PENGANGKUTAN IKAN
Click here to load reader
-
Upload
iseu-s-noer -
Category
Documents
-
view
545 -
download
4
Transcript of PENGANGKUTAN IKAN
PENGANGKUTAN IKAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PERIKANAN
Jl. Wastukancana No.17 Telp.022-4203471. Fax. 022-4232541
Bandung 40117
PENDAHULUAN
Pengangkutan merupakan salah satu kegiatan panenyang besar pengaruhnya terhadap
harga ikan. Apabila pengetahuan tentang pengangkutan kurang, maka kondisi ikan yang
diterima konsumen kurang baik, ikan akan lemah, mudah diserang penyakit, mati bahkan
menjadi rusak/busuk sehingga harga yang diterima petani/nelayan lebih rendah, dan pada
akhirnya akan merugikan mereka.
Secara garis besafr ada dua sistim transportasi yang dapat dan telah dilakukan saat ini,
yaitu :
1. Dengan menggunakan media air (yang disebut dengan system basah)
2. Tanpa media air (yang disebut dengan system kering)
PENGANGKUTAN SISTEM BASAH
Dalam transportasi ikan hidup dengan menggunakan media air atau yang disebut
dengan system basah, ada 2 macam, yaitu :
a. Dengan system tertutup
b. Dengan system terbuka
A. Dengan System Tertutup
System tertutup merupakan pengangkutan ikan yang menggunakan wadah tertutup, di
dalam nya tersedia semua kebutuhan ikan dalam jumlah yang mencukupi selama
pengangkutan. Cara paling mudah dalam system tertutup ini adalah dengan menggunakan
kantong plastic yang diisi air dan oksigen lalu diikat atau ditutup rapat. System ini sangat
baik untuk digunakan untuk ukuran benih, ikan-ikan yang bersirip keras, seperti nila,
maupun induk ikan yang tidak bersirip keras seperti ikan mas, tawes dan nilem.
Cara pengangkutan system tertutup :
1. Sediakan plastic tebal ukuran 0,3-0,5 milimeter, lebar 50 cm, tinggi 80 cm.
2. Kantong plastic diisi air 20 lt, diusahakan suhu air sama dengan suhu tempat
penampungan ikan. Kemudian diisi ikan.
3. Sisakan ruang diisi dengan oksigen.
4. Ikat dengan karet gelang, kemudian masukan ke dalam dus kantong.
5. Kantong plastic dapat mengangkut ikan sebanyak :
- 10.000 ekor benih kebul (1-3 cm)
- 2.000-5.000 ekor benih ukuran (2-3 cm)
- 1.000-2.000 ekor benih ukuran (8-12 cm)
- Khusus untuk nila dapat mengangkut ± 500 ekor ukuran 3-5 cm.
- Pengangkutan selama 10 jam.
B. Dengan System Terbuka
System terbuka merupakan system pengangkutan dengan menggunakan wadah
terbuka. Air dalam wadah pengangkutan dapat berhubungan langsung dengan udara luar.
Contoh pengangkutan system terbuka :
1. Karamba/Blong
Karamba atau blong terbuat dari anyaman bamboo yang kedap air, dilapisi dengan
aspal. Untuk mengangkut ikan jarak dekat misal 10 km. Untuk pengangkutan benih
ikan sepasang keramba diisi air setingi 8 cm, dapat mengangkut :
- Benih ukuran 1-2 cm sebanyak 15.000 ekor
- Benih ukuran 3-5 cm sebanyak 3.000-4.000 ekor
- Benih ukuran 8-10 cm sebanyak 1.000-2.000 ekor
- Untuk ukuran konsumsi sebanyak 5 kg
Penambahan oksigen terlarut dengan cara menggiyang keramba secara teratur.
2. Jerigen Plastik
Jerigen plastic digunakan untuk mengangku ikan dalam jarak sedang. Biasanya
jerigen plastic ini digunakan untuk mengangkut ikan jenis labirin dengan tidak
menggunakan oksigen seperti lele dan guramem. Lama pengangkutan selamaa 7 jam.
PENGANGKUTAN SISTEM KERING
Adalah cara pengangkutan media kering yang digunakan untuk mengangkut ika,
tanpa menggunakan media air pada wadahnya. Menurut Zaltsev Etal (1989) dalam
pengangkutan dengan media kering ada 3 kategori yaitu :
1. Mengangkut ikan dalam keadaan dingin.
2. Membuat kondisi sekeliling ikan lembab.
3. Membuat ikan menjadi pingsan (pembiusan ikan).
Keunggukan system kering
- Bahan baku murah dan mudah didapat.
- Cara penggunaan nya mudah dan tidak makan tempat.
- Menguntungkan karena lebih ringan (sesuai untuk transportasi dengan pesawat
terbang/eksport).
System kering untuk jarak dekat membutuhkan bahan-bahan sebagai berikut :
- Pasir laut halus berdiameter 0,3-0,5 mm.
- Styrofoam ukuran (48 x 33 x 28 cm)
- Plastic ukuran 0,5-1 lt.
- Batu es
- Kertas Koran
Cara pengangkutan system kering untuk jaraj dekat :
- Lobster hidup ditiriskan kemudian dilumuri pasir halus kering pada bagian perutnya.
- Pada dasar stryrofoam diberi batu es yang telah dibungkus kantong plastic kemudian
dibungkus kertas koran.
- Di atas bungkusan batu es ditutupi dengan kertas koran sebanyak 2 lapis, kemudian
lobster disusun berjejer diatasanya.
- Diatas lobster dilapisi lagi dengan kertas Koran.
- Demikian seterusnya jajaran lobster dan kertas koran diatur secara berlapis-lapis.
- Pada bagian paling atas setelah ditutup kertas koran diletakan batu es yang dibungkus
plastic dan kertas koran.
- Selanjutnya boks stryrofoam ditutup lalu direkat dengan lakban.
- Setiap boks stryrofoam diisi lobster sebanyak ± 5 kg.
- Waktu pengangkutan selama 4 jam.
System pengangkutan kering untuk jarak jauh membutuhkan bahan-bahan sebagai berikut :
- Kertas koran
- Stryrofoam ukuran 48 x 33 x 28 cm.
- Plastic ukuran 0.5-1 lt.
- Batu es
- Oksigen gas
- Lakban
- Thermometer
Cara pengangkutan system kering untuk jarak jauh :
- Lobster yang akan ditransportasikan diadaptasikan dalam air laut bersuhu 19 0C
selam 15 menit, penurunan suhu dilakukan dengan menaruh batu es yang telah
dibungkus dengan kantong plastic ke dalam wadah yang berisi lobster hidup,
kecepatan penurunan suhu ± 2 0C per 10 menit.
- Kemudian lobster dikeluarkan dari wadah dan ditiriskan selama 10 menit,
sementara itu boks Styrofoam harus disisapkan.
- Pada dasar boks diisi dengan batu es yang dibungkus plastic dan kertas koran.
- Diatas batu es tadi ditutupi lembaran kertas koran.
- Setelah itu setiap lobster dikeringkan dengan lap, setiap ekor lobster yang telah
kering kemudian dibungkus dengan kertas koran dan disusun berjajar didalam boks
stryrofoam.
- Pada bagian atas tumpukan lobster dilapisi dengan kertas koran.
- Selanjutnya boks stryrofoam diisi dengan oksigen dan ditutup, lalu direkat dengan
lakban.
- Setiap boks dapat diisi 10 kg lobster hidup.
- Lama pengangkutan sekitar 8-10 jam.