Pengamatan Dalam Meditasi Vipassana
-
Upload
u-sikkhananda-andi-kusnadi -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of Pengamatan Dalam Meditasi Vipassana
-
7/29/2019 Pengamatan Dalam Meditasi Vipassana
1/2
Pengamatan dalam Meditasi Vipassan
Sayadaw memberi perumpamaan seperti seorang yang ingin menyeberangi
sebuah kanal yang berada diantara dua ladang dengan menggunakan jembatan dari
sebatang bambu. Penyeberang tersebut haruslah berhati-hati dan melangkah dengan
sangat berhati-hati, satu langkah dalam satu tarikan napas, sehingga dia tidak terjatuh kekanal. Yogi haruslah seperti penyeberang tersebut, harus melakukan setiap gerakan
dengan perlahan-lahan sehingga dapat melihat proses yang terjadi seperti apa adanya.
Pada saat yogi melakukan pengamatan terhadap gerakan mengembungnya(kembung) dan mengempisnya (kempis) dinding perut, gerakan tersebut harus diamati
dari awal sampai akhir. Jika yogi dapat berperhatian penuh (menjaga sati) pada gerakan
kembung dan kempis secara berkesinambungan, barulah yogi dapat melihat prosessebagaimana adanya, yaitu fenomena timbul dan tenggelam. Jadi pengamatan yang yogi
lakukan bukan hanya pengamatan yang dangkal, melainkan pengamatan yang tepat,
akurat pada saat proses tersebut terjadi.
Begitu juga, dengan cara yang sama, saat yogi melakukan meditasi jalan. Yogi
harus memperhatikan gerakan kaki sejak kaki diangkat sampai kaki diturunkan. Pikiranharus difokuskan secara terus menerus pada gerakan kaki, dengan demikian yogi akan
dapat melihat tahap-tahap gerakan kecil yang timbul dan tenggelam.Saat yogi melakukan perubahan posisi, misalnya dari posisi meditasi duduk ke
posisi berdiri, semua gerakan yang terjadi harus diamati dengan semaksimal mungkin.
Begitu juga saat perubahan dari berdiri ke berjalan, maupun saat melakukan kegiatansehari-hari (makan, membungkuk, membuka pintu, minum, dsb.), semua kegiatan harus
diamati secara berkesinambungan. Bahkan, ketika yogi berkedip, dia harus menyadarinya
dan mengamatinya. Itulah yang dimaksud dengan selalu berperhatian penuh secaraberkesinambungan. Semua ini akan mengembangkan konsentrasi (samdhi).
Sayadaw ingin menceritakan kisah seorang bhikkhu yang pandai dalam Tipitaka
yang bernama Pothila. Pada jaman Sang Buddha ada seorang bhikkhu yang bukan hanyasangat pandai dalam Tipitaka tapi juga dalam mengajarkannya. Namun demikian, setiapkali beliau bertemu dengan Sang Buddha, beliau selalu disapa sebagai bhikkhu yang
kosong (tidak berguna). Setelah merenungkan sapaan Sang Buddha beliau menyadari
bahwa walaupun beliau sangat pandai tapi beliau belum merealisasi Dhamma Mulia(pencerahan). Akhirnya beliau memutuskan untuk berlatih meditasi vipassan.
Beliau pergi ke suatu vihara di mana terdapat 30 puluh orangArahatuntuk belajar
meditasi. Sesampai di sana, beliau menghadap kepada bhikkhu paling senior danmemintanya untuk mengajari beliau meditasi vipassan. Namun beliau ditolak dan
diminta untuk pergi ke bhikkhu senior berikutnya (yang ke 2), beliau pun ditolaknya dan
diminta untuk pergi ke bhikkhu senior berikutnya (yang ke 3). Beliau terus ditolak dan
akhirnya beliau menghadap kepadaArahatyang terakhir, yaitu seorangsamanera. Beliauditolak karena dengan statusnya sebagai seorang bhikkhu yang terkenal sangat pandai,
beliau mempunyai kesombongan yang cukup tinggi.
