Maternal Mortality Rate• D. Case Fatality Rate, dll

Page 84: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Insidens Rate• Insiden ialah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit

yang ditemukan pada suatu waktu ttt di suatu kelompok masyarakat.

• Incidence rate =

• Contoh :• Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tgl 1 Juli 2005 sebanyak

100.000 orang semua rentan terhadap penyakit Diare ditemukan laporan penderita baru sebagai berikut : bulan januari 50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang, September 10 orang dan Desember 90 orang

• ( 50+ 100+150+10 +90)• Incidence Rate = ------------------------------- X 1000 ‰ = 4 ‰• 100.000

Jumlah penderita baruJumlah penduduk at risk

X 100 %.

Page 85: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Attack Rate• Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat

dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada saat yang sama dalam %, permil.

• • Attack rate =

• Contoh• Dari 500 orang murid yang tercatat pada SD X ternyata 100 orang tiba-tiba

menderita muntaber setelah makan nasi bungkus di kantin sekolah.

• Attack rate =

• AR hanya dignkan pd kel.masy terbatas, periode terbts, mis KLB.

Jumlah penderita baru satu saatJumlah penduduk yg mungkinTerkena penyakit tsb pada saat itu X 100 %

100 500

X 1000‰ = 200 ‰

Page 86: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Secondary Attack Rate• Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada

serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi yang telah terkena pada serangan pertama dalam (%) atau ‰

• Secondary Attack rate :

• Contoh :• Jumlah Penduduk 1000 orang, dilaporkan sbb :• Bulan April 2005 terjangkit penyakit X sebanyak 150

penderita.Bulan Agustus 2005 terjadi serangan penyakit yang sama dengan penderita 250 orang

• Secondary Attack rate =

Juml Penderita baru pada serangan IIJumlah penduduk – pendd terkena Serangan I

X 100

250 1000- 150

X 1000 ‰ = 294.1 ‰

Page 87: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Prevalen• Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada jangka

waktu tertentu disekelompok masyarakat tertentu. • Ada dua Prevalen:• A. Period Prevalence Period Prevalens =

Contoh :Pada suatu daerah penduduk pada 1 juli 2005 100.000 orang, dilaporkan keadaan

penyakit A sbb: Januari 50 kasus lama dan 100 kasus baru. Maret 75 kasus lama dan 75 kasus baru, Juli 25 kasus lama dan 75 kasus baru; Sept 50 kasus lama dan 50 kasus baru dan Des. 200 kasus lama dan 200 kasus baru.

Period Prevalens rate :

Jum Penderita lamaDan baru ( t0-t1)Jum.Pendd tengah Tahun t0-t1

X 100 %

(50+100) +(75+75)+(25+75)+(50+50)+(200+200) 100.000

X 1000 ‰ = 9 ‰

Page 88: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

• Point Prevalence Rate:-> Prevalence Rate saja.• Jumlah penderita lama dan baru pada satu saat,

dibagi dengan jumlah penduduk saat itu dalam persen/permil.

• Point Prevalens Rate=• • Contoh Satu sekolah dengan murid 100 orang,

kemarin 5 orang menderita penyakit campak, dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit campak

• Point Prevalence rate = 10/100 x 1000 ‰= 100 ‰

Juml Penderita lama danBaru pada satu saatJuml penduduk saat itu

X 100%

Page 89: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

CONTOH : Pada suatu wilayah X ditemukan pola perjalanan penyakit Y untuk bulan Januari-sampai Juni sebagai berikut :

JanJan FebFeb MarMar AprApr MeiMei JunJun

A--------------------------------------------------------------B----------------------------

C---------D----------------------------

E------------------------------------------------------------F-----------------------------------

G---------------------------------------------------------

H --------------------------------------------------------------------------------------------

I-----

Berapakah angka insiden dan Prevalens Penyakit Y tersebut untuk periode Februari sampai Mei ?Insidens kasus baru untk Februari – Mei = A+D+E+F+G=5Prevalens kasus lama + baru (Feb-Mei) = A+B+D+E+F+G+H=7

Page 90: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

CONTOH Kasus Episode mononuklosis infeksiosaAda

Nov 2000 Jan 2001 juli 2001 Des 2001

20

15

10

5

A----------------------A1B----------------------B1

C--------------C1D------------D1

E-----------------E1

F-------------------------F1G------------G1

H----------H1

I----------------------I1 J------------J1

K-------------------K1

L----------------------------------L1

M----------------M1

HITUNGIR TH 2001?PR TH 20001PREV RATEJULI 2001

Page 91: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Hub.antara Prevalence dan Incidence

• Hubungan antara Prevalence(P) dan Incidence(I) adalah P ~ I x D yang berarti bahwa prevalence berubah menurut incidence dan lamanya sakit D(duration)

• Apabila incidence dan lamanya sakit stabil selama waktu yang panjang formula ini dituliskan :

• P= I x D.• Jadi apabila prevalence dan lamanya sakit diketahui maka

dapatlah dihitung incidence.• Syarat :• 1. Nilai Incidence dalam waktu lama konstans• 2. Lama berlangsungnya suatu penyakit stabil.•

Page 92: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Angka Kematian• Crude Death Rate: Jum kematian • Jum Pendd• Caused Specific Death Rate:•

• Contoh : Dikota X jumlah penduduk 200.000 jiwa, terjadi kematian 1500 orang selama th 1985, diantaranya ada 25 org keracunan pestisida ? Hitung CDR dan CSDR pestisida?

• CDR = 1500/200.000 = 7.5‰• CSDR= pestisida= 25/200.000 = 12.5 /100.000 pdd

X K

Jum Seluruh Kematian krn Penyakit XJum Pendd yg punya risk Penyakit X X K

Page 93: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

• Infant Mortality Rate :• • Case Fatality Rate(CFR):

Jumlah kematian bayi(0-12 bln)Jumlah kelahiran hidup

X 1000‰

Jumlah kematian karena penyakit XJumlah seluruh penderita penyakit X

X 1000‰

Contoh :Didaerah X dlm 1 tahun terdapat kasus penyakit Radang Paru500 orang yang meninggal 300 orang? CFR?CFR = 300/500 x 100 %= 60 %Angka ini menunjukkan keganasan penyakit.Contoh kasus Flu burung positif 65 org, yg meninggal 54 orgHitung CFR flu burung ?

Page 94: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Tugas makalah tentang

• Penyakit malaria• Penyakit TB paru• Dan epidemiologi penyakit malaria.• Epidemiologi penyakit TB paru.• Kelompok 5 /6, orang.• Internasional, Indonesia, Kalsel• Presentasi per kelompok.

Page 95: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Kelompok kelas II c

• Kel 1• Juariah• Tri okta• Rubiaati• M.sandi nugraha • Kel 2

Page 96: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)

Pembagian kel 2a

• Kel 1

Page 97: PENGANTAR EPIDEMIOLOGI (1)