Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi · PDF fileSelanjutnya hasil pengamatan ini...
Transcript of Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi · PDF fileSelanjutnya hasil pengamatan ini...
Laporan Kegiatan
Pengendali Ekosistem Hutan
Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah II Bekol
dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis
Oleh :
Nama : Arif Pratiwi, ST NIP : 710034820
TAMAN NASIONAL BALURAN 2005
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
1
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Burung merupakan sumber plasma nutfah yang memberikan warna tersendiri
bagi kekayaan fauna di Indonesia. Sebagai salah satu satwa yang mudah dilihat dan
dinikmati suaranya, banyak jenis burung diminati dan dicari manusia untuk
ditangkap dari alam dan dipelihara. Kegiatan tersebut sangat berpengaruh terhadap
kondisi penurunan jumlah jenis dan populasi burung di alam.
Salah satu kawasan konservasi yang terdapat potensi jenis burung yaitu
Taman Nasional Baluran yang merupakan suatu kawasan yang dapat dipandang
sebagai suatu habitat yang didalamnya terdapat komunitas, interaksi antar komunitas
dengan lingkungannya membentuk suatu ekosistem. Kerusakan pada komunitas
Taman Nasional Baluran akan menyebabkan kerusakan pada ekosistem yang ada.
Untuk itu perlu adanya parameter yang dapat menentukan suatu kerusakan pada
keadaan alam Taman Nasional Baluran, salah satu komponennya adalah burung.
Salah asatu usaha untuk melestarikan potensi jenis burung di Taman
Nasional Baluran adalah dengan melakukan pengamatan secara kontinue untuk
memonitor jenis – jenis mana yang mudah dijumpai dan yang mulai sulit untuk
dijumpai. Sehingga keberadaan jenis burung di Taman Nasional Baluran akan selalu
dapat termonitor dari tahun ke tahun.
b. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data mengenai
keanekaragaman jenis burung dan habitatnya. Selanjutnya hasil pengamatan ini
diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan bahan acuan untuk
pengelolaan konservasi terutama jenis – jenis burung dan kondisi vegetasi yang
mempengaruhi populasi dan sebagai acuan untuk penelitian di masa yang akan
datang.
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Nama burung berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ornis. Sedangkan
dalam bahasa Latin disebut aves. Ornithologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
burung.
Burung merupakan binatang berdarah panas seperti binatang menyusui,
tetapi sebenarnya burung lebih berkerabat dekat dengan reptile, yang mulai
berevolusi sekitar 135 juta tahun yang lalu. Semua jenis burung dianggap berasal
dari sesuatu yang mirip dengan fosil burung yang pertama yaitu Archaeopteryc.
Burung masa kini berbeda dengan reptile karena berkembangnya bulu yang
mempengaruhi daya terbang. Reptil seperti Pterosaurus sudah mempunyai data
terbang yang kuat tetapi hanya mengandalkan bentuk sayapnya yang panjang dan
berselaput. Mulanya sayap burung yang lebar hanya untuk melayang dan baru
digunakan untuk terbang yang sebenarnya setelah bulu sayapnya berkembang
semakin lebar, ringan dan tersusun rapat. Bulu merupakan rahasia keberhasilan
burung, tidak hanya memberikan daya terbang, melainkan juga memberikan
kehangatan dalam memelihara suhu badan. Modifikasi bulu burung masa kini ada
yang berubah fungsi menjadi lapisan yang kedap air, sebagai alat perasa, berwarna
cerah atau berburik – burik untuk memikat atau menyamar. Karena sayap dipakai
untuk terbang burung kehilangan fungsi tangan dan menjadi makhluk berkaki dua.
Selain itu tulang burung berevolusi menjadi berongga berisi udara dan lebih ringan;
tulang punggungnya menjadi lebih pendek dan menyatu; paruhnya terbentuk dari zat
tanduk yang ringan dan tidak bergigi; dibandingkan dengan rahang bergigi dari
tulang yang berat pada reptil nenek moyang mereka.
Keberadaan burung sangat dekat dengan manusia, merupakan hewan yang
mudah dikenal diantara hewan – hewan lainnya karena burung sering dijumpai aktif
sepanjang hari dan mudah dilihat. Keanekaragaman bulu dan suara burung dapat
menarik perhatian manusia sehingga beberapa jenis burung dianggap memiliki nilai
ekonomi yang penting.
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
3
a. Pola Sebaran Burung
Faktor – faktor yang mempengaruhi distribusi burung (Berger, 1961
dalam Sukmantoro, 1995) yaitu :
1. Waktu dan Geologi
2. Penghalang fisik
3. Mobilitas
4. Kebutuhan akan lingkungan
5. Toleransi ekologi
6. Faktor – faktor psikologis.
Burung tersebar di semuabenua, lautan dan hamper seluruh kepulauan.