Samanera tersebut kemudian berkata, anda adalah bhikkhu yang sangat pandai,seharusnya sayalah yang belajar dari anda. Tapi bhikkhu Pothila memohon agar
samanera tersebut bersedia mengajarinya meditasi vipassan. Samanera tersebut
bersedia asal beliau mau menuruti semua yang diinstruksikannya. Kemudian, sangsamanera memberikan ilustrasi cara menangkap kadal yang berada di sarang rayap yang
-
7/29/2019 Pengamatan Dalam Meditasi Vipassana
2/2
mempunyai 6 lubang. Bila lubang-lubang itu tidak ditutup maka kadal tersebut akan
mudah melarikan diri. Maka untuk memudahkan menangkap kadal tersebut 5 lubang
harus ditutup dan disisakan 1 lubang saja. Kelima lubang tersebut bagaikan kelima pintuindera yang berada di jasmani yogi dan kadal bagaikan pikiran yang selalu
mengembara/liar.
Begitu juga dengan yogi, ia harus menutup lima pintu kesadaran inderanya, yaitupintu kesadaran indera mata, telinga, hidung, lidah, dan tubuh/badan. Yang dimaksud
dengan menutupnya adalah selalu berperhatian penuh (mengamati dan mencatatnya)
pada semua proses yang terjadi pada kelima pintu indera tersebut. Pada pintu inderamata, terjadi kesadaran mata, di mana mata melihat objek. Saat hal ini terjadi, yogi harus
mengamati dan mencatatnya sebagai melihat, melihat, melihat. Begitu juga saat telinga
mendengar suara, hidung mencium bau, lidah mengecap rasa, dan tubuh merasakan objek
sentuhan, semua itu harus diamati dan dicatat. Bila hal ini dapat dilakukan makatimbulnya kekotoran mental (kilesa) dapat dicegah. Yogi akan dapat menangkap semua
proses yang terjadi dan hanya dengan cara inilah yogi akan dapat mengerti fenomena
alami yang sebenarnya.
Anda harus pandai untuk dapat menangkap kadal tersebut, harus ditangkaplehernya. Bila yang ditangkap adalah buntutnya, maka kadal itu mungkin akanberbalik dan menggigit anda. Begitu juga dengan yogi, ia harus melakukan pengamatandan pencatatan yang sinkron dengan objek yang diperhatikannya. Bila tidak, kekotoran
mental akan menggangunya. Jadi, yogi harus selalu berperhatian penuh. Bhikkhu Pothila
adalah seorang yang cerdas, dapat memahami petunjuk cara menangkap seekor kadal danberlatih dengan mengikuti instruksi yang diberikan, beliau dengan cepat mencapai tingkat
kesucianArahat.
Sayadaw berharap semua yogi dapat mengerti ilustrasi menangkap kadal ini dan
dapat berlatih dengan baik serta selalu berperhatian penuh pada kelima pintu kesadaranindera ini. Sehingga para yogi dapat mencapai pengetahuan pandangan terang dan
akhirnya merealisasiMagga,Phala, danNibbna.
Dikutip dari "Ceramah Dhamma" by Sayadaw U Sasana,Retret tgl 200509,Bacom, INA.============================================================================Semoga setelah membaca atau mendengar hal ini, semua makhluk dapat mengikuti,berlatih, dan berkembang sesuai kesempurnaan (prami) masing-masing. Semogasemua makhluk dapat merealisasi Dhamma Mulia dan kedamaian serta kebahagiaanNibb na , padamnya semua penderitaan, yang telah semua makhluk cita-citakandengan latihan yang mudah dan cepat. S dhu ! S dhu ! S dhu !
Metta untuk semua.Tangerang, 04 Juni, 2009Andi [email protected]