Pengamen Chapter 29

download Pengamen Chapter 29

of 5

Transcript of Pengamen Chapter 29

  • 7/29/2019 Pengamen Chapter 29

    1/5

    Continuous Assurance Auditing (CAA) dan XBRL

    Pendahuluan

    Continuous assurance auditing (CAA) adalah proses monitoring terkait pengendalian dalam sistem

    teknologi informasi yang mana monitoring ini akan mengirimkan pemberitahuan kepada auditor

    (biasanya internal auditor) jika terdapat penyimpangan sistem dari yang batasi auditor. Konsep ini

    telah ada sejak awal audit berbasis teknologi informasi muncul. Beberapa program yang muncul

    pada saat itu adalah Integraed Test Facility (ITFs) ataupun System Continuous Audit Review File

    (SCARF).

    Konsep sistem ITFs dan SCARF saat ini berevolusi menjadi teknik pemantauan CAA. Saat ini, CAA

    dibuat sedemikian hingga menjadi sangat mudah diterapkan sebagai sistem audit otomatis.

    1. Implementasi CAADengan banyaknya aplikasi IT sekarang perbedaan dalam pengendalian untuk dipertimbangkan

    dalam meningkatkan efisiensi audit, auditor mulai menekankan hanya pada pengendalian internal

    yang lebih beresiko tinggi melalui analisa resiko secara formal.

    a. Apakah yang dimaksud dengan proses pemantauan CAA?Although the underlying concepts are very similar, sometimes we can confuse

    continuous assurance auditing and continuous monitoring. The basic characteristics

    of each are listed next.

    CAA adalah proses audit yang menghasilkan hasil audit secara simultan dengan atau diantara

    waktu yang singkat setelah peristiwa sebenarnya terjadi. CAA umumnya merupakan bentuk

    independen dari aplikasi bisnis dengan proses yang menguji data transaksi dibandingkan dengan

    parameter pengendalian atau peraturan.

    Meskipun memiliki konsep yang mirip, terkadang kita bingung antara CAA dengan continuous

    monitoring. Berikut beberapa perbedaannya:

    CAA- Perangkat lunak monitoring audit yang dibangun menjadi aplikasi TI.- Selain menjadwalkan audit internal secara periodik menjadi mereview, CAA merekam

    area potensial untuk menjadi perhatian audit internal.

    - Audit internal secara umum bertanggung jawab atas kerahasiaan pemasangan aplikasiCAA.

    Continuous Monitoring (CM)- CM sangat miripp dengan CAA kecuali pengguna IT harus memasang CM pada aplikasi

    yang menjadi perhatian

  • 7/29/2019 Pengamen Chapter 29

    2/5

    - Selain mencari transaksi yang tidak biasa, CM terkadang dipasang pada layar utamauntuk menunjukkan dengan segera aktivitas operasional yang sedang berlangsung.

    - Audit internal terkadang mereview proses CM secara periodik terkadang hanya untukmendapatkan keyakinan bahwa seluruh proses berjalan.

    b. Sumber daya dalam implementasi CAA.Agar menjadi apllikasi monitoring yang independen, CAA tidak seharusnya dipasang oleh

    pengembang TI yang melaksanakan proses produksi.

    Beberapa contoh implementasi CAA:

    i. Pendekatan CAA MicrosoftFungsi audit internal microsoft telah mengembangkan pendekatan CAA yang disebut sebagai

    technology enabled continuous auditing (TECA). Aplikasi ini bertindak untuk menjembatani

    antar CAA dan CM. Audit internal Microsift melihat TECA sebagai transisi dari pemantauan

    berlanjut yang memperbolehkan audit internal untuk menganalisa transaksi yang mengalir

    didalam sistem Microsoft dan menyediakan alur kerja audit internal.

    ii. Sistem assurance ACL.ACL juga menyediakan tool yang efektif yang bisa disebut sebagai generasi pertama CAA.

    Pendekatan ACL lebih maju selangkah sehingga auditor tidak perlu menjalankan program

    monitoring, dengan perangkat ACL yang dihubungkan dengan fail-fail perusahaan sehingga

    bisa dijalankan di background. Perangkat lunak ini berguna dalam mendeteksi transaksi yang

    tidak biasa sebagai indikator dari kecurangan ataupun duplikasi dan kelebihan pembayaran.

    2. Keuntungan CAA.Dengan mengubah pendekatan audit internal dan mengimplementasikan proses CAA, auditor

    internal bisa mengembangkan pemahaman yang lebih baik atas lingkungan bisnis dan resiko pada

    perusahaannya. Proses CAA dapat mendukung pemenuhan dan dukungan untuk pengujian transaksi

    otomatis dalam memveriikasi validitas dan integritas transaksi. CAA menciptakan lingkungan

    pengujjian berkelanjutan dimana kesalahan dalam pengendalian internal bisa langsung diketahui

    dan diperbaiki.

    3. XBRL: Internet-Based Extensible Business Reporting LanguageSecara virtual, perusahaan saat ini beroperasi dalam lingkungan yang didukung oleh internet.

    Dimana laporan TI dihasilkan didalam pusat data, baik dengan kertas ataupun melalui sistem online,

    terdapat beberapa pertanyaan terkait integritas dari data yang dilaporkan, yang mendukung

    pengendalian internal yang kuat.

  • 7/29/2019 Pengamen Chapter 29

    3/5

    XBRL adalah bahasa pemrograman standar dalam pelaporan bisnis yang dikembangkan oleh

    konsorsium dari 200 perusahaan dan agensi dan didukung penuh oleh AICPA di Amerika Serikat.