Penetrasi burung – burung tersebut mencapai artik dan antartika termasuk meliputi
daerah permukaan laut sampai pegunungan. Dengan mempertimbangkan
kemampuan terbang, mereka mempunyai kemampuan penyebarab geografi dan
habitat yang luas (Storer, 1961).
Di seluruh kawasan Jawa, jumlah total dari jenis burung yang tercatat adalah
494 jenis, 366 diantaranya adalah jenis penetap dan 128 lainnya sebagai pengunjung
/ pengembara (migran). Daerah Jawa dan bali mempunyai avifauna yang kaya,
terdapat hampir 500 jenis yang mewakili setengah dari suku burung di dunia
(MacKinnon, 1993). Sebanyak 24 jenis merupakan endemik Jawa, 16 jenis terbatas
di Jawa, 1 jenis terdapat di Bali dan 7 jenis terdapat di kedua pulau tersebut.
Burung menempati setiap habitat dari khatulistiwa sampai daerah kutub. Ada
burung yang hidup di daerah hutan, padang terbuka, daerah gunung, burung air,
burung yang menjelajahi samudra dan ada yang hidup di gua. Burung ditemukan
dimana – mana antara lain hutan serta kolam – kolam yang terdapat ikan,
serangngga dan invertebrate (MacKinnon, 1993).
Beberapa jenis burung tinggal di daerah – daerah tertentu, tetapi banyak jenis
yang bermigrasi secara teratur dari suatu daerah ke daerah yang lain sesuai dengan
perubahan musim. Migrasi umumnya antara bagian Utara dan Selatan bumi yang
disebut Latitudinal. Pada musim panas burung – burung bergerak atau tinggal di
daerah sedang dan daerah – daerah sub artik dimana terdapat fasilitas – fasilitas
untuk makan dan bersarang, serta kembali ke daerah tropik untuk beristirahat selama
musim salju. Beberapa spesies burung melakukan migrasi altitudinal yaitu ke daerah
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
4
– daerah pegunungan selama musim salju dan ini terdapat di Amerika Utara bagian
Barat (Murad, 1993).
Luas pergerakan dan jarak tempuh burung berbeda pada setiap jenis.
Beberpa jenis menempati teritori yang kecil serta tetap dan lambat berpencar untuk
menempati daerah baru. Jenis lain mempunyai ruang lingkup pergerakan yang lebih
luas.
b. Identifikasi Burung
Beberapa hal yang menjadi perhatian penting dalam pengenalan maupun
identifikasi burung di lapangan tidak semudah apa yang dibayangkan. Faktor –
factor yang menjadi kendala secara non teknis seringkali muncul setiap saat, missal :
kondisi medan yang slit, umumnya burung tersebut susah untuk diamati karena
tempatnya yang tinggi di atas dahan serta factor cuaca.
Hal – hal pokok yang harus diperhatikan dlam identifikasi burung :
1. Membuat catatan lapangan
2. Membuata daftar jenis burung
3. Merekam suara burung
Tiga uraian tersebut hanya untuk mempermudah dalam identifikasinya dan
membantu pelaksanaan di lapangan.
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
5
III. METODOLOGI
A. Metode Pelaksanaan
Pengamatan secara langsung di lapangan yaitu di tempat atau di titik –
titik yang diperkirakan sebagai tempat bermain atau mencari makan burung.
B. Alat yang Digunakan
• Binokuler untuk mengetahui secara jelas keberadaan, ciri (ukuran tubuh,
warna, dan suara) jenis burung.
• Buku pedoman atau petunjuk pengenalan jenis burung.
• Alat tulis dan buku catatan.
C. Waktu Pelaksanaan
Pengamatan dilaksanakan pada 7 Maret 2005 sampai dengan
12 Maret 2005 pada pagi hari (jam 05.45 sampai dengan 06.30) dan sore
hari (jam 16.00 sampai dengan 17.30).
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
6
IV. HASIL PENGAMATAN
Jenis burung yang dijumpai :
1. Tanggal 7 Maret 2005 (Waktu pengamatan pagi hari di pos Bama)
• Kangkareng perut putih 4 ekor, terbang ke arah Manting dari Kalitopo.
• Cekakak sungai 1 ekor bertengger di kabel listrik pesanggrahan Bama.
• Merbah Cerukcuk ± 6 ekor terbang ke utara dari Manting.
• Merbah Corok – corok 3 ekor terbang ke utara (Kalitopo) dari Manting.
2. Tanggal 7 Maret 2005 (Waktu pengamatan pagi hari)
• Merak 8 ekor di HM 26 jalan Bama – Bekol.
• Ayam hutan 4 ekor, 1 jantan dan 2 betina di savana HM 26 jalan Bama –
Bekol.
• Merbah cerukcuk 3 ekor terbang di savana.
• Merbah corok – corok 2 ekor terbang di savana.
3. Tanggal 8 Maret 2005 (Waktu pengamatan pagi hari)
• Elang hitam 1 ekor terbang pendek di HM 26 jalan Bama – Bekol (tidak
bersuara).
• Ayam hutan 4 ekor, 1 jantan dan 3 betina di savana sedang mencari
makan.
• Merak 1 ekor jantan, sedang mencari makan di savana.
• Merbah cerukcuk 2 ekor terbang di savana.
• Merbah corok – corok 1 ekor terbang di savana.
• Kangkareng perut putih 2 ekor di selatan pos Bama sedang bertengger di
pohon Manting.
• Cekakak sungai 1 ekor di depan pos Bama sedang bertengger di pohon
Kesambi.
• Pergam kelabu 2 ekor terbang melayang di depan pos Bama ke arah
utara.
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
7
4. Tanggal 9 Maret 2005 (Waktu pengamatan pagi hari)
• Kangkareng perut putih 2 ekor di depan pos Bama sedang bertengger di
pohon Rau.
5. Tanggal 9 Maret 2005 (Waktu pengamatan sore hari)
• Sepah hutan 2 ekor (jantan dan betina) di depan pos Bama betengger di
pohon Manting.
• Cipoh kacat 1 ekor di depan pos Bama sedang bertengger di pohon
Manting.
• Srigunting hitam 1 ekor di HM 12 jalam Bama – Bekol sedang
bertengger di atas rusa betina.
6. Tanggal 10 Maret 2005 (Waktu pengamatan pagi hari)
• Cica daun sayap biru betina 1 ekor di pos Bama sedang bertengger di
pohon Serut.
• Cabai jawa 1 ekor jantan dan 1 ekor betina di pos Bama sedang
bertengger di pohon Serut.
• Cucak kutilang 1 ekor terbang ke barat dari pohon Serut pos Bama.
• Dss
• Sepah gunung 1 ekor bertengger di pohon Manting depan pos Bama.
7. Tanggal 11 Maret 2005 (Waktu pengamatan pagi hari)
• Kepudang sungu gunung 1 ekor bertengger di pohon kering, tower
tengah HM 13 jalam Bama – Bekol.
• Walet perut putih terbang melayang di savana (tower tengah).
• Walet raksasa terbang melayang di savana (tower tengah).
• Gemak tegalan 2 ekor di HM 12 jalan Bama - Bekol.
• Gemak loreng 2 ekor di HM 10 jalan Bama - Bekol.
• Puyuh batu 2 ekor di HM 15 jalan Bama - Bekol.
• Cabai jawa di pos Bama sebelah selatan sedang bertengger di pohon
Serut (pagi hari).
• Cica daun sayap biru di pos Bama sebelah selatan sedang bertengger di
pohon Serut (pagi hari).
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
8
• Pergam kelabu di HM 100 – HM 102 (ketokan Kendal) jalan Batangan –
Bekol (sore hari).
• Raja udang / Cekakak jawa di HM 100 – HM 102 (ketokan Kendal) jalan
Batangan – Bekol (sore hari).
• Bentel kelabu di HM 100 – HM 102 (ketokan Kendal) jalan Batangan –
Bekol (sore hari).
• Pergam gunung di HM 100 – HM 102 (ketokan Kendal) jalan Batangan –
Bekol (sore hari).
• Uncal buau di HM 100 – HM 102 (ketokan Kendal) jalan Batangan –
Bekol (sore hari).
• Caladi tilik di HM 100 – HM 102 (ketokan Kendal) jalan Batangan –
Bekol (sore hari).
11. Tanggal 12 Maret 2005 (Waktu pengamatan sore hari)
• Bangau tongtong 2 ekor di pantai pada saat surut sedang mencari makan
di depan sungai Kalitopo.
• Kuntul karang 1 ekor di pantai pada saat surut sedang mencari makan di
depan sungai Kalitopo.
• Gagak hutan 2 ekor terbang ke arah Manting dari Kalitopo.
• Elang laut perut putih 1 ekor terbang di depan pos Bama.
• Gelatik jawa bertengger / mencari makan di pohon talok sebelah barat
kubangan Bama.
• Bondol jawa bertengger / mencari makan di pohon talok sebelah barat
kubangan Bama.
• Gelatik batu kelabu bertengger / mencari makan di pohon talok sebelah
barat kubangan Bama.