    XBRL dengan cepat menjadi standar dunia yang mendukung publikasi, pertukaran dan analisis

    atas informasi keuangan yang kompleks di dalam laporan bisnis perusahaan secara dinamik dan

    interaktif di internet.

    a. Pengertian XBRLXBRL menggunakan standar XML untuk menjelaskan informasi kepada publik dan perusahaan

    swasta serta perusahaan lain. XBRL juga menyediakan penjelasan standar dan sistem klasifikasi atas

    konten dari laporan akuntansi. Data diambil dari sistem informasi akuntansi dan XBRL

    mengkodekannya untuk menghasilkan laporan tahunan elektronik termasuk seluruh laporan

    keuangan, laporan auditor dan formulir 10K.

    b. Implementasi XBRLMicrosoft telah mengisi laporan formulir 10K mereka dalam format XBRL sejak 2002, dan General

    Electric menggunakan XBRL menggunakannya untuk laporan internal perusahaan.

    Sebagai bahasa laporan bisnis, XBRL mirip dengan HTML, dimana pengguna internet meng-klik

    pada suatu referens agar dapat menuju situs lainnya. Dalam XBRL, data financial di internet diberi

    label sehingga dapat diketahui dan diterjemahkan oleh aplikasi lain yang menggunakan standar

    XBRL.

    Menurut XBRL, sangat diperlukan untuk dapat mengambil informasi keuangan untuk laporan daridatabase kemudian diproses untuk mendapatkan informasi tergantung dari kebutuhan pengguna.

    Dengan XBRL, informasi keudian dikodekan dan kemudian siap untuk diambil secara elektronis

    menjadi laporan kepada pengguna informasi. Dengan perangkat yang sesuai, output yanng sesuai

    dengan yang diinginkan pengguna dapat ditransmisikan secara elektronis, tanpa membutuhkan

    laporan dalam bentuk kertas.

    XBRL dengan cepat menjadi peraturan standar baru dalam pellaporan keuangan berbasis internet

    dan dukungan sistem di AS, EU dan juga seluruh dunia.

    4. Gudang data, pengolahan data dan OLAP.a. Pentingnya perangkat penyimpanan.

    Sistem dan database semakin besar, oleh karenanya dibutuhkan dukungan dari perakatan yang

    dapat memenuhi kebutuhan ini. Banyak perusahaan melakukan percobaan dengan perangkat

    penyimpanan yang ditawarkan, mengadaptasikannya agar dapat memenuhi permintaan pengguna

    atas kapasitas penyimpanan yang lebih besar.

  • 7/29/2019 Pengamen Chapter 29

    4/5

    Teknologi sudah semakin maju, dan saat ini kita memiliki content addressed storage (CAS), yang

    merubah dari sekedar arsip menjadi lingkungan yang semakin mudah untuk digunakan oleh

    pengguna dan permintaan aplikasi atas format dari bentuk database lama hingga foto digital.

    Secara esensi, manajemen penyimpanan adallah meningkatkan bagian dari lingkungan IT

    perusahaan.

    b. Data Warehouses danData MiningKonsep dari penyimpanan data telah berevolusi menjadi aplikasi bisnis yang unik. Data

    warehouse adalah manajemen data yang diletakkan diluar fasilitas operasional IT. Konep utama dari

    data warehouse adalah data yang disimpan untuk analisis bisnis yang bisa diakses secara efektif

    terpisah dari sistem operasional. Kemajuan dalam teknologi dan perubahan sifat alami bisnis telah

    membuat proses analisa bisnis menjadi lebih kompleks.

    Sistem data warehouse dikatakan berhasil ketika data bisa digabungkan, dari sistem operasi

    independen yang beragam. Kebanyakan arsitektur data warehouse memperbolehkan aplikasi untuk

    diintegrasikan dengan warehouse. Dengan ini bisa dilakukan cross-reference dan penyaringan data

    berdasarkan waktu, memperbolehkan seorang analis untuk menganalisa data sesuai dengan waktu

    yang dibutuhkan.

    Kemampuan sebenarnya dari data warehouse adalah kemampuan untuk membantu analis dalam

    melakukan data mining. Perangkat untuk melakkukan data mining berkembang dengan cepat untuk

    memenuhi kebutuhan atas pemahaman sifat unit bisnis seperti pelanggan dan produk.

    c. Online Analytical Processing(OLAP)OlAP adalah proses dasar analisa data untuk aplikasi bisnis, termasuk penjualan dan analisa

    pasar, perencanaan, penganggaran, konsolidasi, analisa keuntungan, balance scorecard, pengukuran

    performa dan pelaporan data warehouse. OLAP merupakan kategori sofware penarik adta yang

    memungkinkan analisis untuk mendapatkan data dari bermacam sudut pandang dan dimensi dari

    informasi yang telah diubah dari data mentah.

    OLAP merupakan data perusahaan yang telah dikonsolidasi untuk mendukung data analitik

    pengguna. OLAP memberikan fitur-fitur berikut:

    Konsep sudut pandang yang multidimensi Analisa tren selama suatu periode waktu Kemampuan untuk menggali lebih dalam tingkat konsolidasi. Intuisi manipulasi data Penggantian menuju dimensi baru dalam area sudut pandang. Mencapai detil data yang lebih baik

  • 7/29/2019 Pengamen Chapter 29

    5/5

    Tidak semua perusahaan membutuhkan OLAP. Terkadang perusahaan tidak memiliki dataa dalam

    jumlah besar dimana prosedur OLAP dapat mengurangi biaya.