12. Tanggal 12 Maret 2005 (Waktu pengamatan pagi hari)
• Pergam hijau di Blok Manting sedang terbang ke utara.
• Perkutut terbang di HM 24 jalan Bama – Bekol.
• Dederuk jawa di HM 24 jalan Bama – Bekol.
• Tekukur di HM 24 jalan Bama – Bekol.
• Cekakak cina bertengger di pohon Widoro Bukol HM 24 jalan Bama –
Bekol.
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
9
• Cinenen belukar di pos Bama sedang bermain / mencari makan di pohon
Serut selatan pos Bama..
• Kacamata biasa di depan pos Bama sedang bertengger di pohon Manting.
• Sikatan belang di depan pos Bama sedang bertengger di pohon Manting.
• Kipasan belang 1 ekor sedang bertengger di pohon Pilang belakang barak
Bekol.
• Prenjak jawa 2 ekor (jantan dan betina) bertengger di pohon pilang
belakang barak Bekol.
• Cabak kota di jalan Bama – Bekol (malam hari)
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
10
V. KESIMPULAN
1. Berdasarkan pengamatan jenis burung yang masih tinggi populasinya antara
lain :
• Walet perut putih (Collocalia esculenta)
• Walet raksasa (Hydrochous gigas)
• Perkutut jawa (Geopelia striata)
• Dederuk jawa ( Streptopelia bitorquata)
• Tekukur biasa (Streptopelia chinensis)
• Cabak kota (Caprimulgus affinis)
• Merbah cerukcuk (Pynonotus flafescens)
• Merbah corok – corok (Pynonotus symplex)
2. Jenis burung yang jarang dijumpai antara lain :
• Sepah hutan (Pericrocotus flammeus)
• Sepah gunung (Pericrocotus miniatus)
• Bentet kelabu (Lantus shach)
• Gelatik batu kelabu ( Parus major)
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
11
DAFTAR REKAPITULASI JENIS BURUNG YANG DIJUMPAI
DI BEKOL DAN BAMA
1. Ayam hutan merah (Gallus gallus)
2. Ayam hutan hijau (Gallus varius)
3. Bangau tongtong (Leptoptilos javanicus)
4. Bentet kelabu (Lantus shach)
5. Cabai jawa (Dicaeum trochileum)
6. Cabak kota (Caprimulgus affinis)
7. Caladi tilik ( Picoides moluccensis)
8. Cekakak sungai (Todirhamphus chloris)
9. Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris)
10. Cipoh kacat ( Aegithina tiphia)
11. Cucak kutilang (Pynonotus aurigaster)
12. Dederuk jawa ( Streptopelia bitorquata)
13. Elang hitam ( Ictinaetus malayensis)
14. Elang laut perut putih (Haliaetus leucogaster)
15. Gagak hutan (Corvus enca)
16. Gelatik jawa (Padda oryzivora)
17. Bondol jawa (Lonchura leucogastroides)
18. Gelatik batu kelabu ( Parus major)
19. Gemak tegalan (Turnix sylvica)
20. Gemak loreng (Turnix suciator)
21. Kacamata biasa (Zosterop palpebrasus)
22. Kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris)
23. Kepudang suhu gunung (Coracina parvata)
24. Merak hijau (Pavo muticus)
25. Merbah cerukcuk (Pynonotus flafescens)
26. Merbah corok – corok (Pynonotus symplex)
27. Perenjak jawa (Pronva familiarsis)
28. Uncal buau (Macropygia unchall)
E:\@calon PEH hehehe\blogBaluran\kegiatan peh\burung\PengamatanBurungDiResortBamaDlmUpayaReinventarisasiJenis-Baluran-05-FIX.doc
12
29. Pergam gunung (Ducula badia)
30. Pergam kelabu (Ducula pickeringi)
31. Pergam hijau (Ducula aenea)
32. Puyuh batu (Coturnix cynensis)
33. Sepah gunung (Pericrocotus miniatus)
34. Sepah hutan (Pericrocotus flammeus)
35. Srigunting hitam (Dicrurus macrocercus)
36. Walet raksasa (Hydrochous gigas)
37. Walet perut putih (Collocalia esculenta)
38. Tekukur biasa (Streptopelia chinensis)
39. Perkutut jawa (Geopelia striata)
40. Sikatan belang (Ficedule westermanni)
41. Kipasan belang (Rhidipura javanica)
42. Kuntul karang (Egretta sacra)
43. Cekakak cina (Halcyon pileata)
44. Cica daun sayap biru (Chloropsis cochincinensis)
45. Cinenen belukar (Orthotomus atrogularis